Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
201 3
DAFTAR ISI DAFTAR ISI..................................................................................................1 BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................2 1. Latar Belakang..................................................................................... 2. Tujuan.................................................................................................. 3. Sasaran................................................................................................ 4. Keluaran (Outputs).............................................................................. 5. Hasil (Outcomes)................................................................................. 6. Ruang Lingkup Kegiatan..................................................................... BAB II. METODOLOGI.................................................................................6 1. FGD dan Indepth Interview.................................................................. 2. Document Review................................................................................ BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................10 1. Demografi Umum............................................................................... A. Penduduk Berdasarkan Pendidikan............................................12 B. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan.............................................13 2. Fasilitas Umum.................................................................................. A. Air dan sanitasi............................................................................15 B. Sarana Kesehatan......................................................................15 C. Sarana Pendidikan......................................................................16 3. Sejarah Pemanfaatan Sumber Daya Alam........................................ 4. Penggunaan Lahan Kegiatan Ekonomi Masyarakat......................... 5. Sistem Kelembagaan Masyarakat..................................................... 6. Program program yang berhubungan pemanfaatan sumber daya alam.......................................................................................... BAB IV. ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI......................................33
1
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
201 3
BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan seharusnya dapat memakmurkan merupakan
masyarakat
suatu
ironi,
Indonesia,
karena
namun
sebagian
pada
besar
kenyataannya
taraf
kehidupan
masyarakat Indonesia dalam kondisi pra-sejahtera. Hal ini disebabkan sebagian besar sumberdaya kelautan dan perikanan yang telah ada telah mengalami degradasi sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, dengan laju kerusakan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Ketergantungan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil yang sangat besar terhadap kualitas lingkungan hidup yang baik dan ketersediaan sumber daya alam, mengharuskan konservasi lingkungan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perencanaan pengelolaannya. Besarnya potensi keanekaragaman hayati ekosistem di wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah kota maupun badan legislatif dan stakeholders secara keseluruhan. Coastal
Community
Development
International
Fund
for
Agricultural Development (CCD-IFAD) atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP) merupakan kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan IFAD berdasarkan Financing Agreement antara Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan dengan President IFAD yang ditandatangani pada tanggal 23 Oktober 2012.Proyek tersebut sebagai respon langsung terhadap kebijakan dan prakarsaPemerintah Indonesia, yang mencerminkan kebijakan pemerintah, khususnya KKP untuk pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan yang berkelanjutan (pro-poor, pro-job, progrowth and pro-sustainability) yang sejalan dengan kebijakan dan program
2
201 3
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
IFAD. Proyek ini melibatkan kerjasama pemerintah, baik pada tingkat nasional
maupun
proyek.Pendanaannya
kabupaten/kota
dalam
menggabungkan
hal
pinjaman
pendanaan
IFAD
dengan
persyaratan tertentu yang bersumberdari dana bantuan Pemerintah Spanyol yang dikelola oleh IFAD, pinjaman dan juga hibah dari IFAD, APBN, APBD,sertakontribusi inkindmasyarakat pesisir terkait , yang kesemuanya berjumlah total US$ 43,219 juta. Ada
empat
alasan
mengapa
proyek
ini
diajukan
oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan mengapa IFAD harus mempertimbangkan untuk mendanainya, yaitu: (i) masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau kecil pada umumnya termasuk kelompok masyarakat miskin sampai sangat miskin; (ii) banyak masyarakat yang memiliki motivasi dan berkomitmen untuk memperbaiki tingkat ekonomi mereka dan bertanggungjawab dalam pembangunan; (iii) adanya peluang-peluang ekonomi yang baikdengan potensi pasar yang kuat terutama untuk produk kelautan dan perikananyang bernilai tinggi; dan (iv) secara konsistenmendukung kebijakan dan prioritas pemerintah. Proyek ini juga akan merespon pentingnya mengatasi masalah degradasi sumberdaya alam dan perubahan iklim serta memberi pengalaman kepada pemerintah dalam mereplikasi dan merencanakan kegiatan yang lebih baik lagi (scaling up). Masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebenarnya tidak tertinggal. Mereka hidup dikelilingi sumberdaya alam yang sangat melimpah. Namun, selama ini mereka tidak mendapat ruang keterlibatan dan partisipasi yang lebih. Tidak dilibatkannya mereka dalam menyusun kebijakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulaupulau kecil mengakibatkan pola pemanfataan sumberdaya alam yang ada di sekitar mereka dieksploitasi tanpa batas. Masyarakat pesisir dan pulaupulau kecil selalu saja dijadikan sebagai objek penyebab kerusakan ekosistem
laut,
padahal
bisa
jadi
mereka
melakukan
aktivitas
pemanfaatan yang tidak terkendalai karena ada penyebabnya. Bila
3
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
201 3
pemerintah daerah dapat memberi sedikit ruang keterlibatan bagi mereka, bukan niscaya justeru upaya pemanfaatan sumberdaya alam yang ramah lingkungan lahir dari ide-ide masyarakat.
2. Tujuan a. Mendorong peran serta masyarakat dalam menginventarisasi potensi sumberdaya desa guna pembangunan sektor kelautan dan perikanan secara konfrehensif dan berkelanjutan b. Menyediakan acuan data dan informasi dalam pengelolaan sumberdaya desa secara lestari dan berkelanjutan. c. Menyusun
rekomendasi
pengembangan
dan
pengelolaan
sumberdaya pesisir berbasis masyarakat
3. Sasaran Sasaran dari kegiatan ini yaitu masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terlibat langsung dalam mendukung program Coastal Community
Development
International Fund for
Agricultural Development (CCD-IFAD) atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP)
4. Keluaran (Outputs) Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat, yakni : a. Terdapatnya baseline data potensi sumberdaya desa. b. Terdapatnya Peta Partisipatif potensi sumberdaya desa c. Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan kegiatan.
5. Hasil (Outcomes) Baseline data potensi sumberdaya desa dapat dijadikan sebagai pedoman pengelolaan sumberdaya pada tingkat desa, dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi awal dalam penyusunan rencana pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
4
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
201 3
6. Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat , dilakukan secara sistematis dengan ruang lingkup ; a) Persiapan b) Melakukan koordinasi dan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan di desa/kelurahan dalam rangka penyusunan Baseline data dan informasi. c) Survey lapangan d) Analisis Data dan Informasi e) Penyusunan Laporan Akhir Tahapan
persiapan
merupakan tahapan
awal
yang
perlu
direncanakan secara terencana, sistematis dan strategis agar proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dapat berjalan secara optimal. Pada tahapan persiapan juga dilakukan Desk Study¸ yakni mempelajari studi atau kegiatan-kegiatan sejenis yang sudah pernah dilaksanakan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan ini tidak tumpang tindih atau mengulang kegiatan sebelumnya, dan juga diharapkan dapat diketahui tahapan proses yang akan digunakan saat implementasi kegiatan.
5
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
201 3
BAB II. METODOLOGI 1. FGD dan Indepth Interview Metode yang dipakai dalam kegiatan ini adalah Focus Group Discussion (FGD; Diskusi Kelompk Terarah) dan Wawancara Mendalam (indepth interview). Kedua metode ini memungkinkan untuk dijalankan bersamaan ataupun dipertukaran, mengingat kesamaan sifat kedua metode ini, yakni sama-sama bersifat kualitatif. Dalam proyeksi kami, (terutama waktu) hanya akan dijalankan satu metode. Jika metode FGD tidak dimungkinkan dari segi waktu, maka akan ditempuh semata-mata metode kedua secara lebih intensif dan ekstensif (memperdalam wawancara dan memperluas subjek interviewee). Melalui kedua atau salah satu metode inilah gambaran tentang kondisi lokasi dan harapan warga dapat diperoleh.
2. Document Review Di samping itu, studi literatur (dalam hal ini: document review) juga diperlukan. Melalui metode ini ditargetkan dua informasi, yakni (1) data kuantitatif mengenai kondisi existing lokasi (termasuk kondisinya di masa lalu) dan, (2) data mengenai program-program atau kebijakan yang pernah
dan
sedang
dijalankan
di
lokasi
target
terkait
kegiatan
pemanfaatan sumberdaya alam. Adapun aspek-aspek data dan informasi yang akan dikumpulkan dalam kegiatan ini (dengan menyertakan pertimbangan akan pentingnya aspek “kesejarahan” di atas) adalah sebagai berikut. 1. Kondisi Existing dan Sejarah Sumberdaya 2. Pola Pemanfaatan Sumberdaya 2.1. Sejarah Pemanfaatan Sumberdaya 2. 2. Metode/teknologi pemanfaatan sumberdaya 2. 3. Kalender musim/harian warga 3. Masalah-masalah dalam pemanfaatan Sumberdaya 3.1. Fakta-fakta sosial terkait aktivitas pemanfaatan 6
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
201 3
3. 1. 1. Demografi 3. 1. 2. Sistem sosial terkait aktivitas pemanfaatan 3. 2. Kelembagaan 3. 3. Infrastruktur Adapun jenis dan sumber data dalam aspek-aspek tersebut adalah: Tabel 1 : Jenis data penelitian Aspek Manusia
Variabel Data demografi
Pertanyaan Data jumlah jiwa, luas wilayah pemukiman, data kepadatan penduduk Proporsi penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan
Sumber daya Gambaran umum sumberdaya dan sejarahnya
data penduduk berdasarkan jenis kelamin
sejarah sumber daya alam yang ada
Jenis sumberdaya alam yang diusahakan di desa
keberadaan sumber daya yang dapat pulih (mangrove, ikan, udang, etc) maupun tak dapat pulih seperti tambang pasir
status kepemilikan sumber daya
status kepemilikan, luasan lahan yang dimiliki/dikelola
Adanya aktivitas rehabilitasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/lamun)
Adanya aktivitas rehabilitasi ekosistem pesisir (Mangrove/ terumbu karang/lamun)
usaha
Perkiraan sumber data Profil Desa, Monografi Desa dan Survey singkat Profil Desa, Monografi Desa dan Survey singkat Profil Desa, Monografi Desa dan Survey singkat data DKP Makassar, Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat data DKP Makassar, Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat data DKP Makassar, Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat data DKP Makassar, Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat
7
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
Peta partisipatif sumberdaya
Aktivitas dan metode/teknologi pemanfaatan sumberdaya saat ini
Kalender musim/harian warga Infrastruktur
Fasilitasi ekonomi
Pembuatan peta sumberdaya berdasar persepsi warga/masyarakat. Termasuk di dalamnya lokasi penangkapan ikan, lokasi tambak dsb Diperoleh informasi tentang metode pemanfaatan yang dijalankan masyarakat saat ini. Jika misalnya nelayan tangkap, maka metode apa yang dipakai; tradisional atau moderen, dan jika petambak maka apakah pertambakan tradisional atau modern (semi-intensif dan intensif)) Diperoleh informasi mengenai pola aktivitas mata pencaharian warga pesisir/nelayan berdasar waktu. Juga diperoleh informasi apakah warga melakukan lebih dari satu jenis pekerjaan sebagai strategi untuk mengatasi musim. Misalnya informasi tentang aktivitas apa yang dilakukan oleh nelayan pada saat tidak melaut, apakah misalnya menjadi tukang ojek atau tukang batu, dan pada masa-masa apa saja (minggu atau bulan) pekerjaan sampingan itu dilakukan. disarankan untuk menyusun kalender musim yang terpisah antara laki-laki dan perempuan Keberadaan lembaga keuangan/koperasi/da n yang sejenis, keberadaan sistem ekonomi tradisional seperti punggawa sawi. Dapatkan pula informasi mengenai bagaimana sistem interaksi antara pelaku ekonomi.
201 3 Wawancara dan survey singkat
data DKP Makassar, Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat
Wawancara dan survey singkat
data DKP Makassar, Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat
8
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
Rumah tangga miskin
Keberadaan kelompok usaha ekonomi masyarakat
Infrastruktur/fasilitas umum
Kelembagaan
Kelembagaan Program-program (baik dari pemerintah maupun nonpemerintah) terkait kegiatan pemanfaatan sumberdaya
Jumlah rumah tangga sasaran program pengurangan kemiskinan
201 3
Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat
data DKP Makassar, Profil Desa, Monografi Desa, wawancara Survey singkat data DKP Makassar, Jumlah jenis Profil Desa, sumber air bersih yang Monografi digunakan penduduk Desa, wawancara (seperti: PAM, mata Survey air, air sumur, dll) singkat Diperoleh informasi Informasi/gambaran umum mengenai lembagalembaga-lembaga yang ada, lembaga apa saja terkait kegiatan pemanfaatan yang ada dan SDA. Diperoleh informasi bagaimana mengenai lembaga-lembaga apa posisi/status lembaga saja yang ada dan bagaimana itu sekarang. posisi/status lembaga itu Diharapkan diperoleh sekarang. Diharapkan diperoleh diagram venn tentang diagram venn tentang relasi antara relasi antara lembaga lembaga dan masyarakat dan masyarakat Keberadaan dan peran/status/fungsi aktual lembaga-lembaga yang ada Tanggung jawab pemerintah terhadap Rencana perencanaan pembangunan pembangunan baik Desa (RPD)/ yang bersifat fisik RPJM Daerah maupun nonfisik
9
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
201 3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Demografi Umum Secara administratif Kelurahan Tanjung Merdeka masuk dalam wilayah Pemerintahan Kecamatan Tamalate, Kota Makassar dengan luas wilayah ± 3,37 Km2 atau sekitar 337 Ha dan panjang garis pantai ± 3,4 Km. Secara geografis Kelurahan Tanjung Merdeka berbatasan dengan : -
Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur
: : : :
Kelurahan Maccini Sombala Kelurahan Barombong Selat Makassar Kab. Gowa
Kelurahan ini terbagai kedalam 8 Rukun Warga (RW) yang dipimpin oleh masing-masing seorang ketua RW. Jumlah penduduk yang berdomisili di kelurahan Tanjung Merdeka tercatat sebanyak ± 8.745 Jiwa dan 2.412 KK. Jumlah penduduk tersebut berasal dari berbagai etnis yakni, Makassar, Bugis, Toraja, Luwu, dan Jawa. Bervariasinya etnis penduduk terjadi karena dalam wilayah kelurahan tanjung merdeka terdapat banyak perumahan yang umumnya dihuni oleh warga pendatang. Sedangkan warga yang telah turun temurun berdiam di daerah tersebut umumnya beretnis Makassar. Di lingkungan dimana pemukiman diisi oleh warga lokal, bahasa yang digunakan untuk berinteraksi satu sama lain adalah bahasa Makassar. Sedangkan antar warga perumahan umumnya adalah bahasa indonesia. Data penduduk miskin kelurahan Tanjung Merdeka berdasarkan Data penerima Raskin Kelurahan Tanjung Merdeka. Tabel 2: Data Penduduk Miskin Kelurahan Tanjung Merdeka (Berdasarkan Data Penerima Raskin) Wilayah RW 1 RW 2
KK 138 47
KK Janda 12 5
Total 150 52 10
Inventori Sumber Daya Pesisir Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka
RW 3 RW 4 RW 5 RW 6 RW 7 RW 8
71 141 149 44 20
15 25 27 4 3
201 3
86 166 176 48 0 23
Data diatas memperlihatkan bahwa penerima beras miskin (raskin) di kelurahan Tanjung Merdeka terbanyak berada di RW V, RW IV dan RW I dengan jumlah berurutan 176 KK, 166 KK dan 150 KK. Pada wawancara dengan warga diketahui bahwa penerima Raskin tersebut kadang-kadang tidak mengenai sasarannya yakni keluarga miskin. Beberapa warga menyatakan bahwa kadang-kadang orang yang tergolong lebih mampu menerima raskin sementara mereka yang tergolong miskin tidak menerima raskin. Hal ini menurut mereka karena data yang digunakan oleh pemerintah kelurahan tidak akurat.
11
A. Penduduk Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Tanjung Merdeka terbagi kedalam beberapa kategori seperti tersaji pada tabel di bawah ini : Tabel 3 : Penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka berdasarkan tingkat pendidikan Belum Pernah Sekolah atau Tidak Tamat SD No
Nama Kelurahan
Nama Kecamatan
Tidak/Belum Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Pernah
di SD
di MI
di SMP
di MTs
Sekolah 1
Tanjung Merdeka
Tamalate
352
Sekolah di
Sekolah Perguruan Paket di MA
SMA/SMK 187
9
43
1
21
Tinggi
A/B/C Sekolah
(PT) 0
1
Tidak Lagi
0
927
Tabel diatas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang tidak bersekolah lagi merupakan kelompok dominan dengan jumlah 927 orang, kemudian diikuti oleh penduduk yang berada di kategori tidak atau belum pernah bersekolah sebanyak 352 orang. Angka tersebut memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan warga masih tergolong rendah. Hal ini diperkuat dengan data bahwa penduduk yang merupakan lulusan perguruan tinggi hanya 1 orang. Data tersebut diatas merupakan data yang spesifik menunjukkan tingkat pendidikan pada warga yang terkategori miskin. Informasi diatas menunjukkan bahwa isu pendidikan merupakan salah satu penting yang membutuhkan perhatian dari pemerintah baik dalam bentuk program atau kebijakan bagi pelayanan pendidikan masyarakat.
12
B. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kegiatan mata pencaharian warga Kelurahan Tanjung Merdeka tersaji pada tabel dibawah ini : Tabel 4 : Penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka berdasarkan jenis pekerjaan
No
Nama Kelurahan
Jenis Pekerjaan Petani Gurem, Nelayan, Pekebun
Status Lapangan Usaha
Lapangan Usaha dari Pekerjaan Utama
Status Kedudukan dan Pekerjaan Utama
Nama Kecamatan 1.1
1 Tanjung Merdeka Tamalate Keterangan : 1.1 : pertanian padi, palawija, buah-buahan dan sayuran 1.2 : perkebunan dan kehutanan 1.3 : Peternakan 1.4 : perikanan 1.5 : pertambangan dan galian 1.6 : industri dan kerajinan 1.7 : bangunan 1.8 Angkutan 1.9 : perdagangan dan jasa 1.10 : lainnya berusaha sendiri
49
1.2 1.3 2
2
1.4 39
1.5 1.6 6
8
1.7
1.8
1.9 1.10 2.1
323
18
85
11
103
2.2 4
2.3
2.4
2.5
2.6
279 111
37
9
1.1 berusaha sendiri 1.2 berusaha dibantu buruh tidak dibayar 1.3 buruh karyawan 1.4 pekerja bebas 1.5 pekerja keluarga tidak dibayar 1.6 lainnya 3
13
Data tersebut diatas memperlihatkan bahwa warga yang bekerja sebagai buruh bangunan merupakan kelompok warga dominan yakni berjumlah 323 orang yang terdiri laki-laki dan perempuan. Kelompok dominan kedua adalah buruh karyawan yakni sebanyak 275 orang yang diikuti oleh pekerja bebas sebanyak 111 orang. Sementara itu warga yang menjadikan kegiatan usaha berbasis sumber daya alam baik pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan berjumlah 93 orang. Informasi tersebut memperlihatkan bahwa terdapat kecenderungan perubahan matapencaharian utama yang semula bergantung pada sumber daya alam seperti sebagai nelayan dan petani menjadi penyokong sektor jasa seperti buruh bangunan, karyawan, tukang ojek dan semacamnya. Beberapa catatan menunjukkan bahwa pada periode tahun 1980-an kegiatan
matapencaharian
warga
di
dominasi
oleh
usaha
yang
berhubungan langsung dengan pemanfaatan sumber daya alam seperti mencari ikan di sungai dan dilaut, berkebun dan bertani. Hasil wawancara dengan warga menunjukkan bahwa perubahan tersebut terjadi setidaknya pada sekitar 20 tahun belakangan ketika para pengembang mulai membeli dan membangun perumahan dan sarana perkantoran
di
wilayah
kelurahan
Tanjung
Merdeka.
Kegiatan
pembangunan tersebut menyebabkan warga yang semula memiliki lahan usaha pertanian menjualnya dan tidak lagi bermatapencaharian sebagai petani. 2. Fasilitas Umum Kondisi fasilitas umum di Kelurahan Tanjung Merdeka menyangkut kondisi sanitasi, Kesehatan, pendidikan, dan kesehatan. A. Air dan sanitasi Sebagian warga menggunakan air bersih yang disuplai oleh perusahaan air minum daerah (PDAM) sebagai sumber air bersih. Pemanfaatan tersebut dilakukan dengan memasang instalasi PDAM, sementara sebagian besar warga membeli air bersih dari rumah warga yang
14
memasang instalasi PDAM. Harga beli air tersebut adalah Rp. 1.500 per jerigen 20 liter. Untuk penggunaan air seperti mencuci dan mandi, warga memanfaatkan sumur gali maupun sumur bor. Menurut warga mereka tidak meminum air tersebut karena berbau. B. Sarana Kesehatan
Berdasarkan Data Base Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Kota Makassar Tahun 2012 diketahui bahwa sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Tanjung Merdeka adalah 1 buah Pustu, 6 buah Posyandu dan 1 orang Bidan. Fasilitas-fasilitas tersebut biasanya digunakan untuk pengobatan jenis penyakit yang tergolong ringan seperyti flu, pilek. Sementara untuk pengobatan yang lebih berat biasanya mereka ke puskesmas yang berada di kelurahan Barombong. C. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang tersedia di Kelurahan Tanjung Merdeka terdiri dari 5 sekolah dasar (SD), 1 Sekolah Mengah Pertama (SMP dan 1 sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Sarana ini digunakan oleh warga kelurahan untuk menyekolahkan anaknya.
15
3. Sejarah Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pantai bagian Barat Kota Makassar terbentuk di antara 2 (dua) muara Sungai Jeneberang. Daratan di antara 2 (dua) muara ini disebut Estuari, yang dikenal sebagai Pantai Estuari Jeneberang. Pada awalnya kawasan pantai estuari ini terbagi menjadi Pantai Panakukang, Bayang, dan Tanjung Alang. Seiring dengan perkembangan pembangunan di area ini, maka pantai Tanjung Alang terbagi menjadi 2 (dua) bagian; menjadi Pantai Tanjung Merdeka dan Pantai Tanjung Bunga. Selanjutnya Pantai Panakukang berubah nama menjadi pantai Barombong, sehingga sampai sekarang area pantai terbagi menjadi Pantai Barombong, Pantai Tanjung Bayang, Pantai Tanjung Merdeka, dan Pantai Tanjung Bunga. Seiring dengan perkembangan kawasan rekreasi pantai di area ini, maka Pantai Tanjung Bunga dan Pantai Tanjung Merdeka lebih dikenal dengan dinamakan Pantai Akkarena. Tempat tersebut, dijadikan tempat rekreasi pantai dan dikelolah oleh swasta. Sedang Pantai Tanjung Bayang dikelolah oleh masyarakat sebagai tempat rekreasi pantai. Penggalian informasi tentang interaksi manusia dengan lingan di kelurahan tanjung merdeka memberikan beberapa informasi, yakni : 1. Sebelum penutupan muara utara sungai Je’neberang pada tahun 1993, warga banyak yang bekerja sebagai nelayan. Mereka menggunakan perahu kecil yang disebut katinting. Kegiatan tersebut dapat berlangsung karena akses ke laut dapat dilakukan
16
dengan menyusuri muara utara Sungai Je’neberang. Pasca penanggulan akses tersebut praktis tertutup sehingga mereka tak lagi bekerja sebagai nelayan. Peralihan matapencaharian tersebut juga disebabkan oleh terbukanya lapangan pekerjaan sebagai buruh bangunan ketika pada pertengahan tahun 1990-an tersebut pembangunan perumahan dan jasa mulai marak di kawasan Tanjung Bunga dan sekitarnya. Laki-laki maupun perempuan sampai saat ini masih banyak yang bekerja sebagai buruh bangunan seiring dengan semakin banyaknya infrastruktur gedung dan perumahan yang dibangun. 2. Dalam wilayah Tanjung Merdeka, terdapat 2 RW yang beberapa warganya bermatapencaharian sebagai nelayan yakni RW V dan RW VI. Kegiatan tersebut masih dapat dilakukan karena kedua RW ini berada di dekat pantai sehingga punya akses langsung ke perairan laut. Namun jumlah nelayan di RW inipun kian berkurang seiring maraknya penjualan tanah dan terdapatnya kegiatan penyediaan jasa wisata. Di kawasan Tanjung Bayang dan pantai Tanjung Merdeka, warga yang dahulu bekerja sebagai nelayan, beralih menjadi penyedia jasa wisata dengan menyediakan balaibalai atau rumah istirahat bagi wisatawan yang datang. 3. Pada periode sebelum tahun 1990-an tersebut pula, warga masih melakukan kegiatan pertanian dengan menanam padi pada musim hujan
dan
sayur-sayuran
pada
musim
kemarau.
Hal
ini
dimungkinkan karena sebagai delta sungai Je’neberang tanah di kawasan Tanjung Merdeka terhitung subur. Saat ini kegiatan pertanian hanya dilakukan oleh sedikit warga. Mereka yang melakukannya adalah warga yang masih berstatus sebagai pemilik lahan dan warga yang masih dizinkan untuk memanfaatkan lahan oleh pemilik lahan. Semakin berkurangnya aktifitas pertanian dan perkebunan tersebut menurut warga salah satunya dipicu oleh terjadinya pengalihan kepemilikan lahan melalui pembelian oleh pengusaha perumahan dari warga setempat.
17
4. Pasca penutupan muara utara sungai jeneberang tahun 1993 melalui proyek peremajaan sungai Je’neberang (PPSJ), kegiatan budidaya air tawar justru semakin berkembang. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya karamba dan kolam budidaya yang dibuat dan diusahakan oleh warga terutama yang berdiam di tepian sungai. Ikan yang dibudidayakan bervariasi mulai dari ikan hias hingga ikan konsumsi. Jenis ikan hias yang dibudidayakan adalah ikan Koi, sedangkan jenis ikan konsumsi adalah ikan Nila, Lele, Mas, Bawal dan Patin. Salah satu sebab mengapa budidaya air tawar ini tetap dilakukan
adalah
karena
pemeliharaannya
yang
tidak
menghabiskan waktu yang banyak, sehingga pembudidaya masih dapat m,elakukan aktifitas mencari nafkah yang lain. Dalam wawancara dengan warga yang melakukan kegiatan budidaya ditemukan informasi bahwa mereka juga melakukan profesi lain seperti buruh bangunan, tukang ojek atau karyawan swasta. 4. Penggunaan Lahan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Berikut ini adalah peta kelurahan Tanjung Merdeka :
Peta diatas memperlihatkan bahwa dominasi pemanfaatan lahan yang terdapat dikawasan Tanjung Merdeka adalah pantai, pemukiman, persawahan, dan sungai.
18
a. Pantai : Pemanfaatan wilayah pantai didominasi oleh kegiatan wisata pantai. Masyarakat setempat masih berperan kuat dalam kegiatan ini. Mereka menyediakan fasilitas seperti balai-balai, perparkiran dan villa sederhana. Kegiatan
tersebut
memberikan keuntungan uang
bagi
namun
mereka,
keuntungan
tersebut hanya dinikmati oleh warga yang memiliki lahan
tepat
dipinggir
pantai. Sementara areal pantai yang lainnya seprti pantai akkarena dikuasai dan
dimabfaatkan
oleh
pengusaha. Di sepanjang pantai
dijumpai
pendangkalan delta dan lidah pasir yang terbentuk akibat proses sedimentasi dari Sungai Jeneberang. Delta tersebut berada di antara dua saluran sungai yang bermuara di laut, sedangkan lidah pasirnya berkembang ke arah utara sampai ke Pantai Losari. Di kawasan pesisir Pantai Kota Makassar berlangsung proses erosi yang tidak konstan. Hal ini terlihat dari terbentuknya garis pantai yang berkelok-kelok. Di bagian barat pantai terdapat pulau-pulau karang yang mengindikasikan bahwa Pantai Makassar merupakan pantai primer. Dasar perairan pantai didominasi oleh pasir halus.
19
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengukuran garis pantai dengan interval waktu tiga tahun oleh Langkoke, 2006, 2009, terlihat jelas perubahan pada bentuk morfologi garis pantai di Pantai Tanjung Bayang di Utara bagian kanan
jetti dan Pantai
Tanjung Bunga di bagian Utara. Pantai ini mengalami proses abrasi yang cukup aktif. Selain diakibatkan penutupan muara Utara Sungai Jeneberang, juga terdapatnya konstruksi bangunan teknik di sepanjang garis pantai. b. Pemukiman : Lahan yang digunakan sebagai pemukiman terbagi kedalam 2 kategori yakni pemukiman perumahan dan pemukiman non perumahan. Pemukiman perumahan adalah lahan yang
digunakan oleh developer untuk membangun dan menjualnya
20
kepada peminat, sementara pemukiman non perumahan adalah kawasan pemukiman yang didiami oleh warga semenjak puluhan tahun yang lalu secara turun temurun. Saat ini luas lahan pemukiman perumahan adalah 179,05 Ha dan non perumahan adalah 45,80 Ha. Rumah-rumah warga terbagi dalam beberapa bentuk berdasarkan bahan konstruksinya, yakni : 1) rumah permanen : rumah jenis ini adalah rumah yang bahan konstruksinya berupa batu bata, 2). Semi permanen : rumah jenis ini berbahan campuran antara kayu dan tembok batu bata, 3). Rumah tidah permanen : Rumah jenis ini adalah rumah yang bahannya dominan kayu. Di kelurahan Tanjung Merdeka rumah tidak permanen ini berbahan kayu, anyaman bambu dan rumah panggung. Dalam diskusi dengan warga diketahui bahwa luasan lahan perumahan kian bertambah sementara luasan lahan pemukiman non perumahan justru kian berkurang.
c. Persawahan : Areal persawahan dan perkebunan yang ada di kelurahan Tanjung Merdeka secara umum terbagi dalam 2 kategori yakni produktif dan tidak produktif. Areal produktif adalah areal persawahan dan perkebunan yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman produktif seperti padi dan berbagai macam jenis sayursayuran seperti kedelai, kangkung, sawi, dan bayam. Sementara areal tidak produktif adalah lahan yang tidak dimanfaatkan untuk 21
bercocok tanam, meskipun lahan tersebut menurut sejarah pemanfaatannya pernah digunakan untuk bercocok tanam.
Geliat pembangunan yang begitu pesat diwilayah kelurahan Tanjung
Merdeka
menyebabkan
lahan
pertanian
semakin
menyempit dan tidak terurus. Adapun lahan pertanian (Sawah) yang masih tersisa itu berada di RW 1 dan RW 2 Kelurahan Tanjung Merdeka. Namun sawah ini hanya digarap sekali dalam setiap tahunnya yaitu pada saat musim penghujan (November Maret) yang merupakan sawah tadah hujan karena tidak adanya saluran air atau drainase.
Diluar musim penghujan sawah ini biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami sayur-sayuran seperti Kacang panjang, kacang ijo, Tomat, Kangkung ataupun Kedelai. Adapun status
22
sawah juga umumnya masayarakat hanya sebagai penggarap karena
kebanyakan
lahan
tersebut
sudah
dijual
(Pindah
kepemilikan).
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Makassar mengalami penurunan sebanyak 8.112 rumah tangga dari 14.612 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 6.500 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun sebesar 5,55 persen per tahun. Dalam wawancara dengan ketua RW I Kelurahan Tanuung Merdeka diketahui bahwa kegiatan pemanfaatan lahan pertanian dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah ada dan diwariskan dari para orang tua. Para petani yang ada tidak pernah memperoleh bantuan baik berupa pengetahuan maupun sarana produksi dari pemerintah. Hal ini menjadikan mereka tidak dapat berkembang.
23
d. Sungai : Bagian sungai Je’neberang yang berada di wilayah kelurahan
Tanjung
Merdeka
adalah
muara
utara
sungai
Je’neberang yang telah tertutup dengan adanya tanggul yang dibangun pada tahun 1993. Bagian sungai tersebut praktis tidak lagi mengalirkan air secara terus menerus ke laut. Warga melakukan kegiatan usaha produktif dengan memanfaatkan badan sungai tersebut melalui kegiatan budidaya air tawar, penangkapan ikan, dan penambangan pasir. e. Budidaya Air Tawar : Kegiatan budidaya perikanan di RW 1 Kelurahan Tanjung Merdeka berlangsung sepanjang tahun dengan model keramba adalah jaring apung dan desainnya yang masih sangat
sederhana.
Adapun
beberapa
jenis
ikan
yang
24
dibudidayakan adalah Nila, Lele, Koi dan Ikan Patin. Untuk ikan Nila, Lele dan Patin waktu pemeliharaan mulai dari penebaran bibit sampai panen sekitar 3-4 bulan sehingga dalam satu tahunnya panen dapat dilakukan sebanyak 3 kali sedangkan untuk ikan hias (Koi) itu bisa dipanen setelah umur 2 - 3 bulan. Adapun Harga jual untuk ikan lele sekitar 10.000 sampai 12.000 per kilogram, ikan nila 25.000/kg sedangkan ikan koi biasanya dijual per ekor dengan harga 2.000 sampai 3.000 per ekornya. Walaupun usaha budidaya ikan air tawar berlangsung sepanjang tahun namun hasil panen yang didapatkan tidak sama dalam setiap bulannya. Menurut informasi dari masyarakat hasil panen maksimal bisa didapatkan selama 6 bulan yaitu pada bulan April sampai bulan Agustus sedangkan pada bulan September sampai Maret hasil panen berkurang karena tingkat kematian ikan yang tinggi.
Beberapa yang menjadi kematian ikan adalah munculnya penyakit ikan pada musim pancaroba (peralihan) yaitu pada bula-bulan September sampai Bulan Oktober seperti white spot, insang merah dan kurangnya nafsu makan ikan yang berakibat pada kematian ikan.
Memasuki
musim
penghujan
(November)
frekuensi
penurunan bibit menjadi berkurang yang secara otomatis juga berpengaruh terhadap hasil panen. Hal ini biasanya berlangsung sampai bulan Maret.
25
Tingkat kematian ikan mulai dari penebaran bibit sampai waktu panen itu sekitar 30-40 % untuk ikan konsumsi (Nila, Lele dan Patin) sedangkan untuk ikan Hias tingkat kematian biasanya sampai 50 % karena selain karena faktor penyakit, kematian ikan juga karena pemangsaan burung ataupun biawak. Umumnya dalam 1 keramba berukuran 4x4 atau 2x6 diisi bibit ikan
nila
sebanyak
1.500
ekor.
Untuk
pemeliharaan
ikan
ikan
memerlukan pakan sekitar phase anakan sekitar 5- 7 Kg Pakan Brider seharga 20.000/Kg. Memasuki Phase dewasa atau umur sekitar 2 minggu pakan di ganti
menggunakan T78 seharga
8000/Kg dan menghabiskan sekitar 150 - 180 Kg sampai panen sedangkan untuk ikan lele pakannya berupa usus ayam yang dibeli di pasar-pasar dengan harga berkisar 200.000 sampai 300.000 setiap bulannya. f. Penambangan Pasir : Muara utara sungai Je’neberang juga dimanfaatkan untuk melakukan penambangan pasir. Pemilik usaha ini adalah pengusaha yang tidak berdomisili di Keluarahan Tanjung Merdeka. Warga setempat bekerja sebagai buruh pada kegiatan penambangan galian C ini. Kegiatan penambang pasir berlangsung selama kurang lebih 7 bulan yaitu bulan April sampai bulan Oktober sedangkan memasuki musim penghujan (November sampai Maret) intensitas kegiatan pembangunan dan
26
penambangan pasir sudah mulai berkurang. Umumnya masyarakat mendapat penghasilan dari kegiatan ini sekitar Rp. 50.000 setiap harinya. Hasil galian pasir ini kebanyakan dibeli oleh Pengembang yang sedang melakukan pembangunan perumahan atau perkantoran di dalam atau sekitar wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka. 5. Sistem Kelembagaan Masyarakat Di Kelurahan Tanjung Merdeka tidak ditemukan adanya lembaga ekonomi yang berperan dalam pengembangan usaha masyarakat pembudidaya. Permodalan untuk pengembangan usaha hanya berasal dari 2 sumber yakni : 1.
Bantuan permodalan dan sarana produksi dari program
2.
pemerintah, dan Modal individu pelaku usaha.
Jika umumnya lembaga masyarakat adalah organisasi yang dibangun berdasarkan kesepakatan maka di Tanjung Merdeka keberadaan kelompok masyarakat cendurung lahir untuk menadah program-program pemerintah yang menyediakan dukungan peralatan dan modal usaha. Sehingga proses upaya bersama untuk menyelesaikan masalah tidak berlangsung secara ideal. Hal ini juga nampak dari tidak terdapatnya proses pembukuan yang berlangsung secara terus menerus. Isu ini menjadi salah satu prioritas yang harus dibenahi untuk mendorong terdapatnya keberlangsungan target program pemberdayaan masyarakat. 27
Kebiasaan untuk duduk bersama membicarakan masalah kelompok dan mencari jalan keluar bukanlah kebiasaan yang berjalan di kelompokkelompok tersebut. Hal ini juga terlihat dari proses usaha dilakukan dimana penyediaan modal (bibit dan pakan) sampai pemasaran dilakukan oleh masing-masing individu tanpa terorganisir oleh kelompok. 6. Program program yang berhubungan pemanfaatan
sumber daya alam
Di Kelurahan Tanjung Merdeka ditemukan setidaknya 3 program dari yang berkaitan langsung dengan pengelolaan sumber daya alam yakni : 1. Bansos : program ini berupa program pemberdayaan yang menyasar kelompok usaha budidaya untuk pengembangan usaha masyarakat. Meskipun demikian program ini nampaknya tidak diperkuat dengan skema yang efektif karena pemberian bantuan diberikan dalam bentuk uang tunai dan tidak diikuti dengan pendampingan intensif, sehingga dampak kegiatan ini tidak terlihat pada berkembangnya usaha perikanan masyarakat. 2. PNPM Mandiri Kelautan Perikanan : Program ini adalah program yang berjangka waktu relatif panjang dengan Tujuan Program PNPM M-KP yang ingin dicapai sebagai program yang diintroduksi ke masyarakat, terdiri dari : Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat, Memberdayakan kelembagaan masyarakat Meningkatkan
untuk
pengembangan
kemampuan
usaha
kegiatan kelompok
usahanya, masyarakat,
Meningkatkan produksi kelautan dan perikanan, Meningkatkan infrastruktur lingkungan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau
kecil,
Meningkatkan
kemitraan
kelembagaan
masyarakat dengan sumber permodalan, pemasaran, informasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. dalam wawancara dengan penerima manfaat program ini terdapat beberapa informasi yakni : 1). Program ini merupakan program yang mempunyai tujuan baik karena menyasar masyarakat miskin. 2). Program ini mampu memberikan kesempatan kepada penerima
28
manfaatnya untuk mengembangkan usaha melalui distribusi modal dan sarana usaha. Kesempatan tersebut telah mampu memberikan tambahan
pendapatan
bagi
masyarakat
terutama
kelompok
perempuan yang melakukan kegiatan pengolahan. 3). Pada kelompok
laki-laki
yang
mengusahakan
kegiatan
budidaya,
kegiatan perguliran modal tidak lagi berlangsung saat ini. 4. CCD-IFAD : Implementasi di masyarakat telah berlagsung selama kurang lebih 1 tahun. Hingga saat ini fokus program ini adalah melakukan persiapan sosial terhadap penerima manfaat langsung program. Pada akhir desember 2013, terdapat 4 kelompok pembudidaya, 2 kelompok pengolahan, 1 kelompok pengelola sumberdaya, dan 1 kelompok infrastruktur yang dalam proses persiapan untuk dikembangkan.
29
BAB IV. ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, di Kelurahan Tanjung Merdeka terdapat beberapa isu penting, yakni : (a) Terjadi perubahan perubahan cara hidup masyarakat dari sebelumnya dominan bergerak disektor produksi (nelayan, petani) menjadi bergerak di sektor jasa (buruh, karyawan). Setidaknya perubahan tersebut didesak oleh keberadaan lapangan pekerjaan baru berupa proyek pembangunan perumahan dan perkantoran di dalam dan sekitar kelurahan Tanjung Merdeka yang mudah dimasuki oleh warga karena tak mensyaratkan keterampilan dan pengetahuan yang tinggi (buruh, karyawan lepas). Faktor penyebab lainnya adalah semakin tidak tersedianya lahan dan akses pemanfaatan lahan
(sawah,
Laut)
akibat
berlangsungnya
pengalihan
penggunaan lahan menjadi perumahan. (b) Pemanfaatan
sumberdaya
air
tawar
dan
perkebunan
memerlukan upaya yang kuat untuk mendorong terdapatnya produktifitas dan daya tahan masyarakat terhadap perubahan. Di kelurahan Tanjung Merdeka peluang tersebut masih relatif besar karena pemanfaatan Muara Utara sungai Je’neberang belum optimal untuk kegiatan budidaya perikanan air tawar. (c) Lemahnya ketersediaan data dan informasi yang valid dan akurat di tingkat pemerintah Kelurahan Tanjung Merdeka. Data tersebut
mencakup
data
kependudukan
dan
usaha
masyarakat yang berbasis sumber daya alam. (d) Bahwa untuk memperkuat posisi tawar masyarakat, mereka haruslah terhimpun dalam suatu kelembagaan yang kokoh, sehingga
segala
aspirasi
dan
tuntutan
mereka
dapat
disalurkan secara baik. Kelembagaan ini juga dapat menjadi penghubung (intermediate) antara pemerintah dan swasta. Selain itu kelembagaan ini juga dapat menjadi suatu forum 30
untuk menjamin terjadinya perguliran dana produktif diantara kelompok
lainnya.
Untuk
menjamin
eksistensi
lembaga
tersebut model implementasi program sangat menentukan untuk menghindari terdapatnya kelompok masyarakat yang bersifat pragmatis saja yakni lembaga yang hanya ada pada saat ada program bantuan modal dan sarana dilakukan. Keberadaan
pendamping
memang
dirasakan
sangat
dibutuhkan dalam setiap program pemberdayaan. Masyarakat belum dapat berjalan sendiri mungkin karena kekurangtauan, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan yang rendah, atau mungkin masih kuatnya tingkat ketergantungan mereka karena belum pulihnya rasa percaya diri mereka akibat paradigmaparadigma pembangunan masa lalu. Terlepas dari itu semua, peran pendamping sangatlah vital terutama mendampingi masyarakat menjalankan aktivitas usahanya. Namun yang terpenting dari pendampingan ini adalah menempatkan orang yang tepat pada kelompok yang tepat pula.
31
Lampiran : Dokumentasi Kegiatan
GAMBAR 1 : Areal persawahan yang masih dimanfaatkan oleh warga kelurahan Tanjung Merdeka. Sebagian besar lahan ini sudah beralih kepemilikan dari warga ke Pengembang perumahan
GAMBAR 2 : Salah Satu Kegiatan Pemanfaatan Lahan Yang Dilakukan Warga Adalah Menanam Komoditas Perkebunan Seperti Kacang Ijo.
32
GAMBAR 3 : Beberapa warga melakukan pemanfaatan lahan dengan menyediakan areal pemancingan di tambak
Gambar 4 : Warga melakukan pemanfaatan sungai dengan kegiatan budidaya air tawar yang menggunakan karamba jaring. Saat ini tercatat terdapat 80 unit karamba di Kelurahan Tanjung Merdeka.
33
Gambar 5 : Pantai Di Kawasan Tanjung Bayang Mengalami Abrasi
Gambar 6 : Salah Satu Proses Diskusi Dengan Warga Di Kelurahan Tanjung Merdeka
34