AGEN PERUBAHAN (AGENT of CHANGE) Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama
Abstract Perubahan adalah nature (pembawaan alamiah) yang timbul dalam proses perjalanan kehidupan manusia dan peradaban manusia. Perubahan dalam bentuk idea atau teknologi guna memastikan tercapainya suatu tujuan memerlukan penghubung antara sumber perubahan (Pusat Ilmu Pengetahuan dan atau Pembuat Kebijakan / Policy Maker) dengan target masyarakat sasaran dari suatu perubahan melalui Kebijakan atau Teknologi baru. Penghubung antara sumber idea perubahan dengan target masyarakat yang diharapkan mengadopsi idea atau teknologi yang ditawarkan oleh produser “idea dan teknologi”. Elemen penghubung termaksud disebut sebagai “Agen Perubahan / Agent of Change” Fungsi Agen Perubahan adalah meyakinkan target perubahan untuk mengadopsi “idea atau teknologi” yang ditawarkan dengan meyakinkan manfaat / keuntungan teknologi baru bagi mereka dan sekaligus memonitor proses adopsi teknologi dan membuktikan keuntungannya serta menjadikan kelompok masyarakat target perubahan menjadi Agen Perubahan (baru) bagi masyarakat lainnya. Bagi Agen perubahan wajib memahami “channel of communication” agar mampu menyampaikan pesan perubahan melalui orang – orang yang tepat dengan model komunikasi yang mudah dipahami oleh mereka sehingga proses adopsi idea / teknologi berjalan efektif dan memberi keuntungan / benefit yang nyata bagi para masyarakat pengadopsi (adopter) idea / teknologi baru tersebut. A. Pendahuluan Sering kita mendengar kata perubahan (change) terutama ketika kita membahas hal – hal berkaitan dengan upaya organisasi memperbaharui diri dalam situasi mengahadapi perubahan di lingkungan stratejik organisasi. Dan setiap perubahan memerlukan orang / individu yang menjadi pemandu proses berjalannya perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi maupun dalam masyarakat, guna mencapai tujuan sebagaimana diharapkan. Pengertian Agen Perubahan (Agent of Change) adalah individu atau seseorang yang bertugas mempengaruhi target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai dengan arah yang dikehendakinya. Agen Perubahan menghubungkan antara sumber perubahan (Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan systems masyarakat yang menjadi target perubahan. Dengan demikian komunikasi adalah alat stratejik bagi tercapainya suatu perubahan dalam organisasi maupun systems sosial dalam masyarakat. Komunikasi adalah proses berbagi informasi dalam systems sosial masyarakat yang menciptakan temuan (innovator, regulator) dengan target perubahan (kelompok masyarakat) dan atau proses berbagi informasi diantara sesama mereka agar mampu membangun situasi
saling pengertian melalui penjelasan / pencerahan dalam menjalin hubungan antara Agen Perubahan dengan kelompok masyarakat yang menjadi target perubahan Ada berbagai profesi yang mungkin akan menjadi agen perubahan yang efektif dalam organisasi atau masyarakat seperti pekerja sosial, consultant, widyaiswara, penjual barang & jasa (sales), pekerja kesehatan dll. Dari berbagai profesi termaksud, dalam menjalankan perannya sebagai Agen Perubahan dengan cara memfasilitasi proses menyampaikan Inovasi / Kebijakan dari “sumber Inovasi / Kebijakan” kepada para target dari Inovasi / Kebijakan itu. B. Peran Agen Perubahan Proses menginformasikan suatu hal baru dalam rangka memperkenalkan suatu Inovasi / Kebijakan baru kepada suatu kolompok sosial target perubahan, memerlukan langkah – langkah sebagai berikut - Membangun kesadaran bahwa mereka memerlukan perubahan (To develop a need for change). Pada tahap awal Agen Perubahan diharapkan mampu menyadarkan target Inovasi / Kebijakan Publik bahwa mereka memerlukan perubahan dengan menunjukkan alternative sikap / perilaku yang sebaiknya mereka lakukan serta perubahan sikap itu akan memberikan kemudahan / keuntungan bagi mereka. Diharapkan pada tahap ini target perubahan mempunyai kesadaran dalam bentuk keyakinan bahwa untuk hal yang lebih baik mereka harus berubah demi kebaikan dan kemanfaatan bagi mereka sendiri - Mengembangkan hubungan dengan saling tukar informasi (To establish an information exchange relationship). Ketika kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan menyadari bahwa mereka memerlukan perubahan, maka Agen Perubahan secara terus menerus membangun komunikasi. Sebelum mengembangkan hubungan yang baik, Agen Perubahan harus dapat diterima serta dipercaya oleh kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik. Agen Perubahan harus mampu membangun citra diri sehingga dipersepsikan bahwa dia adalah orang yang kompeten (competence), kridibel (credible), dapat dipercaya (trustworthiness) dan bersikap penuh simpaty dan empaty pada kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik. - Melakukan identifikasi masalah (To diagnose problems) Agen Perubahan bertanggung jawab dengan cara menyajikan hasil analysis – synthesis tentang apa – apa yang ada (existing) dan ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhannya saat itu, dan oleh sebab itu memerlukan perubahan. Pada saat yang demikian Agen Perubahan diharapkan mampu melihat persoalan yang dihadapi dengan menggunakan cara pandang (perspective) kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik dan menyampaikan dengan bahasa yang sympatic. - Mendorong niat untuk berubah (To create an intent in the client to change).
Setelah Agen Perubahan menjelaskan berbagai cara tindakan yang mungkin harus dilakukan oleh kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan untuk mencapai tujuan (goal) mereka, maka Agen Perubahan dituntut untuk mampu memberi motivasi kepada target Inovasi / Kebijakan agar mengadopsi Inovasi / Kebijakan yang telah ditawarkan Agen Perubahan. - Mentransformasikan sekedar niat menjadi tindakan nyata (To translate an intent to action). Pada tahap ini Agen Perubahan dituntut untuk mencari tahu tentang cara bagaimana mempengaruhi kelompok social / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik berperilaku sebagaimana rekomendasi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Pada tahap ini komunikasi interpersonal antar mereka sendiri (kelompok masyarakat) dapat membantu meyakinkan mereka untuk memutuskan mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik yang sesuai dengan kebutuhan mereka, terutama pendapat tokoh informal dalam systems sosial masyarakat mereka sendiri - Merawat adopsi mencegah pembatalan adopsi (To stabilize adoption and prevent discontinuance). Agen Perubahan diharapkan tetap mendampingi kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik agar tetap bertahan dengan sikap perilaku yang sudah diputuskan dengan mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik. Pendampingan merupakan tahap penting, karena menjadi konfirmasi tentang perubahan perilaku yang dibutuhkan dan sekaligus menunjukkan manfaatnya bagi mereka. - Pencapaian Hubungan Agen Perubahan dan Komunitas Target Perubahan (To achieve a terminal relationship). Tujuan akhir Agen Perubahan adalah mendorong komunitas target perubahan mampu bersikap / berperilaku dengan mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik yang telah diperkenalkan sebelumnya. Agen Perubahan setelah mampu mendorong komunitas sosial / masyarakat target perubahan mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik, maka komunitas sosial / masyarakat target perubahan seharusnya telah mampu menciptakan kadre Agen Perubahan (baru) dari komunitas sosial target perubahan itu sendiri. Apabila kelompok Komunitas target perubahan telah mampu menghasilkan Agen Perubahan (baru) maka tugas Agen Prubahan telah berakhir. C. Kunci Keberhasilan Agen Perubahan Keberhasilan Agen Perubahan melakukan perubahan sikap dan perilaku Komunitas Sosial target perubahan bergantung pada seberapa jauh upaya Agen Perubahan melakukan pendekatan pada komunitas target perubahan. - Ethos Kerja Agen Perubahan (Change Agent Effort) Agen Perubahan akan berhasil melakukan perubahan sikap / perilaku komunitas sosial target perubahan sejalan dengan seberapa sering mereka berhubungan dengan kelompok social target perubahan, semakin tinggi frekuensi hubungan Agen Perubahan dengan Komunitas Sosial target perubahan akan semakin tinggi keberhasilan Agen Perubahan.
Sehubungan dengan itu maka keberhasilan Agen Perubahan diukur berdasarkan seberapa besar kelompok masyarakat mengadopsi perubahan akibat lahirnya Inovasi / Kebijakan Publik - Orientasi Komunitas Sosial Target Perubahan (Client Orientation) Posisi Agen Perubahan berada di tengah, yaitu antara Innovator / Regulator dengan Komunitas Sosial target perubahan, sehingga Agen Perubahan sering dalam posisi yang berlawanan, disatu sisi Innovator / Regulator menghendaki sikap perilaku tertentu, disi lain Komunitas Sosial target perubahan mengharapkan perilaku yang berbeda. Agen Perubahan akan lebih berhasil apabila lebih berorientasi pada Komunitas Sosial target perubahan daripada memenuhi harapan Innovator / Regulator - Kompatibelitas Inovasi Dengan Kebutuhan Komunitas Sosial Target Inovasi / Kebijakan Publik (Compatibility with Client’s Needs) Agen Perubahan sering dihadapkan dengan kesulitan mengidentifikasi kebutuhan Komunitas Sosial target perubahan. Setiap perubahan yang mengabaikan begitu saja kebutuhan Komunitas Sosial target perubahan akan mengalami kegagalan. Sebaliknya apabila Agen Perubahan memperhatikan apa yang sesungguhnya kebutuhan Komunitas Sosial target perubahan dan sebisanya terdapat kompatabilitas (compatability) antara perubahan yang diharapkan Innovator / Regulator dengan kebutuhan Komunitas target perubahan. Semakin tinggi kompatabilitas antara perubahan yang diharapkan dengan kebutuhan Komunitas target perubahan akan semakin berhasil. - Rasa Empathy (Change Agent Empathy) Rasa empaty adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain dan merasakan suka dukanya dalam posisi itu. Dengan demikian apabila Agen Perubahan tidak mampu ber empaty pada orang lain khususnya Komunitas Sosial target perubahan, maka dapat dipastikan Komunitas target cendrung menolak berubah. Rasa empaty Agen Perubahan terhadap masalah yang dihadapi /dirasakan oleh Komunitas target perubahan akan lebih berhasil daripada mereka yang tidak ber empaty. D. Homophily dan Heterophily Versus Agen Perubahan Dalam Komunikasi Kampanye (campaign) berasal dari istilah militer dari bahasa latin yang berarti menuju lapangan (to go to the field) dan berhubungan dengan “target” yang ingin dicapai yaitu dalam hal ini berapa besar audience yang ingin diliput (covered). Dengan demikian kampanye adalah upaya menyampaikan hasil Innovasi / Kebijakan Publik kehadapan kelompok masyarakat yang luas dengan harapan menghasilkan perubahan dan oleh sebab itu upaya demikian melibatkan seperangkat model komunikasi dan manajemen dalam periode waktu tertentu. Model komunikasi akan berjalan efektif apabila Agen Perubahan mempunyai strategi komunikasi yang efektif dan oleh sebab itu Agen Perubahan dituntut memperhatikan struktur
systems sosial masyarakat / komunitas target perubahan. Apakah mereka homophily dan heterophily. Kelompok masyarakat homophily adalah kelompok masyarakat yang berpandangan bahwa anggota masyarakat mempunyai kedudukan sosial setara, sehingga dalam berkomunikasi mereka mempunyai kedudukan yang setara dan cendrung homogen. Sedangkan masyarakat heterophily adalah masyarakat yang berpandangan bahwa dalam masyarakat mempunyai strata sosial sehingga masing – masing mereka mempunyai kedudukan sosial yang berbeda sehingga pola komunikasi yang terjadi tidak setara dan cendrung heterogen. Agen Perubahan cendrung berhasil melakukan perubahan pada kelompok komunitas yang mempunyai strata sosial yang lebih tinggi dan mempunyai akses lebih besar berpartisipasi sosial didalam msyarakat dibandingkan dengan strata sosial yang lebih rendah dan rendah partisipasi sosial dalam pola komunikasi yang cendrung heterogen. Agen Perubahan cendrung berhasil melakukan perubahan melalui kelompok komunitas yang terdidik dan mempunyai pendidikan formal lebih tinggi serta mudah menerima hal baru diluar systems sosial masyarakatnya (cosmopolite) dibandingkan kelompok yang kurang terpelajar dan cendrung localite. - Hubungan Agen Perubahan Dengan Kelompok Sosial Rendahan (Change Agent Contact with Lower Status Clients) Kelompok masyarakat berpendidikan rendah, berpendapatan rendah lebih memerlukan kehadiran Agen Perubahan dibandingkan kelompok masyarakat terpelajar.Kesenjangan satatus sosial ekonomi antara Agen Perubahan dengan kelompok Komunitas Sosial target perubahan yang marginal, akan menimbulkan kesenjangan komunikasi. Agen Perubahan biasanya berasal dari Pegawai Negeri yang mempunyai status sosial lebih tinggi dibandingkan komunitas sosial target perubahan, hal ini menyebabkan Komunitas Sosial target perubahan cendrung curiga (tidak percaya) kepada Agen Perubahan. Apabila ada kesenjangan kondisi relasi sosial antara Agen Perubahan dengan Komunitas Sosial target perubahan, maka bila demikian situasinya salah satu saran adalah dalam melakukan komunikasi inovasi / Kebijakan sebaiknya melibatkan para Ibu - Ibu - Paraprofesional Aides Dalam hal keahlian teknikal Agen Perubahan tidak penting bagi Komunitas Sosial target perubahan dan penerimaan pribadi (personal acceptance) lebih penting dalam membangun hubungan dengan Komunitas Sosial target perubahan, maka dalam hal demikian Agen Perubahan dapat meminta bantuan orang – orang tertentu (sebagai bantuan) yang kehadirannya bisa diterima oleh Kelompok Sosial target perubahan sampai mereka menerima informasi tentang perubahan – perubahan yang diharapkan. - Kridibelitas Agen Perubahan (Change Agent Credibility)
Agen Perubahan pada umumnya secara teknikal kredibel dibandingkan tenaga bantuan akan tetapi Tenaga Bantuan (Orang Tertentu) mempunyai kredibelitas kedekatan dengan Komunitas Sosial target perubahan sehingga pola hubungan antar mereka lebih efektif. Agen Perubahan yang ideal adalah mereka mempunyai dua kredibelitas yaitu kridibel secara teknikal (technical competence) dan kridibel secara social (social characteristic) seperti status social, kesamaan suku, agama dll. E. Peran Pemimpin Dalam Agen Perubahan Pemimpin dalam masyarakat mempunyai peran berupa mempengaruhi orang lain dalam berperilaku atau bersikap. Dari beberapa penelitian Agen perubahan akan lebih berhasil melakukan perubahan pada Komunitas Sosial target melalui para Pemimpin (Leader) kelompok Komunitas Sosial target perubahan. - The Role of Demonstration Potensi mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik akan meningkat seiring dengan penjelasan secara terus menerus dengan mendemonstrasikan keuntungan dari temuan itu sehingga potensi menyaksikan demonstrasi Inovasi / Kebijakan Publik menjangkau target / sasaran masyarakat yang lebih luas. Mendemonstrasikan Inovasi / Kebijakan Publik secara luas dilakukan oleh Innovator / Regulator diberbagai bidang seperti pertanian, konservasi energy, transportasi massal, lingkungan hidup, pendidikan, penyalahgunaan narkoba dll, kegiatan demikian memerlukan dukungan dana dari belanja negara. - Kemampuan Target Perubahan Dalam Mengevaluasi Pada umumnya Agen Perubahan mengamati adopsi masyarakat tentang Inovasi / Kebijakan Publik dalam perspektif jangka pendek, padahal Agen Perubahan yang baik memerlukan pendampingan jangka panjang mulai mengadopsi dan melaksankan, menikmati hasilnya dan melakukan evaluasi proses bekerjanya Inovasi / Kebijakan Publik. Agen Perubahan memerlukan pendampingan jangka panjang sampai Komunitas target perubahan mampu melakukan evaluasi sendiri dan kemudian menjadi Agen Perubahan (baru) bagi kelompok masyarakat lainnya. F. Systems Penyebaran Informasi Inovasi Tersentralisasi Versus Desentralisasi Sentralisasi dan Desentralisasi penyebaran Inovasi / Kebijakan Publik dipengaruhi oleh beberapa hal seperti Kekuatan Hukum Keputusan, Arah Penyebaran Inovasi /Kebijakan, Sumber dan Level Organisasi Inovasi / Kebijakan, Keputusan Penyebaran Inovasi / Kebijakan, Kepentingan Komunitas Target Inovasi / Kebijakan dan Jumlah Inovasi / Kebijakan yang akan disebarkan.
Karakteristik Sentralisasi dan Desentrlisasi Penyebaran Inovasi / Kebijakan Karakteristik Penyebaran Inovasi
Sentralisasi Penyebaran Inovasi / Kebijakan
Desentralisasi Penyebaran Inovasi / Kebijakan
1
Kekuatan Sentralisasi
Keputusan
Pengawasan / Keputusan dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Unit Organisasi Berkaitan Keahlian
2
Arah Penyebaran Inovasi / Kebijakan
3
Sumber Regulator
Penyebaran secara top – down dari regulator langsung ke pengguna Inovasi / Kebijakan Berasal dari Research & Development dan Para Pakar
Memerlukan kerjasama dengan Unit Operasional sehingga memerlukan integrasi Organisasi Publik yang berkaitan dengan penyebaran Inovasi Penyebaran melalui jejaring horizontal / peers
4
Keputusan Penyebaran Inovasi / Kebijakan
Keputusan dilakukan oleh Pimpinan Puncak Organisasi atau Pakar Unit R & D
5
Kepentingan Komunitas Target Inovasi / Kebijakan
6
Jumlah Inovasi
Mendorong inovasi berdasarkan penciptaan kebutuhan baru dengan menyediakan Inovasi / Kebijakan Adopsi yang rendah diantara para adopters Inovasi / Kebijakan
Inovasi
/
Berasal dari percobaan / experimental diantaranya oleh pengguna Inovasi sendiri Unit Organisasi Lokal yang memutuskan apakah memerlukan penyebaran Inovasi Pendekatan problem – solution sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dilakukan oleh organisasi lokal Adopsi lebih tinggi oleh adopters local
G. Kesimpuan Pemimpin Satuan Kerja Operasional, Widyaiswara adalah posisi yang memungkinkan mengemban peran sebagai Agen Perubahan (Agent of Change) oleh sebab itu apabila organisasi sedang melakukan suatu transformasi dalam bentuk perubahan paradigmatic, business process, model pengawasan dll, adalah layak bila organisasi lebih memfungsionalkan peran Widyaiswara sebagai Agen Perubahan. Agen Perubahan dituntut memahami peran dirinya sebagai pembangkit kesadaran diri untuk berubah, sebagai yang menghubungkan antara Policy Maker dengan kelompok masyarakat target perubahan, juga sebagai elemen yang mentransformasikan tahapan niat menjadi tindakan nyata dan oleh sebab itu para Agen Perubahan dituntut mempunyai kredibilitas sosial maupun teknikal dihadapan kelompok sosial target perubahan. Agen Perubahan akan bekerja efektif apabila memperhatikan karakteristik masyarakat target perubahan apakah kelompok homophily atau heterophily, memahami karakteristik masyarakat target perubahan akan membantu Agen Perubahan dalam mengembangkan model komunikasi yang relevan dan efektif dengan kelompok sosial target perubahan. Organisasi proses manajemen perubahan bergantung apakah dilakukan secara sentralistis atau desentralistis. Sentralisasi proses penyebaran inovasi / teknologi dilakukan secara langsung oleh sumber pembuat kebijakan / policy maker atau sumber inovasi / research &
development pada umumnya bersifat penciptaan kebutuhan baru bagi kelompok target perubahan dan cendrung jumlah kelompok pengadopsi perubahan relatif sedikit dan akan memadai sepanjang bertujuan sebagai modelling atau percontohan. Desentralisasi proses penyebaran inovasi / teknologi memerlukan Agen Perubahan dan memerlukan jejaraing / networking dan bersifat pendekatan pemecahan masalah (problem – solution approach) sehingga keuntungan bagi adaptor tampak dan dirasakan secara nyata dan cenderung kelompok pengadopsi (adopter) lebih besar jumlahnya. Adalah tugas utama Agen Perubahan memonitor para pengadopsi (adopter) tetap mengadopsi inovasi / kebijakan baru dan memastikan keuntungan / benefit nya sehingga para adopter menjadi Agen Perubahan baru bagi calon – calon pengadopsi baru. ------------------------------------------------------------------------------------------------------Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4.
Diffusion of Innovations (Everret M. Rogers, 1995 The Free Press, New York) Konsep Pemberdayaan Masyarakat (Ginanjar Kartasamita, 2003, LAN) Pardigma Pemberdayaan Masyarakat (SPIMNAS Tk II, LAN Jakarta) Pyschology Komunikasi (Jalalludin Rachmat, Prof, Dr, Bandung)