I.
JENIS DAN KELIMPAH
PENDAHULUAN
FITOPLANKTON DI PERAIARAN KAMPUNG MADUNG KELURAHAN
A.
Latar Belakang
KAMPUNG BUGIS KECAMATAN TANJUNG PINANG KOTA TANJUNGPINAG Eliatika Mahasiswa, Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, Eliatika@ gmail.co.id.
Kota Tanjungpinang adalah salah satu wilayah
yang
Kepulauan
termasuk
Riau.
kedalam
Wilayah
Provinsi
administrasi
pemerintahan Kota Tanjungpinang dibagi menjadi 4 Kecamatan yaitu, Kecamatan Bukit Bestari,
Winny Retna Melayni, S.P,M.Sc. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang Kota, dan
FIKP UMRAH
Tanjungpinang Barat. Secara geologis, keadaan
Tengku Said Raza’i, S.Pi, MP Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
wilayah kota Tanjungpinang sebagian besar terdiri
FIKP UMRAH ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 – April 2016 di perairan kampung Madung, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang. Penentuan titik pengamatan dilakukan dengan menggunakan Visual random sampling. Rhizoselenia sp. Isthmia sp. Triceratium sp. Navicula sp. Concidinus sp. Thalassionema sp. Pleurosigm sp. Hasil analisis korelasi antara Kelimpahan Fitoplankton dan kualitas perairan dengan nilai P-volue (0,05) signipikat level (0.05) sehingga dapat di simpulkan data kurang mengambarkan hubungan kedua variable dengan nilai sebesar R=0,304 dilihat dari nilai hubunganya menggambarkan bahwa parameter – parameter yang memiliki hubungan positif diantranya adalah kecerahan oksigen terlarut, kecerahan perairan, nitrat sedangkan fosfat bernilai negatif
dari daerah pesisir. Wilayah
pesisir
merupakan
daerah
pertemuan antara daratan dan lautan. Wilayah ini sangat kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai kegiatan yang ada diluar maupun di dalam wilayah itu sendiri. Kesalahan pengelolaan wilayah pesisir menjadikan
wilayah
ini
sebagai
tempat
pembuangan limbah yang dapat mengakibatkan hilangnya potensi yang ada. Masuknya bahan organik ke pesisir ini cepat atau lambat akan dapat mempengaruhi kualitas air, yang selanjutnya berpengaruh pada keberadaan organisme yang ada di perairan khususnya plankton yang merupakan organisme yang pertama merespon perubahan
Kata kunci: Kelimpahan Fitoplankton, Kualitas air, Koeffisien Korelasi, Kampung Madung.
kualitas air tersebut (Abida, 2010). Plankton berasal dari kata plankter yang berarti menghanyut adalah berupa biota yang umumnya berukuran sangat kecil yang hidup
menghanyaut
air
Penilaian kualitas air dengan pendekatan
(Romimohtarto dan Juwana, 2009). Plankton terdiri
biologi, khususnya organisme Fitoplankton akhir –
dari dua kelompok besar yaitu plankton nabati
akhir ini mulai mendapatkan perhatian yang besar.
(Fitoplankton) dan plankton hewani (Zooplankton).
Pendekatan aspek biologi sangat bermanfaat,
Fitoplankton adalah tumbu-tumbuhan air
karena organisme tersebut mampu merefleksikan
yang mempunyai ukuran sangat kecil dan hidup
adanya perubahan yang disebabkan oleh penurunan
melayang dalam air.Beberapa jenis fitoplankton
kualitas suatu perairan. Kondisi suatu perairan,
hanya dapat hidup dan berkembangbiak dengan
baik
baik
mempengaruhi
dalam
dan
dibawa
lokasi
oleh
gerakan
yangmempunyai
kualitas
fisika,
kimia
maupun
keberadaan,
biotik
sangat
kelimpahan
dan
perairan bagus,walaupun beberapa jenis masih
keanekaragaman jenis fitoplankton dalam suatu
dapat
baik
badan air. Kondisi ini juga terjadi pada perairan
dalamperairan yang mempunyai kualitas buruk
kampung madung yang terdapat beberapa aktifitas
(Handayani
berupa permukiman dan aktifitas nelayan, rumah
hidupdan
dan
berkembang
Tobing,
dengan
2008).
Sehingga
keberadaanya sering kali dijadikan faktor penentu
makan serta kawasan hutan mangrove produksi.
biologis terhadap kondisi fisika kimia perairan disamping
peranannya
sebagai
daur
utama
(produsen primer) dalam alir energi di perairan.
Kondisi di perairan kampung Madung sangat dipengaruhi oleh kegiatan – kegiatan di pesisir yang ada di perairan Kampung Madung.
Komunitas fitoplankton memegang peranan
Kegiatan
tersebut
memungkinkan
terjadinya
penting dalam ekosistem perairan,Fitoplankton
perubahan faktor-faktor lingkungan perairan ,
dapat berperan sebagai salah satu dari parameter
maka perlu suatu pendekatan untuk mengetahui
biologi yang dapat menggambarkan kondisi suatu
kondisi
perairan. kehadirannya di suatu perairan dapat
dilakukan dengan pendekatan terhadap keberadaan
menggambarkan
fitoplankton, maka perlu dilakukan penelitian
karakteristik
suatu
perairan
perairan.
Pendekatan
mengenai
Perubahan
hubungannya dengan beberapa faktor lingkungan
kualitas
perairan
erat
hubungannya dengan potensi perairan ditinjau dari kelimpahan fitoplankton.
perairan.
fitoplankton
dapt
apakah berada dalam keadaan subur atau tidak. terhadap
kelimpahan
biologi
dan
B.
1.
Rumusan Masalah Perairan kampung Madung selama ini
telah
dimanfaatkan
didampingi
oleh
oleh
masyarakat
yang
Instansi
pemerintah
untuk
Untuk mengetahui Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton
di
perairan
Kampung
Madung. 2.
pengembangan kawasan budidaya ikan.Namun
Untuk Mengetahui kondisi fisika kimia perairan Kampung Madung..
secara keseluruhan, akifitas pesisir lainnya juga
3.
Untuk
melihat
hubungan
antara
dapat mengakibatkan penurunan kualitas perairan
Kelimpahan dengan Parameter kualitas
kampung
perairan Kampung Madung.
seperti
perikanan
tangkap,
dan
pembuangan limbah rumah tangga secara langsung maupun
tidak
langsung.
Hal
ini
D.
dapat
Manfaat Penelitian
ini
memberikan
baik secara fisika, kimia maupun biologi. Hal ini
kelimpahan Fitoplankton di perairan kampung
akan berpengaruh pada biota yang hidup dan akan
Madung yang menggambarkan kondisi perairannya
menurunkan kualias peraina itu sendiri. Salah satu
kepada masyarakat. Memberikan masukan untuk
dari
untuk
upaya pengelolaan perairan kampung Madung
adalah
berdasarkan jenis dan kelimpahan Fitoplankton
fitoplankton. Fitoplankton yang dimanfaatkan oleh
bagi instansi terkait untuk pengembangan kegiatan
larva ikan/ikan kecil sebagai makanan, dan juga
perikanan. Memberikan stimulus ataupun media
berkaitan
bacaan bagi akademisi guna penelitian atau riset
biologi
menggambarkan
dengan
yang
kesuburan
kondisi
berpera perairan
perairan.
Dengan
demikian, maka perlu dilakukannya suatu kajian
lanjutan
tentang jenis dan kelimpahan Fitoplankton sebagai
Fitoplankton di kampung Madung.
indikator biologi untuk menggambarkan kondisi perairan kampung Madung. C.
Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu:
mengenai
mengenai
mampu
mengakibatkan penurunan pada kualitas peraian
farameter
informasi
diharapkan
jenis
dan
jenis
dan
kelimpahan
II. TINJAUAN PUSTAKA A.
Plankton Plankton adalah mahluk (tumbuhan atau
hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuanya renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus. (Nontji, 2008).
Plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang mempunyai kemampuan Bahan yang digunakan dalam penelitian
D. aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus,
disajikan pada Tabel 2.
seperti misalnya ikan cumi-cumi, paus. Lain pula No. dengan bentos yang merupakan biota yang 1. hidupnya melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya kerang, teripang, bintang laut, dan karang (coral). (Nontji, 2008 ).
Alat yang digunakan Pengambilan Sampel plankton - Planktonnet ukuran 40 µm - Bandul - Botol sampel kaca 100 ml - Ice Box - Kertas label
B. Jenis Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
dengan 2.
menggunakan metode survei, yaitu pengambilan data
dilakukan
secara
langsung
dilapangan.
Prosedur penelitian meliputi metode pengumpulan data, penentuan titik pengamatan, pengambilan sampel
Fitoplankton,
pengawetan
sampel
Fitoplankton, pengawetan sampel zoopankton, dan pengukuran parameter perairan. C.
3.
Bahan Penelitian alat
yang digunakan dalam penelitian
disajikan pada Tabel 1. No. 1.
2. 3. 4.
Bahan yang digunakan Sampel air/Fitoplankton Aquades Tissue Lugol 4 %
4.
Pengamatan Fitoplankton - Mikroskop Binokuler - Glass Objek - Cover glass - Pipet Volumetrik Manual - Hand counter - Buku identifikasi Pengukuran Parameter Perairan - Multi tester - Secchi disk Lugol 4 %
Keterangan Pencacahan jenis dan jumlah Fitoplankton Membilas alat Mengeringkan alat Mengawetkan Sampel Fitoplankton
1.
Keterangan
Menyaring Fitoplankton Pemberat planktonnet Wadah sampel Fitoplankton Wadah Botol Sampel Fitoplankton Menandai sampel Fitoplankton Pengamatan Fitoplankton Menghitung kelimpahan Fitoplankton Kaca penutup Mengambil sampel Fitoplankton Menghitung jumlah Fitoplankton Mengidentifikasi jenis Fitoplankton Mengukur pH, DO, Suhu Perairan Mengukur kecerahan perairan Mengawetkan Sampel Fitoplankton
Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survei yaitu pengamatan langsung ke lapangan penelitian. Survei lapangan dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang berupa data primer dan data sekunder.
2.
dimasukkan kedalam cold box agar tehindar dari
Penentuan Titik Pengamatan
papasan langsung dengan matahari. Penentuan lokasi pengamatan dilakukan secara acak dengan metode SRS (Simple Random
3.
Sampling) sepanjang perairan Kampung Madung. Penentuan
titik
pengamatan
dilakukan
Pengamatan Sampel Fitoplankton Pengamatan
Fitoplankton
dilakukan
dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan
denganmenggunakan Visual random sampling secara langsung menentukan titik pengamatan
display layar di laboratoriun FIKP – UMRAH.
dengan peta dasar sehingga ditentukan 31 titik
Pengamatan dilakukan dengan perbesaran 40 – 400
pengamatan.
X
sesuai
dengan
titik
pengamatan
terjelas.
Pencacahan data Fitoplankton dilakukan dengan menggunakan glass objek dan cover glass dengan sub sampel yang diukur yaitu sebanyak 0,05 ml. Fitoplankton yang sudah tercacah diidentifikasi dengan buku (Davis, 1971), 4.
Pengukuran parameter Perairan Parameterperairan yang diukur adalah
1.
Pengambilan Sampel Fitoplankton
derajat keasaman (PH), Kecerahan,oksigen terlarut
Pengambilan
(DO), nitrat dan posfat. Pengukuran parameter
sampel
fitoplankton
dilakukan pada setiap titik yang telah ditentukan.
perairan di lakukan dengan 1 kali pengulanhan
Pengambilan sampel Fitoplankton dilakukan pada saat
siang
hari.
Menurut
Saechlan
(1972)
penyebaran fitoplankton di peraian di pengaruhi
pada stiap titik. E.
oleh cahaya. Fitoplankton bersifat fotosintesis
Pengolahan Data Untuk pengolahan data lapangan terdiri
positif sehingga kelimpahanya optiml pada siang hari.pengambilan fitoplankton pada umumnya di
dari
lakukan antra jam 12-14 wib.(Surjata,2011).
Fitoplankton di perairan kampung Madung
2.
Pengawetan Sampel Fitoplankton Sampel Fitoplankton yang telah diambil
dan dimasukkan kedalam botol sampel dan telah diberi label. Sebelum ditutup, botol sampel ditetesi dengan lugol 4 % sebanyak 3 – 4 tetes. Sampel
1.
datajenis
,
jumlah
dan
kelimpahan
Kelimpahan Fitoplankton Untuk menghitung jumlah individu per jenis persatuan liter (ind/l) digunakan rumus berdasarkan (Greenberg, 1987 dalam Nulya 2011) dengan persamaan:
dan DO. Korelasi merupakan suatu pengukuran
N = ni x 1/Vd x Vt/Vs x Dengan ketentuan :
derajat keeratan antara variabel X dan Y. Variabel
N = Jumlah total individu atau sel plankton per
X dan Y dapat dikatakan berkorelasi secara
Liter (ind/L)
statistik jika terdapat batasan antara dependen dan
ni = Jumlah individu atau sel spesies ke-i yang tercacah (ind)
independen
sempurna.
Metode
analisis
ini
menggunakan rumus (Sugiono, 2005) dengan
Vd = Volume air yang disaring (62,8 liter)
persamaan:
Vt = Volume air tersaring (100ml) Vs = Volume sampel di bawah gelas penutup (0,05 ml) Vd = ( π.r ) x t. ( π= 3,14 ), ( r = 10 cm ), ( t = 2 meter ) 2.
Analisis Data Data yang didapat meliputi data jenis dan
jumlah serta kelimpahan Fitoplankton ditaulasikan dan digambarkan dalam grafik dan gambar
Y = a + bx1 +bx2 +bx3+bx4+bx5 Dimana Y : Kelimpahan Fitolpankton (ind/l) X:Parameter Perairan X1 : suhu X2 : DO X3 : Ph X4 : nitrat X5 : fosfat a : slope (kemiringan) b : intercept (titik potong) A. Kelimpahan Jenis Fitoplankton di perairan kampung Madung Tabel.7 Jenis, Jumlah, dan Komposisi Fitoplankton di perairan kampung madung
diagram agar lebih mudah dalam pembacaan. Data kualitas air ditabulasikan dandi rata – rata kan
NO.
Jenis fitoplankton
KOMPOSISI
untuk setiap parameter dan di bahas untuk setiap
1
Rhizolenia sp
222.93
2
Isthmia sp
286.62
parameter. Pengolahan data tersebut dilakukan
3
triceratium sp
159.24
dengan menggunakan software minitab versi 16.00
4
Navicula sp
191.08
5
Concinodiscus sp
414.01
antara faktor fisik kimia terhadap Kelimpahan
6
thalassionema sp
254.78
Fitoplankton.
7
Pleurosigma sp
254.78
8
Thalassiothrix sp.
254.78
Hubungan antara variabel X (Parameter Perairan)
dan
Y
(Kelimpahan
dalam
hubungan
TOTAL 100 Sumber : Data Primer(pengamatanlangsung
Fitoplankton)
di lokasi penelitian) digambarkan berganda
yaitu
hubungan
regresi
antara
linear
kelimpahan
fitoplankton dengan suhu, kecerahan,,nitrat, fosfat
Di lihat dari tabel di Coscinodiscus sp.kelas Bacillariophyceae lebih mudah menyesuaikan diri pada
lingkungannya.
Kennish
(1990)
Sementara
dalam
itu
Wulandari
menurut (2011)
fitoplankton
yang
termasuk
kedalam
kelas
Sumber : Data Primer(pengamatan langsung di
Bacillanophyceae merupakan kelompok terbesar
lokasi penelitian)
fitoplankton yang terdapat di perairan dan berperan
Hubungan antara Kelimpahan Fitoplankton
dalam produktivitas primer. Selain itu, kelas
dan Kualitas Perairan
Bacillariophyceae merupakan jenis fitoplankton Hubungan
yang sering dijumpai di perairan laut dan memiliki peranan yang penting. Pendapat ini senada dengan pendapat Yudilasmono (1996) dalam Syadiah (2002)
yang
mengatakan
bahwa
kelas lainnya karena kelas ini lebih mudah pada
lingkungan
Kelimpahan
Fitoplankton dan kualitas perairan yang dianalisis mengunakan Minitab dan di uji kenormalan
kelas
Bacillanophyceae yang lebih dominan dari pada
beradaptasi
antara
perairanyang
datanya dengan uji normalitas data yang dapat dilihat pada gambar 17 dan tabel Gambar 17. Uji nomalitas Data
mengalami penurunan. Sedangkan Triceratium sp. termasuk dalam kelas Dinophyceae merupakan fitoplankton
yang
paling
sedikit
ditemukan
Normal Probability Plot (response is Kelimpahan)
dikarenakan fitoplankton dari kelas ini memiliki
99
beberapa spesies yang bisa berfotosintesis. Hal ini
95 90
sama seperti yang dikemukakan oleh Sarpiah Dinophyceae
memiliki beberapa jenis spesies saja yang bisa melakukan fotosintesis. Menurut Raymont (1980)
Percent
80
(2006) yang mengatakan kelas
70 60 50 40 30 20 10
dalam
Sarpiah
(2006)
mengatakan
kelas
5
Dinophyceae (Dinoflagellata) memiliki beberapa
1
spesies yang tidak bisa berfotosintesis. Hal tersebut bisa
terjadi
karena
Dinophyceae
ada
yang
merupakan fitoplankton dan ada juga yang berupa zooplankton. Tabel. 8 Data Hasil Pengukuran Parameter Perairan Hasil rata –rata
Parameter
satuan
Kecerahan Derajat Keasaman Oksigen Terlarut
cm -
7.44
mg/L
6.97
Nitrat
mg/L
0.9342
Pospat
mg/L
0.0139
167.87
-80
-60
-40
-20
0 Residual
20
40
60
80
Kelimpahan = 9.9 - 0.368 NITRAT - 126 POSPAT + 2.07 DO - 2.76 PH + 0.0542 KECERAHAN Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 9.92 22.15 0.45 0.659 NITRAT -0.3684 0.1940 -1.90 0.073 1.081 POSPAT -126.05 96.02 KepMenLH -1.31 0.205 1.130 Kisaran No.51 Thn 1.129 DO 2.067 1.106 1.87 0.077 2004 PH -2.760 3.314 -0.83 0.415 1.214 Alami KECERAHAN 0.07303 0.74 0.467 138 –0.05425 215 1.185 7 – 8.5 6.15 - 7.65 S = 5.73108 R-Sq = 30.4% R-Sq(adj) = 12.1% >5 - 8.8 Analysis of 5.2 Variance 0.008 0.80 Source DF- 1.12 SS MS F P Regression0.01 5- 0.05 273.14 54.63 0.015 1.66 0.192 Residual Error 19 624.06 32.85 Total 24 897.20
V. SIMPULAN DAN SARAN A.
DAFTAR PUSTAKA Abida,
Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
untuk melihat jenis dan kelimpahan fitoplankton di perairan kampung madung kelurahan kampung bugis kecamatan tanjung pinang kota provinsi kepulauan
Riau.maka
diperoleh
kesimpulan
sebagai berikut : 1.Kelimpaham fitoplankton di perairan kampung madung, dijumpai 8 jenis fitoplankton yang berhasil diidentifikasi diantaranya. Rhizoleniea sp. ,Isthmian
sp.
Triceratium
sp.
Navicula
sp.
Concinodiscus sp. Thalassionema sp. Pleurosigma sp., Thalassiothrix sp. 2.
Nilai kualitas perairan masih berada dalam
kisaran baku mutu, parameter-parameter yang memiliki hubungan fositif
adalah, DO derajat
keasaman dengan kecerahan , dan yang benilai negative adalah nitrat dan fosfat. 3. Hasil
uji normalitas data hubungan antara
kelimpahan dengan kualitas peraian dengan nilai R 0.304.
IW. 2010. Struktur Komunitas dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Muara SungaiPorong Sidoarjo. Jurnal Kelautan. 1907-9931 dihttp://ww.ikl.trunojoyo.ac.iddi akses pada tanggal 26 Maret 2016 pada pukul 11.00 WIB Asmara, A. 2005. Hubungan Struktur Komunitas Plankton Dengan Kondisi Fisika Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepualuan Seribu. Skripsi. Departemen Manjemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB Baku Mutu Kep.MenLH No.51 tahun 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut Davis, C.C. 1971. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan State University Press. Chicago. 562 p Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Kanisius: Yogyakarta Faza, F. 2012. Struktur Komunitas Plankton di Sungai Pesanggrahan Dari Bagian Hulu ( Bogor, Jawa Barat) Hingga Bagian Hilir (Kembangan, DKI Jakarta). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Biologi Kepmen LH No.51 Tahun 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut di Akses Padatanggal 15 Januari 2015 Pukul 13.48 WIB Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi. PT Gramedia, Jakarta. Nontji, A. Indonesia
2008. Plankton Laut. LIPI Press.