KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur
Triwulan III - 2008
Kantor Bank Indonesia Samarinda
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III-2008 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif dan saran terkait kepada para stakeholders Bank Indonesia, dengan harapan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, dunia usaha serta pihak-pihak lainnya yang membutuhkan. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan III-2008, adalah sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 mencapai 5,53% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2008 sebesar 7,0% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,3% (y-o-y).
2.
Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2008 mencapai 13,99% (y-o-y), sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 14,90% atapun laju inflasi nasional pada triwulan III-2008 sebesar 12,14%. Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, masing-masing sebesar sebesar 14,37% (y-o-y), 11,42% (y-o-y) dan 20,68% (y-o-y).
3.
Kinerja usaha perbankan Kaltim selama triwulan laporan menunjukkan perkembangan yang tetap menggembirakan. a)
Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum seKaltim selama periode laporan mencapai Rp 39.350 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 4.237 miliar (12,07%) dibandingkan posisi pada triwulan sebelumnya.
b)
Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit berdasarkan lokasi kantor mencapai sebesar Rp 19.847 miliar atau mengalami peningkatan Rp 1.637 miliar (8,99%) dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya. Demikian pula halnya dengan kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk proyek di Kaltim mengalami peningkatan sebesar Rp 2.635 miliar (9,72%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 29.744 miliar. Apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa 36,2% dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim berasal dari bank yang berkantor di luar Kaltim, terutama dikucurkan oleh kantor pusat bank yang berada di DKI Jakarta yang mencapai Rp 10.767 miliar.
c)
Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 75,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 50,46%.
d)
Pembiayaan kepada usaha berskala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 13.416 miliar atau dengan pangsa 67,6% terhadap total kredit. Penyaluran kredit UMKM tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 955 miliar atau tumbuh 7,67% (q-t-q).
4.
Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kaltim pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh 4,5 – 5,5% (y-o-y) atau baseline 5% (y-o-y), berarti lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan laporan. Sedangkan tekanan inflasi diperkirakan mulai menurun menyusul kecenderungan penurunan harga beberapa komoditi utama setelah merebaknya krisis ekonomi global.
i
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan umpan balik bagi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Selanjutnya, dukungan ketersediaan data atau informasi terkini dari berbagai dinas/instansi serta pihak-pihak terkait di Kalimantan Timur sangat membantu kami dalam penyusunan buku ini. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini. Samarinda,
November 2008
BANK INDONESIA SAMARINDA
Imam Supeno Pemimpin
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
…………………………………………………………….........................................................
i
…………………………………………………………………..........................................................
iii
DAFTAR TABEL
.....................………………………………………………................................................….
vi
...............................................................................................................
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………..…………………………………………………………………………………
1
DAFTAR GRAFIK
BAB I
I.
Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..
1
II.
Asesmen Perekonomian ..............................................................................
1
III.
Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..
2
IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................
3
1.
Perbankan .........................................................................................
3
2.
Sistem Pembayaran .............................................................................
3
V.
Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..
4
VI.
Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………
4
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL …………………………….……………………….
6
1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................
6
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................
6
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................
7
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................
8
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………
8
1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................
8
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………
10
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..
11
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..
12
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..
12
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….
13
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….
13
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……
13
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................
14
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................
14
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................
15
Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim ………………………………………………………………….
BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI ………………………………………………………………………..……. 2.1
Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..
2.2.
Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)…………………………………………………………..……...……………. 2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda ………………………………………………………… 2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan ………………………………………….………….. 2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan ……………………………………………………………
iii
16 21 21 21 21 22 22
2.3.
Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………
23
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..
23
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................
24
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..
24
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ………. …….…………………………………………………
26
3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….
26
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……
27
3.2.1 Total Aset …………………………………………………………………………………………………………..
27
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….
27
3.2.4 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….
28
a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..
29
b.
Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..
30
3.3 Perkembangan Kredit UMKM ……….…………………………………………………………………….………
31
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….
33
a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....
33
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………
34
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..
34
3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..
35
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................
35
3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................
36
3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................
37
Boks 2. Analisis Pengaruh Kebijakan Peningkatan Nilai Penjaminan Simpanan terhadap Simpanan Masyarakat Kaltim ............................................................ BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ........................... 4.1 Gambaran Umum ...........................................................…………….................... 4.2 Pendapatan .....................................................……………………………….................. 4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….………………………. BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN …………………………………………………………………………. 5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… …………… 5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….………………………………….. 5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal …………………………………………………………….. 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………………………………………………………………………….. 5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ………………………………………………………………………. 5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS ………………………………………………………………….. BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN ................. 6.1 Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melalui Kalimantan Timur ………………… 6.2 Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Timur tahun 2008 .......................................... Boks 3. Hasil Survei TKI di Wilayah Nunukan dalam rangka Survei Nasional Pola Remitansi TKI tahun 2008 .........................................................................
iv
38 40 40 40 40 42 42 42 42 43 43 43 45 45 46 47
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................
48
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2008 ...............................................
48
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................
49
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................
7
1.2 1.3
Perkembangan Komponen Ekspor Tw III-2008 ……………………………………………………..
8
Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III2008 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................
9
1.4
Perkembangan Komponen Impor Tw III-2008 ……………………………………………………….
9
1.5
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2008 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......
1.6
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………
1.7
Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton) …………..
1.8
Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Trw III-2008 (y-o-y) ............................
1.9
Perkembangan Sub-Angkutan Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ...................................
1.10
Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ………………….
1.11
Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta ………………………………………………………
2.1 2.2 2.3
Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda...........................................................
2.4
Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................
2.5 2.6 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan.......................................................... Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan ………………………………………………………………… Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa..................... Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa..................... Perkembangan Total Aset Bersih Bank Umum di Kaltim ....................................... Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim........................... Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................ Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................ Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim ....................
10 11 12 12 14 14 15 22 22 23 23 24 25 27 28 29 30
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................
31 31
3.7
Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................
32
3.8
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) Menurut Skala Kredit …………………..
32
3.9
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi …………………………………………………………………………………
33
3.10
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................
34
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................
35
3.12
Perkembangan Kredit Bermasalah (NPLs) Bank Umum ........................................
35
3.13 5.1
Struktur Jangka Waktu dan Sebaran DPK .......................................................... Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) .........................
36 44
6.1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalimantan Timur Menurut Daerah, Maret 2007 – Maret 2008 .............................................................................
46
6.2
Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Daerah, Maret 2007 – Maret 2008 ........................................................................................
46
3.6
3.11
vi
DAFTAR GRAFIK 1.1
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..
6
1.2
Perkembangan Kredit Konsumsi …………………………………………………………………………...…...
7
1.3
Perkembangan IKK dan Kondisi Ekonomi Saat Ini .............................……........…….
7
1.4
Perkembangan Kredit Investasi ……………..…………....................................…..…………
8
1.5
Perkembangan Arus Ekspor Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan ………
8
1.6
Kontribusi Per Negara terhadap Pertumb. Ekspor Non Migas Kaltim Tw III-2008 ……
9
1.7
Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim per Negara Asal Barang Tw III-08 ………………………………………………………..……………………………...………………………………...
10
1.8
Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Pertanian Triwulan III-2008 (y-o-y) …………………
11
1.9
Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Tambang Triwulan III-2008 (y-o-y) …………………
12
1.10
Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim ………………................................……………
13
1.11
Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim ……………..................................……….
13
1.12
Perkembangan Arus Penumpang melalui Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan…….
14
1.13
Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….
14
2.1
Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………
21
3.1
Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim (q-t-q) ........................................
26
3.2
Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim (y-o-y) ....................................
26
3.3
Perkembangan Aktiva Produktif ...................................................................
27
3.4
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................
28
3.5
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
29
3.6
Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................
30
3.7
Perkembangan Aset BPR .................................................................................
33
3.8
Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................
34
3.9
Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................
34
3.10
Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................
36
3.11
Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................
36
3.12
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................
37
4.1
Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan per Semester I tahun 2008 APBD Kalimantan Timur ........................................................................................
4.2
40
Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja per Semester I tahun 2008 APBD Kalimantan Timur .........................................................................................
41
5.1
Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim …………..……………………………………………
42
5.2
Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..
43
5.3
Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….
43
5.4
Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................
44
6.1
Pertumbuhan Tahunan TKI melalui Nunukan ..................................................
45
7.1
Survei Kegiatan Dunia Usaha ............................ .........................................
48
7.2
Perkembangan Ekspektasi Konsumen ...........................................................
48
7.3
Ekspektasi Konsumen Terhadap Perubahan Harga Umum ................................
49
7.4
Ekspektasi Penghasilan Vs Ekspektasi Tabungan ............................................
50
vii
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN III-2008 I.
Gambaran Umum Pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Timur
pada
triwulan
III-2008
masih
menunjukkan perkembangan yang positif, namun lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008. Berdasarkan PDRB sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi periode berjalan ini terutama dipengaruhi oleh komponen penanaman modal domestik tetap bruto (PMDTB) karena meningkatnya realisasi investasi dan penyaluran kredit perbankan. Faktor lainnya adalah peningkatan pengeluaran rumah tangga yang dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman, yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri. Berdasarkan PDRB sisi penawaran, kinerja positif sektor pertambangan dan penggalian yang relatif stabil masih menjadi faktor utama pendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2008, walaupun cenderung melambat dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang dipengaruhi oleh adanya penutupan sementara area pertambangan batubara milik PT. Kaltim Prima Coal, yang merupakan produsen batubara terbesar di Kalimantan Timur. Sektor lainnya yang juga menunjukkan kinerja yang positif adalah sektor perdagangan yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat, dan sektor angkutan yang dipengaruhi oleh meningkatnya pengguna berbagai moda transportasi karena dorongan pola konsumsi musiman juga. Sementara itu perkembangan industri perbankan di Kalimantan Timur triwulan III2008 juga menunjukkan hal yang positif, yang ditunjukkan dengan adanya peningkan pada beberapa komponen seperti aset, dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit, yang diiikuti oleh penurunan rasio kredit bermasalah (NPL). Di sisi lain, perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur triwulan III-2008 juga menunjukkan perkembangan yang meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah peredaran uang kartal karena dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat untuk menghadapi perayaan Hari Raya Idul Fitri. Demikian juga halnya dengan transaksi non tunai, baik melalui kliring maupun RTGS. Pada triwulan IV-2008, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur diperkirakan masih akan tumbuh positif, namun akan mengalami tekanan cukup besar. Secara sektoral, tekanan akan berasal dari meningkatnya curah hujan yang berpotensi mengganggu produktivitas pertambangan batubara dan berkurangnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa. Demikian juga halnya dari sisi permintaan, penurunan konsumsi rumah tangga berpotensi memberikan tekanan pada kinerja ekonomi periode mendatang. Namun, faktor positif yang diperkirakan mampu mendorong adalah peningkatan pengeluaran pemerintah dan realisasi investasi. Sementara laju inflasi diperkirakan berada dalam level yang moderat seiring dengan berkurangnya tekanan terhadap kenaikan harga barang dan jasa karena berkurangnya permintaan masyarakat dan menurunnya ekspektasi konsumen.
1
Ringkasan Eksekutif II.
Asesmen Perekonomian Pertumbuhan
ekonomi
tahunan
Kalimantan
Timur
triwulan
III-2008
masih
menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu mencapai 5,53% (y-o-y), masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2008 sebesar 7,00%. Dari sisi permintaan,
kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur
triwulan III-2008 ini adalah pertumbuhan komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 2,59%. Komponen ini tumbuh 16,23% (yo-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh masuknya investasi dari luar Kalimantan Timur. Komponen lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar juga adalah komponen konsumsi rumah tangga, yaitu sebesar 2,01% dengan pertumbuhan 13,62% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran rumah tangga karena adanya pola konsumsi musiman, dan komponen pengeluaran pemerintah dengan kontribusi sebesar 0,92% atau tumbuh sebesar 18,54% (y-o-y), yang dipengaruhi
oleh
meningkatnya
pengeluaran
pemerintah
untuk
pembiayaan
proyek
pembangunan dan pembayaran gaji ke-13 untuk PNS. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2008 masih dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian, yang mampu tumbuh sebesar 6,59% (y-o-y), dengan kontribusi terhadap pertumbuhan mencapai 2,56%. Pertumbuhan sektor ini masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang mencapai 7,26%; yang dipengaruhi oleh adanya penutupan area tambang batubara milik PT. Kaltim Prima Coal, yang merupakan produsen batubara terbesar di Kalimantan Timur. Sektor lainnya yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar 14,01% (y-o-y) dengan kontribusi 1,12%, yang dipengaruhi oleh permintaan masyarakat karena pola konsumsi musiman;
dan
sektor
pengangkutan,
yang
berkontribusi
sebesar
0,52%
dengan
pertumbuhan mencapai 9,99% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah pengguna berbagai moda transportasi dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri. III.
Asesmen Inflasi Laju perkembangan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan III2008 dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada beberapa waktu yang lalu. Oleh karena itu, hal tersebut telah menyebabkan meningkatnya laju inflasi IHK tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 ini,
yang mencapai 13,99% (y-o-y),
masih lebih rendah dibandingkan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 14,9%. Laju inflasi Kalimantan Timur tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang sebesar 12,14%. Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan III-2008 mencapai 14,37% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan II-2008 sebesar 15,83%. Sementara laju inflasi tahun berjalan yaitu periode Januari – September 2008, laju inflasi di Kota Samarinda tercatat sebesar 12,76% (y-t-d). Tingginya laju inflasi di Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan, harga elpiji dan komoditas sandang. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 11,42% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 13,66%. Laju inflasi tahun berjalan di kota ini tercatat sebesar 10,86% (y-t-d). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kenaikan harga barang dan jasa di kota ini dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan, elpiji dan biaya pendidikan.
2
Ringkasan Eksekutif Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan III-2008 tercatat sebesar 20,68% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan II-2008 yang mencapai 15,33%. Sedangkan laju inflasi tahun berjalan mencapai 18,88% (y-t-d), yang tertinggi dibandingkan dengan Kota Samarinda dan Balikpapan. Tingginya laju inflasi Kota Tarakan ini dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan, elpiji dan biaya transportasi. Selain itu, jarak tempuh yang sangat jauh dari daerah pemasok kebutuhan ke Tarakan juga menjadi faktor yang menjadi pendorong kenaikan laju inflasi di kota ini. IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Industri perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 memperlihatkan kinerja yang menggembirakan. Total aset bersih (net asset) mencapai Rp 51.440 miliar atau meningkat 6,27% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008. Laju peningkatan tertinggi terjadi pada bank pemerintah konvensional sebesar 16,88% (q-t-q). Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 39.350 miliar atau mengalami peningkatan 12,07% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008. Pertumbuhan komponen DPK tertinggi terjadi pada jenis giro, yang tumbuh sebesar 22,87% (y-o-y). Penyaluran kredit pada triwulan III-2008 tetap tumbuh tinggi, baik menurut kategori lokasi kantor maupun lokasi proyek. Kredit bank umum yang berkantor di Kalimantan Timur mencapai Rp 19.847 miliar, atau tumbuh 8,99% (q-t-q). Sementara penyaluran kredit berdasarkan lokasi kantor pada periode berjalan ini mencapai Rp 29.744,4 miliar atau mengalami peningkatan 9,72% (q-t-q) dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Dengan demikian rasio LDR berdasarkan lokasi kantor bank dan lokasi proyek masing-masing sebesar 50,44% dan 75,6%. Sementara itu, penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) hingga triwulan III-2008 mencapai Rp 13.416 miliar atau tumbuh 7,67% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008. Rasio kredit bermasalah/non performing loans (NPLs) bank umum pada periode berjalan ini tercatat sebesar 2,63%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 2,89%. Sementara rasio NPL untuk kredit UMKM sebesar 2,67%, juga lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 2,96%. Hasil asesmen terhadap stabilitas perbankan Kaltim selama triwulan III-2008 menunjukkan tingkat risiko-risiko yang terjaga dengan baik. Risiko kredit terus menunjukkan penurunan seiring dengn perbaikan rasio NPLs hampir merata pada semua jenis kredit menurut penggunaan maupun sektor ekonomi. Risiko likuiditas tergolong rentan karena didominasi simpanan jangka pendek namun didukung kecukupan likuiditas yang memadai seperti tercermin dari rasio alat likuid terhadap non core deposits sebesar 104,55%. 2. Sistem Pembayaran Peredaran uang kartal di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 mengalami peningkatan sebesar 64,11% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008, atau naik dari Rp 1.903 miliar menjadi Rp 3.123 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan uang kartal di masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, dimana kecenderungan masyarakat untuk membawa uang kas untuk dibagikan atau dibelanjakan di kampung halamannya. Berdasarkan proses peredarannya dari kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, jumlah uang yang masuk ke kas Bank Indonesia (inflow) mengalami peningkatan sebesar 6,03% (q-t-q), sementara jumlah uang kartal yang keluar (outflow) mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu tumbuh 70,11% (q-t-q). Sementara jumlah
3
Ringkasan Eksekutif uang yang dimusnahkan atau masuk dalam kebijakan Pemberiaan Tanda Tidak Berharga (PTTB), yang turun sebesar 6,94% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008. Sementara itu, perkembangan transaksi non tunai melalui kliring mengalami peningkatan sebesar 8,44% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS turun sebesar 2,76% (q-t-q). V.
Perkiraan 1. Perekonomian Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan IV-2008 diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,5% sampai dengan 5,5% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. dibandingkan
Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2008 ini diperkirakan lebih lambat dengan
pertumbuhan
pada
triwulan
III-2008.
Dari
sisi
permintaan,
perlambatan ini diperkirakan dipengaruhi oleh menurunnya konsumsi masyarakat seiring dengan berkurangnya dorongan pola konsumsi musiman. Selain itu juga dipengaruhi oleh kecenderungan
masyarakat
untuk
meningkatkan
simpanannya
dibandingkan
dengan
meningkatkan pengeluarannya. Faktor positif yang diperkirakan mampu menjadi pendorong adalah peningkatan pengeluaran pemerintah seiring dengan meningkatnya pembayaran kewajiban pemerintah sehubungan dengan berbagai proyek pembangunan, ekspor non migas yang masih didorong oleh pertumbuhan ekspor batubara dan meningkatnya realisasi investasi pada kuartal terakhir tahun 2008, serta peningkatan realisasi penyaluran kredit perbankan. Dari sisi penawaran, perlambatan diperkirakan akan dipengaruhi oleh meningkatnya curah hujan yang berpotensi mengganggu produktivitas pertambangan batubara, dan juga adanya penurunan produktivitas kilang gas alam karena terbatasnya pasokan. Demikian juga halnya dengan kinerja sektor perdagangan yang diperkirakan melambat karena berkurangnya permintaan masyarakat, dan penurunan kinerja sektor pertanian karena dipengaruhi penurunan harga CPO yang berakibat pada menurunnya harga tandan buah segar (TBS) sehingga petani enggan untuk melakukan panen. 2. Inflasi Laju inflasi di Kalimantan Timur triwulan IV-2008 diperkirakan akan berada pada level yang moderat, akibat berkurangnya tekanan terhadap kenaikan harga barang dan jasa. Faktor utama adalah berkurangnya permintaan masyarakat karena berkurangnya tekanan akibat pola konsumsi musiman. Selain itu juga, ekspektasi kenaikan harga barang dan jasa dari masyarakat pada periode mendatang tidak setinggi periode sebelumnya. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh menurunnya harga minyak mentah di pasar dunia, yang saat ini berada pada level USD 70 per barrel, yang memberikan potensi adanya penurunan harga BBM oleh pemerintah. Faktor lainnya yang diperkirakan mampu memberikan pengaruh adalah kecenderungan masyarakat untuk mengurangi pengeluarannya dan lebih berfokus pada meningkatkan jumlah simpanan mereka. VI.
Anekdotal Informasi
Peningkatan Curah Hujan di Wilayah Kalimantan Timur. Peningkatan curah hujan yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur telah dimulai sejak bulan Oktober 2008, dan diperkirakan pada bulan-bulan mendatang akan terjadi peningkatan sebesar 30 persen. Secara normal, curah hujan yang terjadi pada bulan Oktober tahun lalu mencapai 160 mm, namun pada tahun 2008 ini telah mencapai 205 mm. Meningkatnya curah hujan yang melebihi normal ini berpotensi
4
Ringkasan Eksekutif menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kalimantan Timur pada periode November s.d. Desember 2008.
Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang makin menurun. Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit semakin terpuruk. Jika pada September 2008 masih seharga Rp 1.300,-/kilogram (kg), maka harga di bulan Oktober turun menjadi Rp 1.100,-/kg, dan bahkan pada bulan November telah mencapai Rp 739,-/kg. Sehingga apabila dikurangi dengan biaya-biaya, seperti angkuta, upah panen dan lainnya, maka penghasilan bersih yang di dapat petani sawit adalah sebesar Rp 50,-/kg. Hal ini menyebabkan banyak petani sawit yang memilih untuk tidak memanen buah sawitnya. Rendahnya harga TBS tersebut, apabila berlangsung dalam jangka waktu lama, berpotensi untuk mengurangi hasil panen
kelapa
sawit
dan
menggangu
produksi
Crude
Palm
Oil
(CPO)
dan
perkembangan kebun kelapa sawit.
Ekspor Udang dari Tarakan menurun 17 % akibat imbas krisis ekonomi global. Realisasi ekspor udang dari kota Tarakan sebagai sentra udang windu dan white di Kaltim menunjukkan penurunan sejak bulan agustus 2008. Ini diperkirakan sebagai dampak krisis ekonomi global yang berasal dari AS sehingga ekspor udang ke AS diperkirakan terhenti mulai November 2008. Selain itu, nilai ekspor ke negara utama
seperti
Jepang,
Singapura,
Belannda,
Jerman
dan
Hongklong
juga
menunjukkan penurunan sekitar 15-17% menyusul anjloknya harga beli. Kondisi ini menyebabkan pengusaha cold storage memilih untuk mengurangi ekspornya yang kemudian berdampak pula pada pengurangan pembelian udang dari petambak. Selain itu, pengurangan produksi juga telah membuat pengusaha cold storage mulai mengurangi jam kerja karyawannya.
5
BBA ABB
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
I
1.1 Gambaran Umum Perekonomian pada
triwulan
Kalimantan
III-2008
tumbuh
Timur sebesar
5,53% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang sebesar 7,00%. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Timur
ini
lebih
rendah
dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional sebesar 6,3% (Grafik 1.1.). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2008 terutama
berkat
kontribusi
komponen
penanaman modal tetap domestik bruto, yang merupakan kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi investasi di Kalimantan Timur. Komponen lainnya yang juga memberikan kontribusi cukup tinggi adalah komponen konsumsi rumah tangga, yang didorong oleh pola konsumsi musiman, dan komponen pengeluaran pemerintah, yang dipengaruhi oleh realisasi belanja pemerintah untuk pembangunan dan pemberian tunjangan hari raya (THR). Sementara itu berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur masih berasal dari pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi tertinggi, seiring dengan masih tingginya permintaan batubara dan meningkatnya produktivitas sub sektor pertambangan migas. Selain itu, kontribusi yang cukup besar berasal juga dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pola konsumsi musiman.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Berdasarkan PDRB menurut penggunaan triwulan III-2008, perekonomian Kalimantan Timur masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, yang ditunjang oleh pertumbuhan positif di setiap komponen. Berdasarkan komponennya, pertumbuhan tertinggi triwulan III-2008 dicatat oleh komponen pengeluaran pemerintah, yaitu mencapai 18,54%; diikuti oleh komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) sebesar 16,23% dan konsumsi rumah tangga (13,62%). Faktor-faktor yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan adalah meningkatnya pengeluaran masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman, dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri; meningkatnya pengeluaran pemerintah karena pembayaran berbagai proyek pembangunan dan adanya gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil (PNS); dan meningkatnya realisasi investasi di Kalimantan Timur, termasuk peningkatan penyaluran kredit perbankan.
6
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Pertumbuhan (y‐o‐y)
Jenis Penggunaan Konsumsi Rumah Tangga
Kontribusi
Q I‐08
Q II‐08
Q III‐08
Q I‐08
Q II‐08
Q III‐08
15.86
11.00
13.62
2.30
1.66
2.01
Makanan
5.98
1.91
0.72
0.47
0.16
0.06
Non Makanan
27.79
21.84
29.90
1.82
1.51
1.95
16.30
16.31
14.65
0.06
0.06
0.05
13.88
16.02
18.54
0.67
0.79
0.92
Pengeluaran KLSN Pengeluaran Pemerintah Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
10.82
14.80
16.23
1.72
2.37
2.59
Perubahan Stok
11.19
12.97
12.16
0.11
0.13
0.12
Ekspor Neto (a‐b)
3.01
3.18
‐0.25
1.91
1.99
‐0.16
8.76
7.16
4.34
10.48
8.68
5.27
8.11
5.27
2.91
6.82
4.50
2.47
10.28
11.66
7.70
3.66
4.18
2.79
15.24
11.41
9.31
8.57
6.69
5.43
13.34
9.17
6.73
4.26
3.05
2.22
17.73
14.35
12.69
4.31
3.64
3.20
6.77
7.00
5.53
6.77
7.00
5.53
a. Ekspor Ekspor LN Ekspor Antar Daerah b. Impor Impor LN Impor Antar Daerah PDRB Kaltim Sumber: BPS Kaltim, diolah
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi
Rumah
Tangga
di
Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 tumbuh sebesar 13,62% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 11,00%. Meningkatnya konsumsi rumah tangga ini dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman karena perayaan Hari
Raya
Idul
Fitri.
Pertumbuhan
konsumsi rumah tangga triwulan berjalan ini didorong oleh kontribusi dari konsumsi non makanan sebesar 13,22%, sedangkan konsumsi makanan menyumbang sebesar 0,40%. Peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga non makanan didukung oleh meningkatnya data kredit konsumsi perbankan pada triwulan III-2008 yang tumbuh sebesar sebesar 34,07% (y-o-y) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan posisi triwulan II-2008 yang tumbuh sebesar 34,08%(Grafik 1.2). Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada
triwulan
menggambarkan
III-2008, konsumsi
indeks masyarakat,
yang yaitu
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKES), berada di atas level 100. IKK, per bulan September 2008 tercatat sebesar 112,83 dan IKES sebesar 103,67. Kedua indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
7
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
triwulan II-2008 yang masing-masing tercatat sebesar sebesar 97,25 dan 98,00 pada periode sebelumnya (Grafik 1.3). Kenaikan indeks tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya ekspektasi konsumen akan adanya tambahan penghasilan yang mereka peroleh dari tunjangan hari raya (THR).
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah Pengeluran Pemerintah pada triwulan III-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 18,54% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 16,02%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan proyek pembangunan dan pembayaran gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS). 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan
Modal
Tetap
Domestik
Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 tumbuh sebesar 16,23% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PMTDB pada triwulan II-2008 yang mencapai 14,80%. Berdasarkan penyaluran kredit perbankan triwulan III-2008, kredit investasi mencapai Rp 4,8 triliun, atau tumbuh 57,36% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang sebesar 44,62%. (Grafik 1.4). 1.2.4 Ekspor dan Impor Pertumbuhan Kalimantan 2008,
Timur
mencapai
ekspor
pada
triwulan
4,34%
III-
(y-o-y)
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan
ini
lebih
Tabel 1.2 Perkembangan Komponen Ekspor Tw III‐2008 Komponen Pangsa Pertumb. Ekspor 1.00 4.34 Ekspor LN 0.70 2.91 Ekspor Antar Daerah 0.30 7.70
Kontribusi 4.34 2.04 2.30
Sumber: BPS Kaltim
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-2008, yang tumbuh sebesar 7,16%. Kaltim mencatat surplus 1 atas aktifitas perdagangannya dengan provinsi/negara lain pada triwulan III-2008 sebesar Rp 15,93
triliun,
lebih tinggi dibandingkan surplus pada triwulan II-2008 yang
tercatat
persentase,
sebesar
Rp
pertumbuhan
15,6
triliun.
komponen
Secara
eskpor
neto
(ekspor dikurangi impor) yang pada triwulan III-2008 mencapai 2,51% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang tercatat
sebesar
2,81%
(y-o-y).
Sumbangan
komponen ekspor neto pada pertumbuhan ekonomi periode
berjalan
mencapai
1,58%.
Sementara
berdasarkan sub komponennya, pertumbuhan ekspor yang terbesar dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor antar daerah, yaitu sebesar 9,50%. Pertumbuhan ekspor tersebut dapat terlihat juga dari perkembangan melalui pelabuhan di
1
Surplus dihitung berdasarkan selisih Ekspor terhadap Impor pada PDRB atas dasar harga berlaku menurut penggunaan
8
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Samarinda dan Balikpapan, dimana ekspor mengalami peningkatan sebesar 146,78% (y-oy) dibandingkan dengan triwulan III-2007 (Grafik 1.5). Ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan III-2008 mencapai USD 1.688,9 juta, meningkat sebesar 77,43% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan III-2007. Sedangkan secara triwulanan, ekspor non migas Kalimantan Timur tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 66,32% (q-t-q). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekspor non migas, dengan kontribusi sebesar 60,54%; kemudian diikuti oleh kapal laut dan bangunan terapung (12,08%) dan komoditas bahan kimia anorganik (2,91%). Tabel 1.3. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2008 (HS 2 dijit, dalam USD) Komoditas
Jumlah
Pangsa
Negara
Jumlah
Pangsa
27 ‐ Bahan Bakar Mineral
1,297,412,672
76.82%
Jepang
331,451,723
89 ‐ Kapal Laut dan Bangunan Terapung
124,800,590
7.39%
Taiwan
313,817,194
19.63% 18.58%
28 ‐ Bahan Kimia Anorganik
101,514,637
6.01%
Korea Selatan
222,129,243
13.15%
44 ‐ Kayu, Barang dari Kayu
65,143,948
3.86%
Singapura
138,172,060
8.18%
29 ‐ Bahan Kimia Organik
41,419,807
2.45%
Cina
122,461,609
7.25%
03 ‐ Ikan dan Udang
24,417,171
1.45%
Italia
115,455,644
6.84%
15 ‐ Lemak & Minyak Hewan / Nabati
11,673,191
0.69%
India
96,339,426
5.70%
84 ‐ Mesin‐mesin / Pesawat Mekanik
11,263,776
0.67%
Thailand
80,186,212
4.75%
72 ‐ Besi dan Baja
3,845,433
0.23%
Malaysia
56,769,804
3.36%
73 ‐ Benda‐benda dari Besi dan Baja
1,603,928
0.09%
Eropa lainnya
35,653,190
2.11%
Lainnya
5,768,681
0.34%
Lainnya
176,427,729
10.45%
1,688,863,834
100%
1,688,863,834
100%
Total Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
Berdasarkan
negara
Total
tujuan
ekspor, pangsa terbesar triwulan III-2008 ini masih dimiliki oleh Jepang (19,63%), diikuti oleh Taiwan (18,58%), dan negara dengan
pangsa
adalah
pasar
Korea
Berdasarkan
(18,39%),
ketiga
Selatan
(13,15%).
kontribusi
terhadap
pertumbuhan, pertumbuhan
terbesar
kontribusi berasal
diikuti
terbesar
dari
Singapura
Taiwan (13,13%),
Jepang (12,58%), Korea Selatan (6,68%) dan Italia (4,64%) (Grafik 1.6). Negara-negara di kawasan Asia masih menjadi major market komoditas non migas Kalimantan Timur dengan pangsa mencapai 86,34%. Sementara
itu,
pertumbuhan
impor
Timur
triwulan
pada
mengalami 9,31%
Kalimantan
peningkatan (y-o-y)
III-2008 sebesar
dibandingkan
Tabel 1.4 Perkembangan Komponen Impor Tw III‐2008 Komponen Pangsa Pertumb. Impor 1.00 9.31 Impor LN 0.57 6.73 Impor Antar Daerah 0.43 12.69
Kontribusi 9.31 3.82 5.49
Sumber: BPS Kaltim
periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan
pada
triwulan
II-2008
yang
tercatat
sebesar
11,41%.
Kinerja
impor
Kalimantan Timur triwulan III-2008 ini didorong terutama oleh kinerja impor antar daerah,
9
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
yang menyubang 5,49% terhadap pertumbuhan impor periode berjalan ini. Sementara impor dari luar negeri menyumbang 3,82% (tabel 1.4). Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan III 2008 berjumlah USD 270,62 juta atau mengalami peningkatan sebesar 89,10%, dibandingkan dengan triwulan III tahun 2007. Berdasarkan negaranya, kontribusi terbesar peningkatan impor non-migas adalah impor dari Amerika Serikat yang menyumbang sebesar 24,28% dari kenaikan impor non migas Kalimatntan Timur; kemudian diikuti oleh peningkatan impor yang berasal dari Singapura (17,13%), Australia (11,66%), Kanada (7,58%)
dan
India
(5,62%).
Berdasarkan
pangsa
pasarnya,
Amerika
Serikat
juga
merupakan negara asal barang impor non migas terbesar Kalimantan Timur pada triwulan III-2008, yaitu dengan pangsa mencapai 24,5%, diikuti oleh Singapura (17,6%), Jepang (10,1%) dan Cina (6,3%) (Tabel 1.3). Sementara komoditasnya, migas
berdasarkan
pertumbuhan
Kaltim
pada
impor
triwulan
non-
III-2008
disumbang oleh komoditas kendaraan dan bagiannya (39,44%), mesin-mesin/pesawat mekanik (29,25%) dan pupuk (12,42%).
Tabel 1.5 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2008 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Jumlah
Komoditas
Pangsa
(USD)
Jumlah
Negara
Pasar
Pangsa
(USD)
Pasar
84 ‐ Mesin‐mesin / Pesawat Mekanik
101,146,962
37.4%
Amerika Serikat
66,213,288
24.5%
87 ‐ Kendaraan dan Bagiannya
59,284,831
21.9%
Singapura
47,654,379
17.6%
31 ‐ Pupuk
27,565,478
10.2%
Jepang
27,455,041
10.1%
89 ‐ Kapal Laut dan Bangunan Terapung
21,905,660
8.1%
Cina
16,962,885
6.3%
73 ‐ Benda‐benda dari Besi dan Baja
16,338,881
6.0%
Perancis
15,595,594
5.8%
40 ‐ Karet dan Barang dari Karet
16,209,522
6.0%
Australia
12,432,856
4.6%
85 ‐ Mesin / Peralatan Listik
5,998,302
2.2%
Inggris
10,670,171
3.9%
90 ‐ Perangkat Optik
5,190,569
1.9%
Other MEE
8,139,402
3.0%
38 ‐ Berbagai Produk Kimia
4,948,951
1.8%
Eropa Lainnya
7,572,929
2.8%
36 ‐ Bahan Peledak
4,694,297
1.7%
Jerman
5,529,803
2.0%
Lainnya
7,333,369
2.7%
Lainnya
52,390,474
19.4%
Total
270,616,822
100%
Total
270,616,822
Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
100%
Secara keseluruhan, surplus perdagangan non-migas Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 ini mencapai USD 1.415 juta; lebih tinggi dibandingkan surplus pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar USD 758,96 juta. 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Perekonomian Kalimantan Timur secara tahunan, yang dihitung melalui PDRB dengan migas mengalami pertumbuhan sebesar 5,53% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 sebesar 7,00%. Sedangkan pertumbuhan tanpa migasnya
10
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
mencapai 9,56%, juga relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 10,58% . Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur periode berjalan ini dipengaruhi terutama oleh sektor pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi sebesar 2,56% dengan pertumbuhan
mencapai
6,59%
(y-o-y)
dibandingkan
dengan
periode
yang
sama
tahun
sebelumnya. Sektor ini masih dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas pertambangan batubara dan pertambangan migas. Sedangkan pertumbuhan pada PDRB tanpa migas, selain dipengaruhi oleh kinerja sub sektor pertambangan tanpa migas, juga dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor perdangan, hotel dan restoran, yang tumbuh 14,01% (y-o-y), sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (7,82%) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (9,99%). Table 1.6. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Pertumbuhan (y‐o‐y)
Sektor Ekonomi
Kontribusi
Q I‐08
Q II‐08
Q III‐08
Q I‐08
Q II‐08
Pertanian
13.40
10.96
7.82
0.94
0.75
Q III‐08 0.53
Pertambangan & penggalian
6.97
7.26
6.59
2.70
2.85
2.56
Industri Pengolahan
2.27
3.26
‐0.06
0.75
1.05
‐0.02
Listrik, gas, & air bersih
6.20
5.27
6.73
0.02
0.02
0.02
Bangunan
8.79
9.29
9.01
0.30
0.32
0.31
Perdagangan, hotel dan restoran
15.50
14.27
14.01
1.19
1.13
1.12
Pengangkutan
8.65
8.76
9.99
0.45
0.46
0.52
Keuangan
9.96
10.43
12.04
0.27
0.29
0.33
Jasa‐jasa
7.78
6.90
8.02
0.15
0.13
0.16
PDRB
6.77
7.00
5.53
6.77
7.00
5.53
PDRB tanpa Migas
11.97
10.58
9.56
Sumber: BPS Kaltim, diolah
Berdasarkan kontribusinya, selain sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar, kontribusi yang cukup besar ditunjukkan juga oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,12%) dan sektor pertanian (0,53%) (Tabel 1.4).
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Pertumbuhan
sektor
pertanian,
peternakan,
kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2008 tercatat
sebesar
7,82%
(y-o-y),
lebih
rendah
dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 yang mencapai 10,96%. Secara umum, seluruh sub sektor menunjukkan tanaman
kinerja
bahan
yang
makanan
positif.
merupakan
Sub
sektor
kontributor
utama pertumbuhan sektor ini, yaitu mencapai 3,16% dengan laju pertumbuhan sebesar 17,22% (y-o-y). Sedangkan kontribusi sub sektor lainnya seperti sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor kehutanan, serta sub sektor perikanan masing-masing sebesar 1,93%, 0,85%, 0,16% dan 1,72% (Grafik 1.8).
11
Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.7 Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton)
Tabama Padi Jagung Kacang Hijau Kacang Tanah Kedelai Ubi Jalar Ubi Kayu
Sep ‐ Dec Y‐o‐Y (%) 2007* 2008** 132,706 112,181 ‐15.47 3,609 4,681 29.70 400 342 ‐14.50 866 706 ‐18.48 748 735 ‐1.74 10,823 9,783 ‐9.61 38,875 34,707 ‐10.72
Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian ini ditunjukkan pula oleh angka ramalan (Aram) III 2008 dibandingkan dengan angka tetap tahun 2007, dimana produktivitas tanaman pangan mengalami penurunan, kecuali jagung (Tabel 1.5).
Sumber: BPS *Angka Tetap **Angka Ramalan
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini tumbuh sebesar 6,59% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II2008 sebesar 7,26%. Kinerja positif sektor ini masih dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor pertambangan tanpa
migas
subsektor Subsektor
yang
penggalian
mencapai yang
pertambangan
13,29%
tumbuh migas
(y-o-y)
sebesar juga
dan
6,67%.
mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,55%. Kontribusi
terbesar
pertumbuhan
di
sektor
pertambangan dan penggalian ini adalah pada sub sektor pertambangan tanpa migas yaitu sebesar 5,17%, lebih rendah dibandingkan dengan kontribusi pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang mencapai 6,40%. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penutupan area tambang batubara PT. Kaltim Prima Coal pada periode Agustus 2008 selama 26 hari, yang menyebabkan penurunan produksi. Sementara kontribusi sub sektor lainnya seperti sub sektor pertambangan migas dan sub sektor penggalian yaitu masing-masing sebesar 1,3% dan 0,12%. (Grafik 1.9).
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan Tabel 1.8 Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Tw III‐2008 (y‐o‐y) Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi Makanan, Minuman & Tembakau 0.14 12.43 1.80 Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.01 6.80 0.04 Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 0.21 ‐1.57 ‐0.33 Kertas & Barang Cetakan 0.34 2.04 0.70 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 0.25 ‐3.66 ‐0.91 Semen, Barang Lain Bukan Logam 0.02 6.75 0.11 Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 0.02 7.49 0.17 Barang Lainnya 0.01 3.70 0.04 Jumlah 1.00 1.61 1.61 Sumber: BPS Kaltim, diolah
Kinerja
industri
Perkembangan pengolahan mengalami melambat, dibandingkan
pengolahan
sektor
pada
industri
triwulan
III-2008
pertumbuhan
yang
yaitu
-0,06%
dengan
periode
(y-o-y) yang
sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 3,26%. Melambatnya pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh melambatnya kinerja sub sektor pengilangan gas alam cair yang memiliki pangsa terbesar, yaitu mencapai 0,69%. Sub sektor ini tumbuh melambat, yaitu -1,30% (y-o-y), dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sub sektor lainnya, yaitu sub sektor pengilangan minyak bumi dan sub sektor industri pengolahan non migas mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,8% dan 1,61% (y-o-y). Pertumbuhan sub sektor industri pengolahan non migas, kontribusi terbesarnya berasal dari industri pengolahan makanan, minuman & tembakau, yaitu sebesar 1,80%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan hari raya Idul Fitri. Beberapa sub sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup tinggi adalah industri pengolahan kertas dan
12
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
barang cetakan (0,70%) dan industri pengolahan alat angkutan, mesin dan peralatan (0,17%) (tabel 1.8).
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih pada periode berjalan ini tumbuh sebesar 6,73% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,27%. Meningkatnya produktivitas sektor ini dipengaruhi oleh subsektor air bersih yang mengalami peningkatan sebesar 6,71% (y-o-y) dan sub sektor listrik (6,74%). Pertumbuhan kedua sub sektor tersebut dipengaruhi dengan adanya peningkatan penyediaan fasilitas listrik dan air bersih untuk masyarakat. 1.3.5 Sektor Bangunan Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan
yang
tinggi
pada
periode
berjalan ini, yaitu mencapai 9,01% (y-o-y), walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan II-2008
yang
tumbuh
sebesar
9,29%.
Sementara itu berdasarkan penyaluran kredit perbankan
di
menunjukkan positif,
yaitu
dibandingkan sebelumnya,
sektor adanya
bangunan,
juga
pertumbuhan
yang
mencapai triwulan namun
29,96%
yang
sama
lebih
(y-o-y) tahun rendah
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II2008 yang mencapai 30,07%. 1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada
triwulan
pertumbuhan
III-2008
yang
tinggi,
mencatatkan yaitu
mencapai
14,01% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang mencapai 14,27%. Pertumbuhan sektor ini
dipengaruhi
oleh
kinerja
positif
yang
ditunjukkan oleh semua sektor yang terdapat di didalamnya, yaitu sub sektor perdagangan besar dan eceran (14,89%), hotel (6,45%), dan restoran (7,59%). Dari sisi pembiayaan oleh perbankan, pertumbuhan kredit perdagangan pada triwulan III-2008 sebesar 26,13% (y-o-y), dengan total kredit mencapai Rp 4,5 triliun. Pertumbuhan pada periode berjalan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang mencapai 28,58%.
13
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Tabel 1.9 Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Tw III‐2008 (y‐o‐y) Pengangkutan Pangsa Pertumb. Kontribusi Angkutan Jalan Raya 0.27 9.03 2.42 Angkutan Sungai, Danau dan Penyeb. 0.11 ‐0.88 ‐0.10 Angkutan Laut 0.11 5.72 0.63 Angkutan Udara 0.13 14.23 1.89 Jasa Penunjang Angkutan 0.37 9.48 3.55 Jumlah 1.00 8.40 8.40
Sektor
pengangkutan
& komunkasi pada triwulan III-2008
mengalami
pertumbuhan sebesar 9,99% (y-o-y),
lebih
dibandingkan
tinggi dengan
triwulan sebelumnya sebesar
Sumber: BPS Kaltim, diolah
8,76%. Pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh pertumbuhan sub sektor angkutan dan sub sektor komunikasi yang masing-masing sebesar 8,40% dan 19,01% (y-o-y). Pada sub sektor angkutan, kontribusi pertumbuhan terbesar berasal dari sub sektor jasa penunjuang angkutan, yaitu sebesar 3,55%, diikuti oleh angkutan jalan raya (2,42%) dan angkutan jalan udara (1,89%). Pertumbuhan sub sektor angkutan ini dipengaruhi oleh meningkatnya
arus
menggunakan
berbagai
manusia
yang
jenis
moda
transportasi karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan hari raya Idul
Fitri.
Salah
satu
indikator
yang
menggambarkan perkembangan sub sektor angkutan
adalah
peningkatan
arus
penumpang melalui pelabuhan Samarinda dan Balikpapan pada triwulan III-2008 yang mengalami peningkatan sebesar 19,21% (yo-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 1.12). Sementara itu, sub sektor telekomunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 19,01% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini masih lebih tinggi dibandingkan
dengan
triwulan
II-2008
yang
mencapai
16,34%,
yang
dipengaruhi
oleh
meningkatnya penggunanan telepon seluler. 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor
keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan pada
triwulan
III-2008
ini
mengalami pertumbuhan sebesar 12,04%
(y-o-y),
dibandingkan
lebih
tinggi dengan
pertumbuhan pada triwulan II-
Tabel 1.10 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi Bank 0.24 25.75 6.28 Lembaga Keuangan Tanpa bank 0.05 6.22 0.29 Jasa Penunjang Keuangan 0.00 3.75 0.00 Sewa Bangunan 0.45 6.59 2.96 Jasa Perusahaan 0.26 9.65 2.51 Jumlah 1.00 12.04 12.04 Sumber: BPS Kaltim, diolah
2008 sebesar 10,43%. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada subsektor bank sebesar 25,75% (y-o-y) dan diikuti oleh subsektor jasa perusahaan (9,65%). Peningkatan kinerja sub sektor bank antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya penyaluran kredit perbankan, yang pada triuwalan III-2008 mencapai Rp 19,85 triliun, atau tumbuh sebesar 35,42% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 1.13).
14
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.9 Sektor Jasa-jasa Tabel 1.11 Perkembangan Sub Sektor Jasa‐jasa Swasta Swasta Pangsa Jasa Hiburan dan Rekreasi 0.26 Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.05 Jasa Perorangan dan Rumahtangga 0.68 Jumlah 1.00
Sektor Pertumb. 8.14 11.45 8.95 8.86
Kontribusi 2.16 0.58 6.13 8.86
berjalan
pada
mengalami
periode
pertumbuhan
sebesar 8,02% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan
Sumber: BPS Kaltim, diolah
ini
pertumbuhan
pada
II-2008 sebesar 6,90%.
Subsektor pemerintah umum mengalami peningkatan sebesar 7,76%, sedangkan subsektor swasta tumbuh 8,86%. Pada
subsektor
swasta,
kontribusi
pertumbuhan
dipengaruhi
oleh
sub
sektor
jasa
perorangan dan rumah tangga yaitu sebesar 6,13%, sub sektor jasa hiburan dan rekreasi (2,16%) dan sub sektor jasa sosial kemasyarakatan (0,58%).
15
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim Krisis finansial yang tengah melanda Amerika Serikat (AS) diperkirakan dapat membawa kepada resesi global mengingat peranan AS dalam perekonomian dunia yang cukup signifikan. Dari sisi perdagangan internasional, resesi di AS akan melemahkan permintaan impor dari AS yang berimbas pada pelemahan permintaan impor dunia. Negara-negara yang terkena dampak langsung adalah negara-negara yang memiliki pangsa terbesar terhadap impor AS, seperti Cina, Kanada, Meksiko, Jepang dan Jerman serta negara-negara yang menjadikan AS sebagai tujuan utama produk ekspornya, seperti Indonesia. Dari sisi finansial, krisis di AS menimbulkan kesulitan likuiditas perusahaan-perusahaan keuangan AS hingga kebrangkrutan Lehman Brothers (perusahaan keuangan terbesar ke-empat di AS) yang berdampak pada kepanikan bursa di seluruh dunia diawali dengan terpuruknya indeks dow jones di AS. IHSG BEI kemudian terkena imbasnya menyusul terjadinya arus keluar ”hot money” dari Indonesia (reversal) yang pada gilirannya menekan nilai tukar rupiah terhadap USD (depresiasi). Sementara itu, dunia perbankan nasional sebagai sektor yang dominan dalam sistem keuangan Indonesia mulai mengalami pengetatan likuiditas sehingga sempat direspon dengan perang suku bunga simpanan antar bank untuk menggenjot penghimpunan dana. I. Dampak terhadap Kinerja Perdagangan Internasional Dari total impor AS 2007 yang mencapai USD 1,95 triliun, diketahui sebesar 0,69% atau setara dengan USD 13,43 miliar berasal dari Indonesia atau berada di urutan ke-26 dunia (tabel 1).
Tabel.1. 10 (sepuluh) Negara Asal Utama Impor AS 2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 26
Negara China Canada Mexico Japan Germany United Kingdom Korea France Venezuala Taiwan Indonesia Lainnya Total
Nilai (USD Juta) 321.443 317.057 210.714 145.463 94.164 56.858 47.562 41.553 39.910 38,278 13.425 630.535 1.956.962
Pangsa 16.43% 16.20% 10.77% 7.43% 4.81% 2.91% 2.43% 2.12% 2.04% 1.96% 0.69% 32.22% 100.00%
Sumber: US Dept. of Commerce, diolah Namun demikian, apabila dilihat dari komposisi ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor utama periode Januari-Juli 2008, maka AS merupakan negara tujuan ekspor non migas yang terbesar kedua setelah Jepang, dengan pangsa ekspor mencapai 11,53% atau setara dengan USD 7,3 miliar, dari total ekspor non migas Indonesia yang sebesar USD 63,3 miliar (tabel 2) [catatan: ekspor ke AS pada tahun 2007 sebesar USD 11,11 miliar atau pangsanya 12% terhadap total ekspor Indonesia yang sebesar USD 92,6 miliar].
16
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel.2. 10 (sepuluh) Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Indonesia 2007 No.
Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JAPAN USA SINGAPORE R.R.C INDIA MALAYSIA SOUTH KOREA NETHERLANDS THAILAND TAIWAN LAINNYA Total
Jan-Jul 2008 2007 Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) 7,738 12.22% 13,287 7,297 11.53% 11,111 6,271 9.91% 8,860 4,868 7.69% 6,769 3,717 5.87% 4,869 3,664 5.79% 4,675 2,712 4.28% 3,792 2,131 3.37% 2,815 1,969 3.11% 2,746 1,612 2.55% 2,375 21,328 33.69% 31,298 63,306 100.00% 92,598
Pangsa 14.35% 12.00% 9.57% 7.31% 5.26% 5.05% 4.10% 3.04% 2.97% 2.57% 33.80% 100.00%
Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah Neraca perdagangan barang non-migas antara Kaltim dengan AS selama periode Januari-Juli 2008 menunjukkan defisit sebesar USD 138 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit pada tahun 2007 sebesar USD 104 juta (Grafik 1).
250 200
(USD Juta)
150 100 50 0 -50 -100 -150 -200
Ekspor ke AS
Impor dari AS
Surplus/-Defisit
2007
99.0
203.1
-104.0
Jan-Juli 2008
48.0
185.9
-137.9
Grafik 1 Nilai Perdagangan Kaltim Dengan AS I. 1. Ekspor Propinsi Kalimantan Timur Nilai ekspor non migas Kaltim pada Januari-Juli 2008 tercatat Rp 48 juta atau mengalami peningkatan 31,35% dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Akan tetapi ekspor ke AS menunjukkan penurunan sebesar 16,68%.
Negara Tujuan USA TOTAL
Jan-Jul 2007 Jan-Jul 2008 Nom (USD juta) Pertumb. Nom (USD juta) Pertumb. 57.6 -20.84% 48.0 -16.68% 3,129.2 12.49% 4,110.4 31.35%
Bagi Kalimantan Timur yang juga menjadi salah satu provinsi pengekspor produk non migas dengan tujuan AS (negara urutan ke-13), perlu mewaspadai potensi menurunnya demand dari negara-negara yang menjadi importir utama AS seperti Jepang, Korsel, RRC dan Taiwan (lihat Tabel 1) yang juga merupakan negara tujuan utama ekspor non migas Kaltim [pangsa pasar Jepang, Korsel, RRC dan Taiwan pada Jan-Juli 2008 mencapai 58,14%]. Berdasarkan data Jan-Juli 2008 menunjukkan bahwa pangsa ekspor Kaltim ke pasar AS baru mencapai 1,17% atau setara dengan USD 48 juta dari total ekspor Kaltim yang mencapai USD 4,11 miliar (tabel 3).
17
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 3. 10 (sepuluh) Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim No.
Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13
JAPAN TAIWAN SOUTH KOREA INDIA R.R.C THAILAND ITALY MALAYSIA HONGKONG PHILIPPINES USA LAINNYA Total
Jan-Jul 2008 2007 Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) 754 18.34% 1,106 731 17.79% 849 649 15.79% 814 339 8.26% 480 256 6.22% 367 233 5.67% 229 188 4.58% 182 174 4.23% 196 126 3.07% 190 111 2.70% 138 48 1.17% 99 501 12.19% 717 4,110 100.00% 5,366
Pangsa 20.61% 15.81% 15.17% 8.95% 6.83% 4.27% 3.39% 3.65% 3.54% 2.56% 1.85% 13.37% 100.00%
Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah
Apabila dilihat dari provinsi asal barang, maka ekspor non migas provinsi Kaltim ke AS selama Jan-Juli 2008 menempati peringkat ke-16 diantara provinsi di Indonesia dengan pangsa sebesar 0,66% atau setara dengan USD 48 juta terhadap total ekspor non migas Indonesia yang sebesar USD 7,3 miliar (tabel 4). Tabel. 4 Ekspor Non Migas ke AS Menurut 10 Propinsi Asal Utama No.
Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JAWA BARAT JAWA TIMUR JAKARTA BANTEN RIAU JAWA TENGAH SUMATERA SELATAN SUMATERA UTARA 1SUMATERA BARAT LAMPUNG
16
KALIMANTAN TIMUR LAINNYA Total
Jan-Jul 2008 2007 Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) 2,070 28.37% 3,310 800 10.97% 1,320 747 10.23% 1,320 712 9.76% 1,089 564 7.73% 920 562 7.71% 681 375 5.14% 477 339 4.65% 435 243 3.33% 323 236 3.23% 216 48 599 7,297
0.66% 8.21% 100.00%
99 921 11,111
Pangsa 29.79% 11.88% 11.88% 9.80% 8.28% 6.13% 4.30% 3.91% 2.91% 1.94% 0.89% 8.29% 100.00%
Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah
Sedangkan dari sisi jenis komoditas yang diekspor
dari
provinsi
Kaltim,
maka
dominasi
terbesar masih dari produk primer berupa produk yang berasal dari hasil hutan, pertambangan dan kelautan yang masing-masing berupa produk kayu (34,4%),
produk
mineral/batubara
(21,5%),
kelautan khususnya udang (15,6%). Pangsa ketiga kelompok
komoditi
tersebut
mencapai
71,5%,
Others, $3.1, 6.5%
Inorganic chemicals, $4.0, 8.2%
Wood & articles of wood, $16.5, 34.4%
Organic chemicals, $6.6, 13.7% Fish, crustaceans, moluscs, oth.invert, $7.5, 15.6%
Mineral fuels, mineral oil products, $10.3, 21.5%
sebagaimana terlihat pada grafik 2 di samping ini. Grafik 2 Ekspor Kaltim ke AS menurut Komoditi Utama
18
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
I.2. Impor Provinsi Kalimantan Timur Melihat dari sisi yang lain, yakni impor yang diminta oleh provinsi Kaltim selama Januari-Juli 2008, maka Negara AS merupakan negara asal impor terbesar provinsi Kaltim, yang ditunjukkan oleh pangsa impor dari AS mencapai 22,81% terhadap total impor non migas Kaltim dari seluruh dunia (tabel 5.) [sementara pada tahun 2007, negara AS menempati peringkat ke -2 setelah Singapura]. Tabel. 5 10 Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim 2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jan-Jul 2008 2007 Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) 186 22.81% 203 155 19.04% 304 101 12.36% 44 95 11.67% 78 67 8.18% 55 44 5.42% 67 20 2.43% 27 17 2.13% 12 17 2.06% 25 13 1.64% 18 100 12.27% 143 815 100.00% 978
Negara USA SINGAPORE R.R.C JAPAN AUSTRALIA FRANCE UNITED KINGDOM CANADA PHILIPPINES INDIA LAINNYA Total
Pangsa 24.92% 37.34% 5.45% 9.63% 6.80% 8.23% 3.32% 1.52% 3.05% 2.18% 17.57% 120.02%
Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah
Mendasarkan pada jenis komoditi yang diimpor dari Negara AS tersebut selama Januari-Juli 2008,
terlihat
didominasi
oleh
barang-barang
modal
berupa
produk
mesin-mesin
dan
perlengkapannya (67,2%), peralatan optik, alat ukur dan kesehatan (6,8%), kendaraan (5,7%) dan produk palstik serta karet (5,3%), sebagaimana grafik 3 di bawah ini. Apabila dilihat dari provinsi pengimpor barang dari AS selama Januari-Juli 2008, maka provinsi Kaltim menempati urutan ke-5 sebagai provinsi pengimpor dari AS, dengan nilai sebesar USD 186 juta atau 3,99% diantara provinsi pengimpor dari AS di Indonesia (tabel 6)
MNFC RUBBER
OTHERS, $27.8,
& PLASTICS
14.9%
PRODUCTS, $9.9, 5.3% MNFC MOTOR VEHICLES, TRAILERS, $10.7, 5.7%
MNFC MNFC MEDICAL,
MACHINERY &
PRECISION &
$124.9, 67.2%
EQUIPMENT ,
OPTICAL, $12.7, 6.8%
Grafik 3 Impor Non Migas Kaltim dari AS Menurut Komoditi Utama (nominal dalam USD juta)
19
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 6. Impor Non Migas dari AS Menurut 10 Propinsi Tujuan Utama No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negara DKI BANTEN JATIM KEPRI KALTIM JATENG PAPUA SUMUT JABAR RIAU LAINNYA Total
Jan-Jul 2008 2007 Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) 1,739 37.36% 1,790 931 20.00% 1,058 684 14.70% 831 302 6.50% 506 186 3.99% 203 172 3.69% 224 135 2.90% 170 104 2.23% 169 97 2.09% 127 91 1.97% 86 213 4.57% 292 4,653 100.00% 5,457
Pangsa 32.81% 19.39% 15.22% 9.28% 3.72% 4.11% 3.11% 3.10% 2.33% 1.58% 5.35% 100.00%
Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah
20
BBA ABB
EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI
II
2.1 Gambaran Umum Laju inflasi tahunan di Kalimantan Timur
pada
periode
berjalan
ini
mencapai 13,99% (y-o-y), masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahunan pada triwulan II-2008, yang tercatat sebesar 14,90%. Namun laju inflasi di Kalimantan Timur ini masih lebih tinggi dibandingkan
dengan
laju
inflasi
tahunan nasional yang sebesar 12,14%. Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi tertinggi
terjadi
komoditas
bahan
pada
kelompok
makanan,
yaitu
sebesar 22,00% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan (17,34%), kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga (10,23%), kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,74%), kelompok komoditas sandang (8,05%), kelompok komoditas sandang (7,75%) dan kelompok komoditas transportasi dan komunikasi (7,04%). Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 20,68% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masingmasing sebesar 14,37% (y-o-y) dan 11,42% (y-o-y). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan III 2008, meliputi: Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri. Dari sisi penawaran, dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar (BBM). 2.2 Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d) 2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa pada tahun berjalan (Januari – September) di Kota Samarinda pada triwulan III-2008 mencapai 9,52% (y-t-d); dengan kelompok komoditas bahan makanan mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dengan kelompok komoditas lainnya, yaitu mencapai 16,23%(y-t-d). Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, listrik, air dan bahan bakar (12,52%) dan kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (6,50%). Laju inflasi tahun berjalan di Kota Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas bahan makanan di pasar dunia dan tingginya gelombang laut yang terjadi sejak awal tahun 2008 yang berpengaruh pada kurang optimalnya proses distribusi dari daerah penghasil, seperti dari Pulau Sulawesi dan Jawa.
21
Evaluasi Perkembangan Inflasi
Tabel 2.1 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y‐t‐D (%) Q 2‐08 Q 3‐08 16.23 18.51 5.94 8.45 12.52 18.80 5.43 6.98 2.74 6.83 0.80 7.31 6.50 6.90 9.52 12.76
2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan Laju inflasi tahun berjalan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2008 tercatat sebesar 10,86% (y-t-d), lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,79%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar 19.44% (y-t-d); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olaharga (15,18%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (12,40%). Faktor yang berpengaruh pada kenaikan laju inflasi di Balikpapan pada triwulan III-2008 antara lain adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang menyebabkan meningkatnya harga berbagai komoditas, meningkatnya permintaan masyarakat karena adanya pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri, dan meningkatnya biaya pendidikan di Kota Balikpapan. Tabel 2.2 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan TOTAL Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y‐t‐D (%) Q 2‐08 Q 3‐08 14.64 19.44 2.37 5.10 9.94 12.40 2.33 3.88 2.20 3.87 2.24 15.18 4.80 5.20 7.62 10.86
2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan (y-t-d) Laju inflasi tahun berjalan di Kota Tarakan triwulan III-2008 mencapai 18,88% (y-t-d), dengan kelompok komoditas bahan makanan tercatat dengan laju inflasi tertinggi, yaitu mencapai 31,23% (y-td); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar (18,48%) dan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (15,26%).
22
Evaluasi Perkembangan Inflasi
Faktor yang mempengaruhi laju inflasi tahun berjalan di Tarakan, sama halnya dengan faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Kota Samarinda dan Balikpapan; yaitu kenaikan harga BBM dan meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman. Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan
Kelompok Bahan Makanan Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan TOTAL Sumber: BPS, diolah
Y‐t‐D (%) Q 2‐08 Q 3‐08 14.64 31.23 2.37 13.85 9.94 18.48 2.33 6.42 2.20 8.21 2.24 2.40 4.80 15.26 7.62 18.88
2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y) 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2008 tercatat sebesar 14,37% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 15,83%. Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat sebesar 12,14%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan (20,66%), diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (19,59%) dan kelompok komoditas sandang (13,38%) (Tabel 2.5). Meningkatnya laju inflasi tahunan di Kota Samarinda ini dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya bulan Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tabel 2.4 Inflasi tahunan Samarinda menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan TOTAL Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y‐o‐Y (%) Q 1‐08 Q 2‐08 Q 3‐08 21.71 30.00 20.66 10.32 14.29 11.01 5.41 14.70 19.59 17.69 20.11 13.38 8.56 9.33 11.21 15.24 7.43 5.22 0.85 5.65 6.87 11.60 15.83 14.37
23
Evaluasi Perkembangan Inflasi
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 11,42% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2008 yang mencapai 13,66%. Laju inflasi tertinggi tercatat terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar 19,05% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga (18,49%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar (13,90%). Faktor yang menjadi determinan inflasi di Kota Balikapapan pada periode berjalan ini adalah kenaikan harga BBM, biaya pendidikan dan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tabel 2.5 Inflasi tahunan Balikpapan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan TOTAL Sumber: BPS, diolah
Inflasi Y‐o‐Y (%) Q 1‐08 Q 2‐08 Q 3‐08 22.25 32.50 19.05 6.70 6.76 6.74 5.27 12.91 13.90 5.39 4.56 2.16 3.23 2.07 2.95 24.83 16.80 18.49 1.30 4.14 4.53 10.40 13.66 11.42
2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2008 mencapai 20,68% (y-o-y), yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi periode berjalan ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 15,33%. Kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 36,49% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, listrik, gas dan bahan bakar (19,73%), dan kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (15,41%). Kenaikan harga BBM dan meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman menjadi faktor utama meningkatnya laju inflasi tahunan di Kota Tarakan. Inflasi di Tarakan merupakan yang tertinggi diantara dua kota lainya yang membentuk Inflasi Kaltim. Hak ini diperkirakan dari sisi penawaran terkait dengan faktor geografis Tarakan yang merupakan kota paling utara di Kaltim sehingga memerlukan biaya angkut yang lebih mahal dibanding Samarinda dan Balikpapan. Kenaikan harga BBM akan berdampak terhadap kenaikan biaya angkut yang lebih besar untuk Tarakan dibandingkan Balikpapan atau Samarinda. Selain itu kota Tarakan juga menerapkan tarif listrik lokal yang lebih mahal dibanding tarif nasional. Dari sisi permintaan, kebeeradaan Tarakan sebagai daerah transit bagi TKI yang akan berangkat ke Malaysia menjadi faktor pendorong konsumsi yang berasal dari penduduk transit tersebut.
24
Evaluasi Perkembangan Inflasi
Tabel 2.6 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa
Kelompok Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan UMUM Sumber: BPS, diolah
Y‐o‐Y (%) Q 2‐08 Q 3‐08 25.93 36.49 8.93 14.29 15.06 19.73 5.58 6.31 8.50 9.98 ‐0.15 2.41 15.71 15.41 15.33 20.68
25
BBA ABB
III
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum Kinerja industri perbankan Kaltim pada triwulan III-2008 menunjukkan perkembangan yang positif seperti terlihat dari peningkatan beberapa indikator kegiatan usaha perbankan seperti aset bersih, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, termasuk kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM). Selain itu, asesmen terhadap stabilitas sistem perbankan daerah memperlihatkan tingkat risiko perbankan daerah yang relatif terjaga di tengah pengaruh krisis keuangan global.
-0.8% Aset
15.4%
-1.8%
Kaltim
22.3%
8.9%
DPK
DPK
12.1%
5.0% Kredit
Nasional
9.0%
-5.0%
Nasional
9.4%
Aset
0.0%
5.0%
10.0%
21.1%
31.9% Kredit
35.4%
Kaltim 15.0%
20.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
(Pertum buhan yoy)
(Pertum buhan qtq)
Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2008), indikator usaha bank umum
di
Kaltim
pada
triwulan
III-2008
menunjukkan
peningkatan
yang
lebih
tinggi
dibandingkan dengan perbankan nasional baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Total aset bank umum di Kaltim mencatat peningkatan 15,4% (qtq) atau 22,3% (yoy), lebih tinggi dibanding nasional yang sebesar -0,8% (qtq) atau 9,4% (yoy). Begitu pula halnya dengan penghimpunan dana masyakarat (DPK) yang mengalami kenaikan 12,1% (qtq) atau 21,1% (yoy) di Kaltim atau lebih tinggi dibanding nasional yang sebesar -1,8% (qtq) atau 8,9% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum di Kaltim mengalami peningkatan cukup pesat yakni sebesar 9,0% (qtq) atau 35,4% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit nasional sebesar 5,0% (qtq) atau 31,9% (yoy) (Grafik 3.1 dan 3.2). Sama halnya dengan bank umum, perkembangan kegiatan usaha BPR pada triwulan laporan juga menunjukkan peningkatan. Total aset mencatat peningkatan 7,09% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penghimpunan dana dan penyaluran kredit mengalami peningkatan masing-masing sebesar 8,34% dan 7,15%. Hasil asesmen resiko yang dihadapi perbankan yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas menunjukkan risiko kredit yang relatif terkendali meskipun risiko likuiditas ditandai dengan kerentanan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba dan berskala besar menyusul merebaknya
26
Perkembangan Perbankan Daerah
krisis keuangan global. Namun tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap sistem perbankan membuat struktur jangka waktu dan sebaran simpanan masyarakat tidak mengalami banyak perubahan. 3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum 3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2008 tercatat Rp 51.440 miliar, mengalami peningkatan 15,44% (q-t-q) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Laju peningkatan aset tertinggi dialami oleh bank pemerintah konvensional sebesar 16,88% atau naik sebesar Rp 5.550 miliar menjadi Rp 38.425 miliar. Peningkatan tersebut membuat pangsa aset bank pemerintah konvensional meningkat dari 73,78% pada triwulan II-2008 menjadi 74,70% pada triwulan III-2008. Sementara itu, bank swasta konvensional dan bank syariah membukukan peningkatan aset masing-masing sebesar Rp 1.222 miliar (11,38%) dan Rp 109 miliar (11,58%) dibandingkan dengan posisi triwulan II-2008. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2007, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 22,3% (y-o-y). Tabel 3.1 Perkembangan Total aset Bersih Bank Umum di Kaltim Posisi (dalam Rp miliar)
Keterangan
Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Komposisi
Tw2-08
Tw3-08
Tw2-08
Tw3-08
Pertumb. Tw3-08 +/- (Rp M)
qtq
Bank Umum Konvensional Bank Pemerintah
32,490
35,346
30,938
32,875
38,425
73.78%
74.70%
5,550
9,001
10,068
10,183
10,744
11,966
24.11%
23.26%
1,222
11.38%
568
789
810
940
1,049
2.11%
2.04%
109
11.58%
42,058
46,203
41,931
44,559
51,440
100.00%
100.00%
6,881
15.44%
Bank Swasta Bank Umum Syariah Total
16.88%
Dilihat dari komposisi kepemilikan bank, total aset bank umum konvensional milik pemerintah merupakan yang terbesar dengan pangsa 74,70%, diikuti oleh aset bank umum konvensional milik swasta dengan pangsa 23,26%. Sedangkan pangsa bank umum syariah di Kaltim tercatat 2,04%. Sementara aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh
100%
pemberian kredit dengan pangsa 66,2%
90%
dan penempatan pada BI dengan pangsa
80%
28,3%. Sedangkan surat-surat berharga (SSB)
yang
4,3%
dan
penempatan lainnya
dan
Portofolio
dimiliki sisanya pada
pangsanya 1,3%
bank
terdiri lain,
60% 50%
dari
40%
penyertaan
(Grafik
3.3).
penempatan
pada
BI
1.8% 5.4%
1.2% 4.9%
66.9%
70.2%
1.3% 4.3%
70%
hanya tagihan
1.9% 5.9%
59.3%
66.2%
SSB Kredit BI
30% 20%
Lain
33.0%
10%
25.9%
23.8%
Tw1-08
Tw2-08
28.3%
0% Tw IV-07
Tw3-08
menunjukkan peningkatan sejalan dengan peningkatan
BI-rate
pada
triwulan
Grafik 3.3 Perkembangan aktiva produktif
laporan. 3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan III2008 tercatat Rp 39.350 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 4.237 miliar atau naik 12,07% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.2). Jika dibandingkan
27
Perkembangan Perbankan Daerah
dengan posisi triwulan III-2007, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah bertumbuh 21,1% (y-o-y). Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim Jenis Simpanan Total DPK Giro Tabungan Deposito Bank Pemerintah Giro Tabungan Deposito Bank Swasta Giro Tabungan Deposito
Posisi (dalam Rp Miliar) Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 34,316 32,974 35,113 10,827 9,523 11,013 12,856 12,643 14,031 10,632 10,809 10,069 25,503 24,022 25,797 9,315 7,740 9,099 9,192 8,983 10,168 6,996 7,298 6,530 8,813 8,953 9,315 1,512 1,783 1,914 3,664 3,660 3,863 3,636 3,510 3,538
Tw3-07 32,490 10,159 10,526 11,806 24,590 8,770 7,428 8,393 7,900 1,389 3,098 3,413
Tw3-08 39,350 13,532 14,474 11,344 29,183 11,643 10,405 7,135 10,166 1,889 4,069 4,208
Komposisi Tw3-08 100.0% 34.4% 36.8% 28.8% 74.2% 29.6% 26.4% 18.1% 25.8% 4.8% 10.3% 10.7%
Pert. Tw3-08 q-t-q +/- (Rp M) 12.07% 4,237 22.87% 2,518 3.16% 443 12.66% 1,275 13.13% 3,386 27.95% 2,544 2.33% 237 9.27% 605 9.13% 851 -1.31% -25 5.34% 206 18.93% 670
Berdasarkan jenis simpanannya, peningkatan dana pada triwulan laporan terutama berasal dari simpanan giro yang naik sebesar Rp 2.518 miliar (22,87%), diikuti oleh peningkatan deposito sebesar Rp 1.275 miliar (12,66%) dan tabungan sebesar Rp 443 miliar (3,16%). Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan tertinggi terjadi pada bank milik pemerintah (termasuk BPD) yang nominalnya naik sebesar Rp 3.386 miliar (13,13%) menjadi Rp 29.183 miliar pada triwulan laporan. Sementara dana bank swasta mencatat peningkatan sebesar Rp 851 miliar (9,13%) menjadi Rp 10.166 miliar. Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) di bank umum pemerintah tersebut terutama berasal
dari
rekening
giro
milik
pemerintah
daerah
sehingga
posisinya
mengalami
peningkatan sebesar Rp 2.544 miliar (27,95%) menjadi Rp 11.643 miliar pada triwulan laporan.
Hal
ini
diperkirakan
berkaitan
dengan
peningkatan
jumlah
transfer
dana
perimbangan terutama dana bagi hasil migas dari pemerintah pusat kepada pemda di Kaltim. Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) di bank umum pemerintah tersebut terutama berasal
dari
rekening
giro
milik
pemerintah
daerah
sehingga
posisinya
mengalami
peningkatan sebesar Rp 2.544 miliar (27,95%) menjadi Rp 11.643 miliar pada triwulan laporan.
Hal
ini
diperkirakan
berkaitan
dengan
peningkatan
jumlah
transfer
dana
perimbangan terutama dana bagi hasil migas dari pemerintah pusat kepada pemda di Kaltim. 3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum Pertumbuhan kredit bank umum 20
cukup mengesankan meskipun dibayangi
18
oleh tren peningkatan BI rate yang mengalami
kenaikan
75
basis
poin
selama triwulan laporan menjadi 9,25%. Peningkatan BI-rate tersebut direspon dengan
kenaikan
suku
bunga
kredit
namun kenaikan tersebut lebih rendah dibanding kenaikan BI rate (Grafik 3.4). Sementara jumlah kredit yang belum
Suku Bunga (%)
di Kaltim pada triwulan laporan tumbuh
K. Inv
K. Kons
KMK
BI-rate
16 14 12 10 8 6 Q1
Q2
Q3
2006
Q4
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2
Q3
2008
Grafik 3.4. Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate
digunakan (undisbursed loans) pada triwulan laporan tercatat Rp 1.971 miliar atau
28
Perkembangan Perbankan Daerah
meningkat sebesar Rp 286 miliar dibanding triwulan II-2008 yang sebesar Rp Rp 1.685 miliar. a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Kredit yang disalurkan oleh bank Kredit
umum yang berkantor di Kaltim pada III-2008
19.846,9
mencapai
miliar,
Rp
Kredit (triliun Rp)
triwulan
mengalami
peningkatan Rp 1.637,3 miliar atau tumbuh 8,99% (q-t-q) dibandingkan triwulan II-2008 (Tabel 3.3). Apabila dibandingkan
dengan
triwulan
III-2008
menunjukkan
pertumbuhan
g (qtq) 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
20 15 10 5 0 Q1 Q2
III-
2007, penyaluran kredit pada triwulan
g (yoy)
25
Q3
Q4 Q1 Q2
2006
Q3
Q4 Q1 Q2
2007
Q3
2008
Grafik 3.5. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
sebesar 35,42% (y-o-y) (grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp 11.938 miliar (pangsa 60,2%) atau mengalami peningkatan sebesar Rp 794,4 miliar (7,13%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta mencapai Rp 7.908,5 miliar (pangsa 39,8%) atau naik Rp 842,9 miliar (11,93%). Berdasarkan
jenis
penggunaannya,
kredit
investasi
mengalami
pertumbuhan
tertinggi, yaitu sebesar 13,86% atau bertambah Rp 548,8 miliar. Selanjutnya kredit konsumsi dan modal kerja meningkat masing-masing sebesar Rp 540,9 miliar (9,35%) dan Rp 511,6 miliar (6,24%). Menurut sektornya, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas & air (84,22%), diikuti oleh sektor pertanian (27,05%) dan sektor angkutan (15,63%). Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Keterangan Kredit Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain LDR
Posisi (dalam Rp Miliar)
Komposisi Tw3-08
Pert. Tw3-08
Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
Tw3-08
q-t-q
14,656.1
15,731.5
16,435.2
18,209.6
19,846.9
100.0%
8.99%
+/- (Rp M) 1,637.3
8,835.0 5,821.2
9,404.8 6,326.6
9,891.5 6,543.7
11,144.0 7,065.6
11,938.4 7,908.5
60.2% 39.8%
7.13% 11.93%
794.4 842.9
6,882.5 3,053.2 4,720.4
7,231.3 3,453.3 5,046.9
7,373.3 3,670.8 5,391.2
8,202.2 4,219.6 5,787.9
8,713.7 4,804.4 6,328.8
43.9% 24.2% 31.9%
6.24% 13.86% 9.35%
511.6 584.8 540.9
469.3 508.9 699.4 19.0 2,093.0 3,587.4 465.5 1,943.7 142.6 4,727.5
514.1 553.7 706.6 17.5 2,006.9 3,901.0 579.8 2,244.7 151.7 5,055.4
550.6 525.2 719.8 14.2 2,152.9 3,901.1 549.6 2,459.3 161.4 5,401.2
665.9 583.0 710.5 14.9 2,384.7 4,319.5 703.8 2,803.6 222.4 5,801.2
846.0 478.7 767.5 27.4 2,719.9 4,524.9 813.8 3,090.1 238.8 6,339.8
4.3% 27.05% 2.4% -17.90% 3.9% 8.01% 0.1% 84.22% 13.7% 14.06% 22.8% 4.75% 4.1% 15.63% 15.6% 10.22% 1.2% 7.38% 31.9% 9.28%
180.1 -104.4 56.9 12.5 335.3 205.4 110.0 286.5 16.4 538.6
45.11%
45.84%
49.84%
51.86%
50.44%
Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan simpanan masyarakat, nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (GrossLDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami sedikit penurunan, dari 51,86% pada triwulan II-2008 menjadi 50,44% pada triwulan laporan.
29
Perkembangan Perbankan Daerah
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan perbankan
secara
nasional
untuk
Kredit (sb kanan)
tercatat sebesar Rp 29.744,4 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.635 miliar (9,72%) dibandingkan
Kredit (triliun Rp)
membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan
triwulan
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% -20%
30 25 20 15 10 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
sebelumnya (Tabel 3.4). Namun jika dengan
2006
III
tahun 2007, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan yang
g (qtq)
5
dengan posisi kredit pada triwulan dibandingkan
g (yoy)
35
2007
2008
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
relatif tinggi yakni sebesar 46,29% (y-o-y) (Grafik 3.6). Selanjutnya menurut propinsi asal bank pemberi kredit, 62,4% merupakan kredit dari bank di Kaltim sendiri sementara sisanya berasal dari bank umum yang berkantor di luar Kaltim, terutama diberikan oleh kantor pusat bank di Jakarta dengan pangsa 36,2% terhadap total kredit berlokasi proyek di Kaltim. Selanjutnya bank yang berkantor di Jatim dan Kalsel memiliki pangsa masing-masing sebesar 0,7% dan 0,5%. Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi dialami oleh terbesar dialami sektor jasa sosial (17,73%), diikuti oleh sektor pertanian (16,55%), sektor perindustrian (12,74%) dan sektor konstruksi (12,65%). Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR) berdasarkan lokasi proyek di Kaltim sedikit turun, dari sebesar 77,2% per triwulan II-2008 menjadi 75,6% per triwulan III-2008. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Kredit Lokasi Proyek Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain LDR - lokasi proyek
Posisi (dalam Rp Miliar)
Komposisi Tw3-08
Pert. Tw3-08
Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
Tw3-08
q-t-q
+/- (Rp M)
20,332.1
24,537.6
24,025.2
27,109.3
29,744.4
100.0%
9.72%
2,635.0
10,141.7 10,190.4
11,199.6 13,338.0
11,764.6 12,260.6
13,042.3 14,067.0
14,102.1 15,642.3
47.4% 52.6%
8.13% 11.20%
1,059.8 1,575.3
9,432.0 6,365.1 4,535.1
12,502.5 7,208.5 4,826.6
11,570.4 7,237.7 5,217.2
13,223.1 8,101.5 5,784.8
14,257.1 9,175.8 6,311.5
47.9% 30.8% 21.2%
7.82% 13.26% 9.11%
1,034.0 1,074.3 526.7
1,231.0 2,789.3 1,226.3 261.0 2,706.0 3,996.0 882.6 2,562.8 142.2 4,535.1
1,394.3 5,361.7 1,325.7 284.3 2,589.1 4,314.2 1,015.1 3,290.2 136.3 4,826.6
1,478.1 4,047.3 1,376.3 314.9 2,691.2 4,304.6 941.6 3,409.5 244.5 5,217.2
1,898.7 4,986.7 1,323.5 344.3 2,943.2 4,733.5 1,086.5 3,839.5 168.6 5,784.8
2,213.0 5,235.7 1,492.1 348.2 3,315.2 5,173.5 1,164.2 4,292.3 198.5 6,311.6
7.4% 17.6% 5.0% 1.2% 11.1% 17.4% 3.9% 14.4% 0.7% 21.2%
16.55% 4.99% 12.74% 1.15% 12.64% 9.29% 7.15% 11.79% 17.73% 9.11%
314.3 249.0 168.6 3.9 372.0 440.0 77.6 452.8 29.9 526.8
62.6%
71.5%
72.9%
77.2%
75.6%
30
Perkembangan Perbankan Daerah
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 8.471,2 miliar (pangsa 28,48%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 8.450,1 miliar (pangsa 28,41%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau sebesar Rp 71,5 miliar (pangsa 0,24%). Apabila dilihat dari nisbah pinjaman
terhadap simpanan
(LDR), nisbah tertinggi
terjadi di kota Bontang sebesar 191,19%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Timur (126,46%) dan kota Balikpapan (237,58%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah 10,72% (Tabel 3.5). Tabel 3.5. Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kapupaten/Kota di Kaltim
Nominal (Rp M) *) Kredit DPK 8,471.2 13,631.7 8,450.1 8,697.6 5,121.6 2,155.7 2,498.6 3,007.8 1,443.9 1,720.5 1,351.4 2,964.3 777.3 1,848.1 561.4 2,038.6 490.1 1,310.3 275.2 472.1 231.9 669.7 71.5 666.8
Kabupaten/Kota Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Bontang Kab. Kutai Kartanegara Kab. Berau Kota Tarakan Kab. Paser Kab. Kutai Timur Kab. Bulungan Kab. Kutai Barat Kab. Nunukan Kab. Malinau
Pangsa Kredit DPK 28.48% 34.79% 28.41% 22.20% 17.22% 5.50% 8.40% 7.68% 4.85% 4.39% 4.54% 7.57% 2.61% 4.72% 1.89% 5.20% 1.65% 3.34% 0.93% 1.20% 0.78% 1.71% 0.24% 1.70%
LDR 62.14% 97.15% 237.58% 83.07% 83.93% 45.59% 42.06% 27.54% 37.40% 58.30% 34.63% 10.72%
*) Konsep kredit netto, yaitu tanpa rekening pemerintah pusat dan bukan penduduk
3.3. Perkembangan Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan III-2008 mencapai Rp 13.416 miliar atau dengan pangsa 67,6% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Jumlah kredit MKM tersebut pada triwulan laporan tercatat meningkat sebesar Rp 955 miliar atau tumbuh 7,67% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Menurut pertumbuhannya, kredit berskala kecil (plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta) mengalami perumbuhan tertinggi sebesar 9,48%, kemudian kredit berskala mikro (plafon hingga Rp 50 juta) dan kredit berskala menengah (plafon Rp 500 juta s.d Rp 5 miliar) meningkat masingmasing sebesar 7,81% dan 6,28%. Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit Skala Kredit
Posisi (miliar Rp) Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Komposisi
Tw2-08
Tw3-08
Tw3-08
Pert. Tw3-08 +/- (Rp M)
q-t-q
Mikro (s.d Rp 50 jt)
2,757
2,867
3,000
3,245
3,499
17.6%
254
7.81%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt)
3,113
3,289
3,407
3,848
4,212
21.2%
365
9.48%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar)
4,398
4,764
4,779
5,368
5,705
28.7%
337
6.28%
10,268
10,920
11,186
12,460
13,416
67.6%
955
7.67%
Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) Besar (> Rp 5 miliar)
4,388
4,811
5,250
5,749
6,431
32.4%
682
11.86%
Total
14,656
15,731
16,435
18,210
19,847
100.0%
1,637
8.99%
Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah yang mempunyai pangsa 55,9% dari total kredit MKM, telah menyalurkan kredit MKM hingga triwulan III-2008 sebanyak Rp 7.504 miliar atau mengalami kenaikan Rp 537,2 miliar (7,71%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara pada periode yang sama, jumlah kredit MKM yang telah dikucurkan bank swasta tercatat sebesar Rp 5.911 miliar, atau meningkat Rp 418,2 miliar (7,61%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).
31
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Keterangan Kredit UMKM Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Posisi (dalam Rp miliar)
Pert. Tw3-08
Komposisi
Tw3-07
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
Tw3-08
Tw2-08
Tw3-08
q-t-q
10,268.1
10,920.1
11,185.6
12,460.2
13,415.7
100.0%
100.0%
7.67%
+/- (Rp M) 955.4
5,701.8 4,566.3
6,083.1 4,837.0
6,176.2 5,009.4
6,967.1 5,493.1
7,504.4 5,911.3
55.9% 44.1%
55.9% 44.1%
7.71% 7.61%
537.2 418.2
4,323.9 1,350.2 4,594.0
4,571.2 1,422.2 4,926.7
4,525.9 1,377.2 5,282.6
5,127.8 1,622.6 5,709.8
5,426.3 1,749.6 6,239.8
41.2% 13.0% 45.8%
40.4% 13.0% 46.5%
5.82% 7.83% 9.28%
298.5 127.0 530.0
319.0 133.6 159.2 9.7 855.3 2,742.6 219.4 1,127.4 100.9 4,601.1
348.2 145.0 162.5 8.8 868.7 2,889.0 262.4 1,205.8 94.5 4,935.2
313.8 148.7 174.5 6.4 811.2 2,848.4 254.2 1,250.3 85.5 5,292.6
340.7 143.0 177.9 7.9 949.7 3,192.9 299.4 1,534.3 91.3 5,723.1
321.7 138.7 189.6 21.1 1,063.8 3,356.7 333.7 1,640.7 98.9 6,250.8
2.7% 1.1% 1.4% 0.1% 7.6% 25.6% 2.4% 12.3% 0.7% 45.9%
2.4% 1.0% 1.4% 0.2% 7.9% 25.0% 2.5% 12.2% 0.7% 46.6%
-5.58% -3.02% 6.57% 167.39% 12.01% 5.13% 11.46% 6.94% 8.33% 9.22%
-19.0 -4.3 11.7 13.2 114.1 163.8 34.3 106.4 7.6 527.7
Menurut jenis penggunaan, sebagian besar kredit MKM disalurkan untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 53,4%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masingmasing berjumlah Rp 5.426,3 miliar (pangsa 40,4%) dan Rp 1.749,6 miliar (pangsa 13,0%). Sementara sisanya sebesar Rp 6.239,8 miliar (pangsa 46,5%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya, kredit konsumsi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 9,28% atau bertambah sebesar Rp 530 miliar dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Sementara, kredit untuk modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp 298,5 miliar (5,82%) dan Rp 127 miliar (7,83%). Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,0%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 12,2%) dan sektor konstruksi (pangsa 7,9%). Dilihat dari pertumbuhannya, sektor listrik, gas & air mengalami pertumbuhan kredit tertinggi, yakni sebesar 167,39% Sedangkan sektor usaha yang mengalami penurunan kredit adalah sektor pertanian (-19%) dan sektor pertambangan (-4,3%). Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit Koletibilitas Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
Trw2-08 (miliar Rp) Mikro
Kecil
2,883.2
3,486.3
293.0 9.0 13.1
Menengah
Trw3-08 (miliar Rp) UMKM
Mikro
Kecil
4,867.9
11,237.3
3,112.8
3,820.6
Menengah 5,165.7
12,099.1
UMKM
247.1
303.4
843.4
313.4
275.1
369.9
958.4
15.8
31.2
55.9
10.8
18.2
29.6
58.7
13.8
31.5
58.4
14.5
12.0
28.6
55.1
46.9
84.7
133.6
265.3
47.2
86.3
110.9
244.4
3,245.1
3,847.6
5,367.6
12,460.2
3,498.7
4,212.3
5,704.7
13,415.7
Nominal NPLs
69.0
114.2
196.3
379.5
72.5
116.6
169.1
358.2
% NPLs
2.13
2.97
3.66
3.05
2.07
2.77
2.96
2.67
Total Kredit UMKM
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan relatif terjaga, seperti ditunjukkan oleh persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang mengalami perbaikan dari 2,96% pada triwulan II-2008 menjadi 2,67% pada
32
Perkembangan Perbankan Daerah
triwulan laporan. Dilihat dari skalanya, kredit MKM yang dikucurkan untuk kredit mikro memiliki persentase NPLs terendah yaitu 2,07%. Sementara persentase NPLs kredit berskala kecil dan menengah masing-masing tercatat sebesar 2,77% dan 2,96% (Tabel 3.8). Tabel 3.9 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi Posisi (Rp miliar)
Keterangan
Tw3-07
NPLs Kredit UMKM Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
Tw4-07
Tw1-08
Pert. Tw3-08
Tw2-08
Tw3-08
+/- (Rp M)
q-t-q
Nisbah NPL Tw1-08
Tw2-08
419.5
351.6
375.8
379.5
358.2
-21.34
-5.62%
3.05%
2.67%
289.0 130.5
234.7 116.9
257.8 118.0
271.4 108.1
249.0 109.2
-22.42 1.08
-8.26% 1.00%
3.90% 1.97%
3.32% 1.85%
186.6 107.8 125.1
148.1 78.6 125.0
172.9 71.8 131.1
179.0 71.9 128.5
162.1 72.6 123.5
-16.96 0.68 -5.05
-9.47% 0.94% -3.93%
3.49% 4.43% 2.25%
2.99% 4.15% 1.98%
31.7 5.5 11.6 0.0 60.4 110.2 8.1 64.0 0.9 127.1
20.7 2.9 11.7 0.0 47.7 80.0 7.3 49.8 4.7 126.9
23.8 4.1 12.2 0.0 44.0 104.5 4.2 45.3 4.6 133.0
24.3 3.1 13.0 0.0 34.2 114.6 6.4 48.4 5.0 130.4
13.7 5.0 12.0 0.0 38.7 108.1 5.9 41.9 7.4 125.4
-10.65 1.88 -0.96 0.00 4.47 -6.49 -0.53 -6.49 2.46 -5.02
-43.76% 60.10% -7.39% 0.00% 13.06% -5.66% -8.27% -13.40% 49.58% -3.85%
7.15% 2.19% 7.28% 0.30% 3.60% 3.59% 2.15% 3.15% 5.43% 2.28%
4.26% 3.62% 6.33% 0.11% 3.64% 3.22% 1.77% 2.55% 7.50% 2.01%
Berdasarkan kelompok bank, persentase kredit MKM bermasalah pada bank pemerintah tercatat relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta, yakni 3,32% berbanding 1,85%. Persentase NPLs pada bank pemerintah dan bank swasta pada triwulan laporan mengalami penurunan dibanding NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,9% dan 1,97% (tabel 3.9). Dilihat dari jenis penggunaan kredit, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 4,15% namun membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,43%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja juga mengalami perbaikan, dari 3,49% pada triwulan sebelumnya menjadi 2,99% pada triwulan laporan. Sementara nisbah NPLs UMKM untuk kredit konsumsi merupakan yang terendah yakni sebesar 1,98% atau lebih rendah dibanding nisbah pada triwulan sebelumnya sebesar 2,25%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial (7,5%), diikuti oleh sektor perindustrian (6,33%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5%.
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1
a. Perkembangan Aset BPR Jumlah
aset
BPR
di
wilayah
Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan sebesar 44,41% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan III-2007, dengan total nilai mencapai Rp
172,71
miliar.
Demikian
juga
secara
triwulanan, aset BPR tumbuh sebesar 7,09%
1
Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
33
Perkembangan Perbankan Daerah
(q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan II-2008.
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 sebesar
ini
mengalami
42,56%
(y-o-y)
peningkatan dibandingkan
triwulan III-2007. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan
jumlah
tabungan
sebesar
32,73% (y-o-y) menjadi Rp 40,9 miliar dari Rp 30,83 miliar pada triwulan III2007, dan pertumbuhan deposito yang mencapai 20,65% (y-o-y) dari Rp 50,1 miliar menjadi Rp 60,42 miliar. Secara triwulanan, DPK BPR tumbuh sebesar 8,34% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai Rp 125,5 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar 42,56% (y-o-y) dibandingkan triwulan III-2007. Peningkatan ini dipengaruhi
oleh
pertumbuhan
pada
setiap
komponen kredit, yaitu modal kerja yang tumbuh 42,67% (y-o-y) menjadi Rp 80,97 miliar; investasi tumbuh 42,79% (y-o-y) menjadi Rp 9,3 miliar dan kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 42,25% (yo-y) menjadi Rp 35,25 miliar. Secara triwulanan, penyaluran pertumbuhan,
kredit yaitu
ini
juga
mencapai
mengalami
7,15%
(q-t-q)
dibandingkan dengan triwulan II-2008. Meningkatnya pertumbuhan kredit ini diimbangi dengan prinsip kehati-hatian yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal ini ditunjukkan dengan tingkat NPL sebesar 6,59%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 7,74%. Tabel 3.10. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) 2007 Q I Q II Q III Q IV 11 11 11 11 Jumlah BPR Aset 113,928 121,082 119,600 146,893 Kredit 74,002 95,157 88,044 91,061 Modal Kerja 48,880 59,044 56,751 58,292 Investasi 5,186 7,984 6,514 6,198 Konsumsi 19,936 28,129 24,780 26,572 DPK 73,483 72,981 80,912 84,395 Deposito 39,930 40,111 50,082 54,066 Tabungan 33,553 32,870 30,830 30,328 LDR (%) 100.71 130.39 108.81 107.90 NPLs (%) 5.99 7.17 7.36 9.17 Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali. Keterangan
Q I 11 143,155 94,943 59,157 6,951 28,836 86,408 48,714 37,694 109.88 7.86
2008 Q II 11 161,276 117,144 73,120 8,632 35,391 93,546 54,247 39,299 125.23 7.74
Q III 11 172,714 125,516 80,966 9,301 35,248 101,344 60,423 40,920 123.85 6.59
Q III‐2008 Q‐t‐Q Y‐o‐Y 7.09 7.15 10.73 7.75 ‐0.40 8.34 11.39 4.12
44.41 42.56 42.67 42.79 42.25 25.25 20.65 32.73
34
Perkembangan Perbankan Daerah
3.5. Asesmen Risiko Perbankan 3.5.1 Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim relatif terkendali sebagaimana tercermin dari kualitas kredit yang terus menunjukkan perbaikan pada semua jenis penggunaan kredit dan sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami perbaikan, seperti tercermin dari persentase kredit bermasalah bruto (GrossNPLs) pada triwulan III-2008 sebesar 2,63% atau lebih rendah dibanding nisbah NPLs triwulan I-2008 sebesar 2,89% (Tabel 3.11). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat turun Rp 3,3 miliar (-0,62%). Tabel 3.11. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum Kolektibilitas (Rp M)
Sektor
Tw3-07
1. Lancar 2. Dalam Perhatian Khusus
Komposisi
Tw2-08
Tw3-08
Tw2-08
Pert. Tw3-08
Tw4-07
Tw1-08
Tw3-08
+/- (Rp M)
12,995.0
14,384.0
14,675.9
16,594.6
17,986.9
91.13%
90.63%
1,392.3
q-t-q 8.39%
1,102.9
857.3
1,244.5
1,089.6
1,337.9
5.98%
6.74%
248.3
22.79% 41.44%
3. Kurang lancar
64.4
60.4
56.4
61.2
86.5
0.34%
0.44%
25.4
4. Diragukan
58.6
50.4
69.0
65.4
71.5
0.36%
0.36%
6.1
9.29%
435.2
379.4
389.5
398.8
364.1
2.19%
1.83%
-34.7
-8.70%
5. Macet NPLs (3+4+5)
558.3
490.1
514.9
525.4
522.1
2.89%
2.63%
-3.3
-0.62%
Total Kredit
14,656.1
15,731.5
16,435.2
18,209.6
19,846.9
100.00%
100.00%
1,637.3
8.99%
Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah menghadapi risiko kredit yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah
(NPLs)
dibandingkan
pada
dengan
bank
nisbah
pemerintah NPLs
bank
yang
tercatat
swasta
3,21%,
sebesar
atau
1,76%.
lebih Dilihat
tinggi dari
perkembangannya, nisbah NPLs bank pemerintah menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,86%. Sebaliknya nisbah NPLs bank swasta mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 2,92% (Tabel 3.12). Tabel 3.12. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum Keterangan Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Konsumsi Sektor Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain Total
Tw3-07
Nominal NPL (Rp M) Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08
Pert. Tw3-08 Tw3-08 +/- (Rp M) q-t-q
Nisbah NPL (%) Tw2-08 Tw3-08
418.32 139.94
341.61 148.51
366.65 148.23
319.09 206.32
383.07 139.08
63.98 -67.25
20.0% -32.6%
2.86 2.92
3.21 1.76
206.13 227.01 125.13
177.55 187.61 124.97
204.35 179.44 131.08
212.21 184.67 128.53
218.78 179.88 123.48
6.57 -4.79 -5.05
3.1% -2.6% -3.9%
2.59 4.38 2.22
2.51 3.74 1.95
42.27 10.72 20.20 0.02 143.24 117.57 8.13 88.08 0.90 127.13 558.26
31.22 8.14 20.32 0.02 136.29 87.41 7.33 67.86 4.66 126.89 490.13
34.34 9.27 20.87 0.02 134.62 111.77 4.25 62.19 4.58 132.96 514.88
34.88 6.36 21.59 0.02 133.83 121.65 6.44 65.25 4.96 130.44 525.41
24.22 5.02 20.63 0.02 144.49 133.87 5.91 49.64 12.92 125.42 522.14
-10.65 -1.34 -0.96 0.00 10.66 12.22 -0.53 -15.61 7.96 -5.02 -3.27
-30.5% -21.0% -4.4% 0.0% 8.0% 10.0% -8.3% -23.9% 160.6% -3.8% -0.6%
5.24 1.09 3.04 0.16 5.61 2.82 0.92 2.33 2.23 2.25 2.89
2.86 1.05 2.69 0.09 5.31 2.96 0.73 1.61 5.41 1.98 2.63
Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,74% namun tercatat membaik dibandingkan dengan persentase NPLs kredit investasi pada triwulan
35
Perkembangan Perbankan Daerah
sebelumnya sebesar 4,38%. Sementara itu, persentase NPLs kredit modal kerja dan kredit konsumsi relatif rendah yakni masing-masing sebesar 2,51% dan 1,95%. Berdasarkan sektor ekonomi, risiko kredit tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial dan sektor konstruksi dengan persentase NPLs masing-masing sebesar 5,41% dan 5,31%. Sementara itu, sektor lainnya mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%). 3.5.2 Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu simpanan.
124.35
140
123.66
(Rp triliun)
93.71
100
84.13
8.00
21,612 20,408 19,272
Perorangan
120
104.55
10.00
80 6.00 60 4.00
4,094 3,835 3,052
Perus. Swasta
40
2.00
10,068 8,068 8,570
Pemda
(%)
12.00
20
0.00 T3-07
T4-07
T1-08
Alat Likuid
NCD
T2-08
Tw 2-08
3,576 2,802 2,080
Lainnya
0
Tw 3-08
Tw 1-08
T3-08 0
Alat Likuid/NCD
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
DPK (Rp juta)
Grafik 3.10. Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim
Grafik 3.11. Struktur Kepemilikan Simpanan
Kondisi likuiditas perbankan Kaltim selama triwulan laporan cukup terkendali. Perbankan Kaltim memiliki ketahanan likuiditas yang cukup baik, tercermin dari rasio antara jumlah alat likuid terhadap jumlah non core deposit (NCD) yang diatas 100%. Pertumbuhan alat likuid yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kewajiban jangka pendek menyebabkan rasio alat likuid meningkat, dari sebesar 84,13% pada akhir triwulan II-2008 menjadi 104,55% pada akhir triwulan laporan (Grafik 3.10). Dari segi struktur kepemilikan diketahui bahwa lebih dari separoh simpanan di bank umum pada triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni sebesar Rp 21.612 miliar dengan pangsa 54,92%. Selanjutnya dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 10.068 miliar dengan pangsa 25,59% dan dana milik perusahaan swasta sebesar Rp 4.094 miliar dengan pangsa 10,4% (Grafik 3.13). Tabel 3.13 Struktur Jangka Waktu DPK Keterangan Jangka pendek Giro Tabungan Deposito s.d 3 bulan Total DPK s.d 3 bulan Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan Total DPK
Posisi (Rp M)
Komposisi
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
Tw3-08
Tw4-07
Tw1-08
Tw2-08
Tw3-08
10,827 12,856 9,550 33,234
9,523 12,643 9,303 31,469
11,013 14,031 8,491 33,536
13,532 14,474 9,303 37,309
31.6% 37.5% 27.8% 96.8%
28.9% 38.3% 28.2% 95.4%
31.4% 40.0% 24.2% 95.5%
34.4% 36.8% 23.6% 94.8%
1,082 34,316
1,506 32,974
1,577 35,113
2,040 39,350
3.2% 100.0%
4.6% 100.0%
4.5% 100.0%
5.2% 100.0%
Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 94,8%. Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba
36
Perkembangan Perbankan Daerah
(sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Implikasinya, perbankan akan menjadi relatif lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman yang bersifat jangka panjang. Berkenaan dengan krisis keuangan global yang juga mengancam stabilitas sistem keuangan domestik, maka pemerintah merespons dengan memutuskan untuk menaikkan jumlah penjaminan simpanan masyarakat dari Rp 100 juta/nasabah menjadi Rp 2 miliar/nasabah sebagai upaya menjaga kepercayaan pelaku ekonomi dan masyarakat umumnya. Kebijakan tersebut bagi perbankan Kaltim berpengaruh positif karena meningkatkan jumlah cakupan nominal simpanan yang dijamin secara signifikan, khususnya untuk simpanan berjangka dan giro (selengkapnya lihat Boks Analisis Pengaruh Kebijakan Peningkatan Nilai Penjaminan Simpanan terhadap Simpanan Masyarakat Kaltim). 3.5.3 Risiko Pasar analisis
grafis
yang
menghubungkan antara suku bunga kredit dengan rasio NPLs dalam periode triwulan terlihat
pergerakan
yang
acak
antara
(%)
I-2006 s.d triwulan III-2008 (Grafik 3.12),
18.0
8.0
17.0
7.0
16.0
6.0
15.0
5.0
14.0
4.0
nisbah NPLs dengan suku bunga kredit.
13.0
Hal ini didukung oleh hasil penghitungan
12.0
Bunga Kredit (sumbu kiri)
2.0
11.0
Gross NPLs (sumbu kanan)
1.0
koefisien korelasi 2 kedua variabel tersebut yang hanya 0,51. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persentase NPLs tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga
(%)
Berdasarkan
3.0
10.0
0.0 Q2- Q3- Q4- Q1- Q2- Q3- Q4- Q1- Q2- Q306 06 06 07 07 07 07 08 08 08
Grafik 3.12. Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs
kredit.
2
Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
37
Perkembangan Perbankan Daerah
Boks 2. Analisis Pengaruh Kebijakan Peningkatan Nilai Penjaminan Simpanan terhadap Simpanan Masyarakat Kaltim
Imbas krisis keuangan global yang turut mengancam stabilitas perekonomian domestik telah direspon pemerintah dengan menempuh sejumlah kebijakan guna menjaga keyakinan pelaku ekonomi dan masyarakat. Diantaranya pada 13 Oktober 2008, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS yang mengatur peningkatan nilai maksimal simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank, dari semula seratus juta rupiah menjadi dua miliar rupiah.
Berdasarkan data simpanan masyarakat pada bank umum di Kaltim per September 2008, kebijakan tersebut akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah rekening nasabah yang dijamin sebanyak 47.128 rekening, yaitu dari 1.767.280 rekening (pangsa 97,33%) menjadi 1.814.408 rekening (pangsa 99,92%). Sedangkan dari segi cakupan total nominal penjaminan, nominal simpanan nasabah yang dijamin pemerintah akan meningkat sebesar Rp 13,1 triliun, atau dari Rp 9,7 triliun (pangsa 24,69%) menjadi Rp 22,8 triliun (pangsa 58%).
Tabel Sebaran simpanan masyarakat menurut skala dan jenis simpanan di perbankan Kaltim Skala Simpanan <= Rp 100 juta <= Rp 2 miliar > Rp 2 miliar Total
Giro Rekening Nom (Rp juta) 43,717 581,623 79.97% 4.30% 54,124 3,859,190 99.00% 28.52% 544 9,672,535 1.00% 71.48% 54,668 13,531,725 100.00% 100.00%
Tabungan Rekening Nom (Rp juta) 1,698,285 8,220,712 98.76% 56.80% 1,719,317 13,044,335 99.98% 90.12% 302 1,430,005 0.02% 9.88% 1,719,619 14,474,340 100.00% 100.00%
Simpanan Berjangka Rekening Nom (Rp juta) 25,278 913,545 60.88% 8.05% 40,967 5,920,675 98.67% 52.19% 554 5,422,885 1.33% 47.81% 41,521 11,343,560 100.00% 100.00%
Total Simpanan Rekening Nom (Rp juta) 1,767,280 9,715,880 97.33% 24.69% 1,814,408 22,824,200 99.92% 58.00% 1,400 16,525,425 0.08% 42.00% 1,815,808 39,349,625 100.00% 100.00%
Dilihat dari rincian jenis simpanannya, kebijakan penjaminan maksimal Rp2 miliar per rekening akan menenangkan setidak-tidaknya 99% pemilik rekening giro, 99,98% pemegang rekening tabungan dan 98,67% pemilik rekening simpanan berjangka pada bank umum di Kaltim. Sebab jika mengacu pada nilai penjaminan sebelumnya yang maksimal hanya Rp 100 juta/rekening maka program penjaminan tersebut baru meliputi 79,97% rekening giro, 98,76% rekening tabungan dan 60,88% rekening simpanan berjangka.
38
Perkembangan Perbankan Daerah
Oleh karena itu, kebijakan ini berdampak positif dalam menjaga keyakinan mayoritas pemilik dana pada perbankan di Kaltim, terutama pemegang rekening simpanan berjangka dan giro. Meskipun demikian masih terdapat 1.400 rekening (pangsa 0,08%) dengan nilai nominal Rp 16,5 triliun (pangsa 48%) yang tersimpan pada bank umum di Kaltim yang tidak masuk kategori penjaminan oleh pemerintah. Mengingat banyak negara lain yang sudah menerapkan penjaminan penuh atas simpanan di perbankan maka pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memberlakukan pola serupa guna mencegah aksi perpindahan dana ke bank di luar negeri, terutama oleh pemilik rekening yang berasal dari perusahaan multi nasional yang beroperasi di tanah air. Namun di sisi lain guna menghindari praktek moral hazard, program penjaminan penuh tersebut berlaku terhadap tagihan bersih yaitu setelah memperhitungkan sebelumnya kewajiban pemegang rekening terhadap perbankan.
39
BBA ABB
KEUANGAN DAERAH
IV
4.1 Gambaran Umum Realisasi penggunaan APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 sampai dengan Semester I2008 masih cukup rendah. Realisasi komponen pendapatan baru mencapai 38,86% dari keseluruhan APBD 2008, sementara realisasi komponen belanja lebih rendah lagi, yaitu hanya mencapai 35,84%. Pada sisi pendapatan, rendahnya realisasi komponen ini dipengaruhi oleh masih rendahnya realisasi
komponen
dana
perimbangan
yang
memiliki
pangsa
terbesar
pembentuk
komponen
pendapatan; yang dipengaruhi oleh rendahnya realisasi penerimaan yang berasal dari dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam). Sementara pada sisi belanja, dipengaruhi oleh rendahnya realisasi komponen belanja operasi, yang memiliki pangsa terbesar pembentuk komponen belanja; karena masih relatif rendahnya realisasi belanja bantuan sosial. 4.2 Pendapatan Realisasi komponen Pendapatan pada APBD Kalimantan
Timur
tahun
2008
hingga
Semester
I
mencapai 38,86% atau mencapai Rp 1.587,7 miliar dari Rp
4.085,9
miliar.
Realisasi
tersebut
berasal
dari
realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah terealisasi
sebesar
69,12%
(Rp
869,26
miliar),
merupakan realisasi terbesar; diikuti oleh realisasi Dana Perimbangan sebesar 25,73% (Rp 779,25 miliar) dan komponen
Lain-lain
pendapatan
daerah
yang
sah
sebesar 5,06% (Rp 2,29 miliar). Berdasarkan jenisnya, realisasi PAD dipengaruhi oleh realisasi pada komponen pendapatan pajak daerah sebesar 71,14% (Rp 700,6 miliar), pendapatan retribusi daerah sebesar 1,53% (Rp 1,85 miliar), pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 225,07% (Rp 72,75 miliar) dan realisasi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 78,75% (Rp 94,03 miliar). Realisasi dana perimbangan dipengaruhi oleh realisasi beberapa komponennya, yaitu: dana bagi hasil pajak dengan realisasi sebesar 28% (Rp 157,75 miliar), dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam) sebesar 25,93% (Rp 558,4 miliar) dan realisasi dana alokasi umum (DAU) sebesar 50% (Rp 63,12 miliar). Sementara realisasi komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari realisasi pendapatan hibah sebesar 5,06% (Rp 2,29 miliar). 4.3 Belanja Realisasi komponen Belanja pada APBD Kalimantan Timur tahun 2008 periode Semester I mencapai
35,84% atau sebesar Rp 1.817,7 miliar dari Rp 5.071,3 miliar; yang dipengaruhi oleh
realisasi komponen belanja operasi sebesar 40,38% atau Rp 1.630, 5 miliar, komponen belanja modal dengan realisasi sebesar 18,12% atau Rp 187,2 miliar dan realisasi transfer bagi hasil ke kabupaten/kota/desa sebesar 49,23% atau sebesar Rp 187,2 miliar. Berdasarkan jenisnya, realisasi pada komponen belanja operasi dipengaruhi masing-masing oleh realisasi komponen belanja pegawai sebesar 33,35% (Rp 230,72 miliar) pada Semester I-2008 ini, realisasi komponen belanja barang sebesar 11,36% (Rp 86,3 miliar), belanja subsidi dengan realisasi
40
Keuangan Daerah sebesar 73,46% (Rp 863,46 miliar), dan realisasi belanja bantuan sosial sebesar 34,98% (Rp 440,85 miliar). Sementara realisasi komponen belanja modal dipengaruhi oleh realisasi komponen belanja tanah sebesar 50,09% (Rp 16,28 miliar), komponen belanja peralatan dan mesin sebesar 6,27% (Rp 13,32 miliar), komponen belanja gedung dan bangunan sebesar 20% (Rp 157,57 miliar), komponen belanja jalan, irigasi dan jaringan sebesar 13,59% (Rp 77,38 miliar) dan realisasi komponen belanja aset tetap lainnya sebesar 11,04% (Rp 9,21 miliar). Sedangkan transfer bagi hasil ke kabupaten/kota/desa telah terealisasi sebesar Rp 187,2 miliar.
41
BBA ABB
V
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Gambaran Umum Meningkatnya kebutuhan masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman, menjadi pendorong meningkatnya perkembangan transaksi di Kalimantan Timur, baik secara tunai maupun non tunai. Kebutuhan untuk memegang uang kas untuk dibawa ke kampung halaman dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri telah meningkatkan permintaan uang kartal di wilayah Kalimantan Timur, yang meningkat lebih dari 60% dibandingkan dengan triwulan II-2008. Hal ini terutama berasal dari jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia yang berada di wilayah Kalimantan Timur, yaitu Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan. Meningkatnya jumlah uang yang keluar tersebut berbanding terbalik dengan jumlah uang yang masuk, sehingga hal ini berpengaruh pula pada kebijakan pemberian tanda tidak berharga (PTTB) Bank Indonesia, yang pada triwulan III-2008 mengalami penurunan dibandingkan triwulan II-2008. Transaksi non tunai, yaitu kliring dan RTGS, juga mengalami peningkatan pada triwulan III-2008 ini dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 5.2. Perkembangan Transaksi Tunai 5.2.1. Perkembangan Peredaran Uang Kartal Peredaran uang kartal di Kalimantan Timur dihitung dari jumlah uang kartal yang keluar dan masuk
melalui
kas
Kantor
Bank
Indonesia
Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2008 mengalami
pertumbuhan
yang
meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar triwulan III-2008 mencapai Rp 3.123 miliar atau naik 64,11% (q-t-q) dibandingkan triwulan II2008 yang mencapai Rp 1.903 miliar. Dari jumah peredaran uang pada periode berjalan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 2.934 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 70,11% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 189 miliar atau naik 6,03% dibandingkan triwulan II-2008. Secara keseluruhan, pada triwulan III-2008 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow
(jumlah uang keluar lebih
besar dibandingkan dengan uang yang masuk) sebesar Rp 2.745 miliar. Jumlah net outflow ini mengalami peningkatan sebesar 77,48% dibandingkan triwulan II-2008. Meningkatnya jumlah net outflow tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah permintaan uang kartal dari masyarakan karena adanya pola konsumsi musiman, yaitu perayaan hari Raya Idul Fitri. Masyarakat memiliki kecenderungan yang tinggi untuk memegang uang kas untuk dibawa ke kampung halamannya.
42
Perkembangan Sistem Pembayaran
Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang terkena PTTB ini pada triwulan III-2008 mencapai Rp 158 miliar atau
mengalami
penurunan
sebesar
-
6,94% (q-t-q) dibandingkan triwulan II2008. Secara keseluruhan, dibandingkan dengan
periode
sebelumnya, jumlah
uang
yang
yaitu
sama
triwulan
kartal
yang
tahun
III-2007, beredar
mengalami peningkatan sebesar 126,90% (y-o-y), sedangkan PTTB turun 29,16%.
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai 5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi
kliring
di
wilayah
Kalimantan
Timur, yang meliputi Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang
dan
Tarakan,
pada
triwulan
III-2008
mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan
triwulan
sebelumnya.
Jumlah
transaksi
kliring triwulan III-2008 mencapai Rp 5.150 miliar atau meningkat 8,44% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008; dengan jumlah volume transaksi sebesar
237.000
transaksi.
Sementara
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,
transaksi
kliring
tumbuh
sebesar
88,71% (y-o-y).
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan III-2008 mencapai Rp 36.463 miliar, atau tumbuh sebesar -2,76% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan III-2007. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang tumbuh sebesar -4,08%. Melambatnya pertumbuhan transaksi RTGS pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan transaksi RTGS yang berasal dari Kalimantan Timur, yang turun sebesar -9,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan transaksi yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami peningkatan sebesar 3,59% (y-o-y). Sementara transaksi RTGS secara triwulanan mengalami peningkatan sebesar 22,65% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008, yaitu dari Rp 29.729 miliar. Meningkatnya
43
Perkembangan Sistem Pembayaran
transaksi
secara
triwulanan
ini
dipengaruhi
oleh
peningkatan
kebutuhan
transaksi
masyarakat yang salah satunya didorong oleh pola konsumsi musiman. Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) 2007
Transaksi RTGS Q I
Q II
2008 Q III
Q IV
Q I
Q III‐2008
Q II
Y‐o‐Y
Jumlah
13,844
15,006
18,072
26,330
28,145
14,320
16,340
14.11
‐9.59
Volume
12,600
12,702
14,808
23,869
16,243
17,476
20,648
18.15
39.44
Masuk Ke Kaltim
Jumlah
12,748
15,987
19,424
28,083
20,863
15,409
20,123
30.59
3.59
Volume
17,164
18,204
20,555
30,078
22,142
23,940
28,501
19.05
38.66
Q‐t‐Q
Q III
Keluar Kaltim
Total
Jumlah
26,592
30,992
37,497
54,413
49,008
29,729
36,463
22.65
‐2.76
Volume
29,764
30,906
35,363
53,947
38,385
41,416
49,149
18.67
38.98
Sumber : BI Web
lokasi
Berdasarkan Bank
Indonesia
di
Kantor
Kalimantan
Timur, transaksi RTGS di wilayah kerja Bank Indonesia Samarinda pada periode berjalan ini mencapai Rp 26.539 miliar dengan volume transaksi sebesar 28.434 transaksi. Jumlah
transaksi
RTGS
di
Samarinda mengalami peningkatan sebesar
28,38%
(q-t-q)
dibandingkan dengan triwulan II2008. Sementara transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp 9.923 miliar atau meningkat sebesar 9,58% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
44
BBA ABB
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
VI
6.1 Perkembangan tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui Kalimantan Timur Propinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bukan tergolong daerah padat penduduk sehingga sejumlah kabupaten di Kaltim, terutama daerah hasil pemekaran menerima transmigran untuk mengolah potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara optimal. Dengan demikian, Kaltim secara umum bukanlah daerah sumber/potensi tenaga kerja untuk bekerja di daerah lain di Indonesia atau ke luar negeri menjadi TKI, melainkan hanya sebagai daerah transit keluar masuk TKI khususnya di Nunukan dari/ke Negara bagian Sabah Malaysia. Beberapa faktor yang menyebabkan Nunukan menjadi daerah transit antara lain:
Secara geografis, Nunukan sangat dekat dengan Malaysia Timur sehingga dapat ditempuh menggunakan angkutan kapal feri yang berbiaya relatif murah.
Malaysia timur sangat membutuhkan tenaga kerja untuk sektor perkebunan tanpa mensyaratkan tingkat pendidikan yang tinggi.
TKI
umumnya tidak perlu mengeluarkan dana sendiri untuk proses keberangkatan termasuk
proses dokumen, konsumsi dan akomodasi selama menunggu pemberangkatan. TKI yang berangkat ke Malaysia melalui Nunukan sebagian besar berasal dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, NTT, NTB dan Jawa Timur. Permintaan TKI sampai dengan bulan Juli 2008 berdasarkan job order 53 cabang PJTKI yang beroperasi di Nunukan mencapai 42.651 orang. Namun penempatan TKI sampai dengan Juli 2008 hanya sebanyak 26.247 orang, atau hanya dapat menenuhi sekitar 62% dari permintaan. Sedangkan calon TKI yang mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) tercatat sebanyak 17.621 orang atau sekitar 67% dari total penempatan TKI pada periode Januari-Juli 2008. Di samping menjadi pos pengiriman TKI,
Nunukan
pos
90,000
pendeportasian TKI yang bermasalah antara
80,000
lain
70,000
akibat
juga
menjadi
dokumen
yang
belum
lengkap/palsu, masa berlaku dokumen habis
50,000 40,000
BP3TKI Nunukan telah menerima TKI yang
30,000
TKI telah dipulangkan ke daerah asal. Secara
tahunan,
2002 hingga tahun 2008 (sd Juli 2008) berfluktuasi
dengan
32,675
28,774
26,247
20,000 10,000 -
perkembangan
penempatan TKI melalui Nunukan dari tahun terlihat
70,574
120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60% -80%
72,015
58,515
60,000
dan karena sakit. Dari Januari-Juli 2008, dideportasi sebanyak 3.496 orang. 15 orang
77,425
tingkat
2002
2003
2004 TKI
2005
2006 Pertumb.
2007
2008 (sd Juli)
Grafik 6.1 Perkembangan Tahunan TKI melalui Nunukan
penempatan tertinggi terjadi pada tahun 2005 sedangkan penempatan terendah berlangsung pada tahun 2003 (Garfik 6.1). Berdasarkan hasil survei TKI di Nunukan yang dilakukan BI bersama dengan LP3M Universitas Borneo, diketahui bahwa 62% TKI mengirim sebagian pendapatannya kembali ke Indonesia rata-rata sebesar Rp 540.000/bulan (hasil survei selengkapnya lihat boks). Dengan asumsi tersebut maka pada tahun 2007 dapat diperkirakan bahwa 62% dari 72.015 TKI (atau sekitar 44.649 TKI) yang ditempatkan melalui Nunukan pada tahun 2007 melakukan remitansi sekitar Rp 24 miliar per bulan atau Rp 289 miliar per tahun.
45
Prospek perekonomian Daerah
6.2 Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Timur tahun 2008 Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada bulan Maret 2008 sebesar 286,4 ribu, atau mengalami penurunan sebesar 38,4 ribu dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2007. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya jumlah penduduk miskin, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. Penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 25,7 ribu orang dan di daerah pedesaan berkurang 12,6 ribu orang. Tabel 6.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalimantan Timur Menurut Daerah, Maret 2007-Maret 2008 Jumlah Penduduk Miskin (ribu)
Tahun
Persentase Penduduk Miskin
Perkotaan
Pedesaan
Total
Perkotaan
Pedesaan
Total
Maret 2007
136.1
188.7
324.8
7.44
16.98
11.04
Maret 2008
110.4
176.1
286.5
5.89
15.47
9.51
Sumber: BPS Kaltim
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan (GK). Pada periode Maret 2007 - Maret 2008, GK mengalami peningkatan sebesar 7,99%, yaitu dari Rp 220.368,per kapita per bulan pada Maret 2007 menjadi Rp 237.979,- per kapita per bulan pada Maret 2008. Berdasarkan komponen GK yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan
(GKBM),
menunjukkan
bahwa
peranan
komoditi
makanan
jauh
lebih
besar
dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada bulan Maret 2007, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 70,83%, tetapi pada bulan Maret 2008, sumbangan GKM meningkat menjadi 71,22%. Tabel 6.2 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2007 – Maret 2008
Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bln)
Daerah/Tahun
Penduduk
% Penduduk Miskin
Bukan Makanan
Maret 2007
166,292
73,268
239,560
136.1
7.44
Maret 2008
180,032
77,829
257,861
110.4
5.89
Perkotaan
Pedesaan
Total
Miskin (ribu)
Makanan
Maret 2007
139,312
49,475
188,787
188.7
16.98
Maret 2008
152,107
53,149
205,256
176.1
15.47
156,094
64,274
220,368
Total Maret 2007 Maret 2008 Sumber: BPS Kaltim
169,478
68,501
237,979
324.8
11.04
286.4
9.51
46
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah
Boks 3. Hasil Survei TKI di Wilayah Nunukan dalam rangka Survei Nasional Pola Remitansi TKI tahun 2008 Bank Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP3M) Universitas Borneo melakukan Survei Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terhadap responden TKI yang akan bekerja ke Malaysia melalui pintu masuk Nunukan – Kalimantan Timur. Survei ini merupakan bagian dari Survei Nasional Pola Remitansi TKI Tahun 2008. Survei Nasional tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai TKI dan Workers Remittance (WR) yang dihasilkannya dalam rangka memperoleh perkiraan nilai devisa dari remitansi TKI yang lebih akurat dalam penyusunan statsitik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Berdasarkan hasil Survei pada bulan Juli 2008 terhadap 141 responden TKI yang akan bekerja ke Malaysia melalui Nunukan dengan tujuan Negara Bagian Sabah Malaysia, diketahui beberapa fakta sebagai berikut: 1.
Profil responden secara singkat, yaitu:
Jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebesar 65% dan wanita 35%.
Dari segi usia, 45% berumur antara 18 s.d 29 tahun, sedangkan 55% berusia 30 tahun keatas.
Berdasarkan daerah asal, 57% berasal dari provinsi Sulawesi Selatan, 38% dari NTT dan sisanya 5% dari Jatim, Sulteng dan Kaltim.
Menurut tingkat pendidikan, 52% tamatan SD, 27% tamatan SMP dan 10% tamatan SMU. Sedangkan 11% tidak jelas.
32% responden membawa serta keluarganya ke Malaysia dengan jumlah pengikut ratarata 3 orang.
2.
Dalam
Rata-rata responden sudah pernah berkerja sebagai TKI di Malaysa lebih dari 6 tahun. hal
pembiayaan
keberangkatan
TKI
ke
Malaysia,
47%
responden
ditalangi
oleh
PJTKI/PPTKIS, 45% atas biaya sendiri dan 8% lainnya. Biaya keberangkatan yang diperlukan hampir Rp 2.000.000. 3.
Menurut jenis pekerjaan, 44% responden merupakan pekerja perkebunan, 17% sebagai pembantu rumah tangga, 12% pekerja pabrik. Sisanya beragam, mulai dari bekerja sebagai pengasuh anak, sopir, buruh konstruksi, penjaga toko/rumah makan hingga tukang masak.
4.
Dari segi penghasilan, gaji yang diterima setiap bulannya bervariasi mulai dari RM 200 (Rp 560.000) hingga RM 1200 (Rp3.360.000), dengan rata-rata sebesar Rp 1.400.000. Sebagian besar responden (67%) menyimpan sendiri gaji yang diterimanya dan hanya 7% responden yang menyimpan di bank. Selebihnya, 8% responden menitipkan kepada majikan dan 18% tidak jelas.
5.
Dilihat dari penggunaannya, sebagian pendapatan TKI tersebut dialokasikan untuk biaya hidup di Malaysia yang rata-rata Rp 600.000/bulan. Kemudian sisanya ditabung sendiri oleh TKI atau dikirimkan ke Indonesia. Sebagian besar responden (60%) mengaku menabung penghasilannya dengan jumlah tabungan rata-rata Rp 625.000/bulan. Sementara itu 62% responden mengatakan mereka mengirimkan sebagian pendapatan untuk keluarga di Indonesia dengan nominal mendekati Rp 540.000/bulan.
6.
Berdasarkan jalur (moda) remitansi yang digunakan, hanya 30% responden yang menyatakan melalui bank. Sisanya dikirimkan bukan melalui bank, yaitu: melalui keluarga (35%), teman (18%) dan jasa penitipan informal (9%).
47
BBA ABB
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
VII
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2008 Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2008 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tahunan berkisar antara 4,5%–5,5% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2008. Faktor yang diperkirakan memberikan pengaruh pada perlambatan tersebut berasal dari meningkatnya curah hujan di wilayah Kalimantan Timur yang berpotensi mengganggu produktivitas pertambangan batubara, selain itu juga adanya penurunan produktivitas pengilangan gas alam karena pasokan yang terbatas. Sektor perdagangan, hotel dan restoran diprediksikan juga akan mengalami perlambatan seiring dengan berkurangnya permintaan masyarakat. Begitu juga halnya di sektor pertanian, penurunan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sebagai akibat menurunnya permintaan CPO dunia di tengah krisis ekonomi global akan menurunkan tingkat panen kelapa sawit karena harga yang diterima sebagian petani sudah tidak sebanding dengan biaya panen dan angkut yang dikeluarkan petani. Sementara dari PDRB sisi permintaan, perlambatan ekonomi diperkirakan dipengaruhi oleh berkurangnya konsumsi masyarakat seiring dengan kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan simpanannya dibandingkan dengan melakukan peningkatan pengeluaran sebagai upaya mengantisipasi prospek ekonomi yang memburuk sebagai akibat kondisi perekomian global yang sedang menghadapi krisis finansial. Namun di sisi lain, ekpsor non migas diperkirakan masih akan tumbuh positif karena masih kuatnya permintaan akan ekspor batubara Kaltim. Selain itu, diperkirakan pengeluaran pemerintah akan meningkat karena adanya pembayaran berbagai kewajiban pemerintah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2008 ini. Penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) diperkirakan juga masih akan tumbuh positif dengan adanya realisasi investasi menjelang tutup tahun 2008 dan demikian juga halnya dengan realisasi penyaluran kredit perbankan. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda, ekspektasi pelaku usaha terhadap kegiatan usaha untuk triwulan IV-2008 menunjukkan sinyal yang kurang positif, terutama dibandingkan dengan triwulan III-2008, yaitu dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 10,66%. Sementara nilai SBT ekspektasi situasi bisnis yang mencapai 2,65% (Grafik 7.1). Rendahnya tingkat optimisme yang ditunjukkan oleh para pelaku usaha ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang sedang mengalami goncangan akibat krisis industri finansial di Amerika Serikat. Kondisi ini terlihat dari ambruknya pasar modal dan depresiasi nilai rupiah yang mencapai Rp 11.000,- per dollar Amerika. Salah satu faktor positif yang masih menahan indeks SKDU dari kejatuhannya adalah harga minyak mentah yang bergerak berkisar antara USD 60 sampai dengan USD 70
per
barrel,
yang
membawa
pengaruh
pada
48
Prospek perekonomian Daerah penurunan harga BBM industri. Namun di sisi lain, ekspektasi konsumen masih menunjukkan perkembangan yang positif terhadap perekonomian periode mendatang, yaitu berada diatas level optimis, 100,00. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan nilai Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 107,00 (Grafik 7.2). Faktor yang menjadi determinan keyakinan konsumen tersebut berasal dari ekspektasi meningkatnya penghasilan dan ekspektasi ekonomi yang diperkirakan dipengaruhi oleh penurunan harga berbagai komoditas. Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di masa yang akan datang, antara lain:
Peningkatan Curah Hujan di Wilayah Kalimantan Timur. Peningkatan curah hujan yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur telah dimulai sejak bulan Oktober 2008, dan diperkirakan pada bulan-bulan mendatang akan terjadi peningkatan sebesar 30 persen. Secara normal, curah hujan yang terjadi pada bulan Oktober tahun lalu mencapai 160 mm, namun pada tahun 2008 ini telah mencapai 205 mm. Meningkatnya curah hujan yang melebihi normal ini berpotensi menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kalimantan Timur pada periode November s.d. Desember 2008.
Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang makin menurun. Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit semakin terpuruk. Jika pada September 2008 masih seharga Rp 1.300,-/kilogram (kg), maka harga di bulan Oktober turun menjadi Rp 1.100,/kg, dan bahkan pada bulan November telah mencapai Rp 739,-/kg. Sehingga apabila dikurangi dengan biaya-biaya, seperti angkuta, upah panen dan lainnya, maka penghasilan bersih yang di dapat petani sawit adalah sebesar Rp 50,-/kg. Hal ini menyebabkan banyak petani sawit yang memilih untuk tidak memanen buah sawitnya. Rendahnya harga TBS tersebut, apabila berlangsung dalam jangka waktu lama, berpotensi untuk mengurangi hasil panen kelapa sawit dan menggangu produksi Crude Palm Oil (CPO) dan perkembangan kebun kelapa sawit.
Ekspor Udang dari Tarakan menurun 17 % akibat imbas krisis ekonomi global. Realisasi ekspor udang dari kota Tarakan sebagai sentra udang windu dan white di Kaltim menunjukkan penurunan sejak bulan agustus 2008. Ini diperkirakan sebagai dampak krisis ekonomi global yang berasal dari AS sehingga ekspor udang ke AS diperkirakan terhenti mulai November 2008. Selain itu, nilai ekspor ke negara utama seperti Jepang, Singapura, Belannda, Jerman dan Hongklong juga menunjukkan penurunan sekitar 15-17% menyusul anjloknya harga beli. Kondisi ini menyebabkan pengusaha cold storage memilih untuk mengurangi ekspornya yang kemudian berdampak pula pada pengurangan pembelian udang dari petambak. Selain itu, pengurangan produksi juga telah membuat pengusaha cold storage mulai mengurangi jam kerja karyawannya.
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi Triwulan IV-2008, diperkirakan akan ditandai dengan menurunnya tekanan terhadap kenaikan harga barang dan jasa. Hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya permintaan masyarakat walaupun pola konsumsi musiman menjelang akhir tahun 2008 masih akan memberikan tekanan, namun tidak sebesar pada triwulan III-2008. Dari hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Samarinda bulan Oktober 2008, menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen akan adanya kenaikan harga masih cukup tinggi, namun tidak setinggi periode sebelumnya (Grafik 7.3).
49
Prospek perekonomian Daerah Adanya penurunan harga minyak mentah di pasar dunia, yang berada pada level dibawah USD 70 per barrel, memberikan ekspektasi akan adanya kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga
BBM
mendatang. perekonomian
bersubsidi Selain yang
itu
pada juga,
masih
periode-periode melihat
mengalami
kondisi tekanan
akibat krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat, yang memberi pengaruh secara global, konsumen
cenderung
untuk
membatasi
pengeluarannya dan memilih untuk meningkatkan tabungannya. Hal ini telihat dari hasil SK yang menggambarkan ekspektasi penghasilan dan tabungan masyarakat, serta mengurangi belanja barang tahan lama (Grafik 7.4).
50
LAMPIRAN
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR MAKRO EKONOMI Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Laju Inflasi Tahunan (y‐o‐y,%) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan PDRB ‐ harga konstan (miliar Rp) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (y‐o‐y,%) Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (USD juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
2007 Q I
Q II
Q III
Q IV
Q I
2008 Q II
Q III
148.73 151.95
149.51 156.75 159.65 165.99 113.57 116.93 152.54 159.46 161.69 167.76 110.64 113.98 115.17 121.55
6.8 3.74
5.39 7.86 9.18 11.60 15.83 14.37 2.20 6.91 7.27 10.40 13.66 11.42 15.33 20.68
1,670.33 9,411.33 7,892.68 72.29 791.16 1,986.20 1,242.22 631.41 459.60 1.39 1,376.96 30,072,519 167.78 121,790
1,649.73 9,583.14 7,739.77 73.63 813.24 2,057.14 1,266.38 652.70 466.56 1.60 1,192.40 25,751,870 172.21 103,438
1,661.82 9,739.36 8,084.30 73.58 829.01 2,134.19 1,291.68 662.73 477.14 2.48 951.83 19,862,842 144.71 45,024
1,692.59 9,935.82 8,233.45 75.71 854.06 2,261.42 1,326.48 687.10 492.30 4.37 898.60 31,121,690 347.37 185,270
1,896.12 9,884.86 8,070.19 78.52 874.35 2,120.82 1,336.52 718.37 496.09 6.77 992.79 18,859,720 119.07 117,722
1,830.23 10,106.43 7,990.35 79.27 902.85 2,172.95 1,363.83 745.01 499.49 7.00 1,015.41 18,859,720 108.23 89,697
1,791.19 10,220.26 8,077.86 80.31 918.02 2,248.93 1,406.66 767.64 516.17 5.53 1,688.86 20,799,176 273.65 95,028
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INDIKATOR
Q I
Q II
2007 Q III
Q IV
Q I
2008 Q II
Q III
PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp triliun) DPK (Rp triliun) Tabungan (Rp triliun) Giro (Rp triliun) Deposito (Rp triliun) Kredit (Rp triliun) ‐ berdasarkan lokasi proyek Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit (Rp triliun) ‐berdasarkan lokasi kantor cab Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR Kredit UMKM (Rp triliun) Kredit Mikro (
38.74 30.51 9.95 9.31 11.24 17.91 8.76 4.04 5.11 58.70% 12.86 5.86 4.12 2.89 42.16%
37.98 30.14 10.15 8.37 11.62 19.73 9.27 4.21 6.24 65.45% 13.39 6.16 4.32 2.92 44.43%
42.06 32.50 10.53 10.16 11.81 20.40 9.49 4.56 6.35 62.77% 14.66 6.88 4.72 3.05 45.10%
46.20 34.32 12.86 10.83 10.63 24.61 12.56 4.85 7.19 71.72% 15.73 7.23 5.05 3.45 45.84%
41.93 32.97 12.64 9.52 10.81 24.01 11.55 5.21 7.25 72.80% 16.44 7.37 5.39 3.67 49.84%
44.56 35.11 14.03 11.01 10.07 25.38 12.03 5.58 7.77 72.29% 18.21 8.20 5.79 4.22 51.86%
51.44 39.35 14.47 13.53 11.34 29.75 14.26 6.31 9.18 75.59% 19.85 8.71 6.33 4.80 50.43%
2.45 0.27 0.05 2.13 2.70 1.07 0.21 1.42 3.89 2.51 0.94 0.44 9.04 3.73
2.60 0.29 0.05 2.26 2.84 1.11 0.22 1.51 4.15 2.64 1.03 0.48 9.58 4.14
2.76 0.31 0.07 2.38 3.11 1.19 0.25 1.67 4.40 2.82 1.04 0.54 10.27 4.09
2.87 0.33 0.06 2.48 3.29 1.22 0.26 1.81 4.76 3.03 1.10 0.63 10.93 3.22
3.00 0.35 0.04 2.61 3.41 1.20 0.25 1.96 4.78 2.98 1.09 0.72 11.19 3.66
3.25 0.41 0.10 2.74 3.85 1.32 0.36 2.17 5.37 3.40 1.16 0.81 12.46 3.05
3.50 0.44 0.10 2.95 4.21 1.42 0.42 2.37 5.70 3.56 1.23 0.91 13.42 2.67
BPR: Total Aset (Rp miliar) DPK (Rp miliar) Tabungan Giro Deposito Kredit (Rp miliar) Modal Kerja Konsumsi Investasi Kredit UMKM (Rp miliar) Rasio NPL Gross (%) LDR
113.93 73.49 33.56 ‐ 39.93 74.00 48.88 19.94 5.19 74.00 5.99 100.70%
121.08 72.98 32.87 ‐ 40.11 95.16 59.04 28.13 7.98 95.16 7.17 130.39%
119.60 80.91 30.83 ‐ 50.08 88.04 56.75 24.78 6.51 88.04 7.36 108.81%
146.89 84.39 30.33 ‐ 54.07 91.06 58.29 26.57 6.20 91.06 9.17 107.90%
143.15 86.41 37.69 ‐ 48.71 94.94 59.16 28.84 6.95 94.94 7.86 109.88%
161.28 93.55 39.30 ‐ 54.25 117.14 73.12 35.39 8.63 117.14 7.74 125.23%
172.71 101.34 40.92 ‐ 60.42 125.52 80.97 35.25 9.30 125.52 6.59 123.85%