HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA
PARITY RELATIONSHIP WITH ANXIETY LEVEL TRIMESTER PREGNANT WOMEN AT III IN HEALTH TEGALREJO YOGYAKARTA 1
1
Bernados Ferry Dwi Nugroho , W idiastuti , Suswatiningsih
1
ABSTRACT Background: Period end of the stage of pregnancy (third trimester) is a stressful time into labor. Increased physical distress and ineffective labor will cause anxiety and discomfort. There is a reality in the health center Tegalrejo that pregnant women feel different anxiety, anxiety in pregnancy can be affected by several factors including knowledge, education level, age, gender, psychological, spousal support, and the parity. Objective: To know the relationship of parity with the level of anxiety in pregnant women in the third trimester Tegalrejo Health Center Yogyakarta. Methods: The study design is an analytical survey with cross sectional approach. The respondents of this study were 30 third trimester pregnant women respondents. Accidental sampling method and data analysis with correlation formula Chi Square. Results: In the statistical analysis Chi Square (ρ = 0.938) there was no association between parity with the level of anxiety in Pregnancy Trimester III in Yogyakarta Tegalrejo health center, but still got anxiety in pregnant women either mild anxiety to severe anxiety. Conclusion: There was no association between parity with the level of anxiety in pregnant women in the third trimester Tegalrejo Health Center Yogyakarta. Keywords: Parity, anxiety level, third trimester pregnant women. 1
STIKes W ira Husada Yogyakarta
PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesehatan di Indonesia. Penyebab kematian utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus. AKI merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu. MDGs mempunyai tujuan dalam menurunkan AKI melahirkan hingga tiga per empatnya dari angka pada tahun 1990. Asumsi bahwa rasio tahun 1990 adalah sekitar 450, maka target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran pada tahun 2015. Target tersebut tampaknya masih sangat sulit untuk mencapainya. Kehamilan dan melahirkan merupakan peristiwa psikologis yang sangat mempengaruhi kehidupan orang tua terutama wanita atau ibu dan keluarganya. Perubahan psikologis yang terjadi bukan saja sebagai respon terhadap perubahan fisiologis, namun juga karena bertambahnya tanggung jawab yang terkait dengan kehadiran anggota keluarga baru yang sepenuhnya tergantung pada peran ibu dan keluarga secara menyeluruh. Periode akhir dalam jenjang kehamilan adalah trimester ketiga merupakan saat yang menegangkan menuju persalinan. Janin dalam perut mulai aktif bergerak dan perut semakin membesar, ibu akan banyak mengalami sakit dan nyeri punggung. Hal yang sangat perlu diperhatikan pada trimester ini adalah jangan panik jika mengalami kontraksi secara tiba-tiba. Kontraksi merupakan hal
yang wajar terjadipada jenjang ini dan hendaknya mempersiapkan mental dengan baik dengan 1 mengumpulkan keberanian dan kekuatan fisik secara lahir dan batin untuk proses kelahiran . Pada trimester pertama ibu hamil akan lebih cemas dan takut akan keguguran. Kecemasan akan timbul kembali pada trimester akhir atau trimester ketiga karena mendekati proses persalinan. Hal yang sangat ditakuti adalah kesakitan yang luar biasa ketika akan melahirkan bahkan dapat menimbulkan risiko kematian. Faktor psikologis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran di mana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (intrapsikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi lama/partus lama atau perpanjangan kala III ini masih ditemukan pada ibu primigravida dan multigravida. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola 2 hidup dengan proses kehamilan yang terjadi . Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan data dari buku pencatatan kunjungan harian diketahui kunjungan ibu hamil pada bulan Juni 2012 terdapat sebanyak 138 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Jumlah tersebut terdiri dari kehamilan primigravida dan multigravida. Selain data dari buku pencatatan harian juga didapatkan informasi dari petugas mengatakan bahwa sebagian ibu hamil merasakan kecemasan yang berbeda-beda. Saat penulis melakukan wawancara dengan beberapa pasien yang memeriksakan kehamilannya diketahui bahwa sebagian pasien merasa kecemasan dan khawatir akan perkembangan anaknya yang sedang dikandungnya. Bahkan pada saat memeriksakan kehamilannya sebagian pasien tidak diantarkan ataupun didampingi oleh suami maupun keluarganya. Maka berdasarkan hal tersebut di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti masalah mengenai hubungan paritas dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta.
BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan metode deskriptif analitik 3 dengan pendekatan rancangan cross sectional . Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan paritas dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan ≥ 36 minggu, menikah, kehamilan normal, dan bersedia menjadi responden di Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan metode aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti, dan dapat digunakan sebagai sampel dengan kriteria yang telah 3 ditentukan oleh peneliti sebanyak 30 responden . Pengumpulan data paritas dan tingkat kecemasan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 32 pertanyaan tertutup. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan 4 komputer .
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Paritas, Riwayat Abortus, Umur, Pekerjaan, dan Pendidikan di Poli KIA Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Bulan Oktober 2012 No. 1
Karakteristik Umur
20-35 thn
Multigravida Kehamilan Kehamilan Kehamilan ke-2 ke-3 ke-4 ∑ 22 4 1
% 81,5 14,8 ∑ 1 2 % 33,3 66,7 2 Pekerjaan Swasta ∑ 2 1 % 66,7 33,3 IRT ∑ 21 5 % 77,8 18,5 3 Pendidikan SLTP ∑ 6 2 % 66,7 22,2 SMA ∑ 15 4 % 78,9 21,1 PT ∑ 2 % 100,0 4 Riwayat Pernah ∑ 3 Abortus % 100,0 Tidak ∑ 20 6 % 74,1 22,2 Sumber: Data penelitian terolah, 2012
3,7
>35 thn
-
Total 27 100,0 3
100,0 1 3,7
3 100,0 27 100,0
1 11,1 -
9 100,0 19 100,0 2 100,0 3 100,0 1 27 3,7 100,0
Berdasarkan Tabel 1 tersebut, jumlah responden ibu hamil trimester III di ruang Poli KIA Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta adalah 30 responden. Bila dilihat dari karakteristik umur yaitu 27 responden mempunyai umur 20-35 tahun dan 3 responden mempunyai umur lebih lebih 35 tahun. Bila dilihat dari karakteristik pekerjaan yaitu 3 responden sebagai pekerja swasta, dan 27 responden sebagai ibu rumah tangga. Bila dilihat dari karakteristik pendidikan yaitu 9 responden berpendidikan SLTP, 19 responden berpendidikan SMA, dan 2 responden berpendidikan perguruan tinggi. Bila dilihat dari karakteristik riwayat abortus, mayoritas responden tidak pernah mengalami abortus yaitu 27 responden dan sisanya 3 responden pernah mengalami abortus.
2. Paritas Tabel 2 Distribusi Data Paritas di Poli KIA Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Bulan Oktober 2012 No 1 2 3
Paritas Anak 1 (Primipara) Anak 2 (Sekundi) Anak 3 (Multipara) Total Sumber: Data penelitian terolah, 2012
Frekuensi 23 6 1 30
Persentase (%) 76,7 20,0 3,3 100,0
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa paritas ibu hamil dibagi atas 3 yaitu paritas anak pertama, paritas anak kedua, dan paritas anak ketiga. Dari 30 responden, 23 responden (76,7%) adalah ibu yang sedang hamil anak kedua, 6 responden (20%) adalah ibu yang hamil anak ketiga, dan 1 responden (3,3%) adalah ibu yang sedang hamil anak keempat. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin yang 5 dilahirkan. Jumlah janin yang hidup ataupun mati tidak dapat mempengaruhi status paritas . Persalinan yang biasanya paling aman untuk ibu adalah persalinan yang kedua atau yang ketiga karena pada persalinan keempat dan kelima akan meningkatkan AKI. Bila dilihat dari karakteristik pekerjaan, mayoritas responden tidak bekerja (ibu rumah tangga) yaitu 27 responden (90%). Peningkatan penghasilan yang bermakna maka pemeliharaan dan pelayanan 6 kesehatan dapat terjamin . Responden dengan tingkat pendidikan SMA menjadi tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu 19 responden (63,3%) dibandingkan dengan yang berpendidikan SLTP dan PT. Ibu yang berpendidikan tinggi, cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar peluang untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Sebaliknya rendahnya 6 pendidikan akan menyebabkan seseorang mengalami stres .
3.
Tingkat kecemasan Tabel 3 Distribusi Data Tingkat Kecemasan di Poli KIA Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Bulan Oktober 2012 No 1 2 3
Kecemasan Ringan Sedang Berat
Total Sumber: Data penelitian terolah, 2012
Frekuensi
Persentase (%)
9 20 1
30,0 66,7 3,3
30
100,0
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,7%) atau 20 responden dari total 30 responden mengalami kecemasan sedang, sedangkan pada kecemasan berat didapatkan 3,3% atau 1 responden dan 30% atau 9 responden mengalami kecemasan ringan. Pengalaman sangat mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi suatu peristiwa termasuk dalam hal persalinan. Informasi yang minim merupakan salah satu faktor yang dapat
menunjang terjadinya kecemasan. Petugas kesehatan diharapkan memberikan informasi selengkapnya agar ibu hamil trimester III tidak merasakan kecemasan saat menjelang proses persalinan. Dari segi umur menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil berada dalam umur 20-35 tahun secara fisik maupun psikologis diharapkan telah siap dalam menghadapi persalinan. Hamil pada umur kurang dari 20 tahun merupakan umur yang dianggap terlalu muda untuk bersalin. Baik secara fisik maupun psikologis, ibu hamil belum tentu siap menghadapinya sehingga gangguan kesehatan selama kehamilan bisa dirasakan berat. Hal ini 7 akan meningkatkan kecemasan yang dialaminya . Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pekerjaan responden diketahui bahwa mayoritas responden yang diteliti (90%) merupakan ibu yang tidak bekerja (IRT). Pekerjaan responden tidak hanya menunjukkan tingkat sosial ekonomi, melainkan juga menunjukkan ada tidaknya interaksi responden dalam masyarakat yang luas dan keaktifan pada organisasi tertentu, dengan asumsi responden yang bekerja akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih cepat untuk menerima informasi daripada ibu yang tidak bekerja sehingga dapat 6 menurunkan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan . Pendidikan responden mayoritas adalah SMA (63,3%), hal ini menunjukkan pendidikan responden cukup tinggi dalam adaptasi dengan tingkat kecemasan. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan intelektual seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan berpikir seseorang, baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam cara pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi 8 seseorang untuk lebih mudah menerima ide teknologi baru . Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya. Mereka cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar peluang untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Sebaliknya rendahnya pendidikan akan menyebabkan seseorang mengalami stres dan kecemasan yang terjadi disebabkan kurangnya 9 informasi yang didapatkan orang tersebut . 5.
Hubungan paritas dengan tingkat kecemasan Tabel 4 Hubungan Paritas dengan Tingkat Kecemasan di Poli KIA Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Bulan Oktober 2012 Kecemasan Ringan Sedang Berat Kehamilan ke-2 ∑ 7 2 0 % 77,8 22,2 Kehamilan ke-3 ∑ 15 4 1 % 75,0 20,0 5,0 100,0 Kehamilan ke-4 ∑ 1 0 0 % 100,0 Total ∑ 23 6 1 % 76,7 20,0 3,3 Sumber: Data penelitian terolah, 2012
Total 9 100,0 20 1 100,0 30 100,0
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa kecemasan dibagi atas tiga tingkatan yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang dan kecemasan berat. Kecemasan ringan pada responden dengan paritas anak 1 sebanyak 77,8% atau 7 responden dan pada paritas
anak 2 sebanyak 22,2% atau 2 responden. Pada kecemasan sedang didapatkan 75% atau 15 responden pada paritas anak 1, sedangkan pada paritas anak 2 didapatkan 20% atau 4 responden dan 5% atau 1 responden pada paritas anak 3. Kecemasan berat hanya didapatkan 100% atau 1 responden pada paritas anak 1. Hasil uji korelasi menggunakan komputer korelasi Chi-Square hubungan antara paritas dengan tingkat kecemasan didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan (0,938) dan koefisien korelasi atau tingkat hubungan sangat rendah (0,000). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan kecemasan. Kecemasan dalam kehamilan disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, psikologis, dukungan suami, lingkungan dan letak janin, sedangkan paritas hanya menjadi salah satu faktor yang 10 mempengaruhi kecemasan tersebut .
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Sebanyak 90% responden mempunyai umur 20-35 tahun dan pekerjaan IRT, sebanyak 63,3% pendidikan SMA dan 90% ibu hamil tidak pernah mengalami abortus. 2. Sebanyak 76,7% adalah paritas ibu hamil anak kedua. 3. Sebanyak 66,7% persalinan mengalami tingkat kecemasan sedang dan 3,3% kecemasan berat. 4. Tidak ada hubungan antara paritas dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta. Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Puskesmas Tegalrejo Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden paritas dengan anak 1 memiliki kecemasan yang cukup tinggi sehingga perlu dilakukan berbagi informasi bagi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan bagi paritas yang memeriksa ANC. 2. Bagi tenaga kesehatan Penelitian ini dapat menambah pengetahuan perawat dan bidan dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu bahwa paritas tidak hanya menjadi faktor yang menyebabkan kecemasan tapi perlu digali lagi faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kecemasan. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti faktor lain yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan.
KEPUSTAKAAN 1.
Andria, A. 2011. Tips Kesehatan Saat Menjaga Kehamilan. Diakses dari http://berita10.blogspot.com/2012/08/tips-menjaga-kesehatan-ibu-hamil.html.com tanggal 21 Juli 2012. 2. Prawiroharjo. 2001. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta. 3. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 4. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. 5. Bobak. 2006. Maternity Nursing, st. Louis, Missouri Year Book. 6. Astuti, R. 2005. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Primigravida di Puskesmas Tanjung Sari Sumedang. Universitas Padjajaran. Bandung. Skripsi. Tidak diterbitkan. 7. Tobing, L. 2007. Hamil di usia 20, 30, atau 40 an. Diakses dari http://ww3.yuwie.com/blog/?id=67503 tanggal 10 Juni 2012. 8. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 9. Purwatmoko. 2001. Gizi Menuju Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Salemba Medika. Jakarta. 10. Llewelyn. 2001. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi, Edisi 6. Hipokartes. Jakarta.