JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
ISSN : 2086 - 4981
PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCES (AHP) STUDI KASUS PT. UNITED TRACTORS, TBK CABANG PADANG Abulwafa Muhammad1 ABSTRACT In evaluate the performance of employee is needed some aspects to decide exact and accurately. Because of lack the time and lack of skills to see all the aspect accurately, often caused some fault in deciding of decisions. So, it is needed Decision Support System (DSS) to evaluate performance of employee to choose achievement employee by using some available aspect. By using analyze method and design Analytical Hierarchy Process (AHP), we can evaluate priority rate from variable which we need by making hierarchy from all available variables. By comparing among each criteria and integrity with category evaluation, which the result that a decision to choose achievement employee candidate from available catergories. Keywords : Decision Support System (DSS), Analytical Hierarchy Process (AHP), Evaluate, Performance, Integrity, Priority.
INTISARI Dalam menilai kinerja karyawan dibutuhkan beberapa aspek pertimbangan yang matang dan akurat. Karena terbatasnya waktu dan terbatasnya kemampuan melihat segala aspek dengan akurat sering menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan SPK (Sistem Penunjang Keputusan) penilaian kinerja karyawan untuk pemilihan karyawan berprestasi dengan memperhatikan kriteria-kriteria aspek yang ada. Dengan metode analisis dan perancangan Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat dilakukan penilaian tingkat prioritas dari variabel-variabel yang diinginkan dengan membuat hirarki dari semua variabel yang ada. Dengan membandingkan antara tiap-tiap kriteria dan diintegrasikan dengan penilaian kategori yang dibutuhkan, akan menghasilkan sebuah keputusan untuk memilih calon karyawan berprestasi dari kategori yang telah ditentukan.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analytical Hierarchy Process (AHP), Menilai, Kinerja, Variabel, Integrasi, Prioritas.
1
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Putera Indonesia YPTK, Padang
1
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
PENDAHULUAN Karyawan merupakan faktor utama dalam kelancaran, kemajuan serta keberhasilan suatu perusahaan. Karna tanpa adanya karyawan tentunya suatu perusahaan tidak akan bisa dijalankan. Untuk itu para pimpinan perusahaan hendaknya mampu memotivasi karyawannya untuk dapat bekerja secara optimal dan selalu memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Selain mendapatkan gaji yang diperoleh setiap bulan, para karyawan tentunya memerlukan suatu penyegaran dalam bekerja yang bisa dijadikan semangat dalam melaksanakan pekerjaannya. Salah satu cara untuk memberikan motivasi terhadap karyawan adalah dengan memberikan penghargaan (reward) terhadap prestasinya, diantaranya dengan memberikan penilaian terhadap pekerjaan yang dilakukan serta memperhatikan beberapa kriteria, misalnya : penilaian dari segi kedisiplinan, prestasi kerja, pengalaman kerja maupun prilaku karyawan itu sendiri.
ISSN : 2086 - 4981
ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. DSS adalah sistem berbasis model yang terdiri dari prosedurprosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: (1) sederhana, (2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4) mudah beradaptasi, (5) lengkap pada hal-hal penting, (6) mudah berkomunikasi dengannya. Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang [2]. Sekilas tentang AHP Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hirarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak tersturktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan disebut juga dengan Decision Support System (DSS), yaitu sistem yang mampu mengamati atau meningkatkan jalannya bisnis. DSS juga merupakan Sistem Informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data serta menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah [1]. Definisi awalnya adalah suatu sistem yang
Prinsip Dasar AHP Dalam menyelesaikan permasalahan dengan metode AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya [3]:
2
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010 1. Membuat hierarki. 2. Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya. 3. Penilaian kriteria dan alternatif. 4. Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan defenisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukkan pada Tabel 1 :
ISSN : 2086 - 4981
menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 6. Logical Consistency (Konsistensi Logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antarobjek yang didasarkan pada kriteria tertentu. PEMBAHASAN Model Perancangan Di dalam merancang suatu perangkat lunak ini diperlukan tahapan-tahapan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan hal pertama yang harus diketahui adalah bagaimana langkah pembuatan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan menerapkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 [4], sehingga dapat memudahkan pemakai SPK pemilihan karyawan berprestasi tersebut dalam menganalisa dan mengambil keputusan yang cepat dan tepat dari hasil yang telah diolah. Pembangunan SPK pemilhan karyawan berprestasi ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Perancangan Subsistem Manajemen Basis Model 2. Rancangan Proses 3. Perancangan Subsistem Antar muka Pengguna
5. Synthesis of priority (menentukan Prioritas). Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilainilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk
3
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
ISSN : 2086 - 4981
memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
Perancangan Subsistem Manajemen Basis Model Dalam pembangunan SPK pemilhan karyawan berprestasi di PT United Tractors, Tbk. cabang Padang ini, prosedur yang dilakukan dalam proses AHP sebagai berikut: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang dinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan Prioritas Elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk
jumlah elemen untuk mendapatkan nilai ratarata. 4. Mengukur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada, karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
4
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010 a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. b. Jumlahkan setiap baris. c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks. 5. Hitung Consistency Index (CI), dengan rumus : CI = (λ maks-n)/n Dimana n = banyaknya elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi/ Consistency Ratio (CR), dengan rumus : CR = CI/IR Dimana : CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Indeks Random Consistency 7. Memeriksa Konsistensi Hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam Tabel 2 berikut.
ISSN : 2086 - 4981
menentukan prioritas kriteria, dimana terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria, yaitu: a. Membuat matrik perbandingan berpasangan
Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat dalam Tabel 3. Angka 1 pada kolom kedisiplinan baris kedisiplinan menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara kedisiplinan dengan kedisiplinan. Sedangkan angka 2 pada kolom prestasi kerja baris kedisiplinan menunjukkan prestasi kerja sedikit lebih penting dibanding dengan kedisiplinan. Angka 0.5 pada kolom kedisiplinan baris prestasi kerja merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom prestasi kerja baris kedisiplinan (2). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. b. Membuat matrik nilai kriteria Matrik ini diperoleh dengan rumus berikut : Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama/jumlah masing kolom lama. Hasil perhitungan bisa dilihat dalam Tabel 4.
Rancangan Proses Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan karyawan yang berprestasi dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebagai berikut [5]: 1. Langkah pertama yaitu membuat form untuk
5
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
Nilai 0.42 pada kolom kedisiplinan baris kedisiplinan Tabel 4 diperoleh dari nilai kolom kedisiplinan baris kedisiplinan Tabel 3 dibagi jumlah kolom kedisiplinan Tabel 3. Nilai kolom jumlah pada Tabel 4 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 1.65 merupakan hasil penjumlahan dari 0.42 + 0.50 + 0.36 + 0.37. Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 4. a. Membuat matrik penjumlahan setiap baris. Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada Tabel 4 dengan matriks perbandingan
ISSN : 2086 - 4981
kolom kedisiplinan Tabel 5 diperoleh dari prioritas baris prestasi kerja pada Tabel 4 (0.41) dikalikan nilai baris prestasi kerja kolom kedisiplinan pada Tabel 3 (0.5). Kolom jumlah pada Tabel 5 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masingmasing baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 1.7 pada kolom jumlah merupakan hasil penjumlahan dari 0.41 + 0.52 + 0.38 + 0.33. b. Penghitungan rasio konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam Tabel 6. Kolom jumlah perbaris diperoleh dari kolom jumlah pada Tabel 5, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada Tabel 4. Dari Tabel 6 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
berpasangan (Tabel 3). Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 5. Nilai 0.41 pada baris kedisiplinan kolom kedisiplinan Tabel 5 diperoleh dari prioritas baris kedisiplinan pada Tabel 4 (0.41) dikalikan dengan nilai baris kedisiplinan kolom kedisiplinan pada Tabel 3.2. Nilai 0.20 pada baris prestasi kerja
6
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010 1. Jumlah (jumlahan dari nilainilai hasil): 4.87 n (jumlah kriteria): 4 λ maks (jumlah/n): 1.21 CI ((λ maks-n)/n): -0.69 CR (CI/IR): -0.62 Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensidari perhitungan tersebut bisa diterima. 2. Setelah form prioritas kriteria dibuat, maka disimpan ke file. 3. Selanjutnya form prioritas kriteria yang telah dibuat akan dirancang interfacenya dengan bahasa pemrograman, dalam penelitian ini penulis menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. 4. Langkah selanjutnya menentukan prioritas subkriteria dengan melakukan tahapan yang sama dari: a sampai dengan d pada langkah 1, dan akan disimpan ke dalam file. Perhitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria. Dalam hal ini, terdapat 4 kriteria yang berarti akan ada 4 perhitungan prioritas subkriteria, yaitu : a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria kedisiplinan Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria kedisiplinan adalah sebagai berikut: i. Membuat matriks perbandingan berpasangan Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.a. hasilnya ditujukkan dalam Tabel 7.
ISSN : 2086 - 4981
ii. Membuat matriks nilai kriteria Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.b. perbedaannya adalah adanya tambahan kolom prioritas subkriteria pada langkah ini. Hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 8.
Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas. iii. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Langkah ini sama dengan yang dilakukan pada langkah 1.c dan ditunjukkan dalam Tabel 9. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas.
iv. Penghitungan rasio konsistensi Seperti langkah 1.d, penghitungan ini digunakan
7
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
ISSN : 2086 - 4981
untuk mamastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti yang terlihat pada Tabel 10.
Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada Tabel 9, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada Tabel 8. dari Tabel 10, diperoleh nilainilai sebagai berikut : a. Jumlah (jumlahan dari nilainulai hasil): 4.05 n (jumlah kriteria): 3 λ maks (jumlah/n): 1.35 CI (CI/IR): -0.95 Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima. b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria prestasi kerja Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria prestasi kerja sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria kedisiplinan. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan (Hasilnya terlihat dalam Tabel 11.) ii. Membuat matriks nilai kriteria (Hasilnya tampak pada Tabel 12).
iii.
Matriks penjumlahan tiaptiap baris (Hasilnya tampak pada Tabel 13).
iv.
Perhitungan rasio konsistensi (Hasilnya terlihat dalam Tabel 14)
Jumlah (jumlahan dari nilainilai hasil): 4.03 n (jumlah kriteria): 3 λ maks (jumlah/n): 1.34 CI (λ maks-n)/(n-1)): -0.55 CR (CI/IR): -0.95 c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria pengalaman kerja Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari krteria pengalaman kerja sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria kedisiplinan. Langkah-
8
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010 langkahnya adalah sebagai berikut: i. Membuat matriks perbandingan berpasangan (Hasilnya terlihat dalam Tabel 15)
ISSN : 2086 - 4981
CI (λ maks-n)/(n-1)): -0.54 CR (CI/IR): -0.94 d. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria perilaku Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria perilaku sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria kedisiplinan. Langkahlangkahnya adalah sebagai berkut: i. Menghitung matriks perbandingan berpasangan (Hasilnya tampak dalam Tabel) 19.
Menentukan matriks nilai kriteria(Hasilnya terlihat dalam Tabel 16)
ii.
Menghitung matriks nilai kriteria (Hasilnya terliahat dalam Tabel 20)
ii.
Menentukan matriks penjumlahan tiap baris (Hasilnya tampak dalam Tabel 17)
iii.
Perhitungan konsistensi (Hasilnya tampak dalam Tabel 18)
iii.
Menghitung matriks penjumlahan tiap baris (Hasilnya terliahat dalam Tabel 21)
Jumlah (jumlahan dari nilainilai hasil): 4.10 n (jumlah kriteria): 3 λ maks (jumlah/n): 1.37
iv.
Perhitungan rasio konsistensi (Hasilnya terliahat dalam Tabel 22)
9
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
ISSN : 2086 - 4981
mendapatkan bonus atau penghargaan dari perusahaan. Nilai 0.16 pada kolom kedisiplinan baris A diperoleh dari nilai pegawai A untuk kedisiplinan, yaitu cukup dengan prioritas 0.41 (Tabel Jumlah (jumlahan dari nilainilai hasil): 4.03 n (jumlah kriteria): 3 λ maks (jumlah/n): 1.34 CI (λ maks-n)/(n-1)): -0.55 CR (CI/IR): -0.95 24), dikalikan dengan prioritas kedisiplinan sebesar 0.41 (Tabel 24). Kolom total pada Tabel 25 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing barisnya. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking prestasi karyawan. Semakin besar nilainya, karyawan tersebut akan semakin berprestasi.
5. Menghitung hasil, dimana prioritas hasil perhitungan
pada langkah 1 dan 4 kemudian dituangkan dalam matriks hasil dalam Tabel 23.
6. Selanjutnya memasukkan data nilai dari semua karyawan yang akan dihitung. Seandainya diberikan data nilai dari 3 orang karyawan seperti yang terlihat dalam Tabel 24, maka hasil akhirnya akan tampak dalam Tabel 25.
Perancangan Subsistem Antarmuka Pengguna Dalam tahap perancangan arsitektur SPK pemilihan karyawan berprestasi ini akan dijelaskan gambaran masukan, proses dan keluaran. Perancangan Menu Rancangan antarmuka ini merupakan form utama yang menghubungkan dengan form lainnya dan merupakan antarmuka untuk memulai proses.
7. Dari hasil perhitungan data karyawan, didapat nilai total masing-masing karyawan yang akan digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan laporan karyawan yang akan direkomendasikan sebagai karyawan berprestasi untuk
10
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
ISSN : 2086 - 4981
c. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris d. Penghitungan rasio konsistensi 3. Hitung prioritas hasil data karyawan, yaitu: menginputkan data karyawan dan memasukkan nilai predikat (Baik, Cukup, Kurang) untuk semua subkriteria kemudian menghitung matriks hasil yang didapatkan dari perhitungan prioritas nilai kriteria dikalikan dengan nilai prioritas subkriteria, untuk mendapatkan hasil penilaian kinerja karyawan. Selanjutnya dari hasil penilaian tersebut, akan bisa didapatkan karyawan yang direkomendasikan sebagai karyawan yang berprestasi.
Keterangan Gambar: 1. AHP kriteria penilaian Ada 4 tahapan yang harus dianalisis dalam bagian AHP kriteria penilaian ini: a. Input kriteria penilaian dan set matriks perbandingan berpasangan b. Hitung nilai matriks kriteria c. Hitung matriks penjumlahan per baris d. Hitung rasio konsistensi 2. Hitung prioritas subkriteria Dalam bagian ini, karena kriteria yang digunakan untuk memilih karyawan berprestasi ada 4 kriteria maka dilakukan penghitungan prioritas subkriteria yang ada, yakni: subkriteria kedisiplinan, subkriteria prestasi kerja, subkriteria pengalaman kerja, dan subkriteria perilaku. Dari 4 kriteria tersebut akan dilakukan penghitungan pada AHP kriteria penilaian, yaitu: a. Hitung prioritas subkriteria dari kriteria b. Membuat matriks nilai kriteria
Rancangan Antarmuka Menu Input Nilai Kriteria dan Set Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk menu input yang pertama, pemakai (manajer) akan melakukan set terhadap nilai perbandingan antara 2 kriteria, dimana untuk pengisian penilaian dapat dilihat pada petunjuk pengisian penilaian. Kemudian tekan tombol cari untuk nilai set yang sudah dimasukkan
11
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
ISSN : 2086 - 4981
Rancangan Antarmuka Hitung Rasio Konsistensi Penghitungan rasio konsistensi ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) < = 0.1. Untuk bisa mendapatkan nilai CR dapat dilakukan dengan menggunakan rumus atau formula yang telah dijelaskan sebelumnya.
lalu disimpan. Proses akan dilanjutkan dengan menghitung nilai matriks kriteria. Rancangan Antarmuka Menu Hitung Nilai Matriks Kriteria Pada bagian kedua ini, matriks akan berisi data secara otomatis sesuai dengan isi data yang telah diset dan disimpan pada input kriteria penilaian. Setelah itu klik hitung prioritas dan simpan. Kemudian tekan tombol ke matrik baris untuk melanjutkan ke matriks penjumlahan per baris.
Rancangan Antarmuka Menghitung Prioritas Subkriteria Menghitung prioritas subkriteria ini dilakukan sebanyak kriteria yang ada, yaitu 4 kriteria. Setiap kriteria akan dilakukan penghitungan yang sama pada langkah 1 (membuat matriks perbandingan berpasangan untuk setiap subkriteria, membuat matriks nilai kriteria setiap subkriteria, dilanjutkan dengan matriks penjumlahan setiap baris kriteria dari subkriteria yang ada, dan terakhir
Rancangan Antarmuka Hitung Penjumlahan Baris Untuk hitung matriks penjumlahan baris ini, matriks akan terisi secara otomatis sesuai dengan hasil simpan dari proses sebelumnya, lalu kolom hitung jumlah setiap baris lalu klik tombol simpan dan lanjutkan ke rasio konsistensi.
12
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010 perhitungan rasio konsistensi). Disini penulis menghitung prioritas subkriteria dengan langsung menginputkan dan set nilai untuk masing-masing kriteria, yang mana nilai tersebut diperoleh dari penghitungan Setelah didapat prioritas masingmasing subkriteria, langkah selanjutnya adalah masukkan nik, nama karyawan dan lakukan penilaian terhadap kriteria yang ada, kemudian simpan, rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.
ISSN : 2086 - 4981
Rancangan Output Setelah melalui proses perhitungan dan didapat matriks hasil, maka akan bisa didapatkan laporan nilai kinerja seluruh karyawan dan dapat dilihat karyawan mana yang memiliki kinerja bagus dan yang dapat dipilih menjadi karyawan berprestasi. Desain Output Laporan Karyawan yang Direkomendasikan menjadi Karyawan Berprestasi.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di PT United Tractors, Tbk. cabang Padang, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, diantaranya : 1. Penulisan ini menyajikan model pengambilan keputusan melalui penyusunan hirarki dan atribut keputusan yang meliputi alternatif dan kriteria yang telah ditentukan untuk pemilihan karyawan berprestasi dalam bentuk hirarki analitis sehingga proses pengambilan keputusan akan menjadi lebih optimal. 2. Penggunaan model Analytical Hierarchy Process (AHP) menjadi sangat praktis dalam mendukung keputusan dengan banyak kriteria, sehingga pimpinan dapat mengambil
Rancangan Antarmuka Hitung Nilai Intensitas Total Karyawan untuk Semua Kriteria Proses berikutnya dengan melihat perhitungan matriks hasil yang didapatkan dari prioritas masingmasing kriteria dan prioritas masngmasing subkriteria. Rancangan tampilan antarmuka dapat dilihat pada Gambar 9.
13
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN VOL. 1 NO. 1 MARET 2010
ISSN : 2086 - 4981
DAFTAR PUSTAKA
keputusan sesuai dengan seharusnya. 3. Penilaian terhadap kinerja masing-masing karyawan dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan memberikan informasi yang tepat dan akurat karena sistem software telah mengatur format-format laporan dengan menggunakan program. 4. Implementasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) penilaian kinerja karyawan yang dibangun ini salah satunya dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang karyawan itu berhak menjadi karyawan berprestasi di perusahaan atau tidak, dengan adanya sistem penilaian dan pemberian penghargaan (reward), tentunya akan membuat para karyawan berusaha untuk bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.
[1] Kusrini. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. STMIK AMIKOM Yogyakarta: Andi. 2007 [2] Kadarsah, Suryadi dan Ramdhani MA. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2000. [3] Turban, E., Aronson, J.e., Liang, T., Sharda, R. Decission Support and Business Intelligence Systems Eight Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Pentice Hall. 2005. [4] Kurniadi A. Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0.Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo Kelompok Gramedia. 2003. [5] Melyanti R. Sistem Pendukung Keputusan dalam Rekomendasi Pemberian Bonus Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Skripsi. Padang: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia ”YPTK”. 2008.
14