KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur
Triwulan IV - 2009
Kantor Bank Indonesia Samarinda
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan IV-2009 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi,
pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-
pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan IV-2009, adalah sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang tumbuh sebesar 1,64% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 4,3% (y-o-y).
2.
Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan IV-2009 mencapai 4,31% (y-o-y), menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 3,65% (y-o-y). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,78% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 4,06% (y-oy), 3,60% (y-o-y) dan 7,21% (y-o-y).
3.
Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a)
Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum seKaltim selama periode laporan mencapai Rp 43,70 triliun, mengalami peningkatan sebesar 5,26% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
b)
Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan IV-2009 mencapai sebesar Rp 22,98 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 21,99% dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 22,08% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 34,42 triliun pada triwulan IV-2009 (s.d November).
c)
Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 83,34%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 57,15%.
d)
Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 63,27% atau Rp 16 triliun dari total kredit sebesar Rp 22,98 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV2009 tercatat meningkat sebesar 17,88% dibandingkan dengan triwulan IV-2008.
4.
Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-2010 diperkirakan mencapai 3,5% - 4,5% (y-o-y), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Kebangkitan kembali perekonomian Kalimantan Timur pada periode akhir tahun 2009 ini
tidak terlepas dari pulihnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi. Kalimantan Timur sebagai daerah
i
penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun perlu disadari bahwa hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarui semakin besar. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan. Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Samarinda, Februari 2010 BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis Pemimpin
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
…………………………………………………………….........................................................
i
…………………………………………………………………..........................................................
iii
DAFTAR TABEL
.....................………………………………………………................................................….
vi
...............................................................................................................
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………..…………………………………………………………………………………
1
DAFTAR GRAFIK
I.
Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..
1
II.
Asesmen Perekonomian ..............................................................................
1
III.
Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..
2
IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................
2
1.
Perbankan .........................................................................................
2
2.
Sistem Pembayaran .............................................................................
3
Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..
3
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL …………………………….……………………….
5
1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................
5
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................
5
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................
6
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................
6
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………
7
1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................
7
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………
9
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..
10
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..
11
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..
11
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….
11
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….
12
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……
12
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................
13
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................
13
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................
14
Boks. 1 Pengembangan Infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur ..…………….
15
V.
BAB I
BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI ………………………………………………………………………..……. 2.1
Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..
2.2.
Inflasi Triwulanan (q-t-q)………………………………………………………………..……...……………. 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)…….……………………………………………… 2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)……………………………………….………….. 2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)…………………………………………………………
2.3.
Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................……………………………………………… 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………....
iii
17 17 18 18 18 19 19 19
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................
20
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..
20
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ………. …….…………………………………………………
22
3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….
22
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……
23
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………………………..
23
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….
23
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….
24
a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..
24
b.
Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..
25
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)………………………………….………
27
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….
29
a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....
29
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………
29
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..
29
3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..
30
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................
30
3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................
31
3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................
31
BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................
32
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................
32
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................
32
4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….……………………….
33
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….
35
5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………
35
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..
35
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..
35
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..
36
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….
36
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..
36
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................
38
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur …………………………………. …………
38
6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota.
38
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ..................................................... 7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 .............................................. 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ......................................................................... LAMPIRAN
iv
40 40 40
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................
6
1.2
Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV2009 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................
8
1.3
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......
1.4
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………
2.1
Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009 ………………………………………………………...
10 17
2.2 2.3
Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Samarinda.......................................................
18
Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Balikpapan......................................................
18
2.4 2.5 2.6 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 4.1 4.2 5.1 6.1
Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Tarakan ……………………………………………………………… Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa..........
9
19
Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa..........
20
Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa..............
20
Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ......
21
Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................
25 26
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................ Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................ Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim ..... Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................
27 28 28
Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................
29
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit
29
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ………………………………………….................
30
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) ..................... Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas ..................................... Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum ...................... Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK ............................... Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I-2009........................ Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi APBD Kaltim Tahun 2009…………………………………………………………………………………………………… Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) ......................... Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008 ………………………………….....................................
v
30 32 32 33 34 36 37 44
DAFTAR GRAFIK 1.1
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..
5
1.2
IKK & Indeks Ketepatan Membeli Barang Tahan Lama (rata-rata tiga bulanan)........
6
1.3
Indeks Konsumsi Pemda ..................................................................…........…….
6
1.4
Perkembangan Kredit Investasi ........................................................................
7
1.5
Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri ...........................
7
1.6
Perkembangan Ekspor Pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan ............................
7
1.7
Indeks Perkembangan Impor
8
1.8
Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri ………………..…………
8
1.9
Perkembangan Ekspor & Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan………………
8
1.10
Indeks Ekpor Migas Kaltim dan Impor Migas Kaltim ……………………………..………………
8
1.11
Komoditas Penyumbang Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ….…………………………
9
1.12
Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 per Negara…………….
9
1.13
Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas per Negara Asal Barang Tw III2009……………………………………………………………………………………………………………………………
10
1.14
Kontribusi Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ..........................
10
1.15
Indeks Produksi Padi .....................................................................................
12
1.16
Indeks Sub Sektor Kehutanan dan Perikanan.....................................................
12
1.17
Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ..........................................................
12
1.18
Indeks Produksi Minyak Mentah (Kondensat) & Gas Bumi di Kaltim ............……….
12
1.19
Indeks Produksi Batubara …………………………………………………………………………………..……
12
1.20
Indeks Sektor Industri Pengolahan …………..………………………………………………………………
13
1.21
Indeks Produksi Pengolahan Migas ……………….……………………………………………………….
13
1.22
Perkembangan Kredit Sektor Listrik …………………….………………………………………………..
13
1.23
Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal ………………………………………………………………………………………………………………………….
14
1.24
Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur…………………………………………
14
1.25
Indeks Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………………………………………………
14
1.26
Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim …………………………………………………………
14
1.27
Indeks Sub Sektor Angkutan ……………………………………………………………………………………..
15
1.28
Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan……………………..
15
1.29
Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….
15
1.30
Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal ………………………..
15
1.31
Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum ………………………………………………………………….
16
2.1
Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………
19
3.1
Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q) ............
24
3.2
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y) ...............
24
3.3
Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate..............................................
25
3.4
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................
26
3.5
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
26
3.6
Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................
27
3.7
Perkembangan Aset BPR .................................................................................
31
3.8
Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................
31
Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................
31
Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................
33
3.9 3.10
vi
3.11
Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................
33
3.12
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................
34
4.1
Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim per Semester I-2009
35
4.2
Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim per Semester I-2009
35
5.1
Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim …………..…………………………………………
41
5.2
Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..
42
5.3
Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….
42
5.4
Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................
43
7.1
Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen............... .........................................
45
7.2
Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama............................................
45
7.3
Perkembangan Survei Kegiatan Usaha ...........................................................
45
7.4
Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ...............................................
46
7.5
Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang...................................
46
vii
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN IV-2009 I.
Gambaran Umum Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 1,64%. Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 ini berasal komponen ekspor neto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya laju pertumbuhan komponen ekspor yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan. Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari sektor pertambangan dan penggalian, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara dan migas karena permintaan yang meningkat dan harga yang cukup tinggi. Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode berjalan ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan III-2009. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman dan meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, seperti gula pasir. Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal penghimpunan simpanan masyarakat (5,26%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (21,99%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (22,08%). Pada triwulan I-2010, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh posisitf dalam kisaran antara 3,5% sampai dengan 4,5% (y-o-y). Faktor yang diperkirakan akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan I-2010 dari sisi permintaan adalah meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor Kalimantan Timur seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian global.
Sedangkan dari sisi penawaran, laju
pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, yang merupakan sektor dominan dalam perekonomian Kalimantan Timur, karena pengaruh meningkat produksi yang didorong oleh pertumbuhan permintaan. Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya harga komoditas pangan di pasar dunia. II.
Asesmen Perekonomian Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan IV-2009 diperkirakan
mengalami
pertumbuhan
yang
positif,
yaitu
sebesar
2,29%
(y-o-y)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang mencapai 1,64% (y-o-y). Dari sisi permintaan,
kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-
2009 ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 1,22%, dengan pertumbuhan mencapai 2,01% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor karena meningkatnya permintaan untuk komoditas-komoditas unggulan Kalimantan Timur, seperti migas dan
1
Ringkasan Eksekutif batubara. Kontribusi lainnya yang cukup besar berasal dari komponen pembentukan modal tetap domestik bruto (PMDTB) karena meningkatnya realisasi investasi. Dari sisi penawaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 1,92% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar 0,78% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur triwulan IV-2009. Pertumbuhan pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya permintaan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi pendorong
laju
pertumbuhan
triwulan
berjalan
adalah
sektor
pengangkutan
yang
diperkirakan menyumbang sebesar 0,67% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan, dengan pertumbuhan 12,57% (y-o-y). III.
Asesmen Inflasi Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 4,31% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 tercatat sebesar 3,65%. Laju inflasi tahunan Kalimantan Timur ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,78%. Meningkatnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas, terutama gula pasir, dan meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman. Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan IV-2009 mencapai 4,06% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 3,69%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 7,57% (y-o-y), terutama dipengaruhi oleh laju inflasi yang tinggi di Sub Kelompok Komoditas Minuman yang Tidak Beralkohol, yaitu sebesar 20,69% (y-o-y). Hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga gula pasir. Kelompok komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi cukup tinggi adalah kelompok komoditas kesehatan (6,64%), kelompok komoditas bahan makanan (5,97%) dan kelompok komoditas sandang (5,54%). Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 3,60% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,30%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 19,80% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,92%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (5,08%). Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan IV-2009 tercatat sebesar 7,21% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan III-2009 yang mencapai 6,33%. Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 15,93% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas sandang (10,62%) dan kelompok komoditas bahan makanan (9,89%).
IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Kegiatan
intermediasi
perbankan
Kaltim
selama
triwulan
IV-2009
dari
sisi
penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 5,26% (y-o-y) sehingga posisinya menjadi Rp 43.703 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 21,87% (y-o-y) menjadi Rp 18.921 miliar; sedangkan giro dan deposito mengalami penurunan masing-masing sebesar -2,49% dan 6,80% (y-o-y) menjadi Rp 12.596 miliar dan Rp 12.186 miliar.
2
Ringkasan Eksekutif Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp 22.976 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 21,99% (y-o-y). Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada periode laporan (s.d November 2009) tercatat berjumlah Rp 36.420 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 22,08% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar lokasi proyek mencapai 83,34% atau lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor yang sebesar 57,15%. Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan IV-2009 mencapai Rp 16.002 miliar atau dengan pangsa 63,27% terhadap total kredit. Searah dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit MKM pada triwulan laporan juga tumbuh positif sebesar 17,88% (y-o-y). Perkembangan
BPR
di
wilayah
Kalimantan
Timur
pada
triwulan
IV-2009
menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 21,73% dan 36,73% (y-o-y). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 222,44 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 143,46 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,73% (y-o-y); menjadi Rp 147,93 miliar; dengan persentase NPL menjadi 18% dari 12,87% pada triwulan III-2009.
2. Sistem Pembayaran Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan Bank Indonesia pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 3.619 miliar, naik 5,61% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 685 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp 2.934 miliar; sehingga pada triwulan IV-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 2.248,58 miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan momen pergantian tahun. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 227 miliar atau naik 16,95% (y-o-y). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan IV-2009 tercatat sebesar Rp 5.177 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 2,42% (y-o-y); dan transaksi RTGS mencapai Rp 40.570 miliar, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 2,89% (y-o-y). V.
Perkiraan 1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan tumbuh positif, yaitu berkisar antara 3,5% s.d. 4,5% (y-o-y). Berdasarkan PDRB sisi penggunaan, faktor pertumbuhan diperkirakan berasal dari meningkatnya ekspor Kalimantan Timur karena permintaan yang mulai pulih paska krisis keuangan global. Sedangkan dari PDRB sektoral, sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 dengan meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya permintaan.
3
Ringkasan Eksekutif 2. Inflasi Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan IV-2009. Hal ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas bahan pangan, seperti beras dan gula pasir.
4
BBA ABB
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
I
1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan
IV-2009
diperkirakan
mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29% (y-o-y),
lebih
tinggi
pertumbuhan
pada
mengalami
kontraksi
Pertumbuhan
ekonomi
dibandingkan
triwulan
dengan
III-2009
sebesar Kalimantan
yang 1,64%.
Timur
ini
diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4,3% (Grafik 1.1.). Dari
sisi
permintaan,
pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh pertumbuhan komponen ekspor karena meningkatnya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor Kalimantan Timur. Selain itu juga, pertumbuhan di dorong oleh meningkatnya investasi dan pengeluaran pemerintah. Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya pertumbuhan
sektor
pertambangan
dan
penggalian
yang
dipengaruhi
oleh
meningkatnya
permintaan dan harga jual komoditas yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi
Kalimantan
Timur
triwulan
IV-2009
menurut
PDRB
sisi
permintaan,
mengalami
pertumbuhan sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar 1,64%. Kontribusi terbesar pertumbuhan pada periode berjalan diperkirakan berasal dari komponen ekspor neto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya ekspor karena pulihnya permintaan negara-negara importir. Faktor pendorong lainnya diperkirakan berasal dari komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMTDB) dan pengeluaran pemerintah, yang dipengaruhi oleh meningkatnya investasi dan meningkatnya pembiayaan proyek yang berasal dari anggaran pemerintah daerah. Sementara konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami kontraksi dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh melambatnya permintaan masyarakat.
5
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
Pertumbuhan (y-o-y) Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* Konsumsi Rumah Tangga 3.43 2.48 2.94 -0.86 Makanan 4.38 4.54 3.78 Non Makanan 2.51 0.52 2.12 Pengeluaran KLSN 10.76 13.00 13.24 5.69 3.20 4.81 4.64 5.10 Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 3.22 4.09 4.48 4.90 Perubahan Stok 10.96 11.10 12.14 9.58 Ekspor Neto (a-b) -4.13 -3.08 0.04 2.01 a. Ekspor -11.42 -9.32 -5.63 5.34 Ekspor LN -12.66 -10.51 -7.18 Ekspor Antar Daerah -8.49 -6.56 -1.99 b. Impor -18.85 -15.56 -11.21 9.23 Impor LN -29.76 -25.29 -19.36 Impor Antar Daerah -5.05 -3.07 -0.53 PDRB Kaltim -1.17 -0.43 1.64 2.29 Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q IV-09 perkiraan Bank Indonesia) Jenis Penggunaan
Kontribusi Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* 0.53 0.39 0.46 -0.14 0.34 0.34 0.29 0.20 0.04 0.17 0.04 0.05 0.05 0.02 0.16 0.25 0.24 0.27 0.53 0.68 0.75 0.83 0.11 0.11 0.12 0.10 -2.81 -2.52 0.02 1.22 -11.64 -11.64 -6.95 6.00 -12.97 -12.55 -6.21 -8.49 -9.50 -0.73 -18.85 -19.16 -6.97 4.78 -29.76 -32.02 -6.83 -5.05 -2.65 -0.14 -1.44 -1.06 1.64 2.29
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -0,86% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,94%. Menurunnya konsumsi rumah tangga
pada periode
berjalan ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan IV-2009, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 118,45; namun lebih rendah dibandingkan pada
dengan
triwulan
sebesar
yang
123,19.
Indeks
Waktu
Membeli
Ketepatan Barang
posisi
III-2009
Tahan
Lama
mengalami
juga
penurunan
dibandingkan dengan posisi di triwulan 98,50
III-2009,
menjadi
yaitu
95,83
dari
(Grafik
1.2).
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah Pengeluran Pemerintah pada triwulan
IV-2009
mengalami 5,10%
(y-o-y),
dibandingkan triwulan
diperkirakan
pertumbuhan lebih
dengan
III-2009
sebesar tinggi
pertumbuhan
yang
tercatat
sebesar 4,64%. Hal ini dipengaruhi oleh
meningkatnya
belanja
pemerintah daerah untuk pembiayaan berbagai proyek pembangunan, yang
6
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
terlihat dari meningkatnya Indeks Konsumsi Pemda (APBD), yang berada di atas level 100 (Grafik 1.3). 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Domestik Timur
Bruto
sebesar
triwulan
IV-2009
mengalami
4,90%
dibandingkan
Tetap
Kalimantan
pada
diperkirakan
Modal
(PMDTB)
(y-o-y), dengan
pertumbuhan lebih
tinggi
pertumbuhan
PMTDB pada triwulan III-2009 yang mencapai 4,48%. Dari
sisi
pembiayaan
perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan mencapai
pada Rp
triwulan 6,68
IV-2009
triliun,
atau
mengalami pertumbuhan sebesar 32,71% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 23,30% (y-o-y) (Grafik 1.4). Sementara itu, faktor positif yang
juga
menjadi
pendorong
meningkatnya kinerja PMDTB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang berada di
atas
level
Tingginya
100
kedua
menunjukkan
(Grafik
indeks
1.5).
tersebut
meningkatnya
iklim
investasi di Kalimantan Timur.
1.2.4 Ekspor dan Impor Laju Timur
pada
pertumbuhan triwulan
ekspor Kalimantan
IV-2009,
diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 5,34% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III2009,
yaitu
sebesar
-5,63%.
Pertumbuhan
tersebut terlihat juga dari pertumbuhan ekspor barang
melalui
Pelabuhan
Samarinda
dan
Balikpapan, yang pada triwulan IV-2009 tumbuh sebesar 3,16% (y-o-y) dengan volume ekspor sebesar 11,16 juta ton (Grafik 1.6). Sementara itu berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen. Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan IV2009 mencapai USD 1.737,6 juta, mengalami kontraksi sebesar -3,70% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.804,5 juta. Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 85,39% dengan nilai USD 1.483,9 juta (Tabel 1.3). Nilai ekspor komoditas ini mengalami kontraksi sebesar -
7
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8,45% dibandingkan dengan triwulan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga kontraksi
ekspor
komoditas
ini
memberikan
kontribusi
sebesar
-7,59%
terhadap
pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur periode berjalan. Tabel 1.2. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 dijit, dalam USD)
Komoditas 27 - Bahan Bakar Mineral 28 - Bahan Kimia Anorganik 44 - Kayu, Barang dari Kayu 15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 03 - Ikan dan Udang 29 - Bahan Kimia Organik 31 - Pupuk 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 90 - Perangkat Optik 12 - Biji-bijian berminyak Lainnya Total Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah Berdasarkan
Jumlah 1,483,852,768 56,983,792 54,823,430 37,927,663 29,606,263 23,078,631 22,331,112 16,647,282 4,122,175 4,004,118 4,265,637 1,737,642,870
negara
Pangsa 85.39% 3.28% 3.16% 2.18% 1.70% 1.33% 1.29% 0.96% 0.24% 0.23% 0.25% 100%
Negara Cina Korea Selatan Taiwan Jepang India Malaysia Filipina Italia Hongkong Belanda Lainnya Total
Jumlah 367,471,157 259,945,346 245,640,513 204,225,316 146,471,843 127,593,647 87,604,143 69,695,065 65,018,721 44,843,666 119,133,453 1,737,642,870
Pangsa 21.15% 14.96% 14.14% 11.75% 8.43% 7.34% 5.04% 4.01% 3.74% 2.58% 6.86% 100%
tujuan
ekspor, pangsa terbesar triwulan IV2009 ini dimiliki oleh Cina (21,15%), diikuti oleh Korea Selatan (14,96%), dan negara dengan pangsa pasar terbesar ketiga
adalah
Taiwan
(14,14%).
Sementara itu berdasarkan kontribusi terhadap kontraksi yang terjadi pada ekspor
non
migas
periode
berjalan,
dipengaruhi oleh kontraksi ekspor ke beberapa negara yang termasuk dalam 10 besar tujuan ekspor non migas Kalimantan Timur, yaitu Jepang, India, Taiwan, dan Belanda yang memiliki pangsa sebesar 36,90% terhadap ekspor non migas triwulan IV2009. Kontribusi terbesar adalah kontraksi yang terjadi pada ekspor ke Jepang, yaitu sebesar -8,37%, diikuti oleh India (-5,43%) dan Taiwan (-4,83%) (Grafik 1.7). Sementara
itu,
Kalimantan
Timur
diperkirakan
mengalami
pertumbuhan
pada
triwulan
impor IV-2009
pertumbuhan
sebesar
9,23% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
pada
triwulan
III-2009
yang
mengalami kontraksi sebesar -11,21% (y-o-y). Pertumbuhan ini terlihat dari perkembangan impor yang
melalui
Balikpapan
pelabuhan
yang
pada
di
Samarinda
triwulan
dan
IV-2009
mengalami pertumbuhan sebesar 12,38% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 102,9%. (Grafik 1.8). Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan IV- 2009 berjumlah USD 224,03 juta atau mengalami kontraksi sebesar -47,60% (y-o-y).
Komoditas
impor
terbesar
Kalimantan
Timur
adalah
komoditas
mesin-
mesin/pesawat mekanik yaitu sebesar USD 79,1 juta, diikuti oleh komoditas kendaraan dan bagiannya (USD 27,47 juta) dan pupuk (USD 26,39 juta). Sementara berdasarkan
8
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
negaranya, impor Kalimantan Timur berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 48,86 juta, Singapura (USD 43,38 juta) dan Jepang (USD 24,52 juta) (Tabel 1.3). Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Jumlah Pangsa Negara (USD) Pasar 79,099,409 35.3% Amerika Serikat 27,465,208 12.3% Singapura 26,385,331 11.8% Jepang 26,154,131 11.7% Australia 22,620,109 10.1% Perancis 10,909,465 4.9% Cina 8,641,979 3.9% Kanada 7,049,952 3.1% Malaysia 5,802,815 2.6% Italia 3,616,491 1.6% Inggris 6,280,602 2.8% Lainnya 224,025,494 100% Total
Komoditas 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 87 - Kendaraan dan Bagiannya 31 - Pupuk 89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 40 - Karet dan Barang dari Karet 73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 90 - Perangkat Optik 85 - Mesin / Peralatan Listik 38 - Berbagai Produk Kimia 36 - Bahan Peledak Lainnya Total Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah Kontribusi pada
pertumbuhan
terjadinya impor
Jumlah Pangsa (USD) Pasar 48,860,953 21.8% 43,278,267 19.3% 24,524,063 10.9% 20,702,946 9.2% 16,164,214 7.2% 9,105,022 4.1% 8,036,988 3.6% 7,681,882 3.4% 5,890,167 2.6% 5,413,075 2.4% 34,367,917 15.3% 224,025,494 100%
kontraksi
non
migas
Kalimantan Timur berdasarkan negara asal barang, dipengaruhi oleh kontraksi impor untuk komoditas yang berasal dari Inggris, dengan
kontraksi
sebesar
-31,29%,
merupakan kontributor terbesar. Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat (-9,75%) dan Jepang (-3,12%) (Grafik 1.9). Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 mengalami masih mengalami net export (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor) sebesar USD 1.165,2 juta. 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan pada periode berjalan ini berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi sebesar 0,57%, diikuti oleh kontribusi dari sektor pengangkutan sebesar 0,37%. Kedua sektor ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri, yang menyebabkan adanya lonjakan permintaan barang dan jasa. Sektor industri pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi pada periode berjalan ini, yaitu sebesar 0,35%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pengilangan minyak Pertamina karena meningkatnya permintaan. Namun demikian, di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian, yang juga merupakan salah satu sektor terbesar pembentuk PDRB Kalimantan Timur, mengalami kontraksi sebesar 2,23% (y-o-y), sehingga berkontribusi negatif sebesar -0,88%. Hal ini dipengaruhi oleh produksi minyak dan gas yang mengalami penurunan. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian yang mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar -0,22%.
9
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Pertumbuhan (y-o-y) Q I-09 Q II-09 Q III-09 Pertanian -13.04 -11.24 -5.92 Pertambangan & penggalian -0.42 0.09 3.90 Industri Pengolahan -4.70 -4.45 -4.70 Listrik, gas, & air bersih 4.00 5.61 6.75 Bangunan 6.09 7.85 8.74 Perdagangan, hotel dan restoran 6.44 8.11 9.53 Pengangkutan 7.96 8.99 10.21 Keuangan 7.22 7.19 7.70 Jasa-jasa 6.13 6.97 5.18 PDRB -1.17 -0.43 1.64 PDRB tanpa Migas -1.38 0.96 4.80 Sumber: BPS Kaltim & BI Samarinda (Q 4-09 perkiraan Bank Indonesia) Sektor Ekonomi
Q IV-09* 3.74 1.92 -1.61 7.99 8.02 4.93 12.57 10.15 4.72 2.29
Kontribusi Q II-09 Q III-09 -0.81 -0.39 0.04 1.53 -1.42 -1.49 0.02 0.02 0.27 0.31 0.66 0.79 0.47 0.54 0.21 0.23 0.13 0.10 -0.43 1.64
Q I-09 -1.00 -0.16 -1.50 0.01 0.21 0.53 0.41 0.21 0.12 -1.17
Q IV-09* 0.22 0.78 -0.50 0.02 0.28 0.42 0.67 0.30 0.10 2.29
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Sektor
pertanian,
peternakan,
kehutanan dan perikanan pada triwulan IV-2009
diperkirakan
pertumbuhan berkisar
yang
3,74%
mengalami
moderat,
(y-o-y),
lebih
yaitu tinggi
dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar 5,92%.
Pertumbuhan
tersebut
dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pada sub sektor perkebunan, seperti meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Karet, Lada dan Coklat. Hal ini terlihat pada indeks produksi tanaman perkebunan yang berada diatas level optimis (100) (Grafik 1.10). Sub sektor perikanan juga menunjukkan adanya peningkatan, yang terlihat dari Indeks Produksi Perairan Umum dan Tambak yang berada diatas level optimis; demikian juga halnya untuk tanaman bahan makanan (tabama) khususnya produksi padi sawah (Grafik 1.11 dan 1.12).
108.00
106.50
120.00
106.00
96.60
100.00
104.00 104.52
102.00
80.00
99.03
100.00
77.21
60.00
98.00 96.00
Produksi Kayu Log
Produksi Kayu Olahan
94.00
Perairan Umum
Tambak
40.00
97.81
92.00 Jan
Feb Mart Apr Mei Jun
Jul
Padi Sawah Padi Ladang
20.00 -
Agt Sep Okt Nop Des
Jan
Feb Mart Apr
Mei
Jun
2009
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop Des
2009
Grafik 1.11. Indeks Produksi Sub Sektor Kehutanan dan Sub Sektor Perikanan
Grafik 1.12. Indeks Produksi Padi
Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit untuk
sektor
mencapai
Rp
pertanian
pada
triwulan
1.020,6
miliar
atau
IV-2009
mengalami
peningkatan sebesar 15,01% (y-o-y), sedikit lebih rendah
dibandingkan
dengan
pertumbuhan
di
triwulan III-2009 yang sebesar 24,22% (Grafik 1.13).
10
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor
ini
pada
triwulan
IV-2009
diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu mencapai 1,92% (y-o-y), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III2009 yang tumbuh sebesar 3,90% (y-o-y). Hal ini dipengaruhi
oleh
meningkatnya
produksi
batubara, minyak bumi dan gas alam, yang dipengaruhi Pertumbuhan
oleh
meningkatnya
tersebut
terlihat
permintaan. dari
Indeks
Produksi Batubara dan Indeks Produksi Gas Bumi, yang berada diatas level 100; sementara Indeks Produksi Minyak Bumi walaupun masih berada di bawah level optimis, namun menunjukkan perkembangan yang meningkat (Grafik 1.14). 1.3.3 Sektor Industri Pengolahan Sektor
ini
mengalami
diperkirakan
masih
kontraksi pada triwulan
IV-
2009, yaitu sebesar -1,61% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan kontraksi yang terjadi pada triwulan III-2009 yang sebesar 4,70%. oleh
Kontraksi
rendahnya
memiliki
terutama produksi
pangsa
pengolahan,
karena
dipengaruhi LNG,
terbesar pasokan
yang industri
gas
yang
terbatas. Namun demikian di sisi lain, produksi
pengilangan
minyak
relatif
mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada Indeks Produksi LNG dan Indeks Produksi Kilang Minyak (Grafik 1.15). Peningkatan produksi pengilangan minyak dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan karena dorongan pola konsumsi musiman.
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor periode
listrik
laporan
dan
air
bersih
diperkirakan
pada
mengalami
pertumbuhan sebesar 7,99% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 6,75%. Penyaluran kredit
perbankan
untuk
sektor
ini
pada
triwulan IV-2009 mencapai Rp 132,897 miliar atau
mengalami
pertumbuhan
sebesar
387,87% (y-o-y) (Grafik 1.16).
11
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.5 Sektor Bangunan Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,02% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang tumbuh sebesar 8,74%. Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indek Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang berada di atas level optimis (100)(Grafik 1.17). Dari sisi penyaluran kredit perbankan, kredit untuk sektor konstruksi yang disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Timur triwulan IV-2009 mencapai Rp 2.926,11 miliar, mengalami peningkatan sebesar
Indeks
18,16% (y-o-y) (Grafik 1.18).
Rp miliar
107.00 106.00 105.00 104.00 103.00 102.00 101.00 100.00 99.00 98.00 97.00
3,500
Konstruksi
60.00 (%)
Pertumb.
3,000
50.00
2,500
40.00
2,000
30.00
1,500
18.16
20.00
1,000
Nilai Bangunan Tempat Tinggal Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal
10.00
500 -
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
2007
2008
2009
2009 Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim
Grafik 1.17 Indeks Sektor Bangunan
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor
perdagangan,
hotel
dan
restoran pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,93% (yo-y),
lebih
triwulan
lambat
III-2009
dibandingkan yang
tumbuh
dengan sebesar
9,53%. Pertumbuhan pada periode berjalan ini
dipengaruhi
permintaan
oleh
masyarakat
meningkatnya
yang
dipengaruhi
oleh adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan momen pergantian tahun. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Perdagangan Besar, Indeks Malam Kamar Terjual (Hotel) dan Indeks Omzet Restoran yang berada di atas level optimis (100) (Grafik 1.19). Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 5.624,76 miliar, mengalami peningkatan sebesar 18,03% (y-oy)(Grafik 1.20).
12
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan & komunikasi pada triwulan IV-2009 diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 4,93% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 9,53%. Pertumbuhan
ini
dipengaruhi
meningkatnya
aktivitas
masyarakat
memanfaatkan
yang
oleh
perjalanan momen
perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun untuk pulang ke kampung halamannya.
Pertumbuhan
di
sektor
pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat, Laut dan Udara yang berada di atas level optimis (Grafik 1.21). Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat tujuan domestik yang melalui jumlah
Bandara
Sepinggan,
penumpang
yang
Balikpapan,
datang
selama
triwulan IV-2009 mencapai 598.309 orang dengan pertumbuhan sebesar 32,08% (y-oy);
sementara
jumlah
penumpang
yang
berangkat mencapai 587.496 orang, atau tumbuh sebesar 28,38% (y-o-y). Sehingga jumlah
keseluruhan
penumpang
yang
menggunakan Bandara Sepinggan adalah sebesar 1.185.805 orang, mengalami pertumbuhan sebesar 30,22% (y-o-y) (Grafik 1.22). 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
pada
diperkirakan
akan
sebesar
10,15%
dibandingkan
triwulan mengalami (y-o-y),
dengan
IV-2009
ini
petumbuhan lebih
pertumbuhan
tinggi pada
triwulan III-2009 sebesar 7,70%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit perbankan yang
masih
mengalami
pertumbuhan.
Penyaluran kredit perbankan pada triwulan IV2009 mencapai Rp 24,98 triliun atau tumbuh sebesar 21,99% (y-o-y) (Grafik 1.23). Faktor pendukung lainnya adalah meningkatnya nilai sewa bangunan, yang terlihat dari Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, yang berada di atas level optimis (Grafik
13
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.24). Meningkatnya biaya sewa dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan tempat tinggal, sebagai alternatif dari membeli rumah, dan tempat usaha. 1.3.9 Sektor Jasa-jasa Sektor laporan
ini
pada
diperkirakan
periode
mengalami
pertumbuhan sebesar 4,72% (y-oy),
lebih
rendah
dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan III-2009 sebesar 5,18%. Salah satu indikator meningkatnya terlihat
dari
sektor Indeks
jasa-jasa Upah
Gaji
Pemerintahan Umum yang berada di atas level optimis (Grafik 1.31).
14
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Boks 1. Pengembangan Infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur Kalimantan Timur merupakan sebuah provinsi yang kaya sumber daya alam, dan oleh karena itu menjadi magnet yang sangat kuat bagi masuknya investasi ke daerah ini. Namun demikian, Kalimantan Timur masih harus menghadapi persoalan klasik, yaitu kondisi infrastruktur yang masih belum memadai. Oleh karena itu dalam upaya mewujudkan visi Kaltim Bangkit 2013 yaitu menjadikan Kalimantan Timur sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera, Pemerintah Provinsi telah menetapkan prioritas pembangunan pada infrastruktur, pertanian dan SDM. Sebagai perwujudan pembangunan infrastruktur, Pemerintah Prov. Kalimantan Timur telah dan akan melakukan pembangunan berbagai proyek, antara lain pengembangan lapangan udara, pelabuhan laut, rel kereta api dan pengembangan di sektor manufaktur. 1.
Lapangan Udara
Prioritas pengembangan infrastruktur lapangan udara di Kalimantan Timur difokuskan pada 4 lapangan udara utama, yaitu:
Bandara Sepinggan, Balikpapan Perpanjangan landasan pacu dari 2.500 meter menjadi 3.250 meter dan memperluas terminal penumpang dari 20.000 m2 menjadi 60.000 m2. Target penyelesaian tahun 2012, dengan anggaran sebesar Rp 500 miliar.
Bandara Samarinda Baru, Samarinda Merupakan pengganti Bandara Temindung. Panjang landasan direncanakan 2.100 meter dengan terminal penumpang seluas 15.000 m2. Rencana anggaran sebesar Rp 2,4 triliun. Saat ini pengerjaan telah mencapai 30%.
Bandara Juwata, Tarakan Membuat landasan pacu baru sepanjang 2.500 meter, untuk menggantikan landasan pacu yang lama, dan membangun terminal penumpang seluas 14.000 m2, menggantikan terminal penumpang yang lama dengan luas 9.000 m2. Anggaran Rp 950 miliar.
Bandara Kalimarau, Berau Perpanjangan landasan pacu dari 1.850 meter menjadi 2.250 meter, dan membangun terminal penumpang baru seluas 12.000 m2 untuk menggantikan terminal penumpang lama yang hanya seluas 300 m2. Anggaran Rp 200 miliar.
2.
Pelabuhan laut
Di Kalimantan Timur terdapat 2 pelabuhan utama, yang termasuk dalam 25 pelabuhan strategis di Indonesia, yaitu:
Pelabuhan Samarinda Merupakan pelabuhan kelas 1, yang 8 buah dermaga, dengan panjang bervariasi dari 50 meter hingga 250 meter, memiliki kapasitas antara 375 ton/m2 hingga 3.750 ton/m2. Pelabuhan ini melayani impor sebanyak 79.836 ton (2006), 107.781 ton (2007) dan 86.398 ton (2008); ekspor sebanyak 10.316.593 ton (2006), 4.332.221 ton (2007), 22.627.004 ton (2008); bongkar sebanyak 1.877.786 ton (2006), 2.117.373 ton (2007) dan 2.115.607 ton (2008); muat sebanyak 1.062.206 ton (2006), 785.203 ton (2007), dan 918.786 ton (2008). Arus penumpang berangkat yang dilayani oleh pelabuhan ini adalah sebanyak 60.372 orang (2006), 85.032 orang (2007), dan 68.673 orang (2008); penumpang datang sebanyak 30.786 orang (2006), 23.591 orang (2007) dan 27.470 orang (2008).
15
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Pelabuhan Semayang, Balikpapan Merupakan pelabuhan kelas 1 yang memiliki fasilitas 8 buah dermaga dengan panjang bervariasi dari 50 meter hingga 75 meter, memiliki kapasitas antara 1.050 ton/m2 hingga 1.764 ton/m2. Pelabuhan ini melayani impor sebanyak 7.137.488 ton (2007) dan 5.304.953 ton (2008); ekspor sebanyak 12.959.352 ton (2007) dan 10.965.837 ton (2008); bongkar sebanyak 552.500 ton (2007) dan 8.249.474 ton (2008); muat sebanyak 13.647.851 ton (2007) dan 11.225.930 ton (2008). Arus penumpang berangkat yang dilayani pelabuhan ini sebanyak 539.934 orang (2007) dan 319.526 orang (2008); arus penumpang turun sebanyak 524.251 orang (2007) dan 326.953 orang (2008).
3.
Rencana Pembangunan Rel Kereta Api Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Ruler Ras Al Khaimah (RAK) dari Uni Emirat Arab untuk pembangunan rel kereta api dari Muara Wahau ke Lubuk Tutung sepanjang 135 kilometer dan terminal batubara di Bengalon, Kab. Kutai Timur. Investasi ini direncanakan sebesar USD 5 miliar. Rencana ini direncakan untuk dimulai pada bulan Februari 2010. Selain membangun rel kereta api dan terminal batubara, juga akan dibangun pabrik pengolahan tambang (smelter) dan pembangkit listrik.
4.
Perkembangan Sektor Manufaktur
Sektor manufaktur utama di Kalimantan Timur adalah:
Industri Pengilangan Minyak Industri pengilangan Minyak di Kalimantan Timur dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) yang berada di Kota Balikpapan. Untuk meningkatkan kapasitas produksinya, Pertamina telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan ETA Star Dubai dan Ithocn Corporation untuk membangun kilang minyak di Balikpapan dengan nilai investasi sebesar US 1,7 miliar. Produksi kilang Balikpapan tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 untuk premium meningkat 13,94% (y-o-y), minyak tanah (12,89%), solar (18,13%), pertamax (2,66%) dan Elpiji (27,77%). Sementara untuk perbandingan data tahun 2009 s.d. bulan Oktober masing-masing mengalami pertumbuhan untuk premium (5,75%), minyak tanah (-31,71%), solar (17,41%), pertamax (125,53%) dan Elpiji (-21,92%).
Industri Liquid Natural Gas (LNG) Industri LNG di Kalimantan Timur dilakukan oleh PT. Badak NGL di Kota Bontang. Kapasitas produksinya mencapai 22,38 juta ton, dengan perkiraan produksi tahun 2009 sebanyak 17,4 juta ton, maka kapasitas utilisasi hanya berkisar 77%.
Industri Pupuk PT. Pupuk Kalimantan Timur atau PKT yang terdapat di Kota Bontang merupakan produsen pupuk urea dan amoniak di Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi sebesar 2.980.000 ton per tahun untuk urea dan 1.848.000 ton per tahun untuk amoniak. Kapasitas produksi PKT saat ini hanya sebesar 75% yang dipengaruhi oleh menurunnya pasokan gas alam karena berkurangnya sumber yang ada. Investasi yang direncanakan adalah pembangunan Pabrik Kaltim 5 dengan nilai investasi direncanakan sebesar USD 700 juta, melalui kredit sindikasi yang diatur oleh Bank Mandiri. Pabrik Kaltim 5 direncanakan mampu memproduksi amoniak sebesar 2.500 metrik ton per hari dan 3.500 metrik ton urea per hari.
16
BBA ABB
EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI
II
2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 4,30% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III2009 sebesar 3,89% (y-o-y). Namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 2,78% (y-oy). Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 9,59% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,57%), dan kelompok komoditas sandang (5,31%). Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -2,46%. Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 7,21% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masingmasing sebesar 4,06% (y-o-y) dan 3,60% (y-o-y). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan IV 2009, meliputi: • Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru. • Dari sisi penawaran, meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, seperti komoditas gula pasir, dan meningkatnya biaya pendidikan. Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan IV-2009
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi (Q 4-09) Q-t-Q Y-o-Y -0.75 2.97 1.79 9.57 0.39 4.55 1.82 5.31 1.16 5.29 1.35 9.59 0.88 -2.46 0.64 4.30
17
Evaluasi Perkembangan Inflasi
2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q) 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda
(q-t-q)
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan IV-2009 mencapai 0,29% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan III-2009 yang sebesar 1,81%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 2,26% (q-t-q), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan emas perhiasan dan harga emas di pasar dunia; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,18%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan karena pengaruh pola konsumsi musiman. Sementara itu, kelompok komoditas bahan makanan menjadi satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,60% (q-t-q). Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Samarinda
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 2.44 2.94 3.36 2.59 1.86 -0.36 -3.82 1.49
Inflasi Q-t-Q (%) Q 2-09 Q 3-09 0.43 3.62 1.03 2.23 0.73 0.46 -2.03 2.69 0.08 3.74 1.07 0.52 0.32 0.39 0.42 1.81
Q 4-09 -0.60 1.18 0.06 2.26 0.84 0.12 0.14 0.29
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q) Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 0,69% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang sebesar 2,55%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 2,64% (q-t-q) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,37%) dan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (2,09%). Sedangkan kelompok komoditas bahan makanan menjadi satu-satunya yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -2,12% (q-t-q). Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Balikpapan
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 -0.84 2.82 1.13 1.82 0.84 -0.07 -4.30 0.03
Inflasi Q-t-Q (%) Q 2-09 Q 3-09 -1.40 1.29 1.81 2.56 1.19 1.96 -0.71 1.52 0.56 0.41 0.31 16.44 0.02 0.75 0.31 2.55
Q 4-09 -2.12 2.37 0.71 0.56 1.22 2.64 2.09 0.69
18
Evaluasi Perkembangan Inflasi
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q) Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan IV-2009 mencapai 1,66% (q-t-q), merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, lebih rendah dibandingkan triwulan III-2009 yang mencapai 3,52%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas sandang yang mencapai 3,70% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,31%) dan kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,27%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan yaitu sebesar -0,03% (q-tq).
Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Tarakan
Kelompok Bahan Makanan Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 1.92 0.33 0.30 4.89 0.07 0.00 -4.11 0.53
Q-t-Q (%) Q 2-09 Q 3-09 -1.00 6.44 6.52 6.06 0.97 0.67 -0.99 2.72 2.74 1.52 2.22 0.64 0.97 -0.08 1.34 3.52
Q 4-09 2.31 2.27 0.69 3.70 2.24 0.63 -0.03 1.66
2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y) 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 4,06% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,69%. Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat sebesar 2,78%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 7,57%, diikuti oleh kelompok komoditas kesehatan (6,64%) dan kelompok komoditas bahan makanan (5,97%). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga gula pasir, harga obat-obatan dan meningkatnya permintaan bahan pangan yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman (Tabel 2.5). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-2,99%).
19
Evaluasi Perkembangan Inflasi
Tabel 2.4 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 11.28 14.88 18.07 5.44 8.43 7.77 -0.52 10.52
Inflasi Y-o-Y (%) Q 2-09 Q 3-09 6.55 8.30 10.87 10.71 7.25 2.05 2.82 4.05 6.80 6.55 8.40 2.35 -6.19 -6.18 4.87 3.69
Q 4-09 5.97 7.57 4.67 5.54 6.64 1.35 -2.99 4.06
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 3,60% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan III-2009 yang mencapai 3,30%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 19,80% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan IV-2009 adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,92%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga gula pasir; dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (4,55%). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan dan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu masing-masing sebesar 3,06% dan -1,55%. Tabel 2.5 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 9.21 8.12 10.57 3.59 4.68 13.69 -2.27 7.29
Inflasi Y-o-Y (%) Q 2-09 Q 3-09 3.22 0.35 9.33 9.23 4.84 4.55 3.75 3.77 4.02 2.77 13.63 17.45 -6.37 -6.03 3.77 3.30
Q 4-09 -3.06 9.92 5.08 3.22 3.07 19.80 -1.55 3.60
2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan IV-2009 mencapai 7,21% (y-o-y), merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan III-2009 yang sebesar 6,33%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 15,93% (y-o-
20
Evaluasi Perkembangan Inflasi
y); diikuti oleh kelompok komoditas sandang (10,62%), dan kelompok komoditas bahan makanan (9,89%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh mengingkatnya harg komoditas gula pasir, harga emas perhiasan dan meningkatnya permintaan komoditas bahan makanan karena faktor pola konsumsi musiman. Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar -3,28% (y-o-y).
Tabel 2.6 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Q 1-09 21.31 13.46 7.53 8.89 7.46 1.68 1.56 11.69
Y-o-Y (%) Q 2-09 Q 3-09 15.42 10.70 14.86 15.28 5.92 2.39 7.16 8.99 7.31 5.80 3.49 3.09 -8.63 -8.83 8.40 6.33
Q 4-09 9.89 15.93 2.64 10.62 6.72 3.51 -3.28 7.21
21
BBA ABB
III
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.
0.00%
Aset
DPK
Kredit
0.04%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
0.00%
2.31%
2.70% 1.76%
Aset
Nasional
DPK
Kaltim
2.30%
Kredit
6.23%
Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
5.59% 19.89% 8.19% 5.26%
Nasional Kaltim
6.86% 21.99%
Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Nopember 2009) menurut pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 2,31%, 2,70%, dan 2,30%. Sementara pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 0,04%, 1,76%, dan 6.23%. Berdasarkan pertumbuhan tahunan (yoy), jumlah aset dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masingmasing sebesar 19,89% dan 21,99%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,59% dan 6,86%. Namun dari sisi penghimpunan DPK, prosentase DPK bank umum di Kaltim naik 5,26% atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan DPK secara nasional sebesar 8,19%. Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 21,73% (y-o-y). Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 36,73% (y-o-y), sementara kredit hanya mampu tumbuh sebesar 8,73% (y-o-y) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 17,14%. Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan terjadinya penurunan risiko kredit dan risiko likuiditas dan dalam kondisi yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya.
22
Perkembangan Perbankan Daerah
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum 3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2009 tercatat Rp 46.465 miliar, mengalami peningkatan 4,31% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank swasta, yakni sebesar 17,03% sedangkan bank pemerintah mencatat aset bersih yang tetap. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2008, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 19,89% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Posisi (dalam Rp miliar)
Keterangan
Tw 4-08
Tw 3-09
Komposisi
Tw 4-09
Tw 3-09
Pertumb. Tw 4-09
Tw 4-09
qtq
Jumlah Aset Bersih
46,465
53,404
55,707
100.00%
100.00%
Bank Pemerintah
32,634 13,832
39,883 13,521
39,883 15,824
74.68%
Bank Swasta
25.32%
Aktiva Produktif
30,487
31,702
30,337
7,891
6,616
2,369
Penempatan pada Bank Indonesia
y oy
4.31%
19.89%
71.59%
0.00%
22.21%
28.41%
17.03%
14.40%
100.00%
100.00%
-4.31%
-0.49%
20.87%
7.81%
-64.19%
-69.98% 86.01%
Penempatan pada Bank Lain
790
311
1,470
0.98%
4.85%
372.67%
Surat berharga yang dimiliki
1,308
1,447
1,511
4.56%
4.98%
4.42%
15.51%
20,474
23,318
24,977
73.55%
82.33%
7.11%
22.00%
24
10
10
0.03%
0.03%
0.00%
-58.35%
Kredit yang diberikan Lainnya
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 82,33%, sementara penempatan pada Bank Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifkan sebesar 372,67% atau dengan pangsa sebesar 7,81%. Suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan yang bertahan pada level 6,5%, diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI sebesar 13,06%, dari Rp 6.616 miliar pada triwulan III-2009 menjadi Rp 2.369 miliar pada triwulan laporan. 3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat Dana
masyarakat
yang
berhasil
dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada miliar,
atau
dibandingkan
meningkat dengan
1,75%
(qtq)
triwulan
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2008, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami
DPK (triliun Rp)
triwulan IV-2009 mencapai Rp 43.702
50.00
DPK (sumbu kiri)
g (yoy)
g (qtq)
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10%
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2006
2007
2008
2009
pertumbuhan sebesar 5,26% (yoy). Peningkatan dana pada triwulan
Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat
laporan berasal dari giro dan tabungan, sementara deposito
mengalami kontraksi.
Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 17,74%, giro mengalami pertumbuhan sebesar 0,16%; sedangkan deposito mengalami kontraksi sebesar -14,81%. Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank milik swasta, yakni sebesar 10,38% sedangkan bank milik pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,59%. Hal ini dipengaruhi oleh simpanan deposito yang mnegalami penurunan secara signifikan sebesar -25,14% (qtq).
23
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim Jenis Simpanan
Tw 3-08
Total DPK Giro Tabungan Deposito Bank Pemerintah Giro Tabungan Deposito Bank Sw asta Giro Tabungan Deposito
Posisi (dalam Rp Miliar) Komposisi Tw 4-08 Tw 3-09 Tw 4-09 Tw 4-09
39,350 13,532 14,474 11,344 29,183 11,643 10,405 7,135 10,166 1,889 4,069 4,208
41,518 12,917 15,525 13,075 29,940 10,859 10,962 8,119 11,578 2,059 4,563 4,957
42,948 12,575 16,069 14,303 30,934 10,287 11,154 9,493 12,014 2,289 4,915 4,810
43,702 12,596 18,920 12,185 30,441 10,175 13,158 7,107 13,261 2,420 5,761 5,078
Pert. Tw 4-09 q-t-q y -o-y
100.0% 28.8% 43.3% 27.9% 100.0% 33.4% 43.2% 23.3% 100.0% 18.2% 43.4% 38.3%
1.76% 0.16% 17.74% -14.81% -1.59% -1.09% 17.96% -25.14% 10.38% 5.74% 17.21% 5.57%
5.26% -2.49% 21.87% -6.81% 1.67% -6.30% 20.03% -12.46% 14.54% 17.54% 26.26% 2.45%
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim
20 Suku Bunga (%)
triwulan IV-2009 menunjukkan perlambatan namun masih tercatat positif. Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi ditengah mulai turunnya tingkat bunga pinjaman. Akan tetapi,
penurunan
suku
bunga
K. Inv
selama
triwulan
laporan
16 14 12 10 8 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2007
tetap
Q2
Q3
Q4
Q1
2008
Q2
Q3
Q4
2009
Grafik 3.4. Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate
sebesar 6.5% (Grafik 3.4). a.
BI-rate
6
simpanan
yang
KMK
18
tersebut masih relatif kecil seiring dengan BIrate
K. Kons
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan bank
umum yang berkantor di Kaltim pada
Kredit
triwulan IV-2009 mencapai Rp 24.976,13 (tabel
3.3).
Secara
triwulanan,
15.00 10.00
tercatat 6,16% (qtq) atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada III-2009
sebesar
5,75%.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2006
dibandingkan dengan posisi triwulan IV2009 telah tumbuh sebesar 21,99% (yoy)
5.00 0.00
Jika
2008, penyaluran kredit pada triwulan IV-
40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
20.00
pertumbuhan kredit pada triwulan laporan
triwulan
g (qtq)
25.00
Kredit (triliun Rp)
miliar
g (yoy)
30.00
2007
2008
2009
Grafik 3.5. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
atau melambat dibanding pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 18,55% (Grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp 16.225,7 miliar (pangsa 65%) atau mengalami peningkatan 5,41% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan meningkat sebesar 3,61%, menjadi Rp 8.750,2 miliar (pangsa 35%). Berdasarkan jenis penggunaannya, semua jenis kredit mengalami pertumbuhan yang
positif
secara
triwulanan
(qtq).
Kredit
investasi
(pangsa
26,7%)
mencatat
pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 12,65% menjadi Rp 6.676,3 miliar. Selanjutnya kredit konsumsi (pangsa 32%) meningkat sebesar 8,69% menjadi Rp 7.989,3 miliar,
24
Perkembangan Perbankan Daerah
diikuti kredit modal kerja (pangsa 41,3%) yang meningkat 0,59% menjadi Rp 10.310,6 miliar. Menurut sektor ekonomi, sama dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (65,15%), diikuti sektor pertambangan (45,04%), sektor angkutan (28,70%) dan sektor perdagangan (7,41%). Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Posisi (dalam Rp Miliar)
Keterangan Kredit Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain LDR
Pert. Tw 4-09
Komposisi Tw 4-09
Tw 3-08
Tw 4-08
Tw 3-09
Tw 4-09
q-t-q
19,846.9
20,473.8
23,527.9
24,976.1
100.0%
6.16%
y -o-y 21.99%
11,938.4 7,908.5
12,028.3 8,445.5
15,392.6 8,135.3
16,225.7 8,750.2
65.0% 35.0%
5.41% 7.56%
34.90% 3.61%
8,713.7 4,804.4 6,328.8
8,958.4 5,030.6 6,484.7
10,250.5 5,926.7 7,350.7
10,310.6 6,676.3 7,989.3
41.3% 26.7% 32.0%
0.59% 12.65% 8.69%
15.09% 32.71% 23.20%
846.0 478.7 767.5 27.4 2,719.9 4,524.9 813.8 3,090.1 238.8 6,339.8
887.4 555.5 864.7 27.2 2,476.4 4,765.4 889.9 3,254.6 254.7 6,498.0
1,051.0 920.5 812.6 80.5 3,252.8 5,236.9 1,032.3 3,504.7 272.8 7,363.8
1020.577 1335.133 826.94 132.897 2926.113 5624.763 1328.59 3479.666 305.027 7996.426
4.1% 5.3% 3.3% 0.5% 11.7% 22.5% 5.3% 13.9% 1.2% 32.0%
-2.89% 45.04% 1.76% 65.15% -10.04% 7.41% 28.70% -0.72% 11.83% 8.59%
15.01% 140.35% -4.37% 387.87% 18.16% 18.03% 49.30% 6.91% 19.77% 23.06%
50.44%
49.31%
54.78%
57.15%
Dengan terjadinya pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan simpanan maka nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami kenaikan dari 54,78% pada triwulan III-2009 menjadi 57,15% pada triwulan laporan.
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d November 2009) tercatat sebesar Rp 36.420 miliar, mengalami peningkatan sebesar 6.61% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 20,73% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya sebesar 17,35% (Grafik 3.6). Kredit (sb kanan)
g (y oy )
g (qtq)
40.0
50%
Kredit (triliun Rp)
35.0
40%
30.0
30%
25.0
Berdasarkan pertumbuhan
20.0
20%
15.0
10%
peningkatan
0%
bank
-10%
peningkatan
10.0 5.0 0.0 -5.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2006
2007
2008
-20%
2009
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur
25
sebesar
kelompok
triwulanan yang
swasta kredit
37,33%.
cukup
bank,
menunjukkan positif
yang sukup
pada
mengalami signifikan
Sedangkan
bank
pemerintah justru mengalami penurunan
Perkembangan Perbankan Daerah
sebesar 21,82%. Menurut sektor ekonomi, hampir keseluruhan sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang positif kecuali sektor jasa dunia usaha yang mengalami penurunan sebesar 5,86%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pertanian (18,52%), sektor listrik, gas dan air (11,31%), disusul sektor pertambangan, perdagangan dan jasa sosial dengan prosentase masing-masing pada kisaran 10 % . Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 46,7%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 31,7%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor perdagangan dan pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,2% dan 16,5%. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Kredit Lokasi Proy ek Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Posisi (dalam Rp Miliar) Tw 3-08
Tw 4-08
Tw 3-09
29,728.4
30,166.0
34,161.1
36,420.3
14,086.1 15,642.3
15,116.8 15,049.2
17,739.1 16,422.0
14,257.1 9,160.0 6,311.3
13,693.4 9,961.0 6,511.6
2,213.0 5,220.0 1,492.1 348.2 3,315.2 5,173.5 1,164.2 4,292.3 198.5 6,311.4 75.5%
LDR - lokasi proy ek
Tw 4-09
Komposisi Tw 4-09 100.0%
Pert. Tw 4-09 q-t-q
y -o-y
6.61%
20.73%
13,868.31 22,551.97
38.1% -21.82% 61.9% 37.33%
-8.26% 49.86%
15,648.1 11,145.3 7,367.4
17,004.18 11,529.53 7,886.58
46.7% 31.7% 21.7%
8.67% 3.45% 7.05%
24.18% 15.75% 21.12%
2,438.5 4,617.3 1,688.4 335.7 3,109.7 5,417.6 1,277.0 4,547.6 222.6 6,511.6
3,087.9 5,443.6 1,881.0 445.8 3,614.6 5,897.4 1,611.1 4,540.2 242.7 7,396.8
3,659.83 6,019.82 2,008.41 496.24 3,737.22 6,262.09 1,784.71 4,274.14 267.64 7,910.17
10.0% 16.5% 5.5% 1.4% 10.3% 17.2% 4.9% 11.7% 0.7% 21.7%
18.52% 10.59% 6.77% 11.31% 3.39% 6.18% 10.78% -5.86% 10.28% 6.94%
50.08% 30.38% 18.95% 47.81% 20.18% 15.59% 39.76% -6.01% 20.24% 21.48%
72.7%
82.9%
87.94%
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 11.322 miliar (pangsa 31,09%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 9.678 miliar (pangsa 26,57%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Kutai Barat sebesar Rp 102 miliar (pangsa 0,28%). Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim Kabupaten/Kota Kab. Kutai Kab. Berau Kab. Pasir Kab. Bulungan Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kodya Samarinda Kodya Balikpapan Kodya Tarakan Kodya Bontang
Nominal* (Rp M) Kredit DPK 4,166 2,488.50 1,424 1,834.94 1,074 1,957.15 521 1,521.68 507 288.51 965 2,283.07 102 647.27 258 558.87 11,322 13,834.65 9,678 10,618.97 1,293 3,231.73 5,111 2,151.76
*) konsep netto yaitu tidak termasuk milik pemerintah pusat dan bukan penduduk
26
Pangsa Kredit DPK 11.44% 6.01% 3.91% 4.43% 2.95% 4.73% 1.43% 3.67% 1.39% 0.70% 2.65% 5.51% 0.28% 1.56% 0.71% 1.35% 31.09% 33.40% 26.57% 25.64% 3.55% 7.80% 14.03% 5.20%
LDR 167.41% 77.59% 54.86% 34.23% 175.89% 42.26% 15.74% 46.20% 81.83% 91.14% 40.02% 237.51%
Perkembangan Perbankan Daerah
Apabila dilihat dari nisbah pinjaman
terhadap simpanan
(LDR), nisbah tertinggi
terjadi di kota Bontang sebesar 237,51%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar 175,89%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (167,41%) dan kota Balikpapan (91,14%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah 15,74% (Tabel 3.5). 3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan IV-2009 mencapai Rp 15.932 miliar atau dengan pangsa 63,8% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mencapai 3,93% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang sebesar 6,16%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala kecil kredit berskala besar (> 5 miliar) yang tumbuh sebesar 10,31% dan kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 5oo juta) yang tumbuh sebesar 7,92%. Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Komposisi
Posisi (miliar Rp)
Skala Kredit
Tw 3-08
Tw 4-08
Tw 3-09
Tw 4-09
Tw 3-09
Pert. Tw 4-09
Tw 4-09
q-t-q
y -o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt)
3,499
3,523
3,932
3,981
16.7%
15.9%
1.25%
12.99%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt)
4,212
4,248
5,089
5,492
21.6%
22.0%
7.92%
29.29%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar)
5,705
5,804
6,300
6,450
26.8%
25.8%
2.38%
11.14%
13,416
13,575
15,321
15,923
65.1%
63.8%
3.93%
17.30%
Besar (> Rp 5 miliar)
6,431
6,899
8,207
9,053
34.9%
36.2%
10.31%
31.22%
Total
19,847
20,474
23,528
24,976
100.0%
100.0%
6.16%
21.99%
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp 9.781 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 4,46% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta tercatat Rp 6.220 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 7,70% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7). Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan Kredit UMKM Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Posisi (dalam Rp miliar) Tw 3-08
Tw 4-08
Komposisi
Tw 3-09
Tw 4-09
Tw 3-09
Pert. Tw 4-09
Tw 4-09
q-t-q
y -o-y
13,415.7
13,574.6
15,139.7
16,002.1
100.0%
100.00%
5.70%
17.88%
7,504.4 5,911.3
7,228.8 6,345.8
9,363.7 5,775.9
9,781.2 6,220.9
61.8% 38.2%
61.12% 38.88%
4.46% 7.70%
35.31% -1.97%
5,426.3 1,749.6 6,239.8
5,459.4 1,793.9 6,321.2
6,222.2 1,875.0 7,042.5
6,155.6 2,088.1 7,758.4
41.1% 12.4% 46.5%
38.47% 13.05% 48.48%
-1.07% 11.36% 10.17%
12.75% 16.40% 22.74%
321.7 138.7 189.6 21.1 1,063.8 3,356.7 333.7 1,640.7 98.9 6,250.8
351.5 139.5 184.4 20.8 969.2 3,462.9 372.3 1,641.8 97.7 6,334.5
522.2 183.9 185.8 29.1 1,276.2 3,836.4 350.5 1,571.1 119.8 7,064.7
399.81 217.26 215.11 14.90 1,039.73 4,040.02 401.00 1,771.78 136.91 7,765.57
3.4% 1.2% 1.2% 0.2% 8.4% 25.3% 2.3% 10.4% 0.8% 46.7%
2.50% 1.36% 1.34% 0.09% 6.50% 25.25% 2.51% 11.07% 0.86% 48.53%
-23.44% 18.11% 15.76% -48.79% -18.53% 5.31% 14.42% 12.78% 14.27% 9.92%
13.73% 55.78% 16.68% -28.34% 7.28% 16.66% 7.72% 7.92% 40.12% 22.59%
.
27
Perkembangan Perbankan Daerah
Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 370 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 41.413 debitur. Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 53,5%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing berjumlah Rp 6.155,6 miliar (pangsa 38,47%) dan Rp 2.088,1 miliar (pangsa 13,05%). Sementara sisanya sebesar Rp 7.758,4 miliar (pangsa 48,48%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit investasi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 11,36%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 10,17%. Sedangkan kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar 1,07%. Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,25%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 11,07%) dan
sektor
konstruksi
(pangsa
6,5%).
Dilihat
dari
pertumbuhan
triwulanannya
(qtq),
pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan perindustrian, masing-masing sebesar 18,11% dan 15,76%. Sedangkan, sektor yang mengalami penurunan cukup signifikan adalah sektor listrik, gas dan air (-48,79%) dan sektor pertanian (-23,44%). Tabel 3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan NPLs Kredit UMKM Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Posisi (Rp miliar) Tw 3-08
Tw 4-08
Tw 3-09
Tw 04 Tw 4-09
q-t-q
Nisbah NPL Tw 3-09
Tw 4-09
358.2
326.1
442.1
408.3
-7.65%
2.92%
2.55%
162.1 72.6 123.5
164.6 45.5 116.0
219.7 61.0 161.4
233.9 49.8 124.6
6.49% -18.36% -22.83%
3.53% 3.26% 2.29%
3.80% 2.39% 1.61%
13.7 5.0 12.0 0.0 38.7 108.1 5.9 41.9 7.4 125.4
10.6 3.3 5.0 0.2 32.5 92.9 5.3 51.0 7.0 118.4
11.4 6.4 9.9 56.3 125.0 8.3 48.3 10.8 165.7
13.21 10.85 5.44 86.44 102.91 10.70 50.63 0.85 127.32
15.37% 70.32% -45.16% 53.52% -17.65% 29.21% 4.85% -92.18% -23.18%
2.19% 3.46% 5.34% 0.00% 4.41% 3.26% 2.36% 3.07% 9.03% 2.35%
3.30% 5.00% 2.53% 0.00% 8.31% 2.55% 2.67% 2.86% 0.62% 1.64%
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,55% atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,92%. Dilihat dari jenis penggunaan kredit (tabel 3.9), persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 3,53%, lebih tinggi dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,80%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi dan konsumsi juga mengalami penurunan masing-masing menjadi 2,39% dan 1,61%, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 3,26% dan 2,29%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (8,31%) dan sektor pertambangan (5%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada periode triwulan laporan.
28
Perkembangan Perbankan Daerah
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1
a. Perkembangan Aset BPR Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur triwulan
IV-2009
A s et
mengalami
pertumbuhan sebesar 21,73% (y-o-y), dengan total
nilai
mencapai
Rp
222,43
miliar.
150 100
dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 secara
50
triwulanan aset BPR tumbuh sebesar 10,09%
0
sebesar
16,98%.
Sementara
50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
200
Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan yang
%
Y -o-Y
250
R p miliar
pada
QI
(q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset pada
Q II
Q III Q IV
QI
2008
triwulan III-2009.
Q II
Q III Q IV
2009
G ra fik 3.7 P e rke m ba ng a n Ase t B P R
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR Depos ito
Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di mengalami peningkatan sebesar 36,73% (yo-y) dibandingkan triwulan IV-2008, dengan
R p miliar
Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 ini
nilai Rp 143,45 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang sebesar 27,74%. Pertumbuhan dipengaruhi
DPK oleh
periode
berjalan
peningkatan
Tabungan
Grow th (y-o-y)
160
40.00
140
35.00
120
30.00
100
25.00
80 60
20.00 15.00
40
10.00
20
5.00
0
ini
0.00 QI
Q II
Q III
Q IV
QI
Q II
2008
jumlah
deposito sebesar 28,99% (y-o-y) menjadi
Q III
Q IV
2009
Grafik 3.8 P erk em bang an DP K B erdas ark an J enis
Rp 78,78 miliar, dan pertumbuhan tabungan yang mencapai 47,50% (y-o-y) menjadi Rp 64,66 miliar. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan miliar, atau
mengalami peningkatan sebesar 8,73% (y-oy)
dibandingkan
triwulan
IV-2008.
Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan
20
35,46%
(y-o-y)
menjadi Rp 50,40 miliar, sedangkan kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar 3,32% (y-o-y) menjadi Rp 83,25 miliar.
Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
29
50.00 40.00 30.00
80
berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan
tumbuh
60.00
100
40
konsumsi
Grow th (y-o-y)
120
sebesar 17,14%. Peningkatan kredit periode
kredit
Modal Kerja
140
60
12,14% (y-o-y) menjadi Rp 14,27 miliar,
Kons ums i
160
pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang
pada komponen kredit investasi yang tumbuh
1
Inves tas i R p miliar
laporan mencapai Rp 147,92
20.00 10.00
-
0.00 QI
Q II
Q III 2008
Q IV
QI
Q II
Q III
Q IV
2009
Grafik 3.9 Perkembangan Kredit Berdas arkan J enis Penggunaan
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) 2008 Q III Q IV 11 11 172,714 182,727 125,516 136,050 80,966 86,113 9,301 12,727 35,248 37,209 101,344 104,923 60,423 61,081 40,920 43,842 123.85 129.67 6.59 8.83
K eterangan J umlah B P R As et K redit Modal K erja Inves tas i K ons ums i DP K D epos ito T abungan L D R (% ) NP L s (% )
2009 Q II Q III 11 11 191,841 202,043 142,763 147,030 82,675 84,519 14,198 14,217 45,890 48,294 116,265 129,460 69,410 79,194 46,855 50,265 122.79 113.57 12.74 12.87
QI 11 184,786 137,695 82,183 13,116 42,396 114,939 67,147 47,791 119.80 11.14
Q IV 11 222,436 147,928 83,252 14,272 50,404 143,457 78,788 64,669 103.12 18.00
Q IV-2009 Q -t-Q Y -o-Y 10.09 0.61 -1.50 0.39 4.37 10.81 -0.51 28.66
21.73 8.73 -3.32 12.14 35.46 36.73 28.99 47.50
3.5. Asesmen Risiko Perbankan 3.5.1 Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim dalam kondisi yang membaik, yaitu terdapat sedikit penurunan persentase kredit bermasalah bruto (GrossNPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja, investasi dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami sedikit peningkatan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan IV-2009 sebesar 2,13% atau lebih rendah jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan III-2009 sebesar 2,69% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat menurun sejumlah Rp 101,9 miliar (16,08%) bila dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009. Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum Sektor 1-Lancar 2-Dalam Perhatian Khusus 3-Kurang lancar 4-Diragukan 5-Macet
Kolektibilitas (Rp M) Tw 4-08
Tw 3-09
Komposisi
Tw 4-09
Tw 3-09
Pert. Tw 4-09
Tw 4-09
+/- (Rp M)
q-t-q
18,868.7
20,429.2
22,619.80
86.83%
90.57%
2,190.5
10.72%
1,155.4
2,075.2
1,824.45
8.82%
7.30%
-250.7
-12.08%
64.9
98.7
100.22
0.42%
0.40%
1.5
1.51%
103.4
112.9
92.12
0.48%
0.37%
-20.7
-18.37%
281.4
422.2
339.54
1.79%
1.36%
-82.6
-19.58%
NPLs (3+4+5)
449.7
633.8
531.9
2.69%
2.13%
-101.9
-16.08%
Total Kredit
20,473.8
23,528
24,976
100.00%
100.00%
1,448.2
6.16%
Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 1,28%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 0.36% dan 0.50%. Dilihat dari perkembangannya, keseluruhan komponen kredit mengalami penurunan persentase NPLs jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%) dan sangat baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Nisbah NPLs tertinggi terdapat pada sektor perdagangan dan sektor konstruksi dengan prosentase masing-masing sebesar 0,61% dan 0,41%.
30
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.11. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum Keterangan
Tw 3-08
Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain Total
Nominal NPL (Rp M) Tw 4-08 TW3-09
Tw 4-09
Pert. Tw 4-09 +/- (Rp M) q-t-q
Nisbah NPL (%) Tw 4-09
218.78 179.88 123.48
255.09 78.59 116.00
345.64 126.73 161.41
318.63 88.70 124.56
-27.01 -38.03 -36.85
-7.8% -30.0% -22.8%
1.28% 0.36% 0.50%
24.22 5.02 20.63 0.02 144.49 133.87 5.91 49.64 12.92 125.42 522.14
21.04 15.92 4.96 0.20 82.30 114.44 5.32 74.79 12.30 118.41 449.68
11.47 36.69 9.92 162.49 140.19 13.29 78.01 16.00 165.74 633.78
13.21 37.21 5.44 152.02 102.91 28.06 64.86 0.85 127.32 531.89
1.74 0.52 -4.48
15.1% 1.4% -45.2%
0.05% 0.15% 0.02%
-10.47 -37.27 14.77 -13.14 -15.15 -38.42 -101.90
-6.4% -26.6% 111.1% -16.8% -94.7% 12.2% -16.1%
0.61% 0.41% 0.11% 0.26% 0.00% 0.51% 2.13%
3.5.2 Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Posisi nominal (miliar Rp) Tw 3-09 Tw 4-09
Keterangan Jangka pendek Giro Tabungan Simpanan berjangka s.d 3 bulan Total DPK s.d 3 bulan Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan Total DPK
Komposisi Tw 3-09
Tw 4-09
9,381 40,897
29.3% 37.4% 27.5% 94.2%
28.82% 43.29% 21.47% 93.58%
2,804 43,702
5.8% 100.0%
6.42% 100.0%
12,575
12,596
16,069
18,920
11,823 40,468 2,480 42,948
Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,58% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. 3.5.3 Risiko Pasar Berdasarkan
analisis
grafis
yang
menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-2006 s.d
18
8
16
7
14
triwulan IV-2009 (Grafik 3.10), terlihat pergerakan
10
yang searah antara nisbah NPLs dengan suku
6
bunga
kredit.
Hal
ini
didukung
penghitungan koefisien korelasi
2
oleh
hasil
kedua variabel
tersebut yang hanya 0,67. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2
6
12
5 4
8 3
4
Bunga Kredit (sumbu kiri)
2
Gross NPLs (sumbu kanan)
2 1
0
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2006
2007
2008
Grafik 3.10. Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs
Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
31
2009
BBA ABB
KEUANGAN DAERAH
IV
4.1 Gambaran Umum Komponen pendapatan pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 secara total mencapai 5,75 trilliun atau mengalami penurunan sebesar 6,05% jika dibandingkan dengan komponen pendapatan pada realisasi APBD tahun 2008 sebesar 6,12 trilliun. Apabila dilihat realisasi per komponen pendapatan, prosentase realisasi tertinggi dicapai oleh komponen lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah dengan prosentase masing-masing sebesar 123,87% dan 100,89%. Sedangkan tingkat realisasi komponen pendapatan transfer yang berasal dari dana perimbangan sebesar 83,30%. Hasil analisis terhadap komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar SKPD di provinsi Kalimantan Timur dapat mencapai tingkat realisasi diatas 70%. Beberapa SKPD dengan tingkat realisasi yang cukup memuaskan antara lain RSUD A.Wahab Syahranie, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil.
4,000.00
140.00%
3,748.03 123.87%
3,500.00 3,122.06 3,000.00
100.89%
2,500.00
2,012.56
120.00%
100.00% 83.30%
80.00%
1,994.76 2,000.00
60.00% 1,500.00 40.00%
1,000.00
20.00%
500.00 6.50
8.05
0.00
0.00% PENDAPATAN ASLI DAERAH
Anggaran
PENDAPATAN TRANSFER
Realisasi
LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH
Prosentase Realisasi
Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009 4.2 Pendapatan Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada realisasi APBD tahun 2009 tercatat sebesar 2,012 Trilliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar 1,538 trilliun dengan tingkat realisasi sebesar 103.21% dari jumlah anggaran perubahan. Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 76,46% dari total keseluruhan pendapatan asli daerah. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta sebagian berasal dari pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan dan Tarakan. Sedangkan pada komponen yang berasal dari retribusi daerah, retribusi jasa umum memiliki tingkat realisasi yang cukup tinggi yaitu 279,66% melebihi tingkat realisasi pada retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.
32
Keuangan Daerah
Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009
J umlah Ang g aran (R p Milyar)
Uraian
R ealis as i 2009* (R p Milyar) (% )
P E NDA P A T A N A S L I DA E R A H
1,994.76
2,012.56
100.89%
P endapatan P ajak D aerah
1,491.00
1,538.93
103.21%
4.90
5.62
114.79%
115.04
121.10
105.27%
383.82
346.91
90.38%
P E NDA P A T A N T R A NS F E R
3,748.03
3,122.06
83.30%
D ana P erimbangan
3,748.03
3,122.06
83.30% 89.71%
P endapatan R etribus i D aerah P endapatan Has il P erus ahaan Milik D aerah Has il P engelolaan K ekayaan D aerah yg D ipis ahkan L ain-lain P AD yang S ah
- D ana B agi Has il P ajak
642.77
576.62
3,083.59
2,523.47
81.84%
- D ana Alokas i Umum
17.87
18.16
101.63%
- D ana Alokas i K hus us
3.81
3.81
100.00%
L A IN-L A IN P E NDA P A T A N Y G S A H
6.50
8.05
123.87%
P endapatan Hibah dari P emerintah
2.00
1.75
87.27%
P endapatan Hibah dari K elompok Mas yarakat
4.50
6.31
140.13%
5,749.29
5,142.68
89.45%
- D ana B agi Has il B ukan P ajak (S D A)
T O T AL P E NDAP AT AN
* Data sangat sementara posisi 31 Desember 2009 (masih memungkinkan terjadi perubahan karena adanya kemungkinan pengembalian anggaran)
2,500.00
250.00%
217.17%
2,000.20
2,000.00
200.00% 170.05%
1,500.00
1,328.20
1,000.00
150.00%
100.00% 680.22 69.41%
654.50 75.28% 492.72
66.40%
400.00
500.00
50.00%
40.00% 25.52 1.52 0.61
17.71
Iuran Usaha Provisi Sumber Pemanfaatan Hutan Daya Hutan (IIUPH) Anggaran
4.02 1.85 Iuran Tetap (Landrent)
0.00% Iuran Eksplorasi Pertambangan Pertambangan Gas dan Iuran Ekploitasi Minyak Bumi Bumi/Alam (Royalti) Realisasi
Prosentase Realisasi
Grafik 4.2 Realisasi Komponen Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Komponen pendapatan transfer (dana perimbangan) memiliki tingkat realisasi sebesar 83,30%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil bukan pajak (dana bagi hasil SDA) dengan prosentase kontribusi sebesar 82,27% dari total keseluruhan dana perimbangan. Grafik 4.2 menunjukkan bahwa bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasi dan eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada dana bagi hasil bukan pajak (bagi hasil SDA), dengan tingkat realisasi masingmasing secara berturut-turut sebesar 66,40%, 75,28% dan 170,05%.
33
Keuangan Daerah 4.3 Belanja Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 menunjukan bahwa hampir keseluruhan SKPD provinsi Kalimantan Timur memiliki tingkat realisasi diatas 70%. SKPD dengan tingkat realisasi tertinggi ditunjukkan oleh RSUD AW Syahranie Samarinda dengan tingkat realisasi sebesar 125,73%, diikuti oleh beberapa SKPD seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Peternakan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil dengan tingkat realisasi diatas 97% (Grafik 4.3). Sementara itu SKPD dengan tingkat realisasi yang kurang tinggi yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Dinas Kesehatan.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindustrian)
86.85%
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kaltim (Perdagangan)
77.89%
Dinas Kelautan dan Perikanan
98.26%
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
94.06%
Dinas Pertambangan dan Energi
99.85%
Dinas Kehutanan
85.79%
Dinas Peternakan
99.80%
Dinas Perkebunan
93.16%
Dinas Perhubungan
81.86%
Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil
97.64%
RSUD Kanujoso Dajiwibowo Balikpapan
84.24%
RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda
125.73%
Dinas Kesehatan
71.81%
Dinas Pendidikan 0%
85.28%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
Grafik 4.3 Realisasi Komponen Belanja Beberapa SKDP Provinsi Kalimantan Timur
* Data sangat sementara posisi 31 Desember 2009 (proksi dari SP2D SKPD Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur)
34
BBA ABB
V
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Gambaran Umum Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 menunjukkan perkembangan yang positif, baik sistem pembayaran secara tunai maupun non tunai. Sistem pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, yang menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini berpengaruh pula pada perkembangan uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB. Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, juga menunjukkan perkembangan yang sama dengan sistem pembayaran tunai, yaitu mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang mulai membaik dan adanya dorongan dari pola konsumsi musiman. 5.2. Perkembangan Transaksi Tunai 5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan
Timur
dengan Kantor
Bank
Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 3.619 miliar atau
mengalami
pertumbuhan
sebesar
5,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
pertumbuhan di triwulan III-2009 yang mengalami
kontraksi
sebesar
-41,85%
(grafik 5.1). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan sebesar 99,29% (q-t-q). Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 2.934 miliar. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 14,15% (y-o-y). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 685 miliar atau turun sebesar 20,00% (y-o-y). Secara keseluruhan, pada triwulan IV-2009 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow
(jumlah uang masuk lebih kecil dibandingkan dengan uang yang
keluar) sebesar Rp 2.248,58 miliar. Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu
35
Perkembangan Sistem Pembayaran
uang
yang
Indonesia menjadi
menurut sudah
alat
mengalami
klasifikasi
tidak
layak
pembayaran,
kelusuhan
Bank untuk
misalnya
dalam
tingkat
yang parah atau rusak. Jenis uang yang termasuk
dalam
UTLE
tersebut
kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan melakukan
atau
Bank
Pemberian
Indonesia
Tanda
Tidak
Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 227 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 16,95% (yo-y) dibandingkan triwulan IV-2008 (grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 92,62% (y-o-y).
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai 5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi kliring di wilayah Kalimantan Timur
pada
triwulan
IV-2009
mengalami
pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah
transaksi
kliring
triwulan
IV-2009
mencapai Rp 5.177 miliar atau tumbuh sebesar 2,42%
(y-o-y);
dengan
transaksi
sebesar
Sementara
dibandingkan
triwulan
III-2009,
mengalami 9,68%
230.000
volume transaksi.
dengan
transaksi
pertumbuhan,
(q-t-q).
jumlah
periode
kliring
yaitu
juga
sebesar
Pertumbuhan
-
tersebut
dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi masyarakat yang didorong oleh faktor musiman.
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan IV-2009 mencapai
Rp
40.570
miliar,
atau
mengalami
pertumbuhan
sebesar
2,89%
(y-o-y)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dipengaruhi yang terjadi pada transaksi RTGS periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada transaksi RTGS yang keluar dari Kalimantan Timur yaitu sebesar 13,39% (y-oy), sementara transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami kontraksi sebesar -5,71% (y-o-y). Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan IV-2009 mengalami peningkatan sebesar 15,28% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan III-2009 yang sebesar Rp 35.194 miliar. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi RTGS baik yang keluar dari Kalimantan Timur, dengan pertumbuhan sebesar 16,41% (q-t-q), dan transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar 14,18% (q-t-q).
36
Perkembangan Sistem Pembayaran
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) 2008
Transaksi RTGS
2009
Q IV-2009
QI
Q II
Q III
Q IV
QI
Q II
Q III
Q IV
Q-t-Q
Y-o-Y
Jumlah
28,145
14,320
16,340
17,746
14,077
16,024
17,285
20,122
16.41
13.39
Volume
16,243
17,476
20,648
20,163
17,024
18,579
20,127
22,288
10.74
10.54
Jumlah
20,863
15,409
20,123
21,686
14,678
18,141
17,908
20,448
14.18
-5.71
Volume
22,142
23,940
28,501
30,181
26,740
29,762
31,035
34,037
9.67
12.78
Jumlah
49,008
29,729
36,463
39,431
28,755
34,165
35,194
40,570
15.28
2.89
Volume
38,385
41,416
49,149
50,344
43,764
48,341
51,162
56,325
10.09
11.88
Keluar Kaltim
Masuk Ke Kaltim
Total
Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan Indonesia transaksi Samarinda
(KBI)
lokasi di
RTGS
di
pada
Kantor
Kalimantan wilayah
periode
Bank Timur,
kerja berjalan
KBI ini
mencapai Rp 29.579 miliar dengan volume transaksi sebesar 34.517 transaksi. Jumlah transaksi
RTGS
di
KBI
Samarinda
mengalami pertumbuhan sebesar 4,59% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama
tahun
transaksi
RTGS
sebelumnya. di
Sementara
Balikpapan
tercatat
sebesar Rp 10.990 miliar atau menurun sebesar -1,42% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
37
BBA ABB
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
VI
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas, berdasarkan Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2009, berjumlah 2.268.230 orang, mengalami peningkatan sebesar 2,94% (y-o-y) dibandingkan dengan data bulan Agustus 2008 atau bertambah sebanyak 64.819 orang. Pertambahan tersebut dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 34.836 orang dan perempuan sebanyak 29.983 orang. Dari keseluruhan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah 1.460.996 orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,11% (y-o-y) atau bertambah sebanyak 44.033 orang dari periode yang sama tahun sebelumnya; sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 64,41%, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Agustus 2008 yang sebesar 64,31%. Jumlah penganggur di Kalimantan Timur juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 0,54% (y-o-y) menjadi 158.224 orang. Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 11,11% menjadi 10,83%. Berdasarkan jenis kelaminnya, komposisi angkatan kerja di Kalimantan Timur didominasi oleh laki-laki sebesar 69,1%, sementara pangsa angkatan
kerja
perempuan
sebesar
30,9%.
Pertumbuhan penduduk usia 15 tahun ke atas tertinggi terjadi pada penduduk laki-laki, yaitu tumbuh
sebesar
penduduk
3%
(y-o-y),
perempuan
sementara
tumbuh
2,88%.
Pertumbuhan jumlah angkatan kerja penduduk laki-laki mencapai 3,69% (y-o-y), sedangkan pada penduduk perempuan mengalami pertumbuhan sebesar 1,80% (y-o-y). Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Kegiatan Utama
2008 Agt
Growth Agt 09 (Y-o-Y)
2009 Feb
Agt
Jumlah
%
Penduduk 15+
2,203,411
2,242,398
2,268,230
64,819
2.94
Angkatan Kerja
1,416,963
1,488,456
1,460,996
44,033
3.11
1,259,587
1,323,369
1,302,772
43,185
3.43
157,376
165,087
158,224
848
0.54
786,448
753,942
807,234
20,786
2.64
Bekerja Penganggur Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
64.31%
66.38%
64.41%
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
11.11%
11.09%
10.83%
Sumber: BPS Kalimantan Timur 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota Berdasarkan kabupaten/kota, jumlah angkatan kerja terbesar di wilayah Kalimantan Timur terdapat di Kota Samarinda, yaitu mencapai 275.789 orang atau 18,88% dari keseluruhan angkatan kerja di Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (18,05%) dan Kota Balikpapan (16,59%) (Grafik 6.2). Hal ini dipengaruhi oleh besarnya jumlah penduduk usia 15 tahun
38
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah keatas masing
di wilayah memiliki
tersebut yang
pangsa
sebesar
masing19,46%,
17,62% dan 16,71% terhadap keseluruhan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas di Kalimantan Timur. Namun demikian, TPAK di ketiga
wilayah
tersebut
bukanlah
yang
tertinggi karena masing-masing memiliki TPAK sebesar 62,44% di Kota Samarinda, 65,96% di Kab. Kutai Kartanegara dan 63,93% di Kota Balikpapan. TPAK terbesar terdapat di wilayah Malinau,
dengan
TPAK
sebesar
76,14%,
sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kutai Timur sebesar 61,07%. Kab. Malinau memiliki TPAK terbesar karena dipengaruhi oleh struktur ekonominya yang didominasi oleh sektor pertanian, yang mampu menyerap banyak tenaga kerja karena tidak memerlukan kualifikasi pendidikan atau ketrampilan untuk bekerja. Sementara itu, TPT tertinggi terdapat di Kota Bontang, yaitu sebesar 14,66%, sedangkan yang terendah terdapat di Kab. Malinau. Tingginya TPT di Kota Bontang dipengaruhi oleh struktur perekonomiannya yang dipengaruhi oleh industri pengolahan berbasis migas. Kesempatan kerja di sektor ini relatif sedikit dan memerlukan kualifikasi pendidikan dan ketrampilan yang tinggi. Tabel 6.2 Penduduk Umur 15 th keatas berdasarkan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur Total Penduduk 15+ Agt 08 Agt 09 135,457 138,072 Pasir 124,889 127,531 Kutai Barat 390,233 399,723 Kutai Kartanegara 123,361 136,549 Kutai Timur 113,716 118,470 Berau 36,900 39,621 Malinau 83,777 77,263 Bulungan 89,122 95,315 Nunukan 93,915 95,285 Penajam Paser Utara 9,945 Tana Tidung 368,061 379,110 Balikpapan 434,603 441,719 Samarinda 113,210 119,577 Tarakan 87,167 90,050 Bontang TOTAL 2,194,411 2,268,230 Sumber: BPS Kalimantan Timur Kabupaten/Kota
Angkatan Kerja Agt 08 Agt 09 90,751 88,447 87,452 90,554 253,751 263,668 82,972 83,387 73,438 77,045 28,721 30,166 54,652 51,086 55,752 61,743 60,131 61,059 6,286 240,836 242,382 267,593 275,789 68,845 74,273 52,069 55,111 1,416,963 1,460,996
Bekerja Agt 08 Agt 09 83,713 81,687 81,477 83,884 228,821 233,667 78 752 71,218 66,041 69,823 26,854 28,569 51,167 46,784 48,412 55,923 53,671 54,421 5,413 202,154 209,165 234,655 247,680 60,297 67,505 43,573 47,033 1,180,835 1,302,772
Pengganguran Agt 08 Agt 09 7,038 6,760 5,975 6,670 124,930 30,001 4,220 12,169 7,397 7,222 1,867 1,597 3,485 4,302 7,340 5,820 6,460 6,638 873 38,682 33,217 32,938 28,109 8,548 6,768 8,496 8,078 257,376 158,224
Bukan Angkt. Kerja Agt 08 Agt 09 44,706 49,625 37,437 36,977 136,482 136,055 49,389 53,162 40,278 41,425 8,179 9,455 29,125 26,177 33,370 33,572 33,784 34,226 3,659 127,225 136,728 167,010 165,930 44,365 45,304 35,098 34,939 786,448 807,234
39
BBA ABB
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
VI I
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 Perekonomian triwulan
I-2010
Kalimantan
diperkirakan
Timur
akan
pada
mengalami
pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 3,5% s.d. 4,5% (y-oy).
Salah
satu
indikator
yang
menjadi
arah
pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Januari 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 135. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis (Grafik 7.1). Hal ini dipengaruhi oleh ekspektasi meningkatnya penghasilan karena adanya kenaikan omzet usaha dan membaiknya kondisi perekonomian. Selain itu, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda menunjukkan bahwa para pelaku usaha di Kalimantan Timur memiliki optimisme yang tinggi terhadap kelangsungan usaha mereka di triwulan I2010. Hal ini ditunjukkan dengan angka Indeks Saldo Bersih
Tertimbang
(SBT)
Ekspektasi
usaha
yang
berada di level positif 10,14. Sementara Indeks Ekspektasi Situasi Bisnis berada pada level 11,06 (Grafik
7.2).
Indikator-indikator
tersebut
menunjukkan bahwa para pelaku usaha berekspektasi bahwa perekonomian ke depan akan berjalan dengan baik,
dengan
didukung
oleh
situasi
yang
relatif
normal. Oleh karena itu, mereka berpotensi untuk meningkatkan produktivitasnya karena pasar memiliki potensi yang besar untuk menyerapnya. 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan harga barang
terhadap
dan
jasa
laju
pada
diperkirakan
akan
masih
dipengaruhi
oleh
adanya
perkembangan triwulan I-2010
cukup
tinggi,
peningkatan
yang harga
komoditas pangan di pasar dunia, terutama beras dan gula pasir. Pada pemantauan harga di bulan Januari, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kalimantan
Timur,
kedua
komoditas
tersebut
mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu
40
Prospek perekonomian Daerah masing-masing sebesar 6,67% dan 19,11% (m-t-m) (Grafik 7.3). Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) di bulan Januari 2010, Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang berada di level 160,5 (Grafik 7.4). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen berekspektasi bahwa hargaharga
umum
akan
mengalami
kenaikan
pada
periode
mendatang.
41
LAMPIRAN
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR MAKRO EKONOMI Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan PDRB - harga konstan (miliar Rp) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
2008 Q IV 116.63 116.86 114.43 122.55 13.06 12.69 11.30 19.85 25,811.47 1,511.26 10,429.62 8,010.76 80.35 913.97 2,190.87 1,382.01 767.97 524.68 1.44 2,588.11 33,651 693.46 154.17
2009 QI
Q II
Q III
Q IV
117.54 118.60 114.46 123.20 9.39 10.52 7.29 11.69 25,292.95 1,702.39 9,817.48 7,780.68 81.79 927.59 2,243.81 1,433.89 779.90 525.42 (1.17) 1,823.66 25,289 1,268.89 157.03
118.13 119.10 114.81 124.85 4.91 4.87 3.77 8.40 25,704.19 1,651.06 10,050.59 7,866.72 83.75 962.56 2,289.25 1,468.38 798.76 533.12 (0.43) 2,534.65 35,229 500.30 135.06
120.88 121.25 117.74 129.25 3.9 3.69 3.30 6.33 26,374.77 1,626.59 10,581.41 7,844.73 85.65 986.82 2,368.21 1,516.12 823.63 541.62 1.64 2,513.72 39,382 538.00 179.26
121.65 121.60 118.55 131.39 4.3 4.06 3.60 7.21 26,403.40 1,567.82 10,629.95 7,881.46 86.77 987.30 2,298.94 1,555.78 845.94 549.45 2.29 1,737.64 26,409 224.03 111.70
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp triliun) DPK (Rp triliun) Tabungan (Rp triliun) Giro (Rp triliun) Deposito (Rp triliun) Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit UMKM (Rp triliun) Kredit Mikro (
2008 Q IV
2009 QI
Q II
Q III
Q IV
54.53 41.52 15.52 12.92 13.08 29.83 12.85 6.49 10.49 71.85% 20.47 8.96 6.48 5.03 49.31%
53.70 41.37 14.92 12.60 13.85 30.15 12.29 6.59 10.23 72.88% 21.01 9.02 6.66 5.32 50.79%
54.90 42.35 15.32 13.13 13.90 30.77 13.96 6.71 10.11 72.66% 22.25 9.77 6.98 5.50 52.54%
55.68 42.95 16.07 12.58 14.30 34.15 15.79 7.46 10.90 79.52% 23.51 10.25 7.34 5.92 54.74%
53.15 43.70 18.92 12.60 12.19 36.42 17.00 7.89 11.53 83.34% 24.98 10.31 7.99 6.68 57.15%
3.52 0.42 0.10 3.00 4.25 1.39 0.46 2.40 5.80 3.65 1.24 0.92 13.57 2.40
3.69 0.44 0.11 3.14 4.34 1.36 0.52 2.45 5.73 3.58 1.26 0.90 13.76 3.06
3.82 0.49 0.12 3.21 4.71 1.46 0.55 2.69 6.07 3.90 1.26 0.92 14.60 2.74
3.93 0.58 0.12 3.22 5.09 1.55 0.57 2.96 6.30 4.04 1.33 0.94 15.32 3.04
3.98 0.56 0.14 3.29 5.49 1.48 0.61 3.40 6.45 4.09 1.33 1.03 15.92 2.56
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR BPR: Total Aset (Rp miliar) DPK (Rp miliar) Tabungan Giro Deposito Kredit (Rp miliar) Modal Kerja Konsumsi Investasi Kredit UMKM (Rp miliar) Rasio NPL Gross (%) LDR SISTEM PEMBAYARAN Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) Inflow (Rp triliun) Outflow (Rp triliun) Pemusnahan Uang (Rp miliar) Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) Volume Transaksi RTGS (transaksi) Rata-rata harian nominal transaksi RTGS Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Volume Kliring Kredit (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) Nominall Kliring Debet (Rp triliun) Volume Kliring Debet (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) Volume Kliring Pengembalian Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong Keterangan (*): Kredit Lokasi Proyek (Data bulan November 2009)
2008 Q IV
2009 QI
Q II
Q III
Q IV
182.73 104.92 43.84 61.08 136.05 86.11 37.21 12.73 136.05 8.83 129.67%
184.79 114.94 47.79 67.15 137.69 82.18 42.40 13.12 137.69 11.14 119.80%
191.84 116.27 46.85 69.41 142.76 82.68 45.89 14.20 142.76 12.74 122.79%
202.04 129.46 50.27 79.19 147.03 84.52 48.29 14.22 147.03 12.87 113.57%
222.44 143.46 64.67 78.79 147.93 83.25 50.40 14.27 147.93 18.00 103.12%
3.43 0.86 2.57 194.35 39.43 50,344 0.66 839 0.60 47,198 0.010 787 4.67 181,856 0.078 3,031 0.13 3,341 0.002 56 0.08 2,380 0.001 40
2.14 1.12 1.02 51.67 28.75 43,764 0.48 729 0.47 43,756 0.008 729 4.26 185,374 0.071 3,090 0.13 3,805 0.002 63 0.10 2,744 0.002 46
1.81 0.23 1.58 94.31 34.16 48,341 0.57 806 0.51 44,734 0.008 746 4.56 191,834 0.076 3,197 0.19 4,446 0.003 74 0.14 3,314 0.002 55
2.88 0.27 2.61 118.00 35.19 51,162 0.59 853 0.35 31,524 0.006 525 4.56 131,839 0.076 2,197 0.11 3,218 0.002 54 0.08 2,372 0.001 40
3.62 0.69 2.93 227.29 40.57 56,325 0.68 939 0.65 50,187 0.011 836 4.81 188,627 0.080 3,144 0.18 4,840 0.003 81 0.11 3,767 0.002 63