PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROGRAM KAMPUNG RAMAH ANAK “KAMBOJO” DI KAMPUNG TEGALREJO, KECAMATAN TEGALREJO, KOTA YOGYAKARTA Oleh : Erma Kusumawardani, 12102244018, Pendidikan Luar Sekolah
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk kegiatan dalam program KRA “Kambojo” melalui kegiatan partisipatif pemuda (2) pemberdayaan pemuda melalui KRA “Kambojo”. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Setting penelitian aktivitas pemuda di RW 05, Kampung Tegalrejo. Informan dalam penelitian ini adalah pemuda-pemudi dan tokoh masyarakat. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi, display data, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan berbagai narasumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) bentuk kegiatan meliputi a) program KRA “Kambojo” b) penyelenggaraan kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pendampingan c) faktor pendukung penyelenggaraan kegiatan, adanya dukungan dari masyarakat, sarana dan prasarana yang memadai serta ide kreatif dari pemuda. Sedangkan faktor penghambat, banyaknya kegiatan anak-anak di luar kampung. (2) pemberdayaan pemuda meliputi a) alasan keterlibatan pemuda yaitu kesamaan hobi, kepedulian terhadap masyarakat, kesadaran diri, batu loncatan ke jenjang pendidikan, kesiapan kerja, dan sebagai bentuk ibadah b) pemberdayaan pemuda dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pengembangan c) faktor pendukung keterlibatan pemuda, adanya kesadaran diri dan dukungan dari penggurus RW dan tokoh masyarakat. Sedangkan faktor penghambat, perbedaan waktu luang para pemuda d) dampak dari pemberdayaan pemuda ini dilihat dari kecakapan personal, kecakapan akademik, kecakapan vokasional dan kecakapan sosial. Kata kunci: Pemberdayaan, Keterlibatan pemuda, Kampung ramah anak
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |1
YOUTH EMPOWERMENT ON CHILD FRIENDLY VILLAGE " KAMBOJO" PROGRAM IN TEGALREJO VILLAGE, TEGALREJO DISTRICT, YOGYAKARTA CITY By : Erma Kusumawardani, 12102244018, Out-Of-School Education
[email protected]
ABSTRACT This study aimed to describe: (1) activity within KRA program "Kambojo" youth through participatory activities (2) youth empowerment through KRA "Kambojo". This research is a descriptive study with a qualitative approach. Setting the research activity of youth in RW 05, Kampung Tegalrejo. Informants in this study is a youth and community leaders. The researcher is the main instrument in conducting research that assisted with guidelines for observation, documentation guidelines and guidelines for the interview. The collection of data by using observation, documentation and interview. Data analysis technique used is the reduction, data display, and conclusion. Triangulation done to explain the validity of the data with various sources to find the information needed. These results indicate that: (1) the form of activities includes a) program KRA "Kambojo" b) the implementation of activities, including planning, implementation, evaluation and mentoring c) factors supporting the implementation of activities, the support of the people, facilities and infrastructure as well as ideas creative youth. While the inhibiting factors, many children's activities outside the village. (2) youth empowerment includes a) the reason the involvement of the youth, namely recreational interests, concern for the community, self-awareness, a stepping stone to the level of education, job readiness, and as a form of worship b) youth empowerment seen from the planning, implementation, evaluation and even developing c ) factors supporting the involvement of the youth, their self-awareness and the support of penggurus RW and community leaders. While the inhibiting factors, differences in leisure time youth d) the impact of youth empowerment is seen from personal, academic, vocational skills and social skills. Keywords: empowerment, involvement of youth, child-friendly village
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |2
PENDAHULUAN Pemuda adalah insan manusia yang
memiliki
semangat
ketangguhan tinggi
memperjuangkan
dan
tawuran, pesta narkoba hingga tindak asusila.
dalam
Di era globalisasi ini, teknologi
dan
komunikasi yang semakin canggih
revolusi
renovasi suatu bangsa menuju ke arah
merubah
yang lebih baik. Potensi pemuda
lingkungan
terletak pada sifat yang cenderung
teknologi komunikasi tersebut, jarak
pada pembaruan dan perubahan.
sudah tidak menjadi masalah dalam
Berdasarkan data Badan Pusat
perilaku
pemuda
masyarakat.
bersosialisasi
bagi
di
Adanya
para
pemuda.
Statistik tahun 2010 dikutip dari
Sehingga terjadi perubahan bentuk
Kemenpora (2010: 22), persentase
sosialisasi dari para pemuda.
pemuda
lebih
dibanding
Budaya permisif dan pragmatism
kelompok usia lainnya, namun di
yang kian merebak membuat sebagian
tangan kaum mudalah alur peradaban
pemuda terjebak dalam kehidupan
bergerak, menjadi lebih baik atau
hedonis, serba instan, dan tercabut
menjadi
Kelompok
dari idealisme sehingga cenderung
pemuda tergolong usia produktif,
menjadi manusia yang anti sosial
berpotensi untuk memasuki dunia
(kemenpora.go.id). Sehingga aktivitas
kerja
dan
lebih
rendah
buruk.
dibandingkan
kelompok
penduduk lainnya. Permasalahan
kegiatan
pemuda
cenderung
berkiblat ke budaya barat. pemuda
yang
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
muncul di Indonesia mulai dari
memiliki jumlah pemuda yang lebih
pengangguran, krisis mental, krisis
banyak dari kota lain di Indonesia.
eksistensi hingga dekadansi moral
Kasus kenakalan di Daerah Istimewa
(kompasiana, 2015). Krisis moral
Yogyakarta ini sudah sangat parah,
pemuda
seperti tawuran anak sekolah, tawuran
terlihat
dari
semakin
maraknya kegiatan pemuda yang
remaja
antar
mengarah ke kegiatan negatif dan
mabukan, narkoba, ugal-ugalan, anak
kriminal. Seperti aksi vandalisme,
sekolah
hamil
kampung,
diluar
mabuk-
nikah
dan
sebagainya. Sehingga kasus tawuran
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |3
seolah – olah sudah menjadi budaya
rentang usia 15-19 berjumlah 18.542
yang dilakukan secara rutin di Daerah
orang. Sedangkan penduduk dengan
Istimewa Yogyakarta.
rentang usia 20-24 berjumlah 24.146
Kota
Yogyakarta
orang.
Jumlah
ibukota provinsi Daerah Istimewa
rentang
usia
Yogyakarta yang merupakan satu –
menduduki peringkat pertama dan
satunya daerah yang berstatus kota.
kedua
Selain
menurut kelompok umur. Dengan
kaya
akan
keseniannya, memiliki
Kota
merupakan
budaya
dan
Yogyakarta
beragam
penduduk 20-24
penduduk
demikian,
di
dengan
dan
15-19
Yogyakarta
jumlah
penduduk
lembaga
terbanyak di Kota Yogyakarta adalah
pendidikan baik di sektor formal
penduduk dengan rentang usia 15-19
maupun nonformal. Ribuan siswa dan
dan
mahasiswa dari daerah maupun luar
menguatkan
jawa berdatangan ke Kota Yogyakarta
sebagai kota pelajar yang memiliki
untuk menempuh pendidikan.
banyak pemuda (jogjakota.bps.go.id).
Berdasarkan
jumlah
20-24
,
hal
julukan
ini
semakin
Yogyakarta
siswa
Seperti yang telah dipaparkan diatas
menurut rentang usia pada tahun
bahwa pemuda tidak dapat terlepas
2014/2015,
dari
Kota
Yogyakarta
pemasalahan.
memiliki angkatan pelajar yang cukup
pemuda
tinggi. Data di atas masih belum
bukannya
tercantum jumlah siswa di lembaga
masalah sama sekali, namun justru
non formal dan mahasiswa yang
sebaliknya.
berada di Kota Yogyakarta. Oleh karena
itu,
banyaknya
jumlah
di
Kota
Banyaknya
tidak
Yogyakarta menimbulkan
Banyaknya jumlah pemuda di wilayah
Kota
Yogyakarta,
tidak
angkatan pelajar berpengaruh pula
membuat heran apabila sering terjadi
pada jumlah penduduk yang semakin
tawuran.
bertambah, terutama pada rentang
Polresta Yogyakarta (republika.co.id,
usia 15-24 tahun. Diperkuat data dari
2013), menunjukan bahwa angka
hasil sensus penduduk tahun 2010
kekerasan pelajar di Kota Yogyakarta
oleh Badan Pusat Statistik, jumlah
semakin meningkat. Kasus kekerasan
penduduk Kota Yogyakarta dengan
yang melibatkan pelajar pada 2011
Berdasarkan
data
dari
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |4
tercatat sembilan kasus dan sudah ada
ditetapkan
tiga kasus yang dilimpahkan ke
adalah empat orang.
kejaksaan dan enam kasus lainnya
4.
sebagai
Kasus
tersangka
kekerasan
yang
berakhir damai. Sedangkan pada 2012
melibatkan pelajar juga terjadi di
tercatat sebanyak lima kasus dengan
Kecamatan Mantrijeron. Polsek
dua kasus dilimpahkan ke kejaksaan
setempat masih terus memproses
sedangkan sisanya berakhir damai.
kasus itu.
Sementara itu, lima kasus kekerasan
5.
Dan kasus serupa juga terjadi di
yang melibatkan pelajar sepanjang
Kecamatan Tegalrejo. Kepolisian
2013 hingga Mei terjadi di lima
masih terus memburu pelaku aksi
kecamatan di Kota Yogyakarta yaitu
kekerasan. Masalah
1.
Kasus
pertama
terjadi
di
Kecamatan Gondokusuman yang melibatkan geng pelajar dari dua sekolah, dan kini kasus tersebut masih dalam proses penyidikan. 2.
Kasus
kedua
terjadi
Kecamatan
Umbulharjo
melibatkan
pelajar
di yang
dari
dua
sekolah swasta dan kasus tersebut berakhir damai. 3.
Kasus
yang
terjadi
beberapa tahun terakhir di Kota Yogyakarta yaitu aksi vandalisme. Para pelaku aksi vandalisme ini tak sedikit adalah kaum muda. Aksi coret –
coret
dan
penempelan
brosur
sembarang ini banyak ditemui di sudut
Kota
pinggir
Yogyakarta
jalan
maupun
baik
di
pusat
keramaian. Seperti yang dapat di lihat di sepanjang jalan gejayan dan jalan
berikutnya
Kecamatan
serupa
terjadi
Jetis
di
yaitu
pelemparan bom molotov ke pos satpam sebuah sekolah menengah kejuruan. Dalam kasus tersebut, Polresta Yogyakarta menangkap 21 orang, namun yang terbukti melakukan
pelemparan
molotov
dan
bom
kemudian
malioboro. Bahkan hingga di pusat keramaian seperti titik nol yang sampai saat ini masih ditemukan coretan – coretan dari para pemuda. Pada
bulan
juni
2014,
Dinas
Ketertiban (Dintib) Kota Yogyakarta berhasil
menangkap
19
pelaku
vandalisme. Sembilan belas pelaku vandalisme
itu
dua
diantaranya
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |5
diproses di pengadilan dan dikenakan
Guna untuk menurunkan kasus –
tindak pidana ringan. Sedangkan 17
kasus kekerasan dan vandalisme,
lainnya masih di bawah umur (tujuh
Dinas
belas tahun ke bawah) sehingga
Olahraga
hanya
Yogyakarta membentuk wadah untuk
dilakukan
pembinaan
(jogja.tribunnews, 2014). Dalam
pasal
Pendidikan
Pemuda
(Disdikpora)
dan Kota
pemuda yaitu organisasi kepemudaan.
16
Undang
–
Dengan
adanya
organisasi
undang nomor 40 tahun 2009 tentang
kepemudaan, diharapkan remaja tidak
Kepemudaan, “Pemuda berperan aktif
akan
sebagai
kontrol
pengaruh negatif yang dapat memicu
sosial dan agen perubahan dalam
hal – hal negatif. Namun realitanya,
segala aspek pembangunan nasional”.
karena pengaruh IPTEK yang begitu
Sehingga
cepat terhadap kaum pemuda, kini
kekuatan
moral,
sudah
semestinya
mudah
terjerumus
dalam
pembangunan kepemudaan menjadi
jarang
suatu keharusan guna mendukung
kepemudaan
pencapaian
masyarakat khususnya di perkotaan.
pembangunan
sumber
daya manusia.
ditemui
organisasi
di
lingkungan
Mengatasi hal tersebut upaya
Pengembangan berbagai potensi
pemerintah
tidak
hanya
sekedar
yang dimiliki para pemuda seperti
melalui organisasi kepemudaan saja.
bakat,
Pemerintah daerah memiliki beberapa
kemampuan
dan
minat
sangatlah diperlukan supaya lebih
program
bermanfaat
kemungkinan
bagi
yang
tidak
menutup
dirinya
maupun
sekitarnya.
Upaya
pemuda. Pada tahun 2010, pemerintah
pemberdayaan pun menjadi salah satu
Kota Yogyakarta melalui peraturan
langkah yang tepat untuk diberikan
Menteri Pemberdayaan Perempuan
kepada
Mengingat
No. 2 tahun 2009 tentang Kebijakan
potensi yang dimiliki pemuda, maka
Kabupaten/Kota Layak Anak merintis
pemuda perlu ikut diberdayakan agar
program Kampung Ramah Anak.
lebih
Program kampung ramah anak hingga
lingkungan
kaum
mampu
muda.
dan
mengembangkan dirinya.
mandiri
untuk
melibatkan
saat ini masih hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Program tersebut
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |6
dapat dijadikan wadah untuk para
ke
pemuda menyalurkan potensi dan
mereka umumnya memiliki pekerjaan
meminimalisir dari kegiatan negatif
yang tidak tetap di sektor informal
yang mengarah ke kenakalan hingga
perkotaan
tindak
mereka menengah ke bawah.
kriminalitas.
Selain
itu,
program ini dapat menjadi batu
wilayah.
RW
Sehingga
mayoritas
kategori
05
penghasilan
Kampung
Tegalrejo
loncatan untuk para pemuda di masa
berbatasan dengan sungai dan rel
yang akan datang.
kereta api sehingga rawan akan hal -
Program kampung ramah anak
hal yang dapat membahayakan warga
sangat memungkinkan sebagai wadah
khususnya para pemuda. Seperti,
untuk pemuda karena pemuda dapat
meniru
terlibat
dalam
melakukan aksi nekat mereka di atas
program
kampung
penyelenggaraan ramah
para
bonex
yang
kerap
anak.
kereta maupun di lintasan rel kereta
Program kampung ramah anak sudah
api tersebut. Selain itu, sungai yang
dikembangkan hingga dua wilayah di
identik dengan tempat persembunyian
Kecamatan
saat melakukan aksi nekat seperti
Tegalrejo,
Kota
Yogyakarta yaitu di RW 05 dan RW
mencopet,
tawuran,
dan
09 Kampung Tegalrejo. Dua wilayah
kejahatan
lainnya.
Berdasarkan
ini memiliki perbedaan baik dari segi
observasi
sosiologis maupun demografis. Dari
peneliti dalam studi pendahuluan,
segi sosiologis, RW 09 merupakan
masih ada beberapa pemuda di RW
kawasan yang jarang penduduk dan
05
jauh dari bantaran sungai. Sedangkan
bermain judi di pos – pos tiap RT.
RW 05, merupakan kawasan padat
Selain itu, ada beberapa pemuda yang
penduduk. Wilayah RW 05 memiliki
mengalami putus sekolah. Hal itu
posisi geografis berada di dekat
menjadi
keprihatinan
bantaran
terhadap
pemuda
sungai
dan
berbatasan
dengan rel kereta api. Umumnya
yang
awal
yang
melakukan
di
tindak
dilakukan
miras
dan
masyarakat RW
05,
Kampung Tegalrejo.
kawasan yang terletak di bantaran
Berdasarkan studi pendahuluan
sungai, mayoritas warganya adalah
yang telah dilakukan di Kampung
mereka kaum urban yang bermigrasi
Ramah Anak “Kambojo” RW 05,
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |7
Kampung
Tegalrejo,
Kecamatan
berbagai permasalahan yang telah
Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Program
diuraikan,
kampung ramah anak ini sebagai
mengkaji
wadah para pemuda wilayah RW 05
melalui program kampung ramah
untuk mengali dan mengembangkan
anak “Kambojo” yang ada di RW 05
potensi
Kampung
yang
dimiliki.
Dalam
maka
peneliti
pemberdayaan
Tegalrejo.
ingin pemuda
Berdasarkan
penyelenggaraan program kampung
latar belakang tersebut maka peneliti
ramah anak “Kambojo”, pemuda
mengambil judul penelitian yaitu
yang menjadi tim kerja atau gugus
“Pemberdayaan
kerja.
program
Program Kampung Ramah Anak
kampung ramah anak “Kambojo” ini
“Kambojo” di Kampung Tegalrejo,
melibatkan
Kecamatan
Penyelenggaraan
partisipasi
pemuda.
Pemuda
melalui
Tegalrejo,
Kota
Sehingga tujuan program kampung
Yogyakarta”.
Dengan
judul
ramah
diharapkan
mampu
menjawab
anak
ini
selain
untuk
ini
memenuhi hak – hak anak yaitu
permasalahan yang muncul di dunia
sebagai upaya pengurus RW 05 untuk
pemuda Indonesia.
memberdayakan pemuda di Kampung
METODE
Tegalrejo.
Jenis Penelitian
Program kampung ramah anak
Penelitian ini dilakukan dengan
“Kambojo” di wilayah RW 05,
menggunak
Kampung
Tegalrejo,
yang berusaha menggambarkan dan
Tegalrejo,
Kota
merupakan kebijakan
Kecamatan
Yogyakarta
perwujudan
ini dari
kota layak anak yang
pendekatan
kualitatif
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Waktu dan Tempat Penelitian
mengoptimalkan potensi sumber daya
Penelitian ini dilaksanakan di
manusia, salah satunya para pemuda.
kampung ramah anak “Kambojo” RW
Program
05, Kampung Tegalrejo, Kecamatan
kampung
ramah
anak
“Kambojo” ini memiliki beberapa
Tegalrejo,
prestasi
Penelitian ini dilakukan pada bulan
skala
daerah
maupun
nasional, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti. Menilik dari
Kota
Yogyakarta.
November – Januari 2015.
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |8
Subyek Penelitian
ditarik kesimpulan sebagai jawaban
Subyek penelitian yakni pemuda –
dari setiap permasalahan yang ada.
pemudi (penggurus KRA), penggurus
HASIL DAN PEMBAHASAN
RW dan tokoh masyarakat di RW 05.
Bentuk kegiatan dalam Program
Data,
Kampung
Instrumen
dan
Teknik
“Kambojo”
Pengumpulan Data Pengumpulan penelitian
ini
Ramah
data dilakukan
melalui
Anak Kegiatan
dalam
Partisipatif Pemuda
secara
a. Program kampung ramah anak
bertahap sesuai dengan kebutuhan
“Kambojo”
peneliti. Data penelitian ini bersifat
Program kampung Ramah Anak
diskriptif berupa dokumen pribadi,
“Kambojo”
catatan
lapangan,
kegiatan yang terbagi dalam lima
ataupun ucapan responden dari hasil
klaster. Lima klaster tersebut antara
wawancara. Teknik yang digunakan
lain klaster perlindungan khusus,
adalah observasi, wawancara, dan
klaster pendidikan dan pemanfaatan
dokumentasi.
waktu luang, klaster hak sipil dan
Teknik Analisis Data
kebebasan, klaster kesehatan dasar
harian,
Tahapan
catatan
analisis
data
dalam
dan
mempunyai
kesejahteraan,
dan
beberapa
klaster
penelitian ini yaitu reduksi data,
lingkungan keluarga dan pengasuhan
display
penarikan
alternatif. Di tiap klaster tersebut
data
mempunyai kegiatan positif dalam
data
dan
kesimpulan.
Reduksi
dimaksudkan
dengan
merangkum
data, memilih hal-hal pokok, disusun secara sistematik Display data atau penyajian
data
memudahkan hasil
bertujuan
peneliti
penelitian
didapatkan.
memahami
yang
telah
b. Penyelenggaraan kegiatan Penyelenggaraan program terbagi menjadi
tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi
pendampingan.
Namun
dan sebelum
tersebut
masuk ke dalam tahap perencanaan,
dihubungkan
adanya tahap pra perencanaan. Tahap
dengan yang lainnya, sehingga mudah
pra perencanaan sebagai upaya untuk
dibandingkan
Data
untuk
pemenuhan hak anak.
dan
penyadaran bagi para pemuda RW 05.
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . |9
Bentuk penyadaran tersebut melalui kegiatan
sosialisasi
dan
diskusi/sharing. c. Faktor
keterlibatan pemuda Faktor pendukung : Kesadaran diri
pendukung
penghambat
dan
faktor
pemuda dan adanya dukungan dari
penyelenggaraan
penggurus RW dan tokoh masyarakat.
kegiatan Faktor
c. Faktor pendukung dan penghambat
Sedangkan Pendukung
dalam
faktor
penghambat
:
Perbedaan waktu luang antar pemuda
penyelenggaraan kegiatan kampung
d. Dampak pemberdayaan pemuda
ramah “Kambojo” yaitu tingginya
melalui program kampung ramah
partisipasi masyarakat, sarana dan
anak
prasarana yang memadai, dan ide – ide
kreatif
dari
para
pemuda.
1) Dari segi kecakapan personal yaitu pemuda
memiliki
pemahaman
Sedangkan faktor penghambat yaitu
potensi yang dimiliki dan minat
banyaknya kegiatan anak – anak di
atau ketertarikan diri, pemuda
luar lingkungan RW 05.
memiliki
keberanian
kemandirian
serta
Pemberdayaan
Pemuda
melalui
Program Kampung Ramah Anak “Kambojo”
dan
peningkatan
pemecahan masalah yang rasional. 2) Dari segi kecakapan akademik,
a. Alasan keterlibatan pemuda yaitu
bertambahnya pengetahuan yang
1) Kesadaran diri, 2) Kepedulian
dimiliki
terhadap masyarakat, 3) Kesamaan
tentang kampung ramah anak,
Hobi, 4) Batu loncatan untuk
bertambahnya wawasan mengenai
melanjutkan
cara berorganisasi di masyarakat
pendidikan,
5)
pemuda
Kesiapan kerja, dan 6) Sebagai
dan
bentuk ibadah
melanjutkan jenjang pendidikan
b. Bentuk keterlibatan pemuda yaitu 1)
Analisis
kebutuhan
dan
penyusunan kegiatan, 2) Motor penggerak
dalam
pelaksanaan
serta
tingginya
khususnya
sikap
motivasi
kompetisi
untuk
dalam
mencapai prestasi – prestasi. 3) Dari segi kecakapan vokasional yaitu
pemuda
memiliki
kegiatan, 3) Evaluasi kegiatan, dan
kemampuan berbicara di depan
4) Pengembangan
umum. Selain itu, pemuda dan
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . | 10
pemudi
RW
05
mempunyai
ketrampilan dalam mengkonsep acara di kegiatan – kegiatan KRA. 4) Dari
segi
kecakapan
Pendidikan Al-Quran (TPA) dan olahraga. c. Klaster hak sipil dan kebebasan :
sosial,
pendataan anak, pengadaan forum
pemuda menjadi aktif membantu
anak dan pertemuan rutin bersama
di kegiatan RW, pemuda dapat
penggurus RW.
menjalin komunikasi yang baik
d. Klaster
kesehatan
dasar
dengan masyarakat, dan pemuda
kesejahteraan
memiliki
pengecekan jentik nyamuk dan
banyak
relasi
di
lingkungan RW 05 maupun di luar
sosialisasi
lingkungan RW 05.
remaja.
:
dan
posyandu,
reproduksi
e. Klaster lingkungan keluarga dan
PEMBAHASAN Bentuk Kegiatan dalam Program
pengasuhan
Kampung
Keluarga Balita (BKB)
“Kambojo”
untuk
Ramah
Anak
melalui
Kegiatan
alternatif
:
Bina
Selain kegiatan yang ada di dalam klaster, program kampung ramah
Partisipatif Pemuda Kegiatan – kegiatan di kampung
anak “Kambojo” memiliki kegiatan
ramah anak “Kambojo” terbagi ke
outdoor
dalam lima klaster.
pentas
a. Klaster perlindungan khusus :
musrengbangkel, peringatan hari –
sosialisasi kampung ramah anak,
hari besar nasional, perayaan ulang
plangisasi
tahun KRA dan trainer outbound.
slogan
dan
budaya
kampung ramah anak, perbaikan lingkungan
dan
penyuluhan
NAPZA b. Klaster
seperti
launching
seni,
Pelaksanaan
KRA,
mengikuti
program
kampung
ramah anak “Kambojo” dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan,
pendidikan
pelaksanaan,
evaluasi
pemanfaatan waktu luang : belajar
pendampingan.
Namun
bersama,
masuk
pembuatan
dan
mading,
ke
tahapan
dan sebelum
perencanaan
Pelatihan Tari, Pendidikan untuk
terdapat tahap pra-perencanaan yang
Anak Usia Dini (PAUD), Tempat
bertujuan sebagai upaya penyadaran para pemuda RW 05. Tahap pra-
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . | 11
perencanaan meliputi sosialisasi dan
kegiatan yang telah terlaksana. Lalu
diskusi/sharing. Tahap perencanaan
tahap pendampingan ini dilakukan
dalam program kampung ramah anak
oleh para penggurus KRA “Kambojo”
“Kambojo” yaitu dengan melakukan
yang menginjak dewasa maupun oleh
analisis kebutuhan anak – anak di RW
para penggurus RW maupun tokoh
05.
masyarakat.
Bentuk
kegiatan
pendampingan
di
meliputi
Dalam
kebutuhan
kegiatan
penggurus
analisis melakukan
awal
pengumpulan data anak – anak.
konsultasi, fasilitasi, dan koordinasi.
Setelah melakukan analisis kebutuhan
Sedangkan bentuk pendampingan saat
anak – anak RW 05, penggurus
pelaksanaan
melakukan
rencana
pengawasan. Pengawasan ini tidak
dengan
hanya untuk mengamati para pemuda
kebutuhan dari anak – anak RW 05,
melaksanakan kegiatan, namun dalam
rencana
penggurus
hal ini penggurus KRA yang berusia
konsultasi kan dengan para penggurus
dewasa juga ikut melakukan tindakan
RW 05.
sesuai dengan pembagian tugas saat
kegiatan.
penyusunan Setelah
kegiatan
Tahap
sesuai
itu
pelaksanaan
kegiatan
kampung ramah anak. Di tahap ini,
kegiatan
yaitu
koordinasi. Keberhasilan
dari
pelaksanaan
penggurus KRA “Kambojo” dan anak
kegiatan
– anak RW 05 melaksanakan kegiatan
“Kambojo”
– kegiatan yang telah disusun dalam
partisipasi
tahap perencanaan. Sehingga anak –
partisipasi masyarakat dapat dilihat
anak RW 05 sebagai sasaran dari
dari dukungan positif yang diberikan
kegiatan
masyarakat RW 05. Sarana dan
kampung
ramah
anak
kampung
ramah
karena
anak
tingginya
masyarakat.
Tingginya
“Kambojo” berusaha untuk mengikuti
prasarana
alur kegiatan yang telah dikonsep
menunjang kelancaran pelaksanaan
oleh penggurus KRA “Kambojo”.
kegiatan
Tahap selanjutnya dalam program
yang
memadai
kampung
ramah
juga
anak
”Kambojo”. Selain itu, ide – ide
kampung ramah anak “Kambojo”
kreatif
yaitu
yaitu
“Kambojo” juga menjadi salah satu
kepada
faktor pendukung keberhasilan dari
evaluasi.
memberikan
Evaluasi masukan
para
penggurus
KRA
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . | 12
pelaksanaan
–
kegiatan
kegiatan
kampung ramah anak “Kambojo”.
oleh
seorang
pengelola
(pemimpin,ketua) bersama orang lain
Namun, selain beberapa dukungan
atau kelompok, 2) kegiatan yang
itu juga terdapat faktor penghambat
dilakukan bersama dan melalui orang
yang membuat tujuan tidak tercapai
itu mempunyai tujuan yang akan
secara optimal. Faktor penghambat
dicapai,
dalam pelaksanaan kegiatan kampung
organisasi,
ramah
dicapai merupakan tujuan organisasi.
anak
“Kambojo”
yaitu
3)
dilakukan
sehingga
kesibukan anak – anak RW 05 di luar
Pemberdayaan
lingkungan
program
kegiatan
RW
anak
05. –
anak
Kepadatan di
luar
lingkungan
RW
05
menjadi
penghambat
dalam
menyesuaikan
tujuan
pemuda
kampung
“Kambojo”
dalam
ini
yang
melalui
ramah
memiliki
anak tujuan
bersama yang ingin dicapai untuk kesejahteraan
organisasi
dengan waktu luang yang dimiliki
masyarakat
anak – anak RW 05. Adanya faktor
Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan
penghambat tersebut mengakibatkan
melalui organisasi yang terstruktur
tidak stabilnya kehadiran anak anak
dan memiliki serangkaian program
dalam mengikuti kegiatan – kegiatan
dan
kampung ramah anak “Kambojo”.
pemuda sebagai penggurus.
Pemberdayaan
Pemuda
melalui
khususnya
dan
kegiatan
yang
pemuda.
melibatkan
Keterlibatan para pemuda RW 05
Program Kampung Ramah Anak
dalam program kampung ramah anak
“Kambojo”
“Kambojo” tidak terlepas dari alasan
Pemberdayaan merupakan
proses
pemuda meningkatkan,
yang melatarbelakangi pemuda untuk mau
terlibat.
Alasan
keterlibatan
mengembangkan serta memperkuat
pemuda yaitu a) Adanya kesadaran
potensi dan daya yang dimiliki para
diri,
pemuda dalam rangka pencapaian
Kepeduliaan terhadap masyarakat, d)
kemandirian. Menurut Anwar (2007:
Batu loncatan untuk melanjutkan
31-32)
pendidikan, e) Kesiapan kerja, dan e)
menyebutkan
dimensi
manajemen program pemberdayaan yaitu: 1) kegiatan yang dilakukan
b)
Kesamaan
Sebagai bentuk ibadah.
hobi,
c)
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . | 13
Enam fungsi manajeman program menurut
Sudjana
(2004
:
53)
ramah anak “Kambojo” tidak dapat terlepas
dari
adanya
beberapa
mempunyai urutan sebagai berikut
dukungan. Kesadaran diri dari para
perencanaan,
pengorganisasian,
pemuda RW 05 menjadi salah satu
penggerakan, pembinaan, penilaian,
faktor pendukung. Selain itu, adanya
dan
Program
dukungan dari penggurus RW dan
kampung ramah anak “Kambojo”
tokoh masyarakat menjadi faktor
tentu berkaitan dengan putaran kerja
pendukung keterlibatan pemuda.
pengembangan.
sebuah
manajemen
program.
Selain memiliki faktor pendukung
melalui
juga memiliki faktor penghambat.
program usaha ekonomi produktif
Faktor penghambat tersebut yaitu
mempunyai
adanya
pemberdayaan
pemuda
serangkaian
proses
perbedaan
manajeman yang dilalui. Menurut
penggurus
Anwar (2007: 35-36) pemberdayaan
Sehingga
meliputi
belum
komponen
model
waktu
KRA
“Kambojo”.
mengakibatkan bisa
menjalankan
model
penggurus KRA “Kambojo”.
ketrampilan
secara khusus (mikro) dalam bentuk
Upaya
pemuda
maksimal
pembelajaran makro dan komponen pembelajaran
luang
tugas
dalam
dan
pemberdayaan
peran
pemuda
pelatihan. Komponen pembelajaran
yang dilakukan di RW 05 melalui
makro
program
terdiri
perencanaan,
atas
penyadaran,
pengorganisasian,
penggerakan,
penilaian
dan
pengembangan.
“Kambojo”
ramah
memberikan
anak
dampak
yang positif untuk pemuda. Menurut Ambar
Bentuk keterlibatan pemuda yaitu:
kampung
(2004
pemberdayaan
:
80)
tujuan
adalah
untuk
a) analisis kebutuhan dan penyusun
membentuk individu dan masyarakat
rencana kegiatan, b) motor penggerak
yang
dalam evaluasi
pelaksanaan
Kemandirian
c)
meliputi
dan
d)
bertindak dan mengendalikan apa
pengembangan kegiatan. pemberdayaan
pemuda melalui program kampung
kemandirian
itu
kegiatan,
kegiatan,
Keberhasilan
mandiri.
berpikir,
yang mereka lakukan. Oleh karena itu,
dampak
kaitannya
pemberdayaan dengan
erat
peningkatan
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . | 14
wawasan
dan
kecakapan/lifeskills.
juga adanya tahap pendampingan.
Menurut Ditjen Diklusepa (2003 : 7)
Sebelum tahap perencanaan adanya
kecakapan dikelompokkan menjadi
tahap
empat yaitu 1) kecakapan personal, 2)
sosialisasi dan diskusi untuk menarik
kecakapan akademik, 3) kecakapan
para
sosial, dan 4) kecakapan vokasional.
pendampingan meliputi konsultasi,
KESIMPULAN DAN SARAN
fasilitasi, koordinasi dan pengawasan.
KESIMPULAN
2. Pemberdayaan
1. Bentuk kegiatan dalam Program
Program Kampung Ramah Anak
Kampung Ramah Anak “Kambojo”
“Kambojo”
melalui Kegiatan Partisipatif Pemuda Kegiatan – kegiatan di kampung
pra-perencanaan
pemuda.
berupa
Bentuk
kegiatan
Pemuda
melalui
Alasan keterlibatan pemuda dalam kepenggurusan
KRA
“Kambojo”
ramah anak “Kambojo” terbagi ke
yaitu a) Adanya kesadaran diri, b)
dalam lima klaster yaitu 1) Klaster
Kesamaan
perlindungan
Klaster
terhadap
pendidikan dan pemanfaatan waktu
loncatan
luang, 3) Klaster hak sipil dan
pendidikan, e) Kesiapan kerja, dan e)
kebebasan, 4) Klaster kesehatan dasar
Sebagai bentuk ibadah.
khusus,
2)
dan kesejahteraan, dan 5) Klaster
hobi,
c)
Kepeduliaan
masyarakat, untuk
d)
Batu
melanjutkan
Keterlibatan pemuda dalam tahap
lingkungan keluarga dan pengasuhan
perencanaan
alternatif.
kebutuhaan dan penyusunan kegiatan.
Selain outdoor pentas
itu
seperti seni,
adanya
meliputi
analisis
kegiatan
Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan
KRA,
pemuda sebagai motor penggerak
mengikuti
pelaksana kegiatan. Pemuda terlibat
launching
musrengbangkel, peringatan hari –
dalam
hari besar nasional, perayaan ulang
memberikan
tahun KRA dan trainer outbound.
perbaikan kegiatan – kegiatan KRA
Pelaksanaan program kampung
tahapan
evaluasi masukan
terlibat
dalam
melalui
program
kampung
perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Setelah itu
untuk
“Kambojo” dan yang terakhir pemuda
ramah anak “Kambojo” dilaksanakan tahap
dengan
“Kambojo”.
pengembangan ramah
anak
P e m b e r d a y a a n P e m u d a M e l a l u i . . . | 15
Berdasarkan hasil penelitian yang
anak – anak dengan memberikan
dilakukan, belum semua pemuda dan
jadwal. Sehingga anak – anak
pemudi di RW 05 yang dapat
dapat mengatur jadwal kegiatan
dikatakan
antara di lingkungan RW 05 dan di
berdaya.
Karena
tidak
semua pemuda dan pemudi di RW 05 terlibat
dalam
penyelenggaraan
luar lingkungan RW 05. 4. Bagi penggurus RW dan tokoh
program. Pemuda dan pemudi RW 05
masyarakat
yang
kegiatan
menjadi
penggurus
lebih
mandiri dan memberikan banyak
agar regenerasi
mengadakan sehingga
terjadi pergantian kepenggurusan.
konstribusi untuk KRA “Kambojo”
DAFTAR PUSTAKA
dibanding pemuda dan pemudi di RW
Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan (Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skills Pada Keluarga Nelayan), Bandung: Alfabeta Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model – model pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media Kemenpora. 2009. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Jakarta: Kemenpora RI. Kemenpora. 2010. Penyajian Data dan Informasi Statistik Kepemudaan Tahun 2010. Jakarta: Kemenpora RI. Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal (Pendidikan non formal). Bandung: Falah Production. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
05 yang tidak menjadi penggurus KRA “Kambojo”. SARAN 1. Bagi pemuda (Penggurus KRA) agar dapat membagi waktu dengan kesibukan yang dimiliki. Sehingga dapat memaksimalkan tugas dan peran para pemuda. 2. Bagi pemuda (Penggurus KRA) agar
mengaktifkan
kembali
pertemuan rutin penggurus dan mengadakan iuran kas sehingga selain
untuk
mempererat
komunikasi antar penggurus. 3. Bagi pemuda (Penggurus KRA) agar membuat kegiatan rutin untuk