KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan
Triwulan III - 2008
Kantor Bank Indonesia Banjarmasin
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga publikasi triwulanan kami yang berjudul Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Selatan periode triwulan III-2008 dapat hadir di tangan pembaca. Penerbitan publikasi yang berisi informasi mengenai perkembangan berbagai variabel makro ekonomi regional ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia di daerah dalam melaksanakan fungsi pengelolaan dan pelayanan informasi di bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran dan informasi lainnya yang terkait dengan pengembangan ekonomi daerah. Publikasi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) kami, baik di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan maupun para pengguna lain yang memerlukannya. Kehadiran terbitan ini di tangan pembaca tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berharap semoga hubungan baik ini dapat terus terbina di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa publikasi ini masih memiliki berbagai kekurangan, sehingga upaya terus-menerus untuk meningkatkan kualitas analisis dan informasi yang ditampilkan menjadi agenda rutin kami. Oleh karena itu segala saran, masukan, dan kritik yang konstruktif dari seluruh pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kemudahan kepada kita dalam mengupayakan hasil kerja yang terbaik. Banjarmasin, November 2008 BANK INDONESIA BANJARMASIN
Bramudija Hadinoto Pemimpin
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
i
Daftar Isi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... KETERANGAN DAN SUMBER DATA .......................................................
i ii iv
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………
1
BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ................................... 1. Kondisi Umum …………………………………….…………. ........ 2. Sisi Penawaran ……………………………………….……............. 2.1 Sektor Ekonomi Dominan .................................................... 2.1.1 Sektor Pertanian ......................................................... 2.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ........................ 2.1.3 Sektor Industri Pengolahan ........................................ 2.1.4 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ................... 2.1.5 Sektor Ekonomi Non-Dominan................................... 3. Sisi Permintaan ........................................................................... 3.1 Konsumsi ............................................................................ 3.2 Kegiatan Ekspor Impor ......................................................... 3.3 Investasi ...............................................................................
10 10 11 12 12 13 14 16 18 20 21 24 27
BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ……….………… .............................. 1. Kondisi Umum …………………………………….…………. ....... 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok……………………………….…….. 2.1 Inflasi Bulanan .................................................................... 2.2 Inflasi Tahunan .................................................................... Boks 1 : Kenaikan Harga Elpiji di Kalsel...........................................
29 29 30 30 33 34
BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN …………………………............... 1. Perkembangan Bank Umum.................................. ...................... 1.1 Total Aset .......................................................................... 1.2 Intermediasi Perbankan .................................... ................. 1.2.1 Penghimpunan Dana Masyarakat ............................. 1.2.2 Penyaluran Kredit .................................................... 1.3 Kredit UMKM .................................................................... 2. Perkembangan Bank Syariah ........................................... ........... 3. Perkembangan Industri BPR ........................................................ 4. Stabilitas Sistem Keuangan Regional ...........................................
36 36 37 38 39 41 47 50 52 56
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
ii
Daftar Isi
Boks 2 : Upaya Pengembangan UMKM Melalui Klaster ..................
49
BAB 4. KEUANGAN DAERAH ………………………... .............................. 1. APBD Provinsi Kalimantan Selatan......................................... ..... 2. Anggaran Pendapatan ................................................................. 3. Anggaran Belanja ........................................ ...............................
58 58 59 60
BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ……………………... .. 1. Transaksi Keuangan Secara Tunai ................................................ 1.1 Aliran Uang Masuk/Keluar (Cash Inflow/Outflow)................. 1.2 Penemuan Uang Palsu ……………………….. ...................... 2. Transaksi Keuangan Secara Non Tunai ........................................
62 62 62 63 64
BAB 6. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.... 1. Ketenagakerjaan …....……. ......................................................... 2. Kesejahteraan Masyarakat ...........................................................
68 68 71
BAB 7. PROSPEK EKONOMI ............................................................. 1. Makro Ekonomi …....……. .......................................................... 2. Inflasi ..........................................................................................
73 73 76
LAMPIRAN ...................................................................... ..................
78
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
iii
KETERANGAN DAN SUMBER DATA Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Banjarmasin. Bab I
Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas dasar tahun 2000 bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber dari Dokumen Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Bagian PDIE-Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia, yang tercantum pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.
Bab II
Perkembangan inflasi regional dari pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Banjarmasin. Data IHK bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan, dioleh lebih lanjut untuk keperluan analisis.
Bab III
Data perbankan bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek bersumber dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.
Bab IV
Data keuangan daerah hanya mencakup data keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang bersumber dari Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan.
Bab V
Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KBI Banjarmasin . Untuk data transaksi tunai bersumber dari Direktorat Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Untuk data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS bersumber dari Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring Bank Indonesia Banjarmasin.
Bab VI
Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan. Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik Pusat.
Bab VII
Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator ekonomi dan moneter dengan didukung oleh hasil survey yang dilakukan KBI Banjarmasin.
Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan dalam triwulan dimaksud sebagian diantaranya merupakan angka sementara hasil estimasi. Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III -2008
iv
Visi Bank Indonesia Menjadi Lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.
Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan.
Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan.
Visi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian.
Misi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III -2008
v
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF ASESMEN EKONOMI Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III2008 meningkat menjadi 7,90% (y-o-y)
Tren
penguatan
Kalimantan
laju
Selatan
pertumbuhan
pada
triwulan
ekonomi III-2008
masih tetap berlanjut. Laju pertumbuhan ekonomi mencapai 7,90% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,22% (y-o-y). Penguatan pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kinerja dua sektor ekonomi dominan yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan, sedangkan
kinerja
sektor
mengalami
perlambatan.
lainnya
cenderung
Sementara
di
sisi
permintaan, laju pertumbuhan ekonomi ditopang oleh masih
kuatnya
komponen
konsumsi
masyarakat,
sementara
pengeluaran pemerintah dan kegiatan
ekspor mengalami perlambatan. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang kinerja sektor pertanian dan sektor pertambangan.
Dari
sisi
penawaran,
kinerja
dua
sektor
unggulan utama yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan menjadi pendorong laju pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan.
Sektor pertanian tumbuh 13,75% (y-o-y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 yang mencapai 2,63 (y-o-y). Kenaikan ini didorong oleh mundurnya
masa
panen
raya
tanaman
bahan
makanan (tabama) sehingga produksi di triwulan laporan
menunjukkan
kenaikan
yang
cukup
signifikan. Sektor pertambangan di triwulan laporan juga
mencatat
pertumbuhan
yang
cukup
tinggi
sebesar 13,09% (y-o-y), meningkat dibandingkan
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
1
Ringkasan Eksekutif
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang juga tercatat cukup tinggi, sebesar 12,64% (y-o-y). Kenaikan di sektor pertambangan ditopang oleh relatif stabilnya produktivitas tambang khususnya untuk komoditas batu bara karena adanya jaminan kontrak pembelian jangka panjang. Di sisi lain, masih kuatnya dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini menjadi salah satu faktor meningkatnya pertumbuhan. Kinerja sektor ekonomi lainnya di triwulan II-2008 cenderung mengalami perlambatan.
Sementara itu perkembangan kinerja beberapa sektor ekonomi lainnya cenderung mengalami perlambatan.
Di
sektor
perdagangan,
laju
pertumbuhan di triwulan laporan hanya sebesar 2,55%
(y-o-y),
lebih
rendah
dibandingkan
pertumbuhan triwulan II-2008 yang mencapai 7,49% (y-o-y).
Melambatnya
sektor
perdagangan
dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat pasca kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008, meningkatnya kebutuhan dana untuk tahun ajaran baru sekolah serta kenaikan suku bunga. Di sektor industri pengolahan, laju pertumbuhan di triwulan III-2008 tercatat sebesar 0,08% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar
0,9%
(y-o-y).
Melambatnya
pertumbuhan di sektor ini dipengaruhi oleh mulai melambatnya permintaan ekspor seiring terjadinya krisis finansial global.
Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan ekonomi diwarnai oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga. Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan III-2008 mencapai 8,27% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan
pertumbuhan
triwulan
sebelumnya yang mencapai 6,85% (y-o-y). Masih kuatnya laju konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
2
Ringkasan Eksekutif
peningkatan pengeluaran untuk biaya tahun ajaran baru sekolah serta kebutuhan menjelang perayaan hari raya Idul Fitri. Dari
sisi
pemerintah,
masih
belum
optimalnya
realisasi belanja APBD mengeram laju konsumsi pemerintah sehingga terjadi perlambatan dari 7,42% di triwulan sebelumnya menjadi 1,78%. Realisasi belanja APBD masih terhambat oleh proses birokrasi dalam kegiatan tender yang memakan waktu lama. Pertumbuhan investasi PMTB pada triwulan laporan mencapai 2,6%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesasr 6,19% (y-oy).
Kegiatan
investasi
yang
tercermin
dari
pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
juga
mencatat
pertumbuhan
yang
melambat. Laju pertumbuhan PMTB tercatat sebesar 2,60% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang
mencapai
6,19%(y-o-y).
Perlambatan kegiatan investasi terutama dipengaruhi oleh iklim investasi yang belum kondusif terkait masalah
kepastian
infrastruktur
serta
hukum pengaruh
dan dari
ketersediaan krisis
finansial
global. Kegiatan ekspor juga sedikit melambat dengan Kegiatan ekspor juga mengalami perlambatan dari 4,54% (y-o-y) pada triwulan II-2008 menjadi 4,35% (y-oy).
mencatat pertumbuhan sebesar 4,35% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,54% (y-o-y). Melambatnya permintaan dunia terutama pada komoditas perkebunan serta penurunan harga komoditas menjadi faktor yang mendorong
pelemahan
ekspor
dari
Kalimantan
Selatan. Tekanan inflasi cenderung melemah. Laju inflasi triwulan III-2008 tercatat sebesar 11,25% (y-oy).
ASESMEN INFLASI Secara umum tekanan inflasi di Kalimantan Selatan
pada
melemah.
triwulan
Inflasi
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
tahunan
III-2008 pada
cenderung
akhir
triwulan
3
Ringkasan Eksekutif
laporan
mencapai
11,25
(y-o-y),
menurun
dibandingkan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 11,82% (y-o-y). Dari sisi permintaan, tekanan inflasi pada periode laporan berasal dari meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan Ramadhan dan menjelang
hari
menurunnya dipengaruhi
raya
laju oleh
Idul
inflasi kondisi
Fitri. di
Sementara
Kota
pasokan
itu,
Banjarmasin barang
yang
mencukupi. Laju inflasi terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 16,47%.
Menurunnya tekanan inflasi terjadi pada hampir semua
kelompok
kelompok
barang
dan
kesehatan
jasa,
dan
kecuali
kelompok
transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Kelompok yang mengalami inflasi tahunan terbesar pada
periode
laporan
adalah
kelompok
bahan
makanan yang mencatat laju inflasi 16,47%, diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (14,76%). Laju inflasi sampai dengan September 2008 telah mencapai sebesar 9,59% (y-td).
Secara
keseluruhan
laju
inflasi
Kalimantan
Selatan sampai dengan September 2008 telah mencapai sebesar 9,59% (y-t-d). Angka inflasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2007 yang mencapai 5,27%.
Kinerja Perbankan di triwulan III-2008 masih menunjukkan perbaikan
PERKEMBANGAN PERBANKAN Kinerja
perbankan
di
Provinsi
Kalimantan
Selatan sampai dengan akhir triwulan III-2008 secara
umum
ditunjukkan mengalami
oleh
bergerak
membaik
berbagai
peningkatan
indikator
pertumbuhan.
yang yang Laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi seiring masih
kuatnya
permintaan
domestik
yang
diindikasikan oleh permintaan kredit yang tinggi,
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
4
Ringkasan Eksekutif
serta suku bunga yang masih kompetitif menjadi faktor pendorong perkembangan industri perbankan. Penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga mengalami peningkatan
Perkembangan
di
atas
telah
mendorong
meningkatnya laju pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) maupun kredit. DPK kelompok bank umum maupun BPR tumbuh cukup pesat, masingmasing 25,5% (y-o-y) dan 32,56% (y-o-y). Kredit yang disalurkan bank-bank umum yang berlokasi di Kalimantan
Selatan
juga
tumbuh
pesat,
yakni
mencapai 46,59% (y-o-y). Demikian pula kredit yang dikucurkan BPR juga meningkat 28,17% (y-o-y). LDR Bank Umum Kalimantan Selatan di triwulan III-2008 mencapai 77,03%
Laju pertumbuhan dana maupun kredit yang cukup
tinggi
penyaluran
telah kredit
mempertahankan terhadap
DPK
rasio (LDR)
kelompok bank umum pada level yang cukup tinggi,
yakni
mencapai
77,03%,
meskipun
sedikit lebih rendah dibanding akhir triwulan sebelumnya yang mencapai 78,60%. LDR yang cukup tinggi tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas kredit, sehingga rasio kredit bermasalah (non-performing
loans/NPL)
gross
bank
umum
kuatnya
laju
menurun dari 5,30% menjadi 4,63%.
SISTEM PEMBAYARAN Perputaran transaksi pembayaran baik tunai dan non-tunai di Kalimantan Selatan pada triwulan III2008 mengalami kenaikan.
Sejalan
dengan
masih
pertumbuhan ekonomi, perkembangan sistem pembayaran
di
mengindikasikan
Kalimantan hal
yang
Selatan sama.
juga
Aktivitas
transaksi masyarakat baik tunai maupun non tunai di Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai di masyarakat tersebut, jumlah uang tunai yang keluar (outflow)
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
5
Ringkasan Eksekutif
melalui
Bank
Indonesia
Banjarmasin
mengalami
kenaikan sebanyak Rp154,6 miliar (29,7%) dari Rp521,2
miliar
pada
triwulan
II-2008
menjadi
RP675,8 miliar. Meningkatnya kebutuhan uang tunai terutama
untuk
persiapan
perayaan
hari
raya
keagamaan seperti pembayaran uang THR, zakat serta pembelian kebutuhan bahan makanan. Dari sisi uang tunai yang masuk (inflow) juga menunjukkan kenaikan Rp82,6 miliar (32,2%) yaitu dari Rp256,7 miliar di triwulan II-2008 menjadi Rp339,3 miliar. Sehingga secara netto terjadi arus nett cash outflow sebanyak Rp336,6 miliar. Temuan uang palsu mengalami peningkatan seiring meningkatnya kebutuhan uang tunai
Meningkatnya
kebutuhan
uang
tunai
pada
perayaan hari raya Idul Fitri juga mendorong meningkatnya peredaran uang palsu. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya jumlah temuan uang palsu sebanyak 105 lembar dengan total nilai mencapai Rp7,25 juta. Nilai ini jauh meningkat dibandingkan
temuan
pada
periode
sebelumnya
sebanyak 4 bilyet dengan nilai sebesar Rp250 ribu. Nilai transaksi BIRTGS di triwulan laporan mencapai Ro22,7 triliun.
Di sisi lain, aktivitas sistem pembayaran non tunai baik melalui sarana BI-RTGS dan kliring pada
triwulan
laporan
juga
menunjukkan
peningkatan yang lebih tinggi. Transaksi nilai besar yang menggunakan sarana BI-RTGS pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp22,7 triliun atau meningkat 7,9% dibandingkan nilai transaksi pada triwulan II-2008 sebesar Rp21,1 triliun. Rata-rata harian nilai transaksi kliring pada triwulan laporan mencapai Rp57,05 miliar/hari
Sementara
itu
perkembangan
transaksi
pembayaran non-tunai melalui sarana Kliring juga menunjukkan kenaikan. Rata-rata harian nilai transaksi
kliring
Rp57,05
miliar/hari,
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
di
triwulan lebih
laporan tinggi
mencapai
dibandingkan 6
Ringkasan Eksekutif
triwulan sebelumnya yang mencapai Rp54,9 miliar. Adanya
peningkatan
transaksi
melalui
BI-RTGS
maupun kliring diperkirakan berasal dari aktivitas korporasi terutama di sektor pertambangan dan perkebunan, transaksi pasar uang antar bank serta kenaikan
transaksi
perdagangan
antar
daerah
menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.
PROSPEK EKONOMI Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan IV2008 diperkirakan tumbuh melambat pada kisaran 4,5%5,2% (y-o-y).
Perkembangan diperkirakan
krisis
akan
finansial
berdampak
global
terhadap
laju
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan
IV-2008.
Laju
pertumbuhan
ekonomi
diperkirakan mengalami perlambatan dengan kisaran pertumbuhan sebesar 4,5% - 5,2% (y-o-y). Dari sisi
permintaan,
melambatnya
pertumbuhan
dipengaruhi oleh perlambatan konsumsi, investasi dan kegiatan ekspor. Melambatnya konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat
Melambatnya
komponen
konsumsi
rumah
tangga dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat pasca perayaan hari raya Idul Fitri serta mulai melambatnya sumber pembiayaan dari bank akibat kenaikan suku bunga. Dari sisi investasi, akibat
perkembangan
pengaruh
krisis
kondisi
makro
finansial
ekonomi
global
akan
mempengaruhi rencana realisasi para investor. Selain faktor eksternal, beberapa permasalahan regional seperti masalah tata ruang lahan dan ketersediaan infrastruktur masih akan menghambat masuknya arus investasi. Ekspor Kalimantan Selatan di triwulan IV2008 akan mengalami perlambatan
Seiring
dengan
melambatnya
permintaan
global, kegiatan ekspor dari Kalimantan Selatan
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
7
Ringkasan Eksekutif
akan mengalami perlambatan terutama pada komoditas primer sektor perkebunan seperti karet dan CPO. Sedangkan komoditas batu bara, dampak perlambatan ekspornya pada triwulan IV2008 diperkirakan relatif minimal karena sebagian perusahaan
terikat
kontrak
pembelian
jangka
panjang. Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh melambatnya kinerja sektor ekonomi dominan antara lain sektor pertanian,
sektor
pertambangan
industri
pengolahan.
dan
Sedangkan
sektor sektor
perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan seiring peningkatan konsumsi masyarakat menjelang hari raya Idul Adha, hari raya Natal dan perayaan Tahun Baru.
PROSPEK INFLASI Laju inflasi triwulan IV-2008 diperkirakan akan mencapai 12,5%+ 1%
Pada triwulan IV-2008, laju inflasi Kalimantan Selatan
diperkirakan masih akan berada pada
kisaran 12%+1%. Tekanan inflasi yang bersumber dari konsumsi masyarakat diperkirakan akan lebih rendah
dibandingkan
triwulan
laporan
seiring
penurunan daya beli serta kenaikan suku bunga pinjaman pasokan, inflasi
terutama faktor
kredit
konsumsi.
pendorong
terutama
berasal
Dari
melemahnya
dari
penurunan
sisi
tekanan harga
komoditas dunia seperti CPO yang berdampak kepada penurunan harga minyak goreng. Meskipun secara umum tekanan inflasi berada pada trend yang melemah, beberapa faktor perlu tetap diwaspadai, antara lain, kecukupan pasokan beras seiring berlalunya musim panen raya, pelemahan nilai
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
8
Ringkasan Eksekutif
tukar rupiah serta faktor musim hujan yang dapat mengganggu pasokan bahan makanan.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
9
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
1. KONDISI UMUM Setelah mencatat pertumbuhan positif pada triwulan II-2008 sebesar 6,22% (y-o-y)
1
, perekonomian Kalimantan Selatan di
triwulan laporan kembali mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi, bahkan melebihi triwulan sebelumnya, yakni mencapai 7,90% (y-oy). Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut dari sisi penawaran dipengaruhi oleh masih kuatnya kinerja sektor ekonomi dominan terutama sektor pertanian dan sektor pertambangan, meskipun kinerja sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan menunjukkan perlambatan. Di sektor pertanian, pertumbuhan di triwulan laporan dipengaruhi oleh masih tingginya produksi pada akhir musim panen raya seiring pergeseran waktu panen. Sementara di sektor pertambangan, kinerja pada triwulan laporan masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi terutama didorong oleh faktor cuaca yang relatif baik serta tingkat permintaan batu bara yang stabil. Ditinjau dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat untuk keperluan tahun ajaran baru sekolah serta peningkatan pengeluaran pada bulan puasa dan hari raya Idul Fitri 1429H. Perkembangan
pada
komponen
pemerintah
daerah,
aktivitas
mengalami
perlambatan.
lainnya,
investasi,
Masih
seperti
serta
lambatnya
konsumsi
kegiatan realisasi
ekspor belanja
Pemerintah Daerah di triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh birokrasi 1
dalam
proses
tender
yang
cukup
panjang
serta
Angka revisi dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan
10
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
permasalahan
teknis
lainnya.
Dari
sisi
investasi,
adanya
ketidakpastian prospek ekonomi global mendorong para investor untuk menunda realisasi investasi mereka dan diikuti dengan melambatnya kegiatan ekspor. 2. SISI PENAWARAN Perkembangan triwulan
III-2008
ekonomi dari
sisi
Kalimantan
Selatan
pada
penawaran
ditandai
oleh
pertumbuhan sektor ekonomi dominan, khususnya sektor pertanian dan sektor pertambangan dengan laju yang cukup kuat. Sedangkan kinerja sektor ekonomi dominan lainnya seperti sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan mengalami perlambatan. Selain sektor pertambangan, beberapa sektor ekonomi yang juga menunjukkan pertumbuhan yang positif adalah sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan. Peningkatan pertumbuhan untuk sektor pengangkutan dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang cukup tinggi menjelang hari raya Idul Fitri. Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (y-o-y) Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Triwulan II-2008 dan III-2008 Pertumbuhan Trw 2-2008* Trw 32008** Pertanian Pertambangan
Kontribusi Trw 2-2008 Trw 32008
2.63%
13.75%
0.73%
3.65%
12.64%
13.09%
2.63%
2.71%
Industri
0.90%
0.08%
0.10%
0.01%
Listrik
2.60%
2.96%
0.01%
0.01%
Bangunan
2.99%
1.06%
0.16%
0.06%
Perdagangan
7.49%
2.55%
1.05%
0.37%
Pengangkutan
6.71%
6.87%
0.55%
0.56%
Keuangan
7.69%
1.52%
0.30%
0.07%
Jasa
8.24%
5.35%
0.68%
0.47%
6.22%
7.90%
6.22%
7.90%
Total
Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah. *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
11
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
2.1 Sektor Ekonomi Dominan 2.1.1. Sektor Pertanian Sektor pertanian pada triwulan laporan mencatat lonjakan pertumbuhan sebesar 13,75% (y-o-y), jauh meningkat dibandingkan triwulan II-2008 yang hanya tumbuh sebesar 2,63% (y-o-y). Lonjakan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tanaman bahan makanan khususnya padi pada fase akhir musim panen raya seiring pergeseran masa panen. Hal ini mengakibatkan
subsektor
tanaman
bahan
makanan
sebagai
subsektor utama dalam sektor pertanian pada triwulan III-2008 mengalami
lonjakan
pertumbuhan
sebesar
22,18%
(y-o-y),
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,99% (y-o-y). Indikasi ini juga terlihat dari pergeseran angka ramalan (ARAM III) produksi
padi
menunjukkan
pada
periode
adanya
triwulan
kenaikan
12,34%
III-2008 (q-t-q)
yang
masih
dibandingkan
triwulan II-2008. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pada periode panen triwulan III-2007, produksi padi mengalami penurunan sebesar 12,79% (q-t-q). Grafik 1.1. Produksi Padi Kalimantan Selatan
1200 Produksi Padi (ton) 1000 800 600 400 200 0 T1.2007
T2.2007
T3.2007
T4.2007
T1.2008* T2.2008* T3.2008*
*) angka ramalan III 2008 Sumber: BPS Provinsi Kalsel, Dinas Pertanian Propinsi Kalsel
Sementara
itu,
penurunan
harga
komoditas
perkebunan
seperti karet dan kelapa sawit sampai dengan akhir triwulan III-2008 belum mempengaruhi pertumbuhan pada subsektor perkebunan.
12
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Subsektor ini masih mencatat pertumbuhan sebesar 5,99% (y-o-y), sedikit di atas pertumbuhan triwulan II-2008 yang mencapai 5,94% (y-o-y).
2.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Laju pertumbuhan sektor pertambangan pada triwulan III2008 masih cukup kuat di tengah suramnya laju pertumbuhan ekonomi global. Sektor ini masih mencatat laju sebesar 13,09% (yo-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar
12,64%
pertambangan
(y-o-y).
Masih
terutama
kuatnya
dipengaruhi
pertumbuhan
oleh
relatif
sektor
stabilnya
produktivitas tambang batubara karena beberapa perusahaan terikat dalam kontrak pembelian jangka panjang baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Masih prospektifnya sektor pertambangan di Kalimantan Selatan juga telah mendorong tingginya pembiayaan perbankan ke sektor ini. Hal ini dikonfirmasi oleh laju pertumbuhan kredit sektor pertambangan yang mencatat pertumbuhan sebesar 91,7% (y-o-y), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 50,9% (y-o-y). Grafik 1.2. Pertumbuhan Kredit Lokasi Proyek Sektor Pertambangan Kalimantan Selatan y-o-y
y-o-y
14.00%
100.00%
12.00%
g. PDRB Sektor Pertambangan (aksis kiri)
90.00%
g. Kredit Pertambangan (aksis kanan)
80.00%
10.00%
70.00%
8.00%
60.00% 50.00%
6.00%
40.00%
4.00%
30.00% 20.00%
2.00%
10.00% Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
2007
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
0.00% Feb
0.00%
2008
Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia, diolah
Perkembangan yang cukup pesat di sektor pertambangan tidak sejalan dengan laju pertumbuhan ekspor batubara dari Kalimantan Selatan yang pada periode Juli-Agustus 2008 justru mengalami Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
13
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
penurunan
sebesar
9,43%
(y-o-y),
lebih
rendah
dibandingkan
pertumbuhan triwulan II-2008 yang mencapai 10,32% (y-o-y). Relatif rendahnya pertumbuhan ekspor batubara diperkirakan terjadi karena adanya permintaan domestik yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.
Juta ton
Grafik 1.3. Perkembangan Volume Ekspor Batubara Kalimantan Selatan 30.00
100.00% 80.00%
25.00
60.00% 20.00
40.00%
15.00
20.00% 0.00%
10.00
-20.00%
Vol. Ekspor Batubara g. Eks. Batubara %(y-o-y)
5.00
-40.00% -60.00%
T1 .2 T2 005 .2 T3 005 .2 T4 005 .2 T1 005 .2 T2 006 .2 T3 006 .2 T4 006 .2 T1 006 .2 T2 007 .2 T3 007 .2 T4 007 .2 T1 007 .2 T2 008 .2 T3 008 .2 00 8
0.00
Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah
2.1.3. Sektor Industri Pengolahan Di sektor industri pengolahan, tren perlambatan pertumbuhan masih berlanjut di triwulan III-2008. Setelah pada triwulan I-2008 mencatat pertumbuhan 4,54% (y-o-y), laju pertumbuhan sektor industri melambat menjadi 0,9% (y-o-y) di triwulan II-2008 dan 0,08% (y-o-y) di triwulan III-2008. Dilihat dari strukturnya, sektor industri Kalimantan Selatan masih didominasi oleh industri pengolahan kayu dengan pangsa sebesar 52,23% diikuti industri pengolahan makanan dengan pangsa 23,28%. Perlambatan sektor ini terutama dipengaruhi oleh laju pertumbuhan industri pengolahan kayu yang mengalami penurunan. Setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4,6% (y-o-y), industri pengolahan kayu masih mencatat penurunan sebesar 3,13% (y-o-y) pada triwulan laporan. Perlambatan 14
di
sektor
ini
terindikasi
dari
melambatnya
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
pertumbuhan ekspor kayu olahan dari 40,54% (y-o-y) pada triwulan II-2008 menjadi 23,50% (y-o-y) yang terutama dipengaruhi oleh turunnya permintaan pasar terutama yang berasal dari Amerika Serikat.
Beberapa
perusahaan
di
industri
ini
melaporkan
2
berhentinya beberapa pesanan ekspor sampai akhir tahun 2008.
Ribu Ton
Grafik 1.4. Perkembangan Volume Ekspor Kayu Olahan (Ribu Ton) 60.00%
140 Kayu Olahan (Aksis Kiri) Grow th % (y-o-y)
120 100
40.00% 20.00%
80
0.00%
60
-20.00%
40
-40.00%
0
-60.00%
T1 .2 T2 005 .2 T3 005 .2 T4 005 .2 T1 005 .2 T2 006 .2 T3 006 .2 T4 006 .2 T1 006 .2 T2 007 .2 T3 007 .2 T4 007 .2 T1 007 .2 T2 008 .2 T3 008 .2 00 8
20
Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah
Sementara pengolahan
itu
makanan
perkembangan
subsektor
pada
laporan
triwulan
industri
mengalami
perlambatan pertumbuhan dari 10,03% (y-o-y) pada triwulan II-2008 menjadi 4,65% (y-o-y). Perlambatan pertumbuhan ini dipengaruhi oleh rendahnya permintaan dari masyarakat pada saat perayaan hari raya Idul Fitri di tahun ini. Laju inflasi yang cukup tinggi akibat kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008 telah menekan daya beli masyarakat sehingga melakukan penyesuaian terhadap konsumsi produk makanan jadi. Melemahnya kinerja sektor industri pengolahan juga terlihat dari indikator konsumsi listrik sektor industri yang bergerak pada tren yang menurun.
2
Hasil kegiatan liaison Bank Indonesia Banjarmasin
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
15
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.5. Pertumbuhan Konsumsi Listrik Sektor Industri (Ribu Ton) % yo y
% yo y
6.00%
20.00% g. PDRB Sektor Indus tri (aks is kiri) g. Kons . Lis trik Indus tri
5.00%
10.00%
2007
Aug Sep
J un J ul
M ay
-40.00% M ar Apr
0.00% J an F eb
-30.00%
O ct
1.00%
N ov D ec
-20.00%
Aug Sep
2.00%
J un J ul
-10.00%
Apr M ay
3.00%
M ar
0.00%
J an F eb
4.00%
2008
Sumber: PT (Persero) PLN Wilayah Kalselteng, diolah
2.1.4. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Aktivitas sektor perdagangan, hotel dan restoran di triwulan III-2008 mengalami perlambatan sebesar 2,55% (yo-y) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,49% (y-o-y). Adanya kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008 serta meningkatnya kebutuhan biaya untuk tahun ajaran baru sekolah mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi barang-barang kebutuhan lainnya.
Ribu ton
Grafik 1.6. Perkembangan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin (Juta Ton) 1,600 1,400 1,200 1,000
Bongkar Muat g.Bongkar % (y-o-y) g.Muat % (y-o-y)
800 600 400 200
T1 .2 0 T2 06 .2 0 T3 06 .2 0 T4 06 .2 00 T1 6 .2 0 T2 07 .2 0 T3 07 .2 00 T4 7 .2 0 T1 07 .2 0 T2 08 .2 0 T3 08 .2 00 8
0
120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% -20.00% -40.00% -60.00%
Sumber: PT. (Persero) PELINDO III Cab. Banjarmasin
Adanya perlambatan di sektor perdagangan terlihat dari beberapa indikator yang mewakili antara lain pertumbuhan kegiatan bongkar barang di pelabuhan Trisakti Banjarmasin yang masih 16
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
menunjukkan penurunan yaitu sebesar 13,16% (y-o-y). Sementara itu perkembangan konsumsi listrik sektor bisnis seperti toko, pasar, pusat perbelanjaan dan pusat bisnis lainnya juga menunjukkan penurunan sebanyak 8,57% (y-o-y) untuk posisi bulan September 2008, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan konsumsi listrilk di bulan Juni 2008 yang masih mencatat pertumbuhan positif 1,64% (y-o-y). Grafik 1.7. Pertumbuhan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis % yoy
% yoy
14.00% 90.00%
g. PDRB Sektor Perdagangan (aksis kiri) g. Kons. Listrik Bisnis
12.00%
70.00%
10.00%
50.00%
8.00%
30.00%
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
2007
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
-50.00% Apr
0.00% May
-30.00% Mar
-10.00%
2.00% Jan
10.00%
4.00%
Feb
6.00%
2008
Sumber: PT. (Persero) PLN Wilayah Kalselteng
Melambatnya kegiatan perdagangan juga terindikasi dari mulai melambatnya laju pertumbuhan kredit ke sektor ini di triwulan III2008. Laju pertumbuhan kredit sektor perdagangan berdasarkan lokasi
proyek
tercatat
sebesar
37,63%
(y-o-y),
lebih
rendah
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 44,7% (y-o-y). Grafik 1.8. Pertumbuhan Kredit Sektor Perdagangan Berdasarkan Lokasi Proyek y-o-y
y-o-y
9.00%
50.00%
8.00%
45.00%
7.00%
40.00% 35.00%
6.00%
30.00%
5.00%
25.00%
4.00%
20.00%
3.00%
15.00% g. PDRB Sektor Perdagangan (y- o- y)
2.00%
10.00%
g. Kredit Perdagangan (y- o- y)
1.00%
5.00%
2007
Sep
Aug
Jul
Jun
May
Apr
Mar
Feb
Jan
Dec
Nov
Oct
Sep
Aug
Jul
Jun
May
Apr
Mar
Jan
0.00% Feb
0.00%
2008
Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum Bank Indonesia, diolah
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
17
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
2.1.5. Sektor Ekonomi Non-Dominan Sejalan dengan perkembangan sektor ekonomi dominan yang melambat, perkembangan sebagian besar sektor ekonomi lainnya di triwulan III-2008 juga mengalami perlambatan antara lain sektor bangunan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa. Sementara itu sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh sedikit lebih tinggi. Di sektor keuangan, laju pertumbuhan triwulan III2008 mencapai 1,52% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan triwulan
sebelumnya
yang
mencapai
7,69%
(y-o-y).
Melambatnya pertumbuhan di sektor ini terutama dipengaruhi turunnya pertumbuhan subsektor bank sebesar 3,56% (y-o-y) dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 yang mencapai 6,77% (y-o-y).
Penurunan
nilai
tambah
sektor
perbankan
terutama
dipengaruhi oleh kenaikan biaya dana seiring kenaikan BI-rate yang mencapai 75 basis poin dari 8,5% di bulan Juni 2008 menjadi 9,25% di bulan September 2008. Di sisi lain, untuk menjaga likuiditas akibat ekspansi kredit yang cukup pesat, bank berusaha menjaga kenaikan suku bunga kredit pada tingkat yang minimal, sehingga margin pendapatan bank mengalami penurunan. Grafik 1.9. Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan Kalimantan Selatan 14,000 12,000
Miliar Rp
10,000
50.00% Nominal Kredit (aksis kiri) Growth (aksis kanan)
40.00%
8,000
30.00%
6,000
20.00%
4,000 10.00%
2,000
0.00%
T1 .20 06 T2 .20 06 T3 .20 06 T4 .20 06 T1 .20 07 T2 .20 07 T3 .20 07 T4 .20 07 T1 .20 08 T2 .20 08 T3 .20 08
0
Sumber : Bank Indonesia Banjarmasin
18
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Masih kencangnya ekspansi kredit perbankan di triwulan laporan ditunjukkan oleh laju ekspansi kredit yang mencapai di atas 43% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II2008 yang kurang dari 40% (y-o-y). Relatif tingginya ekspansi kredit perbankan
dipengaruhi
oleh
masih
tingginya
pengeluaran
masyarakat untuk kebutuhan di bulan puasa dan perayaan hari raya keagamaan. Perlambatan pertumbuhan juga terjadi di sektor jasajasa yaitu dengan laju pertumbuhan mencapai 5,35% (y-o-y), lebih
rendah
mencapai
dibandingkan
8,24%
(y-o-y).
triwulan
sebelumnya
yang
Masih belum optimalnya realisasi
belanja Pemerintah Daerah di triwulan laporan menjadi penyebab lemahnya pertumbuhan di sektor ini. Dengan perkembangan ini, realisasi belanja Pemerintah Daerah diperkirakan akan dipacu pada akhir tahun 2008. Perkembangan sektor bangunan
pada triwulan III-
2008 juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 2,99% (y-o-y) di triwulan II-2008 menjadi 1,06% (y-o-y). Melambatnya pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat pasca kenaikan harga BBM serta kenaikan tingkat suku bunga kredit properti. Melambatnya pertumbuhan sektor ini diindikasikan oleh berkurangnya jumlah pembangunan rumah dalam triwulan laporan. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Banjarmasin, jumlah rumah yang dibangun pada triwulan laporan diperkirakan mencapai 4.047 unit atau mengalami penurunan 21,7% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5.166 unit. Seiring dengan hal itu, tingkat penjualan rumah juga mengalami penurunan 10,23% yaitu dari 2.502 unit pada triwulan II2008 menjadi 2.246 unit. Perkembangan krisis finansial global yang mengindikasikan
perlambatan
pertumbuhan
ekonomi
dunia,
kenaikan suku bunga kredit, serta perubahan harga jual rumah akibat kenaikan BBM dan depresiasi nilai tukar merupakan sejumlah
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
19
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menunda pembelian properti. Grafik 1.10. Perkembangan Penjualan Rumah di Kalimantan Selatan 140.00%
3,500.0 3,000.0
120.00%
Penjualan Rumah Pertumbuhan y-o-y (%)
2,500.0
100.00% 80.00%
2,000.0
60.00%
1,500.0
40.00%
1,000.0
20.00%
500.0
0.00% -20.00%
T1 .2 00 T2 6 .2 00 T3 6 .2 00 T4 6 .2 00 T1 6 .2 00 T2 7 .2 00 T3 7 .2 00 T4 7 .2 00 T1 7 .2 00 T2 8 .2 00 T3 8 .2 00 8
0.0
Sumber : SHPR BI Banjarmasin Trw III-2008
Meskipun perkembangan ekonomi mengalami perlambatan, kinerja
sektor
pengangkutan
dan
komunikasi
mencatat
pertumbuhan yang lebih baik yaitu dari 6,71% (y-o-y) pada triwulan II-2008 menjadi 6,87% (y-o-y). Peningkatan kinerja sektor ini didorong oleh faktor musiman perayaan Hari Raya Idul Fitri yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pulang ke kampung halaman maupun melakukan percakapan melalui sarana telepon untuk bersilaturahmi dengan anggota keluarga dan teman.
3. SISI PERMINTAAN Dari sisi permintaan, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan laporan dipengaruhi aktivitas
konsumsi
masyarakat
yang
masih
mencatat
pertumbuhan yang cukup kuat. Hal ini seiring peningkatan pengeluaran untuk tahun ajaran baru sekolah
serta berbagai
kebutuhan menjelang hari raya Idul Fitri. Peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi ini tidak diikuti oleh komponen lainnya seperti konsumsi pemerintah, kegiatan 20
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
ekspor serta kegiatan investasi swasta yang justru mengalami perlambatan. Melambatnya berbagai komponen dari sisi permintaan ini dipengaruhi oleh perkembangan krisis finansial global yang menimbulkan kondisi ketidakpastian. Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (y-o-y) Sisi Permintaan Atas Dasar Harga Konstan Triwulan II-2008 dan III-2008 Pertumbuhan Trw 2Trw 32008* 2008** 6.85% 8.27% 7.42% 1.78% 6.19% 2.60% 4.54% 4.35% 3.89% 4.37% 6.22% 7.90%
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Investasi (PMTB) Ekspor Impor Total
Kontribusi Trw 2Trw 32008 2008 2.73% 3.35% 0.85% 0.22% 0.54% 0.24% 2.34% 2.32% -0.77% -0.92% 6.22% 7.90%
Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah. *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
3.1. Konsumsi Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi permintaan terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang memiliki pangsa 55%. Pada triwulan III-2008, konsumsi rumah tangga masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat mencapai 8,27%
(y-o-y),
lebih
tinggi
dibandingkan
triwulan
sebelumnya yang tumbuh 6,85% (y-o-y). Adanya kenaikan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh adanya peningkatan pengeluaran untuk tahun ajaran baru sekolah, bulan puasa dan aktivitas rutin masyarakat terkait dengan perayaan hari raya Idul Fitri. Tekanan permintaan konsumsi ini juga didukung oleh masih tingginya pembiayaan dari perbankan. Peningkatan konsumsi masyarakat dikonfirmasi oleh hasil Survei
Konsumen
Bank
Indonesia
yang
menunjukkan
adanya
kenaikan indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks ekonomi saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) terhadap ekonomi 6 bulan mendatang.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
21
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Inde k s
(y-o-y) 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0%
160 140 120 100 80 60 40 20 -
(y-o-y)
2007
Inde k s 160
9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0%
Fe b Mar Apr Mei Ju n Ju l A g u st Sep O kt Nop Des Ja n Fe b Mar Apr Mei Ju n Ju l A g u st Sep
g .K o n s u m s i R T (a ks is kiri) IK K
Grafik 1.12. Indeks Kondisi Saat Ini – Survei Konsumen Bank Indonesia
140 120 100 80 60 g .K o n s u m s i R T (a ks is kiri) IK E
40 20 -
Fe b Mar Apr Mei Ju n Ju l Ag ust Sep O kt Nop Des Ja n Fe b Mar Apr Mei Ju n Ju l Ag ust Sep
Grafik 1.11. Indeks Keyakinan Konsumen– Survei Konsumen Bank Indonesia
2008
2007
2008
Grafik 1.13. Indeks Ekspektasi Konsumen – Survei Konsumen Bank Indonesia Inde k s
(y-o-y)
160
9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0%
140 120 100 80 g .K o n s u m s i R T (a ks is kiri) IE K
60 40 20
Fe b Mar Apr Mei Ju n Ju l A g u st Sep O kt Nop Des Ja n Fe b Mar Apr Mei Ju n Ju l A g u st Sep
-
2007
2008
Kenaikan keyakinan konsumen pada triwulan laporan juga
sejalan
dengan
penjualan
kendaraan
bermotor
di
Kalimantan Selatan yang masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari pendaftaran mobil dan motor baru yang tercatat di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kalimantan Selatan. Untuk jenis kendaraan motor, total pendaftaran motor baru di triwulan III-2008 mencapai 44.109 buah atau mengalami kenaikan sebesar 55,2% (yo-y). Sedangkan untuk pendaftaran mobil baru di triwulan laporan mencapai 2.476 buah dengan laju pertumbuhan mencapai 76,6% (yo-y).
22
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.14. Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru di Kalimantan Selatan 900
1 6 ,0 0 0 1 4 ,0 0 0
800
R o d a 2 (a k s is k iri) R o d a 4 (a k s is k a n a n )
1 2 ,0 0 0
700 600
1 0 ,0 0 0
500
8 ,0 0 0
400
6 ,0 0 0
300
4 ,0 0 0
200
2 ,0 0 0
100 Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
2007
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
0 Feb
0
2008
Sumber : Dispenda Provinsi Kalimantan Selatan
Meningkatnya kegiatan konsumsi masyarakat juga ditopang oleh
dukungan
pembiayaan
dari
sektor
perbankan.
Laju
pertumbuhan kredit konsumsi oleh perbankan Kalimantan Selatan di triwulan III-2008 mencapai 47,2% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 43,5% (y-o-y).
4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
T3
.2 0
08
08
T2
.2 0
08 .2 0
07
T1
T4
.2 0
07
07
.2 0 T3
.2 0
07
T2
T1
.2 0
06 .2 0
06
T4
.2 0
.2 0
T3
T1
T2
.2 0
06
K redit K ons ums i Grow th (y -o-y )
06
M iliar R p
Grafik 1.15. Perkembangan Kredit Konsumsi Perbankan Kalimantan Selatan
Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum, diolah
Di sisi lain, pengeluaran pemerintah daerah di triwulan laporan hanya mampu mencatat pertumbuhan sebesar 1,78% (y-o-y),
jauh
sebelumnya
di
yang
bawah
laju
mencapai
pertumbuhan
7,42%
(y-o-y).
di
triwulan
Melambatnya
pertumbuhan konsumsi pemerintah daerah dipengaruhi oleh belum optimalnya pelaksanaan proyek-proyek pemerintah daerah karena Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
23
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
permasalahan teknis dalam proses tender. Diperkirakan, peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah terutama pada proyek-proyek infrastruktur akan terjadi di triwulan IV-2008.
3.2. Kegiatan Ekspor Impor Perkembangan ekspor Kalimantan Selatan di triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 4,35% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,54%(y-o-y). Melambatnya kegiatan ekspor di triwulan laporan
terutama
perdagangan
luar
dipengaruhi negeri
oleh
Kalimantan
melambatnya Selatan.
aktivitas
Perlambatan
ini
terindikasi dari penurunan volume ekspor triwulan III-2008 sebesar 1,59% (y-o-y), menurun dibandingkan pertumbuhan volume ekspor triwulan sebelumnya sebesar 12,72% (y-o-y). Grafik 1.16. Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Selatan Juta Kg
(y-o-y)
30,000
100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60%
Vol. Ekspor g. Vol. Ekspor
25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
Trw I
2007
Trw II
Trw III
2008
Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah
Turunnya volume ekspor Kalimantan Selatan hampir terjadi pada komoditas-komoditas utama ekspor antara lain bijih besi (turun 33,9%), batubara (turun 0,2%), produk olahan kayu (tumbuh melambat 13,5%), Hanya komoditas crude palm oil (CPO) dan komoditas karet yang masih menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik
masing-masing
sebesar
95,43%
dan
9,31%
(y-o-y).
Melambatnya volume ekspor Kalimantan Selatan, dari sisi eksternal dipengaruhi oleh melambatnya permintaan dunia seiring turunnya 24
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
prospek pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan dunia. Dari sisi internal, aktivitas beberapa perusahaan cenderung mengalami penurunan karena pengurangan jam kerja pada saat bulan puasa serta adanya libur panjang hari raya Idul Fitri. Dari sisi nominal, nilai ekspor Kalimantan Selatan di triwulan laporan masih menunjukkan perkembangan yang lebih baik dengan laju pertumbuhan sebesar 63,81% (y-o-y).
Kenaikan ini masih
ditopang oleh perkembangan tingkat harga komoditas dunia yang masih cukup baik terutama pada komoditas karet dan batu bara, meskipun terdapat kecenderungan penurunan harga pada bulan terakhir triwulan laporan. Batu bara masih menjadi komoditas andalan dengan kontribusi sebesar US$928,2 juta atau tumbuh 66% (y-o-y), diikuti oleh komoditas karet yang memberikan kontribusi sebesar US$96,3 juta atau mengalami peningkatan 61,42% (y-o-y). Grafik 1.17. Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Selatan (y-o-y)
Juta US$ 1,400 Nilai Ekspor
1,200
70% 60% 50% 40% 30%
g. Nilai Ekspor
1,000 800
20% 10% 0% -10% -20% -30%
600 400 200 0 Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
Trw I
2007
Trw II
Trw III
2008
Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah.
Ditinjau dari negara tujuan ekspornya, pangsa ekspor terbesar Kalimantan Selatan dari Januari – September 2008 adalah Jepang dengan pangsa mencapai 22,7% dengan nilai mencapai US$696,6 juta, diikuti dengan negara-negara ASEAN dengan pangsa ekspor mencapai 17,2% (US$527,7 juta).
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
25
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.18. Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Selatan AMERIKA LAINNYA SERIKAT 4.72% HONGKONG 3.52% 5.04% KOREA SELATAN 6.79%
JEPANG 22.68%
TAIWAN 7.11%
ASEAN 17.18%
CHINA 9.36%
INDIA 11.63%
EROPA 11.98%
Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah.
Dari
sisi
impor,
pertumbuhan
di
triwulan
laporan
diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 4,37% (y-o-y), lebih
tinggi
dibandingkan
mencapai 3,89% (y-o-y).
triwulan
sebelumnya
yang
Nilai impor Kalimantan Selatan di
triwulan III-2008 mencapai US$145,4 juta. Dari sisi jenis barangnya, impor Kalimantan Selatan masih didominasi oleh impor kendaraan dan alat berat dalam mendukung aktivitas pertambangan. Grafik 1.19. Perkembangan Nilai Impor Non Migas Kalimantan Selatan (y-o-y)
Juta US$ 90
1000% NILAI IMPOR
80
800%
g. Impor
70 60
600%
50
400%
40 30
200%
20
0%
10 0
-200% 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2007
2
3
4
5
6
7
8
9
2008
Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah.
26
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
3.3. Investasi Sejalan dengan perkembangan krisis finansial global, kegiatan
investasi
pembentukan perlambatan
yang
modal
diindikasikan
tetap
pertumbuhan.
bruto Laju
dengan
(PMTB)
indikator mengalami
pertumbuhan
PMTB
di
triwulan laporan tercatat sebesar 2,60% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan
pertumbuhan
triwulan
sebelumnya
yang
mencapai 6,19% (y-o-y). Melambatnya kegiatan investasi di triwulan laporan juga terindikasi dari indikator pengadaan semen di Kalimantan Selatan yang mengalami penurunan sebesar 4,58% (y-oy) dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 51,50% (y-o-y). Total pengadaan semen di triwulan III-2008 tercatat sebesar 137,9 ribu ton. Grafik 1.20. Perkembangan Pengadaan Semen Kalimantan Selatan (y-o-y)
Ribu Ton 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20%
Supply Semen g. Supply Semen
T1
T2
T3
T4
2005
T1
T2
T3
T4
T1
2006
T2
T3
T4
2007
T1
T2
T3
2008
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (ASI)
Masih belum optimalnya aktivitas investasi di Kalimantan Selatan terutama yang berasal dari pihak swasta dipengaruhi oleh iklim investasi yang masih belum mendukung antara lain masalah kepastian hukum seperti tumpang tindih lahan dan pemberian izin kuasa
pertambangan
yang
bermasalah.
Selain
itu
adanya
keterbatasan infrastruktur seperti pasokan listrik dan kualitas akses jalan yang rendah, masih akan menjadi permasalahan investasi di Kalimantan
Selatan
dalam
dua
tahun
mendatang.
Selain
permasalahan dari sisi regional, perkembangan krisis finansial global Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
27
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
diperkirakan turut mempengaruhi penundaan aktivitas investasi di Kalimantan Selatan seiring terbatasnya likuiditas di sektor keuangan serta turunnya permintaan dunia. Namun demikian, beberapa indikator investasi seperti penyaluran kredit investasi dan impor barang modal masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan kredit perbankan berdasarkan lokasi proyek di triwulan III-2008 (posisi Agustus 2008) yang mencapai 74,9% (y-oy),
jauh
meningkat
dibandingkan
triwulan
sebelumnya
yang
mencapai 55% (y-o-y). Masih kencangnya ekspansi kredit investasi oleh perbankan di triwulan laporan diperkirakan untuk mendukung kegiatan di sektor pertambangan batu bara. Hal ini sejalan dengan rencana beberapa perusahaan tambang untuk meningkatkan target produksi batu bara melalui pembangunan fasilitas pengangkutan serta pembangunan pembangkit listrik. Grafik 1.21. Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi Perbankan Berdasarkan Lokasi Proyek y-o-y
y-o-y
12.00%
100.00% 90.00%
10.00%
80.00% 70.00%
8.00%
60.00% 6.00%
50.00% 40.00%
4.00%
30.00%
2.00%
g. PDRB PMTB (aksis kiri)
20.00%
g. Kredit Investasi (aksis kanan)
10.00% Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
2007
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
0.00% Feb
0.00%
2008
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) BI Banjarmasin
Adanya dukungan perbankan untuk kegiatan investasi juga sejalan dengan kenaikan impor barang modal Kalimantan Selatan dimana laju pertumbuhan di triwulan laporan mencatat kenaikan yang cukup signifikan di atas level 100% (y-o-y). Secara nominal, nilai impor barang modal pada periode ini mencapai US$25,3 juta atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan nilai ekspor di triwulan II-2008 yang mencapai US$7,27 juta.
28
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.22. Perkembangan Impor Barang Modal Kalimantan Selatan Juta US$ 12.0 10.0
(y-o-y) 12000%
Impor Capital Goods g. Impor Cap.Good
10000% 8000%
8.0
6000% 6.0 4000% 4.0
2000%
2.0
0%
0.0
-2000% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2006
2007
2008
Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
28
Bab 2 – Perkembangan Inflasi
PERKEMBANGAN INFLASI
2
1. KONDISI UMUM Secara umum tekanan inflasi di Kalimantan Selatan pada triwulan III2008 cenderung melemah. Inflasi tahunan Kalimantan Selatan yang tercermin dari perubahan Indeks harga Konsumen (IHK) Kota Banjarmasin pada akhir triwulan laporan mencapai 11,25 (y-o-y), sedikit menurun dibandingkan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 11,82% (y-o-y). Angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 12,14% (y-o-y). Tekanan inflasi pada periode laporan berasal dari sisi permintaan, seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Sementara itu menurunnya laju inflasi di Kota Banjarmasin didorong oleh sisi penawaran, yaitu dengan kondisi pasokan barang yang mencukupi. Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Kalimantan Selatan Inflasi (%) 25.0 20.17 18.37
20.0
10.0
7.19
7.63
6.56
15.54 12.93 13.55
18.03
Inflasi mtm
17.18
Inflasi yoy
13.42 11.03 11.44 9.78 10.35
11.41
11.82 12.54 11.71 11.25
13.20 10.68
7.36
8.25
5.93
6.11
6.58
0.40
0.27
Jul
15.0
19.12
15.80
Aug
14.49 15.12
8.58 8.07 6.38
7.78
9.22 9.09 8.64
8.75
9.20
0.37 0.82 -0.18
0.59
8.05
5.0 0.76
-0.56 2.42
1.62
0.23 -0.17
0.03
1.23
2.05
1.53 -0.16
0.49
1.24
1.91 -0.28
0.18
Apr
1.99 -0.36
May
0.51
Mar
1.16 -0.77
Feb
1.53
0.75
0.11
Des
1.11
0.0
2.89 0.76 0.46
1.15
2.48
1.37 -0.13
1.22
2005
2006
2007
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jun
Jan
Okt
Nop
Sep
Jul
Agust
Jun
Apr
Mei
Mar
Jan
Feb
Des
Okt
Nop
Sept
Jul
Agt
Jun
-5.0
2008
Tekanan inflasi yang melemah terjadi pada hampir semua kelompok barang dan jasa, kecuali kelompok kesehatan dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Kelompok yang mengalami inflasi tahunan terbesar pada periode laporan adalah kelompok bahan makanan yang mencatat laju inflasi 16,47%, diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (14,76%), kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (10,03%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
29
Bab 2 – Perkembangan Inflasi
(8,26%), kelompok kesehatan (6,65%), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (4,93%), dan kelompok sandang (4,04%). Secara keseluruhan laju inflasi Kalimantan Selatan sampai dengan September 2008 telah mencapai sebesar 9,59% (y-t-d). Angka inflasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2007 yang mencapai 5,27%.
Laju
inflasi
yang
cukup
tinggi
selama
tahun
2008
terutama
disebabkan oleh naiknya inflasi pada kelompok perumahan, kelompok bahan makanan, dan kelompok transportasi, dengan inflasi masing-masing mencapai 14,12%, 11,01%, dan 10,36% (y-t-d). Grafik 2.2 Inflasi Tahun 2008 (y-t-d)
Grafik 2.3 Inflasi Tahun 2008 (y-t-d) Menurut Kelompok
Inflasi (%) 12.00
Inflasi (%) 16.00 9.59
10.00
2006
2007
8.41
2008
8.00
8.27
B ahan M akanan P erumahan Kesehatan Transpor
14.00 12.00
7.20
M akanan jadi Sandang Pendidikan Umum
10.00 6.00 4.11 4.00
2.89
8.00
4.54
3.93
6.00
3.27
4.00
2.00
2.00 0.00 Jan
Feb
M ar
A pr
M ei
Jun
Jul
A gust
Sep
11.01
6.51
14.12
5.15
5.45
4.74
10.35
9.59
0.00
Sumber : B P S, dio lah
Inflasi y-t-d Sumber : B P S
2. INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK 2.1 Inflasi Bulanan Inflasi bulanan selama triwulan III-2008 menunjukkan pola yang searah dengan perkembangan inflasi nasional dan mengalami pergerakan yang relatif berfluktuatif. Inflasi bulanan yang cukup tinggi pada bulan Juli dan September, sementara pada bulan Agustus terjadi deflasi. Inflasi bulanan tertinggi selama periode laporan terjadi pada bulan Juli 2008, yaitu mencapai 1,22%, terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, kelompok kesehatan, dan kelompok bahan makanan.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
30
Bab 2 – Perkembangan Inflasi
Tabel 1. Inflasi IHK Bulanan (m-t-m) Kalimantan Selatan 2008
Kelompok
Juli
Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi dan olahraga Transpor, komunikasi dan jasa keuangan UMUM
Agustus
1.88 0.85 0.42 0.84 2.32 3.42 0.54 1.12
September
-0.90 0.51 0.20 -2.02 -0.06 1.16 0.07 -0.13
2.71 0.07 0.67 0.98 0.00 0.00 2.09 1.22 Sumber : BPS
Inflasi Bulan Juli 2008 Selama triwulan III-2008, indeks harga barang dan jasa yang tertinggi terjadi pada bulan Juli 2008, dengan inflasi tercatat sebesar 1,22%. Inflasi Grafik 2.4 Inflasi Bulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Inflasi Bulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga (mtm)
yang terjadi pada bulan ini terutama disebabkan harga
pada
rekreasi,
Inflasi (%) 12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 -2.0 -4.0
oleh
kenaikan
kelompok
dan
olahraga
indeks
pendidikan, (3,42%);
kelompok kesehatan (2,32%); dan
Inflasi m-t-m
kelompok bahan makanan (1,88%)
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
sementara kelompok barang dan jasa
2005
2006
2007
2008
lainnya mengalami inflasi yang relatif rendah, dengan angka inflasi dibawah
1%. Tingginya inflasi pada kelompok pendidikan terutama disebabkan meningkatnya pengeluaran masyarakat untuk biaya pendidikan, seiring baru
dimulainya sekolah.
tahun
Sementara
ajaran itu,
Grafik 2.5 Inflasi Bulanan kelompok Kesehatan
kenaikan indeks harga yang cukup tinggi
pada
kelompok
kesehatan
disebabkan oleh meningkatnya biaya untuk jasa perawatan jasmani. Pada kelompok
bahan
makanan,
harga
pakan ternak yang terus mengalami kenaikan menyebabkan inflasi yang cukup
tinggi
pada
Grafik 2.18 Pergerakan Inflasi Kelompok Kesehatan secara Bulanan (mtm) Inflasi (%) 2.5
Inflasi m-t-m
2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
dengan
subkelompok
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
2005
2006
2007
2008
31
Bab 2 – Perkembangan Inflasi
daging dan hasil-hasilnya, yaitu mencapai 6,46%. Secara umum, komoditas utama penyumbang inflasi pada bulan ini adalah daging ayam ras (0,14%), ikan gabus (0,08%), tarif sewa motor (0,07%), biaya pendidikan taman kanak-kanak (0,06%), dan emas perhiasan (0,058%). Inflasi Bulan Agustus 2008 Setelah mengalami inflasi yang cukup tinggi pada bulan Juli 2008, pergerakan indeks harga pada bulan Agustus 2008 cenderung menurun hingga mengalami deflasi sebesar -0,13%. Menurunnya tekanan inflasi terutama dipengaruhi menurunnya indeks harga kelompok sandang (-2,02%), kelompok bahan makanan (-0,90) dan kelompok kesehatan (-0,06%). Deflasi yang cukup tajam pada kelompok sandang terutama disebabkan penurunan indeks harga komoditas emas perhiasan yang cukup signifikan, seiring dengan menurunnya harga minyak dunia dan menguatnya nilai tukar Dolar. Sementara itu, deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh turunnya harga pada beberapa komoditas bahan makanan pokok seperti daging ayam ras, beras, bawang merah, dan ikan gabus. Hal ini disebabkan karena faktor permintaan masyarakat yang cenderung menurun sementara ketersediaan stok pangan yang mencukupi. Grafik 2.6 Inflasi Bulanan Kelompok Sandang Inflasi Bulanan Kelompok Sandang (mtm)
Grafik 2.7 Perkembangan Harga Emas Perhiasan di Banjarmasin Rp 290,000 280,000
Inflasi m-t-m
270,000 260,000 250,000 240,000 230,000
Harga emas perhiasan/gram
220,000
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Inflasi (%) 5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 -1.0 -2.0 -3.0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2008 Sumber : SP H B I B jm
Inflasi Bulan September 2008 Setelah mengalami deflasi yang cukup dalam pada bulan Agustus 2008, laju inflasi bulanan pada September 2008 mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yaitu mencapai 1,22%. Inflasi yang terjadi pada bulan ini terutama disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan (2,71%) dan kelompok transpor, komunikas dan jasa keuangan (2,09%). Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
32
Bab 2 – Perkembangan Inflasi
Faktor pendorong kenaikan inflasi pada bulan ini terutama berasal dari meningkatnya tekanan di sisi permintaan, terkait dengan adanya bulan Ramadhan. Inflasi yang relatif tinggi pada kelompok bahan makanan terutama didorong
oleh
kenaikan
harga
pada
subkelompok
ikan
segar,
akibat
kurangnya pasokan ikan dari nelayan. Sementara inflasi pada kelompok transpor
disumbang
oleh
angkutan
udara,
seiring
dengan
tingginya
permintaan masyarakat terhadap tiket pesawat menjelang hari raya Idul Fitri. Secara umum, komoditi penyumbang inflasi pada bulan ini adalah angkutan udara (0,36%), bahan bakar rumah tangga (0,15%), nila (0,14%), daging ayam ras (0,11%), dan ikan gabus (0,08%). Grafik 2.8 Inflasi Bulanan Kelompok Bahan Makanan
Grafik 2.9 Inflasi Bulanan Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Inflasi Bulanan Kelompok Bahan Makanan (mtm)
Inflasi Bulanan Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (mtm)
Inflasi (%) 10.0 8.0 6.0 4.0
Inflasi (%) 25.0
Inflasi m-t-m
20.0 15.0 10.0
2.0 0.0 -2.0 -4.0
Inflasi m-t-m
5.0
2005
2006
2007
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
0.0 -5.0
2008
2005
2006
2007
2008
2.2 Inflasi Tahunan Secara tahunan, laju inflasi Kalimantan Selatan (y-o-y) pada triwulan III-2008 mengalami pergerakan yang cenderung menurun meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi, yaitu sebesar 11,25%. Angka inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,82% dan berada dibawah angka inflasi nasional yang mencapai 12,14%. Tabel 2. Inflasi IHK Tahunan (y-o-y) Kalimantan Selatan Kelompok Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi dan olahraga Transpor, komunikasi dan jasa keuangan UMUM
Trw I 22.48 18.64 7.91 5.84 3.33 6.74 0.18 13.20
2007 Trw II Trw III 3.87 12.73 14.38 14.24 5.03 3.30 0.03 -0.51 3.70 4.04 3.58 15.65 0.41 0.62 5.93 8.58
Trw IV 9.12 15.34 3.20 -2.31 4.91 15.65 1.01 7.78
Trw I 13.62 7.68 6.46 6.13 4.91 15.40 1.19 8.64
2008 Trw II 17.26 9.07 16.06 4.91 5.05 10.67 8.15 11.82
Trw III 16.47 8.26 14.76 4.04 6.65 4.93 10.03 11.25
Sumber : BPS
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
33
Bab 2 – Perkembangan Inflasi
Inflasi kelompok bahan makanan yang tinggi disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada subkelompok ikan segar, ikan diawetkan, dan kacangkacangan. Sementara itu inflasi pada kelompok perumahan didorong oleh kenaikan indeks harga pada subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air, khususnya gas elpiji dan minyak tanah sedangkan pada kelompok transpor didorong oleh tekanan inflasi pada subkelompok transpor. Dalam hal ini, faktor dampak kenaikan harga BBM dalam perhitungan inflasi secara tahunan masih dirasakan. Kenaikan harga elpiji sampai pada tingkat harga yang cukup tinggi merupakan fenomena yang sering terjadi di wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah. Kenaikan ini tidak saja dipicu oleh permasalahan distribusi semata, tetapi juga struktur pembentukan harga komoditi, termasuk tata niaganya (lihat boks). Grafik 2.10. Inflasi Tahunan Kalimantan Selatan pada Beberapa Kelompok Pengeluaran
Grafik 2.11. Perbandingan Inflasi Tahunan Kalimantan Selatan dan Nasional % (y-o -y)
Infla si (% )
18.00
35.0
16.00
k e lom pok ba ha n m a k a na n k e lom pok pe rum a ha n k e lom pok tra nspor
30.0 25.0
Nasional Banjarmasin
14.00 12.00
20.0
10.00
15.0
8.00 6.00
10.0
4.00
5.0
2.00
0.0
0.00
Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
-5.0
2005
2006
2007
Trw 1- Trw 2- Trw 3- Trw 4- Trw 1- Trw 2- Trw 32007 2007 2007 2007 2008 2008 2008
2005
2006
Nasio nal
17.11
6.60
6.52
5.77
6.95
6.59
8.17
11.03
12.14
B anjarmasin
12.93
11.03
13.20
5.93
8.58
7.78
8.64
11.82
11.25
2008
Boks 1.
Kenaikan Harga Gas Elpiji di Kalsel Sejak diumumkannya kenaikan harga gas elipiji tabung 12 kilogram sebesar 23 persen pada tanggal 1 Juli 2008, yaitu dari Rp51.000 menjadi Rp63.000 per tabung, pergerakan harga jual elpiji kepada konsumen kian melambung hingga mencapai kisaran Rp100.000,00. Gejolak harga elpiji yang terjadi di Kalsel antara lain disebabkan oleh masalah distribusi. Dalam hal ini dipengaruhi oleh pasokan yang terbatas dan rantai distribusi yang cukup panjang. Sementara itu biaya angkut distribusi elpiji ditanggung oleh pengusaha, sehingga mengakibatkan perbedaan dan lonjakan harga yang sulit dikendalikan. Kondisi ini berbeda dengan di Jawa, dimana biaya distribusi ditanggung oleh Pertamina, sehingga tidak mengalami fluktuasi harga seperti yang terjadi di Kalsel. Tata niaga elpiji dan BBM langsung ditangani oleh Pertamina, sehingga Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
34
Bab 2 – Perkembangan Inflasi
Kalsel tidak dapat turun tangan dalam mengatasi kelangkaan elpiji di Banjarmasin. Untuk mengatasi melambungnya harga elpiji yang tidak terkendali, salah satu upaya yang dilakukan oleh Pertamina dan Hiswana Migas adalah membuat surat kesepakatan mengenai Harga Eceran Konsumen (HEK) gas elpiji di Kalsel yang
ditandatangi oleh Gubernur Kalsel pada tanggal 4
September 2008, yaitu sebesar Rp91.500 per tabung 12 kilogram. Selain itu, harga jual di tingkat agen atau distributor juga dipatok sebesar Rp85.000 per tabung. HEK tersebut hanya merupakan harga yang diterima konsumen dengan radius 60 kilometer dari Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Elpiji Khusus (SPPEK) di Landasan Ulin, Banjarbaru. Diluar dari 60 kilometer, biaya transport akan diatur oleh Disperindag setempat. Apabila agen menjual elpiji diatas HEK yang telah disepakati maka dapat dikenai sanksi pencabutan ijin usaha oleh Disperindag kabupaten/kota sementara dari Pertamina dapat dikenai sanksi pengurangan alokasi. Skema jalur distribusi resmi elpiji 12 kg sesuai HEK
Pertamina Balikpapan Rp4.821,00/kg
Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Elpiji Khusus (SPPEK) Banjarbaru Rp6.479,59/kg (plus transport dan PPN 10%)
Agen/Dealer Rp7.082,11/kg atau Rp84.985,32/tabung
Konsumen Rp91.500/tabung atau Rp84.985,32/tabung* ( *Bila langsung membeli sendiri di agen/dealer)
Upaya lain yang akan dilakukan Pertamina adalan memotong mata rantai jalur distribusi yang selama ini ‘dikuasai’ dealer/agen. Nantinya sebagian penyaluran elpiji 12 kilogram akan dilakukan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pada tahap awal, Pertamina direncanakan hanya menetapkan SPBU Pertamina Pasti Pas, yang di Kalselteng jumlahnya 28 SPBU. Diharapkan, dengan adanya upaya-upaya tersebut konsumen di Banjarmasin dapat memperoleh elpiji tabung 12 kilogram dengan harga yang wajar dan pantas. ( Dirangkum dari berbagai sumber) Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
35
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
3P
ERKEMBANGAN
PERBANKAN DAERAH
Kinerja perbankan di Provinsi Kalimantan Selatan sampai dengan akhir triwulan III-2008 secara umum bergerak membaik yang ditunjukkan oleh berbagai indikator yang mengalami peningkatan pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi seiring masih kuatnya permintaan domestik yang diindikasikan oleh permintaan kredit yang tinggi, serta suku bunga yang masih kompetitif menjadi faktor pendorong perkembangan industri perbankan. Selain itu berkah tingginya harga berbagai komoditas primer di pasar dunia masih dirasakan, meskipun pada akhir triwulan laporan harga komoditas-komoditas tersebut telah mulai menurun. Perkembangan di atas telah mendorong meningkatnya Dari laju pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) maupun kredit. DPK kelompok bank umum maupun BPR tumbuh cukup pesat, masing-masing 25,5% (y-o-y) dan 32,56% (y-o-y). Kredit yang disalurkan bank-bank umum yang berlokasi di Kalimantan Selatan juga tumbuh pesat, yakni mencapai 46,59% (y-o-y). Demikian pula kredit yang dikucurkan BPR juga meningkat 28,17% (y-o-y). Laju pertumbuhan dana maupun kredit yang cukup tinggi telah mempertahankan rasio penyaluran kredit terhadap DPK (LDR) kelompok bank umum pada level yang cukup tinggi, yakni mencapai 77,03%, meskipun sedikit lebih rendah dibanding akhir triwulan sebelumnya yang mencapai
78,60%.
LDR yang cukup tinggi tersebut juga diikuti dengan
perbaikan kualitas kredit, sehingga rasio kredit bermasalah (non-performing loans/NPL) gross bank umum menurun dari 5,30% menjadi 4,63%.
1. PERKEMBANGAN BANK UMUM
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
36
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Kinerja bank-bank umum yang beroperasi di Kalimantan Selatan pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan pada berbagai indikator. Volume usaha
(total
aset),
DPK
maupun
kredit
yang
diberikan
mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya. Demikian pula kualitas kredit mengalami perbaikan yang diindikasikan oleh penurunan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Sementara itu dari sisi kelembagaan, dalam triwulan laporan tidak terdapat penambahan jaringan kantor, sehingga secara
keseluruhan jumlah bank umum yang beroperasi
tetap 26 bank. 1.1. Total Aset Sampai dengan akhir triwulan III-2008 total aset bank umum Kalimantan Selatan mencapai Rp18,0 triliun, naik 7,59% (q-t-q) dari posisi akhir
triwulan
sebelumnya
yang
tercatat
sebesar
Rp16,73
triliun.
Pertumbuhan aset ini sedikit lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang mencapai 7,08% (q-t-q). Kelompok Bank Umum Swasta (BUS) mencatat laju pertumbuhan total aset yang lebih pesat dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan kelompok Bank Umum Pemerintah (BUP) mengalami perlambatan pertumbuhan. Setelah mencatat pertumbuhan sebesar 6,94% (q-t-q) pada triwulan II-2008, pada triwulan laporan
aset
kelompok
BUP
hanya
tumbuh
sebesar
3,14%
(q-t-q).
Sementara pertumbuhan aset kelompok BUS melonjak dari 7,41% (q-t-q) pada triwulan sebelumnya menjadi 18,86% (q-t-q). Tabel 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Kalimantan Selatan (Miliar Rp)
Kelompok Bank BU Pemerintah BU Swasta Total
Tw 2-07
Tw 3-07
Tw 4-07
Tw 1-08
Tw 2-08
Tw 3-08
10.009,94
10.588,73
11.097,04
11.213,30
11.991,87
12.368,02
3.713,82
3.821,55
4.161,68
4.408,39
4.735,11
5.628,09
13.723,76
14.410,18
15.258,71
15.621,69
16.726,98
17.996,11
Sumber: Bank Indonesia
Dilihat secara tahunan, pertumbuhan aset bank umum Kalimantan Selatan juga makin melaju di triwulan laporan yang terutama didorong oleh peningkatan aset BUS. Setelah mencatat pertumbuhan sebesar 21,88% (yo-y) pada posisi akhir triwulan II-2008, pada akhir triwulan laporan total
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
37
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
aset seluruh bank umum meningkat 24,88% (y-o-y). Kelompok BUS secara tahunan juga mencatat lonjakan pertumbuhan dari 27,50% (y-o-y) menjadi 47,27% (y-o-y), sedangkan pertumbuhan aset kelompok BUP melambat dari 19,80% (y-o-y) menjadi 16,80% (y-o-y). Pertumbuhan aset bank umum yang cukup pesat pada triwulan laporan
terutama
ditopang
oleh
lonjakan
pertumbuhan
kredit
yang
signifikan, khususnya oleh sejumlah bank umum swasta nasional. Lonjakan pertumbuhan kredit tersebut meningkatnya intensitas pencapaian target pertumbuhan kredit tahunan pada sebagian besar bank umum, di samping adanya realisasi kredit investasi di sektor perdagangan yang cukup besar.
1.2. Intermediasi Perbankan Selama
triwulan
III-2008,
bank-bank
umum
nampak
berupaya
memenuhi target pertumbuhan DPK dan kredit tahun 2008. Hal ini terlihat dari
pertumbuhan
DPK
dan
penyaluran
kredit
yang
menunjukkan
peningkatan cukup pesat. Lonjakan pertumbuhan DPK tersebut terutama terjadi pada jenis simpanan tabungan dan deposito yang sensitif terhadap variabel
peningkatan
pendapatan
masyarakat.
Selain
itu
pada
bulan
September 2008 bank-bank umum cenderung menaikkan suku bunga deposito
sejalan
dengan
meningkatnya
intensitas
persaingan
dalam
menghimpun dana masyarakat. Tabel 3.2. Beberapa Indikator Kinerja Bank Umum Kalimantan Selatan Uraian
Satuan
2007 Tw 3 Tw 4 12.315,79 12.839,13
Tw 1 13.366,06
2008 Tw 2 13.868,41
Tw 3 15.455,90
DPK
Rp miliar
Pertumbuhan
(%, y-o-y) (%, q-t-q) Rp miliar
26,96 5,42 8.122,02
18,42 4,25 9.246,25
20,73 4,10 9.603,94
18,71 3,76 10.900,13
25,50 6,94 11.906,14
(%, y-o-y) (%, q-t-q) Rp miliar
20,97 5,94 9.919,98
31,53 13,84 11.567,09
35,97 3,87 11.897,29
42,17 13,50 13.511,74*)
46,59 9,23 15.348,47
Kredit Lokasi Bank Pertumbuhan Kredit Lokasi Proyek LDR (Lokasi Bank)
(%)
65,95
72,02
71,85
78,60
77,03
LDR (Lokasi Proyek) NPL gross
(%)
80,55
90,09
89,01
93,49*)
99,30
(%)
6,56
4,29
3,97
5,30
4,63
Sumber: Bank Indonesia *) angka revisi
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
38
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Searah dengan laju pertumbuhan dana, penyaluran kredit oleh bank umum juga mencatat peningkatan yang cukup besar. Selain didorong oleh masih kuatnya permintaan konsumsi masyarakat, penyebab lain yang diindikasikan menstimulasi peningkatan kredit tersebut adalah meningkatnya realisasi kredit untuk proyek investasi bernilai cukup besar.
1.2.1. Penghimpunan Dana Masyarakat DPK
yang
dihimpun
oleh
bank
umum
Kalimantan
Selatan
menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, baik dilihat secara triwulanan maupun secara tahunan. Secara triwulanan DPK pada posisi akhir triwulan III-2008 tumbuh sebesar 6,94% (q-t-q) atau hampir dua kali lipat dibanding triwulan II-2008 yang mencatat pertumbuhan 3,76% (q-t-q). Sementara itu secara
tahunan
DPK
tumbuh
sebesar
20,50%
(y-o-y),
meningkat
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 18,71% (y-o-y).
Grafik 3.1. Perkembangan DPK Kalimantan Selatan Miliar Rp 18,000 40% 16,000 14,000
30%
12,000 10,000
20%
8,000 6,000
10%
4,000 2,000 0
0%
Grafik 3.2. Perkembangan DPKKalimantan Miliar Rp Selatan Menurut JenisSimpanan 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Tw4-06 Tw1-07 Tw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08
Tw4-06 Tw1-07 Tw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08
Giro DPK
growth (y-o-y)
Tabungan
Deposito
growth (q-t-q)
Peningkatan laju pertumbuhan DPK pada triwulan laporan terutama terjadi pada jenis simpanan deposito dan tabungan. Deposito mencatat pertumbuhan 17,99% (q-t-q) selama triwulan laporan, lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan yang mencapai 19,55% (y-o-y). Sementara tabungan mencatat pertumbuhan sebesar 6,05% (q-t-q) dalam triwulan laporan atau secara tahunan meningkat sebesar 41,21% (y-o-y). Sedangkan giro hanya tumbuh sebesar 1,38% (q-t-q) atau 10,46% (y-o-y). Peningkatan laju pertumbuhan deposito dan tabungan tersebut terkait dengan masih dirasakannya berkah kenaikan harga berbagai komoditas Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
39
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
primer andalan Kalimantan Selatan, khususnya batu bara, kelapa sawit dan karet yang berdampak pada peningkatan pendapatan petani dan pelaku usaha di bidang pertambangan. Meskipun pada akhir triwulan III-2008 (bulan September) telah ada indikasi penurunan harga komoditas-komoditas tersebut, namun portofolio simpanan masyarakat pada bank umum masih meningkat. Selain itu pada bulan September 2008 juga terlihat indikasi meningkatnya persaingan bank umum dalam penghimpunan dana yang tercermin dari penawaran suku bunga yang menarik minat masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk deposito. Di samping peningkatan BIrate yang turut mendorong meningkatnya suku bunga deposito. Dalam
pada
itu,
tidak
berbeda
dengan
triwulan
sebelumnya,
peningkatan tabungan tidak terlepas dari daya tarik produk tabungan yang semakin memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi melalui pengembangan fasilitas-fasilitas, seperti SMS banking, internet banking, transfer
antarbank
via
ATM,
pembayaran
berbagai
macam
tagihan,
disamping semakin banyaknya ATM dan daya tarik hadiah-hadiah undian. Berdasarkan
jenis
simpanan,
tabungan
masih
mendominasi
portofolio DPK yang dihimpun bank umum di Kalimantan Selatan dengan nilai mencapai Rp7,58 triliun dan pangsa sebesar 49,05% pada akhir triwulan III-2008. Pangsa kedua terbesar adalah simpanan jenis giro yang mencapai Rp4,54 triliun dengan kontribusi sebesar 29,37% dan terkecil deposito sebesar Rp3,34 triliun, dengan pangsa 21,59%. Meskipun paling kecil, pangsa deposito terlihat mulai perlahan menggeser dominasi giro. Pada triwulan sebelumnya, giro dan deposito masing-masing meraih pangsa 30,98% dan 19,56%. Sementara ditinjau dari kelompok bank, secara triwulanan DPK kelompok BUS mengalami pertumbuhan lebih tinggi yakni mencapai 10,65% (q-t-q), sedangkan kelompok BUP tumbuh sebesar 5,51% (q-t-q). Laju pertumbuhan DPK kelompok bank umum swasta yang lebih tinggi dalam triwulan laporan dipengaruhi oleh semakin intensifnya kegiatan operasional penghimpunan dana dari beberapa bank umum yang baru membuka cabang pada triwulan-triwulan sebelumnya.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
40
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Berdasarkan golongan pemilik, sebagian besar DPK bank umum Kalimantan
Selatan
pada
triwulan
laporan
dihimpun
dari
nasabah
perorangan, yakni mencapai Rp10,53 triliun (68,10%). DPK pada kelompok dominan ini mengalami kenaikan sebesar 9,39% (q-t-q). Pemilik DPK yang cukup dominan lainnya adalah pemerintah daerah yang meraup pangsa sebesar 18,53%. Pangsa kelompok ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 18,28%. DPK milik pemerintah daerah tersebut pada triwulan laporan meningkat sebesar 8,40% (q-t-q) dari triwulan II2008 sebesar Rp2,64 triliun menjadi Rp2,86 triliun. Sementara
itu
kepemilikan sektor swasta, yang terdiri dari perusahaan, lembaga, yayasan dan koperasi dalam periode laporan tercatat sebesar 10,42%, turun dibandingkan triwulan II-2008 yang mencapai 11,36%. Tabel 3.3. Pangsa Kepemilikan Dana Pada Bank Umum Kalimantan Selatan Golongan Pemilik Dana Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Badan/Lembaga Pemerintah BUMN BUMD Perusahaan/Lembaga Swasta Perorangan Lainnya Total
Nominal (Rp juta) Tw2-08 Tw3-08 205,534 159,152 2,641,406 2,863,260 20,126 24,160
Pangsa Tw2-08 Tw3-08 1.42% 1.03% 18.28% 18.53% 0.14% 0.16%
266,559 53,519 1,642,271
230,995 35,812 1,611,096
1.84% 0.37% 11.36%
1.49% 0.23% 10.42%
9,621,914 1,855 14,453,184
10,525,340 6,080 15,455,895
66.57% 0.01% 100.00%
68.10% 0.04% 100.00%
Sumber: Bank Indonesia
1.2.2. Penyaluran Kredit Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III2008 yang tercatat cukup tinggi, yakni mencapai 7,90% (y-o-y), nampak terekam
dalam
aktivitas
penyaluran
kredit
bank-bank
umum.
Laju
pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tersebut mencapai 46,59% (y-oy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 42,17% (y-o-y). Nilai kredit pada posisi akhir triwulan laporan mencapai Rp11,91 triliun, setelah pada triwulan sebelumnya tercatat
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
41
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
sebesar Rp10,90 triliun. Meskipun demikian secara triwulanan penyaluran kredit mengalami perlambatan pertumbuhan dari 13,50% (q-t-q) menjadi 9,23% (q-t-q). Peningkatan penyaluran kredit pada triwulan laporan disumbang baik oleh kelompok BUS maupun kelompok BUP, dengan pertumbuhan kredit BUS yang sedikit lebih tinggi. Kelompok BUS dan BUP masing-masing mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,14% (q-t-q) dan 8,85% (y-o-y). Meskipun laju pertumbuhan kredit meningkat cukup pesat, namun laju peningkatan nilai nominal DPK yang lebih besar menyebabkan nisbah kredit terhadap DPK atau Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum mengalami sedikit penurunan dari 78,60% pada akhir triwulan II-2008 menjadi 77,03% pada akhir triwulan laporan. LDR bank umum yang cukup tinggi tersebut mengindikasikan fungsi intermediasi bank umum Kalimantan Selatan Grafik 3.3. Perkembangan DPK, Kredit dan LDR Bank Umum Kalsel 18,000,000
90.00%
16,000,000
80.00%
14,000,000 12,000,000
70.00% 60.00%
10,000,000
50.00%
8,000,000
40.00%
6,000,000 4,000,000 2,000,000
berjalan
lancar.
Peningkatan BI-rate sampai dengan akhir periode
laporan
DPK
belum
30.00% 20.00%
Kredit
signifikan
10.00%
LDR
0.00%
-
tetap
Tw Tw Tw 1- Tw Tw Tw Tw 1- Tw Tw 3-06 4-06 07 2-07 3-07 4-07 08 2-08 3-08
berpengaruh terhadap
perlambatan pertumbuhan kredit. Namun pada
demikian triwulan
mendatang diperkirakan terdapat indikasi perlambatan pertumbuhan kredit, antara lain akibat berkurangnya realisasi kredit investasi untuk proyekproyek besar, meredanya tekanan permintaan konsumsi dan kebijakan perbankan untuk mengerem laju pertumbuhan kredit, mengingat sebagian bank umum telah mencapai target pertumbuhan kredit untuk tahun 2008, disamping langkah antisipatif dalam pengelolaan likuiditas.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
42
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Kredit Menurut Jenis Penggunaan Berdasarkan jenis penggunaan, pada triwulan laporan semua jenis kredit mencatat pertumbuhan tahunan yang cukup tinggi. Namun demikian, dilihat secara triwulanan maupun tahunan, jenis kredit investasi mengalami pertumbuhan
yang
paling
pesat.
Kredit
investasi
mencatat
lonjakan
pertumbuhan dari -3,84% (q-t-q) pada triwulan II-2008 menjadi 14,80% (qt-q) pada triwulan laporan, dengan jumlah kredit mencapai Rp2,83 triliun. Secara
tahunan
kredit
investasi
tumbuh
51,93%
(y-o-y),
meningkat
dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 40,00% (y-o-y). Peningkatan jenis ini terutama dipengaruhi oleh realisasi kredit investasi pada proyekproyek bernilai besar, antara lain untk pembiayaan pusat perdagangan di Banjarmasin. Kredit konsumsi juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi, baik secara triwulanan maupun tahunan. Secara triwulanan jenis kredit ini meningkat 9,37% (q-t-q) dan secara tahunan naik sebesar 47,20% (y-o-y) dengan jumlah kredit mencapai Rp3,95 triliun. Peningkatan kredit konsumsi dalam
triwulan
laporan
searah
dengan
masih
tingginya
permintaan
konsumsi, khususnya untuk barang-barang tahan lama, seperti mobil, sepeda motor, rumah maupun peralatan elektronik. Sementara itu secara triwulanan kredit modal kerja mengalami perlambatan pertumbuhan dari 18,80% (q-t-q) pada triwulan II-2008 menjadi 6,17% (q-t-q) dengan jumlah kredit mencapai Rp4,87 triliun. Namun demikian apabila dilihat secara tahunan kredit modal kerja sedikit meningkat, yakni dari 35,46% (y-o-y) menjadi 36,30% (y-o-y).
Kredit Menurut Lokasi Proyek Kredit bank umum berdasarkan lokasi proyek pada posisi akhir triwulan III-2008 mencapai Rp15,35 triliun, naik 13,59% (q-t-q). Sebesar 22,41% dari total kredit tersebut merupakan kredit yang disalurkan oleh bank umum diluar Kalimantan Selatan dalam rangka membiayai proyekproyek berskala besar yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Posisi kredit lokasi proyek lebih besar dibandingkan posisi kredit berdasarkan lokasi bank
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
43
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
tercatat sebesar Rp11,91 triliun, sehingga LDR berdasarkan kredit lokasi proyek
tercatat
lebih
tinggi,
yakni
mencapai
93,30%.
LDR
kredit
berdasarkan lokasi proyek ini juga meningkat dibandingkan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 93,49%. Undisbursed Loan Fasilitas pinjaman bank umum kepada nasabah yang belum ditarik (undisbursed loan) pada posisi akhir triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp2,06 triliun, naik 8,83% (q-t-q) dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai Rp1,89 triliun. Kenaikan ini relatif rendah apabila dibandingkan triwulan
II-2008
yang
naik
sebesar
42,82%
(q-t-q).
Kondisi
ini
memperlihatkan bahwa daya serap terhadap kredit membaik di tengah pertumbuhan kredit yang tinggi. Apabila dibandingkan dengan total kucuran kredit pada triwulan laporan yang mencapai Rp11,91 triliun, maka rasio antara undisbursed loan terhadap total kredit mencapai 17,68% atau sedikit lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 17,75% (angka diperbaiki). Grafik 3.4. Perkem bangan Bulanan Undisbursed Loan Bank Um um Kalim antan Selatan, 2008 2,500
20.00%
Sebagian
15.00%
1,500 10.00% 1,000 500 0
berasal
pertanian,
dari
sektor
khususnya
subsektor
perkebunan,
dan
5.00%
sektor perdagangan hotel dan
0.00%
restoran
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep
Sumber: Bank Indonesia
dari
undisbursed loan pada periode laporan
2,000
besar
(PHR).
Undisbursed Loan (miliar Rp)
perkebunan
Rasio UL thd Total Kredit (%)
53,78%
Subsektor mendominasi
dari
seluruh
undisbursed loan yang ada, sementara kontribusi sektor PHR sebesar 24,27%. Dominasi undisbursed loan pada subsektor perkebunan terkait dengan perluasan areal tanam kebun kelapa sawit yang memerlukan langkah-langkah persiapan. Dilihat dari jenis penggunaan kredit, sebagian besar undisbursed loan adalah berupa kredit modal kerja yang pangsanya mencapai 70,86% pada akhir triwulan laporan, dengan nilai kredit Rp1,46 triliun. Posisi kedua
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
44
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
terbesar adalah kredit investasi dengan nilai kredit Rp591,99 miliar atau 28,73%. Sedangkan undisbursed loan kredit konsumtif relatif kecil, yakni hanya sebesar Rp8,55 miliar atau 0,42% dari total undisbursed loan. Kredit Ekspor Selama triwulan laporan, kredit ekspor yang diberikan oleh bank umum di Kalimantan Selatan turun sebesar 0,47% (q-t-q) dari Rp432,99 miliar menjadi Rp430,90 miliar, setelah pada triwulan II-2008 meningkat 4,98% (q-t-q). Namun demikian, secara tahunan kredit ekspor pada posisi akhir triwulan laporan naik sebesar 97,49% (y-o-y), lebih tinggi dibanding kenaikan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 84,54% (y-o-y). Kondisi ini secara umum memperlihatkan bahwa aktivitas ekspor mengalami peningkatan yang cukup berarti sepanjang tahun 2008, meskipun pada triwulan laporan mulai melambat. Penurunan Grafik 3.5. Perkembangan Kredit Ekspor Bank Umum Kalimantan Selatan
500 400 350 300
pada
laporan,
Miliar Rp 450
ekspor
Ind. Olahan Kayu Ind. Olahan Karet Lainnya Total Kredit Ekspor
250 150
terutama
50
pada industri pengolahan yang
Rp120,09
0
oleh
penurunan kredit ekspor
10,21%
100
triwulan
disebabkan
karet
200
kredit
mencapai
(q-t-q)
dari
miliar
pada
triwulan II-2008 menjadi Rp107,82 miliar. Industri pengolahan kayu juga mengalami penurunan, meskipun tidak terlampau besar, yakni dari Rp226,66 miliar menjadi Rp225,93 miliar atau turun 0,32% (q-t-q). Sementara itu kelompok industri lainnya, khususnya penambangan batu bara, mencatat peningkatan kredit ekspor dari Rp86,19 miliar menjadi Rp97,15 miliar atau naik 12,72% (q-t-q). Selama ini industri pengolahan kayu dan karet merupakan pengguna utama kredit ekspor di Kalimantan Selatan. Penurunan kredit ekspor pada kedua kelompok industri ini diperkirakan terkait dengan mulai menurunnya
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
45
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
permintaan ekspor yang diindikasikan oleh penurunan harga beberapa komoditas ekspor pada akhir triwulan laporan. Kualitas Kredit Laju pertumbuhan kredit bank umum yang cukup tinggi dalam periode laporan juga diikuti oleh membaiknya kualitas kredit, sehingga rasio NPL gross mengalami penurunan dari 5,30% pada triwulan II-2008 menjadi 4,56%. Secara nominal nilai kredit bermasalah mengalami kenaikan dari Rp559,31 miliar (angka diperbaiki) menjadi Rp531,97 miliar. Dilihat
menurut
kelompok
bank,
penurunan
NPL
terjadi
pada
kelompok bank umum pemerintah maupun kelompok bank umum swasta. Kelompok bank umum pelat merah tersebut mencatat perbaikan NPL dari 6,88% pada triwulan II-2008 menjadi 6,15%. Dalam rentang waktu yang sama kelompok bank umum swasta mencatat penurunan NPL dari 1,25% menjadi 0,74%. Tabel 3.4. Perkembangan NPL Bank Umum Kalimantan Selatan NPL Kredit Nominal NPL NPL % NPL Per Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta
Trw I 511,214 7.34%
2007 Trw II Trw III 440,528 528,686 5.84% 6.62%
Trw IV 389,342 4.27%
Trw I 362,771 3.86%
2008 Trw II 559,331 5.24%
Trw III 531,971 4.56%
9.24% 2.15%
7.36% 2.02%
8.45% 2.11%
5.23% 1.87%
4.73% 1.70%
6.88% 1.25%
6.15% 0.74%
NPL per jenis penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi
10.02% 9.46% 2.26%
8.52% 5.74% 2.23%
8.35% 9.68% 2.20%
6.05% 4.01% 1.79%
5.02% 4.30% 2.00%
7.94% 5.73% 1.48%
7.15% 4.82% 1.19%
NPL per sektor ekonomi Pertanian Pertambangan Industri pengolahan Listrik,Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Lain-lain
9.25% 15.32% 18.68% 0.33% 0.94% 9.69% 7.08% 3.13% 1.01% 2.33%
3.03% 1.08% 19.68% 0.00% 4.96% 8.23% 5.61% 2.79% 2.20% 2.30%
2.86% 10.52% 17.92% 0.00% 16.90% 8.05% 2.20% 2.34% 2.53% 2.27%
1.47% 1.42% 12.36% 0.00% 0.47% 6.92% 6.47% 2.46% 2.22% 1.86%
1.04% 8.80% 4.56% 0.00% 0.58% 6.97% 6.22% 1.70% 2.81% 2.06%
1.01% 8.39% 23.74% 0.00% 11.34% 6.04% 4.91% 1.20% 2.19% 1.53%
0.97% 8.01% 23.95% 0.11% 8.19% 5.14% 4.86% 1.19% 1.71% 1.23%
Sumber : Bank Indonesia
Berdasarkan sektor ekonomi, penurunan rasio NPL pada triwulan laporan terutama disumbang oleh penurunan rasio NPL sektor konstruksi
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
46
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
dari 11,34% menjadi 8,19%. Sektor konstruksi memiliki pangsa 6,05% dari total kredit bank umum Kalimantan Selatan, dengan nilai kredit mencapai Rp704,63 miliar. Penurunan rasio NPL yang cukup besar juga terjadi pada sektor lain-lain, yakni dari 1,53% menjadi 1,23%. Sektor yang mendominasi 34,42% dari portopolio kredit bank umum ini mencatat nilai kredit sebesar Rp4,01 triliun. yang didominasi oleh terjadi pada sektor industri pengolahan. Sementara itu sektor industri pengolahan masih mencatat rasio NPL yang cukup tinggi, yakni mencapai 23,95%. Rasio tersebut naik dibandingkan triwulan
sebelumnya
yang
tercatat
sebesar
23,74%,
yang
terutama
disumbang oleh industri pengolahan kayu yang saat ini masih mendapat tekanan usaha terkait dengan semakin langkanya bahan baku, serta persaingan dengan produk Cina dan Malaysia. Sementara itu rasio NPL menurut
jenis
penggunaan
kredit
mencatat
perbaikan
pada
semua
komponen, baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi.
1.3. Kredit UMKM Kredit
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang disalurkan
bank umum Kalimantan Selatan masih bergerak pada tren yang meningkat. Pada triwulan III-2008 kredit UMKM mencapai Rp7,63 triliun, naik 38,00% (y-o-y) dibandingkan triwulan sebelumnya Rp6,98 triliun (angka diperbaiki). Pertumbuhan pada
M ikro
tinggi dibandingkan triwulan
2,300
yang
1,800
tumbuh 35,18% (y-
1,300
2,000 1,000 0
800
T3 .20 08
(q-t-q),
3,000
T2 .20 08
9,22%
4,000
T1 .20 08
meningkat
5,000
T4 .20 07
UMKM
6,000
T3 .20 07
kredit
7,000
M enengah To tal Kredit UM KM
T2 .20 07
triwulanan
8,000
Kecil
T1 .20 07
Secara
T1 .20 06
o-y).
9,000
3,300 2,800
sebelumnya
Grafik 3.6. Perkembangan Kredit UMKM Kalimantan Selatan
T4 .20 06
tersebut juga lebih
M iliar Rp
T3 .20 06
laporan
T2 .20 06
triwulan
Sumber: Bank Indonesia
melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mencatat peningkatan 12,67% (q-t-q).
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
47
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Laju peningkatan kredit UMKM yang sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total kredit, mengakibatkan pangsa kredit UMKM terhadap total kredit bank umum di Kalimantan Selatan sedikit menurun dari 64,06% pada triwulan II-2008 menjadi 65,05% pada triwulan laporan. Pangsa tersebut lebih rendah dibandingkan posisi yang sama pada tahun 2007 yang mencapai 68,04%. Hal ini mengindikasikan bahwa sepanjang tahun 2008, kucuran kredit untuk proyek-proyek benilai besar cukup meningkat. Kondisi ini juga memperlihatkan bahwa upaya untuk memperluas akses UKMK kepada pembiayaan perbankan masih menghadapi banyak kendala di lapangan, terutama persoalan klasik kesulitan pemenuhan agunan, maupun masalah kesesuaian skim kredit dengan kebutuhan pelaku UMKM (lihat boks). Dilihat dari skala usaha yang dibiayai, sebagian besar kredit UMKM disalurkan kepada usaha mikro, yakni mencapai Rp2,71 triliun (22,73%) dengan
tingkat
pertumbuhan
2,69%
(q-t-q),
melambat
dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,40% (q-t-q). Penyaluran kredit kepada usaha kecil mencapai Rp2,50 triliun, naik 18,79% (q-t-q), meskipun melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 25,80% (q-t-q). Sementara itu penyaluran kredit kepada usaha menengah mencapai Rp2,42 triliun, mengalami kenaikan sebesar 7,92% (q-t-q), juga melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 10,80% (q-t-q). Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar kredit UMKM diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), serta sektor ekonomi lain-lain (konsumtif) yang secara keseluruhan mendominasi tidak kurang dari 75% portofolio kredit UMKM. Sektor konsumsi yang merupakan penyerap lebih dari separo kredit UMKM, terutama didorong oleh kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Sementara sektor PHR yang merupakan penyerap kredit UMKM yang cukup besar yang terutama disalurkan untuk perdagangan eceran.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
48
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Boks 2. Upaya Pengembangan UMKM Melalui Klaster Dalam rangka mendorong pengembangan UMKM, Bank Indonesia Banjarmasin sampai dengan periode laporan masih melanjutkan kegiatan-kegiatan pemberdayaan sektor riil dan UMKM. Kegiatan rutin yang dilakukan antara lain adalah pertemuan-pertemuan untuk mendorong peningkatan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), semiloka intermediasi perbankan, pelatihan bagi petugas kredit (account officer) BPR, maupun temu usaha UMKM dengan perbankan. Sementara program khusus dalam rangka pemberdayaan sektor riil adalah pengembangan klaster komoditas unggulan dan fasilitasi percepatan pemberdayaan ekonomi daerah. Terkait dengan pengembangan klaster telah dilakukan upaya pengembangan klaster jeruk di Kabupaten Barito Kuala. Langkah ini mendapat respon positif dari pelaku usaha (petani), perbankan maupun pemerintah daerah. Perjalanan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan klaster jeruk tersebut antara lain: pertemuan koordinasi bersama dinas/instansi dan pemerintah daerah; identifikasi awal kondisi pertanian jeruk; identifikasi calon KKMB dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL); melaksanakan pelatihan kepada PPL untuk menjadi calon KKMB; membentuk Task Force pengembangan klaster jeruk; melakukan temu usaha UMKM terkait dengan perbankan; serta monitoring pemberian kredit bagi petani jeruk oleh perbankan. Rintisan kegiatan-kegiatan tersebut telah membuahkan hasil berupa peningkatan akses petani jeruk terhadap kredit perbankan. Meskipun demikian masih dijumpai kendala di lapangan, terutama terkait dengan banyaknya petani yang belum/sulit memenuhi persyaratan yang ditetapkan bank dalam pengajuan kredit, khususnya legalitas agunan. Selain itu tidak tersedianya skim kredit yang dapat memberikan grace periode bagi petani jeruk yang lahannya belum berproduksi juga menjadi kendala. Saat ini skim kredit yang digunakan adalah kredit usaha rakyat (KUR).
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
49
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
2. PERKEMBANGAN BANK SYARIAH Perkembangan kegiatan perbankan syariah Kalimantan Selatan pada triwulan laporan secara umum masih menunjukkan pertumbuhan meskipun dengan
kecenderungan
yang
melambat.
Adanya
perlambatan
kinerja
perbankan syariah terutama terlihat dari perkembangan volume usaha bank serta perkembangan dana pihak ketiga (DPK), sementara perkembangan pembiayaan masih menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Total aset kelompok bank umum syariah di triwulan III-2008 tercatat Rp901,26 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 5,22% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,76% (q-t-q). Secara tahunan aset perbankan syariah tumbuh sebesar 46,6% (y-o-y), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 51,18% (y-o-y). Melemahnya pertumbuhan volume usaha perbankan syariah tersebut dipengaruhi oleh perkembangan dana pihak ketiga yang tumbuh melambat dari
9,53%
(q-t-q)
pada
triwulan
II-2008
menjadi
2,75%
(q-t-q).
Melambatnya pertumbuhan komponen dana pihak ketiga diduga karena meningkatnya kebutuhan dana tunai baik dari pihak korporasi maupun individual antara lain untuk pembayaran tunjangan hari raya (THR) maupun keperluan konsumsi menjelang perayaan hari raya keagamaan. Hal ini terindikasi dari sumber penurunan pertumbuhan yang berasal dari jenis rekening giro dan tabungan wadiah dan mudharabah. Sementara itu untuk jenis rekening giro
pada triwulan laporan
nilainya mengalami penurunan sebesar 16,56% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 22,95% (q-t-q). Jenis rekening tabungan di triwulan laporan meningkat sebesar 7,20% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,53%. Sedangkan
untuk
jenis
rekening
deposito
investasi
mudharabah,
pertumbuhan di triwulan laporan masih cukup tinggi dengan laju mencapai 9,13% (q-t-q), di atas pertumbuhan triwulan II-2008 yang mencapai 3,92% (q-t-q). Masih tingginya pertumbuhan di rekening deposito dipengaruhi oleh
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
50
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
imbal hasil yang lebih baik dibandingkan dua jenis rekening lainnya. Dengan perkembangan tersebut, laju pertumbuhan DPK secara tahunan mencapai 48,96% (y-o-y) sedikit lebih lambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 53,26% (y-o-y). Tabel 3.5. Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah P o sisi
Keterangan
Jun-07
Sep-07
Dec-07
M ar-08
Jun-08
Sep-08
A sset (juta Rp)
566,602
614,773
701,270
759,683
856,586
901,264
P embiayaan (juta Rp)
428,928
486,154
585,799
606,388
680,073
773,968
Dana (juta Rp)
381,551
403,358
469,299
533,896
584,773
600,838
FDR (%)
112.42%
120.53%
124.82%
113.58%
116.30%
128.81%
NP F (%)
3.09%
2.71%
5.35%
5.74%
4.81%
4.38%
Sumber: Bank Indonesia Angka-angka posisi Maret 2008 diperbaiki.
Ditinjau dari sisi pembiayaan (Murabahah, Qardh, Mudharabah dan Musyarakah),
perkembangan
pertumbuhan
yang
cukup
di
kuat.
triwulan Jumlah
laporan dana
masih
yang
menunjukkan
telah
disalurkan
perbankan syariah sampai akhir triwulan III-2008 mencapai Rp773,97 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 13,81% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,15% (q-t-q). Laju pembiayaan yang masih cukup tinggi tersebut lebih banyak disalurkan pada sektor-sektor produktif yaitu untuk kegiatan investasi dan modal kerja dibandingkan pembiayaan yang bersifat konsumtif. Hal ini terlihat
Pem biayaan
140%
FDR
120% 100% 80% 60% 40% 20%
Sumber: Bank Indonesia
T3 .20 08
T2 .20 08
T1 .20 08
T4 .20 07
T3 .20 07
0%
T2 .20 07
T1 .20 07
160%
DPK
laju
pertumbuhan
Grafik 3.6. Kinerja Pembiayaan dan DPK Perbankan Syariah
Miliar Rp 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
dari
pembiayaan
modal
kerja pada triwulan laporan
yang
mencatat
kenaikan
sebesar 23,71% (qt-q),
lebih
tinggi
dibandingkan tingkat
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 17,87% (q-t-q). Laju
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
51
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
pertumbuhan yang cukup kuat juga terjadi pada pembiayaan investasi yang tumbuh
sebesar
30,96%
(q-t-q)
setelah
pada
triwulan
sebelumnya
mengalami penurunan sebesar 13,49% (q-t-q). Pembiayaan yang bersifat produktif terutama disalurkan untuk sektor pertambangan dan jasa-jasa penunjang kegiatan pertambangan, seiring masih tingginya aktivitas pertambangan terutama pertambangan batubara. Secara
tahunan,
laju
pertumbuhan
pembiayaan
perbankan
syariah
mengalami pertumbuhan sebesar 59,20% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 58,6% (y-o-y). Laju pertumbuhan pembiayaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dana pihak ketiga, mendorong rasio financing to deposit ratio (FDR) pada triwulan III-2008 meningkat menjadi 128,8%. Rasio FDR tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 116,3%. Di sisi lain, risiko yang timbul dari kuatnya ekspansi pembiayaan bank syariah masih relatif minimal. Hal ini terindikasi dari perkembangan rasio kredit bermasalah / non performing financing (NPF) yang masih tetap terjaga pada level yang relatif 4,38%, membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,81%. Prospek perkembangan kinerja perbankan syariah pada triwulan mendatang diperkirakan akan mengalami perlambatan seiring dengan perkiraan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Melambatnya pertumbuhan terutama berasal dari turunnya pembiayaan yang bersifat konsumtif seiring berkurangnya
tekanan
permintaan
konsumsi
masyarakat.
Sedangkan
dampak dari pengaruh krisis keuangan global diperkirakan relatif minimal karena
portofolio
pembiayaan
produktif
lebih
banyak
pada
sektor
pertambangan dan kegiatan penunjangnya. Masih prospektifnya sektor pertambangan dipengaruhi oleh adanya kontrak pembelian jangka panjang, sehingga kegiatan produksi belum mengalami penurunan.
3. PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR Secara umum kinerja industri BPR di Kalimantan Selatan pada triwulan laporan menunjukkan perbaikan di hampir seluruh indikator. Kondisi
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
52
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
ini lebih baik dibandingkan pada triwulan II-2008 yang mencatat penurunan pada beberapa indikator. LDR rata-rata industri BPR terbilang tinggi dan meningkat di triwulan laporan. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) juga masih bertahan pada level yang relatif tinggi, meskipun mengalami
penurunan
dibandingkan
triwulan
sebelumnya.
Sementara
kualitas kredit yang dikucurkan membaik, tercermin dari penurunan NPL. Dari sisi kelembagaan, sampai dengan akhir triwulan III-2008 tidak terjadi perubahan jumlah maupun badan hukum BPR yang beroperasi di Kalimantan Selatan. Jumlah BPR masih sebanyak 25 bank, terdiri dari 20 BPR milik pemerintah daerah atau berbadan hukum Perusahaan Daerah (PD) dan 5 BPR milik swasta (berbentuk PT). BPR yang tersebar di tujuh kabupaten di Kalimantan Selatan tersebut terdiri dari 24 BPR konvensional dan 1 BPR Syariah, dengan jumlah kantor pelayanan kas sebanyak 2 unit. Pemerintah Daerah sangat antusias untuk memperluas jaringan BPR di Kalimantan Selatan dan hingga saat ini sedang dilakukan persiapan untuk rencana pengajuan pendirian BPR di 5 kabupaten. Tabel 3.6. Perkembangan Kinerja BPR Kalimantan Selatan (Juta Rp) Indikator Jumlah BPR - Badan Hukum PD - Badan Hukum PT Total Asset Dana Pihak Ketiga - Tabungan
2006 Tw 4 r
Tw 1 r
2007 Tw 2 r Tw 3 r
Tw 4 r
Tw 1
2008 Tw 2
Tw 3
27 20
27 20
27 20
27 20
27 20
25 20
25 20
25 20
7
7
7
7
7
5
5
5
133,997
33,464
142,939
161,741
199,491
173,180
172,872
220,209
74,383
84,023
87,948
85,762
107,211
94,109
89,249
101,387
27,899
33,291
34,885
32,605
38,310
39,306
41,672
43,221
- Deposito
46,484
50,732
53,062
53,157
68,901
54,802
47,577
58,166
Kredit
91,964
99,784
107,428
122,947
125,377
122,195
136,648
157,583
LDR
123.6%
118.7%
122.1%
143.3%
116.94%
129.8%
153.11%
155.43%
NPL
6.78%
6.45%
6.33%
5.79%
5.14%
5.45%
5.21%
4.33%
34.83%
34.48%
49.40%
47.91%
46.21%
55.18%
47.65%
38.76%
Rata-rata CAR
Sumber: Bank Indonesia Keterangan: - Untuk data CAR rata-rata pada triwulan III-2008, terdapat beberapa BPR yang masih menggunakan data Agustus 2008. - r: terdapat beberapa angka yang direvisi
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
53
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Total aset industri BPR Kalimantan Selatan pada triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp220,21 miliar, meningkat 36,01% (y-o-y) dibandingkan posisi triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Secara triwulanan, volume usaha industri BPR juga mencatat laju pertumbuhan yang pesat, yakni mencapai 27,38% (q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp172,87 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh menguatnya
sumber
pendanaan
industri
BPR
yang
ditandai
oleh
meningkatnya jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun, di samping peningkatan setoran modal pada sejumlah BPR milik pemerintah daerah. Peningkatan sumber pendanaan tersebut telah mengakselerasi aktivitas pemberian kredit, sehingga kredit yang diberikan tumbuh sebesar 28,17% (y-o-y). Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh industri BPR Kalimantan Selatan pada triwulan III-2008, baik dalam bentuk tabungan maupun deposito, meningkat cukup pesat apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Dihitung secara tahunan, simpanan jenis tabungan mengalami
peningkatan
sebesar
32,56%
(y-o-y),
jauh
melampaui
peningkatan pada triwulan II-2008 sebesar 19,45% (y-o-y). Sementara simpanan dalam bentuk deposito yang pada triwulan sebelumnya turun sebesar 10,34% (y-o-y), pada triwulan laporan meningkat sebesar 9,42% (y-o-y). Secara triwulanan tabungan naik 3,72% (q-t-q) dari Rp41,67 miliar menjadi Rp43,22 miliar. Pada periode yang sama, deposito naik sebesar 22,26% (q-t-q) dari Rp47,58 miliar menjadi Rp58,17 miliar. Peningkatan dana pihak ketiga tersebut terkait dengan berkah tingginya harga komoditas dunia yang dinikmati oleh para petani karet, kelapa sawit dan pelaku usaha pertambangan batu bara, meskipun pada akhir triwulan laporan komoditas-komoditas andalan tersebut cenderung turun harganya. Peningkatan dana tersebut belum cukup signifikan untuk menggantikan peran dana pemilik yang selama ini cukup mendominasi portofolio sumber dana industri BPR di Kalimantan Selatan. Dibandingkan volume kredit yang diberikan, dana pihak ketiga yang dihimpun juga belum sebanding, sehingga LDR selama ini berada jauh di atas 100%. Hal ini terlihat dari rasio dana pihak ketiga terhadap total aset
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
54
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
yang hanya mencapai 46,04% atau jauh lebih kecil dibandingkan rasio kredit terhadap total aset yang tercatat sebesar 71,56%. Dari sisi penyaluran dana, sampai dengan akhir triwulan III-2008 industri BPR telah mengucurkan kredit sebesar Rp157,58 miliar, meningkat 15,32% (q-t-q) dibandingkan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar Rp136,65 miliar. Pertumbuhan kredit pada triwulan laporan juga lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,83% (q-t-q). Sejalan dengan peningkatan jumlah kredit yang diberikan, fungsi intermediasi BPR yang dicerminkan oleh LDR terhitung tinggi dan mencatat peningkatan. Pada triwulan III-2008 LDR industri BPR mencapai 155,43% meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 153,11%. Sejalan
dengan
peningkatan
LDR
tersebut,
kualitas
kredit
diberikan
mengalami perbaikan cukup signifikan, sebagaimana ditunjukkan oleh rasio NPL yang turun dari 5,21% pada triwulan II-2008 menjadi 4,33% pada triwulan laporan. Perbaikan rasio NPL ini disebabkan oleh adanya realisasi kredit baru yang cukup besar. Realisasi kredit baru yang sebagian diperani oleh
kredit
konsumtif
tersebut
mengindikasikan
dorongan
konsumsi
masyarakat yang meningkat. Tingginya permintaan konsumsi ini juga menjadi pendorong laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan. Tingginya permintaan kredit yang berdampak pada membesarnya volume usaha industri BPR, belum cukup diimbangi dengan peningkatan setoran modal dari pemilik, meskipun sebagian BPR milik Pemda telah meningkatkan setoran modal. Kondisi ini mengakibatkan CAR rata-rata industri BPR mengalami penurunan dari 47,65% menjadi 38,76%. Meskipun demikian CAR tersebut masih jauh di atas batas minimal ketentuan yang berlaku. Sejalan dengan kecenderungan penurunan harga-harga komoditas unggulan di pasar internasional pada akhir triwulan laporan, diperkirakan tantangan peningkatan kinerja industri BPR di triwulan mendatang akan lebih berat. Pertumbuhan kredit diperkirakan akan mengalami perlambatan seiring meredanya dorongan permintaan konsumsi. Di samping itu potensi menurunnya pendapatan petani dan pelaku usaha di sektor pertambangan yang
menjadi
segmen
pasar
BPR
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
di
kabupaten-kabupaten
penghasil 55
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
diperkirakan
juga
akan
mempengaruhi
potensi
penghimpunan
dana
masyarakat. 4. STABILITAS SISTEM KEUANGAN REGIONAL Secara umum kondisi stabilitas sistem keuangan regional Kalimantan Selatan pada triwulan III-2008 masih tetap terjaga. Fungsi intermediasi perbankan menunjukkan perkembangan yang terus membaik dengan rasio LDR yang cukup tinggi. Namun demikian, perlu diwaspadai risiko-risiko yang mungkin terjadi akibat pertumbuhan kredit yang tinggi hingga mencapai 46,59% (y-o-y) sementara dana pihak ketiga tumbuh lebih rendah sebesar 25,50%(y-o-y). Hal ini menyebabkan likuiditas perbankan menjadi lebih ketat sehingga rentan terhadap resiko likuiditas. Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan BI rate sebesar 25 bps dari 9% menjadi menjadi 9,25% pada September 2008 dilakukan selain untuk meredam inflasi yang masih berada pada level yang cukup tinggi, juga untuk mengerem laju pertumbuhan kredit yang terlampau tinggi. Kenaikan BI rate juga memberikan tekanan terhadap tingkat likuiditas di masyarakat yang akan semakin ketat sehingga pihak perbankan semakin bersaing untuk mendapatkan likuiditas yang relatif terbatas. Akibatnya intensitas persaingan anta bank umum melalui suku bunga deposito menjadi cukup tinggi. Seiring dengan meningkatnya BI rate, suku bunga bank di Kalimantan Selatan baik deposito maupun kredit menunjukkan pergerakan yang meningkat. Dalam hal ini, bank umum swasta lebih responsif dalam menaikkan suku bunga dibandingkan dengan bank umum pemerintah. Grafik 3.8. Perkembangan Suku Bunga
14
14.40 14.20
BI rate Bank Umum Pemerintah Bank Umum Swasta
12
10 8.00
8.00
8.00
8.25
8.50
8.75
9.00
9.25
8
6 Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
2008
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
Suku Bunga Kredit (%)
Suku Bunga Deposito 1 bulan (%)
Grafik 3.7. Perkembangan Suku Bunga
9.4 9.2 9.0 8.8 8.6 8.4 8.2 8.0 7.8 7.6 7.4 7.2
BI rate Bank Umum Swasta Bank Umum Pemerintah
14.00 13.80 13.60 13.40 13.20 13.00 12.80 12.60 12.40 Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
2008
56
Bab 3 – Perkembangan Perbankan Daerah
Kenaikan suku bunga deposito yang dilakukan oleh bank diharapkan dapat menarik dana dari masyarakat sehingga menambah likuiditas bank yang dibutuhkan untuk menyalurkan kredit. Secara umum, struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) masih terkonsentrasi pada dana jangka pendek (meliputi tabungan, giro, dan deposito sampai dengan 3 bulan), yaitu mencapai 95% dari total DPK. Sementara itu sebagian besar dana dimiliki oleh perorangan, dengan pangsa mencapai 68,10%. Dengan struktur pendanaan tersebut, maka bank perlu berhati-hati dalam mengelola dananya terutama agar dapat
mengantisipasi
kemungkinan
terjadinya
penarikan
dana
oleh
masyarakat dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan bank mengalami kesulitan likuiditas. Selain itu, dengan skema penjaminan dana masyarakat oleh pemerintah yang saat ini masih dibatasi hingga nominal tertentu, nasabah potensial yang memiliki dana besar mungkin akan lebih memilih untuk menyimpan dananya di negara lain seperti Singapura atau negara lain dengan full coverage. Selain risiko likuiditas, resiko lain yang berpotensi dihadapi oleh perbankan adalah risiko kredit, terutama akibat pertumbuhan kredit yang tinggi
sementara
kondisi
perekonomian
global
terindikasi
melambat.
Kecenderungan penurunan harga komoditas dunia khususnya komoditas pertanian dan perkebunan patut diwaspadai, karena dapat mempengaruhi keberlangsungan dunia usaha pada sektor terkait.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
57
Bab 4 – Keuangan Daerah
4
KEUANGAN DAERAH
1. APBD Provinsi Kalimantan Selatan Ekspansi fiskal pemerintah daerah pada triwulan laporan belum cukup berperan
dalam
mendorong
laju
pertumbuhan
ekonomi,
terlihat
dari
pertumbuhan komponen pengeluaran pemerintah daerah (dalam PDRB) yang melambat dari 7,42% (y-o-y) di triwulan II-2008 menjadi 1,78% (y-oy). Masih belum optimalnya realisasi belanja Pemerintah Daerah terutama dipengaruhi oleh proses birokrasi dalam pelaksanaan tender proyek yang memakan waktu relatif lama serta berbagai kendala teknis lainnya. Birokrasi yang lebih pruden dan taat pada mekanisme serta prosedur yang berlaku merupakan bagian dari penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),
namun
demikian
mekanisme
dan
pelaksanaannya
perlu
diperbaiki agar tidak menghambat realisasi APBD. Tabel 4.1. APBD Kalimantan Selatan dan Realisasi Semester I-2007 dan Semester I-2008 (Miliar Rupiah) DESKRIPSI PENDAPATAN DAERAH
Realisasi Realisasi Anggaran20 Semester I% Anggaran20 Semester I07 2007 Realisasi 08 2008 % Realisasi 1,272.85
574.06
45.10%
1,382.79
811.36
647.95
314.58
48.55%
695.61
501.36
72.07%
565.96
255.82
45.20%
569.60
395.79
69.49%
Retribusi daerah
54.67
36.73
67.19%
72.33
32.34
44.71%
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yg dipisahkan
13.16
0.43
3.26%
19.00
17.84
93.92% 159.70%
Pendapatan asli daerah Pajak daerah
Lain-lain pendapatan asli daerah yg sah
58.68%
14.16
21.60
152.53%
34.68
55.39
558.47
259.48
46.46%
687.19
299.19
43.54%
Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
130.48
9.82
7.53%
184.60
65.92
35.71%
Dana alokasi umum
427.99
249.66
58.33%
466.55
233.27
50.00%
Dana alokasi khusus
-
-
0.00%
36.04
-
0.00%
66.43
-
0.00%
-
10.81
0.00%
Dana perimbangan
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
BELANJA DAERAH
1,265.61
281.00
22.20%
1,378.95
426.15
30.90%
BELANJA OPERASI
940.78
235.11
24.99%
1,043.90
381.19
36.52%
Belanja pegawai
365.01
127.40
34.90%
384.90
182.76
47.48%
Belanja barang
234.81
64.66
27.54%
282.05
58.86
20.87%
Belanja bantuan sosial Belanja bantuan keuangan BELANJA MODAL
52.66
18.04
34.26%
66.95
17.66
26.37%
288.30
25.01
8.68%
310.00
121.91
39.33%
321.83
45.61
14.17%
332.05
44.30
13.34%
3.00
0.27
9.07%
3.00
0.67
22.17%
18.54%
(2.06)
BELANJA TIDAK TERDUGA Surplus/(Defisit) PEMBIAYAAN DAERAH
7.25 (40.45)
293.07 (7.50)
3.85
385.21 (10.75)
522.05%
Sumber : Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
58
Bab 4 – Keuangan Daerah
2. Anggaran Pendapatan Sementara itu, realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dari sisi pendapatan sampai dengan semester I-2008 telah mencatat realisasi yang cukup signifikan mencapai 58,68%. Dilihat dari komponennya, tingginya realisasi pendapatan terutama dipengaruhi oleh realisasi pendapatan asli daerah (PAD) yang mencapai 72,07% pada semester I-2008. Tingkat realisasi PAD ini jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi pada semester I-2007 yang tercatat sebesar 48,55%. Peningkatan realisasi PAD terutama ditopang oleh besarnya setoran pajak daerah yang realisasinya telah mencapai 69,5%, terutama berasal dari penerimaan pajak kendaraan bermotor seiring meningkatnya daya beli masyarakat dan ditopang oleh penawaran dana murah dari berbagai lembaga
keuangan baik bank maupun non bank. Laju pertumbuhan
penjualan kendaraan bermotor di Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan III-2008 mencatat kenaikan sebesar 55,2% (y-o-y) untuk jenis kendaraan motor dan 76,6% (y-o-y) untuk jenis kendaraan mobil. Grafik 4.1. Pertunbuhan Penjualan Kendaraan Bermotor Provinsi Kalimantan Selatan (y-o-y)
Trw-I 2008
Trw-II 2008
76.60%
55.19%
78.22%
68.60%
69.71%
g. penjualan motor g. penjualan mobil
49.37%
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Trw-III 2008
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
Sementara itu pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan mencatat realisasi sebesar 43,54%, atau sedikit lebih rendah dibandingkan realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 46,46%. Pos Dana Alokasi Umum (DAU) mencatat realisasi terbesar, yakni mencapai 50% dengan nominal mencapai Rp233,3 miliar. Sedangkan realisasi dana perimbangan yang berasal dari dana bagi hasil pajak/bukan pajak mencatat realisasi sebesar 35,71%
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
59
Bab 4 – Keuangan Daerah
dengan nominal mencapai Rp65,9 miliar. Realisasi pada pos ini jauh lebih baik
dibandingkan
dengan
realisasi
pada
periode
yang
sama
tahun
sebelumnya yang hanya sebesar 7,53%. Grafik 4.2. Proporsi PAD dan Dana Perimbangan dalam Pendapatan Daerah
30.00% 20.00%
49.70%
50.30%
43.88%
40.00%
47.55%
52.46%
50.00%
50.91%
60.00%
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan
10.00% 0.00%
2006
2007
2008
Sumber : Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan
Dari proporsi sumbangannya, pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Selatan di tahun 2008 masih ditopang oleh PAD dengan pangsa sebesar 50,30%, meskipun hanya sedikit di atas pangsa dana perimbangan sebesar 49,70%. Apabila dilihat dari tren tahun-tahun sebelumnya, proporsi PAD Kalimantan Selatan cenderung mengalami penurunan, sementara proporsi dana perimbangan semakin meningkat.
3. Anggaran Belanja Sementara itu apabila dilihat dari sisi belanja, realisasi APBD Propinsi Kalimantan Selatan sampai dengan semester I-2008 baru mencapai 30,9%. Meskipun belum optimal, realisasi semester I-2008 terlihat lebih baik dibandingkan realisasi periode semester I-2007 yang baru mencapai 22,2%. Berdasarkan komponen penyusunnya, realisasi belanja terbesar
terutama
di
kelompok
belanja
operasional
dengan
realisasi
mencapai 36,52%, lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 25%. Kenaikan realisasi pada kelompok ini terutama dipengaruhi oleh besarnya realisasi belanja pegawai yang mencapai 47,48%. Besarnya realisasi anggaran belanja pegawai
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
60
Bab 4 – Keuangan Daerah
sampai dengan semester I-2008 dipengaruhi oleh adanya kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) pada kisaran 15-20%. Pada komponen lainnya yaitu belanja modal, yang menjadi indikator pembiayaan pembangunan daerah, sampai dengan semester I-2008 tidak menunjukkan adanya perkembangan berarti dibandingkan periode tahun sebelumnya. Besaran realisasi belanja modal pada semester I-2008 baru mencapai 13,34%. Nilai ini lebih rendah dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 14,17%. Masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah provinsi terutama terkait dengan belum terealisasikannya proses tender pembangunan kompleks gedung perkantoran Pemerintah Provinsi yang baru di kota Banjarbaru. Pelaksanaan kegiatan tender ini sendiri rencananya akan dilaksanakan di triwulan III-2008, sehingga realisasinya diperkirakan baru akan tercatat pada laporan semester II-2008.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
61
Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran
5
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Aktivitas sistem pembayaran dalam bentuk tunai dan non-
tunai di Kalimantan Selatan pada triwulan laporan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan ini sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang mengalami peningkatan. Peningkatan transaksi tunai dan non-tunai juga didorong oleh faktor musiman menjelang perayaan hari raya Idul Fitri. Aktivitas transfer yang dilakukan oleh nasabah perbankan mengalami peningkatan baik untuk pembayaran tunjangan hari raya maupun untuk transfer dana kepada orangorang terdekat yang sedang berada di luar kota. Di sisi lain, kebutuhan uang tunai juga mengalami peningkatan terutama untuk membeli berbagai keperluan menjelang hari raya serta pembayaran zakat. Sejalan dengan itu, upaya-upaya pengedaran uang palsu pada triwulan laporan menunjukkan kenaikan yang ditandai dengan peningkatan jumlah temuan uang palsu.
1. Transaksi Keuangan Secara Tunai 1.1. Aliran Uang Masuk/Keluar (Cash Inflow/Outflow) Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari 6,22% (y-o-y) pada triwulan II-2008 menjadi 7,90% (y-o-y) pada triwulan laporan telah mendorong kenaikan permintaan uang tunai. Kebutuhan uang tunai ini dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi masyarakat serta keperluan untuk
pembayaran
zakat
menjelang
perayaan
hari
raya
Idul
Fitri.
Meningkatnya kebutuhan uang tunai masyarakat di triwulan laporan juga ditandai dengan peningkatan aliran uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia Banjarmasin sebesar 29,7% atau Rp154,6 miliar yaitu dari Rp521,2 miliar pada triwulan II-2008 menjadi Rp675,8 miliar.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
62
Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran
Di sisi lain jumlah uang tunai yang masuk (inflow) ke Bank Indonesia Banjarmasin di triwulan laporan juga mengalami kenaikan sebesar 32,2% (Rp82,6 miliar) dari Rp256,7 miliar pada triwulan II-2008 menjadi Rp339,3 miliar. Peningkatan aliran uang tunai yang masuk ke Bank Indonesia Banjarmasin terutama berasal dari uang tidak layak edar (UTLE). Secara netto pergerakan transaksi uang kartal melalui Bank Indonesia Banjarmasin di triwulan laporan mengalami aliran uang tunai keluar (net cash outflow) sebesar Rp336,6 miliar. Grafik 5.1. Perkembangan Aliran Uang Masuk dan Keluar (Cash Inflow dan Outflow) Kantor Bank Indonesia Banjarmasin 2,000 1,500
Miliar Rp
1,000 500
T1 .2 00 T2 5 .2 00 T3 5 .2 00 T4 5 .2 00 T1 5 .2 00 T2 6 .2 00 T3 6 .2 00 T4 6 .2 00 T1 6 .2 00 T2 7 .2 00 T3 7 .2 00 T4 7 .2 00 T1 7 .2 00 T2 8 .2 00 T3 8 .2 00 8
0 -500
Cash Inflow
Cash Outflow
Net-flow
-1,000 Sumber: KBI Banjarmasin
1.2. Penemuan Uang Palsu Salah satu hal yang menjadi perhatian utama Bank Indonesia terkait kegiatan pengedaran uang adalah mencegah beredarnya uang palsu di masyarakat. Di wilayah Kalimantan Selatan, perkembangan penemuan uang palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia Banjarmasin pada triwulan laporan tercatat sebanyak 105 lembar yang terdiri dari 45 lembar pecahan Rp100.000, 26 lembar pecahan Rp50.000, 7 lembar pecahan Rp20.000 dan 1 lembar pecahan Rp10.000,00. Jumlah ini meskipun relatif kecil, namum meningkat dibandingkan temuan uang palsu pada triwulan sebelumnya yang hanya tercatat 4 lembar dengan nilai nominal keseluruhan sebesar Rp250 ribu. Meningkatnya temuan uang palsu di Kalimantan Selatan pada triwulan laporan merupakan upaya dari oknum pemalsu uang untuk memanfaatkan Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
63
Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran
momentum bulan puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri dalam pengedaran uang palsu seiring meningkatnya penggunaan uang kartal masyarakat. Untuk itu kewaspadaan dari setiap masyarakat pengguna uang tunai perlu tetap dijaga antara lain dengan melaksanakan tindakan 3D (diraba, dilihat dan diterawang). Upaya-upaya pemalsuan uang oleh berbagai pihak akan semakin berkembang seiring kemajuan dalam perkembangan teknologi cetak. Tabel 5.1. Perkembangan Temuan Uang Palsu Pecahan Rp100.000,Nominal (dlm Bilyet ribu)
Periode
TW.I 2006 TW.II 2006 TW.III 2006 TW.IV 2006 Tahun 2006 TW.I 2007 TW.II 2007
Pecahan Rp50.000,Nominal (dlm Bilyet ribu)
Pecahan Rp20.000,- dan Rp10.000,Nominal (dlm Bilyet ribu
TOTAL
Bilyet
Nominal (dlm ribu
4
400
-
-
-
-
4
400
21
2,100
-
-
-
-
21
2,100
9
900
-
-
-
-
9
900
6
600
4
200
-
-
10
800
40
4,000
4
200
-
-
44
4.200
242
24,200
10
500
-
-
252
24,700
1
100
692
34,600
-
-
693
34,700
TW.III 2007
2
200
24
1,200
-
-
26
1,400
TW.IV 2007
38
3,800
16
800
-
-
54
4,600
283
28,300
742
37,100
-
-
1,025
65.400
34
3,400
17
850
-
-
51
4,250
1
100
3
150
-
-
4
250
18
1.800
-
-
2
30
20
1.830
Tahun 2007 TW.I 2008 TW.II 2008 Juli 2008 Agustus 2008
1
100
-
-
-
-
1
100
26
2.600
52
2.600
6
120
84
5.320
TW.III 2008 45 Sumber: KBI Banjarmasin
4.500
52
2.600
8
150
105
7.250
Sept. 2008
2. Transaksi Keuangan Secara Non-Tunai Transaksi non-tunai melalui sarana Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun kliring pada triwulan III-2008 mencatat
kenaikan
dibandingkan
triwulan
sebelumnya.
Untuk
transaksi bernilai besar (di atas 100 juta) yang menggunakan sarana BIRTGS, kenaikan ini terjadi baik dari sisi nominal maupun volumenya. Dari sisi nominal, nilai transaksi BI-RTGS di triwulan III-2008 mencapai Rp22,7 triliun atau mengalami kenaikan 7,9% dibandingkan nilai pada triwulan sebelumnya yang mencapai Rp21,1 triliun. Sementara itu jumlah volume
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
64
Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran
transaksi BI-RTGS di triwulan laporan mencapai 29,7 ribu transaksi atau mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 26,8 ribu transaksi. Adanya peningkatan baik dari sisi volume maupun nilai transaksi melalui BI-RTGS diperkirakan berasal dari aktivitas korporasi besar terutama di sektor pertambangan dan perkebunan, transaksi pasar uang antarbank serta kenaikan transaksi perdagangan antar daerah menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tabel 5.2 Transaksi BI-RTGS Kalimantan Selatan 2007
2008
T1
T2
T3
T4
T1
T2
T3
15,331
16,013
19,575
17,275
19,705
21,062
22,724
9,895
10,151
13,178
10,569
13,756
12,744
14,414
ke Banjarmasin (lokal)
1,322
1,925
2,130
1,529
1,367
2,644
2,219
ke luar Banjarmasin (outflow)
8,573
8,226
11,048
9,040
12,389
10,101
12,195
5,436
5,862
6,396
6,706
5,949
8,317
8,310
RTGS – Volume
13,808
15,110
18,003
30,132
18,285
26,768
29,708
Dari Banjarmasin
5,801
6,760
8,036
16,503
7,412
12,143
14,550
ke Banjarmasin (lokal)
1,034
1,311
1,584
4,239
1,595
2,151
2,530
ke luar Banjarmasin (outflow)
4,767
5,449
6,452
12,264
5,817
9,992
12,020
8,007
8,350
9,967
13,629
10,873
14,625
15,158
RTGS – Nominal (Rp miliar) Dari Banjarmasin
Ke Banjarmasin (Inflow)
Ke Banjarmasin (Inflow) Sumber: Bank Indonesia
Ditinjau dari pergerakan dananya, jumlah transaksi yang ke luar Banjarmasin (outflow) pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp12,2
triliun,
sementara
transaksi
dana
yang
masuk
ke
Banjarmasin sebesar Rp8,3 triliun. Secara netto di triwulan III-2008 terdapat aliran dana keluar dari Kalimantan Selatan sebesar Rp3,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan net outflow triwulan sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
65
Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran
Grafik 5.2. Perkembangan Transaksi BI-RTGS Milliar Rp 25,000 20,000 15,000 10,000 Nilai (aksis kiri) Volume (aksis kanan)
5,000
T1 .2 00 T2 7 .2 00 T3 7 .2 00 T4 7 .2 00 T1 7 .2 00 T2 8 .2 00 T3 8 .2 00 8
0
Satuan 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0
Sumber: KBI Banjarmasin
Di sisi lain, penyelesaian transaksi keuangan non-tunai bernilai kecil melalui kegiatan kliring pada triwulan III-2008 mengalami kenaikan dari Rp54,9 miliar/hari pada triwulan II-2008 menjadi Rp57,05 miliar/hari. Sedangkan volume transaksinya di triwulan laporan justru menunjukkan sedikit penurunan dari 1.636 lembar per hari di triwulan II-2008 menjadi 1.618 lembar per hari.
Periode
Volume
Nominal (dlm jutaan Rp)
T1.2007
1,545
39,417.44
T2.2007
1,681
43,492.66
T3.2007
1,654
43,966.88
T4.2007
1,577
47,111.88
T1.2008
1,560
49,318.73
T2.2008
1,636
54,908.52
T3.2008 1,618 Sumber: KBI Banjarmasin
57,047.52
Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kliring Juta Rp 60,000
Lem bar 1,700
50,000
1,650
40,000
1,600
30,000 1,550
20,000 10,000
Nominal Volume
0
1,500 1,450
T1 .2 00 T2 7 .2 00 T3 7 .2 00 7 T4 .2 00 T1 7 .2 00 T2 8 .2 00 T3 8 .2 00 8
Tabel 5.3 Rata-rata Harian Transaksi Kliring
Meningkatnya nilai transaksi keuangan melalui sarana kliring menjadi indikasi pergerakan aktivitas ekonomi di masyarakat. Khusus pada triwulan laporan, kenaikan nilai transaksi kliring terutama berasal dari kegiatan transfer masyarakat kepada sanak keluarga yang berada di luar kota serta adanya transfer pembayaran tunjangan hari raya (THR) seiring menjelang datangnya masa perayaan hari raya Idul Fitri. Dengan semakin luasnya
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
66
Bab 5 – Perkembangan Sistem Pembayaran
cakupan wilayah kliring nasional diharapkan akan memberikan kemudahan, keamanan dan kecepatan kepada masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan antar bank. Meskipun
voume
transaksi
kliring
di
triwulan
laporan
mengalami penurunan, penarikan cek/bilyet giro kosong di wilayah Kalimantan Selatan justru mengalami kenaikan baik dari sisi jumlah warkat maupun nominalnya. Dari sisi jumlah warkat cek/bilyet giro kosong di triwulan III-2008, rata-rata hariannya mencapai 16 lembar/hari atau mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13 lembar/hari. Sedangkan dari sisi nominalnya, rata-rata perputaran kliringnya mengalami kenaikan dari Rp500,13 juta/hari pada triwulan II-2008 menjadi Rp693,8 juta/hari. Tabel 5.4. Rata-rata Harian Penarikan Cek/BG Kosong Periode
Penarikan Cek/BG Kosong Volume Nominal (Lembar) (Juta Rp)
T1.2007 T2.2007 T3.2007 T4.2007 T1.2008 T2.2008 T3.2008
12 12 10 13 13 13 16
346.10 525.58 369.96 392.82 434.87 500.13 693.87
Kliring Total
Persentase
Volume (Lembar)
Nominal (Juta Rp)
Volume
Nominal
1,545 1,681 1,654 1,577 1,560 1,636 1,618
39,417.44 43,492.66 43,966.88 47,111.88 49,318.73 54,908.52 57,047.52
0.76% 0.72% 0.62% 0.85% 0.85% 0.77% 1.02%
0.88% 1.21% 0.84% 0.83% 0.88% 0.91% 1.22%
Sumber: KBI Banjarmasin
Dengan perkembangan tersebut, persentase penarikan cek/bilyet giro kosong terhadap total transaksi kliring baik dari sisi volume maupun nominalnya mengalami kenaikan meskipun pada tingkat yang cukup rendah. Dari sisi volume terjadi kenaikan persentase menjadi 1,02% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,77%. Sementara itu dari sisi nominalnya,
persentase
peningkatan
dari
0,91%
penarikan di
cek/BG
triwulan
kosong
II-2008
juga
menjadi
mengalami
1,22%.
Untuk
mengurangi penyalahgunaan warkat cek/BG kosong, Bank Indonesia akan memasukkan nama nasabah penarik cek/bilyet giro kosong dalam daftar hitam nasional penarik cek/bilyet giro kosong, sehingga akan menghambat aktivitas transaksi keuangan yang bersangkutan secara nasional.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
67
Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
6
1. Ketenagakerjaan Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang bergerak pada tingkat
yang
cukup
tinggi
telah
membawa
dampak
positif
terhadap
terbukanya lapangan pekerjaan dan berkurangnya angka pengangguran. Laju penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Selatan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 7,23% yaitu dari 1,49 juta orang di tahun 2007 menjadi 1,59 juta orang. Perkembangan tersebut menyebabkan tingkat pengangguran Kalimantan Selatan posisi Februari 2008 mengalami penurunan dari 7,31% pada tahun sebelumnya menjadi 6,91%. Angka pengangguran tersebut lebih baik dibandingkan angka pengangguran nasional sebesar 8,5%. Grafik 6.1. Angkatan Kerja, Jumlah Penduduk Bekerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kalimantan Selatan (y-o-y)
Ribu Orang 3,000 2,500 2,000
8.00% Angkatan Kerja Bekerja Menganggur Tk, Pengangguran
7.50%
7.00%
1,500 1,000
6.50% 500 6.00%
0 Feb-06
Feb-07
Feb-08
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Kalimantan Selatan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Selatan jika
dilihat
dari
status
pekerjaannya
masih
didominasi
oleh
penyerapan di sektor informal. Penyerapan di sektor informal pada tahun 2008 ini mengalami kenaikan sebesar 7,55%, yaitu dari 1,11 juta orang di tahun 2007 menjadi 1,19 juta orang. Besarnya penyerapan ini terutama Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
68
Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat
pada kelompok buruh bebas pertanian yang mencatat kenaikan sebesar 41,15%, kelompok berusaha dibantu buruh tetap sebesar 12,07%, serta kelompok
pekerja
tidak
dibayar
sebesar
8,40%.
Besarnya
kenaikan
penyerapan tenaga kerja di sektor informal dipengaruhi oleh perkembangan sektor pertanian yang cukup baik terutama pada subsektor tanaman bahan makanan dan perkebunan kelapa sawit. Tabel 6.2. Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan di Kalimantan Selatan Status Pekerjaan
Feb 2007
Formal Buruh/karyawan/pegawai Berusaha dibantu buruh tetap
Feb 2008
Growth
381,869 329,743 52,126
405,939 355,419 50,520
6.30% 7.79% -3.08%
1,105,412 380,249 332,573 30,591 59,720 302,279
1,188,821 389,494 372,720 43,179 55,747 327,681
7.55% 2.43% 12.07% 41.15% -6.65% 8.40%
Jumlah Pekerja 1,487,281 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, diolah
1,594,760
7.23%
Informal Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Pekerja bebas pertanian Pekerja bebas non pertanian Pekerja tidak dibayar
Sedangkan di sektor formal, laju penyerapan tenaga kerja di tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 6,30% dari 382 ribu orang di tahun 2007 menjadi 406 ribu orang. Kenaikan jumlah pekerja di
sektor
formal
didorong
oleh
kenaikan
jumlah
pekerja
buruh/
karyawan/pegawai sebesar 7,8% terutama pada sektor pemerintah dan sektor pertambangan. Secara keseluruhan total pangsa pekerja di sektor informal pada tahun 2008 mencapai 74,5%, sedangkan pangsa sektor formal hanya sebesar 25,5%. Besarnya pangsa tenaga kerja sektor informal dipengaruhi oleh karakteristik perekonomian Kalimantan Selatan yang banyak didominasi oleh sektor pertanian dan sektor perdagangan. Secara
sektoral,
sektor
pertanian
di
Kalimantan
Selatan
merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar yaitu mencapai 47,4% atau sebesar 703,24 ribu orang, diikuti sektor perdagangan yang menyerap 22% atau sebesar 351,5 ribu orang. Jumlah pekerja di sektor pertanian sendiri mengalami kenaikan 7,38% atau meningkat 51,9 ribu orang dibandingkan tahun 2007. Peningkatan ini terutama didorong oleh penyerapan tenaga kerja di perkebunan, khususnya pada kelapa sawit dan karet. Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
69
Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat
Grafik 6.2. Pangsa Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi di Kalimantan Selatan
Pertambangan 3.77%
Lainnya 0.77%
Bangunan 3.94%
Pertanian 47.35%
Angkutan 5.13% Industri 7.17%
Jasa 9.82%
Perdagangan 22.04%
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, diolah
Sektor pertambangan yang menjadi salah satu sektor ekonomi utama Kalimantan Selatan, pangsa penyerapan tenaga kerjanya hanya sebesar 3,77% dari total keseluruhan jumlah pekerja. Relatif kecilnya penyerapan tenaga kerja di sektor ini dipengaruhi karakteristik sektor pertambangan yang lebih bersifat padat modal dibandingkan padat karya, sehingga penggunaan tenaga kerja di sektor ini relatif lebih rendah dibandingkan sektor utama lainnya seperti sektor pertanian dan sektor perdagangan. Sementara itu perkembangan kondisi ketenagakerjaan ke depan diperkirakan
akan
semakin
berat.
Pasokan
tenaga
kerja
akan
terus
meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat. Di sisi lain prospek pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang cenderung mengalami perlambatan seiring terjadinya krisis finansial global. Beberapa sektor ekonomi yang terimbas langsung oleh dampak krisis ini seperti sektor perkebunan (karet dan kelapa sawit) serta industri pengolahan kayu yang relatif padat karya perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah agar tetap mampu bertahan dan tidak menimbulkan gejolak yang lebih besar.
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
70
Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat
2. Kesejahteraan Masyarakat Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Indikasi terlihat dari perkembangan jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan yang menunjukkan penurunan dari 233,5 ribu (7,01%) pada bulan Maret 2007 menjadi 218,9 ribu di bulan Maret 2008 (6,48%). Penurunan jumlah penduduk miskin Kalimantan Selatan terutama didorong oleh berkurangnya jumlah penduduk miskin di kawasan perdesaan yaitu dari 150,4 ribu penduduk menjadi 137,8 ribu penduduk. Sedangkan di kawasan perkotaan, penurunan jumlah penduduk miskin relatif rendah yaitu dari 83,1 ribu penduduk menjadi 81,1 ribu penduduk. Indikasi ini sejalan dengan pertumbuhan di sektor pertanian baik di subsektor tanaman bahan makanan (tabama) maupun perkebunan yang bergerak pada kisaran yang cukup tinggi. Tabel 6.3. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Kalimantan Selatan, Maret 2007 – Maret 2008 Daerah / Periode
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Maret 2007 Perkotaan Pedesaan TOTAL Maret 2008 Perkotaan Pedesaan TOTAL
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
Persentase Penduduk Miskin
185,289 144,647 161,514
83.1 150,4 233,5
6.01% 7.72% 7.01%
199,416 166,676 180,263
81.1 137,8 218,9
5.79% 6.97% 6.48%
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Kalimantan Selatan
Penurunan jumlah penduduk miskin Kalimantan Selatan juga dipengaruhi
oleh
berbagai
upaya
Pemerintah
melalui
berbagai
program jaring pengaman sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Untuk penyaluran BLT di Kalimantan Selatan, jumlah penerima dana BLT berdasarkan hasil survei tahun 2005 mencapai 245.948 rumah tangga yang terdiri dari 76.466 rumah tangga sangat miskin, 62.609 rumah tangga miskin dan 106.893 rumah tangga mendekati miskin. Setelah dilakukan pendataan ulang pada tahun 2007, jumlah penerima BLT mengalami penurunan sebanyak 1.643
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
71
Bab 6 – Ketenagakerjaan Dan Kesejahteraan Masyarakat
rumah tangga menjadi 244.305 rumah tangga yang terdiri dari 78.780 rumah tangga sangat miskin, 51.261 rumah tangga miskin dan 114.264 rumah tangga mendekati miskin. Apabila ditinjau dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan menunjukkan kenaikan dengan besarannya tidak terlalu signifikan. Di tahun 2006 IPM Kalimantan Selatan mencapai nilai 67,7, sedikit lebih baik dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar 67,4, namun masih dibawah angka IPM Nasional yang mencapai 70,1. Adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi beberapa tahun terakhir diperkirakan menjadi salah satu faktor meningkatnya indikator-indikator penyusun IPM. Salah satu indikator yang perlu mendapat perhatian adalah deviasi yang cukup besar antara angka harapan hidup penduduk Kalimantan Selatan (62,4) dengan angka harapan hidup nasional (68,5). Hal ini menunjukkan masih rendahnya akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan. Namun demikian, prospek ke depan dengan memperhatikan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan
yang
cukup
tinggi,
serta
meningkatnya
berbagai
program
pemerintah dalam rangka jaring pengaman sosial, nilai IPM Kalimantan Selatan pada tahun 2007 diperkirakan akan meningkat pada kisaran yang cukup signifikan. Tabel 5.2. Perkembangan IPM Kalimantan Selatan dan Indonesia Indikator 2002
Kalimantan Selatan 2004 2005 2006
2002
Indonesia 2004 2005
2006
Angka Harapan Hidup
61.3
61.6
62.1
62.4
66.2
67.6
68.1
68.5
Angka Melek Huruf
93.3
94.8
95.3
95.3
89.5
90.4
90.9
91.5
7
7.2
7.3
7.4
7.1
7.2
7.3
7.4
596.2
619.8
622.7
623.8
591.2
614.1
619.9
621.3
64.3
66.7
67.4
67.7
65.8
68.7
69.6
70.1
23
24
26
26
Rata-rata Lama Sekolah Pengeluaran Riil Per Kapita IPM Peringkat Sumber : Badan Pusat Statistik
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
72
Bab 7 – Prospek Ekonomi
7
PROSPEK EKONOMI
1. Perkiraan Kondisi Makro Ekonomi Perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan IV2008 akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan krisis finansial global yang semakin meluas. Beberapa dampak akibat krisis finansial global telah mulai dirasakan ekonomi Kalimantan Selatan berupa penurunan likuiditas di pasar keuangan. Selain itu krisis juga mempengaruhi sektorsektor ekonomi yang berbasis ekspor akibat penurunan permintaan dunia dan
penurunan
tajam
harga-harga
komoditas
dunia.
Dengan
perkembangan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di triwulan IV-2008 diproyeksikan mengalami perlambatan dalam kisaran 4,5%-5,2% * . Dari sisi permintaan, melambatnya pertumbuhan dipengaruhi oleh melambatnya
konsumsi,
investasi
dan
kegiatan
pertumbuhan
konsumsi
terutama
konsumsi
ekspor.
swasta
Melambatnya
dipengaruhi
oleh
penurunan daya beli masyarakat. Selain itu sumber pembiayaan konsumtif yang bersumber dari bank maupun lembaga keuangan cenderung akan mengalami penurunan seiring terbatasnya likuiditas. Untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi, diharapkan adanya peningkatan kegiatan konsumsi yang bersumber dari dana Pemerintah Daerah yakni melalui realisasi belanja APBD menjelang berakhirnya tahun anggaran 2008. Pada komponen investasi, perkembangan pada triwulan IV2008
diperkirakan
masih
terbatas
seiring
ketidakpastian
perkembangan krisis finansial global. Khusus di Kalimantan Selatan, adanya penurunan permintaan dunia dan penurunan harga komoditas primer seperti CPO, karet dan batubara akan mempengaruhi realisasi investasi para pelaku usaha di sektor tersebut. Selain itu masih terjadinya permasalahan *
Angka proyeksi Bank Indonesia Banjarmasin
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
73
Bab 7 – Prospek Ekonomi
dalam pemberian izin penggunaan lahan juga menjadi salah satu faktor yang menghambat masuknya arus investasi ke Kalimantan Selatan. Meskipun demikian, peluang terjadinya realisasi investasi masih ada pada sektor pertambangan. Hal ini diindikasikan dari hasil kegiatan Liaison yang melaporkan beberapa pelaku usaha di sektor pertambangan batu bara akan melakukan realisasi investasi di triwulan IV-2008 berupa pembangunan conveyor belt serta pembangunan pembangkit listrik untuk menunjang kegiatan eksplorasi. Sementara diperkirakan
itu
akan
kegiatan mengalami
ekspor
pada
perlambatan
triwulan
IV-2008
seiring
turunnya
permintaan dunia. Penurunan yang cukup tinggi terutama berasal dari ekspor komoditas primer perkebunan, khususnya karet dan CPO. Sedangkan untuk batu bara, perlambatan ekspor diperkirakan relatif minimal karena kontrak pembelian batu bara oleh beberapa perusahaan tambang merupakan kontrak jangka panjang. Sedangkan dari sisi impor perkembangan ke depan juga diperkirakan akan melambat sejalan melambatnya aktivitas di sektor ekonomi dominan. Hal ini dikarenakan komposisi impor Kalimantan Selatan didominasi oleh komponen barang modal dalam bentuk kendaraan berat
dan
permesinan
yang
menunjang
aktivitas
pertambangan
dan
perkebunan. Grafik 7.1. Perkembangan Realisasi dan Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha Berdasarkan Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulanan 50 40
Realisasi Kegiatan Usaha Ekspektasi Kegiatan Usaha
30 20 10 0 T1 .20 T 2 03 .20 T 3 03 .20 T 4 03 .20 T 1 03 .20 T 2 04 .20 T 3 04 .20 T 4 04 .20 0 T1 4 .20 T 2 05 .20 T 3 05 .20 T 4 05 .20 T 1 05 .20 T 2 06 .20 T 3 06 .20 T 4 06 .20 0 T1 6 .20 T 2 07 .20 T 3 07 .20 T 4 07 .20 T 1 07 .20 T 2 08 .20 T 3 08 .20 T 4 08 .20 08
-10 -20 -30 -40 -50
Sumber : SKDU, KBI Banjarmasin
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
74
Bab 7 – Prospek Ekonomi
Perkiraan
terjadinya
perlambatan
pertumbuhan
ekonomi
juga
terindikasi dari ekspektasi pelaku usaha pada triwulan IV-2008 yang mengalami
penurunan.
Hasil
Survei
Kegiatan
Dunia
Usaha
(SKDU)
mengindikasikan adanya penurunan ekspektasi kegiatan usaha dari nilai indeks 25,6 di triwulan III-2008 menjadi 6,0. Melambatnya
prospek
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan dari sisi permintaan, direspon dengan melambatnya kinerja ekonomi secara sektoral. Hampir seluruh sektor ekonomi mencatat perlambatan pertumbuhan kecuali di sektor perdagangan, sektor jasa-jasa dan sektor listrik, gas dan air bersih. Di sektor pertanian, yang memiliki pangsa terbesar dalam perekonomian Kalimantan Selatan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2008 akan berada pada kisaran 6,97% (y-o-y) atau melambat dibandingkan triwulan laporan yang mencapai 13,75% (yo-y).
Melambatnya
pertumbuhan
di
sektor
ini
terutama
dipengaruhi
penurunan produktivitas tanaman bahan makanan seiring telah berlalunya masa panen raya. Selain itu melambatnya pertumbuhan di sektor ini juga dipengaruhi oleh rencana penurunan produksi karet dan CPO untuk mencegah kejatuhan lebih lanjut harga komoditas ini di pasar internasional. Hal ini sejalan dengan dengan adanya kesepakatan antara tiga negara produsen karet dunia untuk mengurangi produksi karet hingga 30%. Untuk sektor pertambangan, perkembangan di triwulan IV2008 diperkirakan akan melambat pada kisaran 6,25% (y-o-y) dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh sebesar 13,1% (y-o-y). Melambatnya
pertumbuhan
di
sektor
pertambangan
dipengaruhi
oleh
penutupan perusahaan tambang yang beroperasi secara ilegal di kawasan hutan tanaman industri (HTI). Selain faktor tersebut, faktor alam berupa musim hujan yang terjadi pada triwulan IV-2008 diperkirakan akan mengganggu kegiatan eksplorasi penambangan. Melambatnya pertumbuhan juga dialami oleh sektor industri pengolahan yang saat ini masih ditopang oleh industri pengolahan kayu. Laju pertumbuhan sektor ini di triwulan IV-2008 diperkirakan akan mengalami
penurunan
pada
kisaran
1,28%
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
(y-o-y),
lebih
rendah
75
Bab 7 – Prospek Ekonomi
dibandingkan triwulan laporan yang tercatat tumbuh positif sebesar 0,08% (y-o-y). Penurunan kinerja sektor ini terutama dipengaruhi oleh turunnya permintaan ekspor produk olahan kayu terutama yang berasal dari Amerika Serikat akibat terjadinya krisis finansial. Berbeda dengan perkembangan perdagangan, diperkirakan
hotel masih
dan
restoran
tumbuh
di sektor lainnya, sektor pada
sedikit
lebih
triwulan tinggi
mendatang dibandingkan
triwulan laporan, yakni pada kisaran 3,35% (y-o-y). Pertumbuhan di sektor ini terutama tertolong oleh adanya momentum keagamaan Hari Raya Idul Adha dan Hari Natal, serta perayaan Tahun Baru yang akan mendorong konsumsi masyarakat, meskipun secara keseluruhan dorongan konsumsi masyarakat diperkirakan menurun. Sementara itu kinerja sektor-sektor ekonomi non-dominan, pada triwulan IV-2008 diperkirakan juga mengalami perlambatan sejalan dengan perlambatan kinerja sektor ekonomi dominan. Untuk sektor bangunan, melambatnya pertumbuhan terutama didorong oleh kenaikan suku bunga pinjaman sehingga permintaan kredit sektor properti di triwulan mendatang akan mengalami penurunan. Begitu pula di sektor pengangkutan, melambatnya pertumbuhan di sektor ini dipengaruhi oleh penurunan kegiatan di sektor perkebunan serta penurunan aktivitas ekspor. Potensi
terjadinya
kenaikan
terdapat
di
sektor
jasa-jasa
seiring
meningkatnya realisasi belanja anggaran Pemerintah Daerah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2008.
2. Perkiraan Inflasi Tekanan inflasi pada triwulan IV-2008 diperkirakan akan sedikit lebih rendah dibandingkan tekanan inflasi pada triwulan laporan. Berkurangnya tekanan inflasi pada triwulan IV-2008 terutama dipengaruhi kenaikan
oleh
suku
mulai
bunga
berkurangnya pinjaman
serta
tekanan adanya
konsumsi penurunan
masyarakat, daya
beli
masyarakat, khususnya yang bekerja pada sektor perkebunan dan industri pengolahan kayu akibat pengaruh krisis finansial global. Dari sisi supply, berkurangnya tekanan inflasi juga akan dipengaruhi oleh penurunan tajam
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
76
Bab 7 – Prospek Ekonomi
harga BBM industri serta komoditas CPO yang berdampak terhadap penurunan harga minyak goreng. Meskipun demikian, potensi tekanan inflasi ke depan tetap perlu diwaspadai.
Tekanan inflasi terutama akan berasal dari sisi pasokan
kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi pasokan antara lain : 1. Penurunan pasokan beras seiring telah berlalunya musim panen raya. 2. Pelemahan nilai tukar rupiah yang mendorong terjadinya imported inflation. 3. Faktor musim hujan yang dapat mengganggu pasokan bahan pokok seperti ikan, daging ayam dan sayur-sayuran. Grafik 7.2. Perkembangan Ekspektasi Konsumen dan Ekspektasi Harga 6 Bulan Yang Akan Datang Berdasarkan Hasil Survei Konsumen (SK) 200 180 160 140 120 100 Ekspektasi Konsum en Ekspektasi Harga 6 bln yg akan datang (aksis kanan) Batas optim is/pesim is
80
ov -0 6 Ja n07 M ar -0 7 M ay -0 7 Ju l- 0 7 Se p07 N ov -0 7 Ja n08 M ar -0 8 M ay -0 8 Ju l-0 8 Se p08
N
Se p-
06
60
Sumber : Survai Konsumen, KBI Banjarmasin
Adanya potensi kenaikan harga pada triwulan mendatang terindikasi dari pergerakan indeks ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang berada pada tren yang meningkat. Sementara itu pergerakan indeks ekspektasi konsumen di bulan September 2008 masih menunjukkan arah
kenaikan
(optimis)
yang
menunjukkan
masih
adanya
indikasi
peningkatan konsumsi masyarakat. Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, laju inflasi pada triwulan IV-2008 diperkirakan masih berada pada kisaran 12 +1% (y-o-y).
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan II-2008
77
Lampiran
LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Indikator Makro Terpilih Provinsi Kalimantan Selatan Indikator Kalimantan Selatan
Satuan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) Inflasi Atas dasar y-o-y Atas dasar y-t-d Pengangguran*) Jumlah Pengangguran Angka Pengangguran
Periode
Rp triliun Rp triliun (%)
Triwulan I2008 9.82 6.12 5.97
Triwulan II2008 11.64 7.08 6.22
Triwulan III2008 12.19 7,32 7.90
(%) (%)
8.64 4.11
11.82 7.20
11.25 9.59
Ribu orang (%)
118.37 6.91
-
-
Sumber : BPS Kalimantan Selatan *) Angka pengangguran menggunakan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Februari
Tabel Lampiran 2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp) Sektor
Trw-I 2007*)
Trw-II 2007*)
Trw-III 2007*)
Trw-IV 2007*)
Pertanian
1,517,331
Pertambangan Industri
2,591,598
2,556,666
2,190,668
1,690,291
2,932,324
3,186,442
2,080,883
2,055,421
2,113,657
2,306,889
2,426,724
2,532,140
2,604,072
1,033,430
1,085,752
1,101,561
1,143,376
1,132,202
1,156,033
1,166,317
Listrik
48,939
53,070
56,108
61,597
60,205
62,697
66,173
Bangunan
573,970
622,798
653,024
704,084
627,897
675,698
705,965
Perdagangan
1,346,117
1,412,391
1,530,730
1,643,074
1,551,954
1,649,006
1,690,262
Pengangkutan
798,113
855,155
887,622
1,005,327
927,706
1,024,686
1,056,660
Keuangan
364,634
427,587
486,551
479,562
463,491
561,251
613,727
Jasa-jasa
823,854
875,386
955,452
996,390
936,549
1,044,415
1,103,507
8,587,271
9,979,159
10,341,370
10,530,967
9,817,018
11,638,249
12,193,123
PDRB
Trw-I 2008**)
Trw-II 2008**)
Trw-III 2008**)
Sumber : BPS Kalimantan Selatan *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
78
Lampiran
Tabel Lampiran 3. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp) Sektor
Trw-I 2007*)
Trw-II 2007*)
Trw-III 2007*)
Trw-IV 2007*)
Trw-I 2008**)
Trw-II 2008**)
Trw-III 2008**)
Pertanian
1,090,461
1,856,413
1,798,781
1,498,081
1,130,316
1,905,304
2,046,183
Pertambangan
1,418,907
1,387,966
1,403,462
1,471,344
1,514,343
1,563,474
1,587,196
Industri
722,363
749,118
753,749
770,977
755,185
755,892
754,386
Listrik
30,519
32,768
33,959
34,207
32,626
33,621
34,965
Bangunan
326,753
348,209
365,038
393,163
346,708
358,621
368,915
Perdagangan
909,363
937,913
994,857
1,054,824
978,986
1,008,139
1,020,225
Pengangkutan
523,516
544,306
552,834
610,213
550,589
580,819
590,821
Keuangan
227,140
258,991
291,441
252,879
241,455
278,911
295,872
Jasa-jasa
522,578
553,484
592,374
609,337
566,031
599,082
624,061
5,771,600
6,669,168
6,786,494
6,695,025
6,116,238
7,083,862
7,322,624
PDRB
Sumber : BPS Kalimantan Selatan *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Tabel Lampiran 4. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan (y-o-y) Sektor Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa-jasa PDRB
Trw-I 2007 -3.06 10.87 1.12 2.3 6.05 6.48 7.95 15.48 5.15 5.14
Trw-II 2007 11.65 4.74 3.13 7.08 7.79 3.18 8.41 24.81 6.31 7.45
Trw-III 2007 8.27 0.49 4.02 6.66 7.54 6.78 8.93 21.49 7.94 6.34
Trw-IV 2007 2.83 4.57 3.46 0.74 6.25 8.12 7.69 1.5 7.04 5.04
Trw-I 2008 3.65 6.73 4.54 6.90 6.11 7.66 5.17 6.30 8.32 5.97
Trw-II 2008 2.63 12.64 0.90 2.60 2.99 7.49 6.71 7.69 8.24 6.22
(%) Trw-III 2008 13.75 13.09 0.08 2.96 1.06 2.55 6.87 1.52 5.35 7.90
Sumber : BPS Kalimantan Selatan
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
79
Lampiran
Tabel Lampiran 5. Indeks Harga Konsumen Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Dasar
2002=100
2007=100
Periode
IHK
Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 May-05 Jun-05 Jul-05 Aug-05 Sep-05 Oct-05 Nov-05 Dec-05 Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 May-06 Jun-06 Jul-06 Aug-06 Sep-06 Oct-06 Nov-06 Dec-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 May-07 Jun-07 Jul-07 Aug-07 Sep-07 Oct-07 Nov-07 Dec-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08
120.79 119.31 121.11 120.97 121.21 121.34 122.69 123.62 124.55 134.58 136.64 135.58 137.15 137.86 137.36 140.09 143.48 145.81 146.15 145.90 145.95 147.75 150.78 150.54 152.84 153.59 155.49 155.05 155.33 154.46 155.08 155.50 158.47 159.67 160.40 162.25 166.94 167.56 168.93 167.56 168.93 107.74 110.41 111.65 111.51 112.87
Bahan Makanan 121.78 115.50 115.32 114.24 115.25 113.74 115.50 116.41 117.86 127.79 133.24 130.40 134.25 135.92 133.48 139.59 146.36 151.72 151.47 147.47 146.29 151.43 159.98 159.61 163.65 160.05 163.48 160.95 161.18 157.59 157.53 156.59 164.91 168.96 168.29 174.16 181.10 181.83 185.75 181.83 185.75 112.63 113.59 115.72 114.68 117.79
Makanan Jadi 112.31 113.02 115.72 115.96 115.83 117.16 117.31 118.74 119.29 128.41 128.63 128.85 129.04 129.95 130.00 132.84 136.22 136.33 137.08 137.66 138.61 139.50 139.94 140.03 143.76 150.47 154.24 154.99 155.59 155.94 156.02 155.98 158.35 158.83 161.53 161.51 162.71 163.29 166.09 163.29 166.09 108.04 108.80 109.72 110.28 110.36
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transport
136.83 136.95 137.44 137.95 138.08 138.73 141.90 142.49 142.92 152.32 154.16 152.33 154.00 154.23 155.32 156.23 157.58 161.22 161.48 163.81 164.28 164.63 166.55 165.60 166.19 167.36 167.60 168.67 168.99 169.33 169.55 169.53 169.69 170.16 170.77 170.89 180.78 181.30 178.43 181.30 178.43 111.45 115.27 115.75 115.98 116.76
113.26 113.61 115.56 114.87 114.58 114.47 115.64 116.16 119.03 120.89 121.00 121.60 122.03 121.50 120.68 121.82 127.16 127.44 129.25 128.88 128.68 128.83 130.00 130.25 130.66 128.51 127.73 127.91 127.81 127.48 127.80 128.63 128.03 125.25 126.48 127.24 132.09 133.79 135.56 133.79 135.56 103.68 104.65 105.53 103.4 104.41
108.99 110.77 111.16 111.36 111.36 112.07 112.39 112.91 113.47 113.47 114.73 115.60 115.53 114.95 114.91 115.30 114.79 114.79 114.81 114.89 114.94 115.90 115.71 116.47 118.52 118.89 118.74 119.51 119.51 119.04 119.14 119.03 119.59 120.03 121.09 122.20 122.50 123.46 124.57 123.46 124.57 104.40 104.78 107.21 107.15 107.15
133.83 133.85 134.75 134.75 135.17 135.39 136.62 139.98 141.89 142.17 141.14 141.33 142.00 141.95 141.97 142.19 142.59 142.45 143.55 150.14 151.43 151.43 151.43 151.43 151.49 151.49 151.55 147.49 147.49 147.55 159.94 175.12 175.12 175.12 175.12 175.12 175.12 175.13 174.89 175.13 174.89 104.77 105.04 108.63 109.89 109.89
110.36 110.50 118.37 118.76 118.39 118.98 119.00 119.00 119.00 143.92 144.41 144.41 144.66 144.80 144.88 144.91 144.87 144.87 144.89 144.90 144.92 144.94 145.07 145.07 145.14 145.14 145.14 145.13 145.13 145.46 145.65 145.82 145.82 145.88 145.91 146.53 146.54 146.64 146.87 146.64 146.87 100.02 107.80 108.38 108.46 110.73
Sumber : BPS Kalimantan Selatan
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
80
Lampiran
Tabel Lampiran 6. Indikator Perkembangan Bank Umum Kalimantan Selatan Indikator Total Aset (Rp Miliar) Total DPK (Rp Miliar) Tabungan Giro Deposito Total Kredit lokasi bank (Rp Miliar) Jenis Penggunaan (Rp Miliar) : Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi (Rp Miliar): Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lainnya NPL - Gross (%) LDR (%)
Trw-I 2007
Trw-II 2007
Trw-III 2007
Trw-IV 2007
Trw-I 2008
Trw-II 2008
Trw-III 2008
13,073 11,071 3,553 4,721 2,797
13,724 11,683 3,698 4,974 3,011
14,410 12,316 4,109 5,369 2,838
15,259 12,839 3,747 6,411 2,681
15,622 13,366 4,214 6,506 2,646
16,727 14,453 4,477 7,149 2,827
17,996 15,456 4,539 7,581 3,336
6,963
7,550
7,985
9,112
9,400
10,668
11,655
3,078 1,600 2,284
3,383 1,694 2,473
3,569 1,786 2,630
4,262 2,011 2,838
3,878 2,500 3,022
4,586 2,469 3,613
4,869 2,834 3,952
629 364 644 2 372 1,959 234 407 39 2,313
589 410 688 27 438 2,125 266 457 47 2,502
604 439 693 25 484 2,227 291 507 61 2,656
975 506 885 37 466 2,390 340 590 66 2,858
1,090 518 737 53 452 2,449 388 612 53 3,048
1,045 542 800 49 502 2,781 442 783 56 3,668
1,257 562 792 45 705 2,757 479 953 92 4,012
7.34% 62.89%
5.84% 64.62%
6.62% 64.84%
4.16% 70.97%
4.06% 70.33%
5.24% 73.81%
4.56% 75.41%
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kalimantan Selatan, diolah
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
81
Lampiran
Tabel Lampiran 7. Indikator Perkembangan Bank Umum Konvensional Kalimantan Selatan Indikator Total Aset (Rp Miliar) Total DPK (Rp Miliar) Tabungan Giro Deposito Total Kredit lokasi bank (Rp Miliar) Jenis Penggunaan (Rp Miliar) : Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi (Rp Miliar): Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lainnya NPL - Gross (%) LDR (%)
Trw-I 2007 12,576 10,717 3,504 4,503 2,710
Trw-II 2007 13,157 11,301 3,638 4,741 2,922
Trw-III 2007 13,795 11,912 4,058 5,115 2,740
Trw-IV 2007 14,557 12,370 3,678 6,121 2,571
Trw-I 2008 14,862 12,832 4,117 6,189 2,526
Trw-II 2008 15,870 13,868 4,357 6,808 2,703
Trw-III 2008 17,095 14,855 4,439 7,216 3,200
6,601
7,121
7,499
8,526
8,794
9,988
10,881
2,966 1,416 2,219
3,248 1,489 2,384
3,414 1,557 2,528
4,076 1,804 2,646
3,708 2,278 2,808
4,385 2,276 3,327
4,620 2,582 3,679
628 248 644 2 372 1,938 178 309 33 2,247
588 262 687 27 436 2,104 217 344 42 2,413
603 264 692 24 482 2,205 244 374 56 2,554
975 328 882 37 465 2,355 286 472 61 2,666
1,088 354 736 53 448 2,422 337 477 45 2,834
1,043 394 799 49 495 2,745 388 647 47 3,381
1,252 412 790 45 697 2,718 429 751 47 3,739
7.54% 61.59%
6.00% 63.01%
6.87% 62.95%
4.08% 68.93%
3.94% 68.53%
5.27% 72.02%
4.58% 73.25%
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kalimantan Selatan, diolah
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
82
Lampiran
Tabel Lampiran 8. Indikator Perkembangan Bank Umum Syariah Kalimantan Selatan Indikator Total Aset (Rp Miliar) Total DPK (Rp Miliar) Tabungan Giro Deposito Total Pembiayaan (Rp Miliar) Jenis Penggunaan (Rp Miliar) : Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi (Rp Miliar): Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lainnya NPF - Gross (%) FDR (%)
Trw-I 2007
Trw-II 2007
Trw-III 2007
Trw-IV 2007
Trw-I 2008
Trw-II 2008
Trw-III 2008
496.47 0.35 49.57 217.36 87.48
566.60 0.38 60.35 232.80 88.40
614.77 0.40 51.37 253.45 98.54
701.27 0.47 69.78 289.46 110.06
759.68 0.53 97.36 316.70 119.83
856.59 0.58 119.71 340.53 124.53
901.26 0.60 99.88 365.06 135.90
362.05
428.93
486.15
585.80
606.39
680.07
773.97
112.37 184.43 65.25
134.58 205.14 89.21
154.22 229.29 102.64
186.70 206.97 192.13
170.47 222.36 213.56
200.93 192.36 286.79
248.57 251.91 273.50
0.90 115.90 0.45 0.00 0.63 21.10 55.15 97.49 5.19 65.25
1.02 148.45 0.59 0.00 1.88 20.73 49.31 112.49 5.26 89.21
0.81 174.16 0.45 0.10 1.79 21.52 46.66 132.33 5.68 102.64
0.50 175.56 0.97 0.09 1.22 24.21 52.34 105.39 4.79 183.68
1.54 164.49 1.25 0.07 3.52 27.43 51.53 135.47 7.54 213.56
2.22 147.80 1.09 0.10 7.00 36.39 53.51 136.36 8.81 286.79
5.09 150.37 1.21 0.10 7.33 38.78 49.78 202.86 44.97 273.50
3.65% 102.16%
3.09% 112.42%
2.71% 120.53%
5.71% 124.82%
5.74% 113.58%
4.81% 116.30%
4.38% 128.81%
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Syariah Kalimantan Selatan, diolah
Tabel Lampiran 9. Indikator Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Kalimantan Selatan Indikator Posisi Kas Gabungan (Rp miliar) Inflow (Rp miliar) Outflow (Rp miliar) BI - RTGS ( Rp miliar) Inflow (Rp miliar) Outflow (Rp miliar) Perputaran Kliring (Rp Miliar)
Trw-I 2007
Trw-II 2007
Trw-III 2007
Trw-IV 2007
Trw-I 2008
Trw-II 2008
Trw-III 2008
989 915 74 14,009 5,436 8,573 2,243
783 353 430 14,088 5,862 8,226 2,345
891 537 354 17,444 6,396 11,048 2,814
1,628 677 951 15,747 6,706 9,040 2,655
913 826 87 18,338 5,949 12,389 2,910
778 257 521 18,418 8,317 10,101 3,459
1,015 339 676 20,505 8,310 12,195 3,594
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2008
83