KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi
Triwulan IV - 2013
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741 - 62445 Fax : 0741 – 62112 www.bi.go.id/
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.
Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. 3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.
Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan.
Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.
Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
KATA PENGANTAR Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan IV-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 7,87% (yoy) menjadi 6,93% (yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,72%. Perekonomian Jambi selama tahun IV-2013 menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia (Rp1.987,53 triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 8,74% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu 7,96% (yoy) dan inflasi nasional 8,38% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 121,66% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,98%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Dalam penyusunan KER triwulan IV-2013 kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Februari 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI V. Carlusa Kepala Perwakilan v
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... Daftar Tabel ......................................................................................... Daftar Grafik .........................................................................................
i iii v
Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... BAB I. Ekonomi Makro Regional ........................................................
1 5
A. Umum .............................................................................
5
B. PDRB Sisi Produksi..............................................................
7
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.................................................................. ...
8
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............
12
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ...
13
4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ..
15
5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... C. PDRB Sisi Pengeluaran........................................................
16 20
1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ...
21
2. Investasi ................................................................... ...
23
3. Perdagangan Eksternal.............................................. ...
25
3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... ..
26
3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... ..
29
Boks 1 Kebijakan
GAPKINDO
terhadap
harga
...........................................................................................................
karet 31
BAB II. Inflasi ................................................................................................. ..... 35 A.
Kajian Umum ....................................................... ........................ 35
B.
Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang .............................................. 37 1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ................ 40 2. Kelompok Makanan Jadi, minuman, Rokok dan tembakau....... . 43 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ........ .. 43 4. Kelompok Sandang.................................................. ................. 44 5. Kelompok Kesehatan ............................................... ................ 44 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ ............... 44 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan .......... 45
Boks 2.Mengetahui dampak kenaikan Upah Minimum Provinsi bagi perekonomian Jambi ...............................................................................................
47
BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .................................................
51
A.
Perkembangan Kelembagaan ................................................
51
B.
Bank Umum ..........................................................................
52
i
1. Perkembangan Aset Bank ..............................................
52
2. Perkembangan Dana Masyarakat....................................
53
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana...........................
56
4. Undisbursed Loan...........................................................
58
5. Peran
Intermediasi
Perbankan
dan
Kondisi
Non
Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi .............................................................................
59
C.
6. Perkembangan Kredit UMKM ........................................ Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................... .........
61 62
D.
Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai.........
63
1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi.........
63
2. Penyediaan Uang Layak Edar.........................................
64
3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan......
64
4. Perkembangan Kliring Lokal..........................................
65
5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).................
66
BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah
..................................... ... .........
67
A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013 ...............................
67
B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 ............................ .........
68
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah .......................... .........
69
D. Keuangan Pemerintah Daerah ....................................... .........
73
BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan
................... .........
73
A. Upah Minimum Provinsi (UMP) .............................................. B. Kemiskinan ............................................................................
73 74
C. Kesejahteraan ............................................................... .........
75
BAB VI Prospek Perekonomian....................................................... .........
77
A. Pertumbuhan Ekonomi .................................................. .........
78
B. Proyeksi Inflasi ............................................................... .........
80
C. Rekomendasi Kebijakan ...........................................................
82
Lampiran Glosary
ii
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
DAFTAR T ABEL 1.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q)
6
1.2
Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi
7
1.3
Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi
9
1.4
Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi
12
1.5
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
16
1.6
Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi
20
1.7
Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran
21
1.8
Indeks Tendensi Konsumen
23
1.9
Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi
25
1.10
Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama
27
2.1
Perkembangan Inflasi Kota Jambi
38
2.2
Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
2.3
38
Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan IV -2013
39
3.1
Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi
52
3.2
Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi
54
3.3
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik
55
3.4
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek
56
3.5
Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
56
3.6
Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi
3.7
58
Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
3.8
59
Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi
3.9
60
Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi
63
3.10
Perkembangan Transaksi RTGS
66
4.1
Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun -2013
68
4.2
Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun -2013
69
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
iii
4.3
Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013
4.4
Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
4.5
iv
70 70
Perkembangan Realsasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013
71
4.6
Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
72
5.1
Perbandingan UMP Wilayah Sumatera
73
5.2
Garis Kemiskinan Provinsi Jambi
74
5.3
Jumlah Penduduk Miskin
75
5.4
Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor ( 2012 = 100 )
76
6.1
Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha
79
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
DAFTAR GRAFIK 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 1.27 1.28 1.29 1.30 1.31 1.32 1.33 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10
Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (q-t-q) 5 Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 8 Produksi Padi 9 Produksi Jagung 10 Produksi Kedelai 10 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11 Tingkat Hunian Hotel 13 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14 Lifting Minyak Bumi 14 Lifting Gas Alam 14 Perkembangan Produksi Karet Jambi 16 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17 Perkembangan Indeks Air Bersih 17 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 18 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 18 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 19 Perkembangan Total Arus Barang 19 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 22 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 22 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 22 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 24 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 24 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 24 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 26 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 27 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 28 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 28 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 28 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 29 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 30 Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional 35 Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera 35 Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013 36 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 40 Perkembangan Harga Jagung 41 Perkembangan Harga Daging 41 Perkembangan Harga Beras 42 Perkembangan Harga Tepung Terigu 42 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 42 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 44 TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
v
2.11 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.1 4.2 4.3 4.4 6.1 6.2 6.3
vi
Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Perkembangan Transaksi Kliring Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%) Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi (%) Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret 2014 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret 2014
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
45 53 54 59 61 61 62 64 65 71 71 72 73 80 81 81
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR
2012
2012
MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi
2)
Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
TRW.II
TRW.III
TRW.IV
2013
2013 TRW.I
TRW.II
TRW.III
TRW.IV
139.12
133.90
137.41
138.68
139.12
151.28
142.02
144.61
149.71
151.28
4.22
3.90
6.80
4.43
4.22
8.74
6.06
5.24
7.95
8.74
20,373,533 6,004,284 2,713,435 2,532,924 172,609 1,031,629 3,673,985 1,473,275 1,172,817 1,598,574
4,867,497 1,451,187 632,818 602,129 41,538 232,286 879,489 352,177 282,678 393,196
5,010,243 1,491,500 664,546 621,508 42,222 241,825 899,172 361,214 290,388 397,868
5,174,524 1,518,732 691,806 645,624 43,115 263,095 939,087 375,484 295,250 402,330
5,321,268 1,542,865 724,265 663,663 45,734 294,423 956,236 384,400 304,502 405,179
16,289,175 6,449,193 2,755,755 2,677,094 188,614 1,245,510 4,123,669 1,598,822 1,265,251 1,675,370
5,274,525 1,561,623 631,830 655,488 46,271 300,356 979,292 382,249 308,798 408,617
5,433,021
5,581,630
1,600,976
1,637,790
1,648,803
673,057
722,805
728,063
671,715
664,068
685,824
46,979
47,410
47,953
307,980
314,196
322,978
1,008,494
1,043,019
1,092,864
392,716
409,808
414,048
315,069
321,116
320,268
416,035
421,418
429,300
1,290,820 5,313,927
330,267 1,507,099
379,947 1,561,561
285,237 872,828
295,369 1,372,439
859,266 3,119,930
261,826 814,244
295,320 1,161,680
302,121 1,144,006
283,939 994,049
107,610 107,841
34,070 10,440
16,962 33,658
26,040 24,426
30,537 39,317
137,978 122,793
16,689 41,980
39,052 32,722
82,238 48,091
115,056 47,459
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1) - Pertanian - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas, dan Air Bersih - Bangunan - Perdagangan Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Persewaan dan Jasa - Jasa
TRW.I
Catatan Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000
1) 2)
Pengklasifikasian komoditi
menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. 3)
Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2
vii
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH b. Perbankan INDIKATOR
Tw.I-1
TAHUN 2012 Tw.II-12 Tw.III-12
Tw.IV-12
TAHUN 2013 Tw.I-13 Tw.II-13
Tw.III-13
Tw.IV-13
28,538,630 19,520,974 10,070,264 3,744,864 5,705,847
28,676,080 19,415,015 3,343,467 11,429,775 4,641,773
PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) DPK(Rp Juta) - Tabungan - Giro - Deposito
23,052,408 17,255,120 8,754,559 3,866,278 4,634,284
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1) - Modal Kerja - Konsumsi - Investasi - Dana - LDR
21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 26,955,932 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 9,822,930 10,124,382 8,103,793 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 8,410,345 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 5,812,468 7,131,399 7,984,850 10,441,794 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 19,898,809 126.51 134.11 138.26 144.43 141.31 144.47 150.25 135.47
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang - Modal Kerja - Konsumsi - Investasi - LDR (%) - NPL Gross (%) - NPL Gross nominal
15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 7,548,969 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 5,864,182 91.05 95.64 100.19 107.48 109.72 116.02 118.53 121.66 274,616 301,173 319,845 328,384 454,021 473,625 521,247 466,983 1.75 1.79 1.78 1.70 2.25 1.93 2.25 1.98
Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi Total Kredit MKM (Rp Juta) NPL MKM gross (%) - NPL MKM Gross Nominal B. BPR : Total Aset (Rp Juta) DPK (Rp Juta) - Tabungan (Rp Juta) - Deposito (Rp Juta) Kredit (Rp Juta) - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi Kredit UMKM (Rp Juta) Rasio NPL Gross (%) - NPL Gross (Nominal) - PPAP Rasio NPL Net (%) LDR (%)
3,058,451 1,171,534 203,093 1,683,825 7,245,244 2,100,859 824,744 4,319,640
23,780,624 17,611,536 9,207,801 3,373,061 5,030,674
3,118,341 1,266,632 226,438 1,625,270 8,169,666 2,324,547 952,979 4,892,140
24,163,959 17,917,502 9,141,330 3,687,655 5,088,518
3,439,722 1,464,483 246,076 1,729,163 8,582,895 2,014,978 1,028,456 5,539,461
24,475,084 17,945,194 10,132,421 3,762,667 4,050,106
3,388,031 1,464,794 265,709 1,657,528 9,193,184 2,084,917 1,117,634 5,990,633
26,618,428 18,376,298 9,492,101 3,753,003 5,131,194
3,389,186 1,498,112 282,423 1,608,652 9,738,670 2,147,246 1,203,160 6,388,264
27,833,632 19,154,658 9,646,142 4,120,387 5,388,129
3,729,806 1,313,147 623,343 1,793,316 10,428,595 1,827,369 1,714,598 6,886,628
3,537,483 1,309,646 608,907 1,618,930 11,175,062 1,887,664 1,782,084 7,505,314
3,302,277 1,260,845 597,628 1,443,804 11,642,097 1,914,038 1,829,234 7,898,825
3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 4,563,050 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 2,853,406 584,976 613,395 654,497 452,035 748,131 831,987 879,018 899,870 520,786 401,576 477,927 481,328 611,490 664,187 761,909 809,774 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 19,507,424 1.76 3.85 1.30 2.13 2.45 2.30 2.70 2.31 236,264 559,480 200,255 322,875 416,426 423,813 516,557 450,912
460,613 349,774 63,909 285,865 337,067 87,282 73,586 176,199 160,868 4.23 14,246 7,257 2.07 77.71
534,589 410,115 69,101 341,013 410,499 102,479 87,528 220,492 190,007 3.69 15,131 8,131 1.71 83.22
622,101 431,198 71,206 359,992 463,125 114,570 98,433 250,123 213,003 3.63 16,822 8,582 1.78 81.00
644,378 481,763 80,701 401,062 487,782 123,865 95,547 268,370 219,412 2.82 13,762 8,560 1.07 80.71
685,560 501,520 80,242 421,278 520,039 127,272 101,531 291,236 228,803 4.37 22,726 7,927 2.85 80.43
691,959 506,701 76,783 429,918 554,233 141,934 110,867 301,432 218,597 5.01 27,743 11,272 2.97 87.12
760,030 551,278 81,355 469,923 567,445 156,969 111,650 298,826 233,076 5.96 33,804 13,653 3.55 81.21
747,507 536,478 80,519 455,959 551,232 158,623 106,325 286,285 220,099 6.99 38,558 14,380 4.39 99.26
viii
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran Uraian Kliring Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Cek dan BG Kosong Lembar Nominal (juta Rp) RTGS RTGS dari Jambi (miliar Rp) RTGS ke Jambi (miliar Rp) RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) Transaksi Tunai Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)
2012
2013
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
2,488,938 70,971
2,347,560 65,514
2,380,495 62,775
2,519,686 72,639
2,800,410 76,559
856 36,225
1,164 33,051
1,150 40,025
2,548,121 70,972 52,403 1,134 35,192
1,463 83,121
1,811 64,290
2,577,906 71,104 54,487 1,837 56,120
2,714,032 70,456 62,029 1,635 63,174
10,339 51,804 2,653
15,139 54,010 3,543
15,677 29,104 3,350
18,270 29,431 4,702
15,535 22,244 4,032
19,666 22,658 4,695
20,189 26,876 7,422
22,181 33,327 6,521
518,106 771,960 (253,854)
418,971 1,187,425 (768,454)
805,987 1,387,811 (581,824)
393,685 1,565,493 (1,171,808)
846,548 1,034,718 (188,170)
1,031,722 1,682,989 (651,267)
1,453,196 2,605,130 (1,151,935)
810,929 2,836,373 (2,025,444)
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I.
Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Provinsi
Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,74% (qtq)
Jambi triwulan IV - 2013
atau 6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
mengalami perlambatan
sebelumnya 2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari
yaitu dari 7,87 (yoy)
pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% yoy). Perekonomian Jambi pada triwulan
menjadi 6,93% (yoy)....
laporan menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia (Rp1.987,53 triliun) dan merupakan yang ketiga terendah di Sumatera. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar 7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,44% (yoy)). Sementara PDRB Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp85,56 triliun. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,77%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,04% dan sektor sekunder sebesar 17,19%. Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh net ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq), namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar 23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek Pemerintah di akhir tahun 2013. Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi 4,78% (qtq) pada triwulan IV-2013. Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor bangunan (2,80% qtq).
1
RINGKASAN EKSEKUTIF Pada triwulan IV-2013, II.
Inflasi
Kota Jambi mengalami
Pada triwulan IV-2013, inflasi kota Jambi tercatat 1,04% (qtq), lebih
inflasi sebesar 8,74%
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq) namun lebih tinggi
(yoy) ..........
dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun terakhir (0,63% qtq). Faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices sebesar 2,18% (qtq), sementara inflasi inti dan volatile food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan 0,28% (qtq). Sumber
utama
peningkatan
inflasi
administered
prices
adalah
meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan angkutan udara.1 Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun. Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November, dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah. Secara tahunan, pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy), lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) dan juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%). III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan peningkatan, dari sisi aset dan penyaluran kredit sedangkan penghimpunan dana
Kinerja perbankan
sedikit menurun. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank
meningkat ditandai
pelapor naik sebesar 313 bps menjadi 121,66%. Aset perbankan pada triwulan
dengan meningkatnya
laporan sebesar Rp28.676,08 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat
jumlah aset dan
2,09% (qtq) menjadi Rp23.621,08 miliar, sementara DPK menurun 0,54% (qtq)
penyaluran kredit
menjadi Rp19.415,01 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 1,98% yang masih di bawah ketentuan 5%,
lebih rendah (membaik)
dibandingkan triwulan sebelumnya (2,25%). Pada
periode
triwulan
IV-2013,
aktivitas
pembayaran
mengalami
peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia 1
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang. 2
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013
meskipun penghimpunan dana sedikit menurun....
RI NGKASAN EKSEKUTIF
Jambi mencapai Rp 810.929,09 miliar (turun 44,2%) sementara aliran kas keluar mencapai Rp 2.836,37 miliar (meningkat 8,88%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Dengan demikian net outflow Jambi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp1.151,94 miliar (Triwulan III-2013) naik menjadi Rp2.025,44 miliar (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq). Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.714,03 miliar. Nilai RTGS dari, serta ke Jambi mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari dan ke Jambi mengalami penurunan. IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013
triwulan IV -2013
mencapai Rp2.668,64 miliar (terealisasi sebesar 101,53%), sementara itu realisasi
mencapai 101,53%
belanja mencapai Rp2.954,46 miliar (terealisasi 90,39%). Berdasarkan jenisnya,
dari APBD sementara
pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang
realisasi belanja
mencapai Rp1.662,79 miliar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
mencapai 90,39%...
didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp997,89 miliar (37,39%). Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (57,54%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp1.699,90 miliar, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71 %.
UMP Jambi meningkat 15,56% ...
V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari 95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014 meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-. UMP tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat. VI.Prospek Perekonomian
Laju pertumbuhan PDRB
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
triwulan I-2014
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq),
diperkirakan berkisar 8,0
8,5% (yoy).....
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 8,0
8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan
TRIWULAN I V-2013 I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%-7,7%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison pada perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan meningkat seiring kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang Pemilu. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan Pemilu juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya perekonomian global dan kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan BI rate. Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods. Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun 2014. Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV triwulan I
2013 serta proyeksi ekonomi
2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah 2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi terbesar) 3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi 4. Penurunan produksi migas 5. Batu Bara dan Mineral Lainnya 6. Melambatnya produksi karet 7. Permasalahan distribusi barang 8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM
4
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013
BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar 7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,44% (yoy)) dan di atas pertumbuhan nasional (5,78% (yoy)). Secara triwulanan, perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,94% (qtq) atau 6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% (yoy)) (Grafik 1.1. dan 1.2.). Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) % 30
9.04
25
8.56
20 15.1 15.6
15
9.09
8.74
7.86 16.5
16.2
16.8
17.6 7.15
6.3
10
6.5
6.5
5
6.5 6.5
18.7
19.6
10 8.36 19.9
20.83
22.0 7.87
6.17
6.93 5.72
6.11 6.02
5.81
9 8
8.44
7.29
6.15 6.37
22.9
7 6 5
5.62
0
4 Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q1V-13 Ouput Jambi (Rp Triliun)
Pertumbuhan Indonesia
Pertumbuhan Jambi
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (qtq) Rp triliun 6 4.6 5 4 3 2
1.50 1.39
Nominal (aksis kiri)
4.7 2.90
4.9 4.8 3.50 3.14
1.97
1
5.2 5.3 4.9 3.21 2.80 3.28 2.84 1.40 2.93
5.0
Pertumbuhan Nasional
5.3
5.4
1.41
3.00 2.61 2.74
5.6 2.96
5.7 1.94
% 4.0 3.0
2.0 1.0
1.15
-1.30
0
Pertumbuhan Jambi (aksis kanan)
(0.22)
-1.45
(0.88)
-1.42
(1.0) (2.0)
Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Q IV-13 Sumber: BPS (diolah)
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian triwulan IV 2013 disebabkan oleh net ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq),
5
EKONOMI M AKRO REGIONAL namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar 23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek Pemerintah di akhir tahun 2013 (Tabel 1.1.). Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan dan sektor bangunan mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan masing-masing sebesar 4,78% (qtq), 3,28% (qtq) dan 2,80% (qtq). Perekonomian Jambi pada tahun 2013 menghasilkan output Rp85,56 triliun. Sementara PDRB Provinsi Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia (Rp1.987,53 triliun). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,77%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 37,04% dan sektor sekunder sebesar 17,19%. Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PDRB
2012 I
2.38 (7.92) (1.42) 1.11 1.52 1.07 0.07 1.45 0.34 (0.22)
II 2.78 5.01 3.22 1.65 4.11 2.24 2.57 2.73 1.19 2.93
2013
III 1.83 4.10 3.88 2.12 8.80 4.44 3.95 1.67 1.12 3.28
IV
1.59 4.69 2.79 6.07 11.91 1.83 2.37 3.13 0.71 2.84
I
1.22 (12.76) (1.23) 1.17 2.02 2.41 (0.56) 1.41 0.85 (0.88)
II 2.52 6.52 2.48 1.53 2.54 2.98 2.74 2.03 1.82 3.00
Triwulan IV - 2013
III QTQ (%) 2.30 0.67 7.39 0.73 (1.14) 3.28 0.92 1.15 2.02 2.80 3.42 4.78 4.35 1.03 1.92 (0.26) 1.29 1.87 2.74 1.94
Andil
0.20 0.09 0.39 0.01 0.16 0.89 0.08 (0.02) 0.14 1.94
Sumber: BPS (diolah) JENIS PENGELUARAN Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor PDRB
2012 I
0.47 (5.27) 1.63 1.21 0.54 -8.77 -8.17 (0.22)
II 1.06 2.68 1.97 4.22 2.27 11.58 8.99 2.93
2013
III 2.42 3.22 2.56 6.84 (2.01) -2.62 -2.26 3.28
IV
0.73 1.11 1.67 6.42 7.66 11.63 9.45 2.84
I
0.46 (7.15) 1.02 1.05 3.46 -15.68 -14.20 (0.88)
II 0.93 2.00 2.38 2.11 3.76 14.07 10.44 3.00
Triwulan IV - 2013
III QTQ (%) 2.27 0.71 1.76 23.75 2.45 1.52 1.94 3.08 (5.69) 5.72 3.17 (7.47) 1.86 (2.29) 2.74 1.94
Sumber: BPS (diolah)
6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
Andil
0.46 4.08 0.01 0.57 0.18 (4.97) (1.61) 1.94
EKONOMI M AKRO REGIONAL
B.PDRB Sisi Produksi Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan tahun 2013 utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,24% (yoy)), sektor pertanian serta sektor bangunan (20,73% (yoy)) (Tabel 1.2). Tingginya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut utamanya terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran (12,64%) dengan sumbangan ke pertumbuhan ekonomi sebesar 2,10%. Masih cukup tingginya pertumbuhan sub sektor perkebunan (8,07% (yoy)) membuat pertumbuhan sektor pertanian tetap terjaga. Sub sektor perkebunan yang merupakan sub sektor utama Jambi memberikan andil ke pertumbuhan ekonomi Jambi sebesar 1,17%. Tabel 1.2. Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi Pertumbuhan (yoy)
Sumbangan
SEKTOR 2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
PERTANIAN
6,66
5,18
6,03
7,60
7,41
2,04
1,59
1,82
2,24
2,18
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
1,29
14,46
23,10
2,69
1,56
0,16
1,67
2,84
0,38
0,21
INDUSTRI PENGOLAHAN
3,84
4,49
5,12
7,90
5,69
0,52
0,59
0,65
0,98
0,71
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
9,27
13,12
11,27
6,60
9,27
0,07
0,10
0,09
0,06
0,08
BANGUNAN
8,45
6,76
6,31
16,16
20,73
0,40
0,33
0,30
0,76
1,05
PERDAGANGAN
7,88
10,20
9,65
9,98
12,24
1,32
1,73
1,68
1,76
2,21
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
5,81
4,11
4,11
7,19
8,52
0,46
0,32
0,31
0,52
0,62
KEUANGAN
17,85
12,12
9,08
7,81
7,88
0,88
0,66
0,52
0,45
0,45
JASA
6,24
4,05
3,80
3,85
4,80
0,55
0,35
0,32
0,31
0,38
6,39
7,35
8,54
7,44
7,88
6,39
7,35
8,54
7,44
7,88
TOTAL
Sumber: BPS (diolah)
Sementara itu, pertumbuhan pada sektor bangunan yang cukup signifikan utamanya disebabkan karena adanya peningkatan investasi properti, seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya. Secara triwulanan, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan ekonomi triwulan ini (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
7
EKONOMI M AKRO REGIONAL dan restoran tumbuh signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi 4,78% (qtq) pada triwulan IV-2013, seiring dengan meningkatnya aktivitas sektor ini selama perayaan Idul Adha, Natal, tahun baru dan masa liburan sekolah. Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor bangunan (2,80% qtq). Pertumbuhan sektor industri utamanya berasal dari industri CPO yang dipicu oleh meningkatnya pasokan bahan baku dan membaiknya harga internasional. Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp85,56 triliun. Sementara secara triwulanan, PDRB Provinsi Jambi pada triwulan IV 2013 tercatat sebesar Rp22,86 triliun. Secara sektoral, perekonomian
Jambi
masih
didominasi
oleh
sektor
pertanian,
sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar. Meskipun terdapat perubahan pangsa sektor ekonomi, namun secara umum struktur ekonomi Jambi dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami perubahan yang signifikan (Grafik 1.3.). Grafik 1.3. Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 100%
90%
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
80%
KEUANGAN
70%
BANGUNAN
60% 50%
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
40%
JASA
30%
INDUSTRI PENGOLAHAN
20% PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
10% 0%
PERDAGANGAN 2009
2010
2011
2012
2013
PERTANIAN
Pangsa (Share) %
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan tumbuh 6,87% (yoy) atau 0,67% (qtq), meskipun jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 8
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
triwulan lalu (7,84% yoy dan 2,30% qtq) (tabel 1.3.). Melambatnya pertumbuhan sektor pertanian disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) dan tanaman perkebunan. Produksi tabama di triwulan laporan hanya menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,04% (qtq), jauh menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu (2,42% (qtq)). Tanaman bahan makanan yang cenderung tergantung akan kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman. Tingginya curah hujan selama triwulan laporan menyebabkan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman bahan makanan menurun. Tabel 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi Pertumbuhan (yoy)
Petumbuhan (qtq) 2013
SUB SEKTOR 2009
2010
2011
2012
2013
TW I
TW II
TW III
TW IV
Tanaman Bahan Makanan
6,47
3,92
4,85
7,64
6,99
1,31
4,64
2,42
1,04
Tanaman Perkebunan
7,79
6,90
7,55
8,30
8,07
1,32
1,49
2,18
0,12
Peternakan dan Hasil-hasilnya
6,42
5,68
7,53
5,29
5,41
1,01
0,84
2,08
1,54
Kehutanan
-2,40
-1,90
-0,98
5,79
7,50
-0,37
0,66
1,86
2,43
Perikanan
8,57
5,14
4,68
4,51
6,17
1,29
1,50
3,49
0,88
6,66
5,18
6,03
7,60
7,41
1,22
2,52
2,30
0,67
TOTAL
Sumber: BPS (diolah)
Pertumbuhan produksi tabama selama tahun 2013 (6,99%) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,64%). Hal ini terkonfirmasi dalam ARAM (angka ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013, produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan mampu tumbuh sekitar 6,2% dibandingkan
tahun
2012
dengan
luas
panen
mencapai 158.697
dibandingkan 149.369 ha pada tahun lalu (grafik 1.4.).
Grafik 1.4. Produksi Padi (ha) 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000
2010
2011
2012
2013 (ARAM II)
0
Jan - Apr
Mei - Agt
Sep - Des
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
9
ha
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Grafik 1.5. Produksi Jagung (ha) 6,000
2010 2012
5,000
Grafik 1.6. Produksi Kedelai (ha) 4,000
2011 2013 (ARAM II)
2010 2012
3,000
4,000 3,000
2011 2013 (ARAM II)
2,000
2,000
1,000
1,000 0
0 Jan - Apr
Mei - Agt
Sep - Des
Jan - Apr
Mei - Agt
Sep - Des
Secara triwulanan, sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar 16,19% dari total PDRB Jambi mengalami perlambatan pertumbuhan yang cukup tajam dibanding triwulan lalu (2,18% (qtq)), dan hanya mampu tumbuh sebesar 0,12% (qtq) atau 5,20% (yoy). Perlambatan pertumbuhan tersebut menurunnya produktivitas. Selain itu rendahnya harga jual komoditas karet menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi. Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp)
10,000
CPO
INTI
TBS 10 TAHUN
CPO Int'l
8,000
6,000 4,000 2,000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2012
2013
Sumber: Disbun Provinsi Jambi
Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan terus mengalami peningkatan menuju level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp1.826,23/kg, meningkat 17,95% dari harga triwulan lalu (grafik 1.7.). Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp8.261,02/kg atau meningkat 18,28% (qtq). Harga rata-rata kelapa sawit di tingkat internasional juga menunjukkan perbaikan yakni sebesar USD 782,25/metric ton atau meningkat 8,35% dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, harga TBS Jambi saat ini meningkat signifikan 52,76%, sejalan dengan peningkatan harga CPO dunia sebesar 9,45%. Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan 10
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
oleh beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS Meskipun harga CPO lokal maupun internasional terus mengalami peningkatan, kebijakan anti dumping duties biofuel di Uni Eropa perlu menjadi perhatian karena berpotensi menurunkan ekspor CPO ke negara-negara anggota Uni Eropa serta berpotensi menurunkan kembali harga CPO internasional. Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi Rp/Kg
USD cent/Kg
35,000
500.00
30,000
400.00
25,000 20,000
300.00
15,000
200.00
10,000
Harga Bokar (Rp/kg) Harga Karet Internasional (USD cent/kg)
5,000
-
100.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2012
2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat dari rata-rata Rp20.867/kg menjadi Rp23.205/kg (naik 11,20%(qtq)) (grafik 1.8.). Namun demikian, apabila dibandingkan dengan harga tahun 2012, harga bokar di Jambi turun 5,84% (yoy). Peningkatan harga bokar pada triwulan laporan lebih disebabkan karena insentif positif dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Berbanding terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat internasional turun 5,44% dari USD 273,06/cent menjadi USD 258,21/cent. Secara tahunan, pertumbuhan sub sektor perkebunan pada tahun 2013 mencapai 8,07%, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012
(8,30%).
Mulai
membaiknya
harga
jual
komoditas
perkebunan
(terkonfirmasi dari hasil liaison ke PKS, GAPKI, dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi) memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor perkebunan. Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 1,54% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (2,58% (qtq)). Sejalan dengan itu, sub sektor perikanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
11
EKONOMI M AKRO REGIONAL 3,29% (qtq) menjadi 0,88% (qtq). Sementara itu, sub sektor kehutanan tumbuh 2,43% (qtq), lebih tinggi dari triwulan lalu (1,86% qtq)). Secara tahunan, pertumbuhan ketiga sub sektor di atas pada tahun 2013, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012. Pada triwulan laporan terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Ratarata NTP Triwulan IV 2013 dibandingkan NTP Triwulan III 2013 naik 169 bps dari 95,52 menjadi 97,71. Meningkatnya NTP tersebut disebabkan mulai membaiknya harga jual terutama pada tanaman perkebunan. Meskipun NTP triwulan laporan mengalami peningkatan, ketergantungan petani hanya pada satu sumber pendapatan saja, menjadi faktor resiko yang perlu diperhatikan karena penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program pertanian terpadu. 2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Pada triwulan IV 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,96 triliun (pangsa 17,30%) yang terdiri atas tiga sub yaitu perdagangan besar dan eceran (93,15%), hotel (1,21%) dan restoran (5,64%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 4,78% (qtq), dengan andil pertumbuhan 0,89% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 5,04% (qtq) (tabel 1.4). Momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, libur anak sekolah serta meningkatnya realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun mendorong pesatnya pertumbuhan sub sektor perdagangan. Tabel 1.4. Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi SUB SEKTOR
Pertumbuhan (yoy)
Petumbuhan (qtq) 2013
2009
2010
2011
2012
2013
TW I
TW II
TW III
TW IV
Perdagangan Besar dan eceran
8,40
10,53
9,91
10,16
12,64
2,53
3,02
3,62
5,04
Hotel
5,35
18,02
11,83
10,23
7,35
-2,97
5,76
1,41
1,93
Restoran
2,03
4,01
5,38
7,23
7,58
2,21
1,62
1,01
1,55
7,88
10,20
9,65
9,98
12,24
2,41
2,98
3,42
4,78
TOTAL
Sumber: BPS (diolah)
12
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Sementara sektor
hotel
itu,
sub
menunjukkan
peningkatan sebesar 6,07% (yoy)
atau
1,93%
Meningkatnya
(qtq).
intensitas
penyelenggaraan oleh
Grafik 1.9. Tingkat Hunian Hotel
pemerintah
acara
baik
ataupun
swasta serta adanya momen
Jumlah Tamu Menginap
liburan
berdampak
pada
60
72,902
66,748
70,000 60,000
60,511
58,288 57,930 56,688 55,338 54,126 50,821 47,293
50,954
50,000
62,409
50 40
40,000
30
30,000
20
20,000 10
10,000 0
0 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
perayaan natal dan tahun baru serta
T. Hunian Hotel (RHS)
80,000
2011
2012
2013
sekolah tingginya
tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 51,41%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu (51,26%) (Grafik 1.9.). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga meningkat sebesar 6,95% (qtq) menjadi 66.748 orang. Sementara sub sektor perdagangan membukukan pertumbuhan sebesar 1,55% (qtq). Secara tahunan, pada tahun 2013, sektor perdagangan mampu tumbuh tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan membukukan pertumbuhan sebesar 12,24%. Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh tingginya pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh tinggi mencapai 12,64%. Sementara dua sub sektor lainnya yaitu sub sektor hotel dan sub sektor restoran tumbuh positif masing-masing sebesar 7,35% dan 7,58%.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian Pada
triwulan
laporan,
sektor
pertambangan
dan
penggalian
menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,78 triliun (16,52%) dan merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan tumbuh sebesar 0,73% (qtq) jauh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (7,39% (qtq)). Perlambatan pada sektor ini utamanya didorong oleh produksi pertambangan tanpa migas yang turun sebesar -0,40% (qtq). Sementara sub sektor pertambangan minyak bumi dan gas bumi TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
13
EKONOMI M AKRO REGIONAL masih tumbuh terbatas masing-masing sebesar 0,87% (qtq). Sub sektor yang masih tumbuh cukup baik adalah penggalian yang mampu tumbuh sebesar 1,53% (qtq). Grafik 1.10. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi ribu barel 2,500
Persentase Lifting Minyak Bumi
2,000 1,500
4.92
5.37
5.11 1.03
25
Pertumbuhan PDRB
7.92
5.72
8.76 0 0.87
5.644.60
1,000 500
(14.97)
(14.25)
0 I
II
III
IV
I
II
2011
III
IV
I
2012
II
-25 III
IV*
2013
* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2013
Grafik 1.11. Lifting Minyak Bumi
Grafik 1.12. Lifting Gas Alam
K Barel
BBTU 1,923
1,512
1,400
1,263
I
II
III
1,219
IV
2012
I
1,517
12,305 12,979 12,786 12,374 12,238 11,973 12,136 12,090
1,302
1,391
III
IV*
II 2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi bulan Desember 2013
I
II
III 2012
IV
I
II
III
IV*
2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi bulan Desember 2013
Terbatasnya pertumbuhan minyak bumi dan gas tersebut juga terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jambi. lifting gas alam turun menjadi 12.090 BBTU (-0,38% (qtq)) (grafik 1.12.).3 Sebaliknya meskipun meningkat 6,91% dibandingkan triwulan lalu menjadi sebesar 1.391,45 Kbarrel, lifting minyak bumi selama triwulan IV-2013 masih di bawah level rata-rata lifting minyak bumi pada tahun 2012 (1.524,42 Kbarrel) (grafik 1.10, dan grafik 1.11) 4. Produksi pertambangan dan penggalian sepanjang tahun 2013 juga mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dari 3
4
Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi 14
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
2,69% (yoy) menjadi 1,56% (yoy). Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan negatif pada sub sektor pertambangan tanpa migas (-1.95% yoy), dibandingkan pertumbuhan yang sangat tinggi pada tahun 2012 yang mencapai 30,64% (yoy). Sementara itu, sub sektor minyak dan gas bumi mampu tumbuh
sebesar
1,49%,
dibandingkan
tahun
2012
yang
mengalami
pertumbuhan negatif (-2,66%). Di sisi lain, tingkat pertumbuhan sub sektor penggalian (7,58%) relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya (7,23%). Turunnya produksi pertambangan non migas di Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena pengaruh melemahnya harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya produksi. Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun 2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan 2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.357,19Kbarrel. 4. Sektor Industri Pengolahan Pada tahun 2013, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 5,69%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 yang mencapai 7,90%. Secara triwulanan, sektor industri pengolahan pada triwulan IV 2013 yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp2,41 triliun (10,54%), mengalami peningkatan 3,28% (qtq) (tabel 1.5). Industri pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp220,70 miliar (9,16%) serta industri non migas dengan total output Rp2,19 triliun (90,84%). Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh produksi CPO yang menunjukkan peningkatan signifikan. Meningkatnya pasokan bahan baku seiring dengan masuknya musim panen kelapa sawit selama triwulan IV-2013 serta mulai stabilnya harga CPO dunia menjadi faktor pendorong peningkatan produktivitas CPO. TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
15
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Tabel 1.5. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Pertumbuhan q-to-q
Jenis Industri Trw IV-12
Trw I-13
y-o-y
Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw IV-12
Trw I-13
Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13
Industri Makanan
3.83
-8.06
2.09
4.44
8.10
5.94
17.55
4.05
1.02
7.13
Industri Minuman
5.04
0.30
3.80
-1.12
-0.27
5.43
0.72
9.97
7.68
2.04
-4.58
2.25
0.32
4.36
1.15
4.11
15.49
3.37
2.57
7.73
4.30
-2.71
1.39
1.70
0.74
4.38
16.27
9.35
4.58
0.19
Industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik IBS Sumber: BPS Provinsi Jambi
Berbanding
Grafik 1.13. Perkembangan Produksi Karet Jambi
terbalik dengan produksi
120,000
100,000
Volume Produksi Bokar (Ton) 88,713 85,867
30
Pertumbuhan (%qtq)
20
94,647 92,488
81,805
77,418
75,165
75,504
CPO, produksi karet di
80,000 60,000
0
Provinsi
40,000
-10
20,000
-20
Jambi
triwulan
pada laporan
mengalami
penurunan.
68,679 74,585
76,065
74,563
0
10
-30 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2011
2012
2013
Berdasarkan data indeks produksi dari BPS, industri
Sumber: Gapkindo Cabang Jambi
karet juga mengalami penurunan mencapai 1,15% (qtq) dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 7,73%. Berdasarkan data Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet dalam triwulan IV 2013 mencapai 75.504 ton, turun 18,36% dibandingkan triwulan lalu5 (grafik 1.13.). Penurunan tersebut disebabkan oleh minimnya bahan baku akibat cuaca yang tidak kondusif serta adanya himbauan Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO) untuk menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar 10% sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak harga karet.
5. Sektor-sektor Lain Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 1,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (0,92% (qtq)). Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing sebesar 1,07% (qtq) dan 1,65% (qtq).
5
Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo 16
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
ribu 550
KWH (dalam Juta)
400 350 300 250 200 150 100 50 -
328
301
282
319
323
337
342
338
522
506 500
483
486
II
III
486
496
501
II
III
461 450
I
II
III
IV
I
2012
II
III
400
IV
I
2013
IV
I
2012
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
IV
2013
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
Grafik 1.14. Perkembangan Total Pemakaian Listrik
Grafik 1.15. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar 5,94% (yoy) dan 3,14% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai 337,52 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 521.511 rekening (grafik 1.14. dan grafik 1.15.). Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 479.478 rekening (91,94%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 223,24 MWH (66,14%). Sementara pemakaian dicatat
air
oleh
Mayang
itu,
bersih
yang
PDAM
Tirta
menunjukkan
penurunan di triwulan laporan. Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota
Grafik 1.16. Perkembangan Indeks Air Bersih ribu M3
900
5 Total Konsumsi Air (LHS)
880 860
861
872
1.33
858
863 852
800
867 857
-0.68
-0.61
3 854
853 1.69
1.34
840 820
Pertumbuhan (RHS)
-0.73 -0.50
847
-1.49
-0.90
-1.64
1 (1) (3)
Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 2012
2013
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013 3
Jambi pada triwulan laporan sebesar 846,54 ribu M , lebih rendah dari triwulan lalu (854,24 ribu M3) (grafik 1.16.). Pada tahun 2013, sektor listrik, gas, dan air bersih mampu tumbuh sebesar 9,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (6,60% (yoy)). Sub sektor listrik dan sub sektor air bersih juga mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing sebesar 9,51% dan 7,59%. Pada triwulan IV 2013, sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 1,03% (qtq), menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
17
EKONOMI M AKRO REGIONAL sebelumnya (4,35% qtq). Kondisi ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan sub sektor angkutan (0,98% (qtq)) dibandingkan triwulan sebelumnya (4,54% (qtq)). Grafik 1.17. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang ribu orang 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 I
Kedatangan Penumpang
Grafik 1.18. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang ton 1500
Keberangkatan Penumpang
Jumlah Bongkar
Jumlah Muat
1000
500
II
III
IV
I
2011
II
III
IV
2012
I
II
III 2013
Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
IV
0 I
II
III
2011
IV
I
II
III
IV
I
2012
II
III
IV
2013
Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah yang bertepatan dengan perayaan hari Natal dan tahun baru menjadi faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 348.836 orang, meningkat 1,48% dibandingkan triwulan lalu (grafik 1.17.). Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi. Sub sektor angkutan laut tumbuh terbatas sebesar 0,03% (qtq). Terbatasnya pertumbuhan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan posisi yang sama triwulan lalu. Pada triwulan IV
2013, jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.335
unit, sementara triwulan lalu sebanyak 1.200 unit (grafik 1.19.). Sejalan dengan jumlah kunjungan kapal, jumlah arus barang perdagangan juga sedikit meningkat dari triwulan lalu sebesar 1.503,35 kilo ton menjadi 1.535,40 kilo ton6 pada triwulan IV-2013 seiring dengan peningkatan volume impor alat berat (grafik 1.20.).
6
Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat. 18
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
unit 2,000
Unit 101.74
1,500
persen(%) 150
Pertumbuhan (yoy)
unit 4,000 3,500
100
76.23
500
11.92 27.46
50 7.60
-0.51 -7.58
II
III
2011
IV
I
II
III
1,500
123.60
IV
I
-2.84
2012
III
-3.28
17.50 -17.57
-5.39
I
2013
II
III
IV
2011
I
II
III
IV
-100 I
2012
II
III
2013
Grafik 1.20. Perkembangan Total Arus Barang
Sub sektor komunikasi pada triwulan laporan tumbuh 1,61% (qtq) yang didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 1,62% (qtq) dan jasa penunjang komunikasi sebesar 0,45% (qtq), namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya Secara tahunan, pada tahun 2013 sektor pengangkutan mampu tumbuh sebesar 8,52%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (7,19%). Akselerasi pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor pengangkutan yang mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar 7,23% pada tahun 2012 menjadi sebesar 8,50% pada tahun 2013. Sejalan dengan hal tersebut, sub sektor komunikasi juga mampu tumbuh 8,74% (yoy) yang didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,76% (yoy) dan jasa penunjang komunikasi sebesar 6,91% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012. tahun
IV
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
Grafik 1.19. Jumlah Kunjungan Kapal
Pada
-50
-56.71
-31.98
50 0
-45.56
-
IV
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
25.2039.24
100
88.86
500 -50
II
28.81
1,000
0
-30.40
I
-1.64 -15.95
2,000
Pertumbuhan (yoy)
150
3,000 2,500
34.69
1,000
persen(%) 200
Jumlah Total Arus Barang
2013,
sektor
keuangan
masih
mampu
mencatat
pertumbuhan sebesar 7,88%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,81%). Masih relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama didukung oleh pertumbuhan sub sektor bank, jasa penunjang keuangan dan lembaga keuangan tanpa bank masing-masing sebesar 10,39% (yoy), 8,60% (yoy) dan 8,00% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan pada triwulan IV 2013 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,26% (qtq), sejalan dengan pertumbuhan negatif pada sub sektor sewa bangunan (-1,57% (qtq)) (tabel 1.6.). Sementara itu, perlambatan pertumbuhan
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
19
EKONOMI M AKRO REGIONAL yang cukup tajam dialami oleh sub sektor bank, lembaga keuangan tanpa bank dan jasa penunjang keuangan. Tabel 1.6. Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi SUB SEKTOR Bank Lembaga Keuangan tanpa Bank Jasa Penunjang Keuangan Sewa bangunan Jasa Perusahaan TOTAL
Pertumbuhan (yoy)
Petumbuhan (qtq) 2013
2009
2010
2011
2012
2013
TW I
TW II
TW III
TW IV
30,68
18,26
11,74
9,55
10,39
1,31
2,65
2,48
0,46 0,30
7,48
6,99
8,80
9,22
8,00
1,11
2,00
3,25
14,97
10,72
9,25
8,34
8,60
1,37
2,15
3,19
1,21
7,16
5,73
5,69
5,27
4,23
1,58
1,12
0,87
-1,57
4,76
4,88
5,81
4,43
5,96
2,08
1,13
1,09
1,36
17,85
12,12
9,08
7,81
7,88
1,41
2,03
1,92
-0,26
Sumber: BPS (diolah)
Pada tahun 2013, sektor jasa mampu tumbuh sebesar 4,80% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (3,85% (yoy)). Sub sektor jasa pemerintahan umum dan swasta juga mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 4,54% dan 6,08%. Sejalan dengan pertumbuhan tahun 2013, sektor jasa-jasa pada triwulan laporan juga tumbuh 1,87% (qtq), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (1,29% qtq). Pertumbuhan sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing sebesar 1,90% (qtq) dan 1,71% (qtq). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1,63 triliun dan diikuti oleh sub sektor swasta sebesar Rp281,35 miliar. C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013 utamanya didorong oleh masih relatif tingginya ekspor barang yang jasa yang mampu tumbuh sebesar 2,08% (yoy), relatif lebih baik dibandingkan tahun 2012 yang mengalami pertumbuhan negatif. Sementara itu, perlambatan ekonomi tercermin pada melambatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTB. Secara triwulanan, perlambatan perekonomian pada triwulan IV 2013 disebabkan oleh pertumbuhan ekspor yang negatif sebesar -7,47% (qtq), namun demikian pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar 20
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek Pemerintah di akhir tahun 2013, masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi yang mencapai 3,08% (qtq) serta tetap terjaganya konsumsi rumah tangga, mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan tetap berada pada angka yang cukup tinggi (tabel 1.7.). Berdasarkan strukturnya, 54,96% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi, diikuti dengan konsumsi pemerintah 19,30% dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 18,63%. Tabel 1.7. Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran Komponen 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Barang dan Jasa Dikurangi Impor Barang dan Jasa PDRB
Pertumbuhan (yoy)
7
Pertumbuhan Tahun 2013 (qtq)
2010
2011
2012
2013
TW I
TW II
TW III
TW IV 0,71
5,41
4,75
4,99
4,55
0,46
0,93
2,27
27,09
7,55
9,42
7,64
1,02
2,38
2,45
1,52
8,49
7,31
6,50
3,92
-7,15
2,00
1,76
23,75
6,87
12,40
15,30
14,07
1,05
2,11
1,94
3,08
1,09
10,43
15,73
10,18
3,46
3,76
-5,69
5,72
29,64
22,17
-2,65
2,08
-15,68
14,07
3,17
-7,47
23,88
17,43
-2,09
0,21
-14,20
10,44
1,86
-2,29
7,35
8,54
7,44
7,88
-0,88
3,00
2,74
1,94
Sumber: BPS (diolah)
1. Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2013 (4,55%) mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (4,99%). Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2013 juga tercermin dari penurunan penjualan kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus turun 6,22% (yoy) dari tahun lalu menjadi rata-rata 1.020 unit/bulan (grafik 1.21.). Sejalan dengan penjualan kendaraan roda empat, penjualan sepeda motor juga mengalami penurunan 11,18% (yoy) menjadi rata-rata 5.945 unit/bulan (grafik 1.22.). Penurunan penjualan kendaraan bermotor roda dua dan empat tersebut terjadi karena perlambatan ekonomi, meningkatnya suku bunga kredit serta adanya kebijakan
7
dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
21
EKONOMI M AKRO REGIONAL minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun lalu. Grafik 1.21. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor
Grafik 1.22. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
unit
unit
5,000
70,000
Sedan, Jeep, Minibus 4,000
3,000
47,683 44,449
42,106 36,299 30,913 27,851
40,000
2,000
1,000
50,000
SEPEDA MOTOR
55,942
60,000
3,503 3,264 2,9022,8233,061
3,373
845
1,492 1,166
25,689 20,08121,55020,421 17,836
30,000
1,459 1,414 1,158
20,000 10,000
I
II
III
IV
I
II
2011
III
IV
I
2012
II
III
-
IV
I
2013
II
III
IV
I
II
2011
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
III
IV
I
II
2012
III
IV
2013
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
Rp Miliar
Grafik 1.23. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
Kredit Real Estate
60
Pertumbuhan
49.79
50
40.13
40
33.44
40.30 16.52
30 27.11
11.27
16.80 16.04 15.44
28.18 20 10
5.16
0
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2011
2012
2013
Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat 28,18% (yoy) menjadi sebesar Rp3,72 triliun (Grafik 1.23.). Pangsa kredit real estate di Jambi mencapai 15,77% dari total kredit. Secara triwulanan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2013 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp12,56 triliun atau 54,96% dari total PDRB Jambi, hanya meningkat sebesar 0,71% (qtq) dan jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,27% (qtq)). Mayoritas konsumsi masyarakat Jambi (61,33%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu sebesar Rp7,71 triliun. Meningkatnya harga barang/jasa seiring dengan tingginya laju inflasi paska kenaikan BBM bersubsidi berdampak pada melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan seiring dengan momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, serta libur anak sekolah memberi efek positif pada tingkat konsumsi masyarakat. 22
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Kondisi ini juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen pada triwulan IV-2013 yang mencapai 107,708 (tabel 1.8.). Angka indeks tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan juga masih berada pada level optimis yaitu masing-masing sebesar 106,05 dan 106,64. Tabel 1.8. Indeks Tendensi Konsumen
Variabel Pembentuk
Triwulan I - 2013
Triwulan II - 2013
Triwulan III - 2013
Triwulan IV - 2013
Pendapatan rumah tangga kini Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi
101.7 106.87
106.85 108.46
112.21 109.09
108.42 105.24
Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan Indeks Tendensi Konsumen
100.72
104.16
116.8
106.20
102.89
106.7
112.33
107.07
Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan mencapai Rp4,41 triliun. Pengeluaran tersebut meningkat 23,75% dari triwulan sebelumnya seiring dengan peningkatan yang tajam pada realisasi belanja APBD provinsi Jambi Triwulan IV 2013. 2. Investasi Secara tahunan, pada tahun 2013 pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) membukukan pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 14,07%, meskipun sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 lalu yang mencapai 15,30%. Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan
peningkatan
yang
signifikan
seiring
dengan
tingginya
pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi yang mencapai 57,49% (yoy) (grafik 1.24.). Pada triwulan IV 2013, PMTB yang mencerminkan nilai investasi di Jambi mencapai Rp4,26 triliun (pangsa 18,63%). Pangsa investasi tersebut terus
8
Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
23
EKONOMI M AKRO REGIONAL meningkat dibandingkan tahun 2012 (18,21%) sejalan dengan terakselerasinya investasi yang mengalami pertumbuhan yang mencapai 3,08% (qtq), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu (1,94% (qtq)). Tingginya investasi juga dikonfimasi oleh data indikator ekonomi seperti pertumbuhan pendaftaran truck/pick Up baru dan konsumsi semen yang mengalami peningkatan
Rp Triliun
dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 1.25. dan 1.26.). 6 5 4 3 2 1
-
unit
100 90 92.60 80 70 76.92 60 46.91 43.25 41.92 57.49 50 40 48.91 49.77 41.27 30 33.17 20 12.83 10 6.65 0 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Kredit Investasi (juta Rp)
2011
2012
100 50 0
500
-50
-
-100 I
II
III
IV
I
II
2011
III
IV
Pertumbuhan (yoy)
10.26
80
1.84
10 0
(1.27)
III
2011
IV
40 20
12.84
-10
(4.83)
(10.45)
(%) 50 30
12.36
8.80
40
II
IV
Grafik 1.25. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru
20.02
I
III
2013
37.89
-
II
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
120
20
I
2012
41.29
11.95
200
1,000
Konsumsi Semen
100
250
150
140
60
Pertumbuhan (qtq)
1,500
Grafik 1.24. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi KTon
TRUCK/PICK UP
2,000
2013
160
Persen(%)
2,500
Pertumbuhan (%)
-20 I
II
III
IV
2012
I
II
III
IV
2012
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
Grafik 1.26. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
Sementara itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis masih cukup baik meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi bisnis yaitu sebesar 16,67%9. Dari 150 responden yang disurvei, 88,11% responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara 9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang menyatakan akan memburuk.
9
Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha 24
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Tabel 1.9 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi Keterangan PMA (USD juta) PMDN (Rp miliar)
Tw 1 48.95 356
2012 Tw 2 Tw 3 96.41 5.34 228 466
Tw 4 5.63 395
Tw 1 16.36 -
2013 Tw 2 Tw 3 6.11 11.24 1,303 288
Tw 4 0.59 1,208
Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp1.21 triliun (Tabel 1.9.). Investasi tersebut meningkat signifikan 206% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing melalui penanaman modal asing (PMA) mengalami penurunan yang cukup besar 89,52% dari tahun lalu menjadi USD 0,59 juta. Investasi Jambi sebagian besar dialokasikan pada sektor pertanian. 3. Perdagangan Eksternal Pada tahun 2013, ekspor provinsi Jambi mengalami pertumbuhan sebesar 2,08%, relatif membaik dibandingkan kinerja tahun 2012 yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2,65%. Sementara itu, impor provinsi Jambi tahun 2013 juga mengalami kenaikan sebesar 0,21%, namun tidak setinggi peningkatan nilai ekspor. Secara triwulanan, Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain pada triwulan IV
2013 mencapai Rp9,59 triliun. Perkembangan ekspor
Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan tajam (7,47% (qtq)) yang utamanya disebabkan oleh menurunnya ekspor antar daerah dan ekspor luar negeri masing-masing sebesar 9,00% (qtq) dan 6,04% (qtq). Berdasarkan tujuannya, ekspor Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar daerah yang mencapai Rp5,21 triliun (54,30%) sementara ekspor ke luar negeri sebesar Rp4,38 triliun (45,70%). Tingginya ekspor antar daerah salah satunya juga disebabkan oleh keterbatasan pelabuhan serta adanya kantor penjualan bersama sehingga kegiatan ekspor luar negeri dilaksanakan melalui provinsi lain. Sementara itu, impor provinsi Jambi pada triwulan IV
2013 mencapai
Rp8,69 trliun atau lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi mengalami net eskpor sebesar Rp900,12 miliar. Impor jambi didominasi oleh impor antar daerah yang mencapai Rp7,11 triliun (81,81%) TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
25
EKONOMI M AKRO REGIONAL sementara impor luar negeri sebesar Rp1,58 triliun (18,19%). Perkembangan impor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan sebesar 2,29% (qtq) pada triwulan laporan. Penurunan impor tersebut utamanya disebabkan oleh menurunnya impor antar daerah sebesar 8,09% (qtq). Sementara impor luar negeri mengalami peningkatan sebesar 50,67% (qtq). Berdasarkan pemberitahuan
dokumen
ekspor
barang
Grafik 1.27. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi (dalam satuan juta USD)
(PEB), ekspor luar negeri Provinsi Jambi sebesar USD 283,94 juta sedangkan
impor
luar
negeri
sebesar USD 115,06 juta (grafik 1.27.). Dengan kondisi tersebut, Provinsi
Jambi
mengalami
net
ekspor sebesar USD 168,88 juta.
3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Kinerja ekspor luar negeri Jambi pada tahun 2013 relatif memburuk, mengalami penurunan sebesar 11,44% dari sebelumnya sebesar USD 1.290,82 juta menjadi USD 1.143,21 juta (tabel 1.10.). Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan nilai ekspor minyak dan lemak nabati, ekspor batubara dan briket serta karet mentah masing-masing sebesar 37,75%, 32,53% dan 13,40%. Sementara itu secara triwulanan, ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan IV 2013 mencapai USD 283,94 juta, turun 6,02% dari triwulan lalu (USD 302,12 juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 143,33 juta atau 50,48% dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh ekspor pulp and paper, ekspor kertas, karton dan olahannya, ekspor minyak dan lemak nabati serta ekspor batubara, kokas dan briket masing-masing sebesar USD 40,21 juta, USD 29,63 juta, USD 28,06 juta dan USD 26,57 juta (grafik 1.28. dan grafik 1.30.). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi terutama dari hasil perkebunan. 26
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Tabel 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama
Komoditas Ekspor Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran Batu Bara, Kokas dan Briket Minyak dan Lemak Nabati Pulp dan Paper Kertas,Kertas Karton dan Olahannya Lainnya Total Ekspor
Nilai Ekspor (Juta USD) 2010 2011 2012 2013 860,4 1.255,3 755,8 654,6 66,6 244,5 166,0 112,0 284,0 267,1 158,7 98,8 48,7 86,5 85,8 112,7 42,0 43,3 53,1 97,1 75,1 101,6 71,5 68,1 1.376,7 1.998,3 1.290,8 1.143,2
Pertumbuhan (% yoy) 2011 2012 2013 45,90 -39,79 -13,40 267,25 -32,12 -32,53 -5,96 -40,59 -37,75 77,66 -0,77 31,39 3,04 22,64 82,94 35,37 -29,66 -4,80 45,15 -35,40 -11,44
Grafik 1.28. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
600 500 400
12,3%
Kertas,Kertas Karton dan Olahannya Minyak dan Lemak Nabati Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran
12,8% 3,6%
300
(%)
2,3%
-1,9% -6,0%
200
-11,1%
100
-11,4% -18,7% -17,0%
0 Trw I
Trw II
Trw III
2011
Trw IV
Trw I
Trw II
-24,9% Trw III Trw IV
2012
Trw I
Trw II
Trw III
20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% -15% -20% -25% -30%
Hundreds
Lainnya Pulp dan Paper Batu Bara, Kokas dan Briket G. Ekspor 15,0%
Juta USD
Trw IV
2013
Meskipun secara volume komoditas karet mentah yang merupakan komoditas utama ekspor provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 30,25% (qtq), namun secara nilai ekspor mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu sebesar 19,80% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan menurunnya harga karet internasional (grafik 1.29.). Nilai ekspor Komoditas batu bara juga terus mengalami penurunan, dan pada triwulan IV 2013 mengalami penurunan sebesar -25,27% (qtq) jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan mengalami penurunan sebesar 15,64% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Dari sisi volume, ekspor batubara juga mengalami penurunan sebesar 20,64% (qtq) atau 37,52% (yoy).
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
27
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Grafik 1.29. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Lainnya Pulp dan Paper Minyak dan Lemak Nabati Batu Bara, Kokas dan Briket Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran
Volume (Ton) 2.500 2.000
(%) 80 60
57,2
45,0
42,7
40
29,5
1.500
20 3,6
1,2
1.000
0
-1,5
-13,1 -20
-15,1
-28,6
500
-40
-40,7
-44,1 0
-60 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV 2011
2012
Grafik 1.30. Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi
Grafik 1.31. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 400
Lainnya 16.12%
2013
juta USD
Lainnya Eropa Jepang
350 300
India RRC Malaysia
250
Batu bara, briket 9.36%
Karet Mentah 50.48%
Minyak, lemak sayur 9.88%
200 150 100 50 0
Pulp dan Kertas (25) 14.16%
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
Trw I
Trw II
2012
Trw III
Trw IV
2013
Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara internasional menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara serta terbatasnya harga jual karena rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang memiliki kadar energi yang rendah menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk mengembangkan
produksi
batu
bara
di
Jambi.
Adanya
Perda
yang
mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi pemerintah, nilai tambah yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah sementara biaya yang ditimbulkan oleh kerusakan jalan angkutan relatif lebih tinggi.
28
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Selanjutnya, meskipun volume ekspor minyak dan lemak nabati menunjukkan peningkatan yang cukup besar (44,96%) dibandingkan triwulan lalu, namun nilai ekspor minyak dan lemak nabati hanya meningkat sebesar 6,03% (qtq) sejalan dengan rendahnya harga CPO dunia. Produksi kelapa sawit Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak penurunan permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun terakhir ini, perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksinya di dalam negeri. Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara RRC yang mencapai USD 49,61 juta (9,97%) dan diikuti oleh Jepang USD 44,65 juta (8,98%) (grafik 1.31.). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor komoditas kelapa sawit. Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi merupakan salah satu kendala untuk dapat mengekspor secara langsung ke negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui Singapura menjadi melalui Palembang dan Padang. 3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Pada triwulan IV 2013, Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar USD 115,06 juta, meningkat sebesar 39,91% (qtq) atau 276,77% (yoy) (grafik 1.32.). Berdasarkan pangsanya, impor Jambi didominasi oleh mesin industri tertentu/khusus (USD 27,20 juta atau 37,53%) (grafik 1.33.).
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Grafik 1.32. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Impor (juta USD)
200
82
g. Impor (RHS)
72
150
134.00
53.52 34
-12.16
26
100
110.59
39
50
17.27 31
17
17 -50.21
-11.88 -45.35
0 -50 -100
Trw I
Trw II
Trw III 2012
Trw IV
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
2013
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
29
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Grafik 1.33. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 90
80 70
Impor (juta USD) Lainnya Mesin Pembangkit Tenaga Besi dan Baja
Alat Pengangkutan Lainnya Mesi Industri dan Perlengkapannya Mesin Industri Tertentu/Khusus
60 50
40 30 20 10 0 Trw I
Trw II
Trw III
2012
30
Trw IV
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
2013
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013
|
|
|
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
BAB II INFLASI A. Kajian Umum Pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy), lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) (gambar 2.2.). Inflasi Jambi tersebut juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%). Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional Persen (%)
10
Kota Jambi
Nasional
7.99
8.40 6.80
5.54 5.31 5
6.65
3.79 3.97
4.45
4.61 2.76
7.96 8.38
6.06 5.90 4.43
3.90 4.53
8.74
4.30
4.31 4.22
5.90
5.24
0
1
2
3
4
1
2
2011
3
4
1
2
2012
3
4
2013
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-8 (delapan) dari daftar kota yang termasuk dalam perhitungan inflasi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di kota Pematang Siantar, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh (gambar 2.3).13 Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera 14.00 12.00
10.00 8.00 6.00
4.00 2.00
Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi 13
Sumber: DSM, Bank Indonesia.
35
Banda Aceh
Palembang
Bandar Lampung
Batam
Lhokseumawe
Padang Sidempuan
Dumai
Pangkal Pinang
Jambi
Bengkulu
Pakanbaru
Sibolga
Tanjung Pinang
Medan
Padang
Pematang Siantar
-
I NFLASI
Tingginya inflasi kota Jambi pada tahun 2013 disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices dan volatile food masing-masing sebesar 19,16% (yoy) dan 9,86% (yoy) (gambar 2.1). Sementara inflasi inti relatif stabil pada level 3,81% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya bbm, tarif angkutan, tarif tenaga listrik (TTL) dan bahan bakar rumah tangga.14 Inflasi administered prices meningkat pesat pada triwulan II dan III masing-masing sebesar 5,16% (qtq) dan 9,07% (qtq) seiring dengan kenaikan harga BBM bersubsidi dan penyesuaian tarif angkutan yang dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari terganggunya pasokan komoditas tanaman pangan dan inflasi tertinggi terjadi pada triwulan I 2013 seiring dengan terganggunya pasokan komoditas tanaman pangan akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil panen. Secara triwulanan, inflasi kota Jambi pada triwulan IV-2013 tercatat 1,04% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq) namun lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun terakhir (0,63% qtq). Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama meningkatnya inflasi triwulanan kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices masing-masing sebesar 2,18% (qtq) (gambar 2.1). Sementara inflasi inti dan volatile food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan 0,28% (qtq). Gambar 2.3. Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013 % 25
20 15
% 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Inflasi qtq Inflasi Inflasi Inti Volatile Food Administered Price
10 5 0 TW I
TW II
TW III
TW IV
Inflasi ytd Inflasi Inflasi Inti Volatile Food Administered Price
TW I
2013
TW II
TW III 2013
Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi 14
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang. 36
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
TW IV
I NFLASI
Sumber
utama
peningkatan
inflasi
administered
adalah
prices
meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan angkutan udara.15 Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan hari raya keagamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun. Inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan dengan perayaan hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas tanaman pangan akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil panen. Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November, dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, selama tahun 2013, inflasi tertinggi di Kota Jambi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 18,60% seiring dengan kenaikan bbm dan penyesuaian tarif angkutan dan diikuti oleh kelompok bahan makanan (9,83%), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (7,34%) dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,15%) (Tabel 2.1). Sementara itu, secara triwulanan sumbangan terbesar pada triwulan laporan bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar dengan kontribusi sebesar 0,48% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar tersebut (2,41%) disebabkan oleh kenaikan tarif tenaga listrik, kontrak rumah sebagai dampak meningkatnya biaya perawatan rumah, serta bahan bakar rumah tangga akibat terdongkraknya harga jual elpiji karena distribusi gas elpiji yang tidak merata (Tabel 2.2).
15
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
37
I NFLASI
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Kumulatif (ytd) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa KEL OMP OK/S UBKEL OMP OK
Triwulan IV-2012
Triwulan I-2013
Triwulan II-2013
Triwulan III-2013
Triwulan IV-2013
qtq
ytd
qtq
ytd
qtq
ytd
qtq
ytd
qtq
ytd
0.12
2.65
4.91
4.91
1.87
6.87
2.35
9.39
0.40
9.83
a. P ADI-P ADIAN, UMB I-UMB IAN DAN HAS ILNYA
0.91
6.26
-1.75
-1.75
0.41
-1.36
4.60
3.18
1.45
4.68
b. DAGING-DAN HAS IL-HAS ILNYA
4.74
9.04
-4.29
-4.29
16.15
11.17
8.38
20.48
-14.02
3.59
c. IKAN S E GAR
3.83
5.17
-2.27
-2.27
-1.69
-3.92
3.21
-0.84
4.03
3.15
d. IKAN DIAWE TKAN
-1.22
12.25
1.56
1.56
4.72
6.35
-1.00
5.29
3.92
9.42
e. TE LUR , S US U DAN HAS IL-HAS ILNYA
0.18
7.49
-1.48
-1.48
4.12
2.58
3.55
6.21
0.19
6.41
f.
-9.89
24.30
2.16
2.16
2.78
5.00
2.09
7.19
4.09
11.58
g. KACANG-KACANGAN
6.10
22.44
0.30
0.30
-0.23
0.07
22.90
22.98
0.80
23.96
h. B UAH-B UAHAN
-6.79
-4.71
14.61
14.61
-10.04
3.10
0.22
3.33
6.03
9.56
i.
B UMB U-B UMB UAN
8.02
-31.40
65.49
65.49
1.33
67.69
-14.94
42.64
1.77
45.17
j.
LE MAK DAN MINYAK
-6.12
-4.23
0.34
0.34
-1.24
-0.90
3.33
2.40
4.15
6.65
-1.07
10.02
0.74
0.74
3.11
3.87
0.57
4.46
1.07
5.57
II. MAKANAN J ADI,MINUMAN,R OKOK & TE MB AKAU 0.43
5.48
1.37
1.37
1.35
2.73
2.73
5.54
1.53
7.15
a. MAKANAN J ADI
0.42
3.54
1.59
1.59
1.64
3.25
3.97
7.35
2.01
9.51
b. MINUMAN YANG TIDAK B E R ALKOHOL
-0.93
9.92
0.79
0.79
0.34
1.14
0.24
1.38
-1.95
-0.60
I.
B AHAN MAKANAN
S AYUR -S AYUR AN
k. B AHAN MAKANAN LAINNYA
c. TE MB AKAU DAN MINUMAN B E R ALKOHOL
1.24
7.59
1.19
1.19
1.27
2.48
1.31
3.82
2.36
6.28
III. P E R UMAHAN, AIR , LIS TR IK, GAS & B HN B AKAR
0.34
6.69
0.83
0.83
1.71
2.55
2.21
4.82
2.41
7.34
a. B IAYA TE MP AT TINGGAL
1.56
10.24
0.13
0.13
0.43
0.55
1.52
2.08
1.60
3.71
b. B AHAN B AKAR , P E NE R ANGAN DAN AIR
-1.91
2.20
1.94
1.94
4.84
6.88
4.21
11.38
4.49
16.39
c. P E R LE NGKAP AN R UMAHTANGGA
-0.03
0.50
0.61
0.61
0.03
0.64
1.34
1.98
1.69
3.71
d. P E NYE LE NGGAR AAN R UMAHTANGGA
0.37
5.28
1.98
1.98
1.03
3.03
0.57
3.62
0.87
4.52
IV. S ANDANG
0.18
3.29
-0.60
-0.60
-1.68
-2.26
2.01
-0.29
-0.19
-0.48
a. S ANDANG LAKI-LAKI
0.21
2.00
0.76
0.76
0.57
1.34
0.64
1.99
1.16
3.17
b. S ANDANG WANITA
0.34
-0.45
0.85
0.85
0.24
1.10
1.11
2.22
-0.48
1.73
c. S ANDANG ANAK-ANAK
0.10
7.19
0.36
0.36
0.56
0.92
0.17
1.10
0.88
1.98
d. B AR ANG P R IB ADI DAN S ANDANG LAINNYA
0.08
4.58
-3.54
-3.54
-6.85
-10.15
5.58
-5.13
-1.91
-6.95
V. KE S E HATAN
0.61
1.67
0.44
0.44
0.42
0.86
0.44
1.30
1.02
2.34
a. J AS A KE S E HATAN
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.83
0.83
b. OB AT-OB ATAN
0.00
3.27
1.15
1.15
0.49
1.64
0.13
1.77
0.89
2.68
c. J AS A P E R AWATAN J AS MANI
5.44
7.54
0.00
0.00
1.84
1.84
2.78
4.68
3.72
8.57
d. P E R AWATAN J AS MANI DAN KOS ME TIKA
0.36
1.16
0.64
0.64
0.46
1.11
0.43
1.54
0.55
2.09
VI. P E NDIDIKAN, R E KR E AS I DAN OLAHR AGA
0.08
2.29
0.43
0.43
-0.07
0.37
0.92
1.29
0.26
1.55
a. J AS A P E NDIDIKAN
0.00
1.73
0.00
0.00
0.00
0.00
1.11
1.11
0.00
1.11
b. KUR S US -KUR S US / P E LATIHAN
0.00
6.27
0.00
0.00
0.00
0.00
4.02
4.01
0.00
4.01
c. P E R LE NGKAP AN / P E R ALATAN P E NDIDIKAN
-0.19
7.67
1.81
1.81
-0.32
1.48
-0.67
0.80
0.72
1.53
d. R E KR E AS I
0.77
-1.82
0.92
0.92
-0.13
0.80
0.86
1.66
1.01
2.69
e. OLAHR AGA
0.00
0.93
0.00
0.00
0.17
0.17
0.04
0.21
-0.91
-0.69
VII TR ANS P OR , KOMUNIKAS I & J AS A KE UANGAN
0.62
4.13
1.18
1.18
4.97
6.21
10.93
17.81
0.66
18.60
a. TR ANS P OR
0.41
5.46
1.76
1.76
7.37
9.26
15.61
26.32
0.92
27.48
b. KOMUNIKAS I DAN P E NGIR IMAN
0.00
0.06
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
c. S AR ANA DAN P E NUNJ ANG TR ANS P OR
2.94
4.24
0.00
0.00
0.00
0.00
1.50
1.50
0.00
1.50
d. J AS A KE UANGAN
0.00
0.70
0.41
0.41
0.00
0.41
0.00
0.41
0.00
0.41
0.32
4.22
2.08
2.08
1.82
3.95
3.53
7.61
1.04
8.74
INF L AS I (UMUM) S umber: B P S (diolah)
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
KELOMPOK
Triwulan IV-2012 (q-t-q, %) Inflasi
I
Bahan Makanan
Smbgn
Triwulan I-2013 (q-t-q, %)
Triwulan II-2013 (q-t-q, %)
Inflasi
Inflasi
Smbgn
Smbgn
Triwulan III-2013 Triwulan IV-2013 (q-t-q, %) (q-t-q, %) Inflasi
Smbgn
Inflasi
Smbgn
0.12
0.04
4.91
1.46
1.87
0.57
2.35
0.76
0.40
0.13
II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
0.43
0.08
1.37
0.27
1.35
0.27
2.73
0.52
1.53
0.30
III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar
0.34
0.07
0.83
0.17
1.71
0.34
2.21
0.43
2.41
0.48
IV Sandang
0.18
0.01
-0.60
-0.04
-1.68
-0.10
2.01
0.11
-0.19
-0.01
V Kesehatan
0.61
0.02
0.44
0.02
0.42
0.02
0.44
0.02
1.02
0.04
VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0.08
0.00
0.43
0.02
-0.07
0.00
0.92
0.05
0.26
0.01
VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
0.62
0.09
1.18
0.17
4.97
0.72
10.93
1.64
0.66
0.11
0.32
0.32
2.08
2.08
1.82
1.82
3.53
3.53
1.04
1.04
INFLASI Sumber: BPS (diolah)
38
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
I NFLASI
Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar, yaitu sebesar 0,30%, seiring dengan peningkatan harga pada kelompok tersebut karena perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru (khususnya pada sub kelompok makanan jadi). Untuk sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol, kenaikan harga lebih diakibatkan karena meningkatnya harga tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan tembakau di sentra-sentra produksi tembakau. Petani tembakau lebih memilih beralih ke tanaman palawija karena petani tidak berani berspekulasi menanam tembakau saat curah hujan tinggi (tanah lembab) yang akan menyebabkan tanaman tembakau tidak bisa tumbuh subur. Di sisi lain, kelompok bahan makanan juga memberikan kontribusi sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (0,13%) karena menurunnya kualitas dan kuantitas hasil panen akibat tingginya curah hujan. Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi terbesar adalah cabe merah; bahan bakar rumah tangga; dan kontrak rumah (Oktober 2013), bawang merah; tarif listrik; dan ayam goreng (November 2013) serta bayam; rokok kretek filter; daging ayam ras; angkutan udara; dan bahan bakar rumah tangga (Desember 2013). Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan IV-2013 10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI
TW IV-2013 Sumbangan
OKTOBER
10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI
TW IV-2013 Sumbangan
OKTOBER
1
Cabe Merah
0.9540
1
Daging Ayam Ras
-0.3836
2
Bahan Bakar Rumah Tangga
0.1077
2
Bawang Merah
-0.2289
3
Kontrak Rumah
0.0987
3
Bayam
-0.0953
4
Pisang
0.0899
4
Kangkung
-0.0610
5
Beras
0.0535
5
Tomat Buah
-0.0403
6
Udang Basah
0.0327
6
Rempela Hati Ayam
-0.0275
7
Cabe Hijau
0.0295
7
Emas Perhiasan
-0.0246
8
Jeruk
0.0295
8
Tongkol
-0.0220
9
Kacang Panjang
0.0272
9
Tomat Sayur
-0.0162
10
Mie Kering Instant
0.0267
10
Gula Pasir
-0.0156
Sumbangan 10 Komoditas
-0.9150
Sumbangan 10 Komoditas
1.4494
NOVEMBER
NOVEMBER
1
Bawang Merah
0.1606
1
Cabe Merah
-0.4655
2
Tarif Listrik
0.1004
2
Daging Ayam Ras
-0.2431
3
Ayam Goreng
0.0509
3
Telur Ayam Ras
-0.0775
4
Nasi
0.0448
4
Kacang Panjang
-0.0505
5
Kelapa
0.0403
5
Gula Pasir
-0.0386
6
Tomat Sayur
0.0399
6
Cabe Rawit
-0.0375
7
Minyak Goreng
0.0314
7
Pisang
-0.0263
8
Gabus
0.0310
8
Cabe Hijau
-0.0171
9
Kangkung
0.0275
9
Emas Perhiasan
-0.0144
10
Mie
0.0258
10
Sepatu
-0.0132
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
39
I NFLASI
Sumbangan 10 Komoditas
0.5526
Sumbangan 10 Komoditas
DESEMBER
-0.9837
DESEMBER
1
Bayam
0.1380
1
Cabe Merah
-0.2953
2
Rokok Kretek Filter
0.0807
2
Bawang Merah
-0.0484
3
Daging Ayam Ras
0.0762
3
Petai
-0.0304
4
Angkutan Udara
0.0719
4
Gula Pasir
-0.0266
5
Bahan Bakar Rumah Tangga
0.0603
5
Pisang
-0.0222
6
Tomat Buah
0.0489
6
Tongkol
-0.0182
7
Nasi
0.0393
7
Sawi Hijau
-0.0173
8
Kacang Panjang
0.0363
8
Pepaya
-0.0153
9
Kontrak Rumah
0.0328
9
Dencis
-0.0144
10
Lambak
0.0287
10
Teri
-0.0143
Sumbangan 10 Komoditas
-0.5024
Sumbangan 10 Komoditas
0.6131
Sumber : BPS (diolah)
1. Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,40%(qtq) dengan sumbangan inflasi mencapai 0,13%. Pada triwulan IV-2013 trend harga bahan makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru yang tidak diimbangi dengan cukupnya pasokan akibat berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil panen karena tingginya curah hujan selama bulan Oktober-Desember. Namun demikan, dengan periode
sejalan masuknya panen
pada
beberapa
daerah
penghasil
bawang
merah (Bojonegoro dan Kampar),
harga
komoditi
bumbu-
Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan (Rp/kg) 60,000
Cabe Merah Keriting
50,000
Cabe merah Biasa
Bawang Merah
40,000 30,000 20,000 10,000 -
1
2
3
4
5
6
7
8
2012
9 10 11 12 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
bumbuan seperti bawang merah dan cabe merah yang meningkat pada bulan Oktober lalu, mulai menunjukkan penurunan harga di bulan Desember (grafik 2.4.). Harga bawang merah di bulan Desember turun menjadi Rp23.667/kg, meskipun belum mencapai harga awal sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai gambaran, sebelum terjadinya kenaikan (Januari), harga rata-rata bawang merah di kota Jambi sebesar Rp17.806/kg. Harga tersebut bergerak fluktuatif dan mencapai puncaknya pada bulan Juli dan Agustus yang meningkat menjadi 40
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
I NFLASI
Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Harga bawang tertinggi pada Triwulan IV 2013 terjadi pada bulan November, yaitu sebesar Rp27.413/kg. Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat tajam ke level Rp 40.467/kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama perayaan Idul Adha serta minimnya pasokan akibat sentra-sentra produksi cabe mengalami gagal panen karena curah hujan yang tinggi (pembusukan). Namun demikian, pada bulan November harga cabe merah mulai menurun ke level Rp32.093/kg dan kembali menurun pada Desember 2013 ke level Rp27.613/kg seiring meningkatnya pasokan di pasar. Namun demikian, harga cabe merah di bulan Desember 2013 tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga cabe selama Triwulan I sampai dengan Triwulan III 2013, yaitu sebesar Rp24.008/kg. Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga daging ayam ras dan daging sapi (grafik 2.6.). Harga daging ayam ras pada awal triwulan tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp26.150/kg. Harga tersebut sempat turun pada bulan November 2013 menjadi Rp 22.133/kg dan kembali meningkat pada bulan Desember 2013 menjadi Rp 23.347/kg seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang perayaan Natal dan tahun baru. Sementara itu, kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu masih berlanjut sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat pada bulan Oktober 2013 yang mencapai Rp 107.833/kg. Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung (Rp/Kg) (USD/Bushel) 9 9000 8 8000 7 7000 6 6000 5 5000 4 4000 3 3000 Jagung internasional (aksis kiri) 2 2000 Jagung pipilan kering (aksis kanan) 1 1000 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2012 Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
2013
Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging (Rp/Kg) 60,000
(Rp/Kg) 120,000
50,000
110,000 100,000
40,000
90,000
30,000
80,000
20,000 10,000
70,000
Daging Ayam Broiler, LHS
Daging Sapi Murni, RHS
-
60,000 50,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2012
2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
41
I NFLASI
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras (USD/CWT)
250
500
200
400
150
300 200 100
Beras internasional (aksis kiri)
100
Beras King (aksis kanan)
50
0
Thousands
(Rp ribu/Kg)
600
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112 2011
2012
2013
Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi
Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar 7,41% (grafik 2.7.). Sejalan dengan hal tersebut, harga beras di Jambi pada triwulan laporan juga menurun sebesar 0,56% dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga merk
tepung
Segitiga
terigu
Biru
pada
triwulan laporan relatif stabil di level Rp10.000/kg (grafik 2.8.). Sementara
di
internasional,
tingkat
harga
gandum
Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu
10000 9000 8000 7000
6000 Wheat/Gandum (aksis kiri)
terigu
Tepung Terigu lokal (aksis kanan)
5000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2012
yang merupakan bahan baku tepung
(Rp/Kg) 11000
(USD/Bushel)
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2013 Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
mengalami
penurunan sebesar 0,41% (qtq).16 Harga Palm
rata-rata (CPO)
Oil
internasional laporan
di
pada
Crude tingkat triwulan
meningkat
8,57%
dibandingkan
triwulan
sebelumnya, yaitu dari 721,98/metric
ton
USD
meningkat
menjadi USD 784/metric ton
Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (Ringgit/Ton) 2000
(Rp/Kg) 12,000 11,000
1500
10,000 9,000
1000
8,000
7,000
500
CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012
2013
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
16
Satu bushel setara dengan 27 kg. 42
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
6,000 5,000
I NFLASI
(grafik 2.9.). Sejalan dengan harga internasional, harga minyak goreng lokal juga meningkat dari Rp9.689/liter triwulan lalu menjadi Rp10.300/liter di triwulan laporan. 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 7,15% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 1,53% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,36% (qtq) yang disebabkan oleh meningkatnya harga tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan tembakau di sentra-sentra produksi tembakau. Selanjutnya, sub kelompok makanan jadi juga mengalami inflasi 2,01% (qtq) yang diakibatkan oleh meningkatnya permintaan terkait perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru. Berbeda dengan sub kelompok lainnya, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 1,95% (qtq). 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III2013 mengalami inflasi sebesar 2,41% (qtq), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (2,21% (qtq)), dengan laju inflasi tahunan 7,34% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,49% (qtq), perlengkapan rumah tangga sebesar 1,69% (qtq), biaya tempat tinggal 1,60% (qtq), serta penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,87% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif tenaga listrik pada awal triwulan laporan serta meningkatnya harga elpiji akibat distribusi yang tidak merata.
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
43
I NFLASI
4. Kelompok Sandang Kelompok
sandang
pada triwulan IV-2013 secara tahunan mengalami deflasi sebesar 0,48%(yoy) setelah pada juga
triwulan
sebelumnya
mengalami
deflasi
sebesar 0,12% (yoy). Secara triwulanan, sandang
Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) 2000
1500 1000 500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
kelompok juga
Sumber: Bloomberg
0 2012
mengalami
2013
deflasi sebesar 0,19% (qtq). Terjadinya deflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh inflasi barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (-6,95% (yoy)) terutama komoditas emas perhiasan. Membaiknya perekonomian AS paska shut down yang diiringi dengan terus menguatnya mata uang dollar AS menjadi penyebab utama menurunnya harga emas internasional selama triwulan laporan17 (grafik 2.10.). Namun demikian, masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi faktor penahan penurunan harga emas perhiasan tersebut. 5.
Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami
inflasi sebesar 1,02% (qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,44% (qtq)). Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan jasmani yang mencapai 3,72% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon dan jasa perawatan jasmani lainnya. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,26% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (0,92% (qtq)). Peningkatan harga tersebut terjadi pada sub kelompok rekreasi (1,01% (qtq)) sejalan dengan liburan sekolah, natal, dan tahun baru. Sumber: Bloomberg.1 (http://en.wikipedia.org) 17
44
(satu)
troy
ounce
setara
dengan
31,1034768
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
gram
I NFLASI
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Tingkat inflasi yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan turun jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari sebesar 10,93% (qtq) menjadi 0,66% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi pada kelompok ini utamanya bersumber dari sub kelompok transpor sebesar 0,92% (qtq) atau 27,48% (yoy). Mulai meredanya tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan angkutan pada triwulan laporan disebabkan karena mulai settle-nya ekspektasi masyarakat dengan harga BBM bersubsidi yang berlaku saat ini. Namun demikian, meningkatnya permintaan tarif angkutan udara seiring dengan liburan sekolah, natal, dan tahun baru memiliki andil yang cukup besar pada tekanan inflasi bulan Desember. Sementara itu, harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami penurunan sebesar 7,94% dibandingkan periode triwulan III-2013 yaitu dari USD 105,78/barrel, menjadi USD 97,38/barrel (grafik 2.11.). Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) 125.00 100.00
75.00 50.00 25.00 Sumber: Bloomberg
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2012
2013
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
45
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
Boks.2
MENGETAHUI DAMPAK KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI BAGI PEREKONOMIAN JAMBI (Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi,GAPKI, GAPKINDO, KADIN, PHRI, APKLI, retailer, dan pelaku usaha lainnya pada tanggal 21 Januari 2014)
Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan, atau buruh di lingkungan usaha atau kerjanya. Upah tersebut terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap dan berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Dasar hukum penetapan UMP mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1999 sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP-226/MEN/2000. Gubernur
Jambi
melalui
Surat
Keputusan
Gubernur
Jambi
No.
601/Kep.Gub/DISSOSNAKERTRANS/2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Penetapan UMP Jambi Tahun 2014 telah menetapkan bahwa besarnya UMP 2014 adalah Rp 1.502.230,00 atau naik sebesar 15,56% dibandingkan UMP 2013 (Rp1.300.000,00). Sebelum UMP tersebut ditetapkan melalui SK Gubernur, beberapa tahapan yang telah dilalui mengacu pada
dasar
hukum tersebut di atas adalah sebagai berikut: a. Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan asosiasi pengusaha, serikat pekerja, dan dinas terkait melakukan survei secara triwulanan untuk mengetahui Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pekerja lajang di Provinsi Jambi sesuai Permenakertrans No. 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pentahapan Kebutuhan Hidup Layak. Dalam ketentuan tersebut, Pemerintah telah menetapkan 7 kelompok dan 60 komponen kebutuhan bagi pekerja lajang yang menjadi acuan survei KHL. b. Adapun KHL tahun 2014 yang diusulkan oleh Dewan Pengupahan adalah Rp.1.502.226,00. Besarnya KHL yang diusulkan biasanya bersumber dari rata-rata hasil survei triwulanan. Namun demikian, khusus tahun 2013, karena adanya shock kenaikan BBM bersubsidi pada bulan Juni 2013, penentuan KHL menggunakan hitungan median. c. Selanjutnya, berdasarkan KHL yang telah ditetapkan Dewan Pengupahan, Gubernur menetapkan besarnya UMP. Untuk tahun 2014, Gubernur Jambi menetapkan UMP Jambi sebesar Rp 1.502.230,00 atau berada sedikit di atas KHL. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, UMP Jambi mengalami kenaikan sebesar 15,56% (tertinggi ke-4 di Pulau Sumatera). d. Karena nilai UMP di Provinsi Jambi telah mengakomodasi KHL, maka dalam proses penetapan maupun pelaksanaannya berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali. 47
47
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
Gambar 1. Alur Penetapan UMP
Sumber: http://www.gajimu.com
Apabila dilakukan analisis lebih mendalam, secara tidak langsung penetapan UMP di Jambi juga mempertimbangkan laju inflasi. Semakin tinggi laju inflasi pada tahun berjalan, semakin tinggi peningkatan nilai KHL dan pada akhirnya akan mendorong kenaikan UMP yang semakin tinggi pada tahun berikutnya (Grafik 1) Grafik 1. Hubungan Inflasi dengan Kenaikan UMP 20
Inflasi
% Kenaikan UMP
15 10 5 0
2009
2010
2011
2012
2013
Note: kenaikan UMP menggunakan data tahun inflasi+1
Kenaikan UMP di Provinsi akan memberikan dampak positif dan dapat pula berdampak negatif apabila tidak disertai dengan pengendalian yang baik. Dampak positif dari kenaikan UMP antara lain: a. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama tenaga kerja. b. Kenaikan UMP akan memicu peningkatan konsumsi masyarakat sehingga akan memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi jangka pendek yang masih didominasi oleh sektor konsumsi swasta.
48
48
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
c. Mendorong perusahaan untuk berproduksi/beroperasi secara lebih efisien dan produktif untuk menekan meningkatnya biaya produksi karena kenaikan komponen biaya upah. Sedangkan dampak negatif dari kenaikan UMP antara lain: a. Meningkatkan biaya produksi perusahaan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kebijakan Ekonom Moneter (DKEM) Bank Indonesia, diketahui bahwa komponen biaya produksi pada sektor ekonomi utama (pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan) didominasi oleh biaya bahan baku dan biaya upah tenaga kerja (Gambar 2).
Gambar 2. Komponen Biaya Produksi Pada Sektor Perekonomian Utama
Grafik 2. Pola Inflasi Januari dan Persentase Kenaikan UMP 20
Inflasi Januari
% Kenaikan UMP
15 10 5 0
2010
2011
2012
2013
2014
Dengan demikian, adanya kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56% akan berpotensi memicu kenaikan biaya produksi ketiga sektor tersebut di atas sebesar 2,6-3,6%. Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia, beberapa strategi yang biasanya diambil pelaku usaha dalam menyikapi kenaikan biaya produksi antara lain: mengurangi marjin keuntungan, melakukan efisiensi, meningkatkan produktivitas, mengurangi kualitas dan volume barang, serta alternatif terakhir yang menjadi pilihan pelaku usaha adalah menaikkan harga jual barang/jasa. b. Kebijakan perusahaan untuk menaikkan harga jual barang/jasa seiring dengan kenaikan biaya produksinya tersebut akan menyebabkan laju inflasi pada periode selanjutnya semakin tinggi. Berdasarkan analisis terhadap data historis inflasi dan 49
49
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI
UMP, pola laju inflasi pada bulan Januari setiap tahunnya akan mengikuti pola kenaikan UMP (grafik 2). Efek jangka panjang dari pengaruh kenaikan harga dan tingginya laju inflasi ini adalah menurunnya daya beli dan tingkat kesejahteraan masyarakat. c. Kenaikan UMP yang sangat signifikan akan menjadi beban bagi pelaku usaha. Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan angka pengangguran apabila pelaku usaha mengambil kebijakan PHK untuk mengurangi beban biaya tenaga kerjanya. d. Apabila kenaikan UMP di luar batas kewajaran, investor akan berpikir ulang untuk membuka usahanya di Provinsi Jambi (investasi melambat). Selain itu, investor eksisting juga akan mempertimbangkan kembali usahanya yang telah beroperasi di Jambi untuk dipindahkan ke daerah lain yang biaya produksinya lebih ekonomis. Berdasarkan hasil diskusi, kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56%, masih dipandang optimis oleh para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya ke depan. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum ditetapkanya UMP 2014, rata-rata upah yang diberikan pelaku usaha kepada para pekerjanya telah melampaui nominal UMP 2014. Namun demikian, kenaikan UMP tersebut tetap memberikan dampak bagi pelaku usaha meskipun tidak terlalu besar. Beberapa strategi yang akan dan sedang dilakukan oleh pelaku usaha di Provinsi Jambi untuk mengurangi beban produksi tersebut antara lain: 1. Melakukan efisiensi dalam pelaksanaan bisnis proses perusahaan; 2. Mengurangi marjin keuntungan; 3. Meningkatkan produktivitas; 4. Menggunakan teknologi tepat guna; 5. Melakukan continously improvement dan 6. Meminimalisasi waktu proses. Rekomendasi kepada pemerintah daerah terkait UMP dan pengaruhnya terhadap perekonomian Provinsi Jambi antara lain: 1. Kenaikan UMP agar tidak diikuti secara langsung dengan kenaikan biaya energi karena akan memberikan tekanan yang kuat terhadap kenaikan biaya produksi dan dapat memicu kenaikan harga barang/jasa serta meningkatnya laju dan ekspektasi inflasi. 2. Melalui TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota lebih aktif dalam kegiatan pengendalian inflasi di Provinsi Jambi. 3. Untuk menjaga iklim investasi di Jambi tetap kondusif, Pemerintah Daerah perlu memperhatikan dampak-dampak negatif sebagaimana tersebut di atas terutama dampak negatif jangka panjang.
50
50
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dari sisi aset dan penyaluran kredit, meskipun dari sisi penghimpunan dana mengalami sedikit penurunan sehingga Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 313 bps menjadi sebesar 121,66%. Peningkatan LDR tersebut juga diiringi dengan peningkatan kualitas kredit yang tercermin dari penurunan rasio NPL dari sebesar 2,25% pada triwulan sebelumnya menjadi 1,98%. A.Perkembangan Kelembagaan20 Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan IV-2013 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 378 kantor bank menjadi 379 kantor bank seiring dengan beroperasinya BPR Citra Darmawangsa. Secara lebih rinci dari 379 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga) di antaranya merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 17 (tujuh belas) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor. Dari 33 (tiga puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi tersebut, 28 (dua puluh delapan) di antaranya merupakan bank konvensional dengan 3 (tiga) di antaranya memiliki Unit Usaha Syariah (Bank Jambi Unit Usaha Syariah, Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah), sedangkan 5 (lima) bank lainnya merupakan bank syariah. Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu 36,24% atau 138 (seratus tiga puluh delapan) kantor dari seluruh kantor bank di Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi 20
Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.
51
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel 3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau sebesar 1,32%. Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi JUMLAH BANK Kota Jambi Bungo Muara Jambi Sarolangun Merangin Batanghari Tebo Tanjung Jabung Barat Kerinci Tanjung Jabung Timur Sungai Penuh TOTAL
2012
2013
Trw 1
Trw 2
Trw 3
Trw 4
Trw 1
Trw 2
Trw 3
125 31 31 26 22 20 19 22 22 7 4 329
125 32 31 27 24 20 19 22 23 7 5 335
127 33 33 29 26 21 19 22 23 8 5 346
132 36 36 31 31 23 22 22 23 10 5 371
133 36 36 31 31 24 23 22 23 10 5 374
135 36 36 31 31 24 23 22 23 10 5 376
137 36 36 31 31 24 23 22 23 10 5 378
Pangsa Trw 4 (%) 138 36 36 31 31 24 23 22 20 10 8 379
36.41 9.50 9.50 8.18 8.18 6.33 6.07 5.80 5.28 2.64 2.11 100.00
Sumber: LBU Bank Indonesia
B.Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 0,48% dari Rp28,54 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28,68 triliun yang utamanya didorong oleh meningkatnya aset bank bank swasta sebesar Rp412,11 miliar (5,18%) (Grafik 3.1.). Namun pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,53%) seiring dengan menurunnya aset bank pemerintah sebesar 1,01% dan bank swasta sebesar 3,96%. Namun demikian, secara tahunan, pertumbuhan aset perbankan pada tahun 2013 mencapai 17,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2012 (16,54%). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp18,15 triliun (63,31%), diikuti oleh bank swasta Rp8,36 triliun (29,16%) dan bank syariah Rp2,16 triliun (7,53%).
52
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah) 35
27.67 23.61
30
Persen 30
25.94 23.12
24.38
25 20 20
19
15
8.64
10
21
21
23
24 19.20
16.80 16.54
15.48
17.16 15
8.76
10 4.57
1.61
1.29
25 20
17.04 18.10
3.17
1.51
29
24
9.76
7.65
3.71
5
24
29
28
27
2.53
5 0.48
-
0 Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13
Jumlah Aset (aksis kiri)
Pertumbuhan q-t-q (%)
Pertumbuhan y-o-y (%)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
2. Perkembangan Dana Masyarakat Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp19,42 triliun, turun 0,54% (Rp105,96 miliar) dari triwulan sebelumnya (Rp19,52 triliun) seiring dengan menurunnya simpanan berjangka (18,65%) dan giro (10,62%). Sementara tabungan mampu tumbuh sebesar 13,50% (qtq) (Grafik 3.2. dan tabel 3.2.). DPK pada bank syariah dan bank pemerintah mengalami penurunan masingmasing sebesar 21,76% (qtq) dan 3,02% (qtq). Sementara DPK bank swasta mampu tumbuh sebesar 9,48% (qtq). Secara tahunan, DPK tumbuh sebesar 8,19% (sebesar Rp1,47 triliun), namun lebih
rendah
dibanding
pertumbuhan
tahun
2012
(9,50%).
Berdasarkan
komposisinya, peningkatan terbesar disebabkan oleh meningkatnya penempatan pada deposito dan tabungan masing-masing sebesar 14,61% (yoy) dan 12,80% (yoy). Sementara itu, penempatan dana pada giro mengalami penurunan sebesar 11,14% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 2013.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
53
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp (dalam jutaan) 24,000
Tabungan 20,000
Simp Berjangka
Giro
DPK
19,415
19,155
19,521
9,492
9,646
10,070
4,050
5,131
5,388
5,706
3,688
3,763
3,753
4,120
3,745
3,343
Q3-12
Q4-12
Q1-13
Q2-13
Q3-13
Q4-13
17,945
17,255
17,612
17,918
8,755
9,208
9,141
10,132
4,634
5,031
5,089
3,866
3,373
Q1-12
Q2-12
18,376
16,000 12,000
8,000
11,430
4,642
4,000 -
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Tabel 3.2. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam miliar rupiah) URAIAN Bank Konvens ional Bank P emerintah
2012
2013
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
P ertumbuhan q-t-q y-o-y
11.619,07
11.845,09
11.782,10
11.521,96
12.281,78
12.922,19
12.809,16
12.422,77
-3,02%
7,82%
1 Giro
2.998,74
2.564,07
2.761,82
2.854,88
2.966,56
3.221,55
2.717,06
2.459,88
- 9, 47%
- 13, 84%
2 Tabungan
5.693,62
6.033,20
5.802,88
6.560,56
5.989,72
6.074,79
6.292,27
7.365,99
17, 06%
12, 28%
3 S impanan B erjangka
2.926,71
3.247,82
3.217,40
2.106,51
3.325,50
3.625,84
3.799,83
2.596,90
- 31, 66%
23, 28%
4.966,22
5.062,93
5.358,25
5.584,11
5.203,58
5.097,26
5.573,08
6.101,27
9,48%
9,26%
721,16
698,07
782,89
690,32
613,76
660,09
750,97
745,78
- 0, 69%
8, 03%
2 Tabungan
2.746,87
2.828,35
2.974,15
3.155,10
3.080,20
3.043,18
3.270,74
3.543,22
8, 33%
12, 30%
3 S impanan B erjangka
1.498,18
1.536,52
1.601,21
1.738,69
1.509,62
1.393,98
1.551,38
1.812,27
16, 82%
4, 23%
Bank S was ta Nas ional 1 Giro
Bank S yariah
669,83
703,52
777,15
839,13
890,94
1.135,22
1.138,73
890,98
-21,76%
6,18%
1 Giro
146,38
110,93
142,94
217,47
172,68
238,74
276,84
137,81
- 50, 22%
- 36, 63%
2 Tabungan 3 S impanan B erjangka
314,07 209,39
346,26 246,33
364,30 269,91
416,76 204,91
422,19 296,07
528,17 368,31
507,25 354,64
520,57 232,60
2, 63% - 34, 41%
24, 91% 13, 52%
J umlah 1 Giro 2 Tabungan 3 S impanan B erjangka
17.255,12 3.866,28 8.754,56 4.634,28
17.611,54 3.373,06 9.207,80 5.030,67
17.917,50 3.687,65 9.141,33 5.088,52
17.945,19 3.762,67 10.132,42 4.050,11
18.376,30 3.753,00 9.492,10 5.131,19
19.154,66 4.120,39 9.646,14 5.388,13
19.520,97 3.744,86 10.070,26 5.705,85
19.415,01 3.343,47 11.429,77 4.641,77
-0,54% - 10, 72% 13, 50% - 18, 65%
8,19% - 11, 14% 12, 80% 14, 61%
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari bank pemerintah dan mencapai Rp12,42 triliun (63,99%), diikuti oleh bank swasta nasional Rp6,10 triliun (31,43%) dan bank syariah Rp890,98 miliar (4,56%) (Tabel 3.2). Bank swasta nasional mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan DPK mencapai 9,26% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank syariah masing-masing sebesar 7,82% (yoy) dan 6,18% (yoy). Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari penempatan oleh perseorangan dan bukan lembaga keuangan. DPK perseorangan meningkat Rp1,53 triliun dalam setahun ini menjadi Rp14,45 triliun (meningkat 54
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
11,81%) (Tabel 3.3.). Meningkatnya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan BI-rate menjadi salah satu faktor tumbuhnya DPK perseorangan. Sementara itu DPK milik bukan lembaga keuangan mengalami pertumbuhan 14,65% menjadi Rp2,29 triliun.
Tabel 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam miliar rupiah) No.
Golongan P emilik
Trw.IV-2012
Trw.I-2013
Trw.II-2013
Trw.III-2013
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Trw.IV-2013 Nominal
S hare
yoy
P enduduk/Res idents 1
P emerintah P us at
2
P emerintah Daerah (P emda)
138,19
128,81
123,31
143,60
35,69
0,18
-74,17%
2.087,52
3.821,75
4.227,59
3.950,76
1.701,70
8,77
3
-18,48%
B adan Dan L embaga P emerintah
26,43
30,98
30,15
31,20
32,25
0,17
22,00%
4
B UMN Atau P emerintah Campuran
527,21
352,54
407,53
379,71
553,40
2,85
4,97%
5
B UMD
47,85
35,39
58,42
40,17
47,01
0,24
-1,76%
6
L embaga Keuangan Non B ank
7
B ukan L embaga Keuangan
8
S ektor S was ta L ainnya
9
P ers eorangan J uml ah Bukan Penduduk/ Non- Res i dent s Penduduk dan bukan penduduk
121,68
134,38
161,77
173,50
187,92
0,97
54,44%
1.993,76
1.503,36
1.627,83
1.691,29
2.285,90
11,78
14,65%
69,19
80,74
329,11
375,26
113,91
0,59
64,63%
12.925,20
12.278,36
12.184,12
12.729,28
14.452,21
74,46
11,81%
17. 937, 03
18. 366, 31
19. 149, 83
19. 514, 78
19. 409, 99
100
8, 16
9. 988, 00
4, 83
6, 19
5, 03
17. 945, 19
28. 354, 31
19. 154, 66
19. 520, 97
19. 415, 01
8,21% -38,41% 8, 19%
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan lokasi proyek, peningkatan DPK utamanya disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh wilayah Jambi, kecuali Kabupaten Batanghari dan Tanjung Jabung Barat (Tabel 3.4.). Pertumbuhan penghimpunan DPK tahunan terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta Kabupaten Tebo masing-masing sebesar Rp148,50 miliar (83,77%) dan Rp84,86 miliar (53,44%). Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi yang mencapai Rp13,67 triliun (70,39%) diikuti oleh Bungo sebesar Rp1,42 triliun (7,30%).
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
55
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam miliar rupiah) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kota/Kabupaten Kota J ambi Kab. B ungo Tanjung J abung B arat Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. B atanghari Kab. S arolangun Kab. Tebo Tanjung J abung Timur J UMLAH
Trw. IV-12 Nominal 12. 485 1. 336 1. 167 966 742 730 177 159 184 17.945
Trw. I-13 Nominal 12. 224 1. 358 1. 268 1. 108 715 785 308 290 320 18.376
Trw. II-13 Nominal 12. 668 1. 347 1. 377 1. 147 730 826 377 282 400 19.155
Trw. III-13 Nominal 13. 176 1. 373 1. 358 1. 204 768 660 357 263 363 19.521
Trw. IV-13 Nominal S hare 13. 667 70, 39 1. 416 7, 30 1. 160 5, 97 1. 113 5, 73 761 3, 92 532 2, 74 326 1, 68 244 1, 26 196 1, 01 19.415 100
P ertumbuhan (yoy) Nominal P ers en 1. 181, 64 9, 46 80, 54 6, 03 ( 6, 69) ( 0, 57) 147, 06 15, 23 19, 05 2, 57 ( 197, 80) ( 27, 10) 148, 50 83, 77 84, 86 53, 44 12, 67 6, 90 1.470 8,19
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp482,82 miliar (2,09%) yaitu dari Rp23,14 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp23,62 triliun (Tabel 3.5.). Namun demikian, pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (4,11% qtq). Secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2013 hanya mencapai 22,47%, melambat dibandingkan tahun 2012 yang dapat mencapai 27,68%, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi daerah. Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN
2012 TW IV
2013 TW I
TW II
Pertumbuhan TW III
TW IV
q-t-q
y-o-y
Kelompok Bank 1 Bank Pemerintah 2 Bank Swasta*) 3 Bank Syariah
19,287,676 12,358,995 5,230,708 1,697,973
20,162,558 12,768,570 5,560,810 1,833,179
22,223,927 14,129,012 6,152,437 1,942,478
23,138,260 14,694,069 6,436,729 2,007,462
23,621,083 15,048,876 6,525,991 2,046,216
2.09% 2.41% 1.39% 1.93%
22.47% 21.76% 24.76% 20.51%
Jenis Penggunaan 1 Modal Kerja 2 Investasi 3 Konsumsi
19,287,676 7,326,502 3,723,619 8,237,555
20,162,558 7,484,277 4,033,494 8,644,788
22,223,927 7,365,449 5,481,736 9,376,743
23,138,260 7,453,703 5,752,786 9,931,771
23,621,083 7,548,969 5,864,182 10,207,932
2.09% 1.28% 1.94% 2.78%
22.47% 3.04% 57.49% 23.92%
Sektor Ekonomi 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri 4 LGA 5 Konstruksi 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan,Real estate dan Jasa 8 Perusahaan 9 Jasa-jasa 10 Bukan Lapangan Usaha *) Termasuk bank asing dan campuran
19,287,676 3,028,774 112,898 568,332 9,297 681,974 4,766,386 283,620
20,162,558 3,236,828 155,226 587,518 3,537 651,557 4,959,617 303,945
22,223,927 3,760,313 109,958 771,262 6,622 830,433 5,575,797 301,212
23,138,260 3,995,028 99,822 832,608 6,197 847,873 5,602,869 329,769
23,621,083 4,031,009.26 96,337.68 859,669.51 5,610.06 804,911.94 5,775,325.43 326,682.50
2.09% 0.90% -3.49% 3.25% -9.47% -5.07% 3.08% -0.94%
22.47% 33.09% -14.67% 51.26% -39.66% 18.03% 21.17% 15.18%
948,469 650,370 8,237,555
986,614 632,928 8,644,788
1,137,928 353,660 9,376,743
1,134,966 357,355 9,931,771
1,132,014.05 381,590.66 10,207,932.08
-0.26% 6.78% 2.78%
19.35% -41.33% 23.92%
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
56
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (22,66% (yoy)) dibandingkan bank syariah (20,51% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,34% sementara bank syariah sebesar 8,66%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 43,22%, diikuti dengan kredit modal kerja 31,96% dan kredit investasi 24,83%.
Namun
demikian
kredit
investasi
masih
menunjukkan
akselerasi
pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 57,49% (yoy) meskipun secara triwulanan hanya tumbuh 1,94% (qtq). Kredit investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada sektor pertanian yang share-nya mencapai 50,60%. Pada triwulan laporan, kredit investasi pertanian menunjukkan peningkatan sebesar 1,84% (qtq) seiring dengan mulai membaiknya harga komoditas serta insentif positif dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para pengusaha berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke depannya. Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 3,04% (yoy) atau 1,28% (qtq) menjadi Rp7,55 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas berpengaruh juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan kredit modal kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 23,92% (yoy) menjadi Rp10,21triliun atau meningkat sebesar 2,78% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor industri yang mencapai 51,26% (yoy) dan diikuti oleh sektor pertanian (33,09%) serta sektor bukan lapangan usaha (23,92%). Sementara itu, pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 43,22%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (24,45%) dan sektor pertanian (17,07%). Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,73% dari total outstanding kredit.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
57
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan sebesar Rp30,41 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,62 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat Rp6,79 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi. Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 18,30% dari sebelumnya Rp25,71 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya kredit di Kota Jambi sebesar Rp1,5triliun (13,36%/yoy), Kabupaten Batanghari sebesar Rp765,04miliar (53,87%/yoy), Kabupaten Bungo sebesar Rp563,04miliar (20,03%/yoy) dan
Kabupaten Merangin sebesar Rp553,67miliar
(27,94%/yoy). Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Sektor Ekonomi Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha TOTAL
2013 TW IV
TW I
TW II
TW III
TW IV*)
4,812,579 882,807 1,591,661 35,738
5,050,026 934,232 1,422,625 206,162
5,268,361 879,927 1,620,015 204,363
6,156,208 947,095 1,681,763 201,141
6,302,423 1,211,367 1,646,455 195,501
685,138 5,155,566 375,842 701,746 1,176,874 10,289,952
668,028 5,321,382 449,349 669,082 1,207,393 10,543,228
859,463 5,918,952 445,403 701,423 1,056,421 11,256,968
894,478 5,986,615 487,441 688,769 1,065,722 11,816,000
866,965 5,893,953 485,345 708,620 1,051,582 12,049,345
25,707,902
26,471,507
28,211,296
29,925,232
30,411,556
Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)
4. Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2,14 triliun atau turun sebesar Rp65,15 miliar (2,95%) dari triwulan sebelumnya (Rp2,21 triliun) (Tabel 3.7.).
Penurunan
undisbursed
loan
tersebut
disebabkan
oleh
menurunnya
kelonggaran tarik kredit investasi sebesar Rp160,60 miliar (-36,65% (qtq)) dan kredit konsumsi sebesar Rp90juta (-4,29% (qtq)).
58
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) 2012
Kategori
TW IV
2013
Pertumbuhan (qtq)
TW I
TW II
TW III
TW IV
Nominal
%
Jenis Penggunaan 1 Investasi
178,824
230,045
477,751
438,163
277,568
(160,596)
(36.65)
2 Konsumsi
18,590
14,883
2,543
2,099
2,009
(90)
(4.29)
1,392,690
1,527,558
1,541,494
1,767,269
1,862,807
95,538
5.41
1,590,104
1,772,485
2,021,788
2,207,531
2,142,384
(65,147)
3 Modal kerja Total
(2.95)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Sementara itu, kelonggaran kredit modal kerja meningkat sebesar Rp95,54 miliar (5,41% (qtq)). Peningkatan kelonggaran kredit modal kerja tersebut mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini selama triwulan laporan serta menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit tersebut pada triwulan mendatang. 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi 21
Loan to Deposits Ratio (LDR) terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 121,66%, meningkat 313 BPS dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya. Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun 25
116.02% 20
91.05%
95.64%
100.19%
107.48%
118.53%
140%
121.66%
109.72%
120% 100%
15
80%
10
60% 40%
5
20%
0
0% Q1-12
Q2-12
Q3-12
Kredit Perbankan Jambi (Rp juta)
Q4-12
Q1-13
DPK Perbankan (Rp juta)
Q2-13
Q3-13
Q4-13
LDR Perbankan Jambi (persen)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah) 21
LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
59
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 1,98% (di bawah ketentuan 5%), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (2,25%) (Tabel 3.8.). Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor listrik, gas, dan air serta sektor pertambangan dan penggalian, masing-masing sebesar 12,58% dan 8,79%, angka tersebut berada di atas ketentuan 5%. Tingginya NPL pada sektor listrik, gas, dan air disebabkan karena penghentian sementara proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN di kawasan TPI Parit Tujuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penghentian proyek tersebut dilakukan untuk menyikapi keresahan warga yang merasa terganggu dengan aktivitas distribusi tanah galian menggunakan truk bertonase besar yang melalui kawasan padat penduduk sehingga mengakibatkan kerusakan jalan, polusi debu dan suara, serta kemacetan. Sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian, peningkatan NPL sejalan dengan kembali menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal ini batu bara, yang berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di sektor ini. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan penganguktan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab tingginya NPL sektor ini. Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) TW III-13 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sektor Ekonomi
Kredit
Nominal NPL
TW IV-13 NPL (%)
Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri LGA Konstruksi
3,995,028 99,822 832,608 6,197 847,873
84,890 8,778 5,109 90 13,019
2.12 8.79 0.61 1.45 1.54
Kredit Nominal NPL 4,031,009 60,359 96,338 8,681 859,670 4,321 5,610 706 804,912 24,148
Perdagangan Hotel dan Restoran
5,602,869
225,501
4.02
5,775,325
194,061
3.36
329,769 1,134,966 357,355 9,931,771 23,138,260
2,264 35,263 7,792 138,543 521,247
0.69 326,683 3.11 1,132,014 2.18 381,591 1.39 10,207,932 2.25 23,621,083
2,285 36,684 8,576 127,161 466,983
0.70 3.24 2.25 1.25 1.98
7
Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 10. Bukan Lapangan Usaha JUMLAH
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
60
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
NPL (%) 1.50 9.01 0.50 12.58 3.00
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan (margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito) perbankan di Provinsi Jambi kembali menurun dari 7,37% menjadi 6,53% seiring dengan adanya trend peningkatan suku bunga pinjaman dalam beberapa bulan terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.). Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam satuan %)
8.21
8.02
7.77
7.37
6.53
Trw IV
8.31
Trw III
Trw IV
8.26
Trw II
Trw III
7.95
Trw I
7.71
Trw IV
7.17
Trw III
7.18
Trw II
10.12
10
Trw II
15
Trw I
20
5 Trw I
0
2011
2012
Margin
2013
Deposito
Kredit
BI-rate
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
6.
Perkembangan Kredit UMKM Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan meningkat 0,76% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan kredit UMKM meningkat 12,95% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total kredit (22,47% (yoy)) (Grafik 3.5.). Menurunnya harga komoditas menyebabkan melambatnya aktivitas perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran kredit UMKM.
Rp Triliun
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Mikro Menengah Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy
10 9 8 7
Kecil Pertumbuhan UMKM (%) yoy
40
35.20
35 31.95
31.55 28.34 27.68
27.11
6
30
28.90
25.94 25.32
25
25.74
22.47
18.72
5
18.97
18.64
20
16.63
4
15 12.95
3
10 2 5
1 -
0 TW I
TW II
TW III
2012
TW IV
TW I
TW II
TW III
TW IV-13
2013
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
61
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 37,86% di triwulan lalu menjadi 37,37% (Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu 36,82%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 33,49%, serta kredit mikro sebesar 29,70% dari total kredit UMKM. Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 57.07
55.37
13.66
15.10
15.68
15.19
13.60
TW I
58.98
59.48
60.31
60.55
62.14
62.63
14.36
14.49
13.92
14.18
12.98
12.51
14.24
14.08
13.89
13.84
13.63
13.76
14.35
12.42
11.95
11.89
11.43
11.25
11.10
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
TW III
TW IV-13
60% 40% 20% 0%
2012
Mikro
Kecil
2013
Menengah
Kredit Bukan UMKM
C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kinerja BPR pada triwulan laporan (cut off data per November 2013) mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami penurunan. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp747,51 miliar atau turun 1,65% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya (Rp760,03 miliar). Sejalan dengan itu, jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi turun sebesar Rp14,80 miliar (2,68% (qtq)) menjadi Rp536,48 miliar. Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami penurunan sebesar Rp16,21 miliar (2,86% (qtq)) menjadi Rp551,23 miliar. Penurunan jumlah penyaluran kredit tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya suku bunga pinjaman seiring dengan kenaikan BI-rate. Kualitas kredit juga menunjukkan penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan (NPL) dari 5,96% menjadi 6,99%. Rasio NPL BPR pada triwulan laporan telah melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan perhatian khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut adalah kenaikan suku bunga kredit.
62
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Meskipun secara umum kinerja BPR pada triwulan laporan menunjukkan penurunan, BPR masih menjalankan fungsinya intermediasinya dengan baik terlihat dari LDR yang tercatat sebesar 102,75%.
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Pada periode triwulan IV-2013, kebutuhan
pembayaran tunai mengalami
peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan net kas keluar dibandingkan periode yang sama triwulan lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS dan kliring mengalami peningkatan, dengan rincian sebagai berikut: Nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan triwulan sebelumnya
menjadi Rp 2,71 triliun, meskipun dari sisi volume kliring mengalami sedikit penurunan (Tabel 3.9.). Nilai RTGS dari, serta ke Jambi mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari dan ke Jambi mengalami penurunan. Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi Uraian Kliring Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) RTGS dari Jambi (miliar Rp) RTGS ke Jambi (miliar Rp) RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) Cek dan BG Kosong Lembar Nominal (juta Rp)
2012 Tw IV
2013 Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Pertumbuhan (qtq) Nominal Persen
2,548,121 70,972 393,685 1,565,493 (1,171,808) 18,270 29,431 4,702
2,519,686 72,639 846,548 1,034,718 (188,170) 15,535 22,244 4,032
2,800,410 76,559 1,031,722 1,682,989 (651,267) 19,666 22,658 4,695
2,577,906 71,104 1,453,196 2,605,130 (1,151,935) 20,189 26,876 7,422
2,714,032 70,456 810,929 2,836,373 (2,025,444) 22,181 33,327 6,521
136,125 (648) (642,267) 231,243 (873,509) 1,992 6,451 (901)
5.28 (0.91) (44.20) 8.88 75.83 9.87 24.00 (12.14)
1,134 35,192
1,463 83,121
1,811 64,290
1,837 56,120
1,635 63,174
(202) 7,054
(11.00) 12.57
D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2,84 triliun, meningkat 8,88% dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 3.7.). Sementara aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp 810,93 triliun, turun 44,2%. Tingginya peningkatan aliran kas keluar pada triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
63
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp1,15 triliun (Triwulan III-2013) naik menjadi Rp2,03 triliun (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq)
Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp (juta) 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 (500,000) (1,000,000) (1,500,000) (2,000,000) (2,500,000)
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2012
Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp)
2013
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)
D.2.Penyediaan Uang Layak Edar Secara
berkala
Kantor
Perwakilan
Bank
Indonesia
Provinsi
Jambi
melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 481,45 miliar, atau mencapai 59,37% dari total inflow provinsi Jambi.
D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat.
64
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
D.4.Perkembangan Kliring Lokal Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp 2,71 triliun atau meningkat 5,28% dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 3.8.). Berbanding terbalik dengan nilainya, volume kliring justru mengalami penurunan sebesar 0,91%, yaitu dari 71.104 menjadi 70.456 lembar warkat. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (Surat Edaran No. 11/13/DASP tanggal 4 Mei 2009 perihal Batas Nilai Nominal Nota Debet dan Transfer Kredit dalam Penyelenggaraan SKNBI) yang mengubah ketentuan batas nominal transfer kredit melalui Sitem Kliring Nasional Bank Indonesia dari Rp 100 juta menjadi Rp 500 juta sehingga dengan volume warkat yang lebih sedikit, masyarakat dapat melakukan transfer dengan nominal yang lebih besar.
Perkembangan Transaksi Kliring 3,000,000
100,000
2,800,000
80,000
2,600,000
60,000
2,400,000
40,000
2,200,000
20,000
2,000,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2012
Nilai Kliring (juta Rp)
2013 Volume Kliring (lembar warkat)
Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring
Nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp56,12 miliar menjadi Rp63,17 miliar meskipun secara jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan laporan mengalami penurunan sejumlah 202 lembar (11%) yaitu dari 1.837 lembar menjadi 1.635 lembar.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
65
PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN
D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)22 Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp9,63 triliun (15,52%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 52,40 triliun menjadi Rp 62,03 triliun (Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan mencapai Rp 33,33 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 22,18 triliun dan transfer di dalam provinsi Jambi Rp 6,52 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar. Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah) Dari Provinsi Jambi Periode
Nilai (Miliar Rp)
Volume
Ke Provinsi Jambi Nilai (Miliar Rp)
Volume
Dari dan Ke Provinsi Jambi Nilai (Miliar Rp)
Volume
TOTAL Nilai (Miliar Rp)
Volume
Tw 1 - 11
12,383
16,923
23,289
19,391
2,756
5,487
38,428
41,801
Tw 2 - 11
11,499
17,064
19,826
19,311
2,768
5,570
34,093
41,945
Tw 3 - 11
14,353
18,840
22,515
20,637
3,291
6,009
40,159
45,486
Tw 4 - 11
14,986
21,865
23,761
21,639
3,723
6,665
42,470
50,169
Tw 1 - 12
10,339
16,644
51,804
17,758
2,653
4,966
64,796
39,368
Tw 2 - 12
15,139
19,391
54,010
19,519
3,543
5,720
72,692
44,630
Tw 3 - 12
15,677
19,313
29,104
19,344
3,350
5,662
48,131
44,319
Tw 4 - 12
18,270
21,580
29,431
20,622
4,702
6,449
52,403
48,651
Tw 1 - 13
15,535
16,648
22,244
17,183
4,032
4,973
41,811
38,804
Tw 2 - 13
19,666
18,860
22,658
18,685
4,695
5,773
47,019
43,318
Tw 3 - 13
20,189
18,663
26,876
17,988
7,422
5,691
54,487
42,342
Tw 4 - 13
22,181
22,643
33,327
21,351
6,521
6,711
62,029
50,705
22
Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time).
66
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013
BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2013 mencapai Rp2,67 triliun (melebihi target APBD-P 2013 atau terealisasi sebesar 101,53%), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp2,95 triliun (terealisasi 90,39%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 0,22% dan 15,44%. A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013 Pada tahun 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp2,67 triliun atau mencapai 101,53% dari APBD Perubahan tahun 2013 (Rp2,63 triliun). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (62,31%) masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1,66 triliun. Lebih lanjut, pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp836,58 miliar (31,35%). (Tabel 4.1.). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah mencapai Rp997,89 miliar (37,39%). Angka pendapatan tersebut meningkat 0,22% dibanding tahun 2012. Pajak
daerah,
yang
merupakan
sumber
kemandirian
suatu
provinsi,
menyumbangkan 31,55% (Rp841,88 miliar) dari total pendapatan Jambi. Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk membayar pajak menjadi faktor pendorong meningkatnya pendapatan pajak.
67
Keuangan Pemerintah Daerah
Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013 (dalam miliar rupiah) URAIAN
APBD-P 2012
PENDAPATAN 2,181.29 Pendapatan Asli Daerah 753.37 Pajak Daerah 645.32 Retribusi Daerah 11.16 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 9.61 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 87.28 Pendapatan Transfer 1,426.76 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,085.73 Dana Bagi Hasil Pajak 152.54 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 168.56 Dana Alokasi Umum 731.95 Dana Alokasi Khusus 32.67 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 341.03 Dana Penyesuaian 341.03 Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.16 Pendapatan Hibah 1.16
S.D TRW IV-2012 Nominal
2,662.91 995.65 808.26 14.25 29.98 143.16 1,665.59 1,341.20 219.71 356.44 731.95 33.11 324.38 324.38 1.67 1.67
Persen
122.08 132.16 125.25 127.64 312.12 164.03 116.74 123.53 144.03 211.45 100.00 101.33 95.12 95.12 143.71 143.71
APBD-P 2013
2,628.38 902.55 762.44 15.15 28.72 96.25 1,724.82 1,385.83 218.99 279.22 836.58 51.04 338.99 338.99 1.00 1.00
S.D TRW III-2013 Nominal
2,145.17 749.54 623.94 9.91 26.88 88.81 1,394.62 1,152.18 170.00 246.75 697.15 38.28 242.44 242.44 1.01 1.01
Persen
81.62 83.05 81.83 65.43 93.60 92.27 80.86 83.14 77.63 88.37 83.33 75.00 71.52 71.52 101.42 101.42
S.D TRW IV-2013 Nominal
2,668.64 997.89 841.88 15.11 26.88 114.02 1,662.79 1,339.10 200.08 249.11 836.58 53.33 323.69 323.69 7.96 7.96
Persen
101.53 110.56 110.42 99.75 93.60 118.46 96.40 96.63 91.36 89.22 100.00 104.49 95.49 95.49 795.72 795.72
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 Pada tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2,95 triliun atau mencapai 90,39% dari APBD-P 2013 (Rp3,27 triliun). Nilai realisasi tersebut meningkat Rp395,19 miliar atau 15,44% dibanding tahun 2012 (Rp2,56 triliun). Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (57,54%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp1,70 triliun, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71 % (Tabel 4.2.). Komponen belanja operasional terbesar adalah untuk belanja barang yang mencapai Rp684,03 miliar dan diikuti oleh belanja pegawai Rp531,79 miliar. Realisasi belanja operasional meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya proses pembelian dan pembayaran belanja barang. Pada komponen belanja modal, terjadi peningkatan realiasi yang sangat signifikan dari hanya sebesar 37,38% dari APBD-P 2013 pada triwulan lalu, meningkat pesat menjadi 90,99% dari APBD-P 2013 pada triwulan ini. Hal ini sejalan dengan kecenderungan realisasi anggaran yang menumpuk di akhir tahun. Nilai realisasi terbesar (22,47%) berada pada belanja jalan, irigasi dan jaringan yang merupakan belanja modal yang paling berdampak pada 68
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
Keuangan Pemerintah Dareah
kepentingan masyarakat, yaitu sebesar Rp664,01 miliar. Dengan adanya peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan, diharapkan akan mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama dalam efisiensi biaya distribusi barang dan jasa. Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013 (dalam miliar rupiah) URAIAN
BELANJA Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya
APBD-P 2012
S.D TRW IV-2012 Nominal
Persen
APBD-P 2013
S.D TRW III-2013 Nominal
Persen
S.D TRW IV-2013 Nominal
Persen
2,766.57 1,726.95 567.04 657.86 356.59 65.50 79.67 723.24 5.70 112.10 106.72 494.82 3.68 0.21 1.41
2,559.27 1,575.06 531.43 596.88 339.33 32.31 74.86 682.90 2.99 105.89 100.13 470.16 3.52 0.21
92.51 91.20 93.72 90.73 95.16 49.33 93.97 94.42 52.47 94.46 93.82 95.02 95.81 96.98
3,268.51 1,919.77 594.27 773.50 356.87 37.91 157.23 1,029.78 15.29 110.42 164.92 733.62 5.50 0.04 1.41
1,637.84 997.28 369.04 275.15 251.40 14.48 87.21 384.89 0.18 29.96 55.52 298.68 0.55 0.00
50.11 51.95 62.10 35.57 70.45 38.21 55.47 #DIV/0! 37.38 1.19 27.14 33.66 40.71 9.93 0.00 0.00
2,954.46 1,699.90 531.79 684.03 334.53 15.35 134.21 0.00 936.98 10.89 108.35 149.81 664.01 3.88 0.04
90.39 88.55 89.49 88.43 93.74 40.48 85.36 #DIV/0! 90.99 71.23 98.12 90.84 90.51 70.56 99.81 0.00
10.00 10.00 0.75
2.39 2.39 0.75
3.00 3.00 0.75
1.85 1.85
61.75 61.75 0.00
2.09 2.09 0.00
69.58 69.58 0.00
306.38 306.38 306.38
298.92 298.92 0.00
23.94 23.94 100.00 97.56 97.56 0.00
315.96 315.96 315.96
253.82 253.82 253.82
80.33 80.33 80.33
315.50 315.50 315.50
99.85 99.85 99.85
Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Transfer Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa Bagi Hasil Pajak
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Penerimaan pusat di wilayah Jambi selama triwulan IV - 2013 mencapai Rp1,23 triliun, meningkat 56,04% dibandingkan triwulan lalu (Rp787,71 miliar) (Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan pajak dalam negeri (657,50%), terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan pajak perdagangan internasional juga meningkat (9,89%) seiring dengan meningkatnya pendapatan bea masuk sebagai akibat dari peningkatan impor Jambi. Sebaliknya pendapatan PNBP mengalami penurunan sebesar 40,29% dibandingkan triwulan lalu.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
69
Keuangan Pemerintah Daerah
Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013 (dalam satuan Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI PENDAPATAN I
Pajak Dalam Negeri PPh PPN P BB L ainnya II Pajak Perdagangan Int'l P endapatan Bea Mas uk P endapatan Bea Keluar III Penerimaan P endapatan PSDA ertambangan
Triwulan IV 2012 916.997.270.401 370.599.961.443 485.549.444.342 50.587.306.271 10.230.858.345 20.262.129.120 9.405.899.000 10.856.230.120 3.624.678.605
Triwulan I 2013
Triwulan II 2013
337.162.436.009 191.414.759.997 133.773.975.504 2.588.428.511 9.380.411.997 (2.511.236.688) 4.513.511.152 (7.024.747.840) 3.171.534.731
549.208.910.854 316.456.732.449 216.087.854.420 6.163.734.985 10.500.589.000 7.871.512.700 7.869.011.660 2.501.040 3.919.588.758
Triwulan III 2013 689.119.224.145 285.764.485.084 368.960.087.878 24.568.906.574 9.825.744.609 23.806.862.930 21.323.765.300 2.483.097.630 6.373.675.967
Pertumbuhan ( qt q) Nominal (%) 465.184.216.987 67,50 109.073.355.072 38,17 334.380.811.464 90,63 21.409.242.933 87,14 320.807.518 3,26 2.354.327.850 9,89 4.101.789.000 19,24 (1.747.461.150) (70,37) (12.914.164) (0,20)
Triwulan IV 2013 1.154.303.441.132 394.837.840.156 703.340.899.342 45.978.149.507 10.146.552.127 26.161.190.780 25.425.554.300 735.636.480 6.360.761.803
Umum 3.624.678.605 3.171.534.731 3.919.588.758 6.358.383.585 6.360.761.803 P endapatan kehutanan 15.292.382 IV PNPB Lainnya 37.121.214.944 77.491.525.330 35.586.283.429 68.408.176.143 40.849.160.673 Total Realis as i Pendapatan 978.302.587.070 415.314.259.382 596.586.295.741 787.707.939.185 1.229.174.554.388 S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
2.378.218 0,04 (15.292.382) (100,00) (27.559.015.470) (40,29) 441.466.615.203 56,04
Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah) REALISASI PENDAPATAN I
II
III
Pajak Dalam Negeri PPh PPN P BB L ainnya Pajak Perdagangan Int'l P endapatan Bea Mas uk P endapatan Bea Keluar Penerimaan SDA
P endapatan P ertambangan Umum P endapatan kehutanan IV PNPB Lainnya V Pendapatan Hibah Total Realis as i Pendapatan
Pertumbuhan ( yoy)
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
2.081.822.299.370 970.495.765.733 1.013.657.429.900 63.432.348.172 33.909.324.565 267.767.474.540 21.511.394.465 246.256.080.075 14.053.351.046
2.319.593.343.544 1.125.662.661.513 1.082.521.611.367 73.502.930.423 37.808.616.241 95.737.529.298 25.511.349.644 70.226.179.654 16.097.238.097
2.729.794.012.140 1.188.473.817.686 1.422.162.817.144 79.299.219.577 39.853.297.733 55.328.329.722 59.131.842.412 (3.803.512.690) 19.825.561.259
Nominal 410.200.668.596 62.811.156.173 339.641.205.777 5.796.289.154 2.044.681.492 (40.409.199.576) 33.620.492.768 (74.029.692.344) 3.728.323.162
(%) 17,68 5,58 31,38 7,89 5,41 (42,21) 131,79 (105,42) 23,16
13.755.115.046 298.236.000 262.230.782.735 2.625.873.907.691
16.085.652.549 11.585.548 240.886.701.460 297.294.000 2.672.612.106.399
19.810.268.877 15.292.382 222.335.145.575 1.500.000.000 3.028.783.048.696
3.724.616.328 3.706.834 (18.551.555.885) 1.202.706.000 356.170.942.297
23,15 32,00 (7,70) 404,55 13,33
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
Secara tahunan, penerimaan pemerintah pusat di wilayah Jambi mencapai Rp3,03 triliun, meningkat 13,33% dibandingkan tahun lalu (Rp2,67 triliun) (Tabel 4.4.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan pajak dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Sebaliknya, pendapatan pajak perdagangan internasional mengalami penurunan yang tajam (42,21%) dibanding tahun lalu, seiring dengan menurunnya pendapatan bea keluar sebagai akibat dari penurunan ekspor Jambi. Berdasarkan komposisinya, penerimaan terbesar di triwulan IV 2013 adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp1,15 triliun (93,91%) (Gambar 4.1). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah
70
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
Keuangan Pemerintah Dareah
untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp703,34 miliar (57,22%) diikuti oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp 394,84 miliar (32,12%) (Gambar 4.2.). 0.52% 2.13%
3.98%
0.88%
3.32% 34.21% 60.93%
93.91%
Pajak Dalam Negeri
Pajak Perdagangan Int'l
Penerimaan SDA
PNPB Lainnya
Gambar 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%)
PPh
PPN
PBB
Lainnya
Gambar 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi (%)
Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan IV 2013 terealisasi sebesar Rp2,07 triliun, meningkat Rp804,21 miliar (63,76%) dibanding triwulan lalu (Tabel 4.5.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari peningkatan belanja modal Rp490,19 miliar (111,44%) dan peningkatan belanja barang sebesar Rp271,75 miliar (88,55%). Peningkatan tersebut seiring dengan realisasi anggaran yang cenderung menumpuk di akhir tahun. Tabel 4.5. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013 (dalam satuan Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH Triwulan I 2013
Triwulan II 2013
330.954.982.607 322.845.286.610 8.688.636.842
302.802.700.720 298.192.456.868 4.969.420.683
364.055.709.999 357.074.895.098 7.526.047.169
414.107.715.237 404.647.198.258 10.150.401.284
364.056.711.891 348.948.826.253 15.107.885.638
Pertumbuhan ( qt q) Nominal (%) (50.051.003.346) (12,09) (55.698.372.005) (13,76) 4.957.484.354 48,84
(578.940.845) 446.157.560.811 285.590.754.532 29.987.884.836 65.238.502.401 57.475.294.577 132.401.647.585 132.401.647.585
(359.176.831) 63.981.878.532 35.427.707.973 6.798.870.085 12.875.526.052 8.879.774.422 471.303.297 471.303.297
(545.232.268) 264.286.585.352 158.629.762.956 19.747.102.327 43.020.675.931 42.889.044.138 112.579.486.149 112.579.486.149
(689.884.305) 306.907.420.115 188.318.369.785 25.459.862.292 47.408.849.543 38.764.412.778 100.471.223.455 100.471.223.455
578.660.326.190 379.289.773.569 46.020.386.140 98.463.100.528 48.355.802.953 192.714.024.898 192.714.024.898
689.884.305 271.752.906.075 190.971.403.784 20.560.523.848 51.054.250.985 9.591.390.175 92.242.801.443 92.242.801.443
(100,00) 88,55 101,41 80,76 107,69 24,74 91,81 91,81
Belanja Lain-Lain 2.078.401.903 92.866.400 123.448.250 25.037.000 105.131.000 Belanja L ain-L ain 2.078.401.903 92.866.400 123.448.250 25.037.000 105.131.000 V Belanja Modal 918.306.934.954 79.203.419.488 254.028.928.247 439.871.831.046 930.059.325.289 Belanja Modal Tanah 1.144.880.200 933.200.000 2.749.740.000 3.007.107.440 Belanja Modal P eralatan dan 292.765.800.980 4.996.438.688 18.619.481.610 32.295.335.165 260.653.968.883 Belanja Modal Gedung dan 95.228.031.197 1.267.372.900 12.434.565.680 37.668.282.685 137.707.786.946 Bangunan Belanja Modal J alan, Irigas i, dan 519.194.326.792 72.572.958.900 218.580.074.257 360.613.991.796 510.942.743.770 J aringan Belanja Modal F is ik L ainnya 9.973.895.785 366.649.000 3.461.606.700 6.544.481.400 16.621.021.750 Total Realis as i Belanja 1.829.899.527.860 446.552.168.437 995.074.157.997 1.261.383.226.853 2.065.595.519.268 S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
80.094.000 80.094.000 490.187.494.243 257.367.440 228.358.633.718 100.039.504.261
319,90 319,90 111,44 9,36 707,09 265,58
150.328.751.974
41,69
10.076.540.350 804.212.292.415
153,97 63,76
REALISASI BELANJ A I Belanja Pegawai Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Honorarium/L embur/ Vakas i/Tunj Khus us Belanja Kontribus i S os ial II Belanja Barang Belanja Barang Belanja J as a Belanja P erjalanan Belanja P emeliharaan III Belanja Bantuan Sos ial Belanja Bantuan S os ial L embaga P endidikan dan P eribadatan
Triwulan IV 2012
Triwulan III 2013
Triwulan IV 2013
IV
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
71
Keuangan Pemerintah Daerah
Sepanjang tahun 2013, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi terealisasi sebesar Rp4,77 triliun, meningkat Rp469,9 miliar (10,93%) dibanding tahun lalu (Tabel 4.6.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari peningkatan belanja barang sebesar Rp243,47 miliar (25,09%) dan peningkatan belanja pegawai sebesar Rp140,46 miliar (10,77%). Sementara itu, belanja modal hanya meningkat 7,63% dibanding tahun lalu. Mengingat tingkat inflasi yang tinggi di tahun 2013, dapat dikatakan bahwa secara riil tidak terjadi peningkatan belanja modal dibanding tahun sebelumnya. Tabel 4.6. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah) REALIS AS I BELANJ A I
Belanja P egawai B elanja Gaji dan Tunjangan B elanja Honorarium/L embur/ Vakas i/Tunj Khus us B elanja Kontribus i S os ial II Belanja Barang B elanja B arang B elanja J as a B elanja P erjalanan B elanja P emeliharaan B elanja L ayanan Umum III Belanja Bantuan S os ial B elanja B antuan S os ial B elanja L embaga S os ial L ainnya IV Belanja Lain-Lain B elanja L ain-L ain V Belanja Modal B elanja Modal Tanah B elanja Modal P eralatan dan Mes in B elanja Modal Gedung dan B angunan B elanja Modal J alan, Irigas i, dan J aringan B elanja Modal F is ik L ainnya Total Realis as i Belanja
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1.148.579.127.781 1.131.389.450.378 17.917.436.181
1.304.558.576.329 1.275.582.955.585 30.357.141.560
1.445.022.837.847 1.408.863.376.477 37.753.754.774
P ertumbuhan ( yoy) Nominal (%) 140.464.261.518 10,77 133.280.420.892 10,45 7.396.613.214 24,37
(727.758.778) 868.595.428.477 526.967.747.099 62.919.139.704 153.610.278.982 112.975.648.744 12.122.613.948 567.398.153.037 293.048.169.107 274.349.983.930 24.172.683.395 24.172.683.395 1.341.799.884.712 4.144.674.128 245.927.469.796 155.259.892.120 924.385.778.708 11.378.870.196 3.952.746.244.049
(1.381.520.816) 970.364.470.196 600.209.131.538 68.499.682.717 145.922.929.237 140.089.047.897 15.643.678.807 432.228.084.185 432.228.084.185 8.313.607.612 8.313.607.612 1.582.427.919.131 1.606.692.200 360.733.120.593 155.359.269.801 1.049.399.676.120 15.329.160.417 4.298.708.701.022
(1.594.293.404) 1.213.836.210.189 761.665.614.283 98.026.220.844 201.768.152.054 138.889.034.291 13.487.188.717 406.236.037.799 406.236.037.799 346.482.650 346.482.650 1.703.163.504.070 6.690.047.440 316.565.224.346 189.078.008.211 1.162.709.768.723 26.993.758.850 4.768.605.072.555
(212.772.588) 243.471.739.993 161.456.482.745 29.526.538.127 55.845.222.817 (1.200.013.606) (2.156.490.090) (25.992.046.386) (25.992.046.386) (7.967.124.962) (7.967.124.962) 120.735.584.939 5.083.355.240 (44.167.896.247) 33.718.738.410 113.310.092.603 11.664.598.433 469.896.371.533
15,40 25,09 26,90 43,10 38,27 (0,86) (13,79) (6,01) (6,01) (95,83) (95,83) 7,63 316,39 (12,24) 21,70 10,80 76,09 10,93
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah
Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 100%
100%
90%
90%
80%
80%
70%
Belanja Lain-Lain
60%
Belanja Bantuan Sosial
50%
Belanja Barang
40%
Belanja Pegawai
30%
Belanja Modal
70%
Belanja Lain-Lain
50%
Belanja Bantuan Sosial
40%
Belanja Barang
30%
20%
20%
10%
10%
0%
Belanja Modal
60%
Belanja Pegawai
0% Tahun 2011
72
Tahun 2012
Tahun 2013
Q1 2013
Q2 2013
Q3 2013
Q4 2013
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari 95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2014 meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230. UMP tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat.
A. Upah Minimum Provinsi (UMP) UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014 meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-, sesuia dengan KHL Jambi (Rp.1.502.226,-) namun lebih tinggi dari pada angka inflasi Jambi tahun 2013 (8,74%). Sementara itu, dibandingkan dengan provinsi lainnya, UMP Jambi berada di urutan keempat terkecil dari sepuluh provinsi di Sumatera, namun masih lebih tinggi dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Barat (tabel 5.1.). Tabel 5.1. Perbandingan UMP Wilayah Sumatera No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Provinsi SUMSEL NAD RIAU KEPRI BANGKA BELITUNG SUMUT JAMBI SUMBAR LAMPUNG BENGKULU
UMP 2012 1,195,220 1,400,000 1,238,000 1,015,000 1,100,000 1,200,000 1,142,500 1,150,000 975,000 930,000
2013 1,350,000 1,550,000 1,400,000 1,365,087 1,265,000 1,305,000 1,300,000 1,350,000 1,150,000 1,200,000
2014 1,825,600 1,750,000 1,700,000 1,665,000 1,640,000 1,505,850 1,502,230 1,490,000 1,399,037 1,350,000
% 35.23 12.90 21.43 21.97 29.64 15.39 15.56 10.37 21.66 12.50
Sumber : Dinsosnakertrans Provinsi Jambi
Berdasarkan diskusi dengan dengan beberapa asosiasi perusahaan dan PKL yang diadakan oleh Bank Indonesia Jambi, didapatkan informasi bahwa
73
KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN
kenaikan UMP tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi karena mayoritas perusahaan telah menetapkan standar gaji yang lebih tinggi dari UMP dan sebagian besar perusahaan menyiasati kenaikan UMP tersebut dengan efektifitas dan efisiensi kerja.
B. Kemiskinan Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada bulan September 2013 meningkat 9,08% menjadi Rp307.885/bulan/orang (tabel 5.2.). Dari nilai tersebut 77,37% dipergunakan untuk kebutuhan makanan. Apabila dirinci menurut wilayahnya, garis kemiskinan untuk masyarakat kota lebih tinggi yaitu mencapai Rp369.835/orang/bulan sementara untuk masyarakat desa sebesar Rp280.660/orang/bulan. Tabel 5.2. Garis Kemiskinan Provinsi Jambi Wilayah
Maret 2013 Non Makanan Total Makanan
September 2013 %GK Non Makanan Total Makanan Makanan
(dalam satuan Rp/orang/bulan)
Kota Perdesaan Kota + Desa
246,632 204,441 217,384
91,298 53,967 65,419
337,930 258,408 282,803
%GK Makanan
(dalam satuan Rp/orang/bulan)
72.98 79.12 76.87
274,696 222,196 238,224
95,139 58,464 69,661
369,835 280,660 307,885
74.28 79.17 77.37
Sumber: Susenas 2013
Masyarakat yang tergolong di bawah garis kemiskinan, yaitu yang memiliki penghasilan rata-rata kurang dari Rp307.885/orang/bulan mencapai 281,57 ribu orang, meningkat 8,42% dari semester sebelumnya (266,15 ribu orang) (tabel 5.3.). Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut terjadi di kota dan di desa. Jumlah penduduk miskin di kota naik yaitu dari 100,00 ribu orang menjadi 106,36 ribu orang dan jumlah penduduk miskin di desa dari 166,15 ribu orang menjadi 175,20 ribu orang. Berdasarkan lokasinya, persentase jumlah penduduk miskin di kota (10,41%) lebih tinggi dibandingkan persentase jumlah penduduk miskin di desa (7,54%).
74
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN
Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Miskin
Wilayah
Persentase Penduduk Miskin Maret 2013
Jumlah Penduduk Miskin
September 2013
Maret 2013
(dalam satuan %)
Kota Perdesaan Kota + Desa
9.89 7.27 8.07
September 2013
(dalam satuan ribu)
10.41 7.54 8.42
100.00 166.15 266.15
106.36 175.20 281.57
Sumber; Susenas 2013
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre
Jambi)
untuk
mensukseskan
program
pemerintah
dalam
hal
penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 12.458 ton, naik 15,77% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 10.761 ton (grafik 5.1). Selama tahun 2013 terdapat penyaluran raskin sebanyak 15 kali yang dilakukan secara bertahap sejak bulan Juli 2013 sampai dengan Desember 2014.
C. Kesejahteraan Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan Desember 2013, NTP sebesar 97,21 atau naik 169 bps dibandingkan September 2013.1 Peningkatan NTP tersebut dialami oleh semua kategori petani, kecuali peternak unggas.
1
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
75
KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN
Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100) 2012 KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK 1 Tanaman Padi Palawija a Indeks Diterima Petani
Des
2013 Mar
Juni
Sept
Des
PERUBAHAN (%) ( Sept ke Des)
102.34
102.80
102.13
104.73
105.74
1.01
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2 Hortikultura
102.51 99.84
104.58 98.30
105.91 96.43
110.14 95.09
111.08 95.19
0.94 0.10
a Indeks Diterima Petani
100.32
102.97
103.24
104.70
105.74
1.04
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3 Tanaman Perkebunan Rakyat
102.53 97.83
104.50 98.54
105.81 97.56
110.08 95.11
111.08 95.19
1.00 0.08
a Indeks Diterima Petani
99.52
102.45
102.83
104.06
108.63
4.57
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 4 Peternakan a Indeks Diterima Petani
101.30 98.25
103.50 99.00
104.72 98.21
109.74 94.93
110.58 98.24
0.84 3.31
105.03
105.38
107.14
110.20
105.89
-4.31
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 5 Perikanan
94.88 110.71
96.10 109.67
97.13 110.31
100.22 109.96
108.64 97.47
8.42 -12.49
a Indeks Diterima Petani
101.72
102.38
104.02
106.76
107.25
0.49
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
101.85 99.02
103.36 99.07
104.39 99.67
108.35 98.53
109.49 97.95
1.14 -0.58
100.57 101.69 98.88
102.40 103.70 98.73
102.64 104.95 97.78
104.52 109.40 95.52
107.26 110.33 97.21
2.74 0.93 1.69
PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp)
Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)
76
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN
Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2014 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV-2013. Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang didorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) serta meningkatnya konsumsi pemerintah sehubungan dengan persiapan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian, serta perdagangan, hotel dan restoran. Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods. Penyebab utama meningkatnya harga-harga di triwulan I 2014 diperkirakan berasal dari kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya curah hujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi barang. Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan menaikkan harga jual. Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji ukuran 12 kg serta kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan berpotensi memberikan tekanan inflasi. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah, rencana Pemerintah menaikkan kembali tarif tenaga listrik (TTL), dan meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu.
77
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
A. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq), tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 8,0 8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%7,7% seiring dengan menguatnya pemulihan ekonomi global disertai harga komoditas ekspor yang terus membaik. Pengeluaran
konsumsi
rumah
tangga
menjadi
sumber
utama
perekonomian di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison pada perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan meningkat seiring kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang Pemilu. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan Pemilu juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Membaiknya harga komoditas di pasar global diperkirakan berimbas pada membaiknya pendapatan masyarakat sehingga mendorong kembali konsumsi rumah tangga. Namun demikian, investasi diperkirakan akan sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya perekonomian global dan kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan BI rate. Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang diperkirakan tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan, hasil SKDU triwulan IV-2013 juga menyatakan bahwa responden memandang bahwa perekonomian triwulan mendatang cenderung menurun dibandingkan triwulan laporan. Hal ini tercermin dari nilai SBT perkiraan perkembangan dunia usaha pada triwulan I
78
2014 yang negatif (SBT -1,38). Penurunan perkembangan usaha
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
tersebut diperkirakan terjadi pada sektor pertanian khususnya tanaman bahan makanan dan perkebunan karet serta sektor pengangkutan dan komunikasi.
Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha Saldo Bersih Tertimbang No
Sektor/Subsektor
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik dan Air Minum
5
Bangunan
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Triwulan I-2013
Triwulan II-2013
Triwulan III-2013
Triwulan IV-2013
Triwulan I-2014*)
0.73
(0.73)
1.46
-
(0.73)
(3.13)
(1.04)
-
1.04
-
-
-
1.11
-
-
0.32
0.13
(0.16)
-
-
-
-
(0.69)
-
-
(0.85)
-
(0.85)
0.85
-
Pengangkutan dan Komunikasi
1.95
1.30
(0.65)
-
(0.65)
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
1.37
1.37
1.37
1.82
-
9
Jasa-jasa
(1.03)
-
(1.55)
(0.52)
-
(0.64)
1.05
0.05
1.11
(1.38)
pada
triwulan
Total Keterangan : *) Angka perkiraan
Sektor
pertanian
diperkirakan
tumbuh
melambat
mendatang terutama disebabkan oleh penurunan sub sektor tanaman bahan makanan (tabama). Namun demikian, masih membaiknya produksi sub sektor tanaman perkebunan, terutama kelapa sawit, mampu mendorong sektor pertanian tetap tumbuh meskipun terbatas. Masa panen perkebunan kelapa sawit diperkirakan masih berlanjut sampai triwulan mendatang. Di samping itu, masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah serta semakin membaiknya harga internasional dapat menjadi insentif bagi petani. Sebaliknya, produksi karet diperkirakan mengalami perlambatan sejalan dengan tingginya curah hujan di Provinsi Jambi (data BMKG). Selain itu, adanya himbauan
Gabungan
Perusahaan
Karet
Indonesia
(GAPKINDO)
untuk
menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar 10% sebagai salah satu upaya mendongkrak harga karet turut menjadi penyebab menurunnya produksi karet.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
79
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
Namun demikian, peningkatan harga karet terkait masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah dapat menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali menghasilkan produksi seperti sebelumnya karena terjadinya penurunan produksi dari sumur-sumur minyak bumi eksisting (faktor usia) serta masih maraknya pencurian minyak pada jalur pipa penyaluran Tempino-Plaju. Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih akan meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat, pusat bisnis dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional dan investasi pemerintah daerah. Meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit akan diikuti oleh peningkatan produksi pada sektor industri pengolahan. Selanjutnya,
tingginya
konsumsi
di
triwulan
mendatang
dan
meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu akan diikuti juga dengan meningkatnya perdagangan dan penggunaan jasa transportasi sehingga mendorong pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. B. Proyeksi Inflasi Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods. Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014 m-t-m (%) 4
2010
2011
2012
2013
2014
3
2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-1 -2 -3 Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 adalah angka perkiraan
80
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014 y-o-y (%)
12
2010
10
2011
2012
2013
2014
8 6 4 2 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014 y-t-d (%)
12
2010
10
2011
8
2012 2013
6
2014
4 2 0
-2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-4
Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
Penyebab utama meningkatnya harga-harga di triwulan diperkirakan berasal dari kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya curah hujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi barang. Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan menaikkan harga jual. Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji ukuran 12 kg serta kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
81
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, mobil, serta beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, bawang merah dan bayam. Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun 2014. Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras. Namun demikian, khusus untuk raskin, BULOG mencatat bahwa realisasi penyalurannya masih rendah karena terkendala pengkinian data penerima raskin oleh Pemerintah Daerah. Apabila kondisi tersebut tidak segera diatasi, harga beras premium di pasaran berpotensi meningkat karena permainan harga oleh pedagang yang pada akhirnya akan memberikan tekanan pada laju inflasi.
C. Rekomendasi Kebijakan Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV triwulan I
2013 serta proyeksi ekonomi
2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah Inflasi kota Jambi pada akhir tahun 2013 tercatat pada level yang cukup tinggi,
yaitu
sebesar
8,74%(yoy).
Tingginya
laju
inflasi
tersebut
memberikan dampak bagi meningkatnya angka garis kemiskinan di 82
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
Provinsi Jambi. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya penguatan peran TPID dalam menahan laju inflasi melalui tindakan yang intens dan nyata. Salah satu hal yang perlu segera mendapatkan respon dari Pemerintah Daerah adalah percepatan pembentukan TPID tingkat Kabupaten/Kota sesuai amanat Inmendagri No. 27 Tahun 2013. Sampai dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 8 (tujuh) TPID, yaitu TPID Provinsi Jambi, Kota Jambi, Kabupaten Merangin, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Batanghari. Ke depan, selain memiliki tugas untuk mengendalikan laju inflasi daerah, TPID diharapkan dapat menjadi wadah/forum untuk melakukan evaluasi program kerja dan pemantauan realisasi anggaran masing-masing anggota TPID karena penumpukan realisasi anggaran di akhir tahun anggaran menjadi salah satu penyebab tingginya laju inflasi di akhir tahun. 2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi terbesar) Salah satu penyebab utamanya inflasi di Provinsi Jambi pada triwulan laporan adalah tekanan inflasi volatile food. Ketergantungan yang besar akan bahan makanan dari daerah lain menyebabkan peluang bagi kartelkartel besar untuk membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka. Kondisi tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan yang akan datang. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sinergi yang baik antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif untuk mencukupi kebutuhan domestik Provinsi Jambi. Tanaman pangan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Jambi antara lain cabe merah, bawang merah, dan padi. Program ketahanan dapat dikembangkan lebih lanjut
menjadi
program
kawasan
pertanian
terpadu
dengan
menggabungkan pertanian dan peternakan. Selain mengendalikan laju
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
83
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
inflasi, program tersebut juga dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi Sebagai upaya untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat terhadap harga barang/jasa khususnya komoditas sembako, perlu adanya peran
aktif
Pemerintah
Daerah
melalui
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan untuk secara rutin menyampaikan perkembangan harga sembako kepada masyarakat melalui media cetak atau elektronik. Salah satu media yang kami rekomendasikan adalah website Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. 4. Penurunan produksi migas Penurunan produksi migas di Provinsi Jambi yang berdampak pada turunnya PDRB salah satunya disebabkan oleh usia sumur minyak yang sudah tua dan tidak optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan pencarian dan pengeboran sumur-sumur minyak yang baru agar produksi migas kembali meningkat. Kegiatan pengeboran sumur-sumur migas yang baru tersebut perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah khususnya terkait kelancaran perizinan. 5. Batu Bara dan Mineral Lainnya Terkait
penerapan
kebijakan
ekspor
mineral,
mengupayakan
pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu bara sebagai bahan baku
sehingga dapat memberikan nilai tambah
ekonomi baik secara domestik maupun ekspor sehingga mendorong kinerja ekonomi decara keseluruhan. 6. Melambatnya produksi karet Melambatnya produksi karet pada triwulan laporan disebabkan antara lain karena
tingginya
menurunkan
curah
produksi
hujan dan
dan
ekspor
himbauan karet
GAPKINDO
sebagai
upaya
untuk untuk
mendongkrak harga karet. Faktor cuaca dan himbauan GAPKINDO tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan mendatang. Oleh karena itu, Pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu memanfaatkan 84
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
momen tersebut untuk lebih menggiatkan sosialisasi kepada petani karet agar memproduksi karet yang bersih dan berkualitas tinggi. Selama ini produksi karet di Indonesia termasuk Jambi terkenal dengan karetnya yang kotor. Dengan adanya pemahaman yang baik dari petani, diharapkan akan menambah nilai jual produksi karet pada saat musim kemarau nantinya sehingga memicu pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang semakin baik. Selain program sosialisasi karet bersih, perlu dilakukan peremajaan kembali tanaman karet yang sudah tua dan tidak produktif lagi. 7. Permasalahan distribusi barang a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut: i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di Provinsi Jambi. ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi Jambi. iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di dalam Provinsi Jambi. iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi Jambi. b) Kemudahan kredit dan penurunan suku bunga kredit sehingga menurunkan biaya dari produsen. c) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga. d) Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya mengenai modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di pasar tradisional dapat berkurang. 8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
85
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
LAMPIRAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA
2012 Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. K e h u t a n a n e. P e r i k a n a n 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1). Pengilangan Minyak Bumi 2). Gas Alam cair b. Industri Tanpa Migas 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg.Kulit & Alas Kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Brg. dari karet 6). Semen & Brg. galian bukan logam 7). Logam dasar Besi dan baja 8). Brg.dari Logam, Mesin & Peralatannya 9). Barang Lainnya 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. L i s t r i k b. G a s c. Air Bersih 5. B A N G U N A N 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan eceran b. H o t e l c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. P e n g a n g k u t a n 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan Raya 3). Angkutan Laut 4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 5). Angkutan Udara 6). Jasa Penunjang Angkutan b. K o m u n i k a s i 1). Pos & Telekomunikasi 2). Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN a. B a n k b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 2). Jasa Pemerintahan Lainnya b. S w a s t a 1). Sosial Kemasyarakatan 2). Hiburan dan Rekreasi 3). Perorangan dan Rumah Tangga PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO P D R B TANPA MIGAS Jumlah Migas
2013
Tw I
5,016,585.12 1,485,640.95 2,733,902.47 267,500.37 302,634.01 226,907.33 2,935,154.71 2,332,061.80 438,407.62 164,685.29 1,805,130.75 161,500.72 161,500.72 1,643,630.03 657,642.55 8,648.80 770,631.62 84,781.50 40,096.87 55,958.44 8,303.14 17,567.12 157,350.08 134,936.23 22,413.85 758,442.88 2,603,995.21 2,398,001.45 36,258.81 169,734.95 1,067,045.08 980,846.57 676,559.19 114,097.78 43,624.84 95,149.68 51,415.09 86,198.51 84,863.43 1,335.08 872,106.31 391,502.56 57,695.33 4,062.37 406,117.70 12,728.33 1,536,501.56 1,316,359.78 923,464.04 392,895.74 220,141.78 154,344.59 9,966.83 55,830.37 16,752,312 14,258,749 2,493,563
Keterangan: *angka sementara ** angka sangat sementara
5,298,376.79 1,569,823.92 2,898,991.92 277,128.02 316,348.28 236,084.65 3,034,593.08 2,409,027.70 453,857.56 171,707.82 1,923,125.81 169,733.29 169,733.29 1,753,392.53 702,597.51 9,525.38 825,932.08 86,950.04 43,399.10 58,194.94 8,805.37 17,988.09 161,960.15 138,845.24 23,114.90 827,389.16 2,751,169.47 2,533,184.76 38,316.91 179,667.80 1,113,783.59 1,024,306.75 706,652.40 118,145.33 44,186.13 101,738.58 53,584.32 89,476.84 88,088.49 1,388.34 914,231.16 415,728.13 60,969.28 4,256.01 420,213.85 13,063.90 1,586,501.82 1,360,850.41 957,392.98 403,457.43 225,651.41 158,243.64 10,307.00 57,100.76 17,611,131 15,032,370 2,578,761
5,565,256.28 1,607,751.37 3,080,312.24 300,515.43 329,476.68 247,200.55 3,245,437.92 2,624,181.78 440,730.24 180,525.91 2,039,002.81 178,000.68 178,000.68 1,861,002.13 760,450.57 10,165.68 861,532.53 92,019.44 46,232.48 62,463.26 9,263.57 18,874.60 169,859.09 145,080.39 24,778.70 917,311.62 2,972,192.36 2,743,300.22 40,338.37 188,553.77 1,197,357.40 1,103,333.24 753,972.50 121,442.26 44,452.13 127,525.70 55,940.64 94,024.16 92,581.09 1,443.07 958,069.53 443,397.29 66,147.63 4,585.93 430,545.20 13,393.48 1,638,020.93 1,401,344.46 983,235.65 418,108.82 236,676.46 166,285.45 10,938.37 59,452.64 18,702,508 15,900,325 2,802,182
5,683,086.48 1,632,962.43 3,134,775.37 312,898.36 350,662.21 251,788.11 3,411,489.41 2,754,472.08 468,001.07 189,016.27 2,156,261.53 187,314.17 187,314.17 1,968,947.36 810,168.68 10,363.53 912,456.49 94,268.28 46,583.82 66,347.81 9,525.61 19,233.15 182,347.73 155,791.31 26,556.42 1,079,268.04 3,132,381.05 2,896,370.48 42,318.81 193,691.77 1,243,347.42 1,145,998.00 786,783.27 123,969.35 44,739.56 133,492.23 57,013.59 97,349.43 95,856.24 1,493.19 1,004,025.23 479,823.74 68,972.92 4,766.54 436,675.01 13,787.02 1,675,915.91 1,430,047.24 998,307.85 431,739.39 245,868.67 174,513.61 11,167.10 60,187.96 19,568,123 16,626,337 2,941,786
5,971,772.56 1,727,770.15 3,296,856.36 332,875.20 355,399.40 258,871.45 3,068,263.29 2,422,411.90 446,195.32 199,656.07 2,172,087.06 183,327.55 183,327.55 1,988,759.51 806,626.40 10,689.07 928,380.17 93,396.63 49,869.66 70,329.82 9,717.90 19,749.85 194,379.77 166,886.62 27,493.15 1,129,112.93 3,314,540.62 3,070,246.47 41,890.91 202,403.23 1,252,501.63 1,151,503.14 808,948.93 121,378.93 45,059.81 116,106.83 60,008.65 100,998.49 99,446.37 1,552.11 1,044,375.39 496,968.65 71,650.88 4,911.47 456,482.03 14,362.36 1,718,010.24 1,465,920.70 1,024,118.26 441,802.44 252,089.54 179,224.48 11,548.42 61,316.64 19,865,043 17,259,304 2,605,739
6,217,875.04 1,827,424.70 3,418,269.66 338,505.33 366,836.69 266,838.66 3,231,945.66 2,554,075.81 472,808.69 205,061.16 2,261,908.33 188,330.74 188,330.74 2,073,577.59 841,375.63 11,274.45 964,935.40 98,986.66 52,071.48 74,663.41 9,934.58 20,335.97 202,297.99 174,363.66 27,934.33 1,194,460.17 3,517,359.19 3,262,163.67 44,893.11 210,302.40 1,319,243.93 1,215,526.91 843,612.07 125,810.75 45,752.76 138,527.30 61,824.03 103,717.01 102,121.60 1,595.41 1,100,958.73 533,072.73 75,441.55 5,134.08 472,557.24 14,753.14 1,782,578.22 1,518,446.71 1,060,773.49 457,673.22 264,131.50 188,802.93 11,980.05 63,348.52 20,828,627 18,086,221 2,742,407
6,522,244.93 1,895,281.71 3,614,425.67 356,074.73 376,599.81 279,863.01 3,593,267.19 2,877,768.89 501,689.75 213,808.55 2,291,839.68 208,463.51 208,463.51 2,083,376.17 844,470.51 11,376.11 969,402.60 97,796.86 52,817.81 75,472.38 10,086.44 21,953.45 208,004.86 178,987.32 29,017.54 1,246,655.98 3,737,606.36 3,475,753.61 46,599.70 215,253.04 1,399,242.22 1,290,672.72 903,824.42 124,558.91 46,448.37 151,592.01 64,249.01 108,569.50 106,902.60 1,666.90 1,151,165.14 561,418.57 80,595.51 5,422.42 488,614.95 15,113.69 1,852,455.96 1,579,361.73 1,118,184.66 461,177.07 273,094.23 196,420.44 12,315.47 64,358.32 22,002,482 18,916,250 3,086,232
6,686,797.43 1,935,848.81 3,702,361.58 363,242.25 397,857.15 287,487.63 3,776,936 3,057,245.53 497,291.64 222,398.70 2,410,652.36 220,697.16 220,697.16 2,189,955.20 883,187.47 12,269.61 1,012,252.85 116,093.62 53,980.98 79,618.56 10,190.94 22,361.16 216,046.33 185,972.95 30,073.38 1,303,343.74 3,955,679 3,684,782.45 47,982.27 222,914.41 1,428,029 1,315,925 920,118.17 126,660.50 46,713.71 157,064.54 65,368.36 112,104 110,426.94 1,677.26 1,171,046 578,985.11 82,329.14 5,599.71 488,742.04 15,389.66 1,913,630 1,632,285 1,158,604.93 473,680.40 281,345 203,597.21 12,523.76 65,224.18 22,862,160 19,584,218 3,277,943
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 1
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
2013 Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
2
3
2012 4
5
6
7
8
9
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 1,451,186.57 a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 d. K e h u t a n a n 64,936.63 e. P e r i k a n a n 56,254.56 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 632,817.93 a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 b. Pertambangan Tanpa Migas 110,446.89 c. Penggalian 59,381.24 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 a. Industri Migas 33,678.54 1). Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 2). Gas Alam cair b. Industri Tanpa Migas 568,450.44 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 41,537.78 a. L i s t r i k 36,271.74 b. G a s c. Air Bersih 5,266.04 5. B A N G U N A N 232,285.95 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 879,489.33 a. Perdagangan Besar dan eceran 809,836.44 b. H o t e l 15,380.24 c. Restoran 54,272.65 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 352,177.09 a. P e n g a n g k u t a n 319,522.49 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan Raya 202,129.19 3). Angkutan Laut 43,026.37 4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 17,879.40 5). Angkutan Udara 36,365.42 6). Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 b. K o m u n i k a s i 32,654.60 1). Pos & Telekomunikasi 32,298.19 2). Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 282,677.58 a. B a n k 154,075.06 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 d. Sewa bangunan 108,019.05 e. Jasa Perusahaan 4,161.30 9. JASA-JASA 393,196.05 a. Pemerintahan Umum 325,992.49 1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 210,188.92 2). Jasa Pemerintahan Lainnya 115,803.57 b. S w a s t a 67,203.56 1). Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 2). Hiburan dan Rekreasi 3,755.93 3). Perorangan dan Rumah Tangga 20,195.85 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,867,497 P D R B TANPA MIGAS 4,370,829 Jumlah Migas 496,668
Keterangan: *angka sementara ** angka sangat sementara
1,491,500.03 545,148.73 725,854.91 96,459.78 66,745.15 57,291.46 664,546.24 489,491.91 114,365.25 60,689.08 621,508.05 34,590.07 34,590.07 586,917.98 42,221.57 36,925.09 5,296.48 241,824.86 899,172.48 827,576.34 15,888.05 55,708.09 361,213.60 327,861.55 208,254.26 43,653.82 17,962.09 37,566.59 20,424.78 33,352.05 32,990.95 361.10 290,388.04 160,109.54 15,233.60 1,581.31 109,258.77 4,204.82 397,868.41 329,898.89 212,765.30 117,133.59 67,969.52 43,753.04 3,796.16 20,420.32 5,010,243 4,486,161 524,082
1,518,732.27 541,828.02 751,429.73 98,481.08 68,202.32 58,791.11 691,806.04 517,084.93 111,902.99 62,818.11 645,624.17 35,713.38 35,713.38 609,910.79 43,115.20 37,714.74 5,400.47 263,095.05 939,087.21 865,079.09 16,276.04 57,732.09 375,484.18 341,287.30 214,552.84 44,232.08 18,006.22 43,416.58 21,079.58 34,196.88 33,829.07 367.81 295,249.61 162,965.44 15,799.13 1,643.40 110,592.95 4,248.68 402,330.21 332,812.45 213,973.78 118,838.67 69,517.76 44,776.97 3,893.68 20,847.12 5,174,524 4,621,726 552,798
1,542,865.25 543,671.66 768,966.73 99,710.99 71,814.36 58,701.52 724,265.28 540,846.09 119,013.97 64,405.22 663,662.58 37,079.35 37,079.35 626,583.23 45,734.43 40,062.65 5,671.78 294,422.77 956,235.86 881,149.06 16,877.10 58,209.70 384,400.33 349,732.30 221,067.56 44,760.25 18,075.94 44,610.77 21,217.78 34,668.03 34,295.59 372.43 304,502.14 170,696.98 16,017.25 1,665.75 111,803.39 4,318.77 405,179.46 334,914.83 215,015.72 119,899.11 70,264.63 45,240.45 3,963.74 21,060.44 5,321,268 4,743,343 577,925
1,561,622.94 550,766.84 779,128.38 100,714.53 71,551.90 59,461.29 631,830.47 459,862.28 106,265.49 65,702.71 655,487.55 36,014.75 36,014.75 619,472.80 46,271.02 40,515.14 5,755.88 300,356.07 979,291.92 903,418.02 16,375.11 59,498.79 382,249.09 346,530.18 224,062.31 44,241.72 18,162.57 38,031.78 22,031.78 35,718.91 35,337.00 381.91 308,798.33 172,940.80 16,194.92 1,688.50 113,565.33 4,408.78 408,617.24 337,487.49 216,216.29 121,271.20 71,129.74 45,854.26 4,007.08 21,268.41 5,274,525 4,778,648 495,877
1,600,976.02 576,307.19 790,735.90 101,556.19 72,021.82 60,354.93 673,057.36 496,262.73 110,214.77 66,579.87 671,714.98 36,241.09 36,241.09 635,473.89 46,979.14 41,202.85 5,776.29 307,979.73 1,008,493.90 930,714.61 17,317.72 60,461.57 392,716.44 356,529.80 226,597.48 45,247.66 18,282.07 43,983.81 22,418.78 36,186.64 35,800.43 386.21 315,069.03 177,524.95 16,518.91 1,724.75 114,841.98 4,458.45 416,034.56 343,451.14 219,810.41 123,640.72 72,583.42 47,173.58 4,063.63 21,346.20 5,433,021 4,900,517 532,504
1,637,790.29 590,278.38 808,013.24 103,672.99 73,364.72 62,460.97 722,804.98 539,759.52 115,406.96 67,638.50 664,067.51 39,495.13 39,495.13 624,572.37 47,410.20 41,585.53 5,824.67 314,195.58 1,043,019.15 964,381.64 17,562.37 61,075.15 409,808.35 372,732.32 239,937.46 44,736.85 18,439.89 46,633.85 22,984.28 37,076.03 36,681.76 394.27 321,115.57 181,928.21 17,056.46 1,779.71 115,844.02 4,507.17 421,417.92 348,061.75 224,421.03 123,640.72 73,356.16 47,594.98 4,148.92 21,612.27 5,581,630 5,002,375 579,255
1,648,803.26 596,391.24 808,976.11 105,273.26 75,150.61 63,012.03 728,062.59 544,443.46 114,944.91 68,674.22 685,824.41 40,385.34 40,385.34 645,439.07 47,953.26 42,032.20 5,921.06 322,978.16 1,092,863.60 1,012,942.08 17,901.04 62,020.48 414,048.08 376,374.75 242,800.99 44,751.21 18,461.37 47,067.80 23,293.37 37,673.33 37,277.28 396.05 320,267.90 182,766.57 17,108.18 1,801.27 114,023.62 4,568.27 429,300.38 354,687.04 229,241.21 125,445.82 74,613.34 48,731.07 4,200.15 21,682.12 5,690,102 5,105,273 584,829
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah) Komponen 1. Konsumsi Rumah Tangga 1.1. Makanan 1.2. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5. Perubahan Stok 6. Ekspor Barang dan Jasa 6.1. Ekspor Luar Negeri 6.2. Ekspor Antar Daerah 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7.1. Impor Luar Negeri 7.2. Impor Antar Daerah PDRB
II-2012
III-2012
IV-2012
10,249,899 6,417,265 3,832,634 113,045 3,172,848 3,115,877 475,637 8,825,751 4,938,620 3,887,130 8,341,925 218,818 8,123,107
10,741,320 6,691,116 4,050,203 118,368 3,303,815 3,336,579 473,567 8,941,641 3,664,121 5,277,520 8,212,781 330,659 7,882,122
11,153,704 6,778,506 4,375,198 121,909 3,352,018 3,564,142 505,644 9,368,967 4,876,696 4,492,271 8,498,261 386,981 8,111,280
17,611,131
18,702,508
19,568,123
I-2013
II-2013
III-2013
IV-2013
11,250,422 7,010,477 4,239,945 125,668 3,195,439 3,697,774 531,668 8,377,767 3,336,128 5,041,639 7,313,694 204,991 7,108,703
11,627,325 7,210,065 4,417,259 130,729 3,308,439 3,841,367 559,834 9,588,588 4,325,871 5,262,717 8,227,655 381,682 7,845,974
12,311,042 7,587,242.18 4,723,800 137,699 3,473,798 4,041,221 540,113 10,098,444 4,419,738.71 5,678,705.71 8,599,835 1,007,555.51 7,592,279.59
12,564,506 7,705,912.70 4,858,593 141,301 4,412,263 4,259,987 583,985 9,587,223.86 4,381,496.58 5,205,727.28 8,687,106 1,580,387.88 7,106,717.67
19,865,043
20,828,627
22,002,482
22,862,160
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah) Komponen 1. Konsumsi Rumah Tangga 1.1. Makanan 1.2. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5. Perubahan Stok 6. Ekspor Barang dan Jasa 6.1. Ekspor Luar Negeri 6.2. Ekspor Antar Daerah 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7.1. Impor Luar Negeri 7.2. Impor Antar Daerah PDRB
II-2012
III-2012
IV-2012
I-2013
II-2013
III-2013
IV-2013
3,360,579 2,186,117 1,174,462 33,712 953,418 865,690 161,820 3,444,534 2,224,168 1,220,366 3,809,509 89,566 3,719,943.49
3,441,819 2,231,223 1,210,596 34,574 984,147 924,886 158,560 3,354,134 1,655,700 1,698,435 3,723,597 132,542 3,591,056
3,467,011.76 2,240,359.79 1,226,651.97 35,149.54 995,088.87 984,300.06 170,711.44 3,744,327.55 2,218,567.11 1,525,760.44 4,075,321.11 153,172.82 3,922,148.29
3,482,976 2,248,046 1,234,930 35,508 923,965 994,613 176,618 3,157,363 1,509,279 1,648,084 3,496,519 80,748 3,415,770.97
3,515,299.35 2,263,389.29 1,251,910.05 36,355.02 942,489.77 1,015,599.42 183,262.62 3,601,737.06 1,933,219.86 1,668,517.19 3,861,722.08 149,119.37 3,712,602.71
3,594,996 2,309,314 1,285,682 37,246 959,093 1,035,282 172,835 3,715,760.59 1,922,832 1,792,929 3,933,583.21 388,328 3,545,256
3,620,634.99 2,320,167.89 1,300,467.10 37,811.85 1,186,877.75 1,067,196.92 182,721.14 3,438,332.48 1,806,682.82 1,631,649.66 3,843,473.49 585,097.16 3,258,376.33
5,010,243.27
5,174,523.98
5,321,268.11
5,274,524.62
5,433,021.16
5,581,629.55
5,690,101.64
Keterangan: *angka sementara ** angka sangat sementara
Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100
komoditi UMUM / TOTAL BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN
Sumber: BPS Provinsi Jambi
41,275.00 41,306.00 41,334.00 41,365.00 41,395.00 41,426.00 41,456.00 41,487.00 41,518.00 41,548.00 41,579.00 41,609.00 141.15 141.88 142.02 141.91 142.71 144.61 149.31 151.10 149.71 151.01 150.68 151.28 162.00 162.64 162.65 162.29 162.70 165.70 173.77 177.51 169.60 172.72 170.15 170.27 164.77 165.50 166.29 166.40 168.12 168.53 169.76 170.54 173.14 173.37 174.46 175.78 129.52 130.42 130.56 130.77 132.74 132.79 133.23 134.18 135.72 137.61 138.23 138.98 136.44 135.96 135.28 134.15 132.75 133.01 132.66 133.79 135.69 135.08 134.81 135.44 123.27 123.83 123.83 123.92 124.31 124.35 124.53 124.53 124.90 124.93 125.68 126.17 131.19 131.57 131.65 131.46 131.44 131.56 132.60 132.65 132.77 132.79 133.03 133.11 111.68 112.87 112.92 112.94 113.10 118.53 130.44 132.49 131.48 131.68 131.76 132.35
TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB V. Carlusa, Poltak Sitanggang
KOORDINATOR PENYUSUN Meily Ika Permata
TIM PENULIS Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan
KONTRIBUTOR Unit Statistik, Survei dan Liaison Unit Operasional Kas Unit Layanan Nasabah, Kliring, Perizinan & Pengawasan Sistem Pembayaran
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI Tim Ekonomi dan Keuangan Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura, Jambi 36122 No. Telp. (0741) 62245, Fax No.(0741) 62112 Softcopy dapat diunduh di http://bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/KER/Jambi Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]