No. 34/06/75/Th.X, 15 Juni 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015 IPM Provinsi Gorontalo Tahun 2015
Pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo. Pada tahun 2015, IPM Provinsi Gorontalo telah mencapai 65,86. Angka ini meningkat sebesar 0,69 poin dibandingkan dengan IPM Provinsi Gorontalo pada tahun 2014 yang sebesar 65,17.
Pada tahun 2015, capaian pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya pada tahun 2014. IPM Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 tumbuh sebesar 1,05 persen dibandingkan tahun 2014.
Selama periode 2014 hingga 2015, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 67,12 tahun, meningkat 0,12 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,70 tahun, meningkat 0,21 tahun dibandingkan pada 2014. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,05 tahun, meningkat 0,08 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 9,04 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat Rp 273 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
1.
Perkembangan IPM Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2015 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging
people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia
1
25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Provinsi Gorontalo terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015 IPM Provinsi Gorontalo meningkat dari 62,65 pada tahun 2010 menjadi 65,86 pada tahun 2015. Selama periode tersebut, IPM Provinsi Gorontalo rata-rata tumbuh sebesar 1,05 persen per tahun. Pada periode 2014-2015, IPM Provinsi Gorontalo tumbuh 1,05 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2013-2014, hanya tumbuh sebesar 0,73 persen. Meskipun selama periode 2010 hingga 2015 IPM Provinsi Gorontalo menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Provinsi Gorontalo masih stagnan. Hingga saat ini, pembangunan manusia Provinsi Gorontalo berstatus “sedang”, dan masih sama sejak tahun 2010. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo, 2010-2015
65.86 65.17 64.70 64.16 63.48 62.65
2010
2.
2011
2012
2013
2014
2015
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur
panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
2
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Menurut Komponen, 2010-2015 Komponen
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH)
Tahun
66,41
66,59
66,76
66,92
67,00
67,12
Harapan lama sekolah (HLS)
Tahun
11,12
11,68
11,78
12,13
12,49
12,70
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Tahun
6,85
6,89
6,92
6,96
6,97
7,05
Pengeluaran per kapita
Rp 000
8 207
8 293
8 673
8 719
8 762
9 035
62,65
63,48
64,16
64,70
65,17
65,86
1,34
1,07
0,84
0,73
1,05
IPM Pertumbuhan IPM
%
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat, terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Provinsi Gorontalo telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,71 tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Provinsi Gorontalo hanya sebesar 66,41 tahun, dan pada tahun 2015 telah mencapai 67,12 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Provinsi Gorontalo, 2010-2015 (tahun)
67.12 66.92
67.00
66.76 66.59 66.41
2010
2011
2012
2013
2014
2015
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Ratarata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah di Provinsi Gorontalo telah meningkat sebesar 1,58 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,20 tahun. Selama periode 2014 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah Provinsi Gorontalo tumbuh sebesar 1,70 persen. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2015, Harapan Lama Sekolah di Provinsi Gorontalo telah mencapai 12,70 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Gorontalo tumbuh 1,17 persen pada periode yang sama. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia
3
Provinsi Gorontalo yang lebih baik. Hingga tahun 2015, secara rata-rata penduduk Provinsi Gorontalo usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VII (SMP kelas I). Gambar 3 Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Provinsi Gorontalo, 2010-2015 (tahun) 12.13
12.70
11.78
12.49
11.68
6.85
6.89
6.92
6.96
6.97
7.05
2010
2011
2012
2013
2014
2015
11.12
Harapan Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2015, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat Provinsi Gorontalo mencapai Rp 9,04 juta per tahun. Selama periode 20142015, pengeluaran per kapita diseuaikan masyarakat Provinsi Gorontalo tumbuh sebesar 3,11 persen.
Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Provinsi Gorontalo, 2010-2015 (Rp 000)
9 035
8 207
2010
8 673
8 719
8 762
2012
2013
2014
8 293
2011
4
2015
3.
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo Pada tahun 2015, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM
pada level kabupaten/kota berkisar antara 62,50 (Kabupaten Pohuwato) hingga 75,62 (Kota Gorontalo). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 62,43 tahun (Kabupaten Pohuwato) hingga 71,69 tahun (Kota Gorontalo). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,96 tahun (Kabupaten Gorontalo Utara) hingga 14,18 tahun (Kota Gorontalo), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,23 tahun (Kabupaten Boalemo) hingga 10,29 tahun (Kota Gorontalo). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 7,82 juta rupiah per tahun (Kabupaten Boalemo) hingga 11,27 juta rupiah per tahun (Kota Gorontalo). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2015 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Pada tahun 2015, tidak terdapat kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo dengan capaian yang dalam lima kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo memiliki capaian IPM dengan kategori “sedang”, sedangkan Kota Gorontalo masuk dalam kategori “tinggi”.
Gambar 5 IPM Provinsi Gorontalo menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2015
Kab. Gorontalo Utara, 62,55
Kab. Pohuwato, 62,50 Kab. Gorontalo, 63,63 Kab. Boalemo, 62,86
Kab. Bone Bolango, 66,83
Kota Gorontalo, 75,62
Tinggi (70≤IPM<80)
Sedang (60≤IPM<70)
Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2014 hingga 2015, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, dari enam kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Gorontalo, terdapat empat kabupaten dengan kemajuan pembangunan manusia yang lebih cepat daripada level provinsi, yaitu Kabupaten Pohuwato (1,23%), Kabupaten Bone Bolango (1,20%), Kabupaten Gorontalo (1,17%), dan Kabupaten Boalemo (1,09%). Sementara itu, dua kabupaten/kota lain, yaitu Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo memiliki pertumbuhan capaian pembangunan manusia di bawah pertumbuhan level provinsi selama tahun 20142015, yaitu masing-masing sebesar 1,01 persen dan 0,87 persen.
5
Tabel 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo, 2014-2015 Pengeluaran IPM AHH HLS RLS per Kapita Pertumbuh (tahun) (tahun) (tahun) Disesuaikan Kabupaten/Kota Capaian an (%) (Rp 000) 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014-2015 (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo
67,29 66,53 62,33 67,50 64,79 71,68 67,00
67,49 66,63 62,43 67,60 64,99 71,69 67,12
11,89 11,89 11,68 12,33 11,68 13,76 12,49
12,07 11,99 12,03 12,76 11,96 14,18 12,70
6,15 6,53 6,54 7,70 6,59 10,28 6,97
6,23 6,63 6,62 7,73 6,61 10,29 7,05
7 598 8 032 8 925 8 669 7 999 11 019 8 762
7 817 8 398 9 146 8 900 8 178 11 269 9 035
62,18 62,90 61,74 66,03 61,92 74,97 65,17
62,86 63,63 62,50 66,83 62,55 75,62 65,86
1,09 1,17 1,23 1,20 1,01 0,87 1,05
Keterangan : AHH
: Angka Harapan Hidup saat lahir
HLS
: Harapan Lama Sekolah
RLS
: Rata-rata Lama Sekolah
6
CATATAN TEKNIS I.
Sumber Data o
Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).
o
Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran per Kapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS).
II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐴𝐻𝐻 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛
Indeks Pendidikan 𝐻𝐿𝑆−𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝑅𝐿𝑆−𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐻𝐿𝑆 = 𝐻𝐿𝑆
𝐼𝑅𝐿𝑆 = 𝑅𝐿𝑆
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆 2
Indeks Pengeluaran 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ) ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 ) − ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3
𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 III. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60
7