JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
ISSN : 2086 – 4981
KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA SMP TENTANG SMK TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SMK DI KOTA PADANG Fivia Eliza1
ABSTRACT Background of this research is the low of student’s interests for pursuing their study to Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), whereas the Indonesian government is planning to increase the number of SMK all over Indonesia so the ratio of the number of SMK to SMA is 70:30. As the matter of fact, based on the survey SMK was not a favorite school for the students in Sekolah Menengah Pertama (SMP). The students of SMP seemed did not have interest to continue their education to SMK. The populations were 725 students (consisting of the ninth-grade students of SMPN 1 Padang, SMPN 24 Padang, and SMPN 35 Padang); the sample was 15% of the population (112 respondents). Simple random sampling technique was used to select the sample. The data of each variable were collected through questionnaire for variable SMP student’s perceptions towards SMK (the indicators are: view and understanding, the match between needs and interest, parents opinions), and variable their interests for pursuing the study to SMK (the indicators are the like or not feeling, readiness for entering the work, assessment to graduate of SMK, influence from outside). The summary of this research showed that SMP student’s perceptions towards SMK gives 87,1% contribution on their interests for pursuing the study to SMK. Key Words : Student’s perception, interests for pursuing the study to SMK
ABSTRAK Rencana pemerintah ke depan adalah memperbanyak jumlah SMK dengan perbandingan SMK : SMA sebesar 70% : 30% (Renstra Diknas Tahun 2007). Sampai saat sekarang ini SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) masih kurang diminati oleh siswa SMP. Penelitian ini mencoba mengungkapkan sumbangan persepsi siswa SMP terhadap minat melanjutkan studi ke SMK. Populasi penelitian sebanyak 725 orang (siswa kelas IX : SMP Negeri 1 Padang + SMP Negeri 24 Padang + SMP Negeri 35 Padang) dan sesuai dengan pendapat Irawan [1] dan Gay [2] sampel diambil 15% dari populasi yaitu 112 orang, pemilihan siswa yang menjadi sampel pada ketiga sekolah tersebut dilakukan secara acak (simple random sampling). Data dikumpulkan dengan menggunakan angket untuk variabel persepsi siswa SMP tentang SMK yang indikatornya adalah pandangan dan pemahaman,
1
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
155
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
ISSN : 2086 – 4981
kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita, pendapat orang tua dan variabel minat melanjutkan studi ke SMK yang indikatornya adalah perasaan suka atau tidak suka, kesiapan memasuki dunia kerja, penilaian tentang lulusan SMK, pengaruh dari luar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Variabel persepsi siswa SMP tentang SMK memberikan sumbangan sebesar 87,1% terhadap minat melanjutkan studi ke SMK. Kata Kunci : persepsi siswa, minat melanjutkan studi ke SMK
156
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
PENDAHULUAN Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya [4]. Lembaga pendidikan yang membantu mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kerja dituntut dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas serta relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang baik skala regional, nasional maupun global. Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa SMP Negeri di
ISSN : 2086 – 4981
Kota Padang ditemukan bahwa persepsi siswa tentang SMK bersifat negatif, akibat belum optimalnya informasi tentang SMK yang diberikan kepada mereka. Kurangnya pemahaman tersebut mengakibatkan kurangnya minat siswa SMP untuk melanjutkan studinya ke SMK. Ditambah dengan dugaan belum adanya pihak SMK yang datang ke SMP untuk memberikan informasi tentang SMK dan dunia kerja; padahal kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat siswa SMP melanjutkan studi di SMK. Berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan Kota Padang, diketahui bahwa minat siswa SMP untuk melanjutkan studi ke SMK dari tahun ke tahun semakin menurun. Persentase siswa SMA dan SMK di kota Padang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Jumlah Siswa SMA dan SMK di Kota Padang Jumlah Siswa Jenjang No Pendidikan 2005/2006 2006/2007 2007/2008 1 SMA 7.899 8.858 7.847 2 SMK 4.716 4.637 3.980 Sumber : Data Statistik Subdin Program Dinas Pendidikan Kota Padang Tahun 2008 [4] Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa minat siswa SMP untuk melanjutkan studi ke SMK dari tahun 2005-2007 selalu mengalami penurunan, sedangkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke SMA cenderung normal. Hal ini menandakan bahwa memang terdapat rendahnya minat siswa SMP untuk melanjutkan studi ke SMK. Dengan demikian usaha pemerintah ke depan untuk memperbanyak jumlah SMK masih akan mengalami kendala. Berdasarkan fenomena dan fakta dari berbagai masalah di atas maka penulis merasa terpanggil untuk meneliti masalah yang berkenaan dengan kontribusi persepsi siswa
SMP tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terhadap minat melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). PENDEKATAN MASALAH
PEMECAHAN
Minat Siswa SMP Melanjutkan Studi Ke SMK Minat sangat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang. Jadi minat seseorang dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan. Minat dikategorikan menjadi tiga yaitu volunteer, involunteer, dan nonvolunteer [5].
157
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 Minat yang berkategori volunteer timbul secara sukarela dalam diri siswa tanpa pengaruh faktor-faktor dari luar. Minat berkategori involunteer adalah minat yang timbul akibat pengaruh situasi yang ditimbulkan oleh pengaruh sistem pembelajaran. Minat berkategori nonvolunteer adalah minat yang sengaja ditimbulkan karena keharusan atau terpaksa harus berminat. Ketiga kategori minat tersebut berbeda pada penyebab timbulnya (internal dan eksternal), dan berakibat pada upaya aktif untuk dapat menumbuhkan dan mengembangkan perhatian dalam diri siswa.
ISSN : 2086 – 4981
Dari kesimpulan tersebut dapat dikemukakan bahwa indikator minat melanjutkan studi ke SMK adalah sebagai berikut : 1) perasaan suka atau tidak suka, 2) kesiapan memasuki dunia kerja, 3) penilaian tentang lulusan SMK, dan 4) pengaruh dari luar. Persepsi Siswa SMP Tentang SMK Rakhmad [7] mengemukakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan Leavit [6] memberikan pengertian persepsi sebagai pandangan atau pengertian yakni bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi seseorang ditentukan oleh relevansinya dengan kebutuhan; artinya seseorang akan mempunyai persepsi yang positif tentang sesuatu jika hal itu sesuai dengan kebutuhan.
Minat melanjutkan studi ke SMK berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecenderungan) siswa SMP untuk melanjutkan studi ke SMK. Minat merupakan faktor yang sangat penting yang ada dalam setiap diri seseorang. Minat siswa sering ditimbulkan oleh keinginannya untuk mengetahui peluang kerja setelah menyelesaikan studinya di SMK dan memasuki pekerjaan tersebut berbekal keterampilan yang didapatkannya selama belajar di SMK nantinya.
Schippers, mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Setiap individu mempunyai minat tersendiri. Minat timbul karena adanya informasi, atau pengetahuan tentang suatu pekerjaan, benda, situasi. Yang penting disini adalah memberikan informasi atau pengetahuan yang benar dan tepat yang memberikan gambaran apa yang individu tersebut minati. Adakalanya seseorang (peserta didik) berminat menduduki suatu jabatan setelah mendapat gambaran apa saja tugas dalam pekerjaan tersebut menjadi urung. Penyebabnya adalah semula ia berminat terhadap pekerjaan tersebut dengan hanya melihat dari salah satu segi saja seperti dari segi pendapatan (keuangan).
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya [4].
158
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 Selanjutnya mengemukakan :
Calhoun
ISSN : 2086 – 4981
untuk dipahami. Jika siswa SMP mendapatkan informasi (baik dari keluarga/orang tua, sekolah, dan masyarakat) tentang lapangan kerja yang akan mereka dapatkan setelah tamat dari SMK dan mereka merasa tertarik terhadap pekerjaan tersebut maka persepsi mereka terhadap SMK akan meningkat.
Vocational education is concerned with preparing people for work and with improving the training potential of the labor force. It covers any forms of education, training, or retraining designed to prepare people to enter or to continue in employment in a recognized occupation.
Dari kesimpulan tersebut dapat dikemukakan indikator persepsi siswa tentang SMK adalah : 1) pandangan dan pemahaman, 2) kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita, 3) pendapat orang tua. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan pendapat Surahmad penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yaitu penelitian untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak memberikan perlakuan atau memanipulasi perubahan khusus terhadap subjek penelitian. Keterangan yang dihimpun adalah berdasarkan pengalaman yang telah berlangsung yang nampak dalam perilaku yang ditunjukkan selama ini.
Memahami pendapat di atas dapat diketahui bahwa pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan dalam suatu jabatan yang sah. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pandangan dan penilaian terhadap suatu objek, dalam hal ini pandangan dan penilaian siswa terhadap SMK. Persepsi tersebut ditentukan oleh relevansinya dengan kebutuhan, artinya seseorang akan mempunyai persepsi yang poisitif terhadap suatu objek apabila objek tersebut sesuai dengan kebutuhan, minat dan citacitanya. Jadi jika siswa SMP berpendapat bahwa melanjutkan studi ke SMK sesuai dengan kebutuhannya dan cita-citanya, maka mereka akan memilih untuk melanjutkan studi ke SMK. Persepsi dalam bidang psikologi diartikan sebagai proses pencarian informasi
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMP Negeri 1 Padang, SMP Negeri 24 Padang, dan SMP Negeri 35 Padang yang aktif belajar pada tahun ajaran 20082009. Pemilihan ketiga SMP tersebut adalah berdasarkan Ratarata NEM hasil Ujian Nasional pada tahun 2008, dimana Rata-rata NEM tertinggi adalah SMPN 1 Padang; Rata-rata NEM menengah adalah SMPN 24 Padang; dan Rata-rata NEM terendah adalah SMPN 35 Padang. Jumlah populasi dari siswa kelas IX SMP Negeri 1 Padang
159
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
ISSN : 2086 – 4981
adalah 292 orang, siswa kelas IX Negeri 35 Padang adalah 154 orang. SMP Negeri 24 Padang adalah 279 Jadi total populasi dalam penelitian orang, dan siswa kelas IX SMP ini adalah 725 orang. Tabel 2. Populasi Penelitian No Nama Sekolah Siswa Kelas IX 1 SMPN 1 Padang 292 SMPN 24 2 279 Padang SMPN 35 2 154 Padang Jumlah 725 Sumber: Dinas Pendidikan SMP Kota Padang tahun 2008 [8] Irawan [1] dan Gay [2] sampel 15% dari populasi yaitu menyebutkan bahwa jika populasi sebanyak 112 orang. Pemilihan kurang dari seratus lebih baik semua siswa yang menjadi sampel pada dijadikan sampel, dan jika populasi ketiga sekolah tersebut dilakukan lebih besar dari seratus dapat secara acak (Simple Random diambil sampel 10% - 15%. Sampling). Untuk lebih jelasnya Berdasarkan pendapat tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut : maka penelitian ini menggunakan Tabel 3. Sampel Penelitian No.
Sekolah
Jumlah siswa kelas III
1. 2. 3.
Sampel
SMPN 1 Padang 292 orang 44 SMPN 24 Padang 279 orang 42 SMPN 35 Padang 174 orang 26 Total 725 orang 112 Sumber: Dinas Pendidikan SMP Kota Padang tahun 2008 [8] d. Angket adalah daftar Pengembangan Instrumen pertanyaan yang diberikan Data penelitian ini kepada orang lain yang dikumpulkan dengan menggunakan bersedia memberikan renspon angket sebagai instrumennya. Dasar sesuai dengan permintaan pertimbangan penelitian ini pengguna yang bertujuan menggunakan angket sebagai alat untuk mencari informasi pengumpul data adalah seperti yang mengenai suatu masalah dan disarankan oleh Hadi dan Riduwan, tanpa merasa khawatir bila sebagai berikut : responden memberikan a. Subjek adalah orang yang jawaban yang tidak sesuai paling tahu tentang dirinya dengan kenyataan dalam sendiri. pengisian. b. Apa yang dinyatakan oleh Angket tersebut disusun subjek kepada penyelidik menurut model skala Likert, adalah benar dan dapat yang mengukur sikap, pendapat dipercaya. dan persepsi responden c. Bahwa interpretasi subjek terhadap suatu objek yang tentang pertanyaan yang sedang diteliti. Model skala diajukan ke padanya adalah Likert jawabannya terdiri dari sama dengan apa yang lima skala. Skala yang dimaksud oleh penyelidik. dimaksud yaitu : (1) Sangat Setuju (SS), (2) Setuju (S), (3)
160
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
ISSN : 2086 – 4981
Uji persyaratan Analisis Karena dalam penelitian ini digunakan analisis regresi, terdapat asumsi yang dipersyaratkan yang perlu dipenuhi terlebih dahulu. Andy Field [9], Draper [10], dan Santoso menyatakan bahwa syarat penggunaan analisis regresi adalah menguji asumsi-asumsi yaitu : (1) asumsi multikolinieritas; (2) asumsi Homosedastisitas; (3) asumsi normalitas; dan (4) asumsi linieritas. Persyaratan tersebut dijelaskan berikut ini : a. Uji Multikolinieritas, untuk menguji apakah di dalam model regresi yang digunakan dbutirukan adanya korelasi yang sempurna antara variabel dependen dan independen atau tidak. Persyaratan besaran VIF (Variance Inflation Factor) yang bebas dari persoalan multikolinieritas adalah <10 dan Toleransi yang bebas multikolinieritas adalah <0.5. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas
Kurang Setuju (KS) (4) Tidak Setuju (TS), (5) Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing skala berturut-turut diberi bobot 5-4-3-2-1 untuk pernyataan positif. Sedangkan pernyataan yang bersifat negatif diberi bobot 1-2-3-4-5. Analisis butir instrumen diperlukan untuk menghitung daya dukung setiap butir instrumen terhadap keseluruhan butirnya. Untuk memperoleh butir-butir instrumen yang sahih dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 15. Pada penelitian ini dilakukan dua kali ujicoba, karena instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti dan bukanlah instrumen yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Hal ini dilakukan untuk menyusun instrumen yang valid dan handal.
Model
Collinearity Statistics Tolerance
(Constant) persepsi .418 bim_bk .418 a Dependent Variable: minat
VIF
1
Dari tabel di atas diperoleh nilai besaran VIF <10 dan nilai toleransi <0,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut terjadi multikolinieritas, akan tetapi tidak mendekati sempurna sehingga asumsi regresi yang pertama terpenuhi. b.
2.392 2.392
residual tidak berubah dengan berubahnya satu atau lebih variabel bebas. Jika terdapat bentuk pola tertentu pada scatterplot, maka terjadi homosedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka terjadi heterosedastisitas. Hasil uji homosedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Uji homosedastisitas, untuk menguji apakah varians dari
161
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN Scatterplot VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
ISSN : 2086 – 4981
Dependent Variable: minat
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 1. Hasil Uji Homosedastisitas Dari gambar di atas, terlihat bahwa sebaran data (titiktitik) menyebar membentuk suatu pola tertentu (berdekatan) yang teratur dan hanya beberapa titik yang menyebar di luar pola yang terbentuk. Hal ini berarti model regresi mendekati homosedastisitas. Hal ini diduga disebabkan adanya variabel lain yang juga berkontribusi terhadap minat melanjutkan studi ke SMK tetapi kontribusinya relatif kecil dan belum dipelajari pada penelitian ini. Akan tetapi model regresi tetap dapat digunakan. c.
dan variabel bebas mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari gambar, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Uji Normalitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat
162
NormalINFORMASI P-P Plot of&Regression JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKANStandardized ISSN : 2086 Residual – 4981 VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 Dependent Variable: minat
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas Dari gambar 2 di atas, terlihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari gambar, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas.
d.
163
Uji Linieritas, untuk mengetahui apakah antara variabel X dan Y memiliki hubungan yang linier. Dalam penelitian ini, uji linieritas dilakukan dengan melihat gambar Scatter Plot antar variabel. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
ISSN : 2086 – 4981
5.00
4.00
minat
3.00
2.00
2.00
3.00
4.00
persepsi Gambar 3. Hasil Uji Linieritas antara variabel X dan Y Dari gambar di atas; terlihat bahwa hubungan antara variabel X dan Y serta mendekati linier. Jika dibuat garis diagonal melewati titiktitik yang menyebar (sebaran data) seperti di atas, maka diperoleh sebuah garis diagonal yang mendekati lurus (linier).
melanjutkan studi ke SMK adalah sebesar 0,871, angka penyesuaian varians minat melanjutkan studi ke SMK terhadap persepsi siswa SMP tentang SMK diperoleh sebesar 0,756 (p<0,05). persepsi siswa SMP tentang SMK berkontribusi terhadap minat melanjutkan studi ke SMK dapat dibuktikan secara meyakinkan dari hasil analisis data, berarti sumbangan yang diberikan sebesar lebih dari 75% ini benar. Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Penelitian Hasil perhitungan koefisien korelasi antara persepsi siswa SMP tentang SMK terhadap minat Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Antara Variabel Persepsi Siswa SMP tentang SMK (X1) Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke SMK Std. Adjust Error R R ed R of the Square Square Estima te 1 .871(a) .759 .756 .28272 a Predictors: (Constant), persepsi b Dependent Variable: minat Mod el
164
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 Rangkuman signifikansi koefisien
analisis regresi
ISSN : 2086 – 4981
sederhana dapat tabel berikut ini:
dilihat
pada
Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Signifikansi Koefisien Regresi sederhana dengan uji t dari X1
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Mode l 1
(Constan -.165 t) persepsi 1.034 a Dependent Variable: minat
Standardiz ed Coefficient s Beta
.207 .061
.871
T
Sig.
-.797
.428
17.018
.000
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : Minat = 0,871 x persepsi siswa SMP tentang SMK (p<0,05) Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan skor minat, maka skor persepsi juga mengalami kenaikan sebesar 0,871, maka dengan sendirinya H0 yang menyatakan β = 0 ditolak, sebagai konsekuensinya menerima H1 yaitu β ≠ 0.
120
Y
Minat = 0,871 x persepsi siswa SMP tentang SMK (X1)
100 80 60 40 20
X1
0 0
20
40
60
80
100
Gambar 4. Kontribusi Persepsi siswa SMP tentang SMK terhadap Minat Melanjutkan Studi ke SMK
Untuk mengetahui bentuk hubungan persepsi siswa SMP tentang SMK (X1) dengan minat melanjutkan
studi ke SMK (Y) adalah bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari
165
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010
ISSN : 2086 – 4981
perhitungan diperoleh persamaan regresi seperti
pada tabel berikut :
Tabel 7. Analisis Signifikansi Koefisien Regresi Sederhana dengan uji F dari X1 Mode Sum of l Squares 1 Regressio 23.150 n Residual 7.354 Total 30.504 a Predictors: (Constant), persepsi b Dependent Variable: minat Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa harga Fhitung = 289,623 (p<0,05) yang dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam memprediksi kontribusi variabel persepsi siswa SMP tentang SMK (X1) terhadap variabel minat melanjutkan studi ke SMK (Y). Dengan menentukan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan df1 = 1 dan df2 = 92, maka didapat dari tabel Ftabel = 3,95 maka Fhitung > Ftabel dan H0 (β=0) ditolak.
df
F 1
289.623
Sig. .000(a)
92 93
DAFTAR PUSTAKA [1] Irawan, P. Logika dan Prosedur Penelitian; Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi – Lembaga Administrasi Negara Press. 1999. [2] Gay, L.R and Airasian, P. 1996. Educational Research. Columbus : Prentice-Hall Company. 1996. [3] Depdikbud. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Garisgaris Besar Program Pengajaran Produktif. Jakarta : Depdikbud. 1999. [4] Syarif, A.B.. Analisis Kebutuhan Pengembangan Kurikulum FPTK IKIP Padang dalam Menghadapi Era Persaingan Global. Disampaikan pada Seminar Kurikulum FPTK IKIP Padang tanggal 27 Juli 1998. [5] Surya, M. Psikologi Pendidikan. Bandung : IKIP. 1994. [6] Leavit, Harold J. 1986. Psikologi Manajemen (Terjemahan Dra. Muslichah Zakarsi). Jakarta : Erlangga.
KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dari penelitian ini yang berkenaan dengan minat melanjutkan studi ke SMK kaitannya dengan persepsi siswa SMP tentang SMK dan pelaksanaan bimbingan karir, dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi siswa SMP tentang SMK memberikan sumbangan sebesar 87,1% terhadap minat melanjutkan studi ke SMK. Dengan baiknya persepsi siswa SMP tentang SMK maka minat siswa untuk melanjutkan studi ke SMK juga akan meningkat. Sebaliknya, semakin rendah persepsi siswa SMP tentang SMK maka semakin berkurang pula minat mereka melanjutkan studi ke SMK.
166
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 [7]
Rakhmad, J. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Karya. 1985 [8] Depdiknas. Kerangka Dasar Sistem Pelaksanaan Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. 2003. [9] Field, Andy. Discovering Statistics Using SPSS. New Delhi : SAGE Publications Inc. 2005. [10] Draper, Norman dan Harry Smith. Applied Regression Analysis. 1981.
167
ISSN : 2086 – 4981