BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
IPM Jawa Barat Tahun 2016
Pembangunan manusia di Jawa Barat pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus 2016, IPM Jawa Barat telah meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat. Pada tahun mencapai 70,05. Angka ini meningkat sebesar 0,55 poin dibandingkan dengan IPM Jawa Barat pada tahun 2015 yang sebesar 69,50.
Pada tahun 2016, pembangunan manusia di Jawa Barat berstatus “tinggi”,berbeda dengan statusnya pada tahun 2015 yang berstatus sedang. IPM Jawa Barat pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,79 persen dibandingkan tahun 2015.
Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 72,44 tahun, meningkat 0,03 tahundibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,30 tahun, meningkat 0,15 tahun dibandingkan pada 2016. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,95 tahun, meningkat 0,09 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp. 10.035 ribu rupiah pada tahun 2016, meningkat Rp 257 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
1.
Perkembangan IPM Jawa Barat Tahun 2011-2016
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM direvisi pada tahun 2010. BPS diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard ofliving). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat angka kematian menurut umur dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017
1
umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Jawa Barat terus mengalami kemajuan selama periode 2011 hingga 2016. IPM Jawa Barat meningkat dari 66,67 pada tahun 2011 menjadi 70,05 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Jawa Barat rata-rata tumbuh sebesar 0,99 persen per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM Jawa Barat tumbuh 0,79 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2014-2015, tumbuh sebesar 1,01 persen. Selama periode 2011 hingga 2016 IPM Jawa Barat menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Jawa Barat juga meningkat. Pada tahun 2016, pembangunan manusia Jawa Barat mengalami perubahan status dari “sedang” menjadi “tinggi”.
70,05 69,50 68,80 68,25 67,32 66,67
2011
2.
2012
2013
2014
2015
2016
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, masingmasing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
2
Berita Resmi Statistik No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2011 hingga 2016, Jawa Barat telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,88 tahun. Selama periode tersebut, secara ratarata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,24 persen per tahun. Pada tahun 2011, Angka Harapan Hidup saat lahir di Jawa Barat hanya sebesar 71,56 tahun, dan pada tahun 2016 telah mencapai 72,44 tahun.
71,56
71,82
72,09
72,23
72,41
72,44
2011
2012
2013
2014
2015
2016
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Ratarata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2011 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di Jawa Barat telah meningkat sebesar 1,39 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,49 tahun. Selama periode 2011 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 2,44 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Jawa Barat telah mencapai 12,30 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Barat tumbuh 1,28 persen per tahun Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017
3
selama periode 2011 hingga 2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Jawa Barat yang lebih baik. Hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk Jawa Barat usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas II).
10,91
11,24
11,81
12,08
12,15
12,30
7,46
7,52
7,58
7,71
7,86
7,95
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat Jawa Barat mencapai Rp 10.035 ribu per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat tumbuh sebesar 1,65 persen per tahun.
3.
9.249
9.325
9.421
9.447
2011
2012
2013
2014
9.778
2015
10.035
2016
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten
Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/Kota berkisar antara 62,92 (Cianjur) hingga 80,13 (Kota Bandung). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 68,54 tahun (Tasikmalaya) hingga 74,55 tahun (Kota Bekasi). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,56 tahun (Bandung Barat) hingga 13,89 tahun (Kota Bandung), serta Rata-rata Lama Sekolah 4
Berita Resmi Statistik No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017
berkisar antara 5,56 tahun (Indramayu) hingga 10,89 tahun (Kota Cimahi). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara Rp. 7,07 juta rupiah per kapita per tahun (Cianjur) hingga Rp. 15,80 juta rupiah per kapita per tahun (Kota Bandung). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2016 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Kota Bandung yang pada tahun 2015 berstatus tinggi berubah menjadi berstatus sangat tinggi. Jumlah kabupaten/kota yang berstatus “sedang” berkurang dari 18 kabupaten/kota pada tahun 2015 menjadi 16 kabupaten/kota pada tahun 2016. Dua kabupaten yang berstatus “sedang” pada tahun 2015 berubah status menjadi “tinggi” pada tahun 2016 yaitu Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar. Pada tahun 2016 ini terdapat 10 kabupaten/kota yang berstatus pembangunan manusia “tinggi”, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi,, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
KO TA BEKASI BEKASI KAR AW ANG KO TA D EPOK IN DR AMAYU SU BANG PU R W AKAR TA
KO TA BO GOR BO GOR
CIREBO N KO TA C IREBON SU MEDAN G KO TA C IMAHI
MAJALEN GKA
KO TA BAN DU N G
KO TA SU KABU MI
BAN DU N G BAR AT
KU N IN GAN
SU KABUMI CIANJU R
BAN DU N G CIAMIS KO TA T ASIKMALAYA KO TA BAN JAR GARU T
TASIKMALAYA PAN GAN DAR AN
Peningkatan IPM Provinsi Jawa Barat juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada tahun 2016 ini, tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kota Bogor (1,15%), Kota Banjar (1,12%), dan Kabupaten Sukabumi (1,07%). Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017
5
Kabupaten Sumedang (0,23%), Kabupaten Pangandaran (0,26%), dan Kota Cimahi (0,35%) tercatat paling lambat di Jawa Barat selama tahun 2015-2016.
Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
6
Berita Resmi Statistik No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017
CATATAN TEKNIS I.
Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐴𝐻𝐻0 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛
Indeks Pendidikan 𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆 2
Indeks Pengeluaran 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ) ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 ) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3
𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 II. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPMBarat < 70 No. 21/4/32/Th XIX, 17 April 2017 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60
7