“INTEGRITAS” Lilin Budiati NIP. 1961 0210 198603 2 011 Pembina Utama Madya/ IV d (Widyaiswara Ahli Utama)
Pemerintah Kabupaten Blora Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV 07-08 Maret 2017 1
Body, mind and soul must be aligned for actualizing the integrity (Budiati, 2017)
Say a simple, think in hard and imagination, act like an artist. It is the way to integrity (Budiati, 2017)
OVERVIEW INTEGRITAS
KUALITAS DAN PEMAHAMAN TERHADAP AKUNTABILITAS UNTUK MEMBANGUN INTEGRITAS ORGANISASI
INTEGRITAS ORGANISASI
Io=a {ACE}-c
AKUNTABILITAS
KOMPETENSI
ETIKA
1.Bertindak sesuai kebutuhankepentingan masy 2. Keterbukaan
dlm pembuatan
keputusan Hasil kinerja administratif,efektif-efisien
3.
4.
Dampak sosial kinerja adm
Pengesahan scr demokratis thd kinerja adm
5.
(minus) KORUPSI
c= D + M - A
KOMPETENSI = K + S + A ...... (kognitif, afektif)
Etika Publik (Norma bg ASN dlm jalankan tugas yan-publik)
C= corruptin D=Descretion M= Monopoli A=Accountability
Klitgaard, Abaroa dan Paris, (2002)
WoG Dalam Perspectif Kebijakan Publik
KEMISKINAN APA ???
WHOLE of GOVERNMENT (WoG) MODEL PENDEKATAN INTEGRATIF FUNGSIONAL SATU ATAP
• • • • • • • •
BIROKRASI TDK EFISIEN, TDK EFEKTIF & KORUP
PERUBAHAN IKLIM
KORUPSI
SASARAN????
WICKED PROBLEMS
Tkt PENDIDIKAN RENDAH PELAYANAN KESEHATAN BURUK
Karakteristik Cara pandang holistik thd masalah Koordinasi – kolaborasi vertikal & horisontal Agenda, kepentingan dan tujuan bersama (Common Agenda, Interest & Goal), misalnya: Smart City, Semarang RC, People centered Melintas batas kewenangan & fungsi(Boundary Spanning) Integrasi fungsi-fungsi dlm satu atap Restrukturissasi & reorganisasi Heterarchy bukan hierarchy
PENGANGGURAN
• • • • • • • •
IPM & DAYA SAING RENDAH KERUSAKAN LINGKUNGAN
Karakteristik Sulit didefinisikan dengan jelas Multi sebab yang saling terkait è kompleks/rumit Solusi pd satu sektor bisa menimbulkan masalah di sektor lain (mengandung kontradiksi/paradoks) Multi dimensi, multi perspektif dan multi responsibility Tdk bisa diselesaikan oleh 1 atau 2 instansi Tidak stabil atau selalu berubah Tidak ada solusi yang benar-benar tepat/jelas Selalu menyangkut perubahan perilaku
Sumber: Lilin Budiati, 2017
Bandiklat Prov Jateng
FUNGSI “PEMERINTAH” DALAM PELAYANAN PUBLIK 1. Fungsi Politik
PEMERINTAH ADA 2 FUNGSI
DIKOTOMI, POLITIK & ADM
Berkaitan dgn pembuatan kebijakan (public policy making)
2. Fungsi Administrasi Berkaitan dg pelaksanaan kebijakan (1)
“Apa yang Menjadi Keinginan Negara?” • Kekuasaan membuat kebijakan publik berada pd kekuasaan politik (political master) • Melaksanakan kebijakan politik maupun kekuasaan “Adm. Negara”. • Memiliki kewenangan disebut (“Discretionary power”*) kekuasaan unt menafsirkan su/ kebijakan politik dlm bentuk program +proyek
Apakah ada jaminan dan bgm menjamin bhw kewenangan itu digunakan unt scr baik dan tidak scr buruk yg dpt dipertanggungjwbkan pd publik
Bandiklat Prov Jateng
TAHAP FORMULASI 1. Apakah kebijakan, rencana dan program yg direncanakan mrp keinginan publik 2. Seberapa besar publik dpt turut m’pengaruhi proses pengambilan keputusan 3. Apakah manfaat kebijakan, rencana dan program tlh bersama2 ditetapkan dgn masy 4. Apakah masy memiliki kesadaran dan melegitimasi bhw kebijakan yg tlh ditetapkn pem unt sebesar2nya kesejahteraan rakyat
www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
TAHAP IMPLEMENTASI : 1.
Apakah pemerintah tlh melaksanakn dgn efektif dan efisien standard operational procedure (SOP) beserta nilai2 yg dpt diterima o/ masy; 2. Apakah masy mematuhi mekanisme dan prosedure yg ditetapkan pem.
www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
TAHAP EVALUASI : 1.
Bgm publik dpt mengakses laporan p’tanggungjwban kebijakan, rencana dan program yg tlh dilaksanakan pem; 2. Apa indikator kinerja yg dpt dikategorikan berhasil/gagal baik berdasrkan pd aturan dan nilai2 yg berkembang di masy; 3. Apakah prinsip good governance jadi landasan dlm proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan, rencana dan program
www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
Tantangan Dalam Internalisasi Integritas+Akuntabilitas (1), I Made sedana, 2009
Kondisi pelayanan publik yg dilakukan aparat birokrasi sering mengabaikan etika dlm pelayanan, shg menimbulkan praktek maladministrasi Manusia itu pd dasarnya adalah konservatif, shg ada kecenderungan mempertahankan sgl sst yg sdh biasa dilakukan – sekalipun kebiasaan buruk. Tantangan terbesar yg dihadapi : perubahan perilaku (shifting of behaviour) Kebijakan nasional yang kaku terhadap upaya reformasi - "satu ukuran cocok untuk semua”; one size fits all (Dwiyanto,Agus, 2008) Kerangka regulasi nasional dan kebijakan yg usang thd upaya reformasi, (Dwiyanto,Agus, 2008) Kurangnya komitmen pimpinan lembaga unt melaksanakan reformasi (Dwiyanto,Agus, 2008)
Bandiklat Prov Jateng
Tantangan Dalam Internalisasi Integritas+Akuntabilitas (2) Transformasi ke arah demokrasi mengandung pergeseran dr sistem nondemokratis (apapun bentuknya) ke arah sistem yg demokratis. Indonesia, transformasi ke arah demokrasi berkaitan dg perubahan dr hub yg memiliki karakter zero-sum artinya negara sangat kuat dan masy sipil sangat lemah, berubah jadi hub yg positive-sum. Terjadinya distorsi aspirasi yg datang dari masy, serta menghindari penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Peran birokrasi diragukan dlm menghidupkan-mendinamisasikan proses demokratisasi, krn sifat birokrasi pasti tdk dinamis (Suseno, 1992). Sutoro Eko (2003) : raksasa birokrasi Indo yg tdk bermutu, justru menjadi beban yg sangat berat bagi negara dan masy
www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
1) Patologi akibat persepsi, perilaku, gaya manajerial menyebabkan lemahnya integritas : penyalahgunaan wewenang, statusquo, menerima sogok, takut perubahan dan inovasi, sombong, menghindari kritik, nopotisme, otoriter, dsb; 2) Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan : puas diri,tdk teliti bertindak tanpa berpikir, counter produktif, tidak mau berkembang/belajar, pasif, 3) Patologi karena tindakan melanggar hukum : mark-up, menerima suap, tidak jujur, korupsi, penipuan, kriminal, sabotase, dsb. 4) Patologi akibat perilaku : kesewenangan, pemaksaan, konspirasi, diskriminasi, tidak sopan, indisipliner, kepentingan sendiri, non profesional, vested interest, pemborosan dsb. 5) Patologi akibat situasi internal : tujuan dan sasaran tidak efektif dan efisien, kewajiban sebagai beban, eksploitasi, pengangguran terselubung, kondisi kerja yang tidak nyaman
Bandiklat Prov Jateng
Patologi Birokrasi di Indonesia (1) organisasi dan kewenangan yang belum tepat fungsi dan sasaran; (2) pelayanan publik belum memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat; (3) pola pikir dan budaya kerja belum mendukung birokrasi yang efisien, efektif, produktif, profesional dan melayani; (4) peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih; dan (5) SDM Aparatur Sipil Negara (PNS) yang “tidak kompeten”.
Sumber : Azwar Abubakar, Menpan RB, (01/03/2012), http://forum.kompas.com/nasional/69520-wah-95persen-pns-indonesia-tak-kompeten.html, diakses tanggal 28 April 2014.
Bandiklat Prov Jateng
Fakta menunjukkan.......... fakta empiris bahwa 95% PNS Indonesia tidak kompeten, kompetensi yang dimiliki pegawai ternyata tidak sesuai dengan tupoksi kedinasan, terjadi ketimpangan distribusi, di satu sektor kelebihan pegawai sedangkan di sektor lain justru kekurangan pegawai. Jokowi-Gubernur DKI, pada Peringatan Hari Korpri, 29 November 2012, http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/29/pns-kebanyakan-dan-tidakberkompeten-salah-satu-masalah-di-ibukota-512793.html, diakses tanggal 28 April 2014.
Bandiklat Prov Jateng
Perubahan paradigma birokrasi Aspek
Old Public Administration (OPA)
New Public Management (NPM)
Dasar Teoritis
Teori Politik
Teori Demokrasi
Clients & Constituent
Customer
Citizen’s
Rowing
Steering
Pelaksana
Badan Pemerintah
Organisasi Privat dan Organisasi Non Profit
Akuntabilitas
Hierarki Administrasi dengan struktur jenjang yg tegas dan kaku
Diferensisasi struktur dan fungsi sejalan dg kebutuhan dan kecenderungan pasar
Diskresi Administrasi
Diskresi terbatas
Diskresi diberikan secara luas
Serving Kolaborasi antar Organisasi Publik, Organisasi Non Profit+Privat Multidimensi: akuntabilitas hukum, nilai2, komunitas, norma politik, standar profesionalisme Diskresi dibutuhkan ttp dibatasi dengan aspek2 akuntabilitas+transparasi Struktur Network yg kolaboratif dg shared ownership scr internal eksternal Pelayanan yg ditunjang dg wawasan,moralitas,etika, sikap + perilaku unt melayani publik
Responsifitas birokrasi publik Peran pemerintah
Struktur Organisasi
Asumsi Thd motivasi pegawai
Birokratik, Sentralistik dan Desentralisasi, kontrol Otoritatif dengan utama pd para Agen via pendekatan Top-Down pendekatan Bottom-Up Gaji, Pangkat, Promosi, Kekuasaan dan Hak Istimewa
Enterpreneurship
New Public Service (NPS) Teori Demokrasi
Sumber: Dielaborasi dari Denhard & Denhardt(2008)
Bandiklat Prov Jateng
BAGAN INTEGRITAS, MEKANISME KONTROL INTERNAL & EKSTERNAL, PROSES HABITUASI SAMPAI TERBENTUKNYA INTEGRITAS KOGNITIF
AFEKTIF
KONATIF
PSIKOMOTOR
INTEGRITAS Pikiran/Mind
Batin /Jiwa/Soul
MINDSET MPW Pola/skema kognitif MPW yang disadari
SIKAP
Raga/Body
Kebiasaan Predisposisi
PERILAKU KEPEMIMPINAN (MPW)
KONTROL INTERNAL/KONTROL DIRI Moral & Ethic Belief Normative Belief
Kontrol Perilaku Yang dirasakan (Perceived Behavioral Contol)
HABITUS MPW KONTROL PERILAKU AKTUAL
Behavioral Belief
PROSES HABITUASI
• • • •
Kontrol Eksternal UU ASN + UU lain yg terkait KODE ETIK ASN KODE ETIK PROFESI & JABATAN PENERIMAAN MASYARAKAT
LILIN BUDIATI, 2017
Company Logo www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
Bagan Revolusi Mental – Budaya Budiati,2017
REVOLUSI
Keterangan:
TINGKAT INDIVIDU KOGNITIF
AFEKTIF
PSIKOMOTOR
MINDSET
SIKAP
PERILAKU
BATIN/JIWA (SOUL)
TUBUH (BODY)
MENTAL
PIKIRAN (MIND)
BUDAYA 1. Mental terdiri dari pikiran dan batin/jiwa. proses pada pikiran akan membentuk pola pikir/midset dan proses pada batin akan membentuk sikap.Perubahan mental tanpa disertai perubahan perilaku tidak akan efektif. 2. Proses yang sempurna pada diri individu harus meliputi pikiran (kognitif) – batin /sikap (afektif) – perilaku (psikomotor)è Taksonomi Bloom 3. Revolusi Mental hanya terjadi pada tingkat individu. Kurang efektif jika dimaksudkan untuk melakukan perbahan sosial (masyarakat). Dibutuhkan perubahan budaya untuk dapat melaksanakan perubahan sosial. 4. Dibutuhkan instrumen: a. Ideologi: Pancasila b. Nilai moral/etika baru è public values baru, misal: hukum mati koruptor c. Kekuatan daya paksa è norma hukum d. Kekuatan politik è pimpinan nasional/lokal yg kuat
INTEGRITAS (INTEGRITY)
PERUBAHAN INDIVIDU (Kurang Efektif)
www.themegallery.com
PERUBAHAN SOSIAL Company Logo (Masyarakat)
Bandiklat Prov Jateng
KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN DAERAH
Ranah Berpikir Kritis
Pencapaian Tujuan Pembangunan
Aspek Manajerial Mengelola organisasi & Administrasi
Ranah Berpikir Kreatif Aspek Mengelola Perubahan
KAPASITAS LOKAL
GOOD GOVERNMENTAL GOVERNANCE
CIVIL SOCIETY
Kultur Birokrasi
Kultur Adaptasi & Inovasi
Mobilisasi Sosial
Teknis - Administratif
Fungsional
Transformasi Sosial
Manajemen
Kebijakan
Kewenangan dari UU Atribusi, Delegasi & Mandat
Kewenangan Diskresional
Reformasi Sosial
OTORITAS INFORMAL
OTORITAS FORMAL (Diatur dengan UU)
Lilin Budiati, 2016
KEPEMIMPINAN FORMAL (Kepemimpinan Birokratik)
LAN BANDIKLAT
Memperbesar Otoritas Informal
Diklatpim
KOMPETENSI
Tidak diatur Dengan UU INKLUSI, KOLABORASI & KEMITRAAN
KEPEMIMPINAN INFORMAL
KEPEMIMPINAN LOKAL
KAPABILITAS
Bandiklat Prov Jateng
Lilin Bee, 23 November 2016 Dengan spirit dan jiwa.. Sesungguhnya sesuatu itu akan mampu kita gapai Walau itu di tempat gelap… Walau tidak nampak dipermukaan bumi.. Walau samar tidak tentu arah.. Namun, kekuatan pikiran dan kesungguhan, mampu mengubah dunia… Sekecil apapun sumber dari kekuatan itu… Jangan pernah ragu.. BUKTIKAN saja… Aku jamin.. Karena Tuhan ADA di setiap nafas kita
19
Bandiklat Prov Jateng
Mata Diklat INTEGRITAS membekali peserta untuk dapat: menginternalisasi akuntabilitas; menginternalisasi etika; serta mengaktualisasikan akuntabilitas, etika dan integritas dalam mengelola pelaksanaan program instansi melakukan simulasi dan menganalisis kasus yang relevan dengan materi pokok
a. Hasil Belajar “....Management
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan integritas pribadinya dalam mengelola pelaksanaan program instansi
deals mostly with the status quo, and leadership deals mostly with change...” (J.P.Kotter, 1990);
Bandiklat Prov Jateng
√ √
MATERI POKOK 1. Akuntabilitas
5. Analisis Kasus
2. Etika
INTEGRITAS 4. Integritas Kelembagaan sebagai Faktor Kunci Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik
3. Aktualisasi etika dan integritas dalam mengelola program instansi
Bandiklat Prov Jateng
SUB MATERI POKOK (1) MATERI POKOK AKUNTABILITAS A. Teori,Konsep, Prinsip Definisi akuntabilitas Pentingnya akuntabilitas Prinsip-prinsip akuntabilitas Dimensi Akuntabilitas Karakteristik akuntabilitas Akuntabilitas dalam sektor publik B.Implementasi Akuntabilitas Kebijakan 1. Responsivitas a. Keinginan publik b.Kepentingan negara 2. Responsibilitas a. Nilai SOP’s b Eksekusi SOP’s 3. Akuntabilitas a. Pertanggung-jawaban b. Indikator kinerja
"Mediocrity isn't a quest to be pursued." Kita tidak akan "jadi apa-apa" atau menciptakan apaapa, bila selalu "sekadar" pegawai, "sekadar" manajer, atau "sekadar" orang kecil……
Bandiklat Prov Jateng
SUB MATERI POKOK (2) MATERI POKOK ETIKA A. Teori dan Konsep 1. Pengertian etika 2. Macam-macam Etika 3. Pengertian Moral 4. Pengertian Nilai 5. Tipe Nilai (Value Type) 6. Struktur Hubungan Nilai 7. Fungsi Nilai B. Implementasi Etika Kelembagaan 1. Nilai-nilai Etika Organisasi 2. Etika PNS dalam Kehidupan Sosial 3. Etika PNS dalam Pelayanan Publik 4. Membangun Budaya Kerja dengan nilai-nilai etika
"You can be an excellent manager w/o becoming a good leader, but you can not be an excellent leader w/o becoming a gppd manager. (Champman)
Bandiklat Prov Jateng
SUB MATERI POKOK (3) MATERI POKOK : AKTUALISASI ETIKA DAN INTEGRITAS DALAM MENGELOLA PROGRAM INSTANSI
A Konsep Integritas 1. Definisi integritas 2. Pilar-pilar Integritas (Kejujuran, Ketegasan, Konsistensi dan Kepatuhan) 3. Kategori Integritas B. Aktualisasi akuntabilitas, etika dan integritas 1. Pengambilan keputusan berdasarkan integritas moral 2. Etika sebagai integritas pribadi dan tanggungjawab sosial. 3. Kepemimpinan Efektif dan Kepemimpinan etis. 4. Akuntabilitas dalam sektor publik
"You can be an excellent manager w/o becoming a good leader, but you can not be an excellent leader w/o becoming a gppd manager. (Champman)
Bandiklat Prov Jateng
SUB MATERI POKOK (4) MATERI POKOK: SIMULASI “Integritas Kelembagaan sebagai Faktor Kunci Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik”
1. Perampingan kelembagaan dan kewirausahaan Lembaga 2. Desentralisasi 3. Pengukuran Kinerja 4. Siklus Perencanaan dan Pengendalian
"You can be an excellent manager w/o becoming a good leader, but you can not be an excellent leader w/o becoming a gppd manager. (Champman)
Bandiklat Prov Jateng
SUB MATERI POKOK (5) MATERI POKOK: Analisis Kasus Di Philipina, Indonesia dan Malaysia : “Persepsi Tentang Kejujuran, Ketegasan, Konsistensi dan Kepatuhan Sebagai Pilar Integritas Aparatur Negara” Philipina : Empat langkah untuk mengembalikan kepercayaan dan membangunan integritas pemerintahan Indonesia : Hubungan antara Nilai, Integritas dan Persepsi anti Korupsi Malaysia : Persepsi tentang Integritas Lembaga Publik
"You can be an excellent manager w/o becoming a good leader, but you can not be an excellent leader w/o becoming a gppd manager. (Champman)
Bandiklat Prov Jateng
Pengalaman Belajar Peserta melalui serangkaian pengalaman belajar, dari membaca materi Diklat sesuai materi pokok, mendengar dan berdiskusi baik dengan tenaga pengajar maupun sesama peserta tentang materi pokok, melakukan simulasi dan membahas kasus yang relevan dengan materi pokok, dan terakhir berkunjung ke tempat yang dapat membantu proses internalisasi hasil belajar. Di penghujung pembelajaran, peserta menghasilkan suatu produk pembelajaran yang menunjukkan kompetensi integritas.
"Mediocrity isn't a quest to be pursued." Kita tidak akan "jadi apa-apa" atau menciptakan apaapa, bila selalu "sekadar" pegawai, "sekadar" manajer, atau "sekadar" orang kecil……
Bandiklat Prov Jateng
1. MODUL 2. BAHAN BACAAN 3. SLIDES 4. MIND MAPING 5. SIMULASI 6. KASUS
Bandiklat Prov Jateng
I.AKUNTABILITAS
KONSEP AKUNTABILITAS: Sumber : Riyadi, PKP2A I LAN, 2011
The Oxford Advance Learner’s Dictionary: “required or expected to give an explanation for one’s action” (Sesuatu yang dibutuhkan atau diharapkan untuk memberikan penjelasan/jawaban mengenai suatu tindakan) J.B. Ghartey: “Akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan apa, siapa, kepada siapa, milik siapa, yang mana, dan bagaimana.” Ledvina V. Carino: “Akuntabilitas merupakan suatu evolusi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang petugas, baik masih berada pada jalur otoritasnya atau sudah berada jauh di luar tanggung jawab dan kewenangannya.” 32
Bandiklat Prov Jateng
JENIS-JENIS AKUNTABILTAS Sirajudin H. Salleh dan Aslam Iqbal: 1. Akuntabilitas Intern, ----- Kepada Tuhannya; 2. Akuntabilitas Ekstern, ----- Kepada lingkungannya. Akuntabilitas Eksternal Meliputi: 1. Internal Accountability to the public servant’s own organization. (Akuntabel kepada atasan dan kepada pihak yang mengontrol pekerjaannya). 2. External Accountability to the individuals and organization outside public servant’s own organization. (Akuntabel kepada pihak-pihak di luar organisasi).
33
Bandiklat Prov Jateng
Empat Dimensi Akuntabilitas:
1. Siapa yang melaksanakan; 2. Kepada siapa disampaikan/diserahkan; 3. Standar apa yang digunakan untuk penilaiannya; 4. Bagaimana Nilai akuntabilitasnya. Pihak yang berkepentingan (Stakeholders) dalam akuntabilitas: 1. Publik dan Konsumen; 2. Pemimpin dan Pengawas; 3. Petugas pelaksana Kegiatan Bandiklat Prov Jateng
Samuel Paul (1991): 1. Democratic Accountability (political and administrative) Political : Antar lembaga negara dan publik; Administrative: Internal organisasi. 2. Professional Accountability Para pakar, profesional, teknokrat ------ harus dilandasi oleh norma-norma dan standar profesinya. 3. Legal Accountability Pemenuhan Public goods dan public services harus diimbangi dengan pelaksanaan ketentuan hukum yang adil.
(Modul 1 - LAN-RI)
35
Bandiklat Prov Jateng
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKUNTABILITAS: 1. Low Literacy Precentage (tingkat kesadaran hukum yg rendah); 2. Poor Standard of Living (standar hidup rendah); 3. General Decline in the moral values (penurunan nilai moral); 4. A policy of live and let live (tidak peduli thd kebjk pem); 5. Cultural faktors (faktor budaya); 6. Government monopoly (sentralisasi pemerintahan); 7. Deficiencies in the accounting system (buruknya sistem akuntabilitas); 8. Lack of will in enforcing accountability (penegakan hk. Lemah); 9. Birocratic secrecy (birokrasi tdk terbuka/ terlalu ketat); 10.Conflict in perspective and inadequate institutional linkage (tidak ada standar kejelasan mengenai program pemerintah); 11.Quality of officers (kualitas pejabat yang rendah); 12.Technological obsolescence and inadequate surveillance system (Tidak ada teknologi yang mendukung); 13.Colonial herritage (akibat peninggalan penjajah); 14.Defects in the laws concerning accountability (Lemahnya sistem hukum/ asas praduga tak bersalah); 15.Crisis environment (lingkungan yang tidak stabil); 36
Bandiklat Prov Jateng
Akuntabilitas memvisualisasikan: 1. Ketaatan kepada peraturan dan prosedur yang berlaku; 2. Kemampuan untuk melakukan evaluasi kinerja; 3. Keterbukaan dalam pembuatan keputusan; 4. Mengacu pada jadual yang telah ditetapkan; 5. Menerapkan efisiensi dan efektivitas biaya pelaksnaan.
PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS 1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh pegawai 2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumbersumber daya secara konsisten dengan peraturan perundangan yang berlaku; 3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; 4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh; 5. Harus jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen (agent of change) 37
Bandiklat Prov Jateng
Figure 1. Dimensions of Accountability
+
+
-
-
Bandiklat Prov Jateng
BENTUK DAN CIRI-CIRI AKUNTABILITAS Akuntabilitas Politis
Akuntabilitas Administrasi
Prinsip dasar operasional Akuntabilitas internal, untuk siapa?
Bertindak mengikuti Bertindak mengikuti aturan ketentuan Pemerintah dan prosedur yang telah ada Otoritas politik yg paling - Otoritas politik yg paling kuat kuat - Otoritas atau lembaga administratif yg paling kuat
Akuntabilitas eksternal, untuk siapa?
Parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat)
Perihal
Hasil kinerja administratif
Kriteria
- Kriteria politis - Kriteria teknis atau objektif
Mekanisme
- Mekanisme pengawasan dan pengendalian internal (tanggungjawab internal) - Mekanisme pengendalian Parlemen - Kritik dan pengakuan politis - Pengunduran diri atau pemecatan
Konsekwensi
- Lembaga pengawas dan pengendali eksternal - Warga Negara - Lembaga Peradilan Bentuk dan prosedur diikuti tindakan administratif
Akuntabilitas Profesi Akuntabilitas Demokrasi Bertindak peraturan dan praktek teknis profesi - Otoritas atau lembaga profesi yg paling kuat (evaluasi teknis) - Otoritas atau lembaga administratif yg paling kuat (evaluasi administratif) Lembaga pengawas dan pengendali eksternal (teknis maupun administratif)
Peraturan dan praktek profesi profesi diikuti tindakan administratif Kriteria formal: memenuhi K riteria profesional: peraturan dan prosedur yg memenuhi peraturan dan sudah ditetapkan praktek profesi yang sudah ditetapkan - Mekanisme pengawasan - Mekanisme pengawasan dan dan pengendalian internal pengendalian internal (teknis - Mekanisme pengawasan maupun administratif) - Mekanisme pengawasan dan dan pengendalian pengendalian eksternal eksternal - Tuntutan administratif (teknis maupun administratif) - Prosedur peradilan - Revisi tindakan administratif (Penguatan, modifikasi pembatalan) - Sanksi atau pengakuan dari dinas terkait - Kompensasi bagi warga negara
Sanksi atau pengakuan dari dinas terkait
Bertindak sesuai kebutuhan dan kepentingan masyarakat
Masyarakat (kelompok tertentu maupun keseluruhan) Hasil kinerja administratif Dampak sosial kinerja administratif - Mekanisme partisipasi masy - Media dan sarana untuk mengekspresikan opini public - Teknologi Informasi
- Adopsi tindakan administrative - Revisi keputusan administrative - Pengesahan secara demokratis terhadap kinerja administratif
II. ETIKA
40
KODE ETIK PNS PNS WAJIB Sesama PNS
Wawasan kebangsaan
Bernegara
Berpedoman pd ETIKA
Bermasyarakat,
Diri Sendiri
Berorganisasi
Bandiklat Prov Jateng
I. ETIKA DAN MORALITAS
The best executive is the one who has sense enough to pick good men to do what he wants done, and selfrestraint enough to keep from meddling with them while they do it.
ETIKA : Bahasa Yunani ETHOS, artinya kebiasaan/watak, atau cara bergaul, berperilaku baik. MORALITAS : Bahasa Latin MORES, artinya cara hidup atau kebiasaan.
Theodore Roosevelt
SECARA HARFIAH SAMA ARTINYA
Bandiklat Prov Jateng
DALAM PRAKTEK BERBEDA Etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku/ kebiasaan yang baik dan dapat diterima oleh lingkungan pergaulan seseorang atau sesuatu organisasi tertentu; Moralitas diartikan nilai-nilai normatif yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
43
Bandiklat Prov Jateng
2. KONSEPSI ETIKA DAN MORALITAS SECARA KONSEPTUAL, ETIKA MEMILIKI KECENDERUNGAN DIPANDANG SEBAGAI SUATU SISTEM NILAI APA YANG BAIK DAN BURUK BAGI MANUSIA DAN MASYARAKAT. KONSEP MORALITAS, UNTUK MENENTUKAN SAMPAI SEJAUHMANA SESEORANG MEMILIKI DORONGAN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN SESUAI DENGAN PRINSIP ETIKA MORAL. TINGKAT MORALITAS DIPENGARUHI : LATAR BELAKANG BUDAYA, PENDIDIKAN, PENGALAMAN, KARAKTER INDIVIDU.
Discipline is the bridge between goals and accomplishment. Jim Rohn
Bandiklat Prov Jateng
Tantangan Pelaksanaan Reformasi di Indonesia 1. Kebijakan nasional yang kaku terhadap upaya reformasi - "satu ukuran cocok untuk semua”; one size fits all 2. Kerangka regulasi nasional dan kebijakan yang usang terhadap upaya reformasi; 3. Kurangnya komitmen pimpinan lembaga untuk melaksanakan reformasi 4. Rendahnya kapasitas kementerian dan lembaga untuk melaksanakan reformasi 5. Bantuan teknis di lapangan yang terbatas untuk kementerian dan lembaga, dan 6. Anggaran fiskal yang terbatas untuk melaksanakan reformasi secara terus-menerus Bandiklat Prov Jateng
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
Adanya Pergeseran Sospol (Peran Swasta, LSM Meningkat) Kondisi Makin Sulit , Kompleks, Dinamis, Keterbatasan Kapasitas Aparatur Pemerintah Globalisasi, Perkemb Iptek, Dan Liberalisasi Persaingan Bebas Iptek Merubah Manajemen Sektor Publik & Bisnis Arus Informasi Menembus Batas Ruang & Waktu demokratisasi, HAM, Pelestarian Lingkungan Hidup Krisis Multidimensi (Situasi Politik Tak Stabil, Ancaman Disintegrasi, Kepercayaan Masyarakat Menurun, Penegakan Hukum Lemah, Penanganan KKN Lemah, Pemulihan Ekonomi Lambat, Pengangguran Dan Kemiskinan Meningkat) Menjelang Pemilu 2014 (TAHUN POLITIK) Perlu memahami jenis interaksi sosial-politik; interferences (gangguan/saling pengaruhi); interplays (keterlibatan); intervensions (campur tangan)
Bandiklat Prov Jateng
1). KEINDAHAN (BEAUTY) : “HIDUP ITU INDAH” Contoh : -Berpakaian yang indah pada waktu yang tepat. -Pengelolaan tata ruang kantor. 2). PERSAMAAN (EQUALITY) : “MANUSIA HIDUP SEDERAJAT Contoh : -Tidak diskriminatif dalam pelayanan masyarakat. -Tidak membedakan pengakuan terhadap pria dan wanita. 47
Bandiklat Prov Jateng
3). KEBAIKAN (GOODNESS) : ADANYA PUJIAN, KEUNGGULAN, KEKAGUMAN, KETEPATAN. Contoh: -Kebaikan ilmu pengetahuan (obyektivitas dan rationalitas) -Kebaikan tatanan sosial (saling menghormati, berbuat baik untuk sesama) 4). KEADILAN (JUSTICE) : KEMAUAN YANG TETAP DAN KEKAL UNTUK MEMBERIKAN KEPADA SETIAP ORANG SESUAI APA MESTINYA Contoh: -Penilaian kepada staf, pemberian honor staf 48
Bandiklat Prov Jateng
5).KEBEBASAN (LIBERTY) : LELUASA BERTINDAK ATAU TIDAK BERTINDAK BERDASAR PILIHAN YANG TERSEDIA BAGI SESEORANG. - Kemampuan untuk menentukan diri sendiri - Kesanggupan mempertanggungjawabkan - Tidak ada kebebasan tanpa tanggung jawab, tidak ada tanggung jawab tanpa kebebasan 6).KEBENARAN (TRUTH) : KEBENARAN ILMIAH DAN KEBENARAN MUTLAK. - Kebenaran ilmiah dibuktikan secara ilmiah - Kebenaran mutlak dibuktikan dgn keyakinan
49
Bandiklat Prov Jateng
1. Etika sosial budaya -Mengembangkan kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi; 2. Etika politik dan pemerintahan -Mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan menumbuhkan politik demokratis; 3. Etika ekonomi dan bisnis -Mewujudkan persaingan yang jujur,membangun ethos kerja, mencegah monopoli, KKN, diskriminasi. 50
Bandiklat Prov Jateng
4. Etika penegakan hukum yang berkeadilan - Ketaatan terhadap hukum - Penegakan hukum secara adil 5. Etika keilmuan - Mengembangkan iptek - Berpihak kebenaran ilmiah 6. Etika lingkungan -Menghargai dan melestarikan lingkungan hidup 51
Bandiklat Prov Jateng
5. ETIKA DALAM PEMERINTAHAN Hub antar manusia dalam organisasi dan pihak luar organisasi diatur dalam peraturan; Bagi Aparatur etika merupakan hal yang harus dikembangkan di pusat/daerah; Mampu membangkitkan kepekaan birokrasi dalam pelayanan masyarakat.
52
Bandiklat Prov Jateng
a. Dalam pemerintahan demokratis Mendahulukan kepentingan rakyat; Etika kerja aparatur berorientasi kepada kepentingan rakyat; Aspirasi rakyat adalah sumber kebijakan pemerintah; Transparansi dan akuntabilitas diwujudkan dalam etika pergaulan pemerintah dengan rakyatnya
“....Management deals mostly with the status quo, and leadership deals mostly with change...” (J.P.Kotter, 1990);
Bandiklat Prov Jateng
b. Dalam pemerintahan otoriter Kepentingan kekuasaan menjadi prioritas; Etika kerja aparatur diarahkan kepada terwujudnya keamanan dan kelangsungan kekuasaan pemerintahan; Pola kebijakan bersifat rahasia dan represif;
Our meetings are held to discuss many problems which would never arise if we held fewer meetings. Ashleigh Brilliant
Bandiklat Prov Jateng
Penegakan Etika & Budaya Org/Kerja Mind-set And Cultural-set
Aktualisasi nilai2 Etika & budaya org/ Kerja dlm praktek
INTEGRITAS
Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance
Aktualisasi prinsip2 Good Governance dalam praktek
Bandiklat Prov Jateng
6. Etika Terhadap Diri Sendiri (Ps 11 PP 42 thn 2004)
Jujur & terbuka serta tdk memberi info yg tdk benar Bertindak penuh kesungguhan & ketulusan Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan
Meliputi
Menjaga keutuhan & keharmonisan Kel Berpenampilan sederhana, rapih dan sopan Berinisiatif utk meningkatkan kualitas KSA Memiliki daya juang yang tinggi
Memelihara kesehatan jasmani & Rohani Bandiklat Prov Jateng
7. FAKTOR DAN PENGARUH HAMBATAN ETIKA BIROKRASI PEMERINTAHAN THD INTEGRITAS INSTITUSI
FAKTOR FISIOLOGIS
FAKTOR SOSIOLOGIS
PENGARUH HAMBATAN ETIKA BIROKRASI Pesepsi Individu Sikap Dan Perilaku BIROKRASI PEM Kesadaran moral Prinsip dan nilai moral universal Kemampuan intelektual
FAKTOR LINGKUNGAN
INTEGRITAS
VISI DAN MISI BIROKRASI
SISTEM, STRUKTUR, DAN KULTUR BIROKRASI
FUNGSI BIROKRASI PEMERINTAHAN
MASYARAKAT
Bandiklat Prov Jateng
ORSI: MOBOKRASI (anarkhis) Mob:tindakan yg tdk suai dg nilai2 demokrasi; Krasi : rakyat
INTEREST BASED APPROACH
RIGHT BASED APPROACH
POWER BASED APPROACH ORLA ORLA
INTEREST BASED APPROACH
RIGHT BASED APPROACH POWER BASED APPROACH
: AUTORITARIANISME : TOTALITARIANISME
Bandiklat Prov Jateng
1) Patologi akibat persepsi, perilaku, gaya manajerial menyebabkan lemahnya integritas : penyalahgunaan wewenang, statusquo, menerima sogok, takut perubahan dan inovasi, sombong menghindari kritik, nopotisme, otoriter, dsb; 2) Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan : puas diri,tdk teliti bertindak tanpa berpikir, counter produktif, tidak mau berkembang/belajar, pasif, 3) Patologi karena tindakan melanggar hukum : mark-up, menerima suap, tidak jujur, korupsi, penipuan, kriminal, sabotase, dsb. 4) Patologi akibat perilaku : kesewenangan, pemaksaan, konspirasi, diskriminasi, tidak sopan, indisipliner, kepentingan sendiri, non profesional, vested interest, pemborosan dsb. 5) Patologi akibat situasi internal : tujuan dan sasaran tidak efektif dan efisien, kewajiban sebagai beban, eksploitasi, pengangguran terselubung, kondisi kerja yang tidak nyaman
Bandiklat Prov Jateng
9. NILAI-NILAI DASAR BAGI PNS Ketaqwaan kepada Tuhan YME Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945 Semangat nasionalisme Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan Penghormatan terhadap hak asasi manusia Tidak diskriminatif Profesionalisme Semangat jiwa korps
60
Bandiklat Prov Jateng
10. Etika Dalam Bernegara a. b. c. d. e.
melaksanakan sepenuhnya Pancasila & UUD 1945, mengangkat harkat & martabat bangsa & negara, menjadi perekat & pemersatu bangsa dlm NKRI, Mentaati semua peraturan per-UU-an akuntabel dlm melaksanakan tugas penyelenggarn pemerintahan yg bersih & berwibawa, f. tanggap, terbuka, jujur, akurat, & tepat waktu g. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya negara scr efisien & efektif, h. tdk memberikan kesaksian palsu
61
Bandiklat Prov Jateng
11. Etika Dalam Berorganisasi a. melaksanakan tugas & wewenang sesuai ketentuan ygberlaku, b. menjaga informasi yg bersifat rahasia, c. melaksanakan setiap kebijakan yg ditetapkan d. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerjaorganisasi, e. menjalin kerjasama scr kooperatif untuk pencapaian tujuan, f. memiliki kompetensi dlm melaksanakan tugas g. patuh & taat thd standar operasional dan tata kerja, h. mengembangkan pemikiran secara kreatif & inovatif i. berorientasi pd upaya peningkatan kualitas kerja.
62
Bandiklat Prov Jateng
Integritas Personal Kualitas kepribadian ssorang sbg su/ entitas/kesatuan yg utuh+seimbang shg orang tsb dpt menyelaraskan isi pikiran, sikap dan perilakunya bdsrkan prinsip-2 moral dan etika serta mewujudkannya secara konsisten ke dalam su/ tindakan nyata tanpa menimbulkan konflik internal pd diri sendiri. (Alex R., 2009, Integrity and Ordinary Morality)
www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
BAGAN INTEGRITAS, MEKANISME KONTROL INTERNAL & EKSTERNAL, PROSES HABITUASI SAMPAI TERBENTUKNYA INTEGRITAS KOGNITIF
AFEKTIF
KONATIF
PSIKOMOTOR
INTEGRITAS Pikiran/Mind
Batin /Jiwa/Soul
MINDSET MPW Pola/skema kognitif MPW yang disadari
SIKAP
Raga/Body
Kebiasaan Predisposisi
PERILAKU KEPEMIMPINAN (MPW)
KONTROL INTERNAL/KONTROL DIRI Moral & Ethic Belief Normative Belief
Kontrol Perilaku Yang dirasakan (Perceived Behavioral Contol)
HABITUS MPW KONTROL PERILAKU AKTUAL
Behavioral Belief
PROSES HABITUASI
• • • •
Kontrol Eksternal UU ASN + UU lain yg terkait KODE ETIK ASN KODE ETIK PROFESI & JABATAN PENERIMAAN MASYARAKAT
LILIN BUDIATI, 2017
Bandiklat Prov Jateng
Keterangan: 1. TPB = Theory of Perceived Behavior 2. MPW = Manajemen ASN – Pelayanan Publik Baru – WoG 3. Behavioral Beliefs : Kepercayaan atau keyakinan subjek (peserta) mengenai perilaku tertentu yang benar/baik atau salah/buruk. Perilaku yang benar/baik akan mendapat mendatangkan rasa nyaman, kehormatan dan harga diri, bangga dan terhormat dan perilaku yang salah/buruk akan mendatangkan rasa malu, hina, rendah diri dan tidak nyaman. Kehormatan dan harga diri membentuk sikap subjek untuk mendukung dan cenderung berperilaku benar/baik. Rasa malu atau hina akan mencegah dan mengendalikan subjek untuk tidak berperilaku salah/buruk 4. Normative Beliefs: Kepercayaan atau keyakinan subjek tentang adanya norma sosial maupun norma hukum yang dapat mengontrol perilakunya. Keyakinan normatif ini selanjutnya akan membentuk norma subjektif, yaitu norma perilaku yang dioperasikan oleh subjek dalam perilakunya seharai-hari. Sumber: Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, p. 179-211
Bandiklat Prov Jateng
Bagan Revolusi Mental – Budaya Budiati,2017
REVOLUSI
Keterangan:
TINGKAT INDIVIDU KOGNITIF
AFEKTIF
PSIKOMOTOR
MINDSET
SIKAP
PERILAKU
BATIN/JIWA (SOUL)
TUBUH (BODY)
MENTAL
PIKIRAN (MIND)
BUDAYA 1. Mental terdiri dari pikiran dan batin/jiwa. proses pada pikiran akan membentuk pola pikir/midset dan proses pada batin akan membentuk sikap.Perubahan mental tanpa disertai perubahan perilaku tidak akan efektif. 2. Proses yang sempurna pada diri individu harus meliputi pikiran (kognitif) – batin /sikap (afektif) – perilaku (psikomotor)è Taksonomi Bloom 3. Revolusi Mental hanya terjadi pada tingkat individu. Kurang efektif jika dimaksudkan untuk melakukan perbahan sosial (masyarakat). Dibutuhkan perubahan budaya untuk dapat melaksanakan perubahan sosial. 4. Dibutuhkan instrumen: a. Ideologi: Pancasila b. Nilai moral/etika baru è public values baru, misal: hukum mati koruptor c. Kekuatan daya paksa è norma hukum d. Kekuatan politik è pimpinan nasional/lokal yg kuat
INTEGRITAS (INTEGRITY)
PERUBAHAN INDIVIDU (Kurang Efektif)
www.themegallery.com
PERUBAHAN SOSIAL Company Logo (Masyarakat)
Bandiklat Prov Jateng
Dinamika Moral, Etika, Integritas dan Perilaku RANAH KOGNITIF Pengetahuan Norma Etika
Pengetahuan Agama, Adat istiadat,\Budaya
Pengetahuan Nilai Moral
Pengetahuan Lain (Mis. Filsafat)
Internalisasi Nilai dan Norma
Area Sadar
Super-ego (Hati Nurani)/Moralitas Prinsip Kebaikan
Konsep Moral (Moral Concept)
Konsep Diri (Self Concept)
Harga Diri (Self Esteem)
Konsep Etika (Ethics Concept)
Integritas
Ego
Prinsip Keseimbangan
Dorongan (Drives)
Area Pra-sadar (Id) Prinsip Kesenangan
RANAH AFEKTIF
RANAH PSIKOMOTOR
Motivasi
Sifat-sifat (Traits)
Emosi & Temperamen
Kontrol Diri (Self Control)
Sikap Sesuai moral & etika atau sebaliknya Predisposisi (Kecenderungan untuk berperilaku sesuai moral & etika atau sebaliknya) Perilaku sesuai moral & etika atau sebaliknya Lilin Budiati & BS. Toton, 2014
Bandiklat Prov Jateng
III. Aktualisasi etika dan integritas dalam mengelola program instansi
KESESUAIAN ANTARA HATI, UCAPAN DAN TINDAKAN INTEGRITAS: KEMAMPUAN UNTUK SENANTIASA MEMEGANG TEGUH PRINSIP-PRINSIP MORAL SECARA KONSISTEN
Io = Integritas Organisasi a= alignment/Interaksi A= Accountability C= Competence E= Ethic c= Corruption
• Mematuhi Peraturan dan Etika Organisasi • Jujur • Memegang Teguh Komitmen • Bertanggung Jawab • Konsisten Antara Pikiran, Ucapan dan Tindakan • Kearifan Dalam Membedakan Yg Benar dan Salah NANA RUKMANA D.W.
I. Orientasi thd kepatuhan dan hukuman
ISU MORAL
Pre-conventional
II. Representasi penalaran yg imbang antara kept pribadi+ org sosial
Conventional
III. Pahami secara moral sbg kesesuaian keptusan yg diambil IV. Mengacu pd prinsip dan nilai moral yg obyektif (lepas dr individu,sosial,organisasi
Post-conventional V. Perkembangan kesadaran moral
Sumber: Anggara Wisesa, 2011, modifikasi Budiati, 2014
VI. Prinsip dan nilai moral universal
Bandiklat Prov Jateng
Integritas berarti konsistensi antara dua hal, yaitu pikiran dan tindakan, unt pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan etis melibatkan proses penalaran etis yg didlmnya mengelaborasi kesadaran moral dan kemampuan moral kognitif seseorang yg pd akhirnya diwujudkan di dlm bentuk pengambilan keputusan.
Integritas meliputi komitmen seseorang t’hdp su/ prinsip yg harus dimaknai sbg loyalitas kpd prinsip dan nilai moral universal, dan bukan kpd prinsip dan nilai moral yg dipegang pd taraf individu, organisasi/ masyarakat
The only thing even in this world is the number of hours in a day. The difference in winning or losing is what you do with those hours. Woody Hayes
Kesadaran moral tdk ditentukan o/ perasaan, melainkan oleh kemampuan intelektual, yi kemampuan unt memahami dan mengerti sst scr rasional (Magnis-Suseno,2000). Kohlberg (1955) tdk b’bicara ttg prinsip moral tertentu, tdk bicara ttg apa yg benar dan tdk scr moral, melainkan meneliti kompetensi unt memberikan penalaran etis
Bandiklat Prov Jateng
BAGAN INTEGRITAS, MEKANISME KONTROL INTERNAL & EKSTERNAL, PROSES HABITUASI SAMPAI TERBENTUKNYA INTEGRITAS KOGNITIF
AFEKTIF
KONATIF
PSIKOMOTOR
INTEGRITAS Pikiran/Mind
Batin /Jiwa/Soul
MINDSET MPW Pola/skema kognitif MPW yang disadari
SIKAP
Raga/Body
Kebiasaan Predisposisi
PERILAKU KEPEMIMPINAN (MPW)
KONTROL INTERNAL/KONTROL DIRI Moral & Ethic Belief Normative Belief
Kontrol Perilaku Yang dirasakan (Perceived Behavioral Contol)
HABITUS MPW KONTROL PERILAKU AKTUAL
Behavioral Belief
PROSES HABITUASI
• • • •
Kontrol Eksternal UU ASN + UU lain yg terkait KODE ETIK ASN KODE ETIK PROFESI & JABATAN PENERIMAAN MASYARAKAT
LILIN BUDIATI, 2017
Company Logo www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
EMPAT kategori sistem integritas (Alan Lawton)
N o
Lembaga etika dan Integritas Kinerja anti korupsi
Aturan Institusional Formal
Negara Domi nan
Internalisa si nilai (logika etika,nilai kemasy)
Refor Relatif m anti Midd High Low sedikit Banyak Ya Belum korup le / stabil si
1. Finlandia
√
2. Bulgaria
√
√
3. Hongkong
√
√
Inggris, Belanda, 4. Amsterda m, New York
√
www.themegallery.com
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Catatan - Tidak muncul banyak korupsi - Relatif sedikit aturan formal - Lembaga yang memerangi korupsi - Memiliki angka tinggi dlm korupsi - mulai mereformasi anti korupsi dgn berbagai aturan - Banyak aturan - Mengganti dalil anti korupsi dgn dalil etika - Internalisasi nilai di masy yg utama/ sangat kuat - Logikanya lembaga yg kuat tidak membutuhkan aturan formal
Bandiklat Prov Jateng
Tantangan Pembangunan - Krisis Mulidimensi - IPM & Daya Saing Rendah - Kesenjangan ekonomi & Sosial Masalah Pembangunan - Infrastruktur minim - Kualitas SDM rendah - Birokrasi Tidak Efisien, Tidak efektif & Korup - SDA kritis & Lingkungan rusak Modal Pembangunan - Modal Ekonomi - Modal SDA - Modal Sosial
Sumber: Harry (1995)
Pembangunan - Pertumbuhan ekonomi - Pemerataan - Pemberantasan Kemiskinan (Todaro, 1994:90) Pergeseran Paradigma - Pr. Pertumbuhan - Pr. Kesejahteraan - Pr. Pembangunan Manusia
Pembangunan Bidang Sosial
Sumber: dielaborasi dari Didiet Widowati, 2009
Pembangunan Sosial Konsentrasi pada Peningkatan kualitas hidup manusia dlm arti luas Sumber : elaborasi oleh Lilin Budiati, 2014
Pembangunan Manusia Konsentrasi pada peningkatan modal manusia yg diukur dg indikator: pendidikan dan kesehatan Kebijakan Publik Bidang Pembangunan Sosial
Pembangunan Kesra Sosial Konsentrasi pada peningkatan modal sosial yg diukur dg indikator keberfungsian sosial yi. Kemampuan utk: memenuhi kebutuhan dasar, menjalankan peran sosial & menahan krisis
SIMPULAN DAN IMPLIKASI 1. Integritas bukan sekadar istilah yg merujuk pd perilaku etis, ttpi lebih jauh dlm lagi, integritas mengandaikan tingkat pemahaman moral yg universal yg scr rasional dpt dipertanggungjawabkan. Hal ini membawa implikasi bhw tidak setiap perilaku etis dpt dinilai sbg tindakan berintegritas dan hanya perilaku etis yg dilakukan atas dasar prinsip dan nilai moral universal yg dpt dikatakn berintegritas moral 2. Kode etik organisasi dpt menjadi koridor perilaku anggota organisasi. Tetapi, penerapan yg disertai dgn mekanisme hukuman dan imbalan memiliki efek negatif. Sistem hukuman dan imbalan sering digunakan unt membangun dan menguatkan budaya organisasi, termasuk menekan perilaku tidak etis yg dilakukan o/ karyawan.
Bandiklat Prov Jateng
……………SIMPULAN DAN IMPLIKASI 3. Ketergantungan yg besar pd sistem hukuman dan imbalan unt menegakkan kode etik dan aturan justru membawa individu-2 di dlm organisasi kpd konsistensi asosiasi keputusan dan tindakan dgn hukuman atau imbalan tertentu (tahap preconventional dalam teori perkembangan moral Kohlberg) (Baucus & Beck-Dudley, 2005). 4. Kesulitan analisa integritas dgn hanya menekankan perilaku etis adlh krn meski tindakan etis yg dilakukan sama, tindakan etis itu dpt dilandasi o/ motif-2 yg b’beda. Hal ini terkait dgn proses pengambilan keputusan etis yg di dlmnya kemampuan moral kognitif berperan
Bandiklat Prov Jateng
Konsep Kompetensi Menurut Spencer and Spencer, (1993 : 9) Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya (an underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion – referenced effective and or superior performance in a job or situation). Underlying Characteristics mengandung makna kompetensi adalah bagian dari kepribadian yg m’dalam dan melekat kpd seseorang serta perilaku yg dpt diprediksi pd berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Causally Related memiliki arti kompetensi adalah sst yg mnyebabkn/memprediksi perilaku dan kinerja. Criterion Referenced mengandung makna bhw kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yg berkinerja baik, diukur dari kriteria/ standar yg digunakan. Bandiklat Prov Jateng
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 Tanggal 21 Nopember 2003
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan efisien.
www.themegallery.com
Bandiklat Prov Jateng
Keputusan Lembaga Administrasi Negara, Nomor: 541/XIII/10/6/2001
Kompetensi jabatan PNS diartikan sebagai: kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan, dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
Bandiklat Prov Jateng
1. Tdk unt diri sendiri
PILAR INTEGRITAS
Io = a(ACE)-c 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
8)
Prinsip etika Regulasi yg terbuka Mekanisme u/ isu2 etis Perlindungan pelapor Transparansi (keputusan dan proses) Penegakan hukum Lembaga pem yg kuat (pengadilan yg independen,Yan publik tanpa politisasi) Keteladanan pemimpin
2. integritas
3. Obyektifitas
4. Akuntabilitas
PELAYANAN PUBLIK 5. Keterbukaan
6. Kejujuran
7. Komitmen
9) Budaya politik yg dukung integritas
Bandiklat Prov Jateng
Keterkaitan Etika, Integritas dan Good Governance Good Governance
INTEGRITAS
Synergistic (Win/Win)
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and then insert it again.
Respectful (Compromise)
Defensive (Win/Lose or Lose/Win) Low
ETIKA
High
Bandiklat Prov Jateng
HAKIKAT INTEGRITAS
BERTINDAK KONSISTEN SERTA SESUAI KODE ETIK DENGAN NILAINILAI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI
KEKUATAN INTEGRITAS: MELAKUKAN YANG TEPAT, BERTANGGUNGJAWAB, BEKERJASAMA DAN BERINOVASI INDIKATOR INTEGRITAS: APAKAH KODE ETIK TELAH DILAKSANAKAN; BGMN MENGATASI KONFLIK; KOMITMEN ORGANISASIONAL
Bandiklat Prov Jateng
Etika Organisasi
Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan organisasi
Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi modern (efisiensi, efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi)
Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara universal
Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari politisi yang membawahi birokrat
Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi
85
Bandiklat Prov Jateng
IV. Integritas Kelembagaan sebagai Faktor Kunci Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik
86
INTEGRITINTEGRITAS & ETIKA SBG INTEGRITAS & ETIKA SBG LANDASAN GOOD GOVERNANCE
Integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Etika didefinisikan sebagai pemahaman tentang hal yang baik dan buruk atau hak dan kewajiban mengenai moral dan ahlak.
Jika keduanya digabung dan ditempatkan dalam sanubari, dapat mencetak perilaku setiap individu untuk beretika baik serta berintegritas tinggi di lingkungan organisasi. Karena itu, organisasi pemerintah harus berani merumuskan integrasi keduanya kedalam sebuah Nilai Etika.
In a crisis, be aware of the danger, but recognize the opportunity. John F. Kennedy
Bandiklat Prov Jateng
Rekayasa Lingkungan Konteks Kelembagaan: •Kebijakan dan regulasi •Struktur •Peran lembaga-lembaga negara •Kapasitas SDM •Insentif dan gaji •Akuntabilitas dan keterbukaan Konteks Sosiopolitik: •Peran masyarakat sipil •Struktur sosial, nilai •Sumber konflik dan stabilitas •Relasi kekuasaan yang seimbang •Peran gender •Komitmen politik
Enabling Environment dalam membangun “integritas” Pembelajaran Individu
Ke-salingtergantung-an antar Kelompok dan Organisasi
Konteks ekonomi: •Pasar dan sektor privat (formal & nonformal) •Kerangka kerja makro •Kerangka regulasi •Bantuan pengembangan Konteks Lingkungan: •Manajemen SDA •Energi dan air •Kelestarian lingkungan •Biodiversitas
Enabling environment
Syarat utama: •Partisipasi dalam keputusan dan penerapan proses pembelajaran •Pemahaman tentang peran yg jelas •Akses informasi •On-the-Job Training •Pelatihan formal/informal •Insentif dan gaji yang mencukupi •Akuntabilitas dan timbal balik
Organisasi •Misi •Visi •Strategi •Kebijakan dan nilai-nilai integritas •Kompetensi dan struktur •Proses dan sistem •SDM •Sumberdaya fisik •Sumberdaya finansial
Sumber: UNDP, 1997. Capacity Develoment, Technical Advisory Paper 2. New York. Bandiklat Prov Jateng
LANJUTAN INTEGRITAS & ETIKA SBG LANDASAN GOOD GOVERNANCE
Nilai etika harus dituangkan ke dalam berbagai aturan atau standar perilaku agar dapat menjadi kerangka perilaku yang dipedomani seluruh pegawai. Nilai etika bukan sekadar bermanfaat untuk membentuk (memotivasi dan mendorong) perilaku pegawai seharihari, namun juga membimbing mereka ketika melakukan proses pengambilan keputusan. Sehingga jika nilai etika dapat ditegakkan secara konsisten dan konsekuen sebagai fondasi good governance dalam organisasi akan makin kokoh.
Bandiklat Prov Jateng
Tantangan Reformasi Birokrasi Kurangnya “KOMITMEN” Pimpinan unt melaksanakan reformasi Rendahnya kapasitas SDM, lembaga Kerangka regulasi dan kebijakan yg usang thd upaya reformasi Kebijakan yg kaku thd upaya reformasi (“satu ukuran cocok unt semua” = one size fits all) Terbatasnya bantuan teknis
90
Bandiklat Prov Jateng
KAPASITAS SDM (pemimpin yg tidak kapabel) ??? Tidak memiliki tujuan yg jelas Rendahnya integritas personal Tidak pahami timing mengguncang bawahan unt bergerak wujudkan VISI organisasi Tidak diimbangi ketekunan menginspirasi Tidak menghayati masalah Tidak mampu mencari solusi Berjarak dengan bawahan, tdk peduli membantu Fungsinya hny meneruskan pesan dari hierarchi yg lbh tinggi Tidak mampu membangun sinergitas 91
Bandiklat Prov Jateng
SARAN MENUJU GOOD GOVERNANCE 1. SAMAKAN PLATFORM/PERSEPSI, TUJUAN, SASARAN, RENCANA TINDAK; 2. TERAPKAN 4 C (CONCEPT YG JELAS, PRAGMATIS, KOMPREHENSIF DAN INOVATIF; COMPETENCE, CONNECTIONS, COMMITMENT; 3. LAKSANAKAN 4W (WELL PLANNED, WELL ORGANIZED, WELL ARRANGED, AND WELL CONTROLLED) 4. BERSAMA 4C DAN 4W, TEGAKKAN 2K, YAITU KONSISTEN DAN KESERIUSAN, DAN UBAHLAH MIND-SET DAN CULTURE-SET, MENUJU BUDAYA KERJA PRODUKTIF, INOVATIF, EFISIEN DAN EFEKTIF.
Bandiklat Prov Jateng
V. Analisis Kasus
93
A Basic Policy Process, 1.Verify, define, detail the problem
C. Patton, D. Savicki, p53
.
2. Establish Evaluation criteria
3. Identify Alternative policy 6. Monitor the Implemented Policy
5. Display and Distinguish among Alternative policies
4. Evaluate alternative policies
Bandiklat Prov Jateng
1. Verify, define, detail the problem 2. Establish Evaluation criteria 3. Identify Alternative policy 4. Evaluate alternative policies 5. Display and Distinguish among Alternative policies 6. Monitor the Implemented Policy
Bandiklat Prov Jateng
DAFTAR PUSTAKA Anggara Wisesa, Integritas Moral Dalam Konteks Pengambilan Keputusan Etis, Jurnal Manajemen Teknologi Vol 10 Number 1, 2011 Lilin Budiati, Evaluasi Persepsi Tentang Kompetensi Dan Pendayagunaan Alumni Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Provinsi Jawa Tengah, 2012
Bandiklat Prov Jateng
Bandiklat Prov Jateng