KATA PENGANTAR
LKj IP 2014
KATA PENGANTAR
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ”LEMIGAS”merupakan Satuan Kerja Unit Eselon II berkedudukan di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 15 Juni 1999 dan turunan kebijakan tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, LEMIGAS sebagai instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan kegiatan. Pada tahun anggaran 2014, LEMIGAS telah mendukung program penelitian dan pengembangan energi dan sumber daya mineral melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) teknologi minyak dan gas bumi yang meliputi kegiatan litbang dan non litbang dengan anggaran sebesar Rp. 311,281,303,000,-. Indikator keluaran utama (IKU) kegiatan litbang meliputi usulan paten dan hak cipta, makalah ilmiah, masukan atau rekomendasi kebijakan, dan rancang bangun atau formula. Begitu juga dengan indikator keluaran kegiatan non litbang meliputi laporan pelayanan publik, perencanaan, pemantauan dan evaluasi, pengelolaan sarana dan prasarana litbang, pengembangan sistem mutu kelembagaan, pengelolaan informasi dan publikasi hasil litbang, pengelolaan kerja sama litbang, layanan perkantoran, dan penerimaan pelayanan jasa teknologi (PNBP). Secara umum realisasi capaian keluaran kegiatan LEMIGAS tahun anggaran 2014 tercapai dengan baik dan dijelaskan lebih lanjut dalam laporan ini. Dengan tersusunnya Buku LAKIP TA 2014 ini, kami mengharapkan masukan atau umpan balik yang konstruktif bagi peningkatan kinerja LEMIGAS pada tahun 2015. Harapan kami buku ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk mengukur dan memperbaiki kinerja LEMIGAS dalam rangka mendukung capaian kinerja program Badan Litbang ESDM.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”
Dr. Ir. Bambang Widarsono, M.Sc.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj IP 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF LEMIGAS adalah satu-satunya lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di subsektor migas baik kegiatan hulu maupun hilir. Lembaga ini berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. LEMIGAS secara resmi didirikan pada tahun 1965 yang merupakan perwujudan dari keinginan Pemerintah untuk memiliki suatu badan yang menghimpun dan mengembangkan
pengetahuan
teknik
tentang
perminyakan
untuk
dapat
menyediakan data dan informasi yang diperlukan sebagai pertimbangan bagi para pengambil keputusan. LEMIGAS telah menetapkan rencana lima tahunan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) 2010 - 2014 yang selanjutnya dijabarkan dalam program Rencana Kerja Tahunan (RKT). Tujuan Renstra selama periode lima tahun adalah peningkatan peran sesuai lingkup tugas dan fungsi organisasi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), perumusan kebijakan, pelayanan jasa teknologi, serta penguatan kapasitas kelembagaan di bidang minyak dan gas bumi. Sasaran Renstra selama periode lima tahun adalah terwujudnya Pusat Litbang Unggulan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu 17 usulan paten/hak cipta/litbang inovasi, 204 laporan ilmiah, 80 makalah ilmiah yang telah dipublikasikan, 68 masukan/ rekomendasi/ data teknis kebijakan/ RSNI, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pelayanan jasa teknologi sebesar Rp. 322 Miliar, dan 38
pilotplant/ rancang bangun/ formula. Sasaran Renstra terkait dengan kegiatan non litbang adalah meningkatnya kapasitas kelembagaan dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), yaitu tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memadai secara kuantitatif dan kualitatif, sarana peralatan litbang yang baik dan lengkap, prasarana gedung laboratorium dan perkantoran yang modern, sistem informasi/ referensi/ literatur yang baik dan lengkap, dan sistem mutu berstandar internasional serta terbangunnya jejaring kerjasama yang luas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj IP 2014 Dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran sebagaimana ditetapkan dalam Renstra, LEMIGAS telah menyusun RKT yang mengacu kepada arah 7 (tujuh) program utama LEMIGAS yaitu: 1.
penambahan sumber daya dan cadangan migas;
2.
pengembangan gas unconventional;
3.
peningkatan cadangan dan produksi migas;
4.
pengembangan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya;
5.
pengembangan teknologi bahan bakar alternatif;
6.
pengembagan teknologi penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan gas, dan
7.
pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO2. Dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran sebagaimana ditetapkan dalam
Renstra, LEMIGAS telah menyusun RKT yang mengacu kepada arah kegiatan litbang dan kegiatan non litbang migas. Pada TA 2014, LEMIGAS telah melaksanakan 32 kegiatan litbang yang dikelompokkan dalam 4 (empat) sasaran strategis kelitbangan dengan 9 (sembilan) IKU ditetapkan sebagaimana tabel pada halaman selanjutnya. Penetapan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama (IKU) tersebut telah dituangkan dalam perjanjian/ penetapan kinerja yang dilakukan Kepala PPPTMGB “LEMIGAS” dengan Kepala Badan Litbang ESDM.
iv
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
PPPTMGB LEMIGAS
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Usulan Usulan
Jumlah usulan paten
Jumlah litbang inovasi
Jumlah Usulan Masukan/Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
Jumlah Pilot Plant/ Prototype/ Demo Plant atau Rancangan/ Rancang Bangun/ Formula
Terwujudnya sentra teknologi di bidang Migas
Prospek Sumber Daya Migas 16
6
5
3
Usulan/ Rancangan
Pilot Plant/ Prototype/Demo Plant
2.642
-
12
3
50
54
2011
763
-
4
2
63
54
2010
10
9
49.771
-
6
3
28
35
2012
REALISASI
MMBOE
Peta/ Atlas
Makalah
Jumlah makalah ilmiah dipublikasikan pada jurnal terakreditasi
Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi
Laporan
SATUAN
Jumlah Laporan Ilmiah
INDIKATOR KINERJA
Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan subsektor Migas
Terwujudnya programprogram litbang unggulan
SASARAN STRATEGIS
11
14
3.729
4
9
4
29
43
2013
10
14
2.500
12
3
3
17
31
TARGET
12
19
5.887
10
6
2
39
32
REALISASI
2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj IP 2014
v
vi
Terwujudnya peningkatan jasa teknologi
SASARAN STRATEGIS
Jumlah realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kegiatan Jasa Penelitian dan Pengembangan terhadap target yang ditetapkan
Indeks kepuasan pelanggan atas layanan jasa teknologi di bidang penelitian dan pengembangan Migas
INDIKATOR KINERJA -
37
Miliar Rp.
2010
%
SATUAN
45,3
-
2011
43,8
85
2012
REALISASI
69,3
93
2013
85,3
90
TARGET
58
98
REALISASI
2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj IP 2014 Dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan telah dilakukan kegiatan antara lain; pengelolaan dan peningkatan kapasitas pegawai; pengelolaan keuangan berbasis akuntansi BLU; pelaksanaan kalibrasi peralatan laboratorium; penyelenggaraan uji profisiensi laboratorium PPPTMGB "LEMIGAS"; forum perencanaan dan evaluasi kegiatan sebagai wujud filterisasi usulan kegiatan dan bentuk penyelarasan dengan rencana strategis yang telah ditetapkan. Disamping itu
juga
telah
dilaksanakan
beberapa
jenis
kegiatan
diseminasi
untuk
penyebarluasan informasi seperti: penyelenggaraan pameran litbang migas; penerbitan majalah dan karya ilmiah kelitbangan migas; dan pengelolaan hak kekayaan intelektual (HKI). Pelaksanaan kegiatan LEMIGAS dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bersumber dari Rupiah Murni dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014 melalui Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi yang dijabarkan dalam kelompok keluaran/
output seperti terlihat pada tabel realisasi anggaran halaman selanjutnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj IP 2014
NO
KODE KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN KELUARAN Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Usulan paten/hak cipta Makalah ilmiah yang dipublikasikan Data Teknis/Masukan Kebijakan Rancang Bangun/Prototipe/Formula/Atl as Minyak dan Gas Bumi/Rekayasa Penerapan Teknologi Unggulan Belanja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi Prospek Sumber daya/Cadangan minyak dan gas bumi Dokumen Perencanaan Kegiatan Pusat Dokumen Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Pusat Dokumen Pengelolaan Kegiatan serta Sarana dan Prasarana Litbang Dokumen Pengelolaan Sistem Manajemen Mutu Pusat Dokumen Pengelolaan Administrasi Umum dan Kepegawaian Dokumen Pengelolaan Administrasi Keuangan Dokumen Pengelolaan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang Dokumen Pengelolaan Afiliasi Litbang
PAGU
REALISASI
%
311,281,303,000
193,291,507,239
62.10
3,746,631,000
3,537,739,160
94.42
3,253,992,000
2,979,208,315
91.56
17,682,550,000
14,899,796,314
84.26
7,768,968,000
7,409,542,421
95.37
85,338,919,000
19,054,834,791
22.33
5,475,135,000
2,075,401,900
37.91
3,515,839,000
3,097,325,034
88.10
1,665,876,000
1,525,667,600
91.58
3,017,761,000
1,829,275,550
60.62
6,108,330,000
5,213,285,386
85.35
14,701,462,000
9,657,108,051
65.69
8,924,866,000
6,908,363,700
77.41
1,648,960,000
1,617,980,300
98.12
5,273,396,000
4,534,543,975
85.99
1
04.1913
2
04.1913.001
3
04.1913.002
4
04.1913.004
5
04.1913.005
6
04.1913.006
7
04.1913.007
8
04.1913.010
9
04.1913.011
10
04.1913.012
11
04.1913.013
12
04.1913.014
13
04.1913.015
14
04.1913.016
15
04.1913.017
16
04.1913.994
Layanan Perkantoran
71,329,462,000
56,478,759,062
79.18
17
04.1913.997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
53,439,348,000
51,024,768,925
95.48
18
04.1913.998
Gedung/Bangunan
18,389,808,000
1,447,906,755
7.87
Jumlah alokasi pagu anggaran LEMIGAS untuk pelaksanaan kegiatan TA 2014 sebesar Rp. 311.281.303.000,- bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan PNBP sebagaimana tercantum pada Rencana Kerja Anggaran – Kementerian
viii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj IP 2014 Lembaga (RKA-KL). Realisasi pelaksanaan anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 193.291.507.239,- atau 62,10% dari jumlah pagu. Berdasarkan capaian kinerja (IKU) dan realisasi anggaran menunjukkan bahwa pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan di lingkungan LEMIGAS pada TA 2014 dapat berjalan baik. Pemantauan kinerja kegiatan dilaksanakan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara konsisten dan periodik semesteran melalui forum monitoring dan evaluasi. Hal tersebut dilaksanakan agar setiap kendala kegiatan dapat teridentifikasi lebih awal, sehingga antisipasi solusi untuk mengatasi kendala tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Langkah tersebut diharapkan dapat menjamin pelaksanaan kegiatan lebih terarah dan fokus sesuai dengan rencana strategis serta target IKU dan IKK yang telah ditetapkan pimpinan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
ix
DAFTAR ISI
LKj IP 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i i RINGKASAN EKSEKUTIF ..................................................................................................... iiiii DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 4xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................xiii 5 DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ 10 xix
xxi DAFTAR TABEL ................................................................................................................... 11 BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 141
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................................... 229 A. Perencanaan Strategis 2010 - 2014 ...................................................................... 229
12 B. Perjanjian Kinerja 2014 .......................................................................................... 25 15 BAB III LAPORAN KINERJA ............................................................................................... 28 A. Gambaran Umum Kinerja TA 2014 ........................................................................ 28 15
44 B. Capaian Indikator Kinerja Utama Litbang LEMIGAS ............................................. 57 C. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pendukung Litbang LEMIGAS .................... 138 125 BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 167 155
156 LAMPIRAN ......................................................................................................................... 168
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
xi
DAFTAR GAMBAR
LKj IP 2014
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Struktur Organisasi Kementerian ESDM ...................................................... 163
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Badan Litbang ESDM ................................................... 163
Gambar 1.3
Struktur Organisasi PPPTMGB “LEMIGAS” ................................................. 174
Gambar 3.1
Tahapan Program Kaji Ulang Wilayah Kerja Migas...................................... 32 19
Gambar 3.2
20 Contoh Peta Masukan Kebijakan ke Ditjen Migas ........................................ 33
Gambar 3.3
Roadmap Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas KTI ................. 34 21
Gambar 3.4
Lokasi Penelitian Tahun 2014-2018 ............................................................. 34 21
Gambar 3.5
21 Lokasi Mud Volcano Dengan Rembesan Gas .............................................. 34
Gambar 3.6
22 Hasil Analisis Laboratorium Biostratigrafi, Geokimia dan Sedimentologi ... 35
Gambar 3.7
Analisis Geokimia Terhadap Batuan Induk ................................................... 36 23
Gambar 3.8
23 Analisis Isotop Karbon Rembesan Gas ........................................................ 36
Gambar 3.9
Cadangan Terbukti Minyak Bumi dan Kondensat Indonesia (1966 –
27 2014) ............................................................................................................. 40 Gambar 3.10 Profil Produksi Minyak dan Kondensat Indonesia (1966 – 2013) ................. 40 27 Gambar 3.11 Cadangan Terbukti Gas Bumi Indonesia (1978 – 2014) .............................. 41 28 Gambar 3.12 Profil Produksi Gas Bumi Indonesia (1978 – 2013) ...................................... 41 28 Gambar 3.13 Peta Distribusi Cadangan Minyak Bumi Indonesia Status 01.01.2014 ........ 42 29 Gambar 3.14 Peta Distribusi Cadangan Gas Bumi Indonesia Status 01.01.2014 ............. 42 29 Gambar 3.15 Lapangan Eksisting Sumatera Selatan Untuk Dilakukan Optimasi
30 Produksi (RR > 20,000 MSTB) ..................................................................... 43 Gambar 3.16 Lapangan Eksisting Sumatera Selatan Untuk Dilakukan Optimasi
31 Produksi (10,000 < RR < 20,000 MSTB) ...................................................... 44 Gambar 3.17 Unit Pengolahan Oil Sludge dan Tanah Tercemar Minyak Dengan
37 Kapasitas Reaktor 1 ton................................................................................ 50 Gambar 3.18 Sistem SPBG di K/L ...................................................................................... 53 40 Gambar 3.19 Sensitivitas Harga BBG di MS, DS, MRU dan SPBG Online ....................... 54 41 Gambar 3.20 Process Flow Diagram MS di MPR/DPR/DPD ............................................. 54 41 Gambar 3.21 Process Flow Diagram DS di LEMIHAS/MABES TNI................................... 55 42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
xiii
DAFTAR GAMBAR
LKj IP 2014 Gambar 3.22 Process Flow Diagram MRU di KEMENKUMHAM/KEJAGUNG .................. 55 42
43 Gambar 3.23 Process Flow Diagram SPBG Online di KESDM/KEMENPERIN ................. 56 Gambar 3.24 Kurva
Pertumbuhan
Mikroalga
Nannochloropsis.sp
Berdasarkan
Kepadatan Sel Pada Photobioreaktor Sistem Terbuka (Raceway
48 Sirkular) ......................................................................................................... 61 Gambar 3.25 Kurva Pertumbuhan Mikroalga Nannochloropsis.sp..................................... 62 49 Gambar 3.26 Grafik Kadar Lemak Mikroalga Nannochloropsis.sp Setelah Dilakukan Variasi Penambahan HCO3 .......................................................................... 62 49 Gambar 3.27 Hasil Ekstraksi Minyak Mikroalga dengan Pra-Ekstraksi Menggunakan
51 Ultrasonik Melalui Variasi Rasio Air Dan Slurry Mikroalga ........................... 64 51 Gambar 3.28 Kadar Lipid Dengan Variasi Amplitudo dan Lama Kontak Ultrasonic........... 64 76 Gambar 3.29 Metodologi Penelitian.................................................................................... 89 77 Gambar 3.30 Kurva Produksi Volume Gas Metana Vs Waktu ........................................... 90 Gambar 3.31 Rangkaian Unit Monitoring Yang Telah di Rakit ........................................... 91 78
78 Gambar 3.32 Skema Pelaksanaan Uji IFO Test pada Sumur CBM ................................... 91 79 Gambar 3.33 Cadangan Minyak Indonesia ........................................................................ 92 Gambar 3.34 Bahan Baku Pembuatan Formula Surfaktan III.1 dan III.2 ........................... 93 80 Gambar 3.35 Tambahan Produksi Minyak Hasil Uji Core Flooding I, II, III, IV Dengan
81 Variasi Injeksi Bahan Kimia .......................................................................... 94 Gambar 3.36 Hasil Uji Fungsi Beban Tekan dan Tarik pada Sistim Angkat ...................... 95 82 Gambar 3.37 Bentuk Pulsa Eksitasi Pembangkit Ultrasonik Pada Lebar Pulsa 1 μs........ 97 84 Gambar 3.38 Bentuk Pulsa Eksitasi Pembangkit Ultrasonik Pada Lebar Pulsa 250 ns.... 97 84
85 Gambar 3.39 Sinyal Pada Transduser Dengan Medium Perantara Air ............................ 98 Gambar 3.40 Grafik Hasil Karakterisasi Sudut Rotasi Langkah Motor ............................... 99 86 Gambar 3.41 Unit Pengolahan Oil Sludge dan Tanah Tercemar Minyak Dengan Kapasitas Reaktor 1 Ton ............................................................................ 101 88
90 Gambar 3.42 Flow Chart ................................................................................................... 103 91 Gambar 3.43 Skema Aliran ............................................................................................... 104 Gambar 3.44 Membran Serat Berongga........................................................................... 104 91
92 Gambar 3.45 Unit removal ................................................................................................ 105
xiv
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
DAFTAR GAMBAR
LKj IP 2014 93 Gambar 3.46 Tempat Unit Skid Mounted Dilapangan ...................................................... 106 Gambar 3.47 Survei Detail Terhadap Setting Unit Skid Mounted dan Kelengkapannya . 106 93 Gambar 3.48 Pengaruh Waktu Reaksi Hidrogenasi Terhadap Yield Asam 12hidroksistearat Untuk Reaksi Hidrogenasi Asam Risinoleat Pada
96 Temperatur 200 oC dan Tekanan 2-3 Bar................................................... 109 Gambar 3.49 Pengaruh Temperatur Reaksi Hidrogenasi Asam Risinoleat Terhadap Yield Asam 12-hidroksistearat Untuk Reaksi Hidrogenasi Asam Risinoleat Pada Tekanan 2-3 Bar Selama 6 Jam ....................................... 109 96 Gambar 3.50 Distribusi Tegangan von Mises untuk kasus: (a) Tabung dengan Penambahan Lubang dan (b) Tanpa Penambanhan Lubang denga Ketebalan Total pada Rasio Ketebalan Komposit Fiber Glass : Fiber Carbon 40 : 60 dan 50 : 50 ......................................................................... 114 101 Gambar 3.51 Deformasi Total untuk kasus: (a) Tabung dengan Penambahan Lubang dan (b) Tanpa Penambanhan Lubang denga Ketebalan Total pada Rasio Ketebalan Komposit Fiber Glass : Fiber Carbon 40 : 60 dan 50 :
101 50 ................................................................................................................ 114 Gambar 3.52 Distribusi Tegangan von Mises untuk kasus: (a) Tabung Tanpa Liquid Trap (OD 210 mm); (b) Tabung dengan Liquid Trap (OD 210 mm) dan
101 (c) Tabung dengan Liquid Trap (OD 276 mm)............................................ 114 104 Gambar 3.53 Biobutanol Hasil Distilasi............................................................................. 117 Gambar 3.54 Diagram Konsep Dasar Inversi Seismik (Sukmono, 2000)......................... 118 105 Gambar 3.55 Diagram Berbagai Jenis Model Teknik Inversi Seismik (Sukmono, 1999) . 119 106 Gambar 3.56 Peta Basemap Lintasan Seismik ................................................................ 121 108 Gambar 3.57 Diagram Alir Analisis AI vs TOC ................................................................. 122 109
110 Gambar 3.58 Well To Seismic Tie Sumur Basilam Dengan Korelasi 0.878 ..................... 123 Gambar 3.59 Well To Seismic Tie Sumur Besitang Dengan Korelasi 0.585 .................... 123 110 Gambar 3.60 Jarak Sumur Terhadap Tras Seismik Disekitarnya .................................... 124 111 Gambar 3.61 Peta Struktur Kedalaman (Meter) Formasi Lower Baong ........................... 124 111
112 Gambar 3.62 Peta Struktur Kedalaman (Meter) Formasi Belumai ................................... 125 112 Gambar 3.63 Peta Struktur Kedalaman (Meter) Formasi Bampo..................................... 125 Gambar 3.64 Penampak Impedansi Akustik Pada Lintasan AR-83_SP01-28_SV Yang Dilalui Sumur Basilam-1.............................................................................. 127 114
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
xv
DAFTAR GAMBAR
LKj IP 2014 Gambar 3.65 Peta Penyebaran Impedansi Akustik Secara Lateral Dengan Range Nilai
114 AI 6000 - 9000 m/s*gr/cc ............................................................................ 127 Gambar 3.66 Peta Penyebaran Impedansi Akustik (b) Belumai dan
(a) Lower Baong
115 (c) Bampo ................................................................ 128
115 Gambar 3.67 Crossplot Antara AI dan TOC di Sumur Besitang....................................... 128 Gambar 3.68 Peta Penyebaran TOC Yang Diturunkan Dari AI (a) Lower Baong (b) Belumai dan (c) Bampo .............................................................................. 129 116 Gambar 3.69 (a) Pemodelan Distribusi Lithologi Secara Lateral (b) Disparitas
117 Frekuensi Formasi Lower Baong ................................................................ 130 Gambar 3.70 (a) Pemodelan Distribusi Lithologi Secara Lateral (b) Disparitas
117 Frekuensi Formasi Belumai ........................................................................ 130 Gambar 3.71 (a) Pemodelan Distribusi Lithologi Secara Lateral (b) Disparitas
118 Frekuensi Formasi Bampo .......................................................................... 131 Gambar 3.72 Distribusi PNS LEMIGAS Berdasarkan Pendidikan Per November 2014 .. 140 127 Gambar 3.73 Forum Perencanaan Kegiatan PPPTMGB “LEMIGAS” Tahun Anggaran
131 2015 ............................................................................................................ 144 132 Gambar 3.74 Narasumber Rapat Koordinasi Penyusunan RBA 2015 ............................. 145 Gambar 3.75 Dokumen RKA-K/L 2014 dan RBA 2015 .................................................... 145 132
133 Gambar 3.76 Tampilan Rekap Capaian Kinerja Per Unit Pada Aplikasi BSC LEMIGAS. 146 Gambar 3.77 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan
133 Monitoring Triwulanan, Laporan Kegiatan, dan LEMIGAS Report ............. 146 Gambar 3.78 Forum Evaluasi Hasil Kegiatan Semester I dan Semester II TA 2014
134 PPPTMGB “LEMIGAS” ............................................................................... 147 Gambar 3.79 Umpan balik kepuasan pelanggan 2014 .................................................... 150 137
138 Gambar 3.80 Pembuangan Limbah B3 dan Crude Oil Tahun 2014 ................................. 151 139 Gambar 3.81 Inhouse Training Penanganan Radiasi ....................................................... 152 Gambar 3.82 Penyegaran Internal Auditor ....................................................................... 153 140 Gambar 3.83 Sosialiasi Pengelola SMLK3 ....................................................................... 153 140
xvi
Gambar 3.1
143 Kunjungan Instansi/Lembaga Tahun 2014 ................................................. 156
Gambar 3.2
144 Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan Tahun 2014 ...................................... 157
Gambar 3.3
Tren Realisasi Penggunaan Jasa Teknologi Tahun 2010 - 2014............... 162 149
Gambar 3.4
151 Pagu dan realisasi per jenis belanja TA 2014 ............................................ 164
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
DAFTAR
LAMPIRAN
LKj IP 2014
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Judul Kegiatan Litbang TA 2014 ..................................................................156 168 Lampiran 2. Formulir Permohonan Usulan Paten Formulasi Surfaktan Berbasis MES Untuk Aplikasi EOR ......................................................................................158 170 Lampiran 3. Formulir Permohonan Usulan Paten Rancang Bangun Pilot Plant Adsorber Mercury Removal Untuk Gas Bumi ..............................................165 177 Lampiran 4. Formulir Permohonan Usulan Paten Alat Inspeksi Sumur Bawah Permukaan Ultrasonik (Ultrasonic Downhole Well Inspection) ....................171 183 Lampiran 5. Surat Pemberitahuan Dapat Diberikan Paten (Granted Paten) ...................175 187 Lampiran 6. Judul Kegiatan Litbang Keluaran Masukan Kebijakan.................................177 189 Lampiran 7. Judul Kegiatan Litbang Keluaran Rancang Bangun/Formula ......................178 190 Lampiran 8. Laporan Dokumen Perencanaan Kegiatan Pusat........................................179 191 Lampiran 9. Laporan Dokumen Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Pusat ......................179 191 Lampiran 10. Laporan Dokumen Pengelolaan Kegiatan Serta Sarana dan Prasarana Litbang..........................................................................................................179 191 Lampiran 11. Laporan Dokumen Pengelolaan Sistem Manajemen Mutu Pusat ...............179 191 Lampiran 12. Laporan Dokumen Pengelolaan Administrasi Umum dan Kepegawaian ....180 192 Lampiran 13. Laporan Dokumen Pengelolaan Administrasi Keuangan ............................181 193 Lampiran 14. Laporan Dokumen Pengelolaan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang ......182 194 Lampiran 15. Laporan Dokumen Pengelolaan Afiliasi Litbang ..........................................182 194 Lampiran 16. Perjanjian/Penetapan Kinerja Tahun Anggaran 2014..................................183 195 Lampiran 17. Judul Makalah Ilmiah Yang Telah Terpublikasikan......................................185 197 Lampiran 18. Perjanjian Kerja Sama 2014 ........................................................................188 200 Lampiran 19. Penyelenggaraan Pameran LEMIGAS TA 2014..........................................203 215 Lampiran 20. Pengadaan Bahan Pustaka Tahun 2014 .....................................................205 217
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
xvii
DAFTAR TABEL
LKj IP 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Indikator Keluaran Kegiatan T.A. 2014 .............................................................14 27
Tabel 3.1
Capaian Keluaran Kegiatan TA 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 .................16 29
Tabel 3.2
Cadangan Minyak dan Gas Bumi Indonesia Status 01.01.2014 ......................25 38
Tabel 3.3
Perkembangan Cadangan Minyak dan Gas Bumi Indonesia Status 01.01.2013 – 01.01.2014 ..................................................................................26 39
Tabel 3.4
Keekonomian Pembangunan Kilang Baru Pada Berbagai Pola Pembiayaan ..35 48
Tabel 3.5
Keekonomian Pembangunan Kilang Baru Dengan Memberikan Tax Holiday dan Tax Allowance ...............................................................................35 48
Tabel 3.6
Simulasi Laboratorium Terhadap Tanah Tercemar Minyak ..............................36 49
Tabel 3.7
49 Simulasi Laboratorium Dengan Sampel Dari Sludge Pond ..............................36
Tabel 3.8
50 Simulasi Laboratorium Dengan Sampel Dari Oil Bottom Tank .........................37
Tabel 3.9
Harga Perkiraan Sendiri Pembangunan SPBG di K/L ......................................40 53
Tabel 3.10 Judul Kegiatan Litbang Usulan Paten TA 2014 ................................................44 57 Tabel 3.11 Skenario Relokasi Market Gas Pipa Dari Ekspor ke Domestik ........................66 79 Tabel 3.12 Hasil Simulasi Dampak Terhadap Nasional......................................................67 80 Tabel 3.13 Analisis BCR Untuk Dampak 1 Tahun ..............................................................67 80 Tabel 3.14 Analisis BCR Untuk Dampak 10 Tahun ............................................................68 81 Tabel 3.15 Hasil Lapangan Gas Yang Dikaji ......................................................................69 82 Tabel 3.16 Analisis Keekonomian Pembangunan LPG Plant .............................................70 83 Tabel 3.17 Produksi Gas Metana........................................................................................76 89 Tabel 3.18 Hasil Pengujian Formula Surfaktan HME 881 ..................................................80 93 Tabel 3.19 Pertambahan Produksi Minyak Hasil Uji Core Flooding ...................................81 94
87 Tabel 3.20 Simulasi Laboratorium Terhadap Tanah Tercemar Minyak ............................ 100 Tabel 3.21 Simulasi Laboratorium Dengan Sampel Dari Sludge Pond ............................ 100 87 Tabel 3.22 Simulasi Laboratorium Dengan Sampel Dari Oil Bottom Tank ....................... 100 87
89 Tabel 3.23 Komposisi Dengan Selektivitas Ideal dan Permeabilitas ................................ 102
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
xix
DAFTAR TABEL
LKj IP 2014 89 Tabel 3.24 Variasi Dimensi Spinneret ............................................................................... 102 89 Tabel 3.25 Komposisi Larutan Polimer ............................................................................. 102 Tabel 3.26 Bilangan Iod Produk Asam 12-Hidroksistearat Hasil Hidrogenasi Pada Tekanan 2-3 Bar ............................................................................................. 110 97
98 Tabel 3.27 Rangkuman Uji Kinerja Motor Tempel di Laboratorium .................................. 111 99 Tabel 3.28 Rangkuman Uji Kinerja Motor Tempel di Perairan.......................................... 112 Tabel 3.29 Lintasan Seismik .............................................................................................107 120 Tabel 3.30 Data Rekaman Sumur.....................................................................................108 121 Tabel 3.31 Data TOC di Sumur Besitang..........................................................................108 121
118 Tabel 3.32 Luas Area dan Volume Pada Gas Window..................................................... 131 Tabel 3.33 Hasil Pengamatan Parameter Geokimia, Komposisi Mineral dan Nilai Indek Brittleness Dari Masing-Masing TAF DAN LAF ..............................................123 136 137 Tabel 3.34 Daftar Peta Sweet Spot Yang Dihasilkan Masing-Masing Sekuen.................124 Tabel 3.35 Besarnya Sumber Daya Shale Hydrocarbon (Shale Gas/Oil) ........................125 138 Tabel 3.36 Capaian
Kegiatan
Pengelolaan
dan
Pembinaan
Urusan
Bidang
Kepegawaian ..................................................................................................126 139 Tabel 3.37 Capaian Kinerja Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Umum ..............................................................................................................128 141
129 Tabel 3.38 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Operasional Pemeliharaan Perkantoran . 142 Tabel 3.39 Daftar Perbaikan Alat 2014 .............................................................................135 148 Tabel 3.40 Daftar Perawatan Alat 2014 ............................................................................135 148 Tabel 3.41 Realisasi Pekerjaan Kalibrasi Tahun 2014 .....................................................136 149 Tabel 3.42 Uji Kualitas Lingkungan Tahun 2014 ..............................................................138 151 Tabel 3.43 Daftar Alat Pelindung Diri Tahun 2014 ...........................................................139 152 Tabel 3.44 Daftar Prosedur Dokumen Sistem Manajemen LK3 .......................................140 153 Tabel 3.45 Daftar Sertifikasi dan Resertifikasi Peralatan/Perlengkapan Tahun 2014 ...... 141 154 Tabel 3.46 Jenis Layanan Jasa Teknologi Hulu 2014 ......................................................144 157 Tabel 3.47 Jenis Layanan Jasa Teknologi Hilir dan Kalibrasi 2014 .................................145 158 Tabel 3.48 Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Eksplorasi (dalam Rp.juta) ................................................................................................146 159
xx
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
DAFTAR TABEL
LKj IP 2014 Tabel 3.49 Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Eksploitasi (dalam Rp.juta) ................................................................................................146 159 Tabel 3.50 Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Proses (dalam Rp.juta) ............................................................................................................147 160 Tabel 3.51 Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Aplikasi Produk (dalam Rp.juta) ................................................................................................147 160 Tabel 3.52 Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Gas (dalam Rp.juta) ............................................................................................................148 161 Tabel 3.53 Potensi Maksimum Jastek BLU LEMIGAS 2010 – 2014 (dalam Rp. Juta) ....148 161 Tabel 3.54 Pendapatan Unit Satuan Kerja Pelaksana Jasa Teknologi Tahun 2014 ........149 162 Tabel 3.55 Jumlah Pekerjaan Layanan Jasa Teknologi 2010 – 2014 ..............................150 163 Tabel 3.56 Pengukuran Kinerja Keuangan Tahun 2014 Per Output ................................152 165 Tabel 3.57 Pengukuran Kinerja Keuangan Tahun 2014 Per Unit .....................................153 166
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014
BAB I PENDAHULUAN
LEMIGAS merupakan perwujudan keinginan pemerintah untuk membentuk suatu lembaga yang menghimpun pengetahuan teknik tentang minyak dan gas bumi yang dapat menyediakan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pengelolaan dan pengusahaan sumber daya alam minyak dan gas bumi sesuai Undang-Undang No. 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Pasal 2 yang berbunyi Segala bahan galian minyak dan gas bumi yang ada di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh Negara. Bunyi pasal tersebut merupakan penjabaran amanat Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada tahun 1977, LEMIGAS menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB “LEMIGAS”) dan berkedudukan sebagai satuan kerja instansi pemerintah di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Kemudian pada tahun 1984 menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB “LEMIGAS”) dan tetap bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Selanjutnya pada tahun 2001, LEMIGAS berkedudukan sebagai satuan kerja instansi pemerintah di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. LEMIGAS sebagai satuan kerja instansi pemerintah wajib menyusun laporan kinerja instansi pemerintah (LKjIP) sebagai pertanggungjawaban kinerja atas program kegiatan tahunan yang telah dilaksanakan sesuai amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Kinerja Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berkenaan dengan kewajiban tersebut, buku yang telah tersusun ini merupakan LKjIP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
1
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014 LEMIGAS TA 2014 dengan sistematika isi terdiri dari empat Bab, yaitu Bab Pendahuluan, Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 2014, Laporan Kinerja, dan Penutup. LEMIGAS merupakan Satuan Kerja Unit Eselon II berkedudukan di bawah Badan Litbang ESDM pada Kementerian ESDM yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral junto Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013. Struktur organisasi di bawah Kementerian ESDM terdiri atas Wakil Menteri dan 9 (sembilan) Unit Eselon I, yaitu Sekretariat Jenderal; Inspektorat Jenderal; Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi; Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan; Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara; Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi; Badan Geologi; Badan Litbang ESDM; dan Badan Diklat ESDM. Menteri ESDM juga dibantu oleh 5 (lima) Staf Ahli setingkat Eselon I, yaitu Staf Ahli Bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis; Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan; Staf Ahli Bidang Investasi dan Produksi; Staf Ahli Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup; dan Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Sosial Kemasyarakatan. Selain itu, Menteri ESDM juga dibantu oleh 3 (tiga) Unit Eselon II, yaitu Pusat Data dan Teknologi Informasi; Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara, dan Pusat Kominikasi Publik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1.
2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014
Gamba ar 1.1
Strukttur Organisasi Kementerian n ESDM
Strukttur organisasi di bawah Ba adan Litbang ESDM terdiri dari 5 (lima)) Unit Eselon II, yaitu Sekretarriat Badan; Pu usat Penelitian n dan Pengem mbangan Tekn nologi Minyak dan d Gas Bumi “LEMIGA AS”; Pusat Penelitian P dan n Pengemba angan Teknologi Ketenagalisttrikan, Energi Baru, Terba arukan dan K Konservasi En nergi; nelitian dan Pe n Teknologi Mineral dan Battubara; serta Pusat P Pusat Pen engembangan Penelitian dan Pengem a ditunjukkan pada mbangan Geollogi Kelautan sebagaimana Gambar 1.2.
Gambarr 1.2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
ur Organisasi Badan Litban g ESDM Struktu
3
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014 Struktur organisasi di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” terdiri dari 4 (empat) Unit Eselon III, yaitu Bagian Tata Usaha; Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Litbang; Bidang Program; serta Bidang Afiliasi dan Informasi. Masing-masing Unit Eselon III terdiri dari 2 (dua) Unit Eselon IV sebagai pelaksana program kegiatan. Di dalam struktur organisasinya, LEMIGAS juga terdapat 1 (satu) Kelompok Fungsional seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.3 yang terdiri dari 5 (lima) Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Teknologi (KPPPT) sesuai bidang keahlian, yaitu KPPPT Eksplorasi; KPPPT Eksploitasi, KPPPT Proses; KPPPT Aplikasi Produk; dan KPPPT Gas. Setiap KPPPT dipimpin oleh seorang Koordinator yang membawahi beberapa Kelompok Kerja yang masing-masing dipimpin oleh seorang Ketua. Organisasi dan Tata Kerja Kelompok Fungsional di lingkungan Badan Litbang ESDM ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Badan Litbang ESDM Nomor 230.K/73/BLB/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Pedoman Tata Kerja dan Hubungan antar Kewenangan pada Badan Litbang ESDM. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI “LEMIGAS” Bagian Tata Usaha Komite Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bidang Penyelenggara dan Sarana Penelitian dan Pengembangan
Subbidang Penyelenggara Penelitian dan Pengembangan
Subbagian Umum dan Kepegawaian
Bidang Program
Bidang Afiliasi dan Informasi
KPPP Teknologi Eksplorasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Aplikasi Produk
KPPP Teknologi Gas
Subbidang Penyiapan Rencana
Subbidang Afiliasi
Kelompok Evaluasi Lahan Migas
Kelompok Pemboran
Kelompok Teknologi Separasi
Kelompok Teknologi Separasi Gas
Kelompok Evaluasi Formasi
Kelompok Teknologi Konversi dan Katalis
Kelompok Bahan Bakar Minyak & Gas (BBMG)
Subbidang Analisis dan Evaluasi
Subbidang Informasi
Subbidang Sarana Penelitian dan Pengembangan
Kelompok Pencitraan Bawah Permukaan Kelompok Sistem Hidrokarbon Kelompok Sedimentologi Kelompok Stratigrafi Kelompok Penginderaan Jauh dan SIG
Gambar 1.3
4
Subbagian Keuangan
Kelompok Reservoir Kelompok Peningkatan Pengurasan Kelompok Produksi
Kelompok Analitik dan Kimia Terapan
Kelompok Teknologi Analisis Gas
Kelompok Pelumas
Kelompok Tekno Ekonomi
Unit LOBP
Kelompok Teknologi Pemanfaatan Gas
Kelompok Bioteknologi Kelompok Enginering dan Pemodelan
Kelompok Teknologi Transportasi Gas Bumi
Kelompok Teknologi Lingkungan
Struktur Organisasi PPPTMGB “LEMIGAS”
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014 Secara hirarki, LEMIGAS dalam menyusun Renstra dan kegiatan mengacu kepada Renstra Badan Litbang ESDM, serta Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Program Jangka Menegah (RPJM) Kementerian ESDM sesuai lingkup tugas dan fungsi sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral junto Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013. Kementerian ESDM mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang energi dan sumber daya mineral. Sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
tersebut,
Kementerian
ESDM
menyelenggarakan fungsi: x
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang energi dan sumber daya mineral;
x
Pengelolaan barang milik kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM;
x
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian ESDM;
x
Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian ESDM di daerah; dan
x
Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. Badan Litbang ESDM mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan
di
bidang
energi
dan
sumber
daya
mineral,
dengan
menyelenggarakan fungsi: x
Penyusunan
kebijakan
teknis,
rencana
dan
program
penelitian
dan
pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; x
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral;
x
Pemantauan,
evaluasi
dan
pelaporan
pelaksanaan
penelitian
dan
pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; x
Pelaksanaan administrasi badan penelitian dan pengembangan energi dan sumber daya mineral.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
5
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014 LEMIGAS mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta pelayanan jasa di bidang minyak dan gas bumi, dengan menyelenggarakan fungsi: x
Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, dan pengkajian survei di bidang minyak dan gas bumi;
x
Pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta pelayanan jasa, pengelolaan pengetahuan dan inovasi bidang minyak dan gas bumi;
x
Pemantauan,
evaluasi
dan
pelaporan
pelaksanaan
penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan teknologi, dan pengkajian di bidang minyak dan gas bumi; dan x
Pelaksanaan administrasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS". Selanjutnya, Unit Kerja di bawah LEMIGAS, yaitu Bagian Tata Usaha, Bidang
Penyelenggaraan dan Sarana Litbang, Bidang Program, Bidang Afiliasi dan Informasi, serta Kelompok Fungsional masing-masing mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, rumah tangga, ketatausahaan, dan keuangan dengan menyelenggarakan fungsi: x
Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, penataan organisasi, dan ketatalaksanaan; dan
x
Penatausahaan anggaran penerimaan dan belanja, pelaksanaan perubahan anggaran dan akuntansi keuangan, barang milik negara, perhitungan pelaksanaan anggaran serta penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan dan pengurusan kerugian negara. Bidang
Penyelenggaraan
dan
Sarana
Litbang,
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pengelolaan sarana teknis, pelayanan jasa penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei di bidang minyak dan gas bumi, dengan menyelenggarakan fungsi:
6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014 x
Penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan jasa penelitian,pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei di bidang minyak dan gas bumi; dan
x
Penyusunan standar, pedoman, dan kriteria teknis, serta pengelolaan sarana teknis penelitian, pengembangan, dan hasil perekayasaan teknologi di bidang minyak dan gas bumi. Bidang Program, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan
kebijakan teknis, rencana, program, anggaran serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei di bidang minyak dan gas bumi, dengan menyelenggarakan fungsi: x
Penyiapan bahan kebijakan teknis dan penyusunan rencana, program, anggaran, dan fasilitasi penilaian pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei, pengetahuan dan inovasi, serta standar, pedoman dan kriteria di bidang minyak dan gas bumi; dan
x
Penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta standar, pedoman dan kriteria di bidang minyak dan gas bumi. Bidang Afiliasi dan lnformasi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, dan pelaporan kerja sama, serta penyebarluasan informasi hasil penelitian, pengembangan perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei, serta pengelolaan hak kekayaan intelektual, pengetahuan dan inovasi di bidang minyak dan gas bumi, dengan menyelenggarakan fungsi: x
Penyiapan
bahan
pelaksanaan,
dan
penyusunan pelaporan
kebijakan
kerja
sama
teknis,
rencana,
penelitian,
program,
pengembangan,
perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei, serta pengelolaan hak kekayaan intelektual, pengetahuan dan inovasi di bidang minyak dan gas bumi; dan x
Penyiapan
bahan
penyusunan
kebijakan
teknis,
rencana,
program,
pelaksanaan penyebarluasan informasi hasil penelitian, pengembangan perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei di bidang migas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
7
BAB I
PENDAHULUAN
LKj IP 2014 Tugas dan fungsi KPPPT di lingkungan LEMIGAS ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Badan Litbang ESDM Nomor 230.K/73/BLB/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Pedoman Tata Kerja dan Hubungan antar Kewenangan pada Badan Litbang ESDM. KPPPT mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan serta memberikan pelayanan jasa litbang di bidang teknologi minyak dan gas bumi, dengan menyelenggarakan fungsi: x
Perumusan rencana strategis dan program penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian, perekayasaan di bidang minyak dan gas bumi;
x
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian, perekayasaan di bidang teknologi minyak dan gas bumi;
x
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penelitian di bidang minyak dan gas bumi;
x
Pemberian pelayanan jasa penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian,
perekayasaan
serta
informasi
di
bidang
penelitian
dan
pengembangan teknologi minyak dan gas bumi; x
Pengelolaan kerja sama penelitian dan pengembangan, penyelidikan, pengkajian, perekayasaan di bidang minyak dan gas bumi; dan
x
Evaluasi
pelaksanaan
penelitian
dan
pengembangan,
penyelidikan,
pengkajian, perekayasaan di bidang minyak dan gas bumi. KPPPT dalam melaksanakan tugas pelayanan jasa litbang maupun jasa teknologi bertujuan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dibutuhkan para pemangku kepentingan (stakeholders) atau pengguna jasa dengan tidak mengutamakan keuntungan. Pengguna jasa ini meliputi Instansi Pemerintah Pusat/Daerah,
BUMN/BUMD,
Perusahaan
Swasta
Nasional/Internasional,
Koperasi, dan masyarakat umum. Hasil penerimaan pelayanan jasa litbang dari para pengguna jasa atas pelayanan yang telah diberikan merupakan PNBP dengan mekanisme Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). Jenis pelayanan jasa litbang yang dapat diberikan oleh LEMIGAS, antara lain: jasa studi; jasa uji pengukuran dan/atau analisis laboratorium; jasa perbantuan tenaga ahli; dan jasa kerja sama pemanfaatan peralatan.
8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LKj IP 2014
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis 2010 - 2014 Renstra LEMIGAS tahun 2010-2014 telah menyusun program aksi dalam tiga kelompok program, yaitu program litbang, program non litbang, dan program pelayanan jasa teknologi. Program tersebut disusun sesuai lingkup tugas dan fungsi organisasi dan sejalan dengan Renstra Badan Litbang ESDM serta RPJP dan RPJM Kementerian ESDM. Tujuan dan sasaran pelaksanaan program aksi tersebut mengacu kepada visi dan misi organisasi, antara lain pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang minyak dan gas bumi, memberikan kontribusi atau masukan terhadap perumusan kebijakan pemerintah dalam pengusahaan dan pengelolaan subsektor minyak dan gas bumi, meningkatkan pelayanan jasa litbang kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) atau pengguna jasa di bidang hulu dan hilir minyak dan gas bumi.
1. Visi dan Misi LEMIGAS
dengan
mempertimbangkan
tugas
dan
fungsi
organisasi,
lingkungan dinamis dan perkembangan teknologi di bidang minyak dan gas bumi telah menetapkan visinya, yaitu Terwujudnya LEMIGAS sebagai lembaga litbang yang unggul, profesional, dan bertaraf internasional di bidang minyak dan gas bumi. x
Unggul dalam pengertian memiliki kelebihan dan mampu bersaing secara sehat dengan institusi di bidang sejenis. Semua kebijakan dan program LEMIGAS diarahkan untuk mewujudkan pusat keunggulan (center of
excellence)
melalui
pengembangan
program
litbang
unggulan,
pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitatif dan kualitatif, pengembangan sarana dan prasarana litbang yang modern, serta perbaikan berkelajutan terhadap standar sistem mutu. x
Profesional
dalam
pengertian
setiap
melaksanakan
tugas
selalu
berlandaskan pada prinsip-prinsip kompetensi, transparansi, akuntabel, etika
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LKj IP 2014 profesi, dan pelayanan prima. x
Bertaraf internasional dalam pengertian secara kelembagaan, standar sistem mutu dan produk yang dihasilkan dapat diterima dan diakui oleh masyarakat internasional. Untuk mencapai visi tersebut, LEMIGAS menjalankan misinya sebagai berikut:
x
Meningkatkan peran LEMIGAS dalam memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan
pemerintah
guna
meningkatkan
iklim
yang
kondusif
bagi
pengembangan industri minyak dan gas bumi; x
Meningkatkan kualitas jasa penelitian dan pengembangan untuk memberikan nilai tambah bagi para pelanggan atau pengguna; dan
x
Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan.
2. Tujuan dan Sasaran Sebagai penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 s.d 5 tahun ke depan, maka LEMIGAS menyusun tujuan strategis sebagai upaya untuk mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam rangka pencapaian visi dan misi dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Ada tiga tujuan strategis yang ingin dicapai LEMIGAS, yaitu: x
Meningkatnya peran dalam memberikan solusi bagi pengembangan Iptek di bidang minyak dan gas bumi,
x
Terwujudnya konstribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan subsektor minyak dan gas bumi;
x
Meningkatnya pelayanan jasa penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi. Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih rinci dari pernyataan visi dan
misi yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun melalui serangkaian program dan kebijakan yang dijabarkan dalam suatu rencana kinerja (performance plan) tahunan. Sasaran selama periode tahun 2010 - 2014 dijabarkan sebagai berikut: x
10
Terwujudnya kegiatan litbang unggulan, dengan indikator usulan paten/hak
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LKj IP 2014 cipta/litbang inovasi sebanyak 17 buah, laporan ilmiah sebanyak 204 buah, dan makalah ilmiah yang telah dipublikasikan sebanyak 80 buah; x
Terwujudnya konstribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM dengan indikator masukan/rekomendasi kebijakan sebanyak 68 buah;
x
Terwujudnya peningkatan pelayanan jasa litbang, dengan indikator jumlah realisasi PNBP sebesar Rp 322 miliar;
x
Terwujudnya sentra teknologi di bidang minyak dan gas bumi dengan indikator jumlah pilot plant dan demo plant atau rancangan/produk rancang bangun/formula/atlas penerapan teknologi unggulan bidang energi dan sumber daya mineral sebanyak 38 buah;
x
Terwujudnya
peningkatan
kapasitas
kelembagaan
dengan
indikator
terlaksananya program kegiatan non litbang. LEMIGAS perlu menjabarkan lebih lanjut rencana strategis tahun 2010-2014 berdasarkan sasaran kinerja dan indikator capaian yang telah ditentukan terhadap kriteria kinerja masing-masing unit.
3. Program dan Kebijakan Dalam mencapai sasaran strategis, LEMIGAS telah menetapkan kebijakan pelaksanaan program yang meliputi program litbang, program non litbang dan program pelayanan jasa litbang. Program kegiatan litbang dikelompokkan menjadi program litbang hulu dan hilir minyak dan gas bumi dengan masing-masing uraian program sebagai berikut: Litbang hulu migas terdiri dari 3 (tiga) program, yaitu: x
Penambahan sumber daya dan cadangan migas;
x
Pengembangan gas unconventional; dan
x
Peningkatan cadangan dan produksi migas. Litbang hilir migas terdiri dari 4 (empat) program, yaitu:
x
Pengembangan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya;
x
Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif;
x
Pengembangan teknologi penyimpanan, transportasi, dan pemanfaatan gas;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
11
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LKj IP 2014
x
Pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO2. Program pelayanan jasa litbang ditujukan untuk meningkatkan peran
LEMIGAS dalam memberikan solusi teknologi kepada industri minyak dan gas bumi melalui pelayanan jasa litbang atau jasa teknologi. Jenis-jenis pelayanan jasa litbang ini meliputi jasa uji pengukuran dan/atau analisis laboratorium, jasa konsultasi teknologi (studi atau kajian), perbantuan tenaga ahli, dan kerja sama pemanfaatan peralatan.
B. Perjanjian Kinerja 2014 Penetapan dan laporan akuntabilitas kinerja disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dituangkan dalam kontrak perjanjian kinerja (Lampiran 16). Pimpinan LEMIGAS selaku penanggungjawab kinerja telah menandatangani kontrak perjanjian kinerja dengan Kepala Badan Litbang ESDM selaku Kuasa Pangguna Anggaran (KPA) dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja keluaran utama. Perjanjian kinerja tersebut sebagai bentuk komitmen tanggungjawab kinerja LEMIGAS dalam melaksanakan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 2014. Secara hirarki setiap Pejabat atau Pegawai wajib menandatangani kontrak kinerja dengan atasan langsung sebagai dasar penilaian kinerja masing-masing Pejabat atau Pegawai. Perjanjian kinerja menggambarkan capaian kinerja kuantitatif yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah atau unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan Perjanjian Kinerja ini adalah: x
Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel;
x
12
Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LKj IP 2014
x
Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dengan pemberi amanah;
x
Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; dan
x
Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi aparatur. Rencana keluaran kegiatan tahunan sebagai penjabaran lebih lanjut dari
rencana strategis LEMIGAS yang disusun setiap tahun berdasarkan tahun anggaran berjalan. Rencana keluaran kegiatan tahunan menjabarkan target keluaran kegiatan yang harus dicapai pada tahun anggaran tersebut. Target keluaran kegiatan ini merepresentasikan nilai kuantitatif yang dilekatkan pada setiap indikator kegiatan, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan acuan bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilaksanakan setiap akhir tahun pelaksanaan. Rencana kinerja tahunan disajikan dalam dokumen rencana keluaran TA 2014 yang didalamnya tertuang target-target keluaran kegiatan. Target keluaran kegiatan TA 2014 yang disajikan dalam unit pelaksana teknis hulu dan hilir dapat dilihat secara rinci pada indikator keluaran kegiatan TA 2014. Indikator keluaran kegiatan yang digunakan adalah indikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact) Keseluruhan
kelompok
indikator
keluaran
kegiatan
tersebut
telah
dapat
dirumuskan, walaupun indikator manfaat dan dampak belum dapat diukur tingkat pencapaiannya dalam waktu singkat. Pada umumnya untuk dapat mengukur indikator manfaat dan dampak dari kegiatan litbang perlu pengamatan dalam waktu jangka panjang. Kelompok Indikator Kinerja Input meliput: dana dengan satuan rupiah; tenaga kerja/SDM dengan satuan orang; peralatan dan sarana prasarana. Kelompok Indikator Kinerja Keluaran Litbang yang digunakan, terdiri dari: usulan paten; makalah ilmiah; masukan/rekomendasi kebijakan; pilot/demo plant/formula/atlas; prospek sumber daya hidrokarbon migas (MMBOE). Sasaran kinerja kegiatan TA 2014 secara rinci berdasarkan indikator keluaran kegiatan per unit ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
13
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LKj IP 2014 Tabel 2.1 Indikator Keluaran Kegiatan T.A. 2014 KODE
PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT
JML OUTPUT
020.11.04 Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Usulan paten atau hak cipta atau usulan litbang 1913.001 inovatif 1913
1913.002 Makalah ilmiah yang telah dipublikasikan
17 Makalah
1913.004 Data teknis/ masukan/rekomendasi kebijakan
14 Buah
Rancang bangun/prototipe/ formula/ atlas minyak 1913.005 dan gas bumi/rekayasa penerapan teknologi unggulan Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) jasa 1913.006 teknologi
85.3 (Rp.milyar)
1913.010 Dokumen perencanaan kegiatan pusat
4 Laporan
1913.011 Dokumen evaluasi dan monitoring kegiatan pusat
2 Laporan
27 Buah
Dokumen pengelolaan kegiatan serta sarana dan prasarana litbang Dokumen pengelolaan sistem manajemen mutu 1913.013 pusat Dokumen pengelolaan administrasi umum dan 1913.014 kepegawaian
13 Laporan
1913.015 Dokumen pengelolaan administrasi keuangan
15 Laporan
1913.012
1913.016
Dokumen pengelolaan informasi dan publikasi hasil litbang
1913.017 Dokumen pengelolaan afiliasi litbang 1913.994 Layanan perkantoran
14
6 Buah
1 Laporan
23 Laporan
8 Laporan 4 Laporan 12 Bulan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
BAB III LAPORAN KINERJA
Secara umum sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam rencana strategis LEMIGAS telah dijabarkan dalam rencana kinerja TA 2014 secara baik dan terukur. Sasaran strategis yang telah ditetapkan secara umum telah tercapai sesuai dengan target indikator kegiatan sebagaimana kesesuaian capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditetapkan oleh Badan Litbang ESDM. Dengan kata lain, kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dan dicapai dengan baik. Pada bab ini dibahas hal yang terkait dengan capaian dan evaluasi kinerja kegiatan. Evaluasi kinerja kegiatan menguraikan tentang keberhasilan, kegagalan, hambatan atau kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipasi sebagai masukan untuk kegiatan pada waktu akan datang. Pengukuran tingkat capaian dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan capaian keluaran pada periode tahun sebelumnya.
A. Gambaran Umum Kinerja TA 2014 Indikator yang digunakan untuk mengetahui pencapaian kinerja setiap kegiatan berdasarkan keluaran yang telah dicapai diacu terhadap kontrak kinerja yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang ESDM dengan Kepala PPPTMGB “LEMIGAS” (Lampiran 16). Secara keseluruhan capaian indikator yang telah dilaksanakan LEMIGAS pada tahun 2010-2014 ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
15
16
Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan subsektor Migas
Terwujudnya programprogram litbang unggulan
SASARAN STRATEGIS
Jumlah Laporan Ilmiah Jumlah makalah ilmiah dipublikasikan pada jurnal terakreditasi Jumlah usulan paten, hak cipta, dan litbang inovasi Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi Prospek Sumber Daya Migas Jumlah Usulan Masukan/Reko mendasi Kebijakan/Regu lasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional
INDIKATOR KINERJA
Usulan/ Rancangan 9
-
2
63
54
R
5
763
2010
400
-
Peta/ Atlas
MMBOE
6
15
Makalah
Usulan
47
T
Laporan
SATUAN
21
450
-
3
22
51
T
-
3
50
54
R
16
2.642
2011
9
2.642
-
1
12
35
T
-
3
28
35
R
9
49.771
2012
15
700
1
1
14
40
T
4
4
21
43
R
14
3.729
2013
Tabel 3.1 Capaian Keluaran Kegiatan TA 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014
14
2.500
17
6
17
31
T
19
5.887
10
8
39
39
R
2014
136
235
59
133
229
126
%
BAB III LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
PPPTMGB LEMIGAS
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Jumlah Pilot Plant/Prototype/ Demo Plant atau Rancangan/ Rancang Bangun/ Formula Indeks kepuasan pelanggan atas layanan jasa teknologi di bidang penelitian dan pengembangan Migas
Indonesia (RSNI)
INDIKATOR KINERJA
T = Target R = Realisasi
Catatan:
Terwujudnya peningkatan jasa teknologi
Terwujudnya sentra teknologi di bidang Migas
SASARAN STRATEGIS
43
-
%
Miliar Rp.
3
T
Pilot Plant/ Prototype/ Demo Plant
SATUAN
2010
37
-
3
R
54
-
6
T
2011
46
-
6
R
62
95
10
T
2012
44
85
10
R
78
95
9
T
2013
69
93
11
R
85.3
95
10
T
58
98
12
R
2014
68
103
120
%
BAB III LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
17
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Pada TA 2014 jumlah kegiatan litbang yang telah disetujui sebanyak 32 dengan distribusi 31 kegiatan litbang dan 1 kegiatan sosialisasi hasil litbang Aplikasi Pemanfaatan DME sebagai Bahan Bakar Industri Kecil (Lampiran 1). Dari 32 kegiatan litbang, 7 kegiatan menjadi litbang unggulan prioritas yang terdiri dari: Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas; Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia; Evaluasi Produksi Lapangan Existing dan Inventarisasi Cadangan Migas Indonesia Status 1 Januari 2014; Evaluasi Bersama Pengembangan Kilang BBM dan Petrokimia di Indonesia; Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas; Evaluasi
Bersama
Percepatan
Konversi
BBM
Bersubsidi
ke
BBG
di
Kementerian/Lembaga; dan Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota. Berikut penjelasan singkat terkait kegiatan litbang yang menjadi unggulan di LEMIGAS TA 2014.
1. Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas Wilayah Kerja (WK) Baru Migas dari tahun ke tahun mengalami penurunan hal ini ditunjukkan oleh jumlah Blok yang perkembangannya sangat lambat dan berakibat terhadap cadangan migas di Indonesia. Kondisi ini memaksa kita dari Exportir menjadi net Importir. Keadaan ini tentu harus disikapi dengan melakukan evaluasi geoscience terhadap Blok-blok WK yang masih terbuka, baik yang belum laku atau yang tidak jadi diambil walaupun sudah dilaksanakan studi bersama antara Investor dan Ditjen Migas. Evaluasi bersama kaji ulang data wilayah kerja (WK) migas dilakukan untuk meningkatkan Kualitas Informasi tentang Wilayah Kerja Migas yang masih terbuka, dalam rangka memberikan informasi yang lebih akurat dan menarik tentang potensi migas pada wilayah kerja migas yang akan ditawarkan, sehingga akan diminati oleh investor, yang pada akhirnya akan menambah devisa Lokasi Kaji Ulang berada di 10 wilayah kerja migas meliputi Blok Situbondo, North Bali III, North Bone, Buton-III, Tarakan-II, Morowali, Blok Rote II, West Timor, West Abadi dan West Aru. Konsep dan metodologi dalam upaya kaji ulang ini adalah melakukan identifikasi permasalahan aspek sistem hidrokarbon dilakukan dengan kegiatan
18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
men teknis pe enawaran WK K migas yang telah ada, se eperti review terrhadap dokum informasi aspek poten nsi batuan in nduk, batuan n reservoir, b batuan penud dung, mekanism me pemerangkkapan, kemata angan dan pro oses migrasi, serta ketersed diaan data geosscience yang g terdapat di WK migas yang ditaw warkan selanju utnya dilakukan analisis kualitatif dan ku uantitatif petro oleum system m, analisis po otensi
n konsep playy model dalam m pelaksanaan n eksplorasi migas m sumberdaya migas dan omendasi. Ha asil kaji ulang diperkaya de engan pada massing-masing bllok, serta reko studi pustaka dan tinja auan data geo ologi dan geo ofisika guna m mengetahui ko ondisi egional dan ke emungkinan potensi p migas s disekitar are ea blok eksplo orasi. geologi re Tahapan pelaksanaann p ya sebagai be erikut:
gram Kaji Ulan ng Wilayah Ke erja Migas Gambar 3.1 Tahapan Prog
Hasil evaluasi berssama Kaji Ullang WK Mig gas terhadap 10 Wilayah Kerja Migas yan ng masih terbu ategorikan dalam tiga kateg gori yakni (1) North uka dapat dika Bali III sud dah menjadi W a pertengahan n Kaji ulang; ((2) Tiga WK masih m WK baru pada bisa ditaw warkan dengan ahan data dan n perubahan lokasi n catatan adanya penamba yakni Situbondo, Rote II dan West Timor serta ; (3) Enam Blo ok WK tidak layak T ditawarkan n yakni Blok M akan II, Blok Buton B III, Nortth Bone, South Aru Morowali, Tara dan Westt Abadi. Keen nam WK Migas
tersebut tidak banyakk mempunyai data
seismik da an tidak dapatt dihitung Sum mberdayanya. Kegiatan ini menghasilkan n dua makalah dan d masukan kkebijakan ke Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bum mi. D
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
19
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.2 Contoh Pe eta Masukan Kebijakan K ke D Ditjen Migas
2. Evalu uasi Bersam ma Intensifika asi Eksplora asi Migas di Kawasan Timur T Indon nesia Secarra umum kegiatan ini dirancang mengus sung konsep kkemitraan stra ategis (strategic partnership) yaitu dengan n melibatkan pemangku ke epentingan biidang hulu migass. Kegiatan in an berlangsung selama 5 ta ahun untuk 1 lokasi ni direncanaka penelitian sesuai roadm mbar 3.3. Gagasan atau kkonsep kegiata an ini map pada Gam n tahun 2013, yang selanjuttnya diikuti de engan pemiliha an lokasi pene elitian dicetuskan melalui forrum FGD, dan mo, Papua se ebagai lokasi tahun t n terpilih Daerrah Mamberam 2014. Keg giatan tahun 2014 adalah h akuisisi, pro rocessing dan n interpretasi data seismik, yang y dilanjutka otensi an studi G&G tahun 2015 untuk menenttukan area po dan meng ghitung sumbe ahun 2016 mengusulkan w wilayah kerja ke k DJ er dayanya. Ta Migas un ntuk selanjutn stri dalam h hal ini Perta amina nya ditawarkkan ke indus (mekanism me direct offer evaluasi penen ntuan er). Tahun 2017, Pertamina melakukan e
drilling pro ospect dan pe boran. Pembo oran lokasi pen nelitian dihara apkan ersiapan pemb terlaksana a pada tahun 2018 untuk membuktikan n keberadaan n cadangan migas m baru.
20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 pan kegiatan survei G&G tahun t Kegiatan 2014 lebiih diarahkan pada persiap
asi, pemilihan lokasi survei 2015-2018, 2 su urvei pendahu uluan, 2015, meliputi: sosialisa an revisi keran ngka acuan kerja dan renccana anggaran n dan analisis laboratorium da 5. kegiatan 20 014 lebih diarahkan pada p persiapan keg giatan biaya survvei G&G 2015 survei G& &G tahun 2015 5, meliputi: so osialisasi, pem milihan lokasi survei 2015-2 2018, survei pen ndahuluan, an nalisis laborattorium dan re evisi kerangka a acuan kerja a dan rencana anggaran dan b biaya survei G&G G 2015.
Gam mbar 3.3 Road dmap Evaluasi Bersama Inte ensifikasi Ekssplorasi Migas KTI Lokassi survei di sekitar Kassonaweja, Mamberamo M d dengan mem mbuat penampan ng terukur d bilan percontto batuan (G Gambar 3.4) dan dan pengamb rembesan gas (Gamba gamatan lapa angan menun njukan kebera adaan ar 3.5). Peng eservoir, tudun ng dan perang gkap. elemen sisstem petroleu um seperti battuan induk, re Analisis laboratorium me g diperoleh di lapangan. engkonfirmasi temuan yang
Gambar 3.4 Lokasi Pe un enelitian Tahu 2014-201 18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
Gamb bar 3.5 Lokassi Mud Volcan no Dengan Rembesan n Gas
21
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 an yang tersingkap memp punyai litologi bervariasi a antara lain se erpih, Batua batulempu ung, batupasirr, batubara de engan umur be erkisar dari Miiosen Awal sa ampai Pliosen, diinterpretasika d an sebagai Formasi F Mam mberamo, teru utama bagian atas (Anggota C dan D). B Batuan induk memperlihatk kan kualitas b baik dengan TOC
anya saja tingkat kematang gannya relatif rendah. Bebe erapa umumnya di atas 1, ha hatkan nilai porositasnya rrelatif rendah (3,5batupasir yang dianalissis memperlih oir ini cukup lumayan (G Gambar 3.6). Ada 5,5), messkipun untuk gas, reservo beberapa batupasir yan ng diduga seb bagai reservoir baik yang m masih memerlukan boratorium. analisis lab
Gam mbar 3.6 Hassil Analisis La aboratorium Biostratigrafi, G Geokimia dan Sed dimentologi Analissis
geokimia
terhadap
serpih s
Anggota
C
Form masi
Mambe eramo
menunjuka an sebagai b e kerogen III dan jika ma atang batuan induk memiliki tipe cenderung g menghasilka d Gam mbar 3.7. an gas (gas prrone) seperti ditunjukan Analissis isotop ka ap rembesan gas yang kkeluar bersam maan arbon terhada dengan mud m volcano m gkinan gas m erupakan biogenik menunjukan bahwa kemung atau camp puran biogenikk dan termoge enik (Gambar 3.8).
22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gamba ar 3.7 Analisis Geokimia Terhadap Batuan Induk
Gambar 3.8 Analiisis Isotop Karrbon Rembesa an Gas Secarra
keseluruh han
dapat
disimpulkan
bahwa
d daerah
pene elitian
memperlih hatkan kebera n sistem petro oleum yang ccukup menjan njikan adaan elemen pada Form masi Mambera (Anggota a C dan D). H Hanya saja tin ngkat amo bagian atas a kematanga annya relatif rrendah. Oleh karena itu, perrlu mengekspllorasi formasi yang k lebih tua (Formasi ( Mam asi Makats) untuk mendapa atkan mberamo bawah dan Forma kematanga an termal me u dilakukan u untuk mempe eroleh emadai. Survvei G&G perlu gambaran bawah permu gga diketahui sejarah s pembe entukan cekun ngan, ukaan, sehing identifikasi dalaman se en lokal, pem mbentukan dan n pemerangk kapan ebagai kitche on. hidrokarbo
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
23
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
3. Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 1 Januari 2014 Minyak dan Gas Bumi (Migas) merupakan sumber energi yang sangat strategis, dan masih sebagai tumpuan utama penerimaan negara.
Migas
merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. Kondisi saat ini produksi minyak terus menurun sementara laju konsumsi dalam negeri terus bertambah, hal ini menyebabkan peningkatan impor minyak mentah dan BBM. Potensi gas bumi yang besar ternyata belum menghasilkan peningkatan konsumsi dalam negeri yang memadai, disebabkan oleh belum tersedianya infrastruktur yang dibutuhkan. Memonitor perkembangan atau perubahan cadangan Migas dari lapangan lama maupun baru sangat diperlukan dalam kegiatan evaluasi cadangan Migas setiap waktu. Evaluasi produksi lapangan eksisting dan Inventarisasi data Migas seluruh Indonesia yang terkini sangat diperlukan oleh Pemerintah guna memutuskan dan melaksanakan kebijakan nasional di bidang Minyak dan Gas Bumi. Laporan Data Cadangan Migas Indonesia status 1 Januari 2014 disusun sebagai upaya mendukung Pemerintah dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Hulu Migas, Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum Energi Nasional dan mengenai Undang-Undang No. 32 tahun 2004 mengenai Pemerintah Daerah dan khususnya Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Pemerintah dalam hal ini sangat memerlukan informasi mengenai penyebaran cadangan serta besarnya produksi Migas pada masing-masing daerah kabupaten atau kota seluruh Indonesia, dengan demikian akan dapat diketahui daerah penghasil migas, yang pada akhirnya akan dapat ditentukan besarnya penghasilan dari sub-sektor migas yang harus dialokasikan kepada masing-masing daerah penghasil. Buku laporan Inventarisasi Data Cadangan Minyak dan Gas Bumi Indonesia dimulai sejak tahun 1993 sampai sekarang, yang disusun berdasarkan laporan cadangan dari semua lapangan Migas yang bekerjasama dengan SKKMIGAS , PT. PERTAMINA EP dan DITJEN MIGAS yang dikelola oleh Kontraktor Asing, Kontraktor Nasional, maupun Pertamina (own operation), berdasarkan atas dua klasifikasi utama yaitu Cadangan Terbukti (Proven Reserves) dan Cadangan
24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Potensial, dimana klasifikasi Cadangan Potensial adalah Cadangan Mungkin (Probable Reserves) dan Cadangan Harapan (Possible Reserves). Klasifikasi Cadangan Terbukti dan Potensial tersebut, lebih lanjut dibedakan atas dua kategori, yaitu cadangan dari lapangan yang sudah berproduksi dan lapangan yang belum berproduksi. Dalam buku laporan Cadangan Minyak dan Gas Bumi per Daerah Propinsi dan Kabupaten atau Kota status 1 Januari 2014 yang berstatus terbukti dan potensial tercatat ada 985 lapangan/struktur, yang terdiri dari 789 lapangan sudah berproduksi dan 196 lapangan belum berproduksi. Lapangan baru yang ditemukan selama tahun 2013 adalah sebanyak 19 lapangan/struktur, baik yang sudah berproduksi maupun yang baru ditemukan terdistribusi ke dalam 62 Daerah Kabupaten atau Kota pada 18 Daerah Propinsi dan Pusat. Jumlah Kontarktor sebagai operator di Indonesia tercatat tercatat 57 Production Sharing Contract (PSC), 10 Kontraktor JOB-PSC, 5 Asset Pertamina EP, 26 KSO, dan
26
Technical Assistance Contract (TAC). Data Cadangan Minyak dan Gas Bumi Indonesia status 1 Januari 2014 seperti terlihat pada Tabel 3.2, berupa Cadangan Minyak+Kondensat Terbukti (P1) sebesar 3,624.3 MMSTB, sedangkan Cadangan Potensial Minyak+Kondensat terdiri dari Cadangan Mungkin (P2) sebesar 1,951.1 MMSTB dan Cadangan Harapan (P3) sebesar 1,799.7 MMSTB. Untuk Cadangan Gas Bumi Terbukti (P1) sebesar 100.3 TSCF, sedangkan Cadangan Potensial Gas Bumi terdiri dari Cadangan Mungkin (P2) sebesar 24.6 TSCF dan Cadangan Harapan (P3) sebesar 24.5 TSCF. Produksi Minyak pada tahun 2013 sebesar 292.1 MMSTB dan Produksi Gas Bumi sebesar 2,855.7 BSCF. Tabel 3.2 Cadangan Minyak dan Gas Bumi Indonesia Status 01.01.2014 CADANGAN MINYAK + KONDESAT, MMSTB GAS BUMI, BSCF
TERBUKTI (P1)
MUNGKIN (P2)
HARAPAN (P3)
TOTAL CADANGAN
PRODUKSI
3,624.3
1,951.1
1,799.7
7,375.1
292.1
100,255.6
24,554.9
24,488.0
149,298.5
2,855.7
Pembagian persentase berdasarkan klasifikasi Cadangan Terbukti (P1), Cadangan Mungkin (P2) dan Cadangan Harapan (P3) terhadap total Cadangan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
25
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Minyak dan Gas Bumi Indonesia pada status 01.01.2014, menunjukkan bahwa Cadangan Minyak+Kondensat Terbukti (P1) sebesar 49.1%, Cadangan Mungkin (P2) sebesar 26.5% dan Cadangan Harapan (P3) sebesar 24.4%. sedangkan untuk Cadangan Gas Bumi Terbukti (P1) sebesar 67.2%, Cadangan Mungkin (P2) sebesar 16.4% dan Cadangan Harapan (P3) sebesar 16.4%. Setiap tahun Cadangan Minyak dan Bumi selalu mengalami perubahan, dan perubahan tersebut disebabkan oleh: x
Perubahan status suatu lapangan, dengan telah dimulainya produksi pada lapangan tersebut;
x
Adanya perhitungan ulang dengan adanya pengeboran-pengeboran baru, ataupun oleh adanya data penunjang baru yang lain;
x
Ditemukannya lapangan-lapangan baru atau lapangan-lapangan yang baru dilaporkan data cadangannya;
x
Adanya studi-studi atau analisa-analisa baru yang dilakukan. Dari Tabel 3.3 menunjukkan pada tahun 2014 Cadangan Minyak+Kondensat
Terbukti (P1) mengalami penurunan sebesar 1.85%, sedangkan Cadangan Potensial Minyak+Kondensat yaitu Cadangan Mungkin (P2) mengalami penurunan sebesar 1.84% dan Cadangan Harapan (P3) sebesar 3.73%. Untuk Cadangan Gas Bumi terbukti (P1) juga mengalami penurunan sebesar 1.26%, sedangkan Cadangan Potensial Gas Bumi yaitu Cadangan Mungkin (P2) mengalami penurunan sebesar 1.27%, akan tetapi Cadangan Harapan (P3) justru mengalami kenaikan sebesar 2.07%. Tabel 3.3 Perkembangan Cadangan Minyak dan Gas Bumi Indonesia Status 01.01.2013 – 01.01.2014 CADANGAN MINYAK + KONDESAT, MMSTB PERSENTASE PERUBAHAN GAS BUMI, BSCF PERSENTASE PERUBAHAN
STATUS 01.01.2013 01.01.2014 01.01.2013 01.01.2014
TERBUKTI MUNGKIN HARAPAN (P1) (P2) (P3) 3,692.5 3,624.3 -1.85% 101,538.4 100,255.6 -1.26%
1,987.7 1,951.1 -1.84% 24,871.1 24,554.9 -1.27%
1,869.6 1,799.7 -3.74% 23,992.0 24,488.0 2.07%
Terlihat pada Gambar 3.9 dan Gambar 3.10, menunjukkan Cadangan Terbukti Minyak+Kondensat Indonesia dan profil Produksi Minyak+Kondensat Indonesia.
26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 an pada Gam mbar 3.11 dan Gambar 3.12 menun njukkan Cada angan Sedangka Terbukti Gas G Bumi Indonesia dan profil p Produksii Gas Bumi In ndonesia. Ga ambar 3.13 dan Gambar G 3.14 menunjukkan peta distribus si Cadangan M Minyak+Konde ensat dan Gas Bumi B Indonesia 14. a pada status 1 Januari 201
Ga ambar 3.9 Ca adangan Terb bukti Minyak Bumi dan K Kondensat Ind donesia (1966 6 – 2014)
Gambar 3.10 Profil P ensat Indonessia (1966 – 2013) Produksi Minyyak dan Konde
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
27
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.11 C G Cadangan Terrbukti Gas Bum mi Indonesia ((1978 – 2014)
Gambar 3.12 Profil Produksi Gas Bum mi Indonesia (1 1978 – 2013)
28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gam mbar 3.13 Peta a Distribusi Cadangan Miny yak Bumi Indo onesia Status 01.0 01.2014
Gam mbar 3.14 Peta Ga as Bumi Indo onesia Status a Distribusi Cadangan C 01.0 01.2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
29
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
an produksi minyak lapanga an-lapangan e eksisting Sum matera Potensi peningkata m cukup ttinggi, yang diindikasikan d dengan d tingka at laju pengurrasan Selatan masih pada tahun 2014 yang rrendah hanya a sekitar 1.4% jauh dibawah h rata-rata nas sional elatan jika ditiingkatkan Reccovery Factorr (RF) sebesar 8%. Lapangan Sumatera Se 0% akan mem mpunyai poten nsi EOR sebes sar 2,956 MM MSTB (Lampira an-9). sebesar 60 Lapangan Sumatera S Selatan denga an cadangan lebih besar 10,000 MSTB B jika dilakukan optimasi prod duksi dengan tingkat laju pengurasan p se ebesar 8.0%, akan an potensi peningkatan produksi minyak sebesar 19.24 4 MMSTB. memberika Lapan ngan-lapangan n minyak Su umatera Sela atan yang m masih mempunyai potensi un ntuk peningka atan produksi berdasarkan cadangan minyak tersisa lebih besar 20,0 000 MSTB ad dalah lapanga an Gunung Kemala, Jirak, Limau Timurr Q51 dan Talang Akar/Pendo opo, bahwa lapangan-lapan ngan tersebut masih mempunyai
n yang renda ah berkisar 0.2 – 0.9%, se eperti terlihat pada tingkat laju pengurasan 3 Sedangkkan lapangan--lapangan min nyak Sumaterra Selatan de engan Gambar 3.15. cadangan minyak tersissa dibawah 20 0,000 MSTB sa ampai 10,000 MSTB ditunju ukkan mbar 3.16. pada Gam
Gambar 3.15 Lapa a Selatan Untuk Dilakukan angan Eksisting Sumatera Optim 0 MSTB) masi Produksi (RR > 20,000
30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.16 Lapa angan Eksisting Sumatera a Selatan Untuk Dilakukan Optim masi Produksi (10,000 < RR R < 20,000 MS STB)
4. Evalu uasi Bersam ma Pengemb bangan Kila ang BBM da an Petrokimia di Indon nesia Pasokkan bahan ba akar minyak (B BBM) yang cu ukup dan tida ak rentan terh hadap kelangkaa an merupakan wujud ketaha anan energi ya ang sangat pe enting di negarra ini. Namun, sa aat ini, terdapat perbedaan yang sangat besar antara pasokan BBM M dari kilang dala am negeri da an kebutuhan BBM nasiona al. Untuk mem menuhi kebuttuhan dalam neg geri, Indonesia a memerlukan n impor BBM yang y sangat b besar, yaitu se ekitar 33,63 juta a kilo liter atau sekitar 580 ribu bare el per hari (bph). Di sam mping 5 menimbulkkan beban fiskal yang besar, volu ume impor yyang tinggi juga menyebab bkan nilai tu ang selanjutn nya menyeba abkan ukar rupiah melemah, ya peningkata an harga BBM si rupiah dan beban lebih berat M impor dalam denominas pada APB BN. Impor BB an terhadap b berbagai isu yang BM yang bessar juga renta berpengarruh kepada ketahanan energi nasion nal seperti kkelangkaan BBM, e kerusakan n kilang dalam awanan terseb but juga diman nfaatkan oleh para m negeri. Kera
trader min nyak, dimana semakin bessar isu-isu terrsebut semakkin meningkat pula harga BBM M impor. Situassi tersebut dissebabkan terutama oleh ren ndahnya kapa asitas kilang dalam d negeri ya ang hanya sekitar 1,16 juta bph bahan b baku minyak me entah. Ketergantu ungan
pada
BBM
g yang
sangat
tiinggi
mendo orong
Pemerrintah
memberika an prioritas kepada dive ersifikasi energi. Namun, sampai saa at ini
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
31
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 diversifikasi energi belum berjalan secara optimal. Oleh karena itu, pembangunan kilang baru menjadi sangat prioritas guna memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia yang semakin besar. Untuk Indonesia, apabila tidak ada pengembangan kilang dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2025, maka defisit BBM hasil olahan dalam negeri akan menjadi 1,293 juta bph, artinya akan diperlukan tambahan kapasitas kilang kumulatif sekitar 1500 ribu bph atau setara dengan 5 (lima) kilang minyak masingmasing dengan kapasitas 300 ribu bph. Selain itu, dengan kapasitas kilang Pertamina sebesar hanya sekitar 1,16 juta bph, rasio kapasitas kilang di Indonesia saat ini terhadap jumlah penduduk hanya sekitar 0,775 liter/tahun/orang, jauh lebih rendah dari negara-negara Asia lainnya. Pembangunan kilang baru dengan kapasitas 300 ribu bph memerlukan investasi sebesar US$ 7,855 miliar atau setara dengan Rp. 94,26 triliun. Ada tiga skenario pola pembiayaan pembangunan kilang baru, yaitu, pembiayaan sepenuhnya oleh pemerintah, pembiayaan melalui kerja sama pemerintah dan Swasta (KPS), dan pembiayaan sepenuhnya oleh swasta. Selain itu, pada pola pembiayaan KPS dan swasta diberikan Insentif berupa tax holiday dan tax
allowance. Keuntungan yang diperoleh dari pembangunan kilang baru melalui pola pembiayaan Pemerintah menghasilkan IRR sekitar 8,36%, melalui pembiayaan swasta menghasilkan IRR sekitar 6,23% dan melalui pembiayaan KPS menghasilkan IRR sekitar 9,65%. Keuntungan yang diperoleh oleh pembiayaan KPS dan Swasta akan bertambah seiring diberikannya Insentif oleh Pemerintah. Peningkatan IRR setelah pemberian insentif, untuk pembiayaan swasta akan meningkat menjadi 7%, sedangkan pola KPS menigkat dari 10 – 12%. Kenaikan IRR ini diakibatkan oleh 70% equity merupakan dana pemerintah sehingga suku bunga bank menjadi BI rate yang diasumsikan sebesar 7,5%. Meskipun demikian, kemungkinan pelaksanaan pendanaan secara KPS akan memerlukan proses dan waktu cukup panjang. Pembiayaan oleh pemerintah seluruhnya dapat memberikan IRR 8,4 %, hal ini akan menarik apabila Pemerintah dapat menjual obligasi valas atau suku
32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 valas/obligasi syariah yang dimasa lalu dengan kupon/imbal jasa lebih rendah dari 6% dan menurun. Pembangunan kilang baru juga dapat meningkatkan ketahanan energi berupa cadangan BBM nasional dengan sekitar 0,9 hari. Jika dikuantifikasi, ini memberikan manfaat senilai Rp. 2,8 trilyun, berdasarkan biaya yang diperlukan untuk mengadakan cadangan tersebut. Pembangunan
kilang
baru
memberikan
dampak
positif
yang
besar
aperekonomian Indonesia. Dampak positif tersebut terdiri atas terjaminnya ketersediaan BBM untuk masyarakat, peningkatan pendapatan pemerintah, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan ketahanan energi nasional, penyerapan tenaga kerja, dan menumbuhkan industri pendukung. Demikian banyak dampak positif yang ditimbulkan dari pembangunan kilang baru, seyogyanya pemerintah dapat merealisasikan pembangunan kilang baru di Indonesia sesegera mungkin mengingat defisit BBM sudah sangat besar. Dalam merealisasikan pembangunan kilang baru tersebut, ada tiga opsi yang dapat dipilih pemerintah dalam rangka pola pembiayaannya, yaitu: 1) Pembangunan kilang baru melalui pola pembiayaan sepenuhnya pemerintah; 2) Pembangunan kilang baru melalui pola pembiayaan swasta, dan 3) Pembangunan kilang baru melalui pola pembiayaan kerja sama pemerintah dan swasta Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Opsi 1.
Pembangunan kilang baru melalui pola pembiayaan sepenuhnya pemerintah Pada pola ini biaya investasi pembangunan kilang baru ditanggung oleh pemerintah melalui APBN. Biaya operasional dari kilang akan ditanggung oleh badan usaha yang ditunjuk sebagai operator kilang. Peran pemerintah yang dapat diterapkan untuk mendukung pola pembiayaan ini antara lain : x
Menunjuk badan usaha yang akan menjadi operator kilang baru.
x
Menjamin penyerapan pasar untuk produk kilang BBM melalui mekanisme penugasan pembelian produk kilang ke badan-badan usaha terkait.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
33
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 x
Menjamin pasokan bahan baku kilang sehingga akan meningkatkan
security of supply minyak mentah untuk kilang baru tersebut. 2.
Pembangunan kilang baru melalui pola pembiayaan swasta Pada pola ini pembiayaan seluruhnya ditanggung oleh swasta. Peran pemerintah yang dapat diterapkan untuk mendukung pola pembiayaan ini antara lain : x
Menjamin penyerapan pasar untuk produk kilang BBM melalui mekanisme penugasan pembelian produk Kilang ke badan usaha terkait.
x
Memfasilitasi kerjasama penyediaan bahan baku kilang sehingga akan meningkatkan security of supply dari minyak mentah untuk kilang baru tersebut.
x
Melakukan kebijakan fiskal berupa pemberian insentif pajak yang dapat berupa tax holiday, tax allowance, maupun pembebasan bea masuk barang strategis yang nantinya dapat menaikan keekonomian dari kilang baru tersebut.
3.
Pembangunan kilang baru melalui pola pembiayaan kerja sama pemerintah dan swasta Pada pola pembiayaan ini biaya investasi pembangunan kilang baru ditanggung pemerintah melalui APBN dan badan usaha swasta, sedangkan biaya operasional dari kilang akan ditanggung oleh badan usaha tersebut. Peran pemerintah yang dapat diterapkan untuk mendukung pola pembiayaan ini antara lain : x
Menyediakan lahan untuk pembangunan kilang baru sebagai bentuk partisipasi dalam biaya investasi pembangunan kilang baru
x
Menjamin penyerapan pasar untuk produk kilang BBM melalui mekanisme penugasan pembelian produk kilang ke badan-badan usaha terkait.
x
Memfasilitasi kerjasama penyediaan bahan baku kilang sehingga akan meningkatkan security of supply minyak mentah untuk kilang baru tersebut.
Kelebihan dan kelemahan ketiga opsi diatas yang didasarkan pada parameter keekonomian diperlihatkan dalam Tabel 3.4.
34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Tabel 3.4 Keekonomian Pembangunan Kilang Baru Pada Berbagai Pola Pembiayaan POLA PEMBIAYAAN PARAMETER EKONOMI
NO 1
PEMERINTAH
SWASTA
8,36
6,23
KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS) 9,65
-781,69
-1.047
-86,37
9,6 0,89
14,5 0,85
12,4 0,99
IRR (%) NPV @ DF 10% (juta US$) POT (tahun) PI
2 3 4
Selain ketiga opsi di atas, dilakukan pengkajian terhadap pemberian Insentif berupa tax holdiday dan tax allowance pada pembiayaan pola KPS dan swasta. Tabel 3.5 memperlihatkan kelebihan dan kelemahan masing-masing Opsi setelah pemberian Insentif. Tabel 3.5 Keekonomian Pembangunan Kilang Baru Dengan Memberikan Tax Holiday dan Tax Allowance
NO 1 2 3 4
PARAMETER EKONOMI IRR (%) NPV @ DF 10% (juta US$) POT (tahun) PI
POLA PEMBIAYAAN SWASTA
POLA PEMBIAYAAN KPS
TAX HOLIDAY
TAX ALLOWANCE
TAX HOLIDAY
TAX ALLOWANCE
7,17
6,91
12,01
10,86
-788,66
-858,36
489,37
205,83
13,7 0,89
13,9 0,88
11 1,07
11,8 1,03
5. Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas Oily sludge treatment atau pengolahan oily sludge dan penanggulangan tanah tercemar minyak dalam industri minyak memerlukan oil separation technology yang tepat dan tidak menimbulkan masalah lain. Salah satu teknik untuk pengolahannya
adalah
menggunakan
teknik
yang
terintegritas
yaitu
menggabungkan pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Minyak yang masih terdapat dalam oily sludge dan tanah tercemar dipisahkan dari impuritasnya, seperti tanah, pasir, dan padatan lainnya. Melalui proses pengolahan ini diharapkan minyak yang masih terdapat dalam oily sludge dan tanah tercemar masih dapat diambil kembali (oil recovery).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
35
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Dalam beberapa kasus di industri minyak, oily sludge atau tanah tercemar masih mengandung minyak lebih dari 15% ”dibuang saja” melalui perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan limbah B-3 (misalnya PPLi, Cileungsi, Bogor). Hal ini terjadi karena tidak mampu untuk mengolahnya atau melakukan oil
recovery secara maksimal. Sehingga diperlukan biaya yang lebih besar untuk penanggulangannya, karena disamping pengeluaran biaya untuk operasional penanganannya, juga termasuk besarnya nilai finansial yang hilang dari oil losses (tergantung dari oil content-nya). Dalam studi ini telah dilakukan survey, sampling dan pengujian oily sludge dan tanah tercemar minyak dari RU II s/d RU VI PT Pertamina dan PT Chevron Pacific Indonesia. Sampel yang diambil berasal dari a). Tanah Terkontaminasi Minyak (OCS) ada 6 sampel dari 3 lokasi, b). Sludge Pond (SP) ada 3 sampel dari 3 lokasi, dan c). Oil Bottom Tank (OBT) ada 1 sampel. Tabel 3.6 Simulasi Laboratorium Terhadap Tanah Tercemar Minyak LOKASI
KODE SAMPEL
TPH (%) SEBELUM
TPH (%) SESUDAH
K-II K-V
OCS-1 OCS-1 OCS-2 OCS-3 OCS-1 OCS-2
15,56 22,01 20,42 36,91 7,35 11,31
*) **) 4,64 2,33 **) 5,15
C-1
KETERANGAN Sekitar tanki NFA
Wonosobo area
Note: *) Pengujian masih berlangsung **) Tanah tidk dapat diolah karena sudah kering atau keras Tabel 3.7 Simulasi Laboratorium Dengan Sampel Dari Sludge Pond LOKASI
KODE SAMPEL
TPH (%) SEBELUM
TPH (%) SESUDAH
K-III K-IV
SP-1 SP-1
54,67 30,93
*) *)
C-GS-3
ST-1
59,2
*)
KETERANGAN Sludge Pond Sludge Pond Sand Trap Facility
Note: Oil Recovery > 90%
36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 el 3.8 Simulassi Laboratorium m Dengan Sam mpel Dari Oil Bottom Tank Tabe LOKAS SI
KODE E SAMPEL
TPH (%) SEBELUM
TPH (%) SESUDAH
KETERANGA AN
K-V
O OBT-1
69,86
*)
Product Storag ge Tank
Note: overy > 90% Oil Reco
oratorium (sim mulasi lab) terh hadap sampe el oily sludge yang Hasil uji coba labo ari tanah terccemar, sludge ge pond, dan oil bottom ta tank secara umum u berasal da setelah me elalui proses p pengolahan oil oi recovery-nya a bisa mencap pai 90%. Untukk menindak-la anjuti pengola ahan dalam jumlah yang lebih banyak k dan lokasi yan ng berbeda-be eda diperlukan n peralatan pengolahan de engan kemam mpuan volume pe engolahan yan ng lebih besarr dan dapat dipindahkan ke lokasi di lapa angan minyak (mobile m unit). Saat ini LEMIGAS telah mempunyai unit pe engolahan oil sludge dan tanah t m denga an kapasitas reaktor r 1 ton per p bacth yan ng terintegrasi. Unit tercemar minyak ini dilengkkapi juga deng gan Oil Recovvery Tank, Wa ater Treatmentt Tank, Soild Tank, T
BIOS Tan nk, Stabilizier Tank, Gensett dan peralata an pendukung g lainnya sehiingga unit terseb but dapat dimobilisasi ke su uatu tempat untuk u pengola ahan on the siite (in
situ treatm ment).
Gambar 3.17 Unit P Pengolahan Oil Sludge dan Tanah Tercemar Minyak Denga 1 ton an Kapasitas Reaktor R
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
37
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
6. Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian/Lembaga Program konversi dari BBM ke BBG pada sektor transportasi merupakan salah satu program prioritas nasional yang memberikan keuntungan bagi masyarakat
maupun
pemerintah.
keuntungan
bagi
masyarakat
adalah
memperoleh bahan bakar yang melimpah dan harganya lebih murah, ramah lingkungan dan sesuai dengan tuntutan teknologi permesinan kendaraan terkini sehingga berimbas pada peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Sedangkan bagi pemerintah, penggunaan BBG dapat menjamin ketahanan energi, menghemat subsidi, meningkatkan jaminan pasokan energi dalam negeri dan mensukseskan program langit biru serta mengenalkan bentuk energi alternatif kepada masyarakat. Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk transportasi jalan. (Peraturan Menteri ESDM No. 19 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Bahan Bakar Gas yang Digunakan Untuk Transportasi). Selain itu, guna memberikan contoh yang baik dalam pengendalian BBM bersubsidi, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Bahan Bakar Minyak. Selanjutnya dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM no. 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak. Kedua peraturan tersebut melarang kendaraan dinas menggunakan BBM bersubsidi. Penggunaan BBM non subsidi untuk kendaraan dinas mengakibatkan Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Untuk itu, Badan Litbang ESDM melalui PPPTMGB “LEMIGAS” berinisiatif untuk melaksanakan percepatan program konversi BBM ke BBG melalui penggunaan BBG untuk kendaraan dinas di Kementerian/ Lembaga. Untuk
itu,
LEMIGAS
mengusulkan
pembangunan
SPBG
untuk
K/L
menggunakan system cluster, yaitu satu SPBG ditempatkan pada suatu cluster untuk melayani pengisian BBG dari beberapa K/L. Kementerian yang ditempatkan SPBG dipilih berdasarkan kedekatan dengan jaringan distribusi gas bumi, jumlah kendaraan dinas, ketersediaan lahan, dan akses dari SPBG ke MS.
38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Cluster 1, SPBG ditempatkan di Kementerian ESDM sebagai SPBG online dengan kapasitas 0,5 MMscfd. SPBG ini melayani kendaraan dinas dari Kementerian Keuangan, Pemprov DKI, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri dan Sekretariat Negara. Cluster 2, SPBG ditempatkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai MRU dengan kapasitas 0,1 MMscfd. SPBG ini melayani kendaraan dinas dari Kementerian Kesehatan, dan Ditjen Migas. Cluster 3, SPBG ditempatkan di lokasi Gedung DPR/MPR/DPD sebagai MS dengan kapasitas 1 MMscfd. SPBG ini melayani kendaraan dinas dari DPR/MPR/DPD, Kementerian Kehutanan, dan BPK. Selain itu, dikarenakan sifatnya MS, maka SPBG ini juga melayani pengisian truck-truck BBG yang digunakan untuk mengisi DS dan MRU dari cluster lain. Cluster 4, SPBG ditempatkan di Kementerian Perindustrian sebagai SPBG onlline dengan kapasitas 0,5 MMscfd. SPBG ini melayani kendaraan dinas dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga Kerja, Ditjen EBTKE dan Badiklat ESDM. Cluster 5, SPBG ditempatkan di LEMIGAS sebagai SPBG DS dengan kapasitas 0,25 MMscfd. SPBG ini melayani kendaraan dinas dari LEMIGAS, Badan Litbang ESDM, P3TKEBTKE, Kantor Pajak Pratama Kebayoran Lama, dan SESKOAL. Selain kelima cluster tersebut, juga dibangun SPBG mandiri khusus untuk melayani kendaraan dinas untuk kepentingan sendiri dikarenakan jumlah kendaraan dinas di K/L tersebut cukup banyak. SPBG ini ditempatkan di Mabes TNI Cilangkap sebagai SPBG DS dengan kapasitas 0,25 MMscfd, dan ditempatkan di Kejaksaan Agung sebagai MRU dengan kapasitas 0,1 MMscfd. Sistem SPBG di K/L secara skematik ditunjukkan dalam Gambar 3.18. Sedangkan Process Flow Diagram masing-masing SPBG tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3.20 sampai Gambar 3.23.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
39
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.18 Sistem SPBG di K/L Dalam m rangka merrealisasikan te erbangunnya SPBG terseb but telah dilakkukan pembuatan Front End Engineering Design (FEED) yang sia ap untuk kettahap ng, Engineerin
Procure ement
and
n Construction
(EPC).
Perkiraan
harga h
pembangu unan SPBG dii K/L tersebut ditunjukkan dalam Tabel 3.9. Tabel 3.9 Ha arga Perkiraan n Sendiri Pem mbangunan SP PBG di K/L NO
40
RINCIA AN PEKERJAAN N
JUMLAH
SATUAN
1
Mother Station
1
unit
2
Transpo orter
1
ls
3
Daughtter Station
2
unit
4
SPBG Online O
2
unit
5
Mobile Refuelling Unit (MRU)
2
unit
6
Pekerja aan Persiapan
1
ls
7
Enginee ering
1
ls
8
Pasca Konstruksi K
1
ls
HARGA SATUA AN
TOT TAL
23,368,025,000
23,368 8,025,000
13,879,178,000
13,879 9,178,000
9,023,693 ,000
18,047 7,386,000
17,359,851,000
34,719 9,702,000
4,964,238 ,000
9,928 8,476,000
796,600 ,000
796 6,600,000
705,600 ,000
705 5,600,000
86,400 ,000 TO OTAL PP PN (10%) TO OTAL SETELAH PA AJAK
86 6,400,000
101,531,367,000 1015 53136700 111,684 4,503,700
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 an asumsi IRR R 10%, toll fe ee US 1.5 / mmbtu dan kurrs Rp. 12.000//US$, Denga dan thrupu ut masing-ma asing SPBG maksimal, m dipe eroleh sensitivvitas harga BB BG di MS, DS, MRU M dan SPB BG Online sepe erti ditunjukka an dalam Gam mbar 3.19.
S Sensitivitas H Harga BBG di MS/DS/MRU M 10,000 9,000 8,000 Rp./Lsp
7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 -
4.72
6
8
10
12
Harga BBG di d MS MPR/DPR
3,353
3,899
4,753
5,607
6,461
Harga BBG DS D LEMIGAS
5,161
5,707
6,562
7,416
8,270
HARGA BBG G DS MABES TNI
5,172
5,719
6,574
7,428
8,283
Harga BBG di d MRU KEJAGUNG
5,564
6,111
6,966
7,820
8,675
Harga BBG MRU M KEMENKUMHAM
5,584
6,132
6,988
7,844
8,700
Harga BBG Online O KESDM
4,270
4,816
5,668
6,523
7,377
Harga BBG Online O KEMENPERIN
4,270
4,816
5,668
6,523
7,377
HARGA BBG RATA-RATA
4,768
5,314
6,168
7,023
7,878
Harga Gas Hulu H (US$/MMBTU)
Ga ambar 3.19 Sensitivitas Harga BBG di MS, DS, MRU d dan SPBG On nline
Gambar 3 m MS di MPR//DPR/DPD 3.20 Process Flow Diagram
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
41
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.21 1 Process Flo ow Diagram DS di LEMIHAS S/MABES TNI
ar 3.22 Proce gram MRU di KEMENKUMH K HAM/KEJAGU UNG Gamba ess Flow Diag
42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.23 Processs Flow Diagra am SPBG Online di KESDM M/KEMENPER RIN
7. Evalu uasi Bersam ma QA/QC Pe embangunan n Pipa Jaring gan Gas Kotta Dalam m rangka mengantisipasi pe eningkatan kebutuhan gas bumi dalam negeri n yang cuku up signifikan, pemerintah berupaya mem mpercepat dan n mengoptimalkan pembangu unan infrastru uktur jaringan n pipa gas bumi baik ttransmisi ma aupun distribusi jaringan pipa g gas kota. Jaring gan pipa distriibusi gas yang telah ada di d Indonesia ssekarang ini antara a lain berad da di Pulau S Sumatera dan Jawa dan Kalimantan. Pada tahun 2014 pemerintah melalui Ditjjen Migas me embangun jariingan distribusi gas dalam kota emarang, Sidoarjo dan Nang gro Aceh. diantaranyya di Kabupate en Bekasi, Se Pemb bangunan jarin ota merupaka an pekerjaan yang ngan pipa disstribusi gas ko komplek mengingat m daerah perkotaa an mempunya ai tingkat pop pulasi cukup tinggi dan banya ak terdapat fassilitas jaringan n milik pihak ketiga. k Oleh se otaan ebab itu perko termasuk area lokasi kklas 4 lokasi sehingga dala am pelaksana aan pembang gunan p tersebut banyak men ngalami kenda ala dan ham mbatan dilapan ngan, jaringan pipa sehingga akan banyak ditemui pe enyimpangan--penyimpanga an pekerjaan baik ngan minor maupun penyim mpangan yang g berat yang tid dak sesuai de engan penyimpan spesifikasii dan prosedure pelaksana aan pekerjaan. Oleh seba ab itu peranan tim QAQC dih harapkan mam an dini (earlyy warning)dan bisa mpu memberiikan peringata mengurangi penyimpan pangan atau ngan-penyimp
jika penyim mpangan ters sebut
am tahap tole ngga qualitas seluruh peke erjaan masih dala eransi yang diiizinkan. Sehin berjalan dengan d baik sesuai deng gan spesifikas si dan prose dure pelaksa anaan pekerjaan yang baik. D unan jaringan pipa distribus si gas Diharapkan hasil pembangu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
43
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 bumi tersebut
dapat dioperasikan dengan baik dan aman selama umur pipa
tersebut.
B. Capaian Indikator Kinerja Utama Litbang LEMIGAS Berdasarkan kontrak kinerja kegiatan TA 2014, target kinerja kegiatan litbang dikelompokkan atas keluaran/output kegiatan dengan rincian sebagai berikut, yaitu:
1. Keluaran Usulan Paten Capaian kinerja keluaran LEMIGAS untuk usulan paten sudah didaftarkan sebanyak 3 (tiga) judul penelitian untuk mendapatkan paten kepada Direktorat Jenderal HKI pada tahun anggaran 2014, ke-3 (tiga) penelitian tersebut merupakan hasil dari kegiatan tahun anggaran sebelumnya. Judul kegiatan usulan paten terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.10 Judul Kegiatan Litbang Usulan Paten TA 2014 NO
1 2 3
JUDUL USULAN PATEN Formulasi Surfaktan Berbasis MES Untuk Aplikasi EOR Rancang Bangun Pilot Plant Adsorber Mercury Removal Untuk Gas Bumi Alat Inspeksi Sumur Bawah Permukaan Ultrasonik (Ultrasonic Downhole Well Inspection)
NOMOR DAN TANGGAL PERMOHONAN PATEN
FORMULIR PERMOHONAN
P00201403381/ 10-06-2014
Lihat Lampiran 2
P00201405422/ 10-09-2014
Lihat Lampiran 3
P00201408155/ 22-12-2014
Lihat Lampiran 4
2. Keluaran Hak Cipta/Sertifikat Paten Pada tahun 2014, LEMIGAS telah mendapatkan 1 (satu) buah telah mendapatkan Granted, yaitu Paten Nomor P9900466 dengan judul “Metode Koreksi Atas Kehadiran Mineral Konduktif Pada Analisis Log Sumur”
tanggal
granted 21 Agustus 2014. Surat pemberitahuan bahwa LEMIGAS dapat diberikan paten (Granted Paten) dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat dilihat pada Lampiran 5.
44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
3. Keluaran Makalah Ilmiah Pada tahun 2014 telah dipublikasikan 39 (tiga puluh sembilan) judul makalah ilmiah melalui majalah Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi (LPMG) sebanyak 21 judul kegiatan dan Scientific Contribution Oil&Gas (SCOG) sebanyak 18 judul kegiatan. Daftar judul makalah ilmiah yang telah diterbitkan pada majalah LPMG dan SCOG masing-masing sebanyak 3 kali terbitan dapat ditunjukkan pada Lampiran 17.
4. Keluaran Masukan atau Rekomendasi Kebijakan Sebanyak 19 (sembilan belas) rekomendasi atau masukan terhadap kebijakan akan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM dalam hal mendukung Renstra Kementerian pada umumnya dan lebih difokuskan Renstra Badan Litbang ESDM. Penjelasan atas kegiatan yang menghasilkan rekomendasi terkait dengan kebijakan di atas adalah sebagai berikut: 4.1. Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 1 Januari 2014 Pengertian Cadangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) adalah perkiraan volume minyak, kondensat dan gas bumi yang dapat diambil dari batuan reservoir dengan metode operasi yang ada dengan kondisi ekonomi dan atas dasar regulasi pemerintah, dengan perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi dan/atau engineering yang tersedia pada saat ini. Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan seiring bertambahnya data geologi dan/atau
engineering yang diperoleh atau karena perubahan kondisi ekonomi. Perhitungan cadangan melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada tersedianya jumlah data geologi dan engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut maka cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu cadangan terbukti (proved reserves) dan cadangan potensial (potential reserves). Cadangan potensial memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari cadangan terbukti dan digolongkan menjadi cadangan mungkin (probable
reserves)
atau
cadangan
harapan
(possible
reserves).
Dengan
tingkat
ketidakpastian yang tinggi (resiko penambilan cadangan), maka PPPTMGB “LEMIGAS” penting untuk melakukan rekomendasi pada Naskah Usulan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
45
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Kebijakan ini, untuk mencantumkan dalam buku laporan cadangan Migas Indonesia dengan menggunakan kategori/klasifikasi 90%*P1, 50%*P2 dan 10%*P3. Melalui Dirjen Migas rekomendasi/kebijakan terkait kategori/klasifikasi cadangan Migas Indonesia pada kegiatan operasi Migas harus ditetapkan, dan dilaksanakan di seluruh KKKS Migas. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu: x
Dalam
pandangan
industri
Migas
secara
umum,
implementasi
kategori/klasifikasi cadangan 90%*P1, 50%*P2 dan 10%*P3 sangat jelas terkait langsung dengan kaidah-kaidah “engineering practice” yang harus dijalankan secara utuh oleh setiap operator Migas di Indonesia. x
Kebijakan Pemerintah tentang pelaporkan kategori/klasifikasi cadangan Migas Indonesia 90%*P1, 50%*P2 dan 10%*P3, secara terinci belum dikeluarkan dan belum tercermin dalam standard “Policy Statement” dari Kementerian ESDM.
x
Sosialisasi pelaporkan kategori/klasifikasi cadangan Migas Indonesia 90%*P1, 50%*P2 dan 10%*P3 yang lebih komprehensif harus segera dibangun melalui organisasi/lembaga independen tingkat nasional yang sudah ada dengan penguatan fungsi kementrian ESDM. Tingkat implementasi di lapangan juga perlu dibangun untuk membantu dalam kajian-kajian praktis.
4.2. Pemanfaatan Tar Batubara Menjadi Umpan Kilang Industri konversi batubara menghadapi masalah produk samping berupa tar yang dikategorikan sebagai limbah B3 (PP No 18 th 1999, kode D230). Tar merupakan material cair yang memiliki kandungan energi yang tinggi dan juga terdiri dari bahan kimia yang bernilai tinggi. Terdapat beberapa pilihan pengolahan tar menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Untuk menjadi bahan bakar, yang paling sederhana tar dapat diblending dengan residu minyak bumi untuk menjadi minyak bakar. Tar juga dapat diproses sebagaimana proses kilang minyak bumi, dan produknya dijadikan bahan blending dengan BBM jenis solar maupun bensin. Tar juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku senyawa aromatik. Tar mentah dapat dimurnikan dengan proses separasi 3 fasa untuk menghasilkan tar
46
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 murni. Tar murni ini sudah dapat dipesarkan dengan nilai ang cukup tinggi, selain juga siap diolah lebih lanjut dengan distilasi. Proses distilasi tar akan menghasilkan produk intermediet antara lain raw-BTX, raw-naftalene, creosote oil, dan pitch yang memiliki pasar. Proses lebih lanjut terhadap intermediet tersebut dapat menghasilkan senyawa murni yang bernilai tinggi. Jadi, tar batubara yang merupakan limbah B3 dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang tinggi. Dengan diolahnya tar, masalah industri konversi batubara dapat diatasi. Diusulkan suatu peraturan tingkat menteri yang memberikan kelonggaran untuk mengecualikan tar dari kategori limbah B3 jika diperuntukkan diolah menjadi bahan bakar dan bahan baku. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu: x
Mengusulkan peraturan setingkat menteri yang memberikan kelonggaran untuk mengecualikan tar dari kategori limbah B3 jika diperuntukkan diolah menjadi bahan bakar dan bahan baku. Dengan demikian tar dapat diangkut keluar lokasi pabrik untuk diolah lebih lanjut;
x
Mendorong dibangunnya unit pengolahan tar di lokasi yang terjangkau dari industri konversi batubara yang sudah ada. Unit tersebut bisa juga bersifat
mobile sehingga dapat malayani industri mengolah tar secara bergantian dan berkala. 4.3. Pengembangbiakan Mikroalga Air Laut untuk Produksi Biomassa dan Minyak Alga sebagai Bahan Dasar Biofuel Menurut Oh-Hama dan Miyachi (1988) pada umumnya mikroalga mampu bertoleransi pada salinitas dan pH dengan kisaran yang cukup besar, biasanya pH yang sesuai antara 4,5-9,3. Di bawah pH 5 hanya CO2 bebas yang mempunyai peranan, antara pH 7-9, bikarbonat merupakan unsur yang paling signifikan dan diatas pH 9,5, karbonat akan menjadi penting. Oleh karena itu, pada air yang sangat asam, hanya CO2 yang akan diutilisasi dan pada pH yang tinggi, bikarbonat akan masuk ke dalam sel dan pada pH>9, kalsium akan terendapkan dan mengakibatkan air kekurangan unsur kalsium sehingga kation mayornya adalah Mg, Na dan K (Round,F.E,1973). Pada umumnya, alga menggunakan CO2 bebas untuk proses fotosintesis pada pH tinggi, yaitu jika ph > 9, ketiadaan CO2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
47
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 bebas dapat menjadi faktor ekologi yang penting, dimana jumlah spesies akan berkurang pada tingkat ini meskipun banyak faktor lain yang mempengaruhi.
Scenedesmus qudricauda dapat menguraikan CO2 tidak terlarut dan ion bikarbonat dimana Chlorella tidak mampu mengurainya. Suhu optimal untuk kultivasi mikroalga antara 24-30°C dan bisa berbeda-beda bergantung lokasi, komposisi media yang digunakan serta jenis mikroalga yan dikultivasi (Kawaroe et al, 2010). Sedangkan menurut Reynold (1990) dalam Kawaroe et a.,(2010), suhu optimal bagi pertumbuhan mikroalga adalah 25-40°C. Menurut Kanhaiya Kumar ,et al., (2011), mikroalga Scenedesmus sp memilik toleransi suhu maksimum hingga 30°C. Menurut Benemann (1997), penggunaan karbondioksida pada kultivasi mikroalga memiliki beberapa keuntungan, seperti mikroalga tumbuh di air, lebih mudah diamati pertumbuhannya daripada tumbuhan tingkat tinggi, mikroalga dapat tumbuh sangat cepat dan mikroalga tidak membutuhkan tempat atau lahan yang
sangat
luas
untuk
tumbuh.
Untuk
organisme
seperti
mikroalga,
karbondioksida merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroalga (Hoshida, et al., 2005).
Kepadatan sel (x10^4 sel/ml)
70 60 50 40 30 20 10 0 0
2
4
6
8 10 Waktu (hari)
12
14
16
18
Gambar 3.24 Kurva Pertumbuhan Mikroalga Nannochloropsis.sp Berdasarkan Kepadatan Sel Pada Photobioreaktor Sistem Terbuka (Raceway Sirkular)
48
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 1,5
Logaritma Nsel
1,2 0,9 kontro ol 0,6
25 pp pm
0,3
50 pp pm
0 t0
t2
t5
t6
t7
t9
t12
t14
t (hari)
Gambar 3.25 5 Kurva Pertu umbuhan Mikrroalga Nannocchloropsis.sp
Kadar lemak (%)
25 20 15 10 5 0
ntrol kon
25 ppm m
50 ppm
100ppm
200 ppm
N psis.sp Setelah Gambar 3.26 Grafik Kadar Lemak Mikroalga Nannochlorop Dilakukan Variasi Pe enambahan HCO H 3 Ekstra aksi merupakkan pemisah han suatu senyawa dari suatu simp plisia. Pemisahan dibantu oleh g dapat melarrutkan senyaw wa yang diinginkan h pelarut yang elarutkan senyawa yang lainnya. Hal tersebut didasarkan pada tanpa me perpindahan massa senyawa padat ke dalam pellarut dimana perpindahan mulai emudian berdifusi masuk ke dalam pe elarut. terjadi pada lapisan a antarmuka, ke ni merupakan ng bersifat fisik karena kkomponen te erlarut Proses in n proses yan kemudian dikembalikan adaan semula a tanpa mengalami perub bahan n lagi ke kea Andaka, 2009; Christie, 1993 3; Bligh & Dye er, 1959). kimiawi (A
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
49
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Maserasi merupakan cara ekstraksi yang sederhana. Proses pengerjaan dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut. Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Pelarut yang digunakan pada kegiatan ekstraksi ini adalah campuran antara heksan dan etanol dengan perbandingan 1:1. Sebelum
proses
maserasi,
dilakukan
pra-treatment
ekstraksi,
yaitu
menggunakan ultrasonik. Tujuan dari pra-ekstraksi tersebut supaya sel mikrolga dapat lebih mudah pecah sehingga ketika diekstraksi dengan metode maserasi, kandungan lipidnya akan lebih banyak. Pada pra-ekstraksi menggunakan ultrasonik, parameter yang divariasikan adalah rasio pencampuran air dan slurry mikroalga (1:1, 1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5), waktu kontak (2,5,10, dan 15 menit). Tiap variasi waktu, divariasikan kembali amplitudo ultrasonik (20%,30%,40%,50%,60% dan 70%). Ultrasonik
merupakan
teknik
yang
dikenal
dengan
sonokimia
yaitu
pemanfaatan efek gelombang ultrasonik untuk mempengaruhi perubahanperubahan yang terjadi pada proses kimia. Metode ultrasonik ini terdapat gelombang ultrasonik digunakan untuk membuat gelembung kavitasi (cavitation
bubbles) pada material larutan. Ketika gelembung pecah dekat dengan dinding sel maka akan terbentuk gelombang kejut dan pancaran cairan (liquid jets) yang akan membuat dinding sel pecah. Pecahnya dinding sel akan membuat komponen di dalam sel keluar bercampur dengan larutan (Mokkila, M., et al , 2004). Hal tersebut sesuai dengan Chisti (2007), bahwa kandungan lipid mikroalga
Nannochloropsis sp adalah 31-68% bk.
50
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
Lipid (% berat kering)
LKj IP 2014
1,,680 1,,660 1,,640 1,,620 1,,600 1,,580 1,,560 1,,540 1,,520 1,,500
1:02 1:03 1:04 a Raatio air:slurry alga
1:01
1:05
Gambar 3.27 Hasil Ekstraksi Minyak M Mikroalga dengan n Pra-Ekstrak ksi Mengg gunakan Ultra asonik Melalui Variasi Rasio o Air Dan Slurry Mikroa alga
3,,500
Lipid (% berat kering)
3,,000 2,,500 2,,000 1,,500 1,,000 0,,500 0,,000 20
30
40
50
60
70
Amplitudo (% %)
waktu kontak 2 menit
waktu kontak k 5 menit
0 menit waktu kontak 10
waktu kontak k 15 menit
Gambar 3.28 Kada dan Lama Ko ontak ar Lipid Dengan Variasi Amplitudo d Ultrassonic Berda asarkan hasil penelitian yang kami la aksanakan, t erdapat bebe erapa y kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekom mendasi, yaitu u:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
51
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
x
Mengingat mikroalga potensial sebagai bahan bakar alternative di masa yang akan datang dan peningkatan ekonomi secara nasional, maka perlu peningkatan tim kerja yang lebih progresif dan peningkatan keilmuan dari sumber daya manusia yang lebih mumpuni dengan dukungan manajemen yang lebih akurat;
x
Perlu dilakukan penambahan kerjasama (berupa MOU) dengan institusi lain yang juga melakukan penelitian dan pengembangan mikroalga;
x
Perlu dibentuk suatu wadah yang dapat menghubungkan penelitian mengenai mikroalga sebagai sumber energi masa depan baik hulu maupun hilir agar terjadi kolaborasi dan meningkatkan efektivitas.
4.4. Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas
Oily Sludge dan tanah terkontaminasi minyak adalah limbah B3. Oil Bottom Crude Tank merupakan bahan baku minyak, bukan limbah B3 sludge, sehingga proses pengolahannya dikategorikan sebagai proses pengolahan oil bottom tank. RPP limbah B3 pengganti tentang pengelolaan limbah B3 yang sudah ditanda tangani Presiden SBY memuat perbedaan signifikan dalam pendefinisian dan jenis-jenis limbah B3 yang dihasilkan pada industry Migas. Teknik BIOS secara umum mampu mengolah oily sludge dan tanah tercemar minyak dengan oil
recovery mencapai 95%. Bioremediasi merupakan ‘proven technology’ dan ‘costeffective’ untuk pemulihan tanah terkena tumpahan minyak bumi, sesuai dengan kondisi operasi PT Chevron Pacific Indonesia di Sumatra untuk perkembangan dan aktivitas mikroorganisme serta memiliki regulasi (payung hukum) Kep Men LH 128/2003. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu: x
Dalam pengelolaan limbah B3 memerlukan izin dalam pelaksanaannya, untuk tanah terkontaminasi jelas dikatakan limbah B3. Namun untuk oil bottom tank bukan limbah B3. Untuk ini istilah yang dipakai bukan sludge bottom tank, tapi digunakan oil bottom tank;
x
Lemigas diharapkan mampu menambah improvement metode & teknologi yang tepat untuk pengolahan oil sludge & tanah tercemar, dukungan kerjasama dengan pakar dan mitra kerja diperlukan untuk pelaksanaan kerja;
52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
x
Unit proses pengolahan oily sludge sebaiknya digabungkan dengan unit proses yang ada sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensinsi dari proses produksi dan dalam pelaksanaannya tidak memerlukan perizinan dari KLH;
x
Pembatasan rantai hidrokarbon maksimum C12 yang ada dalam perizinan perlu dikaji lebih lanjut karena belum menyelasaikan masalah pengolahan limbah dilapangan;
x
Peluang untuk menggunakan pendekatan konsep RBSL tercantum dalam dalam Kep Men 129/2003 sebagai target hasil akhir olahan dapat meningkatkan efisiensi.
4.5. Studi Pengaruh Penggunaan B-20 terhadap Komponen Metal dan NonMetal Saluran Bahan Bakar Mesin Diesel Rekomendasi ini ditujukan kepada Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebagai masukan dalam pelaksanaan program mandatori penggunaan B-20 pada tahun 2016 terutama untuk memberikan data teknis kompatibilitas material saluran bahan bakar kendaraan mesin diesel terhadap B-20. Data teknis beserta analisanya dilampirkan dalam rekomendasi ini untuk mendukung kesiapan semua pihak yang terkait terutama industri otomotif dan masyarakat pengguna terkait pertanyaan yang timbul mengenai kompatibilitas komponen saluran bahan bakar mesin diesel. Rekomendasi yang diberikan berdasar kesimpulan hasil penelitian adalah jenis material pada komponen metal seluruhnya memberikan hasil yang kompatibel, namun hasil yang paling baik ditunjukkan oleh logam campuran CuO, Al2O3 dan SiO. Untuk material pada komponen non metal juga menunjukkan kompatibilitas yang baik untuk sebagian besar specimen uji, dimana hasil yang paling baik ditunjukkan oleh jenis polimer
Fluorocarbon A (Viton A). Kekhawatiran akan terjadinya efek solvent dari biosolar tidak terjadi dimana pengujian FTIR untuk memeriksa komposisi bahan bakar perendam sebelum dan sesudah pengujian tidak menunjukkan adanya senyawa baru yang terbentuk atau terlarut. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi bagi pemegang kebijakan dalam hubungannya dengan aplikasi B-20, yaitu :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
53
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
x
Komponen logam pada sistem bahan bakar mesin diesel yang memiliki kompatibilitas lebih baik terhadap penggunaan Biosolar hingga B20 terdapat pada Injection Pump dengan material penyusun CuO, Al2O3 dan SiO;
x
Komponen non-logam pada sistem bahan bakar mesin diesel yang memiliki kompatibilitas lebih baik terhadap penggunaan Biosolar hingga B20 terdapat pada Fuel Injection Pump dengan material penyusun Fluorocarbon A (Viton A);
x
Bahan bakar perendam tidak mengalami perubahan komposisi penyusun setelah 2500 jam, dengan demikian tidak terjadi pelarutan material;
x
Kompatibilitas komponen metal dan non-metal dari saluran bahan bakar kendaraan mesin diesel yang diuji menunjukkan bahwa kompatibilitas material terhadap B-0, B-5, B-10, B-15 dan B-20 tidak berbeda secara signifikan. Dengan demikian penggunaan B-20 masih kompatibel terhadap material yang ada di saluran bahan bakar kendaraan mesin diesel. Rekomendasi ini menjadi bagian dari beberapa rekomendasi lain yang akan
diacu dalam persiapan penggunaan B-20 pada tahun 2016. Seluruh pihak yang terkait diharapkan memahami dan dapat mengaplikasikan sesuai bidang pekerjaan masing-masing agar dapat mensukseskan pelaksanaan penggunaan B-20. 4.6. Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri dan Transportasi Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden RI Nomor 05 Tahun 2006 memberikan panduan diversifikasi energi dengan mengembangkan energi alternatif. Melalui kebijakan ini, diharapkan pertumbuhan sumber energi alternatif dapat terlaksana semaksimal mungkin. Upaya diversifikasi energi dengan mengoptimalkan sumber energi lain diantaranya adalah pemanfaatan DME sebagai bahan bakar pengganti LPG dan Minyak solar, yang kondisi saat ini hingga tahun-tahun mendatang impor LPG dan Minyak Solar semakin meningkat. DME (Dimethyl ether) adalah bahan bakar yang memiliki sifat yang mirip dengan LPG mempunyai potensi cukup besar untuk dimanfaatkan dan
54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 dikembangkan sebagai bahan bakar pengganti atau campuran LPG di sektor industri Selain itu DME memiliki angka setana yang lebih tinggi (>55) dari minyak solar (48 dan 51) sehingga mempunyai potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak solar untuk sektor transportasi Pada tahun 2014 PPPTMGB"LEMIGAS" telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan DME pada motor diesel sektor transportasi dan sektor industri. Pada motor diesel transportasi dengan memodifikasi sistem saluran bahan bakar dengan menggunakan sistem dual fuel, merubah ukuran celah katup masuk - buang dan modifikasi sistem pendingin diperoleh perbandingan optimum solar dan DME rata - rata 80% - 20% mampu menghasilkan torsi dan daya setara dengan solar 100%. Temperatur mesin dalam kondisi normal. Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar mesin diesel dapat mengurangi emisi opasitas rata – rata sebesar 10 % - 20 %. Sedangkan hasil kinerja burner DME industri kecil yang telah dibuat bila dibandingkan dengan kinerja burner LPG yang ada dipasaran, maka burner DME tersebut memiliki efisiensi rata - rata lebih tinggi 45 %, konsumsi Bahan Bakar rata-rata lebih banyak 23 % dan waktu pemanasan yang lebih lama 31%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu perlu disusun SNI tentang DME yang mendukung Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 29 tahun 2013 tentang Tata Niaga Dimethyl Ether sebagai Bahan Bakar. 4.7. Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota Kebutuhan energi gas bumi dalam negerI terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi pemanfaatan gas bumi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan gas bumi baik sebagai bahan baku, bahan bakar maupun untuk transportasi, pemerintah telah menggalakkan pembangunan jaringan transmisi maupun distribusi gas bumi. Pemanfaatan gas bumi di dalam negeri untuk rumah tangga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan LPG untuk rumah tangga, yang mana saat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
55
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 ini pemerintah masih memberikan subsidi LPG 3 Kg untuk bahan bakar rumah tangga. Pekerjaan konstruksi pembangunan infrastruktur gas bumi merupakan pekerjaan yang mempunyai tingkat teknologi cukup tinggi, investasi yang besar serta tingkat resiko yang tinggi, oleh sebab itu setiap kegiatan tersebut wajib dan dimonitor oleh tim Quality Assurance (QA) maupun Quality Control (QC) agar pekerjaan tsb dapat berjalan dengan lancer, aman dan memenuhi spesifikasi yang benar sehingga fasilitas tersebut dapat dikerjakan dengan tepat waktu dan bisa dioperasikan dengan aman selama umur jaringan pipa gas tersebut (life time). Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu: x
Dari hasil Focused Group Discussion tanggal 15 Juli 2014 di LEMIGAS merekomendasikan Sistem Quality control dalam perencanaanpembangunan Jaringan pipa gas bumi yang tertuang dalam Program alir Proses Quality Control;
x
Dalam pandangan industri migas secara umum, implementasi pengoperasian JARGAS terkait langsung dengan kaidah-kaidah 'operating excellence' yang harus dijalankan secara utuholeh setiap operator JARGAS di Indonesia;
x
Keikutsertaan BUMD untuk menangani pengoperasian JARGAS
perlu
dipertimbangkan, dengan persyaratan antara lain, mempunyai kemampuan sumber daya manusia yang cukup dan pengetahuan yang memadai dalam mengoperasikan jaringan pipa gas, mempunyai kemampuan manajemen yang baik, sehingga kedepannya JARGAS tersebut bisaberkembang lebih baik dengan menambah jaringan pipa gas; x
Perlu dibentuk monitoring
pengawasan terhadap perusahan-perusahaan
yang mengoperasional JARGAS, agar fasilitas jaringan pipa gas tersebut dapat dioperasikan dengan baik bahkan mampu berkembang lebih besar lagi baik dari segi jumblah sambungan maupun kapasitas gas yang dialirkan kejaringan tersebut; x
Guna
meningkatkan
kualitas
produksi
pipa
Polyethyline
(PE)
untuk
infrastruktur JARGAS, perlu ditunjuk lembaga independen yang melakukan supervise pengujian pipa PE pabrik atau Vendor. Selama ini LEMIGAS salah satu instansi yang melakukan supervise pengujian pipa PE.
56
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 4.8. Pengujian Stabilitas Penyimpanan Bahan Bakar Nabati (Biodiesel) Penurunan kualitas biodiesel pada saat penyimpan dapat disebabkan oleh perubahan beberapa sifat kimia dan terjadinya proses biologi. Penyebab utama dari masalah stabilitas selama penyimpanan adalah adanya oksigen terlarut kemudian membentukan peroksida yang dapat mengoksidasi FAME dan bahan bakar diesel membentuk alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat serta endapan. Penyimpanan pada suhu rendah akan mengakibatkan meningkatnnya solvabilitas (daya larut), terbentuknya mikrobiologi yang cukup besar, serta kandungan air yang meningkat. Sedangkan penyimpanan pada suhu tinggi akan mengakibatkan stabilita oksidasi yang tinggi, meningkatkan angka asam serta viskositas dari bahan bakar biodiesel. Penggujian stabilitas penyimpanan biodiesel dilakukan dengan mengamati bahan bakar B 100, B 20 , B 10 dan bahan bakar solar selama tiga bulan yang di simpan dalam tangki pada kondisi lingkungan yang bervariasi terdiri dari: suhu ambien di dalam dan di luar ruangan; tangki yang di timbun; dan pada temperature 10 oC dan 43 oC. Hasil dari pengujian stabilitas penyimpanan, bahan bakar solar menunjukkan sedikit peningkatan viskositas setelah disimpan selama 2 bulan khususnya untuk sampel bahan bakar yang disimpan di kondisi ambien di dalam ruangan, di dalam tangki timbun dan pada suhu penyimpan 10 oC yaitu sebesar 0.4 cSt. Sedangkan untuk penyimpan ambien di luar ruangan dan pada suhu 40 oC peningkatkan sebesar 0.55 – 0.60 cSt. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, stabilitas karaktersitik fisika dan kimia bahan bakar B100, B 20 dan B10 selama penyimpan dapat dilakukan dengan: x
Jenis material yang di gunakan untuk penyimpan harus yang kompatible dengan bahan bakar biodiesel karena mempercepat proses oksidasi;
x
Kondisi penyimpanan pada 10oC – 43oC tidak mempengaruhi stabilitas karateristik fisika dan kimia;
x
Lamanya waktu penyimpanan tidak melebihi dari 3 bulan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
57
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 4.9. Kajian Inventarisasi Gas Metana di Lapangan Migas Indonesia Industri minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia memainkan peranan penting di antaranya untuk bahan baku industri, pemenuhan bahan bakar domestik dan sebagai sumber pendapatan. Namun dalam perkembangannya, industri migas menghasilkan emisi gas rumah kaca terutama karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Metana merupakan gas rumah kaca terpenting setelah karbon dioksida. Walaupun gas metana memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih kuat dari gas karbon dioksida. Pengurangan emisi gas metana di mana pun dapat meningkatkan kualitas udara dunia. Indonesia mempunyai komitmen dan rencana mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk metana, sebesar 26% (unilateral) atau 41% (unilateral dan bantuan internasional) pada tahun 2020. Selain itu, dari sudut pandang ekonomi, pengurangan emisi gas metana dengan menggunakan teknologi yang ada (misalnya mengganti peralatan yang tidak efisien, meningkatkan penerapan perawatan dan prosedur operasional, melakukan kajian baru) terbukti sangat ekonomis. Mengingat masih lemahnya kebijakan dan peraturan terkait hal ini, maka regulasi mengenai isu penurunan emisi gas metana pada kegiatan operasi migas di seluruh wilayah RI harus ditetapkan secara rinci baik untuk kegiatan hulu maupun hilir migas. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu: x
Implementasi GMI di seluruh negara yang telah melaksanakannya tampaknya tidak membutuhkan usaha-usaha yang sulit dan luar biasa - juga dengan kapital dan biaya yang relatif terjangkau (dalam skala biaya operasional), selain tidak memerlukan tenaga spesialis dg kompetensi khusus serta tidak memerlukan teknologi yang rumit. Dengan demikian, setiap KKKS dan operator produksi migas di Indonesia seharusnya tidak memiliki kendala khusus atau kesulitan yang besar untuk melaksanakannya;
x
Dengan
fakta
bahwa
terdapat
2
(dua)
KKKS
yang
tengah
aktif
mengimplementasikan VICO dan Star Energy - ditambah lain KKKS yang sebenarnya juga sudah melakukan implementasi (Chevron dan COPI) sosialisasi yang lebih komprehensif harus segera dibangun melalui organisasi independen tingkat nasional yang sudah ada dengan penguatan fungsi kementrian (ESDM). Di tingkat implementasi di lapangan juga perlu dibangun
58
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 suatu komite atau lembaga nirlaba GMI Indonesia yang khusus membantu dengan kajian-kajian praktis tentang implementasi beberapa jenis teknologi misalnya sbb: a) Vapor Recovery Unit; b) Penggantian 'wet seal' menjadi 'dry seal' di kompresor-kompresor dan pompa-pompa; c) x
Penyesuaian Plunger Lift pada kondisi lapangan khusus, dsb.
Dalam pandangan industri migas secara umum, implementasi GMI jelas terkait langsung dengan kaidah-kaidah 'operating excellence' yang harus dijalankan secara utuh oleh setiap operator migas di Indonesia;
x
Kebijakan Pemerintah RI tentang implementasi pengurangan GRK secara terinci belum dikeluarkan dan belum tercermin dalam standard 'Policy
Statement' dari SKK MIGAS (Kegiatan Hulu) dan BPH MIGAS (Kegiatan Hilir); x
Berbagai Perusahaan/Operator Migas di negara lain yang telah ber-partner dengan GMI International telah aktif mengembangkan Tim Khusus yang didedikasikan untuk implementasi GMI di perusahaan masing2. Contoh ONGC di India, COPI di AS, EcoPetrol di Ecuador, Marathon Oil & Gas di Texas, AS dsb;
x
Membangun sistem 'capacity & competency building' sesuai 'roadmap' yang
'feasible & realistic'. Usaha ini bisa mendapatkan dukungan dan bantuan dari negara2 'partner GMI' lain yang telah berpengalaman dengan implementasi praktis, terutama perusahaan nasional misalnya India (ONGC), China (SINOPEC), dan Ecuador (EcoPetrol); x
Memperkuat fungsi Penelitian dan Pengembangan (R and D) yang terfokus pada GMI ini secara terintegrasi dengan diberikan akses untuk kegiatan inventory dan monitoring pada industri migas;
x
Mewujudkan beberapa 'Pilot Project' terpilih di lapangan-lapangan migas.
4.10. RANCANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (RSNI) Adsorben Gas Bumi Rekomendasi dituangkan dalam RSNI meliputi definisi, syarat mutu, pengambilan percontoh, cara uji, pengemasan dan penandaan adsorben yang digunakan sebagai sarana penyimpanan gas bumi. Standar Nasional Indonesia (SNI) Adsorben Gas Bumi disusun atas pertimbangan sebagai adanya penerapan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
59
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 teknologi penyimpanan gas bumi menggunakan sistem adsorpsi, yaitu adsorbed natural gas, dan diperlukan suatu jaminan kualitas produk dan perlindungan konsumen pada pemakaian sistem adsorben gas bumi. 4.11. RSNI Tabung Baja ANG Untuk Rumah Tangga Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Tabung Baja ANG untuk Rumah Tangga bermotor, merupakan standar baru dan disusun sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu penyimpanan bahan bakar gas (BBG) pada tabung ANG. RSNI ini memegang peranan penting dalam pemanfaatan BBG secara luas untuk sektor rumah tangga. Standar ini disusun oleh Gugus Kerja dan dibahas dalam beberapa kali rapat teknis, dan terakhir dirumuskan dalam rapat koordinasi di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2014 yang dihadiri oleh wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, balai-balai penelitian, perguruan tinggi serta instansi pemerintah yang terkait 4.12. Pengembangan Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kemiri Sunan Via Hidrogenasi Katalitik Bahan Baku Biodiesel yang selama ini digunakan oleh Pertamina sebagai bahan pencampur minyak solar, yang didistribusikan sebagai biosolar untuk bahan bakar kendaraan bermesin diesel, bahan bakunya berasal dari minyak kelapa sawit yang juga digunakan sebagai bahan pangan di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan jumlah pendukuk, kebutuhan minyak kelapa sawit sebagai bahan pangan dan sebagai bahan baku biodiesel akan semakin meningkat. Untuk itu perlu dicarikan alternatif pengganti dari minyak kelapa sawit tersebut agar tidak menganggu ketersediannya sebagai bahan pangan. Minyak kemiri sunan adalah salah satu bahan baku alternative untuk pembuatan biodiesel yang potensial. Minyak kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) dapat menghasilkan 300-500 kg biji kering per pohon per tahun dengan kadar minyak 50-56 persen.[6] Disamping itu, kemiri sunan adalah salah satu minyak non pangan atau minyak yang tidak dapat dikonsumsi sebagai makanan bagi manusia sehingga pemanfaatan minyak ini tidak bersinggungan dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Komposisi asam lemak yang terdapat dalam minyak kemiri sunan terdiri dari 10% Palmitic Acid, 9% Stearic Acid, 12% Oleic Acid, 19% Linoleic Acid dan 51% Į-elaeostearic acid. Karena kadar asam eleostearat tinggi ini mengakibatkan minyak kemiri sunan mempunyai angka iodium sangat tinggi
60
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 (130 – 170 g-iodium/ons). Hal ini dikarenakan adanya ikatan rangkap 3 yang terkonjugasi yang dimiliki oleh asam lemak tidak jenuh yaitu Į-elaeostearic acid yang merupakan kandungan terbesar dalam minyak kemiri sunan. Angka iodium yang tinggi dari minyak kemiri sunan dapat menyebabkan biodiesel yang dihasilkan melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi memiliki angka iodium melebihi dari batasan yang ada dalam SNI No. 7182 Tahun 2012, yaitu sebesar maksimal 115 g-iodium/ons. Untuk itu diperlukan suatu peraturan yang menjelaskan criteria bahan baku minyak kemiri sunan yang dapat digunakan sebagai
bahan
baku
biodiesel
dan
kemungkinan-kemungkinan
proses
pretreatment bahan baku yang diperlukan untuk memenuhi criteria bahan baku biodiesel. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu: x
Pretreatment minyak kemiri sunan 1 (KS 1) sebelum dijadikan bahan baku biodiesel dapat menurunkan angka iodium minyak kemiri sunan dan memperbaiki spesifikasi biodiesel yang dihasilkan khususnya angka iodium. Namun penggunaan hydrogen dan katalis akan memerlukan unit tambahan dalam memproduksi biodiesel terutama unit penghasil gas hydrogen, dan juga akan meningkatkan biaya produksi, sehingga harga biodiesel yang dihasilkan dapat menjadi lebih mahal. Untuk itu pretreatment terhadap minyak kemiri sunan untuk keperluan bahan baku biodiesel, sebaiknya merupakan pertimbangan terakhir dalam produksi biodiesel menggunakan bahan baku minyak kemiri sunan;
x
Saat ini terdapat 4 (empat) varieatas dari kemiri sunan, yaitu kemiri sunan 1 (KS 1), kemiri sunan 2 (KS 2), kermindo 1 dan kermindo 2 yang memiliki karakteristik minyak berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lengkap terhadap 4 (empat) jenis minyak kemiri sunan tersebut yang meliputi karakteristik dan proses pembuatan biodiesel, untuk mendapatkan jenis yang cocok sebagai bahan baku biodiesel yang produknya dapat memenuhi SNI biodiesel 7182 tahun 2012. Produk biodiesel kemiri sunan yang sudah memenuhi spesifikasi sebaiknya dilanjutkan untuk penelitian uji bangku multisilinder dan uji jalan (road test), sehingga dapat dijadikan rekomendasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
61
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 kelayakan penggunanan biodiesel kemiri sunan sebagai pencampur atau substitusi bahan bakar minyak solar; x
Jika dari hasil penelitian tersebut ternyata produk biodiesel minyak kemiri sunan masih terdapat parameter yang belum memenuhi spesifikasi, sebaiknya dilakukan relaksasi terhadap SNI 7182 tahun 2012, sehingga dapat memberikan kelonggaran spesifikasi terhadap produk biodiesel kemiri sunan.
4.13. Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan LPG sebagai bahan bakar yang secara umum telah dimanfaatkan sebagai bahan bakar sektor perumahan, industri kecil dan telah memasyarakat. Diharapkan bahan bakar LPG dapat memberikan kontribusi bagi perahu motor tempel nelayan kecil. Secara teoritis motor tempel tersebut dapat dikonversikan menjadi bi-fuel, yaitu menggunakan bahan bakar minyak dan LPG. Penelitian dan pengujian terhadap motor tempel (outboard motor/over head
valve Engine) 6,5 HP untuk dapat juga menggunakan LPG sebagai bahan bakarnya secara bi-fuel, dengan menggunakan peralatan konversi. Pengujian motor tempel berbahan bakar LPG dilaksanakan secara laboratorium untuk mendapatkan kinerja berupa torsi, horse power yang diharpkan dapat setara dengan menggunakan bahan bakar bensin dan emisi yang dapat lebih baik dibandingkan
bila
menggunakan
bahan
bakar
bensin.
Pengujian
juga
dilaksanakan di perairan dengan kondisi seperti nelayan kecil saat menangkap ikan, untuk mendapatkan kinerja berupa kecepatan, jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar. Dari hasil penelitian, pengujian dan analisa diperoleh bahwa dalam uji di laboratorium, motor tempel dengan menggunakan bahan LPG dapat lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar bensin, yaitu daya dapat mencapai tidak kurang dari 50% lebih baik dari pada menggunakan bahan bakar bensin. Begitu pula emisi CO 29,4%, CO2 58,2% dan HC 61,9% lebih baik dari pada menggunakan bahan bakar bensin. Namun hasil pengujian motor tempel pada perahu di perairan, yaitu penggunaan bahan bakar bensin masih mendapatkan kecepatan dan waktu tempuh yang lebih baik, yaitu 12,2% lebih baik, akan tetapi konsumsi penggunaan bahan bakar LPG dapat lebih baik dari
62
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 pada menggunakan bahan bakar bensin, yaitu penggunaan bahan bakar lebih rendah 5,03%. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, untuk menjalankan langkah nyata berupa substitusi bahan bakar minyak (bensin) dengan bahan bakar gas (LPG) untuk kebutuhan motor temple perahu nelayan kecil sebagai bentuk diversifikasi energi dan mengatasi kesulitan bagi para nelayan kecil untuk mendapatkan bahan bakar minyak (bensin), namun dengan adanya infrastruktur distribusi bahan bakar LPG yang baik hingga ke pelosok daerah, maka diharapkan LPG dapat memberikan kontribusi sebagai bahan bakar motor tempel nelayan kecil. Diharapakan adanya Regulasi setingkat presiden baik berupa peraturan, keputusan maupun instruksi dapat menjadi landasan hukum untuk terlaksananya pelaksanaan substitusi dengan bahan bakar LPG bagi motor tempel nelayan kecil dengan demikian regulasi tersebut juga sebagai dasar hukum untuk kordinasi beberapa kementerian dan instansi terkait dalam melaksanakan substitusi dengan bahan bakar LPG bagi motor tempel nelayan kecil. 4.14. Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian /Lembaga Program konversi dari BBM ke BBG pada sektor transportasi merupakan salah satu program prioritas nasional yang memberikan keuntungan bagi masyarakat
maupun
pemerintah.
keuntungan
bagi
masyarakat
adalah
memperoleh bahan bakar yang melimpah dan harganya lebih murah, ramah lingkungan dan sesuai dengan tuntutan teknologi permesinan kendaraan terkini sehingga berimbas pada peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Sedangkan bagi pemerintah, penggunaan BBG dapat menjamin ketahanan energi, menghemat subsidi, meningkatkan jaminan pasokan energi dalam negeri dan mensukseskan program langit biru serta mengenalkan bentuk energi alternatif kepada masyarakat. Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk transportasi jalan. (Peraturan Menteri ESDM No. 19 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Gas Bumi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
63
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Untuk Bahan Bakar Gas yang Digunakan Untuk Transportasi). Selain itu, guna memberikan contoh yang baik dalam pengendalian BBM bersubsidi, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Bahan Bakar Minyak. Selanjutnya dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM no. 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak. Kedua peraturan tersebut melarang kendaraan dinas menggunakan BBM bersubsidi. Penggunaan BBM non subsidi untuk kendaraan dinas mengakibatkan Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Untuk itu, Badan Litbang ESDM melalui PPPTMGB “LEMIGAS” berinisiatif untuk melaksanakan percepatan program konversi BBM ke BBG melalui penggunaan BBG untuk kendaraan dinas di Kementerian/ Lembaga. Dalam melaksanakan program tersebut diusulkan pembangunan beberapa SPBG di beberapa K/L melalui sistem cluster. Cluster 1, SPBG ditempatkan di Kementerian ESDM sebagai SPBG online dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 2, SPBG ditempatkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai MRU dengan kapasitas 0,1 MMscfd. Cluster 3, SPBG ditempatkan di lokasi Gedung DPR/MPR/DPD sebagai MS dengan kapasitas 1 MMscfd. Cluster 4, SPBG ditempatkan di Kementerian Perindustrian sebagai SPBG onlline dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 5, SPBG ditempatkan di LEMIGAS sebagai SPBG DS dengan kapasitas 0,25 MMscfd. Untuk
merealisasikan
terbangunnya
SPBG
tersebut
telah
dilakukan
pembuatan Front End Engineering Design (FEED) yang siap untuk ketahap Engineering, Procurement and Construction (EPC). Total investasi yang diperlukan dalam pembangunan SPBG pada clustercluster tersebut adalah sekitar Rp. 111,7 Milyar. Dengan investasi tersebut, dapat diperoleh penghematan sekitar Rp. 30,3 Milyar, pada asumsi harga gas Rp. 4.768/lsp, harga BBM non subsidi sekitar Rp. 9.500/liter, dan jumlah kendaraan dinas yang terkonversi sebanyak 1753 kendaraan. Pada asumsi IRR 10%, harga beli gas US$ 4,72 /mmbtu, toll fee US 1.5 / MMBTU dan kurs Rp. 12.000/US$, dan thruput setiap SPBG maksimum, diperoleh harga BBG di MS sekitar Rp. 3.353/lsp dan di DS sekitar Rp.5.161/lsp, MRU
64
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 KemenkumHam sekitar Rp. 5.584/lsp dan SPBG online KESDM sekitar Rp. 4.270/lsp. Harga rata-rata BBG adalah sekitar Rp. 4.768/lsp. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi, yaitu: y
Dalam upaya efisiensi APBN, salah satu upayanya adalah melakukan konversi BBM ke BBG untuk kendaraan dinas di K/L. Untuk itu, diperlukan infrastruktur yang mendukung seperti SPBG untuk K/L.
y
Diusulkan pembangunan beberapa SPBG di beberapa K/L melalui sistem cluster. Cluster 1, SPBG ditempatkan di Kementerian ESDM sebagai SPBG online dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 2, SPBG ditempatkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai MRU dengan kapasitas 0,1 MMscfd. Cluster 3, SPBG ditempatkan di lokasi Gedung DPR/MPR/DPD sebagai MS dengan kapasitas 1 MMscfd. Cluster 4, SPBG ditempatkan di Kementerian Perindustrian sebagai SPBG onlline dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 5, SPBG ditempatkan di LEMIGAS sebagai SPBG DS dengan kapasitas 0,25 MMscfd.
y
Untuk
merealisasikan
terbangunnya
SPBG
tersebut
telah
dilakukan
pembuatan Front End Engineering Design (FEED) yang siap untuk ketahap Engineering, Procurement and Construction (EPC). y
Total investasi yang diperlukan dalam pembangunan SPBG pada clustercluster tersebut adalah sekitar Rp. 111,7 Milyar. Dengan investasi tersebut, dapat diperoleh penghematan sekitar Rp. 30,3 Milyar, pada asumsi harga BBG rata-rata Rp. 4.768/lsp, harga BBM non subsidi sekitar Rp. 9.500/liter, dan jumlah kendaraan dinas yang terkonversi sebanyak 1753 kendaraan.
y
Dengan asumsi IRR 10%, harga beli gas US$ 4,72 /mmbtu, toll fee US 1.5 / mmbtu dan kurs Rp. 12.000/US$, dan thruput setiap SPBG maksimum, diperoleh harga BBG di MS sekitar Rp. 3.353/lsp dan di DS sekitar Rp.5.161/lsp, MRU KemenkumHam sekitar Rp. 5.584/lsp dan SPBG online KESDM sekitar Rp. 4.270/lsp. Harga rata-rata BBG adalah sekitar Rp. 4.768/lsp.
y
Hasil kajian ini sejalan dengan program Pemerintah dalam rangka penghematan dan efisiensi APBN dan untuk pengendalian BBM yang saat ini
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
65
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 sebagian besar diimpor. Untuk itu, pada tahun anggaran 2015 perlu ditindaklanjuti ke tahap Engineering Procuremenr and Construction (EPC). 4.15. Kelayakan Relokasi Market Gas Pipa dari Ekspor ke Domestik Kebijakan ekspor gas bumi menyebabkan pasokan gas bumi di dalam negeri mengalami defisit. Ekspor gas bumi tahun 2013 mencapai 3.400 MMscfd atau sekitar 47% dari total produksi gas bumi nasional. Dari total ekspor gas tersebut, 20% diantaranya diekspor dalam bentuk gas pipa ke Malasysia dan Singapura. Harga ekspor gas pipa ke Malaysia hanya US$ 6 / MMbtu atau lebih rendah dibandingkan dengan harga gas domestik yang mencapai US$ 9 – 11/MMbtu sedangkan harga gas ke Singapura mencapai US$ 17 / MMbtuada yang lebih rendah. Salah satu alternatif atau potensi penambahan pasokan gas untuk kebutuhan domestik adalah melalui relokasi market gas pipa tersebut ke domestik. Potensi lainnya adalah dengan memanfaatkan seluruh gas dari Blok Natuna DAlpha untuk kebutuhan domestik. Untuk mengetahui kelayakan relokasi market gas pipa tersebut dilakukan perhitungan dan analisis dampak berganda dengan menggunakan model I-O dan analisis Benefit Cost Ratio (BCR). Analisis BCR dan perhitungan dampak dilakukan dengan melakukan beberapa skenario volume dan harga gas pipa yang direlokasi ke domestik seperti diperlihatkan dalam Tabel 3.11. Tabel 3.11 Skenario Relokasi Market Gas Pipa Dari Ekspor ke Domestik VOLUME RELOKASI (MMscfd)
HARGA EKSPOR (US$/Mmbtu)
SKENARIO MALAYSIA
SINGAPURA
NATUNA
TOTAL
MALAYSIA
SINGAPURA
NATUNA
RATARATA
HARGA DOMESTIK (US$/Mmbtu)
Capex (Juta US$)
I
-
465
465
6
17
17
10.3
6,600,000
II
263
465
728
6
17
11.22
10.3
6,600,000
III
263
-
263
6
17
6
10.3
6,600,000
IV
-
465
300
765
6
17
13
15.43
10.3
18,000,000
V
263
465
300
1028
6
17
13
13.02
10.3
18,000,000
VI
-
465
1000
1465
6
17
13
14.27
10.3
37,200,000
VII
263
465
1000
1728
6
17
13
13.01
10.3
37,200,000
Hasil analisis dan perhitungan dampak memperlihatkan kenaikkan beberapa indikator ekonomi secara nasional. Kenaikkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) berkisar 0.3% hingga 1.16% sedangkan kenaikkan pendapatan
66
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 masyarakat sebesar 0.09% hingga 0.37% dan penyerapan tenaga kerja sebesar 0.11% hingga 0.44%. kenaikkan terbesar terjadi pada skenario-VII. Tabel 3.12 Hasil Simulasi Dampak Terhadap Nasional KENAIKAN DAMPAK TERHADAP NASIONAL 2013 RINCIAN
SKENARIO I
KENAIKAN PDRB KENAIKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PENYERAPAN TENAGA KERJA
SKENARIO II
SKENARIO III
SKENARIO IV
SKENARIO V
SKENARIO VI
SKENARIO VII
0.30%
0.45%
0.18%
0.65%
0.75%
1.00%
1.16%
0.90%
0.13%
0.06%
0.25%
0.27%
0.33%
0.37%
0.11%
0.16%
0.07%
0.22%
0.25%
0.39%
0.44%
Berdasarkan besarnya dampak yang dialami oleh wilayah-wilayah yang dilalui infrastruktur jaringan pipa relokasi, wilayah Sumatera Selatan mengalami kenaikkan PDRB terbesar yaitu 8.11 - 30.42 trilyun rupiah sedangkan kenaikkan PDRB terkecil dialami wilayah Banten yaitu 45 - 242 milyar rupiah. Kenaikkan pendapatan masyarakat terbesar dialami oleh wilayah Aceh yaitu 889 milyar rupiah hingga 3.32 trilyun rupiah sedangkan kenaikkan pendapatan masyarakat terkecil dialami oleh wilayah Kalimantan Barat yaitu 2.3 – 2.4 milyar rupiah. Penyerapan tenaga kerja terbesar dialami oleh wilayah Jawa Barat yaitu 54.344 – 211.740 jiwa sedangkan penyerapan tenaga kerja terkecil dialami oleh wilayah Kalimantan Barat yaitu 138 – 145 jiwa. Analisis BCR menunjukkan nilai > 1 untuk seluruh skenario. Hal ini menunjukkan bahwa relokasi market gas pipa dari ekspor ke domestik layak dilakukan karena berdampak positif terhadap pembangunan ekonomi nasional. Tabel berikut memperlihatkan nilai BCR pada berbagai skenario relokasi. Tabel 3.13 Analisis BCR Untuk Dampak 1 Tahun BENEFIT COST RATIO (DAMPAK 1 TAHUN) SKENARIO I CAPEX PIPA OPEX (PIPA+KOMPESOR) POTENSI KEHILANGAN PENDAPATAN PENINGKATAN PDRB
SKENARIO II
SKENARIO III
SKENARIO IV
SKENARIO V
SKENARIO VI
SKENARIO VII
6,600,000
6,600,000
6,600,000
18,000,000
18,000,000
37,200,000
37,200,000
1,018,350
1,594,320
579,970
1,675,350
2,251,320
3,208,350
3,784,320
13,645,890
2,932,848
(4,953,342)
17,193,690
8,692,548
13,645,890
20,518,548
26,869,976
40,790,590
16,191,067
53,044,693
60,580,509
91,155,121
105,069,624
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
67
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
BENEFIT COST RATIO (DAMPAK 1 TAHUN)
PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT BENEFIT COST RATIO
SKENARIO I
SKENARIO II
SKENARIO III
SKENARIO IV
SKENARIO V
SKENARIO VI
SKENARIO VII
2,316,636
3,312,423
1,552,328
4,869,671
5,409,171
8,728,405
9,723,641
1.37
3.96
3.16
1.57
2.28
1.85
1.87
Tabel 3.14 Analisis BCR Untuk Dampak 10 Tahun BENEFIT COST RATIO (DAMPAK 1 TAHUN)
CAPEX PIPA (JUTA RP) OPEX (JUTA RP) POTENSI KEHILANGAN EKSPOR (JUTA RP) PDRB TERCIPTA (JUTA RP) PENDAPATA MASYARAKAT TERCIPTA (JUTA RP) BENEFIT COST RATIO
SKENARIO I
SKENARIO II
SKENARIO III
SKENARIO IV
SKENARIO V
SKENARIO VI
SKENARIO VII
6,600,000
6,600,000
6,600,000
18,000,000
18,000,000
37,200,000
37,200,000
10,183,500
15,943,200
5,799,700
16,753,500
22,513,200
32,083,500
37,843,200
136,458,900
29,328,480
(49,533,420)
171,936,900
86,925,480
136,458,900
205,185,480
268, 699,763
407,905,901
161,910,670
530,446,932
605,805,092
911,551,209
1,050,696,238
23,166,360
33,124,228
15,523,285
48,696,714
54,091,709
87,284,055
97,236,405
1.90
8.50
18.36
2.80
5.18
4.85
4.10
4.16. Kajian Potensi Propana dan Butana pada Lapangan Gas Bumi dalam Upaya Peningkatan Produksi LPG di Indonesia Ketersediaan LPG sebagai bahan bakar rumah tangga maupun untuk kepentingan industri saat ini mutlak diperlukan. Kebutuhan LPG secara nasional dapat direpresentasikan dari realisasi penjualan LPG dalam negeri. Akan tetapi setelah dicermati ternyata suplai LPG yang sudah dapat dipenuhi baru untuk sektor rumah tangga. Dari data konsumsi LPG hingga tahun 2013, dapat diketahui bahwa kebutuhan LPG terbesar pada sektor rumah tangga kurang lebih mencapai 70 % dari kebutuhan LPG nasional, sehingga sektor industri dan transpotasi hanya disisakan sebanyak 30 % dan nilai ini dirasakan belum mencukupi. Diperkirakan kebutuhan terhadap LPG untuk sektor rumah tangga akan terus meningkat sebesar 2 % setiap tahunnya mengikuti laju pertumbuhan populasi penduduk.
68
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Komponen utama LPG adalah gas Propana atau Butana, atau campuran dari gas Propana dan Butana. LPG disintesis di pengilangan minyak bumi atau dengan mencairkan kandungan propana dan butana yang terkandung dalam gas alam. LPG yang dihasilkan melalui pencairan gas alam diketahui lebih bersih dan ramah lingkungan dibandingkan LPG dari hasil cracking minyak bumi, hal ini dikarenakan komponen hidrokarbon pada gas alam lebih sederhana dibandingkan pada minyak bumi. Saat ini di Indonesia belum banyak dilakukan kajian terhadap gas bumi yang mempunyai komponen propana dan butana yang cukup tinggi untuk dapat diolah menjadi LPG. Dengan mengetahui potensi gas propana dan butana pada suatu wilayah lapangan migas akan dapat ditentukan kelayakan pembangunan unit kilang LPG yang akan memisahkan komponen propana dan butana dari komponen lainnya dalam gas bumi. Kajian ini dirasa akan dapat menjawab tantangan kekurangan supply LPG dimasa mendatang. Sehingga kekurangan pasokan gas LPG untuk rumah tangga, industri dan trasportasi dapat di atasi. Selain itu, dari hasil kegiatan ini juga diharapkan menjadi salah satu solusi untuk dapat menurunkan kapasitas import LPG dari luar negeri yang hingga saat ini masih mencapai 50%. Dari hasil survey dan sampling dari beberapa lapangan migas, dipilih lapangan migas dari PT Pertamina Aset 3 (Lapangan Karang Baru Jatibarang, Cirebon) serta Lapangan migas dari Pertamina JOB Jambi Merang (Lapangan Sungai Kenawang dan Lapangan Pulai Gading). Lapangan ini memiliki kandungan propana dan butana yang cukup tinggi sehingga kajian perancangan LPG plant dilakukan dengan bahan baku gas bumi dari lapangan migas tersebut. Dari hasil perancangan proses pengolahan LPG Plant dari tiap lapangan gas yang dikaji dicantumkan pada Tabel 3.15. Tabel 3.15 LAPANGAN GAS Pertamina Asset 3 (Jatibarang Cirebon) Sungai Kenawang PulaiGading
FEED GAS (MMSCFD)
LPG (TON/DAY)
LEAN GAS (MMSCFD)
KONDENSAT (BARREL/DAY)
22,67 82 5,33
154,3 327,8 16,93
19,59 67,44 4,437
351,4 636 10,82
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
Hasil Lapangan Gas Yang Dikaji
69
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Dalam analisa keekonomian untuk mengetahui kajian ini layak dari segi ekonomi, dilakukan perhitungan biaya investasi. Analisa keekonomian dihitung dengan dua skenario keekonomian yaitu Skenario 1 dimana keekonomian dengan membeli gas dari pemilik gas dan menjualnya seluruh produk keluaran kilang LPG termasuk lean gas serta Skenario 2 keekonomian dengan meminjam gas dari pemilik gas dan membayar toll fee sebesar 1.5 US$/MMBTU, memprosesnya menjadi LPG dan produk turunannya, dan mengembalikan lean gas ke pemiliknya. Hasil Perhitungan NPV, IRR dan PBP ditampilkan pada Tabel 3.16. Tabel 3.16 Analisis Keekonomian Pembangunan LPG Plant LAPANGAN PERTAMINA ASSET 3 (JATIBARANG)
LAPANGAN SUNGAI KENAWANG
BIAYA INVESTASI 45.499.224 (US$) SKENARIO 1 (EQUITY 100%)
BIAYA INVESTASI 87.469.003 (US$) SKENARIO 1 (EQUITY 100%)
NVP (@15%)
NVP (@15%)
IRR (%)
31.376.422 34,06
PBP (TAHUN)
2,7
IRR (%)
LAPANGAN PULAI GADING
43.979.828 29,04
PBP (TAHUN)
3,1
BIAYA INVESTASI 15.983.559 (US$) SKENARIO 1 (EQUITY 100%) NVP (@15%) 22.203.298 IRR (%) PBP (TAHUN)
-
SKENARIO 1 (EQUITY 30%)
SKENARIO 1 (EQUITY 30%)
SKENARIO 1 (EQUITY 30%)
NVP (@15%)
NVP (@15%)
NVP (@15%)
IRR (%)
30.615.543 56,63
PBP (TAHUN)
1,77
IRR (%) PBP (TAHUN)
42.517.093 43,47 1,56
IRR (%)
22.470.589 -
PBP (TAHUN)
-
SKENARIO 2 (EQUITY 100%)
SKENARIO 2 (EQUITY 100%)
SKENARIO 2 (EQUITY 100%)
NVP (@15%)
NVP (@15%)
NVP (@15%)
25.819.859
14.330.907
IRR (%)
30,9
IRR (%)
19,8
IRR (%)
PBP (TAHUN)
1,65
PBP (TAHUN)
1,19
PBP (TAHUN)
24.079.057 -
SKENARIO 2 (EQUITY 30%)
SKENARIO 2 (EQUITY 30%)
SKENARIO 2 (EQUITY 30%)
NVP (@15%)
NVP (@15%)
NVP (@15%)
IRR (%) PBP (TAHUN)
25.058.981 48,37 1,63
IRR (%) PBP (TAHUN)
12.868.172 23,09 1,17
IRR (%)
24.346.348 -
PBP (TAHUN)
-
Dari analisa keekonomian, pembangunan LPG Plant di lapangan Pertamina Aset 3 (Jatibarang Cirebon) dan Sungai Kenawang layak secara ekonomis sedangkan pembangunan LPG Plant di lapangan Pulai Gading tidak layak secara ekonomis. Pada analisa sensitivitas, variabel yang paling berpengaruh untuk skenario 1 adalah perubahan harga beli gas bumi, sedangkan untuk skenario 2 adalah perubahan harga jual LPG
70
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Usulan rekomendasi pada isu peningkatan produksi LPG di Indonesia yang krusial dan sebaiknya dilaksanakan, yaitu: x
Pemerintah merekomendasikan sebuah usulan terhadap jalur pipa gas bumi yang memiliki kandungan propana dan butana yang cukup tinggi sebaiknya diolah terlebih dahulu menjadi LPG untuk memenuhi kekurangan suplai LPG di sektor rumah tangga maupun industri;
x
Pemerintah mendorong swasta untuk berinvestasi di dalam penyediaan kilang LPG, peralatan pendukung infrastruktur LPG berikut jasanya;
x
Pemberian perhatian khusus pemerintah terhadap KKKS yang serius mengembangkan kilang LPG di Indonesia dengan cara memberikan insentif, bonus, kemudahan perijinan dan reward yang menarik;
x
Pengintegrasian pengurusan perijinan satu atap untuk pembangunan kilang LPG antar lembaga negara, kementrian/departemen, pemerintah pusat dan daerah untuk percepatan kegiatan peningkatan produksi LPG di Indonesia sehingga dapat mengurangi impor LPG.
4.17. Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia Adanya insiden ledakan pada kendaraan BBG bersumber dari tabung yang terbuat dari bahan logam baja yang dipicu oleh korosi akibat komposisi gas yang berada di luar spesifikasi yang telah ditetapkan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi psikologis masyarakat untuk enggan beralih dari BBM ke BBG. Penggunaan tabung CNG Tipe 4 yang terbuat dari bahan komposit merupakan salah
satu
jawaban
atas
permasalahan
ini.
Dengan
mempertimbangan
keunggulan yang dimiliki dan tren dunia untuk menggunakan tabung CNG Tipe 4 serta ketahanan terhadap korosi akibat kandungan impuritis dalam BBG, pada saat ini PPPTMGB “LEMIGAS” sedang menyiapkan rancangan tabung CNG Tipe 4 yang disesuaikan dengan kondisi BBG di Indonesia dengan kandungan air melebihi ambang batas spesifikasi. Rancangan tabung ini dilengkapi dengan peralatan tambahan yang berfungsi untuk membuang cairan dan kotoran yang ada dalam tabung tanpa harus membongkar instalasi tabung dari kendaraan. Namun untuk mewujudkan hal tersebut perlu dukungan dari industri manufaktur tabung dan laboratorium uji yang memadai.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
71
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Berdasarkan fakta yang ada, dibawah ini disampaikan beberapa usulan rekomendasi sebagai langkah upaya solusinya di masa datang: x
Pada saat ini tabung CNG yang digunakan untuk kendaraan bermotor berbahan bakar gas masih banyak Tipe 1 dan 2 yang terbuat dari bahan logam baja. Hasil kajian pada tahun 2013 dan beberapa bukti insiden kecelaakaan pada kendaraan berbahan bakar gas menunjukan bahwa disamping berat yang dapat menggangu/mempengaruhi kinerja kendaraan, penggunaan tabung CNG tipe 1 dan 2 relatif rentan terhadap kerusakan dini akibat korosi yang dapat memicu insiden ledakan yang disebabkan kurang baiknya kualitas BBG yang dijual di SPBG di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini maka disarankan menggunakan tabung CNG Tipe 4 yang berbuat dari bahan liner plastik (HDPE) yang diperkuat dengan bahan komposit. Berapa kelebihan lain dari tabung CNG Tipe 4 diantaranya adalah: 1.
Tahan korosi
2.
Lebih ringan dibandingkan tabung CNG Tipe 1, 2 dan 3
3.
Lebih murah untuk aplikasi pada tabung dengan tekanan lebih tinggi dan ukuran tabung yang lebih besar;
x
4.
Lebih tahan terhadap retak lelah (fatigue cracks);
5.
Liner lebih tangguh;
6.
Biaya produksi lebih rendah (Low capital cost for manufacturing)
7.
Bisa dibuat untuk tabung berdiameter besar;
8.
Bisa dibuat untuk tabung bertekanan ultra tinggi (1,000 bar)
Dengan mempertimbangan keunggulan yang dimiliki dan tren dunia untuk menggunakan tabung CNG Tipe 4 serta ketahanan terhadap korosi akibat kandungan impuritis dalam BBG, pada saat ini PPPTMGB “LEMIGAS” sedang menyiapkan rancangan tabung CNG Tipe 4 yang disesuaikan dengan kondisi BBG di Indonesia. Rancangan tabung ini dilengkapi dengan peralatan tambahan yang berfungsi untuk membuang cairan dan kotoran yang ada dalam tabung tanpa harus membongkar instalasi tabung dari kendaraan. Namun upaya ini terkendala dengan terbatasnya industri yang mampu membuat tabung hasil rancangan dimaksud. Untuk mengatasi masalah ini perlu kiranya ada upya kebijakan pemerintah yang dapat merangsang minat pihak pengusaha untuk lebih tertarik beinvestasi dalam bidang ini sehingga
72
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 hasil rancangan ini diharapkan bisa dikembangkan dan dikomersialkan lebih lanjut di masa datang; x
Untuk mendukung proses produksi dan sertifikasi tabung CNG 4 hasil rancangan dan juga untuk keperluan pengujian kualitas tabung baru dan pemeriksaan periodik seperti dipersyaratkan baik oleh peraturan perundangan di Indonesia maupun standar internasional yang menjadi acuan utama, maka perlu ada laboratorium uji yang memadai. Pada saat ini di LEMIGAS telah ada Laboratorium Uji Tabung yang dapat melayani penguian tabung CNG dan tabung jenis lainnya. Akan tetapi fasilitas yang ada masih sangat terbatas. Untuk itu perlu adanya bantuan untuk menlengkapi alat yang ada sehingga laboratorium ini mapu memberikana pelayanan pengujian yang lengkap sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
4.18. Prafeasibility Studi Pengembangan Kilang Minyak Mini di Lapangan Minyak Jambi Dalam pengiriman minyak bumi dari sumber minyak ke kilang minyak melalui pipa sering terjadi hambatan/kendala yang menyebabkan adanya losses yang cukup besar. Kehilangan minyak tersebut dapat diakibatkan oleh adanya penyusutan minyak dalam pipa, penguapan minyak pada tangki timbun yang terdiri atas flashing, working and standing loss. Selain itu, kehilangan minyak dapat
juga
diakibatkan
pencurian
minyak
oleh
orang-orang
yang
tidak
bertanggungjawab. Salah satu alternatif untuk mencegah terjadinya losses minyak yang mengakibatkan kerugian Negara yang berkelanjutan adalah dengan membangun kilang minyak mini di lapangan minyak. Kilang minyak mini adalah sebuah kilang kecil yang mengolah minyak mentah kurang dari 5000 barrel per hari yang dibangun secara modular sehingga dapat dengan mudah diangkut dan dipindahkan. Usulan kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kelayakan secara teknis dan ekonomi terhadap pembangunan kilang minyak mini dalam rangka mengoptimalkan lapangan minyak dan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak di suatu wilayah secara lebih efisien dan lebih murah. Sebagai studi kasus diusulkan pembangunan kilang minyak mini di
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
73
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
lapangan minyak di wilayah Jambi (sepanjang jalur Jambi-Plaju). Wilayah Jambi memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan kilang minyak mini salah satunya adalah Lapangan minyak Meruap yang saat ini dikelola oleh JOB Pertamina EP – BWP Meruap. Lapangan ini berpotensi untuk dikembangkan kilang minyak mini mengingat sampai saat ini minyak dari lapangan ini dikirim ke Bajubang menggunakan Truck Tangki dan sifat dari minyak Meruap yang relatif sedang serta sifat-sifat lain yang mendukung. Pembangunan
kilang
minyak
mini
dengan
kapasitas
2.000
bbl/hari
menghasilkan Kondensat sekitar 90 bbl/hari, Bensin ON 80 sekitar 610 bbl/hari, Kerosin sekitar 122 bbl/hari, Minyak Solar sekitar 1.138 Bbl/hari dan Residu sekitar 2 bbl/hari. Pembangunan kilang minyak mini dengan kapasitas 2.000 bbl/hari memerlukan investasi sekitar 7,81 juta US$ dan biaya operasi sekitar 69,49 juta US$. Proyek pengembangan kilang mini merupakan proyek yang menguntungkan baik dari sisi pemerintah maupun dari sisi badan usaha, hal ini terlihat dari tingkat pengembalian yang relatif singkat yaitu 3,2 tahun untuk pemerintah dan 4 tahun untuk swasta. Dan IRR yamg relatif besar yaitu 32,43% untuk pemerintah dan 52,42% untuk badan usaha. Selain itu, jika besaran intangible berupa efek berganda dari pengembangan kilang mini dimasukan dalam analisis kelayakan maka dari sisi pemerintah proyek ini layak bahkan memiliki tingkat pengembalian kurang dari 1 tahun. Berikut ini disampaikan beberapa usulan rekomendasi: x
Pembangunan kilang minyak mini di lapangan minyak bertujuan untuk mengoptimalkan hasil produksi minyak, meminimalisasi kerugian yang ditimbulkan akibat adanya losses dan penyusutan minyak dan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak secara lebih efisien dan lebih murah untuk wilayah disekitarnya. Pemerintah dapat membangun kilang minyak mini pada lapangan minyak yang dimiliki oleh PT. Pertamina sebagai Penyertaan Modal Pemerintah (PMP). Kilang minyak yang dibangun tersebut selain menguntungkan juga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional;
x
Wilayah Jambi memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan kilang minyak mini mengingat di wilayah ini terdapat sumber minyak yang
74
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
relatif kecil dan tersebar di beberapa kabupaten, industri dan pembangkit yang cukup besar untuk penyerapan produk kilang, iInfrastruktur yang memadai (jalan dan listrik), lokasi kilang terletak di onshore, dan keinginan yang kuat dari Pemda Jambi untuk membangun kilang; x
Pembangunan
kilang
minyak
mini
dengan
kapasitas
2.000
bbl/hari
menghasilkan Kondensat sekitar 90 bbl/hari, Bensin ON 80 sekitar 610 bbl/hari, Kerosin sekitar 122 bbl/hari, Minyak Solar sekitar 1.138 Bbl/hari dan Residu sekitar 2 bbl/hari; x
Pembangunan
kilang
minyak
mini
dengan
kapasitas
2.000
bbl/hari
memerlukan investasi sekitar 7,81 juta US$ dan biaya operasi sekitar 69,49 juta US$; x
Pembiayaan pembangunan kilang minyak mini dapat dilakukan baik oleh Pemerintah maupun Swasta. IRR yang dibiayai oleh Pemerintah sekitar 32,43 dan IRR yang dibiaya oleh Swasta sekitar 52,42%; Perlu sosialisasi ke K3S
4.19. Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas Kegiatan ini telah dijelaskan pada halaman sebelumnya (lihat kegiatan unggulan LEMIGAS 2014).
5. Keluaran Rancang Bangun/ Penerapan Teknologi Unggulan
Prototype/
Formula/
Rekayasa
Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula pada bidang minyak dan gas bumi terdiri dari 12 buah, yaitu: 5.1. Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB) Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan CBM terbesar di dunia dengan potensi kandungan sebesar 453 triliun kaki kubik (TCF), dua kali lipat dibandingkan dengan cadangan gas alamnya. CBM Indonesia tersebar di 11 Basin dengan potensi tersebar ada di Sumatera Selatan (183 tcf), Barito (101,6 tcf) dan Kutai (80,4 tcf). Investasi CBM lebih murah dibandingkan dengan produksi minyak bumi, karena CBM Indonesia dapat diperoleh pada kedalaman 671 – 915 m dan yang terdalam di barat laut Jawa dengan kedalaman 1524 m.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
75
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 uksi GMB dapat ditingkatkkan dengan cara bioaugm mentasi. Pene elitian Produ yang akan n dilakukan a adalah peman nfaatkan sumber mikroba dari cairan ru umen ternak rum minansia, sep perti sapi. Dii dalam caira an rumen terrdapat konsorrsium mikroba yang y terdiri d dari bakteri, protozoa da an fungi yang g potensial untuk u mendegradasi batubara a dan mengan ndung mikrob ba-mikroba me etanogen. Mik kroba men memiliki kkemampuan mencerna m lignin n dari tanama an yang merup pakan dalam rum materi asa al batubara.
29 Metodolog gi Penelitian Gambar 3.2 Hasil penelitian memperlihatkan bahwa produ uksi volume ga as metana tertinggi n) pada perlakkuan Subbitum minus 1:2:1, 60 0 0C, dan teka anan 0 Psi. (183 cf/ton 17 Produksi Gas G Metana Tabel 3.1 NO 1 2 3 4 5 6
76
PERLAKUAN N, KONSENTRA ASI, T TEMPERATUR 60 °C A (Bla anko 0 Psi; 0:2:1) B (Bla anko 200 Psi; 0:2 2:1) C (Bla anko 400 Psi; 0:2 2:1) D (Su ubbit 0 Psi; 1:2:1) Kerakal E (Su ubbit 200 Psi; 1:2 2:1) Kerakkal F (Su ubbit 400 Psi; 1:2 2:1) Kerakkal
AKTU WA (HARI)
VOL GAS G CUM.
112 1 112 1 112 1 112 1
mL/Kg 6970 5421 6195 8906
cf/ton 246 191 219 314
112 1
4646
164
112 1
8518
301
VOL METANA CUM. C mL/Kg
cf/ton
4368 1221 1301 5196
154,27 43,14 45,93 183,48
2584
91,26
2563
90,52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Vol Gas Cum Vs Waktu
% Metana Vs Waktu 100
300 250
Blanko (0 Psi)
200
Subbit (0 Psi)
150
Blanko (200 Psi)
80 % Metana
Vol Metana (scf/ton)
350
50 0 0
14
28
42
56
70
84
98
Subbit (0 Psi)
40
Blanko (200 Psi)
Blanko (400 Psi)
20
Subbit (200 Psi)
Subbit (400 Psi)
0
Subbit (200 Psi)
100
Blanko (0 Psi) 60
Blanko (400 Psi) 0
112
14
28
42
56
70
84
98
112
Subbit (400 Psi)
Waktu (Hari)
Waktu (Hari)
Vol Metana (scf/ton)
Vol Cum Metana Vs Waktu 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Blanko (0 Psi) Subbit (0 Psi) Blanko (200 Psi) Subbit (200 Psi) Blanko (400 Psi) Subbit (400 Psi) 0
14
28
42
56
70
84
98
112
Waktu (Hari)
Gambar 3.30 Kurva Produksi Volume Gas Metana Vs Waktu
5.2. Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall off Test (IFO Test) untuk Aplikasi Dibidang Industri CBM Pelaksanaan dewatering sumur CBM bertujuan untuk menguras air yang terdapat pada lapisan batubara. Kecepatan proses dewatering akan sangat dipengaruhi oleh besarnya permeabilitas yang dimiliki lapisan batubara tersebut. Permeabilitas yang diperoleh dari hasil pengukuran di laboratorium tidak begitu akurat. Hal ini disebabkan karena sulitnya membuat/mengambil core plug pada batubara dan core plug yang diambil akan selalu pada bagian batubara yang bagus, sehingga harga permeabilitas yang dihasilkan akan lebih kecil dari permeabilitas sebenarnya. Untuk dapat mengukur permeabilitas sebenarnya haruslah dilakukan pengujian secara langsung di lapangan dengan jalan melakukan injeksi air kedalam sumur CBM yang sering di sebut dengan istilah IFO Test. Pengujian untuk mendapatkan harga permeabilitas yang biasa dilakukan dirasa masih sulit dan rumit karena dalam pelaksanaan pengujian IFO test masih harus menggunakan peralatan yang diturunkan pada dasar sumur untuk merekan tekanan bawah permukaan yang terjadi selama perioda injeksi dan perioda shut in
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
77
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 an). Peralatan yang biasa yang y digunaka an untuk merrekam data se elama (penutupa pengujian adalah EM MR (Electrica al Memory Recording).
Selain itu pada
pelaksana aan pengujian n IFO Test harus tersed dia pompa yyang yang dapat d memberika an laju alir ya ang rendah, konstan aliran nnya, dan ma ampu membe erikan tekanan se elama operasi injeksi berlan ngsung. Pada penelitian dila akukan penye empurnaan pe eralatan IFO T Test yang me eliputi peralatan monitoring dan metoda perekaman p da ata. Data yan ng dihasilkan akan o sebuah komuter dan n dapat diana alisa untuk m memperoleh harga h direkam oleh permeabiliitas lapisan ba atubara seperrti halnya data a yang dihasilkan oleh pera alatan EMR. Harapannya pera alatan yang dibuat dapat memberi trobossan baru dalam m hal pengujian IFO Test ya ang lebih sederhana, mudah dan dat a dapat lang gsung dievaluasi.
Gambar 3 an Unit Monito oring Yang Tellah di Rakit 3.31 Rangkaia
Gambar 3.3 aksanaan Uji IFO I Test pada a Sumur CBM 32 Skema Pela
78
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
5.3. Optim masi Uji Coba a Sumuran Surfaktan S LEM MIGAS Berba asis MES dengan Metod da Huff and P Puff Dimassa datang prroduksi minya ak Indonesia akan menga andalkan tekn nologi peningkata an pengurasan tahap lanjutt (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak. Hal ini dikkarenakan be elum diketemukannya kem mbali cadanga an minyak terbukti sampai sa aat ini. Lapan ngan lapanga an yang berproduksi sekarrang masih dalam d tahapan primary p dan ssecondary reccovery, ada beberapa b lapa angan yang sudah s tidak berp produksi tapi cadangan ma asih cukup be esar dan barru melalui tah hapan primary sa aja. Saat ini ccadangan min nyak nasional adalah 33,90 01,072 Mbbls dan yang suda ah diproduksiikan sebesar 11,621,411 Mbbls. Masih h ada sisa minyak yang tidakk bisa terambill sebesar 22,2 279,661 Mbbls s, dengan tekn nologi peningk katan produksi ta ahap lanjut dih harapkan 30% % minyak bisa diproduksikan n (Gambar 3.3 33).
G Gambar 3.33 Cadangan Minyak Indonessia Berda asarkan hal ini kelompok pe eningkatan pe engurasan me elakukan pene elitian pembuatan surfaktan berbasis nab bati dari kela apa sawit ya ang dikemban ngkan s yang bisa digun nakan untuk meningkatkan n produksi minyak menjadi surfaktan dengan in njeksi kimia ya u metoda/tekn nologi peningkatan ang merupakan salah satu pengurasa an tahap lan ang digunaka an saat ini untuk u njut (EOR). Surfaktan ya meningkattkan produksii minyak berb bahan dasar crude oil yan ng di kemban ngkan oleh Cina a dan Ameriika. Diharapkkan keberhas silan pengem mbangan surfa aktan berbahan baku nabati in ni (Gambar 3..34), mengunttungkan indusstri migas nasional, bisa meng ggunakan surffaktan lokal ya ang diproduks sikan sendiri, dan meningka atkan TKDN. Se elain itu juga b ada perekonomian nasiona al Indonesia se ecara berdampak pa keseluruha an.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
79
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
k ha asil pengujian beberapa ma ata uji sudah d dapat dipenuhi oleh Dari keseluruhan formula su urfaktan HME E 881 terhada ap fluida rese eevoar lapang gan Ledok, se eperti ditunjukkan pada Tabel 3.18. Pada pengujian core flooding, surffaktan sudah dapat d
penambahan produksi p miny yak setelah in njeksi air. (Ga ambar menunjukkkan adanya p 3.35 dan Tabel T 3.19).
H
T
P
M
Ga ambar 3.34 B Bahan Baku Pembuatan P Fo ormula Surfakttan III.1 dan III.2
Tabel 3.18 Hasil Peng gujian Formula a Surfaktan HM ME 881 PENGUJIAN
SU URFAKTAN 1
TARGET IFT -3 10 dyne/cm d Komp patibilitas
7-9 Phase behaviour
-3
-3 e/cm 10 dyne
10 dyne/ccm
oid, tidak ada Milky/kolo endapan
10-11
- Milky/kol oid, tidak ada endapan -3 - Salinitas > 10 dyne/cm - Kompatib bel dengan -3 polimer X X, IFT 10 dyne/cm 10-11
Tidak terbentuk fasa m tengah, microemulsion
Terbentuk fasa tengah, microemulssion
Stabil 90 hari pada -3 pengukurran IFT 10 o dyne/cm @ 60 C
Stabil 90 h hari pada -3 pengukura n IFT 10 o dyne/cm @ 60 C o Tidak stabiil pada @ 85 c FR < 1.2 la arutan surfaktan FR > 1.2 la arutan alkali surfaktan Menggunakan formula larutan surf rfaktan 2, ada peningkata an produksi minyak
Satu fasa
pH la arutan
SURF FAKTAN 2
Fasa tengah/microem mulsi Therm mal stability Stabil 90 hari Filtrassi FR<1 1.2 Core flooding Oil re ecovery ekonomiss
80
-
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
bahan Produkksi Minyak Ha asil Uji Core F Flooding I, II, III, Gambar 3.35 Tamb IV De engan Variasi Injeksi Bahan n Kimia
bel 3.19 Perta ambahan Prod duksi Minyak Hasil H Uji Core Flooding Tab OIL RECOVE ERY
PV INJECTED CF
1
0.2% %A+ 0.5% % CS II
1% H HME 881 1
0.5% A + 1% HME 881 8
0.5% A + 1% HM ME 881 + P 550 ppm
1
2
1
3
Polimer 1 PV, 1500 0 ppm 1 PV, 125 50 ppm
1
4
0.3 3
0.5 PV, 75 50 ppm
%Soi
%Sor %
18.33
32.16 3
31.35
55.35 5
17.27
28.94 2
8.04
2.87 12
5.4. Optim malisasi Desa ungsi Prototype Rig CBM ain dan Uji Fu Rig CBM LEMIGAS SDM telah dib bangun melalu ui anggaran APBN. A S Balitbang ES pat mengope si hasil Litban ng tersebut, perlu Untuk dap erasikan dan mengevaluas dilakukan test beberapa test uji cob ba baik pada sekala uji fun ngsi maupun pada d sekala lapangan agar ha . asil litbang terrsebut dapat dioptimumkan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
81
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
ungsi sekaligu us untuk men ndapatkan Se ertifikat Kelay yakan Pelakssanaan uji fu Pengguna aan Instalasi (SKPI) tela ah dilakukan oleh Direkttorat Teknik dan Lingkunga an MIGAS dan Rig CBM M dinyatakan telah meme enuhi persya aratan sebagai Rig R yang boleh dan aman un ntuk dioperasik kan di Lapang gan. Desain pembuatan Rig CBM inii merupakan Prototype Rig g gabungan antara a
mbang dengan spesifikasi kemampuan ssetara dengan n Rig Rig Migass dan Rig Tam Migas berrkapasitas 35 50 HP. Tekno ologi yang dipakai
meru upakan perpa aduan
antara tekknologi Rig kkonvensional (MIGAS) dan n Rig Tamba ang (Coal Min ining). Komponen n TKDN telah h mencapai lebih dari 40% pada pembua atan RIG CBM M ini, meliputi be eberapa bagia an struktur Rig g antara lain chasis, cabin,, roda (unit ca arrier) dan sistim m electrical tellah dibuat dalam negeri, serta s beberap a komponen pada mesin, hid drolik, dan me enara (mast). Unit pembawa a Rig CBM (ccarrier) ini didesign dengan ko ondisi lebar jalan di Indonessia dan mengg gunakan siste em penggerak k roda 8 x 8, sehiingga cocok d dioperasikan pada p medan be erat dan berlu umpur.
Ga ambar 3.36 Ha n dan Tarik pa ada Sistim Ang gkat asil Uji Fungsii Beban Tekan 5.5. Penge embangan Te u Aplikas si Industri Bidang eknologi Ultrrasonografi untuk Migas s Tahap IV (D ur) Desain Alat Inspeksi Sumu Salah satu upaya u si dari sumur-ssumur di lapa angan untuk peningkkatan produks engan menga atasi problem--problem sum muran marginal dan brownfie eld adalah de a problem me a salah satu parameter ke eberhasilan dalam d khususnya ekanis dimana mengatasii problem m uran adalah dengan mela akukan identiifikasi mekanis sumu problem secara s tepat d itu perlu u salah satu upaya menge etahui dan cermat. Untuk U problem mekanis sum downhole ca amera mur adalah dengan menggunakan d
82
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
(downhole tools measurement) untuk mendeskripsikan kondisi dalam lubang sumur. Mengingat begitu pentingnya citra atau gambar kondisi lubang sumur untuk mengetahui problem mekanis sumur dan untuk kepeluan optimasi sumur serta pentingnya
penguasaan
teknologi
pencitraan
sumur
migas
maka
perlu
pengembangan downhole inspection berbasis teknologi yang sudah proven. Teknology Ultrasonography adalah teknologi yang sudah dikenal dan terbukti (proven) di dunia kedokteran untuk mencitrakan gambar /image didalam tubuh manusia dan benda-benda yang bergerak didalam tubuh dengan persentasi error yang sangat kecil. Saat ini telah berhasil didesain alat inspeksi sumur yang terdiri dari sistem elektronika, sistem mekanika dan sistem komputer dan sudah dilakukan uji kehandalan operasi secara laboratorium. Sistem akuisisi menggunaikan sistem memori untuk lebih efisien dam memudahkan operasi di lapangan. Pengujian sistem pembangkit pulsa ultrasonik meliputi: pengujian kestabilan pulsa eksitasi, pengujian sumber catu daya MOSFET DC tegangan tinggi, serta pengujian hubungan tegangan keluaran MOSFET terhadap variasi hambatan kaki
Drain (RD). Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan transduser GE Inspection Technologies tipe Z1N dengan frekuensi senter 1 MHz. Pengujian dilakukan dengan alat ukur multimeter dan Digital Storage OscilloscopeTextronic
TDS-2100. Pada sistem ini, gelombang pulsa dibangkitkan melalui Pin A,0
dengan
perintah assembly SETB untuk memberi logika tinggi pada pin tersebut. Selanjutnya dilakukan penundaan selama 1 μs untuk membentuk pulsa selebar 1 MHz sesuai dengan frekuensi transdusernya. Selanjutnya pin diberi perintah
assembly CBI untuk memperoleh logika rendah dan ditunda selama 100 μs untuk memberi jarak ke pulsa berikutnya. Pulsa yang dihasilkan mikrokontroler dibangkitkan secara berulang agar dapat dilihat pada osiloscope.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
83
LKj IP 2014
mbar 3.37 Be entuk Pulsa Eksitasi Pem mbangkit Ultra asonik Pada Gam Le ebar Pulsa 1 μs
bar 3.38 menu unjukkan ben ntuk pulsa eks sitasi mikroko ontroler pada lebar Gamb pulsa yang g diuji yaitu 1 μs dan 250 nss.
Gam mbar 3.38 Be mbangkit Ultra asonik Pada entuk Pulsa Eksitasi Pem Le 0 ns ebar Pulsa 250 Dari hasil h pengujian oleh nilai kesttabilan 99,89% % pada lebar 1 μs n pulsa dipero dan 99,07 % pada lebarr pulsa 250 nss sehingga sumber pulsa te ersebut sangatt baik untuk digu unakan untuk kkeperluan sela anjutnya.
84
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
LKj IP 2014
ma pada siste em tomografi ultrasonik Rangkkaian penerim
m meliputi rangkaian
buffer (pe enyangga teg gangan), rang gkaian penguat dan rangkkaian komparator. Sebelum dilakukan d pen nguatan menggunakan rang gkaian penerim ma, terlebih da ahulu dilakukan pengukuran ssinyal keluaran n transduser penerima p pada a medium imm merse
pel. Hasil pen ngukuran ini sangat pentin ng untuk dike etahui berupa air tanpa samp n untuk tegangan acuan pa ada rangkaian n penerima. Sinyal S karena akkan digunakan yang diterrima oleh ran ngkaian transsduser yang melewati me edium immers se air sepanjang g 27,4 cm seb besar (20,4 ± 0,6) Volt. Jik ka pada medi um tersebut diberi d sampel uji material beton dengan te ebal (8,06 ± 0,02) 0 cm makka diperoleh sinyal s 487,4 ± 16,9)) mV. Dari n nilai tersebut dapat d pada transsduser receivver sebesar (4 disimpulka an bahwa pad da sampel ya ang tercelup pada p air meng ghasilkan ate enuasi yang besa ar. Gambar 3 3.39 merupakkan sinyal ha asil penerima a pada transd duser ultrasonik di medium ce elup (immerse) e) air.
Gambar 3.39 S De engan Medium m Perantara Air A Sinyal Pada Transduser T Pengu ujian pada re mperoleh sudut proyeksi ('YI) esolusi rotasi untuk mem dilakukan dengan meng h pemberian catu c daya pad da pole dalam m satu ghitung jumlah putaran motor m (360q). P gerak rotasi motor m Pengujian perrtama dilakukan terhadap g langkah se ebelum diberii reducer. Hassil pengujian tersebut t dibua at grafik hubu ungan antara jum mlah langkah terhadap sud dut rotasi yang g dihasilkan d dan diperoleh hasil seperti ditu unjukkan pada a Gambar 3.40.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
85
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
G Gambar 3.40 Grafik Hasil Karakterisasi K Sudut S Rotasi L Langkah Motorr Dari grafik g tersebutt diperoleh re esolusi rotasi motor langka ah yang digun nakan sebesar 1,8 derajat/langkah dan dip peroleh ketelitian gerak rottasi motor lan ngkah
gkah dan mem miliki deviasi standar SD=0. Dari nilai ters sebut sebesar 0,9 derajat/lang wa sistem ele ektromekanik gerak rotasi u untuk mempe eroleh dapat disimpulkan bahw at baik dan se esuai yang dih arapkan. nilai ('YI) memiliki karakteristik sanga 5.6. Evalu uasi Bersama Studi Konse ervasi Lingkungan Sub Se ektor Migas
Oily sludge s treatme ent atau pengo olahan oily slu udge dan pena anggulangan tanah t tercemar minyak dalam m industri minyak memerlukan oil sepa paration techn nology at dan tidak menimbulka an masalah lain. Salah ssatu teknik untuk yang tepa pengolaha annya
adala ah
nakan menggun
tekniik
yang
te erintegritas
yaitu
menggabu ungkan pengo Minyak yang masih m olahan secara fisika, kimia, dan biologi. M terdapat dalam d oily slu nah tercemar dipisahkan d dari impuritiesnya, ludge dan tan seperti ta anah, pasir, dan padatan n lainnya. Melalui M prosess pengolahan ini diharapkan n minyak yan dapat dalam oily o sludge da an tanah terc cemar ng masih terd masih dap pat diambil kem overy). mbali (oil reco Dalam m beberapa kkasus di indusstri minyak, oily o sludge ata au tanah terc cemar masih me engandung minyak lebih dari 15% ”dibu uang saja” m melalui perusa ahaan yang bergerak dibidang misalnya PPLi, Cileungsi, Bo ogor). g pengolahan limbah B-3 (m erjadi karena tidak mamp pu untuk men ngolahnya attau melakuka an oil Hal ini te
recovery secara s maksiimal. Sehingg ga diperlukan biaya yang lebih besar untuk u penanggulangannya, kkarena disamping pengelu uaran biaya untuk operas sional
86
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 penanganannya, juga termasuk besarnya nilai finansial yang hilang dari oil losses (tergantung dari oil content-nya). Dalam studi ini telah dilakukan survey, sampling dan pengujian oily sludge dan tanah tercemar minyak dari RU II s/d RU VI PT Pertamina dan PT Chevron Pacific Indonesia. Sampel yang diambil berasal dari a). Tanah Terkontaminasi Minyak (OCS) ada 6 sampel dari 3 lokasi, b). Sludge Pond (SP) ada 3 sampel dari 3 lokasi, dan c). Oil Bottom Tank (OBT) ada 1 sampel. Tabel 3.20 Simulasi Laboratorium Terhadap Tanah Tercemar Minyak LOKASI
KODE SAMPEL
TPH (%)
TPH (%)
SEBELUM
SESUDAH
K-II
OCS-1
15,56
*)
Sekitar Tanki
K-V
OCS-1
22,01
**)
NFA
OCS-2
20,42
4,64
OCS-3
36,91
2,33
OCS-1
7,35
**)
OCS-2
11,31
5,15
C-1
KETERANGAN
Wonosobo Area
Note: *) Pengujian masih berlangsung **) Tanah tidk dapat diolah karena sudah kering atau keras Tabel 3.21 Simulasi Laboratorium Dengan Sampel Dari Sludge Pond KODE SAMPEL
TPH (%)
TPH (%)
SEBELUM
SESUDAH
K-III
SP-1
54,67
*)
Sludge Pond
K-IV
SP-1
30,93
*)
Sludge Pond
C-GS-3
ST-1
59,20
*)
Sand Trap Facility
LOKASI
KETERANGAN
Note: Oil Recovery > 90% Tabel 3.22 Simulasi Laboratorium Dengan Sampel Dari Oil Bottom Tank LOKASI
KODE SAMPEL
TPH (%)
TPH (%)
SEBELUM
SESUDAH
K-V
OBT-1
69,86
*)
KETERANGAN Product Storage Tank
Note: Oil Recovery > 90%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
87
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
oratorium (sim mulasi lab) terh hadap sampe el oily sludge yang Hasil uji coba labo ari tanah terccemar, sludge ge pond, dan oil bottom ta tank secara umum u berasal da setelah me elalui proses p pengolahan oil oi recovery-nya a bisa mencap pai 90%. Untukk menindak-la anjuti pengola ahan dalam jumlah yang lebih banyak k dan lokasi yan ng berbeda-be eda diperlukan n peralatan pengolahan de engan kemam mpuan volume pe engolahan yan ng lebih besarr dan dapat dipindahkan ke lokasi di lapa angan minyak (mobile m unit). Saat ini LEMIGAS telah mempunyai unit pe engolahan oil sludge dan tanah t m denga an kapasitas reaktor r 1 ton per p bacth yan ng terintegrasi. Unit tercemar minyak ini dilengkkapi juga deng gan Oil Recovvery Tank, Wa ater Treatmentt Tank, Soild Tank, T
BIOS Tan nk, Stabilizier Tank, Gensett dan peralata an pendukung g lainnya sehiingga unit terseb but dapat dimobilisasi ke su uatu tempat untuk u pengola ahan on the siite (in
situ treatm ment).
Gambar 3.41 Unit P Pengolahan Oil Sludge dan Tanah Tercemar Minyak Denga 1 Ton an Kapasitas Reaktor R 5.7. Uji Ap plikasi Pemis Suplai Gas G Alam Be ertekanan 350 0 psi sahan CO2 pada p untuk k Umpan Pem aga Listrik mbangkit Tena Memb bran serat be gan ketahana an tekan 350 0 psi telah dapat d erongga deng diperoleh. Komposisi de n permeabilita as yang cukup p baik engan selektivvitas ideal dan 23). Ketahanan n tekan dan s elektivitas ters sebut juga telah dapat diperolleh (Tabel 3.2
88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
dikembangkan melalui variasi dimensi spinneret (Tabel 3.24) dan komposisi larutan polimer membrane (Tabel 3.25). Tabel 3.23 Komposisi Dengan Selektivitas Ideal dan Permeabilitas Tekanan Tinggi Ketahanan Permeabilitas* Perlakuan (Psi) Gap Tekan Selektifitasi (Psi) CA AC F PEG (cm) Air Polimer CO2 CH4 5,51x10§ 30 64 6 2,5 84 6 60 Annealing 400 7 4,68 § 30 64 6 2,5 64 6 60 Annealing 380 x10-7 1,61x10§ 30 64 6 10 64 6 60 Annealing 400 6 Komposisi (%)
Tabel 3.24 Variasi Dimensi Spinneret Dimensi (mm) Nozle air Metal Celah Polimer Metal Celah PEG
Spinneret Bawaan alat Tipe 0 0.8 0.45 0.35 0.4 0.4
Spinneret
Spinneret
Spinneret
Spinneret
Modifikasi Modifikasi Modifikasi Modifikasi Tipe 1 0.8 0.4 0.5 0.4 0.3
Tipe 2 0.4 0.4 0.5 0.4 0.2
Tipe 3 0.2 0.4 0.5 0.4 0.2
Tipe 4 0.2 0.4 0.7 0.4 0.2
Tabel 3.25 Komposisi Larutan Polimer Komposisi (%) CA
AC
F
PEG 4000
30 30 30 30 30 30 30 30 30
64 64 64 64 64 64 64 64 64
6 6 6 12 24 12 24 12 24
2,5 5 10 5 5
PEG 1000
PEG 10000
5 5 5 5
Tahapan pencapaian konsistensi karakteristik membrane serat berongga yang dihasilkan, tidak dilakukan sementara ini dikarenakan suatu hal. Demikian juga halnya dengan tahapan pemilihan kondisi operasi pemisahan terhadap gas campuran atau gas lapangan, yang seyogyanya atau seharusnya dilakukan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
89
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 u aplikasi lapangan (Gam mbar 3.42). Kegiatan K pene elitian langsun ng ke sebelum uji tahapan pengemasan m membrane dala am bentuk ele emen membra ane.
bar 3.42 Flow w Chart Gamb Pada tahapan pen embrane dala am bentuk ellemen memb brane, ngemasan me sehubunga an dengan ke olimer selulosa a asetat yang hanya ada 4 botol etersediaan po @ 500 gra am, jumlah elemen membrane yang dibu uat disiapkan sesuai banya aknya membran serat berong hasilkan (kem mungkinan se ekitar 4 samp pai 6 gga yang dih ngan yang semula direnccanakan dilak kukan elemen), dan uji pem misahan lapan m h dengan menggunakan 2 unit skid mounted @ 2x4 modull, terpaksa hanya dilakukan dengan men 2 modul. Untu uk itu nggunakan 1 unit skid mounted @ 2x2 unted yang te elah dibuat d dlakukan seju umlah terhadap salah satu u unit skid mou
90
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
embuatan me embrane sera at berongga dalam d modifikasi aliran (Gambar 3.43). Pe ng banyak (14 4 kali run) telah h selesai dilak kukan (Gamba ar 3.44). jumlah yan
Gamba ar 3.43 Skema Aliran
G Gambar 3.44 Membran Serrat Berongga Prese entasi terkait kegiatan penelitian dan renc cana uji aplikassi pemisahan telah dilakukan terhadap pihak Pertamin na Aset 3 Jawa bagian barat pada awal Novemberr 2014. Telah disepakati ba ahwa lapangan n yang akan d digunakan untuk uji coba adala ah lapangan K d akkan dilakukan pada Karang Baru, dan d uji coba dijadwalkan minggu terakhir Novem ungan mber dan dua minggu pertama Desember 2014. Kunju ah dilakukan. Dari D pengama atan terhadap p unitke lapangan Karang Ba aru juga suda gan Karang Baru, dan disku usi yang dilak kukan unit proses dan flow da ari gas lapang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
91
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
dengan personil-personil lapangan dsepakati bahwa gas yang akan diumpankan ke unit skid mounted akan diambil dari salah satu unit removal (Gambar 3.45).
Titik tapping umpan
Gambar 3.45 Unit removal Dari kondisi unit removal dan komposisi dari gas yang keluar dari unit removal, sebelum gas masuk ke unit skid mounted, gas tersebut perlu diberi praperlakuan dengan melewatkannya terlebih dahulu melalui suatu coalescer dan
scrubber (cooler), dan diperlukan suatu interface yang menghubungkan unit removal dengan unit skid mounted. Sesuai dengan kondisi outlet unit removal, juga perlu dilakukan perubahan ukuran tubing pada line inlet dan line outlet unit skid mounted. Unit skid mounted juga harus dilengkapi dengan line gas buang yang membawa gas keluaran unit skid mounted berupa retentat dan permeate ke area zona flare dengan jarak tidak kurang dari 150 m. Dengan adanya approval dari manajemen untuk mengadakan kelengkapankelengkapan dari unit skid mounted ini, kelengkapan-kelengkapan tersebut, kecuali sejumlah flowmeter tekanan tinggi dan sejumlah botol sampel gas, telah diadakan
secara
darurat.
Hal
yang
mugkin
menjadi
masalah
terhadap
pelaksanaan uji pemisahan di lapangan adalah lokasi penempatan unit skid mounted yang berupa area terbuka (Gambar 3.46). Kemungkinan diperlukan penyediaan suatu tenda atau semacamnya, tetapi hal ini belum sempat dibicarakan dengan pihak Pertamina Aset 3 Jawa bagian barat.
92
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Posisi Unit skid nted moun
Unit skid s moun nted
Gamba ar 3.46 Temp pat Unit Skid Mounted M Dilap pangan
Upstre eam
Downstrea m
Line ke zo ona flare
Line e ke zona flare (lanjutan)
L Line ke zona fla are (lanjutan)
e Zona flare
Gam mbar 3.47 Su erhadap Settin ng Unit Skid M Mounted dan urvei Detail Te Ke a elengkapannya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
93
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
5.8. Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Minyak Lumas pada Lube Oil Blending Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji Jalan Minyak lumas merupakan pelumas dalam bentuk cair yang banyak beredar dipasaran. Minyak lumas yang dikenal dan digunakan masyarakat merupakan hasil pencampuran (blending) base oil dan aditif dengan komposisi tertentu.
Lube Oil Blending Plant (LOBP) adalah instalasi untuk pembuatan minyak lumas yang terdiri dari sarana produksi (Storage Tank, Blending Tank, Filling
Machine, dll.) dan Laboratorium Quality Control (QC). Tugas
dan
Fungsi
PPPTMGB
”LEMIGAS”
memberi
peluang
untuk
mengembangkan penelitian di bidang pelumas, dari skala laboratorium, skala pilot sampai dengan skala produksi. PPPTMGB ”LEMIGAS” mempunyai SDM yang berkualitas dan kompeten, dan sudah menghasilkan beberapa produk hasil penelitian tentang formula minyak lumas, serta berpengalaman dalam melakukan evaluasi kualitas pelumas. Dalam Rangka Penelitian dan Pengembangan Permen ESDM Nomor 03 Tahun 2011 tanggal 18 Pebruari 2011, Pasal 9 ayat (1) menyebutkan “Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi, PPPTMGB "LEMIGAS" dapat melakukan kerja sama pelayanan jasa pemanfaatan fasilitas LOBP dengan Badan Usaha atau Koperasi untuk melakukan kegiatan Pengelolaan Fasilitas LOBP”. Proses blending minyak lumas skala produksi pada LOBP LEMIGAS merupakan implementasi dalam skala produksi formula minyak lumas hasil litbang yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pemilihan bahan baku, penyusunan formula, efisiensi proses blending, hingga proses pengemasan produk dilakukan untuk menghasilkan minyak lumas yang memiliki tingkat mutu dan viskositas sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa LOBP Lemigas telah mampu melakukan blending Minyak Lumas Motor Bensin Empat Langkah Kendaraan Bermotor SAE 15W40 API SL dan Minyak Lumas Motor Diesel Putaran Tinggi SAE 15W40 API CF-4, dengan waktu optimasi pada tangki
94
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
blending kapasitas produksi 10.000 liter untuk mencapai produk yang homogen adalah 45 menit dan hasilnya telah memenuhi persyaratan spesifikasi SNI 067069.1-2005 dan SNI 06-7069.1-2005 yang ditetapkan oleh pemerintah. 5.9. Pembuatan Thickener dan Gemuk Lumas Temperatur Tinggi dengan Bahan Dasar Minyak Jarak Kebutuhan gemuk lumas di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, alat berat, peralatan pertanian dan lain sebagainya.
Peningkatan
kebutuhan
gemuk
lumas,
diikuti
meningkatnya
kebutuhan bahan pengental (thickener) yang merupakan komponen utama gemuk lumas. Dua jenis bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan gemuk lumas, yaitu : Pengental sabun (Soap thickener) dan pengental bukan sabun (non-soap
thickener). Dalam gemuk lumas berbasis sabun, sabun logam terdiri dari asam lemak rantai panjang dinetralkan dengan logam seperti aluminium, kalsium, litium, magnesium, atau sodium. Pada umumnya, asam lemak yang digunakan memiliki 18 atom karbon, yaitu asam 12-hidroksistearat, yang berbentuk padat, berwarna putih, mempunyai gugus karboksilat dan hidroksida. Sumber utama asam tersebut adalah minyak jarak. Bahan pengental untuk produksi gemuk lumas di Indonesia masih menggunakan produk impor. Di sisi lain, minyak jarak sebagai bahan baku pembuatan bahan pengental sangat potensial untuk dikembangkan. Ditinjau dari aspek tersebut, studi pengembangan teknologi pembuatan bahan pengental berbasis minyak jarak menjadi sangat penting untuk dilakukan sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan produk dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Reaksi utama dalam teknologi pembuatan thickener reaksi hidrolisis minyak jarak menjadi asam risinoleat yang dilanjutkan dengan hidrogenasi katalitik terhadap asam risinoleat menjadi asam 12-hidroksistearat. Lingkup kegiatan penelitian tahun 2014 dibatasi pada proses hidrogenasi asam risinoleat menjadi asam 12-hidroksistearat, serta pengujian karakteristik yang meliputi bilangan iod, FTIR dan GC pada skala laboratorium.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
95
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
enunjukkan adanya a pengaruh waktu dan suhu reaksi r Hasil evaluasi me besarnya yield d produk. Gam mbar 3.48 me enunjukkan bahwa hidrogenasi terhadap b han waktu re eaksi akan meningkatkan m yield asam 12-hidroksiste earat. penambah Reaksi ma asih berlanjut karena masih terdapat sisa asam risinole eat.
Gambar 3.48 Peng garuh Waktu Reaksi R Hidrogenasi Terhada ap Yield Asam m 12-hiidroksistearat Untuk Re eaksi Hidrog genasi Asam m emperatur 200 0 oC dan Teka anan 2-3 Bar Risinoleat Pada Te
mempengaruh hi reaksi hidro ogenasi asam m risinoleat ad dalah Faktorr lain yang m temperatur
reaksi.
G Gambar
3.49 9
menunjukk kan
bahwa
yield
asam
12-
earat bertambah seiring pen ningkatan temperatur reaksi. hidroksiste
Gambar 3.49 Penga atur Reaksi Hidrogenasi Asam Risino oleat aruh Tempera Terhad aksi dap Yield Asam 12-hidroksistearat Untuk Rea
96
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Hidrogenasi Asam Risinoleat Pada Tekanan 2-3 Bar Selama 6 Jam Karakterisasi produk dilakukan untuk mengetahui kemurnian dari produk asam 12-hidroksistearat, yaitu dengan pengujian bilangan iod. Melalui pengujian ini dapat diketahui tingkat kejenuhan rantai karbon pada produk asam 12hidroksistearat yang terdeteksi dari penurunan bilangan iod (Tabel 3.26). Tabel 3.26 Bilangan Iod Produk Asam 12-Hidroksistearat Hasil Hidrogenasi Pada Tekanan 2-3 Bar NO 1 2 3 4 5 6 7 8
WAKTU REAKSI (JAM) 4 5 6 7 6 6 6 6
SUHU REAKSI o ( C) 200 200 200 200 160 180 220 240
BILANGAN IOD 1.61 1.73 1.38 1.62 1.96 1.78 1.76 1.33
Penurunan bilangan iod dari bahan baku (minyak jarak) 81,23 menjadi produk (asam 12-hidroksistearat) hingga lebih rendah dari 2 menunjukkan bahwa rantai karbon pada produk 12-hidroksistearat yang dihasilkan telah jenuh. 5.10. Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan LPG sebagai bahan bakar yang secara umum telah dimanfaatkan sebagai bahan bakar sektor perumahan, industri kecil dan telah memasyarakat. Diharapkan bahan bakar LPG dapat memberikan kontribusi bagi perahu motor tempel nelayan kecil. Secara teoritis motor tempel tersebut dapat dikonversikan menjadi bi-fuel, yaitu menggunakan bahan bakar minyak dan LPG. Penelitian dan pengujian terhadap motor tempel (outboard motor / over head
valve Engine) 6,5 HP untuk dapat juga menggunakan LPG sebagai bahan bakarnya secara bi-fuel, dengan menggunakan peralatan konversi. Pengujian motor tempel berbahan bakar LPG dilaksanakan secara laboratorium untuk mendapatkan kinerja berupa torsi, horse power yang diharapkan dapat setara dengan menggunakan bahan bakar bensin dan emisi yang dapat lebih baik dibandingkan
bila
menggunakan
bahan
bakar
bensin.
Pengujian
juga
dilaksanakan di perairan dengan kondisi seperti nelayan kecil saat menangkap
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
97
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 ikan, untuk mendapatkan kinerja berupa kecepatan, jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar. Dari hasil penelitian, pengujian dan analisa diperoleh bahwa dalam uji di laboratorium, motor tempel dengan menggunakan bahan LPG dapat lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar bensin, yaitu daya dapat mencapai tidak kurang dari 50% lebih baik dari pada menggunakan bahan bakar bensin. Begitu pula emisi CO 29,4%, CO2 58,2% dan HC 61,9% lebih baik dari pada menggunakan bahan bakar bensin. Namun hasil pengujian motor tempel pada perahu di perairan, yaitu penggunaan bahan bakar bensin masih mendapatkan kecepatan dan waktu tempuh yang lebih baik, yaitu 12,2% lebih baik, akan tetapi konsumsi penggunaan bahan bakar LPG dapat lebih baik dari pada menggunakan bahan bakar bensin, yaitu penggunaan bahan bakar lebih rendah 5,03%. Pengujian terhadap motor temple perahu nelayan berbahan bakar LPG dilaksanakan di laboratorium maupun di perairan darat maupun laut. Secara keseluruhan penggunaan bahan bakar LPG dengan system peralatan konversi yang sesuai dengan kapasitas (cc) dan daya (HP) akan menghasilkan kinerja/performance yang baik. Seperti terlihat pada table berikut yang merupakan rangkuman dari pengujian motor tempel perahu nelayan di laboratorium dan di perairan. Tabel 3.27
Rangkuman Uji Kinerja Motor Tempel di Laboratorium
Motor Tempel 6.5 HP Berbahan Bakar Bensin Motor Tempel 6.5 HP Berbahan Bakar LPG
KEC. PUTAR (RPM)
TORSI (N.m)
DAYA (kW)
KEC. PUTAR (RPM)
TORSI (N.m)
DAYA (kW)
2000 2500 3000
3.65 4.70 7.25
0.76 1.23 2.28
2000 2500 3000
7.50 7.95 8.15
1.57 2.08 2.56
Kinerja yang lebih baik dari motor tempel dengan menggunakan bahan bakar LPG dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar bensin, dikarenakan sistem peralatan konversi yang cukup sesuai dengan kapasitas dan daya motor tempel. Namun kecepatan motor tempel berbahan bakar bensin di perairan masih lebih baik dibandingkan motor tempel berbahan bakar LPG, dengan demikian waktu tempuh motor tempel berbahan bakar bensin adalah lebih singkat.
98
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Tabel 3.28 Rangkuman Uji Kinerja Motor Tempel di Perairan KONSUMSI RATA-RATA (LITER)
JARAK TEMPUH RATA-RATA (km)
WAKTU TEMPUH (MENIT)
KONSUMSI BAHAN BAKAR (liter/km)
KECEPATAN (km/detik)
KECEPATAN (km/jam)
0.39 0.37
4.63 4.65
25:11.5 32:12.2
0.084 0.080
0.003063182 0.002406583
11.02745617 8.66369941
BENSIN LPG
Adapun konsumsi bahan bakar LPG yang diperoleh dari sistem peralatan konversi adalah lebih rendah 5,03%dari pada penggunaan bahan bakar bensin. 5.11. Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia Pada tahun 2013 telah dilakukan kajian pengaruh komposisi gas (CNG) yang ada di SPBG terhadap ketahanan tabung dan komponen konverter kit kendaraan BBG yang sudah beredar dan digunakan di Indonesia. Salah satu rekomendasi dari hasil kegiatan tersebut adalah tidak menggunakan tabung CNG yang terbuat dari bahan logam karena laju korosinya cukup tinggi sehingga dapat memicu kerusakan dini yang potensi menimbulkan bahaya pada saat operasionalnya. Penggunaan tabung CNG 4 akan lebih cocok. Walaupun harganya lebih mahal dibanding tabung CNG 1 dan CNG 2, namun secara keseluruhan mempunyai keunggulan yang dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna BBG untuk kendaraan bermotor. Disamping itu karena karakteristik material dan proses pembuatannya, tabung CNG 4 lebih fleksibel untuk dibuat sesuai dengan ukuran dan tujuan penggunaanya, sehingga di masa datang perlu dilakukan perancangan tabung CNG 4 untuk keperluan kendaraan kecil untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisai aplikasinya. Sebagai langkah lanjutan maka telah dilakukan perancangan dan penentuan spesifikasi teknis tabung dan konverter kit yang sesuai dengan kondisi gas di Indonesia. Hasil rancangan ini nantinya bisa dijadikan acuan bagi pemerintah dalam pengembangan industri tabung dan konverter kit dalam negeri. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Perindustrian yang tertuang dalam roadmap peningkatan TKDN komponen tabung dan konverter kit. Dokumen ini berisi rancangan detail tabung CNG 4 dan komponen konverter kit yang terkait dengan tabung yang akan dijadikan dalam pembuatan prototype dan tahapan proses selanjutnya. Rancangan ini merupakan pilihan yang paling
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
99
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
optimal dari beberapa alternatif rancangan berdasarkan hasil simulasi stress analysis dan kajian persyaratan standar yang berlaku. Berdasarkan hasil stress analysis dan kajian karakteristik material serta hal terkait lainnya, maka ditetapkan state of art rancangan tabung CNG 4 dan komponen converter kit yang siap dibuat prototype dan pengembangan produksi selanjutnya sebagai berikut: Operating Pressure
:
200 bar
Test Pressure
:
1.5 x Operating Pressure (450 bar)
:
2.5 x Operating Pressure
o
Operating Temp. C
:
– 40 °C - + 65 °C.
Kapasitas Tabung
:
r 5 lsp (r 18 L WC)
Dimensi Tabung
:
700 mm (P) x 210 mm (OD)
Bahan Liner
:
HDPE tanpa lekukan penampung cairan (liquid trap)
Burst Test Pressure
Metode Pembuatan
:
Blow molding tanpa sambungan
Bahan Wrapping
:
Dual layer (hybrid composite) : Lapisan luar fiber glass dan lapisan dalam carbon fiber dalam matrik epoksi (maks. 40%) dengan rasio ketebalan layer 50:50 dan ketebalan total dinding 10 mm
Metode Fabrikasi
:
Filament winding/Wet Winding
Pola Winding
:
Kombinasi Hoop winding dan Helical winding dengan sudut 45 q
Material Boss
:
Al 6061-T6
Metode Instalasi Boss
:
Penguat Boss dan ulir yang digabung dengan lem sebagai penguat
Fasilitas Perlengkapan :
Cylinder valve yang berfungsi sebagai valve utama dan fasilitas drain untuk membuang kotoran cairan yang ada dalam tabung tanpa mengganggu cylinder valve pada ujung tabung lainnya
Hasil kegiatan seperti disaajikan pada Gambar 3.50, Gambar 3.51 dan Gambar 3.52.
100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
busi Tegangan n von Mises un ntuk kasus: (a a) Tabung dengan Gambar 3.50 Distrib Penam mbahan Lubang dan (b) Tanpa T Penam mbanhan Lubang denga Ketebalan Total T pada Ra asio Ketebalan n Komposit Fiber Glass : Fiber Carbon 40 : 60 dan 50 : 50
Gambar 3.51 Deformasi Total untuk kas sus: (a) Ta abung dengan ang dan (b) Tanpa T Penambanhan Lubang Pena ambahan Luba deng balan Kompo osit ga Ketebalan Total pada Rasio Keteb 6 dan 50 : 50 0 Fiberr Glass : Fiberr Carbon 40 : 60
Gambar 3.52 Distribusi Tegangan von Mises un ntuk kasus: (a a) Tabung Tanpa Liquid T 0 mm); (b) Tabung dengan Liquid Trap (OD ( Trap (OD 210 210 mm L Trap (OD 276 mm) m) dan (c) Tabung dengan Liquid
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
101
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
5.12. Optimasi Proses Purifikasi Bioetanol dari Bahan Selulosa Pengembangan bahan bakar nabati (biofuel) di Indonesia semakin menjadi perhatian pemerintah dengan diterbitkannya Instruksi Presiden No.1/2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar Alternatif. Salah satu bahan bakar nabati yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai substitusi bensin (gasoline) adalah biobutanol. Biobutanol diproduksi dari fermentasi biomassa. Sumber biomassa Indonesia yang dapat dijadikan bahan baku biobutanol sangat berlimpah seperti limbah pertanian (sekam, jerami, ampas tebu), limbah pengolahan kayu dan kertas, serat tanaman, mikroalga, dan sebagainya. Di Indonesia penelitian dan pengembangan biobutanol sebagai energi alternatif belum dilakukan secara intensif. Hal ini dimungkinkan karena proses produksinya yang lebih kompleks dibandingkan bioetanol. Kendala dalam proses produksi biobutanol saat ini adalah belum dapat menghasilkan konsentrasi yang tinggi untuk dapat diaplikasikan pada kendaraan. Selain itu, proses produksi biobutanol saat ini memakan waktu dan energi yang berujung pada tingginya biaya produksi. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu optimasi proses untuk meningkatkan konsentrasi butanol dan memangkas waktu produksi sehingga dapat mereduksi biaya produksi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan biobutanol dengan konsentrasi tinggi yang dapat diaplikasikan pada kendaraan. Optimasi proses produksi dapat dilakukan dengan penggunaan akuades sebagai pengganti larutan buffer dalam proses hidrolisis. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya kandungan gula reduksi dengan menggunakan akuades dibandingkan dengan menggunakan larutan buffer. Kandungan gula reduksi dalam akuades dan larutan buffer berturut-turut yaitu 3,81% dan 3,77% (jerami padi), 4,99% dan 3,86% (tandan kosong sawit), serta 3,45% dan 3,33% (ampas tebu). Penggunaan akuades ini dapat menghemat biaya pemakaian buffer sekitar Rp. 508.193,68/liter. Sistem fermentasi dan sakarifikasi serentak juga berpotensi untuk diterapkan pada proses produksi biobutanol. Hasil percobaan sistem SSF dengan biomassa jerami padi menunjukkan konsentrasi asam butirat (produk antara dari tahap acidogenesis yang akan diubah menjadi butanol oleh bakteri) yang sama antara proses hidrolisis asam yang dilanjutkan hidrolisis enzim yaitu 99,204% (pH 5,5) dan 99,203% (pH 6,5) dengan proses SSF yaitu 99,209% (pH 5,5) dan
102
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
99,212% (pH 6,5). Sistem SSF dapat memotong waktu produksi selama 2-3 hari dan mengemat biaya listrik sekitar 32,4 kWh. Belum terbentuknya butanol dapat disebabkan oleh pemakaian enzim serbuk dengan konsentrasi minimal yang memerlukan waktu fermentasi 96 jam atau lebih. Optimasi proses SSF juga perlu dilakukan disesuaikan jenis biomassa (Qureshi et al., 2008 b). Konsentrasi biobutanol tertinggi didapat dari distilat biomassa campuran dengan nutrisi media P2 yaitu 87,56% dengan kandungan aseton 6,69% dan etanol 0,515%, sedangkan konsentrasi biobutanol dengan gas stripping tertinggi adalah 80%. Hasil-hasil tersebut masih dibawah persyaratan kemurnian butanol sebagai blendstock menurut ASTM D7862-13 yaitu >96%. Namun konsentrasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian tahun lalu (20-40%). Belum didapatkannya butanol fuel grade dengan gas stripping dapat disebabkan karena kondisi operasi yang digunakan belum sesuai tergantung perolehan produk hasil metabolisme bakteri yang berubah-ubah. Menurut Liao et.al. (2014) banyak proses yang harus dikaji dalam penerapan gas stripping terutama fluktuasi proses termodinamika sistem fermentasi. Diharapkan purifikasi dengan vacuum gas stripping yang akan diujikan, dapat meningkatkan perolehan konsentrasi dan butanol. Dengan optimasi proses, biaya produksi biobutanol dapat diturunkan. Selain itu penelitian yang intensif mengenai vacuum gas stripping untuk purifikasi biobutanol perlu dilanjutkan demi mendapatkan biobutanol fuel grade yang lebih ekonomis. Untuk meningkatkan perolehan biobutanol dari proses fermentasi harus dilakukan riset bioteknologi khususnya mengenai metabolic engineering atau genetic engineering terhadap mikroba penghasil biobutanol.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
103
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.53 3 Biobutanol Hasil Distilasi
6. Kelua aran Prospe ek Tambahan n Sumber Da aya dan Cad dangan Miga as Beberrapa kajian yyang telah dilaksanakan menghasilkan m potensi tamb bahan recoverable sumber da aya minyak da an gas bumi sebesar 5.88 87 MMBOE. Kajian K a lain ada alah Proyek Percontohan P Penemuan P Cad dangan Shale e Gas tersebut antara
Reservoir (3.852,54 MM MBOE) dan Pe emetaan Shale le Gas Play di Daratan Indonesia (2.034,86 MMBOE). Penjelasan singkat masing-masing kkegiatan diuraikan s erikut. sebagai be No
Nama Kegiatan/Formas si
Lokasi Pe enelitan
an Proyek Percontoh han Penemua Cad dangan Shale Gas Reservo oir: 1 Formasi Lower Baong Sum mtera Utara 2 Formasi Belumai 3 Formasi Bampo metaan Shale Gas Play di Pem Sub--Cekungan B Darratan Indonesiia: Pa alembang 1 Formasi Lahat/Le emat Se elatan dan Tengah T 2 Formasi Talangakar TOTAL Penambahan mber Daya Hidrokarkon n Potensi Sum
Penambah han Potensi Sum mber Daya
A
104
3.852,54 MMBOE
2.034,86 MMB BOE 5.887,40 MMB BOE
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
6.1. Proye ek Percontohan Penemuan Cadangan Shale Gas Karakkterisasi resevvoar merupaka an analisis yang dilakukan untuk menenttukan parameterr elastik yang dapat mengg gambarkan pe enyebaran resservoar shale e gas. Beberapa jenis analisis yang dilakuka an antara lain n : inversi seissmik, analisis AVO, A
mposisi spektrral dan lain-la ain. Dalam penelitian ini, zona seismik atribut, dekom hale gas dinya atakan dalam zona sweet spot dimana nilai Total Org rganic potensi sh
Content (T TOC) merupakan salah sa atu parameter yang menen ntukan area sweet s spot terse ebut. Impedansi akustik (AI) sebagai outtput dari analiisis seismik in nversi digunakan n untuk menentukan jeniss litologi sha ale sebagai batuan reserrvoar. Beberapa peneliti telah merumuskan n secara empirik adanya hu ubungan anta ara AI apat juga mem mberikan gam mbaran penyeb baran dan TOC sehingga penyebaran AI da TOC. ertian secara lebih spesifikk tentang seis smik inversi d dapat didefinisikan Penge sebagai su uatu teknik pe embuatan mod del bawah permukaan deng gan menggun nakan data seism mik sebagai iinput dan datta sumur seb bagai kontrol (Sukmono, 2000). 2 Definisi te ersebut menje elaskan bahw wa metode inv versi merupakkan kebalikan n dari pemodelan n dengan metode ke depan (forward d modeling) yyang berhubu ungan dengan pe embuatan seissmogram sinte etik berdasark kan model bum mi (Gambar 3.54).
Ga ambar 3.54 D ersi Seismik (S Sukmono, 200 00) Diagram Konssep Dasar Inve
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
105
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
ell (1988) mem mbagi metode e inversi seismik dalam du ua kelompok, yaitu Russe inversi pre re-stack dan inversi post-sstack. Inversii post-stack terdiri dari in nversi rekursif (Bandlimited B ), iinversi berbassis model (Mo odel Based) d dan inversi Sparse Sp
Spike. Pa ada metode inversi seism mik penampan ng seismik dikonversi ked dalam bentuk imp pedansi akusttik yang merep presentasikan n sifat fisis batu uan sehingga lebih mudah un ntuk diinterpretasi menjadi parameter-par p rameter petrofisik misalny untuk u menentuka an ketebalan, porositas dan d penyebarannya. Metod de inversi se eismik dikembang gkan untuk m membantu inte erpretasi seismik berdasarkan pada prio oritas data masu ukan (pre-stac ack analysis atau post stacck analysis), e efisiensi biaya a dan waktu, obyyek fisis yang dianalisis, mu utu tampilan akhir a serta kea akuratannya dalam d memetaka an struktur baw wah tanah. Metode inversi seismik terba agi atas invers si pre-
stack dan inversi post-sstack. Inversi pre-stack p terd diri atas inverssi amplitudo (AVO A = Amplitude e Versus Offse et) dan inversi waktu penjala aran (traveltim me) atau tomo ografi. Berdasarkkan
algoritma anya,
inverssi
amplitudo
dibedakan
menjadi
in nversi
Bandlimite ed, Model Bassed, dan Spars rse Spike. Modell awal yang d dilakukan sebe elum proses inversi adalah h model impedansi akustik impedyang meru upakan hasil perkalian p anta ara kecepatan n gelombang P dari log sonik dengan den nsitasnya (ȡ) dari log den nsitas. Gamb bar berikut ad dalah ang menggam mbarkan berba agai jenis tekn nik inversi seissmik : diagram ya
Gambar 3.55 Diagrram Berbaga ai Jenis Mod del Teknik IInversi Seism mik (Sukm mono, 1999) Dalam m penelitian iini data yang g digunakan adalah seism mik 2D post--stack dengan ko ondisi yang su es ulang (reprro) berjumlah 59 lintasan (T Tabel udah di prose 3.29)
106
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Tabel 3.29 Lintasan Seismik NO
LINTASAN SEISMIK
SHIFTING (ms)
NO
LINTASAN SEISMIK
SHIFTING (ms)
1 2 3 4
AR-83_SP01-29_SV AR-394_SP_127-967_SV 85ar-392_mig_su 85ar-407_migration
-50 0 -300 -300
31 32 33 34
0 0 0 0
5
AR-144_SP_23K-1A_MV
0
35
RT-86_SP311-120_SV 87RT-245_SP92-547_M0 RT-94_SP104-314_M0 RT-96_SP104-305_M0 86RT-220_SP103717_MV
6
88LK-391_SP_680101_MV
0
36
RT-34_SP18-2_MV
0
0
7
LK-191_SP_104-441_MV
0
37
8 9 10
LK-190_SP_150-704_MV 85ar-414_migration 89ar-494_migration
-200 -250 -300
38 39 40
11
89ar-474_pstm_ga
0
41
12 13 14 15
89ar-476b_migration 89ar-480_migration 89ar-475_pstm_ga 89ar-461_pstm_ga
-200 -300 0 0
42 43 44 45
16
81ar-241_pstm_ga
0
46
17 18
77ar-147_pstm_ga 89ar-470_pstm_ga
0 0
47 48
19
74ar-51_pstm_ga
0
49
20 21 22 23 24 25 26
92ar-546_pstm_ga 92ar-511_pstm_ga 92ar-532_pstm_ga 92ar-526_pstm_ga 92ar-522_pstm_ga RT-48_SP_3K-19J_MV RT-43_SP15-1_MV 86AR-430_SP126621_M0 RT-114_SP529-116_SV RT-87_SP88-326_M0 87RT-249_SP105541_M0
0 0 0 0 0 0 0
50 51 52 53 54 55 56
87RT-250_SP106305_MV RT-91_SP110-281_M0 RT-178_SP_833-102_MV RT-185_SP_733-101_MV RT-183_SP_1751101_MV RT-17_SP_33-3_MV RT-22_SP_2J-12J_MV RT-22_SP_18-25_MV RT-59_SP_1-9_MV RT-181C_SP_9411933_MV RT-180_SP_131-819_MV 451_SP981-509_SV 86RT-214_SP6441050_M0 454C_SP737-534_MV 962_SP924-1985_MV 987_SP1013-1593_MV 608_SP1015-501_MV 1104_SP966-2649_MV 519_SP595-113_SV 228_SP113-1_SV
0
57
1011_SP2249-1002_MV
0
0 0
58 59
102_SP259-3_MV 1107_SP986-1664_MV
0 0
27 28 29 30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
107
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gam mbar 3.56 Pe eta Basemap Lintasan Seissmik data log seperti gamma ray, spontan neous Data sumur terdirri dari data-d
potential, density, neuttron porosity, P-Sonic, dan porosity tot otal, checkshot ot dan TOC.
Tabel 3.30 Data Rekama an Sumur NO 1 2
SUMUR R
GR
SP
CAL
RHOB
NPHI
P-S SONIC
PHIT
Basilam m Besitang
v v
v v
v v
v v
v v
v v
v v
CHECKSHO OT TOC v -
v
Data TOC T hanya te mur Besitang dari d kedalaman n 415 - 1686 meter m erdapat di sum dengan nilai TOC berva OC ini akan d di crossplot de engan ariasi 0.22 - 1.5 %. Nilai TO dansi akustik sehingga akkan terlihat ko orelasinya dan n dapat ditenttukan nilai imped pula besarr korelasi. S Besitan ng Tabel 3.31 Data TOC di Sumur DEPTH (m) 415 5 484 4 486 6 658 8 992 2 1199 9 1279 9
108
TOC (%) 1.511 1.733 1.733 1.55 0.222 1.22 0.499
DEPTH (m) ( 1291 1 1292 1 1351 1 1360 1 1397 1 1403 1 1447 1
TOC (% %) 0.71 0 0.7 0.17 0 0.16 0 0.41 0 0.38 0 0.24 0
DEPTTH (m) 1455 1607 1609 1632 1649 1684 1686
TOC (%) 0.36 0.4 0.43 0.56 0.55 0.61 0.6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
olahan data diilalui melalui beberapa b taha apan proses. S Sebelum dilak kukan Pengo proses tersebut, data - data penun njang harus dilengkapi te erlebih dahulu u dan dilakukan quality contro rol (QC). Gam mbar 3.56 menunjukkan dia agram alir an nalisis inversi seismik
Ga ambar 3.57 Diagram D Alir An nalisis AI vs T TOC
nakan sebaga ai dasar untu uk melakukan n picking ho orizon. Data marker digun ga untuk dasa ar pada saat melakukan m pad da pengikatan n data Selain itu digunakan jug n data seismicc. Penelitian in ni menggunak kan 4 marker yyaitu Lower Ba aong, sumur dan Belumai, dan d Bampo. Prose es Pengikatan hadap Seismik merupakan n pengikatan data n Sumur terh sumur (well w ) terhadap data seismik. Data sumur yang dipe erlukan untuk k well
seismic tie ie adalah son nsity (RHOB), dan checksshot. Data se eismik nic (DT), den umumnya berada dalam dangkan data well berada dalam d m domain wakktu (TWT) sed domain ke edalaman (de ga, sebelum melakukan m pe engikatan, lan ngkah epth). Sehingg awal yang g dilakukan a waktu. Berikut hasil adalah konverrsi data well ke domain w pengikatan n sumur terha am dan Besita ang. adap seismik di d sumur Basila
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
109
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
BASILAM
Gam mbar 3.58 W Well To Seismicc Tie Sumur Basilam B Denga an Korelasi 0.878
B BESITANG
Gam mbar 3.59 W B Dengan Korelasi 0.585 Well To Seismicc Tie Sumur Besitang
Nilai korelasi k di su m cukup baik sedangkan d di sumur Bes sitang umur Basilam masih rendah. Hal ini d eh sumur Bes sitang memilikki jarak yang cukup c disebabkan ole buat di sumur tidak jauh dari liintasan seismik sehingga sintetik seismogram yang dib sepenuhnyya berkorelassi baik dengan n tras seismik yang ada dissekitarnya. Na amun, hal ini dap pat diatasi den yang dimulai d dari su umur Basilam yang ngan picking horison h memiliki ko orelasi baik.
110
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.60 Jarak Sum mur Terhadap Tras T Seismik Disekitarnya Prose es penentuan rreflektor secara lateral dise ebut picking ho orizon. Tahapa an ini bertujuan untuk menelu usuri daerah yang y akan diinterpretasi. F Fungsi dari piicking
horizon inii adalah untukk membuat mo odel geologi. Penelusuran P horizon seism mik ini kearah late eral berarti me emberikan nila ai-nilai waktu datang gelom mbang disetiap p shot
point lintassan seismik. Untuk tahap selanjutnya, picking p horizo on ini akan dipakai dalam pem mbuatan mode el bumi atau Earth E Model.
G Gambar 3.61 Peta Struktur Kedalaman (M Meter) Formassi Lower Baon ng Kedalaman maksim asi Lower Baong di cekunga an ditunjukkan n oleh mum top forma warna me erah muda sa aman mencap pai lebih dari 5200 ampai ungu dengan kedala meter. Ked dalaman top F ng bawah di se ekitar sumur B Besitang mencapai Formasi Baon 2600 m ya ang ditunjukka an oleh warna biru muda
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
111
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.62 2 Peta Strukttur Kedalaman n (Meter) Form masi Belumai Kedalaman maksim mum top Form masi Belumaii di cekungan n ditunjukkan oleh warna me erah muda sa ampai ungu dengan kedala aman mencap pai lebih dari 6300 meter. Ked dalaman top F Formasi Belum mai di sekitar sumur Besita ang mencapai lebih dari 3500 m yang ditun njukkan oleh warna w biru muda sampai b biru tua. Untuk top m kedalaman formasi di se ekitar sumur Basilam B mencapai 2500 m yang maksimum ditunjukkan oleh warna hijau.
an (Meter) Form Gambar 3.6 masi Bampo 63 Peta Strukktur Kedalama
112
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Kedalaman maksimum top Formasi Bampo ditunjukkan oleh warna merah muda sampai ungu dengan kedalaman mencapai lebih dari 6600 meter. Sedangkan kedalaman top Formasi Bampo di sebelah selatan rata-rata mencapai 4000 meter ditunjukkan oleh warna biru tua. Berdasarkan analisis nilai kematangan dan kedalaman, maka pada gambar tersebut disimpulkan bahwa target untuk potensi shale gas berada pada kedalaman minimal 3700 meter dengan nilai Ro > 1.2 Proses Inversi Seismik dilakukan untuk melihat atau mengecek hasil inverse yang dilakukan sudah baik atau tidak baik. Dalam arti jika hasil inversi yang didapatkan kurang baik atau kemungkinan ada parameter yang belum tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan proses QC ini. Dalam proses ini yang perlu diperhatikan adalah error dari parameter-parameter didalamnya. Parameter - parameter QC tersebut adalah signal to noise ratio, cross-correlation, sintetik seismic, dan
residual. Jika dilihat dari cross-correlation maka data hasil inversi yang bagus itu jika cross-correlationnya mendekati satu. Sementara jika dilihat dari sintetik seismic dan residual dapat dilihat dengan membandingkan sintetik dengan data seismik kemudian lihat pada residual. Dimana residual tersebut merupakan beda atau selisih antara sintetik dan seismik. Dari semua parameter itu, dapat terlihat sesuatu keanehan dengan membandingkan dengan data seismik sehingga bisa diinterpretasikan terdapatnya struktur, misalnya sesar, lipatan, dan build up sehingga proses ini penting sebagai kontrol dalam proses inversi. Gambar pada halaman selanjutnya merupakan peta impedansi akustik pada Formasi Lower Baong, Belumai, dan Bampo.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
113
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gambar 3.64 Penamp pak Impedanssi Akustik Pad da Lintasan AR R-83_SP01-28 8_SV Yang Dilalui Sumur Basilam-1 B Pada Gambar 3.65 5 merupakan peta penyeb baran impedan nsi akustik se ecara lateral den ngan range n nilai AI 6000 - 9000 m/s*g gr/cc pada da aerah target (kotak merah).
(a)
(b))
Gambar 3.65 Peta P kustik Secara a Lateral De engan Penyebaran Impedansi Ak Range N Nilai AI 6000 - 9000 m/s*gr//cc
114
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
ar 3.66 Peta Penyebaran Gamba Imped dansi Akustik (a) Lo ower Baong (b) Be elumai dan (c) Ba ampo
(c) Hasil crossplot anta ara TOC dan n AI di sumur Besitang me enunjukkan ad danya korelasi ya ang baik, yaittu 0.928. Nila ai TOC yang tinggi yaitu ssekitar 1.5 - 1.7 1 % berasosiassi dengan nila ai AI sekitar 55 500 - 6500 m/s s*gr/cc. Denga an adanya korelasi yang baik,, maka peyeba aran TOC di seismik s dapat dilakukan
Gambar 3.6 n TOC di Sum mur Besitang 67 Crossplot Antara AI dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
115
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
(a)
(b))
ar 3.68 Peta Penyebaran TOC Gamba Yang Diturunkan Dari AI (a)) Lower Baon ng (b) Belum mai dan (c) Ba ampo
(c) Pada Gambar 3.68 menujukkan adanya kandu ungan TOC ya ang berbeda-b beda. Pada form masi lower Bao TO OC yang paling g tinggi (sekita ar 1.4 ong memiliki kandungan k - 1.8 %) sehingga s daerrah tersebut memiliki peluang untuk shalle gas. Pemod delan m distribusi lithologi dilakukan untuk melihat penye ebaran litholog gi sand dan shale m pada arah lateral. Pemo polasi odelan ini dilakkukan berdasarkan pada AI yang diinterp atistik. Disparittas frekuensi merupakan tu urunan atribut berbasis frekuensi secara sta dimana pe emilihan frekuensi rendah, sedang, dan tinggi dilakuka an lalu dikuran ngkan s
116
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
ah (di bawah h frekuensi do ominan). Selissih masing-masing dengan frekuensi renda mudian dibagi dengan RMS S selisih amp pitudo frekuen nsi itu frekuensi tersebut kem S matem matis, prosess disparitas frekuensi me erupakan gra adient sendiri. Secara amplitudo frekuensi. Se emakin disparitasnya, mak ka semakin be esar kemungkinan
urasi gas. formasi terrsebut tersatu
(a)
(b))
odelan Distribu usi Lithologi Secara Lateral Gambar 3.69 (a) Pemo (b) Dispa aritas Frekuens si Formasi Low wer Baong
(a)
(b))
delan Distribus si Lithologi Secara Lateral Gambar 3.7 70 (a) Pemod umai (b) Disparitas Frekuensi Formasi Belu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
117
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
(a)
(b))
Gambar 3.71 (a) Pemo odelan Distribu usi Lithologi S Secara Laterall (b) Dispa aritas Frekuens si Formasi Ba ampo Pada gambar Gambar 3.69a, Ga ambar 3.70a, dan Gambar 3.71a warna abu -
ebaran shale dan warna kuning adalah ssand. Daerah target t abu menunjukkan penye n shale pada daerah targ get. Pada Ga ambar (garis merah) menujukkkan cakupan ambar 3.70b, dan Gamba ar 3.71b, seb bagian Forma asi Lower Ba aong, 3.69b, Ga disparitas frekuensinya lebih rendah dibandingkan n dengan Forrmasi Beluma ai dan N disparitass frekuensi ya ang tinggi me enunjukkan ad danya penyerrapan Bampo. Nilai frekuensi oleh gas seh bagian Forma asi Lower Ba aong dan Formasi hingga di seb Belumai dan Bampo berpeluang pote ensi shale gas s. Perhittungan Sumb ber Daya Tabe ume Pada Ga as Window el 3.32 Luas Area dan Volu
AREA (m2)
AREA (ACREE)
VOLUM ME (m3)
VOLU UME (ACR REE FEE ET)
Lower Bao ong
1.2994E+09
3.2108E+05 5
8.9076E+11
7.2215E+08
Belumai
1.6879E+09
4.1708E+05 5
9.2094E+11
7.4662E+08
Bampo
2 2.3361E+09
5.7726E+05 5
9.3289E+11
7.5631E+08
FORM MASI
Rumus : ܩ ൌ
118
ି ͵ʹǤͲ͵ ൈܯ ܲ ͺ ሺͳ െ ܵ௪ ሻ ͳǤ͵ͳͺ ൈ ͳͲି െ ൬ܩௌ ൰ ቈ ܤ ߩ௦ ܲ ܲ ߩ
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
mber Daya Forrmasi Lower Baong B 1. Perrhitungan Sum Param meter yang dig gunakan
PARAMET TER
JUML LAH
I Bg Us Ub Sw M GSL P PL
5% 0.007 0.3 g/cm m3 2.55 g/c cm3 70 % 12 lb/lb.mol 60 scf/ton 3000 Psi 1200 Psi
GIP = Gst x Volume e Batuan x Densitas Shale me shale pada formasi Lowe er Baong adala ah 35 % Volum Vclay rata-rata pada wer Baong ada alah 21% a formasi Low er daya shale B = Gst x Volume Batu uan x Sumbe e gas pada forrmasi Lower Baong Densittas Shale x Vcclay (59.42 2 scf/ton x 10--3 kg) x (0.35 x 0.21 x 7.22 215 x 108) x ((2.7 x 103 kg/m3) x (1.233 3 x 103 m3) = 1 10.5 tcf
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
119
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
mber Daya Forrmasi Belumai 2. Perrhitungan Sum Param meter yang dig gunakan
PARAMET TER
JUML LAH
I Bg Us Ub Sw M GSL P PL
3% 0.006 0.34 g/c cm3 2.6 g/cm m3 60 % 13 lb/lb.mol 70 scf/ton 3248 Psi 1300 Psi
GIP = Gst x Volume e Batuan x Densitas Shale me shale pada formasi Belum mai adalah 20 0% Volum Vclay rata-rata pada umai adalah 24 4% a formasi Belu er daya shale gas pada formasi Belu umai = Gst x Volume Sha ale x Sumbe Densittas Shale x Vcclay (61.1 scf/ton s x 10-3 kkg) x (0.2 x 0.24 x 7.4662 x 108) x (2.7 x 103kg/m3) x (1 1.233 x 103m3) = 7.29 tcf
120
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
mber Daya Forrmasi Bampo 3. Perrhitungan Sum Param meter yang dig gunakan
PARAMET TER
JUML LAH
I Bg Us Ub Sw M GSL P PL
2% 0.005 0.4 g/cm m3 2.7 g/cm m3 50 % 16 lb/lb.mol 50 scf/ton 4000 Psi 1150 Psi
GIP = Gst x Volume e Batuan x Densitas Shale Volum me shale pada formasi Bamp po adalah 70 % Vclay rata-rata pada mpo adalah 23% a formasi Bam er daya shale gas pada form masi Bampo = Gst x Volume Shale x Den nsitas Sumbe Shale x Vclay
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
121
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
(49.44 scf/ton x 10-3kg) x (0.7 x 0.23 x 7.5631 x 108) x (2.7 x 103kg/m3) x (1.233 x 103 m3) = 20.04 tcf Jadi, total sumber daya shale gas pada formasi Lower Baong Belumai, dan Bampo adalah : 10.5 tcf + 7.29 tcf + 20.04 tcf = 37.83 tcf ekuivalen dengan 3.852,54 MMBOE 6.2. Pemetaan Shale Gas Play di Daratan Indonesia (Cekungan Mature Sumatera Selatan, 2014-2015) Kebutuhan energi fosil seperti minyak dan gas (migas) bumi di Indonesia semakin lama semakin meningkat, tetapi cadangan migas yang dihasilkan semakin mengecil, bahkan sejak tahun 2002 Indonesia sudah menjadi negara pengimport migas. Beberapa tahun terakhir cadangan migas dari reservoar konvensional (batu pasir atau batu gamping) besarnya tidak bertambah secara berarti, Indonesia berharap masih mempunyai sumber daya migas nonkonvensional yang berasal dari reservoar selain batu pasir ataupun batu gamping, seperti shale gas / gas serpih ataupun CBM (Coal Bed Methane). Kesuksesan shale hydrocarbon (gas dan minyak) di Amerika Serikat meginspirasi penelitian shale gas/shale oil di Indonesia. Indonesia diperkirakan mempunyai sumber daya shale hydrocarbon (shale HC) yang besar yang tersebar di beberapa cekungan di Indonesia, di mana 50% lebih diperkirakan di cekungan yang ada di Pulau Sumatra. Tahun 2014-2015, penelitian dilakukan pada Cekungan mature/ matang Sumatra Selatan, tahun 2014 kegiatan penelitian di mulai dengan Sub-Cekungan Palembang Selatan dan Tengah dan tahun 2015 dilanjutkan pada Sub-Cekungan Palembang Utara dan Jambi. Hasil pengolahan sampel singkapan dilakukan pada formasi yang diperkirakan sebagai 2 source rock reservoir (SRR) petroleum system, yaitu Formasi Lahat/Lemat dan Talangakar (Tabel 3.33). Karakter kedua SRR petroleum system tersebut dicirikan oleh parameter geokimia seperti nilai TOC; kerogen tipe dan kematangan termal; dan dicirikan oleh komposisi mineral penyusunnya seperti kuarsa-karbonat-feldsfar dan clay/lempung untuk selanjutnya dihitung nilai dari
indek brittleness.
122
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Tabel 3.33 Hasil Pengamatan Parameter Geokimia, Komposisi Mineral dan Nilai Indek Brittleness Dari Masing-Masing TAF DAN LAF SRR PETROLEUM SYSTEM
PARAMETER GEOKIMIA
KOMPOSISI MINERAL INDEKS BRITTLENESS
NILAI TOC (%)
TIPE KEROGEN
NILAI KEMATANGAN
KUARSAKARBONAT -FIELDFAR
CLAY/ LEMPUNG
Fm. Talangakar
0.5 - 2
II/III, dominan tipe II
sekitar 1%
>50%
15-40%
>60%
Fm. Lahat/Lemat
<1.0
Tipe III
Tidak dilakukan karena TOC kecil
dominan kuarsa, 478% tidak ada carbonat
22-96%
7-75%
Kajian bawah permukaan dilakukan pada sekitar 17 data sumur dan 400 lintasan seismik 2D, data
tersedia atas kerjasama dengan Patra Nusa Data
(PND). Interpretasi data seismik dilakukan pada daerah yang diperkirakan merupakan daerah dalaman. Berdasarkan peta struktur waktu dari basement (bauan dasar), daerah dalaman ada di sekitar sumur Jelapang–Rukam-Kemang, sekitar sumur Tepus dan sekitar sumur Singa-1. Sebanyak 3 (tiga) SRR petroleum system telah teridentifikasi menggunakan protokol yang disusun secara in-house. Ketiga SRR petroleum system ini meliputi Eocene - Oligocen SRR Petroleum system untuk sekuen-1 (SB-1 – SB-1.1) dan sekuen-2 (SB-1.1 – SB-2), sedangkan sekuen-3 (SB-2– SB-3) berumur akhir Oligocene – Miocene. Formasi Lahat/Lemat merupakan bagian dari sekuen-1 dan 2, sedangkan Formasi Talangakar ekivalen dengan sekuen-3. Inversi seismik tidak dilakukan karena data seismik didominasi dengan data vektorisasi, dimana data seismik tidak bersifat preserved amplitudo. Pemodelan geokimia dilakukan untuk mengetahui kedalaman dari zona kematangan (oil/gas
window). Berdasarkan pemodelan geokimia daerah sekitar sumur Tepus dan Singa diperkirakan awal oil window (Ro~0.8) pada kedalaman 2000 m dan awal
gas window (Ro~1.2) pada kedalaman 3000 m. Diperkirakan daerah sekitar sumur Jelapang-Rukam-Kemang mempunyai kedalaman oil window dan gas
window yang lebih dalam dibanding daerah sekitar sumur Tepus dan Singa. Peta sweet spot dibuat berdasarkan kriteria kedalaman <5000 m, ketebalan > 30 m, TOC >= 2 zona gas, TOC > 1 untuk zona oil/minyak dan dibatasi juga oleh kedalaman
zona kematangan. Pada sekuen-3 (ekivalen dengan TAF)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
123
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 diperkirakan pada kedalaman tertentu (>= 2000 m) sudah masuk zona oil, belum ada yang memasuki zona gas. Peta sweet spot yang dihasilkan sebanyak 7 dengan rincian seperti pada Tabel 3.34. Analisa data sumur juga dilakukan untuk memprediksi nilai TOC, N/G shale, Sw, porositas dan densitas. Perhitungan potensi sumber daya Shale HC dimulai dengan menghitung bulk volume dan net volume (setelah dikenakan cut off N/G shale). Selanjutnya perhitungan in place dihitung dengan menggunakan cut off nilai densitas,porositas, Sw dan besarnya kandungan gas /ton yang berbeda-beda untuk setiap sekuen sesuai dengan hasil analisa petrofisika yang ada. Perhitungan gas masing-masing menggunakan standar Jarvie, 2004 (untuk absorbed gas) dan rumus Lewis, 2004 (untuk free gas), sedangkan perhitungan minyak/oil menggunakan rumus Downey, 2011. Hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 3.35. Tabel 3.34 Daftar Peta Sweet Spot Yang Dihasilkan Masing-Masing Sekuen DAERAH SEKITAR SUMUR NAMA SEKUEN
JELAPANG-RUKUNKEMANG
TEPUS-1
SINGA-1
Sekuen-1 (SB-1 - SB-1.1)
x
x
v
Keterangan
Gak prospek, TOC diperkirakan kecil dan terlalu dalam
Tidak ada SB-1.1
Zona Dry Gas, gas window h = 3300 m (sebaran TOC tidak dibuat karena tidak ada data pendukung)
Sekuen-1 (SB-1 - SB-2) karena tidak ada SB-1.1
v
Keterangan
Zona gas, gas window h = 2500 m
Sekuen-2 (SB-1.1 - SB-2)
v
x
v
Keterangan
Zona gas, gas window h = 3200 m
Tidak ada SB-1.1
Zona wet gas, gas window h = 3000 m (sebaran TOC tidak dibuat karena tidak ada data pendukung)
Sekuen-3 (SB-2 - SB-3)
v
v
V
Keterangan
Zona oil, oil window h = 2500 m
Zona oil, oil window h = 2000 m
Zona oil, oil window h = 2200 m (sebaran TOC tidak dibuat karena tidak ada data pendukung)
Keterangan: v = ada peta sweet spot
124
x = tidak ada peta sweet spot
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Tabel 3.35 Besarnya Sumber Daya Shale Hydrocarbon (Shale Gas/Oil) JELAPANG-KEMANG SEKUEN Sekuen 2 SB-2 to SB-1.1 Sekuen 1 SB-1.1 to SB-1
SEKUEN Sekuen 3 SB-3 to SB-2 TOTAL
SINGA
ABSORB (TCF)
FREE (TCF)
ABSORB (TCF)
FREE (TCF)
ABSORB (TCF)
FREE (TCF)
0.04
0.02
0.12
0.03
3.78
1.80
-
-
-
-
2.82
1.34
0.02
0.12
0.03
6.60
0.04 TOTAL
TEPUS
3.14
0.06
0.15
9.75
JELAPANG-KEMANG
TEPUS
SINGA
OIL IN PLACE (MMBOE)
OIL IN PLACE (MMBOE)
OIL IN PLACE (MMBOE)
33.78
224.41
332.51
33.78
224.41
332.51
Total perhitungan P-50 original gas in place dari shale gas untuk 2 sekuen dari 3 area di atas adalah 15,598 TCF atau setara dengan 2.034,86 MMBOE.
C. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pendukung Litbang LEMIGAS Capaian kinerja kegiatan pendukung litbang tahun 2014 secara kuantitatif tercapai dengan baik. Uraian masing-masing kegiatan pendukung litbang adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Kepegawaian Sasaran dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pengelolaan fungsi
penyelenggaraan kepemerintahan / birokrasi di bidang kepegawaian, penataan organisasi, dan ketatalaksanaan; peningkatan kemampuan pegawai PPPTMGB “LEMIGAS” baik skill (keahlian), knowledge (pengetahuan), dan value (nilai); dan menciptakan kondisi dan budaya kerja yang mendukung proses pelaksanaan pekerjaan baik bidang manajerial maupun teknis. Capaian kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Kepegawaian antara lain adalah penyertaan pendidikan dan pelatihan teknis maupun non teknis. Adapun ringkasan capaian dari kegiatan ini pada Tabel 3.36 berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
125
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Tabel 3.36 Capaian Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Kepegawaian NO
KEGIATAN
1
Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Kepegawaian
INDIKATOR KINERJA
BASE LINE
TARGET
REALISASI
%
513 orang
205 orang
205 orang
100
Jumlah sajian informasi kehadiran yang efisien, efektif, cepat dan akurat
12 buku laporan absensi
6 buku
6 buku
100
% pengendalian perilaku kerja produktif untuk capaian hasil kerja
513 orang
513 orang
379 orang
73.87
% penyempurnaan dokumen Ortala
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
95
Jumlah periode usulan penetapan angka kredit pejabat fungsional
2 kali
1 kali
1 kali
100
Jumlah layanan kesehatan bagi pegawai
12 bulan
6 bulan
6 bulan
100
Jumlah keikutsertaan diklat teknis bagi pejabat JFU dan JFT
227 orang
227 orang
131 orang
57.70
Jumlah keikutsertaan diklat pimpinan bagi pejabat JFU dan JFT
5 orang
5 orang
2 orang
40
Jumlah keikutsertaan diklat fungsional pejabat/calon peneliti dan perekayasa
17 orang
17 orang
12 orang
70.58
Jumlah keikutsertaan diklat CPNS Gol I - III
16 orang
15 orang
15 orang
100
8 kali
4 kelas
2 kelas
50
Jumlah update record dokumen manual kepegawaian ke elektronik
Jumlah pertemuan kelas pelatihan bahasa Inggris bagi pegawai
Distribusi pendidikan PNS per Desember 2014 adalah S3 sebanyak 5 orang, S2 sebanyak 101 orang, pendidikan S1 sebanyak 186 orang, dan pendidikan D3 sebanyak 27 orang (Gambar 3.72). Tenaga Fungsional yang ada di LEMIGAS terdiri atas Peneliti, Perekayasa, Penyelidik Bumi, Litkayasa, Pranata Komputer, Pustakawan, Arsiparis, dan Pranata Humas. Jabatan fungsional tertentu per Desember 2014 sebanyak 187 orang atau 36% dari seluruh PNS 513 orang.
126
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
busi PNS LEMIGAS Be erdasarkan P Pendidikan Per P Gambar 3.72 Distrib Novem mber 2014 Kegiatan pengemb bangan SDM dalam benttuk pendidika an formal sa ampai dengan Desember D 201 14 terlaksana a melalui tuga as belajar ma aupun izin be elajar sebanyak 31 orang dengan rincian pendidikan la anjut S1 seba anyak 4 orang g, S2
n 4 orang untu uk mengikuti pendidikan p lanjjut S3. sebanyak 23 orang, dan a.
Penye ertaan pendid dikan dan pelatihan p (diklat) untuk peningkatan dan penge embangan kem mampuan peg gawai, antara lain telah terrselenggara 5 jenis diklat yang mencakkup diklat stru uktural diikuti 2 orang; dikla at fungsional diikuti d ang; diklat teknis diikuti 83 orang; dan sertifikasi person nil diikuti 48 orang. o 12 ora o Semua peserta yan an dan latihan n tersebut seju umlah ng telah mengikuti pendidika 160 orrang.
b.
Sasarran kerja peg ang dan disu usun untuk acuan a gawai (SKP) telah diranca pembiinaan karir pe TMGB “LEMIG GAS” dalam ra angka egawai di lingkkungan PPPT mendu ukung progra KP disusun b berdasarkan target t am reformasi birokrasi. SK capaia an dari PPPTM AS” yang diturunkan sampa ai ke tiap-tiap PNS MGB “LEMIGA di PPP PTMGB “LEM h dilaksanakan n kepada seju umlah MIGAS”. Realissasi SKP telah 513 pe egawai.
2.
Kegia atan Pengelo Urusan U Bida ang Umum; dan olaan dan Pembinaan P Penye elenggaraan Operasional Pemeliharaan Perkantora an. Sasarran dari ked anya adalah terselenggarranya dua kegiatan ini diantara
pengelolaa an
layanan
manajemen
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
perkantoran n
untuk
pe elaksanaan
fungsi f
127
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
penyelenggaraan kepemerintahan / birokrasi secara umum; kesinambungan layanan operasional perkantoran termasuk layanan umum kesehatan bagi pegawai dan pengamanaan aset milik negara; availability pemanfaatan aset LEMIGAS berupa bangunan gedung perkantoran, laboratorium, halaman/taman beserta sarana dan prasarananya untuk kepentingan kedinasan; terselenggaranya pengelolaan
fungsi
penyelenggaraan
kepemerintahan/Birokrasi
di
bidang
ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga. Capaian kegiatan ini adalah sebagai berikut. Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Umum terdiri dari 7 tim kegiatan antara lain yaitu: tim evaluasi blue print data dan informasi mekanikal; pengelolaan perawatan gedung perkantoran; sisten informasi manajemen pemeriksaan (SIMAK); konservasi dan konversi energi; pendataan penggunaan fasilitas kantor; pembinaan satuan pengamanan terpadu; pengelolaan kearsipan organisasi; koordinasi dan pengendalian kegiatan; pengadaan barang dan jasa; pembinaan administrasi dan pengelolaan ketatausahaan; dan penyediaan fasilitas kebutuhan rumah tangga pimpinan. Kegiatan Penyelenggaraan Operasional Pemeliharaan Perkantoran terdiri dari 3 tim kegiatan yaitu: tim operasional perkantoran; pemeliharaan perkantoran; dan revitalisasi gedung. Capaian kedua kegiatan ini secara ringkas disajikan pada tabel-tabel berikut. Tabel 3.37 Capaian Kinerja Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Umum NO
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
BASE LINE
TARGET
REALISASI
%
1
Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Bidang Umum
% Progress evaluasi dokumen perencanaan data ME dan teknik sipil
1 manual book
71,80%
58,00%
81
1 dokumen perencana an
50,00%
45,00%
90
1 manual book
46,90%
38,00%
81
12 bulan
50,00%
42,00%
84
% Progress penyusunan dokumen perencanaan perawatan gedung perkantoran dan laboratorium % Progress program aplikasi pemeriksaan berkala gedung laboratorium % Pengendalian penggunaan energi di gedung perkantoran dan laboratorium
128
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
NO
KEGIATAN
BASE LINE
TARGET
REALISASI
%
62 unit
41,00%
35,00%
90
60 orang
28 orang
28 orang
100
Jumlah digitalisasi arsip in-aktif
15.000 lembar digitalisasi
7.500 lembar
7.500 lembar
100
Jumlah pengendalian surat perjanjian/kontrak pengadaan B/J
1 laporan evaluasi
1 laporan
1 laporan
100
70 paket pengadaa n e-proc
35 paket
38 paket
108,57
12 bulan
6 bulan
6 bulan
100
12 bulan
6 bulan
6 bulan
100
12 bulan
6 bulan
6 bulan
100
INDIKATOR KINERJA % Pengendalian penggunaan bahan bakar minyak kendaraan dinas operasional Jumlah keikutsertaan diklat security management development program
Jumlah paket pengadaan B/J yang diproses melalui LPSE Jumlah layanan bulan, pembinaan kegiatan umum, kepegawaian, tata usaha dan keuangan Jumlah layanan bulan kebutuhan rapat kerja, koordinasi, dan konsultasi Jumlah layanan bulan kebutuhan rumah tangga pimpinan
Tabel 3.38 Capaian Kinerja Penyelenggaraan Operasional Pemeliharaan Perkantoran NO
KEGIATAN
1
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
INDIKATOR KINERJA Jumlah bulan layanan perkantoran % layanan umum kepada pegawai % M2 kenyamanan dan kebersihan perkantoran
BASE LINE
TARGET
REALISASI
%
12 bulan
6 bulan
6 bulan
100
100%
50%
48%
96
100%
51%
50%
98
% availability alat dan mesin perkantoran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
129
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 3.
Implementasi pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Pengelolaan invoicing PNBP (penerbitan maupun penagihan pekerjaan) telah
dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sistem operasional prosedur terkait dengan pengelolaan invoicing dan piutang juga sudah ditetapkan dalam suatu prosedur selaras Sistem Manajemen Mutu. Hal tersebut dilaksanakan sesuai dengan rekomendasi Tim Auditor yang terdiri dari Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM dan juga Tim Pemeriksa BPK – RI. Pengelolaan piutang yang dilaksanakan oleh subbagian keuangan telah mengacu pada peraturan terbaru yang tertuang di dalam Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor Per – 82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Kementerian/Lembaga. 4.
Pengelolaan barang milik negara (BMN) di lingkungan LEMIGAS termasuk tanah, bangunan, peralatan mesin serta penghapusan BMN. Pengelolaan barang milik negara telah sesuai dengan peraturan yang
berlaku.LEMIGAS juga sudah memiliki sistem operasional prosedur pengelolaan BMN. Sistem pencatatan BMN di LEMIGAS telah tercatat di dalam aplikasi SIMAK – BMN dan direcord sesuai dengan banyaknya data dan transaksi yang ada.Pengelolaan piutang yang dilaksanakan oleh subbagian keuangan telah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang pengelolaan barang milik negara/daerah. Koordinasi yang dilaksanakan dengan pihak terkait langsung dengan pusat pengelolaan BMN Kementerian ESDM dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara juga dilaksanakan secara rutin dan berkala. Fungsi rekonsiliasi ini akan menjamin termonitornya barang milik negara serta evaluasi dan penilaian atas barang milik negara khususnya aset yang terdapat di LEMIGAS. 5. Pengelolaan pelaksanaan sistem akuntasi pemerintah (SAP) Evaluasi kegiatan pra rekon dan rekon aplikasi dapat berjalan tepat waktu secara periodik. Kegiatan ini telah melaksanakan 12 kali rekonsiliasi terhadap realisasi anggaran DIPA LEMIGAS, dan masing-masing 4 kali rekonsiliasi realisasi laporan keuangan dan anggaran BLU. Rekonsiliasi atas realisasi anggaran dilaksanakan
secara
simultan
dan
menyeluruh
serta
tidak
terpisahkan.
Pengelolaan rupiah murni dan BLU dilaksanakan dalam satu dokumen DIPA
130
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 p dan n pengawasan nnya tidak terrpisahkan. Rekkonsiliasi ditujjukan sehingga pelaporan kepada
Direktorat
Jenderal
Perrbendaharaan
melalui
K Kantor
Pelay yanan
Perbendah haraan Nega ara, seluruh realisasi anggaran yang ada dilaksan nakan dalam sa atu berita accara rekonsiliasi serta dilaksanakan d setiap bulannya. Rekonsilia asi di lingkung gan Badan Litb bang ESDM dilaksanakan d ssetiap triwulan n dan diperoleh berita b acara re ekonsiliasi seb banyak 4 kali dalam d setahun. 6.
Kelua aran penyiapa an rencana ke egiatan Kegiatan penyiapa an rencana terdiri t dari 3 tim/subkegia atan yaitu: Forum F
aan Kegiatan PPPTMGB "LEMIGAS" " TA T 2015; Pen nyusunan Pro ogram Perencana dan Renca ana Kerja (RK KA-KL) dan Rencana R Bisnis & Anggara an (RBA) TA 2015: 2 Penyusunan Dokumen PK - BLU (Penyusunan ( s/RSB Rencana Strrategis Bisnis
dar Pelayanan n Minimum/SP PM, dan Pola T Tata Kelola/PT TK). LEMIGAS, Revisi Stand Kegiatan
penyiap pan
rencana
telah
dise elenggarakan
melalui
Forum F
aan 2015 se ebagai sarana a untuk menampung usulan kegiatan, idePerencana ide/inovasi litbang dan non-litbang tahun anggarran 2015 aga ar usulan keg giatan MIGAS 2015– –2019, serta a isu sesuai dengan visi, misi, tusi, Renstra LEM egional, sehin ngga tersusun n usulan kegiiatan untuk d ditetapkan seb bagai nasional/re kegiatan LEMIGAS L tahu un anggaran 2015. 2
Gambar 3.73 Forum Perencanaan n Kegiatan PPPTMGB P “L LEMIGAS” Tahun T Anggara an 2015 Renca ana kerja ang oman ggaran kementerian atau lembaga merupakan pedo bagi pelaksana kegiattan dalam melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan m n pola pengelo olaan penggunaan anggaran. LEMIGAS menjadi satuan kerja dengan uat rencana bisnis dan ang ggaran (RBA) yang keuangan BLU, maka wajib membu b a dan akunta ansi biaya p per jenis laya anan, disusun berdasarkan basis kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
131
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 n dan kemam mpuan pendap patan yang diperkirakan d a akan diterima a dari kebutuhan pelayanan n jasa. Penyu usunan RBA ini melibatkan perwakilan unit satuan kerja terkait khu ususnya kelom mpok pelaksan na litbang/KPP PP beserta na arasumber ins stansi terkait sep perti: Kemente erian Keuangan; Inspektorrat Jenderal d dan Badan Littbang ESDM.
Gambar 3.74 Narasumber Rapat Koordinasi Penyusunan RBA 2015
ar 3.75 Dokum men RKA-K/L 2014 dan RB BA 2015 Gamba usunan dokum men PK - BLU U PPPTMGB “LEMIGAS” ssebagai salah h satu Penyu syarat wajib yang haruss dipenuhi LEM MIGAS sebag gai satker BLU U pada tahun 2009. 2 MIGAS 2015-2 2019; Pada kegiatan ini terdapat 3 keluaran buku yaitu: RSB LEM M (2009) meliiputi jasa layanan, data labo oratorium (ma ata uji, alat, me etode Revisi SPM uji); sedangkan revisi PTK pada pemutakhiran n struktur org ganisasi dan data elah menghas silkan kekuatan pegawai. Sela ain keluaran di d atas, pada kegiatan ini te rja dengan me etode Balance e Scorecard (B BSC). sebuah sisstim aplikasi b berbasis kinerj Balanced Scorecard ad men penilaian dan pengend dalian dalah suatu sisstem manajem ara cepat, te mprehensif dapat memberrikan pemaha aman yang seca epat dan kom kepada manajer m tentan nis. Salah sattu tampilan ccapaian kinerja a per ng kinerja bisn unit satua an kerja yang merupakan hak akses Kepala Pusat dapat dilihat pada Gambar 3.76
132
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Gam mbar 3.76 Tam mpilan Rekap Capaian Kine erja Per Unit P Pada Aplikasi BSC LEM MIGAS 7.
Kelua aran Monitoring dan Evalu uasi Kegiatan n Kegiatan monitoring g dan evaluassi meliputi dua a hal, yaitu pe enyusunan lap poran
an monitoring g serta analisis dan evaluasi kegiatan n. Keluaran yang kinerja da dihasilkan dari kegiata an penyusuna an laporan kin nerja adalah berupa doku umen, yaitu Lap poran Akunta abilitas Kinerj rja Instansi Pemerintah (LAKIP); Lap poran Monitoring g Triwulanan; Laporan Kegia atan; dan LEM MIGAS Reportt (Gambar 3.7 77).
Gambar 3.77 Lapora merintah (LA AKIP), an Akuntabilittas Kinerja Instansi Pem Lapora an Monitoring Triwulanan, Laporan Kegiatan, dan LEMIGAS Reportt
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
133
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
ng, analisis, dan evaluas si telah dila aksanakan melalui Kegiatan monitorin dan evaluasi kinerja keg giatan secara a triwulanan dan kegiatan monitoring d ggaraan Forum m Evaluasi Semesteran S Hasil H Kegiatan n LEMIGAS 2014. 2 penyeleng Kegiatan tersebut t juga ssebagai wada ah menjaring kegiatan k litban ng yang meme enuhi kriteria ino ovasi di bidang g iptek.
Gambar 3.7 78 Forum Evaluasi E Hasil Kegiatan Semester I dan Semester II TA 2014 PP PPTMGB “LEM MIGAS” 8.
Kelua aran
Penge elolaan
Sarrana
dan
Prasarana
Litbang
serta
Penge embangan Siistem Mutu Kelembagaan K Kegiatan pengelola prasarana a litbang sertta pengemba angan aan sarana dan d utu kelembag elah dilaksanakan, antara lain pengelo olaan sistem mu gaan yang te sarana litb bang, pengelo atan dan kalibrasi olaan sistem manajemen mutu, perawa peralatan laboratorium, serta audit sisstem manajem men mutu dan n LK3, pengelo olaan lingkungan n,
pengelola aan
K3,
pengendalian
dokumen d
sisstem
manaje emen
lingkungan n dan kesellamatan, kessehatan kerja a serta pelaksanaan pro ogram manajeme en lingkungan dan keselama atan, kesehata an kerja. Keluaran kegiatan tersebut di antaranya telah t dilakuka an perbaikan alat sejumlah 106 unit dari 137 unit yang g diterima melalui formulir p permintaan. Selain S ukan perawata 1 unit yang direncanakan n unit itu melaku an alat sejumlah 133 dari 144
134
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Kompresor 40 unit, Vacuum Pump 24 unit, Ruang Asam 22 unit, GC. Hp Agilent 13 unit, Jet Cool 1 unit, dan Microscope 33 unit. Tabel 3.39 Daftar Perbaikan Alat 2014 NO
PELANGGAN
JUMLAH ALAT
SELESAI
BELUM SELESAI
1
Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Litbang KPPP Teknologi Eksplorasi KPPP Teknologi Eksploitasi KPPP Teknologi Proses KPPP Teknologi Aplikasi Produk KPPP Teknologi Gas
7
3
4
16
15
1
48
36
12
42
38
4
15
7
8
2 3 4 5 6
Jumlah Alat Selesai Belum selesai Realisasi
: : : :
281 239 42 85.1
9
7
2
137
106
31
(perbaikan+Perawatan) (perbaikan+Perawatan) (perbaikan+Perawatan) %
Tabel 3.40 Daftar Perawatan Alat 2014 USER NO
1 2 3
NAMA ALAT
Kompressor Vaccum pump Lemari Asam
BIDANG PENYELENGGA RAAN DAN SARANA LITBANG 4
JUMLAH
KPPPT EKSPLORASI
KPPPT EKSPLOITASI
KPPPT PROSES
KPPPT APLIKASI PRODUK
KPPPT GAS
4
11
3
9
9
40
3
5
5
4
7
24
5
2
11
3
1
22
Gas Chromatogra ph
3
2
4
1
3
13
5
Mikroscope
33
6
Jet Cool
7
XRD
1
8
SEM
1
9
CT Scan
10
12
Viscometer Leco Analyser Micromeritik
13
CCS 2100 F
4
11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
33 1
1 1 1
1
1 3
1
1
3 2
1
1 1
1
135
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
USER NO
NAMA ALAT
14
Cool Bath Container
BIDANG PENYELENGGA RAAN DAN SARANA LITBANG
KPPPT EKSPLORASI
KPPPT EKSPLOITASI
KPPPT PROSES
KPPPT APLIKASI PRODUK
KPPPT GAS
JUMLAH
1
Jumlah
4
51
1
23
25
21
20 TOTAL
144
Catatan :
= dilaksanakan Yang terlaksana
:
133
Alat
yang tidak terlaksana
:
11
Alat
Sertifikasi sarana litbang terdiri dari sertifikasi alat dan laboratorium dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan TUV melalui SNI ISO/IEC 17025-2008, ISO 9001-2008, ISO 14000-2004 dan OHSAS 18001-2007. Dalam mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan PPPTMGB “LEMIGAS” mempunyai laboratorium kalibrasi yang telah mendapat pengakuan akreditasi dari KAN (Komite Akreditasi Nasional) dengan register : LK-52-IDN sejak tahun 2003 dan reakreditasi tahun 2007. Laboratorium kalibrasi LEMIGAS terdiri dari 3 laboratorium kalibrasi yang mempunyai ruang lingkup kalibrasi yang berbeda yaitu: Laboratorium Kalibrasi Suhu; Laboratorium Kalibrasi Tekanan; Laboratorium Kalibrasi Massa, dan Volume. Sepanjang tahun 2014 Subbidang Sarana telah melaksanakan kalibrasi alat laboratorium sebanyak 331 unit, 58 diantaranya dilaksanakan oleh fihak ketiga. Realisasi ini masih berada dibawah target 350 alat. Sebagian permintaan kalibrasi, 15 buah alat, batal terlaksana karena permintaan ganda dan juga karena alat dimaksud sudah tidak layak pakai. Tabel 3.41 Realisasi Pekerjaan Kalibrasi Tahun 2014 NO
136
LABORATORIUM
1
SUHU
2
MASSA VOLUME
SEMESTER
SELESAI (SERTIFIKAT)
PROSES SERTIFIKAT
BATAL
BELUM SELESAI
I
49
0
7
0
II
37
10
3
0
I
34
0
0
0
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
NO
3 4
LAB BORATORIUM
SEMESTER
SELESAI (SERTIFIKAT)
PROSES SERTIFIKAT
BATAL
BE ELUM SEL LESAI
TEKA ANAN Pihak Ketiga
II
83
0
0
0
I & II
56
4
5
5
I
28
0
0
0
II
30
0
0
0
317
14
15
5
Total
Sehub bungan dengan umpan balik b pelangga an, telah dila aksanakan melalui formulir um mpan balik pelanggan yan ng dilaksanakan selama pe eriode tahun 2014 dengan re espon pelangg gan terhadap pelayanan LE EMIGAS seba anyak 94% de engan penilaian rata-rata mem muaskan sepe erti terlihat pa ada grafik di bawah ini pe eriode Januari – Desember 2014 . 60 58 4 54
52 44 41 35 32
5 0 0 0 0
0 0 0 0
Sangat Tidak Memuaskan
Kurang M Memuaskan
KWALITAS JASA
KETEPATAN WAKTU
8 7
4
Cukup Memuaskan M
Me emuaskan
KEMAMPUAN PERSONEL
Saangat Mem muaskan
KEMUDAH HAN KOMUNIKASI
an balik kepua asan pelangga an 2014 Gamba ar 3.79 Umpa akukan uji kualitas Keluaran kegiatan terkait LK3 diiantaranya adalah telah dila n di PPPTMG S” (4 periode); pembuanga an limbah B3 3 dan lingkungan GB ”LEMIGAS
crude oil; pengadaan a g diri (APD) bagi seluruh pegawai; inh house alat pelindung training pe enanganan ra akuasi adiasi bagi pegawai laborattorium; sosialiisasi dan eva tanggap darurat gedung in nternal auditorr bagi pejabat LK3; g bertingkat; penyegaran p p SM ngelola Labora atorium; review w dokumen sistem sosialiasi pengelola MLK3 bagi Pen manajeme en LK3 (22 prrosedur); rese ertifikasi peralatan; sertifika asi dan resertiifikasi perlengkap pan gedung; dan pemerikksaan K3 insttalasi listrik se erta uji keseh hatan kerja pega awai laboratorium.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
137
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Tab bel 3.42 URAIA AN PEKERJAAN
Uji Kualitas K Lingk kungan Tahun 2014 JUML LAH
LOKA ASI
2 tittik 8 tittik
h Sungai Pesan ggrahan Hulu dan hilir Gedung Eksplorasi E (1), Ged ung Eksploitasi (4), Gedung Proses P (1), Gedung g Teknogas (1), Ge edung LOBP (1) Gedung Eksplorasi E 3, Gedun ng Eksploitasi 1, Gedung Aplikasi A 1, Gedung Teknogas
Uji Kualitas Lingkungan L Periode I: - Uji Kualitas Air Sungai - Uji Kualitas Air Limbah Laboratorium
4 tittik omestik - Uji Kualitas Air Limbah Do Periode II: - Uji Kualitas Air Sungai - Uji Kualitas Air Limbah Laboratorium -
omestik Uji Kualitas Air Limbah Do nt Uji Kualitas Udara Ambien Uji Tingkat Kebisingan ngan Uji Kualitas Udara Lingkun Kerja
-
Uji Emissi Genset
138
6 tittik
4 tittik 2 tittik 8 tittik
- Uji Kualitas Air Limbah Do omestik Periode IV: - Uji Kualitas Air Sungai - Uji Kualitas Air Limbah Laboratorium Uji Kualitas Air Limbah Do omestik Uji Kualitas Udara Ambien nt Uji Tingkat Kebisingan Uji Kualitas Udara Lingkun ngan Kerja
Gambar 3.8 80
4 tittik 3 tittik 3 tittik 5 tittik
2 tittik 8 tittik
Periode III: - Uji Kualitas Air Sungai - Uji Kualitas Air Limbah Laboratorium
-
2 tittik 8 tittik
4 tittik 3 tittik 3 tittik 5 tittik
Hulu dan hilir h Sungai Pesan ggrahan Gedung Eksplorasi E (1), Ged ung Eksploitasi (4), Gedung Proses P (1), Gedung g Teknogas (1), Ge edung LOBP (1) E 3, Gedun ng Eksploitasi 1, Gedung Eksplorasi Gedung Aplikasi A 1, Gedung Teknogas Gedung Utama, U GDS, Biodie esel Plant Gedung Utama, U GDS, Biodie esel Plant Gedung Eksploitasi E Lantai 2 2; Lab. Fisika Kimia a BLM.9; R. Analitik Kimia Um mum BLM.7; kaan AMDAL; Lab Fisika Kimia BBM Perpustak Gedung Eksplorasi E – Eksplo oitasi, Gedung Teknogas, Gedung Aplikasi,, Gedung Utama, P Gedung Pe endukung Gedung Proses, h Sungai Pesan ggrahan Hulu dan hilir Gedung Eksplorasi E (1), Ged ung Eksploitasi (4), Gedung Proses P (1), Gedung g Teknogas (1), Ge edung LOBP (1) Gedung Eksplorasi E 3, Gedun ng Eksploitasi 1, Gedung Aplikasi A 1, Gedung Teknogas Hulu dan hilir h Sungai Pesan ggrahan Gedung Eksplorasi E (1), Ged ung Eksploitasi (4), Gedung Proses P (1), Gedung g Teknogas (1), Ge edung LOBP (1) E 3, Gedun ng Eksploitasi 1, Gedung Eksplorasi Gedung Aplikasi A 1, Gedung Teknogas Gedung Utama, U GDS, Biodie esel Plant Gedung Utama, U GDS, Biodie esel Plant Gedung Eksploitasi E Lantai 2 Lab PVT; Lab. Fis sika Kimia (LPG) BLM.9; R. Prep parasi Lt. 3 BLM.7;; kaan Lt. Dasar; Lab b Fisika Pelumas Perpustak (NOACK) BLM.8
B dan Crude Oil Tahun 201 14 Pembuangan Limbah B3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Tabe el 3.43 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dafta ar Alat Pelindu ung Diri Tahun n 2014
ALAT PELIN NDUNG DIRI Wear pack drill kualittas menengah Wear pack tahan apii Jas La aboratorium Safetyy helmet Sarun ng tangan Latexx ansell Cotton n Gloves with PVC P Dot Nitrile exam gloves Sensi Gloves Safetyy glasses Safetyy Googles Kotak P3K Laboratorrium Kotak P3K Lapangan n Obat P P3K Gas liffe vest Jaket pelampung Jas hu ujan Eyewa ash Additive Co oncentrate HAW WS Industtrial rubber glovves Fire B Blanket Coverrall 3M Type 45 510 (disposable e) Cartrid dge/Filter 3M 6096 Half-F Facepiece Resp pirator 3M 6200 0 Cartrid dge/Filter 3M 6006 P95 P Particulate Filterr 5P71 Filter R Retainer 501 Maske er lalu lintas Surgiccal masker Safetyy shoes pendekk Safetyy shoes tinggi Rubbe er boot
JUMLAH 50 0 18 8 70 0 10 0 50 0 50 0 26 6 40 0 40 0 20 0 15 5 15 5 130 0 2 20 0 25 5 24 4 16 6 10 0 2 20 0 70 0 85 5 8 7 30 0 16 6 50 0 40 0 26 6
Buah Buah Buah Buah Pasang Lusin Box Box Buah Buah Box Box Set Buah Buah Buah Buah Lusin Buah Box Pasang Buah Pasang Box Box Buah Box Pasang Pasang Pasang
Gamb ouse Training Penanganan P R Radiasi bar 3.81 Inhou
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
139
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
G Gambar 3.82 Penyegaran Internal Audito or
G K3 Gambar 3.83 Sosialiasi Pengelola SMLK
Tabel 3.44 NO
NAMA A DOKUMEN
NO OMOR DOK KUMEN
TINGK KAT REV VISI
TANGGA AL TERBIT T
PL LK3-01
II.0 0
04-12-2014
1
Pe edoman LK3
2
Prrosedur Pengend dalian Dokumen LK3
P.01 P
II.0 0
04-12-2014
Prrosedur Pengend dalian Rekaman LK3
P.02 P
II.0 0
04-12-2014
P.03 P
II.1 1
04-12-2014
P.04 P
II.0 0
04-12-2014
P.05 P
I.3 3
04-12-2014
P.06 P
II.0 0
04-12-2014
3 4 5 6 7
140
en Sistem Man najemen LK3 Daftar Prossedur Dokume
Prrosedur Identifika asi dan Evaluasi Aspek Lingkungan dan B atan dan Bahaya Keselama Ke esehatan Kerja ((K3) Prrosedur Pencata atan, Akses dan Pe emenuhan Perun n dan ndang-Undangan Pe eraturan LK3 Prrosedur Panitia P matan Pembina Keselam da an Kesehatan Ke erja (P2K3) Prrosedur Peningkatan Kompetenssi Pe ersonel
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 NO
NAMA DOKUMEN
NOMOR DOKUMEN
TINGKAT REVISI
TANGGAL TERBIT
8
Prosedur Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi LK3
P.07
II.0
04-12-2014
9
Prosedur Penataan Ruangan
P.08
II.0
04-12-2014
10
Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat
P.09
II.0
04-12-2014
11
Prosedur Keselamatan Tamu
P.10
I.3
04-12-2014
12
Prosedur Tag Out
P.11
I.3
04-12-2014
13
Prosedur Pembatasan Area Berbahaya
P.12
I.3
04-12-2014
14
Prosedur Pengendalian Kontraktor
P.13
II.1
04-12-2014
P.14
I.3
04-12-2014
P.15
II.0
04-12-2014
15 16
Prosedur Pengendalian Pekerjaan Risiko Tinggi Prosedur Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun
17
Prosedur Pengendalian Limbah
P.16
II.0
04-12-2014
18
Prosedur Manajemen LK3
P.17
II.1
04-12-2014
P.18
II.0
04-12-2014
P.19
II.0
04-12-2014
19 20
Prosedur Laporan Kejadian dan Penyelidikan Kecelakaan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Kinerja LK3
21
Prosedur Audit LK3 Internal
P.20
II.0
04-12-2014
22
Prosedur Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan Pencegahan
P.21
I.2
04-12-2014
23
Prosedur Kesehatan Kerja
P.22
I.3
04-12-2014
Tabel 3.45 Daftar Sertifikasi dan Resertifikasi Peralatan/Perlengkapan Tahun 2014 NO.
NAMA PERALATAN
1
Forklift
2
Hoist Crane
3
Genset
NO SERTIFIKAT
TGL PENGESAHAN
MASA BERLAKU
LOBP-BLM.8 Ruang CFR F1 KPPPT Aplikasi Produk Ruang CFR F5 KPPPT Aplikasi Produk Gedung KPPPT Gas 2
7189/2007
02/09/2014
02/09/2015
7191/2007
02/09/2014
02/09/2015
7193/2007
02/09/2014
02/09/2015
6609/2014
02/09/2014
02/09/2015
Gedung KPPPT Proses
6518/2005
02/09/2014
02/09/2015
Bagian Tata Usaha
6519/2005
02/09/2014
02/09/2015 02/09/2015
KPPPT Gas
6517/2005 7196/2007
02/09/2014 02/09/2014
02/09/2015
Koperasi
5462/2008
02/09/2014
02/09/2015
KPPPT Aplikasi Produk
02/09/2014
02/09/2015
Gedung Utama
7466/2013 6610/2014
02/09/2014
02/09/2017
Gedung Utama
6716/2006
02/09/2014
02/09/2015
Gedung KPPPT Eksplorasi
7463/2011
02/09/2014
02/09/2015
Gedung KPPPT Gas
7465/2011
02/09/2014
02/09/2015
LOKASI
Koperasi
4 5
Instalasi Listrik Proteksi Kebakaran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
141
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
NO.
6
NAMA PERALATAN Penyalur Petir
9.
NO SERTIFIKAT
TGL PENGESAHAN
MASA BERLAKU
Gedung KPPPT Eksplorasi 3
7166/2012
02/09/2014
02/09/2015
Gedung KPPPT Aplikasi I
521/2009
02/09/2014
02/09/2016
Gedung KPPPT Eksplorasi
522/2009
02/09/2014
02/09/2016
Gedung KPPPT Eksploitasi I
523/2009
02/09/2014
02/09/2016
Gedung KPPPT Gas
7162/2012
02/09/2014
02/09/2016
LOKASI
Keluaran Pengelolaan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang Kegiatan
pengelolaan
informasi
dan
publikasi
hasil
litbang
telah
melaksanakan: advertorial hasil litbang; penerbitan majalah; penyusunan kamus istilah
minyak
dan
gas
bumi;
knowledge
management
yang
meliputi:
penyelenggaraan rangkaian ceramah ilmiah, penyelenggaraan forum diskusi kelompok, penyelenggaraan forum diskusi ilmiah, penyelenggaraan pameran hasil litbang, dan pengelolaan perpustakaan. Pada tahun 2014, LEMIGAS telah menyampaikan advertorial hasil litbang melalui media massa sebanyak 4 kali terbitan, yaitu: 1. Tabung ANG: Alternatif Baru Bahan Bakar Rumah Tangga dalam Negeri yang diterbitkan di majalah Gatra pada tanggal 26 Februari 2014; 2. Kembangkan GMB untuk Diversifikasi Sumber Energi Nasional yang diterbitkan di majalah Tempo pada tanggal 6 April 2014; 3. Tentang Bahan Bakar Baru Bernama DME yang diterbitkan di majalah Sindo pada tanggal 20 Agustus 2014; 4. Surfaktan: Agar Sumur Tua Dapat Dipanen Lagi yang diterbitkan di majalah Sindo pada tanggal 22 Oktober 2014. Penerbitan majalah dan karya ilmiah Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi (LPMG) sebanyak 21 makalah ilmiah dalam 3 kali penerbitan yaitu pada volume 48 nomor 1, 2 dan 3. Penerbitan majalah Scientific Contributions Oil & Gas (SCOG) sebanyak 18 makalah ilmiah dalam bahasa Inggris untuk 3 kali penerbitan yaitu pada volume 37 nomor 1, 2 dan 3.
142
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 elolaan penyusunan kamuss minyak dan gas g bumi men nghasilkan 20 lema Penge yang telah h dirumuskan m makna dan pe engertiannya kedalam k baha asa Indonesia. Penge elolaan mana ajemen peng getahuan (kn nowledge ma anagement) dibagi d menjadi 3 (tiga) sub ke egiatan yaitu knowledge k sh haring sebanya ak 8 kali kegiiatan,
GAS terbit seccara berkala sebayak 6 kkali dalam settahun publikasi berita LEMIG nal berdasarka an topik-topik k atau menyajikan berita dan informasi seccara proposion kegiatan
seda ang
yang
diselenggarakan
oleh
LEMIGA AS.
Pengelo olaan
aan melaksanakan penge embangan ko oleksi yang b berupa penga adaan perpustaka bahan pusstaka baru ta ahun 2014 be erupa buku-bu uku ilmiah se ebanyak 113 Judul dapat dilih hat pada Lam mpiran 20, melaksanakan m pembuatan monografi Minyak Lumas (Lubricating L Oi Oil). Pengelolaan penyeleng ggaraan pam meran hasil littbang sebanyak 10 kali pamerran, masing-m masing dapat dilihat d pada La ampiran 19, 10. Kelua aran Pengelollaan Kerja Sa ama Litbang Kegiatan pengelola aan kerja sam ma litbang sellama tahun 2 2014 telah berhasil n 66 kerja sama dalam riset r antara lain: KMOUC (Korea); KO OGAS melakukan (Korea); Universitas U Trissakti; dan CIC C Surya Unive ersity dan pela ayanan antara a lain: PT Pertam mina EP; PT Chevron Paccific Indonesia a; PT PLN (P Persero); PT Odira Energy Ka arang Agung; PT Medco E&P Indones sia; dan sebag gainya ditunju ukkan pada Lampiran 18. Penge elolaan kerja sama juga telah melakukan kerja sama a di bidang praktek kerja, prakktek kerja lapa a siswa/mahas siswa, juga me enerima kunju ungan angan kepada baik dari siswa, maha pun instansi baik pemerin ntah maupun non asiswa maup un luar negeri. pemerintah, dari dalam negeri maupu
73
114
28
47 80 ngan Instansi/Lembaga Tah hun 2014 Gamba ar 3.1 Kunjun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
143
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
19
16
12
20
15
32 23 12 13
Gambar 3.2 2
22
10
6
Mahasisw wa Praktek Kerrja Lapangan T Tahun 2014
11. Kelua aran Pelayana an Jasa Tekn nologi Pelaya anan jasa tekknologi merup pakan program m pelayanan LEMIGAS ke epada industri migas m yang d dilaksanakan oleh Kelomp pok Pelaksan na Penelitian dan Pengemba angan Teknologi (KPPPT)) dan Bidang Penyelengga araan dan Sa arana Penelitian dan Pengem mbangan. KPP PPT yang ada a di lingkunga an LEMIGAS terdiri t dari : x
KPPP Teknolog gi Eksplorasi;
x
KPPP Teknolog gi Eksploitasi;
x
KPPP Teknolog gi Proses;
x
KPPP Teknolog oduk; dan gi Aplikasi Pro
x
KPPP Teknolog gi Gas.
Sasarran pelayanan ogi diarahkan untuk membe erikan nilai tam mbah n jasa teknolo dari kebuttuhan pelangg dan hilir migas melal ui pelayanan jasa gan/industri hulu h studi dan pelayanan jassa laboratorium m yang dijelas skan pada Tabel 3.46 dan Tabel T 3.47 Tabel 3 ayanan Jasa Teknologi T Hulu u 2014 3.46 Jenis La JASA STU UDI 1 2
144
Stu udi Reservoir dan Pe engembangan L Lapangan Stu udi Evaluasi La ahan Migas
JASA LABOR RATORIUM 1
Kajian Laborato orium Stratigrafi
2
Kajian Laborato orium Geokimia a
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 JASA STUDI 3
JASA LABORATORIUM 3
Kajian Laboratorium Sedimentologi
4
Studi Geologi, Geofisika dan Reservoar (GGR) dan Pengolahan Data Seismik Studi Remote Sensing & SIG
4
5
Studi Peningkatan Produksi
5
6
Studi Sertifikasi Cadangan
6
7
Studi Revitalisasi Sumberdaya Migas
7
Analisa Laboratorium Optimasi dan Peningkatan Produksi Analisa Laboratorium Material dan Lumpur Pemboran Analisa Laboratorium PVT Fluida Reservoir Analisa Laboratorium EOR
8
Analisa Laboratorium Core
Tabel 3.47 Jenis Layanan Jasa Teknologi Hilir dan Kalibrasi 2014 JASA STUDI 1
JASA LABORATORIUM 1
Jasa Laboratorium Proses
2
Study Flow Assurance/Pour Point Depressant Kajian Lingkungan (UKL/UPL, EBA)
2
Pendaftaran dan Pengawasan Pelumas dari Perusahaan Importir
3
Kajian Oil Losses
3
Pendaftaran dan Pengawasan Pelumas dari Perusahaan Produsen Pelumas
4
Evaluasi Mutu Minyak Bumi
4
Jasa Laboratorium Pelumas dan Gemuk Lumas
5
5
Evaluasi Minyak Lumas Bekas
6
Studi Studi Aplikasi Bahan Bakar Minyak dan Gas Studi Teknologi Transportasi Gas
6
Analisis Bahan Bakar Minyak
7
Studi Teknologi Pemanfaatan Gas
7
Pengawasan Mutu BBM
8
Studi Tekno Ekonomi Gas
8
Studi Pengembangan Teknologi Analisis Gas Studi Teknologi Separasi Gas
9
Jasa Laboratorium Kajian Teknologi Pemanfaatan Gas Jasa Laboratorium Teknologi Analisis Gas Pelayanan Jasa Laboratorium Kajian Teknologi Separasi Gas
9 10 No.
1 2 3
10
LAYANAN JASA KALIBRASI
BIDANG PENYELENGGARAAN SARANA LITBANG Laboratorium Kalibrasi Suhu Laboratorium Kalibrasi Tekanan Laboratorium Kalibrasi Massa dan Volume
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
145
146
EVALUASI FORMASI RESERVOIR PEMBORAN PRODUKSI PENINGKATAN PENGURASAN JUMLAH JASA TEKNOLOGI
KELOMPOK
Tabel 3.49
EVALUASI LAHAN MIGAS PENCITRAAN BAWAH PERMUKAAN SISTEM HIDROKARBON SEDIMENTOLOGI STRATIGRAFI PENGINDRAAN JAUH DAN SIG JUMLAH JASA TEKNOLOGI
KELOMPOK
Tabel 3.48
-
-
7,372
4,468
0
3,966
0 936 1,798 1,734
0 541 0
1,499
2011 JASA JASA STUDI LAB. 1,366 0
2,925
154
0 101 0
2,104
4,251
0
539 1,515 2,197
0
2012 JASA JASA STUDI LAB. 566 0
4,837
3,426
0 0 0
1,411
14,410
0
506 8,644 5,260
0
2013 JASA JASA STUDI LAB. 0 0
4,846
3,574
2,780 8,232
8,812 11,153
13,162
358
2011 JASA JASA STUDI LAB. 2,698 5,937 1,318 4,110 0 2,035 1,436 724
0
5,702
2010 JASA JASA STUDI LAB. 999 5,540 1,873 3,084 0 1,840 238 689
11,038
3,104
9,786
545
2012 JASA JASA STUDI LAB. 1,732 4,554 2,283 2,600 864 1,857 3,056 231
10,088
1,100
17,669
4,200
2013 JASA JASA STUDI LAB. 2,136 7,295 4,703 3,258 933 2,667 1,216 250
0 0 0
896
10,874
959
17,258
4,195
2014 JASA JASA STUDI LAB. 3,991 5,989 4,354 3,286 1,570 3,389 0 399
6,947
0
284 165 6,499
0
2014 JASA JASA STUDI LAB. 375 0
Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Eksploitasi (dalam Rp.juta)
-
-
2010 JASA JASA STUDI LAB. -
Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Eksplorasi (dalam Rp.juta)
pendapatan pelayanan masing-masing kelompok unit terlihat pada Tabel 3.48 s.d. Tabel 3.52.
Pelaksanaan jasa teknologi (jastek) melalui badan layanan umum (BLU) sudah berjalan dari tahun 2010-2014 dengan gambaran
BAB III LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS PELUMAS UNIT LOBP JUMLAH JASA TEKNOLOGI
KELOMPOK/UNIT
250 75 100 0 1,875
250 125 3,325
302
2,810
0
0
323 0
1,404
0
281
70 140
491
5,215
0
865
95 0
808
793
0
48
24 56
436
2012 JASA JASA STUDI LAB. 3,447 230
4,717
0
0
451 1,108
258
382
0
23
15 38
191
2013 JASA JASA STUDI LAB. 2,901 115
6,772
462 4,899 0 5,361
1,752 0 0 1,752
2010 JASA JASA STUDI LAB.
635
0 0
635
4,097
3,749 0
348
2011 JASA JASA STUDI LAB.
1,052
0 0
1,052
4,380
3,673 0
706
2012 JASA JASA STUDI LAB.
1,032
0 0
1,032
4,441
3,915 0
526
2013 JASA JASA STUDI LAB.
0
3,183
0 0
362
466
0 0
466
4,690
4,123 0
567
2014 JASA JASA STUDI LAB.
1,128
0
45
23 45
1,015
2014 JASA JASA STUDI LAB. 3,227 0
Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Aplikasi Produk (dalam Rp.juta)
1,300
0 350 150
2011 JASA JASA STUDI LAB. 2,185 421
Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Proses (dalam Rp.juta)
2010 JASA JASA STUDI LAB. 2,450 150
Tabel 3.51
SEPARASI ANALITIK DAN KIMIA TERAPAN LINGKUNGAN BIOTEKNOLOGI KONVERSI DAN KATALISA ENJINEERING & PEMODELAN JUMLAH JASA TEKNOLOGI
KELOMPOK
Tabel 3.50
BAB III LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
147
148
2,664
4,654
2010 JASA JASA STUDI LAB. 504 3,494 1,560 1,095 0 64 0 0 600 0 2,692
3,269
2011 JASA JASA STUDI LAB. 0 2,221 537 1,003 754 45 325 0 1,076 0 2,450
3,620
2012 JASA JASA STUDI LAB. 0 3,097 483 524 362 0 480 0 1,125 0 3,135
3,424
2013 JASA JASA STUDI LAB. 0 3,222 1,908 202 0 0 400 0 827 0 2,540
3,500
2014 JASA JASA STUDI LAB. 0 3,423 1,534 77 0 0 0 0 1,005 0
Potensi Maksimum Jastek Unit Layanan KPPP Teknologi Gas (dalam Rp.juta)
BLM 5 BLM 6 BLM 7 BLM 8 BLM 9 BLM 2 (Kalibrasi) JUMLAH PENDAPATAN
POTENSI MAKSIMUM JASA STUDI JASA LABORATORIUM 7,436 16,078 19,022 19,717 9,121 2,392 1,752 5,605 4,770 4,654 0 0 42,100 48,446
TOTAL POTENSI JASA BLU 23,514 38,739 11,513 7,357 9,424 629 91,175
Potensi Maksimum Jastek BLU LEMIGAS 2010 – 2014 (dalam Rp. Juta)
UNIT PENDAPATAN JASTEK
Tabel 3.53
Rp. 131,7 Milyar per tahunnya (penjelasan pada Tabel 3.53).
dan jasa laboratorium masing-masing KPPP Teknologi dan Bidang Penyelenggaraan Sarana Litbang terlihat antara Rp. 91,2 Milyar -
pertumbuhan sebesar 31% terhadap jumlah potensi maksimum jasa teknologi yang dikelompokkan berdasarkan kelompok jasa studi
Secara menyeluruh potensi jasa teknologi (BLU “LEMIGAS”) dari tahun 2010-2014 dengan memperhitungkan faktor nilai
ANALISIS GAS PEMANFAATAN TRANSPORTASI TEKNO EKONOMI SEPARASI GAS JUMLAH JASA TEKNOLOGI
KELOMPOK
Tabel 3.52
BAB III LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014 Berda asarkan data rrealisasi 31 Desember D 2014 capaian penerimaan keg giatan jasa tekno ologi dari targe et pendapatan n tahun 2014 dari d jasa studii, jasa laborato orium dan kalib brasi sebesar Rp. 85.33 38.919.000 te erealisasi da alam penyera apan/ penggunaan Rp.19.054.834.791,- ata au 22,3 % dan n perolehan pe endapatan tercapai 0.164.255,- attau 68.6%. Re ealisasi pengg gunaan/belanjja pendapatan n dan Rp. 58.560 penerimaa an/pendapatan n jasa teknolo ogi terlihat sep perti pada Gam mbar 3.3 dan Tabel T 3.54. 100 80
Rp. Milyar
63
60
55 47 44
43 37 33
40
85
79 69
58
53
45 43
20
19
0
2011
2010 TARG GET
G Gambar 3.3
2012 PEND DAPATAN
2013
2014
PENGGUNAAN (SSP2D)
Tren Realisa asi Pengguna aan Jasa Te eknologi Tahun 2010 - 2014
Tabe el 3.54 Penda Kerja Pelaksana Jasa Teknolog gi apatan Unit Satuan S Tahun n 2014 ATAN UNIT JASA TEKNOLOGI TAH HUN 2014 PENDAPA JENIS JASA
BIDANG G PENYELEN NGG ARAAN D DAN SARANA A LITBANG
JASA STUDI JASA M LABORATORIUM JASA KALIBRAS SI
67,059 9,220
JUMLAH PENDAPATAN UNIT
67,059 9,220
KPPPT EKSPLO RASI
KPPPT EKSPLOI TASI
KPPPT K PROSES P
KPPP PT APLIK KA SI PRODU UK
KPPPT GAS
4,845,683,, 2 932 6,947,434,, 0 210
10,874,35 8,977 17,258,41 0,270
6,771,89 6 2,967 1,127,75 1 2,033
466,35 56, 0 000 4,161,,80 3,0 075
2,539,55 3,285 3,499,86 0,286
25,497,84 5,161 32,995,25 9,874 67,059,22 0
11,793,11 2 8,142
28,132,76 9,247
7,899,64 7 5,000
4,628,,15 9,0 075
6,039,41 3,571
58,560,16 4,255
TOTAL
Total pekerjaan yan an terkait jasa a pelayanan se elama kurun waktu w ng dilaksanaka an, seperti terlihat pada Tab bel 3.55. Peke erjaan tahun 2014 sebanyak 2 2.528 pekerjaa ologi hulu seb ekerjaan, peke erjaan jasa hilir sebanyak 1.846 1 jasa tekno banyak 365 pe
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
149
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
pekerjaan, pekerjaan jasa kalibrasi sebanyak 317 kalibrasi. Capaian pekerjaan layanan jasa teknologi LEMIGAS 2010-2014 terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.55 Jumlah Pekerjaan Layanan Jasa Teknologi 2010 – 2014 NO.
LAYANANJASTEK
JasaTeknologiHulu A PelayananJasaStudi: KPPPTEKNOLOGIEKSPLORASI KPPPTEKNOLOGI I EKSPLOITASI B PelayananJasaLaboratorium KPPPTEKNOLOGIEKSPLORASI KPPPTEKNOLOGI EKSPLOITASI JasaTeknologiHilir A PelayananJasaStudi KPPPTEKNOLOGIPROSES KPPPTEKNOLOGIAPLIKASI PRODUK II KPPPTEKNOLOGIGAS B PelayananJasaLaboratorium KPPPTEKNOLOGIPROSES KPPPTEKNOLOGIAPLIKASI PRODUK KPPPTEKNOLOGIGAS III Kalibrasi BIDANGPENYELENGGARAAN SARANALITBANG TOTALPEKERJAANJASA TEKNOLOGI
TA 2010 305 18
JUMLAHPEKERJAAN TA TA TA 2011 2012 2013 266 331 288 22 16 15 ͷ ͷ
TA 2014 365 15
ͳͳ
ͳͷ
ͳͳ
ͳͲ
ͻ
287 ͷͶ
244 ͺ
315 ͻͻ
273 ͳ
350 ͵
ʹ͵͵
ʹ͵
ʹͳ
ʹͲʹ
͵ͳ͵
621 32 ʹͶ
655 51 Ͷ
1130 22 ͳ
892 16 ͳͳ
1846 6
͵
Ͳ
ͳ
Ͳ
Ͳ
ͷ
589 ʹͺ͵
Ͷ 604 ʹͳͻ
Ͷ 1108 ͷ
ͷ 876 ʹͺͻ
1840
ʹͺͻ
͵ͳ
͵ͷͳ
͵ͺ
ͷͲʹ
ͳ 343
ͻ 334
ͳͻͳ 381
ʹͲͻ 258
317
343
334
381
258
317
980
939
1842
1438
2528
Ͷ
ʹ ͺ͵Ͷ
ͷͲͶ
Evaluasi terhadap pelaksanaan jasa teknologi sepanjang TA 2014 telah dilaksanakan LEMIGAS melalui angket kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh masing-masing unit pelaksana jasa teknologi. Berdasarkan hasil capaian survey (Tabel 3.1 poin ke-8) dari target 95% pelanggan yang puas, teridentifikasi tercapai 98% pelanggan yang puas terhadap pelayanan jasa teknologi LEMIGAS. Hasil angket tersebut diperoleh dari perbandingan banyaknya keluhan pelanggan dibandingkan dengan pelanggan yang puas. Upaya yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang untuk meningkatkan pendapatan dan pengelolaan jasa BLU LEMIGAS perlu menggunakan jasa
150
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Account Manager M untuk meningkatkkan pendapata an pelayanan dan memperbaiki pengelolaa an keuangan yyang lebih aku untabel. 12. Kelua aran Kinerja K Keuangan Pemb biayaan kegiattan operasion nal LEMIGAS S bersumber dari APBN rupiah murni dan n Penerimaan Negara Buka an Pajak (PNB BP Jatek) serrta PNBP. Cap paian kinerja keuangan pada tahun 2014 secara menye eluruh adalah h 62,10% atau u Rp. 193,291,507,239,- dari total pagu anggaran a Rp. 311,281,303 3,000,- yang terdiri t nja pegawai ((Mata Anggarran Kegiatan/M MAK 51); bela anja barang (MAK ( dari: belan 52); dan belanja b modal (MAK 53). Capaian C masin ng-masing jen nis belanja sebagai berikut: MA AK 51 = 69,58 8%; MAK 52 = 57,92%; MAK 53 = 72,19% %.
Milyar Rp.
198 ʹͲͲ ͳͷͲ
113
ͳͲͲ ͷͲ
70
43
50 0
30
Ǧ
ȋͷͳȌ
ȋͷʹȌ
͵Ȍ ȋͷ͵
Gambarr 3.4 Pagu da an realisasi pe er jenis belanja a TA 2014 Tabel 3.56 menunjukkan pengukkuran kinerja keuangan tah hun 2014, cap paian realisasi anggaran a kesseluruhan seb besar 62,10% % dengan ca apaian rincian n per output keg giatan. Capaia arkan Surat Perintah Penca airan Dana (S SP2D) an ini berdasa yang telah h dikonsolidasikan dengan KPPN per 31 Desember D 201 14. Masing-masing K capaian kinerja keuang u gan per output kegiatan terrdiri dari indikkator kinerja utama n capaian kinerja keuangan per (IKU) dan indikator kine erja kegiatan (IKK) maupun unit satuan kerja yang terdiri dari Bidang/Bagian/KPPPT dapatt dilihat pada tabel selanjutnyya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
151
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Tabel 3.56 Pengukuran Kinerja Keuangan Tahun 2014 Per Output NO
152
KODE KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN KELUARAN Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Usulan paten/hak cipta (IKU) Makalah ilmiah yang dipublikasikan (IKU) Data Teknis/Masukan Kebijakan (IKU) Rancang Bangun/Prototipe/Formula/ Atlas Minyak dan Gas Bumi/Rekayasa Penerapan Teknologi Unggulan (IKU) Belanja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi (IKU) Prospek Sumber daya/Cadangan minyak dan gas bumi (IKU) Dokumen Perencanaan Kegiatan Pusat (IKK) Dokumen Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Pusat (IKK) Dokumen Pengelolaan Kegiatan serta Sarana dan Prasarana Litbang (IKK) Dokumen Pengelolaan Sistem Manajemen Mutu Pusat (IKK) Dokumen Pengelolaan Administrasi Umum dan Kepegawaian (IKK) Dokumen Pengelolaan Administrasi Keuangan (IKK) Dokumen Pengelolaan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang (IKK) Dokumen Pengelolaan Afiliasi Litbang (IKK)
PAGU
REALISASI
%
311,281,303,00 0
193,291,507,239
62.10
3,746,631,000
3,537,739,160
94.42
3,253,992,000
2,979,208,315
91.56
17,682,550,000
14,899,796,314
84.26
7,768,968,000
7,409,542,421
95.37
85,338,919,000
19,054,834,791
22.33
5,475,135,000
2,075,401,900
37.91
3,515,839,000
3,097,325,034
88.10
1,665,876,000
1,525,667,600
91.58
3,017,761,000
1,829,275,550
60.62
6,108,330,000
5,213,285,386
85.35
14,701,462,000
9,657,108,051
65.69
8,924,866,000
6,908,363,700
77.41
1,648,960,000
1,617,980,300
98.12
5,273,396,000
4,534,543,975
85.99
1
04.1913.
2
04.1913.001
3
04.1913.002
4
04.1913.004
5
04.1913.005
6
04.1913.006
7
04.1913.007
8
04.1913.010
9
04.1913.011
10
04.1913.012
11
04.1913.013
12
04.1913.014
13
04.1913.015
14
04.1913.016
15
04.1913.017
16
04.1913.994
Layanan Perkantoran (IKK)
71,329,462,000
56,478,759,062
79.18
17
04.1913.997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (IKK)
53,439,348,000
51,024,768,925
95.48
18
04.1913.998
Gedung/Bangunan (IKK)
18,389,808,000
1,447,906,755
7.87
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
BAB III
LAPORAN KINERJA
LKj IP 2014
Tabel 3.57 Pengukuran Kinerja Keuangan Tahun 2014 Per Unit UNIT SATUAN KERJA BLM 1.
BAGIAN TATA USAHA
BLM 2. BLM 3. BLM 4. BLM 5. BLM 6.
PAGU
REALISASI
%
113,345,598,000
74,492,147,568
65.72
BIDANG PENYELENGGARAAN & SARANA LITBANG
62,565,439,000
58,067,329,861
92.81
BIDANG PROGRAM
10,203,025,000
9,034,692,748
88.55
6,922,356,000
6,152,524,275
88.88
11,209,555,000
6,993,873,290
62.39
6,907,576,000
6,631,563,263
96.00
BIDANG AFILIASI DAN INFORMASI KPPP TEKNOLOGI EKSPLORASI KPPP TEKNOLOGI EKSPLOITASI
BLM 7.
KPPP TEKNOLOGI PROSES
4,326,621,000
3,832,739,500
88.59
BLM 8.
KPPP TEKNOLOGI APLIKASI PRODUK
4,270,273,000
3,946,852,583
92.43
BLM 9.
KPPP TEKNOLOGI GAS
6,191,941,000
5,084,959,360
82.12
#
B L U JASA TEKNOLOGI
85,338,919,000
19,054,834,791
22.33
311,281,303,000
193,291,517,239
62.10
JUMLAH
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
153
BAB IV
PENUTUP
LKj IP 2014
BAB IV PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LEMIGAS tahun anggaran 2014 merupakan gambaran capain kinerja LEMIGAS dari tahun 2010– 2014 dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi. Informasi kinerja yang disajikan menjelaskan capaian terhadap kontrak kinerja. Target kinerja tahun anggaran 2010-2014 secara umum telah dicapai dengan baik, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.1. Capaian keluaran masing-masing kegiatan telah dievaluasi guna mendapatkan umpan balik perbaikan kinerja berkelanjutan di masa mendatang. Analisis dan evaluasi atas capaian kinerja tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Kontribusi
litbang
migas
perlu
terus
ditingkatkan
untuk
mendorong
terwujudnya ketahanan energi khususnya di bidang migas melalui peningkatan nilai tambah/multiplier effect sebagai penjabaran dari penguasaan teknologi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN); 2. Peningkatan TKDN melalui pemanfaatan hasil litbang perlu diwujudkan dengan implementasi paten dan pilot plant/ prototype/ rancang bangun/ formula berkolaborasi/ kerja sama dengan instansi serta industri terkait (Ditjen Minyak dan Gas Bumi, SKK MIGAS, Pertamina, dan KKKS lainnya); 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pada kegiatan non litbang perlu lebih dipertajam terkait indikator kinerja yang mendukung kegiatan litbang. Hal-hal yang terkait dalam mendukung proses kelitbangan ditingkatkan melalui: a. b. c. d. e. f. g.
Pengelolaan pengetahuan dan inovasi; Pengembangan sistem mutu kelitbangan; Pengelolaan sumber daya manusia kelitbangan; Revitalisasi sarana dan prasarana kelitbangan; Pengembangan jejaring kerja dan promosi litbang; Perencanaan dan evaluasi kelitbangan; Peningkatan pelayanan keuangan, rumah tangga/ perlengkapan dan pelayanan publik; h. Kebijakan teknis kelitbangan migas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
155
L A M P I R A N
LKj IP 2014
LAMPIRAN Lampiran 1.
156
Judul Kegiatan Litbang TA 2014
NO
JUDUL KEGIATAN
1
Perekayasaan Sistem Giroskop Gravitymeter Scientrex CG-5 untuk Pengukuran Garvity di Laut
2
Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas
3
Proyek Percontohan Penemuan Cadangan Shale Gas
4
Pemetaan Shale Gas Play di Daratan Indonesia (Cekungan Mature Sumatera Selatan, 2014-2015)
5
Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia
6
Sintesis Surfaktan Peptida dengan Teknologi DNA Rekombinan
7
Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 1 Januari 2014
8
Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB)
9
Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall off Test (IFO Test) untuk Aplikasi Dibidang Industri CBM
10
Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES dengan Metoda Huff and Puff
11
Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototype Rig CBM
12
Pengembangan Teknologi Ultrasonografi untuk Aplikasi Industri Bidang Migas Tahap IV (Desain Alat Inspeksi Sumur)
13
Pengembangan Teknologi Desulfurisasi Pembuatan BBM Rendah Sulfur
14
Pemanfaatan Tar Batubara Menjadi Umpan Kilang
15
Optimasi Proses dan Purifikasi Bioetanol dari Bahan Selulosa
16
Pengembangbiakan Mikroalga Air Laut untuk Produksi Biomassa dan Minyak Alga sebagai Bahan Dasar Biofuel
17
Penangkapan CO2 Menggunakan Pelarut dan Zeolit
18
Evaluasi Bersama Pengembangan Kilang BBM dan Petrokimia di Indonesia
19
Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas
20
Studi Penentuan Kebutuhan Angka Oktan Kendaraan Bermotor Mesin Bensin di Indonesia
21
Studi Pengaruh Penggunaan B-20 terhadap Komponen Metal dan Non-Metal Saluran Bahan Bakar Mesin Diesel
22
Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri dan Transportasi
Secara
Oksidatif
(ODS)
pada
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
NO
JUDUL KEGIATAN
23
Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Minyak Lumas pada Lube Oil Blending Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji Jalan
24
Pembuatan Thickener Dasar Minyak Jarak
25
Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia
26
Evaluasi Bersama Percepatan Kementerian/Lembaga
27
Kajian Potensi Propana dan Butana pada Lapangan Gas Bumi dalam Upaya Peningkatan Produksi LPG di Indonesia
28
Kelayakan Relokasi Market Gas Pipa dari Ekspor ke Domestik
29
Kajian Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Spesifikasi CNG untuk Kendaraan Bermotor
30
Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota
31
Kajian Subsektor Migas:
dan Gemuk Lumas Temperatur Tinggi dengan Bahan
Konversi
BBM
Bersubsidi
ke
BBG
di
a Pengembangan Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kemiri Sunan via Hidrogenasi Katalitik Bahan Baku b Uji Aplikasi Pemisahan CO2 pada Suplai Gas Alam Bertekanan 350 psi untuk Umpan Pembangkit Tenaga Listrik c Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan d Pengujian Stabilitas Penyimpanan Bahan Bakar Nabati (BBN) e Kajian Inventarisasi Gas Metana di Lapangan Migas Indonesia Sebagai Bagian dari Global Methane Initiative (GMI) f Pra Feasibility Study Pengembangan Kilang Minyak Mini di Lapangan Minyak Jambi g Kajian Kelayakan Manufaktur dan Rencana Bisnis RIG CBM h Penyusunan Rancangan Standar Nasional Iindonesia (RSNI) Spesifikasi Adsorben dan Tabuang Adsorbed Natural Gas (ANG) untuk Rumah Tanggga Kegiatan Sosialisasi Litbang 32
Aplikasi Pemanfaatan DME sebagai Bahan Bakar Industri Kecil
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
157
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 2 2.
158
Formulir Permohonan Ussulan Paten Fo ormulasi Surfa aktan Berbasis MES Untuk Aplikkasi EOR
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
159
L A M P I R A N
LKj IP 2014
160
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
161
L A M P I R A N
LKj IP 2014
162
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
163
L A M P I R A N
LKj IP 2014
164
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 3.
Formulir Pe ermohonan Usu ulan Paten Ran ncang Bangun Pilot Plant Ads sorber Mercury Re emoval Untuk Gas G Bumi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
165
L A M P I R A N
LKj IP 2014
166
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
167
L A M P I R A N
LKj IP 2014
168
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
169
L A M P I R A N
LKj IP 2014
170
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 4.
Formulir P Permohonan Usulan Paten n Alat Inspekksi Sumur Bawah B Permukaan n Ultrasonik (Ultrasonic Downh hole Well Inspe ection)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
171
L A M P I R A N
LKj IP 2014
172
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
173
L A M P I R A N
LKj IP 2014
174
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 5 5.
Surat Pemb beritahuan Dap pat Diberikan Paten (Granted Paten)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
175
L A M P I R A N
LKj IP 2014
176
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 6.
Judul Kegiatan Litbang Keluaran Masukan Kebijakan
NO
JUDUL KEGIATAN
1
Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 1 Januari 2014
2
Pemanfaatan Tar Batubara Menjadi Umpan Kilang
3
Pengembangbiakan Mikroalga Air Laut untuk Produksi Biomassa dan Minyak Alga sebagai Bahan Dasar Biofuel
4
Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas
5
Studi Pengaruh Penggunaan B-20 terhadap Komponen Metal dan Non-Metal Saluran Bahan Bakar Mesin Diesel
6
Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri dan Transportasi
7
Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota
8
Pengujian Stabilitas penyimpanan Bahan Bakar Nabati (Biodiesel)
9
Kajian Inventarisasi Gas Metana di Lapangan Migas Indonesia
10
RSNI Adsorben Gas Bumi
11
RSNI Tabung Baja ANG Untuk Rumah Tangga
12
Pengembangan Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kemiri Sunan Via Hidrogenasi Katalitik Bahan Bak
13
Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan
14
Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian /Lembaga Kelayakan Relokasi Market Gas Pipa dari Ekspor ke Domestik
15 16
18
Kajian Potensi Propana dan Butana pada Lapangan Gas Bumi dalam Upaya Peningkatan Produksi LPG di Indonesia Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia Prafeasibility Studi Pengembangan Kilang Minyak Mini di Lapangan Minyak Jambi
19
Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas
17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
177
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 7. NO
JUDUL KEGIATAN
1
Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB)
2
Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall off Test (IFO Test) untuk Aplikasi Dibidang Industri CBM
3
Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES dengan Metoda Huff and Puff
4
Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototype Rig CBM
5
Pengembangan Teknologi Ultrasonografi untuk Aplikasi Industri Bidang Migas Tahap IV (Desain Alat Inspeksi Sumur)
6
Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas
7
Uji Aplikasi Pemisahan CO2 pada Suplai Gas Alam Bertekanan 350 psi untuk Umpan Pembangkit Tenaga Listrik
8
Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Minyak Lumas pada Lube Oil Blending Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji Jalan Pembuatan Thickener dan Gemuk Lumas Temperatur Tinggi dengan Bahan Dasar Minyak Jarak
9
178
Judul Kegiatan Litbang Keluaran Rancang Bangun/Formula
10
Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan
11
Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia
12
Optimasi Proses Purifikasi Bioetanol dari Bahan Selulosa
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 8.
Laporan Dokumen Perencanaan Kegiatan Pusat
NO
JUDUL KEGIATAN
1
Koordinasi Kegiatan Bidang Program
2
Forum Perencanaan Kegiatan PPPTMGB "LEMIGAS"
3
Penyusunan Program, Rencana Kerja dan Rencana Bisnis Anggaran
4
Penyusunan Dokumen PK BLU
Lampiran 9.
Laporan Dokumen Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Pusat
NO
JUDUL KEGIATAN
1
Penyusunan Laporan Kinerja Pusat
2
Monitoring, Analisis dan Evaluasi Kegiatan Pusat
Lampiran 10. Laporan Dokumen Pengelolaan Kegiatan Serta Sarana dan Prasarana Litbang NO 1
JUDUL KEGIATAN Pengembangan Laboratorium Instrumentasi, dan Kalibrasi
Lampiran 11. Laporan Dokumen Pengelolaan Sistem Manajemen Mutu Pusat NO 1
JUDUL KEGIATAN Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (Implementasi SMM)
2
Pengendalian Dokumen Sistem Mutu
3
Koordinasi Penyelenggaraan dan Sarana Litbang
4
Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Mutu
5
Pengelolaan Subbidang Penyelenggaraan Litbang
6
Pengelolaan Lingkungan
7
Penyusunan Amdal Pengembangan Perkantoran PPPTMGB "LEMIGAS"
8
Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
9
Pelaksanaan Program Manajemen Lingkungan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
179
L A M P I R A N
LKj IP 2014
NO 10
JUDUL KEGIATAN Pengendalian Dokumen Sistem Manajemen Lingkungan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja
Lampiran 12. Laporan Dokumen Pengelolaan Administrasi Umum dan Kepegawaian NO
180
JUDUL KEGIATAN
1
Koordinasi dan Pengelolaan Sistem Dokumentasi Tata Naskah Kepegawaian
2
Koordinasi dan Rekonsiliasi SIKAP (Sistem Informasi Kehadiran Pegawai)
3
Koordinasi dan Implementasi Penilaian Sasaran Kerja Pegawai
4
Pengembangan Organisasi dan Tatalaksana dalam rangka Reformasi Birokrasi
5
Koordinasi dan Penyiapan Bahan Jabatan Fungsional Tertentu
6
Blue Print Data Pendukung Mekanikal Elektrikal dan Teknik Sipil Laboratorium
7 8
Analisis dan Evaluasi Beban Kerja Organisasi dan Tata Laksana dalam mendukung Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Inventarisasi dan Pemusnahan Arsip Organisasi
9
Pembinaan Jabatan Fungsional Tertentu
10
Pemberian Tanda jasa/Penghargaan/Kehormatan
11
Penyiapan Penyertaan Pendidikan dan Pelatihan
12
Pembinaan Administrasi Dan Pengelolaan Ketatausahaan
13
Penyediaan Fasilitas Kebutuhan Kerja Pimpinan
14
Audit Sarana dan Prasarana Perkantoran LEMIGAS Menuju Green Office
15
Pengelolaan BALKESMAS LEMIGAS
16
Pembinaan Satuan Pengamanan Terpadu
17
Konservasi dan Konversi Energi
18
Pengadaan Barang/Jasa PPPTMGB "LEMIGAS"
19 20
Pendataan Penggunaan Kendaraan Bermotor Milik Pemerintah di Lingkungan PPPTMGB "LEMIGAS" Penyusunan Penilaian Kinerja Pegawai PPPTMGB "LEMIGAS"
21
Koordinasi dan Pengendalian Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 13. Laporan Dokumen Pengelolaan Administrasi Keuangan NO
JUDUL KEGIATAN
1
Penguji Dokumen Pengelolaan Keuangan DIPA Melalui Aplikasi SPM
2
Monitoring, Evaluasi, Verifikasi, Revisi dan Pergeseran Anggaran Pusat
3
Peningkatan Kinerja Pelayanan Perbendaharaan Pusat
4
Konsolidasi Laporan Pertanggungjawaban Perbendaharaan Pusat
5
Penyusunan Laporan Akuntansi Biaya Pelayanan Jasa Teknologi Pusat
6
Monitoring dan Penerapan Akuntansi Piutang PNBP BLU
7
Implementasi dan Penyempurnaan SOP Keuangan dan Pengadaan Barang/Jasa
8
Pengelolaan Sistem Pelaporan Akuntansi Keuangan dan Pemerintahan
9
Internal Audit Operasional Laporan Keuangan PPPTMGB "LEMIGAS"
10
Penertiban Faktur Pajak Keluaran dan Masukan Pusat Melalui Aplikasi Pajak 0NLINE Pelaksana PRA-REKON dan REKON Laporan Keuangan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penghapusan Barang Milik Negara Satuan Kerja PPPTMGB "LEMIGAS"
11 12 13 14
Penyusunan Laporan Stock Opname Persediaan Melalui Aplikasi SIMAK-BMN Persediaan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Aset Pusat
15
Implementasi Revitalisasi dan Penyusutan Aset Pusat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
181
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 14. Laporan Dokumen Pengelolaan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang NO
JUDUL KEGIATAN
1
Penerbitan Majalah dan Karya Ilmiah Kelitbangan Migas
2
Penyusunan Kamus Istilah Minyak dan Gas Bumi
3
Penyelenggaraan Manajemen Pengetahuan
4
Penyelenggaraan Pameran Litbang Migas
5
Pengelolaan Informasi hasil litbang Migas
6
Pengelolaan Perpustakaan Dan Dokumentasi Hasil Litbang
7
Penyusunan Kebijakan Teknis Afiliasi dan Informasi
8
Pengelolaan Telematika
9
Pengelolaan Informasi Publik Bidang Migas
Lampiran 15. Laporan Dokumen Pengelolaan Afiliasi Litbang NO
182
JUDUL KEGIATAN
1
Penyelenggaraan Kerjasama Antar Instansi Pemerintah / Swasta / Lembaga
2
Pemasyarakatan Kompetensi dan Produk Litbang Teknologi Migas
3
Kajian Aspek Hukum Kelitbangan Migas
4
Pengelolaan dan Konsultasi Hak Kekayaan Intelektual
5
Pembinaan dan Pengembangan Teknologi Advisor
6
Kajian Peraturan Perundangan dan Penyusunan Database Untuk Kegiatan Operasional Minyak dan Gas Bumi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 16. Perjanjian/P Penetapan Kine erja Tahun Ang ggaran 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
183
L A M P I R A N
LKj IP 2014
184
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014 Lampiran 17. Judul Makalah Ilmiah Yang Telah Terpublikasikan NO.
JUDUL
I
TERBIT: LPMGB Volume 48, Nomer 1, April 2014
1
Sistem Informasi Geografi untuk Optimasi Eksplorasi dan Pengembangan Wilayah Migas
2
Korelasi Penyebaran Emisi SO2 Industri Pengilangan Migas dengan Kualitas Lingkungan Udara di Sekitarnya
3
Pollen Pra-Tersier Daerah Kepala Burung, Papua
4
Optimalisasi Kinerja Pilot Plant Adsorber Merkuri untuk Gas Bumi
5
Analisis Cost Benefit Pengembangan Cadangan Strategis
6
Reduksi Gas CO2 oleh Mikroba Scenedesmus sp. Pada Fotobioreaktor Tertutup dengan Variasi Konsentrasi Gas CO2
NO.
JUDUL
II
TERBIT: LPMGB Volume 48, Nomer 2, Agustus 2014
1
Pemanasan Global Akibat Kegiatan Di Sektor Minyak dan Gas Bumi
2
Integrasi Inversi AVO dengan Model Analitik Petrofisika untuk Menghitung Porositas dan Saturasi Air
3
Identifikasi Potensi Migas Melalui Citra Satelit dengan Pendekatan Anomali Topografi (Studi Kasus Daerah Indramayu dan Sekitarnya)
4
Kajian Eksperimen Metoda Injeksi Air Berkarbonasi untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Pemanfaatan Emisi CO2
5
Lumpur Berbasis Air Rendah Padatan dan Tahan Temperature Tinggi Bagi Pemboran di Formasi Shale
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
185
L A M P I R A N
LKj IP 2014
NO.
JUDUL
I
TERBIT: SCOG Volume V 37, Number 1 April 2014 2
1
The Rocck Compressibility ty Characteristicss of Some Indone nesian Reservoi oir Limestones
2
3 4
186
Ozonatio on Process to En nhance Biodegrad dabilty of Petrole leum Waste by Pseudomonas aeruginosa Bact cteria : Mineral Salt Sa Medium Substitut ution of Petroleum m Base with MES ES Base Surfactan nt For EOR R: Laboratory Scrreening Miocene e Palynology Of The T Barito Basin, n, South Kalimanttan
5
Applicati tion Of Oleanane e And Sterane Ind ndex For Biostrati tigraphic Age Dete termination: Exam mples From Kan ngean Oils, North heast Java Bassin
6
Microalg gae Biomass Prod ductivity by CO2 2 Injection in Corrrelation with pH Variation in Pho otobioreactor
7
The Extrraction of Oil Nan nnochloropsis sp p. Microalgae usi sing Ultrason nic and Fermenta ation as a cell dissruption
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
NO.
JUDUL
II
TERBIT: SCOG Volume 37, Number 2, August 2014
1
Discrepancy of MCMP Derived From Experiments And Prediction Models of Some Indonesian Oil Fields
2
Comparative Study of Porosity Determination Methods for OGIP in Fractured Basement Reservoir
3
Porosity Versus Depth Characteristics of Some Reservoir Sandstones in Western Indonesia
4
Paleogene Palynology of the Central Sumatra Basin
5
Deveopment of Ultrasonography for Downhole Well Inspection
NO.
JUDUL
III
TERBIT: SCOG Volume 37, Number 3, December 2014
1
Lemigas Pilot Project of Shale Gas Reservoir
2
Effect of Temperature on Methane Production from Coal by Rumen Microbes
3
Evaluation of Surfactant With Thin Film Spreading Mechanism For EOR Pilot Preparation
4
The Influence of the Mixed Nickel (Ni) and Chrome (Cr) Metal on Catalytic Pyrolysis of Polypropylene Plastic Waste into Gasoline Fraction Compound
5
Uji Laboratorium Injeksi Alkali-Surfaktan-Polimer Pada Reservoar Minyak Bersuhu Tinggi
6
Karakterisasi Reservoar Menggunakan Seismik Inversi Simultan untuk Menentukan Penyebaran Reservoar Hidrokarbon
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
187
188
LEMIGAS – PT Pertamina EP
2.
LEMIGAS – PT Pertamina EP
LEMIGAS - Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako Pertamina Hulu
1.
3.
PARA PIHAK
NO
KPPP Teknologi Eksplorasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
PELAKSANA KEGIATAN HAL
Surat Kuasa dan Perjanjian Swakelola Pekerjaan Analisa Routine Core dan Sedimentology di PT Pertamina EP Asset 1 EOR Kenali Asam dan Tempino
Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan Mendahului Perjanjian (SP3MP) No. 373/EP2200/2012-S0, Surat Kuasa No. SK-012/EP2200/2012-S0 dan Perjanjian Studi Laboratorium Penerapan Surfaktan Flooding/Extended Stimulation di Lapangan Bajubang
Surat Kuasa Swakelola Jasa Uji Laboratorium Untuk Menentukan Bahan Surfactant Polimer Untuk EOR Lapangan Zamrud dan Pedada
Lampiran 18. Perjanjian Kerja Sama 2014
No. 600/EP3180/2013S0
No. 587/EP3180/2013S0
014/SP/EP2200/2012S0
196-13-EPT-LEMIGAS
NOMOR
(1 Januari 2014 – 31 Agustus 2014)
8 bulan
12 bulan
12 bulan
JANGKA WAKTU
Tanggal surat kuasa x
Tanggal SP3MP 9 Agustus 2012 x
Tanggal Surat Kuasa 25 November 213 x
Tanggal Perjanjian
Swakelola x
Selesai, arsip.
Tanggal Perjanjian 27 Desember 2012
Tanggal Surat Kuasa 6 Desember 2012
Swakelola x
Selesai, arsip.
Swakelola
x
Selesai, arsip
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
PARA PIHAK
LEMIGAS - PT Chevron Pacific Indonesia
LEMIGAS – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
LEMIGAS - Korea Maritime and Ocean University Consortium
LEMIGAS – PT PLN (Persero)
NO
4.
5.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
6.
7.
KPPP Teknologi Proses
Bidang Afiliasi dan Informasi
Bagian Tata Usaha
KPPP Teknologi Proses
PELAKSANA KEGIATAN
Perjanjian Payung Jasa Pengujian Laboratorium dan Perbantuan Tenaga Ahli
Joint Research Agreement Regarding Offshore Maintenance, Decommissioning, and Surveys For Oil and Gas Activities
Perjanjian Sewa Bangunan Kantor
Amendment No. 1 To Contract Wax Mapping and Flow Assurance Study No. CW1033960
HAL
No.011.Pj/613/PUSLITB ANG/2014 – No. 03 Pj/06/BLM/2014
No. 02 Pj/06/BLM/2014
01 Pj/06/BLM/2014
-
NOMOR
1 tahun (7 Februari 2014 – 6 Februari 2015)
3 tahun (5 Februari 2014 - 4 Februari 2017)
3 tahun (2 Desember 2013 – 1 Desember 2016)
Perubahan jangka waktu pelaksanaan kontrak yang semula berlaku 6 bulan sejak tanggal berlaku (20 Mei 2013 - 20 November 2013) menjadi 9 bulan sejak tanggal berlaku (20 Mei 2013 - 20 FebruariI 2014)
JANGKA WAKTU
Perubahan jangka waktu pelaksanaan kontrak yang semula berlaku 6 bulan sejak tanggal berlaku (20 Mei 2013 - 20 November 2013) menjadi 9 bulan sejak tanggal berlaku (20 Mei 2013 - 20 FebruariI 2014) x
Tanggal perjanjian payung 7 Februari
Selesai, arsip
Tanggal kontrak 5 Februari 2014
Selesai, arsip
Tanggal kontrak 2 Januari 2014
Selesai, arsip
Tanggal amandemen
x
Selesai, arsip
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
189
190
LEMIGAS – PT Medco E&P Indonesia
LEMIGAS - RSUP Fatmawati
10.
11.
LEMIGAS - PT SPR Langgak
LEMIGAS Computer Modelling Group Ltd (CMG)
9.
12.
LEMIGAS - PT Odira Energy Karang Agung
PARA PIHAK
8.
NO
KPPP Teknologi Eksploitasi
Bagian Tata Usaha
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Proses
PELAKSANA KEGIATAN
Addendum SO Perjanjian Swakelola No. 013A/SPRL-SO/VIII/2012 Jasa Studi/Kajian Sertifikasi Cadangan Migas Lapangan Langgak
Perjanjian Kerja Sama Tentang Pelayanan Perawatan dan Pengobatan Secara Berlangganan di RSUP Fatmawati
Surat Kuasa Khusus Penelitian Analisa Batuan Formasi Reservoir dan Pengambilan Sample Fluida dan Analisa PVT
Software License Agreement
Service Order Analisa Crude Assay Type B Sumur RID-1 Lapangan Ridho Blok Karang Agung
HAL
-
No. HK.06/II.1/1799/2013 – No. 08 Pj/06/BLM/2013
008/PEE/MEDC/I/2014
L-3172
No. 13081AC
NOMOR
1 Agustus 2012 – 28 Februari 2014)
3 tahun (30 Desember 2013 - 31 Desember 2016)
24 bulan (10 Februari 2014 – 9 Februari 2016)
17 Februari 2014 - 16 April 2014
-
JANGKA WAKTU
LEMIGAS membayar seluruh tagihan dari RSUP Fatmawati
Tanggal perjanjian 30 Desember 2013
Tanggal Addendum 19 Juli 2013 Perubahan jangka
x
x
Selesai, arsip
x
x
Selesai, arsip
Tanggal surat kuasa khusus 10 Februari 2014
Selesai, arsip
Tanggal perjanjian 7 Februari 2014
Selesai, arsip.
Tanggal SO 22 November 2013
Selesai, arsip
2014
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
PARA PIHAK
LEMIGAS Pertamina PHE Nunukan Company
LEMIGAS - PT Pertamina Gas
LEMIGAS - BOB PT Bumi Siak Pusako Pertamina Hulu
LEMIGAS – Total E&P Indonesie (TEPI)
LEMIGAS - KSO PT Pertamina EP Indospec Energy
NO
13.
PPPTMGB LEMIGAS
14.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
15.
16.
17.
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Gas
KPPP Teknologi Eksploitasi
PELAKSANA KEGIATAN
Surat Kuasa Swakelola Jasa Laboratorium Pengujian Bahan Kimia Untuk Injeksi ASP di Lapangan Limau
Surat Kuasa Swakelola Tentang Penyediaan Jasa Tes Coreflood dan Compatibility Tes Menggunakan Produk Sand Consolidation
Surat Kuasa Swakelola Jasa Analisa Sample Kimia
Surat Perjanjian Borongan Pekerjaan Kajian Discrepancy dan Studi Evaluasi Kehandalan Pipa EJGP
Service Order (SO) Provision of Drilling Mud Laboratory
HAL
0020/KSO/PEPIEL/2014
TI-02/WLI/LEG/WLILemigas/III/2014
094-13-OPS-LEMIGAS
SP- /PG0330/2013-S0
046-PHENC-2013
NOMOR
3 bulan
12 bulan
21 Januari 2014 - 20 Februari 2014
Jangka waktu pekerjaan 1 Oktober 2013 - 29 Desember 2013
18 Oktober 2013 - 17 Oktober 2014
JANGKA WAKTU
Tanggal surat kuasa x
Tanggal surat kuasa x
x
Swakelola
Selesai, arsip
Swakelola x
Selesai, arsip
Swakelola x
Selesai, arsip
Tanggal Perjanjian 1 Oktober 2013
Selesai, arsip.
Tanggal SO 18 Oktober 2013
Selesai, arsip.
waktu semula 5 bulan ( 1 Agustus 2012 - 31 Desember 2013) menjadi 19 bulan (1 Agustus 2012 28 Februari 2014)
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
191
192
LEMIGAS - PT Bintang Berlian Sanggau
LEMIGAS - Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM)
LEMIGAS – Montd’Or Oil Tungkal Ltd
LEMIGAS – JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB PMTS)
LEMIGAS – Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung
19.
20.
21.
22.
Limau Ltd
PARA PIHAK
18.
NO
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksplorasi
KPPP Teknologi Eksplorasi
PELAKSANA KEGIATAN
Perjanjian Kerja Sama Tentang Penyediaan Biomassa Mikroalga Nannochloropsis sp
Surat Kuasa Khusus Pekerjaan Analisa PVT dan Core Sumur-sumur di JOB PMTS
Perjanjian Provision of Gas Composition Analysis
Research Agreement Project Analysis and Information Collection of Domestic and Overseas Petroleum Basins
Surat Perjanjian Swakelola Pekerjaan Studi Geologi dan Geofisika Serta Sistem Petroleum Blok Sanggau Cekungan Melawi Kalimantan Barat
HAL
06.1 Pj/06/BLM/2014
MGM 004/I/2014
SA 031-14-TU
-
004/BBS/III/2014
NOMOR
1 tahun
2 tahun
1 April 2014 - 30 April 2014
9 bulan (1 Maret 2014 – 30 November 2014)
8 bulan
JANGKA WAKTU Tanggal surat kuasa 28 Februari 2014
Tanggal perjanjian swakelola 21 April 2014 x
Tanggal surat kuasa khusus 20 Januari 2014 x
Tanggal perjanjian 10 Juni 2014
Selesai, arsip.
Swakelola x
Selesai, arsip.
Tanggal kontrak 1 April 2014
Selesai, arsip.
Tanggal kontrak 1 Maret 2014
Selesai, arsip.
Swakelola
x
Selesai, arsip.
x
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
PARA PIHAK
LEMIGAS - Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM)
LEMIGAS - PT PLN (Persero)
LEMIGAS - PT Odira Energy Karang Agung
LEMIGAS - PT Energi Mega Persada Tonga (EMP Tonga)
LEMIGAS - PT Energi Mega Persada Tonga (EMP Tonga)
LEMIGAS – JOB Pertamina-Medco
NO
23.
24.
PPPTMGB LEMIGAS
25.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
26.
27.
28.
KPPP Teknologi
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Gas
KPPP Teknologi Eksploitasi
PELAKSANA KEGIATAN
Revisi Surat Kuasa Khusus Tentang Pekerjaan Jasa Analisa Crude Oil dan
Surat Kuasa Jasa Swakelola Crude Assay Type B For Blending Tonga Crude Oil and Lalang Crude Oil
Surat Kuasa Jasa Swakelola Study Shrinkage of Tonga Crude Oil For Delivery Downstream Bangko GS
Surat Perjanjian Analisa Routine dan Special Core
Perjanjian Kerja Sama Tentang Jasa Konsultansi Pengujian Kualitas LNG BP Tangguh di FSRU Nusantara Regas
Research Agreement Project Development of Coalbed Methane Production and Evaluation Technologies in Indonesia
HAL
S130039.Rev.1/JOBT/T
OPS/TNG/2013/019
OPS/TNG/2014/005
13049S/OEKALEMIGAS/VII/2013
03.1 Pj/06/BLM/2014
0056.PJ/041/DIVGBM/2 014
-
NOMOR
36 bulan
26 November 2013 25 Desember 2013
1 Juli 2014 – 31 Desember 2014
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 18 bulan
1 bulan (5 Maret 2014 - 5 April 2014)
8 bulan (1 April 2014 - 30 November 2014)
JANGKA WAKTU
Tanggal surat kuasa 14 Maret 2014 x
Tanggal surat kuasa 26 November 2013 x
Selesai, arsip.
Swakelola x
DALAM PROSES
Swakelola x
Selesai, arsip.
Tanggal perjanjian 8 Juli 2013
Selesai, arsip.
Tanggal perjanjian 7 Maret 2014
Selesai, arsip.
Tanggal kontrak 1 April 2014
Selesai, arsip.
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
193
194
29.
NO
LEMIGAS - PT Energi Mineral Langgeng
E&P Tomori Sulawesi
PARA PIHAK
KPPP Teknologi Eksplorasi
Gas
PELAKSANA KEGIATAN
Addendum Surat Perjanjian Swakelola Analisa Laboratorium Sampel Sumur ENC-1
Gas Tiaka
HAL
033/P/EML/V/2013
PD
NOMOR
Jangka waktu perjanjian semula 9 Juli 2013 - 9 Januari 2014 menjadi 9 Juli 2013 - 9 Februari 2014
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan semula 6 September 2013 - 6 Desember 2013 menjadi 6 September 2013 - 23 Januari 2014
(11 April 2014 -10 April 2017)
JANGKA WAKTU
Merubah wilayah kerja semula Lapangan Tiaka diubah menjadi Lapangan Kerja di Wilayah SenoroToili Tanggal revisi surat kuasa 11 April 2014.
x
x
Addendum Perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan semula 6 September 2013 - 6 Desember 2013 menjadi 6 September 2013 23 Januari 2014 Perpanjangan jangka waktu perjanjian semula 9 Juli 2013 - 9 Januari 2014 menjadi 9 Juli 2013 - 9 Februari
x x
x
DALAM PROSES
Swakelola
x
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
LEMIGAS - PT Odira Energy Karang Agung
LEMIGAS - PT Impreza Cipta Energi
LEMIGAS – PT Pertamina EP
31.
32.
PARA PIHAK
30.
NO
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Aplikasi Produk
KPPP Teknologi Eksploitasi
PELAKSANA KEGIATAN
Perjanjian Kerahasiaan Untuk Kegiatan CO2-EOR Market Study LapanganLapangan Minyak dan Gas di Cekungan Sumatera Bagian Selatan dan Jawa Bagian Barat
Surat Perjanjian Pengujian Karakteristik Fisika Kimia Minyak Solar Hijau dan Kinerjanya Pada Mesin Diesel Penggerak Generator 20 kVA
Service Order Analisa PVT (Black Oil Reservoir Fluid Study)
HAL
-
14029AC
NOMOR
23 Mei 2014 – 23 Mei 2015
Jangka waktu pekerjaan 12 Minggu sejak tanggal 14 April 2014
-
JANGKA WAKTU
Perubahan nilai perjanjian semula US$ 58,019 menjadi US$ 46,519 dengan pengurangan US$ 11,500 x
Tanggal perjanjian 23 Mei 2014
Selesai, arsip.
Tanggal perjanjian 29 Agustus 2014
Selesai, arsip.
Tanggal SO 10 April 2014
DALAM PROSES
Perubahan lingkup pekerjaan (Lampiran A Angka 3 huruf d Perjanjian)
x
2014
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
195
196
PARA PIHAK
LEMIGAS – PT Pertamina EP
LEMIGAS – PT Pertamina EP
LEMIGAS - BUT Bunga Mas International Company
LEMIGAS – PT Pertamina EP
NO
33.
34.
35.
36.
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
PELAKSANA KEGIATAN
Surat Perjanjian Swakelola Analisis Crude Oil Assay CPP Gundih
Service Order (SO) Analisa PVT Gas Partial (Gas Reservoir Fluid Study)
Surat Kuasa dan Perjanjian Swakelola Pekerjaan Analisa Laboratorium PVT di Area Asset 3 PT Pertamina EP
Surat Kuasa dan Perjanjian Swakelola Pekerjaan Analisa Laboratorium Core di Area Asset 3 PT Pertamina EP
HAL
001/SP/EP1420/2014S0
BMIC/001/SO-054/VI.14
Perjanjian Swakelola No. 004/EP3300/2014S0 – 06 Pj/06/BLM/2014
Surat Kuasa No. SK004/EP3300/2014-S0
Perjanjian Swakelola No. …./EP3300/2014S0 – 05 Pj/06/BLM/2014
Surat Kuasa No. SK003/EP3300/2014-S0
NOMOR
4 bulan kalender (10 April 2014 – 9 Agustus 2014)
6 Juni 2014 - 19 Juni 2014
Jangka waktu perjanjian swakelola 2 Mei 2014 – 28 Februari 2015
Jangka waktu surat kuasa 25 April 2014 – 28 Februari 2015
Jangka waktu perjanjian swakelola 2 Mei 2014 - 31 Januari 2015
Jangka waktu surat kuasa 25 April 2014 31 Januari 2015
JANGKA WAKTU
Tanggal surat kuasa 25 April 2014 Tanggal perjanjian 2 Mei 2014
x
x
Tanggal surat kuasa 25 April 2014 Tanggal perjanjian 2 Mei 2014
x
x
Tanggal SO 5 Juni 2014 x
x
x
Tanggal perjanjian 10 April 2014
Swakelola
Selesai, arsip.
Service Order x
Selesai, arsip.
Swakelola x
Selesai, arsip.
Swakelola
x
Selesai, Arsip.
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
PARA PIHAK
LEMIGAS – JOB PertaminaPetrochina East Java
LEMIGAS – PT Pertamina EP
LEMIGAS – PT Pertamina EP
LEMIGAS – SKK Migas
LEMIGAS – SKK Migas
NO
37.
38.
PPPTMGB LEMIGAS
39.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
40.
41.
KPPP Teknologi Eksplorasi
KPPP Teknologi Eksplorasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Gas
PELAKSANA KEGIATAN
Surat Kuasa Pelaksanaan Swakelola Revitalisasi Pengelolaan Sumber Daya No. /SKKG3000/2014/S7
Surat Kuasa Pelaksanaan Swakelola Pemutakhiran Rencana Strategis (Renstra) SKK Migas 2014 – 2015 dan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2015 – 2020
Perjanjian Swakelola Penyusunan POFD Lapangan Prabumulih Barat Phase II PT Pertamina EP
Surat Kuasa dan Perjanjian Swakelola Jasa Analisa Crude Oil Assay Type-B di 8 (Delapan) Shipping Terminal di Wilayah Kerja Asset 5
Agreement Study Faktor Koreksi Oil Losses Penggunaan Fasilitas Penyaluran Bersama
HAL
No. SKKG3000/2014/S7
No. SKKG3000/2014/S7
No. 4100590467
No. 336/EP2150/2014S0
PPEJ-14000059-O1
NOMOR
10 bulan (1 Juli 2014 - 30 April 2015)
6 bulan (1 Juli 2014 31 Desember 2014)
8 bulan (21 Maret 2014 - 20 November 2014)
2 bulan (11 Agustus 2014 – 11 Oktober 2014)
JANGKA WAKTU
Tanggal surat kuasa dan perjanjian swakelola x
Tanggal perjanjian swakelola 1 April 2014 x
Tanggal surat kuasa 12 Juni 2014 x
Swakelola Tanggal surat kuasa 30 Juni
x x
Selesai, arsip.
Swakelola x
Selesai, arsip.
Swakelola x
Selesai, arsip
Swakelola
x
Selesai, arsip.
Tanggal perjanjian 9 Juni 2014
Selesai, arsip.
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
197
198
LEMIGAS – Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
45.
LAKIP LEMIGAS - TA 2014
LEMIGAS – Onyx Engineering SDN BHD – PT Bina Petroleum Energy
LEMIGAS – PT Freeport Indonesia
44.
47.
LEMIGAS – KSO PT Pertamina EPIndospec Energy Limau Ltd
43.
LEMIGAS - SKK Migas
LEMIGAS – SKK Migas
42.
46.
PARA PIHAK
NO
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksplorasi
KPPP Teknologi Proses
KPPP Teknologi Eksploitasi
KPPP Teknologi Eksplorasi
PELAKSANA KEGIATAN
Alliance Agreement
Surat Kuasa Pelaksanaan Swakelola Pengelolaan Reservoir dan Cadangan Terpadu Dalam Usaha Optimasi Pengembangan Lapangan KKKS 1-12014
Perjanjian Kerja Sama Penelitian Pengaruh Paparan Gas Radon Terhadap Keberadaan Potensi Migas di Bawah Permukaan
Amendment To Contract JK11000-001 Laboratory Services-Biodiesel Analysis
Surat Perjanjian Penyediaan Jasa Routine and Core Analysis
Surat Kuasa Pelaksanaan Swakelola Program Penyajian Data Teknis Yang Komprehensif Untuk Kebutuhan Investasi
HAL
-210-
No. /SKKG3000/2014/S7
No. 06 Pj/06/BLM/2014
No. 697/IPK.1/KS/2014
No. 004
No. 0040/KSO/PEPIEL/2014
No. /SKKG3000/2014/S7
NOMOR
2 tahun
5 bulan (1 Juli 2014 30 November 2014)
6 bulan (13 Juni 2014 - 12 Desember 2014)
8 Juli 2014 - 31 Desember 2014
(10 Februari 2014 – 10 Februari 2015)
12 bulan
5 bulan (1 Juli 2014 30 November 2014)
JANGKA WAKTU
Tanggal surat kuasa 12 Juni 2014 x
x
Tanggal kontrak 25 Agustus 2014
Selesai, arsip
Swakelola Tanggal surat kuas swakelola 30 Juni 2014
x
Selesai, arsip.
Tanggal perjanjian 13 Juni 2014
Selesai. arsip.
Tanggal Amandemen 8 Juli 2014
Selesai, arsip
Tanggal kontrak 10 Februari 2014
Selesai, arsip
Swakelola
x
Selesai, arsip.
2014
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
PPPTMGB LEMIGAS
LEMIGAS - PT Radiant Bukit Barisan E&P
LEMIGAS JAPEX
LEMIGAS – PT Tracon Industri
LEMIGAS – Korea Gas Corporation
LEMIGAS – Inpex Misela Ltd
49.
50.
51.
52.
Resources
PARA PIHAK
48.
NO
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
KP3 Teknologi Eksploitasi
Bidang Afiliasi dan Informasi
KPPP Teknologi Gas
KPPP Teknologi Eksplorasi
KPPP Teknologi Eksploitasi
PELAKSANA KEGIATAN
Surat Kuasa No. A0210-INM-LMGTEN-0006 dan Perjanjian No. SSD/MAS/DA/2014/131 Provision of Reserves Certification Services
Joint Research Agreement Regarding Research and Technological Development Capabilities On Coalbed Methane Fields Production
Surat Perjanjian Pekerjaan Sampling dan Analisa Gas Bumi (Proyek Feed Adera Milik Pertamina EP di Prabumulih – Sumatera Selatan)
Letter of Memorandum (LoM) on ICEP Collaborative Research and Development Project for Study of Petroleum System in North Cepu Area, East Java, Indonesia
Surat Kuasa Swakelola Pekerjaan pekerjaan Laboratory and Post Drill Well Analysis For Sinamar 2 Service
HAL
Perjanjian No.
Surat Kuasa No. A0210INM-LMG-TEN-0006
07 Pj/06/BLM/2014
002/SP/PE-14-052/TILMG/VIII/2014
-
RBB/EXPL/2014/008
NOMOR
6 bulan (28 September 2014 - 27 Maret 2015)
8 bulan (19 September 2014 - 20 Mei 2015)
-
6 bulan (5 September 2014 - 4 Maret 2015)
JANGKA WAKTU
Tanggal surat kuasa 1 September 2014 x
Swakelola Tanggal surat kuasa dan perjanjian 18
x x
Selesai, arsip.
Tanggal kontrak 19 September 2014
Selesai, arsip.
Tanggal kontrak 11 Agustus 2014
Selesai, arsip.
Tanggal LoM 29 Agustus 2014
Selesai, arsip
Swakelola
x
Selesai, arsip
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
199
200
LEMIGAS - PT Medco E&P Indonesia
56.
LEMIGAS – PT Bintang Berlian Air Sugihan
54.
LEMIGAS – PT Pertamina EP Cepu
LEMIGAS – PT Freeport Indonesia
53.
55.
PARA PIHAK
NO
KP3 Teknologi Proses
KP3 Teknologi Proses
KP3 Teknologi Eksplorasi
KP3 Teknologi Proses
PELAKSANA KEGIATAN
Surat Kuasa Khusus Pekerjaan Evaluasi Mutu Minyak dan Gas Bumi
Perjanjian Pekerjaan Pengadaan Jasa Analisa Crude Assay Type C Minyak Mentah Banyu Urip (MMBU) Bagian PEPC
Surat Kuasa dan Surat Perjanjian Swakelola Pekerjaan Study Integrasi Survey Geologi Lapangan dan Analisis Laboratorium Blok Air Sugihan Sumatera Selatan
Amendment To Contract No. TP04142001 Waste Oil Quality Analyze
HAL
No. 044/PEE/MEDC/X/2014
No. …../SP/CP3100/2014S0
No. 030/BBAS/X/2014
No. 029/BBAS/X/2014
No. 011
SSD/MAS/DA/2014/131
NOMOR
24 bulan
10 Oktober 2014 - 10 Oktober 2015
Jangka waktu perjanjian 8 bulan
Jangka waktu pekerjaan 6 bulan
5 Agustus 2014 - 31 Desember 2014
JANGKA WAKTU
Perpanjangan kontrak sampai dengan 31 Desember 2014 x
Tanggal surat kuasa 7 Oktober 2014 x
Tanggal surat kuasa 15 November 2014
Selesai, arsip.
Tanggal kontrak
Selesai, arsip
Tanggal perjanjian swakelola 10 Oktober 2014
Swakelola x
Selesai, arsip
Tanggal amandemen 5 Agustus 2014
x
Selesai, arsip
Agustus 2014
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
PARA PIHAK
LEMIGAS - Star Energy (Kakap) Ltd
LEMIGAS – Universitas Trisakti
LEMIGAS – UIN Syarif Hidayatullah
LEMIGAS - Pusat Inovasi dan Sertifikasi (Center for Innovation and Certification (CIC))
LEMIGAS - Star Energy (Kakap) Ltd
LEMIGAS – SKK Migas
NO
57.
58.
PPPTMGB LEMIGAS
59.
60.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
61.
62.
KP3 Teknologi
KP3 Teknologi Eksploitasi
Bidang Afiliasi dan Informasi
Bidang Afiliasi dan Informasi
Bidang Afiliasi dan Informasi
KP3 Teknologi Eksploitasi
PELAKSANA KEGIATAN
Amandemen Surat Kuasa Pelaksanaan Swakelola Program Penyajian Data
Amandemen No. 2 Surat Kuasa Untuk Pelaksanaan Swakelola di Lingkungan Star Energy Surat Kuasa No. 4200000798
Perjanjian Kerja Sama Tentang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
Perjanjian Kemitraan Tentang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
Perjanjian Kemitraan Tentang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
Service Order (SO) Provision of Validity Test Fluid Sampling
HAL
-
-
No. 10 Pj/06/BLM/2014
No. 09 Pj/06/BLM/2014
No. 08 Pj/06/BLM/2014
No. 4300004263
NOMOR
Penambahan jangka waktu yang semula 1
Perubahan penambahan jangka waktu kontrak/surat kuasa menjadi 7 Agustus 2012 – 6 Agustus 2015
3 tahun
3 tahun
3 tahun
JANGKA WAKTU
Perubahan penambahan jangka waktu kontrak/surat kuasa x
x
Tanggal
Selesai, arsip
Tanggal Amandemen 24 Juli 2014 x
Selesai, arsip
Tanggal perjanjian 5 Desember 2014
Selesai, arsip
Tanggal perjanjian 5 Desember 2014
Selesai, arsip
Tanggal perjanjian 5 Desember 2014
Selesai, arsip
Tanggal SO 12 November 2014
Selesai, arsip
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
201
202
PARA PIHAK
LEMIGAS – PT Radiant Bukit Barisan E&P
LEMIGAS – Renco Elang Energy Pte, Ltd.
LEMIGAS - JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi
LEMIGAS - KSO Pertamina EPEnergi Tanjung Tiga
NO
63.
64.
65.
66.
KP3 Teknologi Proses
KP3 Teknologi Gas
KP3 Teknologi Gas
KP3 Teknologi Eksplorasi
Eksplorasi
PELAKSANA KEGIATAN
Perjanjian Jasa Riset Evaluasi Mutu Minyak Bumi (Analisa Crude Assay Tipe B)
Surat Kuasa Khusus Material Study Untuk OCTG Sumur Pengeboran Senoro Selatan
Surat Perintah Kerja (SPK) Pekerjaan Jasa-Jasa Analisa Komposisi dan Isotop Gas Seep
Perjanjian Kerahasiaan
Teknis Yang Komprehensif Untuk Kebutuhan Investasi
HAL
Nomor 016/KON-ETT14
No. SWK 140146/JOBT/DRL
No. C016-14
-
NOMOR
2 bulan
6 bulan (27 November 2014 – 26 Mei 2015)
10 Desember 2014 – 31 Desember 2014
5 September 2014 – 4 April 2015
Juni 2014 - 30 November 2014 ditambah 1 bulan sehingga jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2014
JANGKA WAKTU
Penambahan jangka waktu yang semula 1 Juni 2014 - 30 November 2014 ditambah 1 bulan sehingga jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2014
Tanggal perjanjian 9 Mei 2014
Selesai, arsip.
Tanggal surat kuasa swakelola 27 November 2014
DALAM PROSES
Tanggal SPK 5 Desember 2014
Selesai, arsip.
Tanggal perjanjian 5 September 2014
Selesai, arsip.
x
Amandemen 1 Desember 2014
KETERANGAN
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
Lampiran 19. Penyelenggaraan Pameran LEMIGAS TA 2014 No.
Judul
Waktu
Tempat Pelaksanaan
1.
7 Maret 2014 Kerjasama Balitbang-ITS (menampilkan hasil litbang yang terkait dengan Tabung ANG, Mini Air Gun, dan Pilot Project CBM)
Surabaya
2.
25-26 Maret 2014 Indo CBM (menampilkan hasil litbang yang terkait dengan Rig CBM, Kajian pemanfaatan GMB, dan Studi cairan Rumen untuk pengkatan volume GMB)
Jakarta
3.
Indonesia Climate Change 1-4 Mei 2014 Education Forum & Expo
Jakarta
(menampilkan hasil litbang yang terkait dengan Tabung ANG untuk Penggunaan Rumah Tangga) 4.
The 38th IPA Convention 21-23 Mei 2014 and Exhibition 2014
Jakarta
(menampilkan hasil litbang yang terkait dengan Atlas
of Indonesia Region's Natural Gas, Mini Air Gun, dan Mes Base Surfactant For EOR) 5.
Indonesia EBTKE Conevx 4-6 Juni 2014 (menampilkan hasil litbang yang terkait dengan Rig CBM, dan Pemanfaatan DME sebagai Energi Alternatif)
Jakarta
6.
18-23 Juni 2014 Gelar TTG Nasional XVI (menampilkan hasil litbang Pelumas Ramah Lingkungan, Tabung ANG, dan Rig CBM)
Samarinda
7.
9-12 Agustus 2014 RiTech Expo (menampilkan hasil litbang yang terkait dengan Rig CBM, Tabung ANG, dan Mini Air Gun)
Jakarta
8.
15-18 September The 43rd IAGI Convex (menampilkan hasil litbang 2014 yang terkait dengan
Jakarta
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
203
L A M P I R A N
LKj IP 2014
No.
Judul
Waktu
Tempat Pelaksanaan
Surfaktan MES, Kaji Ulang WK Migas, dan Rig CBM)
204
9.
13-16 Oktober 2014 The 39th HAGI Convex (menampilkan hasil litbang Mini Air Gun dan Metode Passive Soil Radon untuk Eksplorasi Migas)
Solo
10
2-4 Desember 2014 IATMI (menampilkan hasil litbang yang terkait dengan Surfaktan MES, Pengaruh cairan rumen untuk peningkatan prodoksi CBM, dan IFO test untuk Industri CBM)
Jakarta
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014 Lampiran 20. Pengadaan Bahan Pustaka Tahun 2014 No.
Judul Buku
Pengarang
1
A Petroleum Geologist's: Guide to Seismic Reflection 2011 ed+CD (ROM)
W. Aschroft
2
Advanced Petroleum Reservoir Simulation 2010
Jamal H., AbouKassem cs
3 4 5 6 7
8
9
10
11
12
13 14 15 16 17 18 19 20
Advanced Reservoir Management and Engineering 2012 Advanced Water Injection for Low Permeability Reservoirs 2013 Advances in Gas Processing 2010 Alternative Fuels for Transportation 2011 API RP 13B-1/ISO10414-1:2008; Recommended Practices for Field Testing Water-Based Drilling Fluids, pages: 91, 4th edition, march 2009 API RP 13B-2: Recommended Practices for Field Testing Oil-Based Drilling Fluids, pages: 100, 4th edition, February 2005, Reaffirmed: October 2010, under revision, 2-year Extension: June 2010 API RP 19 C/ISO13503-2:2006 Recommended Practices for Measurement of Properties of Proppants Used in Hydraulic Fracturing an Gravel Packing Operations 2013 2014 Annual Book of ASTM Standart Section 11: Volume 11.03Occupational Health and Safety: Protective Clothing and Volume 11.04Waste Management API Series 10: Oil Well Cements; Spec 10A/ISO 10426-1:2009 (includes ISO Errata), pages: 38; Specification for cements and materials for well cementing; 24th edition, December 2010 API Series 13: Drilling Fluid Materials; Spec 13A/ISO 13500:2009, pages 109; Specification for Drilling Fluid Materials; 18th edition, February 2010 API Series: Drilling and Production Operations; RP 45; Analysis of Oiilfield Waters, pages 60, 3rd edition, August 1998, Reaffirmed: September 2004, 2-year Extension: May 2010 ASTM D 1250 adjunct: petroleum measuremnt tables Vol I - Vol XII/XIII - 1 set ASTM standard 2014 Sec 11: Water 1 set 2 Volume ASTM Standard 2014; Section 5: Petroleum Products, Lubricants & Fossil Fuels Complete set vol.05.01 s/d vol.05.06 (6 volumes/set) Basin Analysis: Principles & Applivation to Petroleum Play Assesment 2013 Beyon compliance: the refinery managers guide to ISO 14001 Impleme + CDROM Biobased lubricants and greasea : technology and products, 2010 Biofuels (Alternative Feedstocks & Conversion
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
Meehan cs Xinguan Eljack cs Ramadas ASTM
ASTM
ASTM
ASTM
ASTM
ASTM
ASTM
ASTM ASTM ASTM Philip A. Allen cs Haddadin Richter Dussap CG
205
L A M P I R A N
LKj IP 2014
No.
Pengarang
22 23
Processes) 2011 Biofuels: biotechnology, chemistry & sustainable development Biofuels: methods and protocols Biofuels: securing the plant's future energy needs
David Jonathan Ayhan
24
Biogas from waste & renewable resources
Steinhauser
25
Biomass gasification & pyrolysis Biorefineries for biomas upgrading facilities Bioremediation of Petroleum and Petroleum Products 2012 Biorenewable Resources : engineering new producst from agriculture Chemical from biomass: interating bioprocesses into chemical production complexes for sustainable development
Basu Demirbas
Combined-cycle gas and steam turbine power plants Commercial energy auditing reference handbook
Rolf
21
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Common Well Control Hazard: (Identification & Countermeasures)2013 Compound energy systems ( optimal operation methods Concepts and application in environmental geochemistry
Arjoon cs Brown Sengupta
Doty Sun ZX Obra Detta Ashok Martin Chen
47
Concise encyclopedia of bioresources technology Concise encyclopedia of materials for enery systems Decontamination of heavy metals Deepwater Petroleum Exploration & Production: A Nontechnical Guide 2nd (new) Design analysis of thermal systems ( POD ) Designing the coal preparation Plant of The Future Drilling technology in nontechnical language New Dynamic well testing in petroleum exploration & development 2013 Efficiency & sustainability in energy & chemical industries : science principles 2010 Electrical energy efficiency: technologies & applications 20012 Electrochemical impedance spectroscopy in PEM fuel cells 2010 Energy and climate : how to ahieve a successful energy transition 2009 Energy and environment lates
48
Energy and the new reality new Vol 1 & 2 new
Harvey
49
Energy crops 2011 Energy efficiency: real tine energy infrastructure investment & risk management 2009
Karp
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
50
206
Judul Buku
William L. Leffler Boehm Bethell Steve Zhuang Kooi Sumper Yuan Rojev Zaccour
Solmas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
No. 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Judul Buku
Energy harvesting: solar wind & ocean energy conversion systems 2010 Enhanced Oil Recovery: Field Case Studies 2013 Enhanced Oil Recovery: Field Planning & Development Stategies 2010 Formulas and Calculations for Drilling, Production & Workover (2nd with new & ipdate material) Fundamental Natural Gas Processing 2011 Fundamental of The Petrophysics of Oil & Gas Reservoirs 2012 Gas and Oil Reliability Engineering: Modeling and Analysis 2013 Geochemistry Geophisical for Pettroleum Engineering 2013 Geothermal reservoir engineering Green Petroleum (How Oil & Gas Can Be Environmentally Sustainable) 2012 Guuide to: (ASTM Test Methods for the Analysis of Petroleum Products & Lubricants)2nd Handbook of Natural Gas: Transmission and Processing 2012 Heavy and Extra-Heavy Oil Upgrading Technologies 2013 Heavy Oil Production Prosesses 2013 Hydrocarbon Exploration and Production 2nd Hydrogen Fuel: Production, Transport and Storage 2009 Igneous Rock & Processes (A Practical Guide)2010 Integrated biorefineries: design, analysis & optimization
70
Introduction to: (Global Oil & Gas Business)2010
71
Linking Diagnesis to Sequence Stratigraphy 2012 Managed Pressure Drilling: (Modeling, Strategy and Planning) 2012 Matheson: Gas Data Book Latest 7th Modeling & Simulation of Catalytic Reactors for Petroleum Refining 2011 Modeling analysis & optimization of process and energy systems Monitoring and Modeling The Deepwater Horizon Oil Spill (New) AGU Multiohase Flow Matering (Principles and Applications) 2010 Natural Gas (Production Engineering) New Nontechnical guide to: (Petroleum Geology, Explorations, Drilling and Production) New Offshore Pipelines: (Design, Installation and Maintenance) 2014
72 73 74 75 76 77 78 79 80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
Pengarang Khalig Sheng E. Manrique Norton Arthur J. Kidnay Shin cs Eduardo William F. Aminzadeh Grant Islam cs Kishore William A. Poe JG. Speight James GS F. Jahn cs Ram B. Gupta Gill Mahmoud Samuel A. Van Vactor Sadoon Morad Wilson Carl L. Yaws Jorge A Knopf Weisberg cd Falcone cs Kelkar Mohan Hyne Boyun G. cs
207
L A M P I R A N
LKj IP 2014
No. 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
208
Judul Buku
Pengarang
Offshore Power: (Building Renewable Energy Project in US Waters)New Offshore Structures: (Design, Constraction and Maintenance)2012 Oil Refeneries in The 21st Century: (energy efficient, cost effective, environmentally benign)New Oil Sands, Heavy oil & Bitumen from Recovery to Refinery (new) Optimal Supply Chain Management in: (Oil, Gas and Power Generation) New Paleomagnetism of sedimentary rocks: process and interpretation Petrochemical in Nontechnical Language (New) Petroleum Engineering's: Guide to Oil Field Chemical & Fluids 2011 Petroleum Refining and Natural Gas Processing 2013 Petroleum Refining in Nontechnical Language 4th (new) Petroleum Reservoir Fluid Property Correlations 2011 Petroleum Rock Mechanics: Drilling Operations and Well Design 2011 Physics & Chemistry of The Deep Earth 2013 Planning & Integration of Refinery and Petrochemical Operatins (New) Practical Enhanced Reservoir Engineering (new) (assisted with Simulation Sofware) Practical handbook on biodiesel: production & properties Recent advances: bioremediation technology Refinery Engineering (New) Integrated Process Modeling & Optimization Reservoir Engineering Handbook 2010 Reservoir Simulation: (Mathematical Techniques in Oil Recovery) New Shale Gas Production Processes 2013 Soil Remediation for The Petroleum Extraction Industry 2nd Sour Gas abd Related Technoligies 2012 Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater 22nd ed 2012 Newly Tectonics of Sedimentary Basins (Recent Advances)2012 The Global Oil & Gas Industry (Management, Strategy & Finance) New The Greening of Petroleum Operations: The Science of Sustainable Energy Production)2010 The Refinery of The Future 2011
Andersen cs Mohamed A ElReedy O. Ocic Dwijen K Banerjee D. Jacoby Kodama Leffler Fink S. Eser cs Leffler McCain cs Bernt Karato Khalid cs A. Satter M Zafar Fulekar Liu cs Tarek Ahmed Chen James GS Lloyd Wu cs Rice cs C. Busby cs Michael H. Moffett R. Islam cs Speight
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
L A M P I R A N
LKj IP 2014
No. 109 110 111 112 113
Judul Buku
Tolley's: Industrial and Commercial Gas Installation Practice (Gas Service Technology)4th ed (1 set: 3 volume) Waste Management (in The Chemical & Petroleum Industries)2014 Well Test (Design & Analysis)New Working Guide to Petroleum & Natural Gas Production Engineering 2010 World Atlas (Oil & Gas) Basins 2011
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PPPTMGB LEMIGAS
Pengarang Frank Saxon A. Bahadori Stewart G. William Lyons Guoyu Li
209