No. 24/ 91/ Th. XI, 5 Mei 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Provinsi Papua Barat Tahun 2016
Pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat. Pada tahun 2016, IPM Provinsi Papua Barat telah mencapai 62,21. Angka ini meningkat sebesar 0,48 poin dibandingkan dengan IPM Provinsi Papua Barat pada tahun 2015, yaitu sebesar 61,73.
Pada tahun 2016, pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat masih berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya pada tahun 2015. IPM Provinsi Papua Barat pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,77 persen dibandingkan tahun 2015.
Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 65,30 tahun, meningkat 0,11 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,26 tahun, meningkat 0,20 tahun dibandingkan pada 2016. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,06 tahun, meningkat 0,05 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 7,18 juta rupiah pada tahun 2016, meningkat Rp 111,12 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
1.
Perkembangan IPM Provinsi Papua Barat Tahun 2011-2016
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
1
digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Provinsi Papua Barat terus mengalami kemajuan selama periode 2011 hingga 2016. IPM Provinsi Papua Barat meningkat dari 59,90 pada tahun 2011 menjadi 62,21 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Provinsi Papua Barat mengalami pertumbuhan sebesar 3,86 persen per tahun. Pada periode 20152016, IPM Provinsi Papua Barat tumbuh 0,77 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada perode 2014-2015, yang mengalami prtumbuhan sebesar 0,75 persen. Tidak hanya itu, selama periode 2011 hingga 2016 IPM Provinsi Papua Barat menunjukkan kemajuan yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan oleh status pembangunan manusia Provinsi Papua Barat yang berada pada status “rendah” pada tahun 2011 kemudian beranjak menuju status “sedang” sejak tahun 2012 hingga saat ini. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat, 2011-2016
62,21
62,50
61,73
62,00
61,28
61,50
60,91
61,00
60,30
60,50 60,00
59,90
59,50 59,00 58,50 2011
2.
2012
2013
2014
2015
2016
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
2
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat Menurut Komponen, 2011-2016 Komponen
Satuan
(1)
(2)
2011T
2012T
2013T
2014T
2015T
2016T
(3)bbi
(4) bb
(5) bb
(6) bb
(7) bb
(8) bb
Angka harapan hidup saat lahir (AHH)
Tahun
64,75
64,88
65,05
65,14
65,19
65,30
Harapan lama sekolah (HLS)
Tahun
11,21
11,45
11,67
11,87
12,06
12,26
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Tahun
6,82
6,87
6,91
6,96
7,01
7,06
Pengeluaran per kapita disesuaikan
Rp 000
6.708,93
6.732,03
6.896,19
6.943,98
7.063,88
7.175,00
59,90
60,30
60,91
61,28
61,73
62,21
0,49
0,67
1,01
0,61
0,75
0,77
IPM
%
Pertumbuhan IPM
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2011 hingga 2016, Provinsi Papua Barat telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,55 tahun. Selama periode tersebut, Angka Harapan Hidup mengalami pertumbuhan sebesar 0,85 persen per tahun. Pada tahun 2011, Angka Harapan Hidup saat lahir di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 64,75 tahun, dan pada tahun 2016 telah mencapai 65,30 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Provinsi Papua Barat (tahun), 2011-2016
65,30 65,14
65,19
65,05 64,88 64,75
2011
2012
2013
2014
2015
2016
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2011 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di Provinsi Papua Barat telah meningkat sebesar 1,05 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,24 tahun. Selama periode 2011 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah telah tumbuh hingga 9,38 persen. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
3
bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Provinsi Papua Barat telah mencapai 12,26 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Papua Barat pada periode yang sama mengalami pertumbuhan hingga 3,52 persen. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Provinsi Papua Barat yang lebih baik. Nilai Rata-rata Lama Sekolah pada tahun 2016 adalah sebesar 7,06 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa secara rata-rata penduduk Provinsi Papua Barat usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VII (SMP kelas I). Gambar 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Papua Barat (tahun), 2011-2016 14,00 12,00
11,67
11,87
12,06
12,26
11,21
11,45
6,82
6,87
6,91
6,96
7,01
7,06
2011
2012
2013
2014
2015
2016
10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 -
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat Provinsi Papua Barat mencapai Rp 7,18 juta per tahun. Selama enam tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat telah meningkat sebesar Rp 466,07 ribu.
Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
4
Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Provinsi Papua Barat (Rp 000), 2011-2016 7.300,00
7.175,00
7.200,00
7.063,88
7.100,00 7.000,00
6.896,19
6.900,00 6.800,00
6.708,93
6.943,98
6.732,03
6.700,00 6.600,00 6.500,00 6.400,00 2011
3.
2012
2013
2014
2015
2016
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/ Kota
Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/ kota cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/ kota berkisar antara 50,35 (Tambrauw) hingga 76,33 (Kota Sorong). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 58,96 tahun (Teluk Wondama) hingga 69,36 tahun (Kota Sorong). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 10,48 tahun (Teluk Wondama) hingga 14,00 tahun (Kota Sorong), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 4,70 tahun (Tambrauw) hingga 10,91 tahun (Kota Sorong). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/ kota berkisar antara 4,56 juta rupiah per tahun (Tambrauw) hingga 12,89 juta rupiah per tahun (Kota Sorong). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2016 juga dapat ditunjukkan dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/ kota. Bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2015, terdapat perubahan status dari 13 kabupaten/ kota yang ada. Kabupaten Manokwari telah mencapai status pembangunan manusia “tinggi” di tahun 2016, bersama dengan Kota Sorong, di mana pada tahun 2015, Kabupaten Manokwari masih berstatus “sedang”. Kabupaten/ kota dengan status “sedang” maupun “rendah” berjumlah masing-masing 5 dan 6 kabupaten. Kabupaten yang berstatus “sedang”, antara lain Kabupaten Fak-Fak, Sorong, Kaimana, Raja Ampat, dan Teluk Bintuni. Sementara itu, untuk status “rendah” disandang oleh Kabupaten Tambrauw, Pegunungan Arfak, Maybrat, Manokwari Selatan, Teluk Wondama, dan Sorong Selatan. Dari 13 kabupaten/ kota di Provinsi Papua Barat, belum ada mencapai status “sangat tinggi” pada tahun 2016.
Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
5
Gambar 5 Status Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Papua Barat Tahun 2016
Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/ kota. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/ kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat tiga kabupaten dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Kaimana (1,34 persen), Kabupaten Teluk Bintuni (1,19 persen), dan Kabupaten Raja Ampat (1,17 persen). Kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Kaimana, Teluk Bintuni maupun Raja Ampat didorong oleh perbaikan standar hidup layak. Kemajuan pembangunan manusia paling lambat tercatat terjadi pada Kabupaten Pegunungan Arfak selama tahun 2015-2016, dengan pertumbuhan IPM sebesar 0,30 persen.
Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
6
Tabel 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten Kota, 2015 - 2016
Kabupaten/ Kota
AHH
HLS
RLS
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
(tahun)
(tahun)
(tahun)
(Rp 000)
IPM Capaian
Pertumbuhan (%)
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Fak-Fak
67,72
67,84
13,26
13,51
8,12
8,22
6.796
6.935
64,92
65,55
0,97
Kaimana
63,59
63,79
11,23
11,46
7,65
7,83
7.341
7.538
61,33
62,15
1,34
Teluk Wondama
58,66
58,96
10,33
10,48
6,52
6,57
7.317
7.434
56,64
57,16
0,91
Teluk Bintuni
59,12
59,48
11,30
11,62
7,45
7,57
9.129
9.208
61,09
61,81
1,19
Manokw ari
67,69
67,84
13,38
13,51
7,75
7,85
11.328
11.440
69,91
70,34
0,62
Sorong Selatan
65,35
65,49
11,71
11,93
6,84
6,95
5.550
5.644
58,60
59,20
1,02
Sorong
65,25
65,39
12,60
12,81
7,46
7,57
6.457
6.563
61,86
62,42
0,91
Raja Ampat
64,06
64,16
11,44
11,65
7,39
7,53
7.191
7.393
61,23
61,95
1,17
Tambrauw
59,02
59,16
10,80
10,89
4,61
4,70
4.431
4.561
49,77
50,35
1,16
Maybrat
64,65
64,73
12,21
12,31
6,22
6,33
4.576
4.692
55,78
56,35
1,02
Manokw ari Selatan
66,68
66,82
12,19
12,20
6,21
6,32
4.578
4.702
56,59
57,12
0,94
Pegunungan Arfak
66,49
66,61
11,06
11,07
4,86
4,90
4.570
4.594
53,73
53,89
0,30
Kota Sorong
69,04
69,36
13,99
14,00
10,87
10,91
12.590
12.858
75,91
76,33
0,56
Papua Barat
65,19
65,30
12,06
12,26
7,01
7,06
7.064
7.175
61,73
62,21
0,77
(1)
2015-2016
Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
7
CATATAN TEKNIS I.
Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐴𝐻𝐻0 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛
Indeks Pendidikan 𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆 2
Indeks Pengeluaran 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ) ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 ) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3
𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 II. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60 Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
8
BPS PROVINSI PAPUA BARAT
Informasi lebih lanjut hubungi: Drs. Jerison Sumual, MM Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua Barat Telepon/Fax: (0986) 214199 Email:
[email protected] Homepage: http://irjabar.bps.go.id/
Berita Resmi Statistik No.24/05/Th.X, 5 Mei 2017
9