4
II.
TNJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Kambing Pada mulanya domestikasi kambing terjadi di daerah pegunungan AsiaBarat sekitar 8000-7000 SM. Kambing yang dipelihara (Capra aegagrus hircus)berasal dari 3 kelompok kambing liar yang telah dijinakkan, yaitu bezoar goatatau kambing liar eropa (Capra aegagrus), kambing liar India (Capra aegagrusblithy) dan makhor goat atau kambing makhor di pegunungan Himalaya(Caprafalconeri). Sebagian besar kambing yang diternakkan di Asia berasal dariketurunan bezoar (Pamungkas et al, 2009). Menurut Mileski dan Myers (2004)ternak kambing memiliki klasifikasi ilmiah antara lain adalah : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Artiodactyla Famili : Bovidae Sub famili : Caprinae Genus : Capra Spesies : C. Aegagrus Menurut Setiadi et al, (2002) ada dua kambing yang dominan di Indonesia yakni kambing Kacang dan kambing Etawah. Kambing Kacang berukuran kecil sudah ada di Indonesia sejak tahun 1900-an dan kambing Etawah tubuhnya lebih besar menyusul kemudian masuk ke Indonesia, ada juga beberapa jenis kambing yang didatangkan ke Indonesia pada masa jaman pemerintahan Hindia Belanda dalam jumlah kecil sehingga menambah keragaman genetikkambing di Indonesia. Sejalan dengan bertambahnya jenis bangsa kambing maka terjadilah proses adaptasi terhadap agroekosistem yang spesifik sesuai dengan lingkungan dan manajemen pemeliharaan yang ada di daerah setempat.
4
5
B. Bangsa Kambing Beberapa bangsa kambing yang unggul dan umumdi masyarakat, antara lain : 1. Kambing Kacang Kambing kacang merupakan kambing asli Malaysia dan Indonesia yang mampu beradaptasi dengan baik, mempunyai bulu yang relatif tipis dan bulu yang relatif kasar dan hewan jantannya memiliki bulu surai yang panjang dan kasar. Kegunaan umum dari kambing kacang ialah sebagai ternak penghasil daging (Davendra dan Burns, 1994). 2. Kambing Peranakan Etawa Kambing PE merupakan hasil persilangan pejantan Ettawah dengan kambingKacang sebagai upaya peningkatan produktivitas ternak lokal. Susilawati (2008) juga menjelaskan bahwa kambing PE di Indonesia nenek moyangnyaberasal dari india yaitu kambing ettawah. Kambing ini merupakan jeniskambing perah dan dapat pula menghasilkan daging. Kambing PE termasukkambing yang prolifik (subur) dengan menghasilkan anak 1--3 ekor perkelahiran, dengan berat badan antara 35--45 kg pada betina, sedangkan padakambing jantan berkisar antara 40-- 60 kg tergantung dari kualitas bibit danmanajemen pemeliharaannya. 3. Kambing Boerawa Kambing Boerawa merupakan jenis kambing pedaging hasil persilangan antarakambing Boer dan PE. Kambing Boerawa memiliki beberapa keunggulan antara lain pertumbuhannyayang tinggi yaitu 0,17 kg/hari. Bobot lahir kambing Boerawa mencapai 3,7 kg,lebih tinggi daripada kambing PE yang bobot lahirnya hanya mencapai 2,75 kgdengan pertambahan
bobot
tubuh
sebesar
0,10
kg/hari
(Direktorat Pengembangan Peternakan, 2004). 4. Kambing Boer Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasiselama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing
Boermerupakan
satu-satunya
kambing
pedaging
yang
6
sesungguhnya, yang ada di duniakarena pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan35 - 45 kg pada umur lima hingga enam bulan, dengan rataan pertambahan berattubuh antara 0,02 0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknyasusu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Dibandingkan dengan kambingperah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi danmencapai 40% - 50% dari berat tubuhnya (Shipley, 2005) C. Perkandangan Perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana prasarana yang bersifat penunjang atau kelengkapan dalam suatu peternakan. Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal ternak atas sebagian atau sepanjang hidup ternak. Adanya kandang, peternak dapat melakukan efisiensi, misalnya menghemat tenaga kerja, meningkatkan konsumsi pakan (feed intake) dan mengurangi terjangkitnya penyakit. Selain itu kandang juga bermanfaat agar ternak tidak merusak tanaman, diganggu atau dimangsa hewan buas, atau dicuri (Mulyono, 2003). Letak kandang harus menjamin ternak agar nyaman serta hidup sehat. Selain itu, kandang juga harus diusahakan agar tidak mengganggu lingkungan, terutama masyarakat sekitar. Kandang terletak pada lahan yang kering dan tidak tergenang air, jarak kandang agak jauh dari rumah atau sumur, cukup mendapat sinar matahari pagi secara merata dan udara segar, terlindung dari angina langsung (terutama angina malam). Perlengkapan yang penting dalam kandang adalah bak atau tempat pakan yang ditempelkan pada dinding, yang tinggi diatur sesuai dengan jenis kambing yang digunakan (Mulyono, 2003). Menurut Murtidjo (1993) perlengkapan kandang harus tersedia agar dalam pengelolaan yang berkaitan dengan tatalaksana dapat dicapai secara efisien. Peralatan kandang yang pokok adalah tempat pakan atau palung pakan, gudang pakan, tempat umbaran, tempat kotoran atua kompos.
7
Ada beberapa tipe kandang kambing yang terbentuk karena perbedaan kondisi daerah pemeliharaan, tingkat skala usaha dan tingkat pengetahuan peternak. Namun umumnya tipe kandang yang banyak digunakan peternak yaitu kandang panggung. Kandang panggung merupakan kandang yang berkonstruksinya dibuat panggung atau dibawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. Fungsi kandang dibuat panggung adalah untuk menghindari ternak kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit, ventilasi kandang yang lebih bagus (Mulyono, 2003). Kandang panggung memilik keunggulan yaitu kandang relatife lebih bersih karena kotoran dan air kencing jatuh kebawah, lantai kandang lebih kering dan tidak becek, kuman penyakit, parasit dan jamur yang hidup di lantai kandang dapat ditekan perkembangannya. Kelemahan dari kandang panggung yaitu biaya pembuatannya relative mahal, resiko kecelakaan karena ternak terperosok atau jatuh lebih besar dan kandang memikul beban berat dari ternak yang ada diatasnya (Ludgate, 2006). Ada dua tipe kandang kambing yang umum digunakan di daerah tropis yaitu tipe kandang pada tanah yang umum di sebagian daerah tropis dan tipe kandang panggung yang sangat umum digunakan di Indonesia dan Malaysia. Tipe kandang panggung sangat praktis untuk daerah yang sangat lembab,daerah dengan curah hujan tinggi, sehingga kambing perlu dilindungi dari hujan. Tipe kandang lemprak atau kandang beralaskan tanah merupakan kandang yang umum digunakan untuk usaha ternak kambing kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi alas kayu (Murtidjo, 1993). Kandang lantai tanah memiliki kelebihan yaitu biaya pembuatan lebih murah, konstruksi kandang lebih sederhana, resiko kecelakaan dapat dihindari dan kandang tidak memikul beban yang berat dari ternak, sedangkan kelemahannya yaitu kebersihan kurang terjamin, kebersihan ternak kurang terjamin, lantai becek dan lembab, kuman penyakit, parasit dan jamur berkembang subur yang menyebabkan kesehatan ternak kurang terjamin (Ludgate,2006).
8
Jenis kandang harus dirancang sebelum memulai beternak kambing. Jenis mandang ini harus disesuaikan dengan tujuan dan jenis ternak yang dipelihara. Berdasarkan jenisnya kandang kambing terdiri dari kandang koloni, kandang individual dan kandang untuk induk beranak dan menyusui (Mulyono, 2003). Beberapa perawatan dalam pemeliharaan ternak domba kambing antara lain, Memandikan ternak yaitu untuk menjaga kesehatan ternak dari kuman penyakit, parasit dan jamur yang bersarang dalam bulu. Ternak yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat.Pencukuran bulu dilakukan untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit-parasit luar (ekto parasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh jamur.Pemotongan kuku merupakan salah satu dari kegiatan perawatan kesehatan domba kambing. Kuku yang panjang akan mengganggu proses pertumbuhan anak, karena anak akan berjalan dengan tidak wajar akibat terganggu oleh kuku (Prihatman, 2000). D. Pakan Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat diabsorbsi dan bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut dengan bahan pakan adalah segala sesuatu yang memenuhi semua persyaratan tersebut (Kamal, 1994), sedangkan Hartadi et al., (1997), menyatakan bahwa yang dimaksud bahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh hewan yang mengandung energi dan zat-zat gizi (atau keduanya) di dalam pakan ternak. Pakan
dibutuhkan
ternak
untuk
memenuhi
kebutuhan
pokok
dan
produksi.Tubuh ternak membutuhkan zat pembangun yang berasal dari pakan. Pakan yang sempurna mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral (Tilman et al., 1991). Menurut Setiawan dan Arsa (2005), secara umum pakan ternak kambing sebenarnya hanya terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar, pakan penguat dan pakan pengganti.Pakan kasar merupakan bahan pakan berkadar serat kasar tinggi.Bahan ini berupa pakan hijauan yang terdiri dari rumput dan dedaunan.Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar serat rendah dan mudah dicerna seperti konsentrat, ampas tahu dan bubur singkong.Sementara
9
pakan pengganti merupakan pakan hijauan yang sudah difermentasi. Kambing sangat efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi protein yang berkualitas tinggi (Blakely dan Bade , 1994). Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan, yaitu rumput dan daun daunan tertentu (daun nangka, daun waru, daun pisang dan daunan leguminosa). Seekor kambing dewasa membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2 kali, yaitu pagi dan sore. Tetapi kambing lebih suka mencari dan memilih pakannya sendiri di alam terbuka (browser) (Sosroamidjojo, 1985). Siregar (1995) menjelaskan bahwa pemberian hijauan terbagi menjadi 2 macam yaitu hijauan yang diberikan dalam keadaan masih segar dengan kadar air 70% dan hijauan yang diberikan dalam keadaan kering atau awetan. Hijauan kering dapat berupa hay, sedangkan awetan dapat berupa silase. Pemberian pakan hijauan diberikan sesuai kebutuhan ternak yaitu 3 – 4% bahan kering dari bobot hidup (Sianipar, dkk, 2006). Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70 % dari total pakan. Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng, 1992). Menurut Mulyono dan Sarwono (2008) pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pakan kambing. Hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi sebagai sumber gizi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral. Kambing akan memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari hijauan bila pakan berupa campuran daun-daunan dan rumput-rumputan dicampur dengan perbandingan 1 : 1. Dengan komposisi demikian, zat gizi yang
10
terdapat pada masing-masing jenis hijauan yang diberikan tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik sehingga pencernaan tidak terganggu (Mulyono dan Sarwono, 2008). Konsentrat adalah bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan atau dicampur sebagai suplemen atau bahan pelengkap (Hartadi et al., 1980). Murtidjo (1993) menjelaskan bahwa konsentrat untuk ternak kambing umumnya disebut sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pakan penguat dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, atau campuran pakan tersebut. Untuk kambing jantan yang sedang dalam periode memacek sebaiknya ditambah pakan penguat (konsentrat) ± 1 kg. Konsentrat yang terdiri dari campuran 1 bagian dedak dengan 1 bagian bungkil kelapa ditambah garam secukupnya adalah cukup baik sebagai pakan penguat. Pakan penguat tersebut diberikan sehari sekali dalam bentuk bubur yang kental (Sosroamidjojo, 1985). Pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak kambing harus disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat terpenuhi. Tujuan suplementasi makanan penguat dalam makanan ternak kambing adalah untuk meningkatkan daya guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, menambah unsur makanan yang defisien serta meningkatkan konsumsi dan kecernaan makanan. Keuntungan yang diperoleh dari pemberian pakan kasar bersama makanan penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan makanan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen lebih mudah dan lebih cepat berkembang populasinya, sehingga akan semakin banyak makanan yang harus dikonsumsi ternak kambing (Murtidjo, 1993).
11
Pembuatan pakan konsentrat diformulasi sebagai berikut: bekatul 35 %, pollard 20%, bungkil kedelai 13%, empok jagung 8%, onggok 20%, mineral dan garam dapur 4% (Ali, dkk, 2012). Menurut Siregar (1990) standar nutrien dalam konsentrat untuk penggemukan kambing protein minimal 16% dan serat kasar kurang 18%. Strategi pemberian konsentrat dengan dicomborkan sebelumnya pakan konsentrat dimasukkan sejumlah air panas membentuk comboran cair, diaduk merata, menunggu dingin baru diberikan pada ternak. Dengan demikian akan meningkatkan efisiensi pakan karena nutrien konsentrat menjadi bypass. Untuk kambing sedang tumbuh, kebutuhan protein kasar ransum sebesar 14–19%, DE =3,0 Mcal dan kebutuhan bahan kering hampir sama yaitu 3,5% dari bobot hidup (NRC, 1981). Namun menurut Haryanto dan Djajanegara (1993) kambing sedang tumbuh khususnya di Indonesia, kebutuhan protein ransum 12–14% dan DE = 2,8 Mcal. Adapun ketersediaan air minum untuk kambing harus ada setiap saat (Sutama dan Budiarsana, 2009). Meskipun sebagian besar air didapat dari hijauan rumput atau daun-daunan, kambing tetap harus diberi minum. Air diperlukan untuk membantu proses pencernaan, mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna dari dalam tubuh (keringat, air kencing dan kotoran), melumasi persendian dan membuat tubuh tidak kepanasan. Volume kebutuhan air pada kambing sangat bervariasi, dipengaruhi oleh jenis kambing, suhu lingkungan, jenis pakan yang diberikan, dan kegiatan kambing. Bila bobot kambing hidup 40 kg/ekor dan ransum kering (dalam bahan kering) yang dibutuhkan ternak rata-rata sebanyak 0,8 kg dan air minum minimal sebanyak 3 x 1 liter (3 liter). Kebutuhan air minum untuk kambing berkisar 3-5 liter sehari (Mulyono dan Sarwono, 2008). Manajemen pemberian pakan yang baik perlu dipelajari karena merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pakan yang diberikan. Pemberian pakan yang tidak memenuhi kebutuhan ternak akan merugikan. Manajemen pemberian pakan harus memperhatikan penyusunan ransum kebutuhan zat-zat untuk ternak yang meliputi jenis ternak, berat badan, tingkat pertumbuhan, tingkat produksi, dan jenis produksi (Chuzaemi dan Hartutik, 1988).
12
Pakan yang diberikan kepada ternak potong sebaiknya pakan yang masih segar. Bila pakan berada di dalam palungan lebih dari 12 jam maka pakan tersebut akan menjadi basi, apek dan mudah berjamur. Pakan yang sudah basi akan menyebabkan pengambilan (intake) pakan oleh ternak berkurang dan hal ini akan berdampak terhadap menurunnya performa ternak. Setiap terjadi penurunan 1,0 % akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar 1,5-2,0 %. Untuk menjamin pakan di dalam palungan selalu segar, lakukan pemberian pakan minimal 2 kali sehari, bila terdapat sisa pakan dari pemberian sebelumnya harus dibuang. Idealnya ternak harus sudah diberikan pakan kembali kira -kira setengah jam setelah pakan pada pemberian sebelumnya habis. Inilah pentingnya menyusun ransum yang sesuai dengan kebutuhan ternak (Santosa, 2006). E. Perawatan Kesehatan Ternak 1. Penyakit Ternak Kambing Penyakit merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi dalam usaha ternak kambing.Penyakit-penyakit yang dijadikan prioritas untuk diatasi dalam usaha ternak kambing adalah penyakit parasiter, terutama skabies dan parasit saluran pencernaan (nematodiasis).Sementara itu, untuk
penyakit
bakterial
terutama
anthrax,
pink
eye,
dan
pneumonia.Penyakit viral yang penting adalah orf, dan penyakit lainnya (penyakit non infeksius) yang perlu diperhatikan adalah penyakit diare pada anak ternak, timpani (kembung rumen) dan keracunan sianida dari tanaman (Gregory, 1983). Masalah kesehatan ternak pada ternak kambing juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.Ternak kambing tidak akan tumbuh maksimal bila pakan kurang baik atau kurang menerima nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air yang tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass tetany, milk fever, ketosis, white muscle dissease. Selain itu pakan yang kurang akan menimbulkan
13
masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi dan penurunan produksi pada ternak kambing (Agung Purnomoadi, 2003). Beberapa faktor yang menyebabkan ternak sakit antara lain faktor mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, dan faktor lingkungan (Subronto, 2003). Menurut Jakes (2011), menyatakan bahwa secara umum penyakit kambing
dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok besar berdasarkan
penyebabnya, yaitu : a.
Penyakit bakterial (disebabkan oleh bakteri).
b.
Penyakit viral (disebabkan oleh virus).
c.
Penyakit parasitik (disebabkan oleh parasit).
d.
Penyakit metabolisme (disebabkan oleh gangguan metabolisme).
2. Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Pada Ternak Kambing Penanganan kesehatan merupakan salah satu hal yang memiliki peranan penting dalam usaha ternak kambing. Adapun upaya
yang
dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak meliputi tindakan karantina, pemeriksaan kesehatan harian, penanganan kesehatan hewan, pemotongan kuku, desinfeksi kandang, kontrol ektoparasit, pemberian vaksin, pemberian obat cacing, biosecurity maupun otopsi (Gregory, 1983). Manajemen penanggulangan penyakit pada ternak dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian faktor-faktor produksi melalui optimalisasi sumberdaya yang dimilikinya agar produktivitas ternak dapat dimaksimalkan, kesehatan ternak dapat dioptimalkan dan kesehatan produk hasil ternak memiliki kualitas
kesehatan
sesuai
dengan
standar
yang
diinginkan
(Agung Purnomoadi, 2003). Menurut Yudi Effriansyah (2012), menyatakan bahwa manajemen kesehatan ternak harus melalui suatu proses yang sistematis. Melalui penerapan
manajemen
kesehatan
ternak
yang
dilakukan
secara
14
berkelanjutan, diharapkan dampak negatif dari penyakit ternak dapat diminimalkan. Faktor kesehatan ternak sangat menentukan keberhasilan kita di dalam suatu usaha peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus menjadi salah satu prioritas utama disamping kualitas makanan ternak dan tata laksana yang memadai. Sanitasi kandang ternak kambing merupakan usaha dalam rangka membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti disinfectan pada dosis yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit dikandang, maka harus dipilih jenis disinfectan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang sama tidak menyerang pada penyakit yang lain. Sanitasi dapat menjamin ternak lebih sehat, sebab lingkungan yang kotor dapat memancing bibit penyakit. Sanitasi terhadap kandang harus dilakukan secara menyeluruh, yakni terhadap lingkungan sekitar dan terhadap peralatan yang berhubungan dengan ternak. Lingkungan yang kotor dan tidak terurus merupakan media yang baik bagi berbagai jenis serangga penyebar penyakit. Kutu dan caplak penghisap darah dapat bersarang dicelah-celah kandang sehingga merupakan sasaran utama dalam melakukan sanitasi (Ludgate, 2006). F. Analisis Usaha Peternakan 1. Perusahaan Peternakan Tujuan utama dari usaha ternak adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, baik berupa uang maupun berwujud hasil. Usaha ternak bisa digolongkan menjadi dua: Hasil Pokok, yaitu dapat berupa makanan seperti : daging, susu, dan telur. Berupa tenaga kerja seperti tenaga kerbau dalam membajak. Hasil Ikutan (by product), pada umumnya, dari usaha ternak, kecuali memberikan hasil utama, juga
15
memberikan hasil sampingnya yang bisa dimanfaatkan antara lain: Pupuk, dari hewan ternak menyusui dan unggas dapat diperoleh kotorannya yang sangat besar manfaatnya bagi usaha pertanian. Kulit untuk sepatu, tas, alat musik dan wayang. Tangkai tanduk digunakan untuk tangkai kipas, tangkai wayang, sisir, kancing baju dan masih banyak lagi. Tulang, dapat digunakan sebagai tepung tulang yang digunakan sebagai pakan ayam dan babi (Sihombing, 2006). Keberhasilan suatu peternakan tergantung kepada tata laksana yang dilakukan. Tanpa tata laksana yang teratur dan baik produksi yang dihasilkan ternak tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, bahkan suatu kerugian dan kehancuran yang cukup besar akan senantiasa mengancam, peranan manajer dalam suatu usaha perusahaan peternakan sangat menonjol / kehadiran tenaga terlatih yang sangat terampil melakukan segala tata laksana peternakan disertai penataan perlengkapan dan peralatan. Perusahaan peternakan yang disesuaikan dengan faktor fisik dan ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan tersebut (Santosa, 2001). Perusahaan peternakan adalah tempat berlangsungnya penggabungan faktor produksi di bidang peternakan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan komersial. Sebelum mendirikan perusahaan peternakan, seorang pengusaha harus memikirkan banyaknya modal yang diperlukan, kemungkinan kegagalan, dampak terhadap lingkungan, pemilihan lokasi yang strategis. Perusahaan peternakan memiliki ciri khas yang mudah untuk dikenali yaitu memiliki pola usaha besar, manajemen terstruktur, berbadan hukum (Dinas Pendidikan, 2007). Peranan seorang manajer dalam suatu perusahaan peternakan sangat menonjol. haan lebih mudah. Manajer penting dalam perusahaan, supaya dalam pengolahan dan penanganan perusuhaa. Kehadiran tenaga terlatih yang sangat terampil melakukan segala tata laksana peternakan, disertai penataan perlengkapan dan peralatan perusahaan peternakan yang
16
disesuaikan dengan faktor fisik dan ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan tersebut (Santosa, 2005). 2. Analisis Usaha Analisa
laporan
keuangan
merupakan
proses
yang
penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumya atau tidak (Kasmir, 2008). Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang dan jasa. Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan (Case dan Fair, 2007). Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumberdaya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan, dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa menghindarinya atau mengubahnya meskipun produksinya nol. Biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan (Juanda dan Cahyono, 2005). Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa. Bagi
17
investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran (Juanda dan Cahyono, 2005). Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor. Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva / harta, kewajiban / modal, modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca keuangan bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu, pada umumnya pada akhir tahun anggaran. Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angkaangka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2008). Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen
perusahaan
dalam
industri
yang
lebih
luas,
dan
dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri
18
manufaktur, analisis
kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
(Case dan Fair, 2007). Biaya merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang diukur berdasakan nilai uang yang timbul atau mungkin akan timbul untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Biaya bagi perusahaan – perusahaan yang memproduksi sesuatu merupakan harga faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan outputnya. Biaya merupakan nilai uang alat-alat produksi yang dikorbankan rumah tangga perusahaan pada proses produksinya. Biaya merupakan jumlah uang yang dibelanjakan agar diperoleh barang atau jasa tertentu. Dapat pula diartikan jumlah total pembayaran yang dilakukan perusahaan atau perseorangan untuk pengadaan faktor-faktor produksi, bahan-bahan baku dan jasa-jasa yang dibutuhkan perusahaan tersebut (Wirasasmita,2002). Harga pokok produksi adalah jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa. dapat pula disebut pengorbanan dari faktor produksi sebagai sumber daya ekonomi yang diramu untuk menciptakan barang atau jasa (Firdaus, 2009). Harga pokok penjualan adalah harga yang dijadikan sebagai dasar atau patokan bagi harga-harga lainnya yang bisa jadi mencakup biaya pengangkutan, pekerjaan tambahan, pembungkusan, dan biaya-biaya tambahan lainnya (Wirasasmita, 2002). Nilai harga pokok penjualan lebih besar dari nilai harga pokok produksi. Break Even Point (BEP) adalah titik (dalam kurva) yang mewakili keadaan yang tidak menghasilkan laba dan juga tidak rugi. Suatu perusahaan disebut berada pada titik impas jika total penerimaan perusahaan sama denga total pengeluarannya (Wirasasmita, 2002). Likuiditas adalah kesanggupan potensiil atau kesanggupan efektif seseorang atau suatu perusahaan untuk memenuhi (membereskan kewajiban-kewajibannya). Kesanggupan ini diukur dari perbandingan
19
antara jumlah kekayaan yang tersedia untuk membayar hutang-hutang dan jumlah hutang yang harus dibayar (Wirasasmita, 2002). Likuiditas
adalah
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar). Rasio likuiditas antara lain terdiri dari: Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansilnya yang segera harus dibayar (hutang jangka pendek). Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban setiap saat. Perusahaan yang mampu memenuhi semua kewajibankewajibanya (baik terhadap utang maupun kewajiban sehari-harinya) dikatakan dalam keadaan likuid. Sedangkan perusahaan yang tidak mampu dikatakan dalam keadaan illikuid (Wirasasmita, 2002). Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Keadaan solvabel adalah keadaan yang timbul apabila kewajibankewajiban, selain kewajiban-kewajiban terhadap pemilik, berjumlah lebih kecil daripada total aktiva suatu perusahaan (Wirasamita, 2002). Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Jadi rentabilitas adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan
modal atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Ada 2 macam rentabilitas, yaitu rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri (Firdaus, 2009).
20
Payback period adalah ukuran kelayakan investasi berdasarkan waktu (berapa lama) modal yang sudah ditanamkan dalam suatu proyek dapat kembali. Kriteria payback period adalah makin cepat modal kembali maka makin baik/ makin layak proyek tersebut dilaksanakan. Semakin pendek waktu yang diperlukan untuk pengembaalian biaya investasi, rencana investasi tersebut semakin menguntungkan atau dengan kata lain semakin kecil waktu payback period, proyek tersebut semakin baik. Perhitungan kelayakan pengembalian investasi ini didasarkan pada present value atau discounted dari perkiraan dana yang masuk (cashflows), selama umur proyek (Noor, 2008). Return on investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi rata-rata adalah ukuran kelayakan investasi berdasarkan rata-rata rasio laba bersih (EAT) dengan investasi neto selama umur proyek investasi (Noor, 2008).