I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan suatu jaringan yang tersusun atas email, dentin, sementum, dan pulpa (Scheid, 2012). Fungsi utama dari gigi adalah fungsi mastikasi, fonasi, melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies, patah, malformasi, maupun yang mengalami perubahan warna merupakan indikasi untuk dilakukannya suatu perawatan berupa restorasi (Roberson dkk., 2002). Restorasi gigi adalah tindakan yang digunakan untuk mengembalikan fungsi, morfologi, fonetik, dan estetik gigi (Garg dan Garg, 2013). Bahan restorasi gigi yang paling sering digunakan saat ini adalah resin komposit karena menyerupai warna gigi asli (Roberson dkk., 2002). Resin komposit adalah material restorasi gigi yang sekurang-kurangnya terdiri dari 2 bahan yang digabungkan sehingga mempunyai struktur dan sifat yang berbeda serta mendapatkan sifat yang lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan bahan tersebut secara terpisah (McCabe dan Walls, 2008). Resin komposit pada awalnya hanya digunakan untuk restorasi gigi anterior, namun seiring dengan meningkatnya permintaan untuk restorasi estetik maka saat ini resin komposit juga digunakan untuk restorasi gigi posterior (Soratur, 2002). Resin komposit telah mengalami beberapa perubahan untuk meningkatkan kekuatan mekanis sebagai restorasi posterior. Perubahan yang dilakukan salah satunya dengan penggunaan bahan pengisi dengan ukuran lebih kecil (Bayne dkk., 1994 sit Hamouda dkk., 2011).
1
2
Salah satu jenis resin komposit yang dapat digunakan sebagai material restorasi pada gigi anterior maupun posterior adalah resin komposit hibrid (Baum dkk.,
1997).
Resin komposit
hibrid
merupakan resin komposit
yang
menggabungkan kelebihan dari resin komposit konvensional dan berbahan pengisi mikro sehingga diciptakan untuk meningkatkan kekuatan fisik dan mekanik, serta memiliki permukaan yang halus (Chandra dkk., 2007; Heyman dkk., 2013). Resin komposit nanohibrid merupakan salah satu jenis dari resin komposit hibrid dengan volume bahan pengisi yang tinggi dan memiliki ukuran partikel 5-100nm. Resin komposit nanohibrid memiliki sifat fisik, mekanik, dan estetik yang baik, serta memiliki kekuatan tekan dan ketahanan yang baik terhadap resiko patahnya tumpatan (Beun dkk, 2007 sit Tanthanuch dkk., 2014). Kekurangan dari resin komposit nanohibrid adalah terjadinya pengerutan selama proses polimerisasi meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan resin komposit nanofiller (Sideridou dkk., 2011). Pengerutan selama proses polimerisasi merupakan suatu masalah yang belum dapat dihilangkan dari penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi (Ruiz, 2010). Pengerutan yang terjadi selama proses polimerisasi resin komposit berkisar antara 1,67-5,68% dari volume total. Efek yang terjadi akibat adanya pengerutan adalah terbentuknya celah antara gigi dan restorasi resin komposit. Celah yang terbentuk dapat mempengaruhi adaptasi tepi restorasi. Akibat dari adanya pengerutan selama proses polimerisasi adalah terjadinya penurunan kekuatan tepi, perubahan warna, keretakan email, sensitifitas setelah restorasi, cuspal deflaction, dan kebocoran mikro (Garg dan Garg, 2013).
3
Kebocoran mikro merupakan masalah yang sering terjadi pada restorasi resin komposit karena adanya celah akibat pengerutan selama proses polimerisasi (Garg dan Garg, 2013). Celah antara gigi dan restorasi tidak hanya disebabkan oleh adanya pengerutan selama proses polimerisasi tetapi juga dapat disebabkan oleh kegagalan bahan bonding untuk berikatan dengan jaringan keras gigi (Mathias dkk., 2011). Celah yang terbentuk dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri, produknya, toxins, dan cairan mulut diantara tepi restorasi dan dinding kavitas sehingga dapat mengakibatkan terjadinya karies sekunder dan perubahan warna restorasi (Chandra dkk., 2007; Garg dan Garg, 2013). Kebocoran mikro dapat dikurangi dengan penggunaan suatu bahan yang dapat meningkatkan adaptasi tepi antara gigi dan restorasi (McCabe dan Walls, 2008). Adaptasi tepi yang baik dapat diperoleh dengan penggunaan intermediate layer pada restorasi resin komposit (Li dkk., 2005). Intermediate layer adalah suatu lapisan yang terletak pada dasar restorasi resin komposit dan bertujuan untuk mengurangi kebocoran mikro (Kasraei dkk., 2011). Penggunaan resin komposit flowable sebagai intermediate layer adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan adaptasi restorasi karena memiliki viskositas dan modulus elastisitas yang rendah sehingga dapat membasahi permukaan gigi dengan baik (Sadeghi, 2009; Hamouda dkk., 2011; Sularsih & Sarioferni, 2007). Prosedur penggunaan resin komposit flowable sebagai intermediate layer adalah dengan diaplikasikan pada dasar restorasi sebelum dilakukan penumpatan menggunakan resin komposit dengan volume bahan pengisi dan viskositas yang tinggi (Reddy dkk., 2013; McCabe dan Walls, 2008).
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, timbul permasalahan apakah terdapat pengaruh penggunaan resin komposit flowable sebagai intermediate layer terhadap kebocoran mikro resin komposit nanohibrid?
C. Keaslian Penelitian Sepengetahuan peneliti belum terdapat penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan resin komposit flowable sebagai intermediate layer pada restorasi resin komposit nanohibrid. Penelitian sebelumnya mengenai perbedaan kebocoran mikro menggunakan intermediate layer sudah pernah dilakukan pada restorasi resin komposit jenis lain, seperti pada jurnal yang berjudul The Effect of Flowable Composite Lining Thickness with Various Curing Techniques on Microleakage in Class II Composite Restoration. Penelitian yang dilakukan tersebut bertujuan untuk membandingkan kebocoran mikro pada restorasi resin komposit posterior (P60) kelas II dengan ketebalan intermediate layer dan teknik penyinaran yang berbeda. Jenis resin komposit yang digunakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kebocoran mikro dikarenakan perbedaan jumlah bahan pengisi. Jumlah bahan pengisi resin komposit P60 berbeda dengan resin komposit nanohibrid sehingga angka kebocoran mikro yang dihasilkan juga akan berbeda.
5
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan resin komposit flowable sebagai intermediate layer terhadap kebocoran mikro resin komposit nanohibrid.
E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh penggunaan resin komposit flowable sebagai intermediate layer pada restorasi resin komposit nanohibrid, dan sebagai acuan teknik restorasi yang memiliki ketahanan lebih baik terhadap kebocoran mikro.