I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Derajat kesehatan pada sebagian besar anak usia sekolah dipengaruhi oleh masalah kesehatan gigi dan mulut mereka. Anak-anak beresiko mengalami kekurangan gizi, diakibatkan rasa sakit pada gigi dan mulut yang pada akhirnya akan menurunkan selera makan mereka (Pujoraharjo, 2005 cit., Vivianita 2013.), salah satu tindakan pencegahan terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah dengan melakukan kontrol plak. Kontrol plak adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menghilangkan plak gigi dan mencegah akumulasinya di permukaan gigi (Perry, 2006). Menyikat gigi merupakan prosedur pembersihan gigi secara mekanis yang bisa dilakukan di rumah guna mengendalikan pertumbuhan plak (Axelsson, 1981). Terdapat beberapa metode menyikat gigi yaitu metode bass, stillman, vertikal, roll maupun horizontal. Metode menyikat gigi yang biasanya digunakan pada anak adalah metode horizontal. Penyuluhan cara menyikat gigi merupakan salah satu cara penyampaian informasi untuk meningkatkan kesadaran anak usia sekolah dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan pada anak usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, karena usia sekolah dasar anak sudah dapat membedakan tetapi belum dapat menghubungkan masalah yang satu dengan yang lain (Pertiwi, 2013). Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan lebih baik apabila menggunakan lebih dari satu indra ketika menerima
1
2
penyuluhan, apa yang diingat dari isi penyuluhan adalah 50% dari apa yang didengar dan dilihat. Semakin banyak menggunakan pengindraan dalam belajar maka akan semakin baik, panca indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata, sedangkan 13% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui indra lainnya. Pada rentang sekolah dasar anak mengalami perubahan sensorimotorik, dimana anak lebih dapat mempresentasikan sesuatu dalam bentuk gambar. Sehingga, media penyampaian yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya akan lebih mudah diserap dengan baik oleh anak. Guna memaksimalkan pemanfaatan indra dan meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut diperlukan penyuluhan kesehatan gigi dengan alat bantu atau media yang dapat menarik minat anak serta memaksimalkan penggunaan indra pada anak (Pertiwi, 2013). Adanya berbagai alat bantu penyuluhan seperti alat peraga dan audiovisual dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan penyuluhan kepada anak usia sekolah. Penyampaian penyuluhan kesehatan menggunakan alat peraga dan audiovisual akan mudah dimengerti oleh anak usia sekolah, karena alat peraga dan audiovisual sama-sama dapat mengembangkan pikiran, kreativitas, imajinasi, menumbuhkan minat dan motivasi belajar pada anak usia sekolah. Tetapi ada juga perbedaan dari alat peraga dan audiovisual, alat peraga memiliki keuntungan yaitu efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan tidak memerlukan keterampilan terlalu rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang tua, guru ataupun tenaga kesehatan. Pembelajaran yang menggunakan alat peraga
3
dapat menarik siswa dalam suatu interaksi yang aktif karena menggunakan komunikasi dua arah, sehingga pemahaman terhadap materi penyuluhan kesehatan yang diberikan menjadi lebih cepat (Arsyad, 2013). Media audiovisual menggunakan komunikasi satu arah sehingga siswa kurang berinteraksi secara aktif dengan penyuluh tetapi media audiovisual memiliki keuntungan yaitu dapat mengulang penampilan penjelasan penyuluhan untuk menambah kejelasan siswa, penampilan dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi dan dapat menampilkan gambar bergerak yang cukup esensial digunakan untuk pembelajaran yang menuntut penguasaan sebuah materi. Gambar dan suara yang muncul membuat anak tidak cepat bosan, sehingga mendorong siswa untuk mengetahui lebih jauh materi yang disampaikan (Anggraini, 2009 cit Vivianita 2013). Menurud teori Osward Kroh, anak umur 11-12 tahun termasuk ke dalam periode realime-krisis, artinya dalam pengamatan bersifat realistis dan kritis. Anak sudah bisa berpikir secara logis karena mucul pengertian, wawasan dan akal yang sudah mencapai taraf kematangan (Kartono, 1995). Laki-laki dan perempuan berbeda secara fisik maupun karakteristik. Perempuan biasanya cenderung lebih memperhatikan segi estetis seperti keindahan, kebersihan dan penampilan diri sehingga memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya, sedangkan laki-laki sebaliknya kurang memperhatikan keindahan, kebersihan dan penampilan diri (Kartono, 1995). Menurut Al-Omari dan Hamasha (2005) laki-laki dan perempuan mempunyai karakter fisiologis yang
4
berbeda, jadi ada kemungkinan sikap dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut mereka juga berbeda.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah: Bagaimana perbedaan pengaruh penyuluhan teknik menyikat gigi horizontal menggunakan alat peraga dan media audiovisual terhadap pengetahuan anak berdasarkan jenis kelamin dan usia (11-12 tahun).
C. Keaslian Penelitian. Penelitian tentang perbedaan pengaruh penyuluhan teknik menyikat gigi horizontal menggunakan alat peraga dan media audiovisual terhadap pengetahuan anak usia 11-12 tahun belum pernah dilakukan sebelumnya. Berikut adalah penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya: 1.
Pertiwi, Fatty Nada (2013) meneliti tentang efektivitas penyuluhan dengan media poster dan animasi bergambar terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di MI.NU Maudluul Ulum kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan rancangan nonequivalent control group pre test – post test design. Subjek penelitiannya sebanyak 55 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling.
2.
Vivianita, L., dkk (2013) dkk meneliti tentang efektivitas penyuluhan kesehatan menggunakan metode cerita boneka tangan dan audiovisual
5
terhadap peningkatan keterampilan gosok gigi pada anak prasekolah. Metode penelitiannya menggunakan eksperimental kuasi dengan pre test - post test group design. Subjek penelitiannya sebanyak 54 anak.
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh penyuluhan teknik menyikat gigi horizontal menggunakan alat peraga dan media audiovisual terhadap pengetahuan anak berdasarkan jenis kelamin dan usia (11-12 tahun).
E. Manfaat 1.
Untuk pengetahuan Data dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk mengadakan penyuluhan mengenai cara menyikat gigi.
2.
Untuk masyarakat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan masyarakat mengenai cara menyikat gigi yang baik untuk anak.