KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur
Triwulan II - 2008
Kantor Bank Indonesia Samarinda
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan II-2008 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif serta saran terkait kepada para stakeholders Bank Indonesia, dengan harapan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan II-2008, adalah sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2008 mencapai 6,52% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 6,72% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 6,2% (y-o-y).
2.
Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan II-2008 mencapai 14,9% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 11,05% atapun laju inflasi nasional pada triwulan II-2008 sebesar 11,03%. Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 15,83% (y-o-y), 13,66% (y-o-y) dan 15,33% (y-o-y).
3.
Kinerja usaha perbankan Kaltim menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a)
Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum seKaltim selama periode laporan mencapai Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.138 miliar (6,48%) dibandingkan posisi pada triwulan sebelumnya.
b)
Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit berdasarkan lokasi kantor selama triwulan I-2008 mencapai sebesar Rp 18.210 miliar atau mengalami peningkatan Rp 1.774 miliar (10,8%) dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya. Demikian pula halnya dengan kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk proyek di Kaltim mengalami peningkatan sebesar Rp 1.378 miliar (5,74%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 25.384 miliar pada triwulan II-2008 (s.d Mei 2008). Apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa 36,1% dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim berasal dari bank yang berkantor di luar Kaltim, terutama dikucurkan oleh kantor pusat bank yang berada di DKI Jakarta yang mencapai Rp 8.828 miliar.
c)
Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 72,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 51,86%.
d)
Pembiayaan kepada usaha berskala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 68,4% atau Rp 12.460 miliar dari total kredit sebesar Rp 18.210 miliar. Penyaluran kredit UMKM tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008.
4.
Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kaltim pada triwulan III-2008 diperkirakan mencapai 3,5 – 4,5% (y-o-y) atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan laporan dengan tetap dibayangi tekanan inflasi yang masih relatif tinggi sebagai kombinasi atas tekanan dari sisi permintaan dan penawaran.
i
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan umpan balik bagi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Selanjutnya, dukungan ketersediaan data atau informasi terkini dari berbagai dinas/instansi serta pihak-pihak terkait di Kalimantan Timur sangat membantu kami dalam penyusunan buku ini. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini. Samarinda,
Agustus 2008
BANK INDONESIA SAMARINDA
Imam Supeno Pemimpin
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
…………………………………………………………….........................................................
i
…………………………………………………………………..........................................................
iii
DAFTAR TABEL
.....................………………………………………………................................................….
v
...............................................................................................................
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………..…………………………………………………………………………………
1
DAFTAR GRAFIK
BAB I
I.
Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..
1
II.
Asesmen Perekonomian ..............................................................................
2
III.
Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..
2
IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................
3
1.
Perbankan .........................................................................................
4
2.
Sistem Pembayaran .............................................................................
4
V.
Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..
4
VI.
Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………
5
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL …………………………….……………………….
6
1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................
6
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................
6
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................
7
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................
8
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………
8
1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................
8
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………
11
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..
12
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..
12
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..
13
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….
13
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….
13
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……
14
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................
14
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................
15
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................
15
Boks 1. Hasil Survei Cepat (Quick Survey) Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Samarinda ………………………………………………………………….
16
BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI ………………………………………………………………………..……. 2.1
Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..
2.2.
Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)…………………………………………………………..……...……………. 2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda ………………………………………………………… 2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan ………………………………………….………….. 2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan ……………………………………………………………
iii
18 18 18 19 19 19
2.3.
Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………
20
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..
20
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................
21
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..
22
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ………. …….…………………………………………………
23
3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….
23
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……
23
3.2.1 Total Aset …………………………………………………………………………………………………………..
23
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….
24
3.2.4 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….
25
a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..
25
b.
Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..
26
3.3 Perkembangan Kredit UMKM ……….…………………………………………………………………….………
28
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….
30
a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....
30
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………
30
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..
30
3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..
31
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................
31
3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................
33
3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................
33
BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................
34
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................
34
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................
34
4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….……………………….
34
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….
36
5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………
36
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..
36
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..
36
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..
37
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….
37
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..
37
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH ....................................................
39
6.1 Gambaran Umum ..........................................................................................
39
6.2 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Bulan Februari 2008 ........................
39
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................
41
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2008 ...............................................
41
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................
42
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL Halaman 1.1
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................
7
1.2 1.3
Perkembangan Komponen Ekspor Tw II-2008 ……………………………………………………..
8
Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II2008 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................
9
1.4
Perkembangan Komponen Impor Tw II-2008 ……………………………………………………….
9
1.5
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......
1.6
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………
1.7
Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton) …………..
1.8
Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ............................
1.9
Perkembangan Sub-Angkutan Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ...................................
1.10
Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ………………….
1.11
Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta ………………………………………………………
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda........................................................... Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan.......................................................... Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan ………………………………………………………………… Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................ Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa..................... Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa..................... Perkembangan Total Aset Bersih Bank Umum di Kaltim ....................................... Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim........................... Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................ Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................ Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim (per Juni 2007) ...
10 11 12 13 14 15 15 19 19 20 21 21 22 24 24 22 27
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................
27 28
3.7
Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................
28
3.8
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) Menurut Skala Kredit …………………..
29
3.9
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi …………………………………………………………………………………
29
3.10
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................
31
Perkembangan Aktiva Produktif Bank Umum …………………………………………………………….
31
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................
32
3.13
Perkembangan Kredit Bermasalah (NPLs) Bank Umum ........................................
32
3.14 5.1
Struktur Jangka Waktu dan Sebaran DPK .......................................................... Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur ..........................................
33 38
6.1
Penduduk Usia 15 tahun ke atas Menurut Kegiatan .............................................
39
6.2
Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaaan Utama ..........................................................................................................
40
6.3
Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaaan Utama ..........................................................................................................
41
3.6
3.11 3.12
v
DAFTAR GRAFIK 1.1
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..
6
1.2
Perkembangan Kredit Konsumsi …………………………………………………………………………...…...
7
1.3
Perkembangan IKK dan Kondisi Ekonomi Saat Ini .............................……........…….
7
1.4
Perkembangan Kredit Investasi ……………..…………....................................…..…………
7
1.5
Perkembangan Arus Ekspor Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan ………
8
1.6
Kontribusi Per Negara terhadap Pertumb. Ekspor Non Migas Kaltim Tw II-2008 ………
9
1.7
Kontribusi Utama Penurunan Impor Non Migas Kaltim per Negara Asal Barang Tw II-08 ………………………………………………………..……………………………...………………………………...
10
1.8
Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Pertanian Triwulan II-2008 (y-o-y) ……………………
12
1.9
Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Tambang Triwulan II-2008 (y-o-y) ……………………
12
1.10
Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim ………………................................……………
13
1.11
Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim ……………..................................……….
14
1.12
Perkembangan Arus Penumpang melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan ……….
14
2.1
Laju Inflasi Kalimantan Timur (y-o-y) …………..………………………………………………….…………
18
3.1
Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim ....................................................
23
3.2
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate ..................................................
25
3.3
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
25
3.4
Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................
26
3.5
Kredit Lokasi Proyek Berdasarkan Propinsi Asal ..................................................
26
3.6
Perkembangan Aset BPR .................................................................................
30
3.7
Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................
30
3.8
Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................
30
3.9
Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................
33
3.10
Perkembangan bunga kredit dan nisbah NPLs Periode Trw I-06 s.d Trw I-08 ..........
33
4.1
Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi APBD 2007................
34
4.2
Kontribusi PenurunanPertumbuhan Komponen Belanja Modal Realisasi APBDKaltim 2007 ............................................................................................................
35
5.1
Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim …………..……………………………………………
36
5.2
Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..
37
5.3
Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….
37
5.4
Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................
38
6.1
Kontribusi Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektoral .............................................
40
6.2
Komposisi Ketenagakerjaan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama .............
40
7.1
Survei Kegiatan Dunia Usaha ............................ .........................................
41
7.2
Perkembangan Ekspektasi Konsumen ...........................................................
41
7.3
Ekspektasi Konsumen Terhadap Perubahan Harga Umum ................................
42
vi
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN II-2008 I.
Gambaran Umum Pergerakan ekonomi di Kalimantan Timur triwulan II-2008 masih menunjukkan kinerja yang cemerlang, walaupun tidak secepat triwulan I-2008. Berdasarkan PDRB sisi permintaan, pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kinerja komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) sebagai akibat meningkatnya kegiatan investasi di Kalimantan Timur, terutama untuk penyelesaian proyek-proyek terkait PON XVII. Surplus ekspor menjadi faktor penggerak berikutnya, sama halnya dengan komponen konsumsi rumah tangga juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Ditinjau dari PDRB sisi penawaran, kinerja positif sektor pertambangan dan penggalian yang relatif stabil masih menjadi faktor utama pendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2008, terutama dengan meningkatnya produktivitas pertambangan batubara yang dipengaruhi oleh tingginya permintaan barubara di pasar dunia. Selain itu juga kontribusi sektor industri pengolahan tidak dapat dinafikan, seiring dengan peningkatan kinerja sub sektor industri pengolahan migas, yang terdiri dari pengilangan minyak dan LNG. Sementara sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan yang tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya, didorong oleh pola konsumsi musiman dengan adanya masa liburan sekolah. Kebijakan
pemerintah
untuk
menaikkan
harga
bahan
bakar
minyak
(BBM)
bersubsidi pada akhir Mei 2008, memberikan tekanan yang signifikan terhadap harga barang dan jasa di Kalimantan Timur sehingga laju inflasi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ditambah dengan beberapa faktor lainnya seperti masih tingginya harga komoditas makanan di pasar dunia, kondisi cuaca yang kurang bersahabat dengan tingginya curah hujan yang menyebabkan banjir dan gelombang laut yang tinggi sehingga menyebabkan hambatan pada transportasi barang dan jasa, serta dipengaruhi pula dengan mulai meningkatnya konsmsi terkait persiapan penyelenggaraan PON XVII di Kaltim. Kinerja
industri
perbankan
Kaltim
pada
triwulan
II-2008
mulai
menggeliat
sebagaimana terlihat dari peningkatan beberapa indikator kegiatan usaha perbankan seperti aset bersih, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, termasuk kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM). Selain itu, asesmen terhadap stabilitas sistem perbankan daerah menunjukkan kondisi yang relatif terjaga. Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur triwulan II-2008 menunjukkan perkembangan yang beragam. Peredaran uang kartal mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia (outflow). Seperti halnya peredaran uang kartal, transaksi non tunai melalui kliring juga meningkat sedangkan RGTS mengalami penurunan. Perekonomian Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih tumbuh positif namun relatif melambat dibandingkan dengan triwulan II-2008. Perlambatan tersebut dari sisi permintaan diperkirakan dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur menyusul rampungnya proyek pembangunan sarana dan prasana pendukung PON XVII.
Sementara dari PDRB sisi penawaran, perlambatan yang terjadi di
sektor pertambangan dan penggalian karena pengaruh cuaca yang mengganggu produksi batubara, yang merupakan komoditas andalan Kalimantan Timur, diperkirakan menjadi
1
Ringkasan Eksekutif faktor
utama
perlambatan
tersebut
ditambah
melambatnya
permintaan
di
pasar
internasional. Faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan di triwulan III-2008 adalah adanya pola konsumsi musiman dengan mulai memasukinya bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, yang akan meningkatkan permintaan masyarakat akan barang dan Jasa. Di sisi lain, meningkatnya permintaan masyarakat tersebut diperkirakan juga akan membawa pengaruh pada meningkatnya harga berbagai barang dan jasa, yang sebelumnya juga telah memperoleh tekanan dari peningkatan harga BBM, masih tingginya harga komoditas bahan makanan di pasar dunia. Maka dari itu, laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 diperkirakan akan meningkat. II.
Asesmen Perekonomian Pertumbuhan
ekonomi
tahunan
Kalimantan
Timur
triwulan
II-2008
masih
menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu mencapai 6,52% (y-o-y), ini masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-200 sebesar 6,72%. Dari sisi permintaan,
kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur
triwulan II-2008 ini adalah pertumbuhan komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 2%. Komponen ini tumbuh 12,46% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh masuknya investasi dari luar Kalimantan Timur ke beberapa sektor ekonomi, terutama dalam rangka pembangunan berbagai venues olahraga yang dipergunakan dalam PON XVII. Komponen lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar juga adalah komponen konsumsi rumah tangga, yaitu sebesar 1,88% dengan pertumbuhan 12,41% (y-o-y) dan komponen ekspor neto dengan kontribusi sebesar 1,76% atau tumbuh sebesar 2,81% (y-oy). Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 masih dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian, yang mampu tumbuh sebesar 6,38%
(y-o-y),
dengan
kontribusi
terhadap
pertumbuhan
mencapai
2,51%;
yang
dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas sub sektor pertambangan tanpa migas, yaitu batubara. Sektor lainnya yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 adalah sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar 3,58% (y-o-y) dengan kontribusi 1,16% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang berkontribusi sebesar 1,10% dengan pertumbuhan mencapai 13,94% (y-o-y), yang tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. III.
Asesmen Inflasi Perhitungan laju inflasi untuk wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini mengalami pertambahan 1 (satu) kota, yaitu Kota Tarakan, melengkapi Kota Samarinda dan Balikpapan yang telah lebih dahulu diperhitungkan laju inflasinya; dan juga mengalami perubahan tahun dasar yaitu dari tahun 2002 menjadi 2007. Laju perkembangan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan II2008 dipengaruhi oleh masih tingginya harga komoditas bahan makanan di pasar dunia, iklim yang kurang baik dengan adanya curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan banjir di beberapa daerah dan gelombang laut yang bergejolak sehingga berdampak pada terhambatnya pasokan komoditas yang berasal dari Pulau Sulawesi dan Jawa. Selain itu juga, adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir bulan Mei 2008, menambah tekanan pada meningkatnya harga komoditas.
2
Ringkasan Eksekutif Dengan adanya faktor-faktor tersebut, telah menyebabkan tingginya laju inflasi IHK tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini, yang mencapai 14,9% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 11,05%. Laju inflasi Kalimantan Timur tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang sebesar 11,03%. Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan II-2008 mencapai 15,83% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2008 sebesar 11,6%. Sementara laju inflasi tahun berjalan yaitu periode Januari – Juni 2008, laju inflasi di Kota Samarinda tercatat sebesar 9,52% (y-td). Tingginya laju inflasi di Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan, kelangkaan pasokan dan kenaikan harga BBM. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 13,66% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 10,40%. Laju inflasi tahun berjalan di kota ini tercatat sebesar 7,26% (y-t-d). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kenaikan harga barang dan jasa di kota ini serupa dengan yang terjadi di Samarinda Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan II-2008 tercatat sebesar 15,33% (y-o-y), sedangkan laju inflasi tahun berjalan mencapai 12,64% (y-t-d), yang tertinggi dibandingkan dengan Kota Samarinda dan Balikpapan. Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan kedua kota lainnya, jarak tempuh yang jauh untuk menuju Tarakan dari daerahdaerah pengahasil komoditas menjadi salah satu faktor utama tinggi laju inflasi di Kota Tarakan. IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan II-2008 tercatat Rp 44.559 miliar, mengalami peningkatan 6,27% (q-t-q) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya. Laju peningkatan aset tertinggi dialami oleh bank umum syariah sebesar 16,02%. Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan II-2008 tercatat Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.138 miliar atau naik 6,48% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan simpanan tersebut terutama berasal dari simpanan giro yang naik sebesar Rp 1.490 miliar (15,65%), diikuti oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 1.388 miliar (10,98%). Dari sisi pemberian pinjaman, Kredit yang disalurkan oleh bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan II-2008 mencapai Rp 18.209,6 miliar, mengalami peningkatan Rp 1.774,4 miliar atau tumbuh 10,8% (q-t-q) dibandingkan triwulan I-2008. Pertumbuhan tersebut menurut penggunaannya, terutama didorong oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing
tumbuh 14,95% dan 11,24%. Sedangkan
berdasarkan sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi dialami sektor jasa dunia usaha dan sektor angkutan, masing-masing sebesar 37,84% dan 28,05%. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar lokasi bank menunjukkan perbaikan, dari 49,84% pada triwulan I2008 menjadi 51,86% pada triwulan laporan. Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada triwulan II-2008 (s.d Mei 2008) tercatat sebesar Rp 25.383,8 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 1.378 miliar (5,74%) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama berasal dari sektor perindustrian yang kreditnya meningkat sebesar
27,28%. Dengan pertumbuhan kredit yang
sedikit lebih rendah dibanding
pertumbuhan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR) berdasarkan lokasi
3
Ringkasan Eksekutif proyek di Kaltim sedikit turun, dari sebesar 72,8% per Maret 2008 menjadi 72,3% per Mei 2008. Jumlah kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) yang disalurkan bank umum di Kaltim pada pada triwulan II-2008 mencapai Rp 12.460 miliar atau dengan pangsa 68,4% terhadap total kredit. Jumlah kredit MKM tersebut pada triwulan laporan tercatat meningkat sebesar Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit MKM tersebut juga disertai dengan perbaikan kualitas kredit MKM, tercermin dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-NPLs) yang turun dari 3,36% pada triwulan I-2008 menjadi 3,05% pada triwulan laporan. Seperti halnya kinerja bank umum, indikator usaha BPR pada triwulan laporan juga menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari peningkatan aset sebesar 12,66% dan pertumbuhan penghimpunan dana sebesar 8,26%. Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh dengan cepat yakni mencapai 23,38% dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Asesmen terhadap risiko perbankan pada triwulan laporan menunjukkan risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah di Kaltim masih relatif terkendali seperti terlihat dari komposisi aktriva produktif yang cukup aman dan kualitas kredit yang terjaga baik. Sementara itu, risiko likuiditas masih menghadapi struktur simpanan yang terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek (95,5%). 2. Sistem Pembayaran Perkembangan sistem pembayaran di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II2008 yang terdiri dari peredaran uang kartal, transaksi kliring dan RTGS, menunjukkan perkembangan yang beragam. Peredaran
uang
kartal
mengalami
peningkatan
sebesar
26,96%
(q-t-q)
dibandingkan dengan triwulan I-2008, atau naik dari Rp 1.449 miliar menjadi Rp 1.903 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkat permintaan uang kartal di masyarakat, yang dipengaruhi oleh adanya pelaksanaan pilkada gubernur Kalimantan Timur dan menjelang pelaksanaan PON VII. Berdasarkan proses peredarannya dari kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, jumlah uang yang masuk ke kas Bank Indonesia (inflow) mengalami penurunan sebesar 82,70% (q-t-q), sementara jumlah uang kartal yang keluar (outflow) naik dalam persentase yang signifikan, yaitu tumbuh 267,39% (q-t-q). Sementara jumlah uang yang dimusnahkan atau masuk dalam kebijakan Pemberiaan Tanda Tidak Berharga (PTTB), yang turun sebesar 37,17% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008. Sementara itu, perkembangan transaksi non tunai melalui kliring mengalami peningkatan sebesar 13,10% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS turun sebesar 39,34% (q-t-q). V.
Perkiraan 1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih akan tumbuh positif, berkisar antara 3,5% sampai dengan 4,5% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2008. Dari sisi permintaan, melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh iklim yang kurang baik di laut, yaitu adanya gelombang yang tinggi sehingga menghambat proses pengiriman dari pelabuhan di Kalimantan Timur, khususnya komoditas batubara yang menjadi komoditas andalan ekspor non migas di Kaltim. Selain itu juga, diperkirakan komponen penanaman modal tetap domestik bruto agak tumbuh melambat seiring dengan telah berakhirnya pelaksanaan PON berikut proyek pembangunan sarana dan prasarana PON. Namun komponen konsumsi rumah tangga
4
Ringkasan Eksekutif diperkirakan akan meningkat yang dipengaruhi oleh kejutan konsumsi terkait PON yang kemudian disusul dengan peningkatan musiman sehubungan dengan mulai masuknya bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dari sisi penawaran, pertumbuhan diperkirakan masih didorong oleh kinerja positif di sektor pertambangan dan penggalian, namun diperkirakan melambat karena pengaruh curah hujan yang tinggi di wilayah Kalimantan Timur, yang mengganggu pertambangan batubara. Selain itu
juga
dipengaruhi
oleh
menurunnya
harga
minyak
mentah
yang
menyebabkan
menurunnya permintaan batubara di pasar dunia. Sementara sektor industri pengolahan diperkirakan masih akan menunjukkan kinerja yang positif seiring telah beroperasinya kilang-kilang minyak dan LNG secara normal setelah berakhirnya proses overhaul. Sektor perdagangan pun diperkirakan akan tumbuh cukup tinggi, dipengaruhi dengan meningkatnya permintaan masyarakat karena pola konsumsi musiman. 2. Inflasi Laju inflasi di Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih akan tinggi, dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM yang memberikan efek bergulir pada kenaikan harga berbagai komoditas lainnya. Selain itu, faktor cuaca di laut yang kurang kondusif masih mengganggu jalur transportasi menuju pelabuhan di Kalimantan Timur. Meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga barang dan jasa di triwulan III-2008 juga memberikan andil yang cukup besar, ditambah dengan akan memasukinya bulan Ramadan dan persiapan Hari Raya Idul Fitri, dapat memberi tekanan yang lebih besar pada perkembangan laju inflasi di Kalimantan Timur. VI.
Anekdotal Informasi
Penyesuaian Upah Minimum Provinsi Kalimantan Timur. Setelah melalui proses yang alot akibat dialog tripartit yang sempat buntu kemudian diwarnai dengan serangkaian demonstrasi yang cukup intens, akhirnya pada dini hari Rabu 30 Juli 2008 telah diputuskan UMP Provinsi Kaltim naik sebesar 9,16% atau dari Rp 815.000 mejadi Rp 889.654. Besaran 9,16% berdasarkan pada laju inflasi tahun kalender Kaltim (y-t-d) hingga bulan Juni 2008. Kenaikan ini lebih rendah dibanding tuntutan buruh yaitu menjadi Rp 1,3 juta. Melalui SK Pj Gubernur Kaltim No. 561/K.403/2008 maka UMP baru tersebut berlaku mulai 1 Juli sampai dengan Desember 2008. Selain itu juga disepakati bahwa seiring dgn kenaikan UMP maka UMSP, UMKK dan UMSKK yang berlaku saat ini ikut naik sebesar 9,16%.
Rencana Pembangunan PLTG Senipah untuk mengatasi kelangkaan pasokan listrik Kelangkaan listrik yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) telah berlangsung lama dan dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara ditempuh oleh Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dengan membentuk
Perusda
Kelistrikan
dan
Sumber
Daya
Energi
(PKSDE),
yang
merencanakan untuk membangun Perusahaan Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Senipah.
PLTG
ini
direncanakan
akan
menggunakan
Mesin
Trent
60
WLE
berkapasitas 2 x 40 megawatt dan bisa di up grade 120 megawatt yang menghasilkan produksi 617,2 GWh per tahun. Investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 901,7 miliar dan direncanakan dapat beroperasi paling lambat akhir 2010 atau awal 2011. Sementara penyediaan bahan baku berupa gas telah ditandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Total E&P Indonesie dan Inpex pada tanggal 4 Juli 2008.
5
BBA ABB
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
I
1.1 Gambaran Umum Perekonomian
Kalimantan
Timur
pada
triwulan II-2008 mampu tumbuh sebesar 6,52% (yo-y),
lebih
rendah
dibandingkan
dengan
pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang sebesar 6,72%. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional sebesar 6,2% (Grafik 1.1.). Dari
sisi
permintaan,
pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2008 ini dipengaruhi
oleh
meningkatnya
komponen
pembentukan modal tetap domestik bruto, yang dipengaruhi oleh masuknya investasi ke Kalimantan Timur yang di dorong oleh banyaknya pembangunan proyek infrastruktur menjelang pelaksanaan PON XVII dan berkembangannya sektor komoditas, seperti pertambangan. Selain itu, peningkatan konsumsi rumah tangga dan komponen ekspor neto juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi. Sementara itu berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur masih dipengaruhi oleh pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi tertinggi, seiring dengan masih tingginya permintaan batubara. Sektor industri
pengolahan
juga
menunjukkan
perkembangan
yang
positif,
yang
didorong
oleh
meningkatnya kinerja sub sektor industri pengolahan migas; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran yang meningkat karena pengaruh adanya pola konsumsi musiman.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Berdasarkan PDRB menurut penggunaan triwulan II-2008, perekonomian Kalimantan Timur menunjukkan pertumbuhan yang positif, yang ditunjang oleh pertumbuhan positif di setiap komponen. Berdasarkan komponennya, pertumbuhan tertinggi triwulan I-2008 dicatat oleh komponen pengeluaran pemerintah, yaitu mencapai 14,52%; diikuti oleh ekspor (11,14%) dan konsumsi rumah tangga (10,13%). Beberapa
faktor
yang
mendorong
pertumbuhan
di
sektor-sektor
tersebut
adalah
penyelesaiaan proyek-proyek pemerintah terkait dengan PON di Kalimantan Timur, meningkatnya komoditas ekspor dan permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya.
6
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Pertumbuhan (y-o-y)
Jenis Penggunaan Konsumsi Rumah Tangga
Kontribusi
Q IV-07
Q I-08
Q II-08
Q IV-07
Q I-08
Q II-08
3.78
13.98
12.41
0.54
2.02
1.88
Makanan
5.21
0.47
1.26
0.42
0.04
0.10
Non Makanan
1.92
30.28
25.70
0.12
1.99
1.77
Pengeluaran KLSN
10.39
16.30
16.31
0.03
0.06
0.06
Pengeluaran Pemerintah
9.37
13.88
14.34
0.45
0.67
0.71
Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
9.10
10.82
12.46
1.42
1.72
2.00
Perubahan Stok
6.56
11.19
11.71
0.06
0.11
0.12
Ekspor Neto (a-b)
0.93
3.37
2.81
0.59
2.14
1.76
a. Ekspor
4.03
6.59
4.22
4.85
7.88
5.12
Ekspor LN
0.55
4.62
1.58
0.48
3.88
1.35
Ekspor Antar Daerah
13.06
11.22
10.50
4.37
4.00
3.77 3.36
b. Impor
7.53
10.22
5.73
4.26
5.75
Impor LN
6.70
9.02
4.16
2.17
2.88
1.38
Impor Antar Daerah
8.64
11.80
7.79
2.09
2.87
1.98
3.10
6.72
6.52
3.10
6.72
6.52
PDRB Kaltim Sumber: BPS Kaltim, diolah 1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi
Rumah
Tangga
di
Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 tumbuh
sebesar
12,41%
(y-o-y),
lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,98%. Melambatnya pertumbuhan pada triwulan berjalan ini dipengaruhi oleh tekanan
kenaikan
kebijakan harga
harga
pemerintah
BBM
bersubsidi.
akibat
untuk
adanya
menaikkan
Sementara
itu,
pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga didorong oleh kontribusi dari konsumsi non makanan
sebesar
11,73%,
konsumsi
makanan
hanya
sedangkan menyumbang
sebesar 0,68%. Peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga non makanan didukung oleh meningkatnya data kredit konsumsi perbankan pada triwulan II-2008 yang tumbuh sebesar sebesar 34,08% (y-o-y) lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan I2008 yang tumbuh sebesar 30,62%(Grafik 1.2). Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada
triwulan
menggambarkan
II-2008, konsumsi
indeks masyarakat,
yang yaitu
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKES), masih berada dibawah level 100. IKK, per bulan Juni 2008 tercatat sebesar 97,25 dan IKES sebesar 98,00. Kedua indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan
7
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
dengan triwulan I-2008 yang masing-masing tercatat sebesar sebesar 84,75 dan 81,00 pada periode sebelumnya (Grafik 1.3). Faktor kenaikan harga BBM dan berbagai komoditas yang memberi pengaruh pada peningkatan beban kebutuhan hidup masyarakat menjadi faktor dominan yang menekan indeks dibawah level optimisnya.
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah Pengeluran Pemerintah pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 14,34% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 13,88%. Pertumbuhan komponen pengeluaran pemerintah ini dipengaruhi oleh adanya pembangunan proyek-proyek terkait dengan pelaksanaan PON XVII di Kalimantan Timur. 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 tumbuh sebesar 12,46% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan
dengan
pertumbuhan
PMTDB pada triwulan I-2008 yang mencapai 10,82%.
Meningkatnya
dipengaruhi
oleh
berbagai sektor
komponen
masuknya
ini
investasi
dan juga termasuk
ke
untuk
pembiayaan pembangunan proyek PON. Berdasarkan
penyaluran
kredit
perbankan triwulan II-2008, kredit investasi mencapai Rp
4,2
triliun,
atau
tumbuh
44,62%
(y-o-y),
lebih
tinggi
dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang sebesar 27,22%. (Grafik 1.4). 1.2.4 Ekspor dan Impor Pertumbuhan
ekspor
Kalimantan Timur pada triwulan II-2008, mencapai 4,22% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ini
lebih
rendah
Tabel 1.2 Perkembangan Komponen Ekspor Tw II-2008 Komponen Pangsa Pertumb. Kontribusi Ekspor 1.00 4.22 4.22 Ekspor LN 0.70 1.58 1.12 Ekspor Antar Daerah 0.30 10.50 3.11 Sumber: BPS Kaltim
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2008, yang tumbuh sebesar 6,59%. Kaltim
mencatat
surplus 1
atas
aktifitas
perdagangannya dengan provinsi/negara lain pada triwulan I-2008 sebesar Rp 15,4 dibandingkan
surplus
pada
triliun, lebih rendah
triwulan
I-2008
yang
tercatat sebesar Rp 15,65 triliun. Secara persentase, pertumbuhan komponen eskpor neto (ekspor dikurangi impor) yang pada triwulan II-2008 mencapai 2,81% (y-o-y),
lebih
pertumbuhan
pada
rendah triwulan
dibandingkan I-2008
yang
dengan tercatat
sebesar 3,37% (y-o-y). Sumbangan komponen ekspor neto pada pertumbuhan ekonomi periode berjalan mencapai
1
1,76%.
Sementara
berdasarkan
sub
Surplus dihitung berdasarkan selisih Ekspor terhadap Impor pada PDRB atas dasar harga berlaku menurut penggunaan
8
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
komponennya, pertumbuhan ekspor yang terbesar dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor antar daerah, yaitu sebesar 3,11%. Pertumbuhan ekspor tersebut dapat terlihat juga dari perkembangan melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan, dimana ekspor mengalami peningkatan sebesar 58,15% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2008 (Grafik 1.5). Ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan II-2008 mencapai USD 1.015 juta, meningkat sebesar 23,5% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2007. Sedangkan secara triwulanan, ekspor non migas Kalimantan Timur tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,99%
(q-t-q).
Berdasarkan
komoditasnya,
ekspor
bahan
kimia
anorganik
menjadi
penyumbang terbesar pertumbuhan ekspor non migas, dengan kontribusi sebesar 3,19%; kemudian diikuti oleh komoditas bahan bakar mineral (2,94%) dan komoditas bahan kimia organik (0,71%). Tabel 1.3. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 dijit, dalam USD) Komoditas
Jumlah
27 - Bahan Bakar Mineral
Pangsa
Negara
Jumlah
Pangsa
823,957,597
81.14%
Jepang
186,260,834
18.34%
44 - Kayu, Barang dari Kayu
43,485,087
4.28%
Taiwan
185,079,541
18.23%
28 - Bahan Kimia Anorganik
40,038,818
3.94%
Korea Selatan
133,241,107
13.12%
29 - Bahan Kimia Organik
34,804,746
3.43%
India
91,636,082
9.02%
03 - Ikan dan Udang
26,251,836
2.59%
Thailand
60,944,010
6.00%
87 - Kendaraan dan Bagiannya
17,494,693
1.72%
Cina
59,713,337
5.88%
84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik
9,650,075
0.95%
Hongkong
44,699,620
4.40%
89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung
6,100,000
0.60%
Filipina
40,926,639
4.03%
26 - Bijih, Kerak dan Abu Logam
5,338,867
0.53%
Italia
36,437,125
3.59%
73 - Benda-benda dari Besi dan Baja
3,256,495
0.32%
Australia
32,896,251
3.24%
5,035,989
0.50%
Lainnya
143,579,657
14.14%
1,015,414,203
100%
1,015,414,203
100%
Lainnya Total
Total
Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah Berdasarkan negara tujuan ekspor, pangsa terbesar triwulan II-2008 ini masih dimiliki oleh Jepang (18,34%), namun hanya berbeda tipis
dibandingkan pangsa yang
dimiliki oleh Taiwan (18,23%), dan negara dengan pangsa pasar terbesar ketiga adalah Korea
Selatan
(13,12%).
Berdasarkan
kontribusi terhadap pertumbuhan, kontribusi terbesar pertumbuhan berasal dari Taiwan (7,18%), diikuti India (3,71%), Thailand (3,15%),
Australia
(2,72%)
dan
Korea
Selatan (2,44%) (Grafik 1.6). Negara-negara di kawasan Asia masih menjadi major market komoditas non migas Kalimantan Timur dengan
pangsa
mencapai
86,53%. Sementara
itu,
pertumbuhan impor Kalimantan Timur
pada
triwulan
II-2008
mengalami peningkatan sebesar
Tabel 1.4 Perkembangan Komponen Impor Tw II-2008 Komponen Pangsa Pertumb. Kontribusi Impor 1.00 5.73 5.73 Impor LN 0.57 4.16 2.36 Impor Antar Daerah 0.43 7.79 3.37 Sumber: BPS Kaltim
5,73% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih
9
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 10,22%. Kinerja impor Kalimantan Timur triwulan II-2008 ini didorong terutama oleh kinerja impor antar daerah, yang menyubang 3,37% terhadap pertumbuhan impor periode berjalan ini. Sementara impor ke luar negeri menyumbang 2,36% (tabel 1.4). Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan II 2008 berjumlah USD 244,7 juta atau mengalami peningkatan sebesar 106,56%, dibandingkan
dengan
meningkatnya
triwulan
II
tahun
2007.
Peningkatan
ini
dipengaruhi
oleh
impor komoditas yang berasal dari negara Amerika Serikat. Secara
keseluruhan berdasarkan negaranya, kontribusi terbesar peningkatan impor non-migas adalah impor dari Amerika Serikat yang menyumbang sebesar 26,92% dari kenaikan impor non migas Kalimatntan Timur; kemudian diikuti oleh peningkatan impor yang berasal dari Singapura (22,58%), Cina (14,32%), Perancis (11,64%) dan Inggris (8,81%). Berdasarkan pangsa pasarnya, Amerika Serikat juga merupakan negara asal barang impor non migas terbesar Kalimantan Timur pada triwulan II-2008, yaitu dengan pangsa mencapai 27,1%, diikuti oleh Singapura (19,5%), Jepang (11,2%) dan Cina (6,9%) (Tabel 1.3). Sementara
berdasarkan
komoditasnya,
pertumbuhan impor non-migas Kaltim pada triwulan I-2008 disumbang
oleh
komoditas
kendaraan
dan
bagiannya
(14,70%), mesin-mesin/pesawat mekanik (3,90%) dan karet dan barang dari karet (5,93%).
Tabel 1.5 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Komoditas
Jumlah
Pangsa
Negara
Jumlah
Pangsa
(USD)
Pasar
(USD)
Pasar
84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik
97,401,676
39.8%
Amerika Serikat
66,213,288
27.1%
87 - Kendaraan dan Bagiannya
38,487,744
15.7%
Singapura
47,654,379
19.5%
89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung
24,406,188
10.0%
Jepang
27,455,041
11.2%
40 - Karet dan Barang dari Karet
22,387,957
9.1%
Cina
16,962,885
6.9%
31 - Pupuk
16,906,720
6.9%
Perancis
15,595,594
6.4%
73 - Benda-benda dari Besi dan Baja
16,888,121
6.9%
Australia
12,432,856
5.1%
85 - Mesin / Peralatan Listik
8,894,188
3.6%
Inggris
10,670,171
4.4%
90 - Perangkat Optik
7,572,307
3.1%
Other MEE
8,139,402
3.3%
38 - Berbagai Produk Kimia
2,920,046
1.2%
Eropa Lainnya
7,572,929
3.1%
36 - Bahan Peledak
1,516,168
0.6%
Jerman
5,529,803
2.3%
Lainnya
7,333,369
3.0%
Lainnya
26,488,136
10.8%
244,714,484
100%
Total
244,714,484
100%
Total Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
Secara keseluruhan, surplus perdagangan non-migas Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini mencapai USD 758,96 juta; lebih tinggi dibandingkan surplus pada triwulan IV-2007 yang tercatat sebesar USD 548,99 juta.
10
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Perekonomian Kalimantan Timur secara tahunan, yang dihitung melalui PDRB dengan migas mengalami pertumbuhan sebesar 6,52% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 6,72%. Sedangkan pertumbuhan tanpa migasnya mencapai 11,11%, juga relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 11,86% . Pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Timur
periode
berjalan
ini
dipengaruhi
oleh
pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 6,38% (y-o-y), dengan kontribusi mencapai 2,51%. Sektor ini masih didorong oleh kinerja sub
sektor
pertambangan non migas, yaitu batubara, yang masih tinggi permintaannya di pasar dunia. Sementara itu sektor industri pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup besar yaitu 1,16% dengan tingkat pertumbuhan mencapai 3,58% (y-o-y). Sektor ini didorong oleh membaiknya kinerja sub sektor industri pengilangan minyak dan LNG. Sedangkan pertumbuhan yang tinggi pada PDRB tanpa migas, selain dipengaruhi oleh kinerja sub sektor pertambangan tanpa migas, juga dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor perdangan, hotel dan restoran, yang tumbuh 13,94% (y-o-y), tertinggi dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya; sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (7,71%) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (8,76%). Table 1.6. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Sektor Ekonomi Pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan Pertambangan & penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas, & air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan Jasa-jasa PDRB PDRB tanpa Migas Sumber: BPS Kaltim, diolah
Pertumbuhan (y-o-y) Q IV-07 Q I-08 Q II-08 5.02 5.45 -2.45 6.98 10.81 5.10 7.35 9.95 7.69 3.10 10.13
8.47 7.63 2.41 6.20 8.79 15.50 8.65 9.96 7.78 6.72 11.86
7.71 6.38 3.58 5.27 9.29 13.94 8.76 10.43 6.90 6.52 11.11
Kontribusi Q IV-07 Q I-08 Q II-08 0.33 2.06 -0.84 0.02 0.35 0.41 0.37 0.26 0.14 3.10
0.59 2.95 0.80 0.02 0.30 1.19 0.45 0.27 0.15 6.72
0.53 2.51 1.16 0.02 0.32 1.10 0.46 0.29 0.13 6.52
Berdasarkan kontribusinya, selain sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar, kontribusi yang cukup besar ditunjukkan juga oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,10%) dan sektor pertanian (0,79%) (Tabel 1.4).
11
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Pertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar 7,71% (y-o-y), masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2008 yang mencapai 8,47%. Secara umum, seluruh sub sektor menunjukkan
kinerja
yang
positif.
Sub
sektor
tanaman bahan makanan merupakan kontributor utama
pertumbuhan
sektor
ini,
yaitu
mencapai
3,21% dengan laju pertumbuhan sebesar 17% (y-oy); yang dipengaruhi oleh adanya panen raya. Sedangkan kontribusi sub sektor lainnya seperti sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor kehutanan, serta sub sektor perikanan masing-masing sebesar 1,42%, 0,64%, 1,16% dan 1,28% (Grafik 1.8). Tabel 1.7 Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton)
Tabama Padi Jagung Kacang Hijau Kacang Tanah Kedelai Ubi Jalar Ubi Kayu
Mei-Agt Y-o-Y (%) 2007* 2008** 140,388 184,122 31.15 3,185 3,292 3.36 316 342 8.23 778 750 -3.60 313 421 34.50 10,894 11,149 2.34 32,280 37,025 14.70
Berdasarkan
angka
sementara
tahun 2007 dan angka ramalan tahun 2008,
untuk
komponen
periode
tanaman
Mei-Agustus,
bahan
makanan
yang terdiri dari padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, ubi jalar dan
ubi
kayu,
secara
umum
menunjukkan pertumbuhan pada tahun 2008 dibandingkan dengan periode yang
Sumber: BPS
sama tahun 2007, kecuali kacang tanah
*Angka Sementara
yang mengalami penurunan (Tabel 1.5).
**Angka Ramalan
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini tumbuh sebesar 6,38% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2008 sebesar 7,63%. Kinerja positif sektor ini masih dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor pertambangan tanpa migas yang mencapai 15,41% (y-o-y) dan subsektor penggalian yang tumbuh sebesar 7,71%. Sedangkan subsektor pertambangan migas mengalami pertumbuhan negatif (-1,25%). Kontribusi
terbesar
pertumbuhan
di
sektor
pertambangan dan penggalian ini adalah pada sub sektor pertambangan
tanpa
migas
yaitu
sebesar
7,52%,
yang
dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas batubara seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar akibat harga minyak yang masih tinggi sehingga konsumen mencari sumber energi alternatif. Sementara kontribusi sub sektor lainnya seperti sub sektor pertambangan migas dan sub sektor penggalian yaitu masing-masing sebesar -1,25% dan 0,11%. (Grafik 1.9).
12
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan Tabel 1.8 Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Tw II-2008 (y-o-y) Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi Makanan, Minuman & Tembakau 0.14 10.08 1.44 Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.01 3.42 0.02 Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 0.21 -2.02 -0.42 Kertas & Barang Cetakan 0.34 1.66 0.56 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 0.25 1.29 0.33 Semen, Barang Lain Bukan Logam 0.02 7.34 0.12 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 0.02 6.71 0.15 Barang Lainnya 0.01 2.29 0.03 Jumlah 1.00 2.22 2.22 Sumber: BPS Kaltim, diolah
Kinerja
industri
Perkembangan pengolahan
sektor
pada
mengalami
pengolahan
triwulan
peningkatan
industri II-2008 sebesar
3,58% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ini
dibandingkan
dengan
lebih
baik
pertumbuhan
pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 2,41%. Kinerja positif yang ditunjukkan oleh sektor ini dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sub sektor industri pengolahan migas, yang mampu tumbuh sebesar 3,86% (y-o-y); yang bersumber dari meningkatnya kinerja sub sektor pengilangan minyak sebesar 9,41% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Membaiknya kinerja sub sektor ini dipengaruhi oleh telah selesainya proses overhaul atau perawatan mesinmesin sehingga kapasitas produksi kembali normal. Sub sektor industri Gas Alam Cair (LNG) juga menunjukkan kinerja yang positif yaitu meningkat sebesar 2,60% (y-oy), lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat mengalami penurunan sebesar 1,66%. Sub sektor industri tanpa migas tumbuh 2,22% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 1,93%. Kontribusi terbesar pertumbuhan di sektor ini adalah berasal dari sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau, yaitu sebesar 1,44%. Sedangkan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya memberikan kontribusi yang negatif yaitu sebesar 0,42%, karena pengaruh terbatasnya pasokan bahan baku.
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih pada periode berjalan ini tumbuh sebesar 6,22% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,99%. Meningkatnya produktivitas sektor ini dipengaruhi oleh subsektor air bersih yang mengalami peningkatan sebesar 7,71% (y-o-y) dan sub sektor listrik (5,95%). Pertumbuhan kedua sub sektor tersebut dipengaruhi dengan adanya peningkatan penyediaan fasilitas listrik dan air bersih untuk masyarakat. 1.3.5 Sektor Bangunan Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan
yang
tinggi
pada
periode
berjalan ini, yaitu mencapai 8,79% (y-o-y), walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 yang tumbuh sebesar 9,08%. Kinerja sektor ini masih dipengaruhi oleh
penyelesaian
proyek-proyek
yang
terkait dengan rencana pelaksanaan PON di Kalimantan Timur.
13
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada
triwulan
pertumbuhan
I-2008
yang
tinggi,
mencatatkan yaitu
mencapai
15,56% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2007 yang mencapai 14,71%. Pertumbuhan sektor ini
dipengaruhi
oleh
kinerja
positif
yang
ditunjukkan oleh semua sektor yang terdapat di didalamnya, yaitu sub sektor perdagangan besar dan eceran (16,49%), hotel (3,03%), dan restoran (9,87%). Dari sisi pembiayaan oleh perbankan, pertumbuhan kredit perdagangan pada triwulan I-2008 sebesar 24,44% (y-o-y), dengan total kredit mencapai Rp 3,9 triliun. Pertumbuhan pada periode berjalan ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2007 yang mencapai 20,80%.
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tabel 1.9 Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Tw II-2008 (y-o-y) Pengangkutan Pangsa Pertumb. Kontribusi Angkutan Jalan Raya 0.27 7.81 2.09 Angkutan Sungai, Danau dan Penyeb. 0.12 -3.20 -0.37 Angkutan Laut 0.11 6.64 0.73 Angkutan Udara 0.13 14.57 1.90 Jasa Penunjang Angkutan 0.38 8.19 3.08 Jumlah 1.00 7.42 7.42 Sumber: BPS Kaltim, diolah
Sektor komunkasi
pengangkutan
pada
mengalami
triwulan
pertumbuhan
&
II-2008 sebesar
8,76% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan
triwulan
sebelumnya sebesar 8,65%. Kinerja positif
sektor
ini
didorong
oleh
pertumbuhan yang terjadi hampir diseluruh sub sektor, kecuali sub sektor Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan yang mengalami pertumbuhan melambat sebesar -0,37%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sub sektor komunikasi yaitu sebesar 16,34% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya penggunanan telepon seluler, baik yang berbasis GSM maupun CDMA, karena adanya penurunan tarif. Sementara berdasarkan sub sektor pengangkutan, kontribusi terbesar pertumbuhan di sub sektor ini dipengaruhi oleh jasa penunjang angkutan, yaitu sebesar 3,08%; diikuti oleh sub sektor angkutan jalan raya (2,09%) dan angkutan udara (1,90%) (Tabel 1.6). Sementara pertumbuhan tertinggi terjadi di sub sektor angkutan udara, yang tumbuh 14,57% (y-oy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal
ini
dapat
penumpang
terlihat
melalui
dari
Bandara
pertumbuhan
arus
Sepinggan,
yang
merupakan bandara utama di Kalimantan Timur bagi seluruh pengguna layanan angkutan udara dari seluruh Indonesia dan Internasional yang akan menuju ke kabupaten/kota di Kaltim. Jumlah penumpang pada triwulan
II-2008
mengalami
pertumbuhan
sebesar
22,11% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2007, atau meningkat dari 479 ribu orang menjadi 585 ribu orang (data April - Mei 2007 & 2008) (Grafik 1.12).
14
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2008 ini mengalami pertumbuhan sebesar 10,43% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar
pada
9,96%.
triwulan
Pertumbuhan
I-2008 paling
Tabel 1.10 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi Bank 0.24 22.34 5.42 Lembaga Keuangan Tanpa bank 0.05 4.31 0.20 Jasa Penunjang Keuangan 0.00 4.13 0.00 Sewa Bangunan 0.45 4.12 1.87 Jasa Perusahaan 0.26 11.49 2.94 Jumlah 1.00 10.43 10.43 Sumber: BPS Kaltim, diolah
tinggi terjadi pada subsektor bank sebesar 22,34% (y-o-y) dan diikuti oleh subsektor jasa perusahaan (11,49%). Pertumbuhan yang tinggi pada sub sektor bank dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja industri perbankan, yaitu dengan semakin luasnya jaringan kantor bank dan meningkatnya penghimpunan dana masyarakat, serta penyaluran kredit.
1.3.9 Sektor Jasa-jasa Tabel 1.11 Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta Swasta Pangsa Pertumb. Kontribusi Jasa Hiburan dan Rekreasi 0.27 7.05 1.88 Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.05 11.42 0.58 Jasa Perorangan dan Rumahtangga 0.68 10.89 7.43 Jumlah 1.00 9.89 9.89 Sumber: BPS Kaltim, diolah
Sektor ini pada periode berjalan mengalami 6,90%
pertumbuhan
(y-o-y),
dibandingkan triwulan Subsektor
lebih
pertumbuhan
I-2008
sebesar
pemerintah
sebesar rendah pada 7,78%. umum
mengalami peningkatan sebesar 5,98%, sedangkan subsektor swasta tumbuh 9,89%. Pada subsektor swasta, dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor jasa perorangan dan rumah tangga, yang tumbuh sebesar 11,14%, dengan kontribusi sebesar 7,64%.
15
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Boks. Hasil Survei Cepat (quick survey) Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Samarinda Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lebih dari 28% di kompensasi dengan adanya penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di seluruh Indonesia sebagai salah satu cara untuk mempertahankan daya beli masyarakat, dalam hal ini rumah tangga miskin (RTM). Pada periode penyaluran pertama ini, setiap RTM menerima Rp 300.000,- yang merupakan pembagian untuk bulan Juni – Agustus 2008. Penyaluran BLT untuk wilayah Kota Samarinda dilaksanakan mulai tanggal 16 Juni 2008, dan untuk melihat sejauh mana efektifitas pemanfaatannya, Bank Indonesia (KBI) Samarinda melakukan survei cepat (quick survey) dengan 90 orang responden penerima BLT di wilayah Kota Samarinda. Berdasarkan hasil survei cepat, diketahui bahwa
sebagian
besar
responden
(70
persen)
memiliki pekerjaan, yang umumnya merupakan buruh bangunan, tukang cuci gosok, dan petani. Dari pekerjaan yang mereka tekuni tersebut, hanya mampu memberikan pemasukan yang terbatas, dengan
sebagian
besar
responden
memiliki
penghasilan per bulan sebesar berada pada level dibawah Rp
480.000,-
s.d.
Rp
600.000,-
(76
persen) (Grafik 1). Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan dikeluarkan
kriteria oleh
tingkat
Badan
kemiskinan
Pusat
Statistik
yang (BPS),
mereka temasuk dalam kategori rumah tangga sangat miskin (penghasilan < Rp 480.000,- per bulan) dan rumah tangga miskin (penghasilan Rp 480.000,- s.d. Rp 600.000,- per bulan). Sementara jumlah tanggungan yang dimiliki oleh sebagian besar responden (42 persen) sebanyak 3-5 orang. Rendahnya tingkat penghasilan yang diterima oleh responden survei BLT tersebut, yang dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang mereka tekuni, dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan mereka. Persentase terbesar tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden adalah pendidikan dasar, yaitu berjenjang dari tidak bersekolah hingga tamat SLTP, sebanyak 81 persen (Grafik 2). Rendahnya tingkat pendidikan mereka tentunya berpengaruh pula pada kemampuan (skill) yang dimiliki dan kesempatan kerja yang diperoleh. Dengan
terbatasnya
jumlah
penghasilan
yang
diterima
dan
cukup
besarnya
jumlah
tanggungan yang dimiliki, sebagian besar responden penerima BLT berencana untuk menggunakan dana yang diterima untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya untuk kebutuhan makan (61 persen) dan dana yang diterima tersebut umumnya akan dipergunakan dalam kurun waktu 1 bulan, walaupun dana BLT yang mereka terima merupakan akumulasi untuk penggunaan selama 3 bulan. Hal ini merupakan
realita
kebutuhan
hidup
pengaruh
kenaikan
dari yang
meningkatnya mereka
harga
BBM.
biaya
hadapi
karena
Secara
umum,
kebutuhan hidup responden mengalami peningkatan sebesar Rp 25.000,- sampai dengan lebih dari Rp 40.000,-
per
minggu
(64
persen)
atau
dapat
mencapai lebih dari Rp 160.000,- per bulan. Oleh
16
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
karena itu, lebih dari 53 persen responden memiliki preferensi untuk memilih pekerjaan padat karya dibandingkan BLT sebagai alternatif pemberian kompensasi kenaikan harga BBM oleh Pemerintah. Berdasarkan hasil survei cepat BLT, diperoleh hasil bahwa penyaluran BLT ini telah tepat pada sasaran dengan melihat tingkat penghasilan RTM, namun jumlah yang diberikan masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang telah mengalami peningkatan akibat kenaikan harga BBM.
17
BBA ABB
EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI
II
2.1 Gambaran Umum Perhitungan laju inflasi IHK di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 mengalami perubahan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya, karena adanya penambahan Kota Tarakan sebagai pembentuk inflasi di Kalimantan Timur dan menggunakan tahun dasar 2007, yang berubah dari tahun 2002. Tekanan inflasi berbagai komoditas barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan II2008
mengalami
peningkatan
dibandingkan
periode sebelumnya. Faktor utama peningkatan tingkat
harga
tersebut
dipicu
kebijakan
pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Mei 2008 yang lalu. Laju inflasi tahunan Kalimantan Timur meningkat dari 11,05% pada triwulan I-2008 menjadi 14,90% (y-o-y) pada triwulan laporan. Laju inflasi tahunan Kaltim tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Nasional yang tercatat sebesar 11,03% (Grafik 2.1). Sementara laju inflasi tahun kalender (Januari-Juni) di Kalimantan Timur tercatat sebesar 9,16% (y-t-d), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi Nasional sebesar 7,37%. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan II 2008, meliputi: • Dari sisi permintaan, dipengaruhi oleh peningkatan ekspektasi masyarakat akan harga-harga menyusul kenaikan harga BBM dan kejutan permintaan (demand shock) terkait persiapan penyelenggaraan PON XVII di Kalimantan Timur. • Dari sisi penawaran, berasal dari tekanan peningkatan biaya produksi sebagai imbas kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi pada akhir Mei 2008 (second round effect), dan faktor cuaca yang menghanggu aktifitas penangkapan ikan serta pelayaran kapal yang mengangkut pasokan barang untuk Kaltim. • Dari sisi kebijakan pemerintah (administered prices) berhubungan dengan dampak langsung kenaikan BBM
terhadap komponen BBM dan tarif angkutan dalam keranjang penghitungan
inflasi. • Dari sisi eksternal, didorong oleh tren global peningkatan harga komoditas bahan makanan. 2.2 Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d) 2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa pada tahun berjalan (Januari – Juni) di Kota Samarinda pada triwulan II-2008 mencapai 9,52% (y-t-d); dengan kelompok komoditas bahan makanan mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dengan kelompok
18
Evaluasi Perkembangan Inflasi
komoditas lainnya, yaitu mencapai 16,23% (y-t-d). Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, listrik, air dan bahan bakar (12,52%) dan kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (6,50%). Laju inflasi tahun berjalan di Kota Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas bahan makanan di pasar dunia dan tingginya gelombang laut yang terjadi sejak awal tahun 2008 yang berpengaruh pada kurang optimalnya proses distribusi dari daerah penghasil, seperti dari Pulau Sulawesi dan Jawa. Tabel 2.1 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda
Kelompok Bahan Makanan Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y-t-D (%) Q 1-08 Q 2-08 10.30 16.23 1.27 5.94 1.93 3.65 1.45 0.43 0.07 3.97
12.52 5.43 2.74 0.80 6.50 9.52
2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan Laju inflasi tahun berjalan di Kota Balikpapan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar 7,62% (y-t-d), lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,20%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar 14,64% (y-t-d); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (9,94%) dan kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (4,80%). Faktor yang berpengaruh pada kenaikan laju inflasi tersebut antara lain adalah kenaikan harga komoditas bahan makanan akibat kenaikan harga di pasar dunia dan kurangnya pasokan karena pengaruh distribusi yang kurang lancar, faktor kenaikan harga BBM yang berpengaruh pada kenaikan biaya transportasi dan biaya bahan bakar untuk perumahan. Tabel 2.2 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan
Kelompok Bahan Makanan Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y-t-D (%) Q 1-08 Q 2-08 8.88 14.64 1.46 2.37 2.79 9.94 4.73 2.33 1.05 2.20 1.06 2.24 0.29 4.80 3.75 7.62
19
Evaluasi Perkembangan Inflasi
2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan (y-t-d) Laju inflasi tahun berjalan di Kota Tarakan pada triwulan II-2008 mencapai 12,64% (y-t-d), dengan kelompok komoditas bahan makanan tercatat dengan laju inflasi tertinggi, yaitu mencapai 18,24% (y-t-d); diikuti oleh kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (15,09%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (13,78%). Seperti halnya di Kota Samarinda dan Balikpapan, faktor penentu kenaikan laju inflasi di Kota Tarakan juga adalah kenaikan harga komoditas bahan makanan, faktor iklim yang kurang baik sehingga menghambat distribusi dan kenaikan harga BBM. Laju inflasi yang lebih tinggi di Kota Tarakan dibandingkan dengan Samarinda dan Balikpapan karena jarak Tarakan yang lebih jauh dari daerah penghasil komoditas, sehingga biaya transportasi yang dibutuhkan menjadi lebih besar. Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan
Kelompok Bahan Makanan Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Y-t-D (%) Q 2-08 18.24 7.73 13.78 5.38 5.10 1.36 15.09 12.64
2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y) 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar 15,83% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 11,60%. Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat sebesar 8,17%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan (30.00%), diikuti oleh kelompok komoditas sandang (20,11%) dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar (14,70%) (Tabel 2.5). Faktor yang menjadi determinan inflasi di kota Samarinda pada triwulan II-2008 adalah dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar bersubsidi (BBM), kondisi laut yang bergelombang tinggi sehingga menghambat ketersediaan pasokan bahan makanan dan adanya pola konsumsi musiman terkait dengan adanya masa liburan sekolah.
20
Evaluasi Perkembangan Inflasi
Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y-o-Y (%) Q 4-07 Q 1-08 Q 2-08 13.96 21.71 30.00 9.14 10.32 14.29 5.49 5.41 14.70 14.78 17.69 20.11 10.15 8.56 9.33 16.01 15.24 7.43 1.38 0.85 5.65 9.18 11.60 15.83
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan juga menunjukkan kecenderungan yang sama seperti halnya di Kota Samarinda, yaitu mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada triwulan II-2008 ini, laju inflasi Kota Balikpapan tercatat 13,66% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2008 sebesar 10,40%. Laju inflasi terbesar tercatat terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar 32,50% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga (16,80%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar (12,91%). Faktor yang menjadi determinan inflasi di Kota Balikapapan pada periode berjalan ini adalah kenaikan harga BBM, biaya pendidikan dan kurang lancarnya pasokan beberapa komoditas akibat pengaruh iklim, yaitu gelombang laut yang tinggi di perairan menuju pelabuhan Balikpapan. Tabel 2.5 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y-o-Y (%) Q 4-07 Q 1-08 Q 2-08 13.73 22.25 32.50 6.72 6.70 6.76 3.06 5.27 12.91 1.06 5.39 4.56 2.31 3.23 2.07 23.53 24.83 16.80 1.05 1.30 4.14 7.27 10.40 13.66
21
Evaluasi Perkembangan Inflasi
2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan II-2008 mencapai 15,33% (y-o-y), yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Seperti halnya di Kota Samarinda dan Balikpapan, kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 25,93% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (15,71%) dan kelompok komoditas perumahan, listrik, gas dan bahan bakar (15,06%). Kenaikan harga BBM dan komoditas serta pengaruh iklim yang kurang baik menjadi determinan inflasi di Kota Tarakan pada triwulan II-2008 ini. Selain itu juga, faktor jarak yang jauh untuk mencapai Tarakan dari daerah-daerah utama penghasil beberapa komoditas, juga menjadi pengaruh tingginya biaya distribusi. Tabel 2.6 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Y-o-Y (%) Q 2-08 25.93 8.93 15.06 5.58 8.50 -0.15 15.71 15.33
22
BBA ABB
III
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum Kinerja industri perbankan Kaltim pada triwulan II-2008 mulai menggeliat sebagaimana terlihat dari peningkatan beberapa indikator kegiatan usaha perbankan seperti aset bersih, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, termasuk kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM). Selain itu, asesmen terhadap stabilitas sistem perbankan daerah menunjukkan kondisi yang relatif terjaga. Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Mei 2008), indikator usaha bank umum di Kaltim pada triwulan II2008
menunjukkan
lebih
tinggi
perbankan
peningkatan
dibandingkan
nasional.
Total
dibandingkan
triwulan
I-2008,
Begitu
pula
halnya
6.48
5.81
Pert. Kredit
lebih tinggi dibanding nasional sebesar 1,43%.
Kaltim
2.69
Pert. DPK
bank
umum di Kaltim mencatat peningkatan 6,27%
Nasional 6.27
yang
dnegan
aset
1.43
Pert. Aset
10.80
0
1
2
3
4
dengan
penghimpunan dana masyakarat yang mengalami kenaikan 6,48% di Kaltim
5
6 (%)
7
8
9
10
11
12
Grafik 3.1. Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim
atau lebih tinggi dibandig nasional sebesar 2,69%. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum di Kaltim mengalami peningkatan cukup pesat yakni sebesar 10,8%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit nasional sebesar 5,81% (Grafik 3.1). Sama halnya dengan bank umum, perkembangan kegiatan usaha BPR pada triwulan laporan juga menunjukkan peningkatan. Total aset mencatat peningkatan 12,66% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penghimpunan dana dan penyaluran kredit mengalami peningkatan masing-masing sebesar 8,26% dan 23,38%. Hasil asesmen resiko yang dihadapi perbankan yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas menunjukkan risiko kredit yang relatif terkendali meskipun risiko likuiditas ditandai dengan kerentanan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba dan berskala besar. Namun tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap sistem perbankan membuat struktur jangka waktu dan sebaran simpanan masyarakat tidak mengalami banyak perubahan. 3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum 3.2.1 Total Aset Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan II-2008 tercatat Rp 44.559
miliar,
mengalami
peningkatan
6,27%
(q-t-q)
dibandingkan
posisi
triwulan
sebelumnya (Tabel 3.1). Laju peningkatan aset tertinggi dialami oleh bank umum syariah sebesar 16,02% sehingga menambah aset bank umum syariah sebesar Rp 130 miliar menjadi total Rp 940 miliar pada triwulan laporan. Peningkatan tersebut membuat pangsa aset bank syariah terhadap total aset bank umum di Kaltim meningkat dari 1,93% pada triwulan I-2008 menjadi 2,11% pada triwulan II-2008. Sementara itu, bank umum
23
Perkembangan Perbankan Daerah
konvensional milik pemerintah maupun swasta membukukan peningkatan aset masingmasing sebesar Rp 1.938 miliar (6,26%) dan Rp 561 miliar (5,51%) dibandingkan dengan posisi triwulan I-2008. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2007, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 17,31% (y-o-y). Dilihat dari komposisinya, total aset bank umum konvensional milik pemerintah merupakan yang terbesar dengan pangsa 73,78%, diikuti oleh aset bank umum konvensional milik swasta
dengan pangsa 24,11%. Sedangkan pangsa bank umum syariah di Kaltim
tercatat 2,11%. Tabel 3.1 Perkembangan Total aset Bersih Bank Umum di Kaltim Posisi (dalam Rp miliar)
Keterangan
Tw2-07
Tw3-07
Tw4-07
Komposisi
Tw1-08
Tw2-08
Tw1-08
Tw2-08
Pertumb. Tw2-08 +/- (Rp M)
qtq
Bank Umum Konvensional Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Umum Syariah Total
28,722
32,490
35,346
30,938
32,875
73.78%
73.78%
1,938
8,756
9,001
10,068
10,183
10,744
24.29%
24.11%
561
6.26% 5.51%
506
568
789
810
940
1.93%
2.11%
130
16.03%
37,984
42,058
46,203
41,931
44,559
100.00%
100.00%
2,628
6.27%
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan II2008 tercatat Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.138 miliar atau naik 6,48% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.2). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2007, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah bertumbuh 16,51% (y-o-y) Berdasarkan jenis simpanannya, peningkatan dana pada triwulan laporan terutama berasal dari simpanan giro yang naik sebesar Rp 1.490 miliar (15,65%), diikuti oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 1.388 miliar (10,98%). Sebaliknya, deposito mengalami penurunan sebesar Rp 740 miliar (-6,85%). Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim DPK Total DPK Giro Deposito Tabungan Bank Pemerintah Giro Deposito Tabungan Bank Swasta Giro Deposito Tabungan
Tw2-07 30,138 8,366 11,620 10,152 22,278 6,953 8,182 7,143 7,860 1,412 3,439 3,009
Posisi (dalam Rp Miliar) Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 32,490 34,316 32,974 10,159 10,827 9,523 11,806 10,632 10,809 10,526 12,856 12,643 24,590 25,503 24,022 8,770 9,315 7,740 8,393 6,996 7,298 7,428 9,192 8,983 7,900 8,813 8,953 1,389 1,512 1,783 3,413 3,636 3,510 3,098 3,664 3,660
Tw2-08 35,113 11,013 10,069 14,031 25,797 9,099 6,530 10,168 9,315 1,914 3,538 3,863
Komposisi Tw2-08 100.0% 31.4% 28.7% 40.0% 73.5% 25.9% 18.6% 29.0% 26.5% 5.5% 10.1% 11.0%
Pert. Tw2-08 q-t-q +/- (Rp M) 6.48% 2,138 15.65% 1,490 -6.85% -740 10.98% 1,388 7.39% 1,776 17.55% 1,359 -10.53% -768 13.19% 1,185 4.05% 363 7.37% 131 0.80% 28 5.55% 203
Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan tertinggi terjadi pada bank milik pemerintah (termasuk BPD) yang naik sebesar Rp 1.776 miliar (7,39%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara dana bank swasta mencatat peningkatan sebesar Rp 363 miliar atau tumbuh 4,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
24
Perkembangan Perbankan Daerah
Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) di bank umum pemerintah tersebut terutama berasal dari rekening giro milik pemerintah daerah sehingga giro mengalami peningkatan sebesar Rp 1.539 miliar (17,55%) dibandingkan akhir triwulan I-2008. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan peningkatan jumlah transfer dana perimbangan terutama dana bagi hasil migas akibat peningkatan asumsi harga migas dalam APBN-P. 3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum Pertumbuhan kredit bank umum di Kaltim pada triwulan laporan tumbuh mengesankan
meskipun Suku Bunga (%)
cukup
duibayangi oleh tren peningkatan BI rate atau suku bunga acuan SBI 1bulan yang mengalami kenaikan 50 basis
poin
menjadi
selama
8%.
peningkatan
triwulan
Akan
BI-rate
laporan
tetapi
tersebut
K. Inv
20
K. Kons
KMK
BI-rate
18 16 14 12 10 8 6
tren
Q1
belum
Q2
Q3
Q4
Q1
2006
diikuti dengan peningkatan suku bunga
Q2
Q3
Q4
2007
Q1
Q2
2008
Grafik 3.2. Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate
kredit. Suku bunga kredit modal kerja
dan konsumsi terlihat relatif stabil meskipun suku bunga investasi mengalami sedikit kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 3.2). Sementara jumlah kredit yang belum digunakan (undisbursed loans) pada triwulan laporan tercatat Rp 1.685 miliar atau meningkat sebesar Rp 97 miliar dibanding triwulan II-2008 yang sebesar Rp 1.587 miliar. a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Kredit yang disalurkan oleh bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan II-
2008 mencapai Rp 18.209,6 miliar, mengalami peningkatan Rp 1.774,4 miliar atau tumbuh 10,8% (q-t-q) dibandingkan triwulan I-2008 (Tabel 3.3). Apabila dibandingkan dengan triwulan II-2007, penyaluran kredit pada triwulan II-2008 menunjukkan pertumbuhan sebesar 35,98% (y-o-y) Menurut kelompok bank, kredit disalurkan
bank
pemerintah mencapai Rp 11.144 miliar (pangsa
61,2%)
atau
mengalami
peningkatan sebesar Rp 1.252,5 miliar (12,66%)
dibandingkan
Kredit
umum
dengan
Kredit (triliun Rp)
yang
triwulan sebelumnya. Sementara itu,
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2005
swasta mencapai Rp 7.065,6 miliar miliar (7,98%). Berdasarkan
jenis
g (qtq)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
penyaluran kredit oleh bank umum (pangsa 38,8%) atau naik Rp 521,9
g (yoy)
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2006
2007
2008
Grafik 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
penggunaannya,
kredit
investasi
mengalami
pertumbuhan
tertinggi, yaitu sebesar 14,95% atau bertambah Rp 548,8 miliar. Selanjutnya kredit modal kerja dan konsumsi meningkat masing-masing sebesar Rp 828,9 miliar (11,24%) dan Rp 396,7 miliar (7,36%). Menurut sektornya, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial (37,84%), diikuti oleh sektor angkutan (28,05%) dan sektor pertanian (20,94%).
25
Perkembangan Perbankan Daerah
Dengan terdapatnya pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan simpanan masyarakat, nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami peningkatan, dari 49,84% pada triwulan I-2008 menjadi 51,86% pada triwulan laporan. Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Posisi (dalam Rp Miliar)
Keterangan Kredit Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain LDR
Pert. Tw2-08
Komposisi Tw2-08
Tw2-07
Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
q-t-q
+/- (Rp M)
13,391.5
14,656.1
15,731.5
16,435.2
18,209.6
100.0%
10.80%
1,774.4
8,016.6 5,375.0
8,835.0 5,821.2
9,404.8 6,326.6
9,891.5 6,543.7
11,144.0 7,065.6
61.2% 38.8%
12.66% 7.98%
1,252.5 521.9
6,157.1 2,917.8 4,316.7
6,882.5 3,053.2 4,720.4
7,231.3 3,453.3 5,046.9
7,373.3 3,670.8 5,391.2
8,202.2 4,219.6 5,787.9
45.0% 23.2% 31.8%
11.24% 14.95% 7.36%
828.9 548.8 396.7
463.5 419.9 675.9 20.4 1,833.3 3,359.3 478.8 1,671.2 143.5 4,325.6
469.3 508.9 699.4 19.0 2,093.0 3,587.4 465.5 1,943.7 142.6 4,727.5
514.1 553.7 706.6 17.5 2,006.9 3,901.0 579.8 2,244.7 151.7 5,055.4
550.6 525.2 719.8 14.2 2,152.9 3,901.1 549.6 2,459.3 161.4 5,401.2
665.9 583.0 710.5 14.9 2,384.7 4,319.5 703.8 2,803.6 222.4 5,801.2
3.7% 3.2% 3.9% 0.1% 13.1% 23.7% 3.9% 15.4% 1.2% 31.9%
20.94% 11.01% -1.28% 5.05% 10.77% 10.72% 28.05% 14.00% 37.84% 7.41%
115.3 57.9 -9.2 0.7 231.8 418.4 154.2 344.3 61.1 400.0
44.43%
45.11%
45.84%
49.84%
51.86%
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan perbankan
secara
nasional
untuk
Kredit (sb kanan)
(s.d Mei 2008) tercatat sebesar Rp 25.383,8
miliar,
mengalami
peningkatan sebesar Rp 1.378 miliar (5,74%) dibandingkan dengan posisi
Kredit (triliun Rp)
membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan
posisi Mei 2008 tahun 2007, kredit
g (qtq) 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20%
25 20 15 10 5 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.4). Namun jika dibandingkan dengan
g (yoy)
30
2005
2006
2007
2008
Grafik 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
berdasarkan lokasi proyek mengalami tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi yakni sebesar 42,42% (y-o-y) (Grafik 3.4). Selanjutnya
Kalsel 0.52% Lainnya Jatim 0.25% 0.65%
menurut
propinsi
asal
bank pemberi kredit, 63,9% merupakan kredit dari bank di Kaltim sendiri sementara sisanya berasal dari bank umum yang berkantor di
DKI 34.68%
luar Kaltim, terutama diberikan oleh kantor pusat bank di Jakarta dengan pangsa 34,68% Kaltim 63.90%
dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim. Selanjutnya bank yang berkantor di Jatim dan
Grafik 3.5 Kredit lokasi proyek berdasarkan Propinsi Asal
Kalsel
memiliki
pangsa
masing-masing
sebesar 0,65% dan 0,52% (Grafik 3.5).
26
Perkembangan Perbankan Daerah
Menurut sektor ekonomi, peningkatan kredit terjadi hampir pada semua sektor, kecuali pada sektor pertambangan, sektor listrik, gas & air dan sektor jasa sosial yang justru mengalami penurunan kredit dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.4). Peningkatan kredit terbesar dialami sektor perindustrian yang posisi kreditnya naik sebesar Rp 374,4 miliar (27,28%), diikuti oleh sektor pertanian dengan peningkatan kredit sebesar Rp 237,1 miliar (16,04%). Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR) berdasarkan lokasi proyek di Kaltim sedikit turun, dari sebesar 72,8% per Maret 2008 menjadi 72,3% per Mei 2008. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Kredit Lokasi Proyek Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Posisi (dalam Rp Miliar)
Komposisi Tw2-08
Pert. Tw2-08
Tw2-07
Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
19,641.0
20,309.0
24,515.8
24,005.8
25,383.8
100.0%
5.74%
1,378.0
9,359.6 10,281.4
10,118.6 10,190.4
11,177.8 13,338.0
11,745.2 12,260.6
12,224.1 13,159.7
48.2% 51.8%
4.08% 7.33%
478.9 899.1
1,251.1 3,142.3 1,329.1 241.6 2,462.6 3,717.0 1,005.6 2,150.3 151.0 4,190.4
1,231.0 2,766.4 1,226.3 261.0 2,706.0 3,996.0 882.6 2,562.8 142.2 4,534.8
1,394.3 5,340.1 1,325.7 4,314.2 284.3 2,589.1 1,015.1 3,290.2 136.3 4,826.4
1,478.1 4,028.1 1,376.3 314.9 2,691.2 4,304.6 941.6 3,409.5 244.5 5,217.0
1,715.2 3,841.5 1,751.7 307.6 2,784.0 4,519.5 1,009.7 3,691.6 169.0 5,594.0
6.8% 15.1% 6.9% 1.2% 11.0% 17.8% 4.0% 14.5% 0.7% 22.0%
16.04% -4.63% 27.28% -2.30% 3.45% 4.99% 7.23% 8.27% -30.91% 7.23%
237.1 -186.6 375.4 -7.2 92.8 214.9 68.1 282.1 -75.6 377.0
65.2%
62.5%
71.4%
72.8%
72.3%
LDR - lokasi proyek
q-t-q
+/- (Rp M)
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) mencapai Rp 7.548,2 miliar (pangsa 32,73%) dan di kota Samarinda sebesar Rp 7.380,9 miliar (pangsa 32,01%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau sebesar Rp 51,7 miliar (pangsa 0,29%). Tabel 3.5. Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kapupaten/Kota di Kaltim
Kabupaten/Kota Kota Balikpapan Kota Samarinda Kota Bontang Kab. Kutai Kartanegara Kab. Berau Kota Tarakan Kab. Paser Kab. Bulungan Kab. Kutai Timur Kab. Nunukan Kab. Kutai Barat Kab. Malinau
Nominal (Rp M) *) Kredit DPK 7,548.2 7,868.0 7,380.9 11,675.7 3,626.8 1,897.0 2,261.7 3,295.9 1,370.7 1,589.5 1,115.2 2,773.3 672.8 1,499.8 597.9 1,148.9 506.2 400.3 210.3 629.8 163.2 453.3 51.0 525.9
Pangsa Kredit DPK 32.73% 23.31% 32.01% 34.59% 15.73% 5.62% 9.81% 9.76% 5.94% 4.71% 4.84% 8.22% 2.92% 4.44% 2.59% 3.40% 2.19% 1.19% 0.91% 1.87% 0.71% 1.34% 0.22% 1.56%
LDR 95.93% 63.22% 191.19% 68.62% 86.23% 40.21% 44.86% 52.04% 126.46% 33.40% 36.00% 9.70%
Ket: *) Posisi Mei 2008, termasuk kredit BPR
Apabila dilihat dari nisbah pinjaman
terhadap simpanan
(LDR), nisbah tertinggi
terjadi di kota Bontang sebesar 191,19%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Timur (126,46%) dan kota Balikpapan (95,93%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah 9,70% (Tabel 3.5).
27
Perkembangan Perbankan Daerah
3.3. Perkembangan Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan II-2008 mencapai Rp 12.460 miliar atau dengan pangsa 68,4% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Jumlah kredit MKM tersebut pada triwulan laporan tercatat meningkat sebesar Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala kecil yang merupakan kredit dengan plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta, yakni sebesar 12,94% atau meningkat Rp 441 miliar menjadi Rp 3.848 miliar pada triwulan laporan. Selanjutnya kredit berskala menengah (plafon Rp 500 juta s.d Rp 5 miliar) tumbuh 12,32% atau meningkat Rp 589 miliar menjadi Rp 5.368 miliar dan kredit berskala mikro (plafon hingga Rp 50 juta) mengalami kenaikan Rp 245 miliar (8,17%). Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Posisi (miliar Rp)
Skala Kredit
Tw2-07
Tw3-07
Tw4-07
Komposisi
Tw1-08
Tw2-08
Tw1-08
Tw2-08
Pert. Tw2-08 +/- (Rp M)
q-t-q
Mikro (s.d Rp 50 jt)
2,597
2,757
2,867
3,000
3,245
18.3%
17.8%
245
8.17%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt)
2,838
3,113
3,289
3,407
3,848
20.7%
21.1%
441
12.94%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar)
4,147
4,398
4,764
4,779
5,368
29.1%
29.5%
589
12.32%
Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar)
9,582
10,268
10,920
11,186
12,460
68.1%
68.4%
1,275
11.40%
Besar (> Rp 5 miliar)
3,809
4,388
4,811
5,250
5,749
31.9%
31.6%
500
9.52%
Total
13,392
14,656
15,731
16,435
18,210
100.0%
100.0%
1,774
10.80%
Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah yang mempunyai pangsa 55,9% dari total kredit UMKM, telah menyalurkan kredit UMKM hingga triwulan II-2008 sebanyak Rp 6.967 miliar atau mengalami kenaikan Rp 790,9 miliar (12,81%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan pada periode yang sama, jumlah kredit MKM yang telah dikucurkan bank swasta tercatat sebesar Rp 5.493 miliar, meningkat Rp 483,7 miliar (9,66%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7). Tabel 3.7. Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan Kredit UMKM Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Posisi (dalam Rp miliar) Tw2-07
Komposisi Tw1-08
Tw2-08
Pert. Tw2-08
Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
q-t-q
9,582.1
10,268.1
10,920.1
11,185.6
12,460.2
100.0%
100.0%
11.40%
+/- (Rp M) 1,274.6
5,328.4 4,253.7
5,701.8 4,566.3
6,083.1 4,837.0
6,176.2 5,009.4
6,967.1 5,493.1
55.2% 44.8%
55.9% 44.1%
12.81% 9.66%
790.9 483.7
4,036.3 1,293.8 4,252.0
4,323.9 1,350.2 4,594.0
4,571.2 1,422.2 4,926.7
4,525.9 1,377.2 5,282.6
5,127.8 1,622.6 5,709.8
40.5% 12.3% 47.2%
41.2% 13.0% 45.8%
13.30% 17.82% 8.09%
601.9 245.5 427.2
324.9 142.9 152.8 10.5 790.1 2,574.4 223.4 999.4 102.7 4,260.9
319.0 133.6 159.2 9.7 855.3 2,742.6 219.4 1,127.4 100.9 4,601.1
348.2 145.0 162.5 8.8 868.7 2,889.0 262.4 1,205.8 94.5 4,935.2
313.8 148.7 174.5 6.4 811.2 2,848.4 254.2 1,250.3 85.5 5,292.6
340.7 143.0 177.9 7.9 949.7 3,192.9 299.4 1,534.3 91.3 5,723.1
2.8% 1.3% 1.6% 0.1% 7.3% 25.5% 2.3% 11.2% 0.8% 47.3%
2.7% 1.1% 1.4% 0.1% 7.6% 25.6% 2.4% 12.3% 0.7% 45.9%
8.58% -3.77% 1.96% 23.21% 17.07% 12.09% 17.80% 22.71% 6.72% 8.13%
26.9 -5.6 3.4 1.5 138.5 344.5 45.2 284.0 5.7 430.5
Menurut jenis penggunaan, sebagian besar kredit UMKM disalurkan untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 54,2%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masingmasing berjumlah Rp 5.127,8 miliar (pangsa 41,3%) dan Rp 1.622,6 miliar (pangsa 13,0%). Sementara sisanya sebesar Rp 5.709,8 miliar (pangsa 45,8%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya, kredit MKM untuk investasi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar
28
Perkembangan Perbankan Daerah
17,82% atau bertambah sebesar Rp 245,5 miliar dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Selanjutnya, kredit MKM untuk modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp 601,9 miliar (13,3%) dan Rp 427,2 miliar (8,09%). Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,6%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 12,3%) dan sektor konstruksi (pangsa 7,6%). Dilihat dari pertumbuhannya, sektor listri, gas & air dan sektor jasa dunia usaha mengalami pertumbuhan kredit tertinggi, masing-masing sebesar 23,21% dan 22,71%.
Sedangkan ssatu-satunya sektor usaha yang mengalami penurunan kredit adalah
sektor pertambangan (-5,6%). Tabel 3.8. Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit Trw1-08 (miliar Rp)
Koletibilitas Lancar
Trw2-08 (miliar Rp)
Mikro
Kecil
2,674.4
3,023.8
4,263.2
Dalam Perhatian Khusus
Menengah
UMKM
Mikro
Kecil
9,961.5
2,883.2
3,486.3
Menengah 4,867.9
11,237.3
UMKM 843.4
260.9
262.6
324.8
848.4
293.0
247.1
303.4
Kurang Lancar
10.5
19.8
26.2
56.4
9.0
15.8
31.2
55.9
Diragukan
14.1
18.4
19.3
51.7
13.1
13.8
31.5
58.4
Macet
40.1
82.2
145.3
267.6
46.9
84.7
133.6
265.3
3,000.0
3,406.9
4,778.8
11,185.6
3,245.1
3,847.6
5,367.6
12,460.2
Nominal NPLs
64.6
120.4
190.7
375.8
69.0
114.2
196.3
379.5
% NPLs
2.15
3.54
3.99
3.36
2.13
2.97
3.66
3.05
Total Kredit UMKM
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan relatif terjaga, seperti ditunjukkan oleh persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang mengalami perbaikan dari 3,36% pada triwulan I-2008 menjadi 3,05% pada triwulan laporan. Dilihat dari skalanya, kredit MKM yang dikucurkan untuk kredit mikro memiliki persentase NPLs terendah yaitu 2,13%. Sementara persentase NPLs kredit berskala kecil dan menengah masing-masing tercatat sebesar 2,97% dan 3,66% (Tabel 3.8). Tabel 3.9 Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan NPLs Kredit UMKM Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Posisi (Rp miliar) Tw2-07
Tw3-07
Tw4-07
Pert. Tw2-08 Tw1-08
Tw2-08
+/- (Rp M)
q-t-q
Nisbah NPL Tw1-08
Tw2-08
396.6
419.5
351.6
375.8
379.5
3.74
0.99%
3.36%
3.05%
282.8 113.8
289.0 130.5
234.7 116.9
257.8 118.0
271.4 108.1
13.63 -9.89
5.29% -8.38%
4.17% 2.36%
3.90% 1.97%
169.6 92.1 134.8
186.6 107.8 125.1
148.1 78.6 125.0
172.9 71.8 131.1
179.0 71.9 128.5
6.16 0.13 -2.55
3.56% 0.18% -1.95%
3.82% 5.22% 2.48%
3.49% 4.43% 2.25%
30.0 7.6 12.9 0.0 52.8 92.2 8.3 53.9 2.0 136.9
31.7 5.5 11.6 0.0 60.4 110.2 8.1 64.0 0.9 127.1
20.7 2.9 11.7 0.0 47.7 80.0 7.3 49.8 4.7 126.9
23.8 4.1 12.2 0.0 44.0 104.5 4.2 45.3 4.6 133.0
24.3 3.1 13.0 0.0 34.2 114.6 6.4 48.4 5.0 130.4
0.53 -0.92 0.72 0.00 -9.80 10.09 2.20 3.06 0.38 -2.52
2.24% -22.61% 5.88% 0.00% -22.27% 9.65% 51.71% 6.76% 8.21% -1.90%
7.59% 2.73% 7.01% 0.38% 5.43% 3.67% 1.67% 3.63% 5.36% 2.51%
7.15% 2.19% 7.28% 0.30% 3.60% 3.59% 2.15% 3.15% 5.43% 2.28%
Berdasarkan kelompok bank, persentase kredit MKM bermasalah pada bank pemerintah tercatat relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta, yakni 3,9% berbanding 1,97%. Persentase NPLs pada bank pemerintah tersebut menurun dibanding triwulan sebelumnya yang
29
Perkembangan Perbankan Daerah
sebesar 4,17%. Begitu pula halnya dengan nisbah NPLs bank swasta, membaik dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 2,36% (tabel 3.9). Dilihat dari jenis penggunaan kredit, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 4,43% namun membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,22%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja juga mengalami perbaikan, dari 3,82% pada triwulan sebelumnya menjadi 3,49% pada triwulan laporan. Sementara nisbah NPLs UMKM untuk kredit konsumsi merupakan yang terendahyakni sebesar 2,25% atau lebih rendah dibanding nisbah pada triwulan sebelumnya sebesar 2,48%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor perindustrian (7,28%), diikuti oleh sektor pertanian (7,15%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5%.
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1
Jumlah Kalimantan
aset
BPR
Timur
di
wilayah
mengalami
pertumbuhan
sebesar
33,20%
(y-o-y)
dibandingkan
dengan
triwulan
I-2007,
Rp miliar
a. Perkembangan Aset BPR
dengan total nilai mencapai Rp 161,28 miliar. Demikian juga secara triwulanan, aset BPR tumbuh sebesar 12,66% (q-t-q)
Aset
180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
QI
dibandingkan dengan jumlah aset pada
%
Y-o-Y
Q II
Q III 2007
triwulan I-2008.
Q IV
QI
Q II 2008
Grafik 3.6 Perkembangan Aset BPR
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini mengalami peningkatan sebesar 28,18% (y-oy)
dibandingkan
triwulan II-2007.
Hal
ini
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah tabungan sebesar 19,56% (y-o-y) menjadi Rp 39,3 miliar dari Rp 32,9 miliar pada triwulan II2007,
dan
pertumbuhan
deposito
yang
mencapai 35,24% (y-o-y) dari Rp 40,11 miliar menjadi Rp 54,25 miliar. Secara triwulanan, DPK BPR tumbuh sebesar 8,26% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai Rp 117,14
miliar, atau mengalami
peningkatan sebesar 23,11% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2007. Peningkatan ini dipengaruhi oleh
1
Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
30
Perkembangan Perbankan Daerah
pertumbuhan pada setiap komponen kredit, yaitu modal kerja yang tumbuh 23,84% (y-o-y) menjadi Rp 73,12 miliar; investasi tumbuh 8,12% (y-o-y) menjadi Rp 8,63 miliar dan kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 25,82% (y-o-y) menjadi Rp 35,39 miliar. Secara triwulanan, penyaluran kredit ini juga mengalami pertumbuhan, yaitu mencapai 23,38% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008. Meningkatnya pertumbuhan kredit ini diimbangi dengan prinsip kehati-hatian yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal ini ditunjukkan dengan tingkat NPL sebesar 7,74%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 7,86%. Tabel 3.10. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) 2007
Keterangan
QI
Jumlah BPR
Q II
11 113,928
Aset
11 121,082
74,002
Kredit
95,157
48,880
Modal Kerja
Q IV
11 119,600
11 146,893
88,044
59,044
56,751
QI
Q II
Q-t-Q
Y-o-Y
12.66
33.20
11 143,155
11 161,276
94,943
117,144
23.38
23.11
73,120
23.60
23.84
91,061 58,292
59,157
5,186
7,984
6,514
6,198
6,951
8,632
24.20
8.12
28,129
24,780
26,572
28,836
35,391
22.73
25.82
93,546
8.26
28.18
54,247
11.36
35.24
39,299
4.26
19.56
DPK
73,483
Deposito
72,981
39,930
Tabungan
50,082
32,870
100.71
NPLs (%)
80,912
40,111
33,553
LDR (%)
Q III
Q II-2008
19,936
Investasi Konsumsi
2008
30,830
130.39
5.99
7.17
84,395
86,408
54,066
48,714
30,328
37,694
108.81
107.90
109.88
7.36
9.17
7.86
125.23 7.74
Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali.
3.5. Asesmen Risiko Perbankan 3.5.1 Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim relatif terkendali sebagaimana tercermin dari portofolio aktiva produktif yang cukup aman dan kualitas kredit yang relatif terjaga. Sebagian besar aktiva produktif bank umum di Kaltim pada triwulan laporan ditempatkan dalam bentuk kredit dengan pangsa mencapai 70,16%. Bahkan share kredit terhadap aktiva produktif di triwulan laporan tercatat lebih tinggi dibandingkan pangsa triwulan sebelumnya sebesar 66,88%. Portofolio terbesar berikutnya merupakan penempatan pada BI yang tercatat Rp 6.174,6 miliar (pangsa sebesar 23,79%), mengalami penurunan Rp 197,1 miliar (-3,09%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.11). Tabel 3.11. Perkembangan Aktiva Produktif Bank Umum Aktiva Produktif Penempatan pada BI
Posisi (Rp M) Tw4-07
Tw1-08
Komposisi Tw2-08
Tw IV-07
Tw1-08
Pert. Tw2-08 Tw2-08
q-t-q
+/- (Rp M)
8,744.9
6,371.7
6,174.6
32.95%
25.93%
23.79%
-3.09%
-197.1
Penempatan pada Bank Lain
482.0
420.1
298.1
1.82%
1.71%
1.15%
-29.04%
-122.0
Surat berharga yang dimiliki
1,570.2
1,335.3
1,262.4
5.92%
5.43%
4.86%
-5.46%
-72.9
15,731.5
16,435.2
18,209.6
59.28%
66.88%
70.16%
10.80%
1,774.4
Kredit yang diberikan Tagihan lainnya
6.0
7.4
7.4
0.02%
0.03%
0.03%
0.49%
0.0
Penyertaan
3.4
3.4
3.4
0.01%
0.01%
0.01%
0.00%
0.0
26,538.0
24,573.2
25,955.5
100.00%
100.00%
100.00%
5.63%
1,382.4
Total
31
Perkembangan Perbankan Daerah
Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim relatif rendah, seperti tercermin dari persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs) pada triwulan II-2008 sebesar 2,89% atau lebih rendah dibanding nisbah NPLs triwulan I-2008 sebesar 3,13% (Tabel 3.12). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah hanya tumbuh 2,05% atau jauh dibawah pertumbuhan kredit yang sebesar 10,8%. Tabel 3.12. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibiltas Kolektibilitas (Rp M)
Sektor
Tw4-07
1. Lancar 2. Dalam Perhatian Khusus
Tw1-08
Komposisi
Tw2-08
Tw4-07
Tw1-08
Pert. Tw2-08 Tw2-08
+/- (Rp M)
q-t-q
14,384.0
14,675.9
16,594.6
91.43%
89.30%
91.13%
1,918.8
13.07% -12.45%
857.3
1,244.5
1,089.6
5.45%
7.57%
5.98%
-154.9
3. Kurang lancar
60.4
56.4
61.2
0.38%
0.34%
0.34%
4.7
8.41%
4. Diragukan
50.4
69.0
65.4
0.32%
0.42%
0.36%
-3.6
-5.17%
5. Macet
379.4
389.5
398.8
2.41%
2.37%
2.19%
9.4
2.40%
NPLs (3,4,5)
490.1
514.9
525.4
3.12%
3.13%
2.89%
10.5
2.05%
Total Kredit
15,731.5
16,435.2
18,209.6
100.00%
100.00%
100.00%
1,774.4
10.80%
Berdasarkan kelompok bank, baik bank pemerintah maupun bank swasta menghadapi risiko kredit yang relatif sama. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (NPLs) pada bank pemerintah yang tercatat 2,86%, atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan nisbah NPLs bank swasta sebesar 2,92%. Dilihat dari perkembangannya, nisbah NPLs bank pemerintah menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,71%. Sebaliknya nisbah NPLs bank swasta mengalami sedikit penurunan dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 2,27% (Tabel 3.13). Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis kredit relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 4,38% namun tercatat membaik dibandingkan dengan persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 4,89%. Sementara itu, persentase NPLs kredit modal kerja dan kredit konsumsi relatif rendah yakni masing-masing sebesar 2,59% dan 2,22%. Berdasarkan sektor ekonomi, risiko kredit tertinggi terjadi pada sektor konstruksi dengan persentase NPLs sebesar 5,61% dan sektor pertanian dengan nisbah NPLs sebesar 5,24%. Sementara itu, sektor lainnya mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%). Tabel 3.13. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum
32
Perkembangan Perbankan Daerah
Keterangan
Nominal NPL (Rp M) Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08
Tw2-07
Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain Total
Pert. Tw2-08 +/- (Rp M) q-t-q
Tw2-08
Nisbah NPL (%) Tw1-08 Tw2-08
430.03 123.38
418.32 139.94
341.61 148.51
366.65 148.23
319.09 206.32
-22.52 57.81
-6.59% 38.92%
3.71 2.27
2.86 2.92
198.93 219.64 134.85
206.13 227.01 125.13
177.55 187.61 124.97
204.35 179.44 131.08
212.21 184.67 128.53
34.66 -2.94 3.56
19.52% -1.56% 2.85%
2.77 4.89 2.43
2.59 4.38 2.22
40.53 12.97 21.48 0.02 145.38 107.89 8.26 77.99 2.03 136.86 553.41
42.27 10.72 20.20 0.02 143.24 117.57 8.13 88.08 0.90 127.13 558.26
31.22 8.14 20.32 0.02 136.29 87.41 7.33 67.86 4.66 126.89 490.13
34.34 9.27 20.87 0.02 134.62 111.77 4.25 62.19 4.58 132.96 514.88
34.88 6.36 21.59 0.02 133.83 121.65 6.44 65.25 4.96 130.44 525.41
3.66 11.73% -1.78 -21.86% 1.27 6.27% 0.00 0.00% -2.46 -1.81% 34.24 39.16% -0.89 -12.11% -2.61 -3.84% 0.30 6.37% 3.55 2.80% 35.28 7.20%
6.24 1.77 2.90 0.17 6.25 2.87 0.77 2.53 2.84 2.46 3.13
5.24 1.09 3.04 0.16 5.61 2.82 0.92 2.33 2.23 2.25 2.89
3.5.2 Risiko Likuiditas Asesmen
risiko
likuiditas
20,408 19,272
Perorangan
bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum
di
Kaltim
ditinjau
8,068 8,570
Pem da
dari
struktur kepemilikan bank, profil
3,835 3,052
Perus. Sw asta
jangka waktu simpanan dan skala simpanan. Dari
segi
struktur
0
5,000
separoh
simpanan
di
bank
Tw 1-08 10,000
15,000
20,000
25,000
DPK (Rp juta)
kepemilikan diketahui bahwa lebih dari
Tw 2-08
2,802 2,080
Lainnya
Grafik 3.9. Struktur Kepemilikan Simpanan
umum pada triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni sebesar Rp 20.408 miliar dengan pangsa 58,12%. Selanjutnya dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 8.068 miliar dengan pangsa 22,98% dan dana milik perusahaan swasta sebesar Rp 3.835 miliar dengan pangsa 10,92% (Grafik 3.9). Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 95,5%. Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Implikasinya, perbankan akan menjadi relatif lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman yang bersifat jangka panjang. Tabel 3.14 Struktur Jangka Waktu DPK Keterangan Jangka pendek Giro Tabungan Deposito s.d 3 bulan Total DPK s.d 3 bulan Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan Total DPK
Posisi (Rp M)
Komposisi
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
10,827.4 12,856.4 9,550.2 33,234.0
9,523.1 12,642.8 9,303.1 31,469.0
11,013.2 14,031.0 8,491.3 33,535.6
31.6% 37.5% 27.8% 96.8%
28.9% 38.3% 28.2% 95.4%
31.4% 40.0% 24.2% 95.5%
1,081.9 34,315.8
1,505.5 32,974.5
1,577.2 35,112.8
3.2% 100.0%
4.6% 100.0%
4.5% 100.0%
33
Perkembangan Perbankan Daerah
3.5.3 Risiko Pasar analisis
grafis 17.5
yang menghubungkan antara suku
7.0
bunga kredit dengan rasio NPLs
17.0
dalam periode triwulan I-2006 s.d terlihat
II-2008
(Grafik
pergerakan
yang
3.10), acak
antara nisbah NPLs dengan suku
6.0 5.0
16.5
(%)
triwulan
8.0
4.0 16.0
3.0 Bunga Kredit (sumbu kiri)
15.5
penghitungan
koefisien
korelasi 2 kedua variabel tersebut yang hanya 0,44. Dengan demikian
2.0
Gross NPLs (sumbu kanan)
1.0
bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil
(%)
Berdasarkan
15.0
0.0 Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08
Grafik 3.10. Perkembangan bunga kredit dan nisbah NPLs
dapat dikatakan bahwa persentase NPLs tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2
Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
34
BBA ABB
IV
KEUANGAN DAERAH
4.1 Gambaran Umum Realisasi komponen pendapatan pada APBD Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2007 mengalami peningkatan dibandingkan dengan APBD Perubahan (APBDP) 2007, yang dipengaruhi oleh peningkatan pada komponen pendapatan transfer, terutama berasal dari dana perimbangan. Sementara komponen pendapatan asli daerah (PAD) juga mengalami peningkatan, yang didorong oleh peningkatan pada komponen lain-lain PAD yang sah. Pada sisi belanja, mengalami penurunan dibandingkan dengan APBDP 2007. Penurunan tersebut terjadi pada semua komponen, terutama dipengaruhi oleh penurunan yang terjadi pada komponen belanja modal. 4.2 Pendapatan Realisasi APBD Kalimantan Timur tahun 2007
dari
sisi
Pendapatan,
mengalami
peningkatan sebesar 19,94% dibandingkan APBD perubahan (APBDP) tahun 2007, atau meningkat sebesar
Rp
748,2
miliar.
pendapatan
asli
mengalami
peningkatan
dibandingkan
daerah
dengan
Pada
(PAD),
komponen realisasinya
sebesar
APBDP.
Andil
10,54% terbesar
peningkatan tersebut berasal dari komponen Lainlain PAD yang sah, yang meningkat sebesar 104,95% dengan
dibandingkan kontribusi
dengan
sebesar
APBDP
11,94%
2007,
terhadap
pertumbuhan realisasi PAD. Sementara komponen pendapatan retribusi daerah memberikan kontribusi yang negatif terhadap pertumbuhan realisasi PAD sebesar -10,93%. Sementara itu pada komponen pendapatan transfer, mengalami peningkatan sebesar Rp 616,4 miliar dibandingkan dengan APBDP. Komponen ini dibentuk oleh komponen transfer pemerintah pusat – dana perimbangan, dengan pangsa sebesar 96,53%, dan komponen transfer pemerintah pusat – lainnya (3,47%). Komponen transfer pemerintah pusat - dana perimbangan mengalami pertumbuhan sebesar 23,79% dibandingkan dengan APBDP 2007 atau meningkat sebesar Rp 595,1 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan komponen dana bagi hasil pajak yang mengalami peningkatan sebesar Rp 331,3 miliar atau tumbuh 128,66% dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 13,24%. 4.3 Belanja Komponen Belanja pada realisasi APBD Kalimantan Timur tahun 2007 mengalami penurunan sebesar -22,92% (y-o-y) dibandingkan dengan APBDP 2007, atau turun Rp 1,54 triliun. Penurunan terbesar komponen belanja ini dipengaruhi oleh penurunan yang terjadi pada belanja modal, yang memberikan kontribusi penurunan sebesar -13,76%, atau turun sebesar -31,14% dibandingkan dengan RAPBD 2007. Komponen lainnya seperti belanja operasi, belanja tidak terduga dan transfer juga
34
Keuangan Daerah mengalami
penurunan
dengan
kontribusi
masing-
masing sebesar -13,76%, -0,07% dan -1,30% terhadap realisasi belanja APBD Kaltim 2007. Penurunan
yang
terjadi
pada
komponen
belanja modal dipengaruhi oleh penurunan realisasi komponen memiliki komponen
belanja pangsa belanja
gedung terbesar modal,
dan
bangunan,
dalam yaitu
yang
pembentukan
sebesar
49,07%.
Komponen ini turun Rp 453,1 miliar dibandingkan dengan APBDP 2007, atau turun sebesar -31,03%, dengan andil -15,22%.
35
BBA ABB
V
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Gambaran Umum Sistem Pembayaran di Kalimantan Timur triwulan II-2008 menunjukkan perkembangan yang beragam. Peredaran uang kartal mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I2008. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan uang kartal oleh masyarakat seiring dengan meningkatnya biaya kebutuhan hidup karena kenaikan harga berbagai komoditas. Selain itu terkait dengan pelaksanaan PON XVII di Kalimantan Timur yang turut menjadi pendorong peningkatan permintaan uang kartal. Fenomena ini terlihat dari meningkatnya jumlah uang kartal secara signifikan dari kas Bank Indonesia yang berada di Kalimantan Timur. Sementara itu pada transaksi non tunai, yaitu melalui kliring dan RTGS, mengalami perkembangan yang berbeda. Transaksi kliring pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS mengalami penurunan yang cukup dalam dibandingkan dengan triwulan I-2008. 5.2. Perkembangan Transaksi Tunai 5.2.1. Perkembangan Peredaran Uang Kartal Peredaran uang kartal di Kalimantan Timur dihitung dari jumlah uang kartal yang keluar dan masuk melalui kas Kantor Bank Indonesia
Samarinda
dan
Balikpapan,
pada
triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan yang meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar triwulan II-2008 mencapai Rp 1.903
miliar
atau
naik
26,96%
(q-t-q)
dibandingkan triwulan I-2008 yang mencapai Rp 1.499 miliar. Dari jumah peredaran uang pada periode berjalan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 1.725 miliar. Jumlah ini naik tinggi sebesar 267,39% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 178 miliar atau turun 82,70% dibandingkan triwulan I-2008. Secara keseluruhan, pada triwulan II-2008 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk) sebesar Rp 1.547 miliar. Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis
36
Perkembangan Sistem Pembayaran
uang
yang
termasuk
kemudian
masuk
dalam
dalam
UTLE
tersebut
klasifikasi
untuk
dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang terkena PTTB ini pada triwulan II-2008 mencapai
Rp
170
miliar
atau
mengalami
penurunan sebesar -37,17% (q-t-q) dibandingkan triwulan I-2008. Secara keseluruhan, dibandingkan dengan periode
yang
sama tahun
sebelumnya, yaitu
triwulan II-2008, jumlah uang kartal yang beredar mengalami peningkatan sebesar 2,96% (y-o-y), sedangkan PTTB turun 39,26%.
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai 5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi kliring di wilayah Kalimantan Timur, yang meliputi
Kota
Samarinda,
Balikpapan,
Bontang
dan
Tarakan, pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jumlah transaksi kliring triwulan II-2008 mencapai Rp 4.749 miliar atau meningkat 13,10% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008; dengan jumlah volume transaksi sebesar
231.000
transaksi.
Sementara
dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya, transaksi kliring tumbuh hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,92% (y-o-y).
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan II-2008 relatif mengalami penurunan, baik secara triwulanan maupun secara tahunan. Dibandingkan dengan triwulan I-2008, transaksi RTGS di Kalimantan Timur tercatat mengalami penurunan sebesar -39,34% (q-t-q), yaitu turun dari Rp 49.008 miliar menjadi Rp 29.729 miliar. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan transaksi RTGS yang keluar Kaltim dan yang masuk ke Kaltim. Transaksi RTGS keluar Kaltim turun sebesar -49,12% (q-t-q), dari Rp 28.145 miliar mejadi Rp 14.230 miliar. Sedangkan transaksi RTGS masuk ke Kaltim turun dari Rp 20.863 miliar menjadi Rp 15.409 miliar. Sementara perkembangan transaksi RTGS secara tahunan mengalami penurunan sebesar -4,08% (y-o-y), yaitu dari Rp 30.992 miliar pada triwulan II-2008. Penurunan transaksi RTGS pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh penurunan aktivitas ekonomi masyarakat.
37
Perkembangan Sistem Pembayaran
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) 2007
Transaksi RTGS
2008
Q II-2008
QI
Q II
Q III
Q IV
QI
Q II
Q-t-Q
Y-o-Y
Jumlah
13,844
15,006
18,072
26,330
28,145
14,320
-49.12
-4.57
Volume
12,600
12,702
14,808
23,869
16,243
17,476
7.59
37.58
Jumlah
12,748
15,987
19,424
28,083
20,863
15,409
-26.14
-3.61
Volume
17,164
18,204
20,555
30,078
22,142
23,940
8.12
31.51
Jumlah
26,592
30,992
37,497
54,413
49,008
29,729
-39.34
-4.08
Volume
29,764
30,906
35,363
53,947
38,385
41,416
7.90
34.01
Keluar Kaltim
Masuk Ke Kaltim
Total
Sumber : BI Web Berdasarkan Indonesia RTGS
di
berjalan dengan
di
Kalimantan
Kota ini
Kantor Timur,
Samarinda
mencapai
volume
transaksi.
lokasi
Rp
transaksi
Jumlah
transaksi
pada 20.673 sebesar
transaksi
Bank periode miliar 22.708
RTGS
di
Samarinda mengalami penurunan sebesar 50,61% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008.
Sementara
transaksi
RTGS
di
Balikpapan tercatat sebesar Rp 9.056 miliar atau
meningkat
sebesar
26,68%
(q-t-q)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
38
BBA ABB
VI
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
6.1 Gambaran Umum Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur (Kaltim) dihitung dari jumlah penduduk yang berusia 15 tahun keatas (15+). Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur (BPS Kaltim) pada bulan Februari 2008, jumlah penduduk berusia 15+ meningkat sebesar 9,02% (y-oy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau mencapai 2.167.766 orang. Namun di sisi lain, jumlah angkatan kerja mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penduduk berusia 15+ yang ternasuk dalam kategori bukan angkatan kerja, yang mengalami peningkatan sebesar 26,37%. Penurunan jumlah angkatan kerja tersebut menyebabkan menurunnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Berdasarkan sektor ekonominya, pertumbuhan tertinggi tenaga kerja terjadi pada sektor transportasi, sedangkan jumlah tenaga kerja pada sektor perdagangan mengalami penurunan terbesar. Namun hal ini diperkirakan hanya merupakan shifting antar sektor. Sementara berdasarkan pada status pekerjaannya, peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi pada sektor informal, terutama pada pekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap. Sedangkan sektor formal mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh menurunnya jumlah pekerja yang berstatus buruh/karyawan. 6.2 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Bulan Februari 2008 Jumlah angkatan kerja di Kaltim berdasarkan data bulan Februari 2008 tercatat sebanyak 1.249.488 orang, mengalami penurunan sebanyak 12.289 orang atau sebesar 0,97% (y-o-y) dibandingkan dengan keadaan Februari 2007. Namun di sisi lain, terdapat peningkatan pada jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 7.130 orang atau meningkat 0,65%. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pada bulan Februari 2008 tercatat sebesar 57,64%; lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 63,46% (Tabel 6.1). Sementara itu, jumlah pengangguran di Kalimantan Timur pada Februari 2008 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah pengangguran per bulan Februari 2008 mencapai 142.506 orang, turun 11,99% (y-o-y). Sehingga tingkat pengangguran terbuka mencapai 11,41%; lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2007 yang tercatat sebesar 12,83%. Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 tahun ke atas Menurut Kegiatan Kegiatan Utama
2007 Februari
2008 Agustus
Perubahan (Y-o-Y)
Februari
Jumlah
%
Penduduk 15+
1,988,439
2,010,209
2,167,766
179,327
9.02
Angkatan Kerja
1,261,777
1,241,421
1,249,488
(12,289)
(0.97)
1,099,852
1,091,625
1,106,982
7,130
161,925
149,796
142,506
(19,419)
(11.99)
726,662
768,788
918,278
191,616
26.37
Bekerja Penganggur Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
63.46%
61.76%
57.64%
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
12.83%
12.07%
11.41%
0.65
Sumber: BPS Kalimantan Timur
39
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Berdasarkan pertanian
masih
lapangan menjadi
pekerjaan sektor
utama,
terbesar
sektor
dalam
hal
penyerapan tenaga kerja, dengan pangsa sebesar 38%. Oleh karenanya, meski hanya tumbuh 10,17% namun sektor ini memberikan kontribusi pertumbuhan terbesar terhadap pertumbuhan keseluruhan tenaga kerja pada bulan Februari 2008, yakni mencapai sebesar 3,57%. Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan tenaga kerja tertinggi adalah sektor transportasi, yaitu sebesar 23,90% (y-o-y), dari 66.969 orang pada bulan Februari 2007 menjadi 82.963 orang dengan kontribusi terhadap total pertumbuhan tenaga kerja sebesar 0,01%. Sementara sektor perdagangan mengalami penurunan terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar -15,05% (y-o-y), atau dengan kontribusi terhadap pertumbuhan tenaga kerja sebesar -3,08%. Meskipun demikian, sektor perdagangan masih tercatat sebagai sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar kedua setelah sektor pertanian, dengan pangsa 17%. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi pada struktur penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur per bulan Februari 2008 diperkirakan hanyalah shifting yang bersifat sementara diantara sektor-sektor tersebut. Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaan Utama
2007 Februari
2008 Agustus
Perubahan (Y-o-Y)
Februari
Jumlah
%
Pertanian
386,194
369,702
425,453
39,259
10.17
Bangunan
75,175
69,207
81,276
6,101
8.12
Perdagangan
224,935
232,401
191,076
(33,859)
(15.05)
Transportasi
66,959
74,266
82,963
16,004
23.90
Jasa*
163,988
196,124
164,195
207
0.13
Lainnya**
182,601
149,925
162,019
(20,582)
(11.27)
1,099,852
1,091,625
1,106,982
7,130
0.65
TOTAL Sumber: BPS Kalimantan Timur
*Jasa Kemasyarakatan, Keuangan & Jasa Perusahaan **Pertambangan, Industri, Listrik, gas & air Berdasarkan
pada
status
pekerjaan
utama, yang dikelompokkan menjadi tujuh jenis pekerjaan atau dapat digolongkan kedalam dua kelompok
pekerja
ekonominya,
berdasarkan
yaitu
sektor
sifat
formal
kegiatan
dan
sektor
informal. Sektor formal merupakan pekerja yang berstatus
berusaha
buruh/karyawan,
dibantu
buruh
sedangkan
tetap
sektor
dan
informal 1
adalah pekerja yang berstatus di luar itu . Pekerja di
sektor
mengalami
formal
pada
penurunan
bulan
sebesar
Februari 0,77%
2008 (y-o-y)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
1
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 40
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah sebelumnya. Penurunan tersebut berasal dari
penurunan pekerja yang berstatus buruh/karyawan,
yang turun sebesar 2,32% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pekerja dengan status ini memiliki pangsa terbesar terhadap sektor formal yaitu mencapai 94%. Sementara perkembangan tenaga kerja pada sektor informal mengalami peningkatan sebesar 1,84% (y-o-y) dibandingkan dengan bulan Februari tahun 2007. Kontribusi terbesar pertumbuhan tersebut berasal dari pekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap, yaitu sebesar 4,05% dari tingkat pertumbuhan pada Februari 2008. Pekerja dengan status ini mengalami pertumbuhan sebesar 13,61% (y-o-y). Sementara kontributor penurunan terbesar pada sektor informal berasal dari pekerja dengan status tak dibayar, yaitu mencapai -3,63%, atau mengalami penurunan mencapai 14,12% (y-o-y) dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2008. Tabel 6.3 Penduduk Usia 15+ yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Status Pekerjaan Utama
2007
Februari
Jumlah
217,315
228,712
220,490
3,175
Berusaha dibantu buruh tidak tetap
177,987
173,136
202,218
24,231
13.61
24,777
32,332
31,946
7,169
28.93
476,286
465,737
465,244
(11,042)
(2.32)
Buruh/karyawan
Agustus
Perubahan (Y-o-Y)
Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tetap
Februari
2008
% 1.46
Pekerja bebas di pertanian
23,376
31,267
19,173
(4,203)
(17.98)
Pekerja bebas di non pertanian
26,126
21,364
35,670
9,544
36.53
153,985
139,077
132,241
(21,744)
(14.12)
1,099,852
1,091,625
1,106,982
7,130
0.65
Pekerja tak dibayar TOTAL Sumber: BPS Kalimantan Timur
41
BBA ABB
VI I
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2008 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tahunan berkisar antara 3,5%–4,5% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008. Faktor yang mendorong perlambatan tersebut, secara sektoral, akan berasal dari melambatnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian, khususnya pada sub sektor pertambangan non migas. Hal ini dikarenakan pengaruh menurunnya harga minyak mentah di pasar dunia yang berpengaruh pada menurunnya permintaan batubara dan harga jualnya, serta meningkatnya curah hujan di wilayah Kalimantan Timur yang menggangu pertambangan batubara. Sementara
dari
PDRB
sisi
permintaan,
perlambatan
diperkirakan
dipengaruhi
oleh
melambatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh iklim yang kurang baik di laut, yang menyebabkan timbulnya gelombang yang tinggi sehingga menghambat proses pengiriman batubara dari pelabuhan. Selanjutnya kinerja ekspor komoditi minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan terkendala oleh pungutan ekspor CPO yang tarifnya terus naik seiring dengan tren peningkatan harga CPO dunia. Selain itu, komponen penanaman modal domestik bruto diperkirakan juga mengalami perlambatan karena berkurangnya investasi yang masuk, dengan telah selesainya berbagai proye pembangunma sarana dan prasarana PON XVII. Namun dari sisi konsumsi rumah tangga diperkirakan mengalami peningkatan akibat dua faktor, yaitu kejutan konsumsi terkait PON XVII disusul dengan akan memasukinya bulan Ramadan dan persiapan hari raya Idul Fitri. Berdasarkan
hasil
Survei
Kegiatan
Dunia
Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda, ekspektasi pelaku usaha terhadap kegiatan usaha untuk triwulan III-2008 menunjukkan sinyal yang positif, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2008, yaitu dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 29,59%. Indeks ini didukung oleh nilai SBT ekspektasi situasi bisnis yang mencapai 27,72% (Grafik 7.1). Optimisme yang ditunjukkan oleh pelaku usaha ini dipengaruhi oleh mulai menurunnya harga minyak mentah dipasar dunia, yang berada dibawah USD 130 per barrel; walaupun masih terdapat kecenderungan untuk meningkat pada periode mendatang. Selain itu juga, berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan bahwa konsumen memiliki ekspektasi yang positif terhadap perekonomian di masa mendatang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 114,50 (Grafik 7.2); lebih tinggi dibandingkan level optimis yaitu sebesar 100. Faktor yang menjadi determinan keyakinan konsumen tersebut berasal dari perkiraan bahwa pada periode mendatang, diperkirakan inflasi akan relatif terkendali melalui berbagai kebijakan pemerintah dan ekspektasi konsumen untuk memperoleh
tambahan
penghasilan
melalui
pemberian
41
Prospek perekonomian Daerah Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang Idul Fitri, sehingga daya beli mereka tetap. Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di masa yang akan datang, antara lain:
Penyesuaian Upah Minimum Provinsi Kalimantan Timur. Kenaikan BBM akhir Mei 2008 yang diikuti dengan meroketnya harga-harga secara umum memunculkan tuntutan penyesuaian upah minimum di Provinsi Kaltim dari pihak pekerja. Hal ini mengingat kenaikan UMP sebesar 6,33% di awal tahun 2008 dinilai tidak memadai lagi untuk menutupi peningkatan pengeluaran akibat tingkat inflasi yang naik tajam tersebut. Setelah melalui proses yang alot akibat dialog tripartit yang sempat buntu sehingga kemudian diwarnai dengan serangkaian demonstrasi yang cukup intens, akhirnya pada dini hari Rabu 30 Juli 2008 telah diputuskan UMP Provinsi Kaltim naik sebesar 9,16% atau dari Rp 815.000 mejadi Rp 889.654. Besaran 9,16% berdasarkan pada laju inflasi tahun kalender Kaltim (y-t-d) hingga bulan Juni 2008. Kenaikan ini lebih rendah dibanding tuntutan buruh yaitu naik menjadi Rp 1,3 juta. Melalui SK Pj Gubernur Kaltim No. 561/K.403/2008 maka UMP baru tersebut berlaku mulai 1 Juli sampai dengan Desember 2008. Selain itu juga disepakati bahwa seiring dengan kenaikan UMP maka UMSP, UMKK dan UMSKK yang berlaku saat ini ikut naik sebesar 9,16%.
Rencana Pembangunan PLTG Senipah untuk mengatasi kelangkaan pasokan listrik Kelangkaan listrik yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) telah berlangsung lama dan dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara ditempuh oleh Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dengan membentuk Perusda Kelistrikan dan Sumber Daya Energi (PKSDE), yang merencanakan untuk membangun Perusahaan Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Senipah. PLTG ini direncanakan akan menggunakan Mesin Trent 60 WLE berkapasitas 2 x 40 megawatt dan bisa di up grade 120 megawatt yang menghasilkan produksi 617,2 GWh per tahun. Investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 901,7 miliar dan direncanakan dapat beroperasi paling lambat akhir 2010 atau awal 2011. Sementara penyediaan bahan baku berupa gas telah ditandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Total E&P Indonesie dan Inpex pada tanggal 4 Juli 2008.
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi Adanya
kebijakan
pemerintah
untuk
menaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir Mei 2008 lalu
telah
memberikan
efek
bola
salju
pada
peningkatan harga berbagai komoditas, yang dipicu dengan meningkatnya biaya transportasi. Pada triwulan III-2008, diperkirakan laju inflasi masih akan tumbuh cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain kenaikan harga BBM, juga oleh kejutan konsumsi selama pelaksanaan PON XVII pada 4-15 Juli 2008, kemudian disusul oleh faktor musiman peningkatan permintaan masyarakat menghadapi masuknya bulan Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Selain itu, kondisi cuaca yang masih belum stabil, dimana masih sering terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tingginya gelombang laut yang menghambat arus transportasi komoditas. Dari hasil SK yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Juli 2008, menunjukkan bahwa 87% konsumen memiliki ekspektasi bahwa akan terjadi kenaikan harga pada periode 3 bulan mendatang (Grafik 7.3).
42
LAMPIRAN
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR MAKRO EKONOMI Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan PDRB - harga konstan (miliar Rp) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) *IHK Q 2-2008 dengan tahun dasar 2007
Q II
2007 Q III
Q IV
QI
2008 Q II*
150.89 149.51 152.54 3.89 5.39 2.20 24,009 1,649.51 9,422.72 7,737.83 75.31 826.11 1,901.55 1,254.02 674.62 467.24 0.37 1,192.40 25,751,870 172.21 103,438
157.99 156.75 159.46 7.42 7.86 6.91 24,664 1,661.21 9,588.59 8,082.33 75.24 842.14 1,972.53 1,278.88 685.17 477.84 1.23 951.83 19,862,842 144.71 45,024
160.58 159.65 161.69 8.30 9.18 7.27 25,269 1,691.49 9,795.48 8,231.44 77.41 867.58 2,089.62 1,313.12 710.17 493.01 3.10 898.60 31,121,690 347.37 185,270
166.8 165.99 167.76 11.05 11.60 10.40 25,464 1,813.64 9,945.31 8,080.60 78.52 874.35 2,120.82 1,336.52 718.37 496.09 6.72 992.79 18,859,720 119.07 117,722
112.61 113.57 110.64 115.17 14.90 15.83 13.66 15.33 25,573 1,776.73 10,024.34 8,015.15 79.27 902.85 2,166.55 1,363.83 745.01 499.49 6.52 1,015.41 18,859,720 108.23 89,697
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp triliun) DPK (Rp triliun) Tabungan (Rp triliun) Giro (Rp triliun) Deposito (Rp triliun) Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit UMKM (Rp triliun) Kredit Mikro (
2007 Q III
Q II
37.98 30.14 10.15 8.37 11.62 19.73 9.27 4.21 6.24 65.45% 13.39 6.16 4.32 2.92 44.43% 2.60 0.29 0.05 2.26 2.84 1.11 0.22 1.51 4.15 2.64 1.03 0.48 9.58 4.14 121.08 72.98 32.87 40.11 95.16 59.04 28.13 7.98 95.16 7.17 130.39%
2008 Q IV
QI
Q II*
42.06 32.50 10.53 10.16 11.81 20.40 9.49 4.56 6.35 62.77% 14.66 6.88 4.72 3.05 45.10%
46.20 34.32 12.86 10.83 10.63 24.61 12.56 4.85 7.19 71.72% 15.73 7.23 5.05 3.45 45.84%
41.93 32.97 12.64 9.52 10.81 24.01 11.55 5.21 7.25 72.80% 16.44 7.37 5.39 3.67 49.84%
44.56 35.11 14.03 11.01 10.07 25.38 12.03 5.58 7.77 72.29% 18.21 8.20 5.79 4.22 51.86%
2.76 0.31 0.07 2.38 3.11 1.19 0.25 1.67 4.40 2.82 1.04 0.54 10.27 4.09
2.87 0.33 0.06 2.48 3.29 1.22 0.26 1.81 4.76 3.03 1.10 0.63 10.93 3.22
3.00 0.35 0.04 2.61 3.41 1.20 0.25 1.96 4.78 2.98 1.09 0.72 11.19 3.66
3.25 0.41 0.10 2.74 3.85 1.32 0.36 2.17 5.37 3.40 1.16 0.81 12.46 3.05
119.60 80.91 30.83 50.08 88.04 56.75 24.78 6.51 88.04 7.36 108.81%
146.89 84.39 30.33 54.07 91.06 58.29 26.57 6.20 91.06 9.17 107.90%
143.15 86.41 37.69 48.71 94.94 59.16 28.84 6.95 94.94 7.86 109.88%
149.93 89.03 37.90 51.13 111.40 69.56 32.93 8.91 111.40 6.30 125.13%