PENGARUH BENTUK, TATA LETAK BANGUNAN DAN TANAMAN,SERTAPENGOLAHANPERMUKAANTANAH TERHADAP KENY AMANAN TERMAL DI RUANG LUAR BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG
Disusun oleh: MIRA DEWI PANGESTU
'--..
Bandung, Februari 2009
ABSTRAKSI ,
'
\\_~--~":-j Sebagian besar kehidupan mahasiswa dijalani di kampus, Selain dari kegiatan perkuliahan di ruangan tertutup, mahasiswa juga melakukan kegiatan yang menunjang perkuliahan dan kegiatan ekstrakurikuleL Kegiatan-kegiatan ini umumnya dilakukan di ruang terbuka (open space) dan di ruang luar (outdoor space) yang terlindung atap dan bersilat terbuka atau semi terbuka. Berupa simpul-simpul aktivitas yang khusus direncanakan, seperti pada ruang di antara bangunan, maupun di jalur-jalur sirkulasi seperti pad a teras dan selasar atau koridoL Dalam melakukan aktivitasnya sekalipun di ruang luar, mahasiswa membutuhkan kenyamanan termal, namun kenyamanan termal di ruang luar umumnya tidak memadai jika digunakan untuk beraktivitas, terutama kecepatan gerakan udara seringkali di luar batas nyaman. Kenyamanan termal di ruang luar dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa topografi, bangunan sekitar dan kinerja dari temperatur, kelembaban, arah dan kecepatan gerakan udara. Sedangkan pengaruh laktor internal adalah elemen-elemen pembentuk ruang luar, tingkat keterbukaan ruang, dimensi serta bentuk ruang dan kondisi elemen-elemen penunjang lainnya yang ada pada ruang luar tersebuL Untuk mencapai tingkat kenyamanan termal yang diinginkan perlu dilakukan pengendalian arah dan kecepatan gerakan udara di ruang luar melalui desain penataan tapak secara optimal. Diwujudkan dalam bentuk dan tata letak bangunan dan tanaman, serta pengolahan permukaan tanah dan elemen tapak lainnya, yang mampu mengkondisikan gerakan udara eksternal dengan memanfaatkan perbedaan tekanan udara, Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas arsitektural ruang-ruang luar kampus yang menJadi obyek studi, peranannya bagi pengguna, serta pengaruh elemenelemen pembentuk ruang luar dalam mengendalikan pergerakan udara di ruang-ruang luar tersebut Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan pada ruang-ruang luar kampus dengan metode kualitatif - interpretatif, Berdasarkan pengamatan, keberadaan ruang luar sangat efektif, namun jumlahnya belum mencukupi dan belum merata terutama pad a area selatan tapak, Sedangkan peranan bangunan, tanaman dan pengolahan permukaan tanah umumnya dapat mengendalikan pergerakan udara, kecuali pada ruang luar bangunan rektorat yang berada dalam kondisi tidak nyaman hingga sang at tidak nyaman, Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penataan tapak melalui bentuk dan tata letak bangunan lebih berpengaruh terhadap kenyamanan termal di ruang luar bangunan daripada melalui bentuk dan tata letak tanaman, sedangkan melalui pengolahan permukaan tanah dapat mengarahkan aliran udara menuju ketinggian posisi duduk, Dalam perancangan ruang luar bangunan, bentuk dan tata letak bangunan serta tanaman, dan pengolahan permukaan tanah juga harus dipertimbangkan untuk kepentingan pengendalian gerakan udara yang berlebihan,
Kata kunci penataan tapak, kenyamanan termal, ruang luar bangunan kampus, arah dan kecepatan gerakan udara, bentuk dan tat a letak bangunan dan tanaman, serta pengolahan permukaan tanah dan elemen tapak lainnya
KATA PENGANTAR Diawali dari pengalaman pribadi sebagai dosen dalam aktivitas keseharian saat melintas di lorong (Wind Tunnel) bangunan rektorat UNPAR Bandung. Gerakan udara seringkali berhembus dengan kencang, membuat udara terasa ding in di wajah, rambut terganggu, dan ketidaknyamanan terasa. Sementara banyak mahasiswa berkumpul untuk melakukan berbagai aktivitas seperti bersantai sambil bersosialisasi atau menunggu kuliah, diskusi, koneksi internet hingga kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan secara berkelompok. Lalu terbersit pertanyaan bagairnanakah kondisi kenyamanan termal terutama pergerakan udara di ruang luar bangunan utama dari kampus UNPAR tersebut, dan juga di ruang-ruang luar lainnya yang ada di kampus UNPAR. Mengingat pentingnya peranan ruang luar bagi mahasiswa, adakah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gerakan udara di ruang luar, agar mahasiswa dapat beraktivitas dengan nyaman. Penelitian ini merupakan jawaban dari rasa keingintahuan tersebut, melalui suatu penelusuran olah pikir yang masih perlu terus dikembangkan lebih lanjuL Segala puji, hormat serta syukur hanya bagi Yahwe atas penyertaanMU dalam hikmat pengetahuan, hingga selesainya penelitian ini; dan atas segala kebaikan kasihMu yang melimpah, l11elebihi dari apa yang dipikirkan dan diharapkan. Sebagai ungkapan rasa syukur, hidup dan karya ini dipersel11bahkan hanya bagiMu. Proses pengerjaan penelitian yang dimulai dari pengal11atan hingga penyusunan dan penulisan laporan, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Melalui kesel11patan yang berharga ini, akan disampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada : Para narasumber, Rekan-rekan di Laboratoriul11 Fisika Bangunan Jurusan Arsitektur UNPAR, Seluruh
stal perpustakaan
UNPAR,
dan
pihak-pihak
yang
telah
l11emungkinkan
terselesaikannya penelitian inL Dengan keterbatasan waktu, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, l11aka disadari bahwa l11akalah penelitian ini belum sempurna. Saran dan kritik untuk lebih l11enyempurnakannya
sangatlah
diharapkan.
Kiranya
hasil
penelitian
ini
dapat
l11emperkaya pengetahuan, khususnya bagi mereka yang l11endalal11i bidang dan topik penelitian sejenis.
Bandung, Februari 2009 Penyusun
2
>··;···~·»PAFTAR 151
.'
' .."".'\~> ·. ·I}
·'Y
HALAMAN JUDUL ABSTRAKSI ........................................... . KA TA PENGANTAR............... ................. ...""" DAFTAR ISI. ........................... . 1.
PENDAHULUAN ............. . 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
2.
.................... ,............. ,... 1
............... ,...................... 2
. .................... ,................... 3 .. ..................................... 4
.................... 4 .................... 5 ...........
.. ................ 6
. ....................................... 6 .. .................................... 6
..................................... 6
.................................. 7
RUANG LUAR DAN GERAKAN UDARA . 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7
3.
Latar Belakang ............................. .. Perumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian '"'''' Manfaat Penelitian ................... . Ruang Lingkup Penelitian ............... . Metode Penelitian .......................... .. Alur Pikir Penelitian ........................... .
""'" ,-----...!'
......... 7
Ruang Luar ............................. . Lokasi dan Aksesibilitas Ruang Luar .. Ruang Luar sebagai Fungsi Sirkulasi dan Simpul Aktivitas .. Prinsip Gerakan Udara ...... Gerakan Udara dan Bangunan .... Gerakan Udara dan Tanaman .. Dampak Kecepatan Gerakan Udara pada Skala Beaufort ..
.. ...... 7 '" 9 .......... 9 10 13 ........ 15 ....... 16
PENGARUH PENATAAN TAPAK TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DI RUANG .......... ....... 17 LUAR BANGUNAN KAMPUS UNPAR... 3.1 Tata Massa Bangunan dan Ruang pada Kampus UNPAR .......................... 18 3.2 Ruang-Ruang Luar di Kampus UNPAR. . ................. 20 3.2.1 Student Center 1 ..... ............. ........................ 24 3.2.2 Student Center 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ...................... 26 3.2.3 Taman Gedung 3 . .............. .. .......................... 28 .. ...... " """'"'' ...... 30 3.2.4 Taman Work Shop .... 3.2.5 Taman Humaniora.. .......... ........... .. ..................... 32 .. .................. 34 3.2.6 Pendopo Genset ...... ........... 3.2.7 WT (Wind Tunnef) Bangunan Rektorat............. .. ................... 36 3,2.8 Teras Depan Bangunan Rektorat...... . .................. 39 ......... "'"'''''' ...... 41 3.2.9 Teras Gedung 5...... ............. 3.2.10 Jalur Sirkulasi Belakang Bangunan Rektorat .. .. .......................... 43 3.2.11 Jalur Sirkulasi Gedung 2 ...................... """ ................................ 45 ........... .. .... 47 3.2.12 Jalur Sirkulasi Gedung 3... ......... 3.2.13 Jalur Sirkulasi Gedung 4 ...................................................................... 49
4.
KESIMPULAN ....................... .
................. ,.................... ,.. ,... 51
DAFTAR PUSTAKA ....................... ..
.............. ,............. ,......... ,', .............. 61
3
1.
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
•
Peranan Ruang Luar Bangunan Kampus Kampus adalah lingkungan pendidikan khas, tempat mahasiswa secara formal
menuntut ilmu pad a jenjang pendidikan tinggi. Selain kegiatan perkuliahan sebagai suatu bentuk formal kegiatan belajar, mahasiswa juga berdialog, saling berbagi informasi, mengadakan
diskusi
kelompok;
melakukan
kegiatan
ekstra
kurikuler
seperti
pengembangan bakat dan minat, mengelola organisasi kemahasiswaan intra kampus; sekadar bercengkrama: atau melakukan kegiatan-kegiatan individual lainnya. Untuk mengakomodasi berbagai aktivitas mahasiswa tersebut, keberadaan ruang luar kampus menjadi penting maknanya bagi mahasiswa. Peranan ruang luar kampus semakin meningkat setelah adanya teknologi interkoneksi nirkabel seperti Wireless Fidelity (Wi-FI). Mahasiswa dapat mengakses data dalam proses pembelajaran melalui internet, di ruangruang luar bangunan kampus. Dalam perencanaan fisik sebuah kampus, keberadaan ruang luar dipertimbangkan sebagai elemen pokok (morpho structure) yang memberi bentuk dasar pada konfigurasi tata ruang kampus. Ruang luar kampus merupakan bagian luar dari bangunan, terdiri dari ruang luar (outdoor space) dan ruang terbuka (open space). Ruang luar umumnya terlindung atap dan tampil dalam bentuk (1) teras atau selasar, berfungsi sebagai area penerima dan area peralihan antara ruang luar dan ruang dalam: (2) koridor, berfungsi sebagai jalur sirkulasi untuk menampung mobilitas dan sekuen gerakan mahasiswa yang cukup tinggi dan penghubung antara massa bangunan; atau (3) ruang yang terbentuk di an!ara bangunan dan direncanakan sebagai simpul aktivitas berupa titik-titik konsentrasi tempa! mahasiswa melakukan berbagai kegiatan dan interaksi sosial, yang dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk, papan-papan informasi Sedangkan ruang terbuka (open space) merupakan bagian dari lansekap yang terlindung atau tidak terlindung oleh
tanaman. •
Kenyamanan Termal di Ruang Luar Bangunan Kampus Ruang luar yang terlindung atap umumnya merupakan bagian, serta berhubungan
langsung dengan ruang terbuka dan mempunyai elemen pembentuk ruang yang terbatas, sehingga kecepatan gerakan udara sangat dominan, dan seringkali di luar batas nyaman. Menginga! pentingnya peranan ruang luar pada sebuah kampus, dan juga proses kegiatan dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka ruang luar pun perlu dikondisikan relatif nyaman secara termal.
4
Kenyamanan termc.! liLlak hanya dipengaruhl oleh kecepatan gerakan udara tapi juga oleh temperatur udara, temperatur radiasi matahari serta kelembaban udara. Namun berdasarkan kemampuannya, gerakan udara berperan besar dalam menciptakan kenyamanan termal pada bangunan. Gerakan udara secara jelas memiliki hubungan dan pengaruh yang erat terhadap desain bangunan. Dengan demikian, pembahasan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada pengendalian gerakan udara untuk menciptakan kenyamanan termal di ruang luar. •
Pengendalian Gerakan Udara di Ruang Luar Kampus melalui Penataan Tapak Kenyamanan termal di ruang luar dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa kinerja
dari iklim mikro yaitu temperatur, kelembaban, arah dan kecepatan gerakan udara. Sedangkan pengaruh faktor internal adalah elemen-elemen pembentuk ruang luar, tingkat keterbukaan ruang, dimensi ruang, bentuk ruang dan kondisi elemen-elemen penunjang lainnya yang ada pada ruang luar tersebut. Untuk mencapai tingkat kenyamanan termal yang diinginkan perlu dilakukan terutama dalam hal mengendalikan arah dan kecepatan gerakan udara di ruang luar melalui penataan tapak secara optimal. Diwujudkan dalam bentuk dan tata letak bangunan, bentuk dan tata letak tanaman serta pagar/penahan angin, pengolahan permukaan tanah dan elemen tapak lainnya, yang mampu mengkondisikan gerakan udara eksternal dengan memanfaatkan perbedaan tekanan udara. Pada awal studi telah dilakukan pengamatan pada beberapa ruang luar kampus, seperti di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Kristen Petra Surabaya, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Kristen Maranatha Bandung. Disimpulkan bahwa masalah ketidaknyamanan termal masih terjadi dalam perencanaan ruang luar kampus. Aspek pengendalian gerakan udara melalui penataan tapak, seringkali masih kurang mendapat perhatian dalam perancangan ruang luar bangunan kampus. Juga belum adanya perencanaan pengendalian gerakan udara yang terintegrasi dalam desain tapak dan bangunan kampus
Gambar 1.1 Ruang luar kampus ITS dan Petra di Surabaya; ITS dan Maranatha di Bandung
1. 2
PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN Dengan semakin meningkatnya peranan ruang luar bangunan kampus dalam
mewadahi kegiatan mahasiswa, padahal ada indikasi ketidaknyamanan termal di ruang 5
luar tersebut, akan menimbulkan masalah yang dapat dirumuskan melalui pertanyaan penelitian : Bagaimanakah pengaruh penataan tapak, yaitu bentuk dan tata letak bangunan
serta
tanaman,
dan
pengolahan
pemnukaan
tanah,
terutama
dalam
mengendalikan pergerakan udara yang berlebihan untuk menciptakan kenyamanan termal di ruang luar bangunan kampus ?
1. 3
TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui
kualitas arsitektural ruang-ruang luar kampus, peranannya bagi pengguna, serta pengaruh elemen-elemen pembentuk ruang luar dalam mengendalikan pergerakan udara di ruang-ruang luar kampus yang menjadi obyek studi, (2) menemukan ruang luar bangunan dengan peran yang spesifik namun kondisi pergerakan udara berada di luar batas nyaman.
1.4
MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini (1) dapat dijadikan sebagai evaluasi desain untuk meningkatkan
kondisi kenyamanan termal ruang luar bangunan, sehingga fungsinya menjadi lebih efektif, (2) dapat memberikan kontribusi bagi penelitian sejenis, (3) dapat memberikan wawasan bahwa aspek kenyamanan termal ruang luar bangunan yang difungsikan untuk melakukan berbagai kegiatan, khususnya pada bangunan kampus, harus diperhatikan sejak awal dan merupakan bagian yang integral dari perencanaan tapak dan bangunan.
1. 5
RUANG LlNGKUP PENELITIAN Berdasarkan tujuannya, penelitian ini akan membahas tentang pengaruh penataan
tapak terhadap kenyamanan termal di ruang luar bangunan kampus. Dengan mempelajari perilaku arah dan kecepatan gerakan udara, baik pad a tapak maupun pada ruang luar tersebut, maka dapat diketahui pol a pergerakan udara melalui penataan tapak, sehingga dapat diketahui pencapaian kenyamanan termal pada ruang luar.
1.6
METODE PENELlTIAN Pengumpulan data dari penelitian dengan metode deskriptif-interpretatif ini
dilakukan melalui studi literatur, pengamatan dan wawancara dengan pengguna ruang. Dari hasil pengamatan dapat diketahui kualitas arsitektural dari ruang-ruang luar kampus, perannya bagi pengguna dan pengaruh elemen-elemen pembentuk ruang luar dalam mengendalikan pergerakan udara.
6
1.7
ALUR PIKIR PENELITIAN FAKTOR EKSTERNAL (tapak dan tingktmgan) - Topografi
rklim Indonesia Tropis
- Bangunan sekitar
Hangat Lembab
- Kinerja iklim mikro : temperatur udara, kelembaban udara, arah dan kecepatan pergerakan udara
FAKTOR INTERNAL(ruang [uar) - Elemen-elemen pembentuk ruang
Ruang luar bangunan karnpus sebagai sarana kegiatan rnahasiswa di luar konteks perkutiahan
f7
- Tingkat keterbukaan ruang - Dirnensi dan bentuk ruang Elemen-elemen penunjang
Kendalikan arah dan kecepatan pergerylk;a;~,"'ll~,a~a,~i:_T_LJ_af1~Juil~
melalul desafn penataan tapa_k;_Y~flg';oPtl_rilal; "j/f,"jj ">/%fj'""",,"
7
--
Kenya~
,roang tuary:ang:r~_enl~:fI~_hj--Y :. -:_~~:~tn~_iu:;,-;:;
PENATAAN TAPAK - Bentuk dan tata lctak bangunan - Bentuk dan tata letak tanaman - Pengolahan permukaan tanah
Gambar 1.2 Skema A!ur Pikir Penelitian
2.
RUANG LUAR DAN GERAKAN UDARA
2.1
RUANG LUAR Secara arsitektural, ruang luar berfungsi sebagai pembatas atau pemberi jarak
antara
massa
bangunan,
penghargaan
terhadap
penampilan
bangunan,
ruang
asessibilitas, ruang peralihan, dan sebagainya. Dengan demikian ruang luar, baik yang terlindung maupun yang berupa ruang terbuka, dapat difungsikan sebagai tempat berkumpul, berinteraksi, jalur sirkulasi, tempat beristirahat, olahraga, bermain, rekreasi, dan sebagainya, Norman K. Booth (1975) menjelaskan bahwa elemen-elemen utama pembentuk ruang luar terdiri dari unsur bangunan, unsur tanaman dan pengolahan permukaan tanah. Unsur bangunan merupakan unsur perancangan fisik utama dan struktur pembentuk
ruang
luar
yang
mempengaruhi
pemandangan,
memodifikasi
iklim
mikro
dan
mempengaruhi organisasi fungsional dari tata ruang luar (Iansekap). Unsur tanaman dapat memenuhi fungsi (1) sebagai elemen 'struktural' pembentuk
ruang (space) atau ruang kegiatan (room) pada ruang luar, pembatas pandangan yang jelek, menstabilkan lereng-Iereng yang curam, mengarahkan gerakan dalam tapak, (2) sebagai fungsi
'ekologis'
(penyangga
lingkungan),
seperti
membersihkan
udara,
7
mempertahankan
kelembaban
tanah,
mencegah
erosi
dan
kehilangan
tanah,
memodifikasi penyinaran matahari, gerakan udara dan suhu udara, serta menyediakan habitat untuk burung dan binatang lain (sanctuary), dan (3) memberi 'efek visual estetis' tertentu, mengarahkan pergerakan, pelembut karakter bangunan dan sebagainya. Permukaan tanah disebut sebagai pembentuk struktur dasar untuk merumuskan semua bentuk dan lay-out pada lingkungan tapak. Kualitas pengolahan permukaan tanah ditentukan oleh (1) Material permukaan lantai yang mempengaruhi kenyamanan pejalan kaki, (2) Permukaan dengan perbedaan ketinggian biasanya kurang disukai, (3) Elemen alam pada ruang luar membuat lebih nyaman dan manusiawi, karena adanya kebutuhan manusia untuk dekat dengan alam yang dapat menimbulkan rasa tenang dan santai, (4) Elemen perabot seperti tempat duduk merupakan pendukung dan ekspresif visual ruang luar, maka desain dan perletakan dengan orientasilarah pandangnya harus direncanakan dengan baik. Umumnya kursi dari kayu dengan sandaran adalah jenis yang disukai. Tempat duduk sebaiknya diletakan dengan interval jarak tertentu. Bagaimanapun menariknya suatu tempat, jika tidak memungkinkan untuk duduk, maka orang tidak akan datang. Disamping ketiga unsur utama di atas, elemen-elemen pembentuk ruang luar lainnya seperti lansekap vertikal (tanaman merambat), lansekap horisontal (pergola), lampu taman, tempat sampah, papan nama (sign, signboards, lettering), patung, kolam, bak tanaman, dan lain sebagainya, merupakan elemen yang berperan sebagai visual interest dan memberikan perlindungan iklim, sehingga dapat menambah kenyamanan pengguna dalam beraktivitas di ruang luar. Terdapat beberapa jenis ruang luar yang terbentuk dari penataan massa bangunan, yaitu (1) Ruang terbuka sentral (central open space), (2) Ruang terbuka terarah (focused open space), (3) Ruang linier menerus (channeled linear space), dan (4) Ruang linier organik (organic linear space). Berdasarkan proses perancangannya, ruang luar dibedakan atas (1) Ruang Luar yang terdefinisikan, keberadaannya memang telah dipertimbangkan dalam konsep perancangan suatu kawasan dan bersifat fungsional, (2) RuanQ Luar yang tidak terdefinisikar., terbentuk sebagai akibat pembangunan secara bertahap, sehingga terbentuk ruang-ruang luar sisa yang cenderung tidak fungsional. Berdasarkan tipologi bentuknya (Hakim, 1991) ruang luar terdiri dari (1) Terbentuk lorong menuju space, (2) Ruang linier, (3) Ruang geometris, dan (4) Ruang mekanis (ruang yang dipaksakan) Berdasarkan intensitas penggunaannya, ruang luar kampus dibedakan menjadi ruang aktif dan ruang pas if. Ruang aktif mengandung unsur-unsur kegiatan manusia di dalamnya, dapat berupa taman terbuka, piasa atau ruang semi terbuka. Sedangkan ruang 8
pasif tidak dimanfaatkan untuk beraktivitas, tapi keberadaannya tetap diperlukan secara pSikologis untuk kenyamanan visual, sebagai elemen ornamental, atau sebagai sumber pengudaraan lingkungan, yang dapat menjamin kualitas suatu lingkungan kampus. Menurut Roger Trancik (1977), karakter ruang luar terbagi atas (1) Hard space, yang didominasi oleh dinding arsitektural dan umumnya digunakan sebagai tempat untuk kegiatan bersama (ruang komunal). Hamparannya ditutupi oleh perkerasan, seperti ubin, aspal, plesteran, atau paving stone, dan (2) Soft space, yang lebih didominasi oleh lingkungan alam, berupa hamparan rumput atau jenis tanaman lainnya.
2.2
LOKASI DAN AKSESIBILITAS RUANG LUAR Ruang luar aktif harus terintegrasi dengan lingkungannya. Lokasi mempengaruhi
penggunaan suatu ruang luar kampus, karena berkaitan dengan jarak yang ditentukan oleh jauh atau dekatnya dengan bangunan perkuliahan sebagai tempat aktivitas utama. Apabila semakin jauh akan semakin jarang digunakan. Jarak tempuh berjalan kaki dalam aktivitas sehari-hari berkisar antara 400-500 meter (physical distance) atau kira-kira 5 menit berjalan kaki. Selain itu perlu juga diperhatikan experienced distance yaitu pemandangan maupun hal-hal yang menarik di sepanjang jalan, sehingga selama berjalan kaki orang tidak merasa bosan. Konsep aksesibilitas ruang luar dikelompokkan menjadi (1) Akses fisik (physical access), agar ruang luar dapat dimasuki secara fisik, tidak cukup hanya didesain tanpa dinding atau pagar pembatas, namun juga perlu adanya jalan untuk bersirkulasi. Penggunaan pagar akan membatasi penggunaan ruang luar, namun akan menghasilkan tempat yang lebih privat (2) Akses visual (visual access) agar orang merasa bebas untuk memasuki ruang luar, dapat mengetahui bahwa ruang tersebut aman dan mereka akan diterima di tempat itu, dan (3) Akses simbolik (symbolic access) dengan pemakaian fasilitas atau elemen desain tertentu, dapat menjadi tanda bagi tipe orang yang diinginkan untuk hadir di tempat tersebut
2.3
RUANG LUAR SEBAGAI FUNGSI SIRKULASI DAN SIMPUL AKTIVITAS Menurut Raymond J. Curran (1983:56), ruang luar sebagai ruang publik
seharusnya berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu, yang dapat menciptakan kesatuan antar bangunan, ruang luar dan fungsi-fungsi di dalamnya, secara fungsional dan perseptual. Sirkulasi dan simpul aktivitas (Trancik,1977:106) merupakan dua elemen ruang luar yang penting dalam mewujudkan fungsinya sebagai pengikat. Kevin Lynch (1960:46,49) mendefinisikan sirkulasi sebagai jalur/path, penghubung dari satu tempat ke tempat lain, sedangkan simpul aktivitas merupakan ruang tempat aktivitas terkonsentrasi. Keberhasilan sebagai ruang pengikat akan menghasilkan ruang
9
luar dengan citra yang jelas yang mendorong pemakaian ruang luar secara intensif dan juga dapat meningkatkan hubungan sosial antar penggunanya. Sirkulasi dapat juga berfungsi sebagai wadah aktivitas (Alexander, 1977:590). Hirarki sirkulasi berdasarkan perannya sebagai penghubung dibagi menjadi (1) Sirkulasi primer merupakan sirkulasi penghubung antar massa bangunan, misalnya penghubung antar pintu masuk utama bangunan, dan (2) Sirkulasi sekunder merupakan sirkulasi penghubung menuju ke massa bangunan, misalnya penghubung antar pintu masuk dengan massa bangunan. Faktor yang mendukung keberhasilan ruang simpul sebagai tempat konsentrasi aktivitas adalah (1) hubungannya secara fungsional dengan jalur-jalur sirkulasi yang ada, dan (2) kualitas interaksi, baik secara fisik maupun secara visual, dengan massa bangunan pembatasnya. Hubungan secara fungsional dengan jalur sirkulasi yang ada menentukan seberapa tinggi konsentrasi kegiatan yang akan terjadi di dalamnya. Semakin ban yak jalur sirkulasi yang berpangkal kepadanya, semakin tinggi tingkat konsentrasi aktivitas yang terjadi di dalamnya. Simpul aktivitas terbagi menjadi tiga kategori sebagai berikut: Simpul
aktivitas
yang
terletak
pada
ujung
sirkulasi
mempunyai peran sebagai tujuan
Hal ini membutuhkan
suatu
orang
motivasi
yang
kuat
bagi
untuk
datang
kepadanya. Sirkulasi memotong bag ian tengah simpul aktivitas, jika ruang jalan tersebut terlalu kuat maka dapat merusak keberadaan simpul aktivitas. Perletakan sirkulasi pad a salah satu sisi simpul aktivitas. Hal ini memungkinkan orang untuk memilih tinggal atau berlalu.
2.4
Gambar 2.1 Kategori simpul aktivitas
PRINSIP GERAKAN UDARA Gerakan udara adalah fenomena tiga dimensi. Pada kondisi perbedaan tekanan
udara, udara bergerak dari daerah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan udara yang lebih rendah. Sedangkan pada kondisi perbedaan suhu, udara bergerak dari daerah dengan suhu yang lebih rendah (bertekanan lebih tinggi) ke daerah dengan suhu yang lebih tinggi (bertekanan lebih rendah), seperti yang duelaskan oleh Mangunwijaya (1980:56). Secara internal, gerakan udara dikendalikan oleh daya mengapung dalam arah vertikal karena perbedaan suhu, dan daya tekan dalam arah horisontal karena perbedaan tekanan, yang diubah oleh inersia (kelembaman) dan
10
pergesekan. Secara eksternal, topografi, tanarnan dan bangunan mempengaruhi gerakan udara, dengan cara mengubah kecepatan dan pola aliran udara. Pola aliran dari gerakan udara dibagi dalam empat kategori yaitu :
o
o
.. (0 )
(c)
(b)
(d)
Gambar 2.2 Pola aliran gerakan udara (Boutet. 1987:42 dan Lechner, 2001 :256)
a. Laminer, adalah pola gerakan udara yang dapat diramalkan dan sering terjadi. Udara bergerak lurus sejajar dengan kerapatan massa yang sama, mernbentuk lapisan, dimana lapis yang satu di atas atau di sam ping yang lain b. Turbulen, adalah pola gerakan udara yang tidak dapat diramalkan dan bergerak acak karena terhalang sesuatu, sehingga mengalami pembelokan, disini terjadi olakan
(eddy) dan kerapatan massanya tidak sama. Udara bergerak dalam satu arah yang sama tapi dengan kecepatan yang berbeda c. Terpisah, adalah lapisan udara yang berlainan momentum karena adanya pergesekan (friksi). Pergesekan dapat mengurangi kecepatan gerakan udara di bagian tertentu, sedangkan yang lainnya tetap. Udara bergerak lurus sejajar tanpa turbulensi internal, tetapi kerapatan massanya tidak sama d, Eddy, adalah pola gerakan udara yang melingkar (olakan) disebabkan karena pola laminer menemui penghalang sehingga merubah kecepatan gerakan udara dan juga menimbulkan daerah olakan dengan pola turbulen di sekelilingnya. Gerakan udara dapat berubah dari satu kategori ke kategori lainnya dalam satu periode waktu dan jarak tertentu. Misalnya, pola laminer dapat berubah menjadi pola turbulen apabila permukaan Gambar 2.3 Perubahan para gerakan udara dari kategori a ke b, c dan d (Boutet, 1987:43)
topografi
menjadi
bertambah kasar. Bangunan juga dapat menyebabkan
pola
gerakan
udara
turbulen dan pola terpisah. Ada keterkaitan antara kecepatan gerak udara dengan ketinggian dari permukaan tanah. Makin dekat permukaan tanah rnaka aliran udara makin mendapat hambatan akibat adanya sifat kekasaran permukaan dari tanah dan bangunan. Maka makin tinggi dari permukaan tanah dan makin jauh dari permukaan bangunan, kecepatan gerakan II
udara yang terjadi di luar bangunan cenderung makin tinggi. Menurut Brown (1990:75) di daerah terbuka, gerakan udara dapat mencapai kecepatan maksimal, dan pengurangan yang terjadi bila mendekati bangunan dapat mencapai 75% hingga 80% dari semula.
600 _
Tioggi ; m
leblh cepllt <00-
'"
Tingkl.lt Kecepatan angio : %
IT
liogkdl kecepatan angin . %
febih
"
lamba!
Pinggiran Kola
Gambar 2,4 Pergesekan udara dengan kekasaran peffilukaan tanah akan mengurangj kecepatan gerakan udara (Boutet, 1987:44)
Ruang Terbuka
Gamba! 2.5 Diagram besar kecepatan gerakan udara berdasarkan ketinggian dari permukaan
tanah (Konigsberger, 1975:36 dan Brown, 2001:17)
Moore (1993) menguraikan prinsip-prinsip dasar yang perlu diketahui untuk dapat mengendalikan gerakan udara dalam perancangan, yaitu :
Te~anan
Tinggi
{~)
T",kanan Rendah (.)
(a) Udara akan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekan rendah
(b) Udara mempunyai massa dan momentum, cenderung untuk
(c)
Efek
gerakan
udara
pada
terus bergerak pada arahnya dan
tapak 5angat besar, sehingga bila dibelokkan oleh suatu
arahnya akan berubah menemui penghalang
penghalang, misalnya oleh pohon atau bangunan cenderung akan
bila
kembali ke arah dan kecepatan
semula
12
-
(d) Gerakan udara laminer akan bergerak dengan kecepatan yang sarna bersama arus udara di dekatnya. Halangan kecil tidak akan banyak mengubah arus laminer, tapi halangan besar akan mengubah arus laminer menjadi turbulen. Arus udara yang berdekatan akan berputar (olakan/arus eddy) dengan arah yang tidak dapat ditentukan
(e) Efek Bernouille menyebabkan tekanan udara turun bila arusnya dipercepat. Seperti pad a sayap pesawa terbang, udara bag ian atas harus menempuh jarak lebih besar sehingga tekanannya menurun dibandingkan dengan di sisi bawahnya. Perbedaan ini yang membuatt sayap terangkat
...• _ - - - - - _ ......
__
...
(f) Efek Venturi membuat kecepatan udara bertambah bila arus udara laminer melewati lubang yang lebih kecil, karena volum udara yang ada tetap sarna. Bila terjadi turbulens'l, penurunan tekanan dan pertambahan kecepatan akan berkurang
--
Gambar 2.6 Prinsip·prinsip dasar dalam mengendalikan gerakan udara (Moore 1993:178·179)
2,5
GERAKAN UDARA DAN BANGUNAN Desain arsitektural membentuk daerah olakan tekanan posit if (positive pressure
eddy) di sisi muka an gin (windward) dan daerah olakan tekanan negatif (negative pressure eddy) di sepanjang sisi dinding yang mempunyai posisi paralel dengan arah gerakan udara, dan di sisi bayangan angin (leeward).
--+~-:
,
---_._- ---+- '"
'/' r---,
~:+ -+. ., ,
POTONGAN
Ketika angin bertiup mengenai bangunan, tekanan tinggi (+) akan lerbentuk pada sis! muka bangunan
POTONGAN
Selanjutnya angin berbelok ke alas, zona lehman rendah (-) terbentuk diatas atap
---r
OENAH
Zona tekanan rendah akan menerus sampai ke bcfakang bangunan. dan menarik afiran angin kembaJi ke arah permukaan {anah. sehingga teroenluk afUS-arus eddy
Gambar 2.7 Gerakan udara di sekitar bangunan akan membentuk zona tekanan posit if dan negatif (Boutet, 1987:51 dan Evans, 1980:65)
13
Daerah eddy disebut juga sebagai daerah bayangan angin, dimana kecepatan gerakan udara menurun dan terjadi arus eddies, bisa terbentuk pada sisi windward dan juga pada sisi leeward. Daerah eddy pada sisi leeward umumnya lebih besar daripada di sisi windward. Secara mendasar, panjang daerah bayangan angin ditentukan oleh kedalaman bangunan dari arah datangnya angin, tinggi, sudut atap, dan bentuk permukaan windward dari bangunan. Percobaan
melalui
terowongan
angin
yang
dilakukan
Olgyay
(1992:101)
membuktikan bahwa bangunan yang berderet akan membentuk kantong-kantong udara turbulensi, dan lorong aliran udara yang sempit di antara bangunan, sehingga bangunan berikutnya tidak menerima aliran udara yang cukup. Sedangkan pada susunan bangunan yang berselang seling, aliran udara dibelokkan dan mencapai masing-masing bangunan.
Bangunan berderet membentuk area tenang dl bawah gerakan udara
Bangunan dengan SU5unan
Susunan bang un an yang
Hnier akan menghalangi ali ran
berselang seling dapat
udara pada bangunan
meningkatkan aliran udara pada bangunan berikutnya
yang mempengaruhi bangunan berikutnya
berikutnya
Gambar 2.8 Gerakan udara di antara bangunan (Boutet, 1987:83)
Bangunan dasarnya
diangkat di
kolong
tinggi
yang
sehingga
bawah
bagian terbentuk
bangunan,
akan
mengurangi tekanan tinggi pad a daerah windward, karena sebagian udara dapat
mengalir melalui kolong bangunan tersebut. Lorong
pada
bangunan
Gambar 2.9 Bangunan tinggi dengan bagian dasarnya diangkat (Moore, 1993:181)
dapat
menangkap, menyalurkan dan melajukan aliran dari gerakan udara. Bila aliran udara memasuki lorong dalam arah sebaliknya dari yang diperkirakan, massa udara akan menyebar
dan
mengganggu,
sehingga
dapat atau tidak dapat menghasilkan efek seperti yang diharapkan.
Gambar 2.10 Untuk mencapai gerakan udara yang optimal pada lorong maka ukuran inlet dan outlet harus sama atau ukuran outlet lebih besar darpada
inlet (Boutet, 1987:72)
14
2.6
GERAKAN UDARA DAN TANAMAN Olgyay (1992:100) menyatakan, elemen lansekap seperti pepohonan, semak,
dinding dan pagar dapat menciptakan area-area dengan tekanan tinggi dan rendah. Dengan
demikian
maka
penataan
lansekap
pada
ruang
terbuka
pasti
akan
mempengaruhi pola dan kecepatan aliran udara di sekitar tapak dan bangunan. Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah tetap mempertahankan aliran udara seperti yang diinginkan, dengan cara mengarahkan dan mengatur kecepatan gerakan udara melalui elemen lansekap. Pemilihan dan perletakan yang tepat dari tanaman, dapat mengendalikan gerakan udara, dalam hal mengurangi dan meningkatkan kecepatan gerakan udara di sekitar tapak dan bangunan.
mengarahkan
Gambar 2.11 Peran tanaman da!am mengendalikan gerakan udara (Boutet, 1987:48)
=~ menyarlng
Gambar 2.12 Tanaman mempengaruhi pola gerakan udara (Boutet, 1987: 77)
Efektivitas tanaman dalam mengendalikan gerakan udara tergantung dari bentuk, kerapatan, kekakuan dan karakteristik lainnya dari tanaman. Tanaman dengan kerapatan sedang dapat mengurangi kecepatan gerakan udara maksimal 70% di sepanjang permukaan tanah. Pola dan kecepatan gerakan udara ditentukan oleh panjang, lebar dan bentuk mahkota pohon, dan kerapatan serta variasi jenis pohon. Ketidakteraturan dari campuran berbagai jenis pohon akan lebih efektif dalam mengurangi kecepatan aliran udara daripada kumpulan pohon yang sejenis.
campuran berbagai jenis pohon
kumpulan pohon yang sejenis
Gambar 2.13 Penurunan kecepatan aliran udara melalui tanaman akan lebih besar bila jenis pohon lebih bervariasi (Boutet, 1987:49)
Aliran udara yang melalui sekumpulan tanaman, sebagian besar akan diarahkan ke sekitarnya, dan sebagian lagi akan disaring melalui tanaman. Namun bila di bawah pohon hanya terdapat sedikit semak, maka akan lebih banyak ali ran udara yang melalui bawah pohon daripada melalui mahkota pohon.
15
/;::J~"':~-'---:-~':::;:::---
~/~~ bayangan angin pendek
bll.yangan angin panjang
(x : panjang bayangan angin )
Gambar 2.14 Pengaruh ketebalan tanaman terhadap panjang daerah bayangan angin (Boutet, 1987:50)
Gambar 2.15 Pengaruh lebar tanaman terhadap lebar daerah bayangan angin (Boutet, 1987:49)
Penahan angin yang padat seperti dinding akan menyebabkan arus-arus eddy di sekitarnya dan effektivitasnya akan berkurang. Secara umum, penahan angin yang rapat dan !ipis dapa! memberikan pengaruh yang besar da/am perlindungan terhadap a/iran udara.
l~
tl
/
(----
I<etinggian~ t=
-
-', / , ,
/ /
\ i
--)' ,,
han angin menentukan panjang daerah bayangan angin. ----..........."~
"
(
•
Panjang maksimunl daerafl bayangan angin terjadi bila lebar penailan angin minimal 11-12 kali tingginya.
Penambahan lebar penahan angin hingga diatas 11 kah tingginya tidak akan menambah panjang daerah bayangan angin, tapi menambah efisiensi penal1an angin.
Gambar 2.16 Panjang maksirnum daerah bayangan angin (Watson1983:84)
Semak berperan sebagai pagar a/ami, namun tidak menciptakan arus eddy yang tidak dapat diramalkan dan tidak terkendali, sebagaimana pagar pad a umumnya. Semak tidak menahan gerakan udara tapi memecahkan gaya dorong aliran udara saat udara disaring dan bersirkulasi melaluinya. Semak dan pohon memberi pengaruh dalam skala yang berbeda pada gerakan udara. Pemanfaatan keduanya secara bersamaan akan memberikan pengaruh yang besar dalam mengendalikan distribusi, arah dan kecepatan gerakan udara.
2.7
DAMPAK KECEPATAN GERAKAN UDARA PADA SKALA BEAUFORT Sebuah skala kekuatan gerakan udara dikembangkan o/eh Beaufort pada tahun
1806, dan sampai saat ini masih digunakan. Skala kekuatan gerakan udara ditentukan berdasarkan pada pengamatan visual atas dampaknya pada manusia, bangunan, tanaman dan permukaan tanah.
16
PCI ~erak
Light Ail
coolmg ejject
Light Breeze
1.6-.1.3
tTdara (Ungul teri1sa eli
"'''ph
,·\.r;1l1 angin terlihat pada asap. tllpi tidak p(ldl kinc1r Daun gemeli;,ik ranting bergeI"ak. belldenl berkibar
D:HUl (L11l
Gentle Breeze
Sdmuh bagian pohon ber~o)'allg:
" (i-ale I
kt'illilill£!all 1:-
r---------~----------j~ Seb
'I
1 -.2 ~
2(1,-
mendaki
lerdl~ dell~
R'Hlting-ranting patah
kemil1Jw
I-~~'t:'~ ::~~---- -~"8~-~1-~' '~~;;~:~~-1l-1~-_I(-~~~:;'I::'~ -S-'t-,,-I1-;(-,.-·-li-n-g-,,-n-I1-'&-'1-1,-',-.atap hel~gefak
kemiliw:!:m I--t
~--------~,,------,~~~~~~~--~~------------~ Bel.pl;lll mt'1H~ljml~
::::eball(Ullg dt1l!!illl lUtlHL1iu lertug. deng:.an kemiriwz;lIl 1-3
Storm
POilOll hunbang,
bangullan roboh
Gambar 2.17 Dampak kecepatan gerakan udara pada skala Beaufort
3.
PENGARUH PENATAAN TAPAK TERHAOAP KENYAMANAN TERMAL 01 RUANG LUAR BANGUNANKAMPUSUNPAR Pada tanggal 17 Januari
1955, perguruan tinggi dengan nama Akademi
Perniagaan Parahyangan didirikan. Dalam perjalanan sejarahnya akademi ini kemudian berkembang
menjadi
UNIVERSITAS
KATOLIK
PARAHYANGAN,
yang
dikenal
masyarakat dengan nama UNPAR dan merupakan salah satu universitas terkemuka di Bandung, Jawa Bara!. UNPAR berlokasi di Jalan Ciumbuleuit no. 94 Bandung Utara, merupakan lokasi dengan peruntukan bagi bangunan pendidikan. Letaknya sang at strategis sebagai activity generator dari lingkungan yang awalnya hanya merupakan area perkebunan.
17
Berada
di
atas
lahan
seluas ± 39.075 m2 dengan beberapa bangunan utama yang
berfungsi
untuk
kegiatan pendidikan, yaitu bangunan: Fakultas Hukum Fakuitas Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Fakultas Teknik Fakultas Teknik Industri Fakultas
Matematika
dan IImu Pengetahuan Alam. Selain
itu terdapat juga
bangunan
penunjang
kegiatan pendidikan seperti Gedung Gambar 3.1 PETA BANDUNG dan RENCANA TAPAK UNPAR
Serbaguna
dan
Bangunan Rektorat.
Perencanaan fisik kampus UNPAR terus dikembangkan berdasarkan pad a visi Master Plan dari Rencana Induk Pembangunan UNPAR 2002-2007, diantaranya adalah mewujudkan ketersediaan ruang terbuka sebagai tempat berkumpul bersama dan penghijauan untuk kelestarian lingkungan.
3.1
TATA MASSA BANGUNAN DAN RUANG PADA KAMPUS UNPAR Ruang terbuka kawasan kampus berperan sebagai pusat orientasi bangunan dan
sirkulasi internal tapak, dapat memberi petunjuklarah untuk mempermudah tamu yang berkunjung ke kampus dan membuat suasana kampus yang 'we/come'dan 'accessible'. Ruang terbuka diwujudkan dalam (1) Area parkir, untuk menjaga keasrian dan keteraturan sirkulasi internal antar bangunan, maka aksesibilitas kendaraan dibatasi hanya di sekitar area pintu masuk kawasan UNPAR ke area parkir, dan (2) Area sirkulasi, Sistem sirkulasi internal kawasan adalah berjalan kaki, dilengkapi dengan sarana ruang luar berupa koridor penghubung antar bangunan sebagai jalur sirkulasi.
18
Tata
massa
seluruh
dari
bangunan
mempunyai aksis ke arah barat dan timur, berorientasi ke utara dan selatan,
kecuali
bangunan
rektorat
(GO
0)
sebagai
bangunan
penerima
mempunyai aksis dan orientasi ke arah yang sebaliknya.
Tata
massa memanfaatkan potensi iklim, potensi topografi yang curam tanpa
'cut
yang
berarti,
and
fill"
dan
potensi view lembah di sekitarnya, karena Gambar 3.2 RENCANA TAPAK dan POTONGAN TAPAK
tapak berada di kontur yang lebih tinggi.
Perletakan bangunan, pengadaan area ruang terbuka dan sistem sirkulasi ditujukan untuk memudahkan hubungan di antara mahasiswa dalam rnengembangkan partisipasi di dalam kehidupan kampus. Sirkulasi sebagai jalur penghubung berfungsi juga sebagai simpul aktivitas yang mewadahi kegiatan mahasiswa, dan merupakan fasilitas publik di ruang luar yang berperan sebagai pengikat dan pemersatu antar bangunan serta antar ruang luar itu sendiri.
Fakultas Hukum
Fakultas ISIP
Fakultas T eknik
Gambar 3.3 Jalur sirkulasi dan simpul aktivitas yang berada di kampus UNPAR
19
Keberadaan simpul aktivitas yang berada di sisi jalur sirkulasi dapat meningkatkan interaksi sosial antar mahasiswa, memungkinkan mereka untuk tinggal atau berlalu dan dapat mendorong pemakaian sarana secara intensif. Kualitas interaksi secara fisik dan visual dengan ruang terbuka dan massa bangunannya membuat simpul aktivitas ini menjadi lebih 'hid up', diminati karena terbuka, santai dan alami.
3.2
RUANG-RUANG LUAR 01 KAMPUS UNPAR Pada awalnya perencanaan ruang luar kampus UNPAR difokuskan pada fungsi
sebagai jalur sirkulasi yang menghubungkan antar bangunan-bangunan yang ada. Kemudian beberapa titik simpul aktivitas direncanakan sebagai wadah mahasiswa berkumpul untuk melakukan berbagai kegiatan di ruang luar. Dalam perjalanan waktu, simpul-simpul aktivitas yang ada sudah tidak dapat menampung jumlah mahasiswa yang semakin meningkat, namun tidak mungkin untuk ditambah karena luas lahan kampus yang
terbatas.
Keterbatasan
akan
ruang
untuk berkumpul terse but mendorong
mahasiswa untuk menggunakan ruang yang "strategis", terutama di sepanjang jalur sirkulasi yang ada juga sebagai ruang untuk beraktivitas. Ruang-ruang luar di kampus UNPAR terbagi atas dua kategori, yaitu bersifat semi terbuka (outdoor space), seperti Student Center, teras bangunan, jalur sirkulasi beratap, dan bersifat terbuka (open space) seperti taman sebagai bagian dari desain lansekap kampus. Untuk mengetahui karakteristik ruang luar dan karakteristik gerakan udara yang akan menentukan kondisi kenyamanan termal di ruang-ruang luar terse but, maka akan dilakukan pengamatan pada ruang-ruang luar yang ada di kampus UNPAR berikut ini :
20
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13.
Student Center 1 Student Center 2 Taman Gedung 3 Taman Work-Shop Taman Humaniora Pendopo Genset WT(Wind Tunnel) bangunan rektorat Teras depan bangunan rektorat Teras Gedung 5 Jalur sirkulasi belakang bangunan rektorat Jalur sirkulasi Gedung 2 Jalur sirkulasi Gedung 3 Jalur sirkulasi Gedung 4
Gsmbar 3.4 Peta lokasi ruang·ruang luar di kampus UNPAR
Hal-hal yang akan dicermati dalam pengamatan pada ruang-ruang luar yang ada di kampus UNPAR adalah sebagai berikut : -
Karakteristik ruang luar •
Kestrategisan dalam tapak : lokasi dan posisi, kemudahan pencapaian dari gerbang masuk utama (jalan Ciumbuleuit), dan kemudahan pencapaian menuju ke lokasi yang dapat menggambarkan tingkat kesinambungan dengan ruang luar lainnya, serta hirarki fungsi dan peranannya diantara ruang luar yang ada dalam tapak.
•
Elemen pembentuk ruang luar : unsur bangunan, unsur tanaman, pengolahan permukaan tanah, dan elemen ruang luar lainnnya, seperti bangku, lampu taman, tempat sampah, sign/signboards, lettering, sculpture, kolam, dsb. Orientasi terhadap ruang sekitarnya dan tingkat keterbukaan ruang. Dari unsur bangunan dapat diketahui hubungan kedekatan dengan bangunan di sekitarnya sebagai indikator dari aliran kegiatan yang dapat menunjukkan pola pergerakan, menentukan tingginya konsentrasi kegiatan yang terjadi dan juga mayoritas pengguna ruang.
•
Kategori dari ruang luar o Jenis dari aspek penataan rnassa bang un an : terbuka sentral, terbuka terarah, linier menerus atau linier organik.
21
() Bentuk : lorong menuju space, linier, geometris, atau ruang yang tidak beraturan. () Fungsi sebagai jalur sirkulasi, simpul aktivitas atau kedua-duanya. o Wujud berupa teras, selasar I koridor atau ruang di antara bangunan. o Direncanakan atau terbentuk karena terjadi perubahan fungsi dalam perjalanan waktu, atau karena pentahapan pembangunan. • Pengguna ruang luar, fungsi atau peranan ruang luar bagi pengguna, aktivitas yang dilakukan, waktu dan frekwensi penggunaan ruang luar. -
Karakteristik Iklim Mikro, terutama pergerakan udara pad a ruang luar • Menentukan arah gerakan udara dominan dan perkiraan pengaruh kecepatan aliran udara berdasarkan skala Beaufort seperti tercantum pad a bab 2.7, dengan pengamatan melalui pergerakan asap rokok. • Perilaku gerakan udara karena pengaruh adanya bangunan sekitar atau bangunan pelingkupnya di dalam memodifikasi iklim mikro : o Pengaruh posisi bangunan terhadap arah gerakan udara dominan dalam membentuk tekanan positif di sisi muka an gin , serta membentuk tekanan negatif dan arus eddy di sisi bayangan angin, yang akan menentukan arah dan kecepatan aliran gerakan udara. o Pengaruh kedalaman bangunan dari arah datangnya angin, tinggi, lebar, sudut atap dan bentuk fasad terhadap panjang daerah bayangan angin dan penentuan volum, kecepatan dan pola aliran udara di ruang luar. () Pengaruh perletakan bangunan (linier berjajar atau berselang selin g) dalam menghalangi atau meningkatkan aliran udara. o Pengaruh lorong di antara bangunan dalam menangkap, menyalurkan dan melajukan bahkan menyebarkan aliran udara. • Perilaku gerakan udara karena pengaruh adanya tanaman o
Peranan tanaman (pohon, semak dan perdu) dalam mengarahkan, menyaring, menghalangi dan membelokkan aliran udara yang akan mempengaruhi arah, pola, distribusi dan kecepatan aliran udara.
o
Pengaruh tinggi dan lebar mahkota dari satu tanaman, jarak antar tanaman, bentuk, kerapatan, kekakuan, lebar, ketebalan dan ketinggian tanaman dalam mengendalikan gerakan udara, serta dalam pembentukan panjang daerah bayangan angin.
o
Pengaruh pemilihan dan perletakan yang tepat dari tanaman dalam mengurangi dan meningkatkan kecepatan aliran udara.
o
Pengaruh
ketidakteraturan
dari campuran
berbagai jenis
pohon
dalam
mengurangi kecepatan aliran udara.
22
()
Pengaruh
sedikit banyaknya semak di
bawah
pohon terhadap
sedikit
banyaknya aliran udara yang melalui bawah pohon daripada melalui mahkota pohon. • Perilaku gerakan udara karena pengaruh adanya pengolahan permukaan tanah ()
Pengaruh variasi ketinggian I kontur permukaan tanah (topografi) dan obyekobyek alam yang ada pada permukaannya dalam merubah pola dan keeepatan aliran udara.
()
Pengaruh tekstur permukaan tanah (hamparan rumput, semak/perdu di bawah ketinggian 50 em atau perkerasan) dalam mengendalikan kecepatan dan mengarahkan aliran udara permukaan.
• Perilaku gerakan udara karena pengaruh adanya elemen-elemen pembentuk ruang luar lainnya, seperti lansekap vertikal (tanaman merambat), lansekap horisontal (pergola), bangku/area duduk, lampu taman, tempat sampah, papan nama (sign, signboards, lettering), patung, kolam, bak tanaman, dan lain sebagainya.
Pada akhir pengamatan dari masing-masing ruang luar akan disimpulkan mengenai peranan dan kualitas ruang luar, pengaruh elemen-elemen pembentuk ruang luar dalam mengendalikan pel »tm;kan udara yang berlebihan untuk menclptakan kenyamanan termal dalam skala outdoor, dan kondisi kenyamanan termal di ruang luar tersebut.
23
STUDENT CENTER 1
3.2.1
o
UKM
o +
o
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR SIRKULASI PENCAPAIAN LOKASI RUANG-RUANG LUAR
-?
ARAH PENGAMBILAN FOTO
I
. !::tr'l)~w;:~!~~ .~J, GO.7 GD.8 '-., PENCAPAIAN UTM.1A HUANG·IWANG TER:[!UKA JALur~
SIRKULASI DAN SIMPULAKTIVITAS I HUANG LUAH
Gambar 3.5 Lokas; 1 - Student Center 1
Berada di sebelah utara tapak. dapat dieapai lang sung dari gerbang utama melalui jalur sirkulasi gedung 2 (Iokasi 11). Selain itu dapat juga dieapai dari jalur sirkulasi gedung 3, gedung 9, dan jalur sirkulasi dari Taman Humaniora (Iokasi 5). Dibentuk oleh massa bangunan dengan konfigurasi U dari deretan ruang himpunan pada sisi barat dan timur, serta bangunan kantin beratap pada sisi utara, berorientasi ke arah jalur sirkulasi beratap di sisi selatan. Terdapat pergola besi pad a bagian atas yang didominasi oleh tanaman ram bat, dipenuhi oleh bak-bak tanaman dan lampu taman pad a keempat sudutnya, serta dikelilingi oleh bangku taman. Permukaan tanah merupakan perkerasan dengan peninggian sekitar 60 em dari permukaan jalur sirkulasi di
sisi
selatan. Taman merupakan ruang terbuka sentral, berbentuk geometris persegi panjang, difungsikan sebagai simpul aktivitas yang diapit oleh jalur sirkulasi untuk menuju ke ruang-ruang himpunan dan kantin. Berupa ruang di antara bangunan, direncanakan khusus sebagai tempat mahasiswa yang akan berkegiatan di ruang-ruang himpunan, mahasiswa yang akan berkuliah di gedung-gedung sekitarnya, dan pengunjung kantin pada jam-jam peralihan kuliah.
24
o o o
RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
Gambar 3.6 Perilaku gerakan udara pada !okasf 1 - Student Center 1
Aliran udara dominan dari barat terhalang oleh gedung 2, sehingga taman menjadi daerah bayangan atlgin, dan membuat aliran udara berbelok menuju lorang sirkulasi di sisi utara yang berbatasan dengan dinding setinggi 6 meter, dan juga lorong sisi selatan yang tertutup atap. Aliran udara kemudian masuk, bertemu dan ke luar melalui pergola besi di tengah taman, dengan AV berkisar antara 0,6 - 1 ,5 m/detik pada skala Beaufort. Perdu di tepi jalur sirkulasi sisi selatan dengan kontur menurun sedalam 5 meter dapat mengarahkan aliran udara menuju taman. Bagian taman pada sisi utara bertekanan positif karena terbayangi oleh dinding setinggi 6 meter, sedangkan bag ian tengah taman terkena matahari, sehingga aliran udara dan utara lebih dominan masuk ke dalam taman. Batang-batang pohon yang ada dapat menfokuskan aliran udara ke luar menuju ke atas melalui pergola besi. Peninggian kontur taman, perkerasan dari grass block, dan bak tanaman menyebabkan gesekan aliran udara permukaan bertambah, sehingga kecepatan melambat dan dapat dirasakan nyaman oleh pengguna ruang. Lokasi Student Center 1 dinilai cukup strategis dan cukup mudah untuk dicapai, karena terletak di persilangan sirkulasi untuk mencapai ke gedung-gedung di sekitarnya. Peranannya sangat penting bagi mahasiswa, khususnya sebagai simpul aktivitas untuk melakukan kegiatan himpunan. Bangunan, topografi dan tanaman, dapat mengendalikan ali ran udara yang berlebihan dan mengarahkannya ke dalam lokasi, sehingga kecepatan gerakan udara masih tergolong nyaman, namun taman sama sekali tidak dapat berfungsi pada saat hari hujan.
25
3.2.2
STUDENT CENTER 2
o o
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR ~ SIRKULASI PENCAPAIAN
o
I1--
LOKASI RUANG·RUANG LUAR
,
I
I
Gambar 3.7 Lokasi 2 - Student Center 2
Berada di sebelah selatan tapak, dapat dieapai langsung dari gerbang utama melalui area parkir mobil, dengan memotong jalur sirkulasi penghubung antara gedung 4 dan 5 yang eukup padat. Selain itu dapat juga dieapai dari teras gedung 5 (Iokasi 9), jalur sirkulasi gedung 4 (Iokasi 13), dan dari gedung 4. Dibentuk oleh massa bangunan dengan konfigurasi U dari gedung 5 pad a sisi utara dan timur, serla gedung 4 pada sisi selatan, yang berorientasi ke arah ruang terbuka parkir di sisi barat. Merupakan ruang semi terbuka yang dinaungi oleh atap datar dari beton dan polycarbonate dengan rangka baja, serla dilingkupi oleh railing besi dan dinding pendek yang didominasi oleh papan pengumuman pad a sisi timur. Terdapat pergola besi dengan tanaman rambat dan perdu di bawahnya pada sisi selatan, dan kolom serla meja kursi ditengah-tengah ruangan.
Permukaan tanah
merupakan
perkerasan dari lantai keramik, dengan peninggian sekitar 40 em dari area parkir, dan sekitar 3 meter di atas jalur sirkulasi gedung 4 (Iokasi 13). Ruang luar merupakan ruang semi terbuka linier, berbentuk geometris' persegi panjang, difungsikan sebagai simpul aktivitas. Berupa ruang di antara bangunan, yang direncanakan khusus sebagai tempat mahasiswa yang berkuliah di gedung 4 dan 5 berkumpul untuk belajar, kerja kelompok, mengakses internet, pada jam-jam peralihan kuliah.
26
o o o
RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
SHOP
.4 Gambar 3.8 Perilaku gerakan udara pada lokas! 2 - Student Center?
Aliran udara dari barat terhambat oleh tanaman ram bat pada pergola besi di area parkir dan juga oleh sekumpulan tanaman di sudut utara, sehingga aliran udara dari celah di antara bangunan di sisi tenggara menjadi lebih dominan memasuki lokasi, dengan AV berkisar antara 1,6 - 3,3 m/detik pada skala Beaufort. AV cukup tinggi karena aliran udara berasal dari jalur sirkulasi gedung 4 (Iokasi 13) yang berada pada kontur lebih rendah. Tanaman ram bat pad a pergola besi di sisi selatan membuat aliran udara tersebut melalui di bawahnya, sehingga hanya sebagian aliran udara yang memasuki lokasi, kemudian berputar sa at mengenai kolom-kolom, bangku serta meja, dan menuju pad a ketinggian posisi duduk. Lokasi merupakan daerah bertekanan positif dan area parkir bertekan negatif dengan suhu yang tinggi, sehingga aliran udara setelah meninggalkan lokasi lebih banyak yang menuju ke area parkir daripada menuju ke teras gedung 5 (lokasi 9). Lokasi Student Center 2 dinilai strategis dan mudah dicapai, karena terletak di jalur sirkulasi penghubung antar gedung 4 dan 5. Peranannya sebagai simpul aktivitas sangat penting, khususnya bagi mahasiswa fakultas Teknik untuk melakukan berbagai kegiatan. Pengendalian udara oleh bangunan, topografi dan tanaman, dapat menghalangi aliran udara yang berlebihan, sehingga kecepatan gerakan udara pada lokasi ini masih tergolong cukup nyaman.
27
3.2.3
TAMAN GEDUNG 3 []
o
-+ ,I
___ -,'1
>
fJ
0
_
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR SIRKULASI PENCAPAIAN LOKASI RUANG-RUANG LUAR ,______
_. ,.
PENCAPAIAN UTAMA
RUANG·RUANG TERI3UKA
.JEJ JALU~~~~~.~~-:.~I DAN SIMPUL AKHVlTAS I RUANG LUM~
-7
ARAH PENGAMBILAN FOTO
Gambar 3.9 Lokas; 3 - Taman Gedung 3
Berada di area tengah tapak, dapat dicapai lang sung dari gerbang utama melalui piasa utara, dan Wind Tunnel bangunan rektorat (Iokasi 7) dengan melintasi piasa selatan. Oi kelilingi oleh jalur sirkulasi yang menghubungkan gedung 5, bangunan WorkShop, GSG, gedung 2, gedung 3 (Iokasi 12), taman Work-Shop (lokasi 4), gedung 9 dan
10, serta area pintu masuk dari jalan Bukit Jarian. Oibentuk oleh massa bangunan dengan konfigurasi U dari bangunan Work-Shop, GSG, dan gedung 3, berorientasi ke arah lembah di sisi timur. Terdapat sebuah pohon di tengah taman yang dikelilingi oleh beberapa pohon lainnya, sehingga mahkota pohon berhimpitan menaungi keseluruhan area duduk yang melingkar di bawahnya. Perdu dan semak memperkuat bentuk melingkar, sekaligus sebagai pembatas antara jalur sirkulasi dari paving-block dengan hamparan rum put. Permukaan tanah relatif rata di sisi barat dan berada sekitar 5 meter lebih tinggi dari permukaan dasar tangga melengkung di sisi timur. Taman merupakan ruang terbuka sentral, berbentuk geometris relatif persegi empat, difungsikan sebagai simpul aktivitas yang bersisian dengan jalur sirkulasf. Berupa ruang di antara bangunan, direncanakan khusus sebagai tempat untuk melakukan berbagai aktivitas seperti bersantai sambil bersosialisasi, belajar, atau kerja kelompok pad a jam-jam peralihan kuliah, dan juga untuk melakukan aktivitas kegiatan out-door seperti pertunjukan musik.
28
o o o
RUANGLUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
GD.3 GSG
Gambar 3.10 Perilaku gerakan udara pada lokas; 3 - Taman Gedung 3
Aliran udara dominan berasal dari arah lembah di sisi timur, memasuki celah antara gedung 3 dan bangunan Work-Shop lebih banyak melalui area bawah pohon daripada mahkota pohon. AV sangat tinggi berkisar antara 1,6 - 3,3 m/detik pada skala Beaufort dan 3,4 - 5,4 m/detik di siang harL Pepohonan di sisi timur dapat menyaring aliran udara dan sedikit menurunkan AV, kemudian dibelokan deh batang pohon di tengah taman. Sebagian aliran udara dipantulkan oleh din ding GSG kembali ke taman, sehingga menimbulkan daerah olakan dengan pola turbulen di sekitar area tempat duduk di bawah pohon. Sebagian lagi diteruskan melintas di bawah atap jalur sirkulasi dengan AV yang meningkat, kemudian menuju ke arah piasa utara dan piasa selatan GSG. Bangku taman, perdu dan bak tanaman dapat mengarahkan aliran udara permukaan berhembus setinggi posisi dud uk, sedangkan perkerasan dari paving-block dan hamparan rumput membuat aliran udara di permukaan melambat. Perbedaan kontur yang ada sangat besar, menyebabkan perbedaan tekanan udara yang besar pula, sehingga aliran udara bergerak r.epat dari lembah menuju ka taman. Lokasi Taman Gedung 3 dinilai sangat strategis dan mudah dicapai, karena dikelilingi oleh jalur sirkulasi utama. Fungsinya sebagai simpul aktivitas sangat'penting, khususnya bagi mahasiswa fakultas ISIP dan Hukum dalam melakukan berbagai kegiatan. Peranan bangunan, topografi dan tanaman, dalam mengendalikan aliran udara yang berlebihan tidak cukup signifikan, sehingga kondisi taman masih kurang nyaman, dan taman sama sekali tidak dapat berfungsi pada sa at hari hujan.
29
3.2.4
TAMAN WORK-SHOP i
El El
-+ _ji
o
LOKASI RUANGLUAR BANGUNANSEKITAR SIRKliLASI PENCAPAIAN LOKASI RUANG·RUANGLUAR
I.l
> fJ
RUANG·RUANG TEROUKA
C
JALUR SIHKUlASI DAN
PENCAPAIAN UTAMA
.
SIM~_~~_~~:::.~~~,~ :_~_~NG ~.~~f~
Gambar 3.11 Lokas; 4 - Taman Work·Shop
Berada di sisi luar arah tenggara tapak. dapat dicapai langsung dari gerbang utama melalui Wind Tunnel bangunan rektorat (Iokasi 7) dengan melintasi piasa selatan. Selain itu dapat juga dicapai dari gedung 5, bangunan Work-Shop, kantin, taman lokasi 3 dan area pintu masuk dari jalan Bukit Jarian. Terletak di belakang bangunan Work-Shop, merupakan jalur sirkulasi penghubung dan sebagai daerah peralihan antara area depan kampus (bangunan rektorat dan piasa GSG) yang berkontur tinggi dengan area belakang (gedung 9 dan 10) yang berkontur rendah, dengan perbedaan ketinggian sekitar 5 meter. Dibentuk oleh dinding samping bangunan Work-Shop, berupa teras terbuka yang dinaungi oleh kanopi dari pepohonan, berada di level tinggi dari area peralihan kontur dengan orientasi ke arah view lembah di sisi timur. Dinding merupakan satu-satunya pembatas sehingga orientasi ruang semakin terarah. Perdu ditempatkan secara teratur untuk memperkuat kesan linier, sebagai elemen estetis, dan pembentuk jalur sirkulasi. Dilengkapi dengan bangku taman di atas perkerasan dari beton tumbuk dan paving-block. Taman merupakan ruang terbuka linier terarah, berbentuk geometris persegi panjang, difungsikan sebagai simpul aktivitas yang bersisian dengan jalur pintas. Berupa ruang sisa dengan potensi view yang baik dan juga menjadi obyek view dan kontur di bawahnya. Direncanakan sebagai tempat untuk melepaskan lelah, bersantai sejenak, bagi mahasiswa yang melintas, pada jam-jam peralihan kuliah.
30
GD.3
o o o
IiIIlIIt
RUANGLUAR BANGUNAN SEKITAR RUANGLUAR LAINNYA PERGERAKAN UDARA DOMINAN
Gambar 3.12 Perilaku gerakan udara pada lokas; 4 - Taman Work-Shop
Aliran udara dominan berasal dari arah /embah di sisi tim ur, bergerak dari dataran rendah menuju ke dataran tinggi karena adanya perbedaan tekanan udara, dengan kecepatan tinggi berkisar antara 1,6 - 3,3 m/detik pad a skala Beaufort. Pepohonan yang membentuk daerah bayangan
angin dapat menyaring aliran udara dan sedikit
menurunkan AV. Sebagian aliran udara me/am bat setelah dipantulkan oleh dinding, dan tanaman perdu dapat meredam arus olakan, sehingga hanya sebagian kecil yang kembali menuju ke area tempat duduk. Topografi membentuk dinding penahan tanah yang dapat menghambat /aju aliran udara dominan, sehingga taman tidak terla/u berangin. Penanaman semak di sisi atas dari kemiringan kontur juga dapat menghalangi a/iran udara dan mengarahkannya ke atas. Konfigurasi bangku taman dan perdu serta bentuk perkerasan dapat mempelancar aliran uciara yang berhembus pada ketinggian posisi duduk. Sekalipun berada di lahan sisa, /okasi Taman Work-Shop dinilai cukup strategis, sebagai ja/ur pintas cukup mudah untuk dicapai. Lebih berperan sebagai jalur sirkulasi daripada sebagai simpul aktivitas, khususnya bagi mahasiswa yang melintas. menuju tujuan berikutnya dalam beraktivitas. Peranan bangunan, topografi dan tanaman, dalam mengendalikan aliran udara yang ber/ebihan cukup signifikan, sehingga kondisi taman masih terg%ng cukup nyaman, namun taman sama sekali tidak dapat berfungsi pad a saat hari hujan.
31
3.2.5
TAMAN HUMANIORA : UKM
i [J [J
'+ j. 0
..--- i
ji
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR SIRKULASI PENCAPAIAN LOKASI RUANG-RUANG LUAR
GD.8
.>
Ll LJ
PENCAPAIAN UIAMA
r~UANG·RUANG TEH[JUKA JALUR SIRKUlASI OAN SIMPUL AKT!VHAS I HUANG LUAR
Gambar 3.13 Lokasi 5 - Taman Humaniom
Berada di ujung sebelah utara tapak dan tidak terdapat jalur sirkulasi khusus yang bisa dicapai langsung dari gerbang u(arna untuk menuju ke lokasi, selain melalUl area parkir mobil. Sekalipun pencapaian utama hanya melalui jalur sirkulasi belakang bangunan rektorat (lokasi 10), namun sirkulasi ini merupakan jalur pertemuan dari beberapa jalur sirkulasi lainnya, seperti dari gedung 2, 3, dan 5. Dibentuk oleh massa bangunan dengan konfigurasi L dari gedung Pusat Kajian Humaniora (PKH), tempat diselenggarakannya kuliah-kuliah MKU, dan berorientasi ke arah ruang terbuka parkir. Di tengah-tengah terdapat sebuah pohon besar bermahkota lebar yang menaungi keseluruhan taman, dengan tempat duduk yang melingkari batang pohon tersebut. Permukaan tanah merupakan perkerasan dengan sedikit peninggian, dilengkapi dengan perdu serta kolam di sekeliling pembatas dengan bangunan. Taman merupakan ruang terbuka sentral berpusat pada pohon, berbentuk geometris persegi panjang yang difungsikan sebagai simpul aktivitas. Berupa ruang di antara bangunan, direncanakan khusus sebagai tempat mahasiswa dan semua' jurusan yang akan mengikuti kuliah-kuliah MKU dan mahasiswa fakultas Hukum berkumpul sambi I menunggu, pad a jam-jam peralihan kuliah.
32
o o o
RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
PARKIR MOTOR
PARKIR MOBIL Gambar 3.14 perilaku gerakan udara pada lokasj 5 - Taman Humaniora
Perletakan dan dimensi gedung PKH membentuk taman sebagai daerah bayangan angin, sehingga aliran udara dari timur laut yaitu dari lorang antara gedung PKH dengan gedung 2 menjadi dominan dibandingkan dari arah lainnya, dengan AV berkisar antara 0,6 - 1,5 mfdetik pad a skala Beaufort. Pohon besar dapat menurunkan kecepatan aliran udara sekalipun lebih banyak yang melalui bawah pohon daripada mahkota pohon, sehingga masih dapat dirasakan nyaman oleh pengguna ruang yang duduk di bawahnya. Pohon perdu dan bangku taman dapat menurunkan AV dan membalokkan ali ran udara menuju ketinggian posisi duduk. Temperatur aspal pada area parkir lebih tinggi daripada temperatur grassblock yang ternaungi pohon pada taman, sehingga aliran udara dari arah timur laut bergerak melalui taman menuju area parkir mobil. Lokasi Taman Humaniora dinilai kurang strategis, tetapi masih cukup mudah untuk dicapai. Peranannya sebagai simpul aktivitas sangat penting bagi mahasiswa. Kecepatan gerakan udara masih tergolong nyaman, pohon dapat menghalangi panas matahari, dan kolam dapat menaikkan kelembaban pada saat hari panas, namun taman tidak dapat berfungsi pada saat hari hujan.
33
3.2.6
PENDOPO GENSET
menuju ke gedung 9, dapat dicapai dengan menggunakan tangga dari gedung 3, 9, 10, dan dari jalur sirkulasi di sisi utara Student Center 1 (lokasi 1). Oibentuk oleh massa bangunan gedung 9 di sisi timur, Genset di sisi utara dan di bawahnya, serta dinding penahan tanah (OPT) di sisi barat. Oilingkupi oleh empat kolom penunjang dari jalur sirkulasi menuju gedung 9 yang berada di atasnya, dibatasi oIeh terali besi, dan berorientasi ke arah barat daya. Oi sisi selatan terdapat beragam jenis tanaman dalam jumlah sedikit, tidak tinggi, berdaun tidak rapat dengan jarak tidak beraturan, dan dengan level ketinggian kontur yang sang at bervariasi. Sedangkan di sisi utara dan barat terdapat beberapa pohon rindang yang cukup tinggi. Perkerasan dari beton dan hamparan rumput pada kemiringan OPT serta disekat oleh dinding-dinding pendek dan variasi ketinggian kontur. Ruang luar merupakan ruang terbuka terarah, berbentuk persegi panjang, difungsikan sebagai simpul aktivitas dan juga jalur pintas. Berupa ruang di antara bangunan dan OPT, direncanakan untuk memanfaatkan area di bawah jalur sirkulasi dan di alas bangunan Gensel. Khususnya sebagai tempat unluk mahasiswa fakultas Ekonomi, MIPA dan FISIP beraktivitas secara berkelompok, seperti dalam pertemuan angkatan atau berlatih menari, pad a siang/sore hari setelah selesai jadwal perkuliahan.
34
r
0
o o
IIIIi$>
RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA PERGERAKAN UDARA DOMINAN
GD.3
Gambar 3.16 Perilaku gerakan udara pada lokasi 6 - Pendopo Genset
Keberadaan ruang luar dikelilingi oleh massa bangunan tinggi dan dinding penahan tanah, menyebabkan aliran udara dari lembah di sisi tenggara yang memasuki celah di antara gedung 3 dan 9 menjadi lebih dominan dibandingkan dari arah lainnya, dengan AV berkisar antara 0,6 - 1,5 m/detik dan 1,6 - 3,3 m/detik pada skala Beaufort. Kondisi pepohonan di sisi selatan membuat aliran udara dari lembah melaju tanpa hambatan dengan AV cukup tinggi dan tidak memiliki pola aliran udara yang jelas, sedangkan variasi ketinggian kontur yang menurun menuju lokasi membentuk banyak olakan ketika terhambat oleh dinding-dinding pendek. Aliran udara saat mengenai DPT di sisi barat akan berbelok menuju ke lorong sirkulasi disisi utara. Kecepatan aliran udara yang seharusnya meningkat karena efek venturi sa at memasuki area di bawah jembatan, dihambat oleh dinding bangunan Genset di sisi utara sehingga AV menurun. Lokasi Pendopo Genset dinilai sangat tidak strategis, terpencil pada area peralihan antara kontur tinggi dan kontur rendah yang sulit dijangkau, terjepit di antara bangunan dan tidak difasilitasi oleh tempat dud uk, menyebabkan mahasiswa cenderung untuk memilih berkumpul di Student Center 1 (Lokasi 1). Keberadaannya menjadi tidak efektif dan lebih berperan sebagai jalur pintas daripada sebagai simpul aktivitas. B~lngunan, topografi dan tanaman cukup berperan dalam mengendalikan ali ran udara yang berlebihan, sehingga kondisi ruang luar tersebut cukup nyaman, namun di sa at hujan air hujan akan masuk dan menggenangi lantai.
35
3.2.7
WT (WIND TUNNEL) BANGUNAN REKTORAT
o
I
o + o
I
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR SIRKULASI PENCAPAIAN LOKASI RUANG-RUANG LUAR
I-
:::J
W
--1
~ ~1~Cl~'~l:,_~1,"= :2: :::J
()
I '. . ,~~~~l?;ffiftc'~l< ~ I> PENCAPAI~ ~y~~ i I[] _ W,
.. ................
RUANG-RUANG TEROUKA
,J;;L~~~~_~ ~_J_~~~~ASI DAN SIMPUL Al{TiVITAS I RUANG LUAf~
............................... l ...
Gambar 3.17 Lokasi 7 -
~ ARAH PENGAMBILAN FOTO
wr (Wind Tunnel) Bangunan Rekloral
Merupakan bagian dari bangunan rektorat yang disubstraksi, berada di sebelah barat tapak. Dapat dicapai langsung dari gerbang utama, baik dengan kendaraan melalui gerbang utara, maupun dengan
be~alan
kaki melalui gerbang tengah. Menyandang
banyak peran diantaranya sebagai area penerima utama dan jalur masuk utama untuk menuju ke dalam lingkungan UNPAR, sebagai area peralihan antara zona publik dan semi publik, area drop-off untuk antar jemput mahasiswa, titik berarientasi untuk menuju ke jalur-jalur sirkulasi berikutnya, dan merupakan satu kesatuan dengan ruang luar pada lokasi 8 dan 10 yang mengelilingi bangunan rektorat. Dibentuk oleh dua bidang sejajar, yaitu dinding kaca lobby rektorat dan dinding ruang perbankan, dengan jajaran kolom di tengah ruang, berorientasi ke arah ruang terbuka parkir dan piasa selatan. Mempunyai plafon dengan ketinggian dua lantai dari empat lantai bangunan rektorat,
pada lantai satu membentang jembatan untuk
menghubungkan fungsi kegiatan rektorat dengan kegiatan Yayasan. Permukaan lantai bertekstur, satu level ketinggian dengan area parkir dan lebih tinggi 1.50 meter dari piasa selatan yang dihubungkan dengan tangga. Dimensi ruang di luar skala manusia, proporsi menyebabkan derajat encloser sangat kecil, sehingga tidak merasa berada atau berjalan di sebuah lorang. Area depan WT lebih dimaksimalkan sebagai area untuk bersirkulasi, hanya ada sebuah pohon cukup besar dengan sekumpulan perdu dan semak di sisi
36
selatan, sedangkan di sisi utara hanya berupa sekumpulan kedl perdu dan semak. Pada pagar terali pembatas tapak di area parkir terdapat pepohonan besar tanpa semak di bawahnya. Tapak lebih tinggi sekitar 1.50 meter dari jalan dan di seberang jalan terdapat deretan bang un an berlantai banyak. WT merupakan ruang linier menerus, membentang lurus menghubungkan area parkir dengan piasa selatan. Berbentuk lorong menuju space, difungsikan sebagai jalur sirkulasi dan sekaligus sebagai simpul aktivitas, keduanya tidak saling mengganggu karena
dimensi yang
cukup
luas
untuk masing-masing
zona.
Berupa
koridor,
direncanakan sebagai ruang publik bagi seluruh masyarakat UNPAR dan masyarakat di luar UNPAR untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti bersantai, menunggu kuliah atau jemputan, membaca pengumuman, koneksi internet, kegiatan UKM atau aktivitas berkelompok lainnya. Sebagai People Place, frekuensi pemakaian ruang ini sangat tinggi, pad a jam peralihan kuliah dan di luar jam kuliah, setiap hari sejak pagi hingga malam hari.
PLAZA
o o o
RUANGLUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
GSG
Gambar 3.18 Perilaku gerakan udara pada lokasi 7 - 'NT (Wind Tunnel) Bangunan Rektorat
Aliran udara dominan berasal dari arah lembah di sebelah bara!. Aliran udara terhalang oleh deretan bangunan berlantai ban yak di seberang jalan, kemudian melalui atap bangunannya menuju ke bagian atas pepohonan di area pagar dan turun menuju WT. Efek venturi membuat laju kecepatan aliran udara yang memasuki WT meningkat, karena arus udara melewati lubang yang lebih kedl, sedangkan volum udara yang ada
37
tetap sama. Aliran udara akan mengalami efek venturi sekali lagi dengan AV yang semakin meningkat saat aliran udara melewati area di bawah jembatan, yaitu berkisar 0,6 - 1,5 m/detik saat pagi dan sore hari, antara 3,4 - 5,4 m/detik hingga 5,5 - 7,9 m/detik saat siang dan malam hari, pada skala Beaufort. Selain dan efek venturi, AV yang berada di atas batas nyaman ini juga disebabkan oleh hal-hal benkut ini : •
Perletakan bangunan rektorat frontal terhadap datangnya arah aliran udara dominan,
•
Dinding miring dari area drop-off dan dinding selatan bangunan rektorat dapat mengarahkan aliran udara memasuki WT,
•
Peranan tanaman di sisi kiri dan kanan WT tidak membelokkan tapi mengarahkan lebih banyak aliran udara menuju ke WT,
•
Aliran udara berasal dari kontur jalan yang lebih rendah memasuki tapak dengan AV yang tinggi karena melalui lorong tangga, gerbang tengah dan melalui area antara bawah mahkota pohon dengan pagar tanpa semak, tepat lurus menuju ke arah WT,
•
Semak-semak di sisi kiri dan kanan WT dan permukaan tanah dari paving block pada area parkir, aspal pad a jalur kendaraan dan pearl stone pada WT hanya dapat sedikit memperlambat kecepatan aliran udara permukaan terutama yang menuju ketinggian posisi duduk di lantai,
•
Setelah meninggalkan WT, aliran udara akan menuju ke piasa selatan. Aliran udara yang bertekanan positif pada area WT akan keluar menuju area piasa selatan yaitu ruang terbuka dengan kontur yang lebih rendah dan bertekanan negatif, sehingga kecepatan aliran udara dapat melebihi dari kecepatan awal,
•
Deretan kolom di tengah WT dapat semakin mengarahkan aliran udara menuju area di bawah jembatan dan dapat memantulkan aliran udara menuju area berkumpul di sepanjang sisi utara dan selatan WT, sehingga ketidaknyamanan semakin meningkal. Lokasi WT (Wind Tunnef) bangunan rektorat sangat strategis dan sang at mudah
dicapai dari gerbang utama. Peranannya sebagai jalur sirkulasi dan simpul aktivitas sangat penting khususnya bagi masyarakat UNPAR. Merupakan ruang luar serbaguna dengan banyak peran, dapat menjadi wadah bagi beragam kegiatan. Dimensinya memadai untuk menampung berbagai aktivitas yang melibatkan banyak orang. Namun bentuk dan tata letak dari bangunan, tanaman dan pengolahan permukaan tanah tidak berperan secara signifikan dalam mengendalikan aliran udara yang berlebihan, Bentuk lorang yang sejajar dengan arah datang ali ran udara dominan menjadi penyebab utama rneningkatnya AV, sehingga kondisi ruang luar tersebut berada jauh di luar batas nyaman.
38
3.2.8
TERAS DEPAN BANGUNAN REKTORA T
I
:> ;-"1
: UKfI.-t
P(NCAPAIAN UTAMA RUANG-RUANG TERBUKA
: [:] JALU1<
S1H~ULASI OAN SIMPULAKTlVITAS I.RUANG LUA!~ ......... ~ ................ ~.......I Gambar 3.19 Lokas; 8 - Teras Depan Bangunan Rektorat
Merupakan bag ian paling depan dari bangunan rektorat yang berada di sebelah barat tapak. Oapat dieapai langsung dari gerbang utama, baik dengan kendaraan melalui gerbang utara, maupun dengan
be~alan
kaki melalui gerbang tengah. Sebagai area
penerima utama dan jalur masuk utama untuk menuju ke daiam lingkungan UNPAR. Berkesinambungan dengan WT (Iokasi 7) sebagai titik berorientasi untuk menuju ke jalurjalur sirkulasi lainnya dan dengan jalur sirkulasi lokasi 10 sebagai jalur sirkulasi utama. Terdiri dari teras utama pad a area drop-off, dilingkupi oleh dinding miring yang membentuk ruang segitiga sehingga bersifat semi terbuka dan teras sam ping dengan kedalaman yang cukup besar dan bersifat terbuka, keduanya berorientasi ke arah ruang terbuka parkir. Hanya ada sebuah pohon cukup besar dengan sekumpulan perdu dan semak di sisi utara, sedangkan pada kedua sisi dari bidang miring hanya terdapat sekumpulan kecil perdu dan semak. Permukaan teras samping bertekstur dan teras utama dari marmer, lebih tinggi 20 em dan permukaan paving pada area drop-off. Teras merupakan ruang perantara yang menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam, berbentuk ruang linier menerus. Oifungsikan oleh masyarakat UNPAR sebagai jalur sirkulasi dan area drop-off. Karena letaknya strategis, teras juga dimanfaatkan oleh mahasiswa dan berbagai jurusan sebagai simpul aktivitas untuk bersantai, menunggu jemputan atau kuliah, diskusi, dan koneksi internet.
39
PLAZA
o o o
RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARADOMINAN
GSG
Gambar 3.20 Perilaku gerakan udara pada lokasj 8 - Teras Oepan Bangunan Rektorat
Aliran udara dominan berasal dari arah lembah di sebelah bara!. Aliran udara memasuki arei) drop-off melalui celah-celah di antara bidang miring, sedangkan yang memasuki teras samping tanpa hambatan. Pintu pada kedua teras terbuka, sehingga terjadi perbedaan tekanan yang besar sa at aliran udara masuk melalui lobby rektorat menuju ke pintu pad a teras belakang. Perbedaan tekanan menyebabkan AV meningkat berkisar 3,4 -5,4 m/detik pada skala Beaufort, dimana ketidaknyamanan mulai terasa. Dinding miring area drop-off dan dinding utara bangunan rektorat dapat semakin mengarahkan aliran udara menuju ke teras samping. Tanaman yang ada, tidak dapat membelokkan tapi mengarahkan lebih banyak aliran udara menuju kedua teras. Semaksemak, peninggian lantai dan perkerasan hanya dapat sedikit memperlambat kecepatan aliran udara permukaan, terutama yang menuju ketinggian posisi duduk di lantai. Teras bangunan rektorat sangat strategis, sang at mudah dicapai dari gerbang utama dan merupakan ruang luar utama dibandingkan dengan ruang-ruang luar lainnya. Peranan teras sangat penting bagi masyarakat UNPAR karena kegiatan sirkulasi bagi pejalan kaki dan kendaraan terpusat pad a area ini. Namun teras terbuka frontal terhadap arAh datang aliran udara dominan, tanaman dan pengolahan permukaan tanah tidak dapat berperan secara signifikan dalam mengendalikan aliran udara yang berlebihan, sehingga kondisi teras berada di luar batas nyaman.
40
3.2.9
TERAS GEDUNG 5 UKM
o o
+
o
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR SIRKULASI PENCAPAIAN LOKASI RUANG-RUANG LUAR
-7
ARAH PENGAMBILAN FOTO
-,
I >
I
<
PcNCAPA1AN UTAMA RUAt~G-RUANG
T£f<.I3UKA
JALUR SIRKULASl DAN $IMPUL AKTIVlTAS I RUANG
lUM~
Gambar 321 Lokas; 9 _. Teras Gedung 5
Berada di tenggara tafJak. dapat dicapai langsung dari gerbang utama dengan melalui area parkir mobil. Selain itu dapat juga dicapai dari WT (Iokasi 7), jalur sirkulasi lokasi 10, lokasi 13 dan dari gedung 4, merupakan ruang luar yang berkesinambungan dengan Student Center 2 (Iokasi 2). Dibentuk oleh bangunan genset di sisi barat, dinding fasad gedung 5, kolom-kolom penunjang atap beton, beberapa level perbedaan ketinggian lantai yang dihubungkan dengan tangga, serta dinding penahan tanah yang difungsikan sebagai tempat duduk dan bak tanaman. Lantai teras teratas berada sekitar 1 meter lebih tinggi dari permukaan area parkir, dengan tiga titik akses melalui tangga. Teras gedung 5 merupakan ruang transisi atau peralihan antara ruang luar dan ruang dalam, dengan bentuk linier yang berorientasi ke arah ruang terbuka parkir. Teras berfungsi sebagai jalur sirkulasi untuk menuju pintu masuk gedung 5, berperan juga sebagai simpul aktivitas tempat bagi mahasiswa fakultas Teknik jurusan arsitektur bersantai, berdiskusi, kerja kelompok pada jam-jam peralihan kuliah.
41
D
lTJiiiiiii~~~··
.......... o .
RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
o o
\.l
GO. 4 Gambar 3,22 Perilaku gerakan udara pada iokasi 9 - Teras Gedung 5
Arah aliran udara dominan berasal dari bara!. Sebagian ali ran udara yang terhalang oleh bangunan genset berbelok menuju lorong di antara bangunan genset dan gedung 5 dengan AV yang meningka!. Lebih banyak yang menuju ke area parkir dan hanya sebagian yang dibelokkan oleh dinding bak tanaman menuju ke teras. Aliran udara dari area parkir berhembus di antara dua pergola dengan tanaman ram bat yang padat, sehingga lebih banyak aliran udara dengan AV yang sudah melambat mengalir lurus menuju ke Student Center 2 (Iokasi 2). Sedangkan yang menuju teras terhalang oleh dinding penahan tanah dan tangga, membentuk olakan besar dan keci!. Teras merupakan daerah bayangan angin dari bangunan genset dengan AV hanya berkisar
a - 0,5 m/detik
dan 0,6 - 1,5 m/detik di sore hari pada skala Beaufort. Teras gedung 5 dinilai strategis dan mudah dicapai dari gerbang utama. Peranannya sangat penting bagi mahasiswa Teknik jurusan arsitektur sebagai ruang luar utama yang dimanfaatkan untuk bersosialisasi. Bentuk dan tata letak bangunan, tanaman dan
pengolahan
permukaan
tanah
sangat
berperan
secara
signifikan
dalam
mengendalikan aliran udara yang berlebihan, sehingga kondisi teras dirasakan sangat nyaman.
42
3.2.10 JALUR SIRKULASIBELAKANG BANGUNAN REKTORAT
I 0
o
~
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR
o ~~~~:;:~~~;~~;~i::fw."~~~~~}S~I~R~K~U~LASIPENCAPAIAN
LOKASI RUANG·RUANG LUAR
"j,K"'n.""~Jyc
-j ~ ~Y~~Y~A~F~~1l!1~~~~~1~~~~.;7. :}ll 1-
;:::>
!w
:-1 :::>
en
~
:::> ()
>
PENCAPAIAN UTAMA
RUANG·RUANG Ti:RBUKA JALUR SIRKULASI DAN $IMPUL Al(TlVlTAS I HUANG WAR
Gambar 3.23 Lokasi 10 - Jalur Sirkulasi Belakang Bangunan Rektorat
Berada di belakang bangunan rektorat, dapat dicapai langsung dari gerbang utama. Merupakan jalur sirkulasi utama yang menghubungkan sebagian besar bangunan, menjadi muara bagi jalur-jalur sirkulasi yang ada di UNPAR, dan menuju langsung ke teras dan pintu masuk utama gedung 2 serta Taman Humaniora (Iokasi 5). Jalur sirkulasi merupakan ruang linier menerus yang membentang dari utara ke selatan, berbentuk koridor dengan lorang menuju space. Terdiri dari koridor utara dan koridor selatan dengan karakteristik yang berbeda. Koridor utara dibentuk oleh jajaran kolom penunjang atap beton dengan tingkat keterbukaan yang tinggi, berorientasi ke area parkir mobil dan piasa utara. Karena letaknya strategis maka selain sebagai jalur sirkulasi koridor ini berfungsi juga sebagai simpul aktivitas, sekalipun dimensinya kurang memadai. Oi sepanjang kedua sisinya diberi dinding pendek yang dimanfaatkan untuk tempat duduk dan terdapat pepohonan besar dengan perkerasan dari paving block pada area parkir dan pepohonan kecil, hamparan rumput serta grass block pada area piasa. Permukaan lantai koridor lebih rendah 60 em dari area parkir dan satu permukaan dengan piasa. Sedangkan koridor selatan dibentuk oleh bag ian belakang dari bangunan rektorat dan dinding GSG, bersifat semi terbuka dengan adanya eelah di antara atap beton koridor dengan dinding rektorat. Selain untuk bersirkulasi, koridor juga dimanfaatkan oleh mahasiswa dari semua jurusan untuk bersantai, koneksi internet, dan kegiatan
43
berkelompok dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti paduan suara umumnya setelah selesai perkuliahan di sore dan malam hari.
o o o
RUANGLUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
GSG
Gambar 3.24 Perilaku gerakan udara pada lokasi 10 - Jalur Sirkulasi Belakang Bangunan Rektorat
Arah aliran udara dominan berasal dari bara!. Pada saat melewati koridor utara AV berkisar 0,6 - 1,5 m/detik dengan sebagian aliran udara menuju piasa, sedangkan sebagian lagi berbelok memasuki koridor selatan dengan AV 0,0 - 0,5 m/detik, kemudian aliran udara bersatu dengan ali ran udara dari WT menuju piasa selatan dan ke arah timur. Pepohonan besar berdaun rapat dan berkanopi lebar pada area parkir dapat menyaring aliran udara dari barat, bersama-sama dengan sekumpulan pepohonan kecil berdaun tidak rapat dan cukup berjarak pada sudut-sudut piasa dapat meredam AV yang melewati koridor utara. Aliran udara permukaan pada area parkir yang lebih tinggi dari koridor berhembus mengenai mahasiswa yang duduk pad a dinding pendek di sisi koridor, namun aliran udara dapat diredam oleh mobil-mobil yang ada sekalipun tidak permanen. Jalur sirkulasi belakang rektorat sebagai jalur penghubung terpadat dengan konsentrasi kegiatan yang tinggi, sangat berperan bagi masyarakat UNPAR. Frekuensi penggunaan hampir di sepanjang hari, dari pagi hingga malam hari. Sekalipun kecepatan aliran udara pad a koridor utara lebih tinggi daripada koridor selatan, dan terjadi tempias di koridor utara pada sa at hujan, namun kondisi keseluruhan jalur sirkulasi dapat dirasakan nyaman, tanpa aliran udara yang berlebihan.
44
3.2.11 JALUR SIRKULASI GEDUNG 2
[J [J
LOKASI RUANG WAR BANGUNAN SEKITAR ~ SIRKULASI PENCAPAIAN
I
~.~~:~:t~~~~''l''r~~~~()~~L~O~KA~SIRUANG~UANGLUAR
1-
\l
Ill~:J!L :~~:'::
:1:
>
PENCAPAtAN UTAMA [] RUANG·RUANG TERBUKA
tJ~ . ~~:~~~~.~~~:_~AN S!M~~_~_~~~l_~~~~~.:,.~,~~~"~_ LV_M'
-7
ARAH PENGAMBILAN FOTO
Gambar 3,25 Lokasi 11 - Jalur Siri
Berada di utara tapak, dapat dicapai lang sung dari gerbang utama dengan melintasi area parkir. Menghubungkan jalur sirkulasi utama pad a lokasi 10 dengan jalur sirkulasi yang menuju ke gedung 5, gedung 3, Student Center 1 (Iokasi 1), gedung 9 dan 10. Dari jalur sirkulasi ini dapat mencapai pintu masuk menuju ke lantai 2 dari gedung 2. Dibentuk oleh jajaran kolom penunjang atap beton koridor dan dinding pendek sebagai tempat duduk di sepanjang kedua sisinya. Berorientasi ke arah gedung 2 di sisi utara dan ke arah piasa GSG - yang juga berfungsi sebagai jalur sirkulasi terbuka tanpa atap - di sisi selatan, dengan tingkat keterbukaan yang tinggi. Tanaman pada piasa berupa sekumpulan pepohonan kecil, berdaun tidak rapat dan berjarak cukup jauh terdapat pada sudut-sudut piasa dengan hamparan rumput dan grass block. Permukaan lantai koridor lebih rendah 60 cm dari area parkir dan satu permukaan dengan piasa. Koridor merupakan ruang
linier menerus berbentuk lorong menuju space,
difungsikan sebagai jalur sirkulasi, namun karena letaknya strategis dimanfaatkan juga oleh mahasiswa fakultas Hukum dan FISIP sebagai simpul aktivitas untuk bersantai, kerja kelompok, diskusi, koneksi internet pada jam-jam peralihan kuliah sejak pagi hingga sore hari.
45
o o o
GD• 2
RUANGLUAR BANGUNAN SEKITAR RUANG LUARLAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
GSG Gambar 3.26 Perilaku gerakan udara pad a lakasi 11 - Jalur Sirkulasi Gedung 2
Arah aliran udara dominan berasal dari barat, lebih banyak yang menuju ke piasa daripada menuju ke koridor dengan AV berkisar 0,0 - 0,5 m/detik pada pagi hari dan 0,6 1,5 m/detik pada skala Beaufort. Kecepatan aliran udara yang datang searah dengan sumbu koridor tidak meningkat, karena udara segera mengalir ke luar di antara jajaran kolom pad a kedua sisinya. Kecepatan aliran udara bahkan semakin melambat saat menyusuri koridor sepanjang 54 meter menuju ke arah timur. Pepohonan besar berdaun rapat dan berkanopi lebar pada area parkir dapat menyanng aliran udara dominan. Aliran udara permukaan pad a area parkir yang lebih tinggi dan koridor berhembus pada ketinggian posisi duduk di sepanjang kedua sisi k~nd~r,
namun aliran udara dapat diredam oleh mobil-mobil yang ada sekalipun tidak
permanen. Sekalipun berdaun tidak rapat namun jajaran pepohonan di sisi selatan kondor dapat menyanng dan mengurangi kecepatan aliran udara dan piasa yang masuk menuju ke dalam koridor. Jalur sirkulasi gedung 2 dinilai strategis dan mudah dicapai dari jalur sirkulasi utama (Lokasi 10). Dimensi koridor sangat memadai sehingga fungsi sebagai jalur sirkulasi dan simpul aktivitas tidak saling menggangu. Bentuk dan tata letak bangunan, serta tanaman dapat berperan dalam mengendalikan aliran udara yang berlebihan, sehingga kondisi koridor dirasakan nyaman, sekalipun tempias pada saat hujan.
46
3.2.12 JALUR SIRKULASI GEDUNG 3
WI WI
LOKASI RUANO LUAR BANGUI'IAN SEKlTA.R ~ SIRKULASI PENCAPAIAIII LOKASI RUANG-RUANGLUAR
o
I::J W
-'
::J CO
2
i::J iiU
>-
P5NCAPAIAN UTAMA RUANG·RUANG TERBUKA
JALur~ SlRKULASI DAN SIMPUC'.:AI
...• _.!
-7
ARAH PENGAMBILAN FOrO
Gambar 3.27 Lokas; 12 - Jalur Sirkulas; Gedung 3
Berada di tengah tapak, merupakan jalur sirkulasi utama dari arah depan kampus untuk menuju ke pintu masuk gedung 3. Oapat dicapai dari gedung 5, GSG, gedung 2, gedung 9, gedung 10, dan berkesinambungan dengan ruang-ruang luar pada lokasi 3, 4, 11, piasa utara dan piasa selatan. Oibentuk oleh jajaran kolom penunjang atap beton dengan din ding pendek sebagai tempat duduk di sepanjang kedua sisinya. Berorientasi ke arah taman pada lokasi 3 dengan tingkat keterbukaan yang tinggi. Pepohonan besar, perdu, semak, paving-block dan hamparan rumput pada taman tersebut merupakan satu kesatuan dengan jalur sirkulasi. Permukaan lantai dari bata merah dengan dua level ketinggian yang dihubungkan dengan dua anak tangga pad a pertengahan panjangnya dan lebih tinggi 6 em dari permukaan taman. Jalur
sirkulasi
merupakan
ruang
linier
menerus,
berbentuk
koridor
yang
direncanakan sebagai jalur sirkulasi, namun karena letaknya strategis dimanfaatkan juga sebagai simpul aktivitas oleh mahasiswa FISIP untuk bersantai, kerja kelomp(')k, akses internet dan mensosialisasikan kegiatan komunitas tertentu di lingkungan mahasiswa FISIP pada jam-jam peralihan kuliah. Jalur sirkulasi ini juga digunakan oleh mahasiswa liannnya yang akan menuju ke gedung 9 dan gedung 10.
47
o o o
.
RUANG LUAR BANGUNAN SEKJTAR RUANG LUAR LAINNYA
==rrm~~~~ ~PE:!RGERAKAN UDARA DOMINAN
GSG
Gambar 3.28 Perilaku gerakan udara pada lokasi 12 - Jalur Sirkulasi Gedung 3
Aliran udara dominan berasal dari tenggara, yaitu dari taman lokasi 3 yang terlindung oleh pepohonan dengan temperatur rendah yang bergerak menuju hamparan grass-block bertemperatur lebih tinggi pada piasa utara GSG, dengan AV berkisar 0,6 -
1,5 m/detik pada skala Beaufort.
Pada taman terdapat keseimbangan antara tanaman yang menghambat dengan yang mengarahkan aliran udara dan AV tidak meningkat saat melintas di bawah atap beton, karena sebelum menuju ke ruang terbuka piasa utara sebagian aliran udara dibelokkan oleh bagian dinding dari gedung 3. Semak, perdu dan dinding pendek di sepanjang kedua sisi jalur sirkulasi dapat menghambat laju aliran udara permukaan yang menuju ketinggian pada posisi duduk. Jalur sirkulasi gedung 3 dinilai strategis sebagai jalur alternatif untuk menuju ke gedung 3, selain dari pintu utama pada kontur lebih rendah yang dapat dicapai dari jalan Bukit Jarian. Jalur ini juga menjadi jalur pintas alternatif - selain Taman Work Shop (Iokasi 4) - yang menghubungkan kontur tinggi di bagian depan kampus dengan kontur rendah di bag ian belakang kampus. Bentuk dan tata letak bangunan sekitar, tanaman dan pengolahan permukaan tanah dapat berperan dalam mengendalikan aliran udara yang berlebihan, sehingga kondisi teras dirasakan nyaman, namun dimensi koridor tidak memadai, aktivitas yang dilakukan di jalur ini seringkali mengganggu fungsi jalur sirkulasi.
48
3.2.13 JALUR SIRKULASI GEDUNG 4 UKM
o o
+
o
ILn>
, [J
LOKASI RUANG LUAR BANGUNAN SEKITAR SIRKULASI PENCAPAIAN LOKASI RUANG-RUANG LUAR
PENCAPAIAN UTAMA
RUANG-RUANG TERBUM
~~~~~_:~RKULASI DAN SIMPUL AKTlVIlAS I !l:UMIG WAf<
~ ARAH PENGAMBILAN FOTO
Gambar 3.29 Lokasi 13 - Jalur Sirkulasi Gedung 4
Berada di tenggara tapak, dapat dicapai dari gedung 4, 5, gedung 7, 8, dan kantin. Berkesinambungan dengan Student Center 2 (Iokasi 2) dan teras gedung 5 (Iokasi 9), yang dapat dicapai melalui tangga dengan perbedaan kontur setinggi 3 meter. Terdiri dari dua bagian jalur sirkulasi dengan konfigurasi L di sisi timur dan selatan gedung 4. Bagian sisi timur dibentuk oleh pergola besi dengan tanaman rambat yang padat, jajaran pohon cemara, dinding pendek di sepanjang kedua sisinya yang digunakan sebagai tempat duduk, dan perkerasan dengan paving-block. Berarientasi menuju ke gedung 5 di ujung utara dan area parkir di ujung selatan, dengan tingkat keterbukaan yang tinggi. Merupakan ruang linier menerus berbentuk lorang menuju space. Selain sebagai jalur sirkulasi difungsikan juga sebagai simpul aktivitas, tempat bagi mahasiswa Teknik untuk bersantai, belajar, kerja kelompok pada jam-jam peralihan kuliah. Area ini digunakan juga sebagai perluasan area makan dari kantin, terutama pad a saat istirahat makan siang. Bentuk jalur sirkulasi pada bagian sisi selatan tidak berbeda dengan sisi timur, kecuali tanpa pergola. Berorientasi ke area parkir di ujung timur, sedangkan koridor tidak menerus di ujung barat tetapi disekat oleh dinding sam ping dari tangga yang menuju gedung 4 dan dipenuhi oleh sekumpulan tanaman, sehingga kurang dimanfaatkan baik sebagai jalur sirkulasi maupun sebagai simpul aktivitas.
49
~lillll~~~~~~~~~~~~~~~-~~[]~--R~U~A~N~:G~~LUAR [] []
WORK
GO. 5
BANGUNAN SEKITAR RUANG LUAR LAINNYA ~ PERGERAKAN UDARA DOMINAN
I SHOP
PARKIR
MOBil
Gambar 3.30 Lokasi 13 - Perilaku gerakan udara pada Jalur Sirkulasi Gedung 4
Gerakan udara dominan datang dari arah lembah di tenggara tapak, dengan AV berkisar 1,6 - 3,3 m/detik dan 3,4 - 5,4 m/detik setelah siang hari pada skala Beaufort. Aliran udara memasuki lorong sirkulasi bagian timur dari arah selatan, pergola dapat menyaring dan mengarahkan ali ran udara sehingga AV menurun dan hanya sebagian aliran udara yang masuk melalui area bawah pergola kemudian menuju ke gedung 5. Jajaran pohon cemara tinggi, berdaun padat, dan berjarak rapat juga dapat mengurangi aliran udara yang masuk ke dalam lorong. Aliran udara permukaan yang masuk melalui eelah-eelah di antara batang pohon dan menuju pada ketinggian posisi duduk dapat dihambat dan dibatasi oleh perdu, semak dan dinding pendek setinggi 40 em. Aliran udara yang memasuki jalur sirkulasi di sisi selatan terhambat oleh dinding tangga, namun olakan yang terjadi dapat diredam oleh sekumpulan tanaman yang ada. Terjadi ketidakseimbangan konsentrasi penggunaan ruang dimana koridor bagian selatan tidak diberi pergola, jauh dari kantin. ujung koridor tidak menerus, kurang nyaman, sehingga kurang diminati, sedangkan penggunaan koridor bagian timur lebih padat dan lebih efektif. Lokasi jalur sirkulasi ini dinilai eukup strategis, dengan kondisi relatif eukup nyaman, walaupun kadang-kadang aliran udara berhembus kencang. Jajaran pepohonan, perdu dan semak dapat mengendalikan aliran udara yang berlebihan, namun jalur sirkulasi tidak dapat berfungsi saat hari hujan.
50
4.
KESIMPULAN Melalui rangkuman dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada ketigabelas
ruang-ruang luar yang ada di UNPAR dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini : -
Strategis dan mudah dicapai 8%
15%
23%
4
5
6
7
8
9
U '1 02 03 13 4
10 11 12 13
Lokasi
!.§
.. sang at tidak strategis - tidak strategis - cukup strategis - strategis 5 - sang at strategis
Gambar 4.1 Diagram kestrategisan lokasi ruang luar
Berdasarkan pada tapak,
posisi
keberadaannya
840/0 lokasi
ruang luar
termasuk strategis dan mudah dicapai, bahkan beberapa lokasi dapat dicapai langsung dari gerbang utama, yaitu Student Center 2 (Iokasi 2), Taman
Humaniora terpendl, rektorat
5)
sekalipun
Tunnel
bangunan
(Lokasi Wind
(Iokasi
7),
teras
bangunan
rektorat (!okasi 8), teras gedung
5
(Lokasi 9), dan jalur sirkulasi belakang bangunan rektorat (lokasi 10). Lokasi ruang luar umumnya berkesinambungan dengan bangunan-bangunan dan jalur-jalur sirkulasi yang ada di sekitarnya,
51
-
Aktivitas yang dilakukan 15%
ro ~ ~
3 ~
I i
rUlllm III1 1
2
3
4
5
6
7
8
9
62%
o 1 - cukup beragam B 2 - beragam IB 3 ~ sangat beragam
10 11 12 13
Lokasi Gambar 4.2 Diagram keragaman aktivitas yang dilakukan di ruang luar
Terdapat 85% lokasi ruang luar yang digunakan untuk melakukan beragam kegiatan. Keragaman aktivitas yang dilakukan terbagi atas : •
Kategori
pasif,
yaitu
bersantai
sambil
bersosialisasi,
menunggu
jemputan,
menunggu kuliah, dan istirahat makan siang untuk ruang luar yang berdekatan dengan kantin. •
Kategori aktif, yaitu belajar, mengerjakan tugas kuliah, koneksi internet, dan kegiatan ekstrakurikuler yang umumnya dilakukan secara berkelompok, seperti kegiatan himpunan, paduan suara, olah raga bela diri, menari, pameran karya, atau pertunjukan musik dan sosialisasi kegiatan tertentu sambil mengumpulk3n dana. Kegiatan pasif dan aktif dilakukan di seluruh ruang luar yang ada, kecuali kegiatan aktif secara berkelompok yang bersifat
lintas
fakultas
umumnya
dilakukan hanya pada Wind Tunnel bangunan rektorat (Iokasi 7) dan jalur sirkulasi belakang bangunan rektorat (Iokasi
10),
sirkulasi keragaman
sedangkan
gedung kegiatan
3
pada
jalur
(Iokasi
12)
yang dilakukan
lebih bersifat intern dari mahasiswa FISIP.
52
-
Frekuensipenggunaan
c
4
ro ro
c
~
'"'" c
.'c""
0-
3
53%
2
"
~
-"
i" u.
0
2
3
Un 4
5
6
o 1 - jarang (siang - sore) o 2 - cukup sering (pagi - sore) 7
8
9
10 11 12 13
o 3 - sering (pagi - sore) 114 - sangat sering (pagi-
Lokasi
sore/rmlam)
Gambar 4.3 Diagram frekuensi penggunaan ruang luar
Seluruh ruang luar digunakan sejak pagi jam 7.00 hingga sore hari jam 17.00, kecuali Pendopo Genset (lokasi
6) digunakan dari siang hingga sore hari.
Ruang
luar
yang
seringkali
digunakan hingga malam hari adalah Wind Tunnel bangunan rektorat (Iokasi
7), Teras bangunan rektorat (Iokasi 8), dan jalur sirkulasi belakang bangunan rektorat (lokasi 10), umumnya berakhir sebelum jam 22.00.
Fungsi "--'-;---;-r
.-.~-.--.~
_ __W=uCii.::uc::d'--___--j.Jiubungan Fungsional_
r=L",o:.::ka::.s::.:i'-l ____ Fungsi__ 1
Simpul Aktivitas
Ruang di antara bangunan
f---.-~-------~~~--
2
Simpul Aktivitas
'-.--.-~-.-~.-~.
3
Simpul Aktivitas
-.-~--'----.~----
4
Ruang di antara bangunan .-~.-.~~--~-.-----I~------.
Ruang di antara bangunan
. . --+---
Simpul Aktivitas dan Jalur Sirkulasi
Pada lahan sisa
"
_-~'---~j
--
"
l___:-- _L~I11Pu' A~tiVit~S--+.-._R~u~a-n-g- ~-n~t~a~ra--~~~n~g-~n- J--~--~-_~_.~._-_.-__-..~~~_--_-. .._d_·-1
__
. _an
!
Simpul Aktivitas
6
-"..
-.~-
...
----,_
..'_.. _._--_ ..
Jalur Sirkulasi dan Simpul Aktivitas
7 .
__ __
.....
Jalur Sirkulasi dan Simpul Aktivitas
9 1-'--"
~.,.--~--
10
Jalur Sirkulasi dan Simpul Aktivitas
11
.
--.-~
13 -
..
~
•.
~.w""':~i
Teras -------~"'-
.. _...
..-------
•••
.---,.-~.-.
Koridor
'f"
Koridor
,.',
~--
..
-
~.-.
••
-----.-----~.~
Koridor
. _-------- .. ...- . - - .. ----.-----..
:
..•
--...- - - -..
Koridor
r-'~"'---"--'" - -•.- ..........- -....
Jalur Sirkulasi dan Simpul Aktivitas
" ' -
<:...•.......•
Teras
-'--'--~---"--
Jalur Sirkulasi dan Simpul Aktivitas
12
F. '.,
"8
.
.. "
Jalur Sirkulasi dan Simpul Aktivitas
1-.
'ir:~ •.... ",
Koridor
.'--.
Jalur Sirkulasi dan Simpul _Aktivitas .... . .
8
•••
Ruang di antara bangunan
-~--
..---
- - -..- - - - , - - -.....----..
Tabel 4.1 Fungsi, wujud dan hubungan fungsional ruang luar
.....----
~
.
Terdapat lima ruang luar yang khusus direncanakan sebagai simpul aktivitas pada ruang di antara bangunan dan bersisian dengan jalur sirkulasi, kecuali Taman terletak
Humaniora (Lokasi di
ujung
sirkulasi
5)
yang karena
berperan sebagai tujuan. Ruang luar dengan wujud teras dan koridor awalnya direncanakan
sebagai jalur sirkulasi.
Dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa, simpul aktivitas yang ada tidak mencukupi lagi, lalu mahasiswa berkumpul dan beraktivitas di tempat· tempat strategis seperti di jalur sirkulasi meskipun dimensinya tidak memadai. Jalur sirkulasi kemudian berperan juga sebagai simpul aktivitas, sehingga fungsi jalur sirkulasi seringkali terganggu oleh fungsi simpul aktivitas.
54
Pengguna
(L~~~~~_~_~~ :~-Maha~S;;~~S~r;:a¥-~~~~~~-----=-----------
Il=~~--------M~=f!~~~=;i~~~~~t~~m _~5~_ 1_-::-6_
7 8 9
Mahasiswa dan se_,-,m..uo:::a,-,F,-:a:::ok-"u",lt",a:::s-c---=~=-~~~--I Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi, MIPA dan FI",S",IP,=-~~. .____ _ MasyarakatLJNPARdanmasy"raka-t di luar UI\fp,A._f3 _____-I MasyarakatUNPAR dan masyarakat di luar UNPI\R,-'--__~~--I Mahasiswa Fakulta~T~knik jurusan Ar:~itektur --
t~--LI=-=== ____ rv1"h
~
FISIP dan bebera~aE,,_kultas lainn~___~_ Mahasiswa Fakultas Teknik
Tabel 4.2 Pengguna ruang luar
Fakultas-fakultas yang diselenggarakan di kampus UNPAR di jalan Ciumbuleuit adalah Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas IImu Sosial dan Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Teknik Industri, Fakultas Teknik Kimia, serta Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan. Dalam pengamatan tidak ditemukan adanya fasilitas ruang luar bagi
mahasiswa
Fakultas
Teknik
Industri dan Fakultas Teknik Kimia yang berkuliah di gedung 7 dan gedung 8. Masyarakat mahasiswa,
UNPAR dosen,
terdiri
dari
staf administrasi
dan pekarya, sedangkan masyarakat di luar
UNPAR
adalah
tamu
dan
masyarakat sekitar yang menggunakan fasilitas publik pad a bangunan rektorat, seperti kantor pos, perbankan dan ATM. 6 dari 13 ruang luar yang ada digunakan oleh masyarakat UNPAR, dua diantaranya yaitu WT bangunan rektorat (lokasi 7) dan Teras bangunan rektorat (lokasi 8) digunakan juga oleh masyarakat di luar UNPAR, sedangkan ruang luar lainnya digunakan oleh mahasiswa dari fakultas yang berkuliah di gedung sekitar ruang luar tersebut.
55
Kondisi kenyamanan gerakan udara
I
"-----c-
Kondisi ruang
Lokasl
Beaufort (m/detik) 0,0 - 0,5 (pagi) dan 0,6 -1,5
Beratap - semi terbu ka Beratap -semi terbu._ka .. _...-
1
2 3
1,6 - 3,3 1,6-3,3dan 3,4 - 5,4 (siang)
Tidak be ratap '~N""
I
I
4
Tidak be ratap
I-----l----'--5
.--,-
.. ... _
1,6 - 3,3 ---
-----_..
Tidak be ratap
1----------!
-.-.~
-.--..
-~.,-,
0,6 -1,5
..
- semi ka .•_.... ._-_
Beratap - semi terbu ka
7
AV pada skala
0,6 -1,5 dan 1,6 - 3,3___ 0,6 -1,5 (pagi&sore) dan 3,4 - 5,4 hingga 5,5 - 7,9
Ko ndisi pergera kan udara ~,.~.--~.".,~
I
9
i ' [!
10
_
Saat hujan, taman __ tida~_berfung~L_
....
Saat hujan, taman tidak berfungsi __ Saat hujan, taman Cukup nyaman __ ~dak berfungsi __ _ '.---I Saat hujan, taman Nya man _ ,_~i~ak berfungsi "'" Saat hujan lantai Cukup nyaman tergena~__ _ -Tidak nyaman
Ruang berbentuk lorang - terjadi efek venturi
Sang at tidak nya man ---
Berata pterbuka dan 3,4 - 5,4 Tidak semi te rbuka ---r- 0,0 - 0,5 dan _._._--Beratap - semi Sangat terbu ka.•...--.---- g-,-6:::1,5(~()reL .----------------.. Berata p0,0- 0,5 terbuka dan (selatan) dan Nya semi te rbuka .. ______ M_. ()"~ - 1,5 ( utarC!t p0,6 -1,5 Nya man ka - ----.... p0,6 - 1,5 Nya man ka terbu
",m" ~
T';;::'::,].,d'
OY~"+~···~---l
-,-
:-:~----I :;~f~~i
~:l=-Jif~~
I ~_+
----
- - - ,..
,-~
Cukup nyaman
-~
'
....
Nya man ----_..
"-1 "--- --- ,_ "",, ___,jsi~~g~malam) 8
-,----" :J' ' Kondisi khusus
--~-""
-~----
J
saat hujan
,~.--
-----~-
ratap l_2~a~be-------'"
1,6 - 3,3 dan 3,4 - 5,4 (sore)
Cukup nyaman
Saat hujan, jalur sirkulasi tidak __ berfuflg_~i_
Tabel 4.3 Kondisi kenyamanan gerakan udara
Terdapat empat ruang luar tidak beratap, berbentuk taman dan jalur sirkulasi terbuka, merupakan bag ian dari lansekap kampus, dan saat hujan tidak dapat berfungsi, dengan AV pad a skala Beaufort berkisar antara : •
0,6 -
1,5 m/detik dengan kondisi nyaman dimana pergerakan udara mulai
dirasakan, •
1,6 - 3,3 m/detik, udara dingin terasa di wajah dengan kondisi cukup nyaman,
•
3,4 - 5,4 m/detik dimana ketidaknyamanan mulai terasa,
Sedangkan sembilan ruang luar lainnya mempunyai atap dan sebagian besar bersifat semi terbuka, dan tempias pada saat hujan, dengan AV pad a skala Beaufort berkisar
56
antara 0,0 - 0,5 m/detik, 0,6 - 1,5 m/detik , 1,6 - 3,3 m/detik, 3,4 - 5,4 m/detik dan 5,5 - 7,9 m/detik dengan kondisi sangat nyaman hingga sangat tidak nyaman. AV terendah 0,0 - 0,5 m/detik terdapat
Ul<M
~
.__ .1:
pada rUdng luar yang berada di area
leeward, yaitu area bertekanan negatif di sisi belakang bangunan dari arah datang angin, seperti pad a Student
Center 1 (Iokasi 1), Teras gedung 5 (Lokasi 9), dan koridor selatan dari Jalur sirkulasi belakang bangunan rektorat (Lokasi 10). AV tertinggi 3,4 -
5,4
m/detik dan 5,5 - 7,9 m/detik terdapat pada ruang luar yang berada di area RUAtiG·RlJ,OJ./G; l"ER$UKA
windward, yaitu area bertekanan positif
JAWRSoR>;I.JI.AS' DNl SII-OPUL M1!VIl...s
di sisi bangunan yang berhadapan langsung dengan arah datang gerakan udara, seperti pada Taman gedung 3 (Iokasi 3), Wind Tunnel bangunan rektorat (Iokasi 7), Teras bangunan rektorat (Iokasi 8) dan Jalur sirkulasi gedung 4 (Iokasi 13). Peranan bangunan, tanaman dan pengolahan permukaan tanah dalam mengendalikan pergerakan udara
__..
.
..
fL()~i~il~~~s~~~n~r: ..~~~
an unan
I~~j.
angin
I
Celah
,
II
I
2
3
i
ngarahkan
Mengarahkan
..
i
4
Mengarahkan
I
Frontal
._.. Permukaa n
-.----~-'"'~
Me
~-------
J
-~-
_.-
Menyaring, membelokkan dan mengarahkan
Celah LMe mantulkan bangunan
I-~~~--j~
._---
Tanaman
...
mbelokkan .. _ -
_1-"'0'""'"Ii
----_
~,~--
~
Me mantulkan
II-~-l-~ceiah~-I~- Me ngarahkan
'--"-'~---~-'-'
._-----
belokkan
Menyaring, menghalangi dan mengarahkan Menyaring dan membelokkan Mengarahkan ~
I I
I .
7
I I
I
___ ~ ___ ~_.____
Me neruskan k Venturi) Mengarahkan Frontal emantulkan Uemb atan, kolom) __ .. __ J~. __---- ---..--.--- ____ ~ _____
I
da~~
.-.--~.,~~-
tanah Mengh ambat ([l..erbedaa n kontur) Mengha mbat (permu kaan) dan menin gkatkan (perbedaa n kontur Mengha mbat, mengarahkan (permuka an) dan meningkatkan (perbedaan kontur Mengham bat dan men garahkan J[lerbedaa n kontlJ.Q Mengarahkan (perbedaa n suhuL Mengha mbat ([lerbedaa n kontur Meningkatkan (perbedaan kontur), mengha mbat (permuka an) dan mengarahkan
~~(perbedaan suil1l2~
57
-',,-
--------.--
,-~
-------- .... "
.--------_m~'_~_'
I Frontal- i Meneruskan I . Celah (pintu terbuka) II Mengarahkan bidang I dan mengarahkan miring ,J_i.d,inding,rnlrirl92-----j-----c I kk an Menyaring dan Bayangan . .1 Mb em eo menghambat
i
8
r------_ 9
-
_ _
.-
m
--~ngln_T'-m,-_~~,--
10
Celah bangunan
Meneruskan dan membelokkan
.
Menyaring dan menghambat -~.--
...--
_,~__ba~gUna~~~~~~a~:t ~~~~)rj_'~ . Celah . bangunan II
12
Membelokkan
.____ __,_,. .
_~__
~
,_.,_~
-_..
I 1M enghambat dan mengarahkan
-~t"--:--_,-+m_~:--'m-~ enyaring dan 13 Frontal I Memantulkan mengarahkan __ "" __m _ " _..
- - -...
Menghambat dan mengarahkan (permukaan)
-- Celah -'lrViengarahkanda~enyaring dan menghambat
11
_.
"
Menghalangi (perbedaan kontur) Menghambat dan mengarahkan (perbedaan kontur) Menghambat dan mengarahkan (perbedaan kontur) Menghambat, mengarahkan (permukaan) dan mengarahkan (perbedaan suhu) Menghambat dan mengarahkan (permukaan)
""-~-~---,
Tabel4.4 Peranan Bangunan, Tanaman dan Pengolahan permukaan tanah dalam mengendallkan pergerakan udara
Posisi arah datang gerakan udara yang memasuki ruang luar melalui celah bangunan terdapat pada tujuh dari tigabelas ruang luar, dengan variasi kondisi pergerakan udara nyaman pada empat ruang luar. cukup nyaman pad a dua ruang luar dan tidak nyaman pada satu ruang luar. Posisi arah datang gerakan udara memasuki ruang luar secara frontal terdapat pad a empat ruang luar lainnya, dengan variasi kondisi pergerakan udara cukup nyaman pada dua ruang luar, tidak nyaman pada satu ruang luar dan sangat tidak nyaman pada satu ruang luar lainnnya. Sedangkan dua ruang luar selebihnya berada dalam daerah bayangan angin dengan kondisi pergerakan udara yang nyaman dan sangat nyaman. Peranan
bangunan
dapat
membelokkan,
mengarahkan,
memantulkan,
dan
meneruskan ali ran udara, sehingga dapat menurunkan atau meningkatkan kecepatan gerakan udara. Sedangkan tanaman dapat menyaring, mengarahkan, membelokkan, menghalangi, umumnya menghambat dan dapat menurunkan kecepatan gerakan udara. Peranan permukaan tanah dapat menghambat dan mengarahkan aliran udara menuju pada
ketinggian
posisi duduk.
Perbedaan kontur berperan menghambat dan
mengarahkan aliran udara karena laju aliran udara terhalang oleh dinding kontur, sebaliknya kecepatan pergerakan udara dapat meningkat saat aliran udara berasal dari lembah memasuki celah bangunan menuju ke ruang luar dengan lokasi yang lebih tinggi. Perbedaan suhu dapat mengarahkan aliran udara dari ruang luar yang umumnya ternaungi menuju ke arah ruang terbuka dengan suhu yang lebih tinggi.
58
~
Melalui rangkuman dari hasil temuan-temuan di atas terhadap pengamatan yang telah dilakukan pada ketigabelas ruang-ruang luar yang ada di UNPAR dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini : -
Pengamatan pad a Taman Humaniora (Iokasi 5) ditemukan kondisi khusus. Taman merupakan ruang peralihan untuk menuju ke ruang kuliah MKU dan ruang kegiatan mahasiswa (UKM), maka sekalipun letaknya terpencil di ujung utara tapak, taman tetap menjadi tujuan bagi mahasiswa dari semua fakultas untuk melakukan beragam aktivitas dengan frekuensi penggunaan ruang yang sangat tinggi. Jadi efektivitas keberadaan ruang luar lebih ditentukan oleh perannya daripada lokasinya Mahasiswa dari berbagai fakultas melakukan
kegiatan
yang
sangat
beragam secara berkelompok hingga malam
GO.S
hari di
ruang
luar yang
bersifat publik seperti Wind Tunnel bangunan rektorat (Iokasi 7), Teras
GD.10
bangunan rektorat (Iokasi 8), dan Jalur sirkulasi belakang bangunan rektorat (Iokasi 10). Mayoritas
pengguna
ruang
luar
umumnya adalah mahasiswa yang berkuliah di gedung sekitar ruang
fJ R(J .....C,-.
'.A
o
J.oJ..UR StJIK{JLM' IMN SlI,1PULAKTlv,l,,-S
luar
terse but,
dengan
waktu
penggunaan yang berkaitan dengan jadwal perkuliahan yaitu pada jam-jam peralihan kuliah atau setelah selesai perkuliahan. Simpul-simpul
aktivitas
direncanakan
bersisian
dengan
jalur
sirkulasi
yang
berkesinambungan dengan keseluruhan sistem sirkulasi yang ada pada tapak. -
Berdasarkan padatnya jumlah pengguna ruang luar, tingginya frekuensi penggunaan ruang luar, beragamnya aktivitas yang dilakukan di ruang luar, dan dengan bertambahnya peran jalur sirkulasi sebagai simpul aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan ruang luar sangat efektif, namun jumlahnya belum mencukupi dan belum merata terutama pada area selatan tapak.
-
Peranan bangunan, tanaman dan pengolahan permukaan tanah secara bersamaan pad a ruang luar beratap, baik terbuka maupun semi terbuka, umumnya dapat mengendalikan pergerakan udara, sehingga berada dalam kondisi sangat nyaman, nyaman dan cukup nyaman, kecuali pada Taman gedung 3 (Iokasi 3), Teras bangunan rektorat (Iokasi 8) dengan kondisi tidak nyaman, dan Wind Tunnel bangunan rektorat (Iokasi 7) dengan kondisi sangat tidak nyaman.
59
-
Bangunan rektorat merupakan bangunan u!ama dalam lingkungan UNPAR. Letaknya sang at strategis dan mudah dicapai dari gerbang utama. Peranan ruang luar di sekitarnya, yaitu Teras (Iokasi 8), Wind Tunnel (Iokasi 7), dan Jalur sirkulasi (Iokasi 10) sebagai area penerima, titik berorientasi, jalur sirkulasi dan simpul aktivitas sangat penting, baik bagi masyarakat UNPAR maupun bagi masyarakat di luar UNPAR. Dimensinya cukup luas untuk menampung banyak orang, sehingga dapat menjadi wadah untuk melakukan beragam kegiatan, dengan frekuensi penggunaan ruang yang sangat tinggi. Namun berdasarkan hasil pengamatan, ruang luar bangunan rektorat tidak didukung oleh kenyamanan termal yang memadai bagi mahasiswa untuk dapa! beraktivitas dengan optimal, terutama pergerakan udara di ruang luar tersebut berada dalam kondisi tidak nyaman dan sangat tidak nyaman, bahkan seringkali berada jauh di luar batas nyaman. I
r; .
j: .
DAFTAR PUSTAKA Alexander, Christopher. 1977. A Pattern Languange' Towns, Building, Construction. York: Oxford University Press.
'~~.,...... New
2
Curran, Raymond J. 1983. Architecture and The Urban Expelience New York: Van Nostrand Reinhold Company.
3
Hakim, Rustam. 1991. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap Jakarta: Bumi Aksara.
4
Lynch, Kevin. 1960. The Image of The City London: The MIT Press.
5
Trancik, Roger. 1977. Finding Lost Space-Theories of Urban Design. New York Nostrand Reinhold Company.
6
Boutet, S. Terry. 1987. Controlling Air Movement. A Manual for Architects and Builders. New York: McGraw-Hili Book Company.
7
Brown, G.z. 1990. Matahari, Angin dan Cahaya. Bandung : Penerbit Intermatra.
8
Brown, GZ. and De Kay Mark. 2001. Sun, Wind and Light: Architectural Design Strategies New York: John Willey & Sons, Inc.
9
Evans, Martin. 1980. Housing, Climate and Comfort. New York: Halsted Press.
10
Koenigsberger, O.H, et al. 1975. Manual of tropical housing and building. New Delhi: Orient Longman Limited.
11
Lechner, Norbert. 2001. Heating, Cooling, Lighting Design Methods for Architects (second edition). New York: John Willey & Sons, Inc.
12
Moore, Fuller. 1993. Environmental Control Systems heating cooling lighting. New York: McGraw Hill Inc.
13
Olgyay, Victor. 1992. Design With Climate. A Bioclimatic Approach to Architectural Regionalism. New York: Van Nostrand Reinhold.
14
Watson, Donald. 1983. FAIA and Kenneth Labs, ClimatIc DeSIgn. New York: McGraw Hill Inc.
Van
60
"
"--