VI ANALISIS KELAYAKAN USAHA
6.1. Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek-aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha pembibitan Peternakan Domba Tawakkal layak dilihat dari aspek-aspek non finansial. Dalam penelitian ini, dikaji beberapa aspek non finansial diantaranya aspek aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan sosial dan lingkungan. 6.1.1. Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang menjadi prioritas utama dalam menentukan layak tidaknya suatu usaha. Jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek usaha kedepannya pun tidak jelas, maka risiko kegagalan usaha menjadi besar. Untuk itu, dalam menentukan layak tidaknya usaha Peternakan Domba Tawakkal dari aspek pasar, perlu dikaji dengan baik struktur pasar yang terbentuk dan peluang pasar yang ada. Melalui strategi pemasaran yang baik pula maka peluang pasar yang tersedia dapat diraih dengan baik. Suatu usaha dikategorikan layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar dengan syarat jika tersedia pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut. Struktur pasar yang terbentuk pada usaha penggemukan domba adalah pasar oligopoli. Hal ini terlihat hanya ada beberapa usaha penggemukan domba sebagai produsen yang menguasai pangsa pasar yang ada. Khusus di daerah Bogor, usaha yang bergerak di bidang peternakan domba tercatat ada lima peternakan besar, baik yang bersifat pembibitan maupun penggemukan. Kelima peternakan besar itu adalah Peternakan Domba Tawakkal di Cimande, PT Caprito A.P di Carui, Duafa Farm di Pasir Buncir, drg Jajang S di Pekan Sari dan Budi Susilo di Tegal Waru. Peternakan domba ini masing-masing memiliki populasi berkisar 250-1200 ekor dengan populasi terbesar dimiliki oleh Peternakan Domba Tawakkal yaitu 1200 ekor. Menurut Sugeng dan Sudarmono (2007), ternak domba merupakan ternak yang memiliki fungsi sosial dan keagamaan. Ketersediaan pasar untuk ternak jenis ini selalu ada, baik dalam negeri maupun luar negeri semakin terbuka lebar.
44
Secara umum kenyataan ini didorong oleh beberapa faktor yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat akan gizi, dan penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. Data dari Direktorat Jenderal Peternakan (2009) menyatakan bahwa permintaan domba setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 24 persen dan permintaan tersebut masih kewalahan untuk dipenuhi oleh peternak yang ada di Jawa Barat dikarenakan kapasitas produksi yang masih rendah. Permintaan domba ternyata bukan berasal dari pasar lokal saja namun juga berasal dari pasar luar negeri, khususnya dari Timur Tengah. Bahkan baru-baru ini ada pesanan dari pebisnis asal Timur Tengah sebesar 3.000 ekor per bulan. Permintaan pasokan tersebut masih belum dapat dipenuhi karena populasi yang masih terbatas. Hal ini merupakan peluang bagi Peternakan Domba Tawakkal dalam jangka panjang. Jika dalam perjalanan usahanya Peternakan Domba Tawakkal mampu bersaing dan mengembangkan skala bisnisnya, tidak mustahil Peternakan Domba Tawakkal dapat mengambil peran untuk memenuhi kebutuhan daging di pasar internasional. Sementara itu, produsen yang menawarkan ternak domba tidak sebanding dengan tingkat permintaan yang ada. Kenyataan ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat pertumbuhan populasi yang tidak sebanding dengan tingkat permintaan akan ternak domba tersebut. Adanya permintaan daging domba yang cukup besar baik untuk kebutuhan domestik maupun luar negeri tersebut membuka peluang bagi Peternakan Domba Tawakkal sebagai salah satu usaha untuk menyediakan kebutuhan daging domba. Tabel 11. Data Populasi dan Pemotongan Domba di Kabupaten Bogor Tahun 2010 Tahun Perubahan Keterangan 2008 2010 persen (% ) Populasi Domba 221.149 280.798 26,97 Pemasukan domba dari 32.381 78.716 143,09 luar kabupaten Jumlah Pemotongan 167.993 229.761 40,92 Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 4 (2011)
Data tahun 2010 menunjukkan bahwa persentase peningkatan populasi domba lebih kecil dari pemotongan domba dan pemasukan domba dari luar Kabupaten Bogor. Untuk memenuhi permintaan konsumen, domba didatangkan 4
( Disnak Jabar] Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2011. Data Statistik Peternakan 2008-2010 http://disnak.jabarprov.go.id [14 April 2012]
45
dari luar kabupaten dan jumlahnya meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Pemotongan domba setiap tahun juga meningkat secara signifikan tanpa didukung oleh peningkatan populasi domba yang sebanding. Strategi produk yang dijalankan oleh Peternakan Domba Tawakkal yaitu dengan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ternaknya melalui penanganan di masa produksi. Berkualitas atau tidaknya ternak yang dihasilkan merupakan hasil penanganan ternak di masa pemeliharaan. Penanganan yang dilakukan berupa menjaga kebersihan ternak dan kandang, pemberian pakan secara teratur dan pemberian obat untuk menjaga kesehatan ternak. Kualitas ternak yang baru datang (dibeli dari luar) perlu dijaga dengan diberi perlakuan khusus yaitu setelah bakalan sampai di kandang, domba langsung diberikan perlakuan awal yaitu ditenangkan selama satu hari di kandang lalu diberi pakan yang telah disediakan sebelumnya. Bakalan yang baru sampai di kandang biasanya akan sedikit mengalami stres setelah mengalami perjalanan dari tempat asalnya. Setelah didiamkan sekitar satu hari domba diberi obat cacing, dicukur dan dimandikan. Pemberian obat cacing dilakukan guna menjaga kesehatan domba agar pertumbuhannya tidak terganggu karena dari pengalaman Peternakan Domba Tawakkal sebanyak 90 persen domba yang baru datang menderita cacingan, sedangkan domba dimandikan agar badannya menjadi lebih segar dan memiliki nafsu makan yang tinggi. Pakan yang diberikan berupa rumput yang diperoleh dari daerah sekitar lokasi. Rumput yang tersedia sangat melimpah sehingga domba tidak pernah mengalami kekurangan pakan bahkan terkadang cenderung berlebih. Terkadang meski sisa rumput masih ada, pegawai tetap mengganti dengan rumput yang baru yang lebih segar. Ketersediaan pakan yang melimpah ini merupakan kekuatan yang cukup signfikan yang dimiliki oleh usaha ternak domba Peternakan Domba Tawakkal saat ini. Pakan tambahan berupa ampas tahu juga diberikan sebagai pakan penguat untuk menutupi zat gizi yang tidak dipenuhi oleh rumput dan sebagai sumber protein bagi domba. Strategi produk juga dilakukan dengan pemilihan bakalan domba yang baik yang didapat dari peternak dan masyarakat di Bogor dan sekitarnya. Pemilihan bakalan ini menjadi salah satu kunci sukses
46
untuk menghasilkan produk yang baik karena bakalan yang baik akan menghasilkan daging yang baik juga terlabih dengan pemeliharaan yang intensif. Harga yang diberikan kepada konsumen untuk satu kg bobot hidup domba betina adalah sebesar Rp 28.000,00 dan biasanya pada hari-hari tertentu seperti hari raya Idul Adha permintaan terhadap hewan Qurban meningkat tajam, bahkan melebihi dari jumlah domba jantan yang dipelihara. Harga biasanya meningkat dari harga yang telah ditentukan. Harga domba yang dijual dalam bentuk karkas sebesar Rp 50.000,00 per kg karkas dengan daerah pemasaran yang meliputi wilayah Jabodetabek. Selain itu Peternakan Domba Tawakkal juga menerapkan harga berdasarkan taksiran penampilan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk melayani calon pembeli yang lebih detil dalam memilih domba dengan datang langsung ke kandang. Tidak ada ukuran yang baku dalam menentukan harga, tergantung dari kesepakatan tawar menawar antara Peternakan Domba Tawakkal dengan calon pembeli. Penjualan domba dari usaha ternak Peternakan Domba Tawakkal saat ini mayoritas masih menggunakan sistem jual berdasarkan penampilan fisik. Harga juga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi misalnya pada saat Idul Adha harga dapat menjadi lebih tinggi apalagi dalam kondisi permintaan sangat banyak. Dari hasil analisis aspek pasar, dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan domba Peternakan Domba Tawakkal layak untuk diusahakan karena kebutuhan akan daging domba di wilayah Bogor masih sangat besar sementara produksi daging peternak di wilayah Bogor belum mampu memenuhi kebutuhan yang besar tersebut. Dengan adanya pengembangan Peternakan Domba Tawakkal dapat mengurangi gap antara permintaan dan penawaran sehingga dapat memenuhi permintaan domba sebanyak 15 ekor perhari. 6.1.2. Aspek Teknis Menurut Subagyo (2007) indikator suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan bila dinilai dari aspek teknis produksi adalah jika secara teknis usaha tersebut dapat dilakukan dan suistainable. Analisis secara teknis berhubungan dengan proses pembangunan suatu usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah usaha dijalankan. Aspek ini menjelaskan beberapa bagian utama dalam
47
pelaksanaan suatu usaha, seperti input usaha (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Berdasarkan variabel-variabel utama yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan lokasi perusahaan maka Peternakan Domba Tawakkal memiliki lokasi yang cukup strategis. Lokasi Peternakan Domba Tawakkal yang strategis dapat dilihat dari keberadaan bahan baku (pakan hijauan) yang selalu tersedia. Hal ini dikarenakan posisi Peternakan Domba Tawakkal dekat dengan berbagai area lapangan hijau tempat tumbuhnya pakan hijauan seperti daerah Lido dan kebun rumput warga sekitar Desa Cimande. Untuk konsentrat ampas tahu juga sangat mudah didapatkan karena banyak pabrik pengolah tahu di wilayah Bogor. Selain itu, lokasi perusahaan juga dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan transportasi pengangkutan pakan. Fasilitas pendukung utama lainnya berupa tenaga listrik dan air tersedia cukup baik. Variabel utama lainnya yang terpenting dalam penentuan lokasi perusahaan adalah letak pasar yang dituju. Variabel ini berkaitan dengan tujuan dari perusahaan sendiri yaitu menjadi perusahaan peternakan yang mampu memenuhi permintaan pasar khususnya wilayah Bogor. Posisi perusahaan yang terletak di Bogor cukup strategis sebagai lokasi produksi dan tidak mengalami masalah yang signifikan bagi pihak perusahaan, dan bila dilihat dari segi supply tenaga kerja, lokasi perusahaan saat ini tidak menjadi masalah karena kebutuhan tenaga kerja masih terpenuhi. Saat ini Peternakan Domba Tawakkal sudah beroperasi dalam skala menengah. Karena permintaan akan daging domba cukup tinggi, maka peluang untuk meraih keuntungan besar dapat diperoleh dengan memperluas skala usaha. Kapasitas perusahaan juga masih belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dijadikan modal dalam rencana perluasan skala usaha. Dapat dikatakan bahwa Peternakan Domba Tawakkal masih sangat berpotensi untuk meningkatkan skala usahanya untuk mencapai skala ekonomis. Kandang utama Peternakan Domba Tawakkal didirikan di desa Cimande Hilir Kecamatan Caringing Kabupaten Bogor. Kandang dibangun dari bahan kayu dengan umur ekonomis selama sepuluh tahun. Layout dan gambar kandang di peternakan dapat dilihat pada Lampiran 4.
48
a. Ketersediaan bahan baku Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional adalah pakan ternak. Pakan yang dibutuhkan yaitu ampas tahu sebagai konsentrat dan rumput hijau. Ampas tahu diperoleh dari pabrik ampas tahu di wilayah Bogor yaitu Caringin, Cigombong, Cikereteg, dan Batu Tulis yang dibeli dengan sistem kontrak. Hijauan diperoleh dari kegiatan menyabit rumput yang disabit di sekitar daerah Cigombong (Lido, Ciletuh, dan Sempur), Caringin, Pancawati, dan Ciherang Bogor. Setiap hari, penyabit rumput harus menyediakan 30 karung rumput hijau per kandangnya. Hijauan tidak terlalu sulit untuk didapatkan di daerah Cimande masih banyak lapangan-lapangan kosong dan kebun-kebun sengon yang menghasilkan rumput hijau. Tidak ada perjanjian khusus antara Peternakan Domba Tawakkal dengan pemilik kebun karena adanya hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Peternakan Domba Tawakkal mendapatkan rumput secara mudah dan kebun pemilik lahan bersih dari rumput liar. b. Tenaga listrik dan air Listrik diperlukan untuk proses penerangan pada kandang, kantor dan untuk memompa air dari sumur bor ke bak penampungan. Listrik diperoleh perusahaan dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran tiap bulan sesuai daya yang digunakan. Daya listrik yang digunakan pada Peternakan Domba Tawakkal adalah sebesar 900 watt, karena kebutuhan untuk memompa air dengan menggunakan empat mesin pompa air. Air merupakan kebutuhan yang mutlak, baik untuk keperluan hidup ternak, sanitasi, maupun keperluan sehari-hari. Kebutuhan air bersih untuk keperluan operasional peternakan maupun untuk kepentingan lainnya pada saat ini didapatkan dari sumber air yang berasal dari tiga sumur gali dan satu sumur bor, yang sebelumnya ditampung pada bak penampung air yang berjumlah empat penampung air pada masing-masing kandangnya. Sumber air ini digunakan untuk mandi para pegawai, untuk memandikan domba, membersihkan selokan kandang, lantai kandang dan mencuci kandang juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari karyawan. Kondisi geografis Kabupaten Bogor membuat ketersediaan air
49
tercukupi
sepanjang tahun sehingga setiap kebutuhan operasional yang
membutuhkan air selalu dapat tercukupi sacara melimpah. c. Fasilitas Trasportasi Transportasi yang dibutuhkan oleh Peternakan Domba Tawakkal yaitu mobil pick-up untuk mengangkut rumput, ampas tahu dan juga untuk mengantar domba ke konsumen. Peternakan Domba Tawakkal memiliki dua unit mobil pickup untuk kegiatan opersional di peternakan. Kondisi umum di daerah Cimande baik karena Tawakal Farm dekat dengan jalan umum yang teraspal dan dekat dengan jalan raya yang menghubungkan dengan desa lain. Kondisi jalan yang baik ini menunjang kelancaran transportasi kegiatan operasional (Gambar 3).
Gambar 3.
Mobil Angkut dan Fasilitas Jalan Menuju Peternakan Domba Tawakkal Tahun 2012 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Transportasi digunakan baik untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan kegiatan pendukung lainnya Kegiatan operasional dimulai pada pukul 06.00 WIB dan mobil angkut akan membawa karyawan penyabit untuk mencari rumput. Pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB maka rumput akan dibawa ke kandang untuk dibagikan kepada domba. Pencarian rumput dan pengangkutan ampas tahu dilakukan secara bersamaan sehingga dibutuhkan dua kenderaan operasional. Ketersediaan mobil angkut sangat membantu sehingga memudahkan pengangkutan pakan menuju Peternakan Domba Tawakkal. Kondisi jalan menuju Peternakan Domba Tawakkal masih semi batu dan belum diaspal. Meski demikian, ketika hujan tidak akan mengganggu proses keluar masuknya kenderaan ke Peternakan Domba Tawakkal
50
d. Lay Out Keberhasilan dalam pemeliharaan ternak sangat dipengaruhi oleh tersedianya bangunan kandang yang baik. Kandang yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan laju pertumbuhan dan kesehatan domba. Terdapat lima unit kandang pada lokasi peternakan, yaitu kandang A, B, C, D dan E. Posisi kelima kandang membentang dari Utara ke Selatan dan dinding kandang menghadap arah Timur dan Barat. Posisi yang seharusnya yaitu kandang menghadap ke Timur Barat dan dindingnya menghadap Utara Selatan. Posisi kandang Peternakan Tawakkal ini menyebabkan sinar matahari hanya sampai ke beberapa tempat saja yaitu pada pagi hari sinar matahari mengenai kandang paling kanan dan pada sore hari mengenai kandang paling kiri. Walaupun tidak mendapatkan sinar matahari secara bersamaan, namun hal ini tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi pertumbuhan domba.. Sinar matahari penting bagi kesehatan domba dan menjaga agar keadaan kandang tidak lembab. Sistem perkandangan yang dimiliki di Peternakan Domba Tawakkal yaitu menggunakan kandang panggung. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan kandang panggung, di antaranya sebagai berikut. Kelebihan kandang panggung : a. Kandang relatif lebih bersih karena kotoran, urine dan sampah langsung jatuh ke bawah kolong sehingga lantai kandang selalu dalam keadaan kering. b. Perkembangan kuman/bibit penyakit dapat ditekan sehingga ternak jadi lebih sehat. Kekurangan kandang panggung : a. Biaya pembuatan lebih mahal. b. Ada risiko kecelakaan karena ternak dapat terperosok. c. Kandang memikul lebih berat. Besar kecilnya kandang (ukuran bangunan kandang) ditentukan dari populasi yang ingin dicapai. Setiap ekor domba memerlukan luas ruangan (pen) yang berbeda sesuai dengan umurnya. Pada penggemukan (fattening) dan pembibitan (breeding) di peternakan domba Tawakkal terdapat dua jenis kandang yang berbeda yaitu kandang sekat (individu) dan kandang koloni (kelompok). Di peternakan Tawakkal kandang sekat atau individu digunakan untuk kandang
51
penggemukan. Untuk ukuran bobot badan domba 15 -35 kg kandang sekat per individu berukuran panjang 110 cm, lebar 45 cm dan tinggi 100 cm. Untuk domba ukuran bobot badan domba 35
100 kg berukuran panjang 130 cm, lebar 75 cm
dan tinggi 110 cm. Kandang yang digunakan untuk pembibitan di Peternakan Domba Tawakkal menggunakan kandang koloni (kelompok) yang mempunyai ukuran panjang 110 cm, lebar 130 cm dan tinggi 90 cm yang diisi oleh domba 2-3 ekor dan kandang koloni untuk domba dara berukuran panjang 300 cm, lebar 150 cm dan tinggi 90 cm yang diisi oleh domba 6-8 ekor. Selain itu, mempunyai kandang untuk kawin domba dengan bentuk kandang koloni yang mempunyai ukuran panjang 220 cm, lebar 190 cm dan tinggi 90 cm yang terletak di kandang D. Kandang dibangun bersekat-sekat yang dapat dilepas dan dipasang kembali sesuai kebutuhan pemeliharaan. Sekat untuk sistem individu dibuat hanya cukup untuk satu ekor domba dengan ukuran panjang 95-100 cm dan lebar 45-50 cm. Sekat untuk sistem koloni bervariasi ukurannya, hal ini karena adanya perbedaan desain sekat pada tiap-tiap kandang. Perbedaan desain sekat ini juga meneyebabkan terjadinya perbedaan jumlah domba yang dapat ditampung pada tiap kandang koloni pada masing-masing kandang. Ukuran kandang pada Peternakan Domba Tawakkal dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 12. Ukuran kandang yang terdapat di Peternakan Domba Tawakkal Panjang Lebar Tinggi Tinggi Panggung Kandang (cm) (cm) (cm) (cm) A 3060 320 270 75 B 3060 360 270 75 C 3000 800 355 150 D 3300 750 355 100 E 3000 800 355 100 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Kandang yang dibuat harus cukup kuat. Tiang-tiang kandang harus mampu menopang semua beban dari keseluruhan bangunan kandang. Oleh karena itu, jenis bahan yang digunakan harus dipilah-pilah. Bagian-bagian tertentu, seperti dinding dan atap harus dibuat seringan mungkin, tetapi cukup kuat, sirkulasi udara yang baik dan sesuaikan dengan kondisi setempat.
52
Tiang kandang harus dapat menyangga keseluruhan bangunan kandang sehingga kandang berfungsi dengan baik dan tahan lama. Tiang utama yang digunakan di Peternakan Domba Tawakkal adalah kayu balok (kayu nangka). Kayu ini sangat kuat dan tahan terhadap air yang memungkinkan kayu menjadi lembab dan keropos. Kayu balok ini memiliki ketebalan yang berukuran 12 cm x 12 cm dan panjang tiga meter. Tiang utama berfungsi untuk menyangga beban kandang dan isinya. Tiang utama yang digunakan di Peternakan Domba Tawakkal dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.
Tiang Utama Kandang Domba di Peternakan Domba Tawakkal Tahun 2012 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Di Peternakan Domba tawakkal dinding kandang terbuat dari papan dan bilah bambu dengan bagian dinding bercelah. Dinding kandang berguna untuk membentengi domba agar tidak lepas keluar, menahan angin langsung masuk ke dalam kandang dan menahan keluarnya panas dari tubuh ternak itu sendiri pada malam hari. Untuk
menjamin sirkulasi udara dalam kandang selalu dalam
keadaan segar dan tidak terlalu panas di saing hari atau domba tidak kedinginan pada malam hari, maka konstruksi kandang dapat diatur dengan cara membuat dinding kandang bercelah sehingga memberi kesempatan sinar matahari untuk masuk secara langsung ke dalam kandang yang membantu mengurangi mikroba penyakit. Dinding kandang di Peternakan Domba Tawakkal dapat dilihat pada Gambar 5.
53
Gambar 5. Dinding Kandang Domba di Peternakan Domba Tawakkal Tahun 2012 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Tinggi lantai kandang rata-rata sekitar 130 cm dari permukaan tanah. Hal ini dilakukan agar kondisi kandang tidak terlalu lembab akibat genangan air dari tanah di bawah lantai kandang. Lantai kandang di Peternakan domba Tawakkal terbuat dari bilahan bambu dengan lebar celah 1,5-2 cm sehingga kotoran dan air kencing mudah jatuh ke tempat penampungan dan tidak menumpuk di lantai o
kandang. Di bawah lantai kandang A dan B disemen dengan kemiringan 45
sedangkan kandang C, D, E dibiarkan beralaskan tanah datar. Fungsi lantai ialah tempat untuk berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk berbaring. Persyaratan lantai kandang antara lain harus rata, tidak licin, tak terlalu keras atau tajam dan tahan lama Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Lantai Kandang Domba di Peternakan Domba Tawakkal Tahun 2012 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Pintu kandang yang digunakan di peternakan domba Tawakkal terbuat dari kayu durian. Ukuran pintu setiap kandang berbeda-beda, untuk kandang A dan B bentuk pintu setengah badan dan terletak di bagian depan dan belakang,
54
sedangkan bentuk kandang C, D, dan E terdapat pintu di bagian depan saja. Ukuran pintu kandang A lebar 70 cm dan tinggi 110 cm sebanyak satu buah pintu, pintu kandang B lebar 100 cm dan tinggi 110 cm sebanyak satu buah pintu, pintu kandang C lebar 90 cm dan tinggi 190 cm sebanyak dua buah pintu, pintu kandang D dan E dengan lebar 80 cm dan tinggi 195 cm masing-masing memiliki dua buah pintu. Pintu kandang berguna untuk memasukkan dan mengeluarkan domba
saat
pemeliharaan
dan
memudahkan
peternak
peternak
dalam
membersihkan kandang. Tempat pakan yaitu tempat untuk menyediakan pakan seperti rumput dan ampas tahu. Fungsi tempat pakan untuk menghindari pakan berupa hijauan tidak termakan karena berceceran di lantai, terinjak-injak, dan tercampur dengan kotoran domba. Ukuran yang dimiliki di peternakan domba Tawakkal untuk tempat pakan domba penggemukan berukuran lebar atas 45 cm, lebar bawah 35 cm, tinggi bagian dalam 25 cm dan tinggi bagian luar 35 cm. Tempat pakan khusus ampas tahu berupa bahan plastik atau bekas tempat menyimpan minyak sayur yang telah dibelah dua bagian, dengan ukuran lebar 30 cm, panjang 50 cm dan tinggi kedalaman 15 cm. Tempat pakan dapat dilihat pada Gambar 7 .
Gambar 7. Pakan Untuk Rumput dan Tempat Pakan Untuk Ampas Tahu di Peternakan Domba Tawakkal Tahun 2012 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Kandang di peternakan domba Tawakkal berupa pangung sehingga tangga kandang diperlukan agar para petugas ataupun domba yang kebetulan keluar masuk tidak akan mengalami kesulitan Tangga yang dimiliki di peternakan domba Tawakkal yaitu terbuat dari bahan semen. Dapat dilihat pada Gambar 8.
55
Gambar 8. Tangga Kandang Domba di Peternakan Domba Tawakkal Tahun 2012 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Berdasarkan hasil analisis teknis, dapat dikatakan bahwa usaha dari bisnis domba yang dilaksanakan layak untuk dilaksanakan. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan teknis dapat disediakan oleh pemilik peternakan. Pakan hijauan dan ampas tahu yang tersedia sepanjang tahun menjadikan kegiatan teknis dapat dilakukan secara suistainable. Peralatan dan teknologi yang digunakan masih sederhana, namun tidak mengganggu kelancaran aktifitas para karyawan saat bekerja. 6.1.3. Aspek Manajemen Analisis aspek manajemen dilakukan untuk melihat apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak atau tidak layak (Umar. 2007). Analisis aspek manajemen umumnya menilai para pengelola proyek dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendaliannya agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi harus sesuai dengan bentuk dan tujuan proyek, serta kebutuhan tenaga kerja harus terperinci dengan baik. Untuk menyusun studi kelayakan, menjalankan dan mengoperasikan bisnis diperlukan manajemen. Proses pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki organisasi atau perusahaan tidak akan optimal apabila prinsip-prinsip manajemen tidak diterapkan secara konsisten. Pada setiap kegiatan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian harus dijalankan secara berkesinambungan (Subagyo. 2007). Aspek manajemen perlu dikaji agar proyek yang didirikan dan dioperasikan nantinya dapat berjalan dengan lancar (Suratman. 2002).
56
Peternakan Domba Tawakkal memiliki struktur organisasi yang sederhana, dengan
prinsip
kekeluargaan
menjadi
dasar
pengelolaannya
namun
profesionalisme tetap dipegang melalui spesialis kerja, hanya mungkin tingkat penggunaan energi masing-masing berbeda. Peternakan Domba Tawakkal dikoordinasikan oleh satu orang sekaligus pemilik peternakan tersebut dan mencakup empat tugas yaitu produksi, pemasaran, distribusi dan supplier stock. Pertama, produksi yakni memanajemen agar ternak domba selalu tersedia, sehat, dan siap untuk dijual. Disamping itu mengelola sistem keuangan dan administrasi perusahaan. Kedua, pemasaran berusaha agar ternak domba yang ada di kandang dapat terjual cepat karena untuk mencapai target pendapatan tiap bulannya melalui kegiatan promosi. Ketiga, distribusi bertugas untuk mengantarkan ternak domba yang dipesan oleh pembeli atau konsumen ke tempat tujuan. Terakhir supplier stock adalah penanggung Jawab pemasok atau supplier. Peternakan Domba Tawakkal memiliki empat kepala kandang dengan masing-masing
tanggung
Jawabnya.
Kepala
kandang,
masing-masing
bertanggung Jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kandang dan kegiatan sehari-hari di kandang. Kegiataan sehari-hari yang dilakukan antara lain memberikan pakan, membersihkan kandang, mencukur bulu domba, memandikan domba, menggunting kuku domba, memberikan obat-obatan, dan mengawinkan domba (khusus kandang breeding). Dalam hal pemberian pakan, kepala kandang dibantu oleh karyawan yang bertugas khusus mencari pakan rumput hijauaan dan memberikan pakan rumput hijauan. Satu orang karyawan khusus yang bertugas mengambil pakan tambahan yaitu ampas tahu di pabrik tahu sekitar Bogor. Satu orang supir bertugas mengantar karyawan arit dan karyawan pengambilan ampas tahu, supir pun bertanggung Jawab dalam hal transportasi seluruh kegiatan. Struktur organisasi Peternakan Domba Tawakkal dapat dilihat pada Gambar 9.
57
Gambar 9. Struktur Organisasi pada Peternakan Domba Tawakkal Tahun 2012 Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
Pembagian tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Pemilik a. Merupakan pemilik dari perusahaan sebagai pimpinan tertinggi dan bertugas mengurusi masalah administrasi penjualan dan pembukuan di peternakan. b. Melakukan negosiasi kepada pelanggan dan pemasok baik untuk penjualan maupun pembelian input c. Mencari
daerah
pemasaran
potensial
untuk
domba
pembibitan
dan
penggemukan d. Memfokuskan dan mengimplementasikan semua kebijakan yang telah ditetapkan kepada karyawan untuk perkembangan usaha Peternakan Domba Tawakkal 2. Kepala Kandang a. Bertanggung Jawab terhadap seluruh kegiatan operasional kandang mulai dari kebersihan kandang, mengawinkan domba, mengatur siklus perkawinan, perawatan induk pasca kelahiran anakan, pemberian obat dan vitamin, pencukuran bulu serta bertanggung Jawab terhadap keamanan kandang pada siang hari. b. Mengontrol kinerja anak kandang c. Jam kerja mulai dari pukul 06.00-16.00 WIB 3. Anak Kandang a. Bertanggung Jawab dalam hal penyedianan pakan (hijauan). b. Membantu kepala kandang dalam memberikan pakan pada pagi dan sore hari.
58
c. Jam kerja mulai dari pukul 06.00-16.00 WIB. 4. Supir a. Bertanggung Jawab terhadap setiap kegiatan transportasi dalam pengadaan pakan hijauan, ampas tahu dan pengantaran penjualan domba ke pembeli b. Jam kerja mulai dari pukul 06.00-16.00 WIB 5. Pemikul ampas tahu a. Bertanggung Jawab dalam pengangkutan ampas tahu dari pabrik hingga ke masing-masing kandang. b. Jam kerja mulai dari pukul 06.00-16.00 WIB. 6. Keamanan a. Bertugas menjaga keamanan di peternakan terutama pada malam hari. b. Jam kerja mulai dari pukul 20.00-06.00 WIB. Dalam struktur organisasi ini pemilik berwenang sebagai penentu keputusan yang akan diambil oleh perusahaan. Dengan wewenang tersebut, pemilik memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan keputusan yang akan diambil. Pemilik juga melakukan pengawasan langsung terhadap kinerja para pekerjanya. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu perusahaan, tujuannya adalah untuk membantu dalam proses kelancaran dalam produksi. Jumlah pegawai di Peternakan Domba Tawakkal seluruhnya berjumlah 17 pegawai, distribusi jumlah pegawai masing-masing bagian dapat dilihat pada Tabel 12. Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan dari aspek manajemen jika perusahaan menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara konsisten. Peternakan Domba Tawakkal sebagai sebuah perusahaan telah memiliki struktur organisasi meski masih sangat sederhana seperti yang terlihat pada Gambar 3. Struktur organisasi sebenarnya juga dapat menjadi gambaran tipe organisasi yang digunakan oleh perusahaan. Usaha ternak domba Peternakan Domba Tawakkal saat ini sudah memiliki struktur organisasi yang jelas sehingga pegawai maupun pemilik melakukan pekerjaan masing-masing menurut pekerjaan yang telah ditetapkan pemilik. Dalam upaya pengembangan usahanya pemilik Peternakan
59
Domba Tawakkal telah membuat perencanaan usaha walaupun rencana usaha ini belum terdokumentasikan. Tabel 13. Tingkat Pendidikan Karyawan Peternakan Domba Tawakkal No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Drs. H. Benyamin Andi Yeyen Acep Farid Sodikin Odong Mukti Ucup Idris Komar Ruslan Arul Misbah Arul Agus Muklis Irvan
Status Pekerjaan Pimpinan Peternakan Sopir Kepala Kandang A dan B Kepala Kandang C Kepala Kandang D Kepala Kandang E Keamanan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan
Pendidikan S1 SMA Sekolah Peternakan SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD
Sumber : Peternakan Domba Tawakkal (2012)
6.1.4. Aspek Hukum Menurut Subagyo (2007) suatu usaha dikatakan layak secara aspek hukum jika usaha tersebut legal. Legal atau ilegalnya suatu perusahaan ditentukan oleh ada tidaknya surat izin untuk mendirikan usaha. Sampai saat ini Peternakan Domba Tawakkal belum memiliki bentuk badan usaha dan hukum yang jelas. Peternakan Domba Tawakkal belum memiliki badan usaha dan saat ini hanya sebatas perizinan dari pemerintahan Desa Cimande. Dari hasil wawancara diketahui pemilik Peternakan Domba Tawakkal sendiri pernah mengurus surat izin usaha kepada Dinas Peternakan di kabupaten. Pemilik peternakan telah mengantongi surat izin prinsip dan persetujuan prinsip dari sekitar peternakan sebagai kelengkapan administrasi, namun dalam proses selanjutnya terkendala dalam mengurus administrasi yang berbelit-belit di kantor peternakan kabupaten. Dengan keadaan seperti ini, pemilik enggan untuk melanjutkan proses penyelesaian izin usaha.
60
Peternakan Domba Tawakkal dengan skala usahanya yang saat ini belum memiliki izin usaha resmi dari pemerintah, namun dalam pelaksanaan bisnisnya Peternakan Domba Tawakkal belum pernah mengalami kendala dalam aktivitasnya. Izin lokasi yang didapatkan dari masyarakat sekitar peternakan dan dari kelurahan setempat cukup sebagai izin untuk keberlangsungan peternakan. 6.1.5. Aspek Sosial dan Lingkungan Menurut Gittinger (1986) suatu usaha dikatakan layak dari aspek sosial memberi dampak positif terhadap penghasilan negara, berpengaruh terhadap devisa negara, membuka peluang kerja, dan berdampak positif terhadap pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan. Keberadaan Peternakan Domba Tawakkal menimbulkan berbagai dampak, baik dampak sosial maupun lingkungan. Adanya Peternakan Domba Tawakkal memberikan dampak secara ekonomi berupa penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar Peternakan Domba Tawakkal. Usaha yang dijalankan oleh Peternakan Domba Tawakkal juga memberikan pengaruh bagi pendapatan negara atau pemerintah daerah berupa pajak dari keuntungan usaha. Selain itu, keberadaan Peternakan Domba Tawakkal tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi lingkungan daerah sekitar proyek. Peternakan Domba Tawakkal memang menghasilkan limbah berupa kotoran ternak, namun bau yang dihasilkan tidak mengganggu masyarakat sekitar karena lokasi kandang mempunyai jarak dengan pemukiman warga sehingga bau dari kotoran tidak sampai ke pemukiman warga. Berbeda dengan kegiatan usaha perindustrian yang menghasilkan limbah, kegiatan usaha peternakan domba yang dilakukan oleh Peternakan Domba Tawakkal ini tidak menghasilkan limbah yang dapat berdampak buruk bagi keseimbangan lingkungan. Peternakan Domba Tawakkal juga memberikan peluang kerja tambahan bagi masyarakat sekitar. Contohnya adalah pada saat pembangunan, dimana perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk pembuatan kandang dan juga tenaga kerja untuk kegiatan teknis yang direkrut dari sekitar daerah Cimande. Setiap tahun juga pemilik Peternakan Domba Tawakkal memberikan santunan kepada 150 keluarga disekitar peternakan. Kegiatan ini rutin dilakukan
61
sebagai tanggungJawab sosial kepada masyarakat sekitar. Untuk kegiatan sosial di desa, Haji Bunyamin juga ikut berpartisipasi dalam bentuk sumbangan dana. Jika dilihat dari aspek sosial peternakan domba Peternakan Domba Tawakkal ini layak untuk dijalankan karena memberikan dampak positif yang diberikan kepada warga sekitar. Selain tidak menimbulkan limbah yang dapat merusak lingkungan, kegiatan usaha ini juga dapat menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan memberikan kontribusi bagi negara berupa pajak. 6.2. Analisis Finansial Analisis finansial bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan pelaksanaan usaha ini dari segi keuangan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP) dan analisis Switching Value. Untuk menganalisis kriteria-kriteria tersebut digunakan suatu metode perhitungan atau yang sering disebut arus kas (cash flow). Cash flow disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Lebih sederhanannya cash flow bertujuan untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan dalam proyek atau usaha yang dijalankan oleh Peternakan Domba Tawakkal. Langkah penting lainnya yang digunakan untuk menentukan berhasilnya aspek finansial adalah membuat laporan laba rugi. Laporan laba rugi berisi tentang total penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Dalam penelitian ini terutama dalam aspek pembahasan finansialnya, akan menggunakan dua jenis skenario perhitungan, skenario I berupa perhitungan bisnis yang berjalan tanpa adanya pengembangan bisnis. Kondisi Peternakan Domba Tawakkal saat ini yaitu memiliki kandang berjumlah lima unit diatas lahan seluas 3000 m 2 dengan total kapasitas maksimal yaitu 1200 ekor domba. Selanjutnya skenario II, Peternakan Domba Tawakkal akan memperluas kapasitas
62
produksi domba yaitu penambahan tiga unit kandang penggemukan dan pembibitan diatas lahan seluas 3000 m 2 dengan kapasitas maksimal 900 ekor domba. 6.2.1. Analisis Kelayakan Finansial dengan Kondisi Tanpa Pengambangan Analisis kelayakan finansial menggunakan dasar perhitungan harga yang berlaku sekarang dan dilakukan per tahun. Jangka waktu analisis dilakukan selama 10 tahun. Analisis finansial yang dilakukan meliputi analisis investasi dan reinvestasi, pembiayaan dan proyeksi laba-rugi. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan dua skenario yaitu skenario pertama analisis kelayakan pada kondisi sekarang yaitu dengan lima kandang domba dan belum melakukan pengembangan
bisnis
dan
untuk
skenario
ke
dua
adalah
melakukan
pengembangan bisnis dengan menambah tiga unit kandang dengan luasan tanah 2 sekitar 3000 m , analisis yang dilakukan juga dengan menghitung nilai terhadap
Switching value terhadap penurunan harga jual domba jantan dan kenaikan biaya pakan ampas tahu. Komponen yang terdapat pada analisis ini merupakan komponen yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Komponen pertama yang dianalisis pada penelitian ini yaitu : 1) Analisis Biaya (Outflow) Komponen biaya yang dikeluarkan dalam budidaya domba mencakup biaya investasi, biaya reinvestasi dan biaya operasional yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Berikut adalah rincian biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis. A. Biaya Investasi dan biaya reinvestasi Biaya investasi yang dikeluarkan pada saat awal usaha yaitu pada tahun pertama. Biaya ini merupakan biaya dalam pengadaan barang-barang investasi. Apabila terdapat aset yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur usaha, maka dilakukan reinvestasi. Biaya investasi pada Peternakan Domba Tawakkal dapat dilihat pada Tabel 13. Besaran biaya investasi awal yang dikeluarkan oleh Peternakan Domba Tawakkal pada investasi awal yaitu sebesar Rp 1.367.650.000,00. Barang-barang investasi yang mempunyai nilai paling besar yaitu kandang, tanah, indukan dan mobil pick up. Besarnya nilai investasi awal ini dipengaruhi oleh skala peternakan yang mencapai 1200 ekor sehingga dibutuhkan biaya investasi awal yang besar 63
juga. Barang-barang investasi yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha mengalami penyusutan setiap tahunnya dengan proporsi yang berbeda. Tabel 14. Biaya Investasi Pada Kondisi Tanpa Pengembangan di Peternakan Domba Tawakkal No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis Investasi
Jumlah
Satuan
Tanah 3000 Meter2 Kandang 5 Unit Bangunan 4 Unit Furniture Kantor 1 Set Induk Betina 300 Ekor Induk Jantan 10 Ekor Tower, Pompa, Sumur, Bak 4 Set Selang 5 Unit Garu 3 Unit Gergaji 3 Unit Drigen 500 Unit Cangkul 4 Unit Timbangan 2 Unit Gunting Cukur 8 Unit Gunting kuku domba 4 Unit Kunci tanduk 1 Lembar Sapu Lidi 8 Unit Sekop 3 Unit Sabit rumput 13 Unit Mobil Pick-up 2 Unit TOTAL BIAYA INVESTASI (Rp)
Harga Satuan (Rp) 100.000 100.000.000 20.000.000 4.000.000 650.000 750.000 2.000.000 325.000 30.000 100.000 20.000 30.000 100.000 10.000 40.000 15.000 2.500 50.000 30.000 130.000.000
Total Harga (Rp) 300.000.000 500.000.000 80.000.000 4.000.000 195.000.000 7.500.000 8.000.000 1.625.000 90.000 300.000 10.000.000 120.000 200.000 80.000 160.000 15.000 20.000 150.000 390.000 260.000.000 1.367.650.000
Penyusutan masing-masing barang investasi dipengaruhi umur teknis yang mampu diperoleh dari barang investasi. Dasar penentuan umur teknis diperoleh dari lama barang tersebut dapat dipergunakan denga layak. Umur teknis dari tiap barang investasi yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 14. Dalam hal ini, tanah tidak diperhitungkan umur ekonomisnya karena tanah dapat dipergunakan sepanjang tahun (melebihi umur usaha) dan tidak berkurang nilai kesuburannya atau nilai spesifik lainnya sehingga dalam penyusutan, tanah tidak dimasukkan di dalamnya. Induk domba juga tidak dihitung nilai ekonomisnya karena domba akan ber-regenerasi. Anakan domba yang dilahirkan oleh indukan yang dibeli pada investasi awal akan dijadikan sebagai indukan untuk
periode
berikutnya.
Untuk
pejantan
masa
ekonomisnya
tidak
diperhitungkan karena pejantan dapat mengawini betina sepanjang tahun.
64
Tabel 15. Umur Ekonomis dari Investasi pada Kondisi Tanpa Pengembangan di Peternakan Peternakan Domba Tawakkal No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis Investasi Tanah Kandang Bangunan Furniture Kantor Induk Betina Induk jantan Tower, Pompa, Sumur, Bak Selang Garu Gergaji Drigen Cangkul Timbangan Gunting Cukur Gunting kuku domba Kunci tanduk Sapu Lidi Sekop Sabit rumput Mobil Pick-up
Umur Ekonomis (Tahun) 10 10 10 5 3 3 3 3 3 5 1 2 10 1 3 3 10
Penyusutan (Rp) 50.000.000 8.000.000 400.000 1.600.000 541.667 30.000 100.000 3.333.333 40.000 40.000 80.000 80.000 1.500 20.000 50.000 130.000 26.000.000
Selain biaya investasi, ada biaya reinvestasi yang dikeluarkan oleh perusahaan agar usaha pembibitan dapat terus berjalan ketika barang investasi yang dikeluarkan telah habis umur ekonomisnya. Barang-barang investasi yang umur ekonomisnya dibawah umur usaha akan dilakukan reinvestasi setiap akhir periode umur ekonomis. Tidak semua biaya investasi mengalami reinvestasi, hanya beberapa biaya saja yang umur ekonomisnya tidak selama umur usaha. Pada tahun ke-2, dilakukan reinvestasi sebesar Rp 100.000,00 untuk mengganti barang-barang investasi yang umurnya hanya satu tahun yaitu gunting cukur dan sapu lidi. Untuk tahun ke-3 reinvestasi sebesar Rp 260.000,00 dilakukan untuk mengganti barang-barang yang berumur satu dan dua tahun yaitu gunting cukur, gunting kuku dan sapu lidi. Pada tahun ke-4 biaya reinvestasi meningkat untuk mengganti barang yang berumur satu tahun dan tiga tahun yaitu empat set tower, selang, garu, gergaji, drigen, cangkul, gunting cukur, gunting kuku dapu lidi, sekop, sabit rumput dengan total sebesar Rp 12.775.000,00. Reinvestasi pada tahun ke-5 sama dengan tahun ke tiga yaitu mengganti barang yang berumur satu dan dua tahun. Untuk reinvestasi tahun ke-6 yang mencapai
65
Rp 8.300.000,00 digunakan untuk mengganti tower, pompa dan bak yang mencapai empat set serta timbangan, gunting cukur dan sapu lidi. Tahun ke-7 reinvestasi untuk mengganti barang yang berumur satu tahun, dua tahun tiga tahun dan lima tahun dengan total reinvestasi sebesar Rp 12.935.000,00. Tahun ke-8 reinvestasi sama dengan tahun ke-2, tahun ke-9 nilai dan barang reinvestasinya sama dengan tahun ke-3 dan tahun ke-10 nilai dan barang reinvestasi yang dilakukan sama dengan tahun ke-4. B. Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama pelaksanaan usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Ada tujuh komponen biaya tetap yang dikeluarkan Peternakan Domba Tawakkal setiap tahunnya antara lain gaji karyawan, biaya listrik dan air, THR karyawan, biaya komunikasi, dana kegiatan sosial, pembelian ampas tahu, Pajak Bumi dan Bangunan dan biaya penyusutan. Besaran biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 16. Biaya Tetap pada Peternakan Domba Tawakkal (Tanpa Pengembangan Bisnis) No 1 2 3 4 5
Biaya per Tahun (Rp) 1-10
Biaya Tetap Listrik THR Karyawan Komunikasi Kegiatan Sosial PBB Total
4.200.000 5.100.000 1.200.000 7.500.000 744.000 18.744.000
Listrik dikeluarkan dengan besaran Rp 350.000 per bulan yang digunakan untuk membiayai penerangan dan menghidupkan mesin pompa air di peternakan. Untuk THR karyawan dibayarkan sebesar Rp 300.000,00 per tahun bagi masingmasing karyawan untuk bonus hari raya Idul Fitri. Untuk kegiatan pemasaran tiap bulan dikeluarkan biaya untuk pembelian pulsa sebesar Rp 100.000,00 per bulan. Untuk
kegiatan
sosial
Haji
Bunyamin
memberikan
bingkisan
sebesar
Rp 50.000,00 kepada 150 kepala keluarga disekitar Peternakan Domba Tawakkal yang dilakukan setiap tahun pada bulan Ramadhan. Komponen biaya tetap terakhir yaitu pajak bumi dan bangunan sebesar Rp 744.000 per tahun. Komponen biaya tetap yang dikeluarkan jumlahnya konstan setiap tahun.
66
Biaya variabel yang yang dikeluarkan antara lain Vitamin B12, biaya Perawatan Domba, baterai, Oxytetracyclin, Kalbazen-SG, Betadyne, karung, Enteroshep/Diaform, transportasi, ampas tahu, pembelian pakan hijauan dan pembelian jantan. Daftar biaya variabel yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 17. Biaya Variabel Yang Dibutuhkan (Kondisi Tanpa Pengembangan) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Biaya variabel Vitamin B12 Biaya Perawatan Domba Baterai Oxytetracyclin Kalbazen-SG Betadyne Karung Enteroshep / Diaform Transportasi Ampas Tahu Pakan hijauan Pembelian jantan Total
Biaya per Tahun (Rp) 1 1.692.299 39.690 600.000 180.000 170.000 45.000 470.103 37.180 10.800.000 20.595.556 87.427.721 260.000.000 382.057.548
Vitamin B 12 digunakan sebagai penambah vitamin untuk domba yang menyusui dan diberikan setelah domba betina melahirkan anakan. Vitamin B 12 diberikan selama tiga bulan ketika domba anakan masih menyusui. Biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 170,00 per hari. Biaya perawatan dikeluarkan untuk membeli sabun ketika memandikan domba, dengan biaya yaitu sebesar Rp 30,00 per ekor dengan frekuensi sebanyak tiga kali memandikan dalam setahun. Pembelian baterai digunakan untuk penerang bagi piket jaga malam dengan alokasi biaya sebesar Rp 50.000 per bulan. Oxytetracyclin adalah obat tetes mata yang diberikan kepada domba yang terserang penyakit Pink Eye dengan biaya sebesar Rp 1.500,00 per ekor. Kalbazen-SG diberikan kepada domba yang terserang penyakit cacingan. Biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 170.000,00 per tahun. Betadyne digunakan untuk obat luar bagi domba yang terserang Orf ataupun penyakit luka luar lainnya dengan biaya sebesar Rp 45.000,00 per tahun. Karung yang dibeli yaitu karung kotoran dengan ukuran 20 kg. Karung ini digunakan sebagai tempat kotoran agar kotoran tidak banyak tertumpuk dibawah kandang. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian karung didapatkan dari harga
67
karung yaitu Rp 750,00 per lembar karung dikalikan dengan populasi domba yang ada di kandang. Apabila domba terkena penyakit mencret maka Peternakan Domba Tawakkal memberikan Enterosheep kepada domba dengan biaya sebesar Rp 500,00 per ekor. Biaya transportasi yaitu pembelian bensin dengan biaya sebesar Rp30.000,00 per hari yang digunakan untuk transportasi pencarian rumput, penjemputan ampas tahu dan mengantar domba kepada pembeli. Pengeluaran untuk ampas tahu yaitu sebesar Rp 50,00 per kg untuk konsumsi dua kg per ekor per hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi domba. Pakan hijauan yang dibeli seharga Rp.105,00 per kg. Pembelian jantan dilakukan setiap tahun untuk mengisi kekosongan kandang. Peternakan Domba Tawakkal belum mampu menghasilkan anakan yang cukup untuk penggemukan sehingga jantan yang akan digemukkan didatangkan dari sekitar peternakan ataupun dari luar daerah Bogor. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian jantan yaitu sebesar Rp 650.000,00 per ekor. 2) Analisis Manfaat (Inflow) Manfaat merupakan seluruh kondisi yang mendorong tercapainya suatu tujuan usaha yaitu keuntungan. Manfaat yang diterima dari Peternakan Domba Tawakkal berasal dari penjualan domba jantan, domba betina dan hasil sampingan yang merupakan kotoran domba. Nilai sisa untuk barang-barang investasi setelah mengalami penyusutan juga dimasukkan sebagai pemasukan diakhir tahun umur usaha. Manfaat yang dihasilkan dibagi dalam dua bagian yaitu manfaat dari unit pembbibitan berupa anakan domba jantan, domba betina dan kotoran. Unit penggemukan menghasilkan domba jantan dan kotoran. Domba jantan dijual denga harga Rp 1.200.000,00 anakan domba jantan dijual dengan harga Rp 650.000,00 per ekor, domba betina seharga Rp 500.000,00 dan kotoran domba seharga Rp 6.000,00 perkarung. Anakan domba yang dihasilkan pada unit pembibitan dijual kepada unit penggemukan ketika domba telah berumur tujuh bulan (lepas sapih). Domba yang telah dijual ke unit penggemukan akan digumukkan dengan perlakuan yang sama dengan domba dewasa lainnya. Perlakuan yang sama meliputi jumlah dan jenis pakan yang diberikan dan perawatan yang yang dengan domba dewasa lainnya. 68
Manfaat yang diterima Peternakan Domba Tawakkal dari penjualan domba dan produk sampingannya dengan kondisi tanpa pengembangan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 18. Penerimaan Penjualan Domba pada Kondisi Tanpa pengembangan di Peternakan Domba Tawakkal (Rp) Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jantan 0 76.050.000 39.650.000 39.650.000 79.950.000 79.950.000 27.950.000 52.000.000 39.650.000 39.650.000
Breeding Betina 30.000.000 27.500.000 30.500.000 30.500.000 30.500.000 49.000.000 67.500.000 37.000.000 33.500.000 119.500.000
Kotoran 23.360.775 18.434.625 30.703.875 30.703.875 24.569.250 27.023.100 21.501.938 17.204.625 28.860.413 11.070.000
Fattening Jantan Kotoran 529.200.000 102.000.000 546.000.000 114.200.000 553.200.000 114.200.000 553.200.000 114.200.000 553.200.000 136.600.000 613.200.000 148.800.000 613.200.000 145.200.000 613.200.000 148.800.000 591.600.000 152.400.000 782.400.000 34.200.000
Pada tahun ke-1 belum ada penjualan anakan jantan karena umur anakan yang dilahirkan belum mencukupi untuk dijual ke unit penggemukan. Domba betina yang dikawinkan pada tahun pertama menghasilkan anakan sebanyak 110 ekor. Pada tahun pertama dihasilkan sebanyak 55 ekor anakan jantan dan 55 ekor anakan betina. Pembelian domba jantan dari luar peternakan untuk digemukkan sebanyak 400 ekor. Jumlah domba yang dijual pada tahun pertama yaitu 441 ekor domba jantan dari unit penggemukan dan 60 ekor domba betina dari unit pembibitan. Jumlah kotoran yang dihasilkan pada tahun pertama didapatkan yaitu sebesar Rp 125.360.775,00. Anakan jantan yang dijual ke unit penggemukan untuk tahun ke-2 yaitu sebanyak 55 ekor yang diperoleh dari 55 ekor anakan jantan pada tahun ke-1. Domba betina yang dijual sebanyak 55 ekor juga didapat dari anakan betina yang dilahirkan pada tahun pertama. Penjualan domba jantan merupakan domba yang dibeli sebanyak 400 ekor tahun ke-1 untuk digemukkan dan pembelian 55 ekor anakan domba dari unit pembibitan dijual pada bulan September. Manfaat lain yang diperoleh yaitu dari penjualan kotoran domba sebesar Rp 132.634.625,00 yang didapat dari unit penggemukan dan unit pembibitan. Pada tahun ke-2, sebanyak 400 ekor domba jantan dibeli untuk digemukkan dan dijual pada tahun berikutnya.
69
Pada tahun ke-3, domba beranak sebanyak dua kali yaitu pada bulan ke-2 dan bulan ke-11 yang menghasilkan 246 ekor anakan domba dengan 123 ekor anakan jantan dan 123 ekor anakan betina. Pada tahun ke-3, jumlah anakan domba jantan yang dijual dari unit pembibitan yaitu 61 ekor dan sebanyak 61 ekor domba betina. Domba yang dijual dari unit penggemukan yaitu sebanyak 461 ekor yaitu jantan yang telah siap jual yang dibeli dari unit pembibitan dan pembelian domba dari luar Peternakan Domba Tawakkal pada tahun sebelumnya. Pembelian 400 ekor domba untuk unit penggemukan yang dibeli dari luar peternakan dilakukan pada bulan ke-10. Total pendapatan dari penjualan kotoran dari unit pembibitan dan penggemukan yaitu sebesar Rp 144.903.875,00. Tahun ke-6 dilakukan penjualan domba betina yang sudah afkir yaitu sebanyak 37 ekor yang merupakan domba yang dijadikan indukan dengan kondisi telah melahirkan dua kali pada tahun-1. Jumlah domba betina yang dijual pada tahun ke-6 yaitu 98 ekor dengan pendapatan sebesar Rp 49.000.000,00. Penjualan domba jantan dari unit pembibitan sebesar Rp 27.950.000,00 dan Domba jantan dari unit penggemukan memberikan pendapatan sebesar Rp 613.200.000,00. Penjualan domba betina afkir pada tahun ke-7 sebanyak 74 ekor ditambah 61 ekor domba betina yang dilahirkan pada tahun ke-5 dengan penjualan yang dihasilkan sebesar Rp 67.500.000,00. Anakan domba yang dilahirkan pada tahun ke-7 sebanyak 122 ekor yang merupakan 61 ekor anakan jantan dan 61 ekor anakan betina. Pendapatan dari penjualan anakan jantan dari unit pembibitan sebesar Rp 27.950.000,00 dan dari unit penggemukan sebesar Rp 613.200.000,00. Pada tahun ke-10, diasumsikan merupakan akhir tahun proyek sehingga pembelian domba jantan dari luar peternakan tidak dilakukan. Pembelian domba jantan untuk penggemukan hanya berasal dari unit penggemukan. Pendapatan unit pembibitan
dari
penjualan
anakan
domba
jantan
yaitu
sebesar
Rp 39.650.000,00, penjualan domba betina sebesar Rp 119.500.000,00. Pendapatan dari unit penggemukan berupa penjualan domba jantan yaitu sebesar Rp 782.400.000,00. Penjualan kotoran pada tahun ke-10 memberikan pendapatan sebesar Rp 45.270.000,00. Pada penelitian ini, nilai sisa yang terdapat dalam Peternakan Domba Tawakkal menjadi tambahan manfaat di akhir usaha yaitu tahun ke-9. Nilai sisa
70
diperoleh dari nilai suatu barang yang belum habis umur ekonomisnya selama umur usaha dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 19. Nilai Sisa Investasi pada Peternakan Domba Tawakkal No 1 2 3 4 5 8 9 10
Investasi Selang Garu Gergaji Drigen Cangkul Sekop Sabit rumput Tanah
Nilai 1.625.000 90.000 300.000 10.000.000 120.000 150.000 390.000 300.000.000 Total
Umur Ekonomis 3 3 3 3 3 3 3 -
Biaya Penyusutan 541.667 30.000 100.000 3.333.333 40.000 50.000 130.000 -
Tahun Ke 10 541.667 30.000 100.000 3.333.333 40.000 50.000 130.000 300.000.000 304.225.000
Tabel 18 menunjukkan total nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur usaha adalah Rp 304.225.000,00 tidak semua barang investasi memiliki nilai diakhir tahun umur usaha, hal tersebut dikarenakan umur ekonomis barang-barang investasi relatif lebih pendek ataupun sudah habis umur ekonomisnya tepat pada tahun terakhir. 6.2.2. Analisis Finansial Dengan Pengembangan Bisnis Pengembangan bisnis yang akan dilakukan Peternakan Domba Tawakkal yaitu dengan menambahkan beberapa investasi yang dipergunakan untuk perluasan skala produksi peternakan. Rencana pengembangan yang akan dilaksanakan yaitu dengan melakukan pengembangan bisnis dengan menambah 2 tiga unit kandang dengan luas tanah sekitar 3000 m dengan asumsi menggunakan
modal sendiri yang diperoleh dari tabungan dari investasi peternakan pada tahun sebelumnya. Komponen yang akan dianalisis sama dengan komponen pada kondisi sebelum pengembangan. Komponen yang dianalisis pada pengembangan bisnis ini meliputi : 1) Analisis Biaya (Outflow) Komponen biaya yang dikeluarkan dalam bisnis domba mencakup biaya investasi, biaya reinvestasi dan biaya operasional yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Berikut adalah rincian biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis dengan kondisi pengembangan :
71
A. Biaya Investasi Baru dan Biaya ReInvestasi Dengan adanya pengembangan bisnis ini maka akan mempengaruhi terhadap investasi lain. Penambahan kandang akan menambah alat-alat teknis yang berhubungan dengan karyawan maupun dengan kandang. Biaya barangbarang investasi pada kondisi pengembangan Peternakan Domba Tawakkal dapat dilihat pada Tabel 19. Pada Tabel 19 diperlihatkan bahwa semua komponen investasi megalami peningkatan dari kondisi awal yang diakibatkan oleh pengembangan bisnis. Peningkatan ini banyak dipengaruhi oleh pertambahan kandang, tanah, indukan, bangunan dan penambahan satu unit mobil pick-up untuk pengangkutan rumput. Untuk biaya reinvestasi untuk tahun berikutnya dilakukan untuk mengganti barang-barang investasi yang telah habis umur ekonomisnya. Tabel 20. Biaya Investasi yang Dibutuhkan pada Peternakan Domba Tawakkal dengan Pengembangan Bisnis Harga Satuan (Rp) 100.000 100.000.000 20.000.000 4.000.000 650.000 750.000 2.000.000 325.000 30.000 100.000 20.000 30.000 100.000 10.000 40.000 15.000 2.500
Total Harga (Rp) 600.000.000 800.000.000 140.000.000 4.000.000 390.000.000 15.000.000 14.000.000 2.600.000 150.000 500.000 16.000.000 210.000 400.000 120.000 280.000 30.000 35.000
Unit
50.000
300.000
Unit
30.000
540.000
Mobil Pick-up 3 Unit TOTAL BIAYA INVESTASI (Rp)
130.000.000
390.000.000 2.374.165.000
No.
Jenis Investasi
Jumlah
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tanah Kandang Bangunan Furniture Kantor Induk betina Induk Jantan Tower, Pompa, Sumur, Bak Selang Garu Gergaji Drigen Cangkul Timbangan Gunting Cukur Gunting kuku domba Kunci tanduk Sapu Lidi
6000 8 7 1 600 20 7 8 5 5 800 7 4 12 7 2 14
Meter2 unit Unit Set Ekor Ekor Set unit unit unit Set unit unit unit unit Unit Unit
18
Sekop
6
19
Sabit rumput
18
20
72
B. Biaya Operasional Biaya operasional yang dikeluarkan untuk biaya tetap dan biaya variabel komponennya masih sama dengan pada saat sebelum pengembangan, namun nilai yang dikeluarkan berbeda dengan sebelum pengembangan. Perubahan biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 21. Biaya Tetap pada Peternakan Domba Tawakkal dengan Pengembangan Bisnis No
Biaya Tetap
Biaya per Tahun (Rp) 1-10
1
Listrik
6.600.000
2
THR Karyawan
8.700.000
3
Komunikasi
1.200.000
4 5
Kegiatan Sosial PBB Total
7.500.000 1.464.000 25.464.000
Penambahan jumlah kandang berpengaruh terhadap jumlah karyawan yang dibutuhkan. Penambahan kandang sebanyak tiga unit membutuhkan tenaga operasional sebanyak 12 orang sehingga total karyawan yang dimiliki yaitu 29 orang. Sistem penggajian masih sama dengan sistem sebelum pengembangan yaitu masing-masing karyawan mendapatkan gaji sebesar Rp 200.000 per minggu. Biaya listrik yang dikeluarkan meningkat menjadi sebesar Rp 550.000,00 per bulan karena penambahan tiga unit sumur bak untuk kegiatan operasional kandang dan kebutuhan sehari-hari karyawan. Biaya THR karyawan yaitu sebesar Rp 300.000,00 untuk 29 karyawan yang diberikan saat Hari Raya Idul Fitri. Pajak Bumi dan bangunan yang dikeluarkan dengan kondisi pengembangan bisnis yaitu sebesar Rp1.464.000,00. Biaya Variabel yang dikeluarkan pada Peternakan Domba Tawakkal dengan pengembangan bisnis bergantung kepada populasi domba. Biaya untuk Vitamin B 12 pada tahun ke-1 sebesar Rp 3.384.597,00 yang merupakan biaya untuk vitamin domba betina yang menyusui dengan biaya Rp 170,00 per hari per ekor selama tiga bulan. Perawatan domba membutuhkan biaya sebesar Rp 39.690,00 untuk pembelian sabun untuk memandikan domba dan mentega untuk membentuk tanduk. Karung kotoran membutuhkan biaya sebesar Rp 707.706,00 dengan biaya per karung sebesar Rp 750,00. Untuk pembelian ampas tahu membutuhkan dana sebesar Rp 24.518.667,00 per tahun sebagai biaya kerjasama 73
kontrak dengan pabrik tahu yang menghasilkan ampas tahu. Harga ampas tahu per kilogram yaitu sebesar Rp 55,00. Pembelian jantan pada tahun pertama sebesar Rp 390.000.000 yaitu untuk membeli 600 ekor domba jantan yang akan digemukkan. Jumlah domba yang dibeli bergantung kepada populasi domba yang ada pada kandang. Komponen biaya variabel pada tahun berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 22. Biaya Variabel pada Peternakan Domba Tawakkal dengan Pengembangan Bisnis No
Biaya variabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Vitamin B12 Biaya Perawatan Baterai Oxytetracyclin Kalbazen-SG Betadyne Karung Enteroshep / Diaform Transportasi Ampas Tahu Pakan hijauan Pembelian jantan Total
1 3.384.597 39.690 600.000 270.000 255.000 60.000 707.706 58.861 18.000.000 24.518.667 113.458.299 390.000.000 551.352.819
Biaya per Tahun (Rp) 2 3 3.754.391 3.754.391 63.990 83.070 600.000 600.000 270.000 270.000 255.000 255.000 60.000 60.000 912.779 912.779 70.069 82.339 18.000.000 18.000.000 28.365.461 30.813.168 158.518.341 210.840.129 671.645.163 599.750.125 882.515.194 865.420.999
4 3.754.391 83.070 600.000 270.000 255.000 60.000 774.519 82.339 18.000.000 21.804.113 183.497.229 599.750.125 828.930.785
2) Analisis Manfaat (Inflow) dengan Pengembangan Binsis Manfaat yang diterima dari penjualan output yang dihasilkan selama umur usaha 10 tahun dicantumkan pada Tabel 22. Harga domba jantan dijual denga harga Rp 1.200.000,00, domba betina seharga Rp 500.000,00 dan kotoran domba seharga Rp 6.000,00 perkarung. Tabel 23. Penerimaan Penjualan dari Output Domba pada Peternakan Domba Tawakkal dengan Pengembangan Bisnis Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jantan 0 152.100.000 79.950.000 79.950.000 159.250.000 159.250.000 55.900.000 104.000.000 79.950.000 79.950.000
Pembibitan Betina 30.000.000 55.500.000 61.500.000 61.500.000 61.500.000 98.000.000 61.500.000 73.500.000 67.500.000 239.500.000
Kotoran 46.721.550 36.869.250 61.407.750 61.407.750 49.138.500 54.046.200 43.003.875 34.409.250 57.720.825 22.140.000
Penggemukan Jantan Kotoran 529.200.000 142.000.000 853.200.000 206.600.000 1.107.600.000 206.600.000 1.107.600.000 206.600.000 1.107.600.000 251.000.000 1.227.600.000 275.600.000 1.227.600.000 268.200.000 1.227.600.000 275.600.000 1.183.200.000 283.000.000 782.400.000 46.600.000
74
Pada tahun pertama penjualan domba 441 ekor domba jantan yaitu sebesar Rp 529.200.000,00, 60 domba betina sebesar Rp. 30.000.000,00 dan penjualan kotoran sebesar Rp 188.721.550,00. Pendapatan pada tahun ke-2 diperoleh dari penjualan 711 ekor domba jantan yaitu sebesar Rp 853.200.000,00, penjualan 111 ekor domba betina sebesar Rp 55.500.000,00 dan pendapatan dari penjualan kotoran pada tahun ke-2 sebesar Rp 243.469.250,00. Tahun ke-3 penjualan jantan diperoleh dari 899 ekor jantan sebesar Rp. 1.348.500.000,00. Penjualan betina pada tahun ke-3 sebesar Rp 193.050.000,00 dan pendapatan dari penjualan kotorana sebesar Rp 50.232.000,00. Umur ekonomis dan nilai beli dari variabel investasi tersebut berbeda-beda sehingga nilai sisanya pun berbeda-beda. Terdapat beberapa veriabel investasi yang memiliki nilai sisa di akhir umur usaha. Nilai sisa yang didapatkan dari sisa investasi pada tahun terakhir dengan skenario pengembangan bisnis disajikan pada Tabel 23. Tabel 24. Nilai Sisa yang Diterima pada Peternakan Domba Tawakkal dengan Pengembangan Bisnis. No
Investasi
1
Selang
2
Nilai (Rp)
Umur
Biaya
Tahun Ke-
Ekonomis (Tahun)
Penyusutan (Rp)
10 (Rp)
2.600.000
3
866.667
866.667
Garu
150.000
3
50.000
50.000
3
Gergaji
500.000
3
166.667
166.667
4
Drigen
16.000.000
3
5.333.333
5.333.333
5
Cangkul
210.000
3
70.000
70.000
8
Sekop
300.000
3
100.000
100.000
9
Sabit rumput
540.000
3
600.000.000
-
10
Tanah
180.000 -
180.000 600.000.000 606.766.677
Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan dan nilai sisa investasi, sedangkan komponen biaya disusun oleh biaya tetap, biaya variabel, dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi usaha dimulai dengan mengurangi jumlah seluruh penerimaan dengan total biaya tetap dan biaya variabel setiap tahunnya. Perhitungan laba rugi tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau laba kotor yang kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak (EBT). Sebagai langkah akhir, dilakukan
75
pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian, didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba-rugi bersih usaha. Untuk biaya tetap pada komponen biaya operasional ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barang-barang investasi per tahunnya. Analisis laba rugi untuk bisnis domba pada masa sekarang dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 25. Analisis Laba rugi pada Peternakan Domba Tawakkal dengan Kondisi Tanpa Pengembangan Bisnis (Rp) Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Laba Sebelum Pajak (Rp) 193.312.727 209.765.755 218.022.849 215.553.559 208.413.454 262.907.756 264.302.842 278.930.500 253.495.751 1.065.436.810 3.170.142.003
Pajak (25%) (Rp) 48.328.182 52.441.439 54.505.712 53.888.390 52.103.363 65.726.939 66.075.710 69.732.625 63.373.938 266.359.202 792.535.501
Laba Bersih (Rp) 144.984.545 157.324.317 163.517.137 161.665.169 156.310.090 197.180.817 198.227.131 209.197.875 190.121.813 799.077.607 2.377.606.503
Analisis laba rugi pada Tabel 24 memperlihatkan perlihatkan bahwa pada tahun pertama Peternakan Domba Tawakkal mendapatkan laba bersih sebesar Rp144.984.545,00 setelah dipotong 25 persen pajak dari laba sebelum pajak sebesar Rp193.312.727,00. Pada tahun pertama perusahaan telah menanggung beban pajak karena pada tahun tersebut telah dilakukan penjualan domba jantan dan domba betina yang dimiliki dari periode yang sebelumnya ( sebelum tahun analisis). Untuk tahun ke-2 hingga tahun ke-10 Peternakan Domba Tawakkal tetap dikenakan pajak karena pada laba sebelum pajak tidak terdapat nilai negatif (rugi). Total laba bersih (EAT) yang diterima dari bisnis domba Peternakan Domba Tawakkal yaitu sebesar Rp 2.377.606.503,00. Keuntunga tersebut diperoleh setelah memperhitungkan pajak pendapatan sebesar 25 persen untuk setiap laba kotor yang diperoleh setiap tahunnya.
76
Penambahan investasi memberikan pengaruh terhadap perubahan nilai laba rugi. Analisis laba rugi untuk bisnis domba dengan skenario pengembangan bisnis dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 26. Analisis Laba Rugi pada Peternakan Domba Tawakkal dengan Kondisi dengan Pengembangan Bisnis (Rp) Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Laba SebelumPajak 27.760.064 252.945.389 482.828.084 519.318.298 461.909.294 574.289.131 574.338.070 602.793.386 552.573.978 2.175.972.673 6.224.728.367
Pajak (25%) 6.940.016 63.236.347 120.707.021 129.829.575 115.477.323 143.572.283 143.584.518 150.698.347 138.143.494 543.993.168 1.556.182.092
Laba Bersih 20.820.048 189.709.042 362.121.063 389.488.724 346.431.970 430.716.848 430.753.553 452.095.040 414.430.483 1.631.979.505 4.668.546.275
Kelayakan finansial usaha Peternakan Domba Tawakkal ini dapat dilihat dari beberapa kriteria penilaian investasi yaitu Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, dan Break Even Point (BEP). Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada usaha Peternakan Domba Tawakkal pada masa sekarang dan setelah pengembangan bisnis dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 27. Kriteria Investasi dengan Kondisi Sebelum dan Setelah Pengembangan Bisnis Kriteria Investasi Skenario I Skenario II 907.195.287 1.754.996.948 NPV 1,85 1,85 Net B/C 20,73% 20,12% IRR 6,94 6,18 PP Berdasarkan analisis finansial pada Tabel 26, dapat dilihat bahwa usaha Peternakan Domba Tawakkal pada kondisi tanpa pengembangan bisnsi menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu sebesar Rp 907.195.287,00. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini akan memberikan keuntungan sebesar Rp 907.195.287,00 selama umur usaha 10 tahun. Dengan demikian, berdasarkan kriteria NPV usaha Peternakan Domba Tawakkal ini layak untuk dilaksanakan.
77
Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar 1,85. Hal ini berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,85. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih dari satu, sehingga usaha ini layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 20,73 persen dimana IRR tersebut lebih dari discount factor (DF) yang ditetapkan yaitu 6,5 persen. Dengan demikian, berdasarkan kriteria IRR usaha Peternakan Domba Tawakkal ini layak untuk dilaksanakan. Payback Period (PP) yang diperoleh adalah sebesar 6,94 atau sama dengan enam tahun sebelas bulan. Nilai PP ini masih berada dibawah umur proyek, sehingga berdasarkan kriteria PP usaha ini layak untuk dilaksanakan. Seluruh aspek finansial yang dibahas pada kondisi sebelum pengembangan dinyatakan layak karena seluruh kriteria yang dibaha telah memenuhi syarat. Aspek finansial yang dibahas pada kondisi dengan pengembangan pada tabel 26 menunjukkan bahwa secara finansial usaha pengembangan bisnis domba di Peternakan Domba Tawakkal layak untuk dilakasanakan. Nilai NPV yang diperoleh dari perhitungan analisis cashflow pada pengembangan bisnis domba memberikan manfaat sebesar Rp 1.754.996.948,00. Angka tersebut menunjukkan nilai sekarang dari manfaat bersih yang akan diperoleh dari bisnis ini selama sepuluh tahun dengan memperhitungkan discount rate sebesar 6,5. Bisnis domba dengan pengembangan ini memiliki Net B/C sebesar 1,85. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 yang akan dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,85. Besar IRR pada pengembangan bisnis ini adalah 20,12 persen, hal ini dapat diartikan bahwa usaha ini layak untuk dilaksanakan karena IRR lebih tinggi dari discount rate yaitu sebesar 6,5 persen. sementara Payback Period (PP) sebesar 6,18 atau biaya investasi yang dikeluarkan dapat kembali dalam kurun waktu enam tahun dua bulan. 6.3. Analisis Switching Value Peternakan Domba Tawakkal Analisis switching value pada analisis usaha Peternakan Domba Tawakkal ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada biaya operasional dan volume penjualan yang paling berpengaruh dan dapat ditoleransi sehingga usaha masih layak dilaksanakan. switching value atau nilai pengganti ditentukan dengan uji coba sehingga menghasilkan nilai NPV sama dengan nol, dan Net B/C sama dengan satu.
78
Variabel yang dibahas dalam analisis switching value adalah variabel yang dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan proyek. Dalam penelitian ini variabel yang dibahas yaitu penurunan harga jual domba jantan dari sisi inflow dan peningkatan harga ampas tahu dari sisi outflow. Hasil analisis switching value usaha Peternakan Domba Tawakkal dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 28. Hasil Analisis Switching Value Peternakan Domba Tawakkal pada Kondisi Setelah Pengembangan Kondisi
Persentase (%)
Penurunan harga jual domba jantan Kenaikan biaya pakan hijauan
NPV
Net B/C
IRR
20,9212438305787
0,0000
1,0000000
6,5000%
134,36011490054
0,0000
1,0000000
6,5000%
Berdasarkan analisis switching value dengan penurunan harga penjualan domba jantan sebesar 20,9212438305787 persen didapat NPV sebesar Rp 0-, IRR 6,5 persen, Net B/C Rp 1,00 dan Payback Period selama 10 tahun yang artinya pada tingkat penurunan harga mencapai 20,9212438305787 persen, usaha ini akan mengalami
titik
impas.
Peningkatan
biaya
pakan
hijauan
sebesar
134,36011490054 persen menyebebkan nilai NPV turun menjadi Rp 0-, IRR 6,5 persen, Net B/C Rp 1,00 dan Payback Period selama 10 tahun atau mengalami titik impas. Penurunan volume penjualan jantan menunjukkan pengaruh yang lebih besar dibandingkan peningkatan harga pakan hijauan terhadap kelayakan usaha. Batas peningkatan harga pakan hijauan agar usaha ini tetap layak dilaksanakan adalah sebesar 134,36011490054 persen, sedangkan batas penurunan harga jual jantan dalah sebesar 20,9212438305787 persen. Apabila usaha yang dijalankan menghadapi kondisi perubahan melebihi batas tersebut, pelaksanaan usaha menjadi tidak layak untuk diusahakan secara finansial. 6.4. Perhitungan Incremental Net Benefit Penambahan investasi berupa tanah dan kandang pada bisnis domba di Peternakan Domba Tawakkal menunjukkan bahwa terdapat peningkatan biaya investasi dan biaya operasional pada bisnis. Penambahan biaya tersebut perlu diketahui kelayakannya, apakah penambahan investasi menguntungkan untuk dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan analisis lebih lanjut melalui perhitungan Incremental Net Benefit, yakni manfaat bersih (net benefit with project) yang diperoleh dari usaha kondisi setelah pengembangan bisnis dikurangi dengan usaha
79
bisnsi domba tanpa adanya pengembangan bisnis (net benefit without project). Perhitungan untuk menentukkan tingkat kelayakan dilakukan dengan kriteria investasi, dengan komponen biaya dan manfaat sebagai berikut : Komponen yang pertama adalah biaya dan manfaat tanpa adanya pengembangan bisnsis atau yang disebut dengan usaha tanpa proyek. Penerimaan atau manfaat yang diterima usaha ini berasal dari penjualan jantan, penjualan betina dan penjualan kotoran. Komponen pengeluaran biaya dengan kondisi tanpa pengembangan bisnis antara lain biaya investasi, biaya operasional dan pajak pendapatan yang diambil dari komponen laba-rugi. Komponen kedua adalah biaya dan manfaat pada domba dengan penambahan investasi berupa kandang dan tanah atau disebut sebagai usaha peternakan dengan proyek. Pada usaha ini, manfaat (inflow) yang diterima berasal dari dari penjualan jantan, penjualan betina dan penjualan kotoran dan nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur bisnis. Komponen pengeluaran biaya dengan kondisi pengembangan bisnis antara lain biaya investasi, biaya operasional dan pajak pendapatan yang diambil dari komponen laba-rugi. Prinsip Incremental Net Benefit digunakan untuk menilai keputusan keuangan yang didasarkan pada selisih antara nilai dengan suatu alternatif dan nilai tanpa alternatif. Incremental Net Benefit dapat diterjemahkan sebagai tambahan keuntungan yang harus dibandingkan dengan incremental cost atau biaya tambahan. Total biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha Peternakan Domba Tawakkal dengan pengembangan bisnsis memiliki perbedaan dengan biaya investasi yang dikeluarkan pada Peternakan Domba Tawakkal tanpa adanya pengembangan bisnis. Hal ini disebabkan adanya tambahan komponen investasi yaitu kandang dan tanah sehingga mengubah biaya investasi lain yang disetarakan dengan kapasitas kandang setelah pengembangan. Biaya variabel serta biaya tetap yang dikeluarkan juga berubah akibat kapasitas produksi yang semakin besar. Laba bersih yang diperoleh dari penambahan investasi selama umur usaha dapat dilihat pada Tabel 28.
80
Tabel 29. Laba bersih yang didapatkan selam umur usaha (Incremental Net Benefit) (Rp) Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Laba Bersih Sebelum Pengembangan 144.984.545 157.324.317 163.517.137 161.665.169 156.310.090 197.180.817 198.227.131 209.197.875 190.121.813 799.077.607 2.377.606.503
Laba Bersih Setelah Pengembangan 20.820.048 189.709.042 362.121.063 389.488.724 346.431.970 430.716.848 430.753.553 452.095.040 414.430.483 1.631.979.505 4.668.546.275
Incremental Net Benefit -124.164.497 32.384.725 198.603.926 227.823.554 190.121.880 233.536.031 232.526.421 242.897.165 224.308.670 832.901.897 2.290.939.773
Penambahan investasi yang dilakukan oleh Peternakan Domba Tawakkal memberikan penambahan terhadap laba bersih. Selisih nilai antara skenario tanpa pengembangan bisnis dan dengan skenario pengembangan bisnis yang didapatkan yaitu sebesar Rp 2.290.939.773,00. Hasil laba bersih tersebut dinyatakan bahwa pengembangan bisnis dengan penambahan investasi memberikan manfaat tambahan terhadap laba bersih. Perhitungan kriteria investasi dilakukan dengan cara mengurangi nilai net benefit dengan proyek dengan nilai net benefit tanpa proyek secara incremental sehingga didapatkan hasil seperti pada Tabel 29. Tabel 30. Perhitungan Kriteria Investasi (Incremental Net Benefit) Kriteria Investasi NPV Net B/C IRR
Incremental Net Benefit 847.801.661 1,85 19,52%
Nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp 847.801.661,00, hal ini menunjukkan bahwa adanya penambahan investasi berupa kandang dan tanah, memberikan penambahan manfaat bersih dari kondisi tanpa pengembangan bisnis pada usaha peternakan sebesar Rp 847.801.661,00 selama 10 tahun. Nilai NPV ini lebih besar 0 sehingga layak untuk dijalankan. Sementara, nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan yakni 6,5 persen sehingga layak untuk dijalankan. Net B/C yang didapatkan adalah lebih besar dari satu yang menunjukkan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan bisnis memperoleh manfaat lebih besar dari satu satuan. Nilai ini
81
memenuhi kriteria investasi dan layak untuk dijalankan. Kriteria yang terakhir adalah Payback Period yakni 4,25 yang menunjukkan waktu pengembalian dari investasi yang ditanamkan adalah kurang dari umur usaha. Sehingga, menunjukkan bahwa pada pengembangan bisnis yang dilaksanakan memberikan manfaat bagi peternak serta layak untuk dijalankan.
82