16
III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR
A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 56 hari mulai tanggal 7 Maret 2016 sampai 1 Mei 2016. C. Metode Pelaksanaan Tugas Akhir Metode pelaksanaan Tugas Akhir yang dilakukan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah antara lain: 1. Observasi/Survey Lapang Pengumpulan data saya lakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan tugas akhir. 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Tugas Akhir budidaya gambas kali ini dilakukan secara mandiri, dengan menyewa lahan seluas kurang lebih 112,25 meter persegi sebagai tempat budidaya dengan harga kurang lebih Rp 89.800 dalam satu kali masa tanam. Pembudidayaan gambas tersebut saya lakukan kurang lebih dalam jangka 2 bulan. Tahap-tahap dalam pelaksanaan budidaya gambas tersebut adalah tahap pertama pra-panen yaitu tahap dimana dilakukan pengolahan lahan yang digunakan dalam pembudidayaan. Tahap selanjutnya adalah tahap penanaman yang kemudian dilanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu perawatan. Tahap akhir dalam pembudidayaan gambas adalah panen, pasca panen hingga tahap pemasaran. Kegiatan yang dilakukan tersebut meliputi :
16
17
a. Pemilihan Lokasi Pelaksanaan kegiatan tugas akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi ini dikarenakan tanaman gambas dapat tumbuh di wilayah Kabupaten Wonogiri. Daerah Kabupaten Wonogiri memiliki iklim tropis, dengan suhu rata - rata 24 - 32°C. Selain itu, kabupaten Wonogiri memiliki topografi yang tidak rata untuk tiap daerahnya (Wonogirikab 2015). Menurut Ustrianto (2011), lingkungan tumbuh tanaman gambas dapat di lahan, sawah maupun tegalan. Tanaman gambas tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 mdpl. Tanaman gambas dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24-27°C dan mencapai tinggi hingga 120-150 cm. Kriteria tumbuh tanaman gambas yang dikemukakan tersebut sesuai dengan keadaan umum dari wilayah Kabupaten Wonogiri, sehingga budidaya tanaman gambas dapat dilaksanakan dengan baik. b. Persiapan Lahan Persiapan lahan adalah upaya mempersiapkan lahan sehingga mampu menopang pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik (Zulkarnain 2013). Persiapan lahan yang baik akan menciptakan struktur tanah yang memiliki aerasi dan drainase yang baik. Persiapan lahan yang dilakukan dalam pembudidayaan tanaman gambas atau oyong yaitu pembersihan lahan, pengukuran lahan, penggemburan lahan dan pembuatan bedengan. Pembersihan lahan dengan luas 112,25 cm2 dari sisa tanaman kacang panjang yang bertujuan untuk membuat tanah menjadi lebih bersih terbebas dari gulma dan siap untuk dilakukan penanaman kembali. Pembersihan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul dan sabit. Kegiatan selanjutnya yaitu mengukur lahan dengan menggunkan alat pengukur untuk menentukan panjang dan lebar dari lahan tempat budidaya tanaman gambas. Pengukuran lahan telah
18
selesai dilakukan, kemudian dilakukannya kegiatan penggemburan lahan dengan menggunkan cangkul. Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi lahan yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik (Haryanto 2007). Tujuan utama penggemburan adalah untuk membalik tanah supaya lebih gembur dan membunuh OPT serta gulma yang masih ada dalam tanah. Kegiatan yang terakhir yaitu membuat bedegan. Bedengan yang dibuat sebanyak 18 buah dengan panjang setiap bedengnya 6,5 m dan lebar setiap bedengnya 50 cm serta tinggi bedengan yaitu 30 cm. Bedengan dibuat dengan menggunakan cangkul. Jarak antar bedeng memiliki lebar 25 cm, jarak antar perlakuan 12,5 cm dan jarak tanamnya yaitu 50 cm. Bedengan yang telah digemburkan, diberikan pupuk dasar yaitu pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha atau 6,5 kg/bedeng yang setara dengan 200 kg per 100 m2 untuk luas lahan 112,25 m2. Pemupukan bertujuan untuk mengembalikan kandungan unsur hara dalam tanah. Gambar bedengan yang telah dibuat, dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 1. Bedengan Yang Telah Dibuat c. Pengadaan Benih Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, sehingga petani tinggal dapat langsung menggunakannya. Pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin. Gambar benih gambas dapat dilihat di bawah ini.
19
Gambar 2. Benih Gambas Pengadaan benih gambas dilakukan dengan penggunaan benih dalam kemasan. Benih yang digunakan untuk budidaya tanaman gambas atau oyong kali ini merupakan benih yang dibeli dari toko saprodi yaitu benih Prima F1 dari Cap Panah Merah yang berharga Rp 17.500,-/kemasan. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan baik pula. Kebutuhan benih gambas untuk luas lahan sebesar 112,25 m2 yaitu sebanyak 216 benih dengan berat 43,2 gram. Benih gambas berbentuk seperti biji labu, hanya warnanya bukan putih melainkan berwarna hitam. d. Penanaman Penanaman yang dilakukan dalam pembudidayaan tanaman gambas atau oyong yaitu dengan melakukan penanaman langsung tanpa adanya persemaian. Penanaman dilakukan pada sore hari. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya kematian tanaman karena pengaruh suhu yang tinggi saat berlangsungnya proses penanaman serta tanaman dapat memiliki waktu yang lebih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Gambar penanaman gambas dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3. Penanaman Gambas
20
Sebelum melakukan penanaman gambas atau oyong, dilakukannya proses pengairan terlebih dahulu. Kegiatan selanjutnya yaitu membuat lubang sedalam 4-5 cm, kemudian memasukkan biji yang sudah dipersiapkan. Lubang tanam yang telah terisi oleh biji tanaman gambas, kemudian ditutup kembali dengan tanah setebal 1-1,5 cm. Setiap lubang tanam yang telah dibuat, diisi 1-2 biji gambas yang sudah tua serta memiliki kondisi biji yang baik. e. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah hal penting dalam melakukan budidaya tanaman. Hal tersebut dikarenakan pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap
hasil
yang
akan
didapat.
Menurut
Perdos
(2012),
pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Oleh karena itu, pemeliharaan sangatlah penting dalam proses budidaya tanaman karena merupakan salah satu faktor utama. Adapun beberapa pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman gambas adalah sebagai berikut : 1) Pemupukan Pemupukan merupakan proses pemberian input nutrisi dari luar untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Pemupukan yang dilakukan dalam pembudidayaan tanaman gambas atau oyong yaitu memberikan pupuk kandang dan pupuk NPK pada tanaman gambas atau oyong. Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (1998), pengaplikasian pupuk di lapangan dapat dilakukan dengan cara pembenaman dilubang tanam yang berbentuk gumpalan yang belum terurai atau terfermentasi dengan sempurna.
21
Pemberian pupuk NPK pada tanaman gambas atau oyong yaitu dengan membuat lubang di sekitar tanaman gambas dengan kedalaman sekitar 3 - 4 cm. Lubang yang telah terbuat, kemudian diberi pupuk NPK sebanyak 97,5 gr/bedeng untuk perlakuan tanaman gambas dengan pengaplikasian pupuk NPK, sedangkan untuk perlakuan tanaman gambas dengan pengaplikasian pupuk campuran, diberikan pupuk NPK sebanyak 49 gr/bedeng. Pupuk yang telah diberikan pada tanaman gambas, kemudian ditutup kembali dengan tanah setebal 1 - 2 cm. Pupuk NPK diberikan 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam. Dosis pupuk yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman gambas atau oyong sebagau berikut: a) Dosis pupuk kandang dari hasil perhitungan, diperoleh hasil 6,5 kg/bedeng yang setara dengan 200 kg per 100 m2. b) Dosis pupuk NPK dari hasil perhitungan, diperoleh hasil 0,0975 kg/bedeng yang setara dengan 3 kg per 100 m2. c) Dosis pupuk kandang dan pupuk NPK yang digunakan yaitu pupuk kandang 3,25 kg dan pupuk NPK 0,04875 kg per bedengnya. Gambar pembuatan lubang serta pemberian pupuk dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 4. Pembuatan Lubang Pupuk Gambar 5. Pemberian Pupuk NPK
22
2) Penyiraman Penyiraman yang dilakukan dalam pembudidayaan tanaman gambas atau oyong yaitu dengan menyiram tanaman gambas atau oyong setiap hari secara rutin yaitu setiap pagi dan sore hari agar tanaman dapat tumbuh dan berberkembang dengan baik. Apabila musim hujan, penyiraman dilakukan sebanyak 1 kali. Penyiraman dilakukan disesuaikan dengan kondisi tanaman. Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar tanah tetap dalam kondisi basah sehingga kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi. Penyiraman yang dilakukan
pada
budidaya
tanaman
gambas
yaitu
dengan
menggunakan selang sebagai alat untuk menyiram tanaman. Pemilihan selang sebagai alat untuk melakukan penyiraman dikarenakan dengan menggunakan selang, volume air yang dibutuhkan untuk tanaman dapat dikontrol sehingga tanaman tidak akan mengalami kelebihan maupun kekurangan air. Gambar penyiraman tanaman gambas dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 6. Penyiraman Tanaman Gambas 3) Penyiangan Penyiangan yang dilakukan dalam pembudidayaan tanaman gambas atau oyong yaitu dengan memangkas atau mencabut gulma yang tumbuh di lahan tanaman gambas atau oyong. Penyiangan tanaman gambas dilakukan 2 kali selama masa tanam. Penyiangan hanya dilakukan 2 kali karena gulma yang terdapat di lahan gambas atau oyong tidak terlalu banyak, sehingga tidak diperlukannya penyiangan setiap hari. Penyiangan dilakukan secara manual dengan tangan. Penyiangan dilakukan agar gulma
23
yang tumbuh dapat berkurang dan mati sehingga pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
gambas
tidak
terganggu.
Gambar
penyiangan gulma dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 7. Penyiangan Gulma 4) Penyulaman Penyulaman tanaman merupakan sebuah tindakan pemeliharaan untuk meningkatkan presentase tanaman hidup dengan cara menanami kembali pada lubang tanam yang tanamannya mati. Penyulaman
dilakukan bagi bibit yang tidak tumbuh, rusak, mati, dan terkena hama penyakit (Martodireso
dan Suryanto 2011). Penyulaman
dilakukan satu kali yaitu pada 7 HST dengan total 12 buah bibit yang akan ditanam. Penyulaman yang dilakukan yaitu dengan menggantikan bibit tanaman yang rusak akibat hama maupun penyakit dengan bibit tanaman gambas yang baru. Gambar penyulaman gambas dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 8. Penyulaman Tanaman Gambas
24
5) Penyemprotan Penyemprotan yang diberikan pada tanaman gambas, dilakukan untuk mencegah tanaman gambas agar tidak terserang hama maupun penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada gambas sehingga kualitas tanaman gambas menurun. Penyemprotan gambas dilakukan sebanyak 1 kali. Penyemprotan gambas dilakukan dengan menggunakan Siflutrin 50 gr/l sebanyak 2 cc/liter yang dilarutkan dalam 14 liter air. Penyemprotan dilakukan pada tanaman gambas yang telah berumur sekitar 2 minggu atau dilakukan pada minggu ke-3. Pemakaian Siflutrin 50 gr/l dilakukan karena Siflutrin 50 gr/l merupakan pestisida jenis insektisida yang sistemnya kontak, jadi mudah larut jika terkena air hujan atau air saat penyiraman sehingga tanaman gambas aman untuk dikonsumsi nantinya. Gambar penyemprotan pestisida dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 9. Penyemprotan Pestisida 6) Pemasangan Ajir Pemasangan ajir dilakukan karena fungsi ajir yang berguna sebagai penyangga tanaman. Ajir pada tanaman gambas dipasang ±14 hari setelah tanam. Pemasangan ajir dilakukan dengan menancapkan ajir yang terbuat dari bambu di dekat tanaman. Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan setelah pemasangan ajir yaitu pengikatan. Pengikatan yang dimaksudkan disini yaitu pengikatan tanaman gambas pada ajir dengan menggunakan tali rafia. Selain itu, tali rafia juga diikatkan memanjang pada setiap
25
ujung bambu yang paling atas, agar tanaman gambas dapat merambat dengan baik. Menurut Azzamy (2015), lanjaran adalah sebuah kontruksi sederhana yang berfungsi sebagai penyangga atau penopang tanaman supaya tidak roboh atau ambruk dan sebagai tempat merambat tanaman. Lanjaran biasanya terbuat dari kayu, bambu dan tali atau kombinasi dari ketiganya. Meskipun fungsi lanjaran untuk semua tanaman adalah sama, yaitu sebgai penopang tanaman supaya berdiri kokoh. Namun setiap tanaman memiliki karakter berbeda, sehingga memerlukan tipe atau bentuk lanjaran yang berbeda pula. Gambar pemasangan ajir dan pengikatan tanaman pada ajir dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 10. Pemasangan Ajir
Gambar 11. Pengikatan Tanaman
f. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman gambas yaitu dengan menggunakan pestisida. Pestisida yang digunakan yaitu insektisida yang berbahan Siflutrin 50gr/l. Menurut Sutrisno (2000), pengendalian pembudidayaan
hama
dan
tanaman
penyakit gambas
yang
atau
dilakukan
oyong
yaitu
dalam dengan
menggunakan pestisida. Pengendalian hama tersebut dilakukan tergantung pada hama yang menyerang. Hama yang sering menyerang saat pembudidayaan tanaman gambas yaitu ulat grayak. Ulat grayak menyebabkan daun tanaman gambas menjadi berlubang dengan ukuran yang tidak menentu. Cara yang digunakan untuk mencegah hal tersebut yaitu dengan menggunakan insektisida. Gambar akibat yang ditimbulkan dari hama dapat dilihat di bawah ini.
26
Gambar 12. Akibat dari Hama Tanaman Gambas g. Pemanenan Pemanenan tanaman gambas dilakukan pada saat tanaman gambas berumur 40 HST. Pemanenan gambas dilakukan dengan cara memotong tanaman gambas pada ujung batang. Alat bantu yang digunakan dalam melakukan pemanenan yaitu gunting. Menurut Nazaruddin (1993), pemanenan yang dilakukan dalam pembudidayaan tanaman gambas atau oyong yaitu dengan memetik secara manual atau menggunakan alat bantu seperti gunting dan pisau. Cara untuk memanen gambas hanya dengan memetik menggunakan pisau di bagian ujung batang. Pemanenan dilakukan sebanyak 6 kali dan dilakukan pada saat pagi hari agar tanaman gambas tetap segar. Pemanenan dilakukan pada tanaman gambas yang telah berumur sekitar 40 hari setelah tanam, buah belum terlalu tua, tidak mengalami kecacatan serta volume dan ukuran maksimum. Menurut Priyono (2015), pemanenan oyong sebaiknya dilakukan saat buah sudah terlihat dewasa dengan ditandai warna pada bagian kulitnya yaitu hijau muda/hijau tua, buah tidak terlalu tua, ukuran buah maksimum dan bagian tangkainya mudah dipatahkan. Setelah terkumpul, hasil panen gambas tersebut dimasukkan ke dalam wadah untuk selanjutnya dijual kepada para pedagang. Hasil panen tanaman gambas dengan luas lahan 112,25 m2 yaitu 168,9 kg selama 6 kali panen. Gambar pemanenan dan hasil dari gambas dapat dilihat di bawah ini.
27
Gambar 13. Pemanenan Gambas
Gambar 14. Hasil Panen
Gambas h. Pemasaran Penanganan pasca panen pada tanaman gambas yaitu dengan mengumpulkan hasil panen. Hasil panen tersebut dijual kepada para penjual. Tanaman gambas yang dijual kepada para pedagang yaitu tanaman gambas yang memiliki buah tidak terlalu tua, fisik buah baik, volume dan ukuran maksimum. Pemasaran tanaman gambas dilakukan dengan memasarkan hasil budidaya tanaman gambas pada penjual sayuran maupun pasar-pasar terdekat. Harga dari buah gambas yaitu Rp 4.000,-/kg. Gambar pemasaran gambas dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 15. Pemasaran Gambas i. Variabel Pengamatan Variabel pengamatan yang diamati terdiri dari dua variabel yaitu variabel pertumbuhan dan variabel hasil. Variabel pertumbuhan meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun yang dilakukan tiap minggunya. Variabel hasil meliputi jumlah buah per petak, berat buah dan berat brangkasan segar yang dilakukan pada saat akhir pengamatan atau panen.