semanTIK, Vol.2, No.2, Jul-Des 2016, pp. 145-156 ISSN: 2502-8928 (Online)
145
APLIKASI PENILAIAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHA DENGAN METODE ANALISIS KELAYAKAN *1,2,3
Asa Hari Wibowo*1, Natalis Ransi2, Yuwanda Purnamasari3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari e-mail: *
[email protected],
[email protected], 3
[email protected] Abstrak
Proses penilaian finansial usaha calon kreditur di bank dengan menggunakan cash flow (arus kas) masih dinilai secara manual oleh analis kredit bank sehingga minim terjadinya kesalahan dan hasil yang tidak objektif. Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi penilaian kelayakan finansial usaha dengan metode analisis kelayakan dan mengetahui kelayakan finansial suatu usaha. Metode yang digunakan pada aplikasi ini adalah metode analisis kelayakan dengan dua kriteria yaitu Usaha Jangka Pendek dengan indikator R/C Ratio, /C dan Break Event point (BEP) dan Usaha Jangka Panjang dengan indikator Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), B/C Ratio, Payback Period dan Break Event Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan metode analisis kelayakan dapat diimplementasikan pada aplikasi kelayakan finansial usaha dengan membandingkan hasil perhitungan manual metode analisis kelayakan dengan perhitungan pada sistem, dan aplikasi dapat digunakan dalam penilaian kelayakan finansial beberapa usaha di Sulawesi Tenggara. Kata kunci— Aplikasi Kelayakan Finansial, Metode Analisis Kelayakan, Kredit Usaha. Abstract Process of the financial feasibility business kreditur in the bank use the cash flow with manual process by credit analyst in the bank, so low wrong and the result not objective. The Purpose of this research was build the Application to determine the financial feasibility with the feasibility of the method and know the financial feasibility of a business. The method use of this application is a feasibility financial method. The feasibility financial method have two criteria, criteria of the feasibility financial method are short business term and long business term. Short business term have three indicator R/C Ratio, R/C Ratio, /C and Break Event point (BEP) and long business term have five indicator Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), B/C Ratio, Payback Period and Break Event Point (BEP). Result the this research show the feasibility financial method can implementation in the application feasibility financial business with to compare result of manual process and the result process in the system, and can use to determine financial feasibility bussines some bussines in Southeast Sulawesi. Keywords— Application Feasibility Financial, Feasibility Financial Method, Bussines Kredit.
1. PENDAHULUAN
B
ank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satu fungsi bank adalah dalam
bidang pengkreditan, sistem kredit sangat berperan pada pertumbuhan ekonomi dan merupakan salah satu penerimaan bank yang terbesar dan meningkat setiap tahunnya. Tahun 2016 adalah tahun yang dianggap subur bagi pertumbuhan kredit. Bank Indonesia (BI) meramalkan pertumbuhan kredit perbankan industri naik 13%-14%, diikuti dengan bank mandiri yang menyatakan
Received June 1st ,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
146
Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha dengan Metode Analisis Kelayakan
bahwa bank mandiri memasang target pertumbuhan kredit sebesar 12%-13% [1]. Proses yang paling penting dalam proses kredit yang menjadi awal keberhasilan sistem kredit adalah analisis kelayakan finansial pada badan usaha yang menjadi nasabah, kerena akan menjadi indikator penting kekuatan badan usaha tersebut dalam melunasi besaran kredit yang dipinjam sebagai modal usaha pada bank yang bersangkutan. Pada proses analisis kriteria peminjaman modal, suatu bank menilai dari besaran jaminan debitur, aset usaha dan kelayakan arus keuangan usaha yang akan diolah pada aplikasi yang sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure) bank tersebut. Pada bagian penilaian kelayakan finansial, data finansial usaha masih diolah oleh debitur yang akan meminjam modal, setelah selesai akan diserahkan ke bank yang bersangkutan dalam bentuk arus kas usaha sebagai syarat peminjaman modal. Bank hanya akan menilai hasil analisis usaha yang telah diolah oleh debitur yang akan meminjam modal tersebut, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan dan data yang telah dihitung bisa menjadi tidak akurat. Berdasarkan masalah tersebut diperlukan sebuah aplikasi yang menjadi alat ukur penilaian kelayakan finansial badan usaha yang akan menjadi nasabah bank dan akan melakukan proses pengkreditan dalam peminjaman modal usaha. Salah satu metode yang dapat digunakan pada penilaian usaha tersebut adalah metode analisis kelayakan yaitu metode yang dapat menentukan kelayakan suatu usaha /proyek dengan menggunakan beberapa indikator penentu kelayakan usaha yaitu Net Present Value (NPV), Intenal Rate Return (IRR), NET B/C ratio, Pay Back Period dan Break Event Point [2]. Metode analisis kelayakan akan menggambarkan lebih rinci keadaan keuangan usaha dan mengetahui sejauh mana usaha dapat bertahan dengan keadaan ekonomi tertentu. Oleh karena itu dibangun suatu aplikasi penilaian kelayakan finansial usaha dengan metode analisis kelayakan, yang dapat menilai kelayakan finansial badan usaha dalam proses penilaian kredit sehingga dapat menjadi efisien dan lebih akurat untuk penilaiannya. Penelitian dengan menggunakan metode analisis kelayakan sebelumnya pernah
dilakukan oleh [3], mahasiswa Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, melakukan penelitian untuk menganalisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria NPV, BCR dan IRR serta menghitung waktu pengembalian investasi (payback period ) dengan menggunakan aplikasi excel dan mengimplementasikanpada kelayakan finansial CV. Anditya Furniture yang bergerak dibidang usaha mabel kayu. Pada penelitian Aplikasi Penilaian Kelayakan Fiansial usaha ini, perhitungan kelayakan usaha menggunakan aplikasi berbasis desktop dengan bahasa pemrograman Java. Dengan aplikasi ini memudahkan userdalam menghitung kelayakan lebih dari satu usaha dan penggunaanya tidak membutuhkan kemampuan khusus sehingga memudahkan dalam penentuan kelayakan usaha. Sistem yang dibangun adalah aplikasi berbasis desktop. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk menghitung jumlah besaran kredit dan jumlah angsuran perbulan kreditur bank yang meminjam modal usaha di bank. Pada aplikasi ini seorang karyawan bank pada bagian pengkreditan yang bertindak sebagai user terlebih dahulu memasukkan data dari kreditur, kemudian menghitung jumlah kreditnya dan besar kredit perbulannya sesuai kriteria usahanya yaitu jangka pendek atau jangka panjang. Hasil perhitungan tersebut akan dicetak sebagai laporan yang tersimpan. 2. METODE PENELITIAN 2.1
Usaha Usaha merupakan suatu rangakaian aktivitas yang dapat direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber-sumber (input), misalnya uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil (return) di masa yang akan datang [4]. Usaha yang baik mempunyai beberapa karakteristikyaitu: 1. Adanya sasaran atau tujuan yang akandirencanakan secara bersama seperti keuntungan dan kesejahteraan bagi yang terlibat di dalamnya. 2. Usaha itu memiliki nilai jual yang tinggi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan pada konsumennya.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Wibowo, Ransi dan Purnamasari
147
1978-1520
3. Usaha bukan hanya ambisi pribadi seseorang semata saja, tetapi sifatnya nyata dan terealisasikan pada bentuk usaha nyata. 4. Usaha itu mempunyai jangka waktu bertahan yang lama dalam persaingan di perdagangan produk maupun jasa. 5. Tidak akan menghabiskan modal (uang) yang besar, karena terus membutuhkan investasi yang tinggi menandakan usaha yang tidak sehat. 6. Jika sudah bertahan cukup lama, usaha tersebut bisa ditingkatkan skalanya menjadi skala industri. 2.2
Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati [5]. Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai perjanjian yang telah disepakati. Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak [6]. 1. Prinsip-Prinsip Kredit Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh bank/lembaga keuangan. Agar kegiatan pelaksanaan pengkreditan dapat berjalan dengan sehat dan layak, dikenal dengan 6 C yaitu: a) Character (kepribadian/watak) Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon untuk memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan. Yang diteliti adalah sifat – sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya hidup dan keadaan keluarga.
pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati. c) Capital (modal) Capital adalah modal berupa aset bergerak maupun tidak bergerak yang telah dimiliki oleh calon debitur pada saat mereka akan mengajukan permohonan untuk melakukan kredit pada bank. d) Collateral (jaminan) Collateral adalah barang yang diserahkan pada bank oleh peminjan atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. Barang jaminan diperlukan agar kredit tidak beresiko. e) Condition of Financial Economic (Kondisi Finansial Ekonomi) Condition of financial Economic adalah situasi dan kondisi, sosial, ekonomi, budaya dan lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk satu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. 2.3
Analisis Kelayakan Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bias diharapkan. Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda, tergantung pada pemilihan alternatif yang ada bagi sebagian besar usaha [7]. Pada Analisis kelayakan mempunyai beberapa indikator sebagai dasar penilaian layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Apakah usaha tersebut jika dijalankan akan menghasilkan keuntungan (benefit), seimbang (keuntungan dan modal sama), atau hanya menghasilkan kerugian.
a) Usaha Jangka Pendek Usaha Jangka Pendek adalah usaha yang telah menjual hasil produksi barang atau jasa pada konsumennya baru sekali saja [8]. Usaha b) Capacity (kemampuan) Jangka Pendek diterapkan pada kreditur yang Capacity adalah kesanggupan pemohon menjalankan usahanya satu tahun atau kurang untuk melunasi kewajiban dari kegiatan usaha dari setahun.Indikator dari Usaha Jangka yang dilakukan atau kegiatan yang ditinjau Pendek antara lain : dengan kredit dari bank. Jadi maksud dari 1. R/C Ratio penilaian kredit terhadap capacity ini untuk R/C Ratio yaitu efisiensi bagaimana suatu menilai sampai dimana hasil usaha yang usaha dapat mengembalikan modalnya dengan diperolehnya akan mampu untuk melunasinya menghasilkan keuntungan. Persamaan untuk Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha dengan Metode Analisis Kelayakan
148
R/C Ratio dapat dilihat pada Persamaan (1), dengan kriteria dalam perhitungan R/C ratio adalah: / >1 ℎ / =1 ℎ / <1 ℎ /
=
/
2.
/C Ratio (Produktivitas Modal) /C Ratio atau produktivitas modal yaitu merupakan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan pengeluaran yang dikeluarkan oleh suatu usaha. Persamaan /C Ratio dapat dilihat pada Persamaan (2), dengan kriteria dalam perhitungan /C ratio adalah: π/C Ratio > Batas Produktivitas Modal yang ditetapkan bank, Usaha Layak π/C Ratio = Batas Produktivitas Modal yang ditetapkan bank, Usaha Layak π/C Ratio < Batas Produktivitas Modal yang ditetapkan bank, Usaha Tidak Layak =
Л +
=
BEP Penerimaan (1)
Keterangan : TR = Penerimaan Total = p.q TC = Biaya Total = Fc + Vc Fc = Biaya investasi (biaya tetap) Vc = Biaya Variabel (biaya bergerak yang dipakai dalam mengadakan item produksi) P = Harga Q = Jumlah produksi
Л
BEP Penerimaan < Penerimaan Usaha, Usaha Layak BEP Penerimaan = Penerimaan Usaha, Usaha Layak BEP Penerimaan > Penerimaan Usaha, Usaha Layak Layak
(2)
Keterangan: /C ratio = Produktivitas Modal = Keuntungan Bersih Fc = Biaya tetap Vc = Biaya Variabel 3. Break Event Point (BEP) Pada Usaha Jangka Pendek Break Event Point (BEP) adalah proses dimana pada penerimaan, produksi dan harga mengalami tidak untung dan tidak rugi atau Break Event point. Persamaan pada Break Event Point (BEP) dapat dlihat pada Persamaan (3), (4) dan (5), dengan kriteria dalam perhitungan BEP adalah:
(3)
BEP Produksi < Jumlah Produksi Usaha, Usaha Layak BEP Produksi = Jumlah Produksi Usaha, Usaha Layak BEP Produksi > Jumlah Produksi Usaha, Usaha Layak Layak BEP Produksi =
(4)
BEP Harga < Harga Produk Usaha, Usaha Layak BEP Harga = Harga Produk Usaha, Usaha Layak BEP Harga > Harga Produk Usaha, Usaha Layak Layak BEP Harga
=
(5)
Keterangan : FC = Biaya Investasi VC = Biaya Variabel AVC = Biaya Variabel/satuan S = Penerimaan Total P = Harga Produk TC = Biaya Total Y = Total Produksi b) Usaha Jangka Panjang Usaha Jangka Panjang adalah usaha yang telah menjual hasil produksi atau jasa pada konsumennya sudah lebih dari satu periode [7]. Usaha Jangka Panjang diterapkan pada kreditur yang menjalankan usahanya lebih dari satu tahun. Indikator dari Usaha Jangka Panjang adalah: 1) Net Present Value(NPV) NPV adalah hasil keuntungan bersih (Net benefit) maksimal yang dapat dicapai dengan sebuah investasi modal usaha. Persamaan untuk Net Present Value(NPV) dapat dilihat pada Persamaan (6), dengan kriteria NPV adalah sebagai berikut :
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
NPV > 0 Usaha Layak NPV = 0 Usaha Layak Pada Titik Impas NPV < 0 Usaha Tidak Layak =
(1 + )
(6)
Keterangan : NB = Net Benefit (Keuntungan Bersih) i = Diskon Faktor n = Tahun (waktu) Discount factor/faktor diskon bilangan kurang dari 1 (satu) yang untuk mengalikan suatu jumlah nilai yang akan datang (future value) menjadi nilai sekarang (present ditunjukkan oleh Persamaan (7). = 1/ 1 +
100
adalah dipakai dimasa supaya value), (7)
IRR > Batas IRR yang ditetapkan Bank, Usaha Layak IRR = Batas IRR yang ditetapkan Bank, Usaha Layak IRR < Batas IRR yang ditetapkan Bank, Usaha Tidak Layak. + [ + ′] ′ +
bersih terhadap total dari biaya bersih. B/C menunjukkan keuntungan bersih yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Persamaan pada Net B/C ratio dapat dilihat pada Persamaan (9), dengan kriteria pada Net B/C ratio adalah sebagai berikut: / >1 ℎ / =1 ℎ / <1 ℎ
2) Internal Rate Return (IRR) IRR adalah penggambaran besarnya suku bunga yang baik sebagai syarat dapat terjadi pengembalian modal yang diinvestasikan rumus ini digunakan dengan cara teknik cobacoba sampai mendapat suku bunga yang tidak menguntungkan. Persamaan pada Internal Rate Return (IRR) dapat dilihat pada Persamaan (8), dengan kriteria IRR adalah sebagai berikut:
= +
149
1978-1520
Wibowo, Ransi dan Purnamasari
(8)
Keterangan : IRR = Tingkat pengembalian Internal I = Diskon faktor yang menghasilkan NPV positif I’ = Diskon faktor yang menghasilkan NPV negative NPV = Penerimaan bersih dengan hasil positif NPV’ = Penerimaan bersih dengan hasil negative
B/C =
∑ ∑
NBi (+) NBi (−)
(9)
Keterangan : i = Waktu (tahun) NB (+) = Pendapatan bersih bernilai positif NB (-) = Pendapatan bersih bernilai negative 4) Payback Period (PP) Teknik ini digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal yang ditanam dalam usaha tersebut. Persamaan pada Payback period (PP) dapat dilihat pada Persamaan (10), dengan kriteria pada Payback Period adalah sebagai berikut: Payback Period < Batas Payback Period yang ditetapkan Bank, Usaha Layak Payback Period = Batas Payback Period yang ditetapkan Bank, Usaha Layak Payback Period > Batas Payback Period yang ditetapkan Bank, Usaha Tidak Layak PP =
−1+
∑
∑
(10)
Keterangan: PP = Payback Period Tp-1 = Tahun Sebelum terdapat PBP I = Biaya Investasi yang telah dikalikan diskon faktor Biep-1 = Keuntungan yang dikalikan diskon faktor sebelum Payback Period Bp = Pendapatan pada Payback Period berada
5) Break Event Point (BEP) Break Event Point merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui jangka waktu kapan suatu usaha dapat memberi keuntungan (benefit), dan bisa 3) NET B/C Ratio menutupi semua biaya operasional proyek. NET B/C Ratio merupakan perbandingan Karena seperti diketahui suatu usaha yang dari NPV total dari keuntungan (benefit) dimulai dan dirintis tidak akan langsung Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha dengan Metode Analisis Kelayakan
150
mendapat keuntungan. Persamaan untuk Break Event Point (BEP) dapat dilihat pada Persamaan (11), dengan kriteria pada BEP adalah sebagai berikut: Break Event Point < Break Event Point yang ditetapkan Bank, Usaha Layak Break Event Point = Break Event Point yang ditetapkan Bank, Usaha Layak Break Event Point > Break Event Point yang ditetapkan Bank, Usaha Tidak Layak ∑
∑
(11) BEP = −1+ Keterangan: BEP = Break Event Point Tp-1 = Tahun sebelum terdapat BEP TCi = Jumlah total biaya yang telah dikalikan diskon faktor Biep-1 = Keuntungan yang dikalikan diskon faktor sebelum BEP Bp = Pendapatan pada BEP berada 6) Perhitungan Kredit Pada perhitungan kredit mempunyai 3 kriteria perhitungan yang terdapat dalam sistem yaitu: 1. Maksimal Pinjaman Dalam menetukan jumlah maksimal pinjaman yang data dipinjamkan bank kepeda kreditur dapat dilihat pada Persamaan (12). = ℎ
80%
(12)
2. Jumlah Maksimal Angsuran yang Mampu Dibayarkan Kreditur Dalam menentukan jumlah angsuran yang mampu dibayarkan kreditur setiap bulannya kepada bank, dapat dilihat pada Persamaan (13). ℎ
=
ℎ
ℎ
30%
(13)
3. Jangka Waktu Pembayaran Dalam menentukan jumlah angsuran yang mampu dibayarkan kreditur setiap bulannya kepada bank, dapat dilihat pada Persamaan (14). = × 12
(14)
2.4
Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa dalam mendesain perangkat lunak secara visual, yang serupa dengan skema elektronika yang dalam gambar rangkaian. Dengan UML, desainer dapat melihat konsep global suatu desain. Desain kemudian dapat dijadikan panduan dalam proses pengembangan dan rekayasa perangkat lunak. Selain itu, UML dapat menjadi media komunikasi gagasan antara pengembang perangkat lunak dengan pengguna.Bagianbagian UML yang pada pembuatan aplikasi kelayakan finansial usaha ini adalah: a. Use Case Diagram b. Activity Diagram c. Sequence Diagram d. Class Diagram 2.5
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall Metode Waterfall atau metode SDLC (Sistem Development Life Cycle) atau sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall) adalah suatu proses pembuatan atau pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi) dan pengujian [9]. Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki beberapa tahapan yang berurutan yaitu: 1. Analisis Analisis merupakan tahap awal yang dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan sistem. Dalam analisis ini harus didapatkan beberapa hal yang dianggap menunjang penelitian yang dilakukan, seperti mencari permasalahan yang ada, mengumpulkan data (data fisik, non fisik) dan wawancara. 2. Desain Desain yang dimaksud bukan hanya tampilan atau interface saja, tetapi yang dimaksud desain dalam metode ini adalah desain sistem yang meliputi alur kerja sistem, cara pengoprasian sistem, dan hasil keluaran (output). 3. Coding Bagian coding merupakan bagian para programmer untuk memasukkan script kode pemrograman ke dalam sebuah software programming untuk menghasilkan aplikasi
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Wibowo, Ransi dan Purnamasari
1978-1520
yang telah didesain, software programming yang dapat digunakan harus disesuaikan dengan desain sistem yang dibuat seperti untuk ponsel, desktop, website, dan lain-lain. 4. Pengujian dan Tahap Pendukung Tahap ini adalah tahap pengujian dan tahap pendukung yang artinya sistem yang telah dibuat dari hasil analisis masalah yang telah melalui tahap-tahap desain dan pengodean, sehingga akan dapat diketahui seperti apa hasil kinerja sistem yang baru ini. 5. Pemeliharaan Pada tahap pemeliharaan perangkat lunak yang telah selesai dibuat, pada waktu tertentu mungkin akan mengalami kerusakan atau perubahan karena kesalahan atau fungsi yang berbeda.
151
Gambar 2 Halaman Menu Utama Gambar 3 menunjukkan halaman untuk memasukan Data Usaha Jangka Pendek
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap dioperasikan. Aplikasi ini merupakan executable berekstensi JAR. Adapun spesifikasi hardware dan software yang digunakan dalam implementasi adalah sebagai berikut: 1. Hardware yang dibutuhkan: a. Processor Intel Core i-5 b. RAM 4 GB c. Harddisk 500 GB 2. Software yang dibutuhkan: a. Sistem operasi Windows 7 32 Bit b. Netbeans 7.2 c. GUI Controller Java
Gambar 3 Halaman Pengisian Data Usaha Jangka Pendek Gambar 4 menunjukkan halaman untuk menampilkan Hasil Usaha Jangka Pendek.
Gambar 1 menunjukkan halaman Login untuk menjalankan aplikasi
Gambar 4 Hasil Usaha Jangka Pendek
Gambar 1 Halaman Login Gambar 2 menunjukkan halaman Utama aplikasi untuk memasukan data kreditur.
Gambar 5 menunjukkan halaman untuk memasukan Data Usaha Jangka Panjang dan Gambar 6 menunjukkan halaman untuk menampilkan Hasil Usaha Jangka Panjang.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
152
Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha dengan Metode Analisis Kelayakan
terlebih dahulu. Data Uji untuk Usaha Jangka Pendek diambil 2 data usaha, yaitu: 1. Usaha Jahe Instan Usaha Jahe Instan adalah industri rumah tangga yang memproduksi hasil olahan jahe, yang bertempat di desa Abenggi kecamatan Landono. Data usaha Jahe Instan ditunjukkan oleh Tabel 1. Tabel 1 Data Usaha Jahe Instan Gambar 5 Halaman Pengisian Data Usaha Jangka Panjang
Harga Jumlah Biaya Biaya Produk Produksi Variabel Investasi 60000 97 1537564 3829000 Jaminan kredit diajukan : Rp.8.000.000
Dengan data tersebut maka didapatkan hasil dengan batas produktivitas modal adalah 5% maka usaha dinyatakan “LAYAK” pada sistem kelayakan financial dengan data hasil ditunjukkan oleh Tabel 2. Tabel 2 Kelayakan Finansial Usaha Jahe Instan
Gambar 6 Halaman Hasil Usaha Jangka Panjang Gambar 7 menunjukkan halaman untuk menampilkan Data Hasil Perhitungan Kredit.
R/C Ratio
/C ratio
BEP Penerimaan
BEP Produksi
BEP Harga
1,08
8,45%
Rp.5.203.762
86,73/ Satuan
Rp.55.325
Dengan maksi jumlah kredit Kemampuan Angsuran Kredit Jangka Waktu Pembayaran
Rp.7.168.000 Rp.145.500 50 Bulan
Tampilan hasil perhitungan usaha dan besar kredit, pada sistem kelayakan finansial Usaha Jangka Pendek Jahe Instan ditunjukkan oleh Gambar 8.
Gambar 7 Halaman Kredit Untuk pengujian aplikasi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Usaha Jangka Pendek dan Usaha Jangka Panjang. a) Pengujian Usaha Jangka Pendek Untuk menguji Usaha Jangka Pendek, mula-mula data percobaan usaha dimasukkan
Gambar 8 Hasil Perhitungan Usaha Jahe Instan
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
b) Usaha Sari Laut “Mas Tono” Usaha makan sari laut “MAS TONO adalah usaha pada bidang kuliner yang terletak di jalan Mayjen Katamso Kota Kendari. Data usaha Sari Laut “Mas Tono” ditunjukkan oleh Tabel 3. Tabel 3 Data Usaha Sari Laut “Mas Tono” Harga Jumlah Biaya Biaya Produk Produksi Variabel Investasi 18000 11520 163920000 15000000 Jaminan kredit diajukan : Rp.50.000.000
Dengan data tersebut maka didapatkan hasil dengan batas produktivitas modal adalah 5% maka usaha dinyatakan “LAYAK” pada sistem kelayakan financial dengan data hasil ditunjukkan oleh Tabel 4. Tabel 4 Kelayakan Finansial Usaha Sari Laut “Mas Tono” R/C Ratio
/C ratio
BEP Penerimaan
BEP Produksi
BEP Harga
1,16
15,9%
Rp.71.602.216
3977,9/ Satuan
Rp.15.531
Dengan maksimal jumlah kredit Kemampuan Angsuran Kredit Jangka Waktu Pembayaran
153
1978-1520
Wibowo, Ransi dan Purnamasari
Rp.44.800.000 Rp.5.184.000 9 Bulan
Tampilan hasil perhitungan usaha dan besar kredit, pada sistem kelayakan finansial Usaha Jangka Pendek Sari Laut “Mas Tono” ditunjukkan oleh Gambar 9.
terlebih dahulu. Data Uji untuk Usaha Jangka Panjang diambil 2 data usaha, yaitu: 1) Usaha Pencucian Mobil Kumbohu Usaha Pencucian Mobil Kumbohu adalah usaha yang bergerak pada bagian jasa pencucian kendaraan yang terletak pada jalan KH Ahmad Dahlan, Wua-Wua Kota Kendari. Data Usaha Pencucian Mobil Kumbohu ditunjukkan Tabel 5. Tabel 5 Data Kumbohu
Usaha
Pencucian
Total Biaya Biaya, Tahun Investasi Variabel (Rp) (Rp) 0 0 0 100.000.000 1 157.350.000 4.150.000 0 2 158.400.000 4.256.000 120.000.000 3 155.775.000 4.320.000 0 4 155.975.000 4.340.000 0 5 161.700.000 4.340.000 0 Jaminan kredit diajukan : Rp.100.000.000 Keuntungan Total (Rp)
Dengan data tersebut maka didapatkan hasil dengan menggunakan diskon faktor adalah 7, batas diskon faktor 5, batas payback period 3 tahun dan batas break event point 4 tahun maka usaha dinyatakan “LAYAK” pada sistem kelayakan financial dengan data hasil ditunjukkan oleh Tabel 6. Tabel 6 Kelayakan Finansial Usaha Pencucian Mobil Kumbohu NPV
Rp.269.592.128
IRR
81%
B/C Ratio
Payback Period
BEP
3,62
2 tahun 4,38 bulan
3 tahun 8,25 bulan
Dengan maksimal jumlah kredit Kemampuan Angsuran Kredit Jangka Waktu Pembayaran
Gambar 9 Hasil Perhitungan Usaha Sari Laut “Mas Tono” c) Pengujian Usaha Jangka Panjang Untuk menguji Usaha Jangka Panjang, mula-mula data percobaan usaha dimasukkan
Mobil
Rp.89.600.000 Rp.4.042.500 23 Bulan
Tampilan hasil perhitungan usaha dan besar kredit, pada sistem kelayakan finansial Usaha Jangka Panjang Pencucian Mobil Kumbohu ditunjukkan oleh Gambar 10. 2) Usaha Refermentasi Kakao Usaha refermentasi kakao adalah usaha yang bergerak pada pengolahan kakao menjadi beberapa produk turunan. Data Usaha Refermentasi Kakao ditunjukkan oleh Tabel 7.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha dengan Metode Analisis Kelayakan
154
Gambar 10 Hasil Perhitungan Usaha Pencucian Mobil Kumbohu
Gambar 11 Hasil Refermentasi Kakao
Tabel 7 Data Usaha Refermentasi Kakao Biaya Tahun Investasi (Rp) 0 0 0 100.000.000 1 126.000.000 143.890.000 0 2 595.000.000 379.400.000 0 3 177.750.000 74.990.000 0 4 350.000.000 139.075.000 68.585.000 5 545.000.000 204.625.000 11.871.000 Jaminan kredit diajukan : Rp.400.000.000 Keuntungan Total (Rp)
Total Biaya, Variabel (Rp)
Dengan data tersebut maka didapatkan hasil dengan menggunakan diskon faktor adalah 7, batas diskon faktor 5, batas payback period 3 tahun dan batas break event point 4 tahun maka usaha dinyatakan “LAYAK” pada sistem kelayakan financial dengan data hasil ditunjukkan oleh Tabel 8. Tabel 8 Kelayakan Refermentasi Kakao NPV
IRR
B/C Ratio
Rp.498.285.824
84%
5,27
Dengan maksi jumlah kredit Kemampuan Angsuran Kredit Jangka Waktu Pembayaran
Finansial
Usaha
Payback BEP Period 2 tahun 4 tahun 0,87 6,07 bulan bulan Rp.358.400.000 Rp.13.625.000 27 Bulan
Tampilan hasil perhitungan usaha dan besar kredit, pada sistem kelayakan finansial Usaha Jangka Panjang Refermentasi Kakao ditunjukkan oleh Gambar 11.
Perhutungan
Usaha
4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan: 1. Perhitungan pada metode Analisis Kelayakan dapat diimplementasikan pada Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha. 2. Hasil Pengujian dengan metode Blackbox menunjukan tombol pada Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha dapat berjalan sesuai dengan yang diharapakan. Hasil pengujian aplikasi Kelayakan Finansial Usaha menunjukan bahwa aplikasi telah berjalan sesuai dengan perhitungan manual metode Analisis Kelayakan, dan dapat di aplikasikan dalam menghitung beberapa usaha di Kota Kendari.
5. SARAN Adapun saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian yaitu tugas Akhir ini pengembangan aspek yang mempengaruhi jumlah kredit yang dapat dipinjamkan oleh bank kepada kreditur.
DAFTAR PUSTAKA [1]
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Purba, N., 2016, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi tingkat Penyaluran kredit Pada BPR konvensional di Indonesia, Bogor.
Wibowo, Ransi dan Purnamasari
1978-1520
[2]
Sutojo dan Siswanto, 1995, Studi kelayakan Proyek Teori dan Praktek, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta.
[3]
Arissa, V., 2008, Analisis Kelayakan Finansial dan Bauran Pemasaran Mebel Kayu Studi Kasus di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat, Skripsi, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
[4]
Gray, Clifford, F., 2000, Project Management: The Managerial Process International Edition, New York.
[5]
Astiko, 1996, Manajemen Perkreditan. Andi Offset, Yogyakarta.
[6]
Fitria dan Sari, L., 2011, Analisa Kebijakan Pemberian Kredit dan Pengaruh Non Performing Terhadapa Loan To Deposit Ratio Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Aceh.
[7]
Lubis, Bhakti. M., 2013, Analisis Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Karet Jalau Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar.
[8]
Tohir, K.A., 1967, Pengantar Ekonomi Pengaturan Pengusahaan Produksi Pertanian. Erlangga. Jakarta.
[9]
Ema dan Sukrisno, 2005, Konsep Dasar Pengolahan dan Pemograman Database dengan SQL Server, Ms. Access, dan Ms. Visual Basic, Penerbit Andi Yogyakarta.
155
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
156
Aplikasi Penilaian Kelayakan Finansial Usaha dengan Metode Analisis Kelayakan
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page