Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No. 2086-9681
PENGEMBANGAN POTENSI KEPEMIMPINAN KRISTEN Oleh : Damayanti Nababan, M.Pd.K *) *)
Dosen STAKN Tarutung
Abstract Amid an atmosphere less conducive in crisis-hit country is multi demensional needed a leader who can control the ministry or the Lord's work in churches or in Christian community environment. Really needed a leader who is right and brave and wise decisions in all measures to rescue the situation. For it is through the understanding of leadership that will stimulate each individual to establish ourselves as a congregation servant leaders of tomorrow. Keywords: Potential Christian Leadership
I.
Pendahuluan
Pemimpin Kristen yang dimaksud disini adalah pemimpin yang berbasis pada Alkitab sebagai “way of life” (pedoman atau jalan hidup). Pemimpin Kristen menjadikan Alkitab sebagai pijakan segala pola tindak, pola pikir dan keputusan-keputusannya. Sedangkan pemimpin sekuler adalah pemimpin yang tidak berbasis pikir Alkitab sebagai “way of life” sebagai pijakan tindakan dan segala keputusannya. Pemimpin Kristen melandaskan pola berpikirnya pada Alkitab sebagai satusatunya sumber kebenaran tetapi pemimpin sekuler melandaskan pikirannya pada filosofi dunia (wisdom). Pemimpin Kristen memiliki sumber hikmat yang tidak terbatas yaitu Allah sendiri yang oleh Roh Kudus yang diam didalam diri orang percaya memberi kebijaksanaan yang tidak terbatas melalui wahyu (knowing to be a leader). Memang setiap orang memiliki seed of leadership, tetapi ini hanya sarana saja (kalau dalam dunia komputer, seed of leadership adalah hardwarenya). Ketika seseorang bersentuhan dengan Allah yang benar yaitu Tuhan Yesus Kristus, maka Tuhan Yesus menjadi sumber softwarenya. Kepemimpinan yang telah rusak bersamaan dengan rusaknya gambar Allah dipulihkan kembali melalui restitution imagines Dei (pemugaran gambar Allah) dalam Kristus. Dalam hal ini yang penting untuk menjadi pemimpin yang ideal
adalah pulihnya hubungan dengan sumber spirit of leadership yaitu Allah sendiri dan terus bertumbuh dalam kedewasaan rohani seperti Kristus. Dengan demikian pemimpin Kristen haruslah theosentris tetapi pemimpin sekuler lebih cenderung anthroposentris. Seorang pemimpin Kristen mengakui bahwa God is the leader, not merely a leader. Tuhan adalah satusatunya pemimpin bukan satu dari sekian banyak pemimpin. Berlandaskan filosofi ini maka kepemimpinan Kristen adalah kepemimpinan yang menghamba (servant Leadership). Kepemimpinan Kristen adalah penyelenggaraan pelayanan. II. Pembahasan 2.1. Kepemimpinan Kristen Pemimpin adalah orang yang memiliki tanggung jawab dan tindakan. Oleh sebab itu seseorang yang disebut pemimpin harus fungsional. Pemimpin Menurut pendapat Sentot Sadono (2006 :1) berarti: x Seorang yang mengetuai atau mengepalai sebuah kegiatan atau pekerjaan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pemimpin ada di posisi terdepan dalam suatu kegiatan, artinya orang yang paling bertanggung jawab tercapainya sebuah tujuan.
45
Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No. 2086-9681
x Seorang yang memiliki kualitas diri lebih banyak atau unggul dari orang-orang lain sehingga ia dapat memiliki otoritas atas orang lain dalam suatu komunitas untuk membawa mereka mencapai suatu tujuan tertentu. x Seorang yang mengarahkan orang lain dalam suatu komunitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Disini pemimpin juga berperan sebagai pendidik, pengajar dan pelatih bagi orang lain. x Seorang yang mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain demi tercapainya tujuan tertentu. Usaha atau proses mempengaruhi orang lain ini menjadi pilar utama dalam kegiatan kepemimpinan. Pemimpin tanpa kekuatan mempengaruhi orang lain bukanlah pemimpin, sama dengan seorang guru atau pendidik yang tidak dapat mempengaruhi murid adalah guru yang gagal. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus dihargai oleh orang yang dipimpinnya dan kecakapan yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya sehingga ia dapat menjadi pembimbing guna menjangkau tujuan tertentu. 2.2. Bakat Atau Pelatihan. Berbicara mengenai kepemimpinan maka timbul pertanyaan: Apakah menjadi pemimpin adalah bakat yang dibawa dari lahir (born to be a leader) atau melalui pendidikan dan pengalaman menjadi pemimpin (learning and strugling to be a leader). Menurut John C. Maxwell (2004:4) kepemimpinan itu tidaklah eksklusif bagi mereka-mereka yang “dilahirkan berbakat”. Dalam ulasannya Joyce Mayer (2002:11) mengemukakan bahwa memang benar ada orang yang dilahirkan dengan segudang kemampuan dan karunia untuk memimpin, namun juga benar bahwa beberapa orang di antara pemimpin besar dalam Kerajaan Sorga adalah orang-orang yang oleh dunia dianggap tidak memiliki kualifikasi sebagai pemimpin. 2.3. Jiwa Kepemimpinan DR. M yles Munroe dalam bukunya yang berjudul The Spirit Of Leadership (2004:20) menulis: “ Leadership is not a technique, a style, or the acquisition of skill, but manifestitation spirit.
46
Dalam kepemimpinan, yang penting bukan semata-mata tehnik bagaimana menjadi pemimpin tetapi spirit atau jiwa seorang pemimpin. Karena menjadi pemimpin yang baik bukan bagaimana dapat berlaku sebagai pemimpin berdasarkan teori atau konsepkonsep kepemimpinan tetapi jiwa kepemimpinan yang dikembangkan dari hari ke hari sehingga menjadi “pribadinya”, pribadi seorang pemimpin. Pertumbuhan karakter atau kepribadian pemimpin yang berkesinambungan dalam diri seseorang menyadarkan siapa dirinya. Dan perkembangan kepemimpinannya lebih lanjut sangat ditentukan oleh persepsinya mengenai siapa dirinya dan keadaannya sebagai pemimpin. Dalam bukunya DR Myles Munroe (2004:20) menegaskan bahwa kalau seseorang hendak menjadi seorang pemimpin ia harus berani meninggalkan kenyamanan seorang yang hanya sebagai pengikut, sebab ia harus tampil sebagai pemimpin. Tuhan menciptakan manusia sebagai pemimpin atau penguasa. Hal ini terbukti dengan mandat untuk menaklukkan dan menguasai bumi (Kej 1:28). Kata menaklukkan dalam bahasa aslinya adalah radah yang berarti to tread down, to rule, to reign. Pengertian kata radah lebih berarti memerintah dan mengatur. Jadi setiap orang sebenarnya memiliki jiwa kepemimpinan (Leadership spirit). Adapun seberapa jauh jiwa kepemimpinan itu berkembang tergantung masing-masing individu mengembangkannya (Spirit of Leadersip). Dalam pengembangannya terdapat dua jalur yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik. Pertama melalui pendidikan dan kedua melalui wahyu. 2.4. Ciri-ciri Pemimpin Yang Efektif Dalam pembahasan ini dikemukakan ciri-ciri umum seorang pemimpin yang efektif. Ciri-ciri ini dapat diperoleh melalui eksplorasi pengalaman penyusun sendiri sebagai pemimpin juga melalui library research. Diharapkan ciri-ciri ini dapat melengkapi ciri khusus seorang pemimpin kristen yang telah dipaparkan pada bab terdahulu. Ciri-ciri umum seorang pemimpin yang efektif antara lain:
Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No. 2086-9681
a. Memiliki Pengetahun Pada Bidang Yang Digelutinya Dalam tulisan Yayat M . Herujito yang mengutip pendapat Edgar H. Schein, Borje O.Saxberg dan Charles Wankel (2001:7) bahwa salah satu ciri profesionalisme adalah pencapaian prestasi bukan melalui favoritsme atau faktor yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya. Hal ini memberi impresi bahwa seseorang yang menggeluti bidang tertentu harus menguasai atau paling memahami bidangnya. Dalam buku yang berjudul Kepemimpinan yang editornya adalah S.G Huneryager dan I.L. Heckman (1992:8) menulis bahwa sungguh merupakan aksioma bahwa sukses seorang pimpin dalam mempekerjakan orang lain, sebagian besar tergantung pada pengetahuan prinsip. Maksud pengetahuan prinsip disini adalah pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya. b. Memiliki Keberanian Mengambil keputusan Keberanian ini sangat diperlukan oleh seorang pemimpin yang harus berjalan di depan orang banyak untuk memberi arah jalannya kegiatan. Bertalian dengan keberanian mengambil keputusan ini, John C. Maxwell (2003:15) mengetengahkan sebuah slogan yang kuat untuk memotivasi pemimpin dalam menumbuhkan keberanian. Ia berkata: Dasar keberanian adalah inisiatif individual. Kalau kita tidak dapat bertindak sendiri, kita tidak mungkin dapat bertindak bersama-sama. Kecakapan pengambilan keputusan seorang pemimpin harus dikembangkan sebab hal ini merupakan seni kecakapan. Dalam buku yang berjudul Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya yang ditulis oleh Charles J. Keating (1986:62-63) merumuskan beberapa langkah dalam pengambilan keputusan yaitu: Merumuskan sasaran Merumuskan halangan dan hambatan untuk mencapai sasaran yang sudah dirumuskan. Memilih masalah yang bila dipecahkan memungkinkan kelompok bergerak menuju ke tujuan.
Melahirkan dan mengumpulkan berbagai keputusan yang mungkin. Menilai segala keputusan yang mungkin dihasilkan oleh kelompok lewat tehnik pengumpulan gagasan Memilih satu keputusan dam perencanaan untuk melaksanakannya. c. Memiliki Pribadi Yang Bertanggung Jawab Seorang pemimpin haruslah seorang yang memiliki kepribadian yang bertanggung jawab. Apakah bertanggung jawab itu? Bertanggung jawab berarti: Mengerjakan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya. Bersedia memikul beban akibat dari keputusan dan semua tindakan yang dilakukan. Dalam buku yang berjudul Leadership For Church Education tulisan Kennneth O. Gangel, (1973: 209) ia menjelaskan mengenai roles and responsibilities of church leaders dengan menyatakan bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang bertanggung jawab sebagai: Administrator Organizer The process of decision – Making Board or Committee Chairman Counselor d. Memiliki Kemampuan Berkomunikasi Dalam tulisan Jakob Tomatala (1997:222) yang berjudul Kepemimpinan yang dinamis, ia merumuskan komunikasi dalam kepemimpinan ialah kemampuan dan keahlian atau kecakapan menyampaikan informasi (transmisi informasi) sehingga komando atau perintah atau instruksi atau penjelasan atau permintaan menjadi jelas serta dapat dipahami dengan baik oleh para bawahan sehingga aktivitas kerja menjadi lancar. Menurut Dale Carnagie (1997: 25) dalam bukunya bahwa seorang pemimpin harus dapat memotivasi orang, mengungkapkan perhatian yang tulus terhadap orang lain, menghormati martabat orang lain, mendengar untuk belajar, membangun sikap yang positif, belajar untuk tidak khawatir, mencapai keseimbangan, fokus dan disiplin, menetapkan sasaran, membentuk tim masa depan dan melihat sesuatu dari orang lain.
47
Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No. 2086-9681
Semua itu komunikasi.
tidak
bisa
dilakukan
tanpa
e. Memiliki Pribadi yang Terbuka Dan Jujur Menurut Nicholas Ron (1996:63) “Keterbukaan disini bukan berarti harus mengungkap rahasia kepada orang lain dan selalu mengatakan apa adanya tanpa memperdulikan resikonya. Kepribadian yang terbuka artinya kepribadian yang menerima orang lain sebagai mana adanya. Ia selalu memberi tempat orang lain hadir dalam hidupnya tanpa sikap diskriminatif. Orangorang yang terbuka seperti ini tidak akan bersikap diskriminatif terhadap orang lain. Ia dapat berkomunikasi dengan semua kelompok dengan beragam keadaan. Dalam hal ini seorang pemimpin tidak boleh takut terhadap perbedaan pendapat. Justru perbedaan bisa menjadi sarana pertumbuhan sebuah komunitas. Dapat ditarik garis logika, dengan keragaman pendapat maka akan memperkaya sebuah komunitas”. Menurut pendapat Maynard Michael (2006:157) Seorang pemimpin yang terbuka adalah seorang yang bisa mengadaptasi diri dalam segala keadaan dan kepada semua orang demi tercapainya tujuan suatu organisasi. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang adaptabel. Pemimpin seperti dapat menyikapi keadaan-keadaan yang baru dengan situsi yang berbeda. Kemampuan beradaptasi akan menghindarkan pemimpin dari kehilangan momentum-momentum penting dalam kehidupannya sebagai seorang pemimpin. f. Memiliki Visi Ke Depan Visi disini maksudnya adalah pandangan ke depan mengenai apa yang hendak dicapai. Pertanyaan penting yang perlu diangkat ke permukaan adalah apakah seorang pemimpin Kristen dari dirinya sendiri berhak memiliki visi? Menurut buku tulisan Dr. Bob Gordon (2000:11) bahwa visi dapat dibagi dalam dua katagori yaitu visi pribadi dan visi bersama. Visi pribadi disini maksudnya adalah pewahyuan Allah secara pribadi yang menentukan arah hidup mereka dimana visi tersebut tidak hanya bermuatan kuasa Roh Tuhan yang memberi kehidupan, tetapi juga mengandung benih-benih hasrat Tuhan bagi kehidupan orang tersebut. Satu hal yang
48
penting dalam tulisan Dr. Bob Gordon ini adalah bahwa visi harus berangkat dari Tuhan. III. Kesimpulan Dari paparan ini dapatlah ditemukan kesimpulan pegembangan potensi kepemimpinan dalam kekristenan itu: Kepemimpinan adalah pelayanan kepada sesama atau menghamba kepada sesama karena Tuhan (servanthood) Kepemimpinan adalah menjadi teladan bagi orang lain (modeling behavior). Teladan dalam seluruh aspek hidup, khususnya dalam kesucian. Oleh sebab itu ia haruslah seorang yang takut akan Tuhan. Kepemimpinan adalah menggiring orang lain menjadi seperti Kristus (leading others to be like Christ) dengan penggembalaan yang memadai. Akhirnya setiap orang yang digiring juga menjadi pemimpin. Pada dasarnya kepemimpinan yang sukses adalah membangun orang lain menjadi pemimpin. Kepemimpinan adalah berbagi diri atau berbagi hidup kepada orang lain (sharing). Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk menjadi pelayan bagi sesama (influence others to be servant). Kepemimpinan adalah melibatkan orang menjadi bagian dari tubuh Kristus. Kepemimpinan adalah meremukkan diri untuk berbuah.
Daftar Pustaka Amd Suparno, 2004. Manajemen Kepribadian, Pilar Multisindo, Jakarta. Gangel O. Kenneth, 1973, Leadership For Church Education, The Moody Bible Institute, Chicago. Gordon B, 2000, Visi Seorang Pemimpin, Nafiri Gabriel, Jakarta Griffiths M, 1995, Gereja dan Panggilannnya Dewasa ini, BPK Gunung Mulia, Jakarta, Cet. 3Heckman I.L.,dan Huneryager S.G., Kepemimpinan, Dahara Prize, Semarang, Cet. 1.
Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No. 2086-9681
Hybels B, 2004, Courageous Leadership ( Kepemimimpinan Yang Berani), Gospel Press, P.O. Box. 238, Batam Centre. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka.
Strauch A dan Peterson L.R., 1995, Kepemimpinan Agape, Yayasan Andi Sekolah Tinggi Teologia Jakarta, 2001, Kepemimpinan Kristiani, UPI, Jakarta Tomatala Y. , 1997, Kepemimpinan Yang Dinamis, Gandum Mas, Malang, Cet. 1,
Kartono K., 1993, Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada Kauzes M. J and Barry Z. P, 2004, Leadership The Challenge (Tantangan Kepemimpinan), Edesi Ketiga, Erlangga, Maxwell C. J., 2002, 21 Menit Paling Bermakna dalam Hari-hari Pemimpin Sejati, Interaksa, P.O. Box 238, Batam Centre. Maxwell C.J, 2003, The Success Journey (Perjalanan Menuju Sukses), Harvest Publication House, Cet. 3. Maxwell C.J., 2002, The 17 Indisputable Law Sof Team Work (17 Hukum Kerjasama Tim yang Efektif), Interaksara, P.O. Box 238, Batam Centre. Maxwell C.J., 2004 Mengembangkan Kepemimpinan Didalam Diri Anda, Interaksara, P.O. Box 238, Btam Centre. Maxwell C.J., 1993, The Winning Attitude , Published in Neshville, by Thomas Nelson Maxwell C. J. , 2002 Sukses Dibangun Setiap Hari, Mitra Media Maxwell C.J., 1995, Developing The Leadership Around You, Thomas Nelson Publisher Meyer J., 2002, Pemimpin Yang Sedang Dibentuk, Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, Cet. 1 Nicholas R, and Malone R., 1996, Long Jimmy, Jonhson Judy, Barker Steve, Pemimpin Kelompok Kecil, Perkantas, Jakarta, Cet. 3 Sadono S, 2006, Diktat Seminar: Kepemimpinan Di Era Globalisasi dan Apliksinya Dalam Konteks Gereja., Jakarta
49