KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah
memberikan nikmatnya yang begitu berlimpah yang tidak dapat kita hitung. Shalawat serta salam kami limpah curahkan ke Rasulullah SAW teragung yang menjadi akhir para nabi, akhir para rasul dan sebagai suri tauladan kita semua sebagai umatnya, semoga kita mendapatkan syafaat di akhirat kelak, Aamiin. Kami bersyukur handout ini dapat kami selesaikan. Akan tetapi kami selaku manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kehilapan, pasti dalam menyajikan isi handout ini akan ada kesalahan-kesalahan dan kehilapan oleh karena itu kami berharap para pembaca handout ini dapat memberikan saran dan kritiknya terhadap handout ini sehingga dapat menjadikan handout ini menjadi lebih sempurna. Dan kami berharap handout ini dapat menjadikan sumbangsih berharga untuk perkembangan pendidikan, terutama pada bidang pendidikan kimia, sehingga dapat menyempurnakan dan mempermudah dalam pembelajaran di SMP. Semoga dengan handout ini dapat menjadi amal yang baik bagi kami, sehingga kami sebagai penyusun mendapatkan keridhaan, rahmat serta magpirah dari Allah SWT, Aamiin.
Bandung, Agustus 2011
Penyusun
Zat Adiktif dan Psikotropika
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.................................................................................................ii A. PENDAHULUAN....................................................................................1 B. ZAT ADIKTIF.........................................................................................3 a. Narkotika...............................................................................................4
1. Ganja (Marijuana).............................................................................4 2. Opium...............................................................................................6 3. Kokain...............................................................................................7 4. Sedativa-hipnotika............................................................................8 b. Zat Adiktif Lainnya...............................................................................9
1. Rokok................................................................................................9 2. Alkohol dan Minuman Keras.........................................................14 3. Kafein.............................................................................................16 4. Inhalan............................................................................................18 C. PSIKOTROPIKA..................................................................................19 a. Depresan (Penenang)...........................................................................20 b. Stimulant.............................................................................................22 c. Halusinogen.........................................................................................25 D. DAMPAK NEGATIF............................................................................27 a. Dampak Negatif Asap Rokok..............................................................27 b. Dampak Negatif Minuman Keras.......................................................29 c. Dampak Negatif Psikotropika.............................................................30 E. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA........................................................................32
Zat Adiktif dan Psikotropika
a. Peran Anggota Keluarga......................................................................33 b. Peran Anggota Masyarakat.................................................................33 c. Peran Sekolah......................................................................................34 d. Peran Pemerintah.................................................................................34 F. CIRI-CIRI FISIK KORBAN KETERGANTUNGAN ZAT ADIKTIF ................................................................................................................. 35 G. CARA PENCEGAHAN DAN PENYEMBUHAN AKIBAT PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA ................................................................................................................. 38 a. Pencegahan Primer ................................................................................................... 38 b. Pencegahan Sekunder ................................................................................................... 39 c. Pencegahan Tersier ................................................................................................... 40 H.
PENGGUNAAN
ZAT
ADIKTIF DAN
PSIKOTROPIKA
DALAM BIDANG KESEHATAN ................................................................................................................. 40 a. Zat Stimulan ................................................................................................................. 41
Zat Adiktif dan Psikotropika
b. Zat Depresan ................................................................................................................. 41 c. Zat Narkotika ................................................................................................................. 41 d. Alkohol .................................................................................................................
empelajari bab ini kita akanmemaha
mi bahaya zat adiktifdan psikotropika
dan caramenghindarinya!
41
lau Ka
m ka
GLOSARIUM ................................................................................................................. u m au
42
i ar ,h hu ta
la be
44
an ak ita ik in
SOAL LATIHAN ................................................................................................................. jar a at gz an nt te if kt di ot sik np da . ka pi ro m an ak ta Ki em
la pe
ja
Zat Adiktif dan Psikotropika
Zat Adiktif dan Psiktropika
A. PENDAHULUAN
S
eiring dengan meningkatnya arus globalisasi memberikan dampak positif dan negative terhadap pola hidup masyarakat. Salah satu dampak positifnya adalah berkembangnya IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sedangkan salah satu
Zat Adiktif dan Psikotropika
dampak negatifnya adalah ikut masuknya budaya barat yang dapat merusak moral bangsa seperti penyalahgunaan obat-obat terlarang. Pernahkah kamu mendengar istilah narkoba? Narkoba telah meracuni kehidupan bangsa Indonesia, terutama generasi muda. Anak yang telah diracuni narkoba masa depannya hancur karena narkoba merupakan zat adiktif. Apakah yang dimaksud zat adiktif? Selain narkoba, zat yang tidak kalah bahayanya adalah alkohol, rokok, dan psikotropika. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Narkoba dan obat-obat terlarang sekarang ini lebih dikenal dengan nama NAPZA ( Narkotika, Psikotropika, dan zat Adiktif). Penyalahgunaan obat jenis NAPZA sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi susunan saraf, mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan. Karena mempengaruhi susunan saraf, NAPZA menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, persepsi, dan kesadaran.
Diskusi Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
Mengapa pemerintah
melarang keras pemakai dan pengedar ganja, morfin, dan ekstasi?
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan(Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium, morfin, kokain, ekgonin, tanaman ganja, dan damar ganja. Zat psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain sedatin (Pil BK), rohypnol, magadon, valium, mandarax,
Zat Adiktif dan Psikotropika
amfetamin, fensiklidin, metakualon, metifenidat, fenobarbital, flunitrazepam, ekstasi, shabu-shabu, dan LSD (Lycergic Alis Diethyl-amide). Zat adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Zat adiktif ini biasa dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang dapat mengganggu sistem saraf pusat. Kelompok yang termasuk zat adiktif ini antara lain rokok, minuman keras, serta alkohol yang mengandung etil etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap, seperti lem/perekat, aseton, dan eter.
B. ZAT ADIKTIF Zat adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Ketagihan adalah gejala untuk terus menerus memakai atau menggunakan karena sangat membutuhkan. Ketagihan merupakan gejala fisik dan mental yang ditandai dengan tubuh merasa sakit antara lain sembelit, muntahmuntah, kejang-kejang, dan badan menggigil pada saat tidak memakai atau penggunaan NAPZA dihentikan. Jika sudah parah, ada yang menjerit histeris, menggigit jari dan berperilaku seperti orang gila. Keadaan seperti itu dikenal dengan nama sakau. Ketergantungan merupakan suatu sindrom atau kumpulan fenomena fisiologis ( lahiriah), perilaku, dan kognitif karena penggunaan psiko aktif dan kesulitan mengendalikan perilaku serta timbul toleransi untuk meningkatkan dosisi hingga dosis keracunan dan bahkan sampai overdosis yang dapat menyebabkan kematian.
Zat Adiktif dan Psikotropika
Salah satu kelompok zat adiktif adalah narkotika, zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa, dan dapat menimbulkan menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu : a. Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan. b. Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir
dan
dapat
digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta
memiliki
kuat
untuk
potensi
mengakibatkan
sindrom ketergantungan. c. Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Narkotika terdiri dari beberapa jenis,diantaranya : 1.
Ganja ( Marijuana) Ganja diperoleh dari daun kering dan pucuk tanaman ganja
(Cannabis sativa) yang sedang berbunga. Ganja dapat tumbuh dengan baik di daerah-daerah beriklim tropis dan sedang seperti di Negara-negara di Asia Tenggara, Asia Tengah, Amerika Latin, Cina, dan India. Ciri – cirinya sebagai berikut : •
Tanaman perdu
Zat Adiktif dan Psikotropika • • • • •
Tinggi 1,5 sampai dengan 2,5 meter Daunnya berjari ganjil Berbulu Bunga berwarna merah Bau khas merangsang
Ganja dapat digunakan untuk bahan obat penenang dan penghilang rasa sakit. Kandungan zat kimia delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) di dalam daun ganja dalam dosis tertentu dipercaya dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Efek tersebut menyebabkan ganja banyak dimanfaatkan untuk kemoterapi terhadap para penderita kanker. Dengan mengonsumsi pil tersebut rasa sakit, keinginan muntah terus-menerus, dan rasa mual yang hebat dapat ditanggulangi. Ganja yang juga terkenal dengan sebutan rumput, cimeng, gelek, kangkung, pot, reefer, atau Mary Jane tampaknya lebih banyak diperdagangkan secara ilegal untuk disalahgunakan daripada dimanfaatkan untuk keperluan medis. Penjualan ganja biasanya dalam bentuk kering yang sering disebut marijuana, atau dalam kemasan cair (minyak cannabis). Ganja biasanya disalahgunakan dengan cara dihisap sebagai rokok atau dikunyah untuk mendapatkan efeknya yang memabukkan (intoksikasi). Setiap batang rokok ganja diperkirakan memiliki kandungan THC yang berkisar antara 5– 20 miligram. Orang yang mengisap ganja, pada saat intoksikasi akan mengalami hal-hal berikut. a. Tahap awal berupa rasa pusing dan euphoria (rasa gembira) diikuti rasa damai dan tenang. b. Perubahan suasana hati yang diikuti dengan perubahan persepsi tentang ruang dan waktu. c. Proses berpikir menjadi terganggu oleh terpecah-pecahnya ide dan ingatan.
Zat Adiktif dan Psikotropika
d. Beberapa pengguna menyatakan selera makan dan perasaan senang serta bahagia mereka meningkat. e. Efek negatif ganja bisa berupa perasaan bingung, reaksi panik yang berlebihan, keinginan untuk menyerang, ketakutan, tak berdaya, dan kehilangan kontrol diri. f. Pengguna ganja yang kronis akan mengalami sindrom amotivasional, yaitu menjadi sangat pasif dan tidak peduli pada apa pun. g. Seperti intoksikasi pada alkohol, pandangan, pendengaran, cara bicara, kemampuan menyelesaikan masalah, ingatan, waktu untuk merespon sesuatu, dan kemampuan mengendarai kendaraan bermotor menjadi terganggu. 2. Opium Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum. Opium mengandung lebih dari dua puluh macam senyawa. Opium mengandung lebih dari dua puluh macam senyawa alkaloid diantaranya morfin, heroin, dan kodein. Morfin kali pertama diisolasi dari getah buah pada 1905 oleh Friedrich Seturner. digunakan
Pada oleh
waktu para
itu,
morfin
tentara
untuk
menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Setelah itu, banyak tentara yang mengalami adiksi (efek ketergantungan). Pemakaian dosis morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kematian. Penyalahgunaan konsumsi morfin
Zat Adiktif dan Psikotropika
biasanya dilakukan melalui berbagai cara, yaitu ditelan, disuntikkan, dihirup langsung melalui hidung, dirokok, dibakar atau dipanaskan dan dihirup uapnya. Untuk menambah aroma dan rasa, morfin yang sering disalahgunakan biasanya dikonsumsi setelah dicampur dengan zat lain seperti gula, cokelat, atau mint. Heroin merupakan senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau. Heroin biasanya berbentuk serbuk putih dan pahit rasanya. Di pasar gelap, heroin dapat berbentuk aneka macam warna karena dicampur dengan gula, susu bubuk, gula merah, tepung, kinin, atau kakao. Heroin dapat menimbulkan rasa kantuk, halusinasi, dan euphoria. Penyalahgunaan konsumsi heroin biasanya dilakukan melalui berbagai cara, yaitu ditelan, disuntikkan, dihirup langsung melalui hidung, dirokok, dibakar, atau dipanaskan dan dihirup uapnya. Kodein merupakan senyawa turunan dari morfin, tetapi memiliki kemampuan menghilangkan nyeri lebih lemah, demikian pula efek kecanduannya (adiksinya) lebih lemah. Kodein biasa dipakai dalam obat batuk dan obat penghilang rasa nyeri. Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau verdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit
lembap,
napas
mengakibatkan kematian. 3. Kokain
pendek
tersenggal-senggal,
dan
dapat
Zat Adiktif dan Psikotropika
Tanaman coca (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di Pegunungan Andes, Amerika Selatan, menghasilkan daun yang mengandung senyawa kimia alkaloid yang bernama kokain dan senyawa-senyawa turunan yang sejenis. Dengan mengunyah daun coca,
Info Net Jangan Pernah menggunakan kokain sebab kerugian yang ditimbulkan sangat beragam. Konsumsi kokain da
seseorang akan terkena efek narkotik dari kokain dan senyawa – senyawa lain yang ada di dalam daun coca. Senyawa ini pertama kali digunakan untuk obat bius pada suatu bedah kecil. Karena pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Karena ternyata kokain memilki efek samping yang begitu berbahaya sehingga digantikan oleh senyawa lain yang lebih aman. Dewasa ini kokain digolongkan sebagai narkotika dan peredarannya adalah ilegal. Kokain dapat menyebabkan kematian meskipun dikonsumsi dalam jumlah kecil oleh pemakai pemula. Sementara itu, penggunaan yang terus-menerus menyebabkan ketagihan. 4. Sedativa – hipnotika Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Zat Adiktif dan Psikotropika
Gejala
akibat
pemakaiannya
adalah
mula-mula
gelisah,
mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan
lambat.
Jika
sudah
kecanduan,
kemudian
diputus
pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian. Sedangkan Kelompok yang termasuk zat adiktif ini antara lain rokok, minuman keras, serta alkohol yang mengandung etil etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap, seperti lem/perekat, aseton, dan eter. 1. Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 komponen yang berbahaya, seperti diperlihatkan pada gambar di samping. Setiap senyawa toksisk dalam asap rook menimbulkan akibat yang brebeda. Tiga komponen toksik utama dalam asap rokok yaitu karbon monoksida, nikotin, dan tar.
Zat Adiktif dan Psikotropika
Gambar 5: Rokok dan zat-zat yang terkandung di dalamnya
a. Karbon monoksida
Kira-kira 3-5% asap rokok terdiri atas karbon monoksida, yaitu suatu gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau. Dalam darah, karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin menggantikan oksigen, sehingga darah kekurangan oksigen. Akibatnya tubuh menjadi lemas karena kekurangan oksigen, bahkan menyebabkan kematian. Itulah sebabnya sangat berbahaya jika kita berada dalam ruangan yang mengandung karbon monoksida. b. Nikotin
Gambar 6. nikotin
Zat Adiktif dan Psikotropika
Nikotin adalah suatu alkaloid yang dapat mempengaruhi sistem saraf. Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang-orang biasanya mengkonsumsi nikotin tidak dalam benutk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diserap pada saat merokok dapat
menyebabkan
jantung
dan
meningkatnya
tekanan
darah,
denyut bersifat
karsinogenik sehingga dapat meningkatkan resiko
terserang
kanker
paru-paru
(perhatikan gambar 2), kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emfisema),
Gambar 7. paru-paru perokok
resiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan berat gangguan
kehamilan. Selain itu, kadar nikotin yang tinggi dapat menghambat informasi rangsang saraf sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas refleks tubuh. Nikotin dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis. Absorpsi nikotin berlangsung sangat cepat dan secara cepat pula didistribusikan ke otak, yang selanjutnya menimbulkan efek pada sistem saraf pusat yang manisfestasinya dapat timbul dengan segera. Pada akhirnya dapat mempengaruhi berbagai sistem di dalam tubuh. Perjalanan nikotin dari paru-paru ke otak terbilang sangat cepat yaitu hanya 7 detik saja. Setelah sampai di otak nikotin akan merangsang pelepasan dopamin, yaitu suatu neurotransmitter penting yang terlibat dalam suasana hati (mood), selera makan dan fungsi otak lainnya.
Your Task
digolongkan ke dalam zat adiktif?2. Sebutkan bahan-bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok!3. Sebutkan lan
Zat Adiktif dan Psikotropika
Ketika seseorang merokok, maka nikotin akan masuk dan mulai menumpuk di dalam tubuh. Lama kelamaan seseorang akan terbiasa dengan nikotin dan jika ia tidak mendapatkan jumlah yang sama maka tubuh akan meminta lebih. Dan biasanya jumlahnikotin yang masuk akan semakin besar atau meningkat. Pengguna nikotin bisa dengan cepat menjadi ketergantungan, karena hanya dibutuhkan sedikit rokok untuk bisa
membuat
seseorang
memiliki
kecanduan. Jika seseorang tiba-tiba berhenti
merokok,
maka
ia
akan
mengalami efek balikan (withdrawal effect) seperti cemas dan perubahan
Gambar 8. kerja nikotin pada reseptor
suasana hati. Salah satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah kecanduan nikotin biasanya dimulai sejak seseorang mencoba-coba atau bereksperimen dengan rokok. Dalam banyak kasus kondisi ini terkadang sudah dimulai sejak seseorang masih bersekolah atau berusia 13-14 tahun. Sebagai obat murni, nikotin hanya memiliki sedikit efek buruk bagi kesehatan fisik seseorang. Tapi zat-zat kimia lain yang terdapat di dalam rokok dan bergabung dengan nikotin inilah yang bisa menimbulkan banyak kerusakan bagi tubuh. c. Tar
Tar adalah zat yang mempunyai sifat karsinogen (penyebab kanker) dan menyebabkan iritasi pada paru-paru sehingga menjadi batuk. Selain itu, masih banyak zat-zat toksik yang bersifat karsinogen walaupun dalam
Gambar : Tar
Zat Adiktif dan Psikotropika
kadar yang rendah, namun jika jika menghisap rokok ini selama bertahun-tahun, ditambah lagi mudah lolosnya benda-benda asing yang ikut masuk bersama udara pernapasan, menjadikan perokok aktif maupun pasif rentan terhadap gangguan sistem pernapasan, termasuk Gambar 9. Tar
rentan terhadap timbulnya kanker paru-paru. Hasil penelitian membuktikan, terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan timbulnya penyakit janutng koroner. Efek jangka pendek yang dirasakan ialah jantung berdebar-debar. Hal ini membuktikan bahwa merokok sangat mempengaruhi fisiologis jantung. Perokok berat sering menjadi mandul (infertil). Hal ini disebabkan nikotin dapat menghambat proliferasi sel-sel spermatogenik (sel bakal spermatozoa) maupun sel-sel oogenik (sel bakal telur). Pada wanita, salah satu efek kerugian akibat nikotin ialah menghambat pembenutkan estrogen. Seperti yang kita ketahui, estrogen merupakan hormone wanita yang sangat esensial bagi fungsi-fungsi fisiologis wanita, termasuk yang berkaitan dengan reproduksi.
Olahraga Ringan Kurangi Kecanduan RokokMenghilangkan kebiasaan merokok memang tak mudah. Untuk mengatasinya, pa
Bahan Kimia dalam Asap Rokok A. Tujuan Menguji pengaruh bahan kimia dalam rokok bagi kesehatan. B. Alat dan Bahan 1. Rokok 1 batang Praktikum 2. Korek api 1 buah 3. Stoples 1 buah 4. Kain putih atau kapas 1 gumpalan kecil
Zat Adiktif dan Psikotropika
C. Langkah Kerja 1. Masukkan secarik kain putih atau kapas ke dalam stoples! 2. Nyalakan sebatang rokok kemudian tampunglah asap rokok tersebut ke dalam stoples! 3. Tutuplah stoples tersebut kemudian diamkan selama 15 menit! 4. Keluarkan kain atau kapas dari dalam stoples! Amati perubahan yang terjadi pada kain atau kapas! 5. Diskusikan dengan kelompokmu apa yang terjadi jika paruparumu mengalami hal yang sama dengan kain putih atau kapas tersebut! 6. Sampaikan hasil diskusimu di depan kelas untuk didiskusikan bersama kelompok lain dan gurumu! 7. Jangan lupa mematikan rokok dan membersihkan meja kerjamu! Kembalikan semua alat dan bahan yang telah selesai kamu gunakan ke tempat semula!
2. Alkohol dan Minuman keras Selain
obat-obatan
terlarang, ada juga jenis minuman
yang
dapat
mengakibatkan kecanduan yaitu
minuman
mengandung
yang alkohol.
Mengapa alkohol dapat menyebabkan kecanduan?
Zat Adiktif dan Psikotropika
Alkohol adalah zat adiktif yang sudah dikenal manusia sejak lama,
Gambar 9. Minuman beralkohol
bahkan digunakan dalam pembiusan secara luas dan tertua di dunia. Salah satu penggunaan alkohol lainnya adlah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran. Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol yang trekandung dalam minuman dapat berasal dari hasil fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya, alkoholyang terdapat dalam minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau sengaja ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis minuman yang mengandung alkohol (etanol), seperti pada gambar 3 disebut minuman keras.
Your Task Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dikelompokkan
Obat yang berbentukmenjadi sirop banyak yang menggunakan tiga golongan, yaitu: alkohol sebagai pelarut. Amankah jika kita menggunakan oba a. Golongan A: kadar etanol 1%-5%, contoh: bir b. Golongan B: kadar etanol 5%-20%, contoh: anggur atau wine c. Golongan C: kadar etanol 20%-50%, contoh: Whiskey, Vodka, TKW,
Manson House, Johny Walker, dan Kamput.
Diskusi
muda?2. Bagaimana sebaiknya agar peredaran minuman keras di Indonesia dapat dikurangi,bahkan diberantas sama
Zat Adiktif dan Psikotropika
Kafein
Gambar 10. Kopi dan teh, sumber utama kafein Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan (tachycardia). Dari beberapa literatur, diketahui bahwa kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat.
Zat Adiktif dan Psikotropika
Kepekaan terhadap Kafein Setiap orang berbeda kadar kepekaannya terhadap kafein. Beberapa kepekaan terhadap pengaruh kafein terhadap ibu yang sedang hamil telah diungkapkan, yaitu dapat menyebabkan kelahiran bayi yang cacat. Penelitian terhadap manusia dan hewan belum konklusif hasilnya; apakah benar dengan konsumsi normal sehari-hari dapat mengakibatkan kelahiran bayi yang cacat. Walaupun demikian karena adanya ketidakpastian dalam penelitian terhadap manusia dan telah adanya bukti yang nyata bahwa beberapa bayi cacat terjadi pada hewan percobaan, maka dapat disarankan untuk perempuan yang sedang hamil untuk mengurangi konsumsi kafeinnya perhari. Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan keracunan kafein (intoksikasi, yaitu mabuk akibat kafein). Antara gejala penyakit ini ialah keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis), dan masalah gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi walaupun hanya 250 mg kafein yang diambil. Jika lebih dari 1g kafein dikonsumsi dalam satu hari, gejala seperti kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyutan jantung)m dan gejolak psikomotor (psychomotor agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafeina juga bisa mengakibatkan kepanikan dan penyakit kerisauan. Beberapa hasil penelitian, dosis 100-150 mg kafein merupakan batas amam konsumsi manusia, dan efek yang diberikan pada takaran ini adalah dapat meningkatkan aktivitas mental yang membuat orang selalu terjaga, sehingga dosis anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara dengan 100-150 mg kafein seharinya.
Zat Adiktif dan Psikotropika
Konsumsi kopi/teh serta minuman berenergi bagi masyarakat Indonesia, seperti telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk ditinggalkan. Disatu sisi, kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi manusia, yang telah memberikan banyak keuntungan terutama untuk menigkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi suatu minuman. Tetapi di sisi lain, kafein juga diketahui merupakan senyawa beracun, yang dapat menganggu kesehatan manusia dan keturunannya. Sekarang tinggal pada kearifan dari manusia itu sendiri untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Inhalan Gambar11. Beberapa produk inhalan Inhalan adalah yang
zat mudah
menguap, dihisap untuk menghasilkan efek psikoaktif. Penggunaan inhalan secara berulang dapat mengakibatkan hambatan ritme jantung dan menyebabkan kematian karena kadar oksigen yang rendah sehingga menyebabkan mati lemas. Sedangkan penyalahgunaan zat ini secara regular dapat mengakibatkan masalah serius pada organ vital termasuk otak, jantung, ginjal, dan hati. Beberapa bahan zat yang sering disalahgunakan sebagai inhalan adalah sebagai berikut: 1. Larutan yang mudah menguap, misalnya lem, aerosol yang terdapat
pada cat semprot, hairspray, pengharum ruangan dan deodoran.
Zat Adiktif dan Psikotropika 2. Larutan gas, misalnya penghilang cat kuku, pengencer cat, typeX,
spidol, toluen murni, cairan korek api, bensin, dan pembersih karburator. 3. Larutan pembersih, misalnya cairan dry clening, penghilang noda, dan
penghilang minyak. 4. Berupa gas, misalnya gas tertawa (Nitrous oksida), butana, propana,
helium, anestesi/pembius (Nitrous oksida, eter, dan kloroform).
C. PSIKOTROPIKA Psikotropika menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 adalah bahan atau zat baik alamiah maupun buatan yang bukan tergolong narkotika yang berkhasiat psikoaktif pada susunan saraf pusat. Yang dimaksud berkhasiat psikoaktif adalah memiliki sifat mempengaruhi otak dan perilaku sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku pemakainnya. Psikotropika dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu : •
PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD)
•
PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)
•
PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
Zat Adiktif dan Psikotropika •
PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG). Psikotropika dapat mempengaruhi aktivitas mental dan perilaku seseorang biasanya secara medis digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan dan biasa digunakan di rumah sakit jiwa. Penggolongan obatobatan yang dapat mempengaruhi sistem saraf manusia adalah sebagai berikut. 1. Depresan ( Penenang )
Depresant yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat (Psikotropika Gol 4), contohnya antara lain : Sedatin/Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Morfin, Barbitol, dan Mandrak (MX). Morfin Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena). Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
Zat Adiktif dan Psikotropika
o o o o o o o
Gambar 12. Morfin
Menimbulkan euforia. Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi). Kebingungan (konfusi). Berkeringat. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar. Gelisah dan perubahan suasana hati. Mulut kering dan warna muka berubah
Barbiturat Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur. Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan resep. Barbiturat mempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental. Ketidakbahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturat. Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian. Kematian akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang berbahaya takarannya sangat dekat dengan dosis normal yang aman. Kemungkinan overdosis lebih meningkat lagi bila barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Risiko penggunaan barbiturat juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan. Tubuh dapat dengan cepat menjadi
toleran
terhadap
barbiturate,
yang
mengakibatkan
ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan gejala mudah marah, tidak bisa tidur, sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-
Zat Adiktif dan Psikotropika
kejang, dan halusinasi. Pengguna berat barbiturat lebih rentan terhadap masalah dada dan hipotermia.
Gambar 13. Barbiturat 2. Stimulant
Stimulant yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam kandungan Ecstasi. Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Amphetamin merupakan stimulan yang biasanya diminum secara oral, walaupun dapat juga dilarutkan dalam air, dihirup, atau disuntikkan. Amphetamin menyebabkan meningkatnya detak jantung, berkurangnya nafsu makan, memperbaiki suasana hati, dan membesarnya pupil mata. Pengguna amphetamin menyebutkan adanya "rush" rasa percaya diri yang bertahan tiga atau empat jam sebelum kemudian "turun". Rasa khawatir dan gelisah kemudian mengambil alih dari titik ini. Penggunaan amphetamin secara berulang kali dapat menyebabkan toleransi terhadap jenis napza ini, yang berarti anda harus mengkonsumsi lebih banyak untuk mencapai rasa "high". Gejala gelisah, paranoia dan panik dapat juga muncul. Penggunaan jangka panjang dan berat dapat menyebabkan gangguan mental. Penggunaan
amphetamin
menunda,
namun
tidak
menghilangkan,
Zat Adiktif dan Psikotropika
kebutuhan untuk makan. Pengguna reguler seringkali mengalami turunnya berat badan dan malnutrisi. Hal ini mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, dan ini merupakan masalah besar bagi orang dengan HIV. Berikut contoh dari amfetamin :
Gambar 14. Amfetamin
Zat Adiktif dan Psikotropika Ekstasi
Ekstasi adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Ekstasi dapat membuat tubuh si pemakai memiliki energi yang lebih dan juga bisa mengalami dehidrasi yang tinggi. Sehingga akibatnya dapat membuat tubuh kita untuk terus bergerak. Beberapa orang yang mengkonsumsi ekstasi di temukan meninggal karena terlalu banyak minum air dikarenakan rasa haus yang amat sangat. Tergolong jenis
zat
psikotropika,
dan
biasanya diproduksi secara illegal di laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet dan kapsul. Ekstasi akan
mendorong
tubuh
untuk
melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekeringan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama. Efek yang ditimbulkan oleh pengguna ecstasy adalah: Diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan pusing, menggigil yang tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan sering, mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan, gelisah/tidak bisa diam, pucat & keringat, dehidrasi, mood berubah. Akibat jangka panjangnya adalah kecanduan, syaraf otak terganggu, gangguan liver, tulang dan gigi kropos. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ekstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya suatu reaksi yang pada tubuh. Dan dalam beberapa kasus, reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan kematian. Pengguna ekstasi sering harus minum obat-obatan lainnya untuk menghilangkan reaksi buruk yang timbul pada dirinya. Dan hal ini
Zat Adiktif dan Psikotropika
menyebabkan denyut nadi menjadi cepat, serta akan menimbulkan paranoia dan halusinasi. Sabu-sabu
Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan. Jenisnya antara lain yaitu gold river, coconut dan kristal. Sekarang ada yang berbentuk tablet. Obat ini dapat di Gambar 15. Ekstasi
temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice. Obat
ini
juga
mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap syaraf. 16. ShabuSi pemakaiGambar shabu-shabu akanshabu selalu bergantung pada obat bius itu dan
akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian.Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain seperti : Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream. Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup 3. Halusinogen yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline. LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada).
Zat Adiktif dan Psikotropika
Zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa.
Gambar 17. Kapsul LSD
•
Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat,
•
warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi
•
terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya. Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama
• • • • • • •
kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid). Denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Diafragma mata melebar dan demam. Disorientasi. Depresi. Pusing Panik dan rasa takut berlebihan. Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau
•
bulan kemudian. Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.
E. Dampak Negatif Dalam lima tahun terakhir ini, penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
telah
banyak
memakan
korban.
Kebanyakan
korban
Zat Adiktif dan Psikotropika
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika ini adalah usia remaja, yaitu usia 15 – 19 tahun. Hal ini terjadi karena kekurangpahaman para remaja tentang dampak negatif penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Nah, agar kamu dapat melindungi diri dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika pelajarilah uraian berikut dengan baik. 1.
Dampak Negatif Asap Rokok Tahukah kamu, zat-zat apa saja yang terdapat pada rokok sehingga
asap rokok dapat membahayakan orang yang menghisapnya? Asap rokok mengandung sekitar 3.800 zat kimia. Sekitar 40 zat kimia di antaranya termasuk senyawa racun dan karsinogenik atau pemicu kanker. Bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok, antara lain nikotin, karbon monoksida, senyawa kimia dalam tar, senyawa golongan alkohol, dan senyawa golongan amina. Nikotin merupakan zat insektisida yang berbahaya. Pada sebatang rokok terdapat kadar nikotin antara 8 mg hingga 12 mg. Penggunaan nikotin pada dosis rendah menyebabkan tekanan darah naik, sakit kepala, meningkatkan sekresi getah lambung yang menyebabkan sakit maag, muntahmuntah, dan diare. Penggunaan nikotin pada dosis tinggi menyebabkan keracunan, kejang-kejang, kesulitan bernapas, dan berhentinya kerja jantung. Nikotin merupakan zat kimia perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dan membuat pemakai nikotin menjadi kecanduan. Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa karbon. Merokok merupakan salah satu contoh pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel karbon) dan karbon monoksida. Hemoglobin lebih mudah mengikat karbon monoksida daripada oksigen. Hal ini mengakibatkan jantung bekerja lebih keras agar darah mampu mengikat oksigen. Keracunan karbon monoksida
Zat Adiktif dan Psikotropika
dapat menyebabkan kematian. Jika ibu hamil mengisap asap rokok dapat mengganggu perkembangan janinnya bahkan bisa menimbulkan cacat. Selain itu tar pada rokok dapat merusak sel paru-paru, meningkatkan produksi dahak/lendir di paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru. Berdasarkan penelitian, dapat dipastikan bahwa merokok dapat menyebabkan: 1) Kanker saluran pernapasan, dan paru-paru, 2) Penyempitan pembuluh darah, 3) Penyakit jantung koroner, 4) Naiknya kadar gula (sakit diabetes), 5)
Kerusakan
sel
reproduksi
pria
dan
wanita
sehingga
menyebabkan impotensi dan kemandulan, 6) Naiknya kadar lemak, dan 7) Meningkatkan jumlah bayi yang lahir prematur. Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi perokoknya tetapi juga berbahaya bagi orang di sekitarnya yang secara tidak langsung ikut menghisap (perokok pasif). Risiko asap rokok bagi perokok antara lain perokok pasif dewasa dapat terkena kanker paru-paru, bayi yang dikandung oleh ibu perokok pasif berpontensi mempunyai kelainan, dan anak-anak dari perokok lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu, bagi yang bukan perokok disarankan menghindari keinginan untuk mencoba merokok, berani (tidak malu) menyatakan keberatan terhadap perokok di dekatnya untuk tidak merokok atau memintanya mencari tempat lain untuk merokok. Hindari tempat-tempat di manaorang bebas merokok. 2.
Dampak Negatif Minuman Keras Minuman keras dapat merusak kesehatan jasmani dan rohani.
Minuman keras mengandung alkohol sehingga dapat menyebabkan
Zat Adiktif dan Psikotropika
timbulnya rasa ketagihan dan ketergantungan. Alkohol adalah senyawa organik yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksida (gugus fungsi –OH) pada setiap molekulnya. Alkohol yang terkandung dalam minuman keras adalah etanol (C2H5OH). Alkohol dibuat melalui fermentasi berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya buahbuahan (anggur), bijibijian (beras dan gandum), dan umbi-umbian (singkong). Untuk mendapatkan kadar alkohol yang lebih tinggi dilakukan dengan penyulingan. Alkohol (etanol) berkhasiat menekan aktivitas susunan saraf dan dalam bidang kedokteran berfungsi sebagai depresan.Alkohol dalam minuman keras digolongkan sebagai berikut. 1) Golongan A, kadar etanol 1% – 5%, contoh: bir. 2) Golongan B, kadar etanol 5% – 20%, contoh: anggur, whiskey. 3) Golongan C, kadar etanol 20% – 55%, contoh: brandy, arak. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan, seperti lambung dan usus sehingga dapat menimbulkan pendarahan. Lambung yang terluka dapat menimbulkan penyakit maag, sedangkan usus yang berlubang menyebabkan terganggunya penyerapan makanan. Hal ini dapat menyebabkan badan menjadi kurus karena kekurangan gizi dan nutrisi. Alkohol juga berdampak pada kesehatan rohani karena alkohol dapat bereaksi langsung dengan sel-sel saraf pusat (otak) sehingga dapat menyebabkan gangguan mental, seperti mudah marah dan tersinggung. Dalam jumlah sedikit, hati masih dapat membuang alcohol dari dalam tubuh. Akan tetapi, dalam jumlah yang banyak kerja hati akan berat. Hal ini dapat menyebabkan pengerutanhati, sakit lever, dan kanker hati. Sama halnya dengan rokok, ibu hamil yang meminum minuman keras (beralkohol tinggi) dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi yang lahir kemungkinan besar akan cacat fisik. Secara sosial, minuman keras membawa dampak buruk. Beberapa kasus kejahatan dilakukan di bawah
Zat Adiktif dan Psikotropika
pengaruh minuman keras, bahkan kecelakaan lalu lintas juga sering terjadi akibat pengendara minum minuman keras. Oleh karena itu, jauhilah minuman keras. Selain diharamkan oleh agama, minuman keras tidak ada sedikit pun nilai positifnya malahan lebih banyak nilai negatifnya. Jadi, jika kamu sayang terhadap diri sendiri dan masa depanmu yang masih panjang, jauhilah minuman keras! 3. Dampak Negatif Zat Psikotropika
Saat ini zat psikotropika sudah memasuki kalangan remaja dan pelajar. Hal ini tentu saja membahayakan masa depan negara kita karena masa depan negara ini berada di pundak para remaja. Nah, agar kamu dapat terhindar dari penyalahgunaan zat psikotropika kamu harus memahami
betul
dampak
negatif
yang
ditimbulkan
oleh
zat
psikotropika. Amfetamin yang tergolong zat psikotropika sering digunakan untuk mengurangi berat badan karena menghilangkan rasa lapar. Amfetamin juga dapat menghilangkan rasa kantuk bahkan kadang dipakai olahragawan sebagai dopping (tetapi pemakaian dopping tidak sah). LSD (Lycergic Alis Diethylamide) merupakan zat halusinagen. Halusinagen adalah zat-zat yang dapat mengubah persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang serta menimbulkan halusinasi (khayalan). Jika zat psikotropika digunakan secara terus menerus atau melebihi
takaran
yang
telah
ditentukan
akan
mengakibatkan
ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak
penyalahgunaan
narkoba
pada
seseorang
sangat
tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba
Zat Adiktif dan Psikotropika
dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. Dampak terhadap fisik, antara lain gangguan pada system saraf, gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), gangguan pada kulit (dermatologis), dan gangguan pada paru-paru (pulmoner). Dampak terhadap psikis (rohani), antara lain lamban kerja, ceroboh, sering tegang dan gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga, agitatif,
menjadi
ganas
dan
tingkah
laku
yang
brutal,
sulit
berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. Dampak sosial bagi pecandu zat psikotropika, antara lain gangguan mental, antisosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan, merepotkan dan menjadi beban keluarga, pendidikan menjadi terganggu, serta masa depan suram. Dampak fisik, psikis dan sosial saling berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengonsumsi obat pada waktunya). Hal ini dapat menyebabkan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengonsumsi. Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, dan manipulatif. E. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Zat adiktif dan psikotropika akan memberikan manfaat jika dipakai untuk tujuan yang benar,misalnya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan. Dalam bidang kedokteran,misalnya satu jenis narkotika diberikan kepada pasien yang menderita rasa sakit luar biasa karena suatu penyakit atau setelah menjalani suatu operasi. Contoh lain, satu zat jenis psikotropika diberikan kepada pasien penderita gangguan jiwa yang sedang mengamuk dan tak dapat ditenangkan dengan caracara lain. Jika pemakaian
Zat Adiktif dan Psikotropika
zat adiktif dan psikotropika dipakai di luar tujuan yang benar,itu sudah termasuk penyalahgunaan dan harus diupayakan pencegahannya. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya bagi diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Dampak negatif pemakaian zat adiktif dan psikotropika pada diri sendiri, yaitu rusaknya sel saraf,menimbulkan ketergantungan, perubahan tingkah laku, dan menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung dan hati, merusak pankreas, dan berisiko mengidap HIV positif). Pada dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan kematian. Dalam kehidupan sosial, penyalahgunaan pemakaian zat adiktif dan psikotropika, di antaranya: sering membuat onar atau perkelahian (misalnya, perkelahian pelajar), melakukan kejahatan (pencurian dan pemerkosaan), kecelakaan, timbulnya masalah dalam keluarga, dan mengganggu ketertiban umum. Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. a. Peran Anggota Keluarga
Setiap
Gambar 18. Keluarga sangat berperan untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika anggota
keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zatzat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada
Zat Adiktif dan Psikotropika
Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah. b. Peran Anggota Masyarakat Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal. c. Peran Sekolah Sekolah
perlu
memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang
bahaya
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak 19. sekolah jika informasi Gambar Pemberian sejak dini zat adiktif dan ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di mengenai lingkungan psikotropika sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba. d. Peran Pemerintah Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama. Diskusi Mengapa pemerintah melarang keras pemakai dan pengedar ganja, morfin, dan ekstasi?
Zat Adiktif dan Psikotropika
Stres pada mantan pecandu NAPZASeorang pecandu NAPZA yang telah dinyatakan sembuh oleh dokter tidak berarti masala
4. Stres dalam mengambil keputusan (decision stressor), yaitu belum dapat membuat keputusan yang baik untuk dirinya, misalnya mudah terbawa ajakan teman untuk menggunakan NAPZA.
1. Stres karena keluarga (family stressor), yaitu banyaknya tekanantekanan dari keluarga yang menginginkan dia dapat beraktivitas layaknya orang yang sehat,misalnya sekolah atau bekerja.
2. Stres terhadap lingkungan (social stressor), yaitu harus memulai
F. CIRI-CIRI FISIK KORBAN KETERGANTUNGAN ZAT ADIKTIF kembali kehidupan sosial, diantaranya mulai menjalin dapat komunikasi Orang yang telah kecanduan zat adiktif dan psikotropika kita dengan keluarga, teman, serta lingkungan yang baik.
lihat dari fisiknya. Ciri-ciri korban ketergantungan zat adiktif dan psikotropika adalah sebagai berikut. a. Mengalami gangguan pada sistem saraf (neurologis). Contoh gangguan pada sistem saraf, antara lain kejangkejang,halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan saraf tepi. b. Mengalami gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, antara lain infeksi akut otot jantung dan gangguan peredaran darah.
Zat Adiktif dan Psikotropika
Gambar 20. Pemakaian zat adiktif dan psikotropika
dapat menyebabkan penyakit jantung c. Mengalami gangguan pada kulit (dermatologis). Contoh gangguan pada kulit, antara lain penanahan (abses), alergi, dan eksim. d. Mengalami gangguan pada paru-paru (pulmoner). Contoh gangguan paruparu, antara lain penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, dan pengerasan jaringan paru-paru. e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur. f. Mengalami gangguan kesehatan reproduksi, yaitu pada endokrin, seperti penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual. g. Pada remaja perempuan, mengalami perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid). Secara fisik dan psikis orang yang sudah terbiasa menggunakan narkoba berbeda dari orang normal. Ciri-ciri orang yang kecanduan narkoba adalah sebagai berikut. 1. Lesu, mata merah dan kelihatan mengantuk, pikiran
melayang. 2. Tidak sabaran, apa yang diinginkan harus segera dipenuhi saat itu juga. 3. Cenderung hedonis, melakukan apa saja untuk mencapai apa yang diinginkan. 4. Bila ada permasalahan pelik, sifat agresif
dan destruktif selalu dikedepankan.
Gambar 21. Kartun yang
menggambarkan ciri orang kecanduan narkoba yaitu lesu,kelihatan mengantuk, dan pikiran melayang
Zat Adiktif dan Psikotropika 5.
Biasanya mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan lawan jenisnya, malu, rendah diri, sukar didekati atau mendekati lawan jenis,
dan suka menyendiri. 6. Menjadi dewasa pada usia terlalu dini dengan berperilaku seks bebas dan melakukan tindakan kriminal. Jika sudah ketagihan, apa pun akan dilakukan untuk mendapatkan narkoba dan memuaskan rasa ketagihannya. 7. Sikapnya cenderung sangat ceroboh, nekat, dan kurang perhitungan. 8. Pembosan, emosi tidak stabil, tidak konsentrasi, tidak bersemangat, malas, depresi, dan tidak memiliki motivasi.
Your Task
Mengapa medali yang diperoleh oleh seorang atlet yang menggunakan obat perangsang, medalinya dicabut
G.
CARA
PENCEGAHAN
DAN
PENYEMBUHAN
AKIBAT
PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar seseorang atau sekelompok masyarakat mengubah keyakinan, sikap, dan perilakunya sehingga tidak memakai narkoba atau berhenti memakai zat adiktif dan psikotropika. Upaya menghentikan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan sifat ketagihan dan ketergantungan yang ditimbulkannya sangat kuat. Oleh karena itu, upaya pengobatan harus diikuti dengan upaya pencegahan agar mantan pecandu tidak kembali lagi menjadi pecandu. Meskipun demikian, masih banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Ada tiga tingkat pencegahan, yaitu sebagai berikut.
Zat Adiktif dan Psikotropika
a. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan ini biasanya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, dan pendekatan melalui keluarga. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga. Bagaimana cara mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika di keluarga? Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah anggota keluarga terjerumus penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. 1) Pelajari fakta dan gejala dini penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. 2) Menjadikan orang tua sebagai teladan. Orang tua yang baik, hendaknya berhenti merokok, minum minuman beralkohol, atau memakai zat adiktif dan psikotropika serta membuang semua peralatan dan persediaan rokok atau minuman beralkohol. 3) Kembangkan kemampuanmu untuk menolak penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Jika ada teman yang memaksa atau membujuk menggunakan narkoba, kamu berhak menolak. Carilah kawan sejati yang tidak menjerumuskan. 4) Mengikuti kegiatan yang sehat dan kreatif. 5) Mematuhi norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.
b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi). Tahapan ini meliputi:
Zat Adiktif dan Psikotropika
1) Tahapan penerimaan awal (initial intake) Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental. 2) Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medic Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap. c. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier adalah upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas: 1) Tahapan stabilisasi Tahapan stabilisasi dilakukan antara 3 sampai 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakyat. 2) Tahapan sosialiasi dalam masyarakat Tahapan ini dilakukan agar mantan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan,
dan
mengembangkan
kegiatan
alternatif.
H. PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA DALAM Your Task BIDANG KESEHATAN Sebenarnya zat adiktif dan psikotropika bermanfaat dalam bidang kesehatan, tetapi dalam dosis yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan
habilitasi yang ada di sekitarmu, kemudian carilah informasi seputar upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif da
pengobatan. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika yang berlebihan dan tidak sesuai dosis dapat menyebabkan dampak-dampak negatif, seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Berikut ini zat adiktif dan psikotropika yang digunakan dalam bidang kesehatan. a. Zat Stimulan Zat stimulan adalah zat yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan
serta
kesadaran
sehingga
kemampuan
Zat Adiktif dan Psikotropika
beraktivitas akan meningkat selama beberapa jam. Jenis zat stimulan, antara lain kafein, kokain, dan amfetamin. Contoh zat stimulan yang sekarang disalahgunakan adalah shabu-shabu dan ekstasi. b. Zat Depresan Dalam bidang kedokteran, zat depresan adalah zat yang menekan sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Kelebihan dosis zat ini dapat mengakibatkan kematian. Jenis zat adiktif depresan, antara lain opioda dan berbagai turunannya, seperti morfin dan heroin. Contoh yang popular adalah putaw. c. Zat Narkotika Dalam bidang kedokteran zat narkotika digunakan sebagai zat analgesik kuat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dalam pembedahan. Zat yang termasuk kelompok narkotika adalah ganja, opium, dan kokain. d. Alkohol Di bidang kesehatan, alkohol digunakan sebagai zat desinfektan. Zat desinfektan adalah zat yang digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri. Alkohol juga dipakai untuk mencuci alat-alat kedokteran.
Glosarium
Adiktif
: bersifat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya
Ekstasi
: tablet yang mengandung zat adiktif yang mampu memacu kekuatan daya tahan tubuh hingga berjam – jam dan menimbulkan perasaan senang, gembira, dan riang yan luar biasa terhadap sesuatu, mempunyai efek yang dapat menyerang susunan saraf pusat (otak)
Halusinasi
: pengalaman indra tanpa adanya perangsang pada alat indra
Zat Adiktif dan Psikotropika
yang bersangkutan, misalnya mendengar suara tanpa ada sumber suara Heroin
: bubuk kristal ptuih yang dihasilkan oleh morfin, jenis narkotik
yang
amat
kuat
sifat
mecandukannya
(memabukkan) Candu
: getah kering pahit berwarna coklat kekuning-kuningan yang dapat mengurangi rasa nyeri dan merangsang rasa kantuk serta menimbulkan rasa ketagihan bagi yang menggunakannya
Morfin
: zat yang digunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri dan penentraman, digunakan dengan dosis besar berkhasiat sebagai obat bius dan jika sering dipakai dosisnya makin lama makin tinggi sehingga menyebabkan kecanduan
Narkotika
: obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, dan menimbulkan rasa kantuk
Amfetamin
: kelompok obat perangsang yang mengimbas perasaaan bugar
Mariyuana
: tumbuhan semak yang daunnya mengandung zat yang memabukkan; Cannabis sativa
Stimulan
: sesuatu yang menjadi cambuk bagi peningkatan prestasi atau semangat bekerja; pendorong; perangsang
Nikotin
: zat racun yang terdapat dalam tembakau digunakan dalam pengobatan dan untuk insektisida
Tar
:komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan komponen nikotin dan cairan, bersifat karsinogenik
Zat Adiktif dan Psikotropika
Soal Latihan 1. Jelaskan dan berikan contoh zat adiktif dan zat psikotropika! 2. Sebutkan bahan kimia dalam asap rokok yang berbahaya untuk
kesehatan! 3. Jelaskan dampak negatif yang ditimbulkan rokok! 4. Jelaskan dampak terhadap fisik dari korban ketergantungan zat adiktif dan psikotropika! 5. Menurutmu, apa penyebab meningkatnya penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika di kalangan remaja? 6. Siapakah yang sangat berperan
dalam
upaya
pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika? Jelaskan pendapatmu! 7. Jelaskan upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika! 8. Jelaskan manfaat zat narkotika dalam bidang kedokteran!
Zat Adiktif dan Psikotropika
Daftar Pustaka Arahim, Zaifudin. 2009. IPA – Terpadu ( Galileo ). CV. Media Antar Nusa : Klaten Karim, saeful dkk. 2008. Belajar IPA membuka Cakrawala Alam Sekitar. Pusat perbukuan Deapartemen pendidikan Nasional : Jakarta Krisno, Agus. 2008. Ilmu Pengetahuan Dasar kelas VIII. Pusat perbukuan Deapartemen pendidikan Nasional : Jakarta Nugroho, Arinto. 2010. The essential of Biology. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Solo Susanti, Elfi . 2007. Sains Kimia 2. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Solo Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Dasar kelas VIII. Pusat perbukuan Deapartemen pendidikan Nasional : Jakarta
Zat Adiktif dan Psikotropika
Biografi Penulis
•
Nama TTL
: Erviani rahmawati Kurnia : Ciamis, 23 november 1990
Zat Adiktif dan Psikotropika
Alamat Hobi •
Nama TTL Alamat
Hobi •
Nama TTL Alamat Hobi
•
Nama TTL Alamat Hobi
•
Nama TTL Alamat Hobi
: Dusun Cileungsir no 243 RT/RW 007/003, ciamis : baca : Resha Aditya Wiguna : Bandung, 29 Maret 1991 : Jl. Mukodar Tengah no. 292 RT/RW 05/07, Cibeureum, Cimahi Selatan : Jalan – jalan, Mendengarkan music : Indrie Sabatinie : Bandung, 5 Febuari 1991 : Jl. Fatahilah Blok Karang Paris no.13, Plered, Cirebon : Baca komik, Nonton TV : Lidia Rahmawati : Cirebon, 19 September 1991 : BTN PDA B.59 Cirebon : Jalan – jalan, baca buku : Dewi Soliha Oktianti : Bandung, 17 Oktober 1991 : Jl. H.Yasin no.613/94, Bandung : Mendengarkan musik