Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA POKOK BAHASAN OTONOMI DAERAH KELAS IX DI SMP NEGERI 3 KABANJAHE T.P.2012/2013 Oleh : *)
Dra Jainab, M.Pd*)
Staf Pengajar FKIP Universitas Quality Abstract
This study aims to: (1) To know Jigsaw Cooperative learning model for teaching and learning can improve learning outcomes completeness subject Autonomous Region in Class IX at SMP Negeri 3 KabanjaheT.P. 2012/2013, (2) .To know Jigsaw Cooperative learning model can improve the achievement of specific learning objectives (TPK) in studying the subject of Regional Autonomy Class IX in SMP Negeri 3 Kabanjahe TP 2012/2013, (3) .To know Jigsaw learning model can improve the implementation of learning outcomes in study subjects Autonomous Region IX Class in SMP Negeri 3 Kabanjahe TP2012 / 2013, (4) .To determine Jigsaw Cooperative Learning models can improve students' responses in studying the subject of regional autonomy Class IX in SMP Negeri 3 Kabanjahe TP 2012/2013. The subjects were students of class IX 3 Kabanjahe State junior high and the number of students consisted of 32 people. Subjects of this study were taken one class of five (5) existing classes. Research object: the object of this study is Jigsaw Cooperative Learning Model in civics lessons on the subject of regional autonomy. Research the type of PTK (Classroom Action Research). Results of analysis obtained: (1) The results of student learning using Jigsaw Cooperative learning model on the subject of local autonomy was completed individually and classical, (2) specific learning objectives (TPK) by using a model of Jigsaw Cooperative Learning on the subject of local autonomy is achieved, (3) Implementation of Cooperative Learning Jigsaw model study on the subject of regional autonomy implemented teacher is very good category, (4) Respon students towards learning model of Jigsaw Cooperative Learning on the subject of local autonomy is a good category, (5). Jigsaw Cooperative learning model on the subject of local autonomy in Junior High School ninth grade 3 Kabanjahe academic year 2012/2013 is effective. Keywords: Jigsaw Cooperative, learning outcomes I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang terjadi di sekolah yang menyebabkan sulitnya pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya disebabkan oleh pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat yang dilakukan guru. Guru masih menggunakan strategi pembelajaran tradisional yaitu ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas.Permasalahan yang sama juga timbul di SMP Negeri 3 Kabanjahe ternyata guru masih menggunakan strategi pembelajaran tradisional.
104
Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa adalah pendekatan kooperatif jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Hal ini terbukti berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan oleh Slavin dalam Sanjaya (2006:242) bahwa : “Pertama, Penggunaan kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam berpikir, memecahkan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan Keterampilan. Dari dua alasan ini, maka pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan” Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis sangat tertarik untuk melaksakan penelitian tindakan kelas dengan judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn Dengan Menggunakan Model PembelajaranKooperatif Jigsaw Pada Pokok Bahasan Otonomi Daerah Kelas IX DiSMP Negeri 3 Kabanjahe T.P.2012/2013 B. Identifikasi masalah Berdasarkan judul penelitian, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah :(1).Kurang minatsiswa belajar PKn, (2). Guru kurang mampu mengelola kelas ,(3). Siswa jarang mengerjakan tugas-tugas mata pelajaran PKn,(4).Siswa jarang bertanya kepada guru tentang materi PKn,(5).Tugas dirumah hasilnya kurang memuaskan C. Batasan Masalah Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi siswa, maka peneliti membatasi permasalahan sesuai dengan kemampuan peneliti antara lain; (1).Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw selama kegiatan belajar mengajar, (2).Materi pokok yang diterapkan selama pengambilan data adalah Demokrasi D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah model pembelajaran Kooperatif Jigsaw selama kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan ketuntasan hasil pembelajaran dalam pokok bahasan Otonomi Daerah Kelas IXdi SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013? 2. Bagaimanakah model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran khusus(TPK) dalam mempelajari pokok bahasan Otonomi Daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013?
3. Bagaimanakah model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan pelaksanaan hasil pembelajaran dalam mempelajari pokok bahasan Otonomi Daerah Kelas IXdi SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013? 4. Bagaimanakah model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan respon siswa dalam mempelajari pokok otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013? 5. Bagaimanakah keefektifan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan respon siswa dalam mempelajari pokok bahasan otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui model pembelajaran Kooperatif Jigsaw selama kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan ketuntasan hasil pembelajaran dalam pokok bahasan Otonomi Daerah Kelas IXdi SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013. 2. Untuk mengetahui model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) dalam mempelajari pokok bahasan Otonomi Daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013. 3. Untuk mengetahui model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan pelaksanaan hasil pembelajaran dalam mempelajari pokok bahasan Otonomi Daerah Kelas IXdi SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013. 4. Untuk mengetahui model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan respon siswa dalam mempelajari pokok otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013. 5. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran keefektifan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan respon siswa dalam mempelajari pokok bahasan otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Hasil – hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh:
105
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
1. Bagi guru sebagai bahan masukan dalam pemilihan pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai dalam upaya mengaktifkan siswa 2. Bagi siswa dapat membantu agar lebih memahami materi pelajaran 3. Bagi penulis menambah wawasan 4. Sebagai bahan referensi atau perbadingan untuk peneliti selanjutnya. II. Tinjauan Pustaka A. Kerangka Teoritis 1. Hakikat Belajar Menurut Robert M Gagne (2005 : 6) belajar adalah : ”suatu proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan dan prilaku seseorang”. Menurut Daryanto (2010 : 159) belajar adalah :” suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruha, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 2. Hasil Belajar Menurut Sudjana : ”hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mencakup pada bidang efektif dan psikomotorik.Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil Belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan infomasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan – tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan – kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. 3. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif Langkah – langkah pembelajaran kooperatif yang tepat diterapkan oleh guru adalah : 1) Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, 2) Menyajikan Informasi, 3) Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar, 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar, 5) Evaluasi, 6) Memberikan penghargaan
106
4. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw John Hopkins mengemukakan: “Pembelajaran pendekatan Kooperatif Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran Kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”. Pendekatan Kooperatif Jigsaw menurut Novi Emildadiany : terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok ahli yaitu siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas – tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepala anggota kelompok asal. 5. Otonomi Daerah Otonomi daerah pada dasarnya adalah hak/wewenang daerah untuk mengatur mengelola urusan pemerintahan di daerahnya dalam batas – batas kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat.Urusan – urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan pusat. Tujuan dalam mempelajari otonomi daerah yaitu (1).Siswa memahami hakikat dan otonomi daerah, (2).Siswa memahami arti dan pentingnya kebijakan public, (3).Siswa menyadari arti dan pentingnya partisipasi dalam kebijakan publik di daerah, (4).Siswa mampu berpartisipasi mewujudkan cita – cita otonomi daerah dalam kehidupan sehari – hari. 6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Salah satu bentuk penelitian yang aktual yang dapat dipergunakan dalam kasus yang akan diangkat adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikombinasikan dengan pendekatan kooperatif jigsaw dalam praktek pembelajarannya.Menurut Suroso (2009 : 30): ”PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional”.
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
7. Ketuntasan Belajar Pada dasarnya hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu ketuntasan belajar siswa secara individu dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Suatu pembelajaran dikatakan efektif menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam Trianto (241 : 2010) jika telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar sebagai berikut : a. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar, jika siswa tersebut telah mencapai persentase pencapaian hasil belajar sebesar 65 % atau memperoleh nilai 65. b. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar, jika dalam kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah tuntas belajar. 8. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam penelitian tindakan kelas ini, penilaian tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran digunakan lembar observasi. Lembar observasi ini berisi tentang bagaimana pengelolaan pembelajaran dikelas yang diobseravsi oleh observer.Pelaksanaan pembelajaran yang baik ini dapat dilihat dari hubungan timbal balik yang terjadi antara guru dan siswa pada proses pembelajaran. Hubungan timbal balik berlangsung dalam situasi edukatif dapat dilihat dari ciri-ciri guru yang efektif dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Kriteria penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran ini menurut Depdiknas 2006 : 18 ) adalah sebagai berikut :(1)Nilai = 10 – 29, sangat kurang,(2)Nilai = 30 – 49, kurang,(3)Nilai = 50 – 69, cukup,(4)Nilai = 70 – 89, baik,(5)Nilai = 90 – 100, sangat baik 9. Respon Siswa Menurut Trianto ( 2010 : 242 ) : “ Angket bertujuan untuk mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian, serta kemudahan memahami komponen-komponen pembelajaran yang digunakan, misalnya : materi atau isi pelajaran, format materi ajar, LKS dan sebagainya.” 10. Efektivitas Pembelajaran Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran yaitu : (a). Ketuntasan klasikal lebih atau sama dengan 85%, (b). Ketercapaian TPK atau indikator secara keseluruhan minimal 75%, (c). Pelaksanaan pembelajaran
minimal kategori baik,(d). Respon siswa terhadap pelakasanaan pembelajaran minimla kategeori baik B. Defenisi Operasional Untuk memperjelas masalah yang diteliti maka perlu dibuat defenisi operasional dan variabel penelitian yaitu: (1). Pendekatan Kooperatif Jigsaw adalah adalah model yang digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada pokok bahasan otonomi daerah, (2). Hasil belajar siswa dilihat dari ketuntasan belajar siswa secara individu dan klasikal. Dimana hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil evaluasi atau tes yang diberikan kepada siswa setelah proses belajar mengajar selesai dilaksanakan, (3). Kriteria ketuntasan hasil belajar adalah sebagai berikut: (a).Seorang siswa telah tuntas belajar, jika siswa tersebut telah mencapai hasil belajar 65% atau memproleh nilai 65, (b). Suatu kelas dikatakan tuntas belajar,jika dalam kelas tersebut telah terdapat 85% siswa telah tuntas belajar, (c). Tujuan pembelajaran khusus (TPK) dipandang telah tercapai apabila paling sedikit 65% siswa telah tuntas belajar untuk semua butir soal yang berkaitan dengan TPK tersebut, (d). Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran juga merupakan bagian dari keefektifan pembelajaran. Respon siswa dikatakan positif (baik), apabila prensetase jawaban yang diperoleh lebih dari 85% dari rata-rata persentase indikator. (e). Efektivitas pembelajaran ditinjau dari keefektifan pendekatan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada pokok bahasan pelaksanaan otonomi daerah maka pembelajaran dikatakan efektif jika : (a). Ketuntasan klasikal lebih atau sama dengan 85%, (b). Ketercapaian TPK atau indikator secara keseluruhan minimal 75%, (c). Pelaksanaan pembelajaran minimal kategori baik, (d). Respon siswa positif (baik) terhadap pembelajaran. III. Metode Penelitian A.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kabanjahe pelaksanaannya pada bulan September sampai dengan November Tahun Pembelajaran 2012/2013.
107
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
B.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe dan jumlah siswa terdiri dari 32 orang. Subjek penelitian ini diambil satu kelas dari 5 (lima) kelas yang ada. Objek penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pembelajaran PKn pada pokok bahasan Otonomi Daerah. C.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek – praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. D.
Prosedur Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Tahap Persiapan; (2)Tahap Pelaksanaan (3).Observasi (observing); (4). Tahap Refleksi E.
Alat Pengumpulan Data
1. Test Test disusun sebanyak 10 soal dengan kisi – kisi soal. 2. Angket Angket disusun dengan 20 pertanyaan sebagai alat bantu untuk mengetahui respon siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada siswa. 3. Observasi Observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang keseluruhan objek yaitu memperoleh informasi balikan guru di dalam kegiatan belajar mengajar. F. Analisis data Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1. Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan kriteria ketuntasan yang telah dibuat, maka untuk mengetahui persentase
108
kemampuan siswa secara individual dari tiap tes yang diberikan, maka peneliti menggunakan rumus ketuntasan belajar sebagai berikut : KB =
𝑇𝑇
Tt
x 100% .........( Trianto, 2010 : 241 )
Keterangan : KB = Ketuntasan Belajar T = Jumlah skor yang diperoleh siswa Tt = Jumlah skor total Setiap skor dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individual) jika proporsi jawaban benar siswa≥ 65%, dan satu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya 2. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Kemudian, untuk persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dirumuskan sebagai berikut : PKK =
𝑋𝑋
𝑁𝑁
X 100%( Zainal Aqib,dkk, 2010 )
Keterangan : PKK adalah persentase ketuntasan secara klasikal X adalah banyak siswa yang KB≥ 85% N adalah banyak subjek penelitian. 3. Ketercapaian TPK Untuk mencari persentase pencapaian setiap TPK dapat menggunakan rumus sebagai berikut: S T = i x100% ( Anas Sudijono, 2009 : 318 ) S maks Keteranagn : T= persentase pencapaian TPK
S i = skor siswa untuk butir skor ke-i S maks = skor maksimum untuk soal ke-i
4. Pelaksanaan Pembelajaran Untuk menganalisis data hasil pelaksanaan pembelajaran ini digunakan rumus sevagai berikut : Jumlah skor yangdidapat Nilai = jumlahskor maksimum
x
100
Depdiknas Ngalim Purwanto (2009 : 103) Kriteria penilaian hasil observasi tersebut dikelompokkan ke dalam interval berikut: 86 -100% : Sangat Baik 76 – 85% : Baik 60 -75% : Cukup
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
55 -59% : Kurang 0% - 54% : Kurang Baik 5. Respon Siswa Persentase respon siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Persentase
respon
siswa
=
(Trianto, 2010 : 243 ) Keterangan : A = proporsi siswa yang memilih B = jumlah siswa ( responden )
A x B
100%
6. Efektivitas Pembelajaran Berdasarkan efektifitas pembelajaran pada Bab 2 maka dikatakan bahwa efektivitasan pendekatan Kooperatif Jigsaw dalam pembelajaran PKn pokok bahasan otonomi daerah
1. Ketuntasan klasikal lebih atau sama dengan 85%. 2. Ketercapaian TPK atau indikator secara keseluruhan minimal tercapai 75%. 3. Pelaksanaan pembelajaran minimal kategori baik. 4. Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kategori baik. IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus I 1. Hasil Belajar Siswa Secara Individual dan Klasikal Setelah perbaikan pembelajaran dalam materi otonomi daerah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw maka dilakukan tes hasil belajar. Berdasarkan evaluasi bahwa dari 32 orang siswa sebanyak 25 orang yang tuntas, dan 7 orang yang tidak tuntas
Tabel 4.1 Deskripasi Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal Siklus I Keterangan Siswa yang tuntas belajar Siswa yang tidak tuntas belajar Jumlah Siswa Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pokok bahasan otonomi daerah di Kelas IX1 SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaram 2012/2013belum memenuhi kriteria ketuntasan siswa secara klasikal atau hanya 78,13%. 2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan hasil perhitungan penentuan tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada
Jumlah 25 7 32
Persentase 78,13% 21,87% 100%
pada lampiran 1 dan berdasarkan kriteria penentuan tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada Bab II, maka diperoleh hasil tingkat penguasaan siswa dalam materi pelaksanaan demokrasidalam berbagai kehidupan, penarikan kesimpulan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw seperti yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Pengusaan Siswa Siklus I Persentase Penguasaan 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% 0% - 54%
Tingkat Pencapaian Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Banyak Siswa 2 11 12 7 -
Persentase Jumlah Siswa 6,25% 34,37% 37,5% 21,88% -
109
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Dari Tabel 4.2 diketahui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarn Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 belum memenuhi kriteria
tingkat penguasaan siswa yaitu pada ketegori tinggi 3. Deskripsi Pencapaian Pembelajaran Khusus
Tujuan
Tabel 4.3. Hasil Pencapaian TPK Siklus I No 1.
2.
Butir Soal
Indikator Pengertian Daerah
Otonomi
Hakikat Otonomi Daerah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dari Tabel 4.3 disimpulkan pencapaian TPK pada pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan kelas IX SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 belum tercapai.
Persentase Pencapain Butir Soal 84,37% 56,25% 62,5% 71,87% 81,25% 81,25% 84,37% 68,75% 62,5% 75%
Persentase Pencapaian TIK
Keterangan
71,25
Tidak Tercapai Tidak Tercapai
74,37%
4. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran a. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Tabel 4.4 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus I No
Aspek Yang Daimati
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengadakan apersepsi Menyampaikan topik materi pelajaran Menyampaikan tujuan materi pelajaran Memberikan penjelasan dan bahasa sederhana yang jelas Melaksanakan pembeajaran secara sistematis Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutan dan uraian kegiatan pembelajaran Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan urutan dan uraian kegiatan inti pembelajaran Menggunakan LKS Arahan menyelesaikan LKS Motivasi siswa untuk aktif bertanya Membuat rangkuman Mengadakan evaluasi Memberikan Penilaian Memberikan tugas dirumah Jumlah Jumlah Skor Maksimum Hasil Rata – rata Keterangan
7. 8. 9. 10. 11 12. 13. 14.
110
Observer I 4 3 3 4 3 3
Nilai Observer II 3 4 3 3 3 3
3
4
3 3 3 4 3 3 4 46 56 82,14%
4 3 3 4 3 3 3 46 56 82,14%
82,14% Baik
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Dari Tabel 4.4: Dapat disimpulkan hasil pelaksanaan perbaikan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw adalah ketegori baik
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Tabel 4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13
Penilaian Observer I Observer II 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 43 44 52 52 82,69 84,61 83,65 Baik
Aspek Yang Diamati Kesiapan Menerima Pelajaran Mendengarkan pejelasan guru Memperhatikan dan mencatat penjelasan guru Memperhatikan contoh yang diberikan guru Menjawab pertanyaan guru Keinginan untuk bertanya kepada guru Bertanya Ketenangan kelas saat belajar Peningkatan aktivitas belajar Peningkatan minat belajar Aktivitas yang baik dalam menyelesaikan soal Peningkatan pemahaman siswa Kesenangan belajar Jumlah Jumlah Skor Maksimum Hasil Rata – rata Keterangan
Dari tabel 4.5 Dapat disimpulkan hasil kegiatan belajar pada siklus I dengan menggunakan metode diskusi adalah kategori baik 5. Refleksi Siklus I Berdasarkan deskripsi perbaiakan siklus I maka hasil belajar siswa dan Ketercapain TPK belum maksimal. Dimana siswa belum mencapai tingkat ketuntasan belajar secara klasikal dan ketercapaian TPK belum tercapai. Maka untuk itu peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II. Adapun tindakan yang diberikan guru pada siklus I adalah memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, memberikan penjelasan materi, pada kegiatan akhir guru
memberikan soal tes kepada siswa pada siklus I belum seperti yang diharapkan, sehingga perlu diadakan kembali pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperetif Jigsaw untuk mengetahui perbaikan siklus II sehingga dimungkinkan peningkatan hasil belajar. Siklus II 1.Hasil Belajar Siswa Secara Individual dan Klasikal Siklus II
Tabel 4.6 Deskripasi Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal Siklus II Keterangan Siswa yang tuntas belajar Siswa yang tidak tuntas belajar Jumlah Siswa
Jumlah 31 1 32
Persentase 96,87% 3,13% 100%
111
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaram 2012/2013 sudah memenuhi kriteria ketuntasan siswa secara klasikal atau 96,87%.
Berdasarkan tabel 4.6. disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pokok bahasan otonomi daerah Kelas IX1 SMP
2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa
Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Pengusaan Siswa Siklus II Persentase Penguasaan 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% 0% - 54%
Tingkat Pencapaian Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Dari Tabel 4.7 Berdasarkan tingkat penguasaan siswa pada bab II dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IX1 SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran
Banyak Siswa 29 2 1 -
Persentase Jumlah Siswa 90,62% 6,25% 3,13% -
2012/2013 telah mencapai tingkat penguasaan sangat tinggi terhadap materi otonomi daerah 3. Deskripsi Pencapaian Pembelajaran Khusus
Tujuan
Tabel 4.8. Hasil Pencapaian TPK Siklus II No
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian otonomi daerah
2.
Hakikat otonomi daerah
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dari tabel 4.8 maka ketuntasan pencapaian TPK yang ditetapkan untukdicapai oleh siswa setelah akhir pembelajaran kedua TPK sudah tercapai. Jadi dapat disimpulkan untuk ketercapaian yang telah dilakukan dengan
Persentase Pencapain Butir Soal 90,62% 84,37% 87,5% 93,75% 90,62% 93,75% 93,75% 90,62% 90,62% 96,87%
Persentase Pencapaian TIK
Keterangan
89,37%
Tercapai
93,13
Tercapai
model pembelajaran Kooperatif Jigsaw sudah tercapai. 4. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran a. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Tabel 4.9 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II No 1. 2.
112
Aspek Yang Diamati Mengadakan apersepsi Menyampaikan topik materi pelajaran
Observer I 3 4
Nilai
Observer II 3 4
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12. 13. 14.
Menyampaikan tujuan materi pelajaran Memberikan penjelasan dan bahasa sederhana yang jelas Melaksanakan pembelajaran secara sistematis Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutan dan uraian kegiatan pembelajaran Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan urutan dan uraian kegiatan inti pembelajaran Menggunakan LKS Arahan menyelesaikan LKS Motivasi siswa untuk aktif bertanya Membuat rangkuman Mengadakan evaluasi Memberikan Penilaian Memberikan tugas dirumah Jumlah Jumlah Skor Maksimum Hasil Rata – rata Keterangan
Dari Tabel 4.9 Dapat disimpulkan hasil pelaksanaan perbaikan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw sangat baik
4 3 4 4
4 4 4 4
4
4
4 4 4 4 4 3 4 54 56 96,43
4 4 4 4 4 3 4 54 56 96,43
96,43 Sangat Baik
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13
Aspek Yang Daimati Kesiapan Menerima Pelajaran Mendengarkan pejelasan guru Memperhatikan dan mencatat penjelasan guru Memperhatikan contoh yang diberikan guru Menjawab pertanyaan guru Keinginan untuk bertanya kepada guru Bertanya Ketenangan kelas saat belajar Peningkatan aktivitas belajar Peningkatan minat belajar Aktivitas yang baik dalam menyelesaikan soal Peningkatan pemahaman siswa Kesenangan belajar Jumlah Jumlah Skor Maksimum Hasil Rata – rata Keterangan
Dari Tabel 4.10 :Dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada pokok bahasan otonomi daerah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw kelas IX di
Penilaian Observer I Observer II 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 49 50 52 52 94,23 96,15 95,19 Sangat Baik
SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah kategori sangat baik. 5. Hasil Analisis Angket Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
113
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Respon Siswa Interval 78 -75 75 -73 72 – 70 69 – 67
Jumlah Siswa 9 19 3 1
C. Pembahasan Berdasarkan deskripsi analisis data pada Siklus I dan Siklus II, maka dapat diperoleh: (1). Hasil belajar siswa setelah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah kelas IX SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut : (a) Siklus I dengan tes hasil belajar 1, terdapat 2 orang siswa atau 6,25% dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaannya sangat tinggi, terdapat 11 orang siswa atau 34,37% dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaannya tinggi, terdapat 12 orang atau 37,5% dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaanya sedang, terdapat 7 orang siswa atau 21,88% dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaanya rendah dan tidak ada siswa atau 0% dari 32 orang siswa tingkat penguasaanya sangat rendah,(b) Siklus II dengan tes hasil belajar 2, terdapat 29 orang siswa atau 90,62% dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaanya sangat tinggi, terdapat 2 orang siswa atau 6,5% dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaannya tinggi, dan tidak ada siswa atau 0% dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaanya sedang dan tingkat penguasaan rendah sebanayak 1 orang siswa atau 3,13%. Dan tidak ada siswa atau 0% pengusaan sangat rendah .Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II adalah meningkat. (2). Hasil belajar siswa secara klasikal setelah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah kelas IX SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut:(a). Pada Siklus I, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu persentase sebesar 78,13%,(b). Pada Siklus II, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pokok bahasaan otonomi
114
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik
daerah sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu persentase 96,87%.(3). Berdasarkan perbahasan ketuntasan belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa siswa telah tuntas secara klasikal.(4) Ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) setelah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah di kelas IX SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut :(a).Pada Siklus I, ketercapaian TPK belum tuntas, karena kedua TPK belum tercapai karena dicapai hanya yaitu 70,62% dan 74,37%,(b)Pada Siklus II ketercapaian TPK tergolong tuntas, karena 2 TPK yang dicapai diperoleh persentase sebesar yaitu 88,64% dan 92,49%.Berdasarkan pembahasan ketercapaian TPK pada siklus I dan Siklus II tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa TPK telah tuntas tercapai.(4).Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah di kelas IX SMP Negeri 3 KabanjaheTahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: (a). Hasil observasi guru dan aktivitas siswa selama pembelajara Siklus I yaitu : nilai aktivitas guru adalah 82,14 termasuk kategori baik dan nilai aktivitas siswa adalah 83,65 termasuk kategori baik. (b). Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II yaitu : nilai aktivitas guru adalah 96,43 termasuk kategori sangat baik dan nilai aktivitas siswa adalah 95,19 termasuk kategori sangat baik.(5).Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah di kelas IX SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 telah
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
memenuhi kriteria angket respon siswa yaitu termasuk kategori baik. Dari hasil analisis data pada Siklus II maka disimpulkan bahwa keefektifan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pokok bahasan otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 telah tercapai atau dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Koopertif Jigsaw dalam pokok bahasan otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah efektif.
3.
4.
5.
V. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas IX SMP Negeri 3 Kabanjahe semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diambil kesimpulan: 1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah adalah tuntas secara individual dan klasikal 2. Ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah adalah tercapai. 3. Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Jigswa pada pokok bahasan otonomi daerah yang dilaksanakan guru adalah termasuk kategori sangat baik 4. Respon siswa terhadap pembelajaran model pembelajaran Koopertif Jigsaw pada pokok bahasanotonomi daerah adalah kategori baik 5. Penggunaaan model pembelajaran Kooperati Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah efektif. B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka peneliti memebrikan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas pembelajaran diatas antara lain: 1. Dalam pelaksaaan pembelajaran hendaknya guru memperhatikan ketuntasan hasil belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal 2. Dalam setiap pelaksaaan pembelajaran PKn hendaknya menggunakan model
6.
7.
pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Dalam pelaksaaan pembelajaran guru PKn hendaknya mempertimbangkan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw diterapkan disetiap pembelajaran yang sesuai Dalam pelaksaaan pembelajaran hendaknya guru memperhatikan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang ingin dicapai. Bagi guru yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jigsaw supaya lebih banyak mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk , berbicara dan mengemukakan pendapat guru dan teman – temannya Untuk penelitian selanjutnya agar melengkapi kekurangan – kekurangan lembar pengamatan dan angket yang ada dalam penelitian Bagi peneliti selanjutnya yang berminat dalam model pembelajaran ini, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan Daftar Pustaka
Arikunto, S,2010, Prosedur Penelitian,Jakarta: Rineka Cipta Darmadi, H.2010. Kemampuan dan Dasar Mengajar.Bandung : CV Alfabeta Djamarah, B.S dan Zain Aswan.2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ketiga, Jakarta : Rineka Cipta. Is Joni H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustka Belajar Oemar, H.1983. Metode Belajar dan Kesulitan–Kesulitan Belajar.Bandung: Jemmars Pribadi A.B. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : PT Dian Rakyat Roestiyah NK, 1983. Strategi Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Belajar
Slamento. 2010. Belajar dan Faktor– Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta : PT Rineka Cipta
115
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar
116
Trianto.2010.Cetakan ketiga. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.