I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat adalah suatu gigi tiruan sebagian yang dilekatkan secara tetap pada satu atau lebih gigi penyangga untuk mengganti satu atau lebih gigi yang hilang. Gigi asli atau akar yang telah dipreparasi dapat dijadikan sebagai pendukung utama dari restorasi. Gigi tiruan cekat tidak hanya mengganti gigi yang hilang tetapi harus memulihkan dan menjamin terpeliharanya semua fungsi dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970). Pembuatan gigi tiruan cekat konvensional dengan pengurangan luas pada gigi penyangga yang masih sehat merupakan suatu pilihan sulit dibenarkan untuk mengganti satu gigi yang hilang dengan jarak antar gigi penyangga yang kecil atau pendek. Gigi tiruan cekat fiber reinforced composite (FRC) telah menunjukkan sebagai salah satu perawatan dengan preparasi gigi yang minimal untuk menggantikan satu gigi hilang (Moschen dkk.,1999). Fiber reinforced composite merupakan resin komposit yang diprkuat substruktur fiber. Fiber juga dipergunakan untuk memperkuat bahan resin akrilik, plastik atau polycarbonat.
Fiber bertindak sebagai penguat
ketika beban
diberikan kepada komposit, beban akan diteruskan dan dibawa oleh serat fiber (Shuman, 2000). Menurut Giordano (2000), fiber reinforced composite memiliki bagian kerangka fiber dengan lapisan luar komposit yang memiliki warna yang hampir serupa . Menurut Ganesh dan Tandon (2006), fiber reinforced composite
1
merupakan bahan dasar resin yang diperkuat oleh substruktur fiber, hal ini bertujuan untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Gigi tiruan cekat FRC memiliki keuntungan dibandingkan gigi tiruan cekat konvensional karena disain preparasinya sederhana, struktur gigi yang diambil hanya sedikit, hanya melibatkan bagian email, sehingga potensi untuk mengenai pulpa hanya sedikit. Preparasi hanya sebatas supragingiva sehingga prosedur pencetakan juga lebih sederhana tanpa memerlukan retraksi gingiva (Mowafy, 1988). Keuntungan lainnya adalah warna sesuai dengan gigi, mudah diaplikasi serta mempunyai biokompabilitas yang baik (Valittu, 1998). Menurut Rosenstiel, dkk.(2001), terdapat beberapa keuntungan dalam memilih protesa
fiber
reinforced, yaitu: dapat mencapai hasil estetik yang optimal, protesa dapat bebas dari logam, menurunkan terjadinya keausan pada gigi antagonis seperti pada protesa porselin, dan memberikan ikatan retainer pada protesa dengan gigi penyangga. Bahan ini digunakan pada saat estetik diperlukan, sejak bahan metal yang opak kurang memberikan sifat translusen yang baik dan penampilan alamiah pada protesa. Fiber reinforced composite merupakan kombinasi fiber dan matriks resin. Fiber merupakan bagian penguat yang dapat memberikan stabilitas dan kekakuan, sedangkan resin matriks merupakan bagian yang melindungi dan menghasilkan penguatan dan kemampuan bekerja dengan bahan material (Freilich dkk., 2000). Karakteristik mekanik dan efektivitas penguatan serat pada FRC berdasarkan pada jenis serat (Glass, Carbon, Polyethylene, Aramid), jumlah serat, struktur serat (searah, dua arah dan serat acak), posisi serat, adhesi matriks serat resin, sifat serat
2
dan matriks resin, kualitas serat peresapan dan penyerapan air matriks FRC (AlDharwish dkk., 2007 ). Sekarang ini banyak jenis serat fiber yang digunakan sebagai penguat komposit, dengan perbedaan kekuatan fisik dan mekanik (Ellakwa dkk., 2002). Kekuatan FRC tergantung dari beberapa variabel, termasuk resin yang dipakai,kandungan resin dalam fiber, perlekatan fiber dengan matriks, kuantitas fiber dalam matriks resin, panjang fiber, bentuk fiber, dan orientasi fiber (Garousi dkk., 2006). Sifat mekanik dari FRC dipengaruhi dalam banyak hal, dan faktor yang mempengaruhi kekuatan dan ketahanannya adalah posisi dari fiber, banyaknya fiber, pemenuhan fiber dengan polimer matriks, perlekatan fiber-fiber terhadap polimer matriks, sifat fiber, sifat polimer matriks dan penyerapan air pada matriks FRC (Al-Darwish dkk.,2007). Dalam proses pembuatan FRC dilakukan dengan dua cara yaitu direk dan indirek. Fiber reinforced composite direk proses aplikasi secara klinis langsung dilakukan didalam mulut. Fiber reinforced composite
indirek proses
pembuatannya dilakukan dalam laboratorium. Aplikasi secara klinis dari gigi tiruan cekat FRC indirek dilekatkan dengan menggunakan semen luting. Gigi tiruan cekat FRC indirek mempunyai keuntungan yaitu mengurangi penyusutan sebagai faktor utama yang dapat menyebabkan kebocoran tepi pada restorasi dalam mulut (Curtis dan Watson, 2008 ). Polimerisasi light cure adalah metode polimerisasi resin komposit yang dibentuk dari unit komponen monomer yang terpolimerisasi saat terkena gelombang cahaya. Resin komposit yang terpolimerisasi dengan light cure
3
memiliki keunggulan yaitu sifat fisik dan mekanik yang baik serta dari segi estetik yang menyerupai warna gigi asli. Resin komposit juga mempunyai kelemahan yaitu adanya penyusutan sebagai faktor utama yang dapat menyebabkan kebocoran tepi pada restorasi (Powers dan Sakaguci, 2006). Metode pemanasan adalah metode polimerisasi resin komposit yang menggunakan kombinasi light cure dan pemanasan. Pemanasan setelah polimerisasi dapat menurunkan kadar monomer yang tidak bereaksi setelah polimerisasi light cure. Kombinasi dari panas dan sinar dapat meningkatkan energi termal sehingga memungkinkan terjadinya perubahan yang lebih baik pada ikatan ganda (Bagis dan Rueggeberg, 2000). Penggunaan pemanasan pada suhu 1040C selama 25 menit pada resin komposit dapat meningkatkan derajat konversi pada proses polimerisasi sehingga dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik dari resin komposit (Nandini, 2010). Kekuatan fleksural secara umum merupakan parameter mekanis untuk kerapuhan bahan. Kekuatan fleksural menunjukkan tekanan statis terbesar yang dapat diterima bahan sebelum fraktur (Anonim, 2009). Kekuatan fleksural merupakan sebuah parameter yang menunjukkan ketahanan bahan terhadap deformitas jika ditempatkan terhadap beban. Nilai yang dibutuhkan untuk menghitung kekuatan fleksural diukur dengan cara eksperimen, dengan sampel empat persegi panjang yang ditempatkan dibawah beban pada
three point
bending atau four point bending (Anonim, 2010).
4
B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada perbedaan kekuatan fleksural fiber reinforced composite indirek dengan dan tanpa pemanasan sebagai bahan gigi tiruan cekat.
C. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Mozartha, dkk.(2001) tentang pemilihan resin komposit dan fiber untuk meningkatkan kekuatan fleksural fiber reinforced composite (FRC) diperoleh kesimpulan bahwa FRC dengan pemakaian jenis komposit dan fiber yang berbeda mempengaruhi sifat mekanis FRC. Penelitian tentang perbedaan kekuatan fleksural
fiber reinforced
composite indirek dengan dan tanpa pemanasan sebagai bahan gigi tiruan cekat sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian 1.
Memberikan informasi mengenai pengaruh kekuatan fleksural pada fiber reinforced composite indirek dengan tanpa pemanasan sehingga dapat dipertimbangkan penggunaan FRC indirek dengan pemanasan sebagai bahan gigi tiruan cekat.
2.
Bahan pertimbangan penggunaan fiber reinforced composite indirek sebagai bahan alternatif yang mempunyai warna sesuai gigi dan kekuatan yang cukup pada pembuatan gigi tiruan cekat.
5
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan kekuatan fleksural fiber reinforced composite indirek dengan dan tanpa pemanasan sebagai bahan gigi tiruan cekat.
6