1
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang memberikan jasa perlindungan kepada masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan baik individu maupun dalam kegiatan usaha. Meningkatnya kesadaran individu akan peranan asuransi menyebabkan bisnis dalam bidang ini menjadi semakin cerah. Secara kuantitatif, pada periode 1996 hingga 2002, industri asuransi
di
Indonesia
menunjukkan
perkembangan
yang kurang
menggembirakan karena terdapat beberapa jenis perusahaan asuransi yang jumlahnya menurun. Salah satunya perusahaan asuransi jenis kerugian, menurun dari 109 buah perusahaan pada tahun 1999 menjadi 104 buah perusahaan pada tahun 2002. Adanya penurunan jumlah pada beberapa jenis perusahaan asuransi ini berakibat pada penurunan jumlah industri asuransi secara keseluruhan hingga mencapai 173 buah perusahaan pada tahun 2002 (Lampiran 1). Namun, perkembangan kuantitatif yang kurang menggembirakan tersebut, berbeda halnya dengan perkembangan neraca asuransi. Aset perusahaan asuransi justru mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Total kekayaan industri asuransi Indonesia tahun 2002 mencapai Rp 77,6 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 20 persen dibandingkan dengan total kekayaan tahun 2001 dengan jumlah dana investasi sebesar Rp 63,9 triliun, meningkat 21 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah Rp 52,9 triliun. (www.bapepam.go.id) Dalam lima tahun terakhir, hingga tahun 2008, indikator industri perasuransian menunjukkan pertumbuhan yang juga cukup signifikan. Kekayaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi baik komersial maupun non komersial tumbuh rata-rata sebesar 19,71 persen per tahun, dari Rp 119,9 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 243,2 triliun pada tahun 2008, sedangkan kekayaan dalam bentuk investasi tumbuh rata-rata sebesar 20,85 persen per tahun, dari Rp 100,7 triliun di tahun 2004 menjadi Rp 211,2 triliun di tahun 2008. Perolehan premi bruto itu sendiri
2
tumbuh sebesar rata-rata 22,58 persen per tahun, dari Rp 38,7 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 86,1 triliun pada tahun 2008. Salah satu jenis perusahaan asuransi adalah perusahaan asuransi jiwa. Industri asuransi jiwa mencapai premi bruto hingga Rp 11,4 triliun pada tahun 2002. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata premi bruto adalah sekitar 25 persen. Rata-rata pertumbuhan tersebut meningkat menjadi 29,99 persen per tahun hingga tahun 2008. Peningkatan premi bruto menjadi 29,99 persen per tahun, terjadi karena adanya peningkatan premi dari Rp 18,3 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 49,7 triliun pada tahun 2008. Total kekayaan yang dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa pada tahun 2008 adalah Rp 102 miliar atau naik rata-rata sebesar 23,90 persen selama lima tahun terakhir dari Rp 44,9 miliar pada tahun 2004. Adapun kekayaan dalam bentuk investasi pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 90,4 triliun atau naik rata-rata sebesar 26,96 persen selama lima tahun terakhir. Perkembangan total premi, kekayaan, dan investasi perusahaan asuransi jiwa disajikan dalam Tabel 1 berikut : Tabel 1. Perkembangan total premi bruto, kekayaan dan investasi perusahaan Asuransi Jiwa tahun 2004-2008 (dalam miliar rupiah) Keterangan Premi bruto Kekayaan Investasi
2004
2005
Tahun 2006
2007
2008
45.580,6
49.698,3
18.302,2
22.293,9
27.498,3
44.878,5
53.940,3
71.034,1 102.172,4 102.080,5
36.385,3
45.372,5
62.210,1
91.812,8
90.414,9
Sumber : Annual Report Bapepam 2008 Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera, yang selanjutnya di sebut Asuransi Bumiputera, merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa yang bersaing bersama 44 perusahaan asuransi jiwa lainnya di Indonesia. Asuransi Bumiputera merupakan perusahaan asuransi pertama dan tertua di Indonesia. Sebagai perusahaan asuransi pertama di Indonesia, Asuransi Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan bangsa Indonesia. Asuransi Bumiputera mengalami perkembangan bisnis yang pesat, terlihat dari jumlah aktiva yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
3
Berdasarkan laporan keuangan neraca lima tahun per 31 Desember 2007, total aktiva perusahaan dari tahun 2003 sampai 2007, terus mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai Rp 12 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2006 yang hanya sebesar Rp 10,6 triliun. Namun, tahun 2008 terjadi penurunan aset dan kekayaan investasi Asuransi Bumiputera, jumlah aktiva Asuransi Bumiputera turun hingga Rp 11,9 triliun (Lampiran 2). Asuransi Bumiputera memiliki produk asuransi berupa asuransi jiwa perorangan, asuransi jiwa kumpulan dan asuransi jiwa syariah. Terdapat 8 jenis produk asuransi jiwa perorangan, 7 jenis produk asuransi kumpulan dan 3 jenis produk asuransi syariah. Berbagai jenis produk asuransi yang ditawarkan Asuransi Bumiputera baik asuransi perorangan, asuransi kumpulan dan asuransi jiwa syariah merupakan salah satu indikator dari pendapatan premi yang diterima perusahaan dari pemegang polisnya. Tabel 2 berikut merupakan pendapatan premi bersih yang diterima oleh Asuransi Bumiputera sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 : Tabel 2. Pendapatan premi bersih Asuransi Bumiputera tahun 20042008 (dalam jutaan rupiah) Tahun Pendapatan Premi 2004
3.028.369
2005
2.956.262
2006
3.281.211
2007
3.946.944
2008 4.087.954 Sumber : Laporan keuangan Asuransi Bumiputera tahun 2004-2008 Dana yang diperoleh dari pendapatan premi para nasabahnya tersebut kemudian diinvestasikan oleh perusahaan pada berbagai aset yang menguntungkan dengan membentuk portofolio, disamping digunakan untuk pembiayaan perusahaan dan tujuan akhir memperoleh keuntungan. Portofolio merupakan sekumpulan investasi. Melakukan portofolio berarti mengidentifikasi sekuritas-sekuritas atau instrumen-instrumen investasi mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan
4
pada masing-masing sekuritas tersebut dengan perimbangan antara risiko dan pengembalian. Pada umumnya perusahaan asuransi berinvestasi pada aset finansial yaitu di pasar uang maupun pasar modal, dan pada aset riil yaitu berupa
tanah,
properti
atau
bangunan.
Asuransi
Bumiputera
menginvestasikan sebagian pendapatannya pada aset finansial, aset riil dan penyertaan. Pada aset finansial yaitu berinvestasi ke pasar modal dan pasar uang, serta pinjaman polis. Sedangkan pada aset riil, perusahaan menginvestasikannya pada properti dan pinjaman hipotik. Penelitian ini membahas semua investasi perusahaan kecuali pada pinjaman polis perusahaan. Portofolio investasi Asuransi Bumiputera sendiri cenderung tetap setiap tahunnya, artinya perusahaan tidak mengubah proporsi jenis aset dalam portofolionya. Sebagai contoh, pada tahun 2007, jumlah investasi perusahaan mencapai Rp 5 triliun untuk aset finansial, Rp 1,5 triliun untuk aset riil dan Rp 415 miliar untuk penyertaan. Investasi tersebut ditempatkan pada deposito sebesar Rp 1,6 triliun (23,08 persen), surat berharga tersedia untuk dijual meliputi obligasi sebesar Rp 1,9 triliun (26,98 persen), saham Rp 247 miliar (3,54 persen), reksadana Rp 1,3 triliun (18,73 persen), penyertaan Rp 415 miliar (5,96 persen), properti Rp 1,5 triliun (21,66 persen), dan pinjaman hipotik Rp 3,4 miliar (0,05 persen). Untuk tahun 2008, Asuransi Bumiputera tetap menempatkan portofolio investasinya pada sejumlah instrumen investasi tersebut, namun besarnya alokasi investasi untuk masing-masing instrumen berbeda dari tahun 2007. Pada tahun 2008, jumlah investasi perusahaan mencapai Rp 5,2 triliun untuk aset finansial, Rp 1,5 triliun untuk aset riil dan Rp 386 miliar untuk penyertaan. Investasi tersebut ditempatkan pada deposito sebesar Rp 1,6 triliun (22,17 persen), surat berharga tersedia untuk dijual meliputi obligasi sebesar Rp 1,7 triliun (24,39 persen), saham Rp 257 miliar (3,61 persen), reksadana Rp 1,6 triliun (22,92 persen), penyertaan Rp 386 miliar (5,42 persen), properti Rp 1,5 triliun (21,40 persen), dan
5
pinjaman hipotik Rp 6,5 miliar (0,09 persen). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Jumlah investasi Asuransi Bumiputera mengalami kenaikan pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007. Namun, adanya kenaikan ini tidak diimbangi oleh naiknya hasil atau pendapatan investasinya. Hasil investasi pada tahun 2007 mencapai Rp 523 miliar, namun menurun pada tahun 2008 hingga Rp 425 miliar. Berikut ini disajikan hasil investasi dari Asuransi Bumiputera dari tahun 1995-2008. Tabel 3. Hasil investasi Asuransi Bumiputera Tahun 1995-2008 (dalam jutaan rupiah) Th
Deposito
Obligasi
Saham
Reksadana
Penyertaan
Properti
1995
17.449
2.386
17.348
1996
22.030
3.351
3.112
1997
30.954
5.471
33.192
1998
74.047
2.786
-9.054
1999
65.456
8.547
1.021
2000
42.957
4.707
10.023
147
10.040
2001
60.782
4.689
7.414
229
13.422
2.746
2002
61.729
4.753
8.110
911
16.779
2003
67.412
15.905
17.189
2.415
2004
79.617
20.966
22.807
4.296
2005
70.539
86.649
38.797
2006
98.334
127.221
113.896
2007
88.654
143.133
2008
73.641
189.072
Pinjaman Hipotik
Jumlah
1.553
5.071
43.807
424
3.164
10.448
42.529
1.123
4.534
24.880
100.154
4.306
9.840
81.925
8.834
5.375
89.233
3.254
71.128
2.388
91.670
3.188
2.177
97.647
24.339
67.578
2.707
197.545
43.916
8.310
2.167
182.079
2.166
43.072
182.983
1.142
425.348
5.913
23.393
131.238
724
500.719
180.180
110.619
33.810
128.439
927
685.762
30.229
131.623
15.944
4.849
420
445.778
Sumber : Laporan keuangan Asuransi Bumiputera tahun 1995-2008 Secara umum, kebijakan investasi suatu perusahaan asuransi berpedoman pada ketetapan-ketetapan umum pemerintah dan pada aturanaturan internal perusahaan. Kebijakan ini berpengaruh pada besarnya alokasi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas. Tujuan dari kebijakan investasi perusahaan ini tidak lain adalah agar perusahaan tetap mampu bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis industri asuransi sekaligus menjaga kondisi keuangan perusahaan dari segi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, rasio investasi terhadap cadangan teknis serta RBC (Risk Based Capital) perusahaan.
6
1.2.
Perumusan Masalah Sehubungan dengan hal di atas, rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah kondisi keuangan Asuransi Bumiputera? 2. Bagaimanakah kebijakan investasi Asuransi Bumiputera? 3. Bagaimanakah proporsi portofolio investasi Asuransi Bumiputera dari tahun 1995-2008?
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kondisi keuangan Asuransi Bumiputera. 2. Mengkaji kebijakan investasi Asuransi Bumiputera. 3. Mengevaluasi proporsi portofolio investasi Asuransi Bumiputera selama periode 1995-2008.
1.4.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa : 1. Bagi
Asuransi
Bumiputera,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam berinvestasi. 2. Bagi kalangan akademis, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan informasi tambahan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis sendiri, merupakan tambahan wawasan tentang bidang investasi. 1.5.
Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini membahas portofolio investasi aset-aset perusahaan, yaitu pada aset finansial, aset riil dan penyertaan. 2. Dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan, data yang digunakan adalah data Neraca dan Laba Rugi perusahaan dari tahun 2004-2008.
7
3. Dalam membahas mengenai proporsi portofolio investasi Asuransi Bumiputera, data yang digunakan adalah data portofolio investasi perusahaan periode 1995-2008. Batasan penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram sebab akibat atau Causal Loop pada Lampiran 4.