1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada abad pengetahuan, banyak perubahan-perubahan terjadi karena perkembangan teknologi yang pesat, perkembangan dan pertumbuhan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi serta transformasi nilai-nilai budaya. Perubahan tersebut, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk persaingan antar perguruan tinggi. Perguruan tinggi selaku lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan. Keberadaan peran SDM yang berkualitas dapat dijadikan sebagai kunci penolong dalam menghadapi tantangan globalisasi, berperan dalam pencapaian tujuan suatu perguruan tinggi dan mampu bersaing dalam dunia pendidikan. Menurut Drucker
dalam Tjakraatmadja dan Lantu (2006), kunci
sukses untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas kehidupan individu maupun kelompok kerja pada suatu organisasi, yaitu adanya penemuan dan pendalaman atas ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu sebagai anggota dari organisasi secara berkelanjutan. Dalam menyikapi berbagai arah
perubahan,
maka
menumbuhkembangkan
setiap
individu
kompetensinya,
baik
harus
terus-menerus
kompetensi
intelektual,
emosional maupun spiritual. Selain itu, menghadapi perubahan dan perkembangan pengetahuan menuntut setiap organisasi termasuk perguruan tinggi untuk menentukan strategi yang tepat agar mampu bersaing dan bertahan. Salah satu strategi yang dapat dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk memiliki SDM yang berkualitas dan berpengetahuan serta mengurangi kesenjangan pengetahuan adalah dengan memanfaatkan suatu cara yang sering disebut manajemen pengetahuan. Hal ini penting dilakukan karena perguruan tinggi merupakan organisasi yang dicirikan sebagai organisasi pencipta pengetahuan, penyebaran pengetahuan dan learning organization. Selain itu, penerapan manajemen pengetahuan dapat dijadikan sebagai suatu kunci untuk terlaksananya kegiatan perguruan tinggi yang
2
tertuang dalam Tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perguruan tinggi melibatkan proses penciptaan, penyebaran dan proses pembelajaran sehingga dalam merumuskan strategi organisasi yang berbasis pengetahuan haruslah memperhatikan kompetensi pegawainya. Dengan penerapan manajemen pengetahuan, pegawai dapat berbagi ilmu pengetahuan yang berguna untuk saling menunjang pekerjaan, memperluas dan memperdalam perspektif serta memperluas cara pandang pegawai dalam bekerja yang berdampak positif terhadap kemajuan suatu perguruan tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu dari lima besar perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia di samping UGM, ITB, UI dan ITS. Oleh karena itu, IPB harus mampu mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki guna mencapai visi dan misi IPB serta dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya dan mempertahankan prestasinya sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Apalagi, saat ini IPB kembali ke perguruan tinggi negeri dengan status hukum seperti perguruan tinggiperguruan tinggi yang lain sehingga persaingan antar perguruan tinggi semakin ketat. Tidak hanya persaingan antar perguruan tinggi di dalam negeri, IPB juga diharapkan dapat bersaing dengan perguruan tinggiperguruan tinggi lain yang ada di dunia. Adapun peringkat IPB tahun 2012 baik berdasarkan peringkat nasional maupun internasional dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Peringkat IPB secara nasional dan internasional tahun 2012 World Rank 249 277 365 898 1024
Top SouthEast Asia 8 9 10 26 27
Indonesia
University
1 2 3 4 5
Universitas Gadjah Mada Institute of Technology Bandung University of Indonesia Institut Teknologi Sepuluh November Bogor Aqricultural University
Sumber : Webometrics Januari 2012
Institut Pertanian Bogor sebagai lembaga pendidikan, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) didukung oleh tenaga kependidikan yang merupakan sumber daya manusia yang
3
penting di IPB. Tenaga kependidikan berperan sebagai motor penggerak administratif dan kependidikan proses belajar mengajar. Mengingat tenaga kependidikan berperan penting dalam pencapaian tujuan organisasi, maka tenaga kependidikan perlu mendapat perhatian dan perlu dilakukan pengembangan-pengembangan agar kualitas tenaga kependidikan semakin meningkat. Berdasarkan data institusi yang ada di Balanced Scorecard khususnya dalam perspektif Capacity Building, kinerja tenaga kependidikan masih dalam kategori cukup baik. Sedangkan untuk kompetensi dari tenaga kependidikan sudah dalam kategori baik. Oleh karena itu, tenaga kependidikan butuh perhatian yang lebih agar kinerja kedepannya dapat lebih baik lagi yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja institusi. Tenaga kependidikan di IPB berasal dari berbagai macam latar belakang pendidikan, usia, adat istiadat dan kepribadian. Hal ini menyebabkan
setiap
individu
memiliki
kemampuan,
pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, IPB dituntut untuk dapat mengelola dan mengembangkan kemampuan, pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tenaga kependidikan dengan menerapkan manajemen pengetahuan. Adanya penerapan manajemen pengetahuan menjamin penggunaan penuh dasar pengetahuan institusi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan ide individual potensial untuk menciptakan institusi yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, manajemen pengetahuan berarti memanfaatkan pengetahuan yang ada untuk keunggulan institusi dan mencegah hilangnya kekayaan intelektual yang menjadi aset bagi institusi. 1.2. Perumusan Masalah Dalam menghadapi persaingan dalam bidang pendidikan, ternyata IPB telah memanfaatkan penerapan manajemen pengetahuan yang dapat digunakan untuk menjalankan transformasi dan membangun keunggulan. Dengan adanya manajemen pengetahuan, IPB mampu menjadi lima besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan saat ini sedang melakukan pengembangan-pengembangan untuk menjadi World Class University.
4
Keberhasilan penerapan manajemen pengetahuan di IPB terbukti dari masuknya IPB ke dalam nominasi Indonesian MAKE (Most Admire Knowledge Enterprise) award pada tahun 2011 yang merupakan award untuk organisasi yang telah menerapkan manajemen pengetahuan (Lampiran 2). Penghargaan ini dilakukan oleh organisasi konsultan, yaitu Dunamis yang merupakan organisasi yang memberikan penghargaan kepada suatu organisasi yang dianggap telah menerapkan manajemen pengetahuan. Namun, IPB belum berhasil memenangkan award tersebut yang berarti adanya beberapa hal mengenai penerapan manajemen pengetahuan belum dikembangkan dengan baik. Oleh karena itu, IPB harus memahami faktorfaktor yang menjadi kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan. Mendasari hal tersebut, pentingnya penelitian ini dilakukan agar dapat membantu IPB melihat sejauh mana penerapan manajemen pengetahuan yang telah dilaksanakan berdasarkan faktor-faktor yang ada. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1. Bagaimana penerapan faktor-faktor kunci kesuksesan manajemen pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor? 2. Bagaimana perbedaan antara tingkat kepentingan yang diharapkan dan kinerja aktual dari tiap-tiap faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor? 3. Apa saja faktor-faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi penerapan manajemen pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor. 2. Menganalisis perbedaan antara tingkat kepentingan yang diharapkan dan kinerja aktual dari tiap-tiap faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor.
5
3. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi institusi mengenai faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan sehingga dapat menjadi informasi pendukung dan tambahan dalam merumuskan strategi pada Institut Pertanian Bogor 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai manajemen pengetahuan pada suatu organisasi atau institusi. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji bentuk-bentuk penerapan manajemen pengetahuan di Institut Pertanian Bogor, mengkaji perbedaan serta menganalis faktor-faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja aktualnya. Faktor-faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan yang diujikan pada penelitian ini antara lain perhatian, penilaian, pemberdayaan pegawai, kepercayaan, otonomi, pengungkitan kompetensi (pelatihan), aktivis pengetahuan (kepemimpinan dalam organisasi), sistem informasi, pengukuran kinerja, budaya pengetahuan, benchmarking (pembandingan), struktur pengetahuan dan penghapusan batasan organisasi. Responden dalam penelitian ini yaitu tenaga kependidikan berstatus PNS di lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga.