No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20 IPM Riau Tahun 2016 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Riau. Pada tahun 2016, IPM Riau telah mencapai 71,20. Angka ini meningkat sebesar 0,36 poin dibandingkan dengan IPM Riau pada tahun 2015 yang sebesar 70,84. Pada tahun 2016, pembangunan manusia di Riau berkategori “tinggi” *), tetap sama dengan statusnya pada tahun 2015. IPM Riau pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,51 persen dibandingkan tahun 2015. Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 70,97 tahun, meningkat 0,04 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,86 tahun, meningkat 0,12 tahun dibandingkan pada 2015. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,59 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 10,465 juta rupiah pada tahun 2016, meningkat Rp 101 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, Kota Pekanbaru merupakan IPM tertinggi sebesar 79,69 dan terendah di Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 69,90.
1. Perkembangan IPM Riau Tahun 2010-2016 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people’s choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Rata-rata Lama Sekolah adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017 Catatan : *) IPM ≥ 80 : sangat tinggi 70 ≤ IPM < 80 : tinggi 60 ≤ IPM < 70 : sedang IPM < 60 : rendah
1
masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Riau terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2016, bahkan sejak tahun 2014 hingga 2016 IPM Riau sudah berstatus tinggi. IPM Riau meningkat dari 68,65 pada tahun 2010 menjadi 71,20 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Riau tumbuh rata-rata sebesar 0,61 persen per tahun. Pada tahun 2016, IPM Riau tumbuh 0,51 persen dibandingkan tahun 2015. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan kenaikan pada periode sebelumnya, yang tumbuh sebesar 0,72 persen.
Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Riau, 2010-2016 71.20
70.84 70.33 69.91 68.65
2010
68.90
69.15 Target RPJMD Riau 2016 : 71,24
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga dimensi yang esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Riau Menurut Komponen, 2010-2016 Komponen (1)
Satuan (2)
2010
2012
2013
2014
2015
2016
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH)
Tahun
70,15
70,32
70,49
70,67
70,76
70,93
70,97
Harapan lama sekolah (HLS)
Tahun
11,76
11,78
11,79
12,27
12,45
12,74
12,86
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Tahun
8,25
8,29
8,34
8,38
8,47
8,49
8,59
Pengeluaran per kapita disesuaikan
Rp 000
9.857
9.957
10.058
10.180
10.262
10.364
10.465
68,65
68,90
69,15
69,91
70,33
70,84
71,20
0,36
0,36
1,11
0,60
0,72
0,51
IPM Pertumbuhan IPM 2
%
(3)
2011
-
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Riau telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,82 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,19 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Riau hanya sebesar 70,15 dan pada tahun 2016 telah mencapai 70,97.
Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Riau (tahun), 2010-2016
70.15
2010
70.32
2011
70.49
2012
70.67
70.76
2013
2014
70.93
70.97
2015
2016
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di Riau telah meningkat sebesar 1,10 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,34 tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,51 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk usia sekolah yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Riau telah mencapai 12,86 yang berarti bahwa anak-anak sekolah memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Riau tumbuh rata-rata 0,67 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2016. Akselerasi pertumbuhan yang cukup signifikan ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Riau yang lebih baik. Hingga tahun 2016, Rata-rata Lama Sekolah sebesar 8,59 yang berarti secara rata-rata penduduk Riau usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas II).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017
3
Gambar 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Riau (tahun), 2010-2016
12.27
12.45
12.74
12.86
8.34
8.38
8.47
8.49
8.59
2012
2013
2014
2015
2016
11.76
11.78
11.79
8.25
8.29
2010
2011
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita yang disesuaikan (Purchasing Power Parity/PPP). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat Riau mencapai Rp 10,465 juta per tahun. Selama enam tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat rata-rata sebesar 1,00 persen per tahun.
Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Riau (Rp 000), 2010-2016
10,180 9,857
2010
9,957
2011
10,262
10,364
10,465
10,058
2012
2013
2014
2015
2016
3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi dengan disparitas yang tidak terlalu mencolok. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 63,90 (Kepulauan Meranti) hingga 79,69 (Pekanbaru). Jika dilihat dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 66,85 tahun (Kepulauan Meranti) hingga 71,70 tahun (Pekanbaru). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,58 tahun (Indragiri Hilir) 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017
hingga 14,87 tahun (Pekanbaru), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,94 tahun (Indragiri Hilir) hingga 11,20 tahun (Pekanbaru). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 7,194 juta rupiah per tahun (Kepulauan Meranti) hingga 14,225 juta rupiah per tahun (Pekanbaru). Saat ini, terdapat 6 kabupaten/kota yang berstatus pembangunan manusia “tinggi”, yaitu Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar, Kabupaten Bengkalis, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Sedangkan kabupaten/kota lainnya berstatus pembangunan manusia “sedang”.
Gambar 5 IPM Riau Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2016
Dumai
2010: “Sedang” 2011: “Tinggi”
Sedang (60 ≤ IPM < 70)
2011: “Sedang” 2012: “Tinggi”
Bengkalis 2010: “Tinggi”
Tinggi (70 ≤ IPM < 80)
2010: “Sedang” 2011: “Tinggi”
Siak
Pekanbaru
Pelalawan 2011: “Sedang” 2012: “Tinggi”
Kampar
2015: “Sedang” 2016: “Tinggi”
Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh IPM kabupaten/kota mengalami peningkatan. Pada periode ini, tercatat tiga kabupaten dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Rokan Hilir (1,06%), Kota Dumai (1,06%), dan Kabupaten Kepulauan Meranti (1,03%). Kemajuan pembangunan manusia di Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai dan Kabupaten Kepulauan Meranti didorong oleh dimensi pendidikan. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Kampar (0,15%), Kota Pekanbaru (0,46%), dan Kabupaten Kuantan Singingi (0,50%) tercatat paling lambat di Riau selama tahun 2015-2016.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017
5
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016
AHH (tahun)
Provinsi
HLS (tahun)
RLS (tahun)
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp 000)
IPM Pertumbuhan (%)
Capaian
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kuantan Singingi
67,86
67,92
12,64
12,81
8,18
8,19
9.770
9.892
68,32
68,66
0,50
Indragiri Hulu
69,74
69,79
11,92
12,24
7,82
7,83
9.776
10.068
68,00
68,67
0,99
Indragiri Hilir
66,84
66,95
11,38
11,58
6,82
6,94
9.787
9.911
64,80
65,35
0,85
Pelalawan
70,23
70,39
11,56
11,68
8,17
8,18
11.422
11.641
69,82
70,21
0,56
Siak
70,54
70,59
12,26
12,56
9,20
9,21
11.604
11.826
72,17
72,70
0,73
Kampar
70,00
70,08
12,86
12,87
8,84
8,85
10.710
10.765
71,28
71,39
0,15
Rokan Hulu
69,03
69,17
12,39
12,59
7,84
7,97
8.942
9.065
67,29
67,86
0,85
Bengkalis
70,58
70,63
12,39
12,72
8,82
8,83
10.965
11.325
71,29
71,98
0,97
Rokan Hilir
69,47
69,57
11,75
12,06
7,62
7,88
9.176
9.181
66,81
67,52
1,06
Kepulauan Meranti
66,72
66,85
12,41
12,74
7,45
7,46
7.030
7.194
63,25
63,90
1,03
Kota Pekan Baru
71,65
71,70
14,86
14,87
10,97
11,20
14.126
14.225
79,32
79,69
0,47
Kota Dumai
70,25
70,31
12,46
12,75
9,57
9,58
11.058
11.531
72,20
72,96
1,05
Riau
70,93
70,97
12,74
12,86
8,49
8,59
10.364
10.465
70,84
71,20
0,51
(1)
Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017
2015-2016
CATATAN TEKNIS I. Sumber Data o o
Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS)
II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
Indeks Pendidikan
𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐴𝐻𝐻−𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛
𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛
𝐻𝐿𝑆−𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆−𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
𝐼𝐻𝐿𝑆 +𝐼𝑅𝐿𝑆 2
Indeks Pengeluaran
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:
𝐼𝑃𝑀 =
3
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
III. Kategori Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017
7