KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikan modul sosiologi kelas x ini. Dinatara kekurangan dan kelamahan kami modil ini terwujud demi suatu harapan besar yaitu terciptanya media pembelajaran yang mudah dipahami siswa dan mudah disampaikan oleh guru agar tercipta suasana pembelajaran soisologi yang kondusif dan efektif. Sosiologi adalah mata pelajaran sosial yang megkaji berbagai fenomena dan permasalahan dalam masyarakat yang sebenarnya dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Untuk itu tujuan umum dan besar dari pembelajaran sosiologi ini adalah siswa-siswi dapat mengkaji, mempelajari masyarakat dan akhirnya membentuk karakter positif menjadi anggota masyarakat yang berguna sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk mewujudkan harapan diatas, maka MGMP Sosiologi Kota Sukabumi sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalitas guru berupaya dan bekerja keras membuat bahan ajar dalam bentuk modul sederhana ini. Terima kasih kami sampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi yang telah mendorong dan memfasilitasi dalam penyusunan modul ini. Kami menyadari sepenuhnya modul sosiologi kelas x semester 2 ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari
para
pemikir,
praktisi
maupun
pelaksana
pendidikan
demi
kesempurnaan modul ini.
Tim penyusun
i
TIM PENYUSUN MGMP SOSIOLOGI KOTA SUKABUMI Abdul Kohar, S.sos.i, M.Pd Willy Farhany, S.Sos Yunda Siti Imtihanah, S.Sos Opti Destiani, S.Sos Olih Solihudin, S.S Aaf Afriansyah, S.Pd Dewi Rahmawati, S.Pd Engkus Hendarsyah, S.Sos Tuti Kosman, S.Pd Dra. Reni Juniati, M.Pd Hj. Rani Yuliawati, S.Sos Dudi Nurwanda, S.H Drs. Valentinus Hj. Ida, S.Pd
Editor : Aaf Afriansyah, S.Pd Willy Farhany, S.Sos
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN
i
ii
PETA KEDUDUKAN MODUL
iii
DAFTAR ISI iv 1. BAB III RAGAM GEJALA SOSIAL
1
KEGIATAN BELAJAR 1 Realitas Sosial
2
KEGIATAN BELAJAR 2 Nilai dan Norma Sosial
12
KEGIATAN BELAJAR 3 Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian
34 KEGIATAN BELAJAR 5 Pengendalian Sosial 47 Glosarium 57
KEGIATAN BELAJAR 4 Perilaku Menyimpang
2. BAB IV PENELITIAN SOSIAL
58
62 KEGIATAN BELAJAR 2 Pengumpulan Data 77 KEGIATAN BELAJAR 3 Pengolahan Data 81 KEGIATAN BELAJAR 1 Rancangan Penelitian
KEGIATAN BELAJAR 4 Penyusunan Laporan Penelitian Glosarium
95
3. DAFTAR PUSTAKA
101
iv
90
23
BAB III RAGAM GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT KOMPETENSI INTI •
•
Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR • •
Menganalisis berbagai gejala sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial di masyarakat Melakukan kajian, diskusi dan mengaitkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat
INDIKATOR 1. 2. 3. 4. 5.
Menjelaskan pengertian nilai dan norma-norma sosial Mendeskripsikan ciri-ciri, fungsi, dan macam-macam nilai sosial Mengidentifikasikan tingkatan norma dalam masyarakat Membedakan Nilai sosial dan norma sosial Mengenal macam-macam norma yang berlaku dalam masyarakat
TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Memahami realitas sosial sebagai gejala sosial dalam masyarakat. 2. Menjelaskan nilai dan norma sosial. 3. Memahami sosialisasi dan pembentukan kepribadian. 4. Menjelaskan penyimpangan sosial. 5. Menjelaskan pengendalian sosial. 6. Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain. 7. Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. 8. Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar.
1
PETUNJUK BELAJAR 1. 2.
Bacalah dengan cermat ringkasan materi dan lengkapi dengan membaca buku sosiologi lainnya sebagai acuan. Kerjakan tugas – tugas dengan seksama.
A. PENDAHULUAN Sosiologi adalah ilmu yang dekat dengan kita, karena realita kehidupan kita sehari hari adalah kajian sosiologi itu sendiri. Pada bab III ini kita akan membahas realita atau kenyataan-kenyataan sosial yang terpapar nyata dihadapan kita atau melalui media massa. Seperti halnya kasus belakangan ini yaitu terbakarnya hutan yang berakibat polusi asap yang melanda Riau dan sekitarnya bahkan sampai ke luar negeri, sehingga teman-teman kalian tidak bisa masuk sekolah bahkan ada yang sampai meninggal karena penyakit pernafasan. Kasus lain adalah ditemukannya mayat anak perempuan Sembilan tahun di dalam kardus dalam keadaan yang mengenaskan dan kejadian membludaknya pemebli karcis konser Bon Jovi di Jakarta. Itu semua adalah realita sosial dan masih banyak lagi yang mungkin lebih dekat lagi dengan kehidupan kalian. Setiap realita sosial tidak berdiri sendiri, pasti ada faktorfaktor lain yang mengiringinya tau yang menjadi penyebabnya. Untuk itu dibahas pula tentang nilai dan norma sosial, sosialisasi, pengendalian sosial dan pengendalian sosial agar analisis dan cara pandang kita terhadap suatu realita sosial semakin tajam dan komprehensif. B. KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1 REALITAS SOSIAL Amati gambar realitas sosial berikut ini , kemudian apa komentar Anda tentang gambar-gambar tersebut! Gambar 1
2
2
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar ! 1. 2. 3.
Jelaskan keempat gambar realitas sosial di atas ! Apa komentar anda tentang keempat gambar di atas ? Permasalahan apa yang mungkin muncul dari keempat gambar tersebut !
A. MEMAHAMI REALITAS MASAYARAKAT
SOSIAL
SEBAGAI
GEJALA
SOSIAL
DALAM
Realitas sosial ialah kenyataan yang dapat kita lihat dalam kehidupan manusia yang terwujud sebagai hasil hubungan yang terjalin di antara sesama manusia Untuk dapat melihat realitas sosial manusia. Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang kita lakukan dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.Gejala sosial merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan bahkan konflik penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia untuk berinteraksi antar sesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negative. Gejala-gejala sosial yang terjadi tersebut kemudian nantinya akan menimbulkan suatu permasalahan baru dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat terus menerus terjadi hingga di temukan sebuah upaya penyelesaian untuk masalah tersebut. Realitas (Sosial Construction of Reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu atau sekelompok individu, menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Peter Berger dan Thomas Luckman dalam buku mereka yang berjudul “The Sosial Contrustion of Relity” mengemukakan bahwa realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita ( sebab ia tidak dapat di indahkan. Berger dan Luckman melihat relaitas sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Dimensi objektif dilihat dari adanya lembaga atau pranata sosial beserta nilai dan norma yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menginginkan keteraturan. Karena itu, masyarakat cenderung mewariskan nilai atu norma-norma yang dianutnya kepada generasi berikutnya melalui proses sosialisasi. Menurut Berger, masyarakat sebetulnya adalah produk dari manusia yang tidak hanya dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga sadar atau tidak, mencoba untuk mengubah masyarakat, termasuk perubahan-perubahan yang berakibat pada munculnya masalag-masalah sosial. Dalam pembahasan ini realitas sosial menekankan pada pemahaman secara singkat tentang bentuk-bentuk hubungan yang terjadi di masyarakat Bentuk-bentuk Realitas Sosial yang ada di masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut :
4
a. b. c.
d. e. f.
g.
h. i. j. k. l.
Keluarga satuan unit sosial terkecil yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Kekerabatan Kesatuan sosial yang anggota-anggotanya mempunyai hubungan keturunan atau hubungan darah. Masyarakat Sekumpulan individu yang hidup bersama di suatu wilayah dalam waktu yang lama dan mempunyai tujuan yang sama, mempunyai aturan dan identitas / kebudayaan yang sama. Perkumpulan(Asosiasi) Adalah kesatuan sosial yang dilandasi oleh adanya kesamaan kepentingan. Interaksi Sosial Hubungan timbal balik antara individu – individu-individu – kelompok maupun kelompok-kelompok. Status dan Peran Sosial Status sosial :Posisi seseorang dalam masyarakat. Peran sosial : Tindakan atau perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status sosial tertentu Nilai dan Norma Sosial Nilai sosial : Sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar, penting dan pantas. Norma sosial : Aturan atau petunjuk yang berlaku dalam masyarakat, yang berisi perintah larangan serta sanksi bagi yang melanggar Lembaga Sosial Sifat hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Sosialisasi Proses belajar individu terhadap nilai-nilai, norma-norma, pola interaksi, dan sifat budaya yang berlaku di masyarakat agar individu tersebut diterima. Perilaku menyimpang Perbuatan yang mengabaikan norma-norma yang berlaku pada suatu sistem budaya di masyarakat Pengendalian Sosial Cara yang dipergunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya agar cara hidup masyarakat tersebut sesuai budaya dan norma yang berlaku Perubahan Sosial Proses yang terjadi pada suatu masyarakat dari suatu kondisi kedalam kondisi yang lain
B. MASALAH SOSIAL Masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial antar individu, antar individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Dalam keadaan normal, interaksi sosial dapat menghasilkan integrasi. Namun, interaksi sosial juga dapat menghasilkan konflik. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat yaitu sebagai berikut: 5
a. Masalah sosial dari faktor ekonomis, seperti kemiskinan dan pengangguran. b. Masalah sosial dari faktor biologis, seperti penyakit menular. c. Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti penyakit syaraf dan bunuh diri. d. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, seperti perceraian dan kenakalanremaja. Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau bukan, para sosiolog menggunakan beberapa dasar sebagai ukuran, yaitu: 1. Kriteria umum Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya, ada ketidakcocokan antara anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dan kenyataan sebenarnya. Kriteria umum masalah sosial pun berbeda-beda di setiap masyarakat, hal ini tergantung pada nilai-nilai yang mereka anut. Contoh, di Indonesia “kumpul kebo” dilihat sebagai sebuah masalah, tetapi tidak demikian di amerika. 2. Sumber masalah sosial Selain bersumber dari interaksi sosial yang efektif, masalah sosial juga dapat bersumber dari gejala-gejala alam, seperti gempa bumi atau kemarau panjang. Namun tidak semua gejala alam menjadi sumber masalah sosial. Gejala alam menjadi sumber masalah sosial jika gejala tersebut mengakibatkan masalah sosial tertentu. Contohnya, banjir bukanlah masalah sosial. Namun akibat yang ditimbulkanya, seperti kehilangan tempat tinggal atau pencurian merupakan masalah sosial. 3. Pihak yang menetapkan masalah sosial Dalam masyarakat, umumnya terdapat sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk menentukan apakah sesuatu dianggap sebagai masalah sosial atau bukan. Kelompok-kelompok tersebut diantaranya adalah pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial, dewan atau musyawarah masyarakat. 4. Masalah sosial nyata dan laten Masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat terjadinya kepincangan yang disebabkan ketidaksesuaian tindakan dengan norma dan nilai masyarakat. Masalah sosial nyata umumnya berusaha dihilangkan. Masalah sosial laten adalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak diakui sebagai masalah. Hal ini umumnya disebabkan ketidakberdayaan masyarakat untuk mengatasinya. 6
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial Suatu kejadian atau peristiwa berubah menjadi masalah sosial ketika hal tersebut menarik perhatian masyarakat. Masyarakat secara intens membahas dan menggugat peristiwa tersebut. Namun demikian, tidak semua masalah sosial menjadi perhatian masyarakat. Sebaliknya suatu yang menjadi perhatian masyarakat belum tentu merupakan masalah. Contohnya, merebaknya pelanggaran lalu lintas adalah masalah, namun tidak menarik perhatian masyarakat. Sebaliknya sebuah bus yang terbalik dijalan raya bukanlah masalah sosial walaupun menarik perhatian masyarakat. Beberapa Masalah Sosial Masa Kini 1. Kemiskinan Kemiskinan diartikan sebagai keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok, dan tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Dalam masyarakat modern, kemiskinan dilihat sebagai keadaan seseorang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi standar kehidupan dilingkungannya. Secara sosiologis, masalah kemiskinan ini timbul karena lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi tidak berfungsi dengan baik. 2. Kejahatan Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi, pelaksanaan peran sosial, asosiasi diferensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri, dan kekecewaan yang agresif. Kejahatan juga dapat dipicu oleh pola hidup konsumtif yang tidak diimbangi dengan produktivitas. 3. Disorganisasi Keluarga Adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggotaanggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya. Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga adalah keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar nikah, perceraian, buruknya komunikasi antaranggota keluarga, krisis keluarga karena kepala keluarga meninggalkan keluarga (seperti meninggal, dihukum pidana atau berperang), serta terganggunya mental salah satu anggota keluarga. 4. Masalah Generasi Muda Masyarakat Modern Umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yaitu keinginan untuk melawan dan sikap apatis. Keinginan untuk melawan antara lain ditunjukan dalam sikap radikalisme. Sementara, sikap apatis misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua. Dalam masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah terjepit antara norma lama dan norma baru (yang kadang belum terbentuk). 7
5. Peperangan Merupakan sebuah bentuk pertentangan antara kelompok atau masyarakat (termasuk Negara) yang umumnya diakhiri dengan akomodasi. 6. Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat a. Pelacuran Dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan berupa penyerahan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual guna mendapatkan upah. Faktor penyebab pelacuran umumnya berasal dari dalam maupun dari luar pelaku. Faktor dari dalam antara lain nafsu seksual yang tinggi, sifat malas, dan keinginan untuk hidup mewah. Faktor dari luar antara lain faktor ekonomi dan urbanisasi. b. Kenakalan Remaja Umumnya berupa perilaku atau tindakan yang tidak disukai masyarakat seperti, perkelahian, kebut-kebutan, mencoret-coret fasilitas umum , merampok, atau meminta uang dan barangbarang secara paksa. c. Alkoholisme d. Korupsi Umumnya dimengerti sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang (Negara, perusahaan, atau lembaga) yang bukan menjadi hak seseorang. Korupsi biasanya dilakukan dengan cara menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki. C. HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI KONSEP REALITAS SOSIAL Berbagai konsep tentang realitas sosial ternyata memiliki hubungan yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Penjabaran tentang hubungan antara berbagai konsep tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Masyarakat dan kebudayaan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tidak ada masyarakat tanpa budaya. Kebudayaan masyarakat merupakan peninggalan budaya masyarakat pada masa lalu. Masyarakat melakukan proses sosial melallui bentuk pergaulan hidup yang menghasilkan pengembangan dan revisi terhadap budaya yang telah ada.. b. Kedudukan dan peran kedudukan seseorang di masyarakat disebut status sosial. Kedudukan seseorang di masyarakat diperoleh melalui keturunan, usaha atu pemberian. Kedudukan dan status seseorang sangat bergantung pada peradaban masyarakat. Kedudukan dan status seseorang di masyarakat mengalami proses naik dan turun sesuai kondisi masyarakat dan individu yang bersangkutan. c. Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial Perilaku menyimpang adalah perilaku individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada pada sustu masyarakat. Perilaku menyimpang yang disebabkan oleh banyak hal diperlukan solusi untuk menanggulanginya. 8
Upaya untuk menanggulangi atau mencegah perilaku manyimpang disebut pengendalian sosial. Perilaku menyimpang dapat di kurangi atau di hapuskan jika upaya pengendalian sosial lebih intensif dan lebih kuat daripada perilaku menyimpang tersebut. d. Norma dan nilai Antara norma dan nilai mempunyai hubungan yang sangat erat. Norma sosial merupakan sesuatu yang berada di luar individu, membatasi dan mengatur gerak individu dengan dikenainya sanksi terhadap pelanggarnya. Nilai sosial merupakan sikap atau perasaan yang diterima msyarakat sebagai dasar merumuskan mana yang benar mana yang salah dan mana yang baik dan mana yang buruk. Nilai dan norma mempunyai tujuan yang sama yaitu keteraturan sosial di masyarakat.
Aktivitas Buatlah sebuah cerita tentang suatu gejala sosial di lingkungan tempat tinggal Anda. Dalam cerita tersebut hendaknya Anda menggambarkan hal-hal berikut ini : 1. Mengapa gejala sosial itu disebut realitas sosial. 2. Mengapa gejala sosial itu terjadi 3. Apakah gejala sosial itu merupakan masalah sosial yang nyata atau laten.
RANGKUMAN Realitas sosial budaya mengandung arti kenyataan kenyataan sosial budaya di sekitar lingkungan masyarakat tertentu. Kenyataan sosial budaya ini terjadi karena adanya pola-pola hubungan terjadi dalam masyarakat. Pola-pola hubungan tersebut dapat menciptakan kestabilan tetapi juga dapa menimbulkan konflik. Bebrapa bentuk realitas sosial budaya yang terdapat dimasyarakat. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Keluarga kekerabatan masyarakat asosiasi interaksi sosial nilai dan norma peran dan sttus lembaga sosial sosialisasi
10. perilaku menyimpang 11. pengendalian sosial 12. perubahan sosial
9
Evaluasi Pilihlah satu jawaban yang paling tepat, dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e!
1. Keadaan yang normal namun dapat pula menimbulkan keadaan yang tidak normal, seperti terjadinya perubahan berupa modernisasi, penyimpangan dan masalah sosial lainnya. Ini disebut juga dengan.... a. realitas sosial b. Masalah sosial c. Masalah sekolah d. Konflik sosial e. Tindakan sosial 2. Berikut ini yang berkaitan dengan realitas sosial adalah … a. Kenyataan yang ada dan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari sebagai akibat interaksi antarmanusia b. Sesuatu yang telah terjadi di masa yang telah lalu c. Perkiraan masa yang akan datang d. Kehidupan saat ini sebagai akibat warisan masa lalu e. Keadaan stagnan masyarakat yang trauma terhadap sesuatu yang telah terjadi 3. Yang a. b. c. d. e.
termasuk keluarga batih adalah … Ayah, ibu dan kakek Ayah, ibu dan nenek Ayah, ibu, kakek dan nenek Ayah, ibu dan cucu Ayah, ibu dan anak
4. Unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memilki hubungan darah atau perkawinan disebut.. a. Keluarga b. Perkumpulan c. Kekerabatan d. Persahabatan e. Asosiasi 5. Sistem kekerabatan yang menganut garis keturunan ayah disebut… a. Matrilineal b. Bilateral c. Ambilineal d. Patrilineal e. Patrilokal 6. Masyarakat kota memiliki ciri-ciri yang sangat menonjol, yaitu... a. Gotongroyong b. Individualistis c. Tradisional d. Solidaritas tinggi e. Kekeluargaan
10
7. Dalam pergaulan sehari-hari manusia dipandu oleh … a. Nilai dan norma b. Adat c. Moral d. Hukum e. Undang-Undang Dasar 8. Untuk menciptakan suatu kehidupan masyarakat yang harmonis, aman dan tertib diperlukan suatu perangkat pendukung, yaitu … a. Kebiasaan b. Adat istiadat c. Kesetiaan d. Norma sosial e. Nilai tradisional 9. Tindakan atau perilaku yang diharapkan orang yang memiliki status tertentu disebut... a. Status sosial b. Lembaga sosial c. Sistem sosial d. Nilai sosial e. Peran sosial 10. Cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya agar cara hidup masyarakat tersebut sesuai dengan budaya dan norma yang berlaku , disebut... a. Perencanaan sosial b. Perilaku sosial c. Pengendalian sosial d. Sosialisasi e. Interaksi sosial
11
KEGIATAN BELAJAR 2 NILAI DAN NORMA SOSIAL Amati gambar di bawah ini dan ungkapkan pendapat kalian tentang gambar tersebut ! Gambar 1
Gambar 2
Nilai dan norma memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat beradab. Hal ini dianggap penting karena seperangkat nilai dan norma tersebut berperan dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap anggota masyarakat sebagai mahluk sosial sehingga tercapai suatu bentuk keteraturan yang berlandaskan sastem budaya masingmasing. Sebagai bagian dari kekayaan budaya, nilai dan norma sosial harus dijunjung tinggi, dibina dan dipertahankan sehingga keberadaannya tidak diremehkan dan terancam musnah. Bila nilai dan norma tersebut sudah diperlakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih terkendali sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masysrakat itu. Bangsa Indonesia juga memiliki seperangkat nilai dan norma sosial yang terwujud dalam berbagai sistem budaya yang majemuk dan kompleks. Setiap masyarakat yang ada di 12
Indonesia memiliki nilai dan norma sosial yang berbeda-beda, tetapi tetap bermuara pada satu tujuan yaitu menciptakan masyarakat yang teratur dan harmonis. A. NILAI SOSIAL Nilai sosial secara umum dapat dinyatakan sebagai keyakinan atau anggapan masyarakat terhadap yang baik dan buruk, yang benar dan salah, terhadap apa yang seharusnya ada dan apa yang seharusnya tidak ada. Nilai juga bisa bermakna tujuan, cita-cita dan sesuatu yang berharga bagi masyarakat. Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh kelompok masyarakat. Pendapat para ahli : NAMA Soerjono Soekanto B. Simanjuntak Kimball Young A. W. Green Woods Robert M.Z. Lawang C. Kluckhohn
PENDAPAT Nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Sebagai ide – ide masyarakat tentang sesuatu yang baik Sebagai unsur – unsur abstrak dan sering tidak disadari oleh apa yang benar & penting Sebagai kesadaran yang berlangsung secara relatif, disertai emosi terhadap obyek dan ide orang perorangan Petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarah tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari - hari Gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan mempengaruhi perilaku sosial 1. nilai hakikat hidup manusia 2. nilai hakikat karya manusia 3. nilai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu 4. nilai hakikat hubungan manusia dengan dalam 5. nilai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya
Ciri-ciri dan fungsi Nilai Sosial Dari pengertian di atas kita dapat mengemukakan bahwa ciri-ciri nilai sosial: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil intraksi antara warga masyarakat. Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan individu sejak lahir) Terbentuk nilai sosialisasi(proses belajar) Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia Dapat mempengaruhi perkembangan diri seseorang Memiliki pengaruh yang berbeda antara warga masyarakat Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem Nilai.
13
FUNGSI-FUNGSI NILAI SOSIAL 1. 2. 3. 4. 5.
Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok (masyarakat) Dengan nilai tertentu, anggota kelompok akan merasa sebagai suatu kesatuan Sebagai alat pengawas/kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya pengikat tertentu agar orang mau berperilaku sesuai dengan yang diinginkan sistem nilai.
MACAM-MACAM NILAI SOSIAL Menurut Prof. Dr. Notonegoro, membagi Nilai menjadi tiga: 1.
2. 3.
Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia, nilai material secara relatif lebih indah diukur dengan alat pengukur misalnya pengukur luas (m2) pengukur isi (leter) pengukur panjang (meter) dan sebagainya. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas. Nilai spiritual (kerohanian), yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, terdiri dari : a. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal manusia b. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa indah manusia (estetis gevoel) c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kodrat manusia seperti karsa/kehendak/kemauan/etika d. Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber pada kepercayaan/ keyakinan manusia.
Bagan Nilai Ajaran/Ideologi
Imaterial
Gagasan Religi
Nila Material
Kegunaan Kenikmatan
1. 2. Membentuk : 3. 4.
Kepribadian Tingkah laku Martabat Intelektual
Menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan dan dinikmati oleh panca indra
Nilai-nilai sosial mempunyai fungsi umum di masyarakat (Drs. Suparto dalam buku Sosiologi dan Antropologi), yaitu: 1. Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok 2. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku 14
3. 4. 5.
Nilai sosial merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-perananny sosialnya. Sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok (masyarakat). Sebagai al;at pengawas/kontrol perilaku manusia.
Nilai sosial, berdasarkan cirinya dapat dibedakan menjadi: 1.
Nilai dominan yaitu nilai yang dianggap paling penting dibanding nilai lainnya. Penilaian/ukuran dominan tidaknya suatu nilai berdasarkan: a. kuantitas/banyaknya orang yang mengambil nilai tersebut b. berapa lama nilai itu digunakan c. tinggi-rendahnya usaha memperlakukan nilai tersebut d. prestise/kedudukan orang-orang yang menggunakan nilai tersebut di masyarakat.
2.
Internalized value (nilai yang berdarah daging) yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian orang-orang (bawah sadar). Apabila orang yang menganutnya tidak dapat melakukannya, akan merasa malu atau merasa bersalah, misalnya: a. Seseorang suami/kepala keluarga tidak dapat memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya akan merasa sebagai orang tua/suami yang tidak bertanggung jawab. b. Seorang prajurit yang harus mampu mempertahankan wilayah yang didudukinya dari serangan musuh. c. Seorang guru yang tidak merasa berhasil mendidik siswanya karena nilai NEMnya sangat rendah.
B. NORMA SOSIAL Bagan Norma
Pengertian
Aturan,standar (patokan) yang dipergunakan oleh anggota masyarakat sebagai petunjuk, perintah , anjuran dan larangan
Macam
Norma agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum.
Norma
Berdasarkan daya pengikat terbagi menjadi tata cara Norma adalah aturan sosial atau patokan perilaku yang pantas. Norma diperlukan oleh masyarakat dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan masyarakat tersebut (nilai sosial). Dalam norma selalu disertai sanksi yang tujuanya mengubah tingkah laku manusia dan sanksi tersebut dapat berupa hadiah dan hukuman. Kaidah atau norma berkaitan erat dengan nilai yang dianut masyarakat. Norma sosial adalah aplikasi dari nilai sosial yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu maka dari itu norma sosial lebih konkrit dari pada nilai. Dalam kehidupan masyarakat, norma dianggap sebagai suatu keharusan, atau larangan. 15
Pada mulanya norma terbentuk secara tidak sengaja. Dalam perkembangannya, karena terdapat kebutuhan-kebutuhan tertentu maka norma dibuat secara sengaja, dengan harapan agar dalam melakukan hubungan sesama anggota masyarakat berjalan dengan lancar dan tertib. Agar norma dapat berfungsi dengan baik, norma harus (institutionalized) dan diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: 1. norma harus diketahui oleh masyarakat 2. dipahami/dimengerti 3. dihargai 4. ditaati dan dilaksanakan
melembaga
Pada mulanya norma terbentuk secara tidak sengaja sebagai hasil proses sosial, misalnya dalam jual beli, seorang calo/perantara mulanya tidak mendapat bagian tertentu, hanya sebatas kerelaan pembeli dan penjual, namun lama-kelamaan perantara mendapat bagian keuntungan dan imbalan jasa dari penjualan maupun pembeli dan akhirnya menjadi suatu kelaziman. Setiap norma bersifat mengikat dan bahkan memaksa, sehingga dalam setiap norma selalu diiringi dengan sanksi. Jenis normapun didasari oleh jenis sanksinya Ada norma sosial yang bersifat formal dan ada norma sosial yang bersifat nonformal. Sedangkan jenis sanksienya yaitu : 1. Sanksi formal ; yaitu sanksi yang diterapkan oleh lembaga-lembaga formal seperti polisi, kejaksaan dan sebagainya. Contoh sanksinya berupa penjara, denda dan hukuman mati 2. Sanksi non-formal (sosial) ; yaitu sanksi yang diterapkan oleh masyarakat bukan lembaga formal. Contoh sanksinya seperti dikeroyok, diejek, digosipkan dan sebagainya. Untuk itu ada jenis-jenis norma menurut daya pengikatnya, dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
a.
Cara (usage)
adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena bagi orang yang melanggar norma ini, hanya mendapat ejekan, cemoohan dari orang lain karena dianggap bertindak tidak sopan, seperti bicara dengan suara terlalu keras, ketika 16
sedang makan mengeluarkan bunyi sebagai tanda kekenyangan dan lain sebagainya. b.
Kebiasaan (folkways)
adalah suatu aturan degan kekuatan mengikatnya yang lebih kuat daripada usage (cara), karena kebiasaan dilakukan berulang-ulang sehingga merupakan bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatan tersebut. Kebiasaan yang dijalankan oleh anggota masyarakat akhirnya jadi tradisi yang merupakan ciri atau identitas masyarakat yang bersangkutan. Misalnya: 1. Kebiasaan memberi hormat dan patuh kepada orang yang lebih tua 2. Kebiasaan menggunakan tangan kanan apabila memberikan sesuatu kepada orang lain 3. Kebiasaan setiap hari lebaran memasak ketupat, pulang mudik bagi yang bekerja atau bertempat tinggal di daerah lain, dan sebagainya. c.
Tata kelakuan (mores)
adalah aturan yang sudah diterima oleh masyarakat yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari kelompok dan dilaksanakan sebagai alat pengawasan secara sadar atau tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan merupakan gagasan yang kuat mengenai sesuatu yang dianggap benar dan salah yang menunut tindakan tertentu dan melarang yang lainnya. Biasanya tata kelakuan berhubungan erat dengan sistem kepercayaan/keyakinan agama masyarakat. Para pelanggar norma ini diisolir/dikucilkan dan digunjingkan oleh masyarakat. Tindakan masyarakat terhadap pelanggar norma ini dapat menjadi sosial control dan sosial pressure. Contoh tata kelakuan antara lain: 1. Seseorang wanita muslim sangat tidak pantas berpakaian minim yang memperlihatkan lekuk tubuhnya 2. Larangan buang air kecil di sembarang tempat bagi masyarakat beradab 3. Berpelukan antara laki-laki dan wanita di tempat umum bagi masyarakat Timur tidak pantas, sedangkan bagi masyarakat Barat merupakan hal biasa. Manfaat tata kelakuan antara lain: a. Memberikan batas pada perilaku individu (sebagai alat kontrol) b. Mengidentifikasikan individu dalam kelompoknya c. Menjaga solidaritas antaranggota masyarakat d.
Adat Istiadat (custom)
norma ini umumnya tidak tertulis, namun memiliki sanksi keras karena orang yang melanggarnya mendapat sanksi baik secara langsung maupun tidak langsung berupa sikap penolakan terhadap dirinya. Sikap penolakan masyarakat yaitu orang yang melanggar adat istiadat tidak diterima dalam lingkungan masyarakat adat adalah sangat menyakitkan. Orang hidup itu, hidup dari dan dalam masyarakatnya artinya seseorang ada karena dia dilahirkan di masyarakat sedangkan hidupnya di masyarakat dan untuk masyarakat. Jelas adanya pengucilan atau tidak diterimanya seseorang di masyarakat merupakan sanksi berat. 17
Macam-macam norma yang ada di masyarakat antara lain: 1. Norma agama adalah suatu norma yang berdasarkan keyakinan seseorang, norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan manusia taat kepada ajaran agamanya dan bila melanggar sanksinya dirasakan di dunia ataupun di akhirat. Misalnya, norma/akidah yang ada dalam agama Islam tentang Rukun Islam dan Rukun Iman yang harus benar-benar ditaati oleh pemeluknya. 2. Norma kesusilaan berdasarkan pada hati nurani manusia/ahklak manusia bersifat universal, hanya sanksi norma kesusilaan bersifat relatif sesuai situasi dan kondisi masyarakatnya termasuk agama yang dianut oleh masyarakat sangat menentukan. Misalnya, pengutukan terhadap penghianatan, perselingkuhan suami-istri dan sebagainya. 3. Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di masyarakat seperti cara berpakaian, pola pergaulan, dan sebagainya. Norma ini sifatnya relatif dan antara daerah satu dengan daerah lain berbeda, contoh: a. Apabila pergi ke suatu pesta harus berpakaian pantas b. Memberikan sesuatu menggunkaan tangan kanan, dan sebagainya. 4. Norma kebiasaan (habit) merupakan hasil proses dari perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk sama sehingga menjadi pola. Jadi apabila orang di dalam masyarakat melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan anggota masyarakatnya dianggap aneh/berperilaku menyimpang, misalnya: a. Kebiasaan mengadakan selamatan untuk bayi yang baru lahir b. Pulang kampung (mudik) di hari lebaran, dan lain-lain. 5. Norma hukum adalah himpunan petunjuk hidup/perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa yang bertujuan menyelenggarakan tata tertib masyarakat. Hukum dilengkapi sanksi yang dilaksanakan secara tegas oleh karena itu harus di buat oleh lembaga yang memiliki kedaulatan tertinggi (negara) supaya dapat dilaksanakan. Ciri hukum antara lain diakui oleh masyarakat sebagai ketentuan yang sah dan penegak hukum sebagai yang berwewenang. Tujuan utama hukum adalah menciptakan suasana aman dan tentram dalam masyarakat, jadi kepastian hukum harus diciptakan. Contoh: a. Tidak boleh melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, membunuh, menipu dan lain-lain b. Wajib membayar pajak c. Memberikan kesaksian di muka sidang pengadilan Dalam kehidupan di masyarakat norma-norma di atas tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi bersifat kumulatif maksudnya perbuatan seseorang yang melanggar salah satu norma kadang juga melanggar norma yang lain. Misalnya seorang pembunuh, ia melanggar norma hukum sekaligus melanggar norma agama, dan norma kesusilaan.
18
Aktivitas
Gotong royong adalah karakter dan ciri khas Bangsa Indonesia. Di dalam masyarakat yang terus berkembang, nilai senantiasa ikut berubah. Penggeseran nilai dalam banyak hal juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan ataupun tata kelakuan yang berlaku di masyarakatKebiasaan-kebiasaan seperti gambar di atas rasanya semakin pudar tergeser oleh budaya asing yang mengakibatkan terjadinya perubahan. Dalam keadaan yang demikian maka di masyarakat secara tidak disadari telah terjadi pergeseran nilai Setelah membaca kasus di atas, selesaikan soal-soal berikut ini! 1. Apakah nilai lama yang sudah mendarah daging selalu harus diubah sesuai tuntutan jamannya ? 2. Apakah dengan masuknya nilai kehidupan yang baru, dapat langsung cocok di masyarakat? 3. Bagaimana Anda menyikapi jika di masyarakat telah terjadi perubahan secara cepat? 4. Buatlah dua contoh nilai di masyarakat yang harus dipertahankan!
19
RANGKUMAN Nilai merupakan konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik, dan apa yang dianggap buruk. Nilai dikelompokkan menjadi dua, yaitu nilai material dan nilai immaterial. Norma merupakan aturan sosial atau patokan perilaku yang pantas untuk mewujudkan masyarakat yang tertib dan teratur. Secara sosiologis, merut daya pengikatnya terbagi menjadi 4 macam, yaitu : 1. Cara (Usage ) 2. Kebiasaan ( Folkways ) 3. Tata kelakuan ( Mores ) 4. Adat Istiadat (Custom ) Norma yang ada di masyarakat antara lain : 1. Norma agama 2. Norma kesusilaan 3. Norma kesepanan 4. Norma kebiasaan Norma hokum
Evaluasi Pilihlah satu jawaban yang paling tepat, dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e! 1. Konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang di anggap baik dan apa yangdianggap buruk. Merupakan pengertian dari... a. Masalah sosial b. Moral c. Nilai sosial d. Tindakan e. Hubungan 2.
Nilai sosial sebagai unsur-unsur yang abstrak dan sering tidak disadari tentang benar dan petingnya merupakan definisi nilai oleh... a. Soerjono soekanto b. A.W. Green c. Kimball Young d. Woods e. B. Simanjuntak
3.
Nilai yang seperti contohnya ada manusia yang beranggapan bahwa hidup itu indah yang merupakan cakupan nilai dari nilai..... a. Nilai mengenai hakikat karya b. Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia c. Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam 20
d. e.
Nilai mengenai hakikat hidup manusia Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya
4.
Berikut ini adalah merupakan ciri-ciri nilai sosial, kecuali..... a. Merupakan kontruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat b. Disebarkan diantara warga masyarakat c. Mempunyai kedudukan yang kuat d. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar) e. Dapat mempengaruhi perkembangan diri seseorang
5.
Nilai sosial berfungsi sebagai..... a. Alat untuk interaksi sosial b. Konsep c. Pergulatan d. Landasan e. Tindakan
6. Yang benar mengenai tingkatan norma adalah.... a. Cara, kebiasaan, tata kelakuan, hukum, adat b. Kebiasaan, cara, adat,hukum, tata kelakuan c. Cara, tata kelakuan, kebiasaan, adat, hukum d. Cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat, hukum e. Cara, kebiasaan, adat,hukum, tata kelakuan 7. Norma yang paling lemah daya pengikatnya adalah.... a. Usage b. Folkways c. Mores d. Custom e. Habit 8. Aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol adalah norma.... a. Usage b. Folkways c. Mores d. Custom e. Habit 9. Suatu aturan dengan kekuatan yang mengikat yang lebih kuat daripada usage adalah norma.... a. Usage b. Folkways c. Mores d. Custom e. Habit 10. Macam-macam norma yang berlaku dimasyarakat, kecuali.... a. Norma agama b. Norma kesusilaan c. Norma kebiasaan 21
d. e.
Norma perkelahian Norma hukum
11. Berikut yang tidak benar mengenai fungsi nilai sosial yang didefinisikan oleh Drs. Suprapto adalah..... a. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku b. Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan sosial c. Sebagai alat solidaritas d. Sebagai landasan, alasan, atau motivasi e. Sebagai alat pengawas/kontrol perilaku manusia 12. Nilai yang dianut suatu kelompok masyarakat disebut.... a. Masalah sosial b. Tindakan sosial c. Realitas sosial d. Landasan e. Nilai sosial 13. Prof. Dr. Notonegoro membagi nilai menjadi beberapa, kecuali.... a. Nilai material b. Nilai immaterial c. Nilai vital d. Nilai kerohanian e. Nilai kebenaran 14. Segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia disebut nilai.... a. Material b. Vital c. Kerohanian d. Dominan e. Mendarah daging 15. Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas disebut juga dengan nilai..... a. Material b. Vital c. Kerohanian d. Dominan e. Mendarah daging Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 16. 17. 18. 19. 20.
Jelaskan Jelaskan Jelaskan Jelaskan Jelaskan
3 perbedaan nilai dan norma ! perbedaan nilai material dan nilai vital ! apa yang dimaksud dengan nilai mendarah daging dan berikan contohnya ! apa yang dimaksud dengan mores dan beri contohnya ! dan berikan contoh jenis-jenis sanksi !
22
KEGIATAN BELAJAR 3 SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Coba amati dengan cermat gambar di bawah ini dan utarakan pandangan kamu tentang kejadian dalam gambar tersebut ! gambar 1
Gambar 2
Peta Konsep KONFORMITAS INTERAKSI DALAM MASYARAKAT
NILAI
NORMA
SOSIALISASi
KEPRIBADIAN PERILAKU MENYIMPANG
Apakah kalian masih ingat dengan MOPDB. Di hari pertama masuk SMA, kalian tidak langsung mengikuti pembelajaran tetapi mengikuti MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) dahulu. Sebenarnya apa makna dan tujuan di balik MOPDB ? dan mengapa kalian tidak langsung saja melakukan proses belajar mengajar ? Untuk memahaminya, kita akan kembali sejenak ke masa ketika kalian lulus SMP. Ketika kalian lulus dari SMP kalian masing-masing, lalu memilih SMA yang kalian tuju saat ini, 23
tentu ada perasaan galau, cemas bahkan takut ketika menginjakkan kaki kalian di SMA baru alian. Hal ini wajar karena kalian belum memahami keadaan dan kebiasaan sekolah baru kalian. Untuk itu, di awal masuk sekolah setiap SMA mengadakan acara MOPDB dengan tujuan untuk memperkenalkan keberadaan sekolah baru kalian. Di acara tersebut kalian diperkenalkan dengan berbagai hal yang ada di sekolah baru kalian, baik itu aturanaturannya, ektrakulikulernya, sampai guru-gurunya. Dalam sosiologi proses apakah ini ? dan apakah tujuan dari proses ini ?, inilah materi yang akan kita bahas pada kegiatan belajar ini. I. SOSIALISASI A. PENGERTIAN SOSIALISASI Pengertian sosialisasi menurut beberapa ahli : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi adalah proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di sekitarnya. 2. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang di dalam kelompoknya. 3. Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang individu untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam kelompoknya 4. Menurut Robert MZ. Lawang, sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial 5. Menurut Hasan Shadily, sosialisasi adalah proses di mana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan diri terhadap adat istiadat suatu golongan dimana lambat laun ia akan merasa sebagai golongan itu Secara umum, sosialisasi adalah proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya. B. TUJUAN SOSIALISASI 1. Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan individu bagi kelangsungan hidup di masyarakat 2. Agar individu mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya 3. Agar individu mampu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat 4. Agar individu mampu bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat pada umumnya.
24
C. AGEN ATAU MEDIA SOSIALISASI a) Keluarga. Keluarga merupakan media sosialsasi yang pertama dan utama bagi seorang individu. Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua dan saudara (nucleus family) dan kemudian kerabatnya (keluarga luas/extended family). Gertrude Jaeger mengatakan bahwa agen sosialisasi pada tahap awal terutama peran orang tua sangat penting. Seorang bayi akan belajar berkomunikasi secara verbal dan nonverbal melalui pendengaran, penglihatan, indera peraba dan sentuhan fisik. Proses sosialisasi akan sulit dilakukan jika proses ini gagal. b) Kelompok sebaya atau sepermainan (peer group) Dalam lingkungan ini seorang anak belajar aturan yang mengatur orang-orang yang kedudukannya sederajat. Peranan positif kelompok persahabatan yaitu : Menumbuhkan rasa aman dan rasa dianggap penting Perkembangan kemandirian anak tumbuh dengan baik Mendapatkan tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira yang mungkin tidak didapatkan di rumah Mengembangkan berbagai keterampilan sosial Mempunyai pola perilaku dan kaidah-kaidah tertentu yang mendorong individu bersikap lebih dewasa c) Lingkungan Sekolah Di sekolah, anak mempelajari hal-hal yang tidak didapat dari keluarga atau teman sepermainan. Sebagai lembaga sosialisasi formal, anak terikat aturanaturan resmi dengan sanksi tertentu. Sekolah mempersiapkan anak menguasai peranan-peranan bagi masa depannya agar dapat hidup mandiri. Menurut Horton, fungsi nyata pendidikan yaitu : Sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan pengembangan masyarakat Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikut Membentuk kepribadian d) Lingkungan kerja Lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja dan pimpinan yang biasanya mempunyai kebudayaan dan ciri khas tertentu. Seseorang yang cukup lama bekerja di lingkungan tertentu, pengaruhnya akan mengendap dalam dirinya dan sulit diubah. e) Media Massa Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat secara luas, sehinggaefektif mempengaruhi khalayak kea rah perilaku prososial dan antisosial dalam waktu yang cukup singkat.
25
D. BENTUK-BENTUK SOSIALISASI Peter L. Berger dab Luckmann membedakan sosialisasi menjadi dua bentuk : a) Sosialisasi primer (prim ary sosialization ) Yaitu sosialisasi pertama yang dialami individu semasa kecil (dalam lingkungan keluarga) b) Sosialisasi sekunder (secondary sosialization ) Merupakan tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer. Pada tahap ini ada dua proses terjadi : • Desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama • Resosialisasi, yaitu proses pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial E. TIPE-TIPE SOSIALISASI Ada dua tipe sosialisasi yaitu : a) Sosialisasi formal, terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan negara, seperti pendidikan di sekolah b) Sosialisasi informal, terjadi di masyarakat atau pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti teman, sahabat, kelompok sosial yang ada di masyarakat F. POLA-POLA SOSIALISASI Menurut Gertrude Jaeger, sosialisasi di lingkungan keluarga terdapat dua pola, yaitu : • Sosialisasi represif (repressive sosialization ), dengan ciri-ciri : 1) Menghukum perilaku yang keliru 2) Hukuman dan imbalan material 3) Kepatuhan anak 4) Komunikasi sebagai perintah 5) Komunikasi nonverbal 6) Sosialisasi berpusat pada orang tua 7) Anak memperhatikan keinginan orang tua 8) Keluarga merupakan significant order (dominasi orang tua) • Sosialisasi partisipatif (participatory sosialization ), dengan ciri-ciri : 1) Memberi imbalan bagi perilaku yang baik 2) Hukuman dan imbalan simbolis, Otonomi anak 3) Komunikasi sebagai perintah 4) Komunikasi verbal 5) Sosialisasi berpusat pada anak 6) Orang tua memperhatikan keinginan anak 7) Keluarga merupakan generalized order (kerjasama kearah tujuan) G. TAHAP-TAHAP SOSIALISASI Menurut George Herbert Mead, tahapan sosialisasi adalah : • Tahap persiapan (preparatory stage), ketika awal kehidupan seorang anak, ia berada pada tahap persiapan mengenal dunia sosial dan memperoleh pemahaman tentang diri. Contoh, belajar berbicara ma-ma. • Tahap meniru (play stage), pada tahap ini anak dapat melakukan tiruan secara sempurna, misal bisa bermain perang-perangan, masak-masakan atau dokterdokteran dengan baik. 26
• Tahap siap bertindak (game stage), terjadi pada usia remaja dimana peranan yang langsung dimainkan dilakukan dengan penuh kesadaran, tetapi unsur meniru masih ada seperti mengidentikkan diri dengan tokoh idola. Pada masa ini anak seringkali mengalami situasi krisis yang seringkali berdampak munculnya dekadensi moral, tawuran, pergaulan bebas, penyalahguanaan narkoba, alkoholisme, kriminalitas dan lain-lain. • Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other), pada tahap ini individu sudah menyelaraskan diri dengan pola sosial masyarakatnya, memperoleh status dan peran yang mantap sehingga menjadi anggota penuh masyarakatnya. II. KEPRIBADIAN A. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Dalam penjelasan tentang agen-agen sosialisasi telah disinggung tentang pentingnya sosialisasi dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Bagaimana sosialisasi berjalan membentuk kepribadian yang unik sehingga setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda walaupun hidup dalam lingkungan yang sama. Kepribadian merupakan gambaran secara umum dari perilaku seorang individu yang sangat khas yang dapat terlihat dari perilaku sehari-hari. Wujud nyata dari kepribadian dapat berupa banyak hal antara lain perangai, sikap, atau perilaku, tutur kata, persepsi, kegemaran, keimanan, dan sebagainya. Kepribadian merupakan perpaduan antara warisan biologis yang diterima seseorang dari leluhurnya dengan pengaruh lingkungan melalui proses interaksi dan proses sosialisasi sejak lahir hingga dewasa. Sebelum kalian mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya kepribadian maka terlebih dahulu kalian harus mengetahui apa yang dimaksud dengan kepribadian.
a. K oentjaraningrat
Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku tiap manusia, atau kepribadian adalah ciri-ciri watak seseorang yang konsisten sebagai identitas dirinya yang khusus.
b. Allport
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisis dalam diri individu yang menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan.
c. Yinger
Kepribadian keseluruhan perilaku seseorang dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi atau perpaduan yang utuh dari sikap, sifat, pola pikir, emosi, dan nilai-nilai yang memengaruhi seseorang agar berbuat sesuai dengan norma yang diharapkan.
d. M .A.W . Brow er
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
27
e. Theodore R. New com be
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
f. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang. Dari beberapa definisi tersebut, maka akan dapat kalian lihat bahwa kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat, berpikir, dan merasakan terutama ketika mengadakan interaksi sosial dengan orang lain.
2. Unsur-unsur Kepribadian Ada banyak bagian atau unsur pembentuk kepribadian sebagai bagian dari pemahaman tentang kepribadian. Adapun unsur-unsur pembentuk kepribadian terdiri dari:
a. Pengetahuan
Setiap manusia berusaha untuk mengisi pemikirannya dengan berbagai macam pengetahuan yang ada di lingkungannya. Semua hal yang telah dipelajari sebagai pengetahuan direkam dalam otak dan dicerna atau direspon melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu.
b. Perasaan
Merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap sesuatu hal yang berupa perasaan positif ataupun negatif sehingga penilaian ini akan memberikan respon yang positif maupun negatif. Setiap perilaku yang didasarkan pada perasaan mempunyai penilaian yang subjektif karena setiap manusia mempunyai penilaian terhadap seseorang itu berbeda-beda.
c. Dorongan Naluri
Adalah keinginan yang ada pada diri seseorang bersumber dari panca indra sebagai aksi yang kemudian dicerna dan diwujudkan dalam bentuk reaksi. Setiap dorongan naluri sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk menanggapi rangsangan tersebut. Sedikitnya ada tujuh dorongan naluri dalam diri manusia, yaitu: 1) Dorongan untuk mempertahankan hidup. 2) Dorongan seksual. 3) Dorongan untuk mencari makan. 4) Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia. 5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. 6) Dorongan untuk berbakti. 7) Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak. 3. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian Dari bagian-bagian pembentuk kepribadian tersebut dapat terlihat bahwa kepribadian yang tumbuh dan berkembang dalam diri individu dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu:
a. W arisan Biologis
Adanya persamaan biologis dalam diri manusia membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu seperti mempunyai dua tangan, dua kaki, panca indra, otak, dan sebagainya. Selain itu setiap warisan biologis membentuk karakter 28
kepribadian unik karena tidak semua orang mempunyai karakter fisik yang sama meskipun anak kembar pasti ada perbedaannya. Hal lain yang juga terkait dengan biologis adalah kematangan biologis. Kematangan biologis adalah misalnya seorang anak berusia 2 tahun yang dipaksa belajar membaca dan menghitung tentu saja mengalami kesulitan. Ini bukan karena anaknya yang kurang pandai tetapi karena pada umur 2 tahun otot mata belum berkembang dengan sepenuhnya. Coba kalian perhatikan orang gemuk dan orang kurus, apakah penilaian terhadap karakter kepribadian mereka berbeda, misalnya orang kurus pasti periang sedang orang gemuk suka marah? Sebuah penelitian menyebutkan bahwa karakter fisik seseorang selalu didefinisikan secara sosial dan kultural oleh setiap masyarakat sehingga orang gemuk tidak bisa diartikan sebagai orang yang suka marah. Ini hanya penilaian sosial masyarakat saja memberikan cap negatif kepada orang gemuk.
b. Lingkungan Fisik
Faktor kedua yang memengaruhi kepribadian adalah lingkungan fisik seperti iklim, topografi dan sumber alam. Seperti masyarakat pesisir pantai identik dengan karakter yang keras dan suara yang keras atau meledakledak, hal ini bisa disebabkan kondisi alam dimana seseorang harus bersuara keras melawan suara ombak.
c.
K ebudayaan Khusus
Coba kalian perhatikan masyarakat petani dengan masyarakat kota di lingkungan sekitar. Apakah mereka mempunyai kepribadian yang berbeda? Kita mengetahui bahwa setiap masyarakat selalu mempuyai karakter yang khusus dan berbeda satu sama lain. Karakter yang khas ini bisa disebut sebagai kebudayaan khusus yang hanya dapat ditemui pada masyarakat tertentu.
d. Pengalam an K elom pok
Sangat jelas sekali bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai pengaruh yang penting bagi kepribadian individu. Adapun kelompok tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Kelompok acuan (Reference Group) Merupakan kelompok yang diterima sebagai panutan atau model untuk penilaian atau tindakan seseorang. Pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya di tahun-tahun pertama yaitu dalam lingkungan keluarga. Dan seiring perkembangannya maka kelompok referensinya juga berkembang dan berpencar sesuai dengan keinginannya.
2) Kelompok majemuk
Hal ini timbul karena mengingat kompleksnya sebuah masyarakat. Sesuatu yang harus ditegakkan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya. Dalam keadaan seperti ini maka seseorang harus berusaha dengan keras untuk mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan dalam kelompok majemuk tempat tinggal. 29
3) Pengalaman unik
Menurut Paul Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya. Arti dan pengaruh suatu pengalaman tergantung pada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya. Pengalaman-pengalaman yang unik akan memengaruhi kepribadian seseorang karena setiap pengalaman seseorang itu berbeda-beda dan tidak ada yang bisa menyamai sehingga kepribadian seseorang juga berbedabeda. Apa yang bisa kalian simpulkan dari proses pembentukan kepribadian tersebut? Bahwa kepribadian sangat ditentukan oleh kebudayaan yang dibangun oleh masyarakat karena setiap kebudayaan menyediakan seperangkat pengaruh umum, yang sangat berbeda dari masyarakat kemasyarakat.
III. Hubungan Pembentukan Kepribadian dengan Kebudayaan Kebudayaan merupakan karakter masyarakat bukan karakter secara individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan selalu digunakan sebagai pedoman hidup artinya sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tata kehidupan warga masyarakat tersebut. Bagi generasi baru kebudayaan akan berfungsi membentuk atau mencetak pola-pola perilaku yang selanjutnya akan membentuk suatu kepribadian bagi warga generasi baru tersebut. Jelas bahwa dalam proses pembentukan kepribadian bagi seseorang, kebudayaan merupakan komponen yang akan menentukan bagaimana corak kepribadian dari warga masyarakat khususnya generasi baru. Menurut Koentjaraningrat, suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kebiasaan-kebiasaannya, maupun dari hasil karya benda mereka. Aktivitas Di era modern sekarang ini, remaja sangat dekat bahkan ketergantungan terhadap TV dan internet, hampir semua aktivitas terpusat pada keduanya. Hal ini menyebabkan peran keluarga sebagai agen sosialisasi primer terpinggirkan. Coba analisis pernyataan di atas dan gambar di bawah ini dengan menggunakan konsep-konsep sosialisasi dan kepribadian.
30
Rangkuman Agen-agen sosialisasi 1. Keluarga 2. Teman sebaya (peer group) 3. Lingkungan Sekolah 4. Lingkungan kerja 5. Media massa Bentuk-bentuk sosialisai 1. Sosialisasi primer 2. Sosialisasi sekunder Tahap-tahap sosialisasi 1. Preparatory stage 2. Play stage 3. Game stage 4. Generalized other stage Unsur-unsur kepribadian 1. pengetahuan 2. perasaan 3. dorongan naluri Faktor-faktor pembentuk kepribadian 1. warisan biologis 2. lingkungan fisik 3. kebudayaan khusus 4. pengalaman kelompok
Evaluasi Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar! 1. Pengertian sosialisasi adalah proses….. A. Penyesuaian diri terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial B. Penerimaan dan pembelajaran individu tentang norma dan nilai yang berlaku C. Perubahan individu dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks D. Penyesuaian unsure-unsur yang sesuai dengan kehidupanmasyarakat E. Penyesuaian unsure-unsur sosial budaya secara cepat dan menyeluruh 2. Tujuan proses sosialisasi adalah penanaman kemampuan-kemampuan berikut , kecuali ….. A. Ketrampilan yang dibutuhkan dalam masyarakat B. Pertumbuah fisik yang sehat dan enrjik C. Komunikasi secara efisien dan efektif D. Mengendalikan fungsi-fungsi organic E. Pembiasaan nilai dan kepercayaan dasar 31
3. Keluarga merupakan salah media sosialisasi yang penting karena kelarga …. A. Memenuhi kebutuhan fisik B. Menjamin perlindungan terhadap anak C. Perantara pertama pengenalan nilai dan norma terhadap anak D. Menentukan martabat anak E. Menjamain kesehatan anak 4. Sekolah merupakan media sosialisasi yang amat penting dalam pembuntukannya pribadi individu , sebab ….. A. Penanaman nilai dan norma sosial lebih jelas dan tegas B. Terikat oleh legitimasi kelulusan sehingga individu sungguh-sungguh dalam melakukan proses sosialisasi C. Sekolah merupakan lembaga resmi dalam mentranfer nilai dan norma serta pengendalian sosial D. Pergaulan di sekolah lebih luas daripada di rumah E. Penanaman sosialisasi di sekolah terikat oleh ruang dan waktu 5. Pendidikan yang diperoleh anak di sekolah sangat penting karena sekolah merupakan jenjang peralihan antara keluarga dan ….. A. Perguruan tinggi D. Dunia kerja B. Kerabat E. Teman sebaya C. Masyarakat 6. Sosialiasai sekunder terjadi melalui agen-agen berikut , yaitu …. A. Keluarga , masyarakat dan sekolahan B. Teman bermain, sekolah dan media massa C. Sekolah, media massa dan keluarga D. Ayah, ibu dan anggota kerabat E. Tetangga, masyarakat dan keluarga 7. Perhatikan hal-hal berikut ! 1) Menanamkan nilai dan norma yang dianut masyarakat 2) Membentuk kemampuan beradaptasi dengan yang lebih luas 3) Sarana pemenuhan kebutuhan hidup individu dan kelompak 4) Sebagai dasar pembentukan kepribadian seseorang Dari pernyataan di atas , yang termasuk peran sosialisasi sekunder dan sosialisasi primer adalah . A. 1) dan 2) D. 2) dan 3) B. 1) dan 3) E. 3) dan 4) C. 1) dan 4) 8. Seorang ayah memukul anaknya yang malas belajar merupakan contoh sosialiasasi …. A. Formal D. Partisipatoris B. Primer E. Represif C. Sekunder 9. Contoh agen sosialisasi di masyarakat yang dalam waktu relative singkat dapat menjangkau berbagai lapisan lapisan masyarakat adalah …. A. Media cetak B. Media elektronik C. Media belajar 32
D. Sekolah E. Teman bermain 10. Pada sosialisasi primer, anak dikenalkan namanya sendiri hal ini bertujuan agar anak mampu … A. Menentukan hak dan kewajiban dalam keluarga B. Menempatkan diri dalam keluarga dan masyarakat C. Menempatkan diri dalam garis kekerabatan D. Membedakan dirinya dan orang lain E. Menentukan setatus ayah dan ibunya 11. Proses sosialisasi yang tidak sempurna disebabkan oleh… A. Anak dilahirkan dalam keadaan cacat B. Terjadinya perceraianatau disorganisasi keluarga C. Perubahan masyarakat yang terlalu cepat dan mendasar D. Kenakalan remaja yang semakin banyak di masyarakat E. Tidak adanya kepastian hokum bagi warga masyarakat 12. Kemampuan bahasa seorang anak didapat dari… A. Bakat seseorang B. Pembawaan sejak lahir C. Hasil kreatifitas D. Hasil belajar E. Ciptaan sendiri 13. Bagi orang tua dan masyarakat sosialisasi mempunyai arti penting sebagai : A. Sarana menciptakan norma baru B. Upaya membatasi kebebasan masyarakat C. Upaya menunjukkan wibawa pada anak D. Alat untuk memaksakan kehendak E. Melestarikan nilai dan norma pada anak 14. Penampilan seorang ibu berbeda dengan penampilan seorang artis atau actor. Perbedaan tersebut sedikit banyak dipengaruhi factor : A. Pembawaan B. Masyarakat sekitar C. Lingkungan keluarga D. Lingkungan kerja E. Latar belakang pendidikan 15. Perhatikan pernyataan berikut ! 1) Individu mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan masyarakat 2) Individu mampu menunjukkan potensi dan kemampuan dalam masyarakat 3) Individu menyadari keberadaan dirinya 4) Individu mampu menjadi anggota masyarakat 5) Individu mendapatkan kemudahan dalam kegiatan ekonomi Pernyataan berikut yangmerupakan hasil dari proses sosialisasi adalah …. A. 1), 2) dan 3) D. 3) ,4) dan 5) B. 2) ,3) dan 4) E. 4) dan 5) C. 1) ,3) dan 4)
33
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar ! 1. Tulis definisi sosialisasi yang paling mudah dipahami. 2. Tulis proses pengalaman sosialisasi yang pernah kalian dialami melalui agen-agen sosialisasi yang berbeda. 3. Coba gambarakan factor-faktor apa saja yang menurut kamu adalah faktor yang membentuk kepribadian kalian.
KEGIATAN BELAJAR 4 PERILAKU MENYIMPANG Amati gambar di bawah ini dan ungkapkan pendapat kamu tentang gambar tersebut dan adakah hubungan diantara keduanya? Gambar 1
Gambar 2
A. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat.
34
Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat. Definisi-definisi penyimpangan sosial : a. Jam es W . Van Der Zanden: Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. b. Robert M . Z. Law ang: Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang. Menurut jenisnya terdapat dua kategori perilaku menyimpang, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. a. Penyimpangan Primer (Prim ary Deviation) Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya : - menunggak iuran listrik, telepon, BTN dsb. - melanggar rambu-rambu lalu lintas. - ngebut di jalanan. b. Penyimpangan Sekunder (secondary deviation ) Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat. Contohnya : - pemabuk, pengguna obat-obatan terlarang. - pemerkosa, pelacuran. - pembunuh, perampok, penjudi. B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN SOSIAL a.
Menurut James W. Van Der Zanden Faktor-faktor penyebab penyimpangan sosial adalah sebagai berikut: 1). Longgar/tidaknya nilai dan norma. Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Norma dan nilai sosial masyarakat yang satu berbeda dengan norma dan nilai sosial masyarakat yang lain. Misalnya: kumpul kebo di Indonesia dianggap penyimpangan, di masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan wajar. 2). Sosialisasi yang tidak sempurna. Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh: di masyarakat seorang pemimpin idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman, menjadi teladan namun kadangkala terjadi pemimpin justru memberi contoh 35
yang salah, seperti melakukan KKN. Karena masyarakat mentolerir tindakan tersebut maka terjadilah tindak perilaku menyimpang. 3). Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang. Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan/ pada umumnya. Contoh: Masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh, masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, karena umumnya mereka sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan hidup yang pokok (makan), sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang sampah sembarangan dsb. Hal itu oleh masyarakat umum dianggap perilaku menyimpang. b. Menurut Casare Lombroso Perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor-faktor : 1). Biologis Misalnya orang yang lahir sebagai pencopet atau pembangkang. Ia membuat penjelasan mengenai “si penjahat yang sejak lahir”. Berdasarkan ciri-ciri tertentu orang bisa diidentifikasi menjadi penjahat atau tidak. Ciriciri fisik tersebut antara lain: bentuk muka, kedua alis yang menyambung menjadi satu dan sebagainya. 2). Psikologis Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian retak atau kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan. Dapat juga karena pengalaman traumatis yang dialami seseorang. 3). Sosiologis Menjelaskan sebab terjadinya perilaku menyimpang ada kaitannya dengan sosialisasi yang kurang tepat. Individu tidak dapat menyerap norma-norma kultural budayanya atau individu yang menyimpang harus belajar bagaimana melakukan penyimpangan. C. PENYIMPANGAN INDIVIDUAL (INDIVIDUAL DEVIATION ) Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang yang berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Penyimpangan ini disebabkan oleh kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku yang jahat/tindak kriminalitas. Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dapat dibagi menjadi beberapa hal, antara lain: a. Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik, penyimpangannya disebut pembandel. b. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang. c. Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar.
36
d.
Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat.
Apakah Anda pernah melakukan penyimpangan individual? Semoga tidak ! Namun kadangkala karena kekhilafan kita sebagai manusia biasa penyimpangan individual itu pernah kita lakukan. Bagaimana kalau hal itu terjadi? Tentu Anda akan minta maaf pada lingkungan Anda dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali perbuatan itu, bukan? Kategori Penyimpangan Individual Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain: a. Penyalahgunaan narkoba Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Contoh pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain: - Narkotika (candu, ganja, putau) - Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin) - Alkoholisme. b. Proses sosialisasi yang tidak sempurna. Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidaksempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya: seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannyayang banyak melakukan tidak ketidakjujuran, pelanggara pencurian dansebagainya. c. Pelacuran Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk dapat melakukan perbuatan sexual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak seimbang. Contoh: seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah (ekonomi, keluarga dsb.) d. Penyimpangan seksual Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Beberapa jenis penyimpangan seksual : - Lesbianisme dan Homosexual - Sodomi - Transvestitisme - Sadisme - Pedophilia - Perzinahan - Kumpul kebo e. Tindak kejahatan/kriminal Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penipuan, penganiayaan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan. f.
Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum ataubiasanya. Penyimpangan ini antara lain: 37
- Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb. - Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb.
Bagaimana, apakah Anda telah paham seluruh kategori penyimpangan individual? Semoga. Namun bila ada yang sulit catatlah hal-hal yang belum Anda pahami tersebut sebagai bahan diskusi atau pertanyaan pada saat tatap muka. Dengan demikian kita bisa melanjutkan belajarnya dengan bahasan penyimpangan kolektif berikut ini : D. PENYIMPANGAN KOLEKTIF (GR OUP DEVIATION ) Penyimpangan kolektif yaitu: penyimpangan yang dilakukan secara bersama-sama atau secara berkelompok Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman. Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain: a. Kenakalan remaja Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar dsb. b. Tawuran/perkelahian pelajar Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan. c. Penyimpangan kebudayaan Karena ketidakmampuan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadian masing-masing individu dalam kelompok maka dapat terjadi pelanggaran terhadap norma-norma budayanya. Contoh: tradisi yang mewajibkan mas kawin yang tinggi dalam masyarakat tradisional banyak ditentang karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Apabila dilihat dari jenis penyimpangannya, Ahli sosiologi M .Z. membedakan bentuk perilaku menyimpang ada empat macam yaitu :
a. Perilaku m enyim pang yang dikategorikan tindak kejahatan.
Law ang
Perilaku menyimpang bentuk ini merupakan perilaku seseorang yang melanggar norma-norma hukum khususnya yang mengatur larangan melakukan kejahatan ( crime behevior). Seperti pembunuhan, pemerasan, pemerkosaan, perampokan, 38
dan pemukulan adalah contoh-contoh perilaku kejahatan terhadap perseorangan. Korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan pelanggaran terhadap UUD 1945 adalah contoh perilaku kejahatan terhadap negara.
b. Penyim pangan Seksual.
Perilaku penyimpangan dalam wujud penyimpangan seksual dimaksudkan sebagai bentuk-bentuk perilaku seksual yang dilakukan di luar aturan umum masyarakat. Seperti : homo seksual, perzinaan, palacuran, dan bentuk-bentuk pelecehan seksual terhadap perempuan.
c. Sikap dan tingkah laku yang selalu bertentangan dengan w arga m asyarakat. Misalnya : perjudian, pemabukan, pemimpin geng, dan lain-lain.
d. Bentuk kehidupan yang berlebihan.
Seperti pola hidup yang mewah, konsumerisme, dan lain-lain.
E. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG 1. Penyimpangan sebagai Hasil sosialisasi yang tidak sempurna. Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia, baik yang menyimpang atau tidak, dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Jika proses sosialisasi tidak sempurna akan menghasilkan perilaku yang menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak sempurna timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosiolosasi, sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan resiko yang akan terjadi. Hal itu disebut penyimpangan. Contoh anak sulung perempuan, dapat berperilaku seperti pria sebagai akibat sosialisasi yang tidak sempurna di lingkungan keluarganya. Hal ini terjadi karena ia harus bertindak sebagai ayah, yang telah meninggal. Perilaku menyimpang yang telah parah juga dapat timbul sebagai akibat tidak sempurnanya proses sosialisasi dalam keluarga. Menurut pendapat Edwin H.Sutherland anak-anak yang melakukan kejahatancenderung berasal dari keluarga yang retak (cerai salah satu, atau kedua orang tuanya meninggal, tekanan ekonomi, dan orang tua yang otoriter). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyimpangan sosial dapat terjadi karena lemahnya pengendalian dari norma-norma sosial yang berlaku. 2.
Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai Sub kebudayaan yang Menyimpang. Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang bersumber pada pergaulanpergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan teman tidak selalu positif. Hasil Yang negatif dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang. Menurut Shaw dan Me. Kay, daerah-daerah yang tidak tidak teratur dan tidak ada organisasi yang baik. Akan cenderung melahirkan daerah kejahatan. Di daerah-daerah yang demikian, perilaku menyimpang (kejahatan) dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang sudah tertanam dalam kepribadian masyarakat itu. Dengan demikian proses sosialisasi tersebut merupakan proses pembentukan nilai-nilai dari sub kebudayaan yang menyimpang. Contoh di daerah lingkungan perampok terdapat nilai dan norma yang menyimpang dari kebudayaan masyarakat setempat. Nilai dan norma sosial itu sudah dihayati oleh anggota kelompok, sebagai proses sosialisasi yang wajar. 39
3. Proses Belajar Perilaku yang menyimpang. Seseorang bisa belajar perilaku yang menyimpang melalui media buku-buku majalah, koran dan yang paling mudah adalah melalui TV, karena hampir setiap hari menayangkan acara yang bernuansa kejahatan. Bergaul dengan orangorang yang menggunakan narkoba. Seseorang akan memperoleh pelajaran bagaimana cara mengkonsumsi narkoba dan dimana memperolehnya bagaimana cara mencuri, menjamret dan sebagainya. 4. Ikatan Sosial yang bertahan. Hidup di tengah masyarakat pasti akan bertemu dengan kelompok-kelompok masyarakat yang berlainan. Ada kecenderungan individu memilih kelompok yang disukai. Apabila kelompok yang disukai tersebut ternyata berperilaku menyimpang maka individu tersebut juga akan berperilaku menyimpang. 5. Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial. Masyarakat mengikuti kebudayaan yang telah ada di lingkungan dengan cara – cara yang diajurkan oleh kebiasaan adat istiadat atau tata aturan yang muncul dari kebudayaan tersebut. Misalnya pada abad ke – 19 wanita di Indonesia dianggap sebagai masyarakat lapisan pertama adalah kaum lelaki, nasib kaum wanita tergantung kaum lelaki. Maka pada akhir abad ke-19 R.A. Kartini melopori gerakan emansipasi wanita yang berani melawan arus kebudayaan yang berlaku saat itu. F. TEORI – TEORI PENYIMPANGAN. Dalam Sosiologi dikenal adanya teori Differential Association atau pergaulan yang berbeda dikemukakan oleh Edw in H. Gutherland . Ia berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses ahli budaya. Melalui proses ini, seseorang mempelajari suatu budaya meyimpang. Contohnya yaitu proses mengisap ganja. Penyebab penyimpangan yang lain dikemukakan oleh Edwin M.Lemert dengan teori Labeling. Seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap promer, diberi label atau cap sebagai penyimpangan. Misalnya orang menyebut sebagai pencuri, penipu, pemabuk, wanita nakal, dan lain-lain, sehingga si pelaku terdorong untuk melakukan penyimpangan sekunder (tahap lanjut), dengan alasan kepalang tanggung.
R obert K . M erton dengan teori Merton menjelaskan bahwa perilaku penyimpangan
itu merupakan bentuk adaptasi terhadap sistuasi tertentu. Merton mengidentifikasi lima tipe cara adaptasi, yang empat di antaranya merupakan perilaku penyimpangan yaitu : 1. Confromity atau konformitas, yaitu perilaku mengikuti tujuan dan mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Innovation atau inovasi, yaitu perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, tetapi dengan cara yang dilarang oleh masyarakat. 3. Ritualism atau persaingan diri, yaitu perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya, namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang digariskan masyarakat. Upacara ritual tetap dilaksanakan namun maknanya telah hilang. 4. Retrealism atau persaingan diri, yaitu menolak tujuan-tujuan yang disetujui maupun cara pencapaian tujuan itu. 40
5.
Rebellion atau pemberontakan, yaitu penarikan diri dari tujuan dan cara-cara
konvesional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara yang baru.
Menurut Emile Durkheim, penyimpangan merupakan faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan akan selalu ada, sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada. Fungsi kejahatan adalah untuk menyeimbangkan agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal. Maka sering teori ini disebut sebagai teori fungsi. G. SIFAT-SIFAT PENYIMPANGAN 1. Penyimpangan yang Bersifat Positif Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Tetapi mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial. 2. Penyimpangan yang Bersifat Negatif Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, perilaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang, rendah dan berakibat buruk, yang dapat mengganggu sistem sosial itu. Tindakan semacam ini akan dicela oleh masyarakat. Pelakunya dapat dikucilkan dari masyarakat. H. Dampak Penyimpangan Sosial 1. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Diri Sendiri/ Individu Seseorang yang melakukan tindak penyimpangan oleh masyarakatakan dicap sebagai penyimpang (devian). Sebagai tolok ukur menyimpang atau tidaknya suatu perilaku ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat akan dianggap sebagai penyimpangan dan harus ditolak. Akibat tidak diterimanya/ditolak perilaku individu yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat, maka berdampaklah bagi si individu tersebut hal-hal sebagai berikut: a. Terkucil b. Terganggunya perkembangan jiwa c. Rasa bersalah 2. Dampak Penyimpangan Sosial Terhadap Masyarakat/kelompok Seorang pelaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan ‘teman’. Lamakelamaan berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok, akhirnya bermuara kepada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap kelompok/masyarakat. Dampak apa saja yang muncul akibat adanya tindak penyimpangan terhadap kelompok masyarakat ? Marilah kita bahas satu persatu : a. Kriminalitas Tindak kejahatan, tindak kekerasan seorang kadang kala hasil penularan seorang individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat. Contoh: seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat, sehingga sekeluarnya dari penjara 41
akan membentuk ‘kelompok penjahat’, muncullah kriminalitas-kriminalitas baru.
sehingga
dalam
masyarakat
b. Terganggunya keseimbangan sosial Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu merupakan penyimpangan melalui struktur sosial. Karena masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan berdampak terhadap masyarakat yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya. Contoh: pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk dsb. c. Pudarnya nilai dan norma Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sangsi yang tegas dan jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya. Contoh: karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang dianggap hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya lagi pada nilai dan norma di Indonesia.
42
Aktivitas Bacalah cuplikan berita berikut ini.
Bocah Pembunuh Siswi SMP di Bandung Bawa Palu dari Rumahnya Baban Gandapurnama - detikNews
Bandung Polisi mengamankan seorang bocah lelaki inisial SF (13). Dia tega menghantamkan palu ke kepala siswi kelas 9 SMPN 51 Bandung, Pricila Dina (15). Palu maut yang menewaskan Fricila itu rupanya sudah dipersiapkan SF. "Pelaku membawa palu sejak dari rumah," ucap Kanitreskrim Polsek Rancasari AKP Uus Syaefulloh saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (1/9/2015). Hasil pemeriksaan polisi, bocah tersebut mengaku mendapatkan palu di area rumahnya. Kuat dugaaan pelaku merencanakan aksi sadis tersebut terhadap korban. Namun begitu, polisi terus mengali keterangan SF soal motif insiden berdarah itu. "Pelaku dan korban itu beda sekolah, tapi keduanya saling kenal dekat," ujar Uus. Kasus ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung lantaran pelaku masih berusia di bawah umur. Pelaku usianya masih 12 tahun 8 bulan. Polisi menyita barang bukti berupa sebuah palu yang tergeletak di tempat kejadian perkara. Saksi mata, melihat Pricila yang merupakan siswi SMPN 51 dipukul kepalanya dengan palu oleh pelaku. Warga yang melihat berlari berusaha menghentikannya dan pelaku langsung lari. Korban tewas di lokasi dengan kepala berlumuran darah. Sumber: www.detik.com Setelah membaca cuplikan berita di atas, susunlah 5 pertanyaan atas cuplikan berita tersebut. Hendaknya 5 pertanyaan tersebut berkaitan dengan konsep-konsep perilaku menyimpang lalu kalian bertukar pertanyaan dengan tean sebangku dan jawablah !
Rangkuman Jenis penyimpangan 1. penyimpangan primer 2. penyimpangan sekunder Faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang 1. Longgar/tidaknya nilai dan norma. 2. Sosialisasi yang tidak sempurna. 3. Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang.
43
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang 1. Perilaku menyimpang yang dikategorikan tindak kejahatan. 2. Penyimpangan Seksual. 3. Sikap dan tingkah laku yang selalu bertentangan dengan warga masyarakat. 4. Bentuk kehidupan yang berlebihan.
Evaluasi I.
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar! 1.
Contoh penyimpangan sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna adalah…. a. seseorang yang tinggal di lingkungan kumuh b. perempuan yang suka berpakaian laki-laki c. persaingan yang dilakukan dalam suatu organisasi d. minum minuman keras hingga mabuk di diskotik e. penyelundup memberi uang kepada petugas yang korup
2.
Salah satu contoh perilaku menyimpang yang timbul dari hasil proses sosialisasi sub kebudayaan menyimpang adalah a. banyak pelajar wanita yang mengenakan pakaian minim b. merebaknya peredaran VCD porno di masyarakat c. seseoarang yang tinggal di lokalisasi pekerja seks komersil d. penyimpangan seksual dikalangan remaja e. perdagangan senjata gelap
3.
Contoh perilaku menyimpang karena meniru perilaku yang salah adalah…. a. pengurus KTP meminta “uang pelicin” karena pejabat negara juga minta komisi dari pengusaha b. seorang anak tidak bersekolah karena membantu ibunya jualan di pasar c. seorang ayah melarang anaknya pergi di malam hari karena sering terjadi perampokan d. Polisi menolak “uang damai” pelanggaran lalu lintas karena takut dilihat atasannya e. tersangka kasus korupsi dibebaskan hakim karena tidak terbukti melakukan korupsi
4.
Pelaku penyimpangan primer mempunyai hubungan buruk masyarakat sekitarnya, yang ditandai dengan…. a. keengganan masyarakat untuk menerimanya kembali b. ketidakmampuan pelaku untuk bergaul kembali c. adanya upaya pengasingan dari masyarakat sekitar d. keinginan masyarakat untuk melenyapkan pelaku e. tidak ada halangan untuk kembali menjadi anggota masyarakat
5.
Contoh menyimpang primer … a. tawuran pelajar b. mencuri c. korupsi d. melanggar lampu merah e. merampok 44
terhadap
6.
7.
8.
9.
Perjudian dapat digolongkan dalam penyimpangan sekunder karena dilakukan secara... a. berulang-ulang b. berkelompok c. individual d. temporer e. terpaksa Pada hari pertama ulangan umum Hasan ketahuan nyontek, oleh pengawas hasil kerja ujiannya disita pengawas dan dikeluarkan dari ruangan kelas. Hari kedua bukan kapok ia malah nyontek kembali,lagi-lagi disita pengawas. Hari ketiga dan sampai hari terakhirpun demikian. Berdasarkan informasi dari guru BP nyontek bagi Hasan bagian dari kebiasaannya yang sudah mendarah daging. Penyimpangan yang dilakukan Hasan termasuk prilaku menyimpang… a. primer b. positif c. disadari d. sekunder e. tidak disadari Sopir busway di Jakarta ternyata ada yang berjenis kelamin wanita. Menurut norma sosial pada masyarakat di Indonesia, hal itu merupakan sebuah penyimpangan sosial. Tetapi, penyimpangan ini bersifat positif karena.... a. tidak mengganggu masyarakat sekitar b. dapat memberikan status sosial tertentu c. menyimpang dari kelaziman masyarakat d. dapat memenuhi kebutuhan keluarga e. terjadi emansipasi pada kaum wanita Perilaku menyimpang yang termasuk dalam tindakan kriminal adalah… a. kumpul kebo, narkotika, pembunuhan b. kumpul kebo, penganiayaan, korupsi c. penipuan, pemerkosaan, penganiayaan d. penipuaan, kolusi, narkotika e. korupsi, arogansi, narkotika
10. Keterlibatan para remaja dalam kasus penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lebih disebabkan oleh adanya pengaruh sosialisasi dari luar lingkungan keluarga dengan media …. a. teman sepermainan b. sekolah formal c. lingkungan kerja d. media massa e. kekerabatan 11. Salah satu sifat tawuran pelajar adalah…. a. kegiatannya telah direncanakan dengan matang b. pelakunya tahu persis akibat dari perbuatanya c. dapat terjadi hanya untuk pamer kekuatan d. terjadi karena kesenjangan sosial e. untuk memperoleh penghargaan dari masyarakat
45
12. Human trafficking (perdagangan manusia) dapat terjadi antarnegara. Oleh karena itu, kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dengan sindikat tertentu agar tidak tertangkap oleh pihak berwajib. Human trafficking ini termasuk jenis kejahatan…. a. terorganisasi b. tanpa korban c. kerah putih d. kerah biru e. criminal 13. Dewasa ini kasus pelecehan seksual pada anak-anak cukup memprihatinkan. Pelecehan seksual terhadap anak-anak dikenal dengan istilah…. a. phedofilia b. kumpul kebo c. perzinaan d. sodomi e. transeksual 14. Yang di maksud dengan kejahatan kerah putih adalah… a. kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi b. kejahatan yang dilakukan oleh para konglomerat c. kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang d. kejahatan yang dilakukan oleh orang para preman e. kejahatan yang dilakukan oleh orang para polisi 15. Seorang anak pejabat yang sangat membanggakan sesuatu yang dimilikinya seperti mobil mewah, kekayaan yang banyak , dan lain-lain terkesan sombong. Kebanggaan yang berlebihan merupakan bentuk penyimpangan.... a. primer b. gaya hidup c. seksual d. pemakaian e. sekunder II. Jawablah Pertanyaan Di Bawah ini Dengan Tepat! 1. Mengapa muncul penyimpangan sosial? 2. Jelaskan penyimpangan positif 3. Berilah salah satu contoh penyimpangan positif
46
KEGIATAN BELAJAR 5 PENGENDALIAN SOSIAL Amati gambar di bawah ini, kemudian Analisalah gambar tersebut menurut pendapatmu ! Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
47
A. Pengertian Pengendalian Sosial Manusia dalam kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi tersebut adakalanya timbul masalah, misalnya terjadi salah paham lalu berkelahi. Benar tidak ? Bagaimana kalau timbul masalah ? Tentunya kita semua berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan akan kembali pada situasi dan kondisi semula, sehingga akan terwujud suatu keseimbangan sosial (sosial equilibrium). Untuk menciptakan keseimbangan sosial tersebut diperlukan upaya-upaya menghilangkan penyimpangan-penyimpangan sosial seperti yang pernah Anda pelajari dari modul terdahulu. Perhatikan gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas seseorang yang melerai perkelahian tersebut melakukan pengendalian sosial demi terciptanya kembali keadaan keseimbangan sosial, yang terwujud melalui perdamaian kembali diantara kedua orang yang berkelahi. Berikut ini beberapa definisi tentang pengendalian sosial. Josep S. Roucek Pengendalian sosial adalah segala proses baik diencanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku. Berger L Berger Pengendalian Sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. B. Tujuan Pengendalian Sosial Pengendalian sosial berperan penting dalam masyarakt dengan tujuan sebagai berikut : a. Mewujudkan keserasian dan ketenteraman dalam masyarakat b. Pelaku penyimpangan dapat kembali mematuhi norma-norma yang berlaku c. Masyarakat mau mematuhi norma-norma sosial yang berlaku, baik dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan d. Pelaku menyadari kesalahannya dan memperbaiki tingkah lakunya e. Mengurangi tindak penyimpangan sosial.
48
C. Fungsi Pengendalian Sosial a. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap nilai dan norma sosial b. Memberikan penghargaan (reward)terhadap warga masyarakat yang mentaati nilai dan norma sosial c. Mengembangkan rasa takut dalam diri individu jika melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma sosial d. Menciptakan sistem hukum untuk mengatur hubungan masyarakat e. Menjaga keteraturan dan stabilitas masyarakat. D. Sifat Pengendalian Sosial 1. Preventif, yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran. Contoh: – Untuk mencegah anaknya berkelahi Ibu Amir menyuruh anak-anaknya tidak bermain di luar rumah. – Tidak bosan-bosannya guru menasehati murid-muridnya untuk segera pulang dan tidak nongkrong di jalanan; untuk menghindari terjadinya tawuran pelajar, merokok atau terlibat narkoba. 2.
E.
Represif,yaitu pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan. Contoh : – Hakim menjatuhkan hukuman kepada terpidana. – Pak Rudi di PHK karena korupsi
Cara Pengendalian Sosial Cara pengendalian sosial dapat dilakukan dengan dua macam, yaitu a. Persuatif, merupakan usaha untuk mengajak atau membimbing berupa anjuran. Misalnya, ajakan kepada para pedagang kaki lima untuk menempati kios-kios yang sudah disediakan oleh pemerintah daerah. b. Koersif, merupakan upaya yang sifatnya memaksa yaitu dengan tindak ancaman dan kekerasan. Misalnya, apabila dengan cara pertama tidak efektif karena ketidaksadaran para pedagang kaki lima maka pemerintah daerah sering melakukan dengan menindak paksa. Selain cara kedua di atas, menurut Koentjaraningrat, pengendalian sosial dapat dilakukan dengan cara-cara berikut, yaitu : 1. Mempertebal keyakinan para warga masyarakat akan kebaikan adat-istiadat. 2. Memberi ganjaran kepada warga masyarakat yang biasanya taat kepada adatistiadat. 3. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa warga masyarakat yang menyeleweng dari adat-istiadat. 4. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyeleweng dari adat istiadat dengan ancaman-ancaman dan kekuasaan.
F.
Cakupan Pengendalian Sosial Siapa saja yang bisa melakukan pengendalian sosial? pengendalian sosial bisa seorang individu atau kelompok.
49
Yang terlibat dalam
1. Pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu terhadap individu lain. Contoh : Polisi memerintahkan memakai helm pada seorang pengendara sepeda motor. Amir menyuruh adiknya agar berhenti berteriak-teriak 2. Pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu terhadap kelompok. Contoh: - Guru mengawasi ujian di kelas. - Polisi mengatur lalu lintas. 3. Pengendalian sosial yang dilakukan oleh kelompok terhadap individu. Contoh : - Bapak dan Ibu Pranoto selalu mengontrol perilaku anak tunggalnya. - Sekelompok polisi menyuruh turun pada seorang pemuda yang memanjat tiang listrik. - Sekelompok massa menghajar seorang pencopet. 4. Pengendalian sosial yang dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lain. Contoh : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Dua atau lebih negara berkembang bergabung dalam pengawasan peredaran obat-obatan terlarang G.
Jenis-Jenis Alat Pengendalian Sosial Sedikitnya ada 10 jenis alat pengendalian sosial, yaitu : 1. Cemoohan atau ejekan Cemoohan atau ejekan merupakan salah satu cara persuasif dalam pengendalian sosial. Masyarakat akan melakukan cemoohan terhadap individu atau beberapa orang yang melakukan penyimpangan. Adakalanya cemoohan justru merupakan hukuman yang sangat berat bagi si pelaku penyimpangan, bahkan dapat lebih menyakitkan dibandingkan dengan hukuman fisik. Bisa jadi akibat ditimbulkan juga dirasakan oleh keluarga dan kerabat atau kelompoknya. 2. Desas-desus atau Gosip Desas-desus, atau gosip merupakan salah satu persuasif untuk pengendalian sosial. Desas-desus dapat menyebarkan rasa malu bagi yang digosipkan. Gosip biasanya terjadi karena kritik yang disampaikan tidak dapat dikomunikasikan dengan baik. Pengaruh yang ditimbulkan oleh gosip yang benar justru sering mengena, artinya orang yang digosipkan justru sadar atas perbuatannya menyimpangnya dan kembali kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku. 3. Pendidikan Pendidikan baik yang dilakukan di rumah, di sekolah, maupun didalam masyarakat merupakan salah satu cara pengendalian sosial yang telah melembaga di masyarakat. Melalui pendidikan, warga masyarakat dibimbing untuk mematuhi nilai dan norma masyarakat, sehingga tidak melakukan perilaku menyimpang.
50
4.
Ostrasisme Ostrasisme; merupakan keadaan dimana orang boleh kerja sama atau membiarkannya hidup dan bekerja dalam kelompok itu, tetapi tidak seorang pun yang berbicara dengannya, bahkan ditegur pun tidak. Orang yang menerima perilaku seperti ini adalah orang-orang yang berperilaku menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma kelompok atau masyarakat. Orang yang menerima perlakuan ostratisme pasti merasa, sangat tidak enak dan menderita, keberadaan dalam masyarakat dianggap tidak ada. Dengan demikian, maka diharapkan yang bersangkutan sadar kembali mematuhi nilainilai dan norma-norma yang berlaku.
5.
Fraudulens Frauudulens, merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapat pada anak kecil. Misalnya : jika dua orang anak kecil bertengkar, maka akan mengancam, bahwa ia mempunyai kakak yang dapat mengalahkan bahwa bertengkarnya. Inilah yang didalam masyarakat disebut sebagai beking. Sebenarnya orang dewasa pun sering juga melakukan hal ini, dengan harapan ia mendapat bantuan sehingga lawan tidak berani menghadapinya. Dengan cara ini paling tidak pihak lain mungkin tidak melakukan perbuatan yang menentangnya.
6. Teguran Teguran merupakan cara pengendalian sosial dengan melalui perkataan atau tulisan secara langsung. Seorang siswa yang pada waktu ulangan ketahuan gurunya menyontek, maka akan mendapat teguran. Teguran dilakukan dengan harapan pelaku perilaku menyimpang segera menyadari kekeliruannya dan segera memperbaiki dirinya. 7. Agama Agama memberikan pedoman kepada para pemeluknya tentang perbuatan apa yang boleh dilakukan dan perbuatan apa yang dilarang untuk dilakukan. Ajaran agama lebih bertahan pada sanubari setiap pemeluknya, sehingga agama merupakan alat pengendalian sosial yang sangat handal. Pelaku penyimpangan akan terbebani oleh perasaan berdosa. Dan dosa itu hanya akan terampunkan dengan cara taubat. 8. Intimidasi Intimidasi merupakan cara pengendalian sosial yang dilakukan dengan paksaan, biasanya dengan cara mengancam atau menakut-nakuti. Dengan ancaman dan ditakut-takuti dimaksudkan untuk memperoleh pengakuan dari pelaku. Aparat penegak hukum biasanya menggunakan cara ini untuk mengorek keterangan dari orang yang diminta keterangannya. 9.
Kekerasan Fisik Kekerasan fisik, mengendalikan perilaku seseorang ini misalnya dilakukan dengan cara memukul, menampar, melukai dan lain-lain. Biasanya kekerasan fisik mencerminkan ketidaksabaran seseorang dalam menangani suatu masalah, termasuk masalah perilaku menyimpang. Apabila dalam intimidasi ancaman berupa kejiwaan (beban psikologis) dalam kekerasan fisik ancaman secara fisik yang dilakukan.
51
10. Hukum Hukum merupakan alat pengendalian sosial yang secara nyata memberikan sanksi tegas terhadap perilaku penyimpangan. Adanya aturan hukum yang jelas dengan sanksi yang tegas, dapat mengendalikan setiap anggota masyarakat terhadap pelanggaran nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. H.
Peranan Lembaga Formal dan Informal Dalam Pengendalian Sosial Beberapa lembaga pengendalian sosial yang ada di Indonesia, yaitu : 1. Polisi Polisi sebagai aparat negara, bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang. Peran Polisi bukan hanya menangkap, menyidik, dan menyerahkan pelaku pelanggaran ke instansi lain seperti Kejaksaan, tetapi juga membina dan mengadakan penyuluhan terhadap orang yang berperilaku menyimpang dari hukum. 2. Pengadilan Pengadilan merupakan alat pengendalian sosial untuk menentukan hukuman bagi orang yang melanggar peraturan. Tujuannya agar orang tersebut jera dan sadar atas kesalahan yang diperbuatnya, serta agar orang lain tidak meniru berbuat hal yang melanggar hukum atau merugikan orang lain. Sanksi yang tegas akan diberikan bagi mereka yang melanggar hukum, berupa denda, kurungan atau penjara. Ringan beratnya hukuman tergantung kesalahan pelaku menurut hukum yang berlaku. 3. Adat Adat merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat tradisional. Dalam hukum adat terdapat aturan untuk mengatur tata tertib tingkah laku anggota masyarakatnya. Adat yang sudah melembaga disebut tradisi. Pelanggaran terhadap hukum adat dan tradisi akan dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya tergantung tingkat kesalahannya berat atau ringan. 4. Tokoh Masyarakat Adalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa (kharisma) sehingga ia dihormati dan disegani masyarakat. Tokoh masyarakat diharapkan menjadi teladan, pembimbing, penasehat dan petunjuk. Ada dua macam tokoh masyarakat: a. Tokoh masyarakat formal, misalnya Presiden, Ketua DPR/MPR, Dirjen, Bupati, Lurah, dsb. b. Tokoh masyarakat informal, misalnya pimpinan agama, ketua adat pimpinan masyarakat.
52
Aktivitas
Seorang pengendara sepeda menghadang iring-iringan motor gede dengan kawalan polisi lalu lintas yang melanggar rambu-rambu lalu lintas. Coba analisis kejadian tersebut dari sudut pandang pengendalian sosial.
Rangkuman Pengendalian Sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang. Sifat Pengendalian Sosial a. Preventif b. Represif Cara pengendalian sosial c. Persuasif d. Koersif Jenis-jenis pengendalian sosial a. Cemoohan atau ejekan b. Desas-desus atau Gosip c. Pendidikan d. Ostrasisme e. Frauudulens f. Teguran g. Agama h. Intimidasi i. Kekerasan fisik j. Hukum Lembaga pengendalian sosial a. Polisi b. Pengadilan c. Adat d. Tokoh masyarakat
53
Evaluasi Pilihlah jawaban yang tepat ! 1. Pengendalian sosial adalah .... a. upaya untuk melerai perselisihan antar dua kelompok b. usaha untuk menciptakan perdamaian dunia c. upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang dalam masyarakat d. keadaan suatu masyarakat yang aman terkendali e. terdapatnya keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat. 2. Pengendalian sosial menurut Berger adalah .... a. berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang b upaya bersama untuk saling menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup c. kondisi dalam masyarakat yang disebabkan oleh adanya ketertiban dan keteraturan d. wujud suatu kemapanan pola hidup masyarakat maju e. seluruh anggota masyarakat berupaya menciptakan perilaku terkendali. 3. Pengendalian sosial adalah suatu istilah relatif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok, adalah pendapat: a. Berger b. Froman c. Lapiere d. Lemert e. Roucek. 4.
Perhatikan contoh berikut: 1. Toni mengawasi adiknya agar tidak berkelahi lagi. 2. Polisi lalu lintas mengatur para pengendara di perempatan jalan. 3. Andi menangisi adiknya yang meninggal akibat tawuran pelajar. 4. Sebagai anak tunggal Tomi selalu dikontrol orang tuanya. 5. Sekelompok masyarakat berjaga-jaga untuk mengantisipasi terjadinya serangan balasan kelompok lain, karena kemarin terlibat tawuran. Dari contoh di atas, 4 contoh yang termasuk dalam cakupan pengendalian sosial, yaitu .... a. 1, 2, 3 dan 4 b. 1, 2, 3 dan 5 c. 1, 2, 4 dan 5 d. 1, 3, 4 dan 5 e. 2, 3, 4 dan 5
5.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut: 1. Rudi mendapat peringatan keras dari Kepala Sekolah karena sering bolos. 2. Perampas motor dikeroyok massa. 3. Anto sering dinasehati ibunya sejak kecil, agar tidak merokok. 4. Himbauan Wali Kelas kepada muridnya agar rajin belajar pada awal tahun ajaran. Dari pernyataan-pernyataan di atas yang termasuk Pengendalian Sosial Represif adalah: 54
a. 1 b. 2 c. 3 d. 1 dan 2 e. 3 dan 4. 6.
Terciptanya suatu keadaan dimana anggota masyarakat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat yang bersangkutan, merupakan perwujudan .... a. proses pengendalian sosial b. cakupan pengendalian sosial c. sifat pengendalian sosial d. tujuan pengendalian sosial e. manfaat pengendalian sosial.
7.
Peran polisi sebagai aparat pranata pengendalian sosial adalah sebagai … a. panutan masyarakat b. pegawai pemerintah c. penegak hukum d. pengayom masyarakat e. pelaksana undang-undang
8.
Adat merupakan pranata yang berpesan dalam pengendalian sosial, sebab adat sebagai lembaga yang berisi …. a. kekerasan d. norma dan nilai b. tata kelahiran e. kebudayaan c. tradisi
9.
Contoh pengendalian sosial yang dilaksanakan individu terhadap kelompok adalah … a. seorang suami terhadap istrinya b. masyarakat terhadap remaja nakal c. seorang guru terhadap pemuda d. Tokoh-tokoh masyarakat terhadap pemuda e. Ayah dan ibu terhadap seorang anaknya.
10. Hukuman mati dan penjahat yang melakukan pembunuhan sadis, diterima baik oleh masyarakat. Putusan pengadilan tersebut. Termasuk pengendalian sosial secara ….. a. persuasif d. kessif b. nonformal e. preventif c. formal 11. Hukum sebagai alat pengendalian sosial sangat ampuh, karena disertai dengan … a. contoh d. intimidasi b. teguran e. Persuas c. sanksi 12. Jika seorang dijatuhi hukum, maka pengendalian sosial bersifat … a. preventif b. represif c. persuasif d. tanpa kekerasan e. pencegahan 55
13. Jenis pengendalian sosial yang cukup efektif karena menyangkut keyakinan seseorang tentang sesuatu yang dianggap benar adalah … a. agama c. pendidikan e. teguran b. gosif d. hukuman 14. Dibawah ini pranata sosial yang paling efektif dalam pengendalian sosial adalah … a. polisi c. hukum e. kode etik b. tentara d. adat istiadat 15. Bersifat spontan, informal dan langsung merupakan isi pengendalian sosial pada kelompok … a. Teman sekelas c. ikatan profesi e. alat politik b. partai politik d. serikat pekerja Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan menurut pendapat Anda, bagaimana peran masing-masing lembaga pengendalian sosial yang ada di Indonesia! 2. Berikan masing-masing 5 contoh cara pengendalian soaial baik secara persuasif maupun koersif ! 3. Setelah mempelajari materi di atas, kalian dapat menganalisa kembali gambar gambar di bawah ini.
56
Glosarium PHK Massa Lembaga sosial
: Pemutusan hubungan kerja : Sekelompok atau segerombolan orang : wadah / tempat dari aturan-aturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau asosiasi Pranata sosial : suatu tata kelakuan yang mengatur perilaku dan hubungan antara anggota masyarakat agar hidup tenteram dan harmonis. Konvensi : Aturan atau praktik berdasarkan persetujuan umum dan dipertahankan oleh masyarakat secara umum; aturan atau praktik berwibawa suatu cabang seni atau ilmu tertentu. Nilai sosial : prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan mengenai baik buruk, benar salah, lazim tidak lazim yang berlaku dalam masyarakat. Norma social : kaidah-kaidah, baik tertulis atau tidak, yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam hidup masyarakat. Sanksi : Tindakan atau hukuman untuk memaksa orang menepati perjanjian, ketentuan atau undang-undang Verbal : Komunikasi dengan media bahasa lisan ataupun tulisan Nonverbal : Komunikasi dengan media selain bahasa ataupun tulisan seperti simbol, gerak tubuh dan sebagainya Naluri : Sifat dasar manusia yang dibawa sejak lahir Topografi : Tipe atau bentuk geografis suatu wilawah Deviation/penyimpangan : kecenderungan untuk menyimpang dari suatu norma Conformity : taat terhadap aturan yang belaku Temporer : sementara Kumpul kebo : kumpul pasangan yang belum menikah Korupsi : tindakan menyalahgunakan wewenang, kedudukan, jabatan, wewnang baik yang dilakukan dalam keadaan sadar ataupun tidak. Kolusi : suatu kesepakatan bersama secara diam-diam atau sembunyisembunyi guna mencapai tujuan. Nepotisme : Upaya pilih kasih seseorang terhadap orang lain dalam suatu urusan Sub kebudayaan menyimpang : kebudayaan yang nilai dan normanya bertentangan dengan nilai dan norma yag berlaku umum Lesbianisme : istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan Homoseksual : istilah bagi laki-laki yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesame laki-laki Sodomi : hubungan seksual secara oral atau anal antar sesame manusia, biasanya antarpria Transvestitisme : memuaskan keinginan seks dengan memakai pakaian lawan jenis Sadisme : gangguan mental dimana seseorang individu mencapai kepuasan seksual dengan menimbulkan rasa sakit terhadap pasangannya Pedophilia : gangguan psikoseksual yang mana fantasi atau tindakan seksualnya berorientasi terhadap anak-anak
57
BAB IV PENELITIAN SOSIAL KOMPETENSI INTI Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. KOMPETENSI DASAR Menerapkan metode-metode penelitian sosial untuk memahami berbagai gejala sosial. Menyusun rancangan, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian sederhana serta mengkomunikasikannya dalam berituk tulisan, lisan dan audio-visual
• •
DAFTAR CEK KEMAMPUAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pernyataan Apakah anda sudah memahami pengertian penelitian sosialsosial ? Apakah anda sudah memahami ciri-ciri dan fungsi penelitian sosial ? Apakah anda sudah memahami macam-macam penelitian sosial Apakah anda sudah memahami pengertian proposal penelitiansosial ? Apakah anda sudah memahami metode penelitian sosial ? Apakah anda sudah memahami sample penelitian sosial ? Apakah anda sudah memahami macam-macam data dan pengolahan data penelitian sosial ? Apakah anda sudah mamahami penulisan penelitian sosial ? Apakah anda sudah memahami presentasi dan manfaat laporan penelitian sosial ?
YA
TIDAK
Apabila anda menjawab ~TIDAK ~ pada salah satu pertanyaan diatas, maka pelajarilah kembali MODUL 2 SOSIOLOGI ini. Tetapi jika anda menjawab ~ YA ~untuk semua pertanyaan lanjutkan mengerjakan tes dan evaluasi dalam MODUL 2 SOSIOLOGI ini. INDIKATOR • Memahami konsep dasar penelitian sosial • Memahami konsep masalah, membuat latar belakang, identifikasi, tujuan, manfaat, kajian pustaka,metode dan sistimatika • Memahami konsep dasar proposal penelitian • Merumuskan proposal penelitian sosial secara sederhana. • Menyiapkan instumen penelitian (wawancara terstruktur dan tidak terstruktur,angket, • Melaksanakan penelitian social secara sederhana (kajian pustaka dan lapangan) • Mengedit data 58
• • • • •
Mengolah data Menganalisa data Menyimpulkan dalan skala kecenderungan. Membuat laporan penelitian social secara sederhana. Mempresentasikan hasil penelitian social secara sederhana
PETUNJUK BELAJAR 3. 4.
Bacalah dengan cermat ringkasan materi dan lengkapi dengan membaca buku sosiologi lainnya sebagai acuan. Kerjakan tugas – tugas dengan seksama.
C. Pendahuluan Dahulu ketika mendengar kata ”penelitian” maka persepsi masyarakat pasti tertuju pada serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh para ahli yang dilakukan di laboratorium, mencampur berbagai jenis zat, mengamati apa yang akan terjadi dan kemudian menyimpulkan hasil kegiatan tersebut untuk segera dimasyarakatkan. Dengan demikian, seolah-olah hanya para ahlilah yang berhak mengadakan penelitian. Anggapan tersebut keliru, pada dasarnya semua orang dapat mengadakan penelitian sesuai dengan kemampuannya dan keahliannya. Penelitian bukanlah hal yang sulit tetapi mudah, bahkan setiap orang yang berakal sehat dijamin dapat melakukannya selama ia mengetahui prosedurnya. Pemikiran yang mengawali seseorang untuk melakukan penelitian adalah karena kita mempunyai ”rasa ingin tahu” (curiosity) kemudian melakukan tindakan tertentu untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Keingintahuan adalah hasrat alamiah yang dimiliki manusia. Hasrat itulah yang menjadi pangkal lahir dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Akan tetapi, tanpa metode ilmiah semua gejala termasuk realitas osial yang ditangkap oleh indra manusia tidak akan menjadi ilmu pengetahuan. Metode ilmiah adalah suatu prosedur yang ketat dan sistematis untuk mengatur pengetahuan mengenai semua gejala dan realitas sosial, sedangkan usaha sengaja dalam menangkap semua gejala dan realitas sosial berdasarkan disiplin metodologi ilmiah untuk menemukan berbagai prinsip baru dibaliknya disebut penelitian.( Fuad Hasan, 1994) Proses berpikir (penalaran) Manusia menggunakan nalarnya untuk mengembangkan pengetahuan, menemukan halhal baru , mengembangkan kebudayaan , memberi makna pada kehidupan , dan memanusiakan diri dalam hidupnya. Hal itu disebabkan oleh hal-hal berikut : 1. manusia mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. 2. Manusia memiliki kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Sebagai suatu kegiatan berfikir , penalaran , mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Suatu pola fikir yang disebut logika (proses berfikir logis). Pola berfikir ini adalah pengkajian untuk berfikir secara beriar berdasarkan logika. b. Sifat analitik dari proses berfikir . sifat analitik merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola pikir tertentu.
59
Jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian adalah deduksi dan induksi. 1. Deduksi Yaitu menarik kesimpulan berdasarkan alasan-alasan tertentu . Alasan-alasan ini mencerminkan suatu kesimpulan dan memberikan bukti atas kesimpulan tersebut. Pernyataan 1 : Semua karyawan dipercaya bahwa mereka tidak akan mencuri. Pernyataan 2 : Zainal adalah seorang karyawan Kesimpulan : Zainal dipercaya , ia tidak akan mencuri 2. Induksi Yaitu merupakan metode pemikiran yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum umum. 3. Gabungan induksi dan deduksi Yaitu dipakai dalam penalaran penelitian secara berurutan. D. Pengertian Penelitian Istilah lain dari penelitian adalah riset. Riset terjemahan dari bahasa Inggris research yang berasal dari re (kembali) dan search (mencari), sehingga dilihat dari etimologis atau makna kebahasaan istilah penelitian diartikan sebagai ”mencari kembali”, yaitu mencari bukti –bukti baru yang dikembangkan menjadi teori untuk memperdalam dan memperluas ilmu tertentu. Jika para ilmuwan eksak dan kealaman banyak menggunakan uji eksperimen di dalam ruang laboratorium untuk memperdalam dan memperluas ilmunya. Sebaliknya, para ilmuwan sosial banyak melihat fakta-fakta di masyarakat kemudian disimpulkan menjadi teori baru yang ditekuninya. Namun keduanya mempunyai kesamaan yaitu mempunyai hasrat rasa ingin tahu. Dengan curiosity itulah mereka melakukan penelitian demi memperdalam dan memperluas ilmu yang digeluti. Sehingga penelitian merupakan suatu upaya sistematis melalui prosedur dan langkahlangkah tertentu untuk mencari jawaban atas suatu masalah. Dalam penelitian sosial, masalah yang ingin diperoleh jawabannya adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dalam masyarakat. Ada beberapa pendapat para ahli tentang penelitian 1. MARZUKI: penelitian sebagai suatu usaha untuk mengumpulkan, mencari dan menganalisa fakta mengenai suatu masalah. 2. SUPRANTO: penelitian adalah kegiatan yang dijalankan untuk memperoleh fakta atau prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis 3. SUTRISNO HADI: penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan suatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan, mengembangkan atau memperluas 4. John, mengartikan penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metoda objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta sehingga menghasilkan dalil dan hukum. 5. Soedjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan keberiaran sebagai salah satu manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang sedang dihadapinya. 6. Saifuddin Anwar, penelitian tidak dapat dilakukan tanpa adanya masalah dan tanpa adanya tujuan. 7. Sanafiah Faisal, Penelitian merupakan aktivitas dalam menelaah suatu masalah dengan menggunakan secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang keberiarannya (objektif dan sah) mengenai dunia alam dan dunia sosial. 60
Dari beberapa pendapat para penelitian adalah sebagai berikut:
ahli dapat
disimpulkan
bahwa karakteristik
1. merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus sebagai hasil dari suatu penelitian selalu dapat disempurnakan lagi. Hasil tersebut dapat berlanjut atau dilanjutkan oleh penelitian lain. 2. Bersifat ilmiah, artinya melalui prosedur tertentu dan sistematis dengan menggunakan fakta yang diperoleh secara objektif. Seperti kita ketahui apabila akan melakukan penelitian yang pertama yang harus kita lakukan adalah menyusun atau merumuskan rancangan penelitian. Peneliti yang akan melaksanakan penelitian harus ada persiapan, administrasi, persiapan fisik, persiapan mental maupun secara profesional. Dengan kata lain peneliti perlu membuat rancangan penelitian sebelum melaksanakan penelitian. Apakah rancangan penelitian itu? Akan kita pelajari pada bab ini. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini ada dua yaitu meliputi manfaat praktis dan manfaat teoretis. a) Manfaat Praktis (1) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam menulis petunjuk. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. (2) Bagi guru, dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan pada guru untuk memilih teknik dan media yang tepat sesuai minat dan kompetensi yang harus dikuasai siswa sehingga situasi belajar menjadi lebih menyenangkan. Manfaat lain yaitu sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan kompetensi menulis petunjuk. Selain itu, dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru tentang menulis petunjuk dengan teknik permainan resep gotong royong menggunakan media gambar ilustrasi. (3) Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan kemudahan dalam mengembangkan keterampilan menulis petunjuk melalui teknik pemainan resep gotong royong menggunakan media gambar ilustrasi. Selain itu, juga memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa. (4) Bagi sekolah, yaitu dapat memberikan semangat bagi guru-guru di sekolah tersebut untuk melaksanakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. (5) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian berikutnya. b) Teoretis Penelitian ini mempunyai manfaat yang dapat dilihat dari segi ilmiah, yaitu dapat menambah khasanah pengetahuan penulisan petunjuk di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk pembanding teknis metodologi di bidang pembelajaran menulis, sehingga bisa ditemukan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis petunjuk. 61
E.
KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1 RANCANGAN PENELITIAN a. Pengertian Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana tertulis yang berisi gambaran singkat tentang pokok-pokok perencanaan seluruh penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah secara ringkas, jelas, dan utuh. b. Manfaat Rancangan Penelitian Sosial Manfaat rancangan penelitian sosial antara lain : 1. Rancangan penelitian memberi pegangan yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitian. 2. Rancangan penelitian menentikan batas-batas peneltian yang berhubungan dengan tujuan penelitian. 3. Rancangan penelitian memberikan gambaran tentang apa yang harus dilakukan dan kesulitan-kesuliatan yang akan dihadapi saat penelitian. c. Syarat-syarat Rancangan Penelitian Syarat-syarat rancangan penelitian antara lain : 1. Sistematis, atinya unsur-unsur yang ada dalam rancangan penelitian harus tersusun dalam urutan yang logis. 2. Konsisten, artinya terdaapt kesesuaian diantara unsur-unsur tersebut. Operasional, artinya dapat menjelaskan bagaimana penelitian itu dilaksanakan. d. Isi Rancangan Penelitian Isi rancangan penelitian atau proposal penelitian adalah : 1. Latar belakang masalah. Pada bagian ini diuraikan tentang dasar-dasar argumen yang melatarbelakangi masalah yang sedang dibahas. Sehingga uraian yang btertuang pada bagian latar belakang masalah berhubungan dengan alasan secara umum suatu masalah yang sedang diangkat. 2. Rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah merupakan himpunan langkah yang akan digunakan dalam membahas suatu masalah. Biasanya uraian kalimat berupa kalimat tanya. Suatu penelitian perlu ada rumusan masalah agar peneliti lebih mudah cakupan materi dan langkah yang akan digunakan dalam memecahkan suatu masalah. Contoh rumusan masalah : “Apakah kebiasaan merokok di kalangan siswa berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas siswa ? 3. Tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian merupakan uraian tentang harapan penulis tentang suatu masalah yang dibahas. Sedangkan manfaat penelitian berisi tentang uraian nilai guna penelitian itu baik bagi peneliti maupun orang lain.
62
4. Tinjauan kepustakaan. Tinjauan pustaka berisi tentang peneltian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas. 5. Hipotesis. Yaitu uraian tentang kesimpulan sementara penulis tentang masalah yang sedang diteliti. 6. Batasan konsep. Yaitu langkah penulis untuk membatasi masalah atau konsep tentang masalah yang sedang dibahas agar tidak menimbulkan penafsiran ganda tentang masalah yang sedang dibahas. 7. Metodologi penelitian. Berisi langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dan mengolah menjadi sebuah laporan penelitian. e. Langkah-langkah merancang penelitian penelitian 1. Menentukan Topik Penelitian Topik penelitian adalah pokok permasalahan dari suatu penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan topik penelitian adalah : a. Topik harus terjangkau oleh peneliti. b. Topik dipandang penting dan menarik untuk diteliti. c. Topik harus memiliki kegunaan praktis dan teoritis. d. Topik yang akan diteliti harus didukung data yang cukup. e. Topik yang diteliti harus memungkinkan dengan dukungan dana yang ada. 2. Menentukan Judul Penelitian Fungsi judul penelitian adalah menunjukkan kepada pembaca inti dari objek penelitian, subjek penelitian, dan sifat penelitian yang digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan judul penelitian antara lain : a. Judul ditulis singkat, padat dan jelas. b. Judul mencerminkan spesifikasi masalah penelitian yang diteliti. c. Judul membuat variabel-variabel utama yang dilibatkan dalam penelitian. d. Judul menyebutkan secara jelas jenis hubungan antarvariabel. e. Judul mengungkapkan objek yang diteliti. 3. Merumuskan Masalah Penelitian Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. A. Kriteria Masalah Penelitian Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian. a. Memiliki nilai penelitian. Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif. 63
b. Memiliki fisibilitas. Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab. Faktoryang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Batas-batas masalah yang jelas. 3. Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya. 4. Adanya biaya yang diperlukan. 5. Tidak bertentangan dengan hukum. c. Sesuai dengan kualitas peneliti. Sesuai dengan kualitas peneliti artinya tingkat kesulitan masalah di sesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti. B. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain: a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut. b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat. c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah. d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut. e. Dirumuskan dalam berituk kalimat tanya. f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama. C. Sumber Masalah Penelitian Sumber masalah penelitian, antara lain: a. b. c. d. e.
Buku bacaan atau laporan hasil penelitian. Pengamatan sepintas. Pernyataan pemegang otoritas. Perasaan intuisi. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
Berdasarkan topik atau masalah penelitian yang telah ditemukan maka dapat dilakukan tahapan-tahapan penelitian berikutnya yaitu Studi Pendahuluan dan Merumuskan Masalah. a) Studi Pendahuluan Setelah calon peneliti memilih dan menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mendalami permasalahan sehingga calon peneliti beriar-beriar dapat mempersiapkan perencanaan selanjutnya.
64
Studi pendahuluan ini mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Agar peneliti tidak mengulang hasil penelitian orang lain. b. Mengetahui dengan pasti apa yang diteliti. c. Mengetahui di mana atau kepada siapa data atau informasi dapat diperoleh. d. Memahami bagaimana teknik atau cara memperoleh data atau informasinya. e. Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data atau informasi tersebut. f. Memahami bagaimana harus mengambil kesimpulan dan cara memanfaatkan hasilnya. g. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Studi kepustakaan, yaitu membaca artikel, paper, buku-buku teori yang terkait, hasil penelitian sebelumnya, dan sebagainya. 2. Bertanya, berkonsultasi dengan seseorang yang dianggap ahli atau narasumber. 3. Kunjungan ke lokasi atau ke daerah di mana masalah penelitian itu bersumber. b) Merumuskan Masalah Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Masalah biasanya dirumuskan dalam berituk pertanyaan. b. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain. c. Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian. d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis). e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian. 4. Menentukan Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007). Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80). Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan berida-berida alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang akan diteliti. 65
5. Menentukan Sampel Sampel adalah bagian populasi yang dipilih untuk penelitian yang karateristiknya dianggap mewakili seluruh populasi.Langkah-langkah dalam pemilihan sampel, yaitu : a. b. c. d.
Menentukan karakteristik populasi. Menentukan teknik pemilihan sampel. Menentukan besar sampel. Memilih sampel.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel antara lain: 1) 2) 3) 4)
Homogenitas. Banyak tidaknya variabel ekstra. Perlu tidaknya melakukan analisis subkelompok. Tersedia tidaknya tes statistik.
Cara-Cara Pengambilan Sampel Penelitian Proses pengambilan sampel terdiri atas 2 jenis, yaitu probabilita dan nonprobabilita. 1) Sampel random atau sampel acak atau sampel campur (random sample) Pada langkah ini peneliti menganggap subyek penelitian diasumsikan memiliki hak yang sama dalam memberikan data. Dengan demikian, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) untuk dipilih menjadi sampel. Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut sebanyak populasi yang ada. Jumlah sampel untuk tiap populasi biasanya didasarkan pada hal-hal berikut. 1. Kemampuan peneliti dilihat dan segi waktu, tenaga, dan dana. 2. Sempit atau luasnya wilayah pengamatan dan setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang berisiko besar, hasilnya akan lebih baik jika sampelnya lebih besar. Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar presentase sampel dan populasi, maka hasil penelitiannya akan semakin baik, misalnya, jika subjeknya berjumlah seratus orang, lebih baik diambil semua dan jika lebih besar dapat diambil sekitar 10% – 15% atau 20% – 25%. Misalnya, penelitian yang akan dilakukan adalah “Pengaruh tingkat kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar di SMAN 12 Sukabumi”. Langkah-langkah yang kita ambil adalah sebagai berikut: 1. Mendata berapa banyak jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut. Jika jumlahnya, misalnya, mencapai 500 orang siswa, kita boleh mengambil untuk sampel sekitar 10% – 15 % dan jumlah siswa tadi. 66
2. Memberi nomor sesuai dengan jumlah populasi, yaitu dan nomor satu sampai dengan yang terakhir (menggunakan angka). Misalnya, karena siswa berjumlah 500 orang, penomoran dilakukan dan nomor 1 sampai dengan 500. 3. Menentukan subjek yang akan dijadikan sampel penelitian. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengambilan sampel random dapat dilihat pada tabel berikut. Undian/Acak/ Random
Langkah pertama
Hitung jumlah populasi yang terdapat di tempat penelitian (misal, di salah satu sekolah jumlah siswanya ada 500 orang). Ambil 10% dan jumiah populasi. misalnya, 10/100 x 500 = 50 orang. Buat guntingan kertas undian sebanyak populasi kemudian beri nomor pada gulungan kertas tersebut, yaitu nomor 1 sampai dengan 500. Ambil secara acak nomor gulungan kertas tersebut sebanyak sampel yang dipenlukan. Nomor yang terambil itulah yang kemudian dijadikan sebagai sampel penelitian. Beri nomor urut setiap gulungan kertas sesuai dengan jumlah populasi (500 orang). Buat lima gulungan kertas, kemudian beri nomor (nomor 1 sampai 5). Setelah itu, dan Jima gulungan tadi kita ambil satu nomor. Kertas gulungan kita buka. Yang terambil itulah yang dijadikan sampel untuk mengawali pengambilan nomor. Misalnya yang kita ambil adalah nomor 2. Oleh karena sampel yang kita butuhkan hanya 50 sedangkan populasi ada 500, maka besarnya sampel adalah sepersepuluhnya. Dari 500 nomor yang ada, maka kita mulai menganalisis subjek untuk sampel adalah dari nomor 2, 7, 12, 17, 22, dan seterusnya sampai berjumlah 50 subjek. Nomornomor yang terpilih itulah yang akan dijadikan sampel penelitian.
Langkah kedua Langkah ketiga Langkah keempat
Ordinal
Langkah pertama Langkah kedua
Langkah ketiga
Langkah keempat
2) Sampel berstrata (stratified sample) Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata, pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random karena setiap tingkatan harus terwakili. Contoh, kita akan melakukan penelitian di salah satu SMA tertentu. Yang akan diteliti adalah tentang tingkat kedisiplinan siswa. Untuk itu, setiap jenjang tingkatan harus terwakili. Artinya, dari siswa kelas X sampai kelas XII harus terdapat wakil yang akan dijadikan sampel penelitian. Sampel berstrata digunakan apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri atau karakteristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut mempengaruhi variabel.
67
3) Sampel wilayah (area probability sample) Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil-wakil dan setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Sampel wilayah dilakukan apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dan wilayah yang lain. Contohnva, kita akan meneliti keberhasilan program Transmigrasi di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena keadaan setiap populasi itu berbeda, kita harus membuat sampel dan selurub populasi sehingga hasilnya mencerminkan keberhasilan program transmigrasi di seluruh wilayah Indonesia. 4) Sampel proporsi (proportional sample atau sampel imbangan) Teknik pengambilan sampe proporsi atau sampel imbangan dilakukan untuk menyempumakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Agar pengambilan sampel representatif, jumlah sampel atau wakil untuk setiap wilayah dibuat seimbang sesuai dengan jumlah populasinya. Contoh, di provinsi A, jumlah penduduk yang mengikuti KB 500 orang. Kita ambil inisalnya 3% dan 500 orang, yaitu sebanyak 15 orang saja. Di Provinsi B, jumlah penduduk yang mengikuti KB hanya ada 300 orang. Sampel yang diambil adalah 3% dan 300,. yaitu 9 orang. Dengan cara seperti itu, akan terlihat keseimbangan dalam menentukan peserta KB yang dijadikan sampel penelitian. 5) Sampel bertujuan (purposive sample) Sampel ini dilakukan dengan cara pengambilan subjek bukan didasarkan pada strata, random, atau wllayah, tetapi pada tujuan tertentu. Penggunaan metode ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan. inisalnya, karena keterbatasan waktu, tenaga, ataupun dana, kita tidak bisa mengambil sampel yang besar. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut. 1. Pengambilan sampel hams didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2. Subjek yang diambil sebagai sampel beriar-beriar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi. 3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuuan. Contoh: peneliti akan mengadakan penelitian tentang “Pengaruh minat belajar siswa SMA terhadap peningkatan prestasi di seluruh Indonesia”. Sampel penelitian yang diambil dan kota-kota besar misalnya, Jakarta, Medan, dan Yogyakarta. Sebagai imbangannya, dipilih beberapa sekolab yang ada di kota-kota kecil. 6) Sampel kuota (quota sample) Dalam pengumpulan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persvaratan ciri-ciri populasi tanpa menghiraukan dan mana asalnya. Biasanya, yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memenuhi jumlah yang ditentukan. 68
Teknik sampling ini tidak mendasarkan din pada strata atau daerah, tetapi pada jumlah yang sudah ditentukan. Contohnya, kita ingin mengambil sampel 100 orang yang berubah. Setelah menentukan jumlah 100 orang, kita mencarinya di mana saja sampai didapatkan jumlah 100 orang yang telah ditentukan. 7) Sampel kelompok (cluster sample) Dalam menentukan jenis cluster atau kelompok, harus dipertimbangkan ciri yang ada. Di masyarakat, dapat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Contohnya, untuk sekolah, ada sekolah negeri, sekolah swasta, sekolah bersubsidi, dan seterusnya. Kelompok pegawai negeri, TNI, padagang, nelayan, buruh, dan sebagainya. Untuk itu, perlu kecermatan seorang peneliti.
Latihan Soal 1. Jelaskan isi rancangan penelitian ! 2. Buatlah 3 contoh judul penelitian yang bertemakan tentang masalah sosial budaya ! 3. Buatlah 3 contoh rumusan masalah ! 4. Apa yang anda ketahui tentang populasi dan sampel ? jelaskan
f. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian sosial pendekatan yang dilakukan oleh peneliti sangatlah penting. Sebab pendekatan penelitian yang diambil akan dapat digunakan dalam melakukan olah data yang telah dilakukan oleh peneliti. Scott W . Vanderstoep and Deirdre D. Johnston menyatakan, kendati bervariasi, pendekatan penelitian dapat dikelompokkan ke dalam 2 bagian besar : Pendekatan Kualitatif dan Pendekatan Kuantitatif.
1. Pendekatan
kuantitatif
adalah pendekatan yang berusaha untuk mengungkapkan kenyataan sosial dengan melihat saling ketergantungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian Kuantitatif menekankan pada penilaian numerik atas fenomena yang dipelajari. Termasuk dalam metode ini adalah metode peneltian survey dan metode eksperimen.
2. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berusaha menangkap
kenyataan sosial sebagai keseluruhan utuh, dan tuntas sebagai satu kesatuan kenyataan. Pendekatan Kualitatif menekankan pada pembangunan naratif atau deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti. Termasuk dalam metode ini adalah metode grounded research , metode etnografis, dan metode historis.
69
Tabel : Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
g. Jenis-Jenis Penelitian Secara umum, penelitian dapat dibagi dalam enam kelompok besar, yakni berdasarkan tujuan, metode atau pendekatan, taraf penjelasan, data yang terkumpul, tujuan umum, dan tempat pelaksanaan. 1. Penjenisan penelitian menurut tujuannya Dilihat dari tujuannya, penelitian dapat digolongkan menjadi dua kelompok berikut: a.
Penelitian Dasar (basic research) Penelitian dasar adalah ljenis penelitian yang mempunyai kegiatan utama mengumpulkan informasi untuk menyusun konsep dan hubungan, serta penjalinan teoritik untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai suatu topik (permasalahan) tertentu yang nyata dalam kehidupan. Contohnya, Einstein dengan teori relativitasnya.
b. Penelitian Terapan (applied research) Penelitian terapan adalah jenis penelitian yang berusaha mengumpulkan informasi untuk membantu usaha memecahkan suatu persoalan di dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian terapan diarahkan pada penggunaan hasil penelitian secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian terapan biasanya terbatas pada problem yang menjadi obyek penelitian saja dan tidak diterapkan pada masalah yang lebih luas. 70
Contohnya: Penelitian tentang hubungan atau relasi para siswa di suatu sekolah. Penelitian ini menyajikan data yang bermanfaat guna penyusunan langkah pembinaan siswa di suatu sekolah. c.
Penelitian evaluasi Penelitian evaluasi termasuk jenis penelitian terapan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur atau menilai pelaksanaan program. Jadi, seandainya kita telah selesai melaksanakan suatu program yang telah kita susun, kita mengadakan suatu pengkajian atas berhasil atau tidaknya pelaksanaan program tersebut. Jika ada kekurangan dalam pelaksanaannya, untuk masa yang akan datang kita bisa melakukan hal-hal yang lebih baik. Dengan demikian, kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.
2. Penjenisan penelitian menurut metodenya Ditinjau dari metode yang dipakai penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut: a.
Penelitian Historis Penelitian historis berusaha mengkaji peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau. Penelitian ini berdasarkan pada gambaran tertulis maupun lisan dan objek penelitian. Tujuannya adalah membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif. inisalnya, penelitian tentang praktikpraktik administrasi pada zaman Kerajaan Hindu- Buddha.
b. Penelitian Survei Penelitian survei bertujuan memperoleb informasi yang sama atau sejellisnva dan berbagai kelompok atau orang dengan angket atau wawancara secara pribadi. Penelitian survei biasanya lebih sulit dibanding dengan penelitian eksperimen. Secara umum, penelitian ini bertujuan inemecahkan masalahmasalah praktis dalam kehidupan sehari-hari, inisalnya konflik antar-etnis. Metode penelitian survei banyak digunakan oleh para peneliti sosial di Indonesia untuk mengkaji berbagai fenomena sosial. c.
Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang memanipulasi (mengatur, merekayasa) atau mengontrol situasi alamiah menjadi situasi buatan (artificial) sesuai dengan tujuan penelitian. Misalnya, pengkajian tentang “pengaruh kartu skor pelanggaran terhadap tinggi rendahnya pelanggaran disiplin siswa”. Caranya adalah dengan melakukan uji coba terhadap dua kelompok murid. Kelompok pertama diberi peringatan tanpa menggunakan kartu skor. Kelompok kedua diberi peringatan dengan kartu skor. Setelah tiga bulan diadakan rekapitulasi pelanggaran. Jika terdapat perbedaan, misalnya kelompok kedua lebih bisa terkendali,, dapat dikatakan bahwa tingginya tingkat pelanggaran disiplin disebabkan tidak menggunakan kartu skor.
71
d. Penelitian Observasi Penelitian observasi bertujuan memperoleh informasi secara langsung dan tingkah laku orang yang diamati. Saat melakukan penelitian itu juga, si peneliti dapat mencatat maupun merekam langsung data yang diperoleh. 3. Penjenisan penelitian menurut taraf pemberian informasi Jenis penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu deskriptif,eksplanasi,
dan eksplorasi. a.
Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif memberikan penjelasan mengenai gambaran tentang ciri-ciri suatu gejala yang diteliti. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif hanya merupakan pengungkapan dan penyingkapan fakta. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melukiskan, memaparkan, dan melaporkan suatu keadaan, suatu objek, atau suatu peristiwa tanpa menarik kesimpulan umum.
b. Penelitian eksplanasi Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang ingin mengungkap secara detail masalah yang dibahas. Penelitian jenis ini tidak hanya menjawab pertanyaan “What?” atas suatu persoalan, tapi juga akan menggambarkan mengapa suatu persoalan dapat muncul (why?). Penelitian jenis ini akan menghasilkan sebuah kesimpulan baik itu berupa asosiatif atau kausalitas. Kesimpulan yang asosiatif adalah penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih, tetapi tidak m em buktikan variabel m ana yang jadi penyebab dan m ana yang akibat . Sedangkan kausalitas adalah penelitian yang memberikan penjelasan secara
konkret tentang variabel m ana yang penyebab dan m ana yang akibat .
c.
Penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi adalah penelitian yang dapat menghasilkan penelitian yang sangat dalam. Penelitian ini dapat menjawab pertanyaan kenapa (what), mengapa (why) bahkan pertanyaan bagaimana (how) dan suatu fenomena sosiaL Penelitian ini tidak hanya menggambarkan sebuah fenomena sosial, tapi juga menjeaskan mengapa fenomena sosial terjadi dan juga bagaimana fenomena sosial tersebut ada dan diterima masyarakat. Contoh : Tema Judul 1. Penelitian ekplanasi 2. Penelitian deskriptif 3. Penelitian eksplorasi
: Penggunaan anting-anting bagi laki-laki : : Faktor-faktor yang melatarbelakangi laki-laki Memakai anting-anting : Penggunaan anting-anting di kalangan remaja : Proses atau bagaimana seorang lakilaki memakai anting-anting 72
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing jenis penelitian akan memberi penekanan yang berbeda terhadap tema penelitian yang sama. 4. Penjenisan penelitian dikumpulkan
menurut
pendekatan
dan
data
yang
Berdasarkan pendekatan, penelitian dibagi menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. a. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada jumlah data yang dikumpulkan. Penelitian ini hanya melihat data pada lapisan permukaan, seperti data tingkat pendidikan karyawan, jenis pekerjaan, dan besarnya penghasilan. Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistik. Penelitian jenis ini menggunakan teknik survei. b. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang dapat diperoleh. Teknik yang digunakan adalah wawancara. Data untuk jenis penelitian ini tidak dianalisis dengan statistik. 5. Penjenisan penelitian menurut tempat pelaksanaannya Berdasarkan tempat pelaksanaannya, penelitian dapat dibedakan seperti berikut. a.
Penelitian laboratorium. Dilakukan daam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan data, mengadakan analisis, mengadakan tes, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data sehingga kecenderungan gerak gejala sosial ke dalam suatu masyarakat tertentu dapat diranialkari. Objek penelitian ini dapat berupa masalah yang bersifat teoretis dan masalah yang beisifat praktis. Biasanya, penelitian laboratorium dilakukan oleh sebuali tim dengan anggota dan berbagai disiplln ilmu.
b. Penelitian lapangan. Dilakukan dalam kehidupan seberiarnya. Misalnya, penelitian tentang kehidupan para pengemudi bajaj, harga pasaran, atau masalah religiusitas remaja. Penelitian ini pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada masyarakat. c.
Penelitian perpustakaan (kepustakaan). Bertujuan mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai materi yang terdapat perpustakaan. Misalnya, buku-buku, majalah, naskahnaskah, catatan, kisah sejarah, dan dokumen. Pada hakikatnya, data yang diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan tersebut dijadikan fondasi dan alat utama bagi praktik penelitian di lapangan.
h. Pengumpulan Data Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, 73
suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Syarat Data Yang Baik 1. Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang seberiarnya. Dengan data yang obyektif diharapkan mampu menghasilkan perhitungan yang akurat, data tidak boleh dimanipulasi. 2. Representatif (harus bisa mewakili). Data yang diambil harus beriar-beriar mewakili semua kondisi. 3. Mempunyai tingkat kesalahan yang kecil. Data yang baik diharapkan mengandung banyak keberiaran dan seminimal mungkin mengandung kesalahan 4. Harus tepat waktu. Syarat ini sangat penting untuk data yang akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi. Sebab agar dapat dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya jika terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam suatu perencanaan. 5. Relevan. Artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah akan dipecahkan Jenis - Jenis Data Menurut cara memperolehnya : •
•
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau seorang atau suatu organisasi langsung dari obyeknya. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop. Data sekunder yaitu data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
Menurut sumbernya : • •
Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu organisasi. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb. Data eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di luar suatu organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
Menurut sifatnya : •
Data kualitatif data yang berberituk kata-kata, bukan dalam berituk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Berituk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus beriar-beriar memahami kualitas dari objek yang akan diteliti 74
•
Data kuantitatif adalah data yang berberituk angka atau bilangan. Sesuai dengan berituknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti.
Menurut waktu pengumpulannya : •
Cross section / insidentil adalah dikumpulkan pada suatu waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. Angin Ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
Data berkala / time series data adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ Peristiwa/kegiatan. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll. i. Teknik analisis data Teknis analisis data merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh dan lapangan. Hasil analisis data ini merupakan jawaban atas pentanyaan masalah. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis penelitian. Berdasarkan hal tersebut, teknik analisis data dibagi atas dua macam teknik, yakni teknik analisis data secara kuantitatif dan teknik analisis data secara kualitatif. Teknik analisis data secara kuantitatif menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengolah data. Teknik analisis secara data kualitatif menggunakan analisis kualitatif atau nonstatistik. Lebih jauh tentang teknik analisis ini dapat kita pelajani pada bagian lain buku ini. Apabila anda seorang peneliti ingin meneliti tentang kecenderungan teman-teman anda untuk teribat pacaran bebas. Untuk itu, anda setiap hari ia pergi ke tempattempat mangkal para siswa yang membolos untuk pacaran. Selain itu anda juga mengamato bagimana teman-teman anda menampilkan perilaku pacaran. Dalam rancangan penelitian, bagian kegiatan apakah yang dilakukan si peneliti ketika berada di tempat mangkal tadi? Diskusikanah dengan kelompok Anda. Lalu, tulis hasil diskusi Anda dalam uraian analitis!
Aktivitas Tentukanlah sampel penelitian berdasarkan topik dan rumusan masalah yang telah Anda buat! Gunakanlah teknik yang telah diberikan! Uji Penguasaan Materi 1. 2.
Salah satu hal yang harus diperhatikah ketika seseorang hendak menentukan topik penelitian adalah Salah satu hal yang harus diperhatikan ketika si peneliti merumuskan pertanyaan adalah
75
3. 4. 5.
Mengadakan reduksi atau penguragan terhadap objek yang diteliti, membuat generalisasi atas hasil penêUtian dan menonjolkan sifat-sifat umum dan popiilasi adalah tujuan dan kegiatan …. Bahan keterangän berupä himpunan fakta, angka, huruf grafik, tabel, lambang, objek, kondisi dan situasi disebut sebagai … Data yang tidak diperoleh langsung di Iapangan penelitian. Ia di dapat dari bacaan, baik lewat koran, majalah, atau melalui perpustakaan disebut
Tugas mandiri Sebelum Anda mengumpulkan data, perkiraan terlebih dahulu berbagai hal tentang data yang ingin Anda dapatkan! Tentukan syarat data, kegunaan data, serta jenis data! Kemudian, presentasikan rancangan yang telah Anda buat (mulai dari topik sampai perkiraan data)! Pertimbangkanlah pertanyaan dan saran-saran yang diberikan untuk perbaikan rancangan penelitian Anda! Rangkuman 1.
2. 3.
4.
5.
6.
Penelitian merupakan suatu upaya untuk mencari jawaban dari suatu masalah. Penelitian sosial adalah suatu metode analitis situasi yang merumuskan berbagai masalah sosial dengan maksud untuk menemukan aspek baru, memahami sebab musabab beserta interaksinya, mengoreksi, mengadakan verifikasi, dan memperluas pengetahuan yang semuanya sangat diperlukan bagi pengembangan teori dan tindakan praktis. Persyaratan penting dalam mengadakan penelitian adalah sistematis berencana dan mengikuti konsep ilmiah Secara garis besar, langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut • Pembuatan rancangan penelitian. • Peaksanaan penelitian. • Pembuatan laporan penelitian. Dalam menetapkan topik penelitian hal-hal yang harus diperhatikan adalah menarik minat, mampu dilaksanakan, mengandung kegunaan praktis, menghindari duplikasi dengan judul lain, ditulis dalam kalimat pernyataan, jelas, singkat, dan tepat, berisi variabel-variabel, dan menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian. Cara-cara atau teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut. • Sampel acak (random). Sampel acak digunakan dengan membenikan kesempatan yang sama bagi setiap individu/unit dalam keseluruhan populasi untuk dipilih. • Sampel berstrata. Sampel berstrata digunakan apabila populasi terbagi atas tingkatan. Dalam pengambilan sampel tiap tingkatan harus terwakili. • Sampel wilayah. Sampel wilayah digunakan apabila wilayah penelitian luas. Sampel diterapkan pada wilayah yang dapat terwakili. Data yang kita ambil tentu bukan data sembarangan, tetapi data yang memiliki syarat-syarat berikut. a) Data harus objektif. Artinya, data sesuai apa adanya. b) Data harus dapat mewakili (representatif). c) Data harus mempunyai kesalahan baku yang kecil. d) Data harus tepat waktu. e) Data harus ada hubungannya dengan persoalan yang dipecahkan.
76
KEGIATAN BELAJAR 2 PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. 1. Angket Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain : • •
•
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb. Tipe dan berituk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. 77
Participant Observation Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb. Non participant Observation Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif) Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. 1.
2.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut: 78
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik. • Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan. • Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. •
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertam a , dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk
mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
K edua , pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak
dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon. Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain : • • • •
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru Bisa membaca isyarat non verbal Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah : • • • •
Membutuhkan waktu yang lama Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan Pewawancara perlu dilatih 79
• •
Bisa menimbulkan bias pewawancara Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone Kelebihan • • •
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka Bisa menjangkau daerah geografis yang luas Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan • • •
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca Wawancara harus diusahakan singkat Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
3. Metode Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka). Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masingmasing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Etika dalam Pengumpulan Data Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain : 1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti. 2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak beriar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas. 3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. 80
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar 5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati. 6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi. 7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental. 8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
KEGIATAN BELAJAR 3 PENGOLAHAN DATA 1. Pengelompokan Data yang Telah Terkumpul a. Pengelom pokan Data Dengan Statistik Data yang telah terkumpul baik melalui observasi, wawancara, maupun komunikasi tidak langsung, perlu dikelompokkan untuk mempermudah pengolahan data. Dalam mengelompokkan data, perlu dibedakan antara data kualitatif, data kuantitatif, data pribadi, data primer, data sekunder, data tertulis, data lisan, dan data relevan, yang selanjutnya akan diolah dengan perhitungan statistik. Statistik adalah kumpulan dari cara dan aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan penarikan simpulan dari data yang berupa angka. Statistik dibedakan dua macam, yaitu statistik deskriptif dan statistik induktif. 1) Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ialah statistik yang membicarakan tentang penyusunan
data dalam daftar dan pembuatan grafik yang tidak menyangkut penarikan simpulan. Pengolahan yang bersifat analisis dan interpretasi data termasuk dalam statistik deskriptif selama tidak menyangkut penarikan simpulan yang berlaku umum atau pembuatan generalisasi. 2)
Statistik Induktif
Statistik induktif ialah bagian statistik mengenai semua aturan dan cara yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencoba menarik simpulan yang berlaku umum dari data yang tersusun dan diolah sebelumnya. Dalam statistik induktif, peneliti mencari keterangan yang berlaku umum, yaitu membuat generalisasi dari data yang sedang dihadapi dan sengaja dikumpulkan untuk tujuan itu.
81
b. Guna dan Ciri Statistik Dalam surat kabar atau majalah sering dijumpai angka statistik atau uraian angka statistik mengenai produksi barang, pembangunan, tingkat kejahatan, harga barang, tingkat biaya hidup, kecelakaan lalu lintas, jumlah sekolah, dan pertumbuhan penduduk. Angka seperti itu berguna untuk bahan keterangan bagi orang atau badan yang memerlukannya. Angkaangka tersebut mungkin dikumpulkan sendiri secara langsung dari pengamatan, berasal dari penerbitan yang terdahulu, atau dari data baik yang sudah diolah maupun yang belum diolah. Angka produksi, harga, tingkat penghidupan, dan jumlah uang dalam peredaran sangat diperlukan oleh perusahaan dan pemerintah untuk membuat rencana kebijaksanaan pada waktu yang akan datang. Contoh: 1)
Kepolisian mencatat angka kejahatan dan pelanggaran lalu lintas agar usaha untuk menguranginya dapat direncanakan dan dilaksanakan lebih efektif dan lancar. 2) Pemerintah pusat dan daerah memerlukan data penduduk daerah dan penduduk nasional dengan tujuan untuk memudahkan pembuatan rencana perekonomian dan pembangunan. Sebagian dari data itu dipakai untuk menilai hasil yang dicapai dengan memakai rencana masa lampau dan sebagian diperlukan untuk membuat rencana untuk masa yang akan datang. 3) Departemen Pendidikan Nasional haruslah dapat menaksir jumlah penduduk Indonesia di tahun yang akan datang atau memperkirakan jumlah anak yang harus memasuki sekolah pada tahun itu, membuat rencana yang lebih sempurna mengenai jumlah ruangan sekolah yang harus dibangun, dan berapa banyak tambahan tenaga guru yang diperlukan. Ciri-ciri statistik ada tiga macam, yaitu: 1) bekerja dan mengolah data yang bersifat umum, 2) bekerja dengan menggunakan angka, dan 3) bekerja secara objektif. 2. Mengenali Kecenderungan Umum Data Dengan Bantuan Statistik Sederhana a. Distribusi Frekuensi Dalam penelitian yang menggunakan sampel random, peneliti telah mengumpulkan data umur akspetor KB di daerah A sebagai berikut. 35, 32, 17, 30, 37, 20, 24, 43, 30, 21, 45, 25, 37, 23, 35, 35, 30, 21, 35, 23, 24, 30, 20, 30, 25, 24, 24, 40, 35, 37, 37, 40, 35, 40. Dari nilai tersebut disusun secara teratur mulai dari umur termuda sampai tertua. Setelah diurutkan, diketahui jumlah akseptor untuk umur itu. Kumpulan pasangan nilai dengan frekuensinya disebut distribusi frekuensi, di mana X menyatakan umur yang dicapai dan f(X) menyatakan frekuensi pada umur itu. 82
Panjang interval yang memperlihatkan batas bawah dan batas atas nilai pengamatan disebut range. Nilai dalam pengamatan sampel tidak ditemukan di luar batas-batas ini. Besarnya range adalah selisih antara nilai terbesar dengan nilai yang terkecil. Dari data akseptor KB daerah A tersebut, range dari sampel dimulai dari nilai 17 dan berakhir pada nilai 45. Jadi, besarnya range = 45 - 17 = 28. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sampel Akseptor KB Daerah A
Umur X X
Jumlah Turus
Frekuensi f (X)
17 20 21 23 24 25 30 32 35 37 40 43 45
I II II II IIII II IIII I IIII I IIII III I I
1 2 2 2 4 2 5 1 6 4 3 1 1
JUMLAH
34
Dari data tersebut dapat dikelompokkan dengan interval 15-19, 20-24, 2529, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49 sehingga distribusi frekuensinya terlihat seperti tabel berikut. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dari Sampel Akseptor KB Daerah A Kelas Umur
f (Kelas Umur)
15 - 19
1
20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 JUMLAH
10 2 6 10 4 1 34
83
Cara perhitungan, titik tengah interval golongan tersebut dipakai sebagai nilai X dari golongan. Pada tabel di atas, titik tengah golongan adalah 17,5; 22,5; 27,5; 32,5; 37,5; 42,5; dan 47,5 dengan frekuensi masing-masing 1, 10, 2, 6, 10, 4, dan 1. Frekuensi tersebut untuk mempermudah perhitungan dan dianggap terjadi pada titik tengah tiap-tiap golongan. Kalau dibuat diagram dapat memudahkan dalam melihat perbandingan frekuensi dari berbagai kelas atau kategori. Histogram merupakan gambaran diagram berberituk balok atau petak. Lebar balok menunjukkan panjang interval kelas, kelompok atau satuan, sedangkan luas balok menunjukkan frekuensi kelompok. Dengan berituk itu mudah dibandingkan frekuensi dari kelompok yang satu dan kelompok yang lain. Jika titik tengah dari garis atas balok dihubungkan antara yang satu dengan lainnya, diagram yang didapat merupakan suatu poligon. Contoh penyajian diagram histogram dan poligon distribusi frekuensi dari Tabel 2.
15 20Histogram 25 30 ………….. Poligon
35
40
45
50
Gambar 5.1 Diagram histogram dan poligon. Contoh penyajian diagram lingkaran dengan persen dari Tabel 2. Suatu lingkaran dibagi menjadi bagian-bagian dan luas setiap bagian adalah frekuensi relatif kelas yang dinyatakan dalam persen. 15 - 19 = 2,9% 20 - 24 = 26,5% 25 - 29 = 8,8% 30 - 34 = 17,7% 35 - 39 = 26,5% 40 - 44 = 14,7% 45 - 49 = 2,9%
84
35 – 39 26,5% 30 – 34 17,7% 25 – 29 8,8%
20 – 24 26,5%
2,9% 2,9 %
45 – 49 15 – 19
Gambar 5.2 Diagram lingkaran. Contoh penyajian dengan piktogram. Data piktogram dengan menggunakan simbol gambar sesuai aslinya. = gunung
= manusia
= padi
= pohon
Gambar 5.3 Diagram piktogram. Data penduduk di suatu kawasan, dapat dibuatkan diagram piktogram dengan perbandingan tertentu sesuai kebutuhan.
Kepadatan penduduk di pulaupulau Indonesia per km2 25 orang/km2
Jawa dan Madura
Bali/Nusa Tenggara
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian Jaya
Indonesia
Gambar 5.4 Diagram piktogram kepadatan penduduk Indonesia. (Sumber: Drs. Kuswanto, MM, 2005)
85
Berdasarkan kepadatan penduduk di Indonesia per km2 tampak perbedaan yang mencolok antara kepadatan penduduk Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya.
Ukuran Tendensi Sentral
b.
Ukuran tendensi sentral merupakan indeks rata-rata dari distribusi nilai. Ada tiga macam ukuran tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu modus (mode), median, dan mean (nilai rata-rata hitung). Tabel 3. Wanita yang Pernah Kawin dan Mengikuti KB Menurut Anak yang Dilahirkan di Daerah A Jumlah Anak (Xi)
Jumlah Wanita f(Xi)
Jumlah Kumulatif Wanita F(Xi)
0
78
78
1 2 3 4 5 6 7 8 9 JUMLAH
465 630 583 453 348 262 158 88 69 3.134
543 1.173 1.756 2.209 2.557 2.819 2.977 3.065 3.134
Untuk mempermudah pengertian ukuran tendensi sentral, akan dibahas sambil mempelajari contoh distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi yang digunakan adalah yang disajikan pada Tabel 3, yaitu distribusi frekuensi dari wanita yang pernah kawin dan pernah mempergunakan cara KB menurut jumlah anak yang pernah dilahirkan di daerah A tersebut. a.
Modus Atau Mode (Mo)
Modus adalah nilai yang paling besar frekuensinya. Pada Tabel 3, Mo sama
dengan 2. Artinya, dari wanita yang pernah kawin dan pernah menggunakan cara kontrasepsi, frekuensi yang terbesar (630) adalah untuk yang pernah melahirkan 2 anak. Distribusi frekuensi dalam statistik mempunyai lebih dari satu mode. Misalnya, jika dua nilai dari X mempunyai frekuensi yang sama dan frekuensi ini adalah yang terbanyak maka dikatakan bahwa distribusi frekuensinya adalah bimodal. Frekuensi yang semua nilainya sama maka semua nilai adalah mode. Distribusi frekuensi semacam ini disebut uniform. Lihat gambar berikut ini.
Dari Tabel 2 juga bimodal, kedua mode adalah 22,5 dan 37,5 (titiktitik tengah dari kelompok umur 20 - 24 dan 35 - 39. 86
b.
Median (Md)
Median adalah nilai yang merupakan pertengahan dari distribusi frekuensi.
Artinya, 50% dari frekuensi terjadi pada nilai kurang atau sama dengan Md dan 50% lagi terjadi pada nilai lebih besar atau sama dengan Md. Pada Tabel 3, Md = 3, ini dapat dilihat pada kolom ketiga yang memperlihatkan frekuensi kumulatif. Karena 50% dari sejumlah sampel 3134 ternyata sebanyak 1756 wanita telah melahirkan anak hidup kurang atau sama dengan 3 orang. Median untuk data Tabel 2 adalah 32,5 (titik tengah kelompok umur 3034). Karena 50% dari sampel adalah 17, sedangkan 19 akseptor berumur kurang dari atau sama dengan 32,5 tahun dan 21 akseptor berumur lebih dari atau sama dengan 32,5 tahun. Kalau besarnya sampel (n) ganjil maka:
Misalkan ada 9 orang akseptor KB yang umurnya sebagai berikut. Akseptor
Umur Akseptor
f
f Kumulatif
A B C D E
21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun 25 tahun
3 1 1 2 2
3 4 5 7 9
= dan Md = 23 tahun Jika besarnya sampel (n) adalah genap maka:
c.
Nilai Rata-rata Atau Mean
Nilai rata-rata (mean) adalah jumlah semua nilai yang
terjadi dalam distribusi dibagi atas jumlah pengamatan. Sebelum dihitung, nilai rata-rata data pada Tabel 3, kita perhatikan dulu nilai anak yang dilahirkan hidup. Untuk mempermudah perhitungan pada Tabel 3, kita temukan bahwa 9+ adalah 9. Penentuan ini tergantung kepada kebijaksanaan peneliti. Dengan rumus:
87
3. Menggambarkan Hubungan Antara Berbagai Data Dalam penyelidikan, banyak terjadi hubungan atau kaitan antara berbagai data di lapangan. Contoh: a.
Daerah Kota yang Memiliki Banyak Industri dan Kota yang Tidak Memiliki Industri 1. 2.
Daerah kota yang memiliki banyak industri, angka urbanisasi lebih tinggi. Daerah kota yang tidak memiliki industri, angka urbanisasi lebih kecil.
Daerah yang Subur dan Tandus
b. 1. 2.
Daerah yang subur, jumlah penduduk cukup banyak, kepadatan lebih tinggi, dan penghasilan penduduk lebih tinggi dibanding daerah yang tandus. Daerah yang tandus, jumlah penduduk relatif sedikit, kepadatan penduduk rendah dan penghasilan penduduk lebih rendah dibanding daerah yang subur.
Daerah yang Curah Hujannya Tinggi dan Curah Hujannya Rendah
c. 1. 2.
Daerah yang curah hujannya tinggi, produksi pertanian beraneka ragam dan lebih banyak. Daerah yang kering (curah hujan rendah) produksi pertanian homogen dan lebih sedikit.
Di dalam penelitian kadang kala menemui data yang tidak mungkin dinyatakan di dalam berituk angka atau berituk jumlah. Data seperti ini disebut data kualitatif, misalnya tua, muda, senang, gemar, baik, sedang, golongan pendapatan tinggi, golongan pendapatan menengah, golongan pendapatan rendah. Sebagai pasangannya, dinamakan data kuantitatif, yaitu segala data yang dapat dinyatakan dengan angka, apabila hendak diselidiki hubungan antara data kualitatif, dapat dipergunakan analisis korelasi. Akan tetapi, dengan data kualitatif analisis tidak dapat dipergunakan. K ata Kunci Data yang telah terkumpul segera dikelompokkan untuk dapat mempermudah pengolahan data. Perlu dibedakan data kualitatif, data kuantitatif, data pribadi, data primer, data sekunder, data tertulis, data lisan, dan data relevan.
88
Tugas 1. 2.
Datanglah ke salah satu kelas di sekolah mu, carilah data-data pendukung penyusunan makalah penelitian dengan judul ”Pengaruh Game online
Terhadap Prestasi Belajar Sisw a” statistik!
Setelah data pendukung terkumpul olahlah/kerjakan dengan cara
Rangkuman Ada beberapa jenis penelitian antara lain penelitian ditinjau dari tujuannya, ditinjau dari bidang ilmu alam/IPA, ditinjau dari pendekatannya, ditinjau dari tempatnya, ditinjau dari pembahasannya, ditinjau dari judul data, dan ditinjau dari hadirnya variabel. Dalam sosiologi juga melakukan penelitian di masyarakat dengan melihat konsep-konsep dasar: interaksi sosial, kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, lapisan sosial, kekuasaan, wewenang, perubahan sosial, masalah sosial, dan lainnya. Dalam pelaksanaan penelitian dapat dibantu dengan cara statistik. Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berupa angka-angka. Statistik dibedakan menjadi dua macam, yaitu statistik deskriptif dan statistik induktif. Prosedur statistik yang umum digunakan untuk keperluan penafsiran hasil ujian sebagai berikut. 1. 2. 3. 4.
Unit jenjang (rank order). Rata-rata hitung (mean). Skor tengah (median). Mode/modus.
5. Distribusi frekuensi. 6. Rentangan skor (range). 7. Simpangan baku (standard deviation) dan varian.
Teknik penelitian antara lain teknik analisis isi media massa, observasi, dan wawancara. Teknik analisis media massa adalah pengumpulan data dengan menganalisis media massa. Teknik observasi digolongkan menjadi observasi langsung dan tidak langsung. Wawancara merupakan serangkaian interaksi verbal atau non-verbal yang biasanya dimulai antara dua orang.
89
KEGIATAN BELAJAR 4 LAPORAN PENELITIAN A. Menyusun Garis Besar Laporan Penelitian 1. Pengertian Laporan Penelitian Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan penelitian. Laporan dapat berupa makalah, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, dan lain-lain. 2. Manfaat Laporan Penelitian Manfaat laporan penelitian dapat dirasakan oleh semua pihak, seperti : a.
b. c. d.
Bagi Peneliti, laporan penelitian merupakan bukti bahwa peneliti telah menemukan sesuatu, sebagai sarana untuk menunjukkan hak temuannya agar dikenal oleh banyak pihak, dan membuat hasil temuan menjadi lebih bermakna. Bagi Ilmuwan, laporan penelitian sebagai sarana untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan. Bagi Pemerintah, birokrat, dan pengambil keputusan, laporan penelitian bermanfaat untuk penentuan kebijaksanaan sehingga daya dukung kebijaksanaan tersebut kuat. Bagi masyarakat luas, laporan penelitian menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih sempurna dan semakin mudah.
3. Syarat-syarat penulisan laporan a)
Penulis laporan harus mengetahui kepada siapa laporan itu akan ditujukan, misalnya untuk sponsor, kalangan mahasiswa, masyarakat umum, atau untuk majalah. b) Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti semua kegiatan penelitian. Oleh karena itu , langkah demi langkah seyogyanya dikemukakan secara jelas, termasuk alasan mengapa hal itu dilakukan. c) Penulis laporan harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan , pengalaman, dan minat pembaca laporan tidaklah sama. Peneliti harus dapat meyakinkan pembaca bahwa penelitian yang dilakukan itu penting. Oleh karena itu, dalam mengemukakan hasil penelitian , peneliti harus menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami pembaca. d) Laporan penelitian merupakan elemen penting dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu , hal yang diperlukan dalam laporan penelitian adalah penjelasan dan kemampuan meyakinkan para pembacanya. Penulisan laporan harus: Menggunakan bahasa yang komunikatif, baik dan beriar. Sistematis , yaitu langkah-langkahnya harus beriar dan sesuai. 90
4. Isi Laporan Penelitian Berikut ini disajikan sebuah model format laporan penelitian yang dikemukakan oleh Borg dan Gall: a.
Bagian pendahuluan (preliminary materials) yang berisi; 1. Halaman judul 2. Kata pengantar 3. Daftar isi 4. Daftar tabel 5. Daftar gambar /ilustrasi atau diagram-diagram
b.
c.
Gambar laporan (body of the paper ) yang berisi : 1.
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Pertanyaan penelitian 1.4 Tujuan penelitian 1.5 Kegunaan penelitian
2.
Bab 2 KERANGKA TEORI 2.1 kerangka teori 2.2 tujuan pustaka 2.3 kerangka teori
3.
Bab 3 KERANGKA TEORI 3.1 Metodologi 3.2 Pendekatan penelitian 3.3 Jenis penelitian 3.4 Subjek penelitian 3.5 Tehnik pengumpulan data 3.6 Tehnik analisa data
4. 5.
Bab 4 HASIL PENELITIAN Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 kesimpulan dan saran 5.2 kesimpulan 5.3 saran
Bagian penutup meliputi bahan-bahan penunjang seperti berikut. 1) Kepustakaan 2) Lampirang 3) Indeks
Bagian pendahuluan (premilinary materials) a.
halaman judul yaitu merupakan kulit dari sebuah laporan . dihalaman ini dicantumkan judul penelitian 91
b. kata pengantar yaitu merupakan uraiyan pendek dari penulis tentang penelitiannya. Dalam kata pengantar diuraikan tujuan penelitian , masalah yang dihadapi, siapa yang memberi sponsor dan ucapan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan. c.
Daftar isi Yaitu berisi gambaran menyeluruh tentang isi laporan.
d. Daftar tabel , gambar dan grafik Yaitu memuat judul-judul tabel yang ada dalam laporan tersebut. Isi laporan (body of the paper) a.
Bab pendahuluan Yaitu ditampilkan perumusan masalah , ruang lingkup, kegunaan teoritis , dan praktik dari laporan yang ada. Jadi pendahuluan mencakup latar belakang dan tujuan penelitian.
b. Bab tinjauan pustaka Bagian ini ditulis untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai hal yang telah di rintis oleh peneliti lain untuk memberikan penekanan pentingnya permasalahan dan memberikan petunjuk kepada pembaca kemana mereka dapat mempelajari masalah tersebut lebih lanjut. c.
Bab metodologi penelitian Bab ini menerangkan tentang subjek, objek,ruang lingkup penelitian.
d. Bab pelaksanaan penelitian Yaitu menguraikan proses pelaksanaan penelitian , baik menyangkut validitas instrumen penelitian dan proses pengumpulan data maupun analisis datanya. e.
Bab hasil penelitian dan pembahasan yaitu merupakan inti laporan penelitian. Pada bagian ini, peneliti menguraikan seluruh hasil penelitian, tinjauan kepustakaan dan metodologi yang digunakan.
f.
Bab kesimpulan dan saran. Kesimpulan harus dibuat singkat, padat dan jelas yang berisi uraian singkat tentang hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
92
Bagian penutup a.
daftar pustaka Pada bagian ini disebutkan semua buku sumber yang digunakan sebagai penunjang dalam penulisan dan pelaksanaan penelitian.
b.
Lampiran Yaitu memuat hal-hal yang perlu diketahui pembaca.
c.
Indeks Yaitu berisi daftar kata, istilah , atau nama yang ada dalam laporan.
B. MENYUSUN HASIL PENELITIAN 1. Menyusun rancangan penelitian Rancangan penelitian biasanya telah disusun sebelum mengadakan penelitian pada tahap pelaporan rancangan penelitian tinggal diperbaiki atau disempurnakan saja. 2. Pembahasan dn analisis hasil penelitian Pada penelitian kualitatif, pembahasan hasil penelitian dilakukan secara simultan dengan proses penelitian tersebut. Sementara itu pada penelitian kuantitatif, pembahasan hasil penelitian hanya dapat dilakukan setelah tahap pengolahan dan analisis data itu sendiri. 3. Kesimpulan Seorang peneliti harus dapat menafsirkan sebuah kesimpulan akhir yang ditarik dari analisis yang telah dilakukan. 4. MERUMUSKAN KESIMPULAN DAN SARAN .
Dalam menarik kesimpulan peneliti dapat menggunakan logika deduktif dan induktif 1.
Kesimpulan dengan logika deduktif, yaitu merupakan proses berfikir yang dimulai dari sesuatu hal yang umum kehal-hal yang khusus.
2.
Kesimpulan dengan logika induktif, yaitu dimulai dari sesuatu hal yang spesifik sehingga dapat dilihat pola yang terjadi dan pola ini akan menjadi kesimpulan bagi sebuah penelitian proses logika berfikir ini dapat digunakan untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif.
93
C. MELAKUKAN DISKUSI SEBELUM MENAMPILKAN LAPORAN 1. Jenis diskusi a. b. c.
Diskusi panel yaitu sebuah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas satu topik yang menjadi perhatian umum. Simposium adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas prasaran-prasaran mengenai suatu masalah. Simposium menghadirkan beberapa pembicara dengan tinjauan yang berbeda-beda. Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahasa suatu masalah dibawah pimpinan ketua sidang . ketua sidang ini biasanya seorang pakar yang memiliki kompetensi dibidangnya.
2. Pelaksanaan diskusi kelas a. b. c. d. e.
Mengikut sertakan seluruh siswa dalam diskusi secara selektif. Pembicaraan jangan sampai didominasi oleh beberapa orang saja. Ketertiban dalam diskusi perlu dijaga, agar setiap siswa bersedia untuk mendengarkan apa yang sedang dibicarakan. Dalam berdebat perlu terarah agar tidak dipakai untuk mencari menang sendiri. Setiap peaerta diberi kepercayaan untuk turut serta dalam didkusi.
Sebelum diskusi dimulai, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini. a. b. c. d. e.
Pilihlah siapa yang akan menjadi moderator. Pilihlah juga siapa yang akan menjadi presenter(pemapar) Pilihlah seseorang yang akan jadi penanggap. Pilihlah juga seorang yang akan menjadi notulen. Bila memungkinkan, bagikan makalah yang akan didiskusikan.
3. Manfaat diskusi a. b. c.
Memupuk siswa agar berani mengemukakan pendapat dengan bebas tanpa ada tekanan dari siapapun. Membina siswa agar dapat berfikir secara kritis dan kreatif. Memupuk rasa toleransi dan menghargai pendapat orang lain.
94
Glosarium Analisis
: penyelidikan terhadap suatu peristiwa unutk mengetahui keadaan yang sebenarnya
Data
: keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian
Distribusi
: penyaluran kepada beberapa orang atau beberapa tempat
Kuesioner
: alat riset atau survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang yang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos; daftar pertanyaan
Laporan
: segala sesuatu yang dilaporkan; berita
Metode
: cara teratur yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistemuntuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
Observasi
: peninjauan secara cermat
Penelitian
: kegiatan mengumpulkan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis
Populasi
: jumlah penghuni; jumlah keseluruhan unit penelitian yang cirri-cirinya dapat diduga
Responden
: orang yang menjawab atau merespon pertanyaan
Sampel
: bagian dari populasi penelitian yang dianggap dapat mewakili suatu kelompok yang lebih besar
Survei
: metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam lingkup yang luas dan banyak
Variable
: objek penelitian yang berupa gejala-gejala yang bervariasi; factor-faktor yang mengandung lebih dari satu nilai
95
Evaluasi 1.
Sifat ingin tahu dalam diri manusia dan adanya rangsangan dari luar dapat mendorong manusia melakukan ... a. penelitian b. percobaan c. pengamatan d. eksperimen e. studi kaasus
2.
Penemuan keberiaran secara non-ilmiah yang diperoleh dengan tidak direncanakan dan tidak diperhitungkan terlebih dahulu, disebut penemuan secara ... a. akal sehat b. wahyu c. kebetulan d. intuitif e. spekulasi
3.
Topik adalah pokok masalah yang harus ... a. Diuji b. Diteliti c. Dibuktikan d. Disimpulkan e. dimusyawarahkan
4.
Seluruh objek di suatu wilayah penelitian disebut ... a. populasi b. informan c. sampel d. responden e. variabel
5.
Perhatikan beberapa ciri penelitian berikut! 1. Dilakukan secara alamiah 2. Sangat kaya dengan deskripsi 3. Berusaha menguji teori 4. Menggunakan analisis statistik Yang merupakan ciri khas penelitian kualitatif adalah nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4
6.
Yang menjadi objek dalam penelitian ilmiah adalah ... a. Hipotesis b. Variabel c. Masalah d. Sampel e. data 96
7.
Angket (kuesioner) lebih efektif digunakan apabila ... a. populasi bertingkat-tingkat b. semua responden mendapat angket yang sama c. sampel memiliki karakteristik sama d. populasi tidak terlalu luas e. respomden tidak buta huruf
8.
Pengamatan yang dilakukan dengan cara melibatkan diri dalam suatu objek yang diteliti, disebut observasi ... a. Langsung b. tidak langsung c. partisifatif d. berstruktur e. tidak berstruktur
9.
Perhatikan pernyataan berikut! 1. Penga,atan mencatat hal yang umum saja 2. Dicek dan dikontrol bukan hal prinsip 3. Pengamatan direncanakan secara sistematis 4. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian. Dari pernyataan diatas kritera yang harus dimiliki dalam suatu observasi sebagai alat pengumpul data adalah nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4
10. Hal yang harus diperhatikan dan berpengaruh terhadap keberhasilan wawancara adalah keadaan responden, yaitu ... a. motivasi dan rasa aman b. tingkat kepekaan dan kesukaran c. kehadiran orang ketiga dan sikap masyarakat d. kemampuan wawancara dan motivasi e. kemampuan menangkap dan menjawab pertanyaan 11. Pedoman wawancara yang disusun secara rinci, pewawancara tinggal memberi tanda pada nomor yang sesuai disebut wawancara ... a. Berstruktur b. tidak berstruktur c. seni berstruktur d. bebas e. standar 12. Perhatikan sumber data berikut! 1. buku-buku 2. keadaan tertentu 3. surat kabar 4. prilaku orang tertentu
97
Dari data diatas yang dapat dijadikan sebagai sumber data metode dokumenter adalah nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4 13. Pengambilan sampel yang didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu, mengingat waktu, dana dan tenaga. Sehingga sampel yang diambil tidak besar dan jauh. Cara pengambilan sampe demikian disebut ... a. Strata b. Cluster c. Purposeful d. Kuota e. proporsi 14. Perhatikan tahapan-tahapan penelitian berikut! 1. Mengumpulan data 2. Menentukan dan menyusun instrumen 3. Menarik kesimpulan 4. Analisis data Dari pernyataan diatas urutan yang beriar dalam pelaksanaan penelitian ... a. 1, 2, 3, 4 b. 1, 3, 4, 2 c. 2, 1, 4, 3 d. 2, 3, 4, 1 e. 3, 4, 2, 1 5.
Pengumpulan data tidak boleh dipengaruhi keinginan pribadi sebab ... a. kesulitan dalam menganalisis data b. data yang dikumpulkan tidak objektif c. dalam pelaksanaan peneliti dibantu orang lain d. akan mempersulit pelaksanaan pengumpulan data e. data yang diperoleh tidak dapat di tabulasi
6.
Metode pengumpulan data yang sesuai untung mengetahui tanggapan konsumen mengenai harga kebutuhan pokok yaitu ... a. Observasi b. Wawancara c. Pengamatan d. Dokumentasi e. angket
7.
Agar memperoleh tanggapan baik dari responden pada saat pengumpulan data, peneliti harus bersikap ... a. tanggung jawab b. jujur c. tekun d. sopan e. ulet 98
8.
Suatu penelitian dilakukan secara alamiah dan peneliti terlibat langsung didalamnya. Hal tersebut merupakan ciri penelitian yang menggunakan pendekatan ... a. Primer b. Sekunder c. Kualitatif d. Persentase e. inovatif
9.
Data yang paling banyak muncul atau frekuensi kemunculannya paling banyak dalam suatu kelompok data disebut ... a. Mean b. Median c. Modus d. Persentase e. total skor
10. Suatu data tentang jumlah korban pencopetan di pasar baru selama sepekan adalah sebagai berikut: 2, 4, 5, 1, 4, 3, 2. mean (relata) korban pencopetan yaitu ... a. 2 b. 4 c. 4 d. 5 e. 6 11. Kegiatan coding sheet dalam analisis data, maksudnya adalah ... a. data diberi kode tertentu b. memasukkan data kedalam tabel c. memisahkan data kedalam matrik d. memisahkan data yang tidak lengkap e. menyimpan data sebagai arsip 12. Apabila peneliti telah berhasil mengumpulkan data, langkah berikutnya adalah ... a. mengorganisasikan dan menganalisis data b. mengorganisasikan dan mengelompokkan data c. menganalisis dan menyajikan data d. mengolah dan menggandakan data e. mengolah dan menganalisis data 13. Gambaran umum tentang penelitian yang dilaksanakan beserta hasil atau kesimpulan tentang penelitian dapat dibaca melalui ... a. latar belakang b. rumusan masalah c. abstraksi d. hipotersis e. tujuan penelitian 14. Daftar kepustakaan dalam laporan penelitian biasanya diletakkan pada ... a. kata pengantar b. bagian pendahuluan c. bagian isi laporan d. bagian akhir laporan e. lampiran laporan 99
15. Yang menyimpulkan hasil diskusi secara rinci yaitu ... a. Penyaji b. Penyanggah c. Pendengar d. Pembimbing e. pemimpin diskusi B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan beriar! 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Apakah yang dimaksud dengan penelitian? Apakah perbedaan antara penelitian ilmu sosial dan penelitian ilmu alam? Apakab yang Anda ketahui tentang metode penelitian? Apakah perbedaan antara teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara? Apakah yang dimaksud dengan sampel? Mengapa seorang peneliti memerlukan sampel? Apakah syarat atau kriteria seorang pewawancara? Apakah yang Anda ketahui tentang hipotesa? Mengapa sebuah penelitian harus dibuat laporannya? Mengapa sebuah penelitian harus didiskusikan? Apakah yang dimaksud dengan mean dan modus? Apakah syarat sebuah masalah dapat dijadikan bahan penelitian? Bagaimanakah garis besar atau sistematika sebuah laporan penelitian? Apakah yang dimaksud dengan kuesioner? Apakah yang Anda ketahui tentang data sebuah penelitian? Bagaimanakah tahap-tahap dalam pengolahan data penelitian? Apakah yang dimaksud dengan latar belakang penelitian? Apakah yang dimaksud dengan definisi konsep dan definisi operasional? Apakah yang Anda ketahui tentang penelitian eksplorasi? Sebutkan ciri-ciri kuesioner yang baik!
100
DAFTAR PUSTAKA Adwiana Hardiyati.2006, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta : PT. Widya Utama. Dhohiri, Taufiq Rahman.2002.
Panduan Belajar Sosiologi untuk Kelas 1
SMA,
Jakarta : Yudhistira. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Gralia Indonesia. Henslin,James M. 2011. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi 1 Ed. 6. Jakarta: Erlangga. Mulyono, Anton dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Maryati, K dan Suryawati. J.Sosiologi 1 untuk SMU Kelas 2, Jakarta : Esis. Nasution, 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria Kudus Scott, John. 2011. Sosiologi Perubahan sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada Setiadi, Elly M. 2011. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta&Gejala. Jakarta: Kencana Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA, cv. Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Sukardi. 2004. Metodologi Peneitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sa’ud, Udin Syaefudin. 2007. Modul: Metode Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung: UPI. Slamet Triyono, Hermanto. 2014. Sosiologi untuk SMA/MA. Bandung: Sewu. Soekanto, Soerjono. 2008. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Witarto. 2008. Memahami Pengolahan Data. Jakarta: Bumi Aksara. Soekanto, Soerjono.1985. Kamus Sosiologi. Jakarta : CV. Rajawali. Soekanto, Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sunarto, Kamanto.1993. Pengantar Sosiologi, Jakarta, Jakarta : FE-UI. http://dkv.binus.ac.id/2015/05/18/teori-konstruksi-realitas-sosial/ http://lailybarokah4.blogspot.co.id/2014/11/materi-kelas-x-sosiologi-bab-ragam.html
101
102