Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.3,. Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Jurnal
Sosio Humaniora PENANGGUNGJAWAB Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Ketua Umum : Dr. Ir. Ch Wariyah, MP Sekretaris : Awan Santosa, SE., M.Sc Dewan Redaksi : Dr. Kamsih Astuti, MA Dr. Hermayawati, M.Pd
Penyunting Pelaksana : Tutut Dwi Astuti, SE., M.Si Dra Indra Ratna KW, M.Si Restu Arini, S,Pd Sumiyarsih, SE., M.Si Pelaksana Administrasi : Gandung Sunardi Hartini Guest Editor : Prof. Dr. Bimo Walgito Alamat Redaksi/Sirkulasi : LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates Km 10 Yogyakarta Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213 E-Mail :
[email protected]
Jurnal yang memuat ringkasan hasil penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun. Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah dipublikasikan baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal Sosio Humaniora dan harus diterima oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.
ii
Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.3,. Mei 2012
ISSN : 2087-1899
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga Jurnal Sosio Humaniora Volume 3, No. 3, Mei 2012 dapat kami terbitkan. Redaksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para penulis yang telah berbagi pengetahuan dari hasil penelitian, untuk dipublikasikan dan dibaca oleh pemangku kepentingan, sehingga memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi perkembangan IPTEKS. Pada jurnal Sosio Humaniora edisi Mei 2012, disajikan beberapa hasil penelitian di bidang Ekonomi, Sosial dan Psikologi, yang meliputi : 1. Peranan Publics Relation Dalam Bisnis Hospitality 2. Evaluasi Implementasi Service Orientation Pada Jasa Pendidikan 3. Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Kredit Pada BUKP Nanggulan 4. Uji Beda Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan IPO yang Melakukan Inisiasi Deviden 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stock Split 6. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Kurs Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia 7. Hubungan Dukungan Suami Dengan Nilai Positif Pekerja-Keluarga Pada Ibu Bekerja 8. Hubungan Cita Rasa Humor Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Akhir (Mahasiswa) 9. Indeks Demokrasi Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2011. Redaksi menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyajian artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan, agar penerbitan mendatang menjadi semakin baik. Atas perhatian dan partisipasi semua pihak redaksi mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Mei 2012 Redaksi
iii
Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.3,. Mei 2012
ISSN : 2087-1899
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar Daftar Isi
PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM BISNIS HOSPITALITY M. Agus Prayudi EVALUASI IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTATION PADA JASA PENDIDIKAN: TINJAUAN DI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Audita Nuvriasari
iii iv
1-7
8-20
PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA BUKP NANGGULAN Subarjo
21-32
UJI BEDA HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN IPO YANG MELAKUKAN INISIASI DIVIDEN Tutut Dewi Astuti
33-43
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STOCK SPLIT Endang Sri Utami
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI KURS, DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2010 M. Budiantara HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN NILAI POSITIF PEKERJA-KELUARGA PADA IBU BEKERJA Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto
Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of Humor) dengan Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Akhir (Mahasiswa)
44-56
57-66
67-77
78-88
Indra Ratna Kusuma Wardani
INDEKS DEMOKRASI EKONOMI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2011 Awan Santosa PEDOMAN PENULISAN NASKAH
89-100
101
iv
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM BISNIS HOSPITALITY M. Agus Prayudi Akademi Pariwisata Indraphrasta Yogyakarta Abstract Hospitality is highly important in hospitality industry. However, only hospitality is not enough; the 7P (Price, Product, Place, Promotion, Presentation, Process, and People) marketing mix is also required to develop successful hospitality industry.In hospitality industry, service quality provided to guests is the main support; and this is backed up by the role of Public Relations ( PR ) in marketing the product, namely, to develop and maintain good relationship with every guest; and PR should maintain the reputation and image of the company in the community. Keywords : Public Relations, Marketing, Hospitality
A.
Pendahuluan Hospitality
barang yang biasanya 4P (Price, Product, yang
diartikan“
Place, Promotion). Pihak yang dilayani oleh
Industri
hospitality
PR bukan hanya konsumen melainkan
yang
berbasis
semua pihak yang memang terkait dengan
keramahtamahan. Hospitality merupakan
suatu organisasi atau perusahaan, jadi
industri yang melekat dengan pariwisata.
menyangkut seluruh komunikasi pada suatu
Dalam industri ini erat kaitannya dengan
organisasi. Dalam kenyataan sehari-hari PR
pelayanan kepada konsumen, oleh karena
sering
itu
padahal periklanan hanya terbatas pada
keramahtamahan”. adalah
industri
pemasar
konsumen
harus
puas
mampu
atas
membuat
keramahtamahan
dikacaukan
dengan
periklanan,
bidang atau fungsi-fungsi pemasaran saja.
yang diberikan oleh perusahaan. Public Relations (PR) biasanya berperan aktif dalam kampanye melalui berbagai media. PR
wajib
mempromosikan
program-
program yang ada di perusahaan. Tugas PR adalah membangun dan membina hubungan baik kepada setiap tamu dan memberikan informasi kepada masyarakat setiap kegiatan perusahaan. Berbeda barang,
dengan
hospitality
Tulisan–tulisan
dalam
PR
harus
sepenuhnya faktual dan informatif, tidak boleh melebih-lebihkan seperti yang sering ditemukan dalam iklan. Untuk menjamin kredibilitas kegiatan-kegiatan PR haruslah bersifat edukatif jauh dari nuansa emosional dan dramatik. B. Optimalkan PR untuk Menangkan
produk
berupa
Persaingan
mengandung
unsur-
Public
Relations
(Humas
=
unsur pemasaran yang banyak yaitu 7P
Hubungan Masyarakat) merupakan bagian
(Price,
penting dalam membangun brand image
Product,
Place,
Promotion,
Presentation, Process, People). Hal ini
yang
berbeda
kebingungan antara tugas PR dengan
dengan
produk
yang
berupa
kuat.
Banyak
perusahaan
1
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
marketing. PR dapat diberdayakan untuk
evaluasi purna beli yang meliputi beberapa
menciptakan aliansi dengan organisasi atau
aspek
interest dengan segmen pasar. Humas
loyalitas pelanggan, dan kualitas jasa.
seperti
kepuasan
pelanggan,
senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang
sebenarnya.
D. 7 P
Perkembangan
Berbeda
dengan
produk
yang
komunikasi tidak memungkinkan lagi suatu
berupa
organisasi
suatu
mengandung unsur pemasaran yang lebih
fakta. Oleh karena itu humas harus mampu
banyak yaitu 7P (Price, Product, Place,
menjaga reputasi atau citra perusahaan.
Promotion,
Sedangkan sasaran utama Public Relations
People). Promosi besar-besaran sepertinya
tampak dalam gambar 1.
tidak
untuk
menutup-nutupi
barang,
sektor
Presentation,
cocok
karena
hospitality
Process
industri
ini
dan
tidak
menawarkan produk massal. Pengelolaan C. Memahami Perilaku Pelanggan
Customer Relation Management (CRM)
Promosi dari mulut ke mulut akan membuat
industri
hospitality
sukses.
yang tepat akan sangat membantu dalam meningkatkan
penjualan.
Price
adalah
Pencapaian tujuan bisnis dilakukan melalui
harga sebagai dasar penawaran kepada
penciptaan kepuasan pelanggan, di mana
calon pembeli, product: sesuatu yang dapat
pelanggan merupakan fokus setiap bisnis.
ditawarkan kepada calon konsumen untuk
Melalui
dijual, place dikaitkan dengan channel
pemahaman
atas
perilaku
konsumen seorang pemasar bisa benar-
distribution
benar mengetahui apa yang diharapkan
membeli produk tersebut, promotion adalah
pelanggan. Pemasar bisa mengembangkan
cara
data base marketing yang menguntungkan
pelanggan yang diharapkan akan membeli
dalam jangka panjang. Analisis perilaku
produk
konsumen jasa bisa didasarkan pada model
menyangkut
proses
bentuk-bentuk
keputusan
pembelian
yang
dimana
penyampaian
yang
konsumen informasi
ditawarkan, penataan,
dapat kepada
presentation: dekorasi
penyajian
dan
lainnya.
dikelompokkan menjadi tiga tahap utama
Konsumen membutuhkan suasana yang
yaitu
berbeda
pra
pembelian,
konsumsi,
dan
dan
unik.
Proses:
berkaitan
evaluasi purna beli. Tahap pra pembelian
dengan pelayanan yang diberikan, people:
meliputi identifikasi kebutuhan pencairan
orang banyak selaku konsumen, mereka
informasi dan evaluasi alternatif. Tahap
inilah
konsumsi berupa pembelian dan konsumsi
pemasaran.
yang
menjadi
sasaran
kegiatan
jasa. Sedangkan tahap terakhir berupa
2
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Sasaran Utama Public Relations
Strategi Program Kerja
Corporate PR
-
-
Stakeholder Relations
In House journal Publikasi eksternal dan Internal Special Events Programs, Eksibisi, dll Iklan perusahaan dan sponsorship dll Community responsibility and Social Care
-
Stockholder (owner relations) Employee Relations Publik Eksternal Customer Relations Media and Press Relations Pressure Group Relations Government relation Community Relations Business and Investor Relations
Marketing PR
-
-
Peluncuran dan Publikasi Produk Iklan Layanan Masyarakat Adventorial (Artikel Sponsor) Special Events: Promotion and Publications Program Road Show, Business Presentation, etc
Gambar 1.Sasaran Utama Public Relations Sumber: Vanessa Gaffar (2007: 53)
Gambar 2 Model Perilaku Konsumen Jasa Sumber: Tjiptono (2006: 43). 3
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
E. CRM
(Customer
Relationship
Management)
Asumsi utama CRM sama dengan RM yaitu membangun relasi jangka panjang dengan
Kemajuan komunikasi dan teknologi informasi
ISSN : 2087-1899
mampu
menghadirkan
pelanggan merupakan cara terbaik untuk menciptakan
loyalitas
kemudahan dan kecepatan akses informasi.
Relationship Marketing
Program
paradigma
CRM
berdampak
pada
pelanggan.
muncul
sebagai
yang
banyak
pemasaran
kemampuan menjalin relasi para pelanggan
diadopsi dalam pemasaran jasa. Konsep ini
sehingga tercipta loyalitas pelanggan. CRM
menekankan
lebih menyangkut infrastruktur teknologi
mengembangkan
baik perangkat keras maupun perangkat
jalinan relasi jangka panjang yang saling
lunak yang digunakan untuk mengelola
menguntungkan.
pelanggan. Sedangkan RM (Relationship Marketing) adalah cara menjalankan bukan
F.
hakekatnya
RM
mencerminkan
perubahan paradigma dalam pemasaran yaitu dari yang semula difokuskan pada transaksi
pelanggan
pelanggan.
RM
menjadi
relasi
merupakan
filosofi
menjalankan bisnis yang lebih berfokus pada
upaya
mempertahankan
menumbuhkembangkan pelanggan
saat
ini
relasi
dan dengan
dibanding merebut
pelanggan baru.
banyak
menjalani
relasi
konsumen
lebih
berkelanjutan
suka
Meningkatnya
rangka mendapatkan nilai yang diharapkan. Berdasarkan asumsi tersebut dan fakta bahwa biaya mempertahankan pelanggan murah
dari
pada
mendapatkan
pelanggan baru maka banyak perusahaan yang mulai menerapkan RM. Relationship Marketing
menekankan
upaya
menjalin
hubungan yang kuat antara perusahaan dengan
perusahaan-
perusahaan yang berorientasi pemasaran membuat tanggung jawab Public Relation dari perusahaan tersebut bertambah. Dalam pelaksanaannya
PR
yang
mendukung
tujuan pemasaran disebut MPR terdiri dari publikasi, events, berita, dan
kegiatan
sosial. Sebaik apapun pihak perusahaan berusaha untuk menciptakan citra yang baik kepada pelanggannya, bila tidak didukung oleh
keramahtamahan
dan
kepedulian
semua
pasar
mengubah persepsi pelanggan terhadap perusahaan tersebut.
daripada
terus menerus berganti pemasok dalam
lebih
mempertahankan
karyawan terhadap pelanggan tidak akan
Filosofi ini didasarkan pada asumsi bahwa
dan
membangun,
MPR (Marketing Public Relations)
sekedar proses atau infrastruktur teknologi. Pada
pentingnya
stakeholder-nya.
Sebaliknya bila pelanggan
telah
mempunyai kesan yang positif terhadap suatu
perusahaan
memberikan
itikad
maka baik,
ia
rasa
akan simpati,
pengakuan, penerimaan, dan dukungan kepada perusahaan. MPR yang efektif merupakan hasil dari suatu proses yang harus
diintegrasikan
pemasaran
dengan
perusahaan
strategi sebelum
perusahan dapat membuat program public 4
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
relations, mereka harus memahami misi,
melalui pembenaran pihak ketiga. Pada
tujuan, strategi serta budaya perusahaan itu
awalnya
sendiri, PR dapat memberikan kontribusinya
merupakan
terhadap tujuan pemasaran yaitu dalam hal
Perbedaan
utama
membangun
berorientasi
pada
kesadaran,
membangun
kegiatan pemasaran bagian
dan
yang adalah
hasil
PR
terpisah. pemasaran
akhir
berupa
kredibilitas, dan mengurangi biaya promosi.
pencapaian tujuan-tujuan pemasaran yang
Dengan semakin berkembangnya dinamika
salah satunya adalah penjualan, sedangkan
pasar saat ini maka pemasar dituntut untuk
PR
terus mengembangkan pesan-pesan yang
menyebarkan
meningkatkan kredibilitas serta memberikan
mendidik dan menanamkan pemahaman
dampak yang positip bagi konsumen.
yang baik pada publik sasaran. Namun
Peran MPR dalam industri dalam rangka lebih memantapkan keberadaan perusahaan di tengah masyarakat. Peran MPR yang dianggap paling penting adalah menjaga citra positif di masyarakat serta meningkatkan keefektifan elemen-elemen bauran pemasaran lainnya. Menurut Oka. A. Yoeti fungsi MPR adalah membuat evaluasi dan analisis mengenai pendapat pelanggan khususnya yang berhubungan dengan layanan yang diberikan oleh suatu perusahaan, memberikan masukan dan usul mengenai cara menangani pendapat, opini
atau
kritik
perusahaan, melalui
mempengaruhi
teknik
sehingga
yang ditujukan
komunikasi
dapat
pada
pelanggan yang
meningkatkan
baik citra
perusahaan yang lebih baik (Oka, 1995 :
adalah
kegiatan
menyiapkan
informasi
dengan
dan tujuan
perbedaan tersebut sudah mulai hilang karena perusahaan membentuk PR yang lebih berorientasi pada pasar yang secara langsung mendukung promosi dan citra perusahaan. Sinergi antara pemasaran dan PR ini disebut MPR. MPR merupakan suatu kegiatan
PR
mendukung
yang tujuan
dirancang
untuk
pemasaran
yang
berorientasi pada pelanggan dengan cara mengidentifikasi
perusahaan
produknya
berdasarkan
kebutuhan
pelanggan
meningkatkan
dengan
keinginan sehingga
loyalitas
dan dapat
pelanggan.
Komunikasi dalam bentuk MPR ini antara lain bertujuan agar dapat memberikan nilai pelanggan yang superior. Nilai pelanggan itu sendiri adalah suatu perbedaan antara manfaat yang diterima pelanggan dengan biaya yang dikeluarkan pelanggan.
277) G. Public Relations (PR) dan Marketing Public Relations
Perusahaan
dapat
meningkatkan
nilai pelanggan dengan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Pengetahuan
Kotler, Bowen, Makens (2002: 245)
mengenai pelanggan yang dikombinasikan
mengatakan bahwa PR adalah proses yang
dengan
kita manfaatkan untuk menciptakan citra
menghasilkan nilai pelanggan yang superior
positif
dan
dan
kelebihsukaan
pelanggan
inovasi
akan
dan
kreatifitas
meningkatkan
dapat
loyalitas. 5
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Pengetahuan
mengenai
pelanggan
ISSN : 2087-1899
semakin menjauh dari fokus pada transaksi
digabungkan dengan inovasi dan kreativitas
semata-mata
dan
dapat mengarah pada perbaikan produk
membangun
hubungan
dan jasa. Bila manfaat itu cukup kuat dan
pemasaran. Pemasaran hubungan lebih
cukup bernilai bagi pelanggan, sebuah
berorientasi jangka panjang, sasarannya
perusahaan tidak perlu menjadi pesaing
adalah penyampaian nilai jangka panjang
yang menawarkan produk dengan harga
kepada pelanggan yang menjadi ukuran
rendah untuk memenangkan persaingan.
sukses adalah kepuasan pelanggan jangka
Perwujudan kondisi di atas hanya mungkin
panjang.
dilakukan
apabila
mampu
sebuah
mengikuti
pergeseran
atau
tuntutan
mencegah
mengantisipasi
pelanggan
terjadinya
pelanggan
untuk
perpindahan
superior
menjadi
nilai
pelanggan inferior. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai pelanggan superior adalah kunci untuk menciptakan loyalitas. H. Kepuasan
Pelanggan
versus
Kesetiaan Pelanggan Kepuasan
ke
dan
fokus
jaringan
perusahaan
pelanggan yang disebabkan menurunnya nilai
bergerak
I.
Kesimpulan Industri
hospitality
berkembang Konsumen
pesat tentu
dan
Indonesia kompetitif.
menghendaki
adanya
pelayanan yang memuaskan sehingga mau tidak mau sumber daya manusia pada industri
ini
harus
perkembangan
selalu
jaman
ketinggalan.
Banyak
diperhatikan
dalam
mengoptimalkan
mengikuti
sehingga hal
yang
industri
fungsi
ini
PR
tidak harus yaitu untuk
mengukur
membangun citra perusahaan dan bukan
seberapa besar harapan pelanggan telah
sekedar menawarkan “keramahtamahan”
terpenuhi. Bila pelanggan mendapatkan
saja. Keramahtamahan tanpa pemasaran
apa yang mereka harapkan mereka akan
dan pelayanan yang optimal membuat
merasa
keramahan tersebut menjadi tidak berguna
puas,
harapan
pelanggan
di
bila
mereka
terpenuhi
puas.
bagi perusahaan dalam mencapai profit
Kesetiaan pelanggan mengukur seberapa
yang diharapkan. PR merupakan bagian
besar
minat
aktivitas Kepuasan keharusan
akan
melebihi
mereka
kemitraan
sangat
untuk
melakukan
penting dalam membangun brand image
bagi
organisasi.
yang kuat pada industri hospitality. CRM
merupakan
merupakan
pelanggan untuk
adanya
kesetiaan.
cara
yang
tepat
untuk
keberhasilan pemasaran suatu perusahaan
Harapan pelanggan harus terpenuhi atau
karena
melebihi agar terbina kesetiaan. Pemasaran
pemasaran suatu perusahaan tidak hanya
hubungan
Marketing)
dinilai dari seberapa banyak konsumen
mencakup penciptaan, pemeliharaan, dan
yang berhasil diperoleh pada saat itu tetapi
peningkatan hubungan yang erat dengan
bagaimana
pelanggan.
konsumen tersebut.
(Relationship
Semakin
lama
pemasaran
sebenarnya
cara
keberhasilan
mempertahankan 6
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
DAFTAR PUSTAKA Basu
Swasta,
Perilaku
Rio Budi Prasadja Tan, 2009, Psikologi
Hani
Manajemen
Handoko,
Pemasaran,
Konsumen,
2000, Analisa
BPFE
UGM,
Yogyakarta
Pemasaran Modern, Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta Kolter, Philip, John Bowen & James Maken, 2002, Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan,
Pelayanan Jasa Hotel, Restoran & Kafe, Erlangga, Jakarta. Tjiptono, Fandy, 2006. Pemasaran Jasa, Bayu Media Publishing, Malang.
Basu Swasta, Irawan, 1981, Manajemen
Terjemahan,
PT.
Prenhalindo, Jakarta Linggar Anggoro, 2005, Teori dan Profesi Kehumasan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
ISSN : 2087-1899
________, 2000, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Andy Offset, Yogyakarta Vanessa Gaffar, 2007, CMR dan MPR Hotel (Customer Relationship Management and
Marketing
Public
Relation),
Alfabeta, Bandung. Yoeti, Oka A, 1996, Hotel Marketing, PT. Perca, Jakarta. ________, 2003, Manajemen Pemasaran Hotel, PT. Perca, Jakarta.
7
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
EVALUASI IMPLEMENTASI SERVICE ORIENTATION PADA JASA PENDIDIKAN: TINJAUAN DI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Audita Nuvriasari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
ABSTRACT Service companies have to focus on service orientation in achieving sustainable competitive advantages. The impact of service orientation may be viewed as a roadblock that business must navigate in order to reduce negative effects generated from interaction with customers. The purpose of this study is to evaluate the implementation of service orientation in education service. The dimensions of service orientations including: service encounter practices, service system practices, service leadership practices and human resources management practices. This study analyzes the dyadic data collected from 45 questionnaires distributed to service employees in Mercu Buana University. This study adopted a 5-point Likert Scale for a questionnaire which comprised of question already developed for other studies but modified to serve this study purposes. The result shows that Mercu Buana University has implemented service orientation in good practices. Keywords: Service Orientation, service encounter, service system, service leadership and human resources management. PENDAHULUAN
Dalam bisnis jasa fokus pelanggan
Dewasa ini dinamika perkembangan
menjadi pilihan tepat untuk menjalankan
pada berbagai industri jasa mengalami
aktivitas pemasaran. Mengingat keterlibatan
peningkatan yang signifikan dibandingkan
dan interaksi antar konsumen dan penyedia
dengan dekade sebelumnya. Hal ini dapat
jasa begitu tinggi pada sebagian besar
ditunjukkan
bisnis jasa termasuk salah satunya pada
dari
kontribusi
sektor jasa
terhadap perekonomian dunia yang telah
jasa
mendominasi
pertiganya.
pemasaran yang hanya berorientasi pada
semakin
transaksi (transactional marketing) dengan
menyadari perlunya peningkatan orientasi
sasaran tingginya penjualan dalam jangka
pelayanan pada konsumen atau pelanggan.
pendek menjadi kurang mendukung pada
Bahkan banyak perusahaan manufaktur
praktek bisnis jasa. Untuk itu orientasi
yang saat ini telah menyadari perlunya
pemasaran
Pelaku
pada
sekitar industri
dua jasa
unsur jasa pada produknya sebagai upaya peningkatan keunggulan bersaing.
pendidikan
maka
pendekatan
pada bisnis jasa lebih difokuskan pada orientasi pelanggan atau orientasi pelayanan (service orientation). Hal ini 8
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
menjadi salah satu cara untuk menjaga
bagaimanakah
hubungan
dengan
orientation
pada
jasa
pendidikan
pelanggan yang diperoleh melalui loyalitas
Universitas
Mercu
Buana
Yogyakarta.
dan komitmen pelanggan.
Dalam
jangka
panjang
Mengingat perlunya jasa pendidikan dalam
menciptakan
penelitian
ini,
service
dimensi
service
orientation diadopsi dari artikel Lytle, Hom
bagi
dan Mokwa (1998) degan tema “SERV*OR :
adalah
A Managerial Measure of Organizational
mahasiswa maka perlu diperhatikan pula
Service-Orientation” yang meliputi : service
pentingnya penciptaan kualitas pelayanan
leadership
jasa
practices, human resources management
penggunanya
kepuasan
implementasi
dalam
yang
hal
didasarkan
ini
pada
orientasi
pelayanan (service orientation). Service
practices,
service
encounter
practices, dan service system practices.
orientation adalah segala sesuatu yang dilakukan
organisasi
mempertahankan perusahaan
untuk
kebijakan-kebijakan
yang
meliputi
:
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Sebelumnya
pelatihan,
Penelitian
yang
berhubungan
imbalan layanan, dan prosedur-prosedur
dengan service orientation telah dilakukan
lain yang mendukung penyampaian layanan
oleh sejumlah peneliti baik di bidang industri
yang dapat menghasilkan layanan yang
manufaktur maupun jasa. Penelitian di
memuaskan.
bidang industri jasa salah satunya dilakukan
Service
orientation
menekankan
oleh Liang, Tseng dan Lee (2010) dengan
pada aspek praktik, kebijakan dan prosedur
mengangkat topik penelitian “Impact of
layanan dalam sebuah organisasi (Lytle,
Service Orientationon Frontline Employee
Hom dan Mokwa, 1998). Evaluasi terhadap
Service
implementasi service orientation pada jasa
Response”. Dalam penelitian ini ditunjukkan
pendidikan ini perlu dilakukan karena untuk
bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif
melihat
dan signifikan antara service orientation
sejauhmana
penyedia
jasa
organisasi berupaya
atau untuk
terhadap
Performance
kinerja
and
Consumer
pelayanan
SDM,
(2)
mencipatakan kepuasan konsumen dengan
terdapat pengaruh yang negatif antara
menghantarkan layanan yang berkualitas.
service
Mengingat
menjadi
konsumen, (3) terdapat pengaruh yang
prioritas utama bagi setiap perusahaan
positif dan signifikan antara kinerja layanan
termasuk yang bergerak di bidang jasa
SDM terhadap loyalitas konsumen dan (4)
sebagai tolok ukur keunggulan daya saing
terdapat
pengaruh
yang
perusahaan.
signifikan
antara
loyalitas
jaminan
kualitas
Berdasarkan uraian pada tersebut diatas maka dalam penelitian ini pokok permasalahan
yang
diangkat
terhadap
orientation
word
of
terhadap
loyalitas
positip
mouth
dan
konsumen (WOM
–
komunikasi dari mulut ke mulut).
adalah 9
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Service
orientation
memiliki
ISSN : 2087-1899
orientation
menekankan
pada
aspek
pengaruh yang negatif terhadap loyalitas
praktik, kebijakan dan prosedur layanan
konsumen
sebuah organisasi.
dapat
dijelaskan
dengan
“Balance Theory” (Carson, Carson dan Roe,
Dalam
penelitian
ini,
dimensi
1997) di mana kondisi yang demikian
service orientation menggunakan empat
sangat
karena
dimensi yang telah dikembangkan oleh
loyalitas dapat dipengaruhi antara lain oleh
Lytle, Hom dan Mokwa (1998) dalam
faktor sentimen (suka dan tidak suka),
artikelnya
sikap,
Managerial
memungkinkan
dan
unit
terjadi
relation
(misalnya:
yang
berjudul
Measure
SERV*OR: A
of
Organizational
kepemilikan). Idealnya terdapat hubungan
Service-Orientation”
yang positif antara service organization
mengembangkan dan memvalidasi orientasi
dengan service provider (seperti: karyawan
layanan
frontliner),
(singkatan
service
organization
dengan
yang
dengan
diberi
dari
nama
Service
SERV*OR Orientation).
konsumen, dan service provider dengan
Adapun dimensi-dimensi tersebut adalah
konsumen. Hubungan yang negatif dapat
sebagai berikut :
terjadi dikarenakan penilaian dalam benak
a. Service Leadership Pratices (praktik
konsumen tidak selalu sama antara service
keunggulan
provider
servant leadership dan service vison
dengan
service
organization.
Hubungan akan seimbang jika konsumen memiliki sikap dan penilaian yang sama terhadap obyek.
Service
:
b. Service Encounter Practices (praktik penganan
Service Orientation
meliputi
( visi layanan).
layanan),
customer
meliputi
treatment
:
(perlakuan
terhadap pelanggan) dan employee orientation
adalah
kemampuan memberikan pelayanan yang optimal kepada para pelanggan yang saling berhubungan.
layanan)
Service
(pemberdayaan
karyawan). c. Human
Resources
Management
yang
Practices (Praktik MSDM) meliputi :
diterapkan oleh suatu perusahaan akan
pelatihan layanan (service training)
bertahan
dan
apabila
orientation
empowerment
disesuaikan
dengan
kebutuhan konsumen. Dengan demikian Service
orientation
merupakan
segala
imbalan
d. Service System Practices (praktik sistem
mempertahankan
pencegahan
perusahaan
yang
meliputi
:
pelatihan,
(service
reward)
sesuatu yang dilakukan perusahaan untuk kebijakan-kebijakan
layanan
(service
layanan),
meliputi
kegagalan failure
:
layanan
prevention),
imbalan layanan, dan prosedur-prosedur
pemulihan
kegagalan
lain yang dapat menghasilkan layanan yang
(service failure recovery), teknologi
memuaskan (Lytle et al, 1998). Service
layanan
(service
layanan
technology), 10
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
standart
layanan
ISSN : 2087-1899
komunikasi
(service standart communication).
Metode penelitian deskriptif
METODE PENELITIAN Subyek
analisis
ini
data
dalam
menggunakan
dengan
metode
penghitungan
mean
aritmathic dan pengkategorian hasil nilai
penelitian
ini
adalah
rata-rata menggunakan rentang skala.
karyawan bagian pelayanan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang berada di
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
tingkat
Penilaian Terhadap Praktik Penanganan
fakultas
laboratorium)
(tata
dan
usaha
tingkat
dan
universitas
Layanan (Service Encounter Practies)
(Direktorat Marketing, Direktorat Jaminan Mutu,
BAU,
BAAK,
dan
Encounter
Practices
UPT
menunjukkan interaksi antara staf bagian
Perpustakaan). Teknik pengambilan sampel
pelayanan di Universitas Mercu Buana
dilakukan
sensus
Yogyakarta dengan mahasiswa. Penilaian
mengingat jumlah populasi yang terbatas.
terhadap implementasi service orientation
Adapun jumlah responden dalam penelitian
ditunjukkan pada tabel 1.
dengan
ICT,
Service
metode
ini sebanyak 45 karyawan. Data penelitian berupa data primer yang
diperoleh
kuesioner.
Skala
melalui
penyebaran
pengukuran
Penilaian
Terhadap
Implementasi
Service System Practices
variabel
Service
System
Practices
menggunakan skala likert berjenjang 5
merupakan integrasi atau gabungan antara
dengan penilaian skor 1 (Sangat Tidak
praktik dan prosedur yang disyaratkan
Setuju) sampai dengan skor 5 (Sangat
untuk penghantaran jasa kepada pengguna
Setuju). Variabel penelitian mencakup: (1).
layanan.
Service leadership Practices yang meliputi
implementasi Service System Practices
kepemimpinan layanan (servant leadership)
dapat ditunjukkan pada tabel 2.
Adapun
penilaian
terhadap
dan service vision (visi layanan), (2). Service
Encounter
Practices
meliputi
Penilaian terhadap Implementasi Service
perlakuan terhadap konsumen (Customer
Leadership Practices
Treatment ) dan pemberdayaan karyawan
Praktik
(employee
empowerment),
(3).
Human
manajemen
pelatihan layanan (service training) dan
mengelola
imbalan layanan (service reward), (4).
pada
Service
memuaskan
Practices,
meliputi:
layanan
adalah perilaku dan tindakan dari tim
Resources Management Practices, meliputi
System
kepemimpinan dalam
membentuk
organisasi
penghantaran bagi
dengan
dan
orientasi
layanan
penggunanya.
yang Hasil
pencegahan kegagalan layanan, pemulihan
analisis implementasi Service Leadership
kegagalan layanan, teknologi layanan, dan
Practices dapat ditunjukkan pada tabel 3.
komunikasi standar layanan. 11
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Penilaian Terhadap Implementasi
ISSN : 2087-1899
HRM
Practices
layanan.
Adapun
implementasi
Human
Resources
Management
Practices merupakan kegiatan pengelolaan
penilaian Human
terhadap Resources
Management Practices dapat ditunjukkan pada tabel 4.
sumber daya manusia dalam organisasi yang
berorientasi
pada
penghantaran
Tabel 1. Penilaian Terhadap Implementasi Service Encounter Practices
Dimensi
Perlakuan terhadap Pengguna Layanan
Pemberdayaan Karyawan
Item Pertanyaan
Mean
Kategori
Saya selalu berusaha memberikan perhatian kepada pengguna layanan sebagaimana yang mereka inginkan Saya senantiasa bersikap ramah, bersahabat dan sopan dalam memberikan layanan pada pengguna layanan Saya selalu berupaya meminimalkan rasa ketidaknyamanan yang mungkin timbul dalam pelayanan Saya sering membuat keputusan penting menyangkut pelayanan kepada pengguna tanpa persetujuan dari atasan saya
4,60
Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
4,70
Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
4,50
Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
2,40
Tidak Setuju (belum diimplementasikan dengan baik)
Saya selalu mengkonsultasikan dengan pimpinan jika terdapat masalah dalam pelayanan Karyawan memiliki kebebasan dan wewenang untuk bertindak secara independen dalam rangka memberikan layanan yang berkualitas
4,30
Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
3,40
Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal)
12
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 2. Penilaian Terhadap Implementasi Service System Practices Dimensi Teknologi Layanan
Pencegahan Kegagalan Layanan
Pemulihan Kegagalan Layanan
Standar Komunikasi Layanan
Item Pertanyaan
Mean
Kategori
Dalam memberikan pelayanan didukung dengan fasilitas atau piranti layanan berbasis teknologi
4,40
Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
Saya memahami dan mampu mengoperasionalkan teknologi layanan yang ada dengan baik
4,00
Teknologi layanan yang ada ditujukan untuk membentuk dan mengembangkan kualitas layanan yang lebih baik Saya berupaya keras untuk mencegah timbulnya masalahmasalah dalam pelayanan
4,70
Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
4,40
Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
Saya secara aktif mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh pengguna layanan
4,20
Saya selalu berupaya untuk memberikan soslusi kepada pengguna layanan jika pengguna mengalami kendala dalam proses layanan. Kami memiliki sistem penangan komplain yang bagus
4,40
Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik
Kami diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kami dalam menangani kegagalan layanan Dilakukan evaluasi secara rutin terkait dengan pelayanan sehingga dapat diketahui sejak dini jika terdapat kegagalan dalam layanan Terdapat standar yang baku dalam penyampaian layanan pada pengguna
3,50
Saya memahami secara jelas semua standar pelayanan pada unit kerja saya
3,90
Ukuran kinerja layanan disampaikan secara terbuka oleh pucuk pimpinan kepada semua karyawan
3,50
3,40
3,70
3,70
Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal)
13
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 3. Penilaian Terhadap Implementasi Service Leadership Practices
Dimensi
Item Pertanyaan
Mean
Visi Layanan
Terdapat komitmen yang nyata terhadap layanan dalam organisasi kami, bukan hanya sekedar katakata Pengguna layanan lebih dipandang sebagai peluang untuk dilayani dan bukan hanya sebagai sumber penghasilan bagi organisasi Diyakini organisasi berorientasi pada pelayanan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.
3,70
Jajaran pimpinan secara terus menerus mengkomunikasikan kepada seluruh SDM akan arti penting pelayanan Jajaran pimpinan secara berkala turun ke unit-unit kerja untuk menggontrol proses pelayanan
3,80
Jajaran pimpinan secara berkala meningkatkan kemampuan karyawan dalam memberikan layanan berkualitas Item Pertanyaan Pucuk pimpinan secara pribadi memberikan masukan kepada pimpinan dan karyawan unit kerja untuk menciptakan layanan berkualitas
3,60
Keunggulan Layanan
Organisasi secara rutin mengukur kualitas layanan dari setiap unit kerja
4,10
4,20
3,40
Mean 3,60
3,50
Kategori Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Kategori Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal)
14
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 4. Penilaian Terhadap Implementasi Human Resources Management Practices Dimensi Imbalan Layanan
Pelatihan Layanan
Item Pertanyaan Organisasi memberikan insentif dan penghargaan bagi semua karyawan atau unit kerja yang memberikan layanan dengan baik
Mean 3,40
Kategori Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal)
Organisasi secara jelas menghargai layanan yang unggul atau prima
3,70
Organisasi secara berkala memberikan pelatihan keterampilan personal terkait dengan layanan yang berkualitas
3,40
Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal)
Organisasi mensosialisasikan program-program pelatihan layanan bagi karyawan
3,60
Saya memiliki kesadaran dan sangat tertarik untuk dapat mengikuti pelatihan di bidang pelayanan
4,40
Setuju (telah diimplementasikan dengan baik tapi belum maksimal) Sangat Setuju (telah diimplementasikan dengan baik)
PEMBAHASAN
Implementasi
DAN KESIMPULAN
Layanan (Service Encounter Practices) a. Evaluasi
Berdasarkan hasil analisis dapat
terhadap
terhadap
Penanganan
Penanganan
Implementasi
Pengguna
Layanan
dijelaskan bahwa Universitas Mercu Buana
(Customer Treatment)
Yogyakarta selaku service organization dan
Evaluasi terhadap penangan pengguna
karyawan bagian pelayanan selaku service
layanan yang dialkukan oleh karyawan
provider telah berorientasi pada layanan
secara
dalam
pada
mengimplementasikan orientasi layanan
penggunannya. Meskipun demikian masih
dengan baik (mean = 4,60). Hal ini
ada beberapa dimensi oreintasi layanan
dapat ditunjukkan dari upaya karyawan
yang
secara
untuk memberikan perhatian secara
maksimal. Evaluasi terhadap implementasi
maksimal kepada pengguna layanan,
service orientation dapat dijelaskan sebagai
kesediaan
berikut:
bersahabat dan sopan serta adanya
menghantarkan
belum
jasa
diimplementasikan
umum
untuk
bersikap
telah
ramah,
upaya untuk senantiasa meminimalkan ketidaknyamanan yang mungkin timbul 15
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
dalam
pelayanan.
menunjukkan
Hal
bahwa
ISSN : 2087-1899
tersebut
sudah
karyawan
ada
akan
mengkonsultasikan
dengan pimpinan unit kerja.
keinginan dan motivasi secara internal dari
karyawan
untuk
memberikan
layanan yang maksimal bagi pengguna
Implementasi terhadap Praktek Sistem
layanan.
Layanan (Service System Practices) a. Evaluasi
b. Evaluasi
Terhadap
Implementasi
terhadap
Teknologi
Implementasi
Layanan
(Service
Pemberdayaan Karyawan (Employee
Technology)
Empowerment)
Evaluasi terhadap implementasi service
Evaluasi
terhadap
implementasi
employee
technology
dinilai
telah
berorientasi
pada layanan (mean = 4,37). Hal ini
empowerment
mengindikasikan bahwa pemberdayaan
ditunjukkan
karyawan secara umum telah mengarah
pelayanan
pada orientasi layanan akan tetapi
layanan
belum
SIM, SIA, E-learning, Personal Web
dilakukan
secara
maksimal
dalam didukung
berbasis
(mean= 3,36) khususnya terkait dengan
Dosen,
kemandirian
memanfaatkan
dalam
pengembilan
memberikan
dan
dengan
teknologi,
Web
piranti seperti:
Fakultas.
Dalam
teknologi
sejumlah keputusan. Orientasi layanan
pelayanan
ditunjukkan dengan upaya karyawan
mengoperasionalkannya dengan baik.
untuk
Hal
mengkonsultasikan
dengan
ini
karyawan
didukung
juga
untuk
dengan
mampu
adanya
pimpinan jika terdapat permasalahan
sejumlah
dalam pelayanan yang sekiranya tidak
diselenggarakan
dapat diatasi oleh karyawan di bagian
Semua Teknologi layanan yang ada
pelayanan. Terkait dengan keputusan
ditujukan
penting
mengembangkan kualitas layanan yang
di
bidang
pelayanan
yang
sekiranya tidak dapat diputuskan oleh karyawan
maka
selalu
pelatihan oleh
untuk
yang
ICT
membentuk
dan
lebih baik.
meminta
persetujuan dari atasan. Karyawan juga
b.
Evaluasi terhadap
Implementasi
memiliki kebebasan untuk bertindak
Pencegahan
secara
(Service Failure Prevention)
independen
UMBY.
dalam
rangka
Kegagalan
memberikan layanan yang berkualitas.
Evaluasi
Kebebasan
yang
kegagalan layanan secara umum telah
dimaksud adalah sesuai dengan porsi
menunjukkan orientasi layanan yang
kewenangan pada tanggungjawab di
baik (mean = 4,33). Hal ini ditunjukkan
setiap
diluar
dengan adanya upaya yang maksimal
kewenangan pada unit kerja maka
dari karywan di bagian pelayanan untuk
unit
dan
kewenangan
kerja.
Jika
terhadap
Layanan
pencegahan
16
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
mencegah timbulnya masalah dalam
yang
pelayanan.
complain.
Berdasarkan
hasil
sama
dalam
wawancara dengan sejumlah karyawan
Dalam
di bagian pelayanan upaya pencegahan
kegagalan
dapat
dengan
dengan
dengan
dalam training. Akan tetapi kegiatan
pimpinan unit kerja apabila karyawan
pelatihan ini belum dilakukan secara
mengalami
kendala
maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan
Karyawan
bagian
masih adanya karyawan yang belum
berusaha
untuk
diikut sertakan dalam pelatihan sejenis
keluhan
yang
(20%). Kegiatan evaluasi secara rutin
disampaikan oleh pengguna layanan.
terkait dengan pelayanan yang ditujukan
Keluhan dari pengguna layanan akan
untuk
disampaikan kepada pimpinan unit kerja
terdapat
untuk ditindak lanjuti. Jika pengguna
dinilai
layanan
atau
maksimal. Evaluasi yang secara rutin
kendala dalam proses layanan maka
dilakukan sebatas pada layanan Proses
secara umum karyawan bersedia untuk
Belajar
membantu
dikoordinir
dilakukan
mengkonsultasikan
dalam
kesulitan
layanan.
pelayanan
langsung
juga
mendengarkan
mengalami
atau
atau
kesulitan
memberikan
solusi
kepada pengguna layanan.
upaya
penanganan
layanan
terhadap
pemulihan
juga
dilakukan
mengikutsertakan
karyawan
mengetahui
sejak dini jika
kegagalan belum
Mengajar oleh
dalam
layanan
dilakukan
secara
di
Kelas
Direktorat
yang
Jaminan
Mutu. Sedangkan evaluasi terhadap tingkat
c. Evaluasi
untuk
Pemulihan
Kegagalan Layanan (Services Failure
kepuasan
pengguna
(mahasiswa) setiap tahun dilakukan oleh Direktorat Pemasaran.
Recovery) Evaluasi terhadap pemulihan kegagalan
d. Evaluasi terhadap Standar Layanan
layanan sudah mengarah pada orientasi
Komunikasi
layanan
Communication)
akan
tetapi
belum
dapat
dilakukan secara maksimal (mean =
Evaluasi
3,53).
komunikasi
Hal
adanya
ini
sejumlah
ditunjukkan karyawan
dengan bagian
(Service
terhadap sudah
masih
organisasi memiliki system penanganan
diimplementasikan
complain
(mean
bagus.
Sistem
standar
layanan
mengarah
pada
orientasi layanan yang baik meskipun
pelayanan yang tidak yakin (22%) jika
yang
Standards
ada
=
indikator
3,70).
yang
secara
belum
maksimal
Berdasarkan
hasil
penanganan complain bagi pengguna
wawancara dengan beberapa karyawan
layanan khususnya di setiap unit kerja
dapat diperoleh informasi bahwa pada
belum tersusun secara formal sehingga
unit kerjanya tidak ada standar layanan
tiap unit kerja belum memiliki standar
yang baku seperti prosedur layanan 17
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
baku yang menjadi pedoman secara
b. Evaluasi
Terhadap
tertulis, sehingga dalam memberikan
Keunggulan
pelayanan
atas
Leadership)
yang
Implementasi
lebih
kebiasaan
didasarkan
atau
alur
layanan
Implementasi
Melayani
(Servant
keunggulan
dalam
selama ini telah dijalankan. Dalam
melayani dinilai belum secara maksimal
melakukan evaluasi untuk mengukur
berorientasi pada layanan (mean=3,58).
kinerja layanan dinililai belum secara
Hal ini ditunjukkan dengan adanya
maksimal disampaikan secara terbuka
sejumlah karyawan yang tidak yakin
oleh pucuk pimpinan kepada karyawan.
(20%) bahwa pimpinan secara intensif mengkomunikasikan
kepada
seluruh
Implementasi Terhadap
SDM akan arti penting layanan. Upaya
Praktek Keunggulan Layanan (Service
jajaran pimpinan secara berkala untuk
Leadership Practices)
turun ke unit-unit kerja untuk mengontrol proses pelayanan juga dinilai kurang
a. Evaluasi Terhadap Implementasi Visi
maksimal begitu pula dengan upaya
Layanan (Service Vison)
pucuk
Implementasi visi layanan dinilai positif
memberikan masukan kepada pimpinan
dan telah mengarah pada orientasi
unit
layanan
menciptakan layanan berkualitas dinilai
(mean
=
4,00).
Hal
ini
ditunjukkan dari adanya komitmen yang nyata
dari
organisasi
pimpinan kerja
dan
secara karyawan
pribadi untuk
kurang maksimal.
untuk
mengedepankan layanan dan diyakini
Implementasi Terhadap Praktek MSDM
secara
(HRM Practices)
mendasar
berorientasi
bahwa
pada
organisasi
pelayanan
memenuhi
kebutuhan
Cerminan
orientasi
untuk
penggunanya.
Terhadap
Implementasi
Imbalan Layanan (Service Reward)
juga
Pemberian insentif dan penghargaan
ditunjukkan dari penilaian mayoritas
dari organisasi kepada semua karyawan
karyawan bahwa pengguna layanan
atau
lebih dipandang sebagai peluang untuk
pelayanan dengan baik dinilai belum
dilayani dan bukan sebagai sumber
maksimal (mean = 3,55). Disamping itu
penghasilan
organisasi juga dinilai belum secara
Asumsinya,
layanan
a. Evaluasi
bagi jika
organisasi.
kerja
yang
memberikan
layanan
jelas menghargai layanan yang unggul
merasa puas maka akan memberikan
dari setiap unit kerja. Hal ini ditunjukkan
dampak
dengan belum adanya instrumen yang
positif
pengguna
unit
seperti
positif dari mulut ke mulut.
rekomendasi
baku yang ditetapkan oleh univeritas yang digunakan untuk menilai kinerja layanan. 18
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Organization, Journal of Business b. Evaluasi
Terhadap
Implementasi
and Psychology, Vol. 16, No. 5
Pelatihan Layanan (Service Training) Pemberian pelatihan keterampilan bagi karyawan
bagian
pelayanan
Budiyuwonom N (2010), Pengantar Statistik
dinilai
Ekonomi
belum maksimal (mean=3,80). Pelatihan
dan
Perusahaan,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
yang diselenggarakan oleh universitas seringkali bersifat umum dan bersifat
Da Liang, Chau Tseng, Chen Lee (2010),
insidentil atau tidak terjadwal secara
Impact of Service Orientation on
rutin sehingga tidak berkesinambungan.
Frontline
Di lain pihak pada dasarnya karyawan
Performance
bagian pelayanan sangat berminat dan
Response,
memiliki
Studies, Vol 2, No. 2
kesadaran
tinggi
untuk
Employee and Journal
Service Customer
of
Marketing
diikutsertakan dalam pelatihan di bidang pelayanan.
Engel, J.F. Blackwell, R.D, Miniard, P.W
Berdasarkan pembahasan tersebut,
(2001),
Consumer Behavior, 9th
dapat disimpulkan bahwa dimensi service
Edition, Orlando, Florida: Harcourt,
orientation yang telah diimplementasikan
Inc.
dengan baik di UMBY adalah: perlakuan terhadap
pengguna
layanan,
dan
layanan,
pencegahan
teknologi
Green Jr, Chakrabarty, Whitten, (2007),
kegagalan
Organisational Culture of Customer
layanan. Dimensi service orientation yang
Care:
telah diimplementasikan dengan baik tetapi
Service Quality, International Journal
belum
Services and Standarts, Vol. 3 No. 2
maksimal
kegagalan komunikasi,
meliputi:
layanan, visi
pemulihan
standart
layanan,
Market
Orientation
and
layanan
penghargaan
Kotler, P. (2009), Marketing Management:
layanan, dan pelatihan layanan. Sedangkan
Analysis, Planning, Implementation
yang belum diimplementasikan dengan baik
and Control, 12th Edition. Upper
adalah pemberdayaan karyawan.
Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc.
DAFTAR PUSTAKA Kotler, Alge, Gresham, Haneman, Fox, Mc Masters (2002), Measuring Customer Service
P. dan Armstrong, Prinsip-Prinsip
G, (2009),
Pemasaran,
12th
Edition. Jakarta: PT. Erlangga.
Orientation Using a Measure of Interpersonal Skill: A Preliminary Test
in
a
Public
Service 19
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Lupiyoadi,
R
dan
Hamdani
Manajemen
(2006),
Pemasaran
Jasa,
Jakarta: Salemba Empat.
ISSN : 2087-1899
Solnet, Kandampully, Service Orientation As
A
Strategic
Initiative:
A
Conceptual Model With Examplars, Alliance
Lovelock, C.H (1991), Marketing Service,
Journal
of
Business
Research.
Second Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prantice Hall Inc.
Supranto, J. (2001), Pengukuran Tingkat Kepuasan
Lytle, RS, Hom, P.W., and Mokwa, M.P,
Pelanggan,
Jakarta:
Rineka Cipta.
(1998), SERV*OR: A Managerial Measure of Organizational Service
Tjiptono,
Chandara,
Diana
(2004),
Orientation. Journal of Retailing 74
Marketing Scales, Yogyakarta: Andi
(4), 455-489.
Offset
Purwadi, B. (2000), Riset Pemasaran: Implementasi
Dalam
Bauran
Pemasaran, Jakarta:PT. Grasindo.
Umar, H. (2000), Riset Pemasaran Dan Perilaku
Konsumen,
Jakarta
:
Gramedia Pustaka Utama.
Simamora, B. (2001), Remarketing For Business Pendekatan
Recovery-Sebuah Riset,
Jakarta:
PT
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J, (1996), Service Marketing, New York: McGraw-Hill
Gramedia Pustaka Utama. ------------------
(2002),
Panduan
Perilaku Konsumen,
Riset
Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
20
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA BUKP NANGGULAN Subarjo Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT
This research was aimed is reference for BUKP Nanggulan to provide analytical assessment of the influence credit of customer satisfaction (aspects of product, price and place) to customer loyalty of credit and ultimately service users will be able give confidence to customers. From data obtained satisfaction on loyalty if customers don’t have significant effect. Where, a very high level of cutomer loyalty. Keywords : satisfaction, customer, loyalty
I. PENDAHULUAN
nasabah. Dalam konteks teori consumer
Lembaga keuangan mikro dewasa ini
semakin berkembang di Indonesia,
termasuk di Provinsi
Daerah Istimewa
behavior,
kepuasan
lebih
banyak
didefinisikan dari perspektif pengalaman konsumen
setelah
mengkonsumsi
atau
Yogyakarta. Hal ini dengan ditandai peran
menggunakan suatu produk atau jasa yang
pemerintah
diberikan.
dalam
mewujudkan
Tingkat
kepuasan
konsumen
pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Semua
dapat diartikan dengan kesesuaian antara
itu
apa yang dirasakan oleh konsumen dari
tidak
terlepas
dari
keberhasilan
kecamatan sebagai pusat pertumbuhan
pengalaman
ekonomi kerakyatan dengan masyarakat
yang diharapkannya.
dalam
wilayah
mendukung melalui
pada
jasa
kecamatan
untuk
peningkatan
usaha
Seorang adalah
pelanggan
pelanggan
dengan
apa
yang
puas
yang
merasa
lembaga
mendapatkan nilai yang terkandung dari
keuangan mikro BUKP (Badan Usaha
produsen atau penyedia jasa. Nilai yang
Kredit Pedesaan) yang tersebar di Daerah
terkandung ini bisa berasal dari produk,
Istimewa Yogyakarta. Dari setiap lembaga
pelayanan, harga, promosi, proses dan
keuangan mikro berusaha untuk menarik
tempat. Sebagai contoh apabila pelanggan
nasabah
mengatakan bahwa nilai adalah produk
sebanyak-banyaknya
meningkatkan pelayanan,
intermediasi
konsumsinya
kualitas
produk,
baik
bunga
dengan dari
segi
yang berkualitas, maka kepuasan terjadi
,tata
cara
jika pelanggan mendapatkan produk yang
prosedur, serta fasilitas yang ada. Tujuan
utama
layanan
berkualitas. Selain itu contoh nilai bagi tersebut
pelanggan adalah pelayanan atau layanan
adalah memberikan kepuasan bagi para
proses yang mudah dan cepat maka 21
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
kepuasan akan datang pelayanan bagi
proses, dan (7) layanan pelanggan (Payne,
nasabah akan terjamin. Dan jika nilai yang
2001).
terkandung dari pelanggan adalah harga yang terjangkau maka pelanggan akan
A. Rumusan Masalah
puas kepada produsen yang memberikan
Rumusan
harga yang paling kompetitif.
kepuasan dari Nasabah mempengaruhi
Nilai
bagi
pelanggan
ini
dapat
diciptakan melalui atribut-atribut pemasaran
masalah
adalah
apakah
loyalitas nasabah kredit pada BUKP Nanggulan
perusahaan yang dapat menjadi unsurunsur stimulus bagi perusahaan untuk mempengaruhi
konsumen
dalam
B. Tujuan Penelitian Tujuan
yang
ingin
penelitian
mampu
pengaruh kepuasan terhadap loyalitas
kebutuhan
dan
keinginannya atau mampu memberikan
adalah
dalam
pembelian. Jika pembelian yang dilakukan memenuhi
ini
dicapai
menganalisis
nasabah kredit pada BUKP Nanggulan
kepuasan, maka di masa datang akan terjadi pembelian ulang, bahkan lebih jauh lagi,
konsumen
yang
puas
C. Manfaat Penelitian
akan
Adapun
menyampaikan rasa kepuasannya kepada
adalah :
orang lain, baik dalam bentuk cerita (word
1. Menambah
of mouth), atau memberikan rekomendasi. Loyalitas
merupakan
pengukuran
terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan
suatu
merek
merupakan
manfaat dari
penelitian ini
wawasan
dan dapat
menerapkan perkembangan teoritis tentang
kepuasan
dan
loyalitas
nasabah . 2. Memberikan penilaian terhadap jasa
indikator yang penting dari loyalitas merek.
layanan
Bila ketidakpuasan pelanggan terhadap
agar diharapkan menjadi pedoman
suatu merek rendah, maka pada umumnya
yang lebih baik.
tidak cukup alasan bagi pelanggan untuk
kredit BUKP Nanggulan
3. Digunakan
sebagai untuk
bahan
beralih mengkonsumsi merek lain kecuali
pertimbangan
bila ada faktor-faktor penarik yang sangat
selanjutnya yang berkaitan antara
kuat. Selain itu juga dapat dihubungkan
kepuasan
dengan marketing mix, Adapun Unsur-unsur
loyalitas nasabah
nasabah
penelitian kredit
dan
marketing mix dalam pemasaran jasa terdiri atas 7 unsur yaitu : (1) produk, (2) harga, (3) tempat, (4) promosi, (5) manusia, (6)
22
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Nilai terkandun
Produk
Kepuasan Nasabah kredit (X)
Harga
Loyalitas (Y)
Tempat
II. KERANGKA PIKIR
BUKP Nanggulan. Sedangkan sampel
Dari alur kerangka pikir diatas dapat dijelaskan
bahwa
batasan
nilai
yang
terkandung dari kepuasan dapat diukur dengan Sehingga
produk, dari
harga, ketiga
dan
tempat.
elemen
tersebut
yang diambil sebesar 50 responden dari 396 pengguna jasa kredit yang ada di BUKP Nanggulan
C. Data
yang
digunakan
dalam
digabung menjadi satu dan menjadi sebuah
penelitian
persepsi kepuasan dari nasabah. Dengan
1. Data Primer, penelitian yang akan
demikian
didapat
apakah
kepuasan
dilakukan ini diambil langsung dari
nasabah kredit dapat berpengaruh terhadap
sumber asli melalui kuesiener yang
loyalitas nasabah atau tidak.
disebarkan selama 3 (tiga) minggu dengan
III.
METODE PENELITIAN
bertempat
di
BUKP
Nanggulan. Adapun isi kuesioner pada data primer adalah
A. Lokasi Penelitian
a. Karakteristik
Penelitian ini telah dilakukan di BUKP
yang
Cabang Nanggulan, Kulon Progo
usia,
berisi
dari
nasabah
jenis
kelamin,
pendidikan
terakhir,
pekerjaan dan asal nasabah B. Populasi dan Sampel Populasi
yang
mengenal produk tersebut.
dilakukan
dalam
penelitian ini adalah semua nasabah yang
menggunakan
jasa
b. Kepuasan
Nasabah
kredit
yang berisi kandungan nilai
kredit di 23
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
(produk,
harga,
ISSN : 2087-1899
layanan,
pengukur mampu mengukur apa
promosi, proses dan tempat).
yang akan diukur dalam penelitian
c. Loyalitas Nasabah yang berisi
kepuasan nasabah dan loyalitas
tentang pernyataan kesetiaan
terhadap
menggunakan pelayanan jasa
disesuaikan dengan nilai alpha.
kredit di BUKP Nanggulan.
diambil
dari
tetapi
harus
3. Metode regresi
2. Data Sekunder, dimana dalam data ini
produk
Metode regresi digunakan untuk
sumber-sumber
melihat pengaruh antara variabel
yang berkaitan dengan kepuasan
bebas (kepuasan nasabah kredit)
dan loyalitas nasabah baik melalui
terhadap variable terikat (loyalitas
jurnal-jurnal, referensi buku, dan
produk kredit) Adapun rumus yang
lainnya.
digunakan sebagai berikut : Y = a + b1X1+e
D. Hipotesis
Dimana :
Ho : Diduga tidak ada pengaruh signifikan
pada
Y = Loyalitas produk kredit
kepuasan
a = Konstanta
nasabah kredit terhadap loyalitas
X1 = Kepuasan nasabah kredit
di BUKP Nanggulan
Untuk mengetahui tingkat kebenaran
Ha : Diduga ada pengaruh signifikan
selanjutnya maka dilakuakan pengujian t-
pada kepuasan nasabah kredit
test
terhadap
square).
loyalitas
di
BUKP
Nanggulan.
dan
koefisien
determinasi
(adjust
Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
E. Metode Analisis Data
terhadap variabel penelitian.adapun uji
1. Uji Reliabilitas
asumsi yang digunakan adalah
Pengujian reliabilitas ini dilakukan
a) Uji Multikolinier
untuk mengetahui sejauh mana alat
Uji multikolinier digunakan untuk
pengukur dapat memberikan hasil
mengetahui
yang konsisten apabila dilakukan
penyimpangan klasik multikolinier,
pengulangan
yaitu
dalam
penelitian
ada
adanya
atau
tidaknya
hubungan
linier
kepuasan nasabah dan loyalitas
antara variabel independen dalam
terhadap
harus
model
alpha
dikatakan tidak multikolinier jika
disesuaikan
produk dengan
tetapi nilai
(Sekaran, 2003)
Uji
multikolinier
nilai Value Inflation Factor (VIF) <
2. Uji Validitas Pengujian validitas
regresi.
10, yang dihitung menggunakan ini
dilakukan
program SPSS.
untuk mengetahui sejauh mana alat
b) Uji Autokorelasi 24
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Uji Autokorelasi digunakan untuk
karena sampel yang digunakan lebih besar
mengetahui
dari
ada
penyimpangan
atau
tidaknya
asumsi
klasik
30,
maka
distribusi
data
dapat
dianggap normal.
autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi diantara variabel pada suatu
b. Uji Autokorelasi
pengamatan dengan pengamatan
Uji
lain pada model regresi. Metode
pengujian
untuk
autokorelasi
hasil perhitungan dengan bantuan program
adalah Uji Durbin-Watson (Uji DW).
SPSS 16 menunjukan hasil sebesar 1,610
Daerah penerimaan Uji durbin-
dengan jumlah variabel bebas sebanyak 1
Watson :
dan tingkat signifikansi 0,05 atau α=5 %.
menguji
0 – 1,046
Uji
: Autokoralasi Positif
autokrelasi
menggunakan
Durbin-Watson.
Berdasarkan
Perhitungan Durbin-Watson dengan nilai
1,046 – 1,535 : Keraguan
1,610 terletak diantara 1,535 – 2,465 yang
1,535 – 2,465 : Bebas Autokorelasi
berarti
2,465 – 2,954 : Keraguan
Autokorelasi karena nilai 1,610 terletak
2,954 – 4
diantara 1,535 < 1,610 < 2,465. Sehingga
: Autokorelasi negatif
model
ini
tidak
mengandung
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak terjadi Autokorelasi.
1. Hasil pengujian Asumsi Klasik
c. Uji Multikolinearitas
a. Uji Normalitas Untuk
Uji multikolinieritas dilakukan untuk
menguji
yang
melihat adanya keterkaitan antara variabel
berdistribusi normal, akan digunakan alat uji
independen, atau dengan kata lain setiap
normalitas, yaitu one-sample Kolmogorov-
variabel
Smirnov.
berdistribusi
variabel independen lainnya. Untuk melihat
normal jika signifikansi variabel dependen
apakah ada kolinearitas dalam penelitian
memiliki nilai signifikansi lebih dari 5 %.
ini, maka akan dilihat dari nilai variance
Pengujian normalitas data dapat dilihat
inflation factor (VIF). Batas nilai VIF yang
pada tabel 4.e.
diperkenankan adalah maksimal sebesar
Data
Pada
data
dikatakan
data
diatas
dapat
dilihat
independen
dijelaskan
oleh
10. Dengan demikian nilai VIF yang lebih
bahwa nilai signifikansi Asymp sig (2-tailed)
besar
masih
kolinearitas yang tinggi. Nilai VIF dapat
dibawah
0,05,
sehingga
dapat
dikatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
tidak
secara
Namun
normal.
dari
10
menunjukkan
adanya
dilihat dalam tabel 4.g.
berdistribusi dengan
mempertimbangkan central limit theorm,
25
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 4.e Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kepuasan Loyalitas N Normal Parametersa
50
50
Mean
4.1533
3.8933
Std. Deviation
.33813
.38943
Most Extreme
Absolute
.255
.208
Differences
Positive
.255
.192
Negative
-.225
-.208
1.802
1.470
.003
.027
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data olah spss 16.0 Tabel 4.f Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
1
.265a
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.070
.051
.37945
1.610
a. Predictors: (Constant), Kepuasan b. Dependent Variable: Loyalitas
a. Dependent Variable: Loyalitas Sumber: Data olah spss 16.0
Pada
Tabel 4.g Uji Multikolinearitas Coefficientsa
untuk
bagian
enam
Coefficient
variabel
terlihat
independen,
menunjukkan angka VIF yaitu sebesar Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1.000
1.000
1,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas. 26
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
2. Hasil pengujian utama
dengan
a. Uji Validitas
signifikansinya
Pada uji validitas diukur dengan
tingkat
korelasi
0,016
<
0,438 0,05.
dan
Dengan
demikian data diatas disimpulkan valid.
menghitung korelasi antara faktor masingmasing butir pertanyaan dengan total skor
b. Uji Reliabilitas
antara kepuasan konsumen dan loyalitas. Pada
penelitian
ini
uji
Pada uji reliabilitas menggunakan
validitas
cronbach alpha untuk menunjukkan sejauh
menggunakan data n = 30 sampel. Dibawah
mana suatu alat dapat dipercaya untuk
ini data olah hasil uji hasil validitas :
mengukur suatu obyek, koefisien alpha
Dari data olah diatas bahwa analisis validitas menunjukkan bahwa
item
dari
yang semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan
dalam
koefisien
semakin
pertanyaan antara kepuasan konsumen dan
reliabel. Sebuah faktor dinyatakan reliabel
loyalitas
butir
jika koefisien alpha lebih besar dari 0,6
yang
(Santoso, 2002). Adapun hasil pengolahan
pertanyaan
valid,
karena
menunjukkan
setiap hasil
signifikan pada taraf signifikansi 5% (0,05)
dapat dilihat dalam tabel 4.i.
Tabel 4.h Pengujian validitas
Correlations
Kepuasan
Pearson Correlation
Kepuasan
Loyalitas
1
.438*
Sig. (2-tailed) N Loyalitas
.016 30
30
Pearson Correlation
.438*
1
Sig. (2-tailed)
.016
N
30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data olah spss 16.0 Berdasarkan uji reliabilitas pada Tabel 4.i Pengujian Reliabilitas
table 4.i didapat data reliabel karena alpha lebih dari 0,6 yakni sebesar 0,609.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .609
2
c. Uji Regresi Analisis dari uji regresi ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independen ( kepuasan nasabah kredit ) 27
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
dengan
variabel
dependen
ISSN : 2087-1899
(loyalitas
sebagai berikut :
nasabah). Adapun data olah yang didapat
Tabel 4.j Pengujian regresi
Model Summaryb
Model
R
R Square
1
.265a
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.070
.051
.37945
1.610
a. Predictors: (Constant), Kepuasan b. Dependent Variable: Loyalitas Sumber: Data olah spss 16.0
Berdasarkan perhitungan tabel di
atas,
dapat
besarnya
dijelaskan
korelasi
faktor
bahwa
atau
tidak.
Adapun
perhitungannya
sebagai berikut (Tabel 4.k.)
kepuasan
Pada
perhitungan
ANOVA
nasabah adalah sebesar 0,265. Korelasi
menggunakan spss 16.0 didapat nilai
variabel kepuasan tersebut adalah kuat.
F = 3,611 dengan tingkat signifikansi
Kemudian Besarnya angka koefisien
0,000. Karena probabilitas (0,063)
determinasi
dalam
jauh lebih besar dari 0,05 (5%), maka
perhitungan di atas adalah sebesar
model regresi tidak dapat dipakai
0,070
untuk memprediksi loyalitas, sehingga
(R
atau
Square)
7%.
Angka
tersebut
mempunyai arti pengaruh kepuasan
kepuasan
nasabah
Nanggulan
sebesar
7%,
sedangkan
nasabah
kredit
tidak
BUKP
berpengaruh
sisanya 93% dijelaskan oleh pengaruh
terhadap loyalitas. Berdasarkan pada
variabel
hasil
faktor
mengetahui
yang
lebih
lain.
lanjut
Untuk tentang
pengaruh dapat dilakukan tentang uji T.
perhitungan diperoleh angka
signifikansi sebesar 0,063 yaitu 0,063 < 0,05. Hal itu berarti HO diterima dan tidak ada hubungan linier antara
d. Uji T
variabel
Pada pengujian ini untuk menguji hubungan antara variabel dependen
kepuasan nasabah
kredit
dengan loyalitas variabel. Selanjutnya
untuk
membuat
(loyalitas) dan independen (kepuasan
dan mendapatkan persamaan regresi
nasabah
diperoleh dari hasil olah data sebagai
kredit)
apakah
secara
mempunyai pengaruh secara signifikan
berikut : (Tabel 4.l.)
28
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 4.k Pengujian F
ANOVAb Sum of Model 1
Squares Regression
df
Mean Square
.520
1
.520
Residual
6.911
48
.144
Total
7.431
49
F
Sig. .063a
3.611
a. Predictors: (Constant), Kepuasan b. Dependent Variable: Loyalitas Sumber: Data olah spss 16.00
Tabel 4.l Persamaan regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
1 (Constant)
2.628
.668
Kepuasan
.305
.160
t
Beta
Sig. Tolerance VIF
3.934 .000 .265
1.900 .063
1.000
1.000
a. Dependent Variable: Loyalitas Sumber: Data olah spss 16.0 Berdasarkan tabel 4.l diatas dapat
kepuasan produk kredit sebesar 0,305
diperoleh hal-hal sebagai berikut :Sehingga
mengalami kenaikan, yang artinya semakin
persamaan regresinya sebagai berikut : Y=
besar nilai kepuasan nasabah kredit maka
a + b1X1
semakin tinggi pula nilai loyalitas nasabah
Y
=
Y= 2,628 + 0,305X1 Dimana :
Loyalitas
Nasabah
kredit,
X1 =
kredit BUKP nanggulan dengan sebesar
Kepuasan Nasabah dari BUKP Nanggulan.
0,305 satuan. Dengan demikian semakin
Dari persamaan diatas dapat diartikan
baik tingkat pelayanan yang diberikan pihak
bahwa nilai sebesar 2,628 mempunyai arti
BUKP Nanggulan kepada nasabah kredit
jika ada kepuasan nasabah dianggap nol,
semakin tinggi pula kesetiaan (loyalitas) dari
maka loyalitas nasabah kredit menjadi naik
nasabah kredit kepada jasa pelayanan
sebesar 2,628. selain itu juga mempunyai
BUKP.
arti apabila koefisien regresi variabel faktor 29
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Pembahasan
mempunyai
Kepuasan
setiap
nasabah
arti
jika
ada
nilai
tidak
kepuasan, maka loyalitas nasabah
berpengaruh secara signifikan terhadap
kredit menjadi naik sebesar 2,628.
loyalitas nasabah kredit BUKP Nanggulan.
Selain itu juga mempunyai arti,
Hal tersebut dapat dilihat dari angka pada
koefisien regresi variabel kepuasan
perhitungan regresi yakni 2,628 mempunyai
sebesar
0,305
arti jika ada nilai kepuasan, maka loyalitas
semakin
besar
nasabah kredit menjadi naik sebesar 2,628.
nasabah kredit maka semakin tinggi
Selain itu juga mempunyai arti koefisien
pula nilai loyalitas nasabah kredit
regresi variabel kepuasan sebesar 0,305 ,
BUKP nanggulan sebesar 0,305
yang artinya semakin besar nilai kepuasan
satuan.
nasabah kredit maka semakin tinggi pula nilai
loyalitas
nasabah
yang nilai
artinya
kepuasan
Dari segi besarnya pengaruh
BUKP
didapat
nanggulan sebesar 0,305 satuan Dari segi
sebesar
besarnya
tersebut mempunyai arti pengaruh
pengaruh
kredit
2.
,
diperoleh
koefisien
determinasi sebesar 7 %. Dimana angka
sebesar
nasabah
terhadap
7%, sedangkan
%.
determinasi
Dimana
nasabah
angka
terhadap
loyalitas sebesar 7%, sedangkan
loyalitas
sisanya
7
kepuasan
tersebut mempunyai arti pengaruh kepuasan
koefisien
sisanya
93%
93%
dijelaskan
oleh
pengaruh variabel faktor yang lain.
dijelaskan oleh pengaruh variabel faktor yang lain. Pada BUKP Nanggulan rata-rata
3.
Pada BUKP Nanggulan rata-rata
tingkat kepuasannya tinggi yakni sebesar
tingkat kepuasannya tinggi yakni
4,153
loyalitas
sebesar 4,153 (dilihat perhitungan
(kesetiaan) terhadap jasa kredit juga relatif
pada lampiran 1) sedangkan rata-
tinggi yakni sebesar 3,893.
rata loyalitas (kesetiaan) terhadap
sedangkan
rata-rata
jasa kredit juga relatif tinggi yakni sebesar 3,893 (dilihat perhitungan
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
pada lampiran diatas)
SARAN A. Kesimpulan Dari
pembahasan
diatas
dapat
1. Hasil Penelitian ini menunjukkan
disimpulkan bahwa : 1.
B. Implikasi
Kepuasan dari setiap nasabah
bahwa
faktor
tidak berpengaruh secara signifikan
keputusan
terhadap loyalitas nasabah kredit
signifikan
BUKP
Nanggulan.
Hal
nasabah
dapat
dilihat
angka
pada
yakni
2,628
perhitungan
dari regresi
tersebut
dari
aspek
mempunyai terhadap sehingga
sebuah pengaruh
loyalitas hal
ini
dari dapat
memberikan gambaran secara lebih
30
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
jelas bagi para akademisi dan peneliti selanjutnya. 2.
Kotler, Philip. (2000). Marketing
Hasil dari penelitian ini diharapkan
Management,
Millenium
Edition,
dapat dijadikan sebagai bahan acuan
Prentice Hall Internasional. Inc :
dan masukan bagi pihak perusahaan
New Jersey.
dalam
pengambilan
dan
________, (1997): Marketing Management :
kebijakan-kebijakan
Analisis, Planning, Implementation
terutama yang berkaitan dengan aspek
and Control 9th edition, Prentice Hall
yang menyebabkan sebuah kepuasan
International, New Jersey
pembuatan
bagi
keputusan
nasabah
yang
dapat
mempengaruhi loyalitas nasabah Bank
Wilkie,
BUKP.
William
L.(1994).
Consumer
Behavior (Third edition). New York : John Wiley & Sons,Inc.s.
C. Saran Diharapkan
dengan
peningkatan
Zinkhan
&
Arnould,
Price.
(2002)
,
hubungan yang baik dengan nasabah
Consumerism. New York : Mc Graw
melalui
Hill.
peningkatan
aspek
pelayanan
kepada nasabah. Dari segi mutu dan kualitas dari produk kredit (product) yang
Dinarty
Manurung
ditawarakan kepada nasabah agar lebih
kepuasan
menarik, perbaikan
loyalitas
suku
bunga
kredit
(2009):
Pengaruh
konsumen
terhadap
merek
pada
pengguna
(price) tinggi akan menarik lebih banyak lagi
kartu pra bayar simpati, Fakultas
nasabah
Psikologi : Universitas Sumatera
untuk melakukan peminjaman
(kredit), serta tempat yang representatif dalam
menjangkau
nasabah.
Utara.
Dengan
demikian dengan adanya faktor tersebut
Foster, Brian D and John Q, Cadogan,
nasabah akan tetap loyal pada jasa kredit
(2000),
Relationship
yang ditawarkan BUKP Nanggulan.
Costumer Loyalty : An Empirical Investigation,
Selling and
Marketing
Investigation and Planning, 18/4. DAFTAR PUSTAKA
Carmelia , Abraham and Asher Tishlerb, (2004),
Yulisa
Gardenia; Kepuasan
Resources, Capabilities,
(2008):
Pengaruh
and the Performance of Industrial
Terhadap
Loyalitas
Firms: A Multivariate Analysis ,
Nasabah Bank Mandiri dan BCA,
Managerial
Universitas
Economics, Vol. 25, p. 299–315
Gunadarma,
Fakultas
and
Decision
Ekonomi,Jurnal Ekonomi. 31
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Mowen John C and Michael Minor, (2001), Consumer Behaviour 5th edition,
Krismanto, Adi (2009),Analisis Faktor-
Harcrot College
Faktor yang Mempengaruhi
Publisher, Inc
Loyalitas Nasabah (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
Oliver, Richard L , (1999), Where Common Loyalty?,
Journal
of
Marketing
Vol.63
Cabang Semarang Pattimura), Pasca Sarjana Magister Manajemen; Universitas Diponegoro Semarang.
Bloemer, Josee, Ko de Ruyter and Pascal Peeters,
(1998),
Investigating
Drivers of Bank Loyalty : The Complex Image,
Relationship Service,
Azwar, S (2004). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Between
Quality
and
Satisfaction, International Journal of
Hadi,S (2000). Metodologi Research (Jilid I). Yogyakarta : Penerbit Andi
Bank Marketing, Vol.16, No.7 Le Blanc G and Nguyen, (1988), Costumer
Sekaran, U. 2003, Research Methods for
Perception of Service Quality in
Business: Skill-Building Approach.
Financial
Fourth Edition. New York: John
Institutions,
Internal
Journal of Bank Marketing, Vol.6
Wiley & Sons Inc
page .7 – 18
32
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
UJI BEDA HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN IPO YANG MELAKUKAN INISIASI DIVIDEN
Tutut Dewi Astuti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Abstract
The purpose of this study was to examine differences in the average stock price and trading volume of shares before and after dividend initiation. This study sample was 31 companies that make initial public offering on the Indonesian Stock Exchange the period 2003 to 2007. Hypothesis testing is done by using a paired sample t-test. The results of analysis of studies found no difference between the average stock price before and after the initiation of dividends in the IPO companies listed on the Indonesian Stock Exchange and there is a difference between the average stock trading volume before and after the initiation of dividends in the IPO companies listed on the Indonesian Stock Exchange. Keywords: average stock price, average stock trading volume, initial public offering
Latar Belakang Masalah
Tujuan investasi seorang investor
Pasar modal merupakan salah satu
bermacam-macam, namun dapat dikatakan
lembaga yang memegang peranan cukup
bahwa investasi dilakukan karena para
penting dalam kegiatan ekonomi secara
investor
makro. Pasar modal berperan sebagai
kekayaannya.
wahana untuk mempertemukan pihak-pihak
mengetahui perkembangan yang terjadi
yang membutuhkan dana jangka panjang
dalam perusahaan. Apabila perusahaan
dan pendek (Annelia dan Prihantoro, 2007).
tidak
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai
harapan yang mantap terhadap hasilnya di
pasar untuk berbagai instrumen keuangan
masa mendatang, tentu saja akan dinilai
atau sekuritas jangka panjang yang dapat
rendah
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang
pemegang
ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
perusahaan perlu memberikan informasi
oleh pemerintah, public authorities, maupun
tentang prestasi dan prospek perusahaan.
perusahan swasta (Husnan, 2004 dalam
ingin
mampu
oleh
memaksimalkan
Para
investor
memberi
gambaran
masyarakat
saham.
berhak
Dengan
dan
dan
para
demikian
Pengumuman dividen merupakan
Basyori, 2008). Dua sekuritas konvensional
salah satu informasi yang akan direspon
yang diterbitkan di pasar modal adalah
pasar, sebab seringkali dividen sebagai
saham dan obligasi.
indikator mempunyai
prospek
perusahaan
pengaruh
terhadap
dan nilai 33
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
perusahaan. Perusahaan yang menetapkan
tujuan
kebijakan membayar dividen pertama kali
perluasan
(dividen initations) merupakan sinyal yang
dalam
baik dan pasar akan merespon positif
guna
(Almilia dan Puspita, 2007).
masyarakat. Selain itu pasar modal juga
Beberapa
penelitian
mengenai
untuk
mempercepat
pengikutsertaan
pemilikan menuju
pemerataan
mengarahkan
kandungan informasi dari laporan keuangan
masyarakat
dalam
telah banyak dilakukan. Salah satunya
penghimpunan
adalah Heriningsih dkk (2007) meneliti
secara
mengenai dampak inisiasi dividen terhadap
pembangunan nasional.
saham,
dengan
produktif
pendapatan partisipasi
pengerahan
dana
untuk
dalam
swasta
dan
digunakan pembiayaan
Peranan pasar modal secara umum
sampel
adalah membantu pihak-pihak yang akan
perusahaan IPO yang terdaftar di BEI untuk
menginvestasikan dana dengan pihak lain
peroide 1998 sampai 2002 yang terdiri dari
yang memerlukan modal untuk menjalankan
42
perusahaan.
perusahaan.
meneliti
masyarakat
saham-saham
bertujuan
harga saham dan volume perdagangan
proses
Alat
analisis
yang
Pihak
yang
digunakan untuk menguji hipotsis adalah
menginvestasikan
menggunakan analisis statistik dengan uji
usaha atau individu-individu yang memiliki
means (t-test) dan uji t yang digunakan
kelebihan dana. Kelebihan dana tersebut
adalah paired sample test. Pada penelitian
akan diinvestasikan dalam bentuk surat
ini
berharga berupa emiten. Sedangkan pihak
tidak
ditemukan
adanya
pengaruh
dana
yang
Rumusan permasalahan dalam penelitian
pengusaha. Kebutuhan dana tersebut akan
ini adalah apakah terdapat perbedaan rata-
dipenuhi dengan cara menawarkan surat
rata harga saham dan volume perdagangan
berharga.
pada perusahaaan IPO.
modal
badan
inisiasi dividen terhadap harga saham.
saham sebelum dan setelah inisiasi dividen
memerlukan
adalah
akan
adalah
Sejak diresmikan pada tahun 1977, pasar modal Indonesia telah mengalami
Populasi dalam penelitian ini adalah
perkembangan yang sangat pesat, dilihat
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
dari semakin banyaknya perusahaan yang
Efek
sampelnya
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai
adalah perusahaan yang melakukan inisiasi
transaksi di Bursa Efek Indonesia semakin
dividen antara tahun 2003 sampai tahun
meningkat
2007.
Perkembangan ini tidak bisa dilepaskan dari
Indonesia.
Sedangkan
peran Tinjauan
Pustaka
dan
Hipotesis
Penelitian
dari
kebijakan
tahun
ke
pemerintah
tahun.
melalui
kebijakan yang mendorong pertumbuhan pasar modal, antara lain dengan paket
Menurut keputusan presiden No.
Desember 1987 (PAKDES) dan paket
52 tahun 1976 pasar modal mempunyai
Oktober 1988 (PAKTO). Dengan paket 34
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
deregulasi
tersebut
pemerintah
telah
ISSN : 2087-1899
komersial, saham obligasi, sekuritas kredit,
menempatkan posisi pasar modal menjadi
tanda
sejajar dengan sektor perbankan sebagai
derivative efek lainnya yang ditetapkan oleh
sumber
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
dana
perusahaan.
Dengan
bukti
hutang,
dapat
investor
ditawarkan di Bursa Efek Indonesia meliputi
secara resmi melalui pasar modal. Berbeda
saham, obligasi konversi, saham preferren,
dengan dana yang berupa pinjaman dari
right issue dan danareksa. Diantara produk
bank yang harus dikembalikan dengan
itu, sahamlah yang paling banyak di perjual
bunganya, dengan penarikan dana jenis ini,
belikan dalam penawaran perdana.
dari
dana investor tidak harus dikembalikan,
Berdasarkan
ini
setiap
sebagai
dana
Saat
dan
melakukan penawaran saham, perusahaan memperoleh
efek.
opsi
produk
tinjauan
yang
penelitan
kecuali perusahaan melakukan penarikan
terdahulu maka hipotesis yang diajukan
atau pembelian kembali (repurchase) atas
dalam penelitian ini adalah:
saham-saham
Ha1:
perusahaan
yang
telah
beredar.
saham sebelum dan setelah adanya inisiasi dividen.
Berdasarkan adanya kebijakan dari pemerintah yang
Terdapat perbedaan rata-rata harga
tersebut
sedang
maka
perusahaan
berkembang
dapat
memperoleh dana tambahan dengan cara melakukan IPO. Dana yang diperoleh dari proses IPO biasanya digunakan sebagai
Ha2:
Terdapat volume
perbedaan
rata-rata
perdagangan
saham
sebelum dan setelah adanya inisiasi dividen.
dana untuk melakukan ekspansi usaha juga untuk
pelunasan
hutang.
dimaksudkan untuk
IPO
juga
memperkuat modal
Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel
kerja perusahaan. Penawaran sering
pula
kegiatan lainnya
perdana
disebut go
penawaran yang
(IPO)
public
atau adalah
saham atau
dilakukan
oleh
efek
emiten
(perusahaan yang akan go public) untuk menjual
saham
atau
efek
kepada
masyarakat. IPO dilakukan berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang Pasar
Modal
dan
peraturan
Penawaran efek itu meliputi surat berhutang,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 sampai dengan 2007. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling di mana pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan
surat
berharga
kriteria
sebagai
berikut: 1. Perusahaan
pelaksanaannya. pengakuan
Metode Penelitian dan Hasil Analisis Data
yang
melakukan
penawaran perdana (initial public offering). 2. Mengeluarkan inisiasi dividen selama periode pengamatan. 35
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
3. Tanggal IPO dan tanggal inisiasi dividen
pengamatan terhadap harga saham harian,
dapat diketahui dengan jelas.
jumlah saham yang diperdagangkan dan
Berbasarkan data yang ada pada
jumlah saham yang beredar pada periode
Indonesian Capital Market Directory dari
pengamatan
tahun 2003 sampai tahun 2007 didapat
terdapat perbedaan harga saham dan
sampel sebanyak 61 perusahaan IPO dapat
volume perdagangan saham sebelum, pada
dilihat dalam tabel 1, tetapi yang melakukan
saat, dan setelah inisiasi dividen, dapat
inisiasi
dilihat dalam tabel 2.
dividen
sebanyak
dan
31
perusahaan
memenuhi
perusahaan.
sampel
kriteria
Dari
tersebut
untuk
mengetahui
apakah
31
dilakukan
Tabel 1 Penarikan Sampel Kriteria
Jumlah
Populasi
61
Perusahaan yang tidak melakukan inisiasi dividen
(26)
Data tidak lengkap
(4)
Jumlah Sampel
31
Sumber: Data Diolah, 2012 Hasil Analisis Data
Rata-rata harga saham pada
Langkah-langkah
dalam
analisis
waktu t
data dalam penelitian ini adalah sebagai
=
berikut:
Keterangan:
1. Menghitung hipotesis penelitian a. Menghitung saham
dari
rata-rata 31
n = banyaknya sampel
harga sampel
Rata-rata harga saham dari 31
perusahaan Perhitungan
rata-rata
harga saham dari 31 sampel perusahaan
Total harga saham pada waktu t n
untuk
10
sampel perusahaan dapat dilihat dalam tabel 3.
hari
sebelum inisiasi dividen dan 10 hari
setelah
inisiasi
dividen,
yaitu sebagai berikut:
36
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 2 Data Perusahaan Yang Menjadi Sampel Jumlah Saham Beredar 320000000
No Kode 1 GEMA
Nama Perusahaan Gema Grahasarana Tbk
Tanggal Inisiasi 11 Juni 2003
2
SCMA
Surya Citra Medika Tbk
13 Juni 2003
1893750000
3
SUGI
Sugi Samapersada Tbk
01 Juli 2003
401864500
4
KREN
Kresna Graha Sekurindo Tbk
01 Juli 2003
365000000
5
BMRI
Bank Mandiri Tbk
25 Mei 2004
19800000000
6
PGAS
Perusahaan Gas Negara Tbk
28 Mei 2004
4320987000
7
ADHI
Adhi Karya Tbk
15 Juni 2004
1315868000
8
BBRI
Bank Rakyat Indonesia Tbk
18 Juni 2004
11647057950
9
UNIT
Nusantara Inti Corpora Tbk
22 Juni 2004
215524400
10
ARTA
Arthavest Tbk
28 Juni 2004
290000000
11
WAHO
Wahana Phonix Mandiri Tbk
2 Nov 2004
520000000
12
ENRG
Energi Mega Persada Tbk
5 Nov 2004
2847433500
13
PJAA
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
28 April 2005
800000000
14
IDKM
Indosiar Karya Media Tbk
20 Juni 2005
2016739103
15
AKKU
Aneka Kemasindo Utama Tbk
20 Juni 2005
230000000
16
BTEK
Bumi Teknokultura Unggul Tbk
28 Juni 2005
942257000
17
PEGE
Panca Global Securities Tbk
19 Okt 2005
550000000
18
YULE
Yulie Sekurindo Tbk
28 Okt2005
255000000
19
MFIN
Mandala Multifinance Tbk
20 Des05
1325000000
20
WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
06 April 2006
2000000000
21
APOL
Apreni Pratama Ocean Line Tbk
19 April 2006
1499302000
22
EXCL
Excelcomindo Pratama Tbk
23 Mei 2006
7090000000
23
MASA
Multistrada Arah Sarana Tbk
01 Juni 2006
3330000000
24
ADMF
Adira Dinamika Multi Finance Tbk
28 Juni 2006
1000000000
25
ANTA
Anta Express Tour dan Travel Tbk
28 Juni 2006
570000000
26
MAPI
Mitra Adiperkasa Tbk
21 Juli 2006
1660000000
27
MAIN
Malindo Feedmill Tbk
28 Juli 2006
339000000
28
MICE
Multi Indocitra Tbk
24 Agst 2006
600000000
29
RELI
Reliance Securities Tbk
14 Sept 2006
900000000
30
TOTL
Total Bangun Persada Tbk
30 Mei 2007
2750000000
31
BBKP
Bank Bukopin Tbk
15 Juni 2007
5568852493
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2003 – 2007 37
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
b. Menghitung perubahan volume perdagangan saham Menghitung perubahan volume perdagangan saham diukur dengan aktivitas perdagangan relatif (relative trading volume activity/ TVA). TVA menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi pada investor dalam menilai inisiasi dividen secara informatif. Rumus yang digunakan:
TVA i.t
Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t Saham perusahaan i yang beredar (listing ) pada waktu t Tabel 3
Rata-rata Harga Saham Harian pada Perusahaan IPO yang Terdaftar di BEI
Hari
N
Rata-rata Harga Saham
-10
31
613,71
-9
31
620,97
-8
31
615,80
-7
31
618,55
-6
31
617,90
-5
31
630,65
-4
31
639,52
-3
31
642,10
-2
31
651,13
-1
31
650,00
1
31
649,03
2
31
646,61
3
31
654,52
4
31
647,90
5
31
651,13
6
31
646,77
7
31
648,06
8
31
646,94
9
31
650,00
10
31
650,35
c. Menghitung rata-rata TVA dari 31 sampel saham.
Setelah TVA masingmasing
perusahaan
dihitung, 38
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
kemudian menghitung rata-rata
Langkah-langkah
volume
adalah sebagai berikut:
perdagangan
saham
relatif dari 31 sampel saham untuk 10 hari sebelum inisiasi dividen dan 10 hari setelah inisiasi dividen. Rumus yang digunakan:
dalam
pengujian
ini
1. Menentukan hipotesis __
__
Ho = X 1 = X 2 (Diduga
tidak
ada
perbedaan antara rata-rata harga saham sebelum dan
n
TVA
setelah inisiasi dividen).
n
Ha = X 1 ≠ X 2
i 1
X TVA =
__
Keterangan:
X TVA = Rata-rata Trading
__
(Diduga
ada
perbedaan
antara
rata-rata
harga
saham sebelum dan setelah
Volume Activity
inisiasi dividen). TVA = Total Trading Volume
2. t hitung sebesar -1,000 3. Menentukan t
Activity n
= Banyaknya sampel
Hasil perhitungan rata-rata TVA untuk 31 sampel perusahaan dapat dilihat pada tabel
tabel
menggunakan
dengan
= 0,05
(5%) Tabel distribusi t dicari pada = 5% dengan derajat
4.
kebebasan (df) n-1 atau 31 - 1 = 30. Dengan pengujian 2. Melakukan
pengujian
statistik
2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel
dengan paired sample t-test Setelah diketahui rata-rata TVA dari 31 sampel perusahaan
sebesar 2,042. 4. Kriteria Pengujian
untuk 10 hari sebelum dan 10 hari
Ho diterima bila thitung ≤ ttabel
setelah
atau -thitung ≥ -ttabel
inisiasi
dilakukan
dividen
pengujian
maka
hipotesis
dengan menggunakan uji paired sample t-test.
Ho ditolak bila thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel 5. Membandingkan
thitung
dengan ttabel a. Uji hipotesis pertama Hasil output uji Paired Sample T Test seperti dalam tabel 5.
Nilai -thitung > -ttabel (-1,000 > 2,042) maka Ho diterima. 6. Membuat kesimpulan Oleh karena nilai -thitung > ttabel (-1,000 > -2,042) maka 39
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Ho diterima, artinya bahwa
dividen
tidak ada perbedaan antara
IPO yang terdaftar di BEI.
rata-rata
harga
saham
pada
perusahaan
7. Gambar
sebelum dan setelah inisiasi
Tabel 4 Rata-rata TVA Diseputar Hari Inisiasi Dividen Pada Perusahaan IPO yang terdaftar di BEI
Hari
N
Rata-Rata TVA
-10
31
0,00772
-9
31
0,00613
-8
31
0,00396
-7
31
0,00763
-6
31
0,00859
-5
31
0,00558
-4
31
0,00238
-3
31
0,00246
-2
31
0,00649
-1
31
0,00377
1
31
0,00159
2
31
0,00244
3
31
0,00183
4
31
0,00195
5
31
0,00206
6
31
0,00292
7
31
0,00543
8
31
0,00253
9
31
0,00532
10
31
0,00247
Sumber: Data diolah, 2012
40
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 5. Pengujian Paired Sample T Test pada Harga Saham
Pair 1 Sebelum Inisiasi – Sesudah Inisiasi Paired Differences
Mean
-7.03
Std. Deviation
39.16
Std. Error Mean
7.03
95% Confidence Interval
Lower
-21.39
Of the Difference
Upper
7.33
t
-1.000
Df
30
Sig. (2-tailed)
.325
Sumber: Data diolah, Tahun 2012
Gambar 1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Hipotesis Pertama
Ho
Ho
- 2,042
Ho
-1,000
+ 2,042
b. Uji hipotesis kedua Hasil output uji Paired Sample T Test sebagai berikut:
Kesimpulan
perusahaan IPO yang terdaftar di BEI.
1. Hasil analisis hipotesis pertama dapat
Meskipun terdapat perbedaan rata-rata
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
harga saham sebelum dan setelah
antara rata-rata harga saham sebelum
inisiasi dividen tetapi secara statistik
dan
perbedaan tersebut tidak berpengaruh
setelah
inisiasi
dividen
pada
41
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
secara signifikan. Hal ini ditunjukkan
ISSN : 2087-1899
Almilia,
Luciana
Spica
dan
Dina
oleh hasil uji t karena nilai -thitung > -ttabel
Puspita.2007. Reaksi Pasar terhadap
(-1,000 > -2,042), sehingga Ho diterima.
Dividen
2. Hasil analisis hipotesis kedua dapat disimpulkan
bahwa
ada
Initiations
imissions
dan
pada
dividen
Perusahaan
perbedaan
Manufaktur di Bursa Efek. Jakarta.
antara rata-rata volume perdagangan
Jurnal, Universitas Kristen Maranatha,
saham sebelum dan setelah inisiasi
Bandung.
dividen pada perusahaan IPO yang terdaftar
di
BEI.
Rata-rata
volume
perdagangan sebelum dan sesudah inisiasi dividen menunjukkan perbedaan
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediesott Indonesia. Annelia, C dan Prihantoro. 2007. Pengaruh
yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh
Ressufle
hasil uji t karena nilai thitung > ttabel (2,172
Pergerakan Harga Saham LQ45 di
> 2,042), sehingga Ho ditolak.
Indonesia. Jurnal Vol. 2 ISSN: 18582559,
Keterbatasan Penelitian
Kabinet
Universitas
terhadap
Gunadarma,
Jakarta.
1. Periode pengamatan yang hanya 5 tahun masih terlalu sempit, sehingga
Basyori, Kurnia. 2008. Analisis Pengaruh
hasil uji hipotesis kurang bisa mencakup
Pengumuman
populasi waktu yang lebih luas
Return Saham. Skripsi Universitas
2. Kurun waktu hari sebelum dan setelah tanggal inisiasi dividen relatif pendek yaitu 5 hari, sehingga hasil analisis hipotesis
bisa
berbeda
jika
menggunakan kurun waktu yang lebih panjang.
Hakim,
Farih
Rahman.
Faktor-faktor
1. Periode pengamatan yang lebih lama
Semarang.
populasi
menjadi lebih luas.
yang
Analisis
Berpengaruh
pada Perusahaan Manufaktur yang Universitas
lingkup
2007.
terhadap Rasio Pembayaran Dividen Membagikan
ruang
Terhadap
Islam Indonesia, Yogyakarta.
Saran
sehingga
Dividen
Dividen. Negeri
Skripsi Semarang,
Hanafi M, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. PBFE, Yogyakarta.
2. Menggunakan kurun waktu sebelum dan sesudah yang lebih panjang sehingga memungkinkan
tingginya
tingkat
kevalidan dan tingkat kepercayaan.
Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan
Keputusan
Bisnis.
Salemba Empat, Jakarta. Heriningsih, Sucahyono dan Sri.S, Deni
Daftar Pustaka
Prasetyowaty. 2007. Dampak Inisiasi Dividen terhadap harga Saham dan 42
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Volume Perdagangan Saham (Studi
ISSN : 2087-1899
Riyanto,
Bambang,1996,
pada Perusahaan IPO yang Terdaftar
Pembelanjaan
di
keempat,
Bursa
Ekonomi
Efek
Jakarta).
Jurnal
dan
Bisnis.
Vo.2,
Yogyakarta. Jogiyanto.
1998.
Analisis
Investasi,
Portofolio BPFE
Dan UGM,
Perusahaan,
Cetakan
Kedua,
Edisi BPFE,
Yogyakarta. Sartono,
Teori
Dasar-dasar
Keuangan,
Agus, Edisi
1998. ke
3,
Manajemen BPFE-UGM,
Yogyakarta.
Yogyakarta. Jogiyanto.
2008.
Analisis
Teori
Investasi,
Portofolio BPFE
Dan UGM,
Yogyakarta.
43
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STOCK SPLIT
Endang Sri Utami Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Abstract The study was done to obtain empirical evidence about the impact of stock price factors, the frequency of trading, abnormal return on the company's decision to do a stock split. And provide empirical evidence about the difference the stock price factors, the frequency of trading, abnormal return between before and after a stock split. The results of logistic regression test showed that stock prices affect the company's decision to conduct a stock split. This is indicated by a P value <0.10 (0.048 <0.10). Frequency stock trading does not affect the company's decision to conduct a stock split. This is indicated by a P value (significance) > 0.10 (0.402> 0.10). Abnormal return does not affect the company's decision to do a stock split. This is shown by the P value (significance)> 0.10 (0.244> 0.10). The test results paired Sample T Test shows that there is a difference between the stock price before and after the stock split. This is indicated P value (significance) <0.10 (0.064 <0.10). There was no difference between the frequency of stock trading the second quarter, one quarter before the stock split with the frequency of stock trading second quarter, one quarter after the stock split. It was shown all the P value (significance)> 0.10. There was no difference between the abnormal return the second quarter, one quarter before the stock split abnormal return by the second quarter, one quarter after the stock split. It was shown all the P value (significance)> 0.10.
Keywords: stock split, stock price, trading frequency, abnormal return
A. PENDAHULUAN Kenaikan perusahaan
menempatkan kembali harga saham pada
harga
yang
saham
tertentu.
Perusahaan
harus
berusaha menurunkan harga saham pada
terhadap
kisaran harga yang menarik minat investor
mengalami
untuk membeli. Salah satu langkah yang
penurunan karena tidak semua investor
dapat diambil perusahaan agar saham yang
tertarik untuk membeli saham dengan harga
dijual dapat menarik minat investor yaitu
yang terlalu tinggi. Hal ini terutama dialami
melalui stock split (Retno, 2006).
pembelian
tinggi,
jangkauan
akan
menyebabkan
terlalu
sebuah
permintaan
saham
tersebut
investor perorangan yang memiliki tingkat
Stock split merupakan salah satu
dana terbatas, yang akan berbalik untuk
bentuk informasi yang diberikan oleh emiten
membeli saham-saham perusahaan lain.
untuk
Untuk
kondisi
beredar. Pemecahan saham merupakan
tersebut, maka upaya yang perlu dilakukan
suatu “kosmetika saham“ dalam arti bahwa
oleh
tindakan perusahaan tersebut merupakan
menghindari
suatu
munculnya
perusahaan
adalah
menaikan
jumlah
saham
yang
44
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
upaya pemolesan saham agar kelihatan
semakin
lebih menarik di mata investor sekalipun
memutuskan untuk melakukan stock split.
tidak
Sedangkan frekuensi perdagangan saham
meningkatkan
investor
(Marwata,
informasi
yang
kemakmuran 2001).
diberikan
bagi
Walaupun
tidak
banyak
perusahaan
mempunyai
hubungan
yang
dengan
perusahaan
keputusan perusahaan melakukan stock
tersebut lewat stock split tidak mempunyai
split. Likuiditas pasar cenderung menjadi
nilai ekonomis, namun ternyata berdampak
lebih rendah setelah stock split dimana
pada pasar. Stock split bertujuan agar
frekurensi perdagangan secara proposional
perdagangan suatu saham menjadi lebih
lebih rendah daripada saat sebelum stock
likuid, karena jumlah saham yang beredar
split dan terdapat perbedaan frekuensi
menjadi lebih banyak dan harganya menjadi
perdagangan saham yang signifikan antara
lebih murah. Di samping itu tujuan dilakukan
dua kuartal sebelum stock split dan dua
stock split oleh emiten adalah supaya
kuartal sesudah stock split. Untuk earning
sahamnya
perusahaan yang diproksi dengan operating
berada
perdagangan
yang
pada
rentang
optimal,
sehingga
income
menunjukkan
bahwa
earning
distribusi saham menjadi lebih luas dan
setelah stock split tidak lebih tinggi dari
daya beli investor meningkat terutama untuk
earning sebelum stock split. Kondisi ini
investor kecil (Lestari, 2006)
menunjukkan
bahwa
stock
memberikan
suatu
signal
Dampak split terhadap keuntungan
split
tidak
mengenai
investor di jelaskan oleh Grinblatt, Masulis,
kenaikan laba di masa yang akan datang.
dan Titman (1984) dalam Sutrisno, dkk
Kondisi di atas mengindikasikan bahwa
(2000) bahwa disekitar pengumuman split
stock split merupakan alat yang penting
menunjukkan adanya perilaku harga yang
dalam praktik pasar modal yang dilakukan
abnormal. Peningkatan harga yang terjadi
oleh perusahaan sebagai upaya pemolesan
bukan
saham agar kelihatan lebih menarik di mata
disebabkan
karena
adanya
pengumuman deviden yang meningkat,
investor
akan tetapi pasar memberikan nilai positif
meningkatkan kemakmuran bagi pemegang
terhadap split karena adanya tax–option
saham.
impack.
Dampak
tersebut
berbentuk
meskipun
diatas,
(tax–option
melakukan
sehingga
investor
tersebut memperoleh keuntungan lebih. Penelitian yang dilakukan Rohana, dkk
(2003)
menemukan
bahwa
tidak
Dengan mengacu pada penelitian
pembebasan pajak yang dihadapi investor investor)
kenyataannya
maka
analisis
mempengaruhi untuk
peneliti
tertarik
faktor-faktor
keputusan
melakukan
stock
untuk yang
perusahaan split,
dengan
harga
melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor
saham berhubungan dengan keputusan
Yang Mempengaruhi Stock Split”. Tujuan
perusahaan melakukan stock split, berarti
penelitian
bahwa semakin tinggi harga saham maka
mengetahui
ini
dimaksudkan
pengaruh
harga
untuk saham, 45
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
frekuensi perdagangan saham, abnormal return
terhadap
keputusan
perusahaan
a. Signaling Theory
untuk melakukan stock split. Selain itu penelitian
juga
mengetahui saham,
dimaksudkan
perbedaan
frekuensi
antara
perdagangan
Menurut Lestari (2006) signaling
untuk
theory atau dikenal juga dengan istilah
harga
information asymmetry menyatakan bahwa
saham,
stock
split
memberikan
abnormal return sebelum stock split dengan
informatif
kepada
harga
prospek
peningkatan
saham,
frekuensi
perdagangan
saham, abnormal return sesudah stock split.
substansial
dimasa
sinyal
investor
yang
mengenai
return
mendatang.
yang Pada
tingkat asimetri informasi tertentu antara manajer
dan
investor,
B. LANDASAN TEORI
kemungkinan
1. TELAAH LITERATUR
keputusan untuk melakukan stock split agar
Stock split merupakan fenomena yang biasa terjadi dalam suatu perusahaan. Secara
sederhana,
memecah
stock
selembar
saham
split
n
lembar saham. Stock split mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah
besarnya
modal.
Harga
perlembar saham baru setelah stock split adalah sebesar faktor pemecahannya (split factor). Keputusan untuk melakukan stock
akan
mengambil
informasi yang menguntukan dapat diterima oleh investor.
berarti
menjadi
besar
manajer
Baker dan Powe (1993) seperti di kutip
dalam
Sutrisno,
dkk
(2000)
mengatakan bahwa split memberikan sinyal yang informatif kepada investor mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Meningkatnya likuiditas setelah split dapat muncul akibat semakin besarnya kepemilikan saham dan jumlah transaksi.
split oleh suatu emiten atau perusahaan
Baker dan Powell (dalam Retno,
merupakan kesepakatan para pemegang
2006)
saham yang dibicarakan dalam Rapat
saham memberikan sinyal/informasi kepada
Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut
investor mengenai prospek perusahaan di
Ewijaya dan Indriantoro (1999) pemecahan
masa
saham (stock split) adalah perubahan nilai
melakukan
nominal per lembar saham dan menambah
dilakukan oleh
jumlah saham yang beredar sesuai dengan
ternyata merupakan suatu keputusan yang
faktor pemecahan (split factor).
mahal. Semakin tingginya tingkat komisi
Terdapat dua teori utama yang menjelaskan motivasi pemecahan saham, yaitu signaling theory dan trading range theory.
menyatakan
yang
akan
bahwa
datang.
pemecahan
pemecahan
Keputusan
saham
manajemen
yang
perusahaan
saham dan menurunnya harga saham mengakibatkan bertambahnya biaya yang dikeluarkan manajemen perusahaan yang melakukan kebijakan pemecahan saham. 46
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
b. Trading Range Theory
Beberapa
Menurut Lestari (2006)
dengan
meneliti
hasil
tentang
penelitian
pemecahan
yang saham
adanya stock split, harga saham menjadi
diantaranya adalah: Ewijaya dan Indriantoro
tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin
(1999)
banyak investor yang mampu bertransaksi.
“Analisis
Kondisi
Terhadap
ini
menyebabkan
bertambahnya
jumlah
diperdagangkan
dan jumlah
semakin
saham
dalam
penelitan
yang
berjudul
Pengaruh Pemecahan Perubahan
Harga
Saham Saham”
yang
menyimpulkan bahwa pemecahan saham
pemegang
berpengaruh negatif signifikan terhadap
saham. Jadi, merurut Trading range theory
perubahan saham relatif. Harga saham
perusahaan melakukan stock split karena
setelah 4,5 bulan pemecahan saham akan
memandang
tinggi.
menurun sehingga para investor yang
Trading range theory menyatakan bahwa
memegang saham tersebut sejak 7,5 bulan
pemecahan
sebelum
harganya
terlalu
saham akan meningkatkan
tanggal
pemecahan
saham
likuiditas perdagangan saham. Harga pasar
sampai 4,5 bulan setelah pemcahan saham
saham
suatu
akan mengalami kerugian. Oleh karena itu
perusahaan. Semakin tinggi harga saham,
sebaiknya para investor menjual saham
maka semakin tinggi nilai perusahaan dan
yang dipecah tersebut sebelum 4,5 bulan
sebaliknya.
setelah tanggal pemecahan saham agar
mencerminkan
nilai
tidak Menurut Marwata (2001) Trading range
Theory
mengatakan
bahwa
pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas
perdagangan
saham.
Harga
saham yang terlalu tinggi (over price) akan menyebabkan saham
untuk
berkurangnya
aktivitas
diperdagangkan.
Dengan
pemecahan saham harga saham akan dinilai tidak terlalu tinggi, sehingga akan meningkatkan kemampuan para investor untuk melakukan transaksi, terutama para
mengalami
kerugian.
Sedangkan
untuk investor potensial baru sebaiknya membeli saham yang dipecah tersebut setelah
4,5
bulan
setelah
tanggal
pemecahan saham karena harga pasarnya akan lebih rendah bila dibandingkan pada saat bahwa
pemecahan. di
melakukan
Hal
Indonesia
ini
menunjukan
keputusan
pemecahan
saham
untuk akan
merugikan para investor lama yang telah memiliki saham yang telah dipecah sejak 8,5 bulan sebelum pemecahan.
investor kecil. Jadi, Menurut Trading range Theory, perusahaan melakukan pemecahan
Variabel deviden dan perubahan
saham (stock split) karena memandang
deviden memberikan pengaruh yang positif
bahwa harga saham-nya terlalu tinggi.
signifikan pada perubahan harga saham
Dengan kata lain, harga saham yang terlalu
relafif. Artinya, informasi mengenai deviden
tinggi
bagi
memberikan pengaruh yang positif kepada
perusahaan untuk melakukan pemecahan
investor. Oleh karena itu, dianjurkan bagi
saham (stock split).
perusahaan yang melakukan pemecahan
merupakan
pendorong
47
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
saham
sebaiknya
juga
ISSN : 2087-1899
meningkatkan
perbedaan frekuensi perdagangan saham
deviden yang akan dibayarkan sehingga
yang signifikan antara sebelum stock split
penurunan
dan
harga
saham
setelah
sesudah
stock
split.
6).
Earning
pemecahan tidak mencapai posisi harga
perusahaan yang diproksi dengan operating
yang terlalu rendah. Variabel laba per
income setelah stock split, tidak lebih tinggi
lembar saham dan perubahan laba per
dari earning sebelum stock split..
lembar saham tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan harga saham relatif. Hasil ini menunjukkan bahwa pada periode pengamatan dalam penelitian ini informasi laba per lembar saham tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi para investor. Variabel indeks harga industri menunjukkan
pengaruh
yang
signifikan
Setiyantoro penelitiannya
(2006)
yang
dengan
berjudul
"Analisis
Likuiditas Saham Sebelum Dan Sesudah Stock
Split
Di
menemukan
Bursa
Efek
bahwa:
1).
Jakarta Terdapat
perbedaan yang signifikan harga saham antara sebelum dan sesudah aktivitas stock split. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada perubahan harga relatif.
harga saham mengalami penurunan. Hal ini Lestari (2006) dengan penelitiannya
disebabkan karena tujuan utama dari stock
yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang
split adalah menurunkan harga ketika harga
Mempengaruhi
Pada
dirasa terlalu mahal. Dengan menurunnya
Perusahaan Yang Go Public di Bursa Efek
harga saham akan memiliki daya tarik
Indonesia” menyimpulkan bahwa: 1). Harga
investor
saham
tersebut,
Stock
berpengaruh
Split
positif
terhadap
untuk
membeli
karena
saham-saham
harganya
lebih
keputusan perusahaan untuk melakukan
murah,
stock split dengan tingkat signifikansi 0.030
mendapatkan capital gain. 2). Terdapat
dan
perbedaan
nilai
Beta
0.001.
2).
Frekuensi
sehingga
jauh
yang
mudah signifikan
untuk volume
perdagangan saham berpengaruh negatif
perdagangan antara sebelum dan sesudah
terhadap
aktivitas
keputusan
melakukan
stock
perusahaan dengan
stock
split
pada
perusahaan
tingkat
manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil
signifikansi 0.047 dan nilai Beta 0.009. 3).
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
Harga
volume
saham
split
untuk
berkorelasi
dengan
perdagangan
saham
setelah
keputusan perusahaan untuk melakukan
peristiwa stock split . Hal ini disebabkan
stock split. Korelasi ini sangat kuat, dengan
karena transaksi saham menjadi lebih
nilai korelasi 1 dan tingkat signifikansi
menarik,
0.047. 4). Frekuensi perdagangan saham
rendah
berkorelasi dengan keputusan perusahaan
transaksi yang meningkat.
untuk melakukan stock split. Korelasi ini sangat kuat, dengan nilai korelasi 1 dan
setelah yang
harga
ditunjukkan
menjadi dengan
lebih nilai
2. PERUMUSAN HIPOTESIS
tingkat signifikansi 0.006. 5). Terdapat 48
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Harga saham yang terlalu rendah
ISSN : 2087-1899
H4:
Terdapat perbedaan harga saham
sering diartikan bahwa kinerja perusahaan
sebelum stock split dan harga saham
kurang baik. Namun, bila harga saham
sesudah stock split.
terlalu
tinggi
investor
dapat
untuk
mengurangi
berinvestasi.
minat
H5: Terdapat perbedaan antara frekuensi
Aktivitas
perdagangan saham sebelum stock
frekuensi perdagangan saham merupakan
split dan
salah satu elemen yang menjadi salah satu
saham sesudah stock split.
bahan untuk melihat reaksi pasar terhadap
frekuensi perdagangan
H6: Terdapat perbedaan antara abnormal
sebuah informasi yang masuk pada pasar
return
modal. Perkembangan harga saham dan
abnormal return sesudah stock split.
aktivitas frekuensi merupakan
perdagangan
indikator
sebelum
stock
split
dan
saham
penting
untuk
mempelajari tingkah laku pasar sebagai acuan pasar modal dalam menentukan
C. METODE PENELITIAN 1. SAMPLING (PENYAMPELAN) Metode
transaksi di pasar modal.
yang
digunakan
dalam
pengambilan sampel menggunakan cara Signaling theory mengatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Stock split
dianggap
sebagai
sinyal
bahwa
perusahaan memiliki kinerja dan prospek yang bagus di masa yang akan datang. Berdasarkan
hubungan
diatas
dapat
purposive
sampling.
Kriteria-kriteria
perusahaan yang menjadi sampel adalah: a. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2004-2007 b. Perusahaan yang melakukan stock split pada periode 2004-2007 c. Perusahaan yang tidak melakukan stock split pada periode 2004-2007 d. Perusahaan yang sahamnya aktif di
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
perdagangkan selama periode 2004H1:
Harga saham berpengaruh terhadap
2007, frekuensi perdagangan saham,
keputusan
abnormal return.
perusahaan
untuk
e. Perusahaan yang memiliki informasi
melakukan stock split. H2:
Frekuensi berpengaruh
perdagangan terhadap
saham keputusan
perusahaan untuk melakukan stock
Abnormal
data
secara
lengkap
untuk
kebutuhan analisis data. Berdasarkan
beberapa
kriteria
seperti di atas, perusahaan yang menjadi
split. H3:
atau
return
berpengaruh
sampel selama periode tahun 2004 sampai
terhadap keputusan perusahaan untuk
dengan
tahun
melakukan stock split.
perusahaan.
2007,
terdapat
24
49
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
2. SUMBER
DAN
DATA
ISSN : 2087-1899
YANG
saham tahunan yang berakhir tgl 31
DIGUNAKAN Data
Desember tahun sebelum stock split.
yang
digunakan
dalam
3) Abnormal return di sesuaikan pasar
penelitian ini diperoleh dari publikasi dari
(X3)
Indonesian Capital Market Directory dan
sebelum
Indonesian Security Market Directory . Data
abnormal return setelah pemecahan
yang diperlukan meliputi: harga saham
saham.
harian
diproksi
dari
abnormal
pemecahan
return
saham
dan
dan data frekuensi perdagangan
saham
kuartalan,
abnormal
return
disesuaikan pasar (ARDP), perusahaan
4. METODE ANALISA DATA
yang melakukan stock split dan yang tidak melakukan
stock
split,
tanggal
pengumuman stock split.
Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga (H1, H2, H3) digunakan analisis regresi. Regresi logistic digunakan dalam
penelitian
ini
karena
variable
dependent adalah variabel dummy, yang 3. DEFINISI
OPERASIONAL
PENGUKURAN
DAN
VARIABEL
dalam penelitian ini bentuk formulanya adalah sebagai berikut :
PENELITIAN Ln =
Stoks split =a+b1x1+b2x2+b3x3+e 1 Stoks split
a. Dependen Variabel (variabel terikat = y)
Keterangan : Stock
split
sebagai
dependen
a
= konstanta
variabel memiliki sifat kualitatif sehingga
X1
= harga saham
pengukuran
dengan
X2
= frekuensi perdagangan
memberi nilai nol (0) untuk perusahaan
X3
= abnormal return
yang tidak melakukan stock split dan satu
e
= eror
(1) untuk perusahaan yang tidak melakukan
Pengujian hipotesis empat (H4), lima (H5)
stock split.
dan enam (H6), digunakan dengan
b. Independen variabel (variabel bebas
pengujian parametik paired t test.
yang
dilakukan
= x) 1) Harga saham (X1) diproksi dengan ratarata harga saham harian selama 1 tahun yang berakhir tgl 31 Desember tahun sebelum stock split. 2) Frekuensi perdagangan saham (X2 diproksi dengan frekuensi perdagangan
D. ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN 1. Pengujian Hipotesis 1, 2, dan 3 (H1, H2, H3) Hasil pengujian dengan logistic regression disajikan pada tabel 1.
50
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
B
ISSN : 2087-1899
Tabel 1 Hasil Uji Logistic Regresión Variables in the Eguation S.E Wald df
Sig.
Exp(B)
Step
HRGSHM .009
.005
3.897
1
.048
1.010
1ª
FREKNS
.005
.006
.703
1
.402
1.005
ABNRML
3.063
2.626
1.360
1
.244
21.384
Constant
-10.127
6.026
2.824
1
.093
.000
a. Variable(s) entered on step 1: HRGSHM, FREKNS. ABNRML.
Sumber: Data Diolah, 2010
2. Pengujian Hipotesis 4, 5, dan 6 (H4,
Hasil pada tabel 1 menunjukkan bahwa pengujian variabel harga saham menghasilkan nilai Pvalue 0,048 < 0,10 artinya harga saham berpengaruh terhadap
H5, dan H6) Hasil Analisis Test Paired Sampel Perbedaan Harga saham Sebelum dan Sesudah Stock Split dapat dilihat dalam tabel 2.
keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Variabel frekuensi perdagangan
Hasil pada tabel 2 menunjukkan
saham menghasilkan nilai Pvalue 0,402 >
bahwa pengujian variabel harga saham
0,10 artinya frekuensi perdagangan saham
menghasilkan nilai Pvalue 0,064 < 0,10
tidak
artinya ada perbedaan harga saham antara
berpengaruh
terhadap
keputusan
perusahaan untuk melakukan stock split.
sebelum dan sesudah stock split.
Variabel abnormal return menghasilkan nilai
Hasil Analisis Test Paired Sampel
Pvalue 0,244 > 0,10 artinya abnormal return
Perbedaan Frekuensi Perdagangan Saham
tidak
Sebelum dan Sesudah Stock Split dapat
berpengaruh
terhadap
keputusan
perusahaan untuk melakukan stock split.
dilihat dalam tabel 3.
51
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 2 Hasil paired Sample T Test Paired Samples Test Paired Differences Mean
Pair
Sebelum Stock split
1
Sesudah Stock split
3871.17
Std.
Std.
95% Confidence
Deviati
Error
Interval of the
on
Mean
6525.59
t
df
Sig.(2tailed)
Difference
1883.78
Lower
Upper
-274.99
8017.33
2.055
11
.064
Sumber: Data Diolah, 2010 Hasil pada tabel 3 menunjukkan
Hasil Analisis Test Paired sampel
bahwa pengujian Pair FK1SBLM dengan
perbedaan Abnormal Return sebelum dan
FK1SSDH menghasilkan nilai Pvalue 0,352
sesudah stock split
>
table 4.
0,10
frekuensi pertama frekuensi
artinya
tidak
ada
perdagangan sebelum
saham
kuartal
split
dengan
saham
kuartal
stock
perdagangan
perbedaan
pertama sesudah stock split. Pair FK1SBLM dengan
FK2SSDH
menghasilkan
nilai
Pvalue 0,351 > 0,10 artinya bahwa tidak ada
perbedaan
frekuensi
perdagangan
saham kuartal pertama sebelum stock split dengan
frekuensi
perdagangan
saham
kuartal kedua sesudah stock split. Pair FK2SBLM dengan FK1SSDH menghasilkan nilai Pvalue 0,352 > 0,10 artinya tidak ada perbedaan frekuensi perdagangan saham kuartal kedua sebelum stock split dengan frekuensi
perdagangan
saham
kuartal
pertama sesudah stock split. Pair FK2SBLM dengan
FK2SSDH
menghasilkan
nilai
Pvalue 0,351 > 0,10 artinya tidak ada perbedaan frekuensi perdagangan saham kuartal kedua sebelum stock split dengan frekuensi
perdagangan
kedua sesudah stock split.
saham
kuartal
dapat dilihat dalam
Hasil pada tabel 4 menunjukkan bahwa pengujian Pair RK1SBLM dengan RK1SSDH menghasilkan nilai Pvalue 0,306 >
0,10
artinya
tidak
ada
perbedaan
abnormal return kuartal pertama sebelum stock split dengan abnormal return kuartal pertama sesudah stock split pada. Pair RK1SBLM dengan RK2SSDH menhasilkan nilai Pvalue 0,382 > 0,10 artinya tidak ada perbedaan abnormal return kuartal pertama sebelum stock split dengan abnormal return kuartal kedua sesudah stock split. Pair RK2SBLM
dengan
RK1SSDH
menghasilkan nilai Pvalue 0,265 > 0,10 artinya tidak ada perbedaan abnormal return kuartal kedua sebelum stock split dengan abnormal return kuartal pertama sesudah stock split. Pair RK2SBLM dengan RK2SSDH menghasilkan nilai Pvalue 0,547 >
0,10
artinya
tidak
ada
perbedaan
abnormal return kuartal kedua sebelum stock split dengan abnormal return kuartal kedua sesudah stock split. 52
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 3 Hasil paired Sample T Test Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
95% Confidence Interval of
t
df
the Difference Lower
Upper
Sig.(2tailed)
Pair 1
FK1SBLM-FK1SSDH
-914475
3256960.76
940203.59
-2983849
1154899
-.973
11
.352
Pair 2
FK1SBLM-FK2SSDH
-914844
3256875.96
940179.11
-2984164
1154476
-.973
11
.351
Pair 3
FK1SSDH-FK2SBLM
14500.75
3256952.83
940201.30
-1154868
2983870
-.973
11
.352
Pair 4
FK1SBLM-FK2SSDH
-914870
3256868.02
940176.81
-2984185
1154445
-.973
11
.351
Sumber: Data Diolah, 2010 Keterangan: FK1SBLM = frekuensi perdagangan saham kuartal 1 sebelum stock split FK2SBLM = frekuensi perdagangan saham kuartal 2 sebelum stock split FK1SSDH = frekuensi perdagangan saham kuartal 1 sesudah stock split FK2SSDH = frekuensi perdagangan saham kuartal 2 sesudah stock split
Tabel 4 Hasil paired Sample T Test Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval
Deviation
Mean
of the Difference
t
df
Sig.(2tailed)
Lower
Upper
Pair 1
RK1SBLM-RK1SSDH
7.39E-02
.238590
6.89E-02
-7.8E-02
.225501
1.073
11
.306
Pair 2
RK1SBLM-RK2SSDH
6.21E-02
.236076
6.81E-02
-8.8E-02
.212112
.911
11
.382
Pair 3
RK1SSDH-RK2SBLM
-4.6E-02
.134972
3.90E-02
-.131482
4.00E-02
-1.174
11
.265
Pair 4
RK2SBLM-FK2SSDH
3.39E-02
.189098
5.46E-02
-8.6E-02
.154080
.622
11
.547
Sumber: Data Diolah, 2010 Keterangan: RK1SBLM = abnormal return kuartal 1 sebelum stock split RK2SBLM = abnormal return kuartal 2 sebelum stock split RK1SSDH = abnormal return kuartal 1 sesudah stock split RK2SSDH = abnormal return kuartal 2 sesudah stock split
53
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
E. KESIMPULAN
ISSN : 2087-1899
frekuensi
perdagangan
saham
kuartal
kedua sesudah stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,351 > 0,10.
1. Kesimpulan Harga saham berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,048
< 0,10. Frekuensi
saham
tidak
perdagangan
berpengaruh
terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,402
>
0,10.
berpengaruh
Abnormal
return
terhadap
tidak
keputusan
perusahaan untuk melakukan stock split ditunjukkan nilai Pvalue 0,244 > 0,10. Ada perbedaan harga saham antara sebelum
dan
sesudah
stock
split
ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,064 < 0,10.
Tidak
ada
perbedaan
abnormal
return saham kuartal pertama sebelum stock split dengan abnormal return kuartal pertama sesudah stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,306 > 0,10. Tidak ada perbedaan abnormal return kuartal pertama sebelum stock split dengan abnormal return kuartal
kedua
sesudah
stock
split
ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,382 > 0,10. Tidak ada perbedaan abnormal
return
kuartal kedua sebelum stock split dengan abnormal return kuartal pertama sesudah stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,265 > 0,10. Tidak da perbedaan abnormal
Tidak
ada
perdagangan sebelum
stock
perdagangan
perbedaan
frekuensi
return kuartal kedua sebelum stock split
saham
kuartal
pertama
dengan abnormal return kuartal kedua
split
dengan
frekuensi
sesudah stock split ditunjukkan oleh nilai
saham
kuartal
pertama
Pvalue 0,547 > 0,10.
sesudah stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,352 > 0,10. Tidak ada perbedaan frekuensi pertama frekuensi
perdagangan sebelum
stock
perdagangan
saham
kuartal
split
dengan
saham
kuartal
kedua sesuadah stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,351 > 0,10. Tidak ada perbedaan frekuensi perdagangan saham kuartal kedua sebelum stock split dengan frekuensi
perdagangan
saham
kuartal
pertama sesudah stock split ditunjukkan oleh nilai Pvalue 0,352 > 0,10. Tidak ada perbedaan frekuensi perdagangan saham kuartal kedua sebelum stock split dengan
2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah: sampel
perusahaan
terbatas
pada
perusahaan sektor manufaktur di sehingga
akan
terbatasnya
BEI,
cakupan
generalisasi hasil penelitian. Jumlah sampel terbatas
sebanyak
24
perusahan
(12
perusahaan yang melakukan stock split dan 12 perusahaan yang tidak melakukan stock split),
sehingga
tingkat
validitas
dan
keyakinan yang kurang terhadap hasil penelitian. 3. Implikasi Penelitian 54
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Implikasi selanjutnya
untuk
adalah:
penelitian
mengambil
sampel
ISSN : 2087-1899
Ewijaya dan Nur Indriantoro. 1999. Analisis Pengaruh
Pemecahan
Saham
pada beberapa sektor perusahaan dengan
Terhadap Perubahan Harga Saham.
jumlah sampel perusahaan yang lebih
Jurnal Riset Akuntansi vol. 2, No. 1
banyak, sehingga cakupan generalisasi
Januari hal. 53 – 65. Yogyakarta
hasil
penelitian
akan
lebih
luas.
Penambahan variabel independen yang diduga
mempengaruhi
keputusan
perusahaan untuk melakukan stock split, seperti earning, persentase spread dan deviden.
Edisi ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Analisis
Luciana
Spica
dan
Emanuel
Informasi Dan Efek Intra Industri Pengumuman Dilakukan
Investasi.
Edisi
Ketiga
Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Kristijadi. 2005. Analisis Kandungan
Stock Oleh
Split
Yang
Perusahaan
Bertumbuh Dan Tidak Bertumbuh.
Almilia,
Portofolio Dan Analisis Sekuritas,
Jogiyanto, HM, 2003, Teori Portofolio Dan
DAFTAR PUSTAKA Almilia,
Husnan, Suad. 2003, Dasar-Dasar Teori
Marwata, 2001. Kinerja Keuangan, Harga Saham Dan Pemecahan Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 4, No. 2, Mei Hal 151-164. Yogyakarta.
Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia
Mulyanti, Endah Lestari Dwi. 2006. Analisis
Vol. 20 No. 1. Januari ISSN 0215 –
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
2487, Surabaya.
Stock Split Pada Perusahaan Yang
Luciana Kristijadi.
Spica 2006.
dan
Emanuel
Dampak
Size
Perusahaan Terhadap Kandungan Informasi Dan Efek Intra Industri
Go
Public
Universitas
di
BEJ.
Islam
Skripsi. Indonesia.
Yogyakarta Rahayu, Indah Retno. 2006. Reaksi Pasar
Pengumuman Stock Split. Jurnal
Terhadap Peristiwa
Bisnis dan Ekonomi Vol. 13 No. 1.
Yang Terjadi Di Bursa Efek Jakarta
Maret ISSN 1412 – 3126. Surabaya.
(BEJ). Skripsi. Universitas Islam
Destriarto,
Kurniawan.
2007.
Analisis
Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap
Abnormal
return
Dan
Likuiditas Saham di BEJ. Skripsi. Universitas Yogyakarta.
Stock Split
Indonesia. Yogyakarta Riyanto,
Bambang,
Pembelanjaan
1995,
Dasar-Dasar
Perusahaan.
Edisi
Keempat BPFE. Yogyakarta.
Muhamaddiyah. Setiyanto, Agus. 2006. Analisis Likuiditas Saham
Sebelum
Dan
Sesudah
Stock Split Di Bursa efek Jakarta. 55
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Mempengaruhi Stock Split. Skripsi. Yogyakarta
Sutrisno,
dkk.
Pengaruh
Stock
Likuiditas
Dan
Terhadap
Supriyadi, 2007. Analisis Faktor-faktor Yang
Universitas
ISSN : 2087-1899
Islam
Indonesia.
Saham
Di
Bursa
Efek
Split Return
Jakarta,
Jurnal manajemen & kewirausahaan vol. 2, no. 2, September 2000:1-13, Yogyakarta.
56
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI KURS, DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2010 M. BUDIANTARA Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Abstract
Investors need information as a basis for making investment decisions on a particular company. Stock is a form of ownership of the company. Dividends or capital gains would be obtained if a person has ownership of the shares of a company going public. Investments in shares of publicly traded companies classified as high risk because it is very sensitive to changes, whether the changes that occurred abroad and at home, changes in political, economic, monetary, laws or regulations, changes in the industry as well as internal changes company. The change-the change can be positive or negative impact. Of research on the influence of interest rates, exchange rates, and inflation of stock price index in Indonesia Stock Exchange in 2005-2010 can be concluded as follows: Taken together there is a significant effect between interest rates, exchange rates, and inflation on composite stock price index in Indonesia Stock Exchange. Variable interest rates are negative and significant effect on stock prices or in other words, the rise and fall in interest rates will affect the stock price. There are negative and significant influence of the exchange rate of the composite stock price index in Indonesia Stock Exchange 2005-2010 period. Variable inflation in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2005-2010 did not significantly affect stock prices or in other words, the rise and fall of inflation rate has no effect on the composite stock price index. Keywords: interest rates, exchange rates, and inflation of stock price index
Latar Belakang Masalah Perkembangan
Indonesia, sampai dengan akhir Juli 1997
pasar
modal
di
dapat
dikatakan
bahwa
tidak
terdapat
Indonesia semakin menarik investor untuk
hubungan (sebab akibat) yang sistematis
melakukan
antara
investasi.
Investor
depresiasi
rupiah
dengan
membutuhkan informasi yang memadahi
pergerakan IHSG (Gupta, Jyota P., 2000).
sebagai
Perkembangan
investasi
dasar
pengambilan
pada
keputusan
perusahaan
tertentu.
Terdapat 2 (dua) jenis investasi yang dapat dipilih calon investor, yaitu investasi riil dan investasi
lazimnya
lebih
IHSG
sebagaimana
ditentukan
oleh
perkembangan bunga (Sitinjak, 2003). Tantangan
berat
dalam
bidang
finansial.
Saham
merupakan
perekonomian akibat pengaruh global, krisis
kepemilikan
atas
perusahaan.
moneter, dan krisis ekonomi yang melanda
Dividen atau capital gain akan diperoleh jika
Indonesia pada Juli 1997 mengakibatkan
seseorang mempunyai kepemilikan atas
depresiasi rupiah yang besar sehingga
saham suatu perusahaan go publik.
pemerintah Indonesia mengambil kebijakan 57
bentuk
Di
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
melepas bond intervensi dan menerapkan
Indonesia (BEI) pada tahun
sistem kurs devisa bebas mengambang
2005-2010.
(free floating exchange rate system) pada
Variabel tingkat suku bunga,
b.
tanggal 14 Agustus 1997. Sejak saat itu
kurs,
dan
inflasi
dalam
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
mempengaruhi indeks harga
dibiarkan mencari nilai keseimbangannya
saham gabungan.
yang baru meskipun berdampak pada nilai yang
lebih
rendah.
Kondisi
ini
juga
berdampak pada pergerakan IHSG yang
Landasan Teori Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
seakan mengikuti pergerakan nilai tukar
Pengukuran
kinerja
perdagangan
rupiah atau sebaliknya pergerakan rupiah
saham dalam penelitian ini di proxy dalam
seakan
IHSG,
indeks harga saham gabungan (IHSG).
memunculkan dugaan bahwa
Indeks biasa menjadi tolok ukur dalam
mengikuti
sehingga
diantaranya
pergerakan
terdapat
hubungan
(sebab
akibat) yang sistematis.
memantau
kecenderungan
pasar
dan
perkembangan tingkat harga saham yang diperdagangkan.
Perumusan Masalah
gabungan
a. Apakah tingkat suku bunga, nilai
Indeks
(IHSG)
di
harga
saham
BEI
meliputi
pergerakan harga untuk saham biasa dan
kurs, dan inflasi bersama-sama
saham
mempengaruhi
pertama kali pada 01 April 1983 dan
IHSG
di
BEI
tahun 2005-2010?
selanjutnya
b. Apakah kenaikan tingkat suku bunga
preferen.
mempunyai
menjadi
diperkenalkan
indikator
utama
perdagangan saham di BEI.
pengaruh
negatif terhadap IHSG di BEI
IHSG
Rumus
yang
digunakan
untuk
menghitung IHSG adalah sebagai berikut:
tahun 2005-2010? c. Apakah
kenaikan
mempunyai
nilai
pengaruh
kurs
IHSG = Nilai Pasar x 100
negatif
Nilai Dasar
terhadap IHSG di BEI tahun 2005-2010? d. Apakah mempunyai
Notasi: kenaikan pengaruh
inflasi negatif
terhadap IHSG di BEI tahun 2005-2010?
IHSG
= Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t
Nilai Pasar =Jumlah lembar tercatat dibursa X harga pasar preferen pada hari ke-t
Batasan Masalah a.
Penelitian
Nilai Dasar = ini
menggunakan
harga saham di Bursa Efek
Jumlah
tercatat dibursa
lembar
X harga pasar
perlembar saham biasa dan saham 58
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
preferen yang mulai dari waktu
yang dapat diperjualbelikan di pasar uang,
dasar (10 Agustus 1982).
pasar
Dengan
demikian
IHSG
untuk
tanggal 10 Agustus 1982 bernilai 100 (nilai indeks dasar). Nilai dasar IHSG selalu disesuaikan untuk kejadian seperti IPO right issue,
partial/company
kejadian-kejadian
seperti
listing
untuk
stock
splits,
dividen berupa saham (stock dividen), bonus issue, nilai dasar dari IHSG tidak
menyelesaikan nilai dasar awal sebagai berikut:
atau
pasar
turunannya.
Investasi di pasar uang biasanya berbentuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh industri perbankan dan bersifat jangka pendek seperti sertifikat deposito, treasury bill, commercial paper, surat berharga pasar uang
(SPBU),
dan
Sertifikat
Bank
Indonesia. Pengertian Saham
berubah, karena peristiwa-peristiwa ini tidak merubah nilai pasar total. Rumus untuk
modal,
Saham
merupakan
bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan yang bentuk perseroan terbatas (Husnan, 2001). Pengertian saham yang lain adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta
NDB = NPL + NPTS x 100
dalam
NPL
suatu
terbatas
(Riyanto,1995). Secara garis besar saham merupakan
surat
dikeluarkan Notasi: NDB
perseroan
oleh
berharga suatu
yang
perusahaan
berbentuk perseroan terbatas atau yang =
Nilai dasar baru yang disesuaikan
biasa disebut emiten, yang menyatakan pemilik saham tersebut dengan demikian
NPL
=
Nilai pasar lama
NPTS
=
Nilai pasar tambahan
apabila seseorang membeli saham maka akan menjadi pemilik perusahaan.
saham NDL
=
Nilai dasar lama
Indek Harga Saham Indeks harga saham adalah angka
Pengertian Investasi
indeks harga saham yang telah disusun dan
Investasi adalah penanaman modal pada satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan pada masa
mendatang
(Sunaryah,
2006).
Investasi keuangan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli
dihitung
sedemikian
menghasilkan
tren.
rupa
sehingga
Angka
indeks
merupakan angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan ekonomi atau peristiwa, bisa berupa perubahaan harga saham dari waktu ke waktu (Supranto J., 1992).
Perkembangan
IHS
dapat
langsung aktiva dari suatu perusahaan 59
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
ditunjukkan dengan angka bertanda positif
yaitu: (a) nilai buku saham, yaitu nilai yang
yang berarti ada kenaikan, ada yang stabil
dihitung
dan ditandai angka kenaikan 0, serta
perusahaan
penurunan dengan angka negatif. Kenaikan
2001) (b) nilai pasar saham, yaitu nilai
IHS memberi indikasi bahwa pasar dalam
saham yang terbentuk melalui mekanisme
keadaan bergairah. Tidak berubahnya IHS
permintaan dan penawaran di pasar modal
menunjukkan situasi dalam keadaan stabil.
(Sartono dan Agus, 2001) (c) nilai instrinsik
Sedangkan penurunan IHS menunjukkan
saham atau sering juga disebut nilai teoritis
kelesuan pasar.
saham, yaitu nilai saham yang sebenarnya
berdasarkan penerbit
pembukuan
saham
(Husnan,
atau seharusnya terjadi (Tandelilin, 2001). Penilaian Harga Saham
Harga atau nilai buku saham dapat
Dalam melakukan penilaian harga
dihitung dengan cara sebagai berikut :
saham dikenal ada 3 jenis nilai saham,
Nilai sejlh saham yang diterbitkan dan disetorkan Nilai Buku saham =
Agio
Laba yang
+
penuh
Saham
+ ditahan
Jumlah lembar saham yang diterbitkan dan disetor penuh
Kerangka Pemikiran Pengaruh tingkat suku bunga, nilai kurs, dan inflasi terhadap indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia:
Gambar II.2. Kerangka Pemikiran SUKU BUNGA
NILAI KURS
INDEK HARGA SAHAM GABUNGAN
INFLASI 60
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Hipotesis
Populasi
penelitian
adalah
Berdasarkan landasan teori dan
seluruh perusahaan yang listed di Bursa
penelitian terdahulu dapat maka hipotesis
Efek Indonesia periode Januari 2005 –
penelitian ini adalah:
Desember 2010.
H1: Tingkat suku bunga, nilai kurs, dan inflasi
secara
bersama-sama
mempengaruhi
H2:
indeks
Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan meliputi semua perusahaan
yang listed sebanyak 396
harga
perusahaan di Bursa Efek Indonesia karena
saham gabungan di Bursa Efek
harga saham masing-masing perusahaan di
Indonesia periode 2005-2010.
proxy dalam indeks harga saham gabungan
Peningkatan
suku
berpengaruh terhadap
secara
indek
gabungan
di
harga
bunga
(IHSG).
negatif saham
Bursa
Efek
Indonesia tahun 2005 – 2010.
Metode
analisis
yang
digunakan adalah persamaan regresi yaitu regresi
linier
berganda
dengan
rumus
umum sebagai berikut:
H3: Peningkatan nilai kurs berpengaruh secara
negatif
terhadap
indek
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+
harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 – 2010. H4: Peningkatan inflasi berpengaruh secara negatif terhadap
indek
harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 – 2010.
Keterangan: Y = variabel X1 = variabel suku bunga X2 = variabel nilai tukar rupiah X3 = variabel inflasi = intercep atau konstanta
Jenis Penelitian dan Objek Penelitian Metode penelitian yang digunakan
b1-b3 = koefisien regresi = error tern
dalam penyusunan tesis ini adalah metode deskriptif, analisis studi kasus, dan ex-facto.
HASIL DAN ANALISA
Variabel yang diamati dalam studi kasus ini
Uji Asumsi Klasik
adalah tingkat suku bunga, kurs, dan inflasi,
Uji Normalitas
dan pengaruhnya terhadap harga saham.
Uji normalitas ini dilakukan dengan
Harga saham yang dimaksud adalah Indeks
tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
model
Efek Indonesia.
independen mempunyai distribusi normal
regresi
variabel
dependen
dan
atau tidak. Model regresi yang baik adalah Populasi dan Sampel Penelitian
distribusi
data
normal
atau
mendekati
normal. Berdasarkan sample data (n=72). Dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov 61
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
didapatkan
nilai
ISSN : 2087-1899
Z-Kolmogorov-
heteroskedastisitas pada model regresi,
Smirnov>0,05 sehingga dapat disimpulkan
sehingga model regresi layak dipakai untuk
bahwa residual terdistribusi secara normal.
memprediksi IHSG berdasarkan masukan
Uji Multikolinieritas
variabel tingkat suku bunga, nilai kurs, dan
Multikolinieritas
artinya
ada
inflasi.
hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel independen.
Koefisien Determinasi
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
Berdasarkan output SPSS versi 16
apakah model regresi ditemukan adanya
nampak bahwa pengaruh secara bersama-
korelasi atas bebas multikolinearitas atau
sama dengan 3 (tiga) variabel independen
tidak
(tingkat suku bunga, nilai kurs, dan inflasi)
terjadi
korelasi
diantara
variabel
independen. Hasil diketahui
terhadap uji
multikolinieritas
besarnya
VIF
IHSG.
Koefisien
determinasi
diatas
digunakan untuk melihat berapa % dari
masing-masing
variasi variabel dependen (IHSG) dijelaskan
variabel lebih kecil dari 10 dan tolerance
oleh
lebih dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan
(perubahaan tingkat suku bunga, nilai kurs,
tidak
Model
dan inflasi). Uji R2 didapatkan hasil sebesar
untuk
0,544 atau 54,40%. yang berarti variabilitas
memprediksi IHSG di BEI berdasarkan
variabel dependen yang dapat dijelaskan
masukan variabel tingkat suku bunga, nilai
oleh
kurs, dan inflasi. Kondisi
sebesar
terdapat
regresi
multikolinieritas.
tersebut
layak
dipakai
variasi
dari
variabilitas
variabel
variabel
54,40%
independen
independen
sedangkan
sisanya
45,60% dijelaskan oleh variabel lainnya Uji Heteroskedastisitas
yang
Untuk
menentukan
heteroskedastisitas melakukan tidaknya
dalam penelitian
dengan pola
cara
tertentu
melihat pada
tidak
dimasukkan
dalam
model
2
regresi. Nilai R untuk IHSG yang besar
ini
akan membuat model regresi semakin tepat
ada
dalam memprediksi IHSG di Bursa Efek
grafik
Indonesia.
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang diprediksi
Pengujian
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y
Berganda
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dari
hasil
heteroskedastisitas
pengukian
Hipotesis
Analisis menghitung
ini
besarnya
dengan
Regresi
digunakan
untuk
pengaruh
tingkat
dalam
grafik
suku bunga, nilai kurs dan inflasi terhadap
titik-titik
menyebar
IHSG di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan
secara acak (random) baik di atas maupun
pembatasan masalah dan hipotesis yang
di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini
telah
dapat
diperoleh hasil pengolahan data dengan
scatterplots
terlihat
disimpulkan bahwa
tidak
terjadi
dikemukakan
sebelumnya
maka
62
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
paket program komputer statistik SPPS 16
(satu persen) dengan asumsi
yang terlampir pada Bagian Lampiran, tabel
lainnya tetap maka perubahaan IHSG akan
IV.5
mengalami perubahaan sebesar 0,00134% Berdasarkan
pengujian
hipotesis,
variabel
dengan arah yang berlawanan.
diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut :
KESIMPULAN
Y = 26,415-0,810 X1-1,910 X2 - 0,134 X3 + є Ket :
IHSG
merupakan
cerminan
dari
minat investasi pada saham. Perlunya
Y
= IHSG;
peramalan
X1
= SBI;
modal
X2
= Kurs;
inventasi
yang
X3
= Inflasi;
terhadap
pilihan
є
= Residu
investor: saat kurs tukar melemah dan suku
Dari
model
regresi
terhadap
untuk
perubahan
menghasilkan tepat. jenis
pasar
keputusan
Pengaruhnya investasi
oleh
tersebut
bunga rendah, investor akan menahan
diperoleh konstanta sebesar 26,415. Hal ini
sahamnya untuk diperjualbelikan dan saat
berarti bahwa tanpa adanya rasio suku
tingkat
bunga, nilai kurs, dan tingkat inflasi akan
ketidakstabilan ekonomi
terjadi
akan memilih investasi bentuk lain sehingga
perubahaan
IHSG
sebesar
0,26415%. Selanjutnya koefisien regresi suku
bunga
SBI
bertanda negatif
sebesar
0,482
yang
tinggi terjadi
dan investor
harga saham akan menurun.
dan
hal ini berarti bahwa
inflasi
Pemerintah
perlu
menciptakan
kestabilan moneter dengan mengendalikan
setiap perubahan suku bunga 1% (satu
tingkat
persen) dengan asumsi variabel lainnya
mengupayakan
tetap
akan
kondusif
mengalami perubahan penurunan sebesar
menjadi
0,00810% dengan arah yang berlawanan.
pertumbuhan investasi semakin membaik.
maka
perubahaan
IHSG
inflasi.
Pemerintah iklim
investasi
sehingga pasar lebih
modal
berkembang
perlu yang dapat dan
Sedangkan nilai kurs mempunyai koefisien
Dari penelitian tentang pengaruh
regresi sebesar 0,01910 dan bertanda
suku bunga, nilai kurs, dan inflasi terhadap
negatif, berarti setiap perubahaan nilai kurs
indeks harga saham gabungan di Bursa
1% (satu persen) dengan asumsi variabel
Efek Indonesia tahun 2005-2010 dapat
lainnya tetap maka perubahaan IHSG akan
diambil kesimpulan sebagai berikut: Secara
mengalami perubahaan penurunan sebesar
bersama-sama
36,20% dengan arah yang berlawanan.
signifikan antara tingkat suku bunga, nilai
Untuk tingkat inflasi mempunyai koefisien
kurs, dan inflasi terhadap indeks harga
regresi sebesar 0,134 dan bertanda negatif,
saham gabungan di Bursa Efek Indonesia
berarti setiap perubahaan tingkat inflasi 1%
periode 2005-2010.
ada
pengaruh
yang
63
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Variabel
tingkat
suku
bunga
ISSN : 2087-1899
terdaftar
di
BEJ”,
berpengaruh secara negatif dan signifikan
Intererenship,
terhadap harga saham atau dengan kata
Yogyakarta, tidak dipublikasikan.
lain, naik turunnya tingkat suku bunga akan berpengaruh pada harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Lee (1992), (Sitinjak dan Kurniasari, 2003), dan (Jika Alon, 2005) perubahaan tingkat suku bunga (interest rate) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Ada
program
Laporan MM
UGM
Ana Ocktavia, 2007, “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Jakarta”,
Fakultas
Ekonomi
Universitas Negeri Semarang. Arief, Sritua, 1993, “Metodologi Penelitian
pengaruh
negatif
dan
signifikan antara nilai kurs terhadap indeks
Ekonomi”,
Edisi
Tiga,
Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010. Hasil penelitian temuan
ini
tidak
konsisten
dengan
Ajayi
dan
Mougoue
(1996),
(Sudjono,2002) yang menyatakan bahwa peningkatan jumlah harga saham domestik mempunyai pengaruh positif terhadap kurs. Variabel
inflasi
di
Bursa
Efek
Ajayi, R.A dan M. Mougoue, 1996. On The Dynamic
Relation
Between
Stock
Price and Exchange Rate, Jakarta : PT. Bursa Efek Jakarta. Bank Indonesia, 2001, “Laporan Tahunan Bank
Indonesia”,
Penerbit
Bank
Indonesia.
Indonesia (BEI) periode 2005-2010 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham atau dengan kata lain, naik turunnya tingkat inflasi tidak berpengaruh pada indeks harga saham gabungan. Hasil penelitian
ini
penelitian
tidak
Jika
menyatakan mempengaruhi
konsisten
Alon
bahwa
(2005) kenaikan
terhadap
Indeks
Beaver, W. H., Financial Reporting: An Accounting Revolution. Second Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc., 1989.
dengan
Chandradewi,
yang
Variabel
Susana,
2000,”Pengaruh
KeuanganTerhadap
inflasi
Penentuan Harga Saham Perusahaan
Harga
Sesudah
Saham Gabungan secara positif.
Penawaran
Umum
Perdana”, Perspektif, vol 5, no. 1, hal 9-14.
DAFTAR PUSTAKA Aini, N.N., 2000, “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning
Cooley, Charles Horton, The Theory of Transportation (New York: American Economic Association, 1994).
Ratio Saham-saham Perusahaan yang 64
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Fama, Efficient Capital Markets: A Review
Indeks Harga Saham di Beberapa
of Theory and Empirical Work. Journal of
Bursa
Finance 25 (1970)
Interenship,
_________, Efficient Capital Markets: II. Journal of Finance 46 (December 1991)
Asia
Pasifik”, Program
Laporan MM
UGM
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan. Jogiyanto. 2000. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Ginting, M,A, 1997, “Analisa Beberapa Faktor yang mempengaruhi Harga
Koutsoyiannis,
A.,
1977,
”Theory
Saham Perbankan di BEJ”, Laporan
Econometric”,
Interenship,
Macmillan Publisher LTD, Hongkong.
Program
MM
UGM
Second
of
Edition,
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan. Lee, SB, 1992, Causal Relation Among Gitosudarmo dan Basri,2002, ”Manajemen Keuangan”, BPFE,p.305
Stock Return, Interest Rate, Real Activity,
and
Inflation,Journal
Of
Finance, 47:1591-1603. Gupta, Jyota P., Alain Chevalier and Fran Sayekt, 2000, The Causality Between
Mulyono, Sugeng, 2000, “Pengaruh Earning
Interest Rate, Exchange Rate and
Per Share (EPS) dan tingkat Bunga
Stock Price in Emerging Market: The
terhadap
Case Of The Jakarta Stock Exchange.
Ekonomi dan Manajemen, vol , no. 2,
Working Paper Series. EFMA 2000.
99-116.
Harga
Saham”,
Jurnal
Athens. Natasyah, Syahib, 2000, “Analisis Pengaruh Gruber, 1995, “Modern Portofolio Theory
Beberapa Faktor Fundamental dan
And Investment Analysis”, edition 5.
Risiko Sistematik Terhadap Harga
John Wiley & Sons, Inc.
Saham”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol 15, no.3, hal 294-312.
Gudono, 1999, “Penilaian Pasar Modal terhadap Fluktuasi Bisnis Real Estate”, Kelola
Gajah
Mada
University
Nurcahyono dan Nugroho, 2002, “Analisa Pengaruh
Perubahan
Faktor-Faktor
Business Review, VII, no.20, hal. 42-
Makro Ekonomi Terhadap Perubahan
53.
Return
Husnan,
S.,2001,
”Dasar-dasar
Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas”, edisi 3, UPP AMP YKPN. Indiardi, M.I., ”Analisis Pengaruh Beberapa
Saham
Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode sebelum Krisis Dan
Selama
Interenship,
Krisis”,
Program
Laporan MM
UGM
Yogkarta, Tidak dipublikasikan.
Indikator Ekonomi Makro terhadap 65
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Reilly, F.K.,1994, “Invesment Analysis and Portofolio Edition,
Management”, International
Fourth
Edition,
The
Dryden Press.
ISSN : 2087-1899
Perusahaan
Yang
Terdaftar di BEJ”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol 17, no.4, hal 347360.
Riyanto, Bambang, 1995, “Dasar-Dasar
Sudjono (2002), “Analisis Keseimbangan
Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi 4,
dan
Penerbit BPFE Yogyakarta.
Variabel IHSG
Sa’adah, Siti dan Yulia Panjaitan, 2006, “Interaksi
Manufaktur
Dinamis
Antara
Harga
Saham Dengan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.pp:46-62
Hubungan
Simultan
Ekonomi
Industri
antara
Makro terhadap
Manufaktur”,
Jurnal
Riset Ekonomi dan Manajemen, vol 2, No. 3, 2002. Sukirno, Sadono, 2000, Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Lembaga FE UI.
Sartono dan Agus, 2001, “Manajemen Keuangan”, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE Yogyakarta.
Sunariyah,
2006,
“Pengetahuan
Pengetahuan Pasar Modal”, Edisi 5, Penerbit
Sitohang, 191,”Ekonomi Makro”, Penerbit
UPP
STIM
YKPN
Yogyakarta.
Bharatara Karya Aksara, Jakarta Supranto J., 1992, Statistik Pasar Modal Sitinjak, Elyzabeth Lucky Maretha dan
Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta.
Widuri Kurniasari. 2003. Indikatorindikator Pasar Saham dan Pasar
Tandelilin, E., 2001, “Analisa Investasi dan
Uang Yang Saling Berkaitan Ditijau
Manajemen Portofolio”, Edisi Pertama,
Dari Pasar Saham Sedang Bullish
Penerbit BPFE Yogyakarta.
dan Bearish. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Vol. 3 No. 3.
Usman, Marzuki. 1990. “ABC Pasar Modal Indonesia“.
Situs Bank Indonesia, http://www.bi.go.id Situs
Bursa
Efek
Indonesia,
http://www.idx.co.id
Situs BAPEPAM, http://www.papepam.go.id Suciwati dan Machfoedz, 2002, “Pengaruh
LPII
dengan
ISEEI. Jakarta. Utami, Wiwik, 1998, “Pengaruh informasi Penghasilan
Situs Bursa Saham, http://www.e-bursa.com
Penerbit
Perusahaan
Terhadap
Harga Saham di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol 1, no.2, hal 255-268. Yuliati,
H.S.,
1997,
“Dasar-Dasar
Risiko Nilai TukarTerhadap Return
Manajemen Keuangan Internasional”,
Saham:
Andi Yogyakarta.
Studi
Empiris
Pada
66
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN NILAI POSITIF PEKERJA-KELUARGA PADA IBU BEKERJA Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto Program Studi psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
ABSTRACT This study aimed to examine the relationship between husband support and work-family enhancement on working mothers. The hypothesis of this study is there a relationship between husband support and work-family enhancement on working mothers. Characteristics of research subjects in this study: (1) subjects lived together with her husband and had children under the age of 12 years who lived with the subject, (2) working full time. Data collection tool used in this study: work-family enhancement scale and the scale of support for her husband. Techniques of analysis in this research using partial correlation techniques. The results showed association with the husband's support and work-family enhancement on working mothers. Keywords: support of her husband, work-family enhancement
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan tugas perkembangan
Masalah pekerjaan dan keluarga
yang harus dilakukan tersebut di atas
menjadi dua hal sentral dalam kehidupan
masalah
orang dewasa terutama pria dan wanita
merupakan hal penting pada masa dewasa
yang bekerja. Masa dewasa adalah salah
awal dan masalah tersebut telah lama
satu masa perkembangan yaang dialami
menjadi
oleh
Gutek,dkk ( Aycan & Eskin, 2005) ,faktor
manusia
dalam
hidupnya
atau
pekerjaan
subjek
dan
penelitian.
dalam
seseorang. Santrock (2002) membagi masa
kehidupan keluarga dan sebaliknya faktor
dewasa menjadi 3 masa yaitu masa dewasa
dalam
awal (20;0-35;0) , masa dewasa madya
pekerjaan.
(35;0-60;0) dan masa dewasa lanjut (60;0-
penelitian tentang masalah pekerjaan dan
meninggal). Tugas perkembangan pada
keluarga
masa
penelitian lebih banyak dilakukan untuk
awal
antara
lain
keluarga
akan
Sejak
telah
akan
Menurut
merupakan bagian dari rentang kehidupan
dewasa
pekerjaan
keluarga
awal
dilakukan
mempengaruhi tahun
tetapi
fokus
meneliti
hidup,
dengan
(konflik peran ganda) yang terdiri dari dua
istri/suami, membentuk keluarga, mengasuh
komponen yaitu Work interfering with family
anak (Santrock, 2002).
dan family interfering with work. Penelitian 67
hidup
bersama
work-family
1950,
mendapatkan pekerjaan, memilih suami belajar
masalah
mempengaruhi
conflict
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
sekarang mulai meneliti tentang work-family
suasana hati yang positif, keahlian, waktu,
enhancement yang juga terdiri dari dua
energi, dan perilaku dalam menjalankan
komponen yaitu work to family facilitation
peran di tempat kerja akan mendukung
dan family to work facilitation.
peran individu di rumah serta sikap, emosi yang positif, ketrampilan dan perilaku dalam
Konsep
nilai
positif
pekejaan-
keluarga mengacu pada konsep multiple
menjalankan
meningkatkan
rumah
akan
Penelitian
tentang
nilai
positif
untuk
pekerjaan-keluarga dilakukan untuk melihat
menjalankan peran yang lain (Greenhaus
peran dalam pekerjaan dan peran dalam
dan Powell, 2006). Peran yang dilakukan
keluarga yang dapat saling memperkaya.
seseorang
Selain itu jumlah pekerja yang bekerja
antara
kemampuan
di
mendukung peran individu dalam bekerja.
role, pengalaman pada peran yang satu akan
peran
lain
peran
dalam
pekerjaan : sebagai pekerja dan peran
sebagai
dalam keluarga : sebagai suami/istri atau
meningkat sehingga penelitian ini perlu
ayah/ibu (Voydanoff, 2002)
Nilai positif
dilakukan
pekejaan-keluarga
keterlibatan
yang dialami pekerja yaitu nilai positif
adalah
karyawan untuk
di
Indonesia
meneliti
terus
permasalahan
dalam menjalankan peran di tempat kerja
pekerjaan-keluarga.
atau
berdasarkan data BPS jumlah pekerja yang
di
rumah
akan
meningkatkan
bekerja
peran di rumah atau di tempat kerja (Frone,
25.459.554, tahun 2005 jumlah pekerja
2003).
(2007)
yang bekerja sebagai karyawan sebanyak
mengartikan nilai positif pekerjaan-keluarga
26.027.953, tahun 2006 jumlah pekerja
sebagai bentuk pengalaman pada suatu
yang bekerja sebagai karyawan sebanyak
peran yang akan memperkaya peran yang
26.821.889, tahun 2007 jumlah pekerja
lain. Frone (2003) menjelaskan bahwa
yang bekerja sebagai karyawan sebanyak
sikap, emosi yang positif, ketrampilan dan
28.042.390, dan tahun 2008 jumlah pekerja
perilaku dalam masing-masing peran akan
yang bekerja sebagai karyawan sebanyak
saling mempengaruhi. Sedangkan menurut
28.183.773
Hill (2005) ; Kinnunen, dkk. (2006) ;
Istimewa Yogyakarta, kondisi pekerja yang
MacDermid, dkk (2000), dimensi dari nilai
bekerja sebagai karyawan pada tahun 2007
positif pekerjaan-keluarga adalah suasana
sebanyak 417.360 untuk pekerja pria dan
hati yang positif, keahlian, waktu, energi,
237.743 untuk pekerja wanita.
dan
Owens
(BPS,
karyawan
2004
kemampuan atau ketrampilan melakukan
Wadsworth
sebagai
Tahun
2009).
sebanyak
Di
Daerah
dan perilaku. Berdasarkan pendapat di atas
Data di atas menunjukkan baik pria
penelitian ini akan mengacu pada pendapat
dan wanita pada saat ini mempunyai
Frone (2003); Hill (2005) ; Kinnunen,
peluang yang sama untuk bekerja. Hal ini
dkk.(2006) ; MacDermid, dkk.( 2000) bahwa
akan berdampak pada kehidupan keluarga
nilai
para
positif
pekerjaan-keluarga
adalah
pekerja
tersebut.
Dampak
yang 68
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
ditimbulkan dari suami yang bekerja tidak
pekerjaan-keluarga. Penelitian diharapkan
selalu
dapat bermanfaat untuk memberi gambaran
berdampak
berdampak
positif
negatif
tetapi
juga
apabila
pengalaman
tentang
nilai
positif
pekerjaan-keluarga
pada suatu peran yang akan memperkaya
pada pekerja wanita yang menikah serta
peran yang lain. Berdasarkan penelitian
memberikan
Grzywacz
pengembangan ilmu pengetahuan.
(dalam
diketemukan
Washington,
bahwa
2006)
bagi
positif
Penelitian ini mendasarkan pada
pekerjaan-keluarga ini lebih dirasakan oleh
teori role enhancement dan teori gender.
wanita yang bekerja dan sudah menikah.
Teori role enhancement ini menyatakan
Wanita bekerja yang menikah ditemukan
bahwa beberapa peran yang dilakukan
mengalami nilai positif pekerjaan-keluarga
seseorang akan menghasilkan hal yang
daripada
positif (Kinnunen, dkk, 2006). Teori gender
pekerja
dampak
sumbangan
yang
tidak
menikah
karena wanita yang bekerja ini memperoleh
dipakai
keuntungan dari peran yang dijalankan
tentang nilai positif pekerjaan terhadap
dalam keluarga yaitu sebagai istri atau ibu,
keluarga karena antara pria dan wanita
peran yang dijalankan dalam keluarga
mengalami
tersebut
pekerja
tentang masalah pekerjaan dan keluarga
kerja
(Greenhaus dan Powell,2006). Berdasarkan
akan
menjalankan
mempermudah
peran
di
tempat
(Grzywacz dalam Washington, 2006).
nilai
positif
menjelaskan
pengalaman
penelitian
yang
berbeda
hal tersebut maka penelitian ini ingin
Beberapa penelitian yang meneliti tentang
untuk
pekerjaan-keluarga
antara lain nilai positif pekerjaan-keluarga
melihat nilai positif pekerjaan terhadap keluarga yang dialami oleh wanita yang bekerja dan sudah menikah.
pada suami yang bekerja dapat dipengaruhi
Ada
beberapa
faktor
yang
dukungan sosial yaitu dukungan suami
mendukung nilai positif pekerjaan-keluarga
(Aryee
2007;
antara lain : dukungan sosial dari keluarga
Penelitian
terutama suami akan mempengaruhi nilai
dkk.,
Wadsworth Friedman
2005;
& &
Owen,
Hennessy, 2007)
Greenhaus
(2000)
juga
positif
menunjukkan perlunya dukungan sosial
2002;
untuk meningkatkan nilai positif pekerjaan-
Pengertian
keluarga, dukungan dari keluarga yaitu
Winnubst dan Schabracq dalam Schabracq,
suami. berpengaruh positif terhadap nilai
dkk (1996) adalah pemberian informasi,
positif pekerjaan-keluarga.
pemberian
Berdasarkan penejelasan di atas maka
peneliti
tentang perlu
nilai
menyimpulkan positif
dilakukan
penelitian
yang
penelitian
pekerjaan-keluarga
karena meneliti
pekerjaan-keluarga Wadsworth
dan
dukungan
bantuan
(Voydanoff,
Owens, sosial
atau
2007). menurut
materi
yang
didapat dari hubungan sosial yang akrab atau
keberadaan
orang
lain
membuat
seseorang merasa diperhatikan dan dicintai
masih
sedikit
sehingga
nilai
positif
seseorang
membantu menyelesaikan
keberhasilan masalahnya. 69
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Sumber dukungan sosial adalah orang-
mempunyai dua dimensi: pertama, nilai
orang
yang
berada
kehadirannya
di
sangat
sekitar
dan
positif pekerjaan terhadap keluarga terjadi
berarti
bagi
apabila pengalaman dalam menjalankan
wanita/pria yang bekerja. Sumber dukungan
peran
dalam
pekerjaan
dapat
yang berasal dari keluarga antara lain
mempermudah menjalankan peran dalam
dukungan dari suami.
keluarga atau dapat meningkatkan kualitas
Dukungan yang diterima dari suami
kehidupan keluarga. Kedua, nilai positif
sangat penting artinya bagi istri untuk
keluarga terhadap pekerjaan terjadi apabila
meningkatkan
pekerjaan-
pengalaman dalam menjalan peran dalam
keluarga, dukungan emosi dan instrumental
keluarga dapat mempermudah menjalankan
yang
peran
nilai
diperoleh
meningkatkan
positif dari
nilai
suami
positif
akan
pekerjaan-
keluarga (Voydanoff, 2004).
dalam
pekerjaan
atau
dapat
meningkatkan kualitas kerja (Greenhaus & Powell, 2006).
Berdasarkan uraian di atas maka
Menurut Crouter (1984) dimensi dari
penelitian ini mengajukan rumusan masalah
nilai
positif
pekerjaan-keluarga
adalah
: apakah ada hubungan dukungan suami
ketrampilan, sikap, energi dan suasana hati.
dengan nilai positif pekerjaan-keluarga?
Frone (2003) menjelaskan bahwa sikap, emosi yang positif, ketrampilan dan perilaku
A. KAJIAN PUSTAKA Nilai
positif
dalam masing-masing peran akan saling pekerjaan-keluarga
mempengaruhi.
Sedangkan
menurut
diartikan oleh Frone (2003) sebagai bentuk
MacDermid, dkk.( 2000); Hill( 2005) ;
multiple role , peran dalam pekerjaan dan
Kinnunen, dkk.(2006) dimensi dari nilai
keluarga
positif pekerjaan-keluarga adalah suasana
akan
saling
mempengaruhi.
Pengalaman dalam menjalankan
peran
hati yang positif, keahlian atau ketrampilan ,
dalam
dapat
waktu, energi, dan perilaku. Suasana hati
mempermudah menjalankan peran dalam
yang positif, keahlian atau ketrampilan ,
keluarga/pekerjaan
waktu,
pekerjaan/keluarga
meningkatkan
atau
dapat
kualitas
keluarga/pekerjaan
kehidupan
menjalankan
dan
perilaku
peran di
dalam
pekerjaan akan
2003;
menimbulkan suasana hati yang positif,
Voydanoff, 2001). Balmforth & Gardner
meningkatkan ketrampilan, mengatur waktu
(2006) mengatakan nilai positif pekerjaan-
di rumah dengan lebih efisien , memberi
keluarga terjadi ketika peran yang dilakukan
semangat atau energi pada peran yang
dalam pekerjaan dan peran yang dilakukan
dilakukan di keluarga. Ketrampilan seperti
dalam
ketrampilan berkomunikasi yang diperoleh
keluarga
(Frone,
energi,
saling
memberikan
konstribusi positif dan keuntungan. Secara
umum,
menurut
di tempat kerja dapat diterapkan ketika Frone
(2003) nilai positif pekerjaan dan keluarga
menjalankan
peran
sebagai
orangtua
(Voydanoff, 2004). 70
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Berdasarkan penelitian Grzywacz
ISSN : 2087-1899
hubungan
sosial
yang
akrab
atau
(dalam Washington, 2006) diketemukan
keberadaan orang lain membuat seseorang
bahwa dampak positif pekerjaan-keluarga
merasa diperhatikan dan dicintai sehingga
ini lebih dirasakan oleh wanita yang bekerja
membantu
dan sudah menikah. Wanita bekerja yang
menyelesaikan
menikah ditemukan mengalami nilai positif
dukungan
pekerjaan-keluarga daripada pekerja yang
dukungan yang dipersepsi atau dirasakan,
tidak menikah karena wanita yang bekerja
dinilai atau diinterpretasi, seseorang merasa
ini memperoleh keuntungan dari peran yang
memperoleh dukungan dan merasa ada
dijalankan dalam keluarga yaitu sebagai istri
sejumlah orang yang dapat diandalkan
atau ibu, peran yang dijalankan dalam
pada saat dibutuhkan sehingga seseorang
keluarga
akan mengatasi masalahnya berdasarkan
tersebut
akan
mempermudah
pekerja menjalankan peran di tempat kerja
dalam
nilai positif pekerjaanpenelitian
masalahnya.
sosial
yang
Konsep
dipakai
adalah
Menurut Winnubst dan Schabracq
Berdasarkan pendapat di atas yang
keluarga
seseorang
persepsi dukungan sosial yang dimiliki.
(Grzywacz dalam Washington,2006).
dimaksud dengan
keberhasilan
dalam Schabracq, dkk (1996), ada 4 dimensi dukungan sosial yaitu (1) dukungan
ini
adalah
pengalaman dalam menjalankan
peran
empati,cinta,
dalam
dapat
dalamnya terdapat pengertian dan rasa
pekerjaan/keluarga
emosional
:
seseorang
membutuhkan
kepercayaan,
percaya,
keluarga/pekerjaan
dukungan yang berupa informasi, nasihat,
meningkatkan keluarga/pekerjaan demensi yaitu
kualitas
dapat kehidupan
yang terdiri dari dua nilai positif pekerjaan
dan
dukungan
di
mempermudah menjalankan peran dalam atau
(2)
yang
petunjuk
yang
informatif
diberikan
:
untuk
menambah pengetahuan seseorang dalam mencari
jalan
keluar
dukungan
pemecahan
terhadap keluarga dan nilai positif keluarga
masalah.(3)
instrumental
:
terhadap pekerjaan.. Dimensi dari nilai
pemberian dukungan yang berupa materi,
positif pekerjaan-keluarga adalah suasana
pemberian kesempatan dan peluang, (4)
hati yang positif, keahlian atau ketrampilan ,
penilaian positif: pemberian penghargaan,
waktu, energi, dan perilaku.
umpan balik mengenai hasil atau prestasi
Nilai positif pekerjaan-keluarga pada
dan kritik yang membangun. Dukungan
wanita yang bekerja dapat ditingkatkan
yang diterima dari suami atau suami sangat
dengan adanya dukungan sosial: dukungan
penting
suami (Aycan dan Eskin,2005). Pengertian
meningkatkan
dukungan sosial menurut Winnubst dan
keluarga, dukungan emosi dan instrumental
Schabracq dalam Schabracq,dkk (1996)
yang
adalah pemberian informasi, pemberian
meningkatkan
bantuan atau materi yang didapat dari
keluarga (Voydanoff ,2004).
artinya nilai
diperoleh nilai
bagi
istri
positif
dari
pekerjaan-
suami
positif
untuk
akan
pekerjaan-
71
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
menyimpulkan
yang
berupa
meningkatkan
dukungan
dukungan
nilai
positif
skor yang diperoleh
subjek,
sosial
semakin tinggi skor yang dicapai
suami
maka semakin tinggi nilai positif
pekerjaan-
keluarga pada ibu bekerja. Berdasarkan
ISSN : 2087-1899
pekerjaan-keluarga. b. Nilai positif keluarga-pekerjaan
tinjauan
teoritis,
dalam
penelitian
ini
adalah
diusulkan hipotesis. Hipotesis penelitian ini
pengalaman dalam menjalankan
adalah ada hubungan dukungan suami
peran
dengan
mempermudah
nilai
positif
pekerjaan-keluarga
pada ibu bekerja.
dalam dalam
dapat
meningkatkan
kehidupan
Penelitian ini melibatkan sejumlah variabel
2003;
sebagai berikut :
Indikator
Positif
Pekerjaan-Keluarga
dalam penelitian ini terdiri dari : a. Nilai positif pekerjaan-keluarga dalam
penelitian
ini
adalah
dapat
menjalankan
peran
B. METODE PENELITIAN
1. Nilai
keluarga pekerjaan
kualitas
pekerjaan
(Frone,
Voydanoff, dari
atau
2001).
nilai
positif
keluarga-pekerjaan
adalah
suasana
hati
positif,
keahlian
atau
waktu,
energi,
yang
keterampilan, dan
perilaku
pengalaman dalam menjalankan
dalam menjalankan peran di
peran dalam pekerjaan dapat
rumah akan mendukung peran
mempermudah
individu
menjalankan
dalam
bekerja
peran dalam keluarga atau dapat
(Kinnunen, dkk., 2006). Tinggi
meningkatkan
kualitas
rendahnya nilai positif keluarga-
kehidupan
(Frone,
pekerjaan dalam penelitian ini
2003;
keluarga Voydanoff,
2001).
tercermin
dari
positif
diperoleh subjek, semakin tinggi
pekerjaan-keluarga
adalah
skor yang dicapai maka semakin
suasana
hati
positif,
tinggi
keahlian
atau
Indikator
waktu,
energi,
nilai
yang
keterampilan, dan
melalui
nilai
skor
positif
yang
keluarga-
pekerjaan.
perilaku
2. Dukungan suami adalah pemberian
dalam menjalankan peran dalam
dukungan dari suami yang dirasakan
pekerjaan
mendukung
ibu bekerja berupa dukungan emosi,
peran individu dalam keluarga
instrumental, informasi dan penilaian
(Kinnunen, dkk., 2006). Tinggi
positif (Winnubst dan Schabracq
rendahnya
positif
dalam
dalam
Dukungan
akan
nilai
pekerjaan-keluarga
penelitian ini tercermin melalui
Schabracq, ini
dkk.,
diungkap
1996). dengan
skala dukungan suami yang disusun 72
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
menurut Winnubst dan Schabracq
bersama dengan subyek. Jumlah subyek
dalam
dalam penelitian ini adalah 94 subyek.
Schabracq,
dkk.
(1996).
Tinggi rendahnya dukungan suami dalam
penelitian
ini
tercermin
C. HASIL PEMBAHASAN
melalui skor yang diperoleh subjek dalam
Skala
product
moment,
Dukungan Suami. Semakin tinggi
korelasi
antara
skor yang dicapai, semakin tinggi
dukungan
dukungan suami yang dirasakan
tergantung yaitu nilai positif pekerjaan-
subjek.
keluarga sebesar rxy = 0, 364 ( p < 0,01 ).
Skala nilai positif pekerjaan-keluarga
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam
skala dukungan suami diuji cobakan
penelitian ini diterima. Artinya semakin
pada 38 wanita yang bekerja di wilayah
tinggi dukungan suami maka akan diikuti
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari
pula dengan semakin meningkatnya nilai
pengujian terhadap validitas dan reliabilitas
positif
Skala
determinasi yang diperoleh sebesar
dan
nilai
mengerjakan
Berdasarkan hasil analisis korelasi
positif
pekerjaan-keluarga
0,13
mempengaruhi
cobakan,.
Koefisien
koefisien
bebas
dengan
,
artinya
Koefisien
dukungan
nilai
yaitu
variabel
pekerjaan-keluarga.
aitem
diuji
variabel
suami
menghasilkan 16 aitem yang valid dari 20 yang
diperoleh
positif
= suami
pekerjaan-
validitas bergerak antara 0,320 sampai
keluarga sebesar 13% sedangkan sisanya
dengan 0,547 sedangkan untuk pengujian
87% dipengaruhi oleh variabel lain yang
reliabilitas menggunakan reliabilitas alpha,
tidak dilibatkan dalam penelitian ini.
menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,839.
Hasil
dari
pengujian
Berdasarkan
terhadap
hasil
analisis
data
validitas dan reliabilitas Skala dukungan
dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan
suami
positif
menghasilkan 21 aitem yang valid
yang
sangat
suami
signifikan
dengan
antara
dari 22 aitem yang diuji cobakan,. Koefisien
dukungan
validitas bergerak antara 0,327 sampai
pekerjaan-keluarga
dengan 0,632 sedangkan untuk pengujian
Artinya hipotesis penelitian dapat diterima,
reliabilitas menggunakan reliabilitas alpha,
semakin tinggi
menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar
semakin tinggi pula nilai positif pekerjaan-
0,896.
keluarga pada ibu bekerja, sebaliknya
pada
nilai ibu
dukungan
positif bekerja.
suami
maka
penelitian
semakin rendah dukungan suami maka nilai
dalam penelitian ini adalah wanita yang
positif pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja
bekerja, berusia 21;0-40;0 (masa dewasa),
juga semakin rendah. Hasil penelitian ini
menikah
membuktikan
Karakteristik
suami,
subyek
dan tinggal mempunyai
bersama
anak
yang
dengan tinggal
bahwa
dukungan
suami
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
nilai
positif
pekerjaan-
keluarga pada ibu bekerja. 73
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Wanita dapat mempunyai berbagai
peran yang dijalankan dalam keluarga yaitu
peran pada saat yang bersamaan: ibu, istri,
peran yang dilakukan di rumah seperti
dan
sebagai ayah/ibu atau suami/istri akan
pekerja.
tersebut
Kombinasi
dapat
pekerjaan-keluarga
antarperan
menimbulkan yaitu
nilai
nilai positif
pekerjaan-keluarga (nilai positif dari peran
mempermudah pekerja menjalankan peran di
tempat
kerja
(Grzywacz
dalam
Washington, 2006)
di pekerjaan ke peran di keluarga). Nilai
Penelitian ini mendasarkan pada
positif pekerjaan-keluarga diartikan oleh
teori role enhancement dan teori gender.
Frone (2003) sebagai bentuk peran ganda,
Teori role enhancement ini menyatakan
peran dalam pekerjaan dan keluarga akan
bahwa beberapa peran yang dilakukan
saling mempengaruhi. Pengalaman dalam
seseorang akan menghasilkan hal yang
menjalankan
positif.
peran
dalam
Teori
ini
pada
keterlibatan
pada
pekerjaan/keluarga dapat mempermudah
pandangan
menjalankan
dalam
berbagai peran akan meningkatkan energi
dapat
dan
peran
keluarga/pekerjaan meningkatkan
atau kualitas
keluarga/pekerjaan
kehidupan
(Frone,
2003;
Voydanoff, 2001).
bahwa
mendasarkan
memberikan
pengalaman
yang
memperkaya seseorang (Kinnunen, dkk, 2006).
Teori
gender
dipakai
untuk
menjelaskan penelitian tentang nilai positif
Berdasarkan penelitian Grzywacz
pekerjaan terhadap keluarga karena antara
(dalam Washington, 2006) diketemukan
pria dan wanita mengalami pengalaman
bahwa dampak positif pekerjaan-keluarga
yang berbeda tentang masalah pekerjaan
ini lebih dirasakan oleh wanita yang bekerja
dan keluarga (Greenhaus dan Powell,
dan sudah menikah. Wanita bekerja yang
2006).
menikah ditemukan mengalami nilai positif
Nilai positif pekerjaan-keluarga pada
pekerjaan-keluarga daripada pekerja yang
wanita yang bekerja dapat ditingkatkan
tidak menikah karena wanita yang bekerja
dengan adanya dukungan sosial: dukungan
ini memperoleh keuntungan dari peran yang
suami (Aycan dan Eskin, 2005). Dukungan
dijalankan dalam keluarga yaitu sebagai istri
yang diterima dari suami atau suami sangat
atau ibu, peran yang dijalankan dalam
penting
keluarga
meningkatkan
tersebut
akan
mempermudah
artinya
bagi
nilai
istri
positif
untuk
pekerjaan-
pekerja menjalankan peran di tempat kerja
keluarga, dukungan emosi dan instrumental
(Grzywacz
yang
dalam
Washington,
Pasangan
bekerja
ditemukan
mengalami
yang
2006). menikah
nilai
positif
diperoleh
meningkatkan
dari
nilai
suami
positif
akan
pekerjaan-
keluarga (Voydanoff, 2004). Wadsworth dan
pekerjaan-keluarga daripada pekerja yang
Owens (2007)
tidak
yang
dukungan sosial untuk meningkatkan nilai
bekerja ini memperoleh keuntungan dari
positif pekerjaan-keluarga, dukungan dari
menikah
karena
pasangan
menunjukkan perlunya
74
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
keluarga yaitu suami akan berpengaruh
Aycan,Z.
& Eskin,
M. 2005. Relative
positif terhadap nilai positif pekerjaan-
Contributions of Childcare, Spousal
keluarga. Penelitian Hennessy (2007) pada
Support, and Organizational Support
161 perempuan yang bekerja, menikah dan
in Reducing Work-Family Conflict for
mempunyai anak berusia dibawah 18 tahun
Men
menunjukkan
Turkey. Sex Roles,53.(7/8), 453-
perlunya
dukungan
dari
keluarga untuk meningkatkan nilai positif
and
Women:The
Case
of
471.
pekerjaan-keluarga Berdasarkan uraian di atas dapat
Badan Pusat Statististik. 2005. Keadaan
disimpulkan ada hubungan positif antara
Angkatan
dukungan
Jakarta: CV.Petratama Persada.
suami
dengan
pekerjaan-keluarga
pada
nilai ibu
positif
Kerja
di
Indonesia.
bekerja.
Dukungan suami yang diterima ibu bekerja
Bartley, S. J., Judge,W.& Judge,S. 2007.
akan mempengaruhi nilai positif pekerjaan-
Antesedents of Marital Happiness
keluarga.
and
Career
Satisfaction
Empirical Study of D. KESIMPULAN pembahasan
hasil
pada
analisis
dan
penelitian
ini
menunjukkan ada hubungan positif antara dukungan
suami
dengan
Journals
International,1(1).
Balmforth, K. & Gardner, D. 2006. Conlict
positif
and Facilitation between Work and
pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja. Hal
Family : Realizing the Outcomes for
tersebut
Organizations. New Zealand Journal
menunjukkan
nilai
An
Dual-Career
Managers.Scientific
Berdasarkan
:
nilai
positif
pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja dapat ditingkatkan
dengan
adanya
of Psychology. 35. (2).69-76.
dukungan
suami.
Belsky,J., Perry-Jenkin, M. & Crouter, A.C. 1985. The Work-Family Interface and Marital
DAFTAR PUSTAKA
Change Across the
Transition to Parenthood. Journal of Family Issues. 6. 205-220.
Adams,A.G.,
King,A.L.,&
King,D.W.1996.Relationship of Job and Family
Involment,
Family
Social
Crouter, A.C. 1984. Spillover from Family to Work : The Neglected Side of the
Support, and Work-Family Conflict With
Work-Family
Interface.
Job and Life Satisfaction. Journal of
Relations. 37. (6). 425-442.
Human
Applied Psychology,81.(4),411-420.
75
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Ezsa, M & Deckman, M.1996. Balancing
Kinnunen,U.,Feldt,T.,
Geurts,
S.
&
Work and Family Resposibilities:
Pulkkinen, L. 2006. Types of Work-
Flextime and Care in the Federal
Family
Goverment.
Correlates of negative and positive
Public
Administration
Review,56(2),174-179.
Interface:
Well-being
Spillover between work and Family. Scandinavian Journal of Psychology.
DeGenova.M.K.& Rice.F.P.2005. Intimate Relationships,
Marriages,
47. 149-162.
and
Families. Boston: The McGraw-Hill.
Levy,P.E.
2003.Industrial/Organizational
Psychology: Frone, M.R.2003. Work-Family Balance dalam
Quick,J.M
&
Tetric,L.E.
Understanding
The
Workplace. New York: Houghton Mifflin Company.
Handbook of Occupational Health Psychology.
Washington,DC:
American Psychological Association
Santrock,J.W.2002.
Adolescence.
Illionis:McGraw Hill..
Greenhaus, J.H. & Powell,G.N. 2006. When
Saltzstein, A. L., Ting, Y. & Saltzstein, G.H
Work and Family Are Allies : A
.2001. Work-Famiy Balance and Job
Theory of Work-Family Enrichment.
Satisfaction:The Impact
Academy of Management Review.
Friendly Policies on Attitudes of
31. (1). 72-92
Federal
Government
of Family-
Employes.
Public Administration Review,61 (4). Grzywacz,
J.
&
Mark,
N.
(2000).
Reconceptualizing the Work-Family
Schultz,D.P,
&
Schultz,S.E.1994.
Interface: An Ecological Perspective
Psychology and Work Today:An
on The Correlates of Positive and
Introduction
Negative
Organization Psychology. New York:
Spillover.
Journal
of
Occupational Health Psychology. 5.
to
Industrial
and
Macmillan .
111-126 Voydanoff, P. 2004. The Effects of Work Hill, E.J. 2005. Work-family Facilition and Conflict,
Working
Fathers
and
Demands and Resources on Workto-Family Conflict and Facilitation.
Mothers, Work-family Stressors and
Journal
Support. Journal of Family Issues.
Famil.66,398-412.
of
Marriage
and
the
26. 793-819.
76
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Wadsworth.L. L. & Owens,B.P. 2007. The
ISSN : 2087-1899
Washington. F. D. 2006. The Relationship
Effects of Social Support on Work-
between
Family Enhancement and
Family
Work-
Optimistm
and
Work-
Enrichment
and
Their
Family Conflict in the Public Sector.
Influence on Psychological Well-
Public Administration Revi,67(1),75-
Being. Thesis. Drexel University.
85.
77
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of Humor) dengan Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Akhir (Mahasiswa)
Indra Ratna Kusuma Wardani Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Abstract This study investigated the relationship between sense of humor and meaningful of life among 77 Psychological students. Pearson Product Moment Correlation was conducted to analyze the data. Results revealed statistically significant positive relationship between sense of humor and meaningful life. Sense of humor also jointly contributed 27% (R square = 0,270) of the variance being accounted for in meaningful of life and this was found to be statistically significant. These results are discussed in the light of sense of humor beefing up and promoting adolescents’ meaningful of life. Keywords: sense of humor, meaningful of life.
Dalam hampir lima tahun terakhir ini,
kejahatan
dan
kekerasan
seluruhnya
di Indonesia sudah beberapa kali terjadi
berakar pada keadaan tanpa makna. Frankl
kasus bunuh diri, dengan berbagai variasi
(dalam
Bastaman
sebab dan caranya. Masih ditambah lagi
bahwa
yang
dengan kasus kekerasan yang justru terjadi
manusia adalah keinginan akan makna.
di lembaga pendidikan,kepolisian, bahkan
Jikalau keinginan dasar ini tidak terpenuhi,
di lembaga tinggi negara yang seharusnya
manusia
menjadi cermin keteladanan, martabat, dan
ketidakseimbangan
keamanan bangsa. Angka korupsi masih
Setidaknya, ketidakberhasilan menemukan
berada di jenjang atas dari deretan negara-
dan
negara di dunia, penyalahgunaan narkoba,
menimbulkan penghayatan hidup tanpa
pemerkosaan,
makna
dan
berbagai
tindak
2007)
menjadi
menandaskan
motivasi
akan
memenuhi
dasar
mengalami eksistensial.
makna
(meaningless),
hidup
yang
akan
bercirikan
kejahatan lainnya masih menjadi berita
hampa, gersang, merasa tidak memiliki
utama sebagian besar berita di media
tujuan hidup, merasa hidup tidak berarti,
massa.
bosan, dan apatis.
Menyambung
potret
buram
tersebut, berita utama Kompas hari ini (edisi 11 Maret 2011) bertajuk “Negeri Ini Darurat Narkotik”, karena peredaran gelap narkotik di Indonesia sudah memasuki berbagai lapisan masyarakat dan aparat. Naylor dkk. (1996)
menyatakan
bahwa
berbagai
Remaja
(akhir)
yang
dijadikan
subyek penelitian ini adalah figur yang rawan berubah terlanda arus modernisasi. Menurut
Harre
dan
Lamb
(dalam
Komarudin, 2007) masa remaja merupakan fase idealisme. Pada fase ini patokan78
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
patokan dan nilai-nilai moral masyarakat
entitas men-dasar yang lazim disebut hasrat
diteliti, ditantang, bahkan ditolak. Masa
untuk hidup bermakna. Bila hasrat hidup
transisi
yang
bermakna ini dapat dicapai, maka remaja
membawa remaja pada pencarian jatidiri,
akan merasa hidupnya sangat berarti dan
siapakah dirinya yang sebenarnya, hingga
pada
pada
kebahagiaan.
dan
suatu
ide-alisme
pertanyaan
inilah
apakah
yang
menjadi kebermaknaan hidupnya. Kebermaknaan
hidup
akhirnya
akan
menimbulkan
Disimpulkan
bahwa
kebahagiaan adalah efek samping dari dimaknai
keberhasilan
seseorang
memenuhi
arti
hidupnya.
sebagai penghayatan individu terhadap halhal
yang
dianggap
penting,
dirasakan
Masa remaja, menurut Konopka
berharga, diyakini kebenarannya, didamba-
(dalam Pikunas, 1976) meliputi: remaja
kan, dan memberikan nilai khusus, serta
awal (12–15 tahun), yang menurut Yusuf
dapat dijadikan tujuan hidup seseorang
(2004) di fase ini remaja masih disibukkan
berdasarkan
dengan citra raganya dan emosi yang labil
komponen
makna
hidup,
kepuasan hidup, kebebasan berkehendak,
sehingga
sikap terhadap kematian, pikiran bunuh diri,
sasikan nilai-nilai yang dimiliki dan yang ada
dan kepantasan hidup (Crumbaugh dan
di masyarakat. Remaja madya (15 – 18
Maholick dalam Koeswara, 1992).
tahun), ditandai dengan upaya pencarian
Hidup adalah karunia Nya yang harus dihidupi dan hal itu tercermin pada hidup yang bermanfaat, yang selalu mampu memberi
makna bagi diri
sesamanya.
Menurut
sendiri dan
Bastaman
(1995)
setiap orang cenderung selalu mendambakan dirinya menjadi orang berguna dan berharga
bagi
keluarganya,
lingkungan
masyarakatnya, serta bagi dirinya sendiri. Remaja akhir yang dipilih menjadi subyek penelitian ini, merupakan ahli waris masa depan bangsa yang selayaknya memiliki
belum
mampu
menginternali-
dorongan untuk hidup dan sesuatu yang dipandang bernilai baru. Pencarian ini merupakan salah satu proses untuk menemukan kebermaknaan hidup. Masa remaja madya menghantarkan individu kepada masa
remaja
akhir
(19–22
tahun).
Ditegaskan lebih lanjut, bahwa periode status mahasiswa terletak di rentang usia 18–25 tahun (masa remaja akhir).Terkait dengan hal itu, mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini dituntut telah mampu menemukan makna dan pendirian hidup.
makna hidup yang tinggi sehingga selalu optimis, penuh gairah, mempunyai tujuan hidup
tertentu,
fleksibel,
punya
bermental
aktivitas
kuat,
dan
positif, mampu
Diingatkan
oleh
Furter
(dalam
Monks dkk, 1999) bahwa remaja akhir telah mampu
menginternalisasikan
penilaian
berbagi cinta kasih. Hasrat yang ada di
moral dan menjadikannya sebagai nilai pri-
setiap orang (normal) di atas merupakan
badi sendiri. Rumke (dalam Monks dkk, 79
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
1999) juga menegaskan bahwa moral yang
bosan,
telah terbentuk menjadikan remaja mampu
problematika hidup, jenuh terjebak rutinitas,
membedakan baik dan buruknya sesuatu
mudah mengeluh, bingung merancang cita-
hal. Seorang remaja yang bermoral akan
citanya sendiri, suka frustrasi.
memiliki pandangan religius atau berketuhanan, yang berarti mendasarkan segala urusan pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Penyerahan
diri
kepada
Tuhan
akan
membuat kehidupan remaja menjadi penuh makna. Hal ini berarti bahwa seorang remaja akhir yang memiliki kebermaknaan
Di
era
yang
serba
canggih seperti dewasa ini, banyak remaja akhir yang mengalami krisis identitas yang berujung pada ketidakmampuan remaja untuk memaknai hidupnya. Hal tersebut terkait dengan storm and stress yang dilalui pada masa remaja, yakni kondisi sulit diri,
menghadapi
terjadi
situasi
dilematis, di satu sisi individu merasa bingung untuk memaknai hidupnya, tetapi di sisi lain merasa bahwa hal tersebut sangat dibu-tuhkan untuk mencapai baik kesehatan fisik maupun kesehatan mentalnya. Adapun beberapa gejala sebagai akibat dari orang yang tidak memiliki
millennium
menyesuaikan
cemas
Sesungguhnya
hidup telah mempunyai tingkat religiusitas yang baik dan bermoral.
apatis,
mudah
kebermaknaan hidup, antara lain: menjadi penyalahguna numan
narkotika,
keras,
peminum
pencurian,
mi-
perjudian,
pembunuhan, pemerkosaan, petualang seksual, bunuh diri, dan berbagai tindak-laku kriminal lainnya yang tentu merugikan diri sendiri dan masyarakat (Koeswara, 1992).
mengalami
Menurut Komarudin (2007) adalah
konflik, merasa bingung, tidak menentu,
ironi yang terjadi tatkala seorang remaja
cemas, putus asa, depresi, kacau, mudah
yang
ter-ombang-ambing
membedakan hal baik/buruk, bermoral, dan
dan
tidak
memiliki
seharusnya
pegangan yang disebabkan oleh perubahan
pan-dangan
fluktuatif,
melakukan
baik
maupun sosial
pada
lingkungan
fisik
(Pikunas dalam Yusuf,
2004).
telah
religius, tindakan
mampu
ternyata yang
bisa
berlawanan
dengan eksis-tensinya. Dinyatakannya lebih lanjut, hal ini dapat dilihat dengan beberapa
Bertumpu pada hasil wawancara peneliti terhadap beberapa orang remaja akhir/mahasiswa pada bulan Februari 2011, ditemukan bahwa sebagian besar memiliki gejala-gejala
ketidakbermaknaan
hidup
sebagai berikut: penghayatan hidup yang hambar, merasa hampa, tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas, pesimistik, gersang,
kasus yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain: seorang remaja yang mem-bunuh kakeknya di Sleman (Kedaulatan
Rakyat,
19/2/2007);
kasus
pemerkosaan terhadap 2 remaja putri di Kulon Progo dilakukan oleh 8 orang remaja yang
sebagian
terpengaruh (Kedaulatan
dari
remaja
minuman Rakyat,
tersebut beralkohol
21/2/2007);
80% 80
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
penderita HIV/AIDS Di Kabupaten Sleman
tindakan
yang terdaftar adalah remaja (Kedaulatan
berbagai pilihan hidup.
Rakyat, 18/3/2007). Selain itu, menurut Sya’roni
(dalam
terkuaknya Indonesia
Komarudin,
berbagai pada
aliran
bulan
2007)
sesat
Oktober
di
hingga
November 2007 yang notabene sebagian besar pengikutnya adalah kaum terpelajar dan
intelektual
menambah
(mahasiswa),
daftar
semakin
ketidakbermakna-an
hidup yang dialami kawula muda masa kini.
atau
pun dalam menentukan
Bertitiktolak
dari
faktor-faktor
determinan tersebut, maka sense of humor diasumsikan sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kebermaknaan
hidup
dikarenakan
seseorang. sense
Hal
of
ini
humor
(selera/citarasa humor) sebagai salah satu bagian dari kualitas insani merupakan sifat yang hanya dimiliki oleh manusia dan tidak
Menurut Bastaman (1996) ada 4
dipunyai oleh makhluk lain. Kualitas yang
(empat) faktor yang mempengaruhi tingkat
dimiliki individu ini memiliki otoritas dalam
kebermaknaan hidup seseorang, yakni: (a)
menentukan kebermaknaan hidupnya.
Kualitas Insani, merupakan semua ke-
Horowitz
mampuan, sifat, sikap, dan kondisi yang semata-mata terpatri dan terpadu dalam eksistensi
manusia,
meliputi inteligensi,
kesadaran diri, kreativitas, kebebasan, tanggung jawab, humor. Kualitas yang dimiliki insan/individu ini akan mempengaruhi tingkat kebermaknaan hidupnya; (b) Encounter, merupakan hubungan mendalam antara satu pribadi dengan pribadi lain. Hubungan tersebut
ditandai
dengan
penghayatan,
keakraban dan sikap serta kesediaan untuk saling menghargai, memahami, dan menerima sepenuhnya satu sama lain; (c) Ibadah, merupakan bentuk kepatuhan manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dengan
cara
perintahNya
menjalankan
segala
menjauhi
segala
dan
laranganNya, serta berbuat baik kepada sesama; keyakinan pedoman
(d) yang
Nilai-Nilai, digunakan
seseorang
dalam
merupakan sebagai melakukan
(2001)
menandaskan
bahwa para ahli memaknai sense of humor sebagai konsep yang multifaset, universal dan memiliki beragam batasan. Secara umum
Martin
mentakrifkan perbedaan segala
(dalam
sense
of
2003)
humor sebagai
kebiasaan
bentuk
Miller,
individual
perilaku,
dalam
pengalaman,
perasaan, sikap dan kemampuan yang dihubungkan dengan hiburan, kesenangan, tertawa, candaan dan sejenisnya. Terkait dengan takrif inilah maka sense of humor diberi
label
sebagai
‘personality
trait’,
‘stimulus variable’, ‘emotional response’, ‘mental
process’,
dan
‘
theurapeutic
intervention’. Selanjutnya Thorson & Powell (1993) menyatakan bahwa sense of humor adalah sebuah cara memandang dunia; sebuah ‘gaya’ tertentu, sebagai bentuk perlindungan diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Kedua pakar ini mendefinisikan sense of humor sebagai konstruk yang 81
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
multidimensi yakni terdiri dari: (1) Humor
telah
production; (2) Uses of humor for coping;
mechanism dalam menghadapi situasi sulit
(3) Social uses of humor; (4) Attitudes
di dalam kehi-dupan. Orang-orang humoris
toward humor.
dinyatakan sebagai orang yang cenderung
Para ahli sepakat bahwa masa remaja merupakan fase transisional yang harus dilalui seseorang, sedemikian rupa sehingga status individu menjadi tidak jelas dan mengakibatkan terjadinya kebingungan peran. Periode peralihan ini mengarahkan remaja pada kebebasan untuk menentukan pilihan terhadap gaya hidup, nilai, dan sifat yang pas bagi dirinya (Hurlock, 1997). Menyambung hal ini, Erikson (dalam Bee, 1981) mengingatkan bahwa pada masa remaja terjadi krisis
tentang “arti diri”
(sense of self). Remaja mulai menilai kembali terhadap dirinya dan tujuan-tujuan hidupnya. Dinamika psikis remaja yang serba penuh gejolak dan sarat dengan pencarian nilai-nilai ini, menurut Suyanto (1996) sebagian terjawab ketika remaja
lama
digunakan
sebagai
coping
mampu tetap bertahan berjuang ‘melawan hidup’. Menurut peneliti, hal ini pun terjadi pada
remaja
penyesuaian berbagai
akhir, diri
selain
dalam
diperlukan
memecahkan
problematika, juga dibutuhkan
adanya sense of humor yang cukup tinggi; karena sebagai bagian dari kualitas insani sungguh
memiliki
dampak
positif
bagi
kesehatan fisik dan mental manusia. Terkait hal ini Kelly (2002) menyatakan bahwa seorang yang humoris mampu mengubah sudut
pandangnya
sehingga
bisa
merasakan adanya jarak antara dirinya dengan
situasi
ancaman
menyerangnya,berlanjut
akan
yang melihat
permasalahannya dari sudut pandang yang berbeda, dan otomatis akan menurunkan perasaan yang melumpuhkan (rasa cemas dan tidak berdaya).
sampai kepada masa remaja akhir. Pada masa ini, remaja akhir telah menemukan
Menyambung pernyataan di atas,
pribadinya, mampu merumuskan cita-cita,
Qardawi (1983) menegaskan bahwa pera-
mendisain
norma-normanya,
saan berarti dan bahagia sebagai hasil dari
bertanggungjawab,
dan
mampu
pemenuhan makna hidup sangat penting
menentukan tujuan hidupnya. Ditegaskan
bagi individu, karena menyiratkan hadirnya
oleh Alfian dan Suminar (2003) bahwa
ketenangan jiwa, ketentraman hati, rasa
pencapaian identitas diri dan komitmen kuat
aman, pengharapan, kepuasan, cita-cita,
terhadap
yang
dan kasih sayang; meskipun demikian se-
terhadap
bagian individu masih belum menyadari
diyakini,
nilai-nilai/kepercayaan berperan
pengha-yatan
penting
kehidupan
yang
lebih
bermakna. Thorson
sepenuhnya. Hal ini disebabkan oleh faktor usia mahasiswa yang seringkali mengalami
&
Powell
(1993)
menyatakan bahwa penggunaan humor
problematika dalam pencarian terhadap kebermaknaan
hidupnya,
baik
karena
karakter yang secara umum belum dewasa, 82
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
maupun karena ketidakmampuan untuk
bahwa hidupnya menjadi lebih bermakna
menyesuaikan diri dengan dinamika peru-
(Bastaman, 1995).
bahan zaman global yang serba cepat. Di Bertumpu
pada
uraian di
atas,
dalam
kehidupan
sehari-hari,
humor dimaknai sebagai “riang dalam si-
tergambar masih kurangnya tingkat keber-
kap/tanggapan
hidup”.
maknaan hidup pada mahasiswa. Padahal
mempunyai
menurut Monks, dkk. (2001) periode ter-
humor) tidak mencela situasi dan tidak
sebut merupakan fase menuju kedewasaan
merasa tersingung bila ditertawakan orang
sehingga individu sudah mengerti ikhwal
lain
penghayatan dan penerimaan jati
diri,
kesedihan akan dikemukakannya dengan
terutama pada para mahasiswa. Dari titik
cara meng-gembirakan sebab menurutnya
tumpu ini peneliti tertarik untuk merumuskan
tidak ada nilai yang mutlak (Rena Latifa,
permasalahan: adakah kaitan antara sense
2007).
of humor dengan kebermaknaan hidup
menghayati hidup bermakna selalu penuh
pada remaja akhir (mahasiswa)?
gairah dan optimistik, fleksibel, namun tidak
citarasa
atas
Individu
humor
kekhilafannya.
Sementara
itu,
yang
(sense
of
Sebaliknya,
individu
yang
terbawa arus atau kehilangan identitas diri. Humor sebagai bagian dari kualitas insani sungguh memiliki dampak positif bagi kesehatan ragawi dan mental manusia. Humor coping
telah
lama
mechanism,
menghadapi
digunakan
sebagai
yakni
dalam
situasi-situasi
sulit
di
kehidupan (Thorson & Powell, 1993). Para humoris (individu dengan sense of humor yang cukup tinggi) disebut sebagai orang yang cenderung mampu bertahan berjuang ‘melawan hidup’ (survive), dan keluar dari krisis hidup atau tekanan yang dihadapi. Dikaitkan dengan fakta bahwa problematika beserta
stres
dalam
hidup
terjadi,
maka
hal
tersebut
cenderung menjadi
tantangan tersendiri, karena setiap individu menginginkan dirinya menjadi orang yang berguna dan berharga. Hal ini mengundang individu untuk memenuhinya, bila tercapai
Jika suatu saat berada dalam situasi problematik/sulit,
individu
akan
mampu
menjalani dengan tabah dan yakin dengan hikmahnya. Dari titik ini, ditemukannya hikmah akan menambah makna hidupnya dan
memperkuat
akibatnya
individu
kehidupannya
tujuan
hidupnya,
merasakan
menjadi
lebih
(meaningful)
yang
ujungnya
menimbulkan
kebahagiaan
bahwa berarti akan
(happiness)
bagi dirinya. Disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah efek samping (by product) dari keberhasilan seseorang memenuhi arti atau makna hidupnya (Bastaman, 1995). Melalui ungkapan lain, Sahakian (dalam Fabry, 1979) menegaskan bahwa dengan melibatkan diri dalam kegiatan bermakna, seseorang akan menikmati kebahagiaan sebagai ganjarannya.
maka yang bersangkutan akan merasa
83
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Berlandaskan
uraian
di
atas
maka
ISSN : 2087-1899
diukur
dengan
skala
berdasarkan
dirumuskan hipotesis: ada hubungan positif
komponen-komponen
antara
tinggi skor seseorang, maka semakin tinggi
sense
of
humor
dengan
tersebut.
kebermaknaan hidup pada remaja akhir,
tingkat
semakin tinggi tingkat sense of humor akan
semakin rendah skornya, semakin rendah
diikuti
pula kebermaknaan hidupnya.
oleh
semakin
kebermak-naan
tingginya
tingkat
remaja
akhir;
hidup
demikian juga sebaliknya.
kebermaknaan
Semakin
hidupnya
dan
Subjek penelitian ini adalah remaja akhir (19-22 tahun) yang berstatus mahasis-
METODE
wa aktif di Fakultas Psikologi Universitas
Variabel
dilibatkan
Mercu Buana Yogyakarta. Pemilihan su-
dalam penelitian ini adalah Sense of Humor
bjek pada remaja akhir karena menurut
sebagai variabel bebas dan Kebermaknaan
Marheni (2004) di masa ini individu berada
Hidup sebagai variabel terikat.
dalam identity achievement, yakni kondisi
Sense
penelitian
of
humor
yang
adalah
konstruk
multidimensional yang terdiri dari humor production, uses of humor for coping, social uses of humor, dan attitudes toward humor. Keempat aspek ini mengacu pada Thorson &
Powell
(1993)
yang
menyim-pulkan
bahwa jika ke empat aspek tersebut dimiliki oleh individu maka individu mem-punyai rasa humor yang baik dan lebih mudah beradaptasi terhadap situasi sulit di dalam kehidupannya. Sense of humor diukur dengan skala berdasarkan ke empat aspek tersebut.
seseorang yang telah menemukan identitasnya dan membuat komitmen setelah melalui eksplorasi sebelumnya. Alfian dan Suminar (2003) juga menegaskan bahwa pencapaian identitas diri dan komitmen yang
kuat
terhadap
nilai-nilai
serta
kepercayaan yang diyakini, berarti penting bagi perasaan dan penghayatan terhadap kehidupan
yang
Mahasiswa
aktif
bertanggung
lebih
bermakna.
dianggap
jawab
atas
mampu kebenaran
studinya, pemecahan masalah, dan mampu memilih kecakapan sesuai jalan hidup dan tujuan hidupnya (Sujanto, 1996). Tugas
Kebermaknaan
hidup
adalah
perkembangan pada usia mahasiswa juga
penghayatan individu terhadap hal-hal yang
untuk
dianggap
(Yusuf, 2004).
penting,
dirasakan
berharga,
memantap-kan
makna
hidupnya
diyakini kebenarannya, dan memiliki nilai khusus
berdasarkan
makna
hidup,
Metode pengumpulan data yang
kepuasan hidup, kebebasan berkehendak,
digunakan
untuk
mengungkap
variabel
sikap terhadap kematian, pikiran tentang
yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah
bunuh
diri,
dan
kepantasan
hidup
alat ukur psikologi yang berupa skala, yakni:
(Crumbaugh
dan
Maholick
dalam
skala Sense of Humor
Koeswara, 1992). Kebermaknaan hidup
yang
disusun
berdasarkan empat aspek dari Thorson dan 84
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Powell (1993) dan skala Kebermaknaan
beru-paya membentuk kepribadian yang
Hidup yang disusun berdasarkan enam
matang. Hal ini terutama terkait dengan
aspek dari Crumbaugh dan Maholick (dalam
faktor usianya yang sering dihadapkan
Koeswara, 1992).
pada
Pengujian hipotesis pada penelitian
problematika
kebermaknaan
dalam
hidupnya.
pencarian Selain
itu,
ini menggunakan analisis korelasi Product
menurut Yusuf (2004) mahasiswa juga
Moment dari Pearson. Data kuantitatif
sedang berada pada fase remaja akhir,
dianalisis dengan bantuan komputer yang
yang ditandai oleh adanya pemantapan
menggunakan program SPSS 10.05 for
dorongan hidup dan pencarian sesuatu
windows.
yang dipandang bernilai. Pencarian nilai dan dorongan hidup ini merupakan salah
HASIL DAN DISKUSI
satu
proses
untuk
menemukan
data
kebermaknaan hidup. Diharapkan di masa
ditemukan bahwa terdapat hubungan positif
ini mahasiswa telah menemukan pendirian
yang signifikan antara sense of humor
hidup. Disimpulkan bahwa sense of humor
dengan kebermaknaan hidup pada remaja
akan memicu kematangan pribadi yang
akhir (mahasiswa). Semakin tinggi sense of
pada gilirannya kepribadian yang matang ini
humor maka akan diikuti pula oleh semakin
akan mampu meningkatkan kebermaknaan
tingginya kebermaknaan hidup, demikian
hidup individu.
Berdasarkan
pula
sebaliknya.
bahwa
hipotesis
hasil
Hal
analisis
ini
yang
menegas-kan
diajukan
pada
penelitian ini, diterima.
Thorson
dan
Powell
(1993)
menegaskan bahwa humor telah lama digunakan
sebagai
mekanisme
koping,
Humor sebagai bagian dari kualitas
strategi atau cara-cara pemecahan masalah
insani berdampak positif bagi kesehatan
dalam menghadapi berbagai situasi sulit
ragawi dan kebugaran mental manusia.
dalam
Banyak temuan riset yang membuktikan
Bastaman (1995), para humoris (individu
manfaat
kehidupan.
Berlanjut
menurut
lain
dapat
dengan tingkat sense of humor yang tinggi)
(Kelly,
2002),
disebut sebagai orang yang cenderung
meningkat-kan kesehatan mental (Miller,
mampu bertahan berjuang ‘melawan hidup’
2003), berperan sebagai ‘anti-dote’ dari
(survive), serta keluar dari krisis hidup atau
stres (Wooten, 1996), berkaitan dengan
tekanan yang dihadapi. Dikaitkan dengan
kreativitas (De Bono dalam Susanto, 1998),
mahasiswa sebagai subyek penelitian ini,
dan
secara
humor,
mengurangi
antara
kecemasan
berhu-bungan
dengan
kepribadian
matang (Allport dalam Bastaman, 1996).
faktual
problematika
cenderung beserta
menga-lami
stres
dalam
kehidupannya. Hal tersebut justru menjadi Mahasiswa
yang
dijadikan
tantangan tersendiri, karena setiap individu
responden penelitian ini, ditengarai sedang
menginginkan dirinya menjadi orang yang 85
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
berguna dan berharga. Hal ini mendorong
maka mahasiswa akan mampu menjalani
individu (mahasiswa) untuk meme-nuhinya,
dengan
dan bila hal ini tercapai
hikmahnya.
bersangkutan akan
maka yang
merasa bahwa hi-
dupnya menjadi lebih bermakna.
dimaknai sebagai “riang dalam sikap/tanggapan hidup”. Individu yang mempunyai citarasa humor (sense of humor) tidak mencela situasi dan tidak merasa tersinggung bila ditertawakan orang lain atas kekhilafSebaliknya,
dikemukakannya
kesedihan
dengan
akan
cara
meng-
gembira-kan sebab menurutnya tidak ada nilai yang mutlak (Rena Latifa, 2007). Sementara itu, individu yang menghayati hidup bermakna selalu penuh gairah dan optimistik, fleksibel, namun tidak terbawa arus atau kehilangan identitas diri. Seorang remaja akhir (mahasiswa) menurut Marheni (2004)
sedang
berada
pada
pencarian/penca-paian identitas diri, yakni kondisi seseorang yang telah menemukan identitasnya komitmen
dan
sebelumnya. (1996)
membuat
komitmen-
melalui
eksplorasi
setelah
Diingatkan
bahwa
oleh
menjadi
telah
Suyanto
remaja
menemukan
Dari
yakin
titik
dengan
tumpu
ditemukannya hikmah akan
ini,
menambah
hidupnya, akibat-nya individu merasakan bahwa kehidupannya menjadi lebih berarti (meaningful)
yang
menimbulkan
kebahagiaan
ujungnya
akan
(happiness)
bagi dirinya. Terkait hal ini Bastaman (1995) menegaskan bahwa kebahagiaan adalah efek samping (by product) dari keberhasilan seseorang memenuhi arti ataun makna hidupnya. Melalui ungkapan lain, Sahakian (dalam Febry, 1979) juga menyatakan bahwa
dengan
kegiatan
melibatkan
bermakna,
diri
dalam
seseorang
akan
menikmati
kebahagiaan
ganjarannya.
Adapun
sebagai
akan
halnya
mahasiswa sebagai subjek penelitian ini, dengan adanya citarasa humor yang tinggi akan memudahkannya untuk lebih tegar menghadapi berbagai problematika hidup sebagai ujian bagi pencapaian kebermaknaan hidupnya, yang bila hal ini terjadi maka mahasiswa akan merasakan kebahagiaan sebagai bonusnya.
akhir,
mahasiswa (sebagai subyek penelitian ini) berarti
dan
makna hidupnya dan memperkuat tujuan
Di ranah hidup keseharian, humor
annya.
tabah
pribadinya,
Di sisi lain, Allport (dalam Bastaman, 1996) menandaskan bahwa kepribadian
mampu merumuskan cita-cita, menemukan
yang
norma-norma sendiri, bertanggungjawab,
upaya memperluas diri, ramah-tamah terha-
dan mampu menentukan tujuan hidup yang
dap orang lain, menerima keadaan diri,
akan ditempuh.
realistik, meyakini dan menghayati filsafat
Menyambung bahasan di atas, jika suatu berada
saat
remaja
dalam
akhir
situasi
(mahasiswa)
problematik/sulit,
matang ditandai
dengan adanya
hidup yang integratif, dan bersikap objektif terhadap diri sendiri. Ciri terakhir ini di dalamnya
terkandung
pemahaman
terhadap diri sendiri dan rasa humor sense 86
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
of humor), termasuk kemampuan bersikap
Bastaman, H.D. 1995. Integrasi Psikologi
humoristik terhadap diri sendiri. Selain itu, di
dengan Islam. Yogyakarta: Pustaka
samping agama, citarasa humor merupakan
Pelajar
salah satu sarana ke arah penginte-grasian diri.
Jika
dikaitkan
dengan
kondisi
mahasiswa sebagai subjek penelitian ini,
Bastaman,
H.D.
1996.
Meraih
Hidup
Bermakna. Jakarta: Paramadina.
maka mahasiswa adalah sosok pribadi yang
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi: Psikologi
relatif berkarakter matang dan sedang sibuk
untuk Menemukan Makna Hidup dan
dengan proses pencapaian identitas diri.
Meraih Hidup Bermakna. Jakarta:
Melalui citarasa humornya yang tinggi akan
Raja Grafindo Perkasa.
dijadikan sarana ke arah pengintegrasian diri, dan tercapainya integritas diri ini tentu akan
memudahkannya
mencapai
Bertumpu pada diskusi hasil di atas, bahwa
sense
Edition. New York: Harper and Row Publishers.
kebermaknaan dalam hidupnya.
disimpulkan
Bee, H. 1981. The Developing Child. Third
of
humor
merupakan salah satu anasir penting yang
Dananjaya, J. 2004. Humor Mahasiswa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Fabry, J.B. 1980. The Pursuit of Meaning.
terkait erat dengan kebermaknaan hidup
San
pada remaja akhir. Hal ini karena sense of
Publisher.
Fransisco:
Harper
&
Row
humor sebagai salah satu elemen dari kualitas insani merupakan sifat yang hanya dimiliki oleh manusia, dan memiliki otoritas dalam menentukan kebermaknaan hidup individu.
Hasanat,
N.U.
dan
Pengembangan
Subandi.
1998.
Alat
Kepekaan
Terhadap
Humor.
Laporan
Penelitian.
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi UGM. DAFTAR PUSTAKA Hawari, D. 1997. Al Quran: Ilmu Kedokteran Agustian, A.G. 2005. The ESQ Way 165. Jakarta: Arga. Alfian,I.N.
&
Jiwa
dan
Yogyakarta: Suminar,
D.R.
2003.
Perbedaan Tingkat Kebermaknaan Hidup Remaja Akhir pada Berbagai Status Identitas Ego dengan Jenis Kelamin sebagai Kovariabel. Jurnal Insan. Vol.5. No.2. Hal. 87-109. Al Qardawi, Y. 1983. Iman dan Kehidupan.
Kesehatan Dana
Bhakti
Jiwa. Prima
Yasa. Horowitz, C.J. 2001. Hospice Volunteers’ Duration of Service and Measured Sense of Humor: A Correlational Study. Dissertation. The faculty of The California Institute of Integral Studies.
Jakarta: Bulan Bintang. 87
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Hurlock,
E.B.
1999.
Psikologi
Pertiwi, D.A. 2007. Sense of Humor dan
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Asertivitas Pada Remaja. Skripsi
Sepanjang
(tidak
Rentang
Kehidupan.
Jakarta: Erlangga. Indra
ISSN : 2087-1899
Ratna
Kusuma
diterbitkan).
Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM. Wardani,
1996.
Pihasniwati, 2007. Aktifitas Penghayatan
Peranan Konsep Diri, Pusat Kendali,
Nilai-Nilai
dan Inteligensi Terhadap Moralitas
Meningkatkan
Pada
Hidup. Prosiding. Kongres Temu
Siswa-Siswa
SMA
Al
Quran
Untuk
Kebermaknaan
Muhammadiyah I Di Yogyakarta.
Ilmiah Nasional
Tesis. Yogyakarta: Program Pasca
Fakultas Psikologi Unissula, API,
Sarjana Universitas Gadjah Mada.
dan Penerbit Insania Cita.
Koeswara, E. 1992. Logoterapi: Psikologi Victor Frankl. Yogyakarta: Kanisius.
API.
Semarang;
Pikunas, J. 1976. Human Development: An Emergent Science. Tokyo: MacGraw Hill Kogakusha Inc.
Komarudin, 2007. Hubungan Antara Gaya Hidup
Hedonis
dengan
Rena Latifa, 2007. Terapi Humor dalam
Kebermaknaan Hidup pada Remaja
Psikologi Islam. Prosiding. Temu
Akhir.
Ilmiah Nasional
Skripsi
Yogyakarta:
(tidak
diterbitkan).
Universitas
Wangsa
Manggala. Marheni,
A.
Fakultas Psikologi Unissula, API,
2004.
Perkembangan
dan
Kepribadian
Santoso, A.B. 2007. Hubungan antara Sense
of
Remaja, dalam Sotjiningsih (Ed).
Kecemasan
Tumbuh
Kembang
Permasalahannya.
Remaja
dan
Skripsi
Jakarta:
CV.
Yogyakarta:
Sagung Seto. dkk.
Humor pada
dengan
Penganggur.
(tidak Fakultas
diterbitkan). Psikologi
Universitas Wangsa Manggala. 2001.
Psikologi
Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai
Semarang;
dan Penerbit Insania Cita.
Psikososial
Monks,
API.
Bagian.
Sujanto, A. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Thorson, J.A. & Powell, F.C. 1993. Sense of Humor and Personality. Journal of Clinical Psychology. Vol. 86. No. 2, 310-319.
88
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
INDEKS DEMOKRASI EKONOMI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2011
Awan Santosa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Abstract
This study aims to determine the degree of implementation of economic democracy in Bantul regency in 2011. Measurements were made using the Index of Economic Democracy Indonesia (IDEI) compiled by researchers with expert economic democracy in Indonesia in 2009. Measurement results with the secondary data can be collected indicate that the degree of economic democracy in Bantul regency is at 0.391, which means that Bantul regency implement economic democracy with the proportion of 39.1% in the age of regional autonomy. Keyword: economic democracy, regional autonomy
LATAR BELAKANG
dan operasionalisasi demokrasi ekonomi.
Konsep demokrasi ekonomi atau ekonomi kerakyatan sudah lama dipikirkan dan dikembangkan secara khusus oleh pakar ekonomi di dalam maupun di luar negeri dengan berbagai varian pengertian dan ciri-cirinya (Douglas (1920), Carnoy (1980), Dahl (1985), Poole (1987), dan Smith (2000)). Konsep ini bahkan sudah dipikirkan ekonom Indonesia, khususnya M.
Sampai saat ini belum ada suatu indikator yang
menjadi
ukuran
penyelenggaraan
demokrasi ekonomi baik di dalam maupun luar negeri. Demokrasi ekonomi masih sebatas
konsep
yang
besifat
filosofis,
normatif, dan politis. Belum tersedianya model dan alat ukur ini menjadikan agendaagenda
pembangunan
daerah
yang
berbasis demokrasi ekonomi terlalu abstrak dan tidak memiliki arah yang jelas.
Hatta, sejak tahun 1930 yang kemudian dirumuskan ke dalam konstitusi (Pasal 33
Kondisi ini tidak terlepas dari bias
UUD 1945). Konsep ini terus dikembangkan
konseptual di mana pemahaman publik
oleh ekonom-ekonom Indonesia dengan
terhadap
berbagai
sebatas demokrasi pada dimensi politik
ragam
terminologi
(Mubyarto
demokrasi
terdistorsi
(1980), Swasono (1987), Arief (2000), dan
(demokrasi
Baswir (2002).
merupakan fenomena global ini mendorong
Namun perkembangan pemikiran ke arah demokrasi ekonomi ini tidak diikuti perkembangan bangunan konsep, teori,
ketimpangan
politik).
Kondisi
hanya
perkembangan
yang
konsepsi
demokrasi di dunia, terutama di negaranegara
bekas
jajahan
seperti
halnya 89
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Indonesia. Saat ini terdapat setidaknya
Sementara itu, indikator
spesifik
delapan Indeks Demokrasi Politik yang
yang sudah ada justru tersedia untuk
mengukur
kebebasan
politik,
pemilu,
mengukur liberalisasi ekonomi dunia, yaitu
partisipasi rakyat, dan fungsi
lembaga
Index of Economic Freedom (The Heritage
negara (Ericcson & Lane, 2002). Baru
Foundation, 1980). Indeks ini mengukur
tataran
derajat
demokrasi
dikorelasikan ekonomi
politik
dengan
seperti
inilah
indikator
pertumbuhan
yang
kebebasan
ekonomi
yang
sosial-
berorientasi pada kemakmuran individual
dan
melalui kebebasan dalam bisnis, fiskal,
pembangunan manusia.
moneter,
perdagangan,
investasi,
keuangan, pemerintahan, korupsi, HAKI, Korelasi tersebut dapat ditemukan pada berbagai model yang dikembangkan berdasar studi empiris di negara-negara tertentu. Model “Virtuous Trangle” melihat bahwa
pembangunan
manusia
dan kebebasan buruh. Indeks ini sudah menjadi variabel bebas yang dikorelasikan dengan GDP perkapita, pengangguran, dan inflasi.
akan
menjadi jalan bagi terciptanya pertumbuhan
Berdasar
landasan
normatif-
ekonomi dan demokrasi yang selanjutnya
konseptual dan realitas objektif struktur
akan berkorelasi positif satu sama lain
ekonomi
Indonesia
(UNSFIR dalam Kuncoro, 2004). Selain itu
muncul
kebutuhan
terdapat model “Cruel Choice plus Trickle
pengembangan
ilmu
Down”
praktis,
memformulasikan
yang
ekonomi
meletakkan
sebagai
demokrasi
dan
pertumbuhan
prasyarat
munculnya
pembangunan
manusia
(ibid).
untuk
kekinian baik
tersebut di
(teoritis)
ranah maupun model
pengukuran derajat demokrasi ekonomi di Indonesia,
yang
secara
khusus
dapat
diterapkan pada setiap daerah di Indonesia. Adapun
model
pertumbuhan
Sejalan
dengan
endogen dan demokrasi versi Barro melihat
diformulasikannya
posisi
sebagai
Ekonomi Indonesia, maka perlu dilakukan
variabel paling penting dalam menunjang
uji coba pengukurannya untuk daerah di
terjadinya pertumbuhan ekonomi yang akan
Indonesia. Oleh karena itulah penelitian ini
menjadi prasyarat bagi berkembangnya
menjadi penting sebagai bagian dari uji
demokrasi. Model
coba
pembangunan
dikembangkan
manusia
yang agak berbeda
oleh
Balla,
di
mana
pengukuran
Indeks
telah
Indeks
Demokrasi
Demokrasi
Ekonomi Indonesia di Kabupaten Bantul.
demokrasi justru menjadi pilar kunci bagi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang pada
akhirnya
akan
menghasilkan
perbaikan kualitas pembangunan manusia
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk:
di suatu negara (ibid). 90
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
1) Mengukur
Indeks
ISSN : 2087-1899
Demokrasi
pertumbuhan, dan variabel makro-
Ekonomi Kabupaten Bantul, Propinsi D.I.
Yogyakarta
pada
ekonomi lain di Indonesia.
tahun
3) Sarana
2009/2010
pengarusutamaan
2) Memaparkan penerapan Demokrasi Ekonomi
mendorong
di
Kabupaten
aspek
pemerataan dan keadilan dalam
Bantul,
pembangunan ekonomi selain aspek
Propinsi D.I. Yogyakarta pada tahun
pertumbuhan
2009/2010
Kabupaten Bantul dan daerah lain di
3) Memberikan rekomendasi program
dan
efisiensi
di
seluruh Indonesia.
yang dapat mendorong peningkatan derajat
keterapan
Ekonomi
di
Demokrasi
Kabupaten
METODE PENELITIAN
Bantul,
Propinsi D.I. Yogyakarta.
Penelitian ini bersifat kuantittatifdeskriptif dengan pendekatan ilmu ekonomi dalam
Penelitian ini bermanfaat sebagai:
melihat
pelaksanaan 1) Panduan
pengukuran
tingkat
Kabupaten
data
sekunder
demokrasi Bantul.
berupa
ekonomi
Jenis
data
di yang
penerapan demokrasi ekonomi bagi
digunakan adalah data sekunder yang
daerah
meliputi:
lain
kemudian
di
Indonesia,
dapat
dengan
dan
yang
diperbandingkan
a.
dievaluasi
perkembangannya dari tahun ke
Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, Propinsi, dan Daerah
b.
tahun.
Publikasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
2) Temuan variabel baru yang dapat dikorelasikan
(menjelaskan)
berbagai fenomena ekonomi daerah di Kabupaten Bantul dan daerah
Bantul c.
Publikasi, data. Dan laporan Dinas terkait di Kabupaten Bantul. Secara
ringkas
lainnya seperti halnya kemiskinan,
penelitian
ketimpangan, pengangguran, inflasi,
bagan di bawah ini:
pendapatan
riil
ini dapat
metode
dalam
ditunjukkan
dalam
(perkapita),
91
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Metode Analisis
Dasar Teori
Kerangka Pemikiran
Pengukuran Indeks Demokrasi Ekonomi di Kabupaten Bantul
Analisis dan Pemaparan
Rekomendasi Kebijakan dan Program Penelitian ini
menggunakan
alat
analisis Indeks Demokrasi Ekonomi (IDE) yang diformulasikan dari penelitian Awan Santosa (2009) bersama 10 ahli demokrasi ekonomi Indonesia dengan metode Delphi. Variabel yang dinilai sesuai oleh para-ahli dan mencapai nilai skor di atas batas minimum
persetujuan,
sehingga
dapat
dijadikan sebagai unsur penyusun Indeks
sekaligus basis dan visi pembangunan Kabupaten Bantuk Derajat ekonomi kerakyatan dapat diukur menggunakan alat Indeks Demokrasi Ekonomi (IDE) yang terdiri dari 3 dimensi dan 22 variabel penyusun. Dalam konteks PPU tidak semua variabel dapat diukur menggunakan
data
statistik
(sekunder)
yang memang belum tersedia. Oleh karena
Demokrasi Ekonomi Indonesia (IDEI)
itu, dalam analisis ini baru dapat diukur 18 HASIL DAN PEMBAHASAN
variabel yang mewakili pengukuran derajat ekonomi kerakyatan di Kabupaten Bantul.
Analisis makro ekonomi daerah dilakukan
dengan
penekanan
pada
aktivitas ekonomi di sektor riil yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal pemerintah
daerah.
Analisis
dilakukan
dengan
sejauhmana
perekonomian
ini
mengukur daerah
Kabupaten Bantul telah berkembang sejalan dengan yang konsepsi ekonomi kerakyatan, yang merupakan amanah
Pengukuran selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 1. Berdasar pengukuran IDE di atas maka dapat dianalisis lebih mendalam pada tiap-tiap variabel untuk bahan penyusunan strategi dan kebijakan ekonomi daerah yang berorientasi pada keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat Bantul dapat dilihat dalam tabel 2.
konstitusi dalam pengelolaan ekonomi, 92
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 1 Analisis Indeks Demokrasi Ekonomi (Ekonomi Kerakyatan) Kabupaten Bantul Tahun 2011 Nilai Data
Skor
8,95%
0,91
32%
0,32
15%
0,15
23,29%
0,57
22,08%
0,22
10,3%
0,10
100%
1
84,8%
0,84
4,4%
0,04
90,13%
0,90
20%
0,20
15,29%
0,15
11 Rasio Belanja Kesehatan/APBD
6,50%
0,65
12 Rasio Partisipasi Sekolah
59,98%
0,59
Rasio Anggota Koperasi/Jumlah 13 Penduduk
20%
0,20
14 Rasio Volume Usaha Koperasi/PDRB
2,5%
0,02
19,52%
0,19
0%
0
No
Variabel Indeks Demokrasi Ekonomi
X
Demokrasi Produksi (DP) 1 Tk. Pengangguran Terbuka 2 Tk. Pengangguran Terselubung 3 Rasio Upah Buruh/Omzet Perusahaan
Y
Demokrasi Alokasi (DA) 1 Porsi Belanja bg Penduduk Miskin Rasio Pendapatan Kelompok 40% 2 Terbawah*
Z
Demokrasi Penguasaan Faktor Produksi (DPFP)
Z-a
Faktor Produksi Material
1 Rasio APBD/PDRB 2 Rasio PAD/APBD 3 Rasio Pembiayaan Domestik/APBD 4 Rasio APBD/Total Omzet SDA 5 Rasio Konsumsi/Kredit Konsumsi 6 Rasio Investasi Domestik/Total Investasi 7 Rasio Investasi UMKM/PDRB 8 Rasio Kredit/Tabungan 9 Rata2 Luas Kepemilikan Lahan (> 2ha) Z-b
Faktor Produksi Intelektual
10 Rasio Belanja Pendidikan/APBD
Z-c
Faktor Produksi Institusional
15 Rasio Perusahaan Memiliki SP 16 Rasio Anggota SP/Jumlah Pekerja 17 Rasio Perusahaan Memiliki ESOP Jumlah Rata-Rata Skor TKah Tangga Miskin/Rumah Tangga Total: Skor total: 7,05
0,391
Ket: * = proxy dengan data proporsi rumah tangga miskin 93
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
tanda kosong berarti data tidak tersedia, nilai skor diambilkan dari nilai positif setiap variabel dengan range antara 0-1, di mana skor terbaik (maksimum) adalah 1. Tabel 2 Analisis Variabel dan Implikasi Kebijakan No
Variabel
Analisis
(Perhitungan) 1
Tingkat
Pengangguran
1. 91% masyarakat Bantul sudah terlibat dalam
Terbuka (jumlah pencari
kegiatan perekonomian.
kerja dibandingkan jumlah
2. Tidak ditemukan data tingkat pengangguran
angkatan kerja, data BPS)
terselubung, yang dalam lingkup Propinsi DIY sebesar 24% dan lingkup nasional sebesar 3x lipat dari pengangguran terbuka (30%)
2
Rasio upah buruh/omset Data di-proxi melalui data proporsi buruh di perusahaan
Kabupaten Bantul yang sudah diikutsertakan dalam program Jamsostek, yaitu baru sebanyak 32%. baru
sekitar
10.985
pekerja
dari
total
34.331pekerja. 3
Porsi
Belanja
bg
1. Alokasi belanja APBD Kabupaten Bantul
Miskin
(Nilai
untuk penduduk miskin sebesar Rp. 25 Milyar
belanja penduduk miskin
atau senilai 2,7% dari total APBD, yang jika
dibandingkan nilai APBD
dibandingkan
keseluruhan, data APBD
miskin Bantul sebesar 18%, maka alokasi
2010)
tersebut menjadi senilai 15%.
Penduduk
dengan
proporsi
penduduk
2. Penduduk miskin tidak serta merta mampu menyerap program yang tidak bersasaran langsung ke meraka. 4
Rasio
Pendapatan
1. Proporsi KK miskin masih cukup tinggi, yaitu
Kelompok 40% Terbawah
18,05%, yang belum dapat turut menikmati
atau
pembangunan Bantul.
Proporsi
Rumah
Tangga
Miskin
(RTM)
(jumlah
rumah
tangga
miskin dibandingkan jumlh rumah
tangga
2. Kelompok
40% penduduk berpendapatan
terendah di Bantul menikmati 23,29% 3. Karakteristik rumah tangga yang miskin tetapi secara ekonomi aktif (produktif).
keseluruhan, data BPS) 5
Rasio APBD/PDRB (Nilai
1. Rasio APBD 2009 yang sebesar Rp. 876
APBD 2010 dibandingkan
milyar terhadap PDRB sebesar Rp. 3,9
nilai PDRB Bantul 2010,
trilyun adalah 22,08%. 94
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
data APBD dan PDRB 2010) 6
ISSN : 2087-1899
2. Kapasitas
fiskal
pemerintah
daerah
Kabupaten Bantul hanya sebesar 22,08%
Rasio PAD/APBD (Nilai
1. Rasio PAD yang sebesar Rp. 90,2 milyar
PAD 2010 dibandingkan
terhadap APBD 2009 adalah 10,3%%
nilai APBD 2010, data
2. Kewenangan politik anggaran pemerintah
BPS 2010)
daerah adalah sebesar 10,3%, sedangkan 89,7%-nya ditentukan pusat melalui bagi hasil pajak/bukan pajak 3. Kondisi ini rawan intervensi dan tekanan dari (oknum) pemerintah pusat
7
Rasio
Pembiayaan
Domestik/APBD pinjaman
1. Rasio yang 100% menunjukkan pemda Bantul
(Nilai
tidak menggunakan obligasi (surat utang)
daerah
daerah sebagai sumber penerimaan dalam
dibandingkan nilai APBD
APBD.
2010, data APBD) 8
Rasio
Investasi
1. Investasi UKM yang sebesar Rp. 79 milyar
UMKM/Total
Investasi
hanya sebesar 4,40% dari total investasi
(nilai
investasi
UMKM
dibandingkan
senilai Rp 1,7 T.
nilai
2. Peran UKM dalam struktur ekonomi Bantul
investasi total, data BPS
masih sub-ordinan (marjinal) karena tidak
2010)
linkage
dengan
usaha
di
sektor primer
(pertambangan). 9
Rasio (nilai
Kredit/Tabungan Rasio kredit 2010 sebesar Rp. 868 milyar terhadap pinjaman
perbankan
di
dari Bantul
dibandingkan dengan nilai
dana pihak ketiga sebesar Rp. 963 milyar sudah sebesar 90,03%. Sumber keuangan daerah Bantul sudah dapat
simpanan/tabungan pihak dimanfaatkan ketiga, data PPD)
oleh
pelaku
usaha
di
Bantul.,
walaupun perlu dipetakan struktur pengusaha pengakses kredit bank umum tersebut.
10
Rata-rata
luas Rata-rata luas kepemilikan lahan petani di Bantul
kepemilikan lahan (> 2 ha) hanya 400m, sehingga di bandingkan dengan rata(jumlah penduduk yang rata ideal yang sebesar 2 ha maka luasan tersebut memiliki lahan di atas 2 ha baru mencakup 20%nya saja. dibandingkan jumlah
dengan penduduk
keseluruhan,) 11
Rasio
Belanja
1. Rasio
belanja
modal
bidang
pendidikan 95
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
Pendidikan/APBD
(nilai
sebesar Rp. 134 milyar terhadap APBD 2010
belanja
dinas
adalah 15,29%, yang merupakan realisasi
modal
pendidikan nilai
dibandingkan
APBD
2010
keseluruhan, data APBD 2010) 12
ISSN : 2087-1899
APBD 2010. 2. Dana-dana pendidikan belum dikelola optimal. 3. Secara
keseluruhan rasio belanja
modal
(publik) terhadap APBD adalah sebesar 34%.
Rasio
Belanja
1. Rasio belanja kesehatan yang sebesar Rp.
(Nilai
56,94 milyar terhadap APBD 2010 adalah
Kesehatan/APBD
belanja barang dan jasa dan
modal
kesehatan
dinas
dan
RSUD
6,50%. 2. Alokasi anggaran kesehatan masih belum memadai.
Di
mana
dibandingkan nilai APBD
RTM,3terdapat
kasus
keseluruhan 2010, data
pencemaran lingku5gan.
masih gizi
banyak
buruk4
dan
APBD 2010) 13
Rasio partisipasi sekolah Angka partisipasi murni SMA di Kabupaten bantul (jumlah anak usia SMA
sebesar 59,98%, yang berarti masih sebanyak 41%
yang sekolah/jumlah anak anak usia SMA yang tidak melanjutkan pendidikan usia
SMA
keseluruhan sampai jenjang SMA.
tahun 2010) 14
Rasio
Anggota
Koperasi/Jumlah Penduduk anggota
orang baru 20% dari total penduduk sebanyak (jumlah
koperasi
2. Peran koperasi baik secara kualitas maupun
jumlah
kuantitas masih sangat terbatas, dengan
keseluruhan
posisi sub-ordinan (marjinal) dalam struktur
Bantul, data BPS 2010) 15
Rasio
900.000 orang.
aktif
dibandingkan penduduk
1. Jumlah anggota koperasi sebanyak 180.814
Volume
Koperasi/PDRB
Usaha
perekonomian daerah. 1. Volume
usaha
(omset)
koperasi
yang
(nilai
diperkirakan sebesar Rp. 184 milyat adalah
omset usaha yang ditaksir
4.89% dari PDRB, yang makin menguatkan
berdasarkan
bahwa koperasi belum berperan utama dalam
koperasi
nilai
aset
dibandingkan
nilai PDRB keseluruhan, data
BPS
dan
PDRB
perekonomian. 2. Transaksi ekonomi lebih banyak dilakukan dengan perusahaan swasta (perorangan)
2010) 16
Rasio
Perusahaan Perusahaan di Bantul total berjumlah sebanyak
memiliki serikat pekerja 566, di mana 292 di antaranya sudah menjadi (jumlah
perusahaan peserta jamsostek, namun baru 57 di antaranya 96
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
memiliki
ISSN : 2087-1899
serikat yang memiliki serikat pekerja (19,52%).
pekerja/jumlah
Kondisi ini menunjukkan lemahnya peran buruh di
perusahaan memiliki skim hadapan pengusaha/pemodal, yang secara jamsostek)
“sistematis” didukung oleh pemerintah dengan sedikitnya aparat pengawas/penegak hukum.
17
Rasio
Perusahaan
Memiliki
ESOP
1. Belum
(jumlah
perusahaan
perusahaan
yang
menerapkan pola kepemilikan saham oleh
yang
karyawan
menerapkan pola ESOP dibandingkan
ditemukan
(employee
share
ownership
plan/ESOP)
jumlah
perusahaan keseluruhan, data BPS tahun 2010 dan survey Pustek 2009-2010)
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil variabel
perhitungan
Indeks
3. Disain terhadap
Demokrasi
18
Ekonomi
Kabupaten Bantul adalah sebesar 0,391, yang berarti derajat penerapan demokrasi ekonomi
(ekonomi
kerakyatan)
di
Kabupaten Bantul adalah sebesar 39,1% Berdasarkan hasil pengukuran Indeks Demokrasi Ekonomi di kabupaten Bantul tersebut
maka
(rekomendasi)
disampaikan
berbagai
program/terobosan
lokal
untuk fokus pada sasaran penduduk miskin (15-16%)\ 4. Aplikasi pro-poor budgeting dengan rasio alokasi APBD minimal separuh dari tingkat kemiskinan (8-9%) 5. Alokasi
untuk
permodalan
jaminan
(material,
sosial,
intelektual,
dan institusional) bagi penduduk miskin Bantul.
saran
6. Disain role model Kredit Rumah
dan
Tangga Miskin Produktif, dengan
kebijakan
program yang perlu mendapat penekanan
referensi
sebagai berikut:
Bangladesh.
1. Perhatian pada kelayakan upah,
Grameen
Bank,
7. Technical assistance khusus bagi
kerja, keberdayaan pekerja, dan
lembaga
produktivitas.
keungan, dan pemasaran KK miskin
2. Perlindungan tenaga kerja bantul
8. Sinkronisasi
(usaha)
peran
produksi,
ekonomi
melalui dorongan pengikutsertaan
pemerintah daerah dengan ekonomi
buruh dalam program Jamsostek
rakyat Bantul, melalui kemitraan produksi, keuangan, dan pemasaran
97
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
9. Disan
kebijakan
yang
langsung
ISSN : 2087-1899
18. Dinas perlu membuat terobosan
berdampak pada sektor rill seperti
untuk
penguatan
pendidikan,
kelembagaan
dan
kapasitas ekonomi rakyat. 10. Revitalisasi
peran
optimalisasi
semisal
dengan
BUMD
sumber
daya
kemitraan
dinas
peternakan,
dan
lingkungan hidup, perindagkop untuk
BUMDes dalam mengelola sektor
tujuan pembelajaran dan layanan
primer (SDA) penyumbang APBD
bagi siswa.
terbesar
19. Belanja modal pendidikan idealnya
11. Mempertimbangkan tax and revenue sharing, di mana pemungutan pajak bernilai
besar
sebagian
menjadi
20% dari total APBD. 20. Belanja kesehatan idealnya minimal 10% dari
APBD untuk layanan
kewenangan pemerintah daerah.
preventif dan peningkatan kualitas
12. Harus selalu dihindari pembiayaan
SDM, termasuk jaminan kesehatan
APBD menggunakan sumber dari
menyeluruh (sesuai UU Kesehatan).
luar negeri/swasta (obligasi daerah) 13. Role model
21. Perlu
dirilis
program
pendidikan
dan pengembangan
gratis tingkat SMA untuk siswa dari
linkage UKM dengan industri primer
keluarga tidak mampu, di sertai
(pertambangan).
dukungan
14. Linkage
UKM
dengan
belanja
anggaran
dan
penyadaran pentingnya pendidikan
pemerintah daerah, semisal dengan
bagi
prioritasi belanja APBD ke UKM
mampu di Kabupaten Bantul
lokal. 15. Perlu
warga
22. Mobilisasi kajian
struktur
pengakses
dan
masyarakat
kesadaran
sosialisasi
kurang
berkoperasi
manfaat
sosial-
dana-dana perbankan, agar tidak
ekonomi berkoperasi secara luas,
terkonsentrasi pada pelaku usaha
dengan berbagai media.
lapis atas saja. 16. Kemitraan
23. Kemitraan disperindakop, koperasi antara
lembaga
rakyat, dan sekolah untuk perluasan
keuangan formal dan organisasi
basis keanggotaan, layanan, dan
ekonomi rakyat (tani, ternak, dan
usaha koperasi
nelayan)
dengan
penjaminan/fasilitasi
pemerintah
daerah
pemerintah
daerah
(SK
Bupati)
dalam pembelian barang/jasa dari
17. Reforma agraria (redistribusi lahan) bagi
24. Kemitraan koperasi rakyat dengan
petani
sehingga
penggarap dapat
Bantul lebih
koperasi. 25. Role
model
kemitraan
koperasi
dalam mata rantai usaha sektor
mengoptimalkan lahan-lahan tidur
primer
pertambangan,
dan kritis yang ada
BUMN atau BUMD.
dengan
98
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
26. Disain outlet pasar sentra koperasi
ISSN : 2087-1899
oleh
Akhmad
Setiawan,
Jakarta,
Yayasan Obor.
daerah 27. Role model koperasi
dan pengembangan
produksi
pemasaran
dan
rakyat
koperasi
yang
dapat
diunggulkan daerah 28. Perluasan partisipasi buruh dalam organisasi fasilitasi
(perusahaan)
Devune,
Pat,
1995,
Demokrasi
dan
Perencanaan Ekonomi, Yogyakarta, Tiara Wacana Hines, Collins, 2005, Mengganti Globalisasi
melalui
Ekonomi
serikat
Demokrasi, Insist Press, Yogyakarta
pembentukan
Menjadi
Lokalisasi
pekerja (karyawan) baik di tingkat perusahaan maupun tingkat wilayah. 29. Mulai penyadaran hak-hak pekerja, termasuk
dalam
kontribusi
kepemilikannya
dan
terhadap
perusahaan.
Kuncoro, Mudrajad, 2004, Otonomi dan Pembangunan
Daerah,
Erlangga,
Jakarta Kekic,
Laza,
2007,
Intelegence
The
Unit’s
Economist Index
of
Democracy, EIU Report 2007 DAFTAR PUSTAKA
Kriegman, Orion, 1998, The Potential for
Archer, Robin, Economic Democracy: The Politics of Feasible Socialism, Clarendon Press
Economic Democracy n America Levinson, J. M. (2005). To gain consensus on
a
definition
of
multicultural
children's literature: A Delphi study. Arief,
Sritua,
2006,
Negeri
Terjajah,
Yogyakarta, Resist Book Bappeda
Kabupaten
Pembangunan
Banyul, Jangka
Digital Abstracts International, 66 (08), 2869. (UMI No. 3184291).
Rencana
Linstone, A & Murray T, 1974, The Delphi
Menengah
Method: Tecnique and Application,
Daerah b(RPJMD) Kabupaten Bantul
Reading: Addison-Wesley
2011-2015 Mubyarto, 1997, Ekonomi Rakyat, Program BPS Kabupaten Bantul, Bantul Dalam
IDT,
Angka 2010
Indonesia, Aditya Media, Yogyakarta
Forum Rektor Indonesia, 2007, Sistem
dan
Demokrasi
Mubyarto, Capres/Cawapres dan Ekonomi
Ekonomi yang Berkeadilan Sosial,
Rakyat,
dalam
(naskah akademik), Makassar, FRI.
Rakyat,
Bogor,
Dahl, Robert A, 1985, Demokrasi Ekonomi: Sebuah
Pengantar,
Ekonomi
Jurnal
Ekonomi
Yayasan
Agro
Ekonomika (YAE).
diterjemahkan 99
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
Mutis, Thoby, 2002, Cakrawala Demokrasi Ekonomi, Tiara Wacana, Yogyakarta
Smith, J.W., 2000, Economic Democracy: Political
Struggle
in
Twenty-first
Centuries, New York, M.E. Sharpe. Nambisan, S., Agarwal, R., & Tanniru, M. (1999). Organisational mechanisms
Svante, Erricson & Jan-Eric Lane, 2002,
for enhancing user innovation in
Demokratisasi
information
RajaGarfindo, Jakarta
technology.
MIS
Pertumbuhan,
Quarterly, 23(8), 365 - 395. Swasono, Sri Edi, 1987, Sistem Ekonomi Poole,
Michael,
Economic
1987,
The
Democracy,
Origin
of
Routledge,
dan Demokrasi Ekonomi, UI Press, Jakarta
London Situmorang, Johny W dkk, Prototipe Model Pusat
Pendidikan
dan
Studi
Pemeringkatan Koperasi Berdasarkan
Kebansentralan, 2002, Daya Saing
MDP, dalam Infokop No 28 Tahun
Daerah: Konsep dan Pengukurannya
XXII, 2006
di Indonesia, BI, Jakarta The Heritage Foundation, Index of Econmic Rachbini, Didik J, 2001, Politik Ekonomi Baru Menuju Demokrasi Ekonomi, Grasindo, Jakarta
Freedom 2007 Wikipedia, 2007, Economic Democracy, diakses
di
internet
tanggal
Ringen, Stein, 2004, A Distributional Theory
12/8/2007Williams, 2002, Bologna and
of Economic Democracy, Routledge
Emilia
Rodgers, B. L. & Cowles, K. V. (1993). The
Economic
Romagna:
A
Democracy,
Model
of
diakses
di
qualitative research audit trail: A
internet tanggal 12/8/07 jam 09.49
complex collection of documentation.
WIB.
Research in Nursing and Health, 16, 219 - 226.
100
Jurnal Sosiohumaniora vol.3 No. 3., Mei 2012
ISSN : 2087-1899
PEDOMAN PENULISAN NASKAH Beberapa contoh : Naskah yang diterima merupakan hasil
Buku :
penelitian, naskah ditulis dalam bahasa
Mayer, A.M. and A.P. Mayber. 1989. The
Indonesia,
diketik
dengan
computer
program MS. Word, front Arial size 11.
Germation
of
Seeds.
Pergamon
Press. 270 p.
Jarak antar baris 2 spasi maksimal 15 halaman termasuk garfik, gambar dan tabel.
Artikel dalam buku :
Naskah diserahkan dalam bentuk print-out
Abdulbaki, A.A. And J.D. Anderson. 1972.
dan CD; dibuat dengan jarak tepi cukup
Physiological
untuk koreksi.
Deteration of Seeds. P. 283-309. In.
Gambar (gambar garis maupun foto) dan tabel diberi nomor urut sesuai dengan
and
Biochemical
T.T.Kozlowski (Ed) Seed Biology Vol. 3. Acad. Press. New York.
letaknya. Masing-masing diberi keterangan singkat dengan nomor urut dan dituliskan
Artikel dalam majalah atau jurnal :
diluar bidang gambar yang akan dicetak.
Harrison, S.K., C.S. Wiliams, and L.M. Wax.
Nama ilmiah dicetak miring atau
1985. Interference and Control of
diberi garis bawah. Rumus persamaan ilmu
Giant Foxtail (Setaria faberi, Herrm) in
pasti, simbol dan lambang semiotik ditulis
Soybean (Glicine max). Weed Science
dengan jelas.
33: 203-208.
Susunan
urutan
naskah
ditulis
sebagai berikut : 1. Judul dalam bahasa Indonesia. 2. Nama penulis tanpa gelar diikuti alamat instansi. 3. Abstract dalam bahasa Inggris, tidak lebih 250 kata.
Prosiding : Kobayasshi,J. Genetic engineering of Insect Viruses: Recobinant baculoviruses. P. 37-39. in: Triharso, S. Somowiyarjo, K.H. Nitimulyo, and B. Sarjono (eds.), Biotechnology for Agricultural Viruses.
4. Materi dan Metode.
Mada University Press. Yogyakarta.
5. Hasil dan Pembahasan.
Redaksi berhak menyusun naskah
6. Kesimpulan.
agar sesuai dengan peraturan pemuatan
7. Ucapan terima kasih kalau ada.
naskah
8. Daftar pustaka ditulis menggunakan
diperbaiki, atau menolak naskah yang
sistem nama, tahun dan disusun secara abjad
atau
mengembalikanya
untuk
bersangkutan. Naskah yang dimuat dikenakan biaya percetakan sebesar Rp 100.000,- dan penulis menerima 1 eks hasil cetakan
101