26
III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air “Aqua Plantindo” yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor. 2. Waktu Pelaksanaan tugas akhir dimulai pada bulan Juli 2008 dan selesai bulan Desember 2008. 3. Pembiayaan Biaya dari penulisan tugas akhir sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus rupiah) dengan rincian pada Tabel 1. Tabel 1. Rincian biaya penelitian. No.
Uraian
Besar Biaya
1)
Biaya kertas dan alat tulis
Rp.
500.000,-
2)
Biaya Fotocopi dan buku
Rp.
400.000,-
3)
Biaya transportasi
Rp. 1.500.000,-
4)
Dokumentasi
Rp.
400.000,-
5)
Biaya telpon
Rp.
500.000,-
6)
Biaya lain-lain
Rp.
200.000,-
B. Metode Kerja 1. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari observasi lapangan dan hasil wawancara langsung kepada para pembudidaya tanaman hias akuarium sejumlah 10 responden dan 10 pelanggan/eksportir dengan menggunakan kuesioner. Sedang data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan instansi terkait.
27
2. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan cara mengedit data yang telah dikumpulkan
dengan
menilai
kelengkapan
data,
relevansi
data,
keseragaman dalam satuan ukuran, kesesuaian dan validitas data. Setelah relevan untuk diproses dilakukan klasifikasi jawaban dari para responden menurut macamnya, kemudian dilakukan penyusunan dan tabulasi data, analisis data dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis data dalam kajian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. a. Kelayakan Usaha Aspek kelayakan usaha pada pengembangan industri kecil tanaman hias akuarium dihitung dengan menggunakan analisis kuantitatif. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kelayakan investasi dengan menggunakan beberapa instrumen yaitu Payback Periode (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio). 1) PBP dihitung dengan persamaan : PBP = n +
m (Bn + 1 − Cn + 1)
Keterangan : n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir. m = nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir Bn+1 = nilai sekarang penerimaan bruto pada tahun n+1 Cn+1 = nilai sekarang biaya bruto tahun n+1 Jika masa pengembalian investasi lebih singkat dari masa pengembalian maksimum yang disyaratkan perusahaan, maka usulan
investasi
dapat
diterima.
Sebaliknya,
jika
masa
pengembalian investasi lebih panjang dari masa pengembalian maksimum, maka usulan investasi ditolak.
28
2) NPV dihitung dengan persamaan : NPV = ∑
Bt - Ct (1 + i) t
Keterangan : NPV
= Net Present Value
t
= tahun ke t
Bt
= Benefit
Ct
= Cost
Jika
NPV ≥ 0,
maka bisnis tanaman hias akuarium layak
dikembangkan. Jika NPV < 0, maka bisnis tanaman hias akuarium tidak layak dikembangkan. 3) IRR dihitung dengan persamaan :
IRR = i1 +
NPV1 (i 2 − i1 ) (NPV1 − NPV2 )
Keterangan : IRR
= Nilai Internal Rate of Return
NPV1
= Net Present Value pertama
NPV2
= Net Present Value kedua
i1
= Tingkat suku bunga pertama
i2
= Tingkat suku bunga kedua
Jika IRR ≥ discount rate, maka bisnis tanaman hias akuarium layak dikembangkan. Jika IRR < discount rate, maka bisnis tanman hias akuarium tidak layak dikembangkan. 4) PI dihitung dengan persamaan : PI =
PV kas masuk PV kas keluar
Jika PI Jika PI
> 1, maka bisnis tanaman hias akuarium layak. < 1, maka bisnis tanaman hias akuarium tidak layak
29
5) BEP dihitung dengan persamaan : BEP =
Biaya Tetap Harga Satuan − Biaya variabel / satuan
Analisis ini untuk mengetahui jumlah penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian, jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu, seberapa jauh berkurangnya penjualan agar tidak menderita kerugian dan bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan. 6) BC Ratio - Net B/C =
+ NPVB - C positip - NPVB - C negatip
Keterangan : n
NPVB - C positip = ∑ t =1
Bt - Ct (1 + i) t
untuk semua NPVB-C positip
n
Bt - Ct t t =1 (1 + i)
NPVB - C negatip = ∑
untuk semua NPVB-C negatip
Bt
∑ (1 + i) -
t
Gross B/C = Ct
∑ (1 + i)
t
Keterangan : Bt = Benefit Ct = Cost Jika B/C ≥ 1, maka bisnis tanaman hias akuarium layak dikembangkan Jika B/C < 1, maka bisnis tanaman hias ini tidak layak dikembangkan.
30
b. Strategi Pengembangan Dalam merumuskan strategi pengembangan pada usaha tanaman hias akuarium, peneliti menggunakan analisis SWOT yang secara teknik menggunakan matrik SWOT. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. Strategi S-O dibuat berdasarkan pemanfaatan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi W-O dibuat berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Strategi S-T dibuat berdasarkan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki dengan menghindari ancaman dan strategi W-T dibuat berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Peluang dan ancaman dievaluasi dengan menggunakan matriks External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS), sedang untuk kekuatan dan kelemahan dievaluasi dengan menggunakan matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS). Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)
dan Faktor Strategi
Eksternal (EFAS) dilakukan dengan cara : 1) Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman pada industri tanaman hias akuarium kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” dalam kolom 1. 2) Memberi bobot masing-masing faktor tersebut pada kolom 2 dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (Total bobot tidak boleh melebihi skor 1,00). Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan 3. 1 = jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal 2 = jika indikator horisaontal sama penting dari indikator vertikal 3 = jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal
31
Indikator horisontal dan vertikal adalah faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada faktor strategis internal serta faktor peluang dan ancaman pada faktor eksternal. Metode ini membandingkan secara berpasangan
antara
dua
faktor
secara
relatif
berdasarkan
kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha tanaman hias akuarium. 3) Memberi rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1 berdasarkan pengaruh faktor terhadap kondisi industri yang bersangkutan. 4) Mengalikan bobot dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan dan hasilnya berupa skor pembobotan untuk masingmasing faktor. 5) Menjumlah skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi industri. Nilai total menunjukkan reaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Menurut Rangkuti (2006), matrik Internal - Eksternal mengidentifikasikan 9 (sembilan) sel strategi, tetapi umumnya kesembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : 1) Strategi pertumbuhan (growth strategy), merupakan kondisi pertumbuhan perusahaan (sel I, II, V, VII dan VIII). 2) Strategi stabilitas (stability strategy) adalah penerapan strategi tanpa mengubah arah strategi yang telah diterapkan (sel IV dan V). 3) Strategi
penciutan
(retrenchment
strategy)
adalah
usaha
memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan (sel III, VI dan IX).
32
SKOR Tertimbang Faktor Internal Kuat
Rata-rata
(3.00 – 4.00)
(2.00 – 2.99)
4.0 4.0 Tinggi
SKOR Tertimbang Faktor
3.0 Sedang
3.0
Lemah (1.99 – 1.00) 2.0
I
II
Pertumbuhan
III
Pertumbuhan
Penciutan
V
VI
Pertumbuhan
Penciutan
IV Stabilitas
1.0
Eksternal
Stabilitas 2.0 Rendah
VII
VIII
IX
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Likuidasi
1.0 Gambar 1. Matrik Internal-Eksternal Setelah melakukan analisis SWOT, kemudian menyusun balanced scorecard dengan memandang 4 (empat) perspektif yaitu perspektif
keuangan,
pelanggan,
proses
bisnis
internal
dan
pembelajaran dan pertumbuhan unit bisnis mengukur kinerja perusahaan, pengendalian dan evaluasi. Perspektif keuangan dianalisa dengan menggunakan analisis rasio neraca (likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas), rasio laba rugi (Return on Asset, Net Profit Margin) dan rasio neraca aktivitas (Receivable Turn Over, Total Asset Turn Over), perspektif pelanggan dengan menggunakan tolok ukur kepuasan pelanggan dan mutu pelayanan, perspektif bisnis internal dengan tolok ukur inovasi, operasi dan produktivitas sedang perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan tolok ukur inovasi produk, tingkat kepuasan anggota kelompok, aspek dinamika belajar, aspek pembaharuan organisasi dan pemberdayaan individu. Rumusan strategi yang dihasilkan dari analis SWOT, kemudian dari sasaran dan tujuan-tujuan strategisnya diterjemahkan ke
33
dalam empat perspektif balanced scorecard. Untuk setiap sasaran strategis ditetapkan inisiatif strategisnya untuk mewujudkan sasaran tersebut. c. Evaluasi Kinerja Keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis yang telah dipilih dengan menyusun balanced scorecard dengan memandang dari 4 (empat) perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. 1) Perspektif Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi situasi yang terjadi saat ini dan memprediksi kondisi keuangan masa yang akan datang. Jenis rasio keuangan
yang
digunakan dalam kajian prospek usaha tanaman hias akuarium ini adalah : 1) Rasio Neraca Likuiditas : kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang segera harus dipenuhi Likuiditas =
Aktiva lancar x 100% Hutang lancar
Keterangan : - Semakin tinggi rasio lancar semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek - Rasio lancar yang terlalu tinggi menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Solvabilitas : kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
34
Solvabilitas =
Aktiva x 100% Hutang
Keterangan : -
solvabilitasnya 100% berarti jumlah kekayaan sama besarnya dengan jumlah hutang, sehingga perusahaan tidak mempunyai kelebihan aktiva di atas hutangnya.
2) Rasio Laba Rugi (profitabilitas), meliputi : Return on Asset : kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Return on Asset =
Laba Bersih Total Aktiva
Keterangan : -
Return on Asset untuk mengetahui efisiensi dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional.
-
Rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Net Profit Margin : besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Net Profit Margin =
Laba Bersih Penjualan Bersih
3) Rasio Neraca Aktivitas, meliputi : Receivable Turn Over : rasio yang menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki.
35
Receivable Turn Over =
Penjualan Bersih Rata − rata Piutang Dagang
Keterangan : -
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki.
-
Rasio yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan ketidaksukaan pelanggan sehingga bisa mengakibatkan pelanggan lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat.
Total Asset Turn Over : kemampuan perusahaan dalam (TATO)
menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.
TATO =
Penjualan Bersih Rata − rata Total Aktiva
Keterangan : - TATO ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. 2) Perspektif Pelanggan Pengukuran keberhasilan perusahaan dari perspektif pelanggan menggunakan beberapa variabel yaitu : - Kepuasan pelanggan Pengukuran kepuasan pelanggan dengan memberikan kuesioner kepada para pelanggan untuk mengetahui tanggapan pelanggan akan tingkat harapan dan tingkat persepsi terhadap pelayanan yang diberikan. Kuesioner tersebut mengukur tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pelanggan dengan setiap pertanyaan memiliki 5 (lima) kategori jawaban skala Likert :
36
No
Kategori
Skor
1
Sangat puas
5
2
Puas
4
3
Cukup puas
3
4
Tidak puas
2
5
Sangat tidak puas
1
Untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan dilakukan dengan membandingkan skor harapan pelanggan dengan skor persepsi pelanggan terhadap realitas pelayanan yang diterima, yaitu : Tingkat kepuasan = Tingkat
Skor Persepsi x 100% Skor Harapan
kepuasan lebih dari 100% berarti tingkat
pelayanan yang diberikan telah melebihi dari apa yang diharapkan pelanggan. Sebaliknya bila tingkat kepuasan kurang dari 100% berarti pelayanan yang diberikan masih berada di bawah tingkat harapan pelanggan. Penilaian tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan terhadap kinerja melalui mutu pelayanan digunakan metode Importance – Performance Analysis dengan menggunakan diagram Kartesius untuk menjabarkan atribut-atribut kesesuaian kepentingan dan kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan. - Kemampuan organisasi dalam mempertahankan pelanggan Kemampuan organisasi untuk mempertahankan pelanggannya dengan mengkaji lama hubungan antara Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” dengan pelanggannya. Sebagai ukurannya apabila sudah berhubungan selama lebih dari tiga tahun, maka dikatakan
pelanggan
setia
mempertahankan pelanggannya.
dan
organisasi
mampu
37
3) Perspektif Bisnis Internal Dalam mengukur kinerja perusahaan dari perspektif Bisnis Internal menggunakan variable-variabel : - Proses Tingkat Layanan Purna Jual Dalam tingkat layanan ini yang diukur adalah mutu, biaya dan waktu, sedang untuk mengetahui mutu produk maupun mutu pelayanan dapat diukur dengan membuat kuesioner dengan 5 (lima) kategori jawaban skala Likert, wawancara dengan responden dan kemudian membuat tabulasi. - Proses Operasi/produksi Tingkat produktivitas kelompok usaha dapat diukur dengan membandingkan penjualan bersih dengan rata-rata total aktiva. - Proses Inovasi Dalam menilai tingkat inovasi dilakukan dengan membuat kuesioner dan wawancara terkait dengan pengembangan dan penciptaan kreasi dalam usaha yang telah dilakukan. 4) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Dalam
mengevaluasi
aspek
kinerja
perusahaan,
penulis
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 23 parameter kepada 10 anggota kelompok secara sengaja dan menggunakan skala Likert dengan lima kategori yaitu 1. Sangat baik, 2. Baik, 3. Cukup Baik, 4. Kurang, 5. Sangat kurang. Dalam mengetahui aspek pembaharuan organisasi, dinamika belajar, pengelolaan pengetahuan, pemberdayaan individu dan penerapan teknologi, penulis menyajikan kuesioner yang terdiri dari 7 parameter kepada 10 anggota kelompok
dengan
menggunakan skala Likert dan membuat lima pilihan jawaban yang selanjutnya hasil dari wawancara dituangkan dalam bentuk tabulasi.
38
Dalam mengkaji aspek tingkat kepuasan anggota kelompok dengan menyajikan kuesioner yang terdiri atas 20 parameter kepada 10 anggota kelompok secara sengaja menggunakan skala Likert dengan membuat lima pilihan jawaban dan selanjutnya hasil dari wawancara dituangkan dalam bentuk tabulasi. Sedang untuk mengetahui aspek pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas 8 pertanyaan kepada 10 anggota kelompok secara sengaja kepada 10 anggota kelompok secara sengaja menggunakan skala Likert dengan membuat lima pilihan jawaban dan selanjutnya hasil dari wawancara dituangkan dalam bentuk tabulasi. d. Kemitraan Usaha Dalam menentukan kategori tingkat hubungan kemitraan usaha antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, penulis menggunakan tolok ukur proses manajemen kemitraan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan efektifitas kerjasama) dan manfaat dari kemitraan (ekonomi, teknis dan sosial) yang dapat dibagi dalam empat kategori tingkat hubungan yaitu 1) Kemitraan Pra Prima 2) Kemitraan Prima 3) Kemitraan Prima Madya dan 4) Kemitraan Prima Utama. Tingkat kemitraan terendah adalah Kemitraan Pra Prima, selanjutnya meningkat menjadi Kemitraan Prima, kemudian meningkat menjadi Kemitraan Prima Madya dan tingkat tertinggi adalah Kemitraan Prima Utama. Empat kategori tingkat kemitraan usaha tersebut didasarkan pada aspek : a. Proses
manajemen
kemitraan
dengan
indikator
perencanaan
39
(perencanaan
kemitraan
pengorganisasian
(bidang
dan
kelengkapan
khusus,
kontrak
perencanaan),
kerjasama,
bentuk
kerjasama), pelaksanaan dan efektifitas kerjasama (pelaksanaan kerjasama dan efektifitas kerjasama) b. Manfaat dengan indikator ekonomi (pendapatan, harga, produktivitas, resiko usaha), teknis (mutu, penguasaan teknologi) dan sosial (keinginan kontinyuitas kerjasama dan pelestarian lingkungan). Pada masing-masing faktor dari berbagai aspek dinilai untuk mengetahui tingkat hubungan kemitraan usaha yang dilakukan Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo”. Dari
buku
Pedoman
Umum
Kemitraan
Usaha
Agribisnis,
Departemen Pertanian (2002), telah ditentukan bahwa nilai maksimum dari aspek proses manajemen kemitraan adalah 500 dan nilai maksium dari aspek manfaat adalah 500. Total nilai dari aspek proses manajemen kemitraan dan aspek manfaat adalah 1000. Dalam menentukan hubungan tingkat kemitraan dengan dasar sebagai berikut : Tabel 2. Nilai dan kategori hubungan tingkat kemitraan usaha No.
Nilai
Kategori
1
> 750
Tingkat Kemitraan Prima Utama
2
501 – 750
Tingkat Kemitraan Prima Madya
3
250 – 500
Tingkat Kemitraan Prima
4
< 250
Tingkat Kemitraan Pra Prima
3. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual kajian prospek usaha tanaman hias akuarium pada Kelompok Usaha Bunga Air “Aqua Plantindo” di Ciawi Kabupaten Bogor sebagai berikut :
ASPEK KAJIAN
Aspek Teknik Produk Aspek Pemasaran Karakteristik Usaha Tanaman Hias Akuarium
Aspek Keuangan Aspek Strategi Operasional
Aspek Kemitraan
METODE ANALISIS Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Metode : - PBP - NPV - IRR - PI - BEP - B/C Ratio Analisis SWOT Analisis Balanced Scorecard Memandang 4 perspektif : - Keuangan - Pelanggan - Proses Bisnis Internal - Pembelajaran dan Pertumbuhan
HASIL
Kelayakan Usaha Strategi Pengembangan
Evaluasi Kinerja
Kategori Tingkat Kemitraan
Umpan Balik
Gambar 2 Kerangka konseptual penelitian prospek pengembangan industri kecil tanaman hias akuarium
R E K O M E N D A S I