KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
Triwulan IV - 2009
Kantor Bank Indonesia Palembang
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya ”Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV 2009” dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.
Palembang, Februari 2010
Ttd
Endoong Abdul Gani Pemimpin
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GRAFIK
ix
INDIKATOR EKONOMI
xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1
BAB 1
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
7
1.1. Sisi Penawaran
8
1.1.1. Sektor Pertanian
9
1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
11
1.1.3. Sektor Industri Pengolahan
11
1.1.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air
12
1.1.5. Sektor Bangunan
12
1.1.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
13
1.1.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
13
1.1.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa
14
1.1.9. Sektor Jasa – Jasa
15
1.2. Sisi Permintaan
15
1.2.1. Konsumsi SUPLEMEN 1
16
OPTIMISME KONSUMEN PANGKALPINANG DI TAHUN 2009
17
1.2.2. Investasi
19
1.2.3. Ekspor dan Impor
19
Daftar Isi
BAB 2
BAB 3
PERKEMBANGAN INFLASI PANGKALPINANG
23
2.1. Inflasi Kota Pangkalpinang
23
2.2. Inflasi Kota Pangkalpinang per Kelompok Barang
23
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
27
3.1. Kondisi Umum
27
3.2. Kelembagaan
27
3.3. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)
28
3.3.1. Penghimpunan DPK
28
3.3.2. Penghimpunan DPK Menurut Kabupaten/Kota
29
3.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan 3.4.1.
Penyaluran Kredit/Pembiayaan Secara Sektoral
30
3.4.2.
Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan
31
3.4.3.
Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Kabupaten
32
3.4.4.
Penyaluran Kredit/Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
33
3.5. Perkembangan Suku Bunga Perbankan di Bangka Belitung
SUPLEMEN 2
iv
30
34
3.5.1. Perkembangan Suku Bunga Simpanan
35
3.5.2. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman
35
3.5.3 Perkembangan Spread Suku Bunga
36
3.6. Kualitas Penyaluran Kredit Pembiayaan
37
3.7. Kelonggaran Tarik
38
3.8. Risiko Likuiditas
38
TRANSAKSI MELALUI KARTU ATM TETAP AMAN
39
Daftar Isi
BAB 4
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
41
4.1. Realisasi Dana Kegiatan Pembangunan APBD 2009
41
4.2. Realisasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
42
4.2.1. Realisasi Dana Dekonsentrasi
42
4.2.2. Realisasi Dana Tugas Pembantuan
44
4.3. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2010
BAB 5
4.3.1. Pendapatan Daerah
45
4.3.2. Belanja Daerah
46
4.4. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2010
47
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
49
5.1. Aliran Uang Masuk dan Aliran Uang Keluar Serta Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal dan Real Time Gross Settlement (RTGS)
49
5.2.
BAB 6
45
5.1.1. Aliran Uang Masuk dan Uang Keluar
49
5.1.2. Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal
50
5.1.3. Perkembagan Real Time Gross Settlement (RTGS)
51
Penyediaan Uang Layak Edar
51
PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
53
6.1. Kondisi Ketenagakerjaan
54
6.1.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
55
6.1.2. Lapangan Pekerjaan
56
6.1.3. Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
57
6.2. Nilai Tukar Petani (NTP)
58 v
Daftar Isi
6.3. Kemiskinan
BAB 7
SUPLEMEN 3
59
6.3.1. Jumlah Penduduk dan Penduduk Miskin
59
6.3.2. Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Bangka Belitung
59
OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH
61
7.1. Pertumbuhan Ekonomi
62
7.1.1. Sisi Penawaran
63
7.1.2. Sisi Permintaan
66
7.2. Inflasi
67
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI BANGKA BELITUNG DAN INFLASI KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2010
69
DAFTAR ISTILAH
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Bangka Belitung (%)
8
Tabel 1.2
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Triwulanan Bangka Belitung (%)
8
Tabel 1.3
Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Bangka Belitung (%)
9
Tabel 1.4
Pertumbuhan Tahunan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%)
15
Tabel 1.5
Pertumbuhan Triwulanan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%)
15
Tabel 1.6
Kontribusi Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan Sektor Ekonomi
16
Tahunan Bangka Belitung (%) Tabel 2.1
Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Pangkalpinang, Palembang dan Nasional, 2008–2009
23
Tabel 2.2
Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Pangkalpinang per Kelompok Barang
24
Tabel 2.3
Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Pangkalpinang per Kelompok Barang
24
Tabel 3.1
Pertumbuhan DPK Perbankan per Wilayah Bangka Belitung (Rp Juta)
30
Tabel 3.2
Perkembangan Kredit Sektoral Bangka Belitung (Rp Juta)
30
Tabel 3.3
Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan Bangka Belitung (Rp Juta)
32
Tabel 4.1
Realisasi Dana Kegiatan Pembangunan APBD 2009 (Rupiah)
42
Tabel 4.2
Realisasi Dana Dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh SKPD Bangka
44
Belitung Tahun Anggaran 2009 Tabel 4.3
Realisasi Dana Tugas Pembantuan yang dilaksanakan oleh SKPD Bangka Belitung Tahun Anggaran 2009
44
Daftar Tabel
Tabel 4.4
Pendapatan Daerah Bangka Belitung APBDP 2009 dan APBD 2010
46
(Rupiah) Tabel 4.5
Belanja Daerah Bangka Belitung APBDP 2009 dan APBD 2010
46
(Rupiah)
viii
Tabel 5.1
Perputaran Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Bangka Belitung
51
Tabel 6.1
Ketenagakerjaan Bangka Belitung
54
Tabel 6.2
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Bangka Belitung
56
Tabel 7.1
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Wilayah Bangka Belitung
64
Tabel 7.2
Proyek Pembangkit Sistem di Bangka
64
Tabel 7.3
Proyek Pembangkit Sistem di Belitung
64
Tabel 7.4
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Tahun 2010
67
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1
Nominal dan Pertumbuhan PDRB serta Survei Konsumen Bangka Belitung
7
Grafik 1.2
Indikator Pertumbuhan Sektor Pertanian
9
Grafik 1.3
Indikator Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian
11
Grafik 1.4
Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
11
Grafik 1.5
Indikator Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas, dan Air
12
Grafik 1.6
Pertumbuhan Sektor Bangunan
12
Grafik 1.7
Indikator Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
13
Grafik 1.8
Indikator Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
13
Grafik 1.9
Indikator Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa
14
Grafik 1.10
Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa
15
Grafik 1.11
Indikator Pertumbuhan Konsumsi
16
Grafik 1.12
Pertumbuhan Investasi
19
Grafik 1.13
Indikator Ekspor Bangka Belitung
19
Grafik 1.14
Indikator Impor Bangka Belitung
21
Grafik 2.1
Perkembangan Inflasi Pangkalpinang, Palembang dan Nasional
23
Grafik 2.2
Indikator Tekanan Inflasi
24
Grafik 2.3
Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
25
Grafik 2.4
Inflasi Beberapa Kelompok Barang
26
Grafik 3.1
Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Bangka Belitung
27
Grafik 3.2
Jumlah Kantor Bank dan ATM di Bangka Belitung
28
Grafik 3.3
Perkembangan Komponen DPK Perbankan di Bangka Belitung
29
Daftar Grafik
x
Grafik 3.4
Komposisi DPK Perbankan Triwulan IV 2009 di Bangka Belitung
29
Grafik 3.5
Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral Bangka Belitung Triwulan IV 2009
31
Grafik 3.6
Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan Bangka Belitung
32
Grafik 3.7
Pangsa Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan Bangka Belitung Triwulan IV 2009
32
Grafik 3.8
Komposisi Penyaluran Kredit Perbankan Bangka Belitung Triwulan IV 2009 Berdasarkan Wilayah
33
Grafik 3.9
Penyaluran Kredit UMKM Perbankan Bangka Belitung Menurut Penggunaan
33
Grafik 3.10
Penyaluran Kredit UMKM menurut Plafon Kredit
34
Grafik 3.11
Perkembangan Suku Bunga Simpanan Perbankan Bangka Belitung
35
Grafik 3.12
Perkembangan Suku Bunga Kredit Perbankan Bangka Belitung
36
Grafik 3.13
Perkembangan Spread Suku Bunga Perbankan Bangka Belitung
36
Grafik 3.14
Perkembangan NPL Perbankan Bangka Belitung
37
Grafik 3.15
Komposisi NPL menurut Sektor Ekonomi
37
Grafik 3.16
Perkembangan Undisbursed Loan Perbankan Bangka Belitung
38
Grafik 3.17
Perkembangan Risiko Likuiditas Perbankan Bangka Belitung
38
Grafik 4.1
Pengaturan Wewenang dan Pemerintahan
42
Grafik 4.2
Komposisi Pendapatan Daerah pada APBD 2010 dan APBD-P 2009
45
Grafik 4.3
Komposisi Belanja Daerah pada APBD 2010 dan APBD-P 2009
45
Grafik 4.4
Komposisi Belanja Pemerintah Pusat di Bangka Belitung Tahun 2008, 2009, dan 2010
47
Grafik 4.5
Komposisi Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2010 di Bangka Belitung
47
Grafik 4.6
Belanja Pemerintah Pusat di Bangka Belitung Berdasarkan Satuan Kerja Tahun 2010
48
Grafik 5.1
Perkembangan Outflow, Perputaran Kliring, RTGS, dan Pertumbuhan Ekonomi Tahunan
49
Indikator Ekonomi
Grafik 5.2
Perkembangan Perkasan Pangkalpinang (Inflow, Outflow, & Net In-Out)
49
Grafik 5.3
Perkembangan RTGS Bangka Belitung
51
Grafik 5.4
Perkembangan Penarikan Uang Lusuh di Pangkalpinang
51
Grafik 6.1
Perkembangan Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 2008-2009
53
Grafik 6.2
Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota Bulan Agustus 2009
54
Grafik 6.3
Perkembangan TPAK, TPT, dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja
55
Grafik 6.4
Perkembangan Nilai Tukar Petani 2009 (Indeks)
58
Grafik 7.1
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung
62
Grafik 7.2
Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Kedepan
66
Grafik 7.3
Proyeksi Inflasi Bangka Belitung
67
Grafik 7.4
Ekspektasi Harga 3 Bulan yang Akan Datang
68
xi
Daftar Grafik
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
x
INDIKATOR EKONOMI
A. INFLASI & PDRB
*) Data PDRB dan pertumbuhan ekonomi Tw.IV 2009 proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang
Indikator Ekonomi
B. PERBANKAN
*) Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) s.d November 2009 ** Total Aset Bank Pelapor *** DPK Berdasarkan Lokasi Penghimpun Dana
xiv
Indikator Ekonomi
C. SISTEM PEMBAYARAN
xv
Indikator Ekonomi
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
xvi
IV/09
RINGKASAN EKSEKUTIF Kajian Ekonomi Regional Bangka Belitung
Abstraksi Perekonomian Bangka Belitung hingga triwulan IV 2009 terus menunjukkan proses pemulihan. Selain dibantu faktor teknikal dimana puncak dampak krisis finansial global terjadi tepat pada tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan yang cukup signifikan seiring membaiknya harga komoditas. Inflasi cenderung mulai meningkat seiring pulihnya perekonomian, dengan realisasi akhir tahun 2009 yang berada pada kisaran proyeksi inflasi Bank Indonesia sebelumnya. Dunia perbankan menunjukkan perbaikan signifikan terutama pada penyaluran kredit yang didorong oleh baiknya prospek dunia usaha ke depan dan pemenuhan rencana bisnis bank. Perkembangan sistem pembayaran juga mencatat adanya peningkatan transaksi non tunai yang mengindikasikan peningkatan aktivitas transaksi skala besar yang terkait dengan proyek pemerintah maupun transaksi korporasi. Kendati demikian, aspek tersedianya lapangan kerja masih mengkhawatirkan dan dapat menggerus optimisme masyarakat ke depan secara kolektif. Pada triwulan I 2010, proses pemulihan ekonomi diperkirakan akan berlanjut, walaupun pada level yang lebih moderat. Pertumbuhan ekonomi akan secara tahunan akan mengalami sedikit perlambatan. Terdapat peluang adanya peningkatan harga komoditas baik pangan maupun energi yang tercipta melalui excess demand dunia, karena adanya ekspektasi berkurangnya suplai bersamaan dengan meningkatnya permintaan seiring pemulihan perekonomian global, nasional, maupun daerah. Namun, masih terdapat sejumlah faktor risiko seperti apresiasi Rupiah, implementasi AC-FTA dan peningkatan daya beli yang akan memberikan tekanan penurunan pada net ekspor. Tekanan inflasi diprediksi meningkat seiring adanya ekspektasi kenaikan harga komoditas pangan dan energi, serta adanya kemungkinan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan bahan bakar bersubsidi ke depan. Perbankan diperkirakan akan semakin meningkatkan kreditnya dengan dipicu oleh perbaikan prospek dunia usaha dan ekspektasi perubahan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM). Frekuensi dan nilai transaksi tunai maupun non tunai diprediksi tidak mengalami banyak perubahan.
Ringkasa an Eksekutif
2 ini, perekonomia p an Bangka Belitung mencatat m Pada trriwulan IV 2009 kinerja akhir tahun n 2009 yang g cukup baaik. Bangka Belitung diprediksi mengalaami percep patan pertu umbuhan menjadi m sebesar 5,00% % (yoy), sehingg ga mencataat pertumb buhan ekon nomi kumu ulatif tahun n 2009 sebesar 1,35% (yoyy). Proses pe emulihan paasca krisis finansial glob bal pada tahun 2009 2 terus berlanjut b ditopang oleh permintaan n domestik maupun m perbaikaan secara gradual pada perminttaan dunia,, terutama melalui peningk katan harga komoditas. Mulai membaiknya m n antara lain n terkonfirm masi oleh kondisi perrekonomian hasil Su urvei Konsum men yang menunjukka m an adanya p peningkatan n Indeks Keyakin nan Konsum men (IKK) dari d 104,89 9 pada triw wulan III menjadi 106,22 pada triwulan IV. Sektor-ssektor unggulan Bang gka Belitun ng, mengalami perbaaikan di triwulan n IV 2009. Sektor pertambangan n dan peng ggalian mengalami peningk katan yang cukup sig gnifikan terrkait dengaan naiknya ekspor seiring dengan d teru us berlangsu ungnya pem mulihan ekonomi dunia. Sektor pengangkutan men ngalami pen ningkatan sejalan s deng gan adanya liburan akhir taahun yang meningkatka m an mobilitass masyarakaat yang jugaa sedikit meningkatkan sekttor jasa-jasa a karena masyarakat m menggunakkan jasa pariwisaata selama liburan l akhir tahun. Sektor bangun nan tumbuh h sedikit meningkat terkait dengan peenyelesaian proyek-pro oyek pembaangunan infrastru uktur. Sekto or keuangan n masih tumbuh seiring dengan pen nguatan indeks saham s dan p penurunan suku s bunga perbankan. Perbaikaan kinerja perekonomia p an Bangka Belitung B di ttriwulan IV 2009 2 ini dilihat dari d sisi perm mintaan didukung oleh konsumsi, terutama ko onsumsi rumah tangga. t Perrbaikan kineerja yang cu ukup baik ju uga dialami ekspor, meskipu un pertumb buhan tahun nannya massih terkontrraksi namun n sudah tidak sedalam s paada triwulaan sebelum mnya. Sama halnya dengan (qtq) ekspor juga pertumb buhan tahu unan, pertu umbuhan triwulanan t mengalaami perbaikkan. Laju in nflasi tahu unan (yoy) Kota Paangkalpinang g mencapai titik terendahnya di triw wulan III 200 09, yang keemudian mu ulai naik di triwulan t IV 2009 9. Hal ini memperlihatkkan perekon nomian Bangka Belitung masih dalam proses p pem mulihan terkkait dengan peningkatan harga timah di pasar in nternasional,, yang meru upakan moto or perekono omian daerah. Tekanan n inflasi lain nnya berasaal dari fakto or alam, yakkni kondisi perairan p Bangka Belitung ku urang kondu usif, dan jug ga faktor teeknikal, yakn ni inflasi yang saangat tinggi pada tahu un sebelum mnya. Tekan nan inflasi tertinggi t pada triwulan ini berasal b dari kelompok makanan m jaadi. Kenaikan harga 2
Ringka asan Eksekutiff
gulaa yang telah terjadi sejak triwulan sebelumnyaa merupaka an penyebab b adanya peningkkatan inflasi kelompok ini. Perttumbuhan kinerja p perbankan mengalami perlambatan yang g ditu unjukkan ole eh penurunaan DPK dan penyaluran n kredit. Perrkembangan n ini juga j dibaren ngi oleh meenurunnya intermediasi perbankan n di Bangkaa Belittung yang tercermin t daari penurunaan Loan to D Deposit Ratiio (LDR) dari sebe esar 45,61% pada triwulan t III menjadi sebesar s 44,,68% pada a triw wulan IV 200 09. Suku bunga seemakin meengalami peenurunan saalah satunyya didorong g oleh h penurunan n suku bunga acuan seecara gradu ual sejak tah hun lalu dan n turu unnya risiko o seiring pemulihan perekonomia p an. Kendatti demikian,, ting gkat Non-Performing Lo oan (NPL) gross g perbaankan Bang gka Belitung g pada triwulan n IV 2009 mencapai 4,26%, meeningkat dibandingkan n kondisi tahun sebelumnya maupun dib bandingkan triwulan sebelumnya. Keg giatan sistem m pembayaran di Bangkka Belitung memperliha atkan prosess pem mulihan pereekonomian yyang terus berlangsung b g. Tercatat peningkatan p n net--outflow keegiatan kas titipan di Pangkalpinaang dan tra ansaksi Real . Time Gross Settlement (RTGS) dibanding d triwulan sebelumnya s egiatan kas titipan ini mengindikas m sikan adanyya perbaikan n Peningkatan ke onomian, kkarena meenunjukkan adanya peningkatan p n kineerja pereko tran nsaksi tunai yang sangaat dominan n di Bangka Belitung. Peningkatan P n tran nsaksi kliring juga mengindikasikaan adanya peningkata an kegiatan n pereekonomian Bangka B Belitung, ya ang diperkiirakan terk kait dengan n men ningkatnya pengeluaran p n pemerintaah di akhir taahun. Realisasi fiskal di Bangka Belitung paada tahun 2 2009 kurang g maksimal. Ang ggaran belanja kegiatan n pembangu unan APBD 2009 hanyya terealisasi sebe esar 74,48% % dimana raata-rata reallisasi prograamnya sebessar 91,97%,, seda angkan reallisasi dana dekonsentra d asi dan tugaas pembantu uan masing-massing telah mencapai m 86,,41% dan 80,75%. 8 Pada triwulan I 2010 dipeerkirakan kinerja sektor pertanian dan sektorr perttambangan akan meningkat secarra tahunan, yang diseb babkan oleh h perm mintaan du unia yang semakin meningkat sehubungan dengan n berlanjutnya proses pemu ulihan perekkonomian d dunia sekaligus adanyaa eksp pektasi ken naikan harg ga ke depan sehubungan deng gan adanyaa perkkiraan exce ess demand d pada kom moditas pan ngan. Sehingga hal ini berp pengaruh pada p pergerrakan instrumen hedgin ng komodittas di pasarr inteernasional ya ang pada akkhirnya meningkatkan h harga-harga secara riil. Perttumbuhan ekonomi e tah hunan (yoy) di Propinsi Bangka Beelitung padaa triw wulan I 201 10 diproyekksikan tumb buh dalam kisaran 5,41 ± 1%,, dengan tenden nsi bias ke atas atau lebih baik dibanding pencapaian n 3
Ringkasa an Eksekutif
triwulan n IV 2009 9 yang tumbuh sebeesar 5,00% %, namun secara triwulan nan (qtq) peertumbuhan n diproyeksikan tumbuh h menurun sebesar 0,45% (qtq). Beberap pa hal yan ng diperkiraakan dapatt memberikkan stimulu us pada perekon nomian melalui permintaan domesstik, yaitu: (1) Adanya potensi peningk katan pend dapatan kaarena men ningkatnya harga ko omoditas sehingg ga memicu peningkatan konsumsi, selain itu u juga penin ngkatan konsum msi diperkiraakan terjad di dengan adanya peerayaan im mlek, (2) Adanya potensi pen ningkatan in nvestasi seh hubungan deengan mem mbaiknya outlookk perekonom mian Indon nesia di maata investorr asing, (3)) Relatif rendahn nya tingkatt inflasi yaang dapat mempertahankan daaya beli masyaraakat, (4) Potensi P berrlanjutnya penyaluran p kredit perrbankan karena membaiknyya prospek bisnis, b turunnya risiko pasar p dan maasuknya dana assing kembalii ke emergin ng markets. Meskipu un demikian, terdapatt pula pote ensi yang patut diperrhatikan karena dapat meembuat perrtumbuhan ekonomi lebih rendah dari perkiraa an, yaitu: (1) Nilai tukar t Rupia ah yang berpotensi b s semakin terapressiasi sehingg ga menurun nkan net eksspor. (2) Pottensi kenaikkan Tarif Dasar Listrik L (TDL)) dan kenaaikan bahan bakar m minyak yang g dapat menambah beban biaya b usaha. Pada trriwulan IV 2009 konsumsi diperkkirakan tetaap kuat. Ko onsumsi masyaraakat didukung dengan meningkatn nya harga komoditas k sehingga diperkirakan akan meningkatkkan pendap patan. Adan nya perayaaan imlek pada bulan Februaari diperkiraakan akan kembali k meendorong ko onsumsi masyaraakat. Ekspektasi masyaarakat terhaadap pengh hasilan dan kondisi ekonom mi 6 bulan akkan datang juga masih menunjukkan optimism me. Kinerja ekspor prod duk-produk unggulan Bangka B Belitung pada trriwulan I 2010 diiperkirakan akan meng galami sedikit peningkattan secara tahunan t yang disebabkan harga komod ditas yang memiliki m keccenderungan untuk n harga komoditas k t tersebut meningkat berikutt ekspektasi kenaikan utnya pem mulihan perekonomian n dunia. Proyeksi menyussul berlanju perdagaangan duniaa naik dari -11,9% (yoyy) di tahun 2009 2 menjad di 2,5% di tahun n 2010. Selaain itu proyeeksi pertum mbuhan ekon nomi negaraa tujuan ekspor Bangka Belitung unttuk tahun 2010 2 meng galami penin ngkatan dibandingkan proyeeksi tahun 2009. 2 Pada sissi perdagangan internaasional, terdapat beberaapa hal yang dapat menuru unkan laju pertumbuha p an ekspor, antara lain nilai tukar Rupiah yang ceenderung teerus terapressiasi hingga pertengahaan tahun 20 010 dan menyeb babkan barang ekspor Bangkaa Belitung menjadi kurang kompettitif dibandin ngkan sebeelumnya. Seelain itu, pada akhir triiwulan I 4
Ringka asan Eksekutiff
2010, tekanan n dari sisi impor diprediksi akan n mulai mu uncul, yang g diseebabkan oleh: (1) Menin ngkatnya peendapatan m masyarakat sehubungan s n den ngan semak kin baiknyaa harga ko omoditas un nggulan, (2) adanya a apreesiasi Rupiiah yang menyebabkkan barang g impor relatif r lebih h kom mpetitif dibaandingkan seebelumnya. Pada triwulan IV 2009 kkonsumsi diiperkirakan tetap kuatt. Konsumsi massyarakat kh hususnya konsumsi rumah tan ngga terkaait dengan n men ningkatnya harga ko omoditas sehingga s yyang kemu udian akan n men ningkatkan pendapatan n. Adanya perayaan imllek pada bulan Februari dipeerkirakan akkan kembali mendorong g konsumsi masyarakatt. Ekspektasi massyarakat terrhadap peng ghasilan daan kondisi eekonomi 6 bulan akan n dataang juga maasih menunjukkan optim misme. Inflaasi tahunan n diperkiraakan akan mengalam mi peningkatan, yang g dido orong oleh ekspektasi m meningkatnya harga ko omoditas da an perkiraan n terjaadinya exceess demand d komoditaas pangan di tahun 2010, 2 serta a adanya potensii kenaikan TTarif Dasar Listrik (TDL)) pada triwu ulan I 2010. Berd dasarkan prroyeksi dan dengan mempertimba m angkan perrkembangan n harg ga serta determinan d utama infflasi di Baangka Belitung, maka a dipeerkirakan infflasi tahunaan (yoy) pad da triwulan I 2010 akan n meningkatt men njadi 4,98± ±0,5%, sed dangkan infflasi triwulaanan (qtq) meningkatt men njadi 1,95±0 0,5%. Eksp pektasi inflasi yang bersifat adaptif terb bilang rend dah karena a rend dahnya pen ncapaian infflasi sepanjaang tahun 2009. Sehingga inflasi pada triwulan I 2010 lebih didorong g oleh adan nya ekspekttasi rasional pan dan fakktor permintaan dan p penawaran yang y terjadi kondisi ke dep ngkalpinang g secaara riil. Berrdasarkan ssurvei, mayyoritas masyyarakat Pan berp pendapat akan a terdap pat kenaikaan harga p pada 3 daan 6 bulan n men ndatang.
5
Ringkasa an Eksekutif
Halamaan ini sengajja dikosongkan This page p is inten ntionally blank
6
Bab 1 •
• •
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Perekonomian propinsi Bangka-Belitung diproyeksi tumbuh 1,35% (yoy) di tahun 2009, turun cukup tajam dibanding tahun 2008. Hal ini terkait dengan dampak krisis keuangan global. Dari sisi permintaan, hampir semua komponen baik secara tahunan maupun triwulanan mengalami perbaikan kinerja. Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga. Kinerja yang cukup baik juga dialami ekspor dan impor.
Krisis keuangan global berpengaruh cukup besar terhadap perekonomian Propinsi Kepulauan
Bangka
Belitung
Grafik 1.1 Nominal dan Pertumbuhan PDRB serta Survei Konsumen Bangka Belitung
(selanjutnya
disebut Bangka Belitung), hal ini diperlihatkan dari turunnya pertumbuhan yang cukup dalam di tahun 2009 dibanding tahun 2008, yaitu turun dari 4,44% (yoy) menjadi 1,35%. Namun mulai triwulan II perekonomian sudah menunjukkan adanya pemulihan, dan proses tersebut berlangsung sampai saat ini. Pada triwulan IV, perekonomian terus mengalami perbaikan.
Mulai
membaiknya
kondisi
perekonomian antara lain terkonfirmasi dari 1
hasil Survei Konsumen yang menunjukkan adanya
peningkatan
Indeks
Keyakinan
Konsumen (IKK) dari 104,89 pada triwulan III menjadi 106,22 pada triwulan IV. Sumber : BPS Bangka Belitung dan Survei Konsumen BI
1
Survei Konsumen menghasilkan beberapa indeks yang mencerminkan optimisme atau pesimisme konsumen, antara lain IKK. Konsumen dikatakan optimis jika indeks berada di atas 100 sebaliknya apa bila di bawah 100, konsumen berada dalam kondisi pesimis.
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.1. Sisi Penawaran Seluruh sektor ekonomi unggulan Bangka Belitung, diperkirakan mengalami perbaikan di triwulan IV 2009. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami peningkatan yang cukup signifikan terkait dengan adanya peningkatan ekspor seiring dengan terus berlangsungnya pemulihan ekonomi dunia. Sektor pengangkutan mengalami peningkatan sejalan dengan adanya liburan akhir tahun yang meningkatkan mobilitas masyarakat yang juga cukup mengangkat kinerja sektor jasa-jasa, karena masyarakat menggunakan jasa pariwisata selama liburan akhir tahun. Sektor bangunan tumbuh sedikit meningkat terkait dengan penyelesaian proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Sektor keuangan masih tumbuh seiring dengan prospek pemulihan ekonomi, saham, penurunan suku bunga perbankan, dan perbaikan rating Indonesia. Tabel 1.1 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Bangka Belitung (%)
*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah Tabel 1.2 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Triwulanan Bangka Belitung (%)
*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah
Dilihat dari kontribusi sektoral, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung masih didominasi oleh sektor primer, diikuti oleh sektor tersier, dan sektor sekunder. Sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi penyumbang pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang terbesar diikuti dengan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. 8
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.3 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Bangka Belitung (%)
*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah
1.1.1
Sektor Pertanian Sektor pertanian pada triwulan IV
Grafik 1.2 Indikator Pertumbuhan Sektor Pertanian
2009 diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan
tahunan
jika
dibanding
triwulan sebelumnya, yaitu naik dari 2,71% menjadi 5,19%. Namun secara triwulanan pertumbuhan pada triwulan IV tidak sebesar triwulan sebelumnya, terkait faktor musiman dimana tidak terdapat panen yang cukup besar.
Sub
sektor
tanaman
makanan pada triwulan ini mengalami dibanding
peningkatan triwulan
yang
bahan
diperkirakan pertumbuhan sama
tahun
sebelumnya. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya produksi padi dan jagung pada tahun 2009 jika dibandingkan tahun 2008.
Berdasarkan
hasil
penghitungan
Angka Ramalan IIII (ARAM III 2009), produksi Sumber : BPS, Bangka Belitung
9
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
padi tahun 2009 diperkirakan mencapai
Grafik 1.2 Indikator Pertumbuhan Sektor Pertanian (lanjutan)
19.490 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau naik
sebanyak
4.411
ton
(29,25%)
dibandingkan dengan produksi tahun 2008. Kenaikan produksi tersebut terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 1283 hektar (20,48%) dan kenaikan produktivitas padi sebesar
1,76
ton
per
hektar,
terkait
penggunaan benih unggul berlabel bantuan pemerintah daerah dan pemberian pupuk yang sudah sesuai dengan aturan pakai dari sisi jenisnya maupun dosis yang diberikan. Peningkatan juga terjadi pada jagung, karena adanya peningkatan luas panen, produksi,
Sumber : BPS, Bangka Belitung
dan produktivitasnya. Pada triwulan IV 2009
sub
sektor
perkebunan
diperkirakan
sedikit
mengalami
kenaikan. Perbaikan ini
erat
kaitannya
dengan adanya peningkatan harga karet dan Crude Palm Oil (CPO) baik dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq) maupun tahun sebelumnya. CPO naik tajam sebesar 48,57% Sumber :
Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pangkalpinang
(yoy),
karena
adanya
peningkatan
permintaan CPO terutama untuk biofuel. Perbaikan
kinerja
juga
diperkirakan
terjadi pada sub sektor perikanan. Sejalan dengan
adanya
permintaan
pemulihan
terhadap
ikan
ekonomi, semakin
meningkat. Sementara itu pada perikanan laut, kondisi laut pada bulan Oktober dan November cukup kondusif bagi para nelayan Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan
untuk melaut.
10
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.1.2
Sektor Pertambangan dan Penggalian Pertumbuhan
pertambangan
dan
tahunan
sektor
penggalian
semakin
Grafik 1.3 Indikator Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian
membaik dibanding tahun sebelumnya meski belum pulih seperti kondisi sebelum krisis. Pada triwulan IV 2009 sektor ini diprediksi tumbuh 13,13% (yoy) atau 5,80% (qtq). Pertumbuhan
ini
didukung
oleh
adanya
peningkatan harga timah di pasar internasional
Sumber : BPS, Bangka Belitung
sebesar 16,99% (yoy). Sementara faktor-faktor yang dinilai menghambat pertumbuhan sektor pertambangan
dan
penggalian
adalah
berkurangnya bagian lifting (produksi minyak siap jual) di tambang Intan Widuri dan menurunnya produksi pasir timah karena adanya razia penambang timah oleh aparat Sumber : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
keamanan. 1.1.3
Sektor Industri Pengolahan Pertumbuhan tahunan sektor industri
pengolahan
pada
triwulan
IV
2009
Grafik 1.4 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
diperkirakan sebesar 2,70% (yoy) setelah terkontraksi 2,61% di triwulan sebelumnya. Meskipun mulai mengalami perbaikan kinerja sektor ini tetap belum sepenuhnya pulih seperti kondisi sebelum krisis keuangan global. Peningkatan harga timah sampai akhir tahun
Sumber : BPS, Bangka Belitung
lebih didorong oleh faktor ekspektasi bukan dari permintaan yang sesungguhnya. Pada umumnya industri pengolahan di Bangka Belitung menggunakan bahan dasar timah dan karet, namun industri pengolahan timah hingga saat ini lebih mendominasi dibanding industri crumb rubber. Peningkatan harga timah, dirasakan sangat mempengaruhi kinerja sektor industri pengolahan. 11
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.5 Indikator Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas, dan Air
1.1.4
Sektor Listrik, Gas, dan Air Di triwulan IV 2009 sektor listrik, gas,
dan air (LGA) diproyeksikan tumbuh 8,75% (yoy) naik dari 5,36% di triwulan III 2009. Secara triwulanan sektor ini tumbuh 2,50% (qtq). Sub Sumber : BPS,Bangka Belitung
sektor
listrik
masih
menjadi
pendorong
pertumbuhan sektor LGA, namun sub sektor ini hanya
akan
naik
tipis
karena
belum
terealisasinya program penambahan kapasitas listrik yang diperkirakan baru akan terealisir secara bertahap pada akhir tahun 2010, tahun 2011,serta tahun 2012. Rasio elektrifikasi di PLN cabang Bangka, jumlah rumah tangga sebanyak 207.184, sedangkan jumlah pelanggan 97.889 Sumber : PLN Wilayah Bangka Belitung
atau dengan rasio 47,25%. Di Belitung jumlah rumah tangga 57.728, sedangkan pelanggan 39.586 dengan rasio 68,57%. Penjualan listrik pada triwulan IV naik 1,78% (qtq) atau 9,16% (yoy).Pada sub sektor gas diperkirakan terjadi peningkatan
sejalan
dengan
adanya
Sumber : Pertamina
peningkatan konsumsi elpiji di wilayah Bangka Grafik 1.6 Pertumbuhan Sektor Bangunan
Belitung yang tumbuh 10,73% (qtq). 1.1.5
Sektor Bangunan Pada
triwulan
IV
sektor
bangunan
diproyeksi tumbuh sebesar 2,00% (qtq) atau 7,33% (yoy). Pertumbuhan sektor ini sejalan Sumber : BPS,Bangka Belitung
dengan naiknya realisasi pengadaan semen di triwulan IV sebesar 24,93% (qtq) atau 32,49% (yoy). Peningkatan ini terkait dengan adanya pembangunan
infrastruktur
menyambut Babel Archi 2010. Sumber : BPS,Bangka Belitung
12
dalam
rangka
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.1.6
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pada
perdagangan,
triwulan
IV
hotel,
2009, dan
Grafik 1.7 Indikator Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
sektor restoran
diproyeksikan terkontraksi 2,67% (yoy) atau menurun 1,15% (qtq). Meskipun demikian sektor ini sudah mulai mengindikasikan perbaikan kinerja. Sub sektor hotel dan restoran
diperkirakan
mengalami
peningkatan terkait dengan adanya libur akhir tahun, tercermin dari peningkatan ratarata
jumlah
wisatawan
dan
Tingkat
Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Sumber : BPS, Bangka Belitung
pada triwulan IV dibanding triwulan III masing-masing sebesar 15,23% dan 6,18% (qtq).
Sementara
itu,
sub
sektor
perdagangan diprediksi mengalami sedikit perlambatan
akibat
menurunnya
arus
bongkar muat di Pelabuhan Tanjungpandan sebesar 13,73% (qtq) meski di sisi lain terjadi
Sumber PT Pelindo Cabang Pelabuhan Pangkalbalam dan Tanjungpandan , diolah
peningkatan tipis arus bongkar muat di Pelabuhan Pangkalbalam sebesar 3,21%. 1.1.7
Sektor
Pengangkutan
dan
Komunikasi Sektor
pengangkutan
Grafik 1.8 Indikator Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
dan
komunikasi pada triwulan IV 2009 diprediksi tumbuh 14,21% (yoy) atau naik tipis 1,79% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya. sektor pengangkutan
Sub
diprediksi
mengalami perbaikan kinerja meski tidak Sumber : BPS, Bangka Belitung
13
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.8 Indikator Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (lanjutan)
pada semua jalur transportasi. Pada angkutan udara diperkirakan terjadi peningkatan yang tercermin dari naiknya jumlah penumpang udara. Namun pada pengangkutan laut, terjadi sedikit penurunan jumlah penumpang di
3
pelabuhan,
Tanjungpandan,
yaitu
Pelabuhan
Pelabuhan Pangkalbalam,
dan Pelabuhan 35 Ilir. Penurunan ini terkait dengan kurang kondusifnya kondisi laut. Dari Sumber PT. Angkasa Pura Bandara Depati Amir, PT Pelindo Pelabuhan Pangkalbalam, PT Pelindo Pelabuhan Tanjungpandan, dan PT Pelindo Pelabuhan 35 Ilir
1.1.8
sub sektor komunikasi diprediksi mengalami peningkatan,
terkait
perekonomian Bangka Belitung.
Grafik 1.9 Indikator Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Pada
triwulan
IV
2009
sektor
keuangan, persewaan, dan jasa diprediksi tumbuh 10,06% (yoy) atau sedikit naik sebesar 2,70% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya. Pada sub sektor keuangan, terlihat
kinerja
perbankan
di
Sumber : BPS, Bangka Belitung
Bangka
Belitung pada triwulan IV 2009 (hingga bulan November) dari beberapa indikator seperti total aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit/pembiayaan mengalami sedikit
penurunan.
Persewaan
dan
Pada Jasa,
sub akan
sektor sedikit
mengalami peningkatan.
14
membaiknya
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.1.9
Sektor Jasa – Jasa Baik pertumbuhan tahunan maupun
Grafik 1.10 Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa
triwulanan, sektor jasa-jasa pada triwulan IV 2009 diperkirakan mengalami penurunan. Pertumbuhan tahunan menurun dari 12,08% (yoy) di triwulan III 2009 menjadi 7,04% di triwulan
IV
2009,
dan
pertumbuhan
triwulanan turun dari 5,78% (qtq) di triwulan IV 2008 menjadi 1,00% (qtq) di triwulan IV
Sumber : BPS, Bangka Belitung
2009. 1.2. Sisi Permintaan Perbaikan kinerja perekonomian Bangka Belitung di triwulan IV 2009 ini dilihat dari sisi permintaan didukung oleh konsumsi, terutama konsumsi rumah tangga. Perbaikan kinerja yang cukup baik juga dialami ekspor, meskipun pertumbuhan tahunan tersebut masih terkontraksi namun tidak sedalam pada triwulan sebelumnya. Dilihat dari sektor – sektor yang memberi kontribusi, 62,07% masih didominasi oleh konsumsi, dimana 50,44% diantaranya dari sub sektor rumah tangga, diikuti ekspor barang dan jasa (57,08%). Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan Sisi Permintaan Bangka Belitung (%)
*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah Tabel 1.5 Pertumbuhan Triwulanan Sisi PermintaanBangka Belitung (%) No 1 a b c 2 3 4 a b
SEKTOR EKONOMI Konsumsi Rumah Tangga Swasta Nirlaba Pemerintah Investasi Permintaan Domestik ( 1 + 2 ) Ekspor Neto Ekspor barang dan jasa Dikurangi impor barang dan jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO
I 0.95 0.90 1.25 1.17 -1.54 0.09 -1.08 0.24 0.57 -0.07
2008 II III 1.40 1.94 1.25 1.77 0.99 1.19 2.14 2.79 0.99 5.50 1.26 3.15 -6.89 -15.40 0.46 -0.89 2.25 2.33 0.20 0.90
IV 2.10 1.25 3.48 5.98 1.34 1.83 -34.53 -5.29 0.06 -1.87
I 0.49 0.18 4.00 1.60 -2.43 -0.52 -4.76 -1.11 -0.68 -0.81
2009 II III 1.86 2.23 1.57 2.08 1.91 0.38 3.14 3.06 10.44 0.83 4.77 1.73 -36.18 18.30 -1.64 1.12 2.33 -0.10 2.10 2.41
IV 2.15 1.95 -0.05 3.19 2.50 2.27 -19.74 -3.99 -2.66 1.24
*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah
15
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.6 Kontribusi Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Bangka Belitung (%) No 1 a b c 2 3 4 a b
SEKTOR EKONOMI Konsumsi Rumah Tangga Swasta Nirlaba Pemerintah Investasi Permintaan Domestik ( 1 + 2 ) Ekspor Neto Ekspor barang dan jasa Dikurangi impor barang dan jasa
2008 II III 58.00 58.60 48.04 48.46 0.80 0.80 9.95 10.14 29.85 31.22 87.85 89.81 12.15 10.19 66.95 65.76 54.80 55.58
I 57.31 47.54 0.80 9.76 29.62 86.93 13.07 66.77 53.70
IV 60.97 50.02 0.80 10.95 32.24 93.21 6.79 63.47 56.68
I 61.76 50.55 0.80 11.22 31.71 93.48 6.52 63.28 56.75
2009 II III 61.62 61.51 50.29 50.11 0.80 1.80 11.33 11.40 34.30 33.78 95.92 95.29 4.08 4.71 60.96 60.19 56.88 55.48
IV 62.07 50.44 0.80 11.62 34.20 96.27 3.73 57.08 53.35
*) Proyeksi Kantor Bank Indonesia Palembang Sumber : BPS Bangka Belitung , diolah
Grafik 1.11 Indikator Pertumbuhan Konsumsi
1.2.1.
Konsumsi Konsumsi
pada
triwulan
IV
2009
diperkirakan mengalami perbaikan kinerja baik secara
tahunan
maupun
triwulanan.
Pertumbuhan tahunan konsumsi diindikasikan searah dengan pendaftaran kendaraan baru yang meliputi truk, mobil, dan sepeda motor. Selain itu juga dapat dilihat dari meningkatnya penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi tumbuh 28,17% (yoy) atau naik 1,27% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya. Sementara itu konsumsi swasta nirlaba dan konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh tidak sebesar konsumsi masyarakat.
Sumber : BPS Bangka Belitung, Dispenda Bangka Belitung, dan Pertamina
16
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Suplemen 1
OPTIMISME KONSUMEN PANGKALPINANG DI TAHUN 2009 Tingkat Keyakinan Konsumen Pangkalpinang sepanjang tahun 2009 menunjukkan optimis, meningkat dibanding tahun 2008 yang sempat di triwulan II dan III 2008 menunjukkan pesimisme. Rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada tahun 2009 tercatat 103,81, naik dibanding tahun 2008 sebesar 98,75. Peningkatan ini lebih didorong oleh kenaikan rata-rata Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang naik dari 104,18 di tahun 2008 menjadi 114,31 di tahun 2009. Sementara itu rata-rata Indeks Keyakinan Ekonomi Saat ini (IKESI) tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pada triwulan IV tahun 2009, IKK mencapai 106.22, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 104,89. Peningkatan ini terkait dengan peningkatan IKESI dari 96,09 di triwulan III menjadi 99,17, sementara itu IEK relatif tidak berubah. Hal tersebut mencerminkan keyakinan konsumen kota Pangkalpinang terus mengalami perbaikan. Peningkatan keyakinan tersebut, sebagai dampak dari berlanjutnya pemulihan kondisi ekonomi yang meningkatkan pendapatan masyarakat.
Indeks Pesimis
Optimis
Grafik 1 IKK, IKESI, IEK, periode 2007-2009
125 120 115 110 105 100 95 90 85 80
113.28
106.22 99.17
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 2007
2008 IKK
IKE
2009
IEK
17
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Di tengah terus meningkatnya keyakinan konsumen selama triwulan IV 2009, beberapa hal yang menjadi concern bagi konsumen Pangkalpinang antara lain; tingkat penghasilan, ketersediaan tenaga kerja, perkiraan harga barang dan jasa baik kondisi untuk saat ini, maupun prediksi untuk periode 6 bulan mendatang
Grafik 2 Pembentuk Keyakinan Konsumen
Pada triwulan IV 2009, konsumen semakin memandang optimis terhadap penghasilan saat ini dibanding triwulan sebelumnya, yang dapat dilihat dari peningkatan indeks penghasilan saat ini yang naik dari 120,17 menjadi 123,00. Selain itu konsumen juga berekspektasi akan baiknya kondisi perkonomian 6 bulan yang akan datang yang dapat dilihat dari meningkatnya indeks ekspektasi penghasilan dari 135,33 menjadi 136,33.
18
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.2.2. Investasi Baik pertumbuhan tahunan ataupun triwulanan investasi pada triwulan IV 2009 diprediksi mengalami
Grafik 1.12 Pertumbuhan Investasi
peningkatan, terkait
dengan penyelesaian proyek tahun anggaran 2009.
Realisasi
fisik
kemajuan
kegiatan
pembangunan dengan sumber dana APBD 2009 naik dari 49,99% di triwulan III 2009 menjadi 91,97%. Sementara itu investasi swasta
di
triwulan
IV
diprediksi
Sumber : BPS Bangka Belitung
tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Kabupaten Bangka sampai triwulan III, jumlah perusahaan baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) tidak mengalami perubahan yaitu tercatat sebanyak 20 perusahaan. Rencana investasi 12 PMA mencapai US$ 6.639.718.888, dengan realisasi US$ 16.381.541 atau 0,25%.
1.2.3.
Ekspor dan Impor
Grafik 1.13 Indikator Ekspor Bangka Belitung
a. Ekspor Berdasarkan data nilai ekspor non migas menurut kelompok Standard International Trade Classification (SITC) Bank Indonesia, total nilai ekspor non migas di Bangka Belitung dari bulan
Sumber : BPS Bangka Belitung
September-November 2009 tercatat sebesar US$330,46 juta, atau menurun sebesar 39,94% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal
ini
sejalan
dengan
pertumbuhan tahunan ekspor di triwulan IV yang diperkirakan masih terkontraksi sebesar 5,57% (yoy), namun sudah
tidak
sebesar
19
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.13 Indikator Ekspor Bangka Belitung (lanjutan)
kontraksi di triwulan III 2009 yang mencapai 6,85%. Perbaikan ini didukung oleh ekspor komoditas unggulan Bangka Belitung yaitu timah, karet, CPO, dan rempah-rempah, dimana harganya
mengalami
peningkatan
yang
signifikan terkait pemulihan ekonomi dunia yang terus berlangsung dan ekpektasi yang terus membaik. Timah sebagai penyumbang terbesar ekspor Bangka Belitung, harganya mengalami peningkatan sebesar 16,99% (yoy), namun sayangnya peningkatan ini tidak dapat diikuti
dengan
peningkatan
produksinya,
dikarenakan adanya penertiban penambangan timah
dan
tingginya
mengurangi
jumlah
curah
hujan
yang
pasir
timah
dari
penambangan darat. Sama halnya dengan timah, hampir semua komoditas lainnya juga mengalami penurunan volume ekspor, sehingga naiknya ekspor bergantung pada kenaikan harga
di
pasar
internasional.
Berdasarkan
negara tujuan, pasar ekspor terbesar tetap ke wilayah Asia, diikuti oleh Eropa, dan Amerika. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Singapura yaitu 81,77%.
20
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.13 Indikator Ekspor Bangka Belitung (Lanjutan)
Sumber : Bloomberg, diolah
b. Impor Berdasarkan data nilai impor non migas
menurut
International
kelompok
Trade
Grafik 1.14 Indikator Impor Bangka Belitung
Standard
Classification
(SITC)
Bank Indonesia, total nilai impor non migas di Bangka Belitung dari bulan September sampai dengan bulan November 2009 tercatat
sebesar
US$250,23
juta,
naik Sumber : BPS Bangka Belitung, diolah
sebesar 9,00% dibanding bulan Juni sampai Agustus 2009, dan jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya naik tajam sebesar 1350,11%. Adanya peningkatan impor di tahun 2009 ini terkait dengan adanya pembelian kapal isap dan kapal keruk oleh para pelaku timah. Hal ini terkait dengan strategi PT. Timah sebagai produsen terbesar timah untuk meningkatkan hasil penambangan
laut.
Diperkirakan
peningkatan ini akan terus berlanjut di tahun 2010, terkait dengan masih adanya pembelian kapal isap dan kapal keruk di tahun 2010. 21
1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
22
Bab 2 • • •
PERKEMBANGAN INFLASI PANGKALPINANG
Inflasi Pangkalpinang tahun 2009 mengalami penurunan, namun terdapat tendensi kenaikan. Dibutuhkannya kerjasama antar instansi dan dinas dalam upaya pengendalian inflasi. Inflasi bulan Desember meningkat akibat faktor musiman yaitu perayaan Natal dan Tahun Baru.
2.1. Inflasi Kota Pangkalpinang
Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Pangkalpinang,Palembang, dan Nasional
Inflasi
tahunan
Pangkalpinang
pada
(yoy)
triwulan
Kota IV
2009
tercatat sebesar 2,17%, sedikit lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 2,78%. Pencapaian inflasi Kota Pangkalpinang ini masih di
dalam
range
proyeksi
yang
dibuat
BI
Palembang di awal tahun yakni 2,46±1%. Inflasi tahunan Kota Pangkalpinang secara historis lebih
fluktuatif dibandingkan dengan inflasi nasional dan Kota Palembang, yang ditunjukkan oleh angka standar deviasi Kota Pangkalpinang yang mencapai 6,34%, lebih tinggi dibandingkan angka standar deviasi nasional yang tercatat 3,97%
Sumber: BPS, diolah Tabel 2.1 Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Pangkalpinang,Palembang dan Nasional 2008 - 2009
dan
Fluktuatifnya
Palembang inflasi
Kota
sebesar
5,19%.
Pangkalpinang
merupakan akibat dari tingginya ketergantungan dengan kota lain terutama Kota Palembang dan Jakarta.
Sementara
pengangkutan
barang-
barang menggunakan jalur laut dimana kondisi perairan dan cuaca sering kurang kondusif yang Sumber: BPS ,diolah
2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang
berdampak pada ketersediaan pasokan dan
Grafik 2.2 Indikator Tekanan Inflasi
harga barang tersebut. Laju
inflasi
tahunan
(yoy)
Kota
Pangkalpinang mencapai titik terendahnya di triwulan III 2009, yang kemudian mulai naik di triwulan IV 2009. Hal ini memperlihatkan perekonomian Bangka Belitung masih dalam proses
pemulihan
terkait
dengan
peningkatan
harga
timah
di
pasar
internasional,
yang
merupakan
motor
Sumber: BPS Bangka Belitung dan Bloomberg, diolah
perekonomian daerah. Pada grafik 2.2 dapat dilihat tendensi pergerakan harga timah di pasar internasional searah dengan inflasi Sumber: PT Pelindo, diolah
tahunan, meski terdapat lag 4-5 bulan.
Tekanan inflasi lainnya berasal dari faktor alam, yakni kondisi perairan Bangka Belitung kurang kondusif faktor teknikal, yakni inflasi yang sangat tinggi pada tahun sebelumnya.
Sumber: BPS Bagka Belitung, diolah
2.2. Inflasi Kota Pangkalpinang per Kelompok Barang Peningkatan inflasi tahunan Pangkalpinang pada
triwulan IV 2009 dibanding
triwulan III 2009 terjadi pada hampir semua kelompok barang dan jasa, kecuali kelompok kesehatan yang mengalami sedikit penurunan.
24
Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Pangkalpinang per Kelompok Barang
Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Pangkalpinang per Kelompok Barang
Sumber: BPS Bangka Belitung
Sumber: BPS Bangka Belitung
2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang
Inflasi Kelompok bahan makanan pada triwulan IV 2009 tercatat 0,54% (yoy),
Grafik 2.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
naik dari triwulan sebelumnya yang deflasi 1,10%. Namun secara bulanan, inflasi menurun
dari
bulan
Oktober
sampai
November, terkait dengan telah usainya lebaran
di
bulan
September.
Namun
tekanan inflasi terjadi kembali di bulan Desember,
karena
adanya
peningkatan
Sumber: BPS, Bangka Belitung , diolah
permintaan sehubungan perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu juga terjadi akibat berkurangnya pasokan terutama dari Pulau Jawa dan Palembang akibat dari kurang kondusifnya kondisi perairan dan belum masuknya musim panen padi. Inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik
Sumber: Disperindag, Bangka Belitung , diolah
dari 6,76% (yoy) di triwulan III 2009 menjadi 7,23%. Kenaikan harga gula yang telah terjadi sejak triwulan sebelumnya merupakan penyebab adanya peningkatan inflasi kelompok ini.
Sumber: BPS, Bangka Belitung , diolah
25
2. Perkembangan Inflasi Pangkalpinang
Grafik 2.4 Inflasi Beberapa Kelompok Barang
Kelompok
perumahan,
air,
listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan inflasi tahunan pada triwulan IV 2009, dari
0,97%
(yoy) di triwulan III
2009 menjadi 1,32%. Hal ini sejalan dengan inflasi bulanan kelompok ini yang terus mengalami peningkatan. Adanya penyelesaian
proyek-proyek
pembangunan
menyebabkan
adanya
kenaikan harga semen di bulan November dan Desember masing-masing sebesar
0,35% dan 3,67%. Inflasi kelompok sandang naik dari 2,96% (yoy) triwulan
III
Peningkatan
2009 ini
di
menjadi
5,12%.
terkait
dengan
juga
kenaikan harga emas perhiasan akibat kenaikan
harga
emas
di
pasar
internasional. Emas merupakan komoditas yang banyak diburu investor, ditengah terus membaiknya perekonomian dunia. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak mengalami perubahan dibanding
triwulan
sebelumnya.
Kelompok transportasi, keuangan, dan jasa keuangan pada triwulan IV 2009 mengalami deflasi yang lebih dalam yaitu
2,1% (yoy). Selama triwulan ini, hanya terjadi perubahan pada sub kelompok transportasi, sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami
Sumber: BPS Bangka Belitung, Bloomberg, diolah
26
perubahan.
Bab 3 • •
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Pertumbuhan kinerja perbankan mengalami perlambatan yang ditunjukkan oleh penurunan DPK dan penyaluran kredit Suku bunga perbankan semakin mengalami penurunan searah dengan penurunan suku bunga acuan secara gradual sejak tahun lalu dan turunnya risiko seiring pemulihan perekonomian.
3.1. Kondisi Umum Secara umum, kinerja perbankan di Bangka Belitung pada triwulan IV 2009 (hingga bulan
November)
dari
beberapa
Grafik 3.1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Bangka Belitung
indikator
seperti total aset, penghimpunan dana dan penyaluran
kredit/pembiayaan
mengalami
sedikit penurunan secara triwulanan. Laba perbankan
Bangka
Belitung
mengalami
peningkatan cukup signifikan pada triwulan ini, yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan Return on Assets (ROA) secara triwulanan dari 1,18% menjadi 1,76%. Namun, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami penurunan dari 126,92% menjadi 120,56%. Total aset perbankan Bangka Belitung sedikit meningkat dengan kisaran moderat sebesar 9,02% dari
triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (yoy), yaitu dari
Rp7,25 triliun menjadi Rp7,90 triliun. Sejalan dengan terjadinya peningkatan secara triwulanan
sebesar
0,40%
(qtq),
pertumbuhan
tahunan
mengalami
percepatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan aset perbankan secara tahunan ini terutama disebabkan meningkatnya jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Penghimpunan DPK meningkat sebesar 12,02% (yoy) dari Rp7,17 triliun menjadi Rp8,04 triliun, namun mengalami penurunan sebesar 0,54% secara triwulanan (qtq). Peningkatan DPK terutama didorong oleh peningkatan simpanan berjangka/deposito yang meningkat sebesar 15,09% (yoy).
3. Pe erkembangan Perbankan P Daeerah
Penyaluran kredit/p pembiayaan n mengalam mi peningkatan sebesarr 9,38% (yyoy) dari Rp3,28 triliun menjadi Rp p3,59 triliun n, menyusul semakin tingginya t reencana produksi di negara-negara industri yan ng sekaligus membenttuk optimism me terhadap prospek bisnis di Bangka Belitun ng di tahun n 2010. Namun demikkian secara triwulanan kredit/pem mbiayaan men nurun sebesar 2,58% (q qtq). Penyaluran Kredit Mikro, M Kecil,, dan Menengah (MKM M) secara tah hunan (yoy) tercatat men ngalami pen ningkatan se ebesar 27,10 0% dari Rp1 1,75 triliun menjadi seb besar Rp2,22 2 triliun. Sem mentara itu,, secara triwulanan (q qtq), realisaasi kredit MKM M meng galami peningkatan sebeesar 4,17% %. Hal ini bertolak b belakang dengan kondisi perbankan n secara um mum di Bangka Belitung pada bulan Novemb ber 2009. D Dengan perkkembangan ini, proporsi kredit MKM M terhadap total kreditt perbankan mengalamii peningkataan. y dibaren ngi dengan penurunan penyaluran n kredit/pem mbiayaan Peningkkatan DPK yang secaara triwulanan telah meenyebabkan n penurunan n Loan to Deposit D Ratio o (LDR) dari sebesar 45,6 61% pada triwulan III menjadi m sebeesar 44,68% % pada triwu ulan IV 2009 9. 3.2.. Kelembag gaan Jumlah bank b yang beroperasi di Prop pinsi Bangka Belitung sampai den ngan triw wulan IV 20 009 sebanyak
Grafik k 3.2 Ju umlah Kantor B Bank dan ATM di Bangka Belitung
16 bank b
dengan jumlah h kantor bank b seban nyak 98 kantor
yaang terdiri dari 2 Kantor
Pusaat BPR/S, 18 Kantor Cabang
B Bank
Umu um Konven nsional, 1 Kantor K Cab bang Bank Umum Syariah dan d 5 Kantor Cab bang BPR/S, 55 Kantor Cabang Peembantu Baank Umum Konvensional, serta 16 6 Kantor Kas Bank Umum, dan 1 Kantor K Kas BPR. Sementara itu jumlah Anjun ngan Tunai Mandiri M) tercatat ssebanyak 92 2 unit. (ATM
3.3.. Penghimp punan Dana a Pihak Kettiga (DPK) 3.3..1 Penghim mpunan DPK K Pertumb buhan tahu unan DPK mengalami m n sebesar 12,01% 1 (yo oy). Giro peningkatan tercatat mening gkat dari Rp p1,86 triliun menjadi sebesar Rp2,13 triliun ataau sebesar 14,65%. 1 ngalami pen ningkatan sebesar s 12,,26% menjjadi Rp3,87 7 triliun. Simpanan Tabungan men 28 8
3. Perkemban ngan Perbanka an Daerah
berjangka/depo osito mening gkat dari Rp1,87 triliun menjadi Rp2,03 triliu un atau me eningkat sebeesar 8,94%. Secara triwulanan t ( (qtq), pengh himpunan DPK D mengalaami penurun nan sebesarr 0,54% yang g disebabkaan oleh pen nurunan girro dan depo osito masing-masing seebesar 4,83 3% dan 1,37 7%. Namun n, tabungan masih mengalami peningkatan tipis sebesar 2,46% (qtq). Grafik 3.3 Perkemban ngan Kompone en DPK Perbank kan di Bangka Belitung
Grafik 3.4 Komposisi DP PK Perbankan T Triwulan IV 200 09 d Bangka Belitung di
masing komp ponen simpanan terhad dap total DPK yang Berdasaarkan pangssa masing-m berh hasil dihimpun, tabungaan masih tercatat dengan pangsa terbesar t yaittu sebesar 48,16%, 4 atau u sedikit meeningkat dib banding triw wulan sebelumnya yang g sebesar 4 46,75%. Sem mentara itu giro g dan dep posito masin ng-masing memiliki m pan ngsa sebesarr 26,55% daan 25,29%..
3.3..2. Penghim mpunan DP PK Menurutt Kabupate en/Kota Saat in ni sistem pelaporan bank yang g dikelola Bank Indonesia Palembang men ngelompokkkan wilayah Bangka Beelitung yang g terdiri darri Pangkalpinang, Bang gka, dan Belittung.
Berd dasarkan
laju
pertu umbuhan
secara
tahunan
oy), (yo
pertum mbuhan
penghimpunan DPK Pangkalpinang tercatat t paliing tinggi yakni y sebesaar 15,42% dengan pangsa pertumbuhan tahunan yang ju uga paling tinggi, yaitu 7,05%. Pen nghimpunan n DPK di buh sebesarr 11,67% dari sebesar Rp2,56 triliun menjadi sebesar Kotaa Bangka teercatat tumb Rp2,86 triliun p pada triwulan ini. Lain haalnya dengaan pertumbu uhan tahun nan, wilayah h Pangkalpinang dan Belitung unan DPK secara s triwulanan. DPK di wilayah Pangkalpina ang dan tercatat mengaalami penuru ng-masing ssebesar 1,37% dan 2,14% denga an andil Belittung mengaalami penurrunan masin perttumbuhan masing-masi m ing sebesar 0,63% dan n 0,40%. Peertumbuhan n DPK di Kab bupaten Bangka mengalami peningkatan sebessar 1,43% dengan d andil pertumbuhan masing-masing 29
3. Pe erkembangan Perbankan P Daeerah
sebeesar 0,51%. Berdasarkan pangsa, DPK Kota Pangkalpinaang masih m merupakan wilayah dengan pangsaa terbesar yakni sebesaar 45,68% d dari total DPK di Bangkka Belitung,, disusul bertturut-turut oleh o Bangkaa dan Belitun ng masing-m masing sebeesar 35,63% % dan 18,70%. Tabel 3.1 Perkembang gan DPK Perban nkan per Wilay yah Ban ngka Belitung (Rp ( Juta)
Wilaayah
2008
2 2009
Pangkal Piinang
IV 3,180,479
I 3,331,608
II 3,592,702
III 3,722,065
IV* 3,671,036
Belitung
1,430,378
1,497,594
1,566,651
1,535,452
1,502,573
Bangka
2,563,980
2,859,206
2,951,908
2,822,842
2,863,314
3.4.. Penyalura an Kredit/Pembiayaan n 3.4..1. Penyaluran Kredit//Pembiayaa an Secara S Sektoral n kredit/pem mbiayaan teercatat mengalami peeningkatan sebesar Laju peertumbuhan 9,38 8% dari tah hun sebelum mnya (yoy), yaitu y dari Rp p3,28 triliun n menjadi Rp3,59 triliun n. Selain sekttor lain-lain,, peningkataan tertinggi terjadi pad da kredit sekktor Listrik, Gas dan Air bersih dan kredit sekto or perindusttrian masing g-masing seb besar 344,64% dan 10,10%. Tabel 3.2 Perke embangan Kred dit Sektoral Ban ngka Belitung (Rp ( Juta)
Sektor
2008
20 009
Pertan nian
IV 142,923 3
I 141,401
II 142,151
III 131,049
IV* 147,275
Pertam mbangan
163,244 4
261,316
275,727
358,178
169,925
Perind dustrian
669,236 6
634,341
604,504
531,446
736,854
Perda agangan
896,298 8
793,069
891,815
933,185
933,220
Jasa-jasa
615,774 4
587,540
625,881
579,107
365,663
2,247 7
10,192
10,461
9,952
9,991
Listrik k, Gas dan Air
457,281
421,708
456,202
393,619
215,701
Penga angkutan
35,048 8
35,563
36,464
33,788
30,583
Jasa Dunia D Usaha
85,418 8
88,252
91,803
110,925
77,787
Jasa Sosial S M Lain-laink
35,780 0
31,825
30,951
30,823
31,601
795,194 4
929,454
1,037,782
1,152,748
1,237,678
Konsttruksi
30 0
3. Perkemban ngan Perbanka an Daerah
Sektor yang y menekan pertum mbuhan kred dit secara ta ahunan adaalah sektor jasa-jasa dengan andil pertumbuhan n sebesar minus m 4,14% %. Begitupun n secara triw wulanan sekktor yang men nekan pertu umbuhan krredit adalah h sektor jassa-jasa yang g berperan pada pertu umbuhan kred dit secara taahunan sebeesar minus 3,75%. 3 Perttumbuhan kredit k secaraa tahunan utamanya dido orong oleh pertumbuha p an kredit di sektor lain--lain dan sekktor perindu ustrian deng gan andil perttumbuhan triwulanan masing-m masing sebeesar 19,18% dan 2,,07%, dan n secara triw wulanan perrtumbuhan kredit jugaa banyak didorong d ole eh sektor lain-lain dan sektor perindustrian m masing-masin ng sebesar 2,54% 2 dan 7,93%. Selain perd dagangan dalaam
sektor memiliki
penyaluran
lain-lain,
sektor
pangsa
terbesar
kredit
yaitu
Gra afik 3.5 Pa angsa Penyaluran Kredit Sekttoral B Bangka Belitung g Triwulan IV 2009 2
s sebesar
25,9 99%. Urutan kedua dan ketiga dittempati oleh h
penyalu uran
kredit
di
sektor
perindustrian dan sekto or jasa-jasa yaitu massing-masing
sebesar
20,52%
dan
10,1 18%. Selain itu, pen nyaluran kreedit di sekttor konstrukksi dan sektor pertamb bangan jugaa mempunyyai pangsa yang y cukup p besar, yaitu u masing-m masing seb besar 6,01% % dan
4,73 3%.
3.4..2. Penyaluran Kredit//Pembiayaa an Menuru ut Penggun naan Seluruh
penyalurran
kredit//pembiayaan
menuru ut
penggu unaan
meengalami
peningkatan dibandingkan n dengan periode p yan ng sama tahun sebelu umnya (yoy)). Kredit konsumsi tercaatat mengallami pening gkatan palin ng tinggi yaakni sebesaar 55,65% menjadi sebeesar Rp1,23 3 triliun. Se ementara, kredit modal kerja daan kredit in nvestasi meengalami penurunan massing-masing sebesar 6,9 98% dan 0,0 04%. Secara ttriwulanan (qtq), penya aluran kredit/pembiayaan untuk modal m kerja tercatat ngalami pen nurunan cukup tajam sebesar s 9,27%. Kreditt konsumsi tercatat me eningkat men palin ng tinggi sebesar 7,37% yang g kemudian n disusul oleh o kredit investasi dengan peningkatan seebesar 0,47% %. Peningkaatan yang ccukup tinggii pada krediit konsumsi diyakini sang gat erat kaittannya deng gan dampak k krisis globaal yang men nyebabkan rrendahnya daya d beli
31
3. Pe erkembangan Perbankan P Daeerah
massyarakat dan n sekaligus mendorong m masyarakatt untuk men nambah kreedit konsumsi untuk mem menuhi kebu utuhan. Grafik k 3.7 Pangssa Penyaluran K Kredit/Pembiay yaan Menurut Pe enggunaan Ban ngka Belitung T Triwulan IV 2009
Grafik 3.6 3 Pertumbuh han Kredit Menurut Penggun naan Bangka Belitung
gi komposissi, penyaluraan kredit beerdasarkan penggunaan n masih did dominasi Dari seg h kredit mo odal kerja, yakni sebeesar 49,81% %, diikuti kredit k konsu umsi yakni sebesar oleh 34,4 47%, dan kredit k investtasi dengan n pangsa seebesar 15,72%. Walau upun demikian, jika dipeerhatikan pu ula data triw wulan sebelumnya, telaah terjadi seedikit pergesseran domin nasi dari kred dit modal keerja kepada dua jenis krredit lainnya.
3.4..3. Penyaluran Kredit//Pembiayaa an Menuru ut Kabupaten B dan n Belitung tercatat Berdasaarkan daeraah penyaluran kredit, wilayah Bangka sebaagai wilayah yang paling dominaan mendoro ong penyalu uran kredit//pembiayaan n secara tahu unan (yoy) yakni y dengan andil perttumbuhan masing-masi m ng sebesar 3,52% dan 1,16%. Sem mentara
itu u,
wilayah
yang
m membatasi
penyaluran n
kredit/peembiayaan
adalah
Pangkalpinang dengan and dil pertumbu uhan tahunaan sebesar minus m 4,61% %. Tabel 3.3 Perke embangan Pen nyaluran Kreditt/Pembiayaan Perbankan P Ban ngka Belitung (Rp ( Juta)
Willayah Pangkal Pinang Belitung Bangka
2008
2 2009
IV 1,345,709
I 1,465,129 9
II 1,538,127 7
III 1,510,57 79
IV* 1,174,06 62
468,043
376,315 5
459,772 2
487,27 74
503,08 88
1,464,211
1,501,202 2
1,575,715 5
1,299,17 70
1,570,72 24
4,707
4,474 4
4,247 7
7 78
6 63
Dati II lain nnya *Data sampaai bulan Novemb ber 2009
32 2
3. Perkemban ngan Perbanka an Daerah
Secara triwulanan (qtq), wilayaah Bangka dan d Belitung g juga tercaatat sebagai wilayah yang g paling do ominan men ndorong peenyaluran kredit/pembiayaan secara triwulana an (qtq) yakn ni dengan andil a pertum mbuhan massing-masing g sebesar 10 0,11% dan 0,50%. Sem mentara itu, wilayah Paangkalpinang membataasi pertumb buhan kredit dengan andil a pertum mbuhan wulanan sebeesar minus 8,05%. 8 triw Menuru ut komposissinya, wilayaah Bangka tercatat
men ndominasi
penyaluran n
kredit
Graffik 3.8 Komp posisi Penyalurran Kredit Perb bankan Ba angka Belitung g Triwulan IV 2009 Berdasark kan Wilayah
bankan di Bangka Beelitung, yaittu sebesar perb 48,3 36%. Kemu udian disusu ul oleh Pang gkalpinang dan Belitung, yyaitu masing g-masing mempunyai m pangsa
sebessar
36,15 5%
dan
15,49%.
Sedangkan Datti II lainnyaa mempunyyai pangsa g sangat kecil mendeka ati nol. yang 3.4..4. Penyaluran Kredit//Pembiayaa an Usaha M Mikro Kecil Menengah h (UMKM) Realisassi kredit Usaaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seecara tahunan (yoy) tercatat mengaalami penin ngkatan seb besar 27,10 0% dari Rp p1,75 triliun menjadi sebesar unaan, perttumbuhan tertinggi d dicapai oleh h kredit Rp2,22 triliun. Berdasarkkan penggu konsumsi sebesar 47,02% %, diikuti oleh kredit investasi dan kredit modal kerja masingmassing sebesarr 26,88% daan 7,36%. Sementara itu, secaara triwulan nan (qtq q), realisasi kredit k UMK KM mengalaami
Grafik 3. 9 Penyalura an Kredit UMKM Perbankan ung Bangka Belitu Menurut Penggu unaan
peningkatan seebesar 4,17 7% dibanding wulan triw
seb belumnya.
Peningkattan
tersebut didoro ong oleh perkembang p gan pada kredit kkonsumsi dan d investaasi. dit konsum msi dan krredit investtasi Kred men ngalami pen ningkatan m masing-masing sebeesar 7,96% dan 5,62% %. Sedangkkan kred dit
modaal
kerja
mengalaami
penurunan sebeesar 0,86%.
33
3. Pe erkembangan Perbankan P Daeerah
Menuru ut penggunaaan, kredit yang y diberikkan banyak digunakan d u untuk konsu umsi dan mod dal kerja. Kredit konsumsi tercatatt sebesar Rp p1,17 triliun n atau deng gan pangsa sebesar 52,6 60%, semen ntara kredit modal kerja tercatat sebesar Rp0,,86 triliun atau dengan n pangsa sebeesar 38,68% %. Sementarra itu, kreditt investasi teercatat sebeesar Rp0,18 triliun atau dengan pangsa sebesarr 8,72%. Berdasaarkan plafon n kredit, reaalisasi penyaaluran kredit usaha keecil masih mencatat m t ba aik secara tahunan t maaupun triwu ulanan. Seccara tahunaan (yoy), perttumbuhan tertinggi perkkembangan realisasi peenyaluran kredit usaha kecil (plafo on Rp51 jutta s.d. Rp50 00 juta), dan usaha men nengah (Rp5 501 juta s.d. Rp5 miliarr) masing-masing tercattat sebesar 84,41% k usahaa mikro (plaafon sd. Rp5 50 juta) me engalami dan 8,28%. Di sisi lain, penyaluran kredit penurunan sebesar 1,39 9% (yoy), Secara triw wulanan (q qtq), perkeembangan realisasi penyaluran kreedit usaha kecil, dan kredit usah ha menengah masing--masing me eningkat sebeesar 10,77% % dan 0,09% %, sedangkkan kredit ussaha mikro mengalami penurunan sebesar 0,63 3% (qtq). Menuru ut
kompossisinya,
kreedit
kecil
mem mpunyai pangsa terttinggi yaitu u sebesar
Grafik 3 3.10 Penyaluran Kre P edit UMKM Menurut Plaffon Kredit
42,8 85% dari kkeseluruhan kredit Mikkro, Kecil, dan Menengah h. Kemudiaan, kredit mikro m dan kred dit meneng gah masing g-masing mempunyai m pangsa sebesarr 29,35% daan 27,81%. Ke depan gsa penyaluran kredit kecil akan diprrediksi pang sem makin besarr dibanding gkan segmen kredit MKM M lainnya.
3.5.. Perkemba angan Suku u Bunga Perbankan dii Bangka Belitung Suku bunga perbaankan yang terdiri darii suku bung ga simpanan dan suku u bunga pinjaman pada triwulan IV 2009 tercattat mengalaami pertumb buhan dengan arah yan ng sama, yaitu u menurun. Menurunn nya bunga simpanan dan bungaa pinjaman tidak terlep pas dari penurunan BI R Rate secara gradual sejaak Desembeer 2008 dan n menurunnyya risiko perbankan seiring pemulihan perekonomian.
34 4
3. Perkemban ngan Perbanka an Daerah
3.5..1. Perkemb bangan Suk ku Bunga Simpanan S Suku bun nga simpanaan yang terdiri dari sukku bunga simpanan yan ng berjangk ka waktu 1 bu ulan, 3 bulaan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulaan, secara rata-rata r meengalami peenurunan bila dibandingkkan dengan triwulan seb belumnya. Rata-rata suku bu unga simpaanan tercaatat sebesaar 7,63%, menurun apabila dibaandingkan dengan d tingkat suku bu unga simpan nan pada triw wulan sebeelumnya (qttq) yang tercatat sebesaar 7,74% maupun m apabila dibandingkan den ngan periode yang sam ma tahun oy), yang seb besar 8,71% %. sebeelumnya (yo Grafik 3.11 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Perba ankan Bangka Belitu ung
Bila dibandingkan n dengan triwulan seebelumnya, berdasarkkan jangkaa waktu siimpanan, jeenis simpan nan dengan n jangka w waktu 1 bu ulan, 3 bu ulan, dan 6 bulan m mengalami penurunan suku bunga, dan jeenis simpan nan dengan n jangka waktu w 12 bulan
dan n
24
b bulan
meengalami
peningkatan atau relatiif tetap. Peenurunan su uku bunga a yang secara relatiff paling drastis terjad di pada jenis simpanan dengan u 6 bulan. H Hal ini menu unjukkan jaangka waktu adanya ekspeektasi penin ngkatan suk ku bunga ke depan. Suku bu unga simpaanan yang tertinggi t saaat ini dicataat oleh suku bunga sim mpanan dengan jangka waktu 12 bulan, yakn ni sebesar 9 9,06%. Seda angkan sukku bunga sim mpanan yang g memiliki rate r paling rendah adalaah jangka w waktu 24 bullan yakni sebesar 6,63% %.
3.5..2. Perkemb bangan Suk ku Bunga Pinjaman P Perkembangan ting gkat suku bunga b pinjaaman yang terdiri dari suku bung ga kredit mod dal kerja, kreedit investassi, maupun konsumsi, secara s rata-rrata mengalami penuru unan bila dibaandingkan dengan triw wulan sebe elumnya, daan juga menurun m cukkup signifikkan bila dibaandingkan dengan d tah hun sebelum mnya. Penu urunan paling dalam pada tiga triwulan teraakhir ini terjaadi untuk su uku bunga kredit k konsumsi.
35
3. Pe erkembangan Perbankan P Daeerah
Rata-ratta
tingkatt
suku
bunga Grafik 3..12
pinjaman tercattat sebesar 13,74%, menurun
Perkembangan Suku Bung ga Kredit Perba ankan
apabila dibandingkan den ngan tingkaat suku
Bangka Belitung
bunga pinjamaan pada triw wulan sebelumnya (qtq q)
yang
sebesar
14,04%
dan
dibaandingkan dengan taahun sebelumnya (yoyy) yang tercaatat sebesar 15,85%. Berdasaarkan
pen nggunaan,
suku
bunga kredit yaang tertingg gi pada triw wulan IV 200 09 adalah suku s bunga a kredit investasi, yaitu u sebesar 14,42%. Sementara itu u kredit konsumsi tercaatat sebagai kredit dengan d suku u
bunga
terendah,
yakni
sebesar s
12,9 98%. Berbeeda dengan n dua jeniss kredit lainn nya, suku bunga unttuk kredit modal kerja
justru
mengalamii
kenaikan n
tipis
dibaandingkan triwulan sebelumnya, s , yaitu dari 13,81% menjadi 13,83 3%.
3.5..3. Perkemb bangan Sprread Suku Bunga Spread d suku bung ga perbanka an, yaitu Grafik 3.13 Pe erkembangan Spread S Suku Bu unga Perbanka an B Bangka Belitung g
seelisih antaraa suku bunga kredit dan d suku bunga
sim mpanan
peerbankan
tercatat
m mengalami penurunan pada triw wulan IV 2009 dari 6,3 30% menjad di 6,12%. Pengaruh P s bungaa kredit yang lebih penurunan suku dingkan pen nurunan sukku bunga ceepat diband deposito menjadi penyeebab perkem mbangan in ni.
Selain
itu,
hal
ini
menu unjukkan
berkurangnya ekspektasi risiko da alam hal
penyaluran kredit. k
36 6
3. Perkemban ngan Perbanka an Daerah
3.6.. Kualitas Penyaluran P Kredit/Pem mbiayaan Tin ngkat Non--Performing Grafik 3.1 14 Perkembanga an NPL Perbank kan Bangka Be elitung
(NPL)
g gross
Belitung
Bangka
peerbankan
pada
IV 2009
triwulan
%, 4,26%
mencapai
Loan
meningkat
dibandingkan kondisii tahun seb belumnya maupun
dibandingkan
sebelumnyya.
NPL
triwulan (sudah
net
memperhitungkan PPPAP) tercataat relatif konstan
dibandin ngkan
triwulan
sebelumnyya. Tingkatt NPL net posisi triwulan IV V 2009 tercaatat sebesarr 0,93%, lebih
tinggi
dibaandingkan
tahun
sebelumnyya yang sebeesar 0,30%.
Dilihat d dari sektor ekonominya e a, persentasee NPL gross terbesar maasih bersum mber dari sekttor perdagaangan, hoteel dan resto oran yakni sebesar 83 3,48%, sedikit naik dibanding triw wulan sebelumnya yang mencapai 82,39%. 8 Sektor pertam mbangan terrcatat menyumbang NPLL sebesar 6,41% 6 dan sektor lain-lain tercaatat menyu umbang NPPL sebesar 6,32%. Men nurunnya d dominasi NP PL dari sekktor perdag gangan ini memberikaan indikasi adanya perb baikan kond disi perdagan ngan dan akktivitas pereekonomian pada p triwulaan IV 2009 ini. Grafik 3.15 Komposissi NPL menurutt Sektor Ekono omi
37
3. Pe erkembangan Perbankan P Daeerah
3.7.. Kelonggaran Tarik Dari LBU U KBI Palem mbang dipero oleh
Grafik 3.16 Perkembangan Un ndisbursed Loa an P Perbankan Ban ngka Belitung
info ormasi bahw wa undisbursement loan l (kredit yang beelum ditarik k oleh debitur) pada triwulan IV 2009 teercatat sebesar Rp1,18 triliun atau 45,20 0% dari plaafon kred dit yang disetujui d oleeh perbank kan, men ningkat dibandingkan dengan taahun sebeelumnya yan ng tercatat sebesar Rp0 0,97 triliu un atau 41,72%, dan n dibanding gkan dengan tercatat
triwu ulan sebessar
sebeelumnya Rp1,24 4
triliun
y yang a atau
44,6 60%.
3.8.. Risiko Liku uiditas Risiko o likuiditass bank um mum di P Propinsi Ban ngka Belitun ng pada triwulan t
Grafik 3.17 7 Perkem mbangan Risiko o Likuiditas Perba ankan Bangka Belitung
IV 2009 adalah sebesaar 102,11% %. Rasio t tersebut
tercatat
jika
dengan n
rasio
likuiditas
s sebelumnya
yang
tercatat t
d dibandingka an t triwulan
meningkat
s sebesar 99,1 12%. Menu urunnya
rasio
likuiditas
dampak daari kenaikan m merupakan n aktiva likuid < 1 bulan seb besar 2,51% % (qtq) m menjadi seebesar Rp7 7,14 triliun n yang
d disertai dengan penurunan pasiva likuid < 1 bulan, yaitu sebeesar 0,49% % (qtq) m menjadi seb besar Rp6,99 9 triliun.
38 8
3. Perkemban ngan Perbanka an Daerah
S Suplemen 2 TRANS SAKSI MELA ALUI KARTU ATM TET TAP AMAN Industri perbankan n nasional yang y sehat dan kuat mempunyaai peranan penting dan stabilittas nasionaal. Dalam rangka dalaam mendukung pertumbuhan ekonomi d men ndorong terrciptanya in ndustri perb bankan yang g sehat dan n kuat makka perlu ditterapkan prinsip kehati-hatian dalaam pengelo olaan kelem mbagaan ba ank serta m mempertimb bangkan fakttor-faktor keemampuan bank, tingkkat persaing gan yang seehat, tingkatt kejenuhan n jumlah bank, kelayakaan rencana bisnis ban nk, serta keemampuan dan atau kepatutan pemilik, pengurus, dan pejabat bank. b Hal in ni tercantum m dalam Peraturan P Bank Indone esia No. 11/1 1/PBI/2009 tentang Baank Umum yang meng gatur tata cara c perizin nan pendiriaan bank umu um, kantor wilayah, kaantor cabang, kantor cabang pembantu, kanttor kas, dan n kantor fung gsional, dan n kegiatan pelayanan kaas. Untuk mendirikan m bank b harus melalui izin dari Gubernur Bank Indonesia. Pemberian izin tersebut terrbagi dalam dua tahap, yaitu: 1. Persetujuan n prinsip, yaitu persetuju uan untuk melakukan m p persiapan peendirian bank. 2. Izin usaha, yaitu izin yang y diberikan untuk melakukan kegiatan u usaha bank setelah persiapan pendirian p bank selesai dilakukan. Dalam peraturan ini, Bank Ind donesia meemberikan keleluasaan k mbukaan dalam pem ngan kantorr bank, khussusnya untuk memperlu uas jangkauaan pelayanaan nasabah, dengan jarin perttimbangan bahwa b perlu uasan jaring gan kantor bank b akan dapat d menin ngkatkan pe elayanan kepada nasabah h. Untuk m meningkatkan pelayanaan kepada nasabah, n baank dapat m melakukan kegiatan k pelaayanan kas, yaitu kegiattan kas dalam rangka melayani m pihak yang telaah menjadi nasabah bank yang meliputi: 1. Kas kelilin ng, yaitu kegiatan pelayanan p kas secaraa berpindaah-pindah dengan menggunakkan alat tran nsportasi ataau pada lokasi tertentu secara tidak permanen n, antara lain kas mobil, kas terapung, atau konter bankk non permaanen. 2. Payment po oint, yaitu kegiatan k dalam bentuk pelayanan pembayaran atau penerimaan pembayaran n melalui kerja k sama bank b dengaan pihak lain pada suaatu lokasi tertentu, t seperti pem mbayaran tag gihan telepo on, listrik, attau gaji pega awai. perbankan elektronis e (PPPE), yaitu kkegiatan pelayanan kas atau non kas k yang 3. Perangkat p dilakukan d dengan men nggunakan sarana mesin elektronis yang berlo okasi baik di d dalam maupun di luar kantorr bank, yang dapat meelakukan peelayanan an ntara lain peenarikan atau penyeetoran secarra tunai, peembayaran melalui pemindahbukuan, transfe er antar bank dan atau memp peroleh info ormasi saldo o rekening nasabah, aantara lain melalui T Mand diri (ATM) dan Electronic Data Cap pture (EDC). Adanya ATM A dan Anjungan Tunai bagi nasab EDC ini meemberikan kemudahan k bah yang ingin bertranssaksi dengaan cepat dan praktis terutama untuk transaksi antar bank. Namun,, maraknya pemberitaan mengen nai pembob bolan sejum mlah rekenin ng milik berapa bank oleh pihaak yang tidaak berhak mengindikas m sikan bahwa faktor nasaabah di beb keam manan dalaam penggun naan mesin n ATM atau u EDC masih rawan. A Adanya kejadian itu men nimbulkan kkeresahan di d masyarakkat terutamaa nasabah yang y memiliki frekuenssi tinggi dalaam penggunaan kartu u ATM. Menghadapi M pemberitaaan ini, Ban nk Indonesia telah men ngeluarkan tanggapan t r resmi, yaitu: 39
3. Pe erkembangan Perbankan P Daeerah
1. Bank Indonesia telah h berkoord dinasi deng gan perban nkan serta kepolisian n untuk ng terdapat dalam kasu us tersebut. menuntaskaan permasalahan tindakk pidana yan 2. Masyarakatt diharapkan n tetap ten nang dan bijak b serta berhati-hati dalam meelakukan transaksi peerbankan, kh hususnya menggunakan kartu ATM M. penyelidikan awal dikettahui bahwaa telah terjaadi pencuriaan data karrtu ATM 3. Dari hasil p melalui pro oses skimmiing/taping dan d penginttipan PIN oleh o pihak yyang tidak berhak. Untuk itu pihak bank sudah melakkukan langkaah pengamaanan yang d diperlukan. onesia telah h memperroleh komitmen dari bank beersangkutan untuk 4. Bank Indo menyelesaikkan masalah h tersebut dalam waktu u sesegera mungkin. m nesia akan meminta m pula kepada seluruh s bank untuk kem mbali meng gevaluasi 5. Bank Indon dan mendeteksi seluruh h mesin ATM M termasuk mesin Electtronic Data Capture (ED DC) yang d berbagaai lokasi dan d merch hant untukk memastikkan tidak adanya terdapat di penyalahgu unaan atas mesin-mesin m tersebut. onesia meendorong perbankan untuk segera mengimplemen ntasikan 6. Bank Indo penggunaan teknolog gi chip pad da kartu dan d mesin ATM/Debet, sehinggaa dapat meningkatkkan keamanan dan mengurang i risiko skiimming daata (pencuria m an data nasabah). u agar nasaabah selalu meneliti dan nesia juga menghimba m d memperhatikan 7. Bank Indon kondisi saatt menggunaakan mesin ATM maupun EDC dan n memastikaan bahwa di d mesinmesin tersebut tidak terdapat tamb bahan alat lain. han dimakksud, kiran nya dapat segera 8. Bagi nasabah yang memiliki permasalah ngi bank bersangkutan untuk dapaat diselesaikaan masalahn nya. menghubun pat digunakkan oleh masyarakat un ntuk menghiindari prakte ek ilegal 9. Beberapa kiat yang dap atas kartu A ATM oleh pihak yang tiidak berhakk adalah den ngan cara ru utin mengga anti PIN, menutup an ngka saat memasukkan m n nomor PIN N dan altern natif lain deengan memasukkan kembali karrtu ATM kee mesinnya seusai melaakukan transsaksi dan m memasukkan n nomor PIN lain yan ng salah untuk mengeco oh dan kemudian membatalkan pro oses tersebu ut. Adanya peristiwa in ni dapat dijadikan pelaajaran baik bagi b pihak p perbankan maupun m k dalam d bertrransaksi meelalui ATM atau EDC menjadi massyarakat agar faktor keamanan prio oritas dan bukan b seked dar wacana semata. Haal tersebut sangat pen nting karena a akibat yang g ditimbulkkan antara lain dapat mempengaruhi ketidakpercayaan nasabah terhadap bank dan dapatt menggang ggu perkembangan eko onomi dan sttabilitas nassional.
40 0
Bab 4 •
•
•
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Anggaran belanja kegiatan pembangunan APBD 2009 Bangka Belitung hanya terealisasi sebesar 74,48% dengan rata-rata realisasi program sebesar 91,97%, sedangkan realisasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan masing-masing telah mencapai 86,41% dan 80,75%. Pendapatan daerah pada APBD 2010 dibanding APBD 2009 mengalami peningkatan sebesar 8,66% namun belanja daerah turun tipis sebesar 1,28% sehingga terjadi penurunan defisit sebesar 27,59%. Anggaran belanja Pemerintah Pusat di Bangka Belitung pada tahun 2010 naik tipis yaitu sebesar 3,71% dibanding tahun 2009. Peningkatan belanja tersebut terjadi pada belanja pegawai dan belanja barang, sedangkan belanja modal justru mengalami penurunan.
4.1 Realisasi Dana Kegiatan Pembangunan APBD 2009 Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bangka Belitung, dana kegiatan pembangunan yang berasal dari APBD terealisasi sebesar 74,48% atau Rp535,77 miliar. Sementara itu, realisasi rata-rata program yang telah dicanangkan mencapai 91,97%. Dinas Pekerjaan Umum mendapat alokasi anggaran terbesar, yakni 27,78% dari total anggaran sebesar Rp719,37 miliar, namun realisasi anggaran maupun programnya hanya sebesar 67,82%. Realisasi anggaran dan program Dinas kesehatan juga rendah, yaitu sebesar 57,80%. Sementara itu beberapa dinas yang anggaran programnya telah mencapai 100% adalah Bappeda dan Badan Statistik, Dinas Perhubungan, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Kantor Penghubung, Dinas Pertambangan dan Energi, Badan Pemberdayaan Perempuan, KB dan Perlindungan Anak, dan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (lihat Tabel 4.1).
4. Perkembangan Keuangan Daerah
Tabel 4.1 Re ealisasi Dana Kegiatan K Pemba angunan APBD D 2009 (Rupiah)) NAMA INS STANSI
PAGU DA ANA (Rp)
K Kemajuan Pro ogram (%)
Ke emajuan Keua angan (%)
1
Dinas Pend didikan
18,335,458 8,875.00
91.32
73.85
2
Dinas Kese ehatan
96,691,064 4,000.00
57.80
57.80
3
Rumah Sakkit Jiwa
11,472,988 8,409.00
85.31
85.31
4
Dinas Peke erjaan Umum
199,875,16 60,715.01
67.82
67.82
5
BAPPEDA dan Statistik
7,228,144 4,326.00
100.00
85.38
6
Dinas Perhubungan
14,608,691,201.00
100.00
95.32
7
Badan Ling gkungan Hidup Dae erah (BLHD)
5,722.00 3,992,845
100.00
94.32
8
Dinas Kese ejahteraan Sosial
5,643,661 1,385.00
89.85
89.85
9
Dinas Tena aga Kerja
17,602,006 6,794.00
100.00
75.11
10
Dinas Perin ndustrian dan Perd dagangan
7,406,596 6,933.00
100.00
83.77
11
Badan Koordinasi Penanama an Modal Daerah
3,244,274 4,100.00
90.28
88.45
12
atuan Bangsa dan n Perlindungan Massyarakat Badan Kesa
4,022,745 5,712.00
100.00
88.10
13
Satuan Polisi Pamong Praja
7,156,278 8,369.00
91.47
91.47
14
Sekretariat Daerah
125,759,16 63,036.00
77.19
77.19
15
Sekretariat DPRD
31,348,795 5,638.00
97.15
66.50
16
dapatan, Pengelola aan Keuangan dan n Aset Daerah Dinas Pend
37,637,788 8,388.25
99.06
83.26
17
Badan Pengawas Daerah / IN NSPEKTORAT
8,694,865 5,234.00
88.41
79.25
18
Kantor Penghubung
4,785,886 6,620.00
100.00
93.17
19
Badan Pendidikan dan Pelatihan
9,019,299 9,329.00
90.41
90.41
20
mberdayaan Masya arakat dan Pemerin ntahan Desa Badan Pem
4,928,979 9,465.00
89.48
89.48
21
Dinas Perta anian, Perkebunan n dan Peternakan
13,005,559 9,653.00
99.49
88.34
22
Dinas Perta ambangan dan Ene ergi
13,318,331,414.36
100.00
91.74
23
Dinas Kelau utan dan Perikana an
3,950.00 11,625,573
82.22
82.22
24
Badan Kepegawaian Daerah
5,377,544 4,887.00
96.07
78.60
25
mberdayaan Perem mpuan, KB dan Perrlindungan Anak Badan Pem
3,832,240 0,956.00
100.00
83.50
26
Dinas Kebu udayaan dan Pariw wisata
9,985,813 3,145.00
100.00
85.60
27
Dinas Pemuda dan Olahraga
14,488,010 0,938.00
91.57
91.57
28
matika Dinas Komunikasi dan Inform
5,796,822 2,840.00
89.43
81.23
29
Badan Keta ahanan Pangan
3,147,564 4,895.00
92.50
91.46
30
Dinas Kehu utanan
3,914,074 4,654.00
80.49
79.05
31
Badan Perp pustakaan dan Arssip Daerah
3,049,772 2,796.00
100.00
85.27
32
Dinas Kope erasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
3,122,880 0,550.00
95.64
JUMLA AH
719,365,87 71,003.62
71.17 7 74.48
Sumber : Badan Perencan naan Pembangun nan Daerah Ban ngka Belitung
4.2 Realisasi Dana D Dekon nsentrasi da an Tugas Pembantua P n Prinsip-p prinsip wew wenang peme erintahan deng gan
pengaturan
dan
Grafik 4.1 Pengaturan Wewenang W dan Pemerintahan n
penugasan
di
Indonesia
sesuaai
beberaapa
landassan
hukum m
yang berlaku saaat ini (grafik 4.1), yaitu:
Sumber : Departemen Keeuangan RI
4 42
4. Perkemban ngan Keuangan n Daerah
a. UU No. 32 tahun 2004 teentang pem merintahan daerah. d merintah pussat dan b. UU No. 33 taahun 2004 tentang peerimbangan keuangan antara pem daerah. peemerintah d c. PPP No. 20 tah hun 2004 teentang rencaana kerja peemerintah. d. PPP No. 21 Taahun 2004 tentang penyusunan rencana kerjja dan angg garan kemeenterian neegara atau lembaga. e. PPP No. 38 taahun 2007 tentang peembagian u urusan pemeerintahan aantara pemeerintah, peemerintahan n daerah pro opinsi, dan pemerintaha p an daerah kabupaten k atau kota. f. PPP No. 7 tahu un 2008 ten ntang dekon nsentrasi dan n tugas pem mbantuan. 4.2.1 1. Realisasii Dana Dek konsentrasii Dana deekonsentrasi mencakup p semua p penerimaan dan pengeluaran Gu ubernur dalam m melaksanakan tugas pemerin ntah pusatt, namun tidak term masuk dana a yang dialo okasikan un ntuk instanssi vertikal pusat p di daaerah. Dana ini berassal dari Anggaran Pend dapatan Belaanja Negaraa (APBN) unttuk membiaayai kegiatan pemerintaah pusat di daerah yang bersifat no on fisik dan menunjang sub kegiataan bersifat fisik, f maksim mal 25% da ari total garan kegiatan. Terdap pat 17 insttansi di Ban ngka Belitung yang m mendapatkan n dana angg deko onsentrasi, d dengan total pagu danaa Rp246,67 miliar diantaranya sebeesar Rp15,59 9 miliar berassal dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri N (PHLLN). Sampaai akhir taahun 2009,, dana deko onsentrasi h hanya terea alisasi 86,4 41%, dimana instansi yang paling tinggi angka realissasinya adalah Kementrrian Negara Lingkungan n Hidup yan ng terealisassi sebesar 98 8,25%, diikuti Departem men Pekerjaaan Umum dan Departtemen Enerrgi dan Sum mber Daya dimana d masing-masing terealisasi sebesar 97 7,90% dan 97,62%. Sementara itu instanssi yang mend dapatkan allokasi dana tertinggi ad dalah Deparrtemen Pend didikan yaittu sebesar 75,65% 7 dari total t pagu dengan d realiisasi di tahun 2009 sebeesar 92,81% %.
43
4. Perkembangan Keuangan Daerah
Tabel 4.2 Realisasi Dan na Dekonsentrasi yang dilakssanakan oleh S SKPD Bangka Be elitung Tahun Anggaran 2009 NO
Departemen/K Kementerian/Lembaga
SKPD Pelaksana Bappeda dan d Statistik Inspektora at (Bawasda) Badan Dikllat BPMPD Pro ovinsi Sekretariatt Daerah (Biro Peme erintah) Badan Keta ahanan Pangan Dinas Perta anian,Perkebunan dan d Peternakan
1
D Departemen Dalam Negeri
2
D Departemen Pertan nian
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Departemen Perindustrian D D Departemen Perdag gangan D Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral D Departemen Pendid dikan Nasional D Departemen Keseha atan D Departemen Tenaga a Kerja dan Trasmig grasi D Departemen Sosial D Departemen Kehuta anan D Departemen Kelauta an dan Perikanan D Departemen Pekerja aan Umum K Kementerian Negara Lingkungan Hidup p K Kementerian Negara Koperasi dan UKM M P Perpustakaan Nasio onal RI A Arsip Nasional RI K Kementerian Negara Pemuda dan Olah h Raga TOTA
Dinas Perin ndustrian dan Perda agangan Dinas Perin ndustrian dan Perda agangan Dinas Perta ambangan dan Ene ergi Dinas Pend didikan Provinsi Dinas Kese ehatan Dinas Tena aga Kerja dan Trans smigrasi Dinas Kese ejahteraan Sosial Dinas Kehu utanan Dinas Perik kanan dan Kelautan n Dinas PU Badan Ling gkungan Hidup Dae erah (BLHD) Dinas Kope erasi dan UKM Badan Arsiip dan Perpustakaan n Daerah Badan Arsiip dan Perpustakaan n Daerah Dinas Pem muda dan Olah Raga a L
PAGU DANA Realisasi D Rp. PHLN (%) 270,425,000 97.55 528,966,000 0 35.84 240,100,000 94.60 399,375,000 4,265,100,000 0 55.60 434,250,000 97.32 2,289,000,000 95.71 76.34 7,985,339,000 84.86 994,950,000 93.62 1,173,000,000 97.62 1,000,000,000 92.81 186,611,109,000 41.43 14,601,965,000 10,793,612,000 60.09 2,476,250,000 92.28 12,717,848,000 1,322,693,000 23.87 5,104,293,000 97.90 1,100,000,000 500,000,000 98,25 3,965,800,000 70.15 300,000,000 91.85 91.40 180,265,000 94.35 3,000,000,000 15,587,678,000 2 246,666,662,000 0 86.41
Sumber : Badan Perencan naan Pembangun nan Daerah Ban ngka Belitung
2. Realisasii Dana Tug gas Pemban ntuan 4.2.2 Dana tug gas pemban ntuan adalaah dana yan ng berasal dari APBN yyang dilaksanakan oleh daerah dan n desa yang g mencakup p semua pen nerimaan daan pengeluaaran dalam rangka gas pemban ntuan. Terdapat 6 dep partemen/keementrian/leembaga di Bangka B pelakksanaan tug Belitu ung yang mendapatkkan dana tugas pem mbantuan, dengan total pagu sebesar s Rp49 9,22 miliar. Dari total dana d tersebu ut dapat dig gunakan untuk membiaayai kegiataan yang bersifat fisik yaittu seperti pe engadaan baarang seperti tanah, bangunan, peeralatan dan mesin, b sosial yang dap pat diberikan n kepada masyarakat. Sampai jalan, irigasi, sertta barang bantuan gan akhir taahun 2009 dana terseb but hanya teerealisasi seebesar 80,75 5%. Dana terbesar deng yaitu 53,47% dialokasikan untuk u Departemen Kesehatan dengan relaisassi tahun 200 09 yang ga yaitu sebesar 96,19 9%, alokasii terbesar selanjutnya s dianggarkan pada paling tinggi jug um yang sam mpai akhir taahun 2009 terealisasi t seebesar 94,03%. Depaartemen Pekkerjaan Umu Tabel 4.3 R Realisasi Dana Tugas Pemban ntuan yang dila aksanakan oleh h SKPD Bangka a Belitung Tahu un Anggaran 2009 NO
Departemen/ /Kementerian/L Lembaga
1
D Departemen Pertan nian
2 3 4 5 6
Departemen D D Departemen D Departemen D Departemen D Departemen
Tenag ga Kerja dan Transsmigrasi Sosiall Kelautan dan Perikanan n Pekerrjaan Umum Keseh hatan TOTAL
SKPD Pelaksana Dina as Pertanian,Perke ebunan dan Pete ernakan Dina as Tenaga Kerja da an Transmigrasi Dina as Kesejahteraan Sosial S Dina as Perikanan dan Kelautan K Dina as PU Dina as Kesehatan
PAGU D DANA Rp. PHLN
1361377000..00
93.90
1793737000..00 1769005000..00 5479060000..00 26319285000 0.00 12500000000 0.00 49222464000 0.00
59.83 54,64 11.37 94.03 96.19 80.75
Sumber : Badan Perencan naan Pembangu unan Daerah Ban ngka Belitung
4 44
Realisasi R (%)
4. Perkemban ngan Keuangan n Daerah
4.3
Anggaran n Pendapattan Belanja a Daerah (A APBD) 2010 0 Berdasarkaan data yan ng diperoleh h dari Dinass Pendapatan Pengelolaaan Keuangan dan
Aset Daerah Bangka Belitung, pada APBD A 2010 terjadi peningkatan peendapatan sebesar s 8,66% jika dibanding APB BD 2009, namun n belaanja daerah h turun tip pis sebesar 1,28% sehin ngga terjadi penurunan n defisit seebesar 27,59 9%. Secaraa komposisi baik pend dapatan maup pun belanjaa daerah tidak t meng galami perubahan yang berarti. Pendapatan n tetap didom minasi danaa yang berassal dari pemerintah pusaat yaitu beru upa dana peerimbangan. Grafik 4.2 Komposisi Pendapatan Daerah pada APBD D 2010 dan APB BD-P 2009
Sumberr : Dinas Pendap patan Pengelolaaan Keuangan dan n Aset Daera rah Bangka Belitu ung
Grafik 4 4.3 Komposisi Belan K nja Daerah n APBD-P 2009 pada APBD 2010 dan 9
Su umber : Dinas Peendapatan Peng gelolaan Keuanga an dan Aset Daerah Bangkaa Belitung
4.3.1 1 Pendapattan Daerah Dari peru ubahan pen ndapatan daaerah 2009 sebesar Rp70,55 miliar, Pendapattan Asli m g Rp11,98 miliar yang g berasal daari peningkaatan hasil retribusi Daerrah (PAD) menyumban daera ah,pengelolaan kekayaaan daerah, dan lain-laan pendapat yang sah,, sedangkan n pajak daera ah mengalaami penuru unan. Dana perimbang gan mengallami pening gkatan yang g lebih besar, yaitu seb besar Rp58,58 miliar yang berasal dari penin ngkatan bag gi hasil pajak dan dapatan dan na alokasi um mum. Dana alokasi khusus untuk APBD A 2010 ttidak diangg garkan. pend
45
4. Perkembangan Keuangan Daerah
Tabe el 4.4 Pendapattan Daerah Ban ngka Belitung A APBDP 2009 da an APBD 2010 ((Rupiah)
Su umber : Dinas Peendapatan Peng gelolaan Keuangaan dan Aset Daeerah Bangka Beliitung
4.3.2 2 Belanja Daerah D Belanja
daerah
B Bangka
Beelitung
pada
APBD
2010
beerkurang
sebesar s
Rp14 4,39 miliar dibanding pada p APBDP 2009, dim mana belanja tidak lan ngsung men ngalami penu urunan sebeesar 17,47% %, namun belanja lan ngsung men ngalami peningkatan sebesar s 14,93%. Komp ponen belan nja tidak laangsung yang mengalaami penuru unan paling g besar u turun seb besar 70,73% selanjutn nya diikuti belanja bag gi hasil adalaah belanja hibah yaitu kepaada propinsi/kabupaten n/kota. Pada a pos belanja langsun ng terjadi p peningkatan n pada belan nja barang dan d jasa serrta belanja modal m masin ng-masing sebesar s 25,4 48% dan 14 4,68%, namu un belanja pegawai mengalami m penurunan sebesar 16 6,14%. Pen nurunan anggaran belan nja daerah pada RA APBD 2010 0 diperkirakkan tidak menghamb bat pertum mbuhan perek konomian B Bangka Belitung, karen na pos belaanja yang menurun m bukan pos-po os yang berka aitan langsu ung dengan peningkataan ekonomi. Tabel 4.5 Belanja a Daerah Bangk ka Belitung APBDP 2009 dan APBD A 2010 (Ru upiah)
Su umber : Dinas Peendapatan Peng gelolaan Keuangaan dan Aset Daeerah Bangka Beliitung
4 46
4. Perkemban ngan Keuangan n Daerah
4.4 Anggaran A Belanja Pemerintah Pusat P Tahun n 2010 Anggaraan belanja pemerintah pusat d di Bangka Belitung p pada tahun n 2010 galami peningkatan seb besar 3,71% % dibanding g tahun 200 09, atau naikk tipis dari Rp1,24 meng triliun n menjadi Rp1,29 triliun. Peningkkatan ini beerasal dari belanja peg gawai dan belanja baran ng, yaitu maasing-masin ng naik sebeesar 21,29% % dan 22,64 4%, sedangkan belanjaa modal turun n sebesar 7 7,14%. Infraastruktur merupakan m h yang sangat diperlu hal ukan oleh Bangka B Belitu ung dalam upayanya mengurang gi keterganttungannya terhadap timah, namu un pos belan nja untuk in nfrastrukturr malah berrkurang. Dillihat dari ko omposisinyaa, pangsa terbesar belan nja pemerintah pusat di Bangka Beelitung dialo okasikan unttuk belanja barang, kem mudian diikuti dengan belanja b modaal, belanja pegawai, p dan belanja baantuan sosiaal.
Grafik 4.4 Komp posisi Belanja Pemerintah P Pussat di Bangka Belitung B Tahun n 2008, 2009, dan 2010
Grafik 4.5 5 Komposisi Bela anja Pemerinta ah Pusat Tahun n 2010 di Bangka Belltung
Sumb ber : Departemen n Keuangan Sumberr : Departemen Keuangan K
47
4. Perkembangan Keuangan Daerah
Berdasarrkan
sattuan
keerja
Grafik 4.6 6 nja Pemerintah h Pusat di Bang gka Belitung Be erdasarkan Belan Satuan Kerja Tah hun 2010
pelakksana angg garan belan nja pemerintah pusat di Bangka Belitung,
men Departem
(DPU))
merupakkan
Pekerjaan
Umum
ng mendapaatkan anggaran satuaan kerja yan terbeesar yaitu 2 21,33%. Meski M demikkian terdaapat
sediikit
penu urunan
to otal
angg garan DPU tahun 20 010 diband ding tahun sebelumn nya yaitu seebesar 7,00 0%, nja belan
modall
DPU
tu urun
sebe esar
12,94 4%. Satuan n kerja peneerima anggaran terbeesar selanjuttnya adalah h kepolisian RI, yaitu sebesar 14,81%, meengingat saalah ur pusat dallam satu unsur yang masih diatu
Sumb ber : Departemen n Keuangan
otonomi daerah adalah keamanan.
4 48
Bab 5
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Kegiatan sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari sisi nominal maupun warkat.
5.1.
Aliran
Uang
Masuk
dan
Uang
Keluar
serta
Perkembangan
Kegiatan Kliring Lokal dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Pada Grafik 5.1 Perkembangan Outflow, Perputaran Kliring, RTGS, dan Pertumbuhan Ekonomi Tahunan
triwulan
kegiatan
sistem
Bangka
Belitung
IV
2009,
pembayaran
di
memperlihatkan
proses pemulihan perekonomian yang terus berlangsung. Tercatat terjadi peningkatan net-outflow kegiatan kas 1
titipan
di
Pangkalpinang
dan
transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)
dibanding
triwulan
sebelumnya.
5.1.1. Aliran Uang Masuk dan Uang Keluar Berdasarkan
Grafik 5.2 Perkembangan Perkasan Pangkalpinang (Inflow, Outflow, & Net In-Out)
perkembangan Pangkalpinang masuk (inflow)
data
perkasan (qtq),
aliran
daerah uang
tercatat mengalami
penurunan sebesar 21,77% (qtq) dari Rp1.138,13 miliar menjadi Rp890,38 miliar, sedangkan aliran uang keluar (outflow) naik sebesar 15,07% (qtq) 1
Layanan kebutuhan uang kartal bagi perbankan di wilayah-wilayah tertentu tidak dapat sepenuhnya dilayani oleh BI. Untuk itu, BI melakukan kerjasama kas titipan di bank tertentu yang bertindak sebagai pengelola kas titipan.
5. Perkembangan Sistem Pembayaaran
R miliar, sehin ngga terjadi peningkata an netyaitu dari Rp1.237,74 miliar menjadi Rp1.424,26 2 diband ding triwulaan sebelumnya yaitu dari Rp99,62 2 miliar outfllow pada trriwulan IV 2009 menjjadi Rp533,88 miliar. Peningkataan ini men ngindikasikaan adanya perbaikan kinerja perekkonomian.
uaang
Aliran
keluar
dapat
mencerminkan
ngkatan penin
ke egiatan
perekkonomian m mengingat penggunaan p n uang kartaal yang massih sangat dominan d di Bangka B Belitu ung.
2. Perkembangan Keg giatan Klirin ng Lokal 5.1.2 Dari sisi nominal aktivitas perputaran kliring pada triwulan t IV 2009 men ngalami penin ngkatan sebesar 5,42% (qtq) diibandingkan n dengan triwulan t III 2009, yaittu dari Rp62 20,38 miliaar menjadi Rp653,98 miliar. Jumlah warkkat, perputaran kliring g juga meng galami pen ningkatan
mbar. Penin ngkatan sebesar 5,,60% atau sebanyak 1.028 lem
transsaksi tersebut mengind dikasikan ad danya penin ngkatan keg giatan perekonomian Bangka B Belitu ung, terkait dengan meeningkatnya pengeluaraan pemerinta ah di akhir ttahun. Tabel 5.1 Perputara an Kliring dan Cek/Bilyet Giro o Kosong Bang gka Belitung K KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
Perrputaran Kliring: a. Nominal (Rp juta) b. Warkat (lembar) Perrputaran perhari a. Nominal (Rp juta) b. Warkat (lembar) Pen nolakan cek/BG a. Nominal (Rp juta) b. Warkat (lembar) Jum mlah hari Pen nolakan cek/BG > Nominal (%) > Warkat (%)
2008 Trw I
Trw w II
Trw III
20088
Trw IV
2009 Trw I
549,513.75 612,2887.69 672,308.53 642,018.75 2,476,1228.72 494,956.00 14,700 16,646 17,8862 17,965 15,240 67,713
Trw II
Trw w III
Trw IV
2009
2 471,253.10 620,3880.58 653,987.61 2,240,577.29 68,672.00 19,398 16,204 18,3370
9,158.56 277
9,7188.85 284
16,007.35 428
111,069.29 263
11,103.72 304
8,389.08 249
7,600.86 261
10,5144.93 311
10,380.8 308
3,214.25 93 60
3,3244.36 109 633
3,165.87 125 42
9,217.51 226 58
18,921.99 553 223
4,966.76 199 59
5,282.80 144 62
8,4977.84 2744 599
7,593.79 193 63
0.58% 0.56%
0.544% 0.611%
0.47% 0.70%
1.44% 1.48%
0.76% % 0.82% %
1.00% 1.35%
1.12% 0.89%
1.377% 1.499%
0.0 0.0
9,220.48 283 26,341.19 810.00 243.00 1.18% 1.18%
Kenaikan n perputaran kliring ini juga diikutii dengan peenurunan peenolakan cek/bilyet giro dari Rp8,50 0miliar di trriwulan III 2009 2 menjaadi Rp7,59 miliar, sehin ngga menurunkan penarikan ceek/bilyet girro kosong terhadap t perputaran kkliring dari 1,37% rasio nominal p menjjadi 1,16%.
5 50
5. 5 Perkembang gan Sistem Pem mbayaran
5.1.3 3. Perkembangan Rea al Time Gross Settleme ent (RTGS) Grafik 5.3 G P Perkembangan RTGS Bangka Belitung
n RTGS Berdasarkkan data perrkembangan Bangkka Belitung, di triwulan IV 2009 niilai dan volum me RTGS baaik dari maaupun ke Bangka B Belitun ng
meng galami
peeningkatan
yang
signifikan. Nilai RTGS dari bangka Belitung B esar 36,44% % (qtq) dan n untuk tercataat naik sebe nilai RTGS R ke Baangka Belitu ung naik 23 3,09%. Untukk volume RTTGS dari Ban ngka Belitun ng naik 50,62% (qtq) daan volume yang dari Bangka B Belitun ng naik 34,8 88%. 5.2. Penyediaa an Uang Layak Edar Dalam sistem p pembayaran tunai, Grafik 5.4 Perke embangan Penarikan Uang Lu usuh di Pangka alpinang
B Bank
Ind donesia
s selain
be ertugas
m menyediaka n uang daalam jumlah h yang c cukup, juga a senantiassa menjagaa agar k kualitas uang yang bereedar di masyyarakat t terjaga kualiitasnya. Upaaya yang dila akukan m melalui keg giatan yan ng disebut clean m money
po olicy,
yaitu u
menarikk
dan
m memusnahk kan atau meelakukan ke egiatan P Pemberian Tanda T Tidak Berharga (PTTB) g yang tidakk layak edaar dan meng gganti deng gan yang laayak edar. Jumlah pen narikan uang uang g lusuh selam ma triwulan III 2009 terrcatat sebesaar Rp24,33 miliar, naik 76,76% (qtq) dari triwu ulan sebelum mnya sebesaar Rp13,76 miliar. Kenaaikan ini juga diikuti den ngan naiknyya rasio antarra uang lusu uh yang dita andai PTTB dengan uan ng masuk (in nflow) dari 1,21% di trriwulan III 20 009 menjadi 2,73% di triwulan IV 2009. 2
51
5. Perkembangan Sistem Pembayaaran
Halaman ini i sengaja d dikosongkan n This page is intentio onally blank
5 52
Bab 6
PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tingkat Pengangguran Terbuka meningkat seiring dengan penurunan indeks ketersediaan lapangan kerja yang diikuti juga dengan peningkatan inflasi pedesaan, namun indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Bangka Belitung pada bulan November 2009 menunjukkan peningkatan.
Grafik 6.1 Perkembangan Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 2008-2009
Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan
Bank
Indonesia
Palembang,
masyarakat Pangkalpinang di akhir tahun 2009 dibanding tahun 2008 semakin optimis memandang
perekonomian,
hal
ini
menunjukkan sudah mulai adanya perbaikan perekonomian Bangka Belitung.
Optimisme
ini dapat dilihat dari nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik dari 104,28 di triwulan IV 2008 menjadi 106,22 di triwulan IV 2009. Sejalan
dengan
konsumen
peningkatan
terhadap
optimisme
perekonomian,
masyarakat juga semakin optimis dalam memandang
penghasilan
baik
saat
ini
maupun
ekspektasinya
kedepan.
Namun
pendapat
masyarakat
mengenai
kondisi
ketenagakerjaan,
yaitu
masyarakat
masih
memandang pesimis kondisi ketenagakerjaan, hal
ini
terlihat
dari
Indeks
Kondisi
Ketenagakerjaan yang pada triwulan IV 2010 tercatat sebesar 75,00 atau di bawah 100 yakni level yang menunjukkan pesimisme.
6. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
6.1. Kondisi Ketenagakerjaan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Bangka Belitung, kondisi
ketenagakerjaan pada bulan Agustus tahun 2009 dibanding kondisi bulan Februari tahun 2009 mengalami penurunan, hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah penduduk yang tidak bekerja pada bulan Agustus 2009 dibanding bulan Februari 2009 sebesar 23,53% sedangkan jumlah penduduk yang bekerja turun sebesar 4,35%. Kabupaten/kota yang memiliki prosentase jumlah penduduk yang tidak bekerja terbesar adalah Kota Pangkalpinang sedangkan yang memiliki prosentase terkecil adalah Kabupaten Belitung. Tidak membaiknya kondisi ketenagakerjaan juga dapat dilihat dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPAK turun dari 67,58% di bulan Februari 2009 menjadi 65,05% di bulan Agustus 2009, dan TPT naik dari 4,82% menjadi 6,14%. Pada kurun waktu 3 tahun terakhir sektor primer masih tetap menjadi tumpuan utama dalam penyerapan tenaga kerja dengan lebih dari 50% dari total angkatan kerja yang bekerja, yang diikuti dengan sektor tersier dimana ratarata tenaga kerja yang terserap sebesar 33,95%. Dan terakhir sektor sekunder, yang ratarata menyerap 10,03% tenaga kerja. Tabel 6.1 Ketenagakerjaan Bangka Belitung
Sumber : BPS Propinsi Bangka Belitung Grafik 6.2 Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota Bulan Agustus 2009
Sumber : BPS Propinsi Bangka Belitung
54
6. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
6.1.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Grafik 6.3 Perkembangan TPAK, TPT, dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
merupakan
perbandingan
antara
jumlah penduduk yang masuk angkatan kerja dibanding dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. TPAK pada bulan Agustus 2009 menunjukkan penurunan apabila dibandingkan dengan TPAK pada Februari 2009, yaitu turun dari
67,58% menjadi 65,05%. Hal tersebut
menunjukkan adanya penurunan penduduk
usia kerja atau penduduk berumur 15 tahun ke atas yang aktif secara ekonomi di Bangka Belitung. Sementara itu TPAK tertinggi pada Kabupaten Bangka Selatan, yaitu sebesar 68,23%
melebihi TPAK Bangka Belitung.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Agustus 2009 tercatat sebesar 6,14%, naik dibanding bulan Februari 2009 yang tercatat sebesar 4,82%. Hasil survei konsumen Sumber : BPS Propinsi Bangka Belitung
di
Kota
Pangkalpinang,
mengkonfirmasi
penurunan TPT tersebut. Hal ini terlihat dari penurunan pada indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini dan untuk 6 bulan yang akan datang di bulan Agustus 2009. Naiknya tingkat pengangguran terserapnya
diperkirakan seluruh
lulusan
akibat SMU
tidak dan
perguruan tinggi pada lapangan kerja yang tersedia. Sementara itu indeks ketersediaan lapangan kerja yang menurun diakibatkan
terdapat penertiban pertambangan oleh aparat kemanan serta belum adanya penambahan yang signifikan dari lapangan kerja formal.
55
6. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
6.1.2. Lapangan Pekerjaan Ketenagakerjaan di Bangka Belitung pada bulan Agustus 2009 jika dibanding tahun-tahun sebelumnya memiliki pola yang sama, penyerapan tenaga kerja terbesar masih berada pada sektor primer, diikuti dengan sektor tersier, dan terakhir sektor sekunder. Sektor primer menyerap tenaga kerja sebesar 52,04%, menurun dibanding bulan Februari 2009 yang tercatat sebesar 54,20%. Sedangkan sektor tersier mengalami peningkatan dari 35,60% menjadi 37,88%. Dapat dilihat terdapat pengalihan lapangan pekerjaan berdasarkan sektor ekonomi, dari primer ke tersier. Hal ini ditenggarai dikarenakan belum kembalinya kinerja sektor penambangan dan penggalian khususnya timah seperti sebelum krisis. Penyerapan tenaga kerja terbesar di sektor primer pada Agustus 2009 terjadi di sektor pertanian, yaitu 31,28%. Sektor pertambangan menyerap 20,76%, mengalami penurunan dibanding Februari 2009 yang tercatat sebesar 22,67%. Hal ini sejalan dengan penurunan yang terjadi pada sektor industri pengolahan yang sangat terkait dengan sektor pertambangan dan penggalian. Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan turun dari 5,27% menjadi 4,94%. Sektor sekunder lainnya yang menyerap tenaga kerja cukup banyak adalah sektor bangunan yang menyerap 4,92% tenaga kerja, sedangkan sektor listrik, gas, dan air hanya menyerap 0,22% tenaga kerja. Di sektor tersier, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tetap menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 18,97%, naik dibanding penyerapan di bulan Februari 2009 yang tercatat sebesar 18,53%. Ke depan sektor ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, terkait dengan terselenggaranya program Visit Babel Archi 2010 Tabel 6.2 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Bangka Belitung
Sumber : BPS Bangka Belitung
56
6. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
6.1.3. Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Terdapat dua kelompok besar yang membedakan pekerja menurut status pekerjaan utama, yaitu : a. Kelompok Pekerja Formal Kelompok pekerja formal merupakan pekerja yang termasuk dalam kelompok : •
Pekerja yang berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan buruh atau karyawan. Kelompok ini mengalami penurunan tajam yaitu sebesar 34,04% dari 43.114 orang di bulan Februari 2009 menjadi 28.439 orang di bulan Agustus 2009.
•
Buruh atau karyawan Mengalami peningkatan 10,64% dari 154.669 orang di bulan Februari 2009 menjadi 171.118 orang di bulan Agustus 2009.
b. Kelompok Pekerja Informal Kelompok pekerja informal merupakan pekerja yang termasuk dalam kelompok : •
Berusaha sendiri Jumlah pekerja pada kelompok ini di bulan Agustus 2009 dibanding Februari 2009 tidak mengalami perubahan yang signifikan, naik tipis yaitu sebesar 5,00%.
•
Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau tidak dibayar Pada bulan Agustus 2009 jumlah pekerja dalam kelompok ini mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 13,47% dibanding bulan Februari 2009.
•
Pekerja bebas pertanian Pada bulan Agustus, jumlah pekerja pada kelompok ini mengalami peningkatan yang cukup besar dibanding Februari 2009 yaitu sebesar 33,79%, namun pertumbuhan tahunannya hanya naik sebesar 0,63%.
•
Pekerja bebas bukan pertanian Pekerja pada kelompok ini di bulan Agustus 2009 mengalami penurunan tipis dibanding bulan Februari tahun 2009 yaitu sebesar 4,58%.
•
Pekerja tidak dibayar Pekerja tidak dibayar pada kelompok ini mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 31,82%.
57
6. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
6.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Tingkat kesejahteraan petani dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. IT menunjukkan hasil yang diperoleh petani dengan menjual produk pertaniannya, sedangkan IB merupakan pengeluaran petani dalam memenuhi produk yang dibutuhkan dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Perbandingan kedua indeks ini dapat memperlihatkan apakah peningkatan
pengeluaran
untuk
kebutuhan
petani
dapat
dikompensasi
dengan
pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani. Grafik 6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani 2009 (Indeks)
Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di
Bangka
November
Belitung 2009
pada
bulan
menunjukkan
peningkatan. Pada bulan November 2009
NTP mencapai 104,00 yang
mengalami
peningkatan
dibandingkan bulan September 2009 yang
tercatat
sebesar
102,44.
Peningkatan nilai indeks tersebut Sumber: BPS Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
menunjukkan tingkat kesejahteraan petani mengalami kenaikan karena
nilai pendapatan yang diterima petani lebih besar dari biaya yang harus dibayar
oleh
petani. Perkembangan NTP Bangka Belitung pada triwulan IV 2009 sejalan dengan inflasi bulanan pedesaan yang juga mengalami peningkatan. Pada bulan November 2009 terjadi inflasi di daerah pedesaan di Bangka Belitung sebesar 0,21%. Besarnya angka inflasi disebabkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi sebesar 1,51%, dan kelompok perumahan sebesar 0,02%.
58
6. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
6.3. Kemiskinan 6.3.1. Jumlah Penduduk dan Penduduk Miskin Selama Maret 2008-Maret 2009 garis kemiskinan naik 8.40% yaitu dari Rp.246.169 per kapita per bulan pada Maret 2008 menjadi Rp.266.843 per kapita per bulan pada Maret 2009. Garis Kemiskinan daerah perkotaan mengalami kenaikan dari Rp.250.240 per kapita per bulan pada Maret 2008 menjadi Rp.272.809 per kapita per bulan pada Maret 2009 atau naik 9.02%, sementara untuk daerah perdesaan Garis Kemiskinan pada Maret 2008 sebesar Rp.242.441 per kapita per bulan naik menjadi Rp.261.378 per kapita per bulan atau meningkat 7.81%.
6.3.2. Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Bangka Belitung Dalam rangka mendukung prioritas pembangunan nasional, yaitu pemeliharaan kesejahteraan rakyat, pemerintah daerah Bangka Belitung menerapkan kebijakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu programnya adalah dengan melaksanakan jaring pengaman sosial bagi masyarakat miskin. Pada tahun 2009, Dinas Kesehatan dan Sosial Bangka Belitung telah melakukan beberapa hal, yaitu : a. Melaksanakan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), yang merupakan kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya, satu kelompok terdiri dari 10 kepala keluarga. Pada tahun 2009 di Bangka Belitung telah terbentuk 140 KUBE. b. Melaksanakan program Usaha Ekonomi Produktif (UEP), dimana di tahun 2009 telah terbentuk sekitar 1.000 UEP dan ditagetkan di tahun 2010 sebanyak 1.500 UEP. c. Membangun rumah layak huni bagi penduduk miskin, dimana pada tahun 2009 telah dibangun 170 rumah layak huni.
59
6. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
60
Bab 7 • •
OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2010 diperkirakan meningkat seiring dengan pulihnya perekonomian domestik dan internasional Tekanan inflasi pada triwulan I 2010 diperkirakan naik diakibatkan meningkatnya konsumsi seiring membaiknya daya beli masyarakat
Proses pemulihan ekonomi dunia terus menunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata pada negara-negara di dunia. Hasil proyeksi pertumbuhan World Economic Outlook (WEO) yang dikeluarkan oleh IMF menunjukkan adanya perbaikan perekonomian di tahun 2010. Setelah terkontraksi sebesar 1,1% di tahun 2009, pertumbuhan dunia di tahun 2010 diprediksi akan mencapai 3,1%. Perbaikan yang paling tampak terjadi di negara-negara emerging market Asia, terutama China dan ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam). Perekonomian Indonesia diperkirakan akan berada dalam fase ekspansi, terkait dengan membaiknya ekspor dan masih kuatnya konsumsi baik rumah tangga maupun swasta. Kuatnya konsumsi didukung oleh tingkat keyakinan konsumen yang tinggi sejalan dengan inflasi dan suku bunga yang cenderung menurun serta dampak dari pendapatan ekspor yang menguat. Sementara itu, membaiknya ekspor terkait dengan proses pemulihan ekonomi dunia yang terus berlangsung sehingga meningkatkan perdagangan dunia dan harga komoditas baik migas ataupun non migas. Dari sisi penawaran, pertumbuhan pada berbagai sektor diperkirakan mulai berada pada tahapan yang meningkat.
Dengan
perkembangan tersebut, perekonomian Indonesia di tahun 2010 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,0-5,5%, naik dibanding tahun 2009 yang diperkirakan tumbuh sebesar 4,26%. Sejalan dengan perbaikan perekonomian dunia dan Indonesia, perekonomian Bangka Belitung juga diproyeksikan akan mengalami perbaikan. Pada tahun 2010 perekonomian Bangka Belitung diprediksi tumbuh pada kisaran 4,53±1% (yoy), naik tajam dibanding tahun sebelumnya yang berada pada kisaran 1,34±1%. Perbaikan ini didorong oleh kinerja ekspor yang meningkat terkait pemulihan perekonomian dunia yang diikuti dengan peningkatan harga komoditas unggulan Bangka Belitung.
7. Outtlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daaerah
7.1. Pertumbuh han Ekonom mi Pertumb buhan tahu unan
(yoy y)
di
ek konomi P Propinsi
Grafik 7.1 Proyek ksi Pertumbuha an Ekonomi Ban ngka Belitung
Bang gka Belitun ng pada trriwulan I 20 010 diproy yeksikan tumbuh dalam
kisaran n
5,41
±
1%,
deng gan tendenssi bias ke attas atau lebih baik dibaanding pencapaian ulan IV 20 009 yang tumbuh t triwu sebessar
5,00% %,
triwu ulanan
namun
(qttq)
secara
pertum mbuhan
dipro oyeksikan tumbuh t m menurun
* Hasil Proyeksi BI Palembang *) mbang Sumber : BPS Propinsi Bangkaa Belitung dan proyeksi BI Palem
sebessar 0,45% ((qtq). Beberapaa faktor yan ng diperkirak kan dapat m memberikan n stimulus paada perekon nomian melalui permintaaan domesttik, yaitu: (1) Adanya potensi p pen ningkatan p pendapatan karena meniingkatnya harga komod ditas sehingg ga memicu peningkatan n konsumsi,, juga penin ngkatan konssumsi yang terjadi t sehub bungan den ngan perayaaan imlek, (2)) Adanya po otensi penin ngkatan invesstasi sehubu ungan deng gan memb baiknya outtlook perekkonomian In ndonesia di d mata invesstor asing, ((3) Potensi berlanjutnya b a penyaluraan kredit peerbankan kaarena memb baiknya prosp pek bisnis, turunnya risiko r pasarr dan masu uknya dana asing kem mbali ke em merging markkets. Meskipun demikian, terdapat pula potenssi yang patu ut diperhatikan karenaa dapat mem mbuat pertum mbuhan eko onomi lebih h rendah daari perkiraan n, yaitu: (1) Nilai tukar Rupiah yang berpotenssi semakin terapresiassi sehingga menurunkkan net ekkspor. (2) Potensi Dasar Listrik (TDL) dan kenaikan bah han bakar minyak m yang dapat men nambah kenaikan Tarif D bebaan biaya usaha.
6 62
7. Outlook Pertu umbuhan Ekon nomi dan Inflassi Daerah
7.1.1 1 Sisi Penaw waran Pertumbuhan ekono omi Bangkaa Belitung dilihat dari sisi penaw waran masih h tetap didom minasi oleh sektor prim mer terutama a sektor perrtanian dan sektor penggalian, kem mudian sekto or sekunder yaitu sektorr pengolahaan yang berb basis pada sumber dayaa alam. a. Se ektor Pertanian Kinerja sektor s pertaanian diprediksi mengaalami perbaaikan pertumbuhan tahunan, teruttama diduku ung oleh su ub sektor perkebunan yaang mengallami perbaikkan yang sig gnifikan terkaait peningkaatan harga komoditas unggulan Bangka Be elitung di p pasar intern nasional mesk kipun masih h belum settinggi di taahun 2008. Hal ini terrjadi karenaa optimismee dunia terha adap pereko onomian dunia sehing gga memicu masuknya dana di pasar kom moditas. Penin ngkatan haarga komo oditas ungg gulan Bang gka Belitun ng seperti karet dan n CPO diperrkirakan akan meningkatkan sub b sektor peerkebunan. Sub sektorr tanaman bahan makaanan diperrkirakan juga akan mengalami peningkattan, terkait dengan usaha pemeerintah daeerah Bangkaa Belitung yang y ingin mencapai swasembad s d a pangan dengan menjjadikan Kabupaten Bangka Selatan menjadi lum mbung pangan. Pada sub b sektor perrikanan, dip perkirakan aakan terjadi sedikit peningkatan baaik dari perikkanan darat ataupun perikanan laut. Hal ini tterkait deng gan kondusifnya perairan dan mulaai naiknya konsumsi k du unia sehingg ga dapat meningkatkan n permintaaan dunia te erhadap ikan dari Bangkaa Belitung meskipun m belum ke posissi sebelum krisis k keuang gan global. ektor Pertambangan dan d Penggalian b. Se Harga tim n perbaikan mah terus menunjukka m n dan diperkkirakan akan n terus berlaanjut di triwu ulan I 2010. Peningkata an harga ini terkait adanya ekspekttasi akan ad danya penin ngkatan perm mintaan sepanjang tahun 2010. Namun, N jikaa ekspektassi ini tidak dibarengi dengan d adan nya peningkkatan permin ntaan maka a diperkirakan peningkkatan ini akaan terkorek ksi. Dari sisi produksi, p dip perkirakan akan a terdapaat peningkaatan karena curah hujan n yang tidakk tinggi dan adanya ren ncana mulai beroperasinya kapal kkeruk dan kapal k isap d di triwulan I 2010 n dapat men ningkatkan hasil h penambangan lautt. yang diharapkan
63
7. Outtlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daaerah
c. Se ektor Industri Pengola ahan Mulai meembaiknya iklim usaha sektor perttambangan dan penggalian, diperkirakan mem mberikan pen ngaruh yang g baik bagi pertumbuhaan sektor in ndustri peng golahan men ngingat mayo oritas industtri pengolah han di Bangka Belitung berbahan n dasar timah. Sementtara itu untuk industri peengolahan karet k diperkirakan juga akan mengalami peningkatan. ektor Listrik k, Gas, dan n Air d. Se Sektor Listrik, Gas, dan d Air (LGA A) diperkirakkan tetap mengalami m pertumbuhan n. Pada sub sektor s listrikk yang merupakan sub b sektor pen ndorong pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air, a pemerin ntah daerah Bangka Bellitung terus berupaya menambah m kkapasitas listtriknya. Untu uk memenuhi pertumbuhan permiintaan tenaga listrik saampai tahun n 2019 dipe erlukan tamb bahan kapassitas pembaangkit sebessar 311,5 M MW, yang terdiri t dari PPLTD sebesaar 40,5 MW dan PLTU seebesar 252,MW. Tabel 7.1 Perkiraa an Kebutuhan Tenaga T Listrik W Wilayah Bangk ka Belitung
No
Ura aian
2010
2011 1
2012
2 2013
2014
2015
20 016
2017
2018
201 19
1
Demand (GW Wh)
483
553 3
622
6 686
758
837
92 20
1012
1116
1230
2
Produksi (GWh)
491
561 1
632
6 697
770
850
93 35
1028
1133
1250
3
Beban Punccak (MW)
96
110 0
120
131
145
161
17 77
16
216
239 9
Sumbeer : PT PLN Wilayyah Bangka Belittung Tabel 7.2 Proyek Pembangkit Siste em di Bangka
No
Uraian
Jenis
Capacity (MW W)
Pemilik
COD (Ta ahun)
PLTD
1 x 15
PLN
200 09
2
Relokasi mesin m miirless dari d Sukamerin ndu PLTD sewaa HSD
PLTD
16
Sewa
2010
3
PLTD sewaa MFO
PLTD
2x5
Sewa
2010
4
Relokasi mesin m miirless dari d P.Baai
PLTD
1 x 2,5
PLN
2010
5
PLTU Listrindo (Cangkan ng Sawit)
PLTD
1x5
IPP
2010
6
PLTU Air A Anyir (Perpres)
PLTU
2 x 30
PLN
2010/2 2011
7
PLTU Bang gka Manunggaal Power
PLTU
2 x 10
IPP
2013
8
PLTU Sung gailiat
PLTU
2 x 30
PLN
2013
9
PLTU New w Bangka 3
PLTU
2x7
IPP
2013
10
PLTU New w Bangka 4
PLTU
2 x 30
PLN
2016
1
Sumbeer : PT PLN Wilayyah Bangka Belittung
6 64
7. Outlook Pertu umbuhan Ekon nomi dan Inflassi Daerah
Tabel 7.3 Proyek Pem mbangkit Sistem di Belitung
No
Jenis
Capacity (M MW)
Pemiliik
COD (TTahun)
1
PLTD sewaa HSD
Uraian n
PLTD
7
Sewaa
2010
2
PLTU Mem mpaya (Biomasssa)
PLTU
1x7
IPP
2009//2010
3
PLTU Sugee (Perpres)
PLTU
2 x 16,5 5
PLN
2011
4
PLTU Belittung New (IPP))
PLTU
2x6
PLN
2016//2017
Sumbeer : PT PLN Wilayyah Bangka Belittung
Pada tab bel 7.2 dan n 7.3 dapatt dilihat pro oyek pembaangkit sistem di Bangka dan Belitu ung saat in ni. Sementaara itu pem mbangunan saluran traansmisi direncanakan sebagai s berikkut : a. Sistem Bangkka sedang dibangun sisttem transmisi 150 kV sepanjang 27 78 kms dan Gardu Induk dengan n kapasitas 270 2 MVA. d sisstem transm misi 70 kV sepanjang s 9 95 kms dan Gardu b. Sistem Bangkka sedang dibangun n kapasitas 140 1 MVA. Induk dengan uk rencana pengemban p t dibutuhkan invvestasi PLN sebesar s gan sistem kelistrikan tersebut Untu US$6 660,7 juta, dengan rincian r : (i) i) Investasi pembangkkit sebesar US$158,85 5 juta, (ii)Invvestasi transsmisi sebesarr US$67,06 juta, (iii) Invvestasi distrib busi sebesarr US$349,99 9 juta.
e. Se ektor Bangunan n I 2010 dip perkirakan akan a mengaalami pening gkatan. Sektor bangunan paada triwulan Terdaapat beberaapa rencanaa pembangu unan infrasttruktur yang g ditargetkaan selesai dalam 4 tahun (2008-201 11), yaitu : n Pangkalpin nang-Pantai Rebo sepan njang ±21,18 km 1. Jalan Lingkarr Timur Bangka Jurusan 2. Jembatan Baaturusa II 3. Jembatan Baaturusa III P an Rumah Sakit S Propinssi 4. Pembanguna Pada APBD 2010, proyek-p proyek terseebut memiliiki porsi yan ng cukup b besar, yaitu sekitar 78,94 4%. Proyek jembatan Batu B Rusa II dianggarkan n sebesar Rp p100 miliar,, dan untuk proyek Jemb batan Batu Rusa R III dan Jalan J Lingka ar Timur dianggarkan seebesar Rp50 0 miliar.
65
7. Outtlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daaerah
f. Se ektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran R Sektor peerdagangan n, hotel, dan n restoran diperkirakan akan tumbu uh meningk kat. Sub sekto or perdagan ngan diperkirakan mengalami peningkatan teerkait mulai ramainya aktivitas a ekon nomi Bangka Belitung. Selain itu sub sektor hotel dan restoran yaang sangat terkait deng gan pariwisaata juga diperkirakan ak kan mengallami peningkatan. Kebeeradaan satu hotel berbintang yang g baru beroperasi di Ko ota Pangkalp pinang, diperkirakan akkan mening gkatkan kunju ungan wisattawan ke Baangka Belitu ung.
7.1.2 2 Sisi Permiintaan Dilihat dari sektor-sektor yang memberi kontribusi, pertumbuhan p n Bangka Belitung B dari sisi s permintaaan diperkirakan masih didominasi oleh konsumsi. Pa ada Grafik 7.2 Ekspektasii Konsumen 6 Bulan B Kedepan n
triwulan
IV
2009
konsumssi diperkira akan tetap p kuat. Konsumsii
masyaraakat
khu ususnya
konsumsi rumah tang gga terkait dengan d meningkaatnya sehingga
haarga
yang
meningkaatkan
kom moditas
kemudian
pend dapatan.
akan A Adanya
perayaan imlek pad da bulan Februari F diperkirakkan akan keembali mendorong konsumsi
masyaraakat.
Eksspektasi
p penghasila an dan masyarakat terhadap bulan akan datang kondisi ekkonomi 6 b juga masih menunjukkkan optimissme. Pertumb buhan tahunan eksp por produk k-produk unggulan u Bangka Be elitung dipre ediksi akan n mengalam mi sedikit peningkata p an karena baik b harga kkomoditas maupun m ekspeektasinya ceenderung meningkat m te erkait berlanjutnya pem mulihan perrekonomian dunia. Proyeeksi perdagaangan duniaa naik dari -11,9% (yoyy) di tahun 2009 menjaadi 2,5% di tahun 2010 0. Selain itu u proyeksi pertumbuha p an ekonomi negara tujjuan ekspor Bangka Belitung B untuk tahun 201 10 mengalaami peningkkatan diban ndingkan pro oyeksi tahun n 2009 (tab bel 7.4).
6 66
7. Outlook Pertu umbuhan Ekon nomi dan Inflassi Daerah
Namun, pening gkatan eksp por dipredikksi akan teerbatas kareena nilai tu ukar Rupiah h yang cenderung teruss terapresiasi hingga perrtengahan tahun 2010. Tabel 7.4 Proyeksi Pe ertumbuhan Ek konomi Negara a Tujuan Ekspo or Tahun 2010
1
1
Nega ara
Prroyeksi 2009
Proyeksi 2010 2
AS
-2,7
1,5
Uni Eropa E
-4 4,2
0,3
Cina
8,5
9,0
a India
5,4
6,4
Jepang
-5 5,4
1,7
Mala aysia
-3,6
2,5
Singapura
-3,3
4,1
1
I IMF World Econom mic Outlook, Octob ber 2009
Tekanan n dari sisi impor dip prediksi ak kan terjadi di triwulan I 2010 0, yang sehubungan diseb babkan oleh h: (1) Menin ngkatnya peendapatan masyarakat m n dengan se emakin baikn nya harga ko omoditas un nggulan, (2)) Adanya apresiasi Rupiaah yang menyebabkan barang impo or relatif lebiih kompetitiif dibanding gkan sebelum mnya.
7.2. Inflasi Inflasi
tahunan
diperkirakan n
akan mengalam mi peningkkatan, yang g
Grafik 7.3 Proyeksi Inflasi I Bangka Belitung
didorrong oleh ekkspektasi meningkatnyaa hargaa
komoditas
perkiraan n
dan
terjad dinya excesss demand d komoditas pang gan di tahu un 2010, seerta adanyaa potensi kenaikaan Tarif Dasar D Listrikk (TDL))
pada
Berdaasarkan
triwulan p proyeksi
mem mpertimbang gkan
I daan
2010 0. dengan n
perrkembangan n
hargaa serta deteerminan utama inflasi di d
Sumber: BPS Popinsi P Bangka B Belitung dan proyyeksi BI Palembaang
Bang gka Belitung, maka diperkirakan n inflassi tahunan (yyoy) pada trriwulan I 20 010 akan meeningkat meenjadi 4,98± ±0,5%, seda angkan inflassi triwulanan n (qtq) meningkat menjjadi 1,95±0,,5%.
67
7. Outtlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daaerah
Ekspektasi in nflasi yang bersifat b
Grafik 7.4 7 Ekspektasii Harga 3 Bulan n yang Akan Da atang
adaptif
terbilang
rendah
karena
rendahnyya inflasi sepanjang tahun 2009. Seehingga inflaasi pada triw wulan I 2010 leebih didoro ong oleh adanya ekspektasi rasional kondisi ke depan dan
f faktor
permintaan
dan
penawaran yang tterjadi seca ara riil. Berdasarkan masyarakkat
surrvei,
maayoritas Pangkallpinang
berpendaapat akan tterdapat ke enaikan harga. Peningkaatan tekanaan inflasi Kota K Pangkaalpinang dipengaruhi oleh memb baiknya dapatan maasyarakat daan membaiknya optim misme duniaa usaha akkibat memb baiknya pend hargaa timah di tahun t 2010 0. Selain itu juga adanyya investasi dan konsum msi yang dip prediksi akan meningkat pada sekto or swasta dip perkirakan ju uga akan memberi tekaanan pada in nflasi. mian global, kecenderrungan meningkatnya harga kom moditas Dari sisi perekonom duniaa, optimism me perekonomian glob bal, kepercaayaan pasar, dan prosses recovery ry yang sema akin cepat secara lang gsung maupun tidak langsung dapat d menin ngkatkan te ekanan inflassi. ng berasal dari d perubaahan biaya juga diperkirakan Selain itu, tekanan inflasi yan modeerat yang disebabkan d oleh potenssi kenaikan TDL karenaa subsidi lisstrik yang se emakin mem mbebani ang ggaran, naamun di sisi lain tekanan politik yang maasih tinggi dapat menu urunkan keleluasaan peemerintah dalam mengaambil kebijaakan yang tid dak populerr.
6 68
7. Outlook Pertu umbuhan Ekon nomi dan Inflassi Daerah
Su uplemen 3 PR ROYEKSI PERTUMBUH HAN EKON NOMI BANG GKA BELITU UNG DAN INFL LASI KOTA A PANGKALLPINANG TA AHUN 2010 0 Perekono omian Bang gka Belitun ng di tahun 2010 diprediksi beerada dalam m tren pertu umbuhan yaang meningkat, setelah mencapai ttitik terendaahnya di triw wulan I 200 09 yaitu terko ontraksi seb besar 1,64% % (yoy). Paada triwulan n selanjutnyya tercatat terus men ngalami pertu umbuhan, dimana d dipeerkirakan di triwulan IV V 2009 tum mbuh sebessar 5,00%. Faktor penting yang m mendukung perbaikan tersebut t adalah : (i) beerlanjutnya proses pem mulihan nomi dunia, yang semaakin mendo orong perm mintaan, (ii)kkonsumsi ru umah tangg ga dan ekon pemeerintah yang g masih ku uat, (iii)teruss meningkatnya keyakiinan rumah h tangga te erhadap kinerj rja perekono omian dom mestik, (iv) apresiasi a nillai tukar Ru upiah. Diperrkirakan po ola tren pertu umbuhan in ni terus beerlanjut di 2010, sehingga dipreediksi pertumbuhan ekkonomi Bang gka Belitung g tahun 201 10 berada pada p kisaran 4,53±1% % naik tajam m dibanding g tahun 2009 9 yang tumb buh pada kissaran 1,34± ±1%. Di sisi peermintaan, motor m pertu umbuhan ad dalah ekspor dimana tim mah menyumbang sekitaar 90% eksspor Bangkaa Belitung. Meskipun M deemikian di tahun t 2010, permintaaan akan timah h diperkirakkan belum dapat d kembaali seperti seebelum krisiss. Harga tim mah telah melewati titik terendahnyya, yaitu saaat ini berad da pada kisaaran $18.00 00/metric to on, terkait adanya de, dimana investor meendapatkan dana dalam m dollar deengan bunga yang dollaar carry trad rendaah kemudiaan membeli aset dengaan yield yang tinggi, seeperti timah. Jika tidak diiringi deng gan peningkkatan permintaan yang signifikan o oleh pelaku pasar, harg ga timah dip prediksi akan mengalam mi penurunaan, meskipu un demikian n harga tim mah diyakini tidak akan lebih 5.000/metricc ton, terkait faktor possitif seperti : (i) penggu unaan timah h untuk rendaah dari $15 prod duksi produ uk elektroniik dengan orientasi p pangsa pasar rum mah tangga a yang konssumsinya reelatif kuat, t, (ii) berlaanjutnya pemulihan p perekonom mian dunia yang meniingkatkan permintaan n produk elektronik, (iii) sem makin popu ulernya perraturan peng ggunaan tim mah bebass timbal. Dari D sisi prroduksi, yaang perlu diperhatikan n oleh pemeerintah daerrah adalah perlunya p atu uran yang jelas dalam melakukan m penambanga an. Di sisi domestik, d m meskipun tid dak setingg gi tahun 20 009, pertum mbuhan ko onsumsi ruma ah tangga di d tahun 2010 diperkira akan tetap kuat dan menjadi m pen nyumbang te erbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kuatnya konsumsi rumah tang gga didukun ng oleh omian, kenaaikan pend dapatan tren peningkataan keyakinaan konsumeen terhadap perekono perbaikan ekspor, dan inflasi i yang terkendali. Dari sisi regulator, pemerintah sejalaan dengan p propinsi membeerikan priorritas pada beberapa hal h yaitu : (i) peningkkatan infrasstruktur perhubungan, kesehatan, k e energi, sosiaal budaya daan sarana prasarana p beerbasis tata ruang, p n kesejahterraan masyaarakat dan daya saing g, (iii) Visit Bangka Belitung B (ii) peningkatan Archipelago 201 10, yang merupakan m p program unggulan dalaam meningkkatkan pariiwisata, gkatan ban ntuan sosiaal kepada masyarakatt. Investasi di tahun 2010, dan (iv) pening m peningkataan. Hal-hal yang meenjadi dayaa tarik diperrkirakan juga akan mengalami berin nvestasi di B Bangka Beliitung antara a lain: (i) u upaya penyeempurnaan birokrasi in nvestasi melalui penangaanan satu attap dimana pada masin ng-masing kabupaten, k kota, dan propinsi p n tersedia layyanan ini, (iii) adanya prrioritas pem mbangunan infrastruktur i r oleh pemeerintah, akan (iii) usaha u diversiifikasi perek konomian oleeh pemerinttah daerah.
69
7. Outtlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daaerah
Di sisi penawaran, diprediksi akan a terjadi perbaikan kinerja sektor pertamb bangan Hal ini terkait dengan or industri pengolahan. p n adanya ke enaikan dan penggalian serta sekto hargaa timah di p pasar internasional. Di tahun t 2010 0, beberapa kuasa penaambang berencana n produksii pasir timah. Indikassi yang untuk melakukaan investassi untuk meningkatka m mend dukung terjjadinya tren n perbaikan sektor indu ustri pengolahan adalaah cukup beesarnya nilai impor. Perb baikan kinerja kedua sek ktor ini, merrupakan motor bagi sekktor-sektor la ainnya. Secara triwulanan, Bangka Belitung dipreediksi Grafik 1. ertumbuhan n triwulanannya sudah kembali ke pola pe PDRB Nominal &P Pertumbuhan Ekonomi E m secara besaran beelum (qtq, seasonal aadjusted), meski n diperkirakan tidak t setinggi sebelum krisis namun galami pen nurunan seperti saat krisis di taahun meng 2008 8. Pertumb buhan padaa triwulan I diperkirakan terko ontraksi seb besar 0,45±1% (qtq)) atau tum mbuh 5,41± ±1%(yoy). Pada triw wulan II, secara s triw wulan tumb buh meningkat sebessar 1,95±1 1% (qtq) atau tumb buh 5,22±1%(yoy), dan n pada triw wulan III tum mbuh 1,35± ±1% (qtq) atau 4,13± ±1%(yoy). Pada P triwulaan IV Sumber : BPS B Bangka Balitung diola ah tumb buh 0,55±1% % (qtq) atau u tumbuh 3,43±1%(yoyy). Infla asi 10 diperkiraakan mening gkat diband dingkan 200 09, dan Tekanan inflasi padaa tahun 201 mulaai mendekatti pola norm malnya. Inflasi Kota Pang gkalpinang pada akhir 2010 diperkirakan akan mencapai level 6,44 4%±1%. Secara S umu um inflasi dipengaruh hi oleh perrbaikan perekkonomian dunia yang g menyebaabkan peningkatan peendapatan masyarakatt yang mem micu peningkkatan permintaan. Selaain itu el nin no yang terjjadi secara global pada a tahun 2009 9 memicu kkenaikan haarga komod ditas pangaan dan eneergi. Dari aadministered d price, terda apat potensi shock yang g dapat meemberikan teekanan yang g signifikan pada inflassi, yaitu potensi kenaikan n Tarif Dasar Listrik (TDLL) dan hargaa bahan bakkar bersubsid di. Secara teeknikal, meniingkatnya in nflasi dari 2,17% 2 di taahun 2009 menjadi 6,44% dikareenakan rendahnya inflassi di tahun 2008 2 akibat dampak krisis keuangaan global. Tabel 1. 1 Proyeksi Infflasi 2010
7 70
Period de
IHK
qtq (%)
yoyy (%)
Tw. I
124.02
1.95
4.98
Tw. II
124.63
0.49
6.29
Tw. III
126.61
1.59
4.67
Tw. IV V
129.49
2.27
6.44
Evvent Perayaaan imlek Persiapan chengbeng Kenaikaan harga : minyaak goreng terkaiit penghapusan Pajak Pertambah han Nilai Ditangg gung Pemerintah h (PPN DTP) bera as dan gula Musim panen Excess demand pangan n dan energi akib bat el nino 2009 9 Potensi kenaikan TDL dan d harga BBM bersubsidi b Idul Fitrri Musim panen Excess demand pangan n dan energi akib bat el nino 2009 9 Potensi kenaikan TDL dan d harga BBM bersubsidi b Idul Adha, Natal, dan Tahun T baru Musim panen Excess demand pangan n dan energi akib bat el nino 2009 9 d harga BBM bersubsidi b Potensi kenaikan TDL dan
DAFTAR ISTILAH Mtm
Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya
Qtq
Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya
Yoy
Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya
Share Of Growth
Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB
Investasi
Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal
Sektor ekonomi dominan
Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan
Migas Omzet
Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak dan gas Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi
Share effect
Kontribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu
Indeks Kondisi Ekonomi
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Indeks Ekspektasi Konsumen
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
Dana Perimbangan
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.
Indeks Pembangunan Manusia
Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah
Andil inflasi
Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan
Bobot inflasi
Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut Dalah keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil. Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil
Ekspor Impor
PDRB atas dasar harga berlaku
Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian
PDRB atas dasar harga konstan
Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya
Bank Pemerintah
Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito
Loan to Deposits Ratio (LDR)
Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
Cash inflows
Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu
Cash Outflows
Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu
Net Cashflows
Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya
Aktiva Produktif
Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan surat-surat berharga lainnya. Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bamk berdasarkan risiko dari masingmasing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
Kualitas Kredit
Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio antara modal (modal inti dan modalpelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
Financing to Deposit Ratio (FDR)
Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional
Inflasi
Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)
Kliring
Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu
Kliring Debet
Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menagani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional
Non Performing Loans/Financing (NPLs/Ls)
Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugia yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kedit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari totsl kredit macet (setelah dikurangi agunan)
Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)
Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.
Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET
Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)
Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)
Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Industri
Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu industri.
Pekerja
Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha tersebut.
Pekerja Dibayar
Oorang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan mendapatkan upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.
Pekerja Tidak Dibayar
Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.
Input
Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.
Output
Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan-penerimaan lainnya.
Nilai Tambah/Value Added
Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah menurut harga pasar.
Produktivitas
Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun yang tidak dibayar.
Tingkat Efisiensi
Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.
Intensitas Tenaga Kerja
Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap nilai tambah.
Gross Margin
Persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.
Usaha
Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung resiko.
Perusahaan
Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi, bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.
Perusahaan Industri
Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.
Jasa Industri
Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).