Tinjauan Pustaka Tata Laksana Terkini pada Hipertensi
Tinjauan Pustaka
Tata Laksana Terkini pada Hipertensi Michael, Devita Natalia, Santa Lin Margaretta, Wurry Devian Putra, Claudia Rosela GabrieliaWurry Devian Putra, Claudia Rosela Michael, Devita Natalia, Santa Lin Margaretta, Fakultas Kedokteran Universitas Gabrielia Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif 80% ditemukan di dunia. Pada banyak pasien gejalanya asimtomatik. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang tata laksana pada hipertensi. Obat anti Abstrak hipertensi dapat digunakan monoterapi maupun obat Hipertensi merupakansecara penyakit degeneratif 80%kombinasi. ditemukan Terdapat di dunia.bermacam-macam Pada banyak pasien hipertensi yang dapat digunakan sebagai terapi inisial atau kombinasi dalam tata laksana hipertensi, antara gejalanya asimtomatik. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang tata laksana pada hipertensi. Obat anti lain : diuretic calcium ACE-inhibitor, angiotensin receptor antagonist dan obat beta hipertensi dapat thiazid, digunakan secaraantagonist, monoterapi maupun kombinasi. Terdapat bermacam-macam blocker. yang dapat digunakan sebagai terapi inisial atau kombinasi dalam tata laksana hipertensi, antara hipertensi lain : diuretic thiazid, calcium antagonist, ACE-inhibitor, angiotensin receptor antagonist dan beta Kata kunci: Hipertensi, Tata laksana blocker. Kata kunci: Hipertensi, Tata laksana Abstract Hypertension is a degenerative disease evidence in 80% of population. In many patients the symptoms are asymptomatic. In this paper will discuss about treatment in hypertension. Antihypertensive Abstract drugsHypertension can be used asismonotherapy or indisease combination. There various hypertension that the can a degenerative evidence in are 80% of population. In medications many patients be used as therapy orIn in in the about management as : thiazide symptoms areinitial asymptomatic. thiscombination paper will discuss treatmentofinhypertension, hypertension. such Antihypertensive diuretics, calcium antagonists, ACE angiotensin receptor antagonists and medications beta blockers. drugs can be used as monotherapy or -inhibitors, in combination. There are various hypertension that can be used as initial therapy or in combination in the management of hypertension, such as : thiazide Keywords: Hypertension, Treatment diuretics, calcium antagonists, ACE -inhibitors, angiotensin receptor antagonists and beta blockers. Keywords: Hypertension, Treatment Pendahuluan Hipertensi merpakan penyakit yang Pendahuluan sering dijumpai di masyarakat dan sering menyebabkan penyakit jantung yang mematikan. Hipertensi merpakan penyakit yang Di Indonesia, Kesehatan sering dijumpaihasil di survey masyarakat dan Rumah sering Tangga tahun 2008 jantung menunjukan prevalensi menyebabkan penyakit yang mematikan. hipertensi cukup 83 per 1000 Di Indonesia, hasil tinggi, survey yaitu Kesehatan Rumah anggota Rumah Tangga. Terdapat banyak faktor Tangga tahun 2008 menunjukan prevalensi risiko yangcukup menyebabkan terjadinya hipertensi, hipertensi tinggi, yaitu 83 per 1000 yakni Rumah gangguan emosi, obesitas, konsumsi anggota Tangga. Terdapat banyak faktor alcohol yang berlebihan, rokok dan obat-obatan. risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi, Tetapi faktor yang paling berpengaruh adalah yakni gangguan emosi, obesitas, konsumsi 1 keturunan. alcohol yang berlebihan, rokok dan obat-obatan. Tetapi faktor yang paling berpengaruh adalah keturunan.1
36
Gejala hipertensi pada umumnya asimtomatik, sehingga sering kali sudah terjadi komplikasi diktahui Gejala barulah hipertensi pada penyebabnya. umumnya Seseorang yang memiliki hipertensi asimtomatik, sehingga seringpenyakit kali sudah terjadi mempunyai risiko besar terhadap penyakit komplikasi barulah diktahui penyebabnya. lainnya, tidak penyakit jantung koroner Seseorang yanghanya memiliki penyakit hipertensi saja, tetapi juga penyakit ginjal, penyakit kebutaan mempunyai risiko besar gagal terhadap dan sroke dapat sajapenyakit terjadi. jantung Tata laksana ini lainnya, tidak hanya koroner perlutetapi waktujuga yang lama dan melibatkan berbagai saja, penyakit gagal ginjal, kebutaan 2 profesi tenaga kesehatan. dan sroke dapat saja terjadi. Tata laksana ini perlu waktu yang lama dan melibatkan berbagai Definisi profesi tenaga kesehatan.2 Definisi Hipertensi adalah peningkatan tekanan Hipertensi adalah peningkatan tekanan
J. Kedokt Meditek Vol 20, No. 52, Jan-April 2014
Tata Laksanan Terkini pada Hipertensi
darah arterial abnormal yang langsung terusmenerus. Definisi hipertensi menurut WH0 1999 pada intinya sama namun memasukan kategori terpisah untuk hipertensi sistolik saja (sistolik ≥
140 mmHg dan diastolik <90 mmHg).1 JNC 8 mengklsifikasikan hipertensi untuk usia ≥ 18 tahun, klasifikasi hipertensi tersebut dapat kita lihat pada table berikut:
Table 1. Klasifikasi Hipertensi untuk Usia ≥ 18 tahun.2 Klasifikasi Normal > 60 tahun < 60 tahun >18 tahun(dengan CKD dan DM)
Tekanan Sistolik(mmHg) < 120 > 150 > 140
Tekanan Diastolik(mmHg)
≥ 140
≥ 90
Grade
< 80 > 90 > 90
A A(30-59 tahun) E(18-29 tahun) E
Tabel 2. Definisi dan Klasifikasi Tekanan Darah dari European Society of Hypertension (ESH).1 Kategori
Sistolik
Optimal
<120
dan
<80
Normal
120-129
dan/atau
80-84
Normal tinggi
130-139
dan/atau
85-89
Derajat 1 hipertensi
140-159
dan/atau
90-99
Derajat 2 hipertensi
160-179
dan/atau
100-109
Derajat 3 hipertensi
>180
dan/atau
>110
dan
<90
Sistolik hipertensi terisolasi >140
Klasifikasi hipertensi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya dan berdasarkan bentuk hipertensi. Berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer (hipertensi esensial) dan hipertensi sekunder (hipertensi non esensial). Hipertensi primer yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivasi) dan pola makan. Hipertensi primer ini terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.3 Sedangkan, hipertensi sekunder penyebabnya diketahui. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).4
J. Kedokt Meditek Vol 20, No. 52, Jan-April 2014
Diastolik
Berdasarkan bentuk hipertensi dibagi menjadi hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension).4 Faktor Risiko Adapun faktor risiko hipertensi sebagai berikut : umur (laki – laki > 55 tahun, wanita > 65 tahun), jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh atau dislipidemia (kolesterol HDL : laki-laki < 40 mg/dl; wanita < 46 mg/dl), kadar gula puasa (102-125 mg/dl) kebiasaan konsumsi minum-minuman
37
Tata Laksanan Terkini pada Hipertensi
beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung.2-4 Penatalaksanaan Hipertensi Medika Mentosa
Menurut Joint National Commission (JNC) 8, rekomendasi target tekanan darah yang harus dicapai adalah < 140/90 mmHg dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal kronik dan diabetes adalah ≤ 130/80 mmHg.
Modifikasi Gaya Hidup
Tak mencapai sasaran TD (<140/90 mmHg atau <130/80 mmHg pada penderita DM atau oenyakit ginjal kronik
Pilihan obat untuk terapi permulaan
Hipertensi tanpa indikasi khusus
Hipertensi derajat 1 (TD sistolik 140‐159 mmHg atau TD diastolic 90‐99 mmHg) Umumnya diberikan diuretic gol. Thiazide. Biasa dipertimbangkan pemberian penghambat EKA, ARB, penyekat b, antagonis Ca atau kombinasi
Hipertensi indikasi khusus
Hipertensi derajat 2 (TD sistolik > 160 mmHg atau TD diastolic . 100 mmHg) Umumnya diberikan kombinasi 2 macam obat (biasanya diuretic gol. Thiazide dan penghambat Eka, atau ARB atau penyekat b, atau antagonis Ca
Obat‐obatan utuk indikasi khusus. Obat anti hipertensi lainnya (diuretic, penghambat EKA, ARB penyekat b, antagonis Ca) sesuai yang diperlukan
Sasaran Tekanan Darah tak Tercapai
Optimalkan dosis atau penambahan jenis obat sampai target tekanan darah tercapai. Pertimbangkan konsultasi dengan spesialis hipertensi Bagan 1. Skema Modifikasi Gaya Hidup untuk Penderita Hipertensi2
38
J. Kedokt Meditek Vol 20, No. 52, Jan-April 2014
Tata Laksanan Terkini pada Hipertensi
Orang dewasa > 18tahun dengan hipertensi
Intervensi implementasi gaya hidup Tentukan batas tekanan darah yang diindikasi berdasarkan umur, diabetes, CKD Tanpa penyulit (DM dan CKD)
Umur> 60 tahun
Tujuan TD : Sistolik < 150mmHg Diatolik < 90mmHg
DM atau ada CKD
Umur< 60 tahun
Semua umur, riwayat diabetes, tidak ada CKD
Tujuan TD : Sistolik < 140mmHg Diatolik < 90mmHg
Orang kulit selain hitam
Berikan tipe thiazide diuretic /ACEI/ARB/CCB satu macam atau di campur
Semua umur, ada CKD tanpa riwayat diabetes
Tujuan TD : Sistolik < 140mmHg Diatolik < 90mmHg
Tujuan TD : Sistolik < 140mmHg Diatolik < 90mmHg
orang kulit hitam
Berikan tipe thiazide diuretic / CCB satu macam atau di campur
Berikan ACEI/ARB satu macam atau di campur atau kombinasi dengan obat lain
Tentukan strategi pemberiaan titrasi obat : 1. Selesaikanpengobatanpertamasebelumpengobatankedua, 2. Berikan pengobatan kedua sebelum pengobatan pertama selesai, 3. Mulai dengan 2 medikasi secara terpisah atau di kombinasi
Bagan 2. Skema Tatalaksana Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur dan Penyakit Penyertanya.2
J. Kedokt Meditek Vol 20, No. 52, Jan-April 2014
39
Tata Laksanan Terkini pada Hipertensi
Daftar obat di bawah ini yang umumnya di pakai untuk terapi hipertensi:
Tabel 3. Obat -obat Anti Hipertensi.2 Jenis obat
Nama obat
Dosis umum dalam mg/hari
Frekuensi umum per hari
Diuretic tiazide
Chlorothiazide (diuril)
125-500
1-2
Loop diuretic
Potassium diuretik BBs
Chlorthalidone (generic)
12,5 – 25
1
Bumetanide (bumex+)
0,5 -2
2
Furosemide (lasix+)
20-80
2
Torsemide (demadex+)
2,5-10
1
Amiloride (midamor )
5-10
1-2
Triamterene (dyrenium)
50-100
1-2
+
Atenolol
25-100
1
Bisoprolol (zebeta+)
2,5-10
1
Propanolol
40-160
2
+
Ace inhibitor
Angiotensin II antagonis
kalsium kanal bloker-
Timolol (blocadren )
20-40
2
Benazepril (lotensin+)
10-40
1
Captopril (capoten+)
25-100
2
Enalapril (vasotec+)
5-40
1-2
Candesartan(atacand)
8-32
1
Eprosartan (teveten)
400-800
1-2
Irbesartan (avapro)
150-300
1
Amlodipin (norvasc)
2,5-10
1
dihidropridines Alpa 1 bloker Alpa sentral 2 antagonis
Felodipin (plendil)
2,5-10
1
Doxazosin (cardura)
1-16
1
Prazosin (minipress+)
2-20
2-3
Clonidine (catapres+)
0,1-0,8
2
+
vasodilator
Metildopa (aldomet )
250-1.000
2
Hydralazin (apresoline+)
25-100
2
Minoxidil (loniten+)
2,5-80
1-2
Non Medika Mentosa Pengobatan secara non medika mentosa bisa dilakukan dengan memodifikasi gaya hidup seperti berikut, yaitu penurunan berat badan (satu-satunya metode pencegahan yang paling efektif; program harus dibuat per individu). Olahraga (latihan aerobik teratur untuk mencapai kebugaran fisik sedang). Diet rendah garam (sasaran <6gr garam per hari); tingkatkan asupan kalium, kalsium, dan magnesium. Kurangi asupan alkohol (tidak lebih dari 2 gelas
40
bir, 10 ons anggur, atau 2 ons whiskey per haru untuk pria; jumlah separuhnya untuk wanita). Berhenti merokok.1,5 Kesimpulan Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dimana pada evaluasi dan terapi ternyata memberikan perlindungan terhadap risiko kardiovaskuler dan ginjal, batasan tersebut terletak pada tekanan darah < 140/90 mmHg. Terdapat keterkaitan antara tingginya tekanan
J. Kedokt Meditek Vol 20, No. 52, Jan-April 2014
Tata Laksanan Terkini pada Hipertensi
darah dengan faktor risiko kardiovaskuler, apabila hipertensi, faktor risiko kardiovaskuler lain, tekanan nadi dan perubahan metabolisme glukosa dan lipid terdapat pada individu secara bersamaan maka risiko komplikasi kardiovaskuler makin meningkat. ESH-2007 merekomendasikan 5 golongan obat anti hipertensi yaitu diuretic thiazide, calcium antagonists, ACE-inhibitor, angiotensin II receptor blockers dan betablockers setara kedudukannya sebagai terapi inisial atau kombinasi dalam penatalaksanaan hipertensi.
3.
4.
Daftar Pustaka 1. 2.
Brashers VL. Aplikasi klinis patofisiologi: pemeriksaan dan manajemen. Jakarta: EGC; 2007. h.1-7. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL et al. The eighth report of the joint national comimitte on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. Diunduh dari http://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidel ines/jnc7full.pdf, 7 November 2014.
J. Kedokt Meditek Vol 20, No. 52, Jan-April 2014
5.
Mancia G, Fagard R, Narkiewicz K, Redo´n J, Zanchetti A ,Bohm M et al. ECS/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Diunduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/237 77479, 6 November 2014. Aronow WS, Fleg JL, Pepine CJ, Artinian NT, Bakris G, Brown AS et al. ACCF/AHA 2011 Expert Consensus Document on Hypertension in the Elderly: A Report of the American College of Cardiology Foundation Task Force on Clinical Expert Consensus Documents. Diunduh dari http://circ.ahajournals.org/, 10 November 2014. Lurbe E, Cifkova R, Cruickshank JK, Dillon MJ, Ferreira I, Invitti C,et al. Management of high blood pressure in children and adolescents: recommendations of the European Society of Hypertension. J Hypertens; 2009
41