KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur
Triwulan III - 2009
Kantor Bank Indonesia Samarinda
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III-2009 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi,
pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-
pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan III-2009, adalah sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 4% (y-o-y).
2.
Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2009 mencapai 3,89% (y-o-y), menunjukkan penurunan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 4,90% (y-o-y). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,83% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 3,69% (y-oy), 3,3% (y-o-y) dan 6,33% (y-o-y).
3.
Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a)
Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum seKaltim selama periode laporan mencapai Rp 42,95 triliun, mengalami peningkatan sebesar 9,15% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
b)
Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan III-2009 mencapai sebesar Rp 23,53 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,55% dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 14,91% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 34,16 triliun pada triwulan III-2009 (s.d Agustus).
c)
Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 82,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 54,78%.
d)
Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,1% atau Rp 15,32 triliun dari total kredit sebesar Rp 23,53 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan III2009 tercatat meningkat sebesar 4,97% dibandingkan dengan triwulan II-2009.
4.
Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV-2009 diperkirakan mencapai 1% - 2% (y-o-y), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi Kaltim yang mulai terimbas krisis ekonomi
global, stimulus fiskal baik yang berasal dari APBN maupun APBD menjadi kunci utama untuk menyelamatkan sektor riil dari keterpurukan yang lebih dalam. Program pembangunan yang
i
diarahkan kepada penguatan kemandirian ekonomi domestik dan peningkatan daya saing ekonomi lokal perlu mendapat prioritas dan langkah nyata dari pemerintah daerah dan segenap unsur masyarakat. Selain itu, sinergitas antara dunia usaha, perbankan dan pemerintah daerah perlu dipupuk secara berkala sehingga setiap kendala yang menghambat jalannya perekonomian Kaltim dapat dicarikan solusinya secara optimal didukung dengan aparat birokrat yang handal dan memilki tata kelola yang baik (good governance). Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Samarinda, November 2009 BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis Pemimpin
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
…………………………………………………………….........................................................
i
…………………………………………………………………..........................................................
iii
DAFTAR TABEL
.....................………………………………………………................................................….
vi
...............................................................................................................
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………..…………………………………………………………………………………
1
DAFTAR GRAFIK
BAB I
I.
Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..
1
II.
Asesmen Perekonomian ..............................................................................
1
III.
Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..
2
IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................
2
1.
Perbankan .........................................................................................
2
2.
Sistem Pembayaran .............................................................................
3
V.
Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..
3
VI.
Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………
4
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL …………………………….……………………….
5
1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................
5
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................
5
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................
6
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................
7
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………
7
1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................
8
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………
11
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..
11
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..
12
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..
13
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….
13
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….
14
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……
14
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................
15
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................
15
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................
16
Boks. 1 Perkembangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Kalimanan Timur Tahun 2008 ………….....…………………………………….
BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI ………………………………………………………………………..……. 2.1
Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..
2.2.
Inflasi Triwulanan (q-t-q)………………………………………………………………..……...……………. 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)…….……………………………………………… 2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)……………………………………….………….. 2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)…………………………………………………………
iii
17 19 19 20 20 20 21
2.3.
Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………
21
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..
21
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................
22
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..
22
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ………. …….…………………………………………………
24
3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….
24
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……
25
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………………………..
25
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….
25
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….
25
a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..
26
b.
Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..
27
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)………………………………….………
29
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….
31
a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....
31
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………
31
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..
31
3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..
32
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................
32
3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................
33
3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................
34
BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................
35
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................
35
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................
36
4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….………………………. Boks Hasil Quick Survey Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Realisasi Belanja Pemerintah Daerah………………………………………………………………………………………….
36
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….
41
5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………
41
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..
41
38
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..
41
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..
42
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….
42
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..
42
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................
44
6.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur …………………………………. ………… BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ..................................................... 7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2009 .............................................. 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ......................................................................... LAMPIRAN
iv
44
45 45 46
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................
6
1.2
Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III2009 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................
9
1.3
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......
10
1.4
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................………… Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009 ………………………………………………………...
2.1 2.2 2.3 2.4
Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda................................................................
2.5
Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................
2.6
Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.....................
Inflasi Triwulanan di Kota Balikpapan................................................................. Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan ………………………………………………………………………………
Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa.....................
11 19 20 20 21 22 22 23
3.1
Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ......
3.2
Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................
25 26
3.3
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
27
3.4
Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................
3.5
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim .....
28 28
3.6
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................
3.7
Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................
3.8
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit
3.9
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ………………………………………….................
3.10
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................
32
3.11
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................
32
3.12
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum ......................
33
3.13 4.1 4.2
Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK ...............................
34
Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I-2009........................ Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi APBD Kaltim Tahun 2009……………………………………………………………………………………………………
36
5.1 6.1
Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) ......................... Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008 ………………………………….....................................
v
29 29 30 30
37 44
DAFTAR GRAFIK 1.1
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..
5
1.2
Indeks Penjualan Barang Elektronik dan Penjualan Retail (Supermarket)...............
6
1.3
Perkembangan Kredit Konsumsi ....................................................…........…….
6
1.4
Perkembangan IKK, Kondisi Ekonomi Saat Ini & Ekspektasi Konsumen..................
7
1.5
Eksektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ................................................
7
1.6
Konsumsi Pemda (APBD) …………........…..…………....................................…..…………
7
1.7
Perkembangan Kredit Investasi …………………………………………………………………………………
7
1.8
Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri ………………..…………
8
1.9
Perkembangan Ekspor & Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan………………
8
1.10
Indeks Ekpor Migas Kaltim dan Impor Migas Kaltim ……………………………..………………
8
1.11
Komoditas Penyumbang Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ….…………………………
9
1.12
Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 per Negara…………….
9
1.13
Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas per Negara Asal Barang Tw III2009……………………………………………………………………………………………………………………………
10
1.14
Kontribusi Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ..........................
10
1.15
Indeks Produksi Padi .....................................................................................
12
1.16
Indeks Sub Sektor Kehutanan dan Perikanan.....................................................
12
1.17
Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ..........................................................
12
1.18
Indeks Produksi Minyak Mentah (Kondensat) & Gas Bumi di Kaltim ............……….
12
1.19
Indeks Produksi Batubara …………………………………………………………………………………..……
12
1.20
Indeks Sektor Industri Pengolahan …………..………………………………………………………………
13
1.21
Indeks Produksi Pengolahan Migas ……………….……………………………………………………….
13
1.22
Perkembangan Kredit Sektor Listrik …………………….………………………………………………..
13
1.23
Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal ………………………………………………………………………………………………………………………….
14
1.24
Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur…………………………………………
14
1.25
Indeks Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………………………………………………
14
1.26
Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim …………………………………………………………
14
1.27
Indeks Sub Sektor Angkutan ……………………………………………………………………………………..
15
1.28
Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan……………………..
15
1.29
Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….
15
1.30
Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal ………………………..
15
1.31
Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum ………………………………………………………………….
16
2.1
Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………
19
3.1
Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q) ............
24
3.2
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y) ...............
24
3.3
Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate..............................................
25
3.4
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................
26
3.5
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
26
3.6
Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................
27
3.7
Perkembangan Aset BPR .................................................................................
31
3.8
Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................
31
Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................
31
Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................
33
3.9 3.10
vi
3.11
Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................
33
3.12
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................
34
4.1
Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim per Semester I-2009
35
4.2
Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim per Semester I-2009
35
5.1
Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim …………..…………………………………………
41
5.2
Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..
42
5.3
Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….
42
5.4
Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................
43
7.1
Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen............... .........................................
45
7.2
Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama............................................
45
7.3
Perkembangan Survei Kegiatan Usaha ...........................................................
45
7.4
Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ...............................................
46
7.5
Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang...................................
46
vii
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN III-2009 I.
Gambaran Umum Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009 ini berasal komponen konsumsi rumah tangga, yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor angkutan; yang juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat dan pola konsumsi musiman. Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode berjalan ini tercatat sebesar 3,89% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan laju inflasi triwulan II-2009 yang sebesar 4,90%. Namun lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional yang sebesar 2,83%. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat. Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal penghimpunan simpanan masyarakat (9,15%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (18,55%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (14,91%). Pada triwulan IV-2009, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh posisitf dalam kisaran antara 1% sampai dengan 2% (y-o-y). Faktor yang diperkirakan akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan IV-2009 dari sisi permintaan adalah meningkatnya permintaan masyarakat yang masih didorong oleh pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Sementara dari sisi penawaran, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan diperkirakan masih akan tumbuh cukup tinggi. Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan masih akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya permintaan masyarakat karena adanya pengaruh pola konsumsi musiman.
II.
Asesmen Perekonomian Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan III-2009 diperkirakan
mengalami
pertumbuhan
yang
positif,
yaitu
sebesar
0,47%
(y-o-y)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06% (y-oy). Dari sisi permintaan,
kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-
2009 ini berasal dari komponen konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,73%, dengan pertumbuhan mencapai 4,62% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Komponen lainnya yang berkontribusi cukup besar adalah komponen penanaman modal tetap domestik
1
Ringkasan Eksekutif bruto, dengan kotribusi sebesar 0,5%. Faktor yang mendorongnya adalah meningkatnya realisasi investasi di Kalimantan Timur. Dari sisi penawaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang diperkirakan tumbuh sebesar 6,80% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar 0,57% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur triwulan III-2009. Pertumbuhan sektor ini didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sektor lainnya yang juga diperkirakan
menjadi
pendorong
laju
pertumbuhan
triwulan
berjalan
adalah
sektor
pengangkutan dan komunikasi yang diperkirakan menyumbang sebesar 0,37% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan, dengan pertumbuhan 7,07% (y-o-y). Faktor pola konsumsi musiman juga menjadi faktor pendorong perkembangan sektor ini. III.
Asesmen Inflasi Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 3,89% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2009 tercatat sebesar 4,90%. Namun laju inflasi tahunan Kalimantan Timur ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi pada triwulan III-2009 dipengaruhi oleh meningkatnya permitaan masyarakat akan barang dan jasa karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan III-2009 mencapai 3,69% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan II-2009 sebesar 4,87%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar
10,71%
(y-o-y).
Inflasi
kelompok
komoditas
ini
meningkatnya
permintaan
masyarakat untuk komoditas ini akibat pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (8,3%) dan kelompok komoditas kesehatan (6,55%). Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 3,3% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,77%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 17,45% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,23%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (4,55%). Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan III-2009 tercatat sebesar 6,33% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan II-2009 yang mencapai 8,40%. Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 15,28% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (10,70%) dan kelompok komoditas sandang (8,99%). IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Kegiatan
intermediasi
perbankan
Kaltim
selama
triwulan
III-2009
dari
sisi
penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 1,42% (q-t-q) sehingga posisinya menjadi Rp 42,95 triliun. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan terutama berasal dari giro dan tabungan, yang masing-masing naik sebesar 4,2% dan 2,66%. Sementara itu, simpanan deposito hanya naik sebesar 0,38%.
2
Ringkasan Eksekutif Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp 23.527,9 miliar atau hanya tumbuh sebesar 5,75% (q-t-q), atau lebih rendah
dibanding
pertumbuhan
pada
triwulan
sebelumnya
sebesar
5,83%
(q-t-q).
Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada periode laporan (s.d Agustus 2009) tercatat berjumlah Rp 34.161 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 11% dibandingkan posisi triwulan II-2009. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar lokasi proyek mencapai 82,9% atau lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor yang sebesar 54,78%. Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan III-2009 mencapai Rp 15.321 miliar atau dengan pangsa 65,1% terhadap total kredit. Searah dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit MKM pada triwulan laporan juga tumbuh positif sebesar 4,97% (q-t-q). Dari segi kualitasnya, persentase NPLs kredit MKM menunjukkan peningkatan, yakni dari 2,74% menjadi 2,92%. Perkembangan
BPR
di
wilayah
Kalimantan
Timur
pada
triwulan
III-2009
menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 16,98% dan 27,74% (y-o-y). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 202,04 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 129,46 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 17,14% (y-o-y); menjadi Rp 147,03 miliar; dengan persentase NPL menjadi 12,87% dari 12,74% pada triwulan II2009. Hasil asesmen terhadap stabilitas perbankan Kaltim selama triwulan III-2009 menggambarkan tingkat risiko yang relatif terkendali meskipun dengan sedikit peningkatan pada risiko kredit dan risiko likuiditas. Pada sisi risiko kredit, persentase NPL mencatat sedikit kenaikan, dari 2,50% pada triwulan II-2009 menjadi 2,69% pada triwulan laporan. Sementara dari risiko likuiditas, rasio alat likuid terhadap non-core deposits (NCD) mengalami penurunan, dari 88,14% pada triwulan II-2009 menjadi 79,50% pada triwulan III-2009. 2. Sistem Pembayaran Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan Bank Indonesia pada triwulan III-2009 mencapai Rp 1.816 miliar, turun -41,85% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 192 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp 1.624 miliar; sehingga pada triwulan III-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 1.432,26 miliar. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 118 miliar atau turun -24,47% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan III-2008. Sementara jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur tercatat sebesar Rp 4.719 miliar, mengalami kontraksi sebesar -8,35% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS mencapai Rp 35.194 miliar, atau mengalami kontraksi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar -3,48% (y-o-y). V.
Perkiraan 1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan tumbuh positif, yaitu berkisar antara 1% s.d. 2% (y-o-y). Berdasarkan PDRB sisi permintaan,
3
Ringkasan Eksekutif kontribusi pertumbuhan diperkirakan berasal dari meningkatnya konsumsi rumah tangga yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Sementara dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan diperkirakan dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restoran karena pengaruh pola konsumsi musiman. 2. Inflasi Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan masih akan mengalami peningkatan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun.
VI.
Anekdotal Informasi • El Nino berpotensi mengancam Produksi Beras di Kalimantan Timur El Nino atau musim kering yang diperkirakan terjadi mulai bulan September 2008 hingga April 2010, mengancam produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang ditargetkan sebesar 650.000 ton padi, yang dihasilkan dari 170.000 hektar lahan pertanian. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur, jumlah sawah yang terkena dampak El Nino di Kaltim diperkirakan berkisar antara 15.000 ha s.d. 20.000 ha. Namun demikian, areal yang diperkirakan terkena Puso hanya sebesar 20% atau berkisar antara 3.000 ha hingga 4.000 ha; sehingga diperkirakan Kaltim hanya kehilangan sebesar 11.400 ton hingga 15.200 ton padi akibat El Nino. Sementara itu berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta Maluku umumnya masih normal dan diatas normal. Untuk wilayah Kalimantan Timur, curah hujan diatas normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur; sedangkan curah hujan normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur dan Kaltim bagian Tengah. • PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berencana membangun Proyek Kaltim 5 PKT telah menandatangani nota kesepakatan antara PKT dengan Bank Mandiri yang ditunjuk sebagai pengatur (arranger) dalam kredit sindikasi kepada PKT untuk membangun Proyek Kaltim 5 dengan kapasitas 2.500 metrik ton per hari (mtpd) amoniak dan 3.500 mtpd urea di Bontang, Kaltim. Proyek ini bernilai investasi sebesar USD 700 juta atau sekitar Rp 7 triliun, dengan komposisi 40% dalam Rupiah dan 60% dalam USD. PKT saat ini merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi urea sebesar 2,98 juta ton per tahun, amoniak sebesar 1,85 juta ton amoniak. Hingga Juli 2009, PKT telah memproduksi 1,783 juta ton urea dan 1,133 juta ton amoniak.
4
BBA ABB
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
I
1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan
III-2009
diperkirakan
mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y),
lebih
pertumbuhan
tinggi pada
dibandingkan triwulan
mengalami
kontraksi
Pertumbuhan
ekonomi
dengan
II-2009
sebesar Kalimantan
yang
-1,06%. Timur
ini
diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4% (Grafik 1.1.). Dari
sisi
permintaan,
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Timur
dipengaruhi
oleh
pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga karena pengaruh pola konsumsi musiman yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kontribusi lainnya berasal dari pertumbuhan komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) dengan meningkatnya realisasi investasi dan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Timur. Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan serta sektor industri pengolahan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2009. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa, meningkatnya arus transportasi dan meningkatnya permintaan akan bahan bakar minyak yang didorong oleh pola konsumsi musiman.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Timur
triwulan III-2009
menurut PDRB
sisi permintaan, mengalami
pertumbuhan sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar pertumbuhan pada periode berjalan diperkirakan berasal dari komponen konsumsi rumah tangga, yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kontribusi lainnya yang juga cukup besar berasal dari komponen pembentukan modal domestik tetap bruto (PMDTB) sebesar 0,50%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi investasi di Kalimantan Timur. Sementara faktor yang menjadi penghambat meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di triwulan berjalan adalah komponen ekspor netor yang berkontribusi negatif karena pengaruh komponen ekspor yang masih mengalami kontraksi, sedangkan komponen impor mengalami pertumbuhan.
5
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi Q I-09 Q II-09 Q III-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09* Konsumsi Rumah Tangga 3.43 2.48 4.62 0.53 0.39 0.73 Makanan 4.38 4.54 0.34 0.34 Non Makanan 2.51 0.52 0.20 0.04 Pengeluaran KLSN 10.76 13.00 8.50 0.04 0.05 0.03 3.20 4.81 6.43 0.16 0.25 0.33 Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 3.22 4.09 3.01 0.53 0.68 0.50 Perubahan Stok 10.96 11.10 19.82 0.11 0.11 0.19 Ekspor Neto (a-b) -4.56 -4.10 -2.15 -2.81 -2.52 -1.31 a. Ekspor -11.64 -11.64 -0.35 -11.64 -11.64 -0.43 Ekspor LN -12.97 -12.55 -12.97 -12.55 Ekspor Antar Daerah -8.49 -9.50 -8.49 -9.50 b. Impor -18.85 -19.16 1.41 -18.85 -19.16 0.88 Impor LN -29.76 -32.02 -29.76 -32.02 Impor Antar Daerah -5.05 -2.65 -5.05 -2.65 PDRB Kaltim -1.44 -1.06 0.47 -1.44 -1.06 0.47 Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q III-09 perkiraan Bank Indonesia) Jenis Penggunaan
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,62% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,48%. Meningkatnya konsumsi ini dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Hal ini terlihat dari Indeks Penjualan Barang Elektronik dan Indeks Penjualan Retail (Supermarket) yang berada di atas level optimis (100), dan terus menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan periode sebelumnya
(Grafik
1.2).
Dari
sisi
perbankan,
penyaluran
kredit
konsumsi
masih
menunjukkan adanya pertumbuhan, yaitu sebesar 15,99% (y-o-y) dari Rp 6,33 triliun pada triwulan III-2008 menjadi Rp 7,34 triliun. Namun demikian, pertumbuhan kredit konsumsi pada periode berjalan ini masih lebih lambat dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang tumbuh sebesar 20,55% (y-o-y) (Grafik 1.3).
Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan III-2009, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 123,25; lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada triwulan II-2009 yang sebesar 116,25. Posisi ini dipengaruhi oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing juga berada di atas level optimis, yaitu sebesar 109 dan 137,5 (Grafik 1.4). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
6
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
memiliki pandangan yang positif terhadap perkembangan ekonomi dan dipengaruhi juga dengan adanya ekspektasi tambahan penghasilan yang mereka peroleh baik dari Tunjangan Hari Raya (THR) maupun meningkatnya omset penjualan. Hal ini terlihat pada meningkatnya Indeks Ekspektasi Penghasilan (Grafik 1.5)
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah Pengeluran
Pemerintah
pada triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 6,43%
(y-o-y),
lebih
tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan
II-2009
yang
tercatat
sebesar 4,81%. Hal ini dipengaruhi oleh
meningkatnya
belanja
pemerintah daerah, yang terlihat dari meningkatnya Indeks Konsumsi Pemda (APBD), yang berada di atas level 100 (Grafik 1.6). 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan
Modal
Tetap
Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur
pada
triwulan
III-2009
diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 3,01% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan
dengan
pertumbuhan
PMTDB pada triwulan II-2009 yang mencapai 4,09%. Dari
sisi
pembiayaan
perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan
pada
triwulan
III-2009
mencapai Rp 5,92 triliun, atau masih mengalami 23,30%
pertumbuhan
(y-o-y).
Namun
sebesar demikian,
pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar 30,40% (y-o-y).
7
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Sementara positif
yang
pendorong
itu,
juga
faktor menjadi
meningkatnya
kinerja
PMDTB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi
dan
Indeks
Konsumsi
Listrik Industri yang berada di atas level 100 (Grafik 1.8). Tingginya kedua
indeks
tersebut
menunjukkan meningkatnya iklim investasi di Kalimantan Timur.
1.2.4 Ekspor dan Impor Laju
pertumbuhan
ekspor
Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, diperkirakan masih mengalami kontraksi sebesar -0,35% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan
dengan
kontraksi
yang
terjadi
triwulan
II-2009,
yaitu
pada
sebesar -11,64%. Perkembangan ekspor ini
terlihat
dari
melambatnya
pertumbuhan ekspor melalui pelabuhan di Kota Samarinda dan Balikpapan yang mengalami
pertumbuhan
sebesar
28,96% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar 45,79%. Volume ekspor melalui kedua pelabuhan utama di Kalimantan Timur pada periode berjalan mencapai 14 juta ton, lebih tinggi dibandingkan volume ekspor pada triwulan II-2009 sebesar 10,6 juta ton. Sementara impor mengalami pertumbuhan sebesar 102,90% (y-o-y), dengan volume mencapai 2,2 juta ton (Grafik 1.9). Sementara
itu
dari
ekspor dan impor migas masih menunjukkan
perkembangan
yang beragam. Sampai dengan data bulan Juli 2009, Indeks Ekspor migas Kalimantan Timur masih berada di bawah level optimis, yaitu sebesar 94,19. Sedangkan Indeks Impor Migas berada (Grafik
pada 1.10).
level
137,77
Hal
ini
dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan pasokan migas untuk diolah menjadi bahan bakar migas karena adanya peningkatan permintaan masyarakat.
8
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Sementara itu berdasarkan data ekspor
non
migas
yang
berasal
dari
Ditjen. Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank
Indonesia,
Kalimantan
ekspor
Timur
non
triwulan
migas II-2009
mencapai USD 1.558,6 juta, mengalami kontraksi sebesar -7,72% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.688,9 juta. Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 89,92% dengan nilai USD 1.401,5 juta (Tabel 1.3). Nilai ekspor komoditas ini mengalami pertumbuhan sebesar 8,02% dibandingkan dengan triwulan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh masih relatif stabilnya permintaan batubara di pasar dunia. Ekspor komoditas ini juga menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekspor non migas pada periode berjalan, dengan kontribusi mencapai 6,16%. Kemudian diikuti oleh komoditas lemak & minyak hewan/nabati (1,66%) dan komoditas kendaraan dan bagiannya (0,07%) (Gafik 1.11). Tabel 1.2. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 dijit, dalam USD)
Komoditas 27 - Bahan Bakar Mineral 15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 44 - Kayu, Barang dari Kayu 28 - Bahan Kimia Anorganik 03 - Ikan dan Udang 29 - Bahan Kimia Organik 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 87 - Kendaraan dan Bagiannya 38 - Berbagai Produk Kimia Lainnya Total Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
Jumlah 1,401,461,950 39,747,431 38,221,198 31,951,964 20,766,529 13,646,012 5,344,802 2,779,658 1,225,791 883,943 2,527,613 1,558,556,891
Pangsa 89.92% 2.55% 2.45% 2.05% 1.33% 0.88% 0.34% 0.18% 0.08% 0.06% 0.16% 100%
Negara Taiwan Cina Jepang Korea Selatan India Hongkong Malaysia Thailand Filipina Italia Lainnya Total
Jumlah 272,430,919 259,287,408 257,555,714 238,479,629 131,972,799 91,182,882 85,690,388 63,736,922 43,321,421 41,235,406 73,663,403 1,558,556,891
Pangsa 17.48% 16.64% 16.53% 15.30% 8.47% 5.85% 5.50% 4.09% 2.78% 2.65% 4.73% 100%
Berdasarkan negara tujuan ekspor, pangsa terbesar triwulan III-2009 ini masih dimiliki oleh Taiwan (17,48%), diikuti oleh Cina (16,64%), dan negara dengan pangsa pasar
terbesar
ketiga
adalah
Jepang
(16,53%). Berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, pertumbuhan
kontribusi berasal
dari
Cina
terbesar (8,10%),
diikuti Hongkong (3,52%), India (2,11%), Malaysia (1,71%) dan Filipina (0,99%) (Grafik 1.12). Kontribusi negara-negara di Asia yang cukup besar bagi pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur menunjukkan masih adanya ketergantungan terhadap pasar tradisional. Namun di sisi lain, imbas krisis finansial global terhadap negara-negara di kawasan Asia tidaklah sebesar dampak yang diterima oleh negara-negara di Amerika dan kawasan Eropa.
9
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 1,41% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -19,16% (yo-y). Dari perkembangan impor yang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi ini lebih rendah dibandingkan dengan pada triwulan I-2009 yang tercatat sebesar 17,97%. Pertumbuhan impor ini juga terlihat dari perkembangan impor yang melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan, serta pertumbuhan impor migas Kalimantan Timur (Grafik 1.9 dan 1.10). Berdasarkan
data
yang
tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan III- 2009 berjumlah USD 393,39 juta atau mengalami peningkatan sebesar 43,76%,
dibandingkan
dengan
triwulan II tahun 2008. Berdasarkan negaranya,
kontribusi
pertumbuhan
impor
terbesar non-migas
adalah impor dari Singapura yang menyumbang sebesar 25,16% dari kenaikan
impor
non
migas
Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh peningkatan impor yang berasal dari Cina (17,30%), Australia (10,64%), Perancis (4,63%) dan Jerman (4,18%) (Gafik 1.13). Sedangkan berdasarkan pangsa pasarnya, Singapura merupakan negara asal barang dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 33% diikuti oleh Cina (15%), Australia (13,6%) dan Amerika Serikat (9,3%) (Tabel 1.6). Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Komoditas 89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 87 - Kendaraan dan Bagiannya 31 - Pupuk 73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 40 - Karet dan Barang dari Karet 85 - Mesin / Peralatan Listik 90 - Perangkat Optik 36 - Bahan Peledak 38 - Berbagai Produk Kimia Lainnya Total Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah Berdasarkan
Jumlah Pangsa Negara (USD) Pasar 143,979,233 36.6% Singapura 102,257,278 26.0% Cina 45,262,332 11.5% Australia 27,999,524 7.1% Amerika Serikat 18,890,230 4.8% Jepang 18,533,950 4.7% Perancis 8,864,558 2.3% Jerman 7,718,335 2.0% Italia 5,395,558 1.4% Malaysia 5,313,449 1.4% Filipina 9,171,969 2.3% Lainnya 393,386,416 100% Total
Jumlah Pangsa (USD) Pasar 129,714,176 33.0% 58,877,824 15.0% 53,620,245 13.6% 36,437,941 9.3% 28,356,993 7.2% 19,940,677 5.1% 16,002,081 4.1% 10,595,611 2.7% 7,368,166 1.9% 6,993,324 1.8% 25,479,378 6.5% 393,386,416 100%
komoditasnya,
pertumbuhan impor non-migas Kaltim pada triwulan II-2009 disumbang oleh komoditas
kapal
laut
terapung
(44,61%),
dan
bangunan
mesin/peralatan
listrik (1,05%) dan komoditas bendabenda
dari
besi
dan
baja
(0,93%).
10
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Pangsa terbesar impor non migas Kalimantan Timur didominasi oleh komoditas kapal laut dan bangunan terapung dengan pangsa sebesar 36,6% (Grafik 1.10). Meningkatnya impor non migas Kalimantan Timur periode berjalan ini dipengaruhi oleh mulai meningkatnya kembali aktivitas industri di wilayah ini paska tekanan pengaruh krisis global. Perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 mengalami masih mengalami net export (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor) sebesar USD 1.165,2 juta. 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan pada periode berjalan ini berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi sebesar 0,57%, diikuti oleh kontribusi dari sektor pengangkutan sebesar 0,37%. Kedua sektor ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri, yang menyebabkan adanya lonjakan permintaan barang dan jasa. Sektor industri pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi pada periode berjalan ini, yaitu sebesar 0,35%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pengilangan minyak Pertamina karena meningkatnya permintaan. Namun demikian, di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian, yang juga merupakan salah satu sektor terbesar pembentuk PDRB Kalimantan Timur, mengalami kontraksi sebesar 2,23% (y-o-y), sehingga berkontribusi negatif sebesar -0,88%. Hal ini dipengaruhi oleh produksi minyak dan gas yang mengalami penurunan. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian yang mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar -0,22%. Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Pertumbuhan (y-o-y) Q I-09 Q II-09 Q III-09* Pertanian -13.04 -10.97 -3.24 Pertambangan & penggalian -0.42 -0.90 -2.23 Industri Pengolahan -5.54 -5.15 1.11 Listrik, gas, & air bersih 4.00 5.61 -3.28 Bangunan 6.09 7.85 2.50 Perdagangan, hotel dan restoran 6.44 7.67 6.80 Pengangkutan 7.96 8.99 7.07 Keuangan 7.22 7.19 5.32 Jasa-jasa 6.13 6.97 1.63 PDRB -1.44 -1.06 0.47 PDRB tanpa Migas -1.70 0.21 -0.06 Sumber: BPS Kaltim & BI Samarinda, (Q III-09 perkiraan Bank Indonesia) Sektor Ekonomi
Q I-09 -1.00 -0.16 -1.77 0.01 0.21 0.53 0.41 0.21 0.12 -1.44
Kontribusi Q II-09 -0.79 -0.35 -1.64 0.02 0.27 0.63 0.47 0.21 0.13 -1.06
Q III-09* -0.22 -0.88 0.35 -0.01 0.09 0.57 0.37 0.16 0.03 0.47
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2009 diperkirakan masih mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), lebih baik dibandingkan kontraksi yang terjadi pada triwulan II-2009 yang mencapai -10,97%. Kontribusi sektor ini pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur periode berjalan sebesar -0,22%. Kontraksi ini diperkirakan dipengaruhi oleh masih rendahnya produksi tanaman pangan yang dipengaruhi oleh bergesernya masa tanam akibat adanya perubahan cuaca. Hal ini terlihat dari Indeks Produksi Padi Sawah dan Ladang yang masih berada dibawah level optimis (100) (Grafik 1.15). Namun demikian, produksi pada sub sektor
11
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
lainnya, yaitu kehutanan dan perikanan diperkirakan mengalami peningkatan karena permintaan yang mulai pulih, yang terlihat dari Indeks Produksi Kayu Log, Indeks Produksi Kayu Olahan, Indeks Produksi Perairan Umum dan Indeks Produksi Tambak, sehingga hal ini berpengaruh pada perbaikan kinerja sektor pertanian secara keseluruhan pada periode berjalan ini dibandingkan dengan triwulan II-2009 (Grafik 1.16).
Sementara itu dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran
kredit
pertanian
triwulan
III-2009
mencapai Rp 1,05 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 24,22% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mencapai 52,68%.
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini diperkirakan masih mengalami kontraksi seperti halnya sektor pertanian, yaitu sebesar -2,23% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang sebesar -0,90%. Belum pulihnya permintaan masih menjadi faktor utama penyebab rendahnya produksi di sektor ini. Hal ini terlihat dari Indeksi Produksi Minyak Mentah (kondensat) dan Gas Bumi yang masih berada dibawah atau sedikit diatas level optimis, karena pengaruh cadangan migas yang berkurang karena usia sumur yang sudah tua. Namun sementara itu, produksi batubara diperkirakan menunjukkan perkembangan yang positif, seperti terlihat pada Indeks Produksi Batubara yang berada di atas level optimis karena pengaruh permintaan yang masih relatif stabil (Grafik 1.18 dan Grafik 1.19).
12
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan Sektor ini diperkirakan tumbuh positif sebesar 1,11% (y-o-y) pada triwulan III-2009, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -5,15%. Pertumbuhan sektor ini diperkirakan dipengaruhi oleh industri pengilangan minyak, seperti terlihat pada Indeks Produksi Kilang Minyak yang berada di atas level optimis (100) (Grafik 1.20). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan bahan bakar minyak domestik yang dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman, yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri,
yang berpengaruh pada
meningkatnya arus transportasi baik darat, laut dan udara karena masyarakat memiliki tradisi pulang ke kampung halamannya atau mudik.
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih pada periode laporan sebesar
diperkirakan -3,28%
mengalami
(y-o-y),
kontraksi
lebih
rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh
sebesar
5,61%.
Penyaluran
kredit
perbankan untuk sektor ini pada triwulan III2009 mencapai Rp 80,5 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 193,36% (y-o-y) (Grafik 1.15).
13
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.5 Sektor Bangunan Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 2,50% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang
tumbuh sebesar
7,85%.
Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indek Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang berada di atas level optimis (100)(Grafik 1.23). Sementara konsumsi semen di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 mencapai 227,7 ribu ton, mengalami pertumbuhan sebesar 15,99% (y-o-y) (Grafik 1.24). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh masih cukup tingginya permintaan masyarakat akan tempat tinggal/rumah.
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan III-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan
sebesar
6,80%
(y-o-y),
lebih
lambat dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang tumbuh sebesar 7,67%. Pertumbuhan pada periode
berjalan
meningkatnya
ini
permintaan
dipengaruhi masyarakat
oleh yang
dipengaruhi oleh adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Hal
ini
terlihat
dari
Indeks
Harga
Perdagangan Besar, Indeks Penjualan Mobil dan Motor, serta Indeks Omzet Restoran yang berada di atas level optimis (100) (Grafik 1.25). Berdasarkan penyaluran
kredit
penyaluran untuk
kredit
sektor
perbankan,
perdagangan
pada
triwulan III-2009 mencapai Rp 5,2 triliun, mengalami peningkatan tersebut
sebesar lebih
pertumbuhan
15,09%
lambat
pada
triwulan
(y-o-y).
Pertumbuhan
dibandingkan
dengan
II-2009
sebesar
yang
16,67% (Grafik 1.26).
14
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor
pengangkutan
&
komunikasi
pada
triwulan III-2009 diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 7,07% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan
pada
triwulan
II-2009
yang
sebesar 8,99%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang memanfaatkan momen perayaan Hari Raya Idul Fitri untuk pulang ke kampung halamannya. Pertumbuhan di sektor
pengangkutan
dan
komunikasi
terlihat
dari
perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat, Laut dan Udara yang berada di atas level optimis (Grafik 1.27). Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat yang melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan, selama
jumlah
penumpang
triwulan
490.015 sebesar jumlah
orang
III-2009 dengan
22,56%
pertumbuhan
(y-o-y);
penumpang
yang
mencapai
yang
sementara berangkat
mencapai 543.017 orang, atau tumbuh sebesar 17,84% (y-o-y). Sehingga jumlah keseluruhan
penumpang
yang
menggunakan Bandara Sepinggan adalah sebesar
1.033.032
orang,
mengalami
pertumbuhan sebesar 20,03% (y-o-y) (Grafik 1.28). 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2009 ini diperkirakan akan mengalami petumbuhan sebesar 5,32% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 sebesar 7,19%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit perbankan yang masih mengalami pertumbuhan. Penyaluran kredit perbankan pada triwulan III-2009 mencapai Rp 23,5 triliun atau tumbuh sebesar 18,46% (y-o-y) (Grafik 1.29). Faktor pendukung lainnya adalah meningkatnya nilai sewa bangunan, yang terlihat dari Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, yang berada di atas level optimis (Grafik 1.30). Meningkatnya biaya sewa dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan tempat tinggal, sebagai alternatif dari membeli rumah, dan tempat usaha.
15
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.9 Sektor Jasa-jasa Sektor diperkirakan sebesar
ini
pada
mengalami
1,63%
(y-o-y),
periode
laporan
pertumbuhan lebih
rendah
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2009 sebesar 6,97%. Salah satu indikator meningkatnya sektor jasa-jasa terlihat dari Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum yang berada di atas level optimis (Grafik 1.31). Hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan gaji pegawai negeri sipil.
16
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Boks. 1 Perkembangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Wilayah Kalimantan Timur Tahun 2008 Pada tahun 2008, laju perkembangan ekonomi kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Timur menunjukkan perkembangan yang positif, dengan hampir semua wilayah menunjukkan pertumbuhan, kecuali Kabupaten Kutai Timur yang mengalami kontraksi. Berdasarkan PDRB dengan migas, pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di Kota Balikpapan, yaitu dengan pertumbuhan sebear 12,32% (y-o-y), sedangkan pertumbuhan terendah dicatat oleh Kota Bontang, yaitu sebesar 0,12% (y-o-y). Sementara pertumbuhan berdasarkan PDRB tanpa migas, pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten Nunukan yaitu sebesar 14,44% (y-o-y), dan yang terendah juga di Kota Bontang (3,15%). Sedangkan Kabupaten Kutai Timur mengalami kontraksi, baik berdasarkan pertumbuhan dengan migas atau tanpa migas, yang masing-masing sebesar -0,84% dan -1,01% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi rata-rata seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur adalah sebesar 3,98% (y-o-y) dengan migas dan 4,75% (y-o-y) tanpa migas. Sementara pertumbuhan ekonomi dengan migas Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 adalah sebesar 4,82% (y-o-y), atau 6,13% (y-o-y) tanpa migas. Sementara itu, pendapatan per kapita berdasarkan PDRB migas kabupaten/kota tahun 2008, Kota Bontang merupakan daerah dengan pendapatan per kapita terbesar, yaitu mencapai Rp 568.617.639,- per kapita per tahun, sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yaitu sebesar Rp 19.297.339,- per kapita per tahun. Sedangkan berdasarkan PDRB non migas, pendapatan per kapita tertinggi tercatat di Kabupaten Kutai Timur, yaitu sebesar Rp 122.269.450,- per kapita per tahun; dan yang terendah di Kabupaten PPU yaitu sebesar 11.283.445,per kapita per tahun. Pendapatan per kapita di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 adalah Rp 101.858.133,- per kapita per tahun berdasarkan PDRB migas; dan Rp 41.403.529,- per kapita per tahun berdasarkan PDRB non migas. Untuk melihat sejauh mana perkembangan kabupaten/kota di Kalimantan Timur, maka digunakan Tipologi Klassen dengan mendasarkan pada komponen pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita berdasarkan PDRB non migas, dan data Provinsi Kalimatan Timur digunakan sebagai tolok ukurnya.
17
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota di Kalimantan Timur berada pada kategori berkembang cepat, yaitu daerah dengan laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan Prov. Kalimantan Timur, namun pendapatan per kapita lebih rendah. Daerah yang berada dalam kategori ini antara lain Kab. Kutai Barat, Kab. Malinau, Kab. Bulungan, Kab. Nunukan, Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Pasir, Kota Balikpapan dan Kota Tarakan. Daerah yang termasuk dalam kategori ini umumnya pangsa PDRB sektoralnya relatif berimbang, tidak terdapat satu sektor yang sangat mendominasi. Kemudian pada kategori daerah yang maju tertekan, terdapat dua daerah yaitu Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, yang memiliki pendapatan per kapita tinggi namun pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Kedua daerah ini memiliki satu sektor ekonomi yang sangat mendominasi yaitu sub sektor pertambangan non migas di Kab. Kutai Timur dan sub sektor industri pengolahan LNG di Kota Bontang. Sementara daerah yang termasuk dalam kategori cepat maju dan cepat tumbuh, yang merupakan kategori terbaik, adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, yang memiliki pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur. PDRB Kabupaten ini didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 88,05%; yang 77,86%-nya adalah pertambangan migas. Adanya kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia yang pernah mencapai USD 147 per barel pada tahun 2008 menjadi salah satu faktor tingginya pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi daerah ini pada tahun 2008. Daerah yang termasuk dalam kategori relatif tertinggal, daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Kota Samarinda dan Kabupaten Berau.
18
BBA ABB
EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI
II
2.1 Gambaran Umum Laju
perkembangan
perubahan
harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III2009, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 3,89% (y-o-y); lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2009 sebesar 4,90% (y-o-y). Namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 2,83%
(y-o-y).
Berdasarkan
komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, yaitu sebesar 10,75% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga (8,99%), dan kelompok komoditas bahan makanan (5,49%). Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -6,50%. Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 6,33% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masingmasing sebesar 3,69% (y-o-y) dan 3,30% (y-o-y). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan III 2009, meliputi: • Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyaratkat dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. • Dari sisi penawaran, meningkatnya ekspektasi harga dari penjual yang memanfaatkan momen perayaan Idul Fitri untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi (Q 3-09) Q-t-Q Y-o-Y 3.13 5.49 2.87 10.75 1.07 3.07 2.25 4.57 2.18 5.01 7.40 8.99 0.46 -6.50 2.33 3.89
19
Evaluasi Perkembangan Inflasi
2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q) 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda
(q-t-q)
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan III-2009 mencapai 1,81% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2009 yang sebesar 0,42%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas kesehatan yaitu sebesar 3,74% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (3,62%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya biaya kesehatan dan adanya pola konsumsi musiman karena pengaruh perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,39%). Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
Inflasi Q-t-Q (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 2.44 0.43 3.62 2.94 1.03 2.23
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
3.36 2.59 1.86 -0.36 -3.82 1.49
0.73 -2.03 0.08 1.07 0.32 0.42
0.46 2.69 3.74 0.52 0.39 1.81
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q) Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 2,55% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang sebesar 0,31%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 16,44% (q-t-q) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,56%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (1,96%). Sedangkan laju inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 0,75%. Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Q-t-Q (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 -0.84 -1.40 1.29 2.82 1.81 2.56 1.13 1.19 1.96 1.82 -0.71 1.52 0.84 0.56 0.41 -0.07 0.31 16.44 -4.30 0.02 0.75 0.03 0.31 2.55
20
Evaluasi Perkembangan Inflasi
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q) Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2009 mencapai 3,52% (q-t-q), merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2009 yang mencapai 1,34%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang mencapai 6,44% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (6,06%) dan kelompok komoditas sandang (2,72%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan yaitu sebesar -0,08% (q-t-q).
Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan
Kelompok Bahan Makanan Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 1.92 0.33 0.30 4.89 0.07 0.00 -4.11 0.53
Q-t-Q (%) Q 2-09 -1.00 6.52 0.97 -0.99 2.74 2.22 0.97 1.34
Q 3-09 6.44 6.06 0.67 2.72 1.52 0.64 -0.08 3.52
2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y) 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 3,69% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,87%. Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 10,71%, diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (8,30%) dan kelompok komoditas kesehatan (6,55%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan kenaikan biaya kesehatan (Tabel 2.5). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-6,18%), yang dipengaruhi oleh penurunan ongkos angkutan.
21
Evaluasi Perkembangan Inflasi
Tabel 2.4 Inflasi tahunan Samarinda menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y-o-Y (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 11.28 6.55 8.30 14.88 10.87 10.71 18.07 7.25 2.05 5.44 2.82 4.05 8.43 6.80 6.55 7.77 8.40 2.35 -0.52 -6.19 -6.18 10.52 4.87 3.69
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 3,30% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2009 yang mencapai 3,77%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 17,45% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2009 adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,23%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan karena adanya pola konsumsi musiman; dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (4,55%). Sementara satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi adalah kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yang dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan kota. Tabel 2.5 Inflasi tahunan Balikpapan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y-o-Y (%) Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 9.21 3.22 0.35 8.12 9.33 9.23 10.57 4.84 4.55 3.59 3.75 3.77 4.68 4.02 2.77 13.69 13.63 17.45 -2.27 -6.37 -6.03 7.29 3.77 3.30
2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2009 mencapai 6,33% (y-o-y), merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Berdasarkan
22
Evaluasi Perkembangan Inflasi
kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 15,28% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (10,70%), dan kelompok komoditas sandang (8,99%). Hal ini juga dipengaruh pola konsumsi musiman. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar -8,83% (y-o-y).
Tabel 2.6 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 21.31 13.46 7.53 8.89 7.46 1.68 1.56 11.69
Y-o-Y (%) Q 2-09 15.42 14.86 5.92 7.16 7.31 3.49 -8.63 8.40
Q 3-09 10.70 15.28 2.39 8.99 5.80 3.09 -8.83 6.33
23
BBA ABB
III
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.
-
Aset
1.00
2.00
3.00
4.00
-
6.00
3.24
1.44
3.55
DPK
5.00
1.42
Aset
10.00
15.00
20.00
DPK
Kaltim
5.67
Kredit
Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
25.00
17.77
8.25
Nasional
4.64
Kredi t
5.00
21.04
9.15 13.28
18.46
Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d
Agustus 2009) menurut pertumbuhan
triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,24%, 3,55%, dan 4,64%. Sementara pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 1,44%, 1,42%, dan 5,67%. Berdasarkan pertumbuhan tahunan (yoy), jumlah aset dan penghimpunan DPK bank umum di Kaltim mengalami peningkatan masingmasing sebesar 8,25% dan 9,15%, lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan secara signifikan masing-masing sebesar 17,7% dan 21,04%. Namun dari sisi kredit, prosentase kredit bank umum di Kaltim naik 18,46% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara nasional sebesar 13,28%. Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 16,98% (y-o-y). Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 27,74% (y-o-y), sementara kredit hanya mampu tumbuh sebesar 17,14% (y-o-y) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko kredit dan risiko likuiditas namun tetap dalam kondisi yang terkendali.
26
Perkembangan Perbankan Daerah
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum 3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2009 tercatat Rp 53.404
miliar,
mengalami
peningkatan
14.22%
(qtq)
dibandingkan
posisi
triwulan
sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank pemerintah, yakni sebesar 20,59% sedangkan bank swasta mencatat penurunan aset bersih sebesar 1,18%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2008, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 3.05% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Posisi (dalam Rp miliar)
Keterangan
Tw 3-08
Tw 4-08
Tw 2-09
Komposisi Tw 3-09
Tw 2-09
Pertumb. Tw 3-09
Tw 3-09
qtq
y oy
Jumlah Aset Bersih
51,823
46,465
46,756
53,404
100.00%
100.00%
14.22%
3.05%
Bank Pemerintah
39,096
32,634
33,074
70.74%
74.68%
20.59%
2.01% 6.24%
Bank Swasta
12,727
13,832
13,682
39,883 13,521
29.26%
25.32%
-1.18%
Aktiva Produktif
29,997
30,487
31,368
31,702
100.00%
100.00%
1.07%
5.68%
8,483
7,891
7,505
6,616
23.93%
20.87%
-11.85%
-22.01%
Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain
353
790
248
311
0.79%
0.98%
25.38%
-11.90%
Surat berharga yang dimiliki
1,283
1,308
1,355
1,447
4.32%
4.56%
6.76%
12.78%
19,846
20,474
22,249
23,318
70.93%
73.55%
4.80%
17.49%
32
24
10
10
0.03%
0.03%
2.39%
-68.94%
Kredit yang diberikan Lainnya
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 73,55% dan penempatan pada BI dengan pangsa 20,87%. Penurunan suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan, diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI sebesar 11,85%, dari Rp 7.505 miliar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 6.616 miliar pada triwulan laporan. 3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat Dana
masyarakat
yang
berhasil
dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan III-2009 mencapai Rp 42.948 miliar,
atau
meningkat
dibandingkan
1,42%
dengan
(qtq)
triwulan
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2008, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami Peningkatan dana pada triwulan berasal
dari
deposito
DPK (sumbu kiri)
g (yoy)
g (qtq)
40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10%
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006
pertumbuhan sebesar 9,15% (yoy). laporan
50 45 40 )p 35 R30 nu ilir 25 t( 20 K15 P D10 5 0
2007
2008
2009
Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat
dan
tabungan, sementara giro mengalami kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 4,92%, diikuti oleh deposito dengan pertumbuhan sebesar 2,88%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar -4,2%. Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank milik swasta, yakni sebesar 4,99% sedangkan bank milik pemerintah hanya tumbuh sebesar 0,10%. Hal ini dipengaruhi oleh simpanan giro yang turun sebesar -5,69% (qtq).
27
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim Jenis Simpanan
Tw 2-08
Total DPK Giro Tabungan Deposito Bank Pemerintah Giro Tabungan Deposito Bank Sw asta Giro Tabungan Deposito
Posisi (dalam Rp Miliar) Tw 4-08 Tw 1-09 Tw 2-09
Tw 3-08
35,113 11,013 14,031 10,069 25,797 9,099 10,168 6,530 9,315 1,914 3,863 3,538
39,350 13,532 14,474 11,344 29,183 11,643 10,405 7,135 10,166 1,889 4,069 4,208
41,518 12,917 15,525 13,075 29,940 10,859 10,962 8,119 11,578 2,059 4,563 4,957
41,367 12,597 14,920 13,851 29,852 10,586 10,326 8,941 11,515 2,011 4,594 4,910
Tw 3-09
Komposisi Tw 3-09
42,948 12,575 16,069 14,303 30,934 10,287 11,154 9,493 12,014 2,289 4,915 4,810
100.0% 31.0% 36.2% 32.8% 73.0% 25.8% 25.3% 21.9% 27.0% 5.2% 10.9% 10.9%
42,346 13,126 15,316 13,903 30,902 10,907 10,717 9,278 11,443 2,219 4,599 4,625
Pert. Tw 3-09 q-t-q y -o-y 1.42% -4.20% 4.92% 2.88% 0.10% -5.69% 4.08% 2.32% 4.99% 3.15% 6.87% 4.00%
9.15% -7.07% 11.02% 26.09% 6.00% -11.65% 7.20% 33.04% 18.17% 21.16% 20.79% 14.31%
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim triwulan
perlambatan
III-2009
namun
masih
menunjukkan tercatat
Suku Bunga (%)
pada
20
positif.
Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi ditengah
mulai
turunnya
tingkat
bunga
K. Kons
BI-rate
14 12 10 8 Q1
simpanan tersebut tidak secepat penurunan BI-
Q2
Q3
Q4
Q1
2007
rate sehingga tingkat bunga pinjaman yang
KMK
18 16
6
pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku bunga
K. Inv
Q2
Q3
Q4
Q1
2008
Q2
Q3
2009
Grafik 3.4. Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate
berlaku dinilai masih relatif tinggi. Adapun BI-
rate selama triwulan laporan telah turun sebanyak 50 basis poin, yakni dari 7% pada akhir triwulan II-2009 menjadi 6.5% pada akhir triwulan laporan (Grafik 3.4). a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan bank
umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan III-2009 mencapai Rp 23.527,9 miliar
(tabel
3.3).
Secara
triwulanan,
pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 5,75% (qtq) atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
II-2009
sebesar
5,89%.
Kredit
g (yoy)
g (qtq)
25
40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
) 20 p R n u i15 ilr t( t10 i d e r K5
0
Jika
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
dibandingkan dengan posisi triwulan III-
2006
2007
2008
2009
2008, penyaluran kredit pada triwulan III2009 telah tumbuh sebesar 18,55% (yoy) atau melambat dibanding
Grafik 3.5. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
pertumbuhan
tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 22,18% (grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp 15.392,6 miliar (pangsa 65,4%) atau mengalami peningkatan 6,88% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan meningkat sebesar 3,67%, menjadi Rp 8.135,3 miliar (pangsa 34,6%). Berdasarkan jenis penggunaannya, semua jenis kredit mengalami pertumbuhan yang
positif
secara
triwulanan
(qtq).
28
Kredit
investasi
(pangsa
25,2%)
mencatat
Perkembangan Perbankan Daerah
pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 7,71% menjadi Rp 5.926,7 miliar. Selanjutnya kredit konsumsi (pangsa 31,2%) meningkat sebesar 5,35% menjadi Rp 7.350,7 miliar, diikuti kredit modal kerja (pangsa 43,6%) yang meningkat 4,92% menjadi Rp 10.250,5 miliar. Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (98,53%), diikuti sektor pertambangan (19,79%), sektor perindustrian (10,22%) dan sektor konstruksi (6,96%). Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Posisi (dalam Rp Miliar)
Keterangan Kredit Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Komposisi Tw 3-09
Pert. Tw 3-09
Tw 2-08
Tw 3-08
Tw 4-08
Tw 1-09
Tw 2-09
Tw 3-09
18,209.6
19,846.9
20,473.8
21,012.4
22,249.1
23,527.9
100.0%
5.75%
18.55%
11,144.0 7,065.6
11,938.4 7,908.5
12,028.3 8,445.5
13,167.5 7,844.9
14,402.1 7,847.0
15,392.6 8,135.3
65.4% 34.6%
6.88% 3.67%
28.93% 2.87%
8,202.2 4,219.6 5,787.9
8,713.7 4,804.4 6,328.8
8,958.4 5,030.6 6,484.7
9,024.0 5,324.5 6,664.0
9,769.5 5,502.3 6,977.2
10,250.5 5,926.7 7,350.7
43.6% 25.2% 31.2%
4.92% 7.71% 5.35%
17.64% 23.36% 16.15%
665.9 583.0 710.5 14.9 2,384.7 4,319.5 703.8 2,803.6 222.4 5,801.2
846.0 478.7 767.5 27.4 2,719.9 4,524.9 813.8 3,090.1 238.8 6,339.8
887.4 555.5 864.7 27.2 2,476.4 4,765.4 889.9 3,254.6 254.7 6,498.0
915.9 680.7 785.9 34.6 2,627.5 4,771.3 950.3 3,311.0 260.7 6,674.7
1,016.7 768.4 737.2 40.5 3,041.2 5,039.5 1,008.5 3,342.0 267.8 6,987.2
1,051.0 920.5 812.6 80.5 3,252.8 5,236.9 1,032.3 3,504.7 272.8 7,363.8
4.5% 3.9% 3.5% 0.3% 13.8% 22.3% 4.4% 14.9% 1.2% 31.3%
51.86%
50.44%
49.31%
50.79%
52.54%
54.78%
LDR
q-t-q
y -o-y
3.37% 24.22% 19.79% 92.31% 10.22% 5.88% 98.53% 193.36% 6.96% 19.59% 3.92% 15.74% 2.36% 26.85% 4.87% 13.42% 1.86% 14.20% 5.39% 16.15%
Dengan terjadinya pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan simpanan maka nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami kenaikan dari 52,54% pada triwulan II-2009 menjadi 54,78% pada triwulan laporan.
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional
untuk
membiayai
proyek
yang
Kredit (sb kanan)
g (yoy)
g (qtq)
berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Agustus 2009) tercatat sebesar
posisi
kredit
pada
triwulan
sebelumnya
(Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan
triwulan
berdasarkan
III
lokasi
tahun proyek
2008,
kredit
mengalami
pertumbuhan sebesar 14,91% (yoy) atau mengalami
kenaikan
dibanding
triwulan
sebelumnya sebesar 11,00% (Grafik 3.6).
29
Kredit (triliun Rp)
Rp 34.161 miliar, mengalami peningkatan sebesar 11% (qtq) dibandingkan dengan
40.0 50% 35.0 40% 30.0 30% 25.0 20% 20.0 15.0 10% 10.0 0% 5.0 -10% 0.0 -5.0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 -20% 2006
2007
2008
2009
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank UmumBerlokasi Proyek di Kalimantan Timur
Perkembangan Perbankan Daerah
Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan triwulanan menunjukkan peningkatan yang cukup positif bank pemerintah maupun bank swasta yang mengalami peningkatan kredit masing-masing sebesar 8,72% dan 13,57%. Menurut sektor ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang positif dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pertambangan (38,76%) dan sektor listrik, gas dan air (30,34%). Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 45,8%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 32,6%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor perdagangan dan pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,3% dan 15,9%. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Kredit Lokasi Proy ek Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain LDR - lokasi proy ek
Posisi (dalam Rp Miliar) Tw 3-08
Tw 4-08
Tw 2-09
Tw 3-09
29,728.4
30,166.0
30,777.0
34,161.1
14,086.1 15,642.3
15,116.8 15,049.2
16,316.5 14,460.4
14,257.1 9,160.0 6,311.3
13,693.4 9,961.0 6,511.6
2,213.0 5,220.0 1,492.1 348.2 3,315.2 5,173.5 1,164.2 4,292.3 198.5 6,311.4 75.5%
Komposisi Tw 3-09
Pert. Tw 3-09 q-t-q
y -o-y
100.0%
11.00%
14.91%
17,739.1 16,422.0
51.9% 48.1%
8.72% 13.57%
25.93% 4.98%
12,293.8 10,225.4 6,591.0
15,648.1 11,145.3 7,367.4
45.8% 32.6% 21.6%
27.28% 9.00% 11.78%
9.76% 21.67% 16.73%
2,438.5 4,617.3 1,688.4 335.7 3,109.7 5,417.6 1,277.0 4,547.6 222.6 6,511.6
3,000.2 3,923.0 1,685.4 342.0 3,510.0 5,536.6 1,363.6 4,484.1 225.9 6,706.1
3,087.9 5,443.6 1,881.0 445.8 3,614.6 5,897.4 1,611.1 4,540.2 242.7 7,396.8
9.0% 15.9% 5.5% 1.3% 10.6% 17.3% 4.7% 13.3% 0.7% 21.7%
2.92% 38.76% 11.61% 30.34% 2.98% 6.52% 18.15% 1.25% 7.44% 10.30%
39.53% 4.28% 26.07% 28.03% 9.03% 13.99% 38.39% 5.78% 22.27% 17.20%
72.7%
72.7%
82.9%
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 10.146 miliar (pangsa 30,26%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 9.472 miliar (pangsa 28,25%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau sebesar Rp 94 miliar (pangsa 0,28%). Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim Kabupaten/Kota Kab. Kutai Kab. Berau Kab. Pasir Kab. Bulungan Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kodya Samarinda Kodya Balikpapan Kodya Tarakan Kodya Bontang
Nominal* (Rp M) Kredit DPK 3,432 2,540 1,764 1,918 972 1,036 492 1,256 440 288 932 1,565 94 638 253 604 10,146 14,949 9,472 10,741 1,293 3,445 4,243 2,146
30
Pangsa Kredit DPK 10.23% 6.18% 5.26% 4.66% 2.90% 2.52% 1.47% 3.05% 1.31% 0.70% 2.78% 3.81% 0.28% 1.55% 0.75% 1.47% 30.26% 36.35% 28.25% 26.12% 3.86% 8.38% 12.65% 5.22%
LDR 135.12% 91.97% 93.82% 39.17% 152.78% 59.55% 14.73% 41.89% 67.87% 88.19% 37.53% 197.72%
Perkembangan Perbankan Daerah
Apabila dilihat dari nisbah pinjaman
terhadap simpanan
(LDR), nisbah tertinggi
terjadi di kota Bontang sebesar 197,72%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar 152,78%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (135,12%) dan kota Balikpapan (88,19%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah 14,73% (Tabel 3.5). 3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan III-2009 mencapai Rp 15.321 miliar atau dengan pangsa 65,1% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mencapai 6,04% (qtq) atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang sebesar 5,75%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala kecil (plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta) sebesar 8,13%, diikuti kredit besar (> 5 miliar) tumbuh sebesar 7,23% dan kredit UMKM (s.d Rp. 5 miliar) yang tumbuh sebesar 4,97. Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Posisi (miliar Rp)
Skala Kredit
Tw3-08
Tw4-08
Tw2-09
Komposisi Tw3-09
Tw 3-09
Pert. Tw3-09 q-t-q
y -o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt)
3,499
3,523
3,818
3,932
16.7%
3.00%
12.38%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt)
4,212
4,248
4,706
5,089
21.6%
8.13%
20.81% 10.44%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar)
5,705
5,804
6,072
6,300
26.8%
3.76%
13,416
13,575
14,596
15,321
65.1%
4.97%
14.20%
Besar (> Rp 5 miliar)
6,431
6,899
7,654
8,207
34.9%
7.23%
27.61%
Total
19,847
20,474
22,249
23,528
100.0%
5.75%
18.55%
Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar)
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp 9.363 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 7,11% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sebaliknya, jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta tercatat Rp 5.775 miliar atau mengalami penurunan sebesar 1,33% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7). Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan Kredit UMKM Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Tw 3-08
Posisi (dalam Rp miliar) Tw 4-08 Tw 2-09 Tw 3-09
Komposisi Tw 2-09 Tw 3-09
Pert. Tw 3-09 q-t-q y -o-y
13,415.7
13,574.6
14,595.5
15,139.7
100.0%
100.0%
3.73%
12.85%
7,504.4 5,911.3
7,228.8 6,345.8
8,742.0 5,853.6
9,363.7 5,775.9
59.9% 40.1%
61.8% 38.2%
7.11% -1.33%
24.78% -2.29%
5,426.3 1,749.6 6,239.8
5,459.4 1,793.9 6,321.2
5,845.1 1,926.7 6,823.7
6,222.2 1,875.0 7,042.5
40.0% 13.2% 46.8%
41.1% 12.4% 46.5%
6.45% -2.68% 3.21%
14.67% 7.17% 12.87%
321.7 138.7 189.6 21.1 1,063.8 3,356.7 333.7 1,640.7 98.9 6,250.8
351.5 139.5 184.4 20.8 969.2 3,462.9 372.3 1,641.8 97.7 6,334.5
413.3 143.4 185.3 28.2 1,132.2 3,717.1 340.0 1,698.9 103.5 6,833.7
522.2 183.9 185.8 29.1 1,276.2 3,836.4 350.5 1,571.1 119.8 7,064.7
2.8% 1.0% 1.3% 0.2% 7.8% 25.5% 2.3% 11.6% 0.7% 46.8%
3.4% 1.2% 1.2% 0.2% 8.4% 25.3% 2.3% 10.4% 0.8% 46.7%
26.35% 28.28% 0.30% 3.21% 12.72% 3.21% 3.09% -7.53% 15.82% 3.38%
62.34% 32.59% -2.02% 38.18% 19.97% 14.29% 5.02% -4.25% 21.19% 13.02%
.
31
Perkembangan Perbankan Daerah
Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 332 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 35.857 debitur. Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 53,5%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing berjumlah Rp 6.222,2 miliar (pangsa 41,1%) dan Rp 1.875,0 miliar (pangsa 12,4%). Sementara sisanya sebesar Rp 7.042,5 miliar (pangsa 46,5%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit modal kerja tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 6,45%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 3,21%. Sedangkan kredit investasi mengalami penurunan sebesar 2,68%. Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,3%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 10,4%) dan sektor konstruksi (pangsa 8,4%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq), hampir semua sektor mencatat pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan pertanian, masing-masing sebesar 28,28% dan 26,35%. Sedangkan, sektor jasa dunia usaha merupakan satu-satunya sektor yang mengalami penurunan kredit (-7,53%). Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan menunjukkan kinerja yang menurun seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,94% atau mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,74%. Tabel 3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan NPLs Kredit UMKM Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Tw 4-08
Nisbah NPL
Pert. Tw 3-09
Posisi (Rp miliar) Tw 3-08
Tw 2-09
Tw 3-09
+/- (Rp M)
q-t-q
Tw 2-09
Tw 3-09
358.2
326.1
399.5
442.1
42.6
10.66%
2.74%
2.92%
162.1 72.6 123.5
164.6 45.5 116.0
195.2 60.0 144.3
219.7 61.0 161.4
24.5 1.0 17.1
12.53% 1.66% 11.88%
3.34% 3.12% 2.11%
3.53% 3.26% 2.29%
13.7 5.0 12.0 0.0 38.7 108.1 5.9 41.9 7.4 125.4
10.6 3.3 5.0 0.2 32.5 92.9 5.3 51.0 7.0 118.4
11.7 6.5 4.0 59.9 121.2 3.9 37.7 7.1 147.7
11.4 6.4 9.9 56.3 125.0 8.3 48.3 10.8 165.7
-0.2 -0.1 5.9 0.0 -3.5 3.8 4.4 10.6 3.7 18.0
-1.87% -1.51% 148.48%
2.82% 4.51% 2.15% 0.00% 5.29% 3.26% 1.13% 2.22% 6.85% 2.16%
2.19% 3.46% 5.34% 0.00% 4.41% 3.26% 2.36% 3.07% 9.03% 2.35%
-5.93% 3.12% 114.76% 28.09% 52.75% 12.19%
Dilihat dari jenis penggunaan kredit (tabel 3.9), persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 3,53%, lebih tinggi dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,34%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi dan konsumsi juga mengalami kenaikan masing-masing menjadi 3,26% dan 2,29%, atau lebih tinggi jika dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 3,12% dan 2,11%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial (9,03%)
dan sektor
perindustrian
(5,34%).
persentase NPLs di bawah 5%.
32
Sedangkan
sektor-sektor
lainnya mencatat
Perkembangan Perbankan Daerah
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1
a. Perkembangan Aset BPR Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan
III-2009
mengalami
pertumbuhan
sebesar
16,98% (y-o-y), dengan total nilai mencapai Rp 202,04 miliar.
Pertumbuhan
ini
lebih
rendah
dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar 18,95%. Sementara secara triwulanan aset BPR tumbuh sebesar 5,32% (q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan II-2009. b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Kalimantan Timur
pada
triwulan
peningkatan sebesar triwulan
II-2008,
III-2009
ini
mengalami
27,74% (y-o-y) dibandingkan
dengan
nilai
Rp
129,46
miliar.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar 24,29%.
Pertumbuhan
DPK
periode
berjalan
ini
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah deposito sebesar 31,07%
(y-o-y)
menjadi
Rp
79,19
miliar,
dan
pertumbuhan tabungan yang mencapai 22,84% (y-o-y) menjadi Rp 50,27 miliar. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai
Rp
147,03
miliar,
atau
mengalami
peningkatan sebesar 17,14% (y-o-y) dibandingkan triwulan
II-2008.
Pertumbuhan
ini
lebih
lambat
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar 21,87%. Peningkatan DPK periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pada setiap komponen kredit, yaitu modal kerja yang tumbuh 4,39% (y-o-y) menjadi Rp 84,52 miliar; investasi tumbuh 52,85% (y-o-y) menjadi Rp 14,22 miliar dan kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 37,01% (y-o-y) menjadi Rp 48,29 miliar.
1
Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
33
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) 2008
Keterangan
QI Q II Q III Q IV 11 11 11 11 Jumlah BPR Aset 143,155 161,276 172,714 182,727 Kredit 94,943 117,144 125,516 136,050 Modal Kerja 59,157 73,120 80,966 86,113 Investasi 6,951 8,632 9,301 12,727 Konsumsi 28,836 35,391 35,248 37,209 DPK 86,408 93,546 101,344 104,923 Deposito 48,714 54,247 60,423 61,081 Tabungan 37,694 39,299 40,920 43,842 LDR (%) 109.88 125.23 123.85 129.67 NPLs (%) 7.86 7.74 6.59 8.83 Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali.
2009 Q II 11 191,841 142,763 82,675 14,198 45,890 116,265 69,410 46,855 122.79 12.74
QI 11 184,786 137,695 82,183 13,116 42,396 114,939 67,147 47,791 119.80 11.14
Q III 11 202,043 147,030 84,519 14,217 48,294 129,460 79,194 50,265 113.57 12.87
Q III-2009 Q-t-Q Y-o-Y 5.32 2.99 2.23 0.13 5.24 11.35 14.10 7.28
16.98 17.14 4.39 52.85 37.01 27.74 31.07 22.84
3.5. Asesmen Risiko Perbankan 3.5.1 Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim masih kondusif meskipun terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja dan sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan III-2009 sebesar 2,69% atau sedikit lebih tinggi dibanding nisbah NPLs triwulan II-2009 sebesar 2,55% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat meningkat sejumlah Rp 67,3 miliar (11,88%) bila dibandingkan dengan posisi triwulan II-2009. Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum Kolektibilitas (Rp M)
Sektor
Tw3-08
1-Lancar 2-Dalam Perhatian Khusus
Tw 4-08
Tw 2-09
Komposisi Tw 3-09
Tw 2-09
Pert. Tw3-09
Tw 3-09
+/- (Rp M)
q-t-q
17,986.9
18,868.7
19,816.1
20,429.2
89.06%
86.83%
613.2
3.09%
1,337.9
1,155.4
1,866.5
2,075.2
8.39%
8.82%
208.6
11.18% 12.76%
3-Kurang lancar
86.5
64.9
87.6
98.7
0.39%
0.42%
11.2
4-Diragukan
71.5
103.4
113.2
112.9
0.51%
0.48%
-0.3
-0.27%
364.1
281.4
365.7
422.2
1.64%
1.79%
56.4
15.43%
5-Macet NPLs (3+4+5)
522.1
449.7
566.5
633.8
2.55%
2.69%
67.3
11.88%
Total Kredit
19,846.9
20,473.8
22,249.1
23,528
100.00%
100.00%
1,278.8
5.75%
Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah menghadapi risiko kredit yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (NPLs) pada bank
pemerintah yang
dibandingkan
NPLs
dengan
nisbah
bank
tercatat 2,82%, atau lebih tinggi
swasta
sebesar
2,45%.
Dilihat
dari
perkembangannya, baik bank pemerintah maupun bank swasta mengalami peningkatan nisbah NPLs dibanding triwulan sebelumnya (Tabel 3.11). Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,37%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 2,14% dan 2,20%. Dilihat dari perkembangannya, hanya kredit investasi yang mengalami penurunan persentase NPLs sedangkan persentase NPLs kredit modal kerja dan konsumsi pada triwulan laporan tercatat lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya.
34
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.11. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum Keterangan
Tw3-08
Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain Total
Nominal NPL (Rp M) Pert. Tw 3-09 Tw4-08 Tw 2-09 TW3-09 +/- (Rp M) q-t-q
Nisbah NPL (%) Tw 2-09 Tw 3-09
383.07 139.08
280.67 169.01
377.64 188.82
434.32 199.46
56.68 10.63
15.0% 5.6%
2.62 2.41
2.82 2.45
218.78 179.88 123.48
255.09 78.59 116.00
300.92 121.28 144.26
345.64 126.73 161.41
44.72 5.45 17.14
14.9% 4.5% 11.9%
3.08 2.20 2.07
3.37 2.14 2.20
24.22 5.02 20.63 0.02 144.49 133.87 5.91 49.64 12.92 125.42 522.14
21.04 15.92 4.96 0.20 82.30 114.44 5.32 74.79 12.30 118.41 449.68
11.67 37.02 3.99 145.97 136.63 8.87 62.33 12.26 147.73 566.46
11.47 36.69 9.92 162.49 140.19 13.29 78.01 16.00 165.74 633.78
-0.19 -0.33 5.93
-1.7% -0.9% 148.5%
16.52 3.56 4.42 15.68 3.74 18.01 67.32
11.3% 2.6% 49.9% 25.2% 30.5% 12.2% 11.9%
1.15 4.82 0.54 4.80 2.71 0.88 1.87 4.58 2.11 2.55
1.09 3.99 1.22 5.00 2.68 1.29 2.23 5.86 2.25 2.69
Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%) kecuali nisbah jasa sosial dan jasa konstruksi dengan persentase NPLs masing-masing sebesar 5,86% dan 5,00%. 3.5.2 Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.
(Rp triliun)
10.00 93.71 84.13
120
104.55 88.14 97.30 89.63
8.00
79.50 80
6.00
60
4.00
40
2.00
20
0.00
0
23.3 24.2 24.8 24.4 21.6
Pero ran g an
100
11.3 11.6 11.2 8.8 10.1
Pem d a
(%)
12.00
L ain n y a
NCD
0
Alat Likuid/NCD
Grafik 3.10. Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim
Tw2-09 Tw1-09
2.2 2.6 1.2 2.1 3.6
T1-08 T2-08T3-08 T4-08T1-09T2-09 T3-09 Alat Likuid
Tw3-09
2.6 3.9 4.1 5.2 4.1
Peru s. Swasta
5
Tw4-08 Tw3-08
10 15 20 DPK (Rp m iliar )
25
30
Grafik 3.11. Struktur Kepemilikan Simpanan
Kondisi likuiditas perbankan Kaltim selama triwulan laporan cukup terkendali meskipun sedikit mengetat. Ketahanan likuiditas perbankan Kaltim yang tercermin dari rasio antara jumlah alat likuid terhadap jumlah non-core deposit (NCD) tercatat sebesar 79,50% atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 88,14%. Penurunan ini berasal
35
Perkembangan Perbankan Daerah
dari lebih besarnya peningkatan kewajiban jangka pendek dibanding peningkatan alat likuid (Grafik 3.10). Dari segi struktur kepemilikan diketahui bahwa 62,6% simpanan di bank umum pada triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni mencapai Rp 23.296 miliar. Selanjutnya dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 11.264 miliar dengan pangsa 30,3% dan dana milik perusahaan swasta sebesar Rp 2.612 miliar dengan pangsa 7,03% (Grafik 3.11). Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK
Posisi nominal (miliar Rp) Tw 2-09 Tw 3-09
Keterangan Jangka pendek Giro Tabungan Simpanan berjangka s.d 3 bulan Total DPK s.d 3 bulan Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan Total DPK
13,126 15,316 11,495 39,937 2,409 42,346
Komposisi Tw 2-09
Tw 3-09
11,823 40,468
31.0% 36.2% 27.1% 94.3%
29.3% 37.4% 27.5% 94.2%
2,480 42,948
5.7% 100.0%
5.8% 100.0%
12,575 16,069
Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 94,2% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar.
Berdasarkan
analisis
grafis
yang
menghubungkan antara suku bunga kredit 2006 s.d triwulan III-2009 (Grafik 3.12), terlihat pergerakan yang acak antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan koefisien korelasi 2
kedua
variabel
tersebut
yang
hanya 0,47. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa
persentase
NPLs
tidak
sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2
(%)
dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-
18.0
8.0
17.0
7.0
16.0
6.0
15.0
5.0
14.0
4.0
13.0
3.0
12.0
2.0
11.0
1.0
10.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006
2007
Bunga Kredit (sumbu kiri)
2008
Gross NPLs (s umbu kanan)
Grafik 3.12. Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs
Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
36
2009
0.0
(%)
3.5.3 Risiko Pasar
BAB IV KEUANGAN DAERAH 4.1 Gambaran Umum Realisasi penggunaan APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 sampai dengan Semester I2009 masih cukup rendah. Realisasi komponen pendapatan baru mencapai 41.00% dari total keseluruhan pendapatan APBD 2009, sementara pencapaian realisasi komponen belanja lebih rendah lagi yaitu 27.41% dari total keseluruhan belanja APBD 2009.
Pada komponen pendapatan, rendahnya realisasi dipengaruhi oleh masih rendahnya realisasi komponen
dana
perimbangan
yang
memiliki
pangsa
terbesar
sebagai
pembentuk
komponen
pendapatan yang dipengaruhi oleh rendahnya realisasi penerimaan yang berasal dari dana bagi hasill bukan pajak (sumber daya alam). Sementara pada sisi belanja, dipengaruhi oleh rendahnya realisasi komponen belanja operasi sebagai pangsa terbesar pembentuk komponen belanja yang disebabkan oleh relatif rendahnya realisasi belanja dan belanja bantuan keuangan.
Keuangan Daerah
4.2 Pendapatan Realisasi komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur tahun 2009 hingga Semester I mencapai 41% atau mencapai Rp 2.054,7 milyar dari Rp 5.011,28 milyiar. Pencapaian prosentase realisasi ini mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2008 yaitu 38,86% atau mencapai Rp 1.587,7 milyar dari Rp 4.085,9 milyar. Realisasi pada Semester I tahun 2009 berasal dari realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 57,06%, diikuti oleh realisasi Dana Perimbangan sebesar 36,46% dan komponen Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 1,12%. Berdasarkan jenisnya, realisasi komponen PAD yang memiliki share 31,70% terhadap total pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009 disumbangkan oleh realisasi pendapatan pajak daerah sebesar 53,51% (Rp 655,90 milyar), pendapatan retribusi daerah sebesar 1,08% (Rp 1,67 milyar), pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 123,54% (Rp 109,64 milyar) dan realisasi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 116,68% (Rp 113,12 milyar). Sedangkan realisasi komponen dana perimbangan sebagai komponen terbesar dengan share 62,69% terhadap total pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009, disumbangkan oleh realisasi dana bagi hasil pajak sebesar 24,71% (Rp 119,63 milyar), dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam) sebesar 39,09% (Rp 1.014,088 milyar) dan realisasi dana alokasi umum (DAU) sebesar 16.51% (Rp 10,42 milyar). Sementara realisasi komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah yang memiliki share yang kecil terhadap total pemdapatan, berasal dari realisasi pendapatan hibah sebesar 1,12% (Rp 3,16 milyar). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I Tahun 2009
Uraian
Jumlah Anggaran (Rp Milyar)
Realisasi Semester I Tahun 2009 (Rp Milyar) (%)
PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah
1,588.51 1,225.85 154.68
906.33 655.90 1.67
57.06% 53.51% 1.08%
88.75 119.23
109.64 139.12
123.54% 116.68%
PENDAPATAN TRANSFER Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Pajak (SDA) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
3,141.57 3,141.57 484.11 2,594.35 63.11 0.00
1,145.28 1,145.28 119.63 1,014.09 10.42 1.14
36.46% 36.46% 24.71% 39.09% 16.51%
281.20 281.20
3.16 3.16
1.12% 1.12%
LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH Pendapatan Hibah 4.3 Belanja
Realisasi komponen Belanja APBD Kalimantan Timur tahun 2009 hingga semester 1 mencapai 27,14% atau sebesar Rp 1.473,52 milyar dari total keseluruhan belanja yang dianggaran sebesar Rp 5.429,28 milyar. Pencapaian prosentase realisasi ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 mencapai 35,84% atau sebesar Rp 1.817,7 milyar dari Rp 5.071,3 milyar. Realisasi belanja pada semester I tahun 2009 berasal dari realisasi komponen belanja operasi sebesar 23,07% atau Rp 729, 04 milyar, komponen belanja modal dengan realisasi sebesar 26,4% atau Rp 456,84 milyar dan realisasi transfer bagi hasil ke kabupaten/kota/desa sebesar 53,93% atau sebesar Rp 287,62 milyar.
36
Keuangan Daerah Berdasarkan jenisnya, realisasi pada komponen belanja operasi dipengaruhi masing-masing oleh realisasi komponen belanja pegawai sebesar 32,28% (Rp 279,17 milyar), realisasi komponen belanja barang sebesar 17,27% (Rp 138,47 milyar), belanja hibah dengan realisasi sebesar 7,06% (Rp 20,79 milyar), realisasi belanja bantuan sosial sebesar 6,03% (Rp 9,442 milyar), dan belanja bantuan keuangan sebesar 26,96% (Rp 281,18 milyar). Sementara realisasi komponen belanja modal dipengaruhi oleh realisasi komponen belanja tanah sebesar 7,55% (Rp 7,34 milyar), komponen belanja peralatan dan mesin sebesar 11,62% (Rp 18,1 milyar), komponen belanja gedung dan bangunan sebesar 26,75% (Rp 155,7 milyar), komponen belanja jalan, irigasi dan jaringan sebesar 31,36% (Rp 260,51 milyar) dan realisasi komponen belanja aset tetap lainnya sebesar 0,49% (Rp 0,39 milyar). Sedangkan transfer bagi hasil ke kabupaten/kota telah terealisasi sebesar 53,93% (Rp 287,62 milyar). Apabila dilihat realisasi komponen belanja modal dari lima SKPD yang memiliki share belanja modal terbesar terhadap total belanja modal APBD Kalimantan Timur Tahun 2009, Dinas Pekerjaan Umum dan RSUD AW Syahranie Samarinda merupakan SKPD yang memiliki realisasi belanja modal terbesar masing-masing sebesar 31,37% dan 79,85%. Pada Dinas Pekerjaan Umum pencapaian realisasi tersebut disumbangkan oleh jenis belanja perlatan dan mesin (41%) dan belanja jalan, irigasi dan jaringan (36%). Sedangkan pemcapaian belanja modal RSUD AW Syahranie disumbangkan oleh realisasi belanja bangunan dan gedung yang cukup tinggi yaitu sebesar 85%. Sementara itu tiga SKPD lainnya yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan dan RSUD Tarakan memiliki pencapaian realisasi belanja modal yang sangat kecil yaitu masing-masing sebesar 8,97%, 2,52% dan 6,08%. Tabel 4.2 Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi APBD Kaltim Tahun 2009
Belanja Modal Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pendidikan Dinas Perhubungan RSUD A Wahab Syahranie Samarinda RSUD Tarakan
Jumlah Anggaran (Rp Milyar) 896.77 111.99 152.28 119.29 104.30
Realisasi Semester I 2009 (Rp Milyar) (%) 281.36 10.05 3.84 95.25 6.35
31.37% 8.97% 2.52% 79.85% 6.08%
37
BBA ABB
V
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Gambaran Umum Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 menunjukkan realita yang seragam, baik sistem pembayaran secara tunai maupun non tunai. Sistem pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, yang menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini berpengaruh pula pada perkembangan uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB. Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, juga menunjukkan perkembangan yang sama dengan sistem pembayaran tunai, yaitu mengalami kontraksi. Menurunnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang kurang baik bila dibandingkan dengan kondisi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan ekonomi global akibat adanya krisis finansial global. 5.2. Perkembangan Transaksi Tunai 5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan
Timur
dengan
Kantor
Bank
Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2009 mencapai Rp 1.816 miliar atau mengalami kontraksi sebesar -41,85% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi ini lebih besar dibandingkan kontraksi pada triwulan II2009 yang sebesar -4,83% (grafik 5.1). Namun
demikian,
bila
dibandingkan
triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan sebesar 0,28% (q-t-q). Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 1.624 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar -44,64% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 192 miliar atau naik sebesar 1,61% (y-o-y). Secara keseluruhan, pada triwulan III-2009 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang masuk lebih kecil dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp 1.432,26 miliar. Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu
41
Perkembangan Sistem Pembayaran
uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah
tidak
layak
untuk
menjadi
alat
pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian
masuk
dalam
klasifikasi
untuk
dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian
Tanda
Tidak
Berharga
(PTTB).
Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan III-2009 mencapai Rp 118 miliar atau mengalami penurunan sebesar 25,47% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2008 (grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 25,12% (y-o-y). Menurunnya jumlah uang kartal yang termasuk dalam PTTB pada periode triwulan III2009 ini dipengaruhi juga oleh menurunnya volume peredaran uang kartal di wialyah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini.
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai 5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi
kliring
di
wilayah
Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 mengalami dengan
kontraksi
triwulan
dibandingkan
yang
sama
tahun
sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah transaksi kliring
triwulan III-2009 mencapai Rp
4.719 miliar atau berkontraksi sebesar 8,35% (y-o-y); dengan jumlah volume transaksi
sebesar
158.000
transaksi.
Sementara dibandingkan dengan periode triwulan II-2009, transaksi kliring juga mengalami
kontraksi,
yaitu
sebesar
-
0,41% (q-t-q). Kontraksi ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang masih relatif belum pulih dari tekanan krisis finansial global, sehingga transaksi keuangan pada periode berjalan tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya.
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan III-2009 mencapai Rp 35.194 miliar, atau mengalami kontraksi sebesar -3,48% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi yang terjadi pada transaksi RTGS periode berjalan ini dipengaruhi oleh kontraksi yang terjadi pada transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur yaitu sebesar -11,00% (y-o-y), sementara transaksi RTGS yang keluar dari Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,78% (y-o-y). Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan III-2009 mengalami peningkatan sebesar 3,01% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan II-2009 yang sebesar Rp 34.165 miliar. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi RTGS yang
42
Perkembangan Sistem Pembayaran
keluar dari Kalimantan Timur, yang tumbuh sebesar 7,87% (q-t-q), sedangkan transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami kontraksi sebesar -1,28% (q-t-q). Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) 2008
Transaksi RTGS
2009
Q III-2009
QI
Q II
Q III
Q IV
QI
Q II
Q III
Q-t-Q
Y-o-Y
Jumlah
28,145
14,320
16,340
17,746
14,077
16,024
17,285
7.87
5.78
Volume
16,243
17,476
20,648
20,163
17,024
18,579
20,127
8.33
-2.52
Jumlah
20,863
15,409
20,123
21,686
14,678
18,141
17,908
-1.28
-11.00
Volume
22,142
23,940
28,501
30,181
26,740
29,762
31,035
4.28
8.89
Jumlah
49,008
29,729
36,463
39,431
28,755
34,165
35,194
3.01
-3.48
Volume
38,385
41,416
49,149
50,344
43,764
48,341
51,162
5.84
4.10
Keluar Kaltim
Masuk Ke Kaltim
Total
Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan
lokasi
Kantor
Bank
Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, transaksi RTGS di wilayah kerja KBI Samarinda pada periode berjalan ini mencapai Rp 26.288,71 miliar dengan volume transaksi sebesar 31.490 transaksi.
Jumlah
Samarinda
transaksi
mengalami
RTGS
kontraksi
di
KBI
sebesar
-
0,94% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang
sama
tahun
sebelumnya.
Sementara
transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp 8.904,8 miliar atau menurun sebesar -10,26% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
43
BBA ABB
VI
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
6.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Timur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah dengan mendasarkan pada beberapa komponen dasar kualitas hidup yang mencakup: 1.
Angka harapan hidup, yang menggambarkan perkiraan rata-rata banyaknya tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup.
2.
Tingkat pendidikan, yang menggambarkan tingkat melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
3.
Standar hidup layak yang diukur dari paritas daya beli (Purchasing Power Parity), yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita berdasarkan hasil survei SUSENAS yang dilakukan oleh BPS.
IPM Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2008 mencapai 74,52; lebih baik dibandingkan tahun 2007 yang sebesar 73,77. Meningkatnya IPM Prov. Kalimantan Timur ini dipengaruhi oleh meningkatnya komponen-komponen dasar kualitas hidup, kecuali komponen rata-rata lama sekolah yang tetap pada level 8,80. Komponen angka harapan hidup di Kalimantan Timur pada tahun 2008 adalah 70,80 tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 yang 70,60 tahun. Komponen angka melek huruf pada tahun 2008 sebesar 96,36 persen, meningkat dari 95,70 persen. Sementara pengeluaran per kapita disesuaikan pada tahun 2008 sebesar 634,52 meningkat dari 628,10 pada tahun 2007. Seperti halnya Prov. Kalimantan Timur, IPM kabupaten/kota di Kalimantan Timur secara umum juga mengalami peningkatan. IPM tertinggi dicapai oleh Kota Balikpapan, yaitu sebesar 77,31; diikuti oleh Kota Samarinda (76,12), Kota Bontang (76,08) dan Kota Tarakan (75,92). IPM terendah dicapai oleh Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 70,68. Kabupaten ini merupakan kabupaten pemekaran baru. Tabel 6.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008
Angka Harapan Hidup (tahun) Provinsi/Kab/Kota 2007 2008 Kalimantan Timur 70.60 70.80 Pasir 72.06 72.39 Kutai Barat 69.70 69.89 Kutai Kartanegara 67.68 67.76 Kutai Timur 68.08 68.25 Berau 69.16 69.41 Malinau 68.01 68.11 Bulungan 72.52 72.55 Nunukan 70.84 71.07 Penajam Paser Utara 71.04 71.18 Tana Tidung 72.58 Balikpapan 71.52 71.73 Samarinda 70.61 70.81 Tarakan 71.19 71.37 Bontang 71.89 72.11 Sumber: BPS Kalimantan Timur
Angka Melek Huruf (persen) 2007 2008 95.70 96.36 94.61 94.61 95.49 95.49 96.41 96.41 95.48 95.48 94.82 95.48 92.33 92.33 93.58 95.50 93.30 93.30 93.80 94.46 88.00 97.98 98.32 96.95 97.23 97.89 97.89 98.10 98.34
Rata-rata lama sekolah (tahun) 2007 2008 8.80 8.80 7.38 7.61 7.75 7.75 8.30 8.30 7.57 7.61 7.83 7.86 7.61 7.61 7.58 7.72 7.40 7.40 7.53 7.57 7.00 10.03 10.03 9.73 9.73 9.13 9.30 9.90 9.97
Pengeluaran per kapita disesuaikan 2007 2008 628.10 634.52 620.52 625.82 621.50 623.05 622.85 628.71 615.71 619.00 628.90 633.12 640.82 641.32 626.40 631.82 626.00 633.26 619.55 625.27 613.17 640.00 646.41 639.50 643.80 634.21 639.38 625.25 628.37
IPM 2007 73.77 72.70 71.93 71.53 70.46 72.12 71.68 73.33 72.17 72.00 76.62 75.62 75.30 75.61
2008 74.52 73.46 72.16 72.03 70.84 72.75 71.78 74.30 72.86 72.69 70.68 77.31 76.12 75.92 76.08
44
BBA ABB
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
VI I
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2009 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang
positif,
dengan
perkiraan
laju
pertumbuhan
berkisar antara 1% s.d. 2% (y-o-y). Salah satu indikator
yang
menjadi
arah
pertumbuhan
positif
tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2009 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 136,83. Hal ini dipengaruhi oleh komponenkomponen IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis (Grafik 7.1). Faktor yang diperkirakan menjadi pendorong perekonomian di triwulan IV-2009 adalah pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya Hari Raya Idul Adha, Natal dan perayaan pergantian tahun, yang akan mendorong permintaan masyarakat akan barang
dan
menggambarkan
jasa.
Indikator
potensi
lainnya
meningkatnya
yang
dapat
permintaan
masyarakat adalah Indeks Ketepatan Membeli Barang Tahan Lama yang pada bulan Oktober 2009 berada pada level 102,5. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen berencana meningkatkan pengeluarannya pada periode mendatang (Grafik 7.2). Dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), para pelaku bisnis masih memiliki optimisme yang baik terhadap kondisi perekonomian di triwulan IV-2009. Hal ini terlihat dari ekspektasi situasi bisnis yang masih berada dalam teritori positif (Grafik 7.3). Faktor yang diperkirakan menjadi penunjang adalah laju inflasi yang relatif terkendali, nilai tukar rupiah yang relatif stabil dan pemulihan situasi ekonomi paska krisis finansial global.
Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di masa yang akan datang, antara lain: • El Nino berpotensi mengancam Produksi Beras di Kalimantan Timur El Nino atau musim kering yang diperkirakan terjadi mulai bulan September 2008 hingga April 2010, mengancam produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang ditargetkan sebesar 650.000 ton padi, yang dihasilkan dari 170.000 hektar lahan pertanian. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur, jumlah sawah yang terkena dampak El Nino di Kaltim diperkirakan berkisar antara 15.000 ha s.d. 20.000 ha. Namun demikian, areal yang diperkirakan terkena Puso hanya sebesar 20% atau berkisar antara 3.000 ha hingga 4.000 ha;
45
Prospek perekonomian Daerah sehingga diperkirakan Kaltim hanya kehilangan sebesar 11.400 ton hingga 15.200 ton padi akibat El Nino. Sementara itu berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta Maluku umumnya masih normal dan diatas normal. Untuk wilayah Kalimantan Timur, curah hujan diatas normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur; sedangkan curah hujan normal terjadi di sebagian Kaltim bagian Timur dan Kaltim bagian Tengah. • PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berencana membangun Proyek Kaltim 5 PKT telah menandatangani nota kesepakatan antara PKT dengan Bank Mandiri yang ditunjuk sebagai pengatur (arranger) dalam kredit sindikasi kepada PKT untuk membangun Proyek Kaltim 5 dengan kapasitas 2.500 metrik ton per hari (mtpd) amoniak dan 3.500 mtpd urea di Bontang, Kaltim. Proyek ini bernilai investasi sebesar USD 700 juta atau sekitar Rp 7 triliun, dengan komposisi 40% dalam Rupiah dan 60% dalam USD. PKT saat ini merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi urea sebesar 2,98 juta ton per tahun, amoniak sebesar 1,85 juta ton amoniak. Hingga Juli 2009, PKT telah memproduksi 1,783 juta ton urea dan 1,133 juta ton amoniak. 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan
terhadap
laju
perkembangan
harga barang dan jasa pada triwulan IV-2009 diperkirakan akan masih cukup tinggi, namun tidak sebesar tekanan pada triwulan III-2009. Hal ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Selain itu juga
dipengaruhi
meningkatnya
ekspektasi
penghasilan masyarakat, yang terlihat dari indeks ekspektasi penghasilan pada bulan Oktober 2009 yang sebesar 163, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2009 sebesar 156,5. Sedangkan indeks ekspektasi tabungan pada periode yang sama sebesar 153, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2009 yang sebesar 151,5 (Grafik 7.4). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kecenderungan untuk meningkatkan konsumsinya, dibandingkan dengan meningkatkan jumlah simpanan. Hal ini didukung pula dengan meningkatnya indeks ketepatan waktu untuk membeli barang tahan lama (Gafik 7.2). Sementara itu juga,
indeks yang mengukur
perubahan harga umum 3 bulan yang akan datang dari hasil SK bulan Oktober 2009 berada pada level 173,5; lebih tinggi dibandingkan posisi bulan September 2009 yang sebesar 163 (Grafik 7.5) Hal ini menunjukkan bahwa pada triwulan IV-2009, harga-harga berpotensi untuk mengalami kenaikan.
46
LAMPIRAN
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR MAKRO EKONOMI Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan PDRB - harga konstan (miliar Rp) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
2008 Q III
Q IV
116.35 116.63 116.93 116.86 113.98 114.43 121.55 122.55 13.99 13.06 14.37 12.69 11.42 11.30 20.68 19.85 25,949.64 25,811.47 1,728.87 1,511.26 10,184.14 10,429.62 8,231.40 8,010.76 80.24 80.35 907.53 913.97 2,162.06 2,190.87 1,375.70 1,382.01 764.74 767.97 514.97 524.68 4.58 1.44 2,420.98 2,588.11 29,504 33,651 370.31 693.46 115.06 154.17
QI
2009 Q II
Q III*
117.54 118.60 114.46 123.20 9.39 10.52 7.29 11.69 25,224.95 1,702.39 9,817.48 7,712.68 81.79 927.59 2,243.81 1,433.89 779.90 525.42 (1.44) 1,823.66 25,289 1,268.89 157.03
118.13 119.10 114.81 124.85 4.91 4.87 3.77 8.40 25,542.15 1,656.06 9,950.89 7,808.72 83.75 962.56 2,279.90 1,468.38 798.76 533.12 (1.06) 2,534.65 35,229 500.30 135.06
120.88 121.25 117.74 129.25 3.9 3.69 3.30 6.33 26,071.40 1,672.80 9,957.01 8,322.83 77.60 930.19 2,309.19 1,472.96 805.44 523.38 0.47 1,558.56 24,570 393.39 103.45
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp triliun) DPK (Rp triliun) Tabungan (Rp triliun) Giro (Rp triliun) Deposito (Rp triliun) Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit UMKM (Rp triliun) Kredit Mikro (
2008 Q III
Q IV
QI
2009 Q II
Q III*
51.44 39.35 14.47 13.53 11.34 29.75 14.26 6.31 9.18 75.59% 19.85 8.71 6.33 4.80 50.43%
54.53 41.52 15.52 12.92 13.08 29.83 12.85 6.49 10.49 71.85% 20.47 8.96 6.48 5.03 49.31%
53.70 41.37 14.92 12.60 13.85 30.15 12.29 6.59 10.23 72.88% 21.01 9.02 6.66 5.32 50.79%
54.90 42.35 15.32 13.13 13.90 30.77 13.96 6.71 10.11 72.66% 22.25 9.77 6.98 5.50 52.54%
55.68 42.95 16.07 12.58 14.30 34.16 15.65 7.37 11.15 79.54% 23.51 10.25 7.34 5.92 54.74%
3.50 0.44 0.10 2.95 4.21 1.42 0.42 2.37 5.70 3.56 1.23 0.91 13.42 2.67
3.52 0.42 0.10 3.00 4.25 1.39 0.46 2.40 5.80 3.65 1.24 0.92 13.57 2.40
3.69 0.44 0.11 3.14 4.34 1.36 0.52 2.45 5.73 3.58 1.26 0.90 13.76 3.06
3.82 0.49 0.12 3.21 4.71 1.46 0.55 2.69 6.07 3.90 1.26 0.92 14.60 2.74
3.93 0.58 0.12 3.22 5.09 1.55 0.57 2.96 6.30 4.04 1.33 0.94 15.32 3.04
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR PERBANKAN BPR: Total Aset (Rp miliar) DPK (Rp miliar) Tabungan Giro Deposito Kredit (Rp miliar) Modal Kerja Konsumsi Investasi Kredit UMKM (Rp miliar) Rasio NPL Gross (%) LDR SISTEM PEMBAYARAN Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) Inflow (Rp triliun) Outflow (Rp triliun) Pemusnahan Uang (Rp miliar) Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) Volume Transaksi RTGS (transaksi) Rata-rata harian nominal transaksi RTGS Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Volume Kliring Kredit (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) Nominall Kliring Debet (Rp triliun) Volume Kliring Debet (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) Volume Kliring Pengembalian Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong
2008 Q III
Q IV
172.71 101.34 40.92 60.42 125.52 80.97 35.25 9.30 125.52 6.59 123.85%
182.73 104.92 43.84 61.08 136.05 86.11 37.21 12.73 136.05 8.83 129.67%
3.12 0.19 2.93 158.32 36.46 49,149 1.82 2,457 0.58 50,120 0.03 2,506 4.78 192,414 0.24 9,621 0.12 3,073 0.006 154 0.09 2,111 0.004 106
3.43 0.86 2.57 194.35 39.43 50,344 1.97 2,517 0.60 47,198 0.03 2,360 4.67 181,856 0.23 9,093 0.13 3,341 0.007 167 0.08 2,380 0.004 119
2009 Q II
Q III*
184.79 114.94 47.79 67.15 137.69 82.18 42.40 13.12 137.69 11.14 119.80%
191.84 116.27 46.85 69.41 142.76 82.68 45.89 14.20 142.76 12.74 122.79%
202.04 129.46 50.27 79.19 147.03 84.52 48.29 14.22 147.03 12.87 113.57%
2.14 1.12 1.02 51.67 28.75 43,764 1.44 2,188 0.47 43,756 0.02 2,188 4.26 185,374 0.21 9,269 0.13 3,805 0.007 190 0.10 2,744 0.005 137
1.81 0.23 1.58 94.31 34.16 48,341 1.71 2,417 0.51 44,734 0.03 2,237 4.56 191,834 0.23 9,592 0.19 4,446 0.010 222 0.14 3,314 0.007 166
2.88 0.27 2.61 118.00 35.19 51,162 1.76 2,558 0.35 31,524 0.02 1,576 4.56 131,839 0.23 6,592 0.11 3,218 0.005 161 0.08 2,372 0.004 119
QI
Sumber: Bank Indonesia, BPS Kalimantan Timur Keterangan: Q III-09, PDRB Kaltim (perkiraan Bank Indonesia Samarinda), Kredit Lokasi Proyek (Agustus 2009)