KARAKTERISTIK DAN PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR TANJUNG DI KELURAHAN TANJUNG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Raden Restu Ramdhani Setiadi W (
[email protected]) Nedi Sunaedi (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT Water is a most important component of human life. In the City of Tasikmalaya precisely in the Village there are springs that existed since the 1940's and is called Air Tanjung. This water is used by the public for household needs. But until now the water quality is doubtful. The problems in this research is how the characteristics of the water and how the utilization of a people to this Springs in the village of Tanjung City District Kawalu Tasikmalaya. The purpose of this research was to investigate the characteristics of the Springs Cape and utilization of water in the village District Kawalu Tasikmalaya. The hypothesis in this research is that the characters are on the springs there are sense of water, turbidity and chemical content in the water. And the other utilization is to mix food, livelihood and health therapies. The method used in this research is descriptive quantitative with data collection techniques through field observations, interviews, spread questionnaire, literature review and study documentation. The analytical techniques used are simple quantitative analysis. The population is urban village community and visitors from outside the Springs Cape “Air Tanjung”. Sampling in this study using simple random sampling technique and accidental samples, with sample 45 respondents. Based on the analysis, it can be concluded that the springs cape is unlike other springs. Water has his trademark, but this water that contains dangerous chemicals arsenic. Arsenic is toxic in the body then it is very dangerous if consumed in the long term because it can build up in the body. Utilization of this springs are for mixture of food, as a source of livelihood and health therapies especially skin diseases. Suggestions and also informed from the author that there is socialization about the mineral content of the springs cape “air tanjung” and the impact if consumed on a continuous basis, and there should be the role of government in dealing with the problems that occur especially concerning public health.
Keywords : Characteristics, Utilization, The Springs Cape
1. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Potensi sumberdaya alam di Indonesia tak terhitung jumlahnya, termasuk potensi sumberdaya air, tercatat terdapat 694 milyar 𝑚3 , dan baru termanfaatkan 23 persen (Direktorat Pengairan dan Irigasi, Online). Didukung dengan letak Indonesia
1
yang berada di garis khatulistiwa, yang menyebabkan terjadinya curah hujan sepanjang tahun. Serta terdapat banyak hutan hujan tropis yang berada di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Fungsi dari hutan hujan tropis ini adalah menjaga keseimbangan daripada ketersedian air, sebagai habitat bagi hewan dan tumbuhan, sebagai paru-paru dunia dan sebagai sumber pendapataan ekonomi. (Chay Asdak, 2007). Air adalah komponen yang sangat penting bagi manusia, bagaimana tidak sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari air. Dari mulai kebutuhan minum, pengolahan makanan, mandi, mencuci, irigasi dan kebutuhan industri. Air juga menjadi sumberdaya alam yang dapat diperbarui karena sangat melimpah jumlahnya di alam, tetapi perlu ada pembatasan dalam penggunaanya supaya kelestarian air ini bisa terjaga. Air dibagi menjadi dua, air permukaan dan air tanah. Air permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu badan air yang tergenang dan badan air mengalir. Perairan tergenang meliputi danau, kolam, dan rawa. Sedangkan perairan mengalir contohnya adalah sungai. Air bawah permukaan ini bisa muncul di permukaan bumi secara alami yaitu berbentuk mata air maupun secara sengaja dengan cara membuat sumur bor. Namun dari berbagai cara keluarnya air bawah permukaan. Ternyata ada juga yang disebut air konat. Menurut pembentukannya air ini atau connate water. Menurut Ray K. Linsley (1989:172)“Connate water atau air tersekap adalah air yang terdapat pada batuan pada pembentukannya dan seringkali banyak mengandung garam. Air Magna atau juvenile water yang terbentuk secara kimiawi di dalam tanah dan terbawa ke permukaan pada batuan-batuan intrusif, terjadi dalam jumlah yang kecil. Air tersekap dan air magna kadang-kadang merupakan sumber penting dari mineral-mineral yang tidak diinginkan dalam air tanah”. Air konat ini ditemukan juga di Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Kawalu Kelurahan Tanjung. Saat ini sumber mata air Tanjung dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berbagai macam keperluan, seperti keperluan memasak, pengobatan penyakit kulit hingga menjadi sumber mata pencaharian. Sumber mata air Tanjung ini dianggap sangat penting bagi masyarakat Kelurahan Tanjung, sehingga nama jalan menuju sumber mata air Tanjung pun bernama Jalan Air Tanjung. Namun sayang dibalik pentingnya sumber mata air Tanjung masih belum diketahui apakah air yang dikonsumsi memenuhi standarisasi kesehatan.
2
1.2 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui karakteristik sumber mata air tanjung di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. 2) untuk mengetahui pemanfaatan sumber mata air tanjung di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
2. METODE PENELITIAN Menurut Ahman Sya (2011:47) ”Metode adalah cara untuk pemecahan suatu masalah.” Metode deskriptif adalah metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi (Ahman Sya, 2011:49). Sehubungan dengan masalah yang penulis teliti, dan masalah yang terjadi pada masa sekarang, maka metode yang penulis gunakan
yaitu
metode
deskriptif
kuantitatif
yaitu
mengolah
data
dan
menginterpretasikan data yang berbentuk angka dan dengan perhitungan yang bersifat matematik, metode ini mengangkat suatu hubungan 2 atau lebih variabel penelitian. Penggunaan metode ini diharapkan dapat mengungkap dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan karakteristik dan pemanfaatan sumber mata air tanjung di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
3. PEMBAHASAN 3. 1. Deskripsi Karakteristik dan Pemanfaatan Sumber Mata Air Tanjung di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Sumber mata air Tanjung adalah sumber mata air yang langka di dunia. Hal ini bisa dilihat dari karakteristik air Tanjung yang tidak secara umum dimiliki oleh mata air lain. Air ini muncul tahun 1940-an dan sampai sekarang belum pernah surut mengeluarkan air. Bermula ketika seorang pengembala kerbau berada di sekitar pesawahan dan pengembala tersebut menemukan kerbaunya tersangkut di celah batu. Setelah beberapa jam berusaha mengeluarkan kerbau dari celah batu tersebut maka dari bekas kerbau tersebut tersangkut keluarlah mata air. Karena mata air tersebut tidak hentinya mengeluarkan air, maka dibuatlah bak penampungan yang digunakan untuk mandi. Air tersebut kebanyakan digunakan oleh para petani dan penggembala kerbau.
3
Terdapat 7 (tujuh) mata air di lokasi aumber mata air tanjung ini, salah satu mata air dikelola oleh Bapak Herman sejak 1970, satu-satunya sumber mata air yang terlindung dan dijaga dengan baik. Karena hanya mata air yang dikelola oleh Bapak Herman saja yang terlindung dan ditutup dengan baik tidak seperti mata air yang lain yang dibiarkan terbuka. Sumber Mata Air Tanjung pertama kali diteliti pada tahung 1947 oleh Balai Penyelidik Mineral Ilmu Teknik Kesehatan Bandung, atas anjuran Badan Industri Nasional. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa Sumber Mata Air Tanjung ini sangat bermanfaat untuk pengobatan penyakit kulit. Pada tahun 1951 ada seorang peneliti asal negeri kincir angin yaitu Belanda bernama Ir. T.A. A.H. Bodmer datang ke mata air tersebut dan memulai penelitiannya. Bodmer menyimpulkan bahwa air ini aman jika digunakan untuk mandi dan bermanfaat pula untuk mengobati penyakit kulit. Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1960-an ada salah seorang warga dekat sumber mata air tanjung yang mencoba air tanjung sebagai campuran bahan makanan. Makanan tersebut adalah ketupat, dan memang terbukti ketupat yang dibuat menggunakan campuran air tanjung menjadi lebih enak, kenyal dan awet. Berita begitu cepat menyebar, sehingga banyak masyarakat juga ikut mencoba membuat ketupat dengan menggunakan air tanjung sebagai campurannya. Melihat keadaan seperti ini ada pihak yang ingin memanfaatkan air tanjung untuk dijadikan komoditas yang menghasilkan uang yaitu sebuah CV yang mengantongi izin dari pemerintah DPD pada saat itu dengan Nomor : 49/Un/DPD/IV/54 tanggal 23 Oktober 1954. Namun CV yang menamakan dirinya CV. Air Tanjung tersebut menemui kegagalan berupa sulitnya memasarkan air tanjung ini, dikarenakan teknologi pengemasan yang belum maju seperti saat ini. Botol-botol yang telah terisi air tanjung ketika sedang didistribusikan mengalami kerusakan. Ini disebabkan karena air tanjung memiliki tekanan gas, sehingga botol kaca pun menjadi pecah, dan penyebabnya bukan beradu ketika didistribusikan, tapi tekanan gas yang ada. Sehingga CV. Air Tanjung pun bangkrut dan menutup usahanya tersebut. Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa air ini layak untuk dikonsumsi. Pada tahun 2007, Labkesda Jakarta menyatakan bahwa air ini tidak layak konsumsi. Dari hasil penelitian Laboratorium Kesehatan Jakarta tahun 2007 diketahui bahwa terdapat 10 (sepuluh) unsur yang tidak memenuhi syarat air yang layak untuk
4
dikonsumsi. Tapi masyarakat sampai saat ini masih mengkonsumsi air tersebut. Bahkan masyarakat tidak hanya menggunakan air Tanjung untuk pembuatan ketupat saja, air Tanjung digunakan untuk campuran pembuatan bakwan, nasi liwet, dan pembuatan lontong. Menurut masyarakat bila menggunakan air Tanjung sebagai campuran makanannya, makanan tersebut terasa lebih enak, lebih keyal, dan juga lebih gurih. Alasan lain masyarakat menggunakan air Tanjung sebagai campuran bahan makanan, yaitu makanannya menjadi lebih awet. Contohnya ketupat yang dibuat menggunakan air Tanjung bisa bertahan hingga 7 (tujuh) hari. Hal ini dilihat dari tekstur ketupat yang tidak berlendir dan kering di bagian luarnya, sedangkan setelah dibuka bagian dalamnya tetap segar. Pada tahun 1970 seorang warga dekat sumber mata air tanjung berinisiatif untuk membangkitkan kembali air tanjung dan mengelola sumber mata air tanjung sampai sekarang. Dia bernama E. Herman atau biasa dipanggi Bapak Herman, Bapak herman ingin sumber mata air tanjung ini dikelola oleh pemerintah, dan sampai saat ini juga belum ada tanggapan dari pemerintah mengenai keinginannya.
Gambar 1 Eman Herman pengelola Sumber Mata Air Tanjung Bapak Herman sehari-hari melayani pengunjung yang datang, baik untuk membeli air, membeli bubuk mineral air tanjung maupun yang datang untuk terapi.Banyak orang yang datang ke sumber mata air
tanjung untuk berobat.
Kebanyakan pasien datang untuk mengobati penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap,
5
penyakit gatal-gatal, jerawat dan lain-lain. Selain itu ada juga masyarakat yang ingin mengobati penyakit dalam, seperti darah tinggi, asma dan bronkhitis. Sejauh ini belum ada penjelasan secara medis mengenai manfaat air tanjung bagi kesehatan. Namun menurut pasien setelah menjalani terapi di Sumber Mata Air Tanjung yang dikelola oleh Bapak Herman, mereka mengalami kemajuan atas penyakit yang di derita masingmasing pasien. Setelah melakukan penelitian di lapangan ternyata kebiasaan masyarakat tersebut masih dilakukan. Dan sampai saat ini pula, belum ada penelitian secara medis yang menjelaskan bahwa air Tanjung tersebut layak untuk dikonsumsi. 3. 2. Karakteristik Sumber Mata Air Tanjung di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Karakteristik air tanjung sendiri berbeda dengan air yang lain diliha dari rasa air, ciri fisiknya dan juga kandungan kimianya. Rasa dari air tanjung adalah dominan asin didukung oleh pernyataan responden sebanyak 55,56% yang menyatakn bahwa air ini asin. Rasa asin yang ada pada air tanjung bukan dikarenakan NaCl (garam) seperti di laut, akan tetapi dikarenakan kandungan kapur yang sangat tinggi. Secara fisik air tanjung ini terlihat keruh, didukung pula oleh pernyataan para responden sebanyak 62,22% yang menyatakan bahwa air tanjung ini terlihat keruh. Kandungan kimia pada air tanjung ini memang sangat berbeda dengan air kebanyakan, setelah dilakukan uji laboratorium yang dilakukan oleh penulis dengan memasukan sampel air ke Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Tasikmalaya dan Laboratorium Kesehatan Bandung. Hasilnya memang tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Laboratorium Kesehatan Jakarta. Labkesda Jakarta menyatakan bahwa air ini tidak layak konsumsi dan hasil Labkesda Kabupaten Tasikmalaya serta Labkesda Bandung pun demikian, inilah hasil uraian kandungan zat yang terkandung dalam air tanjung : a) Setelah hasil Laboratorium dilihat terdapat 10 (sepuluh) unsur yang tidak memenuhi standarisasi air layak minum. Diantaranya TDS atau dikenal dengan Zat Padat terlarut yang terdapat pada air tanjung menunjukan angka 192,2 mg/l dan berarti dalam batas normal. b) Kekeruhan dari air tanjung memiliki kadar 32,3 skala NTU yang melebihi batas maksimum, dan batas toleransi air layak konsumsi adalah 5 NTU.
6
c) Rasa air tidak diuji di laboratorium dikarenakan aturan pemerintah yang menganjurkan demikian, tapi hasil observasi air tanjung memiliki rasa asin, manis dan pahit. d) Suhu air tanjung ini tergantung dimana air ini berada dan hasil pemeriksaan laboratorium air tanjung memiliki suhu 26,5° C. e) Warna air dinyatakan dalam satuan PtCo dengan membandingkan sampel air tanjung dengan warna standar dan dihasilkan angka 10,9 skala PtCo. f) Arsen atau arsenik yang merupakan racun berbahaya dan bisa membahayakan kesehatan manusia memiliki kadar yang sangat tinggi sebanyak 0,22 mg/l dan standar maksimumnya adalah 0,01 mg/l.. g) Besi dalam air tanjung memiliki kadar yang tinggi sebanyak 3,50 mg/l dan standar maksimumnya adalah 0,3 mg/l. Besi ini membahayakan kehidupan organisme akuatik. h) Kesadahan (CaCO3) yang ada pada air tanjung juga memiliki kadar yang tinggi sebanyak >3000 mg/l dan standarnya tidak lebih dari 500 mg/l. Kadar yang tinggi ini dianggap kurang baik untuk keperluan domestik. i) Khlorida pada air tanjung menunjukan angka >2400 mg/l. Meskipun tidak bersifat toksik pada makhluk hidup tapi sebaiknya kurang dari 100 mg/l. j) Kromium yang terdapat pada air tanjung ini memiliki kadar 1,19 mg/l seharusnya air untuk konsumsi memiliki kadar tidak lebih dari 0,05 mg/l. k) Mangan adalah logam sejenis besi dan kandungan yang ada dalam air tanjung menunjukan angka 3,00 mg/l sedangkan batas maksimumnya adalah 0,1mg/l. l) Nitrat dan Nitrit adalah berupa ion yang komposisinya hampir sama, kedua ion ini memiliki kadar dibawah kadar maksimumnya yakni 28,67 mg/l dan 0,09 mg/l. m) pH pada air tanjung ini telah diuji dan menunjukan angka normal yaitu 6,67. n) Coliform atau biasa disebut bakteri e-coli yang terdapat pada air tanjung sebanyak >2400 koloni/ml, sedangkan air untuk konsumsi seharusnya memiliki kadar coliform 0,00. Seharusmya kadar yang disebutkan di atas memiliki kadar yakni jumlah zat padat terlarut (TDS) maksimal 1000 mg/l, kekeruhan 5 skala NTU, aluminium 0,2 mg/l, arsen 0,01 mg/l, besi 0,3 mg/l, kesadahan < 500 mg/l, khlorida < 250 mg/l, kromium 0,05 mg/l, mangan 0,1 mg/l, kadmium 0,005 mg/l dan coliform (bakteri total) 0
7
koloni/ml. Dari angka-angka tersebut bisa dilihat bahwa air tanjung memang tidak layak konsumsi, seperti yang di tunjukan tabel hasil penelitian laboratorium tahun 2007 dan 2013 berikut ini. Tabel 1 Hasil penelitian laboratorium 2007 dan 2013 Hasil Pemeriksaan No
Macam Pemeriksaan
Standar Maksimum
Satuan
Tidak Berbau
Tidak Berbau
-
3980
192,2
1000
mg/l
1,90 NTU
32,3
5
skala NTU skala silica
Tahun 2007
Tahun 2013
Tidak Berbau
FISIKA 1
Bau
2
Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)
3
Kekeruhan
4
Rasa
-
-
Tidak Berasa
-
5
Suhu
25,1º C
26,5°
Suhu udara +3º C
ºC
6
Warna
3,97
10,9
50
Skala Pt-Co
KIMIA 1
Alumunium
0,36
Tidak di uji
0,2
mg/l
2
Arsen
0,10
0,22
0,01
mg/l
3
Besi
0,14
3,50
0,3
mg/l
4
Flourida
0,00
Tidak di uji
1,5
mg/l
5
Kesadahan (CaCO3)
2239,05
>3000
500
mg/l
6
Khlorida
2926,22
>2400
250
mg/l
7
Kromium, Valensi 6
0,00
1,19
0,05
mg/l
8
Mangan
0,13
3,00
0,1
mg/l
9
Nitrat, sebagai No3-
27,54
28,67
50
mg/l
10
Nitrit, sebagai NO2-
0,07
0,09
3,0
mg/l
11
pH
6,77
6,67
6,5-8,5 (min-max)
-
12
Seng
0,12
Tidak di uji
3,0
mg/l
13
Sianida
0,00
Tidak di uji
0,07
mg/l
14
Sulfat
2,38
Tidak di uji
250
mg/l
15
Sulfida
0,00
Tidak di uji
0,05
mg/l
16
Tembaga
0,02
Tidak di uji
1,0
mg/l
8
17
Zat Organik (KMnO4)
18
Kadmium
9,91
Tidak di uji
10
mg/l
-
0,037
0,005
Mg/l
<2
Koloni/ml
<2
Koloni/ml
MIKROBIOLOGI 1
E.Coli
-
2
Coliform
-
>2400
Sumber : Laboratorium Jakarta 2007, Labkesda Tasikmalaya dan Bandung 2013
3. 3. Pemanfaatan Sumber Mata Air Tanjung di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Pemanfaatan sumber mata air tanjung dilakukan oleh masyarakat sekitar sumber mata air ini sangat beragam, masyarakat memanfaatkan sumber mata air tanjung untuk campuran bahan makanan, sumber mata pencaharian dan juga untuk terapi atau pengobatan penyakit kulit. Hampir seluruh masyarakat Kelurahan Tanjung pernah menggunakan air tanjung untuk kebutuhan memasaknya dan paling sering menggunakan air tanjung ini untuk kebutuhan pembuatan ketupat, sebanyak 68,89 % atau 31 orang responden menggunakan air tanjung untuk bahan campuran pembuatan ketupat. Responden menyatakan bila menggunakan air tanjun ini ketupatnya menjadi lebih enak, kenyal dan juga tidak mudah basi. Di sumber mata air yang dikelola oleh Bapak Herman sering datang pengunjung dari luar Kelurahan Tanjung, selain untuk membeli juga untuk terapi kesehatan, terapi yang dilakukan berupa mandi menggunakan air tanjung, mengoleskan air tanjung bada bagian kulit yang sakit dan juga berendam di bak yang dikhususkan untuk berendam. Sebanyak 51,11% atau 23 responden menyatakan bahwa mereka datang kesana untuk perawatan kulit berupa pengolesan air tanjung pada kulit. Responden juga menambahkan bahwa setelah dioles kulitnya merasa lebih halus. Selain untuk campuran bahan makanan dan terapi kesehatan, air tanjung juga menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat tanjung terutama bagi pengelola yaitu Bapak Herman, selama lebih dari 40 tahun Bapak Herman mendapatkan penghasilan dari mengelola sumber mata air tanjung ini. Sementara masyarakat yang lain secara tidak langsung mendapatkan pengasilan juga dari penjualan ketupat yang menggunakan air tanjung sebagai campurannya. Responden juga menyatakan bahwa ketupat yang ia jual rasanya menjadi enak sehingga sangat laku di pasaran.
9
Gambar 2 Ketupat Tanjung Hari-hari menjelang Hari Raya besar umat Islam, yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hara Idul Adha, pengunjung yang datang ke sumber mata air tanjung meningkat dibandingkan hari-hari biasa, karena tradisi orang muslim jika hari raya tiba maka makanan khasnya adalah ketupat, sehingga ramai-ramai mereka membeli air di sumber mata air tanjung.
Gambar 3 Stok Air Tanjung yang dikemas
10
Harga air tanjung dijual Rp. 2500 per 5 (lima) liter, dan menjadi berkah tersendiri bagi bagi masyarakat Kelurahan Tanjung karena mereka mendapatkan pendapatan dari menjual air tanjung. Para pembuat ketupat tanjung juga kebanjiran order hingga mendapatkan order ketupat 5000 (lima ribu) buah ketupat yang masingmasing dihargai Rp.3000 per buah. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Air tanjung ini memiliki karakteristik yang khas, dari mulai ciri fisik, rasa dan kandungan kimianya. Sudah selayaknya air ini dimanfaatkan secara optimal baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Akan tetapi terdapat beberapa kendala mengenai kandungan kimia yang terdapat pada air ini. Di dalam air tanjung terdapat kadar arsen atau biasa dikenal sebagai arsenit. Arsenit ini adalah racun atau toksik yang apabila dikonsumsi secara terus menerus bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Sampai saat ini masyarakat pengguna air tanjung tidak mengetahui akan kandungan tersebut sehingga menganggap air ini aman untuk dikonsumsi. 2. Pemanfaatan sumber mata air tanjung ini digunakan untuk campuran bahan makanan, sumber mata pencaharian dan juga sebagai terapi kesehatan. Tetapi sampai saat ini belum ada yang menyatakan air ini layak untuk dikonsumsi mengingat kandungan kimia yang ada dalam air tanjung yang melebihi batas maksimum air layak konsumsi apalagi terdapat logam berat yang terkandung didalamnya seperti arsen serta kadmium dan untuk penggunaan terhadap pengobatan penyakit kulit telah ada penelitian yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang menyatakan air ini berkhasiat untuk mengobati penyakit kulit.
DAFTAR PUSTAKA Ahman, Sya. (2011). Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Asdak, Chay. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
11
Linsley K., Ray, et.al. (1989). Hidrologi Untuk Insinyur. Jakarta : Erlangga. Mulyana, Agus. (2007). Pemanfaatan Sarana Air Bersih untuk Krbutuhan Domestik di Desa Mangunreja Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi. Pendidikan Geografi FKIP UNSIL : Tidak Diterbitkan.
12