RAPAT KONSOLIDASI PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI WILAYAH PERBATASAN NKRI
Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Pontianak, 20 Juni 2013
Materi : 1. PENDAHULUAN 2. PETA POTENSI DAN KONDISI LAPANG 3. DAFTAR LOKASI PRIORITAS 4. E-PROPOSAL, PROGRAM/KEGIATAN DAN APBN DAN DAK PERTANIAN 5. TINDAKLANJUT
I
PENDAHULUAN
3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMN) TAHAP KE-2 (2010-2014) VISI Pembangunan nasional adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis dan Berkelanjutan”. MISI Pembangunan nasional adalah : (1) Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera; (2) Memperkuat Pilar-pilar Demokrasi, dan (3) Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang. Prioritas Pembangunan Nasional yang terkait dengan upaya untuk Memperkuat “Dimensi Keadilan di Semua Bidang” adalah Prioritas Nasional No: 10 yaitu: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca –Konflik.
RENSTRA KEMENTERIAN PERTANIAN 2010-2014 KEBIJAKAN NASIONAL
VISI & MISI PEMBANGUNAN PERTANIAN
SDA
LINGKUNGAN STRATEGIS (Domestik & LN)
STRATEGI
EMPAT TARGET SUKSES
12 PROGRAM PEMBANG. PERTANIAN
SDM
MODAL
1. SWASEMBADA & SWASEMBADA BERKELANJUTAN 2. DIVERSIFIKASI PANGAN
TEKNOLOGI
3. NILAI TAMBAH, DAYA SAING &
EKSPOR KELEMBA GAAN
4. KESEJAHTERAAN PETANI
7 Gema Revitalisasi
1. Lahan 2. Perbenihan dan Pembibitan
KEGT KEGT KEGT
3. Infrastruktur dan Sarana 4. SDM
5. Pembiayaan Pertanian 6. Kelembagaan Petani 7. Teknologi dan Industri Hilir
PENDEKATAN: 1. KAWASAN 2. KESISTEMAN 3. KELEMBAGAAN 4. PEMBERDAYAAN
KETERKAITAN EMPAT TARGET DENGAN 12 PROGRAM/KEGIATAN PROGRAM SETJENTAN
PROGRAM ITJENTAN PROGRAM PPHP
4 TARGET SUKSES PROGRAM TP
PROGRAM HORTIKULTURA
PROGRAM PERKEBUNAN
PROGRAM PKH
1. PENCAPAIAN SWASEMBADA & SWASEMBADA BERKELANJUTAN (PADI, JAGUNG, KEDELAI, GULA, DAGING SAPI) 2. PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN
PROGRAM PSP
PROGRAM BALITBANGTAN
PROGRAM BPPSDMP
3. PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING & EKSPOR PROGRAM BKP
4. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PROGRAM BARANTAN
6
TARGET SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN LIMA KOMODITAS PANGAN UTAMA
Rata-rata Pertumbuhan/
Sasaran KOMODITAS
Padi1) Jagung2) Kedelai3) Gula Daging sapi4)
TARGET Swasembada berkelanjutan Swasembada berkelanjutan Swasembada 2014 Swasembada 2014 Swasembada 2014
Th 2010
Th 2011
Th 2012
Th 2013
Th 2014
(Jt Ton)
(Jt Ton)
(Jt Ton)
(Jt Ton)
(Jt Ton)
66,47
65,72 6)
67,82 6)
72,06 6)
76,57 6)
3,64
18,33
17,61
18,86
19,83
20,82
3,33
0,91
0,84
1,00
1,50
2,70
35,02
2,69
2,23
2,66
2,82
3,10
4,53
0,20
0,29
0,41
0,47
0,53
29,57
Ket: 1) GKG, 2) Pipilan Kering (PK), 3) Biji kering, 4) meat yield sapi lokal 5) Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun (2010-2014), 6) Angka produksi padi tahun 2011-2014 mengalami penyesuaian sesuai Direktif Presiden.
KEMENTERIAN PERTANIAN
Tahun (%)5)
ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS 2014 (yang terkait dengan pembangunan pertanian)
(1) Pencapaian surplus beras 10 juta ton dan (2) (3) (4) (5) (6) (7)
peningkatan produksi (jagung, kedelai, tebu) serta peningkatan kesejahteraan petani Diversifikasi pemanfaatan energi Mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) Mendukung pembangunan daerah tertinggal dan wilayah perbatasan Percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat Mitigasi/adaptasi/antisipasi bencana
II
PETA POTENSI DAN KONDISI WILAYAH
9
KONDISI WILAYAH PERBATASAN SAAT INI 1.
Pada kawasan perbatasan, infrastruktur menjadi masalah utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
2.
Kerawanan pangan dan “kurang gizi” dan keterisoliran menjadi tantangan di wilayah perbatasan.
3.
Perekonomian di wilayah perbatasan masih bertumpu di sektor pertanian (dalam arti luas).
4.
Pembangunan kawasan pertanian (fokus komoditas dan lokasi) diprioritaskan menyediakan infrastruktur dan pemberdayaan petani guna meningkatkan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan petani.
KONDISI UMUM PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN
Wilayah
perbatasan identik dengan wilayah tertinggal, miskin, dan rawan pangan. Terdapat permasalahan keamanan dan separatisme serta masih maraknya kegiatan-kegiatan ilegal (illegal logging, illegal fishing, illegal mining, illegal trading & trafficking).
Pembangunan relatif tertinggal dibandingkan wilayah
lain sarana dan prasarana sosial dan ekonomi masih sangat terbatas
Peran pertanian dalam perekomian (PDRB) masih dominan, sehingga mata pencaharian sebagian besar penduduk berada di pertanian.
Kontribusi produksi, tingkat produktivitas dan mutu produk pertanian yang dihasilkan relatif jauh lebih rendah dengan daerah lain.
PERMASALAHAN DI DAERAH PERBATASAN BERSUMBER DARI PERENCANAAN Sistem Perencanaan (UU 25.2004) dalam penyusunan sasaran nasional lintas bidang belum diatur bagaimana merumuskan indikator sasaran bersama lintas K/L sebagai “indikator perekat” pencapaian sasaran nasional.
Sasaran K/L difokuskan pada indikator sasaran
yang dituangkan dalam Renstra K/L-nya masingmasing yang penyusunannya merujuk pada sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN
Sasaran
nasional lintas bidang, seperti: pembangunan daerah tertinggal dan daerah perbatasan indikator outcome-nya belum tercermin kesesuaiannya dengan indikator program Kementerian Pertanian.
REVITALISASI PERENCANAAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN DI DAERAH PERBATASAN
Dibutuhkan
reorientasi pendekatan perencanaan yang lebih berdimensi kewilayahan dibanding pendekatan yang berlaku selama ini, yaitu pendekatan Bidang/Sektor cenderung lebih parsial (ego sektor).
Pendekatan kewilayahan akan memberikan peluang lebih besar terwujudnya “bottom up planning” lebih sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Pendekatan
kewilayahan akan lebih menjamin keterpaduan yang integratif (wilayah, komoditas dan sumber pembiayaan).
Pendekatan kewilayahan akan lebih sesuai dengan kebutuhan pembangunan pertanian yang berbasis kawasan/cluster komoditas unggulan nasional/ daerah.
KAPASITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DAERAH PERBATASAN SAAT INI
Potensi sumber daya, profil existing, peluang usaha dan
permasalahan pembangunan pertanian di Daerah Perbatasan belum tergambarkan dan terpetakan dengan baik, sehingga usulan perencanan yang diajukan oleh Daerah Perbatasan cenderung bersifat generik dan kurang menggambarkan kondisi “keterbatasan itu sendiri”. Saat ini umumnya Daerah Perbatasan belum memiliki “rancang bangun” pembangunan pertanian yang spesifik dan sesuai dengan keragaan potensi sumber daya (daya dukung & daya tampung), permasalahan dan prospek yang dimiliki.
ARAH PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DAERAH PERBATASAN (1)
Fokus pada komoditas yang pengembangannya sesuai
dengan kondisi keterisolasian wilayah, keterbatasan prasarana dan sarana, prospek pasar serta kapasitas sumberdaya manusia yang dimiliki. Kriteria komoditas tersebut antara lain: memiliki daya saing ekspor, pasar bersifat terbuka (tidak membutuhkan industri hilir), dapat dikelola dalam skala usaha wilayah yang relatif kecil, ketersediaan sarana dan praktek budidaya, pasca panen dan pengolahan mudah dilakukan, dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, mudah didistribusi ke pasar. Contoh komoditas yang sesuai dengan kriteria di atas antara lain: kopi, kakao, lada, jambu mete, kelapa, cengkeh, rempah-rempah, sapi, babi, padi, jagung, kacangkacangan dan umbi-umbian.
ARAH PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DAERAH PERBATASAN (2)
Komoditas yang akan dikembangkan tidak terlalu banyak, tetapi dikembangkandengan skala hamparan yang cukup luas. Fokus pada upaya pendampingan dalam proses adopsi inovasi teknologi dan kemitraan usaha demonstrasi area Didukung dengan keterpaduan instansi lintas sub sektor lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lintas sektoral di daerah. Didukung dengan keterpaduan sumber pembiayaan APBN , APBD dan investasi masyarakat.
III
DAFTAR LOKASI PRIORITAS PERBATASAN
27
4. Daftar Lokasi Prioritas Penanganan Tahun 2010-2014 Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Provinsi
Kabupaten
KALBAR
Sambas Bengkayang Sanggau Sintang Kapuas Hulu
KALTIM
Kutai Barat
Batas D/L D D D D D D D D D D D D D D D D/L D D D D D
Malinau
Nunukan
NTT
Kupang TTU
D
Paloh Jagoi Babang Entikong Ketungau Hulu Badau -
Kecamatan Lokpri II Sajingan Besar Siding Sekayam Puring Kencana -
Kayan Hulu Sebatik Barat Krayan Sebatik* Amfoang Timur Insana Utara Bikomi Utara Bikomi Nalulat -
Long Apari Long Pahangai Pujungan Krayan Selatan Lumbis Kefamenanu -
Lokpri I
Lokpri III Ketungau Tengah Batang Lupar Embaloh Hulu Puttussibau Utara Puttussibau Selatan Kayan Hilir Bahau Hulu Kayan Selatan Sebuku Nalbenu Miaomaffo Barat Bikomi Tengah 28 Mutis Musi
Daftar Lokasi Prioritas Penanganan Tahun 2010-2014 Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Provinsi NTT
PAPUA
Kabupaten Belu
Rote Ndao Alor Merauke
Bovendigul Peg. Bintang
Keerom
Kota Jayapura Supiori
Batas D/L D D D D D D L L D D D D D D D D D D D D D D
Kecamatan Lokpri I
Lokpri II
Kobalima Timur Lamaknen Selatan
Atambua -
Tasifeto Timur Kalabahi Eligobel Sota Merauke Mindiptana Waropko Batom Iwur Kiwirok Arso Web Senggi Waris Muara Tami -
Rote Barat Daya Tanah Merah Jayapura Utara Supiori Barat
Lokpri III
Lamaknen Lasiolat Raihat Tasifeto Barat Nanaet Dubesi Malaka Barat Muting Ulilin Noukenjeri Jair Oksibil -
29
Daftar Lokasi Prioritas Penanganan Tahun 2010-2014 Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Provinsi Kabupaten Batas Perbatasan Kecamatan ACEH SUMUT RIAU
Kota Sabang Serdang Bedagai Rokan Hilir Bengkalis
Indragiri Hilir
Kep. Meranti
KEPRI
Kota Dumai Natuna
Kep. Anambas Kota Batam
D/L L L
Lokpri I Sukakarya -
Lokpri II
Lokpri III
Tanjung Beringin
-
L
Pasirlimau Kapuas
Sinaboi
-
L L L L L L L L L L L L L L L L
Bunguran Timur -
Bukit Batu Bantan Rupat Utara Enok Gaung Kateman Merbau Rangsang Dumai Serasan Jemaja Belakang Padang -
Bunguran Barat Midai Pulau Laut Subi Batam Bulang 30
Daftar Lokasi Prioritas Penanganan Tahun 2010-2014 Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Kecamatan Provinsi Kabupaten Batas KEPRI
Bintan
Karimun
SULUT
MALUKU
MALUKU UTARA PAPUA BARAT 12
Kepulauan Sangihe Kepulauan Talaud
D/L L L L L L L L L
MBD MTB Kep. Aru Morotai
L L L L L L
Raja Ampat
L
38
Lokpri I
Lokpri II
Tabukan Utara
Tahuna
Melonguane Miangas Wetar Tanimbar Selatan Morotai Selatan
Nanusa Warabal -
-
Lokpri III Bintan Timur Bintan Utara Tambelan Teluk Bintan Kundur Meral Moro Kisar -
39
Kep. Ayau 32
4031
KEMENTAN MENAMPUNG KEGIATAN di Lokasi Prioritas (Lokpri) Kecamatan di Perbatasan (BNPP) 2014 No
PROVINSI
KAB/KOTA Sintang Kapuas Hulu
1
KALBAR
Malinau 2
KALTIM Nunukan TTU
3
NTT
Belu
Merauke 4
PAPUA
4
Bovendigul Peg. Bintang 9
BATAS DARAT D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
LOKASI PRIORITAS (2014) Ketungau Tengah Batang Lupar Embaloh Hulu Puttussibau Utara Puttussibau Selatan Kayan Hilir Bahau Hulu Kayan Selatan Sebuku Miaomaffo Barat Bikomi Tengah Mutis Musi Nalbenu Lamaknen Lasiolat Raihat Tasifeto Barat Nanaet Dubesi Malaka Barat Muting Ulilin Noukenjeri Jair Oksibil 25
IV
E-PROPOSAL, PROGRAM/KEGIATAN, ALOKASI APBN KEMENTAN
33
RANCANGAN PROGRAM/KEGIATAN DI PERBATASAN (untuk didiskusikan) No.
KABUPATEN
FOKUS KOMODITAS (POTENSI)
RENCANA PENGEMBANGAN
1.
SAMBAS
Sawit, Jeruk, padi sawah, padi gogo, lada, sapi, babi
intensifikasi
2.
BENGKAYANG
Sawit, karet, lada, jagung
Introduksi klon karet ungul. pemasaran
3.
SANGGAU
Lada, karet, kakao
Introduksi klon karet ungul. pemasaran
4.
SINTANG
Ayam, babi, kambing, sapi, Karet, sapi
Pembibitan, infrastruktur, budidaya pengolahan, pasar
5.
KAPUAS HULU
Karet, kelapa, lada
Introduksi bibit unggul, diversifikasi produk lada, karet
6.
KUTAI BARAT
Karet, kedelai, padi
Bibit, budidaya, pengolahan, pasar
7.
MAHAKAM ULU
(pemekaran Kutai Barat)
8.
MALINAU
Kakao, karet, sapot
Infrastruktur, bibit, olahan, pasar
9.
NUNUKAN
Padi ADAN, sayuran, kerbau, kakao
Pengemb IB kerbau, introduksi TPT, div usaha kakao, intensifiks padi Adan, pasca panen horti
Berdasar e-proposal
RANCANGAN PROGRAM/KEGIATAN DI PERBATASAN (untuk didiskusikan) No
KABUPATEN
FOKUS KOMODITAS
RENCANA PENGEMBANGAN
Padi, kedelai, ubi kayu, kc tanah, kc hijau, jeruk, kelapa, kopi, sapot Padi , jagung, Kacang Hijau, Ternak Sapi
Bibit, alsin, budidaya, pasca panen, infrastruktur
BELU
Padi , jagung, Kacang Hijau, Ternak Sapi
Demplot padi, demplot jagung, demplot kcijo, MKRPL Horti, kebun pakan, PSDSK
4.
MERAUKE**
Padi, palawija (jagung, kedelai, kac tanah)
Infrastruktur lahan, air, alsin, pupuk, pestisida, pasca panen
5.
BOVEN DIGUL
Padi, ubi kayu, karet
Perluasan lahan, irigasi, budidaya padi
6.
PEG BINTANG
Babi, padi
Perluasan lahan, irigasi
7.
KEEROM
Kakao, Padi, Babi, Sawit, Sapot
Perluasan areal, irigasi, peremajaan kakao, rehat, budidaya, pasca panen,
8.
KOTA JAYAPURA
padi,sagu,jagung,sapi,kc tnh Bibit, alsin,budidaya, pasca panen,pasar
9.
SUPIORI
Kelapa, Kako, Jagung, Ubi jalar
1.
KUPANG
2.
TTU
3.
Berdasar e-proposal
Demplot padi, demplot jagung, demplot kc ijo, MKRPL Horti, kebun pakan, PSDSK
Perluasan areal, peremajaan kebun, jalan, optimasi lahan
ALOKASI APBN KEMENTERIAN PERTANIAN DAN DAK BIDANG PERTANIAN TAHUN 2013 PADA DAERAH PERBATASAN DARAT DAN LAUT NOMOR
PROVINSI
No
KABUPATEN/KOTA
ALOKASI (Rp 000,000) APBN
DAK
PERBATASAN DARAT
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TIMUR I NTT
PAPUA
1
Sambas
32.949
2
Bengkayang
11.998
8.478,97
3
Sanggau
12.151
10.167,07
4
Sintang
9.230
9.435,11
5
Kapuas Hulu
8.028
4.414,35
6
Kutai Barat
6.676
7.724,64
7
Malinau
3.227
5.367,45
8
Nunukan
4.878
4.475,98
9
Kupang
9.106
6.384,31
10
TTU
8.889
5.613,71
11
Belu
6.632
6.797,11
12
Merauke
48.064
0,00
13
Bovendigul
14
Peg. Bintang
15 16
3.025
10.993,47
0,00
1.569
7.804,77
Keerom
14.307
3.842,93
Kota Jayapura
34.095
4.405,69
214.824
95.905,56
TOTAL BATAS DARAT PERBATASAN LAUT NAD
1
Kota Sabang
SUMATERA UTARA
2
Serdang Bedagai
3
Rokan Hilir
4
Bengkalis
5
RIAU
KEPULAUAN RIAU II NUSA TENGGARA TIMUR
445
0,00
6.136
5.124,87
10.263
0,00
3.245
0,00
Indragiri Hilir
8.764
0,00
6
Kep. Merantai
4.297
0,00
7
Kota Dumai
4.158
0,00
8
Natuna
2.042
3.285,14
9
Kep. Anambas
752
0,00
10
Kota Batam
1.996
0,00
11
Bintan
8.779
0,00
12
Karimun
1.308
0,00
13
Ronte Ndao
4.404
5.154,40
6.569
4.508,56
124.304
6.510,97
Kep. Talaud
5.747
8.034,33
16
Maluku Barat Daya
4.758
5.088,54
17
Maluku Tenggra Barat
4.839
3.943,49
18
Kep. Aru
2.187
3.232,99
MALUKU UTARA
19
Morotai
3.989
3.549,12
PAPUA
20
Supiori
620
4.206,81
PAPUA BARAT
21
Raja Ampat
SULAWESU UTARA
MALUKU
TOTAL BATAS LAUT JUMLAH
Alor 14
Kep. Sangihe
15
3.051
3.664,27
212.654 427.478
56.303,49 152.209,05
V
TINDAK LANJUT
37
HAL-HAL YANG PERLU DIBAHAS LEBIH LANJUT (1) Hasil indentifikasi potensi, kebutuhan wilayah dan
prospek pengembangan kawasan pertanian di wilayah perbatasan (2) Lokasi kawasan dan jenis komoditas unggulan yang akan dikembangkan secara berkelanjutan (selektif dan fokus) (3) Dukungan APBN dan APBD dalam mengembangkan kawasan pertanian di perbatasan (4) Wujud keterpaduan pusat dan daerah dalam pengelolaan perbatasan (tahap perencanaan, implementasi, monev, pelaporan).
TERIMA KASIH