Pemerintah Kota Bandung
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga tugas penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Bandung Tahun
2015
dapat
kami
selesaikan.
Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Bandung disusun sesuai Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Penyusunan laporan ini merupakan upaya kami untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Daerah selama tahun 2015, sebagai konsistensi kami terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi Pemerintah Kota Bandung yaitu: “TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”, sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Bandung dengan kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun.
LKIP 2015
i
Pemerintah Kota Bandung Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kota Bandung tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan serta partisipasi dalam penyusunan LKIP Kota Bandung Tahun 2015.
Bandung,
Maret 2015
WALIKOTA BANDUNG
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL, ST, M.UD
LKIP 2015
ii
Pemerintah Kota Bandung
IKHTISAR EKSEKUTIF
P
emerintah Kota Bandung telah berupaya menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tatakelola pemerintahan yang baik dan berorientasi pada hasil sesuai dengan kewenangannya. Dalam mewujudkan Good Governance,
akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Akuntabilitas kinerja sekurang-kurangnya harus memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas atas perumusan perencanaan strategis organisasi sehingga menggambarkan hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat diukur, diuji dan diandalkan. LKIP tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, tetapi juga sebagai sarana yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja kedepan. Dengan langkah ini setiap SKPD dapat senantiasa melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Tahun 2015 merupakan tahun kedua dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, secara umum pencapaian sasaran melalui indikator-indikator sasaran menunjukan keberhasilan untuk mewujudkan misi dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018, dan Keputusan Walikota Bandung Nomor 640/Kep.210-Bag.ORPAD tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2013-2018. Hasil pengukuran pada 19 Indikator Kinerja Utama Kota Bandung yang telah ditetapkan pada tahun 2015, sebagai berikut :
LKIP 2015
iii
Pemerintah Kota Bandung
-
10 indikator atau 52,63% melebihi target dengan kategori sangat baik,
-
3 Indikator atau 15,79% sesuai target dengan kategori sangat baik,
-
4 Indikator atau21,05% tidak mencapai target dengan rincian: 2indikator atau10,53% tidak mencapai target dengan kategori sangat baik, 1 indikator atau5,26% tidak mencapai target dengan kategori cukup, 1 indikator atau5,26% tidak mencapai target dengan kategori sangat kurang dan
-
2 indikator atau 10,53% indicator tidak tersedia data.
10,53%
21,05
15,79% 52,63%
Tidak Tercapai Sesuai Target Melebihi Target n/a
Berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja Pemerintah Perubahan Kota Bandung Tahun 2015 ditetapkan 16 sasaran dengan 29 indikator sasaran, hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran sebagai berikut: -
16 Indikatoratau 59,26% melebihi target dengan kategori sangat baik,
-
6 Indikator atau 22,22% sesuai target dengan kategori sangat baik,
-
4 indikator atau 13,79% tidak mencapai target, dengan rincian : 2 Indikator atau7,41% tidak mencapai target dengan kategori sangat baik, 1 indikator atau3,70% tidak mencapai target dengan kategori cukup, 1 indikator atau3,70% tidak mencapai target dengan kategori sangat kurang dan
-
3 indikator atau 10,34% tidak tersedia data.
LKIP 2015
iv
Pemerintah Kota Bandung
10,34% 13,79% 20,69%
Tidak Tercapai Sesuai Target Melebihi Target
55,17%
n/a
Dalam Tahun Anggaran 2015, untuk pencapaian kinerja 16 (enam belas) sasaran strategis dan 29 indikator kinerja pada RPJMD Kota Bandung termasuk 18 (delapanbelas) Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Bandung yang dilaksanakan pada Badan, Dinas dan
Kantor
serta Kecamatan
Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp1,332,508,926,660,- dengan realisasi anggaran mencapai Rp979,754,683,929,- atau 73,53% (data sebelum dilakukan audit oleh BPK).
LKIP 2015
v
Pemerintah Kota Bandung
DAFTARISI Halaman
Kata Pengantar
i
Ikhtisar Eksekutif
iii
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
viii
Daftar Grafik
xii
Daftar Gambar
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 LATAR BELAKANG
1
1.2 KONDISI KOTA BANDUNG
2
1.2.1 Letak Wilayah Geografis
2
1.2.2 Luas Wilayah
3
1.2.3 Topografi
4
1.2.4 Karakateristik Wilayah
5
1.2.5 Aparat Pemerintah
6
1.2.6 Perekonomian
8
1.2.7 Bidang Keuangan Daerah
13
1.2.8 Sosial Budaya
15
1.3 KEDUDUKAN, KEWENANGAN DAN TUGAS POKOK SERTA STRUKTUR ORGANISASI
21
1.3.1 Kedudukan
21
LKIP 2015
vi
Pemerintah Kota Bandung 1.3.2 Kewenangan dan Tugas Pokok
22
1.3.3 Struktur Organisasi
24
1.4. INOVASI DALAM SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS
25
25 25
2.1.1 Visi dan Misi Kota Bandung
25
2.1.2 Tujuan sertaSasaransebelumdanSetelahReviu
33
2.2 PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2015
37
2.3KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2015
37
2.4 INDIKATOR KINERJA UTAMA
38
2.5 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
40
2.6RENCANA ANGGARAN TAHUN 2015
42
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
45
3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
47
3.2PENGUKURAN, EVALUASI, DAN ANALISIS KINERJA
51
SASARAN STRATEGIS 3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN
190
3.4 PRESTASI DAN PENGHARGAAN
197
BAB IV PENUTUP
198
LKIP 2015
vii
Pemerintah Kota Bandung
DAFTARTABEL Halaman Tabel 1.1
PDRBKota
BandungAtasDasarHargaKonstanTahun
2011-
2013 Tabel 1.2
PDRBKota
9 BandungAtasDasarHargaBerlakuTahun
2011-
2013 Tabel 1.3
Perkembangan
9 InflasiTahunanTingkat
Kota
Bandung,
Provinsi Jawa Barat, dan Nasional Periode 2010-2014 Tabel 1.4
KomposisiBelanjaPemerintah Kota Bandung TahunAnggaran 2014 (SebelumDilakukan Audit BPK-RI)
Tabel 1.5
13
14
Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Bandung Tahun 20122014
16
Tabel 1.6
Indikator IPM Kota Bandung Tahun 2012-2014
20
Tabel 1.7
Ketimpangan Gender di Kota Bandung Tahun 2014
21
Tabel 2.1
Kontribusi Masing-Masing Aspek Kehidupan Terhadap Indeks Kebahagiaan
28
Tabel 2.2
JanjiWalikotadanWakilWalikotaTerpilih
31
Tabel 2.3
TujuandanSasaransebelumdanSetelahReviuTahun 2015
33
Tabel 2.4
Target IndikatorKinerjaUtamaPemerintah Kota Bandung SetelahReviu
Tabel 2.5
39
Perjanjian Kinerja Perubahan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015
Tabel 2.6
40
RencanaBelanjaPemerintah Kota Bandung TahunAnggaran 2015
43
LKIP 2015
viii
Pemerintah Kota Bandung Tabel 2.7
Alokasi Per Sasaran Strategis Tahun 2015
Tabel 3.1
Capaian
Indikator
Kinerja
Utama
43 Pemerintah
Kota
BandungTahun 2015
47
Tabel 3.2
PengukuranKinerjaPemerintah Kota Bandung Tahun 2015
52
Tabel 3.3
PencapaianIndikatorKinerjaSasaranPemerintah Kota Bandung Tahun 2015 CapaianKinerjaSasaranStrategisPemerintah KotaBandung Tahun 2015 Pencapaian Target Sasaran Strategis Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kulaitas Infrastruktur Kota Tahun 2015 Kecepatan Rata-rata Tempuh Kendaraan
Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8
55 55 58 60 71
Tabel 3.11
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Tahun 2015 Kualitas Udara Ambien Luar Ruangan (Roadside) Kota Bandung Tahun 2015 Perbandingan Realisasi Rata-Rata Kualitas Udara Ambien Titik Pantau di Kota Bandung dan Kota Lainnya Tahun 2013 dan 2014 Data RTH di Kota Bandung
Tabel 3.12
Rincian Lokasi RTH Kota dalam Kondisi Baik Tahun 2015
80
Tabel 3.13
Rekapitulasi Biodigester di Kota Bandung s.d Tahun 2015
89
Tabel 3.14
Capaian Kinerja Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Tahun 2015 Rekapitulasi Hasil Server Kepuasan Masyarakat Pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 Data Hasil Self Assesment Kepatuhan Standar Pelayanan SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 Capaian Kinerja Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas
Tabel 3.9 Tabel 3.10
Tabel 3.15 Tabel 3.16
Tabel 3.17
Kinerja Birokrasi Tahun 2015 Tabel 3.18
Hasil Evaluasi AKIP Kota Bandung
Tabel 3.19
Rencana Tindak Lanjut Perbaikan SAKIP Kota Bandung Tahun 2016
72 74
77 79
91 99
101
104 105
113
LKIP 2015
ix
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.20
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pendidikan
116
Tahun 2015 Tabel 3.21 Tabel 3.22
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Penyebab Kematian Ibu Tahun 2015
123 128
Tabel 3.23
Capaian Kinerja Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan
131
dan Perlindungan Anak Tahun 2015 Tabel 3.24 Tabel 3.25
Komponen Ndeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Bandung Tahun 2013 Perbandingan IPG Kota Bandung dengan Kabupaten Kota
133 133
Lain di Jawa Barat 2011-2012 Tabel 3.26
Capaian Target Kelurahan Layak Anak Kota Bandung Tahun
135
2014 Tabel 3.27
Daftar Capaian Target Kelurahan Layak Anak Kota Bandung
136
Tahun 2015 Tabel 3.28
Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya Angka Kemiskinan
137
Tahun 2015 Tabel 3.29
Rekapitulasi Data Kemiskinan Kota Bandung Tahun 2013
138
Tabel 3.30
Data Penduduk dan Warga Miskin Tahun 2015
140
Tabel 3.31
Capaian Kinerja Meningkatnya Kehidupan Harmoni Intern dan Antar Umat Beragama Tahun 2015 Data Potensi Konflik Tahun 2013 dan 2014
143
Tabel 3.32 Tabel 3.33
Tabel 3.34 Tabel 3.35
Tabel 3.36 Tabel 3.37
Capaian Indikator Terwujudnya Kehidupan Harmoni Intern dan Antar Umat Beragama Dibandingkan dengan Capaian Provinsi Jawa barat Tahun 2015 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Usaha Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Tahun 2015 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Partisipasi Pihak Swasta dan Atau Pendonor Terhadap Pembangunan Kota Tahun 2015 Capaian Kinerja Sasaran terciptanya Iklim Usaha yang Kondusif dan Kemudahan Investasi Tahun 2015 Nilai Investasi Berkala Nasional PMDN/PMA Tahun 20112015
LKIP 2015
144 145
148 151
157 158
x
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.38 Tabel 3.39
Tabel 3.40 Tabel 3.41
Tabel 3.42 Tabel 3.43 Tabel 3.44 Tabel 3.45 Tabel 3.46 Tabel 3.47 Tabel 3.48 Tabel 3.49 Tabel 3.50 Tabel 3.51 Tabel 3.52 Tabel 3.53 Tabel 3.54 Tabel 3.55 Tabel 3.57
Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Ekonomi Kreatif untuk Mendukung Tercapainya bandung Sebagai Kota Kreatif Tahun 2015 Capaian Kinerja Berkembangnya Koperasi Tahun 2015 Perbandingan Realisasi Koperasi Aktif di Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut Perbandingan Realisasi Koperasi Sehat di Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung, Cimahi dan Garut Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Kota Bandung Sebagai Kota Tujuan Wisata Tahun 2015 Capaian Kkinerja Sasaran Meningkatnya Kesempatan Kerja Tahun 2014-2015 Realisassi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Bandung Tahun 2013-2015 Data Jumlah Pengangguan dan Angkatan Kerja Kota Bandung Tahun 2013-2015 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT) Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung Tahun 2013-2015 Target dan Realisasi Lowongan Kerja Tahun 2015 Lowongan Kerja yang Terdaftar Menurut Jenis Pendidikan Tahun 2014-2015 Lowongan Kerja yang Terdaftar dan ditempatkan Menurut Sektor Usaha Tahun 2014-2015 Lowongan Kerja yang Terdaftar dan ditempatkan Menurut Golongan Pokok Jabatan Tahun 2014-2015 Target dan Capaian Kumulatif Penciptaan Wira Usaha baru Sesuai RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 Komposisi Belanja Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 Sebelum Audit BPK RI Pagu dan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Bandung Per Sasaran Strategis Tahun 2015 Efektifitas Anggaran Terhadap capaian Sasaran Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 Tingkat efektifitas Penggunaan Sumber Daya
LKIP 2015
158 160
165 168
169 170 174 175 177 178 181 182 183 183 185 191 192 194 196
xi
Pemerintah Kota Bandung
DAFTARGRAFIK Grafik 1.1
Trend Kontribusi Sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Periode 2001-2013 (Atas Dasar Harga Berlaku)
Grafik 1.2
11
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung Tahun 2008–2013 dan Perbandingannya dengan Jawa Barat dan Nasional (%)
Grafik 1.3
12
KomposisiRealisasiBelanjaPemerintah
Kota
Bandung
TahunAnggaran 2014 Grafik 1.4
24
Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Kota Bandung Periode 2012-2013
18
Grafik 1.5
PerkembanganAngka Harapan HidupTahun 2010-2014
19
Grafik 3.1
CapaianKinerja IKU Tahun 2015
50
Grafik 3.2
Grafik 3.4
CapaianKinerjaIndikatorSasaranStrategis Kota Bandung Tahun 2015 TerwujudnyaInfrastrukturJalan Yang BerkualitasdanMerata Terwujudnya Bandung CaangBaranang
Grafik 3.5
RTH Kota dalamKondisiBaik
Grafik 3.6
Capaian Nilai AKIP Kota Bandung
105
Grafik 3.7
Perkembangan Capaian RLS 2010-2014
118
Grafik 3.8
Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bandung Tahun
Grafik 3.3
2009-2013 Grafik 3.9
54 62 64 80
119
Perkembangan Jumlah Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kota Bandung Tahun 2010-2015
LKIP 2015
124
xii
Pemerintah Kota Bandung Grafik 3.10 Grafik 3.11 Grafik 3.12
Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kota Se Jawa barat tahun 2014 Prevalensi Balita Gizi Buruk di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Kota Bandung Tahun 2010-2015
Grafik 3.13
125 126
127
Perkembangan Jumlah Kematian Bayi di Kota Bandung Tahun 2010-2015
129
Grafik 3.14
Angka Kemiskinan
141
Grafik 3.15
Grafik 3.18
Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Ekspor Kota Bandung Tahun 2013-2015 Perbandingan Nilai Ekspor Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung Tahun 2015 Perkembangan Jumlah Koperasi dan Jumlah Koperasi Aktif di Kota Bandung dari Tahun 2013-2015 Kunjungan Wisatawan Tahun 2015
Grafik 3.19
Kota-Kota Wisata Terfavorit di Dunia
Grafik 3.20
Tingkat Perguruan Terbuka di Kota Bandung Tahun 20132015 Perbandingan Jumlah Penganggur, Bekerja dan Angkatan Kerja Perbandingan TPT Provinsi Jawa barat dan Kota Bandung Tahun 2013-2015 Perkembangan Lowongan Kerja, Penempatan Kerja dan Pendaftaran Pencari Kerja Tahun 2013-2015
Grafik 3.16 Grafik 3.17
Grafik 3.21 Grafik 3.22 Grafik 3.23
LKIP 2015
149 149 167 171 172 176 177 179 180
xiii
Pemerintah Kota Bandung
DAFTARGAMBAR Halaman Gambar1.1
PetaOrientasi Kota Bandung
3
Gambar 1.2
Peta Kota Bandung
4
Gambar1.3
BaganStrukturOrganisasiPerangkat Daerah Pemerintah Kota Bandung
Gambar1.4
22
SistemInformasiPelaporanKinerjaInstansiPemerintah (SILAKIP) Kota Bandung
23
Gambar1.5
Aplikasi Cascading PerjanjianKinerja Kota Bandung
23
Gambar 2.1
29
Gambar 2.2
Indekskebahagiaanterhadapsetiapaspekkehidupanmasyarakat Kota Bandung JanjiWalikotadanWakilWalikotaTerpilih
Gambar 3.1
Penggembokan di Jalan Banceuy
66
Gambar 3.2
Gambar Penggembokan di Jalan Wastukencana
66
Gambar 3.3
Bis Sekolah
67
Gambar 3.4
Perbaikan ATCS
67
Gambar 3.5
Perbaikan APILL
67
Gambar 3.6
Rambu OH di Jalan Terusan Jakarta
68
Gambar 3.7
Rambu OH di Jalan Djunjunan
68
Gambar 3.8
RPPJ Soekarno Hatta-Ranca Bolang
68
Gambar 3.9
Petugas Penjaga Pintu Perlintasan KA Parakan Saat
69
Gambar 3.10 Penghargaan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP) dari Kementerian LHK Gambar 3.11 Walikota Bandung Menerima Penghargaan Adipura Kategori kota Metropolitan Periode 2014/2015
LKIP 2015
32
78 85
xiv
Pemerintah Kota Bandung Gambar 3.12 Aplikasi Cascading Perjanjian Kinerja Kota Bandung
112
Gambar 3.13 Hasil Verifikasi Data Angka Kemiskinan Tahun 2013
138
Gambar 3.14 Program PengentasanKemiskinan Kota Bandung
141
Gambar 3.15 Kota Bandung Sebagai Kota Kreatif Design UNESCO, Produk Industri Kreatif Kota Bandung Gambar 3.16 Press Release UNESCO
162
Gambar 3.17
Jumlah Koperasi di Kota Bandung Tahun 2015 Berdasarkan Jenisnya
LKIP 2015
164 166
xv
Pemerintah Kota Bandung
BAB
01
1.1.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
A
kuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instasi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut pelaporan kinerja merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomorr 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presdien Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Peberantasan Korupsi. Sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dinyatakan bahwa Walikota menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 1 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Bertitik tolak dari RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Bandung Tahun 2015 dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015, serta mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta hasil Reviu sasaran dan Indikator RPJMD Kota Bandung, maka penyusunan LKIP Tahun 2015 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator sasaran, dengan demikian LKIP Kota Bandung Tahun 2015 menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Walikota kepada Presiden ini disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LKIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2015 yaitu tahun kedua RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018.
1.2. KONDISI KOTA BANDUNG 1.2.1. Letak Wilayah Geografis Secara geografis, Kota Bandung terletak pada koordinat 107º 36’ Bujur Timur dan 6º 55’ Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 16.767 hektar. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh
•Dilihat dari posisi geografisnya, Kota Bandung berada pada lokasi yang sangat strategis bagi perekonomian nasional, karena terletak pada pertemuan poros jalan utama di Pulau Jawa
15 sungai sepanjang 265,05 km, dengan sungai utamanya
yaitu
Sungai
Cikapundung
yang
mengalir ke arah selatan dan bermuara ke Sungai Citarum.
2 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Gambar 1.1 Peta Orientasi Kota Bandung
Secara administratif, Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten/kota lainnya, yaitu: 1)
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat;
2) sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi; 3) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung; dan 4) sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.
1.2.2. Luas Wilayah Luas wilayah Kota Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung, adalah 16.729,65 Ha. Luas tersebut merupakan perubahan terakhir dari luasan sebelumnya, yaitu: 1) 2) 3) 4)
1.922 Ha (tahun 1906–1917) 2.871 Ha (tahun 1917–1942) 5.413 Ha (tahun 1942–1949) 8.098 Ha (tahun 1949–1987)
3 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Gambar 1.2 Peta Kota Bandung
Wilayah Kota Bandung tersebut dibagi menjadi beberapa wilayah administratif, yang terdiri atas: 1)
30 Kecamatan yang masing-masing dikepalai oleh seorang Camat,
2) 151 Kelurahan yang masing-masing dikepalai oleh seorang Lurah, 3) 1.578 Rukun Warga (RW) dan 9.843 Rukun Tetangga (RT).
1.2.3. Topografi Secara topografis, bentuk bentang alam Kota Bandung merupakan cekungan yang dikelilingi perbukitan di bagian Utara dan dataran di bagian Selatan, yang terletak pada ketinggian antara 675 m – 1.050 m di atas permukaan laut (dpl). Dimana titik tertinggi berada di daerah utara dengan ketinggian 1.050 m dpl dan titik terendah di sebelah selatan dengan ketinggian 675 m dpl. Di wilayah Kota Bandung bagian selatan permukaan tanahnya relatif datar, sedangkan di bagian utara permukaan tanahnya berbukit-bukit sehingga menjadi panorama yang indah.
4 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung 1.2.4. Karakateristik Wilayah Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya karena berada pada lokasi yang sangat strategis bagi perekonomian nasional. Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan utama di Pulau Jawa, yaitu: 1)
Barat – Timur, pada posisi ini Kota Bandung menjadi poros tengah yang menghubungkan antara Ibukota Provinsi Banten dan Jawa Tengah.
2)
Utara – Selatan, selain menjadi penghubung utama ibukota negara dengan wilayah selatan, juga menjadi lokasi titik temu antara daerah penghasil perkebunan, peternakan, dan perikanan. Posisi strategis Kota Bandung juga terlihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), dimana Kota Bandung ditetapkan dalam sistem perkotaan nasional sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Bandung Raya. Selain itu, Kota Bandung juga ditetapkan sebagai Kawasan Andalan Cekungan Bandung, yaitu kawasan yang memiliki nilai strategis nasional. Dilihat dari aspek geologisnya, kondisi tanah Kota Bandung sebagian besar merupakan lapisan aluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol, sedangkan di bagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis aluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol. Iklim Kota Bandung secara umum adalah sejuk dengan kelembapan tinggi karena dipengaruhi oleh iklim pegunungan di sekitarnya dan curah hujan yang masih cukup tinggi. Namun, beberapa tahun terakhir kondisi suhu rata-rata udara Kota Bandung cenderung mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan sumber polutan dan dampak dari perubahan iklim serta pemanasan global (global warming).
5 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung 1.2.5. Aparat Pemerintah Keadaan Aparat Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung untuk mendukung kegiatan pemerintahan , pembangunan dan pelayanan masyarakat pada tahun 2015 sejumlah 21.306 orang, yang terdiri dari : Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut : a.
b.
c.
Golongan I
:
384 orang
Golongan II
: 3.727 orang
Golongan III
: 8.226 orang
Golongan IV
: 8.969 orang
Jabatan Struktural yang terdiri dari : Esselon II
:
35 orang
Esselon III
: 212 orang
Esselon IV
: 1.625 orang
Esselon V
:
79 orang
Jabatan fungsional yang terisi sebanyak
12.940 orang, terdiri atas :
1)
Tenaga guru sebanyak
11.407 orang
2)
Tenaga kesehatan sebanyak
3)
Auditor sebanyak
17 orang
4)
P2UPD sebanyak
46 orang
5)
Pamong belajar sebanyak
24 orang
6)
Penilik PLS dan pengawas sekolah sebanyak
7)
Penyuluh KB sebanyak
8)
1.122 orang
42
orang
Arsiparis sebanyak
1
orang
9)
Pustakawan sebanyak
5
orang
10)
Pengawas TK sebanyak
8
orang
11)
Pengantar kerja sebanyak
8
orang
12)
Mediator sebanyak
3
orang
13)
Penguji kendaraan bermotor sebanyak
14)
Penyuluh pertanian sebanyak
5
orang
15)
Widyaiswara sebanyak
0
orang
16)
Peneliti sebanyak
4 orang
17)
Perencana sebanyak
5 orang
207 orang
33 orang
6 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung d.
Tingkat Pendidikan : SD
:
360 orang
SMP
:
482 orang
SLTA/D1
:
5.485 orang
D2
:
2.518 orang
D3
:
1.271 orang
S1/D4
:
10.330 orang
S2
:
837 orang
S3
:
23 orang
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja Aparat Pemerintah Kota Bandung telah melakukan berbagai program melalui memberikan penghargaan, pendidikan pelatihan teknis umum dan fungsional serta pemberian hukuman dan pembinaan. a.
Pemberian penghargaan
1) Satyalancana dengan masa kerja 10, 20 tahun dan 30 tahun sejumlah
0 orang,
yang terdiri dari : Satyalancana Karya Satya XXX Tahun
0 orang;
Satyalancana Karya Satya XX Tahun
0 orang;
Satyalancana Karya Satya X Tahun
0 orang.
2) Pemberian Penghargaan Kenaikan Pangkat sejumlah 2.752 3) Pemberian penghargaan Purna Tugas
Orang
685 orang
4) Pemberian penghargaan Anubhawa Sasana Desa (Desa Kadarkum) = 60 lurah b.
Pendidikan Pelatihan yang meliputi : 1) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan 210 orang 2) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebanyak 112 orang, terdiri dari : Diklatpim II
: 1 orang
Diklatpim III
: 20 orang
Diklatpin IV
: 91 orang
7 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung
3) Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah sebanyak – orang 4) Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional melalui pengiriman pada lembaga pendidikan dan pelatihan sebanyak 497 orang, dengan rincian : Pendidikan dan pelatihan teknis
: 396 orang
Pendidikan dan pelatihan fungsional : 101 orang
c.
Pemberian Hukuman Pelanggaran Disiplin Pegawai sebanyak 37 orang yang terdiri dari Pelanggaran disiplin pegawai tingkat ringan 0 orang, tingkat sedang 3 orang, pelanggaran disiplin tingkat berat 22 orang dan dalam proses 12 orang
d.
Pada Tahun 2015 Pemerintah Kota Bandung tidak melaksanakan pengadaan CPNS
1.2.6 Perekonomian. a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar pula. Nilai dan kontribusi sektoral (lapangan usaha) PDRB Kota Bandung tahun 20112013 dapat dilihat pada tabel berikut.
8 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Tabel 1.1 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2013 No
Lapangan Usaha
1 2 3
2011 (Juta Rp) % 67.070 0,19 8.365.548 24,27 843.768 2,45
2012 (Juta Rp) % 71.176 0,19 8.631.501 22,98 935.410 2,49
Pertanian Industri Pengolahan Listrik , Gas, dan Air Bersih 4 Bangunan/Konstruksi 1.782.526 5,17 2.020.091 5 Perdagangan, Hotel, 14.040.746 40,74 15.666.694 dan Restoran 6 Pengangkutan dan 3.885.215 11,27 4.309.552 Komunikasi 7 Keuangan, Persewaan, 1.813.112 5,26 1.986.038 dan Jasa Perusahaan 8 Jasa-Jasa 3.665.646 10,64 3.937.856 Total 34.463.631 100 37.558.320 Sumber: BPS Kota Bandung, 2015, *) Angka sangat sementara
2013* (Juta Rp) % 72.974 0,18 9.064.241 22,17 1.019.536 2,49
5,38 41,71
2.195.602 17.428.313
5,37 42,62
11,47
4.753.252
11,62
5,29
2.182.531
5,34
10,48 100
4.173.563 40.890.013
10,21 100
Tabel 1.2 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 No 1 2 3
Lapangan Usaha
2011 (Juta Rp) % 192.743 0,2 22.482.061 23,51 2.201.593 2,3
2012 (Juta Rp) % 229.013 0,21 25.062.739 22,55 2.608.429 2,35
Pertanian Industri Pengolahan Listrik , Gas, dan Air Bersih 4 Bangunan/Konstruk 4.425.332 4,63 5.400.662 si 5 Perdagangan, 39.436.088 41,25 46.304.473 Hotel, dan Restoran 6 Pengangkutan dan 11.841.320 12,38 13.854.501 Komunikasi 7 Keuangan, 6.094.630 6,37 7.382.790 Persewaan, dan Jasa Perusahaan 8 Jasa-Jasa 8.939.096 9,35 10.278.945 Total 95.612.863 100 111.121.551 Sumber: BPS Kota Bandung, 2015, *) Angka sangat sementara
2013* (Juta Rp) % 255.651 0,20 28.074.055 21,56 3.185.681 2,45
4,86
6.107.057
4,69
41,67
55.212.099
42,4
12,47
17.333.449
13,31
6,64
8.561.178
6,57
9,25 11.480.479 100 130.209.649
8,82 100
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor unggulan utama Kota Bandung. Besarnya kontribusi sektor ini terhadap perekonomian Kota Bandung dan terus mengalami trend positif atas kontribusinya tiap tahun. Berdasarkan harga berlaku, pada 9 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung tahun 2011, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi sebesar 41,25% terhadap perekonomian Kota Bandung dan mengalami peningkatan menjadi sebesar 42,40% di tahun 2013. Hal ini mengindikasikan sektor tersier merupakan sektor utama perekonomian Kota Bandung dan diprediksi akan semakin besar peranannya. Kota Bandung saat ini memang telah terkenal sebagai kota jasa yang unggul dalam banyak bidang dan hal ini menjadikan pemerintah daerah menempatkan sektor jasa sebagai faktor utama pengembangan daya sain. Industri pengolahan ialah sektor terbesar kedua yang memberikan kontribusi sebesar 21,56% terhadap perekonomian Kota Bandung berdasarkan harga berlaku di tahun 2013. Namun jika dilihat dari trend-nya, kontribusi sektor industri pengolahan cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya, dimana pada tahun 2011 kontribusi sektor ini masih berada di kisaran 23,51%. Kontribusi sektor terbesar ketiga adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dimana pada tahun 2013 mencapai 13,31% (berdasarkan harga berlaku).
b. Struktur Perekonomian Daerah Pergeseran struktur ekonomi Kota Bandung menandakan geliat aktivitas ekonomi masyarakat yang lebih berorientasi pada sektor jasa. Di sisi lain, makin mengecilnya kontribusi industri pengolahan pada perekonomian Kota Bandung terutama akibat semakin tingginya tingkat persaingan secara nasional ataupun global yang mempengaruhi penurunan kinerja industri pengolahan lokal Kota Bandung, terutama di sektor padat karya, seperti Tekstil dan Produk Tekstil, selain itu, adanya tekanan eksternal, seperti adanya kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) juga turut menekan kinerja industri pengolahan Kota Bandung. Mulai dari tahun 2001 hingga 2013 terlihat bahwa kontribusi sektor sekunder yang ditopang oleh industri pengolahan cenderung mengalami trend penurunan dan di sisi lain sektor tersier, terutama melalui perdagangan, hotel dan restoran terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
10 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Grafik 1.1 Trend Kontribusi Sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Periode 2001-2013 (Atas Dasar Harga Berlaku) Kontribusi 45%
40.6%
24.5%
24.7%
42.40%
37.9%
40% 35%
41.0%
32.9%
32.6%
30.6%
30.2%
30% 25%
27.8%
20%
21.56%
15%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: BPS Kota Bandung
c. PDRB Perkapita Pendapatan per kapita riil (PDRB per kapita atas dasar harga konstan) merupakan salah satu indikator yang digunakan secara luas untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Apabila pendapatan perkapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. Perkembangan pendapatan perkapita Kota Bandung menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Jika pada tahun 2008 pendapatan per kapita hanya mencapai Rp11,8 juta/orang, pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi Rp16,63 juta/orang atau mengalami pertumbuhan sebesar 40,68%. Jika menggunakan harga berlaku, pendapatan per kapita Kota Bandung pada tahun 2013 atau dalam kurun waktu 5 tahun telah mencapai Rp52,96 juta/orang, dimana mengalami peningkatan sebesar 100,61 % jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya Rp26,4 juta/orang.
11 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung d. Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 2012, LPE Kota Bandung mencapai 8,98.%. Namun pada tahun 2013 sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 8,87%. Walaupun LPE Kota Bandung masih relatif tinggi, namun kondisi ini menunjukkan sedikit pelambatan. Pemulihan pertumbuhan ekonomi global yang masih belum sesuai harapan dan perekonomian Indonesia masih terus mengalami perlambatan berpengaruh terhadap LPE Kota Bandung yang juga mengalami sedikit penurunan di tahun 2013. Lokomotif utama pertumbuhan ekonomi Kota Bandung selama ini terutama ditopang oleh pertumbuhan sektor tersier.
Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung Tahun 2008–2013 dan Perbandingannya dengan Jawa Barat dan Nasional (%) LPE (%) 10
8.34
8.17
9
8.45
8.98
8.73
8.87
8 7
N/A 6.21
6
6.20
6.00
5
4.19
6.10
6.48
6.50
6.21
6.23
6.06
5.78 5.07 5.02
4.60
4 3 2 1 -
2008
2009
Jawa Barat
2010
2011
Nasional
2012
2013
2014
Kota Bandung
Keterangan : LPE Kota Bandung dan Jawa Barat 2008-2014 (Sumber: BPS Kota Bandung dan Jawa Barat)., LPE Nasional 2008-2014 (Sumber : BPS Pusat).
Selama periode 2008-2013, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Tingkat Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bandung relatif lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi makro secara regional Jawa Barat dan nasional. Secara umum, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung setiap tahunnya menunjukkan trend kenaikan dan 12 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung cukup stabil terhadap gangguan/guncangan eksternal, baik dalam tataran global ataupun domestik. Pada tahun 2013, di tengah masih melemahnya perekonomian global dan domestik, Kota Bandung tetap dapat mempertahankan LPE-nya di kisaran 8%. Relatif stabilnya iklim perekonomian Kota Bandung selama ini harus tetap dijaga dan dipelihara oleh semua pemangku kepentingan agar dapat mempertahankan laju pertumbuhan yang tinggi.
e. Inflasi Kota Bandung selama periode 2010-2014 mengalami fluktuasi laju inflasi tiap tahunnya. Pada tahun 2010 tingkat inflasi ada di kisaran 4,53%, pada tahun 2011 tingkat inflasi yang ada mengalami penurunan menjadi hanya sebesar 2,75%. Namun pada tahun 2013, tingkat inflasi Kota Bandung mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 7,97%. Pada tahun 2014, inflasi Kota Bandung sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 7,76%.
Tabel 1.3 Perkembangan Inflasi Tahunan Tingkat Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan Nasional Periode 2010-2014 No
Cakupan
Tingkat Inflasi (%) 2010
2011
2012
2013
2014
1
Kota Bandung
4,53
2,75
4,02
7,97
7,76
2
Prov. Jawa Barat
6,62
3,10
3,86
9,15
7,41
3
Nasional
6,96
3,79
4,30
8,38
8,36
Sumber: BPS Kota Bandung, BPS Provinsi Jawa Barat, BPS Pusat, dan Bank Indonesia
1.2.7 Bidang Keuangan Daerah Desentralisasi dipandang sebagai suatu usaha untuk melakukan reformasi dan revitalisasi baik ditingkat regional maupun ditingkat nasional. Salah satu dampak dari desentralisasi adalah adanya pengalihan tanggung jawab terhadap keuangan, administratif, pelayanan publik dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Sehingga pertanggungjawaban atas pengelolaan potensi-potensi sumberdaya di daerah menjadi suatu hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang Kepala Daerah. Adanya penekanan terhadap aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas) lebih ditegaskan dengan dikeluarkannya paket perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. 13 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Salah satu azas yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah adalah aspek keterbukaan. Hal ini menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat memberikan akses informasi mengenai pengelolaan keuangan daerah seluas-luasnya kepada publik seperti menerbitkan laporan keuangan di media massa. Laporan keuangan yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh para investor, baik investor asing maupun domestik. Laporan keuangan tersebut dapat menjadi sarana komunikasi bagi Pemerintah Daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Belanja daerah Pemerintah Kota Bandung pada tahun anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp6.553.368.797.049.00 dengan komposisi 42,49% belanja tidak langsung dan 57,58% belanja langsung sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.4 Komposisi Belanja Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 (Sebelum Dilakukan Audit BPK-RI) TAHUN ANGGARAN 2015 NO 1 2
ANGGARAN BELANJA (Rp)
REALISASI BELANJA (Rp)
% Realisasi
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
2,784,258,416,713.00
2,139,610,745,499.00
43.16
3,769,110,380,336.00
2,818,307,902,431.00
56.84
Jumlah
6.553.368.797.049.00 4,957,918,647,930.00
100,00
URAIAN
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015
1.2.8 Sosial Budaya. a. Penduduk. Perkembangan jumlah penduduk Kota Bandung selama periode 2012-2014 cukup mengalami peningkatan yang signifikan. Jika pada tahun 2012 jumlah penduduk Kota Bandung berjumlah 2.444.617 jiwa, kemudian mengalami peningkatan menjadi sebanyak 2.458.503 jiwa pada tahun 2013, atau mengalami perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,57%. Pada tahun 2014, jumlah penduduk bertambah menjadi sebesar 2.470.802 jiwa, atau dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,50%.
14 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Tabel 1.5 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Bandung Tahun 2012-2014 Uraian
2012
2013
2014*
Peningkatan/ Penurunan Periode 2013-2014 (%)
Jumlah Penduduk (jiwa) 2.444.617 2.458.503 2.470.802 0,50 Rata-rata Kepadatan 14.611 14.694 14.768 0,50 Penduduk (jiwa/km2) Laju Pertumbuhan 0,64 0,57 0,50 -0,07 Penduduk (%) Komposisi Penduduk, menurut: a. Jenis Kelamin 1.236.498 1.242.885 1.248.478 0,45 Pria (orang) 1.208.119 1.215.618 1.222.324 0,55 Perempuan (orang) b. Angkatan Kerja (orang) 1.171.551 1.176.377 1.192.770 1,39 Jumlah yang Bekerja 1.064.167 1.047.235 1.096.799 4,73 (orang) Jumlah pengangguran 107.384 129.142 95.971 -25,69 (orang) 9,17 10,98 8,05 -2,93 Tingkat Pengangguran (%) c. Pendidikan (penduduk usia> 10 th dan Ijazah tertinggi). Tidak/belum pernah 191.141 224.078 **) sekolah/tidak/belum tamat SD (orang) 482.763 501.285 **) SD/MI/sederajat (orang) SMP/MTs/sederajat 409.741 411.969 **) (orang) 661.857 743.328 **) SLTA/sederajat (orang) 292.142 257.978 **) Perguruan Tinggi (orang) Sumber: BPS Kota Bandung, 2015. *) Angka Sementara ; **) Sedang dilakukan perhitungan
Selain pertumbuhan penduduk secara alami (fertilitas), adanya migrasi masuk yang lebih besar dari migrasi keluar (migrasi neto positif) menyebabkan jumlah penduduk Kota Bandung terus bertambah setiap tahun. Ditambah lagi peran Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat menjadikan magnet bagi penduduk dari daerah lain untuk datang ke Kota Bandung, baik yang bertujuan untuk menetap ataupun komuter. Penduduk yang semakin besar ini mendorong perubahan tatanan aspek-aspek kehidupan Kota Bandung yang meliputi aspek sosial, ekonomi, spasial, pola demografis, dan sebagainya yang semakin kompleks. Besaran jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 167,30 km2, sehingga rata-rata kepadatan penduduk Kota Bandung pada tahun 2014 adalah 14.768 jiwa per km2, 15 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung atau mengalami perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,50% jika dibandingkan dengan tahun 2013. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, diketahui bahwa Kota Bandung merupakan kota terpadat ke 3 (tiga) di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya.
b. Tenaga Kerja Jumlah angkatan kerja Kota Bandung meningkat sebesar 0,41% selama periode tahun 2012-2013. Pada tahun 2012, angkatan kerja yang berada di Kota Bandung tercatat sebanyak 1.171.551 orang dan meningkat menjadi 1.176.377 orang di tahun 2013. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung di tahun 2012 yang sebesar 9,17%, mengalami lonjakan peningkatan di tahun 2013 menjadi sebesar 10,98%. Hal ini mengindikasikan bahwa pertambahan angkatan kerja tidak mampu diserap oleh peningkatan jumlah lapangan kerja. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi ini memerlukan perhatian dan penanganan ekstra agar kesempatan kerja dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Bandung secara lebih luas. Pengembangan pola pertumbuhan inklusif yang memaksimalkan potensi ekonomi dan menyertakan sebanyak-banyaknya angkatan kerja dalam pasar kerja yang berkualitas (decent work) perlu lebih diprioritaskan. Grafik 1.4 Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Kota Bandung Periode 2012-2013 10.98
Jumlah Orang 1,400,000
1,200,000
Tk.Penganggur (%)
9.17
10
107,384
129,142
1,000,000
6
800,000 600,000
8
1,064,167
1,047,235
4
400,000 2
200,000 0
0
2012 Jumlah yg Bekerja
2013 Jumlah Pengangguran
Tingkat Pengangguran
Sumber: BPS Kota Bandung, 2015
16 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung
c. Kesehatan Aspek kesehatan merupakan unsur penting yang berkaitan dengan kapabilitas penduduk. Derajat kesehatan pada dasarnya dapat dilihat dari seberapa lama harapan hidup yang mampu dicapai. Semakin lama harapan hidup yang mampu dicapai merefleksikan semakin tinggi derajat kesehatannya. Grafik 1.5 Perkembangan Angka Harapan Hidup Tahun 2010-2014
2014 2013 2012 2011
2010 73.65
73.7
73.75
73.8
73.85
Sumber: BPS Kota Bandung, 2015 Angka Harapan Hidup pada Tahun 2012 sebesar 73,81 tahun dan pada Tahun 2014 menjadi 73,84 tahun. Hal ini berarti menunjukkan penambahan sebesar 0,03 tahun atau terjadi peningkatan sebesar 0,04%.
d. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan daerah di Kota Bandung diorientasikan untuk pembangunan manusia, yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar semua masyarakat Kota Bandung memiliki kesejahteraan yang lebih baik dan memiliki pilihan yang lebih luas dalam menjalani kehidupan. Upaya tersebut dijabarkan melalui pelayanan dan fasilitasi akses yang lebih luas bagi penduduk untuk meningkatkan derajat kesehatan, memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dan peluang untuk menaikkan taraf ekonomi rumah tangga yang pada akhirnya akan mendorong partisipasi mereka dalam pembangunan. Hasil upaya tersebut dapat tergambarkan didalam perolehan Indeks Pembangunan Manusia sbb:
17 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung Tabel 1.6 Indikator IPM Kota Bandung Tahun 2012-2014 No
Uraian
2012
2013
2014
2015
Komponen IPM 1.
Angka Harapan Hidup (tahun)
73,81
73,83
73,84
2.
Angka Melek Huruf (%)
99,58
99,62
99,63
3.
Rata-rata Lama Sekolah (tahun)
10,74
10,81
10,85
4.
Konsumsi riil per kapita (Rp000)
587,10
648,13
650,15
Indikator IPM 1.
Kesehatan
90,25
90,44
90,53
2.
Pendidikan
81,35
81,38
81,40
3.
Pendapatan
66,35
66,59
67,05
79,32
79,47
79,66
IPM Sumber: BPS Kota Bandung, 2015
Perkembangan IPM Kota Bandung selama ini menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Jika pada tahun 2008 IPM Kota Bandung sebesar 78,33, pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 79,66. Peningkatan ini tidak terlepas dari hasil kerja keras seluruh stakeholder Kota Bandung. Kenaikan IPM ini hendaknya menjadi pemacu peran serta yang nyata dari segenap komponen masyarakat Kota Bandung agar diperoleh hasil yang lebih optimal lagi.
e. Indek Pembangunan Gender ( IDG) Indek Pembangunan Gender dipakai untuk mengukur angka rata-rata pencapaian kemampuan dasar dengan penyesuaian untuk memperhitungkan ketimpangan gender. Titik berat pembangunan gender adalah pemberdayaan manusia tanpa membedakan gender sehingga mereka memiliki pilihan yang lebih luas dalam menjalani kehidupan. Upaya tersebut dijabarkan melalui akses yang lebih luas bagi penduduk untuk meningkatkan derajat kesehatan, memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dan peluang untuk menaikkan taraf ekonomi rumah tangga yang pada akhirnya akan mendorong partisipasi mereka dalam pembangunan. Indeks Pembangunan Gender yang 18 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung dilakukan perhitungannya oleh BPS Kota Bandung sebesar 73,93% serta ada upaya dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam meningkatkan partisipasi pembangunan gender di Kota Bandung Berdasarkan data tersebut di atas maka angka ketimpangan gender di Kota Bandung Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 1.7 Ketimpangan Gender di Kota Bandung Tahun 2014 Nilai IPM
Nilai IPG
Ketimpangan Gender
79,66
73,93
5.73
Sumber: BPS Kota Bandung, 2015
1.3 KEDUDUKAN, KEWENANGAN DAN TUGAS POKOK SERTA STRUKTUR ORGANISASI 1.4 1.3.1 Kedudukan Dengan diberlakukannya Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih menekankan aspek desentralisasi yang diberikan dalam wujud otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Berkaitan dengan otonomi daerah dalam pelaksanaannya di Kota Bandung dapat dijelaskan melalui 2 (dua) aspek, yaitu:
a. Aspek Politik Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 di Kota Bandung dari aspek politik ditandai dengan program legislatif dalam membahas perubahan atas peraturan tentang struktur organisasi dan tata kerja dan kegiatan partai politik tingkat daerah dan DPRD sebagai mitra pemerintah daerah.
19 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung b. Aspek Administrasi/ Manajemen Pemerintah Pemerintah Kota Bandung dalam melaksanakan otonomi daerah secara administratif diawali dengan melakukan identifikasi kewenangan pemerintah daerah, penataan kelembagaan, penempatan personil, pengelolaan sumber keuangan daerah, pengelolaan sarana dan prasarana (aset daerah), dan manajemen pelayanan publik
1.3.2 Kewenangan dan Tugas Pokok a. Kewenangan Kota Bandung sebagai daerah otonomi, kewenangannya mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lainnya yang meliputi kebijakan perencanaan nasional, pengendalian secara makro, perimbangan keuangan, sistem administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tinggi yang strategis serta konservasi dan standarisasi nasional. Pemerintah Kota Bandung menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sebanyak 25 (dua puluh lima) urusan wajib untuk menyelenggarakan pelayanan dasar kepemerintahan dan 6 (enam) urusan pilihan untuk menyelenggarakan pengembangan sektor unggulan. Di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, rincian urusan tersebut, diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Kota Bandung, dengan urusan wajib yang dilaksanakan terdiri dari : 1)
Pendidikan
2)
Kesehatan
3)
Lingkungan Hidup
4)
Pekerjaan Umum
5)
Penataan Ruang
6)
Perencanaan Pembangunan
7)
Perumahan
8)
Kepemudaan dan Olahraga
9)
Penanaman Modal, 20 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung 10)
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
11)
Kependudukan dan Catatan Sipil,
12)
Ketenagakerjaan,
13)
Ketahanan Pangan,
14)
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
15)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,
16)
Perhubungan,
17)
Komunikasi dan Informatika,
18)
Pertanahan,
19)
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,
20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, 21)
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
22) Sosial, 23) Kebudayaan, 24) Kearsipan, dan 25) Perpustakaan sedangkan urusan pilihan terdiri dari : 1)
Kelautan dan Perikanan,
2)
Pertanian,
3)
Pariwisata,
4)
Industri,
5)
Perdagangan, dan
6)
Ketransmigrasian.
b. Tugas Pokok Pemerintah Kota Bandung mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud masyarakat Kota Bandung yang Bermartabat dan Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera.
21 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung 1.3.3 Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Struktur organisasi Pemerintah Kota Bandung dapat disajikan pada gambar berikut:
Gambar 1.3 Bagan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Bandung BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA BANDUNG Berdasarkan Perda SOTK Tahun 2007 , Perda SOTK Tahun 2009 & Perubahan Kedua SOTK Tahun 2013 WALIKOTA DPRD
WAKIL WALIKOTA STAF AHLI SEKRETARIAT DAERAH
INSPEKTORAT
PERSH. DAERAH 1. 2. 3. 4.
PD.BPR PDAM PD Kebersihan PD.Pasar Bermartabat
SAT POL PP
LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1.
Badan rencanaan
Pembangunan Daerah 2. Badan Kepegawaian Daerah 3. Badan Kesatuan Bangsa, & Pemberdayaan Masyarakat 4. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup 5. Badan Pemberdayaan Perempuan & KB 6. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu 7. Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah 8. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung 9. Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak 10. Rumah sakit Khusus Gigi dan Mulut
DINAS DAERAH 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja Dinas Perhubungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 7. Dinas Kebudayaan & Pariwisata 8. Dinas Tata Ruang & Ciptakarya 9. Dinas Bina Marga & Pengairan 10.Dinas Pemakaman dan Pertamanan 11.Dinas Pencegahan & Penanggulangan Kebakaran 12.Dinas Koperasi UKM & Perindustrian Perdagangan 13.Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 14.Dinas Pelayanan Pajak 15.Dinas Komunikasi dan Informatika 16.Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 17.Dinas Pemuda dan Olah Raga
ASISTEN PEMERINTAHAN
1. Bagian Pemerintahan Umum 2. Bagian Hukum & Hak Azazi Manusia 3. Bagian Kerjasama Daerah 4. Bagian Organisasi & Pemberdayaan Aparatur Daerah.
Kecamatan (30)
Kelurahan (151)
ASISTEN ADM. PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
1. Bagian Pembangunan & Sumber Daya Alam 2. Bagian Perekonomian
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
1, Bagian Umum & Perlengkapan 2. Bagian Tata Usaha Setda
3. Bagian Kesra & Kemasyarakatan
SEKRETARIAT DPRD
1. Bagian Hukum & Persidangan 2. Bagian Umum 3. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol 4. Bagian Keuangan
Keterangan : Garis Pertanggungjawaban : Garis Lini : Garis Koordinasi : Garis Pelaporan
Sumber : Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Setda Kota Bandung Tahun 2015
22 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung 1.4. INOVASI DALAM SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG
Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja pelayanan publik. Berbagai inovasi telah dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bandung, salah satu inovasi yang dikembangkan adalah membangun sistem informasi pelaporan kinerja instansi pemerintah (SILAKIP) online yang merupakan bagian dari sistem akuntabilitas kinerja, yang dimaksudkan untuk menjaga konsistensi Perencanaan pembangunan tahunan, pengumpulan data kinerja, monitoring dan evaluasi serta memberikan ruang transparansi akuntabilitas kinerja kepada mayarakat luas yang dapat di akses melalui tautan http://www.lakip.bandung.go.id.
Gambar 1.4 Sistem Informasi Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah (SILAKIP) Kota Bandung
Sumber : Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Setda Kota Bandung Tahun 2015
Pada Tahun 2015 menjadi tahun penting meningkatnya pengelolaan kinerja pemerintah Kota Bandung, bersamaan dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP, maka Pemerintah Kota Bandung telah memperoleh 23 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung apresiasi dalam implementasi akuntabilitas kinerja sebagai perwujudan misi mewujudkan keunggulan tata kelola pemerintahan. Selain aplikasi SILAKIP yang dilakukan upgrade menjadi versi 1.1 juga dikembangkan aplikaksi Cascading Perjanjian Kinerja yang akan dioperasikan pada tahun 2016. Aplikasi ini terintegrasi dengan SILAKIP 1.1 dikembangkan oleh Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah pada Sekretariat Daerah Kota Bandung Tahun 2015 untuk meningkat performa akuntabilitas kinerja aparatur pada eselon 3 dan 4 baik pada komponen perencanaan, pengukuran dan pelaporan para pejabat strukturalnya. Sebagai bukti adanya upaya lanjutan dalam rangka mewujudkan target juara dalam implementasi akuntabilitas kinerja.
Gambar 1.5 Aplikasi Cascading Perjanjian Kinerja Kota Bandung
Sumber : Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Setda Kota Bandung Tahun 2015
24 LKIP 2015
Pemerintah Kota Bandung
BAB
02
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS 2.1.1. Visi dan Misi
R
encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan kerangka pembangunan strategis Kota Bandung untuk periode 5 (lima) tahun. Sebagai dokumen yang memuat penjabaran visi, misi dan program Pemerintah Kota
Bandung. RPJMD berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memerhatikan RPJP dan RPJM Nassional. Untuk periode 2013-2018 RPJMD Kota Bandung disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
25
Pemerintah Kota Bandung
Visi : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 20-2013-2018 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai yaitu: “TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”
Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut: Bandung
: meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batasbatas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang;
Unggul
: menjadi yang terbaik dan terdepan dengan mempertahankan pencapaian sebelumnya serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyamanan dan kesejahteraan warga Kota Bandung;
Nyaman
: terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik melalui sinergitas lintas sektor sehingga dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktivitas dan perilaku penghuninya;
Sejahtera
: mengarahkan pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan masyarakat, agar dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjaditeladan bagi kota lainnya.
26
Pemerintah Kota Bandung Visi RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 yaitu Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera merupakan Visi Kepala Daerah dan selaras dengan Visi Daerah yaitu “Kota Bandung Bermartabat”. Kriteria capaian Visi Daerah tahun 2005-2025 sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008 tentang RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025 secara jelas direfleksikan pada Visi Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera. Walaupun Pemerintah Kota Bandung tidak dapat membuat semua warga Bandung bahagia, peran Pemerintah Kota haruslah menciptakan kondisi-kondisi yang membawa warga Bandung ke arah kebahagiaan hidupnya. Sebagaimana dikatakan Thomas Jefferson tahun 1809: "The care of human life and happiness is the first and only legitimate object of good government". Indeks kebahagiaan merupakan visi dalam masa pemerintahan Walikota dan Wakil Walikota Bandung. Berbagai inovasi program baru akan terus diluncurkan pemerintah kota untuk meningkatkan kebahagiaan warga Bandung. Indikator kebahagiaan penduduk Kota Bandung, yang merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek kehidupan tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagian meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersedian waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. Penilaian terhadap tingkat kepuasan hidup didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi obyektif (faktual) yang dialami warga Kota Bandung. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan Kota Bandung tahun 2015 menggunakan kerangka kerja BPS menghasilkan Indeks Kebahagiaan masyarakat Kota Bandung sebesar 70.60 pada skala 0 – 100. Capaian ini meningkat 2,37 poin dibandingkan dengan hasil survey BPS Kota Bandung tahun 2014 sebesar 68,23 yang berada pada kategori Bahagia (50-75)
27
Pemerintah Kota Bandung Tabel 2.1 Kontribusi Masing-Masing Aspek Kehidupan Terhadap Indeks Kebahagiaan ASPEK KEHIDUPAN
KONTRIBUSI
Pekerjaan Hubungan Sosial Keharmonisan Keluarga Kesehatan Keamanan Rumah dan Fasilitas Rumah Pendidikan Ketersediaan Waktu Luang Pendapatan Lingkungan
11,91% 11,39% 11,28% 11,05% 10,91% 10,02% 9,14% 8,97% 7,80% 7,54%
Sumber : Bappeda Kota Bandung Tahun 2015
Indeks kebahagiaan masyarakat Kota Bandung yang tertinggi adalah yang terkait dengan Keharmonisan Keluarga yaitu dengan nilai indeks sebesar 78.34. Urutan kedua dan ketiga indeks kebahagiaan masyarakat Kota Bandung adalah indeks kebahagiaan yang terkait dengan Hubungan Sosial dengan nilai indeks sebesar 74.20 dan indeks kebahagiaan yang terkait dengan Kondisi Keamanan dengan nilai indeks sebesar 73.56 atau kondisi Kesehatan sebesar 73,55. Sementara itu, Pendapatan Rumah Tangga merupakan domain kehidupan yang memiliki indeks kebahagiaan paling rendah yaitu dengan nilai indeks hanya sebesar 63.72. Angka-angka tersebut menggambarkan ikatan hubungan kekeluargaan, kekerabatan dan silaturahmi merupakan budaya yang masih dianut oleh masyarakat Kota Bandung. Dengan demikian orientasi hidup mayoritas warga Kota Bandung lebih didorong oleh motivasi mempertahankan harmoni dan hubungan (need of affiliation), ketimbang motivasi berprestasi (need of achievement) atau motivasi berkuasa (need of power), sebagaimana terlihat dari domain pendapatan rumah tangga sebagai indeks yang relatif paling rendah, sebagai gambaran dari motivasi berprestasi yang kurang kuat. Angka Indeks Keharmonisan Keluarga yaitu dengan nilai indeks sebesar 78.34 menunjukkan indicator positif mengenai keluarga di kota Bandung. Angka tersubut menunjukkan bahwa penduduk Bandung berada pada kondisi Sangat Bahagia dalam aspek Keharmonisan Keluarga. Indeks kebahagiaan terhadap setiap aspek kehidupan masyarakat Kota Bandung selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :
28
Pemerintah Kota Bandung Gambar 2.1 : Indeks kebahagiaan terhadap setiap aspek kehidupan masyarakat Kota Bandung
Misi : Misi Pertama: Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan. Bermakna untuk menciptakan kenyamanan bagi seluruh warga Kota Bandung melalui pembangunan infrastruktur yang berkualitas dengan memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Misi Kedua: Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani. Dimaksudkan untuk mewujudkan pelayanan birokrasi pemerintah Kota Bandung yang prima, menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan masyarakat yang didukung oleh kompetensi aparat yang profesional dan sistem modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang
baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean
Government) Misi Ketiga: Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. Dimaksudkan untuk mewujudkan warga Kota Bandung yang sehat, cerdas, dan berbudaya yang bercirikan meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan,
29
Pemerintah Kota Bandung meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, serta terpeliharanya seni dan warisan budaya. Misi Keempat: Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Dimaksudkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja, menciptakan iklim usaha yang kondusif, mengembangkan koperasi dan UMKM, mewujudkan pariwisata yang berdaya saing dan bekelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan serta mengembangkan sistem pembiayaan kota terpadu. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018 diuraikan mengenai janji politik Walikota Bandung sebagai penjabaran pelaksanaan misi dalam pencapaian visi yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan program dan kegiatan Walikota Bandung 5 (lima) tahun ke depan. Penetapan janji politik mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan tanpa mengabaikan penyelesaian permasalahan lain. RPJMD Kota Bandung 2013-2018 merupakan Dokumen Strategis Kota Bandung untuk mengimplementasikan janji-janji Walikota dan Wakil Walikota terpilih yang disampaikan pada saat kampanye. Janji-janji dimaksud menjadi salah satu bagian penting dalam pembahasan RPJMD, dan oleh karenanya menjadi contoh baik dalam tata kelola pemerintahan dan perencanaan pembangunan, bahwa janji-janji yang telah disampaikan mutlak harus diimplementasikan dalam dokumen perencanaan. Sebagaimana halnya Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih berpedoman pada RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025, maka janji-janji yang telah disampaikan pada saat kampanye patut diyakini merupakan substansi yang terkait erat dengan pencapaian Visi dan Misi. Janji-janji dimaksud yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 20132018, selanjutnya tentu akan menjadi pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun dan dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Berkenaan dengan janji-janji Walikota dan Wakil Walikota terpilih, tercatat ada 20 item janji politik yang terbagi atas aspek: Bandung Sehat (3 item), Bandung Resik (4 item), Bandung Nyaman (7 item) dan Bandung Sejahtera (6 item). Berikut janji-janji dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
30
Pemerintah Kota Bandung Tabel 2.2 Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih No. 1
Aspek
Indikator
BANDUNG SEHAT 1. Asuransi Kesehatan 2. Ambulance gratis 3. Puskesmas gratis dan pelayanan 24 jam
2
BANDUNG RESIK 1. Bebas Sampah dalam 2 Tahun 2. Bebas Banjir dalam 3 Tahun 3. Jalan Mulus dan Caang dalam 3 Tahun 4. Bebas Macet dalam 4 Tahun
3
BANDUNG NYAMAN1. Sarana olahraga/taman bermain di setiap RW 2. Penyediaan sarana air bersih 3. Perbaikan 10.000 rumah tidak layak huni 4. Bantuan 100 juta/RW/tahun 5. Bantuan 100 juta PKK/kelurahan/tahun 6. Bantuan 100 juta/karang taruna kelurahan/tahun 7. Bantuan 100 juta untuk LPM Kelurahan/ tahun
4
BANDUNG
1. Menciptakan 100.000 wirausahawan
SEJAHTERA
2. Menciptakan 250.000 lapangan pekerjaan baru 3. Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa SD, SMP, SMU dan mahasiswa per tahun 4. Bantuan keuangan untuk guru honorer, guru madrasah, dan tempat ibadah 5. Subsidi Harga sembako dan gas 3 kg 6. Santunan Kematian Rp. 2 juta/jiwa
Sumber : Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 Gambaran waktu pencapaian target janji-janji Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2018, sebagai berikut :
31
Pemerintah Kota Bandung Gambar 2.2 Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih
Bandung Resik Bebas Sampah : 2 thn Bebas Banjir : 3 thn Jalan Mulus & Caang : 3 thn Bebas Macet : 4 thn
2014
2015
2016
2017
2018
Bandung Sehat
Asuransi Kesehatan Ambulance gratis
Puskesmas gratis dan pelayanan 24 jam
Bantuan 100 juta/RW/tahun Bantuan 100 juta PKK kelurahan/tahun Bantuan 100 juta/karang taruna kelurahan/tahun Bantuan 100 juta/LPM Kelurahan/ tahun
Bandung Nyaman
Sarana olahraga/taman bermain di setiap RW Penyediaan sarana air bersih Perbaikan 10.000 rumah tidak layak huni
Bandung Sejahtera
Menciptakan 100.000 wirausahawan Menciptakan 250.000 lapangan pekerjaan baru Santunan Kematian Rp. 2 juta/jiwa
Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa SD, SMP, SMU dan mahasiswa per tahun Bantuan keuangan untuk guru honorer, guru madrasah, dan tempat ibadah Subsidi Harga sembako dan gas 3 kg
Sumber : Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018
32
Pemerintah Kota Bandung Secara umum dapat dicermati bahwa janji-janji tersebut sangat positif dan bermanfaat bagi kesejahteraan warga kota. Ada keinginan yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan kota, terutama terkait bebas sampah, bebas banjir, bebas macet, serta persoalan infrastruktur. Selain itu, janji-janji tersebut juga secara implisit terkandung maksud untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan warga kota selanjutnya menjadi pembentuk Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Bandung dengan ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan selain ukuran-ukuran keberhasilan pendukung lainnya.
2.1.2. Tujuan serta Sasaran sebelum dan Setelah Reviu Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa strategis. Sebagaimana visi dan misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilan tersebut dilakukan reviu atas tujuan dan sasaran strategis RPJMD Kota Bandung 2013-2018 dan menetapkan sebanyak 13 (tiga belas) tujuan dan 30 (tiga puluh) sebagai berikut : Tabel 2.3 Tujuan dan Sasaran sebelum dan Setelah Reviu Tahun 2015 Tujuan Sebelum Reviu
Tujuan Setelah Reviu
Sasaran Sebelum Reviu
Sasaran Setelah Reviu
Misi Pertama: Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan 1.
Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan
-
Menyediakan 1. infrastruktur, permukiman dan sanitasi perkotaan yang nyaman, umur pakai panjang dan merata secara efektif dengan
Tersedianya 2. infrastruktur, permukiman dan sanitasi 3. perkotaan yang nyaman, 4. umur pakai panjang dan
1.
Terwujudnya Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota yang konsisten
-
Terwujudnya Infrastruktur 1. jalan yang berkualitas, dan merata Terwujudnya Bandung caang 2. Baranang Terselesaikannya Permasalahan banjir di Kota Bandung
Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota Meningkatnya ketersediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
2. 3.
33
Pemerintah Kota Bandung Tujuan Sebelum Reviu konsep Maju, Hijau dan Manusiawi
4.
5.
6.
7.
8.
Mewujudkan system transportasi yang aman, nyaman, efisien, memadai, handal dan ramah Mewujudkan 2. Pengelolaan Lingkungan Hidup berkelanjutan dan Penanggulangan bencana yang handal
Tujuan Setelah Reviu
Sasaran Sebelum Reviu
merata secara 5. efektif dengan konsep Maju, 6. Hijau dan Manusiawi
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas perumahan Terwujudnya infrastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata Terwujudnya sistem transportasi publik yang nyaman serta mengendalikan kemacetan
7.
Sasaran Setelah Reviu rendah dan berkurangnya pemukiman kumuh
Mewujudkan 8. Meningkatnya Pengelolaan 3. Meningkatnya Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Kualitas Lingkungan Lingkungan berkualitas dan Hidup Hidup Tertanggulanginya bencana 4. Tertanggulanginya berkelanjutan secara dini komprehensif bencana secara dini dan Penanggulanga n bencana yang handal Misi Kedua: Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani Meningkatnya 3. Meningkatnya9. Meningkatnya Partisipasi 5. Meningkatnya kinerja Kinerja Kinerja masyarakat dalam perencanaan Perencanaan Perencanaan perencanaan pembangunan pembangunan daerah Pembangunan Pembangunan Terlaksananya 4. Terlaksananya10. Terwujudnya Pemerintahan 6. Reformasi birokrasi Reformasi yang bersih dan bebas KKN Birokrasi 11. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 12. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kineja birokrasi 7. 13. Berkembangnya tata kelola pemerintahan berbasis egovernment Meningkatkan 5. Meningkatnya14. Meningkatkan pemahaman 8. Kesadaran Kesadaran masyarakat tentang masyarakat dan masyarakat pendidikan politik dan aparat terhadap dan aparat perilaku demokratis hukum dan HAM terhadap 15. Meningkatnya Partisipasi hukum dan Masyarakat dalam Pemilu HAM 16. Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum
34
Pemerintah Kota Bandung Tujuan Sebelum Reviu
Tujuan Setelah Reviu
Sasaran Sebelum Reviu
Sasaran Setelah Reviu
Misi Ketiga: Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing 9. Mewujudkan 6. Terwujudnya 17. Mewujudkan sistem 9. Meningkatnya Pendidikan yang Pendidikan pendidikan nasional di Kota kualitas pendidikan merata, unggul, yang merata, Bandung yang merata, terjangkau dan unggul, berkeadilan dan berdaya saing terbuka terjangkau dan secara global terbuka 10. Peningkatan taraf 7. Meningkatnya18. Meningkatnya akses 10. Meningkatnya derajat kesehatan taraf pelayanan kesehatan dasar kesehatan masyarakat secara kesehatan dan rujukan bagi masyarakat masyarakat berkelanjutan masyarakat yang bermutu, merata dan 11. Meningkatnya secara terjangkau kesadaran individu, berkelanjutan 19. Meningkatnya kesadaran keluarga dan individu, keluarga dan masyarakat melalui masyarakat melalui promosi, penyehatan pemberdayaan dan lingkungan penyehatan lingkungan 20. Terkendalinya kasus penyakit zoonosa 21. Terkendalinya jumlah penduduk sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan 11. Peningkatan 8. Meningkatnya22. Meningkatnya pemberdayaan12. Terkendalinya jumlah kualitas Hidup kualitas Hidup perempuan dan perlindungan penduduk sesuai Masyarakat Masyarakat anak dalam kehidupan dengan daya dukung bermasyarakat dan bernegara dan daya tampung 23. Meningkatnya lingkungan penanggulangan PMKS 13. Meningkatnya 24. Meningkatnya pemberdayaan pemberdayaan masyarakat dan sinergitas perempuan dan program-program perlindungan anak penanggulangan kemiskinan 14. Meningkatnya penanggulangan PMKS 15. Menurunnya angka kemiskinan 16. Meningkatnya peranserta dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kewilayahan (desentralisasi) 35
Pemerintah Kota Bandung Tujuan Sebelum Reviu 12. Meningkatkan
Tujuan Setelah Reviu
Sasaran Sebelum Reviu
Sasaran Setelah Reviu
Meningkatnya25. Meningkatnya pelestarian seni 17. Meningkatnya pelestarian seni pelestarian seni budaya serta Prestasi pelestarian seni budaya peran budaya dan Kepemudaan dan Olahraga budaya dan Prestasi pemuda prestasi prestasi olah Olahraga olah raga raga 13. Mewujudkan 10. Terwujudnya 26. Terwujudnya kehidupan 18. Meningkatnya Toleransi dan Toleransi dan harmoni intern dan antar kehidupan harmoni Pembinaan Umat Pembinaan umat beragama intern dan antar umat Beragama Umat beragama Beragama Misi Keempat: Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan Terjaganya ketersediaan 14. Membangun 11. Terwujudnya Terjaganya pangan dan stabilitas harga perekonomian kota perekonomian ketersediaan Terjaganya pertumbuhan yang kokoh kota yang pangan dan ekonomi kokoh stabilitas harga Meningkatnya akses dan Terjaganya kualitas usaha perdagangan pertumbuhan dalam dan luar negeri ekonomi Meningkatnya Pendapatan Asli Meningkatnya akses Daerah dan kualitas usaha Mengembangkan insentif perdagangan dalam fiskal untuk menarik sektor dan luar negeri swasta/masyarakat dalam pembiayaan dan penyediaan Meningkatnya fasilitas public Pendapatan Asli Meningkatkan sinergitas Daerah pembiayaan pusat, provinsi, Meningkatnya daerah partisipasi pihak Penggunaan instrumen swasta dan atau pembiayaan non-konvensional pendonor terhadap dalam pembiayaan pembangunan Kota pembangunan (obligasi, Bandung kemitraan dengan swasta) 15. Membangun 12. Terwujudnya 27. Terciptanya iklim usaha yang Terciptanya iklim perekonomian kota perekonomian kondusif dan kemudahan usaha yang kondusif yang maju kota yang maju investasi dan kemudahan 28. Meningkatnya kontribusi investasi perusahaan patungan untuk Berkembangnya layanan jasa dan penyediaan ekonomi kreatif barang publik terhadap PAD untuk mendukung 29. Berkembangnya ekonomi tercapainya kreatif untuk mendukung Bandung sebagai tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Kota Kreatif Berkembangnya 30. Berkembangnya koperasi dan koperasi UMKM 9.
36
Pemerintah Kota Bandung Tujuan Sebelum Reviu
16. Membangun
Tujuan Setelah Reviu
Sasaran Sebelum Reviu
Sasaran Setelah Reviu
31.
Optimalisasi Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata yang berdaya saing
13. Terwujudnya 32.
Meningkatkan kesempatan kerja Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat
perekonomian kota yang berkeadilan
perekonomian kota yang 33. berkeadilan
Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja Meningkatnya daya beli masyarakat
2.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2015 Untuk mencapai keberhasilan pembangunan jangka menengah daerah, kebijakan perencanaan pembangunan Kota Bandung Tahun 2013-2018 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang tentang RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 dijabarkan ke dalam kebijakan perencanaan pembangunan tahunan yang ditetapkan dalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 553 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 802 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2015. RKPD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan pedoman pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pada Tahun 2015.
2.3. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2015 Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi Pemerintah Kota Bandung mencakup penentuan kebijakan, program dan kegiatan. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan agar 37
Pemerintah Kota Bandung tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditentukan. Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian sasaran kinerja yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tugas pokok dan fungsi. Kegiatan berdimensi
waktu tidak
lebih dari
satu tahun. Kegiatan merupakan aspek
operasional/kegiatan nyata dari suatu rencana kinerja yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai sasaran.
2.4. INDIKATOR KINERJA UTAMA Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pelaksanaan reviu terhadap sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Pemerintah Kota Bandung dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dokumen perencanaan terutama indikator yang diupayakan lebih baik dan berorientasi hasil. Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor : 640/Kep.210-Bag.ORPAD tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2013-2018, sebagaimana tabel berikut:
38
Pemerintah Kota Bandung Tabel 2.4 Target Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Bandung Setelah Reviu No 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10
Indikator Kinerja Utama Misi 1 : Rasio minimal Ruas Jalan dalam Kondisi Baik Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik Persentase minimal banjir terselesaikan Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi Prosentase taman/Ruang terbuka hijau (RTH) kota dengan kriteria baik Persentase pelayanan sampah perkotaan Misi 2 : Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah Persentase SKPD dengan IKM "Baik" Hasil evaluasi AKIP Kota
13 14
Nilai LPPD Misi 3 : Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS) Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Persentase balita bergizi buruk Angka Kematian Ibu
15
Angka Kematian Bayi
16 17 18
Persentase Kelurahan Layak Anak Misi 4 : Jumlah kunjungan wisatawan Jumlah Lowongan pekerjaan baru
19
Jumlah Wirausaha baru
11 12
Satuan
Target 2015
Target Akhir 2018
%
85
100
%
80
100
%
10
32
%
47
100
%
36.42
44.36
%
89
90
Opini
WDP
WTP
% Kategori nilai nilai
49.18 A
98.32 A
2.9758
3.0185
Tahun
11.37
11.46
%
99.65
99.81
% per 100.000 kelahiran hidup
0.62 69.88
0.42 66.17
per 1000 kelahiran hidup
29.23
28.87
%
30
80
Orang 5.480.821 Lowongan 13.821 Pekerjan Orang 30124
6.035.475 54,210 83.500
39
Pemerintah Kota Bandung
2.5. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan sangat penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Perjanjian Kinerja Perubahan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 mengacu pada dokumen RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015, dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Tahun 2015, dan dokumen Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun 2015. Pemerintah Kota Bandung telah menyusun Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2015 dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Perubahan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 NO SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
1. 2.
3. 4.
2
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
5.
INDIKATOR KINERJA Rasio minimal Ruas Jalan dalam Kondisi Baik Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik Persentase minimal banjir terselesaikan Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi Tingkat kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu
SATUAN Rasio
TARGET 85
%
80
%
10
%
47
%
55
40
Pemerintah Kota Bandung NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA Prosentase Ruang terbuka hijau (RTH) kota dengan kondisi baik 7. Persentase pelayanan sampah perkotaan 8. Nilai Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah 9. Persentase SKPD dengan IKM "Baik" 10. Nilai evaluasi AKIP Kota 11. Nilai LPPD 6
3
4
5
6
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Meningkatnya kualitas pendidikan
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
12.
Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS) 13. Persentase Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) 14. Persentase balita bergizi buruk 15. Angka Kematian Ibu
16. Angka Kematian Bayi
7
8 9
10
11
Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Menurunnya angka kemiskinan Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama
Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap
17
Indeks Pembangunan Gender (IDG) 18. Prosentase Kelurahan Layak Anak 19. angka kemiskinan 20. Penurunan Jumlah Konflik SARA bernuansa Agama
SATUAN %
TARGET 36.42
%
87
Nilai
WTP
%
49.18
Nilai Nilai
A 2.9758
Tahun
11.37
%
99.65
%
0.62
per 100.000 kelahiran hidup per 1000 kelahiran hidup %
69.88
%
30
%
24.22
Angka
0
29.23
73.95
21
Nilai Ekspor Kota Bandung
US$ Juta
606
22
Jumlah perusahaan swasta yang berkontribusi terhadap pembangunan kota setiap tahun
Jumlah
200
41
Pemerintah Kota Bandung NO
12
13
14 15
16
SASARAN STRATEGIS pembangunan Kota Bandung Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
23. Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Trilyun Rp.
4.059
24. Persentase aktivasi sub sektor ekonomi kreatif
%
25
% Orang
83.34 5.480.821
%
10.55
Lowongan Pekerjaan Orang
13.821
25. Persentase koperasi aktif 26. Jumlah kunjungan wisatawan 27. Tingkat pengangguran terbuka 28. Jumlah Lowongan pekerjaan baru 29. Jumlah Wirausaha baru
30.124
2.6. RENCANA ANGGARAN TAHUN 2015 Selama tahun 2015 pelaksanaan program dan kegiatan untuk mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung yang berada pada SKPD kinerja yang diperjanjikan oleh Walikota bandung, dengan total belanja langsung urusan wajib sebesar Rp. 1,332,508,926,660,Anggaran Belanja Langsung merupakan bagian dari APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2015, komposisi belanja APBD Kota Bandung, sebagai berikut :
42
Pemerintah Kota Bandung
Tabel 2.6 Rencana Belanja Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 NO 1 2
URAIAN Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah
RENCANA (RP.)
%
2,784,258,416,713.00
42.49
3,769,110,380,336.00
57.51
6.553.368.797.049.00
100.00
Sumber: Perwal Bandung Nomor 09 Tahun 2015
Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2014 yang dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.7 Alokasi Per Sasaran Strategis Tahun 2015 NO SASARAN STRATEGIS Rencana Anggaran 748,673,247,180 1 Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota 105,893,641,290 2 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup 3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik 244,695,019,590 dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 4 Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas 24,597,461,669 Kinerja Birokrasi 62,251,455,416 5 Meningkatnya kualitas pendidikan 6 Meningkatnya derajat kesehatan 78,489,625,889 masyarakat 7 Meningkatnya pemberdayaan perempuan 1,854,500,000 dan perlindungan anak 4,595,055,270 8 Menurunnya angka kemiskinan 9 Meningkatnya kehidupan harmoni intern 2,178,980,100 dan antar umat beragama 10 Meningkatnya akses dan kualitas usaha 2,370,000,000 perdagangan dalam dan luar negeri 11 Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan 1,034,240,000 atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung 12 Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan 1,697,424,650 kemudahan investasi
% 56.19 7.95 18.36
1.85 4.67 5.89 0.14 0.34 0.16 0.18
0.08
0.13
43
Pemerintah Kota Bandung 13
14 15 16
Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi dan UMKM Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja JUMLAH
5,259,066,000
0.39
4,068,196,000
0.31
14,835,517,456
1.11
30,015,496,150
2.25
1,332,508,926,660
100.00
Sumber : Silakip, Bagian Orpad Setda Kota Bandung Tahun 2015 (diolah)
44
Pemerintah Kota Bandung
BAB
03
AKUNTABILITAS KINERJA
A
kuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi
organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masingmasing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam Dokumen RPJMD Tahun 2013-2018, RKT Tahun 2015, RKPD Tahun 2015, dan PK Tahun 2015.
Pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan 45
Pemerintah Kota Bandung diketahui selisih atau celah kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sebagai berikut :
Persentase
Predikat
Kode Warna
< 100%
Tidak Tercapai
= 100%
Tercapai/ Sesuai Target
> 100%
Melebihi Target
Dan predikat capaian kinerja untuk realisasi capaian kinerja yang tidak tercapai (< 100%) dengan pendekatan Permendagri nomor 54 Tahun 2010, sebagai berikut
Pencapaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 NO.
Kategori
Rata-Rata % Capaian
1
Sangat Baik
2
Baik
75.00 – 89.99
3
Cukup
65.00 – 74.99
4
Kurang
50.00 – 64.99
5
Sangat Kurang
Kode Warna
> 90
0 – 49.99
46
Pemerintah Kota Bandung
3.1
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk Tingkat Kota Bandung dan Tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor : 640/Kep.210-Bag.ORPAD tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2013-2018. Dalam upaya untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Bandung melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Pemerintah Kota Bandung tahun 2014 menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015
No. 1 2 3 4
Indikator Kinerja Utama Misi 1 : Rasio Luas Jalan dalam Kondisi Baik Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik Persentase minimal banjir terselesaikan Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi
Satuan
Target
Realisasi
Capaian %
Persentase
85
91.22
107.32
Persentase
80
83.27
104.90
persentase
10
2,94
29.40
Persentase
47
46.88
99.74
47
Pemerintah Kota Bandung
No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
5
Persentase
36,42
26.49
Persentase
89,00
87.74
98.58
Dokumen
WDP
WDP
100,00
Persentase
49.18
55.74
113.34
Kategori Nilai
A 2,9758
A 3.0606
100,00 103.48
Tahun
11,37
n/a
n/a
Persentase
99,65
n/a
n/a
13 14
Prosentase Ruang Terbuka Hijau (RTH ) kota dengan kondisi baik Persentase pelayanan sampah perkotaan Misi 2 : Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah Persentase SKPD dengan IKM “Baik” Nilai evaluasi AKIP Kota Nilai LPPD Misi 3 : Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS) Persentase penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Persentase balita gizi buruk Angka Kematian Ibu
Capaian % 72.73
0,62 69.88
0,57 53.57
108.06 123.34
15
Angka Kematian Bayi
29,23
29.22
100.03
16
Prosentase Kelurahan Layak Anak Misi 4 : Jumlah kunjungan wisatawan Jumlah Lowongan pekerjaan baru (kumulatif) Jumlah Wirausaha baru (kumulatif)
Persentase Per 100.000 kelahiran hidup Per 1000 kelahiran hidup Persentase
30
30.00
100,00
6
7 8 9 10 11 12
17 18 19
Orang Lowongan Pekrjaan Orang
Realisasi
5.480.821 6.061.094 13.821 20.716 30.124
42.571
110.58 149.89 141.32
Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada :
A. MISI 1 : Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan, dapat dilihat dari indikator :
1.
Rasio Luas Jalan dalam Kondisi Baik, mencapai 107,32%
2.
Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik, mencapai 104,90% 48
Pemerintah Kota Bandung 3.
Persentase minimal banjir terselesaikan, mencapai 29,40%
4.
Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi, mencapai 99,74%
5.
Prosentase taman/Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota dengan kriteria baik, mencapai 72,73 %
6.
Persentase pelayanan sampah perkotaan, mencapai 98,58%
B. MISI 2: Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani, dapat dilihat dari indikator : 1.
Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah, mencapai 100,00%
2.
Persentase SKP dengan IKM “Baik”, mencapai 113,34%
3.
Nilai evaluasi AKIP Kota, mencapai 100,00%
4.
Nilai LPPD, mencapai 103,48%
C. MISI 3: Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan berdaya saing, dapat dilihat dari indikator : 1.
Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS), belum tersedia data
2.
Persentase Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara), belum tersedia data
3.
Persentase balita gizi buruk, mencapai 108,06%
4.
Angka Kematian Ibu, mencapai 123,34%
5.
Angka Kematian Bayi, mencapai 100,03%
6.
Prosentase Kelurahan Layak Anak, mencapai 100,00 %
MISI 4 : Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan, dapat dilihat dari indikator : 1.
Jumlah kunjungan wisatawan, mencapai 110,58%
2.
Jumlah Lapangan pekerjaan baru, mencapai 149,89%
3.
Jumlah Wirausaha baru, mencapai 141,32%
49
Pemerintah Kota Bandung Grafik 3. 1 Capaian IKU Kota Bandung Tahun 2015
10,53%
21,05
15,79% 52,63%
Tidak Tercapai Sesuai Target Melebihi Target n/a
Hasil dari capaian tersebut didukung pula dengan program prioritas daerah di Kota Bandung yang telah ditetapkan dan merupakan kesinambungan substansi program-program yang sudah berjalan pada periode sebelumnya serta mempertimbangkan janji kampanye Walikota dan Wakil Walikota Bandung. Program-program pembangunan lima tahunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Bandung 2013-2018, yang disusun berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Penjelasan tentang Capaian Janji walikota dan Wakil Walikota sebagai substansi yang terkait erat dengan pencapaian Visi dan Misi. Berkenaan dengan janji-janji Walikota dan Wakil Walikota, tercatat ada 20 item janji politik yang terdiri atas aspek: (i) Bandung Sehat (3 item), (ii) Bandung Resik (4 item), (iii) Bandung Nyaman (4 item), dan (iv) Bandung Sejahtera (6 item). Tidak seluruh item janji tersebut merupakan indicator outcome sasaran strategis RPJMD Kota Bandung tetapi merupakan output penting, sehingga diperlukan penjelasan tersendiri. Pencapaian kinerja terhadap Janji Walikota dan Wakil Walikota diuraikan dalam sub bab pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja sasaran strategis yang relevan. 50
Pemerintah Kota Bandung
3.2 PENGUKURAN, EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA SASARAN STRATEGIS
Pembahasan capaian kinerja kebijakan dan strategi Pemerintah Kota Bandung untuk mewujudkan pencapaian Misi secara terukur sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2013-2018, lebih lanjut diuraikan berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015. Dalam laporan ini, Pemerintah Kota Bandung dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD 2013-2018 maupun RKPD Tahun 2015. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Perjanjian Kinerja Perubahan Kota Bandung Tahun 2015 hasil reviu dan Indikator Kinerja Utama hasil reviu RPJMD 2013-2018 berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 640/Kep.210-Bag.ORPAD tentang Perubahan Indikator Kinerja Utama Rencana pembangunan jangka Menengah (RPJMD) Kota Bandung Hasil Reviu, telah ditetapkan 16 (enam belas) sasaran dengan 29 (dua puluh sembilan) indikator kinerja (out comes) dengan rincian sebagai berikut :
1.
Sasaran
1
2.
Sasaran
3
3.
Sasaran
6
4.
Sasaran
7
5. 6.
Sasaran Sasaran
9 10
7.
Sasaran
13
Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Meningkatnya kualitas pendidikan Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Sebanyak
4
Indikator
Sebanyak
3
Indikator
Sebanyak
2
Indikator
Sebanyak
2
Indikator
Sebanyak Sebanyak
2 3
Indikator Indikator
Sebanyak
2
Indikator
51
Pemerintah Kota Bandung
9.
Sasaran Sasaran
14 17
10.
Sasaran
20
11.
Sasaran
23
12.
Sasaran
24
13.
Sasaran
25
14. 15.
Sasaran Sasaran
26 27
16.
Sasaran
28
8.
Menurunnya angka kemiskinan Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja
Sebanyak Sebanyak
1 1
Indikator Indikator
Sebanyak
1
Indikator
Sebanyak
1
Indikator
Sebanyak
1
Indikator
Sebanyak
1
Indikator
Sebanyak Sebanyak
1 1
Indikator Indikator
Sebanyak
3
Indikator
Secara umum Pemerintah Kota Bandung telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-20183 dan Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 SASARAN
No
1
Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
1
Rasio minimal ruas jalan dalam Kondisi Baik
2
Persentase minimal jumlah PJU terbangun Persentase yang berfungsi baik Persentase minimal banjir terselesaikan Persentase
80
83,27
104,90
10
2,94
29,40
Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi Tingkat kualitas udara ambient titik pantau memenuhi baku mutu
Persentase
47
46,88
99,74
Persentase
55
92,60
168,36
Persentase Taman/Ruang Terbuka Hijau(RTH) Kota dengan Kriteria baik Persentase pelayanan sampah perkotaan Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah
Persentase
36,42
26,49
72,73
Persentase Dokumen
89 WDP
87.74 WDP
98,58 100,00
3 4 2
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
5 6
3
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
7 8
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2015
No
Persentase
TARGET REALISASI CAPAIAN 85 91,22 107,32
52
Pemerintah Kota Bandung
No
SASARAN
4
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
5
Meningkatnya kualitas pendidikan
6
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
No 9
Persentase SKPD dengan IKM “Baik”
10
Nilai evaluasi AKIP Kota
11 12 13
100,00
Nilai LPPD Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS)
Nilai Tahun
2,9758 11,07
3.0606 n/a
103,48 n/a
Persentase
99,66
n/a
n/a
14
Persentase Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Persentase balita bergizi buruk
Persentase
0,62
0,57
108,06
15
Angka kematian Ibu
69,88
53,57
123,34
16
Angka kematian Bayi
29,23
29,22
100,03
Indeks Pembangunan Gender ( IDG )
Per 100.000 kelahiran hidup Per 1000 kelahiran hidup Skala
73,95
73,95*)
100,00
18 19
Prosentase Kelurahan Layak Anak Angka Kemiskinan menurun
Persentase Persentase
30 24,22
30,00 n/a
100,00 n/a
20
Penurunan Jumlah Konflik SARA bernuansa Agama
Angka
0
0
100,00
21
Nilai Ekspor Kota Bandung
US Juta $
606
635
104,78
22
Jumlah perusahaan swasta yang berkontribusi terhadap pembangunan kota setiap tahun
Jumlah
200
217
108.50
23
Nilai Investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Triliyun
4.059
11.987
295,32
24
Persentase aktivasi sub sector ekonomi kreatif
Persentase
25
25,00
100,00
25
Persentase Koperasi Aktif
83,34
83,50
100,19
Menurunnya angka kemiskinan Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi
12
13
14
TARGET REALISASI CAPAIAN 49,18 55,74 113,34 A
8
11
Persentase
2015
A
Meningkatnya 17 pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
10
SATUAN
Nilai
7
9
INDIKATOR KINERJA
Persentase
53
Pemerintah Kota Bandung
SASARAN
No
15
Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja
26
Jumlah kunjungan wisatawan
Orang
27
Tingkat pengangguran terbuka
Persentase
10,55
9.02
1116,96
28
Jumlah Lowongan pekerjaan baru (kumulatif) Jumlah Wirausaha baru
Lowongan Pekerjaan Orang
13.821
20.716
149.89
30.124
42.571
141,32
16
29
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2015
No
TARGET REALISASI CAPAIAN 5.480. 6.061.094 110,58 821
Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja sasaran di atas dapat digambarkan Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran strategis Pemerintah Kota Bandung tahun 2015 sebagaimana grafik dan tabel berikut :
Grafik 3.2 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS KOTA BANDUNG TAHUN 2015
10,34% 13,79% 20,69%
Tidak Tercapai
Sesuai Target
55,17%
Melebihi Target n/a
Sumber : Bagian Orpad Setda Kota Bandung, 2015 (diolah)
54
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.3 Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 No. 1 2 3 4 5 6
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang n/a Jumlah
Rata-Rata % Capaian > 90 75.00 – 89.99 65.00 – 74.99 50.00 – 64.99 0 – 49.99
Jumlah Indikator 24 1 1 3 29
Adapun kategori pencapaian kinerja sasaran strategis pada tiap sasaran dirinci dalam tabel, sebagai berikut: Tabel 3.4 Capaian Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015
No
A 1
2
B 3
4
Sasaran Strategis Misi 1 Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Misi 2 Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
Jumlah Indikator
RataRata Capaian Kinerja Sasaran
0 - 49.9
50.00 – 64.99
65.00 – 75.00 – 74.99 89.99
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
4
85,34
3
113,22
Sangat Baik
2
106,67
Sangat Baik
2
101,74
Sangat Baik
Baik
>90 Sangat Baik
Baik
55
Pemerintah Kota Bandung
No
C 5
6
7
8
9
D 10
11
12
Sasaran Strategis Misi 3 Meningkatnya kualitas pendidikan Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Menurunnya angka kemiskinan Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Misi 4 Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
Jumlah Indikator
RataRata Capaian Kinerja Sasaran
0 - 49.9
50.00 – 64.99
65.00 – 75.00 – 74.99 89.99
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
2
n/a
3
110,48
Sangat Baik
2
100,00
Sangat Baik
1
n/a
-
1
100,00
Sangat Baik
1
104,78
Sangat Baik
1
108,50
Sangat Baik
1
295,32
Sangat Baik
Baik
>90 Sangat Baik
56
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran Strategis
Jumlah Indikator
Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi dan UMKM Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja 16 Sasaran
1
RataRata Capaian Kinerja Sasaran 100,00
1
100,19
Sangat Baik
1
110,58
Sangat Baik
3
136,06
Sangat Baik
No
13
14
15
16
0 - 49.9
50.00 – 64.99
65.00 – 75.00 – 74.99 89.99
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
>90 Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
29
-
-
-
1
13
Keterangan : 2 sasaran n/a
Tabel 3.5 Pencapaian target Sasaran Strategis Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 Tingkat Pencapaian No
Sasaran
Jumlah Indikator Sasaran
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran
Melampaui target (>100%)
Sesuai Target (100%)
Belum Mencapai Target (<100%)
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Misi 1 1
Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
4
85,34
2
50,00
-
-
2
50,00
2
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
3
113,22
1
33,33
-
-
2
66,67
57
Pemerintah Kota Bandung Tingkat Pencapaian No
Sasaran
Jumlah Indikator Sasaran
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran
Melampaui target (>100%)
Sesuai Target (100%)
Belum Mencapai Target (<100%)
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Misi 2 3
4
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
2
106,67
1
50,00
1
50,00
-
-
2
101,74
1
50,00
1
50,00
-
-
2 (n/a)
n/a
-
-
-
-
-
-
3
110,48
3
100,00
-
-
-
-
2
100,00
-
-
2
100.00
-
-
1 (n/a)
n/a
-
-
-
-
-
-
1
100,00
-
-
1
100.00
-
-
1
104,78
1
100.00
-
-
-
-
1
108,50
1
100.00
-
-
-
-
Misi 3 5
6
7
8 9
Meningkatnya kualitas pendidikan Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Menurunnya angka kemiskinan Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama
Misi 4 10
11
Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung
58
Pemerintah Kota Bandung Tingkat Pencapaian No
12
13
14 15
16
Sasaran
Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi dan UMKM Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja
Jumlah
Jumlah Indikator Sasaran
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran
Melampaui target (>100%)
Sesuai Target (100%)
Belum Mencapai Target (<100%)
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
295,32
1
100.00
-
-
-
-
1
100,00
-
-
1
100.00
-
-
1
100,19
1
100.00
-
-
-
-
1
110,58
1
100.00
-
-
-
-
3
136,06
3
100.00
-
-
-
-
16
55,17
6
20,69
4
13,79
29
Keterangan : 2 sasaran dan 3 indikator n/a = 10,34%
59
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Resik” melalui strategi peningkatan infrastruktur “Jalan Mulus”, yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedu RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada 4 indikator sebagaimana tabel 3.20. Tabel 3.6 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Kota Tahun 2015 Tahun 2014 No
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi
1
%
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
Tahun 2015 %
Target Realisasi
Rasio minimal ruas jalan dalam kondisi baik Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik
%
75
81,03
108,04
85
91,22
107,32
100
91,22
%
55
56,00
101,82
80
83,27
104,90
100
83,27
3
Presentase minimal banjir terselesaikan
%
-
-
-
10
2,94
29,40
32,00
9,19
4
Persentase aspek % 31 31,25 penyebab kemacetan yang teratasi Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran
100,81
47
46,88
99,74
100
46,88
2
103,56
85.34
57.64
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota melalui 4 indikator kinerja Tahun 2015 adalah sebesar 85.34%, menurun 18.22 poit dibandingkan capaian tahun 2014. Capain tersebut sangat dipengaruhi rendahnya indicator presentase minimal banjir terselesaikan yang hanya mencapai 2,94% dari target sebesar 10% yang diperjanjikan. 60
Pemerintah Kota Bandung Isu penting bidang lalu lintas di kota besar termasuk Kota Bandung adalah Kemacetan, mengurangi kemacetan lalu lintas mutlak dilakukan diantaranya melalui upaya peningkatan dan pemeliharaan insfrastruktur jalan, untuk itu Pemerintah Kota Bandung menargetkan Bandung Jalan Mulus pada tahun 2016. Pencapaian rasio ruas jalan dalam kondisi baik diperoleh dari kondisi jalan yang baik dari keseluruhan jalan di Kota Bandung, pada tahun 2015 rasio ruas jalan dalam kondisi baik adalah dari capaian kinerja nyata sebesar 91,22% dari target sebesar 85% atau capaian kinerja sebesar 107,32% atau kategori sangat baik. Jalan dalam kondisi baik di Kota Bandung pada tahun 2015 adalah 918,53 km dengan panjang jalan kota 1.160,8 km, sehingga capaian rasio ruas jalan pada tahun 2015 sebesar 91,22%. Hal tersebut meningkat signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 81,03%, dan Panjang Jalan penghubung di Kota Bandung sampai tahun 2014 adalah 1.240,10 km dan capaian tahun 2015 adalah 1,8 km sehingga total jalan adalah 1.241,90 km dengan luas Kota Bandung 167,297 km2 .
Grafik 3.3
61
Pemerintah Kota Bandung Grafik 3.4
Terwujudnya infrastruktur jalan yang berkualitas dan merata 100 80 60 40 20 0 Indeks aksesibilitas jalan
Rasio ruas jalan dlm kondisi baik (%)
Tingkat deviasi pemerataan peningkatan jalan
Target
7.44
85
20
Realisasi
7.42
91.22
10.38
Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung 2015
Dalam rangka mendukung janji Walikota, dibentuk Unit Reaksi Cepat Tambal Jalan yang dikelola oleh DBMP sebagai unit yang akan merespons cepat laporan jalan berlubang dan banjir yang disampaikan warga melalui telepon, sosial media, atau secara langsung. Sampai dengan tahun 2015, telah terbentuk URC jalan sebanyak 12 tim (1 wilayah dua tim) dengan total personil sebanyak 120 orang khusus untuk penanganan jalan belubang, URC gorong-gorong sebanyak 12 tim (1 wilayah dua tim) dengan personil sebanyak 120 orang untuk pemeliharaan saluran drainase dan gorong-gorong, URC Daerah Aliran Sungai (DAS) sebanyak 5 tim dengan total personil 60 orang untuk penanganan banjir. Kegiatan lainnya adalah dengan menambah rehabilitasi dan pemeliharaan jalan serta dengan menambah peningkatan jalan, serta menambah normalisasi dan penataan sempadan sungai. Persentase minimal lokasi banjir yang harus ditangani dan terselesaikan hanya merealisasi 2,94% dari target sebesar 10%, capaian tersebut disebabkan karena baru terdapat 2 lokasi banjir yang memenuhi kriteria kondisi banjir terselesaikan salah satunya melalui kegiatan pembangunan rumah pompa sebanyak 2 unit/lokasi dari target sebanyak 7 unit/lokasi. Kendala yang dialami adalah belum optimalisasi implemenatasi program/ kegiatan pembangunan rumah pompa dan upaya lainnya dalam untuk memenuhi target yang diperjanjikan dalam memenuhi janji kinerja pemerintah Kota Bandung untuk mewujudkan bebas banjir melalui upaya penyelesaian 68 titik banjir di Kota Bandung. 62
Pemerintah Kota Bandung Upaya menunjang capaian kinerja minimal banjir terselesaikan pada tahun 2015 antara lain merealisasikan 81,24% dari total panjang drainase di Kota Bandung sebesar 524.114m, drainase yang berfungsi baik diperoleh dari kegiatan pembangunan saluran drainase (5.123,40 m) ditambah panjang drainase yang dipelihara (294.877,94 m) ditambah panjang drainase dalam kondisi baik di Kota Bandung (125.787,36 m) yaitu sebesar 425.788,70 m, sehingga sisanya sebesar 18,76% atau panjang drainase sebesar 98.325,3 m tidak berfungsi baik. Penunjang lainnya adalah merealisasi 64,70% titik banjir atau sebanyak 44 titik dari 68 titik banjir di Kota Bandung yang mampu ditangani kurang dari 2 jam. Upaya yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mengatasi permasalahan banjir antara lain : 1. Pembangunan Drainase dan Gorong/gorong dengan target sepanjang 19.000 m; 2. Rehabilitasi Drainase dan Gorong/gorong dengan target sepanjang 221.000 m. 3. Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai dengan target capaian sepanjang 2.500,00 m. 4. Peningkatan Pembersihan dan Pengerukan Sungai/ Kali sepanjang 15.000 m.
Pencapaian Bandung Caang Baranang diperoleh dari persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik, Kebutuhan penerangan jalan di Kota Bandung sebanyak 52.291 titik, capaian PJU pada tahun 2015 sebanyak 32.445 titik, jumlah titik tersebut telah memenuhi kebutuhan jumlah PJU di Kota Bandung sebesar 83,27%. Capaian tersebut telah melebihi target yang diperjanjikan sebesar 80%. Upaya pencapaian Jalan Caang (terang) diwujudkan melalui: a) pembangunan 3.160 titik PJU standar dan PJL; b) pemeliharaan PJU 9.025 titik (termasuk di dalamnya pembaharuan/ peremajaan tiang, dan pergantian lampu pijar menjadi LED sehingga pemakaian daya lebih efisien dan menggunakan metode smart lighting.
Pemeliharaan PJU dilakukan secara kontraktual dan swakelola/ insidentil yang terjadwal berdasarkan permohonan warga dan hasil survey PJU padam pada tahun berjalan. 63
Pemerintah Kota Bandung
Grafik 3.4
Terwujudnya Bandung Caang Baranang Tahun 2015 (%) 78
79
80
Realisasi Target
81
82
83
84
Tahun 2015 (%) 83.27 80
Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung 2015
Indikator Persentase aspek (titik) penyebab kemacetan yang teratasi menjadi penting karena sebagai alat ukur sejauh mana upaya Pemerintah selain upaya merealisasikan fasilitas Sarana Angkutan Umum Massal yang terdiri dari Trans Metro Bandung, Bus Sekolah, LRT dan cable car sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan di bidang angkutan massal, sekaligus memberikan kontribusi penanganan kemacetan lalu lintas yang disebabkan penggunaan kendaraan pribadi yang terus bertambah disertai dengan pengendalian aspek-aspek penyebab kemacetan. Pengukuran capaian kinerja diperoleh dari jumlah aspek penyebab kemacetan yang teratasi dibagi jumlah aspek penyebab kemacetan yang harus diatasi. Pencapaian indikator persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi pada tahun 2015 mencapai 46,88% meningkat 15,63% dari tahun 2014 yang baru mencapai 31,25%. Jika dibandingkan dengan target pada akhir Renstra Dinas Perhubungan Kota Bandung
64
Pemerintah Kota Bandung hasil review dimana pada tahun 2018 target indikator sebesar 100%. Sehingga pada tahun ke dua Renstra baru dicapai sebesar 46,88%. Untuk mencapai target 100% maka masih ada sisa waktu 3 tahun lagi untuk mengejar kekurangan 53,12% atau rata-rata capaian per tahun sebesar 18,70%. Pada pencapaian target persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi dapat dicapai sebesar 46,88%, hal ini terjadi karena adanya kerja sama antar stakeholder baik dari sesama instansi Pemerintah Kota Bandung (Satpol PP, Bagian Hukum, Inspektorat, Bappeda, DBMP, Distarcip, PD Pasar, Disdik) maupun instansi lain di luar Pemerintah Kota Bandung (Satlantas Polrestabes Bandung, Kodim, Polisi Militer) sehingga penanganan kemacetan yang terjadi di kota Bandung sedikit demi sedikit dapat diurai. Jumlah aspek penyebab kemacetan yang teridentifikasi di Kota Bandung seluruhnya berjumlah 32 aspek yang teratasi sebanyak 15 aspek seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Aspek penyebab kemacetan yang teratasi
Parkir
Kendaraan Jemputan Anak Sekolah
Angkot
Shelter
Traffic Light
Marka Jalan dan Rambu Lalu lintas
SDM Petugas
Dana
Perlintasan Kereta Api
Pool/Agen Bus
Sekolahan
Disiplin Pengemudi
Banjir
Anak Jalanan
Bongkar
65
Pemerintah Kota Bandung Ada beberapa faktor yang mendukung Pencapaian target indikator kinerja Sasaran yaitu : a. Penggembokan terhadap kendaraan yang parkir sembarangan yang memberikan kontribusi pada kemacetan lalu lintas terutama di daerah-daerah pusat perbelanjaan (Pasar baru), sekolahan (SD Banjarsari), perkantoran (sekitar jalan Wastu Kancana) dan sebagainya. Selama tahun 2015 telah dilakukan 225 kali operasi penggembokan dengan menjaring sebanyak 3502 kendaraan roda empat dan 2006 kendaraan roda dua sehingga total sejumlah 5508 kendaraan yang melanggar parkir sembarangan. Adapun lokasi-lokasi yang menjadi rawan pelanggaran parkir liar diantaranya yaitu : Jalan Suniaraja, Pasteur, Merdeka, Pasir Kaliki, Cicendo, Asia Afrika, Sukajadi (RSHS), Purnawarman, Garuda.
Gambar 3.1 : Penggembokan di Jalan Banceuy
Gambar 3.2 : Penggembokan di Jalan Wastukancana
b. Bis sekolah yang disediakan oleh Pemerintah Kota Bandung yang dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung memberikan andil dalam mengurangi aspek penyebab kemacetan yang ditimbulkan oleh kendaraan pribadi yang digunakan untuk antar jemput anak sekolah. Apabila 1 bis dapat menampung sedikitnya 40 orang siswa maka hal tersebut dapat dikonversikan dengan reduksi sebanyak 40 kendaraan pribadi yang digunakan untuk antar jemput siswa sekolah. Selama tahun 2015 tercatat ada 679.392 siswa SD, 1.370.880 siswa SMP dan 1.411.200 siswa SMA yang menggunakan bis sekolah sehingga total pelajar yang menggunakan bis sekolah sebanyak 3.461.472 orang. dengan perhitungan 2 rute Leuwi panjang – Dago dan Antapani – Ledeng bus operasi masing-masing 8 – 9 unit. c. 66
Pemerintah Kota Bandung
Gambar 3.3 : Bis Sekolah
d. Penertiban terhadap angkot yang beroperasi di Kota Bandung dari mulai pembatasan usia pakai kendaraan, pengenaan kartu anggota bagi setiap pengemudi dan operasi yang sering digelar untuk menyisir angkot-angkot yang bandel dan sering melakukan pelanggaran lalu lintas. Selama tahun 2015 telah dilakukan 48 kali penertiban angkot dengan jumlah angkot yang terjaring sebanyak 90 angkot. e. Pembangunan shelter / halte untuk angkutan umum sehingga penumpang lebih nyaman untuk menunggu di tempat-tempat yang telah disediakan yang berimbas pada reduksi kendaraan angkutan umum yang berhenti sembarangan untuk menaikan penumpang. Untuk tahun 2015 ini telah dibangun sebanyak 33 shelter / halte angkutan umum. f. Up grade traffic light di Kota Bandung yang pada umumya sudah usang / uzur dari sistem lama ATCS (Area Traffic Control System) ke sistem teknologi baru ITS (Intelligence Traffic System).
Gambar 3.4 : Perbaikan ATCS
Gambar 3.5 : Perbaikan APILL
67
Pemerintah Kota Bandung g. Pemasangan rambu-rambu 272.buah dan pengecatan marka sebanyak13876,82 m2, terdiri dari marka thermoplastic 4007,0634 m2, marka thermoplastic profile 3504,76 m2 dan marka coldplastic 2000 m2, marka coldplastic colouring pavement 4365 m2 di sejumlah titik di kota Bandung khsusunya di daerah yang sering terjadi kemacetan, cukup mereduksi tingkat pelanggaran lalu lintas yang dapat menyebakan kemacetan seperti kendaraan yang berhenti atau parkir sembarangan.
Gambar 3.6 : Rambu OH di Jl. Terusan Jakarta Gambar 3.7 : Rambu OH di Jl. Dr. Djunjunan
Gambar 3.8 : RPPJ Soekarno Hatta – Ranca Bolang
h. Dengan semakin banyaknya kualitas dan kuantitas SDM / aparat Dinas Perhubungan Kota Bandung dapat ikut memberikan kontribusi bagi pengaturan lalu lintas di jalan khususnya di daerah rawan kemacetan. i.
Anggaran yang cukup memadai ikut membantu terlaksananya kegiatan – kegiatan dalam mendukung pencapaian target sasaran. 68
Pemerintah Kota Bandung j.
Penjagaan perlintasan kereta api yang tidak dijaga oleh pintu perlintasan kereta api ikut membantu kelancaran lalu lintas sehingga kendaraan yang melintas bisa lebih tertib dan mengurangi tingkat kemacetan. Adapun lokasi perlintasan kereta api yang dijaga adalah di perlintasan parakan saat, perlintasan kereta api di Guruminda, perlintasan kereta api Ranca Kamuncang, perlintasan kereta api Cimencrang, yang masing-masing pintu perlintasan dijaga oleh 2 orang.
Gambar 3.9 :Petugas penjaga pintu perlintasan KA Parakan Saat
k. Penertiban pool / agen bus yang memarkir kendaraannya di sembarang tempat khsususnya di ruas-ruas jalan yang sering digunakan sebagai tempat mangkal bis berimbas pada kelancaran arus lalu lintas di wilayah tersebut. l.
Sekolahan, untuk mengatasi kemacetan di sekitar areal sekolah makan Dias Perhubungan berupaya membuat ZoSS atau Zona Selamat Sekolah yaitu suatu kawasan di sekitar sekolah yang perlu dikendalikan lalu lintas kendaraan menyangkut kecepatan, parkir, menyalip dan pejalan kaki yang menyeberang jalan. Sampai tahun 2015 telah terdapat 12 ZoSS yang tersebar di beberapa wilayah sekolah di kota Bandung yaitu : Pondok pesantren, SDN Andil Kidul, SDN babakan ciparay, SDN Bojong Raya, TK SD/SMP Kristern, SDN Ciateul, SDN Cibiru, SDN Cihaurgeulis, SDN Cijerah, Al Irham, SDN Pasawahan, SDN Swakarsa.
m. Disiplin Pengemudi, untuk mengatasi kemacetan yang diakibatkan oleh pengemudi angkutan umum yang tidak disiplin dalam mengoperasikan kendaraanya, maka Dinas Perhubungan Kota Bandung telah berupaya dengan melakukan penyuluhan dan sekaligus penindakan pada para pengemudi angkutan umum di Kota Bandung
69
Pemerintah Kota Bandung n. Banjir, dalam upaya mengatasi kemacetan yang diakibatkan oleh banjir maka Dinas Perhubungan Kota Bandung bekerja sama dengan DBMP kota Bandung untuk menguragi titik-titik rawan kemacetan yang diakibatkan oleh genangan air yang berasa dari limpasan saluran pembuangan / drainase. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh DBMP yaitu dengan melakukan pengerukan pada saluran-saluran pembuangan dan sungai yang mengalami sedimentasi yang akut sehingga diharapkan tidak ada lagi limpasan air yang menggenangi permukaan jalan. o. Anak jalanan, keberadaan anak jalanan terkadang menghambat kelancaran lalu lintas di beberapa persimpangan yang menyediakan fasilitas khusus belok kiri langsung. Dinas Perhubungan kota Bandung bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Satpol PP telah berupaya untuk menertibkan keberadaan anak jalanan di beberapa persimpangan yang mempunyai fasilitas khusus belok kiri langsung. p. Bongkar muat, kegiatan bongkar muat barang yang dilakukan oleh kendaraan angkutan barang seperti truk/pick up/mobil box dan sarana angkutan barang lainnya terkadang dapat menimbulkan kemacetan karena sebagian badan jalan dipergunakan oleh kendaraan tersebut untuk melakukan aktifitas bongkar muat barang. Untuk itu Dinas Perhubungan Kota Bandung telah menertibkan sebagian kawasan agar bebas dari kegiatan bongkar muat barang khusunya kendaraan angkutan barang berat seperti truk besar atau sejenisnya
Dampak yang dirasakan setelah beberapa aspek kecamacetan teratasi adalah meningkatnya Kecepatan rata-rata tempuh kendaraan merupakan salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur suatu kondisi lalu lintas apakah masuk dalam kategori macet, tersendat ataupun lancar. Pengukuran kecepatan rata-rata tempuh kendaraan dapat dilakukan dengan beberapa metode pengukuran diantaranya yang sering digunakan di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia adalah dengan menggunakan metoda ukur waktu tempuh. Pengukuran waktu tempuh dilakukan langsung on the spot di lapangan dengan terlebih dahulu menentukan panjang ruas jalan yang akan disurvey. Kemudian diukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ruas jalan tersebut. Misal ruas jalan yang disurvey 70
Pemerintah Kota Bandung mempunyai panjang jalan 1 km dan waktu yang dibutuhkan untuk melalui ruas jalan tersebut selama 60 detik sehingga dapat ditentukan kecepatan tempuh kendaraan tersebut sebesar 1 km/60 detik atau bila dikonversikan ke km/jam menjadi 1 km / 60 detik x 3600 detik / jam = 60 km/jam. Pengukuran tersebut dilakukan berulang-ulang hingga didapat kecepatan rata-rata tempuh kendaraan di suatu ruas jalan. Hasil pengukuran selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3.7 Kecepatan rata-rata tempuh Kendaraan No
Area survey
1 2 3 4 5 6
Jl. Merdeka Jl. Asia Afrika Jl. Pelajar Pejuang Jl. Surapati Jl. R.E. Martadinata Jl. Otto Iskandardinata Jl. Abdurahman Saleh Jl. Ir. H. Djuanda Jl. Jend. Sudirman Jl. Wastukancana
7 8 9 10
Kecepatan (km/jam) Pagi Siang Sore 20,4 28,9 21,4 23,4 25,9 24,8 24,8 32,2 23,6 18,2 20,2 19,2 23,5 27,9 21,4 23,7 19,8 23,2
Rata2
24,7 30,9 23,4 28,9
26,08 27.37 24,07 28,80 247,14
31,33 27,8 25,7 30,2
22,2 23,4 23,1 27,3 Jumlah
23,57 24,70 26,87 19,20 24,27 22,23
Pengukuran kecepatan rata-rata tempuh dilakukan pada bulan Desember hari Senin dan Kamis antara tanggal 8 sampai 19 Desember 2014 pada saat jam sibuk yang dibagi dalam 3 (tiga) zona waktu jam sibuk / peak hour yaitu pagi antara jam 6.30-7.30, siang hari antara jam 11.30-12.30 dan sore hari antara jam 16.30-17.30 WIB.
71
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Nyaman” melalui strategi peningkatan kualitas dan infrastruktur lingkungan hidup merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan“. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.8 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Tahun 2015 Tahun 2018 Indikator Kinerja Satuan % % % (Akhir Target Realisasi Target Realisasi RPJMD) Tingkat kualitas udara % 50,00 96,30 192,59 55,00 92,60 168,36 70 132,28 ambient titik pantau memenuhi baku mutu Tahun 2014
No 1
Tahun 2015
2
Persentase Taman/Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota dengan Kriteria baik
80,02
36,42
26,49
72,73
45,69
57,98
3
Persentase pelayanan % 88,00 87.23 99,13 sampah perkotaan Rata-rata capaian Kinerja Sasaran 123.91
89,00
87,74
98,58
90
97,48
%
15,72
12,58
113.22
95.91
Capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas lingkungan hidup tahun 2015 melalui 3 indikator, Tingkat kualitas udara ambient titik pantau memenuhi baku mutu, Persentase Taman/Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota dengan Kriteria baik dan Persentase pelayanan sampah perkotaan adalah sebesar 113,22%. Menurun 10.69 poin dibandingkan dengan capaian tahun 2014. Penurunan capaian tersebut dipengaruhi rendahnya capaian indikator kinerja taman/ RTH kota dengan kriteria baik dengan capaian sebesar 72,73%. Sedangkan 2 indikator lainnya cukup stabil menunjang pencapaian sasaran.
72
Pemerintah Kota Bandung Pengukuran kualitas udara ambien dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan (roadside) mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan. Data kualitas udara Kota Bandung merupakan simpulan dari hasil pemantauan kualitas udara luar ruangan (roadside) sesaat yang dilakukan pada beberapa titik pantau. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara udara luar ruangan pada 27 (dua puluh tujuh) titik pantau diperoleh simpulan sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
73
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.9 Kualitas Udara Ambien Luar Ruangan (Roadside) Kota Bandung Tahun 2015 Parameter No
Lokasi
1
Margahayu Raya
2 3 4
NO2
SO2
CO
O3
HC
Pb
PM2,5
TSP
H2S
NH3
PM10
Kebisingan
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
dBA
12,34
17,85
2.290,00
<15,61
10,0
0,20
30,50
145,90
<0,001
<0,025
53,9
62,94^
KPAD Sarijadi Pasir Impun
<10,00 <10,00
<17,15 <17,15
1.145,00 <1.145,00
<15,61 <15,61
6,5 5,0
0,15 0,05
20,90 20,30
85,60 90,90
<0,001 <0,001
<0,025 <0,025
40,9 60,4
63,15^ 61,69^
Punclut
<10,00
<17,15
<1.145,00
<15,61
5,0
0,05
10,70
83,60
<0,001
<0,025
23,9
55,34^
Baku Mutu
55
94,9
75,99^
5
Terminal Lw. Panjang
6
Terminal Ledeng
7
Terminal Cicaheum
8
Alun Alun Jl. Asia Afrika
9
Bundaran Cibiru
10 11
29,39
42,91
3.435,00
<15,61
22,0
0,30
75,10^
195,90
<0,001
<0,025
18,75
25,83
2.633,00
<15,61
29,66
33,94
3.779,00
<15,61
20,0
0,25
25,0
0,30
75,60^
175,90
<0,001
<0,025
84,9
75,94^
51,10
185,60
<0,001
<0,025
128,6
80,94^
13,94
18,01
2.863,00
<15,61
15,0
0,20
25,90
149,50
<0,001
<0,025
55,9
76,91^
17,31
25,64
2.624,92
<15,61
17,0
0,25
46,90
145,50
<0,001
<0,025
56,7
69,80
Jl Ahmad Yani Jl. Elang
14,99 20,96
18,35 25,43
2.634,00 2.290,00
<15,61 <15,61
15,0 15,0
0,15 0,30
38,10 45,30
170,60 197,10
<0,001 <0,001
<0,025 <0,025
55,1 69,9
70,34^ 79,01^
12
Pintu Tol Pasteur
13,55
19,34
4.580,00
<15,61
15,0
0,20
40,90
174,60
<0,001
<0,025
90,7
75,94^
13
Jl. Soekarno Hatta (dpn Astra Bizz)
17,76
19,64
3.435,00
<15,61
15,0
0,30
55,30
177,70
<0,001
<0,025
65,4
76,94^
14
Jl. Soekarno Hatta (dpn Aria Graha)
15
Jl. BKR (depan Alifa)
12,94
17,95
2.290,00
<15,61
10,0
0,20
31,20
149,20
<0,001
<0,025
55,3
70,25^
11,34
<17,15
1.489,00
<15,61
10,0
0,15
30,80
170,10
<0,001
<0,025
59,4
71,00^
16 17
Jl. Tegallega (depan pendopo)
13,37
18,66
1.145,00
<15,61
10,0
0,20
35,09
160,42
<0,001
<0,025
86,4
65,98
Jl. Ir. H. Djuanda (saat tidak CFD)
13,94
20,37
1.145,00
<15,61
15,0
0,15
25,60
125,60
<0,001
<0,025
21,2
69,97
18
Jl. Ir. H. Djuanda (saat CFD)
19
Jl. Buah Batu (saat tidak CFD)
<10,00
<17,15
<1.145,00
<15,61
5,0
0,01
10,80
40,90
<0,001
<0,025
56,9
63,61
15,91
19,64
1.489,00
<15,61
15,0
0,20
35,60
175,40
<0,001
<0,025
35,6
76,80^
20
Jl. Buah Batu (saat CFD)
<10,00
<17,15
<1.145,00
<15,61
5,0
0,01
12,60
45,80
<0,001
<0,025
50,9
61,38
74
Pemerintah Kota Bandung Parameter No
NO2
SO2
CO
O3
HC
Pb
PM2,5
TSP
H2S
NH3
PM10
Kebisingan
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
ug/Nm3
dBA
Lokasi
21
Jl. Merdeka/ Balaikota
12,01
<17,15
<1.145
<15,61
10,0
0,15
23,80
Baku Mutu
70
155,14
<0,001
<0,025
51,8
73,41^
22
Jl. Diponegoro
13,84
<17,15
1.145
<15,61
10,0
0,15
38,60
112,60
<0,001
<0,025
56,9
70,94^
23
Jl. Buah Batu (STSI)
11,38
18,11
1.489
<15,61
15,0
0,20
50,60
155,90
<0,001
<0,025
59,4
71,62^
24
Babakan Siliwangi
<10,00
<17,15
1.145
<15,61
10,0
0,20
20,90
137,50
<0,001
<0,025
54,3
71,45^
25
Jl. Pajajaran (Wyata Guna)
<10,00
25,04
1.489
<15,61
15,0
0,15
31,80
120,30
<0,001
<0,025
49,3
74,83^
Baku Mutu
65
26 27
Jl. Rumah Sakit Jl. Suci (Cimuncang)
15,34 <10,00
18,95 <17,15
2.290 1.145
<15,61 <15,61
6,50 15,0
0,25 0,15
25,50 21,80
93,90 145,10
<0,001 <0,001
<0,025 <0,025
85,3 67,6
62,64 71,86^
400
900
30.000
235
160
2
66
230
0,02
2
150
70
Baku Mutu
Berdasarkan : Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta Kep. MENLH Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
(Sumber : Pengolahan Data BPLH, 2015)
75
Pemerintah Kota Bandung Dari hasil pemantauan kualitas udara ambien di Kota Bandung pada tahun 2015 diperoleh data bahwa 25 (dua puluh lima) titik pantau dari total 27 (dua puluh tujuh) titik pantau kualitas udara ambien/roadside atau 92,6% masih memenuhi baku mutu yang berlaku berdasarkan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta Kep. MENLH Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Titik pantau kualitas udara ambien/roadside yang tidak memenuhi baku mutu adalah Terminal Leuwipanjang dan Terminal Ledeng dimana parameter yang tidak memenuhi baku mutu adalah parameter PM2,5 dengan nilai 75,10 dan 75,60 dari nilai ambang batas yang dipersyaratkan yaitu : 70. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah tingginya volume kendaraan yang keluar masuk terminal, kendaraan umum yang tidak lulus uji emisi tapi masih beroperasi dan kurangnya penanaman tanaman/pohon sebagai barrier Angka realisasi kualitas udara ambien sebesar 92,60% tersebut apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya (2014) yakni sebesar 96,30% berarti mengalami penurunan sebesar 3,7%. Realisasi rata-rata kualitas udara ambien pada titik pantau tahun 2015 pada kisaran 92,60% tersebut masih berada diatas rata-rata apabila dibandingkan dengan realisasi rata-rata kualitas udara ambien titik pantau di kota lain tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
76
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Rata-Rata Kualitas Udara Ambien Titik Pantau di Kota Bandung dan Kota Lainnya Tahun 2013 dan 2014
(Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup RI, 2014) Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam rangka pengelolaan kualitas udara di Kota Bandung telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI berupa penghargaan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP) kategori kota metropolitan. Penghargaan tersebut diberikan oleh Ibu Menteri LHK RI Siti Nurbaya pada tanggal 17 Desember 2015 di Jakarta.
77
Pemerintah Kota Bandung
Gambar 3.10 Penghargaan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP) kategori kota metropolitan diterima oleh Bapak Wakil Walikota Bandung H. Oded M. Danial dari Ibu Menteri LHK RI Siti Nurbaya pada tanggal 17 Desember 2015 di Jakarta.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan bagian dari ruang terbuka suatu kawasan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman atau area memanjang/jalur dan atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. RTH memiliki beragam fungsi meliputi fungsi ekologis, sosial budaya, estetika dan ekonomi. RTH ditujukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan dan mewujudkan keseimbangan antara lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman. Keberadaan RTH tidak hanya menjadikan kota sebagai tempat yang sehat dan layak huni tapi juga nyaman dan asri. Kriteria utama RTH dalam kondisi baik adalah sebagai berikut : - Tersedia elemen estetika yang merupakan ornamen/dekorasi seperti patung, air mancur, tugu, lampu taman, kursi/tempat duduk, pergola dan pot bunga. - Tersedia fasilitas yang merupakan sarana pendukung yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti tempat sampah, wifi, toilet dan arena bermain anak. RTH eksisting pada akhir tahun 2015 sebanyak 604 lokasi yang terdiri dari taman, median jalan dan jalur hijau jalan (JHJ). Tabel rekapitulasi RTH eksisting di kota Bandung per Wilayah/Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
78
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.11 Data RTH di Kota Bandung No
-
Wilayah/Kecamatan
1 2 3 4
A . WILA YA H BOJONEGA RA Kecamatan Sukasari Kecamatan Sukajadi Kecamatan Cicendo Kecamatan A ndir
1 2 3 4 5 6
B. WILA YA H CIBEUNYING Kecamatan Cidadap Kecamatan Coblong Kecamatan Bandung Wetan Kecamatan Sumur Bandung Kecamatan Cibeunying Kidul Kecamatan Cibeunying Kaler
1 2 3 4 5
C. WILA YA H T EGA LLEGA Kecamatan A stana A nyar Kecamatan Babakan Ciparay Kecamatan Bandung Kulon Kecamatan Bojongloa Kidul Kecamatan Bojongloa Kaler
1 2 3 4
D. WILA YA H KA REES Kecamatan Kiaracondong Kecamatan Batununggal Kecamatan Lengkong Kecamatan Regol
1 2 3 4 5 6
E. WILA YA H UJUNGBERUNG Kecamatan A ntapani Kecamatan A rcamanik Kecamatan Kecamatan Mandalajati Kecamatan Ujung Berung Kecamatan Panyileukan Kecamatan Cibiru
1 2 3 4
F. WILA YA H GEDEBA GE Kecamatan Buah Batu Kecamatan Rancasari Kecamatan Bandung Kidul Kecamatan Cinambo
Jumlah RT H
Luas (M2)
Jumlah …
23 29 31 15 98
48,356.27 57,759.53 47,823.83 44,368.18 198,307.81
Jumlah …
7 37 54 29 9 12 148
9,766.08 255,264.72 310,661.75 66,275.04 9,571.29 30,613.18 682,152.06
Jumlah …
5 2 3 4 15 29
8,873.61 3,036.00 6,709.23 549.20 9,498.83 28,666.87
Jumlah …
17 8 41 12 78
8,866.50 29,173.85 60,126.90 209,341.14 307,508.39
Jumlah …
24 33 20 7 44 6 134
22,968.44 686,384.19 92,452.57 7,067.00 28,227.06 8,409.00 845,508.26
Jumlah …
36 49 27 5 117
27,628.70 32,449.81 25,621.00 5,745.00 91,444.51
Pada tahun 2013 tercapai RTH Kota dalam kondisi baik sebesar 19,04% dari target 8,61%. Pada tahun 2014 tercapai RTH Kota dalam kondisi baik sebesar 12,58% dari target 15,72%. Pada tahun 2015 tercapai RTH Kota dalam kondisi baik sebesar 26,49% dari target 36,42%. Perubahan prosentase RTH Kota dalam kondisi baik dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat terlihat pada grafik di bawah ini :
79
Pemerintah Kota Bandung
Grafik 3. 5 RTH Kota dalam kondisi baik 30 25
% RTH Kota dalam kondisi baik
20 15 10 5
0 2013
2014
2015
Sumber : Diskamtam Kota Bandung Tahun 2015
Pencapaian RTH Kota dalam kondisi baik pada tahun 2015 melalui perencanaan pemeliharaan RTH pada 220 (dua ratus dua puluh) lokasi namun hanya terlaksana di 160 (seratus enam puluh) lokasi, dengan rincian : 130 (seratus tiga puluh) taman, 10 (sepuluh) jalur hijau jalan, 19 (sembilan belas) median jalan dan 1 (satu) RTH di bawah SUTET. Dengan jumlah RTH eksisting tahun 2015 sebanyak 604 lokasi, sehinggadiperoleh % RTH Kota dalam kondisi baik sebesar 26,49%. Tabel 3.12 Rincian Lokasi RTH Kota Dalam Kondisi Baik Tahun 2015 Penataan Taman Taman RW dan No Taman Kota Taman Lingkungan 1 Taman di Jl. Taman RW di Padjadjaran Kec. Buah Batu (3 lokasi)
Penataan Jalur Hijau Jalan (JHJ)
Penataan Median Jalan
JHJ depan taman Lansia
Median jalan di bawah fly over Cikapayang
2 Taman tenteram
Taman RW di Kec. Batununggal (1 lokasi)
JHJ Banda
Median jalan Surapati
3 Taman di Jl. Sultan Ageng Tirtayasa-Jl. Gempol
Taman RW di Kec. Ujungberung (3 lokasi)
JHJ Cibeunying Selatan
Median jalan Ciliwung
Penataan RTH di Pemeliharaan Taman bawah SUTET RTH SUTET Taman di Kec. Margahayu Lengkong Raya (Burangrang BPI, Palasari-Lodaya, Tank baja)
Pemeliharaan Median Jalan
Median jalan di Kec. Bandung Wetan (median jalan Cisanggarung dan Banda) Taman di Kec. Cicendo Median jalan di (KTT non Blok, Cipto, Kec. Antapani Dr. Otten, Supadio I (median jalan dan II) Antapani) Taman di Kec. Sumur Median jalan di Bandung (Viaduct, eks bawah fly over SPBU A. Yani, Kitri, Pasupati Sumatra, Nias, patung (segmen Paskal-bola) Cihampelas dan segmen PaskalDjundjunan)
80
Pemerintah Kota Bandung 4 Taman Makmur
Taman RW di Kec. Babakan Ciparay (1 lokasi)
JHJ Rajawali Barat
Median jalan Laswi
5 Taman BimaKresna
Taman RW di Kec. Panyileukan (1 lokasi)
JHJ Sumbawa
Median jalan Pelajar Pejuang'45
6 Taman ArjunaPandawa 7 Taman Super Hero
Taman RW di Kec. Bandung Wetan (1 lokasi) Taman RW di Kec. Bandung Kulon (2 lokasi) Taman RW di Kec. Lengkong (4 lokasi)
JHJ Nyland
Median jalan Sentot Alibasyah Median jalan Kiaracondong
8 Taman Gajah Lumantung
9 Taman Lansia Taman RW di Cilaki Atas Kec. Kiaracondong (2 lokasi) 10 Taman Taman RW di Malabar Kec. Rancasari (3 lokasi) 11 Taman pulau Taman RW di jalan Kec. Andir (3 Cihampelas lokasi) 12 Taman Candrawulan
Taman RW di Kec. Arcamanik (3 lokasi)
13 Taman pulau jalan Tamansari
Taman RW di Kec. Regol (2 lokasi)
14 Taman pulau jalan Kopo
Taman RW di Kec. Cinambo (1 lokasi)
15 Taman pulau Taman RW di jalan Citarum- Kec. Panyileukan Martadinata (1 lokasi)
16 Pet park
17 Taman Maluku 18 Taman Nyland 19 Taman di Jl. Japati 20 Taman Lesmana
JHJ Perintis Kemerdekaan Jl. Wastukancana JHJ Masjid Istiqomah
Median jalan Sadakeling
Taman di Kec. Cibeunying Kidul (Katamso, Cisadea, Cicaheum) Taman di Kec. Coblong (eks SPBU Cikapayang, Dequre, Bagusrangin) Taman di Kec. Sukasari (Bungur, Tugu, Gegerkalong) Taman di Kec. Arcamanik (Arcamanik) Taman di Kec. Sukajadi (Angklung, SukajadiKarangtineung)
JHJ Ir. H. Juanda
Median jalan Citarum
Taman di Kec. Astana Anyar (Astana Anyar dan Pajagalan)
JHJ RW di Kec. Gedebage
Median jalan Djundjunan
Taman di Kec. Cibiru (Bunderan Cibiru)
Median jalan di Kec. Coblong (median jalan Dipati Ukur) Median jalan BKR
Median jalan Kiaracondong
Taman di Kec. Cidadap (Secapa bawah, Secapa tengah dan Secapa atas) Taman di Kec. Bandung Wetan (Trunojoyo, Diponegoro, Ariajipang, Warga) Taman di Kec. Andir (Bunderan Sudirman, Jl. Sudirman/Jl. Garuda s.d perempatan Elang dan Kebonjati Waringin) Taman di Kec. Regol (patung Ikan, Cikawao, TPJ Moch. Toha, Sriwijaya) Taman di Kec. Buah batu (intersection Buah batu dan intersection Ibrahim Adjie/Soekarno-Hatta)
Taman RW di Kec. Cibiru (2 lokasi) Taman RW di Kec. Antapani (2 lokasi) Taman RW di Kec. Mandalajati (1 lokasi) Taman RW. di Kec. Cibeunying Kidul (1 lokasi) Taman RW di Kec. Cibeunying Kaler (1 lokasi)
81
Pemerintah Kota Bandung 21 Taman pulau jalan SiliwangiSumur Bandung 22 Taman Salam
Taman RW di Kec. Bojongloa Kidul (2 lokasi)
Taman RW di Kec. Bojongloa Kaler (I1 lokasi) 23 Taman Taman RW di Buton-Van de Kec. Sukasari (3 Venter lokasi), 24 Taman Taman RW di LiuzhoKec. Cicendo (2 Brunsweigh- lokasi) patung Macan 25 Taman Taman RW di Wayang Kecamatan Coblong (1 lokasi) 26 Taman Taman RW di Cipunagara Kecamatan Sumur Bandung (1 lokasi) 27 Taman Cilaki Taman RW di Kecamatan Astana Anyar (1 lokasi) 28 Taman Taman RW di Ahmad Yani Kec. Babakan Ciparay (1 lokasi) 29 Taman Taman RW di Skatepark Kec. Gedebage (1 lokasi) 30 Taman DKK Taman RW di Kec. Cidadap (1 lokasi) 31 Taman di Kel. Cigereleng 32 Taman Perumahan Kawaluyaan Indah 33 Taman Perumahan Puteraco Gading Regency
Sumber : Diskamtam Kota Bandung Tahun 2015
Sasaran meningkatnya kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dilaksanakan dengan program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terdiri dari 10 (sepuluh) kegiatan dan program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan). Pada tahun 2015 Dinas Pemakaman dan Pertamanan melakukan kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta pihak swasta dalam penataan taman, median dan jalur hijau jalan (JHJ) terutama menjelang pelaksanaan Konferensi Asia Afrika sebagaimana berikut ini :
82
Pemerintah Kota Bandung Pemindahan dan pemasangan tugu Dasasila Bandung beserta pelatarannya dari Simpang Lima ke Wilayah Gedung Merdeka Bandung. Pembuatan tugu menara jam di Simpang Lima. Penataan bola beton dari Jl. Braga sampai dengan Jl. Lembong. Penataan taman yang dilalui oleh Delegasi KAA yang berlokasi di jalur Nurtanio. Pembangunan monumen globe Asia Afrika di Persimpangan Alun-alun. Penataan batu bolar nama negara peserta KAA di sepanjang Jl. Asia Afrika, Cikapundung Timur, Braga pendek dan Dalem Kaum. Penataan kursi taman di seputar Gedung Merdeka, Jl. Asia Afrika – Dalem kaum. Pembuatan air mancur di Taman Vanda. Penataan taman Braga dan taman gesit. Faktor pendukung dalam pencapaian kinerja, yaitu :
Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada, serta tidak memberi izin alih fungsi ke fungsi lain.
Melaksanakan intensifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik maupun privat.
Meningkatkan gerakan penghijauan.
Pengembangan pola kemitraan mengenai pengelolaan RTH dengan berbagai stakeholder. Sedangkan faktor yang menjadi penghambat dalam pencapaian kinerja adalah
sebagai berikut :
Adanya pergeseran fungsi RTH pada lokasi RTH yang besar dan strategis berupa munculnya PKL.
Vandalisme dan pencurian terhadap elemen estetika kota.
Keterbatasan lahan RTH yang tersedia di Kota Bandung, sedangkan Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya mengisi ruang yang sudah ada dan tidak mempunyai kewenangan untuk membebaskan lahan untuk RTH. Pembebasan lahan untuk RTH adalah kewenangan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD) Kota Bandung.
83
Pemerintah Kota Bandung Agar pencapaian sasaran dapat terwujud, diperlukan perbaikan kinerja sebagai solusi/rekomendasi untuk tahun yang akan datang; yaitu :
Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan RTH.
Melibatkan peran serta aktif dari unsur kewilayahan dalam pengelolaan dan pengendalian RTH terutama yang berada di lingkungan sekitarnya.
Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi dan komunikasi tentang pentingnya peranan RTH yang memiliki fungsi ekologi, sosial dan estetika.
Taman di Jl. Padjadjaran
Taman Super Hero
Taman Vanda
Pet Park
Patung Dasasila Bandung
Tugu Menara Jam
Taman RW di Kec. Cibiru
Monumen Globe Asia Afrika
Taman RW di Kec. Arcamanik
JHJ Asia Afrika
Median Jl. Ir. H. Juanda
Median Jl. Padjadjaran
84
Pemerintah Kota Bandung
Capaian indikator kinerja persentase pelayanan sampah perkotaan pada tahun 2015 adalah sebesar 98,58% yaitu dari capaian kinerja nyata sebesar 87.74% dari target sebesar 89,00%. Atas upaya Pemerintah Kota Bandung dalam pengelolaan dan peningkatan lingkungan perkotaan, Kota Bandung berhasil menjadi salah satu kota peraih Adipura periode 2014/2015 kategori Kota Metropolitan yang telah dinantikan selama 17 tahun. Adipura merupakan penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah kabupaten/kota yang berhasil dalam mengelola dan menjaga kebersihan lingkungan perkotaan sehingga kota tersebut menjadi lebih layak huni (livable). Penilaian Adipura dilakukan oleh Tim Penilai dibawah koordinasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dengan standar pencapaian penghargaan Adipura yaitu nilai ≥ 72 (untuk kategori kota metropolitan). Penilaian terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu Penilaian ke-1 (P1), Penilaian ke-2 (P2) dan Penilaian Verifikasi (Pv) dalam 1 (satu) periode. Gambar 3.11 Walikota Bandung menerima Penghargaan Adipura Kategori Kota Metropolitan Periode 2014/2015
85
Pemerintah Kota Bandung Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam rangka pengelolaan lingkungan di Kota Bandung dapat dilihat sebagaimana kegiatan-kegiatan berikut ini :
Gerakan Pungut Sampah (GPS)
Kerja Bakti Massal Rutin
Penyediaan Sarana Prasarana Pengelolaan Sampah
86
Pemerintah Kota Bandung
Pemanfaatan CSR untuk Bidang Lingkungan Hidup
Revitalisasi Taman dan Pemanfaatan Ruang Publik
87
Pemerintah Kota Bandung
Tingkat capaian indikator diindikasikan dari realisasi atas pencapaian kinerja 3 (tiga) indikator berikut ini : Cakupan sampah yang dikelola secara landfill sebesar 67,00% atau 97,01% dari target sebesar 65,00%. Angka realisasi ini apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 2,00% yakni dari semula 69,00% menjadi 67,00%. Penurunan tersebut bukan dalam arti negatif, karena semakin sedikit volume timbulan sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti semakin banyak timbulan sampah Kota Bandung yang dikelola secara 3R atau dikonversi menjadi energi. Direncanakan bahwa pengelolaan sampah untuk tahun-tahun mendatang lebih diarahkan kepada 3R dan dikonversi menjadi energi dengan teknologi yang ramah lingkungan, sehingga mengurangi beban sampah Kota Bandung yang harus diangkut dan dikelola secara landfill di TPA. Angka realisasi tersebut apabila dibandingkan dengan target RPJMD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 maka belum mencapai target yang ditetapkan atau 97,01% dari target 100%, sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya. Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R dalam tahun 2015 adalah sebanyak 20,25% dari target sebesar 20,00%. Angka realisasi ini jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 2,25% yakni dari semula 18,00% menjadi 20,25%. Peningkatan tersebut disebabkan didorong oleh adanya kegiatan Bank Sampah lebih kurang 110 unit dan pengelolaan sampah dari mulai sumber timbulan yaitu rumah tangga dengan menggunakan komposter dan takakura. Sampai dengan pada tahun 2015 pun terdapat total 12 Model Kawasan Bebas Sampah (KBS) dengan aktifitas pengelolaan sampah 3R antara lain pengomposan, Bank Sampah, aktifasi lubang biopori dengan sampah organik, serta lainnya. Angka realisasi tersebut apabila dibandingkan dengan target RPJMD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 termasuk dalam kategori Tecapai
88
Pemerintah Kota Bandung Melebihi Target (TMT) atau 101,25% dari target 100%. Cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan pada tahun 2015 adalah 0,49% dari target sebesar 4,00%. Angka realisasi cakupan sampah yang dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan tahun 2015 sebesar 0,49% apabila dibandingkan dengan target RPJMD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 sebesar 4,00% maka lebih kecil sebesar 3,51 atau 12,25% dari target, sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi capaian SKPD penanggung jawab urusan wajib lingkungan hidup di Jawa Barat lainnya belum dapat diperbandingkan karena belum diperoleh datanya. Pengolahan Sampah dengan WTE / biodigester merupakan salah satu program prioritas yang dijalankan oleh Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Lokasi pengolahan biodigester yang ada di Kota Bandung sampai pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.13 Rekapitulasi Biodigester di Kota Bandung s.d Tahun 2015 NO. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
8.
LOKASI RW 12 Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru. RW 11 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal TD Sekelimus Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul Yon Arhanud
ALAMAT RW 12 Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru. RW 11 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal Jl. Sekelimus Barat, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul
Jl. Menado No. 12 Kelurahan Merdeka Kecamatan Sumur Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 29 Bandung. (UPI) RW 09 Kelurahan Derwati, Jl. Atlas RW 09 Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kecamatan Rancasari. RW 15 Kelurahan Tamansari, RW 15 Kelurahan Tamansari Kecamatan Kecamatan Bandung Wetan Bandung Wetan. (Bawah Jalan Layang Pasopati) RW 01 Kelurahan Palasari, RW 01 Kelurahan Palasari Kecamatan Kecamatan Cibiru Cibiru.
89
Pemerintah Kota Bandung NO. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17. 18. 19 20 21
LOKASI Curug Dago RT 04 RW 08 Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap RT 03 RW 05 Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung SESKO TNI SESKO AD RW 06 Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung RT 01 RW 13 Kelurahan Babakan, Surabaya Kecamatan Kiaracondong Rumah Sakit TNI Salamun TPS Nyengseret
ALAMAT RT 04 RW 08 Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap. Jl. Cidadap Girang RT 03 RW 05 Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap. Jl. Arjuna No. 45 Bandung. Jl. Gatot Subroto No. 96 Bandung. Jl. R. A. A Martanegara No. 11 Bandung. Jl. Patrakomala RW 06 Kelurahan Merdeka Kecamatan Sumur Bandung. RT 01 RW 13 Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong.
Jl. Ciumbuleuit No. 203 Bandung Jl. Bojongloa, samping kantor Kecamatan Astana Anyar. TPS Bandung Trade Mall Cicadas. RW 16, Kelurahan Taman Sari Taman Sari. TPS Pasar Astana Anyar Pasar Astana Anyar. 100 biodigester di RT/RW di Kota CSR dikelola oleh masyarakat Bandung dengan kapasitas 20kg/unit.
(Sumber : BPLH Kota Bandung dan PD. Kebersihan Kota Bandung, 2015)
90
Pemerintah Kota Bandung Sasaran 6 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Capaian
kinerja
kebijakan
“Reformasi
Birokrasi”
melalui
strategi
peningkatan pengawasan pengelolaan keuangan dan asset daerah yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani“. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.14 Capaian Kinerja Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Tahun 2015 Tahun 2014 No
1
2
Indikator Kinerja
Satuan
Target Realisasi
Tahun 2015 %
Target Realisasi
Opini WDP WDP 100.00 WDP Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah % 19.67 24.59 125.01 49.18 Persentase SKPD dengan IKM ”Baik” Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 112,50
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
WDP
100.00
WTP
75,00
55.74
113.34
98.32
56.69
106.67
65.85
Capaian kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Tahun 2015, melalui 2 indikator yang diperjanjikan menurun sebesar 5.83 point dari tahun 2014 dan berada masih pada kategori melebihi target, dan menyisakan 34,15% untuk mencapai target RPJMD. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang merupakan taget kinerja yang harus dicapai berdasarkan amanat dari RPJPD Kota Bandung. Sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dengan indikator Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah dengan target opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada Tahun 2016 untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2015 sesuai dengan agenda Walikota Bandung road to WTP 2015.
91
Pemerintah Kota Bandung Dalam kaitannya dengan target terhadap opini Pemerintah Kota Bandung dalam kaitannya dengan audit LKPD Kota Bandung Tahun 2014 yang diberikan oleh BPK-RI pada Tahun 2015, menargetkan masih mendapat opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian) dikarenakan Pemerintah Kota Bandung masih terus mengupayakan berbagai hal dalam upaya mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) pada Tahun 2015 untuk LKPD Tahun 2014. Pada tanggal 20 Mei 2015 melalui LHP No. 53A/LHP/XVIII.BDG/05/2015 dari BPK RI, maka LKPD Kota Bandung Tahun 2014 mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian, hal ini sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Pada Tahun 2015 juga terkait opini yang dikeluarkan oleh BPK-RI atas audit LKPD Tahun 2015, masih pada level WDP dan yang masih menjadi pengecualiannya pun masih pada tatanan pengelolaan aset Pemerintah Kota Bandung yang dirasakan masih belum baik, sehingga harus terus menerus dilakukan upaya perbaikan pengelolaan aset di Kota Bandung, salah satunya dengan memperkuat pengelolaan aset Kota Bandung yang saat ini masih bergabung dengan pengelolaan keuangan. Dalam rangka pemenuhan target Indikator Kinerja Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah dan akuntabilitas SKPD, dilakukan kuatifikasi pengukuran dengan formulasi sebagai berikut : Apabila mendapatkan “Opini Tidak Wajar” (OTW), diberikan nilai 1 (satu); Apabila mendapatkan opini “Disclaimer”, maka nilainya adalah 2 (dua); Apabila mendapatkan opini “Wajar Dengan Pengecualian” (WDP), maka nilainya 3 (tiga); dan Apabila mendapatkan opini “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP), maka nilainya adalah 4 (empat). Berdasarkan LHP No. 53A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan bahwa Pemerintah Kota Bandung menyajikan Saldo Piutang Pajak per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 835,60 Miliar dan Rp. 116,44 Miliar. Terdapat kelemahan pengendalian intern atas penatausahaan dan penyajian Piutang Pajak, antara lain : 92
Pemerintah Kota Bandung 1) Kesalahan administrasi atas penerimaan Piutang Pajak sebesar Rp. 421,23 juta yang masih tercatat sebagai piutang pajak; 2) Piutang Pajak senilai Rp. 2,06 Miliar yang tidak dapat ditelusuri; 3) Penyajian tunggakan terkait wajib pajak dengan nomor objek pajak (NOP) sebesar Rp. 1,64 Miliar yang belum sepenuhnya dapat diidentifikasikan sebagai NOP baru atau penetapan kembali serta saldo piutang PBB minimal sebesar Rp. 687,56 juta yang tidak disajikan dalam neraca. Dijelaskan pula dalam Catatan Atas Laporan Keuangan bahwa Pemerintah Kota Bandung menyajikan saldo Piutang Lainnya – Piutang Sewa Tanah dan Bangunan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp, 55,08 Miliar dan Rp. 53,24 Miliar. Dalam penyajian saldo Piutang Sewa Tanah dan Bangunan sebesar Rp. 55,08 Miliar tersebut terdapat permasalahan : 1) Terdapat selisih yang tidak dapat dijelaskan antar saldo berdasarkan perhitungan mutasi dengan saldo Neraca Rp. 3,26 Miliar; 2) Pengakuan Piutang Sewa yang tidak memiliki dasar hukum sebesar Rp. 1,29 Miliar; 3) Kesalahan pengakuan piutang sewa karena perbedaan data pembayaran, nama penyewa, koefisien tarif serta luas tanah; 4) Piutang Sewa Tanah dan Bangunan yang tidak didukung dengan identitas penyewa yang valid. Selanjutnya, diungkapkan pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan bahwa Pemerintah Kota Bandung menyajikan saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. Rp. 22,00 Triliun dan Rp. 20,88 Triliun. Terdapat kelemahan dalam sistem pengendalian intern Aset Tetap pada Pemerintah Kota Bandung, yaitu : 1) Aset Tetap Tanah, Bangunan dan Gedung serta Jalan, Irigasi, dan Jaringan senilai Rp. 150,63 Miliar tidak mencantumkan lokasi keberadaannya, senilai Rp. 1,66 Triliun disajikan tanpa mencantumkan rincian lokasi dan luasnya; 2) Nilai Aset Tetap Gedung dan Bangunan yang disajikan termasuk di dalamnya realisasi Belanja Pemeliharaan yang tidak dapat dikapitalisasi minimal sebesar Rp. 1,29 Miliar; 93
Pemerintah Kota Bandung 3) Penyesuaian Aset Tetap yang berasal dari realisasi Belanja Modal Tahun 2012 sebesar Rp. 9,73 Miliar tidak dapat ditelusuri transaksinya; mutasi penambahan dan pengurangan Aset Tetap Tahun 2013 dan 2014 senilai Rp. 202,66 Miliar tidak didukung dengan penjelasan yang memadai; 4) Aset Tetap Peralatan dan mesin yang belum dapat ditelusuri fisik keberadaannya minimal senilai Rp. 195,02 Miliar; 5) Aset Tetap Peralatan Mesin dan Aset Tetap Lainnya pada sekolah negeri belum tercatat minimal senilai Rp. 241,64 miliar; 6) Belum seluruh aset tetap tanah untuk jalan tercatat dalam KIB A; 7) Dasar penilaian aset tetap yang diperoleh pada tahun 2005 dan Tahun 2007 masing-masing senilai Rp. 8,02 Triliun dan Rp. 1,36 Triliun tidak dapat dijelaskan. Menurut opini BPK, kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut, jika ada, yang mungkin perlu dilakukan jika Pemerintah Kota Bandung telah memperbaiki penyajian : penyajian Piutang Pajak; menyajikan Daftar Rincian Piutang Sewa Tanah dan Bangunan dengan data yang valid; dan menyajikan Saldo Aset Tetap dengan nilai yang wajar serta didukung dengan rincian dan informasi keberadaan, menelusuri fisik keberadaan Aset Tetap dan menyajikan seluruh Aset Tetap, Laporan Keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kota Bandung 31 Desember 2014, realisasi anggaran, arus kas serta catatan atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Pada Tahun 2015, target yang ditetapkan opini terhadap laporan keuangan pemerintah daerah adalah WDP atau nilai 3 (tiga). Realisasi capaian target kinerja Pemerintah Kota Bandung untuk opini BPK atas LKPD Tahun 2014 mendapatkan opini
WDP
atau
mendapatkan
point
(3)
sesuai
dengan
LHP
No.
53A/LHP/XVIII.BDG/05/2015 dari BPK RI. Sehingga penghitungan pencapaian target untuk indicator dimaksud adalah : WDP (3) / WDP (3) X 100 % atau sama dengan 100 %, artinya capaian target indicator kinerja dimaksud dapat tercapai 100 %. Pada Tahun 2014, Pemerintah Kota Bandung telah melakukan perbaikan atas sebagian permasalahan pada tahun sebelumnya. Pemerintah Kota Bandung
94
Pemerintah Kota Bandung telah melakukan upaya perbaikan atas penyajian Piutang Pajak dan Aset Tetap. Namun, Pemerintah Kota Bandung belum : 1) Melakukan koreksi pengurangan saldo Piutang Pajak dari kesalahan administrasi atas penerimaan Piutang Pajak yang masih tercatat sebagai piutang dan menelusuri alamat lokasi wajib pajak; 2) Memperbaiki data dalam Daftar Rincian Piutang Sewa Tanah dan Bangunan; 3) Menelusuri mutasi piutang sewa tanah dan bangunan yang belum dapat dijelaskan; 4) Melengkapi rincian Aset Tetap dengan informasi lokasi keberadaan Aset Tetap secara tuntas dan menyeluruh. Untuk hal tersebut atas pengecualian-pengecualian dari BPK, perlu adanya organisasi yang lebih optimal dalam pengelolaan aset dan piutang sewa tanah dan bangunan karena selama ini hal dimaksud masih menjadi kendala dalam memperoleh opini WTP dari BPK – RI. Pemerintah Kota Bandung selalu menargetkan untuk bisa memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) pada Tahun 2016 untuk LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) per 31 Desember 2015. Dengan melihat tata kelola keuangan daerah Kota Bandung masih menyisakan kendala sampai dengan akhir tahun 2015 yang diindikasikan oleh Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung yang masih mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) di tahun 2012 (LHP No. 22.A/LHP/XVIII.BDG/05/2013 Tanggal 24 Mei 2013), Tahun 2013
(LHP No.
44A/LHP/XVIII.BDG/05/2014) dan Tahun 2014 (LHP No. 53A/LHP/XVIII.BDG/05/2015) dari BPK RI untuk LKPD Kota Bandung Tahun 2013 masih mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian. Salah satu kendala terkait Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ialah terkait pengelolaan aset. Untuk itu diperlukan organisasi yang dapat mengelola aset secara optimal. Diharapkan pada Tahun 2016 untuk pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bandung tanggal 31 Desember 2015, Pemerintah Kota Bandung bisa mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan dapat mempertahankannya sampai dengan akhir tahun renstra yaitu pada tahun 2018. 95
Pemerintah Kota Bandung Meskipun sebagaimana diketahui bahwa penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mulai Tahun 2015 harus menerapkan sistem pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan dengan berbasis akrual (Accrual Basic), sehingga penilaian atas seluruh pengelolaan keuangan dan aset di Kota Bandung memerlukan pendataan dan penghitungan ulang agar dapat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setelah melakukan perbandingan dengan Pemerintah Daerah lainnya yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), maka yang menjadi tugas berat Pemerintah Kota Bandung adalah memperbaiki pengelolaan aset daerah, karena catatan pengecualian yang diberikan pada Pemerintah Kota Bandung adalah untuk pengelolaan aset daerah yang dinilai oleh BPK belum sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Beberapa daerah yang mendapatkan opini WTP dari BPK RI telah menerapkan sistem pengelolaan aset dengan cukup baik sehingga perlu menjadi contoh bagi Pemerintah
Kota
Bandung
dalam
pengorganisasian pengelolaan aset yang baik dan wajar tanpa pengecualian. Dalam mewujudkan upaya memperbaiki kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung menganggarkan dana sebesar Rp. 2.023.799.574,00 untuk kegiatankegiatan sebagai berikut, yaitu : Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggung-jawaban Pelaksanaan APBD, Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggung-jawaban Pelaksanaan APBD, Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah, Sosialisasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Peningkatan Pelayanan Administrasi Pengelolaan Keuangan PPKD, Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kegiatan Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan BLUD, dengan realisasi pencairan anggaran sampai dengan akhir tahun 2015 adalah 96
Pemerintah Kota Bandung sebesar Rp. 1.332.624.458,00 (65,85 %). Masing-masing kegiatan mempunyai output kegiatan antara lain : dokumen LKPD, dokumen perda dan perwal penjabaran APBD, dokumen pertanggungjawaban keuangan lainnya sesuai SAP, dan dokumen pengelolaan keuangan BLUD. Dengan terlaksananya output dari setiap kegiatan di atas mendukung pencapaian opini WDP atas LKPD Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014, dengan Pendukung Capaian Kinerja adalah sebagai berikut : -
Adanya peraturan perundangan yang berlaku;
-
Kebijakan pimpinan dalam mengupayakan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah;
-
Adanya upaya seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan kualitas LK-SKPD nya masing-masing.
Penghambat Capaian Kinerja : -
Tugas Pokok dan Fungsi antara SKPD pengelola keuangan dan pengelola aset daerah masih ada pada 1 (satu) SKPD sehingga tugasnya belum optimal;
-
Jumlah SDM yang kurang memadai karena SKPD yang menangani pengelolaan keuangan dan pengelolaan aset ada pada 1 (satu) SKPD, sehingga pekerjaan yang dibebankan dirasakan terlalu menumpuk. Dalam rangka pencapaian target tercapainya opini BPK yang Wajar Tanpa
Pengecualian pada tahun-tahun mendatang atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bandung, rekomendasi yang dapat disampaikan antara lain : -
Disusunnya kembali tugas pokok dan fungsi serta kelembagaan organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, terutama yang menangani pengelolaan keuangan dan pengelolaan aset.
-
Perlu ditambahnya SDM pengelola asset terutama yang memahami tentang manajemen pengelolaan aset daerah. Upaya Meningkatkan Tertib Administrasi Barang merupakan salah satu cara
pencapaian WTP, kinerja SKPD yang tertib administrasi barang/aset daerah pada tahun 2015 adalah sebesar 28,57%, diukur dari jumlah SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung tidak memiliki temuan di aspek tertib administrasi barang daerah. Upaya berikutnya oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset 97
Pemerintah Kota Bandung Daerah (DPKAD) berupa rekonsiliasi barang/aset daerah secara rutin dan Inspektorat melakukan general audit, reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung, juga terus menerus melakukan penertiban terhadap administrasi barang/aset daerah. Dari upaya tersebut di atas dilakukan pula monitoring kinerja SKPD yang tidak memiliki temuan dalam aspek barang daerah, karena dengan berkurangnya temuan SKPD dalam aspek barang daerah, akan menunjukkan adanya peningkatan tertib administrasi barang di SKPD tersebut. Dalam menunjang pencapaian WTP dilakukan pula perbaikan manajemen kinerja dan keuangan oleh Inspektorat, beberapa upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan kepatuhan melalui pengawasan internal oleh setiap SKPD dengan dibentuknya dan monitoring optimalisasi implemntasi SPIP. Meningkatnya implementasi SPIP melalui indicator Persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang, dengan kriteria pengukuran dari SKPD yang telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Realisasi indicator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 52,46%.
Pada indikator Persentase SKPD dengan nilai IKM “Baik” diukur berdasarkan jumlah SKPD yang melakukan survey kepuasan masyarakat dengan hasil di atas 75,00 dengan menggunakan pedoman survey SK Menpan No 25 tahun 2004 ditargetkan sebanyak 30 SKPD atau 49.18% yang memperoleh capaian IKM diatas 75,00 pada Tahun 2015 terdapat 34 SKPD/Kecamatan atau 55.74% memperoleh nilai IKM sama atau lebih dari 75,00, sehingga capaian kinerja indicator adalah sebesar 113.34%. Capaian kinerja tersebut menurun bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya sebesar 125.01%, tetapi secara riil jumlah SKPD yang memperoleh nilai IKM diatas 75,00 bertambah signifikan sebanyak 20 SKPD atau meningkat dari 14 SKPD pada tahun 2014 menjadi 34 SKPD pada tahun 2015. Jumlah SKPD tersebut tidak termasuk 4 SKPD yang melakukan pengukuran dengan metode survey tingkat kepentingan dan kepuasan. Bila dibandingkan dengan target akhir renstra maka capaian tersebut telah mencapai 56.69%, dan belum terdapat data pembanding dengan Kota/Kabupaten lain.
98
Pemerintah Kota Bandung Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat pada SKPD diperoleh ratarata IKM Kota Bandung, SKPD yang menyampaikan data hasil survey sebanyak 54 SKPD/Unit Kerja, sebanyak 50 SKPD menggunakan metode survey kepuasan masyarakat berdasarkan SK. Menpan Nomor 25 Tahun 2004 dan 4 SKPD menggunakan metode analisis kesejangan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Rekapitulasi hasil pengukuran survey kepuasan masyarakat dengan berbagai metode tersebut sebagaimana tabel berikut : Tabel. 3.15 Rekapitulasi Hasil Surver Kepuasan Masyarakat Pada SKPD Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 1.
BERDASARKAN SK. MENPAN NOMOR 25 TAHUN 2004
NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA SKPD
NILAI
Sekretariat Daerah Inspektorat; Sekretariat DPRD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Badan Kepegawaian Daerah; Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat; Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; Dinas Pendidikan; Dinas Sosial; Dinas Tenaga Kerja; Dinas Perhubungan; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya; Dinas Bina Marga dan Pengairan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran; Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan; Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan; Dinas Pelayanan Pajak; Dinas Pemuda dan Olah Raga; Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; RSUD Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak; Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut. Kecamatan Sukajadi; Kecamatan Cidadap; Kecamatan Coblong; Kecamatan Bandung Wetan;
77.41 77.00 80.81 73.83 74.49 83.70 80.00 79.27 72.66 75.00 78.85 66.17 72.00 73.00 64.08 75.00 69.50 66.13 78.45 81.07 80.05 76.00 81.00 74.00 80.80 75.51 78.43 71.52 80.00 81.75
99
Pemerintah Kota Bandung 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Kecamatan Cibeunying Kidul; Kecamatan Kiaracondong; Kecamatan Batununggal; Kecamatan Lengkong; Kecamatan Regol; Kecamatan Astanaanyar; Kecamatan Bojongloa Kaler; Kecamatan Babakan Ciparay; Kecamatan Bojongloa Kidul; Kecamatan Bandung Kulon; Kecamatan Antapani; Kecamatan Mandalajati; Kecamatan Arcamanik; Kecamatan Ujungberung; Kecamatan Cibiru; Kecamatan Panyileukan; Kecamatan Rancasari; Kecamatan Buah Batu; Kecamatan Bandung Kidul; Kecamatan Gedebage
73.92 77.31 75.55 81.72 69.91 80.29 83.00 82.55 80.03 75.00 82.04 80.14 77.78 83.19 80.36 80.03 82.21 80.15 78.53 81.00
Rata-rata IKM
75.73
2. BERDASARKAN TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KEPUASAN
NO. 1 2 3 4
NAMA SKPD
NILAI
Dinas Kesehatan; Kecamatan Andir; Kecamatan Cibeunying Kaler; Kecamatan Cinambo;
93.15 85.99 86.60 98.50
Sumber: Bagian Orpad Setda Kota Bandung Hasil Pengolahan Data, Tahun 201 5
Dari data tersebut di atas menunjukkan gambaran hasil penilaian IKM pada 54 SKPD/Unit Kerja di Lingkungan pemerintah Kota Bandung Tahun 2015. Berdasarkan data tersebut secara umum dapat dibagi 2 cara pengukuran kepuasan masyarakat/pelanggan dan rata-rata capaian kinerja IKM berdasarkan SK Menpan Nomor 25 tahun 2004 adalah sebesar 75.73 atau kategori Baik. Faktor pendorong pencapaian kinerja pelayanan public Kota Bandung adalah komitmen unit pelayanan public dan adanya harapan masyarakat terhadap meningkatnya kinerja pelayanan public seluruh unit pelayanan SKPD. Selain itu dukungan Ombudsman RI dalam melaksanakan penilaian kualitas pelayanan ditunjukan melalui hasil survey independent kepatuhan standar pelayanan public.
100
Pemerintah Kota Bandung Data hasil survey Ombudsman RI dan perkembangan hasil self assesment kinerja pelayanan public dimensi tangibles/ bukti fisik pada 30 SKPD/Kecamatan di lingkungan pemerintah Kota Bandung Tahun 2015, sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.16 Data Hasil Self Asesment Kepatuhan Standar Pelayanan SKPD/Unit Kerja Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA SKPD
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak; Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut. Kecamatan Sukasari Kecamatan Sukajadi; Kecamatan Andir Kecamatan Cidadap; Kecamatan Coblong; Kecamatan Cibeunying Kaler Kecamatan Cibeunying Kidul; Kecamatan Kiaracondong; Kecamatan Batununggal; Kecamatan Lengkong; Kecamatan Regol; Kecamatan Astanaanyar; Kecamatan Bojongloa Kaler; Kecamatan Babakan Ciparay; Kecamatan Bojongloa Kidul; Kecamatan Bandung Kulon; Kecamatan Antapani; Kecamatan Mandalajati; Kecamatan Arcamanik; Kecamatan Ujungberung; Kecamatan Cibiru; Kecamatan Panyileukan; Kecamatan Rancasari; Kecamatan Buah Batu; Kecamatan Bandung Kidul; Kecamatan Cinambo Kecamatan Gedebage
NILAI
990 980 920 943 990 964 965 995 920 950 940 892.22 980 890 900 850 940 980 990 906 940 950 925 975 865 904 938 890 975 970
sumber : Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah Setda Kota Bandung Tahun 2015
Program yang dilaksanakan dalam pencapaian sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yaitu Program Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah. Output kegiatan pada bidang ketatalaksanaan dalam menunjang peningkatan kualitas pelayanan public Kota Bandung antara lain : 101
Pemerintah Kota Bandung Penyusunan dan penyempurnaan SOP administrasi dan SOP teknis pada setiap SKPD di Pemerintah Kota Bandung, dengan mendorong dan memotivasi SKPD untuk selalu melakukan up date dan penyempurnaan SOP disesuaikan dengan dinamika inovasi pelayanan publik bekerjasama dengan pusat studi konstitusi dan hukum pemerintahan unpad, dan bimbingan teknis lanjutan kaitan penyusunan SOP dengan tim Kemenpan RB dan tim UNPAD. Peningkatan kualitas pelayanan publik, dilakukan melalui penataan dengan metode monitoring dan evaluasi (monev) untuk mendorong dan memotivasi semua SKPD untuk menjaga kepatuhan standar pelayanan publik. untuk mempermudah monev disiapkan aplikasi e-standar pelayanan, semua skpd harus meng-entry kondisi tangible secara up todate.. hasilnya sudah terdapat 5 (lima) SKPD yang sudah layak dijadikan role model antara lain BPPT, Disdukcapil, RSUD, Kecamatan Panyileukan dan Sukajadi, diharapkan ke 5 (lima) SKPD ini jadi best practice SKPD yang lainnya. Dibantu oleh Ombudsman dan tim Kemenpan RB secara bersama-sama melakukan evaluasi kaitan implementasi standar pelayanan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. hasilnya kepatuhan Pemerintah Kota Bandung dalam pemenuhan komponen standar pelayanan publik sesuai UU no. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, berdasarkan hasil observasi pada bulan Maret dan Mei 2015 dari Ombudsman untuk Kota Bandung memperoleh rata-rat nilai 79, 82 dalam kategori sedang (zona kuning). Melakukan upaya re-sertifikasi International Standard Organization (ISO), dan kembali membudayakan implementasi pelayanan publik ke semua SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dengan standard internasional. Pada tahun 2015 terdapat 30 SKPD yang sudah sertifikasi (11 sudah terbit 19 proses penerbitan serifikasi) sisanya 31 SKPD disiapkan untuk mengikuti proses sertifikasi. Melakukan evaluasi penerapan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan peraturan standar minimalnya yaitu sebanyak 15 (lima belas) peraturan SPM yang mencakup beberapa SKPD adapun manfaat SPM adalah lebih terjaminnya penyediaan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat, bermanfaat dlm menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan pelayanan publik, menjadi landasan dan dasar 102
Pemerintah Kota Bandung dalam menentukan anggaran kinerja dan alokasi dalam penentuan perimbangan keuangan yang lebih adil dan transparan, membantu penilaian kinerja Kepala Daerah secara lebih akurat dan terukur sehingga mengurangi kesewenangwenangan dalam menilai kinerja pemda dan menjadi alat bantu utk meningkatkan akuntabilitas pemda kapada masyarakat, karena masyarakat dapat melihat keterkaitan antara pembiayaan dengan pelayanan publik. Tindaklanjut yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dalam upaya meningkatkan kinerja pelayanan publik di Kota Bandung, antara lain : a)
Meningkatkan Standar Pelayanan Publik (SPP) pada SKPD sesuai ketentuan yang berlaku
b) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan publik dan menjadikan bagian dari materi pemeriksaan oleh aparatur pengawasan internal c) Memperluas cakupan zona kepatuhan standar pelayanan publik pada SKPD dan Kelurahan di Kota Bandung d) Pemanfaatan teknologi informasi untuk memeroleh data hasil survey kepuasan masyarakat dan pengaduan masyarakat pada SKPD/Unit Kerja
Sasaran 7 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Birokrasi
Capaian
kinerja
kebijakan
“Reformasi
Birokrasi”
melalui
strategi
peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani“. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut :
103
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.17 Capaian Kinerja Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Birokrasi Tahun 2015 Tahun 2014 No
1 2
Indikator Kinerja
Satuan
Target Realisasi
Tahun 2015 %
Target Realisasi
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
Nilai CC CC 100.00 A A 100.00 A 100.00 Nilai Evaluasi AKIP Kota Nilai 2,8999 2,9610 102.11 2.9758 3.0606 103.48 3,0185 101.39 Nilai dan pemeringkatan LPPD Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 101.05 101.74 100.70
Capaian kinerja sasaran Capaian Kinerja Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Birokrasi pada tahun 2015 meningkat 0.69 poin dari capaian tahun 2014, capaian ini dipengaruhi meningkatnya capaian kinerja indicator nilai LPPD Kota Bandung tahun 2015 sebesar 103.48%. dan capain kinerja 2 indikator sasaran yang diperjanjikan ini telah melebihi target akhir RPJMD dengan capaian sebesar 100.70%. Dengan demikian target kinerja sasaran ini harus dilakukan reviu dan atau revisi. Akuntabilitas
sebagai
suatu
perwujudan
kewajiban
untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai
tujuan
dan
sasaran
yang
telah
ditetapkan
melalui
media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instasi yang bersangkutan. Nilai Evaluasi AKIP Kota diukur sesuai dengan Permenpan No. 12/2015 tentang Pedoman Atas Implementasi SAKIP. Dapat dijelaskan bahwa capaian kinerja hasil evaluasi AKIP Kota Bandung tahun 2015 adalah 80.22 atau kategori A telah memenuhi perubahan target menjadi A yang dicanangkan, awalnya target RPJMD pada tahun 2015 adalah CC dan target A merupakan target akhir RPJMD Tahun 2018. Atas capaian tersebut maka kinerja
104
Pemerintah Kota Bandung akuntabilitas Kota Bandung tahun 2015 adalah sesuai target atau 100%. Capaian tersebut naik signifikan sebesar 25.08 dibandingkan dengan kenaikan tahun sebelumnya yang meningkat 4,83 poin dari 50.31 ke 55.14.
Grafik 3.6
Capaian Nilai AKIP Kota Bandung
A BB B CC
80.22
C
48.88
50.31
55.14
2012
2013
2014
2015
Sumber : Bagian Orpad Setda Kota Bandung 2014
Untuk melihat perkembangan capaian kinerja hasil evaluasi AKIP Kota Bandung sejak tahun 2012 meliputi meliputi 5 komponen AKIP sebagaimana table berikut :
Tabel 3.18 Hasil Evaluasi AKIP Kota Bandung
Komponen
Bobot
2012
2013
2014
35 17.5 18.22 18.66 Perencanaan Kinerja 20 9.5 6.01 10.75 Pengukuran Kinerja 15 7.59 7.8 8.67 Pelaporan Kinerja 10 3.74 5.12 5.27 Evaluasi Kinerja 20 10.55 13.16 11.79 Capaian Kinerja 100 48.88 50.31 55.14 Total Kategori C CC CC Sumber : Bagian Orpad Setda Kota Bandung 2015
%
%
Kinerja Komponen berdasarkan Bobot 53.31
Kinerja Komponen berdasarkan Bobot
53.75 57.80 52.70 58.95
Bobot
2015
30 25 15 10 20 100
24.96 19.70 11.78 8.04 15.74 80.22
83.20 78.80 78.53 80.40 78.70
A
105
Pemerintah Kota Bandung Dapat dijelaskan bahwa capaian kinerja hasil evaluasi AKIP Kota Bandung pada tahun 2015 adalah 80.22 atau kategori A (Memuaskan) atau telah memenuhi perubahan
target
yang
diperjanjikan
Pemerintah
Kota
Bandung
sejak
dicanangkannya target tersebut pada tanggal 24 November 2014 oleh Walikota Bandung dalam kegiatan Sosialisasi Perpres Nomor 29 tahun 2014 tentang SAKIP. Dari data tersebut di atas diperoleh gambaran bahwa secara umum terdapat peningkatan pada seluruh komponen SAKIP. Komponen pelaporan kinerja menempati posisi kinerja terendah sebesar 78..63% dan kinerja tertinggi pada komponen perencanaan kinerja sebesar 83.20%. Capaian tersebut meningkat sangat signifikan sebesar 25.08 point dari capaian tahun 2014 sebesar 55,14 dengan kategori CC. capaian tersebut merupakan buah komitmen Pimpinan Daerah dan seluruh Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, sehingga hasil evaluasi AKIP Kota Bandung tahun 2015 merupakan kebanggaan bersama Pemerintah dan seluruh SKPD, karena nilai sebesar 80.22 atau kategori A tersebut adalah satu-satunya Kota di Indonesia yang memperoleh kategori tersebut.
Tidaklah mudah dalam mengelola masalah mendasar dalam implementasi SAKIP, beberapa masalah yang dihadapi antara lain :
106
Pemerintah Kota Bandung Upaya dan strategi yang dilakukan cukup efektif untuk meningkatkan SAKIP Kota Bandung
Upaya Perbaikan yang dilakukan pada tahun 2015, oleh aparatur Pemerintah Kota bandung didampingi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
107
Pemerintah Kota Bandung
Apresiasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap kinerja SAKIP Kota Bandung 108
Pemerintah Kota Bandung
Keberhasilan atas upaya perbaikan akuntabilitas kinerja pemerintah Kota Bandung Tahun 2015
Capaian tersebut merupakan buah dari komitmen seluruh ASN Kota Bandung yang secara massif dan terstruktur melakukan perbaikan pada semua komponen SAKIP, langkah strategis bersama dengan Bappeda dan Inspektorat 109
Pemerintah Kota Bandung Kota Bandung yang dilakukan antara lain memperkuat komitmen pimpinan, penguatan soliditas tim fasilitasi SAKIP dan pendampingan dari tim Kemenpan-RB, penguatan kapasitas dan kesungguhan kepala SKPD, membangun SILAKIP dan strategi juara
Upaya perbaikan yang dilaksanakan pada tahun 2015 meliputi 9 rekomendasi perbaikan AKIP Kota Bandung berdasarkan Surat KemenPAN-RB No. B/462/M.PAN-RB/01/2014 tanggal 27 Januari 2014 tentang Hasil Evaluasi AKIP, sebagai bahan tindaklanjut perbaikan oleh manajemen perubahan SAKIP Kota Bandung dan SKPD secara terkoordinasi bersama antara Bappeda, Inspektorat serta Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah, antara lain : 1. Menyempurnakan rumusan Tujuan dan Sasaran dalam dokumen perencanaan sehingga lebih dapat terukur dan menggambarkan hasil 2. Melengkapi dokumen perencanaan dengan indikator kinerja sasaran yang berorientasi hasil (outcome) IKU 3. Menyempurnakan rumusan Indikator kinerja dalam dokumen perencanaan agar memenuhi kriteria suatu indikator kinerja yang baik, antara lain spesifik, relevan dan menggambarkan hasil (SMART) 4. Menyusunan IKU secara formal sebagaimana dimaksud dalam PermenPAN nomor 9 Tahun 2007 dan memanfaatkannya dalam dokumen Perencanaan termasuk dokumen PK
110
Pemerintah Kota Bandung 5. Melakukan pemantauan secara berkala terhadap pencapaian target-target kinerja yang telah diperjanjikan dalam PK 6. Mengungkapkan dalam LAKIP informasi tentang hasil evaluasi dan analisis capaian 7. LAKIP menyajikan informasi ttg Akuntabilitas keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja 8. Melakukan pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya 9. Melakukan evaluasi program sebagai strategi pencapaian sasaran sebagaimana tercantum dalam dokumen perencanaan Program dan Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian akuntabilitas kinerja adalah Program Perencanaan Pembangunan Daerah dan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH. Output berdasarkan rekomendasi perbaikan tersebut antara lain : 1.
Bimtek peningkatan pemahaman aparatur (seluruh SKPD) untuk mampu membuat
rumusan
Tujuan
dan
Sasaran
dalam
dokumen
perencanaan agar seluruhnya terukur dan menggambarkan hasil dan dokumen reviu RPJMD dan Renstra SKPD 2.
Perumusan dan penetapan IKU Kota dan SKPD
3.
Konsultasi tata cara pemantauan/monitoring atas pencapaian kinerja
4.
menyusun prosedur dan format pemantauan/ monitoring atas pencapaiannya secara berkala
5.
Konsultasi teknis pengumpulan data dan analisis capaian kinerja
6.
Bimtek penyusunan LAKIP
7.
Bimtek dan pelaksanaan evaluasi AKIP
8.
Pembangunan aplikasi SILAKIP dan integrasi awal aplikasi kinerja dan keuangan, serta aplikasi cascading Perjanjian Kinerja Eselon 3 dan 4.
9.
Penyusunan Dokumen cascading PK eselon 3 dan 4 serta Indikator Kinerja Individu
10. Penyusunan Rencana Aksi atas Perjanjian Kinerja
111
Pemerintah Kota Bandung Gambar 3.12 Aplikasi Cascading Perjanjian Kinerja Kota Bandung
Dalam upaya menjaga kesinambungan dan meningkatkan kualitas implementasi SAKIP Kota Bandung, serta untuk lebih mengefektifkan penerapan budaya kinerja perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan, terdapat 5 rekomendasi yang dissampaikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi, sebagaimana surat Nomor B/809/D.I.PAN-RB/02/2016 tanggal 5 Pebruari 27 Januari 2016, yaitu : 1. Memperbaiki siklus penyusunan dokumen perencanaan. Selama ini Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sebagai dokumen yang berisi atas kinerja (outcome) yang direncanakan tahun berikutnya disusun setelah KUA-PPAS, bahkan setelah DPA ditetapkan. Seharusnya RKT disusun sebelum pembahasan KUA-PPAS, selanjutnya setelah DPA ditetapkan maka RKT ditetapkan menjadi Perjanjian Kinerja. Dengan siklus seperti itu maka perencanaan anggaran dibahas setelah terlebih dahulu diketahui kinerja (outcome) apa yang hendak dicapai. 2. Memerintahkan Bappeda, bagian Organisasi dan BKD untuk menjabarkan lebih lanjut sasaran strategis dan indicator kinerja pada RPJMD sampai ke indicator kinerja individu sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diharapkan.
112
Pemerintah Kota Bandung 3. Menyempurnakan aplikasi keuangan dan kinerja yang ada, sehingga selain dapat mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja namun juga dapat memudahkan penggunaannya baik oleh manajemen maupun petugas yang melaksanakan. 4. Menyempurnakan rumusan program dan kegiatan dengan lebih memfokuskan pada hasil yang diharapkan. 5. Memerintahkan kepada Inspektorat untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan manajemen kinerja ini telah memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Rencana Aksi atau Rencana Tindak lanjut Perbaikan pada tahun 2016 yang akan dilaksanakan, antara lain sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.19 Rencana Tindak Lanjut Perbaikan SAKIP Kota Bandung Tahun 2016 A. KEGIATAN MANAJEMEN PERUBAHAN BIDANG AKUNTABILITAS KINERJA 1.
Pelaksanaan tugas tim monev SAKIP Kota Bandung
2.
Pelaksanaan tugas tim verifikasi tingkat Kota
3.
Penerimaan kunjungan kerja
NO.
Terdiri dari para Asisten Setda Kota Bandung ditetapkan dengan surat perintah sekda Tugas tim monev a. memastikan monev capaian perjanjian kinerja dilakukan oleh skpd. b. memeriksa laporan triwulan capaian perjanjian kinerja c. memeriksa rencana aksi SKPD sebagai tindak lanjut monev triwulan. d. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Sekda Tim ini terdiri dari staf potensial dari beberapa SKPD. Tim verifikasi akan melaksanakan tugas lanjutan dan ditetapkan dengan surat perintah sekda. Tugas tim verifikasi : a. membantu verifikasi dokumen SAKIP b. verifikasi LKIP triwulanan dan Tahunan c. membantu tim monev SAKIP Kota Bandung Tim ini terdiri dari Bappeda, Inspektorat, Bagian Umum dan Perlengkapan, Bagian Kerjasama dan Bagian Orpadsesuai tugas dan fungsi menerima dan melayani kegiatan kunjungan kerja pemerintah Kota/Kabupaten sesuai dengan kebutuhan
URAIAN REKOMENDASI
RENCANA AKSI
B
PENINGKATAN KUALITAS DAN IMPLEMNTASI SAKIP
1 2
Reviu/Revisi RPJMD/Renstra Cascading Perjanjian Kinerja SKPD masih terdapat indicator kinerja eselon 3 dan 4 yang hanya bersifat membagi habis indicator kinerja Organisasi seharusnya
Reviu/Revisi RPJMD Kota dan Renstra SKPD 1. Uji coba dan pemanfaatan aplikasi Cascading dalam verikasi 2. Verifikasi Cascading Perjanjian Kinerja SKPD dengan menggunakan aplikasi
113
Pemerintah Kota Bandung menjadi indicator pembentuk kinerja Organisasi / eselon 2 2
3
4
5
6
C. 1 2
3
Memperbaiki siklus penyusunan dokumen perencanaan. Selama ini Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sebagai dokumen yang berisi atas kinerja (outcome) yang direncanakan tahun berikutnya Menjabarkan lebih lanjut sasaran strategis dan indicator kinerja pada RPJMD sampai ke indicator kinerja individu sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diharapkan menunjang cascading es 3 atau 4 Menyempurnakan aplikasi keuangan dan kinerja yang ada, sehingga selain dapat mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja namun juga dapat memudahkan penggunaannya baik oleh manajemen maupun petugas yang melaksanakan Menyempurnakan rumusan program dan kegiatan dengan lebih memfokuskan pada hasil yang diharapkan Meningkatkan kapasitas evaluator untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan manajemen kinerja Kota dan SKPD telah memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
1. 2.
Cascading untuk memastikan penyusunan indicator kinerja eselon 3 dan 4 adalah indicator pembentuk untuk indicator eselon 2/SKPD Sosialisasi Penyusunan RKT Penyusunan dan verifikasi RKT Kota/SKPD setelah Reviu Renstra SKPD
1. 2. 3.
Konsolidasi Tim Sosialisasi dan penyusunan Membangunan aplikasi IKI menggunakan aplikasi 4. Verifikasi IKI SKPD 1. Integrasi SILAKIP dengan aplikasi Cascading PK eselon 3 dan 4 serta aplikasi RKPD online serta e-Monev pada Bappeda 2. Reviu tampilan aplikasi untuk pimpinan daerah, kepala SKPD dan publik Penyempurnaan rumusan program dan kegiatan sesuai dengan hasil yang diharapkan bersamaan dengan reviu Renstra / RPJMD Peningkatan kapasitas evaluator
Aplikasi SAKIP Belum adanya aplikasi keuangan yang terintegrasi dengan kinerja Optimalisasi Pengisian data online hasil pengembangan aplikasi SILAKIP
Belum adanya Aplikasi pada komponen Evaluasi Kinerja
Membangun aplikasi Pra RKA SKPD Sosialisasi, entry data monitoring dan pelaporan al. : Rencana Aksi atas PK Cascading PK, IKI dan Pemetaan/Pohon Kinerja Verifikasi Online Membangun aplikasi e-Evaluasi untuk melengkapi komponen SAKIP
Data penunjang Sasaran Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung melalui kinerja SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Minimal B, capaiannya adalah sebesar 57,38% dari 61 SKPD di Kota Bandung telah berkategori B. Meningkat signifikan dari tahun 2014 yang mencapai 16.39%. Evaluasi AKIP yang dilaksanakan untuk memperoleh umpan balik yang objektif untuk perbaikan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) merupakan gambaran kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah setiap tahun dan setiap akhir masa jabatan Kepala Daerah yang berfungsi sebagai wahana sinergitas dan
114
Pemerintah Kota Bandung sinkronisasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah dan Pemerintah dalam kerangka mengevaluasi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah guna menunjang terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Nilai LPPD diukur dari skor evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Nilai LPPD Kota Bandung pada tahun 2015 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 120-4761 tentang Penetapan Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara Nasional Tahun 2013 adalah sebesar 3.0606 dengan kategori Sangat Tinggi, capaian tersebut melebihi target yang ditetapkan sebesar 2.9758 atau capaian kinerja sebesar 103.48%. Capaian tersebut meningkat 0.0996 dibandingkan capaian tahun 2014 yang mencapai nilai sebesar 2.9610. Meningkatnya capaian kinerja nilai LPPD Tahun 2015 dikarenakan penyajian data dukung LPPD yang semakin baik dan lengkap. Dan bila dibandingkan dengan target Akhir RPJMD maka capaian kinerja Nilai LPPD sebesar 3.0606 adalah 101.39% dari nilai 3,0185 pada Akhir RPJMD. Berdasarkan Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan pada 91 (Sembilan Puluh Satu) Daerah Kota Secara Nasional, Nilai LPPD Kota Bandung Tahun 2015 berada pada urutan ke 15 (Lima Belas). Sedangkan pada tingkat Provinsi Jawa Barat berada pada urutan ke 3 di bawah Kota Cimahi dan Kota Depok. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan capaian nilai LPPD antara lain mendorong SKPD untuk memenuhi indikator kinerja kunci dengan akurat dan tepat serta melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Dalam Negeri. Program penunjang peningkatan kinerja pemerintahan adalah Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah Daerah atau Wakil Kepala Daerah dengan Kegiatan Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lainnya.
115
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 9 : Meningkatnya kualitas pendidikan
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Sejahtera” melalui strategi peningkatan bidang pendidikan yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Masyarakat Yang Mandiri, Berkualitas, dan Berdaya Saing “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.20 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas pendidikan Tahun 2015 Tahun 2014 No
1 2
Indikator Kinerja
Satuan
Target Realisasi
Tahun 2015 %
11,07 10,85 98,01 Angka Rata – rata Tahun Lama Sekolah (RLS) 99,66 99,63 99,9 Persentasse % Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf ( tidak buta aksara ) Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 98,99
Target Realisasi
%
11,37
n/a
-
99,6 5
n/a
-
Target Tahun 2018 % (Akhir RPJMD) n/a 11,46 99,81
-
Angka Rata – rata Lama Sekolah (RLS) dan Persentase Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf ( tidak buta aksara ) adalah indikator komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pengitungan Indeks Pendidikan (IP) mencakup dua indikator yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Populasi yang digunakan adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas karena pada kenyataannya penduduk usia tersebut sudah ada yang berhenti sekolah. Batasan ini diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan kondisi sebenarnya mengingat penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun masih dalam proses sekolah atau akan sekolah sehingga belum pantas untuk rata-rata lama sekolahnya. Kedua indikator
116
n/a
Pemerintah Kota Bandung
pendidikan ini dimunculkan dengan harapan dapat mencerminkan tingkat pengetahuan, dimana Persentase Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) merupakan proporsi penduduk yang memiliki kemampuan baca tulis dalam suatu kelompok penduduk secara keseluruhan. Sedangkan cerminan angka rata–rata lama sekolah merupakan gambaran terhadap keterampilan yang dimiliki penduduk. Capaian RLS tahun 2015 belum tersedia dari BPS, indicator ini belum dapat dilakukan evaluasi baik dengan target yang direncanakan, dengan capaian tahun lalu, dengan target akhir RPJMD, dengan capaian daerah lain ataupun dibandingkan dengan capaian nasional. Kondisi terakhir pada tahun 2014 dari target 11.07 tahun terealisasi sebesar 10.85 tahun dengan persentase capaian kinerja sebesar 98.01 tahun,
hal ini
menunjukkan bahwa saat ini rata rata pendidikan penduduk Kota Bandung adalah SMA kelas 2. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Banyak faktor yang jadi penyebab dari ketidaktercapaiannya RLS 12 tahun, antara lain persepsi masyarakat tentang pendidikan yang dianggap belum menjanjikan, serta mahalnya biaya pendidikan menjadi kendala selanjutnya.
Suasana KBM Paket C di LPK Krama Putra Kota Bandung
Intervensi Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam mendukung capaian Ratarata Lama Sekolah antara lain penyelenggaraan ujian paket A setara SD, penyelenggaraan ujian paket B setara SMP dan penyelnggaraan ujian paket C setara SMA.
117
Pemerintah Kota Bandung
Berikut grafik perkembangan pencapaian RLS selama lima tahun terakhir dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014: Grafik 3.7 Perkembangan Capaian RLS 2010-2014 10.9
10.85
10.85 10.8
10.74
10.75 10.68
10.7
10.7
10.65 10.6
10.56
10.55 10.5 10.45 10.4
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung 2015
Persentasse Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) atau Angka Melek Huruf merupakan indikator makro yang hasil pengukurannya merupakan hasil pengukuran dari BPS Kota Bandung. Data capaian AMH tahun 2015 belum tersedia dari BPS, maka capaian indicator ini belum dapat di lakukan evaluasi untuk memperoleh gambaran kinerja sebagaimana target yang direncanakan, dengan capaian tahun lalu, dengan target akhir RPJMD, dengan capaian daerah lain ataupun dibandingkan dengan capaian nasional. Pada tahun 2014 dari target 99.63% terealisasi sebesar 99.63%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 100.00%. Keberhasilan peningkatan capaian Angka Melek Huruf (AMH) dari tahun sebelumnya didukung dengan adanya alokasi anggaran dari pemerintah daerah yang cukup memadai untuk bidang pendidikan serta meningkatnya aksesibilitas Pendidikan Non Formal. Kontribusi Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam mendukung capaian Angka Melek Huruf antara lain penyelenggaraan ujian paket A setara SD,
118
Pemerintah Kota Bandung
penyelenggaraan ujian paket B setara SMP dan penyelenggaraan ujian paket C setara SMA.
Suasana Ujian Paket C di Kota Bandung
Berikut grafik perkembangan pencapaian AMH selama lima tahun terakhir dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014: Grafik 3.8 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bandung Tahun 2009-2013 Perkembangan Capaian AMH 2010-2014 99.63 99.54
99.55
2010
2011
99.58
99.58
2012
2013
2014
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung 2015
Dalam upaya merealisasikan janji Walikota telah diupayakan Bantuan 100.000 Beasiswa untuk Siswa SD, SMP, SMU dan Mahasiswa per tahun untuk mendukung peningkatan partisipasi sekolah anak usia sekolah dan meningkatkan angka rata – rata lama sekolah. Dinas Pendidikan Kota Bandung pada tahun 2015
119
Pemerintah Kota Bandung
telah menyalurkan Bantuan Beasiswa untuk Siswa SD, SMP, SMU dan Mahasiswa serta Warga Belajar pada lembaga Pendidikan Non Formal sebagai berikut: 1. Jenjang Pendidikan Menengah (SMA/SMK): Beasiswa bagi Siswa Miskin jenjang Pendidikan Menengah (SMA/SMK) telah direalisasikan sebanyak 6.200 siswa SMA dengan besaran 1 juta/siswa/tahun, kepada siswa SMK disalurkan sebanyak 14.714 siswa dengan besaran Rp.1.500.000/siswa/tahun. 2. Jenjang Perguruan Tinggi (Mahasiswa): Beasiswa bagi mahasiswa telah direalisasikan kepada 956 mahasiswa S1 dengan besaran 4.000.000/tahun/mahasiswa. 3. Selain disalurkan kepada siswa di sekolah jenjang pendidikan formal, beasiswa juga disalurkan kepada siswa pada lembaga pendidikan non formal dan informal sebanyak 1.133 Warga Belajar di lembaga PKBM dengan besaran Rp.775.000/siswa/tahun.
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan bidang pendidikan di Kota Bandung ditunjukan dengan data pendukung bidang pendidikan, seluruh indicator penunjang bidang pendidikan menunjukan capain kinerja sesuai target dan melampaui target, data realisasi kinerja bidang pendidikan tahun 2015 sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.21 Capaian Indikator Kinerja Pendukung bidang pendidikan Tahun 2015 Kinerja Indikator
Satuan Target
Realisasi
(%)
1
Angka Partisipasi Kasar PAUD Formal
%
28.00
28.02
100.07
2
Angka Partisipasi Kasar PAUD Non Formal
%
44.00
44.04
100.09
3
Angka Partisipasi Kasar SD/MI/SDLB/Paket A
%
108.10
108.14
100.04
4
Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/SMPLB/Paket B
%
102.20
102.60
100.39
120
Pemerintah Kota Bandung
5
Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C
%
101.20
102.16
100.95
6
Angka Partisipasi Murni Usia 3-4 Tahun formal
%
24.00
24.17
100.71
7
Angka Partisipasi Murni Usia 3-4 Tahun Non formal
%
27.00
27.06
100.22
8
Angka Partisipasi Murni Usia 5-6 Tahun formal
%
28.00
28.02
100.07
9
Angka Partisipasi Murni Usia 5-6 Tahun Non formal
%
29.00
29.01
100.03
10
Angka Partisipasi Murni (SD/MI/SDLB/Paket A)
Tahun
%
98.10
98.49
100.40
11
Angka Partisipasi Murni Usia 13-15 Tahun (SMP/MTs/SMPLB/Paket B)
%
97.30
97.69
100.40
12
Angka Partisipasi Murni Usia 16-18 Tahun (SMA/SMK/MA/Paket C)
%
81.30
82.47
101.44
13
Angka Melek Huruf (AMH)
%
99.75
-
n/a
14
Angka Rata -Rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
11.37
-
n/a
15
Prosentase satuan PNF yang terakreditasi secara lokal
%
7.00
7.02
100.29
16
Prosentase satuan SD yang terakreditasi
%
50.00
50.17
100.34
17
Prosentase satuan SMP yang terakreditasi
%
40.00
40.07
100.18
18
Prosentase satuan Pendidikan Menengah yang terakreditasi
%
50.00
52.02
104.04
19
Jumlah Sekolah Hijau (Adiwiyata)
sekolah
25
26
104.00
20
Angka Putus Sekolah SD
%
0.02
0.02
100.00
21
Angka Putus Sekolah SMP
%
0.03
0.03
100.00
22
Angka Putus Sekolah Pendidikan Menengah
%
0.10
0.10
100.00
23
Angka Kelulusan Paket A
%
82.00
83.33
101.62
24
Angka Kelulusan Paket B
%
87.00
88.63
101.87
25
Angka Kelulusan Paket C
%
92.00
100.00
108.70
26
Angka Kelulusan SD
%
100.000
100.00
100.00
27
Angka Kelulusan SMP
%
100.00
100.00
100.00
28
Angka Kelulusan Pendidikan Menengah
%
99.96
100.00
100.04
29
Angka Melanjutkan Siswa SD
%
92.65
92.74
100.10
30
Angka Melanjutkan Siswa SMP
%
90.30
90.47
100.19
31
Angka Melanjutkan Siswa Pendidikan Menengah
%
85.00
85.02
100.02
Usia
7-12
121
Pemerintah Kota Bandung
32
Prosentase Lulusan SMK yang bekerja sesuai dengan kompetensinya
%
6.00
6.02
100.33
33
Prosentase SMK yang bekerjasama dengan dunia industri dan dunia Usaha
%
84.00
84.00
100.00
34
Prosentase pendidikan kewiraswastaan yang berbasis industri kreatif
%
82.00
82.02
100.02
35
Prosentase Lulusan Kursus dan Pendidikan Kecakapan Hidup yang berkerja dan berwirausaha
%
40.00
40.00
100.00
36
Prosentase Hasil Uji Kompetensi Guru SD
%
42.00
42.00
100.00
37
Prosentase Hasil Uji Kompetensi Guru SMP
%
42.00
42.00
100.00
38
Prosentase Hasil Uji Kompetensi Guru SMA/SMK
%
42.00
42.00
100.00
122
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 10 : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Sejahtera” melalui strategi peningkatan bidang kesehatan yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Masyarakat Yang Mandiri, Berkualitas, dan Berdaya Saing“. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.21 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Tahun 2015 Tahun 2014 No
1
2 3
0,57
Target Tahun % 2018 % (Akhir RPJMD) 108,06 0,42 64.29
100.00 69,88
53,57
123,34
66,17
119.04
29.33
99.24
29,22
100,03
28,87
98.79
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran
101,22
Indikator Satuan Kinerja Target Realisasi
Tahun 2015 %
Persentase % Balita bergizi buruk Per Angka kematian 100.000 kelahira Ibu
0.68
0.65
104.41
71.12
71.12
Angka kematian Bayi
29.11
n hidup Per 1000 kelahira n hidup
Target Realisasi 0,62
29,23
110.48
94.04
Capaian kinerja sasaran meningkatnya serajat kesehatan masyarakat tahun 2015 adalah sebesar 110,48% meningkat cukup signifikan sebesar 9,26% dari tahun 2014, dan mendongkrak capaian akhir RPJMD ke posisi 94.04%. Dalam mengukur derajat kesehatan masyarakat, salah satu indikator yang digunakan adalah penurunan jumlah penderita balita gizi buruk. Balita gizi buruk adalah Jumlah balita gizi buruk dalam periode tertentu. Perhitungan persentase balita gizi buruk berdasarkan persentase dari jumlah balita gizi buruk dibagi dengan jumlah balita seluruhnya.
123
Pemerintah Kota Bandung
Capaian kinerja Indikator kinerja Balita gizi buruk pada tahun 2015 adalah sebesar 108,06 % atau melebihi target dengan capaian kinerja nyata sebesar 0,57% melebihi target yang ditetapkan yaitu dibawah 0.62%. Hal ini menunjukan bahwa program-program yang dilaksanakan DInas Kesehatan berhasil menanggulangi permasalahan balita gizi buruk yang ada di Kota Bandung. Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan pada tahun 2015 di Kota Bandung sebanyak 374 Anak. Perawatan yang diberikan kepada balita gizi buruk berupa : 1. Pemberian makanan tambahan (PMT) dan Pemberian makanan pemulihan (PMP) 2. Pemeriksaan kesehatan 3. Pengobatan bila ada penyakit penyerta 4. Rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut jika perlu Perkembangan cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan, dapat dilihat pada grafik sebagai berikut : Grafik 3.9 Perkembangan Jumlah Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Di Kota Bandung Tahun 2010 – 2015 700 600 500 400 300 589
650
500 200
407
374
2014
2015
289 100 0 2010
2011
2012
2013
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung 2015
124
Pemerintah Kota Bandung
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah balita gizi buruk tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami penurunan dari 407 menjadi 374, hal ini karena adanya beberapa faktor pendorong seperti : (1)
Peningkatan kompetensi Tenaga Pengelola Gizi puskesmas dalam pelayanan dan pemantauan status gizi
(2)
Sweeping dan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
(3)
Adanya pelatihan penggunaan standar Pertumbuhan WHO 2005/2006 . Dari hasil penimbangan di Kota Bandung pada tahun 2014 bila dilihat dari gizi
buruk dan gizi kurang posisi Kota Bandung (14.26 %) lebih rendah dari kondisi Propinsi Jawa Barat (15.73 %) hal ini menunjukan bahwa kondisi gizi buruk dan gizi kurang Kota Bandung lebih baik dari kondisi Propinsi Jawa Barat, hal ini tergambar pada grafik berikut ini .
Grafik 3.10 Gizi Buruk Dan Gizi Kurang Di Kota Se Jawa Barat Tahun 2014 16.19 15.73 18 15.31 15.56 14.26 15.04 15.08 16 14 10.96 10.97 12 10.19 10 8 6 4 2 0
Sumber : Rapat Kerja Kesehatan Daerah Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2015
Dari grafik diatas kita dapat dilihat bahwa persentase gizi buruk dan gizi kurang di Kota Bandung pada tahun 2014 menempati urutan keempat setelah Kota Cimahi, Kota Bogor dan Kota Depok , sedangkan pada tahun 2015 belum dapat dibandingkan dengan Kota lain karena data belum tersedia, namun berdasarkan hasil bulan penimbangan balita tahun 2015 menunjukan hasil bahwa gizi kurang di
125
Pemerintah Kota Bandung
Kota Bandung mengalami penurunan dari 14,26 pada tahun 2014 menjadi 6,25 pada tahun 2015. Apabila dilihat dari prevalensi gizi buruk BB/U (sangat Kurang) di 9 Kota di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014, posisi Kota Bandung dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.11
Prevalensi Balita Gizi Buruk Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 1 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
0.9 0.7
0.65 0.5
0.5
0.5
0.4
0.4
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2015
Dari tabel diatas terlihat bahwa prevalensi gizi buruk Kota Bandung pada tahun 2014 menempati urutan ke enam terendah di Jawa Barat dengan persentase 0.65%, namun masih sesuai dengan target nasional yang ditetapkan sebesar < 1 % , namun pada tahun 2015 belum dapat dibandingkan dengan Kota lain karena data belum tersedia. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka prevalensi gizi buruk menunjukan penurunan pada tahun 2015 yaitu dari 0,65% menjadi 0,57. Untuk melihat resiko yang dihadapi ibu hamil selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian komplikasi selama kehamilan dan kelahiran, serta gambaran tersedianya dan penggunaan fasilitas kesehatan pelayanan prenatal dan obstetri.
126
Pemerintah Kota Bandung
Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah dan periode tertentu. Perhitungan indikator angka kematian ibu berdasarkan Jumlah Bumil KEK tanpa penyakit penyerta yang mendapat PMT dibagi jumlah Bumil Resti di suatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun Capaian Indikator kinerja Angka kematian Ibu pada tahun 2015 adalah sebesar 123,34% atau kategori sangat baik dengan capaian kinerja nyata sebesar 53,57 % melebihi target yang ditetapkan yaitu 69,88% .Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan ante natal, status gizi ibu hanil, tingkat keberhasilan program KIA & KB serta kondisi lingkungan & sosial ekonomi. Bila melihat perkembangan jumlah kematian ibu di Kota Bandung dapat dilihat sebagai berikut : Grafik 3.12 Perkembangan Jumlah Kematian Ibu Di Kota Bandung Tahun 2010- 2015 40 35
37
30
30
25 20
24
25
2012
2013
26
20
15 10 5 0 2010
2011
2014
2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah kematian ibu dari tahun 2010 mengalami penurunan, namun dari tahun 2011 sampai 2014
mengalami
peningkatan dan pada tahun 2015 terjadi kembali penurunan dari 30 menjadi 26.
127
Pemerintah Kota Bandung
Penurunan angka ini terjadi karena telah dilakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dengan mencari penyebab kematian ibu melalui kegiatan audit maternal perinatal. Tim AMP terdiri dari perwakilan bidan praktek swasta, puskesmas, organisasi profesi IBI, FOGI dan IDAI dimana tim ini akan melakukan pembahasan tentang kematian ibu. Selain itu dilakukan juga peningkatan kegiatan promosi dan deteksi dini risti ibu hamil seperti kelas ibu hamil, peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dengan adanya kegiatan peningkatan tim PONED serta pengembangan puskesmas PONED. Dari data yang berhasil dihimpun maka Penyebab kematian ibu terbanyak adalah seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 3.22 Penyebab Kematian Ibu Tahun 2015
No 1
Penyebab Kematian Pendarahan
Jumlah 10
2
Hipertensi
7
3
Infeksi
6
4
Lainnya
3
% 38,46 26,92 23,08 11,54
Sedangkan Indikator Angka Kematian Bayi adalah Jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah tertentu selama 1 tahun. Jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah tertentu selama 1 tahun dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan periode waktu yang sama 1000 KH. Angka Kematian Bayi adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan ante natal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA & KB serta kondisi lingkungan & sosial ekonomi. Capaian kinerja angka kematian bayi pada tahun 2015 adalah sebesar 100,03 % kategori sangat baik dengan capaian kinerja nyata sebesar 29,22 % melebihi target yang ditetapkan yaitu 29,23 %. Ukuran keberhasilan indikator ini adalah jika
128
Pemerintah Kota Bandung
realisasinya ada dibawah target, hal tersebut berarti menunjukan adanya penurunan angka kematian bayi. Perkembangan kematian bayi di Kota Bandung dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
Grafik 3.13 Perkembangan Jumlah Kematian Bayi Di Kota Bandung Tahun 2010- 2015 250 235 200
201
150
148
100
136 97
95
50 0 2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2011, namun dari tahun 2011 sampai tahun 2015 terjadi peningkatan dari 95 menjadi 136, hal ini disebabkan karena adanya factor penghambat seperti : 1. Belum optimalnya SPGDT 2. Belum optimalnya jejaring rujukan dan pembinaan antara RS dan Puskesmas binaannya 3. Kurangnya fasilitas NICU bahkan di RSUD dan RSKIA Kota Bandung tidak ada fasilitas NICU sehingga neonatus dengan prematur, BBLR dan asfixia sulit mendapatkan penanganan yang tepat.
129
Pemerintah Kota Bandung
Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : 4. emberdyan permpuan dan perlindungan anak
No 1
Penyebab Kematian Prematur BBLR
Jumlah 50
% 36,76
2
Asfiksia
31
22,79
3
Infeksi
6
4,41
4
Kelainan Kongenital
12
8,82
5
Ikterus
1
0,74
6
Diare
7
5,15
7
Pneumonia
12
8,82
8
Kelainan
2
1,47
9
Lain-Lain
15
11,03
Jumlah
136
100,00
130
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 13 : Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Capaian
kinerja
kebijakan
“Bandung
Sejahtera”
melalui
strategi
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Masyarakat Yang Mandiri, Berkualitas, dan Berdaya Saing “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.23 Capaian Kinerja Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Tahun 2015 Tahun 2015
Tahun 2014 No
1
2
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Reali sasi
%
Target
Reali sasi
%
Skala 70.10 73,93 105,46 73.95 73.95*) 100.00 Indeks Pembangunan Gender (IPG) % 10 10 100,00 30 30 100.00 Prosentase Kelurahan Layak Anak 100.00 Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 102.73 Ket. : *) Angka Sementara
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
70,50
104.89
80
37.50
71.20
Capaian Kinerja sasaran Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diukur dengan 2 indikator yaitu Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Prosentase Kelurahan Layak Anak. Capain Kinerja Sasaran tersebut pada tahun 2015 adalah 100.00% atau sesuai target yang ditetapkan. Capaian tersebut menurun 2.73 poin dari capaian tahun sebelumnya, dan bila dibandingkan dengan target akhir RPJMD, kondisi saat ini mecapai 71.20%, dengan catatan bahwa target indicator IDG hasil reviu tahun 2015 perlu di reviu kembali karena target akhir RPJMD tahun 2018 telah terlampaui.
131
Pemerintah Kota Bandung
Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks komposit yang tersusun dari beberapa variable yang mencerminkan tingkat keterlibatan wanita dalam proses pengambilan keputusan dibidang politik dan ekonomi dan Indikator kinerja Kota Layak Anak merupakan Amanah Undang-Undang Permenneg PPPA No. 11 tentang Kebijakan Pengembangan Kab/Kota Layak anak, amanah RPJMD dan Kebijakan Strategis Daerah. Dalam rangka pencapaian Bandung sebagai Kota Layak Anak maka harus dibentuk Kelurahan Ramah Anak. Capaian diperoleh
dari instrumen ukur indikator kinerja Indeks
Pembangunan Gender (IPG) dan Kota Layak Anak sebagai berikut : No 1
2
Instrumen / Pengukuran Indikator Penjelasan Penghitungan Keterangan DIMENSI : Sumber BPS 1. Partisipasi Politik, 73.95 2. Partisipasi ekonomi dan pengambil keputusan, 3. Penguasaan Sumber daya ekonomi. INDIKATOR : 1. Prosentase Perempuan dan laki di parlemen, 2. pekerja Profesional, 3. penghasilan PERSENTASE EKUIVALEN DENGAN SEBARAN MERATA (EDEP) : 1. EDEP Keterwakilan di parlemen, 2. EDEP partisipasi pengambil keputusan, 3. EDEP untuk penghasilan Jumlah Panggarapan Kelurahan Prosentase Layak Anak 24 Kelurahan X 100% X 100% Jumlah Sasaran garapan 80 Layak Anak Kelurahan Layak Anak Indikator Kinerja Indeks Pemba ngunan Gender
Data Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) didapat dari Perkiraan sementara, kerena penghitungan IPG dilaksanakan BAPPEDA dan BPS dengan periodik 2 Tahunan, Sebagai salah satu alat ukur untuk melihat kesetaraan dan keadilan gender yang komprehensif dan representatif adalah angka Indeks Pembangunan
Gender
(IPG).
Melalui
IPG
perbedaan
pencapaian
yang
132
Pemerintah Kota Bandung
menggambarkan kesenjangan/ketimpangan pencapaian antara laki-laki dan perempuan dapat terjelaskan. Secara umum pencapaian pembangunan gender di Kota Bandung telah menunjukkan kesungguhan upaya yang telah dilakukan pemerintah. IPG Kota Bandung tahun 2013 sebesar 73,93.
TABEL 3.24 KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN GENDER (IPG) KOTA BANDUNG TAHUN 2013 NO
INDIKATOR
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
1
Angka Melek Huruf (%)
99,40
99,84
2
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
10,45
11,06
3
Angka Harapan Hidup (Tahun)
73,98
73,12
4
Sumbangan Pendapatan
32,60
67,40
Sumber : BPS Kota Bandung
TABEL 3.25 PERBANDINGAN IPG KOTA BANDUNG DENGAN KABUPATEN/KOTA LAIN DI JAWA BARAT 2011-2012 NO
KABUPATEN/KOTA
IPG
1
Kota Bandung
73.93
2
Kota Depok
71,94
3
Kota Cirebon
67,01
4
Kota Cimahi
66,78
5
Kota Bogor
66,43
6
Kota Sukabumi
62,87
133
Pemerintah Kota Bandung
Capaian kinerja Indikator Presentase Kelurahan Layak Anak pada tahun 2015 adalah sebanyak 24 Kelurahan secara kumulatif atau sebesar 30% dari 80 Kelurahan yang ditargetkan dalam RPJMD Kota Bandung, pada tahun 2015 capai nyata Kelurahan layak anak adalah sebanyak 16 Kelurahan dan pada tahun 2014 telah dicapai sebanyak 8 Kelurahan, sehingga secara keseluruhan berjumlah 24 Kelurahan. Terdapat 5 klaster hak-hak anak yang harus dipenuhi pada pembentukan kelurahan layak anak, antara lain : 1. Hak Sipil dan Kebebasan Hak sipil dan kebebasan yang dimaksud di sini adalah pemenuhan hak-hak anak untuk mendapatkan: a. Nama dan kebangsaan, identitas, yang dapat diwujudkan dengan semua anak mendapatkan akta kelahiran b. Hak bebas menyatakan pendapat, yang dapat diwujudkan dengan memberikan
ruang bagi anak untuk mengemukakan pendapatnya
(partisipasi) c. Kemerdekaan berfikir, berhati nurani dan beragama d. Kemerdekaan berserikat dan kemerdekaan berkumpul dengan damai 2. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif a. Anak berhak mendapatkan bimbingan orang tua b. Anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tua c. Penyatuan kembali dengan keluarga d. Pemulihan pemeliharaan anak e. Anak berhak mendapatkan dukungan dari lingkungan f. Memberantas penyerahan anak ke luar negeri yang dilakukan secara gelap dan yang tidak dapat dikembalikan g. Penyalahgunaan dan penelantaran h. Peninjaunan secara periodik penempatan anak 3. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan a. Kelangsungan hidup dan pengembangan anak
134
Pemerintah Kota Bandung
b. Anak yang cacat fisik dan mental hendaknya c. menikmati kehidupan penuh dan layak d. Hak mendapatkan kesehatan dan pelayanan e. kesehatan f. Jaminan sosial dan pelayanan perawatan anak g. serta fasilitasi h. Hak setiap anak atas tingkat kehidupan 4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya a. Pendidikan, yang meliputi bimbingan dan pelatihan b. keterampilan c. Pemanfaatan waktu luang, kegiatan rekreasi dan budaya d. (anak berhak untuk istirahat, bersantai, dan bermain) 5. Perlindungan Khusus a. Anak dalam situasi darurat (anak pengungsian, situasi b. konflik berhak mendapatkan perlindungan) c. Anak dalam konflik dengan hukum d. Anak dalam situasi eksploitasi e. Anak dari kalangan minoritas berhak untuk dan menikmati kehidupannya Adapun progress capaian kinerja indicator Kelurahan Layak Anak di Kota Bandung pada tahun 2014 dan 2016 sebagai berikut : TABEL 3.26 CAPAIAN TARGET KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KECAMATAN Coblong Cibeunying Kaler Regol Astana Anyar Bandung Kulon Lengkong Gedebage
1 2 3 4 5 6 7 8
KELURAHAN Sekeloa Sukaluyu Neglasari Pungkur Karang Anyar Cijerah Turangga Cimencrang
135
Pemerintah Kota Bandung
TABEL 3.27 DAFTAR CAPAIAN TARGET KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KECAMATAN Buahbatu Antapani Kiaracondong Batununggal Bandung Kidul
Sumur Bandung Lengkong Astana Anyar Rancasari Gedebage
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
KELURAHAN Cijawura Antapani Tengah Sukamiskin Babakan Sari Cibangkong Batununggal Kujangsari Mengger Babakan Ciamis Merdeka Paledang Malabar Nyengseret Cipamokolan Manjahlega Cisaranten Kidul
Faktor pendukung capaian indicator kinerja Kelurahan Layak Anak adalah adanya kerjasama dan berkoordinasi yang intensif dengan Dinas/Instansi, Kecamatan dan kelurahan serta unsur kemasyarakatan, walaupun masih ditemukan hambatan berupa kurangnya pemahaman masyarakat tentang kriteria Kelurahan Layak Anak, sehingga solusi yang akan diambil adalah lebih intensif mensosialisasikan Kelurahan Layak Anak kepada masyarakat.
136
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 14 : Menurunnya angka kemiskinan
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Sejahtera” melalui strategi kolaborasi pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Masyarakat Yang Mandiri, Berkualitas, dan Berdaya Saing“. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.28 Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya angka kemiskinan Tahun 2015 Tahun 2014 No
Indikator Kinerja
Satuan
1
Angka Kemiskinan Menurun
%
Reali Target sasi
25.22
%
24.17 104.16
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
-
21.22
n/a
Tahun 2015 Reali Target sasi
24.22
104.16
n/a
87.08
71.11
Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya angka kemiskinan melalui indikator angka kemiskinan menurun pada tahun 2015 tidak dilakukan pengukuran. Data yang ditampilkan merupakan kondisi dan upaya akhir indicator penurunan angka kemiskinan. Ketersediaan data warga miskin yang kurang valid sebagai bahan pelaporan kinerja disamping adanya hasil validasi jumlah penduduk tahun 2015 oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung. Angka kemisikinan di Kota Bandung terus menurun sejak tahun 2012, dimana pada tahun tersebut angka kemiskinan adalah sebesar 785.141, Namun setelah dilakukan verifikasi data dari tiga SKPD maka pada tahun 2013 angkanya menjadi 706.359 jiwa atau menyusut sebesar 78.782 jiwa (10,03%).
137
Pemerintah Kota Bandung
Table. 3.29 Rekapitulasi Data Kemiskinan Kota Bandung Tahun 2013 No. 1 2 3
Uraian Data Data Pokok Data Dinas Kesehatan Data BPPKB Jumlah Sebelum Diverifikasi (2012) Jumlah Duplikasi Data Jumlah Setelah Diverifikasi (2013) Sumber : BKBPM Kota Bandung Tahun 2015
Jumlah 459.265 292.867 33.009 785.141 78.782 706.359
Gambar : 3.13
DATA POKOK (TNP2K) 459.265 JIWA
78782
Hasil Verifikasi Data Angka Kemiskinan Tahun 2013
DATA KESEHATAN 292.867 JIWA
DATA BPPKB 33009 JIWA
706.359 JIWA
Sumber : BKBPM Kota Bandung Tahun 2014
Angka kemiskinan di Kota Bandung diukur berdasarkan kriteria miskin dengan menggunakan Kriteria Kemiskinan yang ditetapkan oleh Menteri Sosial RI melalui Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 146 Tahun 2013, tetapi terdapat pula kriteria local warga miskin di Kota Bandung. Dari beberapa kriteria tersebut belum diperoleh data yang memadai untuk mengukur realisasinya. Kriteria kemiskinan versi kementerian sosial sebagai berikut :
138
Pemerintah Kota Bandung
1.
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11.
Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar; Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat sederhana; Tidak mempu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi pemerintah; Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam setahun untuk setiap anggota rumah tangga; Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; Mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/kayu/tembok dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah termasuk tembok yang sudah usang/berlumut atau tembok tidak diplester; Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah; Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah; Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa meteran Luas lantai rumah kecil (kurang dari 8 m2/orang); dan Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tak terlindung/air sungai/air hujan/lainnya. Pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin Kota Bandung adalah 706.359 jiwa
(26,22%) dari jumlah penduduk kota sebanyak 2,693,500 jiwa dan pada akhir tahun 2014 menjadi 664.412 jiwa (24,17%) dari jumlah penduduk sebanyak 2,748,733 jiwa, sehingga pada tahun 2014 penurunan angka kemiskinan sebanyak 41.947 jiwa atau 2.05%. Pada tahun 2015 target penurunan angka kemiskinan sebesar 1% atau 24,22%, berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor 400/Kep.1253-Dinsos/2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Penetapan Masyarakat Miskin Kota Bandung adalah 640.957 Jiwa dari Jumlah penduduk Kota Bandung 2.343.601 (disdukcapil) atau capaian kinerja sebesar 27.35%. Capaian tersebut menurun sebesar 3.18 poin bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang telah mencapai 24.17%. hal ini dipengarhi perubahan data populasi penduduk oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil pada tahun 2015, dimana penduduk Kota Bandung hasil validasi berkurang dari 2.748.733 jiwa menjadi 2.343.601 jiwa. Sehingga mempengaruhi
139
Pemerintah Kota Bandung
pengukuran kinerja angka kemiskinan, termasuk bila dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2018. Bila dibandingkan dengan data jumlah penduduk miskin dari Kabupaten Bandung (sumber BAPPEDA Kab. Bandung) pada tahun 2014. Angka kemiskinan Kabupaten Bandung sebesar 7.65% atau sebanyak 265.486 jiwa penduduk miskin dari jumlah penduduk 3.470.394 jiwa, dari data tersebut maka angka kemiskinan di Kota Bandung jauh lebih tinggi.
Tabel 3.30 Data Penduduk dan warga Miskin Tahun 2015 NO
Tahun
1 2 3
2013 2014 2015
Jumlah Penduduk Kota Bandung 2,693,500 2,748,733 2,343,601
Warga Miskin
%
706,359 664,412 640,957
26.22 24.17 27.35
Sumber : Data Penduduk : Disdukcapil Kota Bandung November Tahun 2015 Data Warga Miskin : Dinsos Kota Bandung Tahun 2015
Grafik 3.14
Angka Kemiskinan 640,957
706,359 664,412 2013
2014
2015
Angka Kemiskinan
Sumber : BKBPM Kota Bandung 2014 dan Dinsos 2015
Upaya penurunan angka kemiskinan didukung kondusifnya iklim investasi, migrasi penduduk keluar Kota Bandung dan meningkatnya akurasi Program Pengentasan Kemiskinan (PK) yang tepat sasaran, 23 program pengentasan
140
Pemerintah Kota Bandung
kemiskinan dan keberpihakan pada ekonomi kerakyatan dari Pemkot Bandung yang sudah berjalan sebanyak 18 program sedangkan 5 program sedang dalam proses, dengan rincian sebagai berikut : Gambar : 3.14 Program Pengentasan Kemiskinan Kota Bandung
BIDANG PENDIDIKAN 1. Sekolah gratis 2. Beasiswa Sarjana 3. Bus sekolah gratis BIDANG KETAHANAN PANGAN 4. Beras raskin setiap bulan 5. Gas 3 kg * 6. Ojek delivery makanan balita utk warga miskin 7. Delivery Sembako untuk Buruh* BIDANG MODAL EKONOMI KERAKYATAN 8.Pelatihan Wirausaha (sudah diatas 20 ribu pelaku) 9. Kredit Melati (tanpa agunan dan tanpa bunga berbunga) sudah 7000an warga menengah bawah diberi kredit 500 ribu-30 juta ini. 10. 6 ribuan lowongan untuk pekerjaan padat karya (1500 petugas kebersihan, 1500 petugas gorong2, 1500 petugas keamanan, 1500 petugas pemelihara taman) 11. Perijinan usaha mikro sudah dihilangkan. berbisnis tinggal pemberitahuan saja.
141
Pemerintah Kota Bandung
BIDANG HUNIAN SUBSIDI 12. Renovasi Rumah tidak layak huni (1500an rumah selesai dibedah di 2015) 13. Buruh dan guru honorer diberi jatah apartemen rakyat di ranca cili (2014) 14. Apartemen Rakyat di 13 lokasi dgn subsidi utk warga tdk mampu. BIDANG TATA RUANG EKONOMI 15. Penataan dan pembinaan PKL (di kolong alun2 ujung berung, di kolong alun2 bandung, di Basement BIP, Sabtu Minggu libur utk PKL sukajadi, Di outddor area parkir BEC utk PKL purnawarman, dll) 16. Renovasi Pasar2 Tradisional (Sarijadi sdg konstruksi, Pasar Cihapit sdh selesai, dll) BIDANG SOSIAL 17. Program Ayo Bayar Zakat* (Mengajak warga muslim utk giat berzakat membantu warga tidak mampu) 18. Program Family for Family* (Mencari 60 ribu kelurga mapan untuk menjadi keluarga asuh 60 ribu warga tidak mampu). 19. Santunan kematian 2-3 juta rupiah* 19b.Resepsi Nikah gratis di Pendopo Walikota BIDANG KESEHATAN 20. Premi Asuransi BPJS gratis dibayar pemkot 21. Dana UGD utk emergency 22. Ambulance gratis 23. Puskesmas 24 jam (agar warga tdk mampu tdk harus selalu ke rumah sakit jika sakit malam hari) Seluruh Program Pengetasan Kemiskinan (PK) sudah memakai single data yang disusun oleh Dinas Sosial Kota Bandung dengan sumber data PPLS 2011 (BPS Kota Bandung), Data ExJamskesda pada Dinas Kesehatan dan data pemohon Surat Keterangan Miskin (SKM)/Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) data tersebut sudah ditetapkan melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor 400/Kep.1253Dinsos/2015 Tanggal 31 Desember 2015.
142
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 17 : Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama
Tabel3.31 Capaian Kinerja Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Tahun 2015 Tahun 2015
Tahun 2014 No
1
Indikator Satuan Kinerja Target Realisasi Penurunan Jumlah Konflik SARA bernuansa Agama
Angka
0
0
%
100,00
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 100,00
Target Realisasi
0
0
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
100,00
0
100,00
100,00
100,00
Capaian kinerja sasaran meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Tahun 2015 adalah 100,00% dikarenakan tidak adanya kejadian konflik SARA bernuansa agama di Kota Bandung, sekaligus mempertahankan capaian pada tahun 2014. Penurunan Jumlah Konflik Bernuansa SARA bila dihubungkan dalam pandangan fungsional, agama sebagai sarana mempersatukan aspirasi yang paling luhur, memberikan pedoman moral, memberikan ketenangan individu dan membuat kedamaian masyarakat, menjadi sumber tatanan masyarakat dan membuat manusia menjadi beradab, dengan tidak adanya Konflik bernuansa SARA Agama berarti menggambarkan perwujudan dari kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama. Pada tahun 2015 di Kota Bandung tidak ada konflik bernuansa SARA, hal tersebut sesuai dengan target yang direncanakan sehingga capaian kinerja sebesar 100%. Walaupun demikian bukan berarti pada tahun 2015 tidak ada potensi konflik yang bernuansa SARA, diantaranya 15 aliran keagamaan yang dianggap menyimpang dari norma agama pada beberapa agama, sebagaimana tabel berikut :
143
Pemerintah Kota Bandung
Tabel 3.32 Data Potensi Konflik Tahun 2013 dan 2014 No
Agama Tahun 2013
1 2
Islam Non Islam Jumlah
Potensi Konflik Tahun 2014
3 3
Tahun 2015
10 5 15
1 1
Sumber : Kemenag RI Kota Bandung Tahun 2015
Pada Tahun 2014 Potensi konflik bernuansa SARA meningkat 5 kali lipat, hal tersebut memerlukan perhatian khusus untuk mengurangi dan mencegah bertambahnya potensi konflik bernuansa SARA di Kota Bandung. Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2014 antara lain dengan dialog/musyawarah dengan dimediasi oleh aparat kewilayahan, Polisi dan Koramil. Ada pula yang dibina langsung oleh MUI seperti yang dilakukan terhadap saudara Didin Saepudin yang mengaku sebagai Nabi, kemudian dimasa yang akan datang perlu peningkatan koordinasi diatara stakeholder. Pada Tahun 2015 Potensi konflik bernuansa SARA menurun hanya 1 potensi, hal tersebut adalah merupakan salah satu keberhasilan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk mengantisipasi terjadinya konflik bernuansa SARA pada tahun 2015 melalui dialog/musyawarah dengan dimediasi oleh aparat kewilayahan, Polisi dan Koramil telah berhasil.
144
Pemerintah Kota Bandung
Kondisi indikator sasaran Terwujudnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragamakota Bandung terhadap capaian pada tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.33 Capaian Indikator Terwujudnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Dibandingkan dengan Capaian Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
No
Indikator Sasaran
1
Jumlah Pendaftar Haji
2
Penerimaan Zakat Fitrah
3
Potensi Konflik Bernuansa SARA
Provinsi Jawa Barat
Kota Bandung
(%) Kota Bandung terhadap Provinsi Jabar
391.843 orang
26.132 orang
6,66%
219.200.000.000
33.449.857.619
15,25%
N/A
0
N/A
Sumber : Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Setda Kota Bandung Tahun 2015 diolah
Berdasarkan data tersebut di atas Pemerintah Kota Bandung tetap berupaya menjaga dan meningkatkan kesadaran dan pemahaman intern dan antar umat beragama terutama untuk pada penanganan potensi konflik bernuansa SARA agar tidak berkembang menjadi konflik. Selain keberadaan forum koordinasi dan diskusi yang dilkoordinasikan melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan masyarakat (BKBPM) Kota
145
Pemerintah Kota Bandung
Bandung bersama stakeholder lintas instansi dan kemasyarakatan, beberapa program kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja sasaran meningkatnya Kehidupan Harmoni Intern dan Antar Umat Beragama antara lain : 1. Program Sosial keagamaan, kegiatan Falitasi dan Pembinaan Guru Keagamaan Keagamaan, Outputnya antara lain Pembinaan 100 Guru Diniyah Takmiliyah, Pembinaan 100 Guru Agama Non Muslim. 2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan, kegiatan Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama, outputnya antara lain Dokumen kajian Tentang Pemahaman dan Pengamalan Agama Sesuai dengan Agama dan Kepercayaan Masing‑masing dan Dokumen kajian tentang Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama. 3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan, kegiatan Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial di kalangan masyarakat, outputnya berupa silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat di Kota Bandung. 4. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan, kegiatan Kegiatan Fasilitasi Pencapaian Halaqoh dan Berbagai Forum Keagamaan Lainnya dalam Upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan Dilingkungan Pemerintah Kota Bandung, outputnya Terlaksananya pembinaan mental keagamaan bagi karyawan dan karyawati di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
146
Pemerintah Kota Bandung
Kendala-kendala dari meningkatnya Kehidupan Harmoni Intern dan Antar Umat Beragama antara lain : 1. Minimnya dialog-dialog Antar Agama 2. Kurangnya Pendidikan tentang Multikultural 3. Kurangnya pemahaman segi-segi persamaan dalam agama, tidak memperdebatkan segi-segi perbedaan dalam agama. 4. Kurangnya melakukan kegiatan sosial yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda. 5. Minimnya pendidikan kepada guru/pendidik dalam membentuk pribadi yang memiliki budi pekerti luhur dan akhlakul karimah. Beberapa hal yang dapat dijadikan solusi atas pemasalahan tersebut: 1. Dialog Antar Agama 2. Pendidikan Multikultural 3. Menonjolkan segi-segi persamaan dalam agama,tidak memperdebatkan segisegi perbedaan dalam agama 4. Melakukan kegiatan sosial yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda 5. Meningkatkan pembinaan kepada guru/pendidik bidang Agama yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang memiliki budi pekerti luhur dan akhlakul karimah.
147
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 20 : Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Sejahtera” melalui strategi peningkatan bidang perekonomian kota, yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Perekonomian Yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.34 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri Tahun 2015 Target Tahun Satuan 2018 % Target Realisasi % Target Realisasi % (Akhir RPJMD) 603 603,2 100,03 606 635 104,78 614 103,42 US Juta $ Tahun 2014
No
1
Indikator Kinerja
Nilai Ekspor Kota Bandung Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 100,03
Tahun 2015
104,78
103,42
Capaian Kinerja meningkatnya akses dan ualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri melalui indicator nilai ekspor Kota Bandung sebesar 104,78%, menunjukan peningkatan sebesar 4,75 point dari tahun sebelumnya. Capaian tersebut berdampak pada dilampauinya capain kinerja RPJMD tahun 2018 sebesar 3,42% dari target nilai ekspor sebesar 614 US Juta $. Capaian tersebut diperoleh dari realisasi penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (CeO) sesuai dengan target yang direncanakan berdasarkan nilai free on board. Faktor pendorong capaian kinerja melebihi target adalah menurunnya nilai rupiah terhadap US dollar, sehingga menjadikan barang-barang ekspor dari Indonesia lebih kompetitif dibandingkan dengan barang-barang dari negara pesaing terutama negara-negara yang tidak mengalami depresiasi nilai mata
148
Pemerintah Kota Bandung uangnya. Keadaan perekonomian ini menguntungkan sebagian perusahaan pelaku ekspor khususnya produk tekstil dan pakaian jadi. Target dan realisasi nilai ekspor Kota Bandung tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 3.15 Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Ekspor Kota Bandung Tahun 2013-2015 (juta US$) 635
601.5
603.2
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Sumber : DiskopUKM dan Perindag Kota Bandung 2015
Grafik 3. 16 Perbandingan Nilai Ekspor Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung Tahun 2015 (dalam Juta US$) 635
Kota Bandung
763
Kabupaten Bandung
Sumber : DiskopUKM dan Perindag Kota Bandung 2015 Bila dibandingkan dengan nilai ekaspor Kabupaten Bandung, maka capaian Kota Bandung tahun 2015 masih berada di bawah Kabupaten Bandung.
149
Pemerintah Kota Bandung Fasilitasi yang dilakukan untun meningkatkan Nilai Ekspor Kota Bandung melalui program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri. Dalam kegiatan ini dilaksanakan promosi produk-produk Industri dan UKM Kota Bandung yang berupa partisispasi pameran yang digelar di dalam dan di luar negeri. 2. Kegiatan Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/ asosiasi/
pengusaha.
Merupakan
kegiatan
kerjasama
dengan
Atase
Perdagangan dan KBRI untuk turut mempromosikan produk-produk Industri dan UKM Kota Bandung di luar negeri. Kegiatan Prosedur dan sosialisasi kebijakan penyederhanaan dokumen ekspor impor. Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan update informasi tentang penyederhanaan dokumen ekspor impor kepada Industri dan UKM di Kota Bandung sehingga diharapkan para pelaku Industri dan UKM dapat aktif berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas produknya sehingga memenuhi kualitas Ekspor dan mampu bersaing di pasar Internasional.
150
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 23 : Meningkatnya Partisipasi Pihak Swasta dan atau Pendonor terhadap Pembangunan Kota
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Sejahtera” melalui strategi peningkatan partisipasi pihak swasta dan atau pendonor, yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Perekonomian Yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.35 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Partisipasi Pihak Swasta dan atau Pendonor terhadap Pembangunan Kota Tahun 2015 Target Tahun Satuan % % 2018 % Target Realisasi Target Realisasi (Akhir RPJMD) Perusahaan 180 182 101,11 200 217 108,50 260 83,46 Tahun 2014
No
1
Indikator Kinerja Jumlah perusahaan dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung
Tahun 2015
dan atau pendonor
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 101,11
108,50
83,46
Capaian Kinerja sasaran meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan kota tahun 2015 meningkat 7.39 poin menjadi 108,50% atau melebihi target, dengan capaian sebanyak 217 dari 200 Perusahaan dan atau pendonor yang ditargetkan membantu pembangunan kota. Kota Bandung sebagai kota jasa dan tujuan wisata memiliki image yang spesial diantara kota-kota lain di Indonesia. Namun perkembangannya masih dirasakan belum memenuhi harapan ideal kemajuan sebuah kota karena masih adanya beban pembangunan yang cukup besar serta kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan infrastruktur yang semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan dukungan semua stakeholder pembangunan (pemerintah, swasta, akademisi,
151
Pemerintah Kota Bandung masyarakat dan komunitas) untuk berperan aktif dan bersinergi membangun kota Bandung melalui akselerasi kolaborasi program dan kegiatan. Program pembangunan berbasis kolaborasi merupakan pola pendekatan lama tapi dengan pemahaman dan akselerasi baru, artinya kolaborasi sudah lama diimplementasikan tetapi sifatnya parsial dan tidak terfokus kepada pemecahan suatu masalah, saat ini kolaborasi dimanfaatkan sebagai gelombang energi pemecahan solusi melalui pelibatan sumber daya yang ada (Uang, Pemikiran/Ide, Tenaga/Jasa, Barang) dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing stakeholder dan kemudian dikemas oleh program-program dan pola-pola baru yang belum diimplementasikan sebelumnya dalam program pembangunan. Tujuannya adalah mengakomodir aspirasi sekaligus melibatkan seluruh stakeholder terkait untuk mensukseskan program pembangunan. Setiap program harus berbasis kepada capaian target pembangunan kota yaitu mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Kota sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2013-2018, khususnya pada Misi 4 dengan sasaran Penggunan Instrumen pembiayaan Non Konvensional dalam pembiayaan pembangunan (obligasi, kemitraan dengan swasta) dengan arah kebijakan mengembangkan jejaring kemitraan dalam pendanaan pembangunan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Indikator Kinerja dalam program ini diukur dari seberapa banyak jumlah Perusahaan dan atau Pendonor yang berkontribusi terhadap pembangunan kota melalui program TJSL. Hal tersebut untuk mengukur potensi perusahaan perseroan maupun perorangan yang ada di Kota Bandung dapat berkontribusi dalam program pembangunan yang memiliki keterbatasan anggaran dan SDM, sekaligus mengimplementasikan regulasi tentang Program TJSL sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kewajiban Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan dan sebagai pedoman pelaksana teknis dikeluarkan Peraturan Walikota Nomor 354 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2012. Selain itu, sebagai wadah komunikasi antara
152
Pemerintah Kota Bandung Pemerintah dan Swasta dibentuk Forum yang berfungsi mensinkronisasi program kegiatan serta pelaporan kegiatan melalui keputusan Walikota Nomor 500/Kep.686-Bag.EK/2014 tentang Forum TJSL Kota Bandung Periode 2014-2017. Berdasarkan laporan Forum TJSL Kota Bandung per tanggal 1 Maret 2016 sebanyak 217 Perusahaan dan atau Pendonor telah melakukan Program TJSL di berbagai bidang Pembangunan (Pendidikan, Kesehatan, Sosial Ekonomi, Lingkungan Hidup, Agama, Seni Budaya, dan Olahraga). Capaian kinerja Jumlah perusahaan dan atau pendonor yang berkontribusi terhadap pembangunan kota pada tahun 2015 adalah sebesar 108,50% atau kategori sangat baik dengan capaian kinerja nyata sebesar 217 perusahaan dan atau pendonor melebihi target sebesar 200 perusahaan dan atau pendonor. Bila dibandingkan dengan capaian pada Tahun 2014 berdasarkan data laporan Forum TJSL Kota Bandung dari Perusahaan yang tercatat ke Bagian Perekonomian Kota Bandung berjumlah 182 Perusahaan dan atau Pendonor (masih diakumulasikan dengan perusahaan/pendonor yang melalui Prosedur Hibah/Sumbangan kepada Pemkot), maka jumlah perusahaan yang berkontribusi pada tahun 2015 meningkat 19,23% dan bila dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2018 sebanyak 260 maka capaian sebanyak 217 perusahaan dan atau Pendonor berkontribusi terhadap pembangunan Kota Bandung adalah sebesar 83,46%. Jumlah tersebut merupakan program CSR yang dilakukan langsung kepada masyarakat, tidak diakumulasikan dengan Perusahaan/pendonor yang melalui prosedur hibah/sumbangan karena secara kewenangan laporan hibah oleh pihak swasta kepada Pemkot Bandung dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. Capaian Indikator kinerja ini belum dilakukan perbandingan pada tingkat Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Faktor yang mendukung tercapainya sasaran antara lain ditentukan oleh komitmen dan konsistensi semua stakeholder terkait dalam melaksanakan fungsi dan wewenangnya dalam program kolaborasinya ini. Adapun saat ini faktor pendukung yang cukup signifikan dalam mendorong pengembangan program ini adalah media aplikasi tjsl.bandung.go.id
153
Pemerintah Kota Bandung sebagai media informasi dan menampung/memasukkan pemohonan. Aplikasi Ini Berfungsi Sebagai Media Diskusi Forum TJSL Dengan Perusahaan Yang Telah Mendapat ID Anggota Untuk Membahas Program Berbasis Masyarakat Yang Bisa Dikolaborasikan Melalui Program TJSL Dengan Daftar Menu 7 Bidang Program Pembangunan Serta Permohonan Langsung Dari Masyarakat. Aplikasi Ini Diharapkan Menjadi Media Kolaborasi Yang Transparan Dan Terintegrasi Dengan Program Pembangunan Pemerintah Sehingga Semua Unsur Dapat Saling Mengawasi Dan Berkontribusi; dan keterlibatan unsur kewilayahan dalam melakukan monitoring dan validasi data Program TJSL Perusahaan di wilayahnya masing-masing serta sebagai filter untuk menghindari tumpang tindih program pembangunan. Program Mneingkatnya
kegiatan
yang
menunjang
Partisipasi
Pihak
Swasta
dan
pencapaian atau
kinerja
Pendonor
sasaran terhadap
Pembangunan Kota Bandung adalah Program Koordinasi Perumusan dan Implementasi
Kebijakan
Ekonomi
kegiatan Koordinasi
dan
Sinkronisasi
Pelaksanaan CSR sebagai salah satu Pembangunan Ekonomi dengan output kegiatan berupa Fasilitasi Forum TJSL, Buku Laporan Monitoring dan Evaluasi Program TJSL, Kegiatan Penunjang Pengembangan Aplikasi Program TJSL, sosialisasi program TJSL, dan Pemberian penghargaan kepada perusahaan yang berkomitmen terhadap pembangunan melalui program TJSL. Anggaran yang digunakan dalam menunjang sasaran Meningkatnya Partisipasi Pihak Swasta dan atau Pendonor terhadap Pembangunan Kota Bandung dari pagu sebesar Rp. 1.034.240.000,- . Walaupun secara realisasi telah memenuhi target namun dirasakan masih terdapat beberapa kendala. Kendala utama dalam program pembangunan berbasis kolaborasi adalah aspek Monitoring dan Birokrasi khususnya dalam pengadministrasian berdasarkan prosedur dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Dalam aspek monitoring terkendala oleh kurangnya SDM sebagai operator dan pengawas kegiatan selain itu belum adanya kesekretariatan yang dapat
154
Pemerintah Kota Bandung mendukung proses monitoring. sedangkan dalam aspek birokrasi, terkendala proses administrasi dan jenjang koordinasi antar lembaga, hal tersebut dikarenakan belum optimalnya sosialisasi kepada SKPD dan Aparat kewilayahan khususnya tentang kesepahaman Prosedur/alur program pembangunan berbasis kolaborasi berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tindak lanjut dari kendala tersebut, mengoptimalkan peran Forum TJSL melalui penguatan SDM dan Kesekrertariatan untuk mendukung kinerja Forum TJSL dalam peran Monitoring dan evaluasi. sedangkan dalam aspek prosedur, akan dilakukan komunikasi secara intensif kepada SKPD dan Kecamatan, Perusahaan dan masyarakat tentang prosedur dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku berupa kegiatan asistensi, membuat brosur/pamflet tentang mekanisme/alur program pembangunan berbasis kolaborasi dan Film/Video Sosialisasi untuk bisa diketahui oleh publik salah satunya dengan promosi di radio-radio swasta. Dari aspek sarana, diperlukan server khusus yang berfungsi sebagai database berjalannya aplikasi Program TJSL dimana saat ini server masih tercampur dengan aplikasi lainnya pada Dinas Komunikasi dan Informatika serta berjalan belum stabil sehiingga menghambat akses perusahaan dan masyarakat yang mau memanfaatkan aplikasi Program TJSL. Solusi dari Pencapaian Kinerja Sasaran, antara lain: 1. Tahap Selanjutnya Dalam Mengoptimalkan Pemanfaatan dan Keberlanjutan Aplikasi Program TJSL Akan Dilakukan Sosialisasi Kepada Perusahaan Dan Masyarakat Melalui Surat Edaran Maupun Penyuluhan Di Tiap-Tiap Kecamatan Serta Menganggarkan Sarana Berupa Server Khusus Untuk Database Aplikasi Program TJSL Serta Merekrut Operator Yang Membantu Kesekretariatan Forum TJSL Sekaligus Monitoring Operasional Aplikasi Program TJSL, Serta Upaya-Upaya Dalam Menyempurnakan Aplikasi Berupa Pemutakhiran Data Perusahaan Beserta Program TJSL Yang Akan Dilakukan Dan Menyediakan Informasi Terkait Program-Program Berbasis Kolaborasi Kepada Masyarakat Dan Perusahaan;
155
Pemerintah Kota Bandung 2. Melakukan Asistensi Kepada Kasie Ekbang Di 30 Kecamatan Kegiatan Ini Merupakan Tindak Lanjut Ketika Aplikasi Program TJSL Sudah Bisa Diakses Publik Dan Unsur Kecamatan Akan Diberikan Pelatihan Mengenai Operasional Aplikasi Khususnya Terkait Assestment Terhadap Permohonan Masyarakat Dan Merespon Permintaan Perusahaan Terhadap Suatu Program Di Kewilayahannya; 3. Melakukan Sosialiasi Kepada Perusahaan-Perusahaan Di 30 Kecamatan Kegiatan Sosialisasi Bertujuan Memberikan Pengetahuan Dan Informasi Kepada Masyarakat Khususnya Perusahaan Yang Berdomisili Di Kecamatan Tersebut Mengenai Perda No.13 Tahun 2012 Tentang Program TJSL Sekaligus Memandu Pemanfaatan Aplikasi Bagi Masyarakat Dan Perusahaan.
Foto Malam Apresiasi kepada Perusahaan yang Berkomitmen terhadap Pembangunan melalui Program CSR
156
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 24 : Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Sejahtera” melalui strategi peningkatan usaha dan investasi, yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Perekonomian Yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua pelaksanaan RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.36 Capaian Kinerja Sasaran Terciptanya Iklim Usaha Yang Kondusif Dan Kemudahan Investasi Tahun 2015 Tahun 2014 No
Indikator Kinerja
Satuan
1
Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Trilyun
Target Realisasi 3,862
3.611
Tahun 2015 %
Target Realisasi
93,50 4,059
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 93,50
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
11,987 295,32 4.756 252,04 295,32
252,04
Capaian Kinerja Sasaran terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi Tahun 2015, meningkat signifikan lebih dari 200%. Capaian tersebut diperoleh dari realisasi nilai invenstasi berskala nasional (PMD/PMA) sebesar 11,987 Trilyun. Instrumen pengukuran Indikator bersumber dari BPMPT Provinsi dan BKPM RI dalam memberikan laporan tentang jumlah realisasi yang ada, dimana investasi kisaran sampai 10M perijinannya dilakukan di wilayah Kabupaten/Kota sedangkan Investasi diatas 10 M merupakan kewenangan di pusat yaitu BKPM RI. Pada tahun 2015 capaian kinerja Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) adalah sebesar 295,32 % dengan capaian kinerja nyata sebesar 11,987 T, telah tercapai melebihi target.
157
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.37 Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Tahun 2011-2015 Tahun PMA PMDN 2011 9,016,289,000,990 515,098,065,067 2012 624,103,940,700 933,165,548,509 2013 183,836,466,000 1,578,456,900,000 2014 190,530,250,000 3,420,576,810,000 2015 6,914,310,000,000 5,072,404,995,203 Sumber : Bappeda Kota Bandung, 2015
Total 9,531,387,066,057 1,557,269,489,209 1,762,293,366,000 3,611,107,060,000 11,986,714,995,203
Peningkatan nilai investasi yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2015 karena adanya penerapan kebijakan perijinan sudah melalui satu pintu, insentif perpajakan, serta daya tarik investasi Kota Bandung yang sangat besar. Apabila dibandingkan dengan kab/kota lain di Provinsi Jawa Barat, nilai Investasi Kota Bandung (PMDN/PMA) Tahun 2015 menempati peringkat ketiga di Provinsi Jawa Barat sebagaimana pada tercantum pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 3.38 Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kab/Kota Kab Bekasi Kab Karawang Kota Bandung Kab Purwakarta Kab Sukabumi Kab Subang Kab Bogor Kab Indramayu Kota Bekasi Kab Cianjur Kota Depok Kab Bandung Kab Sumedang Kab Majalengka Kota Bogor Kab Bandung Barat Kab Garut Kab Cirebon Kota Cirebon Kota Sukabumi Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kab Tasikmalaya
Nilai Investasi (PMDN/PMA) 33.130.528.865.603 23.998.570.300.190 11.986.714.995.203 5.336.199.690.452 4.939.175.032.527 2.532.669.668.356 8.707.528.531.488 903.076.250.000 842.859.850.002 712.698.550.000 567.760.050.000 941.232.553.492 1.104.615.977.474 386.421.293.088 280.115.818.957 467.767.625.639 237.422.400.000 426.024.047.529 154.208.750.000 75.607.500.000 252.951.550.000 10.056.250.000 6.947.500.000
158
Pemerintah Kota Bandung 24 25 26 27
Kab Kuningan Kota Banjar Kota Ciamis Kab Pangandaran Total Sumber : BKPPMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
5.641.250.000 98.006.794.300.000
Pada tahun 2015, telah terjadi peningkatan yang signifikan pada nilai investasi Kota Bandung (PMDN/PMA), akan tetapi pada saat ini masih ada kendala kelembagaan karena belum ada instansi yang menangani tetang proses pengajuan investasi oleh investor kepada pemerintah daerah. Pada saat ini, bidang Penanaman Modal Daerah masih tergabung dalam Bappeda yang mana tidak mempunyai kewenangan untuk memproses investasi. Sumber daya PMD dilihat dari sisi jumlah SDM belum sebanding dengan target investasi yang ada, selain itu dilihat dari sisi kelembagaan mengingat potensi investasi yang sangat besar diperlukan suatu kelembagaan yang ideal, pada saat ini PMD hanya berupa bidang yang masih bergabung di Bappeda. Program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi adalah Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi serta Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, dengan output kegiatan adalah pelaksanaan promosi dan pameran investasi serta laporan penanaman modal. Untuk peningkatan kinerja penanaman modal masih diperlukan SDM yang lebih banyak lagi guna kelapangan dalam program kegiatan pengendalian, promosi, serta pengumpulan data dan informasi serta lainnya.
159
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 25 : Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif
Capaian
kinerja
kebijakan
“Bandung
Sejahtera”
melalui
strategi
perkembangan ekonomi kreatif, yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Perekonomian Yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.39 Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Tahun 2015
No 1
Indikator Kinerja
Tahun 2014 Satuan
Persentase aktivasi sub sektor ekonomi kreatif
%
%
Target Realisasi 18,75
18,75
100,00
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran
Capaian
kinerja
sasaran
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
100,00
43,75
57,14
Tahun 2015 Target Realisasi 25
100,00
berkembangnya
25
100,00
ekonomi
kreatif
57,14
untuk
mendukung tercapainya Bandung sebagai kota kreatif pada tahun 2015 adalah sebesar 100,00%, melalui peningkatan sebesar 6,25% dari tahun sebelumnya untuk memenuhi target kinerja sebesar 25%. Aktivasi Sub Sektor Ekonomi Kreatif dilaksanakan dengan mengacu kriteria kegiatan berupa: pemetaan, pelatihan, dan event yang meliputi jumlah pelaku, kontribusi terhadap PDRB, jumlah pengunjung/peserta, omzet/perputaran rupiah, output data dalam bentuk laporan/publikasi, banyaknya event/pelatihan. Adapun sampai dengan tahun 2015, 4 dari 16 sub sektor ekonomi kreatif telah teraktivasi.
160
Pemerintah Kota Bandung Berkenaan dengan hal tersebut, Capaian Persentase aktivasi sub sektor ekonomi kreatif di Kota Bandung tahun 2015 sesuai target perencanaan yaitu sebesar 25 %, dimana Desain menjadi salah satu sub sektor prioritas. Hal tersebut memberikan prestasi bagi Pemerintah kota Bandung khususnya dalam pengembangan ekonomi kreatif di sub sektor Desain dengan ditetapkannya Kota Bandung sebagai salah satu Jejaring Kota Kreatif UNESCO dalam bidang Desain (UNESCO Creative Cities Network) pada tanggal 11 Desember 2015 di Paris. Sasaran Berkembangnya Ekonomi Kreatif untuk mendukung Tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif merupakan amanat Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 pada Misi 4 : Membangun Perekonomian yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan Khususnya dengan outcome Tercapainya parameter kota kreatif yang meliputi kebijakan; infrastruktur; aspek hukum, HKI dan etika kreatif; sistem pendukung; kapasitas dan kontribusi ekonomi kreatif. Indikator dari Sasaran Berkembangnya Ekonomi Kreatif untuk mendukung Tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif terbagi menjadi dua yaitu: Persentase Aktivasi Sub Sektor Ekonomi Kreatif dan Jumlah Jejaring Kota Kreatif. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif, terdapat 16 Sub Sektor Industri kreatif antara lain : arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; film, animasi dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; fashion; aplikasi dan game developer; penerbitan; periklanan; televisi dan radio; seni pertunjukan; dan seni rupa. Sub sektor-sub sektor industri kreatif tersebut berperan dalam memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian
Kota
Bandung.
Agar
lebih
fokus
dan
terarah
dalam
menumbuhkembangkan industri kreatif, dari 16 sub sektor yang ada di tentukan prioritas setiap tahunnya untuk dilakukan aktivasi. Salah satu faktor pendukung tercapainya Sasaran Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif adalah keberadaan Tim Komite Pengembangan Ekonomi Kreatif yang terdiri dari 4
161
Pemerintah Kota Bandung Unsur Quadrohelix (Pemerintah, Akademisi, Pelaku Usaha dan Komunitas) sebagai mitra Pemerintah Kota Bandung dalam melakukan berbagai upaya dan sinkronisasi program secara bersama-sama untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif. Beberapa contoh kolaborasi tersebut antara lain : 1. Pelaksanaan Seminar Design Action dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015; 2. Penyusunan Dossier Pengajuan Bandung sebagai Kota Kreatif Desain Versi UNESCO yang kemudian memberikan hasil pada tanggal 11 Desember 2015 Bandung ditetapkan menjadi Jejaring Kota Kreatif UNESCO; 3. Pelaksanaan Creative Cities Conference pada tanggal 26 – 27 April 2015 di Pendopo Kota Bandung yang menghasilkan keputusan penunjukan Kota Solo menjadi Tuan Rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) pertama yang merupakan wadah jejaring kota/kabupaten kreatif di Indonesia. Kegiatan ICCC diharapkan dapat terbentuk sebuah lembaga di tingkat nasional. Gambar 3. 15 Kota Bandung sebagai Kota Kreatif Design UNESCO, Produk Industri Kreatif Kota Bandung
Faktor – faktor yang menghambat pencapaian sasaran Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif antara lain : Belum adanya Regulasi yang berfungsi sebagai payung hukum
162
Pemerintah Kota Bandung Pengembangan Ekonomi Kreatif di kota Bandung; Belum optimalnya penjajakan kerjasama dengan kota/kabupaten terkait perluasan jejaring kota kreatif di Indonesia; dan Belum optimalnya sinkronisasi program kegiatan dengan SKPD terkait pengembangan kota kreatif. Solusi yang diupayakan untuk menghadapi hambatan pencapaian sasaran Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif antara lain: menyusun data dan kajian sebagai dasar pengajuan usulan regulasi sebagai payung hukum Pengembangan Ekonomi Kreatif di kota Bandung; melakukan penjajakan kerjasama kota kreatif melalui Roadshow ke kotakota yang memiliki potensi maupun komitmen dalam pengembangan ekonomi kreatif baik di dalam maupun di luar negeri; dan mengoptimalkan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif kota Bandung dengan SKPD dan stakeholder terkait. Program
kegiatan
yang
menunjang
pencapaian
kinerja
sasaran
Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif antara lain : 1. Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah yang Kondusif, Kegiatan Pengkajian Dampak Regulasi / Kebijakan Nasional dengan Output Kegiatan : Buku Kajian Kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap Perekonomian Kota Bandung; Update-ing data Kredit Barokah GMT; 2. Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah yang Kondusif, Kegiatan Perencanaan, Koordinasi, dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah dengan Output Kegiatan : Tersusunnya Peraturan Walikota tentang Mekanisme Penciptaan Wirausaha Baru; Buku Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penciptaan Wirausaha Baru; 3. Program
Pengembangan
Ekonomi
Kreatif
dan
Teknopolis,
Kegiatan
Pengembangan Kapasitas Produk Industri Kreatif dengan Output Kegiatan: Buku Kajian Indikator Capaian Kota Kreatif Kota Bandung; Buku tentang Ekonomi Kreatif Kota Bandung; Video Kota Kreatif; Web Ekonomi Kreatif;
163
Pemerintah Kota Bandung Fasilitasi Aktifitas Ekonomi Kreatif; Seminar Internasional Design Action Tahun 2015 dengan Tema Connecti[c]ity; 4. Program Koordinasi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi, Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan Potensi dan Daya Saing Kota dengan Output Kegiatan : Buku Kajian Kerjasama antar Daerah Berbasis Potensi Unggulan Daerah, Seminar internasional Creative Cities Conference, Terbentuknya Indonesia Creative Cities Network; fasilitasi mengikuti seminar internasional; Buku Kajian Pola Alternatif Pengelolaan Aset Daerah; 5. Program Koordinasi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi, Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Produksi dan Distribusi Barang dan Jasa dengan Output Kegiatan : Buku kajian tentang Tata Kelola Alur Distribusi Rantai Makanan; Fasilitasi tim kebijakan ekonomi. Gambar 3. 16 Press Release UNESCO
164
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 26 : Berkembangnya koperasi
Capaian
kinerja
kebijakan
“Bandung
Sejahtera”
melalui
strategi
peningkatan koperasi, yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Perekonomian Yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 sebagai tahun kedua RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.40 Capaian Kinerja Berkembangnya Koperasi Tahun 2015 Target Tahun No Indikator Kinerja Satuan 2018 % Target Realisasi % Target Realisasi % (Akhir RPJMD) % 81,76 81,77 100,01 83,34 83,50 100,19 88,82 94,01 1 Persentase Tahun 2014
Tahun 2015
Koperasi Aktif Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 100,01
100,19
94,01
Capaian kinerja sasaran berkembangnya koperasi melalui indicator persentase koperasi aktif pada tahun 2015 sebesar 100,19% meningkat tipis sebesar 0,18% dari capain tahun 2014. Koperasi aktif merupakan status yang disandang oleh sebuah koperasi, dimana kriteria sebuah koperasi yang digolongkan sebagai koperasi aktif adalah sebagai berikut : 1. Memiliki kantor koperasi; 2. Kegiatan koperasi masih berjalan; 3. Anggota kepengurusan koperasi masih lengkap dan sesuai dengan peraturan; 4. Aktif dan rutin dalam menyelenggarakan RAT. Jumlah seluruh koperasi yang ada di Kota Bandung pada tahun 2015 adalah 2.558 koperasi, yang terdiri dari beberapa jenis koperasi yang dapat dilihat pada berikut :
165
Pemerintah Kota Bandung Gambar 3.17 Jumlah Koperasi di Kota Bandung Tahun 2015 Berdasarkan Jenisnya
KSP 115
Kop. Pemasaran 53 Kop. Jasa 285
Kop. Produksi 86
KUD 2
KSU 724
Kop. Konsumsi 1215 KOPPONTREN 65 KOP. SEKUNDER 6
Sumber : Dinas Koperasi UKM dan perindag Kota Bandung Tahun 2015
Dapat diketahui bahwa realisasi indikator persentase koperasi aktif sampai dengan akhir tahun 2015 telah melebihi target. Dari 2.558 total koperasi di Kota Bandung, jumlah koperasi yang berstatus aktif sebanyak 2.136 koperasi, apabila dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014 maka terjadi peningkatan jumlah koperasi aktif sebanyak 72 koperasi. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat dalam berkoperaasi mengalami peningkatan. Berikut adalah beberapa faktor pendorong yang memicu bertambahnya koperasi aktif di Kota Bandung : 1. Pembinaan yang dilakukan secara kontinyu; 2. Diklat Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi. Langkah pembinaan didahului oleh langkah identifikasi masalah pada awal tahun dan hasil monitoring & evaluasi tahun sebelumnya. Dengan ditempuhnya langkah pendahuluan tersebut diharapkan bentuk dan jenis pembinaan akan lebih efektif menyelesaikan masalah sesuai kondisi dan kebutuhan real di lapangan.
166
Pemerintah Kota Bandung Grafik 3.17 Perkembangan Jumlah Koperasi dan Jumlah Koperasi Aktif Di Kota Bandung Dari Tahun 2013-2015
Jumlah Koperasi
Jumlah Koperasi Aktif 2558
2551
2540 2061
2086
2136
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Sumber : Dinas Koperasi UKM dan perindag Kota Bandung Tahun 2015
Namun dalam penerapannya masih terdapat beberapa kendala dalam usaha peningkatan jumlah koperasi aktif di Kota Bandung diantaranya sebagai berikut : 1. Koperasi yang berpindah-pindah alamat sehingga sulit untuk dilakukan pendataan, sosialisasi, dan pengarahan; 2. Banyak perangkat koperasi di Kota Bandung yang tidak aktif dalam RAT dan kegiatan kepengurusan koperasi itu sendiri; 3. Masih banyak renternir yang berkedok koperasi; 4. Masih banyak koperasi dalam menjalankan aktivitas yang tidak sejalan dengan jati diri, prinsip, dan azaz sebuah organisasi koperasi; dan 5. Masih kurangnya akses permodalan. Pada tebel berikut perbandingan realisaai koperasi aktif Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut pada Tahun 2015.
167
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.41 Perbandingan Realisasi Koperasi Aktif di Kota Bandung Dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut Kota/
2013
Kabupaten
2014
2015
Jumlah Jumlah Persentase Jumlah Jumlah Persentase Jumlah Jumlah Persentase Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Koperasi Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif
Kota Bandung
2540
2061
81.14%
2551
2086
81.77%
2558
2136
83.50%
Kab. Bandung
1593
888
55.74%
1638
916
55.92%
1596
949
59.46%
Kota Cimahi
385
250
64.94%
388
265
68.29%
420
283
67.38%
-
-
-
-
-
-
1432
794
55.44%
Kab. Garut
Sumber : Dinas Koperasi UKM dan perindag Kota Bandung Tahun 2015
Berdasarkan data perbandingan di atas, diketahui bahwa baik dari kuantitas dan kualitas dan kurun waktu 2013 – 2015 koperasi di Kota Bandung dapat dikatakan lebih baik dari kota dan kabupaten sekitar. Penujang indicator kinerja koperasi aktif koperasi sehat, sebuah koperasi dikatakan sehat, apabila telah dilakukan penilaian terhadap sistem pengelolaan keuangan pada koperasi simpan pinjam (KSP) dan koperasi yang memiliki usaha simpan pinjam (USP). Penilaian kesehatan KSP/USP koperasi dinilai melalui : 1. Ratio modal sendiri terhadap total asset; 2. Ratio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko; 3. Ratio kecukupan modal sendiri; 4. Ratio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan; 5. Ratio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan; 6. Ratio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah; 7. Ratio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan. Realisasi indikator persentase koperasi sehat pada tahun 2015 telah melebihi target. Apabila dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014 sebanyak 496 Koperasi, jumlah koperasi aktif dengan status koperasi sehat bertambah
168
Pemerintah Kota Bandung sebanyak 21 koperasi, sehingga jumlah koperasi sehat di Kota Bandung pada tahun 2015 sebanyak 517 koperasi. Upaya peningkatan koperasi sehat di Kota Bandung dilakukan melalui Bimtek dan Pembinaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas koperasi di Kota Bandung sesuai dengan kriteria koperasi sehat. Demikian pula perbandingan realisasi koperasi Sehat Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut, menunjukan bahwa kondisi koperasi sehat di Kota Bandung lebih bik kondisinya. Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Koperasi Sehat di Kota Bandung Dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut Pembanding
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Jumlah Koperasi Sehat 475
Jumlah Koperasi Aktif 2086
Jumlah Koperasi Sehat 496
Jumlah Koperasi Aktif
Kota Bandung
Jumlah Koperasi Aktif 2061
2136
Jumlah Koperasi Sehat 517
Kab. Bandung
888
69
916
92
949
284
Kota Cimahi
250
7
265
10
283
80
-
-
-
-
794
358
Kab. Garut
Sumber : Dinas Koperasi UKM dan perindag Kota Bandung Tahun 2015
169
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 27 :Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata
Capaian
kinerja
kebijakan
“Bandung
Sejahtera”
melalui
strategi
peningkatan pariwisata yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Perekonomian Yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan “. Untuk melihat capaian kinerja tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.43 Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Kota Bandung Sebagai Kota Tujuan Wisata Tahun 2015 Tahun 2014 No
Indikator Kinerja
1
Jumlah kunjungan wisatawan
Satuan
Target
Realisasi
Tahun 2015 %
Orang 5.367.894 5.807.564 108,19
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 108,19
Target
Realisasi
5.480.821 6.061.094
%
Target Tahun 2018 (Akhir RPJMD)
%
110,58
6.035.475 100,42
110,58
100,42
Capaian kinerja sasaran berkembangnya Kota Bandung sebagai tujuan wisata pada tahun 2015 sebesar 110,58%. Kinerja tersebut dicapai melalui indicator jumlah kunjungan wisatawan yang merealisasikan sebanyak 6.061.094 orang, melebihi target yang diperjanjikan sebanyak 5.480.821 orang. Terdapat peningkatan sebesar 2,39 point dari capaian tahun 2014 dan telah melebihi target RPJMD Tahun 2018 dengan capaian 100,42%. Perhitungan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya dihitung dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara melalui koordinasi dan kerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung serta dinas/instansi terkait khususnya pengelola pintu gerbang kedatangan ke kota Bandung termasuk juga unsur akademisi dan asosiasi kepariwisataan Kota Bandung (Dinas Perhubungan Kota Bandung, PT. Jasa Marga, Kantor Imigrasi, PT.
170
Pemerintah Kota Bandung Angkasa Pura II Husein Sastranegara, PT. KAI, PHRI, ASITA, HPI Kota Bandung). Diperoleh dari penjumlahan wisatawan mancanegara sebanyak 183.932 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 5.877.162 orang. Pencapaian kinerja indikator jumlah kunjungan wisatawan adalah sebesar 100,58 % atau sebanyak 6.061.094 orang dari target 5.480.821 orang. Grafik 3.18 Kunjungan Wisatawan Tahun 2015
6000000
5480821 6061094 4134783 4004492
3000000
0 Jumlah Kunjungan Wisatawan
Target
Jumlah Wisatawan Menginap
Realisasi
Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2015
Kota Bandung juga dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Jawa Barat, nasional, bahkan internasional. Perkembangan pariwisata Kota Bandung ditopang oleh ketersediaan dan variasi produk wisata perkotaan dalam bentuk berbagai fitur kota, baik elemen primer maupun sekunder, seperti: pengetahuan, sejarah, budaya, heritage, kuliner, belanja, dan lain sebagainya. Sejalan dengan fungsi Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat dan kota jasa, produk pariwisata MICE (Meeting, Incentive, Confererence, Exhibition), serta wisata berbasis pendidikan (knowledge-based tourism) juga menjadi unggulan utama. Dalam lingkup nasional, Kota Bandung ditetapkan sebagai destinasi sekunder dan berada di tempat ke-empat, di bawah Jakarta dan Bali sebagai
171
Pemerintah Kota Bandung destinasi primer di Indonesia, dan destinasi Borobudur-Yogya-Solo. Semenjak tahun 2011, Kota Bandung telah ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Provinsi Jawa Barat (KPPN Bandung Kota dan sekitarnya) dan merupakan bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional (DPN Bandung–Ciwidey dan sekitarnya). Pentingnya Kota Bandung sebagai destinasi wisata unggulan diperkuat juga berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh situs portal media sosial Facebook di akhir 2014. Pada tingkat dunia, Kota Bandung menduduki posisi ke-21 destinasi
wisata
terpopuler/terfavorit
di
dunia.Penentuan
peringkat
ini
berdasarkan dari hasil penghitungan likes yang diklik oleh pengguna Facebook pada satu lokasi wisata. Grafik 3.19 Kota-Kota Wisata Terfavorit di Dunia New York (Ranking 1)
Seoul (Ranking 1) Jakarta (Ranking 2) Mumbai (Ranking 3) Bangkok (Ranking 4) Bandung (Ranking 5) Kuala Lumpur… Tehran (Ranking 9) Riyadh (Ranking 12) Kolkata (Ranking 14) Singapore (Ranking… Chennai (Ranking 16) Manila (Ranking 17)
Paris (Ranking 2) London (Ranking 3) Los Angeles (Ranking 4) Barcelona (Ranking 9) Bangkok (Ranking 19) Bandung (Ranking 21) Sydney (Ranking 26) Milan (Ranking 33) Munich (Ranking 42) Manila (Ranking 49) Berlin (Ranking 50) -
5,000,000 10,000,000 15,000,000
Number of likes
Peringkat di Tingkat Dunia
-
2,000,000 Number of likes
Peringkat di Kawasan Asia
Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2015
Daftar lokasi wisata terpopuler tersebut menempatkan New York pada urutan pertama, kemudian Paris berada diurutan kedua, dan selanjutnya London dan beberapa kota di Amerika Utara. Sedangkan untuk Asia, Seoul di Korea
172
Pemerintah Kota Bandung Selatan menjadi kota paling populer di Asia, disusul Jakarta, Mumbai, Bangkok, dan Bandung. Keunggulan Kota Bandung juga berasal dari tingkat kenyamanan dan kelayakhuniannya. Hasil survei Most Liveable Cities Index (MLCI) yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Perencana (IAP) untuk yang ketiga kalinya (di tahun 2014) memberikan benchmark bagi para pengambil kebijakan mengenai tingkat kelayakhunian kota. Indeks ini merupakan “snapshot” yang sederhana dan aktual mengenai persepsi warga kota yang menunjukan tingkat kenyamanan sebuah kota berdasarkan persepsi warga yang hidup sehari-hari di kota tersebut Keberhasilan pencapaian jumlah kunjungan wisatawan didukung dengan adanya daya tarik wisata dengan perbaikan infrastruktur, adanya hubungan kerjasama yang baik antar stakeholder kepariwisataan, dan adanya promosi pariwisata baik di dalam maupun di luar negeri, upaya lain yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung yaitu dengan : -
Intensifikasi promosi pariwisata Kota Bandung baik direct promotion maupun melalui media-media promosi lainnya.
-
Adanya website yang menampilkan profil dan keunggulan daerah yang memiliki potensi wisata.
-
Meningkatkan jalinan kerjasama dengan instansi terkait khususnya dalam penataan infrastruktur Kota untuk mendukung daya Tarik wisata Kota Bandung.
-
Pelaksanaan kerjasama promosi pariwisata dengan Kabupaten/Kota/Negara lain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
173
Pemerintah Kota Bandung
Sasaran 28 : Meningkatnya kesempatan kerja
Capaian kinerja kebijakan “Bandung Sejahtera” melalui strategi penyediaan lapangan pekerjaan dan wirausaha baru merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi Membangun Perekonomian Yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan“. Adapun capaian kinerja tahun 2015, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.44 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kesempatan Kerja Tahun 2014 - 2015 Tahun 2014 No
1
2
3
Indikator Kinerja
Tingkat Pengangguran Terbuka Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru (kumulatif) Jumlah Wirausaha Baru
Satuan
%
Target Realisasi
Tahun 2015 %
Target Realisasi
8,05
125,32
10,55
Lowongan 3.000 pekerjaan
9.695
323,17
13.821
20.716 149.89
(kumu latif)
(kumu latif)
19.790 149.70 30.124
42.571
(kumu latif)
(kumu latif)
13.220
(kumulatif)
Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 199.40
%
(Akhir RPJMD)
10,78
Orang
9,02
%
Target Tahun 2018
116,96
141.32
10
109.80
54.210
38.21
91.000 46.78
136.06
64.93
Capaian Kinerja Sasaran meningkatkan Kesempatan Kerja melalui indikator pengurangan jumlah pengangguran terbuka, penyediaan lowongan pekerjaan baru dan wirausaha baru, dengan rata-rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2015 adalah 136.06%, menurun 63.34 poin dibandingkan capaian kinerja sasaran tahun sebelumnya. Indicator kinerja sasaran ini diperjanjikan karena merupakan janji kampanye, berdasarkan janji kampanye dikemukakan target sebanyak 250.000 lapangan pekerjaan baru, dan hasil perencanaan target kumulatif pada tahun 2018
174
Pemerintah Kota Bandung adalah sebanyak 54.210 lowongan pekerjaan. Target tersebut terbagi pada Dinas Tenaga Kerja sebanyak 50.000 dan Dinas Koperasi UKM Perindag sebanyak 4.210. Target ini jika dihubungkan dengan pengembangan Bandung teknopolis diperkirakan mampu terpenuhi, karena pembangunan tersebut membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak. Disamping itu upaya lain untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka melalui penciptaan wirausaha baru, sebagaimana janji kampanye sebesar 100.000 wirausaha baru, target yang telah dirancang sampai dengan akhir tahun 2018 sebanyak 91.000 wirausaha baru. Pada Tahun 2015 capaian kinerja indicator Tingkat Pengangguran Terbuka adalah sebesar 116,96% atau melebihi target karena dpat merealisasikan sebesar 9,02% dari target sebesar 10,55%, capaian tersebut menurun 0.97% dibandingkan capaian kinerja indicator tahun 2014. Pada indicator kinerja Lowongan Pekerjaan Baru capaian kinerjanya sebesar 149.89% atau kategori melebihi target karena secara kumulatif dapat merealisasikan 22.781 dari target 13.821 lowongan kerja, dan capaian kinerja indicator Wirausaha Baru capaian kinerjanya 141.32% atau melebihi target, dengan realisasi kumulatif sebesar 42.571 dari target kumulatif sebesar 30.124 wirausaha baru. Perkembangan target dan realisasi tingkat pengangguran terbuka bila dibandingkan dengan pencapaian kinerja dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 sebagai berikut : Tabel 3.45 Realisasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Bandung Tahun 2013 – 2015 Uraian
TPT (%/Tahun)
Realisasi
2013 10,98
2014 8,05
2015 9,02
Meningkat
1,81
-
0,97
Menurun
-
2,93
-
Sumber : Disnaker Kota Bandung Tahun 2015.
175
Pemerintah Kota Bandung Tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung mengalami kenaikan pada tahun 2015, banyak faktor yang menyebabkan jumlah pengangguran bertambah dari tahun 2014. Salah satu faktor naiknya angka pengangguran adalah tingkat kesempatan kerja di yang mengalami penurunan. Data tingkat kesempatan kerja tahun 2014 adalah 91,95% menjadi 90,98% pada tahun 2015. Selain itu faktor tenaga kerja yang dirumahkan (PHK), data yang berhubungan dengan ketengakerjaan di Kota Bandung, sebagai berikut :
Grafik 3.20 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Bandung Tahun 2013 - 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka
10.98 9.02
8.05
2013
2014
2015
Sumber : Disnaker Kota Bandung Tahun 2015.
Data jumlah penganggur, jumlah bekerja, dan jumlah angkatan kerja dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 sebagai berikut :
176
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.46 Data Jumlah Penganggur dan Angkatan Kerja Kota Bandung Tahun 2013 – 2015 No. 1. 2. 3.
Uraian
Tahun
Jumlah Penganggur Jumlah Bekerja Jumlah Angkatan Kerja
2013 129.142
2014 95.971
2015 107.565
1,047,235
1,096,799
1.084.956
1.176.377
1.192.770
1.192.521
Sumber data : BPS Kota Bandung
Gambaran mengenai angkatan kerja, bekerja dan pengaggur dapat dilihat pada grafik perbandingan sebagai berikut:
Grafik 3.21 Perbandingan Jumlah Penganggur, Bekerja, dan Angkatan Kerja di Kota Bandung Tahun 2013 - 2015 Angkatan Kerja
Bekerja
Penganggur
129142
95,971
107565
1047235
1096799
1084956
1,176,377
1,192,770
1192521
2013
2014
2015
Sumber : Disnaker Kota Bandung Tahun 2015.
Belum diperoleh data pembanding TPT dengan Kota / Kabupaten sekitar, tetapi posisi TPT Kota Bandung dengan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
177
Pemerintah Kota Bandung
Tabel 3.47 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Propinsi Jawa Barat dan Kota Bandung Tahun 2013 – 2015 No.
Uraian
Satuan
1.
Propinsi Jawa Barat
2.
Kota Bandung
Tingkat Pengangguran Terbuka (Tahun/%)
%
2013 9,16
N/T N 0,16
2014 8,45
N/T T 0,71
2015 8,72
N/T N 0,27
%
10,98
N 1,81
8,05
T 2,93
9,02
N 0,97
Sumber Data : Sakernas 2013 s.d. 2015 BPS Jabar.
Tingkat pengangguran terbuka Jawa Barat dari tahun 2012 naik sebesar 0,16 persen menjadi 9,16 persen di tahun 2013, kemudian
pada tahun 2014
menurun 0,71 persen menjadi 8,45 persen dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen menjadi 8,72 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka Kota Bandung pada tahun 2012 meningkat 1,81 persen pada tahun 2013 menjadi 10,98 persen, pada tahun 2014 secara signifikan turun sebesar 2,93 persen menjadi 8,05 persen sedangkan pada tahun 2015 naik sebesar 0,97 persen menjadi 9,02 persen.
178
Pemerintah Kota Bandung Grafik 3.22 Perbandingan TPT Propinsi Jawa Barat dan Kota Bandung Tahun 2013 -2015 Perbandingan TPT Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung 10.34
9.81
2011
9.17
9
10.98 8.05 9.16
2012 2013 Provinsi Jawa Barat
9.02
8.45
8.72
2014 Kota Bandung
2015
Sumber : Disnaker Kota Bandung Tahun 2015.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat diciptakan salah satunya melalui lapangan kerja yang memadai, karena peningkatan pertumbuhan ekonomi korelasinya dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, aktivitas ekonomi meningkat maka kebutuhan faktor produksi terutama pekerja juga akan mengalami kenaikan, secara simultan akan mengurangi tingkat pengangguran. Sebagai upaya Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2014 merealisasikan Lowongan Kerja Baru sebanyak 9.695. Pada tahun 2015 target Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung menentukan target penambahan lowongan kerja baru dengan ratarata lowongan kerja yang tersedia setiap tahun, selama kurun 5 tahun ke belakang rata-rata antara 3.000 sampai 6.000 lowongan kerja baru. Oleh karena pencapaian target Tahun 2014 sangat signifikan serta diperkirakan perkembangan perekonomian tahun selanjutnya lebih meningkat, maka tahun 2015 ditetapkan target pada Dinas Tenaga Kerja sebanyak 10.000 lowongan pekerjaan baru dan terealisasi 10.172 Sebagai bahan pertimbangan untuk melihat perkembangan lowongan kerja, penempatan kerja dan pendaftar pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja
179
Pemerintah Kota Bandung Kota Bandung tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 3.23 Perkembangan Lowongan Kerja, Penempatan Kerja dan Pendaftar Pencari Kerja Tahun 2013 - 2015 17455 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
9695
9181
10172
7788
6989 2452
2013 Lowongan Kerja
3849
2014 Penempatan Tenaga Kerja
4047
2015 Pendaftaran pencari kerja
Sumber : Disnaker Kota Bandung Tahun 2015
Leading sector penyediaan lowongan kerja baru di Kota Bandung yaitu Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Koperasi UKM Perindag, merealisasikan sebanyak namun pada tahun 2015 hanya Disnaker yang bisa merealisasikannya sebesar 10.172 lowongan kerja dari target sebanyak 10.000 lowongan kerja. Berikut tabel penjelasan capaian kinerja indikator Jumlah Lowongan Pekerjaan tahun 2015.
180
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.48 Target dan Realisasi Lowongan Kerja Tahun 2015
No 1 1. 2.
Sumber Data 2 Dinas Tenaga Kerja Dinas Koperasi UKM dan Perindag
Jumlah
% Capaian Berdasarkan Kumulatif Target Realisasi Tahun 2018 6 7=4+6 8=7/3 10.172 19.867 39.73
Tahun 2015
Capaian Tahun s/d 2018 2014
Target
3 50.000
4 9.695
5 10.000
4.210
0
821
849
849
20.17
54.210
9.695
10.821
11.021
20.716
38.21
Target
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Diskop UKM Perindag, diolah tahun 2015
Sebagaimana tugas pokok dan fungsi melekat pada Dinas Tenaga Kerja salah satunya menginformasikan lowongan pekerjaan yang tersedia di sektor formal melalui Kegiatan Penyusunan Informasi Bursa Tenaga Kerja dan Kegiatan Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja dengan melaksanakan 2 (dua) kali bursa kerja/job fair yang penyebarluasannya dibantu secara on line, hasilnya diperoleh data sebanyak 10.172 lowongan kerja dan penempatan 4.047 orang, rincian sebagai berikut: Tabel 3.48 Lowongan Kerja Berdasarkan Sumber Data Tahun 2015 No.
Sumber Data
LakiLaki 143
Wanita
Jumlah
145
288
2
55
57
Keterangan
1.
Calon PNS
Dasar : interview pencaker yang membuat kartu AK.1
2.
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
3.
Bursa Kerja Khusus (BKK)
1.082
1.851
2.933
SMK, Perguruan Tinggi
4.
Perusahaan
3.690
3.204
6.894
Perusahaan yang melapor ke Disnaker
Jumlah 10.172 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, diolah tahun 2015 (Data Terdaftar di Disnaker)
181
Pemerintah Kota Bandung
Lowongan kerja yang tersedia dan terdaftar di Dinas Tenaga Kerja didominasi perusahaan sebanyak 6.894 loker, kemudian dari Bursa Kerja Khusus sebanyak 2.933, lowongan kerja ke luar negeri sebanyak 57 loker dan CPNS sebanyak 288 formasi yang diperoleh berdasarkan informasi dari yang bersangkutan ketika memenuhi persyaratan CPNS yaitu membuat kartu AK.1/kartu kuning.
Tabel 3.49 Lowongan Kerja Yang Terdaftar Menurut Jenis Pendidikan Tahun 2014 - 2015 No.
1. 2. 3. 4.
Jenis Pendidikan
SD SLTP/Setingkat SLTP SLTA/Sederajat Perguruan Tinggi - D.I/D.II - Sarmud/D.III/A.III - Sarjana/S.1 - S.2/S.3 Jumlah
Lowongan Kerja 2014 L P 8 17 67 46 3.358 3.551 32 916 541 8 4.930
55 575 512 9 4.765
Jumlah 2014 25 113 6.909 87 1.491 1.053 17 9.695
Lowongan Kerja 2015 L P 1 8 74 164 3.603 3.891 1.263 1.168 42 22 729 672 456 442 36 32 4.941 5.231
Jumlah 2015 9 238 7.494 2.431
10.172
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, diolah tahun 2015 (Data Terdaftar di Disnaker)
Selanjutnya jika berdasarkan pendidikan yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dapat dilihat dari tabel diatas, lowongan tertinggi di level SLTA/sederajat sebanyak 7.494 loker, kemudian tingkat perguruan tinggi sebanyak 2.431 loker.
182
Pemerintah Kota Bandung Tabel 3.50 Lowongan Kerja Yang Terdaftar, dan Ditempatkan Menurut Sektor Usaha Tahun 2014-2015 No.
Sektor Usaha
1.
Pertanian, Peternakan, Perburuan, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bangunan Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Restoran Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan Jumlah
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
Lowongan Kerja L P 0 0
Jumlah 2014
Lowongan Kerja
Jumlah 2015
0
L 0
P 0
0
0 1.118 0 2 2.177
0 674 0 27 2.354
0 1.792 0 29 4.531
0 940 0 35 1.540
0 744 0 34 2.097
0 1.684 0 69 3.637
12
35
47
4
1
5
1.183
1.072
2.255
1.922
1.649
3.571
438
603
1.041
500
706
1.206
4.930
4.765
9.695
4.941
5.231
10.172
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, diolah tahun 2015 (Data Terdaftar di Disnaker)
Kemudian lowongan kerja berdasarkan sektor usaha yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja, dominasi tertinggi di sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan restoran sebanyak 3.637 loker dan sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan, bangunan, tanah dan jasa sebanyak 3.571 loker.
Tabel 3.51 Lowongan Kerja Yang Terdaftar dan Ditempatkan Menurut Golongan Pokok Jabatan Tahun 2014 - 2015 No.
1. 2. 3.
Golongan Pokok Jabatan
Tenaga Profesional, Teknisi Tenaga kepemimpinan dan Ketetalaksanaan Pejabat Pelaksana, Tenaga Tata Usaha
Lowongan Kerja L P 828 562 0 0
1.390 0
L 805 0
P 655 0
1.460 0
1.485
3.250
1.087
1.555
2.642
1.765
Jumlah 2014
Lowongan Kerja
Jumlah 2015
183
Pemerintah Kota Bandung 4. 5. 6. 7
Tenaga Usaha Penjualan Tenaga Usaha Jasa Tenaga usaha Pertanian Tenaga Produksi Jumlah
947 110 0 1.381 4.930
34 85 0 993 4.765
981 195 0 2.374 9.695
1.138 245 0 1.666 4.941
1.279 183 0 1.559 5.231
2.417 428 0 3.225 10.172
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, diolah tahun 2015 (Data Terdaftar di Disnaker)
Berdasarkan golongan pokok jabatan yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja terbanyak di golongan Tenaga Produksi sebanyak 3.225 loker, kedua pejabat pelaksana, tenaga tata usaha sebanyak 2.642 loker, dan ketiga golongan pokok jabatan tenaga usaha penjualan sebanyak 2.417. Sebanyak 849 dari target 821 lapangan pekerjaan baru, yang dikelola oleh Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung fokus pada pemberian dan pengembangan keterampilan bagi masyarakat yang tidak mempunyai lapangan kerja dan pelaku industri. Sehingga diharapkan masyarakat yang tidak mempunyai lapangan kerja dapat mempunyai ketrampilan dan mampu mendapatkan lapangan pekerjaan atau mendirikan usaha sendiri, sedangkan bagi pelaku industri diharapkan untuk dapat mengembangkan usahanya sehingga dapat menambah tenaga kerja yang secara otomastis menambah jumlah lapangan kerja baru. Capaian indikator jumlah lapangan pekerjaan baru pada tahun 2015 telah melebihi target Dinas Koperasi UKM dan Perindag melalui pelaksanaan program/kegiatan oleh Bidang Industri Formal dan Bidang PUK. Bidang Industri formal telah melaksanakan Bimtek Diversifikasi Produk Menggunakan Kain Perca yang diikuti oleh 75 orang. Sedangkan Bidang PUK telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Workshop tentang penciptaan lapangan kerja baru di bidang kuliner, diikuti oleh 40 orang dari anggota koperasi wanita; 2. Workshop tentang penciptaan lapangan kerja baru di bidang batik, diikuti oleh 40 orang dari anggota koperasi wanita; 3. Workshop tentang penciptaan lapangan kerja baru di tingkat kecamatan, diikuti oleh 24 orang dari anggota darmawanita. Terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam realisasi indikator
184
Pemerintah Kota Bandung jumlah lapangan kerja baru. Salah satu faktor pendukung yaitu minat dan antusias dari masyarakat serta pelaku usaha yang cukup tinggi dalam mengikuti sosialisasi dan
perekrutan
peserta.
Sedangkan
faktor
penghambat
yang
paling
mempengaruhi adalah dibutuhkannya suntikan investasi dana, alat produksi, dan lainya kepada calon wirausaha, pelaku usaha atau industri dalam mendirikan usaha dan mengembangkan usahanya agar dapat menambah lapangan kerja baru. Sehingga dimasa yang akan datang diperlukan kemitraan dan temu usaha antara calon wirausaha dan pelaku industri dengan investor, pihak industri besar, serta pihak perbankan.
Indikator jumlah Wirausaha Baru yang terdapat di Misi 4 Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan, SKPD yang menjadi leading sektornya adalah Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan didukung oleh 4 SKPD, gambaran kinerja Wirausahawan baru pada tiap SKPD sebagai berikut : Tabel 3.52 Target dan Capaian kumulatif Penciptaan Wira Usaha Baru sesuai RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 No
SKPD
1.
Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Pendidikan Dinas Tenaga Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
2. 3. 4. 5.
Target Akhir Renstra (Tahun 2018) 35.000
Tahun 2014
Tahun 2015
Kumulatif
%
0
0
0
0
40.000 7.500 7.500
18.494 1.160 0
20.086 1.340 0
36.495 2.500 0
96.45 33.33 0
1.000
136
1.355
1.491
149.10
19.790
20.696
40.486
46.78
91.000 Sumber : Disnaker Kota Bandung .
185
Pemerintah Kota Bandung Peraturan Walikota tentang Pedoman Umum Percepatan Penciptaan wrausaha baru (WUB) ditetapkan pada tanggal 12 November 2015, pelaksanaan kegiatan dalam melakukan realisasi indikator Wirausaha Baru pada Dikop UKM Perindag Kota Bandung dimulai pada Triwulan 4 Tahun 2015 dan melaksanakan tahap sosialisasi, sehingga belum adanya target dan realisasi. Berdasarkan peraturan tersebut telah disusun rencana kegiatan pencapaian indikator kinerja jumlah wirausaha baru dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Tahap sosialisasi; 2. Tahap Pendaftaran; 3. Tahap seleksi penetapan peserta; 4. Launching; 5. Pelatihan; 6. Pendampingan; 7. Magang; 8. Gelar produk/ pameran.
186
Pemerintah Kota Bandung
Seiring penyusunan peraturan tersebut di atas, dinas pendukung capaian kinerja wirausaha baru, menyampaikan data dan informasi secara simultan pada tahun 2014 dan 2015, sebagai berikut : Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Kota Bandung memberi andil dan upaya terhadap penciptaan WUB pada tahun 2015 sebagai berikut: 1. Melalui Pendidikan Formal yaitu Program Pendidikan Menengah di SMK: Melalui pembelajaran kewirausahaan Siswa SMK dipersiapkan untuk memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karir menjadi tenaga kerja di tingkat menengah maupun menjadi mandiri, berusaha sendiri atau berwirausaha dengan tujuan menghasilkan lulusan yang akan menempati lapangan pekerjaan maupun berwirausaha, hal tersebut sesuai dengan GBPP (Depdiknas, 2004: 6) tujuan utama Pendidikan SMK antara lain menyiapkan siswa untuk memasuki
lapangan kerja dan mengembangkan sikap
profesionalisme, menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan Industri baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara produktif, adaptif dan kreatif. Melalui kurikulum kewirausahaan serta didukung dengan upaya penguatan program kegiatan Peningkatan Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri di SMK mempunyai cukup andil walaupun tidak secara langsung mencetak WUB (WUB dalam definisi lunak), yaitu hanya dalam tahapan melatih, mendidik, mengembangkan dan menyiapkan lulusan SMK untuk menjadi mandiri, berusaha sendiri atau berwirausaha melalui pembelajaran kewirausahaan di sekolah. Tahun 2015 Dinas Pendidikan melalui Pendidikan Kewirausahaan di SMK melatih, mendidik, mengembangkan dan menyiapkan sebanyak 62.163 siswa,
187
Pemerintah Kota Bandung dan telah menghasilkan lulusan yang diharapkan menjadi mandiri, berusaha sendiri atau berwirausaha sebanyak 18.001 siswa. 2. Melalui jalur Pendidikan Non Formal (PNF) yaitu Program Pendidikan
Kecakapan Hidup atau disebut juga life skills, sebagai salah satu program untuk Pendidikan Non Formal yang mengedepankan kemampuan keterampilan dan kewirausahaan untuk masyarakat. Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui Program Pendidikan Non Formal
memberikan andil dalam menciptakan wirausahawaan baru melalui kegiatan pendidikan kecakapan hidup bekerja (occupational skill), meliputi, kecakapan memilih pekerjaan, perencahaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan,
penguasaan
kompetensi,
menjalankan
sesuatu
profesi,
kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa. Seperti di bidang jasa (perbengkelan, jahit menjahit), dan produksi barang tertentu (peternakan, pertanian, perkebunan). Pada tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui kegiatan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Kursus Regular telah mendidik 2.085 orang. 3. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan turut mendukung dalam pencapaian wirausaha baru dengan menargetkan 150 pelaku usaha baru (RPJMD) pada tahun 2015 dan terealisasi sebanyak 1.355 pelaku usaha baru, jumlah realisasi pelaku usaha baru ini merupakan gabungan dari pelaku usaha olahanan hasil pertanian dan pelaku usaha budidaya pertanian, perikanan dan peternakan. Capaian ini meningkat sangat tajam karena pada SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung telah dilakukan reviu Renstra sehingga ada perubahan target pencapaian wirausaha baru dari sebelumnya target pada tahun 2015 sebesar 150 pelaku usaha baru menjadi sebesar 1.120 pelaku usaha baru, dan adanya penambahan program dan kegiatan pada awalnya 1 program dan 1 kegiatan menjadi 3 program dan 4 kegiatan, yaitu :
1)
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) melalui Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian dan Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman. Bentuk kegiatan yang
188
Pemerintah Kota Bandung dilakukan yaitu melakukan pelatihan pengolahan hasil pertanian, pelatihan kemasan, dan juga pelatihan budidaya pertanian seperti urbanfarming, hidroponik kepada para petani dan masyarakat.
2) Program
Peningkatan
Peternakan
Produksi
melalui
Pengembangan
Agribisnis
Hasil
Kegiatan Peternakan.
Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan
pelatihan
dan
pembinaan
budidaya peternakan kepada petani ternak dan masyarakat. 3) Program
Pengembangan
Budidaya
Perikanan
melalui
Kegiatan
Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan. Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pelatihan dan pembinaan tentang budidaya perikanan kepada petani ikan dan masyarakat. Selama tahun 2015, jumlah pelaku usaha budidaya bidang pertanian dan perikanan sudah mencapai 755 pelaku usaha dari target 750 pelaku usaha atau 100,66%. Pada tahun 2014 jumlah pelaku usaha budidaya sebanyak 695, dan pada tahun 2015 bertambah sebanyak 60 pelaku usaha. Penambahan jumlah pelaku
189
Pemerintah Kota Bandung usaha ini diantaranya terdiri dari pelaku usaha budidaya padi, tanaman palawija, peternak sapi, peternak domba maupun budidaya ikan hias dan ikan konsumsi. Adapun pelaku usaha olahan bidang pertanian dan perikanan sudah mencapai 600 orang dari target 370 orang atau 162,16%. Pada tahun 2014 jumlah pelaku usaha olahan sebanyak 240, dan pada tahun 2015 bertambah sebanyak 360 pelaku usaha. Penambahan jumlah pelaku usaha ini diantaranya terdiri dari pelaku usaha olahan keripik singkong, olahan pindang presto dan ikan bandeng, olahan nugget, baso, sosis sapi dan ayam, olahan kerupuk kentang, olahan rangginang, olahan abon ikan lele,dan olahan duri ikan. Para pelaku usaha ini ada yang tergabung dalam satu kelompok usaha ada juga kelompok usaha perorangan. Lokasi pelaku usaha tersebar di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Andir, Kecamatan Mandalajati, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kecamatan Ujung Berung, Kecamatan Antapani, Kecamatan Buahbatu, Kecamatan Arcamanik, dan Kecamatan Regol.
190
Pemerintah Kota Bandung
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN
Selama tahun 2015 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung dengan total belanja langsung urusan wajib dan non urusan sebesar Rp. 3,769,110,380,336,- sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp. 2,818,307,902,431,- atau dengan serapan dana APBD mencapai 75,65%. Anggaran Belanja Langsung merupakan bagian dari APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2015, komposisi belanja APBD Kota Bandung, sebagai berikut : Tabel 3.53 Komposisi Belanja Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 (Sebelum Dilakukan Audit BPK-RI)
No 1 2
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
Tahun Anggaran 2015 Anggaran Realisasi Belanja Belanja (Rp) (Rp) 2,784,258,416,713 2,139,610,745,499
43.16
3,769,110,380,336
2,818,307,902,431
56.84
Jumlah
6.553.368.797.049
4,957,918,647,930
75,65
Uraian
%
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015
Jika dilihat dari komposisinya, belanja tidak langsung memberikan kontribusi sebesar 43,16% dari realisasi belanja Kota Bandung di tahun 2015 dan sisanya sebesar 56,84% disumbangkan oleh belanja langsung. Adapun pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target sasaran dan indikator kinerja RPJMD Kota Bandung yang diperjanjikan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 1,332,508,926,660 (angka sementara hasil pengolahan data aplikasi silakip) atau 13,58% lebih tinggi dari rencana anggaran tahun 2014 yang mencapai Rp. 1.173.107.346.424. realisasi anggaran terkait pencapaian kinerja 190
Pemerintah Kota Bandung
sasaran strategis pemerintah Kota Bandung tahun 2015 adalah sebesar Rp. 979,754,683,929,- atau 73,53%, , dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.54 Pagu dan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Bandung Per Sasaran Strategis Tahun 2015 NO SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota 2 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup 3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 4 Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi 5 Meningkatnya kualitas pendidikan 6 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 7 Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak 8 Menurunnya angka kemiskinan 9 Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama 10 Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri 11 Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung 12 Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
Rencana
Realisasi
%
748,673,247,180
547,617,039,979
73.14
105,893,641,290
64,971,408,508
61.36
244,695,019,590
188,487,248,378
77.03
24,597,461,669
20,878,093,137
84.88
62,251,455,416
56,379,879,520
90.57
78,489,625,889
54,197,344,882
69.05
1,854,500,000
1,633,180,400
88.07
4,595,055,270
4,245,219,270
92.39
2,178,980,100
1,688,765,085
77.50
2,370,000,000
2,242,203,074
94.61
1,034,240,000
1,019,423,420
98.57
1,697,424,650
1,392,903,875
82.06
191
Pemerintah Kota Bandung
13
14 15
16
Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi dan UMKM Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja JUMLAH
5,259,066,000
4,911,321,109
93.39
4,068,196,000
4,006,920,938
98.49
14,835,517,456
11,472,008,506
77.33
30,015,496,150
14,611,723,848
48.68
1,332,508,926,660
979,754,683,929
73.53
Sumber : Silakip, Bag. Orpad Setda dan DPKAD Kota Bandung sebelum diaudit BPK
Dari tabel diatas dapat diketahui anggaran yang direncanakan dan dimanfaatkan pencapaian kinerja sasaran yang diperjanjikan Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2015. Untuk mengetahui efektifitas anggaran terhadap capaian Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kota Bandung, dapat diketahui dari capaian kinerja sasaran dan anggaran yang direalisasikan pada tahun 2015 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.55 Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 No. A. 1
2
Sasaran Misi 1 Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Presentase Jumlah Rata-rata Indikator Capaian Kinerja Sasaran
Anggaran Realisasi (Rp.)
%
4
85,34
547,617,039,979
73.14
3
113,22
64,971,408,508
61.36
192
Pemerintah Kota Bandung
No. B. 3
4
C. 5
6
7
8
9
D. 10
Sasaran Misi 2 Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Misi 3 Meningkatnya kualitas pendidikan Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Menurunnya angka kemiskinan Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Misi 4 Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri
Presentase Jumlah Rata-rata Indikator Capaian Kinerja Sasaran
Anggaran Realisasi (Rp.)
%
2
106,67
188,487,248,378
77.03
2
101,74
20,878,093,137
84.88
2
n/a
56,379,879,520
90.57
3
110,48
54,197,344,882
69.05
2
100,00
1,633,180,400
88.07
1
n/a
4,245,219,270
92.39
1
100,00
1,688,765,085
77.50
1
104,78
2,242,203,074
94.61
193
Pemerintah Kota Bandung
No.
Sasaran
11
Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi dan UMKM Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja
12
13
14
15
16
Presentase Jumlah Rata-rata Indikator Capaian Kinerja Sasaran
Anggaran Realisasi (Rp.)
%
1
108,50
1,019,423,420
98.57
1
295,32
1,392,903,875
82.06
1
100,00
4,911,321,109
93.39
1
100,19
4,006,920,938
98.49
1
110,58
11,472,008,506
77.33
3
136,06
14,611,723,848
48.68
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran pada tahun 2015 dapat dikatakan efektif terhadap pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kota Bandung.
194
Pemerintah Kota Bandung
Analisa Efisiensi Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi anggaran untuk sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Terlihat mayoritas dari 16 sasaran menunjukan pencapaian sama atau lebih dari 100.00% yaitu sebanyak 13 sasaran strategis. Banyaknya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip pengelolaan anggaran publik dan prinsip pemerintahan yang baik, dimana salah satunya adalah pengelolaan sumber daya anggaran yang efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Tabel 3.57 Tingkat Efisiensi Penggunaan Sumber Daya No. A. 1
2
B. 3
4
C. 5 6
Sasaran Misi 1 Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Misi 2 Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Misi 3 Meningkatnya kualitas pendidikan Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Jumlah Indikator
Presentase Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran
Persentase Realisasi Anggaaran
Tingkat Efisiensi
4
85.34
73.14
-
3
113.22
61.36
51.86
2
106.67
77.03
29.64
2
101.74
84.88
16.86
2
n/a
90.57
-
3
110.48
69.05
41.43 195
Pemerintah Kota Bandung
No.
Sasaran
7
Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Menurunnya angka kemiskinan Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama Misi 4 Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi dan UMKM Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata Meningkatnya kesempatan kerja
8 9
D. 10
11
12
13
14 15
16
Jumlah Indikator
Presentase Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran
Persentase Realisasi Anggaaran
Tingkat Efisiensi
2
100
88.07
11.93
1
n/a
92.39
-
1
100
77.5
22.5
1
104.78
94.61
10.17
1
108.5
98.57
9.93
1
295.32
82.06
213.26
1
100
93.39
6.61
1
100.19
98.49
1.7
1
110.58
77.33
33.25
3
136.06
48.68
87.38
196
Pemerintah Kota Bandung
3.4 PRESTASI DAN PENGHARGAAN
Dalam melaksanakan amanah Pemerintah Kota Bandung dilakukan secara optimal dengan mengerahkan sumber daya dan potensi yang dimiliki, sehingga Pemerintah Kota Bandung telah memperoleh penghargaan yang diberikan oleh pimpinan maupun stakeholder atas prestasi yang dicapai, prestasi dan penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kota Bandung, sebagaimana lampiran.
197
Pemerintah Kota Bandung
BAB
04
PEN U T U P
L
aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 ini merupakan pertanggung jawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015. Pembuatan
LKIP ini merupakan langkah yang baik dalam memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Sebagai upaya untuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua pihak. LKIP Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat menggambarkan kinerja Pemerintah Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja sasaran yang telah dicapai, juga dilaporkan hasil evaluasi dan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan. Hasil pengukuran pada 19 Indikator Kinerja Utama Kota Bandung yang telah ditetapkan pada tahun 2015, sebagai berikut :
LKIP 2015
199
Pemerintah Kota Bandung
-
10 indikator atau 52,63% melebihi target dengan kategori sangat baik,
-
3 indikator atau 15,79% sesuai target dengan kategori sangat baik,
-
4 Indikator atau 21,05% tidak mencapai target dengan rincian : 2 indikator atau 10,53% tidak mencapai target dengan kategori sangat baik, 1 indikator atau 5,26% tidak mencapai target dengan kategori cukup, 1 indikator atau 5,26% tidak mencapai target dengan kategori sangat kurang dan
-
2 indikator atau 10,53% indicator tidak tersedia data.
10,53%
21,05
15,79% 52,63%
Tidak Tercapai Sesuai Target Melebihi Target n/a
Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Bandung menetapkan sebanyak 16 (enam belas) sasaran dengan 29 (dua puluh sembilan) indikator kinerja sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil pengukuran seluruh sasaran (100%) telah dapat direalisasikan dengan Sangat Baik dengan rata-rata capaian kinerja sasaran di atas 90%, sesuai target dan atau melebihi target. Secara rinci pencapaian sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sasaran 1 terdiri dari 4 indikator dengan nilai 85,34%, tidak mencapai target dengan interpretasi Baik 2. Sasaran 3 terdiri dari 3 indikator dengan nilai 113.22%, melebihi target dengan interpretasi Sangat Baik 3. Sasaran 6 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 106,67%, melebihi target dengan interpretasi Sangat Baik
LKIP 2015
200
Pemerintah Kota Bandung 4. Sasaran 7 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 101.74%, melebihi target dengan interpretasi Sangat Baik 5. Sasaran 9 terdiri dari 2 indikator tidak tersedia data 6. Sasaran 10 terdiri dari 3 indikator dengan nilai 110,48%, melebihi target dengan interpretasi sangat Baik 7. Sasaran 13 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 100,00%, sesuai target dengan interpretasi Sangat Baik 8. Sasaran 14 terdiri dari 1 indikator tidak tersedia data 9. Sasaran 17 terdiri dari 1 indikator dengan nilai
100,00%, sesuai target dengan
interpretasi Sangat Baik 10. Sasaran 20 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 104,78%, sesuai target dengan interpretasi Sangat Baik 11. Sasaran 23 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 108,50%, melebihi target dengan interpretasi Sangat Baik 12. Sasaran 24 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 295,32%, melebihi target dengan interpretasi Sangat Baik 13. Sasaran 25 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 100.00%, sesuai target target dengan interpretasi Sangat Baik 14. Sasaran 26 terdiri dari 1 indikator dengan nilai
100.19%, melebihitarget target
dengan interpretasi Sangat Baik 15. Sasaran 27 terdiri dari 1 indikator dengannilai 110.58%, melebihi target dengan interpretasi Sangat Baik 16. Sasaran 28 terdiri dari 3 indikator dengan nilai 136,06%, melebihi target dengan interpretasi Sangat Baik
Dari 16 (enambelas) sasarantelah ditetapkan sebanyak 29 (duapuluh sembilan) indicator kinerja dapat disimpulkan bahwa :
LKIP 2015
201
Pemerintah Kota Bandung
-
16 (enambelas) indicator kinerja atau 55,17%, melebihi target atau dikategorikan Sangat Baik,
-
6 (enam) indicator kinerja atau 20,69%, sesuai target dengan kategori Sangat Baik,
-
4 (empat) indicator kinerja atau 13,79%, tidak mencapai target dengan rincian,
-
2
(dua) indicator berkategori Sangat Baik
1
(satu) indicator dengan kategori cukup
1
(satu) indicator dengan kategori sangat kurang, dan
3 (tiga) indicator atau 10,34% tidak tersedia data
10,34% 13,79% 20,69%
Tidak Tercapai
Sesuai Target Melebihi Target
55,17%
n/a
Dengan demikian pada tahun 2015 terdapat 2 (dua) indikato rkinerja yang capaian kinerjanya belum optimal dengan kategori cukup dan sangat kurang, sehingga perlu perhatian pada tahun-tahun berikutnya, indicator kinerja tersebut yaitu Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota dengan Kondisi Baik dan Persentase minimal banjir terselesaikan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagaimana criteria kondisi baik yang direncanakan sebesar 36,42%, realisasinya RTH Berkriteria Baik adalah sebesar 26,49% atau capaian kinerja sebesar 72,73%. Rendahnya capaian RTH yang berkriteria baik dikarenakan adanya pergeseran fungsi RTH pada lokasi RTH yang besar dan strategis berupa munculnya PKL , gepeng dan rumah liar, dan keterbatasan lahan RTH yang tersedia di Kota Bandung. Walaupun capaian kinerja indicator termasuk dalam kategori cukup, realisasi kinerjanya
LKIP 2015
202
Pemerintah Kota Bandung meningkat cukup signifikan sebesar 13,91% atau 110,57% bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 12,58%. Untuk mensikapi permasalahan tersebut upaya yang ditempuh adalah meningkatkan koordinasi perencanaan kinerja antar instansi terkait dalam pengelolaan RTH, melibatkan peran serta aktif dari unsure kewilayahan dalam pengelolaan dan pengendalian RTH terutama yang berada di lingkungan sekitarnya dan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi dan komunikasi tentang pentingnya peranan RTH yang memiliki fungsi ekologi, social dan estetika. Persentase minimal lokasi banjir yang harus ditangani dan terselesaikan hanya merealisasikan 2,94% dari target sebesar 10%, capaian tersebut disebabkan karena baru terdapat 2 lokasi banjir yang memenuhi criteria kondisi banjir terselesaikan melalui kegiatan pembangunan rumah pompa sebanyak 2 unit/lokasi dari target sebanyak 7 unit/lokasi. Untuk mensikapi permasalahan tersebut makaperlu optimalisasi program dan kegiatan pembangunan rumah pompa dan upaya lainnya yang lebih strategis, selain untuk memenuhi target yang tidak tercapai pada tahun 2015, juga bertambahnya target lokasi banjir pada tahun 2016 serta untuk memenuhi janji kinerja pemerintah Kota Bandung untuk mewujudkan Bandung bebas banjir melalui upaya penyelesaian 68 titik banjir di Kota Bandung. Dalam Tahun Anggaran 2015, untuk pencapaian kinerja 16 (enambelas) sasaran strategis dan 29 indikator kinerja pada RPJMD Kota Bandung termasuk 19 (Sembilan belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Bandung yang dilaksanakan pada Badan, Dinas dan Kantor serta Kecamatan Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp1,332,508,926,660,- (angka sementara hasil pengolahan data aplikasi silakip) sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp979,754,683,929,- atau dengan serapan dana APBD mencapai 73,53% , capaian tersebut 3,56% lebih tinggi dari realisasi pada tahun 2014 sebesar 69.97 % (data sebelum dilakukan audit oleh BPK)
LKIP 2015
203
Pemerintah Kota Bandung
Akhirnya secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa indicator kinerja tahun kedua yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, dan khususnya untuk tahun 2015 yang juga dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Kota Bandung Perubahan Tahun 2015 dapat dipenuhi sesuai dengan harapan. Terhadap indicator kinerja yang capaiannya belum memenuhi target yang telah ditetapkan, kami sadari semata-mata karena kelemahan dan ketidaksempurnaan sebagai manusia, namun demikian segala kekurangan dan ketidak sempurnaan tersebut harus menjadi motivasi untuk memperbaiki lebih baik pada tahun-tahun mendatang. Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Bandung ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja Pemerintah Kota Bandung kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholder sataupun pihak lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun Kota Bandung.
Bandung,
Maret 2016
WALIKOTA BANDUNG,
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL, ST, M.UD
LKIP 2015
204
Lampiran : Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kota Bandung Tahun 2015
No 1
2
3
Sasaran Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
Meningkatnya ketersediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan berkurangnya pemukiman kumuh
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Satuan
Target
Capaian Kinerja %
1.1 Rasio minimal Ruas Jalan dalam Kondisi Baik
%
85
91.22
1.2 Indeks Aksesibilitas Jalan
Skala
7.44
7.42
1.3 Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik
%
80
83.27
1.4 Prosentase minimal saluran drainase yang berfungsi dengan baik
%
80
81.24
1.5 Persentase minimal banjir terselesaikan
%
10
2.94
1.6 Kecepatan rata-rata tempuh kendaraan di jalan protokol pada saat jam sibuk
Km/Jam
23.5
24.70
1.7 Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi
%
47
46.88
2.1 Persentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh
%
8.37
8.37
2.2 Persentase daya tampung rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR.)
%
66.67
71.43
3.1 Tingkat kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu
%
55
92.59
3.2 Prosentase Sungai yang memenuhi baku mutu kelas IV gol.B (Dari tercemar berat menjadi tercemar ringan)
%
17
12.50
3.3 Prosentase Penurunan emisi Gas Rumah Kaca
%
4
6.58
3.4 Prosentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota dengan kondisi baik
%
36.42
26.49
3.5 Persentase pelayanan sampah perkotaan
%
89
87.74
Indikator Kinerja
No
Sasaran
4
Tertanggulanginya bencana secara dini
Satuan
Target
Capaian Kinerja %
%
45.98
45.98
Menit
17
14.20
5.1 Tingkat keselarasan RKPD terhadap RPJMD
%
90
-
5.2 Persentase usulan masyarakat dalam musrenbangnas yang diakomodir dalam perencanaan pembangunan
%
31
-
6.1 Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah
Opini
WDP
WDP
6.2 Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan tindak pidana korupsi material
%
77.05
80.33
6.3 Persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang
%
50
52.46
6.4 Persentase SKPD dengan IKM "Baik"
%
49.18
52.46
7.1 Persentase jabatan yang diisi sesuai dengan kompetensi
%
76
75.27
Skala
Cukup
-
Kategori
A
A
Indikator Kinerja 4.1 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 4.2 Tingkat waktu tanggap bencana kebakaran
5
6
7
Meningkatnya kinerja perencanaan pembangunan daerah
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
7.2 Tingkat ketepatan struktur dan ukuran organisasi 7.3 Hasil evaluasi AKIP Kota 7.4 Nilai LPPD
Nilai
2.9758
3.0608
7.5 Persentase Tingkat layanan interaksi pengaduan secara on-line
%
100
100,00
%
75
83.99
Tahun
11.37
-
%
99.65
-
8
Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum
8.1 Persentase cakupan penegakan perda
9
Meningkatnya kualitas pendidikan
9.1 Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS) 9.2 Persentase Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)
Satuan
Target
Capaian Kinerja %
%
0.62
0.57
10.2 Angka Kematian Ibu
per 100.000 kelahiran hidup
69.88
53.57
10.3 Angka Kematian Bayi
per 1000 kelahiran hidup
29.23
29.22
%
60
78.73
11.2 Persentase Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat
%
20
21.85
11.3 Persentase sarana air minum yang memenuhi syarat
%
75.80
72.97
Jiwa
2.530.122
2343601
%
1.98
1.97
%
73.95
73.95
13.2 Prosentase Kelurahan Layak Anak
%
30
30.00
14.1 Persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terlayani
%
22
28.38
15 Menurunnya angka 15.1 Angka kemiskinan menurun kemiskinan
%
24.22
27.35
16 Meningkatnya peranserta dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kewilayahan (desentralisasi)
16.1 Peran Serta Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
%
4
5.34
17 Meningkatnya pelestarian seni budaya dan Prestasi Olahraga
17.1 Peringkat Porda Jabar
Peringkat
1
13
No
Sasaran
10 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Indikator Kinerja 10.1 Persentase balita bergizi buruk
11 Meningkatnya 11.1 Persentase RW Siaga Aktif kesadaran individu, keluarga dan masyarakat melalui penyehatan lingkungan
12 Terkendalinya 12.1 Jumlah penduduk jumlah penduduk maksimal kota Bandung sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan 12.2 Prosentase angka fertilitas 13 Meningkatnya 13.1 Indeks Pembangunan pemberdayaan Gender perempuan dan perlindungan anak
14 Meningkatnya penanggulangan PMKS
No
Sasaran
Indikator Kinerja 17.2 Jumlah Bangunan Cagar Budaya (BCB) dalam kondisi baik 17.3 Jumlah lingkung seni / budaya yang aktif
18 Meningkatnya 18.1 Jumlah Pendaftar Haji kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama
Satuan
Target
Capaian Kinerja %
BCB
337
421
Angka
572
605
Orang/tahu n
26250
26132
18.2 Peningkatan Penerimaan Zakat
Rupiah
18.3 Penurunan Jumlah Konflik SARA bernuansa Agama
Angka
0
0
19.1 Jumlah Penguatan cadangan pangan ekuivalen beras
Ton
60
72.26
19.2 Tingkat inflasi umum
%
10
-
19.3 Tingkat fluktuasi harga
%
9
-
20.1 Laju Perumbuhan Ekonomi (LPE)
%
9.52
-
21 Meningkatnya 21.1 Nilai Ekspor Kota Bandung akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri
Juta US$
606
635
22 Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
Milyar Rp
1.613
-
Juta Rp
140.000
-
Kelompok
13
-
200
217
19 Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga
20 Terjaganya pertumbuhan ekonomi
22.1 Jumlah Penerimaan Pajak Daerah 22.2 Jumlah Penerimaan Retribusi
23 Berkembangnya 23.1 Jumlah penerima insentif insentif fiskal pajak daerah untuk menarik sektor swasta/masyaraka t dalam pembiayaan dan penyediaan fasilitas publik
24 Meningkatnya 24.1 Jumlah perusahaan swasta Perusahan partisipasi pihak yang berkontribusi terhadap swasta dan atau pembangunan kota setiap pendonor terhadap tahun pembangunan Kota Bandung
26.160.000.00 33.449.857.61 0 9
Satuan
Target
Capaian Kinerja %
Trilyun Rp.
4.059
11.987
26 Berkembangnya 26.1 Persentase aktivasi sub ekonomi kreatif sektor ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif
%
25
25.00
27 Berkembangnya koperasi
27.1 Persentase koperasi aktif
%
83.34
83.50
28 Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata
28.1 Jumlah kunjungan wisatawan
Orang
5480821
6061094
28.2 Rata-rata lama tinggal
hari
2.01
2.25
29.1 Tingkat pengangguran terbuka
%
10.55
9.02
Lowongan Kerja
13821
20716
Orang
30124
42571
Indeks
67.07
-
Rupiah
17.996.702
0
No
Sasaran
25 Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
29 Meningkatnya kesempatan kerja
Indikator Kinerja 25.1 Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
29.2 Jumlah lowongan pekerjaan baru 29.3 Jumlah Wirausaha baru 30 Meningkatnya daya 30.1 Indeks Daya Beli beli masyarakat 30.2 PDRB/kapita
Sumber : Silakip Kota Bandung 2015 (diolah)
Lampiran : Rencana dan Realisasi Kinerja dan Keuangan Kota Bandung Periode 2014 - 2018 Tahun 2015 (update tanggal 11 Maret 2016) Kinerja No
1
Sasaran
Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
Indikator
Satuan
Targe t
Realis asi
(%)
Program
1 Pembangunan Jalan dan Jembatan (dbmp)
1.1
Rasio minimal Ruas Jalan dalam Kondisi Baik
%
85
91.22
107.32
1.2
Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik
%
80
83.27
104.09
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
2 Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan (dbmp)
Pagu
Realisasi
%
254.721.764.297
210.127.381.609
82.49
46.124.945.000
37.135.353.604
80.51
3 Penerangan Jalan Umum (dbmp)
95.596.601.762
79.715.289.972
83.39
194.244.170.174
105.480.486.931
54.30
1.3
Persentase minimal banjir terselesaikan
%
10
2.94
29.40
4 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong (dbmp)
1.4
Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi
%
47
46.88
99.74
5 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya (dbmp)
29.766.273.035
23.235.422.532
78.06
6 Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainya (dbmp)
29.889.325.261
24.990.868.172
83.61
7 Pengendalian Banjir (dbmp)
62.200.812.566
36.363.016.901
58.46
8 Program Pengendalian dan Pengamanan lalu lintas (dishub)
36.129.355.085
30.569.220.258
84.61
748.673.247.180
547.617.039.979
73.14
RATA-RATA CAPAIAN DARI 4 INDIKATOR
2
Keuangan
85.14
TOTAL PER SASARAN
9 Program peningkatan pengendalian polusi (bplh)
350.000.000
253.979.224
72.57
12.475.000.000
8.160.439.787
65.41
1.250.000.000
880.888.350
70.47
450.000.000
419.917.180
93.31
2.1
Tingkat kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu
%
55
92.59
168.35
2.2
Prosentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota dengan kondisi baik
%
36.42
26.49
72.73
10 Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup (bplh)
2.3
Persentase pelayanan sampah perkotaan
%
89
87.74
98.58
11 Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam (bplh) 12 Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam (bplh)
1
13 Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan lingkungan hidup (bplh)
2.300.000.000
1.990.313.470
86.54
525.000.000
491.456.116
93.61
25.056.841.290
14.211.200.161
56.72
16 Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) (diskamtam)
1.591.300.000
1.005.687.120
63.20
17 Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan (bplh)
40.800.000.000
36.757.087.756
90.09
18 Program pembinaan dan pengembangan bidang energi (bplh)
21.095.500.000
800.439.344
3.79
TOTAL PER SASARAN
105.893.641.290
64.971.408.508
61.36
1.774.314.074
1.396.949.991
78.73
249.485.500
117.012.797
46.90
21 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH (inspektorat)
5.725.707.275
5.569.376.387
97.27
22 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH (inspektorat)
767.175.000
588.223.149
76.67
23 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH (inspektorat)
1.479.550.000
1.096.299.505
74.10
24 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (dpkad)
586.600.000
332.086.800
56.61
25 Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (diskominfo)
416.300.000
172.006.400
41.32
2.316.334.879
2.225.996.925
96.10
14 Program pembinaan dan pengembangan bidang energi (bplh) 15 Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) (diskamtam)
RATA-RATA CAPAIAN DARI 3 INDIKATOR
3
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
113.22
3.1
Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah
Opini
WDP
WDP
100.00
19 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah (dpkad)
3.2
Persentase SKPD dengan IKM "Baik"
%
49.18
52.46
106.67
20 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota (dpkad)
26 Program Peningkatan Peran Kecamatan Dan Kelurahan (antapani)
2
27 Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan (regol)
2.932.210.000
0
0.00
28 Pogram Pelayanan Administrasi Perkantoran (cibeunyingkidul)
976.557.029
878.683.392
89.98
29 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (sukajadi)
689.965.789
219.438.693
31.80
35.100.000
35.000.000
99.72
1.134.934.544
276.980.691
24.40
32 Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan (bandungwetan)
158.400.000
155.082.862
97.91
33 Program Pelayanan Administrasi perkantoran (ujungberung)
848.864.650
828.199.567
97.57
34 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (sukasari)
1.038.377.547
365.161.572
35.17
35 Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH (setda)
766.789.243
629.561.950
82.10
36 Pelayanan administrasi perkantoran (bandungkidul)
629.785.000
549.307.687
87.22
1.734.630.257
1.572.884.430
90.68
38 Peningkatan Disiplin Aparatur (bandungkidul)
55.950.000
53.127.160
94.95
39 Peningkatan Kapasitas Aparatur (bandungkidul)
73.100.000
67.070.000
91.75
40 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (dishub)
4.960.597.500
3.398.526.163
68.51
41 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (dishub)
28.093.144.250
23.897.645.638
85.07
42 Program Peningkatan Disiplin Aparatur (dishub)
2.200.638.700
2.026.539.020
92.09
43 Program peningkatan dan pengembangan penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu (bppt)
6.433.109.200
5.704.006.970
88.67
44 Program peningkatan dan pengembangan penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu (bppt)
6.433.109.200
5.704.006.970
88.67
45 Peningkatan Peran Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan (cidadap)
2.605.346.600
2.058.732.130
79.02
46 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (rsud)
1.962.850.000
1.947.319.400
99.21
30 Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan (cibeunyingkaler) 31 Program Pelayanan Adiminstrasi Perkantoran (mandalajati)
37 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (bandungkidul)
3
47 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (disnaker)
1.098.358.878
935.361.357
85.16
48 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (disnaker)
1.395.557.004
1.246.059.230
89.29
49 Program Peningkatan Disiplin Aparatur (disnaker)
203.990.500
200.894.200
98.48
50 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (disnaker)
375.343.000
357.238.460
95.18
51 Peningkatan pelayanan kesehatan BLUD (rskgm)
5.500.000.000
5.011.446.097
91.12
52 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (rsud)
100.000.000.000
70.269.018.279
70.27
53 Program Perencanaan dan pengembangan pengelolaan pajak daerah (disyanjak)
88.249.000
45.624.000
51.70
111.500.000
101.092.964
90.67
55 Program Pelayanan Administrasi perkantoran (disyanjak)
8.669.095.500
7.639.738.128
88.13
56 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur (disyanjak)
1.689.250.000
1.559.991.010
92.35
57 Program peningkatan disiplin aparatur (disyanjak)
438.600.000
345.829.350
78.85
58 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur (disyanjak)
944.500.000
774.953.338
82.05
59 Pemeliharaan Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Perpustakaan (KAPUSARDA) (kapusarda)
32.000.000
32.533.475
101.67
60 Peningkatan Kualitas Layanan Informasi Perpustakaan dan Budaya Baca (KAPUSARDA) (kapusarda)
128.500.000
115.582.250
89.95
61 Program Penataan Administrasi Kependudukan (disdukcapil)
495.703.658
459.376.801
92.67
62 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (disdukcapil)
3.208.977.650
2.700.231.911
84.15
63 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (disdukcapil)
1.073.790.000
1.016.331.134
94.65
64 Program Peningkatan Disiplin Aparatur (disdukcapil)
200.549.000
197.870.870
98.66
65 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (disdukcapil)
521.259.250
428.103.400
82.13
54 Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan (disyanjak)
4
66 Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan (coblong)
2.608.900.000
2.298.359.310
88.10
67 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (cibeunyingkaler)
1.845.472.921
1.763.599.941
95.56
68 Program peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan (cinambo)
2.403.987.600
977.686.310
40.67
69 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran (dppk)
8.156.271.698
8.031.057.015
98.46
369.900.000
355.136.270
96.01
71 Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial (dinsos)
1.920.782.100
953.088.590
49.62
72 Pembinaan panti asuhan/ panti jompo (dinsos)
1.267.702.000
1.062.221.400
83.79
73 Pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) (dinsos)
2.950.000.000
635.395.998
21.54
74 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (antapani)
1.037.251.119
996.317.804
96.05
75 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (bandungwetan)
673.989.690
644.982.916
95.70
76 Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan (andir)
2.870.610.940
1.594.492.375
55.55
77 Program Pengembangan Lingkungan Sehat (rsud)
1.244.160.000
1.212.465.892
97.45
78 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (dbmp)
513.500.000
416.170.396
81.05
79 pelayanan administrasi perkantoran (cicendo)
892.181.532
0
0.00
80 program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (distarcip)
594.520.000
204.081.800
34.33
0
0
0.00
82 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur (dispora)
1.250.100.000
668.341.270
53.46
83 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (disbudpar)
4.385.437.020
3.034.399.230
69.19
84 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (disbudpar)
1.729.475.000
1.198.789.730
69.32
70 Program Peningkatan Disiplin Aparatur (rskia)
81 Program Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (bojongloakaler)
5
85 Program Peningkatan Disiplin Aparatur (disbudpar)
115.500.000
109.090.000
94.45
86 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (disbudpar)
518.051.440
377.537.500
72.88
1.199.970.435
1.107.545.527
92.30
88 Fasilitasi pindah/purna tugas PNS (bkd)
259.750.000
217.902.351
83.89
89 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur SKPD (bkd)
551.210.000
377.564.000
68.50
90 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (panyileukan)
849.878.960
807.456.246
95.01
91 Program Peningkatan Disiplin Aparatur (cibeunyingkidul)
130.857.000
130.508.500
99.73
92 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (cibeunyingkidul)
141.959.600
115.357.600
81.26
93 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi (cibeunyingkidul)
149.700.000
137.417.600
91.80
2.259.872.000
2.235.647.869
98.93
95 Program Peningkatan Disiplin Aparatur (cibeunyingkaler)
161.260.000
160.472.500
99.51
96 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (cibeunyingkaler)
111.760.000
111.760.000
100.00
97 Program peningkatan peran kecamatan dan kelurahan (sumurbandung)
59.650.000
37.779.000
63.33
98 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi (sumurbandung)
75.000.000
51.890.000
69.19
99 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur (antapani)
72.531.500
72.531.500
100.00
100 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Aparatur (panyileukan)
38.470.000
37.562.000
97.64
101.300.000
100.024.690
98.74
70.000.000
69.200.000
98.86
87 Pelayanan administrasi perkantoran (bkd)
94 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (cibeunyingkaler)
101 Pemeliharaan Rutin Berkala sarana dan prasarana Kearsipan (KAPUSARDA) (kapusarda) 102 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (bandungwetan)
6
103 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur (mandalajati) 104 Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan (mandalajati) 105 Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur (ujungberung) RATA-RATA CAPAIAN DARI 2 INDIKATOR
4
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
4.1
Hasil evaluasi AKIP Kota
4.2
Nilai LPPD
103.34
TOTAL PER SASARAN
76.050.000
70.132.000
92.22
2.079.035.500
892.157.995
42.91
123.733.390
122.704.550
99.17
249.113.931.122
188.691.330.178
75.74
Kategori
A
A
100.00
106 Pembinaan dan pengembangan sumber daya aparatur (bkd)
1.118.847.080
840.292.213
75.10
Nilai
2.975 8
3.0608
102.86
107 Pembangunan dan pengembangan assesment center (bkd)
1.640.205.805
1.609.299.443
98.12
108 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan (setda)
654.322.000
554.293.400
84.71
109 Program pembinaan dan pengembangan aparatur (setda)
401.033.000
309.034.000
77.06
110 Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH (setda)
638.400.000
388.447.300
60.85
111 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (bplh)
950.000.000
815.892.970
85.88
112 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan (antapani)
39.650.000
39.564.900
99.79
113 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan SKPD (batununggal)
31.009.092
29.345.000
94.63
114 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (cibeunyingkaler)
241.980.000
241.610.000
99.85
115 Pragram Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja keuangan (sukajadi)
12.000.000
12.000.000
100.00
116 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
15.150.000
10.448.000
68.96
7
capaian kinerja dan keuangan (mandalajati) 117 Program perencanaan pembangunan daerah (setda)
2.092.459.144
1.912.352.100
91.39
43.000.000
41.445.100
96.38
119 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (dishub)
130.000.000
111.361.000
85.66
120 Program Peningkatan pengembangan sistem Pelaporan capaian kinerja dan Keuangan (cidadap)
39.600.000
28.082.725
70.92
121 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian KInerja dan Ikhtisar Capaian KInerja dan Keuangan (bappeda)
220.799.800
219.401.750
99.37
122 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (disnaker)
227.486.067
217.810.850
95.75
123 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (dbmp)
753.325.000
712.729.550
94.61
124 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (dispertapa)
250.000.000
247.464.300
98.99
125 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH (inspektorat)
1.626.430.000
1.451.813.520
89.26
126 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (KAPUSARDA) (kapusarda)
1.667.150.000
1.618.047.260
97.05
127 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (diskominfo)
180.000.000
177.930.000
98.85
128 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan (panyileukan)
12.025.000
12.025.000
100.00
129 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (sukasari)
42.745.000
10.099.125
23.63
118 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja (bandungkidul)
8
130 Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (bkd)
315.560.000
315.542.700
99.99
131 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (coblong)
30.000.000
25.803.000
86.01
132 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (cinambo)
48.985.000
26.368.950
53.83
123.950.000
123.218.316
99.41
134 Program Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (bandungwetan)
98.657.996
98.628.850
99.97
135 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (cibeunyingkidul)
32.137.000
25.412.000
79.07
136 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (disdik)
600.725.000
190.753.202
31.75
2.370.036.395
2.065.394.250
87.15
138 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja (bppt)
233.500.000
218.590.340
93.61
139 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (dprdkota)
889.653.000
228.639.128
25.70
140 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (buahbatu)
27.575.000
27.575.000
100.00
141 Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan (andir)
63.400.000
63.180.000
99.65
142 Pelayanan administrasi perkantoran (rskgm)
475.038.240
453.610.827
95.49
143 Peningkatan sarana prasarana aparatur (rskgm)
125.000.000
68.870.000
55.10
144 Peningkatan disiplin aparatur (rskgm)
185.258.000
180.460.800
97.41
133 Perencanaan pembangunan daerah (bkd)
137 Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (dispora)
9
145 peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (cicendo)
29.375.000
0
0.00
146 Program pengembaan keuanganngan peningkatan sistem pelaporan capaian kinerja d (bojongloakaler)
0
0
0.00
147 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran (dppk)
172.256.056
167.278.400
97.11
148 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (sumurbandung)
220.245.000
192.374.000
87.35
149 Program Perencanaan Pembangunan Daerah (sumurbandung)
143.030.000
90.869.150
63.53
150 Peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (dinsos)
262.889.800
229.803.950
87.41
151 Program Perencanaan pembangunan daerah (disyanjak)
135.984.500
123.824.700
91.06
152 Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (disyanjak)
130.650.000
112.743.832
86.29
153 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan (disdukcapil)
279.873.000
132.785.993
47.45
154 Program Peningkatan Pengembangan System Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (disbudpar)
198.965.253
153.617.000
77.21
155 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi (sumurbandung)
239.150.306
136.586.000
57.11
156 Program Pengembangan Data/Informasi (sumurbandung)
0
0
0.00
157 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (rancasari)
47.200.000
32.500.000
68.86
158 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan (dpkad)
182.934.400
180.673.800
98.76
159 Program pengembangan data/informasi (dpkad)
322.872.000
311.916.000
96.61
10
160 Program perencanaan pembangunan daerah (dpkad)
RATA-RATA CAPAIAN DARI 2 INDIKATOR
5
Meningkatnya kualitas pendidikan
101.43
77.000.000
37.220.600
48.34
161 Program pelayanan administrasi perkantoran (rskia)
311.196.235
302.840.415
97.31
162 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (regol)
42.900.000
0
0.00
163 Program Penataan Daerah Otonomi Baru (setda)
187.538.000
162.769.900
86.79
164 Program Pemantapan Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Wilayah (setda)
2.966.309.500
2.787.452.528
93.97
165 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa (diskominfo)
0
0
0.00
24.597.461.669
20.878.093.137
84.88
3.081.450.000
1.881.575.670
61.06
55.427.505.416
52.384.531.650
94.51
3.742.500.000
2.113.772.200
56.48
62.251.455.416
56.379.879.520
90.57
2.651.952.989
2.204.753.155
83.14
363.900.000
337.468.390
92.74
TOTAL PER SASARAN
5.1
Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS)
Tahun
11.37
-
0.00
166 Program Pendidikan Anak Usia Dini (disdik)
5.2
Persentase Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)
%
99.65
-
0.00
167 Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun (disdik) 168 Program Pendidikan Non Formal (disdik)
RATA-RATA CAPAIAN DARI 2 INDIKATOR
6
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
6.1
Persentase balita bergizi buruk
6.2
Angka Kematian Ibu
6.3
Angka Kematian Bayi
0.00
TOTAL PER SASARAN
%
0.62
0.57
108.06
169 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan (rskia)
per 100.000 kelahiran hidup
69.88
53.57
123.34
170 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (rskia)
per 1000 kelahiran hidup
29.23
RATA-RATA CAPAIAN DARI 3 INDIKATOR
171 Pelayanan kesehatan dasar (dinkes)
29.22
1.520.632.650
1.292.497.610
85.00
172 Upaya kesehatan masyarakat (dinkes)
73.953.140.250
50.362.625.727
68.10
TOTAL PER SASARAN
78.489.625.889
54.197.344.882
69.05
100.03
110.48
11
7
Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
7.1
Indeks Pembangunan Gender
%
73.95
73.95
100.00
7.2
Prosentase Kelurahan Layak Anak
%
30
30.00
100.00
RATA-RATA CAPAIAN DARI 2 INDIKATOR
8
Menurunnya angka kemiskinan
8.1
Angka kemiskinan menurun
%
100.00
24.22
27.35
RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
9
Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama
9.1
Penurunan Jumlah Konflik SARA bernuansa Agama
Angka
0
0
RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
10
Meningkatnya akses dan kualitas usaha
10.1
Nilai Ekspor Kota Bandung
Juta US$
87.08
635
85.000.000
75.850.000
89.24
1.047.220.000
900.117.400
85.95
175 peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan (bppkb)
395.000.000
333.301.000
84.38
176 peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan (bppkb)
327.280.000
323.912.000
98.97
1.854.500.000
1.633.180.400
88.07
177 pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri (bppkb)
1.835.000.000
1.661.996.000
90.57
178 Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan PMKS lainnya (dinsos)
1.748.962.500
1.610.525.380
92.08
179 PENANGGULANGAN KEMISKINAN (bkbpm)
1.361.092.770
972.697.890
71.46
4.945.055.270
4.245.219.270
85.85
174 penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak (bppkb)
TOTAL PER SASARAN
87.08
TOTAL PER SASARAN
100.00
180 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan (setda)
720.919.500
581.469.100
80.66
181 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial (setda)
808.635.600
622.350.135
76.96
182 Program Sosial Keagamaan (setda)
649.425.000
484.945.850
74.67
2.178.980.100
1.688.765.085
77.50
2.370.000.000
2.242.203.074
94.61
100.00
606
173 keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan (bppkb)
104.79
TOTAL PER SASARAN
183 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor (kukmperindag)
12
RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
perdagangan dalam dan luar negeri
11
Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung
11.1
Jumlah perusahaan swasta yang berkontribusi terhadap pembangunan kota setiap tahun
Perusahan
104.79
200
217
RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
12
Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
12.1
Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Trilyun Rp.
4.059
11.987
RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
13
Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif
13.1
Persentase aktivasi sub sektor ekonomi kreatif
%
108.50
25.00
184 Program Koordinasi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi (setda)
2.242.203.074
94.61
1.034.240.000
1.019.423.420
98.57
1.034.240.000
1.019.423.420
98.57
TOTAL PER SASARAN
295.32
185 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi (bappeda)
911.125.000
774.343.975
84.99
186 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi (bappeda)
786.299.650
618.559.900
78.67
1.697.424.650
1.392.903.875
82.06
800.000.000
786.076.225
98.26
1.359.066.000
1.340.535.459
98.64
189 Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis (kukmperindag)
600.000.000
528.881.419
88.15
190 Pengembangan industri kecil menengah (kukmperindag)
500.000.000
489.896.100
97.98
191 Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis (kukmperindag)
600.000.000
528.881.419
88.15
192 Pengembangan industri kecil menengah (kukmperindag)
500.000.000
489.896.100
97.98
193 Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif (kukmperindag)
500.000.000
364.273.737
72.85
194 Pengembangan sentra- sentra industri potensial (kukmperindag)
400.000.000
382.880.650
95.72
5.259.066.000
4.911.321.109
93.39
100.00
TOTAL PER SASARAN
187 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif (setda) 188 Program Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Teknopolis (setda)
RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
2.370.000.000
108.50
295.32
25
TOTAL PER SASARAN
100.00
TOTAL PER SASARAN
13
14
Berkembangnya koperasi
14.1
Persentase koperasi aktif
%
83.34
83.50
100.19
195 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi (kukmperindag)
1.759.098.000
1.730.669.351
98.38
196 Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah (kukmperindag)
150.000.000
148.525.000
99.02
197 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi (kukmperindag)
1.759.098.000
1.730.669.351
98.38
400.000.000
397.057.236
99.26
198 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi (kukmperindag) RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
15
Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata
15.1
Jumlah kunjungan wisatawan
Orang
5480821 6061094
RATA-RATA CAPAIAN DARI 1 INDIKATOR
16
Meningkatnya kesempatan kerja
16.1
Tingkat pengangguran terbuka
16.2
Jumlah lowongan pekerjaan baru
16.3
Jumlah Wirausaha baru
100.19
TOTAL PER SASARAN
4.068.196.000
4.006.920.938
98.49
110.59
199 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata (disbudpar)
14.835.517.456
3.069.911.898
20.69
110.59
TOTAL PER SASARAN
14.835.517.456
3.069.911.898
20.69
200 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja (disnaker)
2.429.780.000
2.199.858.970
90.54
201 Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi (disnaker)
405.721.250
356.742.090
87.93
202 Program Transmigrasi Regional (disnaker)
74.250.000
73.119.370
98.48
203 Program Peningkatan Kesempatan Kerja (disnaker)
1.267.570.000
1.152.531.974
90.92
204 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi (kukmperindag)
465.902.000
463.792.510
99.55
205 Program Pengembangan Industri Kecil Menengah (kukmperindag)
250.000.000
250.000.000
100.00
206 Pengembangan keserasian kebijakan pemuda (dispora)
700.000.000
510.735.600
72.96
207 Peningkatan peran serta pemuda (dispora)
5.896.750.000
3.866.528.968
65.57
208 Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda (dispora)
4.874.500.000
2.676.695.350
54.91
150.000.000
132.432.000
88.29
2.829.022.900
2.382.598.016
84.22
%
10.55
9.02
116.96
Lowongan Kerja
13821
20716
149.89
Orang
30124
42571
141.32
209 Pencegahan penyalah gunaan narkoba (dispora) 210 Program peningkatan kesempatan kerja (disnaker)
14
211 Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah (kukmperindag) 212 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) (dispertapa) RATA-RATA CAPAIAN DARI 3 INDIKATOR
136.06
TOTAL PER SASARAN
10.022.000.000
156.469.500
1.56
650.000.000
390.219.500
60.03
30.015.496.150
14.611.723.848
48.68
15
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN KOTA BANDUNG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Dalam
rangka
mewujudkan
manajemen
pemerintahan
yang
efektif,
transparan,dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: MOCHAMAD RIDWAN KAMIL, ST, MUD
Jabatan
: WALIKOTA BANDUNG
Pada tahun 2015 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Bandung, WALIKOTA
November 2015 BANDUNG,
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL, ST, MUD
PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN
: 2015
NO SASARAN STRATEGIS 1 2 1 Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
1.
2.
3. 4.
2
3
4
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
INDIKATOR KINERJA 3 Rasio minimal Ruas Jalan dalam Kondisi Baik Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik Persentase minimal banjir terselesaikan Persentase aspek penyebab kemacetan yang teratasi
5. Tingkat kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu 6. Prosentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota dengan kondisi baik 7. Persentase pelayanan sampah perkotaan 8. Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah 9. Persentase SKPD dengan IKM "Baik" 10. Hasil evaluasi AKIP Kota
11. Nilai LPPD 5
6
Meningkatnya kualitas pendidikan
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
12. Angka Rata-rata Lama Sekolah (ARLS) 13. Persentase Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) 14. Persentase balita bergizi buruk 15. Angka Kematian Ibu 16. Angka Kematian Bayi
SATUAN 4 %
TARGET 5 85
%
80
%
10
%
47
%
55
%
36.42
%
89
Opini
WDP
%
49.18
Kategori
A
Nilai
2.9758
Tahun
11.37
%
99.65
%
0.62
per 100.000 kelahiran hidup
69.88
per 1000 kelahiran hidup
29.23
1 7
8 9
10
11
12
13
14
2 3 Meningkatnya 17. Indeks Pembangunan pemberdayaan perempuan Gender dan perlindungan anak 18. Prosentase Kelurahan Layak Anak Menurunnya angka 19. Angka kemiskinan kemiskinan menurun Meningkatnya kehidupan 20. Penurunan Jumlah harmoni intern dan antar Konflik SARA bernuansa umat beragama Agama Meningkatnya akses dan 21. Nilai Ekspor Kota kualitas usaha Bandung perdagangan dalam dan luar negeri Sasaran Berkembangnya 22. Jumlah perusahaan ekonomi kreatif untuk swasta yang mendukung tercapainya berkontribusi terhadap Bandung sebagai Kota pembangunan kota Kreatif Tahun 2015 setiap tahun Terciptanya iklim usaha 23. Nilai investasi berskala yang kondusif dan nasional (PMDN/PMA) kemudahan investasi Berkembangnya ekonomi 24. Persentase aktivasi sub kreatif untuk mendukung sektor ekonomi kreatif tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Berkembangnya koperasi 25. Persentase koperasi aktif
15 Berkembangnya Kota 26. Jumlah kunjungan Bandung sebagai kota wisatawan tujuan wisata 16 Meningkatnya kesempatan 27. Tingkat pengangguran kerja terbuka 28. Jumlah lowongan pekerjaan baru 29. Jumlah Wirausaha baru
Bandung, WALIKOTA
4 %
5 73.95
%
30
%
24.22
Angka
0
Juta US$
606
Perusahan
200
Trilyun Rp.
4.059
%
25
%
83.34
Orang
5480821
%
10.55
Lowongan Kerja
13821
Orang
30124
November 2015 BANDUNG,
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL, ST, MUD
PROGRAM DAN ANGGARAN PERJANJIAN KINERJA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 SKPD Pengampu
Jumlah Jumlah Program Kegiatan
No
Sasaran
1
Meningkatnya kualitas Infrastruktur Kota
DISHUB, DBMP
8
2
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
BPLH, DISKAMTAM
5
16
3
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Semua SKPD
95
437
4
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
Semua SKPD
5
Meningkatnya kualitas pendidikan
6
RP
53 748.673.247.180 88.893.641.290
257.751.952.011
55
147
20.165.703.784
DISDIK
3
32
62.251.455.416
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
DINKES
4
8
78.489.625.889
7
Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
BPPKB
4
12
1.854.500.000
8
Menurunnya angka kemiskinan
BKBPM
3
17
4.945.055.270
9
Meningkatnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama
SETDA
3
7
2.178.980.100
10
Meningkatnya akses dan kualitas usaha perdagangan dalam dan luar negeri
DISKOP UKM PERINDAG
1
3
2.370.000.000
11
Meningkatnya partisipasi pihak swasta dan atau pendonor terhadap pembangunan Kota Bandung
SETDA
8
12
5.259.066.000
12
Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
BAPPEDA
2
8
1.697.424.650
13
Sasaran Berkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif Tahun 2015
SETDA
1
1
1.034.240.000
14
Berkembangnya koperasi
DISKOP UKM PERINDAG
4
12
4.068.196.000
15
Berkembangnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata
DISBUDPAR
1
7
14.835.517.456
16
Meningkatnya kesempatan kerja
DISDIK, DISNAKER, DISKOP UKM PERINDAG, DISPERTAPA, DISPORA
13
33
30.015.496.150
Bandung,
November 2015
WALIKOTA
BANDUNG,
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL, ST, MUD
Lampiran : PENGHARGAAN INTERNASIONAL, NASIONAL DAN REGIONAL PEMERINTAH KOTA BANDUNG TAHUN 2014 - 2016 NO
TAHUN
KETERANGAN
TINGKAT
1
2014
JAKARTA
NASIONAL
2
2014
BANDUNG
PROPINSI
3
2014
JAKARTA
4
2014
5
NAMA PENGHARGAAN
INSTANSI/LEMBAGA OMBUDSMAN
NASIONAL
STANDAR PELAYANAN PUBLIK KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT SMP ADIUPAYA PURITAMA
JAKARTA
NASIONAL
MDG'S AWARD
MENKOKESRA
2014
JAKARTA
NASIONAL
RASKIN AWARD 2014
MENKOKESRA
6
2014
JAKARTA
INTERNASIONAL
PENGELOLAAN SAMPAH
7
2014
JAKARTA
NASIONAL
PRAMADHANA MADYA NUGRAHA
UNIV. KITAKYUSHU LABORATORIUM MATSUMOTO MENTERI KUKM
8
2015
JAKARTA
NASIONAL
OBSESSION AWARD (BEST REGIONAL ACHIEVER)
OBSESSION NEWS GROUP
GUBERNUR JABAR
KEMENPERA
9
2015
JAKARTA
NASIONAL
GOVERNMENT AWARD
SINDO WEEKLY
10
2015
JAKARTA
NASIONAL
PERPAMSI AWARD
11
2015
JAKARTA
NASIONAL
12
2015
JAKARTA
NASIONAL
MARKETEER OF THE YEAR 2015 MERIT AWARD OF EBLUSUKAN
PERPAMSI (MENPUPERA) MARKPLUS
13
2015
JAKARTA
NASIONAL
INDONESIA ATTRACTIVENESS AWARD (KOTA TERBAIK KATEGORI INFRASTRUKTUR, KOTA TERBAIK KATEGORI PARIWISATA, 4 BESAR KOTA DEGAN PENILAIAN KESELURUHAN TERBAIK)
TEMPO MEDIA GROUP
14
2015
JAKARTA
NASIONAL
KEPALA DAERAH INOVATIF 2015
MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC)
15
2015
JAKARTA
NASIONAL
DIASPORA INDONESIA
16
2015
JAKARTA
NASIONAL
DIASPORA PUBLIC SERVICE OF EXCELLENCE AWARD 2015 PERINGKAT KE-3 INDEKS KOTA CERDAS INDONESIA
INDONESIA DIGITAL SOCIETY (IDSA)
KOMPAS, ITB & PGN
116
2014
JAKARTA
NASIONAL
PARAHITA EKA PRAYA TINGKAT MADYA
117
2014
JAKARTA
NASIONAL
118
2014
KUNINGAN
PROPINSI
SINDO WEEKLY GOVERNMENT AWARD 2014 JUARA UMUM MTQ JAWA BARAT KE-33
119
2014
JAKARTA
NASIONAL
120
2014
JAKARTA
NASIONAL
121
2014
JAKARTA
NASIONAL
122
2014
SURABAYA
NASIONAL
123
2014
JAKARTA
INTERNASIONAL
124
2014
BANDUNG
PROPINSI
125
2014
JAKARTA
126
2014
127
2014
Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI SINDO WEEKLY
PROPINSI JAWA BARAT
PENGHARGAAN PENGENDALIAN TEMBAKAU PENGHARGAAN K3 KATEGORI PEMBINA
Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT)
BEST EFFORT PENGHARGAAN ADIPURA 2014 KATEGORI KOTA METROPOLITAN PENGHARGAAN PAKARTI MADYA III TINGKAT NASIONAL PENGHARGAAN GOVERNMENT AND PRIVATE PARTNERSHIP FOR PUBLIC SPACES PROVISION (EAROPH WORLD CONGRESS; MAYOR CAUCUS) PENGHARGAAN GUBERNUR JAWA BARAT SEBAGAI PEMENANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) KATEGORI BAIK KABUPATEN/KOTA SEJAWA BARAT.
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
NASIONAL
WAHANA TATA NUGRAHA BIDANG ANGKUTAN DAN LALU LINTAS KATEGORI KOTA METROPOLITAN
MENTERI PERHUBUNGAN
BANDUNG
PROPINSI
GUBERNUR JABAR
BANDUNG
NASIONAL
RASKIN AWARD 2014 TINGKAT PROPINSI JAWA BARAT SINDO TRIJAYA AWARD 2014 KATEGORI KEPALA DAERAH INOVATIF
MENAKERTRANS
Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat 24th EAROPH World Congress bertajuk ‘Mayor Caucus: Challenges in the Government of Cities Today’
PROPINSI JAWA BARAT
Sindo Trijaya
128
2014
BANDUNG
PROPINSI
PENGHARGAAN DARI TNI AD KB-KES TERPADU KODAM III/SILIWANGI
KODAM III/ SILIWANGI
129
2014
BANDUNG
NASIONAL
MENTERI KOPERASI DAN UKM
130
2014
BANDUNG
NASIONAL
131
2014
BANDUNG
NASIONAL
132
2014
BANDUNG
NASIONAL
133
2014
BANDUNG
NASIONAL
134
2014
BANDUNG
PROPINSI
PENGHARGAAN PENGGERAK KOPERASI 2014 PENGHARGAAN PEMERINTAH DAERAH DGN JUMLAH LAPORAN GRATIFIKASI TERBANYAK DAN 100 PERSEN TEPAT WAKTU 2014 PENGHARGAAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI (UPG) TERBAIK 2014. PENGHARGAAN RESIDENCE INDONESIA AWARD SEBAGAI INSPIRING PERSON 2014 PENGHARGAAN DARI RMOL PENGHARGAAN JAMINAN SOSIAL AWARD 2014
135
2015
BANDUNG
INTERNASIONAL
FOREIGN POLICY COMMUNITY OF INDONESIA
136
2015
BANDUNG
NASIONAL
PENGHARGAAN DARI FOREIGN POLICY COMMUNITY OF INDONESIA (FPCI) ANNUAL CONFERENCE 2015 DINILAI TELAH BERHASIL MENERAPKAN KEPEMIMPINAN YANG INOVATIF, JUGA ATAS VISINYA MEMBAWA INDONESIA KHUSUSNYA KOTA BANDUNG LEBIH DIKENAL DI MATA INTERNASIONAL PENGHARGAAN DARI FSOI ATAS PRESTASI SEBAGAI WAKIL WALI KOTA BANDUNG YANG TELAH BERHASIL MEMBUAT LINGKUNGAN KOTA BANDUNG MENJADI INDAH DAN TELAH SUKSES MENJADI TUAN RUMAH KONFERENSI ASIA AFRIKA KE 60
KPK
KPK
Majalah Residence Indonesia
KANTOR BERITA RMOL BPJS
FORUM SILATURAHMI ORMAS ISLAM
137
2015
BANDUNG
NASIONAL
140
2014
PALEMBANG
NASIONAL
PENGHARGAAN DARI FSOI ATAS PRESTASI SEBAGAI SEKDA KOTA BANDUNG YANG TELAH BERHASIL MEMBUAT LINGKUNGAN KOTA BANDUNG MENJADI INDAH DAN TELAH SUKSES MENJADI TUAN RUMAH KONFERENSI ASIA AFRIKA KE 60 PERSIB JUARA LIGA SUPER
147
2015
PROPINSI
BKD AWARD
148
2015
NASIONAL
SINDO AWARD WALIKOTA INOVATIF
149
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN DIASPORA
150
2015
NASIONAL
151
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN IKCI (INDEKS KOTA CERDAS INDONESA) PENGHARGAAN DARI KEMENPAN-RB
152
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN ANUBHAWA SASANA
153
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN K3
154
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN ISNA (INDONESIA SMART NATION AWARD) 2015
155
2015
NASIONAL
156
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN DARI IPRAS (INDONESIA PUBLIC RELATION AWARD AND SUMMIT) ADIPURA
157
2015
NASIONAL
158
2015
INTERNASIONAL
159
2015
INTERNASIONAL
160
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN SEBAGAI KOTA HAM
161
2015
NASIONAL
PENGHARGAAN SEBAGAI KOTA SEHAT
162
2015
NASIONAL
ANUGERAH MEDIA HUMAS KATEGORI CINDERAMATA UTAMA
FORUM SILATURAHMI ORMAS ISLAM
PSSI
KNPI AWARDS KOTA LAYAK PEMUDA FINALIS SMART CITY (SPAIN) Kota Desain Dunia (City of Design)
UNESCO
163
2015
NASIONAL
ANUGERAH MEDIA HUMAS KATEGORI PROFIL LEMBAGA TERBAIK KE-2
164
2015
NASIONAL
Kota Langit Biru kategori Kota Metropolitan
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
165
2015
NASIONAL
166
2015
SURABAYA
NASIONAL
Satyalencana Kebaktian Sosial Juara Umum Ketiga Penerapan Undang-Undang KIP Terlengkap
Presiden RI (Gubernur Jabar) KOMINFO Award 2015 Provinsi Jawa Barat (Wakil Gubernur Jabar)
167
2015
SURABAYA
NASIONAL
Juara Kedua untuk Kategori Pengumuman Informasi Berkala Terlengkap
KOMINFO Award 2015 Provinsi Jawa Barat (Wakil Gubernur Jabar)
168
2015
JAKARTA
NASIONAL
WAHANA TATA NUGRAHA BIDANG ANGKUTAN DAN LALU LINTAS KATEGORI KOTA METROPOLITAN
PRESIDEN RI
169
2016
Mataram
NASIONAL
Anugrah Kebudayaan PWI Pusat
Menko Pembangunan dan Kebudayaan
170
2016
JAKARTA
NASIONAL
Jawa Pos Group Award 2016
CEO Jawa Pos
171
2016
BANDUNG
NASIONAL
Tata Kelola Pemerintahan Terbaik Nilai SAKIP A
Kementerian PAN - RB
172
2016
BANDUNG
NASIONAL
KNPI Jawa Barat
173
2016
BANDUNG
PROPINSI
174
2016
BANDUNG
PROPINSI
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Award 2016 PENGHARGAAN PENYALURAN DAN PEMBAYARAN HARGA TEBUS RASKIN TERBAIK TAHUN 2015 PENGHARGAAN DUKUNGAN APBD TERHADAP KELANCARAN PROGRAM RASKIN TERBAIK TAHUN 2015
Gubernur Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat