III. METODOLOGI
3.1. Kerangka Pemikiran Majelis Ta’lim sebagai lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dari aras terkecil di tingkat surau dan masjid sampai pada aras propinsi telah membawa dampak yang besar bagi perkembangan sosial keagamaan masyarakat dan komunitas. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab terdahulu maka dapat dibuat sebuah kerangka pikir berupa hipotesa pengarah dalam melakukan kegiatan kajian ini. Hipotesa pengarah yang dibuat bukan untuk diuji kebenarannya akan tetapi lebih digunakan sebagai penentu arah bagi pelaksanaan kajian di lapangan saat manganalisa data hasil temuan di lapangan. Hasil temuan dapat saja berupa temuan baru sehingga tidak tergambar di dalam kerangka fikir, tetapi dapt juga berupa temuan baru yang dapat memperkuat kerangka fikir yang telah dibuat. Hal ini dikarenakan kajian ini menggunakan metode kualitatif. Perkembangan keanggotaan komunitas Majelis Ta’lim berdasarkan kedekatan surau/masjid seharusnya telah memberikan kemudahan para tenaga pengembang
masyarakat
(baik
pemerintah
maupun
non
pemerintah)
memberdayakan semua potensi komunitas untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Desa Rambah Hilir Timur pada awal tahun 2007, tercatat 124 KK tergolong miskin dari 494 KK yang ada di desa ini. Kemiskinan ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat berupa rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang diwujudkan dalam rendahnya keterampilan dan pengetahuan, ketidakmampuan berorganisasi, berprilaku konsumtif dan tidak produktif, ketrampilan pengaturan ekonomi keluarga rendah, cepat puas dengan keadaan. Sedangkan factor eksternal yaitu berupa lingkungan luar komunitas dan kebijakan pemerintah. Peran Majelis Ta’lim berupa upaya perbaikan moral dan akhlak dapat saja ditambah, seperti pengembangan ekonomi keluarga, berupa unit simpan pinjam maupun industri rumah tangga dengan nuansa lokal yang tetap mencerminkan kelembagaan Majelis Ta’lim, lembaga non formal lainnya yang bernuansa islam
21
dapat saja dijadikan jaringan kerja, usaha dan sumber pengetahuan untuk dapat merubah ekonomi keluarga anggota komunitas. Komunitas dalam mewujudkan hal tersebut tentunya memerlukan dorongan dari berbagai pihak sehingga output berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan anggota komunitas dapat meningkatkan taraf hidupnya. Kemudian pola pikir anggota komunitas tentang Majelis Ta’lim harus dapat berubah, dari pandangan bahwa Majelis Ta’lim hanya berfungsi sebagai lembaga sosial keagamaan dapat berubah menjadi lembaga penguatan ekonomi ummat yang mencirikan moral, akhlak dan kinerja islami, tanpa meninggalkan fungsi awalnya yaitu lembaga sosial keagamaan. Komunitas Majelis Ta’lim yang ada di aras kabupaten dan propinsi dapat juga membuat kelembagaan serupa dengan tujuan peningkatan taraf hidup komunitas. Pada aras ini lembaga Majlis taklim lebih berfungsi sebagai himpunan kelompok dan organisasi formal
Majelis Ta’lim. Himpunan kelompok dan
organisasi formal ini memberikan pelayanan kepada kelompok Majlis Tak’lim untuk penambahan kapasitas anggota kelompok dalam hal akhlak dan moral juga peningkatan kemampuan berorganisasi dan ekonomi serta memperluas jaringan kerja dan usaha. Agar mudah memahami kerangka pikir di atas dapat dilihat pada Gambar 2.
19
INTERNAL
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia rendahnya keterampilan dan pengetahuan ketidakmampuan berorganisasi berprilaku konsumtif dan ketrampilan pengaturan ekonomi keluarga rendah cepat puas dengan keadaan
KEMISKINAN
Pengembangan SDM (propinsi sampai ke Desa) Pengembangan /Penguatan Organisasi (propinsi sampai ke Desa)
MAJELIS TA’LIM PERMASALAHAN 1. Kelembagaan majelis ta’lim belum menyentuh kelembagaan ekonomi 2. Kekuatan Majelis Taklim dalam peningkatan Ekonomi Anggotanya masih lemah 3. Akses modal dan jaringan usaha belum terbentuk 4. Belum ada rancangan kegiatan yang menggabungkan kekuatan modal sosial majelis taklim dengan usaha ekonomi produktif
Analisis SWOT
Penguatan Kelembagaan Majelis Ta’lim untuk Pengelolaan Usaha Produktif lokal yang dimotori oleh Majelis Ta’lim untuk peningkatan taraf hidup anggotanya Peningkatan Peran Majelis Ta’lim dalam peningkatan perekonomian anggotanya Penguatan Jaringan Majlis taklim (internal-DesaPropinsi dan EksternalLKM Syariah) Pelaksanaan Dawah yang menyentuh segenap lapisan masyarakat
KESEJAHTERAAN KELUARGA ANGGOTA MAJELIS TA’LIM DALAM WUJUD PENGURANGAN KELUARGA MISKIN PENGUATAN AKSES JARINGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL MAJLIS TAKLIM TERCIPTANYA USAHA PRODUKTIF LOKAL DENGAN AKSES KELEMBAGAAN MAJLIS TAKLIM DARI DESA - PROPINSI
EKSTERNAL lingkungan luar komunitas dan kebijakan pemerintah.
Dukungan Pemerintah Dukungan Komunita Majlis Taklim Prop. Riau Dukungan Masyarakat
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Kajian 22
23
3.2. Metode Penelitian 3.2.1.Tipe dan Aras Kajian Tipe kajian dalam rancangan kajian ini adalah tipe evaluasi sumatif, yaitu menentukan efektifitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan dan lain-lain), penilaian dan perumusan tentang tipe-tipe intervensi yang efektif dan kondisi yang baik untuk mencapai efektifitas tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan harapan dapat memperoleh informasi secara mendalam dan mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat membangun pemahaman tentang berbagai aspek yang ada kaitannya dengan upaya pemberdayaan Majelis Ta’lim dalam hal peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dengan berdasarkan kekuatan yang berasal dari dalam komunitasnya sendiri, sehingga diperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh dari pola prilaku , tindakan dan interaksi anggota komunitas tersebut. Aras kajian ini menggunakan pendekatan objektif mikro. 3.2.2.Strategi Kajian Kajian ini menggunakan strategi studi kasus. Studi kasus merupakan studi aras mikro yang relevan untuk kajian komunitas dalam arti dapat menangkap realitas sosial secara holistic dan mendalam, yaitu pada komunitas Majelis Ta’lim di Desa Rambah Hilir Timur. Diharapkan hasil kajian ini lebih mudah dipahami dan bersifat mendalam-menyeluruh rinci (trimatra) juga dapat mengungkap, pola hubungan/pengaruh (yang tidak terlihat lewat analisis statistik) serta dapat menangkap pola-pola yang bersifat among (khas). Studi kasus ini dilakukan dengan menerapkan metode ekplanasi untuk memperoleh pemahaman tentang interaksi dan pola prilaku anggota masyarakat setempat khususnya tentang perkembangan dan pengembangan Majelis Ta’lim dalam upaya peningkatan moral dan akhlak serta ekonomi anggotanya.
24
3.3. Lokasi dan Waktu Kajian 3.3.1.Lokasi Kajian Kajian pengembangan masyarakat ini dilakukan di Desa Rambah Hilir Timur, terdapat 2 Majlis Taklim yang akan dikaji yaiitu di Dusun Surau Munai Dan Dusun Suka Makmur. Lokasi ini dipilih untuk menjadi kajian disebabkan telah dilakukannya program pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah berupa : 1. Program pemberian bantuan beras bagi masyarakat miskin, berdasarkan data awal tahun 2007 jumlah penerima bantuan beras untuk masyarakat miskin yaitu 124 KK. 2. Program usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK melalui kegiatan anyam menganyam 3. Program Pemberdayaan Majelis Ta’lim 4. Program Pemberdayaan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). 3.3.2.Waktu Kajian Kajian dilaksanakan bertahap dengan jadwal seperti disajikan didalam Tabel 1. Didalam tabel ini ditujukkan kajian dilakukan selama empat belas bulan. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kajian Tahun
TAHUN 2007/2008 NO
11
1
2
3
Pemetaan Sosial (PL1) Evaluasi Program (PL2) Penyusunan Dan Seminar Kolokium Pelaksanaan kajian
4
dan Pengembangan Program
5
Penulisan laporan
6
Seminar
7
Ujian Akhir
12
2
3
4
5
6
Tahun 2010
2009
JENIS KEGIATAN 7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
25
3.4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam kajian ini adalah: 1. Wawancara mendalam, yaitu menggali informasi dari masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan aparat desa untuk digunakan sebagai kajian dalam pencarian responden dan informan digunakan teknik purposive yaitu menentukan responden dan informan berdasarkan informasi yang dibutuhkan. 2. Pengamatan berperan serta, yaitu dengan melakukan pengamatan pada subyek kajian secara terbuka, dengan peran serta terbatas dalam jangka waktu sesuai dengan jadwal pelaksanaan kajian pada tabel.1 3. Diskusi kelompok terfokus /Focus Group Dicussion (FGD),yang merupakan salah satu dari teknik partisipatif Participatory Rural Appraisal(PRA), yaitu kegiatan untuk memahami kemampuan dan kemauan masyarakat berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada untuk merancang program pengembangan masyarakat. 4. Studi dokumentasi, yaitu mempelajari data yang didapat dari dokumendokumen yang ada. Wawancara mendalam, pengamatan berperan serta dan FGD dilakukan guna
mencari
data
primer,
yaitu
data
yang
diambil
langsung
dari
lapangan.Adapun data sekunder, yaitu data yang diambil dari dokumen yang telah diolah diambil melalui studi dokumentasi. Data yang dibutuhkan dalam kajian pengembangan masyarakat ini terutama merupakan data kualitatif berdasarkan kasus yang dikaji.Data yang dikumpulkan berkaitan dengan proses penguatan dimensi religi masyarakat yang didalamnya berkenaan dengan gambaran sosial, budaya, religi, dan ekonomi masyarakat Desa Rambah Hilir Timur, serta faktor-faktor pendukung penguatan dimensi religi dalam upaya pengentasan kemiskinan masyarakat miskin di Desa Rambah Hilir Timur. Rincian data yang dibutuhkan dan metode pengumpulannya dapat ditabulasi seperti pada Tabel 2 berikut :
26
Tabel 2. Data yang Dibutuhkan dan Cara Pengumpulannya
No
Data yang dibutuhkan
pengumpulan
Profil Desa Rambah Hilir Timur Potensi Desa Rambah Hilir Timur Kelembagaan Program yang pernah ada Agama Budaya Sistem ekonomi Struktur komunitas Masalah yang ada
Hasil PL-1
-
Hasil PL-1
-
5
Hasil PL-1
-
6
Potensi dan kapasitas Majlis Taklim
Hasil PL-1 Tokoh agama Tokoh masyarakat Masyarakat Tokoh agama Pengurus Majlis Taklim Masyarakat Tokoh agama Tokoh masyarakat Masyarakat Masyarakat Pengurus Majlis Taklim Pengurus Majlis Taklim Masyarakat Masyarakat Pengurus Majlis Taklim Tokoh agama Tokoh masyarakat
1
Cara
Sumber data
2
3 4
7
8
9
10
11
Kegiatan Majlis Taklim
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan Majlis Taklim Identifikasi proses penyusunan program Majlis Taklim Kendala-kendala Majlis Taklim Penyusunan program
Hasil PL-1 -
Hasil PL-2 -
Wawancara mendalam FGD Wawancara mendalam Observasi Wawancara mendalam Observasi Wawancara mendalam FGD Wawancara mendalam FGD
27
3.5. Analisis dan Pelaporan Data yang telah dikumpulkan menggunakan teknik di atas akan dianalisis secara kualitatif dan hasilnya akan disajikan secara deskriptis analitis. Data tersebut terlebih dahulu pilah, dikategorikan, dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan analisis.Cara penyajian melalui tabel dan gambar yang akan digunakan untuk membantu penyajian hasil analisis data tersebut. Pemilahan data dilakukan dengan cara melengkapi dan mentransformasi data mentah yang ditulis dalam catatan lapangan sehingga menjadi laporan yang sistematis, melengkapi informasi yang terkumpul dengan sumber-sumber lain yang mendukung.Langkah kedua adalah melakukan kategorisasi data.Hal ini adalah
tindakan
untuk
melakukan
pengelompokan
informasi
hasil
penyuntingan.Langkah ketiga berupa pengelompokan dilakukan atas dasar aspekaspek yang teliti, tingkatan dan tipe informasi yang dapat dikumpulkan. Data yang telah tersebut selanjutnya dihubungkan dengan pokok permasalahan yang dikaji.Dengan demikian masalah yang menjadi fokus telaah dapat dianalisis guna menghasilkan sebuah kesimpulan untuk digunakan sebagai bahan pembuatan program pengembangan masyarakat.Adapun analisa dilakukan dengan menggunakan teknik analisis SWOT. 3.6. Penyusunan Program Berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan FGD yang telah melalui proses analisis tersebut dapat diketahui potensi dan masalah yang ada di Desa Rambah Hilir Timur. Program disusun berdasarkan masalah yang ada dengan menggunakan potensi-potensi yang ada untuk mengatasi masalah yang ada. Penyusunan program bersama masyarakat dilakukan melalui FGD. Proses pembuatan program dan pengambilan keputusan didalamnya dilakukan oleh masyarakat secara partisipatif. Didalam penyusunan program tersebut, penulis bertindak sebagai fasilitator FGD.Fasilitatorbertugas untuk mengarahkan dan membangun partisipasi dari komunitas, sehingga FGD berjalan benar-benar partisipatif, dan pengambilan keputusan diserahkan sepenuhnya kepada peserta FGD.Penyusunan program dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja logis.
28
Gambaran kerangka kerja logis program penguatan kapasitas Majelis Taklim ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3.
Kerangka Kerja Logis Pengembangan Masyarakat melalui Majelis Ta’lim
Tujuan akhir Meningkatkan akhlak dan ekonomi masyarakat melalui Majlis Ta’lim Manfaat 1. Meningkatnya kesejahteraan rohani 2. Meningkatnya kesejahteraan sosial 3. Meningkatnya kesejahteraan ekonomi
Indikator Kinerja a. Akhlak masyarakat meningkat b. Ekonomi masyarakat meningkat Indikator Kinerja 1. Meningkatnya ahklak masyarakat, debgan bentuk peningkatan partisipan kegiatan agama
Alat / Sumber Verivikasi Data BPS, data desa, evaluasi melalui FGD Alat / Sumber Verivikasi
Sasaran Jemaah Majlis Ta’lim Sasaran
Data BPS, data desa, evaluasi melalui FGD
Jemaah Majlis Ta’lim
Evaluasi melalui FGD, observasi, Data BPS, Data desa
Jemaah Majlis Ta’lim, dengan pengetahua n agama kurang dan jemaah yang kurang pendidikan
2. Meningkatnya kualitas hubungan sosial 3. Meningkatknya jumlah kegiatan ekonomi produktif
Hasil 1. Meningkatnya kesejahteraan rohani 1.1. Meningkatnya kepatuhan beragama
Tingkat keteraturan menjalankan ibadah tinggi, seperti sholat, zakat bagi yang mampu, puasa, ikut kegiatan pengajian/majlis ta’lim dan bertambahnya pengetahuan tentang prinsip islami dalam setiap kegiatan keseharian
1.2. Meningkatnya pendidikan
Anggota keluarga, minimal berusia sepuluh tahun, sampai enampuluh tahun telah dapat membaca alqur’an dan latin, anak-anak tetap bersekolah minimal hingga umur 15 tahun.
2.
Meningkatnya kesejahteraan Sosial
Manfaat
Indikator Kinerja
Alat / Sumber Verivikasi
2.1. Meningkatnya kedamaian dan keharmonisan keluarga, bertetangga dan bermasyarakat
a. Berkurangnya pertengkaran keluarga dan antar tetangga
Evaluasi melalui FGD dan observasi
b. Setiap permasalahan (pada tingkat rumah tangga sampai masyarakat) dilakukan dengan musyawarah
Sasaran Jemaah Majlis Ta’lim
29
Manfaat
3.
Meningkatnya kesejahteraan ekonomi
3.1.
Meningkatnya kualitas hidup Masyarakat (sandang, pangan, papan, dan kesehatan)
3.2.
Meningkatnya ekonomi keluarga
Indikator Kinerja
Alat / Sumber Verivikasi
Sasaran
c. Semakin tumbuhnya budaya tolong menolong yang menonjolkan sikap saling menghormati dan saling membutuhkan dengan cara kekeluargaan
Evaluasi melalui FGD dan observasi
Jemaah Majlis Ta’lim
a. Kualitas makan meningkat (kualitas,kuantitas), pakaian berbeda untuk rumah, bekerja, sekolah, rumah berlantai serta kerumah sakit jika sakit.
Data BPS, Evaluasi melalui FGD dan observasi
Jemaah Majlis Ta’lim
Obeservasi, evaluasi memalui FGD
Jemaah Majlis Ta’lim
b. Meningkatnya jumlah usaha produktif masyarakat yang mendorong beragamnya jenis usaha dan penghasilan pada satu rumah tangga. c. Mulai meningkatnya jaringan usaha masyarakat d. Akses terhadap peningkatan modal usaha (lembaga keuangan) lebih mudah.
Kegiatan 1.
Meningkatnya Kesejahteraan Rohani
1.1.
Meningkatnya Kepatuhan Beragama
1.1.1.
Peningkatan aktifitas Majlis Ta’lim
1.1.2.
Tabligh akbar
1.1.3.
Kultum
1.1.4.
Pembinaan intensif
Manfaat 1.2.
Jemaah Majlis Ta’lim seluruhnya aktif beribadah di setiap surau, terjadi keteraturan dalam menjalanjan ibadah sholat, zakat bagi yang mampu, puasa, ikut kegiatan pengajian/majlis ta’lim dan bertambahnya pengetahuan tentang prinsip islami dalam setiap kegiatan keseharian Indikator Kinerja
Alat / Sumber Verivikasi
Sasaran
Meningkatnya pendidikan
1.2.1. Pendidikan kerohanian 1.2.2. Pendidikan kelembagaan sosial ekonomi 1.2.3. Pengelolaan zakat dan shodaqoh 1.2.4. Pengelolaan anak asuh 1.2.5. Pelatihan – pelatihan (kelembagaan , ekonomi, usaha kecil)
Bertambahnya pengetahuan tentang organisasi dan pengorganisasian, keagamaan, ekonomi, serta bertambahnya jumlah anak yang sekolah (minimal berusia 6-15 tahun), serta kemampuan baca tulis semua anggota keluarga
Data BPS, Data desa, evaluasi melalui FGD
Jemah Majlis Ta’lim dengan pendidikan kurang
30
Manfaat 2.
Meningkatnya Kesejahteraan Sosial
2.1.
Meningkatnya kedamaian dan keharmonisan keluarga, bertetangga dan bermasyarakat
2.1.1. Tingkat perceraian dan pertengkaran rumah tangga berkurang 2.1.2. Silaturahmi kerumah-rumah dengan kaidah Islami 2.1.3. Pertemuan di Surau-surau dengan suasana musyawarah demokratis untuk menjalin keakraban dan membahas masalah-masalah 3.
Meningkatnya kesejahteraan Ekonomi
3.1.
Meningkatnya kualitas hidup Masyarakat (sandang, pangan, papan, dan kesehatan)
3.1.1. Ketersedian bahan sandang, pangan, papan tercukupi.
Indikator Kinerja
Alat / Sumber Verivikasi
Sasaran
Berkurangnya tingkat perceraian dan pertengkaran rumah tangga maupun antar tetangga, bertambahnya sikap saling tolong menolong, gotongroyong serta sikap kekeluargaan, intensifnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah
Evaluasi melalui FGD dan Observasi
Jemaah Majlis Ta’lim
Meningkatnya jumlah rumah yang sesuai dengan standar rumah layak huni, serta sesuai dengan kaidah kesehatan lingkungan. Jumlah ragam pangan dan pakaian masyarakat meningkat
Evaluasi melalui FGD dan observasi
Jemaah Majlis Ta’lim dengan kesejahtera an kurang
Jumlah usaha produktif berbasis sumberdaya lokal bertambah dan mendorong peningkata pendapatan masyarakat. Lembaga keuangan mulai percaya kepada masyarakat untuk memberikan tambahan modal usaha.
Data Desa, evaluasi melalui FGD dan observasi
Jemaah Majlis Ta’lim
3.1.2. Tingkat kesehatan masyarakat meningkat 3.2.
Meningkatnya Ekonomi Keluarga
3.2.1. Peningkatan jumlah usaha produktif berskala rumah tangga 3.2.2. Peningkatan pendapatan akibat bertambahnya ragam jenis usaha 3.2.3. Peningkatan jumlah jaringan usaha masyarakat 3.2.4. Terbukanya akses terhadap penambahan modal yang berasal dari pihak ke tiga seperti Lembaga-lembaga keuangan
IV.
GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN
4.1. Lokasi Desa Rambah Hilir Timur adalah sebuah Desa yang berada di wilayah Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Wilayah Desa Rambah Hilir Timur sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kepenuhan Hulu, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sungai Dua Indah,dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kepenuhan Jaya Hulu. Secara topografi Desa Rambah Hilir Timur terbagi menjadi dua oleh sebuah sungai yaitu sungai rokan. Prasarana transportasi yang menghubungkan Desa Rambah Hilir dengan Desa lainnya berupa jalan tanah pengerasan yang sudah berbatu dan sebagiannya sudah beraspal. Adapun sarana transportasi umum yang ada yaitu kendaraan pribadi yaitu sepeda, sepeda motor, dan mobil. Waktu tempuh menuju lokasi dan sarana Vital dari Desa Rambah Hilir Timur dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini : Tabel 4. Waktu Tempuh Menuju Lokasi & Sarana Vital dari Desa Rambah Hilir Timur
No
Orbitasi
Jarak
Waktu Tempuh
1.
Ke ibukota Kecamatan
12 Km
20 Menit
2.
Ke ibukota Kabupaten
27 Km
60 Menit
3.
Ke ibukota Provinsi
205 Km
300 Menit
Sumber : Diolah dari Profil Desa Rambah hilir Timur 2007 Catatan : Waktu diukur berdasarkan kecepatan 40 Km/ Jam.
Berdasarkan Tabel Orbitasi tersebut dapat dilihat bahwa Desa Rambah Hilir Timur termasuk desa yang cukup jauh dari ibu kota kabupaten apalagi ibukota Provinsi Riau. Sehingga dulunya desa ini termasuk desa tertinggal, dan banyak penduduknya yang miskin.
32
Secara Geogafis Wilayah Desa Rambah Hilir Timur tergolong subur dan cocok untuk ditanami padi, tanaman buah seperti, rambutan, mangga, perkebunan karet dan kelapa sawit. Menurut kebiasaannya manusia selalu berhubungan dengan tanah, demikian juga dengan penduduk Desa Rambah Hilir Timur yang membagi peruntukan tanahnya, dapat dilihat pada Grafik 1.
Grafik 1. Pembentukan Penggunaan Tanah atau Lahan P em b en tu kan P en g g u n aan T an ah atau L ah an 140
120
Luas Lahan (ha)
100
80
60
40
20
0 P erkebunan R akyat
P em ukim an
Lapangan
P erkuburan
P asar
Ladang
Lain-lain
P enggunaan Lahan
Berdasarkan data peruntukan tanah atau lahan diketahui bahwa kebanyakan tanah banyak digunakan untuk perkebunan dan ladang masyarakat. Masyarakat akhir-akhir ini tidak hanya tertarik untuk berkebun karet tapi juga banyak yang cendrung untuk menanam sawit, yang membuat munculnya persoalan baru yaitu sulitnya mencari tempat berladang padi. 4.2. Kependudukan Berdasarkan data Desa Rambah Hilir Timur tahun 2007, Penduduk Desa Rambah Hilir Timur berjumlah 1.707 Jiwa, terdiri dari 836 jiwa penduduk lakilaki dari 871 jiwa penduduk perempuan dengan 494 kepala keluarga.
33
Penduduk semuanya beragama islam. Kehidupan beragama berjalan normal, setiap waktu shalat terdengar suara azan dari mesjid dan mushala, walaupun jumlah penduduk yang ikut shalat berjamaah masih sedikit, mesjid penuh waktu shalat jumat, shalat hari raya dan bulan puasa. Pembinaan mental spritual dirasakan masih kurang bahkan pengurus mesjid tidak mengadakan program pengajian tentang agama secara rutin dalam membina jamaah, kecuali hanya sebatas belajar mengaji anak-anak setelah shalat magrib dengan metode iqrak. Kegiatan Majelis Ta’lim yang diikuti oleh ibu-ibu pada masing-masing masjid pada setiap sore jumat baru sebatas pembinaan ibadah seperti tata cara shalat, menghapal do’a adab dan ahlak sehari-hari, sementara aspek kehidupan dalam mewujudkan kesejahteraan dunia belum banyak disentuh, padahal dalam ajaran islam mengatur pemeluknya dalam semua aspek kehidupan seperti aspek ekomomi, berupa keutamaan bekerja keras, jujur dalam berusaha, bidang sosial berupa memberi kepada orang miskin dan larangan bersifat tamak. Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Rambah Hilir Timur Tahun 2007, terdapat komposisi penduduk sebagai berikut :
Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Usia (Tahun)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah (L+P)
Persentase (%)
0-4
56
63
119
6,97
5-9
73
80
153
8,96
10-14
101
103
204
11,95
15-49
67
471
938
54,95
> 50
139
154
293
17,16
836
871
1707
100
Sumber : Profil Data Rambah Hilir Timur
Tingkat pendidikan penduduk desa rambah hilir timur dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :
34
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Rambah Hilir Timur No
Tingkat Penduduk
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1
Tidak Sekolah
162
9,49
2
Belum Sekolah
357
20,91
3
Tidak Tamat SD
460
26,95
4
Tamat SD
349
20,45
5
Tamat SLTP
221
12,95
6
Tamat SLTA
136
7,97
7
Diploma 2
15
0,87
8
SI
7
0,41
1707
100
Jumlah
Sumber : Diolah dari Profil Desa Rambah Hilir Timur Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan di Desa Rambah Hilir Timur masih rendah, ternyata tidak tamat SD 162 jiwa atau 9,49 persen Jumlah penduduk yang berpendidikan SLTA keatas hanya berjumlah 158 orang atau 9,25 persen sedangkan 80,35 persen hanya lulus SLTP kebawah. Tingkat Pendidikan yang rendah tersebut juga merupakan salah satu indikator kemiskinan yang terdapat di Desa Rambah Hilir Timur. Berhasil atau tidaknya pembangunan disuatu daerah banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan biasanya membawa berbagai pengaruh positif. Bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. 4.3. Aktifitas Ekonomi Membicarakan ekonomi masyarakat Desa Rambah Hilir Timur maksudnya, membicarakan mata pencaharian yang menjadi sumber kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Berdasarkan profil Desa Rambah Hilir Timur mata pencaharian penduduk cukup beragam namun terdapat mata pencaharian mayoritas yaitu petani dan pekebun. Tani yang dimaksudkan yaitu mereka mendapatkan penghasilan dari hasil karet, sawit, padi dan tanaman muda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini :
35
Tabel 7. Mata Pencaharian Penduduk No
Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa
Presentase (%)
1
Pegawai Negeri
6
0,85
2
Pedagang
24
3,42
3
Petani
220
31,38
4
Buruh Tani
427
60,91
5
Buruh Swasta
16
2,28
6
Tukang
5
0,71
7
Montir
3
0,42
701
100
Jumlah
Sumber : Profil Desa Rambah Hilir Timur diolah. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh tani begitu besar seperti penyadap karet orang lain dan hasilnya dibagi dua, sehingga penghasilan mereka sangat tergantung pada orang lain. Hal ini menunjukkan adanya kemiskinan yang terjadi di Desa Rambah Hilir Timur. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, baru beberapa tahun belakangan ini masyarakat sudah menyadari akan pentingnya pemanfaatan lahan yang selama ini terabaikan, sehingga masyarakat Desa Rambah Hilir Timur yang mempunyai lahan saat ini telah aktif mengolah tanahnya untuk menanam sawit dan menanam karet. Aktivitas ekonomi masyarakat lebih banyak bekerja sebagai petani dan buruh tani pada kegiatan usaha perkebunan karet. Aktivitas ekonomi masyarakat di Desa Rambah Hilir Timur dalam beberapa tahun belakangan terus menunjukkan penurunan, hal ini disebabkan tanaman karet yang ada sudah berumur tua dan kurang produktif, walaupun beberapa masyarakat telah mulai meremajakan tanaman karet, akan tetapi kebanyakan masyarakat belum mampu melakukan kegiatan peremjaan karet ini. Ketidakmampuan ini disebabkan tidak adanya modal, serta jumlah kepemilikan lahan yang terbatas di masyarakat. Terbatasnya kepemilikan lahan membuat tidak adanya alternatif bagi kegiatan peremajaan karet, masyarakat sangat sadar jika karet tersebut diremajakan maka selama 5 tahun ke depan, karet tersebut tidak akan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan utama, sedangkan untuk membuat usaha
36
lain masyarakat tidak mempunyai modal maupun lahan. Untuk itu diperlukan usaha-usaha yang dibuat masyarakat untuk dapat memperoleh akses permodalan untuk usaha - usaha produktif yang menjadi keunggulan lokal. Hal lainnya yang menjadi persoalan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Desa Rambah Hilir Timur adalah kurang lancarnya prasarana jalan, sehingga hasil tanaman masyarakat sulit dibawa keluar untuk dipasarkan. 4.4. Struktur Komunitas Pelapisan sosial masyarakat Desa Rambah Hilir Timur adalah : Pertama : tokoh agama yaitu ulama yang menguasai bidang agama dan mengamalkan ilmunya, apalagi masyarakat Desa Rambah Hilir Timur adalah masyarakat agamais. Kedua
: memperhatikan jenis pekerjaan seseorang berdasarkan pengamatan, masyarakat akan sangat menghargai seseorang yang memilki pekerjaan seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Ketiga
: masyarakat biasa.
Keberadaan para pemimpin formal di Desa Rambah Hilir Timur sangat dipatuhi masyarakat terutama menyangkut hal-hal yang bersifat prosedural, seperti pengurusan Kartu Tanda Penduduk, akte kelahiran dan
rekomendasi untuk
berbagai kegiatan. Pemimpin formal seperti rukun tetangga (RT) dan kepala dusun dipilih secara demokratis melalui musyawarah dengan memperhatikan kecakapan memimpin dan kedekatan dengan masyarakat, bahkan ada ketua rukun tetangga yang diangkat sampai bertahun-tahun tidak diganti, hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat sudah sangat percaya kepada seseorang tersebut. Pemimpin informal pada masyarakat Desa Rambah Hilir Timur adalah orang alim yang dituakan dalam masyarakat. Masyarakat Desa Rambah Hilir Timur patuh kepada tokoh agama, tokoh masyarakat selama sesuai perkataannya dengan perbuatannya. Seorang Ulama sekalipun tidak akan dipatuhi oleh masyarakat apabila berbuat kurang baik, atau bila perilakunya tidak sesuai dengan perkataannya. Keberadaan tokoh masyarakat bukan hanya karena ketokohannya,
37
ada juga tokoh masyarakat karena yang bersangkutan sebagai tokoh adat, di Desa tersebut peranan tokoh adat tersebut tidak kalah pentingnya dengan tokoh masyarakat pada umumnya, sehingga permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, sebelum diserahkan kepada yang berwajib, maka yang bersangkutan lebih dahulu diserahkan kepada ketua adatnya. Saat ini di Desa Rambah Hilir Timur terdapat 6 suku dengan pimpinan adat yang terjalin dengan baik dan antara satu suku dengan suku lainnya beserta pimpinan adatnya bergandengan tangan dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan kondisi di atas, dapat dilihat bahwa, respon masyarakat terhadap pemimpin baik formal, non formal dan tokoh adat di Desa Rambah Hilir Timur cukup baik. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Desa Rambah Hilir Timur yang dipandu oleh tokoh-tokoh atau pemimpin di desa ini. 4.5. Organisasi dan Kelembagaan Ada beberapa lembaga yang berperan sebagai penggerak dalam kehidupan masyarakat di Desa Rambah Hilir Timur. Organisasi dan Kelembagaan tersebut baik organisasi pemerintah maupun kelembagaan masyarakat. Organisasi pemerintah tersebut yaitu Pemerintah Desa dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Kelembagaan masyarakat yang ada di Desa Rambah Hilir Timur terlihat pada Tabel 8 berikut: Tabel 8. Organisasi dan Kelembagaan di Desa Rambah Hilir Timur No
Lembaga
1
Kemasyarakatan agama
2
Pendidikan
Nama Majelis Ta’lim
Jumlah 5
Jamaah Masjid
6
Mushala
4
Qosidah
5
Madrasah
1
3 Pemuda Karang taruna 1 Sumber : Profil Desa Rambah Hilir Timur 2007, Obsevasi dan Wawancara.
38
Kegiatan
yang
dilakukan
lembaga
kemasyarakatan
agama
adalah
menghidupkan syiar agama seperti, Majelis Ta’lim ibu-ibu melakukan kegiatan pengajian secara rutin terutama memperdalam ilmu agama, dimesjid dan mushala dilakukan shalat berjamaah, walaupun jumlahnya sangat sedikit, kecuali pada hari jumat dan peringatan-hari-hari besar islam seperti peringatan maulid nabi, isra’miraj dan dibulan suci ramadhan. Peran masjid dan mushalla masih dalam sebatas untuk ritual ibadah mahdah (shalat) saja, sedangkan untuk fungsi lainnya seperti ekonomi dan sosial belum dirasakan oleh masyarakat, kecuali kegiatan pengumpulan zakat mal dan zakat Fitrah yang selanjutnya dibagikan kepada penduduk yang berhak menerimanya. Norma yang ada pada masyarakat adalah budaya melayu dan agama. Budaya melayu banyak yang berbasis islam, begitu dekatnya hubungan melayu dengan islam, karena memang yang beragama islam itu disebut melayu pada zaman dulu. Budaya melayu banyak mengandung kearifan lokal, memberikan pandangan dan tunjuk ajar yang baik serta bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat. Budaya melayu tak pernah memaksa kehendak terhadap sesuatu yang bisa menghambat pembangunan, namun bukan berari orang melayu senantiasa mengalah. Mereka mengalah tetapi tegas dan tegar dalam prinsip. Salah satu tunjuk ajar melayu adalah menghormati orang tua dan menyayangi yang muda, dengan demikian sopan santun serta etika dalam bekerja tetap terpelihara. 4.6. Sumberdaya Lokal Sumber daya merupakan potensi yang akan menopang kelangsungan hidup manusia. Hubungan antara manusia dengan ekosistemnya di Desa Rambah Hilir Timur dapat dikatakan cukup baik, kalupun ada yang menebang hutan tetapi untuk dibangun kebun karet atau kelapa sawit. Masyarakat Desa Rambah Hilir Timur saat ini sudah merasa betapa pentingnya pemilikan lahan. Namun demikian tidak dapat dimungkiri masih ada kesadaran lingkungan yang masih kurang sadar seperti membuang sampah kesungai Rokan, padahal masih banyak masyarakat yang menjadikan air sungai rokan sebagai sumber air minum. Demikian juga kebiasaan penduduk menjadikan sungai rokan tempat buang kotoran, tempat mandi dan masih ada yang belum terbiasa dengan menggunakan sumur.
39
Berdasarkan wawancara dan Observasi Sumberdaya alam Desa Rambah Hilir Timur cukup memadai, adanya perkebunan rakyat seluas 125 ha yang ditanami karet dan kelapa sawit yang sebagian sudah menghasilkan membuat ekonomi masyarakat semakin membaik. Untuk Perkebunan karet, keadaan umum dari kebun karet ini suda sangat memprihatinkan, hal ini disebabkan kebun ini sudah berumur tua, sehingga produksinya semakin turun. Untuk itu diperlukan kegiatan – kegiatan yang medorong terjadinya usaha peremajaan karet dengan dukungan modal usaha dan kerja untuk membeli bibit karet serta usaha tanaman semusim untuk mengganti pendapatan utama masyarakat (perkebunan karet) sebelum karet menghasilkan. Adanya sumberdaya potensial di Desa Rambah Hilir Timur yaitu semangat kerelaan mereka mengeluarkan tenaga dan hartanya untuk kepentingan agama sehingga beberapa mesjid dan Mushala di Desa Rambah Hilir Timur dibangun dengan swadaya oleh penduduk, walaupun sedikit ada bantuan dari pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Ajaran islam memerintahkan umatnya yang mencukupi syarat hartanya untuk membayar zakat yaitu menyerahkan sebagian hartanya melalui amil untuk kebajikan kepada orang yang berhak menerimanya, termasuk orang miskin. Adapun bantuan untuk anak yatim biasanya diberikan secara spontan saja. Norma agama islam yang 100% dipeluk oleh penduduk Desa Rambah Hilir Timur sesungguhnya merupakan sumber potensi yang seharusnya menjadi solusi dalam kesejahteraan hidup bermasyarakat, karena islam mengajarkan berprilaku jujur, berkata baik, menjaga shilaturrahmi, bersemangat etos kerja yang tinggi, harus meninggalkan kemalasan, harus menjaga hubungan dengan lingkungan, baik tumbuh-tumbuhan hewan dan lainnya. Bila konsep ini dilaksanakan secara konsisten oleh masyarakat muslim tentu akan terwujud masyarakat sejahtera potensi budaya yang berakar secara turun temurun di Desa Rambah Hilir Timur yaitu potensi gotong royong, seperti membentu secara sukarela penduduk yang mempunyai hajat, melaksanakan fardu khifayah bagi penduduk yang mendapat musibah kematian, bantuan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Bila ada yang berhajat melaksanakan kenduri perkawinan maka secara sukarela kaum ibu membawa beras, kelapa bahkan ayam, sedangkan kaum Bapak
40
membantu membuat salasa (penambah rumah untuk acara pesta). Bantuan yang diberikan kepada yang mendapat musibah kematian yaitu melaksanakan fardhu kifayah sampai kekuburan dan melaksanakan bacaan-bacaan Al-Quran seperti surah yasin, tahtim, tahlil, dan doa yang ditujukan untuk arwah yang meninggal serta menghibur keluarga yang mendapat musibah.