III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pemilihan tempat dan lahan di Dusun Selongisor karena lahan berada di daerah pegunungan sehingga kondisi lingkungan sangat cocok untuk budidaya brokoli dari segi jenis tanah dan faktor iklim. B. Waktu Pelaksanaan Adapun pelaksanaan Tugas Akhir ini dilaksanakan mulai pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Mei 2016 C. Metode Pelaksanan Metode pelaksanaan Tugas Akhir (TA) yang dilakukan di Dusun Selongisor RT 03/ RW 15 Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah meliputi: 1. Rancangan Penelitian Faktor perlakuan pada budidaya organik brokoli ini yaitu pemberian Pupuk Organik Cair (POC)
“Power”. Dilakukan perbedaan untuk
membandingkan pertumbuhan tanaman brokoli. Terdapat 2 perlakuan yaitu dengan lahan 200 m2 di bagi menjadi 100 m2 untuk ditanami brokoli dengan pemberian pupuk organik cair. Sedangkan lahan 100 m2 tanpa pemberian pupuk organik cair. Adapun 2 perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: a. Lahan Kontrol = Tanpa Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) “Power” b. Lahan Perlakuan = Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) “Power” 5 cc/2 liter air.
13
14
2. Penyiapan Alat dan Bahan Budidaya Brokoli a. Alat Beberapa alat yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: 1) Cangkul 2) Pisau 3) Ember 4) Sprayer 5) Alat Pelubang Mulsa 6) Pengikat Mulsa 7) Mulsa 8) Keranjang 9) Penggaris 10) Timbangan b. Bahan Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut : 1) Benih brokoli varietas green magic. 2) Tanah Persemaian 3) Air 4) Pupuk Bokasi 5) Pupuk Organik Cair “POWER” 6) Pestisida Nabati 3. Pelaksanaan Kegiatan Serangkaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa dengan cara terjun langsung mengikuti kegiatan TA di Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan terjun langsung mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan budidaya brokoli. Kegiatan TA dilaksanakan dengan menggunakan lahan seluas kurang
15
lebih 200 meter persegi sebagai tempat budidaya. Pembudidayaan brokoli tersebut kurang lebih dalam jangka 3 bulan. Pada budidaya brokoli kali ini dilakukan perbedaan untuk membandingkan, yaitu dengan lahan 200 m 2 di bagi menjadi 100 m2 untuk ditanami brokoli dengan pemberian pupuk organik cair. Sedangkan lahan sisanya tanpa pemberian pupuk organik cair. Berikut perbedaan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan budidaya brokoli: Tabel 3.1 Perbedaan Perlakuan Pada Budidaya Brokoli dengan Pemberian Pupuk Organik Cair dan Tanpa Pemberian Pupuk Organik Cair
No
Perlakuan
1.
Pengolahan Lahan
2. 3.
Persemaian Penanaman Pemeliharaan Penyiraman Penyulaman Pemberian Pupuk Susulan Penyiangan Perempelan Tunas Pengendalian Hama Penyakit Panen dan Pasca Panen
4.
5. 6.
Budidaya Brokoli dengan Pemberian Pupuk Organik Cair √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Budidaya Brokoli Tanpa Pemberian Pupuk Organik Cair √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Berikut penjabaran tahapan dalam pelaksanaan budidaya tanaman brokoli dengan pemberian pupuk organik cair adalah sebagai berikut: a. Pengolahan Lahan Pengolahan lahan pada budidaya tanaman brokoli dilakukan dengan pembersihan sisa-sisa tanaman yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah menggunakan cangkul sedalam 40 cm. Tanah yang sudah diolah kemudian diberi pupuk kandang sebanyak ± 100 kg dengan cara disebar ke lahan. Setelah itu pupuk ditutup dengan tanah, selanjutnya membentuk bedengan dengan panjang 300 cm dan lebar 100 cm dengan
16
tinggi bedengan 20 cm. Jarak antar bedengan yaitu 60 cm. Dari luasan lahan 100 m2 terdapat 12 bedengan. Dari 12 bedengan tersebut di aplikasikan pupuk organik cair. Kemudian bedengan tersebut baru ditutup dengan menggunakan mulsa. Selanjutnya mulsa diberi lubang dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm. b. Persemaian Penyemaian benih dilakukan untuk menghasilkan bibit yang siap tanam. Tujuan dilakukannya pembibitan ini adalah untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Sebelum benih ditanam, sebaiknya media persemaian dipersiapkan terlebih dahulu. Media persemaian berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Media yang telah siap dimasukkan ke polybag dengan ukuran 3x4 cm dan di tata pada sungkup persemaian (para-para) dan disiram. Langkah selanjutnya benih dimasukkan ke dalam polybag yang sudah terisi media semai. Setelah itu adalah melakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan gembor. Waktu penyiraman baik dilakukan pada pagi dan sore hari. Benih yang baik akan tumbuh setelah 35 hari. Setelah berdaun 3-5 helai (kira-kira berumur 4 minggu sejak biji disemaikan) tanaman brokoli dapat dipindahkan ke bedeng penanaman. c. Penanaman/Transplanting Penanaman merupakan tahapan yang dilakukan setelah benih tumbuh dari media persemaian atau kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman. Penanaman dilakukan pada bibit brokoli ini menggunakan bibit yang berumur 30 hari atau setelah memiliki 3-5 helai daun. Penanaman bibit tanaman di lahan baik dilakukan pada pagi hari dan sore hari.
17
d. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan yang dilakukan untuk budidaya Brokoli Organik ini meliputi : 1) Penyulaman Penyulaman dilakukan seawal mungkin, yakni sejak tanam hingga umur 14 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan
jika terdapat
tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal diganti dengan bibit yang baru. Disamping menyulam, juga dilakukan seleksi tanaman. Caranya, tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dicabut dan diganti dengan tanaman yang sehat. 2) Pemberian pupuk susulan Kegiatan pemupukan yaitu menggunakan larutan power yang diencerkan dengan air lalu disiramkan secara merata pada tanaman brokoli. Waktu pemupukan dilakukan seminggu satu kali. Pemberian power bertujuan untuk mempercepat degradasi pupuk kandang. Power ini juga berfungsi sebagai ZPT, fermentor dan pupuk. Adapun dosis yang digunakan dalam pelarutan power yang akan disemprotkan yaitu dengan takaran 5 cc dilarutkan dalam 2 liter air. Waktu pengaplikasian pupuk dilakukan pada pagi hari mulai dari jam 6 pagi – jam 10 pagi. 3) Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disekitar perakaran tanaman serta mengurangi kompetisi unsur hara, mempermudah dalam pemeliharaan tanaman. Penyiangan dilakukan ketika tumbuh gulma di sekitar tanaman dengan mencabutinya menggunakan tangan atau manual, sedangkan pada sekitar bedengan penyiangan dilakukan dengan cangkul.
18
4) Penyiraman Air berfungsi sebagai sarana transportasi unsur hara yang digunakan untuk proses fotosintesis. Selain itu air juga berperan untuk mengatur suhu tubuh tanaman yaitu dalam proses transpirasi. Pengairan pada pemeliharaan tanaman brokoli dilakukan pada saat mulai tanam, pembungaan, sampai panen dilakukan dengan jumlah, waktu, dan cara yang tepat. Mulai tanam sampai umur 2 minggu penyiraman dilakukan setiap hari atau dua hari sekali, pengairan dikurangi saat pembentukan bunga dan saat panen bisa dihentikan. Penyiraman disesuaikan dengan kondisi lahan supaya tidak menyebabkan kebusukan pada akar tanaman. e. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya brokoli tidak hanya di lakukan sebelum munculnya gejala ataupun serangan, namun juga setelah munculnya serangan. Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya brokoli dilakukan dengan cara membunuh langsung hama yang terlihat atau dengan cara pemberian pestisida nabati atau disebut dengan “ces pleng”. Penyemprotan dilakukan pada waktu pagi hari antara pukul 05.00 – 07.00 dimana pada waktu tersebut masih banyak aktifitas hama yang dilakukan sehingga tujuan penyemprotan secara kontak dapat terpenuhi. Selain itu penyemprotan juga bisa dilakukan pada waktu sore hari sekitar pukul 17.00 – 18.00 dimana pada waktu tersebut aktifitas hama mulai berlangsung sehingga sangat efektif untuk dilakukan penyemprotan. Pemberian pestisida nabati dilakukan setelah dua minggu setelah tanam kepada tanaman. f. Panen dan Pasca Panen Pemanenan bunga brokoli dilakukan pada saat bunga (curd) mencapai ukuran maksimal dan telah padat (kompak), tetapi kuncup bunganya belum mekar. Umur panen bervariasi, tergantung pada varietas atau kultivar yang ditanam, brokoli dengan varietas green magic dapat
19
dipanen pada umur 50-55 hari setelah tanam. Waktu panen yang tepat pada pagi atau sore hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daun-daunnya. g. Pemasaran Hasil Pemasaran adalah usaha untuk menjual hasil produksi kepada konsumen. Proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak. Brokoli pada lahan perlakuan yang telah dipanen dapat langsung dijual atau disetorkan pada pengepul P4S Tranggulasi yang nantinya akan disetorkan ke swalayan. Penjualan hasil panen disetorkan kepada pengepul P4S Tranggulasi dimaksudkan agar rantai pemasaran tidak terlalu panjang serta dengan adanya kerjasama antara pengepul dan perusahaan maka harga yang ditawarkan tetap konstan sesuai perjanjian, sehingga kita dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh secara pasti karena harga tetap konstan. Brokoli yang telah dipanen dijual langsung ke pengepul desa setempat P4S Tranggulasi dengan harga untuk setiap kilogram brokoli pada lahan perlakuan adalah Rp 11.000,00 per kilogram. Sedangkan tahap-tahap dalam pelaksanaan budidaya tanaman brokoli tanpa pemberian pupuk organik cair adalah sebagai berikut: a. Pengolahan Lahan Pengolahan lahan pada budidaya tanaman brokoli dilakukan dengan pembersihan sisa-sisa tanaman yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah menggunakan cangkul sedalam 40 cm. Tanah yang sudah diolah kemudian diberi pupuk kandang sebanyak ± 100 kg dengan cara disebar ke lahan. Setelah itu pupuk ditutup dengan tanah, selanjutnya membentuk bedengan dengan panjang 300 cm dan lebar 100 cm dengan tinggi bedengan 20 cm. Jarak antar bedengan yaitu 60 cm. Dari luasan lahan 100 m2 terdapat 12 bedengan. Dari 12 bedengan tersebut tanpa diaplikasikan pupuk organik cair. Kemudian bedengan tersebut baru
20
ditutup dengan menggunakan mulsa. Selanjutnya mulsa diberi lubang dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm. b. Persemaian Penyemaian benih dilakukan untuk menghasilkan bibit yang siap tanam. Tujuan dilakukannya pembibitan ini adalah untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Sebelum benih ditanam,sebaiknya media persemaian dipersiapkan terlebih dahulu. Media persemaian berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Media yang telah siap dimasukkan ke polybag dengan ukuran 3x4 cm dan di tata pada sungkup persemaian (para-para) dan disiram. Langkah selanjutnya benih dimasukkan ke dalam polybag yang sudah terisi media semai. Setelah itu adalah melakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan gembor. Waktu penyiraman baik dilakukan pada pagi dan sore hari. Benih yang baik akan tumbuh setelah 35 hari. Setelah berdaun 3-5 helai (kira-kira berumur 4 minggu sejak biji disemaikan) tanaman brokoli dapat dipindahkan ke bedeng penanaman. c. Penanaman/Transplanting Penanaman merupakan tahapan yang dilakukan setelah benih tumbuh dari media persemaian atau kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman. Penanaman dilakukan pada bibit brokoli ini menggunakan bibit yang berumur 30 hari atau setelah memiliki 3-5 helai daun. Penanaman bibit tanaman di lahan baik dilakukan pada pagi hari dan sore hari.
21
d. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan yang dilakukan untuk budidaya Brokoli Organik ini meliputi : 1) Penyulaman Penyulaman dilakukan seawal mungkin, yakni sejak tanam hingga umur 14 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan
jika terdapat
tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal diganti dengan bibit yang baru. Disamping menyulam, juga dilakukan seleksi tanaman. Caranya, tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dicabut dan diganti dengan tanaman yang sehat. 2) Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disekitar perakaran tanaman serta mengurangi kompetisi unsur hara, mempermudah dalam pemeliharaan tanaman. Penyiangan dilakukan ketika tumbuh gulma di sekitar tanaman dengan mencabutinya menggunakan tangan atau manual, sedangkan pada sekitar bedengan penyiangan dilakukan dengan cangkul. 3) Penyiraman Air berfungsi sebagai sarana transportasi unsur hara yang digunakan untuk proses fotosintesis. Selain itu air juga berperan untuk mengatur suhu tubuh tanaman yaitu dalam proses transpirasi. Pengairan pada pemeliharaan tanaman brokoli dilakukan pada saat mulai tanam, pembungaan, sampai panen dilakukan dengan jumlah, waktu, dan cara yang tepat. Mulai tanam sampai umur 2 minggu penyiraman dilakukan setiap hari atau dua hari sekali, pengairan dikurangi saat pembentukan bunga dan saat panen bisa dihentikan. Penyiraman disesuaikan dengan kondisi lahan supaya tidak menyebabkan kebusukan pada akar tanaman.
22
e. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya brokoli tidak hanya di lakukan sebelum munculnya gejala ataupun serangan, namun juga setelah munculnya serangan. Pengendalian hama dan penyakit pada budidaya brokoli dilakukan dengan cara membunuh langsung hama yang terlihat atau dengan cara pemberian pestisida nabati atau disebut dengan “ces pleng”. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari antara pukul 05.00 – 07.00 dimana pada waktu tersebut masih banyak aktifitas hama yang dilakukan sehingga tujuan penyemprotan secara kontak dapat terpenuhi. Selain itu penyemprotan juga bisa dilakukan pada waktu sore hari sekitar pukul 17.00 – 18.00 dimana pada waktu tersebut aktifitas hama mulai berlangsung sehingga sangat efektif untuk dilakukan penyemprotan. Pemberian pestisida nabati dilakukan setelah dua minggu setelah tanam kepada tanaman. f. Panen dan Pasca Panen Pemanenan bunga brokoli dilakukan pada saat bunga (curd) mencapai ukuran maksimal dan telah padat (kompak), tetapi kuncup bunganya belum mekar. Umur panen bervariasi, tergantung pada varietas atau kultivar yang ditanam, brokoli dengan varietas green magic dapat dipanen pada umur 50-55 hari setelah tanam. Waktu panen yang tepat pada pagi atau sore hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daun-daunnya. g. Pemasaran Hasil Pemasaran adalah usaha untuk menjual hasil produksi kepada konsumen. Proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak. Brokoli pada lahan kontrol yang telah dipanen langsung dijual atau disetorkan kepada tengkulak yang datang langsung, maka harga yang ditawarkan tetap konstan sesuai perjanjian, sehingga kita dapat mengetahui keuntungan yang
23
diperoleh secara pasti karena harga tetap konstan. Brokoli yang telah dipanen dijual langsung ke tengkulak dengan harga untuk setiap kilogram brokoli pada lahan kontrol adalah Rp 9.000,00 per kilogram dan akan dijual dipasar lokal. 4. Variabel Pengamatan a. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur setiap minggu dan dimulai pada umur 7 HST. Pengukuran tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga daun tertinggi. Tinggi tanaman diukur dengan penggaris. b. Jumlah Daun (helai) Jumlah daun brokoli yang tumbuh dihitung setiap minggu dan dimulai pada umur 7 HST. c. Berat Segar (g) Berat segar ditimbang pada saat panen. Perhitungan berat segar dilakukan dengan cara menimbang secara keseluruhan bagian tanaman brokoli dengan menggunakan timbangan elektrik. d. Diameter Krop Tanaman (cm) Diameter tanaman diukur pada saat panen. Pengukuran diameter krop brokoli dilakukan menggunakan penggaris. 5. Analisis Usaha Tani Untuk
melakukan analisis
usaha
tani
dapat
dilakukan dengan
menggunakan perhitungan rumus sebagai berikut: a. Penerimaan Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut : TR = Q x Pq
24
Keterangan : TR = Total Penerimaan (Rp) Q
= Jumlah Produk
Pq = Harga Produk (Rp) b. Keuntungan Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatanya dan dilakukan likuidasi. Tujuan dari pelaku ekonomi adalah memaksimumkan utility. Produsen memaksimumkan utility dengan cara memaksimumkan keuntungan. Keuntungan (JI) merupakan hasil pengurangan dari penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk (Q) dengan harga produk (P). Jika dirumuskan yaitu : JI
= R-C
JI
= (QxP) – C
c. R/C Ratio R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitunng untuk menentukan kelayakan usaha. R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan. R/C Ratio
Total Penerimaan
= Total Biaya Produksi
d. B/C Ratio Jika hasil B/C Ratio lebih besar dari nol maka usahatani tersebut menguntungkan (tambahan manfaat/penerimaan lebih besar dari tambahan biaya). Serta jika hasil B/C Ratio kurang dari nol maka usahatani tersebut mengalami kerugian (tambahan biaya lebih besar dari tambahan
25
penerimaan). Dan apabila hasil B/C Ratio sama dengan nol, maka usahatani tersebut impas (tambahan penerimaan sama dengan tambahan biaya (Rahim 2007). Rumus B/C Ratio adalah keuntungan dibagi total biaya, rumus B/C Ratio adalah : B/C Ratio = e.
Keuntungan Total biaya
BEP (Break Event Point) Menurut Herjanto (2007), analisis pulang pokok (break-even analysis) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam kurva biaya-pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut disebut sebagai titik pulang pokok (break-even point). Dengan mengetahui titik pulang pokok, analisis dapat mengetahui pada tingkat volume penjualan atau pendapatan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi tetapi juga tidak untung.
6. Dokumentasi Pengumpulan
data
dengan
cara
pengambilan
foto-foto
yang
mendukung dan berhubungan dengan kegiatan praktik di lapangan. Dokumentasi sangat berguna dalam menguatkan data untuk penyusunan laporan Tugas Akhir. 7. Studi Pustaka Mencatat hal-hal yang terkait dengan topik yang diambil, dapat melalui studi pustaka sehingga dapat dijadikan referensi dalam pemecahan masalah.