B A D A N P U S AT S TA T IS T IK No.36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sulawesi Barat Tahun 2015
1.
Pembangunan manusia di Sulawesi Barat pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat. Pada tahun 2015, IPM Sulawesi Barat telah mencapai 62,96. Angka ini meningkat sebesar 0,73 poin atau tumbuh sebesar 1,17 persen dibandingkan dengan IPM Sulawesi Barat pada tahun 2014 yang sebesar 62,24.
Sejak 5 tahun terakhir, tepatnya 2011, pembangunan manusia di Sulawesi Barat berstatus “sedang”, dari yang sebelumnya berstatus “rendah.
Selama periode 2014 hingga 2015, tampak seluruh komponen pembentuk IPM Sulawesi Barat juga mengalami peningkatan. Angka Harapan Hidup (AHH), yakni bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 64,22 tahun, meningkat 0,18 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Harapan Lama Sekolah (HLS), yakni anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,22 tahun, meningkat 0,44 tahun dibandingkan pada 2014. Demikian juga Rata-rata Lama Sekolah (RLS), yakni penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 6,94 tahun, meningkat 0,06 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) telah mencapai 8,26 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat Rp 90,11 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
Perkembangan IPM Sulawesi Barat Tahun 2010-2015
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
Berita Resmi Statistik BPS Sulawesi Barat No. 36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 | 1
mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Sulawesi Barat terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. IPM Sulawesi Barat meningkat dari 59,74 pada tahun 2010 menjadi 62,96 pada tahun 2015. Selama periode tersebut, IPM Sulawesi Barat rata-rata tumbuh sebesar 1,06 persen per tahun. Pada periode 2014-2015, IPM Sulawesi Barat tumbuh 1,17 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2013-2014, hanya tumbuh sebesar 1,14 persen. Meskipun selama periode 2010 hingga 2015 IPM Sulawesi Barat menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Sulawesi Barat masih stagnan. Hingga saat ini, pembangunan manusia Sulawesi Barat masih berstatus “sedang”, dan masih sama sejak tahun 2011. Hal itu berdasarkan rujukan pada kriteria capaian pembangunan manusia. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat, 2010-2015
62,96 62,24
61,53 61,01 60,63 59,74
2010
2.
2011
2012
2013
2014
2015
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
Berita Resmi Statistik BPS Sulawesi Barat No. 36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 | 2
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat Menurut Komponen, 2010-2015 Komponen
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH)
Tahun
62,50
62,78
63,04
63,32
64,04
64,22
Harapan lama sekolah (HLS)
Tahun
10,58
11,21
11,28
11,46
11,78
12,22
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Tahun
6,63
6,65
6,76
6,87
6,88
6,94
Pengeluaran per kapita disesuaikan
Rp 000
8.003
8.049
8.091
8.148
8.170
8.260
59,74
60,63
61,01
61,53
62,24
62,96
1,49
0,63
0,86
1,14
1,17
IPM Pertumbuhan IPM
%
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Sulawesi Barat telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,72 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,55 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Sulawesi Barat hanya sebesar 62,50 tahun, dan pada tahun 2015 telah mencapai 64,22 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Sulawesi Barat (tahun), 2010-2015 64,22 64,04
63,32 63,04 62,78 62,50
2010
2011
2012
2013
2014
2015
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Ratarata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah di Indonesia telah meningkat sebesar 1,64 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,31 tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 2,94 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2015, Harapan Lama Sekolah di Sulawesi Barat telah mencapai 12,22 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Sulawesi Barat tumbuh 0,31 persen per tahun selama
Berita Resmi Statistik BPS Sulawesi Barat No. 36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 | 3
periode 2010 hingga 2015. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang lebih baik. Hingga tahun 2015, secara rata-rata penduduk Sulawesi Barat usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga lulus SD atau SMP kelas I. Gambar 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Sulawesi Barat (tahun), 2010-2015
11,28
11,46
11,78
12,22
11,21
6,63
6,65
6,76
6,87
6,88
6,94
2010
2011
2012
2013
2014
2015
10,58
Harapan Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2015, pengeluaran per kapita masyarakat Sulawesi Barat mencapai Rp 8.260 juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar sebesar 0,63 per tahun. Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Sulawesi Barat (Rp 000), 2010-2015 8.260
8.148
8.170
8.091 8.049 8.003
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik BPS Sulawesi Barat No. 36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 | 4
3.
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten
Pada tahun 2015, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten cukup seragam yaitu pada kategori sedang. IPM pada level kabupaten berkisar antara 60,87 (Polewali Mandar) hingga 65,09 (Mamuju). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 60,51 tahun (Majene) hingga 70,38 tahun (Mamasa). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,21 tahun (Mamuju Utara) hingga 13,52 tahun (Majene), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,77 tahun (Polewali Mandar) hingga 7,74 tahun (Majene). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten berkisar antara 7.102 juta rupiah per tahun (Mamasa) hingga 10.150 juta rupiah per tahun (Mamuju Utara). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2015 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten. Seluruh kabupaten berstatus “sedang” pada tahun 2015. Sementara itu, sejak 2010 hingga 2015, Polewali Mandar merupakan satu-satunya kabupaten yang berhasil mengubah status pembangunannya dari “rendah” menjadi “sedang” pada tahun 2014. Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten. Selama periode 2014 hingga 2015, seluruh kabupaten mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat dua kabupaten dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Polewali Mandar (1,30%), dan Kabupaten Mamuju Tengah (1,21%). Kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamuju Utara didorong oleh dimensi pendidikan. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Mamasa (0,51%), dan Kabupaten Mamuju (0,59%) tercatat paling lambat di Sulawesi Barat selama tahun 2014-2015. Tabel 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat Menurut Kabupaten, 2014-2015 Kabupaten
AHH (tahun)
HLS (tahun)
RLS (tahun)
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp 000) 2014 2015
IPM Capaian
Pertumbuhan (%)
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014-2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Majene
60,21
60,51
13,11
13,52
7,72
7,74
9.138
9.227
63,74
64,40
1,03
Polewali Mandar
61,14
61,54
12,40
12,83
6,76
6,77
7.220
7.331
60,09
60,87
1,30
Mamasa
70,28
70,38
11,18
11,31
6,92
6,92
7.022
7.102
62,85
63,17
0,51
Mamuju
66,37
66,38
12,70
12,95
6,91
6,94
8.494
8.557
64,71
65,09
0,59
Mamuju Utara
64,83
64,93
10,97
11,21
7,15
7,30
9.989
10.150
64,04
64,69
1,01
Mamuju Tengah
67,00
67,20
11,23
11,36
6,49
6,86
7.374
7.404
61,48
62,22
1,21
Sulawesi Barat
64,04
64,22
11,78
12,22
6,88
6,94
8.170
8.260
62,24
62,96
1,17
(1)
Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
Berita Resmi Statistik BPS Sulawesi Barat No. 36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 | 5
CATATAN TEKNIS I.
Sumber Data o o
Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS)
II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
Indeks Pendidikan
𝐼𝐻𝐿𝑆 = 𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝐴𝐻𝐻−𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛
𝐻𝐿𝑆−𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑅𝐿𝑆−𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
𝐼𝐻𝐿𝑆 +𝐼𝑅𝐿𝑆 2
Indeks Pengeluaran 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.436
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:
𝐼𝑃𝑀 =
3
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
III. Status Pembangunan Manusia
Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 Berita Resmi Statistik 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 BPS Sulawesi Barat No. 36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 | 6 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Informasi lebih lanjut hubungi: Suntono, SE., M.Si. Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat
e-mail :
[email protected] M. La‘bi, S.Si. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
e-mail:
[email protected]
Berita Resmi Statistik BPS Sulawesi Barat No. 36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 | 7