II.
TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Rumput
Rumput merupakan tanaman monokotil yang lambat pertumbuhannya, memiliki toleransi
yang tinggi
terhadap pemangkasan (Munandar dan
Hardjosuwignyo 1990). Rumput dapat diperbanyak secara generatif yaitu dengan benih dan vegetatif yaitu dengan stolon, rhizome dan lempengan (Sulistyantara 1992). Lingkungan tumbuh rumput terdiri atas suhu, kelembaban, cahaya, angin, lokasi, dan bahkan faktor manusia. Faktor manusia adalah yang sangat penting ketika menanam rumput (Rodney 2004). Semua jenis rumput termasuk dalam famili tumbuhan yang disebut Graminae. Dalam famili ini terdapat 600 genus yang terdiri dari ±7500 spesies. Menurut Smiley, Demoeden dan Clarke (1992), secara umum berdasarkan daerah sebaran dan daya adaptasinya terhadap suhu dan lingkungan, ada dua kelompok besar yaitu rumput daerah panas dan rumput daerah dingin. Rumput daerah panas tumbuh paling baik di daerah yang suhunya antara 27°C sampai 35°C, sedangkan rumput daerah dingin lebih baik pertumbuhannya pada suhu antara 15°C - 24°C. Menurut Gilliland (1971), ciri-ciri dari rumput secara garis besar terdiri dari bagian yang berupa perakaran, batang, daun dan bunga. 1. Batang Batang rumput disebut tangkai. Tangkai rumput hampir selalu berlekuk, kecuali pada pangkalnya atau pada pucuk tempat keluarnya daun. Tangkainya terletak lebih dalam dan tertutup serta mempunyai sekat atau dinding penunjang pada masing-masingnya. Bentuknya beragam, bulat, pipih atau persegi, berongga atau penuh, lentur atau kaku. Tangkainya merupakan tempat menempelnya daun dan dibagian ujung tangkai terdapat pembungaan (inflorescence). 2. Perakaran Sistem perakaraan pada jenis rumput-rumputan terbagi dalam dua sistem, yaitu: rhizome dan stolon. Rhizoma adalah batang yang menjalar di bawah permukaan tanah, pada buku akar terdapat mata kuncup yang dapat tumbuh menjadi tunas dan seterusnya menjadi tanaman baru. Stolon merupakan tunas
4
5
yang muncul diatas dipermukaan taanah. Sistem perakarannya menyebar atau bergerombol satu-satu dengan tipe perakaran primer yang berkembang selama perkecambahan benih yang hidup dalam jangka waktu yang relatif pendek dan tipe perakaran sekunder yang muncul pada batang dimana pada rumput yang dewasa akar sekunder merupakan system perakaran secara keseluruhan. 3. Daun Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu sheat (pelepah), blade (helai daun) dan ligule (lidah daun). Sheat merupakan bagian daun yang menyelimuti batang. Blade merupakan bagian daun yang biasa dikenal orang sebagai daun. Ligule merupakan bagian yang terletak antara helaian daun dan pelepah yang berfungsi sebagai penghubung antara keduanya. 4. Bunga Bagian rumput yang kebanyakan orang menyebutnya bunga-bunga pada dasarnya adalah inflorescence yang merupakan kumpulan bunga-bunga, yang terdiri dari spike, raceme dan panicle. Pada inflorescence bentuk spike tidak ditemukan adanya tangkai yang menghubungkan spikelet dengan sumbu utamanya. Bentuk spike dan raceme umbuh langsung pada tangkai yang berhubungan langsung dengan poros utama. Sedangkan bentuk panicle poros utama memiliki percabangan tempat menempelnya tangkai yang ditumbuhi spikelet. Bentuk-bentuk dari rumpun rumput merupakan penggambaran dari bentuk daun-daunnya, bukan merupakan penggambaran batang, bunga dan tinggi tanaman. Pertumbuhan batang dan daun yang berumpun serta arah tumbuh menjadikan bentuk rumpun pada rumput berbeda antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat sekilas bentuk rumpun maupun daun terlihat serupa, tetapi jika diamati satu persatu, barulah terlihat perbedaannya. Tipe dan bentuk rumpun dipengaruhi oleh bentuk batang dan daun. Bentuk rumpun dari jenis rumputrumputan sangat beragam karena bentuk batang dan daunnya bermacam-macam. Bentuk rumpun pada rumput-rumputan terutama yang masuk dalam kategori ornamental grasses dibagi menjadi enam kategori primer yang digunakan untuk menandai bentuk rumpun, yaitu: tufted (menjumbai), udright (tegak), arching
6
(lengkung/kubat), upright arching (tegak tinggi melengkung), upright devergent (tegak menyebar) dan mounded (membentuk anak bukit) (Greenlee 1992). Pemilihan jenis rumput dalam suatu perencanaan lanskap adalah salah satu faktor penting karena berhubungan dengan kesesuaian dan tujuan perencanaan desain taman. Penggunaan rumput lanskap pada suatu taman akan meningatkan kualitas estetika bangunan secara keseluruhan. Rumput sebagai tanaman penutup tanah berguna untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan akibat erosi serta untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisika tanah (Arsyad 1989). B. Zoysia japonica Menurut Smiley, Demoeden dan Clarke (1992), berdasarkan daerah sebaran dan daya adaptasi terhadap suhu lingkungannya, rumput landsekap dibagi dalam dua kelompok besar yaitu rumput daerah panas dan rumput daerah dingin. Selanjutnya, terdapat kurang lebih 14 spesies rumput daerah panas. Jenis rumput daerah panas yang populer antara lain Bermuda grass (Cynodon L.C. Rich), Zoysia grass (Zoysia willd) dan Carpet grass (Axonoposus beauv). Rumput Zoysia memiliki lima spesies, tiga di antaranya banyak digunakan untuk lansekap. Yang terkenal adalah rumput jepang (Zoysia japonica) dan rumput manila (Zoysia matrella).
Spesies
Zoysia
dibedakan
terutama
berdasarkan
kecepatan
pertumbuhan, tekstur dan toleransinya terhadap suhu rendah. Zoysia bertekstur sedang, tumbuh lambat, dan toleran terhadap suhu rendah (Beard 1973). Rumput Zoysia termasuk subfamily Chlorisoideae, yang mempunyai pertumbuhan optimum pada suhu 25-35oC dan beradaptasi di daerah tropik dan subtropik. Rumput Zoysia memiliki batang dan daun yang kaku dan keras sehingga relative sulit dipotong. Ada tiga spesies dari rumput zoysia yaitu: Zoysia japonica, Zoysia matrella dan Zoysia tenuifolia (Beard 1973). Zoysia japonica merupakan rumput liar yang mempunyai banyak keunggulan untuk dimanfaatkan. Rumput Zoysia japonica banyak dijumpai di Asia Tenggara, salah satunya yakni di Indonesia. Rumput ini tumbuh liar di Indonesia dan belum banyak dimanfaatkan, padahal spesies rumput ini sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai rumput ornamental. Zoysia japonica
7
memiliki kualitas sama dengan rumput yang digunakan di stadion Asia dan Eropa. Kriterianya sesuai untuk lapangan sepak bola yakni memiliki visual yang bagus dengan warna hijau gelap. Kerapatan antar daun dan keseragaman ukuran terjaga, serta tahan injakan sepatu. Secara
sistematika
(taksonomi) rumput
Zoysia
japonica
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Zoysia
Spesies
: Zoysia japonica
(Beard 1973). Tabel 1. Karakteristik Rumput Zoysia Karakteristik Zoysia japonica Warna daun Hijau tua Lebar daun (mm) 3,0 Kerapatan tajuk Sedang Pertumbuhan Lambat Kebutuhan nutrisi Rendah Perbanyakan Vegetatif atau dengan biji Sumber: Beard, 1973
Zoysia matrella Hijau muda 1,5 Baik Sangat lambat Sedang vegetatif
Rumput Zoysia mempunyai daun berbentuk jarum dengan permukaan rata. Lebar 2-4 mm dan panjangnya 3-11 mm. panjang rambut-rambut halusnya 0,02 cm yang terdapat pada ligula. Perbungaan pendek, diujung (terminal) dan berbentuk paku. Batang berbentuk bulat, banyak menghasilkan stolon dan rhizome
untuk
berkembang
biak
secara
vegetative.
Sedangkan
untuk
perkembangbiakan secara generatif dengan biji. Rumput Zoysia mempunyai pertumbuhan yang merunduk dan membentuk rumput yang kompak dan tegar. Laju pembentukan dan laju penyembuhan rumput Zoysia lambat karena laju pertumbuhannya juga lambat, terutama pucuk-pucuk lateralnya (Beard 1973).
8
Rumput Zoysia toleran terhadap naungan bila ditumbuhkan di daerah lembab dan panas. Daya tahannya sangat baik terhadap kekeringan dan panas. Rumput ini mempunyai daya adaptasi terhadap tanah yang berdrainase baik, bertekstur halus dan subur dengan pH 6-7 serta mempunyai toleransi terhadap berbagai tipe tanah. Rumput Zoysia mempunyai pertumbuhan yang merunduk dan membentuk rumput yang kompak dan tegar. Laju pembentukan dan laju penyembuhan rumput Zoysia lambat karena laju pertumbuhannya juga lambat, terutama pucuk-pucuk lateralnya (Beard 1973). Rumput Zoysia lebih tahan terhadap suhu rendah, sehingga dapat beradaptasi lebih baik di daerah transisi beriklim dingin. Zoysia juga memiliki ketahanan yang baik terhadap tekanan pemakainan, kekeringan, dan terhadap naungan. Zoysia juga memiliki toleransi terhadap berbagai tipe tanah, tetapi akan tumbuh baik pada lahan bertekstur halus, subur, dan beririgasi baik. Selain itu, Zoysia juga memiliki ketahanan terhadap garam namun tidak tahan terhadap drainase buruk dan genangan (Beard 1973). Selain itu rumput ini juga tahan terhadap pemadatan tanah (Carrow dan Petrovic 1992 cit. Suwarni 2002). Rumput Zoysia ini dapat diperbanyak dengan suwiran (anak tunggal) atau benih. Rumput Zoysia banyak digunakan sebagai penutup tanah pada taman bermain, penutup lapangan olahraga, taman halaman rumah, maupun sebagai hiasan pada taman parkir mobil (Kumurur 1998 cit. Suwarni 2002). Zoysia memiliki ketahan terhadap kekeringan dengan meningkatkan serapan air melalui pembentukan jaringan akar yang dalam sehingga kebutuhan air untuk irigasi dapat diminimalkan. Menurut penelitian yang telah dilakukan kedalaman maksimum perakaran Zoysia bisa mencapai (25,6–29,5 cm). Zoysia juga dikenal toleran terhadap salinitas, namun terdapat perbedaan yang signifikan antar kultivar. Dilaporkan bahwa kultivar Zoysia matrella lebih toleran terhadap salinitas daripada Zoysia japonica. Zoysia japonica memiliki daun lebih luas (> 2 mm) dibanding Zoysia matrella (<2 mm). Zenith merupakan salah satu kultivar Zoysiagrass dengan tekstur kasar (daun terluas). Warna daun Zoysia juga lebih bagus dari tall Fescue (Festuca amndinaceae Schreb) atau rumput bermuda (Cynodon dactylon L.) yakni berwarna hijau gelap (Aaron 2010).
9
C. Kualitas Rumput Menurut Emmons (2000), rumput merupakan penutup tanah yang sangat baik untuk lapangan olah raga dan tempat rekreasi. Rumput dapat membuat permukaan yang kuat dan tahan lama yang sangat baik. Ketika luka, rumput mempunyai kemampuan menyembuhkan diri yang baik. Rumput juga dapat menyediakan permukaan yang baik untuk pijakan atlet dan permukaan yang lembut untuk menahan atlet ketika jatuh. Kualitas rumput dapat dilihat dari fungsinya, dan penampilannya. Menurut Turgeon (1994), kualitas rumput ditentukan melalui dua hal, yaitu kualitas visual dan kualitas fungsional. Kualitas visual rumput terdiri atas densitas, tekstur, keseragaman, warna, tipe pertumbuhan dan kehalusan. Keenam bagian kualitas visual di atas dapat diuraikan seperti berikut : 1. Warna rumput Warna rumput merupakan ukuran cahaya yang direfleksikan oleh rumput. Pada umumnya, semakin hijau rumput semakin menarik dipandang. Kebanyakan orang lebih menyukai warna hijau yang gelap. Warna hijau yang jelek biasanya disebabkan oleh kekurangan nitrogen, kekeringan, suhu, penyakit, hama atau hal yang lain. Normal saja bagi beberapa spesies memiliki warna hijau terang. Kurangnya warna hijau gelap bukan berarti rumput kondisinya tidak sehat. 2. Tekstur rumput Tekstur rumput menandakan ukuran dari daun rumput. Rumput yang memiliki ukuran lebar daun yang lebih kecil dianggap lebih menarik. Pemangkasan yang sering dan semakin tinggi densitas menyebabkan daun menjadi lebih kecil. 3. Densitas rumput Indikator yang paling penting adalah densitas rumput. Densitas rumput adalah banyaknya tunas rumput yang terdapat dalam sebuah area. Densitas juga merupakan ukuran dari kemampuan rumput dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Rumput dalam sebuah lapangan sepakbola akan menjadi jarang jika pertumbuhan rumputnya buruk.
10
4. Keseragaman rumput Keseragaman rumput adalah kombinasi dari ketiga karakter yang telah disebutkan. Rumput yang menarik memiliki penampilan seragam dan konsisten. 5. Tipe pertumbuhan rumput Tipe pertumbuhan rumput dibagi menjadi tiga tipe, diantaranya Bunchtype, Rhizoma-type dan Stoloniferous. Bunch-type adalah pertumbuhan rumput yang dipengaruhi oleh kualitas biji dimana apabila kualitas bijinya tinggi maka akan menghasilkan rumput yang seragam. Sebaliknya, kualitas biji yang rendah akan menghasilkan rumput yang tidak seragam. Rhizoma-type adalah tipe rumput yang perbanyakannya melalui akar bawah tanah yang disebut Rhizomes. Karena akar memiliki jangkauan yang luas, maka rumput yang dihasilkan akan seragam. Stoloniferous adalah tipe rumput yang perbanyakannya melalui tunas horizontal di atas permukaan tanah yang disebut stolon. 6. Kehalusan rumput Kehalusan rumput adalah tampilan permukaan rumput yang berpengaruh pada kualitas visual dan kualitas permainan. Kecepatan dan durasi perputaran bola akan berkurang apabila rumput tidak halus dan tidak seragam. Kualitas fungsional terdiri dari rigiditas, elastisitas, kemampuan menahan beban, yield, perakaran, kemampuan memulihkan diri dengan pengertian berikut ini: 1. Rigiditas rumput adalah ketahanan daun rumput terhadap tekanan dan berhubungan dengan ketahanan tanaman rumput. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi kimiawi dari jaringan tanaman, kandungan air, suhu, ukuran tanaman, dan densitas. 2. Elastisitas rumput adalah kemampuan rumput untuk kembali tegak setelah tekanan di atasnya berpindah. Elastisitas rumput akan berkurang secara dramatis apabila rumput membeku. 3. Kemampuan menahan beban adalah kemampuan rumput dalam menyerap beban tanpa merubah karakteristik permukaannya. Pada beberapa kasus, ketahanan ini dipengaruhi oleh daun rumput dan akar. Pada lapangan golf, ketahanan ini dapat menahan bola secara baik sehingga dapat dibidikkan sesuai
11
target. Pada lapangan sepakbola, ketahanan ini membantu dalam mengurangi potensi cedera pemain. 4. Yield adalah ukuran jumlah sisa pangkasan rumput yang telah dipangkas. Hal ini merupakan indikasi pertumbuhan rumput terhadap pemupukan, irigasi dan faktor-faktor alami lainnya. Jumlah yield yang berlebihan mengindikasikan penggunaan pupuk yang berlebihan, terutama nitrogen dan indikasi lainnya seperti perakaran lemah, toleransi terhadap stres dan ketahanan terhadap penyakit. 5. Perakaran adalah jumlah pertumbuhan akar dalam satu masa tanam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah akar yang berwarna putih dan kedalamannya. Semakin banyak jumlahnya dan semakin dalam perakarannya maka semakin baik kualitas rumputnya. 6. Kemampuan memulihkan diri adalah kemampuan rumput dalam memulihkan diri setelah terserang hama penyakit, penggunaan di atasnya dan sebagainya. Kemampuan memulihkan diri sangat bervariasi bergantung kepada genotip rumput dan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam maupun buatan. Faktorfaktor yang mengurangi kemampuan memulihkan diri adalah kepadatan tanah yang kurang baik, pemupukan yang berlebihan atau kurang, kelembaban, suhu yang kurang baik, penyinaran yang kurang baik, tanah yang masih menyimpan residu racun, dan penyakit. Kedua aspek di atas harus diperhatikan untuk mencapai kualitas rumput yang baik, karena apabila kedua aspek tersebut diabaikan maka selain mempengaruhi penampilan dan pertumbuhan rumput juga mempengaruhi kualitas permainan. D. Rumput Lapangan Sepak Bola Lapangan sepak bola yang baik spesifikasinya akan sangat berpengaruh terhadap permainan maupun kenyamanan bermain para pemain bola tersebut di lapangan. Alangkah baiknya apabila lapangan tersebut ketika akan dibuat, sebaiknya telah direncanakan secara matang terlebih dahulu (Ruyattman 2012). Idealnya sebuah lapangan sepak bola harus disesuaikan dangan kebutuhan tim atau bagi penggunanya, apakah bagi anak-anak, remaja, atau bagi para pemain
12
profesional. Karena untuk masing-masing penggunaannya menentukan ukuran dan fungsi lapangan tersebut. Tentunya lapangan untuk anak-anak tidak sebesar lapangan sepak bola pemain Pro, serta untuk penggunaan latihan luas lapangan disesuaikan dengan jenis latihan yang dilakukan. Aspek yang harus diperhatikan tentunya adalah kualitas lapangan sepak bola tersebut yaitu permukaan lapangan. Lapangan yang baik adalah lapangan yang rata dan tidak bergelombang, ini sangat penting mengingat aliran bola harus lancar, karena apabila lapangan tersebut bergelombang, aliran bola akan terhambat dan bola tak melaju dengan semestinya dan bola menjadi susah dikontrol. Permukaan yang tidak rata sangat mengganggu, apalagi bagi sebuah tim ynag mempraktekkan permainan ball posession yang kuat (Ruyattman 2012). Lapangan yang baik adalah lapangan yang memiliki rumput yang subur dan hijau, serta tidak terlalu panjang dan tidak rapat (ada beberapa bagian lapangan yang tidak tertutup rumput). Rumput sangat mempengaruhi kenyamanan bermain. Lapangan yang tidak rapat dapat menghambat laju bola, sama halnya dengan rumput yang terlalu lebat atau tebal. Lapangan yang rapat juga dapat mempengaruhi keselamatan para pemain, karena ketika pemain terjatuh badan pemain jatuh ke lapangan yang tak terlindungi rumput, dan berisiko cedera yang lebih (Ruyattman 2012). Jenis Rumput tropis lokal yang paling cocok serta murah untuk dipakai di lapangan sepak bola adalah jenis Rumput Zoysia japonica, sebab memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan jenis rumput lainnya, yaitu: 1.
Rumput Zoysia japonica lebih impresif sebab dapat membuat lapangan sepak bola menjadi lebih indah saat dibuat bergaris selang - seling warna hijau muda dan warna hijau tua.
2.
Rumput Zoysia japonica dinilai lebih mendukung permainan sepak bola sebab rumputnya lebih tebal , akibatnya bisa melindungi para pemain sepakbola dari cedera saat bermain sepak bola.
3.
Rumput Zoysia japonica mempunyai kerapatan tajuk yang lebih tinggi serta lebih tahan kering saat musim kemarau tiba.
13
4.
Rumput Zoysia japonica ada yang asli dari Indonesia dapat membuat biaya pemasangan rumput di lapangan sepak bola dapat ditekan menjadi hanya seperempatnya saja.
5.
Rumput Zoysia japonica ada yang asli dari Indonesia dapat hidup sampai dengan 30 tahun. Menurut Munandar (1990), rumput untuk lapangan olah raga menghadapi
berbagai tekanan, yang utama berupa aktivitas lalu lintas dengan frekuensi tinggi di atas padang rumput. Secara biologi, rumput untuk lapangan olah raga harus mempunyai kemampuan tumbuh yang baik. Rumput harus memiliki penutupan yang luas dan kemampuan jelajah yang tinggi, daya regenerasi tinggi, serta ketebalan penutupan karena stolon, rhizoma maupun cabang-cabang lateral cukup tebal sehingga menjamin elastisitas yang baik. Selain itu, rumput juga harus memiliki daya adaptasi terhadap air dan suhu yang baik. Tiap rumput memiliki toleransi yang berbeda-beda. Rumput juga harus memiliki daya adaptasi yang baik terhadap tanah. Rumput Zoysia dan Bermuda adalah rumput yang dapat beradaptasi dengan baik terhadap kondisi tanah yang kurang menguntungkan, seperti kondisi top soil yang relatif tipis pada kebanyakan lapangan olah raga. Rumput harus memiliki fleksibilitas dan resistensi untuk mengakomodasi aktivitas-aktivitas lari, melompat dan menginjak-injak dalam kegiatan olah raga. Aktivitas menginjak-injak dalam derajat ringan akan memperpendek stolon dan ukuran tunas, mengurangi ketebalan dan meningkatkan jumlah anakan atau tunas, stolon dan helai daun, tetapi jika berlebihan aktivitas tersebut akan merobohkan rumput, mengubah warna pangkal-pangkal daun menjadi lebih putih dan pucat, menyobek helai daun rumput, memadatkan tanah, dan meluruhkan pelepah daun rumput. Rumput yang baik untuk olah raga hingga batas tertentu mempunyai fleksibilitas dan toleransi yang baik terhadap kerusakan-kerusakan tersebut sehingga lapangan rumput (turf) tampak selalu hijau (Munandar 1990).