II. TINJAUAN PUSTAKA
A. BIOENERGI Bioenergi atau bahan bakar bio adalah bahan bakar yang dihasilkan dari biomassa, yaitu material yang dihasilkan dari makhluk hidup melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan (Abdullah, 1998). Bioenergi dapat berupa padat, cair, maupun gas. Manusia diketahui telah menggunakan kayu dan material turunan biomassa lain untuk bahan bakar sejak zaman prasejarah. Kayu bakar, arang, lilin dari damar, merupakan sebagian biomassa yang biasa digunakan seharihari untuk kebutuhan penerangan dan memasak. Ini adalah contoh penggunaan
bioenergi
konvensional
yang
merupakan
cikal
bakal
pengembangan bioenergi modern seperti sekarang. Rudolf Diesel pada tahun 1898 menjalankan mesin dieselnya dengan minyak kacang dan minyak ganja. Pada pidato penganugerahan hak patennya atas mesin diesel tahun 1912, Diesel menyebutkan bahwa suatu saat penggunaan minyak nabati ini akan sama pentingnya dengan bahan bakar fosil. Etanol mulai digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak tahun 1840. Tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil dengan bahan bakar alkohol. Mobil ini diberi nama Quadricycle. Penemuan ini menjadi cikal bakal pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan. Sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah menggunakan etanol sebagai bahan bakarnya. Penemuan di bidang biogas pun sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Alessandro Volta (1776) adalah orang pertama yang menemukan bahan bakar gas yang berasal dari proses pembusukan sayuran. Kemudian William Henry pada tahun 1806 mengidentifikasi gas tersebut sebagai gas metana. Becham (1868) akhirnya berhasil memperlihatkan asal biologis dari pembentukan gas metana. Di Indonesia, pada zaman kerajaan Singosari sekitar 700 tahun lalu telah dikenal ciu (bioetanol yang terbuat dari tetes tebu). Ciu ini diperkenalkan oleh tentara Mongolia. Pada zaman penjajahan Jepang rakyat diwajibkan menanam
5
jarak kepyar dan jarak pagar di rumah masing-masing untuk dimanfaatkan minyaknya sebagai bahan baku BBM dan pelumas untuk keperluan perang Jepang dalam Perang Dunia II. Penelitian dan pengembangan bioenergi di dunia mulai berangsur-angsur ditinggalkan sekitar awal abad ke-19 karena murahnya harga dan teknologi pengeksploitasian bahan bakar fosil. Pabrik mesin diesel minyak nabati pun beralih fungsi menjadi mesin diesel dengan bahan bakar solar (diesel oil). Penelitian bioenergi mulai diperhatikan lagi ketika cadangan minyak bumi dunia dirasa semakin menipis dan harganya yang semakin meningkat. Berikut akan diuraikan mengenai beberapa bentuk bioenergi. 1. Bioetanol Bioetanol (Hambali dkk., 2007) adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komposisi pati atau selulosa. Bioetanol diperoleh dari hasil fermentasi bahan yang mengandung gula, misalnya tetes tebu. Tahap inti produksi bioetanol adalah fermentasi gula, baik yang berupa
glukosa,
sukrosa,
maupun
fruktosa
oleh
ragi
terutama
Saccharomyces sp. atau bakteri Zymomonas mobilis. Pada proses ini, gula akan dikonversi menjadi etanol dan gas CO2 (karbon dioksida). C6H12O6 -> 2C2H5OH + 2CO2 Gula
Etanol
Karbon dioksida (gas)
Secara umum, produksi bioetanol mencakup tiga rangkaian proses, yaitu persiapan bahan baku, fermentasi, dan pemurnian. Bahan baku bioetanol dapat diperoleh dari tumbuhan yang menghasilkan gula seperti tebu dan molase, dan tepung seperti jagung, singkong, dan sagu. Saat ini harga bioetanol masih belum kompetitif dengan harga bahan bakar fosil, namun sebuah terobosan dalam penggunaan selulosa dan hemiselulosa untuk memproduksi gula terfermentasi mungkin dapat menurunkan harga pokok sehingga menjadi kompetitif terhadap bahan bakar fosil. Saat ini, sangat mungkin untuk menggantikan sedikitnya 5% penggunaan bahan bakar fosil dengan bioetanol di kendaraan bermotor tanpa biaya tambahan, dan hal ini dapat mengurangi emisi CO2 di atmosfer secara signifikan (Arshadi, 2004).
6
Pada penerapannya, bioetanol digunakan sebagai substitusi terhadap bensin (gasoline). Umumnya, penggunaan bioetanol masih dalam bentuk campuran dengan bensin (gasoline) pada konsentrasi 10% (E-10), yaitu 10% bioetanol dan 90% bensin (gasoline). Campuran bioetanol dalam bensin (gasoline) dikenal dengan sebutan gasohol. Bioetanol memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan bensin (gasoline), di antaranya: a.
Mengandung 35% oksigen, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
b.
Memiliki nilai oktan yang lebih tinggi, sekitar 96-113 dibandingkan dengan bensin (gasoline) yang hanya 85-96, sehingga dapat menggantikan fungsi bahan aditif, seperti metil tertiary butyl ether dan tetra ethyl lead.
c.
Bersifat ramah lingkungan, karena gas buangnya lebih bersih dibandingkan dengan gas buang dari bahan bakar fosil.
d.
Mudah terurai dan aman karena tidak mencemari air.
e.
Dapat diperbarui dan proses produksinya relatif lebih sederhana dibandingkan dengan proses produksi bensin (gasoline).
2. Biodiesel Biodiesel (Hambali dkk., 2007) adalah bentuk bioenergi yang dihasilkan dari minyak nabati, baik minyak baru maupun bekas. Biodiesel dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol. Alkohol akan menggantikan gugus alkohol pada struktur ester minyak dengan bantuan katalis (umumnya NaOH dan KOH). Proses transesterifikasi bertujuan untuk menurunkan nilai viskositas (kekentalan) minyak sehingga mendekati nilai viskositas solar (diesel oil). Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, lemak binatang, dan ganggang. Pemanfaatan minyak nabati sebagai sumber biodiesel merupakan yang paling banyak di dunia, di antaranya rapeseed oil (Eropa), soybean oil (Amerika), minyak kelapa sawit (Asia), dan minyak kelapa (Filipina). Kelebihan minyak nabati di antaranya mudah diperoleh,
7
proses pembuatannya mudah dan cepat, serta tingkat konversi (rendemen minyak nabati menjadi biodiesel) yang tinggi, yaitu sekitar 95%. Indonesia merupakan negara yang kaya bahan baku penghasil biodiesel. Sumber bahan baku yang prospektif untuk dikembangkan di antaranya kelapa sawit, kelapa, dan jarak. Biodiesel diaplikasikan sebagai pengganti solar (diesel oil) untuk motor diesel, dapat diaplikasikan dalam bentuk murni maupun campuran dengan solar (diesel oil). Kelebihan biodiesel dibandingkan dengan solar (diesel oil) di antaranya: a.
Menghasilkan emisi yang lebih baik (bebas belerang, smoke number rendah) sesuai dengan isu-isu global.
b.
Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakarannya lebih baik.
c.
Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable).
d.
Dapat diperbarui.
e.
Meningkatkan interdependensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi secara lokal.
3. Biogas Biogas adalah gas mampu bakar yang dihasilkan ketika bahan-bahan organik (seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam, dan daundaun sayuran atau campuran bahan-bahan tersebut) dicerna/diuraikan oleh bakteri pada kondisi anaerobik di dalam suatu ruangan/tangki pencerna (digester) (Abdullah dkk., 1998). Dalam pembuatan biogas terdapat dua bakteri aktif, yaitu bakteri pembentuk asam (acetobacter) dan bakteri pembentuk gas metana (methanobacter). Biogas umumnya terdiri dari campuran metana (50-75%), CO2 (25-45%), serta sejumlah kecil H2, N2, dan H2S. Sumber bahan baku biogas yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia yaitu kotoran hewan dan manusia, sampah organik, dan limbah organik cair. Dalam penerapannya, biogas umumnya digunakan untuk
8
proses panas (heat process). Kemampuan biogas sebagai sumber energi sangat tergantung dari kandungan gas metana yang terdapat di dalamnya. Setiap 1 m3 metana setara dengan 0.6 liter bahan bakar minyak tanah (kerosene) (Hambali dkk., 2007). Biogas memiliki kelebihan dibandingkan minyak tanah ataupun kayu bakar. Biogas menghasilkan api biru yang bersih dan tidak menghasilkan asap. Pemrosesan kotoran hewan dan sampah menjadi biogas dapat mengurangi produksi gas metan yang merupakan penyumbang terbesar pada efek rumah kaca (Hambali dkk., 2007). 4. Biobriket Briket didefinisikan sebagai bahan bakar berbentuk padat yang berasal dari bahan yang telah mengalami proses pengempaan. Bahan ini biasanya
berbentuk
serbuk/serpihan
atau
bentuk
lainnya
yang
mengakibatkan penanganan maupun penggunaannya sebagai bahan bakar kurang disukai. Proses pengempaan (densifikasi) dimaksudkan untuk memperbaiki sifat suatu bahan agar mudah dalam penanganan maupun penggunaannya (Abdullah dkk., 1998). Biobriket adalah briket yang dibuat dari bahan-bahan biomassa. Biobriket dapat menggantikan penggunaan bahan bakar minyak tanah (kerosene). Menurut Abdullah dkk. (1998), proses pembuatan biobriket meliputi 4 (empat) tahap, yaitu pengeringan, penggerusan, pencampuran bahan pengikat, dan pembentukan (pengempaan dengan tekanan tertentu). Pembuatan biobriket dapat menggunakan bahan baku sekam, bungkil jarak, tempurung kelapa, serbuk gergaji, dan bahan biomassa lainnya. Pemanfaatan bahan yang merupakan limbah agroindustri tersebut akan memberikan dampak positif, baik bagi perusahaan maupun lingkungan. Beberapa kelebihan proses pengempaan (Arshadi, 2004): a.
Menaikkan kandungan kalori bersih bahan per unit volume, memproduksi bahan yang seragam dalam ukuran dengan kualitas yang baik.
b.
Membuat produk lebih mudah dan murah untuk ditangani, ditransportasikan, dan disimpan.
9
c.
Memudahkan dalam mengoptimalkan pembakaran, menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi, emisi yang lebih rendah, dan abu yang lebih sedikit dibandingkan dengan minyak tanah.
d.
Investasi yang lebih murah dari peralatan konversi dan tungku.
5. Bio-oil Bio-oil adalah bahan bakar cair berwarna gelap, beraroma seperti asap, dan diproduksi dari biomassa seperti kayu, kulit kayu, kertas, atau biomassa lainnya yang mengandung selulosa melalui teknologi pirolisa (pyrolysis), yaitu pirolisa cepat (fast pyrolysis). Pirolisa merupakan reaksi penguraian (lysis) biomassa karena panas (pyro). Bio-oil merupakan oxygenated molecule dan bersifat larut dalam air.
Proses konversi
biomassa menjadi bio-oil adalah: Panas
Biomassa
Tekanan tinggi
(Arang + Gas) + Bio-oil
Dalam reaksi produksi bio-oil tidak dihasilkan limbah. Seratus persen bahan baku dikonversi menjadi bio-oil dan arang, sedangkan gas yang tidak dapat dikondensasi dikembalikan ke dalam proses sebagai sumber energi. Tiga produk akhir yang dihasilkan dalam proses pirolisis cepat yaitu bio-oil (60-75wt%), arang (15-20wt%), dan gas tidak terkondensasi (10-20wt%). Sumber bahan baku bio-oil yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia di antaranya bagase (ampas tebu yang dihasilkan sebagai residu dari pengolahan nira tebu menjadi gula), limbah pertanian jagung (kelobot, batang, dan tongkol jagung), limbah industri pulp dan kertas (sludge), serbuk kayu gergaji, dan tandan kosong kelapa sawit. Pengembangan bio-oil dapat menggantikan posisi bahan bakar hidrokarbon dalam industri, seperti untuk mesin pembakaran, boiler, mesin diesel statis, dan gas turbin. Bio-oil sangat efektif digunakan sebagai pensubstitusi diesel, heavy fuel oil, dan natural gas untuk berbagai macam boiler (Hambali dkk., 2007).
10
6. PPO (Pure Plant Oil) Menurut Hambali dkk. (2007), Pure Plant Oil (PPO) atau biasa juga disebut Straight Vegetable Oil (SVO) didefinisikan sebagai minyak yang diperoleh secara langsung baik dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak, minyak yang telah dimurnikan, maupun minyak kasar tanpa melibatkan modifikasi secara kimia. Proses produksi PPO dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu proses ekstraksi mekanis dan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi secara mekanis banyak digunakan terutama untuk memperoleh minyak yang dihasilkan dari biji. Sumber bahan baku dan pengaplikasian PPO hampir sama dengan biodiesel, yaitu sebagai pensubstitusi solar (diesel oil). Akan tetapi, PPO tidak dapat langsung diaplikasikan pada mesin diesel, karena umumnya memerlukan modifikasi atau tambahan peralatan khusus untuk mesin. Hal ini karena tingginya viskositas PPO. Mesin harus dilengkapi dengan alat penambah panas untuk mengurangi viskositas PPO.
B. SISTEM BASIS DATA 1. Data Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna, atau tidak berpengaruh langsung kepada pemakai. Data dapat berupa nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video. Data seringkali disebut sebagai bahan mentah informasi. Melalui suatu proses transformasi, data dibuat menjadi lebih bermakna. 2. Basis Data Menurut Post (1999), basis data (database) adalah sekumpulan data yang disimpan dalam bentuk/format yang telah distandarisasi dan dibuat untuk dapat dipakai bersama oleh banyak pengguna. 3. Sistem Manajemen Basis Data Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS (Database Management System). DBMS adalah koleksi terpadu
11
dari sekumpulan program yang digunakan untuk mengakses dan merawat basis data. DBMS memiliki berbagai keuntungan (Post, 1999), di antaranya: a.
Data menjadi sumberdaya bersama dari berbagai program aplikasi atau pengguna (shareable).
b.
Metoda akses dan perawatan data lebih konsisten dan seragam.
c.
Tidak terjadi redundansi dan perbedaan struktur data.
d.
Data tidak tergantung pada perubahan aplikasi (independen).
e.
Terpeliharanya keterkaitan logik antar data.
C. SISTEM INFORMASI 1. Informasi McFadden dkk. (1999) dalam Kadir (2003) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Menurut Davis (1999) dalam Kadir (2003), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
Proses
Data
Informasi
Gambar 1. Transformasi data menjadi informasi Informasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Davis, 1999 dalam Kadir, 2003): a.
Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan
b.
Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.
c.
Tambahan.
Informasi
dapat
memperbarui
atau
memberikan
perubahan terhadap informasi yang telah ada.
12
d.
Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
e.
Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.
2. Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Dalam kegunaan ini, sistem informasi didefinisikan sebagai sebuah gugus dari elemen-elemen atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yang mengumpulkan (input), memanipulasi, dan menyimpan (pemrosesan), dan menyebarkan (output) data dan informasi sebaik mekanisme umpan balik (Stair, 1992). Beberapa hal yang harus dipahami mengenai sistem informasi, yaitu: a.
Manajemen sistem informasi meliputi sumberdaya dan aktivitas.
b.
Pengembangan sistem informasi meliputi solusi-solusi dari proses bisnis.
c.
Aplikasi sistem informasi meliputi aplikasi operasional, manajerial, dan misi strategis.
d.
Teknologi sistem informasi meliputi perangkat keras, perangkat lunak, telekomunikasi, dan manajemen data.
e.
Konsep dasar sistem informasi meliputi konsep model, perilaku, dan teknis. Sistem informasi dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal,
contohnya dalam aktivitas yang didukungnya pada level manajemen (Ebert
dan
Griffin,
2003,
dalam
Kadir,
2003).
Berdasarkan
pengelompokan ini terdapat tiga jenis sistem informasi yaitu Sistem Informasi Pengetahuan, Sistem Informasi Operasional, Sistem Informasi Strategis, dan Sistem Informasi Manajemen. Kemampuan utama sistem informasi (Kadir, 2003), yaitu: a.
Melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar dan dengan kecepatan tinggi.
13
b.
Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah.
c.
Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses.
d.
Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah.
e.
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu tempat atau beberapa lokasi.
f.
Mengotomatisasikan proses-proses bisnis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual.
g.
Mempercepat pengetikan dan penyuntingan.
h.
Pembiayaan yang lebih murah daripada pengerjaan secara manual.
D. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) SDLC atau daur hidup pengembangan sistem adalah suatu metodologi pengembangan sistem klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Langkah-langkah yang dilalui sistem dalam tahapan SDLC tidak berbentuk linier melainkan lebih berbentuk iterasi. Evaluasi dari tiap tahap yang memungkinkan adanya kesempatan perbaikan sistem yang lebih baik sebelum ke tahapan selanjutnya (Turban, 1993). Menurut McLeod (1995), SDLC adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
14
Investigasi Sistem Memahami masalah Siklus Pemeliharaan
Analisis Sistem
dan peluang
Desain Sistem
Pengembangan sistem
Siklus Percobaan
Implementasi Sistem Penerapan sistem Perawatan Sistem
Gambar 2. System Development Life Cycle (McLeod, 1995) Ada sejumlah tahapan dalam SDLC (Stair, 1992), yaitu sebagai berikut: 1. Investigasi Sistem Dalam tahap investigasi sistem ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Hal yang pertama adalah menentukan permasalahan (kondisi tak diinginkan yang dihadapi oleh pengguna), alternatif penyelesaian yang ada, dan peluang dari suatu kondisi. Hal kedua yaitu studi kelayakan dalam aspek organisasional, operasional, ekonomis, dan teknis. Studi kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan informasi dari calon pengguna, menentukan kelayakan proyek, dan mengusulkan sistem yang paling layak untuk pembangunan sistem. Yang dimaksud dengan kelayakan organisasional adalah seberapa jauh pembangunan sistem mendukung tujuan organisasi dan rencana-rencana strategisnya. Kelayakan operasional yaitu seberapa sistem baru yang akan dibuat dapat diterima dengan baik oleh pengguna. Jika sistem dirasa sulit digunakan oleh pengguna sehingga menyebabkan pengguna melakukan banyak kesalahan, maka sistem tersebut tidak layak secara operasional. Kelayakan secara ekonomis mengenai penghematan biaya dan peningkatan keuntungan yang didapatkan dari penerapan sistem,
15
tentunya keuntungan yang didapatkan harus melebihi biaya operasi dan pembangunan sistem yang diusulkan. Kelayakan secara teknis dapat didemonstrasikan jika kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak dapat mempertemukan kebutuhan dari sistem yang diusulkan. Selain itu dilakukan pula analisis biaya/manfaat yang mencakup analisis manfaat yang dapat dihitung secara kuantitatif maupun manfaat yang tidak dapat dihitung secara kuantitatif. Hal ketiga yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat rencana manajemen proyek yang meliputi kerja tim, jadwal proyek, estimasi biaya, dan pembagian tugas. 2. Analisis Sistem Pada tahapan ini pengembang sistem menganalisis dan menentukan kebutuhan informasi pengguna akhir yang kemudian menentukan informasi apa saja yang akan disampaikan pada sistem, dengan mempertimbangkan
lingkungan
organisasi,
di
antaranya
struktur,
prosedur, dan geografis. Pengembang dapat mengembangkan sistem dari sistem yang sedang berjalan atau membuat sistem baru, semuanya bertujuan untuk membangun kebutuhan fungsional yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Umumnya, aktivitas yang dilakukan pada tahapan ini adalah pengembangan dari pelaksanaan studi kelayakan. Analisis-analisis terhadap suatu sistem yang harus dilakukan antara lain tentang bagaimana suatu sistem menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan sumberdaya manusia untuk mengkonversi sumber-sumber data dan informasi. Kemudian dilakukan pembuatan dokumentasi
tentang
bagaimana
aktivitas
input,
proses,
output,
penyimpanan, dan kontrol sistem disempurnakan, sehingga dalam tahap desain sistem dapat dilakukan spesifikasi terhadap sumber, hasil, dan aktivitas apa yang seharusnya ada untuk mendukung user interface dalam suatu sistem yang akan didesain. Analisis-analisis tersebut disebut analisis organisasional yang merupakan langkah awal dari pelaksanaan tahapan ini.
16
3. Desain Sistem Tahap desain merupakan tahap untuk menjelaskan sistem yang akan memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Tahap ini akan menjelaskan bagaimana sistem mampu memberikan informasi bagi pengguna. Desain sistem menetapkan bagaimana sistem akan menyempurnakan tujuan. Desain sistem terdiri atas aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan fungsional yang telah dikembangkan dalam tahap analisis sistem. Tahap desain sistem mencakup 3 (tiga) kegiatan, yaitu desain user interface, desain data, dan desain proses. a. Desain User Interface Aktivitas desain user interface berfokus pada dukungan interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputernya. Desainer berkonsentrasi terhadap bentuk desain input dan output yang atraktif dan efisien bagi pengguna seperti mudahnya menggunakan halaman internet/intranet. b. Desain Basis Data Desain basis data berfokus pada struktur basis data dan berkas yang digunakan oleh sistem informasi yang diusulkan. Produk dari desain basis data secara detail merupakan deskripsi dari: 1).
Atribut/karakteristik entitas (objek, orang, dan tempat) tentang sistem informasi yang diusulkan yang diperlukan untuk memelihara informasi.
2).
Hubungan yang dimiliki masing-masing entitas.
3).
Elemen data spesifik (basis data, berkas, record, dll.) yang perlu dipelihara untuk tiap track entity oleh sistem informasi.
4).
Integritas rules yang menentukan bagaimana tiap elemen data ditentukan dan digunakan dalam sistem informasi.
c. Desain Proses Aktivitas desain proses berfokus pada desain sumber perangkat lunak yang dibutuhkan program dan prosedur sistem informasi yang akan dibuat. Desainer berkonsentrasi pada pembangunan spesifikasi
17
detail untuk perangkat lunak yang akan dibuat oleh pemrograman untuk bertemu spesifikasi desain user interface dan data pembangunan kebutuhan fungsional dalam tahap analisis sistem. 4. Implementasi Pada tahap implementasi, dilakukan pemrograman komputer (pengembangan perangkat lunak) dan pembangunan basis data dari desain sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap implementasi sistem juga melibatkan akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak, pengujian program dan prosedur, pembangunan dokumentasi, dan berbagai aktivitas instalasi. Selain itu, tahap ini juga melibatkan pendidikan dan pelatihan terhadap pengguna dan spesialis yang akan mengoperasikan sistem baru. Implementasi sistem merupakan tahap yang sulit dan menghabiskan waktu yang banyak dalam pembangunan suatu sistem informasi. Selain itu, tahap ini merupakan tahap yang vital dalam menentukan kesuksesan dari pembangunan sistem baru, yang walaupun didesain dengan baik, sistem akan gagal jika tidak diimplementasikan dengan benar. 5. Perawatan Sistem Tahap terakhir dari SDLC adalah perawatan sistem. Tahap ini meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem. Selama sistem digunakan, modifikasi dibuat sehingga sistem dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara kontinu. Modifikasi yang dibuat sesuai dengan perubahan internal atau eksternal dari lingkungan organisasi dari pengguna yang disebut sebagai perawatan/pemeliharaan sistem. Alasan diadakannya perawatan sistem antara lain untuk memperbaiki kesalahan (error), untuk menjaga agar sistem tetap berjalan, dan untuk memperbaiki sistem yang telah dibangun.
E. JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer dan alat-alat lain (printer, modem, dan lain-lain) yang dapat berhubungan melalui suatu media.
18
Hubungan tersebut dapat berupa hubungan langsung melalui kabel, atau tidak langsung (melalui modem). Jenis-jenis jaringan komputer (Kadir, 2005), yaitu: 1. Local Area Network (LAN), merupakan jaringan dengan koneksi terbatas dan bersifat lokal. 2. Metropolitan Area Network (MAN), merupakan versi LAN yang memiliki mobilitas tinggi yang digunakan di kota-kota besar. 3. Wide Area Network (WAN), merupakan jaringan sistem komunikasi dengan masing-masing node berlokasi berjauhan (remote location), mencakup wilayah geografis yang luas. 4. Wireless Network, yaitu jaringan dengan koneksi tanpa kabel, jalur transmisi antara node menggunakan microwave, laser, atau satelit. 5. Interconnected Network (Internet), merupakan sekumpulan jaringan yang saling
terhubung
satu
sama
lain
menggunakan
protokol
TCP
(Transmission Control Protocol)/IP (Internet Protocol). TCP adalah sebuah protokol yang bertanggung jawab memastikan berkas yang dikirimkan, berhasil sampai pada tujuannya. IP merupakan sebuah protokol yang mengarahkan (routing) berkas dari satu host ke host lain pada jalannya sampai ke tujuan.
F. WORLD WIDE WEB (WWW) Web adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan FTP (File Transfer Protocol), dimana sumberdaya-sumberdaya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global berupa alamat URL (Uniform Resource Locator). Web dapat diakses melalui interface sederhana dan mudah digunakan. Informasi ini biasanya disajikan dalam bentuk hypertext atau multimedia, dan disediakan oleh server yang berlokasi di berbagai penjuru dunia. Halaman web terbagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu halaman statis dan halaman dinamis. Web statis biasanya hanya merupakan HTML yang diketik melalui teks editor yang disimpan dalam bentuk .html atau .htm. Web statis adalah halaman web yang hanya berhubungan dengan halaman web yang lain,
19
user hanya bisa melihat isi dokumen pada halaman web dan jika diklik maka dokumen akan berpindah ke halaman web selanjutnya. Interaksi user dengan browser hanya sebatas melihat informasi tetapi tidak bisa mengolah informasi yang dihasilkan. Web yang dinamis memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan menggunakan form sehingga kita bisa mengolah informasi yang ditampilkan.
G. HYPERTEXT MARKUP LANGUAGE (HTML) HTML adalah sebuah bahasa mark up yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser internet. HTML saat ini merupakan sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web, yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). Versi terakhir dari HTML adalah versi 4.01, meskipun saat ini telah dikenal XHTML (eXtensible HTML) yang merupakan pengembangan dari HTML. HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Secara garis besar, terdapat 4 (empat) elemen dari HTML, yaitu: 1.
Structural, yaitu tanda yang menentukan level atau tingkatan dari sebuah teks.
2.
Presentational, yaitu tanda yang menentukan tampilan dari sebuah teks tanpa menghiraukan level teks tersebut. Tanda presentational saat ini sudah mulai digantikan oleh CSS (Cascading Style Sheets).
3.
Hypertext, yaitu tanda yang menunjukkan hyperlink ke bagian dari dokumen tersebut ataupun dokumen lain.
4.
Widget, yang membuat objek-objek lain seperti tombol, lis, garis horisontal, dan lain-lain.
H. PERSONAL HOMEPAGE HYPERTEXT PREPROCESSOR (PHP) Menurut Luthfie (2005), PHP (Personal Homepage Hypertext Preprocessor) tidak termasuk bahasa pemrograman, tetapi sebuah bahasa scripting yang menyatu dengan kode-kode (tag) HTML, menggunakan dasar
20
bahasa C, Java, atau Perl, lalu dijalankan (dieksekusi) oleh server sehingga menghasilkan sebuah web yang dinamis. Versi pertama PHP dibuat oleh Rasmus Lerdorf sekitar tahun 1995. Sekitar tahun 2000 akhir, muncullah PHP 4 yang stabil. Pada prinsipnya, PHP berbeda dengan bahasa lain seperti CGI/Perl, atau bahasa scripting lain seperti JavaScript. Pada JavaScript, perintah dieksekusi dan bekerja pada komputer client. Kelebihan PHP di antaranya berkembang cepat seiring dengan kemajuan dan kebutuhan sehingga dapat digunakan maksimal, dapat menerima berbagai jenis sistem operasi, dapat dijalankan pada berbagai jenis web server, dan berbagai paket sistem manajemen basis data baik komersial maupun non komersial. Hal ini membuat PHP sangat terkenal dan digunakan oleh sebagian besar web developer.
I. CONTENT MANAGEMENT SYSTEMS (CMS) Menurut Luthfie (2005), CMS adalah bagian perangkat lunak yang mengatur pengembangan sebuah situs web. Pengaturan CMS dapat membawa semua perubahan pada suatu situs web, merekam siapa yang mengubah, apa yang diubah, dan waktunya. CMS memisahkan isi dan desain sehingga konsistensi tampilan senantiasa terjaga dengan baik. Setiap bagian situs web dapat memiliki isi dan tampilan berbeda, tanpa harus khawatir kehilangan identitas situs web secara keseluruhan. Manfaat umum CMS yaitu manajemen data yang baik, mengatur siklus hidup situs web, mendukung web templating dan standarisasi, personalisasi situs web, sindikasi (pembagian isi situs kepada situs lain dalam format data seperti rss, rdx, xml), dan akuntabilitas atau akurasi.
J. SISTEM INFORMASI BIOENERGI Sistem informasi bioenergi adalah sistem informasi berbasis komputer yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengolah, dan menampilkan informasi mengenai bioenergi. Berdasarkan pengamatan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya, belum dilakukan penelitian mengenai pembangunan sistem informasi bioenergi baik yang berbasis web maupun CD-ROM. Berdasarkan
21
penelusuran di internet, terdapat beberapa situs web yang berisi informasi tentang bioenergi, di antaranya: 1. Situs milik PT. Kreatif Energi Indonesia, sebuah produsen produk-produk bioenergi, dengan alamat www.indobiofuel.com. Dalam situs yang sifatnya komersial ini terdapat informasi mengenai biodiesel, bioetanol, dan biomassa, mencakup deskripsi singkat, teknologi pengolahan, artikel, dan penjualan produk. 2. Situs yang dikelola oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan alamat www.energiterbarukan.net, berisi informasi tentang deskripsi, pembuatan, bahan baku, dan keuntungan penggunaan bioetanol dan biodiesel. 3. www.pusatagroindustri.com/category/bioenergi, sebuah situs yang berisi berita tentang perkembangan agroindustri di Indonesia, memuat artikelartikel di surat kabar yang berkenaan dengan bioenergi. 4. Situs web dengan alamat www.biofuels-news.com, sebuah situs web internasional yang berisi artikel tentang penggunaan bahan bakar bio yang dikelola oleh redaksi majalah Biofuel International. 5. www.energiportal.com, berisi berita/artikel tentang penggunaan energi di Indonesia. Tidak ada keterangan mengenai sumber resmi dari artikelartikel di dalamnya. 6. bioconversion.blogspot.com, sebuah weblog yang berisi artikel dan berita mengenai konversi bioenergi. Kelemahan dari situs-situs di atas yaitu terpencarnya kandungan/isi informasi pada beberapa situs. Penelitian mengenai rancang bangun sistem informasi ini dibuat untuk mengintegrasikan informasi umum maupun khusus tentang bioenergi ke dalam satu portal, dengan konsep one-stop-access, yaitu diharapkan pengguna bisa mendapatkan informasi apapun yang dibutuhkan mengenai bioenergi di satu tempat.
22