i
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara)
SKRIPSI
Oleh :
Halimatusakdiyah NIM 13 651 010
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL SAMARINDA 2017
i
ii
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara)
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Sarjana Sains Terapan (S.ST) pada Program Studi Akuntansi Manajerial Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda
Oleh :
Halimatusakdiyah NIM 13 651 010
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL SAMARINDA 2017 ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara) NAMA
: HALIMATUSAKDIYAH
NIM
: 13 651 010
JURUSAN
: AKUNTANSI
PROGRAM STUDI
: AKUNTANSI MANAJERIAL
JENJANG PENDIDIKAN
: STRATA 1 TERAPAN (S1-Terapan)
Skripsi ini telah disahkan Pada Tanggal, Agustus 2017 Menyetujui: Pembimbing I,
Pembimbing II,
Fariyanti, S.E., M.Si. NIP 19710107 200112 2 003
Drs. H. Noor Fachman Tjetje, M.TM. NIP 19651206 199203 1 004 Mengesahkan,
Direktur Politeknik Negeri Samarinda,
Ir. Ibayasid, M.Sc. NIP 19590303 198903 1 002 Lulus Ujian Tanggal : 19 Juli 2017
iii
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara) NAMA
: HALIMATUSAKDIYAH
NIM
: 13 651 010
JURUSAN
: AKUNTANSI
PROGRAM STUDI
: AKUNTANSI MANAJERIAL
JENJANG PENDIDIKAN
: STRATA 1 TERAPAN (S1-Terapan)
Skripsi ini telah diuji dan disetujui Pada tanggal, Agustus 2017 Dewan Penguji: Penguji I NIP
: Dr. Sudarlan, S.E., M.T. : 19611027 198903 1 002
_____________________
Penguji II NIP
: Omar Dhanny, S.E., M.Kom. : 19590505 198911 1 001
_____________________
Penguji III NIP
: Drs. Diyah Permana, M.Hum. : 19631210 199203 1 001
_____________________
Mengetahui: Ketua Jurusan Akuntansi,
Ketua Prodi Akuntansi Manajerial,
Rifadin Noor, S.E., M.Si. NIP 19581005 199003 1 001
Muhammad Suyudi, S.E., M.SA., Ak., CA. NIP 19750514 200502 1 003
iv
v
RIWAYAT HIDUP Halimatusakdiyah lahir pada tanggal 19 Oktober 1995 di Samarinda. Anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak H. Khoirul Fatikhin dan Ibu Hj. Mudrikah. Memulai pendidikan di SDN 015 pada tahun 2001. Pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan di MTs Normal Islam Samarinda dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan di MAN 2 Samarinda dan lulus pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013 melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi yaitu di Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Akuntansi Manajerial Program S1-Terapan. Sebagai aplikasi pembelajaran mengenai bentuk nyata dari pelaksanaan kerja yang sesungguhnya dari berbagai teori-teori yang telah diperoleh sebelumnya selama mengikuti perkuliahan di Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Akuntansi Manajerial Program S1-Terapan. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan pada dinas pemerintahan yaitu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur.
v
vi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Halimatusakdiyah
NIM
: 13 651 010
Jurusan
: Akuntansi
Program Studi
: Akuntansi Manajerial
Jenjang
: S1-Terapan
Judul Tugas Akhir : Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler (Studi Kasus : Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-Batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara) Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika di kemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarism dalam Skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku
Samarinda, Juli 2017 Penulis,
Halimatusakdiyah NIM 13 651 010
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala petunjuk serta limpahan rahmat dan hidayah-Nya, hanya dengan kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi derajat Sains Terapan Akuntansi yang merupakan pula syarat pendidikan pada program Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Peneliti menyadari sepenuhnya, rampungnya penulisan skripsi ini tidak semata-mata karena kemampuan peneliti, namun terdapat campur tangan Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc., selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda. 2. Bapak Rifadin Noor, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu Ratna Wulaningrum, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Politeknik Negeri Samarinda. 3. Bapak Muhammad Suyudi, S.E., M.SA., Ak., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Manajerial.
vii
viii
4. Ibu Fariyanti, S.E., M.Si., selaku pembimbing I dan Bapak Drs. H. Noor Fachman Tjetje, M.TM., selaku pembimbing II yang telah mengarahkan dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak/ Ibu Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Akuntansi yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Kedua orang tua saya, bapak H.Khoirul Fatikhin dan Ibu Hj.Mudrikah yang tersayang dan keluarga yang tiada hentinya untuk memberi dukungan moril serta materil, kasih sayang, kesabaran, serta perhatian dari proses studi sampai pembuatan skripsi ini. 7. Segenap sahabat seperjuangan yang saling membantu khususnya di program S1 Akuntansi Manajerial angkatan 2013 Politeknik Negeri Samarinda.
Apabila terdapat kekurangan dari penulisan skripsi ini, peneliti berharap adanya masukan baik berupa kritik maupun saran untuk penyempurnaan tulisan ini ke depan.
Apapun masukan itu akan sangat berguna untuk perbaikan tulisan ini,
diharapkan tulisan ini menjadi karya yang bermanfaat khususnya bagi diri peneliti dan umumnya bagi para pembaca.
Samarinda,
Juli 2017
Penulis,
Halimatusakdiyah NIM 13 651 010 viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..............................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI .......................................................
iv
RIWAYAT HIDUP .........................................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
ABSTRAK ......................................................................................................
xv
ABSTRACT ....................................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .........................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ...................................................................
3
1.3
Tujuan Penelitian .....................................................................
3
1.4
Manfaat Penelitian ...................................................................
3
1.5
Sistematika Penulisan ..............................................................
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu ................................................................
5
2.2
Landasan Teori ........................................................................
9
2.2.1
Akuntansi .................................................................................
9
ix
x
2.2.2
Akuntansi Manajemen .............................................................
9
2.2.3
Investasi ...................................................................................
10
2.2.4
Analisis Kelayakan Investasi ...................................................
11
2.2.5
Kelayakan Aspek Finansial .....................................................
13
2.2.6
Kriteria Penilaian Investasi ......................................................
14
2.2.7
Sumber-sumber Dana ..............................................................
18
2.2.8
Kebutuhan Biaya Investasi ......................................................
18
2.2.9
Titik Pulang Pokok atau Break Even Point (BEP) ..................
19
2.2.10
Arus Kas (Cash Flow) .............................................................
20
2.2.11
Usaha Peternakan Ayam Broiler .............................................
21
2.3
Hipotesis ..................................................................................
23
2.4
Definisi Konsepsional .............................................................
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Definisi Operasional ................................................................
25
3.2
Jangkauan Penelitian ...............................................................
26
3.3
Jenis dan Sumber Data ............................................................
26
3.4
Metode Pengumpulan Data .....................................................
27
3.5
Kerangka Konseptual ..............................................................
27
3.6
Teknik dan Alat Analisis Data ................................................
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Usaha .........................................................
31
4.1.1
Gambaran Umum Peternakan Ayam “Barokah” .....................
31
4.1.2
Gambaran Umum Sistem Mandiri ...........................................
32
x
xi
4.2
Penyajian Data .........................................................................
34
4.3
Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler Pada Peternakan Ayam “Barokah” dengan Sistem Mandiri ...
36
4.3.1
Analisis Aktiva ........................................................................
37
4.3.2
Analisis Modal Kerja ...............................................................
39
4.3.3
Analisis Investasi Awal ...........................................................
40
4.3.4
Analisis Biaya Produksi ..........................................................
42
4.3.5
Proyeksi Laba/Rugi .................................................................
44
4.3.6
Proyeksi Arus Kas ...................................................................
45
4.3.7
Perhitungan Kelayakan Investasi ............................................
45
4.3.7.1 Perhitungan Payback Period (PP) ...........................................
45
4.3.7.2 Perhitungan Net Present Value (NPV) ....................................
47
4.3.7.3 Perhitungan Profitability Index (PI) ........................................
47
4.3.7.1 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) .............................
48
4.3.8
Analisis Break Even Point (BEP) ............................................
50
4.4
Pembahasan .............................................................................
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan ..................................................................................
53
5.2
Saran ........................................................................................
53
DAFTAR RUJUKAN .....................................................................................
55
LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu ..................................................................
5
Tabel 4.1
Asumsi Umum Usaha Peternakan Ayam Broiler ......................
32
Tabel 4.2
Biaya Investasi Kandang ...........................................................
33
Tabel 4.3
Biaya Investasi Kendaraan .........................................................
33
Tabel 4.4
Biaya Investasi Peralatan Produksi ............................................
33
Tabel 4.5
Biaya Tenaga Kerja ...................................................................
33
Tabel 4.6
Biaya Bahan Baku .....................................................................
34
Tabel 4.7
Biaya Overhead ..........................................................................
34
Tabel 4.8
Asumsi Output, Produksi dan Harga .........................................
34
Tabel 4.9
Analisis Aktiva ..........................................................................
36
Tabel 4.10
Analisis Modal Kerja .................................................................
38
Tabel 4.11
Analisis Investasi Awal .............................................................
39
Tabel 4.12
Analisis Biaya Produksi .............................................................
41
Tabel 4.13
Proyeksi Laba/Rugi ....................................................................
42
Tabel 4.14
Perhitungan Payback Period (PP) .............................................
44
Tabel 4.15
Perhitungan Net Present Value (NPV) ......................................
45
Tabel 4.16
Perhitungan Profitability Index (PI) ..........................................
46
Tabel 4.17
Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ................................
47
Tabel 4.18
Hasil Analisa Titik Impas (Break Even Point) Peternakan Ayam Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan Ayam “Barokah” ..................................................................................
48
Kesimpulan Hasil Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan Ayam “Barokah” ........................................................................
49
Tabel 4.19
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual Penelitian ............................................
xiii
25
xiv
ABSTRAK Halimatusakdiyah. 2017. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler. Di bawah bimbingan Fariyanti, S.E., M.Si sebagai pembimbing pertama dan Drs. H. Noor Fachman T, MTM. sebagai pembimbing kedua. Salah satu produk peternakan dengan tingkat permintaan yang tinggi ialah daging ayam broiler. Dengan tingginya permintaan pasar akan daging ayam broiler, membuat peluang usaha ternak ayam broiler sangat menjanjikan. Pemerintah terus mengajak masyarakat mengembangkan usaha peternakan secara mandiri. Hingga kini masih banyak peternak plasma yang bekerja sama dengan perusahaan inti, atau dengan istilah Kemitraan Inti-plasma, terutama untuk peternakan unggas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis investasi kelayakan usaha peternakan ayam broiler. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berupa aspek keuangan dengan menggunakan alat analisis seperti payback period, net present value, profitability index, internal rate of return, dan break even point. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada aspek keuangan dalam beternak secara mandiri diperoleh hasil penelitian yang meliputi Payback Period selama 1 tahun 6 bulan 4 hari; NPV sebesar Rp 14.528.039.637,-; Profitability Index (PI) 6,02; Internal Rate Of Return didapat hasil 72% dengan asumsi hasil produksi 1,67kg/ekor ayam dan harga jual ayam Rp 19.706,-/kg.
Kata Kunci : Investasi, payback period, net present value, profitability index, internal rate of return, dan break even point.
xiv
xv
ABSTRACT Halimatusakdiyah. 2017. Investment feasibility Analysis Business Livestock of Broiler Chicken. Under the guidance Fariyanti, S.E., M.Si as first counsellor and Drs. H. Noor Fachman T, M.TM As second counsellor. One of the farm products with a high level of demand is the broiler chicken meat. With the high demand market broiler chicken meat, will create business opportunities for livestock broiler chicken is very promising. The government continued to urge people to develop livestock business independently. Until now, many plasma breeders who work closely with the company’s core, or with the term inti-plasma partnership, especially for poultry farm. This study aims to analyse the feasibility of investment livestock broiler chicken. This research uses quantitative methods with a payback period analysis, net present value, profitability index, internal rate of return, and the break-even point. Based on the research that has been done of the financial aspect in the business livestock of broiler chicken standalone systems retrieved of the result that include Payback Period for 1 year 6 month 4 day; NPV of this project Rp 14.528.039.637; Profitability Index (PI) 6,02; Obtained result of Internal Rate of Return 72% in assumption the production 1,67kg/chicken and the price of chicken Rp 19.706,-/kg.
Keywords : Investment, payback period, net present value, profitability index, internal rate of return, and break even point.
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 10 Kabupaten/Kota, 103 kecamatan dan 1.032 desa/kelurahan dengan luas wilayah daratan 127.267,52 km2. Penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang cukup berarti. Pertumbuhan jumlah penduduk Provinsi Kalimatan Timur dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan kebutuhan akan komoditas ternak seperti daging, telur dan susu. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Salah satu produk peternakan dengan tingkat permintaan
yang
tinggi
ialah
daging
ayam
broiler
(sumber:www.peternakan.kaltimprov.go.id). Dengan tingginya permintaan pasar akan daging ayam broiler, membuat peluang usaha ternak ayam broiler sangat menjanjikan. Dinas Peternakan Pemprov Kalimantan Timur terus mengajak masyarakat mengembangkan usaha peternakan secara mandiri. Namun, hingga kini masih banyak peternak plasma yang bekerja sama dengan perusahaan inti, atau dengan istilah Kemitraan Inti-plasma, terutama untuk peternakan unggas (sumber: www.peternakan.kaltimprov.go.id).
Salah satu daerah di Provinsi Kalimatan
Timur yang masyarakatnya banyak bergerak dalam usaha budidaya ayam broiler dengan sistem kemitraan adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya di
2
Kecamatan Muara Badak. Salah satu peternakan yang masih bermitra di daerah ini ialah peternakan ayam ”Barokah”. Usaha peternakan ayam “Barokah” dengan kapasitas 43.000 ekor/periode dijalankan dengan sistem kemitraan pola inti-plasma. Usaha peternakan ini telah berjalan cukup lama. Akan tetapi, pemilik belum mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh atas investasi yang dikeluarkan untuk pendirian usaha peternakan ini.
Selain itu, dengan sistem kemitraan ini pemilik seringkali
mengalami permasalahan terhadap harga input utama yang cukup tinggi dibandingkan dengan harga pasaran pada umumnya serta penetapan sistem harga kontrak seringkali menjadi halangan bagi pemilik untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal saat harga pasar ayam broiler meningkat. Dikarenakan permasalahan tersebut, maka muncullah keinginan dari pemilik peternakan untuk beralih ke sistem mandiri. Untuk mengubah sebuah sistem dari sistem kemitraan ke sistem mandiri, maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis kelayakan investasi usaha peternakan ayam “Barokah” dengan sistem mandiri. Analisis kelayakan investasi peternakan ayam “Barokah” ini sangat penting sekali dilakukan agar dapat menghindari dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari, yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha peternakan ayam “Barokah” ini. Selain itu, dilakukannya analisis kelayakan investasi ini juga untuk mengetahui apakah layak atau tidak layak usaha peternakan ayam “Barokah” sistem mandiri dijalankan. Pada umumnya, analisis kelayakan meliputi aspek finansial dan aspek non-finansial (seperti aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, serta aspek manajemen dan sumber daya
3
manusia).
Namun berdasarkan beberapa aspek tersebut, aspek finansial
merupakan aspek utama yang harus diperhatikan agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari yang berkaitan dengan keuangan yang sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha peternakan ayam “Barokah” ini. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul “Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler (Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan agar penelitian mencapai sasaran maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah, “Apakah usaha peternakan ayam broiler pada peternakan ayam “Barokah” layak dijalankan dengan sistem mandiri, jika dilihat dari aspek keuangan pada tahun 2017 ?” 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui layak atau tidak layak usaha peternakan ayam broiler pada peternakan ayam “Barokah” dijalankan dengan sistem mandiri, jika dilihat dari aspek keuangan pada tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik usaha dalam mengambil sebuah keputusan yang bertujuan untuk melakukan pengembangan usaha
4
peternakan ayam broiler yang dimiliki sehingga dapat berkembang baik dari skala kuantitas maupun kualitas usaha. 2. Menjadi bahan pembelajaran untuk menambah pengalaman bagi peneliti dalam mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan. 3. Menjadi referensi dan bahan bacaan yang memberikan manfaat ilmu bagi para pembaca. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar proposal ini terdiri dari tiga bab, antara lain sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Berisi landasan penelitian terdahulu, landasan teori, hipotesis, dan definisi konsepsional.
BAB III : METODE PENELITIAN Berisi definisi operasional, jangkauan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, kerangka konseptual, serta teknik dan alat analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi gambaran umum usaha, penyajian data, analisis, dan pembahasan. BAB V
: SIMPULAN DAN SARAN Berisi Kesimpulan dan saran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu Tinjauan mengenai penelitian terdahulu dilakukan untuk membantu melihat gambaran awal terhadap kajian penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu yang akan dilihat dipilih berdasarkan hubungan yakni penelitianpenelitian yang membahas mengenai analisis kelayakan finansial pada bisnis yang bergerak di bidang peternakan. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Nama Peneliti
Judul
Alat Analisis
Hasil Penelitian
1
Astria Hilipito (2013)
Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha Ternak Ayam Broiler pada Peternak Ayam Broiler Rosna Ente
Metode net present value, benefit and cost ratio, profitability ratio, internal rate of return, dan sensitive ty analysis
Hasil penelitian setelah dihitung dengan metode net present value, benefit and cost ratio, profitability ratio, dan internal rate of return menunjukkan bahwa secara finansial usaha ternak ayam broiler layak untuk terus diusahakan dan dikembangkan dengan tingkat sensitivitas terdapat pada taraf 53%
2
Evin Eka Saputra (2011)
Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya)
Metode net present value, benefit and cost ratio, profitability ratio, internal rate of return, payback period dan sensitivity analysis
Hasil penelitian setelah dihitung dengan metode net present value, benefit and cost ratio, profitability ratio, internal rate of return, dan payback period menunjukkan bahwa secara finansial peternakan layak untuk dilanjutkan. Sedangkan berdasarkan hasil analisis sensitivitas menunjukkan tingkat risiko produksi lebih tinggi daripada risiko yang diakibatkan harga
3
Amrizal
Analisis
Metode net present
Hasil penelitian setelah
Finansial
6
(2011)
Usaha Peternakan Ayam Broiler di Peternakan Karisa
value, benefit and cost ratio, dan internal rate of return
dihitung dengan metode net present value, benefit and cost ratio, dan internal rate of return menunjukkan bahwa secara finansial peternakan layak untuk dijalankan dan dilanjutkan
Penelitian terdahulu memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, persamaan dan perbedaan tersebut antara lain dijelaskan sebagai berikut : 1. Pada penelitian Astria Hilipito (2013) menunjukkan nilai NPV sebesar 19,47 juta, Net B/C Ratio 1,50, Gross B/C Ratio 1,10, dan IRR sebesar 69,9%. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial, dimana NPV bernilai positif (312,31 juta), Net B/C Ratio dan Gross B/C Ratio masing-masing lebih dari 1 (1,12 dan 3,91), Profitability Ratio lebih dari 1 (1,12) dan IRR (33,58%) lebih besar dari tingkat suku bunga yang telah ditetapkan (15%), maka secara finansial usaha ternak ayam broiler layak untuk terus diusahakan dan dikembangkan. Usaha ternak ayam broiler Rosna Ente jika terjadi kenaikan biaya sebesar 52% dari total biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 212.147.735, masih memberikan keuntungan karena yang diperoleh masih bernilai positif yaitu sebesar Rp 12.265. Tetapi jika terjadi kenaikan biaya diatas dari 52% (53%) dari biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 213.369.665, maka usaha ternak Rosna Ente merugi karena sudah mendapatkan nilai negatif. Jadi tingkat sensitivitas terdapat pada taraf 53%. Jika harga jual ayam pada harga terendah (Rp 15.930/kg), usaha ternak ayam broiler Rosna Ente di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango akan mengalami kerugian. Akan tetapi jika harga jual ayam Rp
7
16.030/kg
maka
usaha
ternak
ayam
broiler
Rosna
Ente
masih
menguntungkan. Maka persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada alat analisis yaitu menggunakan kriteria kelayakan finansial berupa NPV, PI, dan IRR. Sedangkan perbedaannya juga terletak pada alat analisis yaitu penulis tidak menambahkan analisis sensitivitas pada penelitian ini dan penulis akan menambahkan alat analisis kelayakan finansial berupa PP (Payback Period).
2. Pada penelitian Evin Eka Saputra (2011) menunjukkan usaha peternakan ayam broiler yang dijalankan Bapak Marhaya berdasarkan analisis aspek non finansial, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan menunjukkan kelayakan. Pada aspek pasar harga jual yang diperoleh dari kontrak kerja dengan Dramaga Unggas Farm adalah harga jual yang tergolong baik. Berdasarkan aspek teknis, Bapak Marhaya telah dapat melakukan kegiatan pengelolaan mulai dari pemeliharaan masa awal dan pemeliharaan masa akhir ayam broiler dengan tepat. Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan operasional dapat diperoleh. Pada aspek manajemen, Bapak Marhaya menerapkan struktur organisasi sederhana namun dapat membuat kegiatan pembesaran ayam broiler mampu berjalan lancar. Aspek sosial yang dianalisis memperlihatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab sosial peternakan terhadap lingkungan sekitar lokasi kandang. Berdasarkan analisis aspek kelayakan finansial usaha peternakan yang dijalankan Bapak Marhaya layak untuk dijalankan. Pada perhitungan tanpa kondisi risiko peternakan mampu menghasilkan NPV Rp147.928.117 per tahun. Net B/C 2,124 , IRR 27,847 persen dan PP dalam jangka waktu 3 tahun 3 bulan. Nilai
8
dari masing-masing kriteria tersebut sesuai dengan nilai indikator yang ditetapkan sehingga peternakan layak dilanjutkan. Perhitungan tingkat risiko pada dua kondisi yakni risiko harga menunjukkan usaha layak dijalankan. Dengan skenario risiko harga terbaik, normal dan terburuk mengahasilkan nilai koefisien variasi 0,667 dengan hasil kriteria investasi positif. Pada perhitungan dengan skenario produksi, hasil perhitungan memperlihatkan kondisi ini dapat membuat usaha peternakan menjadi tidak layak. Nilai koefisien variasi dengan risiko produksi bernilai 2,879 (lebih besar dari risiko harga). Kedua nilai koefisien tersebut menunjukkan tingkat risiko produksi lebih tinggi daripada risiko yang diakibatkan harga. Artinya Bapak Marhaya perlu melakukan tindakan prefentif untuk mengurangi kerugian akibat pengaruh risiko produksi. Maka persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada alat analisis yang berupa NPV, PI, IRR dan PP. Sedangkan perbedaannya terletak pada aspek yang dikaji yaitu penulis hanya akan meneliti aspek finansial saja tanpa menambahkan aspek non finansial.
3. Pada penelitian Amrizal (2011) menunjukkan hasil analisis finansial, usaha Peternakan Karisa tahun 2005-2009 diketahui bahwa dengan menggunakan modal sendiri (tingkat suku bunga 6,25%) maka diperoleh NPV sebesar Rp 274.192.038,8 dan BCR 1,12,-. Jika menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga 14,5%) maka diperoleh NPV sebesar Rp 100.583.235,4 dan BCR 1,06. IRR yang diperoleh sebesar 22,25%. Berdasarkan kriteria kelayakan, dimana NPV bernilai positif, BCR lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka
9
secara finansial usaha Peternakan Karisa layak untuk dijalankan dan dilanjutkan. Maka persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada alat analisis yang berupa NPV, PI, dan IRR. Sedangkan perbedaannya, penulis akan menambahkan alat analisis berupa PP (Payback Period) pada penelitian yang akan dilakukan.
2.2 Landasan Teori Pada bab ini akan diuraikan beberapa pengertian dari pendapat para ahli sebagai landasan teori yang nantinya dapat membantu dalam pembahasan penelitian. Agar menyesuaikan dengan kompetensi di bidang akuntansi, maka landasan teori akan menyajikan analisis dari sudut pandang akuntansi. 2.2.1 Akuntansi Akuntansi adalah proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan pengambilan keputusan melakukan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan (Sunarto, 2004:1). Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang menyajikan laporan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi suatu usaha organisasi kepada para pemakai, baik perseorangan maupun kelompok. Akuntansi dapat dipandang sebagai “bahasa bisnis”, karena sebagian besar informasi bisnis dikomunikasikan dengan menggunakan akuntansi (Akbar, 2004:1) 2.2.2 Akuntansi Manajemen Akuntansi
manajemen
adalah
akuntansi
yang
bertujuan
utama
menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen (Jusuf, 2005:11).
10
Akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan, merupakan salah satu tipe dari dua tipe akuntansi, yaitu akuntansi menajemen dan akuntansi keuangan. Kedua akuntansi ini mempunyai karakteristik yang berlainan disebabkan oleh perbedaan pemakai informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut (Sunarto, 2004:2). Akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip akuntansi yang lazim dalam pengolahan informasinya, karena pemakainya adalah para manajer berbagai jenjang organisasi, yang lebih mementingkan relevan informasi dengan keputusan yang akan dilakukan (Sunarto, 2004:4). Dalam akuntansi manajemen, informasi yang dihasilkan mengandung data baik masa lampau maupun masa depan sehingga dapat digunakan oleh manajemen dalam melaksanakan operasi harian perusahaan, merencanakan operasi di masa yang akan datang, dan membangun strategi bisnis secara keseluruhan (Akbar, 2004:273). 2.2.3 Investasi Investasi adalah pengkaitan sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dalam penggantian dalam kapasitas pabrik, dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu pendek, tetapi dalam jangka waktu yang lama (Sunarto, 2004:144). Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir dan Jakfar, 2012:5). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah
11
dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Sunarto (2004:144) menyatakan, bahwa jenis-jenis investasi ada 4 golongan yaitu : 1. Investasi yang tidak menghasilkan laba. 2. Investasi yang tidak diukur labanya. 3. Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan. 4. Investasi dalam perluasan usaha. Kasmir dan Jakfar (2012:5) menyatakan, investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun dibagi dalam beberapa jenis. Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dua macam, yaitu : 1. Investasi nyata (real investment) Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, perlatan, atau mesin-mesin. 2. Investasi finansial (financial investment) Investasi finansial atau financial investment merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi, atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. 2.2.4 Analisis Kelayakan Investasi Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain,
12
kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat luas (Kasmir dan Jakfar, 2012:7). Bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan (Kasmir dan Jakfar, 2012:7). Sedangkan menurut Hidayat dan Purwana (2016:2), bisnis diartikan sebagai usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai tujuan dan target dalam berbagai bidang, baik dilihat dari segi kuantitas, kualitas maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan finansial. Besarnya keuntungan ditetapkan sesuai target dan batas waktunya. Ibrahim (2009:1) menyatakan, kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek, disebut dengan studi kelayakan bisnis. Sementara itu Suliyanto (2010:3) menyatakan, bahwa studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. Kasmir dan Jakfar (2012:8) menyebutkan aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek
13
keuangan, aspek teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek dampak lingkungan. Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan pengertian studi kelayakan bisnis/investasi adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Menurut Hidayat dan Purwana (2016:6), lingkup studi kelayakan secara umum terdiri atas 3 (tiga) komponen utama, yaitu : 1. Analisis Kebutuhan Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu studi kelayakan bisnis adalah ada tidaknya potensi kebutuhan akan investasi yang dimaksud. Data-data
yang
dibutuhkan
didapat
dengan
melakukan
survei/pengumpulan data sekunder maupun primer serta kajian yang tepat. 2. Studi Kelayakan Teknis Secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi investasi yang tepat serta solusi-solusi teknik dalam proyek tersebut. 3. Studi Kelayakan Finansial Studi kelayakan finansial dilakukan untuk memenuhi kedua aspek di atas. Hal-hal yang perlu diketahui adalah: Start-Up Costs (S), Operating Costs (O), Revenue Projection (R) , Sources of Financing (S), dan Profitability Analysis. 2.2.5 Kelayakan Aspek Finansial
14
Menurut Suliyanto (2010:184), suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek keuangan jika sumber dana untuk membiayai ide bisnis tersebut tersedia serta bisnis tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan dengan berdasarkan asumsi-asumsi yang logis. Sementara itu, Purwana dan Hidayat (2016:125) menyatakan bahwa aspek finansial merupakan aspek yang diggunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis. Kajian aspek ini menggambarkan jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan. Dengan demikian aspek finansial merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi : 1. Sumber-sumber dana. 2. Kebutuhan biaya investasi. 3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi. 4. Kriteria penilaian investasi. 5. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan. 6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan. 2.2.6 Kriteria Penilaian Investasi Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:100) kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah :
15
1. Payback Period (PP) 2. Average Rate of Return (ARR) 3. Net Present Value (NPV) 4. Internal Rate of Return (IRR) 5. Profitability Index (PI) 6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya digunakan atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan sebelumnya atau sedang berjalan. Berikut adalah penjelasan mengenai kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi. 1. Payback Period (PP) Payback Period (PP) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan (Suliyanto, 2010:196). Periode pengembalian (payback period) adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaanpenerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut (Halim, 2005:144).
16
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek dibandingkan periode payback maksimum. Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu investasi lebih panjang daripada periode payback maksimum maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk menentukan alternatif terbaik dilakukan pemilihan investasi yang mempunyai Payback Period yang paling pendek (Suliyanto, 2010:199).
2. Net Present Value (NPV) Menurut Suliyanto (2010:200), metode Net Present Value merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Metode ini digunakan untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode Payback Period (PP). Menurut Halim (2005:146) metode NPV merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of money) sehingga arus kas yang dipakai adalah arus kas yang telah didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capital) perusahaan atau tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return). Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol atau bernilai positif.
17
Sebaliknya, jika Net Present Value (NPV) suatu investasi lebih kecil dari nol atau bernilai negatif maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk alternatif investasi yang terbaik dipilih dengan cara menentukan alternatif investasi yang mempunyai Net Present Value yang paling besar (Suliyanto, 2010:204). 3. Internal Rate of Return (IRR) Tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR) adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol, karena PV arus kas pada tingkat bunga tersebut sama dengan investasi awalnya (Halim, 2005:151). Menurut Suliyanto (2010:208) metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada prinsipnya metode ini digunakan untuk menghitung besarnya rate of return yang sebenarnya. Pada dasarnya Internal Rate of Return harus dicari dengan trial and error. Kriteria kelayakakan penerimaan investasi menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat keuntungan yang dikehendaki. Sebaliknya, jika Internal Rate of Return (IRR) suatu investasi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi yang mempunyai Internal Rate of Return (IRR) terbaik dengan
18
memilih alternatif investasi yang mempunyai Internal Rate of Return (IRR) yang paling besar (Suliyanto, 2010:213). 4. Profitability Index (PI) Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan Desirability Index (DI) merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays) (Suliyanto, 2010:205). Metode ini merupakan perbandingan antara PV arus kas dengan investasi awal. Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NPV (Halim, 2005:156). Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode PI adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika PI lebih besar dari satu. Sebaliknya, jika PI suatu investasi lebih kecil dari satu maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka alternatif investasi terbaik ditentukan dengan cara memilih alternatif investasi yang mempunyai PI yang paling besar (Suliyanto, 2010:207). 2.2.7 Sumber-sumber Dana Aspek keuangan tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber pendanaan. Pendanaan bisinis dapat diperoleh dari berbagai sumber baik yang bersumber dari modal sendiri atau modal pinjaman atau keduanya (Purwana dan Hidayat, 2016:126). Kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam, yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli
19
aktiva tetap dan modal kerja digunakan untuk membiayai operasional perusahaan selama perusahaan beroperasi (Kasmir dan Jakfar, 2012:90). Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:91) dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu : 1. Modal Asing (Modal Pinjaman) Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. 2. Modal Sendiri Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. 2.2.8 Kebutuhan Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan proyek, terdiri dari pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya feasibility study dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek (Ibrahim, 2009:133). Sementara itu, menurut Purwana dan Hidayat (2016:128) perusahaan dalam mencari besaran kebutuhan investasi harus membuat rencana pembiayaan untuk investasi sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan investasi yang digunakan terutama kebutuhan yang berkaitan dengan investasi. Komponen dalam biaya kebutuhan investasi disesuaikan dengan jenis usaha. Secara garis besar kebutuhan investasi meliputi : 1. Biaya Pra-investasi baik pembuatan studi kelayakan maupun pengurusan izin-izin. 2. Biaya Aktiva Tetap
20
a. Aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, mesin dan peralatan termasuk inventaris kantor. b. Aktiva tetap tidak berwujud seperti Goodwill, Hak Cipta, Lisensi dan Merek Dagang. 3. Biaya operasional menyangkut upah dan gaji karyawan, biaya listrik, biaya telepon dan air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi, biaya pemasaran serta biaya-biaya lainnya. 2.2.9 Titik Impas Atau Break Even Point (BEP) Menurut Mulyadi (2001:232), impas (break even) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Analisis Break Even Point adalah cara, alat, atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume produksi (usaha) yang dari volume usaha tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi (Salman dan Farid, 2016:155). Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya break event point atau TR=TC tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya (Ibrahim, 2009:155). 2.2.10 Arus Kas (Cash Flow) Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash Flow memberikan ilustrasi berapa uang yang masuk (cash in) dan jenis-jenis pemasukannya. Cash Flow juga dapat menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) beserta jenis-jenis biaya pengeluarannya (Purwana dan Hidayat, 2016:128). Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar (2012:95), arus
21
kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Proses perputaran keuangan juga perlu direncanakan secara jelas karena perputaran keuangan akan mempengaruhi kemampuan usaha/proyek dalam menutupi segala kewajiban-kewajibannya (Ibrahim, 2009:137). Penilaian kelayakan investasi didasarkan pada aliran kas (cash flow) dan bukan pada keuntungan. Hal ini disebabkan untuk menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali (Suliyanto, 2010:193). Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:96), jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari : 1. Initial cah flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal periode untuk investasi. 2. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha. 3. Terminal cah flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir. 2.2.11 Usaha Peternakan Ayam Broiler Menurut North dan Bell (1990) dalam Zulkarnaen (2013:10), ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin. Suharno (2012:8) mengartikan agribisnis peternakan sebagai tingkah laku bisnis dalam subsector peternakan yang mencakup penyediaan sarana
22
produksi peternakan, budi daya peternakan, penanganan pascapanen, dan pemasaran. Berkembangnya usaha ayam broiler sangat tergantung aspek lain di luar budidaya, seperti perkembangan industry pakan, obat ternak, perusahaan kemitraan, atau poultry shop (PS) maupun berkembangnya industry pengolah daging ayam, restoran, dan rumah-rumah makan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi permintaan kebutuhan akan daging ayam broiler (Tamalluddin, 2014:6). Secara garis besar terdapat tiga sistem usaha ternak broiler yang berkembang di masyarakat, yaitu mandiri, semimandiri, dan kemitraan. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan (Tamalluddin, 2014:12). Menurut Tamalluddin (2014:13), sistem mandiri adalah sistem usaha beternak broiler dengan modal sepenuhnya ditanggung peternak. Peternak menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja, dan sarana produksi ternak (DOC, pakan, serta OVK/obat, vitamin, dan vaksin) serta memasarkan sendiri ternaknya, baik ternak hidup maupun dalam bentuk karkas (daging). Keunggulan dari sistem ini adalah keuntungan lebih maksimal karena harga sapronak lebih murah. Peternak bebas memilih jenis sapronak yang diinginkan, seperti strain DOC, merek pakan, dan OVK sehingga kualitasnya juga bias terjamin (tergantung kondisi permodalan). Harga jual ayam juga bisa lebih tinggi karena biaya pemasaran lebih rendah. Menurut Tamalluddin (2014:11), sebagai salah satu usaha yang bergerak dalam aspek budi daya, ternak broiler memiliki risiko yang cukup besar. Risiko dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
23
1. Performance Ayam Performance ayam dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain penyakit, kondisi cuaca, kualitas DOC, kualitas pakan, dan manajemen pemeliharaaan. Performance berhubungan dengan break even point (BEP). Semakin bagus performance, berarti biaya produksi semakin kecil sehingga keuntungan semakin besar. Usaha bias mengalami kerugian jika performance jelek, seperti FCR bengkak karena kematian yang tinggi. Akibatnya, biaya yang dikeluarkan untuk membayar pakan tidak sebanding dengan bobot ayam yang dihasilkan sehingga terjadi kerugian. 2. Fluktuasi harga Fluktuasi harga merupakan masalah yang harus dihadapi peternak broiler tiap tahunnya. Kondisi ini harus dipahami terlebih dahulu sebelum beternak. Contohnya, usaha bisa rugi jika harga ayam hidup (live bird) rendah sehingga hasil penjualan ayam tidak bisa menutupi biaya yang telah dikeluarkan karena masih di bawah biaya pokok produksi (di bawah harga BEP). 3. Aspek Lingkungan Sosial Aspek lingkungan sosial sering ditemui dalam usaha peternakan, seperti pencurian dan demo masyarakat karena pencemaran yang dihasilkan dari usaha broiler. Meskipun terlihat sepele, risiko ini berpengaruh besar atau dapat mengancam kelangsungan usaha peternakan. 4. Aspek nonteknis
24
Aspek nonteknis dapat diartikan sebagai aspek yang tidak bisa diprediksi atau force major, seperti bencana alam (banjir dan gempa). Adapun bencana yang bukan termasuk force major, yaitu kebakaran. 2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian yaitu “diduga bahwa usaha peternakan ayam broiler pada peternakan ayam “Barokah” layak dijalankan dengan sistem mandiri, jika dilihat dari aspek keuangan pada tahun 2017”. 2.4 Definisi Konsepsional Definisi konsepsional merupakan pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan permasalahan yang terdiri atas unsur-unsur yang terkait sehingga membentuk suatu pengertian inti tentang obyek yang diteliti. Untuk membatasi ruang lingkup dari permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yang berjudul, “Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler”, maka peneliti akan memberikan batasan pengertian yang mendukung pemecahan masalah yang diangkat, yaitu sebagai berikut : 1. Kelayakan yaitu penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak (Suliyanto, 2010:3). 2. Investasi yaitu penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir dan Jakfar, 2012:5).
25
3. Usaha peternakan ayam broiler yaitu usaha budi daya ayam broiler (pedaging) yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa daging ayam konsumsi (Suharno, 2012:14).
4. Sistem mandiri usaha peternakan ayam broiler yaitu sistem usaha beternak ayam
broiler
dengan
modal
sepenuhnya
ditanggung
peternak
(Tamalluddin, 2014:13).
5. Apek finansial yaitu kajian dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk menganalisis tingkat kelayakan investasi berdasarkan beberapa alat analisis seperti PP, NPV, PI dan IRR (Suliyanto, 2010:184).
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel penelitian dalam bentuk tegas yang dapat diukur serta diteliti. Pada sub bab ini peneliti akan menguraikan secara tegas dan detail mengenai variabel-variabel yang terkait dalam pemecahan masalah sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut ini peneliti akan menguraikan variabel-variabel yang terkait dengan kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler. 1.
Kelayakan yaitu penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dapat dikatakan layak atau tidak layak.
2. Investasi yaitu modal yang dikeluarkan pemilik usaha peternakan ayam “Barokah” untuk pendirian usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri.
3. Usaha peternakan ayam broiler yaitu usaha budi daya ayam broiler yang akan dijalankan oleh peternakan ayam “Barokah” dengan sistem mandiri yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa daging ayam konsumsi dan siap dipasarkan dengan bobot antara 1 kg sampai 2,5 kg per ekor.
4. Sistem mandiri usaha peternakan ayam broiler yaitu sistem usaha beternak ayam broiler dengan modal sepenuhnya ditanggung peternak, dalam hal ini modal sepenuhnya akan ditanggung oleh peternakan ayam “Barokah”.
26
5. Apek finansial yaitu kajian keuangan yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dengan menggunakan beberapa alat analisis antara lain, PP (Payback Period), NPV (Net Present Value), PI (Profitability Index), dan IRR (Internal Rate of Return). 3.2 Jangkauan Penelitian Penelitian ini menganalisa kelayakan investasi atas usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri ditinjau dari aspek finansial. Penelitian dilakukan pada tahun 2017, dan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah usaha peternakan ayam “Barokah” yang berada di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah”. 3.3 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif berupa angka atau nilai diperoleh dari hasil
dokumentasi di lapangan. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil survei atau observasi lapangan dan wawancara. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung,
wawancara, dan mengikuti seluruh aktivitas yang dilakukan peternakan dari kegiatan produksi hingga penjualan yang dilakukan peternak. Data sekunder diperoleh dari pihak kedua, antara lain didapat dari buku, skripsi, artikel-artikel
27
terkait yang diperoleh dari internet, dan pengolahan data-data yang didapat dari dinas-dinas terkait. 3.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2017 (dua bulan). Pengumpulan data primer dilakukan pada peternakan ayam “Barokah”. Teknik pengumpulan untuk memperoleh data primer adalah pengamatan langsung, wawancara, dan mengikuti seluruh aktivitas yang dilakukan peternakan.
Sedangkan untuk memperoleh data sekunder, teknik
pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur melalui buku, skripsi, artikel terkait yang diperoleh dari internet, dan pengolahan data yang didapat dari dinasdinas terkait. 3.5 Kerangka Konseptual Investasi Pendirian Usaha Peternakan Ayam Broiler
Meninjau Efisiensi dan Efektivitas Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam “Barokah” dengan Sistem Mandiri
-
Analisis Aspek Finansial : PP NPV PI IRR
Layak
Tidak Layak
Dapat dijalankan
Tinjauan ulang
28
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.6 Teknik dan Alat Analisis Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis terhadap data primer dan sekunder yang didapat untuk “Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler” ditinjau dari aspek finansial. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Analisis secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi.
Metode
kuantitatif yang akan digunakan adalah analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria PP, NPV, PI, dan IRR yang diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel serta alat analisis pendukung berupa BEP (Break Even Point). Berikut penjelasan mengenai alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Kriteria Kelayakan Investasi 1) Payback Period (PP) Suliyanto (2010:196) menyatakan, rumus yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut :
Kriteria kelayakan dari PP : a. PP > umur investasi, maka investasi layak b. PP < umur investasi, maka investasi tidak layak 2) Net Present Value (NPV) Suliyanto (2010:201) menyatakan, rumus yang digunakan untuk menghitung Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut :
29
∑
Keterangan: k = Discount rate yang digunakan t = Periode At = Cash Flow pada periode t n = Periode yang terakhir di mana cash flow diharapkan Kriteria kelayakan dari NPV : a. NPV > 0 (bernilai positif), maka investasi layak b. NPV < 0 (bernilai negatif), maka investasi tidak layak 3) Profitability Index (PI) Suliyanto (2010:205) menyatakan, rumus yang digunakan untuk menghitung Profitabilitas Indeks (PI) adalah sebagai berikut :
Keterangan : Proceeds = Nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang Outlays = Nilai sekarang investasi Kriteria kelayakan dari PP : a. PI > 1, maka investasi layak b. PI < 1, maka investasi tidak layak 4) Internal Rate of Return (IRR)
30
Suliyanto (2010:208) menyatakan, rumus yang digunakan untuk menghitung Internal Rate of Return adalah sebagai berikut : ∑
Keterangan : r = Tingkat bunga yang akan menjadi PV dari Proceeds sama dengan P.V, dari capital outlays t = Periode At = Cash Flow untuk periode t n = Periode terakhir di mana cash flow diharapkan Kriteria kelayakan dari IRR : a. IRR > tingkat suku bunga, maka investasi layak b. IRR < tingkat suku bunga, maka investasi tidak layak 2. Titik Impas atau Break Even Point (BEP) Salman dan Farid (2016:149) menyatakan, rumus untuk menghitung penjualan (dalam unit dan rupiah) dalam kondisi titik impas adalah sebagai berikut : 1) BEP dalam satuan unit
2) BEP dalam satuan rupiah
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Usaha Bagian ini akan menjelaskan gambaran umum usaha peternakan ayam “Barokah” dan usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri. 4.1.1 Gambaran Umum Peternakan Ayam “Barokah” Usaha peternakan ayam “Barokah” mulai berjalan pada tahun 2008. Usaha peternakan ayam broiler ini tergolong dalam “usaha peternakan” dengan kapasitas 43.000 ekor per periode. Peternakan ayam ini berada di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Lokasi kandang berada sekitar 1 km dari lokasi jalan raya. Lokasi ini tergolong strategis dan lokasi tepat karena berada cukup jauh dari pemukiman dan berada di sekitar lokasi perkebunan dengan sumber air yang cukup. Disekitar lokasi peternakan ayam “Barokah” terdapat beberapa kandang ayam broiler milik peternak lain antara lain kandang milik Bapak Sonhaji dan Bapak Ilyas. Maksud dan tujuan dari pendirian peternakan ayam “Barokah” adalah keinginan pemilik untuk menjadi pekerja mandiri dan membuka lapangan kerja. Modal awal yang dipakai adalah modal pribadi pemilik. Sampai saat ini, pencarian tambahan modal dari pihak kedua belum dilakukan. Selama proses kegiatan operasional peternakan, sumber dana yang dipakai untuk biaya operasional peternakan tetap berasal dari pembiayaan pribadi. Namun, untuk biaya bahan baku utama peternakan (pakan, bibit DOC, dan OVK) dipasok oleh
32
mitra (peternak inti) dikarenakan sampai saat ini peternakan ini masih bekerja sama dengan perusahaan kemitraan (peternak inti). Pemilik peternakan ayam “Barokah” berkeinginan untuk beralih ke sistem mandiri dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Sebelum beralih ke sistem mandiri, pemilik ingin mengetahui apakah sistem mandiri yang akan dijalankan layak atau tidak layak. Selain itu, pemilik juga ingin mengetahui seberapa besar investasi yang harus dikeluarkan untuk menjalankan usaha peternakan ayam dengan sistem mandiri. Untuk aset berupa tanah, kandang, peralatan, dan kendaraan telah dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah”. Namun, untuk memenuhi kebutuhan modal kerja pemilik memerlukan bantuan dari pihak ketiga berupa pinjaman dari bank. 4.1.2 Gambaran Umum Sistem Mandiri Sistem mandiri adalah sistem usaha beternak ayam broiler dengan modal sepenuhnya ditanggung oleh peternak. Peternak menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja dan sarana produksi ternak (pakan, DOC, dan OVK). Selain itu, peternak juga memasarkan sendiri hasil panennya, baik dalam bentuk ayam hidup maupun dalam bentuk karkas (daging). Keunggulan dari sistem ini adalah keuntungn bisa lebih maksimal karena harga sarana produksi ternak (Sapronak) atau bahan baku bisa lebih murah. Peternak bebas memilih sapronak yang diinginkan, seperti bibit DOC, merek pakan, dan OVK sehingga kualitasnya juga bisa lebih terjamin (tergantung kondisi permodalan). pemasaran lebih rendah.
Harga jual ayam juga bisa lebih tinggi karena biaya
33
Agar bisa menjalankan usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternakan ayam “Barokah”, antara lain sebagai berikut : 1. Kekuatan modal Peternakan ayam “Barokah” telah memiliki aset berupa tanah, bangunan kandang, peralatan, dan kendaraan. Namun, untuk memenuhi kebutuhan modal kerja peternakan ini membutuhkan bantuan dari pihak ketiga berupa pinjaman dari bank. Peternakan ini akan meminjam dana dari bank sebesar 50% dari modal kerja yang dibutuhkan. 2. Keterampilan beternak Peternakan ayam “Barokah” telah menjalankan usaha peternakan ayam broiler ini cukup lama, yaitu kurang lebih 8 tahun sehingga baik pemilik maupun pekerja kandang telah berpengalaman dan memiliki keterampilan beternak yang cukup baik. 3. Kemampuan memasarkan Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pemasaran tidak terlalu bermasalah karena peternak cukup bekerja sama dengan para broker maupun tengkulak ayam. Namun, untuk meminimalisir risiko sebaiknya peternak ayam “Barokah” menyediakan tenaga kerja khusus bagian pemasaran untuk memasarkan hasil produksinya. 4. Jaringan bisnis Jaringan bisnis sangat diperlukan untuk memperlancar proses persiapan produksi dan pemasaran. Jaringan bisnis dapat dibangun dengan
34
penyuplai DOC, pakan, OVK, dan para broker maupun tengkulak ayam. Semakin banyak jaringan, maka semakin mudah menjalankan usaha peternakan ayam broiler. 4.2 Penyajian Data Pada bagian penyajian data ini akan disajikan data-data dari hasil wawancara dan observasi kepada pihak-pihak yang terkait antara lain objek penelitian (peternakan ayam “Barokah”), beberapa pemilik peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri, salah satu perusahaan kemitraan yang ada di Samarinda, serta pemasok utama pakan dan bibit ayam (PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk). Data-data yang diperlukan untuk menghitung analisis kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri antara lain data mengenai asumsi umum usaha peternakan, biaya investasi, biaya produksi, dan asumsi output produksi serta harga jual. Berikut data-data yang diperlukan dalam analisis kelayakan investasi pada usaha peternakan ayam “Barokah” dengan sistem mandiri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Asumsi Umum Usaha Peternakan Ayam Broiler No
Asumsi
Keterangan
1
Rata-rata pertumbuhan pendapatan
7%
per tahun
2
Rata-rata pertumbuhan inflasi
7%
per tahun
3
Rata-rata tingkat suku bunga kredit
16%
per tahun
4
Rata-rata tingkat suku bunga simpanan
7,75%
per tahun
5
Periode budidaya per tahun
6
Periode proyek
7
Pajak penghasilan
8
Proporsi modal :
5 10 1%
periode per tahun tahun per tahun
- kredit
50%
dari modal kerja
- modal pribadi
50%
dari modal kerja
Sumber : Dokumentasi, observasi dan wawancara
35
Tabel 4.2 Biaya Investasi Kandang No
Item
Jumlah
Satuan
Harga/satuan
Umur Ekonomis tidak menyusut
1
Tanah
2
Ha
Rp 150.000.000
2
Bangunan kandang 5000 ekor
7
Unit
Rp 150.000.000
10
Tahun
3
Bangunan kandang 8000 ekor
1
Unit
Rp 240.000.000
10
Tahun
4
Instalasi listrik (3500 Kwh)
1
Paket
Rp 20.000.000
10
Tahun
5
Timbangan
1
Unit
Rp
1.500.000
10
Tahun
6
Pompa air Sancin
1
Unit
Rp
4.000.000
8
Tahun
7
Pompa air Jet Pump
3
Unit
Rp
2.200.000
8
Tahun
8
Genset
1
Unit
Rp
1.500.000
8
Tahun
9
Laptop
1
Unit
Rp
5.000.000
5
Tahun
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah” Tabel 4.3 Biaya Investasi Kendaraan
1
Mobil
1
Unit
Rp 80.000.000
Umur Ekonomis 8 Tahun
2
Motor
3
Unit
Rp
8
No
Item
Jumlah
Satuan
Harga/satuan
2.000.000
Tahun
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah” Tabel 4.4 Biaya Investasi Peralatan Produksi No
Item
Jumlah
Satuan
Umur Ekonomis
Harga/satuan
1
Tempat minum otomatis
860
Unit
Rp
50.000
3
Tahun
2
Tempat makan baby chick
860
Unit
Rp
15.000
3
Tahun
3
Tempat makan biasa
1290
Unit
Rp
15.000
3
Tahun
4
Pemanas
54
Unit
Rp
50.000
3
Tahun
5
Terpal
600
m2
Rp
3.500
2
Tahun
6
Tandon air
8
Unit
Rp
1.250.000
10
Tahun
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah” Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja No
Item
Jumlah
Satuan
Harga/satuan
1
Gaji pengawas
1
orang
Rp 10.000.000
2
Gaji karyawan
4
orang
Rp
4.500.000
3
Uang makan
4
orang
Rp
500.000
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
36
Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku No
Item
Jumlah
Satuan
Harga/satuan
1
Bibit DOC
43000
ekor
Rp
4.567
2
Pakan
2200
zak
Rp
366.333
3
OVK
43000
ekor
Rp
600
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah” Tabel 4.7 Biaya Overhead No
Item
Jumlah
Satuan
Harga/satuan
1
Sekam
775
karung
Rp
8.000
2
Kayu
11
truk
Rp
1.100.000
3
Bahan Bakar Solar
20
liter
Rp
6.000
4
Bahan Bakar Bensin
130
liter
Rp
7.500
5
Koran
120
kg
Rp
3.000
6
Listrik
1
periode
Rp
2.000.000
7
Transportasi
1
periode
Rp
5.000.000
8
Perbaikan dan pemeliharaan kandang
1
periode
Rp
5.000.000
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah” Tabel 4.8 Asumsi Output, Produksi dan Harga No
Item
Jumlah
Satuan
43000
ekor
1
kg
1
Produksi ayam per periode
2
Harga jual ayam
3
Bobot rata-rata panen
1,67
kg/ekor
4
Tingkat deplesi
8%
per periode
Harga/satuan Rp
19.706
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah” 4.3
Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Ayam “Barokah” dengan Sistem Mandiri Dalam melakukan analisis aspek keuangan perlu dibuat beberapa asumsi-
asumsi, karena apabila keadaan internal dan eksternal objek penelitian berubah maka perlu dilakukan penyesuaian nilai-nilai asumsi tersebut. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis aspek finansial ini telah disajikan dalam sub-bab
37
sebelumnya yaitu penyajian data. Dalam analisis kelayakan aspek finansial ini di bagi beberapa bagian, antara lain sebagai berikut : 1. Analisis Aktiva, 2. Analisis Modal Kerja, 3. Analisis Investasi Awal, 4. Analisis Biaya Produksi, 5. Proyeksi Laba/Rugi, 6. Proyeksi Arus Kas, 7. Perhitungan Kelayakan Investasi yang terdiri dari perhitungan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR), dan 8. Analisis Break Even Point (BEP). Berikut akan di bahas mengenai masing-masing perhitungan dalam analisis kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah”. 4.3.1 Analisis Aktiva Perhitungan aktiva digunakan untuk menghitung seberapa besar investasi awal yang dibutuhkan serta untuk menghitung biaya penyusutan. Aktiva yang dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah” terdiri dari tanah, bangunan kandang, serta peralatan. Berikut perhitungan aktiva beserta penyusutannya dapat dilihat pada
tabel
4.9
38
No
Item
Kuantitas
Harga/satuan
Jumlah
Umur Ekonomis
300.000.000
tidak menyusut
Nilai Sisa
Penyusutan Per tahun
Per Periode
1
Tanah
2
ha
Rp 150.000.000
Rp
2
Bangunan kandang 5000 ekor
7
unit
Rp 150.000.000
Rp 1.050.000.000
10
Rp 262.500.000
Rp 78.750.000
Rp 15.750.000
3
Bangunan kandang 8000 ekor
1
unit
Rp 240.000.000
Rp
240.000.000
10
Rp 60.000.000
Rp 18.000.000
Rp 3.600.000
4
Instalasi listrik (3500 Kwh)
1
paket
Rp 20.000.000
Rp
20.000.000
10
Rp
5.000.000
Rp 1.500.000
Rp
300.000
5
Timbangan
1
unit
Rp
1.500.000
Rp
1.500.000
10
Rp
375.000
Rp
112.500
Rp
22.500
6
Pompa air Sancin
1
unit
Rp
4.000.000
Rp
4.000.000
8
Rp
1.000.000
Rp
375.000
Rp
75.000
7
Pompa air Jet Pump
3
unit
Rp
2.200.000
Rp
6.600.000
8
Rp
1.650.000
Rp
618.750
Rp
123.750
8
Genset
1
unit
Rp
1.500.000
Rp
1.500.000
8
Rp
375.000
Rp
140.625
Rp
28.125
9
Laptop
1
unit
Rp
5.000.000
Rp
5.000.000
5
Rp
1.250.000
Rp
750.000
Rp
150.000
10
Mobil
1
unit
Rp 80.000.000
Rp
80.000.000
8
Rp 20.000.000
Rp 7.500.000
Rp 1.500.000
11
Motor
3
unit
Rp
2.000.000
Rp
6.000.000
8
Rp
Rp
Rp
12
Tempat minum otomatis
860
unit
Rp
50.000
Rp
43.000.000
3
Rp 10.750.000
Rp 10.750.000
Rp 2.150.000
13
Tempat makan baby chick
14
Tempat makan biasa
15
Pemanas
16
Terpal
17
Tandon air
Sumber : Data Diolah
562.500
112.500
860
unit
Rp
15.000
Rp
12.900.000
3
Rp
3.225.000
Rp 3.225.000
Rp
645.000
1.290
unit
Rp
15.000
Rp
19.350.000
3
Rp
4.837.500
Rp 4.837.500
Rp
967.500
54
unit
Rp
50.000
Rp
2.700.000
3
Rp
675.000
Rp
675.000
Rp
135.000
600
m2
Rp
3.500
Rp
2.100.000
2
Rp
525.000
Rp
787.500
Rp
157.500
8
unit
Rp
1.250.000
Rp
10.000.000
10
Rp
2.500.000
Rp
750.000
Rp
150.000
Rp 1.804.650.000
Tabel 4.9 Analisis Aktiva
1.500.000
39
39
Tabel 4.9 menunjukkan ada beberapa komponen aktiva yang dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah”. Penilaian atas aktiva ini didasarkan pada nilai harga pasar pada saat penelitian. Aktiva yang dimiliki peternakan ini terdiri dari aktiva yang tidak menyusut berupa tanah dan aktiva yang menyusut berupa bangunan kandang beserta peralatannya.
Total aktiva yang dimiliki peternakan ayam
“Barokah” saat ini senilai Rp 1.804.650.000. Tujuan dari perhitungan nilai aktiva ini ialah untuk menentukan seberapa besar investasi yang dibutuhkan yang mana akan berpengaruh terhadap penilaian kelayakan investasi. 4.3.2 Analisis Modal Kerja Perhitungan modal kerja dilakukan untuk mengetahui seberapa besar modal kerja yang dibutuhkan untuk budidaya ayam broiler dengan sistem mandiri dalam satu periode budidaya pada peternakan ayam “Barokah”. Untuk satu periode budidaya ayam broiler dengan sistem mandiri, modal kerja yang dibutuhkan sebesar Rp 1.089.855.000,-. Modal kerja tersebut digunakan untuk kebutuhan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Modal kerja yang dibutuhkan untuk periode-periode berikutnya akan terus mengalami perubahan seiring dengan tingkat inflasi yang terjadi.
Untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja, pemilik peternakan ayam “Barokah” akan meminjam dana dari pihak ketiga yaitu bank dengan jumlah pinjaman sebesar 50% dari jumlah kebutuhan modal kerja. Berikut rincian dan perhitungan kebutuhan modal kerja untuk satu periode budidaya ayam broiler sistem mandiri dapat dilihat pada tabel 4.10.
40
Tabel 4.10 Analisis Modal Kerja Uraian
Kuantitas
Harga/satuan
Jumlah biaya/periode
Biaya bahan baku Bibit DOC
43000
ekor
Rp
4.567
Rp
196.366.667
Pakan
2200
zak
Rp
366.333
Rp
805.933.333
OVK
43000
ekor
Rp
600
Rp
25.800.000
Rp
1.028.100.000
Jumlah biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Gaji pengawas
1
orang
Rp 10.000.000
Rp
10.000.000
Gaji karyawan
4
orang
Rp 4.500.000
Rp
18.000.000
Uang makan
4
orang
Rp
Rp
2.000.000
Rp
30.000.000
500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Biaya operasional Sekam
775
karung
Rp
8.000
Rp
6.200.000
Kayu Bahan Bakar Solar
11
truk
Rp 1.100.000
Rp
12.100.000
20
liter
Rp
6.000
Rp
120.000
Bahan Bakar Bensin
130
liter
Rp
7.500
Rp
975.000
Koran
120
kg
Rp
3.000
Rp
360.000
Listrik
1
periode
Rp 2.000.000
Rp
2.000.000
Transportasi Perbaikan dan pemeliharaan kandang
1
periode
Rp 5.000.000
Rp
5.000.000
1
periode
Rp 5.000.000
Rp
5.000.000
Jumlah biaya operasional
Rp
31.755.000
Jumlah Modal Kerja
Rp
1.089.855.000
Sumber : Data Diolah 4.3.3 Analisis Investasi Awal Untuk menghitung berapa besar kebutuhan investasi awal, dapat dihitung dari nilai total investasi tanah, kandang, kendaraan, peralatan, dan modal kerja. Untuk investasi berupa tanah, bangunan kandang dan peralatannya telah dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah”, sehingga peternakan ini hanya membutuhkan dana untuk investasi pada modal kerja. Berikut rincian kebutuhan investasi awal untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” , dapat dilihat pada tabel 4.11.
41
ITEM
Kuantitas
Harga/satuan
Jumlah
B. Investasi Kandang Bangunan kandang 5000 ekor
7
unit
Rp
150.000.000
Rp 1.050.000.000
Bangunan kandang 8000 ekor
1
unit
Rp
240.000.000
Rp
240.000.000
Instalasi listrik (3500 Kwh)
1
paket
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
Timbangan
1
unit
Rp
1.500.000
Rp
1.500.000
Pompa air Sancin
1
unit
Rp
4.000.000
Rp
4.000.000
Pompa air Jet Pump
3
unit
Rp
2.200.000
Rp
6.600.000
Genset
1
unit
Rp
1.500.000
Rp
1.500.000
Laptop
1
unit
Rp
5.000.000
Rp
5.000.000
Total Biaya Investasi Kandang
Rp 1.328.600.000
B. Investasi Kendaraan Mobil Motor Total Biaya Investasi Kendaraan
1
unit
Rp
80.000.000
Rp
80.000.000
3
unit
Rp
2.000.000
Rp
6.000.000
Rp
86.000.000
B. Investasi Peralatan Produksi Tempat minum otomatis
860
unit
Rp
50.000
Rp
43.000.000
Tempat makan baby chick
860
unit
Rp
15.000
Rp
12.900.000
1290
unit
Rp
15.000
Rp
19.350.000
54
unit
Rp
50.000
Rp
2.700.000
600
m2
Rp
3.500
Rp
2.100.000
8
unit
Rp
1.250.000
Rp
10.000.000
Rp
90.050.000
Rp
300.000.000
Tempat makan biasa Pemanas Terpal Tandon air Total Biaya Investasi Peralatan Produksi Total Penyusutan Investasi Tidak Menyusut Tanah
2
ha
Rp
150.000.000
Modal kerja
1
periode
Rp 1.089.855.000
Rp 1.089.855.000
Total Investasi Tidak Menyusut
Rp 1.389.855.000
Total Investasi
Rp 2.894.505.000
Tabel 4.11 Analisis Investasi Awal Sumber : Data Diolah Jadi, total investasi awal yang harus dikeluarkan untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” ialah
42
sebesar Rp 2.894.505.000,- dimana biaya tersebut digunakan untuk investasi berupa tanah, bangunan kandang beserta peralatannya, kendaraan, serta investasi pada modal kerja. Untuk investasi aktiva tetap berupa tanah, bangunan kandang serta peralatannya, dan kendaraan telah dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah”. Sehingga, peternakan ayam “Barokah” hanya akan mengeluarkan dana untuk investasi pada modal kerja. Namun untuk penilaian atas aktiva tetap ini tetap dilakukan untuk menghitung total investasi yang dikeluarkan yang mana akan berpengaruh terhadap penilaian kelayakan investasi. Penilaian atas aktiva tetap dilakukan berdasarkan harga pasar pada saat penelitian. Untuk investasi pada modal kerja, peternakan ayam “Barokah” akan melakukan pinjaman dana pada pihak ketiga yaitu bank sebesar 50% dari jumlah kebutuhan modal kerja. Sedangkan sisanya akan dibiayai pribadi oleh pemilik peternakan ayam “Barokah”. Untuk perhitungan analisa kredit yang dilakukan dapat dilihat pada lampiran 1. 4.3.4 Analisis Biaya Produksi Analisis biaya produksi dimulai dengan menghitung kebutuhan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Untuk budidaya ayam broiler sistem mandiri dengan kapasitas 43.000 ekor membutuhkan biaya sebesar Rp 1.089.855.000,- untuk satu periode. Biayabiaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku sebesar Rp 1.028.100.000,-, biaya tenaga kerja sebesar Rp 30.000.000,- dan biaya overhead sebesar Rp 31.755.000,-. Biaya-biaya tersebut setiap periode ataupun setiap tahun akan mengalami perubahan seiring dengan tingkat inflasi yang terjadi. Berikut rincian biaya-biaya
43
yang dibutuhkan per periode dan per tahun untuk budidaya ayam broiler sistem mandiri dengan kapasitas 43.000 ekor, dapat dilihat pada tabel 4.12.
43
Tabel 4.12 Analisis Biaya Produksi Uraian
Kuantitas
Harga/satuan
Jumlah biaya/periode
Jumlah biaya/tahun
Biaya bahan baku Bibit DOC
43000
Ekor
Rp
4.567
Rp
196.366.667
Rp
Pakan
2200
Zak
Rp
366.333
Rp
805.933.333
Rp 4.029.666.667
OVK
43000
Ekor
Rp
600
Rp
25.800.000
Rp
1.028.100.000
Jumlah biaya bahan baku
Rp
981.833.333 129.000.000
Rp 5.140.500.000
Biaya tenaga kerja Gaji pengawas
1
Orang
Rp 10.000.000
Rp
10.000.000
Rp
50.000.000
Gaji karyawan
4
Orang
Rp 4.500.000
Rp
18.000.000
Rp
90.000.000
Uang makan
4
Orang
Rp
Rp
2.000.000
Rp
10.000.000
Rp
30.000.000
Rp
150.000.000
500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Biaya overhead Sekam
775
Karung
Rp
8.000
Rp
6.200.000
Rp
31.000.000
Kayu
11
Truk
Rp 1.100.000
Rp
12.100.000
Rp
60.500.000
Bahan Bakar Solar
20
Liter
Rp
6.000
Rp
120.000
Rp
600.000
Bahan Bakar Bensin
130
Liter
Rp
7.500
Rp
975.000
Rp
4.875.000
Koran
120
Kg
Rp
3.000
Rp
360.000
Rp
1.800.000
Listrik
1
Periode
Rp 2.000.000
Rp
2.000.000
Rp
10.000.000
Transportasi
1
Periode
Rp 5.000.000
Rp
5.000.000
Rp
25.000.000
Perbaikan dan pemeliharaan kandang
1
Periode
Rp 5.000.000
Rp
5.000.000
Rp
25.000.000
Rp
158.775.000
Jumlah biaya overhead
Rp
31.755.000
Jumlah Biaya Produksi
Rp
1.089.855.000
Sumber : Data Diolah
Rp 5.449.275.000
44
4.3.5 Proyeksi Laba/Rugi Dalam proyeksi laba/rugi disajikan laporan laba/rugi usaha peternakan ayam “Barokah” untuk sepuluh tahun kedepan, dimana setiap tahunnya terdiri dari lima periode budidaya ayam broiler dengan sistem mandiri. Dengan asumsi kapasitas produksi 43.000 ekor per periode, tingkat deplesi 8%, bobot ayam 1,67 kg/ekor dan harga jual ayam Rp 19.706,-/kg akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 831.890.583,- dalam satu tahun pertama. Laporan laba/rugi tersebut setiap periode ataupun setiap tahun akan mengalami perubahan seiring dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Berikut perhitungan
laba/rugi untuk usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dalam satu tahun pertama dilihat pada tabel 4.13.
Tahun Pertama (1)
Keterangan Rp
6.502.935.484
Biaya operasional
Rp
5.449.275.000
Biaya penyusutan
Rp
129.334.375
Jumlah biaya
Rp
5.578.609.375
EBIT
Rp
924.326.109
Pajak
Rp
9.243.261
Laba bersih setelah pajak
Rp
915.082.848
Bunga
Rp
83.192.265
Laba Bersih
Rp
831.890.583
Pendapatan Biaya-biaya
Tabel 4.13 Proyeksi Laba/Rugi Sumber : Data Diolah
45
Untuk Proyeksi Laba/Rugi selengkapnya dari tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-10 dapat dilihat pada lampiran 2. 4.3.6 Proyeksi Arus Kas Perhitungan arus kas digunakan untuk mengetahui aliran kas keluar dan kas masuk setiap tahunnya, serta digunakan untuk membantu dalam perhitungan analisis kelayakan investasi antara lain Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Untuk melihat proyeksi arus kas selama 10 tahun pada peternakan ayam “Barokah” dengan sistem mandiri dapat dilihat pada lampiran 3. 4.3.7 Perhitungan Kelayakan Investasi Dari seluruh perhitungan yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai kelayakan investasi pada aspek keuangan dengan menggunakan beberapa kriteria penilaian kelayakan investasi antara lain : Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return(IRR). Untuk perhitungan masing-masing kriteria penilaian kelayakan investasi dapat dilihat pada beberapa tabel berikut ini : 1. Tabel 4.14 menyajikan perhitungan Payback Period (PP), 2. Tabel 4.15 menyajikan perhitungan Net Present Value (NPV), 3. Tabel 4.16 menyajikan perhitungan Profitability Index (PI), dan 4. Tabel 4.17 menyajikan perhitungan Internal Rate of Return (IRR). 4.3.7.1 Perhitungan Payback Period (PP) Berikut disajikan tabel perhitungan Payback Period (PP) pada tabel 4.14.
46
Tabel 4.14 Perhitungan Payback Period (PP) Tahun
Arus Kas Bersih (Proceeds)
Akumulasi Kas Masuk (Proceeds)
0
-Rp
2.894.505.000
-Rp
2.894.505.000
1
Rp
1.876.307.806
-Rp
1.018.197.194
2
Rp
2.022.430.833
Rp
1.004.233.640
3
Rp
2.183.968.008
Rp
3.188.201.648
4
Rp
2.355.902.003
Rp
5.544.103.651
5
Rp
2.538.942.921
Rp
8.083.046.572
6
Rp
2.733.849.364
Rp
10.816.895.936
7
Rp
2.941.431.748
Rp
13.758.327.683
8
Rp
3.162.555.839
Rp
16.920.883.522
9
Rp
3.398.146.537
Rp
20.319.030.059
10
Rp
3.649.191.910
Rp
23.968.221.969
Sumber : Data Diolah Perhitungan :
Jadi, nilai Payback Period (PP) untuk investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” kurang dari umur ekonomis atau modal yang diinvestasikan sebesar Rp. 2.894.505.000,- sudah akan dapat diperoleh kembali seluruhnya dalam waktu 1 tahun 6 bulan 4 hari, maka usaha ini dapat dikatakan layak.
47
4.3.7.2 Perhitungan Net Present Value (NPV) Dalam perhitungan Net Present Value diketahui bahwa discount rate sebesar 7,75% dan berikut disajikan tabel perhitungan NPV pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Perhitungan Net Present Value (NPV) DF
Arus Kas Bersih (Proceeds)
Tahun 7,75%
PV dari Proceeds
1
0,928
Rp
1.876.307.806
Rp
1.741.352.953
2
0,861
Rp
2.022.430.833
Rp
1.741.963.778
3
0,799
Rp
2.183.968.008
Rp
1.745.799.786
4
0,742
Rp
2.355.902.003
Rp
1.747.785.396
5
0,689
Rp
2.538.942.921
Rp
1.748.101.088
6
0,639
Rp
2.733.849.364
Rp
1.746.911.517
7
0,593
Rp
2.941.431.748
Rp
1.744.366.846
8
0,550
Rp
3.162.555.839
Rp
1.740.603.978
9
0,511
Rp
3.398.146.537
Rp
1.735.747.679
10
0,474
Rp
3.649.191.910
Rp
1.729.911.617
PV dari Proceeds PV dari Outlays NPV
Rp 17.422.544.637 Rp
2.894.505.000
Rp 14.528.039.637
Sumber : Data Diolah Jadi, nilai Net Present Value (NPV) untuk investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” bernilai positif yaitu senilai Rp 14.528.039.637,-, maka usaha ini dapat dikatakan layak. 4.3.7.3 Perhitungan Profitability Index (PI) Dalam perhitungan Profitability Index diketahui bahwa discount rate sebesar 7,75% dan berikut disajikan tabel perhitungan PI pada tabel 4.16.
48
Tabel 4.16 Perhitungan Profitability Index (PI) DF
Arus Kas Bersih (Proceeds)
Tahun 7,75%
PV dari Proceeds
1
0,928
Rp
1.876.307.806
Rp
1.741.352.953
2
0,861
Rp
2.022.430.833
Rp
1.741.963.778
3
0,799
Rp
2.183.968.008
Rp
1.745.799.786
4
0,742
Rp
2.355.902.003
Rp
1.747.785.396
5
0,689
Rp
2.538.942.921
Rp
1.748.101.088
6
0,639
Rp
2.733.849.364
Rp
1.746.911.517
7
0,593
Rp
2.941.431.748
Rp
1.744.366.846
8
0,550
Rp
3.162.555.839
Rp
1.740.603.978
9
0,511
Rp
3.398.146.537
Rp
1.735.747.679
10
0,474
Rp
3.649.191.910
Rp
1.729.911.617
PV dari Proceeds PV dari Outlays Provitability Index (PI)
Rp 17.422.544.637 Rp
2.894.505.000 6,02
Sumber : Data Diolah Jadi, nilai Profitability Index (PI) untuk investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” sebesar 6,02 atau lebih besar dari satu (1), maka usaha ini dapat dikatakan layak. 4.3.7.4 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Dalam perhitungan Internal Rate of Return diketahui bahwa discount rate sebesar 7,75%. Perhitungan Internal Rate of Return dilakukan dengan menggunakan metode trial and error dengan menggunkan asumsi dua tingkat suku bunga yang berbeda yaitu sebesar 72% dan 74%. Berikut akan disajikan tabel perhitungan IRR pada tabel 4.17.
49
Tabel 4.17 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Thn
Arus Kas Bersih (Proceeds)
Tingkat Bunga
Tingkat Bunga
72%
1
Rp 1.876.307.806
DF 0,581
2
Rp 2.022.430.833
0,338
Rp
683.623.186
0,330
Rp
667.998.029
3
Rp 2.183.968.008
0,197
Rp
429.201.204
0,190
Rp
414.570.626
Rp 2.355.902.003
0,114
269.180.400
0,109
Rp
257.016.040
Rp 2.538.942.921
0,066
168.659.459
0,063
Rp
159.186.669
Rp 2.733.849.364
0,039
105.585.407
0,036
Rp
98.509.722
Rp 2.941.431.748
0,022
66.047.996
0,021
Rp
60.913.568
Rp 3.162.555.839
0,013
41.286.743
0,012
Rp
37.639.532
Rp 3.398.146.537
0,008
25.792.063
0,007
Rp
23.243.358
Rp 3.649.191.910
0,004
16.103.202
0,004
Rp
14.345.121
4 5 6 7 8 9 10
PV
74%
Rp 1.090.876.632
DF 0,575
Rp 1.078.337.820
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
PV
PV of Proceeds
Rp 2.896.356.292
Rp 2.811.760.485
PV of Outlays
Rp 2.894.505.000
Rp 2.894.505.000
Rp
-Rp
NPV
1.851.292
82.744.515
Sumber : Data Diolah Perhitungan :
Jadi, nilai Internal Rate of Return (IRR) untuk investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 72%, maka usaha ini dapat dikatakan layak.
50
4.3.8 Analisis Break Even Point (BEP) Perhitungan Break Even Point ini didasarkan pada dua analisis, yakni berdasarkan hasil kuantitas (kg) dan berdasarkan hasil penjualan (Rp). Analisis ini dilakukan untuk melihat di tingkat manakah usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” tidak mengalami kerugian maupun tidak mendapatkan laba. Berikut hasil perhitungan Break Even Point untuk usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dapat dilihat pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Hasil Analisa Titik Impas (Break Even Point) Peternakan Ayam Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan Ayam “Barokah” Komponen
Nilai
Total Penjualan
Rp 1.300.587.097
Harga Jual / Kg
Rp
19.706
Total Biaya Tetap
Rp
55.866.875
Total Biaya Variabel
Rp 1.059.855.000
Biaya Variabel / Kg
Rp
16.058
Analisa BEP dalam Jumlah Produksi / Periode BEP dalam Rupiah
16.317 Rp
Kg
301.828.205
Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas dapat digambarkan bahwa usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dengan kapasitas 43.000 ekor akan mengalami titik impas pada kuantitas penjualan minimal mencapai 16.317 kg atau volume penjualan senilai dengan Rp
51
301.828.205,-. Apabila volume penjualan kurang dari nilai tersebut maka usaha peternakan yang diselenggarakan akan mengalami kerugian. Sampai saat ini hasil analisis menunjukkan usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” berada di atas titik impas, dengan demikian usaha tersebut dapat dikatakan tidak mengalami kerugian. 4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam perhitungan penilaian kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dengan menggunakan metode Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, dan Internal Rate of Return maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.19 Kesimpulan Hasil Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan Ayam “Barokah” Kesimpulan Hasil Analisis
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Payback Period (PP)
Payback Period (PP) < Payback Maximum
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) > 0
Profitabilitas Index (PI)
Profitabilitas Index (PI) > 1
Internal Rate Of Return (IRR)
Internal Rate Of Return (IRR) > Tingkat Suku Bunga
Sumber : Data Diolah
Hasil Analisis
1
tahun
Rp
6
bulan
Ketentuan
4
PP
<
10
LAYAK
NPV
>
0
LAYAK
6,02
PI
>
1
LAYAK
72 %
IRR
>
7,75 %
LAYAK
14.528.039.637
hari
Status
52
Berdasarkan tabel 4.19 dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1. Payback Period (PP) yang dihasilkan lebih pendek dari payback maksimum yaitu 1 tahun 6 bulan 4 hari, sehingga investasi tersebut dapat dikatakan layak; 2. Net Present Value (NPV) yang dihasilkan bernilai positif (+) yaitu Rp 14.528.039.637,- sehingga investasi tersebut dapat dikatakan layak; 3. Profitability Index (PI) yang dihasilkan lebih besar dari satu yaitu sebesar 6,02 maka investasi tersebut dapat dikatakan layak; dan 4. Internal Rate of Return (IRR) yang dihasilkan lebih besar dari tingkat keuntungan yang dikehendaki yaitu sebesar 72% maka investasi tersebut dapat dikatakan layak. Dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dengan kapasitas produksi 43.000 ekor per periode, tingkat deplesi 8%, bobot panen 1,67 kg/ekor, dan harga ayam Rp 19.706,-/kg dapat dikatakan layak dari aspek finansial.
53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian berupa analisis kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah”, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan Payback Period (PP) lebih pendek dari payback maksimum yaitu 1 tahun 6 bulan 4 hari, sehingga investasi tersebut dapat dikatakan layak; 2. Hasil perhitungan Net Present Value (NPV) bernilai positif (+) yaitu Rp 14.528.039.637,- sehingga investasi tersebut dapat dikatakan layak; 3. Hasil perhitungan Profitability Index (PI) lebih besar dari satu yaitu sebesar 6,02 maka investasi tersebut dapat dikatakan layak; dan 4. Hasil perhitungan Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat keuntungan yang dikehendaki yaitu sebesar 72% maka investasi tersebut dapat dikatakan layak. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan pada usaha peternakan ayam “Barokah” adalah sebagai berikut : 1. Sebaiknya peternakan ayam “Barokah” beralih ke sistem mandiri agar dapat meminimalisir biaya produksi dan memaksimalkan pendapatan dengan harga jual yang lebih tinggi.
54
2. Peternakan ayam “Barokah” harus meningkatkan kualitas manajemen produksi agar risiko produksi dapat diminimalisir sehingga tidak mengalami kerugian. 3. Peternakan ayam “Barokah” harus memiliki sistem pemasaran sendiri agar risiko penjualan hasil produksi dapat di minimalisir. Pemasaran dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain mencari tenaga kerja khusus bagian pemasaran, bekerjasama dengan para broker maupun tengkulak ayam, serta membuat Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Halal. 4. Peternakan ayam “Barokah” harus dapat melakukan pengaturan keuangan dengan lebih baik agar anggaran untuk melakukan usaha peternakan dapat berjalan dengan optimal tanpa terganggu masalah keuangan.
55
DAFTAR RUJUKAN Anonim, http://peternakan.kaltimprov.go.id/pages/statis/13/potensi-peternakan.ht ml, diakses 2 Desember 2016. Anonim, http://peternakan.kaltimprov.go.id/read/news/2016/362/ajak-masyarakatkembangkan-peternakan-mandiri.html, diakses 2 Desember 2016. Akbar, Rusdi. 2004. Akuntansi Pengantar. Penerbit YKPN. Yogyakarta. Amrizal. 2011. Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler di Peternakan Karisa Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Atmaja, Lukas S. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Brealey, R.A, Myers, S.C, Marcus, A.J. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit Erlangga. Jakarta. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Hilipito, Astria. 2013. Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha Ternak Ayam Broiler (Studi Kasus Pada Peternak Ayam Broiler Rosna Ente di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Jurnal. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Jusup, Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit YKPN. Yogyakarta. Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Penerbit Prenada Meda Group. Jakarta. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi ketiga, Cetakan Ketiga. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Mulyana, A. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler “Satwa Utama” Desa Cijulang Kecamatan Bojong Lopang Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Purwana, Dedi dan Hidayat, Nurdin. 2016. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Pertama. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
56
Salman, K.R dan Farid, M. Akuntansi Manajemen, Cetakan Pertama. Penerbit Indeks. Jakarta. Saputra, E. 2011. Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler Pada Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Maharya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Suharno, Bambang. 2012. Agribisnis Ayam Ras. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Sunarto. 2004. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua. Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamanwisma UST. Yogyakarta. Tamaluddin, Ferry. 2014. Ayam Broiler, Cetakan Pertama. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Ketiga. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.