IKHTISAR EKSEKUTIF
Secara umum, tingkat realisasi terhadap 8 (delapan) target sasaran strategis yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Inspektorat BPPT adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.1 dilakukan dengan
cara
menghitung
prosentase
jumlah
penyimpangan
atas
peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang di audit; pada pelaksanaan program/kegiatan BPPT tahun anggaran 2012, dimana dengan semakin kecil perbandingan, semakin baik kondisinya. Adapun hasil pembandingannya adalah sebagai berikut: Jumlah temuan pada tahun 2012 (masih menggunakan LHA BPK tahun 2011 karena LHA BPK 2012 belum diterima BPPT) adalah 1.061.055.731,06
Rp.
dari total jumlah anggaran BPPT sebesar Rp
942.329.347.000,00 , maka perbandingan antara temuan dan anggaran adalah sebesar 0,11%. Dengan demikian target untuk peningkatan ketaatan terhadap peraturan dapat dicapai bahkan terlampaui yaitu sebesar 0,11% dari target capaian yang direncanakan sebesar 0,50%.
2.
Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.2.1. yaitu dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan penilaian risiko terhadap penerapan SPIP dengan hasil sebagai berikut: a. Kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan unit kerja dilakukan melalui tahapan penerapan SPIP. Adapun tahapan penerapan SPIP sampai dengan Tahun 2012 telah mencapai Tahap Internalisasi
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman iii
(Penilaian Risiko), yang dilakukan oleh Tim Satgas SPIP BPKP bekerjasama dengan Inspektorat selaku Tim Counterpart SPIP BPPT. Kegiatan penilaian risiko dilakukan secara sampel yaitu pada 3 (tiga) Satker yaitu Balai Pengkajian Bioteknologi, Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) dan Balai Pengkajian Teknologi Polimer (BPTP), dengan ruang lingkup pemahaman konsepsi pengendalian intern dan penerapan unsur-unsur SPIP yang mencakup lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan. b. Pemetaan SPIP tahun 2012 dilaksanakan pada 1 Satker/Unit Kerja yaitu di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero Gas Dinamika dan Getaran (UPT. LAGG), Serpong. c. Tahap Pemahaman dilaksanakan pada 10 Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT. Dengan demikian kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi pada 14 Satker/Unit Kerja dilingkungan BPPT dapat tercapai, bahkan melebihi dari target 7 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan, sebesar 35,55%.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 2 untuk indikator kinerja sasaran 2.2.Peningkatan jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau (Monev), dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan pemantauan. Untuk tahun 2012 jumlah Satker/Unit Kerja yang dipantau atas penggunaan anggaran yang telah dialokasikan dalam DIPA Tahun Anggaran 2012 sebanyak 24 Satker/Unit Kerja dari 23 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan. Dengan demikian capaian sasaran kegiatan pemantauan tahun 2012 telah melampaui target yang telah direncanakan.
3.
Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
realisasi
pelaksanaan
tindaklanjut oleh Auditan atas rekomendasi terhadap temuan hasil audit ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman iv
dari pihak pengawas internal dan eksternal, sesuai dengan Laporan Hasil Audit (LHA). Data pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan LHA BPK Tahun 2012 atas pelaksanaan DIPA Tahun Anggaran 2011, hal ini disebabkan BPPT belum menerima LHA Tahun Anggaran 2012. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 3 dilakukan dengan cara menghitung prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut dengan jumlah rekomendasi. Dari
37
rekomendasi
yang
harus
ditindaklanjuti,
telah
selesai
direalisasikan sebanyak 32 rekomendasi, sedangkan 5 rekomendasi masih dalam proses penyelesaian. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.3 telah dapat dicapai, yaitu sebesar 86,49% dari target yang direncanakan 75%.
4.
Penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu sesuai dengan yang telah direncanakan dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) Inspektorat. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 4
dilakukan
dengan cara memperbandingkan jumlah Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu, dengan total Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang diterbitkan per tahun. Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu pada tahun 2012 sebanyak 3 LHP dari total LHP yang dihasilkan 3 LHP. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.4 telah dicapai, yaitu sebesar 100%.
5.
Pelaksanaan Reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil reviu. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 5
dilakukan
dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Reviu yang diterbitkan. Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan, yaitu Laporan Semester I dan Semester II Tahun 2012. Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran, dan ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman v
dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester I dan Semester II Tahun Anggaran 2012. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.5 telah sepenuhnya dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 2 Laporan.
6.
Peningkatan jumlah evaluasi atas AKIP Unit/Satuan Kerja Tujuan Evaluasi AKIP Unit/Satker dilingkungan BPPT: Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No. 6 dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja. Hasil yang dicapai adalah 4 buah LHE (8,9%) terhadap AKIP UPT/Balai Tahun Anggaran 2011 sebagai berikut: 1. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi (BRDST). 2. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan &Teknologi (IPTEKnet). 3. Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP). 4. Balai Inkubator Teknologi (BIT). Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.6 belum dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 13%, hal ini disebabkan berkurangnya jumlah SDM/Auditor Inspektorat.
7.
Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 7 dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Penjenjangan dengan jumlah target direncanakan. Adapun jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor sebanyak 5 orang, dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.7
belum dapat
sepenuhnya dicapai, yaitu baru sebesar 62,5%. Tidak tercapainya target sasaran strategis pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan disebabkan oleh kebijakan eksternal Inspektorat atas formasi kebutuhan SDM ditentukan oleh Manajemen BPPT dan Kementerian PAN&RB serta
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman vi
penyelenggaraan Diklat Pengawasan yang ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP.
8.
Peningkatan Kompetensi Auditor Melalui Diklat Teknis Substansi Pengawasan. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.8 dilakukan dengan cara menghitung jumlah auditor yang telah mengikuti Diklat Pengawasan. Untuk memenuhi rencana telah diajukan 4 Auditor untuk mengikuti Diklat Pengawasan di BPKP. Sehingga prosentase capaian sasaran strategisnya adalah: 50%. Realisasi yang dicapai hanya sebesar 50% dari target yang telah ditetapkan 8 orang, hal ini disebabkan peserta Diklat
dan waktu
penyelenggaraan Diklatwas ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP.
3.3. Akuntabilitas Keuangan Berdasarkan kebijakan manajemen untuk melakukan penghematan pada seluruh Unit/Satuan Kerja, maka alokasi Anggaran Inspektorat Tahun Anggaran
2012
yang
Rp.2.096.888.000,-
semula
sehingga
sebesar
terdapat
Rp.2.500.000.000,-
penghematan
menjadi
anggaran
sebesar
Rp.403.112.000,- (16,12%). Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut: 1.
Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 1.974.559.550,- (94,17%) dari total anggaran DIPA Inspektorat sebesar Rp. 2.096.888.000,- sehingga terdapat saldo anggaran sebesar Rp.122.328.450,- (5,83%).
2.
Anggaran
yang
dialokasikan
pada
Inspektorat
setiap
tahunnya,
dipergunakan untuk mendukung kelancaran tugas-tugas pengawasan Inspektorat
dan
peningkatan
kualitas
maupun
kuantitas
sarana
penunjang. 3.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan Inspektorat tahun 2012 telah dapat diselesaikan dan hasilnya sesuai dengan target yang direncanakan.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman vii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I.
i iii viii ix x
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Tugas, Fungsi dan Kewenangan 1. Kedudukan 2. Tugas Pokok
I-2
3. Fungsi
I-2
4. Kewenangan
I-2
1.3. Struktur Organisasi 1.4. Sumber Daya Dan Fasilitas 1.5. Sistematika Penyajian Bab II.
I-1 I-2 I-2
I-3 I-3 I-8
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. Bab III.
Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai RENSTRA 2010-2014 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012
II - 1 II - 2 II - 4 II - 5 II - 6
AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2012
3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis 3.3. Akuntabilitas Keuangan Bab IV.
III - 1 III - 3 III - 11
PENUTUP
4.1. 4.2.
Kesimpulan Saran
IV - 1 IV - 2
LAMPIRAN 1. Surat Tugas Tim Penyusun LAKIP Inspektorat TA.2012 2. Keputusan Kepala BPPT No.065/Kp/KA/IV/2003 Tgl.29 April 2003 ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Inspektorat.
I-3
Gambar 1.2.
Grafik Komposisi SDM Inspektorat.
I-4
Gambar 1.3.
Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat.
I-5
Gambar 1.4.
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA).
I-6
Gambar 1.5.
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum.
I-6
Gambar 1.6.
Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat
I-7
Pendidikan. Gambar 1.7.
Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan
I-8
Ruang Kepangkatan. Gambar 3.1.
Pelaksanaan
Penerapan
Tahapan
SPIP
oleh
BPKP,
III - 5
Inspektorat dan Satker/Unit Kerja. Gambar 3.2.
Rapat Koordinasi Tindak Lanjut
III - 6
Gambar 3.3.
Pelaksanaan Kegiatan Reviu Laporan Keuangan
III - 8
Gambar 3.4.
Diklat Sertifikasi Penjenjangan di PUSDIKLATWAS BPKP
III - 10
Gambar 3.5.
Diklat Teknis Substansi
III - 11
_________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Komposisi SDM Inspektorat
I-4
Tabel 1.2. Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat
I-4
Tabel 1.3. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat
I-4
Tabel 1.4. Komposisi Jabatan Fungsional Umum
I-6
Tabel 1.5. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
I-7
Tabel 1.6. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Kepangkatan
I-7
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan
II - 5
Tabel 2.2. Penetapan Kinerja
II - 7
_________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan intern pemerintah harus mampu merespon berbagai permasalahanan dan perubahan yang terjadi melalui suatu program dan kegiatan yang ditetapkan dalam suatu kebijakan pengawasan nasional. Arah kebijakan pengawasan nasional yang diuraikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dinyatakan dengan : 1.
Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat.
2.
Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan.
Untuk melaksanakan peran pengawasan secara optimal, Inspektorat BPPT sebagai unit APIP Pusat menentukan prioritas sasaran pengawasan serta melaksanakan kegiatan pengawasan yang tepat dan relevan sesuai program pengawasan yang telah ditetapkan. Program/Kegiatan Inspektorat BPPT juga disesuaikan dengan kebijakan pengawasan nasional. Sesuai dengan pasal 48 Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008, Inspektorat dalam melaksanakan kegiatan pengawasan berkaitan langsung dengan penjaminan Pengendalian
kualitas Intern
(quality atas
assurance)
penyelenggaraan
terhadap tugas
efektifitas dan
fungsi
Sistem Intansi
Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara, sehingga sasaran program/kegiatan tahun 2012 diarahkan untuk dapat memantau dan mengawal serta
mengevaluasi
pelaksanaan
program/kegiatan
BPPT
dengan
mempertimbangkan kemampuan sumber daya Inspektorat. Inspektorat BPPT sebagai Unit Kerja Eselon II adalah unsur penyelenggara pemerintahan
negara
yang
berkewajiban
mempertanggung-jawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan dalam pengelolaan ____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 1
sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya, sebagaimana diatur dalam Inpres Nomor 7 tahun 1999 dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Satker/Unit Kerja.
1.2. Tugas, Fungsi Dan Kewenangan Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 21 April 2006, kedudukan, tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan Inspektorat adalah sebagai berikut :
1.2.1. Kedudukan Inspektorat
Unit Kerja Inspektorat dipimpin oleh Inspektur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPPT.
1.2.2. Tugas Pokok Inspektorat
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan BPPT.
1.2.3. Fungsi Inspektorat
Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional; b. Pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.
1.2.4. Kewenangan Inspektorat
a. Melaksanakan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai penugasan Kepala BPPT. c. Melaksanakan pengawasan terhadap unit kerja dilingkungan BPPT. d. Penyusunan Rencana Audit 5 Tahunan. e. Penyusunan Rencana Audit Tahunan f.
Mengadakan Audit Khusus dibidangnya.
g. Melaksanakan administrasi Inspektorat. ____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 2
1.3. Struktur Organisasi Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tanggal 21 April 2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, maka struktur organisasi Inspektorat adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Inspektorat (SK Ka.BPPT No.: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006)
INSPEKTUR Sub Bag.Tata Usaha
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Sesuai dengan gambar 1.1. diatas, dalam melaksanakan tugasnya, Inspektur membawahi : 1.
Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi di lingkungan Inspektorat
2.
Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan yang berlaku 1.4. Sumber Daya Dan Fasilitas 1.4.1.Sumber Daya Manusia
Inspektorat memiliki jumlah SDM yang kurang memadai dengan komposisi disiplin ilmu yang terbatas. Sebagai gambaran tentang ____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 3
kekuatan SDM Inspektorat posisi per 31 Desember 2011
dapat
disampaikan sebagai berikut : a. Komposisi SDM Inspektorat Tabel 1.1 Komposisi SDM Inspektorat NO
STATUS
JUMLAH (Orang)
1
Jenjang Struktural
2
2
Fungsional Auditor
12
3
Fungsional Umum
6
TOTAL
20
Gambar 1.2. Grafik Komposisi SDM Inspektorat 20 Jumlah SDM (Orang)
20 12
15 10
6 2
5 -
Struktural
b.
Fungsional Auditor
Fungsional Umum
Total
Status
Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat Tabel 1.2 Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat NO
JABATAN STRUKTURAL
JUMLAH (Orang)
1
Inspektur
1
2
Ka. Sub. Bagian Tata Usaha
1
TOTAL
2
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 4
Gambar 1.3 Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat
Jumlah SDM (Orang)
2 2 1.5
1
1
1 0.5 0 Inspektur
Ka. Sub. Bagian Tata Usaha
Total
Jabatan Struktural
c. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
Tabel 1.3 Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat NO
JABATAN AUDITOR
JUMLAH (Orang)
A. AUDITOR AHLI : 1
Auditor Utama
0
2
Auditor Madya
3
3
Auditor Muda
0
4
Auditor Pertama
6
B. AUDITOR TRAMPIL : 1
Auditor Penyelia
2
2
Auditor Pelaksana Lanjutan
1
3
Auditor Pelaksana
0
TOTAL (A + B)
12
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 5
Gambar 1.4 Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat 12 Jumlah SDM (Orang)
12 10 8 6 6 3
4
2 1
2
0
0
0
0 Auditor Utama
Auditor Madya
Auditor Muda
Auditor Pertama
Auditor Penyelia
Auditor Pelaksanan Lanjutan
Auditor Pelaksana
Total
Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
d.
Komposisi Jabatan Fungsional Umum Tabel 1.4 Komposisi Jabatan Fungsional Umum NO
JABATAN FUNGSIONAL UMUM
JUMLAH (Orang)
1
Analisis Data
0
2
Pelaksana Urusan
6
3
Pembantu Pelaksana Urusan
0
TOTAL
6
Gambar 1.5 Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum
Jumlah SDM (Orang)
6
6
6 5 4 3 2 1
0
0
0
Analisis data
Pelaksana urusan
Pembantu Pelaksana Urusan
Total
Jabatan Fungsional Umum
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 6
e.
Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 1.5 Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH (Orang)
S2
3
S1
14
D1 - D3
1
SLTA
2
TOTAL
20
Gambar 1.6 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan 20 20
Jumlah SDM (Orang)
18
14
16 14 12 10 8
3
6
2
1
4 2 0 S2
S1
D1 - D3
SLTA
Total
Tingkat Pendidikan
f.
Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan.
Tabel 1.6 Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan NO
GOLONGAN RUANG
JUMLAH (Orang)
1
Golongan IV
4
2
Golongan III
16
3
Golongan II
0
4
Golongan I
0
TOTAL
20
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 7
Gambar 1.7 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan 16 16
Jumlah SDM (Orang)
14 12 10 8
4
6 4
0
0
2 0
Gol I
Gol II
Gol III
Gol IV
Golongan Ruang
Memperhatikan gambaran kondisi pegawai Inspektorat diatas, terlihat bahwa komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang dimiliki oleh Inspektorat pada saat ini menunjukkan telah terjadi kekurangan jabatan Auditor Ahli Pertama dan Auditor Ahli Muda dengan peran sebagai Ketua Tim dan Anggota Tim. Dalam mengatasi kekurangan tersebut diambil kebijakan memberdayakan personil Subbagian Tata Usaha. Untuk melaksanakan pengembangan SDM Inspektorat, dilakukan program Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA), Diklat Teknis Substansi Pengawasan, dan kegiatan workshop/seminar di bidang pengawasan.
1.5. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Unit Kerja Inspektorat TA.2012 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Inspektorat serta Struktur Organisasi. ____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 8
Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Inspektorat TA.2012 meliputi Rencana Strategis Inspektorat dan Penetapan Kinerja Insptektorat 2012.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012, Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Inspektorat dikaitkan dengan pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2012.
Bab IV – Penutup, Menjelaskan
simpulan
menyeluruh
dari
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Inspektorat Tahun 2012 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman I - 9
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional Pengawasan Intern Pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan Intern Pemerintah harus mampu merespon secara signifikan berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi, yang berpengaruh terhadap kinerja penyelenggaraan Pemerintahan.
APIP Pusat, yang terdiri atas BPKP, Inspektorat Kementerian, Inspektorat Utama/Inspektorat LPNK, dll. adalah unsur pengawasan Intern Pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam rangka menjamin terwujudnya kepemerintahan yang baik melalui pengawasan intern yang bertujuan membantu unsur menajemen pemerintahan dalam meningkatkan kinerjanya.
Untuk menghindari tumpang tindih dan inefisiensi penggunaan sumberdaya pengawasan antar unsur APIP tersebut, perlu dilakukan koordinasi antara APIP Pusat dalam penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan. Hasil koordinasi tersebut diwujudkan dalam bentuk Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) APIP Pusat, sehingga tercipta sinergi, menghindari tumpang tindih, kelancaran pelaksanaan tugas di instansi masing-masing maupun pada tingkat nasional.
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) APIP Pusat ini merupakan acuan bagi seluruh APIP Pusat dalam melakukan pengawasan. Demikian pula dengan Inspektorat BPPT, perencanaan Program Pengawasan disamping mengacu pada Rencana Strategis BPPT, juga mengacu pada Peraturan Pemerintah dan Kebijakan Pengawasan Nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara PAN &RB sebagaimana tersebut dibawah ini:
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 1
1.
Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah Pasal 47 dan Pasal 48 dinyatakan bahwa: a. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara; b. Pengawasan
intern
sebagaimana
dimaksud dalam butir (a)
dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah; c. Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada butir (b) melakukan pengawasan intern melalui: audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.
2.
Peraturan Menteri Reformasi
Negara
Birokrasi
Pendayagunaan
Nomor:
Aparatur
Negara dan
PER/03.1/M.PAN/03/2007
tentang
Kebijakan Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; disebutkan bahwa arah kebijakan pengawasan dinyatakan dengan : a. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan sinergi pengawasan intern, ekstern dan pengawasan masyarakat; b. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan; c. Pemberian sanksi yang sebesar-besarnya bagi para pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.2. Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP 1.
Visi dan Misi Pengawasan
2.
Tujuan
3.
Arah Kebijakan
4.
Program-program Pengawasan: a. Kegiatan Utama b. Kegiatan Penunjang c. Koordinasi Pengawasan
2.2.1.Visi dan Misi Pengawasan Terwujudnya APIP yang profesional, independen dan mampu mendorong penerapan prinsip kepemerintahan yang baik _____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 2
2.2.2.Misi Pengawasan APIP melaksanakan pengawasan intern berdasarkan kode etik dan standar pengawasan yang diakui bersama dalam rangka memberikan jaminan bagi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien,
dan
taat
terhadap
peraturan
perundang-undangan
serta
terlindunginya kekayaan negara dari setiap upaya penyimpangan
2.2.3.Tujuan -
Menetapkan arah kebijakan Pengawasan Intern Pemerintah (PIP)
-
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi PIP
-
Menjadi dasar penyusunan kebijakan pengawasan Tahunan APIP Pusat dan Daerah
2.2.4.Arah Kebijakan -
Meningkatkan efektivitas Pengawasan Intern Pemerintah (PIP).
-
Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan wasmas
-
Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.
-
Pemberian dukungan bagi APH dalam percepatan pemberantasan KKN.
2.2.5.Program Pengawasan: 1. Kegiatan utama a. Audit (Pemeriksaan) b. Monitoring c. Evaluasi d. Reviu e. Sosialisasi & Asistensi
2. Kegiatan Penunjang a. Sinergi pelaksanaan kegiatan pengawasan b. Penelitian, pengembangan & studi di bidang pengawasan c. Diklat pengawasan _____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 3
d. Pengembangan sistem informasi pengawasan e. Pembinaan JFA f.
Kegiatan penunjang lainnya
3. Koordinasi Pengawasan
2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai RENSTRA 2010 – 2014 Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar berjalan efektif, efisien dan akuntabel, Inspektorat berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada: 1.
Rencana Strategis BPPT Tahun 2010-2014
2.
Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2010-2014
3.
Penetapan Kinerja Inspektorat Tahun 2012.
Program / Kegiatan Inspektorat tahun 2010 – 2014 disusun dengan memperhatikan
kebijakan
dan
program
pengembangan
teknologi
di
lingkungan BPPT serta mengacu pada visi dan misi Inspektorat yang mencakup sasaran strategis sebagai berikut :
1.
Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja;
2.
Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT;
3.
Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit;
4.
Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu;
5.
Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP;
6.
Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja;
7.
Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan;
8.
Peningkatan kompetensi Auditor melalui Diklat sertifikasi pengawasan;
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 4
2.4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 Rencana Kerja Tahunan Inspektorat dibuat berdasarkan Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, Tanggal 31 Desember 2010 yaitu :
Tabel II - 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja
:
Inspektorat
Tahun
:
2012
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
(1)
(2)
(3)
(4)
0,50 %
0,11%
1. Peningkatan ketaatan terhadap
Prosentase jumlah
peraturan dan perundang-
penyimpangan atas peraturan
undangan yang berlaku atas
dan perundang-undangan
pelaksanaan anggaran dan kinerja.
yang berlaku terhadap total
(LHA BPK TA. 2011)
anggaran BPPT. 2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja
Prosentase jumlah Satker/Unit Kerja yang menerapkan SPIP
di lingkungan BPPT.
16% (7 Satker/ Unit Kerja)
35,55% (14 Satker/ Unit Kerja) : - 3 Satker (Penilaian Risiko); - 1 Satker (Pemetaan) ; - 10 Unit/Satker (Tahap Pemahaman)
Peningkatan jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau
23 Satker/
24 Satker/Unit
Unit
Kerja
75 %
86,49%
(Monev) 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh
Prosentase realisasi
Auditan atas rekomendasi disertai
pelaksanaan tindak lanjut
dengan kesanggupan tertulis oleh
terhadap jumlah rekomendasi.
Auditan untuk menindaklanjuti
(32 telah selesai TL dari 37 Rekomendasi)
rekomendasi temuan hasil audit. _____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 5
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
(1)
(2)
(3)
(4)
100 %
100%
(3 LHA)
(3 LHA)
2 Laporan
2 Laporan
13%
8,9%
4. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.
Prosentase jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu dengan total LHA yang diterbitkan pertahun.
5. Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan BPPT sesuai SAI/SAP.
Ketepatan waktu pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan BPPT.
6. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja.
Prosentase jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) atas
(4 LHE)
LAKIP unit/satker. 7. Pencapaian komposisi ideal
Terpenuhinya jumlah ideal
Pejabat Fungsional Auditor (PFA)
Pejabat Fungsional Auditor
dalam tugas pengawasan.
(PFA) sebagai Tim Mandiri
8 Auditor
5 Auditor (62,5%)
melalui Diklat Sertifikasi Penjenjangan. 8. Peningkatan kompetensi Auditor
Prosentase peningkatan
melalui diklat sertifikasi
jumlah Auditor bersertifikat
pengawasan.
Diklat Teknis Pengawasan.
8 Auditor
4 Auditor (50%)
2.5. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012 Dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat dibuat sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 31 Desember 2010, yang terinci didalam tabel berikut ini :
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 6
Tabel II – 2 PENETAPAN KINERJA Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja
:
Inspektorat
Tahun Anggaran
:
2012
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
1. Peningkatan ketaatan terhadap
Prosentase jumlah penyimpangan
peraturan dan perundang-
atas peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku atas
undangan yang berlaku terhadap
pelaksanaan anggaran dan kinerja.
total anggaran BPPT.
2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja
Prosentase jumlah Satker/Unit Kerja
0.50 %
16%
yang menerapkan SPIP
di lingkungan BPPT. Peningkatan jumlah Satker/ Unit
23 Satker/ Unit
Kerja yang dipantau (Monev) 3. Penyelesaian tindak lanjut oleh
Prosentase realisasi pelaksanaan
Auditan atas rekomendasi disertai
tindak lanjut terhadap jumlah
dengan kesanggupan tertulis oleh
rekomendasi.
75 %
Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. 4. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.
Prosentase jumlah Laporan Hasil
100 %
Audit (LHA) tepat waktu dengan total LHA yang diterbitkan pertahun.
5. Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan BPPT sesuai SAI/SAP. 6. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja.
Ketepatan waktu pelaksanaan reviu
2 Laporan
laporan keuangan BPPT. Prosentase jumlah Laporan Hasil
13%
Evaluasi (LHE) atas LAKIP unit/satker.
7. Pencapaian komposisi ideal
Terpenuhinya jumlah ideal Pejabat
Pejabat Fungsional Auditor (PFA)
Fungsional Auditor (PFA) sebagai
dalam tugas pengawasan.
Tim Mandiri melalui Diklat Sertifikasi
8 Auditor
Penjenjangan 8. Peningkatan kompetensi Auditor
Prosentase peningkatan jumlah
8 Auditor
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 7
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(2)
(3)
(1)
melalui diklat sertifikasi
Auditor bersertifikat Diklat Teknis
pengawasan.
Pengawasan.
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman II - 8
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT
3.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target, dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Pengukuran Kinerja Inspektorat dibuat dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tanggal 31 Desember 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, antara lain sebagaimana tercantum dalam pasal 10 yaitu :
Pasal 10 (1)
Setiap akhir periode instansi melakukan pengukuran pencapaian targetkinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja.
(2)
Pengukuran pencapaian target kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja.
(3)
Format pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diilustrasikan pada Lampiran III.
Pengukuran kinerja Inspektorat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
1.
Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Pengukuran dilakukan dengan
cara
menghitung
prosentase
jumlah
penyimpangan
atas
peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang diaudit;
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -1
2.
Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung: 2.1. Jumlah
Satker/Unit
Kerja
di
lingkungan
BPPT
yang
telah
menerapkan tahapan SPIP; 2.2. Jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau (Monev).
3.
Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengankesanggupan
tertulis
oleh
Auditan
untuk
menindaklanjuti
rekomendasi temuan hasil audit.Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut terhadap jumlah rekomendasi;
4.
Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.Pengukuran dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu dengan jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) yang diterbitkan per tahun;
5.
Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan BPPT sesuai SAI/SAP dan ketepatanwaktu penyampaian hasil reviu.Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah laporan yang diterbitkan;
6.
Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja.Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja;
7.
Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem
pengawasan.
Pengukuran
dilakukan
dengan
cara
memperbandingkan jumlah auditor yang bersertifikat Diklat Penjenjangan dengan target komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA);
8.
Peningkatan kompetensi auditor melalui diklat sertifikasi pengawasan, pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah auditor yang bersertifikat Diklat Teknis Substansi Pengawasan ;
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -2
3.2. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis
1.
Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang timbul dilapangan dalam pelaksanaan ketaatan
terhadap
peraturan
dan
perundang-undangan
dalam
melaksanakan tercapainya kesesuaian pelaksanaan anggaran dan kinerja dengan kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak pelaksana. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.1 dilakukan dengan
cara
menghitung
prosentase
jumlah
penyimpangan
atas
peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang di audit; pada pelaksanaan program/kegiatan BPPT tahun anggaran 2012, dimana dengan semakin kecil perbandingan, semakin baik kondisinya. Adapun hasil pembandingannya adalah sebagai berikut: Jumlah temuan pada tahun 2012 (masih menggunakan LHA BPK tahun 2011 karena LHA BPK 2012 belum diterima BPPT) adalah 1.061.055.731,06
Rp.
dari total jumlah anggaran BPPT sebesar Rp
942.329.347.000,00 , maka perbandingan antara temuan dan anggaran adalah sebesar 0,11%. Dengan demikian target untuk peningkatan ketaatan terhadap peraturan dapat dicapai bahkan terlampaui yaitu sebesar 0,11% dari target capaian yang direncanakan sebesar 0,50%.
2.
Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.2.1. yaitu dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan penilaian risiko terhadap penerapan SPIP dengan hasil sebagai berikut: a. Kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan unit kerja dilakukan melalui tahapan penerapan SPIP. Adapun tahapan penerapan SPIP sampai dengan Tahun 2012 telah mencapai Tahap Internalisasi
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -3
(Penilaian Risiko), yang dilakukan oleh Tim Satgas SPIP BPKP bekerjasama dengan Inspektorat selaku Tim Counterpart SPIP BPPT. Kegiatan penilaian risiko dilakukan secara sampel yaitu pada 3 (tiga) Satker yaitu Balai Pengkajian Bioteknologi, Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) dan Balai Pengkajian Teknologi Polimer (BPTP), dengan ruang lingkup pemahaman konsepsi pengendalian intern dan penerapan unsur-unsur SPIP yang mencakup lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan. b. Pemetaan SPIP tahun 2012 dilaksanakan pada 1 Satker/Unit Kerja yaitu di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero Gas Dinamika dan Getaran (UPT. LAGG), Serpong. c. Tahap Pemahaman dilaksanakan pada 10 Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT. Dengan demikian kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi pada 14 Satker/Unit Kerja dilingkungan BPPT dapat tercapai, bahkan melebihi dari target 7 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan, sebesar 35,55%.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 2 untuk indikator kinerja sasaran 2.2. Peningkatan jumlah Satker/ Unit Kerja yang dipantau (Monev), dilakukan dengan cara menghitung jumlah Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT yang telah dilakukan pemantauan. Untuk tahun 2012 jumlah Satker/Unit Kerja yang dipantau atas penggunaan anggaran yang telah dialokasikan dalam DIPA Tahun Anggaran 2012 sebanyak 24 Satker/Unit Kerja dari 23 Satker/Unit Kerja yang telah direncanakan. Dengan demikian capaian sasaran kegiatan pemantauan tahun 2012 telah melampaui target yang telah direncanakan.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -4
Gambar 3.1. Pelaksanaan Penerapanan Tahapan SPIP oleh BPKP, Inspektorat dan Satker/Unit Kerja.
3.
Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
realisasi
pelaksanaan
tindaklanjut oleh Auditan atas rekomendasi terhadap temuan hasil audit dari pihak pengawas internal dan eksternal, sesuai dengan Laporan Hasil Audit (LHA). Data pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan LHA BPK Tahun 2012 atas pelaksanaan DIPA Tahun Anggaran 2011, hal ini disebabkan BPPT belum menerima LHA Tahun Anggaran 2012. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 3 dilakukan dengan cara menghitung prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut dengan jumlah rekomendasi. Dari
37
rekomendasi
yang
harus
ditindaklanjuti,
telah
selesai
direalisasikan sebanyak 32 rekomendasi, sedangkan 5 rekomendasi masih dalam proses penyelesaian. Dengan demikian target dari Sasaran
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -5
Strategis No.3 telah dapat dicapai, yaitu sebesar 86,49% dari target yang direncanakan 75%, dengan perhitungan sebagai berikut:
32 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis =
x 100% = 86,49% 37
4.
Penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu sesuai dengan yang telah direncanakan dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) Inspektorat. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 4
dilakukan
dengan cara memperbandingkan jumlah Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu, dengan total Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang diterbitkan per tahun. Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu pada tahun 2012 sebanyak 3 LHP dari total LHP yang dihasilkan 3 LHP. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.4 telah dicapai, yaitu sebesar 100%, dengan perhitungan sebagai berikut:
3 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis =
x 100% = 100% 3
Gambar 3.2. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -6
5.
Pelaksanaan Reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil reviu. Aparat
Pengawasan
Intern
Kementerian
Negara/Lembaga
wajib
melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L), sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.41/PMK.09/2010 Tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran, dan dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester I dan Semester II Tahun Anggaran 2012. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan terbatas mengenai
akurasi,
keandalan
dan
keabsahan
informasi
Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai Standar Akuntansi Instansi (SAI), serta pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) kepada Menteri/Pimpinan Lembaga, sehingga dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang berkualitas.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 5
dilakukan
dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Reviu yang diterbitkan. Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan, yaitu Laporan Semester I dan Semester II Tahun 2012.
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.5 telah sepenuhnya dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 2 Laporan.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -7
Gambar 3.3. Pelaksanaan Kegiatan Reviu Laporan Keuangan
6.
Peningkatan jumlah evaluasi atas AKIP Unit/Satuan Kerja Tujuan Evaluasi AKIP Unit/Satker dilingkungan BPPT: Tujuan dari kegiatan Evaluasi LAKIP Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, sesuai dengan Peraturan Menteri PAN & RB No.35 Tahun 2012 yang ditujukan terhadap pelaksanaan DIPA tahun anggaran 2011 pada Unit/Satker di lingkungan BPPT adalah ; a. Memberikan penilaian terhadap penerapan Sistem AKIP ; b. Memberikan saran perbaikan terhadap penerapan Sistem AKIP ; c. Memberikan
saran
perbaikan
guna
peningkatan
kinerja
dan
akuntabilitas Unit/Satuan Kerja. Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No. 6 dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja.
Hasil yang dicapai adalah 4 buah LHE (8,9%) terhadap AKIP UPT/Balai Tahun Anggaran 2011 sebagai berikut: 1. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi (BRDST). 2. Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan &Teknologi (IPTEKnet). 3. Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP). 4. Balai Inkubator Teknologi (BIT). ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -8
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.6 belum dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 13%, hal ini disebabkan berkurangnya jumlah SDM/Auditor Inspektorat.
7.
Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan. Dalam pelaksanaan pengawasan dikenal adanya Tim Mandiri yang beranggotakan minimal 4 orang yang terdiri 1 orang Pengendali Teknis (Auditor Madya), 1 orang Ketua Tim (Auditor Muda) dan 2 orang Anggota Tim (Auditor Pertama dan/atau Auditor Terampil). Kondisi Auditor Inspektorat saat ini komposisinya kurang memadai untuk membentuk Tim Mandiri, sehingga diperlukan penambahan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi syarat kualifikasi sebagai Auditor. Berdasarkan Road Map Inspektorat, jumlah kebutuhan SDM sampai dengan tahun 2014 adalah 42 orang dan pemenuhannya direncanakan secara bertahap setiap tahun, yakni sebanyak 8 orang. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 7 dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Penjenjangan dengan jumlah target direncanakan. Adapun jumlah SDM yang mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor sebanyak 5 orang, dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.7
belum dapat
sepenuhnya dicapai, yaitu baru sebesar 62,5%, dengan perhitungan sebagai berikut:
5 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis =
x 100% = 62,5% 8
Tidak tercapainya target sasaran strategis pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan disebabkan oleh kebijakan eksternal Inspektorat atas formasi kebutuhan SDM ditentukan oleh Manajemen BPPT dan Kementerian PAN&RB serta ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -9
penyelenggaraan Diklat Pengawasan yang ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP.
Gambar 3.4. Diklat Sertifikasi Penjenjangan di PUSDIKLATWAS BPKP
8.
Peningkatan Kompetensi Auditor Melalui Diklat Teknis Substansi Pengawasan. Untuk meningkatkan profesionalisme Auditor dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan atas penyelenggaraan pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan agar terlaksana secara efisien dan efektif serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku,
perlu
dilakukan
upaya-upaya
untuk
meningkatkan
kompetensinya. Diharapkan dengan adanya program kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan bagi Pejabat Fungsional Auditor di lingkungan Inspektorat BPPT dapat memberikan kontribusi kepada BPPT pada umumnya dan Inspektorat BPPT khususnya, untuk saling membantu, bersinergi dan berkolaborasi dalam memperbaiki kinerja para pelaksana kegiatan di BPPT. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.8 dilakukan dengan cara menghitung jumlah auditor yang telah mengikuti Diklat Pengawasan. Untuk memenuhi rencana telah diajukan 4 Auditor untuk mengikuti Diklat Pengawasan di BPKP. Sehingga prosentase capaian sasaran strategisnya adalah: 50% dengan perhitungan sebagai berikut: ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -10
4 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis =
x100% = 50% 8
Realisasi yang dicapai hanya sebesar 50% dari target yang telah ditetapkan 8 orang, hal ini disebabkan peserta Diklat
dan waktu
penyelenggaraan Diklatwas ditentukan oleh Pusdiklatwas BPKP.
Gambar 3.5. Diklat Teknis Substansi
3.3. Akuntabilitas Keuangan Berdasarkan kebijakan manajemen untuk melakukan penghematan pada seluruh Unit/Satuan Kerja, maka alokasi Anggaran Inspektorat Tahun Anggaran
2012
yang
Rp.2.096.888.000,-
semula
sehingga
sebesar
terdapat
Rp.2.500.000.000,-
penghematan
anggaran
menjadi sebesar
Rp.403.112.000,- (16,12%). Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat disampaikan sebagai berikut: 1.
Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2012 adalah sebesar
Rp.1.974.559.550,-
Inspektorat
sebesar
(94,17%)
dari
Rp.2.096.888.000,-
total
sehingga
anggaran
DIPA
terdapat
saldo
anggaran sebesar Rp.122.328.450,- (5,83%). ___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -11
2.
Anggaran
yang
dialokasikan
pada
Inspektorat
setiap
tahunnya,
dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas pengawasan Inspektorat
dan
peningkatan
kualitas
maupun
kuantitas
sarana
penunjang. 3.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan Inspektorat tahun 2012 telah dapat diselesaikan dan hasilnya sesuai dengan target yang direncanakan.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman III -12
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan Dari hasil pengukuran capaian kinerja Inspektorat sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya yang secara garis besar mencakup kegiatan pengawasan, sistem peringatan dini (early warning system) dan kegiatan penunjang pengawasan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Capaian sasaran kegiatan pengawasan. Kegiatan Pengawasan tahun 2012 secara umum dapat dicapai sesuai dengan target yang direncanakan, yakni: 1). Adanya
peningkatan
ketaatan
terhadap
peraturan
perundang-
undangan pada seluruh Satker/Unit Kerja di lingkungan BPPT . 2). Laporan Hasil Audit Inspektorat telah diselesaikan tepat waktu. 3). Pelaksanaan Evaluasi LAKIP belum dapat dicapai sesuai target yang direncanakan, hal ini disebabkan jumlah dan kualifikasi SDM yang kurang memadai.
b. Capaian Sasaran Kegiatan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) Kegiatan Pengawasan tahun 2012 secara umum dapat dicapai sesuai dengan target yang direncanakan, yakni: 1. Penerapan SPIP secara bertahap telah dilaksanakan pada 14 Satker/Unit Kerja. 2. Pelaksanaan
pemantauan
terhadap
penggunaan
anggaran/DIPA
Tahun Anggaran 2012 pada 24 Satker/Unit Kerja. 3. Pelaksanaan Reviu terhadap 19 Laporan Keuangan Satker di lingkungan BPPT Semester I dan II Tahun Anggaran 2012.
c. Capaian Sasaran Kegiatan Penunjang Pengawasan. Kegiatan Penunjang Pengawasan tahun 2012 secara umum dapat dicapai sesuai dengan target yang direncanakan, yakni: ____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman IV -1
1. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor direalisasikan melalui Diklat Pembentukan Auditor dan Diklat Sertifikasi Penjenjangan Auditor yang diikuti sebanyak 5 orang. 2. Pencapaian peningkatan kompetensi Auditor direalisasikan melalui Diklat Teknis Pengawasan yang diikuti sebanyak 4 orang.
4.2. Saran Dalam rangka peningkatan kapabilitas Inspektorat dibutuhkan kuantitas dan kualitas SDM/Auditor yang memadai untuk melaksanakan tugas pengawasan, maka disarankan kepada Manajemen BPPT: 1.
Perlu merealisasikan penambahan Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dengan kualifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan analisis jabatan yang telah disampaikan kepada Biro SDMO BPPT.
2.
Untuk menjadi perhatian bahwa jumlah dan komposisi Auditor Inspektorat sudah tidak memadai untuk
melaksanakan tugas-tugas pengawasan
secara optimal, yaitu hanya 12 Auditor yang terdiri atas: - Auditor Madya (peran Pengendali Teknis) : 3 orang - Auditor Muda (peran Ketua Tim) : 0 orang - Auditor Pertama (peran Anggota) : 6 orang - Auditor Terampil (peran Anggota) : 3 orang
Capaian kinerja Inspektorat yang telah dituangkan dalam LAKIP Tahun 2012 diharapkan dapat menjadi referensi yang representative serta kredibel sehingga
dapat
memberikan
gambaran
yang
jelas
mengenai
kinerja
Inspektorat.
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2012 Halaman IV -2