IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mitra Mina Nusantara (PT MMN) yang terletak di Jalan Raya Cogreg, Desa Cogreg, Kampung Kandang, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT MMN merupakan perusahaan perikanan yang berfokus pada kegiatan distribusi benih ikan yang baru berdiri selama tiga tahun namun telah berpengalaman menyalurkan jutaan benih ikan air tawar hingga ke Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Cakupan wilayah pengiriman yang luas dengan makhluk hidup berupa benih ikan yang menjadi objeknya tentu rawan menimbulkan risiko sehingga perlu dianalisis bagaimana tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011.
4.2 Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder berbentuk data kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan biasanya masih belum mengalami pengolahan lebih lanjut. Data primer meliputi kendala yang dihadapi perusahaan terkait pelaksanaan usaha, besarnya kerugian atau bagaimana perusahaan menghadapi kendala yang dihadapi. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai dokumen tertulis dan bahan pustaka baik yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Kelautan dan Perikanan, PT MMN, perpustakaan IPB, dan literatur serta beberapa penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan bagi penelitian ini. Dalam penelitian ini sumber data yang berasal dari PT MMN meliputi profil perusahaan, data pembelian benih, data penjualan benih, harga input dan harga jual (output), serta laporan keuangan PT MMN berupa laporan biaya per pengiriman selama September 2010 hingga Januari 2011 dan laporan pendapatan per periode pada kurun waktu September 2010 hingga Januari 2011. Periode data
yang digunakan hanya lima bulan. Hal ini dilakukan karena pengiriman benih ikan di PT MMN dilakukan hampir setiap hari dan berfluktuatif, sehingga data lima bulan dengan total 65 transaksi yang terjadi dirasa cukup untuk menggambarkan kegiatan pemasaran yang dilakukan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa alat pencatat, alat perekam, serta daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
4.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, pengamatan langsung (observasi), dan studi dokumen. Wawancara dilakukan dengan berbicara dan bertanya kepada orang-orang yang berada pada unit kerja yang menjadi objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan dan hal lain yang terkait. Observasi dilakukan dengan cara mengamati atau melihat objek yang akan diidentifikasi. Identifikasi risiko akan dilakukan di bagian pemasaran dengan fokus pada risiko operasional. Hal yang dilakukan adalah mengamati dimana saja risiko operasional dapat terjadi di bagian pemasaran, kejadian-kejadian apa yang bisa menimpa, dan apa saja kemungkinan penyebabnya. Dalam rangka pelaksanaan penelitian dilakukan serangkaian kegiatan dalam rangka pengumpulan data yang dikategorikan dalam dua kegiatan : 1. Riset Lapangan Mengunjungi PT Mitra Mina Nusantara untuk memperoleh data terkait PT MMN, laporan keuangan dan informasi lainnya.
2. Riset Kepustakaan Melakukan pengumpulan data guna memperoleh informasi mengenai metode penilaian risiko beserta rumus-rumus yang dipakai melalui literatur seperti text book, jurnal, makalah, majalah, dan terbitan lainnya.
4.4 Metode Pengolahan Data Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Data-data primer dan sekunder akan diolah dan dianalisis
melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif yang dilakukan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kedua, yaitu menganalisis probabilitas dan dampak risiko pada kegiatan pemasaran ikan patin. Metode nilai standar digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko dan metode Value at Risk dipakai untuk mengetahui dampak risiko. Data yang digunakan adalah data penjualan dan pembelian benih ikan patin serta data penerimaan PT MMN selama September 2010 hingga Januari 2011. Data ini kemudian diolah dengan bantuan program Microsoft Excel dan kalkulator. Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan ketiga, yaitu menganalisis sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko operasional yang dihadapi PT MMN serta menganalisis strategi penanganan risiko operasional yang dapat dilakukan PT MMN untuk mengendalikan risiko operasional dalam usaha pemasaran benih ikan patin. Analisis ini menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui hasil wawancara, observasi, dan studi literatur serta data kuantitatif dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Data-data ini kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori terkait bahasan penelitian.
4.4.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko operasional yang dihadapi PT MMN serta menganalisis strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko operasional dalam pemasaran benih ikan yang dapat dilakukan PT MMN. Analisis manajemen risiko operasional yang dilakukan di PT MMN didasarkan pada data-data yang diperoleh.
Pada dasarnya identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat metode, yaitu analisis data historis, pengamatan dan survey, pengacuan, dan pendapat ahli ataupun digunakan secara bersama-sama agar saling melengkapi. Identifikasi risiko operasional yang terjadi pada PT MMN dilakukan berdasarkan tiga metode yang saling melengkapi yaitu analisis data historis, pengacuan, dan pendapat ahli. Analisis data historis digunakan untuk berbagai informasi atau data mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi. Data yang dipergunakan untuk analisis ini adalah data pembelian dan penjualan benih untuk mengetahui tingkat mortalitas benih pada kegiatan pemasaran serta data kasuskasus yang pernah terjadi pada September 2010 hingga Januari 2011. Pendapat ahli dipakai untuk meyakinkan analisis data yang telah dilakukan. Ada beberapa kriteria untuk disebut ahli, salah satunya adalah mereka yang secara rutin bergelut atau menangani obyek yang sedang diidentifikasi risikonya. Metode pengacuan digunakan untuk melengkapi identifikasi risiko menggunakan metode analisis data historis yang disesuaikan dengan pendapat ahli. Hal pertama yang dilakukan untuk metode ini adalah benchmark atau acuan, yaitu obyek yang memiliki kesamaan dengan obyek yang sedang diamati berkaitan dengan keberadaan risiko.
4.4.2 Pengukuran Kemungkinan Terjadinya Risiko Risiko dapat diukur bila diketahui kemungkinan atau probabilitas terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko terhadap perusahaan. Dengan mengetahui besarnya kemungkinan terjadinya kerugian atau risiko, dapat diketahui risiko-risiko mana yang besar dan mana yang kecil sehingga dalam penanganan risiko dapat diketahui risiko-risiko mana yang perlu diprioritaskan (Kountur, 2008). Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai standar (z-score). Metode ini digunakan apabila ada data historis dan data berbentuk kontinus (desimal). Pada penelitian ini, yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan pemasaran yang meliputi kegiatan pengadaan benih, penanganan benih, serta kemungkinan
kegagalan proses distribusi yang menyebabkan terjadinya fluktuasi pada penerimaan PT MMN. Data yang digunakan untuk menghitung kemungkinan terjadinya risiko operasional pada kegiatan pemasaran adalah data penjualan benih ikan patin, data pembelian benih ikan patin, data tingkat mortalitas, serta harga benih tiap ukurannya pada tahun data penelitian yaitu September 2010 hingga Januari 2011. Langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini adalah (Kountur, 2008): 1.
Menghitung rata-rata 𝑥=
𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖
𝑛
Dimana: 𝑥 = Rata-rata 𝑥𝑖 = Data per i n = Jumlah data 2.
Menghitung nilai standar deviasi Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah: 𝑠=
3.
𝑛 𝑖=1(
𝑥𝑖 − 𝑥 )2 𝑛−1
Menghitung nilai standar (z-score) risiko 𝑧=
4.
𝑥−𝑥 𝑠
Menghitung probabilitas terjadinya risiko Probabilitas diperoleh dari tabel distribusi z. Cari nilai z pada sisi kiri dan bagian atas, pertemuan antara nilai z pada isi tabel merupakan probabilitas yang dicari.
4.4.3
Pengukuran Dampak Risiko Dampak merupakan kerugian yang diterima oleh perusahaan akibat
terjadinya suatu risiko. Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur
dampak risiko adalah Var (Value at Risk). VaR pada saat ini dianggap sebagai metode standar yang digunakan untuk mengukur risiko. Menurut Best (1998) Value at Risk atau VaR adalah suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat kepercayaan (level of confidence) tertentu. Nilai VaR selalu disertai dengan probabilitas yang menunjukkan seberapa mungkin kerugian yang terjadi akan lebih kecil dari nilai VaR tersebut13. Pada usia benih, ikan memiliki kondisi tubuh yang lemah, gerakannya lambat, dan belum memiliki kemampuan perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Berbagai kelemahan benih tersebut membuat proses penanganan dan pendistribusian benih ikan tidaklah mudah dan tidak jarang memberikan kerugian yang cukup besar. Peristiwa yang tidak diinginkan ini pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Data yang digunakan untuk dampak sumber risiko operasional adalah data harga input dan output, data pembelian benih oleh MMN, data penjualan benih patin, data kasus-kasus serta data penggunaan kendaraan dalam proses pengiriman benih. Konsep VaR dapat digunakan jika ada data-data historis. VaR dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur besarnya dampak kerugian yang ditimbulkan jika risiko terjadi. Pengukuran dampak dilakukan untuk mengukur berapa besar kerugian dalam rupiah risiko pada kegiatan pemasaran benih ikan patin. Apabila ada data tentang kerugian yang diderita di waktu lalu, besarnya kerugian yang diderita dapat dihitung sekiranya risiko terjadi. Besarnya kerugian yang diperkirakan ini tidak persis sama dengan yang sesungguhnya terjadi, namun besarnya kerugian dapat ditetapkan dengan suatu tingkat keyakinan. Misalnya diyakini 95 persen kerugian tidak akan lebih besar dari Rp 10 juta, ada kemungkinan 5 persen rugi lebih besar dari Rp 10 juta. Penggunaan VaR dalam menghitung dampak risiko mengakomodasi keadaan seperti ini. Jadi dapat dikatakan Var Rp 10 juta at 5 persen. Artinya kerugian yang diderita maksimal Rp 10 juta namun ada 5 persen kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp 10 juta. Hal ini dapat pula dikatakan ada 95 persen kemungkinan kerugian tidak lebih dari
13
Sartono RA, Setiawan AA. 2006. Var portfolio optimal: perbandingan antara metode Markowitz dan mean absolute deviation. Jurnal Siasat Bisnis 11: 37-50.
Rp 10 juta (tersirat ada 5 persen kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp 10 juta). Data yang digunakan adalah data penjualan benih, data pembelian, data tingkat mortalitas benih, data penerimaan serta data harga di PT MMN pada periode penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung VaR adalah sebagai berikut (Kountur, 2008): 1. Menentukan risiko. 2. Mengumpulkan data historis tentang besarnya kerugian dalam rupiah yang
diderita atas risiko tersebut. 3. Menghitung rata-rata kerugian.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah: 𝑥=
𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖
𝑛
Dimana: 𝑥 = Rata-rata 𝑥𝑖 = Data per i n = Jumlah data Rata-rata yang dimaksud pada rumus ini adalah rata-rata besarnya kerugian yang diterima perusahaan sekiranya terjadi risiko. 4. Menghitung nilai standar deviasi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah: 𝑠=
𝑛 𝑖=1(
𝑥𝑖 − 𝑥 )2 𝑛−1
5. Menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan. 6. Mencari nilai standar (z-score) risiko sesuai dengan tingkat keyakinan yang
telah ditetapkan. 7. Menghitung nilai VaR.
VaR dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kountur, 2008): 𝑠 𝑉𝑎𝑅 = 𝑥 + 𝑧 𝑛 Dimana: VaR = Besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya risiko
4.4.4
𝑥
= Rata-rata kejadian merugikan
z
= Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5persen
s
= Standar deviasi
n
= Banyaknya kejadian merugikan
Pemetaan Risiko Sebelum dapat menangani risiko, hal yang perlu dilakukan adalah
membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak (Kountur 2008). Peta risiko ini dibagi ke dalam empat kuadran. Risiko dengan probabilitas besar dan dengan dampak kecil dipetakan pada kuadran I dan risiko dengan probabilitas besar dan berdampak besar dipetakan ke dalam kuadran II. Risiko dengan probabilitas kecil dengan dampak kecil dipetakan dalam kuadran III dan risiko dengan probabilitas kecil dengan dampak besar dipetakan dalam kuadran IV. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 10.
Probabilitas(%)
Besar
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
28,1 % Kecil
Kecil
3.086.812
Besar
Dampak (Rp)
Gambar 10. Peta Risiko Sumber: Kountur (2008)
Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian yaitu besar dan kecil. Batas antara kemungkinan besar dan kecil ditentukan oleh manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil. Demikian pula dengan batas dampak besar
dan kecil dari suatu risiko juga tergantung manajemen perusahaan. Nilai standar yang membatasi probabilitas kecil dan besar adalah sebesar 28,1 persen. Nilai yang membatasi antara dampak besar dan kecil yang disebabkan oleh terjadinya risiko adalah sebesar Rp 3.086.812. Nilai ini didasarkan pada rata-rata kemungkinan terjadinya risiko dan dampak yang diakibatkannya pada PT MMN. Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas perkiraan posisinya berada di mana dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Posisi suatu risiko dalam peta risiko disebut status risiko, dimana status risiko didapat dari perhitungan sebagai berikut: 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 = 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑋 𝐷𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘 Berdasarkan perhitungan status risiko ini maka akan diketahui mana risiko-risiko yang paling besar dan seterusnya sampai yang paling kecil. Status risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang paling tidak berisiko.
4.4.5 Penanganan Risiko Kountur (2008) mengatakan bahwa salah satu aspek yang penting dalam manajemen risiko perusahaan adalah penanganan risiko, bagaimana menangani risiko-risiko yang dihadapi agar kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian bisa diminimalkan, itu berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berdasarkan peta risiko dapat diketahui strategi penanganan risiko seperti apa yang paling tepat untuk dilaksanakan. Ada dua strategi penanganan risiko, yaitu:
1. Penghindaran Risiko (Preventif) Tindakan preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko (Kountur, 2008). Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran I & II sebagaimana terlihat pada Gambar 11 adalah risiko-risiko dengan kemungkinan atau probabilitas terjadinya besar. Penanganan risiko dengan dengan strategi preventif ini akan membuat risiko-risiko yang berada pada kuadran I bergeser ke kuadran III dan risiko-risiko yang berada pada kuadran II akan bergeser ke kuadran IV.
Probabilitas(%)
Besar
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
28,1 % Kecil
Kecil
3.086.812
Besar
Dampak (Rp)
Gambar 11. Peta Risiko – Strategi Preventif Sumber: Kountur (2008)
2. Mitigasi Risiko Kountur (2008) mengatakan bahwa mitigasi risiko adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak risiko yang ditimbulkan. Jika risiko terjadi, diusahakan sedemikian rupa sehingga dampak yang ditimbulkan seminimal mungkin. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran II bergeser ke kuadran I dan risiko yang berada pada kuadran IV akan bergeser ke kuadran III. Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko. Strategi mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 12.
Probabilitas(%)
Besar
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
28,1 % Kecil
Kecil
3.086.812
Dampak (Rp)
Gambar 12. Peta Risiko – Strategi Mitigasi Sumber: Kountur (2008)
Besar
Hanafi (2006) dalam Trangjiwani (2008) memberikan alternatif strategi untuk menghadapi risiko selain penanganan dengan cara preventif dan mitigasi sebagaimana terlihat pada Gambar 13.
Probabilitas (%)
Besar
Kuadran I
Kuadran II
Monitor
Prevent at Source
28,1 Kecil
Kuadran III
Kuadran IV Detect and Monitor
Low Control
Kecil
3.086.812
Besar
Dampak (Rp)
Gambar 13. Alternatif strategi menghadapi risiko
1. Probabilitas kecil dan dampak kecil: low control Perusahaan dapat menerapkan pengawasan yang rendah terhadap risiko pada kategori ini.
2. Probabilitas kecil dan dampak besar: detect and monitor Jika terjadi risiko dengan jenis ini, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar dan kemungkinan mengalami kebangkrutan.
3. Probabilitas besar dan dampak kecil: monitor Perusahaan bisa memonitor risiko-risiko yang ada pada kuadran ini untuk memastikan bahwa risiko tersebut masih berada pada wilayah normal.
4. Probabilitas besar dan dampak besar: prevent at source Tipe risiko ini jelas menunjukkan bahwa perusahaan tidak lagi bisa mengendalikan risiko dan bisa mengakibatkan kebangkrutan.
4.5 Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam manajemen risiko operasional pada pemasaran benih ikan patin PT Mitra Mina Nusantara di Kabupaten Bogor, Jawa Barat antara lain:
1.
Risiko merupakan peluang terjadinya atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis yang mengalaminya dimana peluang kejadiannya dapat diketahui oleh pembuat keputusan berdasarkan pengalaman selama mengelola usaha.
2.
Risiko operasional adalah sebuah kemungkinan kejadian terjadinya dampak buruk yang diakibatkan dari kegiatan operasional khususnya pada proses penjualan, yaitu ketika produk dipesan atau dijual hingga sampai ke tangan konsumen dengan faktor-faktor penyebabnya adalah manusia, teknologi, alam, dan proses.
3.
Benih ikan adalah nama sebutan untuk ikan yang baru menetas sampai mencapai ukuran panjang tubuh 2 inchi.
4.
Probabilitas risiko adalah kemungkinan terjadinya risiko operasional di PT Mitra Mina Nusantara.
5.
Dampak risiko adalah kerugian yang diterima oleh PT Mitra Mina Nusantara akibat terjadinya suatu risiko operasional.
6.
Status risiko merupakan hasil perkalian dari probabilitas dengan dampak yang menunjukkan posisi suatu risiko dalam peta risiko serta menunjukkan seberapa besar suatu risiko dibanding dengan risiko lainnya.
7.
Proses pada risiko proses disini adalah serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang diinginkan.
8.
Kelalaian adalah sikap ketidakhati-hatian dan berlambat-lambat dalam mengerjakan kewajiban atau pekerjaan yang seharusnya dilakukan.
9.
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan dan digunakan perusahaan, dicapai berkat beberapa trial and error pada waktu pemuasaan ikan serta standar tingkat kepadatan pada tiap pengiriman dan risiko terjadi jika teknologi yang digunakan tidak sesuai dengan standar.