Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
i
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
Jurnal
Sosio-Humaniora PENANGGUNG JAWAB Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Ketua Umum : Dr. Ir. Ch. Wariyah, M.P. Sekretaris : Awan Santosa, S.E., M.Sc. Dewan Redaksi : Dr. Kamsih Astuti, M.A. Dr. Hermayawati, M.Pd. Penyunting Pelaksana : Tutut Dwi Astuti, S.E., M.Si. Dra. Indra Ratna KW, M.Si. Restu Arini, S.Pd. Sumiyarsih, S.E., M.Si. Pelaksana Administrasi : Zulki Adzani Sidiq Fathoni Hartini
Alamat Redaksi/Sirkulasi : LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates Km 10 Yogyakarta Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213 E-Mail :
[email protected] Web : lppm.mercubuana-yogya.ac.id Jurnal yang memuat ringkasan hasil laporan penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun. Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah dipublikasikan baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal Sosio-Humaniora dan harus diterima oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.
ii
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga Jurnal Sosio-Humaniora Volume 5, No. 1, Mei 2014 dapat kami terbitkan. Redaksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para penulis yang telah berkenan mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal ini, Pada jurnal Sosio-Humaniora edisi Mei 2014 ini, disajikan beberapa hasil penelitian di bidang psikologi diantaranya artikel tentang hubungan antara religiusitas dengan terorisme, konsep pemimpin nasional yang baik, kecenderungan anorexia nervosa
pada model perempuan, prokrastinasi akademik dalam
penyelesaian skripsi, efektivitas terapi Spriritual Emotion Freedom Technique (SEFT) pada remaja residen NAPZA, sistem kebijakan manajemen karir pada suatu hotel di yogyakarta, serta faktor psikologis yang mempengaruhi konsumen Bali pada pembelian kendaraan pribadi. Redaksi menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyajian artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, agar penerbitan mendatang menjadi semakin baik. Atas perhatian dan partisipasi semua pihak, redaksi mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Mei 2014 Redaksi
iii
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1 ini telah direview oleh Mitra Bestari : 1. Awan Santosa, S.E., M.Sc. bidang studi Manajemen 2. Dr. Kamsih Astuti, S.Psi., M.Si. bidang studi Psikologi Masyarakat
iv
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar ........................................................................................... Daftar Mitra Bestari .................................................................................... Daftar Isi...................................................................................................... HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU TEROR PADA NARAPIDANA KASUS TERORISME DI INDONESIA ................................................................................................. Diannitha Phobe Yuliani Pertiwi dan Handrix Chrisharyanto KONSEP PEMIMPIN NASIONAL YANG BAIK: SURVEY PADA MASYARAKAT JAKARTA .......................................................................... Handrix Chrisharyanto, Tia Rahmania dan Fatchiah E Kertamuda PERAN KECENDERUNGAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN NARSISTIK TERHADAP KECENDERUNGAN ANOREXIA NERVOSA PADA MODEL PEREMPUAN ..................................................................... Sowanya Ardi Prahara PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI .......... Dyah Ayu Noor Wulan dan Sri Muliati Abdullah
iii iv v
1-22
23-43
44-54
55-74
EFEKTIVITAS TERAPI SPRITUAL EMOTION FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA REMAJA SEBAGAI RESIDEN NAPZA ........................................................................................ 75-101 Metty Verasari SISTEM DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN KARIR SDM HOTEL X DI YOGYAKARTA ............................................................................................ 102-116 Mayreyna Nurwardani FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN DI BALI DALAM MEMBELI KENDARAAN PRIBADI ...................................................................................................... 117-130 Dewi Puri Astiti PEDOMAN PENULISAN NASKAH .............................................................
131
v
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
EFEKTIVITAS TERAPI SPRITUAL EMOTION FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA REMAJA SEBAGAI RESIDEN NAPZA Metty Verasari Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Jl. Wates Km 10 Yogyakarta 55753 Email :
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi Spiritual Emotion Freedom Technique (SEFT) terhadap penurunan insomnia pada remaja sebagai residen NAPZA. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu; (1) ada perbedaaan tingkat insomnia antara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan SEFT dengan kelompok kontrol, kelompok eksperimen lebih rendah insomnianya dibandingkan kelompok kontrol, (2) ada penurunan insomnia pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah diberi SEFT. Subjek penelitian ini adalah 4 orang residen, yang semuanya mengalami insomnia kategori sangat tinggi, dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu 2 subjek kelompok eksperimen dan 2 subjek kelompok kontrol secara random. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest - posttest control group design. Sebelum dilakukan perlakuan, diadakan uji kesetaraan data pada hasil pretest menggunakan Mann Whitney U Test diketahui nilai Z= -1,549 dengan P= 0,121 (p>0,05), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan skor insomnia antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi SEFT. Adapun hasil analisis data yang menggunakan analisis kualitatif, menunjukkan bahwa terdapat penurunan skor skala insomnia antara subjek KE dan KK pada saat sebelum dan sesudah perlakuan. Subjek KE cenderung mengalami penurunan skor skala insomnia, dan hal ini bisa bertahan dari fase pretest, posttest sampai dengan follow up. Sedangkan subjek KK tidak mengalami penurunan keluhan insomnia, bahkan cenderung dalam kategori sangat tinggi dari fase pretest, posttest hingga follow up. Kata kunci : Terapi SEFT, insomnia, remaja residen NAPZA EFFECTIVENESS OF THERAPY SPIRITUAL EMOTION FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TO DECREASE INSOMNIA IN ADOLESCENT AS THE NAPZA RESIDENT ABSTRACT The aim of this research is to understand the effectiveness of spiritual emotion freedom technique therapy towards insomnia decreasing on teenagers NAPZA resident. Hypothesis in this research are : 1.There is difference level of insomnia between experiment group who were given SEFT treatment with control group. 2.There is an insomnia decreasing on experiment group before and after given SEFT. Participant in this study include 4 people who were incarcerated, all of them are a victim of insomnia in high category. They are divided in 2 group that is 2 participants as a experiment group and 2 participants as a control group on random method. Design of this study is pretest-posttest control group design. There is test of equivalent data on pretest result by mann whitney U test before they gave
75
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
treatment. The result is Z=1,549 and P=0,121 (P>0,05). It show that there is not different of insomnia score between experiment group and control group before SEFT’s therapy. Data analysis result using qualitative analysis showed a decrease in insomnia scale score between KE and KK, before and after the treatment. KE tended to show decreased insomnia scale scores, which could remain the same from pretest, posttest, and to follow up phase. On the other hand, KK didn’t show any decrease in insomnia complaints, instead tended to be in a extremely high category from pretest, post-test, and to follow up phase. Keywords : SEFT therapy, insomnia, teenagers NAPZA resident
PENDAHULUAN
mulus, sehingga melahirkan keraguan peran atau kekacauan pada masa
Masa remaja adalah suatu
remaja yang ditandai dengan perilaku
periode antara masa anak- anak dan
perubahan
masa
impulsivitas (Santrock, 2003).
dewasa.
merupakan
Masa
remaja
paling
penting
masa
suasana
hati
dan
Remaja akan memperlihatkan
karena masa ini dikatakan sebagai
pola
masa pencarian identitas diri (Hurlock,
melarikan diri, kriminalitas, berperilaku
2003). Menurut Monks, Knoers &
yang mengundang risiko dan kelabilan
Haditono
remaja
mental yang parah. Perilaku yang
umumnya dibagi menjadi tiga periode:
mengundang risiko pada masa remaja
(1) awal (usia 12 sampai 15 tahun);
antara
pertengahan (usia 15 sampai 18
alkohol, tembakau dan zat lainnya
tahun); dan (3) akhir (usia 18 sampai
atau
21
normal,
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
fase
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), aktivitas seksual dengan berganti-
tahun).
(1999),
Pada
proses-proses
masa
remaja dalam
perkembangan
tidak
melalui
fase
memberontak.
Akan
tetapi
pada
ganti
perilaku
lain
bermasalah
adalah
dikenal
penggunaan
dengan
pasangan
remaja bermasalah krisis identitas,
membahayakan
fase ini tidak berhasil diatasi dengan
mendapatkan
seperti
istilah
sehingga
kesehatan, sindroma
seperti
defisiensi
76
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
imunitas
atau
Deficiency
Acquired
Syndrome
Immune
(AIDS)
ISSN : 2087-1899
melainkan
juga
jenis
dan
sedativa/hipnotika (psikotropika) dan
perilaku menentang bahaya seperti
alkohol (minuman keras). Adapun
balapan, selancar udara, dan layang
mekanisme
gantung (Kaplan & Sadock, 1994).
penyalahgunaan NAPZA oleh peneliti
Menurut ketua Tim Investigasi
terjadinya
Hawari (1999) dikemukakan sebagai
NAPZA, bahwa 60% mahasiswa di
berikut:
Yogyakarta
terjadi oleh interaksi antara faktor-
dan
mengonsumsi
NAPZA,
diantaranya
adalah
40%
faktor
penyalahgunaan
predisposisi
NAPZA
(kepribadian,
mahasiswa pendatang (berasal dari
kecemasan, depresi), faktor kontribusi
luar Yogyakarta). Dari 60% pengguna
(kondisi keluarga) dan faktor pencetus
tersebut, dikonsumsi ganja 19,8 ton,
(pengaruh teman sebaya).
685 gram shabu, 62 gram putauw,
Pada penelitian ini, peneliti
1.666 butir ekstasi dan 2.715 pil koplo
hendak menggunakan jenis terapi
(Sinar Pagi, 1997). Data dari POLDA
lainnya yaitu SEFT sebagai metode
DIY, LSM, dan Tempat Rehabilitasi di
untuk menurunkan keluhan insomnia
Yogyakarta
pada remaja sebagai residen NAPZA.
tahun
2004
sampai
dengan 2009 tercatat 80% pengguna
Hal
NAPZA adalah pelajar/ mahasiswa
memperkaya
usia
jenis-jenis psikoterapi lain yang dapat
antara
14-25 tahun
(PSPP,
2011).
ini
digunakan Menurut
Hawari
(1999)
dimaksudkan
untuk
pengetahuan
tentang
untuk
mengurangi
keluhan/dampak
fisik
penyalahgunaan NAPZA di Indonesia
psikologis
penyalahgunaan
muncul pada tahun 1969 dan NAPZA
NAPZA. SEFT adalah sebuah terapi
yang disalahgunakan tidak terbatas
penggabungan antara spiritual power
pada jenis opioida dan ganja saja,
dan
akibat
energy
psychology.
maupun
Menurut
77
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
Freinsten (Thie & Demuth, 2007),
SEFT (Spiritual Emotion Freedom
energy
Technique). Aspek spiritualitas yang
psychology
seperangkat
prinsip
adalah dan
terapi
ada
dalam
terapi
SEFT
memanfaatkan sistem energi tubuh
berdasarkan
untuk memperbaiki kondisi pikiran,
Zainudin,
emosi,
Energy
tindakan dihubungkan kepada Tuhan
psychology adalah bidang ilmu yang
YME maka kekuatannya akan berlipat
relatif
telah
ganda, dan hal ini sesuai dengan
dokter
penelitian Dossey (1993) tentang efek
dan
baru,
dipraktikkan
perilaku.
akan oleh
tetapi para
yaitu
Tiongkok kuno lebih dari 5000 tahun
doa
yang lalu. Energy psychology baru
pasiennya.
dikenal luas sejak penemuan Dr.
pada
ini
apabila
terhadap
Menurut
keyakinan segala
penyembuhan
Zainudin
Roger Callahan di tahun 1980-an
SEFT
tentang Tought Field Therapy. Pada
untuk memecahkan masalah fisik atau
pertengahan tahun 1990-an, Gary
emosi, tetapi ada 4 domain, yaitu: (1)
Craig ( the ambasador of energy
SEFT
psychology), meringkas TFT yang
meraih kesehatan dan kesembuhan
ditemukan oleh Dr. Roger Callahan
baik
secara
menjadi
maksimal; (2) SEFT for success,
Emotional Freedom Technique (EFT),
adalah untuk meraih apapun yang
agar
oleh
individu secara pribadi inginkan; (3)
masyarakat awam, dan kemudian
SEFT for happiness, adalah untuk
dipergunakan secara luas di Amerika
meraih kebahagiaan; dan (4) SEFT for
dan
lebih
dapat
Eropa.
dikembangkan
ringkas
dipergunakan
dikembangkan
for
fisik
healing,
maupun
tidak
(2006),
adalah
psikis
untuk
secara
Selanjutnya
EFT
individual
lebih
oleh
bagaimana membentuk pribadi yang
lanjut
Zainudin pada tahun 2005 menjadi
baik
dan
greatness,
hanya
benar
adalah
dan
tidak
78
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
menimbulkan
dampak
negatif
terhadap lingkungan. Ada
2
ISSN : 2087-1899
sehingga muncul perasaan kurang percaya
langkah
diri
atau
mengalami
dalam
gangguan pengendalian emosi, dan
melakukan SEFT (Zainudin, 2010)
hal ini yang dapat menyebabkan
yaitu; (1) versi lengkap, (2) versi
gangguan dalam sistem tubuh. Jika
ringkas (short- cut). Keduanya terdiri
tubuh sudah didominasi oleh energi
dari 3 langkah yaitu, the set-up, the
negatif, dan dibiarkan saja, maka
tune-in,
tapping.
akan timbul gangguan kesehatan fisik
Perbedaannya terletak pada langkah
maupun psikis, sehingga diperlukan
ketiga
versi
suatu tindakan agar seseorang dapat
dilakukan
mengatasi permasalahannya tersebut,
hanya pada 9 titik, sedangkan versi
dengan demikian seseorang akan
lengkap the tapping dilakukan pada
berpikir jauh lebih baik dan akan
18 titik.
timbul
dan
(the
singkat,
the
tapping).
langkah
Pada
ketiga
dampak
positif
terhadap
Keunggulan SEFT yaitu: (1)
keputusan yang diambil; (3) adanya
metodenya mudah dan sederhana,
unsur hipnoterapi yang bermanfaat
sehingga orang awam pun dapat
untuk
menerapkannya; (2) bisa diterapkan
dengan
tujuan
untuk diri sendiri, sehingga dapat
motivasi,
karena
menyembuhkan
saat
maka kualitas hidup seseorang akan
mengalami gangguan kesehatan; (3)
meningkat; (4) yang membuat terapi
meningkatkan
karena
ini efektif adalah do’a, tanpa adanya
dialami
campur tangan Tuhan, maka segala
diri
sendiri
motivasi,
sebagian
kegagalan
seseorang
dalam
yang
dirinya
sendiri
membangkitkan dengan
motivasi
hal,
sesuatu tidak akan berjalan sesuai
seringkali disebabkan oleh masalah
kehendak, dan campur tangan Tuhan
psikis
itu
yang
ada
berbagai
menyugesti
dalam
dirinya,
bisa
terjadi
dari
doa
yang
79
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
dipanjatkan (Zainudin, 2010). Dengan
tersebut.
Dalam
alasan inilah peneliti memilih SEFT
mengatasi
berbagai
sebagai
fisik dan psikologis, aliran energi yang
terapi
insomnia
untuk
pada
menurunkan
remaja
sebagai
residen NAPZA.
SEFT,
untuk
permasalahan
tersumbat di beberapa titik kunci pada tubuh harus dibebaskan, hingga dapat
Berdasarkan
pemahaman
mengalir kembali dengan lancar. Cara
SEFT tersebut di atas, tampak bahwa
pembebasan energi tersebut adalah
SEFT sangat mementingkan aspek
dengan
spiritualitas dalam terapinya. Hal inilah
kedua ujung jari (tapping) di bagian
yang
tubuh tertentu. Tahapan set-up dan
membedakan
dengan
terapi-terapi
CBT, relaksasi,
antara
SEFT
lainnya,
baik
ataupun EFT
itu
mengetuk
tune-in,
ringan
dengan
memfokuskan
pelepasan
hambatan
pada psikologis
sendiri. Terapi/metode SEFT sudah
dengan kepasrahan kepada Tuhan
banyak
untuk
YME, sehingga pada akhirnya bukan
keluhan
hanya permasalahan fisik yang dapat
baik fisik maupun psikologis dan
diatasi melainkan juga permasalahan
emosi seperti, penyembuhan rasa
psikologis
nyeri pasca operasi sesar pada ibu
Keseluruhan tahapan ini hanya ada
hamil,
dalam
digunakan
menyembuhkan
epilepsi,
berbagai
fobia,
dan
post
terapi
(Zainudin,
SEFT.
Jadi
sangat
terapi
SEFT
traumatic syndrome. Terapi SEFT
memungkinkan
jika
yang
dipergunakan
untuk
mendasarkan
pada
energy
2010).
mengatasi
psychology dan spiritual power, dapat
permasalahan insomnia pada remaja
memberikan
sebagai residen NAPZA.
kontribusi
tersendiri
untuk pengembangan brief therapy dalam
membantu
mengatasi
permasalahan fisik dan psikologis
Setelah mendapat terapi SEFT ini,
maka
diharapkan
keluhan
insomnia yang dialami oleh remaja
80
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
sebagai
residen
NAPZA
dapat
berkurang atau bahkan disembuhkan,
ISSN : 2087-1899
mengurangi
risiko
penyalahgunaan
NAPZA.
sehingga remaja dapat memulai tidur dengan mudah, tidak terbangun di
MATERI DAN METODE
malam hari, jika terbangun maka dapat
tidur
kembali,
terganggunya
tidak
HIPOTESIS PENELITIAN
aktivitas/kegiatan
Ada hubungan yang positif
sehari-hari, terlepas dari penggunaan
antara Terapi SEFT (Spiritual Emotion
obat tidur, serta tercapainya kualitas
Freedom
hidup. Oleh karena itu, penelitian
penurunan Insomnia pada residen
tentang
NAPZA.
efektivitas
terapi/metode
Technique)
terhadap
Spiritual Emotion Freedom Technique (SEFT) terhadap penurunan insomnia
SUBJEK PENELITIAN
pada remaja residen NAPZA perlu
Subjek penelitian berjumlah 4 orang
dilakukan
residen
karena
berhubungan
NAPZA
dengan upaya untuk prevensi, terapi
menjalani
dan
Rehabilitasi
rehabilitasi
penyalahguna terapi
pada
NAPZA,
dengan
remaja mengingat
pendekatan
rehabilitasi NAPZA
1. Remaja
residen
dikategorikan
upaya
Rehabilitasi
penyalahgunaan
NAPZA.
Apalagi
jika, bekal tentang keagamaan telah diperoleh sejak dini atau sejak masa anak-anak, sehingga potensi ini perlu dioptimalkan
sebagai
upaya
sedang di
“X”.
Panti Adapun
kriteria subjek penelitian yaitu:
keagamaan terbukti efektif sebagai penanggulangan
yang
NAPZA pihak
memiliki
yang Panti
gangguan
tidur/insomnia. 2. Mendapatkan skor skala insomnia dalam kategori sangat tinggi 3. Berada
di
Panti
Rehabilitasi
NAPZA “X”
81
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
4. Jenis kelamin laki-laki dengan usia 12-21 tahun (Monk,1999) 5. Berpendidikan
ISSN : 2087-1899
METODE PENELITIAN Pada
minimal
sekolah
dasar
penelitian
ini,
ada
beberapa alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
Subjek penelitian ini kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
ini yaitu: 1. Alat ukur Alat
yang
digunakan
kontrol. Cara pembagiannya adalah
pengumpulan
dengan
terlebih
insomnia, kuesioner kualitas tidur, self
dahulu. Dari hasil pretest dengan
monitoring, lembar observasi, agenda
menggunakan
refleksi dan tindakan, dan lembar
diberikan
pretest
skala
insomnia,
data
didapatkan skor insomnia masing-
evaluasi penelitian.
masing subjek.
a. Skala insomnia
Kemudian,
subjek
berupa
untuk skala
dengan kategori skor insomnia sangat
Skala adalah suatu alat ukur
tinggi dibagi secara random dan
untuk mengetahui atau mengungkap
dimasukkan
aspek afektif, berupa pertanyaan atau
dalam
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
pernyataan
Kelompok
eksperimen
langsung
perlakuan
berupa
mendapat
terapi
yang
secara
mengungkap
tidak
indikator
SEFT,
perilaku dari atribut bersangkutan, dan
sedangkan kelompok kontrol tidak
respon atau jawaban subjek tidak
mendapatkan terapi SEFT. Kelompok
diklasifikasikan
kontrol juga mendapatkan perlakuan
benar atau salah (Azwar, 2006). Skala
terapi SEFT setelah proses penelitian
ini dimodifikasi dari skala insomnia
selesai (waiting list).
oleh Pratikto (2001), dengan r=0,957,
sebagai
jawaban
jumlah subjek 133, validitas diperoleh koefisien
korelasi
sebesar
antara
82
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
0,549 sampai 0,771. Skala ini terdiri
berdasarkan indikator dari DSM IV
dari 40 item, terdiri dari item favorable
(2000), yaitu sulit untuk memulai tidur,
dan
disusun
sering terbangun di malam hari dan
indikator-indikator
sulit tidur lagi, terbangun terlalu dini
tentang insomnia. Skala ini digunakan
dan sulit tidur lagi. Berikut ini disajikan
untuk mengukur taraf insomnia yang
tabel 2 tentang distribusi item-item
dialami subjek sebelum dan sesudah
Skala Insomnia:
unfavorable
yang
berdasarkan
terapi
SEFT.
Skala
ini
dibuat
Tabel 1. Distribusi Skala Insomnia Sebelum Uji Coba No
Aspek
1
Sulit memulai tidur Sering terbangun malam hari dan sulit tidur lagi Bangun terlalu dini dan sulit tidur lagi. Total
2
3
Nomor Item Favorable Unfavorable 1,5,19,21,23,2 6,9,17,22,28,30, 4, 26 35,36,37
Jumlah 16
2,4,7,12,14,16, 31,32
11,15,18,29,33,3 8,39
15
3,13,34,10,20
8,25,27,40
9
20
20
40
Setiap pernyataan disediakan
jawaban A dapat nilai 0, B dapat nilai
lima pilihan jawaban yakni jawaban A
1, C dapat nilai 2, D dapat nilai 3, dan
berarti
E dapat nilai 4, sebaliknya untuk
tidak
jawaban
B
pernah berati
mengalami,
jarang
sekali,
jawaban unfavorable A,B,C,D dan E
jawaban C berarti jarang, jawaban D
dapat nilai 4,3,2,1 dan 0.
berarti sering dan jawaban E berarti
b. Kuesioner kualitas tidur
sering sekali dengan nilai bergerak dari
0
sampai
4.
Untuk
Perolehan
data
penelitian
butir
dilakukan selain menggunakan skala
pernyataan yang sifatnya favorable
insomnia, juga menggunakan metode
83
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
wawancara
dengan
menggunakan
ISSN : 2087-1899
a. Gejala
dari
kriteria
kuesioner kualitas tidur agar sesuai
perkembangan
dengan
dalam satu bulan dari intoksikasi
tujuan
penelitian
(proses
assesment). Kuesioner kualitas tidur ini terdiri dari 13 butir pertanyaan.
b. Penggunaan obat berhubungan secara
berisikan
gangguan tidur.
dengan
yang
aspek-aspek
terkait
insomnia
atau
zat/ putus zat.
Pedoman kuesioner kualitas tidur ini pertanyaan
selama
A
etiologis
dengan
c. Lembar self-monitoring
diinduksi zat menurut DSM IV-TR
Lembar self monitoring ini dibuat
(2006), yaitu:
berdasarkan
1) Kesulitan untuk memulai tidur/tetap
subjek
tidur,
atau
tidur
menyegarkan,
yang
selama
kualitas
selama
satu
tidur minggu
tidak
sebelum mengikuti terapi SEFT.
paling
Lembar self monitoring berisi
kurang 1 bulan.
tentang pukul berapa mulai tidur
2) Gangguan tidur (atau berkaitan
dan bangun, kejadian apa saja
dengan kelelahan di siang hari)
yang dialami saat tidur dan
menyebabkan penderitaan secara
bangun, apakah selama tidur
klinis
bermimpi,
yang
bermakna/gangguan
apakah
masih
pada fungsi sosial pekerjaan/fungsi
terbangun di malam hari, dan
penting lainnya.
perasaan dan kondisi fisik saat
3) Suatu gangguan tidur yang cukup berat
sehingga
memerlukan
perhatian klinis tersendiri. 4) Terdapat
bukti
pemeriksaan
dari
bangun di pagi hari. Petanyaan dalam lembar self monitoring ini bersifat terstrukstur dan terdiri
riwayat,
dari 6 pertanyaan.
fisik/temuan
laboratorium salah satu dari:
84
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
d. Lembar observasi terapi
ISSN : 2087-1899
e. Agenda refleksi dan tindakan
Pada penelitian ini digunakan
Agenda refleksi dan tindakan
teknik anecdotal records yaitu
digunakan
dengan
langsung
kualitas tidur dan aktivitas yang
kegiatan yang dilakukan oleh
dilakukan para remaja residen
residen dan menuliskan dalam
NAPZA setelah diberikan terapi
catatan lapangan sebelum dan
SEFT
selama subjek mengikuti terapi.
sebelum diberikan follow up.
melihat
Hal ini dilakukan untuk melihat
untuk
selama
memantau
satu
minggu
f. Lembar evaluasi penelitian
bagaimana perilaku residen dan
Lembar
mencatat
diberikan kepada residen untuk
pada
ekspresi
saat
nonverbal
mengikuti
Metode
ini
peneliti
untuk
evaluasi
penelitian
terapi.
diisi setelah tahapan penelitian
memungkinkan
selesai dilaksanakan. Lembar
melihat
dan
evaluasi
ini
berisi
mencermati sendiri sikap dan
tanggapan
perasaan
residen.
&
proses terapi, kondisi terapis,
Lincoln
(Moleong,
2001),
kondisi ruangan, dan segala
Guba
residen
tentang
yang
mengenai
mengungkapkan bahwa metode
sesuatu
menunjang
ini juga dapat menjawab keragu-
penelitian. Lembar evaluasi ini
raguan atau bias peneliti akan
berupa tanggapan naratif.
data yang diperoleh sebelumnya dan digunakan untuk melihat perilaku
residen
mengikuti terapi.
selama
2. Modul Terapi SEFT Modul berisi tentang prosedur pelaksanaan SEFT oleh terapis dan jadwal pelaksanaan SEFT.
Modul
SEFT disusun berdasarkan konsep
85
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
SEFT dari Zainudin (2010). Dalam
individu
penyusunannya
analisis tahap-tahap analisisnya:
menggunakan
pertimbangan tokoh kompeten dan
digunakan sebagai
1. Menampilkan
visual
dasar
inspection.
memiliki pengalaman dalam bidang
Secara objektif akan ditampilkan
psikoterapi
gambar
dan
konseling
(Professional Professional
Judgement). Judgement
berdasarkan
skor
kemampuan kualitas tidur yang
dilakukan
diperoleh subjek sebelum, setelah
oleh seorang praktisi SEFT yang telah
terapi dan fase follow up, sehingga
memiliki
diperoleh gambaran kualitas tidur
pengalaman
sebagai
SEFTer.
partisipan
(Barlow
&
Harsen,
1984). 3. Alat-alat Pendukung Beberapa diperlukan
alat
untuk
2. Sebagai pendukung data, peneliti dokumentasi
mempermudah
melakukan analisis kualitatif yang diperoleh dari:
pengumpulan data dan pada saat
a. Kuesioner kualitas tidur, terdiri
penelitian. Alat- alat yang digunakan
dari 13 item pertanyaan semi
yaitu, proyektor, power point, LCD,
terstrukstur,
Laptop, papan tulis, dan alat tulis.
berdasarkan
diagnostik
insomnia
zat
ANALISIS DATA
yang
diinduksi
disusun
dari
DSM-IV TR (2006).
Analisis terhadap data yang diperoleh
b. Self monitoring, berisi tentang
dalam penelitian ini diukur dengan
jam memulai tidur, bangun tidur,
metode
visual
diperkuat wawancara
analisis dan
inspection
yang
dan perasaan yang dirasakan
kualitatif
hasil
saat bangun tidur, yang disusun
observasi.
Skor
secara terstruktur, terdiri dari 6 pertanyaan.
86
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
c. Agenda refleksi dan tindakan
mengalami
terapi
merupakan evaluasi terhadap
perubahan
setelah
kondisi subjek, baik pikiran dan
dapat tidur dengan mudah, tidak
segala aktivitas yang dilakukan
terbangun dini hari, jika terbangun
subjek sehari-hari.
malam hari mudah untuk tidur lagi,
d. Evaluasi penelitian merupakan pesan
dan
kesan
residen
dapat
adanya
terapi
seperti
mempertahankan
melaksanakan
selama mengikuti penelitian dari
dengan
awal hingga akhir.
penggunaan
kegiatan
semangat,
motivasi HASIL DAN PEMBAHASAN
merasa
obat
tidur,
sehari-hari
terlepas tidur,
untuk
dari
adanya
mencapai
cita-
cita/keinginan yang selama ini belum tercapai setelah keluar dari pusat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terapi
SEFT
dapat
menurunkan keluhan insomnia pada remaja sebagai residen NAPZA yang
rehabilitasi,
dan
membahagiakan
serta
ingin
orang-orang
yang
dicintai seperti orang tua. Pada
analisis
aspek-aspek
sedang menjalani rehabilitasi di Pusat
insomnia terdapat perbedaan antara
Rehabilitasi. Hasil analisis kuantitatif
subjek TN dan YG. YG mengalami
menunjukkan bahwa residen NAPZA
penurunan dibandingkan TN, hal ini
yang
dikarenakan
mendapatkan
terapi
SEFT
YG
lebih
mudah
mengalami penurunan skor insomnia
mengikuti setiap tahap terapi SEFT,
yang signifikan dibandingkan dengan
yaitu dilihat dari awal pembuatan
residen
kalimat
NAPZA
yang
tidak
set
up.
YG
kalimat
lebih
mendapatkan terapi SEFT. Hal ini
menghafal
sejalan dengan analisis kualitatif yang
menghafal titik tapping terapi SEFT.
pada umumnya residen NAPZA yang
Sementara
TN
set
harus
up
cepat dan
mengulang
87
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
beberapa kalimat set up sampai betul-
menyebutkan
betul hafal, dan membutuhkan waktu
dapat
lama
permasalahan baik fisik dan psikis.
untuk
menghafal
titik-titik
tapping. TN
bahwa
terapi
menyelesaikan
SEFT
berbagai
Terapi SEFT dapat menghilangkan yang
berkonsentrasi
lebih
bersukar
dibandingkan
fobia kucing (Ruzhendi, Alfin & Nur
YG,
Rahmanto Heryana, 2010), Efektivitas
disebabkan karena TN lebih lama
Spiritual Emotion Freedom Technique
mengonsumsi NAPZA, yaitu sejak
(SEFT)
kelas 6 SD dan baru berhenti ketika di
Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca –
Pusat Rehabilitasi dan dengan dosis
Operasi Sectio Caesaria menyatakan
yang terus meningkat. Sedangkan YG
bahwa terapi SEFT efektif untuk
mulai mengonsumsi NAPZA sejak
mengurangi nyeri ibu pasca operasi
masuk SMK dan berhenti 6 bulan
PC (Wijiyanti ,2010). Tahapan terapi
sebelum
SEFT yang digunakan adalah set up,
rehabilitasi
Rehabilitasi.
di
Pusat
Santrock
(2006)
tune
terhadap
in
dan
menyebutkan bahwa salah satu efek
menggunakan
dari penyalahgunaan NAPZA selain
healing.
insomnia, yaitu berkurangnya daya
Sebelum
Penurunan
tapping, domain
dengan
SEFT
dilakukan
for
seluruh
ingat atau memori dan menurunnya
tahapan SEFT yaitu; set up, tune in
tingkat intelektual serta konsentrasi
dan tapping maka, pada tahap awal
seseorang,
apalagi
jika
SEFT dimulai terlebih dahulu dengan
penyalahgunaan
NAPZA
tersebut
membuat
kalimat
set
up
untuk
dalam jangka waktu yang lama, dan
masing-masing subjek sesuai dengan
dosis yang semakin meningkat.
keluhan yang dirasakan oleh subjek,
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya
yang
yang disebut the set up words, dibantu oleh SEFTer. SEFTer akan
88
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
membuka traumatis
ISSN : 2087-1899
pengalaman-pengalaman apa
saja
yang
pernah
Kekhusyukan pada saat tahap set
up,
dilakukan dengan hanya
dialami subjek yang membawanya ke
memusatkan pikiran pada saat berdoa
perilaku penyalahgunaan NAPZA dan
kepada “Sang Maha Penyembuh”,
akhirnya
dengan penuh kerendahan hati. Hal
menimbulkan
insomnia.
Adapun the set up words yang dibuat
tersebut
juga
dibarengi
oleh subjek TN dan YG yaitu;
keikhlasan, yaitu perasaan ridho atau
“saya tidak dapat tidur”
menerima
“saya sering terbangun pada dini hari”
maupun emosi) dengan sepenuh hati.
“saya sulit untuk tidur kembali, saat
Keikhlasan membuat individu secara
terbangun dini hari”
alami menyucikan diri dari dosa dan
“dahulu saya pernah menggunakan
kesalahan yang pernah diperbuatnya,
NAPZA dan minum-minuman keras”
yang dalam kasus insomnia, termasuk
rasa
sakit
dengan
(baik
fisik
TN dan YG mengucapkan the
pada penyucian diri karena telah
set up words secara berulang-ulang
menyiksa atau menganiaya diri sendiri
dengan
dan
dengan menyalahgunakan NAPZA,
keikhlasan sambil mengetuk dengan
sehingga pada akhirnya menimbulkan
dua ujung jari bagian “karate chop,”
insomnia.
penuh
kepasrahan
yaitu di samping telapak tangan pada bagian
yang
mematahkan
digunakan balok
saat
untuk karate.
The
set
up
words
juga
mengandung kepasrahan, yang pada dasarnya
menyerahkan
nanti
yang
Allah
SWT
Setelah itu subjek menekan dengan
terjadi
tepat bagian “sore spot” (titik nyeri),
(Tuhan YME). Dalam bahasa religius,
yaitu daerah di sekitar dada atas yang
the
jika ditekan terasa agak sakit.
kepasrahan”
set
up
kepada
apa
words
adalah
kepada
“doa Allah
SWT/Tuhan YME, bahwa apapun
89
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
masalah dan rasa sakit yang dilami
selama
saat ini khususnya insomnia, jika
insomnia.
dapat
ikhlas
diterima
memasrahkan
dan
ini
menyebabkan keluhan
Setelah
set
up
dilanjutkan
kesembuhannya
dengan tune in. Pada tahap ini TN
kepada Allah SWT/ Tuhan YME,
dan YG diminta untuk mengingat
maka kesembuhan pun akan datang
kembali
(Zainudin, 2010). Pada saat set up,
berkaitan dengan penyebab insomnia
terapis
untuk
yang membangkitkan emosi negatif,
mengarahkan
seperti marah, kecewa, cemas yang
bagaimana
ingin dihilangkan. Ketika emosi itu
caranya dalam pembuatan the set up
muncul, sambil melafalkan dalam hati
words agar terinci dan tepat sesuai
ucapan;
dengan keluhan yang dialami.
“Ya Allah (Ya Tuhan YME)....saya
berfungsi
mendengarkan serta
dan
mengajarkan
Berdasarkan uraian tersebut di atas
dapat
diketahui
bahwa
yang
ikhlas....saya pasrah.” Selanjutnya tahapan tune-in ini
religiusitas sangatlah penting dalam
dilakukan
kehidupan
sambil
tapping
untuk
Pada
kasus
menetralisasi emosi negatif dan sakit
adanya
fungsi
fisik. Tahapan tapping ini dimulai dari
jantung dan paru-paru yang berjalan
titik Cr (Crown), pada titik atas kepala,
dengan normal disertai kepasrahan
hingga titik GS (Gamut Spot), di
dan
bagian antara perpanjangan tulang
insomnia,
manusia.
peristiwa-peristiwa
dengan
keikhlasan
(spiritual
power),
mengakibatkan emosi dan pikiran menjadi lebih tenang, perasaan lega,
jari manis dan tulang jari kelingking. Menurut
San
(1985),
serta hilangnya berbagai hambatan
dijelaskan bahwa energy meridian
psikologis
atau “Chi meridian” merupakan aliran
(pikiran
negatif)
yang
utama dalam tubuh yang mengalir ke
90
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
seluruh
organ
tubuh
ISSN : 2087-1899
manusia.
Kemudian
ditutup
Meridian
merupakan
pertahanan
pertama
dalam
sistem
Alhamdulillah/ terima kasih Tuhan,
tubuh,
menandakan bahwa SEFT sangat
kekebalan/imunitas
dalam
Alhamdulillah/Terima
dengan
Kasih
sehingga sebelum penyakit menjalar
mementingkan
ke organ-organ dalam (jantung, paru,
karena proses terapi berjalan secara
perikardium,
dll)
sempurna dan menyeluruh. Bersyukur
perjalanan penyakit terlebih dahulu
mempunyai beberapa manfaat yang
menyerang jalur meridian, sehingga
baik. Emmons dan McCullough (2003)
aliran
menemukan bahwa dengan berpikir
“Chi
limpa,
meridian”
hati,
menjadi
terganggu.
untuk
aspek
Tuhan.
bersyukur
bersyukur,
seseorang
akan
Setelah secara keseluruhan
dapat memunculkan emosi positif.
tahapan SEFT tersebut dilakukan,
Selanjutnya McCullough, Tsang, dan
kemudian dilanjutkan dengan ke-3
Emmons (2007) menyebutkan dengan
domain SEFT lainnya yaitu, SEFT for
bersyukur
succes adalah untuk meraih apapun
lebih tenang dan tidak panik ketika
yang individu secara pribadi inginkan,
menghadapi masalah. Kondisi seperti
SEFT for happiness, adalah untuk
ini memungkinkan para residen untuk
meraih kebahagiaan dan SEFT for
dapat mulai tidur dengan lebih awal,
greatness,
bagaimana
tidak terbagun dini hari, jika terbangun
membentuk pribadi yang baik dan
dini hari mudah untuk tidur kembali,
benar dan tidak menimbulkan dampak
dapat mempertahankan tidur (tidur
negatif terhadap lingkungan. Ketiga
yang
domain tersebut dilakukan dengan
menyegarkan),
langkah yang sama, yang berbeda
pelaksanaan
hanyalah kalimat set up nya saja.
(melaksanakan kegiatan sehari-hari
adalah
maka
seseorang
berkualitas/ tidak kegiatan
tidur
dapat
yang
terhambatnya sehari-hari
91
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
dengan
semangat),
terbebas
ISSN : 2087-1899
dari
tengkuknya pun tidak lagi terasa
penggunaan obat tidur, tercapainya
berat, dan badannya terasa sehat.
kualitas hidup, adanya motivasi dalam
Setelah
menjalani hidup saat ini dan masa
dengan tensimeter, tekanan darah YG
depan.
pun kembali normal (110/80). Hal ini Pada saat akhir seluruh terapi
SEFT,
YG
masih
mengalami
dilakukan
pengecekan
menunjukkan bahwa efek terapi SEFT bukan
hanya
dapat
menurunkan
hipertensi, sehingga setelah akhir
keluhan insomnia, akan tetapi juga
terapi SEFT, SEFTer memberikan
dapat menurunkan tekanan darah
SEFT for healing kepada YG satu kali
tinggi.
putaran
untuk
mengurangi
Secara keseluruhan langkah-
hipertensinya. Tahap awal dimulai
langkah
dengan
up
bahwa manusia sangatlah dihargai
sesuai dengan keluhan hipertensi
dari intuisinya, karena di dalam SEFT
yang dilami YG, yaitu:
terdapat aspek memaafkan dan doa
“Saya
merubah
tidak
kalimat
dapat
set
tidur
karena
dari
SEFT
menunjukkan
yang merupakan pembeda antara
mengalami darah tinggi”
manusia
dengan
makhluk
Tuhan
“Saya seringkali mengalami sakit di
lainnya.
Menurut
Gani
(2011),
bagian tengkuk, karena hipertensi”
memaafkan adalah state of mine yang
“Saya
melibatkan pikiran, perasaan, dan
seringkali
mengalami
sakit
kepala”
tindakan
tertentu.
Suatu
hal
Kemudian dilanjutkan dengan
dinyatakan masuk ke dalam konteks
tahapan tune in dan tapping. Setelah
memaafkan apabila ada pikiran yang
semua
mempersepsi
tahapan
SEFT
selesai
dilakukan, YG mengatakan bahwa
peristiwa:
kepalanya tidak lagi terasa pusing,
sesuatu
bahwa
Ada
pada
suatu
seseorang
atau
yang
melakukan
92
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
ketidakadilan terhadap diri seseorang.
menyatakan
Kemudian
cenderung
ketidaknyamanannya
ketimbang
orang
manusia
memilih
menjadi
objek
subjek.
Pikiran
tersebut
memicu
rasa
lain.
itu
Semakin
kepada perasaan-
perasaan ini tidak terungkap, semakin
munculnya perasaan marah, kecewa,
membuat
kesal
asa.
membuatnya semakin tidak nyaman.
Perasaan-perasaan ini wajar terjadi.
Semakin sering hal itu muncul, maka
Saat pertama kali muncul ia ibarat
lingkaran perasaan tidak berdaya ini
alarm
semakin
geram,
yang
sestuatu
dan
putus
memberitahu
sedang
sesak
menerbitkan
dan
perasaan
Menjadi
dendam kesumat yang menyakitkan.
perasaan-
Apabila dendam kesumat ini semakin
perasaan tersebut tetap bertahan di
intens, maka sangat mungkin terjadi
dalam
seseorang
bermasalah
terjadi.
bahwa
dada
apabila
tubuh,
seiring
dengan
menyiapkan
berjalannya waktu , dimana skala
tindakan
ataupun intensitasnya semakin tinggi.
pelaku dengan cara yang berlebihan.
Dalam keadaan seperti ini maka
Saat kemarahan menjadi dendam
perasaan-perasaan
seperti ini, tindakan-tindakan brutal
yang
awalnya
balas
tindakan-
hanyalah alarm, kemudian menjadi
dan
pengganggu.
(Gani,2011).
Seringkali
perasaan
kriminal
dendam
dapat
saja
kepada
terjadi
ini
Menurut Gani (2011), pelaku
ditidaklanjuti dengan tindakan yang
yang dipersepsikan sebagai tokoh-
justru pasif kepada pelaku, mungkin
tokoh yang harus dimaafkan yaitu;
karena malu, sungkan, takut atau
Tuhan, Nabi, diri sendiri, orang tua,
diperbolehkan.
seseorang
mertua, saudara kandung, saudara
merasa bahwa ia diperlakukan tidak
tiri, suami/istri, saudara ipar, guru,
adil, tetapi tidak mudah baginya untuk
murid,
Meski
pelanggan/penjual,
mitra
93
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
bisnis,
sahabat,
bawahan,
anak,
pacar,
atasan,
menantu,
dan
ISSN : 2087-1899
yang teraniaya dan lemah, bila segala cara telah terputus dan semua pintu
tetangga. SEFT memberikan ruang
tertutup
tersendiri dimana seorang individu
mendapati seorang pun yang mampu
dapat
mengangkat
mengungkapkan
permasalahan,
pikiran,
segala dan
di
hadapannya,
kezaliman
mempertahankan
up dan tune in. SEFT memberikan
Kemudian
tempat
tangannya
seseorang
dapat
tidak
yang
menimpanya dan membantunya untuk
perasaannya, yaitu dalam tahap set
dimana
ia
ia
hak-haknya.
mengangkat ke
kedua
langit
seraya
memaafkan dirinya sendiri dan orang-
mengadukan nasibnya kepada Yang
orang penting yang berperan dalam
Maha Kuat dan Agung. Maka, Allah
kehidupan
pasti
klien/pasien,
kemudian
dituangkan
ke
yang dalam
kalimat doa.
akan
menolong
dan
memuliakannya. Dalam doa, seorang hamba
menampakkan
bahwa
ia
Zainudin (2010) menyatakan
benar-benar fakir dan butuh kepada
bahwa dengan adanya doa maka
Allah. Setiap hamba yang berdoa
usaha yang dilakukan akan menjadi
kepada
berkali
diperkenankan doanya, seperti dalam
lipat.
menyatakan
Hasan
bahwa
peran
(2010) dan
Allah
SWT
maka
akan
firman Allah SWT yaitu:
keutaman doa ialah sebab lapangnya
“...Berdoalah
hati, sirnanya kegundahan, hilangnya
akan Ku-perkenankan bagimu...” (Al-
kesusahan, dan mudahnya segala
Mukmin:60)
urusan.
Doa
berlindungnya
merupakan orang-orang
tempat
SEFT
kepada-Ku,
mengambil
niscaya
aspek
yang
spiritualitas ini menjadi sebuah hal
teraniaya dan tempat mengadu orang-
yang penting, SEFT mengambil usaha
orang yang lemah. Karena, orang
dan
doa
menjadi
satu
kesatuan
94
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
sebagai upaya untuk kesembuhan/
masa
kesehatan
dilakukan
tapi
optimalisasi
juga
dalam
meraih menjalani
depan)
tersumbat
bukan
energy
SEFT
for
healing,
titik-titik
setelah
tapping,
akan
membuka ke-12 jalur meridian yang
kehidupan. SEFT memiliki domain hanya
karena
dan
menyeimbangkan
meridian
dalam
tubuh.
namun juga terdapat 3 domain lainnya
Sehingga energi chi yang berada
yaitu seft for happiness, seft for
dalam energy meridian tubuh pun
greatness, dan seft for success. Cara
seimbang dan lancar, akhirnya tubuh
melakukan
ke-3
domain
SEFT
dan pikiran pun menjadi sehat, dan
sama
dengan
cara
dapat menghilangkan segala penyakit
menggunakan seft for healing, hanya
baik fisik maupun psikologis, dapat
dibedakan pada langkah set up nya
melaksanakan
saja. Kemudian dilanjutkan dengan
dengan
langkah the gamut point. Maka, terapi
meningkatkan
SEFT untuk menurunkan insomnia ini
Kondisi seperti ini memungkinkan
melakukan
para remaja untuk dapat tidur dengan
tersebut
ke-4
domain
SEFT
semangat,
tersebut, agar residen NAPZA bukan
nyenyak
hanya
memperoleh
mencapai
kesembuhan/
kegiatan
sehari-hari
serta
dapat
psikoreligiusitas.
dan
pada
kebahagiaan
akhirnya karena
kesehatan, namun juga pencapaian
menurun/hilangnya
insomnia,
kualitas hidup (Zainudin,2010).
memperoleh energi positif sehingga
Setelah menjalani keseluruhan
menimbulkan semangat untuk meraih
proses terapi, maka residen kemudian
kesuksesan, serta menjadi pribadi
mendapatkan kesegaran tubuh, akan
yang penuh dengan kepercayaan diri,
dapat merasakan rileks (santai), dapat
adanya motivasi untuk meningkatkan
terlepas dari hambatan psikologis
kualitas hidup mereka di masa depan
(berkaitan dengan masa lalu dan
95
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
serta terlepas dari belenggu NAPZA
karena ruang tidur para residen
selamanya.
sifatnya tertutup. oleh dari itu,
SEFT energy
yang
psychology
memadukan spiritual
eksperimen tentang insomnia, hal-
power, menjadikan metode terapi ini
hal yang berkaitan dengan ruangan
relatif sempurna, karena tidak hanya
tidur
berbekal kepasrahan semata namun
disetting
juga melakukan intervensi berupa
eksperimen
pengetukan pada titik-titik akupuntur
penderita
tertentu yang disebut dengan tapping.
disediakan fasilitas tempat tidur
Sehingga fisiknya kembali sehat dan
yang nyaman dan tata ruangan,
akhirnya
serta pencahayaan yang baik.
keluhan
dan
apabila akan melakukan penelitian
insomnia
dialami oleh TN dan berkurang. penelitian, yang
Layaknya terdapat
masih
diperhatikan kelemahan
YG
yang
lebih
diperhatikan, seperti
atau
laboratorium
khusus insomnia,
untuk sehingga
dapat
Berdasarkan uraian tersebut di
sebuah
atas dapat disimpulkan bahwa terapi
hal
SEFT ,terbukti berpengaruh terhadap
dirasakan
harus
penurunan keluhan insomnia pada
peneliti
sebagai
oleh
beberapa
atau hambatan
remaja sebagai residen NAPZA.
dalam KESIMPULAN
penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Ketidakselarasan
jadwal
antara
peneliti dengan pihak terkait, dalam
Berdasarkan
hasil
penelitian
hal ini pengurus/pembina pusat
dapat disimpulkan bahwa:
rehabilitasi.
1. Terapi SEFT terbukti berpengaruh
2. Kondisi tempat tidur/ ruang tidur.
terhadap
penurunan
remaja
sebagai
insomnia
Dalam hal ini peneliti tidak dapat
pada
residen
melakukan observasi tempat tidur
NAPZA. Hal tersebut dapat dilihat
96
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
pada saat pretest, posttest dan
tubuh dalam keadaan segar, tidak
follow
terganggunya
up.
Pada
gambar
kegiatan
perbandingan skor pretest skor
keesokan
insomnia pada subjek eksperimen
menggunakan obat tidur. Hal ini
dan
tidak terjadi pada kelompok kontrol
kontrol
mengalami
skor
harinya,
pada
sampai
serta
fase
tidak
insomnia yang sangat tinggi. Hal ini
yang
follow
up
menunjukkan bahwa tidak adanya
sesekali masih menggunakan obat
perbedaan skor insomnia pada
tidur.
fase pretest. Kemudian kelompok DAFTAR PUSTAKA
eksperimen mengalami penurunan setelah diberikan terapi atau fase posttest
sedangkan
Astuti, Y.D. (1999). Hubungan antara
kelompok
Relligiusitas
dengan
gaya
penjelasan pada mahasiswa
kontrol tidak mengalami penurunan
muslim. Psikologika IV (8), hal justru kenaikan skor insomnia pada fase
posttest.
Khusus
39-51.
pada
kelompok eksperimen efektivitas
Azwar, S. (2006). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka
terapi SEFT masih tetap bertahan
Pelajar
pada fase follow up. 2. Peningkatan kualitas tidur subjek,
Baron,
R
&
Byrne,
Psikologi walaupun subjek terkadang masih
D.
sosial.
(2003). Jakarta:
Erlangga
tidur diatas jam 23.00, namun subjek mudah untuk mulai tidur,
Catherine. (2012”, 25 April). Panti rehabilitasi
tidak terbangun pada malam hari, dan walaupun terbangun malam hari namun dapat dengan mudah
NAPZA.
ketergantungan Diunduh
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstr eam/123456789/30086/3/Chap ter%20II.pdf.
untuk tidur kembali, saat bangun
97
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
Cook, T., & Campbell., D., T. (1979).
Glading, S., T. (2000). Counseling: A
Quasi-experimental: Design &
comprehensif profession. New
analysis issues for field setting.
Jersey: Prentice Hall
Boston: Hunghton Miffin Hanurawan, Davison, N., & Gerald., C., K. (2004).
F.
(1999).
psikologi
Kajian
transpersonal
Psikologi abnormal. Jakarta:
terhadap tradisi sufisme islam
Rajawali Pers
indonesia. Psikologika VIII (4), hal 15-22.
Dossey,
L.
(2011”,
Recovering
the
20
Maret). soul:
scientific
and
approach.
Diunduh
A
spiritual dari
Hartung, J., & Beverly., S. (2010). Changes
on
self
report
measure of public speaking
http://www.goodreads.com/boo
anxiety
following
k/show/478408.Recovering_th
with
e_Soul.
Energy Psychology Journal II
thought
treatment
field
therapy.
(1), hal 6-18 Dwoskin, H. (2009). The Sedona Method.
Yogyakarta:
Ufuk
Publishing House.
Hasan. (2010). Terapi dengan ibadah. Solo: Aqwam Jembatan Ilmu
Edinger, J., D.; William, K., W.;
Hawari, D. (1999). Al Qur’an: Ilmu
Rodney, A., R.; Gail, R., M. &
kedokteran jiwa dan kesehatan
Ruth, E., Q. (2001). Cognitive
mental.
behavioral
Bhakti Prima Yasa
therapy
for
Yogyakarta:
Dana
treatment of chronic premary insomnia:
A
randomized
Herlan,
P.
(2001).
Pengaruh
control trial. The Journal of the
hipnoterapi terhadap insomnia
American Medical Association.
(Tesis
285 (14), hal 1856-1864
Universitas
tidak
diterbitkan),
Gajah
Mada.,
Yogyakarta, Indonesia. Gani, A., H. (2011). Forgiveness therapy. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Hidayat,
N.O.
(2009).
Pengaruh
emotional freedom technique
98
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
(SFT) terhadap peningkatan harga
diri
perempuan
narapidana (Tesis
diterbitkan),
tidak
Universitas
Indonesia., Jakarta, Indonesia
ISSN : 2087-1899
Levenson, H. (2011”, 15 Maret). Multidimensional locus of control in psychiatric patients. Journal of
Consulting
Psychology.
and
Clinical
Diunduh
dari
http://cart.rmcdenver.com/instru Hurlock,
E.B.
(2003).
Psikologi
perkembangan
suatu
ment/multideminsional_locus.pd f.
pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Lichstein, K.,L., & Morin,C., M. (2000). Treatment of late-life insomnia.
Joesoef,
A.A.
(1997).
fisiologi
dan
Simposium
Mengenal
patologi
tidur:
gangguan
tidur
Thousand Oaks CA: Sage
Lumbantobing,
S.M.
(2004).
(sleeping disorder). Surabaya:
Gangguan tidur. Jakarta: Balai
Universitas Airlangga.
Penerbit FK UI.
Kahil, A. (2010). Metode Qur’ani:
Mutia, Subandi & Rina, M. (2010).
Lejitkan potensi. Klaten: Etoz
Terapi kognitif bersyukur untuk
Publishing.
menurunkan remaja.
Kaplan & Sadock. (1994). Sinopsis psikiatri
:Ilmu
perilaku
psikiatri
depresi
Jurnal
pada
Intervensi
Psikologi II (1), hal 53-68.
pengetahuan klinis.
New
Moleong. 2001. Metodelogi penelitian
York: University Medical Centre.
kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kedja,
M.
(1990).
Fisiologi
tidur.
Majalah Jiwa. Th. XXV : 2
Monks,
FJ.,
Knoers,
Haditono. Lanywati,
E.
Gangguan
(2001). sulit
Insomnia: tidur.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
1999.
perkembangan dalam
:
berbagai
Yogyakarta:
AMP.,
&
Psikologi Pengantar bagiannya.
Gadjah
Mada
University Press.
99
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
Nabili,
S.T.
(2011”,
Insomnia.
20
Maret).
Diunduh
ISSN : 2087-1899
Ruzhendi, A., & Heryana. (2010).
dari
Terapi
pembebasan
http://www.medicinenet.com/in
spiritual
somnia/article.htm
simptom
dan
emosi-
perubahan
fisiologis
penderita
gangguan fobia kucing. Jurnal Pinel,
J.
(1997).
Biopsychology.
Intervensi Psikologi II (1), hal
Kolumbia: University of British. National Institutes of Health. (2011”, 20
Maret).
Insomnia.
Sleep
disorder:
Diunduh
dari
31-52
San,
Tse
Ching.;
Erastus,
Stephanus, W.; Haryanto, B., &
Kiswojo.
(1985).
http://www.nhlbi.nih.gov/health
akupuntur.
/public/sleep/insomnia.pdf
Akupuntur RSCM
Purwanto,
S.
(2006).
Pengaruh
pelatihan relaksasi
religius
untuk mengurangi gangguan insomnia
(Thesis
W.;
Ilmu
Jakarta:
Unit
Santrock, J.,W. (2003). Adolesence :Perkembangan
remaja.
Jakarta: Erlangga
tidak
diterbitkan), Universitas Gajah Mada., Yogyakarta, Indonesia
Sok, Judith, & Kim. 2003. Effect of acupunture
therapy
on
insomnia. Journal of Advanced PSPP Sehat Mandiri. (2011”, 11
Nursing 44 (4), hal 357-384.
April). Siap berikan layanan terapi dan rehabilitasi terpadu
Sudrajat, A. (2011”, 20 Maret). Terapi
bagi korban NAPZA. Diunduh
kognitif
dari
dari
http://dapasayang.blogspot.co
http://akhmadsudrajat.wordpre
m/2010/11/layanan-terapi-
ss.com/2009/09/05/terapi-
rehabilitasiterpadu.html
kognitif-behavioral/
Rahma, W. (2008). Buku pegangan kode
etik
psikologi.
Sutrisno,
S.
behavioral.
(2011”,
10
Diunduh
Maret).
Efektivitas
terapi
musik
Yogyakarta: Universitas Mercu
terhadap
kualitas
tidur
Buana
penderita
insomnia
pada
100
Jurnal Sosio-Humaniora Vol. 5 No. 1., Mei 2014
ISSN : 2087-1899
lansia di panti wredha pucang
http://www.scribd.com/doc/109
gading
60641/Nambah-Ilmu-Tentang-
Semarang.
Diunduh
dari
Napza-Model-Pelayanan-
http://eprints.undip.ac.id/16397
Kesehatannya
Supratiknya, A. (1993). Teori-teori psikodinamik
(klinis).
Jogjakarta: Kaninus Tarigan,
I.
(2011”,
Widyana, R. (2008). Buku Pegangan Kode
Etik
Psikologi.
Yogyakarta: UMBY Press
11
Maret).
Wijiyanti,
F.
(2010).
Efektivitas
Cognitive behavioral therapy:
spiritual
Cara atasi insomnia. Diunduh
technique
dari
penurunan
http://www.mediaindonesia.co
pada
m/mediahidupsehat/idex.php/
sectio caesaria (Thesis tidak
TerapiMusik.Com. (2011”, 25 Maret). Teknologi
suara
untuk
mengubah
hidup
anda.
Diunduh
emotion
freedom
(SEFT)
terhadap
intensitas
pasien
nyeri
paska-operasi
diterbitkan),
Universitas
Diponegoro,
Semarang,
Indonesia
dari
Woolfolk, L., & Terrence. (2006).
http://www.terapimusik.com/ter
Meditation as a treatment for
api_musik.htm.
insomnia. Behavior Therapy VII (4), hal 586.
Thie, J., & Demuth, E. (2007). Touch for health: Petunjuk praktis
Zainudin, A.F. (2006). SEFT: Spiritual
untuk kesehatan yang alami
emotion freedom technique.
dengan sentuhan akupresure.
Jakarta: PT. Argha Publizing
Jakarta:
PT.
Gramedia
Widiasarana Indonesia
Zainudin,
A.F.
(2010).
SEFT
for
healing + success + happiness WHO. (2011”, 10 Maret). Konsep dasar
pelayanan
kesehatan
+
greatness.
Jakarta:
PT.
Afzan Publishing.
bagi pasien napza. Diunduh dari
101