ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER ABDUL DJAWAD FARM DI DESA BANYU RESMI KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI SRI SUGIARTI
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN SRI SUGIARTI. D34102017. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Abdul Djawad Farm di Desa Banyu Resmi, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sri Mulatsih, MSc.Agr. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Iman Rahayu H.S., MS. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya, laju perputaran modal yang cepat dan waktu pemeliharaan yang singkat yaitu dalam lima minggu ayam broiler sudah dapat dipanen dengan bobot 1,5 kg/ekor. Hal inilah yang mendorong banyak peternak yang mengusahakan peternakan ayam broiler. Abdul Djawad Farm merupakan salah satu usaha peternakan ayam broiler yang ingin mengembangkan usahanya dengan meningkatkan skala usaha. Namun, sebelum melakukan rencana pengembangan usaha, perlu dilakukan suatu kajian mengenai kelayakan finansial yang telah dijalankannya guna pertimbangan kelanjutan usaha tersebut, karena usaha peternakan ayam broiler sangat peka terhadap perubahan-perubahan harga, baik harga input maupun harga output. Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif analitis dengan unit analisis usaha peternakan ayam broiler Abdul Djawad Farm yang terletak di Desa Banyu Resmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2008. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis kelayakan finansial (Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR ) dan Pay Back Periode (PBP)) serta analisis sensitivitas terhadap perubahan tingkat harga, baik tingkat harga input maupun tingkat harga output. Hasil analisis finansial, usaha peternakan Abdul Djawad Farm selama 10 tahun ke depan yaitu tahun 2007–2017 menunjukkan bahwa dengan menggunakan modal sendiri (tingkat suku bunga 6,25%) maka didapat NPV sebesar Rp 931.398.142,05; BCR 1,04; dan Pay Back Periode 3 tahun 6 bulan. Jika menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga 14,5%) maka didapat NPV sebesar Rp 438.192.975,74; dan BCR 1,03 dan Pay Back Periode 4 tahun 4 bulan. IRR yang didapat sebesar 29,27%. Berdasarkan kriteria kelayakan, dimana NPV bernilai positif, BCR lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka secara finansial usaha peternakan Abdul Djawad Farm layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha peternakan Abdul Djawad Farm rentan terhadap perubahan harga. Peningkatan harga DOC cateris paribus lebih dari 19,50% (modal sendiri) dan lebih dari 13,04% (modal pinjaman), peningkatan harga pakan cateris paribus lebih dari 7,00% (modal sendiri) dan lebih dari 4,68% (modal pinjaman) serta penurunan harga jual ayam broiler cateris paribus lebih dari 4,34% (modal sendiri) dan lebih dari 2,90% (modal pinjaman) akan menyebabkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm mengalami kerugian. Kata-kata kunci : kelayakan finansial, ayam broiler
ABSTRACT Financial Feasibility Analysis of Broiler Farm at Abdul Djawad Farm in Banyu Resmi Village, Cigudeg Subdistrict, Bogor Regency Sugiarti, S., Mulatsih, S. dan Soesanto, H.R.I. The aims of this research were to analyze financial feasibility and sensitivity of broiler farm about the possibility of input and output price changes. This research designed as a case study on broiler unit of Abdul Djawad Farm, which was located at Banyu Resmi Village, Cigudeg Subdistrict, Bogor Regency. The data were collected on Februari 2008. Primary and secondary data used in this research. Primary data was obtained through the interview with farm manager. Secondary data was obtained from Abdul Djawad Farm financial report. The data were analyzed descriptively, financially (Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period (PBP)) and sensitivity. Based on the financial analysis of Abdul Djawad Farm (2007 – 2017) showed that use self capital (interest rate 6,25%) will obtain NPV was Rp 931.398.142,05; BCR value was 1,04; and pay back periode was 3 years and 6 month. NPV was obtained Rp 438.192.975,74; BCR value was 1,03; pay back periode was 4 years and 4 month, IRR will get 29,27% with loan (interest rate 14,5%). Based on the feasibility criteria showed that NPV have positive value, BCR more than one, and IRR more than the rate of interest accepted, so in a financial Abdul Djawad Farm feasible to operate. Sensitivity analyisis showed that Abdul Djawad Farm susceptible with price changes. DOC price increase cateris paribus more than 19,50% (deposito rate) and more than 13,04% (loan rate); feed price increase cateris paribus more than 7,00% (deposito rate) and more than 4,68% (loan rate); and the decrease of broiler price cateris paribus more than 4,34% (deposito rate) and more than 2,90% (loan rate) can make the Abdul Djawad Farm get loss. Key words : Financial feasibility, broiler
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER ABDUL DJAWAD FARM DI DESA BANYU RESMI KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR
SRI SUGIARTI D34102017
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER ABDUL DJAWAD FARM DI DESA BANYU RESMI KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR
Oleh SRI SUGIARTI D34102017
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 10 Juli 2008
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Dr. Ir. Sri Mulatsih, MSc.Agr. NIP. 131 849 397
Prof. Dr. Ir. Iman Rahayu H.S.,MS. NIP. 131 415 133
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc.Agr NIP. 131 955 531
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Nopember 1983 di Ciamis, Jawa Barat. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Yoyo Mulyana (almarhum) dan Ibu Hj. Ehot Setiawati. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1996 di SDN 2 Buniseuri, Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SMPN 1 Buniseuri dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2002 di SMAN 1 Ciamis. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2002. Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif mengikuti organisasi intra kampus di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP).
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil alamin,, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi yang telah memberikan kekuatan, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Abdul Djawad Farm di Desa Banyu Resmi Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil studi mengenai kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler dengan menggunakan analisis NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), dan IRR (Internal Rate of Return) untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak dijalankan atau tidak. Skripsi ini juga menggunakan analisis sensitivitas yang digunakan untuk melihat dampak perubahan-perubahan yang mungkin terjadi terhadap keadaan finansial peternakan seperti adanya perubahan kenaikan harga DOC, kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna kecuali Dzat-Nya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan agar isi skripsi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi para pembaca serta tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Bogor, Juli 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
RINGKASAN .............................................................................
i
ABSTRACT ..............................................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP .....................................................................
v
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................
vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xi
PENDAHULUAN ...............................................................
1
Latar Belakang ............................................................................... Perumusan Masalah ....................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................... Kegunaan Penelitian ......................................................................
1 2 3 3
KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................
7
Usaha Peternakan Ayam Broiler .................................................... Karakteristik Ayam Broiler ........................................................... Faktor-faktor Produksi .................................................................. Bibit Ayam.......................................................................... Pakan ................................................................................. Obat-obatan, vaksin dan vitamin ......................................... Tenaga Kerja ...................................................................... Bahan Penunjang (sekam, listrik, dan bahan bakar) ........... Studi Kelayakan Usaha .................................................................. Biaya dan Penerimaan ......................................................... Analisis Finansial ............................................................... Analisis Sensitivitas ...........................................................
7 8 8 9 9 9 10 10 11 11 12 14
METODE PENELITIAN ...................................................
16
Lokasi dan Waktu ...................................................
16
Desain Penelitian ..........................................................................
16
Data dan Instrumentasi ................................................................... Pengumpulan data .......................................................................... Analisis Data ................................................................................. Batasan Istilah ..............................................................................
16 16 17 19
KEADAAN UMUM LOKASI ..................................................................
22
Lokasi dan Sejarah Perusahaan ...................................................... Struktur Organisasi ........................................................................ Pemasaran ...................................................................................... Tatalaksana Pemeliharan Ayam Broiler .........................................
22 23 24 25
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
28
Biaya ............................................................................................. Biaya Investasi ................................................................... Investasi Lahan ..................................................... Investasi Bangunan .............................................. Investasi Peralatan ................................................ Biaya Tetap ........................................................................ Tenaga Kerja ........................................................ Pajak Bumi dan Bangunan ................................... Biaya Variabel ................................................................... DOC (Day Old Chick) .......................................... Pakan ................................................................... Obat-obatan dan Vaksin ....................................... Bahan Bakar ......................................................... Retribusi .............................................................. Penerimaan .................................................................................... Penerimaan Tunai .............................................................. Penerimaan Tidak Tunai .................................................... Analisis Kelayakan Finansial ......................................................... Analisis Sensitivitas .......................................................................
28 28 28 28 29 32 32 33 33 33 34 34 35 35 36 36 36 37 38
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
40
UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
42
LAMPIRAN ..............................................................................................
43
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Perkembangan Populasi Ayam Ras Pedaging di Indonesia Tahun 2000-2007 .......................................................................................
2
2. Bobot Jual, Konversi Ransum dan Mortalitas di Abdul Djawad Farm selama Tahun 2007........................................................................... 25 3. Penyakit yang Sering Menyerang, Gejala dan Penyebabnya ............
27
4. Biaya Investasi Lahan dan Bangunan Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm ......................................................................
29
5. Rincian Biaya DOC Setiap Periode Produksi selama Tahun 2007 ....
33
6. Biaya Pakan yang Dikeluarkan selama Tahun 2007 .........................
34
7. Analisis Kelayakan Finansial dengan Modal Sendiri dan Modal Pinjaman . .......................................................................................
37
8. Analisis Sensitivitas Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm ...........
38
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Alur Pemikiran Penelitian .................................................................
6
2. Struktur Organisasi di Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm ..........
23
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Surat Kesepakatan Antara Mitra dan PT. Sierad Produce, Tbk..........
44
2. Kandungan Nutrisi Pakan ................................................................
46
3. Standar Cobb yang Digunakan Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm ...............................................................................................
47
4. Program Obat dan Vitamin Abdul Djawad Farm per 1000 ekor .......
48
5. Komponen Biaya Investasi Peralatan ..............................................
49
6. Biaya Investasi Perlengkapan Kantor ...............................................
49
7. Biaya Investasi Bangunan dan Instalasi Listrik .................................
49
8. Rincian Jenis, Jumlah dan Harga Pakan Setiap Periode selama Tahun 2007 ...................................................................................... 9. Koefisien Teknis Ternak Ayam Broiler di Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Tahun 2007 ................................................................
50 50
10. Biaya Tetap Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Tahun 2007 .....
50
11. Biaya Variabel Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Tahun 2007 .....................................................................................
50
12. Penerimaan Tunai Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Tahun 2007 ......................................................................................
50
13. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm (Modal Sendiri) ............................................................................... 51 14. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga DOC 19,50% ............
52
15. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga DOC 19,51% ............
52
16. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga Pakan 7,00% .............
52
17. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga Pakan 7,01% .............
53
18. Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Jual Ayam 4,34% ........
53
19. Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Jual Ayam 4,35% ........
53
20. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm (Modal Pinjaman) ........................................................................... 54 21. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga DOC 13,04% ............
55
22. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga DOC 13,05% ............
55
23. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga Pakan 4,68% .............
55
24. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga Pakan 4,69% .............
56
25. Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Jual Ayam 2,90% ........
56
26. Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Jual Ayam 2,91% ........
56
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan keseluruhan yang bertujuan untuk menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, serta telur yang benilai gizi tinggi, meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya peternak, serta menambah nilai devisa negara dan memperluas kesempatan kerja. Hal inilah yang mendorong pembangunan sektor peternakan sehingga pada masa yang akan datang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan perekonomian bangsa. Untuk mencapai pembangunan pertanian umumnya dan sektor peternakan khususnya, maka sebagai penunjang kebutuhan protein hewani yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia perlu diusahakan produktivitas yang maksimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak. Salah satu komoditi peternakan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein adalah daging. Kebutuhan masyarakat terhadap daging seperti halnya produk ternak lainnya mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat, serta jumlah penduduk. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi daging ayam pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 424.979 ton dibandingkan pada tahun 1999 yang hanya sebesar 355.864 ton. Dalam upaya pemenuhan protein hewani dan peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya mendaya gunakan sebagian besar sumber komoditi ternak yang dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler). Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ternak potong lainnya. Keunggulan itu diantaranya, laju perputaran modal yang cepat, waktu pemeliharaan yang singkat yaitu dalam lima minggu ayam broiler sudah dapat dipanen dengan bobot 1,5 kg/ekor. Hal inilah yang mendorong banyak peternak yang mengusahakan peternakan ayam broiler ini. Perkembangan populasi ayam ras pedaging di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seperti terlihat pada pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Populasi Ayam Ras Pedaging di Indonesia Tahun 2000-2007 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Populasi (000 ekor) 530.874,06 621.870,43 865.074,79 847.743,89 778.969,84 811.188,68 797.527,45 920.851,12
Sumber : Departemen Pertanian (2007)
Perkembangan populasi ternak ayam broiler tidak terlepas dari permasalahan yang menjadi dilema bagi peternak dan sulit dipecahkan oleh peternak yaitu aspek pasar dan penyediaan sarana produksi yang tidak seimbang dengan harga jual produksi,
sehingga
membuat
peternak
takut
mengambil
resiko
untuk
mengembangkan usaha peternakan ayam broiler dengan skala produksi lebih besar. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peternak maka diperlukan peran pemerintah dalam menggerakkan perusahaan swasta dan lembaga-lembaga pembiayaan agribisnis dalam menunjang pengembangan produksi peternakan khususnya ayam broiler. Salah satu bentuk kerjasama antara pengusaha dengan peternak yakni dengan menjalin pola kemitraan. Pola kemitraan ini sangat membantu peternak dalam menyiapkan sarana produksi berupa bibit, pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, dan pemasaran hasil peternakan. Perumusan Masalah Abdul Djawad Farm merupakan salah satu usaha peternakan ayam broiler yang memanfaatkan peluang pasar. Perusahaan ini ingin mengembangkan usaha dengan peningkatan skala usaha. Peningkatan skala usaha ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimum karena keuntungan yang diperoleh erat kaitannya dengan besarnya nilai penjualan. Namun, sebelum melakukan rencana pengembangan usaha, perlu dilakukan suatu kajian mengenai kelayakan usaha terutama masalah finansial yang telah dijalankan guna pertimbangan kelanjutan usaha tersebut, karena usaha peternakan ayam broiler sangat peka terhadap perubahan-perubahan harga, baik harga input maupun harga output.
2
Selayaknya usaha peternakan lainnya, usaha peternakan ayam broiler juga dihadapkan pada berbagai masalah/kendala dalam pelaksanaannya. Permasalahan utama dalam usaha peternakan ayam broiler adalah masalah harga faktor produksi yang semakin meningkat. Kenaikan yang paling terasa bagi peternak adalah biaya produksi untuk pakan, dimana hampir sebagian besar bahan baku pakan ayam berasal dari perusahaan pakan ternak. Perusahaan pakan ternak tersebut membutuhkan bahan baku yang tidak mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri seperti jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan sehingga harus mengandalkan impor. Salah satu cara untuk mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan membuat analisis finansial yang baik dan terencana. Analisis finansial akan memberikan gambaran mengenai layak atau tidaknya suatu usaha dijalankan dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada harga-harga input maupun output. Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler Abdul Djawad Farm ditinjau dari aspek finansial? 2. Bagaimana sensitivitas usaha peternakan ayam broiler terhadap kemungkinan terjadinya perubahan harga input dan harga output? Tujuan Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler Abdul Djawad Farm. 2. Menganalisis sensitivitas usaha peternakan ayam broiler terhadap kemungkinan terjadinya perubahan harga input maupun harga output. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1.
Perusahaan Mitra (Abdul Djawad Farm) : sebagai masukan bagi perusahaan dalam mengevaluasi usaha dan menjadi pedoman dalam merencanakan di masa yang akan datang.
3
2. Perusahaan Inti (PT. Sierad Produce, Tbk.) : sebagai informasi dalam menentukan kelanjutan kerjasama yang tercipta dan saling menguntungkan. 2. Investor : sebagai pertimbangan saat mengambil keputusan dalam menanamkan modal (investasi) terhadap usaha peternakan ayam broiler di Abdul Djawad Farm. 3. Penulis : sebagai aplikasi dari ilmu-ilmu yang didapat di bangku kuliah dan menganalisa keadaan peternakan ayam broiler Abdul Djawad Farm. 4. Peneliti selanjutnya : sebagai masukan untuk kelanjutan penelitian yang berkaitan dengan topik ini.
4
KERANGKA PEMIKIRAN Abdul Djawad Farm merupakan salah satu usaha peternakan ayam broiler yang berusaha untuk memanfaatkan peluang pasar yang memiliki prospek cukup cerah dengan cara melakukan pengembangan usaha dengan meningkatkan skala usaha. Namun, dalam menjalankan usahanya perusahaan tersebut sering dihadapkan pada berbagai kendala yaitu fluktuasi harga input terutama pakan dan juga harga jual ayam hidup. Oleh karena itu, sebelum mengembangkan usaha ini, perlu dilakukan suatu kajian mengenai kelayakan finansial pengusahaan ayam broiler dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh kelayakan usaha tersebut agar tetap dapat dijalankan. Kajian finansial ini diawali dengan arus penerimaan dan arus biaya. Kajian kelayakan terhadap usaha peternakan ayam broiler adalah menggunakan analisis finansial dengan kriteria investasi yaitu : NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return) dan PBP (Payback Periode). Selain itu juga dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat kelayakan usaha ayam broiler dalam menghadapi beberapa perubahan yang terjadi, baik perubahan harga input maupun output. Apabila hasil analisis menunjukkan hasil sesuai dengan kriteria kelayakan, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan/diusahakan untuk kemudian dilakukan pengembangan usaha dan sebaliknya.
Abdul Djawad Farm
Arus Penerimaan
Arus Biaya
Kajian Kelayakan Usaha : Analisis Finansial meliputi : NPV, BCR, IRR, dan PBP Analisis Sensitivitas
Layak
Tidak Layak
Pengembangan Usaha
Gambar 1. Alur Pemikiran Penelitian Keterangan :
Yang diteliti Tidak diteliti
6
TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Ayam Broiler Menurut
Keputusan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
No
948/Kpts/OT.210/10/97, usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat yang diselenggarakan secara teratur dan terus-menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan ternak bibit/ternak potong, telur, susu serta menggemukan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN. 330/6/96, usaha peternakan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu peternak rakyat, pengusaha kecil peternakan, dan pengusaha peternakan. Peternak rakyat yaitu usaha kecil peternakan ayam yang jumlahnya tidak melebihi 15.000 ekor ayam pedaging per siklus. Usaha kecil adalah usaha budidaya ayam ras yang jumlahnya tidak melebihi dari 65.000 ekor per siklus. Perusahaan peternakan adalah usaha menengah dan besar di bidang usaha budidaya ayam pedaging yang jumlahnya lebih besar dari 65.000 ekor per siklus (Suharno, 2000). Tujuan setiap perusahaan adalah meraih keuntungan semaksimal mungkin dan mempertahankan kelestarian perusahaan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus bisa menghadapi banyak tantangan. Beberapa tantangan dalam usaha budidaya broiler, diantaranya : (a) kelemahan manajemen pemeliharaan, karena broiler merupakan hasil dari berbagai perkawinan silang dan seleksi yang rumit, kesalahan dari segi manajemen pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian; (b) fluktuasi harga produk, harga broiler di Indonesia sangat fluktuatif. Penyebabnya bermacam-macam, terutama faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran; (c) fluktuasi harga DOC yang bermuara pada keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar; (d) tidak ada kepastian waktu jual, dalam kondisi normal peternak broiler mandiri menjual broiler siap potong tetapi tidak dalam kondisi penawaran lebih tinggi dari permintaan. Peternak dapat saja menjual murah hasil ternaknya atau menunggu harga yang lebih baik tapi sekaligus mengeluarkan biaya ekstra untuk ransum; (e) margin usaha rendah, margin usaha budidaya broiler keuntungannya sangat tipis sekitar 5-10% dari setiap siklus produksinya; (f) faktor
lain yang menghambat, lebih dari sebagian harga sapronak misalnya vaksin, obatobatan, feed suplement, bahan baku ransum merupakan produk impor. Rasyaf (2002) menyatakan bahwa ada tiga unsur dalam beternak ayam yaitu, unsur produksi, unsur manajemen, unsur pasar dan pemasaran. Rasyaf menyatakan bahwa satu masa produksi adalah satu kurun waktu dimana dilakukan produksi atau pembesaran anak ayam broiler mulai umur sehari hingga siap jual. Di Indonesia, ayam broiler siap jual dilakukan pada umur 5-6 minggu dengan bobot jual antara 1,4-1,7 kg per ekor sesuai permintaan konsumen. Karakteristik Ayam Broiler Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal dalam masyarakat kita dengan sebutan ayam broiler, dewasa ini telah banyak diusahakan dan dikembangkan. Menurut Rasyaf (2004), ayam ras pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak. Di Indonesia, ayam broiler sudah dapat dipasarkan pada umur 5-6 minggu dengan bobot hidup antara 1,4-1,7 kg walaupun laju pertumbuhan belum mencapai maksimum, karena ayam broiler yang terlalu berat sulit dijual. Ciri khas daging ayam broiler adalah : (a) Rasanya khas dan enak, (b) Dagingnya empuk dan banyak, dan (c) Pengolahannya mudah tetapi cepat hancur dalam perebusan yang terlalu lama. Selain itu, Fadillah (2004) menyatakan bahwa keunggulan ayam ras pedaging (broiler) terlihat dari pertumbuhan berat badan yang terbentuk sangat didukung oleh : (a) temperatur udara di lokasi peternakan stabil dan ideal untuk ayam (23-260 C); (b) kuantitas dan kualitas pakan terjamin sepanjang tahun; (c) teknik pemeliharaan yang tepat guna (dihasilkan produk yang memberikan keuntungan maksimal); dan (d) kawasan peternakan terbebas dari penyakit. Faktor-faktor Produksi Fadillah (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usaha peternakan ayam ras pedaging adalah bibit ayam, pakan, tenaga kerja, obat-obatan, vaksin, dan vitamin serta bahan penunjang (sekam, listrik, dan bahan bakar).
8
Bibit Ayam Abidin (2002), menyatakan bahwa ayam ras pedaging merupakan hasil perkawinan silang dan sistem yang berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa dikatakan baik. Mutu genetik yang baik akan muncul secara maksimal sebagai penampilan produksi jika ternak tersebut diberi faktor lingkungan yang mendukung, misalnya pakan yang berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Menurut Fadillah (2004), ada beberapa ciri bibit ayam ras pedaging berkualitas, yaitu : (a) anak ayam yang sehat dan bebas dari penyakit; (b) berasal dari induk yang matang umur; (c) anak ayam terlihat aktif, mata cerah dan lincah; (d) anak ayam memiliki kekebalan dari induk yang tinggi; (e) bulu cerah, tidak kusam dan penuh; (f) anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta putih; (g) keadaan tubuh ayam normal; dan (h) berat anak ayam sesuai dengan standar strain, biasanya di atas 37 g/ekor. Adapun keuntungan yang diperoleh apabila bibit yang digunakan berkualitas baik adalah tingkat mortalitas dan morbiditas yang rendah, lebih mudah dikelola, menghemat biaya pengobatan, dan keuntungan yang diperoleh akan baik (Rasyaf, 2004). Pakan Menurut North dan Bell (1990), pakan ayam ras pedaging terdiri dari tiga bentuk, yaitu : (a) mash atau tepung, biasanya diberikan kurang dari dua minggu; (b) crumble atau butiran halus, diberikan untuk ayam ras pedaging saat masa awal sampai masa pertumbuhan; dan (c) Pellet, pakan untuk ayam ras pedaging masa awal (2 atau 3 minggu) digunakan pellet starter dan pakan untuk ayam ras pedaging masa akhir (4 minggu) digunakan pellet finisher. Obat-obatan, Vaksin, dan Vitamin Antibiotika adalah jenis obat-obatan yang merupakan bahan kimia, dihasilkan dari bakteri, yang berfungsi mencegah datangnya penyakit dan sebagai pemacu pertumbuhan ayam (Ensminger, 1992). Adapun cara penggunaan obat-obatan yaitu melaui air minum, pakan dan suntikan (Rasyaf, 2004). Abidin (2002) menyatakan bahwa untuk lebih meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap bibit penyakit yang lebih spesifik, terutama penyakit yang disebabkan virus perlu dilakukan vaksinasi. Vaksinasi adalah proses memasukkan
9
bibit penyakit yang sudah mati (disebut vaksinasi pasif) atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan (disebut vaksinasi aktif) ke dalam tubuh ayam, baik melalui injeksi (suntikan), campuran air minum, maupun tetes mata. Pada peternakan ayam ras peaging, jenis vaksin yang sering dipakai hanya New Castle Disease (ND) atau tetelo dan gumboro ( Fadillah, 2004). Menurut Ensminger (1992), vitamin adalah susunan kompleks zat organik yang dibutuhkan hewan untuk pertumbuhan normal, produksi, reproduksi, dan kesehatan. Dalam program tatalaksana pemeliharaan ayam ras pedaging digunakan vitamin C (pada umumnya berbentuk serbuk dan cairan), yang biasanya diberikan setelah vaksinasi dan digunakan sebagai suplemen atau bahan tambahan pada air minum ayam (Tobing, 2004). Tenaga Kerja Rasyaf (2004) menyatakan bahwa peternakan ayam ras pedaging mempunyai kesibukan yang temporer terutama pagi hari dan pada saat ada tugas khusus seperti vaksinasi. Oleh karena itu, di suatu peternakan dikenal beberapa jenis tenaga kerja, antara lain: tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja harian lepas dan kontrak. Umumnya tenaga kerja tetap adalah staf teknis atau peternak itu sendiri, karena sifatnya sebagai tenaga kerja atau karyawan bulanan, maka gaji mereka dimasukkan ke dalam biaya tetap peternakan dan bukan biaya variabel. Tenaga kerja harian umumnya sebagai tenaga kerja kasar pelaksana kandang. Sesuai kategorinya, tenaga kerja harian dibayar harian atau sejumlah hari yang ditekuni. Sedangkan tenaga kerja harian lepas dan kontrak bekerja hanya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan setelah itu tidak ada ikatan lagi. Menurut Fadillah (2004), untuk peternakan dengan skala 4.000 ekor diperlukan tenaga kerja berilmu peternakan dan terampil (terbiasa bekerja di peternakan) dan satu tenaga kerja kasar harian untuk pekerjaan seperti vaksinasi, tangkap ayam, membersihkan brooder (tempat indukan), menjual ayam, dan sebagainya. Bahan Penunjang (sekam, listrik, dan bahan bakar) Menurut Abidin (2002), cahaya terbaik bagi pertumbuhan ayam adalah bersumber dari cahaya matahari, yang secara langsung membantu membentuk vitamin D di dalam tubuh ayam dan secara tidak langsung membantu ayam dalam menemukan pakan dan minum di dalam kandang. Pada malam hari atau jika cuaca
10
sedang gelap, dibutuhkan sumber cahaya buatan baik berupa listrik maupun lampu minyak. Selanjutnya, Fadillah (2004), mengatakan bahwa intensitas cahaya pada malam hari yang diperlukan dari lampu harus setara dengan satu lampu bohlam 150 watt untuk luas lantai 93 m2. Selama masa pemeliharaan awal (21 hari) per 1.000 ekor bibit ayam dibutuhkan gas LPG 50 kg sebanyak 5-7 tabung, minyak tanah 100120 liter dan batu bara 100-130 kg. Menurut Fadillah (2004), sekam berperan penting dalam pemeliharaan ayam ras pedaging, terutama ayam yang dipelihara di dalam kandang postal (sistem liter). Sekam berfungsi sebagai tempat tidur, tempat istirahat, dan tempat beraktivitas ayam serta tempat menampung kotoran yang dikeluarkan ayam. Sekam harus selalu dijaga agar tetap kering, tidak basah dan menggumpal. Studi Kelayakan Usaha Biaya dan Penerimaan Biaya bagi perusahaan adalah nilai faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan output (Boediono, 1990). Menurut Lipsey et al., (1996), biaya bagi perusahaan yang berproduksi didefinisikan sebagai nilai input yang digunakan untuk menghasilkan output. Biaya produksi dalam usahatani menurut Hernanto (1995) dapat dibedakan berdasarkan : 1. Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan terdiri dari : a) Biaya tetap adalah biaya yang besar-kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya: pajak tanah, sewa tanah, penyusutan alat-alat bangunan pertanian dan bunga pinjaman. b) Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi, misalnya: pengeluaran untuk bibit, obat-obatan dan biaya tenaga kerja. 2. Berdasarkan yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri dari : a) Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tunai ini digunakan untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani. b) Biaya tidak tunai (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri dan tenaga kerja keluarga. Biaya tidak tunai ini melihat bagaimana manajemen usahatani.
11
Menurut Soekartawi et al. (1986), menyatakan biaya produksi merupakan pengeluaran yang digunakan untuk suatu proses produksi tanaman atau ternak dalam usahatani. Samuelson dan W.D Nordhaus (1996) menyatakan bahwa penerimaan adalah harga dikalikan dengan kuantitas atau total hasil penjualan, sedangkan Soekartawi et al. (1986) mendefinisikan penerimaan adalah : a) Penerimaan tunai, yaitu nilai uang yang diterima dari penjualan produk. b) Penerimaan kotor, yaitu produk total usaha dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Menurut Rasyaf (2002), penerimaan dalam usaha peternakan ayam pedaging terdiri dari : (1) hasil produksi utama berupa penjualan ayam pedaging baik, dalam kondisi hidup maupun dalam bentuk karkas; dan (2) hasil sampingan yaitu berupa kotoran ayam atau alas litter yang laku dijual kepada petani sayur-mayur atau petani palawija. Analisis Finansial Dalam melakukan studi kelayakan, aspek finansial merupakan faktor yang menentukan, artinya betapapun aspek-aspek lain mendukung namun kalau tidak tersedia dana maka akan sia-sia. Aspek finansial berkaitan dengan bagaimana menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasiannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor (Suratman, 2001). Menurut Nitisemito dan Burhan (1995), kelayakan dari suatu kegiatan usaha diperhitungkan atas dasar besarnya laba finansial yang diharapkan. Kegiatan usaha dikatakan layak jika memberikan keuntungan finansial, sebaliknya kegiatan usaha dikatakan tidak layak apabila usaha tersebut tidak memberikan keuntungan finansial (Gittinger, 1986). Tingkat kelayakan suatu usaha dapat dinilai dengan menggunakan kriteriakriteria investasi : (a) Net Present Value (NPV); (b) Internal Rate of return (IRR); (c) Benefit Cost Ratio (BCR). 1. Net Present Value (NPV) NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan peresent value dari biaya. Menurut Gittinger (1986), suatu usaha dinyatakan layak jika
12
NPV > 0. jika NPV = 0, berarti usaha tersebut tidak untung maupun rugi. Jika NPV < 0 , maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan. 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan yang berlaku sebagai social discount rate, maka NPV dari proyek itu sebesar 0. Jika IRR ≥ social discount rate, maka usaha tersebut dinyatakan layak. Sedangkan jika IRR < social discount rate-nya maka usaha tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan (Gittinger, 1986). 3. Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara present value manfaat dengan present value biaya. Dengan demikian benefit cost ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran. BCR akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai BCR > 1. Apabila BCR = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR < 1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan (Gittinger, 1986). 4. Pay Back Periode (PBP) Pay Back Periode atau periode pengembalian modal (PPM) diartikan sebagai jangka waktu yang diperlukan oleh sebuah usaha untuk mengembalikan seluruh dana yang diinvestasikan, yaitu merupakan ukuran lamanya waktu yang diperlukan agar seluruh modal yang ditanamkan dapat dikembalikan/dibayar oleh manfaat yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi akan berkaitan dengan tingkat resiko, maka periode pengembalian modal dapat pula dijadikan alat untuk mengukur resiko. Semakin cepat modal yang ditanamkan dapat dikembalikan oleh manfaat, maka semakin rendah resiko dari investasi tersebut (Nugroho, 2003). Apabila suatu alternatif memiliki masa ekonomis lebih besar dari periode pengembalian, maka alternatif tersebut layak, sebaliknya bila periode pengembalian lebih besar
13
dari estimasi masa pakai suatu alat atau umur suatu investasi maka investasi atau alat tersebut tidak layak diterima. Analisis Sensitivitas Kadariah (1999), mengemukakan bahwa suatu analisis untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis usaha jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit disebut analisis kepekaan. Jika suatu usaha sudah diputuskan untuk dilaksanakan dengan didasarkan pada perhitungan-perhitungan atau analisis-analisis serta didasarkan pada hasil evaluasi R/C (Revenue Cost) namun didalam kenyataannya tidak tertutup kemungkinan terjadi perhitungan yang meleset yang disebabkan oleh kenaikan-kenaikan harga maupun terjadinya penurunan harga hasil produksi yang menyebabkan akan berkurangnya
penerimaan
yang
diharapkan
sebelumnya.
Dengan
adanya
kemungkinan-kemungkinan tersebut harus diadakan analisis kembali untuk mengetahui sampai sejauh
mana
dapat
diadakan
penyesuaian-penyesuaian
sehubungan dengan adanya perubahan-perubahan harga tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa analisis usaha didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Gittinger (1986), menyatakan bahwa analisis kepekaan ditujukan untuk meneliti
kembali dan melihat pengaruh komponen biaya dan manfaat terhadap
kelayakan usaha yang akan terjadi akibat keadaan berubah. Analisis kelayakan finansial biasanya didasarkan pada proyeksi-proyeksi atau estimasi yang banyak mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, dan salah satu penyebabnya adalah perubahan harga terhadap tingkat harga umum, baik harga input maupun tingkat harga output. Nugroho (2003), mengemukakan bahwa analisis kepekaan (sensitivity analysis) adalah suatu teknik untuk menguji sejauh mana hasil analisis yang telah dilakukan peka terhadap perubahan-perubahan faktor-faktor
yang berpengaruh.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan teknik analisis ini sering digunakan, antara lain : 1. Disadari
bahwa
di
dalam
membuat
proyeksi
aliran
kas
terdapat
ketidaksempurnaan estimasi yang menyangkut aliran kas masuk (manfaatmanfaat) dan keluar (biaya-biaya).
14
2. Adanya ketidakpastian (uncertainty) baik yang menyangkut harga-harga input dan output maupun estimasi produksi (produktivitas), dan lain sebagainya. 3. Adanya kemungkinan perubahan tingkat suku bunga bank, inflasi dan resikoresiko di masa yang akan datang yang pada akhirnya berpengaruh terhadap besarnya nilai uang.
15
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di usaha peternakan Abdul Djawad Farm, Desa Banyu Resmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2008. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif analitis dengan unit analisis usaha peternakan ayam broiler Abdul Djawad
Farm. Pemilihan
peternakan tersebut sebagai lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa usaha peternakan Abdul Djawad Farm merupakan usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dengan populasi terbesar di Desa Banyu Resmi. Jumlah DOC rata-rata yang dipelihara 46.000 ekor per periode produksinya. Selain itu, tersedianya data yang diperlukan untuk mendukung analisis. Penelitian mengkaji tentang keadaan umum perusahaan, struktur biaya, dan penerimaan usaha peternakan. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi/pengamatan, pencatatan dan wawancara langsung dengan manager dan karyawan peternakan ayam broiler dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data primer meliputi keadaan umum perusahaan,
sedangkan data
sekunder merupakan data penunjang digunakan untuk kelengkapan analisis yang dilakukan. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan usaha peternakan Abdul Djawad Farm selama satu tahun terakhir yaitu tahun 2007. Selain itu, data sekunder diperoleh dari internet, dan literatur-literatur yang terkait. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2008.
Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan program excel, lalu disajikan dalam bentuk tabulasi dan diuraikan secara deskriptif. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini antara lain : 1. Analisis Deskriptif Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum usaha peternakan Abdul Djawad Farm, manajemen pemeliharaan, penggunaan tenaga kerja, pemberian pakan dan pencegahan penyakit. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun proyeksi usaha di masa yang akan datang dengan membuat proyeksi biaya dan penerimaan. 2. Analisis Kelayakan Finansial Menurut Kadariah et al., (1999), analisis ini dapat dihitung dengan kriteria-kriteria investasi sebagai berikut : 1. Net Present Value (NPV) Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah sebagai berikut: a) NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan. b) NPV< 0, maka proyek merugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan. c) NPV = 0, maka berarti proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi. n
NPV = ∑
(B − C ) t
t
t
(1 + i )
t =1
Keterangan : n
= Periode usaha (tahun)
Bt
= Penerimaan total pada tahun ke-t (Rp)
Ct
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rp)
i
= Tingkat suku bunga
t
= Tahun (1,2,3,…n)
2. Internal Rate of Return (IRR) Kriteria keputusan yang dipilih dalam analisis ini adalah layak, jika nilai IRR ≥ i. Formula matematiknya adalah :
IRR = i1 +
NPV1 (i2 − i1 ) NPV1 + NPV2
17
Keterangan : i1
= Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV1 (%)
i2
= Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV2 (%)
NPV1
= Nilai NPV yang bernilai positif
NPV2
= Nilai NPV yang bernilai negatif
3. Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara present value manfaat dengan present value biaya. Dengan demikian benefit cost ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran. BCR akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai BCR > 1. Apabila BCR = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR < 1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan.
∑ (1B + i) ∑ C n
t
t
BCR =
t =1 n
t
t =1
(1 + i )t
Keterangan : n
= Periode usaha (tahun)
Bt
= Penerimaan pada tahun ke-t (Rp)
Ct
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rp)
i
= Tingkat suku bunga
t
= Tahun (1,2,3,…n)
4. Pay Back Periode (PBP) Pay Back Periode adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flow) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Analisis Pay Back Periode dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik
18
proyek tersebut karena semakin lancar perputaran modal. Menurut Ibrahim (2003), secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : n
n
∑ I i − ∑ Bcp −1 PBP = Tp-1 +
i =1
i =1
B
p
Keterangan : PBP
: Pay Back Periode
Tp-1
: Tahun Sebelum terdapat Pay Back Periode
I1
: Jumlah Investasi yang sudah di-discount
Bcp-1
: Jumlah Benefit yang di-discount sebelum Pay Back Periode
Bp
: Jumlah Benefit pada Pay Back Periode
2. Analisis Sensitivitas Analisis Sensitivitas ini dilakukan pada tahap perencanaan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan proyek atau usaha tehadap perubahanperubahan yang terjadi pada arus biaya dan manfaat pada saat proyek berlangsung. Perubahan-perubahan yang akan diuji adalah peningkatan harga input produksi dan penurunan harga jual output yang terjadi pada waktu penelitian. Gittinger (1986), menyatakan bahwa hal tersebut merupakan suatu cara untuk menghadapi ketidakpastian yang dapat saja terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan, dan hal ini perlu dilakukan karena analisis kelayakan biasanya didasarkan pada proyeksiproyeksi. Batasan Istilah 1. DOC (Day Old Chick) adalah anak ayam umur satu hari. 2. Ayam broiler adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak 3. Usaha Peternakan adalah usaha yang dilakukan oleh seorang peternak atau suatu keluarga tani atau badan-badan tertentu untuk memelihara ternak dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya.
19
4. Studi Kelayakan Usaha adalah pengkajian manfaat dan biaya-biaya suatu usaha dan menyederhanakannya sehingga dapat menilai untuk menerima atau menolaknya. 5. Analisis Sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara matematis apa yang terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terdapat kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. 6. Pengeluaran Usaha atau biaya adalah nilai penggunaan sarana produksi atau input yang diperlukan dalam proses produksi dan dinyatakan dalam rupiah. 7. Biaya Investasi adalah modal pertama yang ditanam dan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan bangunan dan pembelian peralatan dan dinyatakan dalam rupiah. 8. Biaya Operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. 9. Biaya Tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa yang penggunaannya sekitar satu tahun dan besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk/output yang dihasilkan dan dinyatakan dalam rupiah. 10. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang dikeluarkan setiap periode produksi dan besarnya dipengaruhi oleh kapasitas produksi dan dinyatakan dalam rupiah. 11. Penerimaan Usaha adalah nilai produk total usaha ternak yang dijual dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam rupiah. 12. Pendapatan adalah besarnya penerimaan yang diterima setelah dikurangi pengeluaran dan dinyatakan dalam rupiah. 13. Input adalah barang atau jasa yang digunakan untuk proses produksi. 14. Output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. 15. Depresiasi (penyusutan) adalah penurunan nilai faktor-faktor produksi tetap akibat penggunaannya dalam proses produksi selama usia ekonomisnya. Besarnya dihitung dengan metode garis lurus.
20
16. Feed Convertion Ratio (FCR) adalah pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan satu kilogram bobot badan ayam. 17. Mortalitas adalah banyaknya ayam yang mati selama pemeliharaan dibagi dengan jumlah ayam pada awal pemeliharaan dikali 100%.
21
KEADAAN UMUM LOKASI Lokasi dan Sejarah Perusahaan Peternakan Abdul Djawad Farm merupakan usaha peternakan yang bergerak dalam bidang pemeliharaan ayam broiler. Usaha ini, sudah mempunyai surat izin prinsip
No.
503/3715-Binus,
tanggal
18
Oktober
2006,
Register
1.1/031.PP.Nak/10/2006 yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Bogor. Lokasi peternakan terletak di Desa Banyu Resmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Batas wilayah Desa Banyu Resmi sebelah utara berbatasan dengan Desa Banyu Asih, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sadeng, sebelah barat berbatasan dengan Desa Banyu Wangi, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Leuwi Batu. Pada awalnya lokasi peternakan merupakan lahan perbukitan. Pada bulan Januari 2004 pemilik usaha peternakan mulai membuka lahan tersebut untuk dibangun menjadi lokasi peternakan. Luas lahan yang dibuka untuk lokasi peternakan adalah 1 Ha. Dalam perkembangannya luas keseluruhan lahan sampai saat ini sudah mencapai 8,7 Ha. Selain digunakan untuk lokasi peternakan, lahan ini digunakan untuk lokasi perkebunan. Lokasi peternakan berada jauh dari pemukiman penduduk. Pemukiman penduduk yeng terdekat sekitar 1,5 km dari lokasi peternakan. Hal tersebut sangat mendukung untuk perkembangan ayam karena jauh dari kebisingan yang dapat menimbulkan ayam stress dan juga bau yang timbul dari kotoran ayam tidak menimbulkan polusi bagi masyarakat sekitar. Jalan menuju lokasi peternakan cukup menunjang sehingga memudahkan transportasi. Keadaan tersebut sangat sesuai untuk melakukan pengembangan usaha. Usaha Peternakan ini berdiri atas ide Bapak Ir. Ismail Istiadjie yang merupakan manager farm. Berbekal pengalaman dalam menjalankan usaha pemeliharaan ayam broiler, beliau mengajukan kerjasama dengan Bapak Abdul Djawad Lubis, yang sekarang merupakan investor dan sekaligus merupakan pemilik dari usaha peternakan. Pada bulan Agusutus 2004, usaha ini mulai berjalan dengan jumlah populasi awal 22.000 ekor dengan jumlah kandang sebanyak enam unit kandang dengan ukuran 54 x 7 m. Selama menjalankan usahanya, peternakan Abdul Djawad Farm menjalin kemitraan dengan PT. Sierad Produce, Tbk. dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah karena harga kontrak yang diberikan perusahaan tersebut jauh lebih
baik dibanding perusahaan lainnya. PT. Sierad Produce, Tbk, sebagai perusahaan yang menyediakan sapronak dan membeli kembali produk berupa ayam hidup, sedangkan perusahaan peternakan sendiri hanya menyediakan kandang beserta peralatannya. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm
sampai saat ini terus
melakukan pengembangan usahanya, dengan menambah bangunan kandang dan jumlah ayam yang dipelihara. Sampai saat ini ayam yang dipelihara sudah mencapai 46.000 ekor dengan jumlah kandang sebanyak 12 unit. Struktur Organisasi Struktur organisasi usaha peternakan ini masih sangat sederhana seperti terlihat pada Gambar 2. Pimpinan
Manager
Bagian Kandang
Bagian Keamanan
Anak Kandang Gambar 2. Struktur Organisasi di Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Pimpinan usaha peternakan Abdul Djawad Farm merupakan pemilik sekaligus investor yang berperan sebagai pembuat kebijakan dan pemegang kendali perusahaan, sedangkan manager farm memiliki tugas rangkap, yaitu bertanggung jawab dalam mengawasi jalannya kegiatan produksi, administrasi, keuangan dan pemasaran. Namun, untuk mempermudah jalannya kegiatan produksi, manager farm membagi pekerjanya ke dalam dua bagian yaitu bagian kandang, dan bagian keamanan. Bagian kandang berjumlah 12 orang yang terdiri dari dua orang kepala flock dan 10 orang anak kandang. Bagian ini bertugas menjalankan operasional kandang diantaranya, menyiapkan pakan dan peralatan kandang, memberi makan dan
23
minum, mencatat pakan yang diberikan dan ayam yang mati, memelihara kesehatan ayam, menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang. Bagian keamanan terdiri dari tiga orang, bertugas menjaga keamanan di sekitar peternakan, termasuk keamanan aset, karyawan, ayam yang dipelihara, serta menanggulangi gangguan keamanan dari luar. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok selain produksi, yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dan mendapatkan laba. Output yang dijual berupa ayam hidup dengan bobot badan 1,2 – 1,7 kg. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memasarkan produknya dengan cara menawarkannya kepada perusahaan inti yaitu,
PT. Sierad Produce, Tbk.
Selanjutnya, perusahaan inti menawarkan kembali produknya kepada pembeli. Setelah harga disepakati, pembeli datang langsung ke kandang untuk mengambil ayam yang sudah dipesan dengan menunjukkan surat permintaan (Delivery Order). Harga jual yang diterima perusahaan adalah sesuai dengan kontrak yang telah disepakati antara mitra dengan PT. Sierad Produce, Tbk. Adapun contoh surat kesepakatan dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata bobot jual ayam hidup selama tahun 2007 adalah 1,58 kg/ekor yang dijual pada minggu keenam. Bobot jual terkecil terjadi pada periode Juni - Juli yaitu, 1,26 kg, sedangkan bobot jual terbesar adalah 1,81 kg terjadi pada periode Maret - Mei. Selain itu, harga jual ayam pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm selama tahun 2007 sangat fluktuatif. Harga ayam yang
paling
tinggi
terjadi
pada
periode
Agustus
-
September
yaitu
Rp 10.380,31,-/kg. Hal tersebut disebabkan karena bulan tersebut menjelang bulan Ramadhan sehingga permintaan terhadap ayam tinggi. Rata-rata harga jual ayam pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah Rp 9.105,65,-/kg. Nilai rata-rata Feed Convertion Ratio (FCR) selama satu tahun 1,66 yang menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 kg bobot badan hidup diperlukan konsumsi ransum sebanyak 1,66 kg. Angka kematian (mortalitas) yang terdapat di Abdul Djawad Farm rata-rata sebesar 3,62%. Mortalitas tertinggi terjadi pada periode Nopember – Desember sebesar 4,83%. Hal ini mungkin disebabkan pada periode pemeliharaan tersebut
24
terjadi perubahan cuaca yang menyebabkan ayam mudah terserang berbagai penyakit. Secara umum, rata-rata nilai bobot jual, FCR, serta mortalitas di Abdul Djawad Farm sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan inti yaitu PT. Sierad Produce, Tbk seperti yang tertulis pada surat kesepakatan. Namun, belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh usaha peternakan tersebut seperti terlihat pada lampiran 3. Hal tersebut disebabkan karena standar yang dibuat oleh Abdul Djawad Farm lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh PT. Sierad Produce, Tbk. Tabel 2. Bobot Jual, Konversi Ransum dan Mortalitas di Abdul Djawad Farm selama Tahun 2007 Bobot Jual
Ayam Hidup
Harga Ayam
(kg)
(kg)
(Rp/kg)
Jan – Feb
1,54
68.532
8.322,44
1,70
3,26
Mar – Mei
1,81
70.725
8.732,99
1,74
2,48
Jun – Jul
1,26
48.258
9.055,38
1,67
4,25
Agust – Sept
1,71
66.287
10.358,92
1,65
3,26
Nop - Des
1,59
69.827
9.058,51
1,55
4,83
9.105,65
1,66
3,62
Periode
Rata-rata
1,58
FCR
Mortalitas (%)
Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)
Tatalaksana Pemeliharan Ayam Broiler Pemeliharaan ayam yang dilakukan dalam usaha pemeliharaan ayam broiler diawali dengan persiapan kandang. Persiapan kandang dilakukan melalui dua tahapan yaitu proses pencucian dan sterilisasi serta proses pemasangan peralatan kandang. Sebelum anak ayam (Day Old Chicken atau DOC) masuk, semua peralatan dikeluarkan dari kandang dan dicuci dengan air yang sudah dicampur dengan desinfektan. Peralatan yang sudah bersih dan steril disimpan di tempat yang bersih. Setelah itu, kotoran ayam yang ada dibawah kandang dimasukan ke dalam karung untuk dikeluarkan dari lokasi. Selanjutnya kandang disikat dan disemprot dengan sprayer tekanan tinggi yang dinamakan mesin sanchin. Proses pencucian kandang menggunakan detergen dengan perbandingan 1kg detergen untuk 100 liter air. Lalu
25
dilumuri kapur tohor. Pelumuran dengan kapur tohor ini dilakukan sebagai langkah sterilisasi kandang dan upaya menjaga kelembaban kandang. Pelumuran kandang dengan kapur tohor ini diikuti dengan penyemprotan formalin. Selanjutnya kandang ditutupi dengan tirai (terpal) yang sudah disemprot dengan desinfektan lalu dikeringkan. Pemasangan tirai ini berguna untuk menjaga agar kandang tetap hangat dan tidak lembab sebelum DOC masuk. Kemudian lantai bawah kandang disapu sampai bersih. Sebelum DOC masuk, kandang dialasi dengan jaring dan sekam padi sebagai litternya setebal kurang lebih 5 cm. Kemudian peralatan kandang seperti pembatas (brooder guard), pemanas dan terpal yang sudah bersih dipasang kembali. Setelah itu, semprot kembali dengan desinfektan dan formalin yang dicampur air dengan perbandingan 60 ml : 10 liter. Desinfektan yang digunakan perusahaan pada saat penelitian adalah ultrades, sierades dan septides. Setelah itu, kandang dikosongkan selama empat hari sebelum DOC masuk. Pemasangan tempat pakan dan tempat minum dilakukan sesaat sebelum anak ayam (DOC) masuk. Setelah kandang selesai disterilisasi, maka DOC siap untuk dimasukkan. Pemanas harus sudah dinyalakan dua jam sebelum DOC tiba. Pakan harus sudah ditebar diatas sekam yang sudah dialasi dengan koran supaya DOC dapat membedakan antara pakan dengan sekam. Sebelum masuk, terlebih dahulu DOC ditimbang secara acak untuk memastikan berat DOC apakah sesuai standar DOC yang diinginkan. Berat rata-rata DOC pada peternakan Abdul Djawad Farm adalah 40-50 gram/ekor. Setelah DOC ditimbang, dilihat apakah kondisinya baik, sesuai strain yang diminta dan dihitung jumlahnya. Sesaat setelah DOC masuk, DOC diberi minum larutan vitamin vigroo dan antibiotik mycotack dengan perbandingan 40 ml vitamin dan 80 liter air untuk 4.000 ekor anak ayam (DOC). Vitamin berguna sebagai anti stres untuk memulihkan kondisi ayam yang mengalami cekaman selama dalam perjalanan. Tahapan pemeliharaan ayam setiap minggunya berbeda-beda. Adapun yang membedakannya antara lain penggunaan layar, pemanas, pembatas dan penggunaan tempat pakan dan minum. Selama masa awal pemeliharaan tirai dibuka secara bertahap, dimulai dari bagian atas ke bawah. Pembukaan tirai ini berlangsung sampai ayam berumur kurang
26
lebih 21 hari atau tergantung keadaan cuaca. Setelah minggu ke-3, tirai sudah tidak digunakan lagi. Pemanas digunakan sampai minggu ke-2 pemeliharaan. Pelebaran pembatas (brooder guard) dilakukan setiap hari dengan pertambahan sekitar 20 cm. Pelebaran pembatas (brooder guard) ini diikuti dengan penambahan jumlah baki pakan dan galon manual. Pada hari ke-11 pembatas (brooder guard) dibagi menjadi dua bagian yang disekat dengan pagar bambu. Baki pakan dan tempat minum manual digunakan sampai pemeliharaan hari ke-11. Setelah itu, diganti dengan tempat pakan bentuk tabung dengan kapasitas 5 kg dan galon otomatis. Pengawasan terhadap penyakit dilakukan oleh Technical Service (TS) dari PT. Sierad Produce, Tbk. Technical Service (TS) datang secara berkala untuk memeriksa kesehatan ayam. Ayam yang sakit diambil dan dipisahkan dari ayam yang sehat untuk menghindari penyebaran penyakit. Ayam yang mati karena penyakit segera dibedah untuk mengetahui penyebab kematiannya. Kemudian bangkai ayam di kubur. Tabel 3 menunjukkan penyakit yang sering menyerang ayam, ciri-ciri dan penyebabnya. Sebagian besar ayam yang terserang penyakit akibat dari lingkungan yang kurang bersih. Tabel 3. Penyakit yang Sering Menyerang, Gejala dan Penyebabnya Penyakit
Gejala
Penyebab
Chronic Respiratory Disease (CRD)
Ayam batuk-batuk, dari lubang hidung keluar cairan, bersin, kepala sering diguncang-guncangkan, dan mengeluarkan bunyi ngorok yang jelas pada malam hari.
Coligranuloma (Hjarre's Disease)
Terdapat nodul-nodul (granulomas) Bakteri di sepanjang saluran usus, enbacterium mesentery, dan hati. bacteriodes
Coryza salesma)
Bakteri Micoplasma Gallisepticum (MG)
dan
(Snot, Ayam lesu, dan keluar cairan yang Bakteri jernih dari hidung, makin lama Haemophilus makin kental. Terjadi Gallinarum pembengkakan atau oedema pada muka.
Gumboro (IBD)
Diare, berak berwarna putih seperti pasta, terjadi pembengkakan pada bursa fabricius. Ada bintik merah pada paha.
Virus Gumboro
27
HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Biaya yang digunakan dalam usaha peternakan Abdul Djawad Farm, terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya awal yang digunakan untuk membeli barang-barang modal atau barang yang penggunaannya lebih dari satu tahun. Biaya ini meliputi investasi lahan, investasi bangunan dan investasi peralatan. Investasi Lahan. Lahan yang digunakan untuk usaha peternakan merupakan lahan milik sendiri. Luas lahan untuk lokasi peternakan adalah 1 Ha dengan harga per meternya Rp 6.000,-. Lahan tersebut digunakan untuk perkandangan, gudang pakan, kantor, dan mess karyawan. Investasi Bangunan. Biaya investasi bangunan meliputi biaya pembangunan kandang, pembangunan gudang pakan, pembangunan kantor dan mess karyawan. 1) Kandang Kandang yang digunakan adalah kandang panggung yang beralaskan litter (sekam padi). Kandang dibangun dengan bentuk panggung untuk memudahkan dalam pengambilan kotoran ayam. Tinggi kandang kurang lebih 6 meter dari tanah. Ketinggian kandang tersebut untuk memudahkan sirkulasi udara agar tidak terjadi kelembaban yang dapat mengganggu kesehatan ayam. Dinding kandang berbahan kawat dan lantai kandang terbuat dari bambu (reng). Sedangkan atapnya yang berbentuk monitor terbuat dari asbes. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki 12 buah kandang dengan ukuran 54 x 7 m. Biaya untuk pembuatan kandang adalah Rp 85.000,-/m2, dengan umur ekonomis sekitar 10 tahun. Jumlah DOC per luasan kandang adalah 10 ekor DOC/m2. Kepadatan ini berada di atas kepadatan kandang hasil penelitian Veranza (2004), yaitu 9 ekor/m2. 2) Gudang Pakan Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki dua buah gudang pakan dengan ukuran
5 x 6 m. Gudang pakan digunakan sebagai tempat
penyimpanan pakan sementara sebelum dipindahkan ke kandang. Biaya pembuatan gudang pakan adalah Rp 65.000,-/m2. Perlu diketahui, gudang pakan dibangun semi permanen dengan bahan atap asbes, sedangkan dinding dan lantai berbahan bambu. Gudang pakan memiliki umur ekonomis 10 tahun. 3) Mess Karyawan dan Kantor Mess karyawan dan kantor dibangun secara permanen, dengan atap genteng, lantai keramik dan dinding tembok untuk kantor dan anyaman bambu untuk mess karyawan. Mess karyawan dimaksudkan untuk tempat peristirahatan dan penginapan karyawan. Luas mess karyawan adalah 72 m2, sedangkan luas kantor 116 m2. Pembangunan mess karyawan dan kantor, masing-masing menghabiskan biaya per meternya Rp 400.000,- dan Rp 600.000,-. Umur ekonomis mess karyawan dan kantor adalah 10 tahun. Tabel 4. Biaya Investasi Lahan, Bangunan dan Peralatan Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Keterangan Lahan (m2) Kandang (m2) Kantor (m2) Mess Karyawan (m2) Gudang Pakan (m2) Peralatan Instalasi Listrik dan Air Perlengkapan Kantor Total Biaya Investasi
Satuan 10.000 4.536 116 72 60
Harga per Satuan 6.000 85.000 600.000 400.000 65.000
Biaya 60.000.000 385.560.000 69.600.000 28.800.000 3.900.000 143.515.600 2.500.000 5.200.000 699.075.600
(%) 8,58 55,15 9,96 4,12 0,56 20,53 0,36 0,74 100
Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)
Tabel 4 menunjukkan bahwa biaya investasi terbesar yang dikeluarkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah biaya pembuatan kandang. Biaya tersebut setengahnya dari keseluruhan biaya investasi (55,15%). Hal ini disebabkan kandang tersebut dibangun dalam jumlah banyak dengan kapasitas yang relatif sedikit. Investasi Peralatan. Peralatan kandang yang digunakan adalah pemanas (semawar), pembatas, tempat pakan, tempat minum, tirai, drum, alat penerangan, tambang, jerigen, ember, gayung, sprayer, sanyo, thermometer, timbangan, sekop, cangkul, sapu lidi, sikat. Biaya investasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
29
1) Pemanas Pemanas yang digunakan usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah semawar dengan bahan bakar minyak tanah. Pemanas diletakkan pada ketinggian 50 – 75 cm di atas sekam. Setiap kandang dilengkapi lima buah pemanas. Satu buah pemanas dapat digunakan untuk sekitar 756 ekor. Umur ekonomis dari pemanas kurang lebih lima tahun. Harga satu buah pemanas adalah Rp 300.000,2) Pembatas (Brooder Guard) Pembatas (Brooder Guard) merupakan alat pembatas bagi DOC yang dipelihara antara umur 1-11 hari. Bahan yang digunakan untuk pembatas adalah seng. Penggunaan pembatas ini bersamaan dengan pemanas agar DOC mendapatkan panas atau kehangatan yang merata. Satu buah pembatas digunakan untuk 945 ekor ayam. Pembatas yang digunakan berukuran 50 m x 0,45 m. Harga seng pembatas adalah Rp 7.500/meter, dengan umur ekonomis kurang lebih lima tahun. 3) Tempat Pakan Tempat pakan yang digunakan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm terbagi menjadi dua, yaitu baki pakan atau nampan dari bahan plastik dan tempat pakan yang berbentuk tabung ukuran 5 kg pakan. Baki pakan atau nampan plastik digunakan untuk ayam umur 1-11 hari. Setelah itu, baki pakan diganti dengan tempat pakan berbentuk tabung. Satu baki pakan dan tempat pakan tabung digunakan untuk 32 dan 30 ekor ayam. Harga masing-masing tempat pakan adalah Rp 5.200,- dan Rp 10.300,- dengan umur ekonomis lima tahun. 4) Tempat Minum Tempat minum yang digunakan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm berupa galon plastik manual dengan volume kurang lebih 2 liter. Galon manual digunakan sampai ayam umur 11 hari. Setelah itu, galon manual diganti dengan galon otomatis. Satu buah galon manual digunakan untuk 48 ekor ayam. Sedangkan, untuk satu buah galon otomatis digunakan untuk 70 ekor ayam. Harga satu buah galon manual adalah Rp 5.800,- sedangkan harga galon otomatis adalah Rp 35.200,-. Kedua jenis tempat minum memiliki umur ekonomis lima tahun.
30
5) Alat Penerangan Alat penerangan yang digunakan di setiap kandang yaitu lampu neon. Setiap kandang dipasang delapan buah lampu TL (tube lamp) 40 watt. Harga satu buah lampu neon adalah Rp 55.000,-. Rata-rata umur ekonomis lampu TL adalah lima tahun. 6) Drum Drum digunakan sebagai penampung air untuk mencuci tempat pakan dan tempat minum. Masing-masing kandang memiliki dua buah drum yang berukuran 100 liter dan 200 liter. Harga satu buah drum berturut-turut Rp 50.000,-, Rp 75.000,- dan mempunyai umur ekonomis kurang lebih lima tahun. 7) Tirai Penutup Tirai penutup yang digunakan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah terpal. Terpal digunakan sebagai layar penutup dinding kandang. Setiap kandang dipasang terpal dua lapis dengan ukuran 520 m. Harga terpal adalah Rp 4.000/m2. Umur ekonomis terpal adalah lima tahun 8) Tambang Tambang digunakan untuk menggantung tempat pakan dan tempat minum. Tambang yang dibutuhkan untuk menggantung satu tempat pakan dan minum sekitar 2 m. Harga tambang adalah Rp 750,-/m. Umur ekonomis tambang adalah lima tahun. 9) Jerigen Jerigen digunakan untuk menyimpan minyak tanah yang diletakan di atas semawar. Semakin tinggi letak tempat minyak tanah (jerigen), panas yang dihasilkan akan semakin besar. Setiap kandang dilengkapi lima buah jerigen sesuai dengan jumlah pemanas yang digunakan. Harga satu buah jerigen adalah Rp 15.000,- dengan umur ekonomis lima tahun. 10) Timbangan Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki dua jenis timbangan, yaitu timbangan gantung dan timbangan duduk. Timbangan gantung digunakan pada saat pemanenan untuk mengukur berat badan dari ayam yang dipanen. Sedangkan timbangan duduk digunakan untuk menimbang obat atau vitamin.
31
Harga timbangan gantung dan timbangan duduk berturut-turut Rp 500.000,- dan Rp 80.000,-. Umur ekonomis timbangan adalah 10 tahun. 11) Thermometer Thermometer digunakan untuk melihat kondisi temperatur kandang dan masing-masing kandang dilengkapi satu buah thermometer. Umur ekonomis thermometer adalah dua tahun. 12) Pompa Air Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki tiga unit pompa air. Pompa air yang digunakan adalah sanyo. Harga pompa air adalah Rp 500.000,/unit dengan umur ekonomis lima tahun. 13) Peralatan Lainnya Peralatan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan sanitasi diantaranya, sprayer, ember, gayung, sekop, cangkul, sapu lidi, sikat. Biaya Tetap Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah biaya tenaga kerja dan pajak bumi dan bangunan. Tenaga Kerja. Tenaga kerja tetap yang terdapat di usaha peternakan Abdul Djawad Farm berjumlah 15 orang yang terbagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja kandang dan tenaga kerja luar kandang. Tenaga kerja kandang adalah pekerja yang bertugas menjalankan operasional kandang. Jumlah tenaga kerja kandang adalah 12 orang. Setiap pekerja kandang bertanggung jawab terhadap ± 3772 – 3977 ekor ayam atau rata-rata jumlah ternak yang dipelihara adalah 3900 ekor ayam. Gaji tenaga kerja bagian kandang besarnya Rp 250.000,-/bulan. Gaji tersebut belum termasuk uang makan dan insentif. Uang makan diberikan dalam bentuk natura karena makanan sudah disediakan. Tenaga kerja bagian kandang harus mengontrol dan mengawasi keadaan ayam setiap saat sampai ayam berumur dua minggu karena masa tersebut adalah masa yang paling rawan untuk ayam. Setelah jangka waktu tersebut, jam kerjanya disesuaikan dengan jadwal pemberian pakan. Tenaga kerja luar kandang adalah pekerja yang bekerja di luar operasional kandang yaitu bagian keamanan. Tenaga kerja bagian keamanan berjumlah tiga orang. Gaji yang diberikan untuk bagian keamanan sebesar Rp 600.000,-/bulan.
32
Pajak Bumi dan Bangunan. Abdul Djawad Farm merupakan usaha peternakan rakyat, sehingga hanya dikenai pajak bumi dan bangunan setiap setahun sekali. Besarnya pajak bumi dan bangunan yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 1.250.000,-. Biaya Variabel Biaya variabel yang digunakan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm terdiri dari DOC (Day Old Chick), pakan, obat-obatan, vitamin dan vaksin (OVK), minyak tanah, sekam, listrik, komunikasi dan transportasi, biaya sanitasi, dan lain-lain. Biaya variabel yang dikeluarkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm setiap periode produksi pada tahun 2007 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. DOC (Day Old chick). DOC yang digunakan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah strain Cobb. DOC tersebut diperoleh dari PT. Sierad Produce Tbk. Jumlah DOC yang dipelihara pada setiap kandang jumlahnya berbeda untuk setiap periode produksinya sesuai dengan jumlah ayam yang dibeli. Kualitas DOC yang baik akan sangat mempengaruhi kelancaran produksi dan dapat menurunkan tingkat kematian ayam pedaging selama periode pemeliharaan. Tabel 5. Rincian Biaya DOC Setiap Periode Produksi Selama Tahun 2007 Periode Jan - Feb Maret - Mei Jun - Jul Agust - Sept Nop - Des Total
DOC (ekor) 46.000 40.000 40.000 40.000 46.000 212.000
Harga (Rp/ekor) 2.728 3.200 3.200 4.000 2.500
Total Biaya Per Periode (Rp) 125.484.780,00 128.000.000,00 128.000.000,00 160.000.000,00 115.000.000,00 656.484.780,00
Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)
Total biaya yang dikeluakan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm untuk membeli DOC selama tahun 2007 adalah sebesar Rp 656.484.780,-. Harga DOC pada tahun 2007 mengalami fluktuasi disebabkan oleh permintaan pasar yang tidak menentu. Tabel 5 menunjukkan bahwa harga beli DOC tertinggi berada pada periode Agustus – September, yaitu sebesar Rp 4.000,-/ekor. Hal ini disebabkan karena pada periode tersebut menjelang bulan Ramadhan. Melihat permintaan pasar yang
33
meningkat, perusahaan pembibitan tidak melewatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi yaitu dengan menaikkan harga DOC Pakan. Pakan yang diberikan berbentuk crumble atau butiran halus. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm menggunakan dua jenis pakan yaitu pakan booster dan starter. Pakan booster diberikan sampai ayam umur 10 hari, sedangkan pakan starter diberikan pada ayam umur 11 hari sampai panen. Pakan booster teksturnya lebih halus dibandingkan pakan starter. Kandungan nutrisi yang terdapat pada masing-masing jenis pakan dapat dilihat pada Lampiran 2. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memperoleh pakan dari PT. Sierad Produce Tbk. Pemesanan pakan dilakukan setiap dua hari sekali sesuai jadwal pengiriman pakan dari supplier. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum yaitu pemberian pakan tidak dibatasi sampai umur 10 hari. Selanjutnya 3 kali sehari sampai panen. Tabel 6. Biaya Pakan yang Dikeluarkan Selama Tahun 2007 Periode
Harga Rata-rata (Rp/kg) 3.110 3.208 3.214 3.831 3.626
Jumlah (kg)
Jan - Feb Maret - Mei Jun - Jul Agust - Sept Nop - Des Total
116.300 123.250 80.430 109.600 108.150 537.730
Jumlah (Rp) 361.661.600 395.390.250 258.473.850 419.888.000 392.143.050 1.827.556.750
Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)
Tabel 6 menunjukkan bahwa total pakan yang dihabiskan selama tahun 2007 sebanyak
537.730
kg,
dengan
total
biaya
yang
dikeluarkan
sebesar
Rp 1.827.556.750,-. Seperti halnya harga DOC, harga pakan tertinggi terjadi pada periode Agustus – September yaitu Rp 3.831,-/kg. Hal tersebut menyebabkan biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut merupakan biaya terbesar selama tahun 2007. Namun, jumlah pakan terbanyak yang dikeluarkan terjadi pada periode Maret – Mei, yaitu 123.250 kg. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh lamanya waktu pemeliharaan. Obat-obat dan Vaksin. Obat-obatan yang digunakan perusahaan diantaranya, Biocin, Neo-moxy, Coccisol, Avi colimox, Biomox-20. Penggunaannya dengan cara dicampur dengan air minum. Obat-obatan tersebut berfungsi sebagai antibiotik dan digunakan untuk mengobati CRD (Chronic Respiratory Disease), Coryza, dan
34
cholera. Selain obat, ayam diberi vitamin yang berfungsi sebagai antistress dan untuk meningkatkan produktivitas. Vitamin yang digunakan diantaranya vitasam, vigroo, dan bioviton. Perusahaan menggunakan obat-obatan dan vitamin dari beberapa perusahaan, diantaranya PT. Biotek Indonesia, PT. Hendy Pharmindo Satwa, dan Avisena Mitrasejati. Pada saat penelitian, perusahaan menggunakan obat-obatan dan vaksin dari Ceva.Vaksinasi adalah proses memasukkan bibit penyakit yang sudah mati (vaksin pasif) atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan (vaksin aktif) ke dalam tubuh ayam baik melalui spray, injeksi (suntikan), campuran air minum maupun tetes mata. Sebelumnya perusahaan belum pernah vaksin sendiri melainkan sudah divaksin oleh supplier. Namun, pada saat penelitian usaha peternakan Abdul Djawad Farm melakukan vaksin sendiri. Untuk vaksin perusahaan menggunakan jenis vaksin ND melalui spray pada hari ke-1, vaksin ND Kill pada hari ke-3 melalui suntik, untuk mencegah penyakit tetelo pada ayam. Vaksin IBD dilakukan pada hari ke-11 melalui air minum, digunakan untuk mencegah penyakit gumboro (infectious bursal disease). Program vaksinasi tersebut dibuat sendiri oleh manager farm dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan ayam. Program obat, vitamin dan vaksin dapat dilihat pada lampiran 4. Bahan Bakar. Bahan bakar yang digunakan usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah minyak tanah dan gas. Minyak tanah dibeli sendiri dari agen minyak. Kebutuhan minyak tanah untuk satu semawar sebanyak 5 liter/hari. Harga rata-rata minyak tanah per liter berkisar antara Rp 2.300 – 3.600,-. Litter. Litter yang digunakan oleh peternakan berasal dari sekam padi. Sekam ini berguna untuk menyerap kotoran ayam. Penggunaan sekam padi sebagai bahan dasar litter adalah karena sekam padi tidak menimbulkan debu, mudah menghisap air serta harganya murah. Ketebalan sekam padi yang digunakan ± 5 cm. Setiap periode pemeliharaan, perusahaan menghabiskan 100 karung sekam padi/kandang. Sekam tersebut dibeli dari penggilingan padi. Harga rata-rata sekam per karung berkisar antara Rp 1.900 – 2.600,-. Retribusi. Biaya retribusi yang dikeluarkan tergantung pada jumlah ayam yang yang dipelihara. Satu ekor ayam dikenakan biaya retribusi Rp 15,-
35
Penerimaan Penerimaan merupakan arus kas yang masuk dari usaha peternakan ayam broiler pada Abdul Djawad Farm. Penerimaan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan Tunai Penerimaan tunai merupakan nilai uang tunai yang diterima dari penjualan ayam broiler dan bonus. Harga jual ayam selama tahun 2007 berkisar antara Rp 8.322,44 – Rp 10.358,92,- per kg. Harga jual ayam tertinggi terjadi pada periode Agustus – September. Hal ini dikarenakan menjelang bulan Ramadhan, dimana permintaan konsumen terhadap ayam meningkat yang menyebabkan harga jual ayam pun meningkat (Lampiran 12). Selain dari hasil penjualan ayam, usaha peternakan Abdul Djawad Farm memperoleh penerimaan yang berupa bonus. Bonus tersebut dapat berupa bonus FCR (Feed Convertion Ratio), ataupun bonus pasar. Namun dalam penelitian ini yang dihitung adalah bonus FCR (Feed Convertion Ratio). Bonus FCR
(Feed
Convertion Ratio) merupakan bonus yang diterima usaha peternakan Abdul Djawad Farm, apabila FCR memenuhi standar yang telah ditetapkan. Bonus yang diterima adalah Rp 75,- per kg bobot jual ayam. Penerimaan Tidak Tunai Penerimaan tidak tunai merupakan sejumlah penerimaan yang diterima dan dapat dinilai dalam satuan uang, tetapi tidak menerima langsung nilai uang tersebut secara tunai. Nilai ini dihitung dengan mengurangi nilai aset dengan penyusutannya selama digunakan. Penghitungan penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus. Penerimaan tidak tunai yang diperhitungkan dalam penelitian ini, meliputi nilai lahan, nilai sisa bangunan, nilai sisa peralatan dan nilai sisa perlengkapan kantor. Lahan diasumsikan pada 10 tahun mendatang akan meningkat 25% dari nilai investasinya menjadi Rp 75.000.000,-, sedangkan nilai sisa bangunan, peralatan dan perlengkapan kantor diasumsikan 10% dari nilai investasinya. Peralatan yang diasumsikan mempunyai nilai sisa adalah mesin pompa air dan tangki air, sedangkan perlengkapan kantor yang masih mempunyai nilai sisa adalah komputer dan mesin printer, sedangkan peralatan dan perlengkapan lainnya diasumsikan tidak memiliki nilai sisa atau sama dengan nol.
36
Analisis Kelayakan Finansial Analisis finansial sangat diperlukan untuk menentukan kelayakan dalam usaha peternakan, yaitu dengan menghitung arus biaya dan arus penerimaan. Analisis finansial dalam usaha peternakan Abdul Djawad Farm menggunakan kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR). Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini dibagi mejadi dua yaitu tingkat suka bunga deposito dan tingkat suku bunga pinjaman bank BNI. Tingkat suku bunga deposito bank BNI digunakan dengan asumsi bahwa Abdul Djawad Farm menggunakan modal sendiri, sehingga opportunity cost yang dipakai adalah suku bunga deposito sebesar 6,25% per tahun. Sedangkan tingkat suku bunga pinjaman bank BNI digunakan dengan asumsi bahwa Abdul Djawad Farm menggunakan modal pinjaman dari bank BNI dengan tingkat suku bunga sebesar 14,5% per tahun. Tabel 7. Analisis Kelayakan Finansial dengan Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Uraian
NPV (Rp)
Modal Sendiri (i= 6,25% p.a) Modal Pinjaman (i=14,5% p.a)
931.398.142,05 438.192.975,74
BCR
IRR (%)
1,04 29,27 1,03
Pay Back Periode 3 tahun 6 bulan 4 tahun 4 bulan
Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)
Analisis kelayakan finansial menunjukkan penghitungan NPV tahun 2007 – 2017 dengan menggunakan modal sendiri (i=6,25%) memberikan hasil yang positf yang berarti menerima keuntungan sebesar Rp 931.398.142,05,- dan BCR 1,04. Nilai BCR ini berarti setiap penambahan Rp 1,00,- pengeluaran pada saat itu akan menghasilkan manfaat Rp 1,04,-, sedangkan apabila Abdul Djawad Farm menggunakan modal pinjaman dengan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 14,25% per tahun, NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp 438.192.975,74,- dan BCR 1,03. Nilai Pay Back Periode usaha peternakan Abdul Djawad Farm pada saat menggunakan modal sendiri adalah 3 tahun 6 bulan. Artinya, dibutuhkan waktu selama 3 tahun 6 bulan untuk mengembalikan modal investasi, sedangkan jika menggunakan modal pinjaman, waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi lebih lama dibandingkan jika menggunakan modal sendiri yaitu 4 tahun 4 bulan.
37
Tingkat pengembalian internal atau IRR sebesar 29,27% menunjukkan bahwa Abdul Djawad Farm mampu mengembalikan modal pinjaman sampai tingkat bunga maksimum sebesar 29,27%. Nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial tersebut, menunjukkan bahwa usaha peternakan Abdul Djawad Farm layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan. Analisis Sensitivitas Dalam analisis usaha banyak dipergunakan asumsi-asumsi, sehingga perhitungan penerimaan dan pengeluaran mengandung ketidakpastian. Salah satu metode
untuk
menelaah
kembali
kelayakan
finansial
dengan
adanya
perubahan-perubahan adalah analisis sensitivitas. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peningkatan harga DOC, peningkatan harga pakan, dan penurunan harga jual ayam. Tabel 8. Analisis Sensitivitas Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Uraian Modal Sendiri (i= 6,25% p.a) Harga DOC naik 19,50% Harga DOC naik 19,51% Harga Pakan naik 7,00% Harga Pakan naik 7,01% Harga Jual Ayam turun 4,34% Harga Jual Ayam turun 4,35% Modal Pinjaman (i=14,5% p.a) Harga DOC naik 13,04% Harga DOC naik 13,05% Harga Pakan naik 4,68% Harga Pakan naik 4,69% Harga Jual Ayam turun 2,90% Harga Jual Ayam turun 2,91%
NPV (Rp)
BCR IRR (%)
PBP (tahun)
260.012,81 (217.493,92) 882.346,89 (446.961,39) 1.985.063,10 (156.441,69)
1,00 0,99 1,00 0,99 1,00 0,99
6,26 6,24 6,28 6,24 6,31 6,24
9,99
182.295,78 (93.293,76) 631.159,12 (303.802,02) 1.390.690,10 (115.524,68)
1,00 0,99 1,00 0,99 1,00 0,99
14,51 14,49 14,52 14,49 14,55 14,49
9,97
9,98 9,97
9,97 9,96
Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)
Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler rentan terhadap perubahan harga. Apabila usaha peternakan Abdul Djawad Farm menggunakan modal sendiri, maka peningkatan harga DOC lebih dari 19,50% cateris paribus, peningkatan harga pakan lebih dari 7,00% cateris paribus, penurunan harga jual ayam lebih dari 4,34% cateris paribus akan menyebabkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm mengalami kerugian. Apabila usaha peternakan Abdul Djawad Farm ingin mengembangkan usahanya dengan asumsi modal seluruhnya menggunakan modal pinjaman, maka
38
peningkatan harga DOC lebih dari 13,04% cateris paribus, peningkatan harga pakan lebih dari 4,68% cateris paribus, penurunan harga jual ayam lebih dari 2,90% cateris paribus sudah dipastikan usaha peternakan Abdul Djawad Farm tidak dapat mengembalikan modal pinjaman. Tabel 8 menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler Abdul Djawad Farm sangat peka terhadap penurunan harga jual ayam baik dengan menggunakan modal sendiri maupun pinjaman. Penurunan harga jual ayam kurang dari 5% sudah menyebabkan nilai NPV usaha tersebut negatif.
39
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis finansial, usaha peternakan Abdul Djawad Farm tahun 2007 – 2017 menunjukkan bahwa dengan menggunakan modal sendiri (tingkat suku bunga 6,25%) maka didapat NPV sebesar Rp 931.398.142,05-, BCR 1,04,- dan pay back periode 3 tahun 6 bulan. Jika menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga 14,5%) maka didapat NPV sebesar Rp 438.192.975,74,- dan BCR 1,03 dan pay back periode 4 tahun 4 bulan. IRR yang didapat sebesar 29,27%. Berdasarkan kriteria kelayakan, dimana NPV bernilai positif, BCR lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka secara finansial usaha peternakan Abdul Djawad Farm layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha peternakan Abdul Djawad Farm rentan terhadap perubahan harga. Peningkatan harga DOC cateris paribus lebih dari 19,50% (modal sendiri) dan lebih dari 13,04% (modal pinjaman), peningkatan harga pakan cateris paribus lebih 7,00% (modal sendiri) dan lebih dari 4,68% (modal pinjaman) serta penurunan harga jual ayam broiler cateris paribus lebih dari 4,34% (modal sendiri) dan lebih dari 2,90% (modal pinjaman) akan menyebabkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm mengalami kerugian. Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini masih terdapat kekurangan – kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama sebaiknya melakukan evaluasi terlebih dahulu tentang finansial tahun-tahun sebelumnya agar dapat membuat proyeksi ke depannya sehingga hasil analisis yang diperoleh akan lebih akurat. Selain itu, membuat skenario lain dengan menggabungkan dua skenario yang telah ada, misalnya antara kenaikan harga pakan dengan penurunan harga jual ayam.
UCAPAN TERIMAKASIH Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat, rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada Habibana Wanabiyana Muhammad saw. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta H. Yoyo Mulyana (almarhum) dan Hj. Ehot Setiawati, atas do'a dan kasih sayang yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kakak dan adik-adik tercinta, Wawan Hendrawan SE., Pepi Herawati dan Kiki Rizki Januar atas pengorbanan dan pengertian yang diberikan kepada penulis selama ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Sri Mulatsih MSc.Agr. dan Prof. Dr. Ir. Iman Rahayu H.S., MS. yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu dalam penyusunan skripsi. Tidak lupa ucapan terimakasih disampaikan kepada Ir. Lucia Cyrilla ENSD., MSi. selaku dosen penguji seminar atas saran yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Dwi Margi Suci, MS. dan Ir. Wiwiek Rindayati, MS. selaku dosen penguji sidang atas masukan-masukannya. Selain itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pemilik peternakan Bapak Abdul Djawad dan manager Farm Bapak Ir. Ismail Istiadjie yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan proses penelitian serta bantuan dan kerjasamanya yang luar biasa. Ucapan terimakasih yang tiada taranya penulis sampaikan kepada temanteman tercinta, Hanum, Tina, Ria, Mochi, Teti, Abdul yang selalu memberikan dukungan. Teman-teman SEIP angkatan 39, 40 dan 41 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Maharlika Depan Sumi, Mila, Risti, Ayu, Pyon, Vezut, Ninu, Oby, dan Almir atas canda, tawa, dan keceriaan yang selalu diberikan. Rasa terimakasih juga disampaikan kepada Edie Mulyawan atas pengertian dan kesabarannya. Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Bogor, Juli 2008
Penulis
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta. Boediono. 1980. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta Departemen Pertanian. 2007. Database go,id/bdspweb/bdsp2007/hasil_kom.asp
Deptan.
http://database.deptan.
Ensminger, M. E. 1992. Animal Agriculture. 3th edit. Intersate Publishers Inc. Danville. Illinois. Fadillah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta. Fadillah, R., A. Polana,.S. Alam dan E. Purwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka. Jakarta Gittinger, J. P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. UI Press. Jakarta. Hernanto, F. 1995. Usahatani. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Lipsey, R. G., P. N. Courant, D. C. Purvis dan P. O. Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi. 10th Edit. Terjemahan.Wasana, J dan Kirbrandoko. Binarupa Aksara. Jakarta. North, M. O., dan D. D. Bell.1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th edit. Van Nortand Reinhold. New York. Rasyaf, M. 2002. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta Samuelson, P. A., and W.D. Nordhaus. 1996. Ekonomi. 12th edit.Terjemahan. Wasana, K. Penerbit Erlangga. Jakarta Soekartawi, A. Soehardjo, J. Dillon and J.B. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Universitas Indonesia. Jakarta. Suharno, B. 2000. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. PT. Penebar Swadaya. Jakarta Tobing, V. 2004. Beternak Ayam Broiler Bebas Antibiotika; Murah dan Bebas Residu. Penebar Swadaya. Jakarta. Veranza, H. 2004. Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler X di Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 2. Kandungan Nutrisi Pakan PT. SIERAD PRODUCE, TBK FEED PLUS FB 100 MAKANAN KOMPLIT BUTIRAN MASA AWAL ANAK AYAM PEDAGING (1 – 10 HARI) ANALISA Kadar Air Protein Lemak Serat Abu Calcium Phospor Coccidiostat Antobiotika
max min min max max min min + +
13 23 5 6 6.5 0.9 0.7
Bahan-bahan yang dipakai, al : Jagung, Dedak, Tepung Ikan, Bungkil Kedelai, Bungkil Kelapa, Tepung Daging dan Tulang, Polard, Bungkil Kacang Tanah, Canola, Vitamin, Calcium, Phospate dan Trace, Mineral. Cara Penggunaan : merupakan makanan komplit, dapat langsung diberikan. Izin Usaha No : 192/T/PERTANIAN/2001 INDUSTRI AS FEED AS 101 MAKANAN KOMPLIT BUTIRAN MASA AWAL ANAK AYAM PEDAGING (1 – 4 MINGGU) ANALISA Kadar Air Protein Lemak Serat Abu Calcium Phospor Coccidiostat Antobiotika
max min min max max min min + +
13 21 6 4 6.5 0.9 0.7
Bahan-bahan yang dipakai, al: Jagung, Dedak, Tepung Ikan, Bungkil Kedelai, Bungkil Kelapa, Tepung Daging dan Tulang, Polard, Bungkil Kacang Tanah, Canola, Vitamin, Calcium, Phospate dan Trace Mineral. Cara Penggunaan : merupakan makanan komplit, dapat langsung diberikan. Izin Usaha No : 192/T/PERTANIAN/2001 INDUSTRI
Lampiran 3. Standar Cobb yang Digunakan Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Feed Intake (FI) Bobot FCR Umur Water Intake (WI) Harian Kumulatif Penambahan Akhir % tumbuh Harian 0 0 0 40 1 23 12 12 17 57 42.5 0.211 2 38 17 29 16 73 28.1 0.397 3 53 21 50 19 92 26 0.543 4 60 25 75 21 113 22.8 0.664 5 65 29 104 23 136 20.4 0.765 6 70 32 136 26 162 19.1 0.84 7 75 36 172 28 190 17.3 0.905 8 85 39 211 30 220 15.8 0.959 9 90 43 254 32 252 14.5 1.008 10 95 47 301 34 286 13.5 1.052 11 100 51 352 37 323 12.9 1.05 12 105 56 408 38 361 11.8 1.13 13 110 60 468 40 401 11.1 1.167 14 115 64 532 43 444 10.7 1.198 15 120 68 600 45 489 10.1 1.227 16 125 72 672 46 535 9.4 1.256 17 130 76 748 49 584 9.2 1.281 18 145 80 828 51 635 8.7 1.304 19 150 85 913 53 688 8.3 1.327 20 155 89 102 55 743 8 1.349 21 160 93 1095 57 800 7.7 1.369 22 176 97 1192 58 858 7.3 1.389 23 186 101 1293 60 918 7 1.408 24 196 105 1398 61 979 6.6 1.428 25 206 109 1507 62 1041 6.3 1.448 26 216 114 1621 64 1105 6.1 1.467 27 226 117 1738 64 1169 5.8 1.487 28 240 120 1858 65 1234 5.6 1.506 29 255 123 1981 66 1300 5.3 1.524 30 270 127 2108 66 1366 5.1 1.543 31 285 131 2239 66 1432 4.8 1.564 32 300 135 2374 67 1499 4.7 1.584 33 315 138 2512 66 1565 4.4 1.605 34 330 142 2654 67 1632 4.3 1.626 35 345 145 2799 68 1700 4.2 1.646 36 365 148 2947 67 1767 3.9 1.668 37 385 152 3099 68 1835 3.8 1.689 38 405 156 3255 68 1903 3.7 1.71 39 425 160 3415 68 1971 3.6 1.733 40 445 164 3579 69 2040 3.5 1.754 41 465 167 3746 69 2109 3.4 1.776 42 485 171 3917 69 2178 3.3 1.798
Deplesi Harian Kumulatif 0 0 0.11 0.11 0.11 0.22 0.11 0.33 0.11 0.44 0.11 0.55 0.11 0.66 0.11 0.77 0.07 0.84 0.07 0.91 0.07 0.98 0.07 1.05 0.07 1.12 0.07 1.19 0.07 1.26 0.07 1.33 0.07 1.4 0.07 1.47 0.07 1.54 0.07 1.61 0.07 1.68 0.07 1.75 0.07 1.82 0.07 1.89 0.07 1.96 0.07 2.03 0.07 2.1 0.07 2.17 0.07 2.24 0.09 2.33 0.09 2.42 0.09 2.51 0.09 2.6 0.09 2.69 0.09 2.78 0.09 2.87 0.09 2.96 0.09 3.05 0.09 3.14 0.09 3.23 0.09 3.32 0.09 3.41 0.09 3.5
Lampiran 4. Program Obat dan Vitamin Abdul Djawad Farm per 1000 ekor Umur Kebutuhan Air Minum (liter) Vitamin Obat 1 19 Vigroo Mycotack 2 21 Vigroo Mycotack 3 26 Vigroo Mycotack 4 33 Vigroo ND 5 37 Vigroo Mycotack 6 40 Life Gard Life Gard 7 49 Bioviton Life Gard 8 54 Bioviton Life Gard 9 61 Life Gard Vigroo 10 68 Life Gard Vigroo 11 74 Life Gard Vigroo+IBD 12 82 Bioviton Life Gard 13 91 Life Gard Life Gard 14 95 Vitasam Life Gard 15 107 Vitasam Life Gard 16 114 Vitasam Life Gard 17 121 Vitasam Life Gard 18 131 Bioviton Biomox 19 144 Bioviton Biomox 20 154 Bioviton Biomox 21 158 Bioviton Life Gard 22 163 Life Gard Life Gard 23 168 Life Gard Life Gard 24 172 Life Gard Life Gard 25 175 Life Gard Life Gard 26 180 Life Gard Life Gard 27 187 Life Gard Life Gard 28 198 Life Gard Life Gard 29 201 Life Gard Life Gard 30 205 Life Gard Life Gard 31 205 Life Gard Life Gard 32 207 Life Gard Life Gard 33 207 Life Gard Life Gard 34 208 Life Gard Life Gard 35 214 Life Gard Life Gard
Pemakaian (gr/ml/tablet) 9.5 9.5 10.5 10.5 13 13 16.5 18.5 18.5 1.08 30.5 34 37 1.64 35.7 38 40.3 2.62 65.5 2.88 72 3.08 77 3.16 -
Lampiran 5. Komponen Biaya Investasi Peralatan Keterangan Satuan Harga Satuan (Rp) Harga Beli (Rp) Umur Ekonomis (Thn) Induk Pemanas (unit) 60 300,000 18,000,000 5 Pembatas Seng (m2) 2,400 7,500 18,000,000 5 Baki Pakan (buah) 1,440 5,200 7,488,000 5 Tempat Pakan Tabung (buah) 1,500 10,300 15,450,000 5 Galon Air Manual (buah) 960 5,800 5,568,000 5 Galon Air Otomatis (buah) 648 35,200 22,809,600 5 Tali Tambang (m) 1,920 750 1,440,000 5 Drum Plastik 100 liter (buah) 12 50,000 600,000 5 Drum Plastik 200 liter (buah) 12 75,000 900,000 5 Drum Minyak Tanah 12 50,000 600,000 5 Jerigen (buah) 60 15,000 900,000 5 Alat Penerangan (buah) 96 55,000 5,280,000 5 Tirai Terpal (m) 6,240 4,000 24,960,000 5 Sprayer (unit) 2 180,000 360,000 5 Mesin Pompa Air (unit)* 3 500,000 1,500,000 5 Tangki Air 6000 liter (buah)* 3 6,000,000 18,000,000 5 Timbangan Gantung (unit)* 2 500,000 1,000,000 10 Timbangan Duduk 10kg (unit)* 2 80,000 160,000 10 Thermometer (buah) 12 20,000 240,000 2 Sekop (buah) 4 30,000 120,000 2 Cangkul (buah) 4 35,000 140,000 2 Ember (buah) 12 7,500 90,000 2 Gayung (buah) 12 5,000 60,000 2 Sikat (buah) 6 10,000 60,000 1 Sapu Lidi (buah) 6 1,500 9,000 1 Total 143,734,600 Lampiran 6. Biaya Investasi Perlengkapan Kantor Keterangan Satuan Harga Satuan (Rp) Harga Beli (Rp) Umur Ekonomis (Thn) Komputer (unit)* 1 3,000,000 3,000,000 5 Mesin Printer (unit)* 2 500,000 1,000,000 5 Kalkulator (unit) 6 50,000 300,000 2 Meja Kantor (unit) 1 300,000 300,000 5 Lemari Kantor (unit) 1 600,000 600,000 10 Total 5,200,000 Lampiran 7. Biaya Investasi Bangunan dan Instalasi Listrik Keterangan Satuan Harga Satuan (Rp) Harga Beli (Rp) Umur Ekonomis (Thn) Instalasi Listrik&Air 2,500,000 Lahan (m2)** 10,000 6,000 60,000,000 Kandang (m2)* 4,536 85,000 385,560,000 10 Kantor (m2)* 116 600,000 69,600,000 10 Mess Karyawan (m2)* 72 400,000 28,800,000 10 Gudang Pakan (m2)* 60 65,000 3,900,000 10 Total 550,360,000 Keterangan : * 10% dari Nilai Investasi ** Meningkat 25% Setelah 10 Tahun
Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 150,000 1,800,000 100,000 16,000 0 0 0 0 0 0 0 2,066,000
Nilai Sisa 300,000 100,000 0 0 0 400,000
Nilai Sisa 75,000,000 38,560,000 6,960,000 2,880,000 390,000 123,790,000
Lampiran 8. Rincian Jenis, Jumlah dan Harga Pakan Setiap Periode selama Tahun 2007 Periode Jenis Jumlah (kg) Harga(Rp/kg) Januari - Februari Booster 23,500 3,160 Starter 92,800 3,097 Total 116,300 Maret - Mei Booster 20,000 3,265 Starter 103,250 3,197 Total 123,250 Juni - Juli Booster 20,000 3,270 Starter 60,430 3,195 Total 80,430 Agustus - September Booster 22,000 3,935 Starter 87,600 3,805 Total 109,600 Nopember - Desember Booster 22,000 3,700 Starter 86,150 3,607 Total 108,150
Nilai (Rp) 74,260,000 287,401,600 361,661,600 65,300,000 330,090,250 395,390,250 65,400,000 193,073,850 258,473,850 86,570,000 333,318,000 419,888,000 81,400,000 310,743,050 392,143,050
Lampiran 9. Koefisien Teknis Ternak Ayam Broiler di Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Tahun 2007 Periode Pemeliharaan Keterangan Jan - Feb Maret - Mei Jun - Jul Agust - Sept Pembelian DOC dibeli (ekor) 46,000.00 40,000.00 40,000.00 40,000.00 Penjualan Ayam Akhir (ekor) 44,501.00 39,007.00 38,300.00 38,697.00 Koefisien Teknis Mortalitas (%) 3.26 2.48 4.25 3.26 Mortalitas (ekor) 1,499.00 993.00 1,700.00 1,303.00 Konsumsi Pakan (kg) 116,300.00 123,250.00 80,430.00 109,600.00 Bobot Jual Akhir (kg) 68,532.00 70,725.00 48,258.00 66,287.00 Konversi Pakan 1.70 1.74 1.67 1.65 Bobot Jual Akhir (kg/ekor) 1.54 1.81 1.26 1.71 Harga Jual (Rp/kg) 8,322.44 8,732.99 9,055.38 10,358.92 Harga Jual (Rp/ekor) 12,816.64 15,834.10 11,409.78 17,744.57
Nop - Des 46,000.00 43,779.00 4.83 2,221.00 108,150.00 69,827.00 1.55 1.59 9,058.51 14,448.22
Lampiran 10. Biaya Tetap Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Tahun 2007 Periode Pemeliharaan Keterangan Jan - Feb Maret - Mei Jun - Jul Tenaga Kerja 11,520,000.00 11,520,000.00 11,520,000.00 PBB 250,000.00 250,000.00 250,000.00 Total 11,770,000.00 11,770,000.00 11,770,000.00
Agust - Sept 11,520,000.00 250,000.00 11,770,000.00
Nop - Des 11,520,000.00 250,000.00 11,770,000.00
Lampiran 11. Biaya Variabel Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Tahun 2007 Periode Pemeliharaan Keterangan Jan - Feb Maret - Mei Jun - Jul DOC 125,484,780 128,000,000 128,000,000 Pakan 366,720,702 395,386,000 258,469,848 Obat-obatan, vitamin, dan Vaksin 20,400,706 18,097,076 20,302,676 Minyak Tanah 9,675,000 9,075,000 7,525,000 Sekam 2,760,000 2,300,000 2,500,000 Listrik 3,285,000 3,500,000 4,895,100 Komunikasi dan Transportasi 1,285,500 1,609,000 1,803,000 Retribusi 690,000.00 600,000.00 600,000.00 Lain-lain 200,000 250,000 210,000 Total Biaya Variabel 530,501,688 558,817,076 424,305,624
Agust - Sept 160,000,000 419,833,760 18,550,596 10,300,000 2,520,000 4,000,000 2,000,000 600,000.00 250,000 618,054,356
Nop - Des 115,000,000 392,151,900 22,483,186 13,500,000 3,168,000 4,500,000 2,100,000 690,000.00 315,000 553,908,086
Lampiran 12. Penerimaan Tunai Usaha Peternakan "Abdul Djawad Farm" Tahun 2007 Periode Pemeliharaan Keterangan Jan - Feb Maret - Mei Jun - Jul Penjualan Ayam (kg) 68,532 70,725 48,258 Harga (Rp/kg) 8,322.44 8,732.99 9,055.38 Nilai Penjualan (Rp) 570,353,458 617,640,718 436,994,528 Bonus 5,139,900 5,304,375 3,619,350 Total Penerimaan 575,493,358 622,945,093 440,613,878
Agust - Sept 66,287 10,358.92 686,661,730 4,971,525 691,633,255
Nop - Des 69,827 9,058.51 632,528,578 5,237,025 637,765,603
Total
Rata - rata Per Periode
212,000.00
42,400.00
204,284.00
40,856.80
7,716.00 537,730.00 323,629.00
3.62 1,543.20 107,546.00 64,725.80 1.66 1.58 9,105.65 14,450.66
Total 57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
Total 656,484,780 1,832,562,210 99,834,241 50,075,000 13,248,000 20,180,100 8,797,500 3,180,000 1,225,000 2,685,586,831
Persentase (%) 24.44% 68.24% 3.72% 1.86% 0.49% 0.75% 0.33% 0.12% 0.05% 100.00%
Total 323,629 2,944,179,012 24,272,175 2,968,451,187
Lampiran 13. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm dengan Modal Sendiri (i=6,25%) Rincian
2007 2008 PENERIMAAN Penerimaan Tunai Penjualan Ayam 0.00 2,944,179,011.68 Bonus 0.00 24,272,175.00 Total Penerimaan Tunai 0.00 2,968,451,186.68 Penerimaan Tidak Tunai Nilai Sisa Lahan 0.00 0.00 Nilai Sisa Bangunan 0.00 0.00 Nilai Sisa Peralatan 0.00 0.00 Nilai Sisa Perlengkapan Kantor 0.00 0.00 Total Penerimaan Tidak Tunai 0.00 0.00 TOTAL PENERIMAAN 0.00 2,968,451,186.68 BIAYA Biaya Investasi Lahan 60,000,000.00 0.00 Kandang 385,560,000.00 0.00 Kantor 69,600,000.00 0.00 Mess Karyawan 28,800,000.00 0.00 Gudang Pakan 3,900,000.00 0.00 Instalasi Listirik dan Air 2,500,000.00 0.00 Peralatan Kandang 143,515,600.00 0.00 Perlengkapan Kantor 5,200,000.00 0.00 Total Biaya Investasi 699,075,600.00 0.00 Biaya Tetap Tenaga Kerja 0.00 57,600,000.00 PBB 1,250,000.00 1,250,000.00 Total Biaya Tetap 1,250,000.00 58,850,000.00 Biaya Variabel D.O.C. 0.00 656,484,780.00 Pakan Ayam Broiler 0.00 1,827,556,750.00 Vaksin, Vitamin, Obat-obatan 0.00 99,834,241.40 Minyak Tanah 0.00 50,075,000.00 Sekam 0.00 13,248,000.00 Listrik 0.00 20,180,100.00 Komunikasi & Transportasi 0.00 8,797,500.00 Retribusi 0.00 3,180,000.00 Lain-lain 0.00 1,225,000.00 Total Biaya Variabel 0.00 2,680,581,371.40 TOTAL BIAYA 700,325,600.00 2,739,431,371.40 PENDAPATAN (700,325,600.00) 229,019,815.28 DF = 6,25% 1.00 0.94 PV PENERIMAAN 0.00 2,793,836,410.99 PV BIAYA 700,325,600.00 2,578,288,349.56 PV PENDAPATAN (700,325,600.00) 215,548,061.44 NPV 931,398,142.05 BCR 1.04 IRR 29.27% PBP 3 tahun 6 bulan Analisis Sensitivitas Lampiran 14. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga DOC 19,50% Rincian
2007
2008
2009
2010
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 228,950,815.28 0.89 2,629,493,092.70 2,426,685,450.10 202,807,642.60
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 228,000,815.28 0.83 2,474,817,028.42 2,284,731,268.32 190,085,760.10
2009
2010
TOTAL PENERIMAAN TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF = 6,25% PV PENERIMAAN PV BIAYA PV PENDAPATAN NPV BCR IRR PBP(Tahun)
0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 260,012.81 1.00 6.26% 9.99
2,968,451,186.68 2,867,445,903.50 101,005,283.18 0.94 2,793,836,410.99 2,698,772,615.06 95,063,795.93
2,968,451,186.68 2,867,514,903.50 100,936,283.18 0.89 2,629,493,092.70 2,540,082,405.87 89,410,686.83
2,968,451,186.68 2,868,464,903.50 99,986,283.18 0.83 2,474,817,028.42 2,391,457,814.93 83,359,213.49
Lampiran 20. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm dengan Modal Pinjaman(i=14,5%) Rincian PENERIMAAN Penerimaan Tunai Penjualan Ayam Bonus Total Penerimaan Tunai Penerimaan Tidak Tunai Nilai Sisa Lahan Nilai Sisa Bangunan Nilai Sisa Peralatan Nilai Sisa Perlengkapan Kantor Total Penerimaan Tidak Tunai TOTAL PENERIMAAN BIAYA Biaya Investasi Lahan Kandang Kantor Mess Karyawan Gudang Pakan Instalasi Listirik dan Air Peralatan Kandang Perlengkapan Kantor Total Biaya Investasi Biaya Tetap Tenaga Kerja PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel D.O.C. Pakan Ayam Broiler Vaksin, Vitamin, Obat-obatan Minyak Tanah Sekam Listrik Komunikasi & Transportasi Retribusi Lain-lain
2007
2008
2009
2010
0.00 0.00 0.00
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
60,000,000.00 385,560,000.00 69,600,000.00 28,800,000.00 3,900,000.00 2,500,000.00 143,515,600.00 5,200,000.00 699,075,600.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
0.00 1,250,000.00 1,250,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
Total Biaya Variabel TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF =14,5% PV PENERIMAAN PV BIAYA PV PENDAPATAN NPV BCR IRR PBP
0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 438,192,975.74 1.03 29.27% 4 tahun 4 bulan
2,680,581,371.40 2,739,431,371.40 229,019,815.28 0.87 2,592,533,787.49 2,392,516,481.58 200,017,305.92
2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 228,950,815.28 0.76 2,264,221,648.47 2,089,586,675.62 174,634,972.85
2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 228,000,815.28 0.67 1,977,486,155.87 1,825,599,388.19 151,886,767.67
2009 2,968,451,186.68 2,825,105,986.72 143,345,199.96 0.76 2,264,221,648.47 2,154,883,382.63 109,338,265.83
2010 2,968,451,186.68 2,826,055,986.72 142,395,199.96 0.67 1,977,486,155.87 1,882,627,079.91 94,859,075.96
2009 2,968,451,186.68 2,825,171,635.19 143,279,551.49 0.76 2,264,221,648.47 2,154,933,456.79 109,288,191.67
2010 2,968,451,186.68 2,826,121,635.19 142,329,551.49 0.67 1,977,486,155.87 1,882,670,812.80 94,815,343.06
2009 2,968,451,186.68 2,825,030,027.30 143,421,159.38 0.76 2,264,221,648.47 2,154,825,443.68
2010 2,968,451,186.68 2,825,980,027.30 142,471,159.38 0.67 1,977,486,155.87 1,882,576,478.21
Analisis Sensitivitas Lampiran 21. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga DOC 13,04% Rincian TOTAL PENERIMAAN TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF = 14,5% PV PENERIMAAN PV BIAYA PV PENDAPATAN NPV BCR IRR PBP(Tahun)
2007 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 182,295.78 1.00 14.51% 9.97
2008 2,968,451,186.68 2,825,105,986.72 143,345,199.96 0.87 2,592,533,787.49 2,467,341,473.11 125,192,314.38
Lampiran 22. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga DOC 13,05% Rincian TOTAL PENERIMAAN TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF = 14,5% PV PENERIMAAN PV BIAYA PV PENDAPATAN NPV BCR IRR PBP(Tahun)
2007 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) (93,293.76) 0.99999387 14.4966%
2008 2,968,451,186.68 2,825,102,635.19 143,348,551.49 0.87 2,592,533,787.49 2,467,338,546.02 125,195,241.47
Lampiran 23. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga Pakan 4,68% Rincian TOTAL PENERIMAAN TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF = 14,5% PV PENERIMAAN PV BIAYA
2007 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00
2008 2,968,451,186.68 2,824,961,027.30 143,490,159.38 0.87 2,592,533,787.49 2,467,214,871.01
PV PENDAPATAN NPV BCR IRR PBP(Tahun)
(700,325,600.00) 631,159.12 1.00 14.52% 9.97
125,318,916.49
109,396,204.78
94,909,677.66
2009 2,968,451,186.68 2,825,212,782.98 143,238,403.70 0.76 2,264,221,648.47 2,154,964,842.76 109,256,805.71
2010 2,968,451,186.68 2,826,162,782.98 142,288,403.70 0.67 1,977,486,155.87 1,882,698,224.12 94,787,931.74
2009 2,883,069,995.34 2,739,500,371.40 143,569,623.94 0.76 2,199,096,123.52 2,089,586,675.62 109,509,447.90
2010 2,883,069,995.34 2,740,450,371.40 142,619,623.94 0.67 1,920,607,968.14 1,825,599,388.19 95,008,579.95
2009 2,882,775,577.44 2,739,500,371.40 143,275,206.04 0.76 2,198,871,552.75 2,089,586,675.62 109,284,877.13
2010 2,882,775,577.44 2,740,450,371.40 142,325,206.04 0.67 1,920,411,836.46 1,825,599,388.19 94,812,448.27
Lampiran 24. Analisis Sensitivitas pada Peningkatan Harga Pakan 4,69% Rincian TOTAL PENERIMAAN TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF = 14,5% PV PENERIMAAN PV BIAYA PV PENDAPATAN NPV BCR IRR PBP(Tahun)
2007 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) (303,802.02) 0.99998004 14.49%
2008 2,968,451,186.68 2,825,143,782.98 143,307,403.70 0.87 2,592,533,787.49 2,467,374,482.95 125,159,304.54
Lampiran 25. Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Jual Ayam 2,90% Rincian TOTAL PENERIMAAN TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF = 14,5% PV PENERIMAAN PV BIAYA PV PENDAPATAN NPV BCR IRR PBP(Tahun)
2007 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1,390,690.10 1.00 14.55% 9.96
2008 2,883,069,995.34 2,739,431,371.40 143,638,623.94 0.87 2,517,965,061.43 2,392,516,481.58 125,448,579.86
Lampiran 26. Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Jual Ayam 2,91% Rincian TOTAL PENERIMAAN TOTAL BIAYA PENDAPATAN DF = 14,5% PV PENERIMAAN PV BIAYA PV PENDAPATAN
2007 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00) 1.00 0.00 700,325,600.00 (700,325,600.00)
2008 2,882,775,577.44 2,739,431,371.40 143,344,206.04 0.87 2,517,707,927.90 2,392,516,481.58 125,191,446.32
NPV BCR IRR PBP(Tahun)
(115,524.68) 0.999992185 14.4958%
Sendiri (i=6,25%) 2011
Tahun 2012
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 1,950,000.00 400,000.00 2,350,000.00 2,970,801,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 141,924,600.00 4,300,000.00 146,224,600.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 228,950,815.28 0.78 2,329,239,556.16 2,149,589,879.67 179,649,676.49
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 230,350,815.28 0.74 2,193,960,958.83 2,023,844,998.93 170,115,959.90
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,885,655,971.40 82,795,215.28 0.70 2,063,271,025.53 2,005,722,843.67 57,548,181.86
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 228,000,815.28 0.65 1,941,902,141.67 1,792,748,511.16 149,153,630.51
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 228,950,815.28 0.62 1,827,672,603.93 1,686,707,802.28 140,964,801.65
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 228,000,815.28 0.58 1,720,162,450.76 1,588,040,203.66 132,122,247.10
2011
Tahun 2012
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2016
2016
2,968,451,186.68 2,867,514,903.50 100,936,283.18 0.78 2,329,239,556.16 2,250,038,394.13 79,201,162.03
2,970,801,186.68 2,868,464,903.50 102,336,283.18 0.74 2,193,960,958.83 2,118,384,777.24 75,576,181.59
2,968,451,186.68 3,013,670,503.50 (45,219,316.82) 0.70 2,063,271,025.53 2,094,701,458.55 (31,430,433.02)
2,968,451,186.68 2,868,464,903.50 99,986,283.18 0.65 1,941,902,141.67 1,876,493,089.87 65,409,051.80
2,968,451,186.68 2,867,514,903.50 100,936,283.18 0.62 1,827,672,603.93 1,765,526,229.30 62,146,374.63
2,968,451,186.68 2,868,464,903.50 99,986,283.18 0.58 1,720,162,450.76 1,662,222,252.62 57,940,198.14
Pinjaman(i=14,5%) 2011
Tahun 2012
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 1,950,000.00 400,000.00 2,350,000.00 2,970,801,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,968,451,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 141,924,600.00 4,300,000.00 146,224,600.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 719,000.00 300,000.00 1,019,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
2013
2014
2015
2016
2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 228,950,815.28 0.58 1,727,062,144.86 1,593,857,230.50 133,204,914.36
2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 230,350,815.28 0.51 1,509,545,317.48 1,392,497,769.45 117,047,548.03
2,680,581,371.40 2,885,655,971.40 82,795,215.28 0.44 1,317,337,308.49 1,280,594,502.50 36,742,805.99
2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 228,000,815.28 0.39 1,150,512,933.18 1,062,144,329.40 88,368,603.78
2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 228,950,815.28 0.34 1,004,814,788.80 927,315,395.81 77,499,392.99
2,680,581,371.40 2,740,450,371.40 228,000,815.28 0.30 877,567,501.14 810,163,291.62 67,404,209.51
2011 2,968,451,186.68 2,825,105,986.72 143,345,199.96 0.58 1,727,062,144.86 1,643,663,074.79 83,399,070.07
Tahun 2012 2,970,801,186.68 2,826,055,986.72 144,745,199.96 0.51 1,509,545,317.48 1,435,996,323.42 73,548,994.06
2013 2,968,451,186.68 2,971,261,586.72 (2,810,400.04) 0.44 1,317,337,308.49 1,318,584,505.96 (1,247,197.47)
2014 2,968,451,186.68 2,826,055,986.72 142,395,199.96 0.39 1,150,512,933.18 1,095,323,371.73 55,189,561.45
2015 2,968,451,186.68 2,825,105,986.72 143,345,199.96 0.34 1,004,814,788.80 956,292,725.35 48,522,063.45
2016 2,968,451,186.68 2,826,055,986.72 142,395,199.96 0.30 877,567,501.14 835,471,003.01 42,096,498.12
2011 2,968,451,186.68 2,825,171,635.19 143,279,551.49 0.58 1,727,062,144.86 1,643,701,269.46 83,360,875.40
Tahun 2012 2,970,801,186.68 2,826,121,635.19 144,679,551.49 0.51 1,509,545,317.48 1,436,029,681.20 73,515,636.27
2013 2,968,451,186.68 2,971,327,235.19 (2,876,048.51) 0.44 1,317,337,308.49 1,318,613,639.40 (1,276,330.91)
2014 2,968,451,186.68 2,826,121,635.19 142,329,551.49 0.39 1,150,512,933.18 1,095,348,815.78 55,164,117.40
2015 2,968,451,186.68 2,825,171,635.19 143,279,551.49 0.34 1,004,814,788.80 956,314,947.23 48,499,841.57
2016 2,968,451,186.68 2,826,121,635.19 142,329,551.49 0.30 877,567,501.14 835,490,410.77 42,077,090.37
2011 2,968,451,186.68 2,825,030,027.30 143,421,159.38 0.58 1,727,062,144.86 1,643,618,881.17
Tahun 2012 2,970,801,186.68 2,825,980,027.30 144,821,159.38 0.51 1,509,545,317.48 1,435,957,726.36
2013 2,968,451,186.68 2,971,185,627.30 (2,734,440.62) 0.44 1,317,337,308.49 1,318,550,796.74
2014 2,968,451,186.68 2,825,980,027.30 142,471,159.38 0.39 1,150,512,933.18 1,095,293,931.36
2015 2,968,451,186.68 2,825,030,027.30 143,421,159.38 0.34 1,004,814,788.80 956,267,013.24
2016 2,968,451,186.68 2,825,980,027.30 142,471,159.38 0.30 877,567,501.14 835,448,547.02
83,443,263.69
73,587,591.11
(1,213,488.26)
55,219,001.82
48,547,775.56
42,118,954.11
2011 2,968,451,186.68 2,825,212,782.98 143,238,403.70 0.58 1,727,062,144.86 1,643,725,209.48 83,336,935.38
Tahun 2012 2,970,801,186.68 2,826,162,782.98 144,638,403.70 0.51 1,509,545,317.48 1,436,050,589.52 73,494,727.96
2013 2,968,451,186.68 2,971,368,382.98 (2,917,196.30) 0.44 1,317,337,308.49 1,318,631,899.94 (1,294,591.45)
2014 2,968,451,186.68 2,826,162,782.98 142,288,403.70 0.39 1,150,512,933.18 1,095,364,763.84 55,148,169.33
2015 2,968,451,186.68 2,825,212,782.98 143,238,403.70 0.34 1,004,814,788.80 956,328,875.67 48,485,913.13
2016 2,968,451,186.68 2,826,162,782.98 142,288,403.70 0.30 877,567,501.14 835,502,575.35 42,064,925.79
2011 2,883,069,995.34 2,739,500,371.40 143,569,623.94 0.58 1,677,386,871.74 1,593,857,230.50 83,529,641.24
Tahun 2012 2,885,419,995.34 2,740,450,371.40 144,969,623.94 0.51 1,466,160,799.47 1,392,497,769.45 73,663,030.02
2013 2,883,069,995.34 2,885,655,971.40 (2,585,976.06) 0.44 1,279,446,899.75 1,280,594,502.50 (1,147,602.75)
2014 2,883,069,995.34 2,740,450,371.40 142,619,623.94 0.39 1,117,420,873.14 1,062,144,329.40 55,276,543.74
2015 2,883,069,995.34 2,739,500,371.40 143,569,623.94 0.34 975,913,426.32 927,315,395.81 48,598,030.52
2016 2,883,069,995.34 2,740,450,371.40 142,619,623.94 0.30 852,326,136.53 810,163,291.62 42,162,844.91
2011 2,882,775,577.44 2,739,500,371.40 143,275,206.04 0.58 1,677,215,577.69 1,593,857,230.50 83,358,347.19
Tahun 2012 2,885,125,577.44 2,740,450,371.40 144,675,206.04 0.51 1,466,011,197.68 1,392,497,769.45 73,513,428.23
2013 2,882,775,577.44 2,885,655,971.40 (2,880,393.96) 0.44 1,279,316,243.16 1,280,594,502.50 (1,278,259.33)
2014 2,882,775,577.44 2,740,450,371.40 142,325,206.04 0.39 1,117,306,762.59 1,062,144,329.40 55,162,433.19
2015 2,882,775,577.44 2,739,500,371.40 143,275,206.04 0.34 975,813,766.45 927,315,395.81 48,498,370.65
2016 2,882,775,577.44 2,740,450,371.40 142,325,206.04 0.30 852,239,097.34 810,163,291.62 42,075,805.72
2017
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68 75,000,000.00 48,790,000.00 2,066,000.00 400,000.00 126,256,000.00 3,094,707,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00 57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00 656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00 2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 355,206,815.28 0.55 1,687,835,729.84 1,494,107,949.43 193,727,780.41
2017
3,094,707,186.68 2,867,514,903.50 227,192,283.18 0.55 1,687,835,729.84 1,563,926,348.45 123,909,381.39
2017
2,944,179,011.68 24,272,175.00 2,968,451,186.68 75,000,000.00 48,790,000.00 2,066,000.00 400,000.00 126,256,000.00 3,094,707,186.68
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69,000.00 0.00 69,000.00 57,600,000.00 1,250,000.00 58,850,000.00 656,484,780.00 1,827,556,750.00 99,834,241.40 50,075,000.00 13,248,000.00 20,180,100.00 8,797,500.00 3,180,000.00 1,225,000.00
2,680,581,371.40 2,739,500,371.40 355,206,815.28 0.26 799,032,964.47 707,320,909.83 91,712,054.64
2017 3,094,707,186.68 2,825,105,986.72 269,601,199.96 0.26 799,032,964.47 729,423,714.54 69,609,249.93
2017 3,094,707,186.68 2,825,171,635.19 269,535,551.49 0.26 799,032,964.47 729,440,664.54 69,592,299.93
2017 3,094,707,186.68 2,825,030,027.30 269,677,159.38 0.26 799,032,964.47 729,404,102.32
69,628,862.15
2017 3,094,707,186.68 2,825,212,782.98 269,494,403.70 0.26 799,032,964.47 729,451,288.63 69,581,675.84
2017 3,009,325,995.34 2,739,500,371.40 269,825,623.94 0.26 776,988,104.55 707,320,909.83 69,667,194.72
2017 3,009,031,577.44 2,739,500,371.40 269,531,206.04 0.26 776,912,087.79 707,320,909.83 69,591,177.96